hubungan bilateral antara indonesia dengan malaysia dalam bidang politik

16
Hubungan Bilateral antara Indonesia dengan Malaysia dalam Bidang Politik Beberapa kali mengalami pasang surut. Pada tahun 1963, terjadi konfrontasi antara Indonesia dan Malaysia. Perang ini berawal dari keinginan Malaysia untuk menggabungkan Brunei, Sabah dan Sarawak dengan Persekutuan Tanah Melayu pada tahun 1961 (Lihat: Konfrontasi Indonesia-Malaysia). Hubungan antara Indonesia dan Malaysia juga sempat memburuk pada tahun 2002 ketika kepulauan Sipadan dan Ligitan di klaim oleh Malaysia sebagai wilayah mereka, dan berdasarkan keputusan Mahkamah Internasional (MI) di Den Haag, Belanda bahwa Sipadan dan Ligitan merupakan wilayah Malaysia. Sipadan dan Ligitan merupakan pulau kecil di perairan dekat kawasan pantai negara bagian Sabah dan Provinsi Kalimantan Timur, yang diklaim dua negara sehingga menimbulkan persengkataan yang berlangsung selama lebih dari tiga dekade. Sipadan dan Ligitan menjadi ganjalan kecil dalam hubungan sejak tahun 1969 ketika kedua negara mengajukan klaim atas kedua pulau itu. Kedua negara tahun 1997 sepakat untuk menyelesaikan sengketa wilayah itu di MI setelah gagal melakukan negosiasi bilateral. Kedua belah pihak menandatangani kesepakatan pada Mei 1997 untuk menyerahkan persengkataan itu kepada MI. MI diserahkan tanggung jawab untuk menyelesaikan sengketa dengan jiwa kemitraan. Kedua belah pihak juga sepakat untuk menerima keputusan pengadilan sebagai penyelesaian akhir sengketa tersebut. Selain itu, pada 2005 terjadi sengketa mengenai batas wilayah dan kepemilikan Ambalat.Selain itu pula.

Upload: puji-lestari

Post on 04-Jul-2015

8.168 views

Category:

Documents


0 download

TRANSCRIPT

Page 1: Hubungan Bilateral Antara Indonesia Dengan Malaysia Dalam Bidang Politik

Hubungan Bilateral antara Indonesia dengan Malaysia dalam Bidang Politik

Beberapa kali mengalami pasang surut. Pada tahun 1963, terjadi konfrontasi

antara Indonesia dan Malaysia. Perang ini berawal dari keinginan Malaysia untuk

menggabungkan Brunei, Sabah dan Sarawak dengan Persekutuan Tanah Melayu

pada tahun 1961 (Lihat: Konfrontasi Indonesia-Malaysia). Hubungan antara

Indonesia dan Malaysia juga sempat memburuk pada tahun 2002 ketika kepulauan

Sipadan dan Ligitan di klaim oleh Malaysia sebagai wilayah mereka, dan

berdasarkan keputusan Mahkamah Internasional (MI) di Den Haag, Belanda bahwa

Sipadan dan Ligitan merupakan wilayah Malaysia. Sipadan dan Ligitan merupakan

pulau kecil di perairan dekat kawasan pantai negara bagian Sabah dan Provinsi

Kalimantan Timur, yang diklaim dua negara sehingga menimbulkan persengkataan

yang berlangsung selama lebih dari tiga dekade. Sipadan dan Ligitan menjadi

ganjalan kecil dalam hubungan sejak tahun 1969 ketika kedua negara mengajukan

klaim atas kedua pulau itu. Kedua negara tahun 1997 sepakat untuk menyelesaikan

sengketa wilayah itu di MI setelah gagal melakukan negosiasi bilateral. Kedua belah

pihak menandatangani kesepakatan pada Mei 1997 untuk menyerahkan

persengkataan itu kepada MI. MI diserahkan tanggung jawab untuk menyelesaikan

sengketa dengan jiwa kemitraan. Kedua belah pihak juga sepakat untuk menerima

keputusan pengadilan sebagai penyelesaian akhir sengketa tersebut. Selain itu, pada

