erysipelas dan penatalaksanaannya

10
Erysipelas dan Penatalaksanaannya Maria Sunvratys 102011313 e-mail: [email protected] Fakultas Kedokteran, Universitas Kristen Krida Wacana, Jakarta Jalan Arjuna Utara No. 6 Jakarta Barat 11510 Pendahuluan Erysipelas ( Erisipelas ) adalah infeksi akut pada kulit dan jaringan di bawah kulit yang sebagian besar disebabkan oleh bakteri Streptococcus pyogenes. Erysipelas dapat terjadi pada semua usia dan semua bangsa (ras), namun paling sering terjadi pada bayi, anak dan usia lanjut.Aste N, Atzori L, Zucca M, Pau M, Biggio P menyebutkan bahwa Erysipelas lebih sering terjadi pada pria ketimbang wanita, dengan perbandingan 4:1.Sekitar 85 % Erysipelas terjadi di kaki dan wajah, sedangkan sebagian kecil dapat terjadi di tangan, perut dan leher serta tempat lainnyaErysipelas terjadi oleh penyebaran infeksi yang diawali dengan pelbagai kondisi yang berpotensi timbulnya kolonisasi bekteri, misalnya: luka, koreng, infeksi penyakit kulit lain, luka operasi dan sejenisnya, serta kurang bagusnya hygiene.Selain itu, Erysipelas dapat terjadi pada seseorang yang mengalami penurunan daya tahan tubuh, misalnya: diabetes millitus, malnutrisi (kurang gizi), dan lain-lain. 1 Anamnesis Anamnesis adalah wawancara antara dokter dan pasien untuk

Upload: sunvratys-maaria

Post on 22-Jul-2016

61 views

Category:

Documents


3 download

DESCRIPTION

klm

TRANSCRIPT

Page 1: Erysipelas Dan Penatalaksanaannya

Erysipelas dan Penatalaksanaannya

Maria Sunvratys

102011313

e-mail: [email protected]

Fakultas Kedokteran, Universitas Kristen Krida Wacana, Jakarta

Jalan Arjuna Utara No. 6 Jakarta Barat 11510

Pendahuluan

Erysipelas ( Erisipelas ) adalah infeksi akut pada kulit dan jaringan di bawah kulit yang

sebagian besar disebabkan oleh bakteri Streptococcus pyogenes.Erysipelas dapat terjadi pada

semua usia dan semua bangsa (ras), namun paling sering terjadi pada bayi, anak dan usia

lanjut.Aste N, Atzori L, Zucca M, Pau M, Biggio P menyebutkan bahwa Erysipelas lebih sering

terjadi pada pria ketimbang wanita, dengan perbandingan 4:1.Sekitar 85 % Erysipelas terjadi di

kaki dan wajah, sedangkan sebagian kecil dapat terjadi di tangan, perut dan leher serta tempat

lainnyaErysipelas terjadi oleh penyebaran infeksi yang diawali dengan pelbagai kondisi yang

berpotensi timbulnya kolonisasi bekteri, misalnya: luka, koreng, infeksi penyakit kulit lain, luka

operasi dan sejenisnya, serta kurang bagusnya hygiene.Selain itu, Erysipelas dapat terjadi pada

seseorang yang mengalami penurunan daya tahan tubuh, misalnya: diabetes millitus, malnutrisi

