hubungan manajemen pelaksanaan pemantauan …

105
i HUBUNGAN MANAJEMEN PELAKSANAAN PEMANTAUAN PERTUMBUHAN TERHADAP PARTISIPASI KEHADIRAN POSYANDU DAN STATUS GIZI BALITA DI WILAYAH KERJA PUSKESMAS TANJUNG BERINGIN KEC. TANJUNG BERINGIN SKRIPSI NURHASANAH UMMA P01031214042 KEMENTRIAN KESEHATAN REPUBLIK INDONESIA POLITEKNIK KESEHATAN MEDAN JURUSAN GIZI PROGRAM STUDI DIPLOMA IV 2018

Upload: others

Post on 16-Oct-2021

9 views

Category:

Documents


0 download

TRANSCRIPT

Page 1: HUBUNGAN MANAJEMEN PELAKSANAAN PEMANTAUAN …

i

HUBUNGAN MANAJEMEN PELAKSANAAN PEMANTAUAN

PERTUMBUHAN TERHADAP PARTISIPASI KEHADIRAN POSYANDU

DAN STATUS GIZI BALITA DI WILAYAH KERJA PUSKESMAS

TANJUNG BERINGIN KEC. TANJUNG BERINGIN

SKRIPSI

NURHASANAH UMMA

P01031214042

KEMENTRIAN KESEHATAN REPUBLIK INDONESIA

POLITEKNIK KESEHATAN MEDAN JURUSAN GIZI

PROGRAM STUDI DIPLOMA IV

2018

Page 2: HUBUNGAN MANAJEMEN PELAKSANAAN PEMANTAUAN …

ii

HUBUNGAN MANAJEMEN PELAKSANAAN PEMANTAUAN

PERTUMBUHAN TERHADAP PARTISIPASI KEHADIRAN DAN STATUS

GIZI BALITA DI WILAYAH KERJA PUSKESMAS TANJUNG BERINGIN

KEC. TANJUNG BERINGIN

Skripsi ini diajukan sebagai salah satu syarat untuk menyelesaikan

Program Studi Diploma IV di Jurusan Gizi Politeknik Kesehatan Medan

NURHASANAH UMMA

P01031214042

KEMENTERIAN KESEHATAN REPUBLIK INDONESIA

POLITEKNIK KESEHATAN MEDAN JURUSAN GIZI

PROGRAM STUDI DIPLOMA IV

2018

Page 3: HUBUNGAN MANAJEMEN PELAKSANAAN PEMANTAUAN …

iii

Page 4: HUBUNGAN MANAJEMEN PELAKSANAAN PEMANTAUAN …

iv

ABSTRAK

NURHASANAH UMMA “HUBUNGAN MANAJEMEN PELAKSANAAN PEMANTAUAN PERTUMBUHAN TERHADAP PARTISIPASI KEHADIRAN DAN STATUS GIZI BALITA DI WILAYAH KERJA PUSKESMAS TANJUNG BERINGIN KEC. TANJUNG BERINGIN” (DI BAWAH BIMBINGAN BERLIN SITANGGANG)

Manajemen kesehatan dalam pemantauan pertumbuhan adalah penerapan prinsip-prinsip manajemen (input, process, impact, output, outcome) dalam pemantauan pertumbuhan melalui kegiatan posyandu dan pelaksanaan kegiatan pemantauan pertumbuhan di posyandu dapat berjalan dengan baik, sesuai dengan prosedur (alat antopometri dan kader), teratur, menempatkan orang-orang yang terbaik pada setiap kegiatan posyandu (Suyadi, 2011).

Tujuan Penelitian adalah mengetahui hubungan manajemen pelaksanaan pemantauan pertumbuhan terhadap pencapaian kehadiran posyandu dan status gizi balita di wilayah kerja Puskesmas Tanjung Beringin Kec. Tanjung Beringin.

Penelitian ini adalah penelitian observasional dengan pendekatan kualitatif. Desain penelitian yang digunakan adalah studi potong lintang (cross sectional). Subjek penelitian adalah 5 petugas puskesmas dan 77 sampel balita yang ditentukan berdasarkan syarat kriteria inklusi. Pengumpulan data dilakukan dengan formulir kuesioner dan pengukuran antropometri yaitu berat badan. Analisa data menggunakan uji chi-square.

Hasil penelitian menunjukkan bahwa capaian manajemen pelaksanaan pemantauan pertumbuhan adalah 60% dengan input mencapai 40%, proses 20% dan ouput sama sekali tidak tercapai atau 0%. Dari manajemen tersebut yang dikategorikan rendah didapatkan partisipasi kehadiran hanya mencapai 50.6% dengan sttaus gizi 3,9% gizi buruk, 19,5% gizi kurang dan 76.6% gizi baik. Hal ini menunjukkan bahwa ada hubungan bermakna antara manajemen pelaksanaan pemantauan pertumbuhan terhadap partisipasi kehadiran dan status gizi balita.

Kesimpulan penelitian menunjukkan bahwa ada hubungan antara manajemen pelaksanaan pemantauan pertumbuhan terhadap partisipasi kehadiran dan status gizi balita di wilayah kerja Puskesmas Tanjung Beringin.

Kata kunci : Manajemen Pemantauan Pertumbuhan, Status Gizi, Partisipasi Kehadiran, Pertumbuhan

Page 5: HUBUNGAN MANAJEMEN PELAKSANAAN PEMANTAUAN …

v

ABSTRACT

NURHASANAH UMMA "THE RELATIONS MANAGEMENT IMPLEMENTATION MONITORING OF GROWTH AGAINST THE PRESENCE AND PARTICIPATION OF THE NUTRITIONAL STATUS OF CHILDREN IN THE REGION OF CLINICS TANJUNG BERINGIN KEC. TANJUNG BERINGIN "(CONSULTANT OF BERLIN SITANGGANG)

Health management in monitoring growth is the application of the principles of management (inputs, process, outputs, outcomes, impact) in monitoring growth through posyandu activities and implementation of growth monitoring activities at the posyandu can run well, according to the procedure (the tools antopometri and cadre), regular, put the best people at every posyandu activities (Suyadi, 2011).

The purpose of the research was to know relationship management implementation monitoring of growth towards the attainment of the presence of the posyandu and nutritional status of infants in the region of clinics Cape Banyan Kec. Tanjung Beringin.

The study was observational research with qualitative approach. The research design used was the study cut latitude (cross sectional). The subject was the health officers and 77 samples of toddlers are determined based on the terms of inclusion criteria. Data collection is done with the form questionnaire and Anthropometry measurements i.e. weight. Data analysis using chi-square test.

The results showed that close monitoring of the implementation of the management of the growth was 60% with the input reaches 40%, 20% and the output process is simply not achieved or 0%. The management of categorized low participation was obtained by the presence of only reached 50.6% 3.9% nutrient sttaus with poor nutrition, 19.5% 76.6% less nutrition and good nutrition. This shows that there is a meaningful relationship between the management of the implementation of the monitoring of growth against the presence and participation of the nutritional status of the toddlers.

Conclusion the research indicates that there is a connection between the management of the implementation of the monitoring of growth against the presence and participation of the nutritional status of children in the region of the Cape Through Clinics. Keywords: Management Monitoring growth, nutritional Status, presence of Participation, growth

Page 6: HUBUNGAN MANAJEMEN PELAKSANAAN PEMANTAUAN …

vi

KATA PENGANTAR

Puji dan syukur Saya ucapkan atas kehadirat Tuhan Yang Maha Esa karena

atas berkat dan karunianya sehingga penulis dapat menyelesaikan penulisan skripsi

ini, yang dengan judul : “Hubungan Manajemen Pelaksanaan Pemantauan

Pertumbuhan Terhadap Partisipasi Kehadiran Dan Status Gizi Balita Di Wilayah

Kerja Puskesmas Tanjung Beringin Kec. Tanjung Beringin”.

Dalam penyusunan skripsi ini penulis banyak mendapatkan bantuan dan

dukungan dari berbagai pihak. Untuk itu, pada kesempatan ini dengan ketulusan hati

maka penulis menyampaikan terima kasih yang sebesar-besarnya kepada:

1. Dr. Oslida Martony, SKM, M.Kes selaku ketua jurusan

2. Berlin Sitanggang, SST, M.Kes selaku pembimbing yang telah memberikan

bimbingan, nasehat, arahan serta motivasi dalam penulisan skripsi ini.

3. Dr. Haripin Togap Sinaga, MCN, selaku penguji I yang telah memberikan

masukan dan arahan dalam proposal skripsi.

4. Erlina Nasution, S.Pd, M.Kes, selaku penguji II yang telah memberikan

masukan dan arahan dalam proposal skripsi.

5. Seluruh sampel dan responden yang telah meluangkan waktu untuk penelitian

ini.

6. Ayahanda dan Ibunda atas doa dan dukungannya

7. Enumerator yang membantu penelitian ini (Aulia Tara Ulfa, Ayu Intan M.

Hutagalung, Madya Monawinda Pardosi, Rezeki Syabrini Lubis dan Sri

Karolina Laowo)

8. Teman hidup yang membantu dari awal penelitian hingga akhir dan selalu

memberi semangat untuk mengerjakan skripsi Afif Prabowo

9. Sahabat seperjuangan (Devi, Dewi, Fithri, Geges, Intan, Imra, Irun, Nisak,

Rizka, Siska, dan Wahyu), dan Teman satu bimbingan (Nuri Sabrina dan Eka

Surabina) terimakasih atas kerjasama, motivasi serta dukungannya selama

proses penulisan skripsi ini.

Penulis menyadari bahwa skripsi ini masih jauh dari sempurna, untuk itu

penulis mengharapkan saran dan kritik guna perbaikan dan penyempurnaan skripsi

ini. Atas perhatianya penulis mengucapkan terimakasih.

Penulis

Page 7: HUBUNGAN MANAJEMEN PELAKSANAAN PEMANTAUAN …

vii

DAFTAR ISI

Halaman

HALAMAN PERSETUJUAN ..................................................... iii ABSTRAK ................................................................................ iv KATA PENGANTAR ................................................................ vi DAFTAR ISI ............................................................................. vii DAFTAR TABEL ...................................................................... vii DAFTAR GAMBAR .................................................................. x DAFTAR LAMPIRAN ............................................................... xi BAB I PENDAHULUAN ........................................................... 1

A. Latar Belakang ............................................................ 1 B. Perumusan Masalah ................................................... 3 C. Tujuan Penelitian ........................................................ 3

a. Tujuan Umum ..................................................... 3 b. Tujuan Khusus .................................................... 4

D. Manfaat Penelitian ....................................................... 4 BAB II TINJAUAN PUSTAKA ................................................... 5

A. Status Gizi .................................................................... 5 1. Pengertian Status Gizi ....................................... 5 2. Penilaian Status Gizi .......................................... 5 3. Klasifikasi Dan Ambang Batas Status Gizi Anak 6 4. Perhitungan Umur .............................................. 6 5. Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Status Gizi .. 6 6. Bentuk Penilaian Status Gizi .............................. 7

B. Partisipasi Kehadiran .................................................... 7 1. Partisipasi Ibu ................................................... 7 2. Faktor-faktor yang mempengaruhi .................... 7

C. Surveilan Gizi ................................................................ 8 D. Manajemen Pemantauan Pertumbuhan ........................ 9

1. Pengertian Pemantauan Pertumbuhan ............... 9 2. Pengertian Manajemen ...................................... 10 3. Tujuan Manajemen Pemantauan Pertumbuhan . 10 4. Sistem Manajemen Pemantauan Pertumbuhan 10

E. Manajemen Puskesmas .............................................. 17 1. Definisi .............................................................. 17 2. Tugas dan Fungsi ............................................. 17 3. Susunan Organisasi ......................................... 17 4. Penerapan Manajemen di Puskesmas ............. 18

F. Pengertian Pertumbuhan ............................................ 19 G. Gangguan Pertumbuhan ............................................. 19 H. Hubungan Manajemen Pelaksanaan Pemantauan

Pertumbuhan dengan Partisipasi Kehadiran dan Status Gizi Balita .................................................................... 20

I. Kerangka Teori ............................................................ 22 J. Kerangka Konsep ........................................................ 23 K. Definisi Operasional .................................................... 24

Page 8: HUBUNGAN MANAJEMEN PELAKSANAAN PEMANTAUAN …

viii

L. Hipotesis ..................................................................... 25 BAB III METODE PENELITIAN ................................................ 26

A. Lokasi dan Waktu Penelitian ....................................... 26 1. Lokasi Penelitian ..................................................... 26 2. Waktu Penelitian ..................................................... 26

B. Jenis dan Rancangan Penelitian ................................. 26 C. Populasi dan Sampel .................................................. 27

1. Populasi .................................................................. 27 2. Sampel .................................................................... 27 3. Responden .............................................................. 28

D. Jenis dan Cara Pengumpulan Data ............................ 29 1. Jenis Data ............................................................... 29 2. Pengumpulan Data .................................................. 29

E. Pengolahan dan Analisis Data .................................... 30 1. Pengolahan Data .................................................... 30 2. Analisis Data ........................................................... 32

a. Analisis Univariat ................................................ 32 b. Analisis Bivariat .................................................. 32

BAB IV Hasil dan Pembahasan ............................................... 33 A. Hasil Penelitian

1. Gambaran Lokasi Penelitian ................................... 33 a. Kondisi Geografis ............................................. 33 b. Kondisi Demografi ............................................ 35 c. Visi Misi ............................................................ 35

2. Gambaran Karakteristik Ibu ................................... 36 a. Pendidikan Ibu .................................................. 36 b. Pekerjaan Ibu ................................................... 36 c. Umur Ibu ........................................................... 37

3. Gambaran Karakteristik Balita ............................... 37 a. Umur Balita ....................................................... 37 b. Jenis Kelamin ................................................... 38

4. Gambaran Manajemen Pelaksanaan Pemantauan Pertumbuhan ......................................................... 38 a. Gambaran Input ................................................ 39 b. Gambaran Proses ............................................ 41 c. Gambaran Ouput .............................................. 44

5. Gambaran Partisipasi Kehadiran ........................... 45 6. Gambaran Status Gizi Balita .................................. 45 7. Hasil Analisa Hubungan Manajemen Pelaksanaan

Pemantauan Pertumbuhan Terhadap Partisipasi Kehadiran .............................................................. 46

8. Hasil Analisa Hubungan Manajemen Pelaksanaan Pemantauan Pertumbuhan Terhadap Status Gizi Balita ...................................................................... 47

B. Pembahasan ................................................................. 48 1. Manajemen Pelaksanaan Pemantauan

Pertumbuhan ............................................................ 48 2. Partisipasi Kehadiran ............................................... 53

Page 9: HUBUNGAN MANAJEMEN PELAKSANAAN PEMANTAUAN …

ix

3. Status Gizi Balita ...................................................... 55 4. Hubungan Manajemen Pelaksanaan Pemantauan

Pertumbuhan Terhadap Partisipasi Kehadiran ......... 57 5. Hubungan Manajemen Pelaksanaan Pemantauan

Pertumbuhan Terhadap Status Gizi Balita ................ 58 BAB V Kesimpulan dan Saran ................................................ 60

A. Kesimpulan ................................................................... 60 B. Saran ............................................................................. 60

Daftar Pustaka ......................................................................... 61 Lampiran .................................................................................. 64

Page 10: HUBUNGAN MANAJEMEN PELAKSANAAN PEMANTAUAN …

x

DAFTAR TABEL

No Halaman 1 Ambang Batas Z-Score Status Gizi ............................. 6 2 Fungsi Manajemen Puskesmas ................................... 19 3 Definisi Operasional .................................................... 24 4 Distribusi Puskesmas Pembantu Wilayah Kerja

Puskesmas Tanjung Beringin ...................................... 34 5 Distribusi Posyandu Wilayah Kerja Puskesmas

Tanjung Beringin ......................................................... 34 6 Distribusi Penduduk Wilayah Kerja

Puskesmas Tanjung Beringin ...................................... 35 7 Distribusi Frekuensi Pendidikan Ibu Wilayah Kerja

Puskesmas Tanjung Beringin ...................................... 36 8 Distribusi Frekuensi Pekerjaan Ibu Wilayah Kerja

Puskesmas Tanjung Beringin ...................................... 36 9 Distribusi Frekuensi Umur Ibu Wilayah Kerja

Puskesmas Tanjung Beringin ...................................... 37 10 Distribusi Frekuensi Umur Balita Wilayah Kerja

Puskesmas Tanjung Beringin ...................................... 37 11 Distribusi Frekuensi Jenis Kelamin Balita Wilayah Kerja

Puskesmas Tanjung Beringin ...................................... 38 12 Persentase Kinerja Manajemen Wilayah Kerja

Puskesmas Tanjung Beringin ...................................... 38 13 Gambaran Input Manajemen di Wilayah Kerja

Puskesmas Tanjung Beringin ...................................... 39 14 Persentase Input Manajemen Wilayah Kerja

Puskesmas Tanjung Beringin ...................................... 41 15 Gambaran Proses Manajemen di Wilayah Kerja

Puskesmas Tanjung Beringin ...................................... 41 16 Persentase Proses Manajemen Wilayah Kerja

Puskesmas Tanjung Beringin ...................................... 43 17 Gambaran Ouput Manajemen di Wilayah Kerja

Puskesmas Tanjung Beringin ...................................... 44 18 Persentase Output Manajemen Wilayah Kerja

Puskesmas Tanjung Beringin ...................................... 44 19 Distribusi Frekuensi Partisipasi Kehadiran Wilayah Kerja

Puskesmas Tanjung Beringin ...................................... 45 20 Distribusi Frekuensi Status Gizi Balita Wilayah Kerja

Puskesmas Tanjung Beringin ...................................... 45 21 Analisa Bivariat Hubungan Manajemen Pelaksanaan

Pemantauan Pertumbuhan Terhadap Partisipasi Kehadiran Posyandu ................................................................... 46

22 Analisa Bivariat Hubungan Manajemen Pelaksanaan Pemantauan Pertumbuhan Terhadap Status Gizi Balita .......................................................................... 47

Page 11: HUBUNGAN MANAJEMEN PELAKSANAAN PEMANTAUAN …

xi

DAFTAR GAMBAR

No Halaman 1 Alur Kegiatan Surveilans ............................................ 9 2 Skema Alur Pengolahan Data ................................... 12 3 Skema Manajemen Pemantauan Pertumbuhan ........ 16 4 Kerangka Teori .......................................................... 22 5 Kerangka Konsep ...................................................... 23

Page 12: HUBUNGAN MANAJEMEN PELAKSANAAN PEMANTAUAN …

xii

DAFTAR LAMPIRAN

No Halaman 1 Surat Izin Penelitian ................................................... 64 2 Surat Balasan Penelitian ........................................... 65 3 Master Tabel .............................................................. 66 4 Hasil Uji Statistik ........................................................ 68 5 Informed Consent ...................................................... 71 6 Kuesioner Penelitian Puskesmas .............................. 72 7 Kuesioner Responden dan Balita .............................. 75 8 Jadwal Kegiatan Posyandu ....................................... 76 9 Dokumentasi .............................................................. 79 10 Bukti Bimbingan ................................................... 82

Page 13: HUBUNGAN MANAJEMEN PELAKSANAAN PEMANTAUAN …

1

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Sumberdaya manusia yang berkualitas di masa depan dapat

tercipta apabila prasyarat keadaan gizi yang baik terpenuhi. Masalah gizi

yang sering dialami anak pada usia dini adalah gangguan tumbuh

kembang, meningkatnya kesakitan, kurangnya produktivitas, serta

terjadinya kematian (Depkes RI, 2008).

Cakupan status gizi balita menurut Hasil Riskesdas 2013

menunjukkan bahwa Secara nasional, prevalensi berat-kurang pada tahun

2013 adalah 19,6 persen, terdiri dari 5,7 persen gizi buruk dan 13,9

persen gizi kurang. Jika dibandingkan dengan angka prevalensi nasional

tahun 2007 (18,4 %) dan tahun 2010 (17,9 %) terlihat meningkat.

Perubahan terutama pada prevalensi gizi buruk yaitu dari 5,4 persen

tahun 2007, 4,9 persen pada tahun 2010, dan 5,7 persen tahun 2013.

Sedangkan prevalensi gizi kurang naik sebesar 0,9 persen dari 2007 dan

2013. Untuk mencapai sasaran MDG tahun 2015 yaitu 15,5 persen maka

prevalensi gizi buruk-kurang secara nasional harus diturunkan sebesar 4.1

persen dalam periode 2013 sampai 2015 (Bappenas, 2012).

Balita gizi buruk dapat diketahui dengan cepat bila secara rutin di

timbang berat badannya ke posyandu. Yang menjadi permasalahan

adalah masih banyaknya anak balita yang tidak datang ke posyandu

secara rutin (D/S) untuk menimbang berat badannya (Depkes, 2006).

Pemantauan pertumbuhan balita sangat penting dilakukan untuk

mengetahui adanya gangguan pertumbuhan (growth faltering) secara dini.

Untuk mengetahui pertumbuhan tersebut, penimbangan balita setiap

bulan sangat diperlukan (Riskesdas, 2013).

Cakupan pelaksanaan pemantauan pertumbuhan di Indonesia

masih cukup rendah. Frekuensi pemantauan pertumbuhan anak usia 6-59

bulan dalam 6 bulan terakhir pada tahun 2013 bahwa frekuensi

penimbangan ≥4 kali menurun dari tahun 2007 yaitu dari 45,4% menjadi

Page 14: HUBUNGAN MANAJEMEN PELAKSANAAN PEMANTAUAN …

2

44,6%. Sedangkan anak yang tidak pernah ditimbang meningkat dari

25,5% (2007) menjadi 34,3% (2013). Hal ini menunjukkan bahwa

rendahnya pemantauan pertumbuhan anak usia 6 – 59 bulan. Prevalensi

pemantauan pertumbuhan anak di Provinsi Sumatera Utara yaitu sebesar

12,5% pada tahun 2013 yang mana telah mengalami penurunan dari

tahun 2007 21,4% (Kemenkes, 2013).

Meskipun data menunjukkan bahwa pemantauan pertumbuhan

telah mengalami penurunan namun program perbaikan gizi terus

dilakukan Dinas Kesehatan Kabupaten yaitu penyusunan peta informasi

masyarakat kurang gizi, penanggulangan Kurang Energi Protein (KEP),

transport rujukan balita gizi buruk di Puskesmas/RSUD, Pemantauan

Status Gizi (PSG), pemberian multivitamin balita kurang gizi, investigasi

kasus gizi buruk, Pemberian Makanan Tambahan (PMT) bagi balita gizi

buruk, dan surveilans gizi.

Pemantauan pertumbuhan dapat dilakukan di tingkat individu

ataupun kelompok melalui penimbangan berat badan balita secara rutin

tiap bulan. Pemantauan pertumbuhan berupa informasi besaran masalah

gangguan pertumbuhan pada balita dari waktu ke waktu serta menjadi

acuan dalam perencanaan program dan kebijakan perbaikan gizi di tingkat

Puskesmas (Depkes RI, 2008).

Berdasarkan hasil survei pendahuluan cakupan pelayanan

Posyandu di wilayah kerja Puskesmas Tanjung Beringin Januari - April

2018 dengan indikator menimbang balita setiap bulan sebesar 61,21%.

Pencapaian ini masih belum mencapai target Standar Pelayanan Minimal

(SPM) 2010 yang diharapkan yaitu 90%.

Hasil cakupan Posyandu yang belum memenuhi target

menunjukkan bahwa pelayanan Posyandu masih belum maksimal untuk

deteksi dini kesehatan ibu dan anak. Pelayanan optimal di Posyandu

memerlukan penyesuaian pengetahuan dengan keterampilan kader

sehingga kader bisa bekerja sehingga kader bisa bekerja sesuai norma,

standar, prosedur dan kriteria pengembangan Posyandu ( Kemenkes,

2011).

