hubungan antara gaya belajar kinestetik dengan prestasi ......sebaliknya jika kegiatan belajar...

79
i HUBUNGAN ANTARA GAYA BELAJAR KINESTETIK DENGAN PRESTASI BELAJAR MATEMATIKA SISWA KELAS X JURUSAN AKUNTANSI SMK DIPONEGORO SALATIGA Skripsi Diajukan kepada Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan guna memenuhi sebagai persyaratan untuk mencapai Gelar Sarjana Pendidikan Disusun Oleh MURSUTAMI 202009031 PROGRAM STUDI PENDIDIKAN MATEMATIKA FAKULTAS KEGURUAN ILMU PENDIDIKAN UNIVERSITAS KRISTEN SATYA WACANA SALATIGA 2013

Upload: others

Post on 05-Feb-2021

10 views

Category:

Documents


0 download

TRANSCRIPT

  • i

    HUBUNGAN ANTARA GAYA BELAJAR KINESTETIK DENGAN

    PRESTASI BELAJAR MATEMATIKA SISWA

    KELAS X JURUSAN AKUNTANSI SMK DIPONEGORO

    SALATIGA

    Skripsi

    Diajukan kepada Fakultas Keguruan dan Ilmu

    Pendidikan guna memenuhi sebagai persyaratan untuk mencapai

    Gelar Sarjana Pendidikan

    Disusun Oleh

    MURSUTAMI

    202009031

    PROGRAM STUDI PENDIDIKAN MATEMATIKA

    FAKULTAS KEGURUAN ILMU PENDIDIKAN

    UNIVERSITAS KRISTEN SATYA WACANA

    SALATIGA

    2013

  • ii

  • iii

    iii

  • iv

    iv

  • v

    v

    MOTTO

    Sesungguhnya sesudah kesulitan ada kemudahan. Maka apabila kamu telah

    selesai (urusan dunia) maka bersungguh-sungguhlah (dalam beribadah), dan

    hanya kepada Tuhanmulah kamu berharap (QS. Al Insyirah: 6-8)

    Orang yang banyak tahu tentang orang lain mungkin disebut pandai, tapi

    orang yang bias memahami diri sendiri itulah orang yang cerdas(Lao-Tsu)

    Belajar adalah masalah sikap, bukan bakat (Dr. Georgi Lozanov)

    Tak ada yang lebih tidak adil dengan perlakuan yang sama terhadap orang

    orang yang berbeda (Dr. K. Dunn)

    PERSEMBAHAN

    Alhamdulillahirobbilalamin Dengan ijin Allah SWT,

    Pemberi Anugerah tak ternilai dalam segala

    keterbatasanku,Pemberi Rahmat dan Karunias

    ehinggas kripsi ini dapat selesai disusun.

    Kupersembahkan Skripsi ini untuk:

    Bapak dan Ibu kutercinta yang senantiasa

    memberikan cinta dan kasih sayangnya,

    perhatiannya, kesabarannya, dan selalu memberiku

    do’a, semangat, motivasi, kekuatan dan dukungan

    untukku

    Kakak, adik-adik, dan seluruh keluarga besar bapak

    ibuku yang telah memberikan semangat, nasehat-

    nasehat dan doa-doa kepadaku

    Sahabat-sahabatku Wendy, Susi dan Sisca yang

    telah memberikan bantuan semangat, dukungan dan

    nasehatnya dan teman-teman pendidikan

    matematika angkatan 2009.

  • vi

    vi

    KATA PENGANTAR

    Puji syukur kepada Tuhan Yang Maha Esa atas perlindungan dan rahmat-

    Nya yang selalu menyertai penulis, sehingga penulis dapat menyelesaikan

    penyusunan skripsi ini yang berjudul “Hubungan Antara Gaya Belajar Kinestetik

    Dengan Prestasi Belajar Matematika Siswa Kelas X Jurusan Akuntansi SMK

    Diponegoro Salatiga“

    Penulis menyadari bahwa dalam penyusunan skripsi ini karena dukungan

    dari berbagai pihak. Oleh karena itu penulis mengucapkan terimakasih yang

    mendalam kepada:

    1. Dra. Yari Dwikurnaningsih, M.Pd selaku Dekan Fakultas Keguruan dan Ilmu

    Pendidikan Universitas Kristen Satya Wacana.

    2. Kriswandani, S. Si, M.Pd. selaku kepala Program Studi S1 Pendidikan

    Matematika FKIP UKSW.

    3. Prof. Sutriyono, M.Sc, Ph.D selaku dosen pembimbing yang telah membimbing

    dan membantu penulis.

    4. Tri Nova Hasti Yunianta, M.Pd selaku dosen pembimbing yang telah

    membimbing dan membantu penulis

    5. Kepala Sekolah dan guru kelas X C SMK Diponegoro Salatiga yang memberikan

    ijin untuk melakukan penelitian.

    6. Murid-murid kelas X C SMK Diponegoro Salatiga

    7. Ayah dan ibu yang telah memberikan semangat dan doa kepada penulis

    8. Kakak-kakak dan adik yang selalu mendukung

    9. Keponakan-keponakan yang menghibur

    10. Keluarga yang selalu mendoakan, memotivasi, membimbing, medidik dan

    mendukung baik moral maupun material.

    11. Mas Mubarok yang selalu memberikan motivasi dan semangat

    12. Wendy, Susi dan Sisca yang telah ikut memberikan masukan dan semangat

    kepada penulis

    13. Teman-teman S1 Pendidikan Matematika FKIP UKSW angkatan 2009 yang

    selama ini telah bekerja sama sehingga penulis dapat menyelesaikan skripsi.

    14. Semua pihak yang telah membantu demi kelancaran dalam penyusunan

    laporan skripsi ini yang tidak dapat penulis sebutkan satu persatu.

  • vii

    vii

    Penulis menyadari bahwa dalam penulisan laporan skripsi ini masih

    memiliki keterbatasan, kelemahan dan kekurangan. Semoga skripsi ini dapat

    bermanfaat bagi banyak pihak, saran dan masukan yang membangun sangat

    diperlukan demi laporan yang lebih baik. Semoga Tuhan Yang Maha Esa senantiasa

    memberikan berkat dan pe rlindungan-Nya kepada semua pihak yang telah

    mendukung penulis.

    Penulis

    Mursutami

  • viii

    viii

    ABSTRAK

    Mursutami. 2013. HubunganAntara Gaya Belajar Kinestetik Dengan Prestasi Belajar

    Matematika Siswa kelas X Akutansi SMK Diponegoro Salatiga. Skripsi .Falkultas

    Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Kristen Satya Wacana

    Prestasi belajar matematika siswa kelas X Jurusan Akuntansi SMK Diponegoro Salatiga heterogen. Siswa dalam belajar lebih cenderung menggunakan gaya belajar kinestetik. Gaya belajar kinestetik merupakan gaya belajar yang menghandalkan fisik dalam proses pembelajaran. Tujuan penelitian ini untuk mengetahui hubungan antara gaya belajar kinestetik dengan prestasi belajar matematika siswa X Jurusan Akuntansi SMK Diponegoro Salatiga. Jenis penelitian ini adalah penelitian korelasional. Populasi dalam penelitian ini adalah semua siswa kelas X jurusan Akuntansi SMK Diponegoro Salatiga yang berjumlah 122 siswa. Teknik sampling yang digunakan dalam penelitian ini adalah simple random sampling. Sampel yang dipakai adalah siswa kelas X C Jurusan Akuntansi yang berjumlah 42 siswa. Siswa yang tidak dapat hadir 4 siswa, jadi dalam penelitian ini sampel yang digunakan 38 siswa. Pengambilan data dilakukan menggunakan angket dan nilai rapor siswa. Hasil perhitungan ternyata harga lebih kecil dari harga yakni 0,019 < 0,320, sehingga

    diterima dan ditolak. Hal ini berarti bahwa tidak ada hubungan positif dan signifikan

    antara gaya belajar kinestetik dengan prestasi belajar matematika siswa kelas X Jurusan Akuntansi SMK Diponegoro Salatiga.

    Kata Kunci: Gaya Belajar Kinestetik, Prestasi Belajar Matematika, Siswa Akuntansi

  • ix

    ix

    DAFTAR ISI

    HALAMAN JUDUL ................................................................................................... i

    LEMBAR PERSETUJUAN ......................................................................................... ii

    LEMBAR PERSETUJUAN ......................................................................................... iii

    LEMBAR PERNYATAAN ......................................................................................... iv

    MOTTO DAN PERSEMBAHAN ............................................................................... v

    KATA PENGANTAR ................................................................................................. vi

    ABSTRAK ................................................................................................................ viii

    DAFTAR ISI ............................................................................................................. ix

    DAFTAR TABEL ....................................................................................................... xi

    DAFTAR GAMBAR .................................................................................................. xii

    DAFTAR LAMPIRAN ............................................................................................... xiii

    BAB I PENDAHULUAN

    A. Latar Belakang Masalah ……………………………………………………………. 1

    B. Rumusan Masalah …………………………………………………………………… 2

    C. Tujuan Penelitian ……………………………………………………………………… 3

    D. Manfaat Penelitian……………………………………………………………………. 3

    BAB II KAJIAN PUSTAKA

    A. Pengertian Belajar……………………………………………………………………… 5

    B. Pengertian Prestasi Belajar………………………………………………………… 6

    C. Faktor faktor yang Mempengaruhi Prestasi Belajar……………………. 8

    D. Pengertian Gaya Belajar Kinestetik……………………………………………. 10

  • x

    x

    E. Penelitian yang Relevan…………………………………………………………….. 12

    F. Kerangka Berfikir……………………………………………………………………… 13

    G. Hipotesis Tindakan………………………………………………………………….. 13

    BAB III METODE PENELITIAN

    A. Jenis Penelitian………………………………………………………………………….. 15

    B. Definisi Operasional…………………………………………………………………… 15

    C. Variabel Penelitian…………………………………………………………………… 15

    D. Populasi dan Sampel…………………………………………………………………. 16

    E. Desain Penelitian……………………………………………………………………….. 16

    F. Teknik dan Instrumen Pengumpulan Data……………………………....... 17

    G. Validitas dan Reliabilitas Instrumen…………………………………………… 19

    H. Teknik Analisis Data………………………………………………………………..... 20

    BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN

    A. Gambaran Umum Obyek Penelitian………………………………………… 23

    B. Pelaksanaan Penelitian……………………………………………………………… 19

    C. Hasil Uji Coba Instrumen…………………………………………………………… 19

    D. Analisis Deskriptif Hasil Pengukuran Variabel Penelitian…………… 25

    E. Uji Prasyarat……………………………………………………………………………… 27

    F. Hasil Analisis Data…………………………………………………………………….. 29

    G. Pembahasan……………………………………………………………………………… 30

    BAB V PENUTUP

    A. Kesimpulan……………………………………………………………………………… 33

    B. Saran…………………………………………………………………………………………. 33

    DAFTAR PUSTAKA ………………………………………………………………………………. 35

    LAMPIRAN

  • xi

    xi

    DAFTAR TABEL

    Tabel 3.1 Populasi Siswa X ...................................................................................... 16

    Tabel 3.2 Penilaian Item Angket ............................................................................. 18

    Tabel 3.3 Kisi-kisi Angket ........................................................................................ 18

    Tabel 3.4 Kategori Tingkat Realiabilitas Angket .................................................... 19

    Tabel 3.5 Pedoman Kuatnya Hubungan Antar Dua Variabel ................................. 21

    Tabel 4.1 Validitas Item Instrumen Gaya Belajar Kinestetik Siswa ........................ 24

    Tabel 4.2 Deskripsi Variabel ................................................................................... 25

    Tabel 4.3 Hasil Uji Normalitas ................................................................................ 28

    Tabel 4.4 Hasil Uji linearitas ................................................................................... 28

    Tabel 4.5 Hasil Korelasi ........................................................................................... 29

  • xii

    xii

    DAFTAR GAMBAR

    Gambar 2.1 Hubungan Antara Gaya Belajar Kinestetik Dengan Prestasi Belajar

    Matematika………………………………………………………………………………… 13

    Gambar 4.1 Diagram Frekuensi Relatif Pengukuran Prestasi Belajar

    Matematika …………………………………………………………………………………. 26

    Gambar 4.2 Diagram Frekuensi Relatif Pengukuran Gaya Belajar Kinestetik…. 27

  • xiii

    xiii

    DAFTAR LAMPIRAN

    Lampiran 1. Nilai Prestasi Belajar Matematika Siswa Kelas X C SMK

    Diponegoro Salatiga ....................................................................... 40

