dinamika komunikasi organisasi

214

Upload: others

Post on 16-Jan-2022

21 views

Category:

Documents


1 download

TRANSCRIPT

Page 1: Dinamika Komunikasi Organisasi
Page 2: Dinamika Komunikasi Organisasi

Dinamika Komunikasi Organisasi

di Perguruan Tinggi

Ida Suryani Wijaya

Uwais Inspirasi Indonesia

2019

Page 3: Dinamika Komunikasi Organisasi
Page 4: Dinamika Komunikasi Organisasi

Dinamika Komunikasi Organisasi di Perguruan

Tinggi Penulis :

Ida Suryani Wijaya

Editor :

Sunanik

Tata Letak :

Uwais Inspirasi Indonesia

Desain Cover :

Haqi

Penerbit :

Uwais Inspirasi Indonesia

Redaksi :

Ds.Sidoharjo, Kec. Pulung, Kab. Ponorogo

Hak Cipta 2019 pada Penulis

Uwais Inspirasi Indonesia

Ds. Sidoharjo, Kec. Pulung, Kab. Ponorogo

Telp. 0352-571892; E-mail : [email protected]

Hak Cipta dilindungi Undang-Undang, Dilarang memperbanyak naskah

ini dengan cara apapun tanpa izin tertulis dari penulis-penerbit

ISBN : 978-623-7035-44-2

Cetakan pertama, Februari 2019

Page 5: Dinamika Komunikasi Organisasi

iii

KATA PENGANTAR

Alhamdulillah, puji syukur penulis panjatkan ke hadirat Allah

SWT atas segala rahmat dan karuniaNya kepada penulis sehingga

penyusunan buku ini dapat penulis selesaikan. Salawat dan Salam

semoga selalu tercurah kepada Nabi besar Muhammad SAW, beserta

keluarga, sahabat, dan orang-orang yang senantiasa istiqamah

mengikuti jalan dakwahnya hingga akhir zaman.

Penulis menyadari bahwa dalam penyusunan buku ini tidak

terlepas dari bantuan berbagai pihak. Oleh karena itu, dengan segala

kerendahan hati penulis mengucapkan terima kasih yang sebesar-

besarnya dan penghargaan yang tak terhingga kepada semua pihak

yang telah membantu baik secara langsung maupun tidak langsung.

Penulis menyadari bahwa buku ini masih jauh dari

kesempurnaan, untuk itu saran dan kritik yang sifatnya membangun

sangat penulis harapkan. Dengan segala kerendahan hati penulis

memohon maaf yang sebesar-besarnya jika dalam penyusunan dan

penyelesaian buku ini terdapat hal-hal yang kurang berkenan.

Semoga bantuan dari segala pihak mendapat balasan berkah yang

melimpah di sisi Allah SWT dan semoga tulisan ini menjadi bacaan

yang bermanfaat bagi penulis berikutnya dan terutama bagi penulis

sendiri.

Penulis

Page 6: Dinamika Komunikasi Organisasi

iv

DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR ____________________________________ iii

DAFTAR ISI _____________________________________________ iv

BAB I PENDAHULUAN __________________________________ 1

A. Latar Belakang Masalah ___________________________________ 1

B. Fokus Penelitian dan Ruang Lingkup Pembahasan _______________ 6

C. Kajian Pustaka _________________________________________ 11

D. Metodologi Penelitian ___________________________________ 25

BAB II LANDASAN TEORI ______________________________ 39

A. Pengertian Komunikasi Organisasi __________________________ 39

B. Teori Empat Sistem dan Kepemimpinan Dalam Organisasi _______ 76

C. Komunikasi Interpersonal dan Iklim Komunikasi Dalam Organisasi 98

D. Jaringan dan Pola Komunikasi Dalam Organisasi ______________ 109

F. Kerangka Teoretis _____________________________________ 125

BAB III HASIL PENELITIAN ___________________________ 128

A. Sejarah Singkat Lahirnya STAIN Samarinda __________________ 128

B. Visi, Misi, dan Tujuan STAIN Samarinda ____________________ 133

C. Profil Lembaga STAIN Samarinda _________________________ 134

D. Pola Komunikasi Organisasi di STAIN Samarinda _____________ 141

E. Efektivitas dan Hambatan Komunikasi Organisasi di STAIN Samarinda

______________________________________________________ 165

F. Implikasi Komunikasi Terhadap Pengembangan Organisasi di STAIN

Samarinda ______________________________________________ 188

DAFTAR PUSTAKA ____________________________________ 202

BIOGRAFI PENULIS___________________________________ 208

Page 7: Dinamika Komunikasi Organisasi

Dinamika Komunikasi Organisasi di Perguruan Tinggi 1

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah

Komunikasi merupakan aktivitas dasar manusia, dengan

berkomunikasi manusia dapat berhubungan satu sama lain dalam kehidupan

sehari-hari dimanapun manusia itu berada. Komunikasi juga merupakan hal

yang sangat vital dalam keberlangsungan dan keberhasilan sebuah interaksi,

baik dalam lingkungan formal semisal orgasisasi/lembaga pendidikan

maupun pada tataran interaksi pada organisasi yang bersifat umum.1

Dalam hal ini, komunikasi yang efektif akan sangat menentukan

keberhasilan sebuah interaksi, serta kelangsungan hidup sebuah organisasi.

Pentingnya komunikasi bagi manusia tidaklah dapat dipungkiri begitu juga

halnya bagi suatu organisasi. Dengan adanya komunikasi yang baik suatu

organisasi dapat berjalan lancar dan berhasil dan begitu juga sebaliknya,

kurangnya atau tidak adanya komunikasi organisasi dapat macet atau

berantakan.

Komunikasi dapat dilakukan dengan cara yang sederhana sampai

cara yang kompleks. Komunikasi tidak terbatas pada kata-kata yang terucap

belaka, melainkan bentuk dari apa saja interaksi, senyuman, anggukan kepala

yang membenarkan hati, sikap badan, ungkapan minat, perhatian yang

mendukung diterimanya pengertian, sikap dan perasaan yang sama.

Diterimanya pengertian yang sama adalah merupakan kunci dalam

komunikasi.

Sementara itu, organisasi adalah sistem yang mapan dari mereka

yang bekerjasama untuk mencapai tujuan bersama, melalui jenjang

kepangkatan dan pembagian tugas. Evert M. Rogers dan Rekha Agarwala

1R. Wayne Pace & Don F. Faules, Komunikasi Organisasi, Strategi

Meningkatkan Kinerja Perusahaan, terj. Deddy Mulyana (Bandung: Remaja Rosdakarya, 2000), h. 41.

Page 8: Dinamika Komunikasi Organisasi

2 Dinamika Komunikasi Organisasi di Perguruan Tinggi

Rogers sebagaimana dikutip oleh Onong Uchyana Effendy memandang

bahwa, organisasi sebagai suatu struktur yang melangsungkan proses

pencapaian tujuan yang telah ditetapkan di mana interaksi di antara bagian

yang satu dengan yang lainnya dan manusia yang satu dengan yang lainnya

berjalan secara harmonis, dinamis dan pasti. Kemapanan struktur organisasi

yang melangsungkan prosesnya secara sistem seperti itu akan dapat

menyelesaikan tujuan secara efektif, dalam arti kata masukan (input) yang

diproses akan menghasilkan keluaran (output) yang diharapkan sesuai dengan

biaya, personal dan waktu yang direncanakan.2

Komunikasi adalah sebuah tindakan untuk berbagi informasi,

gagasan atau pendapat dari setiap partisipan komunikasi yang terlibat

didalamnya guna mencapai kesamaan makna. Tindak komunikasi tersebut

dapat dilakukan dalam beragam konteks, antara lain adalah dalam lingkup

organisasi (organizational communication). Dalam Al-Qur’an sendiri telah

dijelaskan tentang pentingnya komunikasi dalam organisasi terutama ketika

mengambil keputusan dalam setiap permasalahan yang bisa dilakukan

melalui musyawarah, seperti firman Allah dalam Q.S. Asy-Syu’ra/42:38 yang

berbunyi:

Terjemahnya:

Dan (bagi) orang-orang yang menerima (mematuhi) seruan Tuhannya dan mendirikan

shalat, sedang urusan mereka (diputuskan) dengan musyawarat antara mereka; dan

mereka menafkahkan sebagian dari rezki yang Kami berikan kepada mereka.3

2Onong Uchyana Effendy, Ilmu Komunikasi Teori dan Praktek (Bandung:

Remaja Rosdakarya, 1992), h.114. 3Al Qur’an dan Terjemahannya (Jakarta: Khazanah Mimbar Plus, 2011), h.

487.

Page 9: Dinamika Komunikasi Organisasi

Dinamika Komunikasi Organisasi di Perguruan Tinggi 3

Dalam ayat yang lain Allah juga menjelaskan tentang pentingnya

berorganisasi seperti yang ada di dalam Q.S. Ali Imron/3:159.

Terjemahnya:

Maka disebabkan rahmat dari Allah-lah kamu Berlaku lemah lembut

terhadap mereka. Sekiranya kamu bersikap keras lagi berhati kasar, tentulah

mereka menjauhkan diri dari sekelilingmu. karena itu ma'afkanlah mereka,

mohonkanlah ampun bagi mereka, dan bermusyawaratlah dengan mereka

dalam urusan itu. Kemudian apabila kamu telah membulatkan tekad, Maka

bertawakkallah kepada Allah. Sesungguhnya Allah menyukai orang-orang

yang bertawakkal kepada-Nya.4

Ayat ini juga merupakan petunjuk kepada setiap Muslim, khususnya

kepada setiap pemimpin, agar bermusyawarah dengan anggota-anggotanya.

Kepemimpinan memerlukan bentuk hubungan komunikasi yang efektif,

artinya hubungan manusiawi dalam kepemimpinan adalah cara seoerang

pemimpin dalam memperlakukan orang yang dipimpinnya, yang akan

memberikan tanggapan berupa kegiatan-kegiatan yang menunjang tujuan

organisasinya. Kegiatan-kegiatan itu bukan sesuatu yang statis, tetapi dapat

berkembang dan merubah, sehingga aktualisasi menjadi dinamis. Adanya

hubungan yang manusiawi ini, khususnya dalam hubungannya dengan

4Ibid., h. 71.

Page 10: Dinamika Komunikasi Organisasi

4 Dinamika Komunikasi Organisasi di Perguruan Tinggi

kehidupan nyata dimana terjadi interaksi antara seseorang dengan orang lain

yang membutuhkan rasa saling memahami, saling menyayangi dengan

prinsip utama adanya musyawarah. Oleh karena itu seorang pemimpin perlu

memiliki sifat kemanusiaan, demokratis, dan mencintai bawahannya

sebagaimana firman Allah diatas.

Firman Allah yang lain di dalam Al-Qur’an juga menjelaskan

tentang wewenang pimpinan dalam mengambil keputusan seperti tercantum

dalam Q.S. An-Nisa 4:58 yang berbunyi:

Terjemahnya:

Sesungguhnya Allah menyuruh kamu menyampaikan amanat kepada

yang berhak menerimanya, dan (menyuruh kamu) apabila

menetapkan hukum di antara manusia supaya kamu menetapkan

dengan adil. Sesungguhnya Allah memberi pengajaran yang sebaik-

baiknya kepadamu. Sesungguhnya Allah adalah Maha mendengar lagi

Maha melihat.5

Ayat tersebut menjelaskan tentang proses pengambilan keputusan

yang dilakukan oleh pimpinan, dimana keputusan dari seorang pemimpin

tidak datang secara tiba-tiba, tetapi melalui suatu proses, dalam proses

terdapat komunikasi antara pimpinan dengan bawahan, dimana dalam setiap

pengambilan keputusan pimpinan harus meminta saran dari bawahan, tidak

mengambil keputusan atas inisiatifnya sendiri. Pengambilan keputusan yang

5Ibid., h. 87.

Page 11: Dinamika Komunikasi Organisasi

Dinamika Komunikasi Organisasi di Perguruan Tinggi 5

akan diwujudkan menjadi kegiatan kelompok merupakan hak dan

tanggungjawab pimpinan berupa wewenang, dan wewenang itu dapat

dilimpahkan. Dalam pelimpahan wewenang tidak berarti pihak penerima

wewenang boleh membuat keputusan sekehendak hatinya, tetapi harus tetap

dalam batas norma-norma dan kebijakan umum yang berlaku di

organisasinya, dan penerima wewenang harus menyampaikan laporan

pelaksanaan dari apa yng telah dikerjakannnya.

Dalam konteks organisasi, pemahaman mengenai peristiwa-

peristiwa komunikasi yang terjadi di dalamnya, seperti apakah instruksi

pimpinan sudah dilaksanakan dengan benar oleh karyawan, atau bagaimana

bawahan mencoba menyampaikan keluhan kepada atasan, memungkinkan

tujuan organisasi yang telah ditetapkan dapat tercapai sesuai dengan hasil

yang diharapkan. Hal ini menunjukkan bahwa komunikasi merupakan aspek

yang penting dalam suatu organisasi, baik organisasi profit maupun

nonprofit.6

Dengan penguasaan komunikasi yang baik, pimpinan organisasi

dapat mempunyai nilai tambah, baik dalam kehidupannya secara umum,

maupun dalam mengkontribusikan dirinya di tempat kerja, sehingga lebih

produktif. Komunikasi yang efektif terjadi apabila individu mencapai

pemahaman bersama, merangsang pihak lain melakukan tindakan, dan

mendorong orang untuk berpikir dengan cara baru. Kemampuan untuk

berkomunikasi secara efektif akan menambah produktifitas, baik individu

yang bersangkutan maupun organisasinya, sehingga dapat mengantisipasi

masalah, membuat keputusan secara efektif dan mengkoordinasikan arus

kerja serta mengembangkan hubungan.

Di Sekolah Tinggi Agama Islam Negeri (STAIN) Samarinda

informasi yang disampaikan dari pimpinan kepada bawahan seringkali

terlambat, seperti ketika di awal tahun 2011 diberlakukan adanya beban kerja

6Burhan Bungin, Sosiologi Komunikasi: Teori, Paradigma,dan Diskursus Teknologi

Komunikasi di Masyarakat (Jakarta: Kencana, 2006), h. 255.

Page 12: Dinamika Komunikasi Organisasi

6 Dinamika Komunikasi Organisasi di Perguruan Tinggi

dosen (BKD) yang diserahkan kepada pimpinan sebagai syarat untuk

pencairan dana sertifikasi dosen, pada saat itu informasi yang diterima dosen

sudah terlambat. Masalah lain yang muncul di STAIN Samarinda adalah

masalah daftar kehadiran dosen, dimana dosen dan karyawan mempunyai

jam absen yang sama, sedangkan dosen mempunyai tugas yang berbeda yaitu

melaksanakan tri dharma perguruan tinggi. Kemudian kurangnya apresiasi

dan motivasi terhadap dosen-dosen atau karyawan yang ada di lingkungan

STAIN Samarinda. Tahun 2009 dan 2010 pernah ada penghargaan dosen

berprestasi, tetapi kebijakan itu tidak dilanjutkan lagi, penghargaan ini bisa

menjadi motivasi bagi dosen yang lain untuk lebih meningkatkan kinerjanya.

Dalam permasalahan ini, maka penelitian terhadap dinamika

komunikasi organisasi pada Sekolah Tinggi Agama Islam Negeri (STAIN)

Samarinda menarik untuk dilakukan, karena dinamika komunikasi organisasi

disini membahas tentang komunikasi pimpinan dengan bawahan, dan begitu

juga sebaliknya, serta bagaimana pimpinan menyampaikan informasi yang

ada sehingga dapat diterima oleh anggota organisasi.

B. Fokus Penelitian dan Ruang Lingkup Pembahasan

Dinamika berarti bergerak, sedangkan Organisasi dalam arti dinamis

berarti organisasi selalu bergerak, tumbuh dan berkembang untuk

mempertahankan eksistensinya. Memandang organisasi sebagai organisme

yang dinamis berarti memandang organisasi tidak hanya dari segi bentuk dan

wujudnya, tetapi juga melihat organisasi itu dari segi isinya. Isi dari organisasi

ialah sekelompok orang-orang yang melakukan kegiatan di dalam organisasi

untuk mencapai tujuan bersama.7

Organisasi dalam arti dinamis merupakan proses kerjasama antara

orang-orang yang tergabung dalam suatu wadah tertentu untuk mencapai

tujuan bersama. Organisasi sebagai proses yang mana ada interaksi antara

orang-orang yang ada di dalam organisasi itu. Interaksi yang terjadi di dalam

7Ig. Wursanto, Dasar-Dasar Ilmu Organisasi ( Yogyakarta: Andi, 2005), h. 42.

Page 13: Dinamika Komunikasi Organisasi

Dinamika Komunikasi Organisasi di Perguruan Tinggi 7

organisasi dapat berlangsung secara formal, dan secara non formal.

Hubungan formal adalah hubungan-hubungan yang mengikuti pola yang ada

dalam organisasi. Hubungan informal adalah hubungan-hubungan yang

terjadi dalam organisasi yang tidak terikat oleh struktur organisasi, dan tidak

terikat oleh aturan-aturan yang ditetapkan dalam organisasi. Oleh karena itu

hubungan-hubungan informal tidak tampak dalam struktur organisasi atau

tidak tergambar dalam bagan organisasi.

Interaksi yang terjadi di dalam organisasi dapat terjadi antara atasan

dengan bawahan, antara bawahan dengan atasan, antara bawahan dengan

bawahan, antara atasan dengan atasan. Dengan kata lain interaksi yang

terjadi di dalam organisasi dapat terjadi secara vertikal, horizontal, maupun

diagonal. Baik buruknya organisasi sangat ditentukan oleh keserasian

interaksi, kemampuan dan hubungan kerja yang terjadi di dalam organisasi.

Dalam proses interaksi dalam organisasi maka diperlukan komunikasi untuk

dapat menunjang kegiatan-kegiatan yang ada dalam organisasi

Komunikasi organisasi menurut Redding dan Sanborn adalah

pengiriman dan penerimaan informasi dalam organisasi yang kompleks.

Yang termasuk dalam bidang ini adalah komunikasi internal, hubungan

manusia, hubungan persatuan pengelola, komunikasi dari atasan kepada

bawahan, komunikasi dari bawahan kepada atasan, komunikasi dari orang-

orang yang level/tingkatnya dalam organisasi, keterampilan berkomunikasi

dan berbicara, mendengarkan, menulis dan komunikasi evaluasi program.8

Dalam berkomunikasi terdapat hambatan yang dapat mengganggu

penyampaian pesan dalam organisasi, hambatan-hambatan tersebut dibagi

menjadi tiga yaitu hambatan teknis, hambatan semantik, dan hambatan

perilaku. Pertama Hambatan yang bersifat teknis adalah hambatan yang

disebabkan oleh berbagai faktor, seperti kurangnya sarana dan peranan yang

diperlukan dalam proses komunikasi, penguasaan teknik dan metode

8Arni Muhammad, Komunikasi Organisasi, (Jakarta: Bumi Aksara, 2007), h.

65.

Page 14: Dinamika Komunikasi Organisasi

8 Dinamika Komunikasi Organisasi di Perguruan Tinggi

berkomunikasi yang tidak sesuai, dan kondisi fisik yang tidak

memungkinkan terjadinya proses komunikasi. Kedua, hambatan yang bersifat

semantik. Hambatan semantik adalah hambatan yang disebabkan kesalahan

dalam menafsirkan, kesalahan dalam memberikan pengertian terhadap

bahasa (kata-kata, kalimat, kode-kode) yang dipergunakan dalam proses

komunikasi. Ketiga hambatan perilaku atau disebut juga hambatan

kemanusiaan, hambatan ini disebabkan berbagai bentuk sikap atau perilaku,

baik dari komunikator maupun komunikan. Hambatan perilaku tampak

dalam bentuk pandangan yang bersifat apriori, prasangka yang didasarkan

pada emosi, suasana otoriter, ketidakmampuan untuk berubah, dan sifat

yang egosentris.9

Komunikasi merupakan hal yang mengikat kesatuan organisasi.

Komunikasi dalam organisasi membantu anggota-anggotanya mencapai

tujuan individu dan juga organisasi, merespons dan mengimplementasikan

perubahan organisasi, mengkoordinasikan aktivitas organisasi, dan ikut

memainkan peran dalam hampir semua tindakan organisasi yang relevan.

Dalam proses komunikasi tidak lepas dari komunikasi interpersonal,

komunikasi antara pimpinan dengan bawahan yang efektif merupakan faktor

yang penting dalam mewujudkan dinamika komunikasi organisasi.

Pemimpin memperoleh kesempatan untuk menyerap segala sesuatu yang

baik, untuk dipergunakan dalam mengembangkan dan memajukan

organisasinya, dan orang yang dipimpin memperoleh kesempatan untuk

menyampaikan segala sesuatu yang baik termasuk kritik-kritik pada

pimpinannya, sehingga akan ikut berfungsi dalam memajukan dan

mengembangkan organisasi.

Secara umum, komunikasi dinilai apabila efektif pesan yang

disampaikan dan yang dimaksudkan oleh komunikator dapat diterima dan

dipahami oleh komunikan. Ada lima hal yang dapat dijadikan ukuran bagi

komunikasi yang efektif, yaitu:

9 Ig. Wursanto, op. cit., h. 172.

Page 15: Dinamika Komunikasi Organisasi

Dinamika Komunikasi Organisasi di Perguruan Tinggi 9

1. Pemahaman

Pemahaman adalah penerimaan yang cermat atas kandungan pesan

seperti yang dimaksudkan oleh komunikator. Dalam hal ini, komunikator

dikatakan efektif bila penerima memperoleh pemahaman yang cermat atas

apa yang disampaikannya. Dalam komunikasi organisasi, salah satu hasil

terpenting yang diharapkan adalah pemahaman pesan secara cermat.

2. Kesenangan

Tidak semua komunikasi bertujuan untuk menyampaikan informasi

dan membentuk pengertian, adapula komunikasi yang lazim disebut

komunikasi fatis (phatic communication) yang dimaksudkan untuk

menimbulkan kesenangan. Komunikasi inilah yang menjadikan hubungan

antara anggota organisasi menjadi hangat, akrab, dan menyenangkan.

3. Mempengaruhi sikap

Tindakan mempengaruhi orang lain merupakan bagian dari

kehidupan sehari-hari. Dalam berbagai situasi kita berusaha mempengaruhi

sikap orang lain, dan berusaha agar orang lain memahami ucapan kita.

Mempengaruhi sikap penting dalam sebuah organisasi.

4. Memperbaiki hubungan

Selain mempersiapkan kata-kata yang tepat untuk menyampaikan

pesan, juga diperlukan hubungan yang baik antara komunikator dengan

komunikan, ini karena keefektifan komunikasi secara keseluruhan masih

memerlukan suasana psikologis yang positif dan penuh kepercayaan. Sebagai

makhluk sosial yang tak pernah bisa sendiri dalam kehidupannya, manusia

mempunyai daftar kebutuhan sosial yang akan menumbuhkan dan

mempertahankan hubungan yang memuaskan dengan orang lain dalam hal

interaksi dan asosiasi, pengendalian dan kekuasaan, dan cinta serta kasih

saying. Kebutuhan sosial ini hanya bisa dipenuhi dengan komunikasi

interpersonal yang efektif.

5. Tindakan

Page 16: Dinamika Komunikasi Organisasi

10 Dinamika Komunikasi Organisasi di Perguruan Tinggi

Mendorong orang lain untuk melakukan tindakan yang sesuai

dengan yang kita inginkan, Komunikator selalu menginginkan agar

komunikan melakukan apa yang diungkapkannya. Untuk menimbulkan

tindakan, kita harus berhasil terlebih dahulu menanamkan pengertian,

membentuk dan mengubah sikap atau menumbuhkan hubungan yang baik.10

Komunikasi yang efektif dapat dilihat dari beberapa kriteria yaitu

apabila pesan yang diterima sangat dekat dengan pesan yang dikirim,

tindakan berkomunikasi menggunakan jumlah lambang minimum untuk

pesan itu, pesan pesan bukan verbal selaras dengan pesan yang verbal, pesan

tersebut mendatangkan jawaban yang diinginkan, komunikasi tersebut

menghasilkan hubungan saling mempercayai antara komunikator dengan

komunikan.11

Dari uraian diatas dapat dikatakan bahwa komunikasi dapat

dikatakan efektif apabila ada pemahaman yang sama antara pengirim dan

penerima pesan, ada kesenangan dalam berkomunikasi dan dapat

menimbulkan rasa saling mempercayai, pesan yang disampaikan juga dapat

mempengaruhi sikap komunikan, dan tentu saja pesan tersebut dapat

menimbulkan tindakan atau dapat mendorong anggota organisasi untuk

bertindak.

Dalam kaitannya dengan Sekolah Tinggi Agama Islam Negeri

(STAIN) Samarinda, maka peneliti ingin mengkaji dinamika komunikasi

yang ada di STAIN Samarinda, yang dimaksud dengan dinamika komunikasi

organisasi disini adalah proses interaksi yang ada dalam di Sekolah Tinggi

Agama Islam Negeri (STAIN) Samarinda. Dimana dalam proses interaksi ini

termasuk pola komunikasi baik komunikasi dari pimpinan kepada bawahan

atau sebaliknya, efektivitas komunikasi organisasi dan hambatan-

10Stewart L. Tubbs dan Sylvia Moss, Human Communication, terj. Deddy

Mulyana, Human Communication Prinsip-Prinsip Dasar ( Bandung: Remaja Rosdakarya, 2000 ), h. 23-28.

11Udai Pareek, Perilaku Keorganisasian (Jakarta: Ikran Mandiriabadi, 1996), h. 69.

Page 17: Dinamika Komunikasi Organisasi

Dinamika Komunikasi Organisasi di Perguruan Tinggi 11

hambatannya, serta peran dari pimpinan dalam menyampaikan kebijakan

untuk pengembangan organisasi.

Sedangkan ruang lingkup penelitian ini adalah pimpinan yang terdiri

dari Ketua STAIN, Pembantu Ketua, Kepala-Kepala Unit, Kepala Sub Bag,

Ketua Jurusan, dosen, dan pegawai adminstrasi. Peneliti akan meneliti dalam

periode kepemimpinan Hadi Mutamam yang telah dijalani sejak tahun 2008

dan akan berakhir pada bulan Februari 2013

Dengan adanya beberapa kebijakan yang dilakukan oleh Ketua

STAIN tentu memerlukan komunikasi yang baik untuk menyampaikan

kebijakannya agar mendapatkan dukungan dari berbagai pihak, karena pada

prinsipnya pola komunikasi dalam sebuah organisasi adalah bahwa setiap

pimpinan harus melakukan komunikasi dengan bawahannya untuk mencapai

tujuan organisasi.

C. Kajian Pustaka

Sebelum melakukan penelitian ini, ada beberapa buku dan penelitian

yang telah berbicara tentang komunikasi organisasi, diantaranya:

1. Hendyat Soetopo, Perilaku Organisasi Teori dan Praktik di Bidang

Pendidikan

Komunikasi memegang peranan penting dalam organisasi.

Komunikasi adalah proses menghasilkan, menyalurkan, dan menerima

pesan-pesan dalam keseluruhan proses organisasi. Dalam komunikasi,

kemampuan komunikator, keakuratan pesan, proses penyandian, ketepatan

saluran dan penerima pesan merupakan komponen yang sangat penting,

terganggunya semua komponen itu akan membewa komunikas tidak dapat

berjalan dengan semestinya. Komunikasi bertujuan untuk member dan

menerima informasi, untuk mempengaruhi orang lain, membantu orang lain,

menyelesaikan masalah, membuat keputusan, dan mengevaluasi perilaku

secara efektif. Tanpa adanya komunikasi, beberapa tujuan tersebut tidak

dapat dicapai.

Page 18: Dinamika Komunikasi Organisasi

12 Dinamika Komunikasi Organisasi di Perguruan Tinggi

Ada beberapa jenis komunikasi dalam organisasi, pertama

komunikasi ke bawah, yang berasal dari seseorang yang mempunyai posisi

yang lebih tinggi kepada seseorang yang mempunyai status yang lebih

rendah. Komuniakasi ke bawah biasanya berupa kebijakan, perintah,

petunjuk, dan informasi yang bersifat umum. Komunikasi ini dapat

dilakukan melalui telepon, papan bulletin, pengumuman, buku pedoman,

dan edaran tertulis. Kedua komunikasi ke atas, ini merupakan kebalikan

komunikasi ke bawah. Biasanya berisi laporan, pengaduan, desas-desus,

permohonan, tuntutan dan keinginan. Komunikasi ini dapat dilakukan lewat

tatap muka, demonstrasi, surat terbuka, surat kaleng, dan sebagainya.

Seorang pemimpin harus memperhatikan komunikasi ke atas, agar dapat

mengetahui apa yang dilakukan bawahan dan dapat mengecek komunikasi

ke bawahnya dapat dilaksanakan dengan baik. Namun, pemimpin harus

mengendalikan komunikasi ke atas ini dengan menggunakan jalur yang

benar, misalnya desas desus kiranya dapat dicari penyebabnya dan segera

diselesaikan. Penggunaan cara demonstrasi dan surat kalengpun sedapat

mungkin dihindari. Ciptakan iklim keterbukaan agar cara-cara ini tidak

dimanfaatkan.

Ketiga komunikasi horizontal yaitu komunikasi antar status yang

sama dalam komunikasi organisasi. Komunikasi horizontal mempunyai dua

tujuan yaitu untuk mempercepat jalannya komunikasi antar-bagian yang

memiliki status yang sama, dan dapat menyatukan organisasi secara sosial.

Disamping jenis-jenis komunikasi tersebut, ada komunikasi verbal yang

menggunakan kata-kata, baimk lisan maupun tertulis, dan komunikasi

nonverbal yang tidak menggunakan kata-kata dala berkomunikasi. Ada juga

jenis komunikasi lainnya yaitu komunikasi langsung dan tidak langsung.

Dalam dunia pendidikan ada yang disebut kepala sekolah sebagai

seorang pemimpin, karena itu kepala sekolah harus menguasai konsep dasar

kepemimpinan. Dalam organisasi ada beberapa faktor yang dipengaruhi oleh

kepemimpinan, antara lain: tujuan organisasi, interaksi, kooperasi, dan

Page 19: Dinamika Komunikasi Organisasi

Dinamika Komunikasi Organisasi di Perguruan Tinggi 13

komunikasi. Jika diterapkan dalam dunia pendidikan, kepemimpinan

pendidikan adalah kemampuan untuk mengajak, mempengaruhi,

menggerakkan, membimbing, dan mengarahkan orang yang terlibat dalam

pendidikan untuk mencapai tujuan.12

2. Khomsahrial Romli, Komunikasi Organisasi Lengkap

Dalam buku ini dijelaskan tentang komunikator sebagai pemimpin

organisasi harus memilih salah satu berbagai metode dan teknik komunikasi

yang disesuaikan dengan situasi pada waktu komunikasi dilancarkan. Sebagai

seorang komunikator seorang manajer mempunyai tiga peranan yaitu

peranan antarpersona, peranan informasi, dan peranan memutuskan.

Peranan antarpersona seorang manajer meliputi tiga hal, yaitu;

pertama peranan tokok. Kedudukan sebagai kepala suatu unit organisasi

membuat seorang manajer malakukan tugas yang bersifat keupacaraan.

Karena ia seorang tokoh, maka selain mmeimpin berbagai upacara di

kantornya, ia juga diundang oleh pihak luar untuk menghadiri berbagai

upacara. Dalam peranan ini seorang manajer berkesempatan untuk

memberikan penerangan, penjelasan, imbauan, ajakan, dan lain-lain. Kedua

peranan pimpinan, sebagai pemimpin seorang manajer bertanggungjawab

atas lancar-tidaknya pekerjaan yang dilakukan bawahannya. Beberapa

kegiatan bersangkutan langsung dengan kepemimpinannya pada semua

tahap manajemen, seperti penentuan kebijaksanaan, perencanaan,

pengorganisasian, pengawasan, dan penilaian. Ketiga peranan penghubung,

dalam peranan sebagai penghubung, seorang manajer melakukan

komunikasi dengan orang-orang diluar jalur komando vertical, baik secara

formal maupun secara tidak formal.

Peranan informasi, dalam organisasinya seorang manajer berfungsi

sebagai pusat informasi. Ia menghubungkan pusat infromasi bagi

kepentingan organisasinya. Peranan informasional meliputi perana-peranan

12Hendyat Soetopo, Perilaku Organisasi Teori dan Praktek di Bidang Pendidikan

(Bandung: Remaja Rosdakarya, 2010)

Page 20: Dinamika Komunikasi Organisasi

14 Dinamika Komunikasi Organisasi di Perguruan Tinggi

sebagai berikut; pertama peranan monitor. Dalam melakukan peranannya

sebagai monitor, manajer memandang lingkungan sebagai sumber informasi.

Ia mengajukan berbagai pertanyaan kepada rekan-rekannya atau kepada

bawahannya, dan ia menerima informasi pula dari mereka tanpa diminta.

Kedua peranan penyebar. Dalam peranannya sebagai penyebar ia menerima

dan menghimpun informasi dari luar yang penting artinya dan bermanfaat

bagi organisasi, untuk kemudian disebarkan kepada bawahannya. Ketiga

peranan juru bicara. Dalam peranannya sebagai juru bicara ia harus

mengkomunikasikan informasi kepada orang-orang yang berpengaruh yang

melakukan pengawasan terhadap organisasinya.

Sedangkan peranan yang lainnya adalah peranan memutuskan.

Seorang manajer memegang peranan yang sangat penting dalam system

pengambilan keputusan dalam organisasinya. Pertama peranan wiraswasta.

Seorang manajer berusaha memajukan organisasinya dan mengadakan

penyesuaian terhadap perubahan kondisi lingkungannya. Ia senantiasa

memandang kedepan untuk mendapatkan gagasan baru. Kedua peranan

pengendali gangguan. Seorang manajer berusaha sebaik mungkin

menanggapi setiap tekanan yang menimpa organisasi. Ketiga peranan penentu

sumber. Seorang manajer bertanggung jawab untuk memutuskan pekerjaan

apa yang harus dilakukan, siapa yang akan melaksanakan, dan bagaimana

pembagian pekerjaan dilangsungkan. Manajer juga mempunyai kewenangan

mengenai pengambilan keputusan penting sebelum implementasi

dijalankan.13

3. Arni Muhammad, Komunikasi Organisasi.

Dalam buku ini dijelaskan tentang format interaksi komunikasi

organisasi. Berdasarkan jumlah interaksi yang terjadi dalam komunikasi

dapat dibedakan atas 3 kategori yaitu komunikasi interpersonal, komunikasi

13Khomsahrial Romli, Komunikasi Organisasi Lengkap (Jakarta: Grasindo,

2011).

Page 21: Dinamika Komunikasi Organisasi

Dinamika Komunikasi Organisasi di Perguruan Tinggi 15

kelompok kecil, dan komunikasi publik. Komunikasi interpersonal adalah

proses pertukaran informasi diantara seseorang dengan orang lain yang

langsung dapat diketahui balikannya. Dengan bertambahnya orang yang

terlibat dalam komunikasi, maka bertambahlah persepsi orang dalam

kejadian komunikasi sehingga bertambah komplek komunikasi tersebut.

Ada bermacam-macam nama dalam komunikasi interpersonal

diantaranya komunikasi diadik, dialog, wawancara, percakapan, dan

komunikasi tatap muka. Redding menambahkan klasifikasi komunikasi

interpersonal menjadi interaksi intim, percakapan sosial, dan wawancara.

Interaksi intim termasuk komunikasi diantara teman baik, anggota keluarga,

dan orang-orang yang mempunyai ikatan emosional yang kuta. Kekuatan

dari hubungan menentukan iklim interaksi yang terjadi. Di dalam organisasi,

hubungan ini dikembangkan dalam sistem komunikasi informal. Percakapan

sosial adalah interaksi untuk menyenangkan seseorang secara sederhana

dengan sedikit berbicara. Tipe komunikasi tatap muka penting bagi

pengembangan hubungan informal dalam organisasi. Wawancara adalah

salah satu bentuk komunikasi intrepersonal dimana dua orang terlibat dalam

percakapan yang berupa tanya jawab.

Kebutuhan komunikasi interpersonal dalam organisasi yaitu

kebutuhan akan kasih sayang, kebutuhan diikutsertakan, dan kebutuhan

akan kekuasaan. Pertama Kebutuhan akan kasih sayang, kebutuhan untuk

mempertimbangkan apakah diri anda disukai atau disayangi oleh orang lain.

