gerakan penyelamatan danau (germadan) · pdf filepermasalahannya adalah pengkayaan danau oleh...

86
GERAKAN PENYELAMATAN DANAU (GERMADAN) DANAU RAWAPENING KEMENTERIAN LINGKUNGAN HIDUP 2011

Upload: hadiep

Post on 06-Feb-2018

245 views

Category:

Documents


3 download

TRANSCRIPT

Page 1: GERAKAN PENYELAMATAN DANAU (GERMADAN) · PDF filepermasalahannya adalah pengkayaan danau oleh nutrien terutama nitrogen dan fosfor ... Berdasarkan analisis SWOT, ... Latar Belakang

GERAKAN PENYELAMATAN DANAU

(GERMADAN)

DANAU RAWAPENING

KEMENTERIAN LINGKUNGAN HIDUP 2011

Page 2: GERAKAN PENYELAMATAN DANAU (GERMADAN) · PDF filepermasalahannya adalah pengkayaan danau oleh nutrien terutama nitrogen dan fosfor ... Berdasarkan analisis SWOT, ... Latar Belakang

ii

TIM PENYUSUNAN

GERAKAN PENYELAMATAN DANAU (GERMADAN)

DANAU RAWAPENING

1. Pengarah : - Ketua Komisi VII DRP – RI ( Drs. Daryatmo Mardiyanto, MM )

- Deputi Bidang Pengendalian Kerusakan Lingkungan dan Perubahan Iklim

( Ir. Ari Yuwono, MA ) - Rektor Universitas Diponegoro

( Prof. Sudharto P. Hadi, MES, PhD ) 2. Penanggung jawab : - Asisten Deputi Urusan Pengendalian Kerusakan

Ekosistem Perairan ( Ir. Hermono Sigit )

- Pusat Penelitian Lingkungan Hidup Universitas Diponegoro

( Prof. Dr. Ir. Suriharyono, MS. ) 3. Ketua Pelaksana : Dr. Tri Retnaningsih Soeprobowati, MAppSc

Sekretaris drh. Sri Mawati, MSi Anggota Dr. Erma Prihastanti, MSi

Lilih Khotim Perawati, SSi., MSi. Kasiyati, SSi., MSi. Drs. Arif Suwanto, MAP Drs. Harmin Manurung, MT Titi Novita Harahap, SP, MT Dr. Sakdullah, MSc (PPE Jawa) Wahyu Cahyadi Rustadi, S.Si Siti Rachmiati Nasution, STP

Narasumber : Hoetomo, MPA Bambang Listiono (BLH Prov. Jateng) Prasojo, SKM (BLH Prov. Jateng) Drs. Prayitno Sudaryanto, MM (BLH Kab. Semarang) Jermia J Wicaksono (BLH Kab. Semarang) Bambang Pamulardi, MSi (KLH Kota Salatiga) Pujiyono, Sp (KLH Kota Salatiga)

Page 3: GERAKAN PENYELAMATAN DANAU (GERMADAN) · PDF filepermasalahannya adalah pengkayaan danau oleh nutrien terutama nitrogen dan fosfor ... Berdasarkan analisis SWOT, ... Latar Belakang

iii

ABSTRAK

Rawapening merupakan danau semi alami yang mempunyai peranan strategis

sebagai reseravoir alami untuk PLTA, sumber baku air minum, irigasi, perikanan, dan pariwisata. Namun, pendangkalan terjadi akibat sedimentasi dan erosi serta pertumbuhan tidak terkontrol dari tumbuhan air terutama eceng gondok. Akar permasalahannya adalah pengkayaan danau oleh nutrien terutama nitrogen dan fosfor yang memicu pertumbuhan tidak terkontrol eceng gondok dan perubahan tataguna lahan. Hal tersebut terjadi karena sistem kelembagaan dan implementasi kebijakan yang kurang optimal, dan rendahnya keterlibatan masyarakat dalam pengelolaan danau.

Guna mengatasi hal tersebut, maka disusunlah grand design Gerakan Penyelamatan Ekosistem Danau (GERMADAN) Rawapening. Tiga pendekatan dirancang untuk mengatasi akar permasalahan yang ada, yaitu: 1) Aplikasi sains dan tehnologi untuk remediasi badan air dan DTA, 2) Pengembangan kelembagaan dalam pengelolalaan danau, dan 3) pemberdayaan masyarakat dalam pengelolaan dan konservasi danau. Ketiga pendekatan secara sinergi saling mendukung dan integratif.

Berdasarkan analisis SWOT, maka akar permasalahan Danau Rawapening akan dilaksanakan melalui Program Super Prioritas (Pokok) dan program Prioritas (Penunjang). Program Super Prioritas terdiri dari 6 kegiatan, yaitu: 1) Penanganan eceng gondok; 2) Penanggulangan Lahan Kritis, Erosi, Banjir dan Sedimentasi, 3) Penurunan Kandungan Nutrien Perairan Danau Rawapening, 4) Kajian Limnologi Danau Saat ini dan Rekontruksi Kualitas Air di Masa Lalu, 5) Implementasi Pertanian Ramah Lingkungan, dan 6) Peningkatan Keterlibatan dan Kepedulian Masyarakat dalam Pengelolaan dan Konservasi Danau Rawapening. Program Prioritas terdiri dari 11 kegiatan yaitu: 1) Pengembangan pengelolaan perikanan ramah lingkungan Danau Rawapening., 2) Pengembangan Ipal terpadu, 3) Pengembangan drainase terpadu, 4) Pengembangan pusat penelitian Danau Rawapening, 5) Perencanaan pembangunan kawasan Danau Rawapening berbasis kewilayahan dan kebijakan penanganan eceng gondok melalui pelibatan masyarakat, 6) Pengembangan regulasi /kebijakan pengelolaan Danau Rawapening dan Daerah Tangkapan Air (DTA), 7) Pengembangan kebijakan garis sempadan dan proteksi sumber daya alam, 8) Pengembangan zonasi pemanfaatan Danau Rawapening, 9) Pengembangan pemanfaatan eceng gondok untuk menyelesaiakan problem blooming dan peningkatan pendapatan masyarakat, 10) Pengembangan ekoturisme, dan 11) Pengembangan forum peduli lingkungan.

Tujuh belas kegiatan tersebut di atas sangat tergantung pada koordinasi dan kerjasama antar lembaga serta keterlibatan masyarakat. Keberhasilan kegiatan dapat dilihat dari capaian indikator kinerja.

Kata kunci: Germadan, Rawapening, Program Super Prioritas,Prioritas, indikator

Page 4: GERAKAN PENYELAMATAN DANAU (GERMADAN) · PDF filepermasalahannya adalah pengkayaan danau oleh nutrien terutama nitrogen dan fosfor ... Berdasarkan analisis SWOT, ... Latar Belakang

iv

KATA PENGANTAR

DEPUTI BIDANG PENGENDALIAN KERUSAKAN DAN PERUBAHAN IKLIM

Perumusan kebijakan dan pengambilan keputusan untuk penyelamatan danau Rawapening dilakukan melalui kajian/ penelitian yang baik dan informasi sebelumnya yang bisa dipercaya dan dapat diandalkan. Kajian-kajian tersebut dilakukan untuk penghematan waktu dan biaya serta tenaga. Agar kebijakan penyelamatan danau Rawapening tercapai maka diperlukan kerjasama antara pemangku kepentingan, secara komprehensif dan terpadu. Kesepakatan Bali Tahun 2009 yang menetapkan 15 Danau prioritas yaitu Danau Toba, Maninjau, Singkarak, Kerinci, Tondano, Limboto, Poso, Tempe, Matano, Mahakam, Sentarum, Sentasi, Batur, Rawadanau, dan Rawapening perlu mendapat dukungan semua pihak. Untuk itu dari 15 danau prioritas tersebut, salah satu danau Rawapening, merupakan prioritas penyusunan model penyelamatan ekosistem danau yang diharapkan dapat direplikasikan di danau prioritas yang mempunyai tipologi dan permasalahan yang sama. Model ini juga merupakan stimulan untuk mendapat komitmen bersama para pemangku kepentingan. Penyusunan ini didorong oleh berbagai kepentingan bersama dalam upaya penyelamatannya dan sebagai tindak lanjut kunjungan komisi VII DPR – RI, pada tanggal, 19-20 Desember 2010, untuk dapat direalisasikan penyelamatannya. Diperkirakan pada tahun 2021 danau Rawapening akan menjadi daratan, apabila tidak ditangani secara serius. Akhir kata saya mengucapkan penghargaan yang setinggi-tingginya dan terima kasih kepada Tim penyusun khususnya dari Universitas Diponegoro Semarang, beberapa narasumber dari sektor dan daerah, sehingga dapat mewujudkan suatu dokumen penyelamatan ekosistem danau Rawapening, untuk dapat digunakan sebagai acuan bersama dalam rencana aksinya.

Jakarta, Juni 2011

Deputi Bidang Pengendalian Kerusakan Lingkungan dan

Perubahan Iklim Ir.Arief Yuwono, MA

Page 5: GERAKAN PENYELAMATAN DANAU (GERMADAN) · PDF filepermasalahannya adalah pengkayaan danau oleh nutrien terutama nitrogen dan fosfor ... Berdasarkan analisis SWOT, ... Latar Belakang

v

KATA PENGANTAR

REKTOR UNIVERSITAS DIPONEGORO

Puji syukur kita panjatkan kepada Tuhan yang telah memberikan kekuatan dan

bimbingan sehingga Rancangan Gerakan Penyelematan Danau (Germadan) Danau

Rawapening telah tersusun dengan baik.

Saya menyampaikan penghargaan dan terima kasih kepada Kementerian Lingkungan

Hidup yang telah memberikan kepercayaan kepada Universitas Diponegoro untuk

menyusun rancangan ini. Sungguh merupakan kehormatan, kami dapat melaksanakan

tugas ini. Sudah menjadi tekad kami, bahwa sebagai institusi pendidikan tinggi selain

mendidik mahasiswa menjadi lulusan yang unggul, kami juga peduli pada masalah-

masalah lingkungan baik lokal, regional maupun nasional. Kesempatan berkarya ini

selain merupakan academic exercise untuk menghasilkan aplikasi sains dan teknologi

juga merupakan bentuk pengabdian kepada masyarakat. Hasil exercise akan

memperkaya muatan materi pembelajaran yang bermanfaat bagi mahasiswa dan

kalangan akademisi dan publik pada umumnya. Dengan demikian kerjasama kami

dengan Kementerian Lingkungan Hidup merupakan wujud implementasi Tri Dharma

Perguruan Tinggi.

Rawa pening merupakan danau yang menjadi sumber kehidupan bagi masyarakat dan

berbagai institusi yang mengalami pendangkalan karena erosi dan sedimentasi serta

pertumbuhan eceng gondok yang tidak terkendali. Berbagai upaya telah dilakukan oleh

berbagai pihak, namun hasilnya belum optimal. Evaluasi terhadap berbagai program

yang telah dilakukan perlu dilakukan dan rumusan rencana tindak kedepan perlu

dicanangkan. Rancangan ini disusun dengan mendasarkan pada evaluasi atas

berbagai program yang telah dilakukan dan masukan dari berbagai stakeholders.

Namun demikian masukan dan saran senantiasa diharpakan untuk perbaikan. Selamat

bekerja, menyelamatkan Rawa pening berarti menyelamatkan kehidupan. Semoga

Tuhan senantiasa memberikan berkah kepada kita semua, amien.

Semarang, Juni 2011

Rektor,

Prof. Sudharto P. Hadi, MES. PhD

Page 6: GERAKAN PENYELAMATAN DANAU (GERMADAN) · PDF filepermasalahannya adalah pengkayaan danau oleh nutrien terutama nitrogen dan fosfor ... Berdasarkan analisis SWOT, ... Latar Belakang

vi

DAFTAR ISI

Halaman TIM PENYUSUN ...................................................................................... ii ABSTRAK ............................................................................................ iii KATA PENGANTAR DEPUTI BIDANG PENGENDALIAN KERUSAKAN DAN PERUBAHAN IKLIM ...........................................................................

iv

KATA PENGANTAR REKTOR UNIVERSITAS DIPONEGORO ............................. v DAFTAR ISI ............................................................................................ vi DAFTAR TABEL …......................................................................................... viii DAFTAR GAMBAR …………………………………………………………………… ix

BAB I PENDAHULUAN.......................................................................... I - 1 1.1. Latar Belakang............................................................................... I - 1

1.2. Peraturan Perundang-Undangan.................................................. I - 3

1.3. Permasalahan................................................................................ I - 8

1.4. Ruang Lingkup dan Kerangka Pikir .............................................. I - 9

1.5. Tujuan dan Keguanaan Program Danau Rawapening…………..… I - 12

BAB II EVALUASI DAN ROAD MAP DANAU RAWAPENING ............. II - 1 2.1. Lingkup Wilayah Studi …………………......................................... II – 1

2.2. Kondisi dan Permasalahan Badan Air Danau Rawapening...................................................................................

II - 11

2.3. Kondisi dan Permasalahan Kelembagaan …................................ II - 18

2.4. Kondisi dan Permasalahan Kemasyarakatan................................ II - 20

BAB III GERAKAN PENYELAMATAN DANAU (GERMADAN) RAWAPENING …………………………………….………………..

II - 1

3.1. Program Super Prioritas ................................................................ III - 4

3.1.1. Penanganan Enceng Gondok …......................................... III - 4

3.1.2. Penanggulangan Lahan Kritis, Erosi, Banjir, dan Sedimentasi ….....................................................................

III - 7

3.1.3. Penurunan Kandungan Nutrien Perairan Danau Rawapening.........................................................................

III - 9

3.1.4. Kajian Limnologi Danau Rawapening saat ini dan Rekontruksi Kualitas Air di Masa Lalu.................................

III - 9

3.1.5. Implementasi Pertanian Ramah Lingkungan …………........ III - 12

3.1.6. Peningkatan Keterlibatan dan Kepedulian Masyarakat dalam Pengelolaan dan Konservasi Lingkungan Danau Rawapening ....…………………………...

III - 13

3.2. Program Prioritas (Penunjang) ………………................................. III - 15

3.2.1. Pengembangan pengelolaan perikanan ramah lingkungan …………………..................................................

III - 15

3.2.2. Pengembangan IPAL Terpadu ……………………………….. III - 15

3.2.3. Pengembangan Draenase Terpadu ………………………….. III - 19

3.2.4. Pengembangan Pusat Penelitian D. Rawapening ……….... III - 19

3.2.5. Perencanaan Pembangunan Kaw. Rawapening Berbasis Kewilayahan ……………………………………..…..

III - 21

3.2.6. Pengembangan Regulasi/Kebijakan Danau Rawapening dan DTA …………………………………....……

III - 21

3.2.7. Pengembangan Kebijakan Garis Sempadan dan Proteksi SDA …………………………………………………..

III - 23

3.2.8. Pengembangan Zonasi Pemanfaatan Danau Rawapening ……………………………………………......…..

III - 23

Page 7: GERAKAN PENYELAMATAN DANAU (GERMADAN) · PDF filepermasalahannya adalah pengkayaan danau oleh nutrien terutama nitrogen dan fosfor ... Berdasarkan analisis SWOT, ... Latar Belakang

vii

3.2.9. Pengembangan Pemanfatan Eceng Gondok untuk Peningkatan Pendapatan Masyarakat ……...………….....…

III - 23

3.2.10. Pengembangan Ekoturisme …………………………………. III - 25

3.2.10. Pengembangan Forum Peduli Lingkungan …………….…. III - 25

BAB VI REKOMENDASI IV - 1 BAB V DAFTAR PUSTAKA V - 1 L A M P I R A N

Page 8: GERAKAN PENYELAMATAN DANAU (GERMADAN) · PDF filepermasalahannya adalah pengkayaan danau oleh nutrien terutama nitrogen dan fosfor ... Berdasarkan analisis SWOT, ... Latar Belakang

viii

DAFTAR TABEL

Halaman Tabel I.1 Indikator Keberhasilan GERMADAN Rawapening ........................... I - 13

Tabel II.1 Sembilan Sub-DAS Danau Rawapening ………………………………. II - 3

Tabel III.1 Kegiatan, Indikator Keberhasilan dan Penanggung Jawab Kegiatan Program Penanganan Eceng Gondok................................

II - 6

Tabel III.2 Kegiatan, Indikator Keberhasilan dan Penanggung Jawab Kegiatan Program Penanggulangan Lahan Kritis, Erosi Banjir, dan Sedimentasi ……………………………………………………………….

II - 8

Tabel III.3 Kegiatan, Indikator Keberhasilan dan Penanggung Jawab Kegiatan Program Penurunan Kandungan Nutrien Perairan Danau Rawapening ……………………………………………………………….

II - 10

Tabel III.4 Kegiatan, Indikator Keberhasilan dan Penanggung Jawab Kegiatan Program Kajian Limnologi Danau Rawapening Saat ini dan

Rekontruksi Kualitas Air di Masa Lalu ..........................................

III - 11

Tabel III.5 Kegiatan, Indikator Keberhasilan dan Penanggung Jawa Kegiatan Program Implementasi Pertanian Ramah Lingkungan ……………..

III - 14

Tabel III.6 Kegiatan, Indikator Keberhasilan dan Penanggung Jawab Kegiatan Program Keterlibatan Masyarakat Dalam Pengelolaan Dan Konservasi Lingkungan Danau Rawapening …...

III – 14

Tabel III.7 Kegiatan, Indikator Keberhasilan dan Penanggung Jawab Kegiatan Program Pengembangan Pengelolaan Perikanan Ramah Lingkungan ……………………………………………………………..…

III - 17

Tabel III.8 Kegiatan, Indikator Keberhasilan dan Penanggung Jawab Kegiatan Program Pengembangan IPAL Terpadu …………………………….…

III - 19

Tabel III.9 Kegiatan, Indikator Keberhasilan dan Penanggung Jawab Kegiatan Program Drainase Terpadu …………..……………………...

III - 21

Tabel III.10 Kegiatan Kegiatan, Indikator Keberhasilan dan Penanggung Jawab Kegiatan Program Pengembangan Pusat Penelitian Danau Rawapening ……………………………………………………………….

III - 21

Tabel III.11 Kegiatan, Indikator Keberhasilan dan Penanggung Jawab Kegiatan Program Perencanaan Pembangunan Kawasan Rawapening Berbasis Kewilayahan …………………………………………………..

III - 23

Tabel III.12 Kegiatan, Indikator Keberhasilan dan Penanggung Jawab Kegiatan Program Pengembangan regulasi/kebijakan pengelolaan Danau Rawapening ……………………………………………………………….

III – 23

Tabel III.13 Kegiatan, Indikator Keberhasilan dan Penanggung Jawab Kegiatan Program Pengembangan Kebijakan Garis Sempadan dan Proteksi Sumber Daya Alam ………………………………………………………

III - 23

Tabel III.14 Kegiatan, Indikator Keberhasilan dan Penanggung Jawab Kegiatan Program Pengembangan Zonasi Pemanfaatan Danau Rawapening ……………………………………………………………….

III - 27

Tabel III.15 Kegiatan, Indikator Keberhasilan dan Penanggung Jawab Kegiatan Program Pengembangan Pemanfaatan Eceng Gondok untuk Peningkatan Pendapatan Masyarakat …………………………………

III - 27

Tabel III.16 Kegiatan, Indikator Keberhasilan dan Penanggung Jawab Kegiatan

Program Pengembangan Ekoturisme ………………………………….

III - 29

Tabel III.17 Kegiatan, Indikator Keberhasilan dan Penanggung Jawab Kegiatan Program Pengembangan Forum Peduli Lingkungan ………………..

III – 29

Page 9: GERAKAN PENYELAMATAN DANAU (GERMADAN) · PDF filepermasalahannya adalah pengkayaan danau oleh nutrien terutama nitrogen dan fosfor ... Berdasarkan analisis SWOT, ... Latar Belakang

ix

DAFTAR GAMBAR

Halaman

Gambar I.1. Pendekatan Gerakan Penyelamatan D. Rawapening.......... I - 11

Gambar II.1 Batas Administrasi Danau Rawapening .............................. II - 2

Gambar II.2 Peta Penggunaan Lahan Wilayah Sub-Das Rawapening.... II - 3

Gambar II.3 Permasalahan Danau Rawapening .................................... II - 7

Gambar II.4 Permasalahan Danau Rawapening .................................... II - 18

Gambar III.1 Hasil Analisis SWOT, Akar Permasalahan & Pendekatan

Penyelamatan Danau Rawapening......................................

III - 9

Page 10: GERAKAN PENYELAMATAN DANAU (GERMADAN) · PDF filepermasalahannya adalah pengkayaan danau oleh nutrien terutama nitrogen dan fosfor ... Berdasarkan analisis SWOT, ... Latar Belakang

Gerakan Penyelamatan Danau (GERMADAN) Rawapening

I - 1

BAB I

PENDAHULUAN 1. Latar Belakang 2. Peraturan perundang-undangan 3. Permasalahan 4. Ruang Lingkup dan Kerangka Pikir 5. Tujuan dan Kegunaan

1.1 LATAR BELAKANG

Pada Konferensi Nasional Danau Indonesia I pada 13 – 15 Agustus

2009 telah menghasilkan Kesepakatan Bali 2009 antara 9 menteri

tentang pengelolaan danau berkelanjutan dalam mengantisipasi

perubahan iklim global. Dalam pengembangan dan pemanfaatan

potensi danau sangat diperlukan upaya untuk mempertahankan,

melestarikan dan memulihkan fungsi danau berdasarkan keseimbangan

ekosistem melalui 7 strategi, yaitu pengelolaan ekosistem danau;

pemanfaatan sumber daya air danau; pengembangan sistem monitoring,

evaluasi dan informasi danau; penyiapan langkah-langkah adaptasi dan

mitigasi perubahan iklim terhadap danau; pengembangan kapasitas,

kelembagaan dan koordinasi; peningkatan peran masyarakat; dan

pendanaan berkelanjutan.

Kesepakatan Bali 2009 menetapkan 15 danau prioritas yang akan

ditangani bersama secara terpadu, berwawasan lingkungan dan

berkelanjutan pada periode 2010-2014. Penetapan danau prioritas

berlandaskan pada kerusakan danau, pemanfaatan danau, komitmen

Pemda dan masyarakat dalam pengelolaan danau, fungsi strategis untuk

kepentingan nasional, keanekaragaman hayati, dan tingkat resiko

bencana. 15 danau tersebut adalah Danau Toba, Maninjau, Singkarak,

Kerinci, Tondano, Limboto, Poso, Tempe, Matano, Mahakam, Sentarum,

Sentani, Batur, Rawa Danau, dan Rawapening.

Danau Rawapening sangat spesifik, pertama, merupakan danau

semi alami sehingga merupakan reservoir alami, letaknya sangat

strategis di segitiga pertemuan Yogyakarta, Solo dan Semarang. Oleh

Page 11: GERAKAN PENYELAMATAN DANAU (GERMADAN) · PDF filepermasalahannya adalah pengkayaan danau oleh nutrien terutama nitrogen dan fosfor ... Berdasarkan analisis SWOT, ... Latar Belakang

Gerakan Penyelamatan Danau (GERMADAN) Rawapening

I - 2

karena itu maka Rawapening menjadi landmark Jawa Tengah

(Bappeda Provinsi Jawa Tengah, 2005). Kedua, Danau Rawapening

sebagai bagian dari wilayah sungai Jratunseluna (Jragung Tuntang

Serang Lusi Juwana) merupakan wilayah sungai strategis nasional

(Permen PU No. 11A/PRT/M/2006). Ketiga, Danau Rawapening termasuk

danau prioritas 2010 – 2014 (KLH, 2010) karena penutupan lahan

Rawapening berturut-turut adalah non hutan (55,5%), lahan kritis (24%),

pemukiman (13,6), hutan (3,9%), dan tubuh air (3,2%) (KLH, 2009).

