hospital is as i
DESCRIPTION
kesehatanTRANSCRIPT
MAKALAH PEDIATRIC IN NURSING IHOSPITALISASI
DOSEN PENGAMPU Sr. Margaretha Martini, SPC. MSN
DISUSUN OLEH :
Ria Widesti Sahawung Seni Wastuti
SEKOLAH TINGGI ILMU KESEHATAN SUAKA INSANPROGRAM STUDI SARJANA KEPERAWATAN
BANJARMASIN 2012
I. DEFINISI
Hospitalisasi adalah bentuk stressor individu yang berlangsung selama
individu tersebut dirawat dirumah sakit. Hospitalisasi merupakan
pengalaman yang mengancam bagi individu karena stressor yang dihadapi
dapat menimbulkan perasaan tidak aman, seperti:
1. Lingkungan yang asing
2. Berpisah dengan orang yang berarti
3. Kurang informasi
4. Kehilangan kebebasan dan kemandirian
5. Pengalaman yang berkaitan dengan pelayanan kesehatan , semakin
sering berhubungan dengan rumah sakit, maka bentuk kecemasan
semakin kecil atau malah sebaliknya.
6. Perilaku petugas Rumah Sakit
II. PERUBAHAN YANG TERJADI AKIBAT HOSPITALISASI
1. Perubahan konsep diri
Akibat penyakit yang di derita atau tindakan seperti pembedahan,
pengaruh citra tubuh , perubahan citra tubuh dapat menyebabkan
perubahan peran , ideal diri, harga diri dan identitasnya.
2. Regresi
Klien mengalami kemunduran ketingkat perkembangan sebelumnya atau
lebih rendah dalam fungsi fisik, mental, perilaku dan intelektual.
3. Dependensi
Klien merasa tidak berdaya dan tergantung pada orang lain.
4. Dipersonalisasi
Peran sakit yang dialami klien menyebabkan perubahan kepribadian,
tidak realistis, tidak dapat menyesuaikan diri dengan lingkungan,
perubahan identitas dan sulit bekerjasama mengatasi masalahnya.
5. Takut dan Ansietas
Perasaan takut dan ansietas timbul karena persepsi yang salah terhadap
penyakitnya.
6. Kehilangan dan perpisahan
Kehilangan dan perpisahan selama klien dirawat muncul karena
lingkungan yang asing dan jauh dari suasana kekeluargaan, kehilangan
kebebasan, berpisah dengan pasangan dan terasing dari orang yang
dicintai.
III. Manifestasi cemas akibat perpisahan pada anak kecil
Fase Protes - Perilaku yang diobservasi selama masa bayi lahir- Menangis- Berteriak- Mencari orang tua dengan mata - Memegang erat dengan orang tua- Menghindari dan menolak kontak dengan orang asing
Perilaku lain yang diobservasi selama masa todler :- Menyerang orang asing secara verbal ( misalnya, “ pergi “ )- Menyerang orang asing secara fisik ( misalnya, menendang, menggigit,
memukul, dan mencubit )- Mencoba kabur untuk mencari orang tua- Mencoba menahan orang tua secara fisik agar tetap tinggal.
Perilaku-perilaku tersebut dapat berlangsung dari beberapa jam sampai beberapa hari.- Protes, seperti menangis, dapat terus berlangsung, hanya berhenti bila
lelah.- Pendekatan orang asing dapat mencetuskan peningkatan stres.
Fase Putus AsaPerilaku yang diobservasi :- Tidak aktif- Menarik diri dari orang lain- Depresi, sedih- Tidak tertarik terhadap lingkungan- Tidak komunikatif- Mundur keperilaku awal ( misalnya : menghisap ibu jari, mengompol,
menggunakan dot, menggunakan botol )- perilaku tersebut berlangsung bervariasi- Kondisi fisik anak dapat memburuk karena menolak untuk makan,
minum, atau bergerak.
Fase PelepasanPerilaku yang diobservasi :- Menunjukan peningkatan minat terhadap lingkungan sekitar- Berinteraksi dengan orang asing atau pemberi asuhan yang dikenalnya.- Membentuk hubungan baru namun dangkal- Tampak bahagia- Pelepasan biasanya terjadi setelah perpisahan yang terlalu lama dengan
orang tua, jarang terlihat pada anak-anak yang dihospitalisasi
Salah satu faktor yang mempengaruhi jumlah stres akibat hospitalisasi adalah jumlah kendali yang orang tersebut rasakan. Kurangnya kendali akan meningkatkan persepsi ancaman dan dapat mempengaruhi keterampilan koping anak-anak. Banyak situasi rumah sakit yang menurunkan jumlah kendali yang dirasakan anak. Meskipun, stimulasi sensorik yang biasanya berkurang, namun stimulus rumah sakit lainnya seperti cahaya, suara, dan bau dapat berlebihan.
Karakteristik perkembangan respon anak terhadap nyeri.1. Bayi muda
Respon tubuh umum terhadap rigiditas atau memukul-mukul, kemungkinan dengan reflek lokal menarik diri dari area yang terstimulasi.Menagis dengan keras, ekspresi nyeri pada wajah ( alis menurun dan berkerut bersamaan, mata tertutup rapat dan mulut terbuka serta membentuk bujur sangkar ).
2. Bayi yang lebih tuaRespon tubuh terlokalisasi secara sengaja menarik diri dari area yang terstimulasi. Menangis dengan keras, ekspresi wajah menunjukan nyeri atau marah.
3. Anak kecilMenangis keras, berteriak. Ekspresi verbal seperti “aduh”, “sakit “. Memukul-mukul lengan dan kaki. Berusaha mendorong stimulus menjauh sebelum nyeri terjadi. Tidak kooperatif, memerlukan restrein fisik.