Individu yang telah memenuhi kebutuhan mereka akan kasih sayang

dinamakan personal. Orang ini mempunyai pemikiran yang lurus dan

sanggup mengahadapi hamper semua orang dengan siapa mereka

mengadakan kontak. Kedua diikutsertakan, kebutuhan merasa berarti dan

diperhtungkan adalah meupakan kebutuhan interpersonal diikutsertakan,

sedangkan orang yang tidak berhasil memenuhi kebutuhan ini disebut

kurang sosial atau terlalu sosial. Ketiga kontrol, adalah kebutuhan yang timbul

karena rasa tanggungjawab dan kepemimpinan.

Page 22: Dinamika Komunikasi Organisasi

16 Dinamika Komunikasi Organisasi di Perguruan Tinggi

Tujuan komunikasi interpersonal diantaranya pertama menemukan

diri sendiri, menemukan dunia luar, membentuk dan menjaga hubungan

yang penuh arti, berubah sikap dan tingkah laku, untuk bermain dan

kesenangan, untuk membantu. Sedangkan aksioma komunikasi interpersonal

adalah komunikasi tidak dapat dielakkan, komunikasi tidak dapat dibalikkan,

komunikasi mempunyai dimensi isi dan hubungan, komunikasi meliputi

proses penyesuaian, hubungan ditentukan oleh pemberian tanda, interaksi

mungkin dipandang sebagai sesuatu yang simetris.

Hubungan interpersonal akan efektif apabila kedua pihak memenugi

kondisi yaitu bertemu satu sama lain secara personal, empati secara tepat

terhadap pribadi yang lain dan berkomunikasi yang dapat dipahami satu

sama lain secara berarti, menghargai satu sama lain, menghayati pengalaman

satu sama lain dengan sungguh-sungguh, merasa bahwa saling menjaga

keterbukaan dan iklim yang mendukung dan mengurangi kecenderungan

gangguan arti, memperlihatkan tingkah laku yang percaya penuh dan

memperkuat perasaan aman terhadap orang lain.14

4. Rochayat Harun, Komunikasi Organisasi

Suatu organisasi dapat berperan dan berjalan dengan baik,

memerlukan adamya prinsip-prinsip yang dapat dijadikan sebagai pedoman

dalam pelaksanaannya. Prinsip-prinsip organisasi tersebut antara lain: pertama

disain organisasi. Penentuan struktur organisasi yang tepat bagi strategi,

orang, dan tugas organisasi. Kedua struktur organisasi. Cara dimana kegiatan-

kegiatan suatu organisasi dibagi, diorganisir, dan dikoordinasi. Ketiga

pembagian kerja. pembagian kerja adalah pengelompokan kegiatan kerja ke

dalam departemen yang sama dan secara logis berhubungan, sehingga tiap

bagian yang dilakukan tahu secara jelas aktivitas-aktivitas mana yang harus

dilakukan dan menjadi tanggungjawabnya. Keempat pendelegasian wewenang.

Hal ini perlu dilakukan supaya suatu bagian dapat menjalankan aktivitas-

aktivitasnya dan dapat mempertanggungjawabkannya. Kelima hierarki.

14Arni Muhammad, Komunikasi Organisasi, (Jakarta: Bumi Aksara, 2007).

Page 23: Dinamika Komunikasi Organisasi

Dinamika Komunikasi Organisasi di Perguruan Tinggi 17

Hierarki merupakan suatu pola tingkatan-tingkatan dari suatu struktur

organisasi dimana yang berada diatas adalah manajer puncak yang

bertanggungjawab atas operasi organisasinya secara keseluruhan. Keenam

koordinasi. Setelah pembagian wewenang diperlukan koordinasi dari

berbagai bagian, hal ini dimaksudkan agar bagian-bagian yang ada tidak

berjalan sendiri-sendiri. Ketujuh rentang kendali manajemen, adalah jumlah

bawahan yang harus melapor secara langsung kepada atasan. Kedelapan

rantai komando. Rancangan mengenai siapa melapor ke siapa dalam suatu

oragnisasi, seperti halnya garis laporan adalah bentuk yang ada di bagian

organisasi.

Manajer yang berusaha keras untuk menjadi komunikator yang lebih

baik mempunyai tugas yaitu meningkatkan pesan mereka, dan meningkatkan

pengertian mereka. Untuk meningkatkan komunikasi dalam organisasi ada

beberapa teknik yang dapat membantu pelaksanaan tugas tersebut, yaitu:

pertama mengadakan tindak lanjut. Teknik ini dilakukan dengan menganggap

pesan manajer tidak dimengertti, dan sedapat mungki manajer berusaha

menentukan apakah maksud yang diinginkan itu benar-benar ditangkap.

Kedua mengatur informasi. Teknik ini meliputi pengaturan komunikasi untuk

menjamin arus infromasi yang optimum kepada para manajer. Ketiga

memanfaatkan umpan balik. Keempat pengahayatan. Pengahayatan lebih

beroerientasi pada penerima daripada berorientasi kepada komunikator.

Kelima pengulangan. Informasi yang diulang-ulang diharapkan mampu

menjamin bahwa pesan tersebut dapat diterima. Keenam mendorong saling

mempercayai. Ketujuh penetapan waktu secara efektif. Kedelapan

menyederhanakan bahasa. Bahasa yang rumit merupakan hambatan utama

bagi komunikasi yang efektif. Kesembilan mendengarkan secara selektif.15

5. Aji Prakoso Yudistiro, Pola Komunikasi Organisasi di PT. Asuransi

Jiwasraya Semarang Barat Branch Office.

15Rochayat Harun, Komunikasi Organisasi, (Bandung: Mandar Maju, 2008)

Page 24: Dinamika Komunikasi Organisasi

18 Dinamika Komunikasi Organisasi di Perguruan Tinggi

Penelitian ini tentang pola komunikasi organisasi dari seorang

pimpinan kepada para karyawan, yaitu meliputi sumber informasi, sebagai

pusat ingatan bagi organisasi dan penciptaan gagasan atau ide-ide agar dapat

mencapai tujuan yang diinginkan perusahaan atau instansi. Pola komunikasi

merupakan salah satu faktor penting guna memperlancar arus produksi, oleh

karena itu, dalam perusahaan komunikasi dalam penyampaian informasi

sangatlah penting guna mendukung faktor-faktor produksi perusahaan.

Hasil penelitian menunjukkan bahwa dalam pelaksanaan pola

komunikasi organisasi di PT. Asuransi Jiwasraya Semarang Barat Branch

Office sudah baik yaitu telah melaksanakan tahap-tahap dalam pola

komunikasi organisasi pada umumnya, yaitu meliputi pola komunikasi yang

dilakukan, faktor-faktor yang mempengaruhi dan kendala-kendala yang

dihadapi, walaupun masih ada kekurangan dalam penerapan yang dilakukan

di perusahaan, tetapi pola komunikasi organisasi di perusahaan sudah

berjalan dengan baik.

Pelaksanaan pola komunikasi organisasi di PT. Asuransi Jiwasraya

Semarang Barat Branch Office, meliptui pola komunikasi yang dilakukan,

faktor-faktor yang mempengaruhi, dan kendala-kendala yang dihadapi. Saran

penulis dalam hal ini agar penerapan pola komunikasi di PT. Asuransi

Jiwasraya harus lebih bermusyawarah dan tidak bersifat individual dalam

penyampaian usulan atau ide yang membangun guna pencapaian tujuan

perusahaan dan sarana dan prasarana pengembangan harus lebih

ditingkatkan guna meningkatkan kualitas karyawan dalam bekerja.16

6. Sarwendah Sri Palupi, Hubungan Kepuasan Kerja dan Iklim Komunikasi

dalam Organisasi Terhadap Komitmen Organisasi di

PricewaterhouseCoopers di Jakarta. Dari penelitian ini dapat disimpulkan

bahwa:

16Aji Prakoso Yudistiro, “Pola Komunikasi Organisasi di PT. Asuransi

Jiwasraya Semarang Barat Branch Office” (Tesis tidak diterbitkan, Universitas Negeri Semarang, Semarang, 2007).

Page 25: Dinamika Komunikasi Organisasi

Dinamika Komunikasi Organisasi di Perguruan Tinggi 19

Kepuasan kerja adalah sikap atau penilaian positif dan negatif

seseorang atas pekerjaannya. Kepuasan kerja terdiri dari dimensi: pekerjaan

itu sendiri, imbalan, promosi, supervisi dan rekan kerja. Iklim komunikasi

organisasi merupakan persepsi makro, abstrak, dan gabungan dan fenomena

global yang disebut komunikasi organisasi

Iklim komunikasi dipandang sebagai suatu kualitas pengalaman yang

subyektif yang timbul dari persepsi karyawan terhadap karakteristik dalam

organisasi. Dimensi-dimensi dari iklim komunikasi organisasi adalah:

Dukungan, Kepercayaan, partisipasi dim keputusan, keterbukaan dalam

informasi ke bawah, Mendengarkan dalam informasi ke atas, tujuan kinerja

tinggi.

Komitmen organisasi merupakan keadaan psikologis yang memberi

ciri hubungan karyawan dengan organisasi tempatnya bekerja dan yang

memiliki implikasi pada pengambilan keputusan untuk melanjutkan atau

tidak keanggotaannya dalam organisasi

Kepuasan kerja dan iklim komunikasi organisasi secara bersama

memberi sumbangan yang bermakna terhadap Komitmen Organisasi.

Namun bila dilihat sendiri-sendiri hanya Iklim Komunikasi Organisasi yang

memberikan sumbangan yang signifikan terhadap Komitmen Organisasi.17

7. Maulina Pia Wulandari, Efektifitas Sistem Komunikasi Internal

Organisasi: Studi Kasus Audit Komunikasi PT. Caladi Lima Sembilan

Bandung. Dari penelitian ini dapat disimpulkan:

Secara umum iklim komunikasi PT. Caladi Lima Sembilan dapat

ditandai dengan iklim yang cukup demokratis, cukup mendukung, kurang

terbuka, diskriminatif dalam keterbukaan, dan memiliki perhatian yang besar

pada tujuan kinerja tinggi.

17Sarwendah Sri Palupi, “Hubungan Kepuasan Kerja dan Iklim

Komunikasi dalam Organisasi Terhadap Komitmen Organisasi di PricewaterhouseCoopers di Jakarta” (Tesis tidak diterbitkan, Universitas Indonesia, 2004).

Page 26: Dinamika Komunikasi Organisasi

20 Dinamika Komunikasi Organisasi di Perguruan Tinggi

Berkaitan dengan kepuasan organisasi, Karyawan di seluruh level

pada umumnya merasa puas dengan rekan sejawat tetapi tidak puas dengan

masalah penilaian, peluang dan promosi kerja serta masalah upah dan

keuntungan. Dalam hal kepuasan komunikasi, Karyawan merasa kurang

mendapatkan informasi dari berbagai sumber infomasi dalam perusahaan

untuk memenuhi kebutuhannya. Karyawan telah menggunakan berbagai

media komunikasi dalam menjalin hubungan komunikasi di dalam

perusahaan. Audit komunikasi dapat digunakan sebagai alat untuk mengukur

efektifitas sistem komunikasi internal sebuah organisasi.18

8. Patricia T. Sibarani, Analisis Profil Komunikasi Organisasi: Kasus PT.

RXYZ. Dari penelitian ini dapat disimpulkan:

Komunikasi organisasi adalah sesuatu yang vital dalam pengelolaan

bisnis. Kemampuan berkomunikasi merupakan salah satu faktor yang

menentukan organisasi dapat hidup, sukses, efektif dan bertahan. Suatu

analisa komunikasi organisasi dapat menerangkan proses kunci yang dapat

mengganggu efektivitas berfungsinya organisasi, yang analisisnya meliputi

bagian-bagian mungkin menampakkan pengaruh-pengaruh pokok internal

organisasi yang mungkin menghambat efektifitas organisasi (baik faktor

teknis atau hal lain).

Profil Komunikasi Organisasi ini bersifat kuantitatif dengan

operasional variabel yaitu dimensi iklim komunikasi, kepuasan organisasi,

budaya organisasi, dan efektivitas komunikasi dengan menggunakan metode

audit komunikasi.

Dimensi iklim komunikasi dan efektivitas komunikasi berada pada

kondisi sedang atau masih memenuhi harapan minimum. Sementara dimensi

kepuasan organisasi berada pada kondisi sedang cenderung kritis 'diambang

batas'. Deinikian pula pada dimensi budaya organisasi menunjukkan kondisi

18Maulina Pia Wulandari, “Efektifitas Sistem Komunikasi Internal

Organisasi: Studi Kasus Audit Komunikasi PT. Caladi Lima Sembilan Bandung” (Tesis tidak diterbitkan, Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Indonesia, 2000).

Page 27: Dinamika Komunikasi Organisasi

Dinamika Komunikasi Organisasi di Perguruan Tinggi 21

sedang cenderung kritis, sementara konstruk AKA memperlihatkan bahwa

perusahaan memiliki keccnderungan beriklim negatif namun masih ada

kekuatan aktif atau mendorong, didukung potensi unsur organisasi yang

cukup kuat dan dipercaya.

Besarnya nilai hubungan berdasarkan analisis korelasi Kendall yang

paling berpengaruh pada semua variable adalah budaya organisasi yang

menurut Young menunjukkan hubungan yang substansial cenderung kuat,

arah hubungan positif. Sementara besarnya nilai hubungan berdasarkan

analisis korelasi Spearman yang paling berpengaruh pada semua variable

adalah budaya organisasi yang menunjukkan hubungan yang kuat, arah

hubungan positif.

Dari semua variabel, diketahui bahwa yang memiliki hubungan yang

paling kuat terhadap dimensi budaya adalah kepuasan. Meskipun tingkat

kepuasan organisasi perusahaan ini termasuk rendah namun perhatian

terhadap kinerja tetap tinggi, sementara iklim komunikasi dan efektivitas

komunikasi secara umum kondisinya masih cukup lumayan.

Sulitnya merubah budaya yang sudah mengakar kuat dapat

diantisipasi dengan meningkatkan iklim komunikasi yang positif,

memperbaiki kepuasan organisasi disertai perbaikan sistem komunikasi

organisasi untuk mencapai efektivitas perusahaan. Ini memerlukan

komitmen semua pihak agar organisasi memiliki karakter budaya

kuatlunggul. Implikasinya pada komunikasi adalah merancang program yang

berorientasi pada penerima `target khalayak dengan adanya two way

communication (khususnya dalam membangun komitmen karyawan).

Bagaimanapun kemampuan berkomunikasi secara efektif dapat

meningkatkan motivasi dan produktivitas bekerja.19

19Patricia T. Sibarani, “Analisis Profil Komunikasi Organisasi: Kasus PT.

RXYZ” (Tesis tidak diterbitkan, Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Indonesia, 2005).

Page 28: Dinamika Komunikasi Organisasi

22 Dinamika Komunikasi Organisasi di Perguruan Tinggi

9. Mohd Isnani, Komunikasi Organisasi di Perpustakaan Perguruan Tinggi:

Studi Kasus Pada UPT Perpustakaan Perguruan Tinggi XY, hasil dari

penelitian ini adalah:

Kemampuan berkomunikasi merupakan salah satu faktor yang

menentukan organisasi dapat hidup, sukses dan efektif. Dengan komunikasi

yang baik menjadikan kinerja pegawai perpustakaan menjadi lebih baik.

Pimpinan dengan seluruh anggota organisasi diharapkan dapat

berkomunikasi secara terbuka, penuh kejujuran, dan keadilan.

Komunikasi organisasi yang terjalin di kalangan internal pengelolah

perpustakaan yakni komunikasi antara atasan dan bawahan serta sesama

rekan kerja belum maksimal atau dengan kata lain belum sepenuhnya

berlangsung sebagaimana mestinya. Komunikasi organisasi yang tidak

berjalan dengan baik ini menimbulkan implikasi pada kinerja pengelolah

perpustakaan dalam mencapai visi dan misi organisasi. Atasan belum dapat

menunjukkan hubungan yang baik dengan para bawahan dan menyebabkan

kinerja organisasi berjalan apa adanya. ini menunjukkan budaya kerja yang

kurang baik.20

10. Alva Nurvina Sularso, Audit Komunikasi Pada Lembaga Swadaya

Masyarakat (Studi pada WWF Indonesia Kantor Jakarta). Penelitian ini

dilakukan dengan latar belakang semakin maraknya perkembangan Lembaga

Swadaya Masyarakat (LSM) di Indonesia. Sebagai sebuah organisasi, LSM

tidak lepas dari aspek-aspek keorganisasian seperti manajemen, sumber daya

manusia, teknologi maupun sistem komunikasi. Aspek-aspek itu harus dapat

berjalan beriringan agar dapat menghasilkan sebuah organisasi LSM yang

unggul dan mampu melanggengkan eksistensinya di masyarakat. Hubungan

aspek-aspek organisasi lebih banyak dipengaruhi oleh bagaimana segala hal

20Mohd Isnani, “Komunikasi Organisasi di Perpustakaan Perguruan

Tinggi: Studi Kasus Pada UPT Perpustakaan Perguruan Tinggi XY’, (Tesis tidak diterbitkan, Fakultas Ilmu Pengetahuan Budaya, Program Magister Ilmu Perpustakaan, Depok, 2011).

Page 29: Dinamika Komunikasi Organisasi

Dinamika Komunikasi Organisasi di Perguruan Tinggi 23

tentang organisasi itu dikomunikasikan kepada anggota, baik berupa

kebijakan organisasi, visis, misi, tujuan manajemen dll. Adapun hasil dari

penelitian ini dapat disimpulkan:

Membangun iklim komunikasi menjadi lebih terbuka, demokratis,

mendukung dan tetap memberikan perhatian pada tujuan berkinerja tinggi.

Mempertahankan kegiatan-kegiatan komunikasi internal seperti pertemuan,

gathering, annual meeting yang berguna sebagai media komunikasi antara

seluruh staf WWF Indonesia kantor Jakarta (juga dengan staf WWF

Indonesia seluruh Indonesia).

Memperbanyak frekuensi pertemuan tatap muka antara atasan

dengan bawahan dalam membahas hal-hal yang berkaitan dengan pekerjaan.

Membuat suatu sistem penilaian kerja (tidak hanya penilaian kerja dari atasan

tetapi juga penilaian dari rekan kerja dalam satu unit), membuat sistem

rentang gaji yang lebih adil dari berbagai jabatan dan dipertimbangkan atas

dasar waktu dan hasil kerja staf, serta sistem hukuman dan penghargaan atas

hasil kerja yang komprehensif secara formal. Selain itu, menginformasikan

secara terbuka, jelas, dan terperinci kepada staf untuk mengurangi

ketidakpuasan staf dalam hal penilaian, peluang dan promosi kerja, serta gaji

dan keuntungan.

Pada penelitian ini dapat dilihat secara teoritis bahwa sistem

komunikasi internal yang baik ditandai dengan sehatnya kondisi iklim

komunikasi, kepuasan organisasi, kepuasan komunikasi, dan budaya

organisasi. Keempat dimensi ini saling mempengaruhi.21

11. Edy Sutrisno, Faktor yang Berpengaruh Terhadap Efektivitas

Komunikasi (Studi Pada Perusahaan Jasa cleaning service di Surabaya),

penelitian ini dapat disimpulkan:

Banyaknya jumlah pengangguran akibat krisis ekonomi yang

melanda Indonesia menyebabkan banyak orang yang bekerja sebagai cleaning

21Alva Nurvina Sularso, “Audit Komunikasi Pada Lembaga Swadaya

Masyarakat”, Thesis V, no. 3 (2006).

Page 30: Dinamika Komunikasi Organisasi

24 Dinamika Komunikasi Organisasi di Perguruan Tinggi

service. Ini dapat dilihat dari semakin bertambahnya perusahaan jasa cleaning

service di Surabaya. Di dalam melaksanakan aktivitas kerja perilaku karyawan

cleaning service sangat dipengaruhi oleh lingkungan organisasi, motivasi,

kepuasan kerja, kinerja dan kompensasi yang diberikan oleh perusahaan

dimana karyawat tersebut bekerja.

Perilaku karyawan cleaning service dalam bekerja dilandasi oleh

kebutuhan-kebutuhan dasar antara lain kebutuhan psikologis, sosial dan

egoistik. Apabila kebutuhan karyawan cleaning service telah terpenuhi, maka

yang diharapkan adalah terciptanya kepuasan kerja. Kepuasan adalah kondisi

subyektif dari keadaan pribadi karyawan sehubungan dengan perasaan

senang atau perasaan tidak senang sebagai akibat adanya dorongan pada diri

karyawan tersebut. Perasaan senang ini akan sangat mmepengaruhi perilaku

kayawan cleaning service dalam melakukan aktivitas kerja dan pada gilirannya

efektivitas organisasi akan terwujud.22

Dari beberapa penelitian terdahulu yang telah dilakukan dapat

disimpulkan:

Pertama, bahwa komunikasi sangat berperan dalam menentukan

sukses tidaknya sebuah organisasi. Kemampuan berkomunikasi merupakan

salah satu faktor yang menentukan organisasi dapat hidup, sukses, efektif

dan bertahan. Kedua, kepuasan kerja terdiri dari dimensi imbalan, promosi,

dan rekan kerja. Banyak orang yang merasa puas dalam bekerja karena

didukung oleh teman sejawat. Sedangkan iklim kerja dapat dilihat darai

dimensi dukungan, kepercayaan, partisipasi dalam keputusan, keterlibatan

dalam informasi ke bawah, dan mendengarkan dalam informasi ke atas.

Ketiga, memperbanyak pertemuan tatap muka antara atasan dengan bawahan

dalam membahas hal-hal yang berkaitan dengan pekerjaan bisa menjadikan

karyawan merasa dihargai.

22Edy Sutrisno, “Faktor yang Berpengaruh Terhadap Efektivitas

Komunikasi: Studi Pada Perusahaan Jasa cleaning service di Surabaya”, (Disertasi, Program Pascasarjana Universitas 17 Agustus 1945, Surabaya, 2003).

Page 31: Dinamika Komunikasi Organisasi

Dinamika Komunikasi Organisasi di Perguruan Tinggi 25

Dari kesimpulan penelitian-penelitian terdahulu terdapat perbedaan

dengan penelitian yang dilakukan di STAIN ini. Penelitian tentang dinamika

komunikasi organisasi di Sekolah Tinggi Agama Islam Negeri (STAIN)

Samarinda dilakukan di perguruan tinggi yang mana dalam perguruan tinggi

terdapat dosen, pegawai administrasi, dan mahasiswa. Tugas dari dosen

adalah melaksanakan tri darma perguruan tinggi, sedangkan produknya

adalah mendidik mahasiswa agar dapat menghasilkan alumni yang handal

sesuai dengan visi dan misi dari STAIN Samarinda dan alumni akan dapat

mengabdi kepada masyarakat.

Komunikasi dalam organisasi disini sangat diperlukan untuk

menyampaikan kebijakan-kebijakan yang dilakukan oleh pimpinan agar

dapat mengembangkan STAIN Samarinda menjadi IAIN. Disamping

komunikasi ini berfungsi untuk dapat menyampaikan kebijakan-kebijakan,

juga untuk dapat menciptakan iklim komunikasi yang baik diantara anggota

organisasi, dengan iklim komunikasi yang baik diharapkan dapat

menciptakan suasana kerja yang kondusif sehingga dapat melaksanakan

kebijakan-kebijakan secara bersama-sama.

D. Metodologi Penelitian

1. Jenis Penelitian dan Lokasi Penelitian

Dalam penelitian tentang dinamika komunikasi organisasi di Sekolah

Tinggi Agama Islam Negeri (STAIN) Samarinda ini menggunakan jenis

penelitian deskriptif kualitatif. Jenis penelitian ini memaparkan situasi dan

peristiwa, penelitian deskriptif adalah suatu penelitian yang bertujuan

menyajikan informasi secara sangat tepat dan teliti tentang karakteristik yang

sangat luas dari suatu populasi. Penelitian deskriptif dapat bersifat kualitatif

jika data yang disajikan berupa cerita yang mendalam dan rinci dari

responden atau para informan tentang pertimbangan, pengalaman,

pengetahuan, filsafat atau pandangan hidup mereka. Menurut Mely G. Tan

Page 32: Dinamika Komunikasi Organisasi

26 Dinamika Komunikasi Organisasi di Perguruan Tinggi

penelitian deskriptif kualitatif bertujuan mengambarkan secara tepat sifat-

sifat individu, keadaan, gejala atau kelompok tertentu.23

Tujuan dari penelitian deskriptif ini adalah untuk mencari faktual

yang mendetail tentang gejala yang ada, untuk mengidentifikasi masalah-

masalah atau untuk mendapatkan justifikasi keadaan dan prkatek-praktek

yang sedang berlangsung, untuk membuat komparasi dan evaluasi, untuk

mengetahui apa yang dikerjakan oleh orang lain dalam menangani masalah

atau situasi yang sama agar dapat belajar dari mereka untuk kepentingan

pembuatan rencana dan pengambilan keputusan di masa depan.24

Menurut Denzin dan Lincoln penelitian kualitatif adalah penelitian

yang menggunakan latar ilmiah, dengan menafsirkan fenomena yang terjadi

dan dilakukan dengan jalan melibatkan metode yang ada.25 Sedangkan

menurut Lexy J Moleong sendiri penelitian kualitatif adalah penelitian yang

dimaksudkan untuk memahami fenomena tentang apa yang dialami oleh

subyek penelitian, misalnya perilaku, tindakan, dll., secara holistic dan

dengan cara deskripsi dalam bentuk kata-kata dan bahasa, pada suatu

konteks khusus yang alamiah dan dengan memanfaatkan berbagai metode

alamiah.26

Sementara menurut Hamidi penelitian kualitatif memiliki ciri khas

penyajian datanya yaitu dalam bentuk narasi, cerita yang mendalam atau rinci

dari hasil wawancara atau observasi pada para responden.27 Penelitian

23Soejono dan Abdurrahman, Metode Penelitian Suatu Pemikiran dan

Penerapan (Jakarta: Rineka Cipta, 2005), h. 22.

24Sumadi Suryadibrata, Metodologi Penelitian (Jakarta: RajaGrafindo

Persada, 2006), h. 76.

25Lexy J Moleong, Metodologi Penelitian Kualitatif (Cet. XXI;

Bandung:Remaja Rosdakarya, 2005)h. 5.

26 Ibid., h. 6.

27 Hamidi, Metode Penelitian Kuantitatif (Malang: UPT Penerbitan

Muhammadiyah, 2008), h. 55.

Page 33: Dinamika Komunikasi Organisasi

Dinamika Komunikasi Organisasi di Perguruan Tinggi 27

kualitatif dapat diartikan sebagai rangkaian kegiatan atau proses menjaring

informasi, dari kondisi sewajarnya dalam kehidupan suatu obyek,

dihubungkan dengan pemecahan masalah. Penelitian kualitatif dimulai

dengan mengumpulkan informasi-informasi.

Nasution mengemukakan bahwa penelitian kualitatif pada

prinsipnya mengamati orang dalam lingkungan hidupnya, berinteraksi

dengan mereka, berusaha memahami bahasa dan tafsiran mereka tentang

dunia sekitarnya.28 Dalam penelitian ini yang akan diamati adalah karyawan,

baik yang terlibat dalam struktural maupun nonstruktural, yang bekerja di

Sekolah Tinggi Agama Islam Negeri (STAIN) Samarinda. Para karyawan

tersebut bekerja sebagai bekerja sebagai kepala bagian, kepala unit,

sekretaris, staf administrasi dan staf penunjang yang tentu saja dalam

aktivitas sehari-hari mereka harus dapat saling bekerjasama dan

berkoordinasi satu sama lain. Pengamatan akan dipusatkan terlebih pada

bagaimana karyawan melakukan kerjasama dan koordinasi di dalam

melaksanakan tugas-tugas mereka.

Dengan metode deskriptif kualitatif diharapkan akan diperoleh data

yang lebih lengkap, lebih mendalam, lebih kredibel, dan bermakna sehingga

tujuan penelitian dapat dicapai. Metode ini akan membantu peneliti untuk

mendapatkan data yang dihasilkan dari proses kerja, perkembangan suatu

kegiatan, perasaan, norma, nilai-nilai, keyakinan sikap mental, etos kerja, dan

budaya yang dianut seseorang maupun sekelompok orang dalam lingkungan

kerjanya.

Dari uraian di atas, dapat dikatakan bahwa penelitian ini akan

memaparkan atau menyajikan informasi-informasi yang didasarkan pada

pengalaman, pengetahuan, pandangan, dan pengamatan dari para karyawan

yang menjadi informan.

28

Nasution, Metode Penelitian Naturalistik Kualitatif (Bandung: Tarsiti,

1989), h. 10.

Page 34: Dinamika Komunikasi Organisasi

28 Dinamika Komunikasi Organisasi di Perguruan Tinggi

Sedangkan lokasi penelitian ini berada di Sekolah Tinggi Agama

Islam Negeri (STAIN) Samarinda, dimana dalam penelitian ini yang menjadi

objek penelitian adalah pimpinan, dosen, pegawai adminstrasi, dan

mahasiswa yang berkaitan dengan dinamika komunikasi organisasi di

Sekolah Tinggi Agama Islam Negeri (STAIN) samarinda ini.

2. Metode Pendekatan

Metode pendekatan yang digunakan dalam penelitian tentang

Dinamika Komunikasi Organisasi di Sekolah Tinggi Agama Islam Negeri

(STAIN) Samarinda ini adalah metode pendekatan komunikasi dan

sosiologi, yakni pendekatan kajian komunikasi organisasi yang mana dalam

organisasi dipandang sebagai suatu struktur global yang berinteraksi dengan

lingkungannya. Dalam berinteraksi ini organisasi melakukan aktivitas

tertentu seperti memproses informasi dari lingkungan, mengadakan

identifikasi, melakukan integrasi dan menentukan tujuan organisasi.

Dalam pendekatan sosiologi, membahas tentang interaksi sosial

antara seseorang dengan orang yang lainnya. Kajian tentang interaksi

disyaratkan adanya fungsi-fungsi komunikasi yang lebih dalam, seperti

adanya kontak sosial dan komunikasi. Kontak sosial terjadi tidaklah semata-

mata tergantung tindakan tetapi juga tergantung pada adanya tanggapan

terhadap tindakan tersebut, sedangkan aspek penting dari komunikasi adalah

bila seseorang memberikan tafsiran pada sesuatu. Dalam komunikasi

persoalan makna menjadi sangat penting ditafsirkan oleh seseorang yang

mendapat informasi karena makna yang dikirim oleh komunikator dan

penerima informasi menjadi sangat subjektif dan ditentukan oleh konteks

sosial ketika informasi itu disebar dan diterima.

Syarat terjadinya interaksi sosial adalah adanya kontak sosial dan

komunikasi. Menurut Soeryono Soekanto, kontak sosial artinya secara

harfiah adalah bersama-sama menyentuh. Secara fisik kontak sosial baru

terjadi apabila adanya hubungan fisikal, sebagai gejala sosial hal ini bukan

semata-mata hubungan badaniah, karena hubungan sosial terjadi tidak saja

Page 35: Dinamika Komunikasi Organisasi

Dinamika Komunikasi Organisasi di Perguruan Tinggi 29

secara menyentuh seseorang, namun orang dapat berhubungan dengan

orang lain tanpa menyentuhnya.29

Syarat terjadinya kontak sosial yang lain adalah komunikasi.

Sosiologi menjelaskan komunikasi sebagai sebuah proses memaknai yang

dilakukan oleh seseorang terhadap informasi, sikap, dan perilaku orang lain

yang berbentuk pengetahuan, pembicaraan, gerak-gerik, atau sikap, perilaku

dan perasaan-perasaan, sehingga seseorang membuat reaksi-reaksi terhadap

informasi, sikap, dan perilaku tersebut berdasarkan pada pengalaman yang

pernah dia alami.30

Dalam komunikasi ada tiga unsur penting yang selalu hadir dalam

setiap komunikasi, yaitu sumber informasi (komunikator), saluran (media),

dan penerima informasi (komunikan). Sumber informasi adalah seseorang

atau institusi yang memiliki bahan informasi untuk disebarkan kepada

masyarakat (komunikan). Saluran (media) yang digunakan untuk kegiatan

pemberitaan oleh sumber berita, berupa media interpersonal yang digunakan

secara bertatap muka maupun media massa yang digunakan untuk khalayak

umum. Sedangkan komunikan adalah seseorang atau kelompok yang

menjadi sasaran informasi.

Dari pendekatan sosiologi dan komunikasi yang dipergunakan

dalam penelitian ini, bahwa dalam organisasi itu ada yang dinamakan

interaksi sosial yaitu suatu hubungan atau komunikasi yang menimbulkan

proses saling mempengaruhi antara individu, maupun individu dengan

kelompok.

3. Teknik Pengumpulan Data

Teknik pengumpulan data yang dipergunakan dalam penelitian

kualitatif adalah wawancara, observasi, pemanfaatan dokumen.

a. Wawancara

29

Burhan Bungin, Sosiologi Komunikasi, Teori, Paradigma, dan

Diskursus Teknologi Komunikasi di Masyarakat (Jakarta: Kencana, 2006), h. 55. 30

Ibid, h. 7.

Page 36: Dinamika Komunikasi Organisasi

30 Dinamika Komunikasi Organisasi di Perguruan Tinggi

Wawancara atau interviu adalah bentuk komunikasi verbal yang

bertujuan untuk mendapatkan informasi tertentu. Percakapan ini dilakukan

oleh dua pihak, yaitu pewawancara yang mengajukan pertanyaan dan

terwawancara yang memberikan jawaban atas pertanyaan itu. Menurut

Lincoln dan Guba, maksud mengadakan wawancara adalah mengkontruksi

mengenai orang, kejadian, organisasi, perasaan, motivasi, tuntutan,

kepedulian dan lain-lain kebulatan; mengkonstruksi kebulatan-kebulatan

demikian sebagai yang dialami masa lalu; memproyeksikan kebulatan-

kebulatan sebagai yang diharapkan untuk dialami pada masa yang akan

datang; memverifikasi, mengubah, dan memperluas informasi yang

diperoleh oleh orang lain, baik manusia maupun bukan manusia; dan

memverikasi, mengubah, dan memperluas konstruksi yang dikembangkan

oleh peneliti sebagai pengecekan anggota.31

Ada beberapa macam wawancara, yaitu wawancara terstruktur,

wawancara semiterstruktur, dan wawancara tak berstruktur. Wawancara

terstruktur digunakan sebagai teknik pengumpulan data, bila peneliti telah

mengetahui dengan pasti informasi apa yang akan diperoleh. Wawancara

semiterstruktur termasuk dalan kategori in-dept interview, dimana dalam

pelaksanaannya lebih bebas bila dibandingkan dengan wawancara

terstruktur. Tujuan dari wawancara jenis ini adalah untuk menemukan

permasalahan secara lebih terbuka, dimana pihak yang diajak wawancara

diminta pendapat, dan ide-idenya. Wawancara tak berstruktur adalah

wawancara yang bebas dimana peneliti tidak menggunakan pedoman

wawancara yang telah tersususn secara sistematis dan lengkap untuk

pengumpulan datanya.32

31Lexy J Moleong, Ibid., h. 186

32Sugiyono, Metode Penelitian Kuantitatif, Kualitatif, dan R&D,

(Bandung: Alfabeta, 2007), h. 233.

Page 37: Dinamika Komunikasi Organisasi

Dinamika Komunikasi Organisasi di Perguruan Tinggi 31

Berdasarkan atas perencanaan pertanyaan yang telah disusun,

penelitian ini menggunakan jenis wawancara semiterstruktur atau wawancara

mendalam. Wawancara ini tetap menggunakan daftar pertanyaan yang akan

diajukan tetapi hubungan pewawancara dengan terwawancara adalah dalam

suasana biasa, wajar, sedangkan pertanyaan dan jawabannya berjalan seperti

pembicaraan biasa dalam kehidupan sehari-hari.

Wawancara yang dimaksudkan di sini adalah wawancara mendalam

mengingat topik yang dibahas membutuhkan tingkat fleksibilitas tinggi.

Dengan demikian peneliti cukup menggunakan garis-garis besar

permasalahan yang akan ditanyakan dan selebihnya proses akan ditentukan

pada saat wawancara berlangsung sampai peneliti mendapatkan informasi

yang mendalam tentang topik bahasan. Maksud dari wawancara adalah

untuk mengungkapkan riwayat hidup, pekerjaan, kesenangannya,

pergaulannya, dan sebagainya.33

Untuk memberikan panduan dalam penggunaan teknik wawancara

ini, peneliti menggunakan tujuh langkah seperti yang dikemukakan oleh

Lincoln dan Cuba:34

1) Menetapkan kepada siapa wawancara itu akan dilakukan.

