execsum lengkap-2 nma bersih [1] yw nma191011 2 -hr 211011 · 2013. 10. 23. · antara lain dari...

89

Upload: others

Post on 28-Jan-2021

2 views

Category:

Documents


0 download

TRANSCRIPT

  • Republik Indonesia

    Ringkasan Eksekutif

    EVALUASI SATU TAHUN PELAKSANAAN

    RPJMN 2010-2014

    Kementerian Perencanaan Pembangunan Nasional/

    Badan Perencanaan Pembangunan Nasional

    2011

  • Ringkasan Eksekutif Evaluasi Satu Tahun Pelaksanaan RPJMN 2010-2014

    ii

    MENTERI PERENCANAAN PEMBANGUNAN NASIONAL/

    KEPALA BADAN PERENCANAAN PEMBANGUNAN NASIONAL

    KATA PENGANTAR

    Assalamu’alaikum warahmatullahi wabarakatuh,

    Salam sejahtera untuk semua,

    Rencana Pembangunan Jangka Menengah Nasional (RPJMN)

    2010–2014 sebagaimana telah ditetapkan melalui Peraturan

    Presiden RI Nomor 5 Tahun 2010 merupakan penjabaran dari

    Visi, Misi, dan Program Presiden dan Wakil Presiden terpilih

    yang berpedoman pada Rencana Pembangunan Jangka

    Panjang Nasional (RPJPN) 2005–2025. RPJMN 2010–2014

    adalah RPJMN ke-2 dari 4 RPJMN yang diamanatkan dalam

    RPJPN 2005–2025.

    Tahun 2011 ini, pelaksanaan RPJMN 2010–2014 telah memasuki tahun kedua, yang

    artinya pembangunan tahun pertama (2010) telah diselesaikan. Berbagai capaian

    pelaksanaan pembangunan di tahun 2010 merupakan capaian prioritas nasional dan

    prioritas bidang pembangunan lainnya sesuai amanat RPJMN 2010–2014.

    Undang-Undang Nomor 25 Tahun 2004 tentang Sistem Perencanaan Pembangunan

    Nasional yang lebih lanjut dijabarkan dalam Peraturan Pemerintah Republik

    Indonesia Nomor 39 Tahun 2006 tentang Tata Cara Pengendalian dan Evaluasi

    Pelaksanaan Rencana Pembangunan, mengamanatkan bahwa Bappenas

    mengemban kewajiban untuk melakukan evaluasi terhadap pelaksanaan RPJMN.

    Disamping itu, untuk menjaga ketercapaian prioritas pembangunan nasional di tahun

    2014 maka evaluasi setiap tahun pelaksanaan RPJMN 2010–2014 perlu dilakukan,

    termasuk pelaksanaan tahun 2010. Hal ini selain bermanfaat sebagai laporan hasil

    kerja Pemerintah selama tahun 2010, juga dapat digunakan sebagai bahan

    pertimbangan dan masukan dalam perencanaan dan penyusunan kebijakan

    pembangunan pada tahun berikutnya.

    Dari pencermatan yang dilakukan selama satu tahun terhadap pelaksanaan RPJMN

    2010–2014, secara umum dapat disimpulkan bahwa pelaksanaannya telah berjalan dengan baik dan menunjukkan kemajuan yang cukup berarti bagi pembangunan

    Indonesia. Pelaksanaan prioritas pembangunan nasional cukup baik, terlihat dari

    capaian-capaian prioritas pembangunan nasional yang mendukung percepatan

  • Ringkasan Eksekutif Evaluasi Satu Tahun Pelaksanaan RPJMN 2010-2014

    iii

    pembangunan infrastruktur fisik yang antara lain ditandai dengan terlaksananya

    pembangunan infrastruktur dan pembangunan pertanian sesuai dengan target yang

    direncanakan.

    Sementara itu, capaian pelaksanaan prioritas pembangunan nasional yang

    mendukung perbaikan infrastruktur lunak tercermin antara lain dari semakin

    meningkatnya Angka Indeks Korupsi di Indonesia dan semakin tertatanya regulasi

    yang harus diikuti oleh para investor dan pengusaha. Untuk capaian prioritas

    pembangunan nasional yang mendukung penguatan infrastruktur sosial terlihat

    antara lain dari semakin meningkatnya taraf pendidikan dan taraf kesehatan

    masyarakat, serta semakin menurunnya angka kemiskinan di Indonesia. Sedangkan

    capaian prioritas pembangunan nasional yang merupakan upaya pembangunan

    kreativitas ditandai dengan semakin berkembangnya kebhinekaan budaya, karya

    seni, dan ilmu serta apresiasinya.

    Akhirnya, upaya dan kerja keras yang telah dilakukan pada awal palaksanaan RPJMN

    2010–2014 dalam rangka mewujudkan prioritas pembangunan nasional telah memberikan hasil yang sepadan. Namun demikian, kerja keras tetap harus terus

    dilakukan agar hasil yang telah tercapai sesuai target dapat terus ditingkatkan hingga

    akhir tahun 2014. Sedangkan untuk pelaksanaan pembangunan yang capaiannya

    masih belum sesuai dengan rencana, memerlukan upaya lebih keras lagi sehingga

    pada tahun-tahun berikutnya dapat memberikan hasil yang lebih baik dan target

    prioritas pembangunan nasional dapat dicapai pada tahun 2014. Terima kasih.

    Wassalamu’alaikum Warahmatullahi Wabarakatuh,

    Jakarta, September 2011

    Menteri Perencanaan Pembangunan Nasional/

    Kepala Bappenas

    Armida S. Alisjahbana

  • Ringkasan Eksekutif Evaluasi Satu Tahun Pelaksanaan RPJMN 2010-2014

    iv

    DAFTAR ISI

    Halaman Judul ....................................................................................................... i

    Kata Pengantar ...................................................................................................... ii

    Daftar Isi ................................................................................................................ iv

    Ringkasan Eksekutif Evaluasi Satu Tahun Pelaksanaan RPJMN 2010-2014 ................ 1

    Prioritas Nasional 1: Reformasi Birokrasi dan Tata Kelola ................................... 1

    Prioritas Nasional 2: Pendidikan .......................................................................... 2

    Prioritas Nasional 3: Kesehatan ........................................................................... 4

    Prioritas Nasional 4: Penanggulangan Kemiskinan .............................................. 5

    Prioritas Nasional 5: Ketahanan Pangan .............................................................. 6

    Prioritas Nasional 6: Infrastruktur ........................................................................ 7

    Prioritas Nasional 7: Iklim Investasi dan Iklim Usaha ........................................... 9

    Prioritas Nasional 8: Energi .................................................................................. 10

    Prioritas Nasional 9: Lingkungan Hidup dan Pengelolaan Bencana .................... 10

    Prioritas Nasional 10: Daerah Tertinggal, Terdepan, Terluar, dan Pascakonflik ... 11

    Prioritas Nasional 11: Kebudayaan, Kreativitas, dan Inovasi Teknologi ................ 12

    Prioritas Lainnya Bidang Politik, Hukum, dan Keamanan ...................................... 12

    Prioritas Lainnya Bidang Perekonomian ................................................................ 14

    Prioritas Lainnya Bidang Kesejahteraan Rakyat .................................................... 15

    Tabel Capaian Satu Tahun Pelaksanaan RPJMN 2010-2014 ........................................ 17

    Prioritas Nasional 1:Reformasi Birokrasi dan Tata Kelola ..................................... 19

    Prioritas Nasional 2: Pendidikan ........................................................................... 23

    Prioritas Nasional 3: Kesehatan ............................................................................. 26

    Prioritas Nasional 4: Penanggulangan Kemiskinan ............................................... 28

    Prioritas Nasional 5: Ketahanan Pangan ............................................................... 34

    Prioritas Nasional 6: Infrastruktur ......................................................................... 40

    Prioritas Nasional 7: Iklim Investasi dan Iklim Usaha ............................................ 44

    Prioritas Nasional 8: Energi ................................................................................... 49

    Prioritas Nasional 9: Lingkungan Hidup dan Pengelolaan Bencana ...................... 51

    Prioritas Nasional 10: Daerah Tertinggal, Terdepan, Terluar, dan Pascakonflik ... 55

    Prioritas Nasional 11: Kebudayaan, Kreativitas, dan Inovasi Teknologi ................ 64

    Prioritas Lainnya Bidang Politik, Hukum, dan Keamanan ...................................... 68

    Prioritas Lainnya Bidang Perekonomian ................................................................ 77

    Prioritas Lainnya Bidang Kesejahteraan Rakyat .................................................... 79

  • Ringkasan Eksekutif Evaluasi Satu Tahun Pelaksanaan RPJMN 2010-2014

    v

    Ringkasan Eksekutif

    Evaluasi Satu Tahun Pelaksanaan

    RPJMN 2010-2014

  • Ringkasan Eksekutif Evaluasi Satu Tahun Pelaksanaan RPJMN 2010-2014

    1

    Ringkasan Eksekutif

    Evaluasi Satu Tahun Pelaksanaan RPJMN 2010-2014

    Satu tahun pelaksanaan RPJMN 2010-2014 telah dilalui. Dengan mengamati capaian

    pelaksanaan sasaran prioritas pembangunan nasional pada tahun 2010, secara

    umum dapat dikatakan bahwa kegiatan pembangunan masih berjalan sesuai dengan

    alur yang diharapkan. Namun beberapa substansi inti perlu diupayakan lebih keras

    untuk mencapai sasaran pada akhir pelaksanaan RPJMN 2010–2014.

    Prioritas Nasional 1: Reformasi Birokrasi dan Tata Kelola

    Capaian penting dalam rangka reformasi birokrasi dan tata kelola adalah sebagai

    berikut:

    (1) Penetapan Peraturan Presiden Nomor 81 Tahun 2010 tentang Grand Design Reformasi Birokrasi 2010–2025 dan Peraturan Menteri PAN dan RB Nomor 20 tahun

    2010 tentang Road Map Reformasi Birokrasi 2010–2014 untuk memberikan landasan

    kuat bagi pelaksanaan reformasi birokrasi. Pada tahun 2010, sebanyak 9

    kementerian/lembaga (K/L) telah melaksanakan reformasi birokrasi instansi (RBI),

    sehingga saat ini sudah terdapat 14 K/L yang telah melaksanakan RBI. Pelaksanaan

    reformasi birokrasi dan tata kelola dilakukan antara lain melalui penataan struktur

    kelembagaan instansi pemerintah.

    (2) Dalam konteks otonomi daerah, difokuskan pada penghentian/pembatasan pemekaran wilayah, peningkatan efisiensi dan efektivitas penggunaan dana

    perimbangan daerah, dan penyempurnaan pelaksanaan pemilihan kepala daerah.

    Dalam upaya membatasi pemekaran wilayah telah disusun rancangan Desain Besar

    Penataan Daerah untuk mendukung Peraturan Pemerintah Nomor 78 Tahun 2007

    tentang Tata Cara Pembentukan, Penghapusan, dan Penggabungan Daerah.

    Selanjutnya, untuk meningkatkan efisiensi dan efektivitas penggunaan dana

    perimbangan daerah telah dicapai antara lain 70 persen daerah telah memanfaatkan

    Dana Alokasi Khusus (DAK) sesuai petunjuk pelaksanaan (Juklak), 80 persen daerah

    telah menyerap DAK sebesar 100 persen, tersusunnya kebijakan/regulasi dana

    perimbangan yang dapat diterapkan di daerah, 31 persen daerah memiliki proporsi

    belanja langsung lebih besar dari belanja tidak langsung, 23 persen rata-rata belanja

    modal yang digunakan terhadap total belanja daerah, 91 persen APBD disahkan

    secara tepat waktu, 15 daerah ber-LKPD dengan status wajar tanpa pengecualian

    (WTP), serta 63 persen daerah telah melakukan penetapan serta penyampaian

    Raperda pertanggungjawaban pelaksanaan APBD yang disahkan secara tepat waktu.

    Terkait dengan penyempurnaan pelaksanaan pemilihan kepala daerah, pada tahun

    2010 dilakukan penyusunan naskah akademis dan Rancangan Undang-Undang (RUU)

    Pemilihan Kepala Daerah.

    (3) Penyempurnaan berbagai kebijakan dalam pengelolaan SDM aparatur dengan capaian telah disusunnya beberapa Rancangan Peraturan Pemerintah (RPP) antara

  • Ringkasan Eksekutif Evaluasi Satu Tahun Pelaksanaan RPJMN 2010-2014

    2

    lain RPP tentang Sistem Pengadaan/Rekrutmen dan Seleksi PNS, RPP tentang

    Kebutuhan Pegawai, dan RPP tentang Remunerasi dan Tunjangan Kinerja Pegawai

    Negeri.

    (4) Percepatan harmonisasi dan sinkronisasi peraturan perundang-undangan di tingkat pusat dan daerah, melalui pelaksanaan inventarisasi dan pengkajian

    peraturan daerah sebanyak 3.000 perda.

