hubungan manajemen pelaksanaan pemantauan …
TRANSCRIPT
i
HUBUNGAN MANAJEMEN PELAKSANAAN PEMANTAUAN
PERTUMBUHAN TERHADAP PARTISIPASI KEHADIRAN POSYANDU
DAN STATUS GIZI BALITA DI WILAYAH KERJA PUSKESMAS
TANJUNG BERINGIN KEC. TANJUNG BERINGIN
SKRIPSI
NURHASANAH UMMA
P01031214042
KEMENTRIAN KESEHATAN REPUBLIK INDONESIA
POLITEKNIK KESEHATAN MEDAN JURUSAN GIZI
PROGRAM STUDI DIPLOMA IV
2018
ii
HUBUNGAN MANAJEMEN PELAKSANAAN PEMANTAUAN
PERTUMBUHAN TERHADAP PARTISIPASI KEHADIRAN DAN STATUS
GIZI BALITA DI WILAYAH KERJA PUSKESMAS TANJUNG BERINGIN
KEC. TANJUNG BERINGIN
Skripsi ini diajukan sebagai salah satu syarat untuk menyelesaikan
Program Studi Diploma IV di Jurusan Gizi Politeknik Kesehatan Medan
NURHASANAH UMMA
P01031214042
KEMENTERIAN KESEHATAN REPUBLIK INDONESIA
POLITEKNIK KESEHATAN MEDAN JURUSAN GIZI
PROGRAM STUDI DIPLOMA IV
2018
iii
iv
ABSTRAK
NURHASANAH UMMA “HUBUNGAN MANAJEMEN PELAKSANAAN PEMANTAUAN PERTUMBUHAN TERHADAP PARTISIPASI KEHADIRAN DAN STATUS GIZI BALITA DI WILAYAH KERJA PUSKESMAS TANJUNG BERINGIN KEC. TANJUNG BERINGIN” (DI BAWAH BIMBINGAN BERLIN SITANGGANG)
Manajemen kesehatan dalam pemantauan pertumbuhan adalah penerapan prinsip-prinsip manajemen (input, process, impact, output, outcome) dalam pemantauan pertumbuhan melalui kegiatan posyandu dan pelaksanaan kegiatan pemantauan pertumbuhan di posyandu dapat berjalan dengan baik, sesuai dengan prosedur (alat antopometri dan kader), teratur, menempatkan orang-orang yang terbaik pada setiap kegiatan posyandu (Suyadi, 2011).
Tujuan Penelitian adalah mengetahui hubungan manajemen pelaksanaan pemantauan pertumbuhan terhadap pencapaian kehadiran posyandu dan status gizi balita di wilayah kerja Puskesmas Tanjung Beringin Kec. Tanjung Beringin.
Penelitian ini adalah penelitian observasional dengan pendekatan kualitatif. Desain penelitian yang digunakan adalah studi potong lintang (cross sectional). Subjek penelitian adalah 5 petugas puskesmas dan 77 sampel balita yang ditentukan berdasarkan syarat kriteria inklusi. Pengumpulan data dilakukan dengan formulir kuesioner dan pengukuran antropometri yaitu berat badan. Analisa data menggunakan uji chi-square.
Hasil penelitian menunjukkan bahwa capaian manajemen pelaksanaan pemantauan pertumbuhan adalah 60% dengan input mencapai 40%, proses 20% dan ouput sama sekali tidak tercapai atau 0%. Dari manajemen tersebut yang dikategorikan rendah didapatkan partisipasi kehadiran hanya mencapai 50.6% dengan sttaus gizi 3,9% gizi buruk, 19,5% gizi kurang dan 76.6% gizi baik. Hal ini menunjukkan bahwa ada hubungan bermakna antara manajemen pelaksanaan pemantauan pertumbuhan terhadap partisipasi kehadiran dan status gizi balita.
Kesimpulan penelitian menunjukkan bahwa ada hubungan antara manajemen pelaksanaan pemantauan pertumbuhan terhadap partisipasi kehadiran dan status gizi balita di wilayah kerja Puskesmas Tanjung Beringin.
Kata kunci : Manajemen Pemantauan Pertumbuhan, Status Gizi, Partisipasi Kehadiran, Pertumbuhan
v
ABSTRACT
NURHASANAH UMMA "THE RELATIONS MANAGEMENT IMPLEMENTATION MONITORING OF GROWTH AGAINST THE PRESENCE AND PARTICIPATION OF THE NUTRITIONAL STATUS OF CHILDREN IN THE REGION OF CLINICS TANJUNG BERINGIN KEC. TANJUNG BERINGIN "(CONSULTANT OF BERLIN SITANGGANG)
Health management in monitoring growth is the application of the principles of management (inputs, process, outputs, outcomes, impact) in monitoring growth through posyandu activities and implementation of growth monitoring activities at the posyandu can run well, according to the procedure (the tools antopometri and cadre), regular, put the best people at every posyandu activities (Suyadi, 2011).
The purpose of the research was to know relationship management implementation monitoring of growth towards the attainment of the presence of the posyandu and nutritional status of infants in the region of clinics Cape Banyan Kec. Tanjung Beringin.
The study was observational research with qualitative approach. The research design used was the study cut latitude (cross sectional). The subject was the health officers and 77 samples of toddlers are determined based on the terms of inclusion criteria. Data collection is done with the form questionnaire and Anthropometry measurements i.e. weight. Data analysis using chi-square test.
The results showed that close monitoring of the implementation of the management of the growth was 60% with the input reaches 40%, 20% and the output process is simply not achieved or 0%. The management of categorized low participation was obtained by the presence of only reached 50.6% 3.9% nutrient sttaus with poor nutrition, 19.5% 76.6% less nutrition and good nutrition. This shows that there is a meaningful relationship between the management of the implementation of the monitoring of growth against the presence and participation of the nutritional status of the toddlers.
Conclusion the research indicates that there is a connection between the management of the implementation of the monitoring of growth against the presence and participation of the nutritional status of children in the region of the Cape Through Clinics. Keywords: Management Monitoring growth, nutritional Status, presence of Participation, growth
vi
KATA PENGANTAR
Puji dan syukur Saya ucapkan atas kehadirat Tuhan Yang Maha Esa karena
atas berkat dan karunianya sehingga penulis dapat menyelesaikan penulisan skripsi
ini, yang dengan judul : “Hubungan Manajemen Pelaksanaan Pemantauan
Pertumbuhan Terhadap Partisipasi Kehadiran Dan Status Gizi Balita Di Wilayah
Kerja Puskesmas Tanjung Beringin Kec. Tanjung Beringin”.
Dalam penyusunan skripsi ini penulis banyak mendapatkan bantuan dan
dukungan dari berbagai pihak. Untuk itu, pada kesempatan ini dengan ketulusan hati
maka penulis menyampaikan terima kasih yang sebesar-besarnya kepada:
1. Dr. Oslida Martony, SKM, M.Kes selaku ketua jurusan
2. Berlin Sitanggang, SST, M.Kes selaku pembimbing yang telah memberikan
bimbingan, nasehat, arahan serta motivasi dalam penulisan skripsi ini.
3. Dr. Haripin Togap Sinaga, MCN, selaku penguji I yang telah memberikan
masukan dan arahan dalam proposal skripsi.
4. Erlina Nasution, S.Pd, M.Kes, selaku penguji II yang telah memberikan
masukan dan arahan dalam proposal skripsi.
5. Seluruh sampel dan responden yang telah meluangkan waktu untuk penelitian
ini.
6. Ayahanda dan Ibunda atas doa dan dukungannya
7. Enumerator yang membantu penelitian ini (Aulia Tara Ulfa, Ayu Intan M.
Hutagalung, Madya Monawinda Pardosi, Rezeki Syabrini Lubis dan Sri
Karolina Laowo)
8. Teman hidup yang membantu dari awal penelitian hingga akhir dan selalu
memberi semangat untuk mengerjakan skripsi Afif Prabowo
9. Sahabat seperjuangan (Devi, Dewi, Fithri, Geges, Intan, Imra, Irun, Nisak,
Rizka, Siska, dan Wahyu), dan Teman satu bimbingan (Nuri Sabrina dan Eka
Surabina) terimakasih atas kerjasama, motivasi serta dukungannya selama
proses penulisan skripsi ini.
Penulis menyadari bahwa skripsi ini masih jauh dari sempurna, untuk itu
penulis mengharapkan saran dan kritik guna perbaikan dan penyempurnaan skripsi
ini. Atas perhatianya penulis mengucapkan terimakasih.
Penulis
vii
DAFTAR ISI
Halaman
HALAMAN PERSETUJUAN ..................................................... iii ABSTRAK ................................................................................ iv KATA PENGANTAR ................................................................ vi DAFTAR ISI ............................................................................. vii DAFTAR TABEL ...................................................................... vii DAFTAR GAMBAR .................................................................. x DAFTAR LAMPIRAN ............................................................... xi BAB I PENDAHULUAN ........................................................... 1
A. Latar Belakang ............................................................ 1 B. Perumusan Masalah ................................................... 3 C. Tujuan Penelitian ........................................................ 3
a. Tujuan Umum ..................................................... 3 b. Tujuan Khusus .................................................... 4
D. Manfaat Penelitian ....................................................... 4 BAB II TINJAUAN PUSTAKA ................................................... 5
A. Status Gizi .................................................................... 5 1. Pengertian Status Gizi ....................................... 5 2. Penilaian Status Gizi .......................................... 5 3. Klasifikasi Dan Ambang Batas Status Gizi Anak 6 4. Perhitungan Umur .............................................. 6 5. Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Status Gizi .. 6 6. Bentuk Penilaian Status Gizi .............................. 7
B. Partisipasi Kehadiran .................................................... 7 1. Partisipasi Ibu ................................................... 7 2. Faktor-faktor yang mempengaruhi .................... 7
C. Surveilan Gizi ................................................................ 8 D. Manajemen Pemantauan Pertumbuhan ........................ 9
1. Pengertian Pemantauan Pertumbuhan ............... 9 2. Pengertian Manajemen ...................................... 10 3. Tujuan Manajemen Pemantauan Pertumbuhan . 10 4. Sistem Manajemen Pemantauan Pertumbuhan 10
E. Manajemen Puskesmas .............................................. 17 1. Definisi .............................................................. 17 2. Tugas dan Fungsi ............................................. 17 3. Susunan Organisasi ......................................... 17 4. Penerapan Manajemen di Puskesmas ............. 18
F. Pengertian Pertumbuhan ............................................ 19 G. Gangguan Pertumbuhan ............................................. 19 H. Hubungan Manajemen Pelaksanaan Pemantauan
Pertumbuhan dengan Partisipasi Kehadiran dan Status Gizi Balita .................................................................... 20
I. Kerangka Teori ............................................................ 22 J. Kerangka Konsep ........................................................ 23 K. Definisi Operasional .................................................... 24
viii
L. Hipotesis ..................................................................... 25 BAB III METODE PENELITIAN ................................................ 26
A. Lokasi dan Waktu Penelitian ....................................... 26 1. Lokasi Penelitian ..................................................... 26 2. Waktu Penelitian ..................................................... 26
B. Jenis dan Rancangan Penelitian ................................. 26 C. Populasi dan Sampel .................................................. 27
1. Populasi .................................................................. 27 2. Sampel .................................................................... 27 3. Responden .............................................................. 28
D. Jenis dan Cara Pengumpulan Data ............................ 29 1. Jenis Data ............................................................... 29 2. Pengumpulan Data .................................................. 29
E. Pengolahan dan Analisis Data .................................... 30 1. Pengolahan Data .................................................... 30 2. Analisis Data ........................................................... 32
a. Analisis Univariat ................................................ 32 b. Analisis Bivariat .................................................. 32
BAB IV Hasil dan Pembahasan ............................................... 33 A. Hasil Penelitian
1. Gambaran Lokasi Penelitian ................................... 33 a. Kondisi Geografis ............................................. 33 b. Kondisi Demografi ............................................ 35 c. Visi Misi ............................................................ 35
2. Gambaran Karakteristik Ibu ................................... 36 a. Pendidikan Ibu .................................................. 36 b. Pekerjaan Ibu ................................................... 36 c. Umur Ibu ........................................................... 37
3. Gambaran Karakteristik Balita ............................... 37 a. Umur Balita ....................................................... 37 b. Jenis Kelamin ................................................... 38
4. Gambaran Manajemen Pelaksanaan Pemantauan Pertumbuhan ......................................................... 38 a. Gambaran Input ................................................ 39 b. Gambaran Proses ............................................ 41 c. Gambaran Ouput .............................................. 44
5. Gambaran Partisipasi Kehadiran ........................... 45 6. Gambaran Status Gizi Balita .................................. 45 7. Hasil Analisa Hubungan Manajemen Pelaksanaan
Pemantauan Pertumbuhan Terhadap Partisipasi Kehadiran .............................................................. 46
8. Hasil Analisa Hubungan Manajemen Pelaksanaan Pemantauan Pertumbuhan Terhadap Status Gizi Balita ...................................................................... 47
B. Pembahasan ................................................................. 48 1. Manajemen Pelaksanaan Pemantauan
Pertumbuhan ............................................................ 48 2. Partisipasi Kehadiran ............................................... 53
ix
3. Status Gizi Balita ...................................................... 55 4. Hubungan Manajemen Pelaksanaan Pemantauan
Pertumbuhan Terhadap Partisipasi Kehadiran ......... 57 5. Hubungan Manajemen Pelaksanaan Pemantauan
Pertumbuhan Terhadap Status Gizi Balita ................ 58 BAB V Kesimpulan dan Saran ................................................ 60
A. Kesimpulan ................................................................... 60 B. Saran ............................................................................. 60
Daftar Pustaka ......................................................................... 61 Lampiran .................................................................................. 64
x
DAFTAR TABEL
No Halaman 1 Ambang Batas Z-Score Status Gizi ............................. 6 2 Fungsi Manajemen Puskesmas ................................... 19 3 Definisi Operasional .................................................... 24 4 Distribusi Puskesmas Pembantu Wilayah Kerja
Puskesmas Tanjung Beringin ...................................... 34 5 Distribusi Posyandu Wilayah Kerja Puskesmas
Tanjung Beringin ......................................................... 34 6 Distribusi Penduduk Wilayah Kerja
Puskesmas Tanjung Beringin ...................................... 35 7 Distribusi Frekuensi Pendidikan Ibu Wilayah Kerja
Puskesmas Tanjung Beringin ...................................... 36 8 Distribusi Frekuensi Pekerjaan Ibu Wilayah Kerja
Puskesmas Tanjung Beringin ...................................... 36 9 Distribusi Frekuensi Umur Ibu Wilayah Kerja
Puskesmas Tanjung Beringin ...................................... 37 10 Distribusi Frekuensi Umur Balita Wilayah Kerja
Puskesmas Tanjung Beringin ...................................... 37 11 Distribusi Frekuensi Jenis Kelamin Balita Wilayah Kerja
Puskesmas Tanjung Beringin ...................................... 38 12 Persentase Kinerja Manajemen Wilayah Kerja
Puskesmas Tanjung Beringin ...................................... 38 13 Gambaran Input Manajemen di Wilayah Kerja
Puskesmas Tanjung Beringin ...................................... 39 14 Persentase Input Manajemen Wilayah Kerja
Puskesmas Tanjung Beringin ...................................... 41 15 Gambaran Proses Manajemen di Wilayah Kerja
Puskesmas Tanjung Beringin ...................................... 41 16 Persentase Proses Manajemen Wilayah Kerja
Puskesmas Tanjung Beringin ...................................... 43 17 Gambaran Ouput Manajemen di Wilayah Kerja
Puskesmas Tanjung Beringin ...................................... 44 18 Persentase Output Manajemen Wilayah Kerja
Puskesmas Tanjung Beringin ...................................... 44 19 Distribusi Frekuensi Partisipasi Kehadiran Wilayah Kerja
Puskesmas Tanjung Beringin ...................................... 45 20 Distribusi Frekuensi Status Gizi Balita Wilayah Kerja
Puskesmas Tanjung Beringin ...................................... 45 21 Analisa Bivariat Hubungan Manajemen Pelaksanaan
Pemantauan Pertumbuhan Terhadap Partisipasi Kehadiran Posyandu ................................................................... 46
22 Analisa Bivariat Hubungan Manajemen Pelaksanaan Pemantauan Pertumbuhan Terhadap Status Gizi Balita .......................................................................... 47
xi
DAFTAR GAMBAR
No Halaman 1 Alur Kegiatan Surveilans ............................................ 9 2 Skema Alur Pengolahan Data ................................... 12 3 Skema Manajemen Pemantauan Pertumbuhan ........ 16 4 Kerangka Teori .......................................................... 22 5 Kerangka Konsep ...................................................... 23
xii
DAFTAR LAMPIRAN
No Halaman 1 Surat Izin Penelitian ................................................... 64 2 Surat Balasan Penelitian ........................................... 65 3 Master Tabel .............................................................. 66 4 Hasil Uji Statistik ........................................................ 68 5 Informed Consent ...................................................... 71 6 Kuesioner Penelitian Puskesmas .............................. 72 7 Kuesioner Responden dan Balita .............................. 75 8 Jadwal Kegiatan Posyandu ....................................... 76 9 Dokumentasi .............................................................. 79 10 Bukti Bimbingan ................................................... 82
1
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Sumberdaya manusia yang berkualitas di masa depan dapat
tercipta apabila prasyarat keadaan gizi yang baik terpenuhi. Masalah gizi
yang sering dialami anak pada usia dini adalah gangguan tumbuh
kembang, meningkatnya kesakitan, kurangnya produktivitas, serta
terjadinya kematian (Depkes RI, 2008).
Cakupan status gizi balita menurut Hasil Riskesdas 2013
menunjukkan bahwa Secara nasional, prevalensi berat-kurang pada tahun
2013 adalah 19,6 persen, terdiri dari 5,7 persen gizi buruk dan 13,9
persen gizi kurang. Jika dibandingkan dengan angka prevalensi nasional
tahun 2007 (18,4 %) dan tahun 2010 (17,9 %) terlihat meningkat.
Perubahan terutama pada prevalensi gizi buruk yaitu dari 5,4 persen
tahun 2007, 4,9 persen pada tahun 2010, dan 5,7 persen tahun 2013.
Sedangkan prevalensi gizi kurang naik sebesar 0,9 persen dari 2007 dan
2013. Untuk mencapai sasaran MDG tahun 2015 yaitu 15,5 persen maka
prevalensi gizi buruk-kurang secara nasional harus diturunkan sebesar 4.1
persen dalam periode 2013 sampai 2015 (Bappenas, 2012).
Balita gizi buruk dapat diketahui dengan cepat bila secara rutin di
timbang berat badannya ke posyandu. Yang menjadi permasalahan
adalah masih banyaknya anak balita yang tidak datang ke posyandu
secara rutin (D/S) untuk menimbang berat badannya (Depkes, 2006).
Pemantauan pertumbuhan balita sangat penting dilakukan untuk
mengetahui adanya gangguan pertumbuhan (growth faltering) secara dini.
Untuk mengetahui pertumbuhan tersebut, penimbangan balita setiap
bulan sangat diperlukan (Riskesdas, 2013).
Cakupan pelaksanaan pemantauan pertumbuhan di Indonesia
masih cukup rendah. Frekuensi pemantauan pertumbuhan anak usia 6-59
bulan dalam 6 bulan terakhir pada tahun 2013 bahwa frekuensi
penimbangan ≥4 kali menurun dari tahun 2007 yaitu dari 45,4% menjadi
2
44,6%. Sedangkan anak yang tidak pernah ditimbang meningkat dari
25,5% (2007) menjadi 34,3% (2013). Hal ini menunjukkan bahwa
rendahnya pemantauan pertumbuhan anak usia 6 – 59 bulan. Prevalensi
pemantauan pertumbuhan anak di Provinsi Sumatera Utara yaitu sebesar
12,5% pada tahun 2013 yang mana telah mengalami penurunan dari
tahun 2007 21,4% (Kemenkes, 2013).
Meskipun data menunjukkan bahwa pemantauan pertumbuhan
telah mengalami penurunan namun program perbaikan gizi terus
dilakukan Dinas Kesehatan Kabupaten yaitu penyusunan peta informasi
masyarakat kurang gizi, penanggulangan Kurang Energi Protein (KEP),
transport rujukan balita gizi buruk di Puskesmas/RSUD, Pemantauan
Status Gizi (PSG), pemberian multivitamin balita kurang gizi, investigasi
kasus gizi buruk, Pemberian Makanan Tambahan (PMT) bagi balita gizi
buruk, dan surveilans gizi.
Pemantauan pertumbuhan dapat dilakukan di tingkat individu
ataupun kelompok melalui penimbangan berat badan balita secara rutin
tiap bulan. Pemantauan pertumbuhan berupa informasi besaran masalah
gangguan pertumbuhan pada balita dari waktu ke waktu serta menjadi
acuan dalam perencanaan program dan kebijakan perbaikan gizi di tingkat
Puskesmas (Depkes RI, 2008).
Berdasarkan hasil survei pendahuluan cakupan pelayanan
Posyandu di wilayah kerja Puskesmas Tanjung Beringin Januari - April
2018 dengan indikator menimbang balita setiap bulan sebesar 61,21%.
Pencapaian ini masih belum mencapai target Standar Pelayanan Minimal
(SPM) 2010 yang diharapkan yaitu 90%.
Hasil cakupan Posyandu yang belum memenuhi target
menunjukkan bahwa pelayanan Posyandu masih belum maksimal untuk
deteksi dini kesehatan ibu dan anak. Pelayanan optimal di Posyandu
memerlukan penyesuaian pengetahuan dengan keterampilan kader
sehingga kader bisa bekerja sehingga kader bisa bekerja sesuai norma,
standar, prosedur dan kriteria pengembangan Posyandu ( Kemenkes,
2011).
3
Berdasarkan hasil penelitian Septiawati (2009) perencanaan sistem
informasi pemantauan pertumbuhan Balita yang baik khususnya pada
pencatatan dan pelaporan status gizi balita, dapat menghasilkan informasi
secara akurat, tepat waktu dan relevan. Hal tersebut dapat memenuhi
kebutuhan informasi pemantauan status gizi secara berkala, sehingga
berguna bagi pengambil keputusan untuk perencanaan, pemantauan dan
penilaian program yang dapat mendukung upaya penanganan dan
antisipasi masalah gizi.
Hasil studi pendahuluan pada bulan April 2018 bahwa seluruh
Puskesmas telah menyusun perencanaan kegiatan pemantauan
pertumbuhan disetiap awal tahun anggaran dan telah dikoordinasikan
serta dimasukkan kedalam Rencana Kerja Dinas Kesehatan Kab.
