hr: the perfect waltz - s3.amazonaws.com · membawa orang pulang ke rumah mereka masing-ma-sing, di...

12

Upload: vuongcong

Post on 17-Mar-2019

215 views

Category:

Documents


0 download

TRANSCRIPT

Page 1: HR: The Perfect Waltz - s3.amazonaws.com · membawa orang pulang ke rumah mereka masing-ma-sing, di mana pun mereka berada. Selain menulis, Anne juga mengajar kelas sastra dewasa,
Page 2: HR: The Perfect Waltz - s3.amazonaws.com · membawa orang pulang ke rumah mereka masing-ma-sing, di mana pun mereka berada. Selain menulis, Anne juga mengajar kelas sastra dewasa,
Page 3: HR: The Perfect Waltz - s3.amazonaws.com · membawa orang pulang ke rumah mereka masing-ma-sing, di mana pun mereka berada. Selain menulis, Anne juga mengajar kelas sastra dewasa,

Anne Gracie

PENERBIT PT ELEX MEDIA KOMPUTINDO

Page 4: HR: The Perfect Waltz - s3.amazonaws.com · membawa orang pulang ke rumah mereka masing-ma-sing, di mana pun mereka berada. Selain menulis, Anne juga mengajar kelas sastra dewasa,

THE PERFECT WALTZBy Anne GraciePublished in 2005 by Berkley Sensation EditionThis edition published by arrangement with The Berkley Publishing Group, an imprint of Penguin Publishing Group, a division of Penguin Random House LLC

Copyright © 2005 by Anne GracieAll rights reserved.

DANSA WALTZ IMPIANAlih bahasa: Layna Ariesianti

Hak Cipta Terjemahan IndonesiaPenerbit PT Elex Media KomputindoHak Cipta dilindungi oleh Undang-UndangDiterbitkan pertama kali tahun 2018 olehPenerbit PT Elex Media KomputindoKelompok Gramedia, Anggota IKAPI, Jakarta

ID 718030350ISBN: 978-602-04-5565-5

Dilarang mengutip, memperbanyak, dan menerjemahkan sebagian atau seluruh isi buku ini tanpa izin tertulis dari Penerbit.

Dicetak oleh Percetakan PT Gramedia, Jakarta

Isi di luar tanggung jawab Percetakan

Page 5: HR: The Perfect Waltz - s3.amazonaws.com · membawa orang pulang ke rumah mereka masing-ma-sing, di mana pun mereka berada. Selain menulis, Anne juga mengajar kelas sastra dewasa,

Teriring ucapan terima kasih kepada semua teman menulisku, aku merasa sangat terberkati karena memiliki kalian. Dan kepada Linda B., Barbara H., serta Bron J.,

yang membantuku melewati hambatan-hambatan yang ada.

Page 6: HR: The Perfect Waltz - s3.amazonaws.com · membawa orang pulang ke rumah mereka masing-ma-sing, di mana pun mereka berada. Selain menulis, Anne juga mengajar kelas sastra dewasa,

Prolog

Saat rencana kebahagiaan pertama gagal, sewajarnya manusia beralih ke rencana lain;

jika perhitungan yang pertama salah, kita buat yang kedua lebih baik.

JANE AUSTEN

  

MANCHESTER, INGGRIS, MARET 1818Adik perempuannya hampir saja terjun bebas dan kehilangan nyawa di batu jalanan kelabu yang dingin di hadapannya!

“Berhenti, Cassie! Jangan bergerak!” Sebastian Reyne menjaga suaranya tetap tenang ketika turun dari kuda dan menyerahkan tali kekang kepada pengurus kuda. Sebenarnya apa yang dilakukan adiknya di atap seperti itu? “Jangan bergerak. Aku akan datang menolongmu.”

“Aku tidak butuh ditolong!” teriak Cassie dengan ketus. Untuk membuktikan ucapannya, Cassie semakin jauh menyusuri bubungan atap rumah batunya yang tinggi dan curam.

“Kalau begitu masuklah, sekarang juga.”“Tidak mau. Aku tidak mau masuk kalau sapi tua

sialan itu masih di sana!” Cassie beringsut lebih jauh,

Page 7: HR: The Perfect Waltz - s3.amazonaws.com · membawa orang pulang ke rumah mereka masing-ma-sing, di mana pun mereka berada. Selain menulis, Anne juga mengajar kelas sastra dewasa,

Anne Gracie

2

dan Sebastian meringis ketika adiknya terpeleset. Sebilah sirap jatuh, hancur berkeping-keping di depannya.

Sebastian mengikuti arah sentakan dagu Cassie, ke tempat Miss Thringstone, guru privat terbaru mereka, yang melongokkan badan dari jendela. Ketika melihatnya, wanita itu mulai memekik marah, “Dia memukulku! Benar-benar memukulku! Kedua gadis ini benar-benar tak bisa diatur—”

Sebastian memotong ucapan Miss Thringstone. “Turunlah ke kantorku, Miss Thringstone! Sekarang! Aku akan bicara denganmu setelah Cassie aman di dalam rumah.”