2005 terjadi sengketa mengenai batas wilayah dan kepemilikan Ambalat.Selain itu

pula. Pada Oktober 2007 terjadi konflik akan lagu Rasa Sayang-Sayange dikarenakan

lagu ini digunakan oleh departemen Pariwisata Malaysia untuk mempromosikan

kepariwisataan Malaysia, yang dirilis sekitar Oktober 2007. Sementara Menteri

Pariwisata Malaysia Adnan Tengku Mansor mengatakan bahwa lagu Rasa Sayange

merupakan lagu Kepulauan Nusantara (Malay archipelago), Gubernur Maluku Karel

Albert Ralahalu bersikeras lagu "Rasa Sayange" adalah milik Indonesia, karena

merupakan lagu rakyat yang telah membudaya di provinsi ini sejak leluhur, sehingga

klaim Malaysia itu hanya mengada-ada. Gubernur berusaha untuk mengumpulkan

bukti otentik bahwa lagu Rasa Sayange merupakan lagu rakyat Maluku, dan setelah

bukti tersebut terkumpul, akan diberikan kepada Menteri Kebudayaan dan

Pariwisata. Menteri Pariwisata Malaysia Adnan Tengku Mansor menyatakan bahwa

rakyat Indonesia tidak bisa membuktikan bahwa lagu Rasa Sayange merupakan lagu

rakyat Indonesia.

Page 2: Hubungan Bilateral Antara Indonesia Dengan Malaysia Dalam Bidang Politik

Hubungan Bilateral Indonesia dengan Singapura di Bidang Politik

Sejak tampilnya pemerintahan baru di Indonesia dan Singapura pada semester

ke-2 tahun 2004, hubungan bilateral Indonesia-Singapura mengindikasikan

perkembangan yang lebih positif dan konstruktif. Saling kunjung antar Kepala

Pemerintahan kedua negara dan pejabat tinggi lainnya juga menunjukkan

peningkatan yang signifikan. Indikasi positif ini juga telah mendorong

pengembangan sektor-sektor kerjasama baru yang saling menguntungkan dan

kemajuan upaya penyelesaian outstanding issues. Pernyataan PM Lee Hsien Loong

di Parlemen pada 19 Januari 2005 dan pernyataan Menlu George Yeo di Parlemen

pada 18 Januari 2005, 17 Oktober 2005 dan 2 Maret 2006 mengindikasikan

pentingnya kedudukan Indonesia bagi Singapura dan kemajuan dalam hubungan

bilateral Indonesia-Singapura, khususnya menyangkut upaya penyelesaian

outstanding issues.

Pada pertemuan informal Presiden RI Susilo Bambang Yudhoyono dan PM

Singapura Lee Hsien Loong di Bali, 3-4 Oktober 2005  memenuhi usulan PM

Singapura, kedua kepala pemerintahan ini sepakat memparalelkan perundingan 3

perjanjian kerjasama yaitu perjanjian kerjasama pertahanan, perjanjian ekstradisi dan

perjanjian counter-terrorism.

Kunjungan kenegaraan Presiden RI Susilo Bambang Yudhoyono ke

Singapura 15-16 Pebruari 2005, kunjungan kerja Presiden RI ke Singapura pada 6-7

Agustus 2006 dan pertemuan informal Presiden RI dengan PM Lee Hsien Loong di

sela-sela Pertemuan Tahunan Forbes Global CEO Conference ke-6 di Singapura pada

4 September 2006 telah memantapkan pengertian bersama kedua negara untuk

mengembangkan jalinan hubungan bilateral dengan spektrum elemen substansi

seluas mungkin, sementara secara simultan memajukan pembicaraan mengenai

penyelesaian berbagai outstanding issues. Peran menonjol Pemerintah dan

masyarakat Singapura dalam memberikan bantuan kemanusiaan kepada korban

bencana alam gempa bumi dan Tsunami di Sumatera Utara dan Nanggroe Aceh

Darussalam Aceh pada 26 Desember 2004, bencana gempa dasar laut di dekat Pulau

Nias dan Pulau Simeleu Maret 2005, bencana gempa bumi di Yogyakarta dan Jawa

Tengah dan tsunami di Pangandaran 2006 tersebut telah berpengaruh positif terhadap

persepsi publik tertentu Indonesia terhadap Singapura, dan merupakan faktor positif

lain bagi perkembangan hubungan baik kedua negara.