    Lampiran 2. Kisi-kisi Angket ............................................................................... 41

    Lampiran 3. Angket Gaya Belajar Kinestetik ...................................................... 44

    Lampiran 4. Data Hasil Pengisian Angket .......................................................... 47

    Lampiran 5. Data Item Valid .............................................................................. 49

    Lampiran 6. Uji Reliabilitas ................................................................................ 50

    Lampiran 7. Hasil Kurva Normalitas Prestasi Belajar Matematika .................... 50

    Lampiran 8. Hasil Kurva Normalitas Gaya Belajar Kinestetik ............................. 51

    Lampiran 9. Kategori Prestasi Belajar Matematika ........................................... 52

    Lampiran 10. Kategori Gaya Belajar Kinestetik .................................................... 53

    Lampiran 11. Data Prestasi Belajar Matematika ................................................. 54

    Lampiran 12. Data Gaya Belajar Kinestetik .......................................................... 54

    Lampiran 13. Uji Normalitas ................................................................................ 55

    Lampiran ` 14. Uji Linieritas ................................................................................... 56

    Lampiran ` 15. Uji Korelasi ..................................................................................... 57

    Lampiran `16. Dokumentasi Pengambilan Data ................................................... 59

    Lampiran 17. Surat Izin Penelitian ....................................................................... 60

    Lampiran 18. Surat Keterangan Pelaksanaan Penelitian ..................................... 61

    Lampiran 19. Tabel r tabel ................................................................................... 62

  • xiv

    xiv

  • 1

    1

  • 1

    BAB I

    PENDAHULUAN

    A. Latar Belakang Masalah

    Belajar merupakan salah satu faktor yang mempengaruhi dan berperan

    penting dalam pembentukan pribadi dan perilaku diri siswa. Menurut Gagne

    (dalam Catharina, 2004), belajar merupakan sebuah sistem yang di dalamnya

    terdapat berbagai unsur yang saling terkait sehingga menghasilkan perubahan

    perilaku. Pengertian belajar menurut Bell-Gredler (dalam Udin, 2008),

    menyatakan belajar adalah proses yang dilakukan oleh manusia untuk

    mendapatkan aneka ragam yakni kemampuan (competencies), ketrampilan

    (skills), dan sikap (attitude). Kemampuan (competencies), ketrampilan (skills),

    dan sikap (attitude) dapat diperoleh secara bertahap dan berkelanjutan melalui

    rangkaian proses belajar sepanjang hayat.

    Berdasarkan pengertian di atas, belajar dapat diartikan menerima

    informasi dari sekitar kehidupan dan memproses dan menggunakan informasi.

    Setiap individu mememiliki keunikan tersendiri dan tidak pernah ada orang

    yang memiliki pengalaman hidup yang sama persis, hampir dipastikan bahwa

    gaya belajar masing-masing orang berbeda satu dengan yang lain. Cara yang

    berbeda dari setiap orang dalam menyerap dan menerapkan suatu stimulus

    merupakan salah satu indikasi adanya individual differences (perbedaan setiap

    individu).

    Setyowati (2006) menyatakan bahwa seseorang yang belajar dengan

    gaya belajar yang sesuai dengan dirinya, akan dapat mencapai hasil yang

    optimal yaitu dengan mencapai hasil prestasi yang tinggi. Sebaliknya jika

    kegiatan belajar dilakukan dengan gaya belajar yang tidak sesuai dengan

    dirinya, maka belajarnya menjadi tidak efektif atau tidak dapat mencapai

    prestasi yang tinggi.

    Secara khusus, penelitian ini akan mengamati siswa yang gaya

    belajarnya cenderung kinestetik, dalam hal ini yang akan diamati adalah siswa

    SMK. Penelitian dilakukan terhadap siswa SMK karena secara umum siswa SMK

    lebih banyak menggunakan gaya belajar kinestetik dalam kegiatan belajar di

    kelas. Hal tersebut dapat dilihat pada kelas X SMK Diponegoro Salatiga ketika

    melakukan Program Pengakaman Lapangan atau PPL. Siswa lebih cenderungan

    melakukan aktivitas belajar menggunakan fisik. Gaya belajar kinestetik

  • 2

    merupakan gaya belajar yang mengandalkan fisik dalam proses pembelajaran

    DePorter (2000).

    Gaya belajar kinestetik memiliki peran penting bagi prestasi belajar

    siswa. Hal tersebut dapat ditunjukkan melalui hasil-hasil penelitian sebelumnya

    yang mengungkapkan bahwa terdapat hubungan antara gaya belajar kinestetik

    dengan prestasi belajar matematika siswa. Menurut penelitian yang diakukan

    oleh Dian Nurlaili terhadap siswa MTs Surya Buana (2007), dengan jumlah 154

    siswa menunjukan sumbangan 0,40% yang berarti gaya belajar kinestetik

    berpengaruh positif terhadap prestasi belajar siswa. Hal yang sama juga

    diungkapkan oleh Tanta dalam Jurnal Kependidikan Dasar (2010), yang

    menyatakan gaya belajar kinestetik memberikan pengaruh positif terhadap

    prestasi belajar siswa. Berdasarkan kedua penelitian tersebut, dapat diketahui

    bahwa adanya hubungan dampak positif pada gaya belajar kinestetik terhadap

    prestasi belajar siswa.

    Penelitian yang dilakukan oleh Yoenanto ( 2004), menyatakan bahwa

    tidak ada hubungan positif antara gaya brlajar kinestetik dengan prestasi

    belajar siswa. Hal yang sama juga dinyatakan Sawaldi (2009) dalam

    penelitiannya yang berjudul Pembelajaran Biologi dengan Quantum Learning

    melalui Komputer dan Modul ditinjau dari Gaya Belajar dan Kemampuan

    Memori Siswa. Dari hasil penelitiannya menunjukan tidak ada hubungan antara

    gaya belajar kinestetik dengan prestasi belajar siswa.

    Muncul dua hal yang kontradiktif dari hasil penelitian di atas, yang satu

    menyatakan bahawa ada hubungan positif antara gaya belajar kinestetik

    terhadap prestasi belajar siswa dan yang satu menyatakan tidak ada hubungan

    positif antara gaya belajar kinestetik terhadap prestasi belajar siswa.

    Berdasarkan permasalahan tersebut peneliti bermaksud untuk melakukan

    penelitian tentang “Hubungan antara Gaya Belajar Kinestetik dengan Prestasi

    Belajar Matematika Siswa kelas X Jurusan Akuntansi SMK Diponegoro Salatiga”.

    B. Rumusan Masalah

    Berdasarkan latar belakang diatas, maka yang dijadikan rumusan

    masalah dalam penelitian ini adalah: “Apakah ada hubungan antara gaya

    belajar kinestetik dengan prestasi belajar matematika siswa kelas X Akuntansi

    SMK Diponegoro Salatiga?”.

  • 3

    C. Tujuan Penelitian

    Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui hubungan antara gaya

    belajar kinestetik dengan prestasi belajar matematika siswa kelas X Jurusan

    Akuntansi SMK Diponegoro Salatiga.

    D. Manfaat

    1. Manfaat teoritis

    Manfaat yang diharapkan dari penelitian ini adalah untuk

    penambahan khazanah keilmuan dalam bidang pendidikan matematika.

    2. Manfaat Praktis

    a. Bagi siswa

    Mampu memberi sumbangan wacana praktis tentang

    bagaimana siswa mengetahui dan menggunakan gaya belajar,

    khususnya dalam meningkatkan prestasi belajar

    b. Bagi lembaga pendidikan

    Mampu memberikan masukan positif bagi lembaga untuk

    digunakan sebagai bahan pertimbangan dalam memperbaiki masalah

    yang berkaitan dengan belajar, khususnya tentang gaya belajar dan

    prestasi belajar siswa.

    c. Bagi pengajar

    Dapat memberikan masukan bagi pengajar dan mengatasi anak

    didiknya dengan menggunakan metode belajar yang variatif untuk

    memadai gaya belajar siswa dalam meningkatkan prestasi belajar.

  • 4

  • 5

    BAB II

    KAJIAN PUSTAKA

    A. Pengertian Belajar

    Winataputra (1995) dikemukakan bahwa learning (belajar) mengandung

    pengertian proses perubahan yang relatif tetap dalam perilaku individu sebagai

    hasil dari pengalaman. Pengertian belajar dikemukankan juga oleh Slameto

    (2003) yakni belajar adalah suatu proses usaha yang dilakukan seseorang untuk

    memperoleh sesuatu perubahan tingkah laku yang baru secara keseluruhan,

    sebagai hasil penglaman sendiri dalam interaksi dengan lingkungannya.

    Selaras dengan pendapat-pendapat di atas, Hakim (2001)

    mengemukakan bahwa belajar adalah suatu proses perubahan di dalam

    kepribadian manusia, dan perubahan tersebut diperlihatkan dalam bentuk

    peningkatan kulitas dan kuantitas tingkah laku seperti peningkatan percakapan,

    pengetahuan, sikap, kebiasaan, kepemahaman, ketrampilan, daya piker, dan

    sebagainya. Hal ini berarti bahwa peningkatan kualitas dan kuantitas

    kemampuan seseorang dalam berbagai bidang. Proses belajar, apabila

    seseorang tidak mendapakan suatu peningkatan kualitas dan kuantitas

    kemampuan, maka orang tersebut sebenarnya belum mengalami proses

    belajar atau dengan kata lain mengalami kegagalan di dalam proses belajar.

    Belajar yang efektif dapat membantu siswa untuk meningkatkan

    kemampuan yang diharapakan sesuai dengan tujuan instruksional yang ingin

    dicapai. Meningkatkan prestasi belajar yang baik perlu diperhatikan kondisi

    internal dan kondisi eksternal. Kondisi internal adalah kondisi atau situasi yang

    ada dalam diri siswa, seperti kesehatan,ketrampilan, kemampuan dan

    sebagainya. Kondisi eksternal adalah kondisi yang ada di luar diri pribadi

    manusia, misalnya ruang belajar bersih, sarana, dan prasarana yang memadai.

    Purwanto (2003)Belajar berhubungan dengan perubahan tingkah laku

    seseorang terhadap sesuatu situasi tertentu yang disebabkan oleh pengalaman

    yang berulangulang dalam situasi itu, dimana perubahan tingkah laku tidak

    dapat dijelaskan atau dasar kecenderungan respon pembawaan,

    kematangan,atau keadaan-keadaan sesaat seseorang misalnya kelelahan,

    pengaruh obat, dll.

  • 6

    Selain itu Mohamad (2004) mendefinisikan belajar adalah suatu proses

    usaha yang dilakukan individu untuk memperoleh suatu perubahan perilaku

    yang baru secara keseluruhan, sebagai prestasi penglaman individu itu sendiri

    dalam interaksi dengan lingkungan. Menurut Djamarah (2002) belajar adalah

    serangkain kegiatan jiwa raga untuk memperoleh suatu perubahan tingkah laku

    sebagai prestasi dari pengalaman individu dalam interaksi dengan lingkungan

    yang menyangkut kognitif, efektif dan psikomotor.

    B. Prestasi Belajar

    Tu’u (2004) menyatakan prestasi merupakan hal yang dicapai

    seseorang ketika mengerjakan tugas atau kegiatan tertentu. Prestasi akademik

    adalah hasil yang diperoleh dari hasil pembelajaran di sekolah atau perguruan

    tinggi yang bersifat kognitif dan biasanya ditentukan melalui pengukuran dan

    penelitian, sedangkan prestasi belajar adalah penguasaan pengetahuan atau

    keterampilan yang dikembangkan oleh matapelajaran, biasanya ditunjukkan

    dengan nilai tes atau angka nilai yang diberikan oleh guru.

    Berdasarkan pendapat Tu’u tersebut, prestasi belajar siswa dapat

    dirumuskan sebagai berikut: 1) prestasi belajar siswa adalah hasil yang dicapai

    siswa ketika mengikuti dan mengerjakan tugas dan pembelajaran di sekolah; 2)

    prestasi belajar siswa terutama dinilai aspek kognitifnya karena bersangkutan

    dengan kemampuan siswa dalam pengetahuan atau ingatan, pemahaman,

    aplikasi, analisis, sintesa dan evaluasi, dan prestasi belajar siswa dibuktikan dan

    ditunjukkan melalui nilai atau angka nilai dari hasil evaluasi yang dilakukan oleh

    guru terhadap tugas siswa dan ulangan-ulangan atau ujian yang ditempuhnya.

    Jadi prestasi belajar siswa terfokus pada nilai atau angka yang dicapai siswa

    dalam proses pembelajaran di sekolah.

