gambaran tentang sanitasi rumah di dusun · pdf filehasil observasi didapatkan penggunaan ......

7
GAMBARAN TENTANG SANITASI RUMAH DI DUSUN KEBONSARI KELURAHAN KACANGAN Puji Lestari 1 , Happy Indri Hapsari 2 , Joko Kismanto 2 1. Mahasiswa Prodi S-1 Keperawatan 2. Dosen STIKes Kusuma Husada Surakarta ABSTRAK Kondisi rumah dan lingkungan yang tidak memenuhi syarat kesehatan merupakan faktor resiko penularan berbagai penyakit, khususnya penyakit berbasis lingkungan. Kondisi rumah yang baik sangat penting untuk mewujudkan masyarakat yang sehat. Ruang lingkup sanitasi dalam laporan Riskesdas (2013) meliputi penggunaan fasilitas BAB, jenis tempat BAB, tempat pembuangan akhir tinja, jenis tempat penampungan air limbah, jenis tempat penampungan sampah, dan cara pengelolaan sampah. Jenis penelitian ini yang digunakan adalah diskriptif kuantitatif. Populasi dalam penelitian ini adalah rumah yang berada di Dukuh Kebonsari Desa Kacangan yang berjumlah 55 rumah bulan Januari - Juni 2015. Cara pengambilan sample dilakukan secara Total Sampling, dengan memperhatikan kriteria inklusi dan eksklusi sehingga didapatkan 55 responden. Sebanyak 100% penduduk menggunakan air sumur dangkal, kualitas air secara fisik 100% tidak berbau, tidak berasa dan tidak berwarna, jamban dengan leher angsa adalah sebesar 96%, cara pembuangan tinja 96% dengan septic tank, jarak septic tank dengan sumber air 96% ≥10m, 90% penduduk Dukuh Kebonsari menggunakan irigasi berupa selokan air yang langsung meresap ketanah, 100% cara pembuangan sampah dengan dibakar, dan tehnik pembuangan sampah 100% dengan ditimbun, pengolahan sampah 94% dibakar. Hasil penelitian dapat dideskripsikan bahwa dari lima komponen syarat sanitasi rumah sehat sebagian besar responden mempunyai lingkungan yang mendukung tentang sanitasi kesehatan rumah. Kata Kunci : Sanitasi rumah Daftar Pustaka : 37 (2000-2013) ABSTRACT The dirty condition of house and environment is the transmission risk factor of various diseases, particularly the environment-based diseases. A good condition of house is important to establish a healthy community. According to Basic Health Research’s report in 2013, the scope of sanitation included the use of bowel movement facility, types of bowel movement location, final disposal locations of feces, types and locations of waste water reservoir, types and locations of waste disposal and method of waste management. The research used the descriptive quantitative method. The population of research was 55 houses in Kebonsari Sub-village, Kacangan Village. The research was conducted from January to June 2015. The samples of research were 55 respondents. They were taken by using the total sampling technique The result shows that all of the residents (100% ) used the water of shallow well, physically the water was odorless, tasteless and colorless, 96% of latrines used the goose neck- shaped ones, 96% of method of feces disposal used septic-tank, 96% of the distance of septic-tank and water source was greater than or equal to 10m, 90% of the residents used the irrigation in the

Upload: trannga

Post on 22-Feb-2018

222 views

Category:

Documents


4 download

TRANSCRIPT

Page 1: GAMBARAN TENTANG SANITASI RUMAH DI DUSUN · PDF fileHasil observasi didapatkan penggunaan ... Tabel 5.1. Gambaran sarana pengolahan sampah di Dusun Kebonsari Desa Kacangan No Komponen

GAMBARAN TENTANG SANITASI RUMAH DI DUSUN KEBONSARI

KELURAHAN KACANGAN

Puji Lestari

1, Happy Indri Hapsari

2, Joko Kismanto

2

1. Mahasiswa Prodi S-1 Keperawatan

2. Dosen STIKes Kusuma Husada Surakarta

ABSTRAK

Kondisi rumah dan lingkungan yang tidak memenuhi syarat kesehatan merupakan faktor

resiko penularan berbagai penyakit, khususnya penyakit berbasis lingkungan. Kondisi rumah yang

baik sangat penting untuk mewujudkan masyarakat yang sehat. Ruang lingkup sanitasi dalam

laporan Riskesdas (2013) meliputi penggunaan fasilitas BAB, jenis tempat BAB, tempat

pembuangan akhir tinja, jenis tempat penampungan air limbah, jenis tempat penampungan

sampah, dan cara pengelolaan sampah.