Page 3: Hubungan Bilateral Antara Indonesia Dengan Malaysia Dalam Bidang Politik

Hubungan Bilateral Indonesia dengan Jepang di Bidang Politik

Hubungan diplomasi antara Indonesia dan Jepang telah memasuki tahun emas

atau tahun ke lima puluh, yang tepatnya jatuh pada tahun depan (2008). Indonesia

dan Jepang telah menjalin hubungan kerjasama luar negeri sejak tahun 1958, baik itu

didalam bidang perekonomi, perdagangan ekspor-impor dan sebagainya. Hal ini juga

dapat ditunjukkan dengan semakin bertambahnya jumlah mahasiswa Indonesia yang

sekolah di Jepang dan juga sebaliknya, serta banyaknya  pengusaha Jepang yang

membangun kegiatan bisnisnya di Indonesia, sehingga dapat menjadi jembatan baru

antara Indonesia dan Jepang dalam mempererat hubungan diplomasi antara kedua

negara.

Pada peringatan hubungan diplomasi yang kelimapuluh antara Indonesia dan

Jepang, “Insya Allah, Bapak Presiden Susilo Bambang Yudhoyono menurut rencana

akan berkunjung ke Tokyo, Jepang pada tahun 2008 nanti”, kata Bapak Duta Besar

RI untuk Jepang Jusuf Anwar di sela-sela acara “Sarasehan 50 tahun hubungan

diplomasi Republik Indonesia-Jepang dan Syukuran Wisudawan-wati PPI-KANTO,

tanggal 3 Maret 2007.

Page 4: Hubungan Bilateral Antara Indonesia Dengan Malaysia Dalam Bidang Politik

Hubungan Bilateral Indonesia dengan Singapura di Bidang Ekonomi

Pada dasarnya kedua negara memiliki tingkat komplementaritas ekonomi

yang tinggi. Di satu sisi, Singapura mempunyai keunggulan di sektor knowledge,

networking, financial resources dan technological advance. Sementara Indonesia

memiliki sumber daya alam dan mineral yang melimpah serta tersedianya tenaga

kerja yang kompetitif.

Sebagai negara yang wilayahnya kecil, pasar domestiknya sangat terbatas dan

sumber daya alamnya langka, Singapura sangat menggantungkan perekonomiannya

pada perdagangan luar negeri. Oleh karena itu pula Singapura sangat berkepentingan

terhadap sistem perdagangan internasional yang terbuka dan bebas di bawah naungan

WTO. Guna mengamankan kepentingannya, Singapura tidak hanya mengandalkan

pada proses negosiasi multilateral, sejak 1999 Singapura telah mulai menjajagi

bentuk-bentuk pengaturan perdagangan bilateral. Belakangan dengan tersendatnya

proses negosiasi di WTO, Singapura semakin gencar menempuh langkah-langkah

bilateral dan regional yang diyakini dapat mengakselerasi proses liberalisasi

perdagangan dan memperkuat sistem perdagangan multilateral.

Pada dasarnya hubungan bilateral Indonesia-Singapura memiliki fondasi yang

sangat kuat yang dibuktikan dengan telah ditandatanganinya berbagai Kesepakatan

ataupun Perjanjian antara kedua negara. Selain itu, untuk fondasi kerjasama ekonomi

khususnya antara Singapura dengan Batam dan Riau, kedua negara memiliki Legal

Framework yang kokoh dengan ditandatanganinya beberapa Persetujuan antara lain:

Basic Agreement on Economic and Technical Cooperation yang ditandatangani di

Singapura 29 Agustus 1974;

Perjanjian Kerjasama Ekonomi dan Teknik RI-Singapura (1977);

Perjanjian Kerjasama Ekonomi dan Teknik untuk Pengembangan Pulau Batam

(31 Oktober 1980);

Perjanjian Penghindaran Pajak Berganda/P3B (1990);

Persetujuan Kerjasama Ekonomi dalam rangka Pengembangan Propinsi Riau (28

Agustus 1990);

Perjanjian Peningkatan dan Perlindungan Penanaman Modal (P4M/IGA)

ditandatangani pada 16 Februari 2005. Indonesia meratifikasi pada Februari 2006;

Framework Agreement on Economic Cooperation in the Island of Batam, Bintan

and Karimun (SEZ’s), 25 Juni 2006.

