prinsip pemeriksaan kedokteran forensik

38
PENGANTAR & PRINSIP PENGANTAR & PRINSIP PEMERIKSAAN KEDOKTERAN PEMERIKSAAN KEDOKTERAN FORENSIK FORENSIK Dr. Iwan Aflanie, Sp.F, M.Kes Dr. Iwan Aflanie, Sp.F, M.Kes

Upload: akbar-rihansyah

Post on 26-Dec-2015

212 views

Category:

Documents


2 download

DESCRIPTION

Slide kuliah forensik

TRANSCRIPT

Page 1: Prinsip Pemeriksaan Kedokteran Forensik

PENGANTAR & PRINSIP PENGANTAR & PRINSIP PEMERIKSAAN KEDOKTERAN PEMERIKSAAN KEDOKTERAN

FORENSIKFORENSIK

Dr. Iwan Aflanie, Sp.F, M.KesDr. Iwan Aflanie, Sp.F, M.Kes

Page 2: Prinsip Pemeriksaan Kedokteran Forensik

PendahuluanPendahuluan

Kedokteran Forensik

ilmu pengetahuan yang menggunakan multidisiplin ilmu yang tujuan untuk membuat terang suatu perkara pidana dan membuktikan ada tidaknya kejahatan atau pelanggaran dengan memeriksa barang bukti (Physical Evidence) dalam perkara tersebut.

Cabang spesialistik ilmu kedokteran yang mempelajari pemanfaatan ilmu kedokteran untuk kepentingan penegakkan hukum serta keadilan.

= Kedokteran Kehakiman; Legal Medicine; Medical Jurisprudence; Forensic Medicine. Clinical Forensic, Pathology Forensic

≠ Hukum Kedokteran (Medical Law)

Page 3: Prinsip Pemeriksaan Kedokteran Forensik

Pengantar (lanjutan..)Pengantar (lanjutan..)

Mengapa ? Bagaimana ? Untuk Apa ?

Di Masyarakat kerap terjadi peristiwa pelanggaran hukum menyangkut tubuh manusia

Peran Kedokteran Forensik ?

Sejarah Forum

Memanfaatkan ilmu secara optimal & penuh kejujuran.

Pemeriksaan KF thd korban hidup / mati / bag tubuh manusia

Menemukan kelainan

Bilamana timbul

Penyebab & sebab cedera

Penyebab, mekanisme, saat & cara kematian

Identifikasi

Page 4: Prinsip Pemeriksaan Kedokteran Forensik

Kedokteran Forensik memiliki sub ilmu Kedokteran Forensik memiliki sub ilmu yaitu :yaitu :

1. Autopsi Forensik,1. Autopsi Forensik, berbeda dengan autopsi berbeda dengan autopsi anatomianatomi

2. Patologi Anatomi Forensik2. Patologi Anatomi Forensik

3. Toksikologi Forensik dan Kimiawi Forensik3. Toksikologi Forensik dan Kimiawi Forensik

3. Parasitologi Forensik / Entomolgi Forensik3. Parasitologi Forensik / Entomolgi Forensik

4. Odontologi Forensik4. Odontologi Forensik : pemeriksaan gigi : pemeriksaan gigi

5. Antropologi Forensik5. Antropologi Forensik : pemeriksaan seluruh : pemeriksaan seluruh tubuh dari tulang sampai gigitubuh dari tulang sampai gigi

Page 5: Prinsip Pemeriksaan Kedokteran Forensik

6. Radiologi Forensik6. Radiologi Forensik Termasuk disini adalah photo-photo, CT-Scan, dan Termasuk disini adalah photo-photo, CT-Scan, dan

USG.USG. Alat Bantu diatas dapat dipakai sebagai alat bukti Alat Bantu diatas dapat dipakai sebagai alat bukti

pada proses hukum.pada proses hukum.