Page 15: HUBUNGAN MANAJEMEN PELAKSANAAN PEMANTAUAN …

3

Berdasarkan hasil penelitian Septiawati (2009) perencanaan sistem

informasi pemantauan pertumbuhan Balita yang baik khususnya pada

pencatatan dan pelaporan status gizi balita, dapat menghasilkan informasi

secara akurat, tepat waktu dan relevan. Hal tersebut dapat memenuhi

kebutuhan informasi pemantauan status gizi secara berkala, sehingga

berguna bagi pengambil keputusan untuk perencanaan, pemantauan dan

penilaian program yang dapat mendukung upaya penanganan dan

antisipasi masalah gizi.

Hasil studi pendahuluan pada bulan April 2018 bahwa seluruh

Puskesmas telah menyusun perencanaan kegiatan pemantauan

pertumbuhan disetiap awal tahun anggaran dan telah dikoordinasikan

serta dimasukkan kedalam Rencana Kerja Dinas Kesehatan Kab.

Serdang Bedagai, data pelaporan partisipasi kehadiran dan status gizi di

Dinas Kesehatan Kab. Serdang Bedagai dari Puskesmas se-Kabupaten

Serdang Bedagai sudah sesuai dengan tahun yang ada. Hal ini

menunjukkan adanya pelaporan yang baik antar setiap Puskesmas.

Berdasarkan survei pendahuluan yang dilakukan peniliti ingin melakukan

penelitian hubungan manajemen pelaksanaan pemantauan pertumbuhan

terhadap partisipasi kehadiran dan status gizi balita di Wilayah Kerja

Puskesmas Tanjung Beringin.

B. Perumusan Masalah

Adakah hubungan manajemen pelaksanaan pemantauan

pertumbuhan terhadap pencapaian kehadiran posyandu dan status gizi

balita di wilayah kerja puskesmas Tanjung Beringin Kec. Tanjung

Beringin ?

C. Tujuan Penelitian

1. Tujuan Umum

Mengetahui hubungan manajemen pelaksanaan pemantauan

pertumbuhan terhadap pencapaian kehadiran posyandu dan status gizi

balita di wilayah kerja Puskesmas Tanjung Beringin Kec. Tanjung Beringin.

Page 16: HUBUNGAN MANAJEMEN PELAKSANAAN PEMANTAUAN …

4

2. Tujuan Khusus

a. Menilai manajemen pelaksanaan pemantauan pertumbuhan balita di

Wilayah Kerja Puskesmas Tanjung Beringin Kec. Tanjung Beringin

b. Menilai pencapaian kehadiran posyandu

c. Menilai status gizi pada balita (Kategori BB/U)

d. Menganalisis manajemen pelaksanaan pemantauan pertumbuhan

terhadap pencapaian kehadiran posyandu di wilayah kerja puskesmas

Tanjung Beringin Kec. Tanjung Beringin

e. Menganalisis manajemen pelaksanaan pemantauan pertumbuhan

terhadap status gizi pada balita di wilayah kerja puskesmas Tanjung

Beringin Kec. Tanjung Beringin.

D. Manfaat Peneliti

1. Bagi Penulis

Sebagai wadah dalam meningkatkan pengetahuan dan keterampilan

penulis di bidang penelitian.

2. Bagi Puskesmas

Sebagai bahan perencanaan manajemen pemantauan pertumbuhan

terhadap pencapaian kehadiran posyandu dan status gizi balita ke

depan.

3. Bagi Masyarakat

Memberikan informasi mengenai manajemen pemantauan

pertumbuhan terhadap pencapaian lehadiran posyandu dan status gizi

balita di wilayah kerja puskesmas Tanjung Beringin Kec. Tanjung

Beringin.

Page 17: HUBUNGAN MANAJEMEN PELAKSANAAN PEMANTAUAN …

5

BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

A. Status Gizi

1. Pengertian Status Gizi

Status gizi adalah cerminan ukuran terpenuhinya kebutuhan zat gizi

yang didapatkan dari asupan dan penggunaan zat gizi oleh tubuh. Status

gizi dapat ditentukan dengan pemeriksaan klinis, pengukuran antopometri,

analisis biokimia, dan riwayat gizi. (Persagi, dkk, 2014).

Status gizi merupakan keadaan tubuh sebagai akibat konsumsi

makanan dan penggunaan zat-zat gizi. Dibedakan antara status gizi buruk,

kurang, baik, lebih (Almatsier, 2009).

2. Penilaian Status Gizi

Penilaian status gizi dilakukan secara langsung dan tidak langsung.

Penilaian status gizi secara langsung dilakukan dengan cara :

antropometri, klinis, biokimia, dan biofisik. Sedangkan secara tidak

langsung dilakukan dengan cara : survei konsumsi pangan, statistik vital,

dan faktor ekologi. (Supariasa,dkk, 2008).

Penilaian status gizi yang sering dilakukan adalah dengan

pengukuran antopometri. Dalam bidang gizi antropometri digunakan untuk

menilai status gizi karena antopometri berhubungan dengan berbagai

macam pengukuran dimensi tubuh dan komposisi tubuh dari berbagai

tingkat umur dan tingkat gizi. (Supariasa, dkk, 2017).

Dari beberapa indikator antopometri, yang sering digunakan untuk

mengukur status gizi balita adalah indikator BB/U, TB/U, BB/TB.(Jahari,

2002, dalam Yosnelli, 2008). Masing-masing indikator mempunyai

karakteristik yang berbeda.

a. Indeks Berat Badan Menurut Umur (BB/U)

BB/U menggambarkan BB relatif dibandingkan dengan umur anak.

Umur yang dihitung dalam bulan penuh. Indeks BB/U memberikan

gambaran status gizi kurang (underweight), status gizi buruk (severely

underweight), gizi baik, dan gizi lebih.

Page 18: HUBUNGAN MANAJEMEN PELAKSANAAN PEMANTAUAN …

6

3. Klasifikasi dan Ambang Batas Status Gizi Anak

Kategori dan ambang batas status gizi anak adalah sebagai mana

terdapat dalam tabel berikut :

Tabel.1 Kategori dan Ambang Batas Status Gizi Anak

Indeks Kategori Status Gizi

Ambang Batas Z-Score

Berat Badan Menurut Umur (BB/U)

Anak umur 0-60 bulan

Gizi Buruk <-3SD

Gizi Kurang -3SD sampai dengan < -2SD

Gizi Baik -2SD sampai dengan 2 SD

Gizi Lebih >2 SD

Sumber :Kemenkes, 2010

4. Perhitungan Umur

Umur balita sebagai parameter penting dalam penentuan status gizi

dengan indeks-indeks penentuan status gizi. Umur anak biasanya dihitung

dalam genap bulan penuh. Berikut langkah-langkah dalam perhitungan

umur anak :

1. Menentukan selisih antara tanggal lahir dan tanggal kunjungan saat itu.

2. Tentukan tanggal lahir balita dalam format tanggal, bulan, tahun.

3. Tentukan tanggal kunjungan, dalam format tanggal, bulan, tahun.

4. Hitunglah umur anak dengan mengurangi tanggal kunjungan dengan

tanggal lahir (GiziSeimbang, 2016)

5. Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Status Gizi

Faktor-faktor yang mempengaruhi status gizi terdiri dari penyebab

langsung dan tidak langsung.

Faktor yang mempengaruhi status gizi adalah kepatuhan kehadiran

posyandu. Semakin patuh balita berkunjung ke posyandu, maka status

gizi balita akan baik juga. Hal ini dapat dilihat dari balita yang patuh

berkunjung ke posyandu memiliki persentase status gizi baik yang lebih

tinggi dibanding yang tidak patuh. Sebaliknya balita yang mempunyai

kepatuhan rendah memiliki persentase status gizi kurang yang lebih tinggi

dibanding yang patuh.

Page 19: HUBUNGAN MANAJEMEN PELAKSANAAN PEMANTAUAN …

7

Sedangkan faktor-faktor yang tidak mempengaruhi secara

langsung adalah Pemantauan pertumbuhan anak. Posyandu sebagai

wadah pemantauan pertumbuhan dan perkembangan anak melalui grafik

berat badan dan mencatatnya pada KMS. Semakin rajin anak dibawa ke

posyandu, maka keadaan status gizi anak akan lebih terkontrol dan lebih

cepat dilakukan penanganannya bila terjadi gangguan pertumbuhan

(Hastaty, 2015).

6. Bentuk penilaian status gizi

Penilaian status gizi dapat dilakukan pada individu dan data

penduduk. Pada individu penilaian dilakukan dengan (Siswanto, et. al.,

2001: 11):

a. Melakukan penapisan (screening) untuk keperluan kajian terutama

dalam situasi darurat.

b. Melakukan pemantauan pertumbuhan (kajian kecenderungan

pertumbuhan). Pada balita digunakan KMS.

B. Partisipasi Kehadiran

1. Partisipasi Ibu

Tingkat kehadiran ibu dikategorikan baik apabila garis grafik berat

badan pada KMS tidak pernah putus (hadir dan ditimbang setiap bulan di

posyandu), sedangkan apabila garis grafik tersambung dua bulan

berturut-turut, dan kurang apabila garis grafik pada KMS tidak terbentuk

atau tidak hadir dan tidak ditimbang setiap bulan di Posyandu (Madanijah

& Triana, 2007).

Ibu dikatakan aktif ke posyandu jika ibu hadir dalam mengunjungi

posyandu sebanyak ≥ 8 kali dalam 1 tahun, sedangkan ibu dikatakan tidak

aktif ke posyandu jika ibu hadir dalam mengunjungi posyandu < 8 kali

dalam 1 tahun (Depkes, 2008).

2. Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Partisipasi Kehadiran

1) Umur ibu

Page 20: HUBUNGAN MANAJEMEN PELAKSANAAN PEMANTAUAN …

8

Usia dari orang tua terutama ibu yang relatif muda, maka

cenderung untuk lebih mendahulukan kepentingan sendiri daripada

anak dan keluarganya.

2) Pendidikan

Perubahan perilaku kesehatan melalui cara pendidikan atau

promosi kesehatan ini diawali dengan cara pemberian informasi-

informasi kesehatan (Notoatmodjo, 2012).

3) Pekerjaan

Data Indonesia dan negara lain menunjukkan bahwa terdapat

hubungan timbal balik antara kurang gizi dan kemiskinan.

Kemiskinan merupakan penyebab pokok atau akar masalah gizi

buruk. Proporsi anak yang gizi kurang dan gizi buruk berbanding

terbalik dengan pendapatan. Semakin kecil pendapatan penduduk,

semakin tinggi prosentase anak yang kekurangan gizi dan

sebaliknya, semakin tinggi pendapatan, semakin kecil prosentase

gizi buruk.

4) Akses terhadap pelayanan kesehatan

Terdapat kategori pelayanan kesehatan yaitu kategori yang

berorientasi publik (masyarakat) dan kategori yang berorientasi

pada perorangan (individu). Pelayanan kesehatan masyarakat lebih

diarahkan langsung ke arah publik daripada arah individu-individu

yang khusus. Pelayanan kesehatan perorangan akan langsung

diarahkan ke individu itu sendiri (Notoatmodjo, 2012).

C. Surveilans Gizi

Sebagai suatu sistem mencakup dua kegiatan manajemen.

Pertama adalah kegiatan inti surveilans, yakni mencakup deteksi,

pencatatan dan pelaporan, analisis, konfirmasi dan umpan balik dan

tindakan dari itu adalah mencakup respon segera (Epidemic type

response) dan respon terencana (management type response) dan

kegiatan pendukung, yakni pelatihan, supervisi, penyediaan dan

manajemen sumber daya (Septiawati, 2009).

Page 21: HUBUNGAN MANAJEMEN PELAKSANAAN PEMANTAUAN …

9

Gambar 1. Alur Kegiatan Surveilans Sumber : Hidajah, 2007

D. Manajemen Pelaksanaan Pemantauan Pertumbuhan

1. Pengertian Pemantauan Pertumbuhan

Berdasarkan data Riskesdas 2013, terdapat sekitar 46% balita

ditimbang di Posyandu. Hal ini menandakan bahwa posyandu masih

merupakan tempat yang potensil untuk melakukan pemantauan

pertumbuhan.

Kegiatan pemantauan pertumbuhan yang dilakukan setiap bulan di

Posyandu mempunyai tujuan untuk: a) memantau pertumbuhan berat

badan balita dengan menggunakan Kartu Menuju Sehat (KMS); b)

memberikan konseling gizi; dan c) memberikan pelayanan gizi dan

kesehatan dasar (Depkes, 2004).

Dari hasil kegiatan bulanan pemantauan pertumbuhan balita, akan

didapat informasi lengkap tentang jumlah balita yang naik berat badannya

(N), jumlah balita yang tidak naik berat badannya (T), jumlah balita yang

ditimbang (D), jumlah balita yang tidak naik bulan lalu (O), jumlah balita

yang baru pertama kali ditimbang (B), jumlah balita yang memiliki KMS (K),

dan jumlah seluruh balita yang ada di wilayah kerja posyandu (S). Dan

Pengumpulan Data

Pengolahan dan Penyajian Data

Analisis dan Interpretasi data Pembuatan

Laporan dan Rekomendasi tindak lanjut

Tindakan Pencegahan dan Penanggulangan

Page 22: HUBUNGAN MANAJEMEN PELAKSANAAN PEMANTAUAN …

10

informasi lain yang didapat adalah mengenai jumlah balita yang berat

badannya berada di Bawah Garis Merah (BGM).

2. Pengertian Manajemen

Manajemen adalah suatu pendekatan administrasi dalam arti luas,

mencakup fungsi perencanaan, pengorganisasian, penggerakkan

pelaksanaan, pengarahan, pengawasan pengendalian, penilaian,

penganggaran dan pengaturan SDM dan koordinasi dalam mencapai

tujuan pemantauan pertumbuhan dengan memanfaatkan sumberdaya

yang tersedia (Wiyono, Djoko, 2007).

Manajemen kesehatan dalam pemantauan pertumbuhan adalah

penerapan prinsip-prinsip manajemen (input, process, impact, output,

outcome) dalam pemantauan pertumbuhan melalui kegiatan posyandu

dan pelaksanaan kegiatan pemantauan pertumbuhan di posyandu dapat

berjalan dengan baik, sesuai dengan prosedur (alat antopometri dan

kader), teratur, menempatkan orang-orang yang terbaik pada setiap

kegiatan posyandu (Suyadi, 2011).

3. Tujuan Manajemen Pelaksanaan Pemantauan Pertumbuhan

Menurut Permenkes, 2014, kegiatan pemantauan pertumbuhan

balita bertujuan sebagai berikut :

1) Untuk meningkatkan kualitas tumbuh kembang balita dan

kesiapan anak memasuki jenjang pendidikan formal.

2) Meningkatkan status kesehatan dan gizi, kognitif, mental,dan

psikososial anak.

3) Memberikan stimulasi, deteksi dini, dan intervensi segera pada

anak yang mengalami gangguan pertumbuhan agar dapat

dikembalikan pada jalur normalnya.

4. Sistem Manajemen Pelaksanaan Pemantauan Pertumbuhan

Selanjutnya manajemen pemantauan pertumbuhan ditinjau dari sistem

manajemen seperti dijelaskan mencakup unsur-unsur, yaitu :

1) Input : sarana prasarana yang diperlukan untuk pemantauan

pertumbuhan mencakup :

Page 23: HUBUNGAN MANAJEMEN PELAKSANAAN PEMANTAUAN …

11

a. Tenaga (Men) pemantauan pertumbuhan yang kompeten dalam

jumlah yang cukup yang berkualitas

b. Anggaran (Money) untuk pemantauan pertumbuhan tersedia

sesuai kebutuhan dan tugas masing-masing departemen.

c. Bahan (Material) dalam pengertian luas yang diperlukan untuk

pemantauan pertumbuhan berupa alat-alat antropometri, dan

material yang mendukung lainnya.

d. Sosialisasi (Marketing) hal-hal yang berkaitan dengan

pemantauan pertumbuhan.

2) Proses : yaitu proses manajemen yang mencakup pelaksanaan

fungsi-fungsi manajemen dalam pemantauan pertumbuhan yaitu

perencanaan (planning), pengorganisasian (organizing), penggerakan

pelaksanaan (actuating), pengendalian (controling), pemantauan dan

penilaian (monitoring and evaluation), dan penganggaran (budgetting).

a. Fungsi Perencanaan (Planning)

Perencanaan merupakan fungsi terpenting dalam manajemen.

Perencanaan kesehatan adalah sebuah proses untuk merumuskan

masalah-masalah kesehatan yang berkembang di masyarakat,

menentukan kebutuhan dan sumber daya yang tersedia, menetapkan

tujuan program yang paling pokok, dan menyusun langkah-langkah praktis

untuk mencapai tujuan yang telah ditetapkan tersebut.

Dengan perencanaan dapat mengetahui : tujuan yang ingin dicapai;

jenis dan struktur organisasi yang dibutuhkan; jenis dan jumlah staf yang

diinginkan dan uraian tugasnya; sejauh mana efektivitas kepemimpinan

dan pengarahan yang diperlukan; bentuk dan standar pengawasan yang

akan dilakukan.

Terdapat lima langkah salam perencanaan manajemen kesehatan,

yaitu :

1) Menjelaskan berbagai masalah

2) Menentukan prioritas masalah

3) Menetapkan tujuan dan indikator keberhasilannya

4) Mengkaji hambatan dan kendala

Page 24: HUBUNGAN MANAJEMEN PELAKSANAAN PEMANTAUAN …

12

5) Menyusun rencana kerja operasional

Gambar 1. Skema Alur Pengolahan Data

Sumber : Muninjaya, 2013

b. Fungsi Pengorganisasian

Dengan adanya pengorganisasian, maka seluruh sumber daya

yang dimiliki oleh organisasi akan diatur penggunaannya secara efektif

dan efisien untuk mencapai tujuan organisasi yang telah ditetapkan.

Pengorganisasian pemantauan pertumbuhan dilakukan oleh

pemerintah dalam bentuk perundang-undangan, yang mencakup wadah

(organisasi) dan uraian tugasnya

Ada enam langkah penting dalam membuat pengorganisasian,

yaitu: (a) tujuan organisasi harus sudah dipahami oleh staf; (b) membagi

habis pekerjaan dalam bentuk kegiatan-kegiatan pokok untuk mencapai

tujuan; (c) menggolongkan kegiatan pokok ke dalam suatu kegiatan yang

praktis; (d) menetapkan kewajiban yang harus dilakukan oleh staf dan

menyediakan fasilitas pendukung yang diperlukan untuk melaksanakan

tugasnya; (e) penugasan personal yang terampil.

c. Fungsi Pelaksanaan

Adapun tujuan fungsi pelaksanaan dan pembimbingan adalah: (1)

menciptakan kerjasama yang lebih efisien; (2) mengembangkan

kemampuan dan keterampilan staf; (3) menumbuhkan rasa menyukai dan

memiliki pekerjaan; (4) mengusahakan suasana lingkungan kerja yang

Program

Kegiatan

Data

Informasi

Pengetahuan

Pencatatan dan pelaporan

Epidemiologi dan statistik

Sharing, interpreting, integrating untuk mendorong koordinasi dan keterpaduan program

Page 25: HUBUNGAN MANAJEMEN PELAKSANAAN PEMANTAUAN …

13

meningkatkan motivasi prestasi kerja staf; (5) membuat organisasi

berkembang secara dinamis.

Pelaksanaan pemantauan pertumbuhan biasanya meliputi

penimbangan anak secara teratur. Batasan frekuensi pemantauan yang

dikaatakan teratur adalah minimal 4 kali berturut-turut dalam enam bulan

terakhir. Keteraturan pemantauan pertumbuhan melalui frekuensi

penimbangan ke posyandu, anak memiliki status gizi dan berat badan

yang baik (Nadimin, 2010).

d. Fungsi Pengendalian dan Pengawasan

Pengendalian dan pengawasan dilakukan sejak perencanaan

kebijakan dan strategi program pemantauan pertumbuhan serta

pelaksanaan operasionalnya di lapangan.

Jenis standar pengawasan pemantauan pertumbuhan ada dua,

yaitu : (1) standar norma, standar yang dibuat berdasarkan pengalaman

staf melaksanakan program yang sejenis atau yang pernah dilaksanakan

dalam situasi yang sama di masa lalu; (2) standar kriteria, standar yang

diterapkan untuk kegiatan-kegiatan pelayanan oleh petugas yang sudah

mendapatkan pelatihan.

Pemimpin bisa mendapatkan data pada saat melakukan

pengawasan dengan tiga cara: pengamatan langsung, laporan lisan dari

staf atau pengaduan masyarakat, dan laporan tertulis dari staf.

e. Fungsi Evaluasi

Tujuannya yaitu untuk memperbaiki efisiensi dan efektivitas

pelaksanaan program dengan memperbaiki fungsi manajemen. Evaluasi

ada beberapa macam, yaitu: (a) evaluasi terhadap input, dilaksanakan

sebelum program dilaksanakan;(b) evaluasi terhadap proses,

dilaksanakan pada saat kegiatan berlangsung; (c) evaluasi terhadap

output, dilaksanakan setelah pekerjaan selesai.

f. Pembiayaan Program Kesehatan

Sesuai dengan UU No. 22 dan 25 tahun 1999 (diubah menjadi UU

No.32 dan 33 tahun 2004) tentang pemerintah daerah dan perimbangan

Page 26: HUBUNGAN MANAJEMEN PELAKSANAAN PEMANTAUAN …

14

keuangan pusat dan daerah, dana pembangunan kesehatan berasal dari

tiga sumber yaitu (Muninjaya, 2013) :

a. Pemerintah (APBN), yang disalurkan ke daerah dalam bentuk DAU

( Dana Alokasi Umum) dan DAK (Dana Alokasi Khusus). Dengan

diberlakukannya otonomi daerah, porsi dana sector kesehatan

yang bersumber dari APBN menurun. Pemerintah pusat juga masih

tetap membantu pelaksanaan program kesehatan melalui bantuan

dana dekonsentrasi, khususnya untuk pemberantasan penyakit

menular.

b. APBD yang bersumber dari PAD (Pendapatan Asli Daerah), baik

yang bersumber dari pajak maupun penghasilan badan usaha milik

Pemda. Mobilisasi dana kesehatan juga bisa bersumber dari

masyarakat dalam bentuk asuransi kesehatan, investasi

pembangunan sarana pelayanan kesehatan oleh pihak swasta dan

biaya langsung yang dikeluarkan oleh masyarakat untuk perawatan

kesehatan. Dana pembangunan kesehatan yang diserap dari

berbagai sektor harus dibedakan dengan dana sektor kesehatan

yang diserap oleh dinas kesehatan.

c. Bantuan luar negeri, dapat dalam bentuk hibah (grant) atau

pinjaman (loan) untuk investasi atau pengembangan pelayanan

kesehatan.

3) Output adalah keluaran kegiatan posyandu berupa cakupan hasil

kegiatan penimbangan, pelayanan pemberian makanan tambahan,

distribusi paket perbaikan gizi, pelayanan imunisasi, pelayanan

keluarga berencana dan penyuluhan. Sedangkan output kegiatan

yang diharapkan berupa peningkatan status gizi, dan ibu hamil,

penurunan angka kematian ibu, angka kematian bayi, berat badan

lahir rendah dan angka kesakitan.

SKDN adalah status gizi balita yang digambarkan dalam suatu

balok SKDN, dimana balok tersebut memuat tentang sasaran balita di

suatu wilayah (S), balita yang memiliki KMS (K), balita yang ditimbang

Page 27: HUBUNGAN MANAJEMEN PELAKSANAAN PEMANTAUAN …

15

berat badannya (D), balita yang ditimbang dan naik berat badannya (N),

SKDN tersebut diperoleh dari hasil posyandu yang dimuat di KMS dan

digunakan untuk memantau pertumbuhan balita (Depkes RI, 2006).

Indikator pelayanan di Posyandu atau di Pos Penimbangan Balita

menggunakan indikator-indikator SKDN. SKDN adalah singkatan dari

pengertian kata-katanya yaitu:

1) S adalah jumlah seluruh balita yang ada dalam wilayah kerja

posyandu.

2) K adalah jumlah Balita yang ada di wilayah kerja posyandu yang

mempunyai KMS (Kartu Menujuh Sehat).

