gerak tumbuhan
TRANSCRIPT
JUDUL : Pergerakan Tanaman
BAB I : TUJUAN
• Mengamati gerak fototropisme pada kecambah tanaman kacang hijau;
• Mengamati gerak geotropism pada kecambah tanaman kacang hijau;
• Mengamati gerak hidrotropisme pada kecambah tanaman kacang hijau.
BAB II : LANDASAN TEORI
Para ahli membedakan gerak tumbuhan berdasarkan sumber rangsangan. Jika gerak
tumbuhan tejadi bukan karena rangsangan dari luar atau rangsangan itu berasal dari dalam
tumbuhan, disebut gerak endonom. Gerak ini dikenal pula sebagai gerak otonomatau gerak
spontan. Sedangkan gerak tumbuhan yang disebabkan oleh adanya rangsang dari luar disebur
gerak etionom
GERAK ETIONOM
Gerak etinom merupakan reaksi gerak tumbuhan yang disebabkan oleh adanya
rangsangan dari luar. Berdasarkan hubungan antara arah respons gerakan dengan arah asal
rangsangan, gerak etionom dapat dibedakan menjadi gerak tropisme, taksis, dan nasti. Jika yang
bergerak hanya bagian dari tumbuhan, maka disebut: gerak tropisme. Jika yang bergerak seluruh
bagian tumbuhan disebut gerak taksis. Jika gerakannya itu tidakl dipengaruhi oleh arah
datangnya rangsangan, disebut gerak nasti.
Tropisme
Tropisme adalah gerakan tumbuh yang diakibatkan seluruhnya oleh pasangan eksternal.
Rangsangan yang menghasilkan respon tropik jelas dapat diketahui dan peran spesifik dari faktor
tumbuh dapat diketahui (Heddy, S. 1986). Kaau geraknya mendekati sumber rangsang disebut
tropi positif, dan kalau menjauhi disbut tropi negatif (Prawirohartono, S. 1991)
Tropisme dapat dibedakan berdasarkan pada rangsangannya yaitu fototropisme
disebabkan oleh cahaya; geotropisme dengan rangsangan gaya tarik bumi; thigmo tropisme
dengan rangsangan berupa sentuhan; chemotropisme dengan rangsangan yang berupa zat kimia
dan lain-lain (Heddy, S. 1986).
Respon tropisme bisa positif bisa negatif. Resapon positif jika bagian tumbuhan tumbuh
kearah yang berlawanan. Respon negatif jika bagian tumbuhan tumbuh kearah yang berlawanan
dari datangnya rangsangan (Heddy, S. 1986).
Fototropisme
Fototropi adalah gerak tumbuh batang kearah matahari (Prawirohartono, S. 1991). Teori
Cholodniy-Went tentang fototropisme menetapkan bahwa penyinaran sefihak merangsang
penyebaran yang berbeda (diferensial) IAA dalam batang. Sisi batang yang disinari mengandung
IAA lebih rendah dari pada sel-sel yang disinari, sehinggabatang akan membengkok kearah
sumber cahaya. (Heddy, S. 1986). Jika perangsang itu berupa cahaya maka gerak bagian
tanaman menuju kecahaya kita sebut sebagai fototropi yang positif. Sebaliknya jika gerak itu
menjauh dari perangsang, gerak itu kita sebut sebagai fototropi yang negatif (Dwijoseputro
1984)
Telah diketahu bahwa optimum konsentrasi IAA untuk perpanjangan sel akar adalah
kira-kira 100.000 kali lebih rendah daripada optimum konsentrasi untuk perpanjangan sel-sel
batang. Denga kata lain, konsentrasi IAA yang merangsang pertummbuhan akar . Sebaliknya
konsentrasi IAA yang merangsang pertumbuhan adalah sangat rendah untuk bisa menghambat
pertumbuhan batang maupun untuk merangsangpertumbuhan (Heddy, S. 1986). Contoh
fototropi; ujung batang membengkok menuju ke cahaya. Hal ini dapat keta saksikan pada
tanaman pot yang kita tempatkan dekat jendela atau dibawah tuturan, dimana cahaya hanya
batang satu fihak (Dwijoseputro 1984) Sisi yang mengarah matahari akan tumbuh lebih cepat
dari ujung akar akan tumbuh erah yang berlawanan dari arah datangnya cahaya, sehingga
terjadinya fototropik negatif (Heddy, S. 1986).