    (5) Peningkatan sinergi antara pusat dan daerah, antara lain melalui peningkatan jumlah SPM (Standar Pelayanan Minimum) yang ditetapkan dan diterapkan oleh

    daerah. Selama tahun 2010, telah ditetapkan 8 SPM baru, sehingga secara

    keseluruhan 13 SPM sudah ditetapkan melalui peraturan menteri terkait, dan telah

    dilakukan fasilitasi penerapan untuk 5 SPM. Selain itu, pelaksanaan pelayanan

    terpadu satu pintu (PTSP) atau one stop service (OSS) semakin membaik dengan

    meningkatnya jumlah pemda yang menerapkan PTSP/OSS dari 360 OSS menjadi 394

    OSS.

    (6) Dalam hal penegakan hukum, peningkatan integritas dan sinergi antar lembaga penegak hukum menjadi prioritas yang menentukan kualitas penegakan hukum di

    Indonesia. Pemantapan integrasi dan integritas penegakan hukum, dilakukan melalui

    peningkatan kualitas SDM Kejaksaan dalam penerimaan pegawai, pelaksanaan diklat

    penjenjangan serta pendidikan pasca sarjana, disamping penerapan reward and

    punishment. Dalam rangka pengawasan terhadap perilaku hakim, peran Komisi

    Yudisial semakin meningkat dengan diterimanya 2.915 berkas pengaduan

    masyarakat dan 214 berkas telah ditindak lanjuti. Pencegahan korupsi juga

    diintensifkan melalui pelaporan Laporan Hasil Kekayaan Pejabat Negara (LHKPN).

    Dari 144.557 wajib LHKPN sebanyak 118.340 telah melaporkan dan sebanyak

    114.570 telah diumumkan. Di bidang penindakan, pada tahun 2010 Komisi

    Pemberantas Korupsi (KPK) telah melakukan penyelidikan terhadap 54 perkara

    tindak pidana korupsi, penyidikan terhadap 62 perkara tindak pidana korupsi,

    penuntutan terhadap 55 perkara dan eksekusi terhadap 38 keputusan pengadilan

    yang telah berkekuatan hukum tetap. Kegiatan koordinasi dan supervisi dilakukan

    terhadap beberapa perkara, dan telah berhasil menyelamatkan potensi kerugian

    negara mencapai lebih dari Rp500 miliar.

    (7) Terkait dengan penyelenggaraan Nomor Induk Kependudukan (NIK), hingga tahun 2010 telah diterbitkan NIK di 329 kabupaten/kota, sedangkan untuk

    pelaksanaan Sistem Informasi dan Administrasi Kependudukan (SIAK) masih dalam

    proses persiapan.

    Prioritas Nasional 2: Pendidikan

    Sampai tahun 2009/2010, upaya pembangunan pendidikan telah berhasil

    meningkatkan taraf pendidikan masyarakat Indonesia yang ditandai dengan

    meningkatnya rata-rata lama sekolah penduduk usia 15 tahun ke atas yang mencapai

    7,7 tahun, menurunnya proporsi buta aksara penduduk usia 15 tahun ke atas

    menjadi 5,30 persen, serta meningkatnya angka partisipasi pendidikan pada semua

  • Ringkasan Eksekutif Evaluasi Satu Tahun Pelaksanaan RPJMN 2010-2014

    3

    jenjang pendidikan. Angka partisipasi murni (APM) SD/SDLB/MI/Paket A dan APM

    SMP/SMPLB/ MTs/Paket B pada tahun 2010 masing-masing adalah 95,41 persen dan

    75,64 persen, sedangkan angka partisipasi kasar (APK) SMA/SMK/SMLB/MA/Paket C

    adalah 70,53 persen. Sementara itu, APK Perguruan Tinggi (PT) pada tahun 2010

    telah mencapai 26,34 persen.

    Dalam meningkatkan dan mempertahankan partisipasi masyarakat terhadap

    pendidikan, pemerintah telah berupaya menyediakan pendidikan yang semakin

    terjangkau melalui penyediaan dana Bantuan Operasional Sekolah (BOS). Pada tahun

    2009, disediakan BOS bagi 27.130.968 siswa SD, 9.465.836 siswa SMP, dan 5.946.329

    siswa di MI/MTs/Salafiyah Ula/Salafiyah Wustha. Target cakupan program BOS

    meningkat pada tahun 2010 menjadi 27.672.820 siswa SD, 9.660.639 siswa SMP, dan

    6.794.516 siswa MI/MTs/Salafiyah Ula/Salafiyah Wustha. Pada akhir Desember 2010,

    BOS dapat disalurkan kepada 26.630.889 siswa SD dan 9.387.670 siswa SMP serta

    6.058.192 siswa MI/MTs/Salafiyah Ula/Salafiyah Wustha.

    Dalam hal penyediaan sarana dan prasarana, pemerintah telah berupaya

    menyediakan bahan ajar bermutu dan murah serta melengkapi sekolah dengan

    sambungan internet yang memuat tentang pendidikan agar siswa dapat mengakses

    ilmu pengetahuan seluas-luasnya. Dalam hal penyediaan bahan ajar, Pemerintah

    sejak tahun 2009 membeli hak cipta 1.232 judul buku dari 345 jilid buku jenjang

    SD/MI, SMP/MTs, SMA/SMK/MA, dan SLB, dan dilanjutkan pada tahun 2010

    membeli 305 judul buku dari 57 jilid buku untuk semua jenjang pendidikan.

    Dalam rangka meningkatkan metodologi pembelajaran, Pemerintah terus

    mendorong pengembangan dan penyempurnaan kurikulum yang memperhatikan

    kemampuan sosial, watak, budi pekerti, kecintaan terhadap budaya bahasa

    Indonesia melalui penyempurnaan kurikulum di jenjang pendidikan dasar dan

    menengah.

    Kapasitas pengelolaan juga terus menerus ditingkatkan melalui peningkatan

    kapasitas kepala sekolah serta pengembangan kemampuan pengawas. Selanjutnya,

    terkait dengan pengetahuan kewirausahaan lulusan, pendidikan kewirausahaan

    dilaksanakan di semua jenjang pendidikan dengan memasukkan muatan

    kewirausahaan dalam kurikulum yang ada.

    Seiring dengan peningkatan input (akses pendidikan) dan proses pembelajaran

    (metodologi), Pemerintah juga memberikan perhatian terhadap peningkatan kualitas

    pendidikan yang dilakukan melalui peningkatan kapasitas guru dalam mengajar,

    penerapan sistem evaluasi kinerja profesional tenaga pengajar, dan perbaikan

    distribusi guru.

    Pada tingkat pendidikan tinggi, peningkatan kualitas dan daya saing pendidikan

    jenjang pendidikan tinggi ditandai dengan jumlah perguruan tinggi yang masuk ke

    dalam peringkat 500 terbaik versi lembaga pemeringkat independen internasional.

    Sampai tahun 2010, terdapat 8 universitas di Indonesia yang berhasil menembus

    peringkat 200 besar di wilayah Asia, yaitu UI, UGM, UNAIR, ITB, IPB, UNDIP, UNS,

    dan UNIBRAW.

  • Ringkasan Eksekutif Evaluasi Satu Tahun Pelaksanaan RPJMN 2010-2014

    4

    Prioritas Nasional 3: Kesehatan

    Status kesehatan dan gizi masyarakat terus menunjukkan kemajuan antara lain

    ditandai dengan: (1) meningkatnya umur harapan hidup (UHH) menjadi 70,9 tahun

    (2010), (2) menurunnya angka kematian ibu (AKI) menjadi sebesar 228 per 100.000

    kelahiran hidup (2007), (3) menurunnya angka kematian bayi (AKB) menjadi sebesar

    34 per 1.000 kelahiran hidup (2007), (4) menurunnya prevalensi kekurangan gizi

    menjadi sebesar 17,9 persen (2010), dan (5) menurunnya prevalensi anak balita yang

    pendek (stunting) menjadi sebesar 35,6 persen (2010).

    Dalam rangka peningkatan upaya kesehatan preventif terpadu, pertolongan

    persalinan oleh tenaga kesehatan meningkat menjadi 82,2 persen (Riskesdas, 2010).

    Kunjungan ibu hamil ke fasilitas pelayanan kesehatan untuk mendapatkan pelayanan

    antenatal pada trimester pertama kehamilan (K1) mencapai 72,3 persen, lebih tinggi

    dari kunjungan keempat (K4) yaitu sebesar 61,4 persen (Riskesdas, 2010).

    Selanjutnya dalam meningkatkan status kesehatan anak, cakupan imunisasi lengkap

    anak balita mencapai 53,8 persen (Riskesdas, 2010). Kunjungan ke pelayanan

    kesehatan pada saat bayi berumur 6-48 jam (kunjungan neonatal pertama/KN1)

    mencapai 71,4 persen (Riskesdas, 2010). Cakupan pelayanan kesehatan bayi

    mencapai 84,01 persen dan cakupan pelayanan kesehatan balita mencapai 78,1

    persen (Kemkes, 2010).

    Rasio puskesmas terhadap penduduk meningkat dari 3,6 per 100.000 penduduk pada

    tahun 2007 menjadi 3,78 per 100.000 penduduk pada tahun 2009 (Profil Kesehatan,

    2009). Sementara itu, pada tahun 2009, rasio tempat tidur (TT) rumah sakit terhadap

    penduduk sebesar 70,74 TT per 100.000 penduduk (Profil Kesehatan, 2009).

    Sementara itu, ketersediaan obat dan vaksin di sarana pelayanan kesehatan terus

    ditingkatkan dan mencapai 82 persen pada tahun 2010.

    Pelaksanaan Jamkesmas telah berhasil mendorong peningkatan cakupan jaminan

    pembiayaan/asuransi kesehatan. Seluruh penduduk miskin telah tercakup dalam

    skema pembiayaan Jamkesmas dan selanjutnya penerapan asuransi kesehatan akan

    diperluas secara bertahap untuk seluruh penduduk. Sampai dengan akhir Desember

    tahun 2010, cakupan asuransi kesehatan telah mencapai sekitar 59,07 persen.

    Sementara itu, dalam pelaksanaan program KB, angka pemakaian

    kontrasepsi/contraceptive prevalence rate (CPR) terus meningkat yang ditandai

    dengan meningkatnya jumlah peserta KB, yaitu: (1) meningkatnya pencapaian

    jumlah peserta KB baru dari sasaran sebanyak 7,2 juta menjadi sebanyak 8,6 juta.; (2)

    meningkatnya pencapaian jumlah peserta KB aktif dari sasaran sebanyak 26,7 juta

    menjadi sebanyak 33,7 juta.

    Capaian upaya pengendalian penyakit antara lain terlihat dari pengendalian

    prevalensi HIV terus diupayakan mencapai kurang dari 0,2 persen (Hasil Estimasi

    Prevalensi HIV Kemkes, 2009). Persentase kasus baru tuberkulosis (TB) paru (BTA

    positif) yang ditemukan dan yang disembuhkan masing-masing mencapai 74,7

    persen dan 86,4 persen, serta angka penemuan kasus malaria (annual parasite

    index/API) mencapai 1,96 per 1.000 penduduk (Kemkes 2010). Selanjutnya, pada

  • Ringkasan Eksekutif Evaluasi Satu Tahun Pelaksanaan RPJMN 2010-2014

    5

    aspek kesehatan lingkungan, akses penduduk terhadap air minum dan sanitasi layak

    masih rendah yaitu sebesar 45,7 persen dan 55,5 persen (Riskesdas, 2010).

    Prioritas Nasional 4: Penanggulangan Kemiskinan

    Capaian pelaksanaan program penanggulangan kemiskinan didukung oleh

    pertumbuhan ekonomi. Pada tahun 2010, pertumbuhan ekonomi mencapai 6,1

    persen atau melebihi dari target yang ditetapkan sebesar 5,8 persen. Hal tersebut

    berdampak pada penurunan tingkat kemiskinan dari 14,15 persen pada tahun 2009

    menjadi 13,33 persen pada tahun 2010. Meskipun secara prosentase menurun, pada

    tahun 2010, secara absolut masih terdapat 31,02 juta orang hidup di bawah garis

    kemiskinan dan juga terjadi pelambatan penurunan tingkat kemiskinan. Pada tahun

    2008 ke 2009 tingkat kemiskinan menurun sebesar 1,27 persen, sedangkan dari

    tahun 2009 ke 2010 hanya menurun 0,82 persen.

    Program-program bantuan sosial terpadu yang dilaksanakan dengan tujuan

    memberikan pemenuhan hak-hak dasar, pengurangan biaya hidup, dan perbaikan

    kualitas hidup pada rumah tangga sasaran dan kelompok rentan lainnya telah

    terlaksana dengan baik selama tahun 2010. Pelaksanaan Program Keluarga Harapan

    (PKH) terus ditingkatkan pada tahun 2010, cakupan PKH telah diperluas di 88

    kabupaten/kota di 20 provinsi, dengan jumlah penerima sekitar 772.830 rumah

    tangga sangat miskin (RTSM). Namun pencapaian jumlah penerima tersebut di

    bawah target RPJMN 2010-2014 yaitu 816.000 RTSM.

