dwi sidik junianto.pdf

57
1 LAPORAN PRAKTEK KERJA LAPANGAN DI PT. LIMPAH SEJAHTERA KECAMATAN SUNGAI MELAYU KABUPATEN KETAPANG DISUSUN OLEH : DWI SIDIK JUNIANTO NIM : 303 2010 139 PROGRAM STUDI TEKNOLOGI PENGOLAHANHASIL PERKEBUNAN JURUSAN TEKNOLOGI PERTANIAN POLITEKNIK KETAPANG 2013

Upload: syahid-rohman

Post on 30-Dec-2014

219 views

Category:

Documents


17 download

TRANSCRIPT

Page 1: DWI SIDIK JUNIANTO.pdf

1

LAPORAN PRAKTEK KERJA LAPANGAN

DI PT. LIMPAH SEJAHTERA

KECAMATAN SUNGAI MELAYU

KABUPATEN KETAPANG

DISUSUN OLEH :

DWI SIDIK JUNIANTO

NIM : 303 2010 139

PROGRAM STUDI TEKNOLOGI PENGOLAHANHASIL PERKEBUNAN

JURUSAN TEKNOLOGI PERTANIAN

POLITEKNIK KETAPANG

2013

Page 2: DWI SIDIK JUNIANTO.pdf

2

HALAMAN PENGESAHAN

LAPORAN PRAKTIK KERJA LAPANGAN

DI PT. LIMPAH SEJAHTERA

KECAMATAN SUNGAI MELAYU, KABUPATEN KETAPANG

Disusun Oleh

Dwi Sidik Junianto

NIM. 3032010139

Telah Disahkan Oleh :

Dosen Penguji I Dosen Penguji II Dosen

Pembimbing

Adha P. Wardanu, S.TP, MP Isye Selvianti, SH, A.mp Ningrum Dwi H,S.TP,MP

NIK. 16118-0108-049 NIK. 16118-0108-041 NIK. 16118-0108-047

Pimpinan Perusahaan Ketua Jurusan

PT. Limpah Sejahtera Teknologi Pertanian

Ir. Zulkarnaen Irianto Sastro Prawiro, SST

NIK. NIK. 16118-0108-081

Page 3: DWI SIDIK JUNIANTO.pdf

3

LEMBAR PERSETUJUAN

LAPORAN PRAKTEK KERJA LAPANGAN

DI PT. LIMPAH SEJAHTERA

KECAMATAN SUNGAI MELAYU, KABUPATEN KETAPANG

Disusun Oleh:

Dwi Sidik Junianto

NIM. 3032010139

Laporan Praktek Kerja Lapangan ini disetujui untuk diseminarkan

Pada tanggal 12 April 2013

Menyetujui:

Koordinator PKL Pembimbing

Adha Panca Wardhanu, S.TP, MP Ningrum Dwi Hastuti, S.TP, MP

NIK. 16118-0108-049 NIK. 16118-0108-047

Page 4: DWI SIDIK JUNIANTO.pdf

4

KATA PENGANTAR

Puji syukur kehadirat Allah SWT yang telah melimpahkan rahmat dan

hidayah-Nya sehingga penulis dapat menyelesaikan tugas Praktek Kerja Lapangan di

PT. Limpah Sejahtera yang dilaksanakan pada tanggal 4 Februari 2013 sampai 31

Maret 2013.

Praktek Kerja Lapangan ini merupakan program yang wajib dilakukan oleh

setiap mahasiswa-mahasiswi Jurusan Teknologi Pertanian Program Studi Teknologi

Pengolahan Hasil Perkebunan Politeknik Ketapang untuk memenuhi persyaratan

kurikulum akademis dalam menyelesaikan studi tingkat ahli madya pada perguruan

tinggi Politeknik Ketapang. Laporan ini disusun berdasarkan pengamatan langsung

selama kerja praktek dengan data dan informasi yang penulis peroleh langsung

dilapangan.

Kemudahan dan kelancaran pelaksanaan kerja praktek serta penyusunan

laporan ini tidaklah lepas dari bantuan dan dukungan dari berbagai pihak. Untuk itu

pada kesempatan ini dengan rasa hormat dan rendah hati penulis menyampaikan

terima kasih kepada :

1. Ibu DR. Ir. Hj. Nurmala, MM, selaku Direktur Utama Politeknik Ketapang.

2. Ibu Ningrum Dwi Hastuti, S.TP, MP, selaku dosen pembimbing.

3. Bapak Ir. Zulkarnaen selaku Group Manager PT. Limpah Sejahtera.

4. Serta rekan-rekan Mahasiswa/i yang selalu mendukung dan memberi motivasi.

Page 5: DWI SIDIK JUNIANTO.pdf

5

Penulis menyadari bahwa laporan ini masih belum sempurna dan

kekurangan-kekurangan yang disebabkan terbatasnya waktu dan pengetahuan

Penulis. Oleh karena itu, Penulis sangat mengharapkan adanya kritik dan saran yang

bersifat membangun demi kebaikan dan kesempurnaan laporan ini. Akhir kata

semoga laporan ini dapat bermanfaat bagi semua pihak.

Ketapang, April 2013

Penulis

Page 6: DWI SIDIK JUNIANTO.pdf

6

DAFTAR ISI

Halaman

HALAMAN JUDUL

HALAMAN PENGESAHAN ................................................................... i

HALAMAN PERSETUJUAN .................................................................. ii

KATA PENGANTAR ............................................................................... iii

DAFTAR ISI .............................................................................................. v

DAFTAR GAMBAR ................................................................................. vii

DAFTAR LAMPIRAN ............................................................................. viii

BAB I PENDAHULUAN .......................................................................... 1

1.1 Latar Belakang........................................................................... 1

1.2 Tujuan ........................................................................................ 3

1.3 Manfaat ...................................................................................... 3

BAB II PROFIL PERUSAHAAN ............................................................ 4

2.1 Gambaran Umun Perusahaan .................................................... 4

2.2 Produk Yang Dihasilkan ............................................................ 11

2.3 Teknologi Proses Produksi ........................................................ 12

BAB III RUANG LINGKUP PEKERJAAN .......................................... 24

3.1 Deskripsi Kerja .......................................................................... 24

3.2 Sistem Penugasan ...................................................................... 28

BAB IV TUGAS KHUSUS/PROBLEM SOLVING .............................. 31

4.1 Latar Belakang Masalah ............................................................ 31

4.2 Tujuan ........................................................................................ 33

4.3 Permasalahan ............................................................................. 33

4.4 Pembahasan/problem solving .................................................... 33

4.5 Kesimpulan ................................................................................ 36

BAB V PENUTUP ..................................................................................... 37

5.1 Kesimpulan ................................................................................ 37

Page 7: DWI SIDIK JUNIANTO.pdf

7

5.2 Saran .......................................................................................... 37

DAFTAR PUSTAKA ................................................................................ 38

LAMPIRAN

Page 8: DWI SIDIK JUNIANTO.pdf

8

DAFTAR GAMBAR

Halaman

Gambar 2.1 Struktur Organisasi Perusahaan ............................................. 5

Gambar 2.2 Flow Chart Pengolahan CPO dan Inti ................................... 12

Page 9: DWI SIDIK JUNIANTO.pdf

9

DAFTAR LAMPIRAN

Halaman

Lampiran 1. Lembar Asistensi/Bimbingan.................................................. 39

Lampiran 2. Daftar Hadir Praktek Kerja Lapangan .................................... 40

Lampiran 3. Laporan Mingguan Praktek Kerja Lapangan .......................... 41

Lampiran 4. Buah di Loading Ramp ........................................................... 49

Lampiran 5. Proses Sortasi Buah................................................................. 49

Lampiran 6. Pendorongan Buah ke Veron menggunakan Loader .............. 50

Lampiran 7. Sterilizer Vertical .................................................................... 50

Lampiran 8. Thresher .................................................................................. 51

Lampiran 9. Digester ................................................................................... 51

Lampiran 10. Screw Press ........................................................................... 52

Lampiran 11. Vibrating Screen ................................................................... 52

Page 10: DWI SIDIK JUNIANTO.pdf

10

BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Kelapa sawit (Elaeis guineensis jack) adalah tumbuhan industri penting

penghasil minyak masak, minyak industri, maupun bahan bakar (biodiesel).

Perkebunannya menghasilkan keuntungan besar sehingga banyak hutan dan

perkebunan lama dikonversi menjadi perkebunan kelapa sawit. Indonesia adalah

penghasil minyak kelapa sawit terbesar di dunia. Di Indonesia penyebarannya di

Aceh, pantai timur Sumatra, Jawa, Kalimantan, dan Sulawesi(Fauzi, 2002).

