execsum lengkap-2 nma bersih [1] yw nma191011 2 -hr 211011 · dalam meningkatkan dan mempertahankan...
TRANSCRIPT
Republik Indonesia
Ringkasan Eksekutif
EVALUASI SATU TAHUN PELAKSANAAN
RPJMN 2010-2014
Kementerian Perencanaan Pembangunan Nasional/
Badan Perencanaan Pembangunan Nasional
2011
Ringkasan Eksekutif Evaluasi Satu Tahun Pelaksanaan RPJMN 2010-2014
ii
MENTERI PERENCANAAN PEMBANGUNAN NASIONAL/
KEPALA BADAN PERENCANAAN PEMBANGUNAN NASIONAL
KATA PENGANTAR
Assalamu’alaikum warahmatullahi wabarakatuh,
Salam sejahtera untuk semua,
Rencana Pembangunan Jangka Menengah Nasional (RPJMN)
2010–2014 sebagaimana telah ditetapkan melalui Peraturan
Presiden RI Nomor 5 Tahun 2010 merupakan penjabaran dari
Visi, Misi, dan Program Presiden dan Wakil Presiden terpilih
yang berpedoman pada Rencana Pembangunan Jangka
Panjang Nasional (RPJPN) 2005–2025. RPJMN 2010–2014
adalah RPJMN ke-2 dari 4 RPJMN yang diamanatkan dalam
RPJPN 2005–2025.
Tahun 2011 ini, pelaksanaan RPJMN 2010–2014 telah memasuki tahun kedua, yang
artinya pembangunan tahun pertama (2010) telah diselesaikan. Berbagai capaian
pelaksanaan pembangunan di tahun 2010 merupakan capaian prioritas nasional dan
prioritas bidang pembangunan lainnya sesuai amanat RPJMN 2010–2014.
Undang-Undang Nomor 25 Tahun 2004 tentang Sistem Perencanaan Pembangunan
Nasional yang lebih lanjut dijabarkan dalam Peraturan Pemerintah Republik
Indonesia Nomor 39 Tahun 2006 tentang Tata Cara Pengendalian dan Evaluasi
Pelaksanaan Rencana Pembangunan, mengamanatkan bahwa Bappenas
mengemban kewajiban untuk melakukan evaluasi terhadap pelaksanaan RPJMN.
Disamping itu, untuk menjaga ketercapaian prioritas pembangunan nasional di tahun
2014 maka evaluasi setiap tahun pelaksanaan RPJMN 2010–2014 perlu dilakukan,
termasuk pelaksanaan tahun 2010. Hal ini selain bermanfaat sebagai laporan hasil
kerja Pemerintah selama tahun 2010, juga dapat digunakan sebagai bahan
pertimbangan dan masukan dalam perencanaan dan penyusunan kebijakan
pembangunan pada tahun berikutnya.
Dari pencermatan yang dilakukan selama satu tahun terhadap pelaksanaan RPJMN
2010–2014, secara umum dapat disimpulkan bahwa pelaksanaannya telah berjalan
dengan baik dan menunjukkan kemajuan yang cukup berarti bagi pembangunan
Indonesia. Pelaksanaan prioritas pembangunan nasional cukup baik, terlihat dari
capaian-capaian prioritas pembangunan nasional yang mendukung percepatan
Ringkasan Eksekutif Evaluasi Satu Tahun Pelaksanaan RPJMN 2010-2014
iii
pembangunan infrastruktur fisik yang antara lain ditandai dengan terlaksananya
pembangunan infrastruktur dan pembangunan pertanian sesuai dengan target yang
direncanakan.
Sementara itu, capaian pelaksanaan prioritas pembangunan nasional yang
mendukung perbaikan infrastruktur lunak tercermin antara lain dari semakin
meningkatnya Angka Indeks Korupsi di Indonesia dan semakin tertatanya regulasi
yang harus diikuti oleh para investor dan pengusaha. Untuk capaian prioritas
pembangunan nasional yang mendukung penguatan infrastruktur sosial terlihat
antara lain dari semakin meningkatnya taraf pendidikan dan taraf kesehatan
masyarakat, serta semakin menurunnya angka kemiskinan di Indonesia. Sedangkan
capaian prioritas pembangunan nasional yang merupakan upaya pembangunan
kreativitas ditandai dengan semakin berkembangnya kebhinekaan budaya, karya
seni, dan ilmu serta apresiasinya.
Akhirnya, upaya dan kerja keras yang telah dilakukan pada awal palaksanaan RPJMN
2010–2014 dalam rangka mewujudkan prioritas pembangunan nasional telah
memberikan hasil yang sepadan. Namun demikian, kerja keras tetap harus terus
dilakukan agar hasil yang telah tercapai sesuai target dapat terus ditingkatkan hingga
akhir tahun 2014. Sedangkan untuk pelaksanaan pembangunan yang capaiannya
masih belum sesuai dengan rencana, memerlukan upaya lebih keras lagi sehingga
pada tahun-tahun berikutnya dapat memberikan hasil yang lebih baik dan target
prioritas pembangunan nasional dapat dicapai pada tahun 2014. Terima kasih.
Wassalamu’alaikum Warahmatullahi Wabarakatuh,
Jakarta, September 2011
Menteri Perencanaan Pembangunan Nasional/
Kepala Bappenas
Armida S. Alisjahbana
Ringkasan Eksekutif Evaluasi Satu Tahun Pelaksanaan RPJMN 2010-2014
iv
DAFTAR ISI
Halaman Judul ....................................................................................................... i
Kata Pengantar ...................................................................................................... ii
Daftar Isi ................................................................................................................ iv
Ringkasan Eksekutif Evaluasi Satu Tahun Pelaksanaan RPJMN 2010-2014 ................ 1
Prioritas Nasional 1: Reformasi Birokrasi dan Tata Kelola ................................... 1
Prioritas Nasional 2: Pendidikan .......................................................................... 2
Prioritas Nasional 3: Kesehatan ........................................................................... 4
Prioritas Nasional 4: Penanggulangan Kemiskinan .............................................. 5
Prioritas Nasional 5: Ketahanan Pangan .............................................................. 6
Prioritas Nasional 6: Infrastruktur ........................................................................ 7
Prioritas Nasional 7: Iklim Investasi dan Iklim Usaha ........................................... 9
Prioritas Nasional 8: Energi .................................................................................. 10
Prioritas Nasional 9: Lingkungan Hidup dan Pengelolaan Bencana .................... 10
Prioritas Nasional 10: Daerah Tertinggal, Terdepan, Terluar, dan Pascakonflik ... 11
Prioritas Nasional 11: Kebudayaan, Kreativitas, dan Inovasi Teknologi ................ 12
Prioritas Lainnya Bidang Politik, Hukum, dan Keamanan ...................................... 12
Prioritas Lainnya Bidang Perekonomian ................................................................ 14
Prioritas Lainnya Bidang Kesejahteraan Rakyat .................................................... 15
Tabel Capaian Satu Tahun Pelaksanaan RPJMN 2010-2014 ........................................ 17
Prioritas Nasional 1:Reformasi Birokrasi dan Tata Kelola ..................................... 19
Prioritas Nasional 2: Pendidikan ........................................................................... 23
Prioritas Nasional 3: Kesehatan ............................................................................. 26
Prioritas Nasional 4: Penanggulangan Kemiskinan ............................................... 28
Prioritas Nasional 5: Ketahanan Pangan ............................................................... 34
Prioritas Nasional 6: Infrastruktur ......................................................................... 40
Prioritas Nasional 7: Iklim Investasi dan Iklim Usaha ............................................ 44
Prioritas Nasional 8: Energi ................................................................................... 49
Prioritas Nasional 9: Lingkungan Hidup dan Pengelolaan Bencana ...................... 51
Prioritas Nasional 10: Daerah Tertinggal, Terdepan, Terluar, dan Pascakonflik ... 55
Prioritas Nasional 11: Kebudayaan, Kreativitas, dan Inovasi Teknologi ................ 64
Prioritas Lainnya Bidang Politik, Hukum, dan Keamanan ...................................... 68
Prioritas Lainnya Bidang Perekonomian ................................................................ 77
Prioritas Lainnya Bidang Kesejahteraan Rakyat .................................................... 79
Ringkasan Eksekutif Evaluasi Satu Tahun Pelaksanaan RPJMN 2010-2014
v
Ringkasan Eksekutif
Evaluasi Satu Tahun Pelaksanaan
RPJMN 2010-2014
Ringkasan Eksekutif Evaluasi Satu Tahun Pelaksanaan RPJMN 2010-2014
1
Ringkasan Eksekutif
Evaluasi Satu Tahun Pelaksanaan RPJMN 2010-2014
Satu tahun pelaksanaan RPJMN 2010-2014 telah dilalui. Dengan mengamati capaian
pelaksanaan sasaran prioritas pembangunan nasional pada tahun 2010, secara
umum dapat dikatakan bahwa kegiatan pembangunan masih berjalan sesuai dengan
alur yang diharapkan. Namun beberapa substansi inti perlu diupayakan lebih keras
untuk mencapai sasaran pada akhir pelaksanaan RPJMN 2010–2014.
Prioritas Nasional 1: Reformasi Birokrasi dan Tata Kelola
Capaian penting dalam rangka reformasi birokrasi dan tata kelola adalah sebagai
berikut:
(1) Penetapan Peraturan Presiden Nomor 81 Tahun 2010 tentang Grand Design
Reformasi Birokrasi 2010–2025 dan Peraturan Menteri PAN dan RB Nomor 20 tahun
2010 tentang Road Map Reformasi Birokrasi 2010–2014 untuk memberikan landasan
kuat bagi pelaksanaan reformasi birokrasi. Pada tahun 2010, sebanyak 9
kementerian/lembaga (K/L) telah melaksanakan reformasi birokrasi instansi (RBI),
sehingga saat ini sudah terdapat 14 K/L yang telah melaksanakan RBI. Pelaksanaan
reformasi birokrasi dan tata kelola dilakukan antara lain melalui penataan struktur
kelembagaan instansi pemerintah.
(2) Dalam konteks otonomi daerah, difokuskan pada penghentian/pembatasan
pemekaran wilayah, peningkatan efisiensi dan efektivitas penggunaan dana
perimbangan daerah, dan penyempurnaan pelaksanaan pemilihan kepala daerah.
Dalam upaya membatasi pemekaran wilayah telah disusun rancangan Desain Besar
Penataan Daerah untuk mendukung Peraturan Pemerintah Nomor 78 Tahun 2007
tentang Tata Cara Pembentukan, Penghapusan, dan Penggabungan Daerah.
Selanjutnya, untuk meningkatkan efisiensi dan efektivitas penggunaan dana
perimbangan daerah telah dicapai antara lain 70 persen daerah telah memanfaatkan
Dana Alokasi Khusus (DAK) sesuai petunjuk pelaksanaan (Juklak), 80 persen daerah
telah menyerap DAK sebesar 100 persen, tersusunnya kebijakan/regulasi dana
perimbangan yang dapat diterapkan di daerah, 31 persen daerah memiliki proporsi
belanja langsung lebih besar dari belanja tidak langsung, 23 persen rata-rata belanja
modal yang digunakan terhadap total belanja daerah, 91 persen APBD disahkan
secara tepat waktu, 15 daerah ber-LKPD dengan status wajar tanpa pengecualian
(WTP), serta 63 persen daerah telah melakukan penetapan serta penyampaian
Raperda pertanggungjawaban pelaksanaan APBD yang disahkan secara tepat waktu.
Terkait dengan penyempurnaan pelaksanaan pemilihan kepala daerah, pada tahun
2010 dilakukan penyusunan naskah akademis dan Rancangan Undang-Undang (RUU)
Pemilihan Kepala Daerah.
(3) Penyempurnaan berbagai kebijakan dalam pengelolaan SDM aparatur dengan
capaian telah disusunnya beberapa Rancangan Peraturan Pemerintah (RPP) antara
Ringkasan Eksekutif Evaluasi Satu Tahun Pelaksanaan RPJMN 2010-2014
2
lain RPP tentang Sistem Pengadaan/Rekrutmen dan Seleksi PNS, RPP tentang
Kebutuhan Pegawai, dan RPP tentang Remunerasi dan Tunjangan Kinerja Pegawai
Negeri.
(4) Percepatan harmonisasi dan sinkronisasi peraturan perundang-undangan di
tingkat pusat dan daerah, melalui pelaksanaan inventarisasi dan pengkajian
peraturan daerah sebanyak 3.000 perda.
(5) Peningkatan sinergi antara pusat dan daerah, antara lain melalui peningkatan
jumlah SPM (Standar Pelayanan Minimum) yang ditetapkan dan diterapkan oleh
daerah. Selama tahun 2010, telah ditetapkan 8 SPM baru, sehingga secara
keseluruhan 13 SPM sudah ditetapkan melalui peraturan menteri terkait, dan telah
dilakukan fasilitasi penerapan untuk 5 SPM. Selain itu, pelaksanaan pelayanan
terpadu satu pintu (PTSP) atau one stop service (OSS) semakin membaik dengan
meningkatnya jumlah pemda yang menerapkan PTSP/OSS dari 360 OSS menjadi 394
OSS.
(6) Dalam hal penegakan hukum, peningkatan integritas dan sinergi antar lembaga
penegak hukum menjadi prioritas yang menentukan kualitas penegakan hukum di
Indonesia. Pemantapan integrasi dan integritas penegakan hukum, dilakukan melalui
peningkatan kualitas SDM Kejaksaan dalam penerimaan pegawai, pelaksanaan diklat
penjenjangan serta pendidikan pasca sarjana, disamping penerapan reward and
punishment. Dalam rangka pengawasan terhadap perilaku hakim, peran Komisi
Yudisial semakin meningkat dengan diterimanya 2.915 berkas pengaduan
masyarakat dan 214 berkas telah ditindak lanjuti. Pencegahan korupsi juga
diintensifkan melalui pelaporan Laporan Hasil Kekayaan Pejabat Negara (LHKPN).
Dari 144.557 wajib LHKPN sebanyak 118.340 telah melaporkan dan sebanyak
114.570 telah diumumkan. Di bidang penindakan, pada tahun 2010 Komisi
Pemberantas Korupsi (KPK) telah melakukan penyelidikan terhadap 54 perkara
tindak pidana korupsi, penyidikan terhadap 62 perkara tindak pidana korupsi,
penuntutan terhadap 55 perkara dan eksekusi terhadap 38 keputusan pengadilan
yang telah berkekuatan hukum tetap. Kegiatan koordinasi dan supervisi dilakukan
terhadap beberapa perkara, dan telah berhasil menyelamatkan potensi kerugian
negara mencapai lebih dari Rp500 miliar.
(7) Terkait dengan penyelenggaraan Nomor Induk Kependudukan (NIK), hingga
tahun 2010 telah diterbitkan NIK di 329 kabupaten/kota, sedangkan untuk
pelaksanaan Sistem Informasi dan Administrasi Kependudukan (SIAK) masih dalam
proses persiapan.
Prioritas Nasional 2: Pendidikan
Sampai tahun 2009/2010, upaya pembangunan pendidikan telah berhasil
meningkatkan taraf pendidikan masyarakat Indonesia yang ditandai dengan
meningkatnya rata-rata lama sekolah penduduk usia 15 tahun ke atas yang mencapai
7,7 tahun, menurunnya proporsi buta aksara penduduk usia 15 tahun ke atas
menjadi 5,30 persen, serta meningkatnya angka partisipasi pendidikan pada semua
Ringkasan Eksekutif Evaluasi Satu Tahun Pelaksanaan RPJMN 2010-2014
3
jenjang pendidikan. Angka partisipasi murni (APM) SD/SDLB/MI/Paket A dan APM
SMP/SMPLB/ MTs/Paket B pada tahun 2010 masing-masing adalah 95,41 persen dan
75,64 persen, sedangkan angka partisipasi kasar (APK) SMA/SMK/SMLB/MA/Paket C
adalah 70,53 persen. Sementara itu, APK Perguruan Tinggi (PT) pada tahun 2010
telah mencapai 26,34 persen.
Dalam meningkatkan dan mempertahankan partisipasi masyarakat terhadap
pendidikan, pemerintah telah berupaya menyediakan pendidikan yang semakin
terjangkau melalui penyediaan dana Bantuan Operasional Sekolah (BOS). Pada tahun
2009, disediakan BOS bagi 27.130.968 siswa SD, 9.465.836 siswa SMP, dan 5.946.329
siswa di MI/MTs/Salafiyah Ula/Salafiyah Wustha. Target cakupan program BOS
meningkat pada tahun 2010 menjadi 27.672.820 siswa SD, 9.660.639 siswa SMP, dan
6.794.516 siswa MI/MTs/Salafiyah Ula/Salafiyah Wustha. Pada akhir Desember 2010,
BOS dapat disalurkan kepada 26.630.889 siswa SD dan 9.387.670 siswa SMP serta
6.058.192 siswa MI/MTs/Salafiyah Ula/Salafiyah Wustha.
Dalam hal penyediaan sarana dan prasarana, pemerintah telah berupaya
menyediakan bahan ajar bermutu dan murah serta melengkapi sekolah dengan
sambungan internet yang memuat tentang pendidikan agar siswa dapat mengakses
ilmu pengetahuan seluas-luasnya. Dalam hal penyediaan bahan ajar, Pemerintah
sejak tahun 2009 membeli hak cipta 1.232 judul buku dari 345 jilid buku jenjang
SD/MI, SMP/MTs, SMA/SMK/MA, dan SLB, dan dilanjutkan pada tahun 2010
membeli 305 judul buku dari 57 jilid buku untuk semua jenjang pendidikan.
Dalam rangka meningkatkan metodologi pembelajaran, Pemerintah terus
mendorong pengembangan dan penyempurnaan kurikulum yang memperhatikan
kemampuan sosial, watak, budi pekerti, kecintaan terhadap budaya bahasa
Indonesia melalui penyempurnaan kurikulum di jenjang pendidikan dasar dan
menengah.
Kapasitas pengelolaan juga terus menerus ditingkatkan melalui peningkatan
kapasitas kepala sekolah serta pengembangan kemampuan pengawas. Selanjutnya,
terkait dengan pengetahuan kewirausahaan lulusan, pendidikan kewirausahaan
dilaksanakan di semua jenjang pendidikan dengan memasukkan muatan
kewirausahaan dalam kurikulum yang ada.
Seiring dengan peningkatan input (akses pendidikan) dan proses pembelajaran
(metodologi), Pemerintah juga memberikan perhatian terhadap peningkatan kualitas
pendidikan yang dilakukan melalui peningkatan kapasitas guru dalam mengajar,
penerapan sistem evaluasi kinerja profesional tenaga pengajar, dan perbaikan
distribusi guru.
Pada tingkat pendidikan tinggi, peningkatan kualitas dan daya saing pendidikan
jenjang pendidikan tinggi ditandai dengan jumlah perguruan tinggi yang masuk ke
dalam peringkat 500 terbaik versi lembaga pemeringkat independen internasional.
Sampai tahun 2010, terdapat 8 universitas di Indonesia yang berhasil menembus
peringkat 200 besar di wilayah Asia, yaitu UI, UGM, UNAIR, ITB, IPB, UNDIP, UNS,
dan UNIBRAW.
Ringkasan Eksekutif Evaluasi Satu Tahun Pelaksanaan RPJMN 2010-2014
4
Prioritas Nasional 3: Kesehatan
Status kesehatan dan gizi masyarakat terus menunjukkan kemajuan antara lain
ditandai dengan: (1) meningkatnya umur harapan hidup (UHH) menjadi 70,9 tahun
(2010), (2) menurunnya angka kematian ibu (AKI) menjadi sebesar 228 per 100.000
kelahiran hidup (2007), (3) menurunnya angka kematian bayi (AKB) menjadi sebesar
34 per 1.000 kelahiran hidup (2007), (4) menurunnya prevalensi kekurangan gizi
menjadi sebesar 17,9 persen (2010), dan (5) menurunnya prevalensi anak balita yang
pendek (stunting) menjadi sebesar 35,6 persen (2010).
Dalam rangka peningkatan upaya kesehatan preventif terpadu, pertolongan
persalinan oleh tenaga kesehatan meningkat menjadi 82,2 persen (Riskesdas, 2010).
Kunjungan ibu hamil ke fasilitas pelayanan kesehatan untuk mendapatkan pelayanan
antenatal pada trimester pertama kehamilan (K1) mencapai 72,3 persen, lebih tinggi
dari kunjungan keempat (K4) yaitu sebesar 61,4 persen (Riskesdas, 2010).
Selanjutnya dalam meningkatkan status kesehatan anak, cakupan imunisasi lengkap
anak balita mencapai 53,8 persen (Riskesdas, 2010). Kunjungan ke pelayanan
kesehatan pada saat bayi berumur 6-48 jam (kunjungan neonatal pertama/KN1)
mencapai 71,4 persen (Riskesdas, 2010). Cakupan pelayanan kesehatan bayi
mencapai 84,01 persen dan cakupan pelayanan kesehatan balita mencapai 78,1
persen (Kemkes, 2010).
Rasio puskesmas terhadap penduduk meningkat dari 3,6 per 100.000 penduduk pada
tahun 2007 menjadi 3,78 per 100.000 penduduk pada tahun 2009 (Profil Kesehatan,
2009). Sementara itu, pada tahun 2009, rasio tempat tidur (TT) rumah sakit terhadap
penduduk sebesar 70,74 TT per 100.000 penduduk (Profil Kesehatan, 2009).
Sementara itu, ketersediaan obat dan vaksin di sarana pelayanan kesehatan terus
ditingkatkan dan mencapai 82 persen pada tahun 2010.
Pelaksanaan Jamkesmas telah berhasil mendorong peningkatan cakupan jaminan
pembiayaan/asuransi kesehatan. Seluruh penduduk miskin telah tercakup dalam
skema pembiayaan Jamkesmas dan selanjutnya penerapan asuransi kesehatan akan
diperluas secara bertahap untuk seluruh penduduk. Sampai dengan akhir Desember
tahun 2010, cakupan asuransi kesehatan telah mencapai sekitar 59,07 persen.
Sementara itu, dalam pelaksanaan program KB, angka pemakaian
kontrasepsi/contraceptive prevalence rate (CPR) terus meningkat yang ditandai
dengan meningkatnya jumlah peserta KB, yaitu: (1) meningkatnya pencapaian
jumlah peserta KB baru dari sasaran sebanyak 7,2 juta menjadi sebanyak 8,6 juta.; (2)
meningkatnya pencapaian jumlah peserta KB aktif dari sasaran sebanyak 26,7 juta
menjadi sebanyak 33,7 juta.
Capaian upaya pengendalian penyakit antara lain terlihat dari pengendalian
prevalensi HIV terus diupayakan mencapai kurang dari 0,2 persen (Hasil Estimasi
Prevalensi HIV Kemkes, 2009). Persentase kasus baru tuberkulosis (TB) paru (BTA
positif) yang ditemukan dan yang disembuhkan masing-masing mencapai 74,7
persen dan 86,4 persen, serta angka penemuan kasus malaria (annual parasite
index/API) mencapai 1,96 per 1.000 penduduk (Kemkes 2010). Selanjutnya, pada
Ringkasan Eksekutif Evaluasi Satu Tahun Pelaksanaan RPJMN 2010-2014
5
aspek kesehatan lingkungan, akses penduduk terhadap air minum dan sanitasi layak
masih rendah yaitu sebesar 45,7 persen dan 55,5 persen (Riskesdas, 2010).
Prioritas Nasional 4: Penanggulangan Kemiskinan
Capaian pelaksanaan program penanggulangan kemiskinan didukung oleh
pertumbuhan ekonomi. Pada tahun 2010, pertumbuhan ekonomi mencapai 6,1
persen atau melebihi dari target yang ditetapkan sebesar 5,8 persen. Hal tersebut
berdampak pada penurunan tingkat kemiskinan dari 14,15 persen pada tahun 2009
menjadi 13,33 persen pada tahun 2010. Meskipun secara prosentase menurun, pada
tahun 2010, secara absolut masih terdapat 31,02 juta orang hidup di bawah garis
kemiskinan dan juga terjadi pelambatan penurunan tingkat kemiskinan. Pada tahun
2008 ke 2009 tingkat kemiskinan menurun sebesar 1,27 persen, sedangkan dari
tahun 2009 ke 2010 hanya menurun 0,82 persen.
Program-program bantuan sosial terpadu yang dilaksanakan dengan tujuan
memberikan pemenuhan hak-hak dasar, pengurangan biaya hidup, dan perbaikan
kualitas hidup pada rumah tangga sasaran dan kelompok rentan lainnya telah
terlaksana dengan baik selama tahun 2010. Pelaksanaan Program Keluarga Harapan
(PKH) terus ditingkatkan pada tahun 2010, cakupan PKH telah diperluas di 88
kabupaten/kota di 20 provinsi, dengan jumlah penerima sekitar 772.830 rumah
tangga sangat miskin (RTSM). Namun pencapaian jumlah penerima tersebut di
bawah target RPJMN 2010-2014 yaitu 816.000 RTSM.
Sementara itu, Raskin yang merupakan program nasional bertujuan untuk
mengurangi beban pengeluaran Rumah Tangga Sasaran (RTS) melalui pemenuhan
sebagian kebutuhan pangan pokok dalam bentuk beras. Pada tahun 2010, jumlah
penerima Raskin sebanyak 17,488,007 RTSM. Alokasi Raskin untuk setiap penerima
yaitu 15 kg beras selama 12 bulan, dengan harga tebus beras sebesar Rp1.600 per kg
netto di titik distribusi. Realisasi penyaluran Raskin tahun 2010 (per Februari 2011)
yaitu sebesar 98,67 persen. Dari total pagu Raskin sebanyak 2,97 juta ton beras,
sebanyak 2,93 juta ton beras dapat disalurkan ke penerima. Realisasi penyaluran
Raskin tahun 2010 ini lebih baik jika dibandingkan dengan realisasi Raskin tahun
2009 sebesar 97,74 persen.