    Sementara itu, Raskin yang merupakan program nasional bertujuan untuk

    mengurangi beban pengeluaran Rumah Tangga Sasaran (RTS) melalui pemenuhan

    sebagian kebutuhan pangan pokok dalam bentuk beras. Pada tahun 2010, jumlah

    penerima Raskin sebanyak 17,488,007 RTSM. Alokasi Raskin untuk setiap penerima

    yaitu 15 kg beras selama 12 bulan, dengan harga tebus beras sebesar Rp1.600 per kg

    netto di titik distribusi. Realisasi penyaluran Raskin tahun 2010 (per Februari 2011)

    yaitu sebesar 98,67 persen. Dari total pagu Raskin sebanyak 2,97 juta ton beras,

    sebanyak 2,93 juta ton beras dapat disalurkan ke penerima. Realisasi penyaluran

    Raskin tahun 2010 ini lebih baik jika dibandingkan dengan realisasi Raskin tahun

    2009 sebesar 97,74 persen.

    Selanjutnya, dalam rangka perlindungan terhadap resiko finansial akibat masalah

    kesehatan, pelaksanaan Jamkesmas juga telah berhasil mendorong peningkatan

    cakupan jaminan kesehatan. Sampai dengan akhir Desember tahun 2010, persentase

    penduduk miskin yang memiliki jaminan kesehatan telah mencapai sekitar 59,07

    persen. Realisasi Jamkesmas hingga Desember 2010 sebesar Rp4,2 triliun yang

    ditujukan bagi 76,4 juta masyarakat miskin.

    Untuk meningkatkan kemampuan masyarakat miskin menyekolahkan anaknya,

    Pemerintah menyediakan beasiswa bagi siswa miskin untuk semua jenjang

    pendidikan, termasuk menyediakan jalur pendidikan non formal (pendidikan

    kesetaraan Paket A setara SD, Paket B setara SMP, dan Paket C setara SMA) untuk

  • Ringkasan Eksekutif Evaluasi Satu Tahun Pelaksanaan RPJMN 2010-2014

    6

    menampung anak-anak putus sekolah dan mereka yang tidak dapat mengikuti

    jenjang pendidikan formal. Selama tahun 2010 pelaksanaan program beasiswa

    miskin untuk tingkat SD sampai perguruan tinggi telah membantu sebanyak 3,7 juta

    siswa.

    Pelaksanaan program Klaster II, yaitu PNPM Mandiri Perkotaan dan Perdesaan terus

    diperluas dan ditingkatkan kualitasnya, agar semakin efektif dalam mewujudkan

    pemberdayaan masyarakat terutama masyarakat miskin untuk mengembangkan

    potensi dan memperkuat kapasitasnya untuk ikut berpartisipasi dalam

    pembangunan. Pada tahun 2010 program ini sudah dilaksanakan sesuai dengan

    target yang ditetapkan yaitu pelayanan PNPM Mandiri yang didukung dengan

    penyaluran bantuan langsung masyarakat sebesar Rp10,31 triliun yang berasal dari

    dana APBN dan APBD. PNPM Mandiri dilaksanakan melalui PNPM Mandiri Perkotaan

    dan PNPM Mandiri Perdesaan.

    Secara umum pelaksanaan Program Klaster III, yaitu Kredit Usaha Rakyat (KUR)

    menunjukkan pencapaian target yang tinggi. Penyaluran KUR untuk UMKM dan

    koperasi sejak tahun 2007 sampai dengan akhir tahun 2010 mencapai hampir

    Rp34,42 triliun, dan mencakup sekitar 3,81 juta nasabah. Jumlah dana penjaminan

    kredit yang disediakan untuk mendukung penyaluran KUR pada tahun 2010 dapat

    dipenuhi 100 persen, sehingga pada tahun 2010 KUR dapat disalurkan sebesar

    Rp17,23 triliun dengan jumlah nasabah lebih dari 1,44 juta nasabah, dan rata-rata

    kredit/pembiayaan sebesar Rp11,98 juta. Selanjutnya, pelaksanaan Klaster III juga

    diperluas melalui penyediaan dana melalui koperasi untuk 2.600 koperasi/kelompok

    UMKM, dengan pencapaian sebesar 99,46 persen. Disamping itu, sekitar 5.737

    koperasi dan UMKM juga menerima dukungan pemasaran pada tahun 2010.

    Pada tahun 2010, untuk mendukung koordinasi kebijakan dalam pengarusutamaan

    kebijakan dan anggaran penanggulangan kemiskinan telah dilaksanakan 8 kegiatan

    koordinasi dan sinkronisasi kebijakan dan peraturan perundangan penanggulangan

    kemiskinan di bidang pengarusutamaan kebijakan serta 4 kegiatan koordinasi dan

    sinkronisasi kebijakan penanggulangan kemiskinan di bidang pengarusutamaan

    anggaran. Adapun hasilnya berupa rekomendasi kebijakan tentang

    pengarusutamaan kebijakan dan anggaran.

    Prioritas Nasional 5: Ketahanan Pangan

    Keberhasilan pencapaian pemantapan ketahanan pangan pada tahun 2010

    ditunjukkan oleh peningkatan produksi bahan pangan. Produksi padi berhasil

    mencapai 66,5 juta ton Gabah Kering Giling (GKG), jagung mencapai 18,3 juta ton

    pipilan kering, kedelai mencapai 907 ribu ton biji kering, gula mencapai 2,7 juta ton

    Gula Kristal Putih (GKP), daging sapi mencapai 440 ribu ton karkas, serta ikan 10,83

    juta ton. Berdasarkan data tersebut, produksi padi dan daging sapi telah mampu

    mencapai target yang ditetapkan, sedangkan untuk produksi jagung, kedelai, dan

  • Ringkasan Eksekutif Evaluasi Satu Tahun Pelaksanaan RPJMN 2010-2014

    7

    gula, pemerintah dan masyarakat masih perlu berupaya bersama untuk dapat lebih

    meningkatkan jumlah produksinya.

    Pada tahun 2010 pertumbuhan PDB sektor pertanian, perikanan dan kehutanan

    mencapai 2,9 persen. Angka tersebut lebih rendah dari angka sasaran yaitu sebesar

    3,6 persen, serta mengalami penurunan dibandingkan capaian tahun 2009 yang

    pertumbuhannya mencapai 4,0 persen.

    Dari sisi ketenagakerjaan, sektor pertanian, perikanan dan kehutanan mampu

    memberikan lapangan kerja bagi sekitar 41,5 juta orang. Sedangkan dari sisi Nilai

    Tukar Petani (NTP) dan Nilai Tukar Nelayan (NTN) pada tahun 2010 masing-masing

    mencapai 102,75 dan 105,5. Capaian indeks NTP tersebut masih lebih rendah dari

    target yaitu 105. Sementara itu, capaian indeks NTN lebih tinggi dari target yaitu 105.

    Untuk menjamin aksesibilitas masyarakat miskin terhadap pangan, khususnya beras,

    pada tahun 2010 Pemerintah telah menyalurkan beras melalui Program Raskin bagi

    seluruh rumah tangga sasaran sebanyak 2,93 juta ton beras. Berdasarkan hasil

    Susenas, konsumsi kalori penduduk Indonesia pada tahun 2010 meningkat dari rata-

    rata 1.927,6 kkal/kapita/hari pada tahun 2009 menjadi 1.957,0 kkal/kapita/hari.

    Konsumsi ikan mencapai 30,47 kg/kapita/tahun, meningkat sebesar 4,78 persen

    dibandingkan dengan konsumsi pada tahun 2009 yang mencapai 29,08

    kg/kapita/tahun. Sedangkan untuk skor Pola Pangan Harapan (PPH), pada tahun

    2010 sebesar 80,6, lebih rendah dari target yang ditetapkan yaitu sebesar 86,4.

    Prioritas Nasional 6: Infrastruktur

    Pencapaian pembangunan infrastruktur selama tahun 2010 mencakup pengelolaan

    tata ruang, pembangunan jalan, perhubungan, perumahan rakyat, pengendalian

    banjir, telekomunikasi dan transportasi perkotaan; seperti uraian berikut:

    Kegiatan pengelolaan pertanahan provinsi dengan sasaran penyusunan neraca

    penatagunaan tanah pada 100 kab/kota telah memenuhi target atau sebanyak 20

    persen dari total target RPJMN 2010-2014. Sedangkan inventarisasi penguasaan dan

    pemilikan tanah, serta pemanfaatan dan penggunaan tanah telah pula dilaksanakan

    sesuai dengan target, 335.665 bidang atau 20 persen dari total target RPJMN 2010–

    2014.

    Pembangunan infrastruktur transportasi meliputi berbagai moda transportasi. Untuk

    prasarana jalan, telah dicapai kondisi mantap jalan nasional sebesar 87 persen dan

    bertambahnya jumlah lajur-Km jalan menjadi sepanjang 93.094 lajur-Km pada jalan

    nasional. Untuk angkutan sungai danau dan penyeberangan (ASDP) telah

    dilaksanakan pembangunan baru dan lanjutan 6 unit dermaga penyeberangan dan

    36 unit pembangunan baru dan lanjutan dermaga danau, serta 30 unit

    pembangunan baru dan lanjutan kapal penyeberangan perintis. Capaian

    pembangunan perkeretaapian antara lain: peningkatan jalan rel 1.849,62 km dan

    pembangunan jalur kereta api (KA) baru 68,67 km; dimulainya pembangunan Mass

    Rapid Transit (MRT) Jakarta; melanjutkan pembangunan double track Manggarai-

    Cikarang; serta pengadaan kereta kelas ekonomi (K3). Sementara itu, capaian

  • Ringkasan Eksekutif Evaluasi Satu Tahun Pelaksanaan RPJMN 2010-2014

    8

    transportasi laut diantaranya: pengerukan dan pemeliharaan alur pelayaran

    sebanyak 6,3 juta m3 di 19 lokasi; pembangunan baru dan lanjutan pelabuhan di

    lebih dari 55 lokasi yang tersebar di seluruh Indonesia; pengembangan Pelabuhan

    Tanjung Priok dan Belawan; serta pemasangan sistem National Single Window di

    pelabuhan Tanjung Priok. Sedangkan capaian transportasi udara diantaranya:

    pengembangan 4 bandar udara (bandara) pada daerah rawan bencana dan daerah

    perbatasan; rehabilitasi dan pemeliharaan fasilitas landasan, fasilitas terminal, dan

    fasilitas bangunan pada 205 bandara; lanjutan pembangunan bandara Medan Baru;

    pembangunan, 124 paket rehabilitasi dan pemeliharaan prasarana navigasi

    penerbangan; serta pemberian subsidi operasi angkutan udara perintis pada 118

    rute penerbangan.

    Cakupan penyediaan rumah layak huni yang menjadi substansi inti perumahan

    rakyat telah mencapai 87.001 Rumah Sehat Sederhanan (RSH) bersubsidi, 500 unit

    rusunami, 89 twin block rusunawa yang diperkirakan menyediakan rumah layak huni

    untuk 96.045 keluarga kurang mampu.

    Pencapaian pembangunan infrastruktur sumber daya air adalah sebagai berikut: 1)

    prasarana pengendali banjir sepanjang 321 km, 13 buah pengendali lahar, dan

    pengaman pantai sepanjang 25,11 km, serta rehabilitasi prasarana pengendali banjir

    sepanjang 171,2 km, 5 buah pengendali lahar, dan pengaman pantai sepanjang 10

    km untuk mengamankan kawasan seluas 27.576 hektar; 2) pembangunan Kanal

    Banjir Timur paket 22 sampai dengan 29; serta 3) penanganan terpadu Daerah Aliran

    Sungai (DAS) Bengawan Solo, telah mulai dilaksanakan pembangunan 4 buah waduk

    dan 2 unit pompa prasarana pengendali banjir, dan 8 buah waduk dalam

    pelaksanaan rehabilitasi.

    Pembangunan infrastruktur komunikasi dan informatika yang terkait dengan

    substansi inti adalah pembentukan Information Communication and Technology (ICT)

    Fund dan pembangunan Desa Dering dan Pusat Layanan Internet Kecamatan PLIK.

    Saat ini, jaringan tulang punggung serat optik sudah tersedia di sebagian besar

    ibukota kota/kabupaten di wilayah barat Indonesia, yaitu 66 persen ibukota kab/kota

    di Sumatera, 98 persen di Jawa, dan 100 persen di Bali. Kondisi sebaliknya terjadi di

    wilayah Indonesia bagian timur. Jaringan tulang punggung serat optik baru

    menjangkau 98 dari total 219 ibukota kab/kota (44,7 persen) di wilayah Kalimantan,

    Sulawesi, Nusa Tenggara, Maluku, dan Papua. Hal ini mengakibatkan pertukaran

    informasi di wilayah timur tidak secepat dan sehandal di wilayah barat. Terkait

    penyediaan akses telekomunikasi dan akses internet, pembangunan Desa Dering

    telah dilakukan di 27.670 desa (83,4 persen dari target) dan Pusat Layanan Internet

    Kecamatan (PLIK) dilakukan di 4.269 desa (74,3 persen dari target).