Jenis penelitian ini yang digunakan adalah diskriptif kuantitatif. Populasi dalam penelitian

ini adalah rumah yang berada di Dukuh Kebonsari Desa Kacangan yang berjumlah 55 rumah

bulan Januari - Juni 2015. Cara pengambilan sample dilakukan secara Total Sampling, dengan

memperhatikan kriteria inklusi dan eksklusi sehingga didapatkan 55 responden.

Sebanyak 100% penduduk menggunakan air sumur dangkal, kualitas air secara fisik

100% tidak berbau, tidak berasa dan tidak berwarna, jamban dengan leher angsa adalah sebesar

96%, cara pembuangan tinja 96% dengan septic tank, jarak septic tank dengan sumber air 96%

≥10m, 90% penduduk Dukuh Kebonsari menggunakan irigasi berupa selokan air yang langsung

meresap ketanah, 100% cara pembuangan sampah dengan dibakar, dan tehnik pembuangan

sampah 100% dengan ditimbun, pengolahan sampah 94% dibakar.

Hasil penelitian dapat dideskripsikan bahwa dari lima komponen syarat sanitasi rumah

sehat sebagian besar responden mempunyai lingkungan yang mendukung tentang sanitasi

kesehatan rumah.

Kata Kunci : Sanitasi rumah

Daftar Pustaka : 37 (2000-2013)

ABSTRACT

The dirty condition of house and environment is the transmission risk factor of

various diseases, particularly the environment-based diseases. A good condition of house is

important to establish a healthy community. According to Basic Health Research’s report in 2013,

the scope of sanitation included the use of bowel movement facility, types of bowel movement

location, final disposal locations of feces, types and locations of waste water reservoir, types and

locations of waste disposal and method of waste management.

The research used the descriptive quantitative method. The population of research was 55

houses in Kebonsari Sub-village, Kacangan Village. The research was conducted from January to

June 2015. The samples of research were 55 respondents. They were taken by using the total

sampling technique

The result shows that all of the residents (100% ) used the water of shallow well,

physically the water was odorless, tasteless and colorless, 96% of latrines used the goose neck-

shaped ones, 96% of method of feces disposal used septic-tank, 96% of the distance of septic-tank

and water source was greater than or equal to 10m, 90% of the residents used the irrigation in the

Page 2: GAMBARAN TENTANG SANITASI RUMAH DI DUSUN · PDF fileHasil observasi didapatkan penggunaan ... Tabel 5.1. Gambaran sarana pengolahan sampah di Dusun Kebonsari Desa Kacangan No Komponen

form of a ditch directly seeped into the soil, 100% of the residents burnt the garbage as the method

of garbage disposal, 100% of the residents stockpiled the garbage as the technique of garbage

disposal, 94% of the residents burnt the garbage as the garbage management.

Thus, based on the five components of healthy house sanitation requirements, most of the

respondents had a good environment to support the house sanitation.

Keywords: House sanitation

References: 37 (2000-2013)

PENDAHULUAN

kebijakan Indonesia Sehat 2010

menetapkan tiga pilar yaitu lingkungan

sehat, perilaku sehat dan pelayanan

kesehatan bermutu adil dan merata. Kondisi

rumah dan lingkungan yang tidak memenuhi

syarat kesehatan merupakan faktor resiko

penularan berbagai penyakit, khususnya

penyakit berbasis lingkungan. Ruang

lingkup sanitasi dalam laporan Riskesdas

(2013) meliputi penggunaan fasilitas buang

air besar (BAB), jenis tempat BAB, tempat

pembuangan akhir tinja, jenis tempat

penampungan air limbah, jenis tempat

penampungan sampah, dan cara pengelolaan

sampah. Data Profil Dinas Kesehatan

Kabupaten Sragen tahun 2010 jumlah

seluruhnya 238.906 rumah, jumlah yang

diperiksa sebanyak 148.607 rumah dan

rumah yang memenuhi syarat kesehatan

sebanyak 89.718 (Profil DKK Sragen,2010).