3) D adalah Jumlah Balita yang datang di posyandu atau dikunjungan

rumah dan menimbang berat badannya sesuai atau jumlah seluruh

balita yang Ditimbang.

4) N adalah jumlah balita yang ditimbang berat badannya mengalami

peningkatan berat badan dibanding bulannya sebelumnya dengan

garis pertumbuhan.

5) Dan O adalah jumlah anak yang tidak ditimbang bulan lalu.

Dari uraian SKDN dapat digabungkan satu sama lain sehingga

dapat memberikan informasi tentang perkembangan kegiatan

pemantauan pertumbuhan anak di posyandu yaitu :

1) Indikator K/S

K/S adalah indikator yang menggambarkan jangkauan atau liputan

program. Indikator ini dihitung dengan cara membandingkan jumlah

balita yang dapat di posyandu dan memiliki KMS dengan jumlah

balita yang ada di wilayah posyandu tersebut dikalikan 100%.

2) Indikator D/S

D/S adalah indikator yang menggambarkan tingkat partisipasi

masyarakat dalam kegiatan di posyandu.

3) Indikator N/D

N/D adalah memberikan gambaran tingkat keberhasilan program

dalam kegiatan UPGK di posyandu. Indikator ini lebih spesifik

Page 28: HUBUNGAN MANAJEMEN PELAKSANAAN PEMANTAUAN …

16

dibanding dengan indikator lainnya sehingga dapat digunakan

sebagai gambaran dasar gizi balita.

4) Indikator N/S

N/S adalah memberikan gambaran tentang tingkat keberhasilan

program di posyandu. Indikator ini menunjukkan balita yang

ditimbang dan naik berat badannya.

Gambar 1. Skema Manajemen Pemantauan Pertumbuhan Posyandu Sumber : S. Patrice, 2009

Manajemen Pemantauan Pertumbuhan

Input

Ketersediaan Alat dan materi

Ketersediaan SDM dan anggaran

Process

Perencanaan

Pengorganisasian

Pelaksanaan kegiatan dan pengendalian

Output

Cakupan D/S, N/S, K/S, O/S

Pemantauan dan evaluasi

Penyediaan anggaran

Page 29: HUBUNGAN MANAJEMEN PELAKSANAAN PEMANTAUAN …

17

E. Manajemen Puskesmas

1. Definisi

Menurut Permenkes No.75 tahun 2014 tentang pusat kesehatan

masyarakat, disebutkan bahwa Pusat Kesehatan Masyarakat yang

selanjutnya disebut Puskesmas adalah fasilitas pelayanan kesehatan

yang menyelenggarakan upaya kesehatan masyarakat dan upaya

kesehatan perseorangan tingkat pertama, dengan lebih mengutamakan

upaya promotif dan preventif, untuk mencapai derajat kesehatan

masyarakat yang setinggi-tingginya di wilayah kerjanya (Depkes, 2014

2. Tugas dan Fungsi

Puskesmas mempunyai tugas melaksanakan kebijakan kesehatan

untuk mencapai tujuan pembangunan kesehatan di wilayah kerjanya

dalam rangka mendukung terwujudnya kecamatan sehat. Dalam

melaksanakan tugas tersebut, puskesmas menyelenggarakan fungsi

(Depkes, 2014) :

1) Penyelenggaraan UKM tingkat pertama di wilayah kerjanya; dan

2) Penyelenggaraan UKP tingkat pertama di wilayah kerjanya.

3. Susunan Organisasi

Puskesmas merupakan unit pelaksana teknis dinas kesehatan

kabupaten/kota, sesuai dengan ketentuan peraturan perundangundangan.

Puskesmas dipimpin oleh seorang Kepala Puskesmas yang merupakan

seorang Tenaga Kesehatan dengan kriteria sebagai berikut (Depkes,

2014):

1) Tingkat pendidikan paling rendah sarjana dan memiliki kompetensi

manajemen kesehatan masyarakat;

2) Masa kerja di Puskesmas minimal 2 (dua) tahun; dan

3) Telah mengikuti pelatihan manajemen Puskesmas.

Kepala Puskesmas bertanggungjawab atas seluruh kegiatan di

Puskesmas dan ia dapat merencanakan dan mengusulkan kebutuhan

sumber daya Puskesmas kepada dinas kesehatan kabupaten/kota. Dalam

hal di Puskesmas kawasan terpencil dan sangat terpencil yang tidak

tersedia seorang tenaga kesehatan seperti kriteria diatas, maka Kepala

Page 30: HUBUNGAN MANAJEMEN PELAKSANAAN PEMANTAUAN …

18

Puskesmas merupakan tenaga kesehatan dengan tingkat pendidikan

paling rendah diploma tiga (Depkes,2014).

Organisasi Puskesmas paling sedikit terdiri atas (Depkes, 2014):

a) kepala Puskesmas;

b) kepala sub bagian tata usaha;

c) penanggung jawab UKM dan Keperawatan Kesehatan

Masyarakat;

d) penanggung jawab UKP, kefarmasian dan Laboratorium; dan

e) penanggungjawab jaringan pelayanan Puskesmas dan jejaring

f) fasilitas pelayanan kesehatan.

4. Penerapan Manajemen di Puskesmas

Untuk dapat melaksanakan usaha pokok puskesmas secara efisien,

efektif, produktif, dan berkualitas, pimpinan puskesmas harus memahami

dan menerapkan prinsip-prinsip manajemen. Penerapan manajemen

kesehatan di puskesmas terdiri dari :

b. Micro Planning (MP)

Merupakan perencanaan tingkat puskesmas. Pengembangan

program puskesmas selama 5 tahun disusun dalam MP.

c. Lokakarya Mini Puskesmas (LKMP)

Merupakan bentuk penjabaran MP kedalam paket-paket kegiatan

program yang dilaksanakan oleh staf, baik secara individu maupun

berkelompok. LKMP dilaksanakan setiap tahun.

d. Local Area Monitoring (LAM) atau PIAS-PWS (Pemantauan Ibu dan

Anak Setempat-Pemantauan Wilayah Setempat)

Merupakan sistem pencatatan dan pelaporan untuk pemantauan

penyakit pada ibu dan anak atau untuk penyakit menular yang dapat

dicegah dengan imunisasi. LAM merupakan penjabaran fungsi

pengawasan dan pengendalian program. LAM yang dijabarkan

khusus untuk memantau kegiatan program KIA disebut dengan PIAS.

Sistem pencatatan dan pelaporan terpadu puskesmas (SP2TP)

adalah kompilasi pencatatan program yang dilakukan secara terpadu

setiap bulan.

Page 31: HUBUNGAN MANAJEMEN PELAKSANAAN PEMANTAUAN …

19

Tabel 2. Penerapan Fungsi Manajemen di Puskesmas

Planning perencanaan tingkat puskesmas dan perencanaan tingkat posyandu

Organizing Struktur organisasi, pembagian tugas, pembagian wilayah kerja, pengembangan program puskesmas.

Actuating Lokakarya mini puskesmas, kepemimpinan, motivasi kerja, koordinasi, komunikasi melalui rapat rutin bulanan untuk membahas aktivitas harian dan kegiatan program (pemantauan pertumbuhan, pemberian PMT, Pemberian Kapsul Vit A, pemantauan KIA)

Controlling PIAS, LAM, PWS KIA, supervise, monitoring, evaluasi, audit internal keuangan di puskesmas

F. Pengertian Pertumbuhan

Pertumbuhan adalah perubahan ukuran fisik dari waktu ke waktu.

Ukuran fisik adalah ukuran tubuh manusia baik dari segi fisik, dimensi dan

proporsi tubuh. Pertumbuhan pada balita bukan hanya sekedar

pengukuran antropometri saja. Tetapi lebih dari itu memberikan gambaran

perkembangan anak di usia selanjutnya. Pertumbuhan adalah

bertambahnya ukuran dan jumlah sel serta jaringan interselular, berarti

bertambahnya ukuran fisik dan struktur tubuh sebagian atau keseluruhan,

sehingga dapat diukur dengan satuan panjang dan berat (Permenkes,

2014).

G. Gangguan Pertumbuhan

Gangguan pertumbuhan dapat terjadi dalam waktu singkat maupun

waktu cukup lama. Gangguan pertumbuhan dalam waktu singkat (akut)

sering terjadi pada perubahan berat badan sebagai menurunnya nafsu

makan, sakit, atau kurang cukupnya makanan yang dikonsumsi.

Berlangsung dalam waktu lama (kronis) dapat terlihat pada hambatan

pertambahan tinggi badan (Jahari, 2002, dalam Yosnelli, 2008).

Gizi kurang pada balita tidak terjadi secara tiba-tiba, tetapi diawali

dengan kenaikan berat badan balita yang tidak cukup. Perubahan berat

badan balita dari waktu ke waktu merupakan petunjuk awal perubahan

status gizi balita. Dalam 6 bulan, bayi yang berat badannya tidak naik 2

kali beresiko mengalami gizi kurang 12,6 kali dibanding balita yang berat

Page 32: HUBUNGAN MANAJEMEN PELAKSANAAN PEMANTAUAN …

20

badannya naik terus. Bila frekuensi berat badan tidak naik lebih banyak

resiko akan lebih besar (Depkes, 2006).

H. Hubungan Manajemen Pelaksanaan Pemantauan Pertumbuhan

dengan Pencapaian Kehadiran dan Status Gizi Balita

Pemantauan pertumbuhan dapat dilakukan di tingkat individu

ataupun kelompok melalui penimbangan berat badan balita secara rutin

tiap bulan. Pemantauan pertumbuhan berupa informasi besaran masalah

gangguan pertumbuhan pada balita dari waktu ke waktu serta menjadi

acuan dalam perencanaan program dan kebijakan perbaikan gizi di tingkat

Puskesmas (Depkes RI, 2008).

Pelayanan kader posyandu memegang peranan penting terhadap

kunjungan ibu ke posyandu. Pelayanan posyandu yang menyenangkan,

ramah, dan memberikan informasi serta penyuluhan yang jelas dan

mudah dimengerti oleh ibu balita, dapat meningkatkan kesadaran ibu

balita untuk membawa balita ke posyandu. Bila ibu balita merasa puas

akan pelayanan yang diberikan oleh kader posyandu maka ia berusaha

meluangkan waktu untuk membawa balitanya ke posyandu tersebut

(Nurmayani, 2013).

Selain tenaga yang bertugas di puskesmas, jumlah kader yang

bertugas pada hari pelaksanaan posyandu juga dapat dijadikan indikasi

lancar tidaknya kegiatan posyandu (Nusi, 2006). Berdasarkan penelitian

Hayati (2000) dan Juarsa (2004) dalam Makmur (2009), dimana

keterampilan kader memiliki hubungan yang signifikan untuk

meningkatkan cakupan penimbangan balita dengan memotivasi ibu balita

untuk datang ke posyandu.

Sandang (2004) dalam Dewi, dkk (2012) menyatakan bahwa

seseorang dalam bekerja akan lebih baik hasilnya bila memiliki

keterampilan dalam melaksanakan tugas, dan keterampilan seseorang

dapat terlihat pada lamanya bekerja.

Hasil penelitian Murniati (2007) membuktikan bahwa ketersediaan

pelayanan memiliki hubungan dengan pemanfaatan pelayanan kesehatan.

Hasil penelitian Hasanah (2012) juga menunjukan bahwa, fasilitas

Page 33: HUBUNGAN MANAJEMEN PELAKSANAAN PEMANTAUAN …

21

posyandu yang lengkap memiliki pengaruh terhadap kinerja kader

posyandunya. Dengan kata lain, tersedianya sarana yang memadai di

posyandu akan meningkatkan minat ibu untuk membawa anaknya

ditimbang ke posyandu.

Faktor-faktor yang tidak mempengaruhi status gizi secara langsung

adalah Pemantauan pertumbuhan anak melalui posyandu. Posyandu

sebagai wadah pemantauan pertumbuhan dan perkembangan anak

melalui grafik berat badan dan mencatatnya pada KMS. Semakin rajin

anak dibawa ke posyandu, maka keadaan status gizi anak akan lebih

terkontrol dan lebih cepat dilakukan penanganannya bila terjadi gangguan

pertumbuhan (Hastaty, 2015).

Page 34: HUBUNGAN MANAJEMEN PELAKSANAAN PEMANTAUAN …

22

I. Kerangka Teori

Berdasarkan uraian dalam landasan teori, maka disusun kerangka teori sebagai berikut:

Faktor-faktor yang mempengaruhi kunjungan balita dalam kegiatan posyandu, yaitu perilaku ibu, perilaku masyarakat,

dan partisipasi masyarakat. Perilaku ibu dipengaruhi oleh tiga faktor meliputi predisposing factors, enabling factors, dan

reinforcing factors. Presdisposing factors meliputi umur ibu, pendidikan ibu, pekerjaan ibu, dan jumlah anak dalam keluarga.

Enabling factors (faktor-faktor pendukung) yang meliputi keterjangkauan fasilitas, dan jarak posyandu, serta reinforcing

factor (faktor penguat) yaitu sistem kerja posyandu dan peran kader.

Gambar 3. Kerangka Teori

Hubungan Manajemen Pelakasanaan Pemantauan Pertumbuhan dengan Partisipasi Kehadiran dan Status Gizi Balita

Sumber : Modifikasi penelitian Pakhri (2002), Rohmadi (2003), Nusi (2006), Puspita (2011) dan teori Sulaeman (2009)

Faktor Lingkungan Sosial Posyandu :

1. Dukungan tokoh masyarakat

2. Swadaya masyarakat

Motivasi Masyarakat

Pembinaan Posyandu

Kinerja Puskesmas

Input Output Proses

- Sarana - Tenaga - Struktur organisasi

Pelaporan dan

cakupan

kegiatan

Pelaksanaan kegiatan

Page 35: HUBUNGAN MANAJEMEN PELAKSANAAN PEMANTAUAN …

23

J. Kerangka Konsep

Variabel bebas dalam penelitian ini adalah manajemen

pelaksanaan pemantauan pertumbuhan dihubungkan dengan partisipasi

kehadiran dan status gizi balita dengan indikator BB/U. Dengan demikian

kerangka konsep sebagai berikut :

Manajemen Pemantauan Pertumbuhan

-

Partisipasi Kehadiran

Status Gizi : BB/U

Page 36: HUBUNGAN MANAJEMEN PELAKSANAAN PEMANTAUAN …

24

K. Definisi Operasional

No Variabel Definisi Operasional Skala Pengukuran

1 Status Gizi Adalah kesimbangan terpenuhinya kebutuhan zat gizi yang didapatkan dari asupan dan penggunaan zat gizi oleh tubuh yang diperoleh melalui pengukuran berat badan yang disesuaikan menurut umur (sumber : Persagi, dkk, 2014). Status gizi dapat ditentukan dengan pengukuran antopometri melalui indeks BB/U dengan kategori : 1. Gizi Buruk : <-3SD 2. Gizi Kurang : -3SD sampai dengan

<-2SD 3. Gizi Baik : -2 sampai dengan 2 SD 4. Gizi Lebih : >2SD

Ordinal

2 Manajemen Pelaksanaan Pemantauan Pertumbuhan

Hasil yang dicapai posyandu dalam

melaksanakan kegiatan posyandu

yaitu berdasarkan hasil akumulasi

nilai skoring komponen input,

proses, dan output melalui pengisian

kuesioner (Pakhri, 2002).

Komponen input merupakan

ketersediaan sarana/alat dan

kader posyandu, seperti :

timbangan, KMS, peraga

penyuluhan, kapsul vitamin A,

tablet Fe, formulir pendataan,

formulir pencatatan, formulir

pelaporan, blanko SKDN, tempat

kegiatan posyandu, dan jadwal

pelaksanaan kegiatan (Pakhri,

2002).

Komponen proses meliputi

Ordinal

Page 37: HUBUNGAN MANAJEMEN PELAKSANAAN PEMANTAUAN …

25

kegiatan persiapan, pemantauan

pertumbuhan, serta kegiatan

pelaporan dan rencana tindak

lanjut (Pakhri, 2002).

Komponen output merupakan

hasil langsung dari kegiatan

posyandu, yaitu pelaporan,

cakupan penimbangan (SKDN),

Diukur dengan metode wawancara menggunakan kuesioner dengan kategori : 1 = baik jika skor > 80% 2 = kurang jika skor < 80%

4 Partisipasi Kehadiran

frekuensi kehadiran ibu dalam penimbangan balitanya pada pelaksanaan posyandu dalam periode Agustus 2017-Juli 2018, yang dilihat dari Kartu Menuju Sehat (KMS) balita dan register posyandu. Dengan metode wawancara menggunakan kuesioner dengan kategori :

1) Baik: Jika frekuensi penimbangan ≥8 kali dalam satu tahun

2) Kurang: Jika frekuensi penimbangan <8 kali satu tahun

Nominal

L. Hipotesis

Ha1 : Ada hubungan antara manajemen pelaksanaan pemantauan

pertumbuhan dengan partisipasi kehadiran

Ha2 : Ada hubungan antara manajemen pelaksanaan pemantauan

pertumbuhan dengan status gizi balita

Page 38: HUBUNGAN MANAJEMEN PELAKSANAAN PEMANTAUAN …

26

BAB III

METODE PENELITIAN

A. Lokasi dan Waktu Penelitian

1. Lokasi Penelitian

Penelitian dilaksanakan di Wilayah Kerja Puskesmas Tanjung

Beringin yaitu Posyandu Wilayah Kerja Puskesmas Tanjung Beringin

Desa Pematang Terang Kec. Tanjung Beringin. Desa tersebut merupakan

desa dengan kategori partisipasi terendah serta status gizi terendah.

2. Waktu Penelitian

Penelitian ini berlangsung mulai dari bulan Oktober – Agustus

tahun 2018. Survei pendahuluan dilaksanakan pada November 2017 dan

penelitian ini dimulai dengan melakukan pengumpulan data sampai

kepada penulisan hasil penelitian dari bulan Desember 2017 – Agustus

2018.

B. Jenis dan Rancangan Penelitian

Jenis penelitian ini adalah penelitian observasional dengan

pendekatan kualitatif. Desain penelitian yang digunakan adalah studi

potong lintang (cross sectional) yaitu variabel bebas dan variabel terikat

dikumpulkan pada waktu yang sama.

Gambar 5. Desain penelitian Cross Sectional (Lestari, 2009)

Variabel Independen

Variabel Dependen

Faktor Resiko (+)

Faktor Resiko (-)

Partisipasi Kehadiran dan Status Gizi (+)

Partisipasi Kehadiran dan Status Gizi (-)

Partisipasi Kehadiran dan Status Gizi (+)

Partisipasi Kehadiran dan Status Gizi (-)

Page 39: HUBUNGAN MANAJEMEN PELAKSANAAN PEMANTAUAN …

27

C. Populasi dan Sampel

1. Populasi

Populasi dalam penelitian ini adalah seluruh petugas yang

bertanggung jawab terhadap pemantauan pertumbuhan di wilayah kerja

Puskesmas Tanjung Beringin Desa Pematang Terang Kec. Tanjung

Beringin. Berdasarkan survei pendahuluan yang dilakukan pada tanggal

23 April 2018 terdapat 3 posyandu, 15 kader dan 330 balita.

2. Sampel

Sampel dalam penelitian ini adalah unit analisis dari pemantauan

pertumbuhan.

1. Balita

Balita yang menjadi sampel dengan kriteria inklusi :

e. Usia 0-36 bulan

f. Anggota Posyandu

g. Ada saat Penelitian

Kriteria eksklusi dari penelitian ini : Responden tidak bersedia untuk

diwawancarai pada saat penelitian.

a. Besar Sampel

Menurut Saryono, 2013. Jumlah sampel dihitung dengan rumus :

n=

1 (d2)

n= 330

1 330( )( )

n= 330

4 3

n= 76,74 = 77 orang

Keterangan :

N : besar populasi

n : besar sampel

d : tingkat penyimpangan yang bisa ditolerir yaitu 10% (0,1).

Dari rumus di atas dengan jumlah populasi 1342 orang maka

didapatkan sampel 77 orang balita yang berada di Wilayah Kerja

Puskesmas Tanjung Beringin.

Page 40: HUBUNGAN MANAJEMEN PELAKSANAAN PEMANTAUAN …

28

b. Teknik Sampling

Teknik sampling yang digunakan dalam penelitian ini adalah

proportionate stratified random sampling yaitu pengambilan sampel dari

populasi yang mempunyai anggota atau unsur yang tidak homogen dan

berstrata secara proposional.

Setelah didapatkan sampel sebanyak 77 orang balita maka

dilakukan perhitungan untuk masing-masing posyandu dengan

pengambilan secara acak proporsional dengan menggunakan rumus dari

W. Gulo (2005:90) dalam Lestari, 2009 , yaitu:

n1=

n x N1

Keterangan :

n1 = besaran sampel untuk masing-masing desa

n = jumlah ibu balita di masing-masing desa

N = jumlah seluruh ibu balita

N1 = besaran sampel yang ditarik dari populasi

1) Posyandu Dahlia 1 Pematang Terang n1=

x 77 = 11 orang

2) Posyandu Dahlia 2 Pematang Terang n1= 175

330 x 77 = 41 orang

3) Posyandu Dahlia 3 Pematang Terang n1= 108

330 x 77 = 25 orang

Tabel 3. Pembagian Pengambilan Sampel Masing-Masing Posyandu

No Posyandu Jumlah sampel

1 Posyandu Dahlia 1 Pematang Terang

11

2 Posyandu Dahlia 2 Pematang Terang

41

3 Posyandu Dahlia 3 Pematang Terang

25

Jumlah 77 orang

2. Responden

Responden adalah orang yang diwawancarai untuk memperoleh

informasi sampel. Responden diantaranya : satu petugas puskesmas, Ibu

atau pengasuh balita yang merupakan anggota posyandu serta kader dan

bersedia dalam penelitian.

Page 41: HUBUNGAN MANAJEMEN PELAKSANAAN PEMANTAUAN …

29

D. Jenis dan Cara Pengumpulan Data

1. Jenis Data

a) Data Primer

Data Primer diperoleh meliputi :

1. Manajemen Pemantauan Pertumbuhan

2. Partisipasi Kehadiran

3. Penimbangan Berat Badan

4. Data Status gizi

b) Data Sekunder

Data sekunder mencakup data gambaran umum (letak geografis)

tempat penelitian, data diperoleh dari TPG Puskesmas dan Kepala Desa

Setempat.

2. Cara Pengumpulan Data

Dalam pengumpulan data, peniliti dibantu oleh 5 enumerator, yaitu

mahasiswi semester VIII Politeknik Kesehatan Medan Jurusan gizi.

Adapun cara pengumpulan data meliputi :

a) Manajemen Pemantauan Pertumbuhan

Manajemen pemantauan pertumbuhan diperoleh dengan

menggunakan kuesioner yang diisi sendiri oleh responden. Wawancara

mendalam terhadap responden dan observasi laporan yang dihimpun dan

diterima di Puskesmas Tanjung Beringin.

b) Partisipasi Kehadiran

diperoleh dengan menggunakan kuesioner yang diisi oleh peneliti

atau enumerator.

c) Status Gizi

Status gizi diperoleh melalui pengukuran secara antropometri dan

menghitung umur satu bulan penuh. Pengukuran dilakukan oleh peneliti.

langkah-langkah pengukuran berat badan dengan timbangan digital merek

GEA :

1) Persiapan

a. Ambil timbangan dari kotak karton dan keluarkan dari bungkus

plastiknya

Page 42: HUBUNGAN MANAJEMEN PELAKSANAAN PEMANTAUAN …

30

b. Pasang baterai pada bagian bawah alat timbang (PERHATIKAN

POSISI BATERAI)

c. Letakan alat timbang pada lantai yang datar

d. Petugas berada di sebelah kanan responden yang akan di timbang

e. Responden dan Sampel yang akan di timbang di minta membuka

alas kaki dan jaket serta mengeluarkan isi kantong yang berat

seperti jajanan, uang receh, dll

2) Penimbangan

a. Aktifkan alat timbang dengan cara menekan kaca alat timbang

Mula-mula akan muncul angka 8,88, dan tunggu sampai muncul

angka 0,00. Bila muncul angka 0,00 kaca display, berarti

timbangan siap digunakan.

b. Sampel diminta naik ke alat timbang dengan posisi kaki tepat di

tengah alat timbang tetapi tidak menutupi jendela baca.

c. Timbang responden. Dan lihat angka pada kaca display hingga

angka berhenti.

d. Catat angka yang tertera di alat timbangan di formulir isian.

e. Minta sampel turun dari timbangan dan tunggu sampai kaca

display mati.

f. Minta responden menggendong sampel dan naik ke atas

timbangan. Lihat angka pada kaca display hingga berhenti dan

catat angkanya.