7. Traumatologi Forensik7. Traumatologi Forensik Trauma terdiri dari : trauma fisik, trauma Trauma terdiri dari : trauma fisik, trauma

kimia, dan balistik (senjta api), dllkimia, dan balistik (senjta api), dll

Page 6: Prinsip Pemeriksaan Kedokteran Forensik

8. Psikiatri Forensik8. Psikiatri Forensik Pemeriksaan dilakukan terhadap pelaku, Pemeriksaan dilakukan terhadap pelaku,

dimanadimana

diduga pelaku melakukan kejahatan diduga pelaku melakukan kejahatan karena adanya gangguan jiwa. Bagian ini karena adanya gangguan jiwa. Bagian ini dilakukan oleh psikiater ataupun psikolog.dilakukan oleh psikiater ataupun psikolog.

9. Laboratorium Forensik9. Laboratorium Forensik DNA, dllDNA, dll

Page 7: Prinsip Pemeriksaan Kedokteran Forensik

Pelbagai Pelbagai pemeriksaan pemeriksaan laboratorium laboratorium penunjangpenunjang

Page 8: Prinsip Pemeriksaan Kedokteran Forensik

Lingkup pelayananLingkup pelayanan

Patologi ForensikPatologi ForensikPemeriksaan kedokteran forensik Pemeriksaan kedokteran forensik atas korban mati, benda tubuhatas korban mati, benda tubuh

Forensik KlinikForensik KlinikPemeriksaan kedokteran forensik Pemeriksaan kedokteran forensik atas ‘korban’ hidupatas ‘korban’ hidup

Mediko-legalMediko-legalKonsultasi masalah kedokteran - Konsultasi masalah kedokteran - hukumhukum

Page 9: Prinsip Pemeriksaan Kedokteran Forensik

PenunjangPenunjang

Laboratorium Histo-patologi forensikLaboratorium Histo-patologi forensik Laboratorium Toksikologi forensikLaboratorium Toksikologi forensik Laboratorium Biologi forensikLaboratorium Biologi forensik Laboratorium Serologi forensikLaboratorium Serologi forensik Laboratorium Bio-molekuler forensikLaboratorium Bio-molekuler forensik

Tata Usaha Visum et RepertumTata Usaha Visum et Repertum Dokumentasi dan FotografiDokumentasi dan Fotografi

Page 10: Prinsip Pemeriksaan Kedokteran Forensik

Pengantar (lanutan..)Pengantar (lanutan..)

Dokter / RS

Pel

angg

aran

huk

um

Ced

era

/ T

raum

a /

Mat

i

Ax, Px, Dx, Tx

• Ax• Px Forensik (klinik & / Patologi)

• Px PenunjangCari bukti pidana (= KUHP/KUHAP)

• V et R (sesuaikan Per UU KF)

Dokter “Forensik”(Assessing physician)

Dokter Klinik(Attending physician)

Page 11: Prinsip Pemeriksaan Kedokteran Forensik

KORBAN

“MUSIBAH”

PELAKU

RS : UGD/IKF

HIDUP/MATI

POLISI

PASIEN BB MEDIS

•Surat permintaan penyidikSurat permintaan penyidik•Segel barang buktiSegel barang bukti•Surat pernyataan keluargaSurat pernyataan keluarga • Berita acara serah terima BB/alat bukti Berita acara serah terima BB/alat bukti • Berita acara pemeriksaan TKBerita acara pemeriksaan TKPP

• Px (PL/PLPD)Px (PL/PLPD)• Penunjang : Penunjang :

((Patologi Anatomi, Mikrobiologi, ParasitologiPatologi Anatomi, Mikrobiologi, ParasitologiHistologi, Toksikologi, Odontologi, DNAHistologi, Toksikologi, Odontologi, DNA))

Kriminal

LEGE ARTIS“KLINIS”

REKAMMEDIS

LEGE ARTIS“FORENSIK”

VISUM et REPERTUM

Page 12: Prinsip Pemeriksaan Kedokteran Forensik

Proses Penyidikan Perkara Pidana :Proses Penyidikan Perkara Pidana :