Miss Thringstone ragu sesaat, lalu dengan angkuh menarik diri.

Sesaat kemudian Cassie berkata, “Dia sudah pergi?”“Sebaiknya begitu,” jawab Sebastian dengan murung.

“Dan kalau cukup bijak, kau akan masuk, sekarang!”“Aku tidak mau masuk kalau kau juga akan me-

mukulku!”Juga? “Aku tidak akan memukulmu, Cassie. Tapi kau

harus menjelaskan kelakuanmu itu kepadaku. Dan kalau memang layak, kau akan dihukum.”

Sebastian mengamati dengan penuh kekhawatiran ketika Cassie mempertimbangkan ucapannya, lalu perlahan-lahan kembali menyusuri bubungan atap. Satu sirap lagi hancur berkeping-keping menghantam bebatuan. Cassie merayap masuk lewat jendela kamar anak, dan pada saat itulah Sebastian mulai bernapas lagi. Ia akan menyuruh semua jendela di kamar adiknya dipaku, sekarang juga.

Page 8: HR: The Perfect Waltz - s3.amazonaws.com · membawa orang pulang ke rumah mereka masing-ma-sing, di mana pun mereka berada. Selain menulis, Anne juga mengajar kelas sastra dewasa,

The Perfect Waltz

3

* * *“Nah, Nona, ayo jelaskan kenapa kau mengambil risiko segila tadi.”

“Bukan riziko. Aku tidak jatuh, kan?”“Benarkah kau memukul Miss Thringstone?”Cassie membuang muka dengan sikap menantang.

“Memang! Aku tahu itu salah, tapi aku tidak peduli. Aku benci dia!” Cassie merangkul adiknya. “Kami berdua membencinya.”

Setidaknya Cassie mengaku salah. Itu sudah lumayan. Sebastian melirik Dorie yang baru sebelas tahun. Kepala Dorie tertunduk dan adik bungsunya itu meringis ngeri, mengintipnya dari balik rambut hitamnya. Sebastian melembutkan suaranya. “Tugas Miss Thringstone adalah mengajari kalian cara menjadi lady muda, Cassie. Aku tahu itu sulit. Tapi sekarang kalian memiliki kehidupan yang baru dan Miss Thringstone ada di sini untuk membantu kalian mempersiapkan diri.”

Cassie semakin erat merangkul Dorie dan me-ngatupkan rahang. “Kami benci perempuan tua sialan bermuka kuda itu dan tak mau belajar apa pun darinya!”

Sebastian mengabaikan bahasa kasar yang sengaja Cassie gunakan. Adiknya ini memang pemarah dan sulit, tapi selama empat bulan belakangan Sebastian belajar, kalau dirinya cukup sabar, biasanya ada alasan yang mendasari tingkah kasar Cassie. Alasannya tidak selalu bagus, tapi tetap saja ada.

“Kenapa kalian membencinya, kali ini? Dan kenapa kau memukulnya?”

“K’rena dia memukul Dorie!”

Page 9: HR: The Perfect Waltz - s3.amazonaws.com · membawa orang pulang ke rumah mereka masing-ma-sing, di mana pun mereka berada. Selain menulis, Anne juga mengajar kelas sastra dewasa,

Anne Gracie

4

Sebastian menegang. Ketika Cassie dan Dorie tiba di rumahnya empat bulan yang lalu, keduanya kurus kering. Dorie membisu dan gemetaran sementara Cassie memperlihatkan permusuhan serta berpura-pura tak acuh. Sebastian mengenali tanda-tandanya. Waktu itu ia bersumpah keduanya tidak akan pernah dipukul lagi. Ia sudah memberi perintah kepada setiap guru pribadi yang dipekerjakannya bahwa tak peduli mendapat provokasi apa pun, kedua adiknya tidak boleh dipukul. Tidak pernah boleh. Dan supaya guru pribadi itu memberitahukan kepadanya semua kesalahan serius adik-adiknya.

Tapi ia perlu memastikan. Sebab, Cassie cerdas dan cerdik serta tak ragu untuk memanipulasi situasi demi keuntungannya sendiri.

“Dia memukul Dorie?” ulangnya. “Memukul ba-gaimana? Dan kenapa?”

“Dia menampar wajah Dorie. Keras.” Cassie me-natapnya datar, lalu menambahkan, “Gara-gara hinaan yang bodoh!”

Sebastian mendesis dari sela giginya. Dorie mendongak. Rambutnya tersibak dari wajahnya, dan Sebastian dapat melihat dengan jelas bekas tangan yang merah di pipi mungil yang pucat itu. Gara-gara hinaan yang bodoh!