E. Pengolahan dan Analisis Data

1. Pengolahan data

Pengolahan data dilakukan dengan menggunakan alat bantu komputer

(komputerisasi) diawali dengan editing, coding dan entry. Data-data yang

diolah adalah sebagai berikut :

a. Data manajemen pemantauan pertumbuhan yang dikumpulkan

dengan skor maksimal dari variabel komponen input adalah 135

dari 16 pertanyaan, skor maksimal variabel komponen proses

adalah 200 dari 25 pertanyaan, dan skor maksimal dari variabel

komponen output adalah 95 dari 10 pertanyaan. Sedangkan

Page 43: HUBUNGAN MANAJEMEN PELAKSANAAN PEMANTAUAN …

31

Skor tingkat kinerja posyandu diperoleh dengan cara

menjumlahkan skor pada komponen input, komponen proses,

dan komponen output, sehingga total skor maksimal dari skor

tingkat kinerja posyandu adalah 430. Dan dikelompokkan

sebagai berikut :

1) Jika skor > 80% maka manajemen pelaksanaan pemantuan

pertumbuhan dikatakan baik

2) Jika skor < 80% maka manajemen pelaksanaan pemantauan

pertumbuhan dikatakan rendah (Pakhri, 2002).

b. Data Hasil partipasi kehadiran yang sudah dikumpulkan, dientri dan

diolah secara manual menggunakan program komputer. Hasil

partisipasi kehadiran merupakan frekuensi kehadiran ibu dalam

penimbangan balitanya pada pelaksanaan posyandu dalam periode

Agustus 2017-Juli 2018, yang dilihat dari Kartu Menuju Sehat

(KMS) balita dan register posyandu.

Dengan metode wawancara menggunakan kuesioner dengan

kategori : (Mathi, 2013)

3) Baik: Jika frekuensi penimbangan ≥8 kali dalam satu tahun

diberi kode 1

4) Kurang: Jika frekuensi penimbangan <8 kali satu tahun diberi

kode 2

c. Data hasil penimbangan berat badan yang telah diukur diolah dan

dientri ke dalam program komputer dan hasilnya dikategorikan

menjadi :

Gizi Buruk : z score <-3SD

Gizi Kurang : z score -3SD sampai dengan <-2SD

Gizi Baik : z score -2 sampai dengan 2 SD

Gizi Lebih : z score >2SD

Page 44: HUBUNGAN MANAJEMEN PELAKSANAAN PEMANTAUAN …

32

F. Analisis Data

2. Analisis univariat

Analisis univariat dilakukan untuk menggambarkan masing-masing

variabel yang disajikan dalam bentuk tabel distribusi frekuensi dan

dianalisis berdasarkan persentase.

3. Analisis bivariat

Analisis bivariat dilakukan untuk melihat hubungan manajemen

pelaksanaan pemantauan pertumbuhan dengan partisipasi kehadiran dan

status gizi balita di Wilayah Kerja Puskesmas Tanjung Beringin Kec.

Tanjung Beringin. Analisis dilakukan dengan menggunakan uji Chi Square

menggunakan program komputer dengan pengambilan, jika nilai p <0,05

maka Ha diterima ada hubungan manajemen pelaksanaan pemantauan

pertumbuhan dengan partisipasi kehadiran dan status gizi balita di

Wilayah Kerja Puskesmas Tanjung Beringin Kec. Tanjung Beringin dan

jika nilai p > 0,05 maka Ha di tolak tidak ada hubungan manajemen

pelaksanaan pemantauan pertumbuhan dengan partisipasi kehadiran dan

status gizi balita di Wilayah kerja puskesmas Tanjung Beringin Kec.

Tanjung Beringin.

Page 45: HUBUNGAN MANAJEMEN PELAKSANAAN PEMANTAUAN …

33

BAB IV

HASIL DAN PEMBAHASAN

A. Hasil Penelitian

1. Gambaran Puskesmas Tanjung Beringin

a. Kondisi Geografis

Puskesmas Tanjung Beringin terletak di Jalan Perintis

Kemerdekaan No. 68 Kecamatan Tanjung Beringin, Kabupaten Serdang

Bedagai, Sumatera Utara. Puskesmas Tanjung Beringin terletak pada

koordinat: 20 260 – 20 330 Lintang Utara dan 990 90 – 990 150 Bujur Timur.

Puskesmas Tanjung Beringin termasuk dalam kategori wilayah

puskesmas DPTK yang memiliki luas wilayah : 7357,37 Ha. Ketinggian

dari permukaan laut : 0 – 8 meter.

Batas-batas wilayah kecamatan Tanjung Beringin sebagai berikut :

a. Sebelah utara : Selat Malaka

b. Sebelah selatan : Kecamatan Sei Rampah

c. Sebelah berat : Kecamatan Teluk Mengkudu

d. Sebelah Timur : Selat Malaka dan Kecamatan Bandar Khalifah

Adapun kondisi topografinya adalah :

a. Sebelah Utara : Merupakan daerah dataran rendah pantai landai,

hutan bakau, dan rawa-rawa yang berbatasan langsung dengan

negara Malaysia

b. Selatan Selatan : Merupakan daerah dataran rendah

c. Sebelah Timur : Merupakan daerah rawa-rawa,hutan bakau dan

berpantai landai

d. Sebelah Barat : Merupakan daerah dataran rendah.

Wilayah kerja Puskesmas Tanjung Beringin terdiri dari delapan Desa dan

membawahi 7 Puskesmas Pembantu dan 34 Posyandu, diantaranya :

Page 46: HUBUNGAN MANAJEMEN PELAKSANAAN PEMANTAUAN …

34

Tabel 4. Distribusi Puskesmas Pembantu Wilayah Kerja Puskesmas

Tanjung Beringin

No Nama Puskesmas Penanggung Jawab 1 Pustu Mangga Dua Murniati Sinaga 2 Pustu Pematang Terang Suriani Saragih 3 Pustu Pematang Cermai Marlinawati 4 Pustu Nagur Mawarlan 5 Pustu Sukajadi Salmiati 6 Pustu Tebing Tinggi Nurhayati S 7 Pustu B.Kuala Delismawati

Sumber : Profil Puskesmas UPTD Tanjung Beringin

Tabel 5. Distribusi Posyandu Wilayah Kerja Puskesmas Tanjung

Beringin

No Kegiatan

Penanggung Jawab Desa Posyandu

1 Pekan Cemara I Eka Yuani Cemara II Rismawaty Purba Cemara III Cemara VI Cemara XIV Cemara XI Cemara VII 2 Nagur Seroja I Murnila Seroja II Elisa P. Nst Seroja III Seroja IV Seroja V Seroja VI 3 P. Cermai Flamboyan I Elvi Sahara Flamboyan II Flamboyan III Flamboyan IV Flamboyan V 4 T. Tinggi Melati I Sri Yanti Melati II Nurhayati S Melati III Melati IV Melati V Melati VI 5 Mangga Dua Anggrek I Dewi Rosmalasari Anggrek II 6 Pematang Terang Dahlia I Erma D. Haloho Dahlia II Dahlia III 7 Suka Jadi Kamboja I Sri Rohayuni Kamboja II 8 Bandar Kuala Mawar I Asmiati Mawar III

Sumber : Profil Puskesmas UPTD Tanjung Beringin

Page 47: HUBUNGAN MANAJEMEN PELAKSANAAN PEMANTAUAN …

35

b. Kondisi Demografi

Jumlah penduduk wilayah Kecamatan Tanjung Beringin sebanyak

36.617 jiwa dengan jumlah rumah tangga sebnayak 8.660 RT. Distribusi

penduduk yang bermukim di delapan desa sebagai berikut :

Tabel 6. Distribusi Penduduk di Wilayah Kerja Puskesmas

Kecamatan Tanjung Beringin, Juli 2018

No Desa Jumlah Penduduk Rumah Tangga Laki-Laki Perempuan Total

1 Pematang Terang 1.575 1.732 3.307 823 2 Pematang Cermai 2.276 2.186 4.462 1.023 3 Tebing Tinggi 2.540 2.417 4.957 1.233 4 Bagan Kuala 795 709 1.504 355 5 Pekan 5.877 5.528 11.405 2.469 6 Mangga Dua 2.2.93 2.246 4.539 1.067 7 Nagur 2.937 2.730 5.667 1.295 8 Sukajadi 968 921 1.889 423 Tanjung Beringin 19.261 18.469 37.730 8.688

Sumber : Profil Puskesmas UPTD Tanjung Beringin 2017

c. Visi dan Misi Puskesmas Tanjung Beringin

Visi : “ Penggerak Pembangunan kesehatan menuju masyarakat

sehat secara mandiri dan berkeadilan”

Misi Puskesmas Tanjung Beringin :

1) Menyelenggarakan pelayanan kesehatan tingkat pertama yang

professional, bermutu, terjangkau , merata dan berkeadilan.

2) Meningkatkan profesionalisme sumber daya manusia dalam

pelayanan kesehatan secara berkelanjutan sesuai kompeten yang

dibutuhkan.

3) Meningkatkan kemandirian masyarakat melalui pemberdayaan

UKBM.

4) Menjadikan puskesmas sebagai motivator menuju masyarakat

sehat.

Page 48: HUBUNGAN MANAJEMEN PELAKSANAAN PEMANTAUAN …

36

2. Gambaran Karakteristik Ibu

a. Pendidikan Ibu

Gambaran pendidikan ibu balita di Desa Pematang Terang yang

diklasifikasikan menjadi 6, yaitu : tamat SMP, tamat SMA, PT. Distribusi

frekuensi pendidikan ibu dapat dilihat pada tabel berikut

Tabel 7. Distribusi Frekuensi Pendidikan Ibu di Wilayah Kerja

Puskesmas Tanjung Beringin Desa Pematang Terang, Juli

2018

Pendidikan Ibu n %

Rendah (Tamat SMP) 7 10.8 Menengah (Tamat SMA) 53 81.5 Tinggi (PT) 5 7.7 Total 65 100.0

Berdasarkan tabel 7 dapat diketahui bahwa sebanyak 10,8% (7) ibu

berpendidikan rendah, 53,5% (53) ibu berpendidikan menengah, dan

sisanya 7,7% (5) ibu berpendidikan tinggi.

b. Pekerjaan Ibu

Gambaran pekerjaan ibu balita di Wilayah Kerja Puskesmas

Tanjung Beringin Desa Pematang Terang yang diklasifikasikan menjadi 2,

yaitu : bekerja dan tidak bekerja. Distribusi frekuensi pekerjaan ibu dapat

dilihat pada tabel berikut.

Tabel 8. Distribusi Frekuensi Pekerjaan Ibu di Wilayah Kerja

Puskesmas Tanjung Beringin Desa Pematang Terang, Juli

2018

Pekerjaan Ibu n %

Bekerja 27 41.5 Tidak bekerja 38 58.5 Total 65 100.0

Berdasarkan tabel 8 dapat diketahui bahwa sebanyak 41,5% (27)

ibu bekerja, 58,5% (38) ibu bekerja, dan sisanya 7,7% (5) ibu

berpendidikan tinggi.

Page 49: HUBUNGAN MANAJEMEN PELAKSANAAN PEMANTAUAN …

37

c. Umur Ibu

Gambaran umur ibu balita Wilayah Kerja Puskesmas Tanjung

Beringin Desa Pematang Terang diklasifikasikan menjadi 7 yaitu : 23-25,

26-28, 29-31, 32-34, 35-37, 38-40, 41-45. Distribusi frekuensi umur ibu

dapat dilihat pada tabel berikut.

Tabel 9. Distribusi Frekuensi Umur Ibu Wilayah Kerja Puskesmas

Tanjung Beringin Desa Pematang Terang, Juli 2018

Umur Ibu n %

23-25 tahun 5 6.5 26-28 tahun 26 33.8 29-31 tahun 23 29.9 32-34 tahun 16 20.8 35-37 tahun 3 3.9 38-40 tahun 2 2.6 41-45 tahun 2 2.6 Total 77 100.0

Berdasarkan tabel 9 dapat diketahui bahwa jumlah umur ibu

terbanyak adalah 26 – 28 tahun yaitu 26 Ibu (33.8%).

3. Gambaran Karakteristik Balita

a. Umur Balita

Gambaran usia balita di Wilayah Kerja Puskesmas Tanjung

Beringin Desa Pematang Terang diklasifikasi menjadi delapan yaitu : 1 – 7

bulan, 8 – 14 bulan, 15 – 21 bulan, 22 – 28 bulan, 29 – 35 bulan, 36 – 42

bulan, 43 – 49 bulan dan 50 – 57 bulan. Distribusi frekuensi umur balita

dapat dilihat pada tabel berikut.

Tabel 10. Distribusi Frekuensi Umur balita Wilayah Kerja Puskesmas

Tanjung Beringin Desa Pematang Terang, Juli 2018

Umur Balita (bln) n %

1-7 20 26.0 8-14 21 27.3 15-21 7 9.1 22-28 11 14.3 29-35 13 16.9 36-42 1 1.3 43-49 1 1.3 50-57 3 3.9 Total 77 100.0

Page 50: HUBUNGAN MANAJEMEN PELAKSANAAN PEMANTAUAN …

38

Berdasarkan tabel 10 dapat diketahui bahwa umur balita terbanyak

adalah umur 8 – 14 bulan yaitu sebanyak 27.3% (21 balita).

b. Jenis Kelamin Balita

Gambaran jenis kelamin balita di Wilayah Kerja Puskesmas

Tanjung Beringin Desa Pematang Terang lebih banyak jumlah berjenis

kelamin balita Laki-Laki dibandingkan dengan balita berjenis kelamin

perempuan. Distribusi frekuensi jenis kelamin balita dapat dilihat pada

tabel berikut.

Tabel 11. Distribusi Frekuensi Jenis Kelamin Balita Wilayah Kerja

Puskesmas Tanjung Beringin Desa Pematang Terang, Juli

2018

Jenis Kelamin n %

Laki-Laki 44 57.1 Perempuan 33 42.9 Total 77 100.0

Berdasarkan tabel 11 diketahui bahwa sebanyak 44 balita dengan

jenis kelamin laki-laki dan 33 balita dengan jenis kelamin perempuan.

4. Gambaran Manajemen Pelaksanaan Pemantauan Pertumbuhan

Manajemen pelaksanaan pemantauan pertumbuhan terdiri dari tiga

komponen yaitu input, proses, dan output. Komponen tersebut

dikategorikan menjadi rendah dan baik. Dikatakan rendah bila hasil skor <

80%, baik bila hasil skor >80% (Pakhri, 2002 dalam Rahman, 2014).

Tabel 12. Persentase Kinerja Manajemen Pelaksanaan Pemantauan

Pertumbuan Wilayah Kerja Puskesmas Tanjung Beringin,

Juli 2018

Manajemen Pelaksanaan Pemantauan Pertumbuhan (Input, Proses, Ouput)

Jumlah %

Rendah 3 60.0 Baik 2 40.0 Total 5 100

Dari tabel 12, menunjukkan bahwa manajemen pelaksanaan

pemantauan pertumbuhan di wilayah kerja Puskesmas Kecamatan

Page 51: HUBUNGAN MANAJEMEN PELAKSANAAN PEMANTAUAN …

39

Tanjung Beringin secara keseluruhan tergolong rendah yaitu hanya

mencapai 40%. Rendahnya manajemen pelaksanaan pemantauan

pertumbuhan dipengaruhi antara keterkaitan antara yang satu dengan

yang lainnya.

a. Gambaran Input Manajemen Pelaksanaan Pemantauan

Pertumbuhan

Input dalam manajemen pelaksanaan pemantauan pertumbuhan

merupakan salah satu komponen manajemen. Komponen input

diantaranya terdiri dari ketersediaan sarana prasarana posyandu,

termasuk didalamnya ketersediaan kader dan struktur organisasi.

Tabel 13. Gambaran Input Manajemen Pelaksanaan Pemantauan

Pertumbuhan di Wilayah Kerja Puskesmas Tanjung

Beringin Kecamatan Tanjung Beringin, Juli 2018

Hasil Komponen Input

Input Hasil

Capaian Standar Ketentuan Ada Tidak

Tenaga :

1. Tenaga Gizi Puskesmas

Tersedia 1 orang tenaga gizi puskesmas (TPG) atas nama Agustina Surbakti, SKM

Standar ketenagaan tenaga gizi Puskesmas menurut Permenkes RI Nomor 75 Tahun 2014 tentang Pusat Kesehatan Masyarakat adalah 2 orang.

2. Tenaga gizi berlatar belakang gizi

Latar belakang tenaga gizi adalah KesMas

Latar belakang tenaga gizi adalah Ahli Madya Gizi atau Sarjana Gizi

3. Kader yang bertugas

Kader yang bertugas sebanyak 5 orang disetiap Posyandu

4. Bidan Desa yang bertugas

Tersedia 1 orang bidan desa

Standar ketenagaan bidan desa Puskesmas menurut Permenkes RI Nomor 75 Tahun 2014 tentang Pusat Kesehatan Masyarakat adalah 7 orang.

5. Pembina Posyandu

Tersedia 2 orang atas nama Delismawati, SST dan Rini Sihotang, Am. Kep

Ada tersedia masing-masing setiap pembina posyandu yang ada.

Material

1. Alat Pengukuran Antropometri

Alat Pengukuran yang tersedia

1) Dacin, dacin di sebagian

Alat pengukuran antropomoteri di setiap osyandu yang tersedia adalah :

Page 52: HUBUNGAN MANAJEMEN PELAKSANAAN PEMANTAUAN …

40

posyandu tidak pernah dilakukan standarisasi alat.

2) Pengukuran tinggi badan balita menggunakan meteran kain.

1) Dacin/Timbangan Digital

2) Mikrotoise 3) Pita LILA

2. Tempat pelaksanaan

Tempat pelaksanaan selalu tetap dan tidak berubah-ubah

Tempat pelaksanaan tetap dan memiliki plank atau nama pada Posyandu.

3. Meja yang tersedia untuk posyandu tersedia 5 meja

Meja yang ada tidak mencukupi dan sangat kurang dari yang telah ditentukan hanya tersedia satu meja panjang dan 4 kursi

Meja dan bangku tersedia sebanyak 5 minimal sebagai sistem 5 meja.

4. Alat bantu media penyuluhan

Hanya satu alat bantu media penyuluhan untuk pelaksanaan pemantauan pertumbuhan

Tersedianya alat bantu penyuluhan berupa KMS dan Food Model sebagai acuan pertumbuhan anak

5. Program yang ada

a. Kapsul Vitamin A

Cukup dan tersedia dengan baik

Selalu cukup dan tersedia sesuai jumlah sasaran

b. Tablet Fe ( Zat Besi)

Cukup Selalu cukup dan tersedia sesuai jumlah sasaran

c. KMS (Kartu Menuju Sehat)

Cukup jumlahnya Selalu cukup dan tersedia sesuai jumlah sasaran

d. PMT/MP-ASI untuk balita

Cukup tetapi sasaran tidak tepat, seluruh balita hingga keluarga yang menemani diberikan semua.

Selalu cukup dan tersedia sesuai jumlah sasaran, PMT diberikan kepada balita yang mengalami KEK dan kekurangan gizi

6. Formulir pencatatan dalam kegiatan pemantauan pertumbuhan

Tetapi tidak lengkap dan tidak sesuai dengan pedoman yang telah ditentukan, hanya nama balita, tempat tanggal lahir, nama orangtua, dan tanda tangan

Formulir pencatatan terdiri atas nama balita, tanggal lahir, umur balita, nama orangtua, BB, TB, tanda tangan.

7. Balok SKDN yang tersedia

Tidak tersedia balok SKDN

Setiap posyandu dan Puskesmas tersedia Balok SKDN yang merupakan akumulasi pemantauan pertumbuhan disetiap bulan.

Anggaran :

1. Anggaran untuk kegiatan

Dana berasal dari BOK yang disediakan oleh Dinas Kesehatan Serdang Bedagai dan

Setiap dana yang telah direncanakan harus diverifikasi setipa bulan.

Page 53: HUBUNGAN MANAJEMEN PELAKSANAAN PEMANTAUAN …

41

dana hanya dicairkan di akhir tahun saja sesuai dengan kebutuhan

Tabel 14. Persentase Input Manajemen Pelaksanaan Pemantauan

Pertumbuhan Wilayah Kerja Puskesmas Tanjung Beringin,

Juli 2018

Komponen Input n %

Rendah 2 40.0 Baik 3 60.0 Total 5 100.0

Dari tabel 14 menunjukan bahwa, dari 5 bagian pemantauan

pertumubuhan, input manajemen pelaksanaan pemantauan pertumbuhan

di wilayah kerja Puskesmas Kecamatan Tanjung Beringin hanya

mencapai 60%. Dengan kata lain, ketersediaan sarana prasarana

disebagian besar posyandu wilayah kerja Puskesmas Kecamatan Tanjung

Beringin belum tercukupi. Hal ini dibuktikan dengan beberapa sarana dan

prasarana seperti alat ukur antropometri, KMS dan tenaga yang tersedia

tidak berfungsi secara optimal. Tenaga yang tersedia tidak memonitor

secara langsung kegiatan pemantauan pertumbuhan yang berlangsung di

Posyandu. Serta tenaga yang berada di Posyandu tidak kompeten dalam

menjalankan kegiatan pemantauan pertumbuhan.

b. Gambaran Proses Dalam Manajemen Pelaksanaan Pemantauan

Pertumbuhan

Komponen proses dalam manajemen pelaksanaan pemantauan

pertumbuhan terdiri dari 5 kegiatan diantaranya, kegiatan persiapan,

kegiatan penimbangan, kegiatan penyuluhan, pelayanan gizi dan

kesehatan serta kegiatan penyusunan laporan dan rencana tindak lanjut.

Tabel 15. Gambaran Proses Manajemen Pelaksanaan Pemantauan Pertumbuhan di Wilayah Kerja Puskesmas Tanjung Beringin Kecamatan Tanjung Beringin, Juli 2018

Hasil Komponen Proses

Proses Hasil

Capaian Standar Ketentuan Ada Tidak

Tenaga :

Page 54: HUBUNGAN MANAJEMEN PELAKSANAAN PEMANTAUAN …

42

1. Tenaga Gizi Puskesmas memantau kegiatan tersebut

Tenaga Pelaksana Gizi di Puskesmas tidak pernah mengikuti kegiatan pemantauan pertumbuhan balita di setiap posyandu

Tenaga gizi ikut serta dalam setiap kegiatan pemantauan pertumbuhan yang ada di wilayah kerja tersebut.

2. Pembina posyandu memantau kegiatan tersebut

Pembina posyandu tidak memantau kegiatan tersebut, seluruh kegiatan yang ada di posyandu di serahkan kepada kader

Pembina Posyandu memantau kinerja kader dna bidan desa dalam melakukan kegiatan pemantauan pertumbuhan

3. Kader yang bertugas kompeten

Kader yang bertugas tidak kompeten dalam melakukan kegiatan, setiap kegiatan posyandu kader yang bertugas hanya pada satu meja saja tidak terjadi pertukaran antara kader yang satu dan yang lain.

Kader diberi pelatihan dan penyegaran setiap bulan agar kader bekerja dengan lebih kompeten

4. Kader mengajak para ibu balita untuk ke Posyandu

Kader memberitahu melalui door to door dan yang hanya mereka kenal dan jarak rumah nya tidak terlalu jauh.