Selanjutnya, dalam rangka perlindungan terhadap resiko finansial akibat masalah
kesehatan, pelaksanaan Jamkesmas juga telah berhasil mendorong peningkatan
cakupan jaminan kesehatan. Sampai dengan akhir Desember tahun 2010, persentase
penduduk miskin yang memiliki jaminan kesehatan telah mencapai sekitar 59,07
persen. Realisasi Jamkesmas hingga Desember 2010 sebesar Rp4,2 triliun yang
ditujukan bagi 76,4 juta masyarakat miskin.
Untuk meningkatkan kemampuan masyarakat miskin menyekolahkan anaknya,
Pemerintah menyediakan beasiswa bagi siswa miskin untuk semua jenjang
pendidikan, termasuk menyediakan jalur pendidikan non formal (pendidikan
kesetaraan Paket A setara SD, Paket B setara SMP, dan Paket C setara SMA) untuk
Ringkasan Eksekutif Evaluasi Satu Tahun Pelaksanaan RPJMN 2010-2014
6
menampung anak-anak putus sekolah dan mereka yang tidak dapat mengikuti
jenjang pendidikan formal. Selama tahun 2010 pelaksanaan program beasiswa
miskin untuk tingkat SD sampai perguruan tinggi telah membantu sebanyak 3,7 juta
siswa.
Pelaksanaan program Klaster II, yaitu PNPM Mandiri Perkotaan dan Perdesaan terus
diperluas dan ditingkatkan kualitasnya, agar semakin efektif dalam mewujudkan
pemberdayaan masyarakat terutama masyarakat miskin untuk mengembangkan
potensi dan memperkuat kapasitasnya untuk ikut berpartisipasi dalam
pembangunan. Pada tahun 2010 program ini sudah dilaksanakan sesuai dengan
target yang ditetapkan yaitu pelayanan PNPM Mandiri yang didukung dengan
penyaluran bantuan langsung masyarakat sebesar Rp10,31 triliun yang berasal dari
dana APBN dan APBD. PNPM Mandiri dilaksanakan melalui PNPM Mandiri Perkotaan
dan PNPM Mandiri Perdesaan.
Secara umum pelaksanaan Program Klaster III, yaitu Kredit Usaha Rakyat (KUR)
menunjukkan pencapaian target yang tinggi. Penyaluran KUR untuk UMKM dan
koperasi sejak tahun 2007 sampai dengan akhir tahun 2010 mencapai hampir
Rp34,42 triliun, dan mencakup sekitar 3,81 juta nasabah. Jumlah dana penjaminan
kredit yang disediakan untuk mendukung penyaluran KUR pada tahun 2010 dapat
dipenuhi 100 persen, sehingga pada tahun 2010 KUR dapat disalurkan sebesar
Rp17,23 triliun dengan jumlah nasabah lebih dari 1,44 juta nasabah, dan rata-rata
kredit/pembiayaan sebesar Rp11,98 juta. Selanjutnya, pelaksanaan Klaster III juga
diperluas melalui penyediaan dana melalui koperasi untuk 2.600 koperasi/kelompok
UMKM, dengan pencapaian sebesar 99,46 persen. Disamping itu, sekitar 5.737
koperasi dan UMKM juga menerima dukungan pemasaran pada tahun 2010.
Pada tahun 2010, untuk mendukung koordinasi kebijakan dalam pengarusutamaan
kebijakan dan anggaran penanggulangan kemiskinan telah dilaksanakan 8 kegiatan
koordinasi dan sinkronisasi kebijakan dan peraturan perundangan penanggulangan
kemiskinan di bidang pengarusutamaan kebijakan serta 4 kegiatan koordinasi dan
sinkronisasi kebijakan penanggulangan kemiskinan di bidang pengarusutamaan
anggaran. Adapun hasilnya berupa rekomendasi kebijakan tentang
pengarusutamaan kebijakan dan anggaran.
Prioritas Nasional 5: Ketahanan Pangan
Keberhasilan pencapaian pemantapan ketahanan pangan pada tahun 2010
ditunjukkan oleh peningkatan produksi bahan pangan. Produksi padi berhasil
mencapai 66,5 juta ton Gabah Kering Giling (GKG), jagung mencapai 18,3 juta ton
pipilan kering, kedelai mencapai 907 ribu ton biji kering, gula mencapai 2,7 juta ton
Gula Kristal Putih (GKP), daging sapi mencapai 440 ribu ton karkas, serta ikan 10,83
juta ton. Berdasarkan data tersebut, produksi padi dan daging sapi telah mampu
mencapai target yang ditetapkan, sedangkan untuk produksi jagung, kedelai, dan
Ringkasan Eksekutif Evaluasi Satu Tahun Pelaksanaan RPJMN 2010-2014
7
gula, pemerintah dan masyarakat masih perlu berupaya bersama untuk dapat lebih
meningkatkan jumlah produksinya.
Pada tahun 2010 pertumbuhan PDB sektor pertanian, perikanan dan kehutanan
mencapai 2,9 persen. Angka tersebut lebih rendah dari angka sasaran yaitu sebesar
3,6 persen, serta mengalami penurunan dibandingkan capaian tahun 2009 yang
pertumbuhannya mencapai 4,0 persen.
Dari sisi ketenagakerjaan, sektor pertanian, perikanan dan kehutanan mampu
memberikan lapangan kerja bagi sekitar 41,5 juta orang. Sedangkan dari sisi Nilai
Tukar Petani (NTP) dan Nilai Tukar Nelayan (NTN) pada tahun 2010 masing-masing
mencapai 102,75 dan 105,5. Capaian indeks NTP tersebut masih lebih rendah dari
target yaitu 105. Sementara itu, capaian indeks NTN lebih tinggi dari target yaitu 105.
Untuk menjamin aksesibilitas masyarakat miskin terhadap pangan, khususnya beras,
pada tahun 2010 Pemerintah telah menyalurkan beras melalui Program Raskin bagi
seluruh rumah tangga sasaran sebanyak 2,93 juta ton beras. Berdasarkan hasil
Susenas, konsumsi kalori penduduk Indonesia pada tahun 2010 meningkat dari rata-
rata 1.927,6 kkal/kapita/hari pada tahun 2009 menjadi 1.957,0 kkal/kapita/hari.
Konsumsi ikan mencapai 30,47 kg/kapita/tahun, meningkat sebesar 4,78 persen
dibandingkan dengan konsumsi pada tahun 2009 yang mencapai 29,08
kg/kapita/tahun. Sedangkan untuk skor Pola Pangan Harapan (PPH), pada tahun
2010 sebesar 80,6, lebih rendah dari target yang ditetapkan yaitu sebesar 86,4.
Prioritas Nasional 6: Infrastruktur
Pencapaian pembangunan infrastruktur selama tahun 2010 mencakup pengelolaan
tata ruang, pembangunan jalan, perhubungan, perumahan rakyat, pengendalian
banjir, telekomunikasi dan transportasi perkotaan; seperti uraian berikut:
Kegiatan pengelolaan pertanahan provinsi dengan sasaran penyusunan neraca
penatagunaan tanah pada 100 kab/kota telah memenuhi target atau sebanyak 20
persen dari total target RPJMN 2010-2014. Sedangkan inventarisasi penguasaan dan
pemilikan tanah, serta pemanfaatan dan penggunaan tanah telah pula dilaksanakan
sesuai dengan target, 335.665 bidang atau 20 persen dari total target RPJMN 2010–
2014.
Pembangunan infrastruktur transportasi meliputi berbagai moda transportasi. Untuk
prasarana jalan, telah dicapai kondisi mantap jalan nasional sebesar 87 persen dan
bertambahnya jumlah lajur-Km jalan menjadi sepanjang 93.094 lajur-Km pada jalan
nasional. Untuk angkutan sungai danau dan penyeberangan (ASDP) telah
dilaksanakan pembangunan baru dan lanjutan 6 unit dermaga penyeberangan dan
36 unit pembangunan baru dan lanjutan dermaga danau, serta 30 unit
pembangunan baru dan lanjutan kapal penyeberangan perintis. Capaian
pembangunan perkeretaapian antara lain: peningkatan jalan rel 1.849,62 km dan
pembangunan jalur kereta api (KA) baru 68,67 km; dimulainya pembangunan Mass
Rapid Transit (MRT) Jakarta; melanjutkan pembangunan double track Manggarai-
Cikarang; serta pengadaan kereta kelas ekonomi (K3). Sementara itu, capaian
Ringkasan Eksekutif Evaluasi Satu Tahun Pelaksanaan RPJMN 2010-2014
8
transportasi laut diantaranya: pengerukan dan pemeliharaan alur pelayaran
sebanyak 6,3 juta m3 di 19 lokasi; pembangunan baru dan lanjutan pelabuhan di
lebih dari 55 lokasi yang tersebar di seluruh Indonesia; pengembangan Pelabuhan
Tanjung Priok dan Belawan; serta pemasangan sistem National Single Window di
pelabuhan Tanjung Priok. Sedangkan capaian transportasi udara diantaranya:
pengembangan 4 bandar udara (bandara) pada daerah rawan bencana dan daerah
perbatasan; rehabilitasi dan pemeliharaan fasilitas landasan, fasilitas terminal, dan
fasilitas bangunan pada 205 bandara; lanjutan pembangunan bandara Medan Baru;
pembangunan, 124 paket rehabilitasi dan pemeliharaan prasarana navigasi
penerbangan; serta pemberian subsidi operasi angkutan udara perintis pada 118
rute penerbangan.
Cakupan penyediaan rumah layak huni yang menjadi substansi inti perumahan
rakyat telah mencapai 87.001 Rumah Sehat Sederhanan (RSH) bersubsidi, 500 unit
rusunami, 89 twin block rusunawa yang diperkirakan menyediakan rumah layak huni
untuk 96.045 keluarga kurang mampu.
Pencapaian pembangunan infrastruktur sumber daya air adalah sebagai berikut: 1)
prasarana pengendali banjir sepanjang 321 km, 13 buah pengendali lahar, dan
pengaman pantai sepanjang 25,11 km, serta rehabilitasi prasarana pengendali banjir
sepanjang 171,2 km, 5 buah pengendali lahar, dan pengaman pantai sepanjang 10
km untuk mengamankan kawasan seluas 27.576 hektar; 2) pembangunan Kanal
Banjir Timur paket 22 sampai dengan 29; serta 3) penanganan terpadu Daerah Aliran
Sungai (DAS) Bengawan Solo, telah mulai dilaksanakan pembangunan 4 buah waduk
dan 2 unit pompa prasarana pengendali banjir, dan 8 buah waduk dalam
pelaksanaan rehabilitasi.
Pembangunan infrastruktur komunikasi dan informatika yang terkait dengan
substansi inti adalah pembentukan Information Communication and Technology (ICT)
Fund dan pembangunan Desa Dering dan Pusat Layanan Internet Kecamatan PLIK.
Saat ini, jaringan tulang punggung serat optik sudah tersedia di sebagian besar
ibukota kota/kabupaten di wilayah barat Indonesia, yaitu 66 persen ibukota kab/kota
di Sumatera, 98 persen di Jawa, dan 100 persen di Bali. Kondisi sebaliknya terjadi di
wilayah Indonesia bagian timur. Jaringan tulang punggung serat optik baru
menjangkau 98 dari total 219 ibukota kab/kota (44,7 persen) di wilayah Kalimantan,
Sulawesi, Nusa Tenggara, Maluku, dan Papua. Hal ini mengakibatkan pertukaran
informasi di wilayah timur tidak secepat dan sehandal di wilayah barat. Terkait
penyediaan akses telekomunikasi dan akses internet, pembangunan Desa Dering
telah dilakukan di 27.670 desa (83,4 persen dari target) dan Pusat Layanan Internet
Kecamatan (PLIK) dilakukan di 4.269 desa (74,3 persen dari target).
Prioritas Nasional 7: Iklim Investasi dan Iklim Usaha
Untuk mendorong terciptanya kepastian hukum, telah dilakukan kegiatan
perancangan peraturan perundang-undangan melalui pembahasan tiga Rancangan
Undang-Undang (RUU), yaitu: RUU tentang Perubahan Desain Industri, RUU tentang
Ringkasan Eksekutif Evaluasi Satu Tahun Pelaksanaan RPJMN 2010-2014
9
Perubahan UU Paten, dan RUU tentang Perubahan UU Pengadilan Anak. Dari 219
permohonan harmonisasi Peraturan Perundang-undangan, telah diharmonisasikan
140 (66 persen) peraturan perundang-undangan.
Dalam hal penyederhanaan prosedur melalui penerapan Sistem Pelayanan Informasi
dan Perizinan Investasi Secara Elektronik (SPIPISE) pada Pelayanan Terpadu Satu
Pintu (PTSP), telah dicapai target 33 Provinsi dan 40 Kabupaten/Kota yang telah
menggunakan SPIPISE pada PTSP.
Sementara itu, dalam rangka mendukung pengembangan sistem logistik nasional,
pemerintah telah melakukan beberapa upaya, antara lain peningkatan kelancaran
distribusi bahan pokok dan pembangunan sarana distribusi perdagangan.
Dalam kaitannya dengan pengembangan sistem informasi, implementasi National
Single Window (NSW) telah memasuki tahap Implementasi Nasional (tahap 5).
NSW-impor telah diberlakukan secara wajib 29 Januari 2010 bagi semua importir di 5
pelabuhan utama, yaitu: Tanjung Priok, Tanjung Emas, Tanjung Perak, Belawan, dan
Bandara Soekarno-Hatta. Seja
lan dengan pelaksanaan NSW, pada tanggal 10 Agustus 2010, dilakukan
penyederhanaan perijinan impor dari semula sebanyak 78 ijin menjadi 53 ijin.
Penyederhanaan perijinan impor ini semakin mempermudah para pengguna layanan
perijinan perdagangan secara online (INATRADE). Selama tahun 2010, jumlah
pengguna INATRADE mencapai 1536 perusahaan.
Sedangkan untuk pengembangan investasi di Kawasan Ekonomi Khusus (KEK) telah
dilakukan kegiatan sosialisasi dan promosi di 6 daerah (Provinsi Kepulauan Bangka
Belitung, Kalimantan Timur, Sulawesi Utara, Kepulauan Riau, Jawa Barat dan Papua)
dan 4 negara (Australia, Uzbekistan, Ukraina dan Lebanon).
Terkait kebijakan ketenagakerjaan telah dilakukan sinkronisasi kebijakan
ketenagakerjaan dan iklim usaha, antara lain melalui penyelesaian naskah akademis
dan konsep perubahan Undang-undang Nomor 13 Tahun 2003 tentang
Ketenagakerjaan.
Dalam upaya penyelesaian masalah hubungan industrial, jumlah lembaga kerja sama
(LKS) bipartit yang terbentuk di perusahaan mencapai 13.246 LKS, lebih tinggi dari
target RPJMN yang naik 5 persen. Dalam hal peningkatan kapasitas organisasi pelaku
negosiasi, Pemerintah telah melatih 500 orang perwakilan pekerja, serikat
pekerja/serikat buruh, dan pengusaha. Selain itu, perusahaan yang menerapkan
manajemen keselamatan dan kesehatan kerja (K3) naik 15,45 persen, yaitu dari 440
perusahaan tahun 2009 menjadi 508 perusahaan. Jumlah tenaga pengawas K3 yang
bersertifikat kompetensi pun meningkat 21,74 persen menjadi 84 tenaga pengawas.
Prioritas Nasional 8: Energi
Hasil-hasil kegiatan pembangunan di bidang energi terkait dengan produksi minyak
bumi, ketenagalistrikan, dan jaringan gas kota; sebagai berikut:
Ringkasan Eksekutif Evaluasi Satu Tahun Pelaksanaan RPJMN 2010-2014
10
(1) Produksi minyak bumi mencapai 954 ribu barrel per hari. Capaian ini lebih
rendah dari target yang ditetapkan yaitu sebesar 965 ribu barrel per hari. Pencapaian
ini relatif tidak berbeda jauh dengan pencapaian pada tahun 2009 yaitu sebesar 944
ribu barrel per hari.
(2) Pencapaian pembangunan ketenagalistrikan ditunjukkan oleh peningkatan
rasio elektrifikasi nasional yang mencapai 67,15 persen dan rasio desa terlistriki 92,5
persen. Hal tersebut didukung oleh peningkatan kapasitas pembangkit sebesar 787
MW beserta pembangunan jaringan transmisi dan distribusinya. Di sisi lain,
pemanfaatan energi baru terbarukan untuk pembangkit listrik terus dikembangkan,
antara lain: (a) pembangkit listrik dari sumber energi mikrohidro dengan kapasitas
terpasang sebesar 217,89 MW; (b) pembangkit listrik dari sumber energi surya
dengan kapasitas terpasang sebesar 13,58 MW; (c) pembangkit listrik dari sumber
energi angin dengan kapasitas terpasang sebesar 1,8 MW; (d) pemanfaatan panas
bumi dengan kapasitas terpasang 1.189 MW.
(3) Pembangunan jaringan gas kota telah dilaksanakan di beberapa wilayah, yaitu:
(a) Tarakan, 3.400 sambungan rumah tangga; (b) Depok, 3.366 sambungan rumah
tangga; (c) Sidoarjo, 1.750 sambungan rumah tangga, dan (d) Bekasi, 1.800
sambungan rumah tangga.
Prioritas Nasional 9: Lingkungan Hidup dan Pengelolaan Bencana
Sebagai bentuk antisipasi dalam mengatasi perubahan iklim telah dilakukan
berbagai upaya untuk memperbaiki kerusakan lingkungan yang mengarah kepada
upaya mitigasi dan adaptasi perubahan iklim global. Sebagai wujud komitmen
Indonesia untuk menurunkan emisi gas rumah kaca sebesar 26 persen pada tahun
2020, pada tahun 2010 telah disusun Rancangan Peraturan Presiden mengenai
Rencana Aksi Nasional Penurunan Emisi Gas Rumah Kaca (RAN-GRK), dan Rencana
Aksi Daerah (RAD-GRK) dalam kurun waktu 12 bulan sejak RAN-GRK ditandatangani.
Upaya lain adalah rehabilitasi hutan dan lahan kritis pada Daerah Aliran Sungai (DAS)
prioritas yaitu seluas 204.211 ha serta pengembangan hutan kota seluas 1.175 ha.
Selain itu, dilakukan pula pengelolaan hutan melalui pengembangan hutan
kemasyarakatan (HKm) seluas 415.153 ha, pengembangan hutan kemitraan seluas
50.506 ha, dan pengembangan hutan desa seluas 113.354 ha. Selain itu juga
dilakukan pengelolaan kawasan konservasi perairan yang mencapai 13,95 juta ha
serta kerjasama internasional dalam rangka konservasi laut melalui Coral Triangle
Initiative (CTI) dan Sulu-Sulawesi Marine Ecoregion (SSME).
Upaya pengendalian kerusakan lingkungan antara lain dilakukan melalui pelaksanaan
Program Penilaian Peringkat Kinerja Perusahaan (Proper) dengan hasil jumlah
perusahaan peserta Proper mencapai 705 perusahaan, melebihi target di tahun
2010, yaitu 680 perusahaan. Untuk pelaksanaan Program Adipura, jumlah kota
dengan kualitas lingkungan baik mengalami peningkatan, dari 140 kota di tahun 2009
menjadi 162 kota di tahun 2010.
Di sektor kehutanan, dilakukan pengendalian kebakaran hutan melalui upaya
Ringkasan Eksekutif Evaluasi Satu Tahun Pelaksanaan RPJMN 2010-2014
11
menurunkan jumlah hotspot menjadi 9.841 titik dari target penurunan kumulatif
menjadi 58.890 titik. Capaian ini melebihi target penurunan hotspot sebesar 20
persen per tahun.
Capaian dalam pengembangan sistem peringatan dini adalah terkelolanya Sistem
Peringatan Dini Tsunami (TEWS) dan Sistem Peringatan Dini Cuaca (MEWS) serta
Sistem Peringatan Dini Iklim (CEWS).
Upaya untuk mengurangi bencana dilakukan melalui peningkatan kapasitas aparatur
pemerintah dan masyarakat dalam penanggulangan bahaya kebakaran hutan di
enam DAOPS. Selain itu, dalam penanggulangan bencana dan pengurangan risiko
bencana antara lain dilakukan: (1) dukungan penyediaan peralatan dan pemenuhan
logistik di 16 provinsi; (2) pembentukan tim Satuan Reaksi Cepat Penanggulangan
Bencana (SRC-PB) dengan basis di 2 lokasi (Jakarta dan Malang); dan (3) koordinasi
dan pelaksanaan tanggap darurat di wilayah pascabencana.
Prioritas Nasional 10: Daerah Tertinggal, Terdepan, Terluar, dan Pascakonflik
Capaian kebijakan pelaksanaan berbagai kegiatan prioritas nasional oleh K/L terkait
untuk mendukung pembangunan infrastruktur dan pendukung kesejahteraan lainnya
di daerah tertinggal, terdepan, dan pascakonflik adalah terlaksananya delapan
kebijakan khusus yang dapat mendorong pertumbuhan di daerah tertinggal,
terdepan, terluar, dan pascakonflik.
Dalam konteks pembentukan kerja sama dengan negara-negara tetangga dalam
rangka pengamanan wilayah dan sumber daya kelautan diwujudkan kerjasama
pengamanan wilayah dan sumberdaya kelautan dengan tujuh negara tetangga, yaitu
Malaysia, Singapura, Australia, Filipina, Solomon, Papua New Guinea, dan Timor
Leste.
Untuk penyelesaian pemetaan wilayah perbatasan RI dengan Malaysia, Papua
Nugini, Timor Leste, dan Filipina, telah disusun: (1) peta perbatasan RI-PNG Skala
1:50.000 sebanyak 37 Nomor Lembar Peta (NLP), dan (2) peta foto dan peta garis
pulau-pulau kecil terluar sebanyak 48 NLP. Sedangkan dalam upaya penegasan
batas, telah dilakukan 17 kali perundingan untuk membahas segmen-segmen batas
RI-Malaysia, 2 kali perundingan batas Zona Ekonomi Eksklusif (ZEE) Indonesia-
Vietnam, 2 kali perundingan batas ZEE dan LK Indonesia-Palau, dan 1 penjajakan
perundingan delimitasi batas maritim RI–Thailand. Selain itu, telah dilakukan
ratifikasi terhadap Perjanjian tentang Penetapan Garis Batas Laut Wilayah di Bagian
Barat Selat Singapura melalui Undang-Undang Nomor 4 Tahun 2010.
Dalam hal pengentasan daerah tertinggal di sedikitnya 50 kabupaten paling lambat
tahun 2014, capaian kegiatan yang mendukung upaya tersebut adalah: (1)
terlaksananya koordinasi lintas sektor dan fasilitasi bantuan stimulan dalam
pembangunan daerah tertinggal melalui insrumen P2KPDT di 120 kabupaten, P4DT
di 5 pusat pertumbuhan, P2WP di 24 kabupaten perbatasan, P2IPDT di 185
Kabupaten, dan P2SEDT di 151 Kabupaten; (2) DAK SPP di 233 kabupaten, dan
PNPM-DTK di 51 Kab. Adapun dana total block grant yang sudah dicairkan untuk
Ringkasan Eksekutif Evaluasi Satu Tahun Pelaksanaan RPJMN 2010-2014
12
P2DTK NAD-Nias (tahun 2006–2010) sebesar Rp236.3 miliar (72 persen) dari total
alokasi Rp327.9 miliar, sedangkan untuk P2DTK Nasional pencairan tahun 2007–2010
sebesar Rp757.4 miliar (99 persen) dari total alokasi Rp761.4 miliar; (3) tersusunnya
konsep Pembangunan Perdesaan Terpadu (Bedah Desa) dan Pengembangan Produk
Unggulan Kabupaten (PRUKAB) sebagai instrumen utama dalam koordinasi lintas
sektor yang dikoordinasikan oleh KPDT; (4) tersusunnya Kesepakatan Bersama (MoU)
yang diinisiasi oleh Kementerian Pembangunan Daerah Tertinggal (KPDT) dengan
melibatkan K/L dan swasta dalam rangka percepatan pembangunan ekonomi
masyarakat daerah tertinggal; dan (5) tersedianya kebutuhan dasar, aksesibilitas dan
pelayanan sosial dasar bagi warga Komunitas Adat Terpencil meliputi permukiman
dan infrastruktur pendukungnya serta pemberian jaminan hidup untuk 2.300 Kepala
Keluarga.
Prioritas Nasional 11: Kebudayaan, Kreativitas, dan Inovasi Teknologi
Pencapaian sasaran antara lain ditunjukkan oleh: (1) Kesepakatan Bentuk Lembaga
Pengelolaan Terpadu Warisan Budaya Dunia Candi Borobudur dan Kajian Bentuk
Pengelolaan Terpadu Kawasan Warisan Budaya Dunia Situs Manusia Purba Sangiran
dan Candi Prambanan; (2) revitalisasi 6 museum, yaitu: Museum Negeri Jawa Timur
(Surabaya), Museum Negeri Kalimantan Barat (Pontianak), Museum Negeri Jambi
(Jambi), Museum Negeri Nusa Tenggara Barat (Mataram), Museum Negeri Sumatera
Utara, dan Museum Negeri Batak TB Silalahi di Balige Sumatera Utara; (3)
peningkatan layanan jasa perpustakaan dan informasi dengan capaian 33
perpustakaan provinsi memiliki e-library dan pengembangan perpustakaan dan
pembudayaan gemar membaca, dengan capaian 88 mobil perpustakaan keliling, 3
unit perpustakaan terapung, 33 perpustakaan provinsi, 250 perpustakaan
kabupaten/kota, dan 2.143 perpustakaan desa; (4) fasilitasi sarana bagi
pengembangan, pendalaman dan pergelaran seni budaya di 5 provinsi dan 20
kabupaten/kota; (5) 13 penelitian di bidang kebudayaan dan 144 penelitian di bidang
arkeologi; (6) fasilitasi 20 pergelaran, pameran, festival, lomba, dan pawai; (7)
fasilitasi 18 event festival film dalam dan luar negeri; (8) pelaksanaan sensor
terhadap 40.000 judul film/video/iklan; (9) fasilitasi peningkatan kapasitas di bidang
iptek dan imtaq bagi 3.180 orang pemuda kader dan fasilitasi peningkatan kapasitas
di bidang seni, budaya, dan industri kreatif bagi 3.180 orang pemuda kader; dan (10)
terselenggaranya 44 paket riset dasar, 78 paket riset terapan, dan 130 paket riset
insentif.
