if-pasca.walisongo.ac.idif-pasca.walisongo.ac.id/wp-content/uploads/2018/04/analisis-met…  ·...

27
Analisis Metode Hisab Gerhana Matahari BMKG Oleh: Masruhan Prodi S2 Ilmu Falak Pascasarjana UIN Walisongo A. Pendahuluan . Badan Meteorologi Klimatologi dan Geofisika yang kemudian disingkat BMKG, merupakan lembaga peneliti yang cukup memberikan perhatian serius pada kajian falak, baik penanggalan Hijriah ataupun penentuan gerhana. Terbukti, dengan keikutsertaan lembaga ini dalam keanggotaan Badan Hisab Rukyat Kementerian Agama RI sejak tahun 1972. 1 BMKG sebagai lembaga pemerintahan non departemen yang mempunyai tugas dalam hal pelaksanaan penelitian, pengkajian, dan pengembangan di bidang meteorologi, klimatologi, dan geofisika, mempunyai 4 deputi bidang khusus 2 salah satunya yakni Deputi Bidang Geofisika. Bidang ini memberi layanan informasi terkait kondisi listrik udara, magnit bumi, gravitasi bumi dan tanda waktu. Bidang ini mempunyai 1 Badan Hisab & Ru’yah Dep. Agama, Almanak Hisab Ru‟yah, Jakarta: Proyek Pembinaan Badan Peradilan Agama Islam, hlm. 23 2 Deputi Bidang Meteorologi adalah bidang yang fokus dalam hal kelautan (maritim), radar, dan penerimaan satelit, Deputi Bidang Klimatologi adalah bidang yang fokus dalam hal Iklim (Udara, Cuaca, Hujan), Deputi Bidang Geofisika adalah bidang yang fokus dalam hal Bumi (Gempa, Tsunami, Tanda waktu, Magnet Bumi, Gravitasi), Deputi Bidang Instrumentasi, Kalibrasi, Rekayasa dan Jaringan Komunikasi. Dikutip dari Buklet “BMKG”, Kuliah Kerja Lapangan. 2013. 1

Upload: others

Post on 11-Feb-2020

4 views

Category:

Documents


0 download

TRANSCRIPT

Page 1: if-pasca.walisongo.ac.idif-pasca.walisongo.ac.id/wp-content/uploads/2018/04/Analisis-Met…  · Web viewAnalisis Metode Hisab Gerhana Matahari BMKG. Oleh: Masruhan. Prodi S2 Ilmu

Analisis Metode Hisab Gerhana Matahari BMKG

Oleh: Masruhan

Prodi S2 Ilmu Falak

Pascasarjana UIN Walisongo

A. Pendahuluan

. Badan Meteorologi Klimatologi dan Geofisika yang kemudian disingkat

BMKG, merupakan lembaga peneliti yang cukup memberikan perhatian serius

pada kajian falak, baik penanggalan Hijriah ataupun penentuan gerhana.

Terbukti, dengan keikutsertaan lembaga ini dalam keanggotaan Badan Hisab

Rukyat Kementerian Agama RI sejak tahun 1972.1

BMKG sebagai lembaga pemerintahan non departemen yang mempunyai

tugas dalam hal pelaksanaan penelitian, pengkajian, dan pengembangan di

bidang meteorologi, klimatologi, dan geofisika, mempunyai 4 deputi bidang

khusus2 salah satunya yakni Deputi Bidang Geofisika. Bidang ini memberi

layanan informasi terkait kondisi listrik udara, magnit bumi, gravitasi bumi dan

tanda waktu. Bidang ini mempunyai Sub, Bidang Tanda Waktu, bidang inilah

yang berperan aktif dalam memberikan informasi terkait Hilal awal bulan dan

gerhana setiap tahun. Konstribusi bidang ini dalam kajian ilmu falak, tidak

hanya sekedar memberikan informasi kepada masyarakat terkait Hilal awal

bulan dan gerhana melalui website resmi BMKG namun juga melakukan

penerbitan buku yaitu, Peta Ketinggian Hilal Pada Setiap Awal Bulan

Qamariah, dan Almanak BMKG.3

1 Badan Hisab & Ru’yah Dep. Agama, Almanak Hisab Ru‟yah, Jakarta: Proyek Pembinaan Badan Peradilan Agama Islam, hlm. 23

2 Deputi Bidang Meteorologi adalah bidang yang fokus dalam hal kelautan (maritim), radar, dan penerimaan satelit, Deputi Bidang Klimatologi adalah bidang yang fokus dalam hal Iklim (Udara, Cuaca, Hujan), Deputi Bidang Geofisika adalah bidang yang fokus dalam hal Bumi (Gempa, Tsunami, Tanda waktu, Magnet Bumi, Gravitasi), Deputi Bidang Instrumentasi, Kalibrasi, Rekayasa dan Jaringan Komunikasi. Dikutip dari Buklet “BMKG”, Kuliah Kerja Lapangan. 2013.