2) Menyiapkan pokok-pokok masalah yang akan menjadi bahan

pembicaraan.

3) Mengawali atau membuka alur wawancara.

4) Melangsungkan alur wawancara.

5) Mengkonfirmasi ikhtisar hasil wawancara dan mengakhirinya.

6) Menuliskan hasil wawancara ke dalam catatan lapangan.

7) Mengidentifikasi tindak lanjut hasil wawancara yang telah diperoleh

33

Burhan Bungin (Ed.), Metodologi Penelitian Kualitatif (Jakarta:

RajaGrafindo Persada, 2006), h. 144.

34Sanapiah Faisal, Penelitian Kualitatif, Dasar dan Aplikasi (Malang:

YA3, 1990), h. 76.

Page 38: Dinamika Komunikasi Organisasi

32 Dinamika Komunikasi Organisasi di Perguruan Tinggi

Peneliti akan mengajukan pertanyaan-pertanyaan tentang topik

bahasan berdasarkan garis besar permasalahn dengan berpedoman pada

jenis pertanyaan yang saling berkaitan. Menurut Jalaluddin Rakhmat ada

beberapa rumusan pertanyaan yang perlu diperhatikan, yaitu:35

1) Mulailah dengan pertanyaan yang mudah dan disenangi oleh

responden.

2) Ajukan pertanyaan yang membangkitkan minat.

3) Sesuaikan bahasa dengan tingkat pengetahuan responden

4) Gunakanlah kata-kata yang mempunyai arti yang sama bagi setiap

orang.

5) Hindari pertanyaan yang panjang karena pertanyaan panjang sering kali

membingungkan.

Pertanyaan-pertanyaan tersebut diarahkan berdasakan topik bahasan

yaitu tentang dinamika komunikasi organisasi di STAIN Samarinda.

b. Observasi

Observasi sebagai salah satu teknik pengumpulan data dalam

penelitian kualitatif adalah merupakan cara untuk mendapatkan data yang

bersifat alamiah di lapangan, karena kejadian yang diamati dalam latar yang

alamiah. Melalui observasi berperan serta, peneliti dapat berpartisipasi dalam

rutinitas informan baik mengamati apa yang mereka lakukan, mendengarkan

apa yang mereka katakan, dan menanyai orang-orang lainnya disekitar

mereka selama jangka waktu tertentu.36

Observasi ialah pengamatan dan pencatatan yang sistematis

terhadap gejala-gejala yang diteliti.37 Ada beberapa kelebihan atau kebaikan

35

Jalaluddin Rakhmat, Metode Penelitian Komunikasi (Cet. VI;

Bandung: Remaja Rodakarya, 1998), h. 88.

36Dedy Mulyana, Metodologi Penelitian Kualitatif; Paradigma Baru

Ilmu Komunikasi dan Ilmu Sosial lainnya (Bandung: Remaja Rosdakarya, 2001),

h. 20

37Husaini Ustman dan Purnomo S, Metodologi Penelitian Sosial, (Cet. V;

Jakarta: Bumi Aksara,2004), h.54.

Page 39: Dinamika Komunikasi Organisasi

Dinamika Komunikasi Organisasi di Perguruan Tinggi 33

dalam penggunaan observasi sebagai salah satu alat untuk mengumpulkan

data yaitu;

1) Merupakan metode yang dapat langsung digunakan untuk meneliti

bermacam-macam gejala. Banyak aspek tingkah laku manusia yang

hanya dapat dilakukan melalui observasi langsung.

2) Untuk subyek yang diteliti, observasi ini lebih sedikit tuntutannya.

Orang-orang yang selalu sibuk pun mungkin tidak keberatan untuk

diamat-amati, walaupun dia mungkin keberatan untuk menjawab

kuesioner.

3) Pengamatan memungkinkan peneliti pencatatan yang serempak dengan

terjadinya suatu gejala.38

Penelitian ini menggunakan observasi partisipatif. Dalam observasi

ini, peneliti terlibat dengan kegiatan sehari-hari orang yang sedang diamati

atau yang digunakan sebagai sumber penelitian. Sambil melakukan

pengamatan, peneliti ikut melakukan apa yang dikerjakan oleh sumber data.

Dengan observasi partisipan ini, maka data yang diperoleh akan lebih

lengkap, tajam, dan sampai mengetahui pada tingkat makna dari setiap

perilaku yang Nampak.39 Keuntungan lain dari cara ini ialah, bahwa peneliti

telah merupakan bagian integral dari situasi yang dipelajarinya sehingga

kehadirannya tidak mempengaruhi situasi itu dalam kewajarannya. Ia

mengenal situasi itu dengan baik karena ia berada di dalamnya dan dapat

mengumpulkan keterangan yang banyak.40

c. Dokumentasi

Dokumentasi, dari asal katanya yang berarti kata-kata tertulis. Di

dalam melaksanakan/menggunakan metode dokumentasi peneliti

menyelidiki benda-benda tertulis seperti buku-buku, majalah, dokumen,

38

Sutrisno Hadi, Metodologi Research (Yogyakarta: Andi Ofset, 2004),

h. 175.

39 Sugiyono, op.cit., h.227.

40Nasution, Metode Research (Jakarta: Bumi Aksara, 2007), h. 107.

Page 40: Dinamika Komunikasi Organisasi

34 Dinamika Komunikasi Organisasi di Perguruan Tinggi

peraturan-peraturan, notulen rapat, catatan harian, dan lain sebagainya.41

Sedangkan menurut Lexy J Moleong dokumen dalam penelitian sebagai

sumber data karena banyak hal dokumen sebagai sumber data dimanfaatkan

untuk menguji, menafsirkan bahkan untuk meramalkan.42 Dokumentasi ini

bisa berupa Buku Pedoman Sekolah Tinggi, Buku Standar Penjaminan

Mutu, Jurnal Ilmiah, dokumen lainnya.

4. Teknik Analisis dan Interpretasi Data

Setelah data selesai dikumpulkan dengan lengkap dari lapangan,

tahap berikutnya yang harus dimasuki adalah tahap analisa data. Ini adalah

tahap penting dan menentukan. Pada tahap inilah data dikerjakan dan

dimanfaatkan sedemikian rupa sampai berhasil menyimpulkan kebenaran-

kebenaran yang dapat dipakai untuk menjawab persoalan-persoalan yang

diajukan dalam penelitian.43 Data dalam penelitian kualitatif yaitu

memberikan informasi dalam bentuk studi kasus, kritik, dan alporan atau

data yang bisa diterjemahkan dalam bentuk studi kasus, kriti, dan kadang-

kadang dalam laporan verbal.44 Teknik Analisis data merupakan rangkaian

kegiatan pengumpulan data dengan mencari dan menyusun catatan yang

diperoleh dari metode observasi, wawancara dan dokumen. Analisis data

bermaksud untuk mengorganisasikan data.

Dalam analisis data akan dipergunakan metode triangulasi.

Triangulasi pada hakikatnya merupakan pendekatan multimetode yang

dilakukan peneliti pada saat mengumpulkan dan menganalisis data. Ide

dasarnya adalah bahwa fenomena yang diteliti dapat dipahami dengan baik

41

Suharsimi Arikunto, Prosedur Penelitian, (Cet. XIII; Jakarta: Bhineka

Cipta, 2006) h. 158.

42Lexy J. Moleong , op.cit, h. 217

43Koentjaraningrat, Metode-Metode Penelitian Masyarakat (Cet. XIII;

Jakarta: Gramedia Pustaka Umum, 1994), h. 269.

44Andi Bulaeng, Teori Manajemen dan Riset Komunikasi (Jakarta:

Narendra, 2002), h. 104.

Page 41: Dinamika Komunikasi Organisasi

Dinamika Komunikasi Organisasi di Perguruan Tinggi 35

sehingga diperoleh kebenaran tingkat tinggi jika didekati dari berbagai sudut

pandang. Memotret fenomena tunggal dari sudut pandang yang berbeda-

beda akan memungkinkan diperoleh tingkat kebenaran yang handal. Karena

itu, triangulasi ialah usaha mengecek kebenaran data atau informasi yang

diperoleh peneliti dari berbagai sudut pandang yang berbeda dengan cara

mengurangi sebanyak mungkin bias yang terjadi pada saat pengumpulan

dan analisis data.

Norman K. Denkin mendefinisikan triangulasi sebagai gabungan

atau kombinasi berbagai metode yang dipakai untuk mengkaji fenomena

yang saling terkait dari sudut pandang dan perspektif yang berbeda.

Menurutnya, triangulasi meliputi empat hal, yaitu:

a. Triangulasi metode dilakukan dengan cara membandingkan informasi

atau data dengan cara yang berdeda. Sebagaimana dikenal, dalam

penelitian kualitatif peneliti menggunakan metode wawancara, obervasi,

dan survei. Untuk memperoleh kebenaran informasi yang handal dan

gambaran yang utuh mengenai informasi tertentu, peneliti bisa

menggunakan metode wawancara bebas dan wawancara terstruktur.

Atau, peneliti menggunakan wawancara dan obervasi atau pengamatan

untuk mengecek kebenarannya. Selain itu, peneliti juga bisa

menggunakan informan yang berbeda untuk mengecek kebenaran

informasi tersebut. Melalui berbagai perspektif atau pandangan

diharapkan diperoleh hasil yang mendekati kebenaran. Karena itu,

triangulasi tahap ini dilakukan jika data atau informasi yang diperoleh

dari subjek atau informan penelitian diragukan kebenarannya. Dengan

demikian, jika data itu sudah jelas, misalnya berupa teks atau

naskah/transkrip film, novel dan sejenisnya, triangulasi tidak perlu

dilakukan. Namun demikian, triangulasi aspek lainnya tetap dilakukan.

b. Triangulasi antar-peneliti dilakukan dengan cara menggunakan lebih

dari satu orang dalam pengumpulan dan analisis data. Teknik ini diakui

memperkaya khasanah pengetahuan mengenai informasi yang digali

Page 42: Dinamika Komunikasi Organisasi

36 Dinamika Komunikasi Organisasi di Perguruan Tinggi

dari subjek penelitian. Tetapi perlu diperhatikan bahwa orang yang

diajak menggali data itu harus yang telah memiliki pengalaman

penelitian dan bebas dari konflik kepentingan agar tidak justru

merugikan peneliti dan melahirkan bias baru dari triangulasi.

c. Triangulasi sumber data adalah menggali kebenaran informasi tertentu

melalui berbagai metode dan sumber perolehan data. Misalnya, selain

melalui wawancara dan observasi, peneliti bisa menggunakan observasi

terlibat (participant observation), dokumen tertulis, arsif, dokumen sejarah,

catatan resmi, catatan atau tulisan pribadi dan gambar.

d. Triangulasi teori. Hasil akhir penelitian kualitatif berupa sebuah

rumusan informasi atau thesis statement. Informasi tersebut selanjutnya

dibandingkan dengan perspektif teori yang televan untuk menghindari

bias individual peneliti atas temuan atau kesimpulan yang dihasilkan.

Selain itu, triangulasi teori dapat meningkatkan kedalaman pemahaman

asalkan peneliti mampu menggali pengetahuan teoretik secara

mendalam atas hasil analisis data yang telah diperoleh. Diakui tahap ini

paling sulit sebab peneliti dituntut memiliki expert judgement ketika

membandingkan temuannya dengan perspektif tertentu, lebih-lebih

jika perbandingannya menunjukkan hasil yang jauh berbeda.

Dalam penelitian ini digunakan triangulasi sumber data, dimana

informasi dan data yang didapatkan berasal dari hasil wawancara yang

dilakukan kepada beberapa orang dosen, dan karyawan, kemudian observasi

terhadap perilaku dan pola komunikasi dari pimpinan kepada bawahan yang

ada di tempat penelitian, dan juga dokumentasi yang ada seperti surat resmi,

pengumuman, dll.

Sedangkan interpretasi data merupakan upaya untuk memperoleh

arti dan makna yang mendalam dan luas terhadap hasil penelitian yang

sedang dilakukan. Pembahasan hasil penelitian dilakukan dengan cara

meninjau hasil penelitian secara kritis dengan teori yang relevan dan

informasi akurat yang diperoleh dari lapangan. Peneliti menganalisa kata-

Page 43: Dinamika Komunikasi Organisasi

Dinamika Komunikasi Organisasi di Perguruan Tinggi 37

kata dan gambar untuk menguraikan tema sentral penelitian. Deskripsi ini

secara khusus meliputi informasi kontekstual mengenai orang atau ide yang

sedang diteliti.45

Dalam penelitian ini teknik analisis data menggunakan analisis

model Miles dan Huberman yang mengemukakan bahwa aktivitas adalam

analisis kualitatif dilakukan secara interaktif dan berlangsung secara terus-

menerus sampai tuntans, sehingga data sudah jenuh. Dalam teknik analisa

data terdapat beberapa proses, yaitu:

a. Reduksi Data

Mereduksi data berarti merangkum, memilih hal-hal yang pokok,

memfokuskan pada hal-hal yang penting, menemukan tema dan polanya.

Dengan demikian data yang telah direduksi akan memberikan gambaran

yang lebih jelas, dan mempermudah peneliti untuk melakukan pengumpulan

data selanjutnya atau menemukannya kembali jika diperlukan.

b. Penyajian data

Setelah data direduksi, maka langkah selanjutnya adalah menyajikan

data. Karena penelitian ini menggunakan jenis penelitian kualitatif, maka

penyajian datanya berupa uraian yang bersifat naratif atas hasil wawancara

terhadap para karyawan. Dengan menyajikan data secara naratif, maka akan

memudahkan untuk memahami apa yang terjadi, dan merencanakan langkah

selanjutnya berdasarkan apa yang telah dipahami tersebut.

c. Penarikan kesimpulan

Penarikan kesimpulan merupakan proses konklusi yang terjadi

selama pengumpulan data, mulai dari data awal hingga data akhir.

Kesimpulan dalam penelitian kualitatif dapat berupa deskripsi atau

45

Asmadi Alsa, Pendekatan Kuantitatif & Kualitatif Serta

Kombinasinya Dalam Penelitian Psikologi (Cet. II; Yogyakarta: Pustaka Pelajar,

2004), h. 48.

Page 44: Dinamika Komunikasi Organisasi

38 Dinamika Komunikasi Organisasi di Perguruan Tinggi

gambaran suatu obyek yang sebelumnya masih remang-remang atau gelap,

sehingga setelah diteliti menjadi jelas.46

46

Sugiyono, op. cit., h. 246- 253.

Page 45: Dinamika Komunikasi Organisasi

Dinamika Komunikasi Organisasi di Perguruan Tinggi 39

BAB II

LANDASAN TEORI

A. Pengertian Komunikasi Organisasi

Istilah komunikasi berasal dari perkataan Latin communis yang artinya

membuat kebersamaan atau membangun kebersamaan antara dua orang

atau lebih. Komunikasi juga berasal dari akar kata dalam bahasa Latin

communico yang artinya membagi.47 Jadi, Komunikasi adalah suatu proses

penyampaian informasi (pesan, ide, gagasan) dari satu pihak kepada pihak

lain. Pada umumnya, komunikasi dilakukan secara lisan atau verbal yang

dapat dimengerti oleh kedua belah pihak. Apabila tidak ada bahasa verbal

yang dapat dimengerti oleh keduanya, komunikasi masih dapat dilakukan

dengan menggunakan gerak-gerik badan, menunjukkan sikap tertentu,

misalnya tersenyum, menggelengkan kepala, mengangkat bahu. Cara seperti

ini disebut komunikasi nonverbal.

Untuk memahami pengertian komunikasi tersebut dapat digunakan

definisi yang dibuat oleh Harold D. Lasswell yang mengatakan bahwa cara

yang baik untuk menjelaskan komunikasi ialah dengan menjawab pertanyaan

sebagai berikut: Who Says What In Which Channel To Whom With What

Effect?.48 Berdasarkan paradigma Laswell di atas, maka komunikasi berarti

proses penyampaian pesan dari seorang komunikator kepada seorang

komunikan melalui media komunikasi tertentu untuk menghasilkan efek

tertentu. Dewasa ini sangat beragam jenis media komunikasi yang beredar di

masyarakat, yang dapat dipergunakan dalam kegiatan berkomunikasi.

Definisi Lasswell ini juga menunjukkan bahwa komunikasi itu

adalah suatu upaya yang disengaja serta mempunyai tujuan. Berdasarkan

47 Hafied Cangara, Pengantar Ilmu Komunikasi (Jakarta: RajaGrafindo

Persada, 2007),h. 18. 48Onong Uchyana Effendy, Ilmu, Teori, dan Filsafat Komunikasi,

(Bandung: Citra Aditya Bakti, 2000), h. 253.

Page 46: Dinamika Komunikasi Organisasi

40 Dinamika Komunikasi Organisasi di Perguruan Tinggi

definisi Lasswell ini dapat diturunkan 5 unsur komunikasi yang saling

bergantung satu sama lain, yaitu: Pertama sumber (source), sering

disebut juga pengirim (sender), penyandi (encoding), komunikator, pembicara

(speaker). Sumber adalah pihak yang berinisiatif atau mempunyai kebutuhan

untuk berkomunikasi. Sumber boleh jadi seorang individu, kelompok,

organisasi, atau perusahaan. Kedua pesan, yaitu apa yang dikomunikasikan

oleh sumber kepada penerima. Pesan merupakan seperangkat simbol verbal

dan atau nonverbal yang mewakili perasaan, nilai, gagasan, atau maksud

sumber tersebut. Ketiga saluran atau media, yaitu alat atau wahana yang

digunakan sumber untuk menyampaikan pesannya kepada penerima. Saluran

juga merujuk pada cara penyampaian pesan, apakah langsung (tatap muka)

atau lewat media (cetak dan elektronik). Keempat, penerima (receiver) sering juga

disebut sasaran/tujuan (destination), komunikate, penyandi balik (decoder) atau

khalayak, yaitu orang yang menerima dari sumber. Berdasarkan pengalaman

masa lalu, rujukan nilai, pengetahuan, persepsi, pola pikir, dan perasaan,

penerima pesan menafsirkan seperangkat simbol verbal dan atau nonverbal

yang ia terima. Kelima efek, yaitu apa yang terjadi pada penerima setelah ia

menerima pesantersebut, misalnya terhibur, menambah pengetahuan,

perubahan sikap, atau bahkan perubahan perilaku.

Jadi berdasarkan paradigma Lasswell tersebut, secara sederhana

proses komunikasi adalah pihak komunikator membentuk pesan dan

menyampaikannya melalui suatu saluran tertentu kepada pihak penerima

yang menimbulkan efek tertentu. Di dalam organisasi, komunikasi

memegang peranan penting karena tanpa adanya komunikasi, maka kegiatan

dalam organisasi tidak akan berjalan dengan baik. Organisasi yang di

dalamnya terdapat orang-orang atau bagian-bagian tidak dapat melaksanakan

fungsinya dengan baik tanpa adanya komunikasi satu sama lain. Seperti

pimpinan yang bisa menjadi komunikator dan bawahan yang menjadi

komunikan atau sebaliknya, instruksi yang bisa menjadi pesan, medianya bisa

Page 47: Dinamika Komunikasi Organisasi

Dinamika Komunikasi Organisasi di Perguruan Tinggi 41

menggunakan surat, pengumuman, buku petunjuk, efeknya agar bawahan

mengetahui informasi yang ada di organisasi.

Dalam usaha memenuhi kebutuhan hidupnya manusia memerlukan

manusia lain. Usaha untuk mempermudah pemenuhan kebutuhan tersebut

dengan membentuk hubungan kerjasama dan selanjutnya membentuk

kelompok-kelompok. Tujuan dari usaha manusia akan lebih muda diperoleh

dengan cara bersama-sama. Dengan demikian organisasi adalah tempat yang

memungkinkan masyarakat dapat meraih hasil yang sebelumnya tidak dapat

dicapai oleh individu-individu secara sendiri-sendiri. Menurut Stephen P.

Robbins, organisasi merupakan suatu unit sosial yang dikoordinasikan secara

sengaja, terdiri dari dua orang atau lebih yang berfungsi pada suatu basis

yang relatif bersinambung untuk mencapai serangkaian tujuan.49

Beranjak dari definisi organisasi, dapat dilihat bahwa tujuan utama

dalam organisasi adalah kegiatannya, bukan hanya pada individu sebagai

pelaku dalam organisasi. Bavela & Baret menjelaskan bahwa pengertian

organisasi merupakan kegiatan pengumpulan informasi, pencatatan, dan

penyebaran informasi sebagai sebuah sistem komunikasi. Dengan demikian,

proses komunikasi dalam organisasi sangatlah menentukan efektivitas

organisasi itu.

Organisasi pada intinya adalah sistem pembagian kerja melalui

hierarki dalam tujuan bersama. Organisasi menetapkan peran kepada setiap

orang yang menjadi anggotanya, peran-peran itu kemudian

dioperasionalisasikan kedalam tugas dan fungsi. Operasionalisasi tugas dan

fungsi yang beranekaragam dan bertingkat-tingkat tersebut disesuaikan

dengan jabatan yang bersifat struktural dan fungsional, sekaligus

menunjukkan tinggi-rendahnya kedudukan serta besar-kecilnya kewenangan.

Semua peran tersebut tidak dapat dilaksanakan sendiri tetapi harus bersama-

sama dengan orang lain yang mempunyai kedudukan dan kewenangan lebih

49Stephen P. Robbins, Organizational Behavior, terj. Diana Angelica, Perilaku

Organisasi, (Jakarta: Salemba Empat, 2008),h.4.

Page 48: Dinamika Komunikasi Organisasi

42 Dinamika Komunikasi Organisasi di Perguruan Tinggi

tinggi, setingkat maupun yang lebih rendah. Proses kerjasama ini

memerlukan hubungan dengan orang lain melalui mekanisme yang disebut

komunikasi, dan karena konteksnya dalam organisasi, disebut komunikasi

organisasi.

Komunikasi merupakan proses penyampaian informasi dari satu

pihak kepada pihak lain untuk mendapatkan saling pengertian. Yang

dimaksud dengan komunikasi dalam organisasi adalah suatu proses

penyampaian informasi, ide-ide, diantara anggota organisasi secara timbal

balik dalam rangka mencapai tujuan yang telah ditetapkan. Pimpinan

organisasi membutuhkan informasi yang cepat dan tepat. Oleh karena itu

komunikasi merupakan suatu bidang yang sangat penting dalam organisasi.

Untuk mencapai tujuan organisasi, seorang manajer harus mampu

berkomunikasi dengan semua karyawan di semua bidang dan tingkat.

Menurut Redding dan Sanborn komunikasi organisasi adalah

pengiriman dan penerimaan informasi dalam organisasi yang kompleks.

Yang termasuk dalam bidang ini adalah komunikasi internal, hubungan

manusia, hubungan persatuan pengelola, komunikasi dari atasan kepada

bawahan, komunikasi dari bawahan kepada atasan, komunikasi dari orang-

orang yang level/tingkatnya dalam organisasi, keterampilan berkomunikasi

dan berbicara, mendengarkan, menulis dan komunikasi evaluasi program.50

Stewart L. Tubbs dan Sylvia Moss mengatakan, beberapa ciri utama

komunikasi organisasional adalah faktor-faktor struktural dalam organisasi

yang mengahuruskan para anggotanya bertindak sesuai dengan peranan yang

diharapkan.51 Sedangkan Wayne Pace dan Don F. Faules mengklasifikasikan

definisi komunikasi menjadi dua, yakni definisi fungsional dan definisi

interpretatif. Definisi fungsional komunikasi organisasi adalah sebagai

50Arni Muhammad, Komunikasi Organisasi, (Jakarta: Bumi Aksara, 2007), h.

65. 51Stewart L. Tubbs dan Sylvia Moss, Human Communication, terj. Deddy

Mulyana, Human Communication Konteks-Konteks Komunikasi, buku kedua (Bandung: Remaja Rosdakarya, 2000), h. 166.

Page 49: Dinamika Komunikasi Organisasi

Dinamika Komunikasi Organisasi di Perguruan Tinggi 43

pertunjukan dan penafsiran pesan diantara unit-unit komunikasi yang

merupakan bagian dari suatu organisasi tertentu. Suatu organisasi terdiri dari

unit-unit komunikasi dalam hubungan-hubungan hierarkis antara yang satu

dengan lainnya dan berfungsi dalam satu lingkungan. Sedangkan definisi

interpretatif komunikasi organisasi cenderung menekankan pada kegiatan

penanganan pesan yang terkandung dalam suatu batas organisasional.52

Dengan kata lain definisi interpretatif komunikasi organisasi adalah

proses penciptaan makna atas interaksi yang menciptakan, memelihara dan

mengubah organisasi. Jadi perspektif interpretatif menekankan peranan

orang-orang dan proses dalam menciptakan makna. Sifat terpenting

komunikasi organisasi adalah penciptaan pesan, penafsiran, dan penanganan

kegiatan anggota organisasi. Bagaimana komunikasi berlangsung dalam

organisasi dan apa maknanya tergantung pada persepsi seseorang mengenai

organisasi.

Joseph A. Devito mendefinisikan komunikasi organisasi merupakan

pengiriman dan penerimaan berbagai pesan dalam organisasi (di dalam

kelompok formal maupun informal organisasi). Komunikasi formal adalah

komunikasi yang disetujui oleh organisasi itu sendiri dan sifatnya

berorientasi pada organisasi. Isinya berupa cara-cara kerja di dalam

organisasi, produktifitas, dan berbagai pekerjaan yang harus dilakukan dalam

organisasi. Komunikasi informal adalah komunikasi yang disetujui secara

sosial. Orientasinya tidak pada organisasinya sendiri, tetapi lebih pada para

anggotanya secara individual.53

Menurut Deddy Mulyana, komunikasi organisasi terjadi dalam suatu

jaringan yang lebih besar daripada komunikasi kelompok. Komunikasi

organisasi seringkali melibatkan juga komunikasi diadik, komunikasi antar-

52R.Wayne Pace & Don F. Faules, Organizational Communication, terj Deddy

Mulyana. Komunikasi Organisasi Strategi Meningkatkan Kinerja Perusahaan ( Bandung: Remaja Rosdakarya, 2000), h. 33.

53Joseph A. Devito, Komunikasi Antarmanusia, terj. Agus Maulana (Jakarta: Karisma Publishing Group,2011), h. 377.

Page 50: Dinamika Komunikasi Organisasi

44 Dinamika Komunikasi Organisasi di Perguruan Tinggi

pribadi dan adakalanya komunikasi publik. Komunikasi formal adalah

komunikasi menurut struktur organisasi yakni komunikasi ke bawah,

komunikasi keatas, dan komunikasi horisontal. Sedangkan komunikasi

informal tidak tergantung pada struktur organisasi, seperti komunikasi antar

sejawat, dan juga gosip.54

Secara sederhana, komunikasi organisasi dipahami sebagai jaringan

kerja yang dirancang dalam suatu sistem dan proses untuk mengalihkan

informasi dari seseorang/sekelompok orang kepada seseorang/sekelompok

orang demi tercapainya tujuan organisasi. Jaringan komunikasi organisasi

merupakan pola hubungan antarmanusia yang bersifat formal. Keformalan

ini meliputi adanya jaminan formalitas dalam unsur-unsur komunikasi dan

proses kerja unsur-unsur tersebut. Unsur dalam komunikasi organisasi

meliputi:

Pertama, kesengajaan. Karena pertukaran pesan dalam komunikasi

organisasi dilakukan melalui suatu hubungan formal dan informal (bukan

hubungan sosial) yang disengaja berdasarkan penggarisan organisasi. Kedua

pertukaran. Karena meliputi paling tidak dua orang atau lebih, yakni pihak

pengirim dan penerima. Masing-masing pihak secara bergantian menjadi

penerima dan pengirim pesan. Ketiga gagasan, pendapat, informasi, dan

instruksi. Isi pesan berupa buah pikiran dan harapan yang disampaikan

sesuai dengan kondisi indvidu dan lingkungannya.

Keempat, personal dan impersonal. Karena menggunakan saluran

langsung seperti tatap muka atau melalui saluran tidak langsung melalui

media massa kepada sejumlah orang secara serentak. Kelima simbol atau

tanda. Simbol mungkin positif dan abstrak, tanda mungkin berbentuk verbal

dan nonverbal. Keduanya dapat disandi menjadi pesan untuk dipertukarkan.

Kuncinya adalah bagaimana memakna pesan-pesan tersebut. Keenam

mencapai tujuan organisasi merupakan salah satu karakteristik, tujuan atau

54Deddy Mulyana, Ilmu Komunikasi Suatu Pengantar (Cet. XIV;

Bandung,Remaja Rosdakarya, , 2010), h, 75.

Page 51: Dinamika Komunikasi Organisasi

Dinamika Komunikasi Organisasi di Perguruan Tinggi 45

harapan organisasi yang bersifat formal dan sangat ditentukan oleh

pimpinan.55

Unsur-unsur tersebut menunjukkan bahwa kegiatan komunikasi

organisasi terjadi dalam batas-batas yang jelas dan sesuai dengan pencapaian

tujuan organisasinya. James L. Gibson menjelaskan dengan cara

mengimplementasikan unsur-unsur yang ada dalam proses komunikasi

tersebut kedalam kegiatan organisasi, yaitu:

1. Komunikator dalam konteks organisasi adalah anggota organisasi

dengan gagasan, maksud, informasi, dan bertujuan untuk mengadakan

komunikasi.

2. Membuat sandi atau menyandi (encoding) dilakukan oleh komunikator,

dengan menerjemahkan gagasan komunikator ke dalam serangkaian

tanda/simbol komunikasi yang sistematis. Bentuk utama dari sandi

adalah bahasa. Fungsi dari pembuatan sandi adalah memberi bentuk

tertentu untuk menyatakan gagasan dan maksud sebagai sebuah pesan.

3. Pesan merupakan hasil dari proses pembuatan sandi, gagasan/ide oleh

komunikator dinyatakan dalam bentuk pesan (dapat berupa lisan atau

tulisan). Dalam kegiatan organisasi, para manajer (pimpinan)

mempunyai berbagai maksud untuk berkomunikasi agar gagasan/ide

mereka dapat saling dimengerti, diterima bahkan menghasilkan

tindakan.

4. Media adalah alat untuk menyampaikan pesan. Organisasi memberi

informasi kepada anggotanya dengan beraneka macam cara, termasuk

tatap muka, telepon, pertemuan kelompok, dll.

5. Menguraikan sandi ke penerima. Menguraikan sandi (decoding)

merupakan istilah teknis bagi proses pikiran penerima. Penerima

menafsirkan pesan menurut pengalaman sendiri sebelumnya dan

menurut kerangka referensinya. Jika uraian sandi dari pesan tersebut

55Alo Liliweri, Sosiologi Organisasi (Bandung: Citra Aditya Bhakti, 1991), h.

275-287.

Page 52: Dinamika Komunikasi Organisasi

46 Dinamika Komunikasi Organisasi di Perguruan Tinggi

lebih mendekati maksud yang diinginkan oleh komunikator,

komunikasi akan lebih efektif.

6. Umpan balik. Pada komunikasi dua arah terjadi proses umpan balik

dari komunikator ke komunikan. Dalam pengelolaan organisasi,

kegiatan komunikasi terjadi antara pimpinan dengan bawahannya, atau

sebaliknya, dan umpan balik dapat berlangsung secara langsung

maupun tidak langsung.

7. Noise. Merupakan faktor-faktor yang mengganggu proses komunikasi.

Faktor-faktor ini dapat muncul melalu masing-masing unsur

komunikasi.

Dalam definisi komunikasi organisasi mengandung tujuh konsep

kunci yaitu: proses, pesan, jaringan, saling tergantung, hubungan,

lingkungan, dan ketidakpastian.

Proses dalam suatu organisasi adalah suatu sistem terbuka yang

dinamis yang menciptakan dan saling menukar pesan diantara anggotanya.

Karena gejala menciptakan dan menukar informasi ini berjalan terus

menerus dan tidak ada henti-hentinya maka dikatakan sebagai suatu proses.

Pesan dalam komunikasi organisasi ini adalah apa yang disampikan oleh

pimpinan kepada bawahannya. Pesan ini bisa berisi tentang tugas-tugas

dalam organisasi, pemeliharaan organisasi dan kemanusiaan. Pesan yang

berkenaan dengan tugas-tugas yaitu yang berhubungan dengan produksi

organisasi, pelayanan dan kegiatan khusus yang berkenaan dengan

organisasi. Pesan yang berkenaan dengan pemeliharaan organisasi seperti

kebijaksanaan, aturan-aturan yang membantu organisasi tetap hidup.

Sedangkan pesan yang berkenaan dengan kemanusiaan adalah mengenai

sikap karyawan, moral, rasa kepuasan, dan pemenuhan kebutuhan anggota

organisasi.

Jaringan dalam organisasi ini adalah hakikat dan luas jaringan

komunikasi yang dipengaruhi oleh banyak faktor, antara lain hubungan

peranan, arah dan arus pesan. Peranan tingkah laku dalam suatu organisasi

Page 53: Dinamika Komunikasi Organisasi

Dinamika Komunikasi Organisasi di Perguruan Tinggi 47

menentukan siapa yang menduduki posisi atau pekerjaan tertentu baik

dinyatakan secara formal maupun non formal. Arah jaringan komunikasi ada

yang disebut jaringan komunikasi kepada bawahan, komunikasi kepada

atasan dan komunikasi horisontal. Arus pesan ini adalah aliran pesan yang

disampaikan oleh pimpinan yang terkadang disampaikan secara lisan, dan

karena disampaikan secara berantai terkadang pesan ini sudah tidak lengkap

lagi.

Saling tergantung. Konsep kunci komunikasi yang lainnya yaitu

keadaan yang saling bergantung satu bagian dengan bagian lainnya. Hal ini

telah menjadi sifat dari suatu organisasi yang merupakan suatu sistem

terbuka. Bila suatu bagian dari organisasi mengalami gangguan maka akan

berpengaruh kepada bagian lainnya. Hubungan manusia dalam organisasi

yang memfokuskan kepada tingkah laku komunikasi dari orang yang terlibat

dalam suatu hubungan. Hubungan manusia dalam organisasi berkisar dari

yang sederhana yaitu hubungan antara dua orang sampai kepada hubungan

yang kompleks.

Lingkungan ini dapat dibedakan menjadi lingkungan internal dan

lingkungan eksternal. Karena lingkungan berubah-ubah, maka organisasi

memerlukan informasi baru. Informasi ini harus dapat mengatasi perubahan

dalam lingkungan dengan menciptakan dan pertukaran pesan baik secara

internal dalam unit-unit yang relevan maupun terhadap kepentingan umum

secara eksternal.

Konsep kunci yang terakhir dari komunikasi organisasi adalah

ketidakpastian. Yang dimaksud dengan ketidakpastian adalah perbedaan

informasi yang tersedia dengan informasi yang diharapkan. Untuk

mengurangi ketidakpastian ini organisasi menciptakan dan menukar pesan

diantara anggota, melakukan suatu penelitian, pengembangan organisasi, dan

mengadapi tugas-tugas yang kompleks dengan integrasi yang tinggi. 56

56Gerald M. Goldhaber, Organizational Communication (United States of

America: Wm. C.Brown Communication, Inc 1993), h.15-25.

Page 54: Dinamika Komunikasi Organisasi

48 Dinamika Komunikasi Organisasi di Perguruan Tinggi

Dari beberapa definisi diatas dapat dipahami bahwa komunikasi

organisasi menjadi sistem aliran yang menghubungkan dan membangkitkan

kinerja antar bagian dalam organisasi sehingga menghasilkan sinergi.

Komunikasi dalam organisasi adalah pengiriman dan penerimaan berbagai

pesan organisasi di dalam kelompok baik menggunakan jaringan formal

maupun informal dari suatu organisasi. Organisasi adalah komposisi

sejumlah orang-orang yang menduduki posisi dan peranan tertentu, di antara

orang-orang ini saling terjadi pertukaran pesan. Peranan individu dalam

sistem komunikasi ditentukan oleh hubungan struktur antara satu individu

dengan individu lainnya dalam organisasi. Pola komunikasi dalam sebuah

organisasi pada prinsipnya adalah bahwa setiap pimpinan harus melakukan

komunikasi dengan bawahannya untuk mencapai tujuan organisasi.

Komunikasi menjadi hal sangat penting dalam organisasi, karena

dengan komunikasi dapat mengurangi permasalahan yang ada dalam

organisasi. adapun fungsi komunikasi dalam organisasi yaitu fungsi produksi

dan pengaturan, fungsi pembaharuan, fungsi pemasyarakatan atau

pemeliharaan, fungsi tugas, fungsi perintah, fungsi relasional dan fungsi

manajemen ambigu.