Kader memberitahu seluruh sasaran agar hadir dalam posyandu

5. Melakukan pendekatan kepada kepala desa dan tokoh masyarakat

Kader memberitahukan kegiatan dengan Bapak Kepala Desa dan beberapa tokoh seperti Pendeta dan ketua-ketua gereja

Kader bekerjasama dengan Tokoh Masyarakat setempat agar informasi posyandu dapat diperoleh dimana saja

6. Penimbangan dilakukan oleh kader yang bertugas

Lebih sering dilakukan oleh ibu balita sendiri dan tidak dilakukan oleh kader

Penimbangan dilakukan oleh kader yang bertugas pada meja 2

7. Hasil dicantumkan pada KMS

Hasil selalu dicantumkan pada KMS

Hasil penimbangan dicantumkan pada KMS di Meja 3

8. Hasil dicatat pada form pendaftaran

Hasil tidak pernah dicatat pada form pendaftaran

Hasil penimbangan dicatat pada meja 3 sesuai dengan pendaftaran yang ada dan diselipkan secarik kertas pada saat di meja 2 dan diarahkan pada meja 3

9. Hasil pada KMS dijelaskan pada Ibu

Hasil grafik tidak pernah dijelaskan, hanya mengatakan bb nya naik atau tidak.

Hasil dijelaskan pada ibu pada meja 4

Page 55: HUBUNGAN MANAJEMEN PELAKSANAAN PEMANTAUAN …

43

10. Sistem 5 meja dijalankan

Sistem 5 meja tidak pernah dilaksanakan, tidak pernah ada kegiatan penyuluhan hanya pendaftaran, penimbangan dan imunisasi serta pemberian Vit A

Sistem 5 meja dijalankan dengan baik pada meja 1 pendaftaran, meja 2 penimbangan dan pengukuran antropometri serta meja 3 pencatatan pada KMS, meja 4 sebagai wadah untuk melakukan penjelasan grafik kenaikan berat badan pada KMS dan meja 5 sebagai pelayanan kesehatan.

11. Hasil dilaporkan sesuai waktu yang ditentukan

Hasil dilaporkan tidak sesuai waktu yang ditentukan dan tidak tersedia format laporan yang akan dilaporkan. Kader hanya menunggu bidan desa untuk melaporkan kegiatan.

Hasil dilaporkan secara berkala dna setiap selesai kegiatan berlangsung guna menjadi evaluasi pada bulan berikutnya.

Tabel 16. Persentase Proses Manajemen Pelaksanaan Pemantauan Pertumbuhan Wilayah Kerja Puskesmas Tanjung Beringin, Juli 2018

Komponen Proses n %

Rendah 4 80.0 Baik 1 20.0 Total 5 100.0

Dari tabel 16 menunjukan bahwa, proses manajemen pelaksanaan

pemantauan pertumbuhan wilayah kerja Puskesmas Tanjung Beringin

tahun 2018 hanya mencapai 20% dan tidak tercapai (80%). Dengan kata

lain, komponen proses yang terdiri dari 5 kegiatan tersebut belum berjalan

dengan baik di sebagian besar posyandu. Hal ini tentu saja berkaitan

dengan masih ada sarana prasarana posyandu yang belum tercukupi

serta beberapa kegiatan yang belum berjalan dengan baik seperti

kegiatan penyuluhan dan pelayanan gizi. Tenaga pelaksana gizi di

Puskesmas dan pembina posyandu tidak mengikuti kegiatan pemantauan

pertumbuhan yang ada di Posyandu serta kegiatan penimbangan dna

pengukuran antropometri serta penyuluhan tidak dilaksanakan dengan

baik dikarenakan alat dan media yang kurang memadai.

Page 56: HUBUNGAN MANAJEMEN PELAKSANAAN PEMANTAUAN …

44

c. Gambaran Ouput Manajemen Pelaksanaan Pemantauan

Pertumbuhan

Komponen output dalam manajemen pelaksanaan pemantauan

pertumbuhan terdiri dari cakupan pada setiap program yang telah berjalan

di wilayah kerja Puskesmas Tanjung Beringin.

Tabel 17. Gambaran Output Manajemen Pelaksanaan Pemantauan

Pertumbuhan di Wilayah Kerja Puskesmas Tanjung

Beringin Kecamatan Tanjung Beringin, Juli 2018

Hasil Komponen Proses

Ouput Capaian Standar Ketentuan

1. Penyerahan Laporan Sebulan setelah kegiatan

Seminggu setelah kegiatan berlangsung

2. Cakupan ASI Eksklusif 18.6% Terjadi kesenjangan dari target yaitu 23.4%

42% (Target Puskesmas Tanjung Beringin)

3. K/S 100% 100%

4. D/S 61,12% 90%

5. N/D 37.6% 80%

6. N/S 24,8% 80%

7. Jumlah gizi buruk 3.9 <5%

Tabel 18. Persentase Output Dalam Manajemen Pelaksanaan

Pemantauan Pertumbuhan Wilayah Kerja Puskesmas

Tanjung Beringin, Juli 2018

Komponen Output n %

Rendah 5 100.0

Total 5 100.0

Dari tabel 18 menunjukan bahwa output dalam manajemen

pelaksanaan pemantauan pertumbuhan wilayah kerja Puskesmas

Tanjung Beringin secara keseluruhan tergolong rendah dan seluruhnya

tidka tercapai. Hal tersebut disebabkan oleh rendahnya skor yang

diperoleh pada komponen output posyandu. Beberapa cakupan mengenai

Page 57: HUBUNGAN MANAJEMEN PELAKSANAAN PEMANTAUAN …

45

pemantauan pertumbuhan seperti D/S yang tidak memenuhi nilai target,

pencapaian D/S di wilayah kerja Puskesmas Tanjung Beringin Desa

Pematang Terang Kec. Tanjung Beringin adalah hanya 61.2% dari SPM

yang telah ditentukan yaitu 80%.

5. Gambaran Partisipasi Kehadiran

Hasil penelitian menunjukkan bahwa, partisipasi kehadiran

posyandu di wilayah kerja Puskesmas Kecamatan Tanjung Beringin tahun

2018 secara keseluruh tergolong rendah. Hal ini dapat dilihat pada tabel

berikut.

Tabel 19. Distribusi Frekuensi Partisipasi Kehadiran Posyandu

Wilayah Kerja Puskesmas Kecamatan Tanjung Beringin,

Juli 2018

Partisipasi kehadiran n

%

Kurang 39 50.6 Baik 38 49.4 Total 77 100.0

Dari tabel 19 menunjukkan jumlah ibu paling banyak adalah ibu

dengan tingkat partisipasi kehadiran rendah yaitu sebanyak 39 ibu

(50.6%), ibu dengan tingkat partisipasi kehadiran baik sebanyak 38 ibu

(49.4%).

6. Gambaran Status Gizi Balita

Status gizi balita ditentukan dengan menggunakan pengukuran

antropometri melalui indeks BB/U. Hal ini dapat dilihat pada tabel berikut.

Tabel 20. Distribusi Frekuensi Status Gizi Balita di Wilayah Kerja

Puskesmas Kecamatan Tanjung Beringin, Juli 2018

Status Gizi Balita n %

Gizi Buruk 3 3.9 Gizi Kurang 15 19.5 Gizi Baik 59 76.6 Total 77 100.0

Dari tabel diatas menunjukkan bahwa status gizi balita di wilayah

kerja Puskesmas Tanjung Beringin Desa Pematang Terang sebanyak 15

Page 58: HUBUNGAN MANAJEMEN PELAKSANAAN PEMANTAUAN …

46

(19.5%) balita dengan status gizi kurang, 3 balita (3.9%) dengan status

gizi buruk dan 59 balita (76.6%) dengan status gizi baik. Dari angka

tersebut menunjukkan bahwa status gizi balita di wilayah kerja Puskesmas

Tanjung Beringin Desa Pematang Terang merupakan suatu masalah

kesehatan. Jika dibandingkan dengan PSG tahun 2016 terdapat 15.7 %

prevalensi gizi kurang dan 1.7% prevalensi gizi buruk di Serdang Bedagai.

Angka tersebut menunjukkan bahwa lebih tinggi prevalensi di wilayah

kerja Puskesmas Tanjung Beringin Desa Pematang Terang dilihat dari

hasil yaitu 19.5% untuk gizi kurang dan 3.9% untuk gizi buruk

dibandingkan dengan PSG 2016 15.7% gizi kurang dan 1.7% gizi buruk.

7. Hasil Analisis Hubungan Manajemen Pelaksanaan Pemantauan

Pertumbuhan terhadap Partisipasi Kehadiran Posyandu

Tabel 21. Analisa Bivariat Hubungan Manajemen Pelaksanaan

Pemantauan Pertumbuhan Terhadap Partisipasi

Kehadiran Posyandu

Manajemen Pelaksanaan Pemantauan Pertumbuhan

Paritisipai Kehadiran Total P value

Rendah Baik n %

n % n %

0,000

Rendah 9 25 27 75 36 100 Tinggi 30 73.2 11 26.8 41 100 Total 39 50.6 38 49.4 77 100

Dari tabel diatas menjelaskan bahwa dari 36 ibu yang berada pada

posyandu dengan manajemen pelaksanaan pemantauan pertumbuhannya

rendah ternyata 9 ibu (25.0%) tergolong tingkat partispasi kehadiran ibu

rendah, namun ibu yang berada pada posyandu dengan manajemen

pelaksanaan pemantauan pertumbuhannya baik sebanyak 41 ibu ternyata

ada 30 ibu (73.2%) tergolong tingkat partisipasi rendah.

Hasil uji statistik diatas diperoleh nilai p = 0,000 < 0,05 yang

menunjukkan bahwa ada hubungan antara manajemen pelaksanaan

pemantauan pertumbuhan terhadap pasrtisipasi kehadiran, hal ini

didukung oleh data dari 41 ibu yang yang berada pada posyandu dengan

manajemen pelaksanaan pemantauan pertumbuhan baik ternyata di

Page 59: HUBUNGAN MANAJEMEN PELAKSANAAN PEMANTAUAN …

47

temukan ada 30 ibu yang tergolong tingkat partisipasi kehadiran rendah,

kemudian dari 36 ibu berada pada posyandu dengan manajemen

pelaksanaan pemantauan pertumbuhan rendah ada juga ibu yang

tergolong tingkat partisipasi kehadiran rendah sebanyak 9 ibu.

8. Hasil Analisis Hubungan Manajemen Pelaksanaan Pemantauan

Pertumbuhan terhadapStatus Gizi Balita

Tabel 22. Analisa Bivariat Hubungan Manajemen Pelaksanaan

Pemantauan Pertumbuhan Terhadap Status Gizi Balita

Manajemen Pelaksanaan Pemantauan Pertumbuhan

Status Gizi Total P value

Gizi Buruk

Gizi Kurang

Gizi Baik n %

n % n % n %

0,025 Rendah 0 0 11 14.3 25 32.5 36 46.8 Tinggi 3 3.9 4 5.2 34 44.1 41 53.2 Total 3 3.9 15 19.5 59 76.6 77 100

Dari tabel diatas menjelaskan bahwa dari 36 balita yang berada

pada posyandu dengan manajemen pelaksanaan pemantauan

pertumbuhannya rendah ternyata 11 balita (14.3%) memiliki status gizi

kurang, namun balita yang berada pada posyandu dengan manajemen

pelaksanaan pemantauan pertumbuhannya baik sebanyak 41 ibu ternyata

ada 3 balita (3.9%) tergolong gizi buruk dan 4 balita (5.2%) tergolong gizi

kurang.

Hasil uji statistik diatas diperoleh nilai p = 0,025 < 0,05 yang

menunjukkan bahwa ada hubungan antara manajemen pelaksanaan

pemantauan pertumbuhan terhadap status gizi, hal ini didukung oleh data

dari 41 ibu yang yang berada pada posyandu dengan manajemen

pelaksanaan pemantauan pertumbuhan baik ternyata di temukan ada 3

balita yang tergolong gizi buruk dan 4 balita gizi kurang dan 34 balita gizi

baik, kemudian dari 36 balita berada pada posyandu dengan manajemen

pelaksanaan pemantauan pertumbuhan rendah ada juga balita yang

tergolong gizi kurang sebanyak 11 balita, dan gizi baik sebanyak 25 balita.

Page 60: HUBUNGAN MANAJEMEN PELAKSANAAN PEMANTAUAN …

48

B. Pembahasan

1. Manajemen Pelaksanaan Pemantauan Pertumbuhan

Manajemen kesehatan dalam pelaksanaan pemantauan

pertumbuhan adalah penerapan prinsip-prinsip manajemen (input,

process, impact, output, outcome) dalam pemantauan pertumbuhan

melalui kegiatan posyandu dan pelaksanaan kegiatan pemantauan

pertumbuhan di posyandu dapat berjalan dengan baik, sesuai dengan

prosedur (alat antopometri dan kader), teratur, menempatkan orang-orang

yang terbaik pada setiap kegiatan posyandu (Suyadi, 2011).

a. Komponen Input

Penilaian input manajemen pelaksanaan pemantauan pertumbuhan

merupakan penilaian tahap awal pada manajemen pelaksanaan

pemantauan pertumbuhan. Masukan (input) merupakan sumber-sumber

daya yang diperlukan dalam kegiatan pemantauan pertumbuhan,

diataranya kader posyandu, sarana dan prasarana posyandu seperti alat

timbang berat badan, alat ukur Lingkar Lengan Atas (LLA), tablet besi,

kapsul vitamin A, buku Kesehatan Ibu dan Anak (KIA) atau Kartu Menuju

Sehat (KMS), formulir pendataan, pencatatan dan pelaporan, serta poster

blanko SKDN (Kemenkes, 2011).

Dalam penelitian yang dilaksanakan, terjadi hambatan yaitu tidak

terbukanya petugas puskesmas, bidan desa dan pembina posyandu

dalam memberikan informasi mengenai manajemen pelaksanaan

pemantauan pertumbuhan. Hasil yang didapatkan tidak sesuai dengan

apa yang terjadi di Posyandu. Seluruh sarana dan prasarana yang ada

dikatakan baik dan berfungsi optimal tetapi pada saat dilakukan observasi

di Posyandu terjadi perbedaan yang signifikan yaitu seperti alat-alat

antropometri yang tidak lengkap dan tenaga yang tersedia di Puskesmas

tidak melakukan monitor langsung pada kader atau petugas kesehatan

yang bertugas di Posyandu.

Hasil penelitian pada input manajemen pelaksanaan pemantauan

pertumbuhan wilayah kerja Puskesmas Tanjung Beringin tahun 2018,

hanya mencapai 40%. Hal ini menunjukan bahwa sarana prasarana

Page 61: HUBUNGAN MANAJEMEN PELAKSANAAN PEMANTAUAN …

49

pemantauan pertumbuhan yang tersedia disebagian besar posyandu

kurang berfungsi dengan baik. Dalam kegiatan pemantauan pertumbuhan

yang dilakukan di wilayah kerja Puskesmas Tanjung Beringin Desa

Pematang Terang Kec. Tanjung Beringin terjadi beberapa sarana dan

prasarana yang ada tidak berfungsi dengan baik diantaranya sebagai

berikut :

1) Tenaga yang tersedia hanya kader dan masyarakat yang melakukan

pemantauan pertumbuhan dengan pantauan dari bidan desa, tetapi

bidan desa yang bertugas hanya pada bagian imunisasi dan tidak

terlibat dalam pengukuran antropometri, sehingga para ibu balita yang

melakukan pengukuran antopometri.

2) Tidak tersedia sistem 5 meja pada kegiatan posyandu.

3) Tidak terdapat balok SKDN untuk memantau keberhasilan capaian

program dalam setiap bulannya.

4) Tidak terdapat alat peraga penyuluhan untuk membantu kegiatan

penyuluhan pemantauan pertumbuhan balita di Posyandu. Alat

peraga yang tersedia hanya berupa buku KIA/KMS sebagai pedoman.

Adanya Kartu Menuju Sehat (KMS) ibu hamil, poster blanko SKDN

serta alat peraga penyuluhan di puskesmas dan posyandu dapat

menunjang serta meningkatkan kemampuan petugas dan kader dalam

memberikan pelayanan yang lebih baik. Kementerian Kesehatan (2012)

telah menetapkan bahwa ketersediaan Kartu Menuju Sehat (KMS)

merupakan peran Dinas Kesehatan dalam membantu pemenuhan sarana

dan prasarana kesehatan seperti pengadaan alat timbangan, distribusi

buku KIA atau KMS, obat-obatan, dan vitamin yang didukung pula oleh

tenaga teknis kesehatan. Sedangkan tersedianya alat peraga penyuluhan

dapat berasal dari inisiatif dan kreativitas dari penyelenggara kegiatan

pemantauan pertumbuhan seperti kader bersama petugas Puskesmas

membuat majalah dinding (mading) mengenai informasi-informasi

kesehatan.

Penelitian Badawi (2014) mendapatkan hasil yang serupa, dimana

ketersediaan alat peraga termasuk kedalam sarana posyandu yang belum

Page 62: HUBUNGAN MANAJEMEN PELAKSANAAN PEMANTAUAN …

50

lengkap, dan termasuk sarana posyandu yang memiliki rata-rata skor

sangat rendah. Begitupula pada penelitian Sengkey (2015), bahwa

komponen input yang masih kurang tersedia menjadi sebuah penunjang

dalam keberhasilan kegiatan pelaksanaan pemantauan pertumbuhan

balita.

Depkes (2000) dalam Badawi (2014) menyatakan bahwa, sarana

kesehatan merupakan salah satu komponen penting dalam

penyelenggaraan pembangunan kesehatan, dan diharapkan dapat

menunjang berbagai upaya pelayanan kesehatan baik di tingkat individu

maupun di tingkat masyarakat. Hal tersebut didukung dengan hasil

penelitian Hasanah (2012) dimana fasilitas pemantauan pertumbuhan

yang lengkap memiliki pengaruh terhadap manajemen pelaksanaan

pemantauan pertumbuhan.

b. Komponen Proses

Komponen input yang sudah tercukupi, selanjutnya akan

mempengaruhi pelaksanaan kegiatan pelaksanaan pemantauan

pertumbuhan.

Hasil penelitian pada proses manajemen pelaksanaan pemantauan

pertumbuhan wilayah kerja Puskesmas Tanjung Beringin tahun 2018,

diketahui tergolong rendah hanya mencapai 20%. Hal ini menunjukan

bahwa, kegiatan pemantauan pertumbuhan di wilayah kerja Puskesmas

Tanjung Beringin masih belum baik.

Komponen proses manajemen pelaksanaan pemantauan

pertumbuhan terdiri dari 5 kegiatan, meliputi : kegiatan persiapan,

kegiatan penimbangan, kegiatan penyuluhan, kegiatan paket pelayanan

pertolongan gizi dan kesehatan, serta kegiatan pelaporan dan rencana

tindak lanjut. Akan tetapi, jika komponen proses dilihat lebih rinci pada

masing-masing kegiatannya terdapat beberapa subkegiatan yang perlu

ditingkatkan, yaitu :

1) Pada kegiatan persiapan dengan subkegiatannya adalah

petugas kesehatan dan kader menggerakan potensi masyarakat

Page 63: HUBUNGAN MANAJEMEN PELAKSANAAN PEMANTAUAN …

51

dan pemerintah untuk membantu kegiatan pemantauan

pertumbuhan dalam bentuk dana maupun sarana.

2) Tidak berjalannya sistem 5 meja posyandu, hanya ada

pendaftaran, penimbangan dan pencatatan tetapi tidak ada

penjelasan atau penyuluhan mengenai bagaimana grafik BB

balita. Hasil hanya diberitahu naik atau tidaknya saja.

3) Tenaga Puskesmas tidak memantau kegiatan tersebut, hanya

ada kader dan masyarakat yang bekerja dalam pelaksanaan

pemantauan pertumbuhan.

4) Laporan setiap kegiatan tidak berjalan dengan baik dan tidak

lengkap pengisiannya, kader hanya melaporkan nama-nama

balita yang hadir dan tidak melaporkan berapa balita yang naik

dan tidak yang berada pada BGM atau tidak. tetapi data

tersebut ada dalam laporan TW 1 Puskesmas.

Pada dasarnya pembiayaan atau dana kegiatan pemantauan

pertumbuhan dapat berasal dari masyarakat sebagai pengguna, swasta

atau dunia usaha sebagai penunjang, hasil usaha sebagai hasil karya

pengurus posyandu, dan pemerintah. Dana yang berasal dari masyarakat,

diantaranya meliputi iuran pengguna atau pengunjung posyandu, iuran

dalam bentuk dana sehat, sumbangan atau donatur dari perorangan

maupun kelompok masyarakat. Sedangkan bantuan pemerintah terutama

pada tahap awal pelaksaan kegiatan pemantauan pertumbuhan, yakni

berupa dana stimulan atau sarana dan prasarana posyandu yang

bersumber dari APBM, APBD Provinsi, APBD Kabupaten/Kota, APBDes,

dan sumber lain yang sah dan tidak mengikat (Kemenkes, 2011).

c. Komponen Output

Berbeda dengan hasil dari input dan proses manajemen

pelaksanaan pemantauan pertumbuhan yang masih mencapai 40% dan

20%, hasil penelitian pada output kinerja posyandu wilayah kerja

Puskesmas Tanjung Beringin tahun 2018, secara keseluruhan tergolong

rendah (100%). Hal tersebut ditunjukan dengan rendahnya rata-rata skor

yang diperoleh pada beberapa komponen output, diantaranya cakupan

Page 64: HUBUNGAN MANAJEMEN PELAKSANAAN PEMANTAUAN …

52

ASI eksklusif, cakupan D/S, cakupan N/D, cakupan N/S, rasio balita lulus

penimbangan, dan cakupan pemberian tablet Fe .

Rendahnya cakupan-cakupan tersebut, berkaitan dengan kegiatan

pemantauan pertumbuhan balita. Ini membuktikan bahwa walaupun

kegiatan penimbangan telah berjalan dengan baik, tetapi tidak selalu

memperoleh hasil cakupan sesuai dengan target yang telah ditentukan.

Oleh sebab itu, perlu cara lain untuk meningkatkan minat masyarakat

khususnya ibu bayi dan balita terhadap kegiatan pemantauan

pertumbuhan, seperti memberikan motivasi kepada ibu bayi dan balita,

memvariasikan Pemberian Makanan Tambahan (PMT), dan mengadakan

kelas ibu hamil. Kemudian adanya upaya untuk meningkatkan motivasi

dan keterampilan petugas, dapat meningkatkan kegiatan penyuluhan

dalam kegiatan pemantauan pertumbuhan.

Hal ini bertujuan untuk memberikan kemudahan kepada

masyarakat khususnya ibu balita dalam memperoleh kesehatan dasar,

serta meningkatkan pengetahuan ibu tentang pertumbuhan dan

kesehatan anak. Adanya variasi Pemberian Makanan Tambahan (PMT),

diharapkan dapat meningkatkan partisipasi masyarakat khususnya ibu

bayi dan balita dalam memberikan PMT yang baik dan sehat. Sedangkan

adanya kelas ibu hamil diharapkan dapat meningkatkan minat ibu hamil

pada kegiatan pemantauan pertumbuhan.

Sebagaimana tertuang dalam pengertian pemantauan

pertumbuhan Kegiatan pemantauan pertumbuhan yang dilakukan setiap

bulan di Posyandu mempunyai tujuan untuk: a) memantau pertumbuhan

berat badan balita dengan menggunakan Kartu Menuju Sehat (KMS); b)

memberikan konseling gizi; dan c) memberikan pelayanan gizi dan

kesehatan dasar (Depkes, 2004).

Berdasarkan hasil penelitian dari ketiga komponen kinerja yaitu

input, proses, dan output posyandu, maka diketahuilah hasil manajemen

pelaksanaan pemantauan pertumbuhan wilayah kerja Puskesmas

Tanjung Beringin Tahun 2018, secara keseluruhan manajemen

pelaksanaan pemantauan pertumbuhan tergolong rendah (60%). Hal

Page 65: HUBUNGAN MANAJEMEN PELAKSANAAN PEMANTAUAN …

53

tersebut diduga disebabkan oleh rendahnya output manajemen

pelaksanaan pemantauan pertumbuhan hingga mencapai 100%, sehingga

mempengaruhi perolehan manajemen pelaksanaan pemantauan

pertumbuhan.

