ppt agama hukum islam ttg perkawinan
TRANSCRIPT
BAB 5 HUKUM ISLAM TENTANG PERKAWINAN
Kelompok :• Ai Ida Handayani• Dita Ayu Widyasari• Fauziah Ramadhani• Indrya Herawati• Novyardi Lumanau• Vidiawati Rahmani
Kelas : XII IPA 1
- Pengertian Hukum Islam tentang Perkawinan- Tujuan Perkawinan- Rukun & Syarat Pernikahan- Tata Cara Perkawinan - Putusnya Perkawinan- Rujuk
Perkawinan menurut hukun Islam adalah pernikahan, yaitu
akad yang sangat kuat atau mitssaqan ghalidzan untuk
mentaati perintah Allah dan melaksanakannya merupakan
ibadah.
Nikah termasuk sunnah para rasul yang sangat ditekankan.
Allah SWT berfirman,
"Dan sesungguhnya Kami telah mengutus beberapa Rasul
sebelum kamu dan Kami memberikan kepada mereka isteri-
isteri dan keturunan." (Ar-Ra'd:38).
Menurut Jumhur Ulama, nikah itu sunnah dan bisa juga
menjadi wajib atau haram. Hukum melakukan perkawinan
dilihat dari segi kategori kaidah hukum Islam adalah:
•Ibahah (boleh),
•Sunnah (kalau dipandang dari pertumbuhan jasmani,
keinginan berumah tangga, kesiapan mental, kesiapan
membiayai kehidupan berumah tangga telah benar-benar
ada),
Pengertian Hukum Islam Pengertian Hukum Islam tentang Perkawinantentang Perkawinan
•Wajib (kalau seseorang telah cukup matang untuk
berumahtangga, baik dilihat dari segi pertumbuhan
jasmani dan rohani, maupun kesiapan mental,
kemampuan membiayai kehidupan rumah tangga dan
supaya tidak terjerumus dalam lubang perzinahan),
•Makruh (kalau dilakukan oleh seseorang yang belum
siap jasmani, rohani (mental), maupun biaya rumah
tangga),
•Haram (kalau melanggar larangan-larangan atau tidak
mampu menghidupi keluarganya.
Rasulullah bersabda : “Dari Abdullah bin Mas’ud ra. Ia
berkata : Rasulullah bersabda kepada kami : “Hai kaum
pemuda, apabila diantara kamu kuasa untuk kawin,
hendaklah ia kawin, sebab kawin itu lebih kuasa untuk
menjaga mata dan kemaluan ; barangsiapa tidak kuasa
hendaklah ia berpuasa, sebab puasa itu menjadi penjaga
baginnya”. (Muttafaq ‘alaihi).
A. Untuk Membentengi Ahlak Yang Luhur.
Sasaran utama dari disyari’atkannya perkawinan dalam Islam di antaranya
ialah Untuk membentengi martabat manusia dari perbuatan kotor dan keji,
yang telah menurunkan dan meninabobokan martabat manusia yang luhur.
Islam memandang perkawinan dan pembentukan keluarga sebagai sarana
efektif untuk memelihara pemuda dan pemudi dari kerusakan, dan melindungi
masyarakat dari kekacauan.
B. Untuk Meningkatkan Ibadah Kepada Allah.
Menurut konsep Islam, hidup sepenuhnya untuk beribadah kepada Allah dan
berbuat baik kepada sesama manusia. Dari sudut pandang ini, rumah tangga
adalah salah satu lahan subur bagi peribadatan dan amal shalih di samping
ibadat dan amal-amal shalih yang lain.
C. Untuk Mencari Keturunan Yang Shalih.
Di antara yang dijadikan Islam sebagai tujuan berumah tangga dan
dibentuknya Sebuah keluarga adalah untuk memperbanyak umat Muhammad
SAW.
Rukun melaksanakan perkawinan :
a. Calon Suami;
b. Calon Isteri;
c. Wali nikah;
d. Dua orang saksi dan;
e. Ijab dan Kabul
Syarat perkawinan :
(1) persetujuan kedua belah pihak,
(2) mahar (mas kawin),
(3) tidak boleh melanggar larangan-larangan perkawinan.
Bila syarat perkawinan tak terpenuhi, maka perkawinan tersebut
tidak sah atau batal demi hukum.
I. Khitbah (Peminangan)
Seorang muslim yang akan mengawini seorang muslimah
hendaknya ia meminang terlebih dahulu, karena dimungkinkan
ia sedang dipinang oleh orang lain, dalam hal ini Islam melarang
seorang muslim meminang wanita yang sedang dipinang oleh
orang lain (Muttafaq 'alaihi). Dalam khitbah disunnahkan
melihat wajah yang akan dipinang (HR: [shahih] Ahmad, Abu
Dawud, Tirmidzi No. 1093 dan Darimi).
II. Aqad Nikah
Dalam aqad nikah ada beberapa syarat dan kewajiban yang
harus dipenuhi :
a. Adanya suka sama suka dari kedua calon mempelai.
b. Adanya Ijab Qabul.
c. Adanya Mahar.
d. Adanya Wali.
e. Adanya Saksi-saksi.
Dan menurut sunnah sebelum aqad nikah diadakan khutbah terlebih
dahulu yang dinamakan Khutbatun Nikah atau Khutbatul Hajat.