Danau Rawapening sangat rentan terhadap perubahan lingkungan,

memiliki manfaat tinggi sebagai sumber air tawar, produksi pangan, dan

pengendali banjir.

Banyak penelitian yang telah dilakukan di Danau Rawapening,

banyak program yang telah dikembangkan dan diterapkan, namun

kondisinya tetap tidak mengalami perbaikan bahkan cenderung

degradatif.

Inti Danau Rawapening (badan danau) airnya dimanfaatkan untuk

penggerak turbin PLTA hingga mampu menghasilkan 222,504 juta Kwh;

perikanan (dengan produksi 1.535,9 ton/tahun); pengendali banjir;

peternakan itik; penambangan gambut; dan wisata (Bappeda Provinsi

Jawa Tengah, 2005) serta irigasi teknis 1.265,09 ha sawah, (BPS

kabupaten Semarang, 2010, Bappeda kota Salatiga, 2009).

Banyak Perguruan Tinggi yang telah mengembangan penelitian

ilmiah tentang Rawapening antara lain oleh Universitas Diponegoro,

Universitas Satya Wacana, Universitas Gadjah Mada, baik untuk level S1,

S2 maupun S3. BPPT juga telah banyak melakukan penelitian dan kajian

di Rawapening antara lain tentang kualitas air DAS Rawapening;

agroforestri, status kesuburan lahan dan tingkatkesesuaian lahan; kajian

ekologi sekitar bantaran sungai yang masuk ke Danau Rawapening;

pemanfaatan eceng gondok dan gambut untuk pengembangan pertanian

organik, sebagai media tumbuh florikultura dan hortikultura; pemanfaatan

gambut Rawapening sebagai absorben bau, pengelolaan limbah padat

industri makana, pengembangan bituman (biji tumbuh mandiri), untuk

nutrien blok (media tanaman untuk rehabilitasi lahan pasca tambang;

pengendalian populasi eceng gondok dengan teknologi stockpile, studi

Page 12: GERAKAN PENYELAMATAN DANAU (GERMADAN) · PDF filepermasalahannya adalah pengkayaan danau oleh nutrien terutama nitrogen dan fosfor ... Berdasarkan analisis SWOT, ... Latar Belakang

Gerakan Penyelamatan Danau (GERMADAN) Rawapening

I - 3

luasan tutupan eceng gondok; pengendalian sedimentasi di hulu DAS

Rawapening.

Masih banyak penelitian lainnya tentang Rawapening masih

tetap sebagai dokumen, namun sampai saat ini kondisi Danau

Rawapening tidak mengalami perbaikan bahkan cenderung lebih

degradatif. Hal ini mengindikasikan bahwa program yang telah

diterapkan di Danau Rawapening belum menunjukkan dampak

nyata, perbaikan yang terjadi tidak signifikan dan hanya

menyelesaikan permasalahan hanya pada periode program saja,

kemudian menjadi permasalahan lebih besar lagi. Oleh karena itu,

sudah saatnya sangat diperlukan dan segera dilakukan

Penyelamatan Danau Rawapening, agar 46.076 petani, 27.379, orang

buruh tani, 25.427 orang buruh industri, 11.022 orang buruh bangunan,

2205 orang nelayan, 3.746 orang pengusaha, 2.239 orang peternak/

perikanan di sekitar Rawapening dapat terus terjaga (BPS Kabupaten

Semarang, 2010, Bappeda kota Salatiga, 2009).

1.2 PERATURAN PERUNDANG-UNDANGAN

A. Undang - Undang

1. Undang - Undang No. 5 Tahun 1960, tentang Peraturan Dasar

Pokok - Pokok Agraria.

2. Undang-Undang No. 11 Tahun 1967, tentang Ketentuan-ketentuan

Pokok Pertambangan.

3. Undang-undang No. 5 Tahun 1990, tentang Konservasi Sumber

Daya Alam Hayati dan Ekosistemnya.

4. Undang-undang No. 4 Tahun 1992, tentang Perumahan dan

Pemukiman

5. Undang-undang Nomor 5 tahun 1994 tentang Pengesahan

Konvensi PBB Mengenai Keanekaragaman Hayati.

6. Undang-Undang No. 41 Tahun 1999, tentang Kehutanan.

7. Undang-Undang No. 7 Tahun 2004, tentang Sumber Daya Air.

8. Undang-Undang No. 32 Tahun 2004, tentang Pemerintahan

Page 13: GERAKAN PENYELAMATAN DANAU (GERMADAN) · PDF filepermasalahannya adalah pengkayaan danau oleh nutrien terutama nitrogen dan fosfor ... Berdasarkan analisis SWOT, ... Latar Belakang

Gerakan Penyelamatan Danau (GERMADAN) Rawapening

I - 4

Daerah.

9. Undang-Undang No 26 tahun 2007, tentang Penataan Ruang.

10. Undang-Undang No 10 Tahun 2009, tentang Kepariwisataan.

11. Undang-undang No 32 Tahun 2009, tentang Perlindungan dan

Pengelolaan Lingkungan Hidup

B. PERATURAN PEMERINTAH

1. Peraturan Pemerintah No. 33 Tahun 1970, tentang Perencanaan

Kehutanan.

2. Peraturan Pemerintah No. 27 Tahun 1991, tentang Rawa

3. Peraturan Pemerintah No. 35 Tahun 1991, tentang Sungai.

4. Peraturan Pemerintah No. 24 Tahun 1997, tentang Pendaftaran

Tanah.

5. Peraturan Pemerintah No. 47 Tahun 1997, tentang Rencana Tata

Ruang Wilayah Nasional.

6. Peraturan Pemerintah No. 7 Tahun 1999, tentang Pengawetan

Jenis Tumbuhan dan Satwa.

7. Peraturan Pemerintah No. 8 Tahun 1999, tentang Pemanfaatan

Jenis Tumbuhan dan Satwa Liar.

8. Peraturan Pemerintah No. 25 Tahun 2000, tentang Kewenangan

Pemerintah dan Kewenangan Provinsi sebagai Daerah Otonom.

9. Peraturan Pemerintah No. 22 Tahun 2001, tentang Tata

Pengaturan Air.

10. Peraturan Pemerintah No. 77 Tahun 2001, tentang Irigasi

11. Peraturan Pemerintah No. 82 Tahun 2001, tentang Pengelolaan

Kualitas Air & Pengendalian Pencemaran Air.

12. Peraturan Pemerintah No. 16 Tahun 2004, tentang Penatagunaan

Tanah.

13. Peraturan Pemerintah No. 34 Tahun 2004, tentang Pemanfaatan

Jasa Lingkungan.

14. Peraturan Pemerintah No. 45 Tahun 2004, tentang Perlindungan

Hutan.

15. Peraturan Pemerintah No 38 Tahun 2007, tentang Pembagian

Page 14: GERAKAN PENYELAMATAN DANAU (GERMADAN) · PDF filepermasalahannya adalah pengkayaan danau oleh nutrien terutama nitrogen dan fosfor ... Berdasarkan analisis SWOT, ... Latar Belakang

Gerakan Penyelamatan Danau (GERMADAN) Rawapening

I - 5

Urusan Pemerintahan Antar Pemerintah, Pemerintahan Daerah

Provinsi dan Pemerintahan Daerah Kabupaten /Kota.

16. Peraturan Pemerintah No. 37 Tahun 2010, tentang Bendungan.

C. KEPUTUSAN PRESIDEN

1. Keputusan Presiden No. 32 Tahun 1990, tentang Pengelolaan

Kawasan Lindung.

2. Keputusan Presiden No. 34 Tahun 2003, tentang Kebijakan

Nasional Bidang Pertanahan.

3. Keputusan Presiden No. 65 Tahun 2006, tentang Pengadaan

Tanah Bagi Pelaksanaan Pembangunan Untuk Kepentingan

Umum.

D. PERATURAN MENTERI

1. Peraturan Menteri Negara Lingkungan Hidup No. 28 Tahun

2009, tentang Daya Tampung Beban Pencemaran Air danau

dan/atau Waduk.

2. Peraturan Menteri Pekerjaan Umum No. 63/PRT/1993, tentang

Garis Sepadan Sungai, Daerah Manfaat Sungai, Daerah

Peguasaan Sungai dan Bekas Sungai

3. Peraturan Menteri Pekerjaan Umum No. 39/PRTI1990, tentang

Pembagian Wilayah Sungai.

4. Peraturan Menteri Pekerjaan Umum No. 45/PRT/1990, tentang

Pengendalian Mutu Air pada Sumber-Sumber Air.

5. Peraturan Menteri Pekerjaan Umum No. 48/PRT/1990, tentang

Pengelolaan Atas Air dan Sumber Air Pada Wilayah Sungai.

6. Peraturan Menteri Pekerjaan Umum No. 49/PRT/1990, tentang

Tata Cara dan Persyaratan Ijin Penggunaan dan atau Sumber

Sumber Air.

7. Peraturan Menteri Kesehatan 416/1990, tentang Syarat-Syarat

Pengawasan Kualitas Air.

8. Peraturan Menteri Pekerjaan Umum No. 11A/PRT/M/2006

tentang Danau Rawapening sebagai bagian dari wilayah sungai

Page 15: GERAKAN PENYELAMATAN DANAU (GERMADAN) · PDF filepermasalahannya adalah pengkayaan danau oleh nutrien terutama nitrogen dan fosfor ... Berdasarkan analisis SWOT, ... Latar Belakang

Gerakan Penyelamatan Danau (GERMADAN) Rawapening

I - 6

Jratunseluna (Jragung Tuntang Serang Lusi Juwana)

9. Peraturan Menteri Negara Lingkungan Hidup No. 28 Tahun

2009, tentang daya tampung beban pencemaran air danau

dan/atau waduk

10. Peraturan Menteri Kebudayaan dan Pariwisata No PM

86/HK.501/MKP/2010, tentang Tata Cara Pendaftaran Usaha

Penyediaan Akomodasi.

11. Peraturan Menteri Kebudayaan dan Pariwisata No PM

87/HK.501/MKP/2010, tentang Tata Cara Pendaftaran Usaha

Jasa Makanan dan Minuman.

12. Peraturan Menteri Kebudayaan dan Pariwisata No PM

88/HK.501/MKP/2010, tentang Tata Cara Pendaftaran Usaha

Kawasan Pariwisata.

13. Peraturan Menteri Kebudayaan dan Pariwisata No PM

89/HK.501/MKP/2010, tentang Tata Cara Pendaftaran Usaha

Transportasi Wisata.

14. Peraturan Menteri Kebudayaan dan Pariwisata No PM

90/HK.501/MKP/2010, tentang Tata Cara Pendaftaran Usaha

Daya Tarik Wisata.

15. Peraturan Menteri Kebudayaan dan Pariwisata No PM

91/HK.501/MKP/2010, tentang Tata Cara Pendaftaran Usaha

Penyelenggaraan Kegiatan Hiburan dan Rekreasi.

16. Peraturan Menteri Kebudayaan dan Pariwisata No PM

92/HK.501/MKP/2010, tentang Tata Cara Pendaftaran Usaha

Jasa Pramuwisata.

17. Peraturan Menteri Kebudayaan dan Pariwisata No PM

96/HK.501/MKP/2010, tentang Tata Cara Pendaftaran Usaha

Wisata Tirta.

E. KEPUTUSAN MENTERI

1. Keputusan Menteri Pekerjaan Umum No. 458/KPTS/1986,

tentang Ketentuan Pengamanan Sungai dalam Hubungan

dengan Penambangan Bahan Galian Golongan C.

Page 16: GERAKAN PENYELAMATAN DANAU (GERMADAN) · PDF filepermasalahannya adalah pengkayaan danau oleh nutrien terutama nitrogen dan fosfor ... Berdasarkan analisis SWOT, ... Latar Belakang

Gerakan Penyelamatan Danau (GERMADAN) Rawapening

I - 7

2. Keputusan Menteri Kehutanan No. 687/KPTS-11/1989, tentang

Pengusahaan Hutan Wisata, Taman Nasional, Taman Hutan

Rakyat dan Taman Wisata Laut.

3. Keputusan Menteri Pekerjaan Umum No. 779/KPTS/1990,

tentang Pengendalian Banjir dan Pengaturan Sungai.

4. Keputusan Menteri Kehutanan No. 167/KPTS-11/1994, tentang

Sarana dan Prasarana Pengusahaan Pariwisata di Kawasan

Pelestarian Alam.

5. Keputusan Menteri Kehutanan No. 447/KPTS-11/1996, tentang

Pembinaan dan Pengawasan Pengusahaan Pariwisata Alam.

6. Keputusan Menteri Kehutanan No. 348IKPTS-11/1997, tentang

Perubahan Keputusan Menteri Kehutanan No. 446/KPTS-ll/1996

tentang Tata Cara Permohonan, Pemberian dan Pencabutan Ijin

Pengusahaan Pariwisata Alam.

7. Keputusan Menteri Kesehatan No 907 Tahun 2002 tentang

Syarat dan Pengawasan Kualitas Air Minum

8. Keputusan Menteri Negara Lingkungan Hidup No 42 Tahun 2003

tentang Pedoman mengenai Syarat dan Tata Cara Perijinan

serta Pedoman Pembuangan Limbah ke Air.

F. PERATURAN DAERAH PROVINSI JAWA TENGAH

1. Peraturan Daerah Provinsi Jawa Tengah No. 1 Tahun 1990,

tentang Pengelolaan Lingkungan Hidup di Provinsi Jawa Tengah.

2. Peraturan Daerah No 6 Tahun 2010 tentang Rencana Tata

Ruang Wilayah (RTRW) Provinsi Jawa Tengah Tahun 2009 –

2029.

G. KEPUTUSAN GUBERNUR JAWA TENGAH

1. Keputusan Gubernur Jawa Tengah Nomor 610/21/2007 tanggal 9

Agustus 2007 tentang Pembentukan Forum Koordinasi

Pengelolaan Kawasan Rawapening.

Page 17: GERAKAN PENYELAMATAN DANAU (GERMADAN) · PDF filepermasalahannya adalah pengkayaan danau oleh nutrien terutama nitrogen dan fosfor ... Berdasarkan analisis SWOT, ... Latar Belakang

Gerakan Penyelamatan Danau (GERMADAN) Rawapening

I - 8

H. PERATURAN DAERAH KABUPATEN SEMARANG

1. Peraturan Daerah No 3 Tahun 2003 tentang Ijin Gangguan

2. Peraturan Daerah No 10 Tahun 2003 tentang Ijin Pembuangan

Limbah Cair;

3. Perda Prov. Jateng No. 11 Tahun 2004 tentang Garis

Sempadan;

4. Perda No. 10 Tahun 2004 tentang Baku Mutu Air Limbah;

5. Perda Prov. Jateng No. 8 Tahun 1990 tentang Irigasi;

6. Peraturan Daerah No 26 Tahun 2008 tentang Air Bawah Tanah

Kabupaten Semarang

7. Peraturan Daerah No 6 Tahun 2010 tentang Rencana Tata

Ruang Wilayah (RTRW) Provinsi Jawa Tengah Tahun 2009 –

2029

1.3 PERMASALAHAN

Banyak program telah dikembangkan dan dijalankan, namun masih

bersifat sporadis, dan seringkali berbenturan dengan kewenangan dan

tanggung jawab, sehingga hasilnya kurang optimal. Program-program

tersebut hanya menyelesaikan permasalahan sesaat, namun ketika

program telah berhenti, maka permasalahan akan muncul lagi.

Berdasarkan hal tersebut, maka sangat perlu dikembangkan grand design

yang mampu mengatasi akar permasalahan dan keberlanjutan

programnya terjamin.

Berdasarkan analisis yang telah dilakukan, maka akar

permasalahan Danau Rawapening dapat dikelompokkan menjadi 3

kategori, yaitu permasalahan pada badan air (inti danau), permasalahan

di DTA, dan permasalahan kelembagaan. Evaluasi dan Road map

identifikasi akar permasalahan Danau Rawapening lebih detail dijelaskan

pada Bab II.

Page 18: GERAKAN PENYELAMATAN DANAU (GERMADAN) · PDF filepermasalahannya adalah pengkayaan danau oleh nutrien terutama nitrogen dan fosfor ... Berdasarkan analisis SWOT, ... Latar Belakang

Gerakan Penyelamatan Danau (GERMADAN) Rawapening

I - 9

1.4. RUANG LINGKUP DAN KERANGKA PIKIR

Kebijakan pelaksanaan pengelolaan lingkungan meliputi

kebijaksanaan nasional secara umum, kebijakan pembangunan

lingkungan hidup yang secara khusus di Provinsi Jawa Tengah dan

kebijaksanaan pembangunan lingkungan hidup di Kabupaten Semarang.

Kebijakan pengelolaan ekosistem danau didasarkan pada visi untuk

melestarikan fungsi ekosistem danau untuk kepentingan generasi

sekarang dan yang akan datang. Sedangkan misi: melakukan tindakan

konservasi dan pemanfaatan yang bijak atas danau dan daerah

tangkapan airnya melalui kegiatan inventarisasi, penelitian, dan kajian

ekosistem danau serta mengikutsertakan peran aktif masyarakat

setempat dan meningkatkan kapasitas kelembagaan dengan kerjasama,

koordinasi, dan keterpaduan antar pemangku kepentingan.

Strategi pengelolaan lingkungan hidup di Provinsi Jawa Tengah

ditempuh dengan pendekatan perencanaan pembangunan secara holistik

yang memungkinkan kebijakan-kebijakan secara terpadu, baik dari

proses perencanaan sampai ke pengelolaannya. Prinsip ini ditetapkaan

dalam Pola Dasar Pembangunan Daerah sesuai dengan Rencana Tata

Ruang Daerah dengan mempertimbangkan segi-segi konservasi,

pemulihan terhadap kondisi sumberdaya alam dan lingkungan hidup

sesuai dengan pembangunan berkelanjutan. Oleh karena itu strategi

kebijaksanaan pengelolaan lingkungan hidup di Provinsi Jawa Tengah

ditempatkan pada prioritas utama, disamping bidang kependudukan dan

ketenagakerjaan.

Ruang lingkup penyelamatan ekosistem Danau Rawapening diawali

dengan analisis SWOT untuk menemukenali akar permasalahan dari

kondisinya sekarang. Blooming eceng gondok yang terjadi sebagai akibat

dari melimpahnya nutrien di badan air Danau Rawapening sehingga

memicu pertumbuhan tidak terkorntrol dari tumbuhan air. Oleh karena itu,

maka penyelesaian yang harus dilakukan adalah menjada agar nutrien

yang masuk ke danau sama dengan nutrien yang keluar dari danau

(Nutrien input = nutrien output). Guna mencapai kondisi tersebut, maka

disusun milestones 5 tahun pertama Gerakan Penyelamatan Danau

Page 19: GERAKAN PENYELAMATAN DANAU (GERMADAN) · PDF filepermasalahannya adalah pengkayaan danau oleh nutrien terutama nitrogen dan fosfor ... Berdasarkan analisis SWOT, ... Latar Belakang

Gerakan Penyelamatan Danau (GERMADAN) Rawapening

I - 10

(GERMADAN) Rawapening dengan 3 pendekatan yang saling

mendukung dan terintegrasi seperti pada Gambar 1.

Pendekatan untuk GERMADAN Rawapening tediri dari Aplikasi

Sains dan Teknologi untuk Remediasi Badan Danau dan DTA,

Pengembangan Kelembagaan untuk Peningkatan Pengelolaan Danau,

dan Pemberdayaan Masyarakat dalam Pengelolaan dan Konservasi

Danau. Ketiga pendekatan tersebut diatas saling terintegrasi sehingga

dapat dirumuskan program Super Prioritas (Pokok) dan Prioritas

(Pendukung). Program Super Prioritas terdiri dari 6 kegiatan dan Program

Prioritas terdiri dari 11 kegiatan. Diharapkan 17 kegiatan tersebut mampu

mengatasi permasalahan ekosistem Danau Rawapening dalam jangka

waktu 5 tahun, sehingga fungsinya sebagai PLTA, irigasi pertanian,

perikanan, sumber baku air minum dan wisata dapat tetap dipertahankan.

a. Program Super Prioritas (Pokok)

1. Penanganan Eceng gondok

2. Penanggulangan Lahan Kritis, Erosi, Banjir dan Sedimentasi.

3. Penurunan Kandungan Nutrien Perairan Danau Rawapening

4. Kajian Limnologi Danau Saat ini dan Rekontruksi Kualitas Air di

Masa Lalu

5. Implementasi Pertanian Ramah Lingkungan

6. Peningkatan Keterlibatan dan Kepedulian Masyarakat dalam

Pengelolaan dan Konservasi Danau Rawapening

b. Program Prioritas (Penunjang)

1. Pengembangan pengelolaan perikanan ramah lingkungan Danau

Rawapening.

2. Pengembangan Ipal terpadu

3. Pengembangan drainase terpadu

4. Pengembangan pusat penelitian Danau Rawapening

5. Perencanaan pembangunan kawasan Danau Rawapening

berbasis kewilayahan dan kebijakan penanganan eceng gondok

melalui pelibatan masyarakat

Page 20: GERAKAN PENYELAMATAN DANAU (GERMADAN) · PDF filepermasalahannya adalah pengkayaan danau oleh nutrien terutama nitrogen dan fosfor ... Berdasarkan analisis SWOT, ... Latar Belakang

Gerakan Penyelamatan Danau (GERMADAN) Rawapening

I - 11

6. Pengembangan regulasi /kebijakan pengelolaan Danau

Rawapening dan Daerah Tangkapan Air (DTA)

7. Pengembangan kebijakan garis sempadan dan proteksi sumber

daya alam

8. Pengembangan zonasi pemanfaatan Danau Rawapening

9. Pengembangan pemanfaatan eceng gondok untuk

menyelesaiakan problem blooming dan peningkatan pendapatan

masyarakat

10. Pengembangan ekoturisme

11. Pengembangan forum peduli lingkungan

Gambar I.1. Pendekatan Gerakan Penyelamatan Danau Rawapening

Page 21: GERAKAN PENYELAMATAN DANAU (GERMADAN) · PDF filepermasalahannya adalah pengkayaan danau oleh nutrien terutama nitrogen dan fosfor ... Berdasarkan analisis SWOT, ... Latar Belakang

Gerakan Penyelamatan Danau (GERMADAN) Rawapening

I - 12

1.5. TUJUAN DAN KEGUNAAN PROGRAM PENYELAMATAN DANAU RAWAPENING

1.5.1. Tujuan Studi

Program Penyelamatan Danau Rawapening bertujuan untuk

mengkonservasi danau sehingga fungsi dan peranannya sebagai

reservoir alami untuk PLTA, irigasi pertanian, perikanan, sumber baku air

minum dan wisata dapat terjaga. Adapun tujuan khusus dari program ini

adalah:

a. Mengaplikasikan sains dan teknologi untuk remediasi badan air

dan DTA

b. Mengembangkan proses kebijakan pengelolaan Danau

Rawapening yang didukung oleh kelembagaan yang baik

c. Meningkatkan peran serta masyarakat dalam pengelolaan dan

konservasi Danau Rawapening.

1.5.2. Manfaat

a. Program Penyelamatan Danau Rawapening dapat menjadi model

pengelolaan danau Indonesia lainnya.

b. Menyediakan dasar pertimbangan penilaian kesesuaian antara

rencana kegiatan penyelamatan danau dengan rencana

pembangunan daerah.

c. Melibatkan masyarakat untuk berpartisipasi di dalam kegiatan

pengelolaan Danau Rawapening. Melalui partisipasi masyarakat

dalam proses penyelamatan Danau Rawapening diharapkan

dimasa mendatang masyarakat juga akan turut serta secara aktif

dalam pengambilan keputusan mengenai kelayakan lingkungan

suatu rencana usaha dan/atau kegiatan.

