jurnalrizaleffendi.files.wordpress.com  · web viewanalisis pengendalian intern atas persediaan...

108
ANALISIS PENGENDALIAN INTERN ATAS PERSEDIAAN BARANG DAGANG PADA PT. JAYA MASAWAN PUTERA SEJAHTERA PALEMBANG Oleh : TITI SUELMI, SE.,Ak., MM NIP:195707251990032001 EPIDA SAMOSIR FAKULTAS EKONOMI UNIVERSITAS TRIDINANTI

Upload: others

Post on 21-Aug-2020

4 views

Category:

Documents


0 download

TRANSCRIPT

Page 1: jurnalrizaleffendi.files.wordpress.com  · Web viewANALISIS PENGENDALIAN INTERN ATAS PERSEDIAAN BARANG DAGANG PADA PT. JAYA MASAWAN PUTERA SEJAHTERA. PALEMBANG. Oleh : TITI SUELMI,

ANALISIS PENGENDALIAN INTERN ATAS PERSEDIAAN BARANG DAGANG PADA PT. JAYA MASAWAN PUTERA SEJAHTERA

PALEMBANG

Oleh :

TITI SUELMI, SE.,Ak., MM

NIP:195707251990032001

EPIDA SAMOSIR

FAKULTAS EKONOMI

UNIVERSITAS TRIDINANTI

PALEMBANG

2017

Page 2: jurnalrizaleffendi.files.wordpress.com  · Web viewANALISIS PENGENDALIAN INTERN ATAS PERSEDIAAN BARANG DAGANG PADA PT. JAYA MASAWAN PUTERA SEJAHTERA. PALEMBANG. Oleh : TITI SUELMI,

ABSTRAK

TITI SUELMI,SE.,Ak.,MM.,/EPIDA SAMOSIR, Analisis Pengendalian Intern Atas Persediaan Barang Dagang Pada PT. Jaya Masawan Putera Sejahtera Palembang.

Penelitian ini pada dasarnya membahas tentang pengendalian intern atas persediaan barang dagang pada PT Jaya Masawan Putera Seajahtera Palembang. Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui dan menganalisis apakah pengendalian intern atas persediaan barang dagang pada PT Jaya Masawan Putera Sejahtera Palembang telah sesuai dengan standar operasional prosedur perusahaan, serta apakah pengendalian intern atas persediaan barang dagang pada PT Jaya Masawan Putera Sejahtera Palembang sudah efektif dan efisien, dan kendala-kendala yang dihadapi dalam melakukan pengendalian intern atas persediaan barang dagang pada PT Jaya Masawan Putera Sejahtera Palembang.

Dilihat dari lingkungan pengendalian intern persediaan barang dagang, penerapan resiko, aktivitas pengendalian, informasi dan komunikasi serta pemantauan, falsafah dan gaya manajemen serta pembagian tugas dan wewenang yang ada diperusahaan telah sesuai dengan standar operasional prosedur perusahaan. Namun demikian ada beberapa hal yang perlu diperhatikan yaitu terdapat beberapa kelemahan yang ada di standar operasional prosedur perusahaan sehingga standar operasional prosedur perusahaan perlu dilakukan evaluasi setiap saat.

Pemantauan terhadap persediaan barang dagangan juga dilakukan secara periodik oleh bagian gudang, dan staff audit melalui stock opname yang dilakukan sekali dalam enam bulan. Kendala-kendala yang dihadapi oleh perusahaan ada pada saat penerimaan barang, transaksi penjualan, pengeluaran barang yang terkadang tidak menggunakan delivery order (DO) atau surat jalan dan juga pengeluaran barang dari gudang yang tidak menggunakan sistem FIFO. Untuk mencegahnya alangkah baiknya jika ada seseorang Supervisor atau Kepala Counter yang mengawasi karyawan saat melakukan pengambilan barang dari gudang, dan juga perlu penambahan CCTV untuk memantau karyawan yang keluar masuk gudang.

Kata Kunci : Pengendalian Intern, Persediaan Barang Dagangan.

Page 3: jurnalrizaleffendi.files.wordpress.com  · Web viewANALISIS PENGENDALIAN INTERN ATAS PERSEDIAAN BARANG DAGANG PADA PT. JAYA MASAWAN PUTERA SEJAHTERA. PALEMBANG. Oleh : TITI SUELMI,

BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Di era globalisasi ini perkembangan perekonomian berkembang dengan

sangat pesat. Berkembangnya perekonomian di Indonesia tidak lepas dari semua

kegiatan perusahaan, baik dibidang perusahaan dagang, perusahaan manufaktur

maupun perusahaan jasa. Setiap kegiatan usaha memiliki tujuan yang berbeda-

beda dengan cara pencapaian tujuan yang berbeda-beda. Hal ini dikarenakan

persaingan yang sangat ketat yang ada di wilayah Indonesia, khususnya di kota

Palembang.

Berkembangnya perekonomian di Indonesia dapat mempengaruhi peluang

usaha setiap perusahaan yang semakin meningkat, sehingga membuat perusahaan

lebih bersaing guna mempertahankan kelangsungan hidup usahanya, bahkan juga

untuk memperluas kegiatan usaha perusahaan tersebut.

Dengan semakin berkembangnya perusahaan maka kegiatan dan masalah

yang dihadapi perusahaan semakin kompleks, sehingga semakin sulit bagi pihak

pimpinan untuk melaksanakan pengawasan atau mengkoordinir secara langsung

terhadap seluruh aktivitas perusahaan, mengambil keputusan atau kebijakan-

kebijakan yang dapat mempertahankan segala kegiatan usaha, mengatur kebijakan

atas asset yang dimiliki oleh perusahaan terutama asset lancar yang merupakan

elemen penting yang dapat menunjang aktivitas operasional perusahaan. Hal ini

dirasakan perlu adanya bantuan manager-manager yang profesional sesuai dengan

bidang yang ada dalam organisasi tersebut. Perlu juga adanya struktur organisasi

yang memadai, yang akan menciptakan suasana kerja yang sehat karena setiap

karyawan dapat mengetahui dengan jelas dan pasti wewenang dan tanggung

jawabnya serta dengan siapa ia bertanggung jawab.

Page 4: jurnalrizaleffendi.files.wordpress.com  · Web viewANALISIS PENGENDALIAN INTERN ATAS PERSEDIAAN BARANG DAGANG PADA PT. JAYA MASAWAN PUTERA SEJAHTERA. PALEMBANG. Oleh : TITI SUELMI,

Untuk memenangkan persaingan yang makin hari makin ketat dan berat

itulah, maka perusahaan menganggap perlu untuk membekali dan meningkatkan

kemampuan atau keahlian sumber daya manusia yang ada, terutama bagi

karyawan yang berada di posisi garis depan, yang berhadapan langsung dengan

pembeli dan melayani pembeli secara langsung.

Secara umum, perusahaan dagang dapat didefenisikan sebagai organisasi

yang melakukan kegiatan usaha dengan membeli barang dari pihak atau

perusahaan lain kemudian menjualnya kembali kepada masyarakat. Setiap

perusahaan itu mempunyai tujuan yang sama yaitu menghasilkan laba yang

optimal agar dapat mempertahankan kelangsungan hidupnya, memajukan, serta

mengembangkan usahanya ketingkat yang lebih tinggi lagi. Salah satu unsur yang

paling penting dalam perusahaan dagang adalah persediaan. Persediaan

merupakan barang dagangan yang dibeli kemudian disimpan untuk selanjutnya

dijual kembali dalam operasi. Perusahaan senantiasa memberi perhatian yang

besar dalam persediaan.

Tanpa persediaan barang dagangan perusahaan tidak dapat melakukan

kegiatan penjualan. Penjualan pun juga akan terpengaruhi atas tersedianya barang

dagangan atau persediaan tersebut. Jika barang tidak tersedia berupa bentuk, jenis,

mutu serta jumlah yang diinginkan pelanggan atau konsumen, maka penjualan

pun akan ikut mengalami penurunan, begitu juga sebaliknya. Oleh karena itu,

persediaan sangat perlu diperhatikan untuk kelangsungan kegiatan perusahaan

yang bersangkutan. Baik didalam prosedur penerimaan, pengeluaran, dan

pencatatannya.

Pengendalian internal persediaan merupakan fungsi manajerial yang

sangat penting, karena pengendalian internal atas persediaan ini banyak

melibatkan investasi rupiah dan mempengaruhi efektivitas dan efisiensi kegiatan

perusahaan. Dengan demikian, pengendalian internal atas persediaan barang

dagang sangat diperlukan untuk mengurangi resiko terjadinya selisih, kehilangan,

mengantisipasi kemungkinan terjadinya kecurangan dan memastikan bahwa

prosedur telah dilakukan dengan baik sehingga kemudian dapat dibuat perbaikan.

Page 5: jurnalrizaleffendi.files.wordpress.com  · Web viewANALISIS PENGENDALIAN INTERN ATAS PERSEDIAAN BARANG DAGANG PADA PT. JAYA MASAWAN PUTERA SEJAHTERA. PALEMBANG. Oleh : TITI SUELMI,

Persediaan bagi perusahaan manufaktur merupakan suatu bagian yang

sangat penting, yang tidak dapat dipisahkan dalam kegiatan operasionalnya

dimana tanpa adanya persediaan perusahaan akan menghadapi resiko

ketidakmampuan memenuhi keinginan para konsumen.

Dalam perusahaan dagang, persediaan hanya terdiri dari satu golongan

saja yaitu persediaan barang dagangan, yang merupakan barang yang dibeli untuk

tujuan dijual kembali. Transaksi yang mengubah persediaan produk jadi,

pembelian bahan baku, pesediaan bahan penolong, persediaan bahan habis pakai

pabrik, dan persediaan suku cadang, bersangkutan dengan transaksi intern

perusahaan dan transaksi yang menyangkut pihak luar perusahaan (penjualan dan

pembelian), sedangkan transaksi yang mengubah persediaan produk dalam proses

seluruhnya berupa transaksi intern perusahaan (Mulyadi, 2008).

Pengendalian terhadap persediaan juga harus dilaksanakan sebaik mungkin

sehingga perusahaan tidak mengalami hal-hal yang mengganggu jalannya

kegiatan operasi. Misalnya, apabila terjadi kesalahan dalam pencatatan atau

penilaian atas persediaan akan mengakibatkan kesalahan dalam penentuan berapa

besar laba yang diperoleh dalam suatu periode. Kerusakan, salah penerimaan

barang, kelalaian dalam mencatat permintaan, pemusnahan barang leburan, dan

semua kemungkinan lainnya dapat menyebabkan catatan persediaan berbeda

dengan persediaan yang sebenarnya ada di gudang. Untuk itu, diperlukan

pemeriksaan persediaan secara periodik atas catatan persediaan dengan

perhitungan yang sebenarnya, atau melakukan Stock Opname selama enam bulan

sekali. Dengan melakukan stock opname, kita bisa mengetahui selisih stock antara

stock fisik dan stock digudang.

PT. Jaya Masawan Putera Sejahtera Palembang adalah sebuah perusahaan

yang bergerak dibidang retail (perdagangan eceran). Perusahaan ini tentunya

mempunyai persediaan barang dagang yang siap dijual, dan jumlah persediaan ini

juga tentunya sangat banyak. Karena cukup banyak jenis produk yang keluar

masuk gudang, sehingga kemungkinan besar akan terjadi kehilangan ataupun

pencurian persediaan barang yang ada di gudang, yang akan berakibat bagi

Page 6: jurnalrizaleffendi.files.wordpress.com  · Web viewANALISIS PENGENDALIAN INTERN ATAS PERSEDIAAN BARANG DAGANG PADA PT. JAYA MASAWAN PUTERA SEJAHTERA. PALEMBANG. Oleh : TITI SUELMI,

karyawan yang ada dalam perusahaan tersebut. Akibat stock yang banyak hilang

karena pencurian, kecurangan, salah data dan kesalahan yang mungkin bisa

terjadi, setiap karyawan yang ada di perusahaan ini akan ikut bertanggung jawab

dalam kerugian tersebut yaitu dengan ganti rugi sebesar kerugian persediaan

barang yang hilang. Karena kelalaian dalam bekerja akibatnya diperlukan

pengendalian intern persediaan yang baik agar tidak terjadi penyelewengan dalam

menjalankan tugas seperti yang dialami perusahaan PT Jaya Masawan Putera

Sejahtera Palembang dalam jangka waktu enam bulan sekali.

Mengingat bahwa pengendalian intern persediaan sangat penting bagi

perusahaan dalam mencapai efisiensi dan efektivitas, maka penulis tertarik untuk

mangangkat hal tersebut dalam sebuah karya tulis ilmiah dalam bentuk penelitian

dengan judul “ Analisis Pengendalian Intern Atas Persediaan Barang Dagang

Pada PT. Jaya Masawan Putera Sejahtera Palembang”.

1.2 Perumusan Masalah

Sesuai dengan latar belakang masalah di atas, maka penulis mencoba

merumuskan masalah yang akan dibahas dalam penelitian sebagai berikut:

Bagaimana pengendalian intern atas persediaan barang dagang pada PT.

Jaya Masawan Putera Sejahtera Palembang?

1.3 Tujuan Penelitian

Adapun tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui dan menganalisis

pengendalian intern atas persediaan barang dagang pada PT. Jaya Masawan Putera

Sejahtera Palembang.

1.4 Manfaat Penelitian

Adapun manfaat dari penelitian ini antara lain:

1. Bagi Perusahaan

Bagi PT. Jaya Masawan Puetra Sejahtera Palembang, khususnya kepada

pihak manajemen, penelitian ini dapat menjadi pedoman atau masukan

kepada bagian-bagian terkait di dalam perusahaan dengan fungsi

Pengendalian Intern Atas Persediaan Barang Dagang.

Page 7: jurnalrizaleffendi.files.wordpress.com  · Web viewANALISIS PENGENDALIAN INTERN ATAS PERSEDIAAN BARANG DAGANG PADA PT. JAYA MASAWAN PUTERA SEJAHTERA. PALEMBANG. Oleh : TITI SUELMI,

2. Bagi Penulis

Memperdalam dan manambah wawasan pengetahuan peneliti mengenai

Pengendalian Intern Atas Persediaan Barang Dagang.

3. Bagi Pembaca

Hasil penelitian ini diharapkan dapat bermanfaat bagi para pembaca dalam

melakukan penelitian yang sama dengan bahasan yang lebih mendalam

lagi.

Page 8: jurnalrizaleffendi.files.wordpress.com  · Web viewANALISIS PENGENDALIAN INTERN ATAS PERSEDIAAN BARANG DAGANG PADA PT. JAYA MASAWAN PUTERA SEJAHTERA. PALEMBANG. Oleh : TITI SUELMI,

BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

2.1 Kajian Teoritis

2.1.1 Auditing

2.1.1.1 Pengertian Auditing

Auditing memberikan nilai tambah bagi laporan keuangan perusahaan,

karena akuntan publik sebagai pihak yang ahli dan independen pada akhir

pemeriksaannya akan memberikan pendapat mengenai kewajaran posisi

keuangan, hasil usaha, perubahan ekuitas dan laporan arus kas.

Auditing merupakan salah satu bentuk atestasi. Atestasi, pengertian

umumnya, merupakan suatu komunikasi dari seorang expert mengenai

kesimpulan tentang realibilitas dari pernyataan seseorang. Dalam pengertian yang

lebih sempit, atestasi merupakan “komunikasi tertulis yang menjelaskan suatu

kesimpulan mengenai reabilitas dari asersi tertulis yang merupakan tanggung

jawab dari pihak lainnya”. Seorang akuntan publik, dalam peranannya sebagai

auditor, memberikan atestasi mengenai kewajaran dari laporan keuangan sebuah

entitas. Akuntan publik juga memberikan jasa atestasi lainnya, seperti membuat

laporan mengenai internal control, dan laporan keuangan prospektif.

Dibawah ini ada beberapa pengertian Auditing (Pemeriksaan Akuntan)

menurut para ahli

1. Menurut Mulyadi (2010: 9)

Auditing adalah Suatu proses sistematik untuk memperoleh dan mengevaluasi bukti secara objektif mengenai pernyataan-pernyataan tentang kegiatan dan kejadian ekonomi dengan tujuan untuk menetapkan tingkat kesesuaian antara pernyataan-pernyataan tersebut dengan kriteria yang telah ditetapkan, serta penyampaian hasil-hasilnya kepada pemakai yang berkepentingan.

2. Menurut Sukrino Agoes (2012: 4)

Auditing adalah Suatu pemeriksaan yang dilakukan secara kritis dan sistematis, oleh pihak yang independen, terhadap laporan keuangan yang

Page 9: jurnalrizaleffendi.files.wordpress.com  · Web viewANALISIS PENGENDALIAN INTERN ATAS PERSEDIAAN BARANG DAGANG PADA PT. JAYA MASAWAN PUTERA SEJAHTERA. PALEMBANG. Oleh : TITI SUELMI,

telah disusun oleh manajemen, beserta catatan-catatan pembukuan dan bukti-bukti pendukungnya, dengan tujuan untuk dapat memberikan pendapat mengenai kewajaran laporan keuangan tersebut.

3. Menurut Arini Tathagati (2014:121) audit adalah suatu cara pengumpulan

dan evaluasi secara sistemik, independen dan terdokumentasi terhadap

data, pernyataan, catatan, operasional, dan kinerja perusahaan, untuk

mengetahui apakah kriteria sudah dipenuhi.

Berdasarkan pengertian audit menurut para ahli diatas penulis

menggambarkan audit ialah suatu pemeriksaan yang dilakukan oleh pihak yang

berwenang untuk mengevaluasi kegiatan dalam suatu perusahaan serta

memberikan hasil-hasilnya yang sangat berfungsi untuk kemajuan perusahaan

tersebut. Secara umum, audit juga dapat didefinisikan sebagai proses evaluasi

terhadap seseorang, organisasi, sistem, atau produk, untuk menentukan sejauh

mana kriteria sudah di penuhi yang bertujuan untuk mencari fakta bukan mencari

kesalahan.

2.1.1.2 Jenis-Jenis Audit

Ditinjau dari luasnya pemeriksaan menurut Sukrisno Agoes (2012:10),

audit bisa dibedakan atas:

1. Pemeriksaan Umum (General Audit)

2. Pemeriksaan Khusus (Special Audit)

Adapun uraian dari kedua jenis audit di atas adalah sebagai berikut:

Ad.1 Pemeriksaan Umum (General Audit)

Adalah suatu pemeriksaan umum atas kegiatan perusahaan dengan tujuan

untuk bisa memberikan pendapat mengenai kewajaran atas berjalannya

kegiatan tersebut secara keseluruhan.