Page 5: Hubungan Bilateral Antara Indonesia Dengan Malaysia Dalam Bidang Politik

Hubungan Bilateral antara Indonesia dengan Malaysia dalam Bidang Ekonomi

Pada 2009, total nilai perdagangan bilateral antara Indonesia – Malaysia

mencatat jumlah USD 11,44 milyar, turun sebesar 15,11%% berbanding periode

yang sama tahun 2008. Berdasarkan total nilai perdagangan dari negara yang menjadi

mitra dagang Malaysia, maka Indonesia berada di peringkat ke tujuh di bawah China,

Singapura, Amerika Serikat, Jepang, Thailand dan Korea Selatan. Menurunnya total

nilai perdagangan bilateral antara Indonesia dan Malaysia disebabkan oleh

menurunnya aktifitas usaha antara kedua negara sebagai dampak krisis ekonomi.

Ekspor Malaysia ke Indonesia sejak tahun 2005 – 2009 terus meningkat

setiap tahunnya, jika pada tahun 2005 nilainya hanya sebesar USD 3,32 milyar, pada

tahun 2009 nilai ekspor tersebut menjadi USD 4,91 milyar. Berdasarkan data

statistik, pada periode 5 tahun tersebut, trend ekspor Malaysia ke Indonesia

meningkat rata-rata sebesar 12,81% per tahun.

Pada tahun 2009, Malaysia mengimpor berbagai jenis produk komoditi dari

Indonesia senilai USD 6,53 milyar, terjadi penurunan sebesar 9,94% jika

dibandingkan dengan impor pada tahun 2008 yang berjumlah USD 7,25 milyar.

Rata-rata pertumbuhan (trend) impor Malaysia dari Indonesia pada periode tahun

2005 – 2009 yaitu sebesar 12,58% per tahun.

Dalam tahun 2009, Malaysia mengklaim telah dikunjungi 23,6 juta wisatawan

asing. Tingginya arus kunjungan wisatawan asing ke Malaysia tidak terlepas dari

faktor promosi di luar negeri yang sangat gencar, kondisi infrastruktur yang

memadai, tersedianya fasilitas pendukung lainnya dan program Malaysia My Second

Home yang menjadikan banyak warga asing bermukim di Malaysia.

Fenomena banyaknya turis mancanegara yang berkunjung ke Malaysia dapat menjadi

salah satu peluang bagaimana untuk menarik mereka untuk melanjutkan

kunjungannya ke Indonesia. Hal ini mengingat ragam obyek pariwisata dan budaya

yang dimiliki secara komparatif jauh lebih banyak dimiliki Indonesia. Sehingga

dalam hal ini promosi wisata Indonesia di Malaysia tidak saja ditujukan kepada

masyarakat lokal tapi juga kepada turis dan warga asing yang tengah berada di

Malaysia.

Page 6: Hubungan Bilateral Antara Indonesia Dengan Malaysia Dalam Bidang Politik

Hubungan Bilateral Indonesia dengan Jepang di Bidang Ekonomi

PerdaganganBagi Indonesia, Jepang merupakan negara mitra dagang terbesar dalam hal

ekspor-impor Indonesia. Ekspor Indonesia ke Jepang bernilai US$ 23.6 milyar

(statistic Pemerintah RI), sedangkan impor Indonesia dari Jepang adalah US$ 6.5

milyar sehingga bagi Jepang mengalami surplus besar impor dari Indonesia (tahun

2007)

Komoditi penting yang diimpor Jepang dari Indonesia adalah a.l. minyak, gas

alam cair, batubara, hasil tambang, udang, pulp, tekstil dan produk tekstil, mesin,

perlengkapan listrik, dll. Di lain pihak, barang-barang yang diekspor Jepang ke

Indonesia meliputi mesin-mesin dan suku-cadang, produk plastik dan kimia, baja,

perlengkapan listrik, suku-cadang elektronik, mesin alat transportasi dan suku-

cadang mobil.

InvestasiInvestasi langsung swasta dari Jepang ke Indonesia yang menurun

sehubungan dengan stagnasi yang dialami perekonomian Indonesia akibat krisis

ekonomi yang melanda Asia pada tahun 1997, kini belumlah pulih sepenuhnya,

namun Jepang tetap menempati kedudukan penting di antara negara-negara yang

berinvestasi di Indonesia.