1. Fungsi produksi dan pengaturan. Artinya, komunikasi yang terutama

berhubungan dengan penyelesaian pekerjaan dan membantu organisasi

mencapai tujuan produksi (produk, jasa-jasa dsb) adalah berorientasi

pengaturan dan produksi. Fungsi komunikasi ini meliputi pesan yang

memungkinkan pimpinan dan para anggota organisasi untuk

menentukan sasaran dan tujuan, merumuskan bidang masalah, menilai

prestasi, mengkoordinir tugas-tugas yang secara fungsional saling

bergantung, menentukan standar hasil prestasi, memberi perintah dan

menunjukkan kepada bawahan apa yang harus dilakukan, memimpin

dan mempengaruhi.

2. Fungsi pembaharuan. Artinya, aktivitas-aktivitas seperti sistem saran di

seluruh organisasi, pekerjaan penelitian dan pengembangan, riset dan

Page 55: Dinamika Komunikasi Organisasi

Dinamika Komunikasi Organisasi di Perguruan Tinggi 49

analisa pasar. Fungsi ini menjadikan organisasi dapat menyesuaikan diri

dengan perubahan-peubahan yang terjadi dalam lingkungannya. Untuk

itu suatu organisasi membuat rencana-rencana baru, aktivitas-aktivitas

baru, program-program baru, pengarahan yang baru, proyek-proyek

yang baru dan saran-saran mengenai produksi baru. Rencana-rencana

ini misalnya disampaikan pada waktu pertemuan-pertemuan

pemecahan masalah, pembuatan rencana dan pada waktu rapat-rapat

dengan anggota organisasi. Pesan yang disampaikan itu termasuk

kategori pesan pembaharuan.

3. Fungsi pemasyarakatan atau pemeliharaan. Artinya aktivitas-aktivitas

komunikasi yang menyangkut harga diri para anggota organisasi,

imbalan dan motivasi pegawai. Agar pegawai betah dalam suatu

organisasi dan berprestasi memadai, mereka hendaklah memperoleh

pengalaman menyenangkan dalam organisasi itu. Imbalan dapat berupa

uang, prestise, status, pekerjaan menarik, dan faktor kepuasan seperti

terlibat dalam pengambilan keputusan. Komunikasi sosial meliputi

informasi yang menunjang hubungan seseorang dengan lingkungan

fisik dan manusia. Fungsi sosial dari komunikasi membantu

membangun harapan bersama dengan para anggota organisasi, harapan

mengenai satu sama lain, pekerjaan yang akan dilaksanakan, bagaimana

mengerjakan tersebut, dan konteks organisasional dan lingkungan

dimana organisasi itu berada. Oleh karena fungsi sosial dari komunikasi

itulah para anggota mengenal dan bergaul satu sama lain sebagai

anggota organisasi itu. Hanya dengan komunikasi sosial atau

komunikasi pemeliharaan pegawai dapat terlibat secara pribadi dalam

sasaran suatu organisasi.

4. Fungsi tugas. Artinya, aktivitas-aktivitas komunikasi yang berkenaan

dengan pelaksanaan tugas-tugas organisasi oleh anggota organisasi.

Pesan ini mencakup pemberian informasi kepada karyawan untuk

melakukan tugas mereka secara efisien, seperti aktivitas pemberian

Page 56: Dinamika Komunikasi Organisasi

50 Dinamika Komunikasi Organisasi di Perguruan Tinggi

latihan kepada karyawan, memberikan orientasi bagi karyawan baru,

penentuan tujuan dan aktivitas lainnya yang berkenaan dengan

produksi, pelayanan pemasaran dan sebagainya. Atau dengan kata lain

fungsi tugas dapat dikatakan sebagai pesan yang berhubungan dengan

output sistem yang diinginkan oleh organisasi.

5. Fungsi perintah. Artinya, komunikasi memperbolehkan anggota

organisasi membicarakan, menerima, menafsirkan dan bertindak atas

suatu perintah. Dua jenis komunikasi yang mendukung pelaksanaan

fungsi ini adalah pengarahan dan umpan balik, dan tujuannya adalah

berhasil mempengaruhi anggota lain dalam organisasi. Hasil fungsi

perintah adalah koordinasi di antara sejumlah anggota yang saling

bergantung dalam organisasi tersebut.

6. Fungsi relasional. Artinya, komunikasi memperbolehkan anggota

organisasi menciptakan dan mempertahankan bisnis produktif dan

hubungan personal dengan anggota organisasi lain. Hubungan dalam

pekerjaan mempengaruhi kinerja pekerjaan dalam berbagai cara,

misalnya kepuasan kerja, aliran komunikasi ke bawah maupun ke atas

dalam hirarki organisasional, dan tingkat pelaksanaan perintah.

Pentingnya ketrampilan dalam hubungan antarpesona yang baik lebih

terasa dalam pekerjaan ketika seseorang merasa bahwa banyak

hubungan yang perlu dilakukan tidak dipilih tetapi diharuskan oleh

lingkungan organisasi, sehingga hubungan menjadi kurang stabil, lebih

memacu konflik, kurang ditaati, dan sebagainya.

7. Fungsi manajemen ambigu. Artinya, pilihan dalam situasi organisasi

sering dibuat dalam keadaan yang sangat ambigu. Komunikasi adalah

alat untuk mengatasi dan mengurangi ketidakjelasan yang melekat

dalam organisasi, misalnya anggota berbicara satu dengan lainnya untuk

Page 57: Dinamika Komunikasi Organisasi

Dinamika Komunikasi Organisasi di Perguruan Tinggi 51

membangun lingkungan dan memahami situasi baru, yang

membutuhkan perolehan informasi bersama.57

Dari fungsi-fungsi komunikasi yang telah diuraikan diatas

menunjukkan bahwa terdapat peran komunikasi dalam organisasi yang tidak

lepas dari fungsi manajemen, yang kemudian disebut manajemen

komunikasi. Manajemen komunikasi dapat dipahami sebagai sebuah proses

koordinasi interpretasi atau pengertian yang dibangun melalui interaksi

antarmanusia. Kemampuan berkomunikasi dilakukan dengan saling

memahami pandangan dan kerangka berpikir masing-masing dalam

lingkungan yang beragam.

Manajemen komunikasi juga dapat dipahami sebagai proses yang

sistematis antara anggota organisasi dalam menjalankan fungsi-fungsi

manajemen untuk menyelesaikan pekerjaan melalui proses negosiasi

pengertian/pemahaman antara satu individu maupun lebih yang bertujuan

mencapai keinginan dan kepuasan bersama. Implementasi manajemen

komunikasi kedalam sistem kegiatan di organisasi dilakukan melalui empat

tahap yang disebut managerial planning, yaitu:

Pertama, Reorganize large masses of information into simpler yet more

meaningful categories. Tahap ini bertujuan memudahkan para anggota

organisasi dalam memahami dan melaksanakan pekerjaan yang sesuai

dengan kebijakan dan arahan pimpinan.

Kedua, Differentiate important information and eliminate non essential

information. Tahap ini bertujuan memilah-milah sedemikian rupa informasi

mengenai pekerjaan agar pelaksana pekerjaan dapat membuat prioritas

pekerjaan berdasarkan tingkatan informasinya.

Ketiga, View problem-connected event, phenomena ad concept in anintegrated

context that makes it easier to make sense of, or explain what is occurring. Pimpinan

membutuhkan tahapan ini sebagai upaya untuk membuat spesifikasi

pekerjaan dan mendistribusikannya kepada karyawan, sesuai dengan

57Abdullah Masnuh, h. 74-77.

Page 58: Dinamika Komunikasi Organisasi

52 Dinamika Komunikasi Organisasi di Perguruan Tinggi

wewenang dan tanggungjawabnya, serta mampu mengantisipasi

kemungkinan yang terjadi.

Keempat, Formulate strategy that can serve as the basis for plant and

theirimplementation. Tahapan ini merupakan tahapan yang sangat menentukan

keberhasilan organisasi dalam mencapai tujuan. Rumusan strategi yang tepat

dan mudah diimplementasikan akan menciptakan suasana kerja yang

kondusif dan mendorong terciptanya kinerja yang memuaskan karyawan dan

organisasi. 58

Tahapan-tahapan tersebut merupakan dasar untuk berkembang dan

berubahnya suatu organisasi. Tahapan tersebut akan efektif bila dilakukan

dengan melibatkan seluruh unsur yang terkait dalam aktivitas pengelolaan

organisasi. Hubungan timbal balik sesama anggota organisasi dalam rangka

melaksanakan kegiatan organisasi untuk mencapai target atau sasaran secara

efektif.

Manajemen komunikasi secara umum dapat dipahami sebagai

mengordinasikan interpretasi atau pengertian melalui interaksi antara

manusia. Kemampuan berkomunikasi dalam interaksi manusia dapat

dipahami dari sudut pandang pengalaman individu dan kerangka berpikir.

Kemampuan berkomunikasi dipandang sebagai bentuk hubungan

interpersonal, sehingga kegiatan komunikasi dilakukan dalam bentuk

pertukaran gagasan atau pemahaman individu. Kemampuan komunikasi

interpersonal diperoleh dari besar kecilnya hubungan yang terjadi dari waktu

ke waktu.

Aktivitas dalam organisasi diantaranya mengaplikasikan fungsi

manajemen ke dalam aktivitas komunikasi yang berlangsung di organisasi

dan bertujuan untuk saling mengingatkan serta memberi perhatian terhadap

sasaran. Termasuk diantaranya kegiatan dan strategi komunikasi,

memberikan pendapat, memutuskan dan mengevaluasi aktivitas komunikasi

58Dewi K. Soedarsono, Sistem Manajemen Komunikasi , Teori, Model, dan

Aplikasi (Bandung: Simbiosa Rekatama Media, 2009)., h. 48.

Page 59: Dinamika Komunikasi Organisasi

Dinamika Komunikasi Organisasi di Perguruan Tinggi 53

yang telah direncanakan. Komunikasi merupakan salah satu alat terpenting

dalam menjalankan fungsi manajemen terutama untuk mendukung

kebijakan-kebijakan yang dikeluarkan oleh pimpinan. Anggota organisasi

perlu menyadari pentingnya kegiatan komunikasi untuk membantu

tercapainya kinerja organisasi.

Kemampuan komunikator yang terlibat dalam kegiatan komunikasi

di organisasi adalah salah satu kunci keberhasilan dalam mencapai sasaran,

tujuan maupun target organisasi. Dengan demikian seluruh pelaku organisasi

selayaknya mempunyai pemahaman yang sama dalam melaksanakan kegiatan

organisasi, sehingga dapat menciptakan iklim komunikasi yang baik.

Kemampuan komunikator diperngaruhi oleh etos dan sikap

komunikator. Etos adalah nilai diri seseorang yang merupakan paduan dari

kognisi, yaitu proses memahami sesuatu objek dalam pikiran; afeksi, yaitu

perasaan yang ditimbulkan oleh perangsang dari luar; dan konasi, yaitu aspek

psikologis yang ditunjukkan dalam bentuk perilaku. Sedangkan sikap adalah

suatu kesiapan kegiatan, kecenderungan pada diri sendiri untuk melakukan

suatu kegiatan menuju atau menjauhi nilai-nilai sosial.

Etos komunikator dapat tumbuh melalui faktor-faktor:

1. Kesiapan (preparedness)

Sebelum komunikator tampil atau melakukan kegiatan komunikasi,

selayaknya mempersiapkan diri sedemikian rupa dengan data-data maupun

bahan-bahan yang berhubungan dengan objek maupun topik yang akan

disampaikan.

2. Kesungguhan (seriousness)

Penyampaian pesan seorang komunikator dilakukan dengan

menunjukkan kesungguhan akan menumbuhkan kepercayaan komunikan.

3. Ketulusan (sincerity)

Seorang komunikator harus membawakan kesan kepada

khalayaknya bahwa ia berhati tulus dalam niat dan perbuatannya. Ia harus

Page 60: Dinamika Komunikasi Organisasi

54 Dinamika Komunikasi Organisasi di Perguruan Tinggi

berhati-hati untuk menghindarkan kata-kata yang mengarah kepada

kecurigaan terhadap ketidaktulusan komunikator.

4. Kepercayaan (confidence)

Seorang komunikator selayaknya menampilkan kesan meyakinkan

dengan penguasaan diri yang kuat, dan dapat menguasai situasi yang

beragam.

5. Ketenangan (poise)

Ketenangan yang ditunjukkan seorang komunikator akan

menimbulkan kesan pada komunikan bahwa komunikator merupakan orang

yang sudah berpengalaman dalam menghadapi khalayak, dan menguasai

pesoalan yang dibicarakan.

6. Keramahan (friendship)

Keramahan komunikator akan menimbulkan rasa simpati

komunikan kepadanya. Keramahan adalah pengekspresian sikap etis.

Keramahan tidak hanya ditunjukkan dengan ekspresi wajah, tetapi juga

dengan gaya dan cara pengutaraan paduan pikiran dan perasaannya.

7. Kesederhanaan (moderation)

Kesederhanaan tidak hanya menyangkut hal-hal yang bersifat fisik,

tetapi juga penggunaan bahasa sebagai alat untuk menyalurkan pikiran dan

perasaan, dan dalam gaya mengkomunikasikannya.59

Ada beberapa prinsip-prinsip etika komunikasi yang terkandung

dalam qawl/kata dalam Al-Qur’an yaitu:

1. Qawlan Adhima

Kata-kata yang mengandung qawlan adhima terdapat dalam Al-

Qur’an pada Q.S. Al-Isra/17: 40 yang berbunyi:

59Onong Uchyana Effendi, Dinamika Komunikasi (Bandung: Remaja

Rosdakarya, 2000), h. 16-19.

Page 61: Dinamika Komunikasi Organisasi

Dinamika Komunikasi Organisasi di Perguruan Tinggi 55

Terjemahnya:

Maka apakah patut Tuhan memilihkan bagimu anak-anak laki-laki sedang dia

sendiri mengambil anak-anak perempuan diantara para malaikat? Sesungguhnya kamu

benar-benar mengucapkan kata-kata yang besar (dosanya)”.

Penafsiran ayat tersebut, melukiskan bahwa dalam berkomunikasi

adalah kita tidak boleh mengucapkan kata-kata yang mengandung

kebohongan, atau tuduhan yang sama sekali tidak berdasar. Karena, ucapan-

ucapan yang tidak berdasar sangatlah dibenci Allah swt. Komunikasi Islam

pada hakikatnya adalah memberikan pesan yang mengandung kebenaran-

kebenaran Ilahi jauh dari prasangka dan kebohongan.

2. Qawlan Baligha

Dalam bahasa Arab, kata baligha diartikan sebagai sampai, mengenai

sasaran atau mencapai tujuan. Jika dikaitkan dengan kata-kata qawl, baligh

berarti fasih, jelas maknanya, tepat mengungkapkan apa yang dikehendaki

dan terang. Qaulan Baligha artinya menggunakan kata-kata yang efektif, tepat

sasaran, komunikatif, mudah dimengerti, langsung ke pokok masalah (straight

to the point), dan tidak berbelit-belit atau bertele-tele. Dalam Al-Qur,an

disebutkan dalam Q.S. An-Nisa /4:63

Terjemahnya:

Page 62: Dinamika Komunikasi Organisasi

56 Dinamika Komunikasi Organisasi di Perguruan Tinggi

Mereka itu adalah orang-orang yang Allah mengetahui apa yang di dalam hati mereka.

karena itu berpalinglah kamu dari mereka, dan berilah mereka pelajaran, dan

Katakanlah kepada mereka Perkataan yang berbekas pada jiwa mereka.

3. Qawlan Karima

Qawlan karima dapat diartikan sebagai perkataan yang mulia. Jika

dikaji lebih jauh, etika komunikasi dengan menggunakan qawlan karima lebih

ke sasaran (komunikator) dengan tingkatan umurnya lebih tua. Sehingga,

pendekatan yang digunakan lebih pada pendekatan yang digunakan lebih

pada pendekatan yang sifatnya pada sesuatu yang santun, lembut, dengan

tingkatan dan sopan santun yang diutamakan. Dalam artian, memberikan

penghormatan dan tidak menggurui. Al-Qur’an menjelaskan hal ini dalam

Q.S. Al-Isra/17:23.

Terjemahnya:

Dan Tuhanmu telah memerintahkan supaya kamu jangan menyembah selain

Dia dan hendaklah kamu berbuat baik pada ibu bapakmu dengan sebaik-

baiknya. jika salah seorang di antara keduanya atau Kedua-duanya sampai

berumur lanjut dalam pemeliharaanmu, Maka sekali-kali janganlah kamu

mengatakan kepada keduanya Perkataan "ah" dan janganlah kamu

membentak mereka dan ucapkanlah kepada mereka Perkataan yang mulia.

4. Qawlan Layyina

Layyin secara terminology diartikan sebagai “lembut”. Jadi qwlan

layyinan berarti perkataan yang lemah lembut. Dalam komunikasi Islam

qowlan layyinan merupakan interaksi komunikasi antara komunikator dalam

Page 63: Dinamika Komunikasi Organisasi

Dinamika Komunikasi Organisasi di Perguruan Tinggi 57

mempengaruhi komunikan untuk mencapai hikmah. Dalam Al-Qur’an

disebutkan pada Q.S. Thaha/20:44.

Terjemahnya:

Maka berbicaralah kamu berdua kepadanya dengan kata-kata yang lemah lembut,

Mudah-mudahan ia ingat atau takut..

Ayat di atas adalah perintah Allah SWT kepada Nabi Musa dan

Harun agar berbicara lemah-lembut, tidak kasar, kepada Fir’aun. Dengan

Qaulan Layina, sehingga hati komunikan akan merasa tersentuh dan jiwanya

tergerak untuk menerima pesan komunikasi kita. Dengan demikian, dalam

komunikasi Islam, semaksimal mungkin dihindari kata-kata kasar dan suara

(intonasi) yang bernada keras dan tinggi.

5. Qawlan Maisura

Dalam komunikasi Islam qawlan maisura dapat diartikan bahwa

dalam menyampaikan pesan, komunikator harus menggunakan bahasa yang

ringan, sederhana, pantas atau yang mudah diterima oleh komunikan secara

spontan tanpa harus melalui pemikiran yang berat, sebagaimana dalam Al-

Qur’an Q.S. Al-Isra/17:28 yang berbunyi:

Terjemahnya:

Dan jika kamu berpaling dari mereka untuk memperoleh rahmat dari Tuhanmu yang

kamu harapkan, Maka Katakanlah kepada mereka Ucapan yang pantas.

Qaulan Maysura bermakna ucapan yang mudah, yakni mudah

dicerna, mudah dimengerti, dan dipahami oleh komunikan. Makna lainnya

adalah kata-kata yang menyenangkan atau berisi hal-hal yang

menggembirakan.

Page 64: Dinamika Komunikasi Organisasi

58 Dinamika Komunikasi Organisasi di Perguruan Tinggi

6. Qawlan Ma’rufan

Ungkapan qawlan ma’rufan dapat diartikan sebagai ungkapan yang

pantas dan baik. Pantas dapat diartikan terhormat dan baik dapat diartikan

sopan. Kata ma’rufan dapat dipahami sebagai yang dikenal oleh kebiasaan

masyarakat. Perintah mengucapkan yang ma’ruf, mencakup cara

pengucapan, kalimat-kalimat yang diucapkan serta gaya pembicaraan. Qawlan

Ma’rufan juga bermakna pembicaraan yang bermanfaat dan menimbulkan

kebaikan (maslahat). Sebagaimana dalam Al-Qur’an Q.S. An-Nisa/4:5 dan

juga ayat 8, yang berbunyi:

Terjemahnya:

Dan janganlah kamu serahkan kepada orang-orang yang belum sempurna akalnya

harta (mereka yang ada dalam kekuasaanmu) yang dijadikan Allah sebagai pokok

kehidupan. berilah mereka belanja dan pakaian (dari hasil harta itu) dan ucapkanlah

kepada mereka dengan kata-kata yang baik.

Terjemahnya:

Dan apabila sewaktu pembagian itu hadir kerabat, anak yatim dan orang miskin,

Maka berilah mereka dari harta itu, (sekedarnya) dan ucapkanlah kepada mereka

Perkataan yang baik.

Dalam ayat yang lain juga disebutkan pentingnya berbicara yang

baik, seperti dalam Q.S. Al-Baqarah/2:235, dan juga dalam ayat 263

Page 65: Dinamika Komunikasi Organisasi

Dinamika Komunikasi Organisasi di Perguruan Tinggi 59

Terjemahnya:

Dan tidak ada dosa bagi kamu meminang wanita-wanita itu dengan sindiran

atau kamu Menyembunyikan (keinginan mengawini mereka) dalam hatimu.

Allah mengetahui bahwa kamu akan menyebut-nyebut mereka, dalam pada

itu janganlah kamu Mengadakan janji kawin dengan mereka secara rahasia,

kecuali sekedar mengucapkan (kepada mereka) Perkataan yang ma'ruf[. dan

janganlah kamu ber'azam (bertetap hati) untuk beraqad nikah, sebelum habis

'iddahnya. dan ketahuilah bahwasanya Allah mengetahui apa yang ada dalam

hatimu; Maka takutlah kepada-Nya, dan ketahuilah bahwa Allah Maha

Pengampun lagi Maha Penyantun.

Terjemahnya:

Perkataan yang baik dan pemberian maaf lebih baik dari sedekah yang diiringi dengan

sesuatu yang menyakitkan (perasaan si penerima). Allah Maha Kaya lagi Maha

Penyantun.

Page 66: Dinamika Komunikasi Organisasi

60 Dinamika Komunikasi Organisasi di Perguruan Tinggi

7. Qawlan Saddidan

Qawlan saddidan dapat diartikan sebagai pembicaraan yang benar,

jujur, tidak bohong. Saddidan dapat diartikan konsistensi. Kata ini digunakan

untuk menunjuk sasarannya, seperti dalam Al-Qur’an Q.S. An-Nisa/4:9

yang berbunyi:

Terjemahnya:

Dan hendaklah takut kepada Allah orang-orang yang seandainya meninggalkan

dibelakang mereka anak-anak yang lemah, yang mereka khawatir terhadap

(kesejahteraan) mereka. oleh sebab itu hendaklah mereka bertakwa kepada Allah dan

hendaklah mereka mengucapkan Perkataan yang benar.

Qaulan Sadidan berarti pembicaran, ucapan, atau perkataan yang

benar, baik dari segi substansi (materi, isi, pesan) maupun redaksi (tata

bahasa). Dari segi substansi, komunikasi informasi harus menyampaikan

kebenaran, faktual, hal yang benar, jujur, tidak berbohong, juga tidak

merekayasa atau memanipulasi fakta. Dari segi redaksi, informasi harus

menggunakan kata-kata yang baik dan benar, baku, sesuai kadiah bahasa

yang berlaku.60

Dalam hubungannya dengan kegiatan komunikasi, terdapat lima

jenis sikap yang perlu ditampilkan komunikator, yaitu: yang pertama adalah

Reseptif (receptive), kesediaan untuk menerima gagasan, pendapat, dam

pikiran orang lain. Kedua selektif (selective), dalam proses komunikasi tidak

dipungkiri bahwa individu saling beralih peran sebagai komunikator dan

komunikan. Dengan demikian diperlukan sikap selektif agar proses

penyampaian dan penerimaan pesan/informasi dapat dipahami bersama.

60 Wahyu Ilaihi, Komunikasi Dakwah (Bandung: Remaja Rosdakarya, 2010),

h. 171-191.

Page 67: Dinamika Komunikasi Organisasi

Dinamika Komunikasi Organisasi di Perguruan Tinggi 61

Ketiga Digestif (digestive), kemampuan komunikator dalam mencerna gagasan

atau informasi dari orang lain sebagai bahan bagi pesan yang akan ia

sampaikan.

Keempat Asimilatif (assimilative), kemampuan komunikator dalam

menghubungkan gagasan atau informasi yang ia terima dari orang lain secara

sistematis dengan apa yang telah ia miliki dalam benaknya, yang merupakan

hasil pendidikan dan pengalamannya. Kelima Transmisif (transmissive),

kemampuan komunikator dalam mentransmisikan gagasan atau informasi

yang telah diformulasikan secara kognitif, afektif, dan konatif kepada orang

lain. Komunikator mampu memilih kata-kata yang fungsional, mampu

menyusun kalimat secara logis, mampu memilih waktu yang tepat, sehingga

komunikasi yang dilancarkan akan menimbulkan dampak yang diharapkan.61

Lima faktor yang merupakan unsur penting bagi sikap seseorang

dalam rangka pembinaan dirinya sebagai komunikator. Dari penjelasan

tersebut jelas, bahwa untuk menjadi komunikator yang baik, harus menjadi

komunikan yang baik. Dalam praktiknya, komunikasi adalah proses yang

integral dalam menjalankan fungsi-fungsi manajemen secara sistematis, yang

ditujukan untuk mencapai tujuan organisasi. Dalam proses manajemen

kegiatan komunikasi diaplikasikan melalui kegiatan yang berkaitan dengan

aliran informasi yang sesuai dengan hierarki dalam struktur organisasi.

Kaitan antara proses manajemen dan proses komunikasi, dimana

alur pekerjaan dilakukan secara menyeluruh sesuai dengan aliran informasi

yaitu kegiatan komunikasi ke atas, kebawah, dan horizontal berguna bagi

pimpinan untuk mengetahui job performance karyawan yang melaksanakan

pekerjaan tersebut. Aliran komunikasi ke atas berupa feedback di mana

pimpinan memperoleh informasi mengenai masalah yang ada pada bawahan.

Dalam hal ini pimpinan menjalankan fungsi kontrol sehingga kemantapan

dan konsistens seorang pimpinan dalam menerapkan fungsi-fungsi

manajemen tetap terjaga.

61Dewi K Soedarsono, op. cit., h. 55.

Page 68: Dinamika Komunikasi Organisasi

62 Dinamika Komunikasi Organisasi di Perguruan Tinggi

Aktivitas organisasi dapat terlaksana bilamana anggota organisasi

masing-masing menjalankan fungsi manajemen komunikasi secara

sistematis, terkoordinasi dan tepat sasaran. Hal ini dapat tercapai bila

pimpinan dan karyawan sebagai ujung tombak organisasi mampu bersama-

sama mengaplikasikan pembagian kerja organisasi sesuai tugas dan

tanggungjawabnya. Dengan demikian kerjasama dalam sebuah organisasi

harus dilakukan oleh semua anggotanya.

Proses komunikasi selalu berkaitan dengan partisipasi dan

hubungan antar individu. Keterlibatan hubungan antar individu berkenaan

dengan fungsi dan tugasnya dalam struktur organisasi melalui jaringan kerja

komunikasi. Dengan adanya jaringan kerja di organisasi, aktivitas

komunikasi para anggota organisasi secara teratur dan terarah terhubung ke

dalam alur informasi berdasarkan tingkatan dalam struktur organisasi. fungsi

jaringan kerja akan lebih efektif bilamana komunikator dan komunikan

merasakan dan mengakui kegiatan komunikasi di organisasi adalah upaya

untuk melaksanakan tugas dan tanggungjawabnya sebagai anggota

organisasi, dengan tujuan untuk menciptakan kinerja yang memuaskan

organisasi dan anggota itu sendiri.

Pentingnya komunikasi dalam organisasi, secara rinci dapat dilihat

dari beberapa hal berikut ini:

1. Menimbulkan rasa kesetiakawanan dan loyalitas antara:

a. Para bawahan dengan atasan/pimpinan

b. Bawahan dengan bawahan

c. Atasan dengan atasan

d. Pegawai dengan organisasi/lembaga yang bersangkutan

2. Meningkatkan kegairahan kerja para pegawai

3. Meningkatkan moral dan disiplin para pegawai

4. Semua jajaran pimpinan dapat mengetahui keadaan bidang yang

menjadi tugasnya sehingga akan berlangsung pengendalian operasional

yang efisien

Page 69: Dinamika Komunikasi Organisasi

Dinamika Komunikasi Organisasi di Perguruan Tinggi 63

5. Semua pegawai dapat mengetahui kebijaksanaan, peraturan-peraturan,

ketentuan-ketentuan, yang telah ditetapkan oleh pimpinan organisasi.

6. Semua informasi, keterangan-keterangan yang dibutuhkan oleh para

pegawai dapat dengan cepat dan tepat diperoleh.

7. Meningkatkan rasa tanggung jawab semua pegawai.

8. Menimbulkan saling pengertian di antara pegawai.

9. Meningkatkan kerja sama diantara para pegawai.

10. Meningkatkan semangat korp di kalangan para pegawai.62

Kegiatan komunikasi dapat mempengaruhi organisasi dalam

berbagai cara. Jika berjalan secara efektif, komunikasi akan mampu

mendorong prestasi kerja yang lebih baik dan menimbulkan kepuasan kerja.

Respon yang positif dari karyawan ini mendukung pendapat yang mendasar

dari perilaku organisasi bahwa komunikasi terbuka pada umumnya lebih

baik daripada komunikasi tertutup.

Komunikasi dalam organisasi mempunyai empat fungsi yaitu fungsi

kendali (kontrol/pengawasan), fungsi motivasi, fungsi pengungkapan emosi,

dan fungsi informasi. Pertama fungsi kendali (control); komunikasi bertindak

untuk mengendalikan perilaku anggota organisasi agar mereka mematuhi

semua aturan dan hierarki wewenang dalam organisasi. Kedua fungsi

motivasi; komunikasi dapat menjelaskan pada para anggota apa yang harus

dikerjakan dan bagaimana dapat bekerja degan baik. Ketiga fungsi

pengungkapan emosi; dengan komunikasi para anggota dapat

mengungkapkan kekecewaan, atau rasa puas yang mereka rasakan. Keempat

fungsi infromasi; dengan komunikasi semua keputusan dapat diambil dan

dapat diteruskan pada semua angota organisasi.63

Komunikasi menjadi titik yang penting karena segala proses

perencanaan dan pengorganisasian tidak akan dapat dijalankan dengan baik

62Ig. Wursanto, Dasar-Dasar Ilmu Organisasi ( Yogyakarta: Andi, 2005), h.

159. 63Sentot Imam Wahjono, Perilaku Organisasi (Yogyakarta: Graha Ilmu,

2010), h. 218.

Page 70: Dinamika Komunikasi Organisasi

64 Dinamika Komunikasi Organisasi di Perguruan Tinggi

tanpa komunikasi yang baik. Komunikasi juga berfungsi untuk mengontrol

perilaku anggota organisasinya. Organisasi mempunyai hierarki kewenangan

dan petunjuk-petunjuk formal yang diperlukan para karyawan untuk

mengikutinya. Fungsi kontrol ini dapat bilamana para karyawan merasa perlu

mengkomunikasikan keluhan tentang pekerjaan kepada atasan langsungnya

untuk mengikuti petunjuk kerja/untuk menerima kebijaksanaan organisasi.

Komunikasi bisa juga memelihara motivasi dengan menjelaskan

kepada karyawan hal-hal yang harus dikerjakan, dan hal-hal yang dapat

dikerjakan untuk meningkatkan prestasi kerja. Pembuatan tujuan-tujuan

spesifik, umpan balik untuk kemajuan menuju kepada realisasi tujuan, dan

penguatan untuk perilaku yang dikehendaki, semuanya bisa menstimulasi

motivasi dan memerlukan komunikasi. Bagi sebagian besar karyawan,

kelompok kerja mereka merupakan sumber primer untuk interaksi sosial.

Komunikasi yang terjadi di dalam kelompok merupakan mekanisme yang

fundamental di mana para anggota menunjukkan perasaan frustasi dan rasa

puas. Oleh karena itu, komunikasi dapat memberikan pelepasan ketegangan

untuk ekspresi emosional dan pemenuhan kebutuhan-kebutuhan sosial.

Fungsi yang terakhir adalah memberikan informasi yang dibutuhkan oleh

kelompok-kelompok untuk membuat keputusan dengan mentransmisikan

data untuk mengindentifikasi dan mengevaluasi pilihan-pilihan alternatif.

Sedangkan Conrad mengidentifikasikan tiga fungsi komunikasi

organisasi sebagai fungsi perintah, fungsi relasional, dan fungsi manajemen

ambigu.64 Fungsi perintah berkenaan dengan anggota-anggota organisasi

mempunyai hak dan kewajiban membicarakan, menerima, menafsirkan, dan

bertindak atas suatu perintah. Tujuan dari fungsi perintah adalah koordinasi

diantara sejumlah anggota yang bergantung dalam organisasi. Fungsi

relasional berkenaan dengan komunikasi memperbolehkan anggota-anggota

menciptakan dan mempertahankan hubungan personal dengan anggota

64Khomsahrial Romli, Komunikasi Organisasi Lengkap (Jakarta: Grasindo,

2011), h. 2-3.

Page 71: Dinamika Komunikasi Organisasi

Dinamika Komunikasi Organisasi di Perguruan Tinggi 65

organisasi lain. Fungsi manajemen ambigu berkenaan dengan pilihan dalam

situasi organisasi sering dibuat dalam keadaan yang sangat ambigu, misalnya

tujuan organisasi tidak jelas. Komunikasi dapat menjadi alat untuk mengatasi

dan mengurangi ketidakjelasan (ambiguity) yang melekat dalam organisasi.

Komunikasi dinilai efektif apabila pesan yang disampaikan dan yang

dimaksudkan oleh komunikator dapat diterima dan dipahami oleh

komunikan. Ada lima hal yang dapat dijadikan ukuran bagi komunikasi yang

efektif, yaitu:

6. Pemahaman

Pemahaman adalah penerimaan yang cermat atas kandungan pesan

seperti yang dimaksudkan oleh komunikator. Dalam hal ini, komunikator

dikatakan efektif bila penerima memperoleh pemahaman yang cermat atas

apa yang disampaikannya. Dalam komunikasi organisasi, salah satu hasil

terpenting yang diharapkan adalah pemahaman pesan secara cermat.

Mustahil suatu organisasi akan berfungsi dengan baik bila para pegawainya

tidak memahami tugas yang harus mereka kerjakan. Untuk mencapai hal ini,

diperlukan pemahaman, baik atas petunjuk verbal dari atasan, maupun atas

informasi yang disebarkan melalui memo, buku pedoman pegawai, dan

penjelasan lainnya yang merupakan kebijakan organisasi.

7. Kesenangan

Tidak semua komunikasi bertujuan untuk menyampaikan informasi

dan membentuk pengertian, adapula komunikasi yang lazim disebut

komunikasi fatis (phatic communication) yang dimaksudkan untuk

menimbulkan kesenangan. Komunikasi inilah yang menjadikan hubungan

antara anggota organisasi menjadi hangat, akrab, dan menyenangkan bagi

orang lain. Perkataan menyapa yang dilakukan oleh seseorang, seperti “hei

apa kabar”, akan dapat memberikan perasaan senang pada diri komunikan.

Tingkat kesenangan dalam berkomunikasi berkaitan erat dengan perasaan

kita terhadap orang yang berinteraksi dengan kita.

8. Mempengaruhi sikap

Page 72: Dinamika Komunikasi Organisasi

66 Dinamika Komunikasi Organisasi di Perguruan Tinggi

Tindakan mempengaruhi orang lain merupakan bagian dari

kehidupan sehari-hari. Dalam berbagai situasi kita berusaha mempengaruhi

sikap orang lain, dan berusaha agar orang lain memahami ucapan kita.

Mempengaruhi sikap penting dalam sebuah organisasi.

9. Memperbaiki hubungan

Selain mempersiapkan kata-kata yang tepat untuk menyampaikan

pesan, juga diperlukan hubungan yang baik antara komunikator dengan

komunikan, ini karena keefektifan komunikasi secara keseluruhan masih

memerlukan suasana psikologis yang positif dan penuh kepercayaan. Sebagai

makhluk sosial yang tak pernah bisa sendiri dalam kehidupannya, manusia

mempunyai daftar kebutuhan sosial yang akan menumbuhkan dan

mempertahankan hubungan yang memuaskan dengan orang lain dalam hal

interaksi dan asosiasi, pengendalian dan kekuasaan, dan cinta serta kasih

sayang. Kebutuhan sosial ini hanya bisa dipenuhi dengan komunikasi

interpersonal yang efektif.

10. Tindakan

Mendorong orang lain untuk melakukan tindakan yang sesuai

dengan yang kita inginkan, Komunikator selalu menginginkan agar

komunikan melakukan apa yang diungkapkannya. Untuk menimbulkan

tindakan, kita harus berhasil terlebih dahulu menanamkan pengertian,

membentuk dan mengubah sikap atau menumbuhkan hubungan yang baik.65

Komunikasi diperlukan dalam organisasi karena dalam membangun

hubungan antar anggota organisasi dan juga pimpinan diperlukan

komunikasi yang efektif terutama untuk menyampaikan kebijakan pimpinan

agar mendapatkan dukungan dari semua anggota organisasi. Kenyataannya,

65 Stewart L. Tubbs dan Sylvia Moss, Human Communication, terj. Deddy

Mulyana, Human Communication Prinsip-Prinsip Dasar, Buku pertama (Bandung: Remaja Rosdakarya, 2000), h. 23-28.