Studi pendahuluan yang telah dilakukan

pada tanggal 4 Januari 2015 terhadap empat

rumah di wilayah Dukuh Kebonsari

didapatkan, empat rumah melakukan

pembuangan air limbah di selokan terbuka di

luar rumah tetapi kurang terjaga kebersihan

dan kelancaran salurannya. Perilaku

membuang sampah dilakukan di lahan

kosong dan dibakar. Mengenai perilaku

perilaku BAB, tiga rumah menggunakan

WC leher angsa yang jaraknya dari sumber

air kurang lebih 7 meter dan satu rumah

jarak WC kurang lebih 3 meter. Lingkungan

wilayah Dukuh Kebonsari terdapat enam

rumah yang tidak berpenghuni tidak

berfungsi sebagai tempat tinggal. Sanitasi

disekitar rumah tersebut menjadi tidak

terjaga secara bersih. Hal itu bisa membuat

resiko terbentuknya lingkungan yang tidak

menyehatkan. Tujuan dari penelitian ini

adalah mendiskripsikan gambaran sanitasi

rumah di dukuh Kebonsari kelurahan

Kacangan.

METODE

Jenis penelitian ini adalah kuantitatif

Rancangan penelitian yang digunakan

adalah deskriptif kuantitatif.

Populasi dalam penelitian ini adalah

rumah yang berada di Dukuh Kebonsari

Desa Kacangan yang berjumlah 55 rumah.

Metode pengambilan sampel yang

digunakan pada penelitian ini adalah total

sampling. Penelitian ini menggunakan total

sampling dengan populasi 50 rumah . analisa

data penelitian ini adalah analisis uvariat

yang menghasilkan distribusi frekuensi dan

presentase dari tiap variabel, yaitu sarana air

bersih, jamban dan pembuangan tinja, sarana

pembuangan air limbah, pengolahan air

limbah, sarana pembuangan sampah, dan

metode pengelolaan sampah akhir.

Page 3: GAMBARAN TENTANG SANITASI RUMAH DI DUSUN · PDF fileHasil observasi didapatkan penggunaan ... Tabel 5.1. Gambaran sarana pengolahan sampah di Dusun Kebonsari Desa Kacangan No Komponen

HASIL DAN PEMBAHASAN

Berdasarkan hasil observasi dan wawancara

penelitian terhadap kondisi sanitasi

lingkungan rumah tinggal dari 55 sampel

penelitian di Dusun Kebonsari Desa

Kacangan didapat hasil sebagai berikut:

1. Sarana Air Bersih

Tabel 1.1. Gambaran sarana air bersih di Dukuh Kebonsari Desa Kacangan

No Komponen f Persentase (%)

1 Sarana Air Bersih

a. Sarana air bersih dirumah

a. PAM - -

b. Sumur Dangkal 55 100

c. Sumur Dalam - -

b. Kualitas air secara fisik

a. berbau - -

b. berasa - -

c. berwarna - -

d. tidak ada salah satu diatas 55 100

Tabel diatas dapat disimpulkan bahwa

100% penduduk menggunakan air sumur

dangkal dan kualitas air 100% tidak berbau,

tidak berasa dan tidak berwarna. Air tanah

dangkal terjadi karena daya proses

peresapan air permukaan tanah, lumpur akan

tertahan demikian pula dengan sebagian

bakteri, sehingga air tanah akan jernih. Air

tanah dangkal akan terdapat pada kedalaman

15 meter. Air tanah dangkal ini bisa

dimanfaatkan sebagai sumber air minum

melalui sumur-sumur dangkal.

2. Jamban Dan Pembuangan Tinja

Tabel 2.1. Gambaran Jamban dan pembuangan tinja di Dusun Kebonsari desa Kacangan

No Komponen f Persentase (%)

2 Jamban dan pembuangan tinja

1. Model tempat pembuangan

a. Leher angsa 53 96

b. Cemplung 2 4

2. Cara pembuangan tinja

a. Di atas tanah - -

b. Lubang gali - -

c. Kakus air 2 4

d. Septictank 53 96

3. Jarak septictank dg sumber air

a. <10m 2 4

b. ≥10m 52 96

Hasil observasi didapatkan penggunaan

jamban dengan leher angsa adalah sebesar

96 % dan pemakain septik tank 96%.