Prioritas Lainnya Bidang Politik, Hukum, dan Keamanan
Guna meningkatkan peran Indonesia dalam mewujudkan perdamaian dunia,
Pemerintah Indonesia telah mengajukan tiga prakarsa, yaitu: (1) Menyampaikan
posisi dasar mengenai lima isu kunci Reformasi DK-PBB kepada fasilitator negosiasi
Reformasi DK-PBB; (2) Menyelesaikan draft Keppres mengenai pembentukan Tim
Koordinasi Misi Pemeliharaan Perdamaian; dan (3) Menyelenggarakan Focused
Ringkasan Eksekutif Evaluasi Satu Tahun Pelaksanaan RPJMN 2010-2014
13
Group Discussion (FGD) mengenai Peningkatan Peran Peace Keeping Operations
(PKOs) Indonesia.
Capaian pelaksanaan kerjasama multilateral, dapat dilihat dari ikut sertanya
Indonesia secara aktif dalam berbagai pertemuan yang antara lain membahas isu
dan agenda: operasi perdamaian dunia dalam pertemuan kelompok kerja di New
York; nuklir dan perlucutan senjata nuklir dalam Konferensi PBB ke-22 di Jepang,
International Atomic Energy Agency (IAEA), dan pada pertemuan States Parties of
Cluster Munitions Coalition (CCM) di Vientiane-Laos; interfaith dialogue dan
penguatan peran kawasan Asia dan Timur Tengah; serta counter terrorism di PBB,
ASEAN dan expert group meeting di Wina.
Indonesia juga telah berhasil menampilkan sikap/posisinya dan diterima dalam
sidang-internasional. Pencapaian tersebut dapat dilihat antara lain melalui: (1)
Pengiriman Pasukan Penjaga Perdamaian/Peacekeeping Operations; (2) Turut
berpartisipasi dalam Konferensi London mengenai Afghanistan pada 30 Januari 2010;
dan (3) Berhasil mengajukan resolusi kepada Majelis Umum PBB terkait upaya
meningkatkan keamanan internasional dan perdamaian dunia melalui perlucutan
senjata.
Dalam upaya meningkatkan pelayanan tenaga kerja Indonesia di luar negeri,
Pemerintah Indonesia melakukan penguatan bagi 24 citizen service. Disamping itu,
sebagai bentuk nyata pelayanan terhadap TKI/WNI, Pemerintah telah memulangkan
6.287 repatrian dan 28.721 deportan WNI/TKI bermasalah dari negara-negara tujuan
penempatan TKI di Timur Tengah dan Asia Tenggara. Selain itu, telah pula
ditandatangani enam perjanjian mengenai perlindungan TKI di luar negeri dengan
Republik Korea, Malaysia, Lebanon, Timor Leste dan Turki. Untuk meningkatkan
kesadaran publik mengenai perlindungan WNI di luar negeri, khususnya sejak proses
pra hingga pasca penempatan secara menyeluruh dan terpadu, pada tahun 2010
telah diselenggarakan 6 kali sosialisasi dan diseminasi informasi melalui media
elektronik (radio) di 15 kota yang merupakan kantong-kantong sumber TKI atau
merupakan daerah dimana arus pergerakan WNI ke luar negeri sangat tinggi.
Di Bidang Hukum dan HAM, rata-rata pencapaian target pelaksanaan kegiatan di
bidang hukum telah mencapai target yang ditentukan. Untuk penanganan
penyidikan tipikor telah diselesaikan 148 perkara dari target 145 perkara. Namun
untuk penuntutan perkara, dari 145 perkara yang ditargetkan di tahun 2010, hanya
dapat diselesaikan sebanyak 48 perkara. Sedangkan penanganan perkara tipikor dan
tindak pidana khusus lainnya di Kejati, Kejari dan Cabjari mencapai 2.315 penyidikan
perkara dan 1.706 perkara yang telah dilakukan penuntutan.
Di bidang penguatan perlindungan HAM, melalui lembaga peradilan telah
dilaksanakan penyelenggaraan bantuan hukum baik di lingkungan peradilan umum,
peradilan agama dan peradilan militer dan Tata Usaha Negara (TUN). Pelaksanaan
kegiatan ini semakin diperkuat dengan adanya Surat Edaran Mahkamah Agung
(SEMA) No. 10 Tahun 2010 mengenai Pelaksanaan Bantuan Hukum di Pengadilan
yang mengatur penyelenggaraan bantuan hukum dalam tiga bentuk pelayanan
Ringkasan Eksekutif Evaluasi Satu Tahun Pelaksanaan RPJMN 2010-2014
14
seperti penyelenggaraan prodeo, pelayanan Pos Bantuan Hukum dan
operasionalisasi sidang keliling atau pelaksanaan zitting plaatz.
Dalam bidang Keamanan, upaya pemerintah menangani tindakan terorisme
menunjukkan hasil yang semakin membaik. Pada awal Maret 2010, Polri berhasil
menewaskan tokoh penting terorisme internasional. Hasil ini memberikan harapan
semakin kondusifnya keamanan dalam negeri dari ancaman terorisme. Hasil lain
adalah: penangkapan kelompok jaringan teroris di Aceh yang pemimpinnya
diperkirakan berasal dari luar Aceh; penangkapan 12 orang diduga teroris di Pejaten,
Menteng dan Bekasi yang diperkirakan terkait dengan kelompok teroris di Aceh; dan
penangkapan tokoh teroris di Klaten, Jawa Tengah yang diduga sebagai pemasok
dana bagi kelompok-kelompok teror di Indonesia. Untuk melembagakan penanganan
penanggulangan terorisme telah dibentuk Badan Nasional Penanggulangan
Terorisme melalui Peraturan Presiden Nomor 46 Tahun 2010.
Dari sisi pertahanan, dalam rangka membentuk postur minimum essential force serta
terwujudnya kemandirian pertahanan melalui Perpres Nomor 42 Tahun 2010,
Pemerintah membentuk Komite Kebijakan Industri Pertahanan (KKIP) sebagai
institusi yang merumuskan kebijakan pembelian Alutsista TNI dan Alut Polri, serta
diselesaikannya Master Plan Industri Pertahanan dan Road Map menuju revitalisasi
industri pertahanan dalam negeri.
Prioritas Lainnya Bidang Perekonomian
Pada sektor perindustrian, hasil yang dicapai antara lain pengembangan klaster
industri pertanian oleochemical melalui fasilitasi kawasan industri berbasis CPO di
tiga provinsi (Sumatera Utara, Kalimantan Timur, dan Riau). Selain itu dilakukan pula
persiapan awal pembangunan klaster industri berbasis migas kondensat dalam
bentuk penyusunan kajian pembangunan refinery di Jawa Timur, koordinasi
pengalokasian bahan baku migas dan kondensat di Jawa Timur dan Kalimantan
Timur, penyusunan kajian bahan baku alternatif serta penyusunan business plan
industri petrokimia nasional.
Untuk sektor perdagangan, perjuangan Indonesia dalam meningkatkan akses pasar
di forum multilateral dilakukan melalui kerjasama dan perundingan internasional di
forum WTO. Posisi Indonesia juga semakin mantap di dalam kelompok CIVITS (China,
India, Vietnam, Indonesia, Turkey, South Africa), sebagai sebuah hotspot investasi
baru yang menjadi alternatif BRIC (Brazil, Russia, India, China). Sebagai upaya dari
partisipasi aktif di berbagai forum internasional, berbagai perundingan internasional
telah dilakukan. Jumlah hasil perundingan Perdagangan Internasional (MRA, MOU,
Agreement, Agreed Minutes, Declaration, Chair Report) telah diperoleh sebanyak 34
buah. Selanjutnya, forum konsultasi publik (sosialisasi) kesepakatan perundingan
internasional telah pula dilaksanakan melalui kerjasama dengan Dinas Provinsi dan
Kamar Dagang dan Industri (KADIN) di beberapa Provinsi.
Dalam upaya meningkatkan pelayanan kepada TKI, infrastruktur dan aplikasi sistem
informasi layanan TKI (SIM-TKI) telah dibangun yang nantinya akan mengintegrasikan
Ringkasan Eksekutif Evaluasi Satu Tahun Pelaksanaan RPJMN 2010-2014
15
sistem informasi terkait layanan TKI di 13 K/L. Sementara itu, Badan Nasional
Penempatan dan Perlindungan TKI (BNP2TKI) telah merintis pembentukan pusat
layanan 24 jam (hotline service/crisis center) sebagai pusat penerimaan pengaduan
dan fasilitasi penyelesaian masalah TKI.
Dari target 500.000 TKI yang ditempatkan oleh Pemerintah, seluruhnya telah
mendapat layanan dokumen sesuai standar dan tercatat di Dinas Tenaga Kerja
Provinsi dan Kabupaten/Kota. Dari target tersebut, seluruh TKI telah ditempatkan
sesuai job order. Namun, jumlah TKI yang memperoleh layanan pembuatan Kartu
Tenaga Kerja Luar Negeri (KTKLN) sesuai Nomor Induk Kependudukan (NIK) dan
jumlah TKI yang mendapat pelatihan mengenai prinsip-prinsip HAM hanya mencapai
200.000 TKI (40 persen). Rendahnya pencapaian ini berkaitan dengan belum
selesainya pengadministrasian NIK di tingkat nasional.
Prioritas Lainnya Bidang Kesejahteraan Rakyat
Pembangunan Agama
Dalam rangka meningkatkan kualitas pelayanan ibadah haji kepada 221.000 orang
jemaah telah dilakukan penerapan sistem manajamen mutu hingga diperoleh
sertifikasi ISO 9001:2008. Disamping itu, kehidupan umat beragama semakin
harmonis dan kondusif, yang ditandai dengan menurunnya konflik sosial bernuansa
keagamaan, berdirinya forum-forum kerukunan, dan berkembangnya kerjasama
lintas agama. Berbagai upaya untuk membangun kerukunan intern maupun
antarumat beragama telah dilaksanakan melalui berbagai kegiatan antara lain
pembangunan forum kerukunan umat beragama di 15 kabupaten/kota, pemberian
bantuan operasional Forum Kerukunan Umat Beragama (FKUB) pada tingkat Provinsi
dan Kabupaten/Kota di 33 provinsi dan 150 kabupaten/ kota, serta upaya pemulihan
pascakonflik melalui pelayanan dan bimbingan konseling bagi masyarakat korban
konflik sosial, dan pascakerusuhan.
Pariwisata
Keberhasilan pembangunan kepariwisataan ditandai dengan meningkatnya
kunjungan wisatawan mancanegara (wisman) pada tahun 2010 yang mencapai 7 juta
orang, atau meningkat sebesar 7,88 persen dibandingkan kunjungan wisman tahun
2009 yang mencapai 6,32 juta orang. Sementara itu, pergerakan wisatawan
nusantara (wisnus) juga mengalami peningkatan dari 229,73 juta pergerakan pada
tahun 2009 menjadi 234,38 juta pergerakan. Hal ini berdampak pada meningkatnya
total pengeluaran wisnus dari Rp137,91 trilliun menjadi Rp150,49 trilliun.
Pengarusutamaan Gender dan Perlindungan Anak
Berbagai kemajuan dalam pembangunan yang responsif gender telah dicapai. Hal ini
antara lain ditunjukkan dengan meningkatnya Indeks Pembangunan Gender (IPG)
dari 0,639 pada tahun 2004 menjadi 0,668 pada tahun 2009 (KNPP-BPS, 2010). Selain
itu, indeks pemberdayaan gender (IDG) yang mengukur partisipasi perempuan di
bidang ekonomi, politik, dan pengambilan keputusan juga mengalami peningkatan
Ringkasan Eksekutif Evaluasi Satu Tahun Pelaksanaan RPJMN 2010-2014
16
dari 0,597 pada tahun 2004 menjadi 0,635 pada tahun 2009 (KNPP-BPS, 2010).
Dalam upaya melindungi perempuan dari berbagai tindak kekerasan telah
diterbitkan Peraturan Menteri Negara Pemberdayaan Perempuan Nomor 1 Tahun
2010 tentang Standar Pelayanan Minimal Pelayanan Bidang Layanan Terpadu Bagi
Perempuan dan Anak Korban Kekerasan.
Pencapaian dalam perlindungan anak dari berbagai bentuk kekerasan, eksploitasi,
dan diskriminasi ditunjukkan antara lain oleh pencapaian di bidang ketenagakerjaan.
Data Sakernas menunjukkan penurunan jumlah pekerja anak usia 10-17 tahun dari
1.713,2 ribu pada tahun 2008 menjadi 1.679,1 ribu pada tahun 2009. Sementara itu,
dalam memenuhi hak anak untuk mendapatkan identitas dan legalitas
kependudukan, cakupan anak balita (0-4 tahun) yang telah memiliki akte kelahiran
sekitar 42,82 persen menurut Supas 2005 meningkat menjadi 52,5 persen menurut
Susenas 2009. Sedangkan untuk meningkatkan perlindungan bagi anak yang
berhadapan dengan hukum (ABH), pada tahun 2010 telah tersusun RUU tentang
Sistem Peradilan Pidana Anak dan ditetapkan kebijakan terpadu tentang penanganan
ABH berbasis restorative justice. Selain itu telah pula ditetapkan Permen PP dan PA
Nomor 2 Tahun 2010 tentang Rencana Aksi Nasional (RAN) Pencegahan dan
Penanganan Kekerasan terhadap Anak.
Pemuda dan Olahraga
Pada tahun 2010, pembangunan pemuda dan olahraga telah menunjukkan hasil yang
semakin meningkat, antara lain: (1) meningkatnya character building melalui
gerakan revitalisasi dan konsolidasi kepemudaan, (2) meningkatnya upaya perolehan
medali di Asian Games Tahun 2010 dari peringkat ke-22 pada Asian Games XVI di
Doha tahun 2006 menjadi peringkat ke-15 pada Asian Games XVII tahun 2010 di
Guangzhou China dengan perolehan 4 medali emas, 9 medali perak dan 13 medali
perunggu.
Ringkasan Eksekutif Evaluasi Satu Tahun Pelaksanaan RPJMN 2010-2014
17
Tabel Capaian Satu Tahun Pelaksanaan
RPJMN 2010-2014
Ringkasan Eksekutif Evaluasi Satu Tahun Pelaksanaan RPJMN 2010-2014
18
Ringkasan Eksekutif Evaluasi Satu Tahun Pelaksanaan RPJMN 2010-2014
19
Tabel 1. Pencapaian Pembangunan Prioritas Nasional 1:
Reformasi Birokrasi dan Tata Kelola, Tahun 2010
No RPJMN 2010 - 2014 CAPAIAN
2010 SUBSTANSI INTI SASARAN INDIKATOR TARGET 2010
1.
STRUKTUR
Konsolidasi struktural dan
peningkatan kapasitas
kementerian/lembaga yang
menangani aparatur negara yaitu
Kementerian Negara
Pendayagunaan Aparatur Negara
(PAN), Badan Kepegawaian Negara
(BKN), dan Lembaga Administrasi
Negara (LAN) pada 2010;
Restrukturisasi lembaga
pemerintah lainnya, terutama
bidang penguatan keberdayaan
UMKM, pengelolaan energi,
pemanfaatan sumber daya
kelautan, restrukturisasi BUMN,
hingga pemanfaatan tanah dan
penataan ruang bagi kepentingan
rakyat banyak selambat lambatnya
2014
Terlaksananya konsolidasi struktural
dan peningkatan kapasitas Kemeneg
PAN dan RB, BKN, dan LAN
Persentase penyelesaian konsolidasi
struktural dan peningkatan kapasitas
Kemeneg PAN dan RB, BKN, dan LAN
100%
30%
Terlaksananya penataan kelembagaan
instansi pemerintah lainnya
Persentase Kementerian Negara dan LPNK
yang telah tertata kelembagaannya
20% 20%
Persentase LNS yang telah tertata
organisasi dan tata kerjanya.
20% 20%
Pemantapan pelaksanaan reformasi
birokrasi
Jumlah kebijakan pelaksanaan reformasi
birokrasi yang diterbitkan (grand design
RBN dan kebijakan pelaksanaannya)
1 Perpres dan 1
Permen PAN & RB
1 Perpres,
1 Keppres,
1 Permen PAN &
RB,
2 Kepmen PAN &
RB.
Jumlah instansi pemerintah yang telah
melaksanakan reformasi birokrasi
11 9
2. OTONOMI DAERAH
Penataan Otonomi Daerah melalui:
1) Penghentian/pembatasan
pemekaran wilayah; 2) Peningkatan
efisiensi dan efektivitas
penggunaan dana perimbangan
daerah; dan 3) Penyempurnaan
pelaksanaan pemilihan kepala
daerah
Terlaksananya seluruh mekanisme
pengusulan pemekaran dan
penggabungan daerah sesuai dengan
PP No 78 tahun 2007, dalam rangka
penghentian/ pembatasan pemekaran
wilayah/pembentukan daerah otonom
baru
Jumlah Strategi Dasar Penataan Daerah 1 paket
Desertada sudah
disusun namun
belum disepakati oleh
DPR RI
Peningkatan efektifitas pemanfaatan
DAK sesuai Petunjuk Pelaksanaan
(juklak)
Persentase Provinsi, Kab/Kota yang telah
memanfaatkan DAK sesuai Juklak
70%
70%
Optimalisasi penyerapan DAK oleh
daerah
Persentase daerah yang telah Optimal
(100%) menyerap DAK
70%
80%
Ringkasan Eksekutif Evaluasi Satu Tahun Pelaksanaan RPJMN 2010-2014
20
No RPJMN 2010 - 2014 CAPAIAN
2010 SUBSTANSI INTI SASARAN INDIKATOR TARGET 2010
Terwujudnya tertib administrasi Jumlah rekomendasi kebijakan untuk
dukungan materi sebagai masukan
terhadap revisi UU No. 32 Tahun 2004
tentang Pemerintahan Daerah dan UU
No. 33 Tahun 2004 tentang Perimbangan
Keuangan antara Pemerintah dan
Pemerintahan Daerah.
1 Paket 1 paket (100%)
Tersusunnya kebijakan/ regulasi di
bidang fasilitasi dana perimbangan
yang dapat diterapkan di daerah
Jumlah Permendagri 6 1 Permendagri
tentang Juknis DAK
Jumlah Surat Edaran Mendagri 2 SE 1 SE
Peningkatan kualitas belanja daerah
dalam APBD
Persentase daerah yang proporsi belanja
langsungnya lebih besar dari belanja
tidak langsung
30% 31%
Persentase rata-rata belanja modal
terhadap total belanja daerah
26% 23%
Penetapan APBD secara tepat waktu Persentase jumlah APBD yang disahkan
secara tepat waktu.
60% 91%
Provinsi dan kabupaten/ kota memiliki
Laporan Keuangan Pemerintah Daerah
(LKPD) berstatus Wajar Tanpa
Pengecualian (WTP).
Persentase daerah provinsi, Kab/Kota
ber-LKPD dengan status WTP.
15% 15 daerah
Penetapan dan penyampaian Raperda
pertanggungjawaban pelaksanaan
APBD secara tepat waktu
Persentase penetapan dan penyampaian
Raperda pertanggung jawaban
pelaksanaan APBD yang disahkan secara
tepat waktu.
40% 63%
Peningkatan Efektifitas dan Efisiensi
Pengelolaan Dana Transfer
Persentase ketepatan jumlah penyaluran
jumlah dana transfer ke daerah
100% 100%
Terciptanya Tata Kelola yang Tertib
Sesuai Peraturan Perundang-
undangan, Transparan, adil,
proporsional, Kredibel, Akuntabel, dan
Profesional dalam Pelaksanaan
Transfer ke Daerah
Ketepatan waktu penyelesaian dokumen
pelaksanaan penyaluran dana transfer ke
daerah
4 hari 100%
(4 hari)
Tersusunnya UU tentang PEMILU Kepala
Daerah dan Wakil Kepala Daerah dan
terselenggaranya Pilkada yang efisien
Persentase revisi terbatas UU No. 32
tahun 2004 terkait dengan efisiensi
pelaksanaan Pilkada
100%
Dalam proses
penyusunan
Naskah Akademik
Ringkasan Eksekutif Evaluasi Satu Tahun Pelaksanaan RPJMN 2010-2014
21
No RPJMN 2010 - 2014 CAPAIAN
2010 SUBSTANSI INTI SASARAN INDIKATOR TARGET 2010
Jumlah UU tentang PEMILU Kepala
Daerah dan Wakil Kepala Daerah
1 UU
3. SUMBER DAYA MANUSIA
Penyempurnaan pengelolaan PNS
yang meliputi sistem rekrutmen,
pendidikan, penempatan, promosi,
dan mutasi PNS secara terpusat
selambat-lambatnya 2011
Tersusunnya kebijakan tentang
manajemen ke-pegawaian (UU tentang
SDM Aparatur Negara)
Jumlah RUU dan peraturan
pelaksanaannya
1 RUU 1 RUU
Tersusunnya kebijakan (PP) tentang
sistem pengadaan /rekruitmen dan
Seleksi PNS
Jumlah PP
1PP
1 RPP
Tersusunnya kebijakan (PP) tentang
Kebutuhan Pegawai
Jumlah PP
1 PP
1 RPP
Tersusunnya kebijakan (UU/ PP) tentang
remunerasi dan tunjangan kinerja
Pegawai Negeri
Jumlah PP
1 PP
1 RPP
Tersusunnya kebijakan tentang penilaian
kinerja pegawai (SKP)
Jumlah PP 1 PP 1 RPP
Tersusunnya kebijakan tentang sistem
pengelolaan dana pensiun PNS
Jumlah PP 1 PP 1 RPP
4. REGULASI
Percepatan harmonisasi dan
sinkronisasi peraturan perundangan
di tingkat pusat maupun daerah
hingga tercapai keselarasan arah
dalam implementasi pembangunan,
diantaranya penyelesaian kajian
12.000 peraturan daerah selambat-
lambatnya 2011
Percepatan harmonisasi dan sinkronisasi
peraturan perundang- undangan di
tingkat pusat dan daerah hingga
tercapai keselarasan arah dalam
implementasi pembangunan
Jumlah perda yang dikaji 3.000 perda 3.000 perda
5. SINERGI ANTARA PUSAT DAN
DAERAH
Penetapan dan penerapan sistem
Indikator Kinerja Utama Pelayanan
Publik yang selaras antara
pemerintah pusat dan pemerintah
daerah
Meningkatnya Implementasi Urusan
Pemerintahan Daerah dan Standar
Pelayanan Minimal (SPM) di Daerah
Jumlah SPM yang ditetapkan 13 SPM 13 SPM
Jumlah Standar Pelayanan Minimal (SPM)
yang telah diterapkan oleh Daerah
5 SPM 5 SPM (fasilitasi
penerapan)
Terlaksananya asistensi untuk
mendorong penerapan OSS/PTSP
Persentase Pemda yang menerapkan OSS
(pelayanan terpadu satu pintu)
70% 70%
(394) OSS
Tersusunnya peraturan pelaksanaan dari
UU No. 25 Tahun 2009 tentang
Pelayanan Publik
Jumlah PP tentang peraturan
pelaksanaan UU No. 25 Tahun 2009
tentang Pelayanan Publik
5 PP 2 RPP (Setelah
dilakukan harmonisasi,
peraturan
pelaksanaannya cukup
Ringkasan Eksekutif Evaluasi Satu Tahun Pelaksanaan RPJMN 2010-2014
22
No RPJMN 2010 - 2014 CAPAIAN
2010 SUBSTANSI INTI SASARAN INDIKATOR TARGET 2010
dengan 2 PP saja)
Tersusunnya kebijakan percepatan
peningkatan kualitas pelayanan publik
Jumlah Inpres 1 0
(menunggu
diselesaikan nya PP
pelaksanaan UU no.
25 tahun 2009).
6. PENEGAKAN HUKUM
Peningkatan integrasi dan integritas
penerapan dan penegakan hukum
oleh seluruh lembaga dan aparat
hukum
Penanganan LHKPN LHKPN yang diumumkan dalam TBN
(Jumlah
Penyelenggara Negara)
21.000 114.570
Penyelesaian laporan pengaduan hakim
yang diduga melanggar kode etik dan
pedoman perilaku hakim serta
meningkatnya kemampuan
profesionalisme hakim
Jumlah laporan pengaduan masyarakat
yang ditangani hingga tuntas
70 112
Jumlah sidang pelanggaran kode etik dan
pedoman perilaku hakim yang diproses
sampai tingkat Majelis Kehormatan
Hakim (MKH)
15 9
Jumlah pelatihan kemampuan dan
profesionalisme hakim yang dilaksanakan
5 6
7. DATA KEPENDUDUKAN
Penetapan Nomor Induk
Kependudukan (NIK) dan
pengembangan Sistem Informasi dan
Administrasi Kependudukan (SIAK)
dengan aplikasi pertama pada Kartu
Tanda Penduduk selambat-lambatnya
pada 2011
Terlaksananya tertib administrasi
kependudukan dengan tersedianya data
dan informasi penduduk yang akurat
dan terpadu.