Page 73: Dinamika Komunikasi Organisasi

Dinamika Komunikasi Organisasi di Perguruan Tinggi 67

komunikasi terkadang bisa berjalan dengan tidak efektif. Ada beberapa hal

yang ditemui dalam komunikasi yang berakibat tidak efektifnya komunikasi,

yaitu:

Pertama Penyaringan (filtering). Informasi yang dimanipulasikan oleh

komunikator sehingga nampak menyenangkan bagi komunikan. Misalnya

bawahan melaporkan tugas yang diberikan oleh pimpinan, dan laporan ini

tidak benar hanya karena pimpinannya merasa senang. Kedua Persepsi

selektif. Keadaan dimana komunikan di dalam proses komunikasi melihat

dan mendengar atas dasar keperluan, motivasi, latar belakang pengalaman,

dan ciri-ciri pribadi lainnya. Jadi informasi yang terima oleh komunikan satu

dengan komunikan laiinnya bisa tidak sama.

Ketiga Perasaan. Bagaimana perasaan komunikan pada saat dia

menerima informasi akan mempengaruhi cara dia menginterpretasikan

pesan. Pesan yang sama yang diterima oleh seseorang disaat sedang marah

akan berbeda penafsirannya jka ia menerima pesan itu dalam keadaan

normal. Keempat adalah Bahasa. Kata-kata bisa memiliki makna yang berbeda

antara seseorang dengan orang lain. umur, pendidikan dan latar belakang

kultural bisa mempengaruhi penggunaan bahasa seseorang dan pemberian

definisi terhadap kata-kata.66

Hambatan komunikasi dalam organisasi juga dapat dibagi menjadi

tiga yaitu hambatan teknis, hambatan semantik, dan hambatan perilaku.

Hambatan yang bersifat teknis adalah hambatan yang disebabkan oleh

berbagai faktor, seperti kurangnya sarana dan peranan yang diperlukan

dalam proses komunikasi, penguasaan teknik dan metode berkomunikasi

yang tidak sesuai, dan kondisi fisik yang tidak memungkinkan terjadinya

proses komunikasi. Dengan adanya kemajuan teknologi menjadikan

informasi dapat disampaikan dengan cepat, permasalahannya adalah

pemerataan penggunaan alat telekomunikasi. Teknik komunikasi ialah

keahlian yang dimiliki oleh seseorang dalam menyampaikan informasi

66 Umar Nimran, Perilaku Organisasi (Surabaya: Citra Media, 1999), h.37-39.

Page 74: Dinamika Komunikasi Organisasi

68 Dinamika Komunikasi Organisasi di Perguruan Tinggi

kepada pihak lain sehingga informasi yang disampaikan dapat diterima

dengan cepat dan tepat oleh penerima informasi.

Teknik komunikasi adalah kecakapan dalam komunikasi. Teknik

komunikasi ada beberapa macam, yaitu:

1. Teknik kepercayaan, berarti antara komunikator dengan komunikan

harus saling mempercayai. Tidak adanya saling percaya akan

menghambat komunikasi.

2. Teknik perhubungan, berarti informasi yang disampaikan harus saling

berhubungan. Antara informasi yang telah disampaikan tidak boleh

bertentangan dengan informasi yang telah disampaikan. Apabila hal ini

terjadi harus segera diberi penjelasan mengapa hal tersebut dapat

terjadi.

3. Teknik kepuasan, bahwa komunikasi harus memberikan kepuasan

kepada kedua belah pihak. Hal ini akan terjadi apabila komunikas

berlangsung secara timbal balik.

4. Teknik kejelasan, bahwa informasi yang disampaikan harus jelas.

Kejelasan ini meliputi kejelasan akan isi informasi yang disampaikan,

kejelasan akan tujuan yang ingin dicapai, kejelasan bahasa yang

dipergunakan.

5. Teknik kesinambungan dan konsistensi, yang berarti bahwa komunikasi

hendaknya dilakukan secara terus menerus dan diusahakan agar

informasi yang baru tidak bertentangan dengan informasi terdahulu.

6. Teknik persuasi, yang berarti bahwa pengiriman berita harus

disesuaikan dengan kemampuan dan pengetahuan pihak penerima

berita. Sebaiknya menggunakan istilah-istilah yang mudah dimengerti

oleh pihak penerima berita. Pengiriman informasi juga harus

disesuaikan dengan situasi dan kondisi yang memungkinkan informasi

dapat diterima dengan baik oleh komunikan.

7. Teknik penggunaan saluran yang tepat, yang berarti bahwa dalam

penyampaian informasi hendaknya dipakai saluran-saluran komunikasi

Page 75: Dinamika Komunikasi Organisasi

Dinamika Komunikasi Organisasi di Perguruan Tinggi 69

yang sudah biasa dipergunakan dan sudah dikenal oleh para pegawai,

misalnya melalui lisan, telepon, dan tatap muka.67

Apabila komunikator kurang memperhatikan atau tidak

mempergunakan teknik yang tepat maka proses komunikasi tidak akan

mencapai sasaran yang diharapkan. Teknik komunikasi adalah suatu cara

dalam menyampaikan informasi dari satu pihak kepada pihak yang lain.

Karena sistem dalam penyampaian informasi itu sudah menjadi pasti karena

ketepatannya, maka penyampaian informasi itu mengikuti suatu pola

tertentu. Penyampaian informasi yang menyimpang dari pola yang telah

ditentukan akan mengakibatkan timbulnya hambatan dalam komunikasi

sehingga tidak akan sampai ke sasaran.

Hambatan yang bersifat teknis yang lain adalah kondisi fisik yang

tidak memungkinkan seperti keadaan fisik yang berhubungan dengan fisik

manusianya yaitu kondisi fisik dari pihak komunikator dan komunikan,

apabila kondisi fisik dari pihak komunikan tidak berada dalam kondisi yang

sempurna maka mereka tidak akan mampu menerima informasi dengan

sebaik-baiknya. Kondisi fisik yang berhubungan dengan waktu atau situasi

misalnya situasi pagi hari berbeda dengan situasi siang. Kondisi fisik yang

berhubungan dengan peralatan atau sarana komunikasi, apabila sarana

komunikasi yang dipergunakan sering mengalami kerusakan, proses

komunikasi akan terhambat.

Selain hambatan yang bersifat teknis, ada juga hambatan yang

bersifat semantik. Hambatan semantik adalah hambatan yang disebabkan

kesalahan dalam menafsirkan, kesalahan dalam memberikan pengertian

terhadap bahasa (kata-kata, kalimat, kode-kode) yang dipergunakan dalam

proses komunikasi. Kesalahan dalam menangkap pengertian terhadap

bahasa dapat terjadi karena persoalan latar belakang pendidikan, maupun

latar belakang sosial. Untuk mengatasi hambatan semantik ini dapat

dilakukan dengan mempergunakan istilah-istilah yang mudah dipahami,

67Ig. Wursanto, op.cit., h. 172.

Page 76: Dinamika Komunikasi Organisasi

70 Dinamika Komunikasi Organisasi di Perguruan Tinggi

kalimat-kalimat pendek, serta dengan menyesuaikan latar belakang dari pihak

komunikan.

Hambatan yang lainnya adalah hambatan perilaku atau disebut juga

hambatan kemanusiaan, hambatan ini disebabkan berbagai bentuk sikap atau

perilaku, baik dari komunikator maupun komunikan. Hambatan perilaku

tampak dalam bentuk pandangan yang bersifat apriori, prasangka yang

didasarkan pada emosi, suasana otoriter, ketidakmampuan untuk berubah,

dan sifat yang egosentris. Apabila dalam proses komunikasi masing-masing

pihak mempunyai pandangan yang negatif, saling mencurigai, maka

komunikasi tidak akan berhasil. Dalam komunikasi dituntut adanya

pengertian bersama antara kedua belah pihak. Hambatan perilaku ini bisa

diatasi dengan menciptakan suasana yang lebih terbuka dan penuh

kekeluargaan.

Arni Muhammad memberikan istilah tentang faktor yang dapat

mempengaruhi distorsi pesan dalam organisasi yaitu faktor personal, dan

faktor organisasi. Faktor personal berasal dari konsep mengenai komunikasi

sebagai tingkah laku dan proses untuk memperlihatkan arti yang ditentukan.

Faktor utama yang memberikan kontribusi pada distorsi pesan dalam proses

komunikasi adalah persepsi kita mengenai pemberian komunikasi tersebut.

Hal-hal yang berkenaan dengan persepsi yang ikut mempengaruhi proses

komunikasi adalah pertama orang mengamati sesuatu secara seleksi,

ketepatan dan ketelitian dari informasi dibatasi oleh persepsi pilihan yang

dibuat, pemilihan maksudnya memusatkan perhatian pada beberapa stimulus

dan mengabaikan stimulus yang lain, karena adanya kecenderungan manusia

untuk menyeleksi pesan menjadikan pesan yang seharusnya sampai kepada

seseorang tidak diterimanya.

Kedua orang melihat sesuatu konsisten dengan apa yang mereka

percayai. Ketiga bahasa itu sendiri kadang-kadang kurang tepat, dalam

komunikasi bahasa digunakan untuk menyatakan persepsi, melalui bahasa

kita membuat persepsi yang agak umum sehingga orang lain mungkin

Page 77: Dinamika Komunikasi Organisasi

Dinamika Komunikasi Organisasi di Perguruan Tinggi 71

mendapatkan beberapa ide tentang apa yang dimaksudkan. Keempat arti suatu

pesan terjadi pada level isi dan hubungan, suatu pesan berisi bahasa verbal

dan nonverbal, apa yang orang katakan dan bagaimana orang bertingkah

laku berkombinasi untuk mempertunjukkan pesan yang dimaksudkan, tiap

pesan dapat dianalisis menurut isi atau tanda dan menurut level relasi dan

interpretasi.

Kelima distorsi diperkuat oleh tidak adanya konsistensi bahasa verbal

dan nonverbal, dalam komunikasi bahsa nonverbal lebih banyak dipakai,

karena itu dapat dikatakan bahwa sumber arti dan perasaan yang dominan

berasal dari pesan nonverbal, dalam kenyataan sehari-hari sering dijumpai

tidak ada konsistensi antara pesan verbal dan nonverbal, misalnya pesan

verbal mengatakan ya tetapi pesan nonverbal dapat disimpulkan tidak, bial

hal ini terjadi orang cenderung percaya pada pesan nonverbal. Pesan

mungkin salah dimengerti, terganggu, atau kurang tepat jika tingkah laku

nonverbal gagal mendukung apa yang dikatakan pesan verbal.

Keenam pesan yang meragukan sering mengarahkan pada gangguan.

Jika pernyataan seseorang meragukan itu berarti bahwa kita tidak pasti apa

yang dikatakan orang tersebut, makin besar keraguan makin sulit pesan itu

dipahami. Ketujuh kecenderungan memori kearah penajaman dan

penyamarataan detail. Kedelapan motivasi mungkin membangkitkan distorsi

pesan, misalnya keinginan menyampaikan pesan dengan sederhana,

keinginan untuk membuat pengiriman pesan menyenangkan bagi

penerimanya.

Faktor organisasi yang mempengaruhi distorsi pesan adalah pertama

kedudukan atau posisi dalam organisasi. Kedudukan atau posisi dalam suatu

organisasi mempengaruhi cara orang berkomunikasi, anggota-anggota

fungsional organisasi yang menduduki posisi dengan tugas dan otoritas yang

ditetapkan untuk itu akan mempunyai pandangan dan sistem nilai yang

berbeda dengan orang lain yang mempunyai kedudukan yang berbeda. Tiap-

Page 78: Dinamika Komunikasi Organisasi

72 Dinamika Komunikasi Organisasi di Perguruan Tinggi

tiap posisi dalam organisasi menuntut bahwa orang yang menduduki posisi

itu harus mempersepsi dan berkomunikasi dari pandangan posisinya.

Kedua hierarki dalam organisasi. Susunan posisi dalam bentuk

hierarki menggambarkan bahwa ada orang yang menduduki posisi yang

superior dan bawahan. Hierarki hubungan atasan dan bawahan ini

mempengaruhi cara seorang berkomunikasi. Ketiga keterbatasan

berkomunikasi. Keterbatasan yang ditentukan oleh organisasi di mana

seseorang boleh berkomunikasi dengan yang lain dan ketentuan siapa yang

boleh membuat keputusan, mempengaruhi cara anggota organisasi

berkomunikasi. Keempat hubungan yang tidak personal. Salah satu

karakteristik organisasi formal adalah hubungan yang bersifat formal dan

tidak personal, hubungan-hubungan yang tidak personal ini mengarahkan

kepada tekanan-tekanan yang bersifat emosional.

Kelima sistem aturan dan kebijaksanaan. Pemakaian aturan dan

kebijaksanaan yang kaku mengarahkan pada hubungan yang tidak personal

dan kurangnya komunikasi yang bersifat emosional, akibatnya komunikasi

dapat berkurang terutama komunikasi interpersonal. Keenam spesialisasi

tugas. Spesialisasi tugas mempersempit persepsi seseorang dan

mempengaruhi cara orang berkomunikasi. Individu mengenali bidang

keahlian mereka masing-masing dan gagal mengintegrasikan tugasnya

dengan bagian lain, akibatnya seringkali terjadi penundaan arus komunikasi.

Akibat dari spesialisasi tugas adalah timbulnya sikap untuk memiliki

informasi.

Ketujuh ketidakpedulian pimpinan, Sikap tidak peduli dari pimpinan

organisasi seperti pimpinan sering gagal mengirim pesan yang dibutuhkan

karyawan karena mereka mengira bahwa orang telah mengetahuinya.

Kedelapan prestise. Orang yang mengira mengetahui semua sikap dan tidak

berinteraksi dengan orang lain. Dalam situasi ini pimpinan hendaklah

mempunyai sikap yang obyektif pada tiap anggota. Kesembilan jaringan

komunikasi. Makin banyak mata rantai yang dilalui oleh pesan makin

Page 79: Dinamika Komunikasi Organisasi

Dinamika Komunikasi Organisasi di Perguruan Tinggi 73

memungkinkan pesan tersebut akan salah diartikan. Pesan itu akan berubah

detail-detailnya, orang yang menyampaikan pesan itu akan membuat

interpretasinya sendiri terhadap pesan tersebut.

Usaha untuk mengurangi distorsi pesan dapat dilakukan dengan

cara: Pertama menetapkan lebih dari satu saluran komunikasi, hal ini dapat

dilakukan dengan menggunakan sumber informasi yang diluar organisasi,

termasuk materi yang telah dipublikasikan, teman dari organisasi lain, atau

kenalan. Kedua menciptakan prosedur untuk mengimbangi distorsi,

pimpinan hendaklah mengidentifikasi gangguan ini dengan teliti sehingga dia

dapat mengenal mana informasi yang lebih dekat pada yang asli. Bila

prosedur pengimbangan digunakan dalam organisasi sebagaimana

kecenderungan biasanya banyak efek personal dan efek organisasi yang

dapat dikurangi.

Ketiga menghilangkan pengantara antar pembuat keputusan dengan

pemberi informasi, cara ini dapat dilakukan dengan memelihara struktur

organisasi yang mendatar atau dengan menggunakan bermacam-macam

strategi langsung. Dengan mengurangi jumlah mata rantai jaringan

komunikasi maka jumlah penyaringan dan distorsi komunikasi akan

berkurang. Keempat mengembangkan pembuktian gangguan pesan. Cara lain

yang digunakan untuk mengurangi gangguan adalah menciptakan sistem

pesan yang tidak boleh mengubah arti pesan selama dalam pengiriman.

Untuk membuktikan tidak adanya distorsi suatu pesan harus dapat

dikirimkan tanpa penyingkatan atau perluasan diantara sumber dan

komunikan.68

Lancarnya proses komunikasi juga tidak lepas dari adanya media

atau saluran komunikasi. Saluran dan media komunikasi formal pada

dasarnya sudah melekat pada garis kewenangan organisasi yang telah

ditetapkan manajemen. Saluran dan media komunikasi formal pada dasarnya

sudah melekat pada garis kewenangan organisasi yang telah ditetapkan

68Arni Muhammad, Op.cit., h. 208-222.

Page 80: Dinamika Komunikasi Organisasi

74 Dinamika Komunikasi Organisasi di Perguruan Tinggi

manajemen. Saluran dan media komunikasi formal dapat mengalirkan

informasi ke bawah, ke atas atau kesamping. Saluran dan media komunikasi

kebawah digunakan oleh pimpinan untuk menyampaikan kebijakan,

prosedur kerja, peraturan, instruksi, gagasan, dan umpan balik mengenai

pelaksanaan pekerjaan bawahan. Saluran dan media komunikasi diatas

digunakan bawahan untuk menyatakan gagasan-gagasan, sikap dan perasaan

mereka terhadap pekerjaan mereka, kebijaksanaan organisasi, dan masalah-

masalah lain yang melibatkan bawahan. Sedangkan salauran dan media

komunikasi kesamping digunakan untuk mengkoordinasikan kegiatan dan

membantu dalam pelaksanaan pekerjaan mereka.

Pemimpin yang berusaha menjadi komunikator yang lebih baik akan

berusaha meningkatkan pesan. Ada beberapa cara yang bisa dipergunakan

untuk memperbaiki komunikasi dalam organisasi yaitu menindaklanjuti,

mengatur alur informasi, memanfaatkan umpan balik, empati, repetisi,

medorong rasa saling percaya, pengaturan waktu yang efektif,

menyederhanakan bahasa. Pertama mengadakan tindak lanjut, teknik ini

dilakukan dengan menganggap pesan pimpinan tidak dimengerti, dan

sedapat mungkin pimpinan memastikan apakah pesan yang ingin

disampaikan sudah benar-benar diterima.

Kedua mengatur alur informasi, teknik ini meliputi pengaturan

komunikasi untuk menjamin arus informasi yang optimum kepada para

pimpinan, dengan demikian menyingkirkan hambatan beban komunikasi

yang terlalu berat. Komunikasi diatur dari segi kualitas dan kuantitasnya.

Ketiga memanfaatkan umpan balik, umpan balik memberi saluran bagi

tanggapan penerima yang memungkinkan pimpinan untuk menentukan

apakah pesannya telah diterima dan apakah menghasilkan tanggapan yang

dimaksud. Dalam komunikasi tatap muka dimungkinkan adanya umpan

balik langsung. Tetapi dalam komunikasi ke bawah, sering terjadi ketidak-

telitian karena tidak ada kesempatan yang cukup bagi umpan balik dari

penerima. Organisasi yang sehat memerlukan komunikasi ke atas yang

Page 81: Dinamika Komunikasi Organisasi

Dinamika Komunikasi Organisasi di Perguruan Tinggi 75

efektif, jika komunikasinya ke bawah ingin mempunyai kesempatan untuk

menjadi efektif.

Keempat empati, empati lebih berorientasi peda penerima daripada

berorientasi pada komunikator. Bentuk komunikasi sebagian besar harus

tergantung dari apa yang diketahui tentang penerima. Empati mengharuskan

para komunikator untuk menempatkan diri mereka ke dalam diri penerima

dengan maksud untuk mengetahui sebelumnya bagaimana pesan itu akan

diuraikan sandinya. Kelima pengulangan, merupakan prinsip belajar yang

telah diterima umum, menggunakan pengulangan atau ungkapan yang

berlebih-lebihan di dalam komunikasi menjamin bahwa jika satu bagian dari

pesan itu tidak dimengerti, maka masih ada bagian lain yang membawa

pesan yang sama. Keenam mendorong saling mempercayai, suasana saling

mempercayai antara pimpinan dan bawahan dapat memperlancar

komunikasi. Pimpinan yang mengembangkan suasana saling mempercayai

akan lebih mudah menindaklanjuti terhadap setiap komunikasi mereka dan

tanpa kehilangan pengertian diantara para bawahan. Ketujuh pengaturan

waktu yang efektif, komunikasi yang efektif dapat dimudahkan dengan

penetapan waktu yang tepat mengenai pengeluaran pengumuman penting.

Kedelapan menyederhanakan bahasa, bahasa yang rumit merupakan

hambatan utama bagi komunikasi yang efektif, pimpinan harus ingat bahwa

komunikasi yang efektif meliputi pengertian dan juga informasi.69

Media komunikasi harus ditetapkan agar pimpinan dapat

berkomunikasi secara efektif dengan bawahannya. Ada beberapa media

komunikasi tertulis yang dipakai dalam sebuah organisasi, yaitu:

1. Deskripsi jabatan. Salah satu media terpenting dari komunikasi formal

tertulis dari pimpinan kepada karyawan adalah deskripsi jabatan.

Deskripsi jabatan ini menyangkut: tugas-tugas yang harus dikerjakan

oleh karyawan, peralatan yang digunakan, dan informasi lain yang

69John M. Ivancevich, Perilaku dan Manajemen Organisasi (Jakarta: Erlangga,

2006), h. 135-137.

Page 82: Dinamika Komunikasi Organisasi

76 Dinamika Komunikasi Organisasi di Perguruan Tinggi

diperlukan untuk pelaksanaan pekerjaan dengan baik. Pedoman

mengenai prosedur kerja peraturan-peraturannya harus tersedia bagi

karyawan agar tingkat keseragaman, efisiensi, dan keamanan kerja dapat

dicapai sesuai yang diharapkan.

2. Buku pedoman. Buku pedoman sering digunakan untuk memberikan

informasi kepada karyawan mengenai kebijaksanaan, peraturan,

prosedur-prosedur yang berlaku di organisasi. Buku pedoman ini juga

memberikan pedoman perilaku dan informasi tentang apa yang

diharapkan organisasi atas karyawannya.

3. Majalah dan bulletin organisasi. Media komunikasi formal tertulis yang

banyak digunakan didalam suatu organisasi dan bertujuan untuk

menciptakan suasana akrab adalah majalah atau bulletin organisasi.

Berita-berita mengenai karyawan dan keluarganya; yang cenderung

mengarah pada informasi penting bagi jalannya roda organisasi yang

lancar dan efisien; merupakan isi utama publikasi internal ini.

4. Memo dan instruksi tertulis. Media ini dapat berupa catatan singkat

baik diketik maupun hanya ditulis tangan yang disampaikan kepada

bagian atau karyawan lain dalam organisasi. Pesan yang tertulis dapat

berupa rencana kebijaksanaan, atau hanya pesan harian saja.

B. Teori Empat Sistem dan Kepemimpinan Dalam Organisasi

Rensis Likert, seorang ahli teori mengenai hubungan antarmanusia,

mengajukan gagasan mengenai organisasi. Likert lebih memfokuskan

perhatiannya pada anggota organisasi terkait perasaan dan kebutuhan

mereka. Ide dasar teori ini adalah bahwa jika pimpinan organisasi memiliki

kepedulian dan memberikan dukungan kepada karyawan atau bawahan,

maka karyawan atau bawahan akan memiliki motivasi kerja lebih besar

sehingga menjadi lebih produktif.70

70Morisson, Teori Komunikasi Organisasi (Bogor, Ghalia Indonesia, 2009), h.

70.

Page 83: Dinamika Komunikasi Organisasi

Dinamika Komunikasi Organisasi di Perguruan Tinggi 77

Likert telah melakukan banyak penelitian mengenai perilaku

manusia dalam organisasi khususnya pada perusahaan industri. Ia telah

meneliti berbagai jenis organisasi dan berbagai gaya kepemimpinan manajer,

dan Likert menyatakan organisasi yang ingin meraih keuntungan maksimal -

memiliki hubungan yang baik dengan karyawan sekaligus meraih kinerja dan

produktivitas yang tinggi- maka setiap organisasi harus memaksimalkan

sumber daya manusia mereka.71

Menurut Likert, bentuk organisasi yang dapat memanfaatkan secara

maksimal sumber daya manusianya adalah organisasi yang memiliki highly

effective work group linked together in an overlapping pattern by other similarly effective

group (berbagai keompok kerja efektif yang saling berhubungan dalam suatu

pola tumpang tindih dengan kelompok efektif sejenis lainnya). Suatu bagian

pada organisasi akan menjadi tidak efisien jika dipimpin oleh seorang

manajer yang terlalu memusatkan perhatiannya pada pekerjaan atau kegiatan

kerja bawahannya. Pimpinan mengupayakan agar bawahannya terus bekerja

dan sibuk dengan pekerjaannya dengan cara memberikan jadwal kerja yang

detail dalam ukuran atau standar waktu tertentu. Pekerjaan dibagi ke dalam

sejumlah kegiatan dan memberikan tekanan terus-menerus untuk mencapai

hasil tertentu dengan menggunakan seluruh sumber daya yang tersedia.72

Departemen atau bagian yang efisien biasanya memiliki manajer

yang memberikan perhatian pada manusia, memusatkan perhatian pada

aspek manusia dengan membentuk kelompok-kelompok kerja efektif untuk

mengejar prestasi kerja tinggi. Pimpinan tidak melakukan pengawasan

kepada bawahan secara detail, tetapi hanya bersifat umum, dengan

memberikan target yang juga bersifat umum. Pimpinan berupaya untuk

mengetahui bawahannya sebagai individu atau lebih mengutamakan

pendekatan personal kepada bawahannya. Pimpinan menerima partisipasi

71Stephen W. Littlejohn dan Karen A. Foss, Theories of Human

Communication (USA: Wadsworth Company, 1996), h. 244. 72Morisson, loc. cit.,

Page 84: Dinamika Komunikasi Organisasi

78 Dinamika Komunikasi Organisasi di Perguruan Tinggi

penuh dalam pengambilan keputusan dan memandang karyawan sebagai

orang yang memiliki kemampuan untuk ikut serta dalam proses pengambilan

keputusan.

Dewasa ini, organisasi memiliki berbagai tipe gaya manajemen,

Likert menyatakan adanya empat sistem manajemen yang utama, yaitu

eksploitatif-otoritatif, benevolen-otoritatif, konsultatif, dan kelompok

partisipatif, adapun perbedaannya akan dijelaskan pada tabel berikut ini:

Table 1: Empat sistem manajemen

N0 Sistem1:

Exploitatif-

Otoritatif

Sistem 2:

Benevolen-

Otoritatif

Sistem 3:

Konsultatif

Sistem 4:

Kelompok

Partisipatif

1. Pada sistem ini,

manajemen

menggunakan

rasa takut dan

ancaman kepada

bawahannya.

Pada sistem ini,

motivasi kerja

terbentuk jika

ada

penghargaan

dan hadiah

(reward)

Atasan dan

bawahan

sedikit sekali

melakukan

komunikasi.

Pimpinan

memberikan

peluang

sepenuhnya

kepada

karyawan

dalam proses

pengambilan

keputusan.

Dengan

demikian,

terdapat

kepercayaan

besar kepada

bawahan

2. Pimpinan

memutuskan

segala persoalan

tanpa meminta

Informasi

dapat mengalir

dari bawah ke

atas namun

Pada sistem ini

pimpinan

berkonsultasi

dengan

Motivasi

terbentuk

karena adanya

penghargaan

Page 85: Dinamika Komunikasi Organisasi

Dinamika Komunikasi Organisasi di Perguruan Tinggi 79

umpan balik

dari bawahan.

terbatas pada

hal-hal yang

ingin didengar

oleh atasan.

karyawan atau

bawahan,

namun

pimpinan tetap

memegang

kontrol

organisasi.

ekonomi

berdasarkan

tujuan yang

ditentukan

bersama.

3. Motivasi

terbentuk

karena ancaman.

Pimpinan

mengambil

keputusan yang

terkait dengan

kebijakan

tertentu,

namun

mendelegasikan

atau

memberikan

wewenang

kepada

bawahan untuk

mengambil

jenis keputusan

tertentu.

Pimpinan

cukup

memberikan

kepercayaan

kepada

bawahan

walaupun tidak

sepenuhnya

Seluruh

individu pada

setiap

tingkatan

memiliki rasa

tanggung

jawab yang riil

untuk

mencapai

tujuan

organisasi.

4. Komunikasi

berlangsung dari

atas ke bawah,

dengan

sebagaian besar

keputusan

diambil oleh

Rasa tanggung

jawab untuk

mencapai

tujuan yang

diinginkan

hanya ada pada

pimpinan dan

Komunikasi

mengalir, baik

vertikal

maupun

horizontal.

Terdapat

semangat kerja

Komunikasi

berlangsung

secara intensif

dalam segala

arah, secara

terbuka dan

terus terang

Page 86: Dinamika Komunikasi Organisasi

80 Dinamika Komunikasi Organisasi di Perguruan Tinggi

pimpinan. manajer tingkat

menengah,

sedangkan

bawahan sama

sekali tidak

memiliki

kelompok yang

cukup

memadai,

walaupun

motivasi yang

muncul masih

berdasarkan

perhargaan

atau hadiah

yang dijanjikan

serta hubungan

bawahan

atasan yang

dekat.

5. Rasa tanggung

jawab untuk

mencapai

tujuan yang

diinginkan

sudah

menjangkau

manajer

tingkat rendah.

Pengambilan

keputusan

melalui proses

dalam

kelompok, dan

masing-masing

kelompok

terhubung satu

sama lain

melalui

individu yang

menjadi

anggota dari

beberapa

kelompok.

Sumber: Morisson, Komunikasi Organisasi, h.71-72

Manajemen eksploitatif tidak terlalu memikirkan komunikasi,

kecuali untuk menyatakan keinginan secara jelas dan memaksa kepada

bawahan. Dalam hal ini terdapat sedikit komunikasi dari bawah ke atas dan

Page 87: Dinamika Komunikasi Organisasi

Dinamika Komunikasi Organisasi di Perguruan Tinggi 81

kalaupun ada, cenderung untuk mengalami distorsi. Para manajer dan

bawahannya tidak memiliki hubungan dekat dan tidak terdapat banyak saling

pengertian di antara mereka. Jika manajemen otoritatif, maka sulit bagi

karyawan untuk memiliki loyalitas kepada organisasi, lebih banyak konflik

yang muncul, kurang adanya dukungan dari bawah dan tidak banyak

menghasilkan motivasi bagi karyawan. Hal ini akan memberi hasil negatif

pada organisasi.

Manajemen konsultatif dan kelompok partisipatif akan

menghasilkan loyalitas dan kinerja untuk mencapai target yang lebih tinggi,

adanya dukungan dari bawah, serta munculnya sikap bawahan yang lebih

positif. Selain itu, karyawan memiliki motivasi lebih tinggi yang akan

menghasilkan keuntungan yang besar. Manajemen partisipatif juga memiliki

arus komunikasi dua arah, dari atas ke bawah dan dari bawah ke atas

sehingga komunikasi cenderung memiliki hubungan yang dekat dan

memiliki saling pengertian satu sama lainnya.

Organisasi yang menggunakan sistem otoriter-eksploitatif

memberikan hasil negatif buat organisasi, sedangkan sistem partisipatif

memberikan hasil yang positif buat organisasi. Berdasarkan teori sistem

bahwa efektivitas organisasi harus dapat menggambarkan seluruh siklus input

proses dan output proses, dan juga harus menggambarkan hubungan timbal

balik yang harmonis antara organisasi dengan lingkungan yang lebih luas.

Masalah kepemimpinan tidak bisa lepas dari pembicaraan mengenai

organisasi dan manajemen, sebab sukses tidaknya suatu tujuan yang dicapai

oleh sebuah organisasi beserta manajemennya tergantung dari

kepemimpinan manajer. Dalam pengertian umum, kepemimpinan adalah

proses dimana seseorang memimpin, membimbing, mempengaruhi atau

mengontrol pikiran, perasaan atau tingkah laku orang lain.73 Kemampuan

untuk menggerakkan, mengarahkan dan mempengaruhi anggota organisasi

73Rochayat Harun, Komunikasi Organisasi (Bandung: Mandar Maju, 2008), h.

65.

Page 88: Dinamika Komunikasi Organisasi

82 Dinamika Komunikasi Organisasi di Perguruan Tinggi

sebagai upaya untuk mencapai tujuan organisasi sebagai wujud

kepemimpinannya. Keberhasilan mempengaruhi perilaku orang lain kearah

tujuan tertentu sebagai indikator keberhasilan seorang pemimpin.

Kepemimpinan merupakan aspek penting bagi seorang pemimpin,

karena seorang pemimpin harus berperan sebagai organisator kelompoknya

untuk mencapai yang telah ditetapkan. Dapat pula diartikan bahwa

kepemimpinan sebagai proses untuk mengarahkan dan mempengaruhi

aktivitas yang berhubungan dengan penugasan anggota organisasi dalam

rangka mencapai tujuan organisasi.

Untuk memberikan pemahaman secara mendalam berikut ini berbagai

pendapat tentang pengertian kepemimpinan, yaitu:

1. Menurut Hemhill & Coons, kepemimpinan adalah perilaku dari

seorang individu yang memimpin aktivitas-aktivitas suatu kelompok ke

suatu tujuan yang ingin dicapai.

2. Menurut Tannenbaum, Weschler, & Massarik, kepemimpinan adalah

pengaruh antarpribadi yang dijalankan dalam situasi tertentu, serta

diarahkan melalui proses komunikasi, ke arah pencapaian satu atau

beberapa tujuan tertentu.

3. Menurut Stogdill, kepemimpinan adalah pembentukan awal serta

pemeliharaan struktur dalam harapan dan interaksi.

4. Menurut Kazt & Kahn, kepemimpinan adalah peningkatan pengaruh

sedikit demi sedikit dan berada di atas kepatuhan mekanis terhadap

pengarahan-pengarahan rutin organisasi.

5. Menurut Rauch & Behling, kepemimpinan adalah proses

mempengaruhi aktivitas-aktivitas sebuah kelompok yang diorganisasi

ke arah pencapaian tujuan.

6. Menurut Jacobs & Jacques, kepemimpinan adalah sebuah proses

memberi arti terhadap usaha kolektif, dan yang mengakibatkan

kesediaan untuk melakukan usaha yang diinginkan untuk mencapai

sasaran.

Page 89: Dinamika Komunikasi Organisasi

Dinamika Komunikasi Organisasi di Perguruan Tinggi 83

7. Menurut Hosking, pemimpin adalah mereka yang konsisten memberi

kontribusi yang efektif terhadap masalah sosial dan dipersepsikan

melakukannya.74

Kebanyakan definisi mengenai kepemimpinan mencerminkan

asumsi bahwa kepemimpinan menyangkut sebuah proses pengaruh sosial

yang dalam hal ini pengaruh yang sengaja dijalankan oleh seseorang terhadap

orang lain untuk menstruktur aktivitas-aktivitas serta hubungan-hubungan di

dalam kelompok atau organisasi yang dilakukan dengan komunikasi.

Penerapan kepemimpinan sangat ditentukan oleh situasi kerja atau

keadaan anggota/bawahan dan sumberdaya pendukung organisasi. Karena

itu jenis organisasi dan situasi kerja menjadi dasar pembentukan pola

kepemimpinan seseorang. Crosby menekankan perlunya seorang pemimpin

untuk memiliki agenda yang jelas yang menyangkut diri dan organisasi

sehingga ia tahu kemana arah yang dituju. Agenda tersebut menyangkut

tujuan jangka panjang yang hendak dicapai.75

Dalam bidang pendidikan, orientasi kepemimpinan lebih mengarah

pada pemberdayaan seluruh potensi organisasi dan menempatkan bawahan

sebagai penentu keberhasilan pencapaian organisasi, maka sentuhan

terhadap faktor-faktor yang dapat menimbulkan moral kerja dan semangat

untuk berprestasi menjadi perhatian utama. Perasaan dihargai, dilibatkan

dalam pengambilan keputusan yang berkaitan dengan bidang tugasnya dan

pehatian pimpinan terhadap keluhan, kebutuhan, saran dan pendapat

bawahan merupakan syarat bagi terciptanya iklim kerja yang kondusif

sebagai awal tumbuhnya budaya organisasi.

Veithzal Rivai menekankan hekekat dari kepemimpinan adalah:

1. Proses mempengaruhi atau memberi contoh oleh pemimpin kepada

pengikutnya dalam upaya mencapai tujuan organisasi.

74Herman Sofyandi & Iwa Garniwa, Perilaku Organisasional (Yogyakarta:

Graha Ilmu, 2007),h. 174. 75Asri Laksmi Riani, Budaya organisasi (Yogyakarta: Graha Ilmu, 2011),h. 44.