Tanaman kelapa sawit (Elaeis guinensis Jack) berasal dari Nigeria. Meskipun

demikian, ada yang menyatakan bahwa kelapa sawit berasal dari Amerika Selatan

yaitu Brazil karena lebih banyak ditemukan spesies kelapa sawit di hutan Brazil

dibandingkan dengan Afrika. Pada kenyataannya tanaman kelapa sawit hidup subur

di luar daerah asalnya, seperti Malaysia, Indonesia, Thailand, dan Papua Nugini.

Buah kelapa sawit terdiri dari tiga lapisan:

a. Eksoskarp, bagian kulit buah berwarna kemerahan dan licin.

b. Mesoskarp, serabut buah.

c. Endoskarp, cangkang pelindung inti.

Page 11: DWI SIDIK JUNIANTO.pdf

11

Dura merupakan sawit yang buahnya memiliki cangkang tebal sehingga

dianggap memperpendek umur mesin pengolah namun biasanya tandan buahnya

besar-besar dan kandungan minyak per tandannya berkisar 18%. Pisifera buahnya

tidak memiliki cangkang, sehingga tidak memiliki inti (kernel) yang menghasilkan

minyak ekonomis dan bunga betinanya steril sehingga sangat jarang menghasilkan

buah. Tenera adalah persilangan antara induk Dura dan jantan Pisifera. Jenis ini

dianggap bibit unggul sebab melengkapi kekurangan masing-masing induk dengan

sifat cangkang buah tipis namun bunga betinanya tetap fertil. Beberapa tenera unggul

memiliki persentase daging per buahnya mencapai 90% dan kandungan minyak per

tandannya dapat mencapai 23% (Lubis, 2009).

Bagian yang paling populer untuk diolah dari kelapa sawit adalah daging

buah. Bagian daging buah menghasilkan minyak kelapa sawit mentah yang diolah

menjadi bahan baku minyak goreng dan berbagai jenis turunannya. Kelebihan

minyak nabati dari sawit adalah harga yang murah, rendah kolesterol, dan memiliki

kandungan karoten tinggi. Minyak sawit juga diolah menjadi bahan baku

margarin(Sianturi, 1991).

Dalam konteks pembangunan dan pengembangan pertanian, dirasakan betapa

perlunya tenaga-tenaga yang lebih spesifik, lebih berperan dan profesional serta

terampil dalam menangani bidangnya masing-masing dengan karakter

kepemimpinan dan mental yang baik(Hadi, 2004)

Praktek Kerja Lapangan (PKL) adalah suatu kegiatan penerapan

pembelajaran teori yang diterima oleh mahasiswa di perguruan tinggi tertentu yang

diterapkan di dunia industri. Dengan waktu dan prosedur yang ditentukan dari

Page 12: DWI SIDIK JUNIANTO.pdf

12

perguruan tinggi tersebut tujuannya agar mahasiswa yang melakukan Praktek Kerja

Lapangan dapat membedakan antara teori yang diterima dari perguruan tinggi

mereka dengan praktek yang ada di industri tempat mereka melakukan praktek kerja

lapangan.

1.2 Tujuan

Tujuan pelaksanaan Praktek Kerja Lapangan (PKL) adalah :

1. Mengetahui sistem pengolahan kelapa sawit dari TBS hingga menjadi CPO dan

inti sawit.

2. Mengetahui bagaimana TBS yang layak untuk diolah sehingga dapat

menghasilkan CPO yang berkualitas.

3. Membuat laporan PKL dengan baik sesuai tata cara penulisan ilmiah.

1.3 Manfaat

Manfaat dari praktek kerja lapangan yang dilaksanakan adalah :

1. Dapat mengetahui sistem pengolahan kelapa sawit dari TBS hingga menjadi CPO

dan inti sawit.

2. Dapat mengetahui bagaimana TBS yang layak untuk diolah sehingga dapat

menghasilkan CPO yang berkualitas.

3. Dapat membuat laporan PKL dengan baik sesuai tata cara penulisan ilmiah.

Page 13: DWI SIDIK JUNIANTO.pdf

13

BAB II

PROFIL PERUSAHAAN

2.1 Gambaran Umum Perusahaan

Salah satu produsen minyak kelapa sawit yang berkembang cepat di Asia-

Pasifik adalah First Resources (FR). Aset grup perkebunan telah tumbuh cepat sejak

didirikan pada tahun 1992. Saat ini telah mengelola lebih dari 146.000 hektar

perkebunan kelapa sawit dan mengoperasikan sebelas pabrik kelapa sawit di

Indonesia.

Kegiatan usaha Grup Inti ialah budidaya kelapa sawit seperti memanen

tandan buah segar dan pengolahan menjadi minyak sawit mentah/ Crude Palm

Oil(CPO) dan inti sawit untuk dijual ke pasar domestik dan internasional. Salah satu

perkebunan kelapa sawit yang ada di Kalimantan Barat yaitu PT. Limpah Sejahtera

(PT. LS) tepatnya berada di Jl. Pelang-Tumbang Titi, Kecamatan Sei Melayu. PT.

Limpah Sejahtera berdiri tanggal 8 Agustus 2008 dengan luas keseluruhan

perkebunan kelapa sawit sekitar 20.000 hektar. PT. Limpah Sejahtera memiliki lima

sila dasar yaitu: Loyalita, Integritas, Ketekunan, Pantang menyerah, dan Kepedulian.

Struktur Organisasi adalah susunan dan hubungan antara tiap bagian, jabatan

dan posisi yang ada pada perusahaan untuk menjalin kegiatan oprasional agar

tercapai tujuan dan mengetahui pembagian pekerjaan serta koordinasi dari setiap

jabatan. Struktur Organisasi Pabrik PT. Limpah Sejahtera dapat dilihat pada Gambar

2.1.

Page 14: DWI SIDIK JUNIANTO.pdf

14

Sumber: PT. Limpah Sejahtera (2013).

Gambar 2.1 Struktur Organisasi PT. Limpah Sejahtera

Page 15: DWI SIDIK JUNIANTO.pdf

15

Tugas dan tanggung jawab masing-masing jabatan atau posisi, adalah sebagai

berikut :

1. Group Manager

Group manager bertugas memimpin perusahaan dan mengawasi seluruh

kegiatan di kebun maupun di pabrik, dibawah Group Manager yaitu Manager.

2.Mill Manager

Mill Manager bertugas mengendalikan operasional pabrik kelapa sawit,

dengan memadukan sumber daya yang ada, untuk mencapai, efisiensi, produktifitas,

dan kualitas tinggi yang ditetapkan manajemen. Tanggung jawab dan rincian tugas

Mill Manager yaitu :

a. Memberikan pengarahan kepada bawahan yang menjadi tanggung jawabnya

dalam mempersiapkan rencana kerja dan anggaran PKS.

b. Memastikan bahwa semua sarana oprasi dan sarana penunjang lainnya terpelihara

secara optimal untuk menjamin kelancaran produksi.

c. Memastikan mutu bahan baku/ TBS yang akan diolah dan telah melalui proses

sortasi yang benar dan dapat dipertanggung jawabkan.

d. Tercapainya penghematan dalam kegiatan produksi dan pendayagunaan sumber

daya efisien.

e. Mengontrol pelaksanaan pembersihandan persiapan pengolahan agar jadwal kerja

dapat terlaksana tepat waktu sesuai standart operasi PKS.

f. Senantiasa memonitoring pembuangan limbah masih dalam batas ambang yang

sudah ditentukan.

g. Terlaksananya pelaksanaan rencana kerja bulanan, triwulan, dan tahunan.

h. Koordinasi dengan KTU dalam hal pengelolaan administrasi pabrik.

Page 16: DWI SIDIK JUNIANTO.pdf

16

i. Melakukan pemahaman, petunjuk, serta pembinaan mengenai peraturan dan

kebijakan perusahaan.

j. Menjaga nama baik dan rahasia perusahaan.

3. Asisten Kepala (Askep)

sisten kepala bertugas meneliti, memberi petunjuk, dan pengawasan

pelaksanaankinerja dari Asisten. Asisten Kepala membawahi Asisten proses, Asisten

Laboratorium dan Asisten maintenance.