Jumlah kabupaten/kota yang
memberikan Nomor Induk
Kependudukan (NIK) kepada setiap
penduduk
497 kabupaten/
kota
329
kabupaten/kota
Jumlah penduduk yang menerima e-KTP
berbasis NIK dengan perekaman sidik jari
4,2 juta jiwa di 6
kabupaten/kota
masih dalam proses
persiapan
Sumber:
1. Laporan monitoring kegiatan pembangunan bidang aparatur negara tahun 2010 (Direktorat Aparatur Negara, Bappenas)
2. Laporan Pemantauan Rencana Kerja Pemerintah 2010 Bidang Desentralisasi dan Otonomi Daerah.
Ringkasan Eksekutif Evaluasi Satu Tahun Pelaksanaan RPJMN 2010-2014
23
Tabel 2. Pencapaian Pembangunan Prioritas Nasional 2:
Pendidikan, Tahun 2010
No. RPJMN 2010 – 2014
CAPAIAN 2010** SUBSTANSI INTI SASARAN INDIKATOR TARGET 2010
1. AKSES PENDIDIKAN DASAR-
MENENGAH:
Peningkatan Angka Partisipasi
Murni (APM) pendidikan dasar dari
95% di 2009 menjadi 96% di 2014
dan APM pendidikan setingkat SMP
dari 73% menjadi 76% dan Angka
Partisipasi Kasar (APK) pendidikan
setingkat SMA dari 69% menjadi
85%; Pemantapan/ rasionalisasi
implementasi BOS, penurunan
harga buku standar di tingkat
sekolah dasar dan menengah
sebesar 30-50% selambat-
lambatnya 2012 dan penyediaan
sambungan internet ber-content
pendidikan ke sekolah tingkat
menengah selambat-lambatnya
2012 dan terus diperluas ke tingkat
sekolah dasar.
Meningkatnya Angka Partisipasi
Murni (APM) pendidikan dasar dari
95% di 2009 menjadi 96% di 2014
APM SD/SDLB/MI/
Paket A
95,2%a
95,41% b
Meningkatnya APM pendidikan
setingkat SMP dari 73% di 2009
menjadi 76% di 2014.
APM SMP/SMPLB/MTs/ Paket B 74,0% a
75,64% b
Meningkatnya APK pendidikan
setingkat SMA dari 69% menjadi 85%
di 2014.
APK SMA/SMK/SMLB/
MA/ Paket C
73,0% a
70,53% b
Memantapkan implementasi BOS
Jumlah siswa penerima dana BOS:
− SD/SDLB
− SMP/SMPLB
− MI/Salafiyah Ula/MTs/Salafiyah
Wustha
27.672.820 a
9.660.639 a
6.794.516 a
26.630.889 c
9.387.670 c
6.058.192 d
Menurunkan harga buku standar di
tingkat sekolah dasar melalui
pembelian dan pengalihan hak cipta
buku teks pelajaran
Pengalihan Hak Cipta sejumlah judul buku
teks pelajaran :
− SD / sederajat
− SMP/sederajat
− SMA/sederajat
− SMK/Sederajat
95 c
47 c
41 c
37 c
179 c
47 c
49 c
30 c
Menyediakan sambungan internet
ber-content pendidikan ke sekolah
tingkat menengah selambat-
lambatnya 2012 dan terus diperluas
ke tingkat sekolah dasar.
Jumlah satuan pendidikan jenjang SMP
dan SMA yang menerapkan pembelajaran
berbasis TIK
9.352 c 9.352
c
2. AKSES PENDIDIKAN TINGGI:
Peningkatan APK pendidikan tinggi
menjadi 25% di 2014
Meningkatnya APK pendidikan tinggi
menjadi 25% di 2014
APK pendidikan tinggi
24,8% a
26,34% b
Ringkasan Eksekutif Evaluasi Satu Tahun Pelaksanaan RPJMN 2010-2014
24
No. RPJMN 2010 – 2014
CAPAIAN 2010** SUBSTANSI INTI SASARAN INDIKATOR TARGET 2010
3.
METODOLOGI:
Penerapan metodologi pendidikan
yang tidak lagi berupa pengajaran
demi kelulusan ujian (teaching to
the test), namun pendidikan
menyeluruh yang memperhatikan
kemampuan sosial, watak, budi
pekerti, kecintaan terhadap
budaya-bahasa Indonesia melalui:
Penyesuaian sistem Ujian Akhir
Nasional pada 2011; dan
Penyempurnaan kurikulum sekolah
dasar-menengah sebelum tahun
2011 yang diterapkan di 25%
sekolah pada 2012 dan 100% pada
2014
Diterapkannya metodologi
pendidikan pendidikan menyeluruh
yang memperhatikan kemampuan
sosial, watak, budi pekerti, kecintaan
terhadap budaya-bahasa Indonesia
Kesesuaian Sistem Ujian Akhir Nasional
dengan memperhatikan kemampuan
sosial, watak, budi pekerti, kecintaan
terhadap budaya-bahasa Indonesia
80%
80%
Persentase sekolah yang menerapkan
kurikulum yang telah disempurnakan
10%
10%
4. PENGELOLAAN:
Pemberdayaan peran Kepala
Sekolah sebagai manajer sistem
pendidikan yang unggul, revitalisasi
peran Pengawas Sekolah sebagai
entitas quality assurance,
mendorong aktivasi peran Komite
Sekolah untuk menjamin
keterlibatan pemangku
kepentingan dalam proses
pembelajaran, dan Dewan
Pendidikan di tingkat Kabupaten.
Meningkatnya kapasitas kepala sekolah
semua jenjang pendidikan sehingga
mampu berperan sebagai manajer
sistem pendidikan yang unggul
Persentase kepala sekolah dan TK/SD,
SMP, dan SMA/SMK yang sudah
mengikuti pelatihan kepala sekolah
terakreditasi yang berkualifikasi menurut
kabupaten kota
15% c
(36.102 orang)
15,23% c
(36.662 orang)
Meningkatnya kapasitas pengawas
sekolah untuk memperkuat perannya
sebagai entitas quality assurance
Persentase kepala sekolah dan pengawas
TK/SD, SMP, dan SMA/SMK yang sudah
mengikuti pelatihan kepala Sekolah
terakreditasi yang berkualifikasi menurut
kabupaten kota
15% c
(21.913 orang)
14,78% c
(21.558 orang)
5.
KURIKULUM:
Penataan ulang kurikulum sekolah
yang dibagi menjadi kurikulum
tingkat nasional, daerah, dan
sekolah dengan memasukkan
pendidikan kewirausahaan.
Tersusunnya kurikulum sekolah dengan
memasukkan pendidikan kewirausahaan
Jumlah PT yang mengembangkan
pendidikan berbasis entrepreneurship
95 c
110 c
Jumlah model kurikulum yang disusun:
− SD/MI
− SMP/MTs
− SMA/MA
− SMK
1b
1 b
1 b
1 b
1
1
1
1
Ringkasan Eksekutif Evaluasi Satu Tahun Pelaksanaan RPJMN 2010-2014
25
No. RPJMN 2010 – 2014
CAPAIAN 2010** SUBSTANSI INTI SASARAN INDIKATOR TARGET 2010
6.
KUALITAS:
Peningkatan kualitas guru,
pengelolaan dan layanan sekolah,
melalui: 1) program remediasi
kemampuan mengajar guru; 2)
penerapan sistem evaluasi kinerja
profesional tenaga pengajar; 3)
sertifikasi ISO 9001:2008 di 100%
PTN, 50% PTS, 100% SMK sebelum
2014; 4) membuka luas kerjasama
PTN dengan lembaga pendidikan
internasional; 5) mendorong 11 PT
masuk Top 500 THES pada 2014; 6)
memastikan perbandingan
guru:murid di setiap SD & MI
sebesar 1:32 dan di setiap SMP &
MTs 1:40; dan 7) memastikan
tercapainya Standar Nasional
Pendidikan (SNP) bagi Pendidikan
Agama dan Keagamaan paling
lambat tahun 2013.
Meningkatnya kualitas guru,
pengelolaan dan layanan sekolah
melalui:Program remediasi kemampuan
mengajar guru;
Persentase guru yang mengikuti
peningkatan kompetensi dan
profesionalisme
20% e
20%
Penerapan sistem evaluasi kinerja
profesional tenaga pengajar;
Jumlah pengembangan standar, sistem,
program, bahan dan model diklat bagi guru
per tahun
4 e
4
Sertifikasi ISO 9001:2008 di 100% PTN,
50% PTS, 100% SMK sebelum 2014;
Persentase sertifikasi ISO 9001:2008
− PTN
− PTS
− SMK
29% e
18% e
26% e
29%
18%
26%
Membuka luas kerjasama PTN dengan
lembaga pendidikan internasional;
Jumlah PT mengembangkan Kerjasama
Kelembagaan Dalam dan Luar Negeri
40% e
40% e
Mendorong 11 PT masuk Top 500
THES pada 2014;
Jumlah PT masuk 500 terbaik versi
Lembaga Pemeringkatan Independen
Internasional
8 b
8 b
Memastikan perbandingan guru:murid
di setiap SD & MI sebesar 1:32 dan di
setiap SMP & MTs 1:40;
Persentase kab/kota yang memiliki
perbandingan guru dan murid:
− 1:32 untuk SD/MI
− 1:40 untuk SMP/MTs
48,0% e
47,4% e
48,0 %
47,4%
Memastikan tercapainya Standar
Nasional Pendidikan (SNP) bagi
Pendidikan Agama dan Keagamaan
paling lambat tahun 2013.
Penyusunan dan penerapan Standar
Nasional Pendidikan (SNP) untuk
pendidikan agama dan keagamaan
Tersusunnya Draft
SNP 100% c
Tersusunnya 100%
Draft SNP d
Keterangan:
** Capaian 2010 yang belum tersedia datanya diestimasi 100% dari target
Sumber:
(a) : RKP 2010, (b) : Kemdiknas, (c) : Laporan Inpres 1/2010, Kemdiknas, (d) : Kemenag, ( e) : RPJMN 2010-2014
Ringkasan Eksekutif Evaluasi Satu Tahun Pelaksanaan RPJMN 2010-2014
26
Tabel 3. Pencapaian Pembangunan Prioritas Nasional 3:
Kesehatan, Tahun 2010
No. RPJMN 2010 – 2014
CAPAIAN 2010 SUBSTANSI INTI SASARAN INDIKATOR TARGET 2010
1. KESEHATAN MASYARAKAT
Pelaksanaan upaya kesehatan
preventif terpadu yang meliputi:
penurunan tingkat kematian ibu
saat melahirkan dari 228 (2007)
menjadi 118 per 100.000 kelahiran
hidup (2014); penurunan tingkat
kematian bayi dari 34 (2007)
menjadi 24 per 1.000 kelahiran
hidup (2014); pemberian imunisasi
dasar kepada 90% bayi pada tahun
2014 penyediaan akses sumber air
bersih yang menjangkau 67%
penduduk dan akses terhadap
sanitasi dasar berkualitas yang
menjangkau 75% penduduk
sebelum tahun 2014
Penurunan tingkat kematian ibu saat
melahirkan dari 228 (2007) menjadi
118 per 100.000 kelahiran hidup
(2014)
AKI
226
228 a)
Penurunan tingkat kematian bayi dari
34 (2007) menjadi 24 per 1.000
kelahiran hidup (2014)
AKB
34 34 a)
Pemberian imunisasi dasar kepada
90% bayi pada tahun 2014
Persentase bayi penerima imunisasi dasar 80 53,8 c)
Penyediaan akses sumber air bersih
yang menjangkau 67% penduduk dan
akses terhadap sanitasi dasar
berkualitas yang menjangkau 75%
penduduk sebelum tahun 2014
Persentase jangkauan akses sumber air
bersih
62
45,7 c)
Persentase jangkauan sanitasi dasar
berkualitas
64 55,5 c)
2. SARANA KESEHATAN
Ketersediaan dan peningkatan
kualitas layanan rumah sakit
berakreditasi internasional di
minimal 5 kota besar di Indonesia
dengan target 3 kota pada tahun
2012 dan 5 kota pada tahun 2014
Meningkatnya kualitas layanan rumah
sakit berakreditasi internasional di
minimal 5 kota besar di Indonesia
dengan target 3 kota pada tahun 2012
dan 5 kota pada tahun 2014
Jumlah kota yang memiliki rumah sakit
berakreditasi internasional
1 kota
2 kota *)
3. OBAT
Pemberlakuan Daftar Obat Esensial
Nasional (DOEN) sebagai dasar
pengadaan obat di seluruh
Indonesia dan pembatasan harga
obat generik bermerek pada tahun
2010
Diberlakukannya DOEN dan Harga
Eceran Tertinggi (HET) dalam
pengadaan obat generik
Persentase diberlakukannya DOEN dan HET
dalam pengadaan obat di seluruh
Indonesia
100%
100% e)
Ringkasan Eksekutif Evaluasi Satu Tahun Pelaksanaan RPJMN 2010-2014
27
No. RPJMN 2010 – 2014
CAPAIAN 2010 SUBSTANSI INTI SASARAN INDIKATOR TARGET 2010
4. ASURANSI KESEHATAN NASIONAL
Penerapan Asuransi Kesehatan
Nasional untuk seluruh keluarga
miskin dengan cakupan 100% pada
tahun 2011 dan diperluas secara
bertahap untuk keluarga Indonesia
lainnya antara tahun 2012-2014
Diterapkannya Asuransi Kesehatan
Nasional untuk seluruh keluarga
miskin dengan cakupan 100% pada
tahun 2011 dan diperluas secara
bertahap untuk keluarga Indonesia
lainnya antara tahun 2012-2014
Persentase cakupan keluarga miskin yang
memiliki jaminan Kesehatan
100%
100% e)
5. KELUARGA BERENCANA
Peningkatan kualitas dan jangkauan
layanan KB melalui 23.500 klinik
pemerintah dan swasta selama
2010-2014
Meningkatnya pembinaan, kesertaan,
dan kemandirian ber-KB melalui
23.500 klinik KB pemerintah dan
swasta
Peserta KB aktif
26,7 juta
33,7 juta g)
Peserta KB baru 7,2 juta 8,6 juta g)
6. PENGENDALIAN PENYAKIT
MENULAR
Menurunnya angka kesakitan
akibat penyakit menular pada
2014, yang ditandai dengan:
Menurunnya prevalensi
Tuberculosis dari 235 menjadi 224
per 100.000 penduduk;
Menurunnya kasus malaria (Annual
Parasite Index-API) dari 2 menjadi 1
per 1.000 penduduk; Terkendalinya
prevalensi HIV pada populasi
dewasa (persen) hingga menjadi <
0,5.
Menurunnya prevalensi Tuberculosis
dari 235 menjadi 224 per 100.000
penduduk
Prevalensi Tuberculosis
235
244 h)
Menurunnya kasus malaria (Annual
Parasite Index-API) dari 2 menjadi 1
per 1.000 penduduk
Annual Parasite Index (API)
2 1,96 e)
Terkendalinya prevalensi HIV pada
populasi dewasa (persen) hingga
menjadi < 0,5
Prevalensi HIV 0,2 0,2 i)
Keterangan : *)
RSCM Jakarta dan RS Sanglah Denpasar dalam proses untuk mendapatkan akreditasi world class
Sumber data : a)
SDKI, 2007; b)
Riskesdas, 2007; c)
Riskesdas 2010; d)
Susenas, 2009; e)
Kemkes, 2010; f) Kemkes 2009;
g) Statistik Rutin BKKBNN, 2010;
h) Laporan Global TB WHO, 2009;
i)
Hasil Estimasi Prevalensi HIV Kemkes 2009
Ringkasan Eksekutif Evaluasi Satu Tahun Pelaksanaan RPJMN 2010-2014
28
Tabel 4. Pencapaian Pembangunan Prioritas Nasional 4:
Penanggulangan Kemiskinan, Tahun 2010
NO RPJMN 2010-2014 CAPAIAN
2010* SUBSTANSI INTI SASARAN INDIKATOR TARGET 2010*
1
BANTUAN SOSIAL TERPADU:
Integrasi program perlindungan
sosial berbasis keluarga yang
mencakup program baik yang
bersifat insidensial atau kepada
kelompok marginal, program
keluarga harapan, bantuan pangan,
jaminan sosial bidang kesehatan,
beasiswa bagi anak keluarga
berpendapatan rendah, Pendidikan
Anak Usia Dini (PAUD), dan
Parenting Education mulai 2010
dan diperluas menjadi program
nasional mulai 2011-2012
Terumuskannya kebijakan
pembiayaan dan jaminan kesehatan
Persentase penduduk (termasuk seluruh
penduduk miskin) yang memiliki jaminan
kesehatan
59 59,07b
Meningkatnya pelayanan kesehatan
dasar bagi penduduk miskin di
puskesmas
Jumlah puskesmas yang memberikan
pelayanan kesehatan dasar bagi
penduduk miskin
8.481 8.967b
Meningkatnya pelayanan kesehatan
rujukan bagi penduduk miskin di RS
Persentase RS yang melayani pasien
penduduk miskin peserta program
Jamkesmas
75 75b
Tersalurkannya subsidi pendidikan
bagi siswa SD/SDLB, SMP/SMPLB,
SMA, SMK, dan mahasiswa
Jumlah siswa :
SD/SDLB
SMP/SMPLB
SMA
SMK
PTN/PTS
2.767.282
966.064
378.783
305.535
65.000
2.246.800
871.193
248.800
305.950
65.000
Meningkatnya pembinaan, kesertaan,
dan kemandirian ber-KB melalui
23.500 klinik pemerintah dan swasta
Jumlah peserta KB baru miskin (KPS dan
KS 1) dan rentan lainnya yang
mendapatkan pembinaan dan alokon
gratis melalui 23.500 klinik KB
pemerintah dan swasta
3,75 juta 3,76 juta
Jumlah peserta KB aktif miskin (KPS dan
KS 1) dan rentan lainnya yang
mendapatkan pembinaan dan alokon
gratis melalui 23.500 klinik KB
pemerintah dan swasta
11,9 juta 14,26 juta
Meningkatnya pembinaan dan
kemandirian ber-KB keluarga Pra-S dan
KS-1
Jumlah PUS anggota Kelompok Usaha
Ekonomi Produktif yang menjadi peserta
KB mandirie
22.000
kelompok
1.026.929
keluarga
Jumlah mitra kerja yang memberikan
bantuan modal dan pembinaan
kewirausahaan kepada Kelompok Usaha
Ekonomi Produktif
34 34
Ringkasan Eksekutif Evaluasi Satu Tahun Pelaksanaan RPJMN 2010-2014
29
NO RPJMN 2010-2014 CAPAIAN
2010* SUBSTANSI INTI SASARAN INDIKATOR TARGET 2010*
Jumlah mitra kerja yang menjadi
pendamping kelompok Usaha Ekonomi
Produktif
3 3
Terlaksananya pemberian Bantuan
Tunai Bersyarat bagi RTSM (PKH)
Jumlah RTSM yang mendapatkan
Bantuan Tunai Bersyarat PKH (RTSM)
816.000 772.830
Penyediaan beras untuk seluruh
Rumah Tangga Sasaran (RTS) dengan
jumlah yang memadai dalam satu
tahun
Jumlah RTS penerima Raskin (dengan 15
kg per RTS selama 12 bulan)
17.488.007 17.488.007
2. PNPM MANDIRI :
Penambahan anggaran PNPM
Mandiri dari Rp. 10,3 trilyun pada
2009 menjadi Rp. 12,1 trilyun pada
2010, pemenuhan Bantuan
Langsung Masyarakat (BLM) Rp.3
Milyar per kecamatan untuk
minimal 30% kecamatan termiskin
di perdesaan, dan integrasi secara
selektif PNPM Pendukung
Pemberdayaan masyarakat dan
percepatan penanggulangan
kemiskinan & pengangguran di
kelurahan/ kecamatan (PNPM
Perkotaan)
Keswadayaan Masyarakat (kelurahan) 10.948 Desa/Kel 10.948 Desa/Kel
Pemberdayaan masyarakat dan
percepatan penanggulangan
kemiskinan & pengangguran di
kecamatan dan desa/ (PNPM
Perdesaan)
Cakupan penerapan PNPM-MP dan
Penguatan PNPM
PNPM Inti 4.805 kec di 495
kabupaten/kota di
32 provinsi
4.805 kec di 495
kabupaten/kota di 32
provinsi
PNPM Penguatan (termasuk di dalam
lokasi PNPM Inti)
- PNPM Generasi 189 kec 189 kec di 25 kab di
6 prov
- PNPM Integrasi SPP- SPPN 33 kab 40 kab
- PNPM Perbatasan 80 kec 80 kec di 15 kab di
4 prov
Cakupan wilayah kegiatan rekonstruksi
dan rehabilitasi pasca bencana krisis di
Kab. Nias dan Nias Selatan
2 kab/9 kec 2 kab/9 kec
PNPM Mandiri Kelautan dan Perikanan 120 kab/kota 120 kab/kota
Jumlah fasilitasi Pemda dalam
pengembangan usaha ekonomi
masyarakat tertinggal termasuk PNPM
PISEW
9 prov, 32 kab 9 prov, 34 kab
Ringkasan Eksekutif Evaluasi Satu Tahun Pelaksanaan RPJMN 2010-2014
30
NO RPJMN 2010-2014 CAPAIAN
2010* SUBSTANSI INTI SASARAN INDIKATOR TARGET 2010*
Jumlah cakupan lokasi garapan
PAMSIMAS
32 kab 109 kab/kota di 15
prov
Cakupan PNPM-LMP 72 kec 78 kec di 26 kab di
4 8 prov
Infrastruktur pendukung kegiatan
ekonomi & sosial (RISE)
237 kecamatan 237 kecamatan
Infrastruktur Perdesaan (RIS) 215 kecamatan 215 kecamatan
Persentase Pemda
yang mengimplementasikan kebijakan
terkait dengan PNPM-PISEW
(9 provinsi, 34 kabupaten)
100% 100%
Infrastruktur air limbah (SANIMAS) 27 kab/kota 38 kawasan
Jumlah desa yang terfasilitasi air minum
(PAMSIMAS)
1472 desa 1569 desa
Jumlah kabupaten tertinggal yang
mengembangkan mekanisme
pengarusutamaan kegiatan dalam
pengembangan kawasan perdesaan,
mendapatkan bantuan stimulan dalam
pembangunan infrastruktur untuk
percepatan pembangunan daerah
tertinggal, dan mendapatkan bantuan
stimulant untuk meningkatkan kapasitas
kelembagaan perencanaan (PNPM-
P2DTK)
32 Kab 32 Kab
Meningkatnya jumlah desa wisata
melalui PNPM bidang pariwisata
Jumlah desa wisata (PNPM Pariwisata) 200 desa 200 desa
Meningkatnya akses petani/peternak
pada skim kredit bersubsidi, sistem
bagi hasil, komersial, bantuan
langsung dan penumbuhan
kelembagaan keuangan mikro untuk
mendukung peningkatan produksi
pertanian.
Tersusunnya model pembiayaan
bersubsidi
4 1
Penguatan modal Gapoktan PUAP
(Gapoktan)
10.000 8.587
Tersusunnya kebijakan pembiayaan
pertanian
1 1
Ringkasan Eksekutif Evaluasi Satu Tahun Pelaksanaan RPJMN 2010-2014
31
NO RPJMN 2010-2014 CAPAIAN
2010* SUBSTANSI INTI SASARAN INDIKATOR TARGET 2010*
3 KREDIT USAHA RAKYAT (KUR) :
Pelaksanaan penyempurnaan
mekanisme penyaluran KUR mulai
2010 dan perluasan cakupan KUR
mulai 2011
Meningkatnya penyaluran KUR Penyediaan penjaminan, sosialisasi dan
pendampingan KUR
100% 100%
Meningkatnya kapasitas dan
jangkauan penyediaan
modal/pembiayaan bagi koperasi dan
UMKM
Jumlah koperasi dan UMKM yang
menerima bantuan modal/pembiayaan
2.600 koperasi/
kelompok
99,46%
Meningkatnya kualitas kelembagaan
koperasi dan pemahaman masyarakat
dan aparat pembina mengenai praktek
berkoperasi sesuai prinsip dan jati diri
koperasi
Jumlah pelaksanaan pengembangan
koperasi skala besar, pengelola koperasi,
pemasyarakatan perkoperasian dan
perbaikan diklatluh perkoperasian
5 kebijakan/ 1.000
orang pembina
100%
Berkembangnya sarana usaha
pemasaran KUMKM
Jumlah dukungan dan fasilitasi sarana
pemasaran melalui koperasi
5.737 KUMKM 80,55%
4 TIM PENANGGULANGAN
KEMISKINAN :
Revitalisasi Komite Nasional
Penanggulangan Kemiskinan (KNPK)
di bawah koordinasi Wakil Presiden,
penggunaan unified database untuk
penetapan sasaran program mulai
2009-2010, dan penerapan sistem
monitoring dan evaluasi yang
akurat sebagai dasar keputusan dan
alokasi anggaran
Meningkatnya jumlah koordinasi,
sinkronisasi, kajian serta pemantauan
dan evaluasi kebijakan
penanggulangan kemiskinan di bidang
pengarusutamaan kebijakan dan
anggaran
Jumlah penyiapan kegiatan koordinasi
dan sinkronisasi kebijakan dan peraturan
perundangan penanggulangan
kemiskinan di bidang pengarusutamaan
kebijakan
8 kegiatan 8 kegiatan
Jumlah penyiapan kegiatan koordinasi
dan sinkronisasi kebijakan
penanggulangan kemiskinan di bidang
pengarusutamaan anggaran
4 kegiatan 4 kegiatan
Tingkat (indeks) koordinasi kebijakan dan
anggaran penanggulangan kemiskinan
dan peraturan perundangannya
100% 100%
Meningkatnya jumlah koordinasi,
sinkronisasi, kajian serta pemantauan
dan evaluasi kebijakan
penanggulangan kemiskinan di bidang
penguatan kelembagaan TKPK
Jumlah penyiapan kegiatan koordinasi
dan sinkronisasi kebijakan kelembagaan
TKPK
8 kegiatan 8 kegiatan
Jumlah usulan rekomendasi kebijakan
penguatan kelembagaan TKPK
6 kegiatan 6 kegiatan
Tingkat (indeks) usulan rekomendasi
kebijakan yang menjadi kebijakan formal
100% 100%
Ringkasan Eksekutif Evaluasi Satu Tahun Pelaksanaan RPJMN 2010-2014
32
NO RPJMN 2010-2014 CAPAIAN
2010* SUBSTANSI INTI SASARAN INDIKATOR TARGET 2010*
Meningkatnya jumlah koordinasi,
sinkronisasi, kajian serta pemantauan
dan evaluasi kebijakan
penanggulangan kemiskinan di bidang
penguatan masyarakat dan kawasan
Jumlah penyiapan kegiatan koordinasi
dan sinkronisasi pelaksanaan kebijakan
pemberdayaan masyarakat dalam
penguatan masyarakat dan kawasan
perkotaan
9 kegiatan 9 kegiatan
Jumlah penyiapan kegiatan koordinasi
dan sinkronisasi pelaksanaan kebijakan
pemberdayaan masyarakat dalam
penguatan masyarakat dan kawasan
perdesaan
10 kegiatan 10 kegiatan
Tingkat (indeks) koordinasi dan
sinkronisasi kebijakan pemberdayaan
masyarakat dalam penguatan
masyarakat dan kawasan perkotaan dan
perdesaan
100% 100%
Meningkatnya jumlah koordinasi,
sinkronisasi, kajian serta pemantauan
dan evaluasi kebijakan
penanggulangan kemiskinan di bidang
kelembagaan dan kemitraan
Jumlah penyiapan kegiatan koordinasi
dan sinkronisasi penguatan
kelembagaan penanggulangan
kemiskinan
8 kegiatan 8 kegiatan
Jumlah penyiapan kegiatan koordinasi
dan sinkronisasi pelaksanaan kemitraan
penanggulangan kemsikinan
6 kegiatan 6 kegiatan
Tingkat (indeks) koordinasi dan hasil
sinkronisasi pelaksanaan penguatan
kelembagaan dan kemitraan
100% 100%
Meningkatnya jumlah koordinasi,
sinkronisasi, kajian serta pemantauan
dan evaluasi kebijakan
penanggulangan kemiskinan di bidang
Keuangan Mikro dan Pemanfaatan
Teknologi Tepat Guna (TTG)
Jumlah penyiapan kegiatan koordinasi
dan sinkronisasi persiapan LKM dengan
K/L maupun masyarakat
7 kegiatan 7 kegiatan
Jumlah penyiapan kegiatan koordinasi
dan sinkronisasi pengembangan dan
pemanfaatan TTG
5 kegiatan 5 kegiatan
Tingkat (indeks) koordinasi kebijakan
pelaksanaan LKM dan pengembangan
TTG
100% 100,00%
Ringkasan Eksekutif Evaluasi Satu Tahun Pelaksanaan RPJMN 2010-2014
33
Catatan: *) Data masukan dari sektor-sektor terkait di Bappenas
Sumber:
a. Kementerian Kesehatan, 2009
b. Kementerian Kesehatan, 2010
c. Profil Kesehatan, 2009
d. Dihitung dari Profil Kesehatan, 2009
e. Angka ini merupakan jumlah keluarga Pra KS dan KS 1 yang aktif berusaha pada kelompok UPPKS. Data UPPKS yang menjadi KB Mandiri tahun 2009-2010 sulit diperoleh mengingat
kegiatan ini membutuhkan sinergi antara program kemiskinan lainnya untuk mendukung peningkatan ekonomi keluarga.