    Prioritas Nasional 7: Iklim Investasi dan Iklim Usaha

    Untuk mendorong terciptanya kepastian hukum, telah dilakukan kegiatan

    perancangan peraturan perundang-undangan melalui pembahasan tiga Rancangan

    Undang-Undang (RUU), yaitu: RUU tentang Perubahan Desain Industri, RUU tentang

  • Ringkasan Eksekutif Evaluasi Satu Tahun Pelaksanaan RPJMN 2010-2014

    9

    Perubahan UU Paten, dan RUU tentang Perubahan UU Pengadilan Anak. Dari 219

    permohonan harmonisasi Peraturan Perundang-undangan, telah diharmonisasikan

    140 (66 persen) peraturan perundang-undangan.

    Dalam hal penyederhanaan prosedur melalui penerapan Sistem Pelayanan Informasi

    dan Perizinan Investasi Secara Elektronik (SPIPISE) pada Pelayanan Terpadu Satu

    Pintu (PTSP), telah dicapai target 33 Provinsi dan 40 Kabupaten/Kota yang telah

    menggunakan SPIPISE pada PTSP.

    Sementara itu, dalam rangka mendukung pengembangan sistem logistik nasional,

    pemerintah telah melakukan beberapa upaya, antara lain peningkatan kelancaran

    distribusi bahan pokok dan pembangunan sarana distribusi perdagangan.

    Dalam kaitannya dengan pengembangan sistem informasi, implementasi National

    Single Window (NSW) telah memasuki tahap Implementasi Nasional (tahap 5).

    NSW-impor telah diberlakukan secara wajib 29 Januari 2010 bagi semua importir di 5

    pelabuhan utama, yaitu: Tanjung Priok, Tanjung Emas, Tanjung Perak, Belawan, dan

    Bandara Soekarno-Hatta. Seja

    lan dengan pelaksanaan NSW, pada tanggal 10 Agustus 2010, dilakukan

    penyederhanaan perijinan impor dari semula sebanyak 78 ijin menjadi 53 ijin.

    Penyederhanaan perijinan impor ini semakin mempermudah para pengguna layanan

    perijinan perdagangan secara online (INATRADE). Selama tahun 2010, jumlah

    pengguna INATRADE mencapai 1536 perusahaan.

    Sedangkan untuk pengembangan investasi di Kawasan Ekonomi Khusus (KEK) telah

    dilakukan kegiatan sosialisasi dan promosi di 6 daerah (Provinsi Kepulauan Bangka

    Belitung, Kalimantan Timur, Sulawesi Utara, Kepulauan Riau, Jawa Barat dan Papua)

    dan 4 negara (Australia, Uzbekistan, Ukraina dan Lebanon).

    Terkait kebijakan ketenagakerjaan telah dilakukan sinkronisasi kebijakan

    ketenagakerjaan dan iklim usaha, antara lain melalui penyelesaian naskah akademis

    dan konsep perubahan Undang-undang Nomor 13 Tahun 2003 tentang

    Ketenagakerjaan.

    Dalam upaya penyelesaian masalah hubungan industrial, jumlah lembaga kerja sama

    (LKS) bipartit yang terbentuk di perusahaan mencapai 13.246 LKS, lebih tinggi dari

    target RPJMN yang naik 5 persen. Dalam hal peningkatan kapasitas organisasi pelaku

    negosiasi, Pemerintah telah melatih 500 orang perwakilan pekerja, serikat

    pekerja/serikat buruh, dan pengusaha. Selain itu, perusahaan yang menerapkan

    manajemen keselamatan dan kesehatan kerja (K3) naik 15,45 persen, yaitu dari 440

    perusahaan tahun 2009 menjadi 508 perusahaan. Jumlah tenaga pengawas K3 yang

    bersertifikat kompetensi pun meningkat 21,74 persen menjadi 84 tenaga pengawas.

    Prioritas Nasional 8: Energi

    Hasil-hasil kegiatan pembangunan di bidang energi terkait dengan produksi minyak

    bumi, ketenagalistrikan, dan jaringan gas kota; sebagai berikut:

  • Ringkasan Eksekutif Evaluasi Satu Tahun Pelaksanaan RPJMN 2010-2014

    10

    (1) Produksi minyak bumi mencapai 954 ribu barrel per hari. Capaian ini lebih rendah dari target yang ditetapkan yaitu sebesar 965 ribu barrel per hari. Pencapaian

    ini relatif tidak berbeda jauh dengan pencapaian pada tahun 2009 yaitu sebesar 944

    ribu barrel per hari.

    (2) Pencapaian pembangunan ketenagalistrikan ditunjukkan oleh peningkatan rasio elektrifikasi nasional yang mencapai 67,15 persen dan rasio desa terlistriki 92,5

    persen. Hal tersebut didukung oleh peningkatan kapasitas pembangkit sebesar 787

    MW beserta pembangunan jaringan transmisi dan distribusinya. Di sisi lain,

    pemanfaatan energi baru terbarukan untuk pembangkit listrik terus dikembangkan,

    antara lain: (a) pembangkit listrik dari sumber energi mikrohidro dengan kapasitas

    terpasang sebesar 217,89 MW; (b) pembangkit listrik dari sumber energi surya

    dengan kapasitas terpasang sebesar 13,58 MW; (c) pembangkit listrik dari sumber

    energi angin dengan kapasitas terpasang sebesar 1,8 MW; (d) pemanfaatan panas

    bumi dengan kapasitas terpasang 1.189 MW.

    (3) Pembangunan jaringan gas kota telah dilaksanakan di beberapa wilayah, yaitu: (a) Tarakan, 3.400 sambungan rumah tangga; (b) Depok, 3.366 sambungan rumah

    tangga; (c) Sidoarjo, 1.750 sambungan rumah tangga, dan (d) Bekasi, 1.800

    sambungan rumah tangga.

    Prioritas Nasional 9: Lingkungan Hidup dan Pengelolaan Bencana

    Sebagai bentuk antisipasi dalam mengatasi perubahan iklim telah dilakukan

    berbagai upaya untuk memperbaiki kerusakan lingkungan yang mengarah kepada

    upaya mitigasi dan adaptasi perubahan iklim global. Sebagai wujud komitmen

    Indonesia untuk menurunkan emisi gas rumah kaca sebesar 26 persen pada tahun

    2020, pada tahun 2010 telah disusun Rancangan Peraturan Presiden mengenai

    Rencana Aksi Nasional Penurunan Emisi Gas Rumah Kaca (RAN-GRK), dan Rencana

    Aksi Daerah (RAD-GRK) dalam kurun waktu 12 bulan sejak RAN-GRK ditandatangani.

    Upaya lain adalah rehabilitasi hutan dan lahan kritis pada Daerah Aliran Sungai (DAS)

    prioritas yaitu seluas 204.211 ha serta pengembangan hutan kota seluas 1.175 ha.

    Selain itu, dilakukan pula pengelolaan hutan melalui pengembangan hutan

    kemasyarakatan (HKm) seluas 415.153 ha, pengembangan hutan kemitraan seluas

    50.506 ha, dan pengembangan hutan desa seluas 113.354 ha. Selain itu juga

    dilakukan pengelolaan kawasan konservasi perairan yang mencapai 13,95 juta ha

    serta kerjasama internasional dalam rangka konservasi laut melalui Coral Triangle

    Initiative (CTI) dan Sulu-Sulawesi Marine Ecoregion (SSME).

    Upaya pengendalian kerusakan lingkungan antara lain dilakukan melalui pelaksanaan

    Program Penilaian Peringkat Kinerja Perusahaan (Proper) dengan hasil jumlah

    perusahaan peserta Proper mencapai 705 perusahaan, melebihi target di tahun

    2010, yaitu 680 perusahaan. Untuk pelaksanaan Program Adipura, jumlah kota

    dengan kualitas lingkungan baik mengalami peningkatan, dari 140 kota di tahun 2009

    menjadi 162 kota di tahun 2010.

    Di sektor kehutanan, dilakukan pengendalian kebakaran hutan melalui upaya

  • Ringkasan Eksekutif Evaluasi Satu Tahun Pelaksanaan RPJMN 2010-2014

    11

    menurunkan jumlah hotspot menjadi 9.841 titik dari target penurunan kumulatif

    menjadi 58.890 titik. Capaian ini melebihi target penurunan hotspot sebesar 20

    persen per tahun.

    Capaian dalam pengembangan sistem peringatan dini adalah terkelolanya Sistem

    Peringatan Dini Tsunami (TEWS) dan Sistem Peringatan Dini Cuaca (MEWS) serta

    Sistem Peringatan Dini Iklim (CEWS).

    Upaya untuk mengurangi bencana dilakukan melalui peningkatan kapasitas aparatur

    pemerintah dan masyarakat dalam penanggulangan bahaya kebakaran hutan di

    enam DAOPS. Selain itu, dalam penanggulangan bencana dan pengurangan risiko

    bencana antara lain dilakukan: (1) dukungan penyediaan peralatan dan pemenuhan

    logistik di 16 provinsi; (2) pembentukan tim Satuan Reaksi Cepat Penanggulangan

    Bencana (SRC-PB) dengan basis di 2 lokasi (Jakarta dan Malang); dan (3) koordinasi

    dan pelaksanaan tanggap darurat di wilayah pascabencana.

    Prioritas Nasional 10: Daerah Tertinggal, Terdepan, Terluar, dan Pascakonflik

    Capaian kebijakan pelaksanaan berbagai kegiatan prioritas nasional oleh K/L terkait

    untuk mendukung pembangunan infrastruktur dan pendukung kesejahteraan lainnya

    di daerah tertinggal, terdepan, dan pascakonflik adalah terlaksananya delapan

    kebijakan khusus yang dapat mendorong pertumbuhan di daerah tertinggal,

    terdepan, terluar, dan pascakonflik.

    Dalam konteks pembentukan kerja sama dengan negara-negara tetangga dalam

    rangka pengamanan wilayah dan sumber daya kelautan diwujudkan kerjasama

    pengamanan wilayah dan sumberdaya kelautan dengan tujuh negara tetangga, yaitu

    Malaysia, Singapura, Australia, Filipina, Solomon, Papua New Guinea, dan Timor

    Leste.

    Untuk penyelesaian pemetaan wilayah perbatasan RI dengan Malaysia, Papua

    Nugini, Timor Leste, dan Filipina, telah disusun: (1) peta perbatasan RI-PNG Skala

    1:50.000 sebanyak 37 Nomor Lembar Peta (NLP), dan (2) peta foto dan peta garis

    pulau-pulau kecil terluar sebanyak 48 NLP. Sedangkan dalam upaya penegasan

    batas, telah dilakukan 17 kali perundingan untuk membahas segmen-segmen batas

    RI-Malaysia, 2 kali perundingan batas Zona Ekonomi Eksklusif (ZEE) Indonesia-

    Vietnam, 2 kali perundingan batas ZEE dan LK Indonesia-Palau, dan 1 penjajakan

    perundingan delimitasi batas maritim RI–Thailand. Selain itu, telah dilakukan

    ratifikasi terhadap Perjanjian tentang Penetapan Garis Batas Laut Wilayah di Bagian

    Barat Selat Singapura melalui Undang-Undang Nomor 4 Tahun 2010.

    Dalam hal pengentasan daerah tertinggal di sedikitnya 50 kabupaten paling lambat

    tahun 2014, capaian kegiatan yang mendukung upaya tersebut adalah: (1)

    terlaksananya koordinasi lintas sektor dan fasilitasi bantuan stimulan dalam

    pembangunan daerah tertinggal melalui insrumen P2KPDT di 120 kabupaten, P4DT

    di 5 pusat pertumbuhan, P2WP di 24 kabupaten perbatasan, P2IPDT di 185

    Kabupaten, dan P2SEDT di 151 Kabupaten; (2) DAK SPP di 233 kabupaten, dan

    PNPM-DTK di 51 Kab. Adapun dana total block grant yang sudah dicairkan untuk

  • Ringkasan Eksekutif Evaluasi Satu Tahun Pelaksanaan RPJMN 2010-2014

    12

    P2DTK NAD-Nias (tahun 2006–2010) sebesar Rp236.3 miliar (72 persen) dari total

    alokasi Rp327.9 miliar, sedangkan untuk P2DTK Nasional pencairan tahun 2007–2010

    sebesar Rp757.4 miliar (99 persen) dari total alokasi Rp761.4 miliar; (3) tersusunnya

    konsep Pembangunan Perdesaan Terpadu (Bedah Desa) dan Pengembangan Produk

    Unggulan Kabupaten (PRUKAB) sebagai instrumen utama dalam koordinasi lintas

    sektor yang dikoordinasikan oleh KPDT; (4) tersusunnya Kesepakatan Bersama (MoU)

    yang diinisiasi oleh Kementerian Pembangunan Daerah Tertinggal (KPDT) dengan

    melibatkan K/L dan swasta dalam rangka percepatan pembangunan ekonomi

    masyarakat daerah tertinggal; dan (5) tersedianya kebutuhan dasar, aksesibilitas dan

    pelayanan sosial dasar bagi warga Komunitas Adat Terpencil meliputi permukiman

    dan infrastruktur pendukungnya serta pemberian jaminan hidup untuk 2.300 Kepala

    Keluarga.