Geotropisme
Geotropi adalah gerak yang menuju ke pusat bumi; gerak ini dilakukan oleh akar. Gerak
ujung akar kepala itu kita sebut sebagai dia-geotropik atau transfersal-geotropik (Dwijoseputro
1984). Geotropi adalah gerak akar krena adanya gaya tarik grfitasi bumi (Prawiroharjo, S. 1991).
Geotropisme negatif dari batang geotropik postif dari akar dapat diterangaka dengan
perpindahan auxin dari pengaruh dari gaya tarik bumiTelah diketahui bahwa jika tumbuhan
diletakkan horisontal. Ujung batang akan tumbuh keatas dan ujung kar tumbuh kebawah. Respon
ini terjadi walaupun ditempat gelap; respon ini tergantung gaya tarik bumi dan bukan cahaya.
Cholodni (1942) dan went (1928) secara terpisah menduga bahwa respon geotropisme pada
batang yang terletak oleh distribusi zat tumbuh (kemudian dikenal dengan IAA tidak merata
pada sisi atas dibandingkan denga sisi bawah dari lubang sisi bawah dari batang (Heddy, S.
1986)
Teori Cholodni-went tentang geotropisme mengajukan dugaan bahwa auxin dipindahkan
dari belahan atas batang kebelahan bawah bila bila batang diubah dari posisi vertikal (Heddy, S.
1986) Bila respon akar dan batang tumbuhan yng diletakkan horisontal diperbandinkan akar akan
berinteraksi geotropik positif, sedang batang geotropik negatif. Pada kedua keadaan tersebut,
posisi horisontal mengakibatkan perpindahan IAA kebelahan bawah akar dan batang.
Konsentrasi yang tinggi pada belahan bawah akar menghambat pemanjangan sel, sedangkan
konsentrasi IAA di belahan atas mendorong pemanjangan sel. Hasil akhir dari kedua pengaruh
ini, akar membengkok kebawah. Keadaan sebaliknya terjadi pada batang; konsentrasi IAA yang
tinggi pada belahan bawah batang mendorong pemanjangan sel dan konsentrasi yang rendah
pada belahan atas menurunkan pemanjangan sel (Heddy, S. 1986) Proporsi zat-zat tubuh yang
berbeda mungkin merupakan penyebab insolasi tespon tumbuh yang berbeda pada akar, batang
dan organ-organ lainnya (Heddy, S. 1986)
hidrotropi
Gerak hidrotropi adalah: gerak bagian tubuh tumbuhan ke arah lingkungan yang lembab atau
karena rangsang air.arah gerak pertumbuhan akar menuju lapisan tanah yang cukup air juga
merupakan contoh gerak ini. Contohnya: gerakan akar yang selalu berusaha menjangkau daerah
yang cukup air.
Taksis
Taksis adalah: gerak seluruh tubuh atau gerak berpindah tempat bagian dari tubuh
tumbuhan yang arah berpindahnya dipengaruhi rangasangan. Gerakan yang arahnya mendekati
sumber rangsangan disebut: taksis positif. Dan yang menjauhi sumber rangsangan taksis
negative, Macam atau sumber rangsangan taksis meliputi: Cahaya, zat kimia, dan rangsang
listrik. Jika rangsangan berupa zat kimia, gerak itu disebut: kemotaksis. Jika rangsangan yang
dating berupa cahaya disebut fototaksis. Jika rangsangan berupa listrik disebut: galuanotaksis
Nasti
Nasti adalah: gerak bagian tumbuhan yang arahnya tidak dipengaruhi oleh arah
datangnya rangsangan, tetapi ditentukan oleh tumbuhan itu sendiri. Gerak nasti antara lain:
Fotonasti, Niktinasti, Tigmonasti/seismonasti, Termonasti, Haptonasti, Hidronasti, Nasti
kompleks
GERAK ENDONOM/OTONOM.
