ii. kajian pustaka a. sumber pustaka 1. rujukan

29
6 II. KAJIAN PUSTAKA A. Sumber Pustaka 1. Rujukan a. Jurnal berjudul “Pengaruh Persilangan Buatan Terhadap Pembentukan Buah Dan Kualitanya Pada Kaktus ApelJurnal yang ditulis oleh Syaiful Annas seorang mahasiswa Fakultas Pertanian, Universitas Negeri Sebelas Maret mengangkat kaktus sebagai objek utama dalam skripsi yang dibuatnya. Syaiful menjadikan tumbuhan kaktus sebagai objek penelitian dengan tujuan untuk mempelajari kompatibilitas sendiri dan silang serta mempelajari kualitas buah hasil persilangan khususnya pada kaktus apel. Penilitian tersebut diharapkan dapat mengetahui pengaruh persilangan buatan terhadap pembuatan buah dan kualitasnya pada kaktus apel (Cereus spp). Menurut Syaiful kaktus kini bukan lagi sekedar tanaman hias, namun akhir- akhir ini tanaman kaktus banyak dimanfaatkan sebagai tanaman obat dan penghasil buah. Buah kaktus yang kaya akan flavonoid dapat dimanfaatkan sebagai antioksidan. .....berdasarkan tipe tumbuh, kaktus dibedakan dalam 2 jenis yaitu kaktus merambat dan kaktus tegak. Contoh dari kaktus merambat adalah buah naga. Kaktus ini biasa dimanfaatkan buahnya. Sedangkan tipe tegak belum banyak diketahui, salah satu contoh dari tipe tegak yang sudah dikenal adalah Opuntia sp. Kaktus ini dapat berbuah, tetapi buahnya kecil sehingga nilai ekonominya sangat rendah. Contoh lain dari kaktus tipe tegak adalah Cereus sp. Kaktus ini memiliki morfologi batang yang tegak da panjang keata sehingga sering disebut dengan kaktus kolumnar. Genus Cereus di habitat aslinya juga dapat berbuah dengan bentuk buah lonjong dan kulitnya halus menyerupai buah apel sehingga disebut dengan kaktus apel. Di Indonesia (sekitar Surakarta) ditemukan genus ini. Meskipun berbunga hermaprodit, namun kaktus ini tidak pernah berbuah. Pada penelitian ini dilakukan penyerbukan buatan untuk mempelajari karakteristik tanaman kaktus dalam menghasilkan buah (Syaiful, 2010: 1-2).

Upload: others

Post on 01-Oct-2021

9 views

Category:

Documents


0 download

TRANSCRIPT

Page 1: II. KAJIAN PUSTAKA A. Sumber Pustaka 1. Rujukan

6

II. KAJIAN PUSTAKA

A. Sumber Pustaka

1. Rujukan

a. Jurnal berjudul “Pengaruh Persilangan Buatan Terhadap Pembentukan

Buah Dan Kualitanya Pada Kaktus Apel”

Jurnal yang ditulis oleh Syaiful Annas seorang mahasiswa Fakultas Pertanian,

Universitas Negeri Sebelas Maret mengangkat kaktus sebagai objek utama dalam

skripsi yang dibuatnya. Syaiful menjadikan tumbuhan kaktus sebagai objek

penelitian dengan tujuan untuk mempelajari kompatibilitas sendiri dan silang serta

mempelajari kualitas buah hasil persilangan khususnya pada kaktus apel.

Penilitian tersebut diharapkan dapat mengetahui pengaruh persilangan buatan

terhadap pembuatan buah dan kualitasnya pada kaktus apel (Cereus spp).

Menurut Syaiful kaktus kini bukan lagi sekedar tanaman hias, namun akhir-

akhir ini tanaman kaktus banyak dimanfaatkan sebagai tanaman obat dan

penghasil buah. Buah kaktus yang kaya akan flavonoid dapat dimanfaatkan

sebagai antioksidan.

“.....berdasarkan tipe tumbuh, kaktus dibedakan dalam 2 jenis yaitu kaktus

merambat dan kaktus tegak. Contoh dari kaktus merambat adalah buah naga. Kaktus

ini biasa dimanfaatkan buahnya. Sedangkan tipe tegak belum banyak diketahui,

salah satu contoh dari tipe tegak yang sudah dikenal adalah Opuntia sp. Kaktus ini

dapat berbuah, tetapi buahnya kecil sehingga nilai ekonominya sangat rendah.

Contoh lain dari kaktus tipe tegak adalah Cereus sp. Kaktus ini memiliki morfologi

batang yang tegak da panjang keata sehingga sering disebut dengan kaktus

kolumnar. Genus Cereus di habitat aslinya juga dapat berbuah dengan bentuk buah

lonjong dan kulitnya halus menyerupai buah apel sehingga disebut dengan kaktus

apel. Di Indonesia (sekitar Surakarta) ditemukan genus ini. Meskipun berbunga

hermaprodit, namun kaktus ini tidak pernah berbuah. Pada penelitian ini dilakukan

penyerbukan buatan untuk mempelajari karakteristik tanaman kaktus dalam

menghasilkan buah (Syaiful, 2010: 1-2).

Page 2: II. KAJIAN PUSTAKA A. Sumber Pustaka 1. Rujukan

7

Berbeda dengan penulis melihat kaktus berdasarkan filosofi dari bentuk dan

cara bertahan hidup. Syaiful menjadikan kaktus objek utama untuk penelitian,

sedangkan penulis menjadikan kaktus sebagai objek utama untuk divisualisasikan

kedalam karya seni lukis. Skripsi Syaiful sengaja dipilih oleh penulis untuk State

of The Art mengenai tanaman kaktus khususnya untuk mahasiswa di Universitas

Negeri Sebelas Maret, Surakarta.

b. Keramik Karya Rosanto Bima Putra

Rosanto Bima Putra adalah seorang mahasiswa Jurusan Kriya Keramik

Institut Seni Indonesia (ISI), Yogyakarta angkatan 2009. Filosofi kaktus memberi

inspirasi bagi Rosanto Bima Pratama untuk menciptakan karya dengan media

keramik. Rosanto menggabungkan tanaman kaktus jenis Saguaro yang memiliki

bentuk khas. Dalam pembuatan karya, Rosanto dipengaruhi oleh komik, urban

toys, serta gaya seni pop art dan funk ceramic untuk membangun figur berbeda

dari masing-masing kaktus yang (Lihat gambar 1 halaman 8).