Ad. 2 Pemeriksaan Khusus (special audit)

Page 10: jurnalrizaleffendi.files.wordpress.com  · Web viewANALISIS PENGENDALIAN INTERN ATAS PERSEDIAAN BARANG DAGANG PADA PT. JAYA MASAWAN PUTERA SEJAHTERA. PALEMBANG. Oleh : TITI SUELMI,

Adalah suatu pemeriksaan terbatas sesuai dengan permintaan dan akhir

pemeriksaannya auditor tidak perlu memberikan pendapat terhadap

kewajaran kegiatan perusahaan tersebut secara keseluruhan.

Menurut Sukrino Agoes (2012: 11-13) ditinjau dari jenis pemeriksaannya,

audit bisa dibedakan menjadi empat jenis, yaitu:

1. Management Audit (Operational Audit)2. Pemeriksaan Ketaatan (Compliance Audit)3. Pemeriksaan Intern (Internal Audit)4. Computer Audit

Ad.1 Management Audit (Operational Audit)

Adalah suatu pemeriksaan terhadap kegiatan operasi suatu perusahaan,

termasuk kebijakan akuntansi dan kebijakan operasional yang telah

ditentukan oleh manajemen, untuk mengetahui apakah kegiatan operasi

tersebut sudah dilakukan secara efektif, efisien, dan ekonomis.

Pendekatan audit yang biasa dilakukan adalah menilai efisiensi,

efektivitas, dan keekonomisan dari masing-masing fungsi yang terdapat

dalam perusahaan. Misalnya fungsi penjualan dan pemasaran, fungsi

produksi, fungsi pergudangan dan distribusi, fungsi personalia (sumber

daya manusia), fungsi akuntansi dan fungsi keuangan.

Ad. 2 Pemeriksaan Ketaatan (Compliance Audit)

Adalah pemeriksaan yang dilakukan untuk mengetahui apakah perusahaan

sudah mentaati peraturan-peraturan dan kebijakan-kebijkan yang berlaku,

baik yang ditetapkan oleh pihak intern perusahaan (manajemen, dewan

komisaris) maupun pihak eksternal (Pemerintah, Bapepam LK, Bank

Indonesia, Direktorat Jenderal Pajak, dan lain-lain).

Pemeriksaan bisa dilakukan baik oleh KAP maupun bagian Internal Audit.

Ad.3 Pemeriksaan Intern (Internal Audit)

Page 11: jurnalrizaleffendi.files.wordpress.com  · Web viewANALISIS PENGENDALIAN INTERN ATAS PERSEDIAAN BARANG DAGANG PADA PT. JAYA MASAWAN PUTERA SEJAHTERA. PALEMBANG. Oleh : TITI SUELMI,

Adalah pemeriksaan yang dilakukan oleh bagian internal audit perusahaan,

baik terhadap laporan keuangan dan catatan akuntansi perusahaan, maupun

ketaatan terhadap kebijakan manajemen yang telah ditentukan.

Pemeriksaan yang dilakukan internal auditor biasanya lebih rinci

dibandingkan dengan pemeriksaan umum yang dilakukan oleh KAP.

Internal auditor biasanya tidak memberikan opini terhadap kewajaran

laporan keuangan, karena pihak-pihak di luar perusahaan, tidak

independen.

Laporan internal auditor berisi temuan pemeriksaan (audit findings)

mengenal penyimpangan dan kecurangan yang ditemukan, kelemahan

pengendalian internal, beserta saran-saran perbaikannya

(recommendations).

Ad. 4 Computer Audit

Pemeriksaan oleh KAP terhadap perusahaan yang memproses data

akuntansinya dengan menggunakan Electronic Data Processing (EDP)

System.

Ada dua metode yang bisa dilakukan auditor:

1. Audit Around The Computer

Dalam hal ini auditor hanya memeriksa input dan output dari EDP System

tanpa melakukan tes terhadap proses dalam EDP System tersebut.

2. Audit Through The Computer

Selain memeriksa input dan output, auditor juga melakukan tes proses

EDP-nya. Pengetesan tersebut dilakukan dengan menggunakan

Generalized Audit Software, ACL dll dan memasukkan dummy data (data

palsu) untuk mengetahui apakah data tersebut diproses sesuai dengan

sistem yang seharusnya. Dummy data digunakan agar tidak mengganggu

data asli.

2.1.1.3. Tujuan Audit

Page 12: jurnalrizaleffendi.files.wordpress.com  · Web viewANALISIS PENGENDALIAN INTERN ATAS PERSEDIAAN BARANG DAGANG PADA PT. JAYA MASAWAN PUTERA SEJAHTERA. PALEMBANG. Oleh : TITI SUELMI,

Tujuan suatu audit adalah untuk meningkatkan derajat kepercayaan

pemakai laporan keuangan yang dituju. Hal ini dicapai melalui pernyataan suatu

opini oleh auditor tentang apakah laporan keuangan disusun, dalam semua hal

yang material, sesuai dengan kerangka pelaporan yang berlaku. Dalam kerangka

bertujuan umum, opini tersebut adalah tentang apakah laporan keuangan disajikan

secara wajar, dalam semua hal yang material, sesuai dengan kerangka tersebut.

Karena itu laporan keuangan yang belum diaudit kurang dipercaya kewajarannya

oleh pihak-pihak yang berkepentingan terhadap laporan tersebut.

Menurut Abdul Halim (2008: 147) menyatakan “bahwa tujuan audit

adalah untuk menyatakan pendapat atas kewajaran, dlam suatu hal yang material,

posisi keuangan dan hasil usaha serta arus kas sesuai dengan prinsip akuntansi

yang berlaku umum”.

Adapun tujuan dari dilakukannya pemeriksaan terhadap aktivitas

perusahaan (Mulyadi 2002:104) adalah sebagai berikut :

1. Penilaian PrestasiPenilaian performa organisasi adalah dengan membandingkan hasil yang telah dicapai dengan kebijakan, standard an tujuan yang telah ditetapkan oleh manajemen atau kriteria pengukuran tepat lainnya.

2. Mengidentifikasikan kesempatan Untuk PerbaikanBerdasarkan penilaian performa, pemeriksa pada umumnya mengetahui apakah ada suatu kesempatan yang baik untuk meningkatkan efisiensi, efektif dan ekonomis dari suatu kegiatan.

3. Membuat Rekomendasi Untuk Perbaikan Atau Tindak LanjutPemeriksa mungkin perlu untuk rekomendasi yang lebih jauh dan

menjalankan alasan mengapa penelitian oitu dianggap perlu di bidang

tertentu.

Menurut Ikatan Akuntan Indonesia (IAI) dalam Standar Professional

Akuntan Publik (2011:seksi 110, PSA No.2):

“Tujuan umum audit atas laporan keuangan adalah untuk menyatakan

pendapat atas kewajaran laporamn keuangan, dalam semua hal yang material,

Page 13: jurnalrizaleffendi.files.wordpress.com  · Web viewANALISIS PENGENDALIAN INTERN ATAS PERSEDIAAN BARANG DAGANG PADA PT. JAYA MASAWAN PUTERA SEJAHTERA. PALEMBANG. Oleh : TITI SUELMI,

posisi keuangan, perubahan ekuitas dan arus kas sesuai dengan prinsip akuntansi

yang berlaku umum di Indonesia”.

Secara umum dapat disimpulkan bahwa tujuan audit adalah untuk

menyatakan pendapat atas semua kewajaran laporan keuangan, dalam semua hal

yang material, posisi keuangan dan arus kas sesuai dengan prinsip akuntansi yang

berlaku umum.

2.1.1.4 Standar Audit

Standar auditing yang telah ditetapkan dan disahkan oleh Institut Akuntan

Publik Indonesia (IAPI, 2011: 150.1 & 150.2). Telah menetapkan dan

mengesahkan sepuluh standar audit yang lalu dikelompokkan menjadi tiga

kelompok besar, yaitu:

1. Standar Umum

2. Standar Pekerjaan Lapangan

3. Standar Pelaporan

Adapun penjelasan dari uraian di atas adalah:

Ad. 1 Standar Umum

a. Audit harus dilakukan oleh seorang yang terlatih dan memiliki

keahlian

b. Berhubungan dengan perikatan, indenpendensi dan mental seorang

auditor

c. Dalam menyusun laporan auditor harus menggunakan kemahirannya

Ad. 2 Standar Pekerjaan Lapangan

a. Perkerjaan harus direncanakan sebaik-baiknya

b. Pemahaman memadai

c. Bukti audit kompeten yang cukup harus dapat di peroleh

Ad. 3 Standar Pelaporan

a. Laporan auditor harus disusun sesuai dengan ketetapan yang berlaku

Page 14: jurnalrizaleffendi.files.wordpress.com  · Web viewANALISIS PENGENDALIAN INTERN ATAS PERSEDIAAN BARANG DAGANG PADA PT. JAYA MASAWAN PUTERA SEJAHTERA. PALEMBANG. Oleh : TITI SUELMI,

b. Laporan auditor harus menunjukan suatu perbandingan

c. Laporan auditor harus memuat suatu pernyataan mengenai kegiatan

perusahaan.

2.1.2. Pengertian dan Unsur-Unsur Pengendalian Intern

Pengendalian intern harus dilakukan seefektif mungkin dalam suatu

perusahaan untuk mencegah dan menghindari terjadinya kesalahan, kecurangan,

dan penyelewengan. Oleh karena itu, perusahaan perlu menyusun suatu kerangka

pengendalian atas sistem yang sudah ada pada perusahaan yang terdiri dari

beragam tindakan pengendalian yang bersifat intern bagi perusahaan, sehingga

manajer dapat mengalokasikan sumber daya secara efektif dan efisien.

2.1.2.1. Pengertian Pengendalian Intern

Pengendalian intern merupakan suatu proses untuk memastikan bahwa

sumber-sumber yang diperoleh dan dipergunakan dengan efektif dan efisien

didalam mencapai sasaran-sasaran yang sudah ditetapkan. Jadi pengendalian

adalah suatu proses untuk memastikan sejauh mana kegiatan yang dijalankan oleh

organisasi di dalam perusahaan sudah mencapai sasaran atau menyimpang.

Pengendalian intern merupakan salah satu tugas yang harus dilaksanakan oleh

manajemen untuk menjamin tercapainya tujuan perusahaan.

Menurut Carl S. Warren, James M. Reeve, Philip E. Fess (2006: 235)

Pengendalian Intern (Internal Control) adalah “Kebijakan dan prosedur yang melindungi aktiva perusahaan dari kesalahan penggunaan, memastikan bahwa informasi usaha yang disajikan akurat dan meyakinkan bahwa hukum serta peraturan telah diikuti”.

Sedangkan menurut Mulyadi (2008: 163) “mendefenisikan sistem

pengendalian intern meliputi struktur organisasi, metode, ukuran-ukuran yang

dikoordinasikan untuk menjaga kekayaan organisasi, mengecek ketelitian dan

keandalan data akuntansi, mendorong efisiensi dan mendorong dipatuhinya

kebijakan manajemen”.

Page 15: jurnalrizaleffendi.files.wordpress.com  · Web viewANALISIS PENGENDALIAN INTERN ATAS PERSEDIAAN BARANG DAGANG PADA PT. JAYA MASAWAN PUTERA SEJAHTERA. PALEMBANG. Oleh : TITI SUELMI,

Jadi dapat disimpulkan bahwa pengendalian intern merupakan suatu

proses yang dilakukan untuk mencapai tujuan organisasi yang terdiri dari berbagai

kebijakan, prosedur, teknik, peralatan fisik, dokumentasi, dan manusia.

Sedangkan tujuan pengendalian intern menurut Mulyadi (2008: 164)

dibagi menjadi dua macam, yaitu:

1. Pengendalian Intern Akuntansi (internal accounting control)Pengendalian Internal Akuntansi dibuat untuk mencegah terjadinya inefisiensi yang tujuannya adalah menjaga kekayaan perusahaan dan memeriksa keakuratan data akuntansi. Contoh: adanya pemisahaan fungsi dan tanggung jawab antar unit organisasi.

2. Pengendalian Intern Administratif (internal administrative control)Pengendalian Intern Administratif dibuat untuk mendorong dilakukannya efisiensi dan mendorong dipatuhinya kebijakan manajemen (dikerjakan setelah adanya pengendalian akuntansi). Contoh pemeriksaan laporan untuk mencari penyimpangan yang ada, untuk kemudian diambil tindakan.

Pengendalian intern akuntansi, yang merupakan bagian dari sistem

pengendalian intern, meliputi struktur organisasi, metode dan ukuran-ukuran yang

dikoordinasikan terutama untuk menjaga kekayaan organisasi dan mengecek

ketelitian dan keandalan data akuntansi. Pengendalian intern akuntansi yang baik

akan menjamin keamanan kekayaan para investor dan kreditor yang ditanamkan

dalam perusahaan dan akan menghasilkan laporan keuangan yang dapat

dipercaya.

Pengendalian intern administratif meliputi struktur organisasi, metode dan

ukuran-ukuran yang dikoordinasikan terutama untuk mendorong efisiensi dan

dipatuhinya kebijakan manajemen.

Menurut Mulyadi dalam bukunya Auditing (2008:181), “tujuan

pengendalian intern adalah sebagai berikut:

a. Keandalan informasi keuangan

b. Kepatuhan terhadap hukum dan peraturan yang berlaku

c. Efektifitas dan efisiensi operasi

Dalam sebuah perusahaan, pengendalian internal yang diterapkan

merupakan faktor yang menentukan keandalan laporan keuangan yang dihasilkan

Page 16: jurnalrizaleffendi.files.wordpress.com  · Web viewANALISIS PENGENDALIAN INTERN ATAS PERSEDIAAN BARANG DAGANG PADA PT. JAYA MASAWAN PUTERA SEJAHTERA. PALEMBANG. Oleh : TITI SUELMI,

oleh perusahaan tersebut. Oleh karena itu, auditor mempercayai efektivitas

pengendalian internal dalam mencegah terjadinya kesalahan yang material dalam

proses akuntansi. Hal ini dilakukan dalam pemberian pendapatan atas kewajaran

laporan keuangan yang diauditnya (Mulyadi, 2008).

2.1.2.2. Unsur-Unsur Pengendalian Intern

Menurut AICPA (American Institute of Public Accountants) dalam SAS

(Statement on Auditing Standards) No. 78 yang terdapat dalam Standar Profesi

Publik menyatakan bahwa “komponen pengendalian internal terdiri dari:

1. Lingkungan pengendalian2. Penilaian resiko3. Informasi dan komunikasi4. Pengawasan atau Pemantauan5. Aktivitas pengendalian

Adapun penjelasan uraian di atas adalah sebagai berikut:

Ad. 1 Lingkungan pengendalian

Lingkungan pengendalian intern adalah hal yang mendasar dalam

komponen pengendalian intern. Lingkungan terdiri dari tindakan, kebijkan,

prosedur yang mencerminkan sikap menyeluruh manajemen puncak,

direktur dan dewan komisaris, dan pemilik suatu satuan usaha tersebut

(Alvin A Arens dan James K Loebbecke, 2000: 261). Dari pengertian

lingkungan pengendalian intern tersebut, dapat diketahui bahwa efektifitas

pengendalian dalam suatu organisasi terletak pada sikap manajemen.

Lingkungan pengendalian merupakan landasan untuk semua unsur

pengendalian intern lainnya yang membentuk displin dan struktur dalam

organisasi.

Menurut Hall Singleton (2007: 28), “lingkungan pengendalian memiliki

beberapa elemen penting diantaranya adalah:

Page 17: jurnalrizaleffendi.files.wordpress.com  · Web viewANALISIS PENGENDALIAN INTERN ATAS PERSEDIAAN BARANG DAGANG PADA PT. JAYA MASAWAN PUTERA SEJAHTERA. PALEMBANG. Oleh : TITI SUELMI,

1 Falsafah dan gaya manajemen operasi

Falsafah manajemen adalah seperangkat parameter bagi perusahaan dan

karyawan. Falsafah merupakan apa yang seharusnya dikerjakan dan apa

yang tidak dikerjakan oleh perusahaan. Manajemen melalui aktivitasnya

memberikan tanda yang jelas kepada pegawai tentang pentingnya

pengendalian. Gaya operasi mencerminkan ide manajer tentang bagaimana

operasi suatu perusahaan harus dilakukan.

2. Struktur Organisasi

Menurut Richard L. Daft yang diterjemahkan oleh Edward Tanujaya (2007:

19), “struktur organisasi yang baik harus memenuhi hal-hal sebagai berikut:

a. Spesialisasi aktivitas

b. Standarisasi aktivitas

c. Koordinasi aktivitas

d. Sentralisasi aktivitas

e. Ukuran unit kerja

3 Komite Audit

Dewan komisaris yang efektif adalah yang independen dari manajemen dan

anggota-anggotanya aktif menilai aktivitas manajemen. Komite audit

biasanya dibebani tanggung jawab mengenai laporan keuangan, mencakup

struktur pengendalian intern, dan ketaatan terhadap peraturan dan undang-

undang. Komite audit harus memelihara komunikasi langsung yang terus

menerus, baik antara dewan komisaris dengan auditor internal mauoun

eksternal, agar pengendalian intern menjadi lebih efektif.

4 Penetapan wewenang dan tanggung jawab

Di samping aspek komunikasi informal, metode komunikasi formal

mengenai wewenang dan tanggung jawab dan masalah sejenis yang

Page 18: jurnalrizaleffendi.files.wordpress.com  · Web viewANALISIS PENGENDALIAN INTERN ATAS PERSEDIAAN BARANG DAGANG PADA PT. JAYA MASAWAN PUTERA SEJAHTERA. PALEMBANG. Oleh : TITI SUELMI,

berkaitan dengan pengendalian juga sama pentingnya. Hal ini mencakup

cara-cara sepeti memo dari manajemen tentang pentingnya pengendalian

dan masalah yang berkaitan dengan pengendalian organisasi formal dan

rencana operasi, depenelitian tugas pegawai dan kebijakan terkait, dan

dokumen kebijakan yang menggambarkan perilaku pegawai seperti

perbedaan kepentingan dan kode etik perilaku formal.

5 Metode Pengendalian Manajemen

Adalah metode yang digunakan manajemen untuk membantu aktivitas

setiap fungsi dan anggota organisasi. Menurut George H. Bodnar dan

William S. Hopwood (2003: 178), “metode-metode pengendalian

manajemen terdiri dari teknik-teknik yang digunakan oleh manajemen untuk

menyampaikan instruksi dan tujuan-tujuan operasi kepada bawahan dan

untuk mengevaluasi hasil-hasilnya”.