    Prioritas Nasional 11: Kebudayaan, Kreativitas, dan Inovasi Teknologi

    Pencapaian sasaran antara lain ditunjukkan oleh: (1) Kesepakatan Bentuk Lembaga

    Pengelolaan Terpadu Warisan Budaya Dunia Candi Borobudur dan Kajian Bentuk

    Pengelolaan Terpadu Kawasan Warisan Budaya Dunia Situs Manusia Purba Sangiran

    dan Candi Prambanan; (2) revitalisasi 6 museum, yaitu: Museum Negeri Jawa Timur

    (Surabaya), Museum Negeri Kalimantan Barat (Pontianak), Museum Negeri Jambi

    (Jambi), Museum Negeri Nusa Tenggara Barat (Mataram), Museum Negeri Sumatera

    Utara, dan Museum Negeri Batak TB Silalahi di Balige Sumatera Utara; (3)

    peningkatan layanan jasa perpustakaan dan informasi dengan capaian 33

    perpustakaan provinsi memiliki e-library dan pengembangan perpustakaan dan

    pembudayaan gemar membaca, dengan capaian 88 mobil perpustakaan keliling, 3

    unit perpustakaan terapung, 33 perpustakaan provinsi, 250 perpustakaan

    kabupaten/kota, dan 2.143 perpustakaan desa; (4) fasilitasi sarana bagi

    pengembangan, pendalaman dan pergelaran seni budaya di 5 provinsi dan 20

    kabupaten/kota; (5) 13 penelitian di bidang kebudayaan dan 144 penelitian di bidang

    arkeologi; (6) fasilitasi 20 pergelaran, pameran, festival, lomba, dan pawai; (7)

    fasilitasi 18 event festival film dalam dan luar negeri; (8) pelaksanaan sensor

    terhadap 40.000 judul film/video/iklan; (9) fasilitasi peningkatan kapasitas di bidang

    iptek dan imtaq bagi 3.180 orang pemuda kader dan fasilitasi peningkatan kapasitas

    di bidang seni, budaya, dan industri kreatif bagi 3.180 orang pemuda kader; dan (10)

    terselenggaranya 44 paket riset dasar, 78 paket riset terapan, dan 130 paket riset

    insentif.

    Prioritas Lainnya Bidang Politik, Hukum, dan Keamanan

    Guna meningkatkan peran Indonesia dalam mewujudkan perdamaian dunia,

    Pemerintah Indonesia telah mengajukan tiga prakarsa, yaitu: (1) Menyampaikan

    posisi dasar mengenai lima isu kunci Reformasi DK-PBB kepada fasilitator negosiasi

    Reformasi DK-PBB; (2) Menyelesaikan draft Keppres mengenai pembentukan Tim

    Koordinasi Misi Pemeliharaan Perdamaian; dan (3) Menyelenggarakan Focused

  • Ringkasan Eksekutif Evaluasi Satu Tahun Pelaksanaan RPJMN 2010-2014

    13

    Group Discussion (FGD) mengenai Peningkatan Peran Peace Keeping Operations

    (PKOs) Indonesia.

    Capaian pelaksanaan kerjasama multilateral, dapat dilihat dari ikut sertanya

    Indonesia secara aktif dalam berbagai pertemuan yang antara lain membahas isu

    dan agenda: operasi perdamaian dunia dalam pertemuan kelompok kerja di New

    York; nuklir dan perlucutan senjata nuklir dalam Konferensi PBB ke-22 di Jepang,

    International Atomic Energy Agency (IAEA), dan pada pertemuan States Parties of

    Cluster Munitions Coalition (CCM) di Vientiane-Laos; interfaith dialogue dan

    penguatan peran kawasan Asia dan Timur Tengah; serta counter terrorism di PBB,

    ASEAN dan expert group meeting di Wina.

    Indonesia juga telah berhasil menampilkan sikap/posisinya dan diterima dalam

    sidang-internasional. Pencapaian tersebut dapat dilihat antara lain melalui: (1)

    Pengiriman Pasukan Penjaga Perdamaian/Peacekeeping Operations; (2) Turut

    berpartisipasi dalam Konferensi London mengenai Afghanistan pada 30 Januari 2010;

    dan (3) Berhasil mengajukan resolusi kepada Majelis Umum PBB terkait upaya

    meningkatkan keamanan internasional dan perdamaian dunia melalui perlucutan

    senjata.

    Dalam upaya meningkatkan pelayanan tenaga kerja Indonesia di luar negeri,

    Pemerintah Indonesia melakukan penguatan bagi 24 citizen service. Disamping itu,

    sebagai bentuk nyata pelayanan terhadap TKI/WNI, Pemerintah telah memulangkan

    6.287 repatrian dan 28.721 deportan WNI/TKI bermasalah dari negara-negara tujuan

    penempatan TKI di Timur Tengah dan Asia Tenggara. Selain itu, telah pula

    ditandatangani enam perjanjian mengenai perlindungan TKI di luar negeri dengan

    Republik Korea, Malaysia, Lebanon, Timor Leste dan Turki. Untuk meningkatkan

    kesadaran publik mengenai perlindungan WNI di luar negeri, khususnya sejak proses

    pra hingga pasca penempatan secara menyeluruh dan terpadu, pada tahun 2010

    telah diselenggarakan 6 kali sosialisasi dan diseminasi informasi melalui media

    elektronik (radio) di 15 kota yang merupakan kantong-kantong sumber TKI atau

    merupakan daerah dimana arus pergerakan WNI ke luar negeri sangat tinggi.

    Di Bidang Hukum dan HAM, rata-rata pencapaian target pelaksanaan kegiatan di

    bidang hukum telah mencapai target yang ditentukan. Untuk penanganan

    penyidikan tipikor telah diselesaikan 148 perkara dari target 145 perkara. Namun

    untuk penuntutan perkara, dari 145 perkara yang ditargetkan di tahun 2010, hanya

    dapat diselesaikan sebanyak 48 perkara. Sedangkan penanganan perkara tipikor dan

    tindak pidana khusus lainnya di Kejati, Kejari dan Cabjari mencapai 2.315 penyidikan

    perkara dan 1.706 perkara yang telah dilakukan penuntutan.

    Di bidang penguatan perlindungan HAM, melalui lembaga peradilan telah

    dilaksanakan penyelenggaraan bantuan hukum baik di lingkungan peradilan umum,

    peradilan agama dan peradilan militer dan Tata Usaha Negara (TUN). Pelaksanaan

    kegiatan ini semakin diperkuat dengan adanya Surat Edaran Mahkamah Agung

    (SEMA) No. 10 Tahun 2010 mengenai Pelaksanaan Bantuan Hukum di Pengadilan

    yang mengatur penyelenggaraan bantuan hukum dalam tiga bentuk pelayanan

  • Ringkasan Eksekutif Evaluasi Satu Tahun Pelaksanaan RPJMN 2010-2014

    14

    seperti penyelenggaraan prodeo, pelayanan Pos Bantuan Hukum dan

    operasionalisasi sidang keliling atau pelaksanaan zitting plaatz.

    Dalam bidang Keamanan, upaya pemerintah menangani tindakan terorisme

    menunjukkan hasil yang semakin membaik. Pada awal Maret 2010, Polri berhasil

    menewaskan tokoh penting terorisme internasional. Hasil ini memberikan harapan

    semakin kondusifnya keamanan dalam negeri dari ancaman terorisme. Hasil lain

    adalah: penangkapan kelompok jaringan teroris di Aceh yang pemimpinnya

    diperkirakan berasal dari luar Aceh; penangkapan 12 orang diduga teroris di Pejaten,

    Menteng dan Bekasi yang diperkirakan terkait dengan kelompok teroris di Aceh; dan

    penangkapan tokoh teroris di Klaten, Jawa Tengah yang diduga sebagai pemasok

    dana bagi kelompok-kelompok teror di Indonesia. Untuk melembagakan penanganan

    penanggulangan terorisme telah dibentuk Badan Nasional Penanggulangan

    Terorisme melalui Peraturan Presiden Nomor 46 Tahun 2010.

    Dari sisi pertahanan, dalam rangka membentuk postur minimum essential force serta

    terwujudnya kemandirian pertahanan melalui Perpres Nomor 42 Tahun 2010,

    Pemerintah membentuk Komite Kebijakan Industri Pertahanan (KKIP) sebagai

    institusi yang merumuskan kebijakan pembelian Alutsista TNI dan Alut Polri, serta

    diselesaikannya Master Plan Industri Pertahanan dan Road Map menuju revitalisasi

    industri pertahanan dalam negeri.

    Prioritas Lainnya Bidang Perekonomian

    Pada sektor perindustrian, hasil yang dicapai antara lain pengembangan klaster

    industri pertanian oleochemical melalui fasilitasi kawasan industri berbasis CPO di

    tiga provinsi (Sumatera Utara, Kalimantan Timur, dan Riau). Selain itu dilakukan pula

    persiapan awal pembangunan klaster industri berbasis migas kondensat dalam

    bentuk penyusunan kajian pembangunan refinery di Jawa Timur, koordinasi

    pengalokasian bahan baku migas dan kondensat di Jawa Timur dan Kalimantan

    Timur, penyusunan kajian bahan baku alternatif serta penyusunan business plan

    industri petrokimia nasional.

    Untuk sektor perdagangan, perjuangan Indonesia dalam meningkatkan akses pasar

    di forum multilateral dilakukan melalui kerjasama dan perundingan internasional di

    forum WTO. Posisi Indonesia juga semakin mantap di dalam kelompok CIVITS (China,

    India, Vietnam, Indonesia, Turkey, South Africa), sebagai sebuah hotspot investasi

    baru yang menjadi alternatif BRIC (Brazil, Russia, India, China). Sebagai upaya dari

    partisipasi aktif di berbagai forum internasional, berbagai perundingan internasional

    telah dilakukan. Jumlah hasil perundingan Perdagangan Internasional (MRA, MOU,

    Agreement, Agreed Minutes, Declaration, Chair Report) telah diperoleh sebanyak 34

    buah. Selanjutnya, forum konsultasi publik (sosialisasi) kesepakatan perundingan

    internasional telah pula dilaksanakan melalui kerjasama dengan Dinas Provinsi dan

    Kamar Dagang dan Industri (KADIN) di beberapa Provinsi.

    Dalam upaya meningkatkan pelayanan kepada TKI, infrastruktur dan aplikasi sistem

    informasi layanan TKI (SIM-TKI) telah dibangun yang nantinya akan mengintegrasikan

  • Ringkasan Eksekutif Evaluasi Satu Tahun Pelaksanaan RPJMN 2010-2014

    15

    sistem informasi terkait layanan TKI di 13 K/L. Sementara itu, Badan Nasional

    Penempatan dan Perlindungan TKI (BNP2TKI) telah merintis pembentukan pusat

    layanan 24 jam (hotline service/crisis center) sebagai pusat penerimaan pengaduan

    dan fasilitasi penyelesaian masalah TKI.

    Dari target 500.000 TKI yang ditempatkan oleh Pemerintah, seluruhnya telah

    mendapat layanan dokumen sesuai standar dan tercatat di Dinas Tenaga Kerja

    Provinsi dan Kabupaten/Kota. Dari target tersebut, seluruh TKI telah ditempatkan

    sesuai job order. Namun, jumlah TKI yang memperoleh layanan pembuatan Kartu

    Tenaga Kerja Luar Negeri (KTKLN) sesuai Nomor Induk Kependudukan (NIK) dan

    jumlah TKI yang mendapat pelatihan mengenai prinsip-prinsip HAM hanya mencapai

    200.000 TKI (40 persen). Rendahnya pencapaian ini berkaitan dengan belum

    selesainya pengadministrasian NIK di tingkat nasional.

    Prioritas Lainnya Bidang Kesejahteraan Rakyat

    Pembangunan Agama

    Dalam rangka meningkatkan kualitas pelayanan ibadah haji kepada 221.000 orang

    jemaah telah dilakukan penerapan sistem manajamen mutu hingga diperoleh

    sertifikasi ISO 9001:2008. Disamping itu, kehidupan umat beragama semakin

    harmonis dan kondusif, yang ditandai dengan menurunnya konflik sosial bernuansa

    keagamaan, berdirinya forum-forum kerukunan, dan berkembangnya kerjasama

    lintas agama. Berbagai upaya untuk membangun kerukunan intern maupun

    antarumat beragama telah dilaksanakan melalui berbagai kegiatan antara lain

    pembangunan forum kerukunan umat beragama di 15 kabupaten/kota, pemberian

    bantuan operasional Forum Kerukunan Umat Beragama (FKUB) pada tingkat Provinsi

    dan Kabupaten/Kota di 33 provinsi dan 150 kabupaten/ kota, serta upaya pemulihan

    pascakonflik melalui pelayanan dan bimbingan konseling bagi masyarakat korban

    konflik sosial, dan pascakerusuhan.