Serdang Bedagai, data pelaporan partisipasi kehadiran dan status gizi di
Dinas Kesehatan Kab. Serdang Bedagai dari Puskesmas se-Kabupaten
Serdang Bedagai sudah sesuai dengan tahun yang ada. Hal ini
menunjukkan adanya pelaporan yang baik antar setiap Puskesmas.
Berdasarkan survei pendahuluan yang dilakukan peniliti ingin melakukan
penelitian hubungan manajemen pelaksanaan pemantauan pertumbuhan
terhadap partisipasi kehadiran dan status gizi balita di Wilayah Kerja
Puskesmas Tanjung Beringin.
B. Perumusan Masalah
Adakah hubungan manajemen pelaksanaan pemantauan
pertumbuhan terhadap pencapaian kehadiran posyandu dan status gizi
balita di wilayah kerja puskesmas Tanjung Beringin Kec. Tanjung
Beringin ?
C. Tujuan Penelitian
1. Tujuan Umum
Mengetahui hubungan manajemen pelaksanaan pemantauan
pertumbuhan terhadap pencapaian kehadiran posyandu dan status gizi
balita di wilayah kerja Puskesmas Tanjung Beringin Kec. Tanjung Beringin.
4
2. Tujuan Khusus
a. Menilai manajemen pelaksanaan pemantauan pertumbuhan balita di
Wilayah Kerja Puskesmas Tanjung Beringin Kec. Tanjung Beringin
b. Menilai pencapaian kehadiran posyandu
c. Menilai status gizi pada balita (Kategori BB/U)
d. Menganalisis manajemen pelaksanaan pemantauan pertumbuhan
terhadap pencapaian kehadiran posyandu di wilayah kerja puskesmas
Tanjung Beringin Kec. Tanjung Beringin
e. Menganalisis manajemen pelaksanaan pemantauan pertumbuhan
terhadap status gizi pada balita di wilayah kerja puskesmas Tanjung
Beringin Kec. Tanjung Beringin.
D. Manfaat Peneliti
1. Bagi Penulis
Sebagai wadah dalam meningkatkan pengetahuan dan keterampilan
penulis di bidang penelitian.
2. Bagi Puskesmas
Sebagai bahan perencanaan manajemen pemantauan pertumbuhan
terhadap pencapaian kehadiran posyandu dan status gizi balita ke
depan.
3. Bagi Masyarakat
Memberikan informasi mengenai manajemen pemantauan
pertumbuhan terhadap pencapaian lehadiran posyandu dan status gizi
balita di wilayah kerja puskesmas Tanjung Beringin Kec. Tanjung
Beringin.
5
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
A. Status Gizi
1. Pengertian Status Gizi
Status gizi adalah cerminan ukuran terpenuhinya kebutuhan zat gizi
yang didapatkan dari asupan dan penggunaan zat gizi oleh tubuh. Status
gizi dapat ditentukan dengan pemeriksaan klinis, pengukuran antopometri,
analisis biokimia, dan riwayat gizi. (Persagi, dkk, 2014).
Status gizi merupakan keadaan tubuh sebagai akibat konsumsi
makanan dan penggunaan zat-zat gizi. Dibedakan antara status gizi buruk,
kurang, baik, lebih (Almatsier, 2009).
2. Penilaian Status Gizi
Penilaian status gizi dilakukan secara langsung dan tidak langsung.
Penilaian status gizi secara langsung dilakukan dengan cara :
antropometri, klinis, biokimia, dan biofisik. Sedangkan secara tidak
langsung dilakukan dengan cara : survei konsumsi pangan, statistik vital,
dan faktor ekologi. (Supariasa,dkk, 2008).
Penilaian status gizi yang sering dilakukan adalah dengan
pengukuran antopometri. Dalam bidang gizi antropometri digunakan untuk
menilai status gizi karena antopometri berhubungan dengan berbagai
macam pengukuran dimensi tubuh dan komposisi tubuh dari berbagai
tingkat umur dan tingkat gizi. (Supariasa, dkk, 2017).
Dari beberapa indikator antopometri, yang sering digunakan untuk
mengukur status gizi balita adalah indikator BB/U, TB/U, BB/TB.(Jahari,
2002, dalam Yosnelli, 2008). Masing-masing indikator mempunyai
karakteristik yang berbeda.
a. Indeks Berat Badan Menurut Umur (BB/U)
BB/U menggambarkan BB relatif dibandingkan dengan umur anak.
Umur yang dihitung dalam bulan penuh. Indeks BB/U memberikan
gambaran status gizi kurang (underweight), status gizi buruk (severely
underweight), gizi baik, dan gizi lebih.
6
3. Klasifikasi dan Ambang Batas Status Gizi Anak
Kategori dan ambang batas status gizi anak adalah sebagai mana
terdapat dalam tabel berikut :
Tabel.1 Kategori dan Ambang Batas Status Gizi Anak
Indeks Kategori Status Gizi
Ambang Batas Z-Score
Berat Badan Menurut Umur (BB/U)
Anak umur 0-60 bulan
Gizi Buruk <-3SD
Gizi Kurang -3SD sampai dengan < -2SD
Gizi Baik -2SD sampai dengan 2 SD
Gizi Lebih >2 SD
Sumber :Kemenkes, 2010
4. Perhitungan Umur
Umur balita sebagai parameter penting dalam penentuan status gizi
dengan indeks-indeks penentuan status gizi. Umur anak biasanya dihitung
dalam genap bulan penuh. Berikut langkah-langkah dalam perhitungan
umur anak :
1. Menentukan selisih antara tanggal lahir dan tanggal kunjungan saat itu.
2. Tentukan tanggal lahir balita dalam format tanggal, bulan, tahun.
3. Tentukan tanggal kunjungan, dalam format tanggal, bulan, tahun.
4. Hitunglah umur anak dengan mengurangi tanggal kunjungan dengan
tanggal lahir (GiziSeimbang, 2016)
5. Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Status Gizi
Faktor-faktor yang mempengaruhi status gizi terdiri dari penyebab
langsung dan tidak langsung.
Faktor yang mempengaruhi status gizi adalah kepatuhan kehadiran
posyandu. Semakin patuh balita berkunjung ke posyandu, maka status
gizi balita akan baik juga. Hal ini dapat dilihat dari balita yang patuh
berkunjung ke posyandu memiliki persentase status gizi baik yang lebih
tinggi dibanding yang tidak patuh. Sebaliknya balita yang mempunyai
kepatuhan rendah memiliki persentase status gizi kurang yang lebih tinggi
dibanding yang patuh.
7
Sedangkan faktor-faktor yang tidak mempengaruhi secara
langsung adalah Pemantauan pertumbuhan anak. Posyandu sebagai
wadah pemantauan pertumbuhan dan perkembangan anak melalui grafik
berat badan dan mencatatnya pada KMS. Semakin rajin anak dibawa ke
posyandu, maka keadaan status gizi anak akan lebih terkontrol dan lebih
cepat dilakukan penanganannya bila terjadi gangguan pertumbuhan
(Hastaty, 2015).
6. Bentuk penilaian status gizi
Penilaian status gizi dapat dilakukan pada individu dan data
penduduk. Pada individu penilaian dilakukan dengan (Siswanto, et. al.,
2001: 11):
a. Melakukan penapisan (screening) untuk keperluan kajian terutama
dalam situasi darurat.
b. Melakukan pemantauan pertumbuhan (kajian kecenderungan
pertumbuhan). Pada balita digunakan KMS.
B. Partisipasi Kehadiran
1. Partisipasi Ibu
Tingkat kehadiran ibu dikategorikan baik apabila garis grafik berat
badan pada KMS tidak pernah putus (hadir dan ditimbang setiap bulan di
posyandu), sedangkan apabila garis grafik tersambung dua bulan
berturut-turut, dan kurang apabila garis grafik pada KMS tidak terbentuk
atau tidak hadir dan tidak ditimbang setiap bulan di Posyandu (Madanijah
& Triana, 2007).
Ibu dikatakan aktif ke posyandu jika ibu hadir dalam mengunjungi
posyandu sebanyak ≥ 8 kali dalam 1 tahun, sedangkan ibu dikatakan tidak
aktif ke posyandu jika ibu hadir dalam mengunjungi posyandu < 8 kali
dalam 1 tahun (Depkes, 2008).
2. Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Partisipasi Kehadiran
1) Umur ibu
8
Usia dari orang tua terutama ibu yang relatif muda, maka
cenderung untuk lebih mendahulukan kepentingan sendiri daripada
anak dan keluarganya.
2) Pendidikan
Perubahan perilaku kesehatan melalui cara pendidikan atau
promosi kesehatan ini diawali dengan cara pemberian informasi-
informasi kesehatan (Notoatmodjo, 2012).
3) Pekerjaan
Data Indonesia dan negara lain menunjukkan bahwa terdapat
hubungan timbal balik antara kurang gizi dan kemiskinan.
Kemiskinan merupakan penyebab pokok atau akar masalah gizi
buruk. Proporsi anak yang gizi kurang dan gizi buruk berbanding
terbalik dengan pendapatan. Semakin kecil pendapatan penduduk,
semakin tinggi prosentase anak yang kekurangan gizi dan
sebaliknya, semakin tinggi pendapatan, semakin kecil prosentase
gizi buruk.
4) Akses terhadap pelayanan kesehatan
Terdapat kategori pelayanan kesehatan yaitu kategori yang
berorientasi publik (masyarakat) dan kategori yang berorientasi
pada perorangan (individu). Pelayanan kesehatan masyarakat lebih
diarahkan langsung ke arah publik daripada arah individu-individu
yang khusus. Pelayanan kesehatan perorangan akan langsung
diarahkan ke individu itu sendiri (Notoatmodjo, 2012).
C. Surveilans Gizi
Sebagai suatu sistem mencakup dua kegiatan manajemen.
Pertama adalah kegiatan inti surveilans, yakni mencakup deteksi,
pencatatan dan pelaporan, analisis, konfirmasi dan umpan balik dan
tindakan dari itu adalah mencakup respon segera (Epidemic type
response) dan respon terencana (management type response) dan
kegiatan pendukung, yakni pelatihan, supervisi, penyediaan dan
manajemen sumber daya (Septiawati, 2009).
9
Gambar 1. Alur Kegiatan Surveilans Sumber : Hidajah, 2007
D. Manajemen Pelaksanaan Pemantauan Pertumbuhan
1. Pengertian Pemantauan Pertumbuhan
Berdasarkan data Riskesdas 2013, terdapat sekitar 46% balita
ditimbang di Posyandu. Hal ini menandakan bahwa posyandu masih
merupakan tempat yang potensil untuk melakukan pemantauan
pertumbuhan.
Kegiatan pemantauan pertumbuhan yang dilakukan setiap bulan di
Posyandu mempunyai tujuan untuk: a) memantau pertumbuhan berat
badan balita dengan menggunakan Kartu Menuju Sehat (KMS); b)
memberikan konseling gizi; dan c) memberikan pelayanan gizi dan
kesehatan dasar (Depkes, 2004).
Dari hasil kegiatan bulanan pemantauan pertumbuhan balita, akan
didapat informasi lengkap tentang jumlah balita yang naik berat badannya
(N), jumlah balita yang tidak naik berat badannya (T), jumlah balita yang
ditimbang (D), jumlah balita yang tidak naik bulan lalu (O), jumlah balita
yang baru pertama kali ditimbang (B), jumlah balita yang memiliki KMS (K),
dan jumlah seluruh balita yang ada di wilayah kerja posyandu (S). Dan
Pengumpulan Data
Pengolahan dan Penyajian Data
Analisis dan Interpretasi data Pembuatan
Laporan dan Rekomendasi tindak lanjut
Tindakan Pencegahan dan Penanggulangan
10
informasi lain yang didapat adalah mengenai jumlah balita yang berat
badannya berada di Bawah Garis Merah (BGM).
2. Pengertian Manajemen
Manajemen adalah suatu pendekatan administrasi dalam arti luas,
mencakup fungsi perencanaan, pengorganisasian, penggerakkan
pelaksanaan, pengarahan, pengawasan pengendalian, penilaian,
penganggaran dan pengaturan SDM dan koordinasi dalam mencapai
tujuan pemantauan pertumbuhan dengan memanfaatkan sumberdaya
yang tersedia (Wiyono, Djoko, 2007).
Manajemen kesehatan dalam pemantauan pertumbuhan adalah
penerapan prinsip-prinsip manajemen (input, process, impact, output,
outcome) dalam pemantauan pertumbuhan melalui kegiatan posyandu
dan pelaksanaan kegiatan pemantauan pertumbuhan di posyandu dapat
berjalan dengan baik, sesuai dengan prosedur (alat antopometri dan
kader), teratur, menempatkan orang-orang yang terbaik pada setiap
kegiatan posyandu (Suyadi, 2011).
3. Tujuan Manajemen Pelaksanaan Pemantauan Pertumbuhan
Menurut Permenkes, 2014, kegiatan pemantauan pertumbuhan
balita bertujuan sebagai berikut :
1) Untuk meningkatkan kualitas tumbuh kembang balita dan
kesiapan anak memasuki jenjang pendidikan formal.
2) Meningkatkan status kesehatan dan gizi, kognitif, mental,dan
psikososial anak.
3) Memberikan stimulasi, deteksi dini, dan intervensi segera pada
anak yang mengalami gangguan pertumbuhan agar dapat
dikembalikan pada jalur normalnya.
4. Sistem Manajemen Pelaksanaan Pemantauan Pertumbuhan
Selanjutnya manajemen pemantauan pertumbuhan ditinjau dari sistem
manajemen seperti dijelaskan mencakup unsur-unsur, yaitu :
1) Input : sarana prasarana yang diperlukan untuk pemantauan
pertumbuhan mencakup :
11
a. Tenaga (Men) pemantauan pertumbuhan yang kompeten dalam
jumlah yang cukup yang berkualitas
b. Anggaran (Money) untuk pemantauan pertumbuhan tersedia
sesuai kebutuhan dan tugas masing-masing departemen.
c. Bahan (Material) dalam pengertian luas yang diperlukan untuk
pemantauan pertumbuhan berupa alat-alat antropometri, dan
material yang mendukung lainnya.
d. Sosialisasi (Marketing) hal-hal yang berkaitan dengan
pemantauan pertumbuhan.
2) Proses : yaitu proses manajemen yang mencakup pelaksanaan
fungsi-fungsi manajemen dalam pemantauan pertumbuhan yaitu
perencanaan (planning), pengorganisasian (organizing), penggerakan
pelaksanaan (actuating), pengendalian (controling), pemantauan dan
penilaian (monitoring and evaluation), dan penganggaran (budgetting).
a. Fungsi Perencanaan (Planning)
Perencanaan merupakan fungsi terpenting dalam manajemen.
Perencanaan kesehatan adalah sebuah proses untuk merumuskan
masalah-masalah kesehatan yang berkembang di masyarakat,
menentukan kebutuhan dan sumber daya yang tersedia, menetapkan
tujuan program yang paling pokok, dan menyusun langkah-langkah praktis
untuk mencapai tujuan yang telah ditetapkan tersebut.
Dengan perencanaan dapat mengetahui : tujuan yang ingin dicapai;
jenis dan struktur organisasi yang dibutuhkan; jenis dan jumlah staf yang
diinginkan dan uraian tugasnya; sejauh mana efektivitas kepemimpinan
dan pengarahan yang diperlukan; bentuk dan standar pengawasan yang
akan dilakukan.
Terdapat lima langkah salam perencanaan manajemen kesehatan,
yaitu :
1) Menjelaskan berbagai masalah
2) Menentukan prioritas masalah
3) Menetapkan tujuan dan indikator keberhasilannya
4) Mengkaji hambatan dan kendala
12
5) Menyusun rencana kerja operasional
Gambar 1. Skema Alur Pengolahan Data
Sumber : Muninjaya, 2013
b. Fungsi Pengorganisasian
Dengan adanya pengorganisasian, maka seluruh sumber daya
yang dimiliki oleh organisasi akan diatur penggunaannya secara efektif
dan efisien untuk mencapai tujuan organisasi yang telah ditetapkan.
Pengorganisasian pemantauan pertumbuhan dilakukan oleh
pemerintah dalam bentuk perundang-undangan, yang mencakup wadah
(organisasi) dan uraian tugasnya
Ada enam langkah penting dalam membuat pengorganisasian,
yaitu: (a) tujuan organisasi harus sudah dipahami oleh staf; (b) membagi
habis pekerjaan dalam bentuk kegiatan-kegiatan pokok untuk mencapai
tujuan; (c) menggolongkan kegiatan pokok ke dalam suatu kegiatan yang
praktis; (d) menetapkan kewajiban yang harus dilakukan oleh staf dan
menyediakan fasilitas pendukung yang diperlukan untuk melaksanakan
tugasnya; (e) penugasan personal yang terampil.
c. Fungsi Pelaksanaan
Adapun tujuan fungsi pelaksanaan dan pembimbingan adalah: (1)
menciptakan kerjasama yang lebih efisien; (2) mengembangkan
kemampuan dan keterampilan staf; (3) menumbuhkan rasa menyukai dan
memiliki pekerjaan; (4) mengusahakan suasana lingkungan kerja yang
Program
Kegiatan
Data
Informasi
Pengetahuan
Pencatatan dan pelaporan
Epidemiologi dan statistik
Sharing, interpreting, integrating untuk mendorong koordinasi dan keterpaduan program
13
meningkatkan motivasi prestasi kerja staf; (5) membuat organisasi
berkembang secara dinamis.
Pelaksanaan pemantauan pertumbuhan biasanya meliputi
penimbangan anak secara teratur. Batasan frekuensi pemantauan yang
dikaatakan teratur adalah minimal 4 kali berturut-turut dalam enam bulan
terakhir. Keteraturan pemantauan pertumbuhan melalui frekuensi
penimbangan ke posyandu, anak memiliki status gizi dan berat badan
yang baik (Nadimin, 2010).
d. Fungsi Pengendalian dan Pengawasan
Pengendalian dan pengawasan dilakukan sejak perencanaan
kebijakan dan strategi program pemantauan pertumbuhan serta
pelaksanaan operasionalnya di lapangan.
Jenis standar pengawasan pemantauan pertumbuhan ada dua,
yaitu : (1) standar norma, standar yang dibuat berdasarkan pengalaman
staf melaksanakan program yang sejenis atau yang pernah dilaksanakan
dalam situasi yang sama di masa lalu; (2) standar kriteria, standar yang
diterapkan untuk kegiatan-kegiatan pelayanan oleh petugas yang sudah
mendapatkan pelatihan.
Pemimpin bisa mendapatkan data pada saat melakukan
pengawasan dengan tiga cara: pengamatan langsung, laporan lisan dari
staf atau pengaduan masyarakat, dan laporan tertulis dari staf.
e. Fungsi Evaluasi
Tujuannya yaitu untuk memperbaiki efisiensi dan efektivitas
pelaksanaan program dengan memperbaiki fungsi manajemen. Evaluasi
ada beberapa macam, yaitu: (a) evaluasi terhadap input, dilaksanakan
sebelum program dilaksanakan;(b) evaluasi terhadap proses,
dilaksanakan pada saat kegiatan berlangsung; (c) evaluasi terhadap
output, dilaksanakan setelah pekerjaan selesai.
f. Pembiayaan Program Kesehatan
Sesuai dengan UU No. 22 dan 25 tahun 1999 (diubah menjadi UU
No.32 dan 33 tahun 2004) tentang pemerintah daerah dan perimbangan
14
keuangan pusat dan daerah, dana pembangunan kesehatan berasal dari
tiga sumber yaitu (Muninjaya, 2013) :
a. Pemerintah (APBN), yang disalurkan ke daerah dalam bentuk DAU
( Dana Alokasi Umum) dan DAK (Dana Alokasi Khusus). Dengan
diberlakukannya otonomi daerah, porsi dana sector kesehatan
yang bersumber dari APBN menurun. Pemerintah pusat juga masih
tetap membantu pelaksanaan program kesehatan melalui bantuan
dana dekonsentrasi, khususnya untuk pemberantasan penyakit
menular.
b. APBD yang bersumber dari PAD (Pendapatan Asli Daerah), baik
yang bersumber dari pajak maupun penghasilan badan usaha milik
Pemda. Mobilisasi dana kesehatan juga bisa bersumber dari
masyarakat dalam bentuk asuransi kesehatan, investasi
pembangunan sarana pelayanan kesehatan oleh pihak swasta dan
biaya langsung yang dikeluarkan oleh masyarakat untuk perawatan
kesehatan. Dana pembangunan kesehatan yang diserap dari
berbagai sektor harus dibedakan dengan dana sektor kesehatan
yang diserap oleh dinas kesehatan.
c. Bantuan luar negeri, dapat dalam bentuk hibah (grant) atau
pinjaman (loan) untuk investasi atau pengembangan pelayanan
kesehatan.
3) Output adalah keluaran kegiatan posyandu berupa cakupan hasil
kegiatan penimbangan, pelayanan pemberian makanan tambahan,
distribusi paket perbaikan gizi, pelayanan imunisasi, pelayanan
keluarga berencana dan penyuluhan. Sedangkan output kegiatan
yang diharapkan berupa peningkatan status gizi, dan ibu hamil,
penurunan angka kematian ibu, angka kematian bayi, berat badan
lahir rendah dan angka kesakitan.
SKDN adalah status gizi balita yang digambarkan dalam suatu
balok SKDN, dimana balok tersebut memuat tentang sasaran balita di
suatu wilayah (S), balita yang memiliki KMS (K), balita yang ditimbang
15
berat badannya (D), balita yang ditimbang dan naik berat badannya (N),
SKDN tersebut diperoleh dari hasil posyandu yang dimuat di KMS dan
digunakan untuk memantau pertumbuhan balita (Depkes RI, 2006).
Indikator pelayanan di Posyandu atau di Pos Penimbangan Balita
menggunakan indikator-indikator SKDN. SKDN adalah singkatan dari
pengertian kata-katanya yaitu:
1) S adalah jumlah seluruh balita yang ada dalam wilayah kerja
posyandu.
2) K adalah jumlah Balita yang ada di wilayah kerja posyandu yang
mempunyai KMS (Kartu Menujuh Sehat).
3) D adalah Jumlah Balita yang datang di posyandu atau dikunjungan
rumah dan menimbang berat badannya sesuai atau jumlah seluruh
balita yang Ditimbang.
4) N adalah jumlah balita yang ditimbang berat badannya mengalami
peningkatan berat badan dibanding bulannya sebelumnya dengan
garis pertumbuhan.
5) Dan O adalah jumlah anak yang tidak ditimbang bulan lalu.