3 Lihat http://www.bmkg.go.id/BMKG_Pusat/Profil/Sejarah.bmkg, diakses pada tanggal 20 Maret 2018.

1

Page 2: if-pasca.walisongo.ac.idif-pasca.walisongo.ac.id/wp-content/uploads/2018/04/Analisis-Met…  · Web viewAnalisis Metode Hisab Gerhana Matahari BMKG. Oleh: Masruhan. Prodi S2 Ilmu

B. Gerhana Matahari

Gerhana dalam bahasa inggris adalah eclipse.4 Istilah ini digunakan

secara umum baik gerhana Matahari maupun gerhana Bulan. Selain itu ada

juga yang menggunakan solar eclipse untuk gerhana Matahari, dan lunar

eclipse untuk gerhana Bulan. Sedangkan dalam bahasa arab dikenal dengan

istilah kusuf atau khusuf.5 Pada dasarnya istilah kusuf dan khusuf dapat

digunakan untuk menyebut gerhana Matahari atau gerhana Bulan. Hanya saja

kata kusuf lebih dikenal untuk menyebut gerhana Matahari, sedangkan kata

khusuf untuk gerhana Bulan.6

Ditinjau dari kenampakan gerhana Matahari yang terlihat di permukaan

Bumi dapat dibagi menjadi tiga kriteria secara umum yaitu :

1. Gerhana Matahari total (Total Eclipse)

Gerhana Matahari yang dikategorikan sebagai gerhana total ialah

apabila saat puncak gerhana, piringan Matahari tertutup sepenuhnya oleh

piringan Bulan yang mana kerucut umbra mengenai Bumi. Pada gerhana

sentral, sumbu bayangan Bulan mengenai permukaan Bumi yang dikenal

dengan istilah garis sentral (central line) dimana garis ini menghubungkan

pusat cakram Bulan ke pusat cakram Matahari. piringan Bulan sama besar

atau lebih besar dari piringan Matahari. ukuran piringan Matahari dan

piringan Bulan sendiri berubah-ubah tergantung pada masing-masing jarak

Bumi-Bulan dan Bumi-Matahari.

2. Gerhana Matahari sebagian (Partial Eclipse)

Gerhana sebagian terjadi apabila piringan Bulan (saat puncak gerhana)

hanya menutupi sebagian dari piringan Matahari. Pada bagian ini, selalu ada

piringan matahari yang tidak tertutup piringan Bulan dimana hanya sebagian

dari kerucut umbra yang mengenai Bumi.

4 John M. Echols-Hasan Syadily, Kamus Indonesia-Inggris, Jakarta : PT Gramedia, edisi ke-3, th. 2007, hlm. 187.

5Asad M. Alkalili, Kamus Indonesia Arab, Jakarta : PT BulanBintang, cet. Ke-3, th. 1993, hlm. 157

6 Mukhyidin Khazin, Ilmu Falak Dalam Teori dan Praktek, Yogyakarta : Buana Pustaka, cet. Ke-3, th. 2004, hlm. 187.

2

Page 3: if-pasca.walisongo.ac.idif-pasca.walisongo.ac.id/wp-content/uploads/2018/04/Analisis-Met…  · Web viewAnalisis Metode Hisab Gerhana Matahari BMKG. Oleh: Masruhan. Prodi S2 Ilmu

3. Gerhana Matahari cincin (Annular Eclipse)

Gerhana cincin terjadi apabila piringan Bulan saat puncak gerhana

hanya menutup sebagian dari piringan Matahari atau gerhana sentral yang

mana perpanjangan kerucut umbra mengenai Bumi. Gerhana jenis ini terjadi

bila ukuran piringan Bulan lebih kecil dari piringan Matahari, sehingga

ketika piringan Bulan berada di depan piringan Matahari, tidak seluruh

piringan Matahari akan tertutup oleh piringan Bulan. Bagian piringan

Matahari yang tidak tertutup oleh piringan Bulan, berada di sekitar piringan

Bulan dan terlihat seperti cincin yang bercahaya. Untuk proses gerhana

Matahari cincin terjadi empat kali kontak seperti halnya gerhana Matahari

total.7

C. Badan Meteorologi Klimatologi dan Geofisika (BMKG)

Pada awalnya BMKG bernama BMG (Badan Meteorologi dan Geofisika)

yang didirikan pada tahun 1841 oleh Dr. Onnen Konihklijk seorang Kepala

Rumah sakit di Bogor melalui pengamatan yang di lakukannya. Kegiatan ini

selalu berkembang sesuai dengan semakin dibutuhkannya data-data hasil

pengamatan cuaca dan geofisika tersebut. Selanjutnya pada tahun 1866,

kegiatan yang hanya bersifat individu tersebut diresmikan oleh Pemerintah

Hindia Belanda menjadi instansi Pemerintah yang bersifat resmi dengan nama

Magnetisch en Meteorologisch Observatorium atau Observatorium Magnetik

dan Meteorologi dipimpin oleh Dr. Bergsma sebagai Direktur I.8

Guna mengembangkan instansi ini, pada tahun 1879 dibangun sebuah

jaringan penakar hujan sebanyak 74 stasiun pengamatan di pulau Jawa, dan 44

stasiun di luar Jawa. Hingga pada akhirnya tahun 1902 pengamatan medan

magnet bumi dipindahkan dari Jakarta ke Bogor. Pengamatan yang dilakukan

pun mulai mengalami perkembangan, hal ini terbukti dengan adanya

pengamatan gempa bumi yang mulai dilakukan pada tahun 1908.9

7 Ahmad Izzuddin, Ilmu Falak (Metode Hisab-Rukyah dan Solusi Permasalahannya), Semarang :Komala Grafika, 2006, hlm 86

8BMG, Pelayanan Meteorologi dan Geofisika di Indonesia, Jakarta: BMG, hlm. 49BMG, Pelayanan....hlm. 4-5.