1.Menerima laporan/informasi dan atau melihat 1.Menerima laporan/informasi dan atau melihat langsung terjadinya perkara, masuk Berita langsung terjadinya perkara, masuk Berita Acara Pemeriksaan (BAP)Acara Pemeriksaan (BAP)

2. Mencari informasi/memeriksa TKP dan para 2. Mencari informasi/memeriksa TKP dan para saksi peristiwa serta pemeriksaan para saksisaksi peristiwa serta pemeriksaan para saksi

3. Melakukan konsultasi terhadap para ahli untuk 3. Melakukan konsultasi terhadap para ahli untuk pemeriksaan BB./korban/terdakwa atas dasar pemeriksaan BB./korban/terdakwa atas dasar legalitas hukumlegalitas hukum

Page 13: Prinsip Pemeriksaan Kedokteran Forensik

4. Penyidikan lebih lanjut atas 4. Penyidikan lebih lanjut atas informasi/keterangan para ahliinformasi/keterangan para ahli

5. Pemberian label terhadap BB mati dan 5. Pemberian label terhadap BB mati dan surat permintaan pemeriksaan/ konsultasi surat permintaan pemeriksaan/ konsultasi kepada yang lebih berwenangkepada yang lebih berwenang

Page 14: Prinsip Pemeriksaan Kedokteran Forensik

6. Pengawalan langsung terhadap pengiriman/konsultasi BB atau kasus/ korban/terdakwa untuk pemeriksaan tertentu

7. Pendekatan dan penjelasan kepada keluarga korban atau korban untuk macam pemeriksaan Kedokteran Forensik dan persetujuannya (Informed Consent)

Page 15: Prinsip Pemeriksaan Kedokteran Forensik

Jadi Singkatnya :Jadi Singkatnya :1. ada surat permintaan penyidik1. ada surat permintaan penyidik

2. ada surat persetujuan 2. ada surat persetujuan

keluarga/korban/terdakwa untuk keluarga/korban/terdakwa untuk pemeriksaanpemeriksaan

3. Ada legalitas hukum pengiriman 3. Ada legalitas hukum pengiriman

BB/korban/terdakwa untuk pemeriksaan BB/korban/terdakwa untuk pemeriksaan

Page 16: Prinsip Pemeriksaan Kedokteran Forensik

Dalam proses pemeriksaan medis ;Dalam proses pemeriksaan medis ;

1.Kesiapan BB/korban/terdakwa dan penyidik 1.Kesiapan BB/korban/terdakwa dan penyidik (termasuk keluarga bila perlu)(termasuk keluarga bila perlu)

2.Penyidik siap melihat langsung pemeriksaan 2.Penyidik siap melihat langsung pemeriksaan dan mengamankan lingkungan, mencatat dan mengamankan lingkungan, mencatat serta membuat dokumentasi fakta pada serta membuat dokumentasi fakta pada korban/BB akibat peristiwakorban/BB akibat peristiwa

3.Penyidik siap sebagai konsultan peristiwa 3.Penyidik siap sebagai konsultan peristiwa dan penghubung keluarga sesuai kebutuhan dan penghubung keluarga sesuai kebutuhan pihak medispihak medis

Page 17: Prinsip Pemeriksaan Kedokteran Forensik

4.Penyidik siap menerima BB yang lain 4.Penyidik siap menerima BB yang lain yang terdapat pada korban/BB untuk yang terdapat pada korban/BB untuk pemeriksaan lebih lanjut atau untuk pemeriksaan lebih lanjut atau untuk barang bukti di sidang pengadilanbarang bukti di sidang pengadilan

5.Menyerahkan jenazah korban atau 5.Menyerahkan jenazah korban atau korban hidup kepada keluarga korban hidup kepada keluarga setelah pemeriksaan, pengobatan setelah pemeriksaan, pengobatan dan perawatan dianggap selesaidan perawatan dianggap selesai