III. Walimah
Walimatul 'urusy hukumnya wajib dan diusahakan sesederhana mungkin
dan dalam walimah hendaknya diundang orang-orang miskin. Rasul
bersabda tentang mengundang orang-orang kaya saja berarti makanan
itu sejelek-jelek makanan.
Sabda Rasul yang artinya: "Makanan paling buruk adalah makanan
dalam walimah yang hanya mengundang orang-orang kaya saja untuk
makan, sedangkan orang-orang miskin tidak diundang. Barangsiapa
yang tidak menghadiri undangan walimah, maka ia durhaka kepada
Allah dan Rasul-Nya". (HR: [shahih] Muslim 4:154 dan Baihaqi 7:262 dari
Abu Hurairah).
Sebagai catatan penting hendaknya yang diundang itu orang-orang
shalih, baik kaya maupun miskin, karena ada sabda Rasul, yang artinya:
"Janganlah kamu bergaul melainkan dengan orang-orang mukmin dan
jangan makan makananmu melainkan orang-orang yang taqwa". (HR:
[shahih] Abu Dawud, Tirmidzi, Hakim 4:128 dan Ahmad 3:38 dari Abu
Sa'id Al-Khudri).
Perkawinan dapat putus karena :
a. Kematian,
b. Perceraian, dan
c. atas putusan Pengadilan.
Putusnya perkawinan yang disebabkan karena perceraian dapat
terjadi karena talak atau berdasarkan gugatan perceraian.
Perceraian dapat terjadi karena alasan atau alasan-alasan:
a.salah satu pihak berbuat zina atau menjadi pemabuk,
pemadat, penjudi dan lain sebagainya yang sukar disembuhkan;
b. salah satu pihak meninggalkan pihak lain selama 2 (dua) tahun
berturut-turut tanpa izin pihak lain dan tanpa alasan yang sah atau
karena hal lain diluar kemampuannya;
c. salah satu pihak mendapat hukuman penjara 5 (lima) tahun atau
hukuman yang lebih berat
setelah perkawinan berlangsung;
d. salah satu pihak melakukan kekejaman atau penganiayaan berat
yang membahayakan pihak lain
e. sakah satu pihak mendapat cacat badan atau penyakit dengan akibat
tidak dapat menjalankan
kewajibannya sebagai suami atau isteri;
f. antara suami dan isteri terus menerus terjadi perselisihan dan
pertengkaran dan tidak ada
harapan akan hidup rukun lagi dalam rumah tangga;
g. Suami menlanggar taklik talak;
k. peralihan agama tau murtad yang menyebabkan terjadinya ketidak
rukunan dalam rumah tangga.
Talak adalah ikrar suami di hadapan sidang Pengadilan
Agama yang menjadi salah satu sebab putusnya perkawinan.
Macam-macam talak :
•Talak Raj`I adalah talak kesatu atau kedua, dimana suami
berhak rujujk selamaisteri dalam masa iddah.
•Talak Ba`in Shughraa adalah talak yang tidak boleh dirujuk
tapi boleh akad nikah baru dengan bekas suaminya meskipun
dalam iddah.
•Talak Ba`in Kubraa adalah talak yang terjadi untuk ketiga
kalinya. Talak jenis ini tidak dapat dirujuk dan tidak dapat
dinikahkan kembali, kecuali apabila pernikahan itu dilakukan
setelah bekas isteri, menikah degan orang lain dan kemudian
terjadi perceraian ba`da al dukhul dan hadis masa iddahnya.
•Talak sunny adalah talak yang dibolehkan yaitu talak yang
dijatuhkan terhadap isteri yang sedang suci dan tidak dicampuri
dalam waktu suci tersebut.
•Talak bid`I adalahtalak yang dilarang, yaitu talak yang
dijatuhkan pada waktu isteri dalam keadaan haid atau isteri
dalam keadaan suci tapi sudah dicampuri pada waktu suci
tersebut.
Perceraian itu terjadi terhitung pada saat perceraian itu
dinyatakan di depan sidang pengadilan
Li`an menyebabkan putusnya perkawinan antara suami isteri
untuk selama-lamnya. Li`an terjadi karena suami menuduh
isteri berbuat zinah dan atau mengingkari anak dalam
kandungan
atau yang sudah lahir dari isterinya, sedangkan isteri menolak
tuduhan dan atau pengingkaran tersebut.
Rujuk adalah mengembalikan status hukum pernikahan secara penuh setelah terjadi talak raj’I yang dilakukan oleh mantan suami terhadap mantan istrinya yang masih dalam masa iddahnya.
Hukum Rujuk :• Haram, apabila dengan rujuk istri dirugikan seperti istri lebih menderita dibanding sebelum rujuk• Makruh, apabila diketahui bahwa meneruskan perceraian lebih bermanfaat bagi keduanya dibanding jika keduanya rujuk• Sunah, apabila diketahui bahwa rujuk lebih bermanfaat dibanding meneruskan perceraian• Wajib, khususnya bagi laki-laki yang beristri lebih dari satu, jika salah seorang ditalak sebelum gilirannya disempurnakan
Syarat-Syarat Rujuk :• Atas kemauan sendiri• Dinyatakan dengan perkataan• Mantan istri harus masih berada dalam masa iddah• Saksi