3

Page 4: if-pasca.walisongo.ac.idif-pasca.walisongo.ac.id/wp-content/uploads/2018/04/Analisis-Met…  · Web viewAnalisis Metode Hisab Gerhana Matahari BMKG. Oleh: Masruhan. Prodi S2 Ilmu

Pada saat Jepang menduduki Indonesia tahun 1942 sampai dengan 1945,

nama instansi ini diganti menjadi Kisho kauso kusho. Akan tetapi setelah

kemerdekaan Indonesia pada tahun 1945, instansi ini dipecah menjadi dua

yakni pertama Biro Meteorologi yang berada di lingkungan Markas Tertinggi

Tentara Rakyat Indonesia di Yogyakarta. Kedua Jawatan Meteorogi dan

Geofisika yang dibentuk dibawah Kementerian Pekerjaan Umum dan Tenaga

di Jakarta.10

Hingga pada tanggal 21 Juli 1947, ketika Belanda menguasai Indonesia

untuk kedua kalinya, Jawatan Meteorologi dan Geofisika diambil alih oleh

Pemerintah Belanda dan namanya diganti menjadi Meteorologisch en

Geofisiche Dienst. Sementara itu, ada juga Jawatan Meteorologi dan Geofisika

yang dipertahankan oleh Pemerintah Republik Indonesia, yang bertempat di Jl.

Gondangdia, Jakarta. Pada akhirnya ketika penyerahan Negara Republik

Indonesia oleh Belanda yakni pada tahun 1949, Meteorologisch en Geofisiche

Dienst diubah menjadi Jawatan Meteorolgi dan Geofisika dibawah pengawasan

Departemen Perhubungan dan Pekerjaan Umum.11

Selanjutnya pada tahun 1951, Indonesia secara resmi masuk sebagai

anggota Organisasi Meteorologi Dunia (World Meteorological Organization

atau (WMO), dan Kepala Jawatan Meteorologi dan Geofisika menjadi

Permanent Representative of Indonesia with WMO.12 Jawatan Meteorologi dan

Geofisika diubah namanya menjadi Lembaga Meteorologi dan Geofisika

dibawah pengawasan Depertemen Perhubungan pada tahun 1955. Pada tahun

1960, namanya diubah menjadi Direktorat Meteorologi dan Geofisika di bawah

Departemen Perhubungan Udara.

Pada tahun 1972, Direktorat ini diganti namanya menjadi Pusat

Meteorologi dan Geofisika,. sebuah instansi setingkat eselon II di bawah

Departemen Perhubungan, dan pada tahun 1980 statusnya dinaikan menjadi

10BMG Departemen Perhubungan, Mengenal Badan Meteorologi dan Geofisika Departemen Perhubungan, Jakarta: BMG Dep. Perhubungan, hlm. 2

11BMG Departemen Perhubungan, Mengenal.... hlm. 2-3.12Karena sejak tahun 1950 mulai dikembangkan pengumpulan data klimatologi, tanda

waktu, seismologi dan magnet Bumi. BMG Departemen Perhubungan, Mengenal.... hlm.2

4

Page 5: if-pasca.walisongo.ac.idif-pasca.walisongo.ac.id/wp-content/uploads/2018/04/Analisis-Met…  · Web viewAnalisis Metode Hisab Gerhana Matahari BMKG. Oleh: Masruhan. Prodi S2 Ilmu

suatu instansi setingkat eselon I dengan nama Badan Meteorologi dan

Geofisika, yang masih tetap berada di bawah Depertemen Perhubungan.13

Pada tahun 2002, struktur organisasinya diubah menjadi Lembaga

Pemerintah non Departemen (LPND) dengan nama tetap Badan Meteorologi

dan Geofisika. Sesuai dengan keputusan Presiden RI Nomor 46 dan 48 tahun

2002.14 Akan tetapi nama lembaga ini tidak mengalami perubahan. Badan ini

kemudian diganti namanya menjadi Badan Meteorologi, Klimatologi dan

Geofisika (BMKG) dengan status tetap, yakni sebagai lembaga Pemerintah

Non Departemen. Keputusan ini melalui Peraturan Presiden Nomor 61 tahun

2008.15

Pada akhirnya BMKG mulai menunjukan eksistensinya dengan adanya

Undang-Undang Republik Indonesia No. 31 Tahun 2009 tentang Meteorologi,

Klimatologi dan Geofisika yang disahkan oleh Presiden Republik Indonesia,

Susilo Bambang Yudhoyono. Sekarang ini di BMKG ada 4 deputi, yaitu :

Deputi Meteorologi, Deputi Geofisika, Deputi Klimatologi, dan Deputi

Instrumen, Kalibrasi, Enginering dan Komunikasi.16

1. Tugas dan Fungsi BMKG.

Tugas BMKG yakni melaksanakan tugas Pemerintahan di bidang

meteorologi, klimatologi, kualitas Udara dan geofisika sesuai dengan

ketentuan perundang-undangan yang berlaku.17 Dalam kesehariannya

BMKG menyelenggarakan fungsinya sebagai berikut:

a. Perumusan kebijakan nasional dan kebijakan umum di bidang

meteorologi , klimatologi, dan geofisika.

b. Perumusan kebijakan teknis di bidang meteorologi, klimatologi, dan

geofisika.