Dalam jumlah investasi langsung asing di Indonesia dari tahun 1967 hingga

2007, Jepang menduduki tempat pertama dengan angka 11,5% dalam

kesuluruhannya.

Terdapat kurang lebih 1000 perusahaan Jepang beroperasi di Indonesia (sumber:

JETRO). Perusahaan-perusahaan tersebut memperkerjakan lebih dari 32 ribu pekerja

Indonesia yang menjadikan Jepang sebagai negara penyedia lapangan kerja nomor 1

di Indonesia (sumber: BKPM).

Kerjasama EkonomiIndonesia merupakan negara penerima ODA (bantuan pembangunan tingkat

pemerintah) terbesar dari Jepang (berdasarkan realisasi netto pembayaran pada tahun

2005 adalah US$1.22 milyar, yaitu + 17% dari seluruh ODA yang diberikan Jepang)

Selain itu, realisasi bantuan untuk tahun 2006 adalah :

 

Pinjaman Yen : 125.2 milyar Yen

Bantuan hibah : 5.4 milyar Yen  (berdasarkan pertukaran Nota-nota)

Kerjasama teknik : 7.8 miliar Yen   (berdasarkan realisasi pembiayaan JICA)

Page 7: Hubungan Bilateral Antara Indonesia Dengan Malaysia Dalam Bidang Politik

Hubungan Bilateral antara Indonesia dengan Singapura dalam Bidang Sosial

Budaya

1. Perbaikan Citra

Kebijakan KBRI Singapura dalam hal memperbaiki citra Indonesia juga

melibatkan masyarakat / pelajar Indonesia di Singapura untuk berpartisipasi dalam

setiap kegiatan. Salah satunya adalah KBRI telah membantu dalam upaya

membentuk suatu wadah perhimpunan mahasiswa Indonesia di Singapura yang

selama ini sempat vakum. Suatu payung organisasi mahasiswa tersebut berhasil

didirikan pada Maret 2006 dengan nama Perhimpunan Pelajar Indonesia di

Singapura (PPI Singapura).

2. Seni & Budaya

Dilakukan koordinasi sosial budaya dan kesenian untuk memperkenalkan seni

budaya Indonesia di Singapura dalam bentuk misi kesenian dan studi banding dari

Indonesia. Kegiatan ini dilakukan melalui kerjasama dengan lembaga pendidikan,

lembaga pariwisata, organisasi masyarakat dan pihak-pihak terkait lainnya, baik

yang ada di Indonesia maupun di Singapura. Dengan memfasilitasi pembentukan

Indonesia Singapore Friendship Association (ISFA), KBRI Singapura telah

membantu upaya peningkatkan kerjasama people-to-people contact di bidang

sosial dan kebudayaan antara kedua negara.

3. Pendidikan

Dalam rangka pengembangan kerjasama di bidang pendidikan antara Indonesia

dengan Singapura, telah ditandatangani Memorandum of Understanding (MoU)

pada 24 Juni 2005, yang meliputi kerjasama perguruan tinggi kedua negara

(linkages antara National University of Singapore – NUS, Nanyang Technological

University – NTU, dan Singapore Management University – SMU dengan

beberapa universitas terkemuka di Indonesia), program sekolah kembar (kegiatan

bersama seperti perkemahan, proyek dan pertukaran kunjungan).

4. Pariwisata

Berbagai upaya yang terus dilakukan untuk meningkatkan kunjungan wisatawan

tersebut adalah kerjasama resiprokal pembebasan visa masuk Indonesia –

Singapura, kerjasama dengan maskapai Singapore Airlines untuk mempromosikan

Indonesia, pendirian kantor cabang Singapore Tourism Board di Jakarta,

pembentukan Tim Koordinasi Kerjasama Ekonomi Sub Regional yang memiliki

salah satu fungsi utama untuk meningkatkan kerjasama dibidang pariwisata antara

negara anggota ASEAN.