Bimo berhasil mentransformasi karakter yang dimiliki ke dalam karya

keramik kreasinya. Bahklan, mampu menjalin komunikasi, cerita dan interaksi

antar masing-masing karya. Padahal biasanya sebagian besar ciptaan dari keramik

bersifat tunggal dan berdiri sendiri. Karya itu dibuat dalam balutan warna hitam

dan putih, mirip dengan cerita pada lembaran-lembaran komik (Fajar, 2015).

Menurut Rosanto Karya yang dibuatnya merupakan perjalanan dari pengalaman

berharga dari dirinya sampai saat ini.

Page 3: II. KAJIAN PUSTAKA A. Sumber Pustaka 1. Rujukan

8

Gb.1.Salah satu karya Rosanto dalam Pameran Jakarta Contemporary Ceramics

Biennale 4, pada tahun 2014.

(Sumber : http://jccbindonesia.org/tag/rosanto-bima-pratama/ Dikutip pada Tanggal 12

April 2016, Pukul 15.04 WIB)

Dalam pewarnaan karya keramin, Rosanto menggunakan warna hitam dan

putih bukan warna-warna cerah. Padahal, pembuatan keramik sangat sulit

sehingga karya Rosanto sangat diaprisiasi. Bentuk kaktus yang dibuat oleh

Rosanto terkesan jenaka dengan menyerupai karakter tokoh komik yang

menyenangkan. Penggunaan warna hitam dan putih membuat karya Resanto

berbeda dengan karya yang akan dibuat penulis dalam Tugas Akhir.

Sama-sama terstimulasi dengan aliran Pop Art, namun cara

memvisualisasikan menjadi sebuah karya yang membedakan karya penulis

dengan karya Rosanto. Berbeda media yang digunakan, berbeda pula cara untuk

menyampaikan pesan pada karya yang dibuat. Penulis yang menggunakan media

2D (Lukisan menggunakan campuran media) mencoba memvisualisasikan karya

Page 4: II. KAJIAN PUSTAKA A. Sumber Pustaka 1. Rujukan

9

dengan penggunaan banyak simbol untuk mempermudah tersampaikannya pesan

yang ada pada karya yang dibuat.

c. Lukisan Seniman Palestina di Atas Daun Kaktus

Ahmad Yasin seorang seniman asal Palestina tengah menjadi pembicaraan

berkat kemampuan berkaryanya. Yasin melukiskan karya yang dibuat di atas

kaktus untuk menggantikan kertas. Negara asal Ahmad yakni Palestina sedang

mengalami konflik dengan Israel. Negara yang terletak di Timur Tengah ini

memang punya sejarah panjang tentang konflik yang melanda wilayahnya. Hal

tersebut berdampak pada keadaan rakyat Palestina yang sangat memprihatikan.

Kaktus bukan menjadi objek utama dari permasalahan yang diangkat

menjadi karya oleh Ahmad. Tumbuhan kaktus dijadikan „kanvas‟ untuk

digambarkan menjadi sebuah karya lukis. Melalui karya yang dibuatnya Ahmad

mengungkapkan keadaan rakyat Palestina sekarang lewat goresan tintanya pada

pohon kaktus (Lihat Gambar 2 halaman 10).

Page 5: II. KAJIAN PUSTAKA A. Sumber Pustaka 1. Rujukan

10

Gb.2.Ahmed Tengah menyelesaian karya yang dibuatnya

(Sumber : https://cdns.klimg.com/newshub.id//real/2016/04/05/225580/seniman-lukis-

keadaan-palestina.jpg, Dikutip pada Tanggal 12 April 2016, Pukul 16.11 WIB)

Ahmad membuat lukisan tersebut pada salah satu tanaman kaktus di kebun

rumah tempat tinggalnya, di desa Tepi Barat Aseera Ashmaliya. Karya tersebut

dibuat Ahmad pada tanggal 31 Maret 2016 silam. Banyak orang yang memuji

karya yang dibuat oleh Ahmad dan banyak pula orang yang terharu melihat karya

lukis Ahmed.

Perbedaan dari karya penulis dengan karya yang dibuat oleh Ahmed Yasin

adalah penggunaan objek kaktus pada karya. Ahmad menggunakan kaktus sebagai

media pengganti kanvas sedangkan penulis mengangkat kaktus sebagai sumber

ide dan tema berdasarkan filosofi pada bentuk dan cara berahan hidup kaktus. Hal

lain yang membedakan karya penulis dan karya Ahmed adalah permasalahan yang

diangkat dan divisualkan menjadi karya. Ahmed menangkat konflik negaranya

Palestina dengan Israel menjadi sebuah karya sedangkan penulis mengakat

Page 6: II. KAJIAN PUSTAKA A. Sumber Pustaka 1. Rujukan

11

permasalahan kehidupan berdasarkan pegalaman internal penulis yang berkaitan

dengan filosofi pada tumbuhan kaktus.

d. Tumbuhan Kaktus

Tumbuhan kaktus menjadi salah satu tanaman yang cukup terkenal di

masyarakat. Tidak hanya di negara asalnya, melainkan di berbagai macam negara

mengetahui tanaman kaktus. Mendengar kata kaktus orang akan mengingat

sebuah tumbuhan yang memiliki duri pada batang tubuhnya. Berikut adalah

pandangan penulis mengenai tumbuhan kaktus, yakni, Kaktus adalah tumbuhan

yang termasuk kedalam keluarga Cactaceae yang memiliki lebih dari 2000

varietas dengan berbagai warna dan bentuk. Kaktus dikenal sebagai tumbuhan

sukulen karena bagian tubuhnya seperti batang, akar, dan daun mampu

menyimpan air untuk bertahan hidup. Kaktus adalah tanaman yang memiliki

bentuk dan cara bertahan hidup yang unik dan berbeda dari jenis tanaman lain.

Kaktus dikenal memiliki duri yang tak lain adalah daunnya. Daun kaktus

tumbuh dari struktur khusus yang disebut areole. Ukuran duri bervariasi dan bisa

mencapai panjang 15 cm. Daun yang berubah menjadi duri bertujuan untuk

mencegah penguapan air berlebih. Sebagian duri kaktus bahkan berwarna terang

yang membantu mereka memantulkan sinar matahari sehingga tanaman tetap

dingin.