13http://www.bmkg.go.id/BMKG_Pusat/Profil/Sejarah.bmkg. diakses pada hari 20 Maret 2018.

14Berdasarkan keputusan Presiden tersebut, BMG mempunyai tugas pemerintahan di bidang Meteorologi, Klimatologi, Kualitas Udara, dan Geofisika sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-undangan yang berlaku. Lihat BMG, Pelayanan...., hlm. 2-3.

15Selengkapnya lihat Peraturan Presiden Nomor 61 tahun 2008.16http://www.bmkg.go.id/BMKG_Pusat/Profil/Sejarah.bmkg diakses pada tanggal 20 Maret

2018.17 http://www.bmkg.go.id/BMKG_Pusat/Profil/Tugas_dan_Fungsi.bmkg . diakses pada

tanggal 20 Maret 2018.

5

Page 6: if-pasca.walisongo.ac.idif-pasca.walisongo.ac.id/wp-content/uploads/2018/04/Analisis-Met…  · Web viewAnalisis Metode Hisab Gerhana Matahari BMKG. Oleh: Masruhan. Prodi S2 Ilmu

c. Koordinasi kebijakan, perencanaan dan program di bidang meteorologi,

klimatologi, dan geofisika.

d. Pelaksanaan, pembinaan dan pengendalian observasi, dan pengolahan

data dan informasi di bidang meteorologi, klimatologi, dan geofisika.

e. Pelayanan data dan informasi di bidang meteorologi, klimatologi, dan

geofisika.

f. Penyampaian informasi kepada instansi dan pihak terkait serta

masyarakat berkenaan dengan perubahan iklim.

g. Penyampaian informasi dan peringatan dini kepada instansi dan pihak

terkait serta masyarakat berkenaan dengan bencana karena factor

meteorologi, klimatologi, dan geofisika.

h. Pelaksanaan kerja sama internasional di bidang meteorologi, klimatologi,

dan geofisika.

i. Pelaksanaan penelitian, pengkajian, dan pengembangan di bidang

meteorologi, klimatologi, dan geofisika.

j. Pelaksanaan, pembinaan, dan pengendalian instrumentasi, kalibrasi, dan

jaringan komunikasi di bidang meteorologi, klimatologi, dan geofisika.

k. Koordinasi dan kerja sama instrumentasi, kalibrasi, dan jaringan

komunikasi di bidang meteorologi, klimatologi, dan geofisika.

l. Pelaksanaan pendidikan dan pelatihan keahlian dan manajemen

pemerintahan di bidang meteorologi, klimatologi, dan geofisika.

m. Pelaksanaan pendidikan profesional di bidang meteorologi, klimatologi,

dan geofisika.

n. Pelaksanaan manajemen data di bidang meteorologi, klimatologi, dan

geofisika.

Pembinaan dan koordinasi pelaksanaan tugas administrasi di lingkungan

BMKG.

p. Pengelolaan barang milik/kekayaan negara yang menjadi tanggung jawab

BMKG.

q. Pengawasan atas pelaksanaan tugas di lingkungan BMKG.

6

Page 7: if-pasca.walisongo.ac.idif-pasca.walisongo.ac.id/wp-content/uploads/2018/04/Analisis-Met…  · Web viewAnalisis Metode Hisab Gerhana Matahari BMKG. Oleh: Masruhan. Prodi S2 Ilmu

r. Penyampaian laporan, saran, dan pertimbangan di bidang meteorologi,

klimatologi, dan geofisika.18

Dalam melaksanakan tugas dan fungsinya, BMKG bertanggungjawab

kepada Menteri Perhubungan.19

2. Struktur Organisasi

BMKG dipimpin oleh seorang Kepala berada di bawah dan

bertanggung jawab kepada Presiden. BMKG memiliki 4 deputi sebagai

berikut:

a. Deputi Bidang Meteorologi.

b. Deputi Bidang Klimatologi.

c. Deputi Bidang Geofisika.

d. Deputi Bidang Instrumentasi, Kalibrasi, Rekayasa dan Jaringan

Komunikasi.20

D. Algoritma Hisab Gerhana Matahari BMKG18 Peraturan Presiden No 61 tahun 2008, pada Bab I pasal 3. 19BMG Departemen Perhubungan, Mengenal.... hlm. 4.20 Di kutip dari Buklet “BMKG”, Kuliah Kerja Lapangan. 2013.