Indikator Keberhasilan GERMADAN Rawapening disusun sebagai sarana

untuk pemantauan capaian program pada Tabel 1 sebagai berikut.

Page 22: GERAKAN PENYELAMATAN DANAU (GERMADAN) · PDF filepermasalahannya adalah pengkayaan danau oleh nutrien terutama nitrogen dan fosfor ... Berdasarkan analisis SWOT, ... Latar Belakang

Gerakan Penyelamatan Danau (GERMADAN) Rawapening

I - 13

Tabel I.1. Indikator Keberhasilan GERMADAN Rawapening

Page 23: GERAKAN PENYELAMATAN DANAU (GERMADAN) · PDF filepermasalahannya adalah pengkayaan danau oleh nutrien terutama nitrogen dan fosfor ... Berdasarkan analisis SWOT, ... Latar Belakang

Gerakan Penyelamatan Danau (GERMADAN) Rawapening

II - 1

BAB II

EVALUASI DAN ROAD MAP

DANAU RAWAPENING

1. Lingkup Wilayah Studi 2. Kondisi dan Permasalahan Badan Air Danau Rawapening 3. Kondisi dan Permasalahan Kelembagaan 4. Kondisi dan Permasalahan Kemasyarakat

2.1. LINGKUP WILAYAH STUDI

Danau Rawapening terletak pada 7o40’ LS – 7o30’ LS dan

110o24’46” BT – 110o49’06” BT, dikelilingi empat kecamatan, yaitu

Tuntang, Bawen, Ambarawa, dan Banyubiru, dan terletak 45 km sebelah

selatan Semarang dan 9 km timur laut Salatiga, di segitiga pertumbuhan

Yogyakarta, Solo (Surakarta), dan Semarang.

2.1.1. Batas Administrasi

DTA (catchment area) merupakan wilayah daratan yang

menerima air hujan dan mengalirkannya melalui anak sungai utama. DTA

Rawapening termasuk dalam Sub-DAS Rawapening, yang terdiri dari 9

sub-sub DAS dengan daerah tangkapan air 28.735,12 Ha (Bappeda

Provinsi Jawa Tengah, 2005). Secara administratif DTA Rawapening

terletak di Kecamatan Ambarawa, Banyubiru, Bawen dan Tuntang. Sub-

DAS Rawapening terdiri dari 9 sub-sub – DAS, Di Kabupaten Semarang

terdapat 6 sub-DAS, yaitu Ambarawa, Banyubiru, Bawen, Tuntang,

Getasan dan Jambu. Sebagian kecil DTA Rawapening berada di wilayah

Kota Salatiga, yakni di Kecamatan Sidorejo, Sidomukti dan Argomulyo.

Sembilan sub DAS dan potensinya tersaji pada Gambar II.1 dan Tabel

II.1.

Page 24: GERAKAN PENYELAMATAN DANAU (GERMADAN) · PDF filepermasalahannya adalah pengkayaan danau oleh nutrien terutama nitrogen dan fosfor ... Berdasarkan analisis SWOT, ... Latar Belakang

Gerakan Penyelamatan Danau (GERMADAN) Rawapening

II - 2

Sumber: Pemali Jratun Tahun 2009.

Gambar II.1. Batas Administrasi Danau Rawapening

Page 25: GERAKAN PENYELAMATAN DANAU (GERMADAN) · PDF filepermasalahannya adalah pengkayaan danau oleh nutrien terutama nitrogen dan fosfor ... Berdasarkan analisis SWOT, ... Latar Belakang

Gerakan Penyelamatan Danau (GERMADAN) Rawapening

II - 3

Tabel II.1. Sembilan sub – DAS Danau Rawapening

Kabupaten Kecamatan Kelurahan

Semarang Ambarawa Kelurahan Bejalen, DesaKupang, Kelurahan Tambakboyo, Baran, Lodoyong, Ngampin, Pasekan, Panjang, Pojoksari, Kranggan,

Banyubiru Rowoboni, Kebumen, Kebondowo, Banyubiru, Desa Tegaron, Kemambang, Sepakung, Wirogomo, Gedong, Ngrapah,

Bawen Desa Asinan, Bawen, Harjosari

Tuntang Desa Tuntang, Desa Lopait, Desa Kesongo,

Desa Candirejo, Desa Jombor, Desa Sraten, Desa Rowosari, Gedangan, Watuagung

Getasan Wates, Doplang, Batur, Tolokan, Samirono, Polobogo, Ngrawan, Nagasaren, Manggihan, Kopeng, Getasan, Sumogawe, Tajuk

Jambu Brongkol, Genting, Kelurahan, Kuwarasan, Bedono, Jambu, Kebondalem, Rejosari, Gondoriyo

Salatiga Sidarejo Blotongan, Pulutan, Salatiga, Sidorejo lor,

Bugel.

Sidamukti Kalicacing, Kecandran, Mangunsari, Dukuh

Argomulya Randuacir, Kumpulrejo, Kumpulrejo

2.1.2. Geologi dan topografi

Secara alami, Danau Rawapening terbentuk melalui proses letusan

vulkanik yang mengalirkan lava basalt dan menyumbat aliran Kali Pening

di daerah Tuntang. Sebagai akibatnya lembah Kali Pening menjadi

terendam air dan kemudian menjadi reservoir alami yang keberadaannya

sangat penting bagi sistem ekologi (Wardani, 2002). Sebagai akibatnya

lembah Pening yang berhutan tropik menjadi rawa, sehingga Danau

Rawapening termasuk tipe ”mangkok”.

Rawapening berubah menjadi danau semi alami sejak

pembangunan pertama dam dikembangkan di hulu Sungai Tuntang, pada

tahun 1912–1916, sehingga permukaan air rawa naik dengan

memanfaatkan Sungai Tuntang sebagai satu-satunya pintu keluar.

Penggenangan lembah Kali Pening tersebut membawa dampak besar

terhadap perubahan ekosistemnya, seperti penggambutan sisa-sisa hutan

tropik, invasi tumbuhan air, terbentuknya pulau terapung dan

Page 26: GERAKAN PENYELAMATAN DANAU (GERMADAN) · PDF filepermasalahannya adalah pengkayaan danau oleh nutrien terutama nitrogen dan fosfor ... Berdasarkan analisis SWOT, ... Latar Belakang

Gerakan Penyelamatan Danau (GERMADAN) Rawapening

II - 4

berkembangnya komunitas akuatik. Perluasan danau dilakukan pada

tahun 1936, sehingga genangan air maksimum mencapai ± 2.667 hektar

pada musim penghujan dan ± 1,650 hektar pada musim kemarau

(Goltenboth & Timotius, 1994).

Berdasarkan topografinya, Danau Rawapening terletak di

dataran/lahan rendah dan dikelilingi oleh beberapa perbukitan dan

gunung seperti Gunung Telomoyo (1895 m), Gunung Butak (1000 m),

Gunung Balak (700 m), Gunung Payung dan Gunung Rong (600 m),

dengan kelerengan berkisar antara 8% hingga mencapai lebih besar dari

45%.

2.1.2. Hidrologi

Danau Rawapening memiliki kapasitas tampung air maksimum 65

juta m3 pada elevasi muka air 463,9 m dan kapasitas air minimum

25 juta m3 pada elevasi muka air 462,05 m. Pada tahun 1998, volume air

danau Rawapening sebanyak 45.930.578 m3 dengan luas genangan

antara 1.650 sampai 2.770 Ha (Goltenboth & Timotius, 1994). Curah

hujan rata-rata pada daerah tangkapan 2247 mm/tahun (BPS kabupaten

Semarang, 2010 & Bappeda kota Salatiga, 2009).

Sungai yang merupakan inlet Danau Rawapening antara lain

Sungai Gajahbarong, dan Dungrangsong (sub-sub DAS Rengas),

Panjang dan Pentung (sub-sub DAS Panjang), Torong (sub-sub DAS

Torong), Galeh dan Klegung (sub-sub DAS Galeh), Legi (sub-sub DAS

Legi), Parat dan Muncul (sub-sub DAS Parat), Sraten (sub-sub DAS

Sraten), Tapen dan Tengah (sub-sub DAS Ringis), Ngreco, Dogbacin,

Pragunan (sub-sub DAS Kedungringin,Gambar II.2).

Secara hidrologis, air Danau Rawapening berasal dari curah hujan,

air tanah, dan air permukaan yang berasal 16 aliran sungai sebagai inlet

yang termasuk dalam 9 sub-sub DAS. Kondisi ini menyebabkan air di

danau mengalami penambahan terus menerus, sementara air yang keluar

hanya melalui 1 outlet yaitu Sungai Tuntang. Akan tetapi penambahan air

tersebut juga membawa material-material dari daerah hulu yang

kemudian diendapkan di danau, sehingga memberi sumbangan endapan

Page 27: GERAKAN PENYELAMATAN DANAU (GERMADAN) · PDF filepermasalahannya adalah pengkayaan danau oleh nutrien terutama nitrogen dan fosfor ... Berdasarkan analisis SWOT, ... Latar Belakang

Gerakan Penyelamatan Danau (GERMADAN) Rawapening

II - 5

yang cukup besar. Seiiring perjalanan waktu, maka ada kecenderungan

perubahan tipe danau menjadi tipe “piring” karena proses pendangkalan

yang terjadi (Soeprobowati, 2010). Distribusi sedimen ke danau pada

musim penghujan mencapai 880 kg/hari dan di musim kemarau rata-rata

270 kg/hari (Pemerintah Kabupaten Semarang, 2000). Sedimentasi yang

besar mengakibatkan banjir, yang terjadi sejak tahun 1970 (Bappeda

Provinsi Jawa Tengah, 2005).

Sumber : P4N UGM, 2000

Gambar II.2. Peta sistem hidrologi sub-DAS Rawapening

Page 28: GERAKAN PENYELAMATAN DANAU (GERMADAN) · PDF filepermasalahannya adalah pengkayaan danau oleh nutrien terutama nitrogen dan fosfor ... Berdasarkan analisis SWOT, ... Latar Belakang

Gerakan Penyelamatan Danau (GERMADAN) Rawapening

II - 6

Neraca air merupakan alat untuk mendekati nilai-nilai hidrologis

proses yang terjadi di lapangan. Secara garis besar neraca air merupakan

penjelasan tentang hubungan antara aliran ke dalam (in flow) dan aliran

ke luar (out flow) di suatu daerah untuk suatu periode tertentu dari proses

sirkulasi air (Suryatmojo, 2006). Neraca air di kawasan Rawapening

berkaitan dengan pengaturan air yang menentukan hasil pengelolaan air

di DAS Tuntang. Tampungan alami di bagian hulu DAS Tuntang

merupakan pusat pengaturan awal distribusi air untuk berbagai

kebutuhan air di hilir, antara lain terkait dengan dua buah PLTA, yaitu

PLTA Jelog dan PLTA Timo. Distribusi aliran airnya dimanfaatkan untuk

kebutuhan air baku di Kabupaten Semarang 500 l/dt, tenaga listrik 26

MW, serta pengendalian banjir (Balai Besar Wilayah Sungai Pemali-

Juana, 2008) dan irigasi teknis 1.265,09 ha, (BPS kabupaten Semarang,

2010, Bappeda kota Salatiga, 2009).

2.1.3. Tata guna lahan

Pemanfaatan lahan daerah tangkapan Danau Rawapening adalah

tegalan 35%, sawah 18,3%, semak/lahan terbuka 11,6%, permukiman

13,8%, perkebunan 8%, kebun campur 7,8%, rawa/danau 4,5%,

penggunaan lahan lainnya 1% (Bappeda Provinsi Jawa Tengah, 2000).

Berdasarkan luas pemanfaatan lahan sampai dengan tahun 2009 di

daerah Danau Rawapening untuk sawah adalah 5.539,25 Ha; tegal dan

kebun 11.264,2 Ha; permukiman 4.408,33 Ha; perkebunan 2.16,42;

rawa 2.623 Ha; dan penggunaan lahan lainnya sebesar 1.340,1 Ha (BPS

Kabupaten Semarang, 2010).

Perubahan tata guna lahan di sekitar danau berkontribusi terhadap

perubahan kualitas air Danau Rawapening. Perubahan tersebut

diindikasikan pemanfaatan lahan yang tidak sesuai dengan

peruntukannya, tingkat kelerengan lahan yang curam (lebih dari 25 %)

disebabkan tingginya run off dan sulit untuk dihijaukan (Gambar II.3.)

Page 29: GERAKAN PENYELAMATAN DANAU (GERMADAN) · PDF filepermasalahannya adalah pengkayaan danau oleh nutrien terutama nitrogen dan fosfor ... Berdasarkan analisis SWOT, ... Latar Belakang

Gerakan Penyelamatan Danau (GERMADAN) Rawapening

II - 7

Sumber: Soeprobowati, 2010b

Gambar II.3. Peta Penggunaan lahan wilayah sub-DAS Rawapening

Page 30: GERAKAN PENYELAMATAN DANAU (GERMADAN) · PDF filepermasalahannya adalah pengkayaan danau oleh nutrien terutama nitrogen dan fosfor ... Berdasarkan analisis SWOT, ... Latar Belakang

Gerakan Penyelamatan Danau (GERMADAN) Rawapening

II - 8

2.1.4. Kependudukan

Jumlah penduduk di Kabupaten Semarang sampai dengan tahun

1997 mencapai 673.390 jiwa, dengan mata pencaharian sebagian besar

adalah petani. Selama kurun waktu 1995-1998 pertumbuhan penduduk di

Kawasan Rawapening cukup rendah, yakni rata-rata 0,79% per tahun,

namun pada tahun 1998 mulai mengalami peningkatan menjadi 939,33

jiwa per km3. Artinya, tekanan penduduk pada lahan pertanian semakin

meningkat (P4N UGM, 2000). Data pada tahun 2010 menunjukkan bahwa

jumlah penduduk di kabupaten Semarang adalah 917.745 jiwa.

Sedangkan jumlah penduduk yang ada di sekiatar Danau Rawapening

adalah 207.438 jiwa (BPS kab Semarang, 2010).

Tingkat pertumbuhan penduduk di Kabupaten Semarang pertahun

selama sepuluh tahun terakhir yakni dari tahun 2000 – 2010 sebesar 1,02

persen (BPS, 2010). Terjadi peningkatan pertumbuhan penduduk, jika

dilihat data pertumbuhan penduduk pada tahun 2000 yaitu sebesar 0,93

% (Pemerintah Kabupaten Semarang, 2000). Jumlah penduduk yang

bergantung pada keberadaan Danau Rawapening sebanyak 6.561 orang

petani, 7.007 orang buruh tani, dan 2.604 orang nelayan (Bappeda

Provinsi Jawa Tengah, 2005). Data pada tahun 2010 memperlihatkan

bahwa jumlah penduduk di sekitar wilayah Danau Rawapening sebanyak

46.076,016 petani, 27378,715 orang buruh tani, 25426,583 orang buruh

industri, 11022,052 orang buruh bangunan, 2205 orang nelayan,

3745,874 orang pengusaha, 2239 orang peternak/ perikanan di sekitar

Rawapening dapat terus terjaga (BPS kabupaten Semarang, 2010,

Bappeda kota Salatiga, 2009).

2.1.5. Sosial ekonomi dan budaya

Secara ekonomis, Danau Rawapening mempunyai peranan sangat

tinggi untuk masyarakat sekitar, yaitu irigasi pertanian, perikanan,

pembangkit listrik tenaga air, dan pariwisata.

Jenis usaha yang berkembang di Kawasan Rawapening adalah

industri pengolahan, pertanian, perikanan, serta pariwisata. Jenis usaha

sektor industri pengolahan di Kawasan Rawapening didominasi oleh

Page 31: GERAKAN PENYELAMATAN DANAU (GERMADAN) · PDF filepermasalahannya adalah pengkayaan danau oleh nutrien terutama nitrogen dan fosfor ... Berdasarkan analisis SWOT, ... Latar Belakang

Gerakan Penyelamatan Danau (GERMADAN) Rawapening

II - 9

industri kecil, sampai tahun 1999 jumlah industri kecil di Rawapening

mencapai 7.111 unit usaha dengan jumlah tenaga kerja terserap 19.646

orang dan nilai produksi yang dihasilkan Rp.23.587.022.000,-. Industri

eceng gondok tidak termasuk ke dalam industri unggulan, meskipun

bahan baku industri eceng gondok cukup tersedia di perairan

Rawapening (P4N UGM, 2000).

Perkembangan usaha perikanan terutama produksi ikan di

Kawasan Rawapening dari tahun ke tahun mengalami peningkatan

50,14%. Lokasi kegiatan usaha sektor perikanan di Kawasan

Rawapening terdapat di Kecamatan Tuntang, Banyubiru, Ambarawa, dan

Bawen dengan produksi ikan air tawar.

Usaha pariwisata yang berada di Kawasan Rawapening sangat

berkaitan erat dengan potensi alam, historis, budaya yang dimiliki seperti

Candi Gedong Songo, Palagan Ambarawa, Bukit Cinta, Pemandian

Muncul, Museum Kerata Api, Bandungan Indah, Waduk Umbul Songo,

Pemandian Kopeng, Agrowisata Tlogo, Asinan di Kecamatan Bawen, dan

Benteng Pendem. Jumlah wisatawan yang berkunjung di obyek wisata

Kawasan Rawapening masih didominasi oleh wisatawan nusantara

sekitar 98.91%, sisanya adalah wisatawan mancanegara (Pusat

Penelitian Perencanaan Pembangunan Nasional, 2000). Selama tahun

2009 jumlah wisatawan domestik yang berkunjung di kawasan

Rawapening sejumlah 50.520, sedangkan wisatawan mancanegara

mencapai 148 orang (BPS, 2010).

Sampai dengan saat ini baru terdapat tiga orang pengrajin sekaligus

pengusaha kerajinan eceng gondok yang memanfaatkannya. Ketiga

pengrajin tersebut memiliki spesialisasi produksi yang berbeda, yang

pertama sepatu dan sandal, kedua kerajinan tas, nampan, tempat kue,

tempat tissue serta keranjang, yang ketiga khusus meja dan kursi.

Kerajinan eceng gondok ini merupakan kerajinan yang unik, karena

selama ini eceng gondok dianggap sebagai sampah dan hama diperairan,

namun ternyata dapat berubah menjadi komoditi usaha yang menjanjikan

jika dolah menjadi berbagai jenis kerajinan yang menarik, berseni, dan

berdaya jual tinggi.

Page 32: GERAKAN PENYELAMATAN DANAU (GERMADAN) · PDF filepermasalahannya adalah pengkayaan danau oleh nutrien terutama nitrogen dan fosfor ... Berdasarkan analisis SWOT, ... Latar Belakang

Gerakan Penyelamatan Danau (GERMADAN) Rawapening

II - 10

Eceng gondok dari Rawapening sebagai bahan baku kerajinan

juga dikirim ke Yogjakarta. Pemasok memperoleh enceng gondok dari

hasil tanaman liar dan bukan dari pembudidayaan. Penduduk

Rawapening hanya tinggal mengambil tanaman yang tumbuh liar dan

memenuhi hamparan permukaan rawa. Pengolah tidak perlu memikirkan

ketersediaan bahan baku tanaman enceng gondok untuk pemanenan

berikutnya, karena jumlah yang tersedia sangat banyak. Mereka tinggal

menunggu atau berpindah ke area lain dimana tanaman sudah cukup

besar untuk diambil tangkai daunnya. Perkembangbiakan dan

pertumbuhan tanaman enceng gondok memang sangat cepat.

Proses perlakuan tangkai daun untuk bahan baku kerajinan ini

meliputi hal-hal sebagaiberikut:

1. Pengambilan dan seleksi tanaman enceng gondok yang sudah tua dan

memiliki tangkai yang besar dan panjang.

2. Pemotongan tangkai dari bagian daun dan bonggol akar

3. Pengeringan tangkai dengan jalan diikat dan dijemur di bawah terik

sinar matahari. Penjemuran dilakukan dengan jalan digantung di para-

para atau diletakkan begitu saja di tanah.

4. Pengepakan ikatan tangkai daun untuk siap disetor ke pengrajin.

Usaha industri pemanfaatan eceng gondok di kawasan

Rawapening masih terbatas. Bagian tanaman enceng gondok yang

diambil untuk hiasan adalah bagian tangkai daunnya saja. Tanaman ini

sebagaimana jenis tanaman air lainnya tidak memiliki batang, jadi hanya

terdiri dari daun, tangkai daun, bonggol akar dan akar itu sendiri. Dengan

demikian setelah diambil bagian tangkainya, tentu saja akan

menghasilkan limbah berupa bagian sisa tanaman yang tidak diolah lebih

lanjut. Selain sebagai bahan dasar untuk kerajinan tangan, tanah

gambut yang merupakan sisa-sisa tanaman dan gulma yang mati dan

mengendap di dasar danau, diambil dan dimanfaatkan sebagai pupuk

atau media untuk bertanam sayur dan jamur.

Gambut Rawapening berasal dari pembusukan eceng gondok

yang mati dan mengendap dirawa. Gambut ini kemudian di keduk dan

diangkat menggunakan perahu, selanjutnya dikeringkan dan dicampur

Page 33: GERAKAN PENYELAMATAN DANAU (GERMADAN) · PDF filepermasalahannya adalah pengkayaan danau oleh nutrien terutama nitrogen dan fosfor ... Berdasarkan analisis SWOT, ... Latar Belakang

Gerakan Penyelamatan Danau (GERMADAN) Rawapening

II - 11

kapur untuk dijadikan kompos. Tempat pendaratan gambut ini ada di

Tuntang dan Bukit Cinta, dimana banyak juga nelayan yang hidupnya

bergantung pada pekerjaan ini. Tanah Gambut secara umum memiliki

kadar pH yang rendah, memiliki kapasitas tukar kation yang tinggi,

kejenuhan basa rendah, memiliki kandungan unsur K, Ca, Mg, P yang

rendah dan juga memiliki kandungan unsur mikro (seperti Cu, Zn, Mn

serta B) yang rendah pula. Secara teknis tanah gambut tidak baik

sebagai dasar konstruksi bangunan karena mempunyai kadar air sangat

tinggi, kompresibilitas atau kemampatannya tinggi serta daya dukung

sangat rendah (extremely low bearing capacity). Proses pembentukan

gambut dipengaruhi oleh iklim, hujan, pasang-surut, jenis tumbuhan

rawa, bentuk topografi, jenis dan jumlah biologi yang melakukan

dekomposisi, serta lamanya proses dekomposisi tersebut berlangsung

(Rahman, 2002).

2.2. KONDISI DAN PERMASALAHAN BADAN AIR DANAU RAWAPENING 2.2.1. Kualitas air

Penelitian kualitas air Danau Rawapening banyak dilakukan, namun

hanya sedikit yang dipublikasikan. Sebelum tahun 2000 pH Danau

Rawapening cenderung netral dan lebih bersifat basa pada tahun 2001

dan 2008 meskipun pada tahun 2005 cenderung bersifat asam

(Soeprobowati, 2010).

Kandungan nitrogen perairan berupa nitrogen anorganik seperti

ammonia, nitrat dan nitrat, dan nitrogen organik berupa protein, asam

amino, dan urea. Dalam kondisi basa, amonia tidak terionisasi dan dalam

jumlah yang banyak dapat bersifat toksik. Kandungan ammonia bebas di

Danau Rawapening tahun 1976 hingga 2010 selalu lebih besar dari 0,02

mg/L (Soeprobowati, 2010). Tingginya kadar ammonia ini

mengindikasikan pencemaran organik yang dapat berasal dari limbah

domestik, industri dan limpasan pupuk pertanian atau bahan organik yang

terdapat pada sedimen. Kadar amonia yang tinggi ditemukan pada dasar

danau yang anoksik. Kadar ammonia bebas yang tidak terionisasi di

perairan danau sebaiknya tidak lebih besar dari 0,02 mg/L karena bersifat

Page 34: GERAKAN PENYELAMATAN DANAU (GERMADAN) · PDF filepermasalahannya adalah pengkayaan danau oleh nutrien terutama nitrogen dan fosfor ... Berdasarkan analisis SWOT, ... Latar Belakang

Gerakan Penyelamatan Danau (GERMADAN) Rawapening

II - 12

toksik pada ikan (Effendi, 2003). Kasus kematian ikan di beberapa danau

di Indonesia, termasuk di Danau Rawapening berkaitan peningkatan pH

dan kandungan ammonia perairan.