Ringkasan Eksekutif Evaluasi Satu Tahun Pelaksanaan RPJMN 2010-2014
34
Tabel 5. Pencapaian Pembangunan Prioritas Nasional 5:
Ketahanan Pangan, Tahun 2010
No RPJMN 2010-2014 CAPAIAN
2010 SUBSTANSI INTI SASARAN INDIKATOR TARGET 2010
1 LAHAN, PENGEMBANGAN
KAWASAN DAN TATA RUANG
PERTANIAN:
Penataan regulasi untuk menjamin
kepastian hukum atas lahan
pertanian, pengembangan areal
pertanian baru seluas 2 juta hektar,
penertiban serta optimalisasi
penggunaan lahan terlantar
Penataan regulasi untuk menjamin
kepastian hukum atas lahan pertanian
Jumlah paket rancangan peraturan
perundang-undangan dan kebijakan di
bidang pertanahan dalam rangka
mendukung pelaksanaan Undang-
undang Perlindungan Lahan Pertanian
Pangan Berkelanjutan
1 paket
1 paket
Pengembangan areal pertanian baru
seluas 2 juta hektar
Luasan (Ha) perluasan areal tanaman
pangan (sawah dan lahan kering),
hortikultura, perkebunan dan kawasan
peternakan
32.505 8.856
(sawah)
1.077,5 (lahan
kering)
Penertiban, serta optimasi
penggunaan lahan terlantar
Luasan (Ha) lahan yang dioptimasi,
dikonservasi dan direhabilitasi,
direklamasi (Pengembangan rumah
kompos)
25.709 9.434 (optimasi)
235 rumah kompos
2. INFRASTRUKTUR:
Pembangunan dan pemeliharaan
sarana transportasi dan angkutan,
pengairan, jaringan listrik, serta
teknologi komunikasi dan sistem
informasi nasional yang melayani
daerah-daerah sentra produksi
pertanian demi peningkatan
kuantitas dan kualitas produksi
serta kemampuan pemasarannya
Pembangunan dan pemeliharaan
sarana transportasi dan angkutan
yang melayani daerah-daerah sentra
produksi pertanian demi peningkatan
kuantitas dan kualitas produksi serta
kemampuan pemasarannya
Tersedianya jalan sepanjang 12.500 km
untuk Jalan Usaha Tani (JUT) dan jalan
produksi, serta tersedianya data bidang
tanah petani yang layak disertifikasi
952 483 (JUT)
469 (jalan produksi)
72.600 persil (tanah
yg disertifikasi)
Jumlah pelabuhan perikanan dengan
fokus pembangunan di lingkar luar dan
daerah perbatasan yang potensial
968
816
Pembangunan dan pemeliharaan
pengairan yang melayani daerah-
daerah sentra produksi pertanian
demi peningkatan kuantitas dan
kualitas produksi
Tersedianya optimasi pemanfaatan air
irigasi melalui perbaikan jaringan irigasi
tingkat usaha tani (JITUT)/Jaringan irigasi
desa (JIDES) dan pengembangan Tata Air
Mikro (TAM yang berfungsi (ha)
108.486 57.527 (jitut)
44.227 (jides)
6.030 (TAM)
Jumlah pengadaan kapal perikanan > 30
GT (kapal)
60
46
Jumlah unit perbenihan yang
bersertifikat
51 57
Luas layanan jaringan irigasi yang
meningkat (ha)
115 ribu 115 ribu
Ringkasan Eksekutif Evaluasi Satu Tahun Pelaksanaan RPJMN 2010-2014
35
No RPJMN 2010-2014 CAPAIAN
2010 SUBSTANSI INTI SASARAN INDIKATOR TARGET 2010
Luas layanan jaringan irigasi yang
direhabilitasi (ha)
200 ribu 293 ribu
Luas layanan jaringan irigasi yang
dioperasikan dan dipelihara (ha)
2,32 juta 2,32 juta
Luas layanan jaringan rawa yang
meningkat (Ha)
10 ribu 8,08 ribu
Luas layanan jaringan rawa yang
direhabilitasi (Ha)
85 ribu 79,37 ribu
Luas layanan jaringan rawa yang
dioperasikan dan dipelihara (ha)
800 ribu 1,108 juta
Jumlah sumur air tanah yang dibangun /
ditingkatkan (unit)
70 84
Jumlah sumur air tanah yang
direhabilitasi (unit)
230 sumur air
tanah
97 sumur air tanah
Jumlah sumur air tanah yang
dioperasikan dan dipelihara (unit)
425 sumur air
tanah
188 sumur air
tanah
Luas layanan jaringan tata air tambak
yang dibangun / ditingkatkan (ha)
1.000 1.021
Luas layanan jaringan tata air tambak
yang direhabilitasi (ha)
4.000 2.800
Jumlah waduk yang dibangun:
- waduk selesai dibangun 1 -
- embung/ situ selesai dibangun 20 45
- waduk dalam pelaksanaan 5 8
Jumlah waduk yang direhabilitasi
- waduk selesai direhabilitasi 2 12
- waduk dalam pelaksanaan rehabilitasi 9 -
- Embung/ situ selesai direhabilitasi 37 21
Jumlah waduk/embung/situ yang
dioperasikan dan dipelihara
182 14
3
PENELITIAN DAN PENGEMBANGAN:
Peningkatan upaya penelitian dan
pengembangan bidang pertanian
Peningkatan inovasi teknologi
pertanian untuk mendukung
peningkatan ketahanan pangan untuk
Inovasi teknologi benih, bibit, pupuk,
obat hewan dan tanaman, alsintan, dan
produk olahan
66 100
Ringkasan Eksekutif Evaluasi Satu Tahun Pelaksanaan RPJMN 2010-2014
36
No RPJMN 2010-2014 CAPAIAN
2010 SUBSTANSI INTI SASARAN INDIKATOR TARGET 2010
yang mampu menciptakan benih
unggul dan hasil penelitian lainnya
menuju kualitas dan produktivitas
hasil pertanian nasional yang tinggi
tercapainya swasembada dan
swasembada berkelanjutan
Inovasi teknologi pengelolaan sumberdaya
pertanian
68 82
Rekomendasi kebijakan pertanian 60 63
Diseminasi inovasi teknologi benih, bibit,
pupuk, obat hewan dan tanaman, alsintan
dan produk olahan
32 24
Jumlah varietas unggul baru tanaman
pangan
5 – 6 25
Jumlah benih sumber yang diperbanyak
oleh UPBS
6 6
Jumlah teknologi penanganan segar produk
hortikultura
5 6
Benih unggul berbasis biologi
molekuler
Jumlah varietas benih unggul 1 100 %
1 varietas padi
tahan penggerek
batang telah di Uji
Multi Lokasi di 10
daerah untuk
persiapan
pelepasan varietas
benih unggul tahun
2011.
Pupuk organik dari mikroba hayati
Indonesia
Percontohan produksi pupuk organik di
pedesaan
1 100 %
Aplikasi di desa
cicurug, sukabumi
Keanekaragaman pangan Jumlah varietas 2 75 %
1 varietas ubi kayu
beramilosa tinggi
dan pengembangan
varietas kentang
hitam
Terbangunnya fasilitas litbang
bioteknologi peternakan modern
Fasilitas Laboratorium dan peralatannya 2 100 %
2 Unit fasilitas riset
yaitu Dairy Plant
Ringkasan Eksekutif Evaluasi Satu Tahun Pelaksanaan RPJMN 2010-2014
37
No RPJMN 2010-2014 CAPAIAN
2010 SUBSTANSI INTI SASARAN INDIKATOR TARGET 2010
dan Kandang
Otomatis
Peningkatan upaya penelitian dan
pengembangan bidang pertanian
yang mampu menciptakan benih
unggul dan hasil peneilitian lainnya
menuju kualitas dan produktivitas
hasil pertanian nasional yang tinggi.
Varietas padi (padi sawah, padi gogo,
padi dataran tinggi dan padi hibrida)
1
Varietas kedelai (jenis biji besar, genjah,
produksi tinggi dan jenis biji hitam)
1 1
Varietas gandum tropis dan sorghum 1 1
4 INVESTASI, PEMBIAYAAN, DAN
SUBSIDI:
Dorongan untuk investasi pangan,
pertanian, dan industri perdesaan
berbasis produk lokal oleh pelaku
usaha dan pemerintah, penyediaan
pembiayaan yang terjangkau, serta
sistem subsidi yang menjamin
ketersediaan benih varietas unggul
yang teruji, pupuk, teknologi dan
sarana pasca panen yang sesuai
secara tepat waktu, tepat jumlah,
dan terjangkau
Dorongan untuk investasi pangan,
pertanian, dan industri perdesaan
berbasis produk sistem oleh pelaku
usaha dan pemerintah
SLPTT padi (ribu ha) 2.500 2.394
SLPTT Jagung hibrida (ribu ha) 150 149
SLPTT kedelai (ribu ha) 250 186
Laju pertumbuhan produksi tanaman
buah
0,05 3,8
Laju pertumbuhan produksi tanaman
sayuran dan biofarmaka
3,5% 3,77%
Capaian luas areal (ribu hektar)
pembinaan dan pengembangan
tanaman tebu untuk mendukung
Swasembada Gula Nasional
465 434
Capaian luas areal (ribu hektar)
pembinaan dan pengembangan untuk
pengembangan komoditas ekspor
tembakau
205 194
Peningkatan luas areal (ribu hektar)
pembinaan dan pengembangan untuk
komoditas ekspor
- Kopi 1.291 1.268
- Teh 129 125
- Kakao 1.655 1.652
- Lada 192 186
Pengembangan komoditas pemenuhan
konsumsi dalam negeri
- Cengkeh 465 470
Pengembangan ternak potong (ekor) 21.000 820 sapi
150 kerbau
Ringkasan Eksekutif Evaluasi Satu Tahun Pelaksanaan RPJMN 2010-2014
38
No RPJMN 2010-2014 CAPAIAN
2010 SUBSTANSI INTI SASARAN INDIKATOR TARGET 2010
Pengembangan sapi perah (ekor) 1.250 123
Pengembangan kelompok unggas lokal 230 200
Pengembangan kelompok non unggas 28 25
Meningkatnya jumlah ekspor hasil
pertanian
15% 15%
Meningkatnya jumlah surplus neraca
perdagangan hasil pertanian
30% 52%
Jumlah kelembagaan penyuluhan
pertanian yang terbentuk
333 333
Jumlah kelembagaan petani (gapoktan) 30.000 30.636
Jumlah BPP model 4.200 4.245
Penyediaan pembiayaan yang
terjangkau
Laporan Keuangan Belanja Subsidi Lain-
lain (BSBL) yang lengkap dan tepat waktu
100% 100%
Pengalokasian belanja pemerintah pusat
yang tepat waktu dan efisien
100% 100%
Penyediaan anggaran secara tepat waktu
dan tepat jumlah untuk menunjang
program di bidang pangan, pertanian,
dan industri perdesaan sesuai dengan
persetujuan
100% 100%
Sistem subsidi yang menjamin
ketersediaan benih varietas unggul yang
teruji, pupuk, teknologi dan sarana
pascapanen yang sesuai secara tepat
waktu, tepat jumlah, dan terjangkau.
Jumlah benih tanaman pangan
bersubsidi (ribu ton)
178,18 74,84
(padi-BLBU)
13,35
(jagung-BLBU)
19,78
(kedelai-BLBU)
Jumlah pupuk bersubsidi (juta ton) 11,06 7,36
Jumlah unit perbenihan ikan yang
bersertifikat
51 unit 57
5
PANGAN DAN GIZI:
Peningkatan Kualitas Gizi dan
Keanekaragaman Pangan Melalui Pola
Pangan Harapan
Meningkatnya pemantapan
ketersediaan pangan dan penanganan
rawan pangan.
Jumlah Desa Mandiri Pangan yang
dikembangkan.
1.750 desa 1.994 desa
Meningkatnya pemantapan distribusi
dan harga pangan.
Lembaga Distribusi Pangan Masyarakat
(LDPM)
750 716
Ringkasan Eksekutif Evaluasi Satu Tahun Pelaksanaan RPJMN 2010-2014
39
No RPJMN 2010-2014 CAPAIAN
2010 SUBSTANSI INTI SASARAN INDIKATOR TARGET 2010
Meningkatnya pemantapan
penganekaragaman konsumsi pangan
dan keamanan pangan
Desa P2KP (Percepatan Penganekaragaman
Konsumsi Pangan).
2.000 desa 1.950 desa
Meningkatnya kualitas penanganan
masalah gizi masyarakat
Persentase balita ditimbang berat
badannya (D/S)
65% 49,4% (Riskesdas,
2010)
6 ADAPTASI PERUBAHAN IKLIM:
Pengambilan langkah-langkah
kongkrit terkait adaptasi dan
antisipasi sistem pangan dan
pertanian terhadap perubahan iklim
Meningkatnya populasi dan produksi
hasil olahan ternak ruminansia terkait
dengan Dampak Perubahan Iklim
Pengembangan dan pembinaan Biogas Asal
Ternak Bersama Masyarakat (BATAMAS)
terutama di sentra terpencil dan padat
ternak (unit) (Dampak Perubahan Iklim)
100 100
Pengembangan integrasi ternak dan
tanaman melalui pengelolaan kotoran
ternak (padat dan cair) menjadi pupuk
organik dan pengolahan limbah tanaman
untuk ternak terutama di sentra
perkebunan, tanaman pangan dan
hortikultura (klp) (Dampak Perubahan
Iklim)
75 55
Sumber : LAKIP Tahun 2010 K/L terkait
Ringkasan Eksekutif Evaluasi Satu Tahun Pelaksanaan RPJMN 2010-2014
40
Tabel 6. Pencapaian Pembangunan Prioritas Nasional 6:
Infrastruktur, Tahun 2010
No. RPJMN 2010 - 2014 CAPAIAN
2010 SUBSTANSI INTI SASARAN INDIKATOR TARGET 2010
1. TANAH DAN TATA RUANG:
Konsolidasi kebijakan penanganan
dan pemanfaatan tanah untuk
kepentingan umum secara
menyeluruh di bawah satu atap dan
pengelolaan tata ruang secara
terpadu
Terlaksananya pengaturan dan
penataan penguasaan dan pemilikan
tanah, serta pemanfaatan dan
penggunaan tanah secara optimal.
Neraca Penatagunaan Tanah di daerah 100 kab/kota 98 kab/kota
Terlaksananya pengaturan dan
penataanpenguasaan dan pemilikan
tanah, serta pemanfaatan dan
penggunaan tanah secara optimal.
Inventarisasi P4T 335.665 bidang 335.665
bidang
Terlaksananya pengembangan
peraturan perundang-undangan bidang
pertanahan dan Hubungan Masyarakat
Tersusunnya peraturan perundang-
undangan pengadaan tanah untuk
kepentingan umum
1 Paket 1 Paket
Serasinya rencana tata ruang dengan
rencana pembangunan
Jumlah rencana tata ruang yang telah
disinkronkan program pembangunannya
33 Provinsi 33 Provinsi
2.
JALAN:
Penyelesaian pembangunan Lintas
Sumatera, Jawa, Bali, Kalimantan,
Sulawesi, NTB, NTT, dan Papua
sepanjang 19.370 km
Selesainya pembangunan jalan Lintas
Sumatera, Jawa, Bali, Kalimantan,
Sulawesi, NTB, NTT, dan Papua
sepanjang 19.370 km
Jumlah km jalan yang ditingkatkan
kapasitasnya (pelebaran) sepanjang 19.370
Km
3.660,30
2.530
3. PERHUBUNGAN:
Pembangunan jaringan prasarana
dan penyediaan sarana transportasi
antar-moda dan antar-pulau yang
terintegrasi sesuai dengan Sistem
Transportasi Nasional dan Cetak Biru
Transportasi Multimoda dan
penurunan tingkat kecelakaan
transportasi sehingga pada 2014
lebih kecil dari 50% keadaan saat ini
Terbangunnya terminal
antarnegara dan antarprovinsi di
15 lokasi per tahun
Lokasi
15
15
Terbangunnya 954,43 km jalur KA
baru/jalur ganda
Panjang km 68,67 68,67
Meningkatnya jalan rel 1.849,62 km Panjang km 1.849,62 1.849,62
Terlaksananya 71 paket peningkatan
pelistrikan (diantaranya elektrifikasi
sepanjang 289 km)
Jumlah paket 13 13
Tersedianya alur pelayaran yang aman
untuk kapal melalui pengerukan 61,7
juta m3 sedimen
volume lumpur/ sedimen yang dikeruk
(juta m3)
6 6,3
Ringkasan Eksekutif Evaluasi Satu Tahun Pelaksanaan RPJMN 2010-2014
41
No. RPJMN 2010 - 2014 CAPAIAN
2010 SUBSTANSI INTI SASARAN INDIKATOR TARGET 2010
Terbangunnya/ Meningkatnya kapasitas
275 lokasi prasarana dan fasilitas
pelabuhan utama, pengumpul,
pengumpan ( non strategis)
Jumlah lokasi 55 55
Tersedianya 186 unit Sarana KA
(Lokomotif, KRDI, KRDE, KRL, Tram,
Railbus)
Jumlah unit 22 22
Terbangunnya Bandara
Kualanamu
Jumlah Paket 1 1
Dikembangkannya/ direhabilitasinya 205
paket bandara yang
Jumlah bandar udara 205 205
Dikembangkannya 28 paket bandara di
daerah perbatasan dan rawan bencana
Jumlah Bandar udara 4 4
Menurunnya tingkat kecelakaan
transportasi sehingga pada 2014 lebih
kecil dari 50% keadaan saat ini
Tingkat kecelakaan (orang) PM PM
Terlaksananya rehabilitasi fasilitas
keselamatan sebanyak 5 Paket
Paket 1 1
Tersedianya peralatan/ fasilitas sarana
dan keselamatan perkeretaapian
sebanyak 72 paket
Paket 11 11
Terbangunnya fasilitas telekomunikasi
dan sarana bantu navigasi pelayaran di
Alur Laut Kepulauan Indonesia
Unit 15 15
Tersedianya 1.423 Paket/unit/set
peralatan navigasi penerbangan
Paket/Unit/set 124 124
4. PERUMAHAN RAKYAT:
Pembangunan 685.000 Rumah
Sederhana Sehat Bersubsidi, 180
Rusunami dan 650 twin block berikut
fasilitas pendukung kawasan
permukiman yang dapat menampung
836.000 keluarga yang kurang mampu
pada 2012
Terbangunnya 685.000 Rumah
Sederhana Sehat Bersubsidi, 180
Rusunami dan 650 twin block berikut
fasilitas pendukung kawasan
permukiman yang dapat menampung
836.000 keluarga yang kurang mampu
pada 2012
Jumlah unit Rumah Sederhana Sehat
Bersubsidi yang terbangun
- 87.001 unit
Jumlah unit Rusunami yang terbangun - 500 unit
Jumlah twin block yang terbangun 140 twin block 89 twin block
Jumlah keluarga yang tertampung oleh
Rumah Sederhana Sehat Bersubsidi,
Rusunami, dan twin block yang terbangun
-
96.045 keluarga
Ringkasan Eksekutif Evaluasi Satu Tahun Pelaksanaan RPJMN 2010-2014
42
No. RPJMN 2010 - 2014 CAPAIAN
2010 SUBSTANSI INTI SASARAN INDIKATOR TARGET 2010
5.
PENGENDALIAN BANJIR:
Penyelesaian pembangunan prasarana
pengendalian banjir, diantaranya
Banjir Kanal Timur Jakarta sebelum
2012 dan penanganan secara terpadu
Daerah Aliran Sungai Bengawan Solo
sebelum 2013
Terlindunginya kawasan seluas 48,66
ribu hektar dari bahaya banjir dan
terlindunginya kawasan pantai
sepanjang 80 km dari abrasi pantai serta
terkendalinya 16 juta m3 lahar gunung
berapi/sedimen
Panjang sarana/prasarana pengendali
banjir yang dibangun (216 km)
168 km 321,00 km
Panjang sarana/prasarana pengendali
banjir yang direhabilitasi (386 km)
139 km 171,19 km
Panjang sarana/prasarana pengendali
banjir yang dioperasikan dan dipelihara
(2.000 km) untuk mengamankan kawasan
seluas 35,7 ribu hektar
700 km 611,00 km
Jumlah sarana/prasarana pengendali
lahar/sedimen yang dibangun (28 buah)
untuk mengendalikan lahar/sedimen
dengan volume 16 juta m3
28 buah 13 buah
Jumlah sarana/prasarana pengendali
lahar/sedimen yang direhabilitasi (85 unit)
untuk mengendalikan lahar/sedimen
dengan volume 6 juta m3
4 buah 5 buah
Jumlah sarana/prasarana pengendali
lahar/sedimen yang dioperasikan dan
dipelihara (150 unit) untuk mengendalikan
lahar/sedimen dengan volume 12 juta m3
10 buah 11 buah
Panjang sarana/prasarana pengaman
pantai yang dibangun (30 km)
30 km 25,11 km
Panjang sarana/prasarana pengaman
pantai yang direhabilitasi (50 km)
3 km 10 km
Panjang sarana/prasarana pengaman
pantai yang dipelihara (50 km )
30 km 10,00 km
Diselesaikannya dan berfungsinya Banjir
Kanal Timur untuk mengurangi daerah
genangan akibat banjir di Wilayah
Jakarta
Terkendalinya bahaya banjir di Daerah
Aliran Sungai Bengawan Solo
Diselesaikannya pembangunan kanal timur
paket 22 s/d 29
Paket 22 s/d 29 100%
Terbangunnya prasarana pengendali banjir pompa banjir di 5
lokasi
2 unit pompa di 1
lokasi (Kab. Madiun)
Terbangunnya prasarana pengendali banjir
DAS Bengawan Solo
7 waduk 4 waduk dalam
pelaksanaan
Terehabilitasinya prasarana pengendali
banjir di DAS Bengawan Solo (8 Lokasi)
8 waduk 8 waduk dalam
pelaksanaan
Terpeliharanya waduk di DAS Bengawan 1 Paket 100% (kegiatan rutin)
Ringkasan Eksekutif Evaluasi Satu Tahun Pelaksanaan RPJMN 2010-2014
43
No. RPJMN 2010 - 2014 CAPAIAN
2010 SUBSTANSI INTI SASARAN INDIKATOR TARGET 2010
Solo
6. TELEKOMUNIKASI:
Penuntasan pembangunan jaringan
serat optik di Indonesia bagian timur
sebelum 2013 dan maksimalisasi
tersedianya akses komunikasi data dan
suara bagi seluruh rakyat
Meningkatnya layanan akses informasi
dan komunikasi di wilayah non
komersial
Persentase (%) Ibukota Provinsi yang
terhubung dengan jaringan backbone
nasional serat optik
Berlanjutnya
pembangunan ring
timur Palapa Ring yang
menghubungkan
Sulawesi, Maluku,
Papua, dan Nusa
Tenggara
Penyusunan konsep
ICT Fund sebagai salah
satu pembiayaan
Palapa Ring. Status:
masih menunggu
penetapan tentang
pemanfaat-an
sebagian dana USO
sebagai ICT Fund
Persentase (%) desa yang dilayani akses
telekomunikasi atau sejumlah 33.186 desa
(dari total 72.800 desa di Indonesia)
100% 27.670 desa (83,4%)
Persentase (%) desa yang dilayani akses
internet (5.748 desa)
5% 4.269 desa (74,3%)
7. TRANSPORTASI PERKOTAAAN:
Perbaikan sistem dan jaringan
transportasi di 4 kota besar (Jakarta,
Bandung, Surabaya, Medan) sesuai
dengan Cetak Biru Transportasi
Perkotaan, termasuk penyelesaian
pembangunan angkutan kereta listrik
di Jakarta (MRT dan Monorail)
selambat-lambatnya 2014
Tersusunnya 100% rencana dan
program sistem transportasi dan
evaluasi pelaksanaan program
Jumlah rencana Induk Angkutan Perkotaan,
Rencana Induk Sistem Informasi Lalu Lintas
Perkotaan, Laporan evaluasi,
Terselenggarannya ATCS, Jumlah Fasilitas
Keselamatan Transportasi Perkotaan.