7

Page 8: if-pasca.walisongo.ac.idif-pasca.walisongo.ac.id/wp-content/uploads/2018/04/Analisis-Met…  · Web viewAnalisis Metode Hisab Gerhana Matahari BMKG. Oleh: Masruhan. Prodi S2 Ilmu

Metode hisab gerhana matahari yang digunakanan BMKG merupakan

metode Astronomical Almanac yang refrensi perhitungannya merujuk pada

buku Explanatory Suplement to the Astronomical Almanac.21

Metode perhitungan BMKG dibuat dalam program Tanda waktu agar

lebih memudahkan dalam perhitungan terjadinya gerhana Matahari, mengingat

rumus-rumus yang digunakan BMKG sangat panjang dan perlu waktu yang

lama. BMKG menggunakan Program Tanda Waktu yang merupakan program

komputer berbasis astronomi modern. Namun, program tanda waktu ini tidak

dapat dipublikasikan dan di informasikan data hasil saja.

Dalam proses Algoritmanya, input yang dimasukkan dalam Program

Tanda Waktu yaitu elemen-elemen basel, lokasi pengamat dan delta T saat

terjadi gerhana. Outputnya, berupa waktu kontak pertama gerhana matahari,

kontak kedua gerhana matahari, puncak gerhana matahari, kontak keempat

gerhana matahari, posisi matahari (Azimuth dan Altitude) untuk setiap waktu

kontak, durasi gerhana, durasi totalitas, magnitudo gerhana saat puncak

gerhana, titik kontak pada piringan matahari. selanjutnya, hasil dari output

tersebut akan djelaskan dalam bentuk laporan atau informasi gerhana matahari

yang akan dipublikasikan melalui web resmi BMKG22 untuk kalangan umum

dan disebarkan ke setiap stasiun BMKG daerah untuk kalangan khusus.

Metode perhitungan gerhana mathaari BMKG untuk lokasi tertentu:

a. Menentukan elemen-elemen bessel saat terjadi gerhana matahari.

Elemen-elemen bessel adalah data-data astronomis yang menentukan

posisi matahari dan bulan dengan akurasi yang tinggi. Elemen Bessel terdiri

dari x, y, sin d, cos d, µ , l1, l2, tan f1, tan f2, µˈ, dan dˈ.23

Untuk dapat menghitung gerhana secara akurat, Bessel telah

menyusun metode dengan menggunakan bidang yang disebut bidang

fundamental. Lihat Gambar 1.1 dan 1.2. Bidang fundamental adalah bidang

datar dua dimensi XY dengan pusat di O yang berada di pusat bumi. Sumbu

21Fitria Dewi Nurcholifah, Metode Hisab Gerhana Matahari Badan Meteorologi, Klimatologi dan Geofisika (BMKG), Fakultas Syariah dan Hukum UIN Walisongo. 2016, hlm. 58.

22 Fitria Dewi Nurcholifah, Metode...., hlm. 59.23 P. Kenneth Seidelman, Explanatory Suplement to the Astronomical Almanac, California:

University Sains Book. 1992, hlm. 440.

8

Page 9: if-pasca.walisongo.ac.idif-pasca.walisongo.ac.id/wp-content/uploads/2018/04/Analisis-Met…  · Web viewAnalisis Metode Hisab Gerhana Matahari BMKG. Oleh: Masruhan. Prodi S2 Ilmu

Z adalah sumbu yang menghubungkan pusat Matahari, pusat Bulan saaat

terjadi konjungsi.

Gambar 1.1. Ilustrasi Bidang fundamental XY untuk gerhana cincin 10 Mei

199424

Gambar 1.2. Ilustrasi Bidang Fundamental XY dengan disertai sumbu Z

Gambar 1.3 menyajikan hubungan antara Matahari, bulan, bidang

pengamat dan bidang fundamental. Matahari berpusat di S dan Bulan

berpusat di M. Sudut dan adalah sudut penumbra dan umbra

24 Jean Meeus, ELEMENTS Of SOLAR ECLIPSE 1951–2200, Virginia : Willmann-Bell, Inc. Th. 1989, hlm. 8

9

Page 10: if-pasca.walisongo.ac.idif-pasca.walisongo.ac.id/wp-content/uploads/2018/04/Analisis-Met…  · Web viewAnalisis Metode Hisab Gerhana Matahari BMKG. Oleh: Masruhan. Prodi S2 Ilmu

Gambar 1.3. Matahari, Bulan, Bidang pengamat di Bumiserta bidang

fundamental.

Sejumlah besaran yang harus ditentukan dengan menggunakan elemen

Bessel ini adalah To, X, Y, d, M, l1,l2, serta sudut f1 dan f2. .

Menyiapkan elemen Bessel untuk gerhana yang akan dicari. Angka-

angka Bessel tersebut berasal dari perpaduan algoritma VSOP87 (Matahri)

dan ELP2000-82 (bulan). Angka-angka tersebut dapat dilihat di buku

Elements of Solar Eclipses 1951 – 2200 karya Jean Meeus. Angka-angka

Bessel untuk setiap gerhana Matahari berbeda-beda. Angka Bessel ini

digunakan utuk menentukan tempat (bujur, lintang) di Bumi yang terkena

garis umbra, lebar garis umbra, lama maksimum gerhana tersebut,

ketinggian (altitude) Matahari dan azimuth yang diamati dari tempat

tersebut dan lain-lain.25

25 Ja’far Shodiq, Studi Analisis Metode Hisab Gerhana Matahari Menurut Rinto Anugraha Dalam Buku Mekanika Benda Langit, Fakultas Syariah dan Hukum UIN Walisongo. 2016, hlm. 62-64.