    Koster (2001) mengungkapkan prestasi belajar itu sebagai berikut:

    dalam kegiatan pengajaran terjadi interaksi optimal antara guru dengan siswadi

    mana guru memegang peran yang menentukan keberhasilan proses belajar

    mengajar yang terwujud dalam bentuk belajar siswa (kognitif) maupun konsep

    diri siswa (afektif) seperti watak, sikap dan kepribadian siswa. Prestasi belajar

    siswa merupakan pengetahuan yang dicapai siswa pada sejumlah mata

    pelajaran disekolah. Prestasi belajar adalah skor atau angka yang terdapat pada

    daftar nilai rata – rata tugas, ulangan harian atau ulangan umum (Nuraeni,

    2006).

  • 7

    Syah (2006) menjelaskan bahwa prestasi belajar merupakan taraf

    keberhasilan sebuah proses mengajar-belajar (the teaching-learning process)

    atau taraf keberhasilan sebuah program pembelajaran/penyajian materi, dan

    kenaikan kelas. Azwar (2004) menyatakan prestasi atau keberhasilan belajar

    dapat dioperasionalkan dalam bentuk indikator-indikator berupa nilai rapor,

    indeks prestasi studi, angka kelulusan, dan predikat keberhasilan.

    Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia (1999) prestasi belajar

    merupakan penguasaan ketrampilan yang dikembangkan oleh mata pelajaran,

    lazimnya ditunjukan dengan nilai tes atau angka nilai yang diberikan oleh guru.

    Fafo (2005) prestasi belajar adalah kemampuan yang dimiliki oleh seorang

    siswa terhadap mata pelajaran setelah siswa mempelajari materi untuk

    mencapai tujuan pengajaran dalam satu kurun waktu yang biasanya berupa

    semester atau tahun pengajaran. Menurut Winkel (1983) menyatakan prestasi

    belajar adalah bukti usaha yang dapat dicapai, yaitu hasil yang dicapai siswa

    setelah melakukan proses belajar.

    Missa (2005) prestasi belajar siswa merupakan perolehan hasil belajar

    yang terukur melalui kegiatan evaluasi yaitu penguasaan pengtahuan , sikap

    dan ketrampilan dalam ukuran atau satuan waktu semester dan tahunan.

    Menurut setyowati (2006) prestasi belajar merupakan penilian hasil perbuatan

    belajar di bidang akademik bersifat kognitif yang diperoleh dari pembelajaran

    di sekolah sebagai tolak ukur pertanggungjawaban atas keberhasilan siswa dan

    dinyatakan dalam bentuk angka, huruf, atau kalimat yang mencerminkan

    tingkat penguasaan siswa akan ilmu pengetahuan dalam suatu periode

    tertentu.

    Berdasarkan definisi-definisi tersebut maka prestasi belajar dalam

    penelitian ini mengacu pada Azwar yang prestasi belajar siswa dapat

    dioperasionalkan dalam bentuk indikator-indikator berupa nilai rapor, indeks

    prestasi studi, angka kelulusan, dan predikat keberhasilan.

    C. Faktor-faktor yang Mempengaruhi Prestasi Belajar

    Suparno (2001) dan Suryabrata (2002) menyatakan bahwa ada dua

    faktor yang berperan dalam prestasi belajar siswa yaitu faktor internal dan

    eksternal. Faktor internal merupakan faktor yang muncul dari dalam diri

    individu. Faktor fisiologis dan faktor psikologis termasuk dalam faktor internal.

  • 8

    Faktor fisiologis berasal dari keadaan jasmani diri individu itu sendiri, biasanya

    berhubungan erat dengan fungsi-fungsi fisik misalnya kesehatan panca indera

    dan lain-lain. Faktor psikologis berhubungan dengan hal- hal yang bersifat

    psikis misalnya motivasi, minat, bakat, dan kemampuan kognitif. Beberapa

    contoh dari faktor psikologis adalah kesulitan memahami pelajaran yang terjadi

    karena pelajaran yang disampaikan tidak cukup ditunjang oleh pengetahuan

    sebelumnya, kehilangan semangat belajar karena nilai yang diperolehnya

    rendah, kesulitan untuk mendisiplinkan diri dalam belajar, ketidakmampuan

    untuk berkonsentrasi, ketekunan dalam mendalami pelajaran, konsep diri yang

    negatif, serta gangguan emosi.

    Lebih lanjut, faktor eksternal merupakan faktor yang berasal dari luar

    individu. Faktor-faktor tersebut adalah faktor sosial dan faktor nonsosial.

    Faktor sosial yang dimaksud adalah faktor manusia seperti kemampuan atau

    keadaan sosial ekonomi, kekurangmampuan guru menguasai materi dan

    strategi pembelajaran, tugas-tugas non akademik yang dapat menyita waktu

    belajar sehingga porsi belajar lebih sedikit, kurang memperoleh dukungan dari

    orang sekitar, lingkungan fisik yang mempengaruhi kualitas belajar seseorang,

    serta kesulitan belajar yang berasal dari lembaga pendidikan sendiri, misalnya

    sarana belajar yang kurang, perbandingan siswa guru yang tidak seimbang.

    Faktor nonsosial meliputi keadaan cuaca, udara, lokasi tempat belajar, dan alat-

    alat yang dipergunakan untuk belajar

    Tu’u (2004) terdapat tujuh faktor yang mempengaruhi prestasi, yaitu:

    faktor kecerdasan, faktor bakat, faktor minat dan perhatian, faktor motif,

    faktor cara belajar, faktor lingkungan keluarga dan faktor sekolah.

    Faktor kecerdasan tidak hanya meliputi kemampuan rasional

    matematis tetapi menyangkut kemampuan yang luas seperti kemampuan

    rasional memahami, mengerti, memecahkan problem, serta kemampuan

    mengatur prilaku berhadapan dengan lingkungan yang berubah dan

    kemampuan belajar dari pengalamannya. Tinggi rendahnya kecerdasan yang

    dimiliki seorang siswa sangat menentukan keberhasilannya mencapai prestasi

    belajar.

    Bakat adalah kemampuan yang ada pada diri seseorang yang dibawa

    sejak lahir, yang diterima sebagai warisanya dari orang tua. Jika bakat-bakat

    yang ada dalam diri siswa tersebut dikembangkan dalam pembelajaran maka

    akan memperoleh prestasi yang tinggi.

  • 9

    Minat adalah kecenderungan yang besar terhadap sesuatu.Perhatian

    adalah melihat dan mendengar dengan baik dan teliti terhadap sesuatu. Minat

    dan perhatian yang tinggi pada pelajaran akan memberi dampak baik bagi

    prestasi siswa.

    Motif adalah dorongan yang membuat seseorang berbuat

    sesuatu.Motif selalu mendasari, mempengaruhi setiap usaha serta kegiatan

    seseorang untuk mencapai tujuan yang diinginkan.

    Keberhasilan belajar siswa dipengaruhi juga oleh cara belajar siswa.

    Cara belajar yang efisien memungkinkan mencapai prestasi lebih tinggi

    dibandingkan dengan cara belajar yang tidak efisien.

    Sebagian waktu seseorang dihabiskan dirumah.Oleh karena itu,

    keluarga merupakan salah satu potensi yang besar dan positif memberi

    pengaruh pada prestasi siswa.Maka orang tua sudah sepatutnya mendorong,

    memberi semangat, bimbingan dan teladan yang baik kepada anaknya.

    Sekolah merupakan lingkungan kedua yang berperan besar memberi

    pengaruh pada prestasi belajar siswa.Oleh karena itu sekolah merupakan

    lingkungan pendidikan yang sudah terstruktur, memiliki sistem dan organisasi

    yang baik bagi penanaman nilai-nilai etik, moral, mental, spiritual, disiplin dan

    ilmu pengetahuan.

    Setyowati (2006) menyatakan bahwa seseorang yang belajar dengan

    gaya belajar yang sesuai dengan dirinya, akan dapat mencapai hasil yang

    optimal yaitu dengan mencapai hasil prestasi yang tinggi. Sebaliknya jika

    kegiatan belajar dilakukan dengan gaya belajar yang tidak sesuai dengan

    dirinya, maka belajarnya menjadi tidak efektif atau tidak dapat mencapai

    prestasi yang tinggi.

    Hal yang berbeda diungkapkan oleh DePorter (2000), dimana prestasi

    siswa dalam pembelajaran dipengaruhi oleh peran dan strategi guru dalam

    pembelajaran. Pertama, strategi pendekatan pribadi terhadap siswa yang

    kurang menonjol dalam bidang-bidang tertentu sesuai dengan tujuh macam

    kecerdasan. Kedua, strategi guru melibatkan siswa dalam pembelajaran secara

    penuh dengan suasana gembira dan menyenangkan. Ketiga, strategi guru

    membantu alat bantu dan menciptakan ruangan yang hidup.

    Menurut DePorter (2000) ada beberapa lingkungan yang sangat

    mempengaruhi dalam prestasi belajar:

  • 10

    1. Menciptakan suasana yang nyaman dan santai

    Suasana yang nyaman dan santai sangat mempengaruhi prestasi

    belajar siswa. Siswa dalam proses belajar sangat membutuhkan

    kenyamanan di suatu ruangan kelas karena suasana yang nyaman dan

    santai akan membuat siswa bersemangat untuk melakukan aktifitas

    proses belajar.

    2. Menggunakan musik supaya terasa santai, terjaga dan sikap untuk

    berkonsentrasi

    Siswa terkadang juga membutuh musik agar terasa santai dan dapat

    berpikir fokus kepada pelajaran yang diajarkan guru. Siswa dalam belajar

    butuh hiburan karena siswa merasa nyaman.

    3. Menciptakan dan menyesuaikan suasana hati dengan berbagai jenis musik

    Guru dalam kelas harus mampu menciptakan suasana yang

    menyenangkan agar siswa bisa ikut berpartisipasi dalam kegiatan proses

    belajar. Adanya suasana hati yang senang siswa akan dapat menerima

    materi yang disampaikan guru

    4. Gunakan pengingat-ingat visual untuk mempertahankan sikap positif

    Guru ketika mengajar tidak hanya bicara untuk memberikan materi

    saja tetapi guru juga harus mampu mempertahankan suasana kelas agar

    kelas terkondisi dengan baik.

    5. Berinteraksi dengan lingkungan dimana siswa tinggal untuk menjadi pelajar

    yang lebih baik.

    D. Pengertian Gaya Belajar Kinestetik

    Menurut Gunawan (2004) gaya belajar kinestetik adalah gaya belajar

    siswa yang melalui gerakan. Siswa bergerak untuk bisa memasukan informasi

    ke dalam otak pada diri siswa. Siswa yang belajar dengan gaya belajar

    kenestetik sangat suka belajar dengan menyetuh atau memanipulasi objek atau

    peralatan. Gunawan membagi dua jenis gaya belajar kinestetik yaitu: kinestetik

    eksternal dan kinestetik internal.

    Gaya belajar kinestetik eksternal adalah gaya belajar yang melibatkan

    fisiknya untuk memperoleh suatu informasi atau pngetehuan. sedangkan gaya

    belajar kinestetik internal adalah siswa dapat belajar dengan baik apabila siswa

    sudah mengetahui tujuan dari pelajaran yang diberikan.

  • 11

    Madden (2002) juga sama dengan Gunawan yang membagi gaya

    belajar kinestetik menjadi dua yaitu: gaya belajar kinestetik eksternal dan gaya

    belajar kinestetik internal.

    Gaya belajar kinestetik eksternal adalah gaya belajar yang melibatkan

    fisiknya untuk menyerap informasi dengan bergerak, berbuat, dan menyentuh.

    Pembelajar kinestetik berpikir dengan sangat baik sambil berjalan hilir mudik.

    Siswa yang belajar dengan gaya belajar kinestetik eksternal cenderung sering

    menggunakan gerakan atau membuat ekspresi wajah yang berlebihan selama

    percakapan. Siswa dapat mengingat subyek pembelajaran atau lokasi dengan

    sangat baik setelah siswa mengalami subyek itu sendiri. Para pembelajar

    kinestetik eksternal cenderung bergantung pada lapangan dan lebih suka

    belajar dalam lingkungan kontekstual seperti kunjungan lapangan, eksperimen

    langsung, dan aplikasi hidup yang sebenarnya.

    Gaya belajar kinesteik internal lebih memilih lingkungan belajar yang

    memungkinkan para pembelajar kinestetik internal dapat membuat

    kesimpulan tentang suatu subyek. Para pembelajar kinestetik internal sensitif

    terhadap isyarat non-verbal seperti nada, infleksi, tempo, isyarat, dan ekspresi

    wajah. Penekanan pada kesimpulan dan isyarat non-verbal berarti cara orang

    mengatakan sesuatu lebih penting daripada apa yang dikatakannya.