6 Fungsi Audit Intern

Fungsi audit intern dalam satuan usaha untuk memantau efektivitas

kebijakan dan prosedur lain yang berkaitan dengan pengendalian. Untuk

meningkatkan keefektifan fungsi audit intern, adanya staf audit intern yang

independen dari bagian operasi dan akuntansi menjadi penting, dan melapor

kepada tingkat manajemen yang lebih tinggi dalam organisasi, baik

manajemen puncak atau komite audit dari dewan direksi dan komisaris.

7 Praktek dan Kebijakan Karyawan

Tujuan pengendalian intern dapat dicapai melalui serangkaian tindakan

manusia dalam organisasi, maka anggota organisasi merupakan elemen

yang paling penting struktur pengawasan intern. Tujuan pengendalian intern

harus dipandang relevan dengan individu yang menjalankan pengendalian

tersebut.

Oleh karena pentingnya perusahaan memiliki pegawai yang jujur dan

kompeten, maka perusahaan perlu memiliki kebijakan dan prosedur yang

Page 19: jurnalrizaleffendi.files.wordpress.com  · Web viewANALISIS PENGENDALIAN INTERN ATAS PERSEDIAAN BARANG DAGANG PADA PT. JAYA MASAWAN PUTERA SEJAHTERA. PALEMBANG. Oleh : TITI SUELMI,

baik dalam penerimaan pegawai, pengembangan potensi karyawan,

penilaian potensi, dan pemberian kompensasi atas prestasi mereka.

8 Pengaruh Ekstern

Pengaruh ekstern adalah pengaruh yang ditetapkan dan dilakukan oleh pihak

luar suatu perusahaan, yang mempengaruhi suatu operasi dan praktek

perusahaan. Hal ini meliputi pemantauan dan kepatuhan terhadap

persyaratan yang ditetapkan badan legislatif dan instansi yang mengatur.

Pengaruh ekstern biasanya merupakan wewenang di luar perusahaan.

Pengaruh ini dapat meningkatkan kesadaran dan sikap manajemen terhadap

perilaku dan pelaporan operasi perusahaan, serta dapat juga mendesak

manajemen untuk menetapkan kebijakan dan prosedur pengendalian intern.

2 Penilaian Resiko

Menurut hasil Hall Singleton (2007: 29), “perusahaan harus melakukan

penilaian resiko untuk mengidentifikasi, menganalisis, dan mengelola resiko

yang berkaitan dengan pelaporan keuangan”. Penilaian resiko manajemen

untuk tujuan pelaporan keuangan dan desain serta implementasi aktivitas

pengendalian yang ditujukan untuk mengurangi nresiko tersebut pada

tingkat minimum untuk mempertimbangkan biaya dan manfaatnya. Tujuan

manajemen mengadakan penilaian resiko adalah untuk menentukan

bagaimana cara mengatasi resiko yang telah di identifikasi.

3 Informasi dan Komunikasi

Menurut Mulyadi dalam bukunya auditing (2008: 179-180), “sistem

akuntansi yang efektif adalah sistem akuntansi yang dapat memberikan

keyakinan yang memadai bahwa transaksi dicatatat atau terjadi adalah:

1. Sah,

2. Telah diotorisasi,

3. Telah dicatat,

4. Telah dinilai secara wajar,

Page 20: jurnalrizaleffendi.files.wordpress.com  · Web viewANALISIS PENGENDALIAN INTERN ATAS PERSEDIAAN BARANG DAGANG PADA PT. JAYA MASAWAN PUTERA SEJAHTERA. PALEMBANG. Oleh : TITI SUELMI,

5. Telah digolongkan secara wajar,

6. Telah dicatata dalam periode seharusnya,

7. Telah dimasukkan ke dalam buku pembantu dan telah diringkas dengan

benar”.

Komunikasi menyangkut penyampaian informasi kepada semua yang telah

terlibat dalam pelaporan keuangan agar mereka memahami bagaimana

aktivitasnya berhubungan dengan pekerjaan orang lain, baik di dalam

organisasi maupun di luar organisasi. Menurut Mulyadi (2008: 180),

“pedoman kebijkan, pedoman akuntansi dan pelaporan keuangan, daftar

akuntansi dan memo juga merupakan bagian dari komponen informasi dan

komunikasi dalam struktur pengendalian intern”.

4 Pemantauan

Pemantauan adalah proses penilaian kualitas kinerja struktur pengendalian

intern secara periodik dan terus-menerus. Pemantauan dilaksanakan oleh

orang yang semestinya melakukan pekerjaan tersebut, baik pada tahap

desain maupun pengoperasian pengendalian pada waktu yang tepat.

Menurut Reeve, et al (2009) elemen-elemen dalam pengendalian internal terdiri

atas:

1 Lingkungan pengendalian

Merupakan perilaku manajemen dan karyawan secara keseluruhan

mengenai pentingnya pengendalian. Salah satu faktor yang mempengaruhi

lingkungan pengendalian adalah filosofi dan gaya operasional manajemen.

Hal ini meliputi struktur organisasi dan kebijakan personalia.

2. Penilaian resiko

Manajemen haruslah dapat menilai resiko yang dapat terjadi dikemudian

hari dan harus dapat melakukan tindakan-tindakan yang diperlukan untuk

mengendalikan resiko tersebut.

Page 21: jurnalrizaleffendi.files.wordpress.com  · Web viewANALISIS PENGENDALIAN INTERN ATAS PERSEDIAAN BARANG DAGANG PADA PT. JAYA MASAWAN PUTERA SEJAHTERA. PALEMBANG. Oleh : TITI SUELMI,

3. Prosedur pengendalian

Menurut suatu jaringan pengendalian yang dibuat untuk menyakinkan

semua pihak bahwa tujuan perusahaan dapat dicapai dan termasuk

pencegahan kecurangan.

Prosedur pengendalian dapat meliputi:

a. Pemisahan tanggung jawab untuk operasi yang berkaitan

b. Operasional, penyimpanan aset, dan akuntansi

c. Bukti dan tindakan keamanan

Tujuannya adalah untuk menentukan apakah pengawasan intern telah

beroperasi sebagaimana yang telah diperbaiki sesuai dengan perubahan keadaan.

Pemantauan dapat dilakukan oleh suatu bagian khusus yang disebut dengan

bagian pemeriksaan intern (audit internal).

5 Aktivitas Pengendalian

Hall Singleton (2007: 32), “Aktivitas pengendalian (control activity) adalah

berbagai kebijakan dan prosedur yang digunakan untuk memastikan bahwa

tindakan yang tepat telah dilakukan untuk menangani berbagai resiko yang

telah diidentifikasi perusahaan”.

Menurut Hall Singleton (2007: 33-38), “Aktivitas pengendalian dapat

dikategorikan dalam beberapa aktivitas diantaranya:

1 Otorisasi Transaksi

Tujuan dari otorisasi transaksi adalah untuk memastikan bahwa semua

transaksi material yang diproses oleh sistem informasi valid dan sesuai

dengan tujuan pihak manajemen (Hall Singleton, 2007: 33). Setiap

transaksi harus diotorisasi dengan semestinya apabila perusahaan

Page 22: jurnalrizaleffendi.files.wordpress.com  · Web viewANALISIS PENGENDALIAN INTERN ATAS PERSEDIAAN BARANG DAGANG PADA PT. JAYA MASAWAN PUTERA SEJAHTERA. PALEMBANG. Oleh : TITI SUELMI,

menginginkan pengendalian yang memuaskan. Dalam organisasi, otorisasi

untuk setiap transaksi hanya dapat diberikan oleh orang yang memiliki

wewenang untuk menyetujui terjadinya transaksi tersebut.

Kebijakan otorisasi harus dibuat oleh manajemen puncak. Otorisasi tersebut

dapat berbentuk umum atau khusus. Orang atau kelompok yang menjamin

otorisasi khusus untuk suatu transaksi seharusnya memegang posisi yang

sepadan dengan sifat dan besarnya transaksi.

2 Pemisahan Tugas

Tujuan utama pemisahan tugas ini adalah untuk mencegah dan agar dapat

dilakukannya deteksi segera atas kesalahan dan ketidakberesan dalam

pelaksanaan tugas yang dibebankan kepada seseorang. Pembagian tugas

dalam suatu organisasi di dasarkan pada prinsip-prinsip berikut:

Pemisahan fungsi penyimpanan aktiva dari fungsi akuntansi

Pemisahan fungsi otorisasi transaksi dari fungsi penyimpanan aktiva yang

bersangkutan

Pemisahan fungsi otorisasi dari fungsi akuntansi

Pemisahan fungsi dalam pusat pengelolaan data elektronik, yaitu:

a. Fungsi perancangan sistem dan penyusunan program

b. Fungsi operasi fasilitas pengolahan data

3 Catatan Akuntansi

Catatan akuntansi (accounting record) tradisional suatu perusahaan terdiri

dari dokumen sumber, jurnal dan buku besar (Hall Singleton, 2007: 37).

Dokumen dan catatan adalah objek fisik dimana transaksi dimasukkan dan

diikhtisarkan dalam sebuah dokumen yang disebut dengan formulir.

Menurut Mulyadi (2008: 182), “formulir merupakan media yang digunakan

untuk merekam penggunaan wewenang dalam memberikan otorisasi

terlaksananya transaksi di dalam organisasi”. Oleh karena itu penggunaan

formulir harus diawasi sedemikian rupa guna mengawasi pelaksanaan otorisasi.

Page 23: jurnalrizaleffendi.files.wordpress.com  · Web viewANALISIS PENGENDALIAN INTERN ATAS PERSEDIAAN BARANG DAGANG PADA PT. JAYA MASAWAN PUTERA SEJAHTERA. PALEMBANG. Oleh : TITI SUELMI,

4 Pengendalian Akses

Tujuan dari pengendalian akses adalah untuk memastikan hanya personel

yang sah saja yang memiliki akses ke aktiva perusahaan (Hall Singleton,

2007: 38). Cara yang paling baik dalam melindungi aktiva perusahaan dan

catatan adalah dengan menyediakan perlindungan secara fisik, contohnya

adalah penggunaan gudang untukmelindungi persediaan dari kemungkinan

kerusakan, penggunaan lemari besi dan kotak tahan api untuk melindungi

uang tunai dan surat berharga. Selain itu perlindungan fisik lainnya adalah

pembuatan kembali catatan yang rusak dan pengguanaan alat elektronik

dalam mencatat sistem akuntansi.

5 Verifikasi Independen

Prosedur verifikasi (verification procedure) adalah pemeriksaan independen

terhadap sistem akuntansi untuk mendeteksi kesalahan dan kesalahan

penyajian (Hall Singleton, 2007: 40).

Keempat aktivitas pengendalian sebelumnya memerlukan pengecekan atau

verifikasi intern secara terus-menerus untuk memantau efektivitas

pelaksanaannya.

2.1.2.3 Tujuan Pengendalian Internal Persediaan Barang Dagang

Secara umum telah disebutkan bahwa tujuan pengendalian internal dalam

suatu perusahaan adalah untuk memberikan kepastian yang layak kepada

manajemen bahwa tujuan tertentu dari perusahaan akan tercapai. Menurut Arrens,

dkk (2003: 272), tujuan pengendalian internal persediaan barang dagang adalah:

1. Transaksi benar terjadi dilaksanakan (eksistensi). Menyatakan bahwa

transaksi yang dicatat adalah transaksi yang benar-benar terjadi dalam

perusahaan.

2. Transaksi yang terjadi diidentifikasikan dan dicatat secara lengkap

(kelengkapan). Menyatakan bahwa transaksi telah dicatat dengan lengkap

sehingga mencegah penghilangan transaksi dari catatan.

Page 24: jurnalrizaleffendi.files.wordpress.com  · Web viewANALISIS PENGENDALIAN INTERN ATAS PERSEDIAAN BARANG DAGANG PADA PT. JAYA MASAWAN PUTERA SEJAHTERA. PALEMBANG. Oleh : TITI SUELMI,

3. Transaksi yang terjadi telah dicatat dengan benar, tujuan dengan benar

(akurasi). Menyatakan bahwa transaksi telah dicatat dengan benar, tujuan

ini menyangkut keakuratan informasi untuk transaksi akuntansi.

4. Transaksi yang terjadi diklasifikasikan dengan benar (klasifikasi).

Menyatakan bahwa transaksi yang telah terjadi, diklasifikasikan pada

perkiraan yang benar.

5. Transaksi yang terjadi dicatat pada saat yang tepat (ketepatan waktu).

Menyatakan bahwa transaksi dicatat pada waktu yang tepat, sehingga

laporan keuangan yang dihasilkan benar-benar bermanfaat. Transaksi

dimasukkan ke dalam catatan tambahan dan diikhtisarkan dengan benar

(posting dan pengikhtisaran). Menyatakan bahwa setiap transaksi yang

terjadi di dalam perusahaan dicatat dengan tepat ke dalam catatan

tambahan dan diikhtisarkan dengan benar.

Menurut Warren (2006:236) tujuan pengendalian intern itu adalah:

a. Aktiva dilindungi dan digunakan untuk pencapaian tujuan usaha

b. Informasi bisnis akurat

c. Karyawan memenuhi peraturan dan ketentuan

Menurut pengertian diatas berikut penjelasan dari ketiga pengendalian

intern tersebut, yaitu:

a. Aktiva dilindungi dan digunakan untuk pencapaian tujuan usaha

Pengendalian intern dapat melindungi aktiva dari pencurian, penggelapan,

penyalahgunaan atau penempatan aktiva pada lokasi yang tidak tepat.

b. Informasi bisnis akurat

Informasi yang akurat diperlukan demi keberhasilan usaha. Penjagaan

aktiva dan informasi yang akurat sering berjalan seiringan. Sebabnya

adalah karena karyawan yang ingin menggelapkan aktiva juga perlu

menutupi penipuan tersebut dengan menyesuaikan catatan akuntansi.

c. Karyawan memenuhi peraturan dan ketentuan

Page 25: jurnalrizaleffendi.files.wordpress.com  · Web viewANALISIS PENGENDALIAN INTERN ATAS PERSEDIAAN BARANG DAGANG PADA PT. JAYA MASAWAN PUTERA SEJAHTERA. PALEMBANG. Oleh : TITI SUELMI,

Perusahaan memenuhi perundang-undangan dan peraturan yang berlaku

serta standar pelaporan keuangan.

2.1.3 Pengertian Persediaan dan Jenis-Jenis Persediaan

2.1.3.1 Pengertian Persediaan

Pada setiap tingkat perusahaan, baik perusahaan kecil, menengah maupun

perusahaan besar, persediaan sangat penting bagi kelangsungan hidup perusahaan.

Perusahaan harus dapat memperkirakan jumlah persediaan yang dimilikinya.

Persediaan yang dimiliki oleh perusahaan tidak boleh terlalu banyak dan juga

tidak boleh terlalu sedikit karena akan mempengaruhi biaya yang akan

dikeluarkan untuk perusahaan tersebut.

Persediaan adalah barang-barang yang disimpan untuk dijual pada masa

atau periode yang akan datang. Persediaan barang menunjukkan barang-barang

yang dimiliki oleh suatu perusahaan. Persediaan dapat mengambil berbagai

bentuk yang tergantung pada jenis usaha yang diketahui oleh perusahaan yang

bersangkutan untuk usaha perdagangan, khususnya pendistribusian barang,

persediaan barang terpenting adalah stock barang. Tanpa adanya persediaan, para

pengusaha akan dihadapkan pada resiko bahwa perusahaannya pada suatu waktu

tidak dapat memenuhi keinginan pelanggan yang memerlukan atau meminta

barang atau jasa.

Menurut Ikatan Akuntansi Indonesia (2011: 319) persediaan adalah asset:

a. Yang tersedia untuk dijual dalam kegiatan usaha normal

b. Dalam proses produksi dan atau dalam perjalanan

c. Dalam bentuk bahan atau perlengkapan (supplies) untuk digunakan dalam

proses atau pemberian jasa

Menurut Stice dan Skousen (2009: 571), “Persediaan adalah istilah yang

diberikan untuk aktiva yang akan dijual dalam kegiatan normal perusahaan atau

aktiva yang dimasukkan secara langsung atau tidak langsung ke dalam barang

yang akan diproduksi dan kemudian dijual”.

Page 26: jurnalrizaleffendi.files.wordpress.com  · Web viewANALISIS PENGENDALIAN INTERN ATAS PERSEDIAAN BARANG DAGANG PADA PT. JAYA MASAWAN PUTERA SEJAHTERA. PALEMBANG. Oleh : TITI SUELMI,

Menurut Prasetyo (2006: 65), “Persediaan adalah suatu aktiva yang meliputi

barang-barang milik perusahaan dengan maksud untuk dijual dalam satu periode

usaha yang normal, termasuk barang dalam pengerjaan atau proses produksi

menunggu masa penggunaannya pada proses produksi”.

Menurut Warren Reeve (2005: 452), “Persediaan didefenisikan sebagai aktiva

yang tersedia untuk dijual dalam kegiatan usaha normal dalam proses produksi

atau yang dalam perjalanan dalam bentuk bahan baku atau perlengkapan

(supplies) untuk digunakan dalam proses produksi atau pemberian jasa”.

Dapat disimpulkan bahwa persediaan merupakan suatu istilah yang

menunjukkan segala sesuatu dari sumber daya yang ada dalam suatu proses yang

bertujuan untuk mengantisipasi terhadap segala kemungkinan yang terjadi baik

karena adanya permintaan maupun ada masalah lain.

Perusahaan bisa saja menyimpan persediaan sebelum dijual di dalam sebuah

gudang yang sering berlaku untuk pedagang-pedagang besar seperti retail yang

perputaran persediannya cukup tinggi dan beragam untuk mengantisipasi

penjualan supaya tidak terjadi kekurangan persediaan.

Setiap perusahaan dagang atau manufaktur sepakat bahwa persediaan

memiliki fungsi yang sangat membantu dalam setiap kegiatan usaha, seperti yang

dijelaskan sebelumnya bahwa persediaan merupakan suatu hal vital dalam suatu

perusahaan.

