haper_surat kuasa

21
1 Surat Kuasa

Upload: lekien

Post on 31-Dec-2016

241 views

Category:

Documents


1 download

TRANSCRIPT

Page 1: HAPER_surat kuasa

1

Surat Kuasa

Page 2: HAPER_surat kuasa

2

Dasar Hukum

Pasal 1792 - 1819 BW

123 HIR

Page 3: HAPER_surat kuasa

3

PengertianPasal 1792 BWPemberian kuasa adalah suatu persetujuan dengan mana seorang memberikan kekuasaan kepada seorang lain, yang menerimanya, untuk dan atas namanya menyelenggarakan suatu urusan

Page 4: HAPER_surat kuasa

4

KuasaSurat Kuasa

↓Perjanjian Pemberian Kuasa

↓Berlaku Syarat Sah Perjanjian

Pasal 1320 BW

Page 5: HAPER_surat kuasa

5

Syarat Sah Perjanjian Pasal 1320 BW

Syarat SubjektifSepakatCakap

Syarat Objektif Hal tertentu Sebab yang halal

Page 6: HAPER_surat kuasa

6

Berakhirnya pemberian kuasa:Ps 1813 BWPemberian kuasa berakhir: dengan ditariknya kembali kuasanya si

kuasa; dengan pemberitahuan penghentian

kuasanya oleh si kuasa; Dengan meninggalnya, pengampuannya,

atau pailitnya si pemberi kuasa maupun si kuasa

Page 7: HAPER_surat kuasa

7

Cara Pemberian Kuasa:

Pasal 123 HIRLisanTertulis

Page 8: HAPER_surat kuasa

8

Pasal 123 (1) HIR: Bilamana dikehendaki, kedua belah pihak dapat dibantu atau diwakili oleh kuasa, yang dikuasakannya itu dengan surat kuasa teristimewa, kecuali kalau yang memberi kuasa itu sendiri hadir. Penggugat dapat juga memberi kuasa itu dalam surat permintaan yang ditandatanganinya dan dimasukkan menurut ayat pertama pasal 118 atau jika gugatan dilakukan dengan lisan menurut pasal 120, maka yang demikian itu harus disebutkan dalam catatan yang dibuat surat gugat ini.

Page 9: HAPER_surat kuasa

9

Bentuk Pemberian KuasaPasal 1795 BW Pemberian kuasa dapat dilakukan secara khusus yaitu mengenai hanya satu kepentingan tertentu atau lebih atau secara umum yaitu meliputi segala kepentingan si pemberi kuasa.

Page 10: HAPER_surat kuasa

10

Pemberian Kuasa Pemberian kuasa secara umum

Pasal 1796 BW, pemberian kuasa yang dirumuskan dalam kata-kata umum, hanya meliputi perbuatan-perbuatan pengurusan.

Pemberian kuasa secara khususPemberian kuasa yang dilakukan secara khusus untuk melakukan suatu tindakan tertentu.Untuk beracara di pengadilan harus dilakukan dengan surat kuasa khusus (SEMA No 2/1959 dan Fatwa MA No 531K/ Sip/ 1973).

Page 11: HAPER_surat kuasa

11

UU No 18/ 2003 tentang Advokat

Perhatikan ketentuan dalam UU AdvokatPasal 31: Setiap orang yang dengan sengaja menjalankan profesi Advokat dan bertindak seolah-olah Advokat, tetapi bukan Advokat sebagaimana diatur dalam UU ini, dipidana dengan pidana… Pasal 3, syarat untuk dapat diangkat sebagai Advokat: WNI, bertempat tinggal di Indonesia, tidak berstatus sebagai pegawai negeri atau pejabat negara, berusia min 25 th, …

Page 12: HAPER_surat kuasa

12

Syarat kuasa khusus berdasarkan Pasal 123 HIRSEMA No 2 Tahun 1959 Mengatur syarat kuasa khusus

sesuai ketentuan Pasal 123 HIR, yang sekurang-kurangnya harus memuat:

1. identitas dan kedudukan para pihak2. kompetensi absolut dan relatif3. pokok sengketa

Page 13: HAPER_surat kuasa

13

Limitatif Ps 1797 BW Penerima kuasa khusus

tidak diperbolehkan melakukan tindakan yang melampaui kuasa yg diberikan kepadanya