4. Asisten Maintenance

Asisten maintenance bertugas memimpin dalam perawatan pabrik dan sarana

untuk merencanakan, mengorganisir, dan mengendalikan sumber daya yang ada guna

mencapai proses kerja pabrik yang optimal dalam mencapai target jam kerja maupun

mutu dari CPO dan kernel. Tanggung jawab Asisten Maintenance yaitu sebagai

berikut :

a. Membantu atasan dalam menyusun pembuatan anggaran maintenance.

b. Mengawasi para pekerja dalam perbaikan alat dan pemeliharan preventif supaya

berjalan dengan baik.

c. Mengatasi segala mesin yang tak beroprasi dan memperbaiki kembali dalam

waktu sesingkat mungkin.

d. Mengawasi penerangan dan instalasi dalam pabrik berjalan dengan baik agar

proses pengolahan berjalan dengan baik.

e. Memastikan terpasangnya setiap rambu-rambu K3 disetiap tempat yang strategis,

dan membuat laporan setiap kerusakan dari masing-masing stasiun.

f. Mengawasi posisi dan kondisi inventaris perusahaan baik alat pabrik dan

perumahan agar tetap baik dan tidak mengganggu kelancaran operasional.

Page 17: DWI SIDIK JUNIANTO.pdf

17

5. Kepala Tata Usaha / TU / Personalia

epala Tata Usaha bertugas mengadministrasikan surat masuk dan surat

keluar serta mempersiapkan surat keluar untuk kepentingan pabrik, mempersiapkan

daftar gaji mengkoordinir dan menyusun anggaran belanja yang diperlukan oleh

perusahaan.

6. Asisten Laboratorium

Asisten Laboratorium bertugas memimpin dalam unit kerja laboratorium/

anlisis untuk penerimaan TBS dan pemeriksaan mutu yang dihasilkan pabrik untuk

menghasilkan mutu CPO dan inti yang baik. Tanggung jawab Asisten Laboratorium

yaitu :

a. Membuat rencana anggaran tahunan untuk bagian laboratorium untuk dibahas

dengan pimpinan.

b. Mengecek ketepatan hasil test dan segera mengambil tindakan sebagai reaksi atas

kesalahan.

c. Mengawasi pengambilan contoh/ sample.

d. Memeriksa secara berkala kualitas air minum karyawan.

e. Membuat laporan proses produksi secara up to date setiap hari, mingguan dan

bulanan.

f. Memberikan informasi mutu CPO dan inti kepada atasan.

g. Memberikan masukan dan pengarahan sistim pekerjaan yang baik dan benar guna

keselamatan karyawan.

7. Asisten Proses

sisten Proses bertugas memimpin dalam unit kerja bagian proses pabrik

dalam mengorganisir, mengendalikan sumberdaya yang ada guna mencapai proses

Page 18: DWI SIDIK JUNIANTO.pdf

18

dengan lancar dan efisien untuk memaksimumkan pencapaian hasil CPO dan Inti

yang baik. Tanggung jawab Asisten Proses yaitu :

a. Membuat rencana anggaran tahunan untuk bagian proses pabrik untuk dibahas

dengan pimpinan.

b. Membuat laporan TBS yang sudah diolah setiap harinya.

c. Memastikan setiap saat pembuangan limbah cair (effluent) maupun padat (janjang

kosong, cangkang, serat) dengan aman.

d. Memastikan terpasangnya rambu-rambu K3 disetiap tempat yang strategis.

e. Mengawasi posisi dan kondisi inventaris perusahaan baik alat pabrik dan

perumahan agar tetap baik dan tidak mengganggu kelancaran oprasional.

8. Mandor Proses

Mandor proses bertugas menerima dan melaksanakan tugas yang diberikan

oleh Asisten Pengolahan, membuat prioritas pekerjaan dan menjabarkan tugas yang

diterima dari Asisten Pengolahan serta mengawasi terlaksananya kelangsungan

proses secara umum.

9. Mandor Mill Compound

Mandor Mill Coumpound bertugas melaksanakan pengawasan dibagian Mill

Compound. Tanggung jawab Mandor Mill Compound yaitu :

a. Telaksananya pengawasan untuk seluruh pekerjaan di Compound.

b. Menjaga keamanan dan inventaris dari perusahaan.

c. Menjaga nama baik dan rahasia perusahaan.

Page 19: DWI SIDIK JUNIANTO.pdf

19

10. Mandor Maintenance

Mandor maintenance bertugas mengawasi dan mengatur kegiatan perbaikan

dan pemeliharaan alat-alat pabrik untuk memperlancar proses pengolahan kelapa

sawit. Tanggung jawab Mandor Maintenance yaitu :

a. Melaksanakan pengawasan pekerjaan dibagian bengkel dengan baik.

b. Menjaga keamanan dan keberadaan inventaris dari perusahaan.

c. Menjaga nama baik perusahaan.

11. Mandor Electrical

Mandor Electrical bertugas mengawasi dan mengaturbkegiatan instalasi

electrik pabrik untuk memperlancar proses pengolahan Kelapa sawit. Tanggung

jawab Mandor Electrical yaitu :

a. Melakukan pengawasan kegiatan di bagian listrik agar berjalan dengan baik.

b. Menjaga keamanan dan keberadaan inventaris dari perusahaan.

c. Menjaga nama baik perusahaan.

12. Kerani Produksi

Kerani Produksi bertugas melaksanakan pekerjaan administrasi dan

penimbangan TBS dan CPO yang keluar masuk pabrik. Tanggung jawab Kerani

Produksi yaitu :

a. Terlaksananya administrasi yang baik terhadap penimbangan setiap bahan baku

atau barang baik yang masuk dan keluar pabrik.

b. Menjaga keberadaan dan keamanan inventaris yang berada dibawah

tanggungjawabnya.

c. Menjaga nama baik dan rahasia perusahaan.

Page 20: DWI SIDIK JUNIANTO.pdf

20

13. Kerani Gudang

Kerani Gudang bertugas memastikan tertibnya administrasi pengeluaran dan

pemasukan barang digudang PKS. Tanggung jawab kerani gudang yaitu :

a. Menertibkan administrasi seluruh barang dan bahan di gudang.

b. Mengawasi dan mencatat mengeluaran barang dan bahan di gudang.

c. Menjaga nama baik perusahaan.

PT. Limpah Sejahtera (PT. LS) memanfaatkan masyarakat lokal dan

masyarakat dari luar pulau Kalimantan seperti Papua, NTT, NTB, Sumatra, Ambon,

dan Jawa sebagai karyawan. Karyawan biasanya berasal dari desa sekitar

perusahaan,seperti Desa Pelang, Sei Bakau, Desa Ulak Medang, Desa TumbangTiti

dan Sei Melayu.

2.2 Produk yang Dihasilkan

PT. Limpah Sejahtera merupakan perusahaan yang bergerak di bidang

perkebunan kelapa sawit dan produk utama yang dihasilkan yaitu Tandan Buah

Segar (TBS) yang kemudian akan dikirim ke Pabrik Kelapa Sawit (PKS) untuk

dilakukaan proses/ pengolahan selanjutnya agar menghasilkan Crude Palm Oil

(CPO) dan inti sawit/ kernel.

1. Crude Palm Oil (CPO) adalah minyak yang berasal dari hasil ekstraksi daging

buah kelapa sawit.

2. Inti sawit/ kernel adalah produk sampingan dari hasil pengolahan kelapa sawit.

Page 21: DWI SIDIK JUNIANTO.pdf

21

2.3 Teknologi Proses Produksi

Secara umum proses pengolahan buah Kelapa sawit menjadi CPO dan inti

sawit/ kernel dapat dilihat pada Gambar 2.2.

Sumber: PT. Limpah Sejahtera (2013)

Gambar 2.2 Flow Chart Proses Pengolahan CPO dan Kernel

Page 22: DWI SIDIK JUNIANTO.pdf

22

Prinsipnya proses pengolahan kelapa sawit adalah proses ekstraksi CPO

secara mekanis dari tandan buah segar (TBS) yang diikuti dengan proses pemurnian.

Secara keseluruhan proses tersebut terdiri dari beberapa tahap proses yang berjalan

secara berkesinambungan dan terkait satu sama lain. Kegagalan pada satu tahap

proses akan berpengaruh langsung pada proses berikutnya. Oleh karena itu setiap

tahapan proses harus dapat berjalan dengan lancar sesuai denganstandar operasional

yang telah ditetapkan(Naibaho,1996).