Page 18: Prinsip Pemeriksaan Kedokteran Forensik

6. Menerima hasil pemeriksaan medis, sementara atau definitif

7. Bertanggung jawab terhadap seluruh biaya pemeriksaan medis (Perda, SK Direktur RS, Pasal 136 KUHAP)

Page 19: Prinsip Pemeriksaan Kedokteran Forensik

Dalam proses sidang pengadilan :Dalam proses sidang pengadilan :

1. Koordinasi penyidik, jaksa, hakim, 1. Koordinasi penyidik, jaksa, hakim, terdakwa, para saksi/saksi ahli dan terdakwa, para saksi/saksi ahli dan penasehat hukum serta keluarga penasehat hukum serta keluarga korban/terdakwakorban/terdakwa

2. Pertanggunganjawab masing-masing para 2. Pertanggunganjawab masing-masing para saksi, saksi ahli, penyidik serta terdakwa saksi, saksi ahli, penyidik serta terdakwa atau korban hidup yang dapat/siap di atau korban hidup yang dapat/siap di sidangsidang

3. Pengawalan dan pengamanan lingkungan, 3. Pengawalan dan pengamanan lingkungan, terdakwa, korban hidup dan para terdakwa, korban hidup dan para saksi/saksi ahlisaksi/saksi ahli

Page 20: Prinsip Pemeriksaan Kedokteran Forensik

4. Surat panggilan para saksi/saksi ahli, 4. Surat panggilan para saksi/saksi ahli, korban hidup dan terdakwakorban hidup dan terdakwa

5. Kesiapan alat bukti, barang bukti untuk 5. Kesiapan alat bukti, barang bukti untuk dipertanggungjawabkan dalam forumdipertanggungjawabkan dalam forum

6. Kesiapan forum sidang pengadilan sesuai 6. Kesiapan forum sidang pengadilan sesuai hukum yang berlakuhukum yang berlaku

7. Kesiapan para saksi ahli termasuk dokter 7. Kesiapan para saksi ahli termasuk dokter untuk mengucapkan sumpah di forum untuk mengucapkan sumpah di forum sidang pengadilansidang pengadilan

Page 21: Prinsip Pemeriksaan Kedokteran Forensik

Kerahasiaan :Kerahasiaan :

Kerahasiaan hukum, medis oleh profesi Kerahasiaan hukum, medis oleh profesi masing-masingmasing-masing

Tanpa/bebas rahasia dalam forum sidang Tanpa/bebas rahasia dalam forum sidang pengadilan khususnya para saksi/saksi pengadilan khususnya para saksi/saksi ahli dan penyidikahli dan penyidik

kerahasiaan medis dan hukum tetap kerahasiaan medis dan hukum tetap terjaga di luar forum pengadilan sebelum terjaga di luar forum pengadilan sebelum dan sesudah perkara selesaidan sesudah perkara selesai

ada sanksi terhadap para personalia ada sanksi terhadap para personalia pemegang rahasiapemegang rahasia

Page 22: Prinsip Pemeriksaan Kedokteran Forensik

Prinsip hasil pemeriksaan medis :Prinsip hasil pemeriksaan medis :

1. Obyektif sesuai 1. Obyektif sesuai pengamatan/pemeriksaan pihak medispengamatan/pemeriksaan pihak medis

2. Berdasarkan norma atauran/standart 2. Berdasarkan norma atauran/standart pelayanan medis, khususnya standart pelayanan medis, khususnya standart pelayanan kedokteran forensikpelayanan kedokteran forensik

3. Landasan utama berdasarkan ilmu 3. Landasan utama berdasarkan ilmu kedokteran orientasi ilmu hukumkedokteran orientasi ilmu hukum

4. Dapat dipertanggungjawabkan secara 4. Dapat dipertanggungjawabkan secara medis berorientasi / tidak berorientasi medis berorientasi / tidak berorientasi dengan ilmu hukum dengan ilmu hukum