    Pariwisata

    Keberhasilan pembangunan kepariwisataan ditandai dengan meningkatnya

    kunjungan wisatawan mancanegara (wisman) pada tahun 2010 yang mencapai 7 juta

    orang, atau meningkat sebesar 7,88 persen dibandingkan kunjungan wisman tahun

    2009 yang mencapai 6,32 juta orang. Sementara itu, pergerakan wisatawan

    nusantara (wisnus) juga mengalami peningkatan dari 229,73 juta pergerakan pada

    tahun 2009 menjadi 234,38 juta pergerakan. Hal ini berdampak pada meningkatnya

    total pengeluaran wisnus dari Rp137,91 trilliun menjadi Rp150,49 trilliun.

    Pengarusutamaan Gender dan Perlindungan Anak

    Berbagai kemajuan dalam pembangunan yang responsif gender telah dicapai. Hal ini

    antara lain ditunjukkan dengan meningkatnya Indeks Pembangunan Gender (IPG)

    dari 0,639 pada tahun 2004 menjadi 0,668 pada tahun 2009 (KNPP-BPS, 2010). Selain

    itu, indeks pemberdayaan gender (IDG) yang mengukur partisipasi perempuan di

    bidang ekonomi, politik, dan pengambilan keputusan juga mengalami peningkatan

  • Ringkasan Eksekutif Evaluasi Satu Tahun Pelaksanaan RPJMN 2010-2014

    16

    dari 0,597 pada tahun 2004 menjadi 0,635 pada tahun 2009 (KNPP-BPS, 2010).

    Dalam upaya melindungi perempuan dari berbagai tindak kekerasan telah

    diterbitkan Peraturan Menteri Negara Pemberdayaan Perempuan Nomor 1 Tahun

    2010 tentang Standar Pelayanan Minimal Pelayanan Bidang Layanan Terpadu Bagi

    Perempuan dan Anak Korban Kekerasan.

    Pencapaian dalam perlindungan anak dari berbagai bentuk kekerasan, eksploitasi,

    dan diskriminasi ditunjukkan antara lain oleh pencapaian di bidang ketenagakerjaan.

    Data Sakernas menunjukkan penurunan jumlah pekerja anak usia 10-17 tahun dari

    1.713,2 ribu pada tahun 2008 menjadi 1.679,1 ribu pada tahun 2009. Sementara itu,

    dalam memenuhi hak anak untuk mendapatkan identitas dan legalitas

    kependudukan, cakupan anak balita (0-4 tahun) yang telah memiliki akte kelahiran

    sekitar 42,82 persen menurut Supas 2005 meningkat menjadi 52,5 persen menurut

    Susenas 2009. Sedangkan untuk meningkatkan perlindungan bagi anak yang

    berhadapan dengan hukum (ABH), pada tahun 2010 telah tersusun RUU tentang

    Sistem Peradilan Pidana Anak dan ditetapkan kebijakan terpadu tentang penanganan

    ABH berbasis restorative justice. Selain itu telah pula ditetapkan Permen PP dan PA

    Nomor 2 Tahun 2010 tentang Rencana Aksi Nasional (RAN) Pencegahan dan

    Penanganan Kekerasan terhadap Anak.

    Pemuda dan Olahraga

    Pada tahun 2010, pembangunan pemuda dan olahraga telah menunjukkan hasil yang

    semakin meningkat, antara lain: (1) meningkatnya character building melalui

    gerakan revitalisasi dan konsolidasi kepemudaan, (2) meningkatnya upaya perolehan

    medali di Asian Games Tahun 2010 dari peringkat ke-22 pada Asian Games XVI di

    Doha tahun 2006 menjadi peringkat ke-15 pada Asian Games XVII tahun 2010 di

    Guangzhou China dengan perolehan 4 medali emas, 9 medali perak dan 13 medali

    perunggu.

  • Ringkasan Eksekutif Evaluasi Satu Tahun Pelaksanaan RPJMN 2010-2014

    17

    Tabel Capaian Satu Tahun Pelaksanaan

    RPJMN 2010-2014

  • Ringkasan Eksekutif Evaluasi Satu Tahun Pelaksanaan RPJMN 2010-2014

    18

  • Ringkasan Eksekutif Evaluasi Satu Tahun Pelaksanaan RPJMN 2010-2014

    19

    Tabel 1. Pencapaian Pembangunan Prioritas Nasional 1:

    Reformasi Birokrasi dan Tata Kelola, Tahun 2010

    No RPJMN 2010 - 2014 CAPAIAN

    2010 SUBSTANSI INTI SASARAN INDIKATOR TARGET 2010

    1.

    STRUKTUR

    Konsolidasi struktural dan

    peningkatan kapasitas

    kementerian/lembaga yang

    menangani aparatur negara yaitu

    Kementerian Negara

    Pendayagunaan Aparatur Negara

    (PAN), Badan Kepegawaian Negara

    (BKN), dan Lembaga Administrasi

    Negara (LAN) pada 2010;

    Restrukturisasi lembaga

    pemerintah lainnya, terutama

    bidang penguatan keberdayaan

    UMKM, pengelolaan energi,

    pemanfaatan sumber daya

    kelautan, restrukturisasi BUMN,

    hingga pemanfaatan tanah dan

    penataan ruang bagi kepentingan

    rakyat banyak selambat lambatnya

    2014

    Terlaksananya konsolidasi struktural

    dan peningkatan kapasitas Kemeneg

    PAN dan RB, BKN, dan LAN

    Persentase penyelesaian konsolidasi

    struktural dan peningkatan kapasitas

    Kemeneg PAN dan RB, BKN, dan LAN

    100%

    30%

    Terlaksananya penataan kelembagaan

    instansi pemerintah lainnya

    Persentase Kementerian Negara dan LPNK

    yang telah tertata kelembagaannya

    20% 20%

    Persentase LNS yang telah tertata

    organisasi dan tata kerjanya.

    20% 20%

    Pemantapan pelaksanaan reformasi

    birokrasi

    Jumlah kebijakan pelaksanaan reformasi

    birokrasi yang diterbitkan (grand design

    RBN dan kebijakan pelaksanaannya)

    1 Perpres dan 1

    Permen PAN & RB

    1 Perpres,

    1 Keppres,

    1 Permen PAN &

    RB,

    2 Kepmen PAN &

    RB.

    Jumlah instansi pemerintah yang telah

    melaksanakan reformasi birokrasi

    11 9

    2. OTONOMI DAERAH

    Penataan Otonomi Daerah melalui:

    1) Penghentian/pembatasan

    pemekaran wilayah; 2) Peningkatan

    efisiensi dan efektivitas

    penggunaan dana perimbangan

    daerah; dan 3) Penyempurnaan

    pelaksanaan pemilihan kepala

    daerah

    Terlaksananya seluruh mekanisme

    pengusulan pemekaran dan

    penggabungan daerah sesuai dengan

    PP No 78 tahun 2007, dalam rangka

    penghentian/ pembatasan pemekaran

    wilayah/pembentukan daerah otonom

    baru

    Jumlah Strategi Dasar Penataan Daerah 1 paket

    Desertada sudah

    disusun namun

    belum disepakati oleh

    DPR RI

    Peningkatan efektifitas pemanfaatan

    DAK sesuai Petunjuk Pelaksanaan

    (juklak)

    Persentase Provinsi, Kab/Kota yang telah

    memanfaatkan DAK sesuai Juklak

    70%

    70%

    Optimalisasi penyerapan DAK oleh

    daerah

    Persentase daerah yang telah Optimal

    (100%) menyerap DAK

    70%

    80%

  • Ringkasan Eksekutif Evaluasi Satu Tahun Pelaksanaan RPJMN 2010-2014

    20

    No RPJMN 2010 - 2014 CAPAIAN

    2010 SUBSTANSI INTI SASARAN INDIKATOR TARGET 2010

    Terwujudnya tertib administrasi Jumlah rekomendasi kebijakan untuk

    dukungan materi sebagai masukan

    terhadap revisi UU No. 32 Tahun 2004

    tentang Pemerintahan Daerah dan UU

    No. 33 Tahun 2004 tentang Perimbangan

    Keuangan antara Pemerintah dan

    Pemerintahan Daerah.

    1 Paket 1 paket (100%)

    Tersusunnya kebijakan/ regulasi di

    bidang fasilitasi dana perimbangan

    yang dapat diterapkan di daerah

    Jumlah Permendagri 6 1 Permendagri

    tentang Juknis DAK

    Jumlah Surat Edaran Mendagri 2 SE 1 SE

    Peningkatan kualitas belanja daerah

    dalam APBD

    Persentase daerah yang proporsi belanja

    langsungnya lebih besar dari belanja

    tidak langsung

    30% 31%

    Persentase rata-rata belanja modal

    terhadap total belanja daerah

    26% 23%

    Penetapan APBD secara tepat waktu Persentase jumlah APBD yang disahkan

    secara tepat waktu.

    60% 91%

    Provinsi dan kabupaten/ kota memiliki

    Laporan Keuangan Pemerintah Daerah

    (LKPD) berstatus Wajar Tanpa

    Pengecualian (WTP).

    Persentase daerah provinsi, Kab/Kota

    ber-LKPD dengan status WTP.

    15% 15 daerah

    Penetapan dan penyampaian Raperda

    pertanggungjawaban pelaksanaan

    APBD secara tepat waktu

    Persentase penetapan dan penyampaian

    Raperda pertanggung jawaban

    pelaksanaan APBD yang disahkan secara

    tepat waktu.

    40% 63%

    Peningkatan Efektifitas dan Efisiensi

    Pengelolaan Dana Transfer

    Persentase ketepatan jumlah penyaluran

    jumlah dana transfer ke daerah

    100% 100%

    Terciptanya Tata Kelola yang Tertib

    Sesuai Peraturan Perundang-

    undangan, Transparan, adil,

    proporsional, Kredibel, Akuntabel, dan

    Profesional dalam Pelaksanaan

    Transfer ke Daerah

    Ketepatan waktu penyelesaian dokumen

    pelaksanaan penyaluran dana transfer ke

    daerah

    4 hari 100%

    (4 hari)

    Tersusunnya UU tentang PEMILU Kepala

    Daerah dan Wakil Kepala Daerah dan

    terselenggaranya Pilkada yang efisien

    Persentase revisi terbatas UU No. 32

    tahun 2004 terkait dengan efisiensi

    pelaksanaan Pilkada

    100%

    Dalam proses

    penyusunan

    Naskah Akademik

  • Ringkasan Eksekutif Evaluasi Satu Tahun Pelaksanaan RPJMN 2010-2014

    21

    No RPJMN 2010 - 2014 CAPAIAN

    2010 SUBSTANSI INTI SASARAN INDIKATOR TARGET 2010

    Jumlah UU tentang PEMILU Kepala

    Daerah dan Wakil Kepala Daerah

    1 UU

    3. SUMBER DAYA MANUSIA

    Penyempurnaan pengelolaan PNS

    yang meliputi sistem rekrutmen,

    pendidikan, penempatan, promosi,

    dan mutasi PNS secara terpusat

    selambat-lambatnya 2011

    Tersusunnya kebijakan tentang

    manajemen ke-pegawaian (UU tentang

    SDM Aparatur Negara)

    Jumlah RUU dan peraturan

    pelaksanaannya

    1 RUU 1 RUU

    Tersusunnya kebijakan (PP) tentang

    sistem pengadaan /rekruitmen dan

    Seleksi PNS

    Jumlah PP

    1PP

    1 RPP

    Tersusunnya kebijakan (PP) tentang

    Kebutuhan Pegawai

    Jumlah PP

    1 PP

    1 RPP

    Tersusunnya kebijakan (UU/ PP) tentang

    remunerasi dan tunjangan kinerja

    Pegawai Negeri

    Jumlah PP

    1 PP

    1 RPP

    Tersusunnya kebijakan tentang penilaian

    kinerja pegawai (SKP)

    Jumlah PP 1 PP 1 RPP

    Tersusunnya kebijakan tentang sistem

    pengelolaan dana pensiun PNS

    Jumlah PP 1 PP 1 RPP

    4. REGULASI

    Percepatan harmonisasi dan

    sinkronisasi peraturan perundangan

    di tingkat pusat maupun daerah

    hingga tercapai keselarasan arah

    dalam implementasi pembangunan,

    diantaranya penyelesaian kajian

    12.000 peraturan daerah selambat-

    lambatnya 2011

    Percepatan harmonisasi dan sinkronisasi

    peraturan perundang- undangan di

    tingkat pusat dan daerah hingga

    tercapai keselarasan arah dalam

    implementasi pembangunan

    Jumlah perda yang dikaji 3.000 perda 3.000 perda

    5. SINERGI ANTARA PUSAT DAN

    DAERAH

    Penetapan dan penerapan sistem

    Indikator Kinerja Utama Pelayanan

    Publik yang selaras antara

    pemerintah pusat dan pemerintah

    daerah

    Meningkatnya Implementasi Urusan

    Pemerintahan Daerah dan Standar

    Pelayanan Minimal (SPM) di Daerah

    Jumlah SPM yang ditetapkan 13 SPM 13 SPM

    Jumlah Standar Pelayanan Minimal (SPM)

    yang telah diterapkan oleh Daerah

    5 SPM 5 SPM (fasilitasi

    penerapan)

    Terlaksananya asistensi untuk

    mendorong penerapan OSS/PTSP

    Persentase Pemda yang menerapkan OSS

    (pelayanan terpadu satu pintu)

    70% 70%

    (394) OSS

    Tersusunnya peraturan pelaksanaan dari

    UU No. 25 Tahun 2009 tentang

    Pelayanan Publik

    Jumlah PP tentang peraturan

    pelaksanaan UU No. 25 Tahun 2009

    tentang Pelayanan Publik

    5 PP 2 RPP (Setelah

    dilakukan harmonisasi,

    peraturan

    pelaksanaannya cukup

  • Ringkasan Eksekutif Evaluasi Satu Tahun Pelaksanaan RPJMN 2010-2014

    22

    No RPJMN 2010 - 2014 CAPAIAN

    2010 SUBSTANSI INTI SASARAN INDIKATOR TARGET 2010

    dengan 2 PP saja)

    Tersusunnya kebijakan percepatan

    peningkatan kualitas pelayanan publik

    Jumlah Inpres 1 0

    (menunggu

    diselesaikan nya PP

    pelaksanaan UU no.