10

Page 11: if-pasca.walisongo.ac.idif-pasca.walisongo.ac.id/wp-content/uploads/2018/04/Analisis-Met…  · Web viewAnalisis Metode Hisab Gerhana Matahari BMKG. Oleh: Masruhan. Prodi S2 Ilmu

Berikut merupakan tabel elemen-elemen bessel gerhana matahari total

9 maret 2016.

No X Y d (rad) I1 I2 µ (der)

0 -0,06253 0,25383 -4,3797 0,53889 -0,00723 207,3722

1 0,55028 0,17212 0,0159 -0,00007 -0,00007 15,0040

2 0,00000 0,00002 0,00000 -0,00001 -0,00001 0,00000

3 -0,00001 0,00000 - - - -

Tan f1= 0,0047087

Tan f2= 0,0046852

T0= 2,000

Delta T gerhana matahari 9 Maret 2016 adalah 68 detik.

Keterangan:

x dan y = posisi pusat bayangan bulan pada bidang fundamental.

I1 dan I2 = radius kerucut penumbra (I1) dan umbra atau anumbra (I2)

bulan pada bidang fundamental.

d = deklinasi sumbu bayangan bulan dalam bola langit.

µ = sudut jam sumbu bayangan bulan dalam bola langit.

f1 dan f2 = sudut kerucut penumbra (f1) dan umbra atau anumbra (f2)

terhadap sumbu bayangan bulan.

b. Prosedur metode hisab gerhana matahari total BMKG26

1. Hitung C

C=1/((1-f)² sin² φ¿1 /2

Dengan f = 1/298,5722353563

2. Hitung S

S= (1-f)² C

3. Hitung H

H= 0,15678503 x 10−6 x h

4. Hitung p sin φˈ

p sin φˈ = (S+H) sin φ

26 Fitria Dewi Nurcholifah, Metode...., hlm. 62.

11

Page 12: if-pasca.walisongo.ac.idif-pasca.walisongo.ac.id/wp-content/uploads/2018/04/Analisis-Met…  · Web viewAnalisis Metode Hisab Gerhana Matahari BMKG. Oleh: Masruhan. Prodi S2 Ilmu

5. Hitung p cos φˈ

p cos φˈ = (C+H) cos φ

6. Hitung t

Untuk tahap awal ambil t=to

7. Hitung x

x = xo + x1 x t + x2 x t² + x3 x t 3

dengan xo, x1, x2, dan x3 ada pada elemen-elemen Bessel

8. Hitung

y = yo + y1 x t + y2 x t² + y3 x t 3

9. Hitung sin d

Sin d = sin (do + d1 x t + d2 x t²)

10. Hitung cos d

Cos d = cos (do + d1 x t + d2 x t²)

11. Hitung I1

I1= I1 + I1 x t + I1 x t²

12. Hitung I2

I2= I2 + I2 x t + I2 x t²

13. Hitung xˈ

xˈ = x1 + 2 x x2 x t + 3 x x3 x t²

14. Hitung yˈ

yˈ = y1 + 2 x y2 x t + 3 x y3 x t²

15. Hitung µ (bersatuan derajat)

µ = µo + µ1 x t + µ x t²

16. Hitung θ (bersatuan derajat)

θ = µ + λ – ΔT / 1,00273790936049

17. Hitung ξ

ξ = p cos φˈ sin θ

18. Hitung η

η = p sin φˈ cos d – p cos φˈ sin d cos θ

19. Hitung ζ

ζ = p sin φˈ sin d + p cos φˈ cos d cos θ

12

Page 13: if-pasca.walisongo.ac.idif-pasca.walisongo.ac.id/wp-content/uploads/2018/04/Analisis-Met…  · Web viewAnalisis Metode Hisab Gerhana Matahari BMKG. Oleh: Masruhan. Prodi S2 Ilmu

20. Hitung dˈ

dˈ= d1 + 2 x d2 x t

21. Hitung µˈ

µˈ= µ1 + 2 x µ2 x t

22. Hitung ζˈ

ζˈ= µˈ p cos φˈ cos θ

23. Hitung ηˈ

ηˈ = µˈ ξ sin d – ζ dˈ

24. Hitung u

u = x – ξ

25. Hitung v

v = y – η

26. Hitung uˈ

uˈ = xˈ- ζˈ

27. Hitung vˈ

vˈ= yˈ- ηˈ

28. Hitung m

m = (u² + v²¿1 /2

29. Hitung n

n = (uˈ² + vˈ²¿1 /2

30. Hitung L1

L1 = l1 – ζ tan f1

31. Hitung L2

L2 = l2 – ζ tan f2

32. Hitung sin ψ1

Sin ψ1 = (uvˈ - vuˈ) / ( n L1)

33. Hitung ψ2

Sin ψ2 = (uvˈ - vuˈ) / (n L2)

34. Hitung D

D = uuˈ + vvˈ

35. Hitung Δז

13

Page 14: if-pasca.walisongo.ac.idif-pasca.walisongo.ac.id/wp-content/uploads/2018/04/Analisis-Met…  · Web viewAnalisis Metode Hisab Gerhana Matahari BMKG. Oleh: Masruhan. Prodi S2 Ilmu

Δז = -D / n²

36. Jumlahkan t dengan Δז

זt / Δ = ז

37. Ulangi langkah ke-6 sampai dengan 36 dengan mengganti t oleh .ז

Lakukan hingga diperoleh Δ ≈ 0ז (akan diketahui puncak gerhana

matahari).