Page 23: Prinsip Pemeriksaan Kedokteran Forensik

Informed Consent :Informed Consent :

1. Prinsipnya merupakan hak korban/keluarga 1. Prinsipnya merupakan hak korban/keluarga korban untuk dilakukan pemeriksaan korban untuk dilakukan pemeriksaan berdasarkan informasi dari pihak penyidik berdasarkan informasi dari pihak penyidik (Pasal 134 KUHAP)(Pasal 134 KUHAP)

2. Penyidik perlu koordinasi dengan tim medis 2. Penyidik perlu koordinasi dengan tim medis dan keluarga korban untuk ,menentukan dan keluarga korban untuk ,menentukan macam pemeriksaan (PL, otopsi, TKP, macam pemeriksaan (PL, otopsi, TKP, penunjang, dll)penunjang, dll)

3. Penyidik memiliki Pasal 222 KUHP dalam 3. Penyidik memiliki Pasal 222 KUHP dalam menentukan pemeriksaan jenazah (PL, menentukan pemeriksaan jenazah (PL, otopsi)otopsi)

Page 24: Prinsip Pemeriksaan Kedokteran Forensik

Jadi Informed Consent :Jadi Informed Consent :

dari pihak penyidik untuk tim medis, berupa surat dari pihak penyidik untuk tim medis, berupa surat permintaan V et Rpermintaan V et R

dari korban/keluarga berupa surat persetujuan dari korban/keluarga berupa surat persetujuan keluargakeluarga

dari keluarga korban – untuk :dari keluarga korban – untuk :1. pangruti jenazah (agama)1. pangruti jenazah (agama)

2. pengawetan jenazah (penundaan pemakaman dan WNA)2. pengawetan jenazah (penundaan pemakaman dan WNA)

3. pengiriman/transportasi jenazah (Ambulance dan 3. pengiriman/transportasi jenazah (Ambulance dan pesawat pesawat

terbang)terbang)

Page 25: Prinsip Pemeriksaan Kedokteran Forensik

Rekam Medis (RM)Rekam Medis (RM) Rekam medis tertuang/tertulis dalam status Rekam medis tertuang/tertulis dalam status

korban, berkaitan dengan segala macam korban, berkaitan dengan segala macam pemeriksaan medis serta hasilnyapemeriksaan medis serta hasilnya

V et R adalah merupakan laporan data dari RM V et R adalah merupakan laporan data dari RM murni yang sudah dianalisa dari data RM dan murni yang sudah dianalisa dari data RM dan pertanggungjawabnyapertanggungjawabnya

RM bersifat rahasia medis, Rumah Sakit, pribadi RM bersifat rahasia medis, Rumah Sakit, pribadi dan hukum (HAM, PP 10 tahun 1966 dan Pasal dan hukum (HAM, PP 10 tahun 1966 dan Pasal 170 KUHAP).170 KUHAP).

Page 26: Prinsip Pemeriksaan Kedokteran Forensik

Pelepasan rahasia di sidang pengadilan bebas sanksi (Pasal 48, 49, 50, 51 KUHP), bila di luar sidang sanksinya menurut hukum yang berlaku.

RM dan IC berdasarkan hukum tertulis dari Permenkes RI.

Page 27: Prinsip Pemeriksaan Kedokteran Forensik

VISUM et REPERTUMVISUM et REPERTUM

Visi (melihat) dan reperta Visi (melihat) dan reperta (melaporkan)(melaporkan)

Pada umumnya dibuat oleh dokter RS Pada umumnya dibuat oleh dokter RS PemerintahPemerintah

Perkembangan sekarang setiap Perkembangan sekarang setiap dokter dapat dimintai bantuan untuk dokter dapat dimintai bantuan untuk membuat Visummembuat Visum

Visum merupakan alat bukti yang Visum merupakan alat bukti yang syah di pengadilan syah di pengadilan