Tumbuhan kaktus memiliki bunga yang sangat indah. Pertumbuhan bunga

kaktus terbilang lambat. Butuh waktu sekitar 2 tahun untuk bunga kaktus dapat

mekar sempurna. Beberapa bunga kaktus dapat bertahan hidup selama beberapa

hari setelah mekar, adapula yang hanya bertahan hidup selama sehari setelah

mekar. Keadaan waktu yang dibutuhkan bunga untuk mekarpun berbeda

Page 7: II. KAJIAN PUSTAKA A. Sumber Pustaka 1. Rujukan

12

tergantung jenis kakstunya. Sebagian bunga hanya dapat mekar pada saat malam

hari dan sebagian lain hanya dapat mekar pada saat siang hari.

Keunikan terjadi pula pada akar kaktus. Tanaman akar yang sangat panjang.

Kedalaman akar kaktus tidak lebih dari 10 cm berada di bawah permukaan tanah.

Namun, akar kaktus dapat menyebar ke sekeliling hingga meliputi diameter 2

meter. Hal tersebut dilakukan untuk mencari sumber air tanah yang berada di

wilayah sekitar kaktus berada. Kaktus merupakan tanaman dengan cara bertahan

hidup yang luar biasa. Kaktus mampu hidup di daerah kering seperti gurun pasir,

semi gurun dan padang rumput. hidup daerah karena memiliki beberapa

kemampuan unik untuk kaktus mampu bertahan hidup dengan menyesuaikan

keadaan di lingkungan sekitarnya dengan jumlah air yang sedikit. Kemampuan

tersebut menjadikan tumbuhan kaktus istimewa, unik dan amat berbeda dengan

jenis tanaman lain.

1. Sejarah Perkembangan Kaktus

Menurut sejarahnya, kaktus tumbuh sekitar 100 juta tahun lalu. Saat itu,

sosoknya tinggi menjulang. Akan tetapi, kaktus generasi “anyar” yang kini

terdapat di dataran tandus Amerika Selatan dan Meksiko tumbuh dengan

bentuk lebih pendek dari moyangnya. Hal itu disebabkan letusan gunung

berapi yang “menenggelamkan” sebagian benua Amerika pada 60-juta tahun

silam.

Ketika aktivitas vulkanik gunung berapi berhenti, lambat laun kaktus-

kaktus itu tumbuh kembali. Nama kaktus berasal dari kata kaktos, dalam

bahasa Yunani berarti suatu jenis tanaman berduri. Ahli botani bernama

Page 8: II. KAJIAN PUSTAKA A. Sumber Pustaka 1. Rujukan

13

Linneaus memasukkannya ke dalam kelompok tumbuhan berduri atau

Cactaceae (Leo dkk, 2006: 7).

Keluarga besar cactaceae (nama sehari-harinya ialah “kaktus”),

merupakan penduduk asli dari benua Amerika dan Amerika Utara (USA)

hingga Argentina di bagian Selatan. Benua tersebut merupakan gudang yang

sangat besar dari berjenis-jenis tanaman kaktus. Sebagian besar dari keluarga

kaktus merupakan penghuni asli di Meksiko, Texas, Arizona (USA), Peru,

Bolivia, Argentina dan Brasilia (Amerika Selatan) (Rismunandar, 1993: 5-6).

Di habitat aslinya (Amerika dan Brazil), kaktus lebih cocok tumbuh di

daerah sub-tropis beriklim sedang hingga tropis. Akan tetapi, kaktus menyukai

daerah yang mempunyai curah hujan minimal (di bawah 60mm per tahun).

Pada kondisi itu, udara sangat panas dan matahari bersinar sepanjang hari (50-

80%). Lingkungan yang ideal untuk pertumbuhan kaktus adalah bersuhu 16-

34ᵒC dan kelembapan udara 30–90% (Leo dkk, 2006: 14).

Jumlah tanaman kaktus di dunia saat ini ±2.000 spesies. Tanaman ini

tumbuh subur di seluruh daratan amerika, mulai dari Kanada sampai ke

selatan melintasi Meksiko, Texas, Arizona, Bolivia, Argentina, dan Brazil.

Kaktus juga dijumpai di Kepulauan Galapagos, India Timur, dan Karibia.

Beberapa spesies lain tumbuh secara liar di beberapa bagian negara Eropa,

Asia, Afrika, dan Australia yang berhawa panas (Leo dkk, 2006: 8).

Tanaman kaktus bukannya merupakan penghuni dari padang pasir yang

sangat panas dan kekurangan hujan saja, namun juga merupakan penghuni

daerah pegunungan (Andes) yang sangat dingin dan bersalju dalam musim

dingin. Di padang-padang rumput (pampas) di Amerika Selatan (Brasilia,

Page 9: II. KAJIAN PUSTAKA A. Sumber Pustaka 1. Rujukan

14

Argentina Tengah) yang hujannya sedikit atau praktis tidak ada, dengan suhu

udara yang tinggi, merupakan daerah kaktus yang luas pula (Rismunandar,

1993: 6).

Hal ini terbukti jika tempat hidup kaktus sangat beragam. Jadi, bukan hal

aneh jika kaktus banyak dijumpai di daerah berketinggian 3.000 – 4.000 meter

diatas permukan laut (Leo dkk, 2006: 8).

Dalam ilmu botani, famili Cactaceae bentuknya beragam sehingga perlu

diadakan penggolongan. Setiap “tribe” dibagi dalam beberapa “marga” dan

setiap marga terdiri dari beberapa “jenis” (Rismunandar, 1993: 8).

Tanaman ini mampu bertahan di segala cuaca. Dilihat dari bentuknya

kaktus merupakan tumbuhan yang mampu menyesuaikan diri dengan

lingkungannya (Leo dkk, 2006: 7).

Kaktus dapat bertahan hidup dari terpaan alam, dengan melakukan

penyesuaian atau perubahan – perubahan pada tubuh tanaman, seperti ukuran

daun mengecil atau bahkan tidak berdaun, perakaran menyempit, dan

batangnya dijadikan tempat penyimpanan air cadangan. Disamping itu,

penyesuaian diri kaktus terhadap habitat bersuhu panas dan tanah gersang

berupa kulit tubuh tanaman yang tebal dan berlapis lilin di samping bulu-bulu

halus atau duri-duri tajam (Rukmana dkk, 1998: 16).

2. Ciri Khas Tanaman Kaktus

a. Batang Kaktus

Batang kaktus umumnya banyak mengandung air (sukulen). Air

disimpan dalam bentuk lendir atau getah yang tidak mudah menguap.