Persediaan memiliki beberapa fungsi penting bagi perusahaan, yaitu:

a. Agar dapat memenuhi permintaan yang diantisipasi akan terjadi

b. Untuk menyeimbangkan produksi dengan distribusi

c. Untuk memperoleh keuntungan dari potongan kuantitas, karena membeli

dalam jumlah yang banyak ada diskon

d. Untuk hedging dari inflasi dan perubahan harga

e. Untuk menghindari kekurangan persediaan yang dapat terjadi karena

cuaca, kekurangan pasokan, mutu, dan ketidaktepatan pengiriman barang

Page 27: jurnalrizaleffendi.files.wordpress.com  · Web viewANALISIS PENGENDALIAN INTERN ATAS PERSEDIAAN BARANG DAGANG PADA PT. JAYA MASAWAN PUTERA SEJAHTERA. PALEMBANG. Oleh : TITI SUELMI,

f. Untuk menjaga kelangsungan operasi dengan cara persediaan dalam

proses

Menurut Freddy Rangkuti (2004: 15) “mengungkapkan bahwa persediaan

memiliki tiga fungsi yaitu:

1. Fungsi Decoupling

2. Fungsi Economic Lot Sizing

3. Fungsi antisipasi”

Adapun uraian dari pernyataan di atas adalah sebagai berikut:

Ad. 1 Fungsi Decoupling

Adalah persediaan yang memungkinkan perusahaan dapat memenuhi

permintaan pelanggan tanpa tergantung pada supplier. Persediaan bahan

pengadaannya dalam hal kuantitas dan waktu pengiriman.

Ad.2 Fungsi economic lot sizing

Persediaan ini perlu mempertimbangkan penghematan atau potongan

pembelian dan biaya pengangkutan per unit menjadi lebih murah. Hal ini

disebabkan perusahaan melakukan pembelian dalam kuantitas yang lebih

besar dibandingkan biaya yang timbul karena besarnya persediaan (biaya

sewa gudang, investasi, risiko dan lain sebagainya).

Ad. 3 Fungsi antisipasi

Apabila perusahaan menghadapi fluktuasi permintaan yang dapat

diperkirakan dan diramalkan berdasarkan pengalaman atau data-data masa

lalu yaitu permintaan musiman. Dalam hal ini perusahaan dapat

mengadakan persediaan musiman (seasonal inventories). Di samping itu,

perusahaan juga sering menghadapi ketidakpastian jika waktu pengiriman

dan permintaan barang-barang selama periode tertentu. Dalam hal ini

Page 28: jurnalrizaleffendi.files.wordpress.com  · Web viewANALISIS PENGENDALIAN INTERN ATAS PERSEDIAAN BARANG DAGANG PADA PT. JAYA MASAWAN PUTERA SEJAHTERA. PALEMBANG. Oleh : TITI SUELMI,

perusahaan memerlukan persediaan ekstra yang disebut persediaan

pengaman (safety stock).

Biaya persediaan terdiri dari seluruh pengeluaran, baik yang langsung

maupun yang tidak langsung, yang berhubungan dengan pembelian,

persiapan, dan penempatan persediaan untuk dijual. Biaya persediaan bahan

baku atau barang yang diperoleh untuk dijual kembali, biaya termasuk harga

pembelian, pengiriman, penerimaan, penyimpanan dan seluruh biaya yang

terjadi sampai barang siap untuk dijual.

Masalah penentuan besarnya persediaan sangatlah penting bagi perusahaan,

karena persediaan memiliki efek langsung terhadap keuntungan perusahaan.

Kesalahan dalam menentukan besarnya investasi (yang ditanamkan) dalam

persediaan akan menekan keuntungan perusahaan.

2.1.3.2 Jenis-Jenis Persediaan

Dalam sebuah perusahaan dagang, persediaan terdiri dari berbagai macam

dan jenis, dimana barang-barang yang dibeli dengan tujuan akan dijual kembali.

Dalam perusahaan, persediaan merupakan asset yang sangat penting bagi

kelancaran aktivitas ekonomi perusahaan.

Jenis-jenis persediaan akan berbeda sesuai dengan bidang atau kegiatan

normal usaha perusahaan tersebut. Berdasarkan bidang usaha perusahaan dapat

terbentuk perusahaan industri (manufacture), perusahaan dagang, ataupun

perusahaan jasa. Untuk perusahaan industri maka jenis persediaan yang dimiliki

adalah persediaan bahan baku (raw material), barang dalam proses (work in

process), persediaan barang jadi (finished goods), serta bahan pembantu yang

akan digunakan dalam proses produksi. Dalam perusahaan dagang, persediaannya

hanya satu yaitu barang dagang.

Freddy Rangkuti (2007: 14) mengungkapkan untuk dapat memahami

perbedaan serta keberadaan dari tiap-tiap jenis persediaan tersebut maka dapat

dilihat dari penggolongan persediaan secara garis besar yaitu:

Page 29: jurnalrizaleffendi.files.wordpress.com  · Web viewANALISIS PENGENDALIAN INTERN ATAS PERSEDIAAN BARANG DAGANG PADA PT. JAYA MASAWAN PUTERA SEJAHTERA. PALEMBANG. Oleh : TITI SUELMI,

1. Persediaan bahan baku (raw material)

2. Barang dalam proses (goods in process)

3. Barang jadi (finished goods)

Adapun penjelasan dari uraian di atas adalah sebagai berikut:

Ad. 1 Persediaan bahan baku (raw material)

Merupakan barang-barang yang diperoleh untuk digunakan dalam proses

produksi. Beberapa bahan baku diperoleh dari sumber-sumber alam. Akan

tetapi lebih sering bahan baku diperoleh dari perusahaan lain yang

merupakan bahan baku dari perusahaan lain yang merupakan produkakhir

pemasok bahan baku. Sebagai contoh kertas cetak merupakan bahan baku

dari perusahaan percetakan. Meskipun istilah bahan baku dapat digunakan

secara luas untuk mencukupi seluruh bahan baku yang digunakan dalam

produksi, namun sebutan ini sering kali dibatasi untuk barang-barang yang

secara fisik dimasukkan dalam produk yang dihasilkan. Istilah bahan

penolong atau pembantu (factory supplies) digunakan untuk menyebut

bahan tambahan yaitu bahan baku yang diperlukan dalam proses produksi

tetapi tidak secara langsung dimasukkan dalam produk.

Ad. 2 Barang dalam proses (goods in process)

Barang dalam proses yang juga disebutkan pekerjaan dalam proses (work in

process) terdiri dari bahan baku yang sebagian telah diproses dan perlu

dikerjakan lebih lanjut sebelum dijual.

Ad. 3 Barang jadi (finished goods)

Merupakan produk atau barang yang telah selesai diproduksi dan menjadi

persediaan perusahaan untuk dijual.

Untuk persediaan barang setelah jadi atau barang jadi harus dipahami bahwa

mungkin saja barang setengah jadi bagi suatu perusahaan merupakan barang

jadi bagi perusahaan lain karena proses produksi bagi perusahaan tersebut

Page 30: jurnalrizaleffendi.files.wordpress.com  · Web viewANALISIS PENGENDALIAN INTERN ATAS PERSEDIAAN BARANG DAGANG PADA PT. JAYA MASAWAN PUTERA SEJAHTERA. PALEMBANG. Oleh : TITI SUELMI,

hanya sampai disitu. Namun dapat saja terjadi barang setengah jadi atau

barang jadi bagi suatu perusahaan merupakan bahan baku bagi perusahaan

lainnya. Jadi, untuk menentukan apakah persediaan tersebut merupakan

bahan baku barang setengah jadi, ataupun barang jadi bagi perusahaan.

Harus dilihat apakah persediaan tersebut sebagai input atau output dari

perusahaan atau hasil dari bagian yang mana dari proses perusahaan

tersebut.

Dari penjelasan diatas dapat disimpulkan bahwa persediaan barang dagang

tidak berhubungan dengan tingkat penyelesaian seperti pada perusahaan industri,

sebab persediaan barang dagang dapat berupa persediaan bahan baku, barang

setengah jadi, ataupun barang jadi.

2.1.3.3 Sistem Pencatatan Persediaan

Metode pencatatan persediaan ada dua, yaitu metode perpetual dan metode

periodik. Metode perpetual disebut juga metode buku, karena setiap jenis

persediaan mempunyai kartu persediaan, sedangkan metode periodic disebut juga

metode fisik. Dikatakan demikian karena pada akhir periode dihitung fisik barang

untuk mengetahui persediaan akhir yang nantinya akan disebut jurnal

penyesuaian.

Menurut Stice dan Skousen (2009: 667), “Ada bebrapa macam metode

penilaian persediaan yang umum digunakan, yaitu: identifikasi khusus, biaya rata-

rata (average), masuk pertama, keluar pertama (FIFO), masuk terakhir, keluar

pertama (LIFO)”.

a. Identifikasi Khusus

b. Metode Biaya Rata-Rata (Average)

c. Metode Masuk Pertama, Keluar Pertama (FIFO)

d. Metode Masuk Terakhir, Keluar Pertama (LIFO)

Adapun uraian dari pernyataan di atas adalah sebagai berikut:

Ad. a Identifikasi Khusus

Page 31: jurnalrizaleffendi.files.wordpress.com  · Web viewANALISIS PENGENDALIAN INTERN ATAS PERSEDIAAN BARANG DAGANG PADA PT. JAYA MASAWAN PUTERA SEJAHTERA. PALEMBANG. Oleh : TITI SUELMI,

Pada metode ini, biaya dapt dialokasikan ke barang yang terjual selama

periode berjalan dan ke barang yang ada di tangan pada akhir periode

berdasarkan biaya aktual dari unit tersebut. Metode ini diperlukan untuk

mengidentifikasi biaya historis dari unit persediaan.

Dengan identifikasi khusus, arus biaya yang dicatat disesuaikan dengan arus

fisik barang.

Ad. b Metode Biaya Rata-Rata (Average)

Metode ini membebankan biaya rata-rata yang sama ke setiap unit. Metode

ini didasarkan pada asumsi bahwa barang yang terjual seharusnya

dibebankan dengan biaya rata-rata, yaitu rata-rata tertimbang dari jumlah

unit yang dibeli pada tiap harga. Metode rata-rata mengutamakan yang

mudah terjangkau untuk dilayani, tidak peduli apakah barang tersebut

masuk pertama atau masuk terakhir.

Ad. c Metode Masuk Pertama, Keluar Pertama (FIFO)

Metode ini didasarkan pada asumsi bahwa unit yang terjual adalah unit

yang terlebih dahulu masuk. FIFO dapat dianggap sebagai sebuah

pendekatan yang logis dan realistis terhadap arus biaya ketika penggunaan

metode identifikasi khusus adalah tidak memungkinkan atau tidak praktis.

FIFO mengasumsikan bahwa arus biaya yang mendekati paralel dengan

arus fisik dari barang yang terjual. Beban dikenakan pada biaya yang

dinilai melekat pada barang yang terjual.

Ad. d Metode Masuk Terakhir, Keluar Pertama (LIFO)

Metode ini didasarkan pada asumsi bahwa barang yang paling barulah yang

terjual. Metode LIFO sering dikritik secara teoritis tetapi metode ini adalah

metode yang paling baik dalam pengaitan biaya persediaan dengan

pendapatan. Apabila metode LIFO digunakan selama periode inflasi atau

Page 32: jurnalrizaleffendi.files.wordpress.com  · Web viewANALISIS PENGENDALIAN INTERN ATAS PERSEDIAAN BARANG DAGANG PADA PT. JAYA MASAWAN PUTERA SEJAHTERA. PALEMBANG. Oleh : TITI SUELMI,

harga naik, LIFO akan menghasilkan harga pokok yang lebih tinggi, jumlah

laba kotor yang lebih rendah dan nilai persediaan akhir yang lebih rendah.

Dengan demikian, LIFO cenderung memberikan pengaruh yang stabil

terhadap margin laba kotor, karena pada saat terjadi kenaikan harga LIFO

mengaitkan biaya yang tinggi saat ini dalam perolehan barang-barang

dengan harga jual yang meningkat, dengan menggunakan LIFO, persediaan

dilaporkan dengan menggunakan biaya dari pembelian awal, jika LIFO

digunakan dalam waktu yang lama, maka perbedaan antara nilai persediaan

saat ini dengan biaya LIFO akan semakin besar.

1.3 Kerangka Berpikir

PT. Jaya Masawan Putera Sejahtera Palembang bergerak dalam bidang

retail, pada persediaan barang dagang, harus mendapat penanganan yang

baikdalam hal pengendalian. Baik buruknya penanganan terhadap persediaan

barang dagang tersebut tercermin dengan adanya sistem pengendalian internal,

apabila sistem pengendalian internal lemah maka kemungkinan kesalahan dan

penyalahgunaan khususnya dalam persediaan barang dagang akan lebih besar.

Pada umumnya perusahaan bertujuan untuk menghasilkan laba agar dapat

mempertahankan kelangsungan hidup dan pertumbuhan perusahaan. Oleh karena

itu perusahaan dipacu untuk dapat mengendalikan jalannya aktivitas perusahaan

dan melindungi harta perusahaan dari faktor-faktor penyimpangan dan hal-hal

yang dapat merugikan perusahaan.

Pengendalian intern hanya merupakan alat bantu untuk manajemen dalam

mengendalikan perusahaan yang dipimpinnya. Setiap perusahaan harus

mempunyai suatu pengendalian intern yang memadai. Tujuan pengendalian intern

hanya dapat tercapai apabila semua prosedur, metode dan cara yang menjadi

unsur dari pengendalian intern tersebut benar-benar berjalan.

Untuk mencapai tujuan tersebut dibutuhkan suatu pengawasan serta

pengendalian yang terus menerus dimulai dari tahap perencanaan, pelaksanaan

Page 33: jurnalrizaleffendi.files.wordpress.com  · Web viewANALISIS PENGENDALIAN INTERN ATAS PERSEDIAAN BARANG DAGANG PADA PT. JAYA MASAWAN PUTERA SEJAHTERA. PALEMBANG. Oleh : TITI SUELMI,

PT.Jaya Masawan Putra Sejahtera

dan evaluasi. Dengan adanya pengendalian intern diharapkan dapat memperkecil

bahkan mencegah kemungkinan terjadinya penyelewengan dan penyimpangan

sehingga hal-hal yang tidak diinginkan dapat teratasi dan terantisipasi dengan

baik.

Disetiap perusahaan persediaan merupakan modal kerja atau investasi

yang sangat penting, karena secara langsung akan berpengaruh terhadap hasil

yang akan dicapai perusahaan. Adanya investasi yang terlalu besar dalam

persediaan, bila dibandingkan dengan kemampuan menjual yang rendah dari

perusahaan akan mengakibatkan penumpukan persediaan, sehingga akan

memperbesar biaya penyimpanan dan pemeliharaan serta kemungkinan kerugian

karena adanya kerusakan dan keusangan sehingga memperkecil keuntungan bagi

perusahaan.

Berdasarkan uraian diatas penulis dapat menyajikan skema kerangka

pemikiran yang berkaitan dengan penelitian ini sebagai berikut:

Gambar 2.1

Kerangka Berpikir

Pengendalian Internal

Penaksiran Resiko

PemantauanLingkungan Pengendalian

Aktivitas Pengendalian

Informasi dan

Komunikasi

Persediaan Barang Dagang

Page 34: jurnalrizaleffendi.files.wordpress.com  · Web viewANALISIS PENGENDALIAN INTERN ATAS PERSEDIAAN BARANG DAGANG PADA PT. JAYA MASAWAN PUTERA SEJAHTERA. PALEMBANG. Oleh : TITI SUELMI,

BAB III

METODE PENELITIAN

3.1. Tempat dan Waktu

Tempat penelitian ini dilakukan di PT Jaya Masawan Putera Sejahtera

Palembang yang beralamat di Jl. Mangkunegara Kenten. Penelitian ini dilakukan

selama kurang lebih 6 (enam) bulan sejak bulan Mei 2017 sampai dengan bulan

Oktober 2017.

3.2 Sumber dan Teknik Pengumpulan Data

3.2.1 Sumber Data

Menurut “Husein Umar (2008: 41) menyatakan bahwa, sumber data terdiri

dari dua yaitu data primer dan sekunder. Data primer merupakan data yang

didapat dari sumber pertama baik dari individu atau perorangan seperti hasil dari

wawancara atau hasil pengisian kusioner yang biasa dilakukan oleh peneliti.

Sedangkan data sekunder merupakan data primer yang telah diolah lebih lanjut

Analisis dan Evaluasi

Efektif / Tidak Efektif

Page 35: jurnalrizaleffendi.files.wordpress.com  · Web viewANALISIS PENGENDALIAN INTERN ATAS PERSEDIAAN BARANG DAGANG PADA PT. JAYA MASAWAN PUTERA SEJAHTERA. PALEMBANG. Oleh : TITI SUELMI,

dan disajikan baik oleh pihak pengumpulan data primer atau oleh pihak lain

misalnya dalam bentuk tabel-tabel atau diagram-diagram”.

Data-data yang digunakan dalam penelitian ini adalah:

1. Data Primer

2. Data Sekunder

Adapun penjelasan uraian diatas adalah sebagai berikut:

Ad. 1 Data Primer

Yaitu data yang diperoleh secara langsung dari sumber data atau responden

dengan mengadakan penelitian ke instansi sesuai dengan permasalahan yang

diteliti sehingga memperoleh informasi yang jelas mengenai perusahaan

tersebut dengan masalah yang diteliti pada PT. JMPS Palembang.

Ad. 2 Data Sekunder

Yaitu data yang diperoleh dan dikumpulkan dari sumber-sumber yang telah

ada. Dalam penelitian ini penulis mengumpulkan data melalui dokumen

yang diterbitkan oleh perusahaan yang berhubungan dengan masalah yang

sedang dianalisis.

3.2.2 Teknik Pengumpulan Data

Teknik yang digunakan dalam pengumpulan data menurut Edizal (2013: 15-

16) untuk memperoleh kelengkapan data yang diperlukan dalam

penyusunan proposal. Metode pengumpulan data antara lain adalah sebagai

berikut:

1. Teknik Observasi, yaitu mengadakan pengamatan langsung pada dokumen

dan aktivitas yang berhubungan dengan pemberian kredit pada perbankan

syariah.

Page 36: jurnalrizaleffendi.files.wordpress.com  · Web viewANALISIS PENGENDALIAN INTERN ATAS PERSEDIAAN BARANG DAGANG PADA PT. JAYA MASAWAN PUTERA SEJAHTERA. PALEMBANG. Oleh : TITI SUELMI,

2. Teknik Wawancara, yaitu dengan melakukan wawancara langsung kepada

beberapa karyawan untuk mendapatkan informasi tambahan mengenai PT.

Jaya Masawan Putera Sejahtera Palembang.

3. Teknik Dokumentasi, yaitu dengan meneliti bahan-bahan tulisan

perusahaan dan dokumen perusahaan yang berhubungan dengan

penelitian.

Dalam penelitian ini penulis menggunakan teknik pengumpulan data

observasi, wawancara dan dokumentasi. Wawancara dilakukan dengan

mengadakan tanya jawab kepada pimpinan dan karyawan perusahaan (PT. Jaya

Masawan Putera Sejahtera Palembang). Dokumentasi dilakukan dengan cara

mencatat seluruh struktur organisasi perusahaan.