Page 28: Prinsip Pemeriksaan Kedokteran Forensik

Perundangan V et RPerundangan V et R Pasal 133 (1) KUHAPPasal 133 (1) KUHAP : Setiap : Setiap

dokter yang menangani kasus dokter yang menangani kasus diberikan kewajiban hukum untuk diberikan kewajiban hukum untuk memeriksa dan membuat V et Rmemeriksa dan membuat V et R

Pasal 224 KUHPPasal 224 KUHP : Jika dokter : Jika dokter melanggar kewajiban tersebut melanggar kewajiban tersebut dapat dikenai sanksi pidana (perkara dapat dikenai sanksi pidana (perkara pidana 9 bl, perkara lain 6 bl)pidana 9 bl, perkara lain 6 bl)

Page 29: Prinsip Pemeriksaan Kedokteran Forensik

Jenis dan Bentuk V et RJenis dan Bentuk V et R

Menurut PeristiwaMenurut Peristiwa V et R perlukaanV et R perlukaan Vet R kejahatan seksualVet R kejahatan seksual V et R jenazahV et R jenazah V et R psikiatrikV et R psikiatrik

Menurut Barang BuktiMenurut Barang Bukti V et R hidupV et R hidup V et R matiV et R mati

Menurut SifatMenurut Sifat V et R sementara / lanjutan / definitifV et R sementara / lanjutan / definitif V et R BBB / ekhumasi / TKPV et R BBB / ekhumasi / TKP

Page 30: Prinsip Pemeriksaan Kedokteran Forensik

Kaidah umum Penulisan V et RKaidah umum Penulisan V et R Diketik di atas kertas berkepala surat instansi Diketik di atas kertas berkepala surat instansi

pemeriksa, bernomor, bertanggal dan di bagian kiri pemeriksa, bernomor, bertanggal dan di bagian kiri atas dicantumkan “Pro Justicia”atas dicantumkan “Pro Justicia”

Bersifat obyektif medis dan dapat Bersifat obyektif medis dan dapat ddipertanggungjawabkan.ipertanggungjawabkan.

Menggunakan bahasa Indonesia yang baik dan Menggunakan bahasa Indonesia yang baik dan benarbenar, hindari penggunaan singkatan dan bahasa , hindari penggunaan singkatan dan bahasa medismedis/istilah asing/istilah asing..

Hindari adanya coretan dan tidak ada tempat Hindari adanya coretan dan tidak ada tempat kosong pada kalimat seperti pada penulisan akte kosong pada kalimat seperti pada penulisan akte notaris.notaris.

Page 31: Prinsip Pemeriksaan Kedokteran Forensik

Hal-hal tertentu dinyatakan dalam bentuk Hal-hal tertentu dinyatakan dalam bentuk huruf.huruf.

Ditandatanagani dan diberi nama jelas Ditandatanagani dan diberi nama jelas pembuatnya dan stempel instansi pembuatnya dan stempel instansi pemeriksapemeriksa

Page 32: Prinsip Pemeriksaan Kedokteran Forensik

SISTEMATIKA V et RSISTEMATIKA V et R1. Pembukaan 1. Pembukaan “Pro Justitia” “Pro Justitia” (pojok kiri atas)(pojok kiri atas)

2. Pendahuluan2. Pendahuluan : : identitas (peminta, pemeriksa, korban), identitas (peminta, pemeriksa, korban),

TKP, TKP, waktu & macam pemeriksaanwaktu & macam pemeriksaan

Page 33: Prinsip Pemeriksaan Kedokteran Forensik

3.Pemberitaan3.Pemberitaan : Fakta medis yang dilihat & : Fakta medis yang dilihat & ditemukan, ditulis dengan kata-kata, ditemukan, ditulis dengan kata-kata, bersifat obyektif (merupakan pengganti BB)bersifat obyektif (merupakan pengganti BB)