Sedangkan jarak sumur dengan septik tank

standar kesehatan ≥10m 96%.

Sebagian besar jarak septik tank dengan

sumber air sudah memenuhi syarat

kesehatan yaitu sebanyak 96 % jaraknya

≥10m, bahkan ada yang berjarak 13 m.

Tetapi terdapat 2 rumah yang mempunyai

jarak antara septik tank dengan sumur 7m

dan 6 m, hal ini dikarenakan luas tanah yang

ditempati kurang dari 10m2, sehingga tidak

memungkinkan untuk membuat tempat

Page 4: GAMBARAN TENTANG SANITASI RUMAH DI DUSUN · PDF fileHasil observasi didapatkan penggunaan ... Tabel 5.1. Gambaran sarana pengolahan sampah di Dusun Kebonsari Desa Kacangan No Komponen

penampungan sesuai dengan syarat

kesehatan.

3. Sarana Pembuangan Air Limbah

Tabel 3.1. Gambaran sarana pembuangan air limbah di Dusun kebonsari Desa Kacangan

No Komponen f Persentase (%)

3 Sarana pembuangan air limbah

a. pengenceran - -

b. kolam oksidasi - -

c. irigasi 50 90

d. lainnya 5 10

Hasil observasi menunjukkan sebagian

besar(90%) penduduk Dukuh Kebonsari

menggunakan irigasi berupa selokan air

yang langsung meresap ketanah sebagai

jalan pembuangan air limbahnya. Kondisi

saluran pembuangan air limbah rumah

responden di kawasan Dukuh Kebonsari

dialirkan ke selokan terbuka yang bermuara

ke gorong-gorong. Selokan lingkungan di

wilayah Kebonsari Desa Kacangan tidak

dibuat permanen. Air limbah yang dibuang

jika sampai ke selokan langsung terserap

tanah.

4. Sarana Pembuangan Sampah

Tabel 4.1. Gambaran sarana pembuangan sampah di Dusun Kebonsari Desa Kacangan

No Komponen f Persentase (%)

4 Sarana pembuangan sampah

1. Cara pembuangan sampah

a. Ditumpuk - -

b. Dibakar 55 100

c. Dibuang di sungai - -

2. Tehnik pembuangan sampah

a. Ditimbun 55 100

b. Disimpan - -

c. Dikumpulkan, diolah dan

dimanfaatkan

- -

d. Diangkat - -

Cara pembuangan sampah 100% dilakukan

dengan cara di bakar. Teknik pembuangan

sampahnya 100% ditimbun dilubang galian

untuk selanjutnya dilakukan pembakaran.

Hasil observasi menunjukkan, kebiasaan

membuang sampah di Dukuh Kebonsari

dengan cara dibuang di lubang sampah dekat

rumah untuk kemudian dilakukan

pembakaran secara terbuka.

Dari hasil observasi dan wawancara

dengan penduduk dusun Kebonsari, tehnik

pembuangan sampah 100% dengan cara

ditimbun dan 6% diantaranya melakukan

penimbunan sampah yang kemudian

digunakan sebagai kompos.

Page 5: GAMBARAN TENTANG SANITASI RUMAH DI DUSUN · PDF fileHasil observasi didapatkan penggunaan ... Tabel 5.1. Gambaran sarana pengolahan sampah di Dusun Kebonsari Desa Kacangan No Komponen

5. Metode Pengolahan Sampah

Tabel 5.1. Gambaran sarana pengolahan sampah di Dusun Kebonsari Desa Kacangan

No Komponen f Persentase (%)