3.3 Populasi, Sampel dan Sampling

3.3.1 Populasi

Menurut Sugiyono (2010 :117) “Populasi adalah wilayah generalisasi yang

terdiri atas objek atau subjek yang mempunyai kualitas dan karakteristik tertentu

yang ditetapkan oleh peneliti untuk mempelajari dan kemudian ditarik

kesimpulannya”.

Dalam penelitian ini populasi yang dipilih adalah data persediaan barang

dagang yang dilakukan PT. Jaya Masawan Putera Sejahtera Palembang mulai dari

berdirinya perusahaan sampai dengan tahun 2016.

3.3.2 Sampel

Sampel adalah sebagian atau wakil populasi yang diteliti. Menunjukkan

bahwa sampel merupakan sebagian dari populasi yang memiliki sifat atau

karakterisik dari populasi tersebut (Arikunto, 2010:174).

Bila populasi besar dan penelitian tidak mungkin mempelajari semua yang

ada pada populasi, misalnya karena keterbatasan dana, tenaga, dan waktu, maka

Page 37: jurnalrizaleffendi.files.wordpress.com  · Web viewANALISIS PENGENDALIAN INTERN ATAS PERSEDIAAN BARANG DAGANG PADA PT. JAYA MASAWAN PUTERA SEJAHTERA. PALEMBANG. Oleh : TITI SUELMI,

peneliti dapat menggunakan sampel yang diambil dari populasi tersebut

(Sugiyono, 2009 : 116).

Dalam penelitian ini sampelnya adalah di persediaan barang dagang pada

PT. Jaya Masawan Putera Sejahtera Palembang tahun 2016.

1.3.3 Sampling

Sampling adalah teknik tertentu yang digunakan oleh peneliti untuk

mengambil sampel dan populasi. Metode penarikan sampel yang

digunakan adalah purposive sampling. Menurut Sugiyono (2008: 18)

“Purposive sampling yaitu teknik pengambilan sampel sumber data

dengan pertimbangan tertentu yakni sumber data dianggap paling tahu

tentang apa yang diharapkan sehingga mempermudah peneliti menjelajahi

obyek yang sedang diteliti”.

3.4 Rancangan Penelitian

Menurut buku Pedoman Penulisan Penelitian dan Laporan Akhir Fakultas

Ekonomi Tridinanti rancangan penelitian adalah rekayasa operasional bagaimana

sebuah penelitian akan dilaksanakan dalam rangka meminimalkan unsur

kekeliruan. Rancangan penelitian yang dilakukan dalam penelitian ini adalah

menggunakan deskriptif komparatif yaitu suatu metode yang memfokuskan sifat

objek yang diteliti dengan cara mengadakan perbandingan antara teori dengan

kenyataan yang ada. Sedangkan pendekatan yang sudah digunakan adalah “cross

sectional yaitu pengambilan data pada suatu waktu tertentu, dimana data tersebut

dapat menggambarkan pada waktu tertentu”.

3.5 Variabel dan Defenisi Operasional

Dalam penelitian ini variabelnya adalah Pengendalian Internal. Agar tidak

terjadi kekeliruan dan kesalahan dalam penafsiran konsep variabel-variabel dalam

suatu penelitian perlu diberikan suatu batasan atau defenisi.

Tabel 3.1

Page 38: jurnalrizaleffendi.files.wordpress.com  · Web viewANALISIS PENGENDALIAN INTERN ATAS PERSEDIAAN BARANG DAGANG PADA PT. JAYA MASAWAN PUTERA SEJAHTERA. PALEMBANG. Oleh : TITI SUELMI,

Variabel dan Defenisi Operasional

No. Variabel Defenisi Operasional Indikator

1 Pengendalian Intern

Pengendalian intern adalah suatu yang dijlankan oleh komisaris, manajemen dan personel lain entitas yang didesain untuk memberikan keyakinan memadai tentang pencapaian keandalan, pelaporan keuangan, efektivitas dan efisiensi operasi dan kepatuhan terhadap hukum dan peraturan yang berlaku. IAPI (2011: 319. 2)

1. Lingkungan pengendalian2. Penaksiran resiko3. Aktivitas pengendalian4. Informasi dan komunikasi5. Pemantauan

2 Persediaan Barang Dagang

Persediaan didefenisikan sebagai aktiva yang tersedia untuk dijual dalam kegiatan usaha normal dalam proses produksi atau yang dalam perjalanan dalam bentuk bahan atau perlengkapan (supplies) untuk digunakan dalam proses produksi atau pemberian jasa. Warren Reeve (2005: 452)

1. Membandingkan persediaan dan penjualan

2. Perhitungan kecukupan persediaan

3.6 Instrumen Penelitian

Page 39: jurnalrizaleffendi.files.wordpress.com  · Web viewANALISIS PENGENDALIAN INTERN ATAS PERSEDIAAN BARANG DAGANG PADA PT. JAYA MASAWAN PUTERA SEJAHTERA. PALEMBANG. Oleh : TITI SUELMI,

Menurut Sugiyono (2008: 97) “Instrumen penelitian adalah suatu alat yang

digunakan untuk mengukur fenomena alam maupun sosial yang diamati”.

Dalam penelitian ini penulis menggunakan instrumen penelitian dengan

menganalisa buku-buku, dokumentasi, dan catatan-catatan perusahaan yang

berhubungan dengan penelitian ini pada PT. Jaya Masawan Putera Sejahtera

Palembang.

3.7 Teknik Analisa

Teknik analisis adalah perangkat statistik baik deskriptif maupun

inferensial yang digunakan sebagai alat bantu bagi peneliti untuk mengambil

kesimpulan atas sejumlah data penelitian yang telah terkumpul. Menurut Husein

Umar (2007: 65) untuk menafsirkan dan menganalisis data dapat digunakan dua

metode analisis, yaitu:

1. Metode Analisis Kuantitatif

2. Metode Analisis Kualitatif

Adapun penjelasan dari dua metode analisis diatas adalah sebagai berikut:

Ad. 1 Metode Analisis Kuantitatif

Adalah analisa yang dilakukan terhadap data dalam bentuk angka untuk

menerapkan suatu penjelasan dari angka-angka tersebut.

Ad. 2 Metode Analisis Kualitatif

Adalah metode menganalisis data yang bukan berupa angka-angka atau

data yang berbentuk penjelasan yang tidak dapat dinyatakan dalam bentuk

angka-angka.

Adapun teknik analisis yang peneliti gunakan dalam penelitian mengenai

Analisis Persediaan Barang Dagang pada PT. JMPS Palembang adalah teknik

analisis kualitatif, yaitu dinyatakan bukan berupa angka melainkan bentuk

Page 40: jurnalrizaleffendi.files.wordpress.com  · Web viewANALISIS PENGENDALIAN INTERN ATAS PERSEDIAAN BARANG DAGANG PADA PT. JAYA MASAWAN PUTERA SEJAHTERA. PALEMBANG. Oleh : TITI SUELMI,

informasi dan uraian penjelasan deskriptif atau menggambarkan pengendalian

atau kebijakan perusahaan terhadap suatu aktivitas yang terjadi pada perusahaan

tersebut.

BAB IV

HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

4.1 Hasil Penelitian

4.1.1 Sejarah Singkat Perusahaan

PT. Jaya Masawan Putera Sejahtera merupakan salah satu perusahaan

retail yang berkembang di kota Palembang yang hingga saat ini memiliki tujuh

outlet yang tersebar di kota Palembang dan beberapa outlet yang ada di luar kota

Palembang. Perusahaan retail yang berkembang sejak tahun 1978 ini didirikan

oleh Bapak Yusuf Masawan beserta istri, Ibu Junlia Susanti yang diawali dengan

usaha di bidang konveksi, tetapi berkat kerja keras dan kegigihan mereka toko

Page 41: jurnalrizaleffendi.files.wordpress.com  · Web viewANALISIS PENGENDALIAN INTERN ATAS PERSEDIAAN BARANG DAGANG PADA PT. JAYA MASAWAN PUTERA SEJAHTERA. PALEMBANG. Oleh : TITI SUELMI,

konveksi berubah menjadi perusahaan retail yang berkembang, adapun sejarah

perjalanan PT. Jaya Masawan Putera Sejahtera sebagai berikut:

Pada tahun 1978 PT. Jaya Masawan Putera Sejahtera atau JM Group

diawali dengan berdirinya toko konveksi yakni Toko Puncak pada tahun 1978

yang berlokasi penjualan di Lorong Basah No.77. Toko ini berdiri dengan kokoh

selama kurang lebih sepuluh tahun. Namun pada akhirnya tahun 1988 tidak

diteruskan karena habis masa kontraknya.

Tahun 1983, selang lima tahun sejak pembukaan toko pertamanya Bapak

Yusuf Masawan mendirikan suatu toko yakni JM Fashion Shop yang terletak di

Beringin Janggut II tepatnya pada 8 April 1983 dan bertahan hingga tahun 1988

karena tidak diteruskan lagi masa kontraknya.

Tahun 1984 : di Dika Shoping Center berdiri lagi satu toko bernama Ratu

Fashion pada 8 April 1984 dan bertahan hingga tahun 1988 karena mengalami

musibah kebakaran sehingga tidak lagi beroperasi.

Di tahun 1985 dengan konsep yang sama pada 8 April 1985 berdiri lagi

satu pusat perbelanjaan di Makmur Shoping Center yang bernama President

Dept. Store tetapi karena musibah kebakaran pada tahun 1988 akhirnya toko ini

ditutup.

Pada tahun 1986 : menghadirkan konsep yang berbeda dengan sebelumnya

Bapak Yusuf Masawan mendirikan outlet terbesarnya yang memakan waktu dua

tahun untuk pembangunannya sejak tahun 1986 peletakan batu pertama untuk

gedung pertama yang dibangun hingga tahun 1988 tepatnya tanggal 3 April outlet

ini dibuka dengan nama JM Plaza. Seiring berjalannya waktu dan karena

perkembangan zaman akhirnya JM Plaza berganti nama menjadi Pasaraya JM dan

berdiri kokoh hingga kini serta menjadi toko pusat untuk JM Group.

Pada April 1989 didirikan satu outlet lagi bernama Pasaraya Bandung

yang berlokasi penjualan di Jalan TP. Rustam Effendi No. 30. Walaupun masih

berdiri dengan kokoh hingga saat ini, tetapi pada tahun 1988 outlet Pasaraya

Page 42: jurnalrizaleffendi.files.wordpress.com  · Web viewANALISIS PENGENDALIAN INTERN ATAS PERSEDIAAN BARANG DAGANG PADA PT. JAYA MASAWAN PUTERA SEJAHTERA. PALEMBANG. Oleh : TITI SUELMI,

Bandung pernah mengalami musibah kebakaran, meskipun pada akhirnya saat

memasuki tahun 2000 Pasaraya Bandung dibuka kembali untuk umum.

Tahun 1991, berselang dua tahun kemudian di wilayah seberang ulu 1

berdiri oulet yang bernama Ampera Dept. Store tetapi outlet yang merambah

konsumen di kawasan seberang ulu ini mengalami musibah kebakaran pada tahun

1998 dan harus ditutup untuk umum.

Tahun 1993 didirikanlah outlet yang bernama Toserba Gaya Baru, yang

letaknya tidak jauh dari Pasaraya Bandung yakni di jalan TP. Rustam Effendi No.

38 dan berdiri hingga saat ini.

Pada tahun 1996 : mencoba berekspansi ke luar kota Palembang PT. Jaya

Masawan Putera Sejahtera membuka outlet baru di kota Jakarta tepatnya di Mega

Mall Pluit yang bernama JM Mega Mall, usaha ini hanya bertahan selama 1 tahun

karena pada tahun 1997 JM Mega Mall ditutup.

Pada tahun 1997, meskipun di tahun ini outlet JM Mega Mall ditutup, pada

tahun yang sama dibuka outlet yang baru yaitu JM Store Pulau Mas pada tanggal

12 Juli 1997 yang berlokasi penjualan di Pulau Mas Shoping Center. Berdiri

selama lebih kurang 8 tahun, kemudian outlet ini juga mengalami musibah

kebakaran pada tanggal 20 Desember 2005 sehingga mengakibatkan outlet ini

harus ditutup.

Tahun 2003 : memasuki usia ke-25 tahun PT. Jaya Masawan Putera

Sejahtera semakin kokoh dengan menambah satu outlet lagi yakni JM Kenten

Supermarket dan Dept. Store yang dibuka pada tanggal 30 Oktober 2003 yang

berloaksi penjualan di Jln. MP. Mangkunegara dan bertahan hingga saat ini.

Pada tahun 2004 PT. Jaya Masawan Putera Sejahtera kembali

mengepakkan sayapnya di dunia retail dengan membuka outlet yang memiliki

nuansa yang berbeda dengan outlet-outlet sebelumnya karena ini merupakan

outlet terbesar dengan dengan menghadirkan nuansa Mall yang elegan tetapi tetap

dengan harga terjangkau dan mutu yang baik, outlet ini diberi nama Grand JM

Page 43: jurnalrizaleffendi.files.wordpress.com  · Web viewANALISIS PENGENDALIAN INTERN ATAS PERSEDIAAN BARANG DAGANG PADA PT. JAYA MASAWAN PUTERA SEJAHTERA. PALEMBANG. Oleh : TITI SUELMI,

yang diresmikan pada bulan Agustus 2004 yang berlokasi penjualan di Komplek

Mall Palembang Square Blok R No. 18 (di Jalan Angkatan 45).

Kembali di tahun 2010 tepatnya pada tanggal 28 Juli 2010, telah

diresmikan satu toko lagi yaitu JM Sukarami Supermarket dan Dept. Store. Outlet

yang terletak di KM. 8 tepatnya di Jln. Kol. H. Burlian No. 1917 Sukarami

Palembang ini diharapkan dapat membantu masyarakat wilayah Sukarami dan

sekitarnya untuk memenuhi kebutuhan akan pusat perbelanjaan yang dekat

dengan tempat tinggal mereka.

Pada tahun 2011 : Outlet yang termuda saat ini adalah JM Plaju

Supermarket dan Dept. Store beralamatkan di Jl. DI Panjaitan RT 31 Kel. 16 Kec.

Seberang Ulu Palembang, yang diresmikan oleh Bapak Walikota Palembang, Ir.

H. Eddy Santana Putra, MT pada tanggal 7 Juli 2011.

Hingga kini PT. Jaya Masawan Putera Sejahtera memiliki 7 (tujuh) outlet

yang terus berkembang dan masih menjadi penguasa retail di kota Palembang,

selain itu Bapak Yusuf Masawan juga mengembangkan dan memiliki usaha di

bidang yang sama yang saat ini berkembang di luar kota Palembang yakni di kota

Bandar Lampung dan kota Malang, Jawa Timur, perusahaan ini bernama PT.

Centerpoint Putera Sejahtera dan outletnya bernama CENTERPOINT.

4.1.2 Visi dan Misi PT. Jaya Masawan Putera Sejahtera Palembang

Dalam menjalankan roda usaha PT. Jaya Masawan Putera Sejahtera

memiliki Visi dan Misi, Budaya serta Falsafah yang selalu diterapkan sebagai

pedoaman untuk terus berkarya di bidang retail. Adapun visi dan misi budaya

serta falsafah tersebut adalah:

1. Visi

Page 44: jurnalrizaleffendi.files.wordpress.com  · Web viewANALISIS PENGENDALIAN INTERN ATAS PERSEDIAAN BARANG DAGANG PADA PT. JAYA MASAWAN PUTERA SEJAHTERA. PALEMBANG. Oleh : TITI SUELMI,

Menjadi pemimpin retail lokal dan pretail nasional dengan menyediakan

jenis produk yang lengkap, harga terjangkau dan memberikan kenyamanan

berbelanja serta pelayanan yang baik kepada konsumen.

2. Misi

Menanamkan kepada setiap karyawan tentang budaya LOJUPAS, yakni

LOYAL, JUJUR, PATUH dan SEMANGAT sebagai budaya dalam tiap pribadi

karyawan PT. Jaya Masawan Putera Sejahtera, sehingga diharapkan akan

membawa perusahaan terus eksis dan semakin berkembang dari waktu ke waktu.

4.1.3 Struktur Organisasi

Agar aktivitas perusahaan dapat berjalan dengan baik, dibutuhkan suatu

sistem kerja yang baik dan teratur yang dapat dipertanggung jawabkan

untukmencapai tujuan yang telah ditetapkan oleh perusahaan yakni struktur

organisasi.

Struktur organisasi adalah suatu susunan dan hubungan antara tiap bagian

yang ada pada perusahaan dalam menjalani hubungan operasional untuk mencapai

tujuan. Struktur organisasi mempunyai hubungan erat dengan pembagian fungsi

kerja dan tanggung jawab, sistem wewenang dan otorisasi serta mekanisme kerja

melalui pencerminan sistem koordinasi dan komunikasi, baik dalam hubungan

operatif, administratif maupun informatif dari organisasi tersebut.

PT. Jaya Masawan Putera Sejahtera memiliki struktur organisasi

berbentuk lini dan staff (line and staff org). Hal ini dapat diliat dari kriteria yang

dimiliki PT. Jaya Masawan Putera Sejahtera Palembang dengan ciri-ciri kriteria

lini dan staff yaitu bentuk perusahaan yang organisasinya besar, jumlah karyawan

banyak, koordinasi mudah dilakukan, karena ada pembagian tugas yang jelas,

displin dan moral pegawainya biasanya tinggi, karena tugas sesuai dengan

spesialisasinya, tipe organisasi garis dan staff fleksibel karena dapat ditempatkan

pada organisasi besar maupun kecil. Untuk lebih jelasnya struktur organisasi PT.