Dari uraian SKDN dapat digabungkan satu sama lain sehingga
dapat memberikan informasi tentang perkembangan kegiatan
pemantauan pertumbuhan anak di posyandu yaitu :
1) Indikator K/S
K/S adalah indikator yang menggambarkan jangkauan atau liputan
program. Indikator ini dihitung dengan cara membandingkan jumlah
balita yang dapat di posyandu dan memiliki KMS dengan jumlah
balita yang ada di wilayah posyandu tersebut dikalikan 100%.
2) Indikator D/S
D/S adalah indikator yang menggambarkan tingkat partisipasi
masyarakat dalam kegiatan di posyandu.
3) Indikator N/D
N/D adalah memberikan gambaran tingkat keberhasilan program
dalam kegiatan UPGK di posyandu. Indikator ini lebih spesifik
16
dibanding dengan indikator lainnya sehingga dapat digunakan
sebagai gambaran dasar gizi balita.
4) Indikator N/S
N/S adalah memberikan gambaran tentang tingkat keberhasilan
program di posyandu. Indikator ini menunjukkan balita yang
ditimbang dan naik berat badannya.
Gambar 1. Skema Manajemen Pemantauan Pertumbuhan Posyandu Sumber : S. Patrice, 2009
Manajemen Pemantauan Pertumbuhan
Input
Ketersediaan Alat dan materi
Ketersediaan SDM dan anggaran
Process
Perencanaan
Pengorganisasian
Pelaksanaan kegiatan dan pengendalian
Output
Cakupan D/S, N/S, K/S, O/S
Pemantauan dan evaluasi
Penyediaan anggaran
17
E. Manajemen Puskesmas
1. Definisi
Menurut Permenkes No.75 tahun 2014 tentang pusat kesehatan
masyarakat, disebutkan bahwa Pusat Kesehatan Masyarakat yang
selanjutnya disebut Puskesmas adalah fasilitas pelayanan kesehatan
yang menyelenggarakan upaya kesehatan masyarakat dan upaya
kesehatan perseorangan tingkat pertama, dengan lebih mengutamakan
upaya promotif dan preventif, untuk mencapai derajat kesehatan
masyarakat yang setinggi-tingginya di wilayah kerjanya (Depkes, 2014
2. Tugas dan Fungsi
Puskesmas mempunyai tugas melaksanakan kebijakan kesehatan
untuk mencapai tujuan pembangunan kesehatan di wilayah kerjanya
dalam rangka mendukung terwujudnya kecamatan sehat. Dalam
melaksanakan tugas tersebut, puskesmas menyelenggarakan fungsi
(Depkes, 2014) :
1) Penyelenggaraan UKM tingkat pertama di wilayah kerjanya; dan
2) Penyelenggaraan UKP tingkat pertama di wilayah kerjanya.
3. Susunan Organisasi
Puskesmas merupakan unit pelaksana teknis dinas kesehatan
kabupaten/kota, sesuai dengan ketentuan peraturan perundangundangan.
Puskesmas dipimpin oleh seorang Kepala Puskesmas yang merupakan
seorang Tenaga Kesehatan dengan kriteria sebagai berikut (Depkes,
2014):
1) Tingkat pendidikan paling rendah sarjana dan memiliki kompetensi
manajemen kesehatan masyarakat;
2) Masa kerja di Puskesmas minimal 2 (dua) tahun; dan
3) Telah mengikuti pelatihan manajemen Puskesmas.
Kepala Puskesmas bertanggungjawab atas seluruh kegiatan di
Puskesmas dan ia dapat merencanakan dan mengusulkan kebutuhan
sumber daya Puskesmas kepada dinas kesehatan kabupaten/kota. Dalam
hal di Puskesmas kawasan terpencil dan sangat terpencil yang tidak
tersedia seorang tenaga kesehatan seperti kriteria diatas, maka Kepala
18
Puskesmas merupakan tenaga kesehatan dengan tingkat pendidikan
paling rendah diploma tiga (Depkes,2014).
Organisasi Puskesmas paling sedikit terdiri atas (Depkes, 2014):
a) kepala Puskesmas;
b) kepala sub bagian tata usaha;
c) penanggung jawab UKM dan Keperawatan Kesehatan
Masyarakat;
d) penanggung jawab UKP, kefarmasian dan Laboratorium; dan
e) penanggungjawab jaringan pelayanan Puskesmas dan jejaring
f) fasilitas pelayanan kesehatan.
4. Penerapan Manajemen di Puskesmas
Untuk dapat melaksanakan usaha pokok puskesmas secara efisien,
efektif, produktif, dan berkualitas, pimpinan puskesmas harus memahami
dan menerapkan prinsip-prinsip manajemen. Penerapan manajemen
kesehatan di puskesmas terdiri dari :
b. Micro Planning (MP)
Merupakan perencanaan tingkat puskesmas. Pengembangan
program puskesmas selama 5 tahun disusun dalam MP.
c. Lokakarya Mini Puskesmas (LKMP)
Merupakan bentuk penjabaran MP kedalam paket-paket kegiatan
program yang dilaksanakan oleh staf, baik secara individu maupun
berkelompok. LKMP dilaksanakan setiap tahun.
d. Local Area Monitoring (LAM) atau PIAS-PWS (Pemantauan Ibu dan
Anak Setempat-Pemantauan Wilayah Setempat)
Merupakan sistem pencatatan dan pelaporan untuk pemantauan
penyakit pada ibu dan anak atau untuk penyakit menular yang dapat
dicegah dengan imunisasi. LAM merupakan penjabaran fungsi
pengawasan dan pengendalian program. LAM yang dijabarkan
khusus untuk memantau kegiatan program KIA disebut dengan PIAS.
Sistem pencatatan dan pelaporan terpadu puskesmas (SP2TP)
adalah kompilasi pencatatan program yang dilakukan secara terpadu
setiap bulan.
19
Tabel 2. Penerapan Fungsi Manajemen di Puskesmas
Planning perencanaan tingkat puskesmas dan perencanaan tingkat posyandu
Organizing Struktur organisasi, pembagian tugas, pembagian wilayah kerja, pengembangan program puskesmas.
Actuating Lokakarya mini puskesmas, kepemimpinan, motivasi kerja, koordinasi, komunikasi melalui rapat rutin bulanan untuk membahas aktivitas harian dan kegiatan program (pemantauan pertumbuhan, pemberian PMT, Pemberian Kapsul Vit A, pemantauan KIA)
Controlling PIAS, LAM, PWS KIA, supervise, monitoring, evaluasi, audit internal keuangan di puskesmas
F. Pengertian Pertumbuhan
Pertumbuhan adalah perubahan ukuran fisik dari waktu ke waktu.
Ukuran fisik adalah ukuran tubuh manusia baik dari segi fisik, dimensi dan
proporsi tubuh. Pertumbuhan pada balita bukan hanya sekedar
pengukuran antropometri saja. Tetapi lebih dari itu memberikan gambaran
perkembangan anak di usia selanjutnya. Pertumbuhan adalah
bertambahnya ukuran dan jumlah sel serta jaringan interselular, berarti
bertambahnya ukuran fisik dan struktur tubuh sebagian atau keseluruhan,
sehingga dapat diukur dengan satuan panjang dan berat (Permenkes,
2014).
G. Gangguan Pertumbuhan
Gangguan pertumbuhan dapat terjadi dalam waktu singkat maupun
waktu cukup lama. Gangguan pertumbuhan dalam waktu singkat (akut)
sering terjadi pada perubahan berat badan sebagai menurunnya nafsu
makan, sakit, atau kurang cukupnya makanan yang dikonsumsi.
Berlangsung dalam waktu lama (kronis) dapat terlihat pada hambatan
pertambahan tinggi badan (Jahari, 2002, dalam Yosnelli, 2008).
Gizi kurang pada balita tidak terjadi secara tiba-tiba, tetapi diawali
dengan kenaikan berat badan balita yang tidak cukup. Perubahan berat
badan balita dari waktu ke waktu merupakan petunjuk awal perubahan
status gizi balita. Dalam 6 bulan, bayi yang berat badannya tidak naik 2
kali beresiko mengalami gizi kurang 12,6 kali dibanding balita yang berat
20
badannya naik terus. Bila frekuensi berat badan tidak naik lebih banyak
resiko akan lebih besar (Depkes, 2006).
H. Hubungan Manajemen Pelaksanaan Pemantauan Pertumbuhan
dengan Pencapaian Kehadiran dan Status Gizi Balita
Pemantauan pertumbuhan dapat dilakukan di tingkat individu
ataupun kelompok melalui penimbangan berat badan balita secara rutin
tiap bulan. Pemantauan pertumbuhan berupa informasi besaran masalah
gangguan pertumbuhan pada balita dari waktu ke waktu serta menjadi
acuan dalam perencanaan program dan kebijakan perbaikan gizi di tingkat
Puskesmas (Depkes RI, 2008).
Pelayanan kader posyandu memegang peranan penting terhadap
kunjungan ibu ke posyandu. Pelayanan posyandu yang menyenangkan,
ramah, dan memberikan informasi serta penyuluhan yang jelas dan
mudah dimengerti oleh ibu balita, dapat meningkatkan kesadaran ibu
balita untuk membawa balita ke posyandu. Bila ibu balita merasa puas
akan pelayanan yang diberikan oleh kader posyandu maka ia berusaha
meluangkan waktu untuk membawa balitanya ke posyandu tersebut
(Nurmayani, 2013).
Selain tenaga yang bertugas di puskesmas, jumlah kader yang
bertugas pada hari pelaksanaan posyandu juga dapat dijadikan indikasi
lancar tidaknya kegiatan posyandu (Nusi, 2006). Berdasarkan penelitian
Hayati (2000) dan Juarsa (2004) dalam Makmur (2009), dimana
keterampilan kader memiliki hubungan yang signifikan untuk
meningkatkan cakupan penimbangan balita dengan memotivasi ibu balita
untuk datang ke posyandu.
Sandang (2004) dalam Dewi, dkk (2012) menyatakan bahwa
seseorang dalam bekerja akan lebih baik hasilnya bila memiliki
keterampilan dalam melaksanakan tugas, dan keterampilan seseorang
dapat terlihat pada lamanya bekerja.
Hasil penelitian Murniati (2007) membuktikan bahwa ketersediaan
pelayanan memiliki hubungan dengan pemanfaatan pelayanan kesehatan.
Hasil penelitian Hasanah (2012) juga menunjukan bahwa, fasilitas
21
posyandu yang lengkap memiliki pengaruh terhadap kinerja kader
posyandunya. Dengan kata lain, tersedianya sarana yang memadai di
posyandu akan meningkatkan minat ibu untuk membawa anaknya
ditimbang ke posyandu.
Faktor-faktor yang tidak mempengaruhi status gizi secara langsung
adalah Pemantauan pertumbuhan anak melalui posyandu. Posyandu
sebagai wadah pemantauan pertumbuhan dan perkembangan anak
melalui grafik berat badan dan mencatatnya pada KMS. Semakin rajin
anak dibawa ke posyandu, maka keadaan status gizi anak akan lebih
terkontrol dan lebih cepat dilakukan penanganannya bila terjadi gangguan
pertumbuhan (Hastaty, 2015).
22
I. Kerangka Teori
Berdasarkan uraian dalam landasan teori, maka disusun kerangka teori sebagai berikut:
Faktor-faktor yang mempengaruhi kunjungan balita dalam kegiatan posyandu, yaitu perilaku ibu, perilaku masyarakat,
dan partisipasi masyarakat. Perilaku ibu dipengaruhi oleh tiga faktor meliputi predisposing factors, enabling factors, dan
reinforcing factors. Presdisposing factors meliputi umur ibu, pendidikan ibu, pekerjaan ibu, dan jumlah anak dalam keluarga.
Enabling factors (faktor-faktor pendukung) yang meliputi keterjangkauan fasilitas, dan jarak posyandu, serta reinforcing
factor (faktor penguat) yaitu sistem kerja posyandu dan peran kader.
Gambar 3. Kerangka Teori
Hubungan Manajemen Pelakasanaan Pemantauan Pertumbuhan dengan Partisipasi Kehadiran dan Status Gizi Balita
Sumber : Modifikasi penelitian Pakhri (2002), Rohmadi (2003), Nusi (2006), Puspita (2011) dan teori Sulaeman (2009)
Faktor Lingkungan Sosial Posyandu :
1. Dukungan tokoh masyarakat
2. Swadaya masyarakat
Motivasi Masyarakat
Pembinaan Posyandu
Kinerja Puskesmas
Input Output Proses
- Sarana - Tenaga - Struktur organisasi
Pelaporan dan
cakupan
kegiatan
Pelaksanaan kegiatan
23
J. Kerangka Konsep
Variabel bebas dalam penelitian ini adalah manajemen
pelaksanaan pemantauan pertumbuhan dihubungkan dengan partisipasi
kehadiran dan status gizi balita dengan indikator BB/U. Dengan demikian
kerangka konsep sebagai berikut :
Manajemen Pemantauan Pertumbuhan
-
Partisipasi Kehadiran
Status Gizi : BB/U
24
K. Definisi Operasional
No Variabel Definisi Operasional Skala Pengukuran
1 Status Gizi Adalah kesimbangan terpenuhinya kebutuhan zat gizi yang didapatkan dari asupan dan penggunaan zat gizi oleh tubuh yang diperoleh melalui pengukuran berat badan yang disesuaikan menurut umur (sumber : Persagi, dkk, 2014). Status gizi dapat ditentukan dengan pengukuran antopometri melalui indeks BB/U dengan kategori : 1. Gizi Buruk : <-3SD 2. Gizi Kurang : -3SD sampai dengan
<-2SD 3. Gizi Baik : -2 sampai dengan 2 SD 4. Gizi Lebih : >2SD
Ordinal
2 Manajemen Pelaksanaan Pemantauan Pertumbuhan
Hasil yang dicapai posyandu dalam
melaksanakan kegiatan posyandu
yaitu berdasarkan hasil akumulasi
nilai skoring komponen input,
proses, dan output melalui pengisian
kuesioner (Pakhri, 2002).
Komponen input merupakan
ketersediaan sarana/alat dan
kader posyandu, seperti :
timbangan, KMS, peraga
penyuluhan, kapsul vitamin A,
tablet Fe, formulir pendataan,
formulir pencatatan, formulir
pelaporan, blanko SKDN, tempat
kegiatan posyandu, dan jadwal
pelaksanaan kegiatan (Pakhri,
2002).
Komponen proses meliputi
Ordinal
25
kegiatan persiapan, pemantauan
pertumbuhan, serta kegiatan
pelaporan dan rencana tindak
lanjut (Pakhri, 2002).
Komponen output merupakan
hasil langsung dari kegiatan
posyandu, yaitu pelaporan,
cakupan penimbangan (SKDN),
Diukur dengan metode wawancara menggunakan kuesioner dengan kategori : 1 = baik jika skor > 80% 2 = kurang jika skor < 80%
4 Partisipasi Kehadiran
frekuensi kehadiran ibu dalam penimbangan balitanya pada pelaksanaan posyandu dalam periode Agustus 2017-Juli 2018, yang dilihat dari Kartu Menuju Sehat (KMS) balita dan register posyandu. Dengan metode wawancara menggunakan kuesioner dengan kategori :
1) Baik: Jika frekuensi penimbangan ≥8 kali dalam satu tahun
2) Kurang: Jika frekuensi penimbangan <8 kali satu tahun
Nominal
L. Hipotesis
Ha1 : Ada hubungan antara manajemen pelaksanaan pemantauan
pertumbuhan dengan partisipasi kehadiran
Ha2 : Ada hubungan antara manajemen pelaksanaan pemantauan
pertumbuhan dengan status gizi balita
26
BAB III
METODE PENELITIAN
A. Lokasi dan Waktu Penelitian
1. Lokasi Penelitian
Penelitian dilaksanakan di Wilayah Kerja Puskesmas Tanjung
Beringin yaitu Posyandu Wilayah Kerja Puskesmas Tanjung Beringin
Desa Pematang Terang Kec. Tanjung Beringin. Desa tersebut merupakan
desa dengan kategori partisipasi terendah serta status gizi terendah.
2. Waktu Penelitian
Penelitian ini berlangsung mulai dari bulan Oktober – Agustus
tahun 2018. Survei pendahuluan dilaksanakan pada November 2017 dan
penelitian ini dimulai dengan melakukan pengumpulan data sampai
kepada penulisan hasil penelitian dari bulan Desember 2017 – Agustus
2018.
B. Jenis dan Rancangan Penelitian
Jenis penelitian ini adalah penelitian observasional dengan
pendekatan kualitatif. Desain penelitian yang digunakan adalah studi
potong lintang (cross sectional) yaitu variabel bebas dan variabel terikat
dikumpulkan pada waktu yang sama.
Gambar 5. Desain penelitian Cross Sectional (Lestari, 2009)
Variabel Independen
Variabel Dependen
Faktor Resiko (+)
Faktor Resiko (-)
Partisipasi Kehadiran dan Status Gizi (+)
Partisipasi Kehadiran dan Status Gizi (-)
Partisipasi Kehadiran dan Status Gizi (+)
Partisipasi Kehadiran dan Status Gizi (-)
27
C. Populasi dan Sampel
1. Populasi
Populasi dalam penelitian ini adalah seluruh petugas yang
bertanggung jawab terhadap pemantauan pertumbuhan di wilayah kerja
Puskesmas Tanjung Beringin Desa Pematang Terang Kec. Tanjung
Beringin. Berdasarkan survei pendahuluan yang dilakukan pada tanggal
23 April 2018 terdapat 3 posyandu, 15 kader dan 330 balita.
2. Sampel
Sampel dalam penelitian ini adalah unit analisis dari pemantauan
pertumbuhan.
1. Balita
Balita yang menjadi sampel dengan kriteria inklusi :
e. Usia 0-36 bulan
f. Anggota Posyandu
g. Ada saat Penelitian
Kriteria eksklusi dari penelitian ini : Responden tidak bersedia untuk
diwawancarai pada saat penelitian.
a. Besar Sampel
Menurut Saryono, 2013. Jumlah sampel dihitung dengan rumus :
n=
1 (d2)
n= 330
1 330( )( )
n= 330
4 3
n= 76,74 = 77 orang
Keterangan :
N : besar populasi
n : besar sampel
d : tingkat penyimpangan yang bisa ditolerir yaitu 10% (0,1).
Dari rumus di atas dengan jumlah populasi 1342 orang maka
didapatkan sampel 77 orang balita yang berada di Wilayah Kerja
Puskesmas Tanjung Beringin.
28
b. Teknik Sampling
Teknik sampling yang digunakan dalam penelitian ini adalah
proportionate stratified random sampling yaitu pengambilan sampel dari
populasi yang mempunyai anggota atau unsur yang tidak homogen dan
berstrata secara proposional.
Setelah didapatkan sampel sebanyak 77 orang balita maka
dilakukan perhitungan untuk masing-masing posyandu dengan
pengambilan secara acak proporsional dengan menggunakan rumus dari
W. Gulo (2005:90) dalam Lestari, 2009 , yaitu:
n1=
n x N1
Keterangan :
n1 = besaran sampel untuk masing-masing desa
n = jumlah ibu balita di masing-masing desa
N = jumlah seluruh ibu balita
N1 = besaran sampel yang ditarik dari populasi
1) Posyandu Dahlia 1 Pematang Terang n1=
x 77 = 11 orang
2) Posyandu Dahlia 2 Pematang Terang n1= 175
330 x 77 = 41 orang
3) Posyandu Dahlia 3 Pematang Terang n1= 108
330 x 77 = 25 orang
Tabel 3. Pembagian Pengambilan Sampel Masing-Masing Posyandu
No Posyandu Jumlah sampel
1 Posyandu Dahlia 1 Pematang Terang
11
2 Posyandu Dahlia 2 Pematang Terang
41
3 Posyandu Dahlia 3 Pematang Terang
25
Jumlah 77 orang
2. Responden
Responden adalah orang yang diwawancarai untuk memperoleh
informasi sampel. Responden diantaranya : satu petugas puskesmas, Ibu
atau pengasuh balita yang merupakan anggota posyandu serta kader dan
bersedia dalam penelitian.
29
D. Jenis dan Cara Pengumpulan Data
1. Jenis Data
a) Data Primer
Data Primer diperoleh meliputi :
1. Manajemen Pemantauan Pertumbuhan
2. Partisipasi Kehadiran
3. Penimbangan Berat Badan
4. Data Status gizi
b) Data Sekunder
Data sekunder mencakup data gambaran umum (letak geografis)
tempat penelitian, data diperoleh dari TPG Puskesmas dan Kepala Desa
Setempat.
2. Cara Pengumpulan Data
Dalam pengumpulan data, peniliti dibantu oleh 5 enumerator, yaitu
mahasiswi semester VIII Politeknik Kesehatan Medan Jurusan gizi.
Adapun cara pengumpulan data meliputi :
a) Manajemen Pemantauan Pertumbuhan
Manajemen pemantauan pertumbuhan diperoleh dengan
menggunakan kuesioner yang diisi sendiri oleh responden. Wawancara
mendalam terhadap responden dan observasi laporan yang dihimpun dan
diterima di Puskesmas Tanjung Beringin.
b) Partisipasi Kehadiran
diperoleh dengan menggunakan kuesioner yang diisi oleh peneliti
atau enumerator.
c) Status Gizi
Status gizi diperoleh melalui pengukuran secara antropometri dan
menghitung umur satu bulan penuh. Pengukuran dilakukan oleh peneliti.
langkah-langkah pengukuran berat badan dengan timbangan digital merek
GEA :
1) Persiapan
a. Ambil timbangan dari kotak karton dan keluarkan dari bungkus
plastiknya
30
b. Pasang baterai pada bagian bawah alat timbang (PERHATIKAN
POSISI BATERAI)
c. Letakan alat timbang pada lantai yang datar
d. Petugas berada di sebelah kanan responden yang akan di timbang
e. Responden dan Sampel yang akan di timbang di minta membuka
alas kaki dan jaket serta mengeluarkan isi kantong yang berat
seperti jajanan, uang receh, dll
2) Penimbangan
a. Aktifkan alat timbang dengan cara menekan kaca alat timbang
Mula-mula akan muncul angka 8,88, dan tunggu sampai muncul
angka 0,00. Bila muncul angka 0,00 kaca display, berarti
timbangan siap digunakan.
b. Sampel diminta naik ke alat timbang dengan posisi kaki tepat di
tengah alat timbang tetapi tidak menutupi jendela baca.
c. Timbang responden. Dan lihat angka pada kaca display hingga
angka berhenti.
d. Catat angka yang tertera di alat timbangan di formulir isian.
e. Minta sampel turun dari timbangan dan tunggu sampai kaca
display mati.
f. Minta responden menggendong sampel dan naik ke atas
timbangan. Lihat angka pada kaca display hingga berhenti dan
catat angkanya.