1 Paket
1 Paket
Terselenggaranya Transportasi
Perkotaan
Jumlah Pengembangan Bus Rapid Transit
(BRT), Kota Percontohan, Kawasan
Percontohan.
1 Paket 1 Paket
Terselenggaranya Transportasi Ramah
lingkungan
Jumlah Penyelenggaraan Transportasi
Ramah Lingkungan
1 Paket 1 Paket
Terselesaikannya pembangunan
angkutan listrik di Jakarta (MRT dan
Monorail)
*) Sasaran tidak tercapai dikarenakan
besar pagu Ditjen KA Kemenhub hanya
30,79 T maka besar pagu untuk MRT dan
Monorail baru ditampung sebagian
Paket Monorail dan Paket MRT 2 Paket 1 Paket
Sumber: E-monitoring Ditjen Binamarga Kementerian Pekerjaan Umum, Renstra Kementerian Perhubungan 2010-2014, RKP 2011, Kementerian Perumahan Rakyat
Ringkasan Eksekutif Evaluasi Satu Tahun Pelaksanaan RPJMN 2010-2014
44
Tabel 7. Pencapaian Pembangunan Prioritas Nasional 7:
Iklim Investasi dan Iklim Usaha, Tahun 2010
No. RPJMN 2010 - 2014 CAPAIAN
2010 SUBSTANSI INTI SASARAN INDIKATOR TARGET 2010
1. KEPASTIAN HUKUM
Reformasi regulasi secara bertahap
di tingkat nasional dan daerah
sehingga terjadi harmonisasi
peraturan perundang-undangan
yang tidak menimbulkan
ketidakjelasan dan inkonsistensi
dalam implementasinya
Terwujudnya harmonisasi peraturan
perundang-undangan yang tidak
menimbulkan ketidakjelasan dan
inkonsistensi dalam implementasinya,
yang diwujudkan melalui:
- Perancangan Peraturan Perundang-
undangan
20% Tercapai 25% yaitu 3
RUU dan 3 RPP, RUU
terdiri dari
1. Perubahan UU
Desain Industri,
2. RUU perubahan
UU Paten,
3. RUU perubahan
UU Pengadilan
Anak.
1. RPP pelaks UU
Merek,
2. RPP Visa Ijin
masuk dan Ijin
Keimigrasian,
3. RPP Pelaks Hak
Cipta
- Harmonisasi Peraturan Perundang-
undangan
- Penyusunan 12 RUU
- Pembahasan 18 RUU
- Penyusunan 10 RPP
- Harmonisasi dan
sosialisasi 90 PP
- Penyusunan 12
Naskah RUU
- Pengkajian 15
kegiatan
- Penelitian 7 kegiatan.
Dari 219 permohonan
harmonisasi Perat
PerUUan yang dapat
diselesaikan
harmonisasinya
adalah 140 peraturan
perundang-undangan
atau (66%).
Ringkasan Eksekutif Evaluasi Satu Tahun Pelaksanaan RPJMN 2010-2014
45
No. RPJMN 2010 - 2014 CAPAIAN
2010 SUBSTANSI INTI SASARAN INDIKATOR TARGET 2010
2. PENYEDERHANAAN PROSEDUR
Penerapan Sistem Pelayanan
Informasi dan Perizinan Investasi
Secara Elektronik (SPIPISE) pada
Pelayanan Terpadu Satu Pintu (PTSP)
di beberapa kota yang dimulai di
Batam, pembatalan Perda
bermasalah dan pengurangan biaya
untuk memulai usaha seperti Tanda
Daftar Perusahaan (TDP) dan Surat
Ijin Usaha Perdagangan (SIUP)
Diterapkannya
SPIPISE pada PTSP di 33 provinsi dan 40
kabupaten/kota
Jumlah provinsi dan kabupaten/ kota yg
telah menerapkan SPIPISE
33 provinsi dan 40
kabupaten/ kota
100%
3. LOGISTIK NASIONAL:
Pengembangan dan penetapan
Sistem Logistik Nasional yang
menjamin kelancaran arus barang
dan mengurangi biaya
transaksi/ekonomi biaya tinggi
Terlaksananya kebijakan dan bimbingan
teknis dalam rangka peningkatan
kelancaran distribusi dan stabilisasi
harga bahan pokok
Jumlah rumusan kebijakan dan standar,
norma, kriteria dan prosedur di bidang
pembinaan pasar dan distribusi (jenis)
6 6
Jumlah pelaku usaha yang mengikuti
pembinaan, pelatihan dan bimbingan
teknis
1.920 1.800
Persentase rata-rata perbedaan tingkat
harga Bahan Pokok antar provinsi
1,7 1,8
Persentase ketersediaan barang
kebutuhan pokok bagi masyarakat
90% 90%
Jumlah perijinan di bidang pembinaan
pasar dan distribusi yang dijalani secara
online
6 10
Waktu penyelesaian perijinan dan
nonperijinan dibidang pembinaan pasar
dan distribusi (hari)
6 6
Terbangunnya sarana distribusi dalam
rangka kelancaran distribusi barang
pokok
Jumlah pasar percontohan (unit) 13 12
Jumlah pembangunan pusat distribusi - 2
Jumlah rekomendasi penataan sistem
distribusi)
2 2
4. SISTEM INFORMASI:
Beroperasinya secara penuh National
Single Window (NSW) untuk impor
(sebelum Januari 2010) dan ekspor.
Tersedianya kebijakan, Koordinasi,
Bimbingan Teknis, Monitoring dan
Evaluasi di bidang fasilitasi ekspor dan
impor
Jumlah penerbitan kebijakan fasilitasi
ekspor dan impor; (peraturan)
4 4
Jumlah pengembangan sistem elektronik
bidang fasilitasi pelayanan publik;
2 2
Ringkasan Eksekutif Evaluasi Satu Tahun Pelaksanaan RPJMN 2010-2014
46
No. RPJMN 2010 - 2014 CAPAIAN
2010 SUBSTANSI INTI SASARAN INDIKATOR TARGET 2010
Percepatan realisasi proses
penyelesaian bea cukai di luar
pelabuhan dengan implementasi
tahap pertama Custom Advanced
Trade System (CATS) di dry port
Cikarang
(Kegiatan)
Jumlah pengguna perijinan ekspor/
impor online melalui INATRADE
(perusahaan)
1.500 1536
Jumlah bimbingan teknis bidang fasilitasi
perdagangan; (kegiatan)
5 5
Jumlah koordinasi bidang fasilitasi
perdagangan; (kegiatan)
60 60
Jumlah partisipasi sidang-sidang fasilitasi
perdagangan didalam dan luar negeri;
(kegiatan)
17 -
Jumlah laporan evaluasi pelaksanaan
monitoring fasilitasi perdagangan
5 -
5. KAWASAN EKONOMI KHUSUS (KEK):
Pengembangan KEK di 5 lokasi
melalui skema Public-Private
Partnership sebelum 2012
Meningkatnya peranan sektor
perdagangan di kawasan ekonomi
khusus
� Jumlah PP tentang Kawasan Ekonomi
Khusus (peraturan)
1 1
0 � Jumlah kebijakan perdagangan yang
dilimpahkan ke KEK (peraturan)
1
Terlaksananya pengembangan KEK di 5
lokasi melalui skema Public-Private
Partnership sebelum 2012
Terlaksananya sosialisasi dan promosi
dalam rangka pengembangan investasi di
Kawasan Ekonomi Khusus (KEK)
Terlaksananya
sosialisasi dan
promosi di 6 daerah
dan 4 negara dalam
rangka
pengembangan
investasi di
Kawasan Ekonomi
Khusus (KEK)*)
100%
6.
KEBIJAKAN KETENAGAKERJAAN:
Penyempurnaan Peraturan
Ketenagakerjaan
Peraturan yang dapat mendorong
penciptaan kesempatan kerja dan
memperkuat lembaga HI
Tersusunnya peraturan kompensasi &
penetapan PHK, hubungan kerja (PKWT
& Outsourcing), pengupahan,
perlindungan pekerja, mogok kerja
Naskah akademis Penyerahan Draft
Perubahan UU
13/2003 ke
Presiden
Peraturan tentang organisasi pekerja/
buruh
- 1. Tersusun rencana
pelaksanaan
kegiatan kajian (TOR)
tentang organisasi
pekerja/ buruh
Ringkasan Eksekutif Evaluasi Satu Tahun Pelaksanaan RPJMN 2010-2014
47
No. RPJMN 2010 - 2014 CAPAIAN
2010 SUBSTANSI INTI SASARAN INDIKATOR TARGET 2010
2. Proses pengadaan
jasa pengkajian
peraturan
organisasi pekerja/
buruh
Peraturan tentang penyelesaian
perselisihan HI
- 1. Tersusun rencana
pelaksanaan
kegiatan kajian (TOR)
tentang penyelesai-
an perselisihan
hubungan industrial
2. Proses pengadaan
jasa pengkajian
penyelesai-an
perselisihan
hubungan industrial
Sinkronisasi kebijakan
ketenagakerjaan (Pusat) dengan
kebijakan/ peraturan daerah
Tersusunnya peraturan
ketenagakerjaan pusat dan daerah
yang sinergis
Harmonisasi kebijakan jaminan sosial - Penyampaian
rancangan peraturan
perundang-undangan
di bidang jaminan
sosial tenaga kerja
kepada Kemkumham
untuk diharmonisasi
Selarasnya peraturan bidang HI Inventarisasi Perda
HI
Rekomendasi
penyelarasan perda
ketenagakerjaan
bidang hubungan
industrial dan
jaminan sosial
Pengelolaan Kelembagaan dan
Pemasyarakatan Hubungan
Industrial
Tercapainya kesepakatan dalam
hubungan kerja
� Mekanisme perundingan secara
bipartit, pencatatan, keterwakilan dan
verifikasi SP/SB
� Jumlah lembaga kerjasama (LKS)
bipartit di perusahaan
� Jumlah perwakilan pekerja, SP/SB &
2 Naskah
Naik 5 %
500
Terbentuk 13.246
LKS (naik 11,95%)
500
Ringkasan Eksekutif Evaluasi Satu Tahun Pelaksanaan RPJMN 2010-2014
48
No. RPJMN 2010 - 2014 CAPAIAN
2010 SUBSTANSI INTI SASARAN INDIKATOR TARGET 2010
pengusaha yang mendapat
pendidikan teknik bernegosiasi
Diterapkannya manajemen dan
standar K3.
� Jumlah perusahaan yang menerapkan
manajemen K3
naik 10% 508 perusahaan
(naik 15,45%)
� persentase kenaikan tenaga pengawas
K3 bersertifikat kompetensi
20% 84 pengawas K3
(naik 21,74%)
Sumber : 1. RPJMN 2010-2014;
2. Roren Kementerian Perdagangan;
3. Biro Perencanaan, Program, dan Anggaran, BKPM;
4. Biro Perencanaan Kementerian Tenaga Kerja dan Transmigrasi
Catatan : *) monitoring kemajuan/laporan pelaksanaan bulan ke-12 rencana aksi BKPM dalam Inpres Nomor 1 Tahun 2010 tentang Percepatan Pelaksanaan Prioritas Pembangunan Nasional
Tahun 2010
Ringkasan Eksekutif Evaluasi Satu Tahun Pelaksanaan RPJMN 2010-2014
49
Tabel 8. Pencapaian Pembangunan Prioritas Nasional 8:
Energi, Tahun 2010
No RPJMN 2010 – 2014 CAPAIAN
2010 SUBSTANSI INTI SASARAN INDIKATOR TARGET 2010
1. KEBIJAKAN:
Penetapan kebijakan energi yang
memastikan penanganan energi
nasional yang terintegrasi sesuai
dengan Rencana Induk Energi
Nasional
Ditetapkannya kebijakan energi yang
memastikan penanganan energi
nasional yang terintegrasi sesuai
dengan Rencana Induk Energi Nasional
Jumlah aturan perundang-undangan
PP: 3
RPP: 3
Dokumen Rencana: 7
PP: 4
RPP: 5
Dokumen Rencana: 7
2. RESTRUKTURISASI BUMN:
Transformasi dan konsolidasi BUMN
bidang energi dimulai dari PLN dan
Pertamina selesai selambat-
lambatnya 2010 dan diikuti oleh
BUMN lainnya
Terlaksananya transformasi dan
konsolidasi BUMN bidang energi
dimulai dari PLN dan Pertamina selesai
selambat-lambatnya 2010 dan diikuti
oleh BUMN lainnya
Pelaksanaan penetapan target,
monitoring dan evaluasi kinerja BUMN
2 BUMN Besar dan
Strategis
2 BUMN Besar dan
Strategis
3. KAPASITAS ENERGI:
Peningkatan kapasitas pembangkit
listrik sebesar rata-rata 3.000 MW
per tahun mulai 2010 dengan rasio
elektrifikasi yang mencakup 62%
pada 2010 dan 80% pada 2014; dan
produksi minyak bumi sebesar lebih
dari 1,01 juta barrel per hari mulai
2014
Meningkatnya kapasitas pembangkit
listrik sebesar rata-rata 3.000 MW per
tahun mulai 2010 dengan rasio
elektrifikasi yang mencakup 62% pada
2010 dan 80% pada 2014; dan
produksi minyak bumi sebesar lebih
dari 1,01 juta barrel per hari mulai
2014
Penambahan kapasitas pembangkit listrik
per tahun
3.000 MW
787 MW
Rasio elektrifikasi 67,20% 67,15%
Produksi minyak bumi per hari 965 ribu barrel per
hari
954 ribu barrel per
hari
4. ENERGI ALTERNATIF:
Peningkatan pemanfaatan energi
terbarukan termasuk energi
alternatif geothermal sehingga
mencapai 2.000 MW pada 2012 dan
5.000 MW pada 2014 dan
dimulainya produksi coal bed
methane untuk membangkitkan
listrik pada 2011 disertai
pemanfaatan potensi tenaga surya,
Meningkatnya pemanfaatan energi
terbarukan termasuk energi alternatif
geothermal sehingga mencapai 2.000
MW pada 2012 dan 5.000 MW pada
2014
Kapasitas energi alternatif geothermal
yang termanfaatkan
1.261 MW
1.189 MW
Terlaksananya kegiatan produksi coal
bed methane untuk membangkitkan
listrik pada 2011 disertai pemanfaatan
potensi tenaga surya, microhydro,
Total produksi coal bed methane yang
digunakan untuk pembangkit listrik
NA NA
Ringkasan Eksekutif Evaluasi Satu Tahun Pelaksanaan RPJMN 2010-2014
50
No RPJMN 2010 – 2014 CAPAIAN
2010 SUBSTANSI INTI SASARAN INDIKATOR TARGET 2010
microhydro, bio-energy, dan nuklir
secara bertahap
bio-energy, dan nuklir secara bertahap
5. HASIL IKUTAN DAN TURUNAN
MINYAK BUMI /GAS:
Revitalisasi industri pengolah hasil
ikutan/turunan minyak bumi dan gas
sebagai bahan baku industri tekstil,
pupuk dan industri hilir lainnya
Berkembangnya klaster industri berbasis
migas
Lokasi
2
2
6. KONVERSI MENUJU PENGGUNAAN
GAS:
Perluasan program konversi minyak
tanah ke gas sehingga mencakup 42
juta Kepala Keluarga pada 2010;
penggunaan gas alam sebagai bahan
bakar angkutan umum perkotaan di
Palembang, Surabaya, dan Denpasar
Terlaksananya perluasan program
konversi minyak tanah ke gas
Cakupan jumlah kepala keluarga
penerima program konversi minyak
tanah ke gas
42 juta KK
47,6 juta KK
Terlaksananya pembangunan jaringan
gas perkotaan
Lokasi/SR
3 lokasi/16.000 SR 4 lokasi/ 10.316 SR
Terlaksananya perluasan penggunaan
gas alam sebagai bahan bakar
angkutan umum di Palembang,
Surabaya, dan Denpasar
Pembangunan SPBG (gas untuk
transportasi)
FEED dan DEDC di 1
kota
FEED dan DEDC
untuk
pengembangan
SPBG di Palembang
Sumber Data: Lampiran Pidato Presiden 2010, RKP 2011, dan bahan paparan KESDM
Ringkasan Eksekutif Evaluasi Satu Tahun Pelaksanaan RPJMN 2010-2014
51
Tabel 9. Pencapaian Pembangunan Prioritas Nasional 9:
Lingkungan Hidup Dan Pengelolaan Bencana, Tahun 2010
No RPJMN 2010–2014 CAPAIAN
2010 SUBSTANSI INTI SASARAN INDIKATOR TARGET 2010
1. PERUBAHAN IKLIM:
Peningkatan keberdayaan
pengelolaan lahan gambut,
peningkatan hasil rehabilitasi
seluas 500,000 ha per tahun, dan
penekanan laju deforestasi secara
sungguh-sungguh diantaranya
melalui kerjasama lintas
kementerian terkait serta
optimalisasi dan efisiensi sumber
pendanaan seperti dana Iuran Hak
Pemanfaatan Hutan (IHPH), Provisi
Sumber Daya Hutan (PSDH), dan
Dana Reboisasi
Penurunan Emisi GRK sebesar 26% dari
baseline
Laporan inventarisasi emisi GRK pada
tahun 2020 menurun sebesar 26% dari
baseline
Tersusunnya draft
Perpres RAN-GRK,
serta draft Perpres
Inventarisasi GRK
Tersusunnya draft
Perpres RAN-GRK,
dan draft Perpres
Inventarisasi GRK
Berkurangnya lahan kritis melalui
rehabilitasi dan reklamasi hutan
Terjaminnya tanaman rehabilitasi hutan
dan lahan kritis pada DAS prioritas*
100.000 ha*
204.211 ha
Terjaminnya hutan kota 1000 ha 1.175 ha
Meningkatnya pengelolaan hutan
melalui pemberdayaan masyarakat
Terjaminnya hutan kemasyarakatan 400.000 ha 415.153 ha
Terjaminnya izin usaha pengelolaan HKm 100 kelompok 107 kelompok
Terjaminnya kemitraan usaha HKm 10 unit 22 unit
Terjaminnya hutan kemitraan untuk
bahan kayu pertukangan
50.000 ha
50.506 ha
Terjaminnya sentra HHBK unggulan
terbentuk dan beroperasi
6 lokasi
6 lokasi
Terjaminnya hutan desa 100.000 ha 113.354 ha
Peningkatan hasil rehabilitasi seluas
500.000 ha per tahun
Kawasan konservasi laut dan kawasan
konservasi perairan tawar dan payau
yang dikelola secara berkelanjutan
Pengelolaan 900
ribu ha
Pengelolaan 900
ribu ha, dan total
luas kawasan
konservasi perairan
13,95 juta ha
2.
PENGENDALIAN KERUSAKAN
LINGKUNGAN:
Pengendalian Kerusakan
Lingkungan: Penurunan beban
pencemaran lingkungan melalui
pengawasan ketaatan
pengendalian pencemaran air
limbah dan emisi di 680 kegiatan
Penurunan beban pencemaran
lingkungan melalui pengawasan
ketaatan pengendalian pencemaran
air limbah dan emisi di 680 kegiatan
industri dan jasa pada 2010 dan terus
berlanjut;
Menurunnya pencemaran air dan udara
limbah dari sumber industri :
agroindustri, Usaha Skala Kecil (USK),
Manufaktur, Prasarana, dan Jasa, serta
Industri Pertambangan Energi dan Migas
(melalui Proper), serta peningkatan
penyelenggaraan peningkatan
pengelolaan sampah (melalui ADIPURA)
Jumlah perusahaan
mengikuti Proper:
680
Jumlah perusahaan
mengikuti Proper:
705
Jumlah kota
peserta ADIPURA
dengan kualitas
baik: 250
Jumlah kota
peserta ADIPURA
dengan kualitas
baik: 162
Ringkasan Eksekutif Evaluasi Satu Tahun Pelaksanaan RPJMN 2010-2014
52
No RPJMN 2010–2014 CAPAIAN
2010 SUBSTANSI INTI SASARAN INDIKATOR TARGET 2010
industri dan jasa pada 2010 dan
terus berlanjut; penurunan jumlah
hotspot kebakaran hutan sebesar
20% per tahun
Meningkatnya sistem pencegahan
pemadaman, penanggulanan dampak
kebakaran hutan dan lahan
Terjaminnya hotspot di Pulau
Kalimantan, Pulau Sumatera, dan Pulau
Sulawesi berkurang 20% setiap tahun
dari rerata 2005-2009
20%(58.890 titik)
400% (9.841 titik)
Terjaminnya kawasan hutan yang
terbakar ditekan hingga 50% dalam 5
tahun dibanding kondisi rerata 2005-
2009
10% (6.113,77 ha) 1.535,28 ha
Terselengganya pengelolaan DAS
secara terpadu pada DAS prioritas
Terjaminnya rencana pengelolaan DAS
terpadu di DAS prioritas
(22 DAS) 22 DAS
Terjaminnya baseline data pengelolaan
DAS
(7 DAS)
7 DAS
Tersedianya data dan peta lahan kritis di
BPDAS
(7 BPDAS)
7 BPDAS
3. SISTEM PERINGATAN DINI:
Penjaminan berjalannya fungsi
Sistem Peringatan Dini Tsunami
(TEWS) dan Sistem Peringatan Dini
Cuaca (MEWS) yang dimulai pada
2010, serta Sistem Peringatan Dini
Iklim (CEWS) pada 2013
Penjaminan berjalannya fungsi Sistem
Peringatan Dini Tsunami (TEWS) dan
Sistem Peringatan Dini Cuaca (MEWS)
yang dimulai pada 2010, serta Sistem
Peringatan Dini Iklim (CEWS) pada
2013
Terkelolanya Sistem Peringatan Dini
Cuaca (MEWS) dan Sistem Peringatan
Dini Iklim (CEWS) serta Sistem Peringatan
Dini Tsunami (TEWS)
1. Pengelolaan Gempa
Bumi dan Tsunami
BMKG:
a) Pemeliharaan
TEWS 2 paket
b) Pemeliharaan
system diseminasi
sirine 1 paket
c) pemasangan
sistem diseminasi
TEWS di 3 lokasi
d) Pembangunan
CCTV untuk
monitoring
Tsunami 5 unit
e) Peningkatan
kemampuan Ina
TEWS 1 paket.
f) Penyempurnaan
fasilitas
operasional
1. Pengelolaan
Gempa Bumi dan
Tsunami BMKG:
a) Pemeliharan
TEWS 2 paket
b) Pemeliharaan
system diseminasi
sirine 1 paket
c) pemasangan
sistem diseminasi
TEWS di 3 lokasi
d) Pembangunan
CCTV untuk
monitoring
Tsunami 5 unit
e) Peningkatan
kemampuan Ina
TEWS 1 paket.
f) Penyempurnaan
fasilitas
operasional
Ringkasan Eksekutif Evaluasi Satu Tahun Pelaksanaan RPJMN 2010-2014
53
No RPJMN 2010–2014 CAPAIAN
2010 SUBSTANSI INTI SASARAN INDIKATOR TARGET 2010
gempabumi dan
tsunami 1 paket
g) Tersedianya
Handling Inklaring
di 1 paket.
2. Pengelolaan
Metorologi Publik
BMKG
a) Pengadaan
Tanah untuk
Radar Cuaca di 1
lokasi
b) Pemeliharaan
Radar Cuaca di
12 lokasi
c) Pembangunan
Radar Cuaca di 1
lokasi
(Pekanbaru)
3. Pengelolaan Iklim
Agroklimat dan
Iklim Maritim
BMKG
a) Pemasangan
Automatic
Weather Station
(AWS) 10 lokasi
b) Pemasangan
Automatic Rain
Gauge (ARG) 10
lokasi
c) Pemasangan
Penakar Hujan
Observasi (PH.
gempabumi dan
tsunami 1 paket
g) Tersedianya
Handling Inklaring
di 1 paket.
2.Pengelolaan
Metorologi Publik
BMKG
a) Pengadaan
Tanah untuk
Radar Cuaca di 1
lokasi
b) Pemeliharaan
Radar Cuaca di
12 lokasi
c) Pembangunan
Radar Cuaca di 1
lokasi
(Pekanbaru)
3. Pengelolaan Iklim
Agroklimat dan
Iklim Maritim
BMKG
a) Pemasangan
Automatic
Weather Station
(AWS) 10 lokasi
b) Pemasangan
Automatic Rain
Gauge (ARG) 10
lokasi
c) Pemasangan
Penakar Hujan
Observasi (PH.
Ringkasan Eksekutif Evaluasi Satu Tahun Pelaksanaan RPJMN 2010-2014
54
No RPJMN 2010–2014 CAPAIAN
2010 SUBSTANSI INTI SASARAN INDIKATOR TARGET 2010
Obs) di 1.000
lokasi.
Obs) di 1.000
lokasi.