(kurang gizi), dan lain-lain.1

Anamnesis

Anamnesis adalah wawancara antara dokter dan pasien untuk mengetahui keluhan pasien datang

kepada dokter. Anamnesis terdiri dari dua cara autoanamnesis dan alloanamnesis. Berdasarkan

skenario hal-hal berkaitan yang dapat ditanyakan ialah sebagai berikut: Identitas pasien,

mencakup nama, umur, jenis kelamin. Keluhan utama atau gejala saat pasien datang berobat

apakah pucat, fatigue, demam, perdarahan atau memar. Jika didalam kasus anak maka didalam

anamnesis juga dapat ditanyakan riwayat imunisasi apakah lengkap atau tidak, riwayat tumbuh

kembang ditanya dengan pemberian asi adakah ketidaknormalan pada masa pertumbuhan dan

kelainan lain atau dia sering sakit-sakitan sejak kecil. riwayat ibu saat kehamilan apakah terpapar

radiasi atau tidak. Riwayat keluarga yang dapat ditanyakan apakah ada penyakit keturunan dalam

keluarga.1

Page 2: Erysipelas Dan Penatalaksanaannya

Pemeriksaan Fisik

Pemeriksaan Penunjang

Pemeriksaan Laboratorium, Pada pemeriksaan darah terdapat Leucocytosis.Bila memungkinkan :

1 ) Periksa Titer ASO : meningkat seminggu seelah infeksi. 2) Mencari Streptococcus dengan

kultur dari tenggorokan, hidup atau mata.. Pada pemeriksaan mikroskop hapusan Gram dari

eksudat, nanah, cairan bulla, aspirasi dapat terlihat bakteri. Dimana untuk bakteri Streptococcus

Grup A (GAS) berbentuk rantai kokus gram positif. Sedangkan Staphylococcus aureus kokus

berbentuk anggur. Sel darah putih (leukosit) dan laju endapan darah (LED) dapat meningkat.2

Diagnosis Kerja

Erisipelas adalah infeksi pada dermis dan jaringan subkutis bagian atas yang hampir

selalu disebabkan oleh Streptococcus pygogenes ( = Streptococcus beta hemolyticus grup A).

Erysipelas dapat terjadi pada semua usia dan semua bangsa (ras), namun paling sering terjadi

pada bayi, anak dan usia lanjut.Aste N, Atzori L, Zucca M, Pau M, Biggio P menyebutkan bahwa

Erysipelas lebih sering terjadi pada pria ketimbang wanita, dengan perbandingan 4:1.Sekitar 85

% Erysipelas terjadi di kaki dan wajah, sedangkan sebagian kecil dapat terjadi di tangan, perut

dan leher serta tempat lainnya.2

Diagnosis Banding

Jika terdapat di wajah, erisepelas sukar dibedakan dengan angioderma dan dermatitis

kontak alergi, tetapi pada kondisi ini biasanya dapat dibedakan oleh karena adanya tenderness

dan keluhan sistemik.2

Selulitis

Gambaran klinis selulitis menyerupai gambaran klinis yang dimiliki oleh erisipelas.

Selulitis tidak mempunyai batas yang jelas seperti erisipelas. Kelainan kulit berupa

infiltrat yang difus di subkutan dengan tanda-tanda radang akut, juga terdapat

pembengkakan, merah dan nyeri lokal disertai gejala sistemik dan demam. Lebih sering

didapatkan pada tungkai.2

Page 3: Erysipelas Dan Penatalaksanaannya

Gambar 1. Selulitis: terdapat eritema, edema dan

tenderness. (1)

Gambar 2: Erisipelas pada kaki(5)

Dermatitis kontak alergi akut

Penderita umumnya mengeluh gatal. Pada fasa akut, lesi dimulai dengan bercak

eritematosa yang berbatas tegas kemudian diikuti dengan edema, papulovesikel, vesikel

atau bula. Vesikel atau bula dapat pecah dan menimbulkan erosi dan eksudasi (basah).(3)

Gambar 3: Lesi dermatitis kontak alergi

akut pada bibir(2)

Gambar 4: Erisipelas pada

wajah(5)

Angioedema

Angioedema merupakan lesi yang udem dan ekstensif sampai ke dalam lapisan dermis

dan/atau subkutan dan submukosa. Sebagian pasien mengalami pembengkakan yang

Page 4: Erysipelas Dan Penatalaksanaannya

masif pada wajah termasuk lidah dan leher yang dapat menyebabkan obstruksi jalan

nafas. Keluhan gatal tidak didapatkan, beberapa hanya mengeluh rasa panas.(3,5)