Page 8: Hubungan Bilateral Antara Indonesia Dengan Malaysia Dalam Bidang Politik

Hubungan Bilateral antara Indonesia dengan Malaysia dalam Bidang Sosial

Budaya

Melakukan promosi citra Indonesia

Berbagai upaya dilakukan KBRI untuk meningkatkan citra positif RI di Malaysia dan

juga bekerjasama dengan instansi Pemerintah Malaysia, masyarakat Indonesia di

Malaysia, organisasi maupun sektor swasta dan artis serta kalangan jurnalistik,

melalui penyelenggaraan kegiatan seni dan budaya.

Pembinaan Masyarakat

Fungsi Pensosbud turut menghadiri dan memfasilitasi pertemuan yang

diselenggarakan masyarakat (PPI, TKI, ormas dan orpol) di Malaysia. Beberapa

pertemuan sosialisasi kebijakan Pemerintah Pusat dan pertemuan masyarakat.

Menjalin hubungan baik dengan kalangan pers/media

Penyebarluasan press release KBRI, penyelenggaraan press briefing, mengundang

wartawan Malaysia untuk meliput acara-acara dan kegiatan yang dilaksanakan

KBRI, pertemuan dengan Menteri Penerangan, Komunikasi dan Kebudayaan

Malaysia, tokoh-tokoh media, budayawan dan sebagainya merupakan langkah-

langkah yang telah dan perlu secara terus menerus dilakukan untuk mengurangi

pemberitaan negatif serta menciptakan pemberitaan yang lebih seimbang.

Partisipasi Dalam Upaya Pelayanan & Perlindungan WNI

Salah satu misi penting KBRI Kuala Lumpur adalah memberikan pelayanan dan

perlindungan kepada WNI. Fungsi Pensosbud juga tergabung dalam Satgas PPWNI

(Satuan Tugas Pelayanan & Perlindungan WNI) KBRI Kuala Lumpur, dengan tugas

antara lain berkoordinasi dan memberikan akses kepada kalangan media menyangkut

pelaksanaan tugas pelayanan dan perlindungan yang dilakukan Satgas, khususnya

yang terkait upaya penyelesaian kasus-kasus WNI di Malaysia.

Perluasan media informasi untuk WNI di Malaysia

Menggunakan website KBRI Kuala Lumpur seoptimal mungkin untuk penyebaran

informasi maupun press release kepada masyarakat Sejak diluncurkan, website KBRI

yang beralamat di www.kbrikualalumpur.org dan www.kbrikl.org.my dikunjungi

sekitar 9500 orang setiap bulan (lebih kurang 316 orang setiap hari). Fungsi

Pensosbud setiap bulannya melayani 300 phonecalls dan 200 pertanyaan via e-mail

setiap bulannya [email protected] ; 50% merupakan pertanyaan seputar visa

& paspor.

Page 9: Hubungan Bilateral Antara Indonesia Dengan Malaysia Dalam Bidang Politik

Hubungan Bilateral antara Indonesia dengan Jepang dalam Bidang Sosial

Budaya

Hubungan RI-Jepang juga akan disosialisasikan secara meluas, seperti

pemberian dukungan pada beberapa kegiatan pergelaran seni dan budaya Indonesia

oleh Persatuan Pelajar Indonesia-Jepang, serta peluncuran Access TV-MNC RCTI

Indonesia beberapa waktu yang lalu. Pada kegiatan pentas seni dan budaya

Indonesia, yang akan digelar pada tanggal 12 Mei 2007, bertempat di Yotsuyakumin

Hall-Shinjuku, pihak kedutaan besar Indonesia memberikan dukungan sepenuhnya

untuk kesuksesan acara yang dibarengi juga dengan sosialisasi Hubungan diplomasi

antara RI-Jepang yang kelimapuluh pada tahun 2008 nanti.

Sejumlah kegiatan sosial dan ekonomi antara kedua negara nampak

ditingkatkan. Pada sektor ekonomi misalnya, ”RI dan Jepang telah sepakat untuk

mebentuk kerangka bagi pengembangan kerjasama kemitraan, antara lain melalui

pembentukan Free Trade Area (FTA) dalam jangka waktu 10 tahun yang ditandai

dengan penandatanganan Joint Declaration on ASEAN-Japan Comprehensive

Economic Partnership (CEP).” kata Duta Besar RI untuk Jepang Jusuf Anwar pada

acara Syukuran Wisuda PPI-KANTO bulan Maret yang lalu.