Dia mengulurkan tangan untuk menyentuh rambut Dorie, namun kedua adiknya langsung mundur. Ia pun menelan ludah dan berkata pelan, “Pergilah, basuh wajah kalian. Cassie, kau sudah benar karena melindungi adikmu. Kau tidak akan dihukum.”

Page 10: HR: The Perfect Waltz - s3.amazonaws.com · membawa orang pulang ke rumah mereka masing-ma-sing, di mana pun mereka berada. Selain menulis, Anne juga mengajar kelas sastra dewasa,

The Perfect Waltz

5

* * *“Dicambuk secara rutin akan bermanfaat bagi kedua gadis itu!” kata Miss Thringstone dari seberang meja. “Mereka kurang memiliki disiplin, rasa hormat, dan segala bentuk perilaku yang sopan!”

“Aku yakin sudah menegaskan dengan jelas pandanganku tentang hukuman fisik.” Sebastian sedapat mungkin mengekang amarahnya. Ia memilih kertas dari tumpukan di meja, surat referensi yang menjelaskan bahwa Miss Thringstone adalah “guru pribadi terbaik di negeri ini.” Ia kembali menulis surat pemberhentian kerja Miss Thringstone.

Miss Thringstone meluruskan jaketnya dan menatap dengan angkuh. “Tanpa dicambuk keduanya tak akan pernah sesuai bagi kalangan terhormat mana pun, apalagi untuk memenuhi aspirasi Anda yang konyol!”

“Keduanya, pada saatnya nanti, akan masuk ke kalangan teratas di London.” Itu pernyataan tentang fakta.

Miss Thringstone tidak mau diintimidasi. Sebagai orang yang berasal dari keluarga baik-baik dan mengenyam pendidikan tinggi, Miss Thringstone pernah bekerja pada beberapa keluarga paling terhormat di negeri ini. Miss Thringstone berkata dalam nada yang dirancang untuk menciutkan nyali orang kaya baru, “Mr. Reyne, saya ragu latar belakang Anda sendiri memungkinkan Anda untuk menghargai kualitas-kualitas yang diperlukan oleh lady muda di kalangan atas. Garis keturunan dan didikan bukanlah sesuatu yang dapat dicapai hanya dengan uang.”

Alis Sebastian melengkung sengit. “Oh, ya?”

Page 11: HR: The Perfect Waltz - s3.amazonaws.com · membawa orang pulang ke rumah mereka masing-ma-sing, di mana pun mereka berada. Selain menulis, Anne juga mengajar kelas sastra dewasa,

Anne Gracie

6

Guru pribadi itu mengentakkan kaki. “Saya dapat mengajari gadis muda mana pun untuk menjadi lady jika karakter dasarnya memang ada. Tapi dalam kasus ini tidak ada. Cassandra sangat liar. Dia kasar, tidak patuh, suka membantah, dan menggunakan bahasa yang lebih cocok untuk anak jalanan.” Miss Thringstone bergidik. “Kita sudah membahas benda yang diikatkan ke tubuhnya, jadi saya tak akan menyebutkannya lagi. Saya hanya ingin menyatakan, hanya orang barbar yang membawa-bawa benda semacam itu!”

Sebastian menelengkan kepala. “Aku yakin dia punya alasan sendiri. Pada akhirnya nanti dia akan merasa cukup aman untuk melepas kebiasaan itu.”

Miss Thringstone mendengus sopan. “Mengizinkan anak yang tidak disiplin dan emosinya meledak-ledak untuk membawa-bawa benda semacam itu—yah, Sir, itu namanya gila!”

Sebastian mengedik. “Mungkin. Tapi waktu menyerangmu barusan, dia hanya menggunakan tangannya.”

Guru pribadi itu mengerucutkan bibir. “Benar. Nah, katamu keduanya perlu dicambuk.

Semoga kau tidak mengharap aku percaya Dorie suka membantah.”

Wajah guru itu memerah. “Aku yakin kesalahannya adalah ‘penghinaan

yang bodoh’.” Sebastian membiarkan ucapannya menggantung di udara.

Miss Thringstone menggerak-gerakkan kaki dengan gelisah dan tidak mau menatap mata Sebastian.

Page 12: HR: The Perfect Waltz - s3.amazonaws.com · membawa orang pulang ke rumah mereka masing-ma-sing, di mana pun mereka berada. Selain menulis, Anne juga mengajar kelas sastra dewasa,

T entang P engarang

Penulis pemenang penghargaan, Anne Gracie, melewat-kan masa kecil dan remajanya dengan berpindah-pindah. Kehidupannya sebagai gipsi mengajarinya bahwa humor dan cinta adalah bahasa universal dan buku favorit dapat membawa orang pulang ke rumah mereka masing-ma-sing, di mana pun mereka berada. Selain menulis, Anne juga mengajar kelas sastra dewasa, melempar bola untuk anjingnya, menikmati tamannya yang acak-acakan, dan memelihara lebah.

Kunjungilah situs web-nya di www.annegracie.com.