Gambar 6: Angioedema pada wajah.(8) Gambar 5: Erisipelas pada wajah(5)

Etiologi

Erysipelas terjadi oleh penyebaran infeksi bakteri Streptococcus beta hemolyticus grup

A.Erisipelas diawali dengan berbagai kondisi yang berpotensi timbulnya kolonisasi bekteri,

misalnya: luka, koreng, infeksi penyakit kulit lain, luka operasi dan sejenisnya, serta kurang

bagusnya hygiene.Erisipelas sangat sering terjadi pada bayi, anak dan golongan umur tua,

terutama mereka yang terlantar dan kurang gizi. Erisipelas sering sebagai komplikasi dari luka

bedah dan luka kecelakaan.Faktor predisposisi terjadinya erisipelas adalah: 1)trauma lokal

(robekan kulit), 2 )gangguan pada pembuluh balik (vena) 3 )Luka di kulit 4) Usia 5 ) Malnutrisi

6)Melemahnya sistem imun.3

Patofisiologi

Inokulasi bakteri ke daerah kulit yang mengalami trauma merupakan peristiwa awal

perkembangan dari erisipelas. Dengan demikian, faktor-faktor lokal, seperti insusfisiensi vena,

statis ulserasi, dermatitis, gigitan serangga, dan sayatan bedah telah terlibat sebagai pintu

masuknya kuman ke kulit.Sumber bakteri di erisepalas wajh sering bersumber dari nasofaring

dan riwayat faringitis streptokokus baru-baru ini telah dilaporkan dalam sampai sepertiga dari

Page 5: Erysipelas Dan Penatalaksanaannya

kasus. Faktor predisposisi lainnya termasuk diabetes, penyalahgunaaan alkohol, infeksi HIV,

sindrom nefrotik, kondisi penurunan sistem imun lain, dan tidak optimalnya higienis

meningkatkan risiko erisipelas.Disfungsi limfatik subklinis adalah faktor resiko untuk erisipelas.

Dalam erisipelas, infeksi dengan cepat menyerang dan menyebar melalui pembuluh limfatik.

Kondisi ini akan memberikan manifestasi kerusakan kulit diatasnya dan pembengkakan kelenjar

getah bening regional. Respon imunitas menjadi menurun dan memberikan optimalisasi bagi

organisme untuk berkembang.4,5

Gejala Klinis

Permulaan erisipelas didahului oleh gejala prodormal malaise dan mialgia. Lapisan kulit

yang diserang adalah epidermis dan dermis. Lesi kulitnya merupakan bercak eritema berwarna

merah cerah yang dalam, dengan batas tegas, sedikit menimbul, dan pinggir cepat meluas dengan

tanda radang akut. Daerah yang tekena terasa panas, sakit dan dan bengkak, kadang-kadang

terdapat indurasi dan sewaktu-waktu timbul bula superfisial. Dapat disertai edema dan vesikel.

Lesi menjadi reda ditengah dan seketika itu lesi menjalar ke perifer, sehingga menimbulkan

konfigurasi anuler. Penderita sering menggigil dan demam tinggi, sakit kepala, atralgia, mialgia,

nausea,muntahdanlemah.Tempat lesi tergantung pada pintu gerbang Streptooknya, yang dapat

berupa luka bedah, umbilikus pada neonatus, atau setiap kerusakan kulit lainnya. Muka dan

ekstremitas inferior merupakan tempat umum erisipelas non-bedah. Faktor predisposisinya

adalah obstruksi limfatik kronik dan daya tahan penderita yang berkurang akibat penyakitnya

berat dan menahun, juga dapat di temui pada penderita diabetes melitus dan infeksi saluran nafas

atas.6,7.