    Gordon (2002) menyatakan gaya belajar kinestetik adalah belajar yang

    melalui aktivitas fisik dan keterlibatan langsung. Proses belajar yang tidak bisa

    berdiam diri karena ingin melibatkan fisiknya untuk terlibat langsung. Siswa

    yang memiliki gaya belajar kinestetik selalu ingin meperagakan secara langsung

    tanpa membaca instruksi yang disediakan. siswa suka ”menangani”, bergerak,

    menyentuh dan merasakan atau mengalami sendiri.

    DePorter & Hernacki (2001) gaya belajar kinestetik merupakan aktivitas

    belajar dengan cara bergerak dengan menggunakan fisik. Pembelajar tipe ini

    mempunyai keunikan dalam belajar selalu bergerak, aktivitas panca indera, dan

    menyentuh. Pembelajar ini sulit untuk duduk diam berjam-jam karena

    keinginan mereka untuk beraktifitas dan eksplorasi sangatlah kuat. Anak-anak

    yang ternasuk belajar dengan gaya belajar kinestetik senang dengan segala

    sesuatu yang berhubungan dengan gerakan tubuh seperti merangkak, berjalan,

    dan kemampuan berjalan lebih cepat.

    Ciri-ciri seseorang yang memiliki gaya belajar kinestetik menurut

    DePorter & Hernacki (2001) di antaranya ; berbicara dengan perlahan, mudah

  • 12

    terganggu oleh keributan, menyentuh orang untuk mendapatkan perhatian

    mereka, selalu berorientasi pada fisik dan banyak bergerak, mempunyai

    perkembangan awal oto-otot yang besar, belajar melalui memanipulasi dan

    praktik, memnghafal dengan cara berjalan dan melihat, menggunakan jari

    sebagai petunjuk ketika membaca, banyak mengggunakan isyarat tubuh, tidak

    dapat duduk diam untuk waktu lama. Aspek yang ada: 1) belajar melalui

    aktivitas fisik; 2) selalu berorientasi pada fisik dan banyak bergerak; 3) peka

    terhadap ekspresi dan bahasatubuh; 4) menyukai kegiatan coba-coba.

    Penelitian ini mengacu pada definisi gaya belajar kinestetik menurut

    DePorter & Hernacki yang dalam belajar selalu bergerak, aktivitas dengan fisik

    E. Penelitian yang Relevan

    Beberapa penelitian yang terkait dalam hubungan antara gaya belajar

    kinestetik terhadap prestasi belajar siswa adalah sebagai berikut: Dian Nurlaili

    (2007) penelitian yang dilakukan dengan tujuan untuk mengetahui hubungan

    gaya belajar terhadap prestasi belajar siswa MTs Surya Buana. Dari hasil

    penelitian yang dilakukan adanya hubungan atau pengaruh gaya belajar siswa

    MTs Surya Buana dengan hasil prestasi belajar matematika siswa meningkat,

    dengan memiliki presentase 0,40% sumbangan pengaruh kepercayaan

    terhadap prestasi belajar.

    Khoiriyah (2009) dengan penelitian yang berjudul hubungan gaya

    belajar terhadap prestasi belajar matematika siswa dan pengaruhnya terhadap

    prestasi belajar siswa di Mts N Gresik. Hasil penelitiannya didapatkan adanya

    pengaruh atau hubungan antara gaya belajar kinestetik terhadap prestasi

    belajar siswa dengan didapatkan sebesar 27.7% dalam memberikan

    sumbangan pada prestasi belajar matematika siswa

    Hasil penelitian Eli (2011) hubungan antara gaya belajar visual,

    auditorial, dan kinestetik dengan prestasi belajar matematika siswa kelas VI

    Gugus Gajah Mungkur Kecamatan Getasan Kabupaten Semarang semester I

    Tahun ajaran 2010/2011. Hasilnya menyatakan bahwa hubungan antara gaya

    belajar kinestetik dengan prestasi belajar siswa dengan presentase sebesar

    18,3% dalam memberikan sumbangan pada prestasi belajar matematika siswa.

    F. Kerangka Berpikir

    Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui hubungan antara gaya belajat

    kinestetik terhadap prestasi belajar matematika siswa kelas X Jurusan

  • 13

    Akuntansi SMK Diponegoro Salatiga, oleh karenanya terdapat dua variabel yang

    akan diukur gaya belajar kinestetik dan prestasi belajar matematika. Berikut

    merupakan Gambar 2.1 kerangka berfikir penelitian ini.

    Gambar 2.1

    Hubungan antara gaya belajar kinestetik dengan prestasi belajar matematika

    G. Hipotesis tindakan

    Berdasarkan kajian teori serta beberapa hasil penelitian yang relevan

    maka diajukan hipotesis sebagai berikut: terdapat hubungan positif dan

    signifikan antara gaya belajar kenestetik dengan prestasi belajar matematika

    siswa kelas X Jurusan Akunntasi SMK Diponegoro Salatiga.

    X

    Gaya Belajar

    Kinestetik

    Prestasi Belajar

    Matematika Siswa

  • 14

  • 15

    BAB III

    METODE PENELITIAN

    A. Jenis Penelitian

    Jenis penelitian ini merupakan penelitian korelasional.Penelitian

    korelasional adalah penelitian yang bertujuan mendeteksi sejauh mana

    variabel-variabel pada suatu faktor berkaitan dengan variasi-variasi pada satu

    atau lebih faktor yang lain (Arikunto, 2002). Penelitian ini bertujuan untuk

    mengetahui hubungan antara gaya belajar kinestetik dengan prestasi belajar

    matematika siswa kelas X Jurusan Akuntansi SMK Diponegoro Salatiga.

    B. Definisi Operasional

    1. Gaya Belajar Kinestetik

    Gaya belajar kinestetik merupakan aktivitas belajar dengan cara

    bergerak, bekerja dan menyentuh. Pembelajar tipe ini mempunyai

    keunikan dalam belajar selalu bergerak, aktivitas panca indera, dan

    menyentuh. Pembelajar ini sulit untuk duduk diam berjam-jam karena

    keinginan mereka untuk beraktivitas dan eksplorasi sangatlah kuat.

    Anak-anak yang termasuk belajar dengan gaya belajar kinestetik senang

    dengan segala sesuatu yang berhubungan dengan gerakan tubuh.

    2. Prestasi belajar

    Prestasi belajar adalah kemampuan yang dimiliki oleh seorang siswa

    terhadap mata pelajaran setelah siswa mempelajari materi untuk

    mencapai tujuan pengajaran dalam satu kurun waktu yang biasanya

    berupa semester atau tahun pengajaran. Prestasi belajar dalam

    penelitian ini dapat dioperasionalkan dalam bentuk indikator-indikator

    berupa nilai rapor, indeks prestasi study, angka kelulusan, dan predikat

    keberhasilan.

    C. Variabel Penelitian

    Variabel penelitian adalah suatu atribut atau sifat atau nilai dari orang ,

    obyek atau kegiatan yang mempunyai variasi tertentu yang ditetapkan oleh

    peneliti untuk dipelajari dan ditarik kesimpulan. Variabel-variabel penelitian

    ini sebagai berikut ;variabel bebas (independen variabel) adalah gaya belajar

  • 16

    kinestetik (X), sedangkan variabel terikat ( dependen variabel) sebagai

    prestasi belajar siswa SMK Diponegoro (Y).

    D. Populasi dan Sampel

    1. Populasi

    Populasi dari penelitian ini adalah siswa kelas X jurusan Akuntansii

    SMK Diponegoro yang dapat dilihat pada Tabel 3.1.

    Tabel 3.1 Populasi Kelas X

    No Kelas Jumlah

    1 X A Akuntansi 41

    2 X B Akuntansi 39

    3 X C Akuntansi 42

    Total 122

    Berdasarkan pada Tabel 3.1, dapat dilihat jumlah siswa masing-

    masing dari kelas. Kelas X A Akuntansi terdiri dari 41 siswa, X B Akuntansi

    terdiri dari 39 siswa dan X C Akuntansi yang terdiri dari 42 siswa.

    Keseluruhan populasi kelas X SMK Diponegoro berjumlah 122 siswa

    2. Sampel

    Pendapat Arikunto (1998) bahwa apabila populasi yang dipilih

    berjumlah 100 atau lebih maka sampel penelitian diambil 20% - 25% dari

    populasi. 25% dari populasi 122 adalah 31. Teknik sampling yang

    digunakan dalam penelitian ini adalah simple random sampling. Teknik

    simple random sampling dilakukan dengan jalan memberikan

    kemungkinan yang sama bagi individu yang menjadi anggota populasi

    untuk dipilih menjadi anggota sampel penelitiaan. Kelas yang terambil

    adalah kelas X C Akuntansi yang berjumlah 42 siswa.

    E. Desain Penelitian

    Penelitian yang dilakukan merupakan penelitian korelasional.Tujuan

    penelitian ini adalah untuk mengetahui apakah hubungan antara gaya belajar

    kinestetik dengan prestasi belajar matematika ada hubungan. Penelitian ini

    menggunakan metode penelitian angket atau kuesioner yang disusun

    berdasarkan skala Likert. Teknik pengumpulan data dalam penelitian ini adalah

    dengan menggunakan metode Try Out Terpakai, yaitu suatu metode

    pengumpulan data untuk uji coba instrumen langsung dipakai untuk penelitian.

  • 17

    F. Teknik dan Instrumen Pengumpulan Data

    1. Observasi: adalah untuk mengetahui data awal berupa jumlah populasi dan

    sampel serta keadaan real gaya belajar siswa.

    2. Angket

    Angket adalah sejumlah pertanyaan yang tertulis yang diberikan

    kepada siswa dengan maksud agar siswa yang diberi tersebut bersedia

    memberikan respons sesuai dengan permintaan pengguna (Arikunto,

    1990). Metode angket ini sebagai metode utama yang dipakai dalam

    pengumpulan data yang akan dianalisis. Salah satu cara yang dapat

    digunakan untuk menentukan gaya belajar seseorang adalah dengan

    menggunakan angket.

    3. Dokumentasi

    Dokumentasi dari kata dokumen yang artinya barang-barang tulisan. Di

    dalam pelaksanaan metode dokumentasi, yang di lakukan adalah

    menyelidiki benda-benda tertulis seperti buku-buku, majalah, dokumen,

    transkip, surat kabar, notulen, agenda peraturan-peraturan, catatan harian,

    dan lain sebagainya (Arikunto, 2002).

    Peneliti menggunakan metode dokumentasi untuk melihat transkip

    nilai raport tentang hasil prestasi belajar siswa, buku-buku dan majalah

    dipakai untuk melihat data-data yang berhubungan dengan sejarah

    berdirinya sekolah, mata pelajaran atau kurikulum, tujuan, visi, misi,

    struktur dan data-data yang lainnya yang berhubungan dengan penelitian.

    Teknik pengumpulan data dalam penelitian ini adalah dengan

    menggunakan metode Try Out Terpakai, yaitu suatu metode pengumpulan

    data untuk uji coba instrumen langsung dipakai untuk penelitian. Data

    tentang prestasi belajar matematika siswa didapat melalui metode

    dokumentasi yang berupa rapor siswa

    Pengumpulan data yang dilakukan dengan cara memberi seperangkat

    pertanyaan atau pernyataan tertulis kepada responden untuk dijawabnya

    Sugiyono (2010). Angket disusun menggunakan skala likert yang berjenjang

    satu sampai empat. Angket yang digunakan berjumlah 20 yang terdiri atas

    13 item positif dan 7 item negatif. Masing-masing item terdapat empat

    kategori pilihan jawaban yaitu selalu (SL), sering (S), kadang-kadang (KK),

    dan tidak pernah (TP) yang dapat dilhat pada Tabel 3.2.

  • 18

    Tabel 3.2 Penilaian Item Angket

    Positif Negatif

    Sering Sekali(SL) 4 1

    Sering (S) 3 2

    Kadang-kadang (K) 2 3

    Tidak pernah (TP) 1 4

    Berdasarkan Tabel 3.2, skor untuk item positif yaitu skor 4 untuk

    jawaban sering sekali, skor 3 untuk jawaban sering, skor 2 untuk jawaban

    kadang-kadang dan skor 1 untuk jawaban tidak pernah. Skor 1 untuk

    jawaban sering sekali. skor 2 untuk jawaban sering, skor 3 untuk jawaban

    kadang-kadang dan skor 4 untuk jawaban tidak pernah adalah skor untuk

    pernyataan yang negatif.