Parameter kualitas perairan Rawapening di titik – titik pemantauan

(Sumber : BLH Provinsi Jateng tahun 2010) adalah sebagai berikut:

a. Inlet Sungai Galeh (dekat mata air), koordinat S= 70o18' 20,8 " E=

110o 25'29,5; parameter yang tidak memenuhi syarat untuk klasisifikasi

air klas II adalah BOD (11,9 mg/l), COD (54,48 mg/l), Total P (0,28

mg/l), Khrom (0,09 mg/l), Khlorin bebas (0,75 mg/l)

b. Outlet ke Sungai Tuntang, koordinat S = 07o 16' 12,8" E= 110o

26'30,0" parameter yang tidak memenuhi syarat untuk klasisifikasi air

klas II adalah BOD (7,68 mg/l), DO (2,8 mg/l), Total P (0,29 mg/l),

Seng (0,18 mg/l) dan Khlorin bebas (0,75 mg/l).

c. Rawapening (sekitar keramba), Koordinat S= 07o 18' 25,1" E=

110o25' 43,1" parameter yang tidak memenuhi syarat untuk klasifikasi

air klas II adalah BOD (12,29 mg/l), COD (82,09 mg/l), DO (1,8 mg/l),

Total P (0,21 mg/l) dan Khlorin bebas (0,73 mg/l).

2.2.2. Luas Perairan Danau Rawapening

Danau Rawapening menempati empat wilayah Kecamatan, yakni

Ambarawa, Banyubiru, Tuntang, dan Bawen memiliki luas 2.670 ha (Balai

Pengelolaan DAS Pemali-Jratun, 2010). Pada tahun 1976, luas

maksimum 2.500 ha dan minimum 650 ha (Goltenboth, 1979). Sedikit

peningkatan luas danau ini kemungkinan sebagai akibat dari semakin

luasnya daerah genangan banjir. Hal ini diperkuat dengan perubahan

tataguna lahan, dimana persentase stabil 4% sejak tahun 1972

(Soeprobowati, 2010b).

2.2.3. Kedalaman Danau Rawapening

Batimetri merupakan ilmu yang mempelajari kedalaman bawah air

dan studi tentang tiga dimensi danau. Peta batimetri menunjukkan relief

dasar atau dataran danau dengan garis-garis kontur kedalaman (isobath

Page 35: GERAKAN PENYELAMATAN DANAU (GERMADAN) · PDF filepermasalahannya adalah pengkayaan danau oleh nutrien terutama nitrogen dan fosfor ... Berdasarkan analisis SWOT, ... Latar Belakang

Gerakan Penyelamatan Danau (GERMADAN) Rawapening

II - 13

atau depth contour), sehingga memiliki informasi tambahan navigasi

permukaan (Larson, 2002).

Kedalaman Danau Rawapening pada penelitian yang dilakukan

Goltenboth pada tahun 1976 diketahui bahwa titik terdalam pada waktu

musim hujan adalah 11 meter yang terletak di daerah utara (Golthenboth,

1979). Eksploitasi gambut yang sangat besar mungkin telah merubah

lapisan tersebut (Goltenboth & Timotius, 1994).

2.2.4. Sedimentasi

Distribusi sedimen ke Danau Rawapening pada musim penghujan

mencapai 880 kg/hari dan di musim kemarau rata-rata 270 kg/hari dengan

laju rata-rata 778,93 ton/tahun (Pemerintah Kabupaten Semarang, 2000).

Deposisi yang besar mengakibatkan banjir, yang terjadi sejak tahun 1970

(Bappeda Provinsi Jawa Tengah,2005).

Daerah yang memungkinkan terjadinya sedimentasi pada daerah

hilir Sub DAS Rawapening, yakni

Sedimentasi sangat berat terjadi di muara Sungai Tarung, Sungai

Legi, dan Sungai Parat.

Sedimentasi berat, terjadi muara Sungai Galeh.

Sedimentasi sedang, terjadi di muara Sungai Torong, Sungai

Panjang, dan Sungai Kedungringin.

Sedimentasi ringan, terjadi di muara Sungai Rengas dan Sungai

Ringis.

Sembilan sub-sub DAS pada Sub DAS Rawapening memiliki laju

erosi dan potensi deposisi yang berbeda dari ringan sampai sangat berat.

Pada tahun 2021 Danau Rawapening diprediksi akan penuh dengan

sedimen dan menjadi daratan (Pemerintah Kabupaten Semarang, 2000).

Berdasarkan penelitian diketahui bahwa volume air Danau

Rawapening dalam kurun 22 tahun (tahun 1976–1998) mengalami

penurunan 29,34%. Degradasi kualitas air, sedimentasi yang cukup tinggi

dan blooming eceng gondok mengakibatkan proses pendangkalan danau

yang dipercepat. Jika kondisi tidak berubah, maka diprediksi pada tahun

Page 36: GERAKAN PENYELAMATAN DANAU (GERMADAN) · PDF filepermasalahannya adalah pengkayaan danau oleh nutrien terutama nitrogen dan fosfor ... Berdasarkan analisis SWOT, ... Latar Belakang

Gerakan Penyelamatan Danau (GERMADAN) Rawapening

II - 14

2021 Rawapening akan menjadi daratan (Pemerintah Kabupaten

Semarang, 2000).

2.2.5. Pemanfaatan Danau Rawapening

Hasil studi karakteristik Rawapening (BalitBang Prov Jateng,

2003) menggambarkan kebergantungan kegiatan ekonomi masyarakat

yang signifikan pada keberadaan Danau Rawapening. Kebergantungan

tersebut dalam wujud memanfaatkan Danau Rawapening dalam berbagai

sektor, yaitu sektor pertanian, irigasi, pariwisata, PDAM, PLTA, perikanan,

pengendali daya rusak air, serta habitat air dan fauna.

Kegiatan sektor pertanian yang dilakukan oleh masyarakat sekitar

berupa penggunaan lahan pasang surut seluas 822 ha yang

berkaitan dengan pengaturan operasi air danau. Air danau

Rawapening yang dipergunakan untuk irigasi sawah seluas 39.277

ha di Kabupaten Semarang, Demak, dan Grobogan. Daerah irigasi

Glapan Barat seluas 8.896 ha.

Pengoprasian PLTA Jelok yang dibangun pada tahun 1938 dan PLTA

Timo yang dibangun pada tahun 1962 dengan kapasitas maksimum

24.500 Kwh sangat bergantung pada ketersediaan air danau.

Produksi listrik PLTA Jelog dari tahun 1984 sampai 2010 tercatat

2.520.740.439 KWh atau rata-rata per tahun 93.360.757 KWh yang

sangat vital untuk memenuhi kebutuhan listrik di Jawa Tengah. Pola

operasi PLTA Jelog sesuai dengan pengaturan air dari PSDA, jika

curah hujan banyak maka produksi banyak. Jadi, sangat bergantung

pada Rawapening (Sutarwi, 2008).

Air danau Rawapening juga dimanfaatkan sebagai PDAM di Kanal

Tuntang untuk mensuplai air bagi rumah tangga, kantor, dan industri

yang dapat ditingkatkan dari 250 liter/detik menjadi 1.100 liter/detik.

Selain PDAM, air dari kanal Tuntang juga dimanfaatkan sebagai

sumber air kemasan yang diambil langsung dari mata air Muncul dan

untuk industri Apac Inti Karangjati sebesar 100 liter per detik

(Bappeda, 2005).

Page 37: GERAKAN PENYELAMATAN DANAU (GERMADAN) · PDF filepermasalahannya adalah pengkayaan danau oleh nutrien terutama nitrogen dan fosfor ... Berdasarkan analisis SWOT, ... Latar Belakang

Gerakan Penyelamatan Danau (GERMADAN) Rawapening

II - 15

Pemanfaatan Rawapening sebagai salah satu obyek wisata Jawa

Tengah berkaitan dengan potensi yang dimilikinya, yaitu wisata alam

dan wisata budaya. Wisata alam merupakan bentuk kegiatan

pariwisata yang memanfaatkan keindahan alam yang sangat

mempesona dalam menghayati kehidupan di alam. Sedangkan wisata

budaya, yaitu pendukung kegiatan wisata alam dalam menampilkan

berbagai jenis atraksi dan obyek yang menarik. Aspek lain yang

mendukung tercapai pemanfaatan Rawapening sebagai salah satu

obyek wisata adalah kawasan Rawapening sudah lama dikenal

dengan berbagai atraksi wisata alam maupun buatan manusia,

seperti wisata alam dengan iklim yang sejuk dan pemandangan yang

indah, potensi pengembangan wisata sejarah dan budaya maupun

wisata yang kesehatan (olah raga) sebenarnya cukup tersedia

(Retnaningsih 2001). Keberadaan Kawasan Rawapening di tengah

triangle Yogya-Semarang-Solo membuat kawasan ini memiliki

kekuatan strategis dan potensial untuk dikembangkan melalui

kegiatan pariwisata. Pada Tahun 2001 Diparta Provinsi Jawa Tengah

mencanangkan Kawasan Rawapening sebagai kawasan wisata air.

Pemilihan Kawasan Rawapening untuk dikembangkan sebagai

kawasan dengan atraksi wisata air didukung dengan kondisi kawasan

yang berupa danau dengan pemandangan alam dan kurang

tersedianya obyek wisata dengan atraksi wisata air di Jawa Tengah.

Jumlah nelayan dan petani ikan di sekitar Danau Rawapening, yakni

2.196 jiwa. Artinya, kebergantungan petani dan nelayan pada

keberadaan Rawapening sangat besar sekali. Perikanan yang telah

dikelola masyarakat dalam bentuk usaha budi daya penyediaan benih

ikan, penangkapan ikan, dan usaha pengepul ikan. Sistem budi daya

ikan di Rawapening ada dua macam, yaitu keramba tancap (gorobog

bambu) di desa Rowoboni, dan desa Kebondowo Kecamatan

Banyubiru, dan keramba jaring apung (KJA) di Desa Ngasinan, Desa

Sumurup Kecamatan Bawen, serta kelurahan Tambakboyo

Kecamatan Ambarawa. Penangkapan ikan dilakukan dengan bantuan

alat tangkap berupa seser, kere, jala arang, jala sogok, jala kalar, jala

kerep, pancing kalar, susuk, branjang, dan anco. Hasil tangkapan

Page 38: GERAKAN PENYELAMATAN DANAU (GERMADAN) · PDF filepermasalahannya adalah pengkayaan danau oleh nutrien terutama nitrogen dan fosfor ... Berdasarkan analisis SWOT, ... Latar Belakang

Gerakan Penyelamatan Danau (GERMADAN) Rawapening

II - 16

ikan per hari tahun 1970 rata-rata mencapai 50-100 kg. Hingga tahun

2009 hasil produksi ikan dari rawa dan sungai sekitar Rawapening

mencapai 1.150,1 ton. Jenis ikan lele dan nila hitam masih

mendominasi produksi ikan pada tahun 2009.Usaha pengepul ikan

terdiri atas pemasaran hasil tangkapan dan usaha pengolahan hasil

tangkapan. Jenis-jenis ikan yang terdapat di Rawapening adalah ikan

mas, gurami, tawes, kutuk, nila, mujaher, belut, lele, patin, bawal, dan

cethol (BPS Kabupaten Semarang, 2010).

Jenis-jenis ikan yang terdapat di Rawapening adalah kutuk, nila,

mujaher, belut, dan cethol.

Terdapat fluktuasi produksi perikanan Danau Rawapening.

Pengaruh perikanan di Danau Rawapening terlihat sangat nyata terhadap

kualitas air danau karena penempatan karamba baik tancap maupun

jaring apung yang hanya terkumpul pada lokasi tertentu seperti Tuntang,

Asinan, Kejalen dan Bukit Cinta. Arahan Pemerintah Kabupaten

Semarang, kultur jaring apung ikan di Danau Rawapening terletak pada

zona pemancingan, 3 ha di sub zona Puteran (Banyubiru) dan 1,5 serta 3

ha di dekat sub zona Cobening (Dinas Peternakan dan Perikanan

Kabupaten Semarang, 2007). Sampai tahun 2009 jumlah keramba yang

berada di Danau Rawapening sejumlah 752 unit, sedangkan usaha

perikanan darat minapadi mencapai luas 2,5 ha ikut menyumbang

produksi perikanan darat (BPS Kabupaten Semarang, 2010).

2.2.6. Permasalahan Danau Rawapening

Secara ekologis, Danau Rawapening telah banyak mengalami

perubahan, yang diindikasikan oleh tidak terkontrolnya pertumbuhan

gulma air yang umumnya berkaitan dengan proses eutrofikasi. Kurang

lebih 20–30% danau tertutup oleh Eicchornia crassipes, 10% oleh Hydrilla

verticillata dan Salvinia cucculata (Goltenboth & Timotius, 1994).

Penutupan permukaan danau oleh tumbuhan air tersebut semakin besar

persentasenya, bahkan pada musim kemarau dapat mencapai 70%.

Pertumbuhan yang tidak terkontrol ini menyebabkan penutupan

permukaan perairan, terakumulasinya seresah/busukan eceng gondok di

Page 39: GERAKAN PENYELAMATAN DANAU (GERMADAN) · PDF filepermasalahannya adalah pengkayaan danau oleh nutrien terutama nitrogen dan fosfor ... Berdasarkan analisis SWOT, ... Latar Belakang

Gerakan Penyelamatan Danau (GERMADAN) Rawapening

II - 17

dasar perairan dan terperangkapnya sedimen di akar tanaman sehingga

mempercepat pendangkalan danau. Meskipun sejak tahun 1931 telah

dilakukan upaya pengendaliannya namun sampai dengan saat ini belum

sepenuhnya menunjukkan hasil yang memadai.

Keberadaan eceng gondok pada umumnya memberikan dampak

negatif pada lingkungan. Berbagai upaya untuk menanggulangi

keberadaan eceng gondok adalah dengan penggunan pestisida dan

sebagai bahan campuran pembuatan kompos tetapi upaya tersebut

belum menunjukkan hasil yang sangat signifikan sehingga diperlukan

pemanfaatan lebih lanjut, salah satunya dengan pembuatan barang

kerajinan berbahan dasar eceng gondok. Satu batang eceng gondok

dalam waktu 52 hari mampu menghasilkan tanaman baru seluas 1 m2

(Gutierrez et al., 2001) . Bisa dibayangkan, selama 106 tahun berada di

bumi Indonesia eceng gondok telah menyebar ke seluruh perairan yang

ada dan memenuhi setiap jengkalnya, baik waduk, rawa, danau, maupun

sungai. Dari permukaan air Rawapening yang berkisar 7200 hektar,

diantaranya tertutup eceng gondok. Tertutupnya permukaan perairan

menyebabkan berkurangnya jenis binatang air dan pendapatan petani

serta pengunjung wisata daerah tersebut.

Page 40: GERAKAN PENYELAMATAN DANAU (GERMADAN) · PDF filepermasalahannya adalah pengkayaan danau oleh nutrien terutama nitrogen dan fosfor ... Berdasarkan analisis SWOT, ... Latar Belakang

Gerakan Penyelamatan Danau (GERMADAN) Rawapening

II - 18

Sumber : BLH Kab Semarang, 2011

Gambar II.4. Permasalahan Danau Rawapening

2.3. KONDISI DAN PERMASALAHAN KELEMBAGAAN

Berdasarkan hasil penelitian yang dilakukan, beberapa persoalan

yang berkaitan dengan pengembangan kawasan Rawapening bersifat

multidimensional. Beberapa permasalahan di bidang manajemen

kelembagaan antara lain:

a. Adanya pergeseran sistem pemerintahan yang menuntut kesiapan

stakeholder untuk mengelola kawasan Rawapening dengan baik.

b. kebijakan otonomi daerah yang menekankan pada batas administrasi,

sementara pengelolaan Kawasan Rawapening tidak sama dengan

batas administrasi sehingga menghambat pengelolaan apalagi ada

undang-undang otonomi daerah.

Page 41: GERAKAN PENYELAMATAN DANAU (GERMADAN) · PDF filepermasalahannya adalah pengkayaan danau oleh nutrien terutama nitrogen dan fosfor ... Berdasarkan analisis SWOT, ... Latar Belakang

Gerakan Penyelamatan Danau (GERMADAN) Rawapening

II - 19

c. Kelembagaan dan koordinasi dalam rangka menangani pengelolaan

sumberdaya air belum berjalan secara optimal, peran kelembagaan

yang ada (Rembug Rawapening) belum mantap, akibatnya setiap

benefecieries bertindak bebas tanpa ada peraturan yang mengatur

setiap aktifitas baik di daerah tangkapan air maupun inti danau

Rawapening, yang cenderung menimbulkan konfllik.

d. Kegiatan-kegiatan pembangunan yang selama ini dilakukan masih

menggunakan pendekatan kebijakan topdown approach dan bersifat

sektoral serta kedaerahan. Oleh karena itu, perlu ada koordinasi

antara bottom up dan top-down opproach

e. Masih adanya ego sektoral dan kepentingan sehingga menimbulkan

potensi konflik yang tinggi.

f. Belum terciptanya pengelolaan sumberdaya air dengan menggunakan

pendekatan regional,

g. Belum tersedianya data base pengelolaan lingkungan hidup yang

mengintegrasikan antara teknologi penginderaan jauh (remote

sensing) dengan sistem informasi geografi yang lebih akurat.

h. Belum tersosialisasinya misi pelayanan pemerintah kepada

masyarakat,

i. Kurang optimalnya komitmen masing-masing stakeholder yang terus

menerus mengupayakan pelestarian Rawapening

j. Tidak tegaknya pengaturan air oleh pintu air (PLTA) Tuntang

menimbulkan konflik antara petani lahan pasang surut rawa

(kabupaten Sernarang) dengan petani hilir (terutama Kabupaten

Grobogan)

k. Tidak ada pengaturan penambangan gambut di Rawapening yang

memberikan keuntungan besar bagi pengusahanya.

l. Belum dimilikinya grand design mengakibatkan arah action plan tidak

jelas bagi dinas/ instansi yang terkait, sehingga program-program yang

dijalankan bersifat sektoral yang mengakibatkan overlapping program

dan pemborosan.

Berdasarkan persoalan tersebut diatas maka Permasalahan

kelembagaan, dapat dibagi menjadi 2, yaitu kelembagaan baik formal

Page 42: GERAKAN PENYELAMATAN DANAU (GERMADAN) · PDF filepermasalahannya adalah pengkayaan danau oleh nutrien terutama nitrogen dan fosfor ... Berdasarkan analisis SWOT, ... Latar Belakang

Gerakan Penyelamatan Danau (GERMADAN) Rawapening

II - 20

maupun informal dan belum adanya grand design. Belum optimalnya

kelembagaan yang ada baik formal maupun informal mengakibatkan

belum optimalnya proses kebijakan pengelolaan air yang mantap,

ditambah belum adanya peraturan yang mengatur setiap aktivitas baik di

daerah tangkapan maupun pada inti danau sehinga memicu timbulnya

konflik. Peran kelembagaan informal berupa kearifan lokal merupakan

potensi kekuatan masih dapat lebih ditingkatkan. Nilai Ngepen dan

Wening telah ditinggalkan baik oleh masyarakat di sekitar Danau

Rawapening maupun oleh negara.

Belum dimilikinya grand desain menyebabkan arah action plan

tidak jelas bagi dinas/instansi yang terkait, sehingga program-program

yang dijalankan bersifat sektoral yang mengakibatkan overlapping

program, kerancuan kewenangan dan tanggungjawab program dan

pemborosan.

Diperlukan kerjasama dan partisipasi aktif dari sfakeholder lainnya

terutama masyarakat yang berada di Kawasan Rawapening. Hal ini perlu

ada dukungan kerjasama yang baik antara berbagai stakeholder yang

ada serta di dukung dengan dana yang memadai, di samping itu

pedoman penanganan kawasan Rawapening yang terpadu dan

operasional sangat diperlukan.

2.4. Kondisi dan permasalahan kemasyarakatan

Sesungguhnya masyarakat Jawa Tengah khususnya di sekitar danau

Rawapening telah memiliki falsafah/ kearifan budaya dalam menyikapi

proses pemberdayaan masyarakat. Falsafah tersebut hingga kini masih

tetap lestari dan melekat dalam sanubari masyarakat Jawa Tengah.

Memberdayakan masyarakat dengan pola yang sudah dikenal masyarakat

adalah inti dari proses pelaksanaan program ini.

Dalam falsafah jawa masyarakat disebut dengan " Brayat " atau

keluarga. Setiap anggota keluarga, baik anak-anak, orang tua, pegawai,

swasta, petani dan lain-lain, diakui eksistensi dan diberi peran sesuai

kemampuannya. Pengejawantahan falsafah tersebut adalah tidak akan ada

Page 43: GERAKAN PENYELAMATAN DANAU (GERMADAN) · PDF filepermasalahannya adalah pengkayaan danau oleh nutrien terutama nitrogen dan fosfor ... Berdasarkan analisis SWOT, ... Latar Belakang

Gerakan Penyelamatan Danau (GERMADAN) Rawapening

II - 21

pemisahan atau perbedaan menurut kelompok atau status di dalam

masyarakat. Perbedaan - perbedaan yang ada dikelola dan diharapkan

mampu menunjang tujuan program yaitu masyarakat mampu saling belajar

dan membangkitkan potensi dirinya dalam mencapai tujuannya.

Meskipun secara kultural peran Pemerintah dan pemrakarsa, memiliki

peran penting, tetapi titik berat perannya lebih bersifat "Tut Wuri Handayani"

dan masyarakatlah yang menjadi subyek kegiatan ini.

Pada prinsipnya pelaksanaan program penyelamatan Rawapening

dilakukan dengan melibatkan segenap potensi masyarakat yang ada.

Mekanisme pelaksanaan adalah memfasilitasi masyarakat untuk mampu

melaksanakan tujuan program secara mandiri dan berkelanjutan. Pemberian

fasilitas dimaksudkan untuk menjembatani masyarakat langsung dengan

konsumen produk yang dihasilkan oleh masyarakat.

Dalam UU nomor 25 Tahun 2000 tentang Program Pembangunan

Nasional (PROPENAS) dinyatakan bahwa tujuan pemberdayaan masyarakat

adalah meningkatkan keberdayaan masyarakat melalui penguatan

lembagaan dan organisasi masyarakat setempat, penanggulangan

kemiskinan, dan perlindungan sosial masyarakat, peningkatan keswadayaan

masyarakat luas guna membantu masyarakat untuk meningkatkan ekonomi.

Visi pemberdayaan masyarakat adalah peningkatan kemandirian

masyarakat merupakan suatu kondisi dinamis yang memungkinkan

masyarakat mampu membanguan diri dan lingkungannya berdasarkan

potensi, kebutuhan aspirasi dan wewenangan yang ada pada masyarakat

sendiri dengan difasilitasi oleh pemerintah dan seluruh stakholders

pemberdayaan masyarakat.