Kulit batang berwarna hijau, hijau kebiru-biruan, atau abu-abu kebiru-

Page 10: II. KAJIAN PUSTAKA A. Sumber Pustaka 1. Rujukan

15

biruan, dan berlapis lilin. Batang tanaman kaktus memiliki jaringan

kambium yang berfungsi dalam pertumbuhan dan pembesaran pohon.

Jaringan ini akan mengeras serta membentuk kayu, dan dapat

mempermudah perbanyakan kaktus, dengan cara disetek atau disambung

(Rukmana dkk, 1998: 20).

Batang pokok kaktus dapat berbentuk tiang tungal, jarang bercabang

dan dapat mencapai ketinggian 15 meter lebih. Namun ada yang berbentuk

semak-semak rendah, cabangnya banyak kerdil dan tetap rendah.

Batangnya dapat berbentuk bulat, bulat papak, silindris atau conis. Ada

yang sukar dipisahkan dari batang pokoknya, namun ada yang dengan

sentuhan sedikit sudah terlepas. Batang pokok besirip, jumlahnya minimal

empat lebih dari 15 buah. Bentuk sirip ada yang tipis, tebal, bersiku-siku,

bergelembung rendah hingga membentuk organ yang silindris/lonjong

pendek atau panjang. Dengan adanya sirip-sirip tersebut maka

terbentuklah aluran-aluran yang sempit dan lebar. Punggung sirip bisa

tumpul, tajam, rata atau berliku-liku malah ada melebar agak bulat, hingga

sirip seolah-olah terbagi dalam gelembung-gelembung (Rismunandar,

1993: 12).

Pada permukaan batang tumbuh lekukan yang berbentuk cembung

tempat melekatanya duri-duri. Lekukan atau tempat tumbuh duri-duri

kaktus disebut areole. Kadang-kadang pada ujung batang tumbuh cabang

yang diselubungi oleh kuas rambut atau bulu-bulu halus dan tajam, yang

disebut glocids (Rukmana dkk, 1998: 20).

Page 11: II. KAJIAN PUSTAKA A. Sumber Pustaka 1. Rujukan

16

b. Daun Kaktus

Tanaman kaktus sebagian besar tidak berdaun hanya dari sub-famili

Pereskleae yang berdaun. Oleh karena tidak berdaun, maka batangnya

berwarna hijau daun dan berfungsi sebagai organ untuk berassimilasi,

membentuk zat karbohidrat, protein dan lemak (Rismunandar, 1993:12).

Daun berfungsi dalam proses asimilasi. Bila daun berguguran

(rontok), proses asimilasi dapat dilakukan pada batang kaktus subfamili

Opunteae dan Cereeae, meskipun tidak berdaun tetapi dapat

berfotosintesis menggunakkan batang (Rukmana dkk, 1998: 20).

Pada hakekatnya memang ada kuntum yang tumbuhnya berpasangan

dan bentuknya sangat mengecohkan. Namun kuntum yang letaknya di atas

membentuk bunga atau cabang diselubungi oleh kuas rambut atau bulu-

bulu yang halus dan tajam yang diberi nama “Glochids”. Kuntum yang

letaknya di bawah membentuk duri-duri yang beranekaragam bentuknya.

Kedua kuntum tersebut letaknya dapat berdekatan, sehingga berbentuk

cekung bulat atau oval, dalam ilmu botani diberi nama “Areole”. Kecuali

berdekatan kedua kuntum tersebut dapat pula terpisah, satu berada dalam

ketiak gelembung-gelembung sirip, satu lagi di bawah sirip. Kedua

kuntum tersebut dihubungkan oleh aluran sempit. Dalam keadaan ini,

maka kuntum yang di atas (katakanlah areole atas) dapat telanjang atau

berambut biasa atau dalam bentuk kuas. Areole yang berada di bawah

membentuk duri. Keadaan tersebut tidak mutlak, karena pada jenis tertentu

areole di atas tetap dapat menghasilkan bunga dan cabang, dan areole

bagian bawah pun dapat juga menghasilkan cabang namun tidak berbunga.

Page 12: II. KAJIAN PUSTAKA A. Sumber Pustaka 1. Rujukan

17

Areole terdapat di setiap bagian batang atau cabang, namun jenis-jenis

yang punggung siripnya berareole, sisa bagian tubuhnya bersih dari

areole. Areole dapat berada di permukaan buah, dan jenis Opuntia tertentu

buahnya dapat pula mengeluarkan cabang (Rismunandar, 1993: 13).

c. Duri Kaktus

Ukuran dan struktur duri kaktus beraneka macam. Ada duri berukuran

pendek, agak panjang, dan panjang. Struktur duri ada yang lembek, lentur

dan keras seperti besi. Duri-duri kaktus tumbuh pada bagian areole. Duri

terletak dalam dua bagian, yaitu dari pusat (sentral) di tengah-tengahdan

duri jari-jari yang melingkari duri sentral. Jumlah duri perareole bervariasi

antara 5 – 15 buah atau lebih (Rukmana dkk, 1998: 20).

Duri yang tumbuh dari dalam areole bentuknya beragam, ada yang

pendek, panjang, yang lembek, hingga keras seperti besi. Duri ini juga

mempunyai warna yang berlainan. Rangkaian duri dapat dibagi dalam dua

bagian, Duri yang letaknya ditengah-tengah (duri sentral atau pusat), Duri

yang meiingkari duri sentral atau duri jari-jari yang beraneka ragam pula

bentuk dan warnanya (Rismunandar, 1993: 13).

d. Bunga Kaktus

Bunga kaktus bermahkota, namun tidak nampak berkelopak bunga.

Sisa-sisa helai kelopak yang berbentuk segmen berwarna. Mahkota bunga

bagian bawah berbentuk pipa pendek atau panjang, sedangkan helai

mahkota bagian atas ada yang berlapis, ada pula yang selapis. Helai

mahkota warnanya beraneka ragam. Bakal buahnya bulat atau oval.

Benangsarinya banyak, melekat pada bagian bawah dalam mahkota, putik

Page 13: II. KAJIAN PUSTAKA A. Sumber Pustaka 1. Rujukan

18

dan benang putiknyapun dapat berwarna-warni. Bunga dapat tumbuh

tunggal atau berkelompok, dan letaknya di pucuk batang atau di

bawahnya. Ada yang berkelamin dua, ada pula berkelamin satu

(Rismunandar, 1993: 13-14).