Stasiun pengolahan yang berada di Pabrik Kelapa Sawit PT. Limpah

Sejahtera adalah sebagai berikut :

2.3.1 Stasiun Jembatan timbang

Tandan buah yang telah di panen di angkut ke pabrik pengolahan kelapa

sawit untuk diolah, namun terlebih dahulu harus di jembatan penimbangan untuk

memgetahui berapa berat janjang rata-rata dan mengetahui rendemen. Jembatan

timbang di PT. Limpah Sejahtera memiliki dua jembatan timbang yang masing-

masing berkapasitas 60 ton dan jenis timbangannya Indo Dacin. Jembatan timbang

pertama digunakan untuk menimbang bahan selain tandan buah segar sedangkan

jembatan timbang yang kedua digunakan untuk menimbang. CPO, kernel, janjang

kosong dan lain-lain. Di stasiun jembatan timbang ini aktifitas yang dilakukan antara

lain:

1) Penimbangan tandan buah segar (TBS)

2) Penimbangan tandan kosong (TANKOS)

3) Penimbangan crude palm oil (CPO)

4) Penimbangan kernel

Page 23: DWI SIDIK JUNIANTO.pdf

23

Proses penerimaan buah dipabrik terlebih dahulu ditimbang di Jembatan

Timbang. Penimbangan dilakukan untuk mengetahui berat brutto, tarra, dan netto

TBS dari setiap kebun yang akan diolah di PKS.

Cara Penimbangan Brutto, Tarra, dan Netto :

Untuk TBS :

a. Berat Brutto = Berat truk masuk ( berat truk kosong + TBS ).

b. Berat Tarra = Berat truk keluar ( berat truk kosong ).

c. Berat Netto = Berat Brutto – Berat Tarra.

Untuk CPO :

a. Berat Tarra = Berat truk masuk ( berat truk kosong ).

b. Berat Brutto = Berat truk keluar ( berat truk + CPO ).

c. Berat Netto = Berat Brutto – Berat Tarra.

Dalam proses penimbangan data yang penting dan harus diperoleh adalah :

1. Kebun atau Afdeling asal TBS baik dari kebun sendiri ataupun dari pihak ketiga.

2. Nomor dan tanggal pengiriman.

3. Nomor polisi kendaraan berangkat.

4. Jumlah tandan, tahun tanam, dan jam penimbangan.

5. Berat TBS, tanggal dan jam penimbangan.

2.3.2 Stasiun Loding ramp

Proses penimbunan dan pemindahan buah adalah proses penimbunan

sementara buah kelapa sawit dan kemudian dipindahkan ke inclined FFB conveyor.

Pada proses penimbunan sementara tujuannya adalah untuk mensortir kondisi buah

matang atau mentah, dan untuk mengetahui jenis varietas buah, serta asal buah

Page 24: DWI SIDIK JUNIANTO.pdf

24

kelapa sawit.PT. Limpah Sejahtera memiliki 18 pintu loading ramp dengan kapasitas

400 ton dan kemiringan 450.

Buah yang baru masuk di stasiun loading ramp dilakukan grading dengan

sampel 50 tandan dari tiap truk yang membawa TBS, sampel dilakukan secara

acak.Beberapa kriteria TBS di PT. Limpah Sejahtera yaitu :

1. Mentah 0%.

2. Kurang matang 5%.

3. Matang 89%.

4. Lewat matang 5%.

5. Janjang kosong 1%.

6. Buah busuk 0%.

7. Tangkai panjang ≤ 3cm.

2.3.3 Stasiun perebusan ( sterilizer)

Tandan buah segar yang telah ditimbang dan sudah di sortasi kemudian

masuk inclined FFB conveyor melewati stasiun Loading Ramp sebelum dimasukan

kedalam strilizer. PT. Limpah Sejahtera memiliki 4 strilizer dengankapasitas 33 ton,

tinggi 12 m, lebar 4,7 m, dan diameternya 2,10 m. Kapasitas Sistem perebusan yang

digunakan adalah sistem perebusan double peak (dua puncak), dengan tekanan pada

puncak pertama adalah 30 Psi, tekanan pada puncak kedua 40 Psi, dengan suhu

170oC, dan sterilizer yang digunakan yaitu sterilizer vertikal sehingga tidak

menggunakan lori. Proses perebusan ini bertujuan :

1. Agar buah mudah dilepaskan tandannya.

Page 25: DWI SIDIK JUNIANTO.pdf

25

2. Menonaktifkanenzim penstimulir pembentukan asam lemak bebas, agar daging

buah menjadi lunak.

3. Memudahkan terlepasnya inti dari cangkangnya ( shell ).

4. Menambah kelembaban didalam daging buah sehingga minyak lebih mudah

dikeluarkan (dipisahkan), dan

5. Mengkoagulasi protein sehingga proses pemurnian minyak lebih mudah.

Proses ini berlangsung selama 60-75 menit dengan menggunakan uap air

yang berkekuatan 2,8-3,5 bar. Tandan buah yang sudah direbus kemudian dibawa ke

SFB conveyor. Hal-hal yang mempengaruhi rebusan yaitu :

a. Tekanan steam dan lama perebusan.

Tekanan steam dan lama perebusan sangat menentukan hasil perebusan, juga

mempengaruhi efisiensi pabrik. Tekanan uap dan waktu yang tidak cukup akan

berpengaruh terhadap :

1. Buah kurang masak, brondolan tidak bisa lepas dari tandan dengan sempurna pada

saat proses di bantingan (thresher).

2. Pelumatan di digester kurang sempurna, karena sebagian daging buah sulit lepas

dari nutnya, sehingga juga akan berpengaruh terhadap proses pengempaan (press).

3. Ampas fiber basah sehingga mengganggu proses pembakaran pada boiler, karena

fiber nantinya akan digunakan sebagai bahan bakar boiler.

4. Merusak mutu minyak dan inti.

b. Pembuangan udara dan air kondensat

Page 26: DWI SIDIK JUNIANTO.pdf

26

Apabila udara dan air kondensat dalam bejana tidak dikeluarkan secara

maksimal akan terjadi pencampuran udara dan uap (turbulensi) yang mengakibatkan

pemindahan panas ke dalam buah tidak sempurna. Sebab udara dan air kondensat

(uap yang terkondensasi sisa hasil rebusan) dapat mengganggu kenaikan uap (steam)

yang masuk ke bejana.

2.3.4 Stasiun pemipilan (Thresher)

Buah dari perebusan, kemudian masuk ke thresher 1 dan 2 pada thresher (alat

untuk memisahkan buah dari tandan)buah yang masih melekat dari tandannya akan

dipisahkan dengan menggunakan prinsip bantingan sehingga buah tersebut lepas.

Buah yang telah terlepas diangkut dengan menggunakan Conveyor menuju ke ketel

atau mesin pelumat (Digester). Kemudian janjang yang sudah masuk ke thresher 1

dan 2 dibawa conveyor menuju bunch cruisher dan masuk kembali di thresher ke 3

untuk melepaskan brondolan yang masih menempel di janjang bagian dalam.

Selanjutnya janjang kosong dibawa conveyor menuju stasiun Empty Bunch Press

untuk dilakukan pengepresan pada janjang kosong untuk mengurangi losses minyak

pada janjang kosong selanjutnya minyak tersebut akan dialikan ke Sand Trap Tank.

2.3.5 Stasiun Press

Brondolan yang lepas dari janjangan akan kebottom crossconveyor dan

masuk ke digester 1,2 dan 3 agar brondolan tersebut terlepas dari bijinya. Dalam

proses ini digunakan uap air yang temperaturnya selalu dijaga agar tidak berubah.

Digester memiliki 5 pisau dangan 1 pisau sebagai pelempar buah atau pendorong,

suhu yang digunakan 900c dengan kapasitas 8000 liter tiap Digester. Setelah proses

pengadukan selesai adonan dimasukan kedalam alat pengepresan 1,2 dan 3

Page 27: DWI SIDIK JUNIANTO.pdf

27

(Screwpress) agar minyak keluar dari cangkang dan sabut. Untuk proses pengepresan

diperlukan tambahan panas antara 10-15%, sehingga akan diperoleh minyak kasar

dan ampas serta biji. Tekanan yang digunakan yaitu 47-49 Psi.

Sebelum minyak kasar ditampung pada Crude Palm Oil Tank, harus

dilakukan pemisahan dari kotoran ataupun air sebelum minyak dipompakan menuju

Sand Ttrap Tank untuk memisahkan minyak dengan pasir yang kemudian dilakukan

penyaringan di Vibrating Screen 1,2 dan 3. Dari vibrating screen minyak kemudian

masuk ke Crude Oil Tank dan masuk ke proses klarifikasian.

2.3.6 Stasiun Klarifikasi

Proses pada stasiun klarifikasi terdiri dari beberapa kegiatan seperti proses

penyaringan minyak kasar, pemisahan minyak pada tangki, pengambilan minyak dari

sludge, dan pengurangan kadar air pada minyak.