E. Pengolahan dan Analisis Data
1. Pengolahan data
Pengolahan data dilakukan dengan menggunakan alat bantu komputer
(komputerisasi) diawali dengan editing, coding dan entry. Data-data yang
diolah adalah sebagai berikut :
a. Data manajemen pemantauan pertumbuhan yang dikumpulkan
dengan skor maksimal dari variabel komponen input adalah 135
dari 16 pertanyaan, skor maksimal variabel komponen proses
adalah 200 dari 25 pertanyaan, dan skor maksimal dari variabel
komponen output adalah 95 dari 10 pertanyaan. Sedangkan
31
Skor tingkat kinerja posyandu diperoleh dengan cara
menjumlahkan skor pada komponen input, komponen proses,
dan komponen output, sehingga total skor maksimal dari skor
tingkat kinerja posyandu adalah 430. Dan dikelompokkan
sebagai berikut :
1) Jika skor > 80% maka manajemen pelaksanaan pemantuan
pertumbuhan dikatakan baik
2) Jika skor < 80% maka manajemen pelaksanaan pemantauan
pertumbuhan dikatakan rendah (Pakhri, 2002).
b. Data Hasil partipasi kehadiran yang sudah dikumpulkan, dientri dan
diolah secara manual menggunakan program komputer. Hasil
partisipasi kehadiran merupakan frekuensi kehadiran ibu dalam
penimbangan balitanya pada pelaksanaan posyandu dalam periode
Agustus 2017-Juli 2018, yang dilihat dari Kartu Menuju Sehat
(KMS) balita dan register posyandu.
Dengan metode wawancara menggunakan kuesioner dengan
kategori : (Mathi, 2013)
3) Baik: Jika frekuensi penimbangan ≥8 kali dalam satu tahun
diberi kode 1
4) Kurang: Jika frekuensi penimbangan <8 kali satu tahun diberi
kode 2
c. Data hasil penimbangan berat badan yang telah diukur diolah dan
dientri ke dalam program komputer dan hasilnya dikategorikan
menjadi :
Gizi Buruk : z score <-3SD
Gizi Kurang : z score -3SD sampai dengan <-2SD
Gizi Baik : z score -2 sampai dengan 2 SD
Gizi Lebih : z score >2SD
32
F. Analisis Data
2. Analisis univariat
Analisis univariat dilakukan untuk menggambarkan masing-masing
variabel yang disajikan dalam bentuk tabel distribusi frekuensi dan
dianalisis berdasarkan persentase.
3. Analisis bivariat
Analisis bivariat dilakukan untuk melihat hubungan manajemen
pelaksanaan pemantauan pertumbuhan dengan partisipasi kehadiran dan
status gizi balita di Wilayah Kerja Puskesmas Tanjung Beringin Kec.
Tanjung Beringin. Analisis dilakukan dengan menggunakan uji Chi Square
menggunakan program komputer dengan pengambilan, jika nilai p <0,05
maka Ha diterima ada hubungan manajemen pelaksanaan pemantauan
pertumbuhan dengan partisipasi kehadiran dan status gizi balita di
Wilayah Kerja Puskesmas Tanjung Beringin Kec. Tanjung Beringin dan
jika nilai p > 0,05 maka Ha di tolak tidak ada hubungan manajemen
pelaksanaan pemantauan pertumbuhan dengan partisipasi kehadiran dan
status gizi balita di Wilayah kerja puskesmas Tanjung Beringin Kec.
Tanjung Beringin.
33
BAB IV
HASIL DAN PEMBAHASAN
A. Hasil Penelitian
1. Gambaran Puskesmas Tanjung Beringin
a. Kondisi Geografis
Puskesmas Tanjung Beringin terletak di Jalan Perintis
Kemerdekaan No. 68 Kecamatan Tanjung Beringin, Kabupaten Serdang
Bedagai, Sumatera Utara. Puskesmas Tanjung Beringin terletak pada
koordinat: 20 260 – 20 330 Lintang Utara dan 990 90 – 990 150 Bujur Timur.
Puskesmas Tanjung Beringin termasuk dalam kategori wilayah
puskesmas DPTK yang memiliki luas wilayah : 7357,37 Ha. Ketinggian
dari permukaan laut : 0 – 8 meter.
Batas-batas wilayah kecamatan Tanjung Beringin sebagai berikut :
a. Sebelah utara : Selat Malaka
b. Sebelah selatan : Kecamatan Sei Rampah
c. Sebelah berat : Kecamatan Teluk Mengkudu
d. Sebelah Timur : Selat Malaka dan Kecamatan Bandar Khalifah
Adapun kondisi topografinya adalah :
a. Sebelah Utara : Merupakan daerah dataran rendah pantai landai,
hutan bakau, dan rawa-rawa yang berbatasan langsung dengan
negara Malaysia
b. Selatan Selatan : Merupakan daerah dataran rendah
c. Sebelah Timur : Merupakan daerah rawa-rawa,hutan bakau dan
berpantai landai
d. Sebelah Barat : Merupakan daerah dataran rendah.
Wilayah kerja Puskesmas Tanjung Beringin terdiri dari delapan Desa dan
membawahi 7 Puskesmas Pembantu dan 34 Posyandu, diantaranya :
34
Tabel 4. Distribusi Puskesmas Pembantu Wilayah Kerja Puskesmas
Tanjung Beringin
No Nama Puskesmas Penanggung Jawab 1 Pustu Mangga Dua Murniati Sinaga 2 Pustu Pematang Terang Suriani Saragih 3 Pustu Pematang Cermai Marlinawati 4 Pustu Nagur Mawarlan 5 Pustu Sukajadi Salmiati 6 Pustu Tebing Tinggi Nurhayati S 7 Pustu B.Kuala Delismawati
Sumber : Profil Puskesmas UPTD Tanjung Beringin
Tabel 5. Distribusi Posyandu Wilayah Kerja Puskesmas Tanjung
Beringin
No Kegiatan
Penanggung Jawab Desa Posyandu
1 Pekan Cemara I Eka Yuani Cemara II Rismawaty Purba Cemara III Cemara VI Cemara XIV Cemara XI Cemara VII 2 Nagur Seroja I Murnila Seroja II Elisa P. Nst Seroja III Seroja IV Seroja V Seroja VI 3 P. Cermai Flamboyan I Elvi Sahara Flamboyan II Flamboyan III Flamboyan IV Flamboyan V 4 T. Tinggi Melati I Sri Yanti Melati II Nurhayati S Melati III Melati IV Melati V Melati VI 5 Mangga Dua Anggrek I Dewi Rosmalasari Anggrek II 6 Pematang Terang Dahlia I Erma D. Haloho Dahlia II Dahlia III 7 Suka Jadi Kamboja I Sri Rohayuni Kamboja II 8 Bandar Kuala Mawar I Asmiati Mawar III
Sumber : Profil Puskesmas UPTD Tanjung Beringin
35
b. Kondisi Demografi
Jumlah penduduk wilayah Kecamatan Tanjung Beringin sebanyak
36.617 jiwa dengan jumlah rumah tangga sebnayak 8.660 RT. Distribusi
penduduk yang bermukim di delapan desa sebagai berikut :
Tabel 6. Distribusi Penduduk di Wilayah Kerja Puskesmas
Kecamatan Tanjung Beringin, Juli 2018
No Desa Jumlah Penduduk Rumah Tangga Laki-Laki Perempuan Total
1 Pematang Terang 1.575 1.732 3.307 823 2 Pematang Cermai 2.276 2.186 4.462 1.023 3 Tebing Tinggi 2.540 2.417 4.957 1.233 4 Bagan Kuala 795 709 1.504 355 5 Pekan 5.877 5.528 11.405 2.469 6 Mangga Dua 2.2.93 2.246 4.539 1.067 7 Nagur 2.937 2.730 5.667 1.295 8 Sukajadi 968 921 1.889 423 Tanjung Beringin 19.261 18.469 37.730 8.688
Sumber : Profil Puskesmas UPTD Tanjung Beringin 2017
c. Visi dan Misi Puskesmas Tanjung Beringin
Visi : “ Penggerak Pembangunan kesehatan menuju masyarakat
sehat secara mandiri dan berkeadilan”
Misi Puskesmas Tanjung Beringin :
1) Menyelenggarakan pelayanan kesehatan tingkat pertama yang
professional, bermutu, terjangkau , merata dan berkeadilan.
2) Meningkatkan profesionalisme sumber daya manusia dalam
pelayanan kesehatan secara berkelanjutan sesuai kompeten yang
dibutuhkan.
3) Meningkatkan kemandirian masyarakat melalui pemberdayaan
UKBM.
4) Menjadikan puskesmas sebagai motivator menuju masyarakat
sehat.
36
2. Gambaran Karakteristik Ibu
a. Pendidikan Ibu
Gambaran pendidikan ibu balita di Desa Pematang Terang yang
diklasifikasikan menjadi 6, yaitu : tamat SMP, tamat SMA, PT. Distribusi
frekuensi pendidikan ibu dapat dilihat pada tabel berikut
Tabel 7. Distribusi Frekuensi Pendidikan Ibu di Wilayah Kerja
Puskesmas Tanjung Beringin Desa Pematang Terang, Juli
2018
Pendidikan Ibu n %
Rendah (Tamat SMP) 7 10.8 Menengah (Tamat SMA) 53 81.5 Tinggi (PT) 5 7.7 Total 65 100.0
Berdasarkan tabel 7 dapat diketahui bahwa sebanyak 10,8% (7) ibu
berpendidikan rendah, 53,5% (53) ibu berpendidikan menengah, dan
sisanya 7,7% (5) ibu berpendidikan tinggi.
b. Pekerjaan Ibu
Gambaran pekerjaan ibu balita di Wilayah Kerja Puskesmas
Tanjung Beringin Desa Pematang Terang yang diklasifikasikan menjadi 2,
yaitu : bekerja dan tidak bekerja. Distribusi frekuensi pekerjaan ibu dapat
dilihat pada tabel berikut.
Tabel 8. Distribusi Frekuensi Pekerjaan Ibu di Wilayah Kerja
Puskesmas Tanjung Beringin Desa Pematang Terang, Juli
2018
Pekerjaan Ibu n %
Bekerja 27 41.5 Tidak bekerja 38 58.5 Total 65 100.0
Berdasarkan tabel 8 dapat diketahui bahwa sebanyak 41,5% (27)
ibu bekerja, 58,5% (38) ibu bekerja, dan sisanya 7,7% (5) ibu
berpendidikan tinggi.
37
c. Umur Ibu
Gambaran umur ibu balita Wilayah Kerja Puskesmas Tanjung
Beringin Desa Pematang Terang diklasifikasikan menjadi 7 yaitu : 23-25,
26-28, 29-31, 32-34, 35-37, 38-40, 41-45. Distribusi frekuensi umur ibu
dapat dilihat pada tabel berikut.
Tabel 9. Distribusi Frekuensi Umur Ibu Wilayah Kerja Puskesmas
Tanjung Beringin Desa Pematang Terang, Juli 2018
Umur Ibu n %
23-25 tahun 5 6.5 26-28 tahun 26 33.8 29-31 tahun 23 29.9 32-34 tahun 16 20.8 35-37 tahun 3 3.9 38-40 tahun 2 2.6 41-45 tahun 2 2.6 Total 77 100.0
Berdasarkan tabel 9 dapat diketahui bahwa jumlah umur ibu
terbanyak adalah 26 – 28 tahun yaitu 26 Ibu (33.8%).
3. Gambaran Karakteristik Balita
a. Umur Balita
Gambaran usia balita di Wilayah Kerja Puskesmas Tanjung
Beringin Desa Pematang Terang diklasifikasi menjadi delapan yaitu : 1 – 7
bulan, 8 – 14 bulan, 15 – 21 bulan, 22 – 28 bulan, 29 – 35 bulan, 36 – 42
bulan, 43 – 49 bulan dan 50 – 57 bulan. Distribusi frekuensi umur balita
dapat dilihat pada tabel berikut.
Tabel 10. Distribusi Frekuensi Umur balita Wilayah Kerja Puskesmas
Tanjung Beringin Desa Pematang Terang, Juli 2018
Umur Balita (bln) n %
1-7 20 26.0 8-14 21 27.3 15-21 7 9.1 22-28 11 14.3 29-35 13 16.9 36-42 1 1.3 43-49 1 1.3 50-57 3 3.9 Total 77 100.0
38
Berdasarkan tabel 10 dapat diketahui bahwa umur balita terbanyak
adalah umur 8 – 14 bulan yaitu sebanyak 27.3% (21 balita).
b. Jenis Kelamin Balita
Gambaran jenis kelamin balita di Wilayah Kerja Puskesmas
Tanjung Beringin Desa Pematang Terang lebih banyak jumlah berjenis
kelamin balita Laki-Laki dibandingkan dengan balita berjenis kelamin
perempuan. Distribusi frekuensi jenis kelamin balita dapat dilihat pada
tabel berikut.
Tabel 11. Distribusi Frekuensi Jenis Kelamin Balita Wilayah Kerja
Puskesmas Tanjung Beringin Desa Pematang Terang, Juli
2018
Jenis Kelamin n %
Laki-Laki 44 57.1 Perempuan 33 42.9 Total 77 100.0
Berdasarkan tabel 11 diketahui bahwa sebanyak 44 balita dengan
jenis kelamin laki-laki dan 33 balita dengan jenis kelamin perempuan.
4. Gambaran Manajemen Pelaksanaan Pemantauan Pertumbuhan
Manajemen pelaksanaan pemantauan pertumbuhan terdiri dari tiga
komponen yaitu input, proses, dan output. Komponen tersebut
dikategorikan menjadi rendah dan baik. Dikatakan rendah bila hasil skor <
80%, baik bila hasil skor >80% (Pakhri, 2002 dalam Rahman, 2014).
Tabel 12. Persentase Kinerja Manajemen Pelaksanaan Pemantauan
Pertumbuan Wilayah Kerja Puskesmas Tanjung Beringin,
Juli 2018
Manajemen Pelaksanaan Pemantauan Pertumbuhan (Input, Proses, Ouput)
Jumlah %
Rendah 3 60.0 Baik 2 40.0 Total 5 100
Dari tabel 12, menunjukkan bahwa manajemen pelaksanaan
pemantauan pertumbuhan di wilayah kerja Puskesmas Kecamatan
39
Tanjung Beringin secara keseluruhan tergolong rendah yaitu hanya
mencapai 40%. Rendahnya manajemen pelaksanaan pemantauan
pertumbuhan dipengaruhi antara keterkaitan antara yang satu dengan
yang lainnya.
a. Gambaran Input Manajemen Pelaksanaan Pemantauan
Pertumbuhan
Input dalam manajemen pelaksanaan pemantauan pertumbuhan
merupakan salah satu komponen manajemen. Komponen input
diantaranya terdiri dari ketersediaan sarana prasarana posyandu,
termasuk didalamnya ketersediaan kader dan struktur organisasi.
Tabel 13. Gambaran Input Manajemen Pelaksanaan Pemantauan
Pertumbuhan di Wilayah Kerja Puskesmas Tanjung
Beringin Kecamatan Tanjung Beringin, Juli 2018
Hasil Komponen Input
Input Hasil
Capaian Standar Ketentuan Ada Tidak
Tenaga :
1. Tenaga Gizi Puskesmas
Tersedia 1 orang tenaga gizi puskesmas (TPG) atas nama Agustina Surbakti, SKM
Standar ketenagaan tenaga gizi Puskesmas menurut Permenkes RI Nomor 75 Tahun 2014 tentang Pusat Kesehatan Masyarakat adalah 2 orang.
2. Tenaga gizi berlatar belakang gizi
Latar belakang tenaga gizi adalah KesMas
Latar belakang tenaga gizi adalah Ahli Madya Gizi atau Sarjana Gizi
3. Kader yang bertugas
Kader yang bertugas sebanyak 5 orang disetiap Posyandu
4. Bidan Desa yang bertugas
Tersedia 1 orang bidan desa
Standar ketenagaan bidan desa Puskesmas menurut Permenkes RI Nomor 75 Tahun 2014 tentang Pusat Kesehatan Masyarakat adalah 7 orang.
5. Pembina Posyandu
Tersedia 2 orang atas nama Delismawati, SST dan Rini Sihotang, Am. Kep
Ada tersedia masing-masing setiap pembina posyandu yang ada.
Material
1. Alat Pengukuran Antropometri
Alat Pengukuran yang tersedia
1) Dacin, dacin di sebagian
Alat pengukuran antropomoteri di setiap osyandu yang tersedia adalah :
√
√
√
√
√
√
40
posyandu tidak pernah dilakukan standarisasi alat.
2) Pengukuran tinggi badan balita menggunakan meteran kain.
1) Dacin/Timbangan Digital
2) Mikrotoise 3) Pita LILA
2. Tempat pelaksanaan
Tempat pelaksanaan selalu tetap dan tidak berubah-ubah
Tempat pelaksanaan tetap dan memiliki plank atau nama pada Posyandu.
3. Meja yang tersedia untuk posyandu tersedia 5 meja
Meja yang ada tidak mencukupi dan sangat kurang dari yang telah ditentukan hanya tersedia satu meja panjang dan 4 kursi
Meja dan bangku tersedia sebanyak 5 minimal sebagai sistem 5 meja.
4. Alat bantu media penyuluhan
Hanya satu alat bantu media penyuluhan untuk pelaksanaan pemantauan pertumbuhan
Tersedianya alat bantu penyuluhan berupa KMS dan Food Model sebagai acuan pertumbuhan anak
5. Program yang ada
a. Kapsul Vitamin A
Cukup dan tersedia dengan baik
Selalu cukup dan tersedia sesuai jumlah sasaran
b. Tablet Fe ( Zat Besi)
Cukup Selalu cukup dan tersedia sesuai jumlah sasaran
c. KMS (Kartu Menuju Sehat)
Cukup jumlahnya Selalu cukup dan tersedia sesuai jumlah sasaran
d. PMT/MP-ASI untuk balita
Cukup tetapi sasaran tidak tepat, seluruh balita hingga keluarga yang menemani diberikan semua.
Selalu cukup dan tersedia sesuai jumlah sasaran, PMT diberikan kepada balita yang mengalami KEK dan kekurangan gizi
6. Formulir pencatatan dalam kegiatan pemantauan pertumbuhan
Tetapi tidak lengkap dan tidak sesuai dengan pedoman yang telah ditentukan, hanya nama balita, tempat tanggal lahir, nama orangtua, dan tanda tangan
Formulir pencatatan terdiri atas nama balita, tanggal lahir, umur balita, nama orangtua, BB, TB, tanda tangan.
7. Balok SKDN yang tersedia
Tidak tersedia balok SKDN
Setiap posyandu dan Puskesmas tersedia Balok SKDN yang merupakan akumulasi pemantauan pertumbuhan disetiap bulan.
Anggaran :
1. Anggaran untuk kegiatan
Dana berasal dari BOK yang disediakan oleh Dinas Kesehatan Serdang Bedagai dan
Setiap dana yang telah direncanakan harus diverifikasi setipa bulan.
√
√
√
√
√
√
√
√
√
√
41
dana hanya dicairkan di akhir tahun saja sesuai dengan kebutuhan
Tabel 14. Persentase Input Manajemen Pelaksanaan Pemantauan
Pertumbuhan Wilayah Kerja Puskesmas Tanjung Beringin,
Juli 2018
Komponen Input n %
Rendah 2 40.0 Baik 3 60.0 Total 5 100.0
Dari tabel 14 menunjukan bahwa, dari 5 bagian pemantauan
pertumubuhan, input manajemen pelaksanaan pemantauan pertumbuhan
di wilayah kerja Puskesmas Kecamatan Tanjung Beringin hanya
mencapai 60%. Dengan kata lain, ketersediaan sarana prasarana
disebagian besar posyandu wilayah kerja Puskesmas Kecamatan Tanjung
Beringin belum tercukupi. Hal ini dibuktikan dengan beberapa sarana dan
prasarana seperti alat ukur antropometri, KMS dan tenaga yang tersedia
tidak berfungsi secara optimal. Tenaga yang tersedia tidak memonitor
secara langsung kegiatan pemantauan pertumbuhan yang berlangsung di
Posyandu. Serta tenaga yang berada di Posyandu tidak kompeten dalam
menjalankan kegiatan pemantauan pertumbuhan.
b. Gambaran Proses Dalam Manajemen Pelaksanaan Pemantauan
Pertumbuhan
Komponen proses dalam manajemen pelaksanaan pemantauan
pertumbuhan terdiri dari 5 kegiatan diantaranya, kegiatan persiapan,
kegiatan penimbangan, kegiatan penyuluhan, pelayanan gizi dan
kesehatan serta kegiatan penyusunan laporan dan rencana tindak lanjut.
Tabel 15. Gambaran Proses Manajemen Pelaksanaan Pemantauan Pertumbuhan di Wilayah Kerja Puskesmas Tanjung Beringin Kecamatan Tanjung Beringin, Juli 2018
Hasil Komponen Proses
Proses Hasil
Capaian Standar Ketentuan Ada Tidak
Tenaga :
42
1. Tenaga Gizi Puskesmas memantau kegiatan tersebut
Tenaga Pelaksana Gizi di Puskesmas tidak pernah mengikuti kegiatan pemantauan pertumbuhan balita di setiap posyandu
Tenaga gizi ikut serta dalam setiap kegiatan pemantauan pertumbuhan yang ada di wilayah kerja tersebut.
2. Pembina posyandu memantau kegiatan tersebut
Pembina posyandu tidak memantau kegiatan tersebut, seluruh kegiatan yang ada di posyandu di serahkan kepada kader
Pembina Posyandu memantau kinerja kader dna bidan desa dalam melakukan kegiatan pemantauan pertumbuhan
3. Kader yang bertugas kompeten
Kader yang bertugas tidak kompeten dalam melakukan kegiatan, setiap kegiatan posyandu kader yang bertugas hanya pada satu meja saja tidak terjadi pertukaran antara kader yang satu dan yang lain.
Kader diberi pelatihan dan penyegaran setiap bulan agar kader bekerja dengan lebih kompeten
4. Kader mengajak para ibu balita untuk ke Posyandu
Kader memberitahu melalui door to door dan yang hanya mereka kenal dan jarak rumah nya tidak terlalu jauh.