Bunga kaktus berbentuk corong, berukuran kecil sampa besar,

tergantung jenisnya. Warna mahkota bunga bervarasi, seperti kuning,

merah, oranye, rose, violet muda, dan sebagainya. Bunga tampak indah,

sehingga diminanti oleh serangga atau lebah (Rukmana dkk, 1998: 21).

Mahkota bunga warnanya bisa polos, namun tidak sedikit dihiasi

dengan goresan-goresan yang lain warnanya dari warna dasarnya. Warna

helai mahkota bagian atas biasanya lebih muda daripada bagian bawah.

Keseluruhannya merupakan rangkaian tata warna yang indah dan menarik

(Rismunandar, 1993: 15).

Bunga kaktus mengembang pada sore hari dan bertahan semalam

suntuk untuk kemudian layu. Ada pula yang berbunga sore hari dan dapat

bertahan beberapa hari lamanya. Kecuali itu ada yang berbunga untuk

beberapa jam saja. Diameter mahkota dapat berukuran pendek tapi ada

yang lebih. Kaktus yang berbunga malam biasanya warnanya putuh

(Rismunandar, 1993: 14).

Tanaman kaktus yang berbunga pada siang hari rata-rata warnanya

cemerlang seperti merah, kuning, oranye, ros, violet muda, dan sebagainya

(Rismunandar, 1993: 15).

Untuk mempercepat tumbuhnya bunga tanaman kaktus memerlukan

cukup banyak sinar matahari, untuk Indonesia syarat itu tidak perlu

Page 14: II. KAJIAN PUSTAKA A. Sumber Pustaka 1. Rujukan

19

disangsikan lagi. Namun kesabaran pemiliknya tetap dituntut karena

tanaman kaktus dari mulai semai hingga berbunga makan waktu minimal 2

tahun. Di samping sinar matahari yang cukup, pengurangan pengairan

diperlukan untuk relatif mempercepat tumbuhnya bunga (Rismunandar,

1993: 15).

e. Akar Kaktus

Tanaman kaktus mempunai sistem perakaran, yang terdiri atas akar

tunggang, akar cabang, dan akar rambut yang halus. Pada beberapa jenis

kaktus, akar-akarnya membengkak seperti umbi dahlia atau umbi bit. Ada

pula perakaran yang bersifat epifit, yakni menempel pada batu karang atau

pohon-pohon lain, seperti pada kaktus buntut tikus (Aporocactus

flagelliformis). Perakaran kaktus umumnya tahan kekeringan, tetapi peka

terhadap keadaan tanah atau medium yang becek (menggenang). Akar

kaktus mudah mengalami kerusakan pada tanah atau medium yang kurang

cocok, misalnya beraerasi jelek, ber-pH asam, dan mengandung unsur Al

serta Mn yang tinggi (Rukmana dkk, 1998:19).

Akar tanaman kaktus ada yang halus dan tebal, namun ada yang

membengkak seperti umbi tanaman dahlia. Ada pula yang gemuk dan

conis sepertiumbi bit (Rismunandar, 1993: 14-15).

Secara umum kaktus menyukai tempat yang memiliki kelembapan

rendah dan bersuhu tinggi. Hal itu dikarenakan kaktus telah berevolusi

sehingga mampu beradaptasi dengan kondisi lingkungan yang kering.

Akar kaktus mampu menyerap air secara optimal lalu menyimpannya

dalam waktu lama. Itulah sebabnya bila tanaman ini tergolong “bandel”,

Page 15: II. KAJIAN PUSTAKA A. Sumber Pustaka 1. Rujukan

20

artinya tidak perlu perawatan khusus untuk tumbuh dan nberkembang (Leo

dkk, 2006: 14).

2. Referensi (Kajian Teoritis Seni Rupa)

a. Seni

Seni adalah suatu keterampilan yang diperoleh dari pengalaman, belajar atau

pengamatan – pengamatan. Pengertian lainya, seni merupakan bagian dari

pelajaran, salah satu ilmu sastral, dan pengertian jamaknya adalah pengetahuan

budaya, pelajaran, ilmu pengetahuan serta suatu pekerjaan yang membutuhkan

pengetahuan atau keterampilan (Bahari, 2008: 62-63).

Apa yang disebut “seni” memang merupakan suatu wujud yang terindera.

Karya seni merupakan sebuah benda atau artefak yang dapat dilihat, didengar,

atau dilihat dan sekaligus didengar (visual, audio, dan audio-visual), seperti

lukisan, musik, dan teater. Tetapi, yang disebut seni itu berbeda di luar benda seni

sebab seni itu berupa nilai. Apa yang oleh seseorang disebut indah dapat tidak

indah bagi orang lain (Sumardjo, 2000: 45).

b. Seni Rupa

Seni rupa adalah suatu wujud hasil karya manusia yang diterima dengan indra

penglihatan, dan secara garis besar di bagi menjadi seni murni dan seni terap. Seni

murni merupakan seni yang karyanya tidak mengandung tujuan kegunaan

(applied) “funsional”, melainkan sebagai media ekspresi yang di ungkapkan pada

seni lukis, seni grafis, seni patung, seni kramik dengan berbagai teknik beserta

aliran-alirannya. Perkembangan seni rupa sekarang ini selain seni lukis, patung,

kramik, grafis juga mewadahi seni-seni yang lainnya seperti, seni lingkungan

Page 16: II. KAJIAN PUSTAKA A. Sumber Pustaka 1. Rujukan

21

(enviromental art), seni instalasi, seni pertunjukan (performing art), dan lain-

lainnya (Bahari, 2008: 51).

c. Komponen Karya Seni

Tema merupakan gagasan yang hendak dikomunikasikan pencipta karya seni

kepada masyarakat atau penikmat seni (Bahari, 2008: 22). Subject matter dalam

seni adalah sesuatu (persoalan) yang akan diungkap pada suatu karya dan oleh

karena itu sering kali juga disebut pokok – soal atau tema. Dengan kata lain,

subject metter adalah apa–apa yang diungkapkan dalam suatu karya (Mulyadi,

1989: 15).

Subject matter dalam karya penulis adalah kaktus sebagai objek analogi diri

yang mengambil beberapa filosofi dari sifat-sifat bentuk kaktus dan cara bertahan

hidup kaktus menurut ide dan proses kreatif penulis dalam menuangkanya.