Dari hasil penelitian diatas, dapat diketahui bahwa untuk

meningkatkan manajemen pelaksanaan pemantauan pertumbuhan

menjadi lebih baik maka perlu ditingkatkan output manajemen

pelaksanaan pemantauan pertumbuhan. Sedangkan komponen output

manajemen pelaksanaan pemantauan pertumbuhan berhubungan

dengan kegiatan posyandu (komponen proses), untuk itu perlu diadakan

evaluasi dan diskusi mengenai kegiatan pemantauan pertumbuhan baik

sesama petugas, petugas dengan pembina serta kader posyandu maupun

dengan mengikutsertakan masyarakat khususnya ibu bayi-balita,

sehingga upaya untuk meningkatkan kegiatan pemantauan pertumbuhan

dapat dilakukan tepat sasaran.

Keterbatasan dalam penelitian ini yaitu manajemen pelaksanaan

pemantauanpertumbuhan yang diperoleh tidak bisa menggambarkan

manajamen pelaksanaan pemantauan pertumbuhan berdasarkan tingkat

perkembangan posyandunya. Tingkat perkembangan posyandu

dibedakan atas 4 tingkat yaitu : posyandu pratama, posyandu madya,

posyandu, purnama, dan posyandu mandiri. Hal ini disebsbkan oleh

terbatasnya data sekunder yang tersedia dalam penelitian ini.

2. Partisipasi Kehadiran Posyandu

Sasaran utama posyandu adalah bayi, anak balita, ibu hamil, ibu

nifas, ibu menyusui, dan Pasangan Usia Subur (PUS), dengan kata lain

sasaran posyandu adalah seluruh masyarakat (Kemenkes, 2011). Oleh

sebab itu, adanya posyandu sudah seharusnya menjadi milik dan

tanggung jawab masyarakat sekitar wilayah kerja posyandu, sehingga

masyarakat selalu berperan aktif dalam penyelenggaraan kegiatan

posyandu.

Sebagaimana tertuang dalam pengertian posyandu menurut

Kementerian Kesehatan (2011), merupakan salah satu bentuk Upaya

Page 66: HUBUNGAN MANAJEMEN PELAKSANAAN PEMANTAUAN …

54

Kesehatan Bersumber Daya Masyarakat (UKBM) yang dikelola dan

diselenggarakan dari, oleh, untuk dan bersama masyarakat, guna

memberdayakan masyarakat dan memberikan kemudahan kepada

masyarakat dalam memperoleh pelayanan kesehatan dasar.

Berdasarkan hasil penelitian menunjukkan jumlah ibu paling banyak

adalah ibu dengan tingkat partisipasi kehadiran rendah yaitu sebanyak 39

ibu (50.6%), ibu dengan tingkat partisipasi kehadiran baik sebanyak 38 ibu

(49.4%). Kehadiran balita di Posyandu merupakan hasil dari akumulasi

peran serta ibu, keluarga, kader, dan seluruh komponen masyarakat

dalam mendorong, mengajak, memfasilitasi, dan mendukung balita agar

ditimbang di Posyandu untuk dipantau pertumbuhannya. Dengan

demikian cakupan balita ditimbang merupakan indikator partisipasi

masyarakat dalam kegiatan Posyandu (Kemenkes, 2015).

Berdasarkan observasi yang dilakukan di tiga posyandu Dahlia

sebagian besar ibu yang baik dalam partisipasi kehadiran di posyandu.

Dari ibu yang tergolong baik partisipasi kehadirannya sebanyak 23 ibu

adalah ibu rumah tangga dan 15 ibu bekerja.

Dengan ibu yang tidak bekerja dimungkinkan lebih bisa

meluangkan waktu untuk datang ke posyandu, namun hal ini juga bisa

menunjukkan bahwa ibu balita sudah memiliki kesadaran mengenai

pentingnya mengikuti kegiatan posyandu bagi anak balitanya sehingga

rutin membawa anaknya ke posyandu (Indriati, 2017).

Meskipun sudah ada ibu yang tergolong baik partisipasi kehadiran

di posyandu, namun masih cukup banyak ibu yang tergolong rendah

partisipasi kehadiran posyandu yaitu 39 ibu (50.6%). Dari wawancara

yang dilakukan pada ibu yang tidak mengikuti kegiatan posyandu

dikarenakan jarak yang cukup jauh, kesibukan ibu dengan urusan

pekerjaan rumah tangga dan ibu yang bekerja.

Untuk meningkatkan partispasi kehadiran ibu balita dalam kegiatan

posyandu, peran petugas puskesmas dan kader sangat diperlukan yaitu

untuk selalu mengingatkan ibu balita mengenai jadwal posyandu. Hal ini

sejalan dengan penelitian Indriati (2017), bahwa ketersediaan ibu dalam

Page 67: HUBUNGAN MANAJEMEN PELAKSANAAN PEMANTAUAN …

55

partisipasi kehadiran sangat berkaitan dengan peran kader dan petugas

dalam memberikan informasi mengenai pentingnya penimbangan pada

balita sehingga timbul kesadaran sendiri bukan karena paksaan. Hal ini

sesuai dengan yang telah disampaikan Notoatmodjo (2012), partisipasi

masyarakat didalam pelayanankesehatan merupakan sesuatu yang

tumbuh dan berkembang dari bawah dengan rangsangan dan bimbingan

dari atas, bukan sesuatu yang dipaksa dari atas. Melalui partisipasi, setiap

anggota masyarakat dirangsang untuk belajar berorganisasi dan

mengambil peran yang sesuai dengan kemampuan mereka masing-

masing.

Cara untuk menumbuhkan partisipasi masyarakat menurut

Notoatmodjo (2012) adalah dengan persuasi dan edukasi, yakni

partisipasi yang didasari pada kesadaran, sulit ditumbuhkan dan akan

memakan waktu yang lama, tetapi bila tercapai hasilnya akan mempunyai

rasa memiliki dan rasa memelihara. Partisipasi ini dimulai dengan

penerangan, pendidikan dan sebagainya, baik secara langsung maupun

tidak langsung.

3. Status Gizi Balita

Status gizi adalah cerminan ukuran terpenuhinya kebutuhan zat gizi

yang didapatkan dari asupan dan penggunaan zat gizi oleh tubuh. Status

gizi dapat ditentukan dengan pemeriksaan klinis, pengukuran antopometri,

analisis biokimia, dan riwayat gizi. (Persagi, dkk, 2014).

Status gizi merupakan suatu keadaan fisik seseorang atau

kelompok orang ditentukan dengan salah satu kombinasi dari ukuran gizi

tertentu (Adnani, 2011). Status gizi balita diukur berdasarkan umur, berat

badan (BB) dan tinggi badan (TB). Salah satu penilaian status gizi

berdasarkan indikator antropometri berat badan menurut umur (BB/U),

dimana untuk menilai status gizi anak, diukur dengan menggunakan tabel

berat badan menurut umur sesuai standar WHO. Selanjutnya berdasarkan

standar WHO ditentukan kategori status gizi balita yaitu gizi buruk jika z-

score BB/U <-3SD, gizi kurang jika z-score BB/U -3SD s/d <-2SD, gizi baik

Page 68: HUBUNGAN MANAJEMEN PELAKSANAAN PEMANTAUAN …

56

jika z-score BB/U -2SD s/d 2 SD, dan gizi lebih jika z-score BB/U >2SD

(Kemenkes, 2010).

Berdasarkan tabel menunjukkan anak dengan status gizi buruk

sebanyak 3 balita (3.9%), gizi kurang 15 balita (19.5%), gizi baik 59 balita

(76.6%). Dari data tersebut dapat diketahui bahwa sebagian besar balita

memiliki status gizi baik. Jika dibandingkan dengan PSG tahun 2016

terdapat 15.7 % prevalensi gizi kurang dan 1.7% prevalensi gizi buruk di

Serdang Bedagai. Angka tersebut menunjukkan bahwa lebih tinggi

prevalensi di wilayah kerja Puskesmas Tanjung Beringin Desa Pematang

Terang dilihat dari hasil yaitu 19.5% untuk gizi kurang dan 3.9% untuk gizi

buruk dibandingkan dengan PSG 2016 15.7% gizi kurang dan 1.7% gizi

buruk.

Menurut Adnani (2011), penyebab langsung dari kurang gizi atau

yang bisa mempengaruhi status gizi pada anak adalah asupan makanan

dan penyakit infeksi, serta penyebab tidak langsung diantaranya pola

pengasuhan anak yang dilakukan oleh orang tua.

Faktor lain yang mempengaruhi status gizi anak adalah pola asuh

orang tua dalam hal ini ibu. Karakteristik ibu yang berhubungan dengan

pola asuh makan diantaranya adalah tingkat pendidikan ibu dan status

pekerjaan ibu. Seperti hasil penelitian Wardani (2012), menunjukkan

bahwa faktor yang mempengaruhi status gizi balita diantaranya adalah

tingkat pendidikan ibu yang tinggi (50.5%) dan ibu tidak bekerja (83.9%).

Tingkat pendidikan dalam keluarga khususnya ibu dapat menjadi faktor

yang mempengaruhi status gizi anak. Dalam penelitian ini sebagian besar

ibu berpendidikan SMA (76.6%), berpendidikan SMP 8 ibu (10.4%),

berpendidikan SD 1 ibu (1.3%), dan PT sebanyak 9 ibu (11.7 %). Dengan

latar belakang pendidikan ibu yang sebagian besar berpendidikan tamat

SMA maka memungkinkan untuk memiliki pengetahuan yang baik tentang

gizi pada anak, hal ini bisa menjadi faktor pendukung bahwa sebanyak 43

balita memiliki status gizi baik dengan ibu yang berlatar belakang

pendidikan SMA.

Page 69: HUBUNGAN MANAJEMEN PELAKSANAAN PEMANTAUAN …

57

Selain itu, faktor yang mempengaruhi status gizi adalah kepatuhan

kehadiran posyandu. Semakin patuh balita berkunjung ke posyandu,

maka status gizi balita akan baik juga. Hal ini dapat dilihat dari balita yang

patuh berkunjung ke posyandu memiliki persentase status gizi baik yang

lebih tinggi dibanding yang tidak patuh. Sebaliknya balita yang mempunyai

kepatuhan rendah memiliki persentase status gizi kurang yang lebih tinggi

dibanding yang patuh. Hal ini sejalan berdasarkan hasil penelitian ini

bahwa sebanyak 30 ibu dengan partisipasi kehadiran posyandu baik

memiliki balita dengan status gizi baik dibandingkan dengan ibu yang

tergolong partisipasi kehadirannya rendah.

4. Hubungan Manajemen Pelaksanaan Pemantauan Pertumbuhan

Terhadap Partisipasi Kehadiran Posyandu

Partisipasi kehadiran posyandu adalah sebagai upaya yang

dilakukan dalam meningkatkan pertumbuhan balita. Kegiatan pemantauan

pertumbuhan yang dilakukan setiap bulan di Posyandu mempunyai tujuan

sebagai pelayanan gizi dan kesehatan dasar (Depkes, 2004).

Hasil uji statistik Chi-Square dengan α = 0,05 diperoleh nilai p =

0,000 < 0,05 yang menunjukkan bahwa ada hubungan antara manajemen

pelaksanaan pemantauan pertumbuhan terhadap pasrtisipasi kehadiran,

hal ini didukung oleh data dari 41 ibu yang yang berada pada posyandu

dengan manajemen pelaksanaan pemantauan pertumbuhan baik ternyata

di temukan ada 30 ibu (73.2%) yang tergolong tingkat partisipasi

kehadiran rendah, kemudian dari 36 ibu berada pada posyandu dengan

manajemen pelaksanaan pemantauan pertumbuhan rendah ada juga ibu

yang tergolong tingkat partisipasi kehadiran rendah sebanyak 9 ibu (25%).

Kurangnya partisipasi kehadiran ibu di posyandu dapat

mengakibatkan rendahnya pemantauan pertumbuhan pada balita. Selain

itu kurangnya partisipasi kehadiran ibu di posyandu berkaitan erat dengan

sarana dan prasarana yang tersedia pada kegiatan pemantauan

pertumbuhan yang dilakukan di posyandu yaitu pelayanan kader dan

petugas kesehatan dalam pemantauan pertumbuhan.

Page 70: HUBUNGAN MANAJEMEN PELAKSANAAN PEMANTAUAN …

58

Pelayanan kader posyandu memegang peranan penting terhadap

kunjungan ibu ke posyandu. Pelayanan posyandu yang menyenangkan,

ramah, dan memberikan informasi serta penyuluhan yang jelas dan

mudah dimengerti oleh ibu balita, dapat meningkatkan kesadaran ibu

balita untuk membawa balita ke posyandu. Bila ibu balita merasa puas

akan pelayanan yang diberikan oleh kader posyandu maka ia berusaha

meluangkan waktu untuk membawa balitanya ke posyandu tersebut

(Nurmayani, 2013).

Selain tenaga yang bertugas di puskesmas, jumlah kader yang

bertugas pada hari pelaksanaan posyandu juga dapat dijadikan indikasi

lancar tidaknya kegiatan pemantauan pertumbuhan (Nusi, 2006).

Berdasarkan penelitian Hayati (2000) dan Juarsa (2004) dalam Makmur

(2009), dimana keterampilan kader memiliki hubungan yang signifikan

untuk meningkatkan cakupan penimbangan balita dengan memotivasi ibu

balita untuk datang ke posyandu.

5. Hubungan Manajemen Pelaksanaan Pemantauan Pertumbuhan

Terhadap Status Gizi Balita

Status gizi adalah cerminan ukuran terpenuhinya kebutuhan zat gizi

yang didapatkan dari asupan dan penggunaan zat gizi oleh tubuh. Status

gizi dapat ditentukan dengan pemeriksaan klinis, pengukuran antopometri,

analisis biokimia, dan riwayat gizi. (Persagi, dkk, 2014. Status gizi

menggunakan pengukuran antropometri membutuhkan revitalisasi alat

pengukuran untuk mencapai hasil yang akurat dan menggambarkan

status gizi yang sebenarnya.

Hasil uji statistik diatas diperoleh nilai p = 0,025 < 0,05 yang

menunjukkan bahwa ada hubungan antara manajemen pelaksanaan

pemantauan pertumbuhan terhadap status gizi, hal ini didukung oleh data

dari 41 ibu yang yang berada pada posyandu dengan manajemen

pelaksanaan pemantauan pertumbuhan baik ternyata di temukan ada 3

balita yang tergolong gizi buruk dan 4 balita gizi kurang dan 34 balita gizi

baik, kemudian dari 36 balita berada pada posyandu dengan manajemen

Page 71: HUBUNGAN MANAJEMEN PELAKSANAAN PEMANTAUAN …

59

pelaksanaan pemantauan pertumbuhan rendah ada juga balita yang

tergolong gizi kurang sebanyak 11 balita, dan gizi baik sebanyak 25 balita.

Hasil penelitian tersebut didasarkan dengan kurangnya sarana dan

prasaran pada manajemen pelaksanaan pemantauan pertumbuhan.

Berdasarkan komponen input manajemen pelaksanaan pemantauan

pertumbuhan sub komponen mengenai alat-alat antropometri tersedia

tetapi revitalisasi alat tidak pernah dilakukan, sehingga banyak alat-alat

antropometri yang ada tetapi tidak berfungsi dengan baik sehingga terjadi

kesalahan dalam pengukuran antopometri. Hal ini dikarenakan metode

antropometri memiliki kelemahan yaitu pada sensitivitas yang kurang,

terutama karena faktor di luar gizi dapat menurunkan spesifikasi dan

sensitivitas pengukuran. Kesalahan yang terjadi saat pengukuran dapat

mempengaruhi presisi, akurasi dan validitas pengukuran antropometri

(Supariasa,2001). Berdasarkan hal tersebut dibutuhkan revitalisasi alat

setiap sebulan sekali utnuk mencegah kesalahan pada pertumbuhan

balita.

Selain itu, kegiatan persiapan dan penyuluhan terutama pada

kegiatan penyuluhan dengan mengacu pada Kartu Menuju Sehat (KMS)

balita sebagai alat pemantauan status gizi balita. Sejalan dengan

penelitian Hastaty (2015) bahwa Posyandu sebagai wadah pemantauan

pertumbuhan dan perkembangan anak melalui grafik berat badan dan

mencatatnya pada Kartu Menuju Sehat (KMS). Dengan memberikan

informasi mengenai pertumbuhan dan perkembangan anak melalui

penyluhan yang mengacu pada Kartu Menuju Sehat (KMS) balita, maka

keadaan status gizi anak akan lebih terkontrol dan lebih cepat

penanganannya bila terjadi gangguan pertumbuhan.

Berdasarkan hal tersebut maka dibutuhkan pelatihan setiap bulan

mengenai Kartu Menuju Sehat (KMS) pada petugas pemantauan

pertumbuhan dan kader yang bertugas pada pemantau pertumbuhan.

Page 72: HUBUNGAN MANAJEMEN PELAKSANAAN PEMANTAUAN …

60

BAB V

KESIMPULAN DAN SARAN

A. Kesimpulan

1. Capaian manajemen pelaksanaan pemantauan pertumbuhan hany

mencapai 60% yang terdiri atas Komponen input hanya mencapai

40% ( rendah ), proses mencapai 20% (rendah), dan output

seluruhnya tidak tercapai, capaian cakupan masing-masing item

output adalah sebagai berikut D/S 61,12%. N/D 37,6%, N/S 24,8%

dan seluruhnya tidak mencapai target yang telah ditentukan.

2. Persentase partisipasi kehadiran posyandu adalah rendah yaitu

sebanyak 39 ibu (50.6%).

3. Prevalensi status gizi balita yaitu gizi buruk 3 balita (3.9%), gizi kurang

15 (19.5%) balita serta gizi baik sebanyak 59 balita (76.6%).

4. ada hubungan bermakna antara manajemen pelaksanaan

pemantauan pertumbuhan terhadap partisipasi kehadiran.

5. Ada hubungan bermakna antara manajemen pelaksanaan

pemantauan pertumbuhan terhadap status gizi.

B. Saran

1. Dinas Kesehatan

Membantu pemenuhan sarana dan prasarana kesehatan seperti

pengadaan alat timbangan, distribusi buku KIA atau KMS, obat-obatan,

dan vitamin yang didukung pula oleh tenaga teknis kesehatan.

2. Puskesmas dan Tenaga Pemantauan Pertumbuhan

a. Menyediakan alat peraga penyuluhan dapat berasal dari inisiatif dan

kreativitas dari penyelenggara kegiatan pemantauan pertumbuhan

seperti kader bersama petugas Puskesmas membuat majalah dinding

(mading) mengenai informasi-informasi kesehatan.

b. Melakukan revitalisasi alat-alat pengukuran antropomteri setiap bulan

c. Melakukan pelatihan untuk setiap petugas dan kader mengenai KMS

dan formulir pelaporan

Page 73: HUBUNGAN MANAJEMEN PELAKSANAAN PEMANTAUAN …

61

DAFTAR PUSTAKA

Adnani, H. 2011. Ilmu Kesehatan Masyarkat. Nuha Medika. Yogyakarta

Almatsier, S. 2013. Prinsip Dasar Ilmu Gizi. PT. Gramedia Pustaka Utama. Jakarta

Asosiasi Dietisien Indonesia (AsDI), Ikatan Dokter Anak Indonesia (IDAI) & Persatuan Ahli Gizi Indonesia (PERSAGI). 2014. Penuntun Diet Anak. Jakarta:Universitas Indonesia Press

Badawi, Musfika Rahman, 2014. Kinerja Posyandu dalam Pelaksanaan Pembinaan Gizi Mayarakat di Wilayah Kerja Puskesmas KecamatanKembangan Jakarta Barat Tahun 2014. Skripsi FKM

Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta

Cahyani, HD. 2014. Studi Manajemen Pemantauan Status Gizi (Psg)Di Dinas Kesehatan Kota Salatiga.Skripsi FKM Universitas Muhammadiyah Surakarta.

Depkes. 2006. Pedoman Umum Pengelolaan Posyandu. Dirjen Binkesmas Direktorat Gizi Masyarakat

. 2008. Profil Kesehatan Indonesia. Dirjen Binkesmas Direktorat Gizi Masyarakat

. 2009. Standar Pemantauan Pertumbuhan Balita.Dirjen Binkesmas Direktorat Gizi Masyarakat

Hasanah, 2012. Faktor-faktor yang Berhubungan dengan Kinerja Kader Posyandu di kecamatan Bukit Kabupaten Bener Meriah Tahun 2012 Jurnal Kesehatan Masyarakat STIKES U’budiyah Banda Aceh

Hastaty Hs, Zulhaida Lubis, Jumirah. 2015. Perilaku Kader Dalam Pemantauan Pertumbuhan Balita Di Puskesmas Mandala Kecamatan Medan Tembung. Medan: Departemen Kesehatan gizi Masyarakat Universitas Sumatera Utara

Indriati, Ratna, Christin Lidyawati. 2017. Hubungan Tingkat Partisipasi ibu Mengikuti posyandu dengan Status Gizi Balita di Desa Mulur RT 03/VI Bendosari Sukoharjo. Kosala JIK Vol 5. No.1 Mei 2017

Kemenkes RI. 2010. Peraturan Menteri Kesehatan Republik Indonesia Tentang Penggunaan Kartu Menuju Sehat (KMS) Bagi balita. iDirektorat Jenderal Bina Kesehatan Masyarakat. Jakarta

. 2013. Riset Kesehatan Dasar. Jakarta.

. 2014. Peraturan Menteri Kesehatan Republik Indonesia Nomor 66 Tahun 2014 Tentang Pemantauan Pertumbuhan, Perkembangan, Dan Gangguan Tumbuh Kembang Anak. Jakarta

Page 74: HUBUNGAN MANAJEMEN PELAKSANAAN PEMANTAUAN …

62

Lestari, Lilik Indah. 2009. Hubungan Antara Karakteristik Ibu Balita Dengan Kunjungan Balita Dalam Kegiatan Posyandu Di Kelurahan Genuksari Kecamatan Genuk Kota Semarang Tahun 2009. Skripsi FKM Universitas Negeri Semarang:Semarang

Makmur, Asmilia. 2009.Analisis Pelaksanaan Usaha Perbaikan Gizi Balita di Posyandu Terintegrasi Taman Posyandu di Desa Kedawung Kabupaten Kebumen Tahun 2008:Tesis. Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Indonesia. Depok

Muninjaya, A.A. Gde. 2013. Manajemen Kesehatan Edisi 3.Penerbit Buku Kedokteran EGC. Jakarta

Notoatmodjo, Soekijo. 2012. Ilmu Kesehatan Masyarakat. Jakarta: Rineka Cipta

. 2012. Promosi Kesehatan dan Perilaku Kesehatan. Jakarta: Rineka Cipta.

Nusi, Agus R. 2006. Analisis Kinerja Posyandu di Kota Gorontalo Provinsi Gorontalo. Skripsi. IPB

Spath, Patricia. 2009.Intoduction To Healthcare Quality Management. Chicago: Health Administration Press Association of University Programs A division of the Foundation in Health Administration

Sugiyarti, Retno, Veriani Aprilia dan Febriana Suci Hati. 2014.Kepatuhan

Kunjungan Posyandu dan Status Gizi Balita di Posyandu Karangbendo Banguntapan, Bantul, Yogyakarta. Journal Ners and Midwifery Indonesia. ISSN-2354-7642

Supariasa, I Dewa Nyoman. 2017. Penilaian Status Gizi dalam Hardinsyah, I Dewa Nyoman Supariasa. (Ed) Ilmu Gizi dan Aplikasi. EGC. Jakarta

Suyadi. 2011. Manajemen Pelayanan Kesehatan: Suatu Pendekatan Interdisipliner (Health Services Management: An Interdisciplinary Approah. Seminar Nasional “Pergeseran Paradigma Manajemen: Tinjauan Dari Berbagai Disiplin Ilmu”. Universitas Brawijaya

Triutami, Annisa. 2016. Hubungan Pelaksanaan Tugas Kader Dengan Kinerja Posyandu Di Wilayah Kerja Puskesmas Pandanaran Semarang Tahun 2016. Skripsi FKM Universitas Dian Nuswantoro. Semarang

Yosnelli. 2008. Analisis Hubungan Karakteristik Keluarga dan Pemanfaatan Program Gizi Di Posyandu Dengan Status Gizi Baduta (6 – 24 Bulan) Di Kecamatan Pariaman Tengah kota Pariaman Tahun 2008. Skripsi FKM UI. Depok

Page 75: HUBUNGAN MANAJEMEN PELAKSANAAN PEMANTAUAN …

63

Wiyono, Djoko. 2008. Manajemen Puskesmas. CV. Duta Prima Airlangga:Surabaya.