    Penelitian ini menggunakan angket sebagai pengambilan data dengan

    kisi-kisi gaya belajar kinestetik yang dapat dilihat Tabel 3.3.

    Tabel 3.3 Kisi-kisi Angket

    Konsep Aspek Positif Negatif

    Gaya belajar kinestetik adalah gaya belajar yang

    melibatkan seluruh anggota tubuh

    Belajar melalui aktivitas fisik

    2,4,15,17 7

    Selalu berorientasi pada fisik dan banyak bergerak

    1,10,18 5,14,

    Peka terhadap ekspresi dan bahasa tubuh

    8,11, 12 9,19

    Menyukai kegiatan coba-coba

    6,13, 20 3,16

    Berdasarkan Tabel 3.3, dari 4 aspek terdiri dari 5 item. Aspek belajar

    melalui aktivitas fisik terdiri dari 5 item yang dimana positif terdiri dari 4 dan

    1 item negatif. Aspek selalu berorientasi pada fisik dan banyak bergerak

    terdiri dari 5 item yang dimana positif terdiri 3 item dan 2 item negatif.

    Aspek peka terhadap ekspresi dan bahasa tubuh terdiri dari 5 item yang

  • 19

    terdiri dari 3 item positif dan 2 item negatif. Sedangkan aspek Menyukai

    kegiatan coba-coba terdiri dari 5 item yang dimana 3 item positif dan 2 item

    negatif.

    G. Validitas dan Reliabilitas Instrumen

    Validitas adalah suatu ukuran yang menunjukkan tingkat-tingkat

    kevaliditasan atau kesahihan suatu instrumen. Validitas instrument dapat

    diukur dengan menggunakan rumus Pearson Product Moment, dengan syarat

    jika butir angket dikatakan valid dan jika instrumen

    dikatakan tidak valid. Perhitungan validitas ini menggunakan Microsoft Excel

    2007.

    Uji reliabilitas digunakan untuk mengetahui sejauh mana instrumen

    yang digunakan dapat memberikan hasil yang relatif sama jika dilakukan

    pengujian kembali pada subjek yang sama. Uji reliabilitas yang digunakan

    adalah uji Cronbach alpha, perhitungannya menggunakan SPSS For Windows

    versi 17.0. Hasil koefisien reliabilitas tersebut kemudian dibandingkan dengan

    standar reliabilitas untuk mengetahui kategori reliabilitas angket. Berikut

    standar reliablilitas yang dikemukakan oleh Azwar (2005) yang terlihat pada

    Tabel 3.3.

    Tabel 3.4 Kategori Tingkat Reliabilitas Angket

    Interval Koefisien Tingkat Reliabilitas

    Tidak reliabel Cukup reliabel

    Reliabel Sangat reliabel

    Berdasarkan Tabel 3.4, tingkat reliabilitas suatu instrumen penelitian

    dapat ditentukan. Koefisien reliabilitas instrumen yang kurang dari

    dikatakan tidak reliabel, sedangkan koefisien reliabilitas antara sampai

    dengan kurang dari dikatakan cukup reliabel. Lebih lanjut, koefisien

    reliabilitas instrumen antara sampai dengan kurang dari tergolong

    reliabel, sedangkan koefisien reliabilitas antara sampai dengan tergolong

    sangat reliabel.

    H. Teknis Analisis Data

    1. Analisis Deskriptif

  • 20

    Gambaran mengenai hasil pengukuran terhadap kedua variabel,

    yakni gaya belajar kinestetik, dan prestasi belajar matematika siswa

    disajikan melalui analisis deskriptif. Besaran statistik besaran statistik

    deskriptif antara lain mencakup mean, standart deviation, skor minimum,

    dan skor maksimum.

    2. Uji Prasyarat

    Uji prasyarat dalam penelitian ini menggunakan uji normalitas dan

    uji linieritas.

    a. Uji Normalitas

    Tujuan dilakukan uji normalitas data adalah untuk mengetahui

    normal atau tidaknya data hasil pengukuran untuk masing-masing

    variabel penelitian. Teknik yang digunakan dalam pengujian normalitas

    data dengan menggunakan Kolmogorov Smirnov T- est dengan bantuan

    SPSS. Dasar pengambilan keputusan berdasarkan taraf signifikan. Jika

    taraf signifikan > 0,05 maka data hasil pengukuran berdistribusi

    normal.

    b. Uji Linieritas

    Uji linieritas bertujuan untuk mengtahui apakah dua variabel

    mempunyai hubungan yang linear atau tidak secara signifikan. Uji ini

    digunakan sebagai prasyarat dalam analisis korelasi atau regresi linier.

    Dasar pengambilan keputusan dalam uji linieritas, jika nilai signifikan >

    0.05 dikatakan linier.

    3. Analisis Korelasi

    Analisis korelasi yang digunakan adalah pearson product moment.

    Penghitungan analisis korelasinya dengan menggunakan bantuan SPSS

    16.0 for windows. Untuk dapat memberi interpretasi terhadap kuatnya

    hubungan kedua variabel, maka dapat digunakan pedoman sebagai

    berikut (Jahat dan Haris, 2008), yang dapat dilihat pada Tabel 3.5.

    Tabel 3.5

    Pedoman Kuatnya Hubungan Antar Dua Variabel

  • 21

    Rentang Kategori

    Sangat Tinggi

    Tinggi

    Cukup

    Rendah

    Sangat Rendah

    Ada tidaknya hubungan (korelasi) gaya belajar kinestetik dengan

    prestasi belajar matematika, maka dilakukan dengan menggunakan

    korelasi untuk dua variabel, untuk uji hipotesis penelitian. Penilaian

    hipotesis didasarkan pada :

    H0 : Tidak terdapat hubungan positif signifikan antara gaya

    belajar kinestetik dengan prestasi belajar matematika

    siswa kelas X Jurusan Akuntansi SMK Diponegoro Salatiga.

    H1 : Terdapat hubungan positif signifikan antara gaya belajar

    kinestetik dengan prestasi belajar matematika siswa kelas

    X Jurusan Akuntansi SMK Diponegoro Salatiga.

    Kriteria pengujian adalah jika nilai > maka H0 ditolak

    sebaliknya jika nilai nilai ≤ H0 diterima. Korelasi product

    moment pearson digunakan untuk mengetahui hubungan antara variabel

    satu dengan variabel yang lain dengan menggunakan bantuan program

    SPSS.

  • 22

  • 23

    BAB IV

    HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

    A. Gambaran Umum Obyek Penelitian

    Penelitian dilakukan di SMK Diponegoro Salatiga. Tiga kelas yang ada di

    kelas X, kelas yang dipilih adalah X C jurusan Akutansi. Jumlah siswa X C

    sebanyak 42 siswa dengan jumlah siswa laki-laki sebanyak 4 siswa dan siswa

    perempuan sebanyak 38 siswa. Pengambilan data di kelas X C hanya 38 siswa

    yang dapat ikut serta dalam pengambilan data sedangkan 4 siswa tidak dapat

    mengikuti karena ada tugas dari Sekolah.

    B. Pelaksanaan Penelitian

    Tanggal 5 Maret membuat surat izin untuk melakukan penelitian di

    SMK Diponegoro Salatiga di TU FKIP. Surat ijin jadi pada tanggal 11 Maret

    2013 setelah itu surat izin diserahkan kepada TU SMK Diponegoro Salatiga

    pada tanggal 14 Maret 2013. Selasa tanggal 19 Maret 2013 menghubungi

    pihak guru yang mengampu kelas X Akutansi dan meminta daftar nilai kelas X

    Akutansi. Penelitian dilakukan dikelas X C atas persetujuan guru matematika

    yang mengampu kelas X C. Penelitian dilakukan pada hari Sabtu tanggal 4

    Mei 2013 jam 08.45 sampai jam 09.10

    C. Hasil Coba Instrumen

    Penelitian ini menggunakan angket sebagai alat pengumpulan data,

    oleh karena itu penelitian ini menggunakan uji validitas dan uji reliabilitas

    Uji validitas atau uji kesahihan dilakukan untuk mengukur pernyataan-

    pernyataan yang ada dalam angket. Uji validitas yang dilakukan oleh peneliti

    adalah dengan menguji cobakan angket penelitian kepada beberapa siswa di

    SMK Diponegoro Salatiga dengan jumlah responden sebanyak 38 responden.

    Jumlah pernyataan angket yang disebarkan berjumlah 20 pernyataan.

    Perhitungan validitas dapat dilihat pada lampiran. Hasil uji validitas

    berdasarkan perhitungan dengan bantuan program excel Windows dapat

    dilihat pada Tabel 4.1.

  • 24

    Tabel 4.1 Validitas Item Instrumen Gaya Belajar Kinestetik Siswa

    Item Soal Nilai Korelasi Kriteria

    1 0,37 Valid

    2 0,62 Valid

    3 -0,23 TD

    4 0,47 Valid

    5 0,23 TD

    6 0,55 Valid

    7 -0,15 TD

    8 -0,31 TD

    9 0,43 Valid

    10 0,25 TD

    11 0,34 Valid

    12 0,39 Valid

    13 0,51 Valid

    14 0,30 TD

    15 0,32 Valid

    16 0,25 TD

    17 0,49 Valid

    18 0,43 Valid

    19 0,55 Valid

    20 0,62 Valid

    Keterangan : TD = Tidak Valid

    Berdasarkan Tabel 4.1 uji validitas menggunakan Pearson Product

    Moment dengan α = 5% dan n = 38, maka diperoleh nilai

    Angket tersebut setelah dilakukan uji coba dan dianalisis

    menggunakan Pearson Product Moment, diperoleh 7 item yang tidak valid

    dan yang valid 13 item. Item yang tidak valid no 3 dengan nilai korelasi -0,23,

    no 5 dengan nilai korelasi 0,23, no 7 dengan nilai korelasi -0,15, no 8 dengan

    nilai korelasi -0,31, no 10 dengan nilai korelasi 0,25, no 14 dengan nilai

    korelasi 0,30, no 16 dengan nilai korelasi 0,25. Item yang tidak valid dalam

    penelitian ini akan dihilangkan atau dihapus.

    Berdasarkan hasil perhitungan reliabiltas untuk kuesioner gaya belajar

    kinestetik diperoleh nilai Alpha Cronbach’s 0,783 yang dapat dilihat pada

  • 25

    Lampiran 5.Berdasarkan kriteria koefisien reliabilitas menurut Azwar (2011)

    maka koefisien alpha gaya belajar kinestetik sebesar 0,783 termasuk dalam

    kategori cukup reliabel.

    D. Analisis Deskriptif Hasil Pengukuran Variabel Penelitian

    Deskripsi hasil penelitian yang diperoleh dari pengumpulan data pada

    dengan instrumen penelitian berupa bentuk skor. Pemaparan tersebut

    meliputi variabel-variabel: Gaya Belajar, dan Prestasi Belajar Matematika

    yang mencakup mean, standart deviation, skor minimum, dan skor

    maksimum. Jika Y menyatakan variabel terikat atau variabel prestasi belajar

    matematika, dan X menyatakan variabel bebas yaitu gaya belajar kinestetik

    maka rangkuman perolehan skor data variabel penelitian disajikan pada

    Tabel 4.2.

    Tabel 4.2 Deskripsi Variabel

    N Minimum Maximum Mean Std. Deviation

    Gaya belajar kinestetik

    38 18 42 29.1316 5.01442

    Prestasi Belajar Matematika

    38 65 84 72.7895 5.48294

    Berdasarkan Tabel 4.2 gaya belajar kinestetik memiliki skor

    minimum 18, skor maksimum 42, skor mean 29.1316, dan skor standart

    deviation 5.01442. Prestasi belajar matematika memiliki skor minimum 65,

    skor maksimum 84, skor mean 72.7895, dan skor standart deviation 5.48294.

    1. Prestasi Belajar Matematika Siswa

    Siswa yang digunakan dalam penelitian ini berjumlah sebanyak 38

    siswa. Mengetahui prestasi belajar matematika siswa, peneliti

    membaginya menjadi 3 kategori: x > 70 terlampui, x = 70 tercapai, dan x

    < 70 belum tercapai berdasarkan nilai KKM (Kriteria Ketuntasan Minimal)

    SMK Diponegoro sebesar 38 siswa.

    Kategori prestasi belajar matematika siswa kelas X C SMK

    Diponegoro Salatiga dengan kategori yang sudah ditentukan dengan KKM

    dari SMK Diponegoro dapat dilihat pada Gambar 4.1.