Penulis tertarik untuk membuat tema tentang kaktus dan memvisualisasikannya ke

dalam karya seni lukis. Bentuk yang penulis tampilkan adalah konkretasi dari ide

sang seniman yang kemudian diolah berdasarkan pengalaman estetis seniman.

d. Ide Penciptaan

1. Ide (Subject Matter)

Ide (subject matter) Adalah pokok isi yang dibicarakan oleh perupa

melalui karya-karyanya. Ide atau pokok isi merupakan suatu

permasalahan/keresahan yang hendak diketengahkan (Susanto, 2011: 187).

Penulis menemukan ide tentang kaktus sebagai tema dalam penciptaan karya

seni lukis karena kaktus merupakan tanaman yang memiliki sifat bentuk yang

Page 17: II. KAJIAN PUSTAKA A. Sumber Pustaka 1. Rujukan

22

menarik menurut penulis ditambah dengan uniknya daun yang berkamuflase

menjadi duri yang terdapat pada hampir seluruh batang kaktus.

2. Bahan atau Material

Bahan atau material dalam dunia seni dikenal dengan "medium", pada

dasarnya merupakan sesuatu yang kongkrit atau nyata–nyata ada. Oleh sebab

itu seringkali dinyatakan bahan atau material menjadi sesuatu mutlak perlu

dan bersifat pengikat (Mulyadi, 1989: 17–18). Dalam pembuatan karya ini

penulis menggunakan bahan cat akrilik, dan juga potongan kertas (kolase)

sebagai media penulis mengekspresikan ide tentang tema kaktus dalam

visualisasi seni lukis.

3. Teknik

Teknik basah adalah sebuah teknik dalam menggambar atau melukis

dengan menggunakan medium yang bersifat basah atau memakai medium, air

dan minyak cair, seperti cat air, cat minyak, tempera, tinta, rapidograf, dan

lain-lain (Susanto, 2011: 395). Teknik yang digunakan penulis adalah teknik

pencampuran bahan (mix media) karena dari berbagai teknik yang berada

dalam cabang seni lukis inilah yang penulis kuasai.

e. Prinsip Organisasi Unsur-Unsur Rupa

1. Kesatuan (Unity)

Merupakan kesatuan yang diciptakan lewat sub-azas dominasi dan

subordinasi (yang utama dan kurang utama) dan koheren dalam suatu

komposisi karya seni (Susanto, 2011: 416). Kesatuan yang penulis ciptakan

dalam tema ini adalah penggabungan objek kaktus sebagai simbolisasi

seorang manusia yang memiliki perbedaan dengan manusia yang lainnya.

Page 18: II. KAJIAN PUSTAKA A. Sumber Pustaka 1. Rujukan

23

2. Keselarasan (Harmony)

Tatanan atau proporsi yang dianggap seimbang dan memiliki keserasian

merujuk pada pemberdayagunaan ide-ide dan potensi-potensi bahan dan

teknik tertentu dengan berpedoman pada aturan-aturan ideal (Susanto, 2011:

175). Dalam karya ini penulis juga menggunakan ritme yang muncul dari

penggunakan garis yang diulang-ulang dan bersifat konsisten.

3. Keseimbangan (Balance)

Keseimbangan, persesuaian materi-materi dari ukuran berat dan memberi

tekananan pada stabilitas suatu komposisi karya seni (Susanto, 2011: 46).

Balance (keseimbangan) dikelompokkan menjadi hidden balance

(keseimbangan tertutup), symmetrical balance (keseimbangan simetris),

asymetrical balance (keseimbangan asimetris), balance by contrast

(perbedaan atau adanya oposisi). Keseimbangan yang penulis ciptakan dalam

karya ini adalah keseimbangan asimetris karena bertujuan untuk membuat

karya tidak kaku dan enak dilihat.

4. Perbandingan (Proportion)

Proporsi berasal dari bahasa Inggris proportion yang artinya

perbandingan. Proporsi dapat diartikan perbandingan atau kesebandingan

dalam suatu objek antara bagian satu dengan bagian lainnya. Proporsi pada

dasarnya menyangkut perbandingan ukuran yang sifatnya sistematis

(Sadjiman, 2009: 249). Penulis menggunakan perbandingan bentuk ruang,

dengan perbandingan ukuran 2:3 dan ukuran karya penulis adalah 70cm x

60cm.

Page 19: II. KAJIAN PUSTAKA A. Sumber Pustaka 1. Rujukan

24

5. Penekanan (Dominition)

Dominasi dalam karya seni disebut sebagai keunggulan, keistimewaan,

keunikan, keganjilan, dan kelainan. Dominasi merupakan salah satu prinsip

dasar tata rupa yang harus ada pada karya seni, agar diperoleh karya seni

yang artistik atau memiliki nilai seni. Jadi dominasi bertugas sebagai pusat

perhatian dan daya tarik (Sadjiman, 2009: 225). Penekanan yang penulis

munculkan dalam karya ini adalah dari bentuk kaktus serta dengan

pengulangan-pengulangan dari garis.

f. Unsur-Unsur Visual

1. Garis

Perpaduan sejumlah titik-titik yang sejajar dan sama besar. Garis

memiliki dimensi memanjang juga punya arah, bisa panjang, pendek, halus,

tebal, berombak melengkung, serta lurus. Hal inilah yang menjadi ukuran

garis. Garis memiliki ukuran yang bersifat nisbi, yakni ukuran yang panjang-

pendek, tinggi-rendah, besar-kecil, tebal-tipis. Sedangkan arah garis ada tiga:

horizontal, vertikal, diagonal, meskipun garis bisa melengkung, bergerigi

maupun acak (Susanto, 2011: 148).

Garis adalah sebuah konvensi grafis yang kita terima karena kita melihat

semua kontur sebagai garis-garis kontras. Kontras adalah diskontinuitas yang

kita lihat dalam bidang, permukaan, warna, ataupun tekstur. Sebagaimana

garis-garis tersebut sangat penting bagi persepsi kita mengenai dunia yang

terlihat, garis juga penting untuk menyajikan apa yang kita khayalkan dalam

sebuah gambar (Ching, 2002: 36). Dalam karya ini terdapat perpaduan dari

beberapa garis sebagai arsiran dalam bidang karya. Diantaranya horizontal,

Page 20: II. KAJIAN PUSTAKA A. Sumber Pustaka 1. Rujukan

25

vertikal dan diagonal. Serta penggunaan media potongan kertas untuk

penekanan bentuk Kaktus.