Kader memberitahu seluruh sasaran agar hadir dalam posyandu
5. Melakukan pendekatan kepada kepala desa dan tokoh masyarakat
Kader memberitahukan kegiatan dengan Bapak Kepala Desa dan beberapa tokoh seperti Pendeta dan ketua-ketua gereja
Kader bekerjasama dengan Tokoh Masyarakat setempat agar informasi posyandu dapat diperoleh dimana saja
6. Penimbangan dilakukan oleh kader yang bertugas
Lebih sering dilakukan oleh ibu balita sendiri dan tidak dilakukan oleh kader
Penimbangan dilakukan oleh kader yang bertugas pada meja 2
7. Hasil dicantumkan pada KMS
Hasil selalu dicantumkan pada KMS
Hasil penimbangan dicantumkan pada KMS di Meja 3
8. Hasil dicatat pada form pendaftaran
Hasil tidak pernah dicatat pada form pendaftaran
Hasil penimbangan dicatat pada meja 3 sesuai dengan pendaftaran yang ada dan diselipkan secarik kertas pada saat di meja 2 dan diarahkan pada meja 3
9. Hasil pada KMS dijelaskan pada Ibu
Hasil grafik tidak pernah dijelaskan, hanya mengatakan bb nya naik atau tidak.
Hasil dijelaskan pada ibu pada meja 4
√
√
√
√
√
√
√
√
√
43
10. Sistem 5 meja dijalankan
Sistem 5 meja tidak pernah dilaksanakan, tidak pernah ada kegiatan penyuluhan hanya pendaftaran, penimbangan dan imunisasi serta pemberian Vit A
Sistem 5 meja dijalankan dengan baik pada meja 1 pendaftaran, meja 2 penimbangan dan pengukuran antropometri serta meja 3 pencatatan pada KMS, meja 4 sebagai wadah untuk melakukan penjelasan grafik kenaikan berat badan pada KMS dan meja 5 sebagai pelayanan kesehatan.
11. Hasil dilaporkan sesuai waktu yang ditentukan
Hasil dilaporkan tidak sesuai waktu yang ditentukan dan tidak tersedia format laporan yang akan dilaporkan. Kader hanya menunggu bidan desa untuk melaporkan kegiatan.
Hasil dilaporkan secara berkala dna setiap selesai kegiatan berlangsung guna menjadi evaluasi pada bulan berikutnya.
Tabel 16. Persentase Proses Manajemen Pelaksanaan Pemantauan Pertumbuhan Wilayah Kerja Puskesmas Tanjung Beringin, Juli 2018
Komponen Proses n %
Rendah 4 80.0 Baik 1 20.0 Total 5 100.0
Dari tabel 16 menunjukan bahwa, proses manajemen pelaksanaan
pemantauan pertumbuhan wilayah kerja Puskesmas Tanjung Beringin
tahun 2018 hanya mencapai 20% dan tidak tercapai (80%). Dengan kata
lain, komponen proses yang terdiri dari 5 kegiatan tersebut belum berjalan
dengan baik di sebagian besar posyandu. Hal ini tentu saja berkaitan
dengan masih ada sarana prasarana posyandu yang belum tercukupi
serta beberapa kegiatan yang belum berjalan dengan baik seperti
kegiatan penyuluhan dan pelayanan gizi. Tenaga pelaksana gizi di
Puskesmas dan pembina posyandu tidak mengikuti kegiatan pemantauan
pertumbuhan yang ada di Posyandu serta kegiatan penimbangan dna
pengukuran antropometri serta penyuluhan tidak dilaksanakan dengan
baik dikarenakan alat dan media yang kurang memadai.
√
√
44
c. Gambaran Ouput Manajemen Pelaksanaan Pemantauan
Pertumbuhan
Komponen output dalam manajemen pelaksanaan pemantauan
pertumbuhan terdiri dari cakupan pada setiap program yang telah berjalan
di wilayah kerja Puskesmas Tanjung Beringin.
Tabel 17. Gambaran Output Manajemen Pelaksanaan Pemantauan
Pertumbuhan di Wilayah Kerja Puskesmas Tanjung
Beringin Kecamatan Tanjung Beringin, Juli 2018
Hasil Komponen Proses
Ouput Capaian Standar Ketentuan
1. Penyerahan Laporan Sebulan setelah kegiatan
Seminggu setelah kegiatan berlangsung
2. Cakupan ASI Eksklusif 18.6% Terjadi kesenjangan dari target yaitu 23.4%
42% (Target Puskesmas Tanjung Beringin)
3. K/S 100% 100%
4. D/S 61,12% 90%
5. N/D 37.6% 80%
6. N/S 24,8% 80%
7. Jumlah gizi buruk 3.9 <5%
Tabel 18. Persentase Output Dalam Manajemen Pelaksanaan
Pemantauan Pertumbuhan Wilayah Kerja Puskesmas
Tanjung Beringin, Juli 2018
Komponen Output n %
Rendah 5 100.0
Total 5 100.0
Dari tabel 18 menunjukan bahwa output dalam manajemen
pelaksanaan pemantauan pertumbuhan wilayah kerja Puskesmas
Tanjung Beringin secara keseluruhan tergolong rendah dan seluruhnya
tidka tercapai. Hal tersebut disebabkan oleh rendahnya skor yang
diperoleh pada komponen output posyandu. Beberapa cakupan mengenai
45
pemantauan pertumbuhan seperti D/S yang tidak memenuhi nilai target,
pencapaian D/S di wilayah kerja Puskesmas Tanjung Beringin Desa
Pematang Terang Kec. Tanjung Beringin adalah hanya 61.2% dari SPM
yang telah ditentukan yaitu 80%.
5. Gambaran Partisipasi Kehadiran
Hasil penelitian menunjukkan bahwa, partisipasi kehadiran
posyandu di wilayah kerja Puskesmas Kecamatan Tanjung Beringin tahun
2018 secara keseluruh tergolong rendah. Hal ini dapat dilihat pada tabel
berikut.
Tabel 19. Distribusi Frekuensi Partisipasi Kehadiran Posyandu
Wilayah Kerja Puskesmas Kecamatan Tanjung Beringin,
Juli 2018
Partisipasi kehadiran n
%
Kurang 39 50.6 Baik 38 49.4 Total 77 100.0
Dari tabel 19 menunjukkan jumlah ibu paling banyak adalah ibu
dengan tingkat partisipasi kehadiran rendah yaitu sebanyak 39 ibu
(50.6%), ibu dengan tingkat partisipasi kehadiran baik sebanyak 38 ibu
(49.4%).
6. Gambaran Status Gizi Balita
Status gizi balita ditentukan dengan menggunakan pengukuran
antropometri melalui indeks BB/U. Hal ini dapat dilihat pada tabel berikut.
Tabel 20. Distribusi Frekuensi Status Gizi Balita di Wilayah Kerja
Puskesmas Kecamatan Tanjung Beringin, Juli 2018
Status Gizi Balita n %
Gizi Buruk 3 3.9 Gizi Kurang 15 19.5 Gizi Baik 59 76.6 Total 77 100.0
Dari tabel diatas menunjukkan bahwa status gizi balita di wilayah
kerja Puskesmas Tanjung Beringin Desa Pematang Terang sebanyak 15
46
(19.5%) balita dengan status gizi kurang, 3 balita (3.9%) dengan status
gizi buruk dan 59 balita (76.6%) dengan status gizi baik. Dari angka
tersebut menunjukkan bahwa status gizi balita di wilayah kerja Puskesmas
Tanjung Beringin Desa Pematang Terang merupakan suatu masalah
kesehatan. Jika dibandingkan dengan PSG tahun 2016 terdapat 15.7 %
prevalensi gizi kurang dan 1.7% prevalensi gizi buruk di Serdang Bedagai.
Angka tersebut menunjukkan bahwa lebih tinggi prevalensi di wilayah
kerja Puskesmas Tanjung Beringin Desa Pematang Terang dilihat dari
hasil yaitu 19.5% untuk gizi kurang dan 3.9% untuk gizi buruk
dibandingkan dengan PSG 2016 15.7% gizi kurang dan 1.7% gizi buruk.
7. Hasil Analisis Hubungan Manajemen Pelaksanaan Pemantauan
Pertumbuhan terhadap Partisipasi Kehadiran Posyandu
Tabel 21. Analisa Bivariat Hubungan Manajemen Pelaksanaan
Pemantauan Pertumbuhan Terhadap Partisipasi
Kehadiran Posyandu
Manajemen Pelaksanaan Pemantauan Pertumbuhan
Paritisipai Kehadiran Total P value
Rendah Baik n %
n % n %
0,000
Rendah 9 25 27 75 36 100 Tinggi 30 73.2 11 26.8 41 100 Total 39 50.6 38 49.4 77 100
Dari tabel diatas menjelaskan bahwa dari 36 ibu yang berada pada
posyandu dengan manajemen pelaksanaan pemantauan pertumbuhannya
rendah ternyata 9 ibu (25.0%) tergolong tingkat partispasi kehadiran ibu
rendah, namun ibu yang berada pada posyandu dengan manajemen
pelaksanaan pemantauan pertumbuhannya baik sebanyak 41 ibu ternyata
ada 30 ibu (73.2%) tergolong tingkat partisipasi rendah.
Hasil uji statistik diatas diperoleh nilai p = 0,000 < 0,05 yang
menunjukkan bahwa ada hubungan antara manajemen pelaksanaan
pemantauan pertumbuhan terhadap pasrtisipasi kehadiran, hal ini
didukung oleh data dari 41 ibu yang yang berada pada posyandu dengan
manajemen pelaksanaan pemantauan pertumbuhan baik ternyata di
47
temukan ada 30 ibu yang tergolong tingkat partisipasi kehadiran rendah,
kemudian dari 36 ibu berada pada posyandu dengan manajemen
pelaksanaan pemantauan pertumbuhan rendah ada juga ibu yang
tergolong tingkat partisipasi kehadiran rendah sebanyak 9 ibu.
8. Hasil Analisis Hubungan Manajemen Pelaksanaan Pemantauan
Pertumbuhan terhadapStatus Gizi Balita
Tabel 22. Analisa Bivariat Hubungan Manajemen Pelaksanaan
Pemantauan Pertumbuhan Terhadap Status Gizi Balita
Manajemen Pelaksanaan Pemantauan Pertumbuhan
Status Gizi Total P value
Gizi Buruk
Gizi Kurang
Gizi Baik n %
n % n % n %
0,025 Rendah 0 0 11 14.3 25 32.5 36 46.8 Tinggi 3 3.9 4 5.2 34 44.1 41 53.2 Total 3 3.9 15 19.5 59 76.6 77 100
Dari tabel diatas menjelaskan bahwa dari 36 balita yang berada
pada posyandu dengan manajemen pelaksanaan pemantauan
pertumbuhannya rendah ternyata 11 balita (14.3%) memiliki status gizi
kurang, namun balita yang berada pada posyandu dengan manajemen
pelaksanaan pemantauan pertumbuhannya baik sebanyak 41 ibu ternyata
ada 3 balita (3.9%) tergolong gizi buruk dan 4 balita (5.2%) tergolong gizi
kurang.
Hasil uji statistik diatas diperoleh nilai p = 0,025 < 0,05 yang
menunjukkan bahwa ada hubungan antara manajemen pelaksanaan
pemantauan pertumbuhan terhadap status gizi, hal ini didukung oleh data
dari 41 ibu yang yang berada pada posyandu dengan manajemen
pelaksanaan pemantauan pertumbuhan baik ternyata di temukan ada 3
balita yang tergolong gizi buruk dan 4 balita gizi kurang dan 34 balita gizi
baik, kemudian dari 36 balita berada pada posyandu dengan manajemen
pelaksanaan pemantauan pertumbuhan rendah ada juga balita yang
tergolong gizi kurang sebanyak 11 balita, dan gizi baik sebanyak 25 balita.
48
B. Pembahasan
1. Manajemen Pelaksanaan Pemantauan Pertumbuhan
Manajemen kesehatan dalam pelaksanaan pemantauan
pertumbuhan adalah penerapan prinsip-prinsip manajemen (input,
process, impact, output, outcome) dalam pemantauan pertumbuhan
melalui kegiatan posyandu dan pelaksanaan kegiatan pemantauan
pertumbuhan di posyandu dapat berjalan dengan baik, sesuai dengan
prosedur (alat antopometri dan kader), teratur, menempatkan orang-orang
yang terbaik pada setiap kegiatan posyandu (Suyadi, 2011).
a. Komponen Input
Penilaian input manajemen pelaksanaan pemantauan pertumbuhan
merupakan penilaian tahap awal pada manajemen pelaksanaan
pemantauan pertumbuhan. Masukan (input) merupakan sumber-sumber
daya yang diperlukan dalam kegiatan pemantauan pertumbuhan,
diataranya kader posyandu, sarana dan prasarana posyandu seperti alat
timbang berat badan, alat ukur Lingkar Lengan Atas (LLA), tablet besi,
kapsul vitamin A, buku Kesehatan Ibu dan Anak (KIA) atau Kartu Menuju
Sehat (KMS), formulir pendataan, pencatatan dan pelaporan, serta poster
blanko SKDN (Kemenkes, 2011).
Dalam penelitian yang dilaksanakan, terjadi hambatan yaitu tidak
terbukanya petugas puskesmas, bidan desa dan pembina posyandu
dalam memberikan informasi mengenai manajemen pelaksanaan
pemantauan pertumbuhan. Hasil yang didapatkan tidak sesuai dengan
apa yang terjadi di Posyandu. Seluruh sarana dan prasarana yang ada
dikatakan baik dan berfungsi optimal tetapi pada saat dilakukan observasi
di Posyandu terjadi perbedaan yang signifikan yaitu seperti alat-alat
antropometri yang tidak lengkap dan tenaga yang tersedia di Puskesmas
tidak melakukan monitor langsung pada kader atau petugas kesehatan
yang bertugas di Posyandu.
Hasil penelitian pada input manajemen pelaksanaan pemantauan
pertumbuhan wilayah kerja Puskesmas Tanjung Beringin tahun 2018,
hanya mencapai 40%. Hal ini menunjukan bahwa sarana prasarana
49
pemantauan pertumbuhan yang tersedia disebagian besar posyandu
kurang berfungsi dengan baik. Dalam kegiatan pemantauan pertumbuhan
yang dilakukan di wilayah kerja Puskesmas Tanjung Beringin Desa
Pematang Terang Kec. Tanjung Beringin terjadi beberapa sarana dan
prasarana yang ada tidak berfungsi dengan baik diantaranya sebagai
berikut :
1) Tenaga yang tersedia hanya kader dan masyarakat yang melakukan
pemantauan pertumbuhan dengan pantauan dari bidan desa, tetapi
bidan desa yang bertugas hanya pada bagian imunisasi dan tidak
terlibat dalam pengukuran antropometri, sehingga para ibu balita yang
melakukan pengukuran antopometri.
2) Tidak tersedia sistem 5 meja pada kegiatan posyandu.
3) Tidak terdapat balok SKDN untuk memantau keberhasilan capaian
program dalam setiap bulannya.
4) Tidak terdapat alat peraga penyuluhan untuk membantu kegiatan
penyuluhan pemantauan pertumbuhan balita di Posyandu. Alat
peraga yang tersedia hanya berupa buku KIA/KMS sebagai pedoman.
Adanya Kartu Menuju Sehat (KMS) ibu hamil, poster blanko SKDN
serta alat peraga penyuluhan di puskesmas dan posyandu dapat
menunjang serta meningkatkan kemampuan petugas dan kader dalam
memberikan pelayanan yang lebih baik. Kementerian Kesehatan (2012)
telah menetapkan bahwa ketersediaan Kartu Menuju Sehat (KMS)
merupakan peran Dinas Kesehatan dalam membantu pemenuhan sarana
dan prasarana kesehatan seperti pengadaan alat timbangan, distribusi
buku KIA atau KMS, obat-obatan, dan vitamin yang didukung pula oleh
tenaga teknis kesehatan. Sedangkan tersedianya alat peraga penyuluhan
dapat berasal dari inisiatif dan kreativitas dari penyelenggara kegiatan
pemantauan pertumbuhan seperti kader bersama petugas Puskesmas
membuat majalah dinding (mading) mengenai informasi-informasi
kesehatan.
Penelitian Badawi (2014) mendapatkan hasil yang serupa, dimana
ketersediaan alat peraga termasuk kedalam sarana posyandu yang belum
50
lengkap, dan termasuk sarana posyandu yang memiliki rata-rata skor
sangat rendah. Begitupula pada penelitian Sengkey (2015), bahwa
komponen input yang masih kurang tersedia menjadi sebuah penunjang
dalam keberhasilan kegiatan pelaksanaan pemantauan pertumbuhan
balita.
Depkes (2000) dalam Badawi (2014) menyatakan bahwa, sarana
kesehatan merupakan salah satu komponen penting dalam
penyelenggaraan pembangunan kesehatan, dan diharapkan dapat
menunjang berbagai upaya pelayanan kesehatan baik di tingkat individu
maupun di tingkat masyarakat. Hal tersebut didukung dengan hasil
penelitian Hasanah (2012) dimana fasilitas pemantauan pertumbuhan
yang lengkap memiliki pengaruh terhadap manajemen pelaksanaan
pemantauan pertumbuhan.
b. Komponen Proses
Komponen input yang sudah tercukupi, selanjutnya akan
mempengaruhi pelaksanaan kegiatan pelaksanaan pemantauan
pertumbuhan.
Hasil penelitian pada proses manajemen pelaksanaan pemantauan
pertumbuhan wilayah kerja Puskesmas Tanjung Beringin tahun 2018,
diketahui tergolong rendah hanya mencapai 20%. Hal ini menunjukan
bahwa, kegiatan pemantauan pertumbuhan di wilayah kerja Puskesmas
Tanjung Beringin masih belum baik.
Komponen proses manajemen pelaksanaan pemantauan
pertumbuhan terdiri dari 5 kegiatan, meliputi : kegiatan persiapan,
kegiatan penimbangan, kegiatan penyuluhan, kegiatan paket pelayanan
pertolongan gizi dan kesehatan, serta kegiatan pelaporan dan rencana
tindak lanjut. Akan tetapi, jika komponen proses dilihat lebih rinci pada
masing-masing kegiatannya terdapat beberapa subkegiatan yang perlu
ditingkatkan, yaitu :
1) Pada kegiatan persiapan dengan subkegiatannya adalah
petugas kesehatan dan kader menggerakan potensi masyarakat
51
dan pemerintah untuk membantu kegiatan pemantauan
pertumbuhan dalam bentuk dana maupun sarana.
2) Tidak berjalannya sistem 5 meja posyandu, hanya ada
pendaftaran, penimbangan dan pencatatan tetapi tidak ada
penjelasan atau penyuluhan mengenai bagaimana grafik BB
balita. Hasil hanya diberitahu naik atau tidaknya saja.
3) Tenaga Puskesmas tidak memantau kegiatan tersebut, hanya
ada kader dan masyarakat yang bekerja dalam pelaksanaan
pemantauan pertumbuhan.
4) Laporan setiap kegiatan tidak berjalan dengan baik dan tidak
lengkap pengisiannya, kader hanya melaporkan nama-nama
balita yang hadir dan tidak melaporkan berapa balita yang naik
dan tidak yang berada pada BGM atau tidak. tetapi data
tersebut ada dalam laporan TW 1 Puskesmas.
Pada dasarnya pembiayaan atau dana kegiatan pemantauan
pertumbuhan dapat berasal dari masyarakat sebagai pengguna, swasta
atau dunia usaha sebagai penunjang, hasil usaha sebagai hasil karya
pengurus posyandu, dan pemerintah. Dana yang berasal dari masyarakat,
diantaranya meliputi iuran pengguna atau pengunjung posyandu, iuran
dalam bentuk dana sehat, sumbangan atau donatur dari perorangan
maupun kelompok masyarakat. Sedangkan bantuan pemerintah terutama
pada tahap awal pelaksaan kegiatan pemantauan pertumbuhan, yakni
berupa dana stimulan atau sarana dan prasarana posyandu yang
bersumber dari APBM, APBD Provinsi, APBD Kabupaten/Kota, APBDes,
dan sumber lain yang sah dan tidak mengikat (Kemenkes, 2011).
c. Komponen Output
Berbeda dengan hasil dari input dan proses manajemen
pelaksanaan pemantauan pertumbuhan yang masih mencapai 40% dan
20%, hasil penelitian pada output kinerja posyandu wilayah kerja
Puskesmas Tanjung Beringin tahun 2018, secara keseluruhan tergolong
rendah (100%). Hal tersebut ditunjukan dengan rendahnya rata-rata skor
yang diperoleh pada beberapa komponen output, diantaranya cakupan
52
ASI eksklusif, cakupan D/S, cakupan N/D, cakupan N/S, rasio balita lulus
penimbangan, dan cakupan pemberian tablet Fe .
Rendahnya cakupan-cakupan tersebut, berkaitan dengan kegiatan
pemantauan pertumbuhan balita. Ini membuktikan bahwa walaupun
kegiatan penimbangan telah berjalan dengan baik, tetapi tidak selalu
memperoleh hasil cakupan sesuai dengan target yang telah ditentukan.
Oleh sebab itu, perlu cara lain untuk meningkatkan minat masyarakat
khususnya ibu bayi dan balita terhadap kegiatan pemantauan
pertumbuhan, seperti memberikan motivasi kepada ibu bayi dan balita,
memvariasikan Pemberian Makanan Tambahan (PMT), dan mengadakan
kelas ibu hamil. Kemudian adanya upaya untuk meningkatkan motivasi
dan keterampilan petugas, dapat meningkatkan kegiatan penyuluhan
dalam kegiatan pemantauan pertumbuhan.
Hal ini bertujuan untuk memberikan kemudahan kepada
masyarakat khususnya ibu balita dalam memperoleh kesehatan dasar,
serta meningkatkan pengetahuan ibu tentang pertumbuhan dan
kesehatan anak. Adanya variasi Pemberian Makanan Tambahan (PMT),
diharapkan dapat meningkatkan partisipasi masyarakat khususnya ibu
bayi dan balita dalam memberikan PMT yang baik dan sehat. Sedangkan
adanya kelas ibu hamil diharapkan dapat meningkatkan minat ibu hamil
pada kegiatan pemantauan pertumbuhan.
Sebagaimana tertuang dalam pengertian pemantauan
pertumbuhan Kegiatan pemantauan pertumbuhan yang dilakukan setiap
bulan di Posyandu mempunyai tujuan untuk: a) memantau pertumbuhan
berat badan balita dengan menggunakan Kartu Menuju Sehat (KMS); b)
memberikan konseling gizi; dan c) memberikan pelayanan gizi dan
kesehatan dasar (Depkes, 2004).
Berdasarkan hasil penelitian dari ketiga komponen kinerja yaitu
input, proses, dan output posyandu, maka diketahuilah hasil manajemen
pelaksanaan pemantauan pertumbuhan wilayah kerja Puskesmas
Tanjung Beringin Tahun 2018, secara keseluruhan manajemen
pelaksanaan pemantauan pertumbuhan tergolong rendah (60%). Hal
53
tersebut diduga disebabkan oleh rendahnya output manajemen
pelaksanaan pemantauan pertumbuhan hingga mencapai 100%, sehingga
mempengaruhi perolehan manajemen pelaksanaan pemantauan
pertumbuhan.