    25 tahun 2009).

    6. PENEGAKAN HUKUM

    Peningkatan integrasi dan integritas

    penerapan dan penegakan hukum

    oleh seluruh lembaga dan aparat

    hukum

    Penanganan LHKPN LHKPN yang diumumkan dalam TBN

    (Jumlah

    Penyelenggara Negara)

    21.000 114.570

    Penyelesaian laporan pengaduan hakim

    yang diduga melanggar kode etik dan

    pedoman perilaku hakim serta

    meningkatnya kemampuan

    profesionalisme hakim

    Jumlah laporan pengaduan masyarakat

    yang ditangani hingga tuntas

    70 112

    Jumlah sidang pelanggaran kode etik dan

    pedoman perilaku hakim yang diproses

    sampai tingkat Majelis Kehormatan

    Hakim (MKH)

    15 9

    Jumlah pelatihan kemampuan dan

    profesionalisme hakim yang dilaksanakan

    5 6

    7. DATA KEPENDUDUKAN

    Penetapan Nomor Induk

    Kependudukan (NIK) dan

    pengembangan Sistem Informasi dan

    Administrasi Kependudukan (SIAK)

    dengan aplikasi pertama pada Kartu

    Tanda Penduduk selambat-lambatnya

    pada 2011

    Terlaksananya tertib administrasi

    kependudukan dengan tersedianya data

    dan informasi penduduk yang akurat

    dan terpadu.

    Jumlah kabupaten/kota yang

    memberikan Nomor Induk

    Kependudukan (NIK) kepada setiap

    penduduk

    497 kabupaten/

    kota

    329

    kabupaten/kota

    Jumlah penduduk yang menerima e-KTP

    berbasis NIK dengan perekaman sidik jari

    4,2 juta jiwa di 6

    kabupaten/kota

    masih dalam proses

    persiapan

    Sumber: 1. Laporan monitoring kegiatan pembangunan bidang aparatur negara tahun 2010 (Direktorat Aparatur Negara, Bappenas) 2. Laporan Pemantauan Rencana Kerja Pemerintah 2010 Bidang Desentralisasi dan Otonomi Daerah.

  • Ringkasan Eksekutif Evaluasi Satu Tahun Pelaksanaan RPJMN 2010-2014

    23

    Tabel 2. Pencapaian Pembangunan Prioritas Nasional 2:

    Pendidikan, Tahun 2010

    No. RPJMN 2010 – 2014

    CAPAIAN 2010** SUBSTANSI INTI SASARAN INDIKATOR TARGET 2010

    1. AKSES PENDIDIKAN DASAR-

    MENENGAH:

    Peningkatan Angka Partisipasi

    Murni (APM) pendidikan dasar dari

    95% di 2009 menjadi 96% di 2014

    dan APM pendidikan setingkat SMP

    dari 73% menjadi 76% dan Angka

    Partisipasi Kasar (APK) pendidikan

    setingkat SMA dari 69% menjadi

    85%; Pemantapan/ rasionalisasi

    implementasi BOS, penurunan

    harga buku standar di tingkat

    sekolah dasar dan menengah

    sebesar 30-50% selambat-

    lambatnya 2012 dan penyediaan

    sambungan internet ber-content

    pendidikan ke sekolah tingkat

    menengah selambat-lambatnya

    2012 dan terus diperluas ke tingkat

    sekolah dasar.

    Meningkatnya Angka Partisipasi

    Murni (APM) pendidikan dasar dari

    95% di 2009 menjadi 96% di 2014

    APM SD/SDLB/MI/

    Paket A

    95,2%a

    95,41% b

    Meningkatnya APM pendidikan

    setingkat SMP dari 73% di 2009

    menjadi 76% di 2014.

    APM SMP/SMPLB/MTs/ Paket B 74,0% a

    75,64% b

    Meningkatnya APK pendidikan

    setingkat SMA dari 69% menjadi 85%

    di 2014.

    APK SMA/SMK/SMLB/

    MA/ Paket C

    73,0% a

    70,53% b

    Memantapkan implementasi BOS

    Jumlah siswa penerima dana BOS:

    − SD/SDLB − SMP/SMPLB − MI/Salafiyah Ula/MTs/Salafiyah

    Wustha

    27.672.820 a

    9.660.639 a

    6.794.516 a

    26.630.889 c

    9.387.670 c

    6.058.192 d

    Menurunkan harga buku standar di

    tingkat sekolah dasar melalui

    pembelian dan pengalihan hak cipta

    buku teks pelajaran

    Pengalihan Hak Cipta sejumlah judul buku

    teks pelajaran :

    − SD / sederajat − SMP/sederajat − SMA/sederajat − SMK/Sederajat

    95 c

    47 c

    41 c

    37 c

    179 c

    47 c

    49 c

    30 c

    Menyediakan sambungan internet

    ber-content pendidikan ke sekolah

    tingkat menengah selambat-

    lambatnya 2012 dan terus diperluas

    ke tingkat sekolah dasar.

    Jumlah satuan pendidikan jenjang SMP

    dan SMA yang menerapkan pembelajaran

    berbasis TIK

    9.352 c 9.352

    c

    2. AKSES PENDIDIKAN TINGGI:

    Peningkatan APK pendidikan tinggi

    menjadi 25% di 2014

    Meningkatnya APK pendidikan tinggi

    menjadi 25% di 2014

    APK pendidikan tinggi

    24,8% a

    26,34% b

  • Ringkasan Eksekutif Evaluasi Satu Tahun Pelaksanaan RPJMN 2010-2014

    24

    No. RPJMN 2010 – 2014

    CAPAIAN 2010** SUBSTANSI INTI SASARAN INDIKATOR TARGET 2010

    3.

    METODOLOGI:

    Penerapan metodologi pendidikan

    yang tidak lagi berupa pengajaran

    demi kelulusan ujian (teaching to

    the test), namun pendidikan

    menyeluruh yang memperhatikan

    kemampuan sosial, watak, budi

    pekerti, kecintaan terhadap

    budaya-bahasa Indonesia melalui:

    Penyesuaian sistem Ujian Akhir

    Nasional pada 2011; dan

    Penyempurnaan kurikulum sekolah

    dasar-menengah sebelum tahun

    2011 yang diterapkan di 25%

    sekolah pada 2012 dan 100% pada

    2014

    Diterapkannya metodologi

    pendidikan pendidikan menyeluruh

    yang memperhatikan kemampuan

    sosial, watak, budi pekerti, kecintaan

    terhadap budaya-bahasa Indonesia

    Kesesuaian Sistem Ujian Akhir Nasional

    dengan memperhatikan kemampuan

    sosial, watak, budi pekerti, kecintaan

    terhadap budaya-bahasa Indonesia

    80%

    80%

    Persentase sekolah yang menerapkan

    kurikulum yang telah disempurnakan

    10%

    10%

    4. PENGELOLAAN:

    Pemberdayaan peran Kepala

    Sekolah sebagai manajer sistem

    pendidikan yang unggul, revitalisasi

    peran Pengawas Sekolah sebagai

    entitas quality assurance,

    mendorong aktivasi peran Komite

    Sekolah untuk menjamin

    keterlibatan pemangku

    kepentingan dalam proses

    pembelajaran, dan Dewan

    Pendidikan di tingkat Kabupaten.

    Meningkatnya kapasitas kepala sekolah

    semua jenjang pendidikan sehingga

    mampu berperan sebagai manajer

    sistem pendidikan yang unggul

    Persentase kepala sekolah dan TK/SD,

    SMP, dan SMA/SMK yang sudah

    mengikuti pelatihan kepala sekolah

    terakreditasi yang berkualifikasi menurut

    kabupaten kota

    15% c

    (36.102 orang)

    15,23% c

    (36.662 orang)

    Meningkatnya kapasitas pengawas

    sekolah untuk memperkuat perannya

    sebagai entitas quality assurance

    Persentase kepala sekolah dan pengawas

    TK/SD, SMP, dan SMA/SMK yang sudah

    mengikuti pelatihan kepala Sekolah

    terakreditasi yang berkualifikasi menurut

    kabupaten kota

    15% c

    (21.913 orang)

    14,78% c

    (21.558 orang)

    5.

    KURIKULUM:

    Penataan ulang kurikulum sekolah

    yang dibagi menjadi kurikulum

    tingkat nasional, daerah, dan

    sekolah dengan memasukkan

    pendidikan kewirausahaan.

    Tersusunnya kurikulum sekolah dengan

    memasukkan pendidikan kewirausahaan

    Jumlah PT yang mengembangkan

    pendidikan berbasis entrepreneurship

    95 c

    110 c

    Jumlah model kurikulum yang disusun:

    − SD/MI − SMP/MTs − SMA/MA − SMK

    1b

    1 b

    1 b

    1 b

    1

    1

    1

    1

  • Ringkasan Eksekutif Evaluasi Satu Tahun Pelaksanaan RPJMN 2010-2014

    25

    No. RPJMN 2010 – 2014

    CAPAIAN 2010** SUBSTANSI INTI SASARAN INDIKATOR TARGET 2010

    6.

    KUALITAS:

    Peningkatan kualitas guru,

    pengelolaan dan layanan sekolah,

    melalui: 1) program remediasi

    kemampuan mengajar guru; 2)

    penerapan sistem evaluasi kinerja

    profesional tenaga pengajar; 3)

    sertifikasi ISO 9001:2008 di 100%

    PTN, 50% PTS, 100% SMK sebelum

    2014; 4) membuka luas kerjasama

    PTN dengan lembaga pendidikan

    internasional; 5) mendorong 11 PT

    masuk Top 500 THES pada 2014; 6)

    memastikan perbandingan

    guru:murid di setiap SD & MI

    sebesar 1:32 dan di setiap SMP &

    MTs 1:40; dan 7) memastikan

    tercapainya Standar Nasional

    Pendidikan (SNP) bagi Pendidikan

    Agama dan Keagamaan paling

    lambat tahun 2013.

    Meningkatnya kualitas guru,

    pengelolaan dan layanan sekolah

    melalui:Program remediasi kemampuan

    mengajar guru;

    Persentase guru yang mengikuti

    peningkatan kompetensi dan

    profesionalisme

    20% e

    20%

    Penerapan sistem evaluasi kinerja

    profesional tenaga pengajar;

    Jumlah pengembangan standar, sistem,

    program, bahan dan model diklat bagi guru

    per tahun

    4 e

    4

    Sertifikasi ISO 9001:2008 di 100% PTN,

    50% PTS, 100% SMK sebelum 2014;

    Persentase sertifikasi ISO 9001:2008

    − PTN − PTS − SMK

    29% e

    18% e

    26% e

    29%

    18%

    26%

    Membuka luas kerjasama PTN dengan

    lembaga pendidikan internasional;

    Jumlah PT mengembangkan Kerjasama

    Kelembagaan Dalam dan Luar Negeri

    40% e

    40% e

    Mendorong 11 PT masuk Top 500

    THES pada 2014;

    Jumlah PT masuk 500 terbaik versi

    Lembaga Pemeringkatan Independen

    Internasional

    8 b

    8 b

    Memastikan perbandingan guru:murid

    di setiap SD & MI sebesar 1:32 dan di

    setiap SMP & MTs 1:40;

    Persentase kab/kota yang memiliki

    perbandingan guru dan murid:

    − 1:32 untuk SD/MI − 1:40 untuk SMP/MTs

    48,0% e

    47,4% e

    48,0 %

    47,4%

    Memastikan tercapainya Standar

    Nasional Pendidikan (SNP) bagi

    Pendidikan Agama dan Keagamaan

    paling lambat tahun 2013.