Page 90: Dinamika Komunikasi Organisasi

84 Dinamika Komunikasi Organisasi di Perguruan Tinggi

2. Seni mempengaruhi dan mengarahkan orang dengan cara kepatuhan,

kepercayaan, kehormatan dan kerja sama yang bersemangat dalam

mencapai tujuan bersama.

3. Kemampuan untuk mempengaruhi, memberi inspirasi dan

mengarahkan tindakan seseorang atau kelompok untuk mencapai

tujuan yang diharapkan.

4. Melibatkan tiga hal yaitu pemimpin, pengikut dan situasi tertentu. 76

Kemampuan untuk mempengaruhi orang atau suatu kelompok

untuk mencapai tujuan organisasi ada unsur kemampuan untuk

mempengaruhi orang lain untuk mau melakukan apa yang diinginkan oleh

pihak lainnya. Praktik kepemimpinan berkaitan dengan mempengaruhi

tingkah laku dan perasaan orang lain baik secara individual maupun

kelompok dalam arahan tertentu, sehingga melalui kepemimpinan merujuk

pada proses untuk membantu mengarahkan dan memobilisasi orang atau

ide-idenya.

Dalam kaitannya dengan kemampuan mempengaruhi sebagai

persyaratan seorang pemimpin, Herman Finer mengatakan ada beberapa

persyaratan sebagai pemimpin yang dikenal dengan istilah “the nine C”

(sembilan C), diantaranya:

1. Kesadaran atau keinsyafan (Consciousness), yaitu pemimpin harus

memiliki fakta-fakta, pengetahuan yang diperlukan untuk menjalankan

tugasnya.

2. Kemampuan mengkait-kaitkan (Coherence), yaitu seorang pemimpin

tidak cukup hanya memiliki pengetahuan saja, tetapi lebih penting

bahwa ia mampu menghubungkan perbagai cabang ilmu yang

diperlukan bagi jabatannya.

3. Kemantapan (Constancy), yaitu suatu ketetapan pendirian atau

kekukuhan; biasanya kecenderungan dalam kelompok yang dipimpin

76Veithzal Rivai, Kepemimpinan dan Perilaku Organisasi (Jakarta: RajaGrafindo

Persada, 2003), h. 3

Page 91: Dinamika Komunikasi Organisasi

Dinamika Komunikasi Organisasi di Perguruan Tinggi 85

itu angin-anginan, yaitu bergerak-gerak antara antusiasme dan apatis.

Dalam keadaan demikian diharapkan adanya seorang pemimpin yang

memiliki kemantapan kecenderungan, ketetapan pendirian dan kukuh

dalam kemauan, sehingga mampu mengarahkan kelompoknya

mengatasi masalah-masalah yang dihadapi.

4. Keteguhan (Conviction), yaitu suatu ketetapan hati, suatu tekat dan

keyakinan; pemimpin memiliki cita-cita, kebijakan-kebijakan dan

prinsip-prinsip; ia mempunyai suatu pemikiran mengenai pola-pola

masyarakat yang baik yang konstruktif dan positif, dan apabila memang

sudah diyakini, perlu dilaksanakan dengan tekat, keteguhan dan

ketetapan hati.

5. Daya cipta (Creativeness) atau biasa juga disebut kekreatifan, dimana

biasanya dihubungkan dengan keyakinan, yaitu apabila ia sudah yakin

dan memiliki ketetapan hati (tekad) tentang suatu hal, ia harus

menemukan dan menerapkan kebijakannya sesuai dengan waktu dan

keadaan untuk mewujudkan cita-citanya. Dengan demikian

pengetahuannya, kemantapannya dan tekadnya dapat diterapkan pada

kondisi-kondisi di masa yang akan datang yang telah diperkirakan

sebelumnya.

6. Kecermatan (Consientiousness), yaitu seorang pemimpin harus berusaha

memenuhi segala persyaratan yang telah disebutkan diatas, secara

seksama meneliti diri sendiri, sudahkah memenuhi syarat-syarat. Ada

dua kecermatan yaitu (a) dorongan pemimpin untuk mengambil inisiatif

dan menyimak secara hati-hati dan penuh perhatian tentang

pelaksanaan rencana yang telah ditetapkan, (b) selalu mengikuti

pekerjaan yang didelegasikan dan memberi teguran-teguran bila terjadi

kesalahan.

7. Keberanian (Courage), yaitu suatu kekuatan moral untuk bertindak;

seorang pemimpin secara terus menerus berhadapan dengan orang dan

berbagai situasi yang ia harus berbuat sesuatu, harus mengatakan

Page 92: Dinamika Komunikasi Organisasi

86 Dinamika Komunikasi Organisasi di Perguruan Tinggi

sesuatu, menolak permintaan, memberi hukuman dan mungkin hal-hal

tersebut akan bertentangan dengan perasannya sendiri. Dalam hal

demikian harus ada penyelesaian yang wajar tentang masalah-masalah

dalam organisasi, pemimpin mungkin membuat musuh yang terdiri dari

orang yang kurang atau tidak puas atau musuh dari perasaannya sendiri.

Walaupun demikian orang yang melakukan kepemimpinan harus berani

mengambil resiko dan tidak tenggelam dalam perasaan.

8. Daya pemikat atau gaya yang menarik (Cativation), yaitu sesuatu yang

dapat memikat atau menarik, misalnya gaya berpidato, gaya

penampilan, bentuk atau potongan fisik, dll.

9. Kepintaran atau kepandaian (Clevernes), yaitu memiliki pengetahuan

tetang prosedur, tentang karakter manusia, tentang bernilainya suara

pemilih dan sebagainya, ditambah sumber-sumber bahan-bahan yang

lengkap yang kemudian dimanfaatkan pada saat yang tepat untuk

mengatasi pelbagai macam kesulitan yang dihadapi.77

Dari syarat tersebut di atas dapat dikatakan bahwa pemimpin yang

berhasil saja adalah seorang pemimpin yang mampu membuat orang lain

atau bawahan berkelakuan seperti yang dikehendaki atasan. Pekerjaan

diselesaikan dan kebutuhan atasan dipenuhi, tetapi kebutuhan orang lain

diabaikan. Ini artinya, orang dapat berhasil melalui paksaan, dominasi,

ancaman, rasa takut dan bujukan. Perilaku kepemimpinan yang demikian

lebih memberikan hasil jangka pendek. Sedangkan pemimpin yang efektif

adalah seorang pemimpin yang mampu membuat orang lain atau bawahan

mau mengerjakan apa yang diperintahkan oleh pemimpin. Kepatuhan dari

bawahan ini karena pimpinan memiliki karakteristik yang antara lain: sangat

cakap, kuat, inovatif, berpikiran tegas, sangat setia, melindungi, ramah

kepada orang lain, membangun suasana kerja dll.

a. Fungsi Pemimpin dan Kepemimpinan

77Abdullah Masnuh, op. cit., h. 248.

Page 93: Dinamika Komunikasi Organisasi

Dinamika Komunikasi Organisasi di Perguruan Tinggi 87

Manajer sebagai pemimpin yang intensif menjalankan fungsi

kepemimpinan membawa pengaruh positif terhadap meningkatnya

performance karyawan, namun ini ditentukan oleh kualitas kepemimpinan.

Meningkatkan kualitas kepemimpinan dapat dilakukan dengan

meningkatkan keterampilan-keterampilan para manajer terutama dalam

aspek yang berhubungan dengan pemahaman tentang strategi dan teknik

kepemimpinan yang efektif.78 Orang bergabung dalam kelompok atau

organisasi karena mereka menyadari bahwa dengan usaha banyak orang yang

dipersatukan akan mendapatkan hasil yang lebih besar daripada usaha

individu yang yang tak terkoordinasi.

Agar suatu kelompok dapat dipimpin dengan efektif, seorang

pemimpin harus menjalankan fungsi sebagai berikut:

1) Fungsi pemecahan masalah. Fungsi ini berhubungan dengan tugas atau

pekerjaan yaitu memberikan jalan keluar, pendapat, dan informasi

terhadap masalah yang dihadapi kelompok.

2) Fungsi sosial. Fungsi ini berhubungan dengan kehidupan kelompok,

yaitu memberikan dorongan kepada anggota kelompok untuk mencapai

tujuan dan menciptakan suasana kerja bagi kelompoknya.79

Fungsi kepemimpinan sebagai salah satu fungsi manajemen

merupakan fungsi atau tugas yang dilakukan manajer untuk membuat orang-

orang melalui siapa manajer bekerja untuk mencapai tujuan bertindak

efektif. Jika tindakan dari orang-oang yang menjadi anggota organisasi

efektif maka hal itu akan membuat organisasi menjadi efektif dalam

mencapai tujuannya.

Secara operasional dapat dibedakan dalam lima fungsi pokok

kepemimpinan yaitu:

1. Fungsi instruktif; fungsi ini bersifat komunikasi satu arah. Pemimpin

sebagai komunikator merupakan pihak yang menentukan apa,

78 Rochayat harun, op. cit., h. 69. 79 Ibid., h. 70.

Page 94: Dinamika Komunikasi Organisasi

88 Dinamika Komunikasi Organisasi di Perguruan Tinggi

bagaimana, bilamana, dan dimana perintah itu dikerjakan agar

keputusan dapat dilaksanakan secara efektif. Kepemimpinan yang

efektif memerlukan kemampuan untuk menggerakkan dan memotivasi

orang lain agar mau melaksanakan perintah.

2. Fungsi konsultatif; fungsi ini bersifat komunikasi dua arah. Pada tahap

pertama dalam usaha menetapkan keputusan, pemimpin kerapkali

memerlukan bahan pertimbangan, yang mengharuskannya

berkonsultasi dengan orang-orang yang dipimpinnya yang dinilai

mempunyai berbagai bahan informasi yang diperlukan dalam

menetapkan keputusan. Tahap berikutnya konsultasi dari pimpinan

kepada orang-orang yang dipimpin dapat dilakukan setelah keputusan

ditetapkan dan sedang dalam pelaksanaan. Konsultasi ini dimaksudkan

untuk memperoleh masukan berupa umpan balik untuk memperbaiki

dan menyempurnakan keputusan-keputusan yang telah ditetapkan dan

dilaksanakan. Dengan menjalankan fungsi konsultatif dapat diharapkan

keputusan-keputusan pimpinan akan mendapat dukungan dan lebih

mudah menginstruksikannya, sehingga kepemimpinan berlangsung

efektif.

3. Fungsi partisipasi; dalam menjalankan fungsi ini pemimpin berusaha

mengaktifkan orang-orang yang dipimpinnya, baik dalam keikutsertaan

mengambil keputusan maupun dalam melaksanakannya. Partisipasi

tidak berarti bebas berbuat semaunya, tetapi dilakukan secara terkendali

dan terarah berupa kerjasama dengan tidak mencampuri atau

mengambil tugas pokok orang lain. Keikusertaan pemimpin harus tetap

dalam fungsi sebagai pemimpin dan bukan pelaksana.

4. Fungsi delegasi; fungsi ini dilaksanakan dengan memberikan

pelimpahan wewenang membuat/ menetapkan keputusan, baik melalui

persetujuan maupun tanpa persetujuan dari pimpinan. Fungsi delegasi

pada dasarnya berarti kepercayaan. Orang-orang penerima delegasi itu

Page 95: Dinamika Komunikasi Organisasi

Dinamika Komunikasi Organisasi di Perguruan Tinggi 89

harus diyakini merupakan pembantu pemimpin yang mempunyai

kesamaan prinsip, persepsi, dan aspirasi.

5. Fungsi pengendalian; fungsi pengendalian bahwa kepemimpinan yang

efektif mampu mengatur aktivitas anggotanya secara terarah dan dalam

koordinasi yang efektif, sehingga memungkinkan tercapainya tujuan

bersama secara maksimal. Fungsi pengendalian dapat diwujudkan

melalui kegiatan bimbingan, pengarahan, koordinasi, dan pengawasan.80

Meskipun banyak pendapat tentang fungsi kepemimpinan, namun

dapat disimpulkan bahwa pada hakekatnya kegiatan fungsional pimpinan

yang dapat dilakukan oleh manajer untuk mempengaruhi bawahan ialah

kegiatan kepemimpinan, komunikasi, dan motivasi. Ketiga elemen

kepemimpinan ini sangat erat hubungannya satu dengan yang lain.

Pimpinan yang secara individual telah memenuhi syarat sebagai

pemimpin dilihat dari sifat-sifatnya dan memiliki keterampilan

kepemimpinan dilihat dari perilakunya belum jadi jaminan mutlak untuk

menjadi pemimpin yang efektif. Sebab faktor situasional lingkungan seperti

faktor nilai-nilai budaya masyarakat maupun nilai-nilai budaya organisasi

termasuk nilai-nilai motivasi individual untuk mempengaruhi keberhasilan

kepemimpinan.

Dinamika kepemimpinan selalu menunjukkan suatu proses aksi dan

reaksi serta interaksi antara pemimpin dan pengikut. Dalam prosesnya, baik

aksi dan reaksi maupun interaksi dan intereaksi dapat menimbulkan dua sisi

kecenderungan, yaitu negatif dan positif. Kecenderungan negatif bagi

pengikut apabila pemimpin menunjukkan perilaku yang tidak sesuai dengan

keinginan dan tuntutan pengikut dan akibatnya pengikut tersebut

menunjukkan reaksi yang tidak mendukung keinginan pemimpin. Keadaan

ini menjadi kecenderungan negatif dan menjadi ancaman bagi kelangsungan

kepemimpinan seorang pemimpin.

80Veithzal Rivai, op.cit., h. 51-53.

Page 96: Dinamika Komunikasi Organisasi

90 Dinamika Komunikasi Organisasi di Perguruan Tinggi

Kecenderungan positif bagi pengikut apabila pemimpin

menunjukkan perilaku yang sesuai dengan tuntutan dan keinginan pengikut,

sehingga pengikut memberi reaksi yang mendukung keinginan pemimpin.

Keadaan ini menjadi kecenderungan positif bagi keberhasilan dan

kelangsungan kepemimpinan manajer. Pemimpin dituntut untuk melakukan

interaksi dengan pengikutnya. Hal ini penting bukan saja untuk mengetahui

aspirasi pemimpin yang bersangkutan sehingga akan memudahkan

pemimpin untuk menciptakan kondisi yang kondusif dalam mempengaruhi

pengikut agar melakukan aktivitas untuk mencapai tujuan yang diinginkan.

Makin sering pemimpin melakukan interaksi dengan bawahan

menunjukkan kecenderungan semakin tinggi dan terbina satu sikap saling

pengertian dan keeratan hubungan emosional antara pemimpin dengan

bawahan dan pengikut. Keadaan ini menjadi potensi untuk mencapai tujuan

bersama. Interaksi yang dilakukan oleh pemimpin terhadap pengikut dapat

berlangsung secara formal, (misalnya dalam rapat, dalam hubungan tugas

dll), atau secara informal sesuai dengan tuntutan situasi, tempat dan

kepentingan. Jadi implementasi fungsi kepemimpinan yang efektif

menjadikan karyawan bekerja efektif ke arah pencapaian tujuan.

Pemimpin dalam suatu organisasi juga memainkan peranan yang

sangat penting tidak hanya secara internal bagi organisasi yang bersangkutan

akan tetapi juga dalam menghadapi berbagai pihak diluar organisasi yang

kesemuanya dimaksudkan untuk meningkatkan kemampuan organisasi

mencapai tujuannya. Peran tersebut dapat dikategorikan dalam tiga bentuk,

yaitu:

1) Peranan yang bersifat interpersonal

Dewasa ini telah umum diterima pendapat bahwa salah satu

tuntutan yang harus dipenuhi oleh seorang pemimpin adalah keterampilan

insani. Keterampilan tersebut mutlak perlu karena pada dasarnya dalam

menjalankan kepemimpinannya, seorang pemimpin berinteraksi dengan

manusia lain, bukan hanya dengan bawahannya, akan tetapi juga berbagai

Page 97: Dinamika Komunikasi Organisasi

Dinamika Komunikasi Organisasi di Perguruan Tinggi 91

pihak yang berkepintingan baik di dalam maupun di luar organisasi. Itulah

yang dimaksud dengan peran interpersonal yang menampakkan diri.

Pertama, selaku simbol keberadaan organisasi. Peranan tersebut

dimainkan dalam berbagai kegiatan yang sifatnya legal dan seremonial.

Menghadiri berbagai upacara resmi, memenuhi undangan atasan, rekan

setingkat, para bawahan, dan mitra kerja. Kedua, selaku pemimpin yang

bertanggung jawab untuk memotivasi dan memberikan arahan kepada para

bawahan yang dalam kenyataannya berurusan dengan para bawahan. Ketiga,

peran selaku penghubung di mana seorang manajer harus mampu

menciptakan jaringan yang luas dengan memberikan perhatian khusus

kepada mereka yang mampu berbuat sesuatu bagi organisasi.

2) Peranan yang bersifat informasional

Informasi merupakan aset organisasi yang kritikal sifatnya.

Dikatakan demikian karena dewasa ini dan di masa yang akan datang sukar

membayangkan adanya kegiatan organisasi yang dapat terlaksana dengan

efisien dan efektif tanpa dukungan informasi yang mutakhir, lengkap, dan

dapat dipercaya karena diolah dengan baik. Peran tersebut mengambil tiga

hal bentuk, yaitu: pertama, seorang pemimpin adalah pemantau arus

informasi yang terjadi dari dan ke dalam organisasi. Seorang pemimpin

menerima berbagai informasi dari dalam dan dari luar organisasi. Bahkan

juga informasi yang sebenarnya tidak harus ditujukan kepadanya, tetapi

kepada orang lain dalam organisasi. Dalam kaitan ini perlu ditekankan

bahwa berkat kemajuan dan terobosan dalam bidang teknologi informasi,

yang dihadapi oleh pimpinan ialah melimpahkan informasi yang diterimanya.

Kedua, peran sebagai pembagi informasi. Berbagai informasi yang diterima

oleh seseorang mungkin berguna dalam penyelenggaraan fungsi

manajerialnya, akan tetapi mungkin pula untuk disalurkan kepada orang atau

pihak lain dalam organisasi.

Peran ini menuntut pemahaman yang mendalam tentang makna

informasi yang diterimanya, dan pengetahuan tentang berbagai fungsi yang

Page 98: Dinamika Komunikasi Organisasi

92 Dinamika Komunikasi Organisasi di Perguruan Tinggi

harus diselenggarakan. Ketiga, peran selaku juru bicara organisasi. Peran ini

memerlukan kemampuan menyalurkan informasi secara tepat karena

berbagai pihak di luar organisasi, terutama jika menyangkut informasi

tentang rencana, kebijaksanaan, tindakan, dan hasil yang telah dicapai oleh

organisasi. Peranan ini menuntut pengetahuan yang mendalam tentang

berbagai aspek yang ditanganinya. Peran ini sangat penting artinya dalam

pembentukan dan pemeliharaan citra positif organisasi yang dipimpinnya.

3) Peranan pengambilan keputusan

Peranan ini mengambil tiga bentuk suatu keputusan yaitu: pertama,

sebagai entrepreneur, seorang pemimpin diharapkan mampu mengkaji terus

menerus situasi yang dihadapi oleh organisasi, untuk mencari dan

menemukan peluang yang dapat dimanfaatkan, meskipun kajian itu sering

menuntut terjadinya peubahan dalam organisasi. Kedua, peredam gangguan.

Peran ini antara lain kesediaan memikul tanggung jawab untuk mengambil

keputusan tindakan korektif apabila organisasi menghadapi gangguan serius

yang apabila tidak ditangani akan berdampak negatif terhadap organisasi.

Ketiga, pembagi sumber dana dan daya. Wewenang atau kekuasaan itu paling

sering menampakkan diri pada kekuasaan untuk mengalokasikan dana dan

daya. Termasuk diantaranya wewenang untuk menempatkan orang pada

posisi tertentu, wewenang mempromosikan orang, menurunkan pangkat.

Kewenangan itulah yang membuat para bawahan bergantung kepadanya.81

b. Gaya Kepemimpinan

Dalam menghadapi perubahan lingkungan, organisasi

membutuhkan pemimpin yang tanggap, kritis dan berani mengambil

keputusan strategis untuk mencapai organisasi kompetitif. Seorang

pemimpin mempunyai strategi untuk mengarahkan dan memotivasi

bawahan agar secara sadar terlibat dalam kerjasama untuk mencapai tujuan.

Perilaku kepemimpinan yang ditampilkan dalam proses manajerial secara

konsisten disebut dengan gaya kepemimpinan. Gaya kepemimpinan

81Khomsahrial Romli, op. cit., h. 98-99.

Page 99: Dinamika Komunikasi Organisasi

Dinamika Komunikasi Organisasi di Perguruan Tinggi 93

dimaksudkan sebagai cara berperilaku yang khas dari seorang pemimpin

terhadap para anggota kelompoknya.82

Gaya kepemimpinan merupakan norma perilaku yang digunakan

oleh seseorang pada saat orang tersebut mencoba mempengaruhi perilaku

orang lain seperti yang ia lihat. Dalam prakteknya, seorang pemimpin ketika

mengelolah sumber daya manusia dalam organisasi untuk mau mengikuti

perintahnya, dan pada akhirnya bisa mencapai tujuan yang ingin dicapai

tentu memiliki gaya kepemimpinan yang berbeda antara satu dengan yang

lain. Ada tiga macam gaya kepemimpinan, yaitu: Gaya kepemimpinan

otoriter atau otokratis, gaya kepemimpinan demokratis, dan gaya laissez-faire.

Gaya pemimpin otoriter adalah seorang pemimpin dalam

menentukan kebijakan kelompok atau membuat keputusan berkonsultasi

atau memastikan persetujuan dari para anggotanya. Pemimpin ini bersifat

impersonal. Komunikasi mengalir dari pemimpin ke pemimpin, tetapi jarang

mengalir dari anggota ke anggota. Pemimpin otoriter berusaha untuk

meminimumkan komunikasi antar kelompok, sehingga membuat peran

pemimpin menjadi lebih penting. Jadi, pemimpin otoriter mengasumsikan

tanggungjawab terbesar bagi perkembangan kelompok dan menginginkan

tidak adanya campur tangan dari para anggota dan anggota diharuskan

menerima keputusan yang telah diputuskan oleh pimpinan.

Ciri-ciri kepemimpinan yang bertipe otoriter atau otokratis antara

lain:

1) Mengandalkan kepada kekuatan atau kekuasaan yang melekat pada

dirinya.

2) Menganggap dirinya yang paling berkuasa (kuasa tunggal)

3) Menganggap dirinya paling mengetahui segala macam persoalan, orang

lain dianggap tidak tahu.

82Wahyudi, Manajemen Konflik Dalam Organisasi (Bandung: Alfabeta, 2008),

h.121.

Page 100: Dinamika Komunikasi Organisasi

94 Dinamika Komunikasi Organisasi di Perguruan Tinggi

4) Keputusan-keputusan yang diambil secara sepihak, tidak mengenal

kompromi, sehingga tidak mau menerima saran dari bawahan.

Pemimpin seperti ini bahkan tidak memberi kesempatan kepada

bawahan untuk memberikan saran, pendapat atau ide.

5) Keras dalam mempertahankan prinsip.

6) Jauh dari para bawahan.

7) Lebih menyukai bawahan yang bersikap “abs” (asal bapak senang).

8) Perintah-perintah diberikan secara paksa.

9) Pengawasan dilakukan secara ketat agar perintah benar-benar

dilaksanakan.83

Gaya pemimpin yang berikutnya adalah gaya pemimpin demokratis.

Gaya pemimpin demokratis adalah seorang pimpinan dalam menentukan

kebijakan melibatkan anggota kelompok untuk dimintai masukan-masukan

atau saran-saran. Sehingga tugas pemimpin selain memberikan pengarahan

juga mengijinkan kelompok untuk mengembangkan dan melaksanakan cara

yang dikehendaki para anggotanya. Para anggota kelompok didorong untuk

menentukan sasaran dan prosedur. Jadi, pemimpin demokrasi memberikan

stimuli kepada anggota kelompok agar timbul pengarahan sendiri dan

aktualisasi diri.

Pemimpin yang bertipe demokratis selalu berada di tengah-tengah

para bawahan sehingga ia terlibat dan berpartisipasi aktif dalam kegiatan

organisasi. Kepemimpinan dengan tipe ini mempunyai ciri-ciri:

1) Berpartisipasi aktif dalam kegiatan organisasi

2) Bersifat terbuka

3) Bawahan diberi kesempatan untuk memberikan saran-saran dan ide-ide

baru.

4) Dalam mengambil keputusan lebih mengutamakan musyawarah dan

mufakat, daripada keputusan yang bersifat sepihak. Apabila

83Ig Wursanto, op. cit., h. 201.

Page 101: Dinamika Komunikasi Organisasi

Dinamika Komunikasi Organisasi di Perguruan Tinggi 95

musyawarah untuk mufakat tidak berhasil maka ditempuh dengan jalan

lain yang sesuai dengan alam demokratis, misalnya voting.

5) Menghargai potensi setiap individu

6) Berlangsung dengan mantap. Kemantapan kepemimpinan demokratis

dapat dilihat dari: Unit-unit organisasi berjalan lancar; Melakukan

kegiatan sesuai dengan fungsi masing-masing; Otoritas didelegasikan

kepada para bawahan; Bawahan merasa senang, aman, tentram;

Semangat kerja bawahan tinggi, baik ada pimpinan maupun tidak ada

pimpinan.

7) Pimpinan sering turun ke bawah melakukan pembinaan dan

penyuluhan, yang sekaligus melakukan pengamatan terhadap hasil yang

telah dicapai, serta kelemahan-kelemahan atau kekurangan dan

kesulitan yang dihadapi para bawahan.84

Gaya pemimpin laissez-faire atau lepas kendali adalah seorang

pimpinan dalam menentukan kebijakan tidak memiliki inisiatif untuk

mengarahkan atau menyarankan alternatif tindakan. Akan tetapi, pemimpin

ini lebih mengijinkan kelompok untuk mengembangkan dan melaksanakan

sendiri pekerjaannya, bahkan termasuk juga mengijinkan untuk melakukan

kesalahan. Pemimpin semacam ini menolak setiap wewenang yang diberikan.

Pemimpin lepas kendali hanya menjawab pertanyaan dan memberikan

informasi yang relevan jika diminta secara khusus. Pimpinan ini hanya

sedikit memberikan pemantapan kepada kelompok. Pada saat yang sama,

pemimpin ini tidak akan menghukum anggotanya, sehingga ia pun tidak

terancam.85

Tipe laissez faire pada umumnya dijalankan oleh pemimpin yang

tidak mempunyai keahlian teknis. Tipe ini mempunyai ciri-ciri:

84Ibid., h. 203. 85Abdullah Masnuh, op. cit., h. 267.

Page 102: Dinamika Komunikasi Organisasi

96 Dinamika Komunikasi Organisasi di Perguruan Tinggi

1) Memberikan kebebasan sepenuhnya kepada para bawahan untuk

melakukan tindakan yang dianggap perlu sesuai dengan bidang tugas

masing-masing.

2) Pimpinan tidak terlibat dalam kegiatan sehingga pemimpin tidak ikut

berpartisipasi aktif dalam kegiatan kelompok.

3) Semua pekerjaan dan tanggungjawab dilimpahkan kepada bawahan.

4) Tidak mampu mengadakan koordinasi dan pengawasan yang baik.

5) Tidak mempunyai wibawa sehingga ia tidak ditakuti apalagi disegani

oleh bawahan.

6) Secara praktis pemimpin tidak menjalankan kepemimpinan sehingga ia

hanya merupakan simbol belaka.86

Berdasarkan ciri-ciri diatas, pemimpin dengan tipe laissez faire

bukanlah pemimpin dalam arti yang sebenarnya. Seorang pemimpin dengan

cara apapun diharapkan dapat menggerakkan bawahan sehingga tujuan

organisasi dapat tercapai. Cara yang terbaik ialah dengan mempengaruhi,

bukan dengan menakut-nakuti.

Cecil Gibb menyimpulkan syarat-syarat yang menentukan apakah

gaya kepemimpinan tertentu bersifat produktif. Menurutnya, kepemimpinan

demokratis paling efektif bila: (1) Tidak ada anggota kelompok yang merasa

dirinya lebih mampu mengatasi persoalan daripada kelompok lain, (2) Bila

metode komunikasi yang tepat belum diketahui atau tidak dipahami, (3) Bila

semua anggota kelompok berusaha mempertahankan hak-hak individual

mereka. Sebaliknya, kepemimpinan otoriter akan efektif bila: (1) Kecepatan

dan efisiensi pekerjaan lebih penting daripada perundingan, (2) Situasinya

begitu baru sehingga mereka tidak tahu apa yang harus mereka lakukan, dan

memerlukan pengarahan dari pimpinan.87

86Ig. Wursanto, op. cit., h. 202. 87Jalaluddin Rakhmat, Psikologi Komunikasi (Cet. XVII; Bandung: Remaja

Rosdakarya, 2011), h. 164.

Page 103: Dinamika Komunikasi Organisasi

Dinamika Komunikasi Organisasi di Perguruan Tinggi 97

Jika melihat sifat-sifat yang dimiliki oleh Nabi Muhammad, maka

sifat ini bisa menjadi panutan bagi pemimpin dalam menjalankan tugasnya.

Sifat-sifat tersebut adalah: Pertama, shiddiq. Para ulama mendefinisikan

shiddiq denagn menyempurnakan amal dan perbuatan hanya karena Allah

Swt, kesesuaian antara apa yang diucapkan dan apa yang diperbuat. Sifat

jujur patut dimiliki seorang pemimpin karena akan melahirkan sifat

keyakinan dan keberanian untuk menghadapi berbagai macam ujian,

memberikan keterangan atau penjelasan kepada anngota organisasi dengan

jujur sehingga menguntunggungkan bagi organisasi.

Kedua, amanah, nabi Muhammad sangat dipercaya. Jika beliau

menyuruh atau menganjurkan umatnya untuk melakukan sesuatu, maka

beliaulah yang pertama mengerjakannya dan paling konsisten melaksanakan

ajarannya. Sifat amanah ini perlu dimiliki oleh seorang pemimpin karena

akan mendorong seseorang untuk bertanggungjawab terhadap diri,

masyarakat, dan lingkungannya. Ketiga, tabligh. Sifat tabligh yang dimiliki oleh

nabi Muhammad adalah kemampuan untuk menyampaikan dengan cara

yang baik, sopan, dan lemah lembut. Sifat ini juga perlu dimiliki oleh seorang

pemimpin agar dapat menjalin hubungan yang baik dengan anggota

organisasi maupun dengan pihak yang ada diluar organisasi. Keempat,

fathanah, yang berarti cerdas. Dalam hal ini nabi Muhammad diutus kepada

kaum yang sangat mengagungkan kehebatan merangkai kata. Bahkan beliau

tidak hanya diutus kepada satu golongan saja, melainkan kepada suatu kaum

yang memiliki latar belakang ilmu, status sosial, dan spesialisasi yang

berbeda-beda. Kondisi ini memerlukan sifat yang cerdas untuk dapat

mengatasi masalah yang ada.88

Efektivitas seorang pemimpin tidak ditentukan oleh gaya atau tipe

kepemimpinan yang digunakannya, tapi bergantung pada caranya

menerapkan gaya atau tipe kepemimpinan tersebut pada situasi yang

88Iqra’ al-Firdaus, Kiat Hebat Public Relations Ala Nabi Muhammad Saw

(Yogyakarta:Najah, 2013),h. 62-72.

Page 104: Dinamika Komunikasi Organisasi

98 Dinamika Komunikasi Organisasi di Perguruan Tinggi

dihadapinya. Seorang pemimpin mungkin akan menjadi otokratik dalam

situasi darurat. Kepemimpinan hanya mempunyai makna bila dibentuk dan

ditentukan oleh anggota organisasi.

C. Komunikasi Interpersonal dan Iklim Komunikasi Dalam

Organisasi

Salah satu ciri komunikasi organisasi yang paling nyata adalah

konsep hubungan (relationship). Organisasi sebagai sebuah jaringan hubungan

yang saling bergantung. Jika sesuatu saling bergantung, ini berarti bahwa hal-

hal tersebut saling mempengaruhi dan dipengaruhi satu sama lain. Pola dan

sifat hubungan dalam organisasi dapat ditentukan oleh jabatan dan peranan

yang ditetapkan bagi jabatan tersebut. Tetapi tidak semua pola dan sifat

hubungan dalam organisasi berdasarkan pada jabatan dan peranan. Setiap

anggota atau individu di dalam organisasi juga bertindak dan berkomunikasi

dengan tanpa mengindahkan jabatan dan peranan mereka secara resmi,

sehingga menciptakan jalinan komunikasi dan struktur yang bersifat

informal yang diwarnai oleh sifat hubungan antarpribadi.

Komunikasi antarpribadi adalah komunikasi antara orang-orang

secara tatap muka, yang memungkinkan setiap pesertanya menangkap reaksi

orang lain secara langsung, baik secara verbal ataupun nonverbal. Bentuk

khusus dari komunikasi antarpribadi ini adalah komunikasi diadik yang

melibatkan hanya dua orang, seperti dua sejawat atau dua rekan kerja, dua

sahabat, atasan – bawahan, dll. Komunikasi diadik adalah proses komunikasi

yang berlangsung antar dua orang dalam situasi tatap muka.89 Pihak-pihak

yang berkomunikasi berada dalam jarak yang dekat, pihak yang

berkomunikasi mengirim dan menerima pesan secara simultan dan spontan

secara verbal ataupun nonverbal. Keberhasilan komunikasi menjadi

tanggung jawab para peserta komunikasi. Kedekatan hubungan pihak-pihak

89Hafied Cangara, Pengantar Ilmu Komunikasi (Jakarta: RajaGrafindo Persada,

2007), h. 32.

Page 105: Dinamika Komunikasi Organisasi

Dinamika Komunikasi Organisasi di Perguruan Tinggi 99

yang berkomunikasi akan tercermin pada jenis-jenis pesan atau respon

nonverbal mereka, seperti sentuhan, tatapan mata yang ekspresif dll.

Komunikasi interpersonal sebagai komunikasi antara komunikator

dengan komunikan, dianggap sebagai jenis komunikasi yang paling efektif

dalam hal upaya mengubah sikap, pendapat, atau perilaku seseorang.

Sedangkan ciri-ciri dari komunikasi interpersonal adalah sebagai berikut:

1. Komunikasi interpersonal meliputi perilaku verbal dan nonverbal.

Komunikasi interpersonal adalah komunikasi yang pesannya dikemas

dan diungkapkan dalam bentuk verbal dan nonverbal. Hal ini

mencakup isi pesan dan bagaimana isi pesan dikatakan atau

diungkapkan.

2. Komunikasi interpersonal meliputi komunikasi berdasarkan perilaku

spontan, perilaku menurut kebiasaan, perilaku menurut kesadaran atau

kombinasi ketiganya.

3. Komunikasi interpersonal tidaklah statis tetapi berkembang.

Komunikasi interpersonal merupakan proses komunikasi yang

berkembang, yang berbeda-beda tergantung dari tingkat hubungan

pihak-pihak yang terlibat dalam komunikasi, pesan yang

dikomunikasikan dan cara pesan itu dikomunikasikan.

4. Komunikasi interpersonal mencakup umpan balik pribadi, interaksi,

dan kohesi. Komunikasi interpersonal merupakan komunikasi yang

memungkinkan terjadinya timbal balik. Dalam komunikasi ini terjadi

interaksi diantara pengirim dan penerima pesan, yang satu

mempengaruhi yang lain. Pengaruh itu terjadi pada tataran kognitif

(pengetahuan), afektif (perasaan), dan behavior (perilaku).

5. Komunikasi interpersonal berpedoman pada aturan intrinsik dan

ekstrinsik. Peraturan intrinsik adalah peraturan yang dikembangkan

oleh masyarakat untuk mengatur cara orang harus berkomunikasi satu

sama lain. Sedangkan peraturan ekstrinsik adalah peraturan yang

ditetapkan oleh situasi.

Page 106: Dinamika Komunikasi Organisasi

100 Dinamika Komunikasi Organisasi di Perguruan Tinggi

6. Komunikasi interpersonal merupakan suatu aktivitas. Komunikasi

interpersonal merupakan komunikasi timbal balik antara pengirim dan

penerima pesan.

7. Komunikasi interpersonal mencakup persuasi. Komunikasi

interpersonal berperan untuk saling mengubah dan mengembangkan.