  • 26

    Gambar 4.1

    Diagram Frekuensi Relatif Pengukuran Prestasi Belajar Matematika

    Berdasarkan Gambar 4.1, diketahui bahwa 57,89% atau 22 siswa

    memiliki prestasi belajar matematika yang terlampui dengan kriteria x >

    70, prestasi belajar matematika tercapai dengan kriteria x = 70 memiliki

    sebesar 5,26% atau 2 siswa, dan 36,84% 14 siswa memiliki prestasi

    belajar matematika belum tercapai dengan kriteria x < 70.

    2. Gaya Belajar Kinestetik

    Tingkat gaya belajar kinestetik siswa, peneliti membaginya menjadi

    3 kategori: tinggi, sedang, dan rendah. Banyak pilihan pada masing-

    masing item ada 4, maka skor maksimum yang diperoleh yaitu 4 × 13 =

    52 dan skor minimum yaitu 1 × 13 = 13 dan diperoleh interval sebagai

    berikut.

    Gaya belajar kinestetik siswa dikategorikan tinggi, sedang dan

    rendah dengan ditentukan interval sebesar 13. Kategori ini digunakan

    untuk mengetahui berapa besar jumlah siswa yang ada dalam kategori

    tinggi, sedang dan rendah. Kategori gaya belajar kinestetik dapat dilihat

    pada Gambarl 4.2.

  • 27

    Gambar 4.2

    Diagram Frekuensi Relatif Pengukuran Gaya Belajar Kinestetik

    Berdasarkan Gambar 4.2, siswa kelas X C Jurusan Akuntansi SMK

    Diponegoro Salatiga cenderung mendapatkan gaya belajar kinestetik

    yang tergolong sedang. Terdapat 2 siswa atau sebesar 5,26% termasuk

    dalam golongan tinggi, golongan sedang terdapat 28 siswa atau 73,68%,

    dan golangan rendah terdapat 8 siswa atau 21,05% yang mendapat gaya

    belajar kinestetik

    Berdasarkan hasil pengumpulan data dan penggolongan data,

    maka dapat disimpulkan bahwa siswa kelas X C Jurusan Akuntansi SMK

    Diponegoro Salatiga mempunyai prestasi belajar matematika yang

    tergolong terlampui yaitu 22 siswa, tercapai yaitu 2 dan belum tercapai

    yaitu 14 siswa.Berbeda dengan gaya belajar kinestetik, sebagian besar

    siswa kelas X C Jurusan Akuntansi SMK Diponegoro Salatiga mendapatkan

    gaya belajar kinestetik yang tinggi, yaitu 2 siswa, sedangkan 28 siswa

    termasuk yang mendapatkan gaya belajar kinestetik dalam kategori

    sedang, dan sedangkan 8 siswa termasuk yang mendapatkan gaya belajar

    kinestetik dalam kategori rendah.

    E. Uji Prasyarat

    Uji prasyarat yang digunakan dalam penelitian ini adalah uji normalitas

    data dan uji linieritas. Uji normalitas menggunakan uji Kolmogorof–Smirnov

    Test dan uji linieritas menggunakan uji ANOVA dengan menggunakan SPSS For

    Windows versi 17.0. Hasil uji normalitas pada data prestasi belajar matematika

    dan data gaya belajar kinestetik dapat dilihat pada Tabel 4.3

  • 28

    Tabel 4.3 Hasil Uji Normalitas

    Kolmogorov-Smirnova

    Statistic Df Sig.

    Gaya belajar kinestetik .142 38 .051

    Prestasi Belajar Matematika .124 38 .149

    a. Lilliefors Significance Correction

    Berdasarkan Tabel 4.3, hasil uji normalitas, diperoleh nilai signifikasi

    untuk prestasi belajar matematika siswa dan nilai signifikasi 0,149 untuk

    gaya belajar kinestetik 0,888. Nilai signifikasi tersebut lebih besar jika

    dibandingkan dengan sehingga dapat disimpulkan bahwa kedua data

    tersebut berdistribusi normal.

    Uji linearitas dilakukan untuk mengtahui variabel mempunyai hubungan

    yang linear atau tidak. Tehnik yang digunakan dalam pengujian linieritas

    dengan menggunakan anova yang dihitung menggunakan SPSS. Hasil uji

    linearitas dapat dilihat pada Tabel 4.4.

    Berdasarkan Tabel 4.4, hasil uji linieritas diperoleh nilai signifikansi

    , sehingga dapat disimpulkan bahwa kedua variabel tersebut mempunyai

    hubungan yang linier. Hasil kedua uji telah memenuhi syarat, sehingga dapat

    dilanjutkan dengan uji korelasi Pearson Product Moment.

    Tabel 4.4 Hasil Uji Linearitas

    Sum of

    Squares Df

    Mean

    Square F Sig.

    Prestasi

    Belajar

    Matematika *

    Gaya Belajar

    Kinestetik

    Between

    Groups

    (Combined) 368.349 18 20.464 .523 .913

    Linearity .390 1 .390 .010 .922

    Deviation from

    Linearity

    367.959 17 21.645 .553 .888

    Within Groups 743.967 19 39.156

    Total 1112.316 37

  • 29

    F. Hasil Analisis Data

    Hasil kedua uji prasyarat telah memenuhi syarat, sehingga dapat

    dilanjutkan dengan uji korelasi Pearson Product Moment. Hasil dari korelasi

    gaya belajar kinestetik dangan prestasi belajar matematika siswa dapat

    dilihat pada tabel berikut Tabel 4.5.

    Tabel 4.5 Hasil Korelasi Gaya Belajar Kinestetik dengan Prestasi Belajar

    Matematika Siswa

    Gaya Bekajar

    Kinestetik

    Prestasi

    Belajar

    Matematika

    Gaya Bekajar

    Kinestetik

    Pearson Correlation 1 .019

    Sig. (1-tailed) .456

    N 38 38

    Prestasi Belajar

    Matematika

    Pearson Correlation .019 1

    Sig. (1-tailed) .456

    N 38 38

    Berdasarkan Tabel 4.5, hasil perhitungan dengan menggunakan

    korelasi Pearson Product Moment diperoleh nilai r atau koefisien korelasi

    sebesar 0,019. Jadi ada korelasi positif sebesar 0,019 antara gaya belajar

    kinestetik dengan prestasi belajar matematika namun dalam kategori

    sangat rendah. Hal ini berarti semakin besar gaya belajar kinestetik, maka

    akan semakin besar pula prestasi belajar matematika. Bila taraf kesalahan

    5%, (taraf kepercayaan 95%) dan N = 38, maka harga

    Ternyata harga lebih kecil dari harga yakni 0,019 < 0,320,

    sehingga diterima dan ditolak. Jadi tidak ada hubungan positif

    signifikan antara gaya belajar kinestetik dengan prestasi belajar

    matematika.

    G. Pembahasan

    Berdasarkan hasil analisis statistik deskriptif, diperoleh rata-rata dari

    prestasi belajar matematika siswa adalah 72,78 dan simpangan baku 5,48.

  • 30

    Lebih lanjut, prestasi belajar matematika siswa digolongkan menjadi tiga,

    yaitu golongan terlampui, tercapai, dan belum tercapai. Berdasarkan

    penggolongan tersebut, terdapat 22 siswa yang masuk dalam kategori

    mempunyai prestasi belajar matematika terlampui atau sebesar 57,89%, 2

    siswa atau 5,26% masuk dalam kategori tercapai, dan 14 siswa atau 36,84%

    masuk dalam kategori belum tercapai. Berdasarkan penggolongan

    tersebut, rata-rata prestasi belajar matematika siswa masuk dalam kategori

    terlampui. Hal ini wajar, karena 72,78% siswa memiliki prestasi belajar

    matematika yang tergolong terlampui.

    Rata-rata gaya belajar kinestetik adalah sebesar 29,13 dan simpangan

    baku sebesar 5,01. Lebih lanjut, gaya belajar kinestetik digolongkan

    menjadi tiga. Golongan tinggi terdapat 2 siswa atau sebesar 5,26%,

    golongan sedang terdapat 28 siswa atau 73,68%, dan golongan rendah

    terdapat 8 siswa atau 21,05%. Berdasarkan penggolongan tersebut, rata-

    rata gaya belajar kinestetik masuk dalam kategori sedang, sebesar 73,68%

    siswa mendapatkan gaya belajar kinestetik yang tergolong sedang.

    ada korelasi positif sebesar 0,019 antara gaya belajar kinestetik

    dengan prestasi belajar matematika namun dalam kategori sangat rendah.

    Hal ini berarti semakin besar gaya belajar kinestetik, maka akan semakin

    besar pula prestasi belajar matematika. Bila taraf kesalahan 5%, (taraf

    kepercayaan 95%) dan N = 38, maka harga Ternyata harga

    lebih kecil dari harga yakni 0,019 < 0,320, sehingga

    diterima dan ditolak. Jadi tidak ada hubungan positif dan nilai koefisien

    korelasi antara gaya belajar kinestetik dengan prestasi belajar matematika.

    Data dan koefisien korelasi yang diperoleh dalam sampel tersebut dapat

    digeneralisasikan pada populasi dimana sampel yang diambil atau data

    tersebut mencerminkan keadaan populasi. Digeneralisasikan bahwa tidak

    terdapat hubungan positif signifikan antara gaya belajar kinestetik dengan

    prestasi belajar matematika siswa kelas X Jurusan Akuntansi SMK

    Diponegoro Salatiga

    Hasil tersebut sejalan dengan penelitian Yoenanto ( 2004) dan Sawaldi

    (2009) yang menyatakan bahwa gaya belajar kinestetik siswa tidak ada

    hubungan pada prestasi belajar matematika siswa.

  • 31

    Hal ini dikarenakan faktor-faktor yang berpengaruh pada prestasi

    belajar matematika siswa bukan hanya gaya belajar kinestetik, tetapi juga

    terdapat faktor-faktor lain yang ikut berpengaruh pada prestasi belajar

    siswa sebagaimana yang diungkapkan oleh Suparno (2001). Faktor-faktor

    tersebut antara lain: `1) faktor internal itu antara lain adalah kesulitan

    memahami pelajaran yang terjadi karena pelajaran yang disampaikan tidak

    cukup ditunjang oleh pengetahuan sebelumnya, kehilangan semangat

    belajar karena nilai yang diperolehnya rendah, kesulitan untuk

    mendisiplinkan diri dalam belajar, ketidakmampuan untuk berkonsentrasi,

    ketekunan dalam mendalami pelajaran, konsep diri yang negatif, dan serta

    gangguan emosi; 2) faktor eksternal terdiri dari kemampuan atau keadaan

    sosial ekonomi, kekurangmampuan guru menguasai materi dan strategi

    pembelajaran, tugas-tugas non akademik yang dapat menyita waktu

    belajar sehingga porsi belajar lebih sedikit, kurang memperoleh dukungan

    dari orang sekitar, lingkungan fisik yang mempengaruhi kualitas belajar

    seseorang, serta kesulitan belajar yang berasal dari lembaga pendidikan

    sendiri, misalnya sarana belajar yang kurang, dan perbandingan siswa guru

    yang tidak seimbang.

  • 32

  • 33

    BAB V

    PENUTUP

    A. Kesimpulan

    Hasil penelitian korelasional ini menunjukan bahwa tidak terdapat

    hubungan yang positif signifikan antara gaya belajar kinestetik dengan prestasi

    belajar matematika siswa kelas X Jurusan Akuntansi SMK Diponegoro Salatiga.

    Berdasarkan hasil perhitungan dengan SPSS, ada korelasi positif sebesar

    0,019 antara gaya belajar kinestetik dengan prestasi belajar matematika

    namun dalam kategori sangat rendah. Hal ini berarti semakin besar gaya

    belajar kinestetik, maka akan semakin besar pula prestasi belajar matematika.

    Bila taraf kesalahan 5%, (taraf kepercayaan 95%) dan N = 38, maka harga

    Ternyata harga lebih kecil dari harga yakni 0,019

    < 0,320, sehingga diterima dan ditolak. Jadi kesimpulannya tidak

    terdapat hubungan positif signifikan antara gaya belajar kinestetik dengan

    prestasi belajar matematika siswa kelas X Jurusan Akuntansi SMK Diponegoro

    Salatiga.

    B. Saran

    Pertimbangan guru untuk lebih fokus kepada cara mengajar yang baik

    daripada fokus kepada gaya belajar siswa karena tidak terdapat hubungan

    yang positif dan signifikan antara gaya belajar kinestetik dengan prestasi

    belajar matematika.

  • 34

  • 35

    SDAFTAR PUSTAKA

    Ali, M. 2004. Psikologi remaja. Jakarta: Bumi Aksara.