5 Metode pengolahan sampah

1. Yang memuaskan

a. Lahan uruk saniter - -

b. Dibakar 52 94

c. Composting 3 6

2. Yang tidak memuaskan

a. Dibuka terbuka 3 6

b. Dibuang kedalam air - -

c. Dibakar 52 94

Hasil tabel didapatkan pengolahan

sampah 94% dibakar. Penduduk belum

pernah melakukan pengolahan sampah untuk

bisa digunakan lagi secara benar. Ada 6%

responden membuang sampah di lahan

galian terbuka untuk kemudian dijadikan

kompos. Pengolahan sampah penduduk

Dusun Kebonsari yang tidak memuaskan

adalah 10% dengan dibuang terbuka (open

dumping). Open dumping atau pembuangan

terbuka merupakan cara pembuangan

sederhana dimana sampah hanya

dihamparkan pada suatu lokasi, dibiarkan

terbuka tampa pengamanan dan ditinggalkan

setelah lokasi tersebut penuh.

SIMPULAN

Sarana air bersih penduduk dusun Kebonsari

100% bersumber dari sumur dangkal.

Kualitas fisik dari air bersih sumur dangkal

dusun Kebonsari 100% tidak berbau, tidak

berasa dan tidak berwarna. Model tempat

pembuangan tinja penduduk dusun

Kebonsari 96% dengan model leher angsa,

sedangkan 4% menggunakan model

cemplung. Cara pembuangan tinja penduduk

dusun Kebonsari 96% dengan septic tank

dan 4% dengan kakus air. Jarak septic tank

dengan sumber air yang dimiliki penduduk

dusun Kebonsari 96% ≥10m dan ada 4%

yang jaraknya ≤10m. Sarana pembuangan

air limbah penduduk dusun Kebonsari 90%

dengan irigasi dam 10% dibiarkan tergenang

tak beraturan di belakang rumah. Cara

pembuangan sampah penduduk dusun

Kebonsari 100% dengan dibakar. Teknik

pembuangan sampah penduduk dusun

Kebonsari 100% dengan cara ditimbun.

Metode pengolahan sampah penduduk dusun

Kebonsari dengan cara memuaskan 94%

dengan dibakar dan 6% dengan composting,

sedangkan yang tidak memuaskan 90%

dengan dibakar dan 10% dibiarkan terbuka.

DAFTAR PUSTAKA

Arikunto, Suharsimi, Prosedur Penelitian

Suatu Pendekatan Praktik, (Jakarta:

PT Rineka Cipta, 2010), hlm. 172.

Azwar, Syaifudin. 2005. Sikap Manusia

Teori dan Pengukurannya. Yogyakarta.

Pustaka Pelajar

Achmadi, Umar, Fahmi. 2005. Manajemen

Penyakit Berbasis Wilayah, Buku

Kompas, Jakarta.

Atikah Proverawati dan Eni Rahmawati,

2012, Perilaku Hidup Bersih & Sehat

(PHBS), Yogyakarta: Nuha Medika

Page 6: GAMBARAN TENTANG SANITASI RUMAH DI DUSUN · PDF fileHasil observasi didapatkan penggunaan ... Tabel 5.1. Gambaran sarana pengolahan sampah di Dusun Kebonsari Desa Kacangan No Komponen

Chandra, Budiman. 2007. Pengantar

Kesehatan Lingkungan. Jakarta:

Penerbit Buku Kedokteran EGC

DKK Sragen. 2010. Profil Dinas Kabupaten

Sragen Tahun 2010. DKK. Sragen.

File:///1:datainternetTBC/rumahse

hatdalamlingkunganyangsehat.html

(Diakses tanggal 2 Oktober 2011)

Departemen Kesehatan RI. Profil Kesehatan

Indonesia. (Jakarta : 2012)

Departemen Kesehatan. 2010. Laporan Riset

Kesehatan Dasar (Riskesdas) 2013

Bidang Biomedis. Jakarta: Badan

Litbangkes, Depkes RI, 2013

Depkes RI. 2010. Peraturan Menteri

Kesehatan Republik Indonesia No. 492

tentang Persyaratan Kualitas Air

Minum. Jakarta

DIMSUM Indonesia.2008.Water and

Sanitation:Tangki Septik. Surabaya.

Institut Teknologi Sepuluh

November.

http://www.dimsum.its.ac/id/id/?pa

ge_id=88(6 Oktober 2011)

Entjang, Indan. 2000. Ilmu Kesehatan

Masyarakat. PT. Citra Aditya Bakti.