4.Kesimpulan4.Kesimpulan : bersifat subyektif, hasil : bersifat subyektif, hasil interpretasi dokter secara medisinterpretasi dokter secara medis

5.Penutup5.Penutup : Pernyataan “berdasarkan : Pernyataan “berdasarkan keilmuwan dan sumpah atau janji serta keilmuwan dan sumpah atau janji serta sesuai UU Hukum Acara Pidana. Tanda sesuai UU Hukum Acara Pidana. Tanda tangan, nama dokter, cap instansi ybstangan, nama dokter, cap instansi ybs

Page 34: Prinsip Pemeriksaan Kedokteran Forensik

TAHAPAN PELAKSANAAN TAHAPAN PELAKSANAAN VISUMVISUM

1.Penerimaan (ada permintaan 1.Penerimaan (ada permintaan dari penyidik)dari penyidik)

2.Diperiksa dengan lengkap2.Diperiksa dengan lengkap

3.Penulisan Rekam medis secara 3.Penulisan Rekam medis secara rinci (sketsa gb. luka)rinci (sketsa gb. luka)

Page 35: Prinsip Pemeriksaan Kedokteran Forensik

4. Lab. Penunjang

5. Laporan V et R diketik

6. Penyerahan BB ke penyidik

Page 36: Prinsip Pemeriksaan Kedokteran Forensik

Perbedaan :Perbedaan : V et RV et R Surat Keterangan MedisSurat Keterangan Medis

Korban/penderitaKorban/penderita Merupakan barang bukti medisMerupakan barang bukti medis Merupakan pasienMerupakan pasien

PembuatPembuat Dokter Dokter Dokter atau dokter gigiDokter atau dokter gigi

Awal kontrak / Awal kontrak / permintaan permintaan pemeriksaan pemeriksaan

Kontrak pemeriksaan dari pihak Kontrak pemeriksaan dari pihak berwenang (polisi, jaksa, berwenang (polisi, jaksa, hakim)hakim)

Kontrak pemeriksaan dari Kontrak pemeriksaan dari pasien sendiripasien sendiri

Format laporanFormat laporan Dalam bentuk visum et Dalam bentuk visum et repertumrepertum

Dalam bentuk surat Dalam bentuk surat keterangan medis (misal keterangan medis (misal surat keterangan sehat)surat keterangan sehat)

Penyerahan laporanPenyerahan laporan Diserahkan kepada pihak Diserahkan kepada pihak pemohon pemohon

Diserahkan hanya kepada Diserahkan hanya kepada pasien pasien

Masa berlakuMasa berlaku Sampai berakhirnya proses Sampai berakhirnya proses peradilanperadilan

Ada batas waktu Ada batas waktu tertentenggang waktu tertentenggang waktu tertentu)tertentu)

Informed consentInformed consent Tidak diperlukanTidak diperlukan Harus adaHarus ada

Page 37: Prinsip Pemeriksaan Kedokteran Forensik

Administrasi KFAdministrasi KF Dasar administrasiDasar administrasi

SOP & Protap KFSOP & Protap KF - Tim penyidik- Tim penyidik Keluarga korban/korbanKeluarga korban/korban - -

Wartawan/masyarakat/saksiWartawan/masyarakat/saksi Saksi ahliSaksi ahli - Pemeriksaan TKP- Pemeriksaan TKP

Operasional AdministrasiOperasional Administrasi Berita acara serah terima BB/alat buktiBerita acara serah terima BB/alat bukti Berita acara pemeriksaan TKPBerita acara pemeriksaan TKP Surat permintaan penyidikSurat permintaan penyidik Segel barang buktiSegel barang bukti Surat pernyataan keluargaSurat pernyataan keluarga Surat pemeriksaan penunjangSurat pemeriksaan penunjang Surat keterangan medik/lap medik sementaraSurat keterangan medik/lap medik sementara Visut et repertumVisut et repertum

Page 38: Prinsip Pemeriksaan Kedokteran Forensik

WassalamWassalam