4. PENANGGULANGAN BENCANA:
Peningkatan kemampuan
penanggulangan bencana melalui:
1) penguatan kapasitas aparatur
pemerintah dan masyarakat dalam
usaha mitigasi risiko serta
penanganan bencana dan bahaya
kebakaran hutan di 33 provinsi,
dan 2) pembentukan tim gerak
cepat (unit khusus penanganan
bencana) dengan dukungan
peralatan dan alat transportasi
yang memadai dengan basis di dua
lokasi strategis (Jakarta dan
Malang) yang dapat menjangkau
seluruh wilayah Indonesia.
Pemenuhan dan pendistribusian
logistik dan peralatan kebencanaan.
Terlaksananya Pemenuhan dan
pendistribusian logistik dan peralatan
kebencanaan
16 Provinsi
16 Provinsi
Terlaksananya kesiapsiagaan dengan
satuan reaksi cepat penanggulangan
bencana
Terbentuknya Satuan Reaksi Cepat
Penanggulangan Bencana (SRC-PB).
5 lokasi
5 provinsi
Koordinasi dan pelaksanaan
penanganan tanggap darurat di pusat
dan daerah.
Terlaksananya koordinasi dan
penanganan tanggap darurat di pusat
dan daerah.
55 lokasi 4 lokasi (Wasior,
Mentawai dan
Barat DI Yogyakarta
dan Jawa Tengah)
Meningkatnya sistem pencegahan
pemadaman, penanggulangan
dampak kebakaran hutan dan lahan.
Peningkatan kapasitas aparatur
pemerintah dan masyarakat dalam
penanggulangan bahaya kebakaran hutan
di 30 DAOPS (10 provinsi)
6 DAOPS 6 DAOPS
Keterangan:
*) Target berdasarkan Rencana Strategis Kementerian Kehutanan 2010-2014
Sumber:
a. Laporan 1 Tahun Menteri Negara Lingkungan Hidup, 2010
b. Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika, 2010
c. Kementerian Kehutanan, 2010
d. Badan Nasional Penanggulangan Bencana, 2010
Ringkasan Eksekutif Evaluasi Satu Tahun Pelaksanaan RPJMN 2010-2014
55
Tabel 10. Pencapaian Pembangunan Prioritas Nasional 10:
Daerah Tertinggal, Terdepan, Terluar, dan Pascakonflik, Tahun 2010
No RPJMN 2010 - 2014 CAPAIAN
2010* SUBSTANSI INTI SASARAN** INDIKATOR** TARGET 2010*
1. KEBIJAKAN :
Pelaksanaan kebijakan khusus dalam
bidang infrastruktur dan pendukung
kesejahteraan lainnya yang dapat
mendorong pertumbuhan di daerah
tertinggal, terdepan, terluar, dan
pasca-konflik selambat-lambatnya
dimulai pada 2011
Terlaksananya kebijakan khusus dalam
bidang infrastruktur dan pendukung
kesejahteraan lainnya yang dapat
mendorong pertumbuhan di daerah
tertinggal, terdepan, terluar, dan
pasca-konflik selambat-lambatnya
dimulai pada 2011
Jumlah kebijakan khusus yang
dirumuskan
8 kebijakan khusus Terlaksananya 8
kebijakan khusus
yang dapat
mendorong
pertumbuhan di
daerah tertinggal,
terdepan, terluar, dan
pasca-konflik, antara
lain:
1. Terbangunnya
permukiman
transmigrasi untuk
4925 KK
2. Tersedianya 37
unit bus perintis,
pemberian subsidi
operasi 143 rute
bus perintis,
pembangunan
baru dan lanjutan
5 unit kapal
penumpang dan
perintis, subsidi 58
trayek angkutan
laut perintis,
pembangunan
baru dan lanjutan
30 unit kapal
penyeberangan
perintis,
pembangunan 28
unit bus air,
Ringkasan Eksekutif Evaluasi Satu Tahun Pelaksanaan RPJMN 2010-2014
56
No RPJMN 2010 - 2014 CAPAIAN
2010* SUBSTANSI INTI SASARAN** INDIKATOR** TARGET 2010*
pengoperasian 76
lintaskapal
penyeberangan
perintis dalam
provinsi dan 8
lintas
antarprovinsi,
serta pemberian
subsidi operasi
angkutan udara
perintis untuk 96
rute di 15 provinsi
3. Terbangunnya
sarpras kominfo
(27.670 desa
berdering, 4.269
desa Pusat
Layanan Internet
Kecamatan (PLIK)
4. Terfasilitasinya
penyediaan
infrastruktur
pulau-pulau kecil
terluar (30 pulau)
5. Teridentifikasi dan
terpetakannya
potensi 20 pulau-
pulau kecil,
termasuk 5 pulau
kecil terluar
6. Terbentuknya
Badan Nasional
Pengelola
Perbatasan
melalui Perpres
12/2010
Ringkasan Eksekutif Evaluasi Satu Tahun Pelaksanaan RPJMN 2010-2014
57
No RPJMN 2010 - 2014 CAPAIAN
2010* SUBSTANSI INTI SASARAN** INDIKATOR** TARGET 2010*
7. Tersalurkannya
subsidi pendidikan
bagi siswa
SD/SDLB
(2.246.800),
SMP/SMPLB
(871.193), SMA
(248.800), SMK
(305.950), dan
mahasiswa
(65.000)
8. Terbangunnya 76
puskesmas
perawatan di
perbatasan dan
pulau-pulau kecil
terluar
berpenduduk;
Terselenggaranya
pelayanan
kesehatan di 101
Puskesmas
prioritas di
perbatasan dan
pulau terluar,
Terlaksananya
pelayanan
pelayanan
kesehatan rujukan
di 14 RS bergerak
di Daerah
Terpencil,
Perbatasan, dan
Kepulauan (DTPK),
Tersedianya
tenaga kesehatan
Ringkasan Eksekutif Evaluasi Satu Tahun Pelaksanaan RPJMN 2010-2014
58
No RPJMN 2010 - 2014 CAPAIAN
2010* SUBSTANSI INTI SASARAN** INDIKATOR** TARGET 2010*
sebanyak 1.323
orang yang
didayagunakan di
DTPK, Tersedianya
insentif bagi 1.421
residen senior dan
tenaga kesehatan
melalui
pendayagunaan di
DTPK, Tersedianya
370 residen senior
yang
didayagunakan di
DTPK.
2. KERJASAMA INTERNASIONAL :
Pembentukan kerjasama dengan
negara-negara tetangga dalam rangka
pengamanan wilayah dan sumber
daya kelautan
Meningkatnya kerjasama dengan
negara-negara tetangga dalam rangka
pengamanan wilayah dan sumberdaya
kelautan yang didukung oleh
ketersediaan sarana prasarana
pengamanan dan pengawasan yang
handal
Jumlah negara tetangga yang melakukan
kerjasama dalam rangka pengamanan
wilayah dan sumber daya kelautan
10 negara tetangga
yang berbatasan
(Malaysia, PNG,
Timor Leste,
Singapura,
Australia, Filipina,
India, Thailand,
Vietnam, Palau)
Terwujudnya
kerjasama
pengamanan wilayah
dan sumberdaya
kelautan dengan 7
negara tetangga
melalui : (a) Operasi
dan patroli bersama
antara Indonesia,
Malaysia, dan
Singapura melalui
Malaca Strait Sea
Patrol (MSSP); (b)
Terwujudnya
kerjasama
pengawasan sumber
daya kelautan dan
perikanan dengan
Australia dan
Malaysia; (c)
Terwujudnya
peningkatan
Ringkasan Eksekutif Evaluasi Satu Tahun Pelaksanaan RPJMN 2010-2014
59
No RPJMN 2010 - 2014 CAPAIAN
2010* SUBSTANSI INTI SASARAN** INDIKATOR** TARGET 2010*
pengendalian illegal,
unreported, and
unregulated (IUU)
fishing dan
pengawasan dalam
pemanfaatan sumber
daya di wilayah setiga
terumbu karang di
wilayah segitiga
terumbu karang
(coral
triangle)melalui
kerjasama CTI (coral
triangle initiative)
antara Indonesia
dengan Filipina,
Malaysia, Solomon,
Papua New Guinea,
dan Timor Leste
Jumlah pos pengamanan perbatasan
(pamtas) yang dibangun di wilayah
perbatasan
7 Pos Pamtas Terbangun 2 pos
pamtas di wilayah
Kodam VI/TPR
Tanjung Pura dan 5
pos pamtas di
wilayah Kodam
XVII/Cen
Cendrawasih
Persentase kualitas dan kuantitas
pembinaan wilayah pertahanan
45 % Telah terlaksana
Pemberian
tunjangan khusus
kepada prajurit TNI
yang bertugas di
wilayah perbatasan
dan pulau-pulau
kecil terluar melalui
Perpres Nomor 49
Ringkasan Eksekutif Evaluasi Satu Tahun Pelaksanaan RPJMN 2010-2014
60
No RPJMN 2010 - 2014 CAPAIAN
2010* SUBSTANSI INTI SASARAN** INDIKATOR** TARGET 2010*
tahun 2010.
Jumlah Wilayah Pengelolaan Perikanan
Bagian Barat dan Timur yang bebas IUU
Fishing
3 WPP Barat dan 6
WPP Timur
Telah dilakukan
pemeriksaan
terhadap 2.253
kapal perikanan,
sebanyak 183 kapal
diindikasikan
melakukan
pelanggaran.
3. KEUTUHAN WILAYAH:
Penyelesaian pemetaan wilayah
perbatasan RI dengan Malaysia,
Papua Nugini, Timor Leste, dan
Filipina pada 2010-2014
Tersusunnya pemetaan wilayah
perbatasan RI dengan Malaysia, Papua
Nugini, Timor Leste, dan Filipina pada
2010-2014 disertai dengan upaya
percepatan penyelesaian delimitasi
batas pada segmen-segmen batas
yang belum disepakati.
Juumlah NLP (pemetaan kecamatan
kawasan perbatasan darat) dan jumlah
pulau (pemetaan pulau terluar)
72 NLP dan 25
pulau
1. Tersusunnya: (a)
Peta perbatasan RI-
PNG Skala 1:50.000
sebanyak 37 NLP,
dan (b) peta foto
dan peta garis pulau-
pulau kecil terluar
sebanyak 48 Nomor
Lembar Peta (NLP)
2. Terlaksananya
penyusunan
kebijakan
Inventarisasi
Wilayah Pesisir,
Pulau-Pulau
Kecil,Perbatasan
dan Wilayah
Tertentu di tingkat
pusat dan
pelaksanaannya di
daerah sebanyak
186 SP (satuan
pekerjaan)
Jumlah pelaksanaan perundingan batas
darat dan laut
12 perundingan Terlaksannaya: 17
(tujuh belas) kali
perundingan untuk
Ringkasan Eksekutif Evaluasi Satu Tahun Pelaksanaan RPJMN 2010-2014
61
No RPJMN 2010 - 2014 CAPAIAN
2010* SUBSTANSI INTI SASARAN** INDIKATOR** TARGET 2010*
membahas
segmen-segmen
batas RI-Malaysia, 2
(dua) kali
perundingan batas
ZEE Indonesia-
Vietnam, 2 (dua)
kali perundingan
batas ZEE dan LK
Indonesia-Palau, 1
(satu) kali
penjajagan
perundingan
delimitasi batas
maritim RI–
Thailand, serta
ratifikasi terhadap
Perjanjian tentang
Penetapan Garis
Batas Laut Wilayah
di Bagian Barat
Selat Singapura
melalui Undang-
Undang No. 4
Tahun 2010
4. DAERAH TERTINGGAL:
Pengentasan daerah tertinggal di
sedikitnya 50 kabupaten paling
lambat 2014
Meningkatnya rata-rata
pertumbuhan ekonomi di daerah
tertinggal
Rata-rata pertumbuhan ekonomi di
daerah tertinggal
6.6%
Mengingat belum
tersedianya data
penunjang tahun
2010, maka capaian
kegiatan dalam
rangka mendukung
substansi inti
adalah:
a) Koordinasi lintas
sektor dan fasilitasi
Berkurangnya persentase
penduduk miskin di daerah
tertinggal
Persentase penduduk miskin di daerah
tertinggal
18.8%
Ringkasan Eksekutif Evaluasi Satu Tahun Pelaksanaan RPJMN 2010-2014
62
No RPJMN 2010 - 2014 CAPAIAN
2010* SUBSTANSI INTI SASARAN** INDIKATOR** TARGET 2010*
Meningkatnya kualitas
sumberdaya manusia di daerah
tertinggal yang ditunjukkan oleh
peningkatan indeks pembangunan
manusia (IPM)
Indeks pembangunan manusia (IPM) di
daerah tertinggal
67.7
bantuan stimulant
dalam
pembangunan
daerah tertinggal
melalui:
1. P2KPDT di 120 kab
2. P4DT di 5 pusat
pertumbuhan
3. P2WP di 24 kab
tertinggal,
perbatasan
4. P2IPDT di 185 Kab
5. P2SEDT di 151 Kab
6. Pelaksanaan DAK
SPP di 233 kab
7. PNPM-DTK di 51
Kab. Dana total
block grant yang
sudah dicairkan
untuk P2DTK NAD-
Nias (tahun 2006–
2010) sebesar Rp
236.3M (72%) dari
total alokasi Rp
327.9M,
sedangkan untuk
P2DTK Nasional
pencairan tahun
2007-2010
sebesar
Rp.757.4M (99%)
dari total alokasi
Rp. 761.4M.
b)Tersusunnya konsep
Pembangunan
Ringkasan Eksekutif Evaluasi Satu Tahun Pelaksanaan RPJMN 2010-2014
63
No RPJMN 2010 - 2014 CAPAIAN
2010* SUBSTANSI INTI SASARAN** INDIKATOR** TARGET 2010*
Perdesaan Terpadu
(Bedah Desa) dan
Pengembangan
Produk Unggulan
Kabupaten (PRUKAB)
sebagai instrumen
utama dalam
koordinasi lintas
sektor yang
dikoordinasikan oleh
KPDT
c) Tersusunnya
Kesepakatan
Bersama (MoU)
yang diinisiasi oleh
KPDT dengan
melibatkan K/L dan
swasta dalam
rangka percepatan
pembangunan
ekonomi
masyarakat daerah
tertinggal.
Tersedianya
permukiman dan
infrastruktur
pendukungnya
serta pemberian
jaminan hidup
untuk 2.300 KK
Komunitas Adat
Terpencil.
Sumber:
* : RKP 2011, RKP 2012, BPS 2008 Data diolah, Direktorat Bappenas
** : RPJMN, hasil penyesuaian
Ringkasan Eksekutif Evaluasi Satu Tahun Pelaksanaan RPJMN 2010-2014
64
Tabel 11. Pencapaian Pembangunan Prioritas Nasional 11:
Kebudayaan, Kreativitas dan Inovasi Teknologi, Tahun 2010
No. RPJMN 2010 - 2014 CAPAIAN
2010 SUBSTANSI INTI SASARAN INDIKATOR TARGET 2010
1. PERAWATAN:
Penetapan dan pembentukan
pengelolaan terpadu untuk
pengelolaan Cagar Budaya,
revitalisasi museum dan
perpustakaan di seluruh Indonesia
sebelum Oktober 2011
Terlaksananya penetapan dan
pembentukan pengelolaan terpadu
untuk pengelolaan cagar budaya,
revitalisasi museum dan perpustakaan
di seluruh Indonesia ditargetkan
sebelum Oktober 2011.
Jumlah penetapan dan pembentukan
pengelolaan terpadu cagar budaya
3 Penetapan dan
pembentukan
pengelolaan
terpadu cagar
budaya, yang
meliputi:
• Kesepakatan
Bentuk
Pengelolaan
Terpadu Cagar
Budaya Kawasan
Warisan Budaya
Dunia Candi
Borobudur.
• Kajian Awal Bentuk
Pengelolaan
Terpadu Warisan
Budaya Dunia Situs
Manusia Purba
Sangiran
• Kajian Awal Bentuk
Pengelolaan
Terpadu Warisan
Budaya Dunia
Candi Prambanan.
• Hasil
Kesepakatan
Bentuk Lembaga
Pengelolaan
Terpadu
Warisan Budaya
Dunia Candi
Borobudur
• Hasil Kajian
Bentuk
Pengelolaan
Terpadu
Kawasan
Warisan Budaya
Dunia Situs
Manusia Purba
Sangiran
• Hasil Kajian
Bentuk
Pengelolaan
Terpadu
Kawasan
Warisan Budaya
Ringkasan Eksekutif Evaluasi Satu Tahun Pelaksanaan RPJMN 2010-2014
65
No. RPJMN 2010 - 2014 CAPAIAN
2010 SUBSTANSI INTI SASARAN INDIKATOR TARGET 2010
Dunia Candi
Prambanan
Jumlah museum yang direvitalisasi Dilaksanakannya
revitalisasi 4 museum
untuk: Museum
Negeri Jatim
(Surabaya), Museum
Negeri Kalbar
(Pontianak), Museum
Negeri Jambi (Jambi),
Museum Negeri NTB
(Mataram).
Terselesaikannya
Revitalisasi 6
museum: Museum
Negeri Jatim
(Surabaya),
Museum Negeri
Kalbar (Pontianak)
Museum Negeri
Jambi (Jambi)
Museum Negeri
NTB (Mataram),
Museum Negeri
Sumatera Utara,
dan Museum
Negeri Batak TB
Silalahi di Balige
Sumatera Utara.
Jumlah perpustaka-an provinsi yang
memiliki perangkat perpustaka-an digital
(e-library) dan jumlah perpustakaan
umum yang di-kembangkan .
Peningkatan layanan
jasa perpustakaan
dan informasi dengan
target 33
perpustakaan
provinsi memiliki
e-library dan
pengembangan
perpustakaan dan
pembudayaan gemar
membaca, dengan
target 88 mobil
perpustakaan keliling,
3 unit perpustakaan
terapung, 33
perpustakaan
provinsi, 250
Terlaksananya
peningkatan
layanan jasa
perpustakaan dan
informasi dengan
capaian 33
perpustakaan
provinsi memiliki
e-library dan
pengembangan
perpustakaan dan
pembudayaan
gemar membaca,
dengan capaian 88
mobil
perpustakaan
keliling, 3 unit
Ringkasan Eksekutif Evaluasi Satu Tahun Pelaksanaan RPJMN 2010-2014
66
No. RPJMN 2010 - 2014 CAPAIAN
2010 SUBSTANSI INTI SASARAN INDIKATOR TARGET 2010
perpustakaan
kabupaten/kota, dan
2.143 perpustakaan
desa.
perpustakaan
terapung, 33
perpustakaan
provinsi, 250
perpustkaan
kabupaten/kota,
dan 2.143
perpustakaan
desa.
2. SARANA:
Penyediaan sarana yang memadai
bagi pengembangan, pendalaman
dan pagelaran seni budaya di kota
besar dan ibukota kabupaten
selambat-lambatnya Oktober 2012
Meningkatnya penyediaan sarana
yang memadai bagi pengembangan,
pendalaman dan pagelaran seni
budaya di kota besar dan ibukota
kabupaten selambat-lambatnya
Oktober 2012
Jumlah fasilitasi sarana bagi
pengembangan, pendalaman dan
pagelaran seni budaya.
- Propinsi
- Kab/Kota
Terlaksananya
fasilitasi sarana
bagi
pengembangan,
pendalaman dan
pergelaran seni
budaya di 5
provinsi dan 20
Kabupaten/kota
Terselesaikan-nya
fasilitasi sarana
bagi
pengembangan,
pendalaman dan
pergelaran seni
budaya di 5
provinsi dan 20
Kabupaten/kota
3. PENCIPTAAN:
Pengembangan kapasitas nasional
untuk pelaksanaan Penelitian,
Penciptaan dan Inovasi dan
memudahkan akses dan
penggunaannya oleh masyarakat
luas
Meningkatnya litbang bidang
kebudayaan dan bidang arkeologi
dalam mendukung kebijakan
pembangunan kebudayaan
Jumlah penelitian dan pengembangan
bidang kebudayaan serta bidang
arkeologi.
13 penelitian di
bidang kebudayaan
dan 144 penelitian
di bidang arkeologi.
Terlaksananya 13
penelitian di
bidang
kebudayaan dan
144 penelitian di
bidang arkeologi.
4. KEBIJAKAN :
Peningkatan perhatian dan
kesertaan Pemerintah dalam
program-program seni budaya yang
diinisiasi oleh mayarakat dan
mendorong berkembangnya
apresiasi terhadap kemajemukan
budaya
Meningkatnya apresiasi, kreativitas,
dan produktivitas para pelaku seni Jumlah fasilitasi pergelaran, pameran,
festival, lomba, dan pawai
20 pergelaran,
pameran, festival,
lomba, dan pawai
yang difasilitasi
Terlaksananya
fasilitasi 20
pergelaran,
pameran, festival,
lomba, dan pawai.
Meningkatnya kualitas dan kuantitas
produksi film nasional
Jumlah fasilitasi festival film dalam dan
luar negeri
18 even festival film
dalam dan luar
negeri
Terlaksananya
fasilitasi 18 even
festival film
dalam dan luar
negeri.
Ringkasan Eksekutif Evaluasi Satu Tahun Pelaksanaan RPJMN 2010-2014
67
No. RPJMN 2010 - 2014 CAPAIAN
2010 SUBSTANSI INTI SASARAN INDIKATOR TARGET 2010
Meningkatnya kualitas dan kuantitas
layanan lembaga sensor film Jumlah film/video/iklan lulus sensor 40.000 judul
film/video/iklan
yang lulus sensor
Terlaksananya
40.000 judul
film/video/iklan
yang lulus sensor
yang di sensor.
5. INOVASI TEKNOLOGI :
Peningkatan keunggulan komparatif
menjadi keunggulan kompetitif
yang mencakup pengelolaan
sumber daya maritim menuju
ketahanan energi, pangan, dan
antisipasi perubahan iklim; dan
pengembangan penguasaan
teknologi dan kreativitas pemuda
Meningkatnya kapasitas pemuda
kader di bidang ilmu pengetahuan dan
teknologi, serta iman dan taqwa
Jumlah pemuda kader yang difasilitasi
dalam peningkatan kapasitas di bidang
iptek dan imtaq
3.180 orang
pemuda
Terlaksananya
3.180 orang
pemuda kader
yang difasilitasi
dalam peningkatan
kapasitas di bidang
iptek dan imtaq.
Meningkatnya kreativitas pemuda
kader di bidang seni, budaya, dan
industri kreatif
Jumlah pemuda kader yang difasilitasi
dalam peningkatan kapasitas di bidang
seni, budaya, dan industri kreatif
3.180 orang
pemuda
Terlaksananya
3.180 orang
pemuda kader
yang difasilitasi
dalam dalam
peningkatan
kapasitas di bidang
seni, budaya, dan
industri kreatif.