Misi Pemberdayaan masyarakat adalah mengembangkan kemampuan

dan kemandirian masyarakat untuk berperan aktif dalam pembangunan,

agar secara bertahap masyarakat mampu membangun diri dan lingkungan

secara mandiri melalui : Peningkatan keswadayaan masyarakat,

pemantapan nilai-nilai budaya masyarakat, pengembangan usaha ekonomi

masyarakat, peningkatan pemanfatan sumberdaya alam yang berwawasan

lingkungan, peningkatan pemanfaatan teknologi tepat guna sesuai dengan

kebutuhan masyarakat.

Page 44: GERAKAN PENYELAMATAN DANAU (GERMADAN) · PDF filepermasalahannya adalah pengkayaan danau oleh nutrien terutama nitrogen dan fosfor ... Berdasarkan analisis SWOT, ... Latar Belakang

Gerakan Penyelamatan Danau (GERMADAN) Rawapening

II - 22

Kebijakan Pemberdayaan Masyarakat adalah mengembangkan

kemandirian masyarakat dalam seluruh aspek kehidupannya, melalui

pemberdayaan masyarakat dalam aspek ekonomi, sosial-budaya, politik dan

lingkungan hidup. Strategi Pemberdayaan Masyarakat adalah : pemenuhan

kebutuhan dasar masyarakat, pengembangan aspirasi dan partisipasi

masyarakat, pengorganisasian dan pelembangaan masyarakat,

pemberdayaan masyarakat perkotaan dan perdesaan, berpihak pada

pengembangan ekonomi rakyat, pendekatan lintas sektor dan program,

mendayagunakan teknologi tepat guna sesuai kebutuhan masyarakat.

Page 45: GERAKAN PENYELAMATAN DANAU (GERMADAN) · PDF filepermasalahannya adalah pengkayaan danau oleh nutrien terutama nitrogen dan fosfor ... Berdasarkan analisis SWOT, ... Latar Belakang

Gerakan Penyelamatan Danau (GERMADAN) Rawapening

III - 1

BAB III

GERAKAN PENYELAMATAN

DANAU (GERMADAN) RAWAPENING

1. Program Super Prioritas (Pokok) 2. Program Prioritas (Penunjang)

Berdasarkan analisis SWOT dan Root Cause Analysis yang telah

dilakukan, maka dapat ditemukenali akar permasalahan Danau Rawapening

yang terdapat pada badan danau dan DTA. Pada badan danau, eutrofikasi telah

memicu pertumbuhan tidak terkontrol dari tumbuhan air, terutama eceng gondok.

Di DTA terjadi perubahan tataguna lahan, yang memicu pendangkalan danau,

sehingga fungsi utamanya sebagai reservoir alami untuk sumber air baku, PLTA,

irigasi, perikanan dan wisata menjadi terganggu. Permasalahan lainnya terkait

dengan pengelolaan Danau Rawapening adalah belum optimalnya

kelembagaan dan implementasi kebijakan yang memicu kekurang berhasilan

program, tumpang tindih tanggung jawab dan kewenangan dan kurangnya

pemberdayaan masyarakat. Hasil analisis SWOT pada Gambar III.1.

Guna mengatasi akar permasalahan tersebut, maka dilakukan dengan

memadukan 3 pendekatan, yaitu 1) Aplikasi sains dan tehnologi untuk remediasi

badan air dan DTA, 2) Pengembangan kelembagaan untuk peningkatan

pengelolalaan danau, dan 3) Pemberdayaan masyarakat dalam pengelolaan dan

konservasi danau. Berdasarkan hal tersebut diatas, dirumuskan 17 program

(lampiran) yang diharapkan dapat menyelamatkan danau Rawapening. Dalam

pelaksanaannya Program-program tersebut dikelompokkan menjadi 2 program

besar, yaitu 1) Program Super Prioritas dan 2) Program Prioritas

GERMADAN akan dilaksanakan secara periodik 5 tahun, untuk tahap 5

tahun pertama ke-tiga pendekatan tersebut di atas akan diimplementasikan

dalam kegiatan-kegiatan yang saling mendukung.

Page 46: GERAKAN PENYELAMATAN DANAU (GERMADAN) · PDF filepermasalahannya adalah pengkayaan danau oleh nutrien terutama nitrogen dan fosfor ... Berdasarkan analisis SWOT, ... Latar Belakang

Gerakan Penyelamatan Danau (GERMADAN) Rawapening

III - 2

Gambar III.1. Hasil Analisis SWOT, Akar Permasalahan dan Pendekatan Penyelamatan Danau Rawapening

KEKUATAN

STRENGTH):

Reservoir alami

Pengendali banjir

Irigasi

PLTA

Perikanan

Wisata

Gambut

Eceng gondok

KELEMAHAN

(WEAKNESS):

Erosi dan sedimentasi

Pencemaran

Bloomingtumbuhan air eceng gondok

Pengurangan volume air

Pulau terapung

Pendapatan per kapita rendah

PELUANG

(PPORTUNITY):

Lokasi strategis Joglosemar

Kemudahan aksesibilitas

Warisan historis dan budaya

Landmark Jateng

Ekowisata

TANTANGAN

(THREAT):

Ledakan pertumbuhan wilayah

Overlapping kelembagaan

Konsistensi kebijakan

Partisipasi mitra

Peranan Perguruan Tinggi

PENDEKATAN PENYELAMATAN DANAU RAWAPENING

1. APLIKASI SAINS DAN TEKNOLOGI UNTUK REMEDIASI BADAN AIR DAN DTA - Ekoteknologi - Ekohidrologi

2. PENGEMBANGAN KELEMBAGAAN UNTUK PENGELOLAAN DANAU RAWAPENING

3. PEMBERDAYAAN MASYARAKAT DALAM PENGELOLAAN DAN KONSERVASI DANAU

1. BADAN DANAU

- Eutrofikasi –

blooming eceng

gondok

2. DTA

- Perubahan tataguna

lahan – sedimentasi &

erosi – pendangkalan

danau

- Pengolahan limbah

- Drainase

- Belum ada kontrol input

nutrien

PENGELOLAAN DANAU: 1. Kelembagaan belum

optimal, 2. Implementasi kebijakan

belum optimal 3. Belum ada grand design

tumpang tindih tanggung jawab dan kewenangan

4. Kebijakan top down, kurang koordinasi, belum optimal

5. Database lemah 6. Komitmen stakeholder

kurang optimal

KURANGNYA PEMBERDAYAAN

MASYARAKAT 1. Kurang informasi 2. Kurangnya kemandirian

masyarakat dalam berperan pada pengelolaan danau

3. Kurang terlibat dalam pengambilan keputusan

AKAR

PERMASALAHAN

Page 47: GERAKAN PENYELAMATAN DANAU (GERMADAN) · PDF filepermasalahannya adalah pengkayaan danau oleh nutrien terutama nitrogen dan fosfor ... Berdasarkan analisis SWOT, ... Latar Belakang

Gerakan Penyelamatan Danau (GERMADAN) Rawapening

III - 3

PROGRAM SUPER PRIORITAS (POKOK)

1. Penanganan eceng gondok

2. Penanggulangan Lahan Kritis, Erosi, Banjir dan Sedimentasi.

3. Penurunan Kandungan Nutrien Perairan Danau Rawapening

4. Kajian Limnologi Danau Saat ini dan Rekontruksi Kualitas Air di Masa

Lalu

5. Implementasi Pertanian Ramah Lingkungan

6. Peningkatan Keterlibatan dan Kepedulian Masyarakat dalam

Pengelolaan dan Konservasi Danau Rawapening

PROGRAM PRIORITAS (PENUNJANG)

1. Pengembangan pengelolaan perikanan ramah lingkungan Danau

Rawapening.

2. Pengembangan Ipal terpadu

3. Pengembangan drainase terpadu

4. Pengembangan pusat penelitian Danau Rawapening

5. Perencanaan pembangunan kawasan Danau Rawapening berbasis

kewilayahan dan kebijakan penanganan eceng gondok melalui

pelibatan masyarakat

6. Pengembangan regulasi /kebijakan pengelolaan Danau Rawapening

dan Daerah Tangkapan Air (DTA).

7. Pengembangan kebijakan garis sempadan dan proteksi sumber

daya alam

8. Pengembangan zonasi pemanfaatan Danau Rawapening

9. Pengembangan pemanfaatan eceng gondok untuk menyelesaiakan

problem blooming dan peningkatan pendapatan masyarakat

10. Pengembangan ekoturisme

11. Pengembangan forum peduli lingkungan

Page 48: GERAKAN PENYELAMATAN DANAU (GERMADAN) · PDF filepermasalahannya adalah pengkayaan danau oleh nutrien terutama nitrogen dan fosfor ... Berdasarkan analisis SWOT, ... Latar Belakang

Gerakan Penyelamatan Danau (GERMADAN) Rawapening

III - 4

3.1. Program Super Prioritas

Danau Rawapening memiliki fungsi utama untuk PLTA, sumber air baku

minum, irigasi, perikanan, dan wisata. Fungsi tersebut sangat tergantung pada

kuantitas dan kualitas air. Ada kecenderungan penurunan kuantitas air danau

karena laju sedimentasi dan erosi yang tinggi dari DTA. Kualitas air danau

dalam kondisi eutrofik, yaitu kaya akan unsur hara nitrogen dan fosfor sehingga

memicu pertumbuhan tidak terkontrol (blooming) dari tumbuhan air lainnya.

Seiring perjalanan waktu, eceng gondok mendominasi, sedangkan tumbuhan

air lainnya populasinya menjadi berkurang. Program pemanenan masal sering

dilakukan, namun di tahun berikutnya populasinya menjadi tidak terkontrol lagi.

Akar permasalahan terletak pada tingginya kandungan nutrien perairan, dalam

hal ini nitrogen dan fosfor, sehingga pengelolaan yang harus dikembangkan

adalah menurunkan kandungan nutrien perairan. Oleh karena itu, sangat

diperlukan aplikasi ekoteknologi guna mengatasi permasalahan eutrofikasi. Hal

ini akan dilakukan secara internal (di dalam badan air danau) dan secara

eksternal (di daerah DTA).

3.1.1. Penanganan Eceng Gondok (Eichornia crassipes (Mart.) Solms)

Remediasi badan Danau Rawapening akan dilakukan secara integratif

secara fisik, kimia dan biologi. Aplikasi ekoteknologi akan dilakukan di

daerah sekitar danau, khususnya di sekitar inlet sebelum masuk danau.

Prioritas utama dalam penyelamatan ekosistem Danau Rawapening

adalah mempertahankan kuantitas air danau agar fungsi utamanya tetap

dapat terjaga. Danau Rawapening didominasi tanaman eceng gondok

(Eichornia crassipes) lebih dari 70% dari luas permukaaanya dan kurang dari

10% di dominasi jenis-jenis tanaman air lainnya seperti Typha spp,

Phragmites spp., Justicia spp. (Wilow).,Chara spp., filamentaous algae dan

Potamogeton spp. Penerapan ekoteknologi dalam kegiatan penanganan

populasi eceng gondok mutlak dilakukan untuk menghambat dan

menurunkan pertumbuhan serta perkembangan tanaman ini dengan

menerapkan ekoteknologi.

Upaya kontrol pertumbuhan eceng gondok akan dilakukan secara

terintegrasi antara mekanisme mekanik dengan manual (tangan oleh

Page 49: GERAKAN PENYELAMATAN DANAU (GERMADAN) · PDF filepermasalahannya adalah pengkayaan danau oleh nutrien terutama nitrogen dan fosfor ... Berdasarkan analisis SWOT, ... Latar Belakang

Gerakan Penyelamatan Danau (GERMADAN) Rawapening

III - 5

masyarakat setempat) dan mesin pemanen, secara kimiawi dengan zat

pengatur tumbuh/zpt (herbisida), dan secara biologi (biokontrol) dengan

ikan grasscrap (Ctenopharyngodon idella). Secara biologi, tanaman eceng

gondok akan berkurang drastis kapasitas fotosintesisnya (mencapai 81%)

apabila lembaran daunnya tidak berfungsi (Lancar & Krake, 2002).

Herbisida akan diaplikasikan untuk eceng gondok yang berada di

tengah danau, yang secara mekanik sulit dilakukan. Penggunaan ikan

grasscarp akan ditebar untuk lebih menekan populasi. Penanganan eceng

gondok akan dilakukan setiap tahun dengan aktivitas spesifik. Penutupan

eceng gondok pada permukaan air Danau Rawapening saat ini 70%.

Ditargetkan dalam tahun I kegiatan melalui pemanenan massal eceng

gondok, maka penutupannya terhadap permukaan air danau menjadi 20%.

Selanjutnya untuk menjaga agar penutupan permukaan perairan danua oleh

eceng gondok tidak bertambah/meluas, maka eceng gondok tersebut di

lokalisir di tepian danau dengan diberi penghalang jaring agar tidak meluas

ke tengah danau. Eceng gondok di bagian tepi danau ini dapat dimanfaatkan

sebagai green belt dan menjadi filter air yang masuk ke danau dan

memperangkap sedimen sehingga kedalaman danau dapat terjaga.

Guna menjaga agar populasi eceng gondok tidak bertambah pesat,

maka pemanenan eceng gondok secara mekanik terus dilakukan, dapat

diimbangi secara kimiawi dengan herbisida untuk lokasi yang tidak dapat

dilakukan secara mekanik. Penebaran ikan grasscarp dapat dilakukan

sebagai pengendali populasi eceng gondok.Taget capaian keberhasilan

penanganan eceng gondok seperti Tabel III.1.

Batang eceng gondok hasil panenan dapat dimanfaatkan untuk

kerajinan, sedangkan daun dan akarnya dapat dibuat ternak dan pupuk

organik. Hal ini akan dilakukan melalui pemberdayaan masyarakat

bersamaan dengan Kegiatan 15 (Pengembangan pemanfaatan eceng

gondok untuk peningkatan pendapatan masyarakat).

Page 50: GERAKAN PENYELAMATAN DANAU (GERMADAN) · PDF filepermasalahannya adalah pengkayaan danau oleh nutrien terutama nitrogen dan fosfor ... Berdasarkan analisis SWOT, ... Latar Belakang

Gerakan Penyelamatan Danau (GERMADAN) Rawapening

III - 6

Tabel III.1. Kegiatan, Indikator Keberhasilan dan Penanggung Jawab Kegiatan Program Penanganan Eceng Gondok

1. PENANGANAN ECENG GONDOK

KEGIATAN INDIKATOR/OUTPUT BASELINE TARGET CAPAIAN (TAHUN KE)

1 2 3 4 5

a. Secara mekanik (pemanenan)

Covering danau oleh eceng gondok (%)

70,00 20,00 20,00 20,00 20,00 20,00

b. Biokontrol ikan koan (grass carp) berat 100 gram

na 25.000.000 25.000.000 25.000.000 25.000.000 25.000.000

c. Herbisida ramah lingkungan

herbisida (liter) na 267,00 267,00 267,00 267,00 267,00

Page 51: GERAKAN PENYELAMATAN DANAU (GERMADAN) · PDF filepermasalahannya adalah pengkayaan danau oleh nutrien terutama nitrogen dan fosfor ... Berdasarkan analisis SWOT, ... Latar Belakang

Gerakan Penyelamatan Danau (GERMADAN) Rawapening

III - 7

3.1.2. Penanggulangan Lahan Kritis, Erosi, Banjir dan Sedimentasi

Secara alami danau akan mengalami pendangkalan meskipun memerlukan

waktu yang relatif lama. Pendangkalan danau dapat dipercepat karena

aktivitas manusia di daerah DTA seperti tingginya laju sedimentasi dan erosi.

DTA Rawapening memiliki lahan sangat kritis 463,62 ha, lahan kritis

7.382,09 ha, agak kritis 5.991,02 ha, potensial kritis 6.188,17 ha, dan tidak

kritis 7.409,14 ha (Balai Pengelolaan DAS Pemali Jratun, 2010). Lahan kritis

adalah lahan yang telah mengalami kerusakan secara fisik, kimia dan

biologis, sehingga fungsi lahan menjadi tidak efektif dan cenderung

berdampak negatif. Lahan kritis tersebut perlu dilakukan rehabilitasi baik

secara vegetatif maupun secara sipil teknis.

Rehabilitasi lahan sangat kritis dapat dilakukan secara vegetatif yaitu

dengan meningkatkan jumlah dan jenis tanaman keras melalui kegiatan

penghijauan (lahan rakyat) maupun reboisasi (lahan Negara). Pemanfaatan

spesies yang mempunyai perakaran kuat dan dapat menyimpan air akan

dapat mendukung konservasi tanah di sekitar badan sungai.

Rehabilitasi lahan kritis secara sipil teknis antara lain melalui

pembuatan teras pada lahan miring, hal ini dimaksudkan untuk memperkecil

laju limpasan permukaan sehingga daya rusaknya berkurang dan

meningkatkan laju infiltrasi air kedalam tanah, yang pada gilirannya akan

meningkatkan sumber mata air serta mampu menurunkan erosi akhirnya

akan mampu mengurangi sedimentasi dan pendangkalan danau.

Pengaturan pola tanam perlu dilakukan dengan penanaman secara

kontur, pergiliran tanaman, penanaman tanaman lorong serta pemulsaan

agar mampu meningkatkan produktivitas lahan dan fungsi perlindungan

didaerah hilir. Pengembangan agroforestry dapat dilakukan dengan

melibatkan masyarakat. Alternatif lain yang dapat dikembangkan antara lain

dengan pembuatan bronjong/pelindung tebing, monitoring debit air dan

seidmen, pembuatan bangunan pengendali sedimentasi (cek dam) dan

pembuatan drainase irigasi dan drainase limbah secara terpisah,

pengerukan tanah gambut pada badan air danau dan pembuatan sumur

resapan dan lubang resapan biopori. Keberhasilan kegiatan ini dapat dilihat

dari ketercapaian indikator pada Tabel III.2.

Page 52: GERAKAN PENYELAMATAN DANAU (GERMADAN) · PDF filepermasalahannya adalah pengkayaan danau oleh nutrien terutama nitrogen dan fosfor ... Berdasarkan analisis SWOT, ... Latar Belakang

Gerakan Penyelamatan Danau (GERMADAN) Rawapening

III - 8

Tabel III.2. Kegiatan, Indikator Keberhasilan dan Penanggung Jawab Kegiatan Program Penanggulangan Lahan Kritis, Erosi Banjir, dan Sedimentasi

Page 53: GERAKAN PENYELAMATAN DANAU (GERMADAN) · PDF filepermasalahannya adalah pengkayaan danau oleh nutrien terutama nitrogen dan fosfor ... Berdasarkan analisis SWOT, ... Latar Belakang

Gerakan Penyelamatan Danau (GERMADAN) Rawapening

III - 9

3.1.3. Penurunan Kandungan Nutrien Perairan Danau Rawapening

Pertumbuhan eceng gondok yang sangat cepat merupakan dampak dari

tingginya kandungan nutrien perairan terutama kandungan total nitrogen dan

fosfor yang masuk ke badan danau, sehingga remediasi yang harus

dikembangkan adalah menurunkan kandungan nutrien perairan. Langkah

yang dapat dilakukan antara lain: pengerukan bagian tepi danau, pembuatan

pre-impoundment di sekitar danau (bagian tepi), khususnya untuk kontrol

nutrien dari inlet. Hal ini sangat perlu dilakukan agar kandungan nutrien pada

inti danau tidak bertambah, sehingga mampu menekan pertumbuhan eceng

gondok. Di lokasi pre-impoundments juga dilakukan pengontrolan nutrien

agar air yang masuk danau memenuhi standar yang ditentukan. Untuk itu,

maka perlu dikembangkan regulasi yang mengatur standar nutrien, sehingga

program penyelamatan danau diharapkan dapat menyelesaikan akar

masalah.

Selanjutnya dilakukan pengembangan IPAL di daerah hulu untuk

mengurangi pencemaran limbah domestik yang masuk ke danau. Hal ini

perlu didukung oleh kebijakan kelembagaan berupa aturan dan sangsi

hukumnya (pendekatan kelembagaan). Disisi lain pengetahuan masyarakat

tentang pengelolaan limbah dan konservasi danau harus ditingkatkan

melalui pendekatan pemberdayaan masyarakat. Pengembangan dan

koridorisasi wetland di bagian tepi danau sebagai green belt. Hal ini akan

dilakukan dengan melokalisir eceng gondok di bagian tepi danau (Kegiatan

Penangan eceng gondok), sebagai filter inlet dan memperangkap sedimen

sehingga kedalaman danau dapat terjaga. Keberhasilan kegiatan ini dapat

dilihat dari ketercapaian indikator pada Tabel III.3.

3.1.4. Kajian Limnologi Danau Rawapening Saat ini dan Rekontruksi

Kualitas Air di Masa Lalu

Kajian tentang kondisi limnologis Danau Rawapening bersamaan dengan

rekonstruksi kondisi masa lampau sebagai landasan dalam

pengelolaannya. Studi DTA seperti laju erosi dan sedimentasi, juga perlu

dilakukan lagi, mengingat data yang ada sudah lebih dari 10 tahun. Kegiatan

yang akan dilakukan dan indikator keberhasilan pada Tabel III.4.

Page 54: GERAKAN PENYELAMATAN DANAU (GERMADAN) · PDF filepermasalahannya adalah pengkayaan danau oleh nutrien terutama nitrogen dan fosfor ... Berdasarkan analisis SWOT, ... Latar Belakang

Gerakan Penyelamatan Danau (GERMADAN) Rawapening

III - 10

Tabel III.3. Kegiatan, Indikator Keberhasilan dan Penanggung Jawab Kegiatan Program Penurunan Kandungan Nutrien Perairan Danau Rawapening

Page 55: GERAKAN PENYELAMATAN DANAU (GERMADAN) · PDF filepermasalahannya adalah pengkayaan danau oleh nutrien terutama nitrogen dan fosfor ... Berdasarkan analisis SWOT, ... Latar Belakang

Gerakan Penyelamatan Danau (GERMADAN) Rawapening

III - 11

Tabel III.4. Kegiatan, Indikator Keberhasilan dan Penanggung Jawab Kegiatan Program Kajian Limnologi Danau Rawapening Saat ini dan Rekontruksi Kualitas Air di Masa Lalu

Page 56: GERAKAN PENYELAMATAN DANAU (GERMADAN) · PDF filepermasalahannya adalah pengkayaan danau oleh nutrien terutama nitrogen dan fosfor ... Berdasarkan analisis SWOT, ... Latar Belakang

Gerakan Penyelamatan Danau (GERMADAN) Rawapening

III - 12

3.1.5. Implementasi Pertanian Ramah Lingkungan

Danau Rawapening memiliki peranan sangat penting dalam pertanian di

DTA, di sisi lain pertanian di DTA juga berkontribusi terhadap degradasi

kualitas air Danau Rawapening. Kondisi eutrofik Danau Rawapening salah

satunya diakibatkan oleh pemanfaatan pupuk pertanian yang berlebihan.

Untuk mempertahankan fungsi Danau Rawapening, khususnya untuk irigasi,

maka sangat perlu dikembangkan pertanian yang ramah lingkungan.

Sasaran kegiatan ini adalah untuk meningkatkan produksi pertanian dengan

menurunkan konsentrasi nitrogen dan fosfor yang masuk ke danau.

Pada daerah hulu terutama pada lahan kritis untuk meningkatkan

produktivitas hasil pertanian, para petani banyak mengandalkan

penggunaan pupuk kimia. Kekurangan informasi akan dampak penggunaan

pupuk kimia secara berlebihan menjadi salah satu kendalanya. Penggunaan

pupuk yang tidak terkendali di daerah hulu secara langsung juga akan

memberikan kontribusi terjadinya eutrofikasi didaerah danau, hal ini ditandai

dengan meningkatnya unsur-unsur anorganik seperti N,P dan K. Kondisi

tersebut mengakibatkan tingginya kandungan nutrien perairan. Berdasar

data lapangan terdapat akumulasi N sebesar 17551,2 kg, P sebesar 14956,8

kg dan K sebesar 2560,8 kg dalam danau. Remediasi yang harus

dikembangkan adalah menurunkan kandungan unsur-unsur anorganik

perairan dengan mengurangi penggunaan pupuk kimiawi didaerah hulu

digantikan dengan penggunaan pupuk organik.