    Anni, Catharina Tri. 2004. Psikologi Belajar. Semarang: upt unnes Press Arikunto. 1990. Manajemen Penelitian. Jakarta: Rineka Cipta Arikunto . 2002. Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktek. Jakarta: Rineka

    Cipta Arikunto. 2007. Dasar-dasar Evaluasi Pendidikan. Jakarta: Bumi Aksara Azwar, S. 2004. Pengantar Psikologi Intelegensi. Yogyakarta: Pustaka Pelajar. Depdikbud. 1999. Kamus Besar Bahasa Indonesia. Jakarta: Balai Pustaka DePorter. 2000. Quantum Teaching: Mempraktekkan Quantum Learning di

    Ruang-ruang. Bandung: Penerbit Kaifa. DePorter, Bobbi & Hernacki, Mike. 2001. Quantum Learning: Membiasakan

    Belajar Nyaman dan Menyenangkan. Bandung: Kaifa. Djamarah, Syaiful Bahri. 2002. Strategi Belajar Mengajar. Jakarta: Rineka Cipta Dryden, Gordon dan Voc, Jeannette. 2002, Revolusi Cara Belajar. Kaifa Bagian II

    Eli. 2011. Hubungan antara Gaya Belajar Visual, Auditorial, dan Kinestetik dengan Prestasi Belajar siswa kelas VII Gugus Gajah Mungkur Kecamatan Getasan Kabupaten Semarang Semester I tahun ajaran 2010/2011. Skripsi

    Fafo. 2005. Hubungan antara Gaya Belajar dan Motivasi Belajar dengan Prestasi

    Belajar IPA Siswa Kelas X I SMA Negeri I Amanuban. Tesis Program Pasca Sarjana. UKSW

    Gunawan, Adi W 2004. Born to Be a Genius.Jakarta: PT Gramedia Pustaka

    Utama. Hakim. 2000. Belajar adalah “Suatu Proses Perubahan didalam Kepribadian

    Manusia

  • 36

    Khoiriyah. 2009. Gaya Belajar Matematika Siswa dan Pengaruhnya terhadap Prestasi Belajar Siswa di MTs N Gresik.

    Missa. 2005. Hubungan antara Gaya Belajar dan Minat pekerjaan dengan

    Prestasi Belajar siswa Kelas X SMK Negeri 2 SOE. Tesis Program Pasca Sarjana. UKSW

    Madden, Thomas 2002. FIRE UP Your Learning: Petunjuk Belajat yang

    Dipercepat untuk Umur 12 tahun ke atas.Jakarta: PT Gramedia Pustaka Utama.

    Muhibbin, Syah. 2006. Psikologi Belajar. Jakarta: Raja Grafindo Persada Nur, Nuraeni. 2006. Hubungan antara Intelegensi Kebiasaan Belajar, Prestasi

    Belajar pada Mata Pelajaran Math Siswa Kelas V SD N Salatiga 12 Tahun Ajaran 2005/2006

    Nurlaili, Dian. 2007. Hubungan Gaya Belajar Terhadap Prestasi Belajar Siswa

    MTs Surya Buana. Skripsi. Purwanto, Ngalim, M. 2003 Psikologi Pendidikan. Bandung: PT Remaja

    Rosdakarya

    Qomariyah. 2010. Pengaruh Gaya Belajar Siswa terhadap Prestasi belajar siswa SMA Negeri 1 Blega. Skripsi.

    Sardiman. 1996. Interaksi dan Motivasi Belajar Mengajar. Jakarta: Grafindo Sawaldi. 2009. Pembelajaran Biologi dengan Quantum Learning melalui

    Komputer dan Modul ditinjau dari Gaya Belajar dan Kemampuan Memori Siswa. Skripsi.

    Setyowati. 2006. Hubungan antara Hisiplin Belajar dan Gaya Belajar dengan

    Prestasi Belajar Siswa kelas XI IPA SMA Negeri 9 Semarang. Tensis Program Pasca Sarjana UKSW.

    Slameto. 2003. Belajar dan Faktor-faktor yang Mempengaruhinya. Jakarta:

    Puspa Swara. Sugiyono. 2011. Metode Penelitian Kuantitatif, Kualitatif, dan R&D. Bandung.

    Alfabeta. Sugiyono. 2009. Statistik untuk Penelitian. Bandung. Alfabeta

  • 37

    Surya, M. 2004. Psikologi Pembelajaran dan Pengajaran. Bandung: Pustaka Bani

    Qurasy Suryabrata, S. 2002. Psikologi pendidikan. Jakarta: Fajar Interpratama Offset Suparno. 2001. Membangun Kompetensi Belajar Dirjen Dikti Depdiknas. Tanta. 2010. Pengaruh Gaya Belajar terhadap Prestasi Belajar Mahasiswa pada

    Mata Kuliah Biologi Umum Program Studi Pendidikan Biologi Universitas Cenderawasih.Skripsi

    Tu’u, Tulus. 2004. Peran Disiplin pada Perilaku dan Prestasi Siswa. Jakarta:

    Grasindo. Wayan, Koster. 2001. Pengaruh Input Sekolah Terhadap Outcome Sekolah.

    Survai di SLTA Jakarta.Http//www. Depdiknas.go.id/Balitbang/ Publikasi/jurnal/no 025/WayanKoster.htm

    Winataputra, U S. 1995. Teori Belajar dan Pembelajaran. Bandung: Rosda Karya Winkel, W.S 1996. Psikologi Pendidikan dan Evaluasi Belajar. Jakarta: Gramedia Yoenanto, Nono. 2004. Pengaruh Gaya Belajar Visual,Auditorial, Kinestetik

    Terhadap Tingkat Prestasi Belajar Matematika Siswa SMA. skripsi.

  • 38

  • 39

  • 40

    Lampiran 1. Nilai Prestasi Belajar Matematika Siswa Kelas X C

    SMK Diponegoro Salatiga

    N0 Nilai Matematika Kelas X

    C N0 Nilai Matematika Kelas X

    C

    1 84 20 65

    2 69 21 70

    3 71 22 76

    4 81 23 79

    5 72 24 65

    6 65 25 78

    7 78 26 68

    8 75 27 69

    9 74 28 73

    10 67 29 66

    11 69 30 74

    12 76 31 69

    13 72 32 84

    14 78 33 72

    15 68 34 68

    16 78 35 75

    17 79 36 70

    18 67 37 82

    19 74 38 66

  • 41

    Lampiran 2 Kisi-kisi Angket

    Konsep Aspek Indikator Empiris Positif Negatif

    Gaya belajar

    kinestetik

    adalah gaya

    belajar yang

    melibatkan

    seluruh

    anggota

    tubuh

    Belajar

    melalui

    aktivitas

    fisik

    - Ketika membaca buku

    catatan matematika, saya

    menggunakan jari saya

    untuk menunjuk kata atau

    kalimat yang sedang saya

    baca.

    - Saya mudah mengerti

    pelajaran matematika

    dengan menulis ulang atau

    mengetik catatan pelajaran

    saya di rumah

    - Saya menghafal rumus-

    rumus matematika dengan

    duduk

    diam di kursi

    - Jika akan menghadapi

    ulangan, kamu mudah hafal

    jika berjalan bolak-balik

    sambil menghafal

    - Saya membutuhkan waktu

    yang cukup lama untuk

    mengerjakan tugas, karena

    saya harus berjalan ke sana

    kemari, beristirahat

    sebentar, atau

    mengerjakan hal lain,

    untuk mendapatkan ide

    lebih lanjut

    2,4,15

    ,17

    7

  • 42

    Konsep Aspek Indikatoe Empiris positif negatif

    Gaya belajar kinestetik adalah gaya belajar yang melibatkan seluruh anggota tubuh

    Selalu berorientasi pada fisik dan banyak bergerak

    - Ketika belajar matematika di kelas, mudah bagi saya untuk duduk diam untuk waktu yang lama

    - Saya tidak menyukai pelajaran matematika melalui permainan yang menyibukkan secara fisik di kelas

    - Ketika menjelaskan sesuatu dalam kegiatan diskusi atau belajar kelompok, tangan saya tidak bisa diam, pasti ikut menerangkan juga

    - Saat guru menerangkan, tangan diam

    - Saya tidak bisa duduk lama-lama ketika belajar matematika

    1,10, 18

    5,14,

    Peka terhadap ekspresi dan bahasa tubuh

    - Ketika menjelaskan suatu materi dalam matematika yang ditanyakan teman, saya terbiasa menyentuh teman tersebut untuk memperoleh perhatiannya

    - Saya tidak peka terhadap perubahan ekspresi teman saya ketika berbicara

    - Saya peka terhadap perasaan orang lain

    - Kamu peka tentang pandangan orang

    9,11, 12

    8,19

  • 43

    terhadap kamu - Saya sangat tidak

    peka ekspresi guru ketika

    Konsep Aspek Indikator Empiris Positif Negatif

    Gaya belajar kinestetik adalah gaya belajar yang melibatkan seluruh anggota tubuh

    Menyukai kegiatan coba-coba

    - Saya tidak berani mencoba-coba mengerjakan soal yang cara penyelesaiannya belum pernah saya kerjakan

    - Ketika mendapat lembar soal atau tugas matematika, saya langsung mengerjakannya tanpa harus melihat instruksinya terlebih dahulu

    - Saya melihat sesuatu soal yang sudah ada penyelesaian, kemudian saya mencoba soal baru

    - Saya takut mengerjakan tugas matematika yang diberikan oleh guru sebelum melihat contoh soal cara menyelesaikannya

    - Ketika belajar sedang berlangsung, apakah kamu lebih suka menggunakan kerja kelompok dan praktik langsung

    6,13, 20

    3,16

  • 44

    Lampiran 3. Angket Gaya Belajar Kinestetik

    Nama Siswa :

    No Absen :

    Kelas :

    Petunjuk Pengisian

    1. Isilah identitas (nama, no absen dan kelas) Anda

    2. Bacalah pernyataan – pernyataan berikut dengan cermat

    3. Pilihlah jawaban yang sesuai dengan diri Anda dan dengan jujur serta

    jangan terpengaruh pada jawaban teman Anda

    4. Isilah dengan lengkap dan usahakan jangan sampai ada nomor yang

    terlewatkan

    5. Jawaban Anda tidak ada yang salah dan tidak akan mempengaruhi nilai

    Anda

    6. Berilah tanda ( √ ) pada salah satu pilihan yang sesuai (cocok) dengan diri

    Anda pada kolom dalam tabel dibawah ini.

    Keterangan :