2. Bidang (Shape)

Shape adalah suatu bidang kecil yang terjadi karena pembatasan sebuah

kontur atau garis atau dibatasi oleh adanya warna yang berbeda atau gelap

terang pada arsiran atau karena adanya tekstur, bidang bisa menyerupai wujud

alam atau figur, dan juga ada yang tidak sama sekali menyerupai wujud alam

atau non figur (Kartika, 2004: 90).

Bidang geometrik dan non geometrik, selain kedua bidang tersebut

terdapat bidang yang bersifat maya, yaitu bidang yang seolah meliuk, bentuk

bidang yang seolah miring membentuk sudut, bentuk bidang yang seolah

bersudut-sudut, dan bentuk bidang gabungan (Sadjiman, 2009: 104). Dalam

karya ini penulis menggunakan bidang non geometrik karena dengan berbagai

pertimbangan terhadap bentuk kaktus tersebut.

3. Tekstur

Tekstur adalah kesan halus atau kasar permukaan yang ditampilkan pada

sebuah karya. Berdasarkan macamnya tekstur dibagi menjadi dua yaitu,

tekstur nyata, nilai permukaan yang sama secara visual mata dengan rabanya.

Tekstur semu, nilai permukaan yang berbeda secara visual mata dengan

rabanya (Bahari, 2008:101). Tekstur yang penulis tampilkan adalah tekstur

semu karena tekstur yang ditampilkan secara visual berbeda dengan rabanya.

Page 21: II. KAJIAN PUSTAKA A. Sumber Pustaka 1. Rujukan

26

4. Warna

Tanpa adanya cahaya maka tidak akan terjadi warna, itu pun berlaku

pada karya seni, tanpa adanya cahaya maka karya tersebut tidak akan

menampakkan warna. Warna merupakan pantulan cahaya dan warna menjadi

terlihat karena adanya cahaya yang menimpa pada suatu benda (Sadjiman,

2009: 12). Perkembangan penggunaan warna mulai dari lukisan prasejarah

sampai dengan seni kontemporer masa kini sangat penting, karena

berhubungan dengan sejarah kebudayaan manusia mulai dengan

kesederhanaan bahan dan penggunaannya sampai dengan kompleksitas

pengetahuan dan penggunaan warna modern (Dharmaprawira, 2002: 2).

Masa kini orang mempercayai warna sebagai ungkapan emosi pribadi.

Zaman dulu tidak akan ditemukan warna sebagai ungkapan pribadi

(Dharmaprawira, 2002: 3). Penulis menggunakan warna-warna lembut

(Pastel) dalam karya ini. Karena warna ini dirasa cocok dengan warna asli

kaktus yang memang segar dan juga warna ini menurut penulis sangat cocok

dengan habitat kaktus yang hidup dialamnya.

G. Komposisi Dalam Karya Seni

Komposisi dalam sebuah karya seni dibagi menjadi 4 macam yaitu,

komposisi terbuka, komposisi tertutup, komposisi piramida, dan komposisi

piramida terbalik. Komposisi terbuka, suatu komposisi dalam ruang di mana objek

gambar tekesan menyebar, meluas dari pusat bidang. Komposisi tertutup, objek

gambar seolah-olah mengumpul, menyempit sehingga terlihat adanya

pengelompokan objek gambar kedalam pusat bidang atau ruang. Komposisi

piramida, komposisi yang peletakan objek gambar dalam suatu bidang komposisi

Page 22: II. KAJIAN PUSTAKA A. Sumber Pustaka 1. Rujukan

27

yang membentuk susunan segitiga di mana puncaknya berada di atas. Komposisi

piramida terbalik, adalah kebalikan dari komposisi piramida, di mana puncaknya

segitiga berada di bawah, sedang alas berada di atas (Hakim, 1997: 37).

Komposisi pada karya penulis akan menggunakan komposisi tertutup di mana

objek gambar seolah-olah mengumpul, menyempit sehingga terlihat adanya

pengelompokan objek gambar kedalam pusat bidang atau ruang.

H. Perubahan Wujud dalam Karya Seni

Pengolahan objek suatu karya akan terjadi perubahan wujud sesuai dengan

konsep, tema, dan latar belakang seniman. Perubahan susunan yang dilakukan

dengan sengaja oleh seniman dengan tujuan menemukan hal yang baru, sehingga

menghasilkan figur semula atau yang sebenarnya, yang seperti ini biasa disebut

dengan istilah deformasi. Adapun cara pengubahan bentuk antara lain, seperti

simplikasi atau penyederhanaan, distorsi atau pembiasan, destruksi atau

perusakan, stilasi atau penggayaan, dan kombinasi semua susunan bentuk terebut

(Susanto, 2011: 98).

1. Distorsi

Distorsi adalah penggambaran bentuk yang menekankan pada

pencapaian karkter, dengan cara menyampaikan wujud-wujud tertentu pada

benda atau objek yang digambar, misalnya pada penggambaran tokoh figur

Gatutkaca pada wayang kulit purwa, semua shape disangatkan menjadi serba

kecil dan atau mengecil (Kartika, 2004: 42).

Distorsi adalah perubahan bentuk, penyimpangan, keadaan yang

dibelokan. Pada keadaan tertentu dalam berkarya seni dibutuhkan karena

merupakan salah satu cara mencoba menggali kemungkinan-kemungkinan

Page 23: II. KAJIAN PUSTAKA A. Sumber Pustaka 1. Rujukan

28

lain pada suatu bentuk atau figure (Susanto, 2003: 33). Perubahan bentuk

yang dibuat penulis dalam karya ini yaitu penulis menggabungkan bentuk

kaktus tersebut dengan bentuk anggota tubuh manusia, seperti mata, mulut,

tangan, dan kaki. Serta membuat bentuk asli habitatanya yang menyimpang

dari bentuk aslinya.

B. Sumber Ide (Rujukan Karya)

Beberapa karya dari seniman yang menginspirasi dalam proses berkarya

yang memiliki konsep dan skill yang matang dalam berkarya. Seniman tersebut

antara lain :

1. Resatio Adi Putra

Resatio Adi Putra merupakan seorang illustrator, graphic designer, dan

seniman kolase asal Bandung. Karya kolase Resatio telah banyak di kenal

khususnya di kalangan sesama seniman muda. Resatio sudah banyak berpameran

di beberapa kota di Indonesia, salah satunya pameran tunggal di Yogyakarta pada

tanggal 25 januari 2014. Karya kolase Resato menggambarkan fantasi dan sureal

yang terinspirasi dari film fiksi maupun buku cerita anak-anak. Penulis

terstimulasi oleh karya-karya dari Resatio Adi putra, salah satu karyanya adalah

“Anything to Numb” (Lihat gambar 3 halaman 29).