Mekanisme yang akan dilaksanakan antara lain pengembangan

pertanian organik. Pengembangan pemanfaatan pupuk organik berbahan

dasar eceng gondok yang terintegrasi dengan kegiatan 1. Pupuk organik

tersebut diperoleh dengan pembuatan kompos dari eceng gondok sebagai

bahan baku utama (KLH, 2009). Kondisi ini juga akan mengurangi populasi

eceng gondok yang tumbuh di danau Rawapening, yang pada gilirannya

akan mampu memperbaiki kualitas dan kuantitas air di danau (Tabel III.5).

Page 57: GERAKAN PENYELAMATAN DANAU (GERMADAN) · PDF filepermasalahannya adalah pengkayaan danau oleh nutrien terutama nitrogen dan fosfor ... Berdasarkan analisis SWOT, ... Latar Belakang

Gerakan Penyelamatan Danau (GERMADAN) Rawapening

III - 13

Mekanisme lain yang dapat dikembangkan adalah pengendalian hama

terpadu yang bersifat organik dengan pemanfaatan pestisida dan musuh

alami (biopestida dan biokontrol) dan pengembangan sistem drainase irigasi

terintegrasi. Semua mekanisme tersebut akan dapat memberikan kekhasan

jika dilakukan pengembangan sistem pertanian berbasis potensi lokal

terutama di daerah hulu.

3.1.6. Peningkatan Keterlibatan Dan Kepedulian Masyarakat dalam

Pengelolaan dan Konservasi Lingkungan Danau Rawapening

Masyarakat memiliki peranansangat penting dalam keberhasilan

GERMADAN. Kearifan lokal yang ada perlu dilestarikan, yang dalam

implementasinya dalam pengelolaan dan konservasi Danau Rawapening

dapat diperkaya dengan pengetahuan dan ketrampilan. Hal ini sangat

diperlukan karena pengelolaan yang bottom up, yaitu pengelolaan

sumber daya berbasis masyarakat dilaksanakan secara terpadu,

desentralistik dan partisipatif untuk menangani

permasalahanlingkungandengan partisipasiaktif dan peran serta

masyarakat (KLH, 2008).

Guna meningkatkan pengetahuan lingkungan pada masyarakat

luas, akan dilakukan melalui pembelajaran lingkungan bagi masyarakat,

melalui:

a. pengoptimalan tenaga kerja lokal dalam kegiatan rehabilitasi dan

konservasi

b. pengelolaan daerah sempadan berwawasan lingkungan

c. peningkatan kepedulian masyarakat terhadap lingkungan

d. efisiensi pemanfaatan fungsi air danau

e. pembelajaran cara bertani ramah lingkungan

f. peningkatan keterlibatan masyarakat dalam aksi peduli lingkungan

g. sinergisme pemerintahan, stakeholders, dan perguruan tinggi serta

LSM dalam aksi peduli lingkungan (Tabel III.6).

Page 58: GERAKAN PENYELAMATAN DANAU (GERMADAN) · PDF filepermasalahannya adalah pengkayaan danau oleh nutrien terutama nitrogen dan fosfor ... Berdasarkan analisis SWOT, ... Latar Belakang

Gerakan Penyelamatan Danau (GERMADAN) Rawapening

III - 14

Tabel III.5. Kegiatan, Indikator Keberhasilan dan Penanggung Jawab Kegiatan Program Implementasi Pertanian Ramah

Lingkungan

Tabel III.6. Kegiatan, Indikator Keberhasilan dan Penanggung Jawab Kegiatan Program Keterlibatan Masyarakat Dalam

Pengelolaan Dan Konservasi Lingkungan Danau Rawapening

Page 59: GERAKAN PENYELAMATAN DANAU (GERMADAN) · PDF filepermasalahannya adalah pengkayaan danau oleh nutrien terutama nitrogen dan fosfor ... Berdasarkan analisis SWOT, ... Latar Belakang

Gerakan Penyelamatan Danau (GERMADAN) Rawapening

III - 15

3.2. Program Prioritas (Penunjang)

3.2.1. Pengembangan pengelolaan perikanan ramah lingkungan

Remediasi badan Danau Rawapening akan dilakukan secara integratif

secara fisik, kimia dan biologi. Aplikasi ekoteknologi akan dilakukan di

daerah sekitar danau, khususnya di sekitar inlet sebelum masuk danau.

Berdasarkan produksitivitas primernya, potensi perikanan Danau

Rawapening cukup tinggi, berkisar antara 791 – 1521 ton/tahun, dengan

hasil tangkapan tidak boleh lebih besar dari 1.229 ton/tahun (Dinas

Peternakan & Perikanan Kab. Semarang, 2007). Namun, produktivitas

perikanan Danau Rawapening fluktuatif. Perubahan kandungan amoniak

perairan seringkali mengancam produktivitasnya, disamping faktor lainnya

seperti kecerahan air. Upaya peningkatan produktivitas perikanan Danau

Rawapening dapat dengan perbaikan kualitas airnya, terutama kandungan

amoniak dan kecerahan air.

Kegiatan yang dilakukan dalam mendukung terwujudnya

pengembangan pengelolaan perikanan ramah lingkungan, yaitu

pengembangan budidaya perikanan ramah lingkungan, dan pengembangan

budidaya perikanan sesuai daya dukung dan daya tampung danau (Tabel

III.7).

3.2.2. Pengembangan IPAL Terpadu

Degradasi kualitas air Danau Rawapening sangat dipengaruhi oleh

aktivitas di DTA, sehingga remediasi yang akan dilakukan melalui

pengembangan pertanian yang ramah lingkungan, pengolahan limbah,

pengembangan drainase, penanggulangan banjir, pengembangan unit

evaluasi dan monitoring dan pusat informasi Rawapening.

Remediasi cacthment area (DTA) Danau Rawapening akan dilakukan

secara integratif antara aspek geografi, biologi, fisik, ekonomi dan Sosial.

Aplikasi ekohidrologi akan dilakukan di daerah cacthment area danau

Rawapening, khususnya di daerah hulu agar mampu mendukung kelestarian

fungsi Danau Rawapening tersebut.

Kualitas air Danau Rawapening dipengaruhi oleh kondisi DTA-nya.

Pengembangan wilayah dan perubahan tata guna menambah beban

Page 60: GERAKAN PENYELAMATAN DANAU (GERMADAN) · PDF filepermasalahannya adalah pengkayaan danau oleh nutrien terutama nitrogen dan fosfor ... Berdasarkan analisis SWOT, ... Latar Belakang

Gerakan Penyelamatan Danau (GERMADAN) Rawapening

III - 16

pencemaran air. Guna menyelamatkan ekosistem Danau Rawapening, maka

perlu dilakukan pengolahan limbah sebelum masuk ke danau.

Page 61: GERAKAN PENYELAMATAN DANAU (GERMADAN) · PDF filepermasalahannya adalah pengkayaan danau oleh nutrien terutama nitrogen dan fosfor ... Berdasarkan analisis SWOT, ... Latar Belakang

Gerakan Penyelamatan Danau (GERMADAN) Rawapening

III - 17

Tabel III.7. Kegiatan, Indikator Keberhasilan dan Penanggung Jawab Kegiatan Program Pengembangan Pengelolaan Perikanan

Ramah Lingkungan

Page 62: GERAKAN PENYELAMATAN DANAU (GERMADAN) · PDF filepermasalahannya adalah pengkayaan danau oleh nutrien terutama nitrogen dan fosfor ... Berdasarkan analisis SWOT, ... Latar Belakang

Gerakan Penyelamatan Danau (GERMADAN) Rawapening

III - 18

Hal ini dapat dilakukan dengan pembangunan IPAL pada masing-masing

Sub-sub DAS Rawapening. Di sisi lain, industri perhotelan dan restoran juga

harus memiliki IPAL masing-masing sebelum dibuang dan masuk ke IPAL

Sub-sub DAS. Hal ini akan diperkuat dengan aturan dan kelembagaan yang

kuat.

MEKANISME YANG AKAN DILAKUKAN

Untuk mengatasi limbah rumah tangga,

Teknik – teknik yang dapat dipakai dalam mengatasi permasalahan

limbah rumah tangga, pengolahan limbah berbasis masyarakat

(SANIMAS), Pembuatan saluran penyaring/peredam limbah rumah

Tangga, Pembuatan septictank permukiman, Pembangunan IPAL

komunal (terintergasi dengan pembangunan drainase di Sub-sub DAS

Rawapening) dan pembinaan pengolahan air limbah rumah tangga

(Tabel III.8).

Untuk mengatasi limbah industri termasuk pertanian dan perikanan

(pelanggaran baku mutu effluent):

Akumulasi limbah industri termasuk industri pertanian dan perikanan

perlu ditangani dengan bijaksana agar tidak terjadi pencemaran dan

ketidak seimbangan kondisi lingkungan. Instalasi Pengolahan Air Limbah

(IPAL) merupakan instalasi yang diperlukan dalam penanganan masalah

limbah sebelum dibuang kebadan air, sehingga air yang ada pada badan

air tersebut masih dapat dipertahankan kualitasnya sesuai dengan

peruntukanya. Salah satu pengendali dalam mempertahankan kualitas air

pada badan air terserbut adalah perlunya pengawasan terhadap limbah

yang dibuang ke lingkungan.

Uraian diatas dapat disarikan bahwa diharapkan kegiatan yang

dapat digunakan dalam mengatasi permasalahan limbah industri

perikanan dan pertanian, antara lain dengan melalukan Identifikasi jenis

dan sumber pencemar, penerapan IPAL (individu, komunal, terpusat),

IPAL (individu, komunal, terpusat), melakukan koordinasi pemantauan

kualitas air, penertiban dan pengawasan ijin pembuangan air limbah,

pemantauan kualitas air.

Page 63: GERAKAN PENYELAMATAN DANAU (GERMADAN) · PDF filepermasalahannya adalah pengkayaan danau oleh nutrien terutama nitrogen dan fosfor ... Berdasarkan analisis SWOT, ... Latar Belakang

Gerakan Penyelamatan Danau (GERMADAN) Rawapening

III - 19

Tabel III.8. Kegiatan, Indikator Keberhasilan dan Penanggung Jawab Kegiatan Program Pengembangan IPAL Terpadu

Page 64: GERAKAN PENYELAMATAN DANAU (GERMADAN) · PDF filepermasalahannya adalah pengkayaan danau oleh nutrien terutama nitrogen dan fosfor ... Berdasarkan analisis SWOT, ... Latar Belakang

Gerakan Penyelamatan Danau (GERMADAN) Rawapening

III - 20

Untuk mengatasi sampah:

Permasalahan sampah hampir semua daerah mengalaminyabaik dari

sisi sarana prasarana penampungannya maupun teknologi

penanganannya. Sampah dapat berbentuk organik maupun anorganik

dan merupakan limbah kegiatan yang harus segera ditangani.

Permasalahan penanganan sampah dapat dilakukan dengan

peningkatan fasilitas teknologi pengolahannya, fasilitasi kerjasama antar

kabupaten/kota dalam pengelolaan sampah.

3.2.3. Pengembangan Drainase Terpadu

Sistem drainase yang sudah ada adalah drainase irigasi, sedangkan

drainase limbah yang ada sekarang belum terintegrasi, bahkan banyak pula

permukiman yang tidak memiliki sistem drainase dan hanya berupa

genangan. Pada waktu musim hujan, seringkali terjadi banjir karena

buruknya sistem drainase yang ada. Untuk itu perlu dikembangan sistem

drainse limbah yang terintegrasi, untuk kemudian bermuara di pre-

impoundment sebelum akhirnya masuk ke Danau. Hal ini penting selain

untuk menjaga kualitas air juga untuk mencegah pendangkalan. Mekanisme

yang dapat dilakukan dalam pengembangan drainase terpadu yaitu :

dengan pengembangan drainase limbah terintegrasi, Implementasi drainase

limbah terintegrasi dan melakukan evaluasi sistem drainase (Tabel III.9)

3.2.4. Pengembangan Pusat Penelitian Danau Rawapening

Implementasi co-managemen akan memberikan hasil optimal jika

perguruan tinggi berperan sebagai fasilitator. Banyak kajian/penelitian yang

telah dilakukan di Danau Rawapening dan DTA-nya, namun data masih

tersebar. Monitoring dan evaluasi kegiatan yang dilakukan di Rawapening

lebih tepat jika dilaksanakan oleh perguruan tinggi (UNDIP). Untuk itu pada

molestone 5 tahun pertama ini perlu dikembangkan Unit Monitoring dan

Evaluasi, yang sekaligus merupakan pusat informasi Rawapening.

Pengembangan pusat penelitian danau rawapening dapat direalisasikan

dengan melakukan pengembangan setasiun penelitian Danau Rawapening,

pengembangan data base Danau Rawapening, dan Pengembangan Pusat

Informasi Danau Rawapening (Tabel III.10).

Page 65: GERAKAN PENYELAMATAN DANAU (GERMADAN) · PDF filepermasalahannya adalah pengkayaan danau oleh nutrien terutama nitrogen dan fosfor ... Berdasarkan analisis SWOT, ... Latar Belakang

Gerakan Penyelamatan Danau (GERMADAN) Rawapening

III - 21

Tabel III.9. Kegiatan, Indikator Keberhasilan dan Penanggung Jawab Kegiatan Program Drainase Terpadu

Tabel III.10. Kegiatan Kegiatan, Indikator Keberhasilan dan Penanggung Jawab Kegiatan Program Pengembangan Pusat

Penelitian Danau Rawapening

Page 66: GERAKAN PENYELAMATAN DANAU (GERMADAN) · PDF filepermasalahannya adalah pengkayaan danau oleh nutrien terutama nitrogen dan fosfor ... Berdasarkan analisis SWOT, ... Latar Belakang

Gerakan Penyelamatan Danau (GERMADAN) Rawapening

III - 22

3.2.5. Perencanaan Pembangunan Kawasan Rawapening Berbasis

Kewilayahan

Danau Rawapening memiliki cacthmen area yang cukup luas dan

berada di 2 kabupaten/kota. Oleh karena itu dalam kegiatan

pembangunanya diperlukan perencanaan yang terintegrasi antar wilayah

sesuai dengan kepentingan masing-masing daerah dengan

mempertimbangan daya dukung dan daya tampung.

Agar tidak mengabaikan kepentingan tiap daerah di wilayah danau

Rawapening maka perencanaan pembangunannya harus dilakukan dengan

cara sinkronisasi perencanaan pembangunan kawasan rawapening yang

berbasis kewilayahan dan Implementasi perencanaan pembangunan

Kawasan Rawapening (Tabel III.11).

3.2.6. Pengembangan Regulasi/Kebijakan Pengelolaan Danau Rawapening

dan Daerah Tangkapan Air (DTA)

Pemerintah berperan sangat penting dalam pengelolaan danau terkait

dengan kelembagaan dan pengaturan kebijakan sehingga pelaksanaan

pengelolaan danau dapat berjalan dengan lancar sesuai dengan peraturan

yang ada. Perlu didorong pula penerapan aturan dari entitas untuk entitas

yang ramah terhadap danau. Kesamaan budaya yang melatar belakangi

entitas memungkinkan idiom-idiom kebudayaan yang berlaku dapat

mengurai kendala dalam organisasi. Kadang konsep wewaler budaya

mampu mencegah tindakan yang dapat merusak danau.

Menghubungkan entitas yang ada menjadi hidup membutuhkan

dukungan dari pihak pemerintah. Pertemuan, data penelitian, demplot,

dukungan alat, dana, menjadi hal penting bagi suatu wadah organisasi

entitas danau.

Kegiatan yang akan dilakukan antara lain inventarisasi dan Evaluasi

regulasi pengelolaan Danau Rawapening, pengembangan regulasi dalam

pengelolaan Danau Rawapening, sosialisasi dan implementasi regulasi

tersebut (Tabel III.12).

Page 67: GERAKAN PENYELAMATAN DANAU (GERMADAN) · PDF filepermasalahannya adalah pengkayaan danau oleh nutrien terutama nitrogen dan fosfor ... Berdasarkan analisis SWOT, ... Latar Belakang

Gerakan Penyelamatan Danau (GERMADAN) Rawapening

III - 23

Tabel III.11. Kegiatan, Indikator Keberhasilan dan Penanggung Jawab Kegiatan Program Perencanaan Pembangunan Kawasan

Rawapening Berbasis Kewilayahan

Tabel III.12. Kegiatan, Indikator Keberhasilan dan Penanggung Jawab Kegiatan Program Pengembangan regulasi/kebijakan

pengelolaan Danau Rawapening

Tabel III.13. Kegiatan, Indikator Keberhasilan dan Penanggung Jawab Kegiatan Program Pengembangan Kebijakan Garis

Sempadan dan Proteksi Sumber Daya Alam

Page 68: GERAKAN PENYELAMATAN DANAU (GERMADAN) · PDF filepermasalahannya adalah pengkayaan danau oleh nutrien terutama nitrogen dan fosfor ... Berdasarkan analisis SWOT, ... Latar Belakang

Gerakan Penyelamatan Danau (GERMADAN) Rawapening

III - 24

3.2.7. Pengembangan Kebijakan Garis Sempadan dan Proteksi Sumber Daya

Alam

Danau Rawapening pada dasarnya merupakan suatu zona ekonomi

terbuka, dimana masyarakat mengembangkan berbagai perilaku untuk

memenuhi kebutuhan hidupnya. Dalam menjalankan usaha tersebut ada

yang dilakukan secara perseorangan ataupun berkelompok. Danau

Rawapening harus dipandang sebagai suatu kawasan dengan entitas yang

berkecimpung di dalamnya. Masyarakatlah yang bersentuhan dengan danau

dan ditangan merekalah Danau Rawapening ini akan lestari.

Kegiatan yang akan dilaksanakan antara lain: penetapan dan penataan

tapal batas sempadan danau, penertiban dan penataan tapal batas

sempadan danau, proteksi sumber daya alam, historis dan budaya, dan

budaya dan peningkatan kepedulian masyarakat terhadap sumber daya

alam, historis dan budaya (Tabel III.13).

3.2.8. Pengembangan Zonasi Pemanfaatan Danau Rawapening

Dalam rangka optimalisasi fungsi Danau Rawapening untuk PLTA,

sumber baku air minum, irigasi, perikanan, dan wisata, maka pengembangan

zonasi pemanfaatan harus dilakukan agar kegiatan tidak melebihi

kemampuannya. Untuk itu, maka perlu dilakukan kajian zonasi pemanfaatan

Danau Rawapening yang telah ada, koordinasi dan konsultasi lintas

sektor/dinas, penetapan zonasi terintegrasi, pembuatan dan sosialisasi

perundangan pengelolaan Danau Rawapening dan implementasi dan Low

Enforcement (Tabel III.14).

3.2.9. Pengembangan Pemanfaatan Eceng Gondok untuk Peningkatan

Pendapatan Masyarakat

Eceng gondok merupakan tanaman air di wilayah perairan yang hidup

terapung dan memiliki perkembangbiakan dengan sangat cepat baik

secara vegetatif maupun secara generatif. Perkembangbiakannya yang

demikian cepat menyebabkan tanaman eceng gondok telah berubah

menjadi tanaman gulma.

Page 69: GERAKAN PENYELAMATAN DANAU (GERMADAN) · PDF filepermasalahannya adalah pengkayaan danau oleh nutrien terutama nitrogen dan fosfor ... Berdasarkan analisis SWOT, ... Latar Belakang

Gerakan Penyelamatan Danau (GERMADAN) Rawapening

III - 25

Masyarakat disekitar danau perlu diberdayakan dalam menyikapi peluang

bisnis tersebut yang dapat meningkatkan pendapatan dan dapat

mengurangi angka pengangguran. Peluang bisnis ini relatif lebih potensial

jika dikembangkan (dipasarkan) didaerah perkotaan (permasalahan).

Merupakan suatu tantangan stakeholder dalam mencarikan sasaran

target-target pemasaran. Dalam rangka mendukung kelestarian danau

dan peningkatan pendapatan masyarakat diperlukan pembentukan

kelompok-kelompok pengrajin pemanfaatan eceng gondok.

Kegiatan ini akan dilaksanakan secara terus menerus selama 5

tahun pertama, yang sinergis dengan kegiatan yang lain. Upaya

pengurangan covering eceng gondok pada Danau Rawapening harus

diimbangi dengan upaya divcersifikasi pemanfaatan eceng gondok. Oleh

karena itu, maka kegiatan ini dilakukan terus menerus selama 5 tahun,

hanya pada tiap tahunnya ada pemfokusan pada salah satu potensi,

dengan harapan akan diperoleh hasil yang lebih optimal. Mekanisme

yang akan dilakukan antara lain (Tabel III.15):

a. Pengembangan usaha kelompok tani melalui pelatihan baik teknis

maupun managerial agar memiliki kemampuan dalam memanfaatkan

eceng gondok secara maksimal;

b. Pengembangan pemanfaatan eceng gondok sebagai bahan baku

berbagai kerajinan/kertas bernilai ekonomi tinggi.

Eceng gondok di Danau Rawapening menutupi hampir 60% permukaan

Danau Rawapening. Salah satu upaya yang cukup prospektif untuk

menanggulangi gulma eceng gondok adalah dengan memanfaatkan

tanaman eceng gondok sebagai bahan bahan baku berbagai

kerajinan/kertas yang memiliki nilai ekonomi.

c. Diversifikasi pemanfaatan eceng gondok yang lain dapat untuk

pakan ternak (baik ruminansia besar, ruminansia kecil dan unggas).

Hasil analisis proksimat eceng gondok segar mengandung kadar air, abu ,

protein kasar (PK), lemak kasar (LK), serat kasar (SK), dan Bahan

Ekstrak Tanpa Nitrogen (BETN) masing-masing sebesar 94,09; 1,41;

0,71; 2,19 dan 1,25% (Suwardi dan Utomo).Eceng gondok mengandung

protein kasar dan BETN yang cukup tinggi yaitu 11,2% dan 20% (dalam

100% BK). Namun pemanfaatan eceng gondok sebagai pakan ternak

Page 70: GERAKAN PENYELAMATAN DANAU (GERMADAN) · PDF filepermasalahannya adalah pengkayaan danau oleh nutrien terutama nitrogen dan fosfor ... Berdasarkan analisis SWOT, ... Latar Belakang

Gerakan Penyelamatan Danau (GERMADAN) Rawapening

III - 26

memiliki beberapa kelemahan antara lain, kadar air yang cukup tinggi,

tekstur halus, banyak mengandung hemicellulose dan proteinnya sulit

dicerna. Oleh karena itu perlu dilakukan pengolahan terlebih dahulu baik

pengolahan fisik, kimia, biologi maupun kombinasinya, Hasil penelitian

menunjukkan adanya penambahan berat badan harian unggas yang

diberi pakan eceng gondok sebesar 24,82 – 26,05 g/ekor/hari;

d. Diversifikasi pemanfaatan akar eceng gondok untuk kompos yang

bermanfaat untuk pengembangan pupuk organik yang berguna untuk

penghijauan didaerah hulu;

e. Pemanfaatan teknologi tepat guna yang berwawasan lingkungan pada

pengembangan usaha kelompok tani.