Faktor resiko yang meningkatkan kerentanan anak terhadap stres hospitalisasi- Temperamen “ sulit “- Ketidaksesuaian antara anak dan orang tua- Usia ( terutama antara 6 bulan dan 5 tahun )- Jenis kelamin laki-laki- Kecerdasan dibawah rata-rata- Stres multipel dan kontinu
IV. PENGKAJIAN HOSPITALISI PADA ANAK
1. Biodata
2. Penanggung Jawab atau orang tua
3. Data psikososial
a. Kecemasan / ansietas
Kaji penyebab kecemasan yang berhubungan dengan perpisahan.
- Lingkungan baru ( Rumah sakit)
- Stranger anxity ( Perawat, dokter dan petugas RS yang lain)
- Perubahan dalam interaksi teman sebaya.
Kaji manifestasi fisik
- Kegelisahan
- Palpitasi
- Pucat
- Insomnia
- Peningkatan frekuensi jantung
- Perubahan intonasi suara
- Gemetar
- Peningkatan frekuensi pernafasan
Kaji manifestasi psikologis / emosional
- Marah meledak-ledak
- Menarik diri
- Menangis
- Reaksi terkejut
b. Ketakutan
Kaji penyebab ketakutan
- Perawatan di Rs
- Prosedur invasive
- Operasi
- Anestesi
- Situasional (personal / lingkungan)
- Lingkungan baru ( pertama kali opname)
- Orang-orang baru (Petugas Rumah Sakit)
- Pergantian atau kehilangan orang-orang terdekat
- Pengaruh dari penyakit
- Kehilangan bagian tubuh
- Kehilangan fungsi tubuh
- Ketidak mampuan karena penyakit
- Ketidak tahuan penyakitnya.
Kaji manifestasi perilaku ketakutan
- Menghindari menangis/ rewel
- Menyerang
- Terlalu waspada
- Tidak kerasan di Rumah sakit
- Tingkah laku konpulsif.
Kaji aktivitas somatik / manifestasi fisik
- Muskuloskeletal ( gemetar, otot tegang, keletihan /
- kelemahan
anggota badan )
- Kardiovaskuler ( palpitasi, nadi cepat, TD meningkat)
- Pernafasan ( nafas dangkal, frekuensi meningkat)
- Gastrointestinal ( anoreksia, mual/muntah, diare atau
- dorongan defekasi)
- Genito urinaria ( sering/dorongan kencing, ngompol)
- Kulit ( kemerahan / pucat, berkeringat)
Bagi anak hal ini mungkin terjadi karena :
1.Anak tidak memahami mengapa dirawat / terluka
2.Stress dengan adanya perubahan akan status kesehatan,
lingkungan dan kebiasaan sehari-hari
3.Keterbatasan mekanisme koping
Reaksi anak terhadap sakit dan hospitalisasi dipengaruhi :
1.Tingkat perkembangan usia
2.Pengalaman sebelumnya
3.Support system dalam keluarga
4.Keterampilan koping
5.Berat ringannya penyakit
V. INTERVENSI KEPERAWATAN DALAM MENANGANI
HOSPITALISASI
Fokus intervensi keperawatan adalah
1. meminimalkan stressor
Dapat dilakukan dengan cara :
- Mencegah atau mengurangi dampak perpisahan
- Mencegah perasaan kehilangan kontrol
- Mengurangi / meminimalkan rasa takut terhadap perlukaan
tubuh dan rasa nyeri
2. Upaya mencegah / meminimalkan dampak perpisahan
Dapat dilakukan dengan cara :
- Melibatkan orang tua berperan aktif dalam perawatan anak
- Modifikasi ruang perawatan
3. Mencegah perasaan kehilangan kontrol
Dapat dilakukan dengan cara :
- Hindarkan pembatasan fisik jika anak dapat kooperatif
- Bila anak diisolasi lakukan modifikasi lingkungan
- Buat jadwal untuk prosedur terapi,latihan,bermain
- Memberi kesempatan anak mengambil keputusan dan
melibatkan orang tua dalam perencanaan kegiatan
4. Memaksimalkan manfaat hospitalisasi
Dapat dilakukan dengan cara :
- Membantu perkembangan anak dengan memberi kesempatan
orang tua untuk belajar
- Memberi kesempatan pada orang tua untuk belajar tentang
penyakit anak
- Meningkatkan kemampuan kontrol diri
- Memberi kesempatan untuk sosialisasi
- Memberi support kepada anggota keluarga
5. Mempersiapkan anak untuk mendapatkan perawatan di rumah
sakit
Dapat dilakukan dengan cara :
- Siapkan ruang rawat sesuai dengan tahapan usia anak
- Mengorientasikan situasi rumah sakit, pada hari pertama
lakukan tindakan :
- Kenalkan perawat dan dokter yang merawatnya
- Kenalkan pada pasien yang lain
- Jelaskan aturan rumah sakit
- Lakukan pemeriksaan fisik
DAFTAR PUSTAKA
Ingram.et.al. Catatan kuliah Psikiatrik ed 6.ECG. Jakarta. 1995
Marmis.Wf. Catatan ilmu kedokteran jiwa Airlangga University Press. Surabaya.
1994
Maslim. Rusdi. Diagnosis Gangguan Jiwa Rujukan Ringkasan dari PPDGJ
III.Jakarta 1997.
Residen bagian Psikiatrik UCLA. Buku saku Psikiatrik. Jakarta. 1997
Stuart dan Sundeen. Buku Saku Keperawatan Jiwa ed. 3. Jakarta. 1998