Penatalaksanaannya

Istirahat, tungkai bawah dan kaki yang diserang ditinggikan (elevasi), tingginya sedikit

lebih tinggi daripada letak jantung. Pengobatan sistemik adalah antibiotik, topikal, kompres

terbuka dengan larutan antiseptik. Jika terdapat edema diberikan diuretika(3) Respon pengobatan

yang baik biasanya dapat dilihat jika diberikan pengobatan yang tepat. Terapi topikal tidak tepat

diberikan dan penicilin sebaiknya diberikan sesuai ketentuan. Streptococcus pyogenes lebih

sensitif. Terapi parenteral lebih dibutuhkan sebagai pertolongan pertama pada infeksi berat.,

biasanya diberikan benzylpenicilin untuk 2 hari atau lebih. Penicilin V oral dapat diberikan

untuk 7-14 hari. Pada kasus berat, penicilin V tepat diberikan. Eritromisin dapat diberikan jika

Page 6: Erysipelas Dan Penatalaksanaannya

alergi terhadap penisilin. Erisipelas yang berulang (lebih dua episode pada satu tempat) diberikan

penicilin V (250 mg 1-2 kali sehari) dengan selalu menjaga kebersihan, terutama tempat yang

menjadi potensial portal of entry.(8)

Kesimpulan

Berdasarkan scenario yang didapat bahwa orang tersebut menderita erysipelas. Erysipelas terjadi

oleh penyebaran infeksi bakteri Streptococcus beta hemolyticus grup A.Erisipelas diawali

dengan berbagai kondisi yang berpotensi timbulnya kolonisasi bekteri, misalnya: luka, koreng,

infeksi penyakit kulit lain, luka operasi dan sejenisnya, serta kurang bagusnya hygiene.Erisipelas

sangat sering terjadi pada bayi. Permulaan erisipelas didahului oleh gejala prodormal malaise

dan mialgia. Lapisan kulit yang diserang adalah epidermis dan dermis. Lesi kulitnya merupakan

bercak eritema berwarna merah cerah yang dalam, dengan batas tegas, sedikit menimbul, dan

pinggir cepat meluas dengan tanda radang akut. Daerah yang tekena terasa panas, sakit dan dan

bengkak, kadang-kadang terdapat indurasi dan sewaktu-waktu timbul bula superfisial.

Page 7: Erysipelas Dan Penatalaksanaannya

Daftar Pustaka

1. Habif, Thomas P. Clinical Dermatology: A Colour Guide to Diagnosis and Therapy. Edisi

4. Hanover : Mosby ; 2003. Hal: 273-5

2. Wolff, Klaus., Johnson, R.A. Fitzpatrick’s Color Atlas & Synopsis of Clinical

Dermatology. Edisi 6. United Stated of America : The McGraw Hill Compenies; 2009.

Hal: 27, 609, 611-2, 615

3. Djuanda A. Ilmu Penyakit Kulit dan Kelamin. Edisi 5 Jakarta: Fakultas Kedokteran

Universitas Indonesia; 2007. Hal 60-1, 135, 169

4. Kelly, A.P., Taylor S.C. Derrmatology for Skin of Color. United Stated of America : The

McGraw Hill Compenies; 2009. Hal: 416

5. Sterry, W., Paus, R., Burgdorf, W. Thieme Clinical Companions Dermatology. New York: Thieme;

2006. Hal: 78-9

6. Davis, Loretta. Erysipelas. Chief Editor: Elston, Dirk. Updated 2012 May. [cited on May

2012]. Available from URL: http://emedicine.medscape.com

7. Burns T, Breathnach S, Cox N, Griffiths C. Rook’s textbook of dermatology. Edisi 7.

Australia: Blackwell Science; 2004. Hal: Chapter 27

8. Gawkrodger D. Dermatology An Illustrated Color Text. Edisi 3. London: Churchill

Livingstone;2003. Hal: 72