Gerak endonom disebabkan oleh rangsangan atau factor-faktor yang diduga berasal dari
dalam tumbuhan itu sendiri. Gerak ini dikenal pula sebagi gerak spontan dari tumbuhan karma
tumbuhan melakukan gerakan secara spontan, tanpa adanya mengarah rangsangan dari luar.
Gerak hidonom yang paling umum adalah: mutasi
Mutasi adalah: gerak ujung batang yang sedang tumbuh atau organ lain seperti daun, stolon,
tangkai bunga, dan akar yang gerakannya membentuk lintasan melingkar diudara. Gerak
endonom yang lain adalah: gerak higroshopis
Higroshopis adalah: gerak bagian tumbuhan yang disebabkan oleh tumbuhan kadarv air didalam
bagian tumbuhan.
Contohnya: pecahnya kulit buah polong-polongan, pecahnya kulit buah tumbuhan pacar
air, membuka kotak spora, tumbuhan lumut dan paku saat mengeluarkan spora.
BAB III: PROSEDUR KERJA
A. Alat dan Bahan
B. Cara Kerja
Fototropisme
1. Siapkan satu buah kotak kaca
2. Isi kotak kaca tersebut dengan tanah kebun
3. Letakkan kacang hijau yang telah putus masa dormansinya di bagian atas tanah
dalam kotak kaca tersebut
4. Letakkan kotak kaca tersebut di ruangan yang memiliki perbedaan antara cahaya
gelap dan terang
5. Setelah akarnya tumbuh, lakukan pengamatan mengenai panjang batang dan arah
(ukur dalam derajat) yang menghadap matahari
6. Lakukan penelitian setiap senin dan kamis selama 2 minggu
Geotropisme
1. Siapkan satu buah kotak kaca
2. Isi kotak kaca tersebut dengan tanah kebun
3. Letakkan kacang hijau yang telah putus masa dormansinya di bagian atas tanah
dalam kotak kaca tersebut
4. Setelah tumbuh, Letakkan kotak kaca tersebut dengan posisi yang dimiringkan
salah satu sisinya
5. Setelah akarnya tumbuh, lakukan pengamatan mengenai panjang dan arah tumbuh
akar. Dan Lakukan penelitian setiap senin dan kamis selama 2 minggu
Alat
1) Kotak kaca/pot kaca
2) Busur derajat
3) Mistar
Bahan:
1) Kacang hijau
2) Tanah kebun
3) air
Hidrotropisme
1. Siapkan satu buah kotak kaca
2. Isi kotak kaca tersebut dengan tanah kebun
3. Bagi kotak kaca tersebut menjadi 2 bagian, bagian yang pertama digunakan untuk
tempat penyiraman air dan bagian yang sebelahnya digunakan untuk tempat
peletakan kacang hijau
4. Letakkan kacang hijau yang telah putus masa dormansinya di bagian atas tanah
yang tidak disiram air
5. Letakkan kotak kaca tersebut di ruangan
6. Setelah akarnya tumbuh, lakukan pengamatan mengenai panjang akar dan arah
tumbuh akar dan Lakukan penelitian setiap senin dan kamis selama 2 minggu
BAB IV: HASIL PENGAMATAN DAN PEMBAHASAN
A. Hasil Pengamatan
Table 1 Geotropisme
Mingg
u ke-Pengamatan ke- Panjang akar Keterangan
11 (sebelum pot miring) 2 cm Normal Kebawah
2 (setelah pot miring) 5 cm Kebawah melawan kemiringan
23 (setelah pot miring) 13 cm Kebawah melawan kemiringan
4 (setelah pot miring) 17,8 cm Kebawah melawan kemiringan
Table 2 Hidrotropisme