Adapun prosesnya adalah sebagai berikut:

a. Minyak kasar dari pengepresan dialirkan menujusand trap tank untuk dilakukan

pemisahan minyak dan air berdasarkan perbedaan massa jenis.

b. Minyak kasar kemudian mengalir ke vibrating screen yang mempunyai dua

penyaringan di bagian atas dan bagian bawah. Disini, minyak akan mengalir ke

bawah, sedangkan sludge dan kotoran tersaring kembali menuju ke elevator untuk

dikembalikan ke digester.

c. Minyak kasar mengalir ke crude oil tank .

d. Dari crude oil tank minyak dipompa menujuvertical clarifier tank (VCT).

e. Di dalam VCT minyak kasar diendapkan sehingga minyak dan sludge terpisah.

Minyak yang terpisah mengalir ke pure oil tank, sedangkan sludge menuju ke

Page 28: DWI SIDIK JUNIANTO.pdf

28

sludge tank dan di pompa menuju buffer tank selanjutnya sludge dipompa ke

slude drain tank dan minyak dipompa ke separator.

f. Di dalam sludge drain tank sludge di alirkan ke fatpit dan selanjutnya menuju

recovery. Sedangkan minyak dalam separator masuk ke reclamed tankdan

dikembalikan ke VCT.

g. Minyak dalam oil tank. Dialirkan ke vacuum dryer untuk mengurangi kadar air

hingga mencapai standar yang ditetapkan dan disimpan di oil storage tank.

2.3.7 Storage Tank

Storage Tank berfungsi untuk menyimpan sementara minyak produksi yang

dihasilkan sebelum dikirim ke pihak/tempat lain. Hal-hal yang harus diperhatikan

pada storange tank adalah kebersihannya, kondisi steam coil dan temperatur. Storage

tank harus dibersihkan secara terjadwal pada saat pembersihan dan pemeriksaan

kondisi steam coil harus dilakukan secara rutin, karena apabila terjadi kebocoran

pada pipa steam coil dapat mengakibatkan naiknya kadar air pada CPO.

2.3.8 Proses pengolahan inti sawit

1. Cake Breaker Conveyor (CBC)

CBC merupakan suatu screw conveyor namun screwnya dipasang plat persegi

sebagai pelempar fiber dan nut.Ampas dari stasiun press terdiri dari fiber dan nut

yang masih menggumpal masuk ke CBC 1, kemudian CBC 2. CBC berfungsi untuk

mengurai gumpalan fiber dengan nut dan membawanya ke depericarper.

2. Depericarper

Page 29: DWI SIDIK JUNIANTO.pdf

29

Depericarper adalah alat untuk memisahkan fiber dengan nut.Fiber dan nut

dari CBC masuk ke separating column. Disini fraksi ringan yang berupa fiber

dihisap dengan fibre cyclone dan di tampung dalam hopper sebagai bahan bakar pada

boiler. Sedangkan fraksi berat berupa nut turun ke bawah masuk ke nut polishing

drum.

3. Nut Polishing Drum

Nut polishing drum berupa drum berlubang-lubang yang berputar. Akibat dari

perputaran ini maka kotoran akan tersaring pada lobang-lobang bagian dalam nut

polishing drum dan terpisah dari nut. Nut jatuh, selanjutnya nut diangkut oleh nut

conveyor ke nut grading dan fibernya terhisap destoner cyclone. Nut yang terbawa ke

atas jatuh kembali di dalam air lock dan di tampung oleh nut elevator untuk dibawa

ke dalam nut bin.

4. Nut Grading

Nut grading merupakan drum yang berlubang-lubang dengan variasi lubang

grading.

5. Nut Bin

Nut Bin berfungsi sebagai tempat penampungan nut, hal ini dilakukan untuk

mengurangi kadar air sehingga lebih mudah dipecah dan inti lepas dari cangkangnya.

6. Ripple Mill

Biji dari nut bin kemudian masuk ke ripple mill untuk dipecah sehingga inti

terpisah dari cangkang. Biji yang masuk melalui rotor yang berputar akan mengalami

gaya sentrifugal sehingga biji keluar dari rotor dan terbanting dengan kuat yang

Page 30: DWI SIDIK JUNIANTO.pdf

30

menyebabkan cangkang pecah. Setelah dipecahkan inti masih bercampur dengan

kotoran.

7. Light Tenera Dry Separator (LTDS)

Proses di bagian ini akan terjadi pemisahan dimana fraksi-fraksi yang lebih

ringan akan dihisap oleh LTDS cyclone. Fraksi-fraksi yang ringan di hisap yang

terdiri dari cangkang dan fiber akan di bawa ke shell hopper melalui fibre and shell

conveyor. Inti/kernel dan sebagian cangkang yang belum terpisahkan, dipisahkan lagi

pada clay bath.

8. Clay Bath

Clay bath adalah alat pemisahan inti/kernel dengan cangkang. Proses

pemisahan ini secara basah yang menggunakan larutan CaCO3, abu, dan air dengan

ukuran partikel CaCO3 lolos mesh 400. Clay bath berfungsi sebagai larutan pemisah

antara kernel dan cangkang berdasarkan berat jenis. Berat jenis Kernel = 1,1, berat

jenis CaCO3 = 1,2, dan berat jenis cangkang = 1,3. Fungsi abu yang ditambahkan

adalah untuk menaikkan pH. Bagian yang ringan akan mengapung dan bagian yang

berat akan tenggelam. Inti yang merupakan fraksi ringan akan dibawa ke kernel silo

dryer, sedangkan cangkang akan dibawa ke shell bin sebagai bahan bakar boiler.

9. Kernel Silo Dryer

Inti yang masih mengandung air, perlu dikeringkan sampai kadar air 7%. Inti

yang berasal dari pemisahan di clay bath melalui wet kernel conveyor didistribusikan

ke dalam unit kernel silo driyer untuk dilakukan proses pengeringan. Pada kernel silo

driyer ini inti akan dikeringkan dengan menggunakan udara panas dari heater fan

Page 31: DWI SIDIK JUNIANTO.pdf

31

yang dihembuskan ke dalam kernel silo driyer. Pengeringan dilakukan pada

temperatur 60-70oC. Kernel yang telah dikeringkan ini akan di bawa ke bagging

kernel untuk di packing.

2.3.9 Water Treatment Stasiun

Stasiun ini merupakan proses pengolahan air sungai dengan proses sebagai

berikut :

Air yang berasal dari sungai ditampung di waduk. Dimana pH air ini masih bersifat

asam (pH=5). Dari waduk air dipompakan ke dirty tank, kemudian dipompakan lagi

ke clarifier tank. Clarifier tank terdiri dari 3 sekatan yang berfungsi untuk

pengendapan. Terjadi reaksi kimia pada tangki ini yaitu akibat penambahan:

1. Soda Ash, berfungsi untuk menaikkan pH.

2. PAC (Poly Aluminium Chloride) atau tawas, berfungsi untuk mengikat kotoran-

kotoran pada air.

3. Polimer, berfungsi untuk mengendapkan kotoran tersebut.

Setelah kotorannnya terendap, air masuk ke bak water basin dimana terdiri

dari 6 bak yang juga berfungsi untuk pengendapan. Dari bak water basin air

dipompakan ke sand filter untuk menyaring pasir yang masih terikut. Setelah itu air

dipompakan ke domestic tank.

2.3.10 Boiler

Boiler merupakan penghasil uap panas sebagai penggerak turbin dengan

sistem sebagai berikut :

Air dari WTP dipompakan ke feed tank, di feed tank suhu air dipertahankan 90oC

dengan kapasitas 1.800 m3 , kemudian air masuk ke deaerator tank suhu 120

oC.

Page 32: DWI SIDIK JUNIANTO.pdf

32

Selanjutnya air dipompakan menuju pipa dibagian atas boiler yang terdapat upper

drum dan little drum sehingga air menjadi steam. Tekanan pada boiler 26-29 bar.

Pada bagian boiler terdapat:

1. Primery forced draft fan, berfungsi untuk meniupkan angin bawah boiler.

2. Secondary forced draft fan, berfungsi untuk meniupkan angin dari samping.

3. Induced draft fan, berfungsi untuk menarik semua debu atau kotoran yang ada di

pipa boiler.

Page 33: DWI SIDIK JUNIANTO.pdf

33

BAB III

RUANG LINGKUP PEKERJAAN

3.1 Deskripsi Kerja

Praktek Kerja Lapangan (PKL) dilaksanakan di PT. Limpah Sejaheta Kebun

Sei Melayu yang berlangsung selama 2 bulan yaitu dari tanggal 4 Februari-30 Maret

2013. Adapun Kegiatan-kegiatan yang dilakukan selama mengikuti PKL mencakup

di kebun Estate II tepatnya di Afdeling Plasma A.

Minggu pertama tanggal 4-9 Februari 2013.