Melalui interaksi dalam komunikasi, pihak-pihak yang terlibat dalam

komunikasi dapat saling memberi inspirasi, semangat, dan dorongan

untuk mengubah pemikiran, perasaan, dan sikap yang sesuai dengan

topik yang sedang dibahas bersama.90

Komunikasi interpersonal dapat dipergunakan untuk berbagai

macam tujuan. Devito menyatakan bahwa semua orang yang terlibat di

dalam komunikasi interpersonal memiliki tujuan yang bermacam-macam,

seperti: untuk mengenal diri sendiri dan orang lain, untuk mengetahui dunia

luar, untuk menciptakan dan memelihara hubungan, untuk mempengaruhi

sikap dan perilaku, untuk bermain dan mencari hiburan, dan untuk

membantu. Komunikasi intrepersonal menjadi sarana untuk membicarakan

diri kita sendiri, sehingga melalui komunikasi interpersonal kita belajar

tentang bagaimana dan sejauh mana kita harus membuka diri pada orang

lain, juga dapat membuat kita mengetahui nilai, sikap, dan perilaku orang

lain, sehingga kita dapat memberi tanggapan secara tepat terhadap tindakan

orang lain.

Dalam hidup seseorang perlu untuk bersosialisasi dan menciptakan

serta memelihara hubungan dekat dengan orang lain, oleh karena itu, kita

banyak menggunakan waktu untuk berkomunikasi antarpribadi yang

bertujuan untuk memelihara hubungan sosial dengan orang lain. Begitu juga

untuk bisa mengubah sikap dan perilaku orang lain dengan upaya-upaya

yang bersifat persuasif, maka digunakan juga komunikasi interpersonal ini

untuk dapat mencapai tujuan tersebut. Pentingnya situasi komunikasi

90Onong Uchyana Effendi, Ilmu Komunikasi Teori dan Praktek (Bandung:

Remaja Rosdakarya, 2002), h. 8.

Page 107: Dinamika Komunikasi Organisasi

Dinamika Komunikasi Organisasi di Perguruan Tinggi 101

interpersonal ialah karena prosesnya memungkinkan berlangsung dialogis.

Komunikasi yang berlangsung secara dialogis lebih baik daripada secara

monologis. Dialog adalah bentuk komunikasi interpersonal yang

menunjukan terjadinya interaksi.91

Untuk dapat mencapai tujuan dari komunikasi yang dilakukan,

diperlukan komunikasi yang baik agar komunikasi dapat berjalan efektif.

Menurut Devito karakteristik efektivitas komunikasi interpersonal ini dapat

dilihat dari tiga sudut pandang, yakni:

1. Sudut pandang humanistik

Sudut pandang ini menekankan pada keterbukaan, empati, sikap

mendukung dan kualitas-kualitas lain yang menciptakan interaksi yang

bermakna, jujur dan memuaskan. Pandangan ini dimulai dengan pandangan

umum yang menurut para filsuf dan humanis menentukan terciptanya

hubungan antarmanusia yang superior (misalnya kejujuran, keterbukaan, dan

sikap positif).

2. Sudut pandang prakmatis

Sudut pandang ini menekankan pada manajemen dan kesegaran

interaksi, secara umum kualitas-kualitas yang menentukan pencapaian tujuan

yang spesifik. Pandangan ini berawal dari keterampilan spesifik, yang dari

riset diketahui efektif dalam komunikasi interpersonal, kemudian

mengelompokkan keterampilan-keterampilan ini kedalam kelas-kelas

perilaku umum. (misalnya: kepercayaan diri, kebersatuan, manajemen

interaksi, pemantauan diri, daya ekspresi, orientasi kepada orang lain).

3. Sudut pandang pergaulan Sosial dan sudut pandang kesetaraan

Sudut pandang ini didasarkan pada model ekonomi imbalan dan

biaya. Sudut pandang ini mengasumsikan bahwa suatu hubungan merupakan

suatu kemitraan dimana imbalan dan biaya saling dipertukarkan.92

91Onong Uchyana Effendi, Ilmu, Teori dan Filsafat Komunikasi (Bandung:

Citra Aditya Bakti, 2000), h. 60. 92Joseph A.DeVito, op. cit., h. 285-296.

Page 108: Dinamika Komunikasi Organisasi

102 Dinamika Komunikasi Organisasi di Perguruan Tinggi

Sudut pandang tersebut tidaklah terpisah tetapi saling melengkapi.

Masing-masing sudut pandang akan membantu dalam memahami efektivitas

komunikasi interpersonal. Adanya komunikasi interpersonal yang

memotivasi, dalam penerapannya berjalan seiring dengan usaha dari masing-

masing individu untuk mencapai apa yang ingin dicapai. Efektivitas

komunikasi pada konteks komunikasi interpersonal terletak pada kualitas

hubungan antar angota organisasi.

Adapun hal yang dapat dipahami bahwa dalam melakukan proses

komunikasi interpersonal yang paling penting adalah:

1. Pesan atau informasi itu disampaikan apa adanya, jujur, dan terbuka

agar komunikan dapat memberikan respons yang lengkap, sehingga

komunikator akan mengambil keputusan untuk memberikan respons

yang tepat dan lengkap pula.

2. Berikan waktu seluas-luasnya kepada komunikan untuk menyampaikan

pendapatnya. Jangan sekali-kali memotong pembicaraan seseorang

sebelum ia selesai mengungkapkan pendapatnya.

3. Fokuskan perhatian dan perasaan pada tema pembicaraan. Hindarkan

sikap acuh tak acuh, menyepelekan orang, dan menganggap rendah

komunikan.

4. Tumbuhkan saling percaya dan saling bergantung, bahwa kita orang

baik dan dia juga orang baik.

5. Perhatikan perilaku nonverbal, seperti tatapan mata yang

menyenangkan, senyuman, mimik muka yang bersahabat.93

Komunikasi interpersonal yang berlangsung secara intensif dengan

mengutamakan aspek kuantitas dan kualitas yang seimbang, akan

menciptakan hubungan interpersonal yang kuat antara atasan dan bawahan

serta antarsesama karyawan, sehingga keterbukaan dan kepercayaan yang

didapat dari proses komunikasi tersebut dapat turut menentukan perubahan

93Ujang Saefullah, Kapita Selekta Komunikasi (Bandung: Simbiosa Rekatama

Media, 2007),h. 58.

Page 109: Dinamika Komunikasi Organisasi

Dinamika Komunikasi Organisasi di Perguruan Tinggi 103

sikap dan tingkah laku dalam organisasi. Dalam berkomunikasi harus ada

keterbukaan, kejujuran, kepercayaan dan empati. Dalam prakteknya,

perubahan sikap dan tingkah laku dari proses komunikasi interpersonal

dalam suatu organisasi dapat berbentuk terwujudnya suatu sikap yang

diharapkan muncul dari diri karyawan, yaitu motivasi kerja yang tinggi.

Komunikasi interpersonal bisa mempengaruhi iklim komunikasi.

Iklim komunikasi dan organisasi merupakan hal yang perlu menjadi

perhatian seorang pimpinan organisasi karena faktor tersebut banyak

sedikitnya ikut mempengaruhi tingkah laku karyawan. Ada beberapa

pengertian tentang iklim organisasi, yaitu:

1. Tagiuri mendefinisikan iklim organisasi sebagai kualitas yang relatif

abadi dari lingkungan internal organisasi yang dialami oleh anggota-

anggotanya, mempengaruhi tingkah laku mereka serta dapat diuraikan

dalam istilah nilai-nilai suatu set karakteristik tertentu dari lingkungan.

2. Payne dan Pugh mendefinisikan iklim organisasi sebagai suatu konsep

yang merefleksikan isi dan kekuatan dari nilai-nilai umum, norma,

sikap, tingkah laku dan perasaan anggota terhadap suatu sistem sosial.

3. Litein dan Stringers mengatakan bahwa iklim organisasi dapat dipelajari

dengan mengobservasi jumlah otonomi secara individual, kebebasan

yang dialami oleh individu, tingkat dan kejelasan struktur dan posisi

yang dibebankan kepada pekerja, orientasi ganjaran dari organisasi dan

banyaknya sokongan serta kehangatan yang diberikan kepada pekerja.

Itulah sebabnya mereka memberikan dimensi iklim organisasi sebagai

berikut: Rasa Tanggung Jawab; standar atau harapan tentang kualitas

pekerjaan; ganjaran atau reward; rasa persaudaraan; semangat tim.

4. Hillrieger dan Slocum mendefinisikan iklim organisasi adalah set atribut

organisasi dan subsistemnya yang dapat dirasakan oleh anggota

Page 110: Dinamika Komunikasi Organisasi

104 Dinamika Komunikasi Organisasi di Perguruan Tinggi

organisasi, yang mungkin disebabkan oleh cara-cara organisasi atau

subsistem, terhadap anggota dan lingkungannya.94

Tingkah laku komunikasi mengarahkan pada perkembangan iklim,

diantaranya iklim organisasi. Iklim organisasi dipengaruhi oleh bermacam-

macam cara anggota organisasi bertingkah laku dan berkomunikasi. Iklim

komunikasi yang penuh persaudaraan mendorong anggota organisasi

berkomunikasi secara terbuka, rileks, ramah tamah dengan anggota lain.

Sedangkan iklim yang negatif menjadikan anggota tidak berani

berkomunikasi secara terbuka dan penuh rasa persaudaraan.95

Agar karyawan memiliki kesempatan untuk beraktualisasi dan

mampu memanfaatkan kesempatan tersebut maka organisasi dituntut untuk

menciptakan lingkungan kerja yang mendukung dimana dapat diwujudkan

melalui iklim komunikasi yang bagus agar karyawan dapat merasa nyaman

menyampaikan ide dan mengaktualisasikan diri di organisasi. Dengan

demikian maka akan dapat meningkatkan prestasi kerjanya. Frederick

Herzberg menyimpulkan bahwa orang-orang memiliki dua kategori

kebutuhan yang berbeda yang secara esensial saling bergantung dan

mempengaruhi perilaku dengan cara yang tidak sama. Apabila orang-orang

merasa tidak puas dengan pekerjaannya, maka mereka tidak nyaman dengan

tempat kerjanya. Sebaliknya, apabila orang-orang merasa senang dengan

pekerjaannya, maka dia akan merasa nyaman di tempat kerja tersebut.96

Iklim komunikasi merupakan gabungan dari persepsi-persepsi

mengenai peristiwa komunikasi, perilaku manusia, respon karyawan

terhadap karyawan lainnya, harapan-harapan, konflik-konflik antarpersona

dan kesempatan bagi pertumbuhan dalam organisasi tersebut.97 Iklim

komunikasi berbeda dengan iklim organisasi dalam arti iklim komunikasi

94Abdullah Masnuh, op. cit., h. 44. 95Arni Muhammad, op. cit., h. 85. 96Paul Hersey & Ken Blanchard, Management of organizational Behavior:

Utilzing Human Resources, terj. Agus Dharma. Manajemen Perilaku Organisasi. Manajemen Perilaku Organisasi (Jakarta: Erlangga),h.68.

97R.Wayne Pace & Don F Faules, op. cit., h. 154.

Page 111: Dinamika Komunikasi Organisasi

Dinamika Komunikasi Organisasi di Perguruan Tinggi 105

meliputi persepsi-persepsi mengenai pesan, peristiwa yang berhubungan

dengan pesan yang terjadi dalam organisasi, sedangkan iklim organisasi

didefinisikan oleh Payne dan Pugh sebagai suatu konsep yang merefleksikan

isi dan kekuatan dari nilai-nilai umum, norma, sikap, tingkah laku dan

perasaan anggota terhadap suatu sistem sosial.98

Iklim komunikasi organisasi terdiri dari persepsi-persepsi atas

unsur-unsur organisasi dan pengaruh unsur-unsur tersebut terhadap

komunikasi. Pengaruh ini didefinisikan, disepakati, dikembangkan dan

dikokohkan secara berkesinambungan melalui interaksi dengan anggota

organisasi lainnya. Pengaruh ini menghasilkan pedoman bagi keputusan-

keputusan dan tindakan-tindakan individu, serta mempengaruhi pesan-pesan

mengenai organisasi.

Ada lima dimensi dari iklim komunikasi, yaitu:

1. Supportiveness, atau bawahan mengamati bahwa hubungan komunikasi

mereka dengan atasan membantu mereka membangun dan menjaga

perasaan diri berharga dan penting.

2. Partisipasi membuat keputusan.

3. Kepercayaan, dapat dipercaya dan dapat menyimpan rahasia

4. Keterbukaan dan keterusterangan.

5. Tujuan kinerja yang tinggi, pada tingkat mana tujuan kinerja

dikomunikasikan dengan jelas kepada anggota organisasi.99

Iklim komunikasi sebagai kualitas pengalaman yang bersifat obyektif

mengenai lingkungan internal organisasi, yang mencakup persepsi anggota

organisasi terhadap pesan dan hubungan pesan dengan kejadian yang terjadi

di dalam organisasi. Iklim komunikasi yang baik akan dapat menimbulkan

kepuasan komunikasi organisasi yaitu semua tingkat kepuasan seorang

karyawan mempersepsi lingkungan komunikasi secara keseluruhan. Konsep

98Arni Muhammad, op. cit., h. 82. 99Abdullah Masnuh, op. cit., h.46.

Page 112: Dinamika Komunikasi Organisasi

106 Dinamika Komunikasi Organisasi di Perguruan Tinggi

kepuasan ini memperkaya ide iklim komunikasi. Iklim mencakup kepuasan

anggota organisasi terhadap informasi yang tersedia.

Kepuasan dalam pengertian ini menunjukkan kepada bagaimana

baiknya informasi yang tersedia memenuhi persyaratan permintaan anggota

organisasi akan tuntutan bagi informasi, dari siapa datangnya, cara

disebarluaskannya, bagaimana diterima, diproses dan apa respon orang yang

menerima. Iklim komunikasi dipengaruhi oleh persepsi bagaimana baiknya

aktivitas komunikasi dari suatu organisasi memuaskan tuntutan pribadi.

Kepuasan komunikasi adalah satu fungsi dari apa yang seorang dapatkan

dengan apa yang dia harapkan, kepuasan komunikasi muncul karena

beberapa faktor, yaitu:

1. Kepuasan dengan pekerjaan. Ini mencakup hal-hal yang berkenaan

dengan pembayaran, keuntungan, naik pangkat, pekerjaan itu sendiri.

Kepuasan dalam aspek pekerjaan memberikan sumbangan kepada

kepuasan komunikasi.

2. Kepuasan dengan ketepatan informasi. Faktor ini mencakup tentang

tingkat kepuasan dengan informasi, kebijaksanaan, teknik-teknik baru,

perubahan adminstratif dan staf. Kelihatannya kepuasan dengan

ketepatan informasi yang diterima penting bagi konsep komunikasi

organisasi.

3. Kepuasan dengan kemampuan seseorang yang menyarankan

penyempurnaan. Faktor ini mencakup hal-hal sebagai tempat di mana

komunikasi seharusnya disempurnakan, pemberitahuan mengenai

perubahan untuk penyempurnaan dan strategi khusus yang digunakan

dalam membuat perubahan. Keputusan dengan bermacam-macam

perubahan yang dibuat, bagaimana perubahan itu dibuat dan

dinformasikan, kelihatannya mempunyai hubungan dengan kepuasan

komunikasi organisasi.

4. Kepuasan dengan efisiensi bermacam-macam saluran komunikasi.

Faktor ini mencakup melalui media apa komunikasi disebarluaskan

Page 113: Dinamika Komunikasi Organisasi

Dinamika Komunikasi Organisasi di Perguruan Tinggi 107

dalam organisasi, mencakup peralatan, bulletin, memo, materi tulisan.

Kepuasan komunikasi tampaknya berhubungan dengan pandangan

orang mengenai berapa efisiennya media untuk menyebarkan informasi

dalam organisasi

5. Kepuasan dengan kualitas media. Yang berhubungan dengan faktor ini

berapa baiknya mutu tulisan, nilai informasi yang diterima,

keseimbangan informasi yang tersedia dan ketepatan informasi yang

akan datang. Penampilan, ketepatan dan tersedianya informasi

mempunyai pengaruh kepada kepuasan orang dengan komunikasi

dalam organisasi

6. Kepuasan dengan cara komunikasi teman sekerja. Faktor ini mencakup

komunikasi horizontal, informasi dan tingkat kepuasan yang timbul

dari diskusi masalah dan mendapatkan informasi dan teman sekerja.

Kepuasan dengan komunikasi berhubungan dengan hubungan yang

memuaskan dengan teman sekerja

7. Kepuasan dengan keterlibatan dalam komunikasi organisasi sebagai

suatu kesatuan. Faktor ini mencakup hal-hal keterlibatan hubungan

dengan organisasi, dukungan atau bantuan dari organisasi dan

informasi dari organisasi. Kelihatan bahwa rasa puas dalam komunikasi

organisasi dipengaruhi oleh aspek-aspek organisasi seperti dipercaya,

sokongan dan tujuan kinerja yang tinggi.100

Kepuasan komunikasi membawa hubungan dengan kepuasan kerja,

kepuasan kerja merupakan respons seseorang terhadap bermacam-macam

lingkungan kerja yang dihadapainya, seperti teman sekerja, kebijakan,

promosi dll. Pentingnya iklim yang mendukung dalam komunikasi organisasi

lebih ditekankan untuk mendapatkan kepuasan kerja. Pimpinan sebagai

orang yang bertanggung jawab dalam organisasi dapat memberikan

kontribusi dalam membangkitkan iklim komunikasi yang baik dalam

organisasinya. Dengan melakukan hal-hal yang merupakan tanggung jawab

100Arni Muhammad, op. cit., h. 88-89.

Page 114: Dinamika Komunikasi Organisasi

108 Dinamika Komunikasi Organisasi di Perguruan Tinggi

pimpinan seperti di bawah ini berarti pimpinan secara tidak langsung ikut

membantu karyawan dalam mencapai kepuasan kerjanya:

1. Semua pimpinan haruslah menetapkan tujuan bagi karyawan-

karyawannya

2. Semua pimpinan haruslah melatih karyawannya dan membantu mereka

menjadi lebih efektif dalam pekerjaannya.

3. Semua pimpinan haruslah meninjau kemajuan karyawannya dalam

bentuk hasil dan tujuan yang telah dicapainya dan tidak menghargai

aktivitas atau kegagalan mereka tetapi hasil nyata dari tujuan mereka.

4. Semua pimpinan hendaklah memberikan bimbingan. Jika tidak

kelompok terombang-ambing, suasana kerja sama akan berkurang dan

karyawan akan bekerja menurut arahnya masing-masing.

5. Pimpinan hendaklah menggunakan metode baru dalam kelompok dan

bidang mereka untuk membuat anggota kelompok terus-menerus

menjadi lebih efektif.

6. Semua pimpinan hendaklah membuat perencanaan untuk masa

mendatang. Pimpinan harus memproyeksikan kesempatan-kesempatan

dan kesulitan-kesulitan serta merencanakan tindakan pengembangan

untuk menyelesaikan pokok persoalan yang penting. Pimpinan berhasil

hanya bila orang-orang dalam kelompoknya berhasil.

7. Semua pimpinan harus mengembangkan kemampuan orang-orangnya.

8. Bila menghargai prestasi karyawan pimpinan hendaklah menggunakan

standar sosial dan financial yang mereka tetapkan untuk karyawan.101

Iklim komunikasi memberi pedoman bagi keputusan dan perilaku

individu. Keputusan-keputusan yang diambil oleh anggota organisasi untuk

melaksanakan pekerjaan dan tentunya dengan iklim komunikasi organisasi

yang baik maka akan dapat membantu anggota organisasi untuk

mengembangkan kariernya. Iklim komunikasi organisasi merupakan faktor

101Abdullah Masnuh, op. cit., h. 56.

Page 115: Dinamika Komunikasi Organisasi

Dinamika Komunikasi Organisasi di Perguruan Tinggi 109

yang sangat penting yang dapat menjembatani antara pengelolaan sumber

daya manusia yang menjadi unsur utama dalam organisasi.

D. Jaringan dan Pola Komunikasi Dalam Organisasi

Organisasi adalah komposisi sejumlah orang yang menduduki posisi

atau peranan tertentu. Di antara orang-orang ini saling terjadi pertukaran

pesan. Pertukaran pesan itu melalui jalan tertentu yang dinamakan pola

aliran informasi atau jaringan komunikasi. Suatu jaringan komunikasi

berbeda dalam besar dan strukturnya, misalnya mungkin hanya diantara dua

orang, tiga atau lebih dan mungkin juga diantara keseluruhan orang dalam

organisasi. Bentuk struktur dari jaringan itupun berbeda-beda.

Peranan individu dalam sistem komunikasi ditentukan oleh

hubungan struktur antara satu individu dengan individu lainnya dalam

organisasi. Hubungan ini ditentukan oleh pola hubungan interaksi individu

dengan aliran informasi dalam jaringan komunikasi. Pengertian jaringan

komunikasi disini adalah saluran yang digunakan untuk meneruskan pesan

dari satu orang ke orang lain. Jaringan ini dapat dilihat dalam dua perspektif.

Pertama, kelompok kecil sesuai dengan sumberdaya yang dimilikinya akan

mengembangkan pola komunikasi yang menggabungkan beberapa struktur

jaringan komunikasi. Jaringan komunikasi ini kemudian merupakan sistem

komunikasi umum yang akan digunakan oleh kelompok dalam mengirimkan

pesan dari satu orang ke orang lainnya. Kedua, jaringan komunikasi ini bisa

dipandang sebagai struktur yang diformalkan yang diciptakan oleh organisasi

sebagai sarana komunikasi organisasi.102

Dalam kaitannya dengan ini ada lima struktur aliran komunikasi

yang dapat dijumpai pada kelompok dan organisasi, yaitu struktur lingkaran

(circle), struktur roda (wheel), struktur Y, struktur rantai ( Chain), dan struktur

seluruh saluran (all channel).

1. Struktur lingkaran

102Arni Muhammad, op. cit., h. 102.

Page 116: Dinamika Komunikasi Organisasi

110 Dinamika Komunikasi Organisasi di Perguruan Tinggi

Struktur lingkaran tidak memiliki pemimpin. Semua anggota

posisinya sama. Mereka memiliki wewenang atau kekuatan yang sama untuk

mempengaruhi kelompok. Setiap anggota bisa berkomunikasi dengan dua

anggota lain disisinya.

2. Struktur roda

Struktur roda memiliki pemimpin yang jelas, yaitu yang posisinya di

pusat. Orang ini merupakan satu-satunya yang dapat mengirim dan

menerima pesan dari semua anggota. Oleh karena itu, jika seorang anggota

ingin berkomunikasi dengan anggota lain, maka pesannya harus disampaikan

melalui pemimpinnya.

3. Struktur Y

Struktur Y relatif kurang tersentralisasi dibanding dengan struktur

roda, tetapi lebih tersentralisasi dibanding dengan struktur lainnya. Pada

struktur Y juga terdapat pemimpin yang jelas. Anggota ini dapat

mengirimkan dan menerima pesan dari dua orang lainnya. Sedangkan

anggota lainnya komunikasinya terbatas hanya dengan satu orang lainnya.

4. Struktur rantai

Struktur rantai sama dengan struktur lingkaran kecuali bahwa para

anggota yang paling ujung hanya dapat berkomunikasi dengan satu orang

saja. Keadaan terpusat juga disini. Orang yang berada di posisi tengah-

tengah lebih berperan sebagai pemimpin daripada mereka yang berada di

posisi lain.

5. Struktur semua saluran atau bintang

Struktur atau semua saluran atau bintang hampir sama dengan

struktur lingkaran dalam arti semua anggota adalah sama dan semuanya juga

memiliki kekuatan yang sama untuk mempengaruhi anggota lainnya. Akan

tetapi, dalam struktur semua saluran, setiap anggota bisa berkomunikasi

Page 117: Dinamika Komunikasi Organisasi

Dinamika Komunikasi Organisasi di Perguruan Tinggi 111

dengan setiap anggota lainnya. Struktur ini memungkinkan adanya partisipasi

anggota secara optimum.103

Struktur roda, struktur rantai, dan struktur Y dimasukkan dalam

kategori struktur terpusat. Sedangkan struktur lingkaran dan struktur seluruh

saluran atau bintang dimasukkan kedalam struktur tersebar. Pengaruh

struktur komunikasi tersebut terhadap perilaku manusia dapat disimpulkan

bahwa seseorang yang berada pada posisi sentral, dapat berkomunikasi

dengan semua anggota organisasi akan mempunyai kepuasan yang besar

dibanding dengan yang lainnya. Kepuasan organisasi secara keseluruhan

akan lebih tinggi dalam struktur tersebar.

Untuk mengetahui jaringan komunikasi serta peranannya dapat

digunakan analisis jaringan. Dari hasil analisis jaringan ini dapat diketahui

bentuk hubungan atau koneksi orang-orang dalam organisasi dengan

kelompok tertentu, juga dapat diketahui keterbukaan atau tidaknya satu

kelompok dengan kelompok lainnya, serta orang-orang yang memegang

peranan utama dalam suatu organisasi, maka jaringan komunikasi memiliki

enam peranan, yaitu:

1. Opinion leader (pemimpin pendapat atau pemuka pendapat) adalah

pimpinan informal dalam organisasi. Mereka tidaklah selalu orang-

orang yang mempunyai otoritas formal dalam organisasi tetapi

membimbing tingkah laku anggota organisasi dan mempengaruhi

keputusan mereka. Orang ini disebut pemimpin pendapat atau pemuka

pendapat, yang dibutuhkan karena pendapat dan pengaruh mereka.

Mereka merupakan orang-orang yang mengikuti persoalan dan

dipercaya orang-orang lainnya untuk mengetahui apa yang sebenarnya

terjadi.

2. Gate keepers (penjaga gawang) adalah individu yang mengontrol arus

informasi di antara anggota organisasi. Mereka berada di tengah suatu

103Adam I. Indrajaya, Perilaku Organisasi (Bandung: Sinar Baru Algensindo,

2009),h. 109-110.

Page 118: Dinamika Komunikasi Organisasi

112 Dinamika Komunikasi Organisasi di Perguruan Tinggi

jaringan dan menyampaikan pesan dari satu orang kepada orang lain

atau tidak memberikan informasi. Gate keepers dapat menolong anggota

penting dari organisasi seperti pimpinan, menghindarkan informasi

yang terlampau banyak dengan jalan hanya memberikan informasi yang

penting-penting saja kepada mereka. Dalam hal ini gate keepers

mempunyai kekuasaan dalam memutuskan apakah suatu informasi

penting atau tidak.

3. Kosmopolit adalah individu yang menghubungkan organisasi dengan

lingkungannya. Mereka ini mengumpulkan informasi dari sumber-

sumber yang ada dalam lingkungan dan memberikan informasi

mengenai organisasi kepada orang-orang tertentu pada lingkungannya.

Seorang kosmopolit adalah individu yang melakukan kontak dengan

dunia luar, dengan individu-individu di luar organisasi. Kosmopolit

menghubungkan para anggota organisasi dengan orang-orang dan

peristiwa-peristiwa di luar batas-batas struktur organisasi. Anggota

organisasi yang banyak bepergian, yang aktif dalam asosiasi-asosiasi

profesional, dan membaca terbitan-terbitan regional, nasional dan

internasional cenderung menjadi kosmopolitan. Mereka memiliki

kontak yang lebih kerap dengan sumber-sumber di luar organisasi dan

bertindak sebagai saluran bagi gagasan-gagasan baru yang akan

memasuki organisasi.

4. Bridge (jembatan) adalah anggota kelompok dalam suatu organisasi yang

menghubungkan satu kelompok dengan kelompok lainnya. Individu ini

membantu saling memberi informasi diantara kelompok-kelompok dan

mengkoordinasi kelompok.

5. Liaison (penghubung) adalah sama peranannya dengan bridge (jembatan)

tetapi individu itu sendiri bukanlah anggota dari satu kelompok tetapi

dia merupakan penghubung diantara satu kelompok dengan kelompok

lainnya. Individu ini juga membantu dalam membagi informasi yang

relevan diantara kelompok-kelompok dalam organisasi.

Page 119: Dinamika Komunikasi Organisasi

Dinamika Komunikasi Organisasi di Perguruan Tinggi 113

6. Isolate (penyendiri) adalah anggota organisasi yang mempunyai kontak

minimal dengan orang lain dalam organisasi. Orang-orang ini

menyembunyikan diri dalam organisasi atau diasingkan oleh teman-

temannya.104

Karakteristik dari liaison atau orang yang sebagai pengantara adalah

orang yang berperan sebagai pengantara memegang posisi atau status yang

lebih tinggi dari orang-orang lain yang bukan sebagai pengantara dan

merupakan wakil-wakil yang kuat dalam struktur pimpinan. Orang yang

sebagai pengantara ini terlibat lebih banyak dalam aktivitas komite daripada

temannya, dan juga menjadi anggota kelompok koordinasi pada tingkat yang

lebih tinggi dalam organisasi.

Pembahasan mengenai komunikasi dalam organisasi dalam bentuk

arah arus atau pola informasinya sangat penting karena komunikasi

memungkinkan orang untuk mengkoordinir kegiatan anggota organisasi

dalam mencapai tujuan bersama. Pola komunikasi dalam organisasi ada

beberapa macam, yaitu:

1. Komunikasi ke Bawah

Komunikasi ke bawah dalam sebuah organisasi berarti bahwa

informasi mengalir dari jabatan yang berotoritas lebih tinggi kepada mereka

yang berotoritas lebih rendah.105 Para pegawai di seluruh tingkat dalam

organisasi merasa perlu diberi informasi. Kualitas dari kuantitas informasi

harus tinggi agar dapat membuat keputusan dan cermat. Pimpinan harus

memiliki informasi dari semua unit dalam organisasi, dan harus memperoleh

informasi untuk semua unit. Kebanyakan komunikasi ke bawah digunakan

untuk menyampaikan pesan-pesan yang berkenaan dengan tugas-tugas dan

pemeliharaan.

104Rosadi Ruslan, Manajemen Public Relations & Media Komunikasi (Jakarta:

RajaGrafindo Persada, 2003),h.97-98. 105R.Wayne Pace & Don F Faules, op. cit., h. 184.

Page 120: Dinamika Komunikasi Organisasi

114 Dinamika Komunikasi Organisasi di Perguruan Tinggi

Komunikasi ke bawah mempunyai fungsi pengarahan, perintah,

indoktrinasi, inspirasi, dan evaluasi. Perintah atau instruksi biasanya menjadi

lebih terperinci dan spesifik karena diinterpretasikan oleh tingkatan

manajemen yang lebih rendah. Manajer-manajer pada setiap tingkatan

bertindak sebagai penyaring dalam menentukan seberapa banyak informasi

yang mereka terima dari pimpinan yang lebih tinggi yang akan diteruskan

kepada bawahannya. Di samping perintah dan instruksi, komunikasi ke

bawah juga berisi informasi mengenai tujuan organisasi, kebijaksanaan-

kebijaksanaan organisasi, peraturan, pembatasan, insentif tunjangan, dan

hak-hak karyawan. Bawahan dapat menerima umpan balik tentang seberapa

jauh mereka telah melaksanakan pekerjaan mereka dengan baik.

Hawkins & Preston mengindentifikasikan lima jenis informasi yang

mengalir ke bawah melalui saluran-saluran komunikasi berikut ini:

a. Petunjuk-petunjuk tugas yang spesifik; instruksi-instruksi pekerjaan.

b. Informasi yang didesain untuk menghasilkan pengertian tentang tugas

dan hubungannya dengan tugas-tugas organisasi lainnya.

c. Informasi tentang kebijaksanaan organisasi dan operasionalnya.

d. Umpan balik kepada para bawahan tentang kinerja mereka.

e. Informasi tentang karakteristik ideologi sebagai misi organisasi dengan

cara mengulang-ulang latihan dan pengajaran supaya bawahan terkesan

dengan misi tersebut.106

Media yang dipergunakan dalam komunikasi kebawah adalah

dengan menggunakan:

a. Buku Pedoman, yang terdiri dari buku pedoman organisasi, buku

pedoman tatakerja, buku pedoman peraturan, buku peraturan

kebijaksanaan, buku pedoman riwayat organisasi, buku pedoman

lengkap.

106Makmuri Muchlas, Perilaku Organisasi (Yogyakarta: Gajah Mada

University Press, 2008), h. 277.

Page 121: Dinamika Komunikasi Organisasi

Dinamika Komunikasi Organisasi di Perguruan Tinggi 115

b. Perintah, yang dibedakan menjadi perintah yang berisi kebijaksanaan,

perintah yang berisi program kerja, perintah yang merupakan

pelaksanaan kerja. Perintah dapat dipergunakan dalam hal-hal yang

bersifat sederhana, rutin, mendesak dan sangat rahasia. Sedangkan

perintah tertulis dipergunakan dalam hal-hal yang menyangkut masalah

yang sangat komplek, tidak harus segera dilaksanakan pada saat

perintah itu datang.

c. Teguran, disampaikan dalam hal-hal: perintah tidak dilaksanakan,

pekerjaan tidak selesai pada waktunya, menyimpang dari prosedur yang

telah ditentukan dan apabila terjadi kesalahan dalam pelaksanaan

pekerjaan.

d. Pujian, dapat diberikan dalam bentuk ucapan selamat, ucapan terima

kasih, pemberian hadiah atau penghargaan.107

2. Komunikasi ke atas

Komunikasi ke atas dalam sebuah organisasi berarti bahwa

informasi mengalir dari tingkat yang lebih rendah (bawahan) ke tingkat yang

lebih tinggi. Komunikasi yang dilaksanakan oleh bawahan pada atasan dalam

rangka memberikan pengertian mengenai sesuatu untuk diketahui dan

dijadikan bahan pertimbangan dalam rangka kepemimpinan pada umumnya.

Menghargai karyawan dan mendengarkan serta berinteraksi dengan

karyawan membentuk dasar bagi sebuah komunikasi yang efektif, dan salah

satu bentuknya dengan meluangkan waktu untuk pertemuan tatap muka.108

Fungsi utama dari komunikasi ke atas adalah untuk memperoleh

informasi mengenai kegiatan, keputusan, dan pelaksanaan pekerjaan

karyawan pada tingkat yang lebih rendah. Ada beberapa jenis informasi yang

sering mengalir melalui saluran-saluran komunikasi ke atas, diantaranya:

107Neni Yulianita, Dasar-Dasar Public Relations (Bandung: Multimedia Fikom

Unisba, 2001), h. 94-96. 108Paul A. Argenti, Corporate Communication, terj. Putri Aila Idris, Komunikasi

Korporat (Jakarta: Salemba, 2010), h.219.

Page 122: Dinamika Komunikasi Organisasi

116 Dinamika Komunikasi Organisasi di Perguruan Tinggi

a. Informasi tentang keberhasilan, kemajuan, dan rencana-rencana

mendatang dari para bawahan.

b. Informasi tentang problem-problem pekerjaan yang memerlukan

bantuan dari tingkatan lebih atas dalam organisasi.

c. Ide-ide untuk perbaikan dalam aktivitas dan fungsi yang berhubungan

dengan pekerjaan.

d. Informasi mengenai perasaan para bawahan tentang pekerjaan atau isu

yang berhubungan dengan pekerjaan.109

Ada beberapa cara untuk mengefektifkan komunikasi dari bawahan

kepada atasan, yaitu: pertama prosedur penyampaian keluhan. Pada berbagai

perjanjian tawar menawar kolektif, prosedur menyampaikan keluhan ini

memungkinkan para karyawan membuat petisi ke atas melampaui atasan

langsungnya. Hal ini dapat melindungi mereka dari tindakan kompromi

dengan atasan langsungnya dan memberikan keberanian kepada mereka

untuk mengkomunikasikan keluhan-keluhannya.

Kedua, kebijaksanaan pintu terbuka. Secara harfiah, kebijaksanaan

pintu terbuka bisa diartikan bahwa pintu atasan selalu terbuka untuk para

bawahan atau sebagai undangan yang berkelanjutan buat para bawahan

untuk datang dan membicarakan problem apapun yang menyusahkan

mereka. Ketiga adalah konseling. Konseling ialah kuesioner tentang sikap dan

interviu mengenai alasan keluar dari pekerjaan. Departemen personalia dapat

memfasilitasi komunikasi ke atas dengan cara melakukan diskusi-diskusi

konseling non-direktif yang bersifat rahasia, mengadministrasikan kuesioner

tentang sikap secara periodik, dan menyimpan hasil-hasil yang sangat berarti

dari interviu mengenai organisasi.