38. Ulangi langkah ke 6 sampai dengan 36 dengan mengganti t oleh .ז

Lakukan hingga diperoleh Δ ≈ 0ז ( akan diketahui awal gerhana

matahari).

Catatan:

a. Langkah ke-31 dan ke-33 tidak perlu dilakukan.

b. Pada langkah ke-35, ganti perhitngan Δז menjadi Δז = (-L1 x n x cos

ψ1 – D) / n².

39. Ulangi langkah ke-6 sampai dengan 36 dengan mengganti t oleh .ז

Lakukan hingga diperoleh Δ ≈ 0ז (akan diketahui akhir gerhana

matahari).

Catatan:

a. Langkah ke 31 dan ke 33 tidak perlu dilakukan.

b. Pada langkah ke 35, ganti perhitungan Δז = (L1 x n x cos ψ1-D) / n².

40. Hitung Durasi Totalitas

Dt = 2 x │L2/n│x sin ψ2

41. Hitung waktu puncak gerhana (wpg) dalam UT

Wpg = ז + to – (ΔT/3600)

Catatan: data ז yang digunakan adalah ז untuk puncak gerhana matahari.

42. Hitung waktu kontak kedua (KD) dalam UT

KD = wpg – dt/2

43. Hitung waktu kontak ketiga (KT) dalam UT

KT = wpg + dt/2

44. Hitung waktu kontak pertama (KP) dalam UT

KP = ז + to – (ΔT/3600)

14

Page 15: if-pasca.walisongo.ac.idif-pasca.walisongo.ac.id/wp-content/uploads/2018/04/Analisis-Met…  · Web viewAnalisis Metode Hisab Gerhana Matahari BMKG. Oleh: Masruhan. Prodi S2 Ilmu

Catatan: data yang digunakan adalah ז untuk kontak pertama gerhana ז

matahari.

45. Hitung waktu kontak keempat (KE) dalam UT

KP = ז + to – (ΔT/3600)

Catatan: data yang digunakan adalah ז untuk kontak keempat gerhana ז

matahari.

46. Hitung durasi gerhana

dg = KE-KP

47. Hitung Magnitudo Gerhana

Mag = (L1-m) / (L1 + L2)

Catatan: data yang digunakan adalah data untuk puncak gerhana

matahari.

48. Hitung titik kontak pertama (juga titik kontak terakhir) di matahari

diukur berlawanan arah jarum jam dari titik utara piringan matahari.

P = Arc Tan (u/v)

Catatan : untuk menghitung titik kontak pertama, data u dan v yang

digunakan adalah untuk kontak pertama. Hal yang sama berlaku untuk

menghitung titik kontak keempat.

49. Hitung sudut jam saat puncak gerhana, (Hapg)

Hapg = 0 (untuk puncak gerhana dan bersatuan derajat).

50. Hitung sudut jam kontak kedua (Hakd)

Hakd = Hapd – 7,5 x dt (bersatuan derajat)

51. Hitung sudut saat jam kontak ketiga (Hakt)

Hakt = Hapg + 7,5 dt (bersatuan derajat)

52. Hitung sudut jam saat kontak pertama (Hakp)

Hakp = 0 (untuk kontak pertama dan bersatuan derajat)

53. Hitung sudut jam saat kontak keempat (Hake)

Hake = 0 (untuk kontak pertama dan bersatuan derajat)

54. Hitung azimuth saat puncak gerhana (Azpg)

Azpg = Arc Tan (sin HA / (sin φ x cos HA – cos φ x tan d))

55. Hitung azimuth saat kontak kedua (Azkd)

15

Page 16: if-pasca.walisongo.ac.idif-pasca.walisongo.ac.id/wp-content/uploads/2018/04/Analisis-Met…  · Web viewAnalisis Metode Hisab Gerhana Matahari BMKG. Oleh: Masruhan. Prodi S2 Ilmu

Azkd = Arc Tan (sin HA / (sin φ x cos HA – cos φ x tan d ))

56. Hitung azimuth saat kontak ketiga (AZkt)

AZkt = Arc Tan (sin HA / (sin φ x cos HA – cos φ x tan d))

57. Hitung azimuth saat kontak pertama (Azkp)

AZkp = Arc Tan (sin HA / (sin φ x cos HA – cos φ x tan d))

58. Hitung azimuth saat kontak keempat (Azke)

AZke = Arc Tan (sin HA / (sin φ x cos HA – cos φ x tan d))

59. Hitung tinggi saat puncak gerhana (Altpg)

Altpg = Arc sin (sin d x sin φ + cos d x cos φ x HApg)

60. Hitung tinggi saat kontak kedua (Altkd)

Altkd = Arc sin (sin d x sin φ + cos d x cos φ x HAkd)

61. Hitung tinggi saat kontak ketiga (Altkt)

Altkt = Arc sin (sin d x sin φ + cos d x cos φ x HAkt)

62. Hitung tinggi saat kontak pertama (Altkp)

Altkp = Arc sin (sin d x sin φ + cos d x cos φ x HAkp)

63. Hitung tinggi saat kontak keempat (Altke)

Altke = Arc sin (sin d x sin φ + cos d x cos φ x HAke).