Terselenggaranya paket-paket riset
dasar, terapan, dan paket riset insentif
Jumlah paket riset dasar, Jumlah paket
riset terapan, jumlah paket riset insentif
44 paket riset
dasar, 78 paket
riset terapan, 130
paket riset insentif
Semua paket
riset
terselenggara
Ringkasan Eksekutif Evaluasi Satu Tahun Pelaksanaan RPJMN 2010-2014
68
Tabel 12. Pencapaian Pembangunan Prioritas Lainnya:
Bidang Politik, Hukum, dan Keamanan Tahun 2010
No. RPJMN 2010 - 2014 CAPAIAN
2010 SUBSTANSI INTI SASARAN INDIKATOR TARGET 2010
1. Pelaksanaan koordinasi terhadap
mekanisme prosedur penanganan
terorisme
Terlaksananya penanganan perkara
terorisme yang didukung oleh
efektifitas operasi militer selain
perang, operasi intelijen, forum
kemitraan polisi dan masyarakat
Penyelesaian kasus tindak pidana
terorisme
100% Terduga teroris
sebanyak 583
orang telah
ditangkap oleh
aparat kepolisian,
sekitar 388 orang
sudah diadili dan
dihukum dan 37
orang dipulangkan
Jumlah dan cakupan wilayah OMSP 30 % Jumlah dan
cakupan
Terlaksananya
OMSP di wilayah
perbatasan dan
rawan konflik
Jumlah forum kemitraan Terbentuk forum
kemitraan yang
melibatkan
sebanyak 41.000
orang
Jumlah petugas
Polmas yang
berperan dalam
pemeliharaan
Kamtibnas
sebanyak 32.611
orang
2. Pelaksaan program deradikalisasi
untuk menangkal terorisme
Terciptanya rasa aman bagi
masyarakat
Pelaksanaan pembinaan masyarakat
dalam menangkal ATHG
45% dari kualitas
dan kuantitas ideal
Terlaksananya
pembinaan
masyarakat oleh
babinsa
Terlaksananya dukungan operasi
penegakan intelijen
30% dari rasio ideal Terbentuknya
Badan Nasional
Penanggulangan
Terorisme
Pengungkapan
jaringan pelatihan
kelompok teroris
di NAD
Ringkasan Eksekutif Evaluasi Satu Tahun Pelaksanaan RPJMN 2010-2014
69
No. RPJMN 2010 - 2014 CAPAIAN
2010 SUBSTANSI INTI SASARAN INDIKATOR TARGET 2010
3. Peningkatan peran Republik
Indonesia dalam mewujudkan
perdamaian dunia
Meningkatnya partisipasi Indonesia
dalam setiap forum PBB dan DK PBB
Jumlah prakarsa Indonesia untuk
mendorong reformasi Dewan Keamanan
PBB
4 kali prakarsa
3 kali prakarsa a)
Meningkatnya kerjasama multilateral
untuk menjaga perdamaian dunia
dalam isu keamanan internasional,
senjata pemusnah massal dan senjata
konvesional, kejahatan lintas negara
dan terorisme
Jumlah koordinasi teknis 19 kali 8 kali b)
Jumlah posisi pemri yang disampaikan
dalam sidang internasional
10 Posisi 12 b)
Jumlah partisipasi Indonesia pada sidang
internasional yang dihadiri
7 kali 8 kali b)
Jumlah penyelenggaraan
pertemuan/kerja sama
0
8 kali b)
4 Peningkatan pelayanan dan
perlindungan Tenaga Kerja
Indonesia (TKI) di luar negeri
Terlaksananya penguatan sistem
pelayanan warga (citizen service)
Jumlah citizen service yang diperkuat 24 24 c)
Terlaksananya pertemuan dan
perundingan dengan negara sahabat
terkait dengan perlindungan WNI/BHI
Jumlah pertemuan dengan negara
sahabat terkait perlindungan WNI/BHI
dengan negara lain
5 Kali 4 Kali c)
Tertanganinya kasus TKI di luar negeri Tersedianya database mengenai
penyebaran WNI terdaftar di seluruh
perwakilan di luar negeri
Database WNI/BHI di
seluruh perwakilan
75% a)
Jumlah WNI/TKI yang memperoleh
fasilitas di penampungan
- 15.766 orang c)
Jumlah WNI/TKI yang direpatriasi - 6.287 orang c)
Jumlah WNI/TKI yang dideportasi - 28.721 orang c)
Prosentase pemberian bantuan hukum
(advokasi dan lawyer) bagi WNI terutama
tenaga kerja wanita
- 90,92% dari
16.064 kasus c)
Terlaksananya sosialisasi dan
koordinasi teknis pelayanan dan
perlindungan WNI di luar negeri
Jumlah laporan monitoring dan evaluasi
pelayanan dan perlindungan WNI/TKI
- 15 c)
Jumlah sosialisasi untuk PJTKI tentang
pelayanan dan perlindungan WNI di luar
negeri
3
3 c)
Jumlah koordinasi dengan instansi terkait
baik di dalam maupun di luar negeri
65
65 c)
Jumlah kota yang menjadi program
diseminasi perlindungan WNI melalui
15 15 a)
Ringkasan Eksekutif Evaluasi Satu Tahun Pelaksanaan RPJMN 2010-2014
70
No. RPJMN 2010 - 2014 CAPAIAN
2010 SUBSTANSI INTI SASARAN INDIKATOR TARGET 2010
media elektronik
Jumlah tayangan iklan tentang pelayanan
dan perlindungan WNI/BHI di luar negeri
6 N/A
5. Penguatan dan pemantapan
hubungan kelembagaan
pencegahan dan pemberantasan
korupsi
Penanganan penyidikan dan
penuntutan perkara tindak pidana
korupsi dan tindak pidana khusus
lainnya
Jumlah penyidikan perkara tindak pidana
korupsi yang diselesaikan di Kejagung
145 perkara 148 perkara
Jumlah perkara tindak pidana korupsi
yang diselesaikan dalam tahap
penuntutan di Kejagung
145 perkara 48 perkara
Meningkatnya penyelesaian perkara
Tipikor yang cepat, tepat dan akuntabel
yang dilaksanakan di seluruh daerah
jajaran Kejaksaan di daerah
1.700 perkara Penyidikan :
2.315 perkara
Penuntutan :
1.706 perkara
6. Pelaksanaan Perlindungan Saksi dan
Pelapor
Peningkatan kualitas RUU dan
peraturan perundang-undangan di
bawah UU di DPR serta tenaga
fungsional perancang peraturan
perundang-undangan
Peraturan Perundang-undangan di
bidang mekanisme perlindungan saksi
dan pelapor
1 RUU UU No. 13 Tahun
2006 tentang
Perlindungan Saksi
dan Korban
dianggap belum
bisa memberikan
perlindungan yang
optimal terhadap
pelapor utama
menyangkut
kejahatan yang
terorganisir,
sehingga baru
pada tahun 2011
akan dilakukan
harmonisasi dan
diharapkan dapat
prioritas dalam
Prolegnas 2012
7. Pengembalian asset (asset
recovery)
Peningkatan pengembalian aset hasil
tipikor
Meningkatnya kegiatan kerjasama
hukum dalam kesepakatan MLA dalam
rangka penelusuran dan pengembalian
aset negara hasi tindak pidana korupsi
7 kegiatan Kejaksaan telah
melaksanakan
kerjasama hukum
dalam rangka
Ringkasan Eksekutif Evaluasi Satu Tahun Pelaksanaan RPJMN 2010-2014
71
No. RPJMN 2010 - 2014 CAPAIAN
2010 SUBSTANSI INTI SASARAN INDIKATOR TARGET 2010
yang disembunyikan di luar negeri.
proses
penelusuran dan
pengembalian
asset negara hasil
tindak pidana
korupsi di
beberapa negara
yaitu di Singapura,
Belanda , Swiss,
Inggris, Hongkong,
Cina, Amerika
Serikat, Australia
dan Kanada
Jmlh pelatihan bagi Hakim/Hakim Adhoc
dan tenaga teknis lainnya mengenai
Tipikor, asset recovery dll
N/A 238 orang untuk
hakim di tingkat
kasasi, tingkat
banding dan
tingkat pertama.
Peraturan Perundang-undangan di
bidang yg mendorong pemberantasan
korupsi
1 RUU Telah dilakukan
sosialisasi RUU
tentang
Perampasan Asset
Tindak Pidana.
Pada Tahun 2011
RUU Perampasan
Asset menjadi
prioritas yang akan
dibahas di DPR
bersama dengan
RUU KUHAP, KUHP
dan RUU
Pemberantasan
Tipikor.
8. Peningkatan kepastian hukum Peningkatan pelayanan hukum yang
sederhana, cepat, dan murah bagi
pencari keadilan
Jumlah percepatan penyelesaian perkara
di tingkat MA
10.000 perkara 13.891 perkara
Ringkasan Eksekutif Evaluasi Satu Tahun Pelaksanaan RPJMN 2010-2014
72
No. RPJMN 2010 - 2014 CAPAIAN
2010 SUBSTANSI INTI SASARAN INDIKATOR TARGET 2010
Jumlah penyelesaian administrasi
perkara (yg sederhana, dan tepat waktu)
di tingkat Pertama dan Banding di
lingkungan Peradilan
Peradilan Umum =
145.000 perkara
Penyelesaian
Perkara di
Lingkungan
Peradilan
Umum:
Tingkat Pertama
:
• Perkara yang
ditangani =
2.742.169 pkr
• Putus = 2.703.265
perkara
Tingkat Banding :
• Perkara yg
ditangani
=13.488 perkara
• Putus = 10.795
perkara
Peradilan Agama =
80.000 perkara
Penyelesaian
Perkara di
Lingkungan
Peradilan Agama
Tingkat Pertama
:
• Perkara yang
ditangani:
377.382 perkara
• Putus: 314.407
perkara
Tingkat Banding :
• Perkara yg
ditangani: 935
perkara
• Putus : 751
perkara
Ringkasan Eksekutif Evaluasi Satu Tahun Pelaksanaan RPJMN 2010-2014
73
No. RPJMN 2010 - 2014 CAPAIAN
2010 SUBSTANSI INTI SASARAN INDIKATOR TARGET 2010
Peradilan Militer =
3.000 perkara
Penyelesaian
Perkara di
Lingkungan
Peradilan Militer:
Tingkat Pertama
:
• Perkara yang
ditangani: 3.641
perkara
• Putus: 3.149
perkara
Tingkat Banding :
• Perkara yg
ditangani: 460
perkara
• Putus : 374
perkara
Peradilan TUN =
2.000 perkara
Penyelesaian
Perkara di
Lingkungan
Peradilan
Umum:
Tingkat Pertama
• Perkara yang
ditangani: 1.768
perkara
• Putus: 1.17
perkara
Tingkat Banding :
• Perkara yg
ditangani: 460
perkara
• Putus : 374
perkara
Ringkasan Eksekutif Evaluasi Satu Tahun Pelaksanaan RPJMN 2010-2014
74
No. RPJMN 2010 - 2014 CAPAIAN
2010 SUBSTANSI INTI SASARAN INDIKATOR TARGET 2010
9. Penguatan perlindungan HAM Peningkatan perlindungan,
pemenuhan dan penegakan HAM di
Indonesia
Peningkatan pelayanan bantuan hukum
kepada masyarakat yang tidak mampu
Penyediaan
Bantuan hukum di
lingkungan
peradilan:
- Umum = 26.320
pkr
- Agama = 26.320
pkr
- Militer dan TUN
= 26.320 pkr
Penyelesaian
perkara prodeo
di pengadilan
agama sebanyak
4.823 dengan
rincian perkara
cerai gugat
3.175, perkara
cerai talak 510,
dan perkara lain-
lain 1.138
Peningkatan penanganan penyidikan dan
penuntutan pelanggaran HAM Berat
5 perkara Nihil
Peningkatan kerjasama dalam/luar
negeri dalam rangka pemajuan HAM
6 instrumen HAM
Internasional dan 2
Naskah Akademis
8 instrumen
HAM dan 6
Naskah
Akademis
Jumlah program pembelajaran HAM 10 8 program
pelatihan HAM
dengan peserta
320 orang orang.
Diinformasikan
juga terdapat
pelatihan HAM
yang
diselenggarakan
bekerjasama
dengan lembaga
lain sebanyak 7
angkatan dengan
peserta sebanyak
280 orang
Ringkasan Eksekutif Evaluasi Satu Tahun Pelaksanaan RPJMN 2010-2014
75
No. RPJMN 2010 - 2014 CAPAIAN
2010 SUBSTANSI INTI SASARAN INDIKATOR TARGET 2010
10. Pemberdayaan industri strategis
bidang pertahanan
Meningkatnya kemampuan produksi
industri pertahanan dalam negeri yang
didukung oleh tersedianya kajian
pengembangan peralatan pertahanan
dan keamanan
Penyusunan payung hukum Revitalisasi
industri pertahanan dalam negeri
Tersusunnya
payung hukum
untuk mendukung
revitalisasi industri
pertahanan dalam
negeri
• Tersusunnya Draft
RUU tentang
Revitalisasi
industri
pertahanan
nasional;
• Ditetapkannya
Perpres No.
42/2010 tentang
Komite Kebijakan
Industri
Pertahanan.
Jumlah produksi dan jenis Alutsista yang
dipenuhi oleh Industri dalam negeri
Meningkatnya
pemenuhan Alutsista
TNI melalui industri
dalam negeri
sebanyak 12,65% dari
jumlah akuisisi
Alutsista TNI dan
7,1% untuk Alsus
Polri
Terlaksananya
pemenuhan
kebutuhan
Alutsista TNI dan
Alsus Polri dari
industri dalam
negeri (Kapal
Cepat Rudal,
pesawat
patrol/angkut,
sistem radar,
munisi, peralatan
personnel, dll.)
Jumlah model dan/atau prototype alat
peralatan pertahanan dan keamanan
Terlaksananya
pengembang-an 5
prototype
peralatan
pertahanan dan
keamanan oleh
litbang dalam
negeri
• Modernisasi
Alutsista TNI yang
sudah tua oleh
Industri dalam
negeri (overhaul
KRI)
• Dimulainya
mekanisme
Pinjaman Dalam
Negeri untuk
pendanaan
Ringkasan Eksekutif Evaluasi Satu Tahun Pelaksanaan RPJMN 2010-2014
76
No. RPJMN 2010 - 2014 CAPAIAN
2010 SUBSTANSI INTI SASARAN INDIKATOR TARGET 2010
kebutuhan
Alutsista TNI dan
Alut Polri oleh
industri
pertahanan dalam
negeri
• Inisiasi rencana
kerja sama
pengembangan
prototype
pesawat tempur
RI-Korsel
• Pengembangan
prototype UAV,
platform KCR tipe-
40
Keterangan: a)
LAKIP KEMLU 2010 b)
LAKIP Direktorat Jenderal Multilateral 2010 c)
LAKIP Direktorat Jenderal Protokol dan Konsuler 2010
Ringkasan Eksekutif Evaluasi Satu Tahun Pelaksanaan RPJMN 2010-2014
77
Tabel 13. Pencapaian Pembangunan Prioritas Lainnya:
Bidang Perekonomian, Tahun 2010
No. RPJMN 2010 - 2014 CAPAIAN
2010** SUBSTANSI INTI SASARAN INDIKATOR TARGET 2010*
1. Pelaksanaan pengembangan
industri sesuai dengan Peraturan
Presiden No.28/2008 tentang
Kebijakan Industri Nasional
Terbentuknya Kawasan Industri
Berbasis CPO di 3 Provinsi
Provinsi Sumut, Kaltim, dan Riau 20% 100% dari target
Jumlah Perusahaan 40 100% dari target
Pilot project industri turunan kelapasawit 1 100% dari target
Terbangunnya klaster industri berbasis
migas kondensat
Kajian pembangunan refinery di Jatim 1 100% dari target
Laporan Koordinasi pengalokasian bahan
baku migas dan kondensat di Jawa Timur
dan Kaltim
1 100% dari target
Kajian bahan baku alternatifKajian bahan
baku alternatif
1 100% dari target
Business Plan Industri Petrokimia
Nasional
1 100% dari target
2. Peningkatan peran dan
kemampuan Republik Indonesia
dalam diplomasi perdagangan
internasional
Meningkatnya peran dan kemampuan
Indonesia di bidang diplomasi
perdagangan internasional guna
pembukaan, peningkatan dan
pengamanan akses pasar
Jumlah partisipasi dalam perundingan
perdagangan internasional
40 41
Jumlah posisi runding yang disusun 40 41
Jumlah penyelenggaraan sidang
internasional di Dalam Negeri
8 17
Jumlah hasilperundingan Perdagangan
Internasional (MRA, MOU, Agreement,
Agreed Minutes, Declaration, Chair
Report)
34 34
Jumlah forum konsultasi tek-nis
kesepakatan perundingan internasional
6 4
3. Peningkatan pelayanan dan
perlindungan Tenaga Kerja
Indonesia (TKI) selama proses
penyiapan, pemberangkatan, dan
kepulangan
Tersedianya sistem informasi layanan
TKI antarinstansi/ lembaga
Adanya sistem informasi layanan TKI Electronic form;
Document mgmt; Job
Order mgmt;
Recruitment mgmt;
Selection mgmt;
Security; Inter-
operability; Placement
mgmt; Campaign
mgmt; Operasional
Infrastruktur dan
aplikasi sistem
informasi
layanan TKI (SIM-
TKI) telah
terbangun.
Ringkasan Eksekutif Evaluasi Satu Tahun Pelaksanaan RPJMN 2010-2014
78
No. RPJMN 2010 - 2014 CAPAIAN
2010** SUBSTANSI INTI SASARAN INDIKATOR TARGET 2010*
Terlaksananya Pelayanan Advokasi
dan Perlindungan Hukum TKI
Kemudahan penyampaian pengaduan 24
jam (bebas pulsa)
- 1.921 orang
menyampaikan
pengaduan
Jumlah pengaduan yang ditangani 100% pengaduan
tertangani
1.858 kasus yang
sudah
diselesaikan 398
kasus (21,42%)
Jumlah orang yang berminat bekerja ke
luar negeri yang mendapat advokasi
50.000 57.735
Persentase TKI purna bermasalah yang
direhabilitasi
60% TKI
bermasalah
ditangani
99,79%
4. Peningkatan upaya pelayanan dan
perlindungan Tenaga Kerja
Indonesia (TKI) di luar negeri
Tersedianya regulasi yang melindungi
TKI
Ratifikasi konvensi buruh migran dan
keluarganya
Penyiapan ratifikasi
konvensi buruh
migran
Hasil Kajian
ratifikasi konvensi
buruh migran telah
selesai disiapkan
Amandemen UU 39/2004 Persiapan
amandemen UU
39/2004
Kajian akademis
revisi UU39/2004
Jumlah atase ketenagakerjaan yang
memberi perlindungan TKI
13 atase Telah dilaksanakan
penempatan
atase/staf teknis
tenaga kerja di 15
negara
Terintegrasinya pelayanan
penempatan calon TKI di daerah
% calon TKI yang terlayani dan tercatat
pada Dinas Tenaga Kerja Provinsi dan
Kab/Kota
100% calon TKI
terlayani
100% calon TKI
terlayani dan
tercatat pada
Dinas Tenaga
Kerja provinsi
dan Kab/Kota
Catatan:
*) Sumber : RPJMN 2010-2014
**) Sumber : Biro Perencanaan, Kementerian Perdagangan
Ringkasan Eksekutif Evaluasi Satu Tahun Pelaksanaan RPJMN 2010-2014
79
Tabel 14. Pencapaian Pembangunan Prioritas Lainnya:
Bidang Kesejahteraan Rakyat, Tahun 2010
No. RPJMN 2010 - 2014 CAPAIAN
2010 SUBSTANSI INTI SASARAN INDIKATOR TARGET 2010
1. Pelaksanaan ibadah haji yang tertib
dan lancar paling lambat pada 2010
Meningkatnya Pelayanan Kesehatan
Haji1
Jumlah jamaah haji penerima layanan
kesehatan haji
221.000 221.000
Meningkatnya penyelenggaraan
ibadah haji dan umrah
Jumlah jamaah haji yang melaksanakan
ibadah haji dan umrah
221.000 221.000
2. Peningkatan kerukunan umat
beragama melalui pembentukan dan
peningkatan efektivitas Forum
Kerukunan Umat Beragama (FKUB)
Meningkatnya dan terpeliharanya
kondisi dan suasana yang aman dan
damai di kalangan umat beragama
Pembangunan Sekretariat Bersama FKUB
Kab/Kota (unit)
15
15
Operasional FKUB (unit)
a. Tk Provinsi
b. Kab/Kota
33
150
33
150
Pemulihan Paska Konflik (Kegiatan) 1 1
3. Peningkatan jumlah wisatawan
mancanegara dan wisatawan
nusantara sebesar 20% secara
bertahap dalam 5 tahun
Meningkatnya jumlah wisatawan
mancanegara dan wisatawan
nusantara sebesar 20% secara
bertahap dalam 5 tahun
Jumlah wisatawan mancanegara
6.750.000 7.002.944
Jumlah wisatawan nusantara 230.000.000 234.377.000
4. Promosi 10 tujuan pariwisata
Indonesia melalui saluran
pemasaran dan pengiklanan yang
kreatif dan efektif
Terlaksananya promosi 10 tujuan
pariwisata Indonesia melalui saluran
pemasaran dan pengiklanan yang
kreatif dan efektif
Partisipasi pada bursa pariwisata
internasional, pelaksanaan misi
penjualan (sales mission), dan
pendukungan penyelenggaraan festival
(event)
72 78
Penyelenggaraan perwakilan promosi
pariwisata Indonesia (Indonesia Tourism
Promotion Representative Officers) di
luar negeri (VITO)
12 12
Penyelenggaraan promosi langsung
(direct promotion), dan penyelenggaraan
event pariwisata berskala nasional dan
internasional (event)
43 47
5. Perbaikan dan peningkatan kualitas
jaringan prasarana dan sarana
pendukung pariwisata
Meningkatnya kualitas jaringan
prasarana dan sarana pendukung
pariwisata
Jumlah dukungan fasilitas pariwisata
(daya tarik)
7 7
Ringkasan Eksekutif Evaluasi Satu Tahun Pelaksanaan RPJMN 2010-2014
80
No. RPJMN 2010 - 2014 CAPAIAN
2010 SUBSTANSI INTI SASARAN INDIKATOR TARGET 2010
6. Peningkatan kapasitas pemerintah
dan pemangku kepentingan
pariwisata lokal untuk mencapai
tingkat mutu pelayanan dan
hospitality management yang
kompetitif di kawasan Asia
Meningkatnya kapasitas pemerintah
dan pemangku kepentingan pariwisata
lokal untuk mencapai tingkat mutu
pelayanan dan hospitality
management yang kompetitif di
kawasan Asia
Jumlah tenaga kerja yang memiliki
sertifikasi tenaga kerja bidang pariwisata
(ribu orang)
10 10
Jumlah sumber daya yang dilatih di
bidang kebudayaan dan kepariwisataan
(orang)
1.150 1.150
Jumlah lulusan pendidikan pariwisata di
4 UPT pendidikan tinggi pariwisata
(orang)
1.241 1.249
7 Perumusan kebijakan dan
pedoman bagi penerapan
pengarusutamaan (mainstreaming)
Gender (PUG) oleh Kementerian
dan Lembaga Pemerintah
Nonkementerian lainnya, termasuk
perlindungan bagi perempuan dan
anak terhadap berbagai tindak
kekerasan
Meningkatnya jumlah kebijakan
pelaksanaan PUG bidang pendidikan
Jumlah kebijakan pelaksanaan PUG
dalam rangka peningkatan kualitas
pendidikan
2
2
Jumlah K/L dan pemda yang difasilitasi
dalam penerapan ARG di bidang
pendidikan (K/L dan prov)
1 K/L
5 Prov
1 K/L
10 Prov
Meningkatnya jumlah kebijakan
pelaksanaan PUG bidang kesehatan
Jumlah kebijakan pelaksanaan PUG di
bidang kesehatan
3
3
Jumlah K/L dan pemda yang difasilitasi
dalam penerapan ARG di bidang
kesehatan (K/L dan prov)
1K/L
5 Prov
1 K/L
5 Prov
Meningkatnya jumlah kebijakan
partisipasi perempuan di bidang politik
dan pengambilan keputusan
Jumlah kebijakan pelaksanaan PUG di
bidang politik dan pengambilan
keputusan
2
2
Jumlah K/L dan pemda yang difasilitasi
dalam penerapan ARG di bidang politik dan
pengambilan keputusan (K/L dan prov)
3 K/L
7 Prov
3 K/L
7 Prov
Meningkatnya jumlah kebijakan
pelaksanaan PUG bidang
ketenagakerjaan
Jumlah kebijakan pelaksanaan PUG di
bidang ketenagakerjaan
1
1
Jumlah K/L dan pemda yang difasilitasi
dalam penerapan ARG di bidang
ketenagakerjaan (K/L dan prov)
1 K/L
5 Prov
1 K/L
5 Prov
Meningkatnya jumlah kebijakan
perlindungan perempuan dari tindak
kekerasan
Jumlah kebijakan perlindungan
perempuan dari tindak kekerasan
5
5
Jumlah K/L dan pemda yang difasilitasi
dalam penerapan kebijakan
3 K/L
6 Prov
3 K/L
14 Prov
Ringkasan Eksekutif Evaluasi Satu Tahun Pelaksanaan RPJMN 2010-2014
81
No. RPJMN 2010 - 2014 CAPAIAN
2010 SUBSTANSI INTI SASARAN INDIKATOR TARGET 2010
perlindungan perempuan dari tindak
kekerasan (K/L dan prov)
Meningkatnya jumlah kebijakan
penerapan sistem data gender
Jumlah kebijakan penerapan sistem data
gender
2 1
Jumlah K/L dan pemda yang difasilitasi
dalam penerapan kebijakan penerapan
sistem data terpilah gender (K/L dan
prov)
1 K/L
-
1 K/L
-
Meningkatnya jumlah kebijakan
perlindungan tenaga kerja perempuan
Jumlah kebijakan perlindungan tenaga
kerja perempuan
1
1
Jumlah K/L dan pemda yang difasilitasi
dalam penerapan kebijakan
perlindungan tenaga kerja perempuan
(K/L dan prov)
1 K/L
5 Prov
1 K/L
5 Prov
Meningkatnya jumlah kebijakan
perlindungan korban tindak pidana
perdagangan orang
Jumlah kebijakan perlindungan korban
tindak pidana perdagangan orang
2
1
Jumlah K/L dan pemda yang difasilitasi
dalam penerapan kebijakan
perlindungan korban tindak pidana
perdagangan orang (K/L dan prov)
1 K/L
5 Prov
1 K/L
15 Prov
Meningkatnya jumlah kebijakan
penghapusan kekerasan pada anak
Jumlah kebijakan penghapusan
kekerasan pada anak
1 1
Jumlah K/L dan pemda yang difasilitasi
tentang penghapusan kekerasan pada
anak (K/L dan prov)
1 K/L
5 Prov
15 K/L
6 Prov
8. Pencapaian posisi papan atas pada
South East Asia (SEA) Games pada
tahun 2011, peningkatan
perolehan medali di Asian Games
tahun 2010 dan Olimpiade tahun
2012
Meningkatnya penyediaan
prasarana dan sarana
keolahragaan yang memenuhi standar
kelayakan
Jumlah fasilitasi penyediaan prasarana
olahraga.
4 4
Jumlah penyediaan sarana olahraga 44 44
Meningkatnya pembinaan
olahraga prestasi
Jumlah olahragawan andalan nasional 520 520
Jumlah fasilitasi keikutsertaan pada Asian
Games, SEA Games, Olympic Games,
Asian Para Games, Para Games, dan
Paralympic Games
2 2
Ringkasan Eksekutif Evaluasi Satu Tahun Pelaksanaan RPJMN 2010-2014
82
No. RPJMN 2010 - 2014 CAPAIAN
2010 SUBSTANSI INTI SASARAN INDIKATOR TARGET 2010
9. Peningkatan character building
melalui gerakan, revitalisasi dan
konsolidasi gerakan kepemudaan
Meningkatnya jumlah pemuda yang
difasilitasi dalam peningkatan
wawasan kebangsaan, perdamaian,
dan lingkungan hidup
Jumlah pemuda yang difasilitasi dalam
peningkatan wawasan kebangsaan,
perdamaian, dan lingkungan hidup
5.500 5.500
Meningkatnya keberdayaan organisasi
pemuda
Jumlah pengelola organisasi
kepemudaan yang difasilitasi dalam
pelatihan kepemimpinan, manajemen,
dan pencanaan program
6.000 6.000
Jumlah organisasi kepemudaan yang
difasilitasi dalam memenuhi kualifikasi
berdasarkan standar organisasi
38 38
Berkembangnya kepemimpinan
pemuda
Jumlah pemuda kader kepemimpinan 4.500 4.500
Berkembangnya kewirausahaan
pemuda
Jumlah pemuda yang difasilitasi sebagai
kader kewirausahaan
3.175 3.175
10. Revitalisasi Gerakan Pramuka Pengembangan gerakan kepramukaan Jumlah pemuda yang difasilitasi dalam
pendidikan kepramukaan
1.000 1.000