Bandung

Esti, Haryanto Sahar. 2000 Buku Panduan

Air dan Sanitasi, Pusat Informasi

Wanita dalam Pembangunan PDII-

LIPI bekerjasama dengan Swiss

Development Cooperation, Jakarta

Hindarto, Probo. 2007.Inspirasi Rumah

Sehat di Perkotaan. Yogyakarta.

Andi Offset

Kusnoputranto, Haryoto. 2000. Kesehatan

Lingkungan. Gramedia Pustaka Utama..

Jakarta

Lexy J.Moleong, Metodologi Penelitian

Kualitatif Edisi Revisi, (Bandung,:

Remaja Rosdakarya,2009) hlm. 9

Munif, Arifin. Rumah Sehat. (Lumajang :

2009). Diakses 07 maret 2014 ;

http//www.inspeksisanitasi.blogspot

.com

Nusa Putra dan Ninin Dwilestari,

“Penelitian Kualitatif ; Pendidikan

Anak Usia Dini”,(Jakarta :

Rajagrafindo Persada, 2012), hlm.

87

Notoatmodjo, Soekidjo.2007. Ilmu

Kesehatan Masyarakat ; Prinsip-

prinsip Dasar. Jakarta : Rineka

Cipta

-------------------------------. 2007. Pengantar

Pendidikan Kesehatan dan Perilaku

Kesehatan. Yogyakarta. Rineka Cipta

Notoatmodjo, S. (2007a). Kesehatan

masyarakat ilmu dan seni. Jakarta:

Rineka Cipta.

---------------------- (2007b). Promosi

kesehatan dan ilmu perilaku.

Jakarta: Rineka Cipta

Rahmawati, E & Proverawati, A., 2012.

Perilaku Hidup Bersih & Sehat (PHBS).

Nuha Medika Yogyakarta

Slamet, J. 2004. Kesehatan Lingkungan.

Gajah Mada University Press. Yogyakarta.

_______. 2009. Kesehatan Masyarakat Ilmu

dan Seni. PT. Rineka Cipta. Jakarta.

Sugiyono, Metode Penelitian Pendidikan

(Pendeketan Kuantitatif, Kualitatif,

dan R&D), (Bandung : Alfabeta,

2009), cet. IX, hlm. 329

Soeparman & Suparmin. 2004. Pembuangan

Tinja & Limbah Cair: Suatu

Pengantar.Jakarta: Penerbit Buku

Kedokteran EGC

Sastra, S.,Marlina,E.2005. Perencanaan

Dan Pengembangan Perumahan;

Sebuah Konsep, Pedoman Dan

Strategi Perencanaan Dan

pengembangan Perumahan.

Yogyakarta: penerbit ANDI

Standar Nasional Indonesia Nomor SNI-19-

2454-2002 tentang Tata Cara

Teknik Operasional Pengelolaan

Sampah Perkotaan, Badan Standar

Nasional (BSN).

Setiadi. 2007. Konsep Dan Penulisan Riset

Keperawatan. Yogyakarta : Graha

Ilmu.

Soedjadi, K. 2003. Upaya Sanitasi

Lingkungan di Pondok Pesantren Ali

Maksum

Almunawir dan Pandanaran Dalam

Penanggulangan Penyakit

Skabies.Jurnal Kesehatan

Lingkungan. Surabaya

Sutrisno, Totok C, dkk. 2004. Teknologi

Penyediaan Air Bersih. Penerbit Rineka

Cipta. Jakarta

Wulandari, S. 2012. Hubungan Lingkungan

Fisik Rumah Dengan Kejadian

Tuberkulosis Paru. Jurnal

Page 7: GAMBARAN TENTANG SANITASI RUMAH DI DUSUN · PDF fileHasil observasi didapatkan penggunaan ... Tabel 5.1. Gambaran sarana pengolahan sampah di Dusun Kebonsari Desa Kacangan No Komponen

Kesehatan Masyarakat Universitas

Negeri Semarang

Wahid dan Nurul C. (2009). Ilmu Kesehatan

Masyarakat Teori dan Aplikasi.

Salemba

Yuwono, B. (2009). Memantau

Pembangunan Perkotaan dengan

RPIJ M. Cipta Karya