Wiyono, Djoko. 2011. Pengantar Manajemen dan Kepemimpinan dalam Wiyono, Djoko. (Ed). Manajemen Perbaikan Gizi Masyarakat Kebijakan dan Strategi Pendekatan Kesehatan Komunitas.

WHO. 2016. Strategic Action Plan to reduce the double burden of malnutrition in the South-East Asia Region 2016–2025, (Online), (http://apps.who.int/iris/bitstream/10665/253377/1/, diakses 15 Oktober 2016) pukul 20.00

Page 76: HUBUNGAN MANAJEMEN PELAKSANAAN PEMANTAUAN …

64

Page 77: HUBUNGAN MANAJEMEN PELAKSANAAN PEMANTAUAN …

65

Lampiran 3

PERNYATAAN KETERSEDIAAN MENJADI SUBJEK PENELITIAN

(INFORMED CONSENT)

Yang bertanda tangan dibawah ini, saya:

Nama : …………………………………………………………

Tempat Tgl Lahir : ……………………………………………………………

Alamat : ………………………………………………………

No Telepon/HP : ……………………………………………………………

Bersedia dan mau berpartisipasi menjadi responden penelitian

dengan judul “Hubungan Manajemen Pelaksanaan Pemantauan

Pertumbuhan dengan Partisipasi Kehadiran dan Status Gizi Balita di

Wilayah Kerja Puskesmas Tanjung Beringin Kec. Tanjung Beringin”

yang akan dilakukan oleh :

Nama : Nurhasanah Umma

Alamat : Gg. Saudara Desa Wonosari Tanjung Morawa

Instansi : Poltekkes Kemenkes MedanJurusan Gizi Program D-IV

No HP : 082273884801

Demikian surat pernyataan ini saya perbuat dengan sesungguhnya

tanpa ada paksaan dari siapapun.

Lubuk Pakam,………………………2017

Peneliti Responden

(Nurhasanah Umma) (………………………………… )

Page 78: HUBUNGAN MANAJEMEN PELAKSANAAN PEMANTAUAN …

66

Lampiran 4.

KUESIONER PENELITIAN HUBUNGAN MANAJEMEN PEMANTAUAN PERTUMBUHAN DENGAN

PARTISIPASI KEHADIRAN DAN STATUS GIZI DI WILAYAH KERJA PUSKESMAS TANJUNG BERINGIN KECAMATAN TANJUNG

BERINGIN FASILITAS, SARANA DAN PRASARANA POSYANDU

A. KARAKTERISTIK RESPONDEN

1 Kode Responden

2 Tempat Tugas

3 Nama

4 Jabatan

LINGKARI JAWABAN PADA SOAL PERTANYAAN SESUAI DENGAN PENGALAMAN ANDA

B. TINGKAT KINERJA POSYANDU

No

PERTANYAAN (KOMPONEN INPUT)

KODE (DIISI OLEH

PENELITI)

1

Apakah tersedia alat timbangan berat badan selama 6 bulan terakhir ? a. Tidak tersedia b. Tersedia tapi rusak/pinjaman c. Tersedia dan berfungsi baik

[ ] B1

2

Apakah tersedia alat peraga/bahan penyuluhan/food model/poster/lembar balik selama 6 bulan terakhir? a. Tidak ada b. Ada,1 sejenis c. Ada lebih dari 1 jenis

[ ] B2

3

Apakah tersedia tablet/pil besi selama 6 bulan terakhir? a. Tidak ada b. Ada, tapi tidak cukup/tidak setiap bulan

ada c. Selalu ada dan cukup

[ ] B3

4

Apakah tersedia kapsul vitamin A untuk pemberian terakhir? a. Tidak ada b. Ada tidak cukup c. Ada dan cukup jumlahnya

[ ] B4

5 Apakah tersedia KMS anak balita selama 6 bulan terakhir? a. Tidak ada b. Ada

[ ] B5

Page 79: HUBUNGAN MANAJEMEN PELAKSANAAN PEMANTAUAN …

67

6 Apakah tersedia KMS ibu hamil selama 6 bulan terakhir? a. Tidak ada b. Ada

[ ] B6

7

Apakah tersedia persediaan PMT / MP-ASI selama 6 bulan terakhir?

a. Tidak tersedia b. Tersedia, hanya salah Satu c. Tersedia, kedua-duanya

[ ] B7

8

Apakah tersedia formulir pendataan (Ro) kegiatan posyandu? a. Tidak ada b. Ada , tapi tidak lengkap c. Ada lengkap

[ ]B8

9

Apakah tersedia formulir pencatatan (R1) kegiatan posyandu? a. Tidak ada b. Ada, tapi tidak lengkap c. Ada lengkap

[ ] B9

10

Apakah tersedia formulir pelaporan sesuai pedoman? a. Tidak ada b. Ada, tapi tidak cukup c. Ada dan cukup

[ ] B10

11

Apakah tersedianya poster blanko SKDN? a. Tidak ada b. Ada, tapi tidak cukup c. Ada dan cukup

[ ] B11

12 Tersedianya tempat kegiatan (pos pelayanan)?

a. Ada, tidak tetap b. Ada dan tetap

[ ] B12

13 Berapa jumlah kader aktif di posyandu?

a. Ada, tetapi kurang dari 4 b. Ada, 4 atau lebih

[ ] B13

14

Apakah terdapat struktur organisasi? a. Tidak ada b. Ada, tapi tidak lengkap c. Ada, lengkap

[ ] B14

15

Apakah terdapat pembagian tugas diantara kader/pihak yang terlibat kegiatan posyandu dan pelaksanaannya?

a. Tidak ada b. Ada, tetapi tidak lengkap c. Ada dan menyeluruh

[ ] B15

16 Apakah terdapat jadwal pelaksanaan kegiatan posyandu?

a. Tidak ada

[ ] B16

Page 80: HUBUNGAN MANAJEMEN PELAKSANAAN PEMANTAUAN …

68

b. Ada

No

PERTANYAAN (KOMPONEN PROSES : PERSIAPAN)

KODE (DIISI OLEH PENELITI)

17

Apakah ada pertemuan kader untuk perencanaan kegiatan (selama 6 bulan terakhir)?

a. Tidak ada b. Tidak selalu ada/ada, tapi yang hadir

sering tidak lengkap c. Selalu ada dan Lengkap

[ ] B17

18

Apakah kader mengajak/menggerakan kelompok sasaran setiap bulan untuk datang ke posyandu?

a. Tidak ada b. Kadang ada c. Selalu ada

[ ] B18

19

Apakah kader menggerakan potensi masyarakat untuk membantu dana/sarana posyandu?

a. Tidak ada b. Ada, tapi tidak dapat bantuan c. Ada dan dapat bantuan

[ ] B19

20

Apakah kader menghubungi petugas kesehatan untuk hadir di kegiatan posyandu selama 6 bulan terakhir?

a. Tidak b. Ya, hanya salah satu/kadang-kadang c. Selalu

[ ] B20

21

Apakah kader melakukan pendekatan kepada kepala Desa dan tokoh lainnya untuk mendapat dukungan dalam memotivasi sasaran datang ke posyandu?

a. Tidak b. Ada, hanya salah Satu c. Ada, pada beberapa tokoh

[ ] B21

No

PERTANYAAN (KOMPONEN PROSES : PENIMBANGAN )

KODE (DIISI OLEH

PENELITI)

22 Apakah kegiatan penimbangan pada anak balita dilaksanakan setiap bulan?

a. Tidak

[ ] B22

Page 81: HUBUNGAN MANAJEMEN PELAKSANAAN PEMANTAUAN …

69

b. Ya

23

Apakah kader selalu mendaftar nama anak balita yang datang ke posyandu?

a. Tidak b. Ya, kadang-kadang c. Ya, selalu

[ ] B23

24

Apakah kegiatan penimbangan dilakukan oleh kader?

a. Tidak b. Ya, kadang-kadang c. Ya, selalu

[ ] B24

25

Apakah hasil penimbangan dicantumkan oleh kader pada KMS anak?

a. Tidak b. Ya, kadang c. Ya, selalu

[ ] B25

26 Apakah hasil penimbangan dicatat oleh kader pada formulir register?

a. Tidak b. Ya, kadang c. Ya, Selalu

[ ] B26

No

PERTANYAAN (KOMPONEN PROSES : PENYULUHAN)

KODE (DIISI OLEH

PENELITI)

27

Apakah kader menjelaskan makna grafik perkembangan berat badan anak balita kepada ibunya?

a. Tidak b. Ya, kadang/tanpa penyuluhan c. Ya, selalu dan dengan penyuluhan

[ ] B27

28

Apakah kader memberikan penyuluhan kepada ibu anak balita mengacu pada data KMS anak tersebut?

a. Tidak b. Ya, kadang-kadang c. Ya, selalu

[ ] B28

29

Apakah kader menjelaskan manfaat ASI eksklusif bagi bayi 0-6 bulan pada ibu hamil/ibu menyusui?

a. Tidak b. Ya, kadang/tanpa penyuluhan c. Ya, selalu dan dengan penyuluhan

[ ] B29

Page 82: HUBUNGAN MANAJEMEN PELAKSANAAN PEMANTAUAN …

70

30

Apakah kader memberikan penyuluhan kepada ibu hamil mengacu pada data KMS ibu hamil?

a. Tidak b. Ya, kadang-kadang c. Ya, selalu

[ ] B30

31

Apakah kader mencatat pemberian ASI eksklusif pada bayi 0-6 bulan di KMS anak kepada peserta yang datang ke posyandu?

a. Tidak b. Ya, kadang-kadang c. Ya, selalu

[ ] B31

No

PERTANYAAN (KOMPONEN PROSES : PELAYANAN PERTOLONGAN GIZI DAN KESEHATAN)

KODE (DIISI OLEH PENELITI)

32

Apakah kader/bidan memberikan kapsul vitamin A bagi balita setiap 1x6 bulan?

a. Tidak b. Ya

[ ] B32

33 Apakah kader/bidan memberikan suplemen tablet besi bagi ibu hamil?

a. Tidak b. Ya

[ ] B33

34

Apakah Ada pelayanan untuk mendapatkan MP-ASI/PMT penyuluhan?

a. Tidak b. Ya

[ ] B34

35

Apakah kader mengirimkan rujukan ke Puskesmas bila terjadi kasus gizi buruk?

a. Tidak b. Ya

[ ] B35

36

Apakah ada pelayanan untuk anak balita dan ibu hamil untuk memperoleh imunisasi?

a. Tidak ada b. Ada, hanya untuk anak balita

saja/hanya untuk ibu hamil saja c. Ada, untuk anak balita dan ibu hamil

[ ] B36

No

PERTANYAAN (KOMPONEN PROSES : PELAPORAN & TINDAK LANJUT)

KODE (DIISI OLEH PENELITI)

37 Apakah kader membuat laporan bulanan kegiatan posyandu (F/I/Gizi/85)?

a. Tidak

[ ] B37

Page 83: HUBUNGAN MANAJEMEN PELAKSANAAN PEMANTAUAN …

71

b. Ya

38

Apakah laporan ditulis dengan jelas dan lengkap sesuai petunjuk pengisian laporan?

a. Tidak b. Ya,

[ ] B38

39 Apakah kader membuat balok SKDN pada tingkat posyandu?

a. Tidak b. Ya,

[ ] B39

40 Apakah ada diskusi sesame kader mengenai evaluasi kegiatan posyandu?

a. Tidak b. Ya

[ ] B40

41

Apakah kader posyandu mengunjungi rumah peserta (balita dan ibu hamil) yang 2 bulan terakhir tidak datang ke posyandu?

a. Tidak b. Ya,

[ ] B41

No

PERTANYAAN (KOMPONEN OUTPUT : LAPORAN & CAKUPAN- CAKUPAN)

KODE (DIISI OLEH PENELITI)

42

Apakah laporan posyandu diserahkan ke Puskesmas paling lambat seminggu setelah penimbangan?

a. Tidak b. Ya

[ ] B42

43 Berdasarkan laporan posyandu selama 6 bulan terakhir, berapa cakupan ASI eksklusif pada bayi 0-6 bulan? a. <60% b. 60-80% c. > 80%

[ ] B43

44

Berdasarkan laporan posyandu selama 6 bulan terakhir, berapa rata-rata rasio K/S (cakupan KMS) dari laporan SKDN selama 6 buan terakhir?

a. <60% b. 60-80% c. > 80%

[ ] B44

45

Berdasarkan laporan posyandu selama 6 bulan terakhir, berapa rata-rata rasio D/S (cakupan partisipasi) dari laporan SKDN selama 6 buan terakhir?

a. <60% b. 60-80% c. > 80%

[ ] B45

Page 84: HUBUNGAN MANAJEMEN PELAKSANAAN PEMANTAUAN …

72

46

Berdasarkan laporan posyandu selama 6 bulan terakhir, berapa rata-rata rasio N/D (mutu pelayanan) dari laporan SKDN selama 6 buan terakhir?

a. <60% b. 60-80% c. > 80%

[ ] B46

47

Berdasarkan laporan posyandu selama 6 bulan terakhir, berapa rata-rata cakupan pemberian kapsul vitamin A pada anak balita?

a. <60% b. 60-80% c. > 80%

[ ] B47

48

Berapa rata-rata rasio N/S dari data SKDN selama 6 bulan? a. <60% b. 60-80% c. > 80%

[ ] B48

49

Berapa rata-rata rasio balita yang lulus penimbangan (usia 36 bulan) selama 6 bulan terakhir?

a. <60% b. 60-80% c. > 80%

[ ] B49

50

Berdasarkan laporan posyandu selama 6 bulan terkahir, berapa cakupan pemberian tabel besi pada ibu hamil trimester 3?

a. <60% b. 60-80% c. > 80%

[ ] B50

51

Bagaimana jumlah anak balita penderita gizi buruk (BGM) selama 6 bulan terakhir di tingkat desa?

a. Meningkat b. Tetap c. Berkurang

[ ] B51

Page 85: HUBUNGAN MANAJEMEN PELAKSANAAN PEMANTAUAN …

73

KUESIONER PENELITIAN HUBUNGAN MANAJEMEN PEMANTAUAN PERTUMBUHAN DENGAN

PARTISIPASI KEHADIRAN DAN STATUS GIZI DI WILAYAH KERJA PUSKESMAS TANJUNG BERINGIN KECAMATAN TANJUNG

BERINGIN (POSYANDU)

Nomor Sampel : Nama Posyandu : Desa :

A. Data Umum Responden 1. Nama : ................................................ 2. Tempat/Tgl Lahir (umur) : ................................................ 3. Nama Anak : ................................................ 4. Tgl. Lahir Anak (Umur) : ................................................ 5. Alamat : ................................................

B. Pendidikan Responden : a. Tidak Tamat SD d. Tamat SLTA/SMA/MA b. Tamat SD e. Tamat Diploma/PT c. Tamat SLTP

C. Pekerjaan Responden : a. Bekerja, sebutkan b. Tidak bekerja

D. Data Umum Sampel a. Nama : .......................................... b. Tanggal lahir (umur) : .......................................... c. Berat Badan Anak : d. BB/U :

E. Data Tingkat Partisipasi Ibu Ke Posyandu 1. Kehadiran ibu ke Posyandu dengan melihat KMS dan Buku Register

Posyandu pada kader atau bidan (beri tanda√ pada kolom hadir /tidak hadir sesuai dengan bulan penimbangan)

No. Bulan Penimbangan Tingkat Partisipasi Ibu

Hadir Tidak Hadir

1. Agustus 2017 2. September 2017 3. Oktober 2017 4. November 2017 5. Desember 2017 6. Januari 2017 7. Februari 2017 8. Maret 2017 9. April 2018 10. Mei 2018 11. Juni 2018 12. Juli 2018

Jumlah kehadiran

Page 86: HUBUNGAN MANAJEMEN PELAKSANAAN PEMANTAUAN …

74

Lampiran 1.

MASTER TABEL

No Sampel BB TL TGL_KUNJ JK BB/U Kat BB/U Pend. Resp

Pekerjaan Resp Kunj. Pos

Kat. Man Kat.