Page 14: HAPER_surat kuasa

14

Format umum surat kuasa khusus untuk beracara di pengadilan:

Surat Kuasa

Identitas para pihak (Pemberi K dan Penerima K)

Khusus

pihak yang digugat pakok sengketa kompetensi absolut & relatif No register perkara (untuk surat kuasa tergugat) kewenangan penerima kuasa hak–hak penerima kuasa

Pemberi K Penerima K ttd ttd (materai)

Page 15: HAPER_surat kuasa

15

IdentitasHal yang perlu diperhatikan:

Siapa yang dapat menjadi pihak dalam suatu surat kuasa -- subyek hukum

Orang Badan hukum

Kecakapan Ps. 1330 KUHPerdata Orang belum dewasa Dibawah pengampuan Orang perempuan

Page 16: HAPER_surat kuasa

16

Kompetensi

Kompetensi absolut dan relatif

Perhatikan ketentuan pasal 118 HIR

Page 17: HAPER_surat kuasa

17

Pokok SengketaDalam bidang hukum perdata dikenal dua pokok sengketa:1. Wanprestasi

2. Perbuatan Melawan Hukum

Page 18: HAPER_surat kuasa

18

Hak-Hak: HAK SUBTITUSI

pasal 1803 BW HAK HONORARIUM

pasal 1808 BWpasal 1794 BW, pada dasarnya pemberian kuasa terjadi dengan cuma-cuma.

HAK RETENSIpasal 1812 BWsi kuasa adalah berhak untuk menahan segala apa kepunyaan si pemberi kuasa yang berada di tangannya, sekian lamanya, hingga kepadanya telah dibayar lunas segala apa yang dapat dituntutnya sebagai akibat pemberian kuasa.

Page 19: HAPER_surat kuasa

19

Surat Kuasa SURAT KUASA

Yang bertanda tangan di bawah ini Nama : Pekerjaan : Alamat : untuk selanjutnya disebut sebagai Pemberi Kuasa Dalam hal ini memilih domisili hukum di kantor kuasa tersebut di bawah ini, menerangkan bahwa dengan ini

meberi kuasa kepada : (isi nama advokat) Advokat/Asisten Advokat/Pembela Umum/Asisten Pembela Umum pada Kantor Hukum (isi nama kantor hukum)

yang beralamat di (isi alamat) yang bertindak secara sendiri-sendiri maupun bersama-sama. untuk selanjutnya disebut sebagai Penerima Kuasa

KHUSUS Untuk dan atas nama pemberi kuasa mengajukan gugatan di (isi nama pengadilan) mengenai (PMH/ WP) terhadap

Tn/Ny (isi nama pihak lain) pekerjaan, bertempat tinggal di (alamat)

Untuk itu penerima kuasa diberi hak untuk menghadap di muka Pengadilan serta badan – badan kehakiman atau pembesar pembesar lainnya, mengajukan gugatan replik kesimpulan, menerima jawaban duplik, melakukan pembuktian, menjalankan perbuatan-perbuatan, atau memberikan keterangan – keterangan yang menurut hukum harus dijalankan atau diberikan oleh seorang kuasa, menerima dan menandatangani kuitansi – kuitansi, menerima dan melakukan pembayaran dalam perkara ini, mengadakan perdamaian dengan persetujuan pemberi kuasa.

Surat kuasa ini diberikan dengan hak substitusi, retensi dan honorarium.

Jakarta,_________2012 Penerima Kuasa Pemberi Kuasa (______________) (_______________) materai

Page 20: HAPER_surat kuasa

20

Materai Apakah fungsi materai? Materai adalah hutang para

pembuat perjanjian kepada negara

Materai merupakan kewajiban pembuat perbuatan hukum tertulis kepada negara

Page 21: HAPER_surat kuasa

21

Materai Ketentuan tentang Materai diatur dalam UU

No. 13 Tahun 1985 tentang Bea Materai Dalam Pasal 1 disebutkan “Dengan nama Bea

Materai dikenakan pajak atas dokumen yang disebut dalam Undang-undang ini”

Selanjutnya Pasal 2 ayat (1) disebutkan “Dikenakan Bea Materai atas dokumen yang

berbentuk: (a) Surat Perjanjian dan surat-surat lainnya yang dibuat dengan tujuan untuk digunakan sebagai alat pembuktian mengenai perbuatan, kenyataan atau keadaan yang bersifat perdata”