    SL : bila Anda SERING SEKALI dengan pernyataan

    S : bila Anda SERING dengan pernyataan

    KK : bila Anda KADANG KADANG dengan pernyataan

    TP : bila Anda TIDAK PERNAH dengan pernyataan

  • 45

    NO PERNYATAAN JAWABAN ANDA

    SL S KK TP

    1 Ketika belajar matematika di kelas, mudah

    bagi saya untuk duduk diam untuk waktu yang

    lama

    2 Ketika membaca buku catatan matematika,

    saya menggunakan jari saya untuk menunjuk

    kata atau kalimat yang sedang saya baca

    3 Saya tidak berani mencoba-coba mengerjakan

    soal yang cara penyelesaiannya belum pernah

    saya kerjakan

    4 Saya mudah mengerti pelajaran matematika

    dengan menulis ulang atau mengetik catatan

    pelajaran saya di rumah

    No Pernyataan SL S KK TP

    5 Saya tidak menyukai pelajaran matematika

    melalui permainan yang menyibukkan secara

    fisik di kelas

    6 Ketika mendapat lembar soal atau tugas

    matematika, saya langsung mengerjakannya

    tanpa harus melihat instruksinya terlebih

    dahulu

    7 Saya menghafal rumus-rumus matematika

    dengan duduk diam di kursi

    8 Ketika menjelaskan suatu materi dalam

    matematika yang ditanyakan teman, saya

    terbiasa menyentuh teman tersebut untuk

    memperoleh perhatiannya

    9 Saya tidak peka terhadap perubahan ekspresi

    teman saya ketika berbicara

    10 Ketika menjelaskan sesuatu dalam kegiatan

    diskusi atau belajar kelompok, tangan saya

    tidak bisa diam, pasti ikut menerangkan juga

    11 Saya peka terhadap perasaan orang lain

  • 46

    12 Kamu peka tentang pandangan orang

    terhadap kamu

    13 Saya melihat sesuatu soal yang sudah ada

    penyelesaian, kemudian saya mencoba soal

    baru

    14 Saat guru menerangkan, tangan saya diam

    15 Jika akan menghadapi ulangan, kamu mudah

    hafal jika berjalan bolak-balik sambil

    menghafal

    16 Saya takut mengerjakan tugas matematika

    yang diberikan oleh guru sebelum melihat

    contoh soal cara menyelesaikannya

    No Pernyataan SL S KK TP

    17 Saya membutuhkan waktu yang cukup lama

    untuk mengerjakan tugas, karena saya harus

    berjalan ke sana kemari, beristirahat sebentar,

    atau mengerjakan hal lain, untuk

    mendapatkan ide lebih lanjut

    18 Saya tidak bisa duduk lama-lama ketika belajar

    matematika

    19 Saya sangat tidak peka ekspresi guru ketika

    guru saya marah

    20 Ketika belajar sedang berlangsung, apakah

    kamu lebih suka menggunakan kerja kelompok

    dan praktik langsung

  • 47

    Lampiran 4. Data Hasil Pengisian Angket

    NO Res

    No Butir

    total 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10

    1 2 2 3 2 4 4 3 4 2 2 28

    2 3 3 3 2 2 3 2 3 3 1 25

    3 3 3 4 2 4 2 2 3 2 2 27

    4 2 2 4 1 4 2 3 4 3 3 28

    5 3 3 3 2 3 2 3 4 1 2 26

    6 3 3 3 2 2 1 4 3 1 1 23

    7 3 2 2 4 4 2 2 3 2 3 27

    8 3 2 4 2 3 2 2 2 2 2 24

    9 3 3 1 3 4 2 4 3 2 2 27

    10 3 2 3 3 3 1 3 4 2 3 27

    11 3 3 3 2 4 2 2 4 1 1 25

    12 3 2 3 1 4 3 3 1 3 2 25

    13 3 2 3 3 2 2 3 3 2 3 26

    14 3 2 3 3 4 3 3 2 3 3 29

    15 3 1 3 1 4 2 4 4 2 2 26

    16 3 4 4 3 3 2 2 4 2 1 28

    17 3 1 3 1 3 2 3 3 2 2 23

    18 2 1 4 2 3 2 2 4 1 1 22

    19 3 2 3 2 2 2 3 3 2 3 25

    20 3 2 2 2 3 3 3 4 2 3 27

    21 3 1 4 1 3 1 4 4 1 1 23

    22 1 2 3 3 2 2 2 2 2 3 22

    23 3 2 3 2 3 2 3 4 2 2 26

    24 3 4 2 2 3 2 3 2 3 1 25

    25 3 2 3 4 4 2 2 3 2 3 28

    26 3 2 3 1 3 1 2 3 3 3 24

    27 3 1 3 2 3 2 4 4 2 1 25

    28 4 2 3 3 3 2 3 3 2 2 27

    29 3 1 2 3 3 1 3 4 3 2 25

    30 3 2 4 1 4 4 1 1 4 4 28

    31 3 4 1 3 4 4 3 1 3 1 27

    32 2 2 3 2 3 2 2 4 2 2 24

    33 4 3 1 4 1 3 4 4 3 2 29

    34 4 4 4 3 4 3 1 1 2 4 30

    35 3 2 3 3 2 2 3 3 2 2 25

    36 3 2 3 1 4 2 3 2 2 2 24

    37 2 2 4 1 4 1 3 4 2 2 25

    38 2 2 3 2 3 2 1 4 2 2 23

    109 85 113 84 121 82 103 118 82 81

    0.37 0.62 -

    0.23 0.47 0.23 0.55 -

    0.15 -

    0.31 0.43 0.25

  • 48

    NO Res

    No Butir

    total 11 12 13 14 15 16 17 18 19 20

    1 2 3 2 4 1 3 3 2 2 2 24

    2 2 2 3 1 2 3 2 3 3 3 24

    3 2 2 3 2 2 3 2 2 1 3 22

    4 2 2 4 3 1 2 2 3 2 2 23

    5 2 2 2 3 1 4 2 1 3 3 23

    6 1 2 2 1 1 3 2 1 3 3 19

    7 3 3 2 3 1 3 3 2 4 2 26

    8 2 2 2 2 2 3 2 2 2 2 21

    9 2 2 3 4 1 2 2 2 3 3 24

    10 3 2 3 3 1 3 2 2 2 2 23

    11 1 2 1 3 1 3 2 1 3 3 20

    12 2 2 2 3 2 3 2 3 2 2 23

    13 3 3 3 3 2 2 3 2 2 3 26

    14 2 3 3 3 3 2 3 3 2 2 26

    15 2 2 2 4 1 3 2 2 1 1 20

    16 3 3 3 4 3 3 3 2 4 4 32

    17 2 2 3 2 2 3 2 2 1 1 20

    18 2 3 2 2 2 4 3 1 1 1 21

    19 3 3 3 1 1 3 3 2 2 2 23

    20 3 2 2 2 2 3 2 2 2 2 22

    21 2 2 1 1 1 2 2 1 1 1 14

    22 2 2 3 2 2 1 2 2 2 2 20

    23 2 2 2 3 2 3 2 2 2 3 23

    24 2 2 2 4 3 2 2 3 4 4 28

    25 2 3 2 3 1 3 3 2 2 2 23

    26 2 2 2 2 1 3 2 3 3 2 22

    27 2 3 1 2 2 3 3 2 1 1 20

    28 2 3 3 3 1 3 3 2 3 2 25

    29 2 2 2 2 2 1 2 3 1 1 18

    30 2 2 3 2 1 4 2 4 2 2 24

    31 4 2 3 1 2 4 3 3 4 4 30

    32 3 2 1 3 2 1 2 2 2 2 20

    33 2 3 1 1 2 2 3 3 3 2 22

    34 2 3 3 1 4 1 3 2 1 4 24

    35 2 2 2 3 2 3 2 2 2 2 22

    36 2 3 2 2 1 2 3 2 2 2 21

    37 3 2 2 3 1 1 2 2 1 2 19

    38 3 2 1 3 2 1 2 2 2 2 20

    85 89 86 94 64 98 90 82 83 86

    0.34 0.39 0.51 0.30 0.32 0.25 0.49 0.43 0.55 0.62

  • 49

    Lampiran 5. Item yang Valid

    NO Res

    No Butir

    total 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13

    1 2 2 2 4 2 2 3 2 1 3 2 2 2 29

    2 3 3 2 3 3 2 2 3 2 2 3 3 3 34

    3 3 3 2 2 2 2 2 3 2 2 2 1 3 29

    4 2 2 1 2 3 2 2 4 1 2 3 2 2 28

    5 3 3 2 2 1 2 2 2 1 2 1 3 3 27

    6 3 3 2 1 1 1 2 2 1 2 1 3 3 25

    7 3 2 4 2 2 3 3 2 1 3 2 4 2 33

    8 3 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 27

    9 3 3 3 2 2 2 2 3 1 2 2 3 3 31

    10 3 2 3 1 2 3 2 3 1 2 2 2 2 28

    11 3 3 2 2 1 1 2 1 1 2 1 3 3 25

    12 3 2 1 3 3 2 2 2 2 2 3 2 2 29

    13 3 2 3 2 2 3 3 3 2 3 2 2 3 33

    14 3 2 3 3 3 2 3 3 3 3 3 2 2 35

    15 3 1 1 2 2 2 2 2 1 2 2 1 1 22

    16 3 4 3 2 2 3 3 3 3 3 2 4 4 39

    17 3 1 1 2 2 2 2 3 2 2 2 1 1 24

    18 2 1 2 2 1 2 3 2 2 3 1 1 1 23

    19 3 2 2 2 2 3 3 3 1 3 2 2 2 30

    20 3 2 2 3 2 3 2 2 2 2 2 2 2 29

    21 3 1 1 1 1 2 2 1 1 2 1 1 1 18

    22 1 2 3 2 2 2 2 3 2 2 2 2 2 27

    23 3 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 3 28

    24 3 4 2 2 3 2 2 2 3 2 3 4 4 36

    25 3 2 4 2 2 2 3 2 1 3 2 2 2 30

    26 3 2 1 1 3 2 2 2 1 2 3 3 2 27

    27 3 1 2 2 2 2 3 1 2 3 2 1 1 25

    28 4 2 3 2 2 2 3 3 1 3 2 3 2 32

    29 3 1 3 1 3 2 2 2 2 2 3 1 1 26

    30 3 2 1 4 4 2 2 3 1 2 4 2 2 32

    31 3 4 3 4 3 4 2 3 2 3 3 4 4 42

    32 2 2 2 2 2 3 2 1 2 2 2 2 2 26

    33 4 3 4 3 3 2 3 1 2 3 3 3 2 36

    34 4 4 3 3 2 2 3 3 4 3 2 1 4 38

    35 3 2 3 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 28

    36 3 2 1 2 2 2 3 2 1 3 2 2 2 27

    37 2 2 1 1 2 3 2 2 1 2 2 1 2 23

    38 2 2 2 2 2 3 2 1 2 2 2 2 2 26

    109 85 84 82 82 85 89 86 64 90 82 83 86

    0.37 0.62 0.47 0.55 0.43 0.34 0.39 0.51 0.32 0.49 0.43 0.55 0.62

  • 50

    Lampiran 6. Hasil Uji Reliabilitas

    Reliability Statistics

    Cronbach's

    Alpha N of Items

    .783 13

    Lampiran 7. Hasil Kurva Normalitas Prestasi Belajar Matematika Siswa

    Lam

  • 51

    Lampiran 8. Hasil Uji Normalitas Gaya Belajar Kinestetik Siswa

  • 52

    Lampiran 9. Kategori Prestasi Belajar Matematika

    No Nilai Kategori No Nilai Kategori

    1 84 TERLAMPAUI 20 65 BELUM TERCAPAI

    2 69 BELUM TERCAPAI 21 70 TERCAPAI

    3 71 TERLAMPAUI 22 76 TERLAMPAUI

    4 81 TERLAMPAUI 23 79 TERLAMPAUI

    5 72 TERLAMPAUI 24 65 BELUM TERCAPAI

    6 65 BELUM TERCAPAI 25 78 TERLAMPAUI

    7 78 TERLAMPAUI 26 68 BELUM TERCAPAI

    8 75 TERLAMPAUI 27 69 BELUM TERCAPAI

    9 74 TERLAMPAUI 28 73 TERLAMPAUI

    10 67 BELUM TERCAPAI 29 66 BELUM TERCAPAI

    11 69 BELUM TERCAPAI 30 74 TERLAMPAUI

    12 76 TERLAMPAUI 31 69 BELUM TERCAPAI

    13 72 TERLAMPAUI 32 84 TERLAMPAUI

    14 78 TERLAMPAUI 33 72 TERLAMPAUI

    15 68 BELUM TERCAPAI 34 68 BELUM TERCAPAI

    16 78 TERLAMPAUI 35 75 TERLAMPAUI

    17 79 TERLAMPAUI 36 70 TERCAPAI

    18 67 BELUM TERCAPAI 37 82 TERLAMPAUI

    19 74 TERLAMPAUI 38 66 BELUM TERCAPAI

  • 53

    Lampiran 10. Kategori Gaya Belajar Kinestetik

    No Skor Keterangan No Skor Ket

    1 29 SEDANG 20 29 SEDANG

    2 34 SEDANG 21 18 RENDAH

    3 29 SEDANG 22 27 SEDANG

    4 28 SEDANG 23 28 SEDANG

    5 27 SEDANG 24 36 SEDANG

    6 25 RENDAH 25 30 SEDANG

    7 33 SEDANG 26 27 SEDANG

    8 27 SEDANG 27 25 RENDAH

    9 31 SEDANG 28 32 SEDANG

    10 28 SEDANG 29 26 SEDANG

    11 25 RENDAH 30 32 SEDANG

    12 29 SEDANG 31 42 TINGGI

    13 33 SEDANG 32 26 SEDANG

    14 35 SEDANG 33 36 SEDANG

    15 22 RENDAH 34 38 SEDANG

    16 39 SEDANG 35 28 SEDANG

    17 24 RENDAH 36 27 SEDANG

    18 23 RENDAH 37 23 RENDAH

    19 30 SEDANG 38 26 SEDANG

  • 54

    Lampiran 11. Data Prestasi Belajar Matematika Siswa

    Kategori Rentang Jumlah

    Siswa

    Persen

    Terlampui x > 70 22 57.89%

    Tercapai x = 70 2 5,26%

    Belum Tercapai x < 70 14 36,84%

    Lampiran 12. Data Gaya Belajar Kinestetik Siswa

    Kategori Rentang Jumlah siswa

    Persen

    TINGGI 39 ≤ x ≤ 52 2 5.26%

    SEDANG 26 