Keempat adalah teknik-teknik partisipatif. Teknik-teknik pengambilan

keputusan secara partisipatif dapat menghasilkan jumlah komunikasi yang

banyak. Hal ini mungkin bisa terjadi melalui keterlibatan informal para

bawahan atau melalui program-program partisipasi formal seperti

109 Makmuri Muchlas, op. cit., h. 278.

Page 123: Dinamika Komunikasi Organisasi

Dinamika Komunikasi Organisasi di Perguruan Tinggi 117

penggunaan kotak saran dll. Kelima adalah perantara nonstruktural yang

ditugaskan untuk menanggulangi keluhan karyawan. Ini merupakan salah

satu cara yang potensial untuk memungkinkan manajemen memperoleh

masukan dalam bentuk komunikasi ke atas, yaitu dengan menggunakan

perantara nonstruktural. Konsep ini untuk memberikan jalan keluar kepada

orang-orang yang merasa diperlakukan tidak adil. Jika dilaksanakan dengan

tepat dan hati-hati, cara ini bisa berjalan baik sebagai penganti kebijaksanaan

pintu terbuka yang gagal.110

Komunikasi ke atas sangat penting untuk mempertahankan dan

untuk pertumbuhan organisasi dengan alasan:

a. Aliran informasi ke atas memberi informasi berharga untuk pembuatan

keputusan oleh mereka yang mengarahkan organisasi dan mengawasi

kegiatan orang-orang lainnya.

b. Komunikasi ke atas memberitahukan kepada penyelia kapan bawahan

mereka siap menerima informasi dari mereka dan seberapa baik

bawahan menerima apa yang dikatakan mereka.

c. Komunikasi keatas memungkinkan –bahkan mendorong- omelan dan

keluh kesah.111

3. Komunikasi Horisontal

Komunikasi horisontal ialah pertukaran pesan di antara orang-orang

yang sama tingkatannya di dalam organisasi. Komunikasi horisontal terdiri

dari penyampaian informasi di antara rekan-rekan sejawat dalam unit kerja

yang sama. Unit kerja meliputi individu-individu yang ditempatkan pada

tingkat otoritas yang sama dalam organisasi dan mempunyai atasan yang

sama.

Ada empat fungsi dari komunikasi horizontal:

a. Koordinasi berbagai kegiatan yang dilakukan oleh banyak bagian dalam

organisasi.

110 Makmuri Muchlas, op. cit., h. 279. 111Abdullah Masnuh, op. cit., h. 68.

Page 124: Dinamika Komunikasi Organisasi

118 Dinamika Komunikasi Organisasi di Perguruan Tinggi

b. Informasi tentang berbagai kegiatan pekerjaan dalam bagian-bagian

organisasi yang sama tingkatannya.

c. Persuasi pada orang-orang lain yang sama tingkatannya dalam

organisasi.

d. Informasi mengenai perasaan para sejawat tentang pekerjaan dan isu-

isu yang berhubungan dengan pekerjaan.112

Komunikasi horisontal dapat dilaksanakan baik secara formal

maupun informal. Dalam segi operasionalnya biasanya lebih sering

dilakukan komunikasi informal, sebab mereka dalam taraf yang sama

sehingga dapat secara terbuka mengemukakan pendapatnya.

4. Komunikasi Informal

Dari segi sifatnya, komunikasi dalam organisasi dapat berupa

komunikasi formal dan komuniksai informal. Komunikasi formal sudah

dijelaskan di depan, sedangkan komunikasi informal adalah komunikasi yang

berlangsung tidak melalui saluran organisasi yang resmi, seperti olah raga

para anggota organisasi dan berlangsung di luar kantor bisa menjdi salah

satu contoh komunikasi informal. Komunikasi informal terjadi di antara

karyawan dalam suatu organisasi yang dapat berinteraksi secara bebas satu

sama lain terlepas dari kewenangan dan fungsi jabatan mereka.

Komunikasi informal dilakukan melalui tatap muka langsung dan

pembicaraan lewat telepon. Komunikasi informal terjadi sebagai perwujudan

dari keinginan manusia untuk bergaul dan keinginan untuk menyampaikan

informasi yang dipunyainya dan dianggap tidak dipunyai oleh rekan

sekerjanya. Meskipun hubungan yang terjadi dalam komunikasi informal ini

mengikuti pola yang bebas dari pengaruh organisasi formal, akan tetapi

komunikasi informal merupakan saluran yang penting karena menyebar ke

seluruh bagian dalam organisasi tanpa memperhatikan struktur dan saluran

komunikasi formal.

112Makmuri Muchlas, op.cit., h. 281.

Page 125: Dinamika Komunikasi Organisasi

Dinamika Komunikasi Organisasi di Perguruan Tinggi 119

Komunikasi informal atau disebut juga grapevine atau disebut juga

desas desus, dalam suatu organisasi memberi petunjuk apakah saluran

komunikasi formal telah berfungsi secara efektif. Dengan mempelajari

komunikasi informal, dapat dilakukan penyesuaian-penyesuaian dalam

organisasi formal guna mendukung komunikasi dan pencapaian tujuan

organisasi. Fungsi dari komunikasi informal ini adalah memelihara

hubungan sosial (seperti: persahabatan dan kelompok informal) dan

penyebaran informasi yang bersifat pribadi, gosip, dan desas-desus.113

Pada umumnya pesan-pesan yang disampaikan melalui grapevine

lebih cepat dibandingkan melalui saluran formal. Di samping itu grapevine

juga efektif. Bila terjadi keragu-raguan, maka biasanya informasi informal

disampaikan dengan cara membedakan siapa orang yang layak dan tidak

layak menerimanya. Dalam grapevine biasanya informasi hanya mengalir

melalui sejumlah kecil orang yang menerimanya. Hasil penelitian mengenai

grapevine menunjukkan bahwa:

a. Grapevine sangat cepat. Pesan-pesan yang bersifat pribadi bebas

mengalir kapan diinginkan oleh pengirimnya. Biasanya pesan-pesan

yang demikian mengalir dengan cepat tanpa dapat diduga.

b. Grapevine itu tepat. Kebanyakan berita yang disampaikan dengan

menggunakan komunikasi informal ini adalah tepat.

c. Grapevine membawa banyak informasi. Apakah pimpinan menyukai

grapevine atau tidak, kenyataannya grapevine tetap hidup dalam semua

organisasi. Oleh karena itu pimpinan yang bijaksana hendaklah

membiarkannya tetap ada.

d. Grapevine tersebar menurut rantaian kelompok. Misalnya bila seorang

anggota kelompok mendapat berita tentang pribadi manajer, berita

tersebut cepat disampaikannya kepada anggota kelompoknya. Anggota

kelompok ini menyampaikan kepada anggota kelompok lain, begitu

seterusnya.

113Abdullah Masnuh, op. cit., h. 19.

Page 126: Dinamika Komunikasi Organisasi

120 Dinamika Komunikasi Organisasi di Perguruan Tinggi

e. Grapevine umumnya berfungsi melalui interaksi cerita dari mulut ke

mulut.

f. Grapevine umumnya bebas dari pengendalian organisasi atau posisi.

Maksudnya berita itu tidak dapat dikendalikan oleh organisasi atau

posisi.

g. Informasi dari komunikasi informal ini kurang lengkap dan menjadikan

orang mungkin salah interpretasi tentang sebuah berita.114

Grapevine dapat menimbulkan akibat positif maupun negatif bagi

organisasi. Grapevine dapat menyebarkan berita yang membingungkan dan

informasi-informasi yang berbahaya, tetapi grapevine juga berfungsi sebagai

suatu pendukung yang penting bagi sistem komunikasi formal. Disamping

itu, grapevine sangat penting untuk mengembangkan dan memelihara

hubungan sosial dalam organisasi. Oleh karena itu, pimpinan harus

mengakui eksistensi grapevine di dalam organisasi dan dapat

memanfaatkannya untuk mencapai tujuan organisasi.

E. Metode Pengembangan Organisasi

Istilah pengembangan organisasi sering disebut juga organization

development, disingkat OD. Menurut Admosudirdjo, pengembangan

organisasi mempunyai dua arti, yaitu pengembangan organisasi sebagai

fungsi administrator atau fungsi adminstrasi, dan pengembangan organisasi

sebagai fungsi spesialis atau sebagai suatu teknik manajemen. Pengembangan

organisasi sebagai fungsi admintrasi adalah kegiatan yang merupakan fungsi

dan kewajiban daripada administrasi untuk selalu mengembangkan dan

menyesuaikan organisasi kepada perkembangan tugas pokok, kepada

perkembangan lingkungan, kepada kemajuan teknologi yang dipergunakan,

kepada kemajuan personil serta produktivitas. Pengembangan organisasi

sebagai fungsi spesialis merupakan suatu strategi pendidikan yang kompleks

yang bertujuan mengubah kepercayaan, sikap mental, nilai, dan struktur

114Arni Muhammad, op. cit., h. 125.

Page 127: Dinamika Komunikasi Organisasi

Dinamika Komunikasi Organisasi di Perguruan Tinggi 121

daripada organisasi untuk menyesuaikan diri dengan perubahan teknologi,

lingkungan dan tantangan-tantangannya.115

Dari pengertian yang pertama dapat diketahui bahwa

pengembangan organisasi dipengaruhi oleh beberapa faktor, yaitu faktor

lingkungan, faktor teknologi, faktor kemajuan personil dan produktivitas.

Dari pengertian yang kedua dapat diketahui bahwa sasaran pengembangan

organisasi antara lain adalah kepercayaan-kepercayaan, sikap mental, nilai-

nilai, dan struktur organisasi.

Definisi lain menyatakan bahwa pengembangan organisasi

merupakan program yang berusaha meningkatkan efektivitas keorganisasian

dengan mengintegrasikan keinginan individu akan pertumbuhan dan

perkembangan dengan tujuan keorganisasian. Secara khusus proses ini

merupakan usaha untuk mengadakan perubahan secara berencana yang

meliputi suatu sistem total sepanjang periode tertentu, dan usaha

mengadakan perubahan itu berkaitan dengan misi organisasi.116

Berdasarkan pengertian diatas dapat diketahui bahwa

pengembangan organisasi mempunyai berbagai ciri sebagai berikut:

1. Bahwa pengembangan organisasi merupakan suatu usaha yang

dilakukan secara berencana. Hal ini berarti pengembangan organisasi

meliputi penetapan tujuan, perencanaan, pengendalian dan

pengambilan tindakan.

2. Pengembangan organisasi mencerminkan suatu proses yang

berlangsung secara terus-menerus setiap kali timbul perkembangan

keadaan yang membutuhkan

3. Pengembangan organisasi berorientasi kepada masalah atau persoalan

organisasi yang harus dipecahkan. Dengan kata lain pengembangan

115Ig. Wursanto, op. cit., h. 318. 116Gibson, Ivancevich, dan Donnely, Organisasi dan Manajemen (Jakarta:

Erlangga, 1985), h. 583.

Page 128: Dinamika Komunikasi Organisasi

122 Dinamika Komunikasi Organisasi di Perguruan Tinggi

organisasi merupakan usaha pemecahan masalah yang timbul dalam

organisasi.

4. Pengembangan organisasi merupakan kegiatan yang menerapkan asar-

asas dan praktek perilaku

5. Pengembangan organisasi merupakan usaha kearah penyempurnaan

organisasi.

6. Pengembangan organisasi merupakan tanggapan terhadap berbagai

perubahan yang terjadi di luar organisasi.

7. Pengembangan organisasi merupakan usaha untuk menyesuaikan

dengan hal-hal yang baru.

8. Pengembangan organisasi merupakan usaha penyempurnaan yang

dilakukan oleh pimpinan organisasi, atau melalui bantuan para ahli atau

spesialis, atau ahli pengembangan organisasi.

9. Pengembangan organisasi merupakan fungsi administrasi atau fungsi

administrator, atau manajer yang mempunyai kedudukan tinggi.

10. Pengembangan organisasi merupakan teknik manajemen yang

dipergunakan untuk menghadapi masalah atau persoalan tertentu.

11. Pengembangan organisasi merupakan bagian integral daripada fungsi

organizing, yang merupakan salah satu fungsi organik administrasi dan

manajemen.

12. Pengembangan organisasi, disamping berorientasi persoalan, juga

berorientasi kemajuan. Hal ini berarti tekanan yang diutamakan oleh

pengembangan organisasi adalah kemajuan.

Dalam kegiatan pengembangan organisasi terdapat berbagai macam

metode yang pada dasarnya dapat dikelompokkan menjadi metode

pengembangan perilaku dan metode pengembangan keterampilan. Pertama,

metode pengembangan perilaku merupakan metode yang berusaha

menyelidiki secara mendalam tentang proses perilaku kelompok dan

individu. Hal ini dapat dilakukan dengan mempergunakan beberapa cara,

yaitu:

Page 129: Dinamika Komunikasi Organisasi

Dinamika Komunikasi Organisasi di Perguruan Tinggi 123

1. Latihan kepekaan, teknik ini merupakan teknik pengembangan

organisasi yang pertama dan cukup luas penggunaannya. Latihan ini

dapat dipakai dengan menekankan aspek-aspek pengembangan pribadi,

atau cara-cara untuk menjadi anggota kelompok yang efektif, atau

menekankan keduanya. Dalam metode ini yang dimaksud dengan

kepekaan adalah kepekaan terhadap diri sendiri dan terhadap hubungan

diri sendiri dengan orang lain. Metode ini berlandaskan pada anggapan

bahwa kesulitan untuk berprestasi disebabkan oleh adanya persoalan

emosional dari kelompok orang-orang yang harus mencapai tujuan.

Metode ini beranggapan bahwa apabila persoalan emosional ini dapat

diatasi maka dengan sendirinya kesulitan untuk berprestasi dapat

dihilangkan. Oleh karena itu tujuan dari latihan kepekaan adalah

mempertajam daya peka, perasaan (emosi), dan kecepatan reaksi dalam

menghadapi berbagai persoalan. Dalam latihan ini anggota kelompok

diberi motivasi untuk belajar mengenai diri mereka sendiri dalam

menghadapi orang lain, kebutuhan dan sikap mereka sendiri. Sikap ini

dapat terungkap melalui dua jalur, yaitu melalui mereka sendiri terhadap

orang lain, dan melalui perilaku orang lain terhadap mereka sendiri.

2. Kisi manajerial atau disebut juga latihan jaringan, adalah suatu metode

pengembangan organisasi yang didasarkan jaringan manajerial. Dalam

metode ini dikenal dua dimensi perilaku pimpinan, yaitu perilaku

pimpinan yang memusatkan perhatian pada produksi, dan perilaku

pimpinan yang memusatkan perhatian pada orang lain.

3. Survai umpan balik adalah suatu metode yang berusaha mengumpulkan

data-data dari para anggota organisasi. Data itu meliputi data-data yang

berhubungan dengan tingkah laku, sikap, serta berbagai perasaan lain

yang ada pada diri setiap anggota organisasi. Data-data yang telah

dikumpulkan kemudian disusun dan dikembalikan kepada para anggota

organisasi yang telah disurvai untuk didiskusikan. Dari hasil diskusi

Page 130: Dinamika Komunikasi Organisasi

124 Dinamika Komunikasi Organisasi di Perguruan Tinggi

akan diperoleh umpan balik dari para anggota organisasi yang telah

disurvai, apakah perlu diadakan perubahan atau tidak.

4. Pembentukan tim adalah salah satu metode pengembangan organisasi

dengan mengembangkan perilaku kelompok melalui suatu teknik

intervensi yang disebut pembentukan tim. Tujuan dari pengembangan

perilaku kelompok adalah untuk melakukan pekerjaan secara efektif

dengan membentuk tim. Tim yang dibentuk ini merupakan kelompok

kerja, dengan maksud agar lebih efektif dalam melaksanakan tugas

pekerjaan, sebagai usaha untuk meningkatkan hasil karya mereka. Tim

ini dapat bersifat sementara, tergantung persoalan yang dihadapi. Oleh

karena itu tim dapat berubah dan disesuaikan dengan masalah yang

akan dipecahkan.

Kedua metode pengembangan keterampilan dan sikap. Metode ini

merupakan suatu program latihan yang dilaksanakan terus menerus dengan

tujuan untuk meningkatkan pengetahuan, keterampilan dan sikap para

anggota organisasi. Oleh karena itu yang dimaksud dengan latihan adalah

suatu proses pengembangan kecakapan, pengetahuan, ketrampilan, keahlian,

dan sikap tingkah laku dari para anggota organisasi. Program latihan dapat

dilakukan dengan berbagai cara, yaitu:

1. Latihan di tempat kerja ialah latihan kerja di tempat kerja yang

sebenarnya. Latihan ini melatih anggota organisasi untuk menjalankan

pekerjaan-pekerjaan dengan lebih efisien. Di dalam latihan ini instruksi-

instruksi diberikan langsung kepada anggota organisasi di tempat

kerjanya, baik yang bersifat kerjasama maupun yang bersifat

perorangan. Dengan latihan ini diharapkan para anggota organisasi

lebih mampu menjalankan dan menguasai pekerjaannya.

2. Latihan instruksi kerja, latihan ini sebenarnya merupakan latihan dalm

industry yang meliputi job instruction training, job methode training, dan job

relation training. Job instruction training adalah latihan mengenai proses

pemberian instruksi-instruksi kerja. Para peserta latihan mula-mula

Page 131: Dinamika Komunikasi Organisasi

Dinamika Komunikasi Organisasi di Perguruan Tinggi 125

diperkenalkan dengan pekerjaan, dan kepada mereka diberikan berbagai

instruksi dan demonstrasi secara bertahap mengenai fungsi pekerjaan.

Untuk mengetahui apakah para peserta latihan telah memahami

pekerjaan yang akan dilakukan, para peserta latihan diminta untuk

mendemonstrasikan kemampuannya dalam menjalankan pekerjaan.

Demonstrasi berlangsung terus-menerus sampai peserta latihan

dianggap mahir dan memuaskan. Job methode training adalah latihan yang

berhubungan dengan penyederhanaan pekerjaan. Sedangkan job relation

training adalah latihan yang berhubungan dengan factor manusia di

dalam pekerjaannya setiap hari.

3. Latihan diluar tempat pekerjaan adalah latihan yang diadakan di luar

tempat kerja. salah satu keuntungan dari latihan ini adalah adanya

motivasi dari para peserta latihan untuk lebih memahami materi/bahan

pelajaran mengingat mereka tidak dibebani dengan pekerjaan selama

mereka mengikuti latihan.

4. Latihan di tempat kerja tiruan adalah latihan yang diberikan pada

tempat kerja tiruan. Latihan ini umumnya diberikan kepada mereka

yang bekerja pada tempat-tempat kerja yang membawa resiko cukup

besar. Dengan latihan ini diharapkan para pseserta lebih banyak

menguasai tentang teknik-teknik kerja yang baik. 117

F. Kerangka Teoretis

Kerangka pikir dalam penelitian ini adalah bagaimana dinamika

komunikasi organisasi di STAIN Samarinda. Dalam hal ini komunikasi yang

dilakukan oleh pimpinan STAIN Samarinda kepada bawahannya dan begitu

juga sebaliknya, dimana dalam komunikasi tersebut termuat pesan-pesan

berupa kebijakan-kebijakan yang disampaikan sebagai tujuan organisasi. Dari

kebijakan-kebijakan yang disampaikan tersebut diharapkan ada efek yang

diperoleh dari bawahan yaitu adanya pemahaman, kesenangan,

117Ig. Wursanto, op. cit., h. 319-325.

Page 132: Dinamika Komunikasi Organisasi

126 Dinamika Komunikasi Organisasi di Perguruan Tinggi

mempengaruhi sikap, memperbaiki hubungan, dan tindakan. Dimana kalau

efek tersebut yang didapatkan maka dinamika komunikasi organisasi di

STAIN Samarinda berjalan dengan baik.

Dalam kajian teori dijelaskan bahwa komunikasi organisasi yang

terdiri dari pengertian komunikasi organisasi, teori empat sistem dan

kepemimpinan dalam organisasi, komunikasi interpersonal dan iklim

komunikasi dalam organisasi, pola jaringan dan arus komunikasi organisasi.

Secara umum terdapat arus komunikasi dalam organisasi dapat dibedakan

atas aliran komunikasi formal dan aliran komunikasi informal. Komunikasi

formal terdiri dari dari komunikasi ke bawah, komunikasi ke atas, dan

komunikasi horizontal. Sedangkan aliran komunikasi informalnya terdapat

desas desus di organisasi.

Berkaitan dengan komunikasi organisasi tidak lepas dari pola

jaringan dalam organisasi, dimana terdapat pola lingkaran, pola roda, pola Y,

pola rantai, dan pola semua saluran. Pola ini adalah bagian dari prosses

komunikasi dimana terdapat hubungan antara orang-orang yang ada dalam

organisasi. Dalam organisasi juga terdapat iklim komunikasi organisasi yang

tercipta dari proses komunikasi yang ada, dengan iklim komunikasi yang

baik maka motivasi kerja juga akan menjadi baik. Untuk mendapatkan iklim

komunikasi yang baik diperlukan adanya komunikasi interpersonal diantara

anggota organisasai, baik atasan kepada bawahan, bawahan kepada atasan,

atau sesama karyawan.

Untuk mendukung komunikasi organisasi terdapat teori empat

sistem yang berbicara tentang pimpinan yang memiliki kepedulian dan

memberi dukungan kepada karyawan, dimana pimpinan berupaya untuk

mengetahui bawahannya dengan mengutamakan pendekatan personal.

Kemudian yang tidak kalah pentingnya adalah tentan kepemimpinan dalam

organisasi, dimana kepemimpinan disini adalah orang yang mampu

memimpin, membimbing, mempengaruhi pikiran, perasaan dan tingkah laku

orang lain.

Page 133: Dinamika Komunikasi Organisasi

Dinamika Komunikasi Organisasi di Perguruan Tinggi 127

Komunikasi juga berimplikasi terhadap pengembangan organisasi,

ada beberapa metode pengembangan yang berhubungan dengan kegiatan

pengembangan organisasi metode pengembangan perilaku yang terdiri dari

latihan jaringan, latihan kepekaan, pembentukan tim, umpan balik survai,

dan metode pengembangan keterampilan yang terdiri dari latihan di tempat

kerja, latihan instruksi kerja, latihan di luar tempat kerja, latihan di tempat

kerja tiruan.

Page 134: Dinamika Komunikasi Organisasi

128 Dinamika Komunikasi Organisasi di Perguruan Tinggi

BAB III

HASIL PENELITIAN

A. Sejarah Singkat Lahirnya STAIN Samarinda

Sekolah Tinggi Agama Islam Negeri (STAIN) merupakan peleburan

Fakultas cabang yang menginduk pada IAIN. Peleburan tersebut didasarkan

pada respon logis dari tuntutan pengembangan kelembagaan Pendidikan

Tinggi Islam di Indonesia. Kelahiran STAIN Samarinda telah melalui proses

panjang yang dimulai dari adanya gagasan untuk mendirikan Perguruan

Tinggi Islam di Kalimantan Timur dan dipelopori oleh beberapa tokoh

yang tergabung dalam organisasi Islam. Keinginan mendasar dan mendesak

tersebut diawali oleh suatu kesepakatan mengutus Ny. Hj. Hamdiah Hassan

(Istri Gubernur KDH. Tk. I Kalimantan Timur pada waktu itu) selaku

ketua Yayasan Pendidikan dan Kesejahteraan Wanita Islam Kalimantan

Timur untuk menyampaikan dan memperjuangkan aspirasi dan hasrat umat

Islam dimaksud kepada pihak yang berwenang di Jakarta.

Akhimya pada bulan Oktober 1962, di Cipayung didampingi oleh

seorang mahasiswa IAIN Sunan Kalijaga asal Kalimantan Timur (Yusran

Jafar), Hj. Hamdiah Hassan berupaya menyalurkan hasrat dan keinginan

mendirikan Perguruan Tinggi Islam dengan pihak Biro Perguruan Tinggi

Agama Departemen Agama Republik Indonesia. Pembicaraan pada waktu

itu cukup mendapat sambutan dan ditindaklanjuti dengan pembicaraan

berikutnya secara khusus antara Biro Perguruan Tinggi Agama Departemen

Agama Republik Indonesia, Rektor IAIN Sunan Kalijaga dan Utusan

Daerah Kalimantan Timur.

Pertemuan ini menghasilkan beberapa kesepakatan yang dituangkan

dalam bentuk surat dari pihak Biro Perguruan Tinggi Agama Departemen

Agama Republik Indonesia, tertanggal 14 Nopember 1962 Nomor:

P.1/12526/62. Melalui surat tersebut, langkah dan upaya persiapan

Page 135: Dinamika Komunikasi Organisasi

Dinamika Komunikasi Organisasi di Perguruan Tinggi 129

pendirian STAIN dikoordinir oleh Yayasan Pendidikan dan Kesejahteraan

Wanita Islam Kalimantan Timur. Akhirnya pada tanggal 18 Agustus 1963,

Gubernur KDH. TK. I Kalimantan Timur meresmikan berdirinya Sekolah

Persiapan Institut Agama Islam Kalimantan Timur (SPIAI) yang

pengelolaannya dipercayakan kepada tim (Presidium) yang terdiri dari 5

orang dan diketuai oleh Syahidin, BA.

Selanjutnya dengan membawa beberapa surat dukungan dari

Sekolah Normal Islam, PGAN 6 tahun, dan Sekolah Muslimat Samarinda

tim melaporkan pendirian SPIAIN kepada Biro Perguruan Tinggi Agama

Departemen Agama Republik Indonesia melalui surat No. 17/Lap/1963

tertanggal 19 Agustus 1963 dan mendapat sambutan positif dari pihak

Departemen Agama Republik Indonesia.

Setelah mendapatkan hasil dari Jakarta, segera diadakan rapat pada

tanggal 19 Oktober 1963 yang dipimpin oleh H. Ahmad Yusuf, dengan

kesimpulan antara lain menyangkut pembentukan panitia penegerian SPIAI

Kalimantan Timur dan persiapan pendirian Fakultas Tarbiyah IAI

Kalimantan Timur. Akhirnya pada tanggal 17 September 1964 diresmikan

penegerian SPIAIN Kalimantan Timur oleh Dr. H.A. Mukti Ali, MA atas

nama Menteri Agama Republik Indonesia, yang pengelolaannya

dipercayakan kepada IAIN Sunan Kalijaga Yogyakarta. Untuk selanjutnya

induk pengelolaan SPIAIN dipindahkan ke IAIN Antasari dan terakhir ke

IAIN Sunan Ampel. (sekitar bulan Juli 1967). Pada tahun 1976 secara resmi

SPIAIN Sunan Ampel Samarinda dilebur menjadi Madrasah Aliyah Negeri

(MAN I sekarang).

Bersamaan dengan usaha penegerian SPIAI, timbul gagasan untuk

mendirikan Fakultas Islam swasta yang secara resmi dibuka sesuai Surat

Keputusan Panitia Pembukaan Fakultas Tarbiyah IAI Kaltim, Nomor:

25/PN/1964 tanggal 17 September 1964. Pimpinan Fakultas waktu itu

dipercayakan kepada Letkol Ngadio.

Page 136: Dinamika Komunikasi Organisasi

130 Dinamika Komunikasi Organisasi di Perguruan Tinggi

Kuliah perdana dilaksanakan pada tanggal 6 Oktober 1964. Setelah

berjalan selama 1 tahun, panitia menyampaikan laporan tentang

perkembangan dan persiapan penegerian Fakultas Tarbiyah IAI Kalimantan

Timur kepada Biro Perguruan Tinggi Agama Departemen Agama Republik

Indonesia. Setelah melalui perjuangan akhirnya terbit Nota Persetujuan dari

pihak Biro Perguruan Tinggi Agama Departemen Agama Republik

Indonesia, yang menyatakan bahwa pada prinsipnya Direktorat Perguruan

Tinggi Agama Departemen Agama Republik Indonesia menyetujui

penegerian Fakultas Tarbiyah IAI.

Di samping mendapat persetujuan dari pihak Direktorat, panitia

juga memperoleh persetujuan dari Rektor IAIN Sunan Kalijaga Yogyakarta

yang dituangkan dalam surat Nomor: 435/BR/A/65 tertanggal 27 Oktober

1965 dengan saran antara lain agar panitia membina kerja sama dengan

Pemerintah Daerah Tk. I dan segera membentuk Yayasan Badan Wakaf

untuk menanggulangi keperluan finansial selanjutnya.

Memperhatikan surat Rektor IAIN Sunan Kalijaga tersebut di atas,

maka dibentuklah Yayasan Badan Wakaf Fakultas Tarbiyah pada bulan

Nopember 1965 dengan menempatkan A. Muis Hasan (Gubernur

Kalimantan Timur) sebagai Ketua Umum. Selanjutnya pada tanggal 1 April

1966 Yayasan Badan Wakaf mengadakan penyempurnaan kepengurusan,

meskipun tetap mempertahankan A. Muis Hasan sebagai Ketua Umum.

Setelah berjalan beberapa bulan ternyata Hamri Has, BA mendapat

panggilan tugas belajar ke IAIN Sunan Ampel di Malang. Oleh panitia

penegerian diangkatlah H.A. Sani Karim sebagai Pimpinan Fakultas yang

baru sesuai dengan SK No. 024/PP/Kab.a/68 tertanggal 1 Januari 1968.

Sementara itu di dalam tubuh yayasan pun terjadi perubahan yang

merupakan hasil keputusan rapat pengurus pada tanggal 16 Juni 1968. Untuk

periode ini Ketua Umum Yayasan dipercayakan kepada H.A.P. Aflous dan

Syahidin, BA sebagai Sekretaris Umum. Keinginan untuk menegerikan

Fakultas Tarbiyah IAI Kaltim terus memotivasi panitia untuk melakukan

Page 137: Dinamika Komunikasi Organisasi

Dinamika Komunikasi Organisasi di Perguruan Tinggi 131

berbagai pendekatan, dan akhirnya melalui SK. Rektor IAIN Sunan Ampel

tanggal 8 Juli 1968 dengan Nomor: 1301/k/24 B/D/RcISA/1968 diperoleh

informasi bahwa Menteri Agama telah merestui keinginan panitia.

Akhirnya pada bulan Nopember 1968 secara resmi Fakultas

Tarbiyah IAl Kalimantan Timur dijadikan Fakultas Tarbiyah IAIN di bawah

asuhan IAIN Sunan Ampel Surabaya, dengan SK Menteri Agama RI No.

167/1968. Pimpinan Fakultas waktu itu dipercayakan pada Drs. Tengku

Rasyid Hamzah sebagai Pj. Dekan.

Periode kepemimpinan sejak 1968 - 1999 terjadi beberapa kali

perubahan dan pergantian kepengurusan Yayasan Badan Wakaf maupun

pimpinan Fakultas. Yayasan Badan Wakaf dibawah pimpinan H.A. P. Afloes

dapat bekerja hingga tahun 1975, demikian juga dengan kepemimpinan

Fakultas di bawah pimpinan Drs. Tengku Rasyid Hamzah.

Kemudian kepengurusan Yayasan Badan Wakaf untuk periode

1976-1982 dipercayakan kepada H.M. Kadri Oening sebagai Ketua Umum

dibantu beberapa Ketua, Sekretaris dan jajaran pengurus lainnya. Dan pada

periode berikutnya (1983 - sekarang) kepengurusan Yayasan dipercayakan

kepada H. Saleh Nafsi, SH untuk memimpinnya.

Di dalam tubuh fakultas terdapat perubahan struktur kepemimpinan

yang mendasar. Selama tiga periode berturut-turut sejak 1975 – 1983

jabatan Dekan dipercayakan pada Drs. H.M. Yusuf Rasyid, kemudian

periode 1983-1988 dijabat oleh Drs. H. Sabran Djailani. Sedangkan selama

dua periode berikutnya (1988-1997) jabatan Dekan dipegang oleh Drs. H.

Nukthah Arfawie Kurde. Selanjutnya, Drs. H.M. Yusuf Rasyid menjabat

lagi sebagai Dekan, walaupun hanya beberapa bulan lamanya.

Pada periode ini terjadi alih status dari Fakultas Tarbiyah IAIN

Antasari Samarinda menjadi Sekolah Tinggi Agama Islam Negeri (STAIN)

Samarinda, tepatnya tanggal 16 Juni 1997 sebagaimana tercantum dalam

Keputusan Presiden RI. Nomor 11 Tahun 1997 dan Keputusan Menteri

Agama RI. Nomor 312 Tahun 1997. Perubahan status ini telah

Page 138: Dinamika Komunikasi Organisasi

132 Dinamika Komunikasi Organisasi di Perguruan Tinggi

menempatkan dosen, karyawan dan mahasiswa Fakultas Tarbiyah IAIN

Antasari Samarinda sebagai dosen, karyawan dan mahasiswa STAIN

Samarinda (kecuali mahasiswa passing out angkatan tahun 1995/1996 ke

bawah). Alih status tersebut pada prinsipnya merupakan respons logis dan

tuntutan pengembangan kelembagaan pendidikan tinggi Islam di

Kalimantan Timur.

Perubahan status dari fakultas cabang menjadi STAIN memberikan

peluang strategis bagi STAIN Samarinda untuk mengembangkan

kebijakan-kebijakan dan aktivitas pendidikan tinggi yang dapat menjawab

kebutuhan-kebutuhan daerah pada khususnya dan nasional pada umumnya.

Hal ini dilakukan mengingat selama berstatus sebagai fakultas daerah atau

cabang, lembaga tersebut cenderung terbatasi ruang geraknya dalam

mengantisipasi berbagai tuntutan yang berkembang. Dalam banyak segi,

kelembagaan fakultas cabang terkesan tidak memiliki otonomi yang penuh

untuk meningkatkan mutu akademik, karena sebagian besar pengambilan

kebijakan sangat ditentukan oleh IAIN Induk. Dengan alih status ini STAIN

memiliki otonomi penuh baik dalam hal pengelolaan ketenagaan, keuangan,

sarana dan prasarana serta dalam pengembangan akademiknya.

Pada periode alih status ini pimpinan STAIN dipercayakan kepada

Drs. H. Nukthah Arfawie Kurde, SH. M.Hum yang sempat menjabat selama

dua tahun, kemudian jabatan Ketua dipercayakan kepada Prof. Dr. Hj. Siti

Muri’ah (1999-2004), Prof. Dr. Fahmi Arif (2004-2006), Prof. Dr. Abdul

Hadi, MA (2006-2009), dan saat ini STAIN Samarinda dipimpin oleh Dr. H.

Hadi Mutamam, M. Ag (2009-2012) yang didampingi oleh Dra. Hj.

Noorthaibah, M.Ag sebagai Pembantu Ketua I, sedangkan Dr. Zurqoni,

M.Ag, sebagai Pembantu Ketua II dan Dr. H.M. Ilyasin, M.Pd. Sebagai

Pembantu Ketua III.118

118“Profil STAIN Samarinda,” Situs Resmi STAIN Samarinda. http://stain-

samarinda.ac.id., (3 April 2012).

Page 139: Dinamika Komunikasi Organisasi

Dinamika Komunikasi Organisasi di Perguruan Tinggi 133

B. Visi, Misi, dan Tujuan STAIN Samarinda

1. Tujuan

a. Menyiapkan generasi muslim yang bertaqwa, berpengetahuan luas,

bermoral dan trampil serta memiliki nilai kompetitif.

b. Menyiapkan peserta didik menjadi anggota masyarakat yang

memiliki kemampuan akademik dan atau profesi serta mampu

menerapkan dan mengembangkannya atau menciptakan ilmu

pengetahuan agama Islam, IPTEK dan seni yang bernafaskan

Islam.

c. Mengembangkan dan menyebarluaskan ilmu pengetahuan agama

Islam, IPTEK dan seni yang bernafaskan, serta mengupayakan

penggunaannya untuk meningkatkan taraf kehidupan masyarakat

dan memperkaya kebudayaan nasional.

d. Menyiapkan calon-calon masyarakat sipil yang mandiri, peka dan

peduli lingkungan.

2. Visi dan Misi STAIN Samarinda

a. Visi

“Menjadi Perguruan Tinggi Islam unggul dan terdepan dalam

pengembangan peradaban Islam melalui pendidikan, penelitian dan

pengabdian masyarakat di Kalimantan pada 2025.”

b. Misi

1) Mengembangkan ilmu pengetahuan, seni dan budaya keislaman

yang relevan dengan perkembangan dan kebutuhan masyarkat.

2) Membangun tradisi akademik yang kuat dan mengakar.

3) Mencetak lulusan yang memiliki kompetensi pengetahuan, skill

dan sikap bermasyarakat yang professional.

4) Mendidik mahasiswa berfikir, bersikap kritis dan kreatif.

5) Mendidik mahasiswa memiliki kemantapan aqidah dan keagungan

moral.

Page 140: Dinamika Komunikasi Organisasi

134 Dinamika Komunikasi Organisasi di Perguruan Tinggi

6) Mendidik mahasiswa untuk mampu mengaktualisasikan nilai-nilai

keislaman dalam kehidupan praktis bermasyarakat, berbangsa dan

bernegara

C. Profil Lembaga STAIN Samarinda

1. Profil Civitas Akademika dan