Mingg
u ke-Pengamatan ke- Panjang akar Keterangan
11 3 cm Belum berbelok ke arah air
2 7 cm Berbelok 6 derajat ke arah air
23 7,8 cm Berbelok 6,5 derajat ke arah air
4 18 cm Berbelok 6,9 derajat ke arah air
Table 3 Fototropisme
Mingg
u ke-Pengamatan ke- Panjang batang Keterangan
11 3,7 cm belum terjdi perubahan
2 7,8 cm Terjdi kemiringan batang 23 derajat
23 10 cm Terjdi kemiringan batang 25 derajat
4 10,43 cm Terjdi kemiringan batang 39 derajat
B. Pembahasan
Pada percobaan pertama kami melakukan pengamatan pada tanaman kecambah selama 2
minggu dengan pengamatan 1 minggu 2 kali pengamatan akar, di peroleh hasil sebagai berikut:
minggu pertama pada pengamatan pertama akar tumbuh sepanjang 2 cm dengan pertumbuhan
akar normal mengarah ke bawah, data ini di peroleh ketika pot kaca belum di miringkan,
sedangkan pada pengamatan ke dua, setelah pot di miringkan pertambahan panjang akar menjadi
5 cm dengan akar yang mula-mula miring membelok ke bawah melawan kemiringan menuju
pusat bumi. Di minggu ke dua, pada pengamatan ketiga dan pengamatan ke empat akar masih
mengalami pertambahan panjang dan arah tumbuh akar masih menuju arah pusat bumi dengan
pertambahan panjang di pengamatan tiga = 13 cm dan pengamatan empat = 17,8 cm hal ini
sesuai dengan teori yang menyatakan adanya gerak geotropism pada tumbuhan. Geotropism
yaitu gerak yang menuju ke pusat bumi; gerak ini dilakukan oleh akar. Gerak ujung akar kepala
itu kita sebut sebagai dia-geotropik atau transfersal-geotropik (Dwijoseputro 1984). Geotropi
adalah gerak akar krena adanya gaya tarik grfitasi bumi (Prawiroharjo, S. 1991).
Pada pengamatan ke dua dilakukan pada kecambah selama dua minggu dengan perlakuan
tanah di beri air sebagian dan di peroleh hasil pada minggu pertama di pengamatan pertama akar
tumbuh sepanjang 3 cm dengan pertumbuhan akar normal mengarah ke bawah belum menuju
air, hal ini terjadi karena gerak arah tumbuh akar masih dipengaruhi oleh gravitasi bumi,
sedangkan pada pengamatan ke dua, pertambahan panjang akar menjadi 7 cm dengan akar yang
mula-mula mengarah ke bawah telah mulai berbelok menuju tanah yang basah (air) dengan sudut
kemiringan 60 menuju pusat tanah mengandung air, dan di minggu ke dua, pada pengamatan
ketiga dan pengamatan ke empat akar masih mengalami pertambahan panjang dan arah tumbuh
akar masih menuju arah pusat air dengan pertambahan panjang di pengamatan tiga = 7,8 cm
dengan kemiringan pertumbuhan akar 6,50 dan pengamatan empat = 18 cm dengan kemiringan
sudut pertumbuhan akar 6,90, hal ini sesuai dengan teori yang menyatakan adanya gerak
hidrotropisme pada tanaman, Gerak hidrotropisme adalah: gerak bagian tubuh tumbuhan ke arah
lingkungan yang lembab atau karena rangsang air. Arah gerak pertumbuhan akar menuju lapisan
tanah yang cukup air juga merupakan contoh gerak ini.