Aktivitas pertama yangdilakukan di kantor PT. Limpah Sejahtera Kebun Sei

Melayuberupa penjelasan program PKL kepada Manager Kebun Estate II dan

pembagian tugas. Setelah pembagian tugas dan ditempatkan di Afdeling Plasma A

dipandu oleh kerani produksi mengawasi proses pengangkutan buah restan kedalam

truk DT 06 di blok N14 dan O14, dalam proses pengangkutan buah di TPH,

brondolan tidak boleh ada tertinggal karena brondolan yang tertinggal akan

merugikan perusahaan.

Afdeling Plasma A setiap harinya di sibukan dengan proses pemanenan,

sistem pemanenan yang digunakan yaitu sistem ancak tetap. Sistem ancak tetap yaitu

sistem pemanenan dengan setiap pemanen sudah dibagi ancaknya masing-masing

oleh mandor sehingga setiap pemanen hanya boleh memanen ancak tersebut.

Minggu kedua tanggal 11-16 Februari 2013.

Page 34: DWI SIDIK JUNIANTO.pdf

34

Kegiatan yang dilakukan pada minggu kedua yaitu mengawas pemanenan

bersama mandor panen,selanjutnya Asisten Afdeling Plasma A menginstruksikan

untuk mengawas proses pengangkutan diblok P11 dan P12, dalam proses

pengangkutan dari TPH ke truk di awasi oleh kerani produksiyang memastikan

pemuat bekerja dengan baik dan tidak ada brondolan tertinggal, selain itu tugas dari

kerani produksi adalah menghitung setiap TBS yang masuk ke truk dan berapa kg

brondolan yang diangkut oleh truk tersebut.

Minggu ketiga tanggal 18-23 Februari 2013.

Minggu ketiga aktivitas yang dilakukan yaitu menghitung kebutuhan titi

panen di Afdeling Plasma A mulai dari blok L9-L17, blok M9-M17, blok N9-N17,

blok O9-O17, dan blok P9-P17. Titi panen merupakan hal yang penting dalam proses

pengangkutan TBS menuju TPH, karena jalan menuju TPH biasanya terdapat parit

sehingga artco tidak bisa lewat. Dari hasil yang didapat rata-rata setiap blok belum

terdapat titi panen yaitu dengan hasil survei kebutuhan titi panen tiap bloknya, untuk

blok L kebutuhan titi panennya adalah sebanyak 58 titi panen, blok M sebanyak 242

titi panen, blok N sebanyak 260 titi panen, blok O sebanyak 191 titi panen, dan blok

P membutuhkan sebanyak 264 titi panen. Jadi jika ditotalkan kebutuhan titi panen di

Afdeling Plasma A yaitu sebanyak 1015 titi panen. Hal ini jelas sangat mengganggu

proses pemanenan terutama pengeluaran buah ke TPH karena terhalang oleh tidak

adanya titi panen.

Minggu ke-empat tanggal 25 Fabruari –2 maret 2013.

Kegiatan di minggu ke-empat dilakukan di kantor Afdeling Plasma A yang di

pandu oleh Asisten Afdeling Plasma A, materi yang di sampaikan adalah tentang

pemeliharaan piringan / pasar pikul dan gawangan yaitu pemakaian supretok, cara

Page 35: DWI SIDIK JUNIANTO.pdf

35

aplikasi chemis, alat yang diperlukan, dan kalibrasi herbisida.Kebun Estate II,

pengendalian gulma pada areal tanaman dilakukan secara menyeluruh. Semua areal

disemprot dengan menggunakan supretok.Hal ini dimaksudkan untuk menekan

pertumbuhan gulma pada areal pertanaman.Selain itu, hal ini dimaksudkan untuk

mengusir hewan ternak secara perlahan. Dengan tidak tersedianya rumput sebagai

pakan ternak, dengan sendirinya ternak-ternak tersebut akan pergi dari areal

perkebunan.

Minggu kelima tanggal 4-9 Maret 2013.

Aktivitas pada minggu kelima adalah di Afdeling Plasma A yaitu

pelaksanaan chemis di lapangan yang dipandu oleh Asisten Afdeling A, Mandor I,

dan para karyawan yang ada pada pelaksanaan chemis.Kegiatan yang dilaksanakan

yaitu penyemprotan gulma.

Minggu ke-enam tanggal 11-16 Maret 2013

Aktifitas di minggu ke-enam dilakukan di kantor Afdeling Plasma A dipandu

oleh krani panen. Materi yang disampaikan tentang administrasi sistem panen yaitu

pengawas biaya berupa formulir administrasi, organisasi panen, rotasi panen, dan

pengawasan dan denda panen. Kegiatan dilanjutkan di lapangan yang dipandu oleh

mandor panen, kegiatan yang dilakukan yaitu mengawas pelaksanaan panen, alat

panen, dan cara panen pada TM, untuk memanen seluruh buah yang sudah matang

panen dengan mutu yang baik, sehingga potensi produksi minyak dan inti sawit

maksimal dapat dicapai hal ini merupakan tujuan panen. Oleh karena itu bila terjadi

ada buah matang yang tidak terpanen, mutu buah yang tidak sesuai dengan kriteria

matang panen dan buah yang dipanen tidak dapat segera dikirim ke

pabrik,akansegera dicari solusinya. Agar sistem panen dapat dilakukan lebih efektif

Page 36: DWI SIDIK JUNIANTO.pdf

36

perlu dibuat uraian tanggungjawab yang jelas terhadap pemanen dan petugas yang

berkaitan dengan pelaksanaan panen. Masing-masing petugas tersebut diberikan

wewenang oleh Manager untuk memberikan denda kepada bawahannya bila

bawahannya melakukan kesalahan dalam pengawasan/sortasi. Bila ternyata masih

sering ada buah yang lolos tidak disortasi di TPH dan dijumpai di loading ramp,

Manajer bisa langsung melakukan sortasi TPH dengan konsekuensi seluruh petugas

tersebut dikenakan denda.

Minggu ketujuh 18-23 Maret 2013.

Aktivitas yangdilakukan pada minggu ketujuh adalah di Pabrik Kelapa Sawit

(PKS) PT. Limpah Sejahtera, kegiatan yang dilakukan adalah perkenalan dengan

Mill Manager Bapak Wilson Pangaribuan dan Asisten Kepala PKS PT. Limpah

Sejahtera serta diskusi tentang pengolahan kelapa sawit. Kegiatan dilanjutkan dengan

melihat secara langsung proses pengolahan kelapa sawit hingga menjadi CPO.

Minggu kedelapan 25-30 Maret 2013.

Minggu kedelapan kegiatan yang dilakukan yaitu mempelajari tentang

jembatan timbang di PKS PT. Limpah Sejahtera, diketahui PT. Limpah Sejahtera

memiliki dua jembatan timbang jenis timbangan yang digunakan yaitu Indo Dacin

dengan kapasitas 60 ton. Jembatan timbang nomor 1 digunakan untuk menimbang

bahan selain TBS seperti penimbangan janjang kosong, kernel, dan CPO dll.

Sedangkan timbangan nomor 2 digunakan untuk menimbang TBS. Setelah dari

jembatan timbang Asisten menginstruksikan untuk menuju stasiun loading ramp,

PKS PT. Limpah Sejahtera memiliki 18 pintu loading ramp dengan kapasitas 400 ton

dan tingkat kemiringan 450. Sortasi dilakukan agar buah yang akan diolah terhindar

dari buah busuk, janjangan kosong, buah abnormal, dll. Kegiatan selanjutnya yaitu

Page 37: DWI SIDIK JUNIANTO.pdf

37

mendalami proses pengolahan TBS menjadi CPO dan inti sawit.Setelah itu Asisten

mewajibkan untuk membuat laporan selama di PKS PT. Limpah Sejahtera dan

dilakukan ujian tertulis serta presentasi sebagai acuan dalam pengisian Form

penilaian. Kegiatan terakhir di PKS PT. Limpah Sejahtera yaitu mengurus

administrasi dan pengumpulan laporan.