3.2.10. Pengembangan Ekoturisme

Danau Rawapening merupakan satu-satunya danau alami di pulau

Jawa. Lokasinya juga strategis diantara Semarang – Solo – Jogyakarta,

yang merupakan tujuan wisata di Jawa Tengah. Namun daya tariknya masih

rendah, sehingga jumlah wisatawan yang datang relatif rendah. Wisatawan

yang datang masih di dominasi wisatawan domestik (98,91%) dan sisanya

adalah wisatawan asing. Untuk itu diperlukan upaya pengembangan wisata

Rawapening dengan tetap mempertahankan kealamiannya. Hal ini dapat

dilakukan secara integratif melalui pengembangan ekoturisme, baik di

Danau Rawapening maupun di DTA-nya, pengembangan potensi wisata

dan pemantapan zonasi Danau Rawapening, pengembangan landmark

wisata Rawapening, Promosi ekoturisme, pengembangan sarana prasarana

(Tabel III.16).

3.2.11. Pengembangan Forum Peduli Lingkungan

Danau Rawapening pada dasarnya merupakan suatu zona ekonomi

terbuka, dimana masyarakat mengembangkan berbagai perilaku untuk

memenuhi kebutuhan hidupnya. Dalam menjalankan usaha tersebut ada

yang dilakukan secara perseorangan ataupun berkelompok.

Page 71: GERAKAN PENYELAMATAN DANAU (GERMADAN) · PDF filepermasalahannya adalah pengkayaan danau oleh nutrien terutama nitrogen dan fosfor ... Berdasarkan analisis SWOT, ... Latar Belakang

Gerakan Penyelamatan Danau (GERMADAN) Rawapening

III - 27

Tabel III.14. Kegiatan, Indikator Keberhasilan dan Penanggung Jawab Kegiatan Program Pengembangan Zonasi

Pemanfaatan Danau Rawapening

Tabel III.15. Kegiatan, Indikator Keberhasilan dan Penanggung Jawab Kegiatan Program Pengembangan Pemanfaatan Eceng

Gondok untuk Peningkatan Pendapatan Masyarakat

Page 72: GERAKAN PENYELAMATAN DANAU (GERMADAN) · PDF filepermasalahannya adalah pengkayaan danau oleh nutrien terutama nitrogen dan fosfor ... Berdasarkan analisis SWOT, ... Latar Belakang

Gerakan Penyelamatan Danau (GERMADAN) Rawapening

III - 28

Danau Rawapening harus dipandang sebagai suatu kawasan dengan

entitas yang berkecimpung di dalamnya. Masyarakatlah yang bersentuhan

dengan danau dan ditangan merekalah Danau Rawapening ini akan lestari.

Kelembagaan yang efektif bagi Rawapening adalah kelembagaan yang

mewadahi dan memungkinkan entitas Danau Rawapening untuk berperan.

Distorsi eksistensi peran entitas danau akan menimbulkan

ketidakefektifannya dalam pengelolaan danau secara menyeluruh.

Wadah organisasi bagi danau pada dasarnya bukanlah suatu

organisasi baru yang akan mengatur entitas danau. Wadah organisasi

danau pada dasarnya adalah suatu sarana untuk menyatukan dan

mengkoordinasikan entitas kegiatan yang memudahkan bagi mereka

menjalankan kegiatannya. Dalam hal ini wadah organisasi merupakan nilai

tambah yang menguntungkan bagi entitas danau secara nyata.

Banyak kelompok masyarakat di daerah Rawapening, yang melalukan

kegiatan secara sporadik. Kelompok masyarakat ini seringkali melakukan

pertemuan untuk berbagi pengalaman dalam pengembangan pertanian

maupun perikanan. Kelompok ini dapat diberdayakan untuk pengelolaan

lingkungan. Oleh karena itu maka optimalisasi kepedulian masyarakat

terhadap lingkungan dan optimalisasi aksi penduli lingkungan (Festival

Danau Rawapening), dilaksanakan setiap tahun (Tabel III.17).

Page 73: GERAKAN PENYELAMATAN DANAU (GERMADAN) · PDF filepermasalahannya adalah pengkayaan danau oleh nutrien terutama nitrogen dan fosfor ... Berdasarkan analisis SWOT, ... Latar Belakang

Gerakan Penyelamatan Danau (GERMADAN) Rawapening

III - 29

Tabel III.16. Kegiatan, Indikator Keberhasilan dan Penanggung Jawab Kegiatan Program Pengembangan Ekoturisme

Tabel III.17. Kegiatan, Indikator Keberhasilan dan Penanggung Jawab Kegiatan Program Pengembangan Forum Peduli

Lingkungan

Page 74: GERAKAN PENYELAMATAN DANAU (GERMADAN) · PDF filepermasalahannya adalah pengkayaan danau oleh nutrien terutama nitrogen dan fosfor ... Berdasarkan analisis SWOT, ... Latar Belakang

Gerakan Penyelamatan Danau (GERMADAN) Rawapening

VI - 1

BAB IV

REKOMENDASI

Keberhasilan Gerakan Penyelamatan Danau (GERMADAN) Rawapening

sangat tergantung pada komitmen para pihak, baik pemerintah, masyarakat,

maupun perguruan tinggi dan LSM. Untuk itu, diperlukan kerjasama yang kuat

antar lembaga, dukungan dana, dan fasilitas pendukung lainnya yang dapat

dilakukan secara bertahap.

Guna mendukung keberhasilan tersebut, maka sangat diperlukan

pemantauan dan evaluasi terhadap program berjalan. Unit pemantauan dan

evaluasi dapat merupakan lembaga Ad-Hoc yang dibentuk oleh Gubernur dan

memiliki kekuatan hukum. Lembaga tersebut dapat dibentuk dengan

mengembangkan kebijakan dan penguatan kelembagaan yang telah ada tanpa

membentuk lembaga baru.

Unit pemantauan dan evaluasi diperlukan sejak rancangan disusun dan

dilaksanakan secara terpadu untuk menjamin implementasi program berjalan

sesuai dengan perencanaan program Gerakan Penyelamatan Danau

Rawapening.

Page 75: GERAKAN PENYELAMATAN DANAU (GERMADAN) · PDF filepermasalahannya adalah pengkayaan danau oleh nutrien terutama nitrogen dan fosfor ... Berdasarkan analisis SWOT, ... Latar Belakang

V-1

BAB V

DAFTAR PUSTAKA

Balai Besar Wilayah Sungai Pemali-Juana, 2008.

Balai Pengelolaan DAS Pemali-Jratun, 2010.

BalitBang Prov Jateng, 2003. Penelitian karakteristik Rowopening.

BLH Prov Jateng, 2010. Kualitas Air Rawapening.

BLH Kab Semarang, 2011. Kerusakan Rawapening.

Bappeda Propinsi Jawa Tengah, 2000. Penyusunan rencana pengelolaan kawasan Rawapening Propinsi Jawa Tengah. BAPPEDA JATENG – Pusat Penelitian Perencanaan Pembangunan Nasional, Universitas Gadjah Mada Yogyakarta.

Bappeda Propinsi Jawa Tengah, 2005. Penyusunan Action Plan pengembangan kawasan Rawapening. Laporan Akhir. CV. Galihloka Semarang.

Bappeda Propinsi Jawa Tengah, 2006. Flood management in selected basins (FMSB). Sub project appraisal report (SPAR). Sub Bidang Sumber Daya

BPS, 2010. Kabupaten Semarang Data Dalam Angka 2010, Badan Pusat Statistik Kabupaten Semarang.

BPS, 2010. Kecamatan Dalam Angka Kabupaten Semarang 2010, Badan Pusat Statistik Kabupaten Semarang.

BPS, 2009. Salatiga Dalam Angka 2009, Badan Pusat Statistik Bappeda Kota Salatiga.

Dinas Pariwisata Propinsi Jawa Tengah. 2001. Profil investasi usaha bidang pariwisata kawasan Rawapening. Dinas pariwisata Propinsi Jawa Tengah, Semarang.

Dinas Peternakan dan Perikanan Kabupaten Semarang. 2007. Kajian potensi sumber daya perikanan Rawapening Kabupaten Semarang 2007. Laporan Akhir. PT. Astri Bumi Semarang.

Effendi, H. 2003. Telaah Kualitas Air bagi Pengelola Sumber Daya dan Lingkungan Perairan. Kanisius, Yogyakarta.

Guitierrez, E.L.; Ruiz, E.F.; Uribe, E.G. and Maertinez, J. 2001. Biomass and productivity of ater hyacinth and their application in control program. In Biological and integrated control of water hyacinth Eichornia crassipes. Edited by Julien, M.H.; Hill, M.P.; Center, T.D.; and Jianqing, D. ACIAR proceeding 102.

Goltenboth, F. 1979. Preliminary final report. The Rawapening Project. Satya Wacana Christian University, Salatiga.

Goltenboth, F. and K.H. Timotius. 1994. Danau Rawapening di Jawa Tengah, Indonesia. Satya Wacana University Press, Salatiga.

Page 76: GERAKAN PENYELAMATAN DANAU (GERMADAN) · PDF filepermasalahannya adalah pengkayaan danau oleh nutrien terutama nitrogen dan fosfor ... Berdasarkan analisis SWOT, ... Latar Belakang

V-2

KLH (Kementerian Lingkungan Hidup). 2008. Pedoman Pengelolaan Ekosistem danau.

KLH (Kementerian Lingkungan Hidup). 2009. Penuntun Praktis Pemanfaatan Eceng Gondok menjadi Pupuk Organik dan Biogas Untuk Pemulian Kualitas Lingkungan Danau dan Waduk.

KLH (Kementerian Lingkungan Hidup). 2009. Kesepakatan Bali Pengelolaan danau berkelanjutan. Kementerian Lingkungan Hidup.

KLH (Kementerian Lingkungan Hidup). 2010. Program danau prioritas nasional tahun 2010 – 2014. Kementerian Lingkungan Hidup.

Lancar, L. And Krake, K. 2002. Aquatic weeds and their management.

International Commission on Irrrigation and Drainage.

Larson, T.M.J. (2002) Kriging Water Levels with a Regional-Linear and Point Logarithmic Drift, Ground Water 33 (1): 338-35

P4N UGM (Pusat Penelitian Perencanaan Pembangunan Nasional Universitas gadjah Mada). 2000. Penyusunan rencan pengelolaan Kawasan Rawapening Propinsi Jawa Tengah. Ringkasan Eksekutif. Badan Perencanaan Pembangunan Daerah Propinsi Jawa Tengah.

Pemerintah Kabupaten Semarang. 2000. Proyek Perencanaan Tata Lingkungan Daerah Aliran Sungai (DAS) Rawapening. PT. Comarindo Mahameru, Semarang.

Pemali Jratun, 2009. Peta Penggunaan Lahan dan Peta Administrasi Wilayah sub-DAS Rawa Pening.

Rahman, Y.A.2002. Stabilisasi Tanah Gambut Rawa Pening dengan Semen dan Gypsum. Thesis Program Pacsasarjana Universitas Diponegoro.

Soeprobowati, T. R. 2010. Stratigrafi Diatom Danau Rawapening: Kajian Paleolimnologi Sebagai Landasan Pengelolaan Danau. Makalah Disampaikan Dalam Seminar Nasional Limnologi V Prospek Ekosistem Perairan Darat Indonesia:Mitigasi Bencana Dan Peran Masyarakat. Pusat Penelitian Limnologi – LIPI, Bogor, 28 Juli 2010

Soeprobowati, T. R. 2010b. Analisis diatom protokol Indonesia untuk rekonstruksi Danau Rawapening, Jawa, Indonesia. Disertasi Program Doktor Ilmu Lingkungan UGM.

Suryatmojo, H. 2006. Konsep dasar hidrologi hutan. Jurusan Konservasi Sumber Daya Hutan. Fak kehutanan, UGM, Yogyakarta.

Sutarwi. 2008. Kebijakan pengelolaan sumber daya air danau dan peran kelembagaan informal, menggugat peran Negara atas hilangnya nilai ngepen dan wening dalam pengelolaan danau Rawapening di Jawa Tengah. Disertasi. Program Pascasarjana Studi Pembangunan. Universitas Kristen Satya Wacana. Salatiga.

Wardani, N.S. 2002. Sisitem Geologi Rawapening. Paper dalam Simposium dan Lokakarya Pelestarian DanauRawapening untuk Pemberdayaan Masyarakat. 18-19 April 2002. Pusat Studi Rawapening, Universitas Satya Wacana Salatiga.

Page 77: GERAKAN PENYELAMATAN DANAU (GERMADAN) · PDF filepermasalahannya adalah pengkayaan danau oleh nutrien terutama nitrogen dan fosfor ... Berdasarkan analisis SWOT, ... Latar Belakang

1

PROGRAM PENYELAMATAN EKOSISITEM DANAU RAWAPENING

A. PROGRAM SUPER PRIORITAS (POKOK)

1. Penanganan Enceng gondok

2. Penanggulangan Lahan Kritis, Erosi, Banjir dan Sedimentasi.

3. Penurunan Kandungan Nutrien Perairan Danau Rawapening

4. Kajian Limnologi Danau Saat ini dan Rekontruksi Kualitas Air di Masa Lalu

5. Implementasi Pertanian Ramah Lingkungan

6. Peningkatan Keterlibatan dan Kepedulian Masyarakat dalam Pengelolaan dan Konservasi Danau Rawapening

No. PROGRAM SUPER PRIORITAS PENANGGUNG JAWAB PENDUKUNG

KEMENTERIAN

1

Penanganan enceng gondok

- Balai Besar Wialayah Sungai Pemali-Juwana

KKP Prov. Jateng, PSDA Provinsi Jateng, Dinas ESDM Prov. Jateng

Kementerian Pekerjaan Umum, Kementerian Energi Sumberdaya Mineral

2

Penanggulangan Lahan Kritis, Erosi, Banjir dan Sedimentasi

BPDAS Pemali Jratun

Dinas Kehutanan Provinsi Jateng, BLH Prov. Jateng, PSDA Prov. Jateng, BLH Kab. Semarang, Dinas Pertanian dan Perkebunan Kab. Semarang, KLH Kota Salatiga, Jateng, ESDM Kab. Semarang, KLH Demak, Dinas Pekerjaan Umum Demak

Kementerian Kehutanan, Kementerian Energi Sumberdaya Mineral

3

Penurunan Kandungan Nutrien Perairan Danau Rawapening

Dinas Pertanian Tanaman Pangan dan Holtikultura Prov. Jateng, BLH Prov. Jateng

Dinas Pertanian Kab. Semarang, Dinas Pertanian Kota Salatiga

Kementerian Pertanian

4

Kajian Limnologi Danau Saat ini dan Rekontruksi Kualitas Air di Masa Lalu

BLH Prov. Jateng BLH Kab. Semarang, KLH Kota Salatiga Kementerian Lingkungan Hidup

5

Implementasi Pertanian Ramah Lingkungan

Dinas Pertanian Tanaman Pangan dan Holtikultura Prov. Jateng, BLH Prov. Jateng

Dinas Pertanian Kab. Semarang, Dinas Pertanian Kota Salatiga

Kementerian Pertanian

6

Peningkatan Keterlibatan dan Kepedulian Masyarakat dalam Pengelolaan dan Konservasi Danau Rawapening

Badan Pemberdayaan Masyarakat Desa, Prov. Jateng

Badan Pemberdayaan Masyarakat, Perempuan dan KB Kota Salatiga, Badan Pemberdayaan Masyarakat Desa, Kab. Semarang

Kementerian Lingkungan Hidup

Page 78: GERAKAN PENYELAMATAN DANAU (GERMADAN) · PDF filepermasalahannya adalah pengkayaan danau oleh nutrien terutama nitrogen dan fosfor ... Berdasarkan analisis SWOT, ... Latar Belakang

2

B. PROGRAM PRIORITAS (PENUNJANG)

7. Pengembangan pengelolaan perikanan ramah lingkungan Danau Rawapening.

8. Pengembangan Ipal terpadu

9. Pengembangan drainase terpadu

10. Pengembangan pusat penelitian Danau Rawapening

11. Perencanaan pembangunan kawasan Danau Rawapening berbasis kewilayahan dan kebijakan penanganan enceng gondok

melalui pelibatan masyarakat

12. Pengembangan regulasi /kebijakan pengelolaan Danau Rawapening dan Daerah Tangkapan Air (DTA).

13. Pengembangan kebijakan garis sempadan dan proteksi sumber daya alam

14. Pengembangan zonasi pemanfaatan Danau Rawapening

15. Pengembangan pemanfaatan enceng gondok untuk peningkatan pendapatan masyarakat

16. Pengembangan ekoturisme

17. Pengembangan forum peduli lingkungan

No. PROGRAM SUPER PRIORITAS PENANGGUNG JAWAB PENDUKUNG

KEMENTERIAN

7.

Pengembangan pengelolaan perikanan ramah lingkungan Danau Rawapening.

Dinas Kelautan dan Perikanan Prov. Jateng

Dinas Peternakan dan Perikan Kab. Semarang, Dinas Pertanian Kota Salatiga

Kementerian Kelautan dan Perikanan,

8. Pengembangan ipal terpadu

Dinas Cipkataru Prov. Jateng,

BLH Prov. Jateng, Dinas Ciptakarya Kab. Semarang, Dinas Tata Kota Salatiga, BLH

Kab. Semarang, KLH Kota Salatiga, Kementerian PU,

9. Pengembangan drainase terpadu

Dinas Cipkataru Prov. Jateng,

Dinas Ciptakarya Kab. Semarang, Dinas Tata Kota Salatiga, BLH Kab. Semarang,

KLH Kota Salatiga, Kementerian PU,

10.

Pengembangan pusat penelitian Danau Rawapening

UNDIP Balitbang Prov. Jateng, Bappeda Kab.

Semarang, Bappeda Kota Salatiga Menristek

11.

Perencanaan pembangunan kawasan Danau Rawapening berbasis kewilayahan dan kebijakan penanganan enceng gondok melalui pelibatan masyarakat.

Bappeda Prov. Jateng Bappeda Kab. Semarang, Bappeda Kota

Salatiga Kementerian Dalam Negeri

Page 79: GERAKAN PENYELAMATAN DANAU (GERMADAN) · PDF filepermasalahannya adalah pengkayaan danau oleh nutrien terutama nitrogen dan fosfor ... Berdasarkan analisis SWOT, ... Latar Belakang

3

12.

Pengembangan regulasi /kebijakan pengelolaan Danau Rawapening dan Daerah Tangkapan Air (DTA).

Bappeda Prov. Jateng Bappeda Kab. Semarang, Bappeda Kota

Salatiga Kementerian Dalam Negeri

13.

Pengembangan kebijakan garis sempadan dan proteksi sumber daya alam.

Balai Besar Besar Wilatah Sungai Pemali-Juawana

Bappeda Prov. Jateng, Bappeda Kab. Semarang, ESDM Kab. Semarang, ESDM Kota Semarang, Bappeda Kota Salatiga

Kementerian PekerjaanUmum

14.

Pengembangan zonasi pemanfaatan Danau Rawapening

BALAI BESAR WILAYAH SUNGAI PEMALI-JUANA

PSDA Prov. Jateng, Bappeda Kab. Semarang, ESDM Kab. Semarang, ESDM Kota Semarang, Bappeda Kota Salatiga

Kementerian PekerjaanUmum

15.

Pengembangan pemanfaatan enceng gondok untuk peningkatan pendapatan masyarakat

Dinas Perindustrian dan Perdagangan Prov. Jateng

Disperindag Kab. Semarang, Disperindagkop dan UMKM Kota Salatiga,

Kementerian Riset dan Teknologi

16.

Pengembangan ekoturisme

Dinas Pariwisata Prov. Jateng Dinas Pariwisata Kab. Semarang, Dinas

Kota Salatiga. Kementerian Pariwisata

17.

Pengembangan forum peduli lingkungan

BLH Prov. Jateng BLH Kab. Semarang, KLH Kota Salatiga Kementerian Lingkungan Hidup

Page 80: GERAKAN PENYELAMATAN DANAU (GERMADAN) · PDF filepermasalahannya adalah pengkayaan danau oleh nutrien terutama nitrogen dan fosfor ... Berdasarkan analisis SWOT, ... Latar Belakang

L A M P I R A N

Page 81: GERAKAN PENYELAMATAN DANAU (GERMADAN) · PDF filepermasalahannya adalah pengkayaan danau oleh nutrien terutama nitrogen dan fosfor ... Berdasarkan analisis SWOT, ... Latar Belakang

1 2 3 4 5

a. Secara mekanik (pemanenan)Covering danau oleh eceng

gondok (%)70,00 20,00 20,00 20,00 20,00 20,00

b. Biokontrol ikan koan (grass carp) berat

100 gramna 25.000.000 25.000.000 25.000.000 25.000.000 25.000.000

c. Herbisida ramah lingkungan herbisida (liter) na 267,00 267,00 267,00 267,00 267,00

1 2 3 4 5

a. Rehabilitasi lahan kritis secara

sipil teknis

b. Rehabilitasi lahan kritis secara

vegetatif

c. Pengaturan pola tanam

e. Pengembangan agroforestry Hutan rakyat (ha) 2,19 2,19 3,64 5,09 6,54 8,00

f. Pembuatan bronjong/pelindung

tebing

Laju erosi (ton/ha/th) 118,37 118,37 100,40 80,90 65,78 40,00

g. Monitoring debit dan sedimen Laju sedimentasi (ton/th) 778,93 778,93 650,00 500,00 400,00 300,00

Volume air danau (1000m3) 29.617,00 35.000,00 40.000,00 45.000,00 45.000,00 46.100,00

Rerata kedalaman danau (m) 3,87 4,57 5,22 5,88 5,88 6,00

Dam pengendali (unit) na 9,00 9,00 19,00 19,00 19,00

i. Pengerukan tanah gambutpengerukan tanah gambut

(ha/th)133,50 133,50 133,50 133,50 133,50 133,50

Debit air ke PLTA Jelok

(m3/det)

8,36 8,36 8,40 8,60 7,30 7,30

Irigasi dari danau Rawapening

(Ha)

39.227,00 39.227,00 40.000,00 41.000,00 42.000,00 43.000,00

Debit ke sal irigasi (m3/det) 0,50 0,50 0,80 1,00 1,10 1,10

Banjir bandang Kab Smg (%) 0,85 0,85 0,70 0,50 0,40 0,20

Persentase desa terkena banjir

(Demak)

29,72 29,72 22,00 17,00 10,00 3,00

Banjir bandang Demak (%) 0,40 0,40 0,30 0,20 0,15 0,10

Persentase desa terkena banjir

(Kab Smg)

9,36 9,36 7,00 5,00 3,00 1,00

jumlah sumur resapan (unit) na 100,00 200,00 300,00 400,00 464,00

lubang biopori (unit) na 15.000,00 30.000,00 45.000,00 60.000,00 75.000,00

1 2 3 4 5

a. Pre-impoundment Total Nitrogen (mg/L) 0,11 0,11 0,09 0,08 0,07 <0,065

b. Pembuatan IPAL komunal di

daerah hulu

Amonia (mg/L) 0,162 -1 0,80 0,61 0,41 0,22 <0,02

Klorofil-a mg/L 0,120 0,100 0,050 0,001 0,003 0,005

Kecerahan air (m) 0,59±0,23 0,80 1,00 2,00 3,00 4,00

1. PENANGANAN ECENG GONDOK

KEGIATAN INDIKATOR/OUTPUTTARGET CAPAIAN (TAHUN KE)

417,26 394,08 370,90

Laju erosi dan

sedimentasi

TARGET CAPAIAN (TAHUN KE)

Berkurangnya daerah

resapan

d. Pengembangan drainase irigasi

terpisah dengan drainase limbah

PERMASALAHAN

3. PENURUNAN KANDUNGAN NUTRIEN PERAIRAN DANAU RAWAPENING

5.905,67 5.536,57

BASELINE

TARGET CAPAIAN (TAHUN KE)

penurunan kuantitas

air, sehingga fungsi

plta, irigasi, perikanan

dan wisata terganggu

347,72

6.274,78

440,44

Pendangkalan danau

PERMASALAHAN

Lahan terbuka/kritis

PENANGGUNG

JAWABPENDUKUNG

Dinas Pertanian

Kab. Semarang,

Dinas Pertanian

Kota Salatiga

PERMASALAHAN KEGIATAN INDIKATOR/OUTPUT BASELINE

KEMENTERIAN

BPDAS Pemali

Jratun

Dinas

Kehutanan

Provinsi Jateng,

BLH Prov.