Dari hasil penelitian diatas, dapat diketahui bahwa untuk
meningkatkan manajemen pelaksanaan pemantauan pertumbuhan
menjadi lebih baik maka perlu ditingkatkan output manajemen
pelaksanaan pemantauan pertumbuhan. Sedangkan komponen output
manajemen pelaksanaan pemantauan pertumbuhan berhubungan
dengan kegiatan posyandu (komponen proses), untuk itu perlu diadakan
evaluasi dan diskusi mengenai kegiatan pemantauan pertumbuhan baik
sesama petugas, petugas dengan pembina serta kader posyandu maupun
dengan mengikutsertakan masyarakat khususnya ibu bayi-balita,
sehingga upaya untuk meningkatkan kegiatan pemantauan pertumbuhan
dapat dilakukan tepat sasaran.
Keterbatasan dalam penelitian ini yaitu manajemen pelaksanaan
pemantauanpertumbuhan yang diperoleh tidak bisa menggambarkan
manajamen pelaksanaan pemantauan pertumbuhan berdasarkan tingkat
perkembangan posyandunya. Tingkat perkembangan posyandu
dibedakan atas 4 tingkat yaitu : posyandu pratama, posyandu madya,
posyandu, purnama, dan posyandu mandiri. Hal ini disebsbkan oleh
terbatasnya data sekunder yang tersedia dalam penelitian ini.
2. Partisipasi Kehadiran Posyandu
Sasaran utama posyandu adalah bayi, anak balita, ibu hamil, ibu
nifas, ibu menyusui, dan Pasangan Usia Subur (PUS), dengan kata lain
sasaran posyandu adalah seluruh masyarakat (Kemenkes, 2011). Oleh
sebab itu, adanya posyandu sudah seharusnya menjadi milik dan
tanggung jawab masyarakat sekitar wilayah kerja posyandu, sehingga
masyarakat selalu berperan aktif dalam penyelenggaraan kegiatan
posyandu.
Sebagaimana tertuang dalam pengertian posyandu menurut
Kementerian Kesehatan (2011), merupakan salah satu bentuk Upaya
54
Kesehatan Bersumber Daya Masyarakat (UKBM) yang dikelola dan
diselenggarakan dari, oleh, untuk dan bersama masyarakat, guna
memberdayakan masyarakat dan memberikan kemudahan kepada
masyarakat dalam memperoleh pelayanan kesehatan dasar.
Berdasarkan hasil penelitian menunjukkan jumlah ibu paling banyak
adalah ibu dengan tingkat partisipasi kehadiran rendah yaitu sebanyak 39
ibu (50.6%), ibu dengan tingkat partisipasi kehadiran baik sebanyak 38 ibu
(49.4%). Kehadiran balita di Posyandu merupakan hasil dari akumulasi
peran serta ibu, keluarga, kader, dan seluruh komponen masyarakat
dalam mendorong, mengajak, memfasilitasi, dan mendukung balita agar
ditimbang di Posyandu untuk dipantau pertumbuhannya. Dengan
demikian cakupan balita ditimbang merupakan indikator partisipasi
masyarakat dalam kegiatan Posyandu (Kemenkes, 2015).
Berdasarkan observasi yang dilakukan di tiga posyandu Dahlia
sebagian besar ibu yang baik dalam partisipasi kehadiran di posyandu.
Dari ibu yang tergolong baik partisipasi kehadirannya sebanyak 23 ibu
adalah ibu rumah tangga dan 15 ibu bekerja.
Dengan ibu yang tidak bekerja dimungkinkan lebih bisa
meluangkan waktu untuk datang ke posyandu, namun hal ini juga bisa
menunjukkan bahwa ibu balita sudah memiliki kesadaran mengenai
pentingnya mengikuti kegiatan posyandu bagi anak balitanya sehingga
rutin membawa anaknya ke posyandu (Indriati, 2017).
Meskipun sudah ada ibu yang tergolong baik partisipasi kehadiran
di posyandu, namun masih cukup banyak ibu yang tergolong rendah
partisipasi kehadiran posyandu yaitu 39 ibu (50.6%). Dari wawancara
yang dilakukan pada ibu yang tidak mengikuti kegiatan posyandu
dikarenakan jarak yang cukup jauh, kesibukan ibu dengan urusan
pekerjaan rumah tangga dan ibu yang bekerja.
Untuk meningkatkan partispasi kehadiran ibu balita dalam kegiatan
posyandu, peran petugas puskesmas dan kader sangat diperlukan yaitu
untuk selalu mengingatkan ibu balita mengenai jadwal posyandu. Hal ini
sejalan dengan penelitian Indriati (2017), bahwa ketersediaan ibu dalam
55
partisipasi kehadiran sangat berkaitan dengan peran kader dan petugas
dalam memberikan informasi mengenai pentingnya penimbangan pada
balita sehingga timbul kesadaran sendiri bukan karena paksaan. Hal ini
sesuai dengan yang telah disampaikan Notoatmodjo (2012), partisipasi
masyarakat didalam pelayanankesehatan merupakan sesuatu yang
tumbuh dan berkembang dari bawah dengan rangsangan dan bimbingan
dari atas, bukan sesuatu yang dipaksa dari atas. Melalui partisipasi, setiap
anggota masyarakat dirangsang untuk belajar berorganisasi dan
mengambil peran yang sesuai dengan kemampuan mereka masing-
masing.
Cara untuk menumbuhkan partisipasi masyarakat menurut
Notoatmodjo (2012) adalah dengan persuasi dan edukasi, yakni
partisipasi yang didasari pada kesadaran, sulit ditumbuhkan dan akan
memakan waktu yang lama, tetapi bila tercapai hasilnya akan mempunyai
rasa memiliki dan rasa memelihara. Partisipasi ini dimulai dengan
penerangan, pendidikan dan sebagainya, baik secara langsung maupun
tidak langsung.
3. Status Gizi Balita
Status gizi adalah cerminan ukuran terpenuhinya kebutuhan zat gizi
yang didapatkan dari asupan dan penggunaan zat gizi oleh tubuh. Status
gizi dapat ditentukan dengan pemeriksaan klinis, pengukuran antopometri,
analisis biokimia, dan riwayat gizi. (Persagi, dkk, 2014).
Status gizi merupakan suatu keadaan fisik seseorang atau
kelompok orang ditentukan dengan salah satu kombinasi dari ukuran gizi
tertentu (Adnani, 2011). Status gizi balita diukur berdasarkan umur, berat
badan (BB) dan tinggi badan (TB). Salah satu penilaian status gizi
berdasarkan indikator antropometri berat badan menurut umur (BB/U),
dimana untuk menilai status gizi anak, diukur dengan menggunakan tabel
berat badan menurut umur sesuai standar WHO. Selanjutnya berdasarkan
standar WHO ditentukan kategori status gizi balita yaitu gizi buruk jika z-
score BB/U <-3SD, gizi kurang jika z-score BB/U -3SD s/d <-2SD, gizi baik
56
jika z-score BB/U -2SD s/d 2 SD, dan gizi lebih jika z-score BB/U >2SD
(Kemenkes, 2010).
Berdasarkan tabel menunjukkan anak dengan status gizi buruk
sebanyak 3 balita (3.9%), gizi kurang 15 balita (19.5%), gizi baik 59 balita
(76.6%). Dari data tersebut dapat diketahui bahwa sebagian besar balita
memiliki status gizi baik. Jika dibandingkan dengan PSG tahun 2016
terdapat 15.7 % prevalensi gizi kurang dan 1.7% prevalensi gizi buruk di
Serdang Bedagai. Angka tersebut menunjukkan bahwa lebih tinggi
prevalensi di wilayah kerja Puskesmas Tanjung Beringin Desa Pematang
Terang dilihat dari hasil yaitu 19.5% untuk gizi kurang dan 3.9% untuk gizi
buruk dibandingkan dengan PSG 2016 15.7% gizi kurang dan 1.7% gizi
buruk.
Menurut Adnani (2011), penyebab langsung dari kurang gizi atau
yang bisa mempengaruhi status gizi pada anak adalah asupan makanan
dan penyakit infeksi, serta penyebab tidak langsung diantaranya pola
pengasuhan anak yang dilakukan oleh orang tua.
Faktor lain yang mempengaruhi status gizi anak adalah pola asuh
orang tua dalam hal ini ibu. Karakteristik ibu yang berhubungan dengan
pola asuh makan diantaranya adalah tingkat pendidikan ibu dan status
pekerjaan ibu. Seperti hasil penelitian Wardani (2012), menunjukkan
bahwa faktor yang mempengaruhi status gizi balita diantaranya adalah
tingkat pendidikan ibu yang tinggi (50.5%) dan ibu tidak bekerja (83.9%).
Tingkat pendidikan dalam keluarga khususnya ibu dapat menjadi faktor
yang mempengaruhi status gizi anak. Dalam penelitian ini sebagian besar
ibu berpendidikan SMA (76.6%), berpendidikan SMP 8 ibu (10.4%),
berpendidikan SD 1 ibu (1.3%), dan PT sebanyak 9 ibu (11.7 %). Dengan
latar belakang pendidikan ibu yang sebagian besar berpendidikan tamat
SMA maka memungkinkan untuk memiliki pengetahuan yang baik tentang
gizi pada anak, hal ini bisa menjadi faktor pendukung bahwa sebanyak 43
balita memiliki status gizi baik dengan ibu yang berlatar belakang
pendidikan SMA.
57
Selain itu, faktor yang mempengaruhi status gizi adalah kepatuhan
kehadiran posyandu. Semakin patuh balita berkunjung ke posyandu,
maka status gizi balita akan baik juga. Hal ini dapat dilihat dari balita yang
patuh berkunjung ke posyandu memiliki persentase status gizi baik yang
lebih tinggi dibanding yang tidak patuh. Sebaliknya balita yang mempunyai
kepatuhan rendah memiliki persentase status gizi kurang yang lebih tinggi
dibanding yang patuh. Hal ini sejalan berdasarkan hasil penelitian ini
bahwa sebanyak 30 ibu dengan partisipasi kehadiran posyandu baik
memiliki balita dengan status gizi baik dibandingkan dengan ibu yang
tergolong partisipasi kehadirannya rendah.
4. Hubungan Manajemen Pelaksanaan Pemantauan Pertumbuhan
Terhadap Partisipasi Kehadiran Posyandu
Partisipasi kehadiran posyandu adalah sebagai upaya yang
dilakukan dalam meningkatkan pertumbuhan balita. Kegiatan pemantauan
pertumbuhan yang dilakukan setiap bulan di Posyandu mempunyai tujuan
sebagai pelayanan gizi dan kesehatan dasar (Depkes, 2004).
Hasil uji statistik Chi-Square dengan α = 0,05 diperoleh nilai p =
0,000 < 0,05 yang menunjukkan bahwa ada hubungan antara manajemen
pelaksanaan pemantauan pertumbuhan terhadap pasrtisipasi kehadiran,
hal ini didukung oleh data dari 41 ibu yang yang berada pada posyandu
dengan manajemen pelaksanaan pemantauan pertumbuhan baik ternyata
di temukan ada 30 ibu (73.2%) yang tergolong tingkat partisipasi
kehadiran rendah, kemudian dari 36 ibu berada pada posyandu dengan
manajemen pelaksanaan pemantauan pertumbuhan rendah ada juga ibu
yang tergolong tingkat partisipasi kehadiran rendah sebanyak 9 ibu (25%).
Kurangnya partisipasi kehadiran ibu di posyandu dapat
mengakibatkan rendahnya pemantauan pertumbuhan pada balita. Selain
itu kurangnya partisipasi kehadiran ibu di posyandu berkaitan erat dengan
sarana dan prasarana yang tersedia pada kegiatan pemantauan
pertumbuhan yang dilakukan di posyandu yaitu pelayanan kader dan
petugas kesehatan dalam pemantauan pertumbuhan.
58
Pelayanan kader posyandu memegang peranan penting terhadap
kunjungan ibu ke posyandu. Pelayanan posyandu yang menyenangkan,
ramah, dan memberikan informasi serta penyuluhan yang jelas dan
mudah dimengerti oleh ibu balita, dapat meningkatkan kesadaran ibu
balita untuk membawa balita ke posyandu. Bila ibu balita merasa puas
akan pelayanan yang diberikan oleh kader posyandu maka ia berusaha
meluangkan waktu untuk membawa balitanya ke posyandu tersebut
(Nurmayani, 2013).
Selain tenaga yang bertugas di puskesmas, jumlah kader yang
bertugas pada hari pelaksanaan posyandu juga dapat dijadikan indikasi
lancar tidaknya kegiatan pemantauan pertumbuhan (Nusi, 2006).
Berdasarkan penelitian Hayati (2000) dan Juarsa (2004) dalam Makmur
(2009), dimana keterampilan kader memiliki hubungan yang signifikan
untuk meningkatkan cakupan penimbangan balita dengan memotivasi ibu
balita untuk datang ke posyandu.
5. Hubungan Manajemen Pelaksanaan Pemantauan Pertumbuhan
Terhadap Status Gizi Balita
Status gizi adalah cerminan ukuran terpenuhinya kebutuhan zat gizi
yang didapatkan dari asupan dan penggunaan zat gizi oleh tubuh. Status
gizi dapat ditentukan dengan pemeriksaan klinis, pengukuran antopometri,
analisis biokimia, dan riwayat gizi. (Persagi, dkk, 2014. Status gizi
menggunakan pengukuran antropometri membutuhkan revitalisasi alat
pengukuran untuk mencapai hasil yang akurat dan menggambarkan
status gizi yang sebenarnya.
Hasil uji statistik diatas diperoleh nilai p = 0,025 < 0,05 yang
menunjukkan bahwa ada hubungan antara manajemen pelaksanaan
pemantauan pertumbuhan terhadap status gizi, hal ini didukung oleh data
dari 41 ibu yang yang berada pada posyandu dengan manajemen
pelaksanaan pemantauan pertumbuhan baik ternyata di temukan ada 3
balita yang tergolong gizi buruk dan 4 balita gizi kurang dan 34 balita gizi
baik, kemudian dari 36 balita berada pada posyandu dengan manajemen
59
pelaksanaan pemantauan pertumbuhan rendah ada juga balita yang
tergolong gizi kurang sebanyak 11 balita, dan gizi baik sebanyak 25 balita.
Hasil penelitian tersebut didasarkan dengan kurangnya sarana dan
prasaran pada manajemen pelaksanaan pemantauan pertumbuhan.
Berdasarkan komponen input manajemen pelaksanaan pemantauan
pertumbuhan sub komponen mengenai alat-alat antropometri tersedia
tetapi revitalisasi alat tidak pernah dilakukan, sehingga banyak alat-alat
antropometri yang ada tetapi tidak berfungsi dengan baik sehingga terjadi
kesalahan dalam pengukuran antopometri. Hal ini dikarenakan metode
antropometri memiliki kelemahan yaitu pada sensitivitas yang kurang,
terutama karena faktor di luar gizi dapat menurunkan spesifikasi dan
sensitivitas pengukuran. Kesalahan yang terjadi saat pengukuran dapat
mempengaruhi presisi, akurasi dan validitas pengukuran antropometri
(Supariasa,2001). Berdasarkan hal tersebut dibutuhkan revitalisasi alat
setiap sebulan sekali utnuk mencegah kesalahan pada pertumbuhan
balita.
Selain itu, kegiatan persiapan dan penyuluhan terutama pada
kegiatan penyuluhan dengan mengacu pada Kartu Menuju Sehat (KMS)
balita sebagai alat pemantauan status gizi balita. Sejalan dengan
penelitian Hastaty (2015) bahwa Posyandu sebagai wadah pemantauan
pertumbuhan dan perkembangan anak melalui grafik berat badan dan
mencatatnya pada Kartu Menuju Sehat (KMS). Dengan memberikan
informasi mengenai pertumbuhan dan perkembangan anak melalui
penyluhan yang mengacu pada Kartu Menuju Sehat (KMS) balita, maka
keadaan status gizi anak akan lebih terkontrol dan lebih cepat
penanganannya bila terjadi gangguan pertumbuhan.
Berdasarkan hal tersebut maka dibutuhkan pelatihan setiap bulan
mengenai Kartu Menuju Sehat (KMS) pada petugas pemantauan
pertumbuhan dan kader yang bertugas pada pemantau pertumbuhan.
60
BAB V
KESIMPULAN DAN SARAN
A. Kesimpulan
1. Capaian manajemen pelaksanaan pemantauan pertumbuhan hany
mencapai 60% yang terdiri atas Komponen input hanya mencapai
40% ( rendah ), proses mencapai 20% (rendah), dan output
seluruhnya tidak tercapai, capaian cakupan masing-masing item
output adalah sebagai berikut D/S 61,12%. N/D 37,6%, N/S 24,8%
dan seluruhnya tidak mencapai target yang telah ditentukan.
2. Persentase partisipasi kehadiran posyandu adalah rendah yaitu
sebanyak 39 ibu (50.6%).
3. Prevalensi status gizi balita yaitu gizi buruk 3 balita (3.9%), gizi kurang
15 (19.5%) balita serta gizi baik sebanyak 59 balita (76.6%).
4. ada hubungan bermakna antara manajemen pelaksanaan
pemantauan pertumbuhan terhadap partisipasi kehadiran.
5. Ada hubungan bermakna antara manajemen pelaksanaan
pemantauan pertumbuhan terhadap status gizi.
B. Saran
1. Dinas Kesehatan
Membantu pemenuhan sarana dan prasarana kesehatan seperti
pengadaan alat timbangan, distribusi buku KIA atau KMS, obat-obatan,
dan vitamin yang didukung pula oleh tenaga teknis kesehatan.
2. Puskesmas dan Tenaga Pemantauan Pertumbuhan
a. Menyediakan alat peraga penyuluhan dapat berasal dari inisiatif dan
kreativitas dari penyelenggara kegiatan pemantauan pertumbuhan
seperti kader bersama petugas Puskesmas membuat majalah dinding
(mading) mengenai informasi-informasi kesehatan.
b. Melakukan revitalisasi alat-alat pengukuran antropomteri setiap bulan
c. Melakukan pelatihan untuk setiap petugas dan kader mengenai KMS
dan formulir pelaporan
61
DAFTAR PUSTAKA
Adnani, H. 2011. Ilmu Kesehatan Masyarkat. Nuha Medika. Yogyakarta
Almatsier, S. 2013. Prinsip Dasar Ilmu Gizi. PT. Gramedia Pustaka Utama. Jakarta
Asosiasi Dietisien Indonesia (AsDI), Ikatan Dokter Anak Indonesia (IDAI) & Persatuan Ahli Gizi Indonesia (PERSAGI). 2014. Penuntun Diet Anak. Jakarta:Universitas Indonesia Press
Badawi, Musfika Rahman, 2014. Kinerja Posyandu dalam Pelaksanaan Pembinaan Gizi Mayarakat di Wilayah Kerja Puskesmas KecamatanKembangan Jakarta Barat Tahun 2014. Skripsi FKM
Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta
Cahyani, HD. 2014. Studi Manajemen Pemantauan Status Gizi (Psg)Di Dinas Kesehatan Kota Salatiga.Skripsi FKM Universitas Muhammadiyah Surakarta.
Depkes. 2006. Pedoman Umum Pengelolaan Posyandu. Dirjen Binkesmas Direktorat Gizi Masyarakat
. 2008. Profil Kesehatan Indonesia. Dirjen Binkesmas Direktorat Gizi Masyarakat
. 2009. Standar Pemantauan Pertumbuhan Balita.Dirjen Binkesmas Direktorat Gizi Masyarakat
Hasanah, 2012. Faktor-faktor yang Berhubungan dengan Kinerja Kader Posyandu di kecamatan Bukit Kabupaten Bener Meriah Tahun 2012 Jurnal Kesehatan Masyarakat STIKES U’budiyah Banda Aceh
Hastaty Hs, Zulhaida Lubis, Jumirah. 2015. Perilaku Kader Dalam Pemantauan Pertumbuhan Balita Di Puskesmas Mandala Kecamatan Medan Tembung. Medan: Departemen Kesehatan gizi Masyarakat Universitas Sumatera Utara
Indriati, Ratna, Christin Lidyawati. 2017. Hubungan Tingkat Partisipasi ibu Mengikuti posyandu dengan Status Gizi Balita di Desa Mulur RT 03/VI Bendosari Sukoharjo. Kosala JIK Vol 5. No.1 Mei 2017
Kemenkes RI. 2010. Peraturan Menteri Kesehatan Republik Indonesia Tentang Penggunaan Kartu Menuju Sehat (KMS) Bagi balita. iDirektorat Jenderal Bina Kesehatan Masyarakat. Jakarta
. 2013. Riset Kesehatan Dasar. Jakarta.
. 2014. Peraturan Menteri Kesehatan Republik Indonesia Nomor 66 Tahun 2014 Tentang Pemantauan Pertumbuhan, Perkembangan, Dan Gangguan Tumbuh Kembang Anak. Jakarta
62
Lestari, Lilik Indah. 2009. Hubungan Antara Karakteristik Ibu Balita Dengan Kunjungan Balita Dalam Kegiatan Posyandu Di Kelurahan Genuksari Kecamatan Genuk Kota Semarang Tahun 2009. Skripsi FKM Universitas Negeri Semarang:Semarang
Makmur, Asmilia. 2009.Analisis Pelaksanaan Usaha Perbaikan Gizi Balita di Posyandu Terintegrasi Taman Posyandu di Desa Kedawung Kabupaten Kebumen Tahun 2008:Tesis. Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Indonesia. Depok
Muninjaya, A.A. Gde. 2013. Manajemen Kesehatan Edisi 3.Penerbit Buku Kedokteran EGC. Jakarta
Notoatmodjo, Soekijo. 2012. Ilmu Kesehatan Masyarakat. Jakarta: Rineka Cipta
. 2012. Promosi Kesehatan dan Perilaku Kesehatan. Jakarta: Rineka Cipta.