Hasil perhitungan Algoritma Hisab Gerhana Matahari Total (GMT)

BMKG dengan hasil NASA

Palembang, 09 Maret 2016 M.

BMKG NASA Selisih

Kontak 1 06 : 20 : 09,3 06 : 20 : 34,3 00 : 00 : 25

Kontak 2 07 : 20 : 48,7 07 : 20 : 57,5 00 : 00 : 8,8

Puncak GMT 07 : 21 : 44 07 : 21 : 58,3 00 : 00 : 14,3

Kontak 3 07 : 22 : 39,3 07 : 22 : 59,1 00 : 00 : 10,8

Kontak 4 08 : 31 : 26,2 08 : 31 : 52,3 00 : 00 : 26,1

Durasi Total GM 2 : 10 : 56,9 2 : 11 : 18 00 : 00 :21,1

Durasi GMT 00 : 01 : 50,5 00 : 02 : 01,6 00 : 00 :11,1

Magnitudo GMT 1,009 1,012 0,003

16

Page 17: if-pasca.walisongo.ac.idif-pasca.walisongo.ac.id/wp-content/uploads/2018/04/Analisis-Met…  · Web viewAnalisis Metode Hisab Gerhana Matahari BMKG. Oleh: Masruhan. Prodi S2 Ilmu

E. Analisis Algoritma Hisab Gerhana Matahari BMKG

Bahan-bahan data metode hisab BMKG ini menggunakan elemen bessel

yang sudah termasuk astronomi modern, dan dasar proses perhitungannya

menggunakan rumus-rumus segitiga bola, data-data astronomis yang

digunakannya memperhatikan koreksi-koreksi gerak bulan dan matahari yang

sangat teliti dan kompleks sesuai dengan kemajuan sains dan teknologi.

Metode perhitungan gerhana BMKG dibuat dalam Program Tanda

Waktu agar lebih memudahkan dalam perhitungan terjadinya gerhana

matahari, mengingat rumus-rumus yang digunakan BMKG sangat panjang dan

perlu waktu yang lama. BMKG menggunakan Program Tanda Waktu yang

merupakan program komputer berbasis astronomi modern.

Pembuktian dengan perbandingan hasil NASA menunjukkan data yang

diberikan BMKG sudah termasuk akurat dengan selisih yang kecil dengan hasil

perhitungan NASA.

DAFTAR BACAAN

Buku

Alkalili, Asad M, Kamus Indonesia Arab, Jakarta : PT BulanBintang, cet. Ke-3,

th. 1993.

17

Page 18: if-pasca.walisongo.ac.idif-pasca.walisongo.ac.id/wp-content/uploads/2018/04/Analisis-Met…  · Web viewAnalisis Metode Hisab Gerhana Matahari BMKG. Oleh: Masruhan. Prodi S2 Ilmu

Badan Hisab & Ru’yah Dep. Agama, Almanak Hisab Ru‟yah, Jakarta: Proyek

Pembinaan Badan Peradilan Agama Islam.

BMG Departemen Perhubungan, Mengenal Badan Meteorologi dan Geofisika

Departemen Perhubungan, Jakarta: BMG Dep. Perhubungan.

BMG, Pelayanan Meteorologi dan Geofisika di Indonesia, Jakarta: BMG.

Izzuddin, Ahmad, Ilmu Falak (Metode Hisab-Rukyah dan Solusi

Permasalahannya), Semarang :Komala Grafika, 2006.

Khazin, Mukhyidin, Ilmu Falak Dalam Teori dan Praktek, Yogyakarta : Buana

Pustaka, cet. Ke-3, th. 2004.

Meeus, Jean, ELEMENTS Of SOLAR ECLIPSE 1951–2200, Virginia : Willmann-

Bell, Inc. Th. 1989.

Nurcholifah, Fitria Dewi, Metode Hisab Gerhana Matahari Badan Meteorologi,

Klimatologi dan Geofisika (BMKG), Fakultas Syariah dan Hukum, UIN

Walisongo. 2016.

Seidelman, P. Kenneth, Explanatory Suplement to the Astronomical Almanac,

California: University Sains Book. 1992.

Shodiq, Ja’far, Studi Analisis Metode Hisab Gerhana Matahari Menurut Rinto

Anugraha Dalam Buku Mekanika Benda Langit, Fakultas Syariah dan

Hukum, UIN Walisongo, 2016.

Syadily, John M. Echols-Hasan, Kamus Indonesia-Inggris, Jakarta : PT Gramedia,

edisi ke-3, th. 2007.

Paper

Buklet “BMKG”, Kuliah Kerja Lapangan. 2013.

Peraturan Presiden Nomor 61 tahun 2008.

Peraturan Presiden No 61 tahun 2008, pada Bab I pasal 3.

Website

http://www.bmkg.go.id/BMKG_Pusat/Profil/Sejarah.bmkg.

http://www.bmkg.go.id/BMKG_Pusat/Profil/Tugas_dan_Fungsi.bmkg .

18