    Penyusunan dan penerapan Standar

    Nasional Pendidikan (SNP) untuk

    pendidikan agama dan keagamaan

    Tersusunnya Draft

    SNP 100% c

    Tersusunnya 100%

    Draft SNP d

    Keterangan:

    ** Capaian 2010 yang belum tersedia datanya diestimasi 100% dari target

    Sumber:

    (a) : RKP 2010, (b) : Kemdiknas, (c) : Laporan Inpres 1/2010, Kemdiknas, (d) : Kemenag, ( e) : RPJMN 2010-2014

  • Ringkasan Eksekutif Evaluasi Satu Tahun Pelaksanaan RPJMN 2010-2014

    26

    Tabel 3. Pencapaian Pembangunan Prioritas Nasional 3:

    Kesehatan, Tahun 2010

    No. RPJMN 2010 – 2014

    CAPAIAN 2010 SUBSTANSI INTI SASARAN INDIKATOR TARGET 2010

    1. KESEHATAN MASYARAKAT

    Pelaksanaan upaya kesehatan

    preventif terpadu yang meliputi:

    penurunan tingkat kematian ibu

    saat melahirkan dari 228 (2007)

    menjadi 118 per 100.000 kelahiran

    hidup (2014); penurunan tingkat

    kematian bayi dari 34 (2007)

    menjadi 24 per 1.000 kelahiran

    hidup (2014); pemberian imunisasi

    dasar kepada 90% bayi pada tahun

    2014 penyediaan akses sumber air

    bersih yang menjangkau 67%

    penduduk dan akses terhadap

    sanitasi dasar berkualitas yang

    menjangkau 75% penduduk

    sebelum tahun 2014

    Penurunan tingkat kematian ibu saat

    melahirkan dari 228 (2007) menjadi

    118 per 100.000 kelahiran hidup

    (2014)

    AKI

    226

    228 a)

    Penurunan tingkat kematian bayi dari

    34 (2007) menjadi 24 per 1.000

    kelahiran hidup (2014)

    AKB

    34 34 a)

    Pemberian imunisasi dasar kepada

    90% bayi pada tahun 2014

    Persentase bayi penerima imunisasi dasar 80 53,8 c)

    Penyediaan akses sumber air bersih

    yang menjangkau 67% penduduk dan

    akses terhadap sanitasi dasar

    berkualitas yang menjangkau 75%

    penduduk sebelum tahun 2014

    Persentase jangkauan akses sumber air

    bersih

    62

    45,7 c)

    Persentase jangkauan sanitasi dasar

    berkualitas

    64 55,5 c)

    2. SARANA KESEHATAN

    Ketersediaan dan peningkatan

    kualitas layanan rumah sakit

    berakreditasi internasional di

    minimal 5 kota besar di Indonesia

    dengan target 3 kota pada tahun

    2012 dan 5 kota pada tahun 2014

    Meningkatnya kualitas layanan rumah

    sakit berakreditasi internasional di

    minimal 5 kota besar di Indonesia

    dengan target 3 kota pada tahun 2012

    dan 5 kota pada tahun 2014

    Jumlah kota yang memiliki rumah sakit

    berakreditasi internasional

    1 kota

    2 kota *)

    3. OBAT

    Pemberlakuan Daftar Obat Esensial

    Nasional (DOEN) sebagai dasar

    pengadaan obat di seluruh

    Indonesia dan pembatasan harga

    obat generik bermerek pada tahun

    2010

    Diberlakukannya DOEN dan Harga

    Eceran Tertinggi (HET) dalam

    pengadaan obat generik

    Persentase diberlakukannya DOEN dan HET

    dalam pengadaan obat di seluruh

    Indonesia

    100%

    100% e)

  • Ringkasan Eksekutif Evaluasi Satu Tahun Pelaksanaan RPJMN 2010-2014

    27

    No. RPJMN 2010 – 2014

    CAPAIAN 2010 SUBSTANSI INTI SASARAN INDIKATOR TARGET 2010

    4. ASURANSI KESEHATAN NASIONAL

    Penerapan Asuransi Kesehatan

    Nasional untuk seluruh keluarga

    miskin dengan cakupan 100% pada

    tahun 2011 dan diperluas secara

    bertahap untuk keluarga Indonesia

    lainnya antara tahun 2012-2014

    Diterapkannya Asuransi Kesehatan

    Nasional untuk seluruh keluarga

    miskin dengan cakupan 100% pada

    tahun 2011 dan diperluas secara

    bertahap untuk keluarga Indonesia

    lainnya antara tahun 2012-2014

    Persentase cakupan keluarga miskin yang

    memiliki jaminan Kesehatan

    100%

    100% e)

    5. KELUARGA BERENCANA

    Peningkatan kualitas dan jangkauan

    layanan KB melalui 23.500 klinik

    pemerintah dan swasta selama

    2010-2014

    Meningkatnya pembinaan, kesertaan,

    dan kemandirian ber-KB melalui

    23.500 klinik KB pemerintah dan

    swasta

    Peserta KB aktif

    26,7 juta

    33,7 juta g)

    Peserta KB baru 7,2 juta 8,6 juta g)

    6. PENGENDALIAN PENYAKIT

    MENULAR

    Menurunnya angka kesakitan

    akibat penyakit menular pada

    2014, yang ditandai dengan:

    Menurunnya prevalensi

    Tuberculosis dari 235 menjadi 224

    per 100.000 penduduk;

    Menurunnya kasus malaria (Annual

    Parasite Index-API) dari 2 menjadi 1

    per 1.000 penduduk; Terkendalinya

    prevalensi HIV pada populasi

    dewasa (persen) hingga menjadi <

    0,5.

    Menurunnya prevalensi Tuberculosis

    dari 235 menjadi 224 per 100.000

    penduduk

    Prevalensi Tuberculosis

    235

    244 h)

    Menurunnya kasus malaria (Annual

    Parasite Index-API) dari 2 menjadi 1

    per 1.000 penduduk

    Annual Parasite Index (API)

    2 1,96 e)

    Terkendalinya prevalensi HIV pada

    populasi dewasa (persen) hingga

    menjadi < 0,5

    Prevalensi HIV 0,2 0,2 i)

    Keterangan : *)

    RSCM Jakarta dan RS Sanglah Denpasar dalam proses untuk mendapatkan akreditasi world class

    Sumber data : a)

    SDKI, 2007; b)

    Riskesdas, 2007; c)

    Riskesdas 2010; d)

    Susenas, 2009; e)

    Kemkes, 2010; f) Kemkes 2009;

    g) Statistik Rutin BKKBNN, 2010;

    h) Laporan Global TB WHO, 2009;

    i)

    Hasil Estimasi Prevalensi HIV Kemkes 2009

  • Ringkasan Eksekutif Evaluasi Satu Tahun Pelaksanaan RPJMN 2010-2014

    28

    Tabel 4. Pencapaian Pembangunan Prioritas Nasional 4:

    Penanggulangan Kemiskinan, Tahun 2010

    NO RPJMN 2010-2014 CAPAIAN

    2010* SUBSTANSI INTI SASARAN INDIKATOR TARGET 2010*

    1

    BANTUAN SOSIAL TERPADU:

    Integrasi program perlindungan

    sosial berbasis keluarga yang

    mencakup program baik yang

    bersifat insidensial atau kepada

    kelompok marginal, program

    keluarga harapan, bantuan pangan,

    jaminan sosial bidang kesehatan,

    beasiswa bagi anak keluarga

    berpendapatan rendah, Pendidikan

    Anak Usia Dini (PAUD), dan

    Parenting Education mulai 2010

    dan diperluas menjadi program

    nasional mulai 2011-2012

    Terumuskannya kebijakan

    pembiayaan dan jaminan kesehatan

    Persentase penduduk (termasuk seluruh

    penduduk miskin) yang memiliki jaminan

    kesehatan

    59 59,07b

    Meningkatnya pelayanan kesehatan

    dasar bagi penduduk miskin di

    puskesmas

    Jumlah puskesmas yang memberikan

    pelayanan kesehatan dasar bagi

    penduduk miskin

    8.481 8.967b

    Meningkatnya pelayanan kesehatan

    rujukan bagi penduduk miskin di RS

    Persentase RS yang melayani pasien

    penduduk miskin peserta program

    Jamkesmas

    75 75b

    Tersalurkannya subsidi pendidikan

    bagi siswa SD/SDLB, SMP/SMPLB,

    SMA, SMK, dan mahasiswa

    Jumlah siswa :

    SD/SDLB

    SMP/SMPLB

    SMA

    SMK

    PTN/PTS

    2.767.282

    966.064

    378.783

    305.535

    65.000

    2.246.800

    871.193

    248.800

    305.950

    65.000

    Meningkatnya pembinaan, kesertaan,

    dan kemandirian ber-KB melalui

    23.500 klinik pemerintah dan swasta

    Jumlah peserta KB baru miskin (KPS dan

    KS 1) dan rentan lainnya yang

    mendapatkan pembinaan dan alokon

    gratis melalui 23.500 klinik KB

    pemerintah dan swasta

    3,75 juta 3,76 juta

    Jumlah peserta KB aktif miskin (KPS dan

    KS 1) dan rentan lainnya yang

    mendapatkan pembinaan dan alokon

    gratis melalui 23.500 klinik KB

    pemerintah dan swasta

    11,9 juta 14,26 juta

    Meningkatnya pembinaan dan

    kemandirian ber-KB keluarga Pra-S dan

    KS-1

    Jumlah PUS anggota Kelompok Usaha

    Ekonomi Produktif yang menjadi peserta

    KB mandirie

    22.000

    kelompok

    1.026.929

    keluarga

    Jumlah mitra kerja yang memberikan

    bantuan modal dan pembinaan

    kewirausahaan kepada Kelompok Usaha

    Ekonomi Produktif

    34 34

  • Ringkasan Eksekutif Evaluasi Satu Tahun Pelaksanaan RPJMN 2010-2014

    29

    NO RPJMN 2010-2014 CAPAIAN

    2010* SUBSTANSI INTI SASARAN INDIKATOR TARGET 2010*

    Jumlah mitra kerja yang menjadi

    pendamping kelompok Usaha Ekonomi

    Produktif

    3 3

    Terlaksananya pemberian Bantuan

    Tunai Bersyarat bagi RTSM (PKH)

    Jumlah RTSM yang mendapatkan

    Bantuan Tunai Bersyarat PKH (RTSM)

    816.000 772.830

    Penyediaan beras untuk seluruh

    Rumah Tangga Sasaran (RTS) dengan

    jumlah yang memadai dalam satu

    tahun

    Jumlah RTS penerima Raskin (dengan 15

    kg per RTS selama 12 bulan)

    17.488.007 17.488.007

    2. PNPM MANDIRI :

    Penambahan anggaran PNPM

    Mandiri dari Rp. 10,3 trilyun pada

    2009 menjadi Rp. 12,1 trilyun pada

    2010, pemenuhan Bantuan

    Langsung Masyarakat (BLM) Rp.3

    Milyar per kecamatan untuk

    minimal 30% kecamatan termiskin

    di perdesaan, dan integrasi secara

    selektif PNPM Pendukung

    Pemberdayaan masyarakat dan

    percepatan penanggulangan

    kemiskinan & pengangguran di

    kelurahan/ kecamatan (PNPM

    Perkotaan)

    Keswadayaan Masyarakat (kelurahan) 10.948 Desa/Kel 10.948 Desa/Kel

    Pemberdayaan masyarakat dan

    percepatan penanggulangan

    kemiskinan & pengangguran di

    kecamatan dan desa/ (PNPM

    Perdesaan)

    Cakupan penerapan PNPM-MP dan

    Penguatan PNPM

    PNPM Inti 4.805 kec di 495

    kabupaten/kota di

    32 provinsi

    4.805 kec di 495

    kabupaten/kota di 32

    provinsi

    PNPM Penguatan (termasuk di dalam

    lokasi PNPM Inti)

    - PNPM Generasi 189 kec 189 kec di 25 kab di 6 prov

    - PNPM Integrasi SPP- SPPN 33 kab 40 kab

    - PNPM Perbatasan 80 kec 80 kec di 15 kab di 4 prov

    Cakupan wilayah kegiatan rekonstruksi

    dan rehabilitasi pasca bencana krisis di

    Kab. Nias dan Nias Selatan

    2 kab/9 kec 2 kab/9 kec

    PNPM Mandiri Kelautan dan Perikanan 120 kab/kota 120 kab/kota

    Jumlah fasilitasi Pemda dalam

    pengembangan usaha ekonomi

    masyar