Page 24: II. KAJIAN PUSTAKA A. Sumber Pustaka 1. Rujukan

29

Gb.3.“Anything to Numb”, Kolase diatas Kanvas, 40cm x 60cm

(Sumber : https://instagram.com/p/7DKDD4JVqR/?taken-by=resatio, Dikutip pada

tanggal 13 April 2016, Pukul 13.20 WIB)

Karya Resatio yang bertemakan tentang fantasi dan surealis membuat

penggunaan objek pada visual karya terbilang unik dan beragam. Namun maksud

dan pesan dari karya yang ingin disampaiakan tidak mudah dirasakan atau

tersampaikan dengan baik oleh pengamat seni dengan hanya melihat karya

tersebut. Berbeda dengan karya yang dibuat Resatio, penulis menggunakan objek

yang mudah (universal) dipahami oleh pengamat seni. Hal ini memang sengaja

Page 25: II. KAJIAN PUSTAKA A. Sumber Pustaka 1. Rujukan

30

agar maksud dan pesan dari karya dapat tersampaikan langsung oleh pengamat

seni hanya dengan melihat visualisasi dari penggambaran objek yang digunakan

pada karya yang dibuat penulis.

2. Jumaldi Alfi

Jumaldi Alfi adalah salah satu seniman besar asal Yogyakarta. Alfi berkuliah

di Institut Seni Indonesia (ISI), Yogyakarta pada tahun 1993. Alfi membentuk

Kelompok Seni Rupa Jendela (KSRJ) pada pertengahan tahun 1990 bersama 4

orang teman seangkatannya di Institut Seni Indonesia. Dalam melukis Alfi banyak

menggunakan warna gelap seperti merah tua, abu-abu, hitam, hijau tua dan coklat.

Alfi beranggapan bahwa karya lukis yang dibuatnya berkaitan dengan masa lalu,

tidak ada hubungannya dengan masa depan. Alfi kerap menggunakan banyak

media dalam membuat sebuah karya. Salah satu karya yang menstimulasi penulis

adalah sebuah karya yang berjudul “Fort of Mind” (Lihat gambar 4 halaman 31).

Page 26: II. KAJIAN PUSTAKA A. Sumber Pustaka 1. Rujukan

31

Gb.4.“Fort of Mind”, Lithography, screen print, photography, collagraph, collage, oil

stick, crayon, and acrylic on STPI handmade paper,

158cm x 132cm x 1cm

Sumber : http://www.artinasia.com/img/event/8166-

7c7654d8d9fcf531db2e9f9cc81913bf.jpg, Dikutip pada tanggal 13 April 2016, Pukul

13.23 WIB)

3. Max Ernst

Max Ernst, salah satu seniman surealis ternama pada abad ke-20. Ernst

dikenal pula sebagai seniman yang mempelopori dan mempopulerkan teknik

kolase. Ernst merupakan pelukis mimpi dan alam tidak sadar yang paling intensif

di antara seniman surealis. Karya-karya Ernst seringkali menghibur,

Page 27: II. KAJIAN PUSTAKA A. Sumber Pustaka 1. Rujukan

32

menstimulasi, lucu, dan skeptis. Salah satu karya Ernst yang menstimulasi penulis

berjudul “Rêves et hallucinations” (Lihat gambar 5).

Gb.5.“Rêves et hallucinations”, collage, 1926, 29,7cm x 25,4cm, Musée d‟Unterlinden,

Colmar

(Sumber : http://www.huma3-archive.com/repository/reviews/004_Ernst.jpg, Dikutip

pada tanggal 13 April 2016, Pukul 13.24 WIB)

Sebagai seniman surealisme Ernst kerap menggunakan simbol-simbol dan

metamorfosiskan sebuah objek terkadang di luar nalar orang banyak. Penggunaan

Page 28: II. KAJIAN PUSTAKA A. Sumber Pustaka 1. Rujukan

33

simbol yang divisualkan oleh Ernst ke dalam sebuah karya terkesan ambigu

sehingga hasilnya sukar ditebak, mengejutkan, dan tergantung interpretasi

penikmat seni. Berbeda dengan Ernst, penulis menggunakan simbol universal

yang mudah diketahui oleh orang awam pada khususnya. Hal ini bertujuan untuk

dapat tersampaikannya langsung pesan dan makna yang coba divisualisasikan

oleh penulis ke dalam sebuah karya seni kolase kepada pengamat seni hanya

dengan melihat karya seni lukis yang penulis buat.

4. Richard Hamilton

Richard Hamilton adalah seorang seniman besar di Inggris. Hamilton

Merupakan tokoh yang penting dalam kelompok seniman London yang tertarik

dengan budaya populer Amerika. Penulis terstimulasi dengan karya-karya kolase

Pop Art yang dibuat oleh Hamilton, salah satunya berjudul “Just What Is It That

Makes Today’s Home So Different, So Appealing?” (Lihat gambar 6 halaman 34).

Karya tersebut dianggap banyak berisi unsur-unsur Pop Art yang muncul

kemudian di Amerika Serikat. Kolase ini mengandung unsur-unsur seperti label

dagang, logo produk, dan bagian yang ditonjolkan dalam buku komik. Bahkan

kata pop muncul dalam karya ini.

Page 29: II. KAJIAN PUSTAKA A. Sumber Pustaka 1. Rujukan

34

Gb.6.“Just what is it that makes today's homes so different, so appealing?”, Collage,

1956

(Sumber : http://www.artyfactory.com/art_appreciation/art_movements/art-

movements/pop_art/richard_hamilton.jpg, Dikutip pada tanggal 13 April 2016, Pukul

13.35 WIB)

Berbeda dengan Richard Hamilton yang menggunakan simbol pop pada karya

yang dibuatnya dan kurang memperdulikan makna atau pesan dari karya yang

dibuat, penulis menggunakan banyak simbol untuk mengedepankan makna yang

coba digambarkan pada karya seni lukis yang dibuat. Semangat bebas berkreasi

dari seniman Pop Art dan Richard Hamilton pada khususnya menjadi inspirasi

utama bagi penulis mengenai karya maupun seniman beraliran Pop Art.