Jateng, PSDA

Prov. Jateng,

BLH Kab.

Semarang,

Dinas Pertanian

dan

Perkebunan

Kab. Semarang,

KLH Kota

Salatiga,

Jateng, ESDM

Kab. Semarang,

KLH Demak,

Dinas

Pekerjaan

Umum Demak

Kementerian

Kehutanan,

Kementerian Energi

Sumberdaya

Mineral

j. Pengaturan drainase terintegrasi

dengan kegiatan 9

Luas lahan sangat kritis (ha)

k. Pembuatan sumur resapan dan

lubang resapan biopori

PENANGGUNG

JAWAB

BASELINEINDIKATOR/OUTPUTKEGIATAN

Luas lahan kritis (ha)

463,62

PENANGGUNG

JAWABPENDUKUNG KEMENTERIAN

7.382,09 7.012,99 6.643,88

Balai Besar

Wilayah Sungai

Pemali Juwana

KKP Prov.

Jateng, PSDA

Provinsi Jateng,

Dinas ESDM

Prov. Jateng

Pekerjaan Umum,

Energi dan Sumber

Daya Mineral

2. PENANGANAN LAHAN KRITIS, EROSI, BANJIR, SEDIMENTASI

PENDUKUNG

eutrofikasi

c. Pengembangan dan koridorisasi

wetland

Dinas Pertanian

Tanaman Pangan

dan Holtikultura

Prov. Jateng, BLH

Prov. Jateng

Kementerian

Pertanian

KEMENTERIAN

h. Pembuatan bangunan

pengendali sedimentasi (cek dam)

dan Pengaturan drainase irigasi

PROGRAM SUPER PRIORITAS

PENYELAMATAN EKOSISITEM DANAU RAWAPENING

Page 82: GERAKAN PENYELAMATAN DANAU (GERMADAN) · PDF filepermasalahannya adalah pengkayaan danau oleh nutrien terutama nitrogen dan fosfor ... Berdasarkan analisis SWOT, ... Latar Belakang

1 2 3 4 5

Total Nitrogen (mg/L) 0,11 0,11 0,09 0,08 0,07 <0,065

Amonia (mg/L) 0,162 -1 0,80 0,61 0,41 0,22 <0,02

Klorofil-a mg/L 0,120 0,100 0,050 0,001 0,003 0,005

Kecerahan air (m) 0,59±0,23 0,80 1,00 2,00 3,00 4,00

DO 1,8 – 8,9 4,00 4,90 5,90 6,90 7,90

COD19,78 –

82,0970,67 59,25 47,84 36,42 25,00

BOD5 7,68 – 12,29 10,43 8,57 6,72 4,86 3,00

pH 6 – 8,4 6 – 8,4 6 – 8,4 6 – 8,4 6 – 8,4 7 – 8,4

Konduktivitas 0,2 -0,3 0,2 -0,3 0,2 -0,3 0,2 -0,3 0,2 -0,3 0,2 -0,3

Turbiditas 41,64 41,64 29,99 18,34 7,70 6,68

TDS 0,06 0,06 0,29 0,52 0,76 1,00

TSS 0,07 0,07 0,18 0,28 0,40 0,50

TN (mg/L) 0,11 0,11 0,09 0,08 0,07 <0,065

TP (mg/L) 0,01 0,01 0,01 0,05 0,00 <0,001

logam berat Pb (mg/l) 0,06 0,06 0,04 0,03 0,02 < 0,02

logam berat Cd (mg/l) 0,02 0,02 0,02 0,01 0,01 < 0,01

logam berat Cr (mg/l) 0,09 0,09 0,07 0,04 0,01 0,01

logam berat Cu (mg/l) 0,04 0,04 0,04 0,04 0,03 < 0,03

Volume air danau (m3) 29.617,00 35.000,00 40.000,00 45.000,00 45.000,00 46.100,00

Laju erosi (ton/ha/th) 118,37 118,37 100,40 80,90 65,78 40,00

Laju sedimentasi (ton/th) 778,93 778,93 650,00 500,00 400,00 300,00

Rerata kedalaman danau (m) 3,87 4,57 5,22 5,88 5,88 6,00

Sumber air baku (liter/detik) 1.100,00 1.100,00 1.200,00 1.200,00 1.300,00 1.300,00

Debit air ke PLTA Jelok

(m3/det)

8,36 8,36 8,40 8,60 7,30 7,30

Debit ke sal irigasi (m3/det) 0,50 0,50 0,80 1,00 1,10 1,10

Irigasi dari danau Rawapening

(ha)

39.227,00 39.227,00 40.000,00 41.000,00 42.000,00 43.000,00

Luas karamba (ha) 3,78 3,78 3,78 3,78 3,78 3,78

TARGET CAPAIAN (TAHUN KE) PENDUKUNG

1 2 3 4 5

a. Pengembangan pertanian

organik

Realisis Pupuk urea Kab smg

(ton)

19.317,00 19.317,00 18.000,00 17.000,00 16.000,00 15.000,00

Realisasi Pupuk super pos (ton) 1.275,00 1.275,00 1.150,00 1.100,00 1.050,00 1.000,00

Realisasi Pupuk ZA (ton) 1.225,00 1.225,00 1.150,00 1.100,00 1.050,00 1.000,00

Pupuk NPK phonska (ton) 1.635,00 1.635,00 1.500,00 1.350,00 1.200,00 1.000,00

Banjir

b. Pengembangan sistem

drainase pertanian (terintegrasi

dengan kegiatan 9)

Irigasi dari danau Rawapening

(ha)

39.227,00 39.227,00 40.000,00 41.000,00 42.000,00 43.000,00

PENANGGUNG

JAWAB

Eutrofikasi

PERMASALAHAN

5. IMPLEMENTASI PERTANIAN RAMAH LINGKUNGAN

TARGET CAPAIAN (TAHUN KE)

c. Kajian fungsi danau

4. KAJIAN LIMNOLOGI DANAU SAAT INI DAN REKONTRUKSI KUALITAS AIR DI MASA LALU

database upaya

penyelamatan

ekosistem Danau

Rawapening

PERMASALAHAN PENANGGUNG

JAWABKEMENTERIAN

KEMENTERIAN

KEGIATAN INDIKATOR/OUTPUT BASELINE

Dinas Pertanian

Tanaman Pangan

dan Holtikultura

Prov. Jateng, BLH

Prov. Jateng

Dinas Pertanian

Kab. Semarang,

Dinas Pertanian

Kota Salatiga

Kementerian

Pertanian

PENDUKUNG

a. Kajian kualitas air

BLH Prov. Jateng BLH Kab.

Semarang, KLH

Kota Salatiga

Kementerian

Lingkungan Hidup

b. Kajian kuantitas air

INDIKATOR/OUTPUT BASELINEKEGIATAN

Page 83: GERAKAN PENYELAMATAN DANAU (GERMADAN) · PDF filepermasalahannya adalah pengkayaan danau oleh nutrien terutama nitrogen dan fosfor ... Berdasarkan analisis SWOT, ... Latar Belakang

1 2 3 4 5

Pendapatan per kapita ( rupiah) 4.738.868 4.738.868 4.942.162 5.145.456 534.875 5.552.044

Luas lahan sangat kritis (ha) 463,62 463,62 463,62 450,00 440,00 430,00

Luas lahan kritis (ha) 7.382,09 7.382,09 7.400,00 7.600,00 7.800,00 8.000,00

Hutan rakyat (ha) 2,19 2,19 3,64 5,09 6,54 8,00

b. Pengelolaan daerah sempadan

berwawasan lingkungan Pertanian pasang surut (ha) 822,00 780,90 739,80 698,70 657,60 616,50

c. Peningkatan kepedulian

masyarakat terhadap lingkungan

Pentaatan pemanfaatan

sempadan (%)

0,00 10,00 25,00 50,00 75,00 100,00

Sumber air baku (liter/detik) 1.100,00 1.100,00 1.200,00 1.200,00 1.300,00 1.300,00

Debit air ke PLTA Jelok

(m3/det)

8,36 8,36 8,40 8,60 7,30 7,30

Debit ke sal irigasi (m3/det) 0,50 0,50 0,80 1,00 1,10 1,10

Eutrofikasie. Pembelajaran cara bertani

ramah lingkunganKelompok tani organik na 1/kec 10/kec 20/Kec 1/desa 1/dusun

f. Peningkatan keterlibatan

masyarakat dalam aksi peduli

lingkungan

g. Sinergisme pemerintah,

masyarakat, stakeholders , dan

perguruan tinggi dalam aksi peduli

lingkungan

1 2 3 4 5

Luas karamba (ha) 3,78 3,78 3,78 3,78 3,78 3,78

Jumlah karamba (tancap dan

KJA)

752,00 752,00 752,00 752,00 752,00 752,00

Produktivitas karamba (ton/th) 215,97 900,00 980,00 1.050,00 1.150,00 1.200,00

Nilai produksi (juta rupaih) 1.993,75 1.993,75 2.093,45 2.890,00 3.790,23 3.855,00

Hasil tangkapan ikan 218,42 225,40 232,38 239,36 246,34 253,32

Pendapatan per kapita ( rupiah) 4.738.868 4.738.868 4.942.162 5.145.456 534.875 5.552.044

1 2 3 4 5

a. Pembuatan saluran

penyaring/peredam limbah rumah

tangga

Unit pengolah limbah rumah

tangga

na

1/kec 1/desa 1/RW 1/RT 1/kk

b. Pembuatan septictank

permukiman

septictank/kk na 1,00 1,00 1,00 1,00 1,00

c. Pembangunan IPAL komunal

(terintegrasi dengan

pembangunan drainase di Sub-

sub DAS)

d. Pembinaan pengolahan air

limbah rumah tangga

f. Monitoring kualitas air

i. Penertiban dan pengawasan ijin

pembuangan air limbah

6. PENINGKATAN KETERLIBATAN DAN KEPEDULIAN MASYARAKAT DALAM PENGELOLAAN DAN KONSERVASI LINGKUNGAN DANAU TARGET CAPAIAN (TAHUN KE)

Dinas Cipkataru

Prov. Jateng

BLH Prov.

Jateng, Dinas

Ciptakarya Kab.

Semarang,

Dinas Tata Kota

Salatiga, BLH

Kab. Semarang,

KLH

Kepedulian

lingkungan

B. Pengembangan teknik

budidaya perikanan sesuai daya

dukung dan tampung danau

8. PENGEMBANGAN IPAL TERPADU

7. PENGEMBANGAN PENGELOLAAN PERIKANAN RAMAH LINGKUNGAN DANAU RAWAPENING

d. Efisiensi pemanfaatan fungsi

air danau

TARGET CAPAIAN (TAHUN KE)

limbah rumah tangga

A. Pengembangan budidaya

perikanan ramah lingkungan

KEMENTERIAN

Kementerian

Lingkungan Hidup

PERMASALAHAN KEGIATAN INDIKATOR/OUTPUT BASELINE PENANGGUNG

JAWABPENDUKUNG

jumlah kelompok peduli

lingkungan

sumber air baku,

debit air untuk PLTA,

debit air irigasi

Kementerian PU

KEMENTERIAN

1/th 1/9 bln 1/6blnlimbah industri

termasuk didalamnya

pertanian dan

PENDUKUNG KEMENTERIANINDIKATOR/OUTPUT

produksi perikanan

danau

Dinas Kelautan

dan Perikanan

Prov. Jateng

Dinas

Peternakan dan

Perikan Kab.

Semarang,

Dinas Pertanian

Kota Salatiga

Kementerian

Kelautan dan

Perikanan,

Badan

Pemberdayaan

Masyarakat Desa,

Prov. Jateng

Badan

Pemberdayaan

Masyarakat,

Perempuan dan

KB Kota

Salatiga, Badan

Pemberdayaan

Masyarakat

Desa, Kab.

Semarang

PERMASALAHAN

jumlah IPAL komunal 1/kec

1/4bln

Pendangkalan danau

a. Pengoptimalan tenaga kerja

lokal dalam kegiatan rehabilitasi

dan konservasi

3/Kab

1/20 kk

Frekuensi monitoring na

Pentaaatan

pemanfaatan

sempadan

PERMASALAHAN

na

KEGIATAN

KEGIATAN BASELINE PENANGGUNG

JAWAB

1/3 bln

1/desa 1/RW 1/RT

1/Desa1/Kec10/Kec20/Kec

TARGET CAPAIAN (TAHUN KE)

na

INDIKATOR/OUTPUT BASELINE PENANGGUNG

JAWABPENDUKUNG

Page 84: GERAKAN PENYELAMATAN DANAU (GERMADAN) · PDF filepermasalahannya adalah pengkayaan danau oleh nutrien terutama nitrogen dan fosfor ... Berdasarkan analisis SWOT, ... Latar Belakang

k. Peningkatan fasilitas teknologi

pengolahan sampah

Sarana pengumpul sampah

(truk)

5,00 5,00 7,00 7,00 8,00 8,00

Container tinja (unit) 47,00 47,00 48,00 49,00 50,00 51,00

Gerobak sampah (unit) 15,00 15,00 25,00 30,00 30,00 35,00

jumlah TPS 21,00 21,00 25,00 25,00 28,00 30,00

jumlah TPA 1,00 1,00 1,00 2,00 2,00 2,00

Jumlah Truk tinja 1,00 1,00 2,00 2,00 3,00 4,00

Instalasi pengolah limbah tinja

(unit)

- - 1,00 1,00 1,00 1,00

1 2 3 4 5

Debit ke sal irigasi (m3/det) 0,50 0,50 0,80 1,00 1,10 1,10

Irigasi dari danau Rawapening

(Ha)

39.227,00 39.227,00 40.000,00 41.000,00 42.000,00 43.000,00

1 2 3 4 5

a. Pengembangan database

Danau Rawapening

Jumlah macam database - 10,00 20,00 30,00 50,00 60,00

b. Pengembangan Pusat Informasi

Danau Rawapening

Jumlah akses/bln - - - - - 30,00

1 2 3 4 5

Luas lahan sangat kritis (ha) 463,62 463,62 463,62 450,00 440,00 430,00

Luas lahan kritis (ha) 7.382,09 7.382,09 7.400,00 7.600,00 7.800,00 8.000,00

Hutan rakyat (ha) 2,19 2,19 3,64 5,09 6,54 8,00

1 2 3 4 5

a. Pengembangan regulasi dalam

pengelolaan Danau Rawapening

Jumlah kasus lingkungan

tertangani (%/tahun)

na 5,00 10,00 15,00 20,00 25,00

b. Sosialisasi dan Implementasi

regulasi

Pentaatan pemanfaatan

sempadan (%)

0,00 10,00 25,00 50,00 75,00 100,00

1 2 3 4 5

Jumlah peninggalan historis

dan budaya yang telah

dilestarikan

3,00 >3 >3 >3 >3 >3

Adat/tradisi/norma 5,00 minimal 5 minimal 5 minimal 5 minimal 5 minimal 5

b. Peningkatan kepedulian

masyarakat terhadap sumber daya

alam, historis, dan budaya

Kearifan lokal 4,00 minimal 4 minimal 4 minimal 4 minimal 4 minimal 4

1 2 3 4 5

a. Koordinasi dan konsultasi lintas

sektor/dinasWisatawan domestik/th 50.520 60.000,00 80.000,00 100.000,00 150.000,00 200.000,00

b. Penetapan zonasi Wisatawan asing/th 148 200 400 600 800 1000

c. Pembuatan dan sosialisasi

perundangan pengelolaan Danau

Rawapening

E. Implementasi dan Low

Enforcement

Implementasi tata ruang

kawasan (%)

na 5,00 10,00 15,00 20,00 25,00

Dinas Cipkataru

Prov. Jateng,

KEGIATAN INDIKATOR/OUTPUT

Dinas Cipkataru

Prov. Jateng

BLH Prov.

Jateng, Dinas

Ciptakarya Kab.

Semarang,

Dinas Tata Kota

Salatiga, BLH

Kab. Semarang,

KLH

TARGET CAPAIAN (TAHUN KE)

TARGET CAPAIAN (TAHUN KE)

BASELINE

BASELINE

lemahnya hukum

PERMASALAHAN

INDIKATOR/OUTPUT

TARGET CAPAIAN (TAHUN KE)

KEGIATAN

TARGET CAPAIAN (TAHUN KE)

PERMASALAHAN

14. PENGEMBANGAN ZONASI PEMANFAATAN DANAU RAWAPENING

13. PENGEMBANGAN KEBIJAKAN GARIS SEMPADAN DAN PROTEKSI SUMBER DAYA ALAM

BASELINE

10. PENGEMBANGAN PUSAT PENELITIAN DANAU RAWAPENING

a. Proteksi sumber daya alam,

historis dan budaya

TARGET CAPAIAN (TAHUN KE)

INDIKATOR/OUTPUT BASELINE

Pemanfaatan daerah

sempadan secara liar

11. PERENCANAAN PEMBANGUNAN KAWASAN RAWAPENING BERBASIS KEWILAYAHAN

12. PENGEMBANGAN REGULASI /KEBIJAKAN PENGELOLAAN DANAU RAWAPENING DAN DTA

Lemahnya

penegakan hukum

Kementerian PU

sampah

Dinas

Ciptakarya Kab.

Semarang,

9. PENGEMBANGAN DRAINASE TERPADU

KEGIATAN

l. Fasilitasi kerjasama antar

kabupaten/kota dalam

pengelolaan sampah

PERMASALAHAN INDIKATOR/OUTPUT PENDUKUNG

BASELINE PENANGGUNG

JAWABPENDUKUNG

Menristek

PENANGGUNG

JAWAB

KEMENTERIAN

PENDUKUNG KEMENTERIAN

Banyak

kajian/penelitian yang

telah dilakukan di

Danau Rawapening

Banyaknya hutan

yang gundul,

tingginya laju erosi,

PERMASALAHAN KEGIATAN INDIKATOR/OUTPUT

PERMASALAHAN KEGIATAN INDIKATOR/OUTPUT

KEMENTERIAN

Bappeda Kab.

Semarang,

Bappeda Kota

Salatiga

PENANGGUNG

JAWABPENDUKUNG

PENANGGUNG

JAWABPENDUKUNG

Bappeda Prov.

Jateng

Balai Besar Besar

Wilayah Sungai

Pemali-Juwana

PSDA Prov.

Jateng,

Bappeda Kab.

Semarang,

ESDM Kab.

Semarang,

ESDM Kota

Semarang,

Kementerian

PekerjaanUmum

Kementerian Dalam

Negeri

TARGET CAPAIAN (TAHUN KE)

Kementerian

PekerjaanUmum

Balitbang Prov.

Jateng,

Bappeda Kab.

Semarang,

PENANGGUNG

JAWAB

Kementerian Dalam

Negeri

PENANGGUNG

JAWAB

PENDUKUNG KEMENTERIAN

KEMENTERIAN

UNDIP

KEMENTERIAN

BASELINE

Implementasi perencanaan

pembangunan Kawasan

Rawapening

Bappeda Prov.

Jateng

Bappeda Kab.

Semarang,

Bappeda Kota

sistem drainase

buruk, drainase

limbah belum

a. Implementasi drainase limbah

terintegrasi

PERMASALAHAN KEGIATAN

Tata ruang

Balai Besar Besar

Wilayah Sungai

Pemali-Juwana

Bappeda Prov.

Jateng,

Bappeda Kab.

Semarang,

ESDM Kab.

Semarang,

ESDM Kota

Kementerian PU,

Page 85: GERAKAN PENYELAMATAN DANAU (GERMADAN) · PDF filepermasalahannya adalah pengkayaan danau oleh nutrien terutama nitrogen dan fosfor ... Berdasarkan analisis SWOT, ... Latar Belakang

1 2 3 4 5

a. pembuatan kerajinan dan kertas

dari eceng gondokJumlah pengrajin eceng gondok 3,00 10,00 15,00 20,00 25,00 30,00

b. Pakan ternak dari eceng

gondokJumlah tenaga kerja terserap 19.046,00 20.000,00 21.000,00 22.000,00 23.000,00 24.000,00

c. Pembuatan kompos dari eceng

gondok dan gambutJumlah unit usaha 7.111,00 7.500,00 7.800,00 8.100,00 8.300,00 8.500,00

d. Pemanfaatant eknologi tepat

guna berwawasan lingkungan

untuk pengembangan usaha

kelompok tani

Pendapatan per kapita ( rupiah) 4.738.868 4.738.868 4.942.162 5.145.456 534.875 5.552.044

1 2 3 4 5

a. Pengembangan landmark

wisata RawapeningWisatawan domestik/th 50.520 60.000,00 80.000,00 100.000,00 150.000,00 200.000,00

Dinas Pariwisata

Prov. Jateng

Dinas

Pariwisata Kab.

Semarang,

Dinas Kota

Salatiga.

Kementerian

Pariwisata

Wisatawan asing/th 148 200 400 600 800 1000

b. Promosi ekoturisme Jumlah hotel di DTA 223,00 223,00 223,00 223,00 223,00 223,00

Jumlah restoran di DTA 5,00 5,00 6,00 10,00 10,00 15,00

Pendapatan masyarakat sekitar

danau/th

5.768.150 6.797.432 7.826.714 8.855.996 9.885.278 10.914.560

1 2 3 4 5

Pertanian, perikanana. Optimalisasi aksi peduli

lingkungan

Jumlah aktivitas peduli

lingkungan (/th)1,00 1,00 2,00 3,00 4,00 5,00

c. Pemberdayaan ekonomi

masyarakat melalui pemanfaatan

potensi Danau Rawapening yang

berwawasan lingkungan

Pendapatan masyarakat sekitar

danau (Rp/th)5.768.150 6.797.432 7.826.714 8.855.996 9.885.278 10.914.560

d. Pelatihan untuk peningkatan

ketrampilan masyarakatPendapatan per kapita ( rupiah) 4.738.868 4.738.868 4.942.162 5.145.456 534.875 5.552.044

PERMASALAHAN KEGIATAN

15. PENGEMBANGAN PEMANFAATAN ECENG GONDOK UNTUK PENINGKATAN PENDAPATAN MASYARAKAT

Eceng Gondok

c. Pengembangan sarana

prasarana

INDIKATOR/OUTPUT

Danau Rawapening

merupakan land

mark Jawa Tengah

yang rendah

wisatawan

PERMASALAHAN KEGIATAN INDIKATOR/OUTPUT BASELINE PENANGGUNG

JAWABPENDUKUNG

TARGET CAPAIAN (TAHUN KE)

16. PENGEMBANGAN EKOTURISME

17. PENGEMBANGAN FORUM PEDULI LINGKUNGAN

TARGET CAPAIAN (TAHUN KE) PENANGGUNG

JAWABPENDUKUNG KEMENTERIAN

Kementerian Riset

dan Teknologi

rendahnya pendapatan

BASELINE

PERMASALAHAN KEGIATAN INDIKATOR/OUTPUT BASELINE

Kementerian

Lingkungan Hidup

KEMENTERIAN

PENANGGUNG

JAWABPENDUKUNG

BLH Prov. Jateng

BLH Kab.

Semarang, KLH

Kota Salatiga

Dinas

Perindustrian dan

Perdagangan

Prov. Jateng

Disperindag

Kab. Semarang,

Disperindagkop

dan UMKM Kota

Salatiga,

TARGET CAPAIAN (TAHUN KE)KEMENTERIAN

Page 86: GERAKAN PENYELAMATAN DANAU (GERMADAN) · PDF filepermasalahannya adalah pengkayaan danau oleh nutrien terutama nitrogen dan fosfor ... Berdasarkan analisis SWOT, ... Latar Belakang