3.2 Sistem Penugasan

Selama melakukan Praktek Kerja Lapangan (PKL) di PT. Limpah Sejahtera

(PT. LS) dari tanggal 04 Februari sampai 13 Maret 2013 yang ditempatkan di Estate

2 tepatnya di Afdeling Plasma A. Kedatangan penulis di Estate 2 disambut hangat

oleh Manager Kebun Estate 2 yaitu Bapak Sugianto yang selanjutnya beliau memberi

pengarahan agar selama melakukan Praktek Kerja Lapangan (PKL) tidak melanggar

aturan-atutran perusahaan, selain itu beliau juga mengingatkan agar selalu bertanya

kerena menurut beliau apa yang dipelajari dari teori tidak selalu sama dengan

kenyataan yang terjadi dilapangan

Kegiatan rutin di Estate 2 setiap hari terkecuali hari libur diadakan upacara

pagi, untuk hari senin yang melaksanakan upacara adalah para Manager kebun,

Asisten kepala(askep), dan Asisten kebun yang dipimpin langsung oleh Group

Manager(GM). Sedangkan hari selasa dilakukan upacara estaste yang di ikuti oleh

mandor, mandor 1, asisten kebun, kerani, dan asisten kepala yang dipimpin oleh

manager kebun. Untuk hari rabu sampai sabtu dilakukan upacara Afdeling yang

dipimpin oleh asisten kebun. Selama 1 bulan 2 minggu di Afdeling Plasma A banyak

pelajaran yang di dapat. Afdeling Plasma A memiliki 40 blok yaitu :

1. Blok L mulai dari L9-L17.

Page 38: DWI SIDIK JUNIANTO.pdf

38

2. Blok M mulai dari M9-M17.

3. Blok N mulai dari N9-N17.

4. Blok O mulai dari O9-O17.

5. Blok P mulai dari P9-P17.

Pusingan panen yang digunakan di Plasma A yaitu sistim 6/7 maksudnya

adalah 6 hari kerja dalam satu minggu, alasan menggunakan pusingan ini karena

sesuai dengan matang buah. Buah di Afdeling Plasma A memiliki Berat Janjang

Rata-rata(BJR) yaitu 3,5 kg dengan tahun tanam 2009, buah yang siap dipanen

minimal buah sudah membrondol 2 brondolan/kg jadi untuk Afdeling Plasma A

minimal buah sudah membrondol 7 brondolan.

Biasanya sebelum pemanenan buah dilakukan, satu orang pemanen

membacakan 7 sapta panen dan di ikuti oleh pemanen lain, 7 sapta panen tersebut

yaitu :

1. Buah matang dipanen semua.

2. Buah mentah 0%.

3. Brondolan dikutip semua.

4. Buah di susun rapi di tempat pemungutan hasil (TPH).

5. Pelepah di susun rapi di gawangan mati.

6. Pelepah sengkleh tidak ada.

7. Administrasi di isi tepat waktu.

Pemanen selalu di ingatkan oleh mandornya masing-masing agar di tempat

pemungutan hasil (TPH) tidak ada tangkai panjang, karena tangkai panjang akan

menyerap minyak saat proses pengolahan di stasiun perebusan.Setelah beberapa

Page 39: DWI SIDIK JUNIANTO.pdf

39

minggu belajar tentang panen bersama Asisten Afdeling Plasma A, aktivitas

selanjutnya mempelajari tentang sanitasi yang dibimbing oleh mandor perawatan

untuk mempelajari tentang sistem penanaman, sistem penanaman yang digunakan

adalah mata lima dengan jarak tanam 8,77 m dan jarak antar barisan 7,6 m. Alasan

PT. Limpah Sejahtera menggunakan sistem tanam mata lima yaitu agar setiap

tanaman kelapa sawit mendapat cahaya matahari merata.

Beberapa hari mempelajari tentang perawatan selanjutnya Praktek Kerja

Lapangan (PKL) dilakukandi PKS PT. Limpah Sejahtera tanggal 14-30 Maret 2013.

Hari pertama di PKS PT. Limpah Sejahtera yaitu pengarahan dari Manager Pabrik

Kelapa Sawit PT. Limpah Sejahtera agar mengutamakan keselamatan. Setelah itu

perkenalan dengan Asisten Kepala yang sekaligus pembimbing selama melakukan

Praktik Kerja Lapangan di Pabrik PT. Limpah Sejahteta. Selama kurang lebih 2

minggu di Pabrik PT. Limpah Sejahtera yang dipelajari yaitu bagaimana pengolahan

Kelapa sawit mulai dari Jembatan Timbang hingga buah Kelapa sawit menjadi Crude

Palm Oil (CPO) dan inti/ kernel. Satu minggu mempelajari tentang proses

selanjutnya Asisten mewajibkan membuat laporan serta ujian tertulis dan presentasi

sebagai acuan perusahaan untuk mengisi form penilaian. Hari terakhir di PKS PT.

Limpah Sejahtera digunakan untuk menyelesaikan administrasi dan mengumpulkan

laporan.

Page 40: DWI SIDIK JUNIANTO.pdf

40

BAB IV

TUGAS KHUSUS

PENGARUH KUALITAS BUAH TERHADAP

ASAM LEMAK BEBAS (ALB)

4.1 Latar Belakang Masalah

Pengolahan kelapa sawit merupakan salah satu faktor yang menentukan

keberhasilan usaha perkebunan kelapa sawit. Hasil utama yang diperoleh ialah

minyak sawit dan inti sawit. Pabrik kelapa sawit (PKS) dalam konteks industri

kelapa sawit di Indonesia dipahami sebagai unit ekstraksi crude palm oil (CPO) dan

inti sawit dari tandan buah segar (TBS) kelapa sawit PKS merupakan unit

pengolahan paling hulu dalam industri pengolahan kelapa sawit dan merupakan titik

kritis dalam alur hidup ekonomi buah kelapa sawit khususnya dan industri kelapa

sawit umumnya (Loebis, 1998).

Tandan buah segar (TBS) merupakan produk utama kebun kelapa sawit dan

bahan baku utama PKS. Rendemen dan mutu produk hasil dari PKS tergantung

kepada mutu TBS, proses pengolahan hanyalah dapat meminimalisasi penurunan

mutu. Faktor yang mempengaruhi mutu TBS yaitu sistem sortasi di loading ramp,

tipe tanaman, umur tanaman, dan teknik panen serta transportasi.

Grading adalah suatu kegiatan penyortiran tandan buah segar sebagai salah

satu kendali mutu CPO yang akan dihasilkan baik dari segi kuantitas dan kualitas.

Grading menjadi salah satu bagian dalam alur pengolahan TBS menjadi CPO dimana

kegiatan grading memilki beberapa fungsi antara lain :

Page 41: DWI SIDIK JUNIANTO.pdf

41

a. Untuk mengetahui kualitas dari TBS yang masuk ke pabrik dan sebagai laporan

balik ke estate (kebun) akan kualitas dari TBS yang di kirim.

b. Sebagai salah satu parameter yang akan mempengaruhi rendemen/OER (oil

extrasion rendemen) di pabrik, dan kualitas minyak yang akan dihasilkan.

c. Acuan pembayaran TBS ke pihak 3.

Kegiatan grading dilakukan pada stasiun loading ramp dengan penyortiran

tandan buah segar sesuai dengan kriteria dan standar grading yang telah ditentukan.

Adapun standart grading buah yang dilakukan antara lain : buah mentah (unripe),

buah mengkal (under ripe), buah matang (ripe), buah terlalu matang (over ripe),

tangkai panjang (long stalk), buah-buah abnormal (buah parthenoc arpic), janjang

kosong (empty bunch), sampah (dirt) dan brondolan.

Asam lemak bebas adalah asam lemak yang berada sebagai asam bebas tidak

terikat sebagai trigliserida. Asam lemak bebas dihasilkan oleh proses hidrolisis dan

oksidasi biasanya bergabung dengan lemak netral. Hasil reaksi hidrolisa minyak

sawit adalah gliserol dan ALB. Reaksi ini akan dipercepat dengan adanya faktor-

faktor panas, air, keasaman, dan katalis (enzim). Semakin lama reaksi ini

berlangsung, maka semakin banyak kadar ALB yang terbentu(Anonim, 2006).

Kadar Asam Lemak Bebas yang memenuhi standart mutu PKS PT. Limpah

Sejahtera yaitu maksimal 4% , sedangkan kenyataan yang ada kadar Asam Lemak

Bebas di Pabrik Kelapa Sawit PT. Limpah Sejahtera yaitu >4 %. Meningkatnya

Asam Lemak Bebas salah satunya disebabkan karena pengaruh pelukaan buah dan

tingkat kematangan buah.

Page 42: DWI SIDIK JUNIANTO.pdf

42

4.2 Tujuan

Tujuan yang ingin dicapai dari tugas khusus ini adalah sebagai berikut :

1. Mengetahui pengaruh kondisi dan tingkat kematangan buah terhadap Asam Lemak

Bebas (ALB).