Partisipasi

1 RS 8.00 03-Oct-2017 16-Jul-18 L -0.48 Gizi Baik SMA Tidak Bekerja 10.00 Tinggi Baik

2 ES 6.30 03-Dec-2017 16-Jul-18 P -0.93 Gizi Baik PT Bekerja 7.00 Tinggi Rendah

3 A 8.00 05-Aug-2017 16-Jul-18 P -0.31 Gizi Baik PT Bekerja 8.00 Tinggi Baik

4 R 9.60 21-Jul-2017 16-Jul-18 L 0.47 Gizi Baik SMA Tidak Bekerja 10.00 Tinggi Baik

5 G 6.00 08-Oct-2017 16-Jul-18 P -2.09 Gizi Baik SMP Tidak Bekerja 6.00 Tinggi Rendah

6 A 7.50 28-Sep-17 16-Jul-18 P -0.34 Gizi Baik SMA Bekerja 7.00 Tinggi Rendah

7 A 9.10 27-May- 2017 16-Jul-18 L -0.45 Gizi Baik SMA Bekerja 12.00 Tinggi Baik

8 A 6.50 03-Nov-2017 16-Jul-18 L -1.96 Gizi Baik SMA Bekerja 5.00 Tinggi Rendah

9 S 7.80 27-Sep-17 16-Jul-18 L -0.77 Gizi Baik SMP Bekerja 8.00 Tinggi Rendah

10 N 5.90 15-Dec-2017 16-Jul-18 L -2.14 Gizi Kurang SMA Bekerja 7.00 Tinggi Rendah

11 W 7.10 13-Jul-17 16-Jul-18 P -1.50 Gizi Baik SMA Bekerja 5.00 Tinggi Rendah

12 R 8.60 07-Mar-17 16-Jul-18 P -0.39 Gizi Baik SMA Tidak Bekerja 8.00 Tinggi Baik

13 P 8.50 13-Mar-17 16-Jul-18 P 0.13 Gizi Baik SMA Tidak Bekerja 10.00 Tinggi Baik

14 T 7.90 19-Nov-2017 16-Jul-18 P -0.51 Gizi Baik SMP Tidak Bekerja 8.00 Tinggi Baik

15 R 7.50 04-Oct-2015 16-Jul-18 P -4.41 Gizi Buruk SMA Bekerja 4.00 Tinggi Rendah

16 O 15.00 01-Dec-2015 16-Jul-18 L 1.08 Gizi Baik SMA Bekerja 4.00 Tinggi Rendah

17 A 9.00 07-May-2017 16-Jul-18 L -0.70 Gizi Baik SMA Bekerja 4.00 Tinggi Rendah

18 D 7.60 01-Feb-17 16-Jul-18 L -0.07 Gizi Baik SMA Tidak Bekerja 5.00 Tinggi Rendah

19 G 6.90 06-Mar-17 16-Jul-18 L -2.66 Gizi Kurang SMA Tidak Bekerja 7.00 Tinggi Rendah

20 T 6.00 13-Jun-17 16-Jul-18 P -3.16 Gizi Buruk SMA Tidak Bekerja 6.00 Tinggi Rendah

21 N 7.20 29-Aug-2017 16-Jul-18 P -0.98 Gizi Baik SMA Tidak Bekerja 6.00 Tinggi Rendah

Page 87: HUBUNGAN MANAJEMEN PELAKSANAAN PEMANTAUAN …

75

22 K 7.00 07-Nov-2017 16-Jul-18 L -1.24 Gizi Baik SMA Tidak Bekerja 6.00 Tinggi Rendah

23 S 7.00 23-Sep-17 16-Jul-18 P -0.97 Gizi Baik SMA Bekerja 6.00 Tinggi Rendah

24 S 7.40 27-Nov-2017 16-Jul-18 P 0.29 Gizi Baik SMA Tidak Bekerja 8.00 Tinggi Rendah

25 D 13.00 28-Jul-15 16-Jul-18 L -0.58 Gizi Baik SMA Bekerja 7.00 Tinggi Rendah

26 M 8.20 06-Jul-17 16-Jul-18 P -0.35 Gizi Baik SMA Bekerja 8.00 Tinggi Baik

27 J 6.70 10-Mar-17 16-Jul-18 L -2.48 Gizi Kurang SMA Bekerja 6.00 Tinggi Rendah

28 A 8.10 13-Apr-17 16-Jul-18 L -1.81 Gizi Baik PT Bekerja 5.00 Tinggi Rendah

29 K 7.20 14-Apr-17 16-Jul-18 P -2.03 Gizi Baik SMA Tidak Bekerja 12.00 Tinggi Baik

30 D 13.40 07-Dec-2015 16-Jul-18 L 0.15 Gizi Baik SMA Tidak Bekerja 4.00 Tinggi Rendah

31 M 9.70 03-Mar-16 16-Jul-18 L -2.29 Gizi Kurang SMA Tidak Bekerja 3.00 Tinggi Rendah

32 D 7.20 30-Oct-2017 16-Jul-18 L -1.10 Gizi Baik PT Bekerja 5.00 Tinggi Rendah

33 AM 9.50 11-Mar-17 16-Jul-18 P 0.07 Gizi Baik PT Bekerja 5.00 Tinggi Rendah

34 MF 8.00 07-Jul-17 16-Jul-18 L -1.31 Gizi Baik SMA Tidak Bekerja 5.00 Tinggi Rendah

35 D 9.80 26-Oct-2017 16-Jul-18 P 1.09 Gizi Baik SMP Tidak Bekerja 9.00 Tinggi Baik

36 I 9.60 09-Mar-17 16-Jul-18 L -0.50 Gizi Baik SMA Tidak Bekerja 9.00 Tinggi Baik

37 TS 7.60 19-Jun-16 16-Jul-18 L -3.82 Gizi Buruk SMA Tidak Bekerja 7.00 Tinggi Rendah

38 MB 10.50 03-Apr-16 16-Jul-18 L -1.42 Gizi Baik SMA Tidak Bekerja 8.00 Tinggi Rendah

39 JP 15.50 26-Jan-16 16-Jul-18 L 1.65 Gizi Baik SMA Tidak Bekerja 7.00 Tinggi Rendah

40 EN 9.70 31-Jan-16 16-Jul-18 L -0.56 Gizi Baik SMA Tidak Bekerja 8.00 Tinggi Rendah

41 RS 7.90 28-Sep-17 16-Jul-18 L -0.06 Gizi Baik SMA Tidak Bekerja 8.00 Tinggi Rendah

42 AN 6.60 27-Oct-2017 17-Jul-18 L -1.93 Gizi Baik SMA Tidak Bekerja 9.00 Rendah Baik

43 MS 9.90 07-Sep-15 17-Jul-18 L -2.76 Gizi Kurang SMA Tidak Bekerja 12.00 Rendah Baik

44 NP 9.30 21-Dec-2015 17-Jul-18 P -2.45 Gizi Kurang SMA Tidak Bekerja 9.00 Rendah Baik

45 EP 12.70 25-Dec-2015 17-Jul-18 L -0.67 Gizi Baik SMA Tidak Bekerja 9.00 Rendah Baik

46 MH 9.60 01-Aug-2017 17-Jul-18 L 0.56 Gizi Baik SMA Tidak Bekerja 11 Rendah Baik

Page 88: HUBUNGAN MANAJEMEN PELAKSANAAN PEMANTAUAN …

76

47 AS 9.00 25-Nov-2016 17-Jul-18 L -1.70 Gizi Baik SMA Tidak Bekerja 12.00 Rendah Baik

48 SG 7.70 07-Aug-2017 17-Jul-18 L -1.41 Gizi Baik SMA Bekerja 11.00 Rendah Baik

49 BR 9.40 15-Feb-16 17-Jul-18 L -2.63 Gizi Kurang SMA Bekerja 8.00 Rendah Rendah

50 DM 10.50 08-Dec-2015 17-Jul-18 L -1.96 Gizi Baik SMA Tidak Bekerja 12.00 Rendah Baik

51 KM 13.70 01-May-2014 17-Jul-18 L -1.44 Gizi Baik SMA Tidak Bekerja 12.00 Rendah Baik

52 FL 5.10 11-Apr-18 17-Jul-18 P 1.13 Gizi Baik SMA Bekerja 3.00 Rendah Rendah

53 DS 10.00 08-Dec-2016 18-Jul-18 P -0.07 Gizi Baik SMA Bekerja 8.00 Rendah Rendah

54 PR 9.30 24-Oct-2016 18-Jul-18 P -0.91 Gizi Baik SMP Bekerja 11.00 Rendah Baik

55 FP 13.40 10-Aug-2015 18-Jul-18 L -0.45 Gizi Baik PT Bekerja 12.00 Rendah Baik

56 NP 10.10 24-Jan-17 18-Jul-18 L -0.32 Gizi Baik SMA Tidak Bekerja 12.00 Rendah Baik

57 RP 10.00 06-Apr-17 18-Jul-18 L 0.04 Gizi Baik SMA Tidak Bekerja 11.00 Rendah Baik

58 RN 7.30 24-Mar-17 18-Jul-18 P -2.06 Gizi Kurang SMA Bekerja 5.00 Rendah Rendah

59 IS 10.80 04-Oct-2016 18-Jul-18 P 0.21 Gizi Baik SMA Tidak Bekerja 11.00 Rendah Baik

60 LN 6.00 28-Jan-18 18-Jul-18 P -0.28 Gizi Baik SD Tidak Bekerja 12.00 Rendah Baik

61 DR 11.20 31-Dec-2016 18-Jul-18 L 0.47 Gizi Baik SMP Bekerja 12.00 Rendah Baik

62 HS 12.10 26-Aug-2013 18-Jul-18 L -2.98 Gizi Kurang SMA Bekerja 10.00 Rendah Baik

63 FS 12.31 21-Jan-14 18-Jul-18 P -2.78 Gizi Kurang SMA Bekerja 10.00 Rendah Baik

64 YC 7.70 15-Aug-2016 18-Jul-18 P -2.93 Gizi Kurang SMA Tidak Bekerja 10.00 Rendah Baik

65 TP 9.81 11-Aug-2015 18-Jul-18 P -2.52 Gizi Kurang SMA Tidak Bekerja 9.00 Rendah Baik

66 GL 11.80 30-Oct-2013 18-Jul-18 P -2.82 Gizi Kurang SMP Bekerja 9.00 Rendah Baik

67 YS 8.10 06-Apr-17 18-Jul-18 P -1.10 Gizi Baik PT Bekerja 12.00 Rendah Baik

68 CL 9.90 04-Dec-2016 18-Jul-18 L -0.80 Gizi Baik SMA Tidak Bekerja 7.00 Rendah Rendah

69 YF 5.60 25-Jan-18 18-Jul-18 P -0.91 Gizi Baik PT Tidak Bekerja 6.00 Rendah Rendah

70 NT 8.30 03-Jun-17 18-Jul-18 L -1.25 Gizi Baik SMA Bekerja 9.00 Rendah Baik

71 RV 9.60 21-Jul-17 18-Jul-18 L 0.46 Gizi Baik SMA Bekerja 8.00 Rendah Rendah

Page 89: HUBUNGAN MANAJEMEN PELAKSANAAN PEMANTAUAN …

77

72 RL 8.20 27-Mar-17 18-Jul-18 L -1.83 Gizi Baik SMA Bekerja 9.00 Rendah Baik

73 RM 8.30 18-Jan-17 18-Jul-18 P 0.38 Gizi Baik SMA Tidak Bekerja 7.00 Rendah Rendah

74 NM 9.80 28-Apr-17 18-Jul-18 P 0.61 Gizi Baik SMA Bekerja 11.00 Rendah Baik

75 FS 5.40 14-Feb-18 18-Jul-18 P -0.68 Gizi Baik PT Bekerja 10.00 Rendah Baik

76 GS 6.90 07-Sep-17 18-Jul-18 L -2.11 Gizi Kurang SMP Bekerja 8.00 Rendah Rendah

77 DB 7.60 23-Apr-17 18-Jul-18 L -2.34 Gizi Kurang SMA Tidak Bekerja 9.00 Rendah Baik

Page 90: HUBUNGAN MANAJEMEN PELAKSANAAN PEMANTAUAN …

64

Lampiran 2.

Frekuensi Variabel

12. Pendidikan Ibu

Pendidikan_Ibu

Frequency Percent Valid Percent

Cumulative Percent

Valid Tamat SD 1 1.3 1.3 1.3

Tamat SMP 8 10.4 10.4 11.7

Tamat SMA 59 76.6 76.6 88.3

PT 9 11.7 11.7 100.0

Total 77 100.0 100.0

13. Pekerjaan Ibu

Pekerjaan_Ibu

Frequency Percent Valid Percent

Cumulative Percent

Valid Bekerja 36 46.8 46.8 46.8

Tidak Bekerja 41 53.2 53.2 100.0

Total 77 100.0 100.0

14. Umur Ibu

umur_ibuu

Frequency Percent Valid Percent

Cumulative Percent

Valid 23-25 5 6.5 6.5 6.5

26-28 26 33.8 33.8 40.3

29-31 23 29.9 29.9 70.1

32-34 16 20.8 20.8 90.9

35-37 3 3.9 3.9 94.8

38-40 2 2.6 2.6 97.4

41-45 2 2.6 2.6 100.0

Total 77 100.0 100.0

15. Umur Anak

umur_anak

Frequency Percent Valid Percent

Cumulative Percent

Valid 1-7 20 26.0 26.0 26.0

8-14 21 27.3 27.3 53.2

15-21 7 9.1 9.1 62.3

22-28 11 14.3 14.3 76.6

29-35 13 16.9 16.9 93.5

Page 91: HUBUNGAN MANAJEMEN PELAKSANAAN PEMANTAUAN …

65

36-42 1 1.3 1.3 94.8

43-49 1 1.3 1.3 96.1

50-57 3 3.9 3.9 100.0

Total 77 100.0 100.0

16. Jenis Kelamin Anak

JK

Frequency Percent Valid Percent

Cumulative Percent

Valid Laki-Laki 44 57.1 57.1 57.1

Perempuan 33 42.9 42.9 100.0

Total 77 100.0 100.0

17. Kategori Komponen Input

Kat_Input

Frequency Percent Valid Percent

Cumulative

Percent

Valid Rendah 2 40.0 40.0 40.0

Baik 3 60.0 60.0 100.0

Total 5 100.0 100.0

18. Kategori Komponen Proses

Kat_proses

Frequency Percent Valid Percent

Cumulative

Percent

Valid Rendah 4 80.0 80.0 80.0

Baik 1 20.0 20.0 100.0

Total 5 100.0 100.0

19. Kategori Komponen Output

Kat_Output

Frequency Percent Valid Percent

Cumulative

Percent

Valid Rendah 5 100.0 100.0 100.0

Page 92: HUBUNGAN MANAJEMEN PELAKSANAAN PEMANTAUAN …

66

20. Kategori Manajemen

Kat_Total

Frequency Percent Valid Percent

Cumulative

Percent

Valid Rendah 3 60.0 60.0 60.0

Baik 2 40.0 40.0 100.0

Total 5 100.0 100.0

21. Kategori Partisipasi

kat_partisipasi

Frequency Percent Valid Percent

Cumulative

Percent

Valid Rendah 39 50.6 50.6 50.6

Baik 38 49.4 49.4 100.0

Total 77 100.0 100.0

22. Kategori Status Gizi

Kat_bbu

Frequency Percent Valid Percent

Cumulative

Percent

Valid Gizi Buruk 3 3.9 3.9 3.9

Gizi Kurang 15 19.5 19.5 23.4

Gizi Baik 59 76.6 76.6 100.0

Total 77 100.0 100.0

Page 93: HUBUNGAN MANAJEMEN PELAKSANAAN PEMANTAUAN …

67

Lampiran 3.

HASIL UJI STATISTIK

1. Hubungan Manajemen Pelaksanaan Pemantauan Pertumbuhan terhadap

Partisipasi Kehadiran

Crosstab

kat_partisipasi

Total

Rendah Baik

kat_manajemen Rendah Count 9 27 36

% within kat_manajemen 25.0% 75.0% 100.0%

Tinggi Count 30 11 41

% within kat_manajemen 73.2% 26.8% 100.0%

Total Count 39 38 77

% within kat_manajemen 50.6% 49.4% 100.0%

Chi-Square Tests

Value Df

Asymp. Sig. (2-

sided)

Exact Sig. (2-

sided)

Exact Sig. (1-

sided)

Pearson Chi-Square 17.795a 1 .000

Continuity Correctionb 15.920 1 .000

Likelihood Ratio 18.556 1 .000

Fisher's Exact Test .000 .000

N of Valid Cases 77

a. 0 cells (,0%) have expected count less than 5. The minimum expected count is 17,77.

b. Computed only for a 2x2 table

2. Hubungan Manajemen Pelaksanaan Pemantauan Pertumbuhan terhadap

Status Gizi

Crosstab

Kat_bbu

Total

Gizi Buruk Gizi Kurang Gizi Baik

kat_manajemen Rendah Count 0 11 25 36

% within kat_manajemen .0% 30.6% 69.4% 100.0%

Page 94: HUBUNGAN MANAJEMEN PELAKSANAAN PEMANTAUAN …

68

Tinggi Count 3 4 34 41

% within kat_manajemen 7.3% 9.8% 82.9% 100.0%

Total Count 3 15 59 77

% within kat_manajemen 3.9% 19.5% 76.6% 100.0%

Chi-Square Tests

Value df

Asymp. Sig. (2-

sided)

Pearson Chi-Square 7.346a 2 .025

Likelihood Ratio 8.609 2 .014

N of Valid Cases 77

a. 2 cells (33,3%) have expected count less than 5. The minimum expected

count is 1,40.

Rekapitulasi Skor Kuesioner Manajemen Pelaksanaan Pemantauan Pertumbuhan

No Komponen

Kinerja

Rata-rata Skor

(95% CI) Standar Deviasi

Nilai Terendah-

tertinggi

1 Input 113.02 – 118.12 12.58 85 – 135

2 Proses 166.54 – 173.87 18.1 110 – 200

3 Output 53.16 – 59.75 16.27 10 – 95

4 Total Kinerja 334.87 – 349.61 36.39 245 - 425

No Komponen Sarana Rata-rata

Skor

(95% CI)

Standar

Deviasi

Nilai Terendah-

tertinggi

1 Tersedianya timbangan 9.52 – 10 0.99 5 – 10

2 Tersedianya alat penyuluhan 3.82 – 6.18 4.17 0 - 10

3 Tersedianya KMS anak 4.55 – 5.25 1.23 0 - 10

4 Tersedianya KMS ibu hamil 0.35 – 1.45 1.94 0 – 5

5 Tersedianya PMT/MP-ASI 6.19 – 7.81 2.86 0 - 10

6 Tersedianya formulir

pendataan

9.21 – 9.99 1.37 5 - 10

7 Tersedianya formulir

pencatatan

8.85 – 9.95 1.93 0 - 10

8 Tersedianya formulir

pelaporan

9.36 – 10 1.19 5 - 10

9 Tersedianya blanko SKDN 7.80 – 9.60 3.16 0 - 10

10 Tersedianya tablet Fe 7.26 – 9.14 3.31 0 - 10

11 Tersedianya vitamin A 10 0.00 0 – 10

Page 95: HUBUNGAN MANAJEMEN PELAKSANAAN PEMANTAUAN …

69

12 Tersedianya tempat

posyandu

3.80 – 4.80 1.75 0 - 5

13 Tersedianya struktur

organisasi

7.11 – 9.09 3.48 0 - 10

14 Tersedianya pembagian

tugas

8.55 – 9.65 1.94 5 - 10

15 Tersedianya jadwal kegiatan

Posyandu

4.70 - 5 0.88 0 – 5

16 Terdapat kader aktif 4.52 – 5 0.72 0 - 5

No Komponen Persiapan Rata-rataSkor

(95% CI)

StandarD

eviasi

Nilai Terendah-

tertinggi

1 Pertemuan kader 6.58 – 8.22 2.90 0 - 10

2 Mengajak sasaran ke

posyandu

8.60 – 9.80 2.11 0 - 10

3 Menggerakan potensi

masyarakat

3.49 – 6.11 4.63 0 - 10

4 Menghubungi petugas

kesehatan,

PLKB, dan PPL

7.14 – 8.86 3.03 0 - 10

5 Pendekatan kepada kepala

Desa/tokoh masyarakat 7.03 - 8.57 2.70 0 - 10

No Komponen Penimbangan Rata-rata Skor

(95% CI)

Standar Deviasi Nilai Terendah-

tertinggi

1 Bayi dan balita melakukan

penimbangan setiap bulan 5 0.00 5

2 Kader mendaftarkan nama

bayi dan balita 9.70 – 10 0.71 5 - 10

3 Penimbangan dilakukan oleh

kader

10 0.00 10

4 Hasil penimbangan

dicantumkan di

KMS anak

10 0.00 10

5 Hasil penimbangan dicatat di

formulir register oleh kader 9.12 – 10 1.70 0 - 10

No Komponen Penyuluhan Rata-rata Skor

(95% CI)

Standar

Deviasi

Nilai Terendah-

tertinggi

1 Kader menjelaskan makna grafik

berat badan anak 7.89 – 9.31

2.48 0 - 10

2 Kader memberikan penyuluhan

pada

ibu balita mengacu KMS anak

8.48 – 9.72

2.19 0 - 10

Page 96: HUBUNGAN MANAJEMEN PELAKSANAAN PEMANTAUAN …

70

3 Kader menjelaskan ASI eksklusif 7.67 –

9.13

2.56 0 - 10

4 Kader memberikan penyuluhan

pada ibu hamil mengacu KMS ibu

hamil

3 – 5.20 3.87 0 - 10

5 Kader mencatat pemberian ASI

eksklusif di KMS anak 6.10 – 8.10

3.51 0 - 10

No Komponen Pertolongan Gizi dan

Kesehatan Rata-rata Skor

(95% CI) Standar Deviasi

Nilai

Terendah- tertinggi

1 Kader/bidan memberikan kapsul

Vitamin A 4.70 – 5.10

0.71 0 - 5

2 Kader/bidan memberikan tablet

Fe pada ibu hamil 1.88 –

3.2 2.52 0 - 5

3 Pelayanan pemberian PMT/MP-

ASI penyuluhan 4.21 – 4.99

1.37 0 - 5

4 Kader memberikan rekomendasi

pada balita gizi buruk/BGM ke

Puskesmas

4.70 – 5.10

0.71 0 - 5

5 Pelayanan imunisasi untuk anak

balita dan ibu hamil 5.72 – 7.48

3.10 0 - 10

No Komponen Pelaporan dan

Rencana Tindak Lanjut Rata-rata

Skor (95% CI)

Standar Deviasi

Nilai Terendah-

tertinggi

1 Kader membuat laporan bulanan

posyandu 5 0.00 0 - 5

2 Laporan ditulis dengan jelas dan

lengkap 4.52 – 5 0.99 0 - 5

3 Kader membuat blanko SKDN 3.80 – 4.80

1.75 0 - 5

4 Kader melakukan evaluasi

kegiatan

posyandu

4.36 – 5 1.19 0 - 5

5 Kader mengunjungi peserta

posyandu

yang tidak datang 2 bulan terakhir

3.67 – 4.73

1.85 0 - 5

No Komponen Output Rata-rata Skor

(95% CI)

Standar

Deviasi

Nilai Terendah-

tertinggi

1 Laporan diserahkan ke

Puskesmas paling lambat 1

minggu setelah kegiatan

posyandu

4.21 – 4.99

1.37

0 - 5

2 Cakupan ASI eksklusif 0.61 –

1.99

2.44 0 - 10

Page 97: HUBUNGAN MANAJEMEN PELAKSANAAN PEMANTAUAN …

71

3 Cakupan K/S 9.40 –

10

1.41 0 - 10

4 Cakupan D/S 4.89 –

6.51

2.86 0 - 10

5 Cakupan N/D 3.70 –

5.50

3.17 0 - 10

6 Cakupan N/S 2.11 –

4.09

3.48 0 - 10

7 Rasio balita lulus penimbangan 0.61 –

1.99

2.44 0 - 10

8 Penurunan jumlah balita gizi

buruk/BGM 8.66 – 9.94

2.26 0 - 10

9 Cakupan tablet Fe 0.13 –

1.27

2.02 0 - 10

10 Cakupan vitamin A 5.54 –

7.26

3.04 0 - 10

Page 98: HUBUNGAN MANAJEMEN PELAKSANAAN PEMANTAUAN …

64

Jadwal Pelaksanaan Posyandu

No Desa Posyandu Penanggung

Jawab

Tanggal/Bulan Kegiatan

Jan Feb Mar Apr Mei Jun Jul Agu Sep Okt Nov Des

1 Pekan Cemara I Eka Yuani

11 12 12 11 11 11 11 11 12 11 12 11

Cemara II Rismawaty

Purba 12 12 12 12 12 12 12 12 12 12 12 12

Cemara III

16 17 16 16 16 16 16 16 17 16 16 17

Cemara VI

5 5 5 5 5 5 5 6 5 5 5 5

Cemara XIV

9 9 9 10 9 9 9 9 10 9 9 10

Cemara XI

4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4

Cemara VII

14 14 14 14 14 14 14 14 14 14 14 14

Nagur Seroja I Murnila

6 6 6 6 6 6 6 6 6 6 6 6

Seroja II Elisa P. Nst

8 8 8 8 8 8 8 8 8 8 8 8

Seroja III

16 16 16 16 16 16 16 16 16 16 16 16

Seroja IV

9 9 9 9 9 9 9 9 9 9 9 9

Seroja V

10 10 10 10 10 10 10 10 10 10 10 10

Seroja VI

13 13 13 13 13 13 13 13 13 13 13 13

P. Cermai

Flamboyan I Elvi Sahara

12 12 12 12 12 12 12 12 12 12 12 12

Flamboyan II

15 15 15 15 15 15 15 15 15 15 15 15

Flamboyan III

22 22 22 22 22 22 22 22 22 22 22 22

Flamboyan IV

10 10 10 10 10 10 10 10 10 10 10 10

Page 99: HUBUNGAN MANAJEMEN PELAKSANAAN PEMANTAUAN …

65

Serdang Bedagai, 18 Januari 2018

Mengetahui

dr. Rina Manurung

1977211012003110000

Flamboyan V

10 10 10 10 10 10 10 10 10 10 10 10

T. Tinggi Melati I Sri Yanti

10 10 10 10 10 10 10 10 10 10 10 10

Melati II Nurhayati S

12 12 12 12 12 12 12 12 12 12 12 12

Melati III

15 15 15 15 15 15 15 15 15 15 15 15

Melati IV

15 15 15 15 15 15 15 15 15 15 15 15

Melati V

16 16 16 16 16 16 16 16 16 16 16 16

Melati VI

16 16 16 16 16 16 16 16 16 16 16 16

Mangga Dua

Anggrek I Dewi Rosmalasari

18 18 18 18 18 18 18 18 18 18 18 18

Anggrek II

19 19 19 19 19 19 19 19 19 19 19 19

Pematang Terang

Dahlia I Erma D. Haloho

17 17 17 17 17 17 17 17 17 17 17 17

Dahlia II

16 16 16 16 16 16 16 16 16 16 16 16

Dahlia III

18 18 18 18 18 18 18 18 18 18 18 18

Suka Jadi

Kamboja I Sri Rohayuni 11 11 11 11 11 11 11 11 11 11 11 11

Kamboja II

12 12 12 12 12 12 12 12 12 12 12 12

Bandar Kuala

Mawar I Asmiati

18 18 18 18 18 18 18 18 18 18 18 18

Mawar III

19 19 19 19 19 19 19 19 19 19 19 19

Page 100: HUBUNGAN MANAJEMEN PELAKSANAAN PEMANTAUAN …

66

Lampiran 7. Dokumentasi

Page 101: HUBUNGAN MANAJEMEN PELAKSANAAN PEMANTAUAN …

67

Formulir Registrasi Posyandu

Hari/Tanggal : ..........................................................

Desa : ..........................................................

Posyandu : ..........................................................

No Nama Balita Nama Orangtua Tanggal Lahir Alamat

Serdang Bedagai, Mengetahui

dr. Rina Manurung

1977211012003110000

Page 102: HUBUNGAN MANAJEMEN PELAKSANAAN PEMANTAUAN …

68

Page 103: HUBUNGAN MANAJEMEN PELAKSANAAN PEMANTAUAN …

69

Page 104: HUBUNGAN MANAJEMEN PELAKSANAAN PEMANTAUAN …

70

Bukti Bimbingan Skripsi

Nama : Nurhasanah Umma NIM : P01031214042 Judul : Hubungan Manajemen Pelaksanaan Pemantauan

Pertumbuhan Terhadap Partisipasi Kehadiran Posyandu dan Status Gizi Balita di Wilayah Kerja Puskesmas Tanjung Beringin Kec. Tanjung Beringin

No Tanggal Judul/Topik Bimbingan T.tangan Mahasiswa

T.Tangan Pembimbing

1 13 Nov 2017

Revisi BAB I – III Proposal Skripsi

2 16 Nov 2017

Revisi BAB I – III Proposal Skripsi dengan penguji I

3 20 Nov 2017

Revisi BAB II Proposal Skripsi dengan Penguji I

4 27 Nov 2017

Revisi BAB II Proposal Skripsi dengan Penguji I

5 11 Des 2017

Revisi BAB III Proposal Skripsi dengan Penguji I

6 13 Des 2017

Revisi Metode Penelitian dengan Penguji I

7 27 Des 2017

Revisi Kuesioner dengan Penguji I

8 22 Jan 2018 Revisi Kuesioner II dengan Penguji I

9 12 Feb 2018 Revisi Kuesioner III dengan penguji I

10 19 Feb 2018 Uji Validitas Kuesioner

11 20 April 2018

Acc Penguji I

12 30 Mei 2018 Revisi Penguji II

13 30 Mei 2018 Acc Penguji II

Page 105: HUBUNGAN MANAJEMEN PELAKSANAAN PEMANTAUAN …

71

14 5 Jun 2018 Pengumpulan data di Dinas Kesehatan Serdang Bedagai

15 11 Jun 2018 Pengumpulan data di Puskesmas Tanjung Beringin

16 11 Jun 2018 Observasi dan Pengumpulan data di Posyandu Desa Pematang Terang

17 15 Jun 2018 Pengolahan Data Univariat dan Bivariat

18 20 Jun 2018 Pengerjaan BAB IV

19 26 Jun 2018 Revisi BAB IV dengan pembimbing

20 3 Agu 2018 Revisi BAB IV kedua dengan Pembimbing

21 7 Agu 2018 Revisi menyeluruh dengan Pembimbing

22 7 Agu 2018 Acc Skripsi

23 14 Agu 2018

Seminar Hasil Skripsi

24 16 Agu 2018

Revisi I dengan Pembimbing

25 21 Agu 2018

Revisi II dengan Pembimbing

26 22 Agu 2018

Acc Pembimbing

27 24 Agu 2018

Revisi Penguji I

28 31 Agu 2018

Acc Penguji I

29 1 Sept 2018 Revisi Penguji II

30 1 Sept 2018 Acc Penguji II

31 5 Sept 2018 Acc Pembimbing untuk Jilid Lux