Nusi, Agus R. 2006. Analisis Kinerja Posyandu di Kota Gorontalo Provinsi Gorontalo. Skripsi. IPB
Spath, Patricia. 2009.Intoduction To Healthcare Quality Management. Chicago: Health Administration Press Association of University Programs A division of the Foundation in Health Administration
Sugiyarti, Retno, Veriani Aprilia dan Febriana Suci Hati. 2014.Kepatuhan
Kunjungan Posyandu dan Status Gizi Balita di Posyandu Karangbendo Banguntapan, Bantul, Yogyakarta. Journal Ners and Midwifery Indonesia. ISSN-2354-7642
Supariasa, I Dewa Nyoman. 2017. Penilaian Status Gizi dalam Hardinsyah, I Dewa Nyoman Supariasa. (Ed) Ilmu Gizi dan Aplikasi. EGC. Jakarta
Suyadi. 2011. Manajemen Pelayanan Kesehatan: Suatu Pendekatan Interdisipliner (Health Services Management: An Interdisciplinary Approah. Seminar Nasional “Pergeseran Paradigma Manajemen: Tinjauan Dari Berbagai Disiplin Ilmu”. Universitas Brawijaya
Triutami, Annisa. 2016. Hubungan Pelaksanaan Tugas Kader Dengan Kinerja Posyandu Di Wilayah Kerja Puskesmas Pandanaran Semarang Tahun 2016. Skripsi FKM Universitas Dian Nuswantoro. Semarang
Yosnelli. 2008. Analisis Hubungan Karakteristik Keluarga dan Pemanfaatan Program Gizi Di Posyandu Dengan Status Gizi Baduta (6 – 24 Bulan) Di Kecamatan Pariaman Tengah kota Pariaman Tahun 2008. Skripsi FKM UI. Depok
63
Wiyono, Djoko. 2008. Manajemen Puskesmas. CV. Duta Prima Airlangga:Surabaya.
Wiyono, Djoko. 2011. Pengantar Manajemen dan Kepemimpinan dalam Wiyono, Djoko. (Ed). Manajemen Perbaikan Gizi Masyarakat Kebijakan dan Strategi Pendekatan Kesehatan Komunitas.
WHO. 2016. Strategic Action Plan to reduce the double burden of malnutrition in the South-East Asia Region 2016–2025, (Online), (http://apps.who.int/iris/bitstream/10665/253377/1/, diakses 15 Oktober 2016) pukul 20.00
64
65
Lampiran 3
PERNYATAAN KETERSEDIAAN MENJADI SUBJEK PENELITIAN
(INFORMED CONSENT)
Yang bertanda tangan dibawah ini, saya:
Nama : …………………………………………………………
Tempat Tgl Lahir : ……………………………………………………………
Alamat : ………………………………………………………
No Telepon/HP : ……………………………………………………………
Bersedia dan mau berpartisipasi menjadi responden penelitian
dengan judul “Hubungan Manajemen Pelaksanaan Pemantauan
Pertumbuhan dengan Partisipasi Kehadiran dan Status Gizi Balita di
Wilayah Kerja Puskesmas Tanjung Beringin Kec. Tanjung Beringin”
yang akan dilakukan oleh :
Nama : Nurhasanah Umma
Alamat : Gg. Saudara Desa Wonosari Tanjung Morawa
Instansi : Poltekkes Kemenkes MedanJurusan Gizi Program D-IV
No HP : 082273884801
Demikian surat pernyataan ini saya perbuat dengan sesungguhnya
tanpa ada paksaan dari siapapun.
Lubuk Pakam,………………………2017
Peneliti Responden
(Nurhasanah Umma) (………………………………… )
66
Lampiran 4.
KUESIONER PENELITIAN HUBUNGAN MANAJEMEN PEMANTAUAN PERTUMBUHAN DENGAN
PARTISIPASI KEHADIRAN DAN STATUS GIZI DI WILAYAH KERJA PUSKESMAS TANJUNG BERINGIN KECAMATAN TANJUNG
BERINGIN FASILITAS, SARANA DAN PRASARANA POSYANDU
A. KARAKTERISTIK RESPONDEN
1 Kode Responden
2 Tempat Tugas
3 Nama
4 Jabatan
LINGKARI JAWABAN PADA SOAL PERTANYAAN SESUAI DENGAN PENGALAMAN ANDA
B. TINGKAT KINERJA POSYANDU
No
PERTANYAAN (KOMPONEN INPUT)
KODE (DIISI OLEH
PENELITI)
1
Apakah tersedia alat timbangan berat badan selama 6 bulan terakhir ? a. Tidak tersedia b. Tersedia tapi rusak/pinjaman c. Tersedia dan berfungsi baik
[ ] B1
2
Apakah tersedia alat peraga/bahan penyuluhan/food model/poster/lembar balik selama 6 bulan terakhir? a. Tidak ada b. Ada,1 sejenis c. Ada lebih dari 1 jenis
[ ] B2
3
Apakah tersedia tablet/pil besi selama 6 bulan terakhir? a. Tidak ada b. Ada, tapi tidak cukup/tidak setiap bulan
ada c. Selalu ada dan cukup
[ ] B3
4
Apakah tersedia kapsul vitamin A untuk pemberian terakhir? a. Tidak ada b. Ada tidak cukup c. Ada dan cukup jumlahnya
[ ] B4
5 Apakah tersedia KMS anak balita selama 6 bulan terakhir? a. Tidak ada b. Ada
[ ] B5
67
6 Apakah tersedia KMS ibu hamil selama 6 bulan terakhir? a. Tidak ada b. Ada
[ ] B6
7
Apakah tersedia persediaan PMT / MP-ASI selama 6 bulan terakhir?
a. Tidak tersedia b. Tersedia, hanya salah Satu c. Tersedia, kedua-duanya
[ ] B7
8
Apakah tersedia formulir pendataan (Ro) kegiatan posyandu? a. Tidak ada b. Ada , tapi tidak lengkap c. Ada lengkap
[ ]B8
9
Apakah tersedia formulir pencatatan (R1) kegiatan posyandu? a. Tidak ada b. Ada, tapi tidak lengkap c. Ada lengkap
[ ] B9
10
Apakah tersedia formulir pelaporan sesuai pedoman? a. Tidak ada b. Ada, tapi tidak cukup c. Ada dan cukup
[ ] B10
11
Apakah tersedianya poster blanko SKDN? a. Tidak ada b. Ada, tapi tidak cukup c. Ada dan cukup
[ ] B11
12 Tersedianya tempat kegiatan (pos pelayanan)?
a. Ada, tidak tetap b. Ada dan tetap
[ ] B12
13 Berapa jumlah kader aktif di posyandu?
a. Ada, tetapi kurang dari 4 b. Ada, 4 atau lebih
[ ] B13
14
Apakah terdapat struktur organisasi? a. Tidak ada b. Ada, tapi tidak lengkap c. Ada, lengkap
[ ] B14
15
Apakah terdapat pembagian tugas diantara kader/pihak yang terlibat kegiatan posyandu dan pelaksanaannya?
a. Tidak ada b. Ada, tetapi tidak lengkap c. Ada dan menyeluruh
[ ] B15
16 Apakah terdapat jadwal pelaksanaan kegiatan posyandu?
a. Tidak ada
[ ] B16
68
b. Ada
No
PERTANYAAN (KOMPONEN PROSES : PERSIAPAN)
KODE (DIISI OLEH PENELITI)
17
Apakah ada pertemuan kader untuk perencanaan kegiatan (selama 6 bulan terakhir)?
a. Tidak ada b. Tidak selalu ada/ada, tapi yang hadir
sering tidak lengkap c. Selalu ada dan Lengkap
[ ] B17
18
Apakah kader mengajak/menggerakan kelompok sasaran setiap bulan untuk datang ke posyandu?
a. Tidak ada b. Kadang ada c. Selalu ada
[ ] B18
19
Apakah kader menggerakan potensi masyarakat untuk membantu dana/sarana posyandu?
a. Tidak ada b. Ada, tapi tidak dapat bantuan c. Ada dan dapat bantuan
[ ] B19
20
Apakah kader menghubungi petugas kesehatan untuk hadir di kegiatan posyandu selama 6 bulan terakhir?
a. Tidak b. Ya, hanya salah satu/kadang-kadang c. Selalu
[ ] B20
21
Apakah kader melakukan pendekatan kepada kepala Desa dan tokoh lainnya untuk mendapat dukungan dalam memotivasi sasaran datang ke posyandu?
a. Tidak b. Ada, hanya salah Satu c. Ada, pada beberapa tokoh
[ ] B21
No
PERTANYAAN (KOMPONEN PROSES : PENIMBANGAN )
KODE (DIISI OLEH
PENELITI)
22 Apakah kegiatan penimbangan pada anak balita dilaksanakan setiap bulan?
a. Tidak
[ ] B22
69
b. Ya
23
Apakah kader selalu mendaftar nama anak balita yang datang ke posyandu?
a. Tidak b. Ya, kadang-kadang c. Ya, selalu
[ ] B23
24
Apakah kegiatan penimbangan dilakukan oleh kader?
a. Tidak b. Ya, kadang-kadang c. Ya, selalu
[ ] B24
25
Apakah hasil penimbangan dicantumkan oleh kader pada KMS anak?
a. Tidak b. Ya, kadang c. Ya, selalu
[ ] B25
26 Apakah hasil penimbangan dicatat oleh kader pada formulir register?
a. Tidak b. Ya, kadang c. Ya, Selalu
[ ] B26
No
PERTANYAAN (KOMPONEN PROSES : PENYULUHAN)
KODE (DIISI OLEH
PENELITI)
27
Apakah kader menjelaskan makna grafik perkembangan berat badan anak balita kepada ibunya?
a. Tidak b. Ya, kadang/tanpa penyuluhan c. Ya, selalu dan dengan penyuluhan
[ ] B27
28
Apakah kader memberikan penyuluhan kepada ibu anak balita mengacu pada data KMS anak tersebut?
a. Tidak b. Ya, kadang-kadang c. Ya, selalu
[ ] B28
29
Apakah kader menjelaskan manfaat ASI eksklusif bagi bayi 0-6 bulan pada ibu hamil/ibu menyusui?
a. Tidak b. Ya, kadang/tanpa penyuluhan c. Ya, selalu dan dengan penyuluhan
[ ] B29
70
30
Apakah kader memberikan penyuluhan kepada ibu hamil mengacu pada data KMS ibu hamil?
a. Tidak b. Ya, kadang-kadang c. Ya, selalu
[ ] B30
31
Apakah kader mencatat pemberian ASI eksklusif pada bayi 0-6 bulan di KMS anak kepada peserta yang datang ke posyandu?
a. Tidak b. Ya, kadang-kadang c. Ya, selalu
[ ] B31
No
PERTANYAAN (KOMPONEN PROSES : PELAYANAN PERTOLONGAN GIZI DAN KESEHATAN)
KODE (DIISI OLEH PENELITI)
32
Apakah kader/bidan memberikan kapsul vitamin A bagi balita setiap 1x6 bulan?
a. Tidak b. Ya
[ ] B32
33 Apakah kader/bidan memberikan suplemen tablet besi bagi ibu hamil?
a. Tidak b. Ya
[ ] B33
34
Apakah Ada pelayanan untuk mendapatkan MP-ASI/PMT penyuluhan?
a. Tidak b. Ya
[ ] B34
35
Apakah kader mengirimkan rujukan ke Puskesmas bila terjadi kasus gizi buruk?
a. Tidak b. Ya
[ ] B35
36
Apakah ada pelayanan untuk anak balita dan ibu hamil untuk memperoleh imunisasi?
a. Tidak ada b. Ada, hanya untuk anak balita
saja/hanya untuk ibu hamil saja c. Ada, untuk anak balita dan ibu hamil
[ ] B36
No
PERTANYAAN (KOMPONEN PROSES : PELAPORAN & TINDAK LANJUT)
KODE (DIISI OLEH PENELITI)
37 Apakah kader membuat laporan bulanan kegiatan posyandu (F/I/Gizi/85)?
a. Tidak
[ ] B37
71
b. Ya
38
Apakah laporan ditulis dengan jelas dan lengkap sesuai petunjuk pengisian laporan?
a. Tidak b. Ya,
[ ] B38
39 Apakah kader membuat balok SKDN pada tingkat posyandu?
a. Tidak b. Ya,
[ ] B39
40 Apakah ada diskusi sesame kader mengenai evaluasi kegiatan posyandu?
a. Tidak b. Ya
[ ] B40
41
Apakah kader posyandu mengunjungi rumah peserta (balita dan ibu hamil) yang 2 bulan terakhir tidak datang ke posyandu?
a. Tidak b. Ya,
[ ] B41
No
PERTANYAAN (KOMPONEN OUTPUT : LAPORAN & CAKUPAN- CAKUPAN)
KODE (DIISI OLEH PENELITI)
42
Apakah laporan posyandu diserahkan ke Puskesmas paling lambat seminggu setelah penimbangan?
a. Tidak b. Ya
[ ] B42
43 Berdasarkan laporan posyandu selama 6 bulan terakhir, berapa cakupan ASI eksklusif pada bayi 0-6 bulan? a. <60% b. 60-80% c. > 80%
[ ] B43
44
Berdasarkan laporan posyandu selama 6 bulan terakhir, berapa rata-rata rasio K/S (cakupan KMS) dari laporan SKDN selama 6 buan terakhir?
a. <60% b. 60-80% c. > 80%
[ ] B44
45
Berdasarkan laporan posyandu selama 6 bulan terakhir, berapa rata-rata rasio D/S (cakupan partisipasi) dari laporan SKDN selama 6 buan terakhir?
a. <60% b. 60-80% c. > 80%
[ ] B45
72
46
Berdasarkan laporan posyandu selama 6 bulan terakhir, berapa rata-rata rasio N/D (mutu pelayanan) dari laporan SKDN selama 6 buan terakhir?
a. <60% b. 60-80% c. > 80%
[ ] B46
47
Berdasarkan laporan posyandu selama 6 bulan terakhir, berapa rata-rata cakupan pemberian kapsul vitamin A pada anak balita?
a. <60% b. 60-80% c. > 80%
[ ] B47
48
Berapa rata-rata rasio N/S dari data SKDN selama 6 bulan? a. <60% b. 60-80% c. > 80%
[ ] B48
49
Berapa rata-rata rasio balita yang lulus penimbangan (usia 36 bulan) selama 6 bulan terakhir?
a. <60% b. 60-80% c. > 80%
[ ] B49
50
Berdasarkan laporan posyandu selama 6 bulan terkahir, berapa cakupan pemberian tabel besi pada ibu hamil trimester 3?
a. <60% b. 60-80% c. > 80%
[ ] B50
51
Bagaimana jumlah anak balita penderita gizi buruk (BGM) selama 6 bulan terakhir di tingkat desa?
a. Meningkat b. Tetap c. Berkurang
[ ] B51
73
KUESIONER PENELITIAN HUBUNGAN MANAJEMEN PEMANTAUAN PERTUMBUHAN DENGAN
PARTISIPASI KEHADIRAN DAN STATUS GIZI DI WILAYAH KERJA PUSKESMAS TANJUNG BERINGIN KECAMATAN TANJUNG
BERINGIN (POSYANDU)
Nomor Sampel : Nama Posyandu : Desa :
A. Data Umum Responden 1. Nama : ................................................ 2. Tempat/Tgl Lahir (umur) : ................................................ 3. Nama Anak : ................................................ 4. Tgl. Lahir Anak (Umur) : ................................................ 5. Alamat : ................................................
B. Pendidikan Responden : a. Tidak Tamat SD d. Tamat SLTA/SMA/MA b. Tamat SD e. Tamat Diploma/PT c. Tamat SLTP
C. Pekerjaan Responden : a. Bekerja, sebutkan b. Tidak bekerja
D. Data Umum Sampel a. Nama : .......................................... b. Tanggal lahir (umur) : .......................................... c. Berat Badan Anak : d. BB/U :
E. Data Tingkat Partisipasi Ibu Ke Posyandu 1. Kehadiran ibu ke Posyandu dengan melihat KMS dan Buku Register
Posyandu pada kader atau bidan (beri tanda√ pada kolom hadir /tidak hadir sesuai dengan bulan penimbangan)
No. Bulan Penimbangan Tingkat Partisipasi Ibu
Hadir Tidak Hadir
1. Agustus 2017 2. September 2017 3. Oktober 2017 4. November 2017 5. Desember 2017 6. Januari 2017 7. Februari 2017 8. Maret 2017 9. April 2018 10. Mei 2018 11. Juni 2018 12. Juli 2018
Jumlah kehadiran
74
Lampiran 1.
MASTER TABEL
No Sampel BB TL TGL_KUNJ JK BB/U Kat BB/U Pend. Resp
Pekerjaan Resp Kunj. Pos
Kat. Man Kat.
Partisipasi
1 RS 8.00 03-Oct-2017 16-Jul-18 L -0.48 Gizi Baik SMA Tidak Bekerja 10.00 Tinggi Baik
2 ES 6.30 03-Dec-2017 16-Jul-18 P -0.93 Gizi Baik PT Bekerja 7.00 Tinggi Rendah
3 A 8.00 05-Aug-2017 16-Jul-18 P -0.31 Gizi Baik PT Bekerja 8.00 Tinggi Baik
4 R 9.60 21-Jul-2017 16-Jul-18 L 0.47 Gizi Baik SMA Tidak Bekerja 10.00 Tinggi Baik
5 G 6.00 08-Oct-2017 16-Jul-18 P -2.09 Gizi Baik SMP Tidak Bekerja 6.00 Tinggi Rendah
6 A 7.50 28-Sep-17 16-Jul-18 P -0.34 Gizi Baik SMA Bekerja 7.00 Tinggi Rendah
7 A 9.10 27-May- 2017 16-Jul-18 L -0.45 Gizi Baik SMA Bekerja 12.00 Tinggi Baik
8 A 6.50 03-Nov-2017 16-Jul-18 L -1.96 Gizi Baik SMA Bekerja 5.00 Tinggi Rendah
9 S 7.80 27-Sep-17 16-Jul-18 L -0.77 Gizi Baik SMP Bekerja 8.00 Tinggi Rendah
10 N 5.90 15-Dec-2017 16-Jul-18 L -2.14 Gizi Kurang SMA Bekerja 7.00 Tinggi Rendah
11 W 7.10 13-Jul-17 16-Jul-18 P -1.50 Gizi Baik SMA Bekerja 5.00 Tinggi Rendah
12 R 8.60 07-Mar-17 16-Jul-18 P -0.39 Gizi Baik SMA Tidak Bekerja 8.00 Tinggi Baik
13 P 8.50 13-Mar-17 16-Jul-18 P 0.13 Gizi Baik SMA Tidak Bekerja 10.00 Tinggi Baik
14 T 7.90 19-Nov-2017 16-Jul-18 P -0.51 Gizi Baik SMP Tidak Bekerja 8.00 Tinggi Baik
15 R 7.50 04-Oct-2015 16-Jul-18 P -4.41 Gizi Buruk SMA Bekerja 4.00 Tinggi Rendah
16 O 15.00 01-Dec-2015 16-Jul-18 L 1.08 Gizi Baik SMA Bekerja 4.00 Tinggi Rendah
17 A 9.00 07-May-2017 16-Jul-18 L -0.70 Gizi Baik SMA Bekerja 4.00 Tinggi Rendah
18 D 7.60 01-Feb-17 16-Jul-18 L -0.07 Gizi Baik SMA Tidak Bekerja 5.00 Tinggi Rendah
19 G 6.90 06-Mar-17 16-Jul-18 L -2.66 Gizi Kurang SMA Tidak Bekerja 7.00 Tinggi Rendah
20 T 6.00 13-Jun-17 16-Jul-18 P -3.16 Gizi Buruk SMA Tidak Bekerja 6.00 Tinggi Rendah
21 N 7.20 29-Aug-2017 16-Jul-18 P -0.98 Gizi Baik SMA Tidak Bekerja 6.00 Tinggi Rendah
75
22 K 7.00 07-Nov-2017 16-Jul-18 L -1.24 Gizi Baik SMA Tidak Bekerja 6.00 Tinggi Rendah
23 S 7.00 23-Sep-17 16-Jul-18 P -0.97 Gizi Baik SMA Bekerja 6.00 Tinggi Rendah
24 S 7.40 27-Nov-2017 16-Jul-18 P 0.29 Gizi Baik SMA Tidak Bekerja 8.00 Tinggi Rendah
25 D 13.00 28-Jul-15 16-Jul-18 L -0.58 Gizi Baik SMA Bekerja 7.00 Tinggi Rendah
26 M 8.20 06-Jul-17 16-Jul-18 P -0.35 Gizi Baik SMA Bekerja 8.00 Tinggi Baik
27 J 6.70 10-Mar-17 16-Jul-18 L -2.48 Gizi Kurang SMA Bekerja 6.00 Tinggi Rendah
28 A 8.10 13-Apr-17 16-Jul-18 L -1.81 Gizi Baik PT Bekerja 5.00 Tinggi Rendah
29 K 7.20 14-Apr-17 16-Jul-18 P -2.03 Gizi Baik SMA Tidak Bekerja 12.00 Tinggi Baik
30 D 13.40 07-Dec-2015 16-Jul-18 L 0.15 Gizi Baik SMA Tidak Bekerja 4.00 Tinggi Rendah
31 M 9.70 03-Mar-16 16-Jul-18 L -2.29 Gizi Kurang SMA Tidak Bekerja 3.00 Tinggi Rendah
32 D 7.20 30-Oct-2017 16-Jul-18 L -1.10 Gizi Baik PT Bekerja 5.00 Tinggi Rendah
33 AM 9.50 11-Mar-17 16-Jul-18 P 0.07 Gizi Baik PT Bekerja 5.00 Tinggi Rendah
34 MF 8.00 07-Jul-17 16-Jul-18 L -1.31 Gizi Baik SMA Tidak Bekerja 5.00 Tinggi Rendah
35 D 9.80 26-Oct-2017 16-Jul-18 P 1.09 Gizi Baik SMP Tidak Bekerja 9.00 Tinggi Baik
36 I 9.60 09-Mar-17 16-Jul-18 L -0.50 Gizi Baik SMA Tidak Bekerja 9.00 Tinggi Baik
37 TS 7.60 19-Jun-16 16-Jul-18 L -3.82 Gizi Buruk SMA Tidak Bekerja 7.00 Tinggi Rendah
38 MB 10.50 03-Apr-16 16-Jul-18 L -1.42 Gizi Baik SMA Tidak Bekerja 8.00 Tinggi Rendah
39 JP 15.50 26-Jan-16 16-Jul-18 L 1.65 Gizi Baik SMA Tidak Bekerja 7.00 Tinggi Rendah
40 EN 9.70 31-Jan-16 16-Jul-18 L -0.56 Gizi Baik SMA Tidak Bekerja 8.00 Tinggi Rendah
41 RS 7.90 28-Sep-17 16-Jul-18 L -0.06 Gizi Baik SMA Tidak Bekerja 8.00 Tinggi Rendah
42 AN 6.60 27-Oct-2017 17-Jul-18 L -1.93 Gizi Baik SMA Tidak Bekerja 9.00 Rendah Baik
43 MS 9.90 07-Sep-15 17-Jul-18 L -2.76 Gizi Kurang SMA Tidak Bekerja 12.00 Rendah Baik
44 NP 9.30 21-Dec-2015 17-Jul-18 P -2.45 Gizi Kurang SMA Tidak Bekerja 9.00 Rendah Baik
45 EP 12.70 25-Dec-2015 17-Jul-18 L -0.67 Gizi Baik SMA Tidak Bekerja 9.00 Rendah Baik
46 MH 9.60 01-Aug-2017 17-Jul-18 L 0.56 Gizi Baik SMA Tidak Bekerja 11 Rendah Baik
76
47 AS 9.00 25-Nov-2016 17-Jul-18 L -1.70 Gizi Baik SMA Tidak Bekerja 12.00 Rendah Baik
48 SG 7.70 07-Aug-2017 17-Jul-18 L -1.41 Gizi Baik SMA Bekerja 11.00 Rendah Baik
49 BR 9.40 15-Feb-16 17-Jul-18 L -2.63 Gizi Kurang SMA Bekerja 8.00 Rendah Rendah
50 DM 10.50 08-Dec-2015 17-Jul-18 L -1.96 Gizi Baik SMA Tidak Bekerja 12.00 Rendah Baik
51 KM 13.70 01-May-2014 17-Jul-18 L -1.44 Gizi Baik SMA Tidak Bekerja 12.00 Rendah Baik
52 FL 5.10 11-Apr-18 17-Jul-18 P 1.13 Gizi Baik SMA Bekerja 3.00 Rendah Rendah
53 DS 10.00 08-Dec-2016 18-Jul-18 P -0.07 Gizi Baik SMA Bekerja 8.00 Rendah Rendah
54 PR 9.30 24-Oct-2016 18-Jul-18 P -0.91 Gizi Baik SMP Bekerja 11.00 Rendah Baik
55 FP 13.40 10-Aug-2015 18-Jul-18 L -0.45 Gizi Baik PT Bekerja 12.00 Rendah Baik
56 NP 10.10 24-Jan-17 18-Jul-18 L -0.32 Gizi Baik SMA Tidak Bekerja 12.00 Rendah Baik
57 RP 10.00 06-Apr-17 18-Jul-18 L 0.04 Gizi Baik SMA Tidak Bekerja 11.00 Rendah Baik
58 RN 7.30 24-Mar-17 18-Jul-18 P -2.06 Gizi Kurang SMA Bekerja 5.00 Rendah Rendah
59 IS 10.80 04-Oct-2016 18-Jul-18 P 0.21 Gizi Baik SMA Tidak Bekerja 11.00 Rendah Baik
60 LN 6.00 28-Jan-18 18-Jul-18 P -0.28 Gizi Baik SD Tidak Bekerja 12.00 Rendah Baik
61 DR 11.20 31-Dec-2016 18-Jul-18 L 0.47 Gizi Baik SMP Bekerja 12.00 Rendah Baik
62 HS 12.10 26-Aug-2013 18-Jul-18 L -2.98 Gizi Kurang SMA Bekerja 10.00 Rendah Baik
63 FS 12.31 21-Jan-14 18-Jul-18 P -2.78 Gizi Kurang SMA Bekerja 10.00 Rendah Baik
64 YC 7.70 15-Aug-2016 18-Jul-18 P -2.93 Gizi Kurang SMA Tidak Bekerja 10.00 Rendah Baik
65 TP 9.81 11-Aug-2015 18-Jul-18 P -2.52 Gizi Kurang SMA Tidak Bekerja 9.00 Rendah Baik
66 GL 11.80 30-Oct-2013 18-Jul-18 P -2.82 Gizi Kurang SMP Bekerja 9.00 Rendah Baik
67 YS 8.10 06-Apr-17 18-Jul-18 P -1.10 Gizi Baik PT Bekerja 12.00 Rendah Baik
68 CL 9.90 04-Dec-2016 18-Jul-18 L -0.80 Gizi Baik SMA Tidak Bekerja 7.00 Rendah Rendah
69 YF 5.60 25-Jan-18 18-Jul-18 P -0.91 Gizi Baik PT Tidak Bekerja 6.00 Rendah Rendah
70 NT 8.30 03-Jun-17 18-Jul-18 L -1.25 Gizi Baik SMA Bekerja 9.00 Rendah Baik
71 RV 9.60 21-Jul-17 18-Jul-18 L 0.46 Gizi Baik SMA Bekerja 8.00 Rendah Rendah
77
72 RL 8.20 27-Mar-17 18-Jul-18 L -1.83 Gizi Baik SMA Bekerja 9.00 Rendah Baik
73 RM 8.30 18-Jan-17 18-Jul-18 P 0.38 Gizi Baik SMA Tidak Bekerja 7.00 Rendah Rendah
74 NM 9.80 28-Apr-17 18-Jul-18 P 0.61 Gizi Baik SMA Bekerja 11.00 Rendah Baik
75 FS 5.40 14-Feb-18 18-Jul-18 P -0.68 Gizi Baik PT Bekerja 10.00 Rendah Baik
76 GS 6.90 07-Sep-17 18-Jul-18 L -2.11 Gizi Kurang SMP Bekerja 8.00 Rendah Rendah
77 DB 7.60 23-Apr-17 18-Jul-18 L -2.34 Gizi Kurang SMA Tidak Bekerja 9.00 Rendah Baik
64
Lampiran 2.