Jaya Masawan Putera Sejahtera Palembang dapat diliat pada gambar 4.1:

Page 45: jurnalrizaleffendi.files.wordpress.com  · Web viewANALISIS PENGENDALIAN INTERN ATAS PERSEDIAAN BARANG DAGANG PADA PT. JAYA MASAWAN PUTERA SEJAHTERA. PALEMBANG. Oleh : TITI SUELMI,

Gambar 4.1

Struktur Organisasi PT. Jaya Masawan Putera Sejahtera

OPEARIONAL GENERAL MANAGER

AREA MANAGER

STORE MANAGER

AST.STORE MANAGER

DANRUSPV RCV STORE

HRD SPVCHIEF

TECHNICIANCHIEF

CASHIER

Page 46: jurnalrizaleffendi.files.wordpress.com  · Web viewANALISIS PENGENDALIAN INTERN ATAS PERSEDIAAN BARANG DAGANG PADA PT. JAYA MASAWAN PUTERA SEJAHTERA. PALEMBANG. Oleh : TITI SUELMI,

4.1.4 Uraian Tugas

Uraian tugas dan tanggung jawab yang ditetapkan PT. Jaya Masawan

Putera Sejahtera adalah sebagai berikut:

a. Operational General Manager

General Manager adalah jabatan yang terbilang sangat penting dan tidak

mudah bagi orang untuk mengemban tugas sebagai General Manager,

kematangan serta talenta yang harus menjadi bagian dari jabatan ini, tak heran gaji

dan tunjangan yang diberikan sangat fantastis. Adapun tugas dan tanggung jawab

General Manager terbilang sangat beragam tergantung kebijakan dari perusahaan

tertentu, akan tetapi semua kebijakan akan berpengaruh pada kewenangan seorang

yang menduduki jabatan tersebut, tugas dan tanggung jawabnya sebagai berikut:

a. Menganalisis data semua karyawan sebagai bahan acuan untuk

memperbaiki kinerja dimasa mendatang.

b. Mengontrol operasional harian perusahaan agar terciptanya iklim kinerja

yang harmonis.

c. Bekerja sesuai dengan visi dan misi perusahaan demi mencapai tujuan

yang telah ditentukan.

WADANR

SECURITY

ANNOUNCER

STOCK ADM

AST.SPV

KEPALA COUNTER

WKL K.COUNTE

R

PRAMUNIAGA PETUGAS UMUM

EDP STAFF

PICKET COUNTER

CHECKERADM RCV

PU GUDANG

STORE HRD ADM

TECHNICIAN

AST.CHIEF

CASHIER

Page 47: jurnalrizaleffendi.files.wordpress.com  · Web viewANALISIS PENGENDALIAN INTERN ATAS PERSEDIAAN BARANG DAGANG PADA PT. JAYA MASAWAN PUTERA SEJAHTERA. PALEMBANG. Oleh : TITI SUELMI,

d. Menjaga kerjasama yang baik antar partner kerjasama dengan menjaga

koneksi yang berkesinambungan.

e. Bekerja dengan cepat dan efektif sebagai bahan percontohan bagi

karyawan karena seseorang dengan jabatan tersebut kita menjadi pekerja

model yang patut ditiru.

b. Area Manager

Area manager merupakan bagian mata rantai management yang sangat

penting untuk tercapainya tujuan besar perusahaan, Area Manager harus mampu

menterjemahkan perintah dari atasannya untuk dikerjakan bersama-sama teamnya

sesuai dengan situasi dan kondisi di daerah masing-masing. Tugas dan tanggung

jawab Area Manager adalah sebagai berikut:

a. Mampu mengelola areanya dengan efektif dan efisien dalam

berkontribusi dalam pencapaian target nasional.

b. Memberikan arahan kepada anak buahnya

c. Memberi nasihat dan mendorong agar terus tetap bersemangat

d. Melatih dan mengembangkan mereka serta mendorong kreativitas

team agar selalu menemukan jalan keluar bagi kesulitan yang dihadapi

bawahannya.

e. Memberikan informasi detail mengenai persaingan.

c. Store Manager

Dalam suatu bisnis perusahaan retail, kemajuan dan kelancaran

operasional toko dipengaruhi oleh kecakapan seorang manajer toko.

Manajer toko merupakan orang penting di suatu perusahaan dan

merupakan representasi manajemen perusahaan di garis depan. Karena itu

seorang manajer toko harus mengerti dan memahami tugas dan tanggung

jawabnya agar operasional toko dapat berjalan dengan lancar dan

menghasilkan profit yang maksimal bagi perusahaan. Tugas dan tanggung

jawab Store Manager adalah sebagai berikut:

a. Mencapai target penjualan yang ditetapkan.

Page 48: jurnalrizaleffendi.files.wordpress.com  · Web viewANALISIS PENGENDALIAN INTERN ATAS PERSEDIAAN BARANG DAGANG PADA PT. JAYA MASAWAN PUTERA SEJAHTERA. PALEMBANG. Oleh : TITI SUELMI,

b. Penanganan inventory, perusahaan ritel adalah bisnis yang tergantung

dari ketersediaan inventory atau barang dagangan.

c. Mampu mengendalikan sumber daya manusia

d. Mampu mengendalikan aset perusahaan

e. Menentukan dan melaksanakan bentuk service kepada customer.

d. Ast. Store Manager

Tugas dan tanggung jawab Ast. Store Manager adalah:

a. Membantu Store Manager dalam menjalankan tugasnya

b. Mengarahkan mengendalikan, dan mengkordinir pelaksanaan kerja

para karyawan di seluruh kegiatan perusahaan.

c. Mewakili dan menyelesaikan tugas Store Manager jika Store Manager

berhalangan mengerjakannya.

d. Bertanggung jawab sepenuhnya di dalam perusahaan jika Store

Manager tidak sedang berada di tempat.

e. Receiving Supervisor

Adapun tugas dari Receiving Supervisor, yaitu:

a. Melakukan pengecekan dan penerimaan barang sesuai dengan invoice

dan Purchasing Order, serta standart SOP yang berlaku melaksanakan

quality kontrol terhadap setiap produk yang diterima baik food dan non

food produk.

b. Melaksanakan SOP mengenai form serah terima barang, pengaturan

barang, dan receiving report.

c. Memastikan area gudang rapi, bersih, dan memastikan tempat

penyimpanan produk sesuai dengan kategori produk serta memastikan

berjalannya konsep FIFO berdasarkan SOP.

d. Memastikan koordinasi dengan team Merchandising dan operational,

dalam menentukan jumlah dan jenis produk yang akan di retur.

e. Mengawasi checker receiving dalam penerimaan barang yang masuk,

apakah jumlah barang yang diterima dari faktur supplier sesuai dengan

orderan yang ada di PO (Purchasing Order).

f. ADM Receiving

Page 49: jurnalrizaleffendi.files.wordpress.com  · Web viewANALISIS PENGENDALIAN INTERN ATAS PERSEDIAAN BARANG DAGANG PADA PT. JAYA MASAWAN PUTERA SEJAHTERA. PALEMBANG. Oleh : TITI SUELMI,

Tugas dari seorang ADM Receiving adalah sebagai berikut:

a. Mengecek dan membandingkan harga yang ada di faktur supplier

dengan orderan MD (Merchandising) yang di PO, jika ada perbedaan

harga, buat memo untuk disampaikan kepada Merchandising dan

menolak barang tersebut.

b. Membuat buku penerimaan bukti-bukti atau dokumen-dokumen

penerimaan barang.

c. Membuat buku pengeluaran gudang tentang bukti penyerahan atau

penerimaan barang.

d. Mengembalikan barang returan sesuai dengan nama supplier masing-

masing.

e. Menginput barang yang masuk dari supplier.

g. Checker Receiving

Tugas seorang Checker Receiving, yaitu:

a. Mengecek barang yang datang dari supplier maupun dari ekspedisi.

b. Periksa jumlah barang yang diterima dengan cara ditimbang atau dihitung

dan kemudian membandingkan hasilnya dengan jumlah pesanan

pembelian (PO) dan faktur.

c. Memeriksa kondisi barang yang dibawa supplier apakah kemasannya

rusak atau bagus.

d. Mengecek tanggal kedaluwarsa (expired date) barang, terutama barang

food.

h. PU Gudang

Adapun tugas pokok dari seorang petugas umum (PU) gudang adalah:

a. Membantu checker dalam mengecek barang.

b. Mengangkat barang-barang dan memasukkan ke dalam lift.

Page 50: jurnalrizaleffendi.files.wordpress.com  · Web viewANALISIS PENGENDALIAN INTERN ATAS PERSEDIAAN BARANG DAGANG PADA PT. JAYA MASAWAN PUTERA SEJAHTERA. PALEMBANG. Oleh : TITI SUELMI,

c. Menyusun barang ke gudang sesuai dengan tempat yang telah

disediakan.

d. Menggrouping barang tersebut sesuai dengan jenis (variant), bentuk,

rasa dll.

i. Store HRD SPV

a. Bertanggung jawab mengelola dan mengembangkan sumber daya

manusia, termasuk perencanaan, pelaksanaan dan pengawasan sumber

daya manusia dan pengembangan kualitas sumber daya manusia.

b. Bertanggung jawab penuh dalam proses rekrutmen karyawan, mulai

dari mencari calon karyawan, wawancara hingga seleksi.

c. Melakukan seleksi, promosi, transfering dan demosi pada karyawan

yang dianggap perlu.

d. Melalukan kegiatan pembinaan, pelatihan dan kegiatan-kegiatan yang

berhubungan dengan pengembangna kemampuan, potensi, mental,

keterampilan dan pengetahuan karyawan yang sesuai dengan standar

perusahaan.

e. Bertanggung jawab pada hal yang berhubungan dengan absensi

karyawan.

f. Bertanggung jawab pada penampilan tiap karyawan sesuai dengan

SOP perusahaan.

g. Melakukan tindakan displiner pada yang karyawan yang melanggar

peraturan atau kebijakan perusahaan.

j. Teknician

Tugas dari seorang teknisi adalah sebagai berikut:

a. Bertanggung jawab terhadap kelancaran mesin-mesin.

b. Mencari solusi-solusi lain terhadap perkembangan teknologi.

c. Mengadakan kontrol terhadap pelaksanaan pembersihan mesin.

d. Mengecek alat-alat listrik.

Page 51: jurnalrizaleffendi.files.wordpress.com  · Web viewANALISIS PENGENDALIAN INTERN ATAS PERSEDIAAN BARANG DAGANG PADA PT. JAYA MASAWAN PUTERA SEJAHTERA. PALEMBANG. Oleh : TITI SUELMI,

k. Security

Tugas pokok dari security, yaitu:

a. Menyelenggarakan keamanan dan ketertiban dilingkungan atau di

kawasan kerja khususnya pengamanan phisik.

b. Melindungi dan mengamankan dari segala gangguan atau ancaman

baik yang berasal dari luar atau dari dalam perusahaan.

c. Memperhatikan gerak gerik konsumen yang mencurigakan di lokasi

supermarket.

l. EDP Staf (Entry Data Processing)

a. Database Administrator

b. Memeriksa dan mempertahankan server database utama.

c. Memeriksa dan menjaga koneksi jaringan.

d. Mengembangkan, memonitoring dan memastikan proyek-proyek IT

strategis telah sejalan dengan organisasi bisnis.

e. Mencetak PO (Purchasing Order) yang sudah di order MD

(Merchandising).

f. Mencari selisih stock.

m. Cashier

a. Melayani dan melakukan perhitungan atas transaksi yang dilakukan.

b. Menjalankan proses penjualan dan pembayaran

c. Melalukan pencatatan atas semua transaksi

d. Membantu pelanggan dalam memberikan informasi mengenai suatu

produk

e. Melakukan pelayanan jual beli serta melakukan pembungkusan

f. Melalukan pengecekan atas jumlah barang pada saat penerimaan

barang

g. Melakukan pencatatan kas fisik serta melakukan pelaporan kepada

atasan.

n. Pramuniaga

a. Membantu koordinator dan supervisor dalam mengelola barang

dagangan di counter (area penjualan)

Page 52: jurnalrizaleffendi.files.wordpress.com  · Web viewANALISIS PENGENDALIAN INTERN ATAS PERSEDIAAN BARANG DAGANG PADA PT. JAYA MASAWAN PUTERA SEJAHTERA. PALEMBANG. Oleh : TITI SUELMI,

b. Membentuk kepercayaan pelanggan terhadap performance perusahaan

(toko)

c. Membantu memilihkan barang yang sesuai dengan apa yang

diinginkan konsumen

d. Menjawab pertanyaan pelanggan dan melayani complain dari

pelanggan dengan baik

e. Menginformasikan kualitas barang sampai dengan perawatannya

kepada pelanggan

f. Memeriksa kelengkapan barang yang ada di area penjualan, jika ada

yang belum lengkap, segera mengambil persediaan atau stock barang

yang ada digudang

g. Melaksanakan standar layanan pramuniaga dengan baik

h. Menjaga kebersihan area penjualan.

4.1.5 Aktivitas Usaha

PT. Jaya Masawan Putera Sejahtera merupakan perusahaan yang bergerak

dibidang retail (perdagangan eceran). Dimana perusahaan retail itu adalah

perusahaan yang bergerak pada jual beli, dalam jumlah kecil, satuan atau eceran.

PT. Jaya Masawan Putera Sejahtera menjual barang dari perusahaan manufaktur

dan perusahaan ini tidak membuat produk namun hanya menjual produk yang

sudah jadi. PT. Jaya Masawan Putera Sejahtera ini mengandalkan distribusi untuk

menyalurkan barang. Adapun macam-macam produk yang di jual di PT. Jaya

Masawan Putera Sejahtera antara lain food, non food, pakaian, peralatan rumah

tangga, mainan, kosmetik, alat tulis, perlengkapan baby dll. Dan juga produk yang

dijual pun lengkap berdasarkan jenis, bentuk, ukuran, warna, dan spesifikasi yang

diinginkan oleh konsumen. Maka ketika jaringan luas maka hasil yang didapat

juga semakin besar.

Page 53: jurnalrizaleffendi.files.wordpress.com  · Web viewANALISIS PENGENDALIAN INTERN ATAS PERSEDIAAN BARANG DAGANG PADA PT. JAYA MASAWAN PUTERA SEJAHTERA. PALEMBANG. Oleh : TITI SUELMI,

Jadi retail bisa menjual produk ataupun jasa tergantung kebutuhan pasar

saat ini. Barang dan jasa yang kita nikmati saat ini tidak terlepas dari jasa retail,

retail membantu produsen atau distributor dan konsumen agar setiap kebutuhan

akan keduanya dapat terpenuhi.

4.1.6 Jenis-Jenis Persediaan Barang Dagang PT. Jaya Masawan Putera

Sejahtera

Persediaan yang dimiliki oleh PT. Jaya Masawan Putera Sejahtera

Palembang adalah jenis persediaan barang dagang yang dibeli untuk dijual

kembali.

Produk-produk yang dijual di PT. Jaya Masawan Putera Sejahtera antara

lain:

Air Minuman Kemasan

Bahan Ice Cream

Bahan Kue

Biskuit Kemasan Kaleng

Buah Kaleng

Buavita

Bumbu Masak

Coklat

Teh Botol

Susu Bubuk Kaleng

Taoco dan Oyster Souce

Cereal

Chicken Nugget

Daging Kalengan

Dodol

Hydro Coco

Ikan Kalengan

Isotonik

Selai

Agar-agar

Kacang kulit

Kacang Olahan

Kecap

Keju

Kopi/madu

Mentega

Mie Instant

Minuman Beralkohol

Minuman Energi

Minyak Goreng

Minyak Ikan

Modern Snack (Chiki dll)

Micin

Obat-obatan

Permen

Puding

Sambal

Page 54: jurnalrizaleffendi.files.wordpress.com  · Web viewANALISIS PENGENDALIAN INTERN ATAS PERSEDIAAN BARANG DAGANG PADA PT. JAYA MASAWAN PUTERA SEJAHTERA. PALEMBANG. Oleh : TITI SUELMI,

Sirup

Spaghetti

Susu

Terigu

dll

Page 55: jurnalrizaleffendi.files.wordpress.com  · Web viewANALISIS PENGENDALIAN INTERN ATAS PERSEDIAAN BARANG DAGANG PADA PT. JAYA MASAWAN PUTERA SEJAHTERA. PALEMBANG. Oleh : TITI SUELMI,

4.1.7 Pengendalian Intern Atas Barang Dagang Pada PT. Jaya Masawan

Putera Sejahtera Palembang

Dalam melakukan pengendalian persediaan, perlu adanya prosedur-

prosedur dalam membantu kegiatan operasional perusahaan. Pada PT. Jaya

Masawan Putera Sejahtera Palembang, ada beberapa prosedur pengendalian

mengenai penerimaan barang dan pengeluaran barang. Sistem pengendalian

internal atas persediaan barang dagang pada PT. Jaya Masawan Putera Sejahtera

Palembang secara umum sudah sesuai dengan SOP (Standar Operasional

Prosedur) perusahaan, tetapi terdapat beberapa kelemahan internal kontrol yang

ada di SOP perusahaan yang menyebabkan adanya selisih stock barang. Untuk

mengatasi hal tersebut, PT. Jaya Masawan Putera Sejahtera Palembang melakukan

perhitungan persediaan secara periodik yaitu dengan melakukan stock opname

barang enam bulan sekali untuk menghitung jumlah persediaan akhir barang

dagang yang ada di warehouse dan mencatatnya ke dalam dokumen pergitungan

fisik dan diotorisasi oleh pihak yang berwenang. Tetapi walaupun sudah

melakukan perhitungan persediaan secara periodik atau melakukan stock opname,

tetap saja ada yang namanya selisih stock barang yang akhirnya karyawan ganti

rugi. Selisih stock ini bisa saja kesalahan dari penerimaan barang, penjualan

barang, maupun pengeluaran barang. Misalnya saja mengeluarkan barang tanpa

surat jalan maupun tanpa DO (delivery order). Kesalahan yang mungkin dihadapi

checker receiving dalam penerimaan barang dagang yaitu, ketidaktelitian checker

dalam menerima barang yang isi per kartonnya berbeda dengan jumlah per karton

yang ada di PO, misalnya jumlah per karton yang ada di PO dan di faktur sama

(isi 40 pieces) tetapi kadang isi perkarton barang yang masuk yang tertulis di

karton hanya isi 30 pieces. Kadang checker tidak memperhatikan lagi jumlah

isinya. Sering juga menerima barang tidak sesuai dengan jumlah yang diterima,

misalnya barang orderan 6 coly tetapi yang dibawa supplier hanya 5 coly, checker

juga sering tidak teliti dalam hal ini, dan bisa saja checker menerima barang tanpa

memperhatikan expired date nya, kadang barang tersebut sudah mendekati

expired bahkan sudah expired. Dengan kejadian seperti ini, inilah salah satu

Page 56: jurnalrizaleffendi.files.wordpress.com  · Web viewANALISIS PENGENDALIAN INTERN ATAS PERSEDIAAN BARANG DAGANG PADA PT. JAYA MASAWAN PUTERA SEJAHTERA. PALEMBANG. Oleh : TITI SUELMI,

resiko yang menyebabkan dampak buruk bagi stock persediaan perusahaan yang

nantinya menyebabkan ganti rugi.

4.2 Pembahasan

4.2.1 Analisis Pengendalian Intern atas Barang Dagang pada PT. Jaya

Masawan Putera Sejahtera Palembang

Pelaksanaan pengendalian intern persediaan barang dagang pada PT. Jaya

Masawan Putera Sejahtera Palembang. Dilaksanakan berdasarkan proses

persediaan, dokumen yang berkaitan dengan penerimaan persediaan, prosedur

penerimaan yang memenuhi aturan, prosedur penyimpanan persediaan, kegiatan

penerimaan barang, prosedur pengawasan persediaan, syarat-syarat dalam sistem

pengawasan persediaan, tujuan pengawasan persediaan, dan pembukuan

persediaan. Skema ini dilakukan berdasarkan pola yang terjadi pada perusahaan.