4.3 Permasalahan

Masalah dalam tugas khusus ini adalah :

1. Bagaimana pengaruh buah dan kondisi buah terhadap Asam Lemak Bebas ?

4.4 Pembahasan/ Problem Solving

Loading ramp berfungsi sebagai tempat penimbunan/pengumpulan sementara

dan penyortiran kualitas buah sawit dari kebun sendiri atau buah sawit pembelian

dari petani sebelum buah sawit diolah. Dengan adanya stok bahan baku di loading

ramp tentu akan menjamin kelanjutan proses pengolahan walaupun buah sawit yang

dikirim dari lapangan tidak konstan.Loading ramp menjadi tempat pertama buah

sawit diperlakukan secara fisik, sehingga perlakuan yang kasar akan merusak lapisan

paling luar buah sawit, padahal lapisan paling luar inilah kandungan minyak paling

tinggi.

Buah KUD yang akan disortasi dituang dilantailoading ramp, dipilih dan

dipilah atas fraksi 0 sampai fraksi 5, brondolan, tangkai panjang >3 cm, dan TBS

dipisahkan sedangkan untuk buah abnormal, janjang kosong, dan buah busuk

dikembalikan,jenis buah pada umumnya adalah jenis Tenera.

Grading adalah suatu kegiatan penyortiran tandan buah segar sebagai salah

satu kendali mutu CPO yang akan dihasilkan baik dari segi kuantitas dan kualitas.

Salah satu permasalahan yang timbul yaitu meningkatnya Asam Lemak Bebas

Page 43: DWI SIDIK JUNIANTO.pdf

43

(ALB) yang disebabkan karena TBS yang kurang bersih/ kotor, banyaknya buah

lewat matang dan buah restan lebih dari 24 jam di loading ramp, serta banyaknya

buah luka baik saat proses grading ataupun saat buah di dorong masuk ke loading

ramp menggunakan loader buah kelapa sawit terbanting bunket loader sehingga

buah bebenturan dan menyebabkan luka mekanis( Anonim, 2006).

Kadar Asam Lemak Bebas (ALB) pada CPO produksi tanggal 14 maret 2013

di PT. Limpah Sejahtera adalah 4,56 %, sedangkan standar perusahaan adalah 4 %.

Pabrik PT. Limpah Sejahtera menerima buah dari KUD dikarenakan buah dari kebun

PT. Limpah Sejatera belum berproduksi secara maksimal. Setelah dilakukan

pengamatan ternyata buah KUD memiliki beberapa permasalahan antara lain:

1. Masih adanya buah KUD yang restan lebih dari 24 jam.

2. Presentasi buah luka tinggi.

3. Buah busuk yang terkadang luput dari sortasi.

Buah kelapa sawit yang sudah restan lebih dari 24 jam memiliki kandungan

ALB yang tinggi di karenakan terjadinya proses oksidasi didalam buah. Untuk

menghindari hal tersebut bisa dilakukan dengan pengangkutan buah yang lebih cepat

menuju PKS sehingga tidak ada buah yang restan di lapangan. Namun jika buah

restan sudah terbawa ke Pabrik Kelapa Sawit bisa di lakukan penanganan dengan

memisahkan buah yang restan dan buah yang segar dan untuk pengolahan

diprioritaskan buah yang segar dahulu agar mesin pengolahan tidak terkontaminasi

asam lemak bebas tinggi dari buah restan. Buah kelapa sawit yang restan dapat

diketahui dari tangkainya, apabila pori-pori pada tangkai sudah membesar, warna

kusam dan tangkai mengering berarti buah tersebut termasuk buah restan.

Page 44: DWI SIDIK JUNIANTO.pdf

44

Tingkat pelukaan buah sangat berpengaruh terhadap proses hidrolisis karena

akan membantu terjadinya kontak antara enzim dan minyak. Hal ini karena posisi

enzim lipase pada buah sawit belum diketahui secara pasti, sehingga untuk mengatasi

presentasi buah luka agar tidak semakin bertambah setelah buah di loading ramp

yaitu dengan cara buah yang sudah masuk di lantai loading ramp dan sudah selesai

di grading sebaiknya langsung didorong ke veron sebelum buah semakin menumpuk.

Karena saat buah semakin menumpuk loader yang mendorong buah ke veron akan

melakukan beberapa kali dorongan sehingga buah terkena bunket loader dan saat

buah jatuh ke veron otomatis buah akan berbenturan sehingga akan mengakibatkan

luka mekanis pada buah.

Selain itu proses penurunan buah yang terlalu cepat menyebabkan buah

busuk, janjang kosong, dan buah abnormal tidak terpantau sehingga buah tersebut

masuk dalam proses pengolahan. Buah busuk dan janjang kosong memiliki

kandungan minyak yang cukup tinggi namun dengan tingkat asam lemak bebas yang

tinggi pula. Dengan semakin tingginya kadar minyak pada buah maka proses

hidrolisis secara enzimatis akan semakin cepat terjadi, sehingga perolehan asam

lemak bebas akan lebih tinggi. Untuk menghinadari masuknya buah busuk ke

loading ramp maka perlu ditingkatkan dalam melakukan sortasi buah.

4.5 Kesimpulan

Dari hasil penelitian yang telah dilakukan dapat ditarik kesimpulan bahwa

tingginya Asam Lemak Bebas salah satunya dipengaruhi oleh kondisi buah dan

tingkat kematangan buah.

Page 45: DWI SIDIK JUNIANTO.pdf

45

BAB V

PENUTUP

5.1 Kesimpulan

Pelaksanaan kegiatan Praktik Kerja Lapangan di lakukan di PT. Limpah

sejahtera yang bertempat di kecamatan Sei Melayu, Kabupaten Ketapang Provinsi

Kalimantan Barat dapat disimpulkan sabagai berikut :

1. Praktik Kerja Lapangan (PKL) yang dilakukan di PT. Limpah Sejahtera telah

membuat penulis banyak mengetahui berbagai macam kegiatan yang dilakukan,

mulai dari pemanenan sampai dengan proses pengolahan TBS menjadi CPO dan

kernel.

2. Pengolahan kelapa sawit menjadi CPO akan dipengaruhi kualitasnya oleh dua

faktor, yaitu jenis kelapa sawit, kondisi TBS, tingkat kematangan TBS, jarak dan

waktu panen TBS sampai diolah) dan proses pengolahan di pabrik.

5.2 Saran

Saran untuk kegiatan Praktik Kerja Lapangan (PKL) yang akan datang agar

lebih baik yaitu sebagai berikut:

1. Sebaiknya Mahasiswa yang berangkatPKL ke perusahaan didampingi oleh

perwakilan dari salah satu dosen agar maksud dan tujuan mahasiswa PKL di

perusahaan tersebut lebih jelas.

2. Sebaiknya penyerahan proposal PKL kepada perusahaan dilakukan minimal satu

bulan sebelum dilaksanakannya PKL.

Page 46: DWI SIDIK JUNIANTO.pdf

46

DAFTAR PUSTAKA

Anonim, 2006. Pengaruh Kematangan dan Pelukaan Buah Terhadap Asam

Lemak Bebas.http//:www.habibiezone.wordpress.com/pasca-panen-dan-

standar-produksi-kelapa-sawit.htm Diakses tanggal 7 April 2013.

Fauzi, Y.,Y. E. Widyastuti, I. Satyawibawa, R. Hartono, 2002. Kelapa Sawit Edisi

Revisi. Penebar Swadaya, Jakarta.

Hadi, N. M., 2004. Teknik Berkebun Kelapa Sawit. Karya Nusa, Yogyakarta.

Loebis, B., 1998. Produksi Sawit Sebagai Bahan Industri. Buletin Perkebunan,

Jakarta.

Lubis, A.U., 2009. Kelapa Sawit di Indonesia. Agromedia Pustaka, Jakarta.

Naibaho, Ponten M. 1996. Teknologi Pengolahan Kelapa Sawit. Pusat penelitian

Kelapa Sawit, Medan.

Sianturi, H. S. D., 1991. Budidaya Kelapa Sawit. Fakultas Pertanian USU, Medan.

Page 47: DWI SIDIK JUNIANTO.pdf

47

LAMPIRAN

Page 48: DWI SIDIK JUNIANTO.pdf

48

Lampiran 1. Lembar Asistensi/ Bimbingan

Page 49: DWI SIDIK JUNIANTO.pdf

49

Lampiran 2. Daftar Hadir Praktek Kerja Lapangan

Page 50: DWI SIDIK JUNIANTO.pdf

50

Lampiran 3. Laporan Mingguan Praktek Kerja Lapangan

Page 51: DWI SIDIK JUNIANTO.pdf

51

Page 52: DWI SIDIK JUNIANTO.pdf

52

Page 53: DWI SIDIK JUNIANTO.pdf

53

Page 54: DWI SIDIK JUNIANTO.pdf

54

Page 55: DWI SIDIK JUNIANTO.pdf

55

Page 56: DWI SIDIK JUNIANTO.pdf

56

Page 57: DWI SIDIK JUNIANTO.pdf

57