Frekuensi Variabel
12. Pendidikan Ibu
Pendidikan_Ibu
Frequency Percent Valid Percent
Cumulative Percent
Valid Tamat SD 1 1.3 1.3 1.3
Tamat SMP 8 10.4 10.4 11.7
Tamat SMA 59 76.6 76.6 88.3
PT 9 11.7 11.7 100.0
Total 77 100.0 100.0
13. Pekerjaan Ibu
Pekerjaan_Ibu
Frequency Percent Valid Percent
Cumulative Percent
Valid Bekerja 36 46.8 46.8 46.8
Tidak Bekerja 41 53.2 53.2 100.0
Total 77 100.0 100.0
14. Umur Ibu
umur_ibuu
Frequency Percent Valid Percent
Cumulative Percent
Valid 23-25 5 6.5 6.5 6.5
26-28 26 33.8 33.8 40.3
29-31 23 29.9 29.9 70.1
32-34 16 20.8 20.8 90.9
35-37 3 3.9 3.9 94.8
38-40 2 2.6 2.6 97.4
41-45 2 2.6 2.6 100.0
Total 77 100.0 100.0
15. Umur Anak
umur_anak
Frequency Percent Valid Percent
Cumulative Percent
Valid 1-7 20 26.0 26.0 26.0
8-14 21 27.3 27.3 53.2
15-21 7 9.1 9.1 62.3
22-28 11 14.3 14.3 76.6
29-35 13 16.9 16.9 93.5
65
36-42 1 1.3 1.3 94.8
43-49 1 1.3 1.3 96.1
50-57 3 3.9 3.9 100.0
Total 77 100.0 100.0
16. Jenis Kelamin Anak
JK
Frequency Percent Valid Percent
Cumulative Percent
Valid Laki-Laki 44 57.1 57.1 57.1
Perempuan 33 42.9 42.9 100.0
Total 77 100.0 100.0
17. Kategori Komponen Input
Kat_Input
Frequency Percent Valid Percent
Cumulative
Percent
Valid Rendah 2 40.0 40.0 40.0
Baik 3 60.0 60.0 100.0
Total 5 100.0 100.0
18. Kategori Komponen Proses
Kat_proses
Frequency Percent Valid Percent
Cumulative
Percent
Valid Rendah 4 80.0 80.0 80.0
Baik 1 20.0 20.0 100.0
Total 5 100.0 100.0
19. Kategori Komponen Output
Kat_Output
Frequency Percent Valid Percent
Cumulative
Percent
Valid Rendah 5 100.0 100.0 100.0
66
20. Kategori Manajemen
Kat_Total
Frequency Percent Valid Percent
Cumulative
Percent
Valid Rendah 3 60.0 60.0 60.0
Baik 2 40.0 40.0 100.0
Total 5 100.0 100.0
21. Kategori Partisipasi
kat_partisipasi
Frequency Percent Valid Percent
Cumulative
Percent
Valid Rendah 39 50.6 50.6 50.6
Baik 38 49.4 49.4 100.0
Total 77 100.0 100.0
22. Kategori Status Gizi
Kat_bbu
Frequency Percent Valid Percent
Cumulative
Percent
Valid Gizi Buruk 3 3.9 3.9 3.9
Gizi Kurang 15 19.5 19.5 23.4
Gizi Baik 59 76.6 76.6 100.0
Total 77 100.0 100.0
67
Lampiran 3.
HASIL UJI STATISTIK
1. Hubungan Manajemen Pelaksanaan Pemantauan Pertumbuhan terhadap
Partisipasi Kehadiran
Crosstab
kat_partisipasi
Total
Rendah Baik
kat_manajemen Rendah Count 9 27 36
% within kat_manajemen 25.0% 75.0% 100.0%
Tinggi Count 30 11 41
% within kat_manajemen 73.2% 26.8% 100.0%
Total Count 39 38 77
% within kat_manajemen 50.6% 49.4% 100.0%
Chi-Square Tests
Value Df
Asymp. Sig. (2-
sided)
Exact Sig. (2-
sided)
Exact Sig. (1-
sided)
Pearson Chi-Square 17.795a 1 .000
Continuity Correctionb 15.920 1 .000
Likelihood Ratio 18.556 1 .000
Fisher's Exact Test .000 .000
N of Valid Cases 77
a. 0 cells (,0%) have expected count less than 5. The minimum expected count is 17,77.
b. Computed only for a 2x2 table
2. Hubungan Manajemen Pelaksanaan Pemantauan Pertumbuhan terhadap
Status Gizi
Crosstab
Kat_bbu
Total
Gizi Buruk Gizi Kurang Gizi Baik
kat_manajemen Rendah Count 0 11 25 36
% within kat_manajemen .0% 30.6% 69.4% 100.0%
68
Tinggi Count 3 4 34 41
% within kat_manajemen 7.3% 9.8% 82.9% 100.0%
Total Count 3 15 59 77
% within kat_manajemen 3.9% 19.5% 76.6% 100.0%
Chi-Square Tests
Value df
Asymp. Sig. (2-
sided)
Pearson Chi-Square 7.346a 2 .025
Likelihood Ratio 8.609 2 .014
N of Valid Cases 77
a. 2 cells (33,3%) have expected count less than 5. The minimum expected
count is 1,40.
Rekapitulasi Skor Kuesioner Manajemen Pelaksanaan Pemantauan Pertumbuhan
No Komponen
Kinerja
Rata-rata Skor
(95% CI) Standar Deviasi
Nilai Terendah-
tertinggi
1 Input 113.02 – 118.12 12.58 85 – 135
2 Proses 166.54 – 173.87 18.1 110 – 200
3 Output 53.16 – 59.75 16.27 10 – 95
4 Total Kinerja 334.87 – 349.61 36.39 245 - 425
No Komponen Sarana Rata-rata
Skor
(95% CI)
Standar
Deviasi
Nilai Terendah-
tertinggi
1 Tersedianya timbangan 9.52 – 10 0.99 5 – 10
2 Tersedianya alat penyuluhan 3.82 – 6.18 4.17 0 - 10
3 Tersedianya KMS anak 4.55 – 5.25 1.23 0 - 10
4 Tersedianya KMS ibu hamil 0.35 – 1.45 1.94 0 – 5
5 Tersedianya PMT/MP-ASI 6.19 – 7.81 2.86 0 - 10
6 Tersedianya formulir
pendataan
9.21 – 9.99 1.37 5 - 10
7 Tersedianya formulir
pencatatan
8.85 – 9.95 1.93 0 - 10
8 Tersedianya formulir
pelaporan
9.36 – 10 1.19 5 - 10
9 Tersedianya blanko SKDN 7.80 – 9.60 3.16 0 - 10
10 Tersedianya tablet Fe 7.26 – 9.14 3.31 0 - 10
11 Tersedianya vitamin A 10 0.00 0 – 10
69
12 Tersedianya tempat
posyandu
3.80 – 4.80 1.75 0 - 5
13 Tersedianya struktur
organisasi
7.11 – 9.09 3.48 0 - 10
14 Tersedianya pembagian
tugas
8.55 – 9.65 1.94 5 - 10
15 Tersedianya jadwal kegiatan
Posyandu
4.70 - 5 0.88 0 – 5
16 Terdapat kader aktif 4.52 – 5 0.72 0 - 5
No Komponen Persiapan Rata-rataSkor
(95% CI)
StandarD
eviasi
Nilai Terendah-
tertinggi
1 Pertemuan kader 6.58 – 8.22 2.90 0 - 10
2 Mengajak sasaran ke
posyandu
8.60 – 9.80 2.11 0 - 10
3 Menggerakan potensi
masyarakat
3.49 – 6.11 4.63 0 - 10
4 Menghubungi petugas
kesehatan,
PLKB, dan PPL
7.14 – 8.86 3.03 0 - 10
5 Pendekatan kepada kepala
Desa/tokoh masyarakat 7.03 - 8.57 2.70 0 - 10
No Komponen Penimbangan Rata-rata Skor
(95% CI)
Standar Deviasi Nilai Terendah-
tertinggi
1 Bayi dan balita melakukan
penimbangan setiap bulan 5 0.00 5
2 Kader mendaftarkan nama
bayi dan balita 9.70 – 10 0.71 5 - 10
3 Penimbangan dilakukan oleh
kader
10 0.00 10
4 Hasil penimbangan
dicantumkan di
KMS anak
10 0.00 10
5 Hasil penimbangan dicatat di
formulir register oleh kader 9.12 – 10 1.70 0 - 10
No Komponen Penyuluhan Rata-rata Skor
(95% CI)
Standar
Deviasi
Nilai Terendah-
tertinggi
1 Kader menjelaskan makna grafik
berat badan anak 7.89 – 9.31
2.48 0 - 10
2 Kader memberikan penyuluhan
pada
ibu balita mengacu KMS anak
8.48 – 9.72
2.19 0 - 10
70
3 Kader menjelaskan ASI eksklusif 7.67 –
9.13
2.56 0 - 10
4 Kader memberikan penyuluhan
pada ibu hamil mengacu KMS ibu
hamil
3 – 5.20 3.87 0 - 10
5 Kader mencatat pemberian ASI
eksklusif di KMS anak 6.10 – 8.10
3.51 0 - 10
No Komponen Pertolongan Gizi dan
Kesehatan Rata-rata Skor
(95% CI) Standar Deviasi
Nilai
Terendah- tertinggi
1 Kader/bidan memberikan kapsul
Vitamin A 4.70 – 5.10
0.71 0 - 5
2 Kader/bidan memberikan tablet
Fe pada ibu hamil 1.88 –
3.2 2.52 0 - 5
3 Pelayanan pemberian PMT/MP-
ASI penyuluhan 4.21 – 4.99
1.37 0 - 5
4 Kader memberikan rekomendasi
pada balita gizi buruk/BGM ke
Puskesmas
4.70 – 5.10
0.71 0 - 5
5 Pelayanan imunisasi untuk anak
balita dan ibu hamil 5.72 – 7.48
3.10 0 - 10
No Komponen Pelaporan dan
Rencana Tindak Lanjut Rata-rata
Skor (95% CI)
Standar Deviasi
Nilai Terendah-
tertinggi
1 Kader membuat laporan bulanan
posyandu 5 0.00 0 - 5
2 Laporan ditulis dengan jelas dan
lengkap 4.52 – 5 0.99 0 - 5
3 Kader membuat blanko SKDN 3.80 – 4.80
1.75 0 - 5
4 Kader melakukan evaluasi
kegiatan
posyandu
4.36 – 5 1.19 0 - 5
5 Kader mengunjungi peserta
posyandu
yang tidak datang 2 bulan terakhir
3.67 – 4.73
1.85 0 - 5
No Komponen Output Rata-rata Skor
(95% CI)
Standar
Deviasi
Nilai Terendah-
tertinggi
1 Laporan diserahkan ke
Puskesmas paling lambat 1
minggu setelah kegiatan
posyandu
4.21 – 4.99
1.37
0 - 5
2 Cakupan ASI eksklusif 0.61 –
1.99
2.44 0 - 10
71
3 Cakupan K/S 9.40 –
10
1.41 0 - 10
4 Cakupan D/S 4.89 –
6.51
2.86 0 - 10
5 Cakupan N/D 3.70 –
5.50
3.17 0 - 10
6 Cakupan N/S 2.11 –
4.09
3.48 0 - 10
7 Rasio balita lulus penimbangan 0.61 –
1.99
2.44 0 - 10
8 Penurunan jumlah balita gizi
buruk/BGM 8.66 – 9.94
2.26 0 - 10
9 Cakupan tablet Fe 0.13 –
1.27
2.02 0 - 10
10 Cakupan vitamin A 5.54 –
7.26
3.04 0 - 10
64
Jadwal Pelaksanaan Posyandu
No Desa Posyandu Penanggung
Jawab
Tanggal/Bulan Kegiatan
Jan Feb Mar Apr Mei Jun Jul Agu Sep Okt Nov Des
1 Pekan Cemara I Eka Yuani
11 12 12 11 11 11 11 11 12 11 12 11
Cemara II Rismawaty
Purba 12 12 12 12 12 12 12 12 12 12 12 12
Cemara III
16 17 16 16 16 16 16 16 17 16 16 17
Cemara VI
5 5 5 5 5 5 5 6 5 5 5 5
Cemara XIV
9 9 9 10 9 9 9 9 10 9 9 10
Cemara XI
4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4
Cemara VII
14 14 14 14 14 14 14 14 14 14 14 14
Nagur Seroja I Murnila
6 6 6 6 6 6 6 6 6 6 6 6
Seroja II Elisa P. Nst
8 8 8 8 8 8 8 8 8 8 8 8
Seroja III
16 16 16 16 16 16 16 16 16 16 16 16
Seroja IV
9 9 9 9 9 9 9 9 9 9 9 9
Seroja V
10 10 10 10 10 10 10 10 10 10 10 10
Seroja VI
13 13 13 13 13 13 13 13 13 13 13 13
P. Cermai
Flamboyan I Elvi Sahara
12 12 12 12 12 12 12 12 12 12 12 12
Flamboyan II
15 15 15 15 15 15 15 15 15 15 15 15
Flamboyan III
22 22 22 22 22 22 22 22 22 22 22 22
Flamboyan IV
10 10 10 10 10 10 10 10 10 10 10 10
65
Serdang Bedagai, 18 Januari 2018
Mengetahui
dr. Rina Manurung
1977211012003110000
Flamboyan V
10 10 10 10 10 10 10 10 10 10 10 10
T. Tinggi Melati I Sri Yanti
10 10 10 10 10 10 10 10 10 10 10 10
Melati II Nurhayati S
12 12 12 12 12 12 12 12 12 12 12 12
Melati III
15 15 15 15 15 15 15 15 15 15 15 15
Melati IV
15 15 15 15 15 15 15 15 15 15 15 15
Melati V
16 16 16 16 16 16 16 16 16 16 16 16
Melati VI
16 16 16 16 16 16 16 16 16 16 16 16
Mangga Dua
Anggrek I Dewi Rosmalasari
18 18 18 18 18 18 18 18 18 18 18 18
Anggrek II
19 19 19 19 19 19 19 19 19 19 19 19
Pematang Terang
Dahlia I Erma D. Haloho
17 17 17 17 17 17 17 17 17 17 17 17
Dahlia II
16 16 16 16 16 16 16 16 16 16 16 16
Dahlia III
18 18 18 18 18 18 18 18 18 18 18 18
Suka Jadi
Kamboja I Sri Rohayuni 11 11 11 11 11 11 11 11 11 11 11 11
Kamboja II
12 12 12 12 12 12 12 12 12 12 12 12
Bandar Kuala
Mawar I Asmiati
18 18 18 18 18 18 18 18 18 18 18 18
Mawar III
19 19 19 19 19 19 19 19 19 19 19 19
66
Lampiran 7. Dokumentasi
67
Formulir Registrasi Posyandu
Hari/Tanggal : ..........................................................
Desa : ..........................................................
Posyandu : ..........................................................
No Nama Balita Nama Orangtua Tanggal Lahir Alamat
Serdang Bedagai, Mengetahui
dr. Rina Manurung
1977211012003110000
68
69
70
Bukti Bimbingan Skripsi
Nama : Nurhasanah Umma NIM : P01031214042 Judul : Hubungan Manajemen Pelaksanaan Pemantauan
Pertumbuhan Terhadap Partisipasi Kehadiran Posyandu dan Status Gizi Balita di Wilayah Kerja Puskesmas Tanjung Beringin Kec. Tanjung Beringin
No Tanggal Judul/Topik Bimbingan T.tangan Mahasiswa
T.Tangan Pembimbing
1 13 Nov 2017
Revisi BAB I – III Proposal Skripsi
2 16 Nov 2017
Revisi BAB I – III Proposal Skripsi dengan penguji I
3 20 Nov 2017
Revisi BAB II Proposal Skripsi dengan Penguji I
4 27 Nov 2017
Revisi BAB II Proposal Skripsi dengan Penguji I
5 11 Des 2017
Revisi BAB III Proposal Skripsi dengan Penguji I
6 13 Des 2017
Revisi Metode Penelitian dengan Penguji I
7 27 Des 2017
Revisi Kuesioner dengan Penguji I
8 22 Jan 2018 Revisi Kuesioner II dengan Penguji I
9 12 Feb 2018 Revisi Kuesioner III dengan penguji I
10 19 Feb 2018 Uji Validitas Kuesioner
11 20 April 2018
Acc Penguji I
12 30 Mei 2018 Revisi Penguji II
13 30 Mei 2018 Acc Penguji II
71
14 5 Jun 2018 Pengumpulan data di Dinas Kesehatan Serdang Bedagai
15 11 Jun 2018 Pengumpulan data di Puskesmas Tanjung Beringin
16 11 Jun 2018 Observasi dan Pengumpulan data di Posyandu Desa Pematang Terang
17 15 Jun 2018 Pengolahan Data Univariat dan Bivariat
18 20 Jun 2018 Pengerjaan BAB IV
19 26 Jun 2018 Revisi BAB IV dengan pembimbing
20 3 Agu 2018 Revisi BAB IV kedua dengan Pembimbing
21 7 Agu 2018 Revisi menyeluruh dengan Pembimbing
22 7 Agu 2018 Acc Skripsi
23 14 Agu 2018
Seminar Hasil Skripsi
24 16 Agu 2018
Revisi I dengan Pembimbing
25 21 Agu 2018
Revisi II dengan Pembimbing
26 22 Agu 2018
Acc Pembimbing
27 24 Agu 2018
Revisi Penguji I
28 31 Agu 2018
Acc Penguji I
29 1 Sept 2018 Revisi Penguji II
30 1 Sept 2018 Acc Penguji II
31 5 Sept 2018 Acc Pembimbing untuk Jilid Lux