Perencanaan persediaan barang dilakukan langsung oleh staff karyawan PT. Jaya

Masawan Putera Sejahtera Palembang dengan metode FIFO (first in first out).

Perencanaan persediaan barang dagang dilakukan berdasarkan SOP (Standar

Operasi Prosedur) adalah sebagai berikut:

1. Proses Persediaan

Proses persediaan dengan memeriksa jenis dan kualitas mutu barang, serta

membuat laporan penerimaan dan melaporkan barang yang diterima ke MD

(Merchandising) dan melaporkan barang yang diterima ke Supervisor Receiving.

2. Dokumen Yang Berkaitan Dengan Penerimaan Persediaan

Dokumen-dokumen yang digunakan dalam prosedur penerimaan barang

adalah surat jalan atau faktur dari supplier sebagai dokumen pendukung

pengiriman barang, purchase order yang dikirimkan dari PT. Jaya Masawan

Putera Sejahtera ke supplier dalam melakukan pemesanan barang dagang, laporan

penerimaan barang sebagai bukti sudah diterima nya barang di warehouse dan

sebagai dokumen pendukung untuk supplier dalam melakukan penagihan ke PT.

Jaya Masawan Putera Sejahtera.

3. Prosedur Penerimaan Barang Yang Memenuhi Aturan

Page 57: jurnalrizaleffendi.files.wordpress.com  · Web viewANALISIS PENGENDALIAN INTERN ATAS PERSEDIAAN BARANG DAGANG PADA PT. JAYA MASAWAN PUTERA SEJAHTERA. PALEMBANG. Oleh : TITI SUELMI,

Setelah dilakukan pemesanan barang, maka tahap selanjutnya

adalah menerima pesanan barang yang dikirim oleh supplier. Penerimaan

barang oleh perusahaan yang dilakukan di receiving juga harus mengikuti

prosedur yang baku sebagaimana yang telah ditetapkan oleh PT. Jaya

Masawan Putera Sejahtera Palembang. Laporan penerimaan barang adalah

sebagai bukti barang yang telah diterima fungsi penerimaan dan

didistribusikan ke bagian pembelian, bagian gudang, dan bagian akuntansi.

Setiap barang yang diterima dari departemen penerimaan barang, harus

dihitung dan diperiksa kembali, apakah barang yang diterima sudah sesuai

dengan laporan penerimaan barang dan mencatat ke dalam kartu gudang,

kemudian barng disimpan di gudang berdasarkan nama, jenis, dan

spesifikasi barang.

Adapun prosedur penerimaan barang dari supplier adalah:

1. Supplier datang melapor kepada petugas atau satpam dan mengisi

buku registrasi untuk menentukan urutan penurunan barang

berdasarkan dengan nomor urut.

2. Supplier datang menyerahkan faktur barang dan PO (Purchase order)

ke bagian ADM untuk diperiksa dan mengambil mengambil tanggal

kedatangan barang.

3. Kemudian ADM receiving menerima faktur dan purchase order dari

supplier untuk dicek apakah harga yang yang di PO sama dengan yang

di faktur, kesesuaian item, jumlah barang yang di pesan dan juga tidak

lupa ADM memastikan dokumen purchase order tersebut masih

berlaku atau sudah expired. Karena PO tersebut ada juga batas tanggal

pengiriman atau bisa dikatakan expired. Jika PO tersebut sudah

expired, ADM segera melapor ke MD (Merchandising) untuk

mengganti PO kembali.

4. Supplier menempelkan formulir tanggal kedatangan barang dibagian

kanan atas dus orisinil.

Page 58: jurnalrizaleffendi.files.wordpress.com  · Web viewANALISIS PENGENDALIAN INTERN ATAS PERSEDIAAN BARANG DAGANG PADA PT. JAYA MASAWAN PUTERA SEJAHTERA. PALEMBANG. Oleh : TITI SUELMI,

5. Jika ADM menemukan harga difaktur lebih mahal daripada di PO,

maka ADM akan melakukan penolakan barang.

6. Jika item barang sesuai dan harga barang pada PO-surat jalan dua

rangkap atau PO lebih besar dari surat jalan dua lembar maka lakukan

penerimaan barang.

7. Setelah faktur dan PO sudah dicek ADM dengan benar tidak ada lagi

perbedaan, lalu ADM mengijinkan supplier untuk menurunkan barang.

8. Barang diterima dan diperiksa oleh bagian checker receiving.

Dengan catatan checker harus betul-betul memperhatikan dan

mengecek barang yang masuk apakah kemasan barang tersebut bagus

(jika kemasan rusak, lakukan penolakan barang), sesuaikah dengan

orderan, perhatikan jumlah isi di dalam dus (apakah jumlah isi per

karton sama dengan di PO) dan tidak lupa mengecek tanggal expired

(jika barang tersebut mendekati expired segera lakukan penolakan

barang).

9. Barang diperiksa kembali oleh supervisor receiving sebelum disetujui.

10. Atas perintah supervisor receiving barang yang sudah selesai diterima

dipindahkan ke ruang transit oleh PU (Petugas umum).

Dalam prosedur penerimaan barang ada bagian-bagian yang terkait

diantaranya adalah:

1. Supplier

Supplier bertugas untuk mengirimkan barang ke tempat yang memesan

barang bersama dengan faktur, surat jalan dan PO (Purchase order).

2. ADM receiving

Bertugas untuk menerima faktur dan PO dari supplier dan memeriksa

jumlah barang, harga barang sesuai dengan orderan.

3. Checker receiving

Page 59: jurnalrizaleffendi.files.wordpress.com  · Web viewANALISIS PENGENDALIAN INTERN ATAS PERSEDIAAN BARANG DAGANG PADA PT. JAYA MASAWAN PUTERA SEJAHTERA. PALEMBANG. Oleh : TITI SUELMI,

Yang bertugas untuk menerima barang dari supplier dan mengecek

kelayakan barang serta jumlah isi dalam per karton.

4. Supervisor receiving

Bertugas untuk mengecek kembali barang tersebut sebelum disetujui

dan sebelum dimasukkan ke ruang transit, kemudian menandatangani

faktur supplier tersebut jika sudah benar.

5. PU receiving (Petugas umum)

Setelah barang sudah di cek oleh checker receiving dengan benar, PU

akan segera mengangkat dan memindahkan barang tersebut ke ruang

transit untuk di simpan di gudang persediaan.

4. Prosedur Penyimpanan Persediaan (Barang Bagang)

Setelah penerimaan barang dilakukan oleh staff receiving, maka barang

tersebut selanjutnya akan disimpan dalam warehouse atau gudang. Penyimpanan

dilakukan berdasarkan jenis barang di dalam rak-rak yang tersusun dengan rapi.

Sebelum persediaan dari supplier di simpan di dalam rak. Barang tersebut yang

masih berada di dalam kardus diberikan sticker warna sesuai dengan periode

pnerimaan barang atau bulan (karena setiap bulan warna sticker tersebut beda

warna), dan pengambilan persediaan barang di dalam rak menggunakan metode

FIFO (first In First Out) yang berarti barang yang pertama masuk akan pertama

atau lebih awal dikeluarkan ke toko. Metode pencatatan persediaan dilakukan

secara periodik. Yang artinya pengendalian persediaan barang dilakukan dengan

cara menghitung fisik barang dagang yang dilakukan sekali dalam enam bulan.

Hal ini dilakukan untuk mencegah adanya kehilangan barang dagang. Perusahaan

dapat mencegah terjadinya pencurian dan kehilangan barang dagang dengan

memasang CCTV (Circuit Closed Television) di gudang. Pada saat stock opname,

ketika jumlah fisik barang yang ada di gudang berbeda dengan catatan yang ada di

perusahaan atau berbeda dengan stock yang ada di komputer maka akan dilakukan

pengecekan kembali oleh tim Audit dan dibantu oleh staff EDP. Tetapi jika tidak

bisa lagi ditemukan persediaan yang hilang atau tidak ada lagi solusi untuk

masalah ini, maka karyawan-karyawan yang ada di dalam perusahaan tersebut

bersedia untuk ganti rugi sebesar kerugian barang persediaan yang hilang.

Page 60: jurnalrizaleffendi.files.wordpress.com  · Web viewANALISIS PENGENDALIAN INTERN ATAS PERSEDIAAN BARANG DAGANG PADA PT. JAYA MASAWAN PUTERA SEJAHTERA. PALEMBANG. Oleh : TITI SUELMI,

5. Kegiatan Penerimaan Barang

Resiko yang sering dihadapi checker receiving dalam kegiatan penerimaan

barang dagang yaitu, ketidaktelitian checker dalam menerima barang yang isi per

kartonnya berbeda dengan jumlah per karton yang ada di PO, menerima barang

yang rusak atau cacat, dan menerima barang dengan kuantitas rendah.

6. Prosedur Penyimpanan Yang Memenuhi Aturan

Penyimpanan dilakukan oleh fungsi gudang, fungsi gudang

terpisah dari fungsi penerimaan. Barang yang disimpan sesuai dengan

laporan penerimaan persediaan dan dikelompokkan menurut jenis, ukuran,

sifat persediaan yang dimiliki perusahaan. Barang yang masuk dicatat

dalam kartu gudang dan dilakukan oleh fungsi gudang.

7. Prosedur Pengawasan Persediaan

Dalam prosedur pengawasan persediaan, perusahaan harus dapat

mempertahankan suatu jumlah persediaan yang optimal, pengadaan dan

penyimpanan untuk memenuhi kebutuhan dalam kuantitas dan kualitas,

terjaminnya barang yang diterima sesuai dengan spesifikasi pesanan pembelian

serta terlindungi dari pencurian, kerusakan dan kerusakan mutu barang dan juga

pencatatan persediaan yang akurat tentang barang masuk, maupun barang keluar

dan penggunaannya. Penulisan identitas yang jelas bagi masing-masing gudang

dan isinya untuk mencegah terjadinya kekeliruan atau percampuran barang lain,

untuk barang yang punya batas waktu penggunaan, maka batas waktu tersebut

harus ditulis agar barang tersebut tidak kadaluwarsa dan juga mengadakan

pemeriksaan gudang atau perhitungan fisik (stock opname) seperti yang dilakukan

PT. Jaya Masawan Putera Sejahtera Palembang setiap sekali dalam enam bulan.

Pengawasan persediaan tidak hanya meliputi pengawasan terhadap fisik

barang saja, tetapi juga meliputi pengawasan akuntansi yakni menyangkut semua

prosedur, dokumen, dan catatan pengawasan barang tersebut.

8. Syarat-Syarat Dalam Sistem Pengawasan Persediaan

Syarat dalam sistem pengawasan persediaan yaitu memiliki gudang yang

luas serta sentralisasi kekuasaan dan tanggung jawab di bagian gudang, sistem

Page 61: jurnalrizaleffendi.files.wordpress.com  · Web viewANALISIS PENGENDALIAN INTERN ATAS PERSEDIAAN BARANG DAGANG PADA PT. JAYA MASAWAN PUTERA SEJAHTERA. PALEMBANG. Oleh : TITI SUELMI,

pencatatan dan pemeriksaan atas penerimaan barang, pengawasan mutlak natas

pengeluaran barang, pencatatan jumlah barang yang dipesan, barang yang keluar

dan sisa barang, dan perencanaan untuk mengganti barang yang keluar, rusak,

usang, dan barang lama, pengecekan untuk menjamin efektivitas kegiatan rutin.

9. Tujuan Pengawasan Persediaan

Tujuan pengawasan persediaan untuk menjaga agar persediaan selalu ada,

untuk mempertahankan suatu jumlah persediaan yang optimum yang dapat

menjamin kebutuhan bagi kelancaran kegiatan dalam jumlah dan mutu yang tepat

serta dengan biaya yang serendah-rendahnya.

10. Pembukuan Pesediaan

Pembukuan persediaan menggunakan sistem persediaan periodik, pada

sistem ini perhitungan persediaan barang dagangan akan dilakukan sekali dalam

enam bulan untuk mengetahui jumlah persediaan yang ada di gudang, yang

melibatkan supervisor gudang, staff gudang dan staff audit.

4.2.2 Analisis Unsur Pengendalian Internal Atas Persediaan Barang Dagang

pada PT. Jaya Masawan Putera Sejahtera Palembang

a. Lingkungan Pengendalian Intern Persediaan Barang Dagangan

Pengendalian internal pada PT. Jaya Masawan Putera Sejahtera Palembang

terhadap persediaan barang dagang dapat dijelaskan faktor-faktor yang menunjang

agar lingkungan pengendalian perusahaan dapt berjalan dengan baik diantaranya

sebagai berikut:

1. Falsafah dan Gaya Manajemen Operasi

Falsafah manajemen merupakan aktivitas yang memberikan parameter bagi

perusahaan dan karyawan tentang pentingnya pengendalian. Falsafah manajemen

dipraktikkan dengan adanya suatu keyakinan oleh manajemen puncak untuk

menciptakan hubungan bisnis yang baik. Dalam hal ini semua karyawan

ditekankan untuk bertindak dan bersikap jujur kepada konsumen, pemasok, dan

semua pihak yang berhubungan dengan perusahaan. Sikap ramah juga perlu

dimiliki karyawan. Hal ini sangat penting karena PT. Jaya Masawan Putera

Page 62: jurnalrizaleffendi.files.wordpress.com  · Web viewANALISIS PENGENDALIAN INTERN ATAS PERSEDIAAN BARANG DAGANG PADA PT. JAYA MASAWAN PUTERA SEJAHTERA. PALEMBANG. Oleh : TITI SUELMI,

Sejahtera Palembang merupakan perusahaan manufaktur dibidang retail

(pedagang eceran). Tujuan utama perusahaan ini adalah mencari laba yang

maksimal. Agar tujuan perusahaan tercapai, salah satu usahanya adalah menjual

barang dengan kualitas yang baik serta biaya yang dapat terjangkau atau efisien.

2. Filosofi yang Dianut Manajemen

Manajemen harus memberi keyakinan kepada segenap jajaran manajemen dan

karyawan bahwa mereka akan menegakkan aturan. Jika ada kesalahan sanksi juga

akan diberlakukan oleh manajemen. Filosofi yang dianut PT. Jaya Masawan

Putera Sejahtera Palembang adalah filosofi yang bertujuan untuk kepentingan

pelanggan. Perusahaan memberikan pelayanan yang terbaik bagi konsumen atau

pelanggan sehingga konsumen mendapatkan suasana belanja yang

menyenangkan. Karyawan adalah tulang punggung dan ujung tombak pelayanan

kepada konsumen.

3. Struktur Organisasi

Struktur organisasi yang digunakan oleh perusahaan menunjukkan keinginan

manajemen untuk menerapkan sistem pengendalian internal yang baik. Masing-

masing saling terkait dengan bagian yang lain. PT. Jaya Masawan Sejahtera

Palembang menggunakan struktur organisasi secara fungsional sesuai dengan

fungsi , tugas dan tanggung jawab masing-masing bagian.

4. Penetapan Wewenang dan Tanggung Jawab

Penetapan wewenang dan tanggung jawab merupakan pengembangan dari

struktur organisasi, yang secara garis besar di wujudkan dalam bentuk pemisahan

fungi-fungsi. Di dalam perusahaan harus dilaksanakan dengan tegas pembagian

tugas dan tanggung jawab. Berdasarkan pengamatan penulis pada PT. Jaya

Masawan Sejahtera Palembang ternyata struktur organisasi yang ada didalam

perusahaan dan lingkungan pengendalian persediaan barang dagangan dalam

pemisahan fumgsi, wewenang dan tanggung jawab sudah dijalankan dengan baik,

Page 63: jurnalrizaleffendi.files.wordpress.com  · Web viewANALISIS PENGENDALIAN INTERN ATAS PERSEDIAAN BARANG DAGANG PADA PT. JAYA MASAWAN PUTERA SEJAHTERA. PALEMBANG. Oleh : TITI SUELMI,

dimana masing-masing bagian mempunyai tugas yang berbeda-beda sesuai

dengan yang ditentukan oleh perusahaan tersebut.

5. Fungsi Audit Intern

PT. Jaya Masawan Putera Sejahtera Palembang mempunyai auditor internal yang

bertugas untuk mengaudit hasil stock opname yang dilakukan sekali dalam enam

bulan untuk mengetahui berapa selisih persediaan perusahaan selama enam bulan

itu. Jika audit menemukan selisih stock persediaan yang ada di gudang, maka

audit akan melaporkan kepada pihak EDP dan juga kepada pihak gudang agar

mengecek kembali stock-stock yang selisih. Tetapi, jika pihak gudang dan EDP

tidak menemukan solusi atau barang yang hilang tersebut, maka temuan audit

tersebut akan dilaporkan kepada pimpinan, dan kerugian inilah yang akan diganti

rugi oleh semua karyawan yang ada di dalam perusahaan tersebut.

6. Kebijakan dan Praktik Mengenai Sumber Daya Manusia

Perusahaan harus memilih orang-orang yang kompeten dibidangnya. PT. Jaya

Masawan Putera Sejahtera Palembang memilih orang-orang yang berkompeten

dibidangnya, untuk melaksanakan tugas dan tanggung jawabnya masing-masing.

Dalam usaha meningkatkan dan mengembangkan peran serta karyawan dalam

pelayanan terhadap konsumen serta mengembangkan kinerja karyawan PT. Jaya

Masawan Putera Sejahtera memberikan pendidikan dan pelatihan kepada

karyawan terutama bagi karyawan pendatang baru yang dirangkum dalam

Pendidikan Dasar Sikap Kerja (PDSK). PDSK ini akan mempelajari mengenai

hal-hal yang dibutuhakan sebagai karyawan retail antara lain skill kerja, displin

kerja, sikap dan etika, hingga hal-hal internal yang ada di perusahaan ini misalnya

peraturan-peraturan, budaya dan falsafah dalam tubuh perusahaan. Melalui

program pelatihan ini diharapkan setiap karyawan baik lama maupun baru dapat

memahami peran dan tanggung jawabnya sebagai karyawan serta dapat mengenal

perusahaan secara lebih mendalam dan menimbulkan rasa loyalitas kepada

perusahaan. Perusahaan ini juga memberikan penghargaan karyawan dengan masa

kerja tertentu serta pembagian penghargaan bagi karyawan berprestasi. Selain itu

ada kegiatan-kegiatan lainnya seperti pelatihan training yang diberikan kepada

Page 64: jurnalrizaleffendi.files.wordpress.com  · Web viewANALISIS PENGENDALIAN INTERN ATAS PERSEDIAAN BARANG DAGANG PADA PT. JAYA MASAWAN PUTERA SEJAHTERA. PALEMBANG. Oleh : TITI SUELMI,

seluruh karyawan karyawati dan kegiatan beauty class untuk karyawati.

Perusahaan juga memiliki wadah bagi karyawan karyawati yang memiliki bakat

dalam bentuk Event Organizer House Production untuk diikutsertakan dalam

mengisi acara-acara yang diadakan oleh perusahaan dan perusahaan juga memiliki

sebuah buletin khusus karyawan intern.

b. Penilaian Resiko Persediaan Barang Dagang

Ada beberapa resiko yang dapat terjadi dalam PT. Jaya Masawan Putera

Sejahtera Palembang. Salah satunya adalah salah terima barang atau

ketidakcocokan barang yang dipesan dari supplier, menerima barang dalam

keadaan rusak. Tetapi PT. Jaya Masawan Putera Sejahtera sudah dapat

menaggulangi resiko tersebut dengan cara melakukan pengendalian dengan

mencocokkan dokumen Purchase Order (PO) dengan faktur dari supplier oleh

bagian ADM Receiving sebelum barang dari supplier diturunkan, dengan

melakukan otorisasi atau ada petugas berwenang yang bertanggung jawab dengan

memberikan otorisasi dalam prosedur penerimaan barang diharapkan dapat

diajdikan sebagai pengawasan bahwa barang yang diterima dari supplier sudah

sesuai dengan pesanan.

Dalam resiko ini juga perlu diperhatikan cara warehouse Jaya Masawan

Putera Sejahtera menyimpan barang dagang dan memperhatikan tanggal

kedaluwarsa dari suatu produk. Karena hal sepele seperti ini akan membawa

resiko yang berakibat besar bagi perusahaan. Misalnya saja karyawan atau SPG

(Sales Promotion Girl) yang masuk kedalam gudang untuk mengeluarkan stock

barang yang ada digudang yang akan dipajang dilokasi tanpa memperhatikan dan

mengecek lagi mana barang yang terlebih dahulu masuk dari supplier. Karena

ketidaktelitian karyawan atau SPG tersebut, bisa jadi produk yang terlebih dahulu

masuk akan kedaluwarsa dan merugikan karyawan karena karyawan tadi

mengeluarkan terlebih dahulu barang yang terakhir masuk.

Untuk mengatasi masalah tersebut PT. Jaya Masawan Putera Sejahtera

Palembang menerapkan atau memakai sistem FIFO (First In First Out) yang

artinya barang yang pertama masuk harus pertama keluar untuk didistribusikan ke

lokasi supermarket.

Page 65: jurnalrizaleffendi.files.wordpress.com  · Web viewANALISIS PENGENDALIAN INTERN ATAS PERSEDIAAN BARANG DAGANG PADA PT. JAYA MASAWAN PUTERA SEJAHTERA. PALEMBANG. Oleh : TITI SUELMI,

Selain itu, warehouse Jaya Masawan Putera Sejahtera juga perlu

memperhatikan cara penyimpanan barang dagang dan harus teliti dalam

mengetahui jumlah persediaan yang masih tersimpan di dalam gudang.

Untuk mengatasi resiko tersebut, Jaya Masawan Putera Sejahtera membuat

kebijakan dengan melakukan perhitungan persediaan secara periodik yaitu dengan

melakukan stock opname barang sekali dalam enam bulan untuk menghitung

jumlah persediaan akhir barang dagang yang ada di gudang dan mencatatnya ke

dalam dokumen perhitungan fisik dan diotorisasi oleh pihak yang berwenang.

Resiko yang sering juga dialami oleh PT. Jaya Masawan Putera Sejahtera

adalah pada saat transaksi penjualan. Misalnya saja, produk food seperti chiki

momogi. Barang ini di order oleh Merchandising seperti yang tertera di Purchase

order dengan cara jualnya box bukan satuan atau pieces. Tetapi pada saat barang

ini dikeluarkan dari gudang untuk dipajang di lokasi supermarket, barang ini

dibuka dari box nya dan dijual satuan. Sesampai di cashier pun barang ini di scan

dengan harga satuan bukan dengan harga box an atau barcode yang di scan pun

barcode dalam (satuan) bukan barcode luar (box). Otomatis stock pun akan jadi

selisih dikarenakan ADM Receiving menginput barang tersebut dalam jumlah box

bukan satuan.

Dalam menghindari masalah seperti ini, seharusnya Merchandising dan

pramuniaga perlu menjaga komunikasi, dan sebelum barang tersebut dipajang di

supermarket seharusnya Merchandising menginformasikan terlebih dahulu kepada

pramuniaga produk apa saja yang dijual dalam satuan atau box an.

c. Informasi dan Komunikasi Persediaan Barang Dagang

Sistem informasi dan komunikasi dalam pelaksanaan prosedur

penerimaan, penyimpanan barang dan mengeluaran barang melibatkan beberapa

fungsi terkait, prosedur yang harus diikuti secara komputerisasi dan dokumen

serta catatan yang diperlukan maupun laporan yang dihasilkan. Pencatatan ke

dalam catatan akuntansi harus didasarkan atas laporan sumber yang dilampiri

dengan dokumen pendukung yang lengkap yang telah diotorisasi oleh pihak yang

berwenang. Dokumen yang dibuat oleh PT. Jaya Masawan Putera Sejahtera

Page 66: jurnalrizaleffendi.files.wordpress.com  · Web viewANALISIS PENGENDALIAN INTERN ATAS PERSEDIAAN BARANG DAGANG PADA PT. JAYA MASAWAN PUTERA SEJAHTERA. PALEMBANG. Oleh : TITI SUELMI,

Palembang harus jelas dan akurat informasinya agar tidak terjadi kesalahan dalam

melakukan prosedur yang dapat menghambat berjalannya prosedur.

Barang yang telah dipesan oleh MD (Merchandising) akan dikirim

supplier ke warehouse Jaya Masawan Putera Sejahtera. Selanjutnya, dokumen-

dokumen pendukung dalam prosedur penerimaan barang yaitu dokumen PO

(Purchase Order) dan faktur supplier harus sama, surat jalan harus menunjukkan

informasi yang jelas bagi penggunanya agar tidak salah dalam menentukan

keputusan selanjutnya, maka harus di cek dengan teliti dan benar.

d. Aktivitas Pengendalian

Aktivitas pengendalian persediaan barang dagangan pada PT. Jaya

Masawan Putera Sejahtera Palembang meliputi kebijakan dan prosedur yang

dibuat oleh perusahaan ini untuk memberikan kemungkinan yang memadai bahwa

sistem pengendalian persediaan barang dagangan yang ditetapkan telah

dilaksanakan dalam beberapa kategori seperti diuraikan di bawah ini:

a. Pemisahan tugas

Pada penjualan barang dagangan dilakukan pemisahan tugas-tugas yang

jelas antara lain:

Menerima pesanan dari supplier

Melakukan penjualan

Mengeluarkan barang oleh tata laksana

Mengirimkan barang ke cabang-cabang

Mencatat penjualan oleh akuntansi

Pada perhitungan fisik barang dagangan ada pembagian tugas yang

jelas antara lain :

Melaporkan jumlah persediaan barang dagangan di gudang oleh

kabag gudang.

Page 67: jurnalrizaleffendi.files.wordpress.com  · Web viewANALISIS PENGENDALIAN INTERN ATAS PERSEDIAAN BARANG DAGANG PADA PT. JAYA MASAWAN PUTERA SEJAHTERA. PALEMBANG. Oleh : TITI SUELMI,

Menghitung fisik persediaan barang dagangan oleh tim

penghitungan persediaan, yang terdiri dari kepala gudang, staff

gudang, dan tim audit.

Membuat laporan perhitungan fisik oleh komputer EDP dan

selanjutnya akan dibantu tim audit.

b. Dokumen dan catatan yang memadai

PT. Jaya Masawan Putera Sejahtera telah membuat dokumen-dokumen

dan catatan-catatan yang bertujuan untuk pengawasan persediaan barang

dagangan, dalam hal ini dokumen tersebut telah memiliki nomor urut

tercetak.

c. Otorisasi transaksi yang pantas atas transaksi dan aktivitas

PT. Jaya Masawan Putera Sejahtera melakukan dua cara dalam

penyediaan barang dagangan, yaitu:

Penerimaan kiriman barang dagangan dari pusat

Penerimaan kiriman barang dagangan dari cabang-cabang lain

Arus prosedur otorisasi terhadap penerimaan kiriman barang

dagangan dari pusat diuraian sebagai berikut:

Bagian gudang atau staff checker gudang akan menerima barang

kiriman dari pusat apabila nama barang, jenis dan jumlah barang

sesuai dengan perincian di DO (Delivery Order) atau surat

pengiriman barang.

Setelah barang kiriman diterima oleh checker gudang sesuai

dengan DO, maka checker akan melaporkan ke ADM Receiving

agar DO tersebut diinput masuk oleh ADM.

d. Pengendalian akses

Perlindungan fisik atas persediaan barang dagangan pada perusahaan ini

sudah cukup memadai, yakni dengan tersedianya gudang yang luas

sebagai tempat penyimpanan persediaan barang dagangan dan dilengkapi

dengan alat pemadam api ringan (APAR) untuk menanggulangi bahaya

kebakaran, serta kamera CCTV untuk mengurangi resiko pencurian.

Page 68: jurnalrizaleffendi.files.wordpress.com  · Web viewANALISIS PENGENDALIAN INTERN ATAS PERSEDIAAN BARANG DAGANG PADA PT. JAYA MASAWAN PUTERA SEJAHTERA. PALEMBANG. Oleh : TITI SUELMI,

Perlindungan fisik terhadap dokumen dan catatan juga telah memadai,

yaitu dengan tersedianya blinder map sebagai tempat penyimpanan

masing-masing dokumen atau arsip-arsip inputan barang masuk dan arsip-

arsip nota retur atau CN (Credit Note), serta membuat kembali dan tetap

menyimpan catatan yang rusak baik dalam komputer maupun catatan

manual. Selain itu, perusahaan juga telah melakukan pengawasan fisik

terhadap komputer, yaitu dengan memilih jaringan komputer.

Menurut penulis, kebijakan perusahaan dalam mewujudkan pengawasan

dan perlindungan fisik terhadap persediaan dan catatan, serta aktiva

perusahaan sudah cukup memadai dalam mewujudkan pengendalian intern

yang baik.

e. Pengecekan independen atas pelaksanaan

Perusahaan ini telah melaksanakan pemisahan fungsi yang berhubungan

dengan pengawasan persediaan. Kebijakan ini secara tidak langsung

menciptakan suatu pengecekan yang independen di antara bagian-bagian

yaang melakukan penjualan, mengeluarkan barang dari gudang,

mengirimkan barang ke cabang-cabang lain, yang mencatat, dan bagian

yang membuat PO (Purchase Order).

e. Pemantauan

Pemantauan dilakukan agar dapat membantu manajemen untuk

mengetahui ketidakefektifan pelaksanaan unsur-unsur pengendalian yang

lainnya dalam lingkungan pengendalian persediaan tersebut sudah

dilakukan dengan baik sehingga terciptanya lingkungan pengendalian

yang memadai. Salah satu pengawasan yang dilakukan oleh PT. Jaya

Masawan Putera Sejahtera Palembang adalah dengan melakukan stock

opname dalam sekali enam bulan. Hal ini dilakukan untuk mengetahui

apakah persediaan yang ada di gudang sesuai dengan stock yang ada di

komputer. Dalam hal ini, pemantauan yang dilakukan dalam prosedur

pengendalian persediaan sudah cukup baik. Dikarenakan adanya masing-

masing atasan yang bertanggung jawab di masing-masing divisi yang

Page 69: jurnalrizaleffendi.files.wordpress.com  · Web viewANALISIS PENGENDALIAN INTERN ATAS PERSEDIAAN BARANG DAGANG PADA PT. JAYA MASAWAN PUTERA SEJAHTERA. PALEMBANG. Oleh : TITI SUELMI,

bertugas untuk mengawasi kinerja karyawan. Hal ini juga bisa mengurangi

resiko adanya selisih persediaan yanag ada di dalam perusahaan tersebut.

BAB V

KESIMPULAN DAN SARAN

5.1 Kesimpulan

1. Sistem pengendalian internal atas persediaan barang dagang yang

dilakukan di PT. Jaya Masawan Putera Sejahtera Palembang secara umum

sudah sesuai dengan SOP (Standar Operasional Prosedur) perusahaan.

Namun dalam melaksanakan prosedur pengendalian internal atas

persediaan, tidak lepas dari berbagai kendala, seperti pada saat penjualan,

Page 70: jurnalrizaleffendi.files.wordpress.com  · Web viewANALISIS PENGENDALIAN INTERN ATAS PERSEDIAAN BARANG DAGANG PADA PT. JAYA MASAWAN PUTERA SEJAHTERA. PALEMBANG. Oleh : TITI SUELMI,

pengeluaran barang dari gudang, penerimaan barang dari supplier, dimana

perusahaan itu sudah menerapkan sistem FIFO (First In First Out) tetapi

karyawan masih saja mengeluarkan barang yang terkadang masuk terakhir,

tanpa memperhatikan barang yang pertama masuk yang tanggal expired

produk tersebut sudah semakin mendekati batas penggunaan.

2. Diliat dari lingkungan pengendalian intern persediaan barang dagang,

falsafah dan gaya manajemen menunjukkan hasil yang efektif atau efisien.

Karena menghasilkan produk atau barang dengan kualitas yang baik, dan

dari struktur organisasi disusun secara fungsional. Pembagian tugas dan

wewenang yang ada diperusahaan sudah dilakukan dengan baik, dapat

dilihat dari tanggung jawab masing-masing karyawan yang ada di dalam

perusahaan, dalam hal ini tidak ada yang namanya perangkapan tugas, dan

juga jika dilihat dari kebijakan dan praktik sumber daya manusia yang ada

di PT. Jaya Masawan Putera Sejahtera Palembang sudah cukup baik,

dikarenakan dalam meningkatkan dan mengembangkan peran serta

karyawan terutama bagi karyawan pendatang baru akan diberikan

pelatihan dan pendidikan dalam bentuk PDSK (Pendidikan Dasar Sikap

Kerja), dan juga melakukan PERAGAWAN (Pertemuan Gabungan Antar

Karyawan) untuk memberitahukan permasalahan yang sedang terjadi di

masing-masing outlet ataupun Briefing Morning yang dipimpin oleh

kepala divisi masing-masing.

5.2 Saran

1. Perusahaan sudah baik dalam membuat standar operasional prosedur

perusahaan, tetapi alangkah baiknya jika standar operasional prosedur

perusahaan dapat dievaluasi setiap saat.

2. Setidaknya untuk menghindari atau mengurangi resiko pengeluaran barang

dari gudang yang tidak menggunakan sistem FIFO yang mengakibatkan

barang dagang banyak mendekati expired yang bisa merugikan perusahaan

dan karyawan, alangkah baiknya jika ada seseorang (Supervisor atau

Kepala Counter) yang mengawasi karyawan saat melakukan pengambilan

Page 71: jurnalrizaleffendi.files.wordpress.com  · Web viewANALISIS PENGENDALIAN INTERN ATAS PERSEDIAAN BARANG DAGANG PADA PT. JAYA MASAWAN PUTERA SEJAHTERA. PALEMBANG. Oleh : TITI SUELMI,

barang dari gudang dan juga perlu penambahan CCTV di gudang untuk

memantau karyawan yang keluar masuk gudang agar aktivitas

pengendalian lebih efektif.

3. Sebaiknya dalam penerimaan barang dari supplier checker receiving harus

lebih teliti lagi. Harus lebih memperhatikan jumlah isi dalam dus (karena

bisa saja jumlah per karton yang ada di PO berbeda dengan jumlah isi

yang barang yang sebenarnya). Dan supervisor receiving sebaiknya

senantiasa memantau langsung saat pengecekan atau penerimaan barang

masuk.

Page 72: jurnalrizaleffendi.files.wordpress.com  · Web viewANALISIS PENGENDALIAN INTERN ATAS PERSEDIAAN BARANG DAGANG PADA PT. JAYA MASAWAN PUTERA SEJAHTERA. PALEMBANG. Oleh : TITI SUELMI,

DAFTAR PUSTAKA

Agoes, Sukrisno. 2016. Auditing. Edisi Keempat, Buku 1, Salemba Empat,

Jakarta.

Daft, L. Richard. 2007. Manajemen. Edisi Keenam, Salemba 4, Jakarta.

Singleton, Hall. 2007. Information Technology Auditing and Assurance. Edisi

Kedua, Salemba Empat, Jakarta

Stice dan Skousen. 2009. Akuntansi Intermediate. Edisi Keenam Belas, Buku 1,

Salemba Empat, Jakarta.

Warren S. Carl, James M. Reeve dan Philip E. Fees. 2005. Pengantar Akuntansi.

Edisi 21. Salemba Empat, Jakarta.

Mulyadi, 2008. Sistem Akuntansi, Edisi Ketiga, Cetakan Keempat Salemba

Empat, Jakarta.

Prasetyo, Hari dan Nugroho, Munajat Tri dan Pujiati, Asti. 2006. ”Pengembangan

Model Persediaan Dengan Mempertimbangkan Waktu Kadaluarsa dan

Faktor Unit Diskon”, Jurnal Ilmiah Teknik Industri, Volume 4 No. 3,

Universitas Muhammadyah, Surakarta.

Bodnar, George H. Dan William S. Hopwood. 2003. Sistem Informasi Akuntansi,

Edisi Kedelapan, PT. Indeks Kelompok, Gramedia, Jakarta.

Edizal, 2014. Pedoman Penulisan Penelitian Dan Laporan Akhir. Fakultas

Ekonomi Universitas Tridinanti: Palembang. Edisi Pertama Cetakan

Kelima.

Adityo Budi Prabowo (2014) dengan judul “Analisis Struktur Pengendalian Intern

Atas Prosedur Penjualan Kredit Pada PT. Muara Dua Palembang”.

Muhammad Wahyu Hidayat (2014) dengan judul “Analisis Struktur Pengendalian

Intern Atas Pembelian Bahan Proyek Pada CV Ratu Mas Palembang”.

Page 73: jurnalrizaleffendi.files.wordpress.com  · Web viewANALISIS PENGENDALIAN INTERN ATAS PERSEDIAAN BARANG DAGANG PADA PT. JAYA MASAWAN PUTERA SEJAHTERA. PALEMBANG. Oleh : TITI SUELMI,