Pada pengamatan dengan perlakuan kecambah yang memiliki perbedaan cahaya yang
berneda gelap dan terang, di peroleh hasil pertumbuhan kecambah paada minggu pertama di
pengamatan pertama batang tumbuh sepanjang 3,7 cm dengan pertumbuhan batang normal,
batang tumbuh tegak ke atas, hal ini terjadi karena belum adanya reaksi hormone auksin
(IAA) terhadap cahaya pada pucuk kecambah, sehingga batang masih tegak lurus. sedangkan
pada pengamatan ke dua, pertambahan panjang akar menjadi 7,8 cm dengan batang yang
mula-mula tegak lurus, mulai membengkok menuju sumber cahaya dengan sudut kemiringan
230 menuju pusat cahaya, dan di minggu ke dua, pada pengamatan ke tiga dan pengamatan ke
empat batang masih mengalami pertambahan panjang dan arah tumbuh batang masih menuju
pusat cahaya dengan pertambahan panjang di pengamatan tiga = 10 cm dengan kemiringan
pertumbuhan batang 250 dan pengamatan empat = 10,43 cm dengan kemiringan sudut
pertumbuhan batang 3,90, hal ini sesuai dengan teori yang menyatakan adanya gerak
fototropisme pada tanaman. Fototropisme adalah gerak tumbuh batang kearah matahari
(Prawirohartono, S. 1991). Teori Cholodniy-Went tentang fototropisme menetapkan bahwa
penyinaran sefihak merangsang penyebaran yang berbeda (diferensial) IAA dalam batang.
Sisi batang yang disinari mengandung IAA lebih rendah dari pada sel-sel yang disinari,
sehinggabatang akan membengkok kearah sumber cahaya. (Heddy, S. 1986).
BAB V : PENUTUP
A. Kesimpulan
Tumbuhan mengalami pergerakan yang pasif, gerak pada tumbuhan dapat terjadi karena
beberapa factor, di antaranya gaya gravitasi, air/ kelembaban tanah dan cahaya matahari.
Geotropism merupakan gerak yang menuju ke pusat bumi; gerak ini dilakukan oleh akar.
Gerak ujung akar kepala itu kita sebut sebagai dia-geotropik atau transfersal-geotropik,
Gerak hidrotropisme merupakan gerak bagian tubuh tumbuhan ke arah lingkungan yang
lembab atau karena rangsang air.
Fototropisme merupakan gerak tumbuh batang kearah matahari
B. Saran
Lakukan pengukuran dengan teliti agar hasil yang di dapat akurat dan tepat
Perawatan kecambah sangat perlu dilakukan pada percobaan ini, jadi lakukan perawatan saat
setelah pengamatan selesai
Praktikan haru tepat waktu saat mengamati, jangan sampai telat berhari-hari
DAFTAR PUSTAKA
Darmawan dan Baharsjah. 1983. Pengantar Fisiologi Tumbuhan . Jakarta : PT Gramedia
Devlin, Robert M. 1975. Plant Physiology Third Edition. New York : D. Van Nostrand.
Dwijoseputro, W. 1984. Pengantar Fisiologi Tumbuhan. Jakarta : PT. Gramedia.
Ellis, Nihayati. 1986. Anatomi Tumbuhan. Jakarta : Rajawali Press,
Heddy, Suwasono. 1986. Hormon tumbuhan. Jakarta: CV Rajawali.
Kimball, John. W. 1992. Biologi Umum. Jakarta : Erlangga,
Lakitan, Benyamin. 2007. Dasar-Dasar Fisiologi Tumbuhan. Jakarta : PT. Raja Grafindo
Persada.
Noggle, Ray, R dan Fritzs, J. George. 1979. Introductor Plant Physiology. New Delhi : Mall of
India Private Ilmited.
Prawirohartono, S. dkk. 1991. Biologi. Jakarta : Erlangga..
Salisbury, F. B dan Ross, C. W. 1995. Fisiologi Tumbuhan Jilid I. Bandung : ITB.
Santoso. 2004. Fisiologi Tumbuhan. Bengkulu : Universitas Muhammadiyah Bengkulu.
Lampiran
Foto percobaan