hukum perkawinan islam euis n

Click here to load reader

Upload: meehawk

Post on 28-Nov-2014

152 views

Category:

Law


3 download

DESCRIPTION

 

TRANSCRIPT

  • 1. FSH UIN SUNAN KALIJAGAYOGYAKARTA Euis Nurlaelawati Hukum Perkawinan Islam
  • 2. Pengertian Nikah Bahasa Al aqd:Akad Al-wath: hubungan seksual Istilah Suatu akad yang dilakukan oleh seorang laki-laki dan perempuan atas dasar kerelaan dan kesukaan kedua belah pihak untuk menghalalkan percampuran antara keduanya dan membangun kehidupan rumah tangga yang bahagia demi kerelaanAllah SWT
  • 3. Tujuan Pernikahan Memenuhi hasrat seksual Memperoleh keturunan Memperoleh kebahagiaan dunia dan akhirat Mengikuti sunnah Nabi Menjalankan perintah Allah SWT Melaksanakan ibadah
  • 4. Kedudukan pernikahan Aspek biologis Aspek psikologis Asepek pedagogis Aspek sosiologis Aspek eknomis Aspek politis
  • 5. Hukum pernikahan Hukum asal adalah mubah Hukum yang disepakatai adalah sunnah Banyaknya hadis yang menganjurkan pernikahan Tidak ada penekanan kewajiban nikah Beberapa hukum nikah; sesuai dengan kondisi pelaku Wajib Secara ekonomi telah mampu dan hasrat seskual telah mendesak untuk dipenuhi
  • 6. Makruh Belum pantas untuk nikah dan belum mempunyai perbekalan untuk menikah Telah memiliki perlengkapan, tetapi mempunyai kekurangan secara fisik Sunnah Telah berkeinginan untuk nikah dan telah mempunyai pebekalan Haram Tidak mempunyai hasrat dan perbekalan; pernikahan tidak akan dapat memenuhi ketentuan syara dan pernikahan akan merugikan pasangan Mubah Belum mempunyai dorongan untuk menikah, tetapi pernikahan tidak akan merugikan pihak lain
  • 7. Konsep Mahram Mahram: ahrama, yuhrimu.,., mahram Mahram: yang dilarang Mahram: sekelompok orang yang dilarang melakukan pernikahan atai dilarang dinikahi Mahram muabbad (selamanya) Mahram ghairu muabbad (muaqqat/ sementara)
  • 8. Mahram muabbad Keturunan (nasab) Ibu dan seterusnya, anak dan seterusnya, bibi dan seterusnya, anak kakak dan seterusnya Ayah dan seterusnya, paman dan seterusnya, .. Karena pernikahan (musoharah) Menantu Mertua Kesepakatan para ulama: dilarang Beberapa menyarakan: dilarang jika telah terjadi hubungan seksual Anak dari istri atau suami (anak tiri) Kesepakatan ulama: mutlak dilarang Beberapa ulama menegakan: dilarang jika anak hidup dan diasuh dalam keluarga yang sama
  • 9. Karena sesusuan (radaa) Unsur yang menentukan pelarangan Usia anak ketika menyusui o Mayoritas: dua tahun o Beberapa: lebih dari dua tahun Kadar dan frekuensi susuan o Dua hisapan o Lima hisapan Kulitas susu o Tidak tercampur dengan bahan makanan lain o Langsung dari payudara ibu
  • 10. Mahram ghairu muabbad (sementra) Dalam masa iddah Setelah talak tiga Dalam ihram Menikahi saudara sekaligus dalam waktu yang bersamaan Dalam pinangan orang lain
  • 11. KHITBAH Pengertian Pinangan: penyampaian kehendak pernyataan laki-laki atas kehendaknya menikahi seorang wanita
  • 12. Hukum pinangan Mubah; berdasarkan ayat al-Quran Tidak ada dosa bagi kalian jika kalian menyampaikan kehendak (dengan sindiran) untuk menikahi wanita-wanita atau kalian menyembunyikannya Hadis: jika kalian hendak melihat calon istri dan hal itu akan mendorong kalian untuk menikahinya, lakukanlah
  • 13. Batasan-batasan (aturan) pinangan Wanita yang boleh dipinang Tidak sedang dalam pinangan orang lain; Boleh jika perempuan tidak senang dg laki2 yang meminang Tidak sedang dalam pernikahan Tidak dalam masa iddah Cerai/talak raji: tidak boleh sama sekali Kematian dan talak bain: boleh dengan sindiran Cara Sindiran (kinayah) Terang-terangan (jahrah)
  • 14. Bagian2 tubuh yang boleh dilihat Telapan tangan dan muka (kesepakatan para ulama) Tangan: memperlihatkan kesuburan Muka; kecantikan Telapak tangan, muka dan telapak kaki Seluruh tubuh kecuali kemaluannya Di tempat tertutup Dengan muhrim
  • 15. Akibat pinangan Tidak menyebabkan kebolehan saling melihat melebihi batas yang telah ditentukan Tidak menimbulkan hak dan kewajiban antara peminang dan yang dipinang Pembatalan pinangan Boleh Pemberian boleh dikembalikan Jika ada kesepakatan sebelumnya, pemberian dikembalikan sesusai dengan kesepakatan: jika barang masih ada dikembalikan dengan berupa barang tersebut Jika barang sudah terpakai atau hancur, dikembalikan dengan berupa uang senilai barang
  • 16. Rukun dan Syarat Nikah Pembedaan disepakati oleh paraulama mayoritas Keduanya harus dipernuhi dalam pernikahan Rukun: unsur yang harus ada dalam perbuatan Syarat: unsur yang harus ada, tapi di luar perbuatan Syarat yang menempel pada rukun Syarat terpisah/berdiri sendiri
  • 17. Rukun nikah (mayoritas ulama): Kedua mempelai Ijab qaul (akad) Wali Saksi Mahar masuk dalam syarat Hanafiyah: Akad (ijab dan qabul) Selain itu merupakan syarat Iniqad Shihah: mahar Nufuz: wali Luzum: sekufu
  • 18. Ijab qabul Dengan kalimat yang jelas/sorih Selaras Dalam satu majlis berkesinambungan Wali Dewasa dan berakal Laki-laki Muslim Merdeka adil
  • 19. Wali Wali nasab Aqrab Abad Wali mutiq Wali hakim
  • 20. Perpindahan wali aqran ke abad Jika wali aqrab tidak ada Jika wali aqrab berhalangan Jika wali aqrab tidak memenuhi syarat
  • 21. Wali hakim ditentukan dalam beberapa kondisi Wali aqrab an abad tidak ada semua Wali aqrab dan abad berhalangan hadir Wali aqrab dan abad semuanya non Muslim Wali aqrab enggan/adlal
  • 22. Saksi Paling kurang dua orang Beragama Islam Laki-laki Boleh diganti permepuan dengan syarat ada laki-laki (hanafiyah) Boleh semuanya perempuan dengan menganggap dua orang perempuan sama dengan satu laki-lak Adil Mendengar dan melihat
  • 23. Mahar Hukum mahar Wajib (diberikan) Berlakunya mahar Setelah berlangsungnya akad nikah (kesepakatan paraulama) Bila suami meninggal sebelum dukhul, mahar tetap wajb dibayar separuhnya Waktu pembayaran Setelah terjadinya hugungan kelamin Matinya salah seorang di antara keduanya
  • 24. Macam-macam mahar Disebutkan bentuknya, wujud dan nilainya secara jelas dalam akda (musamma) Tidak disebutkan bentuk, wujud dan nilainya; mahar mitsil (dibayarkan sebesar maahr yang biasa diterima oleh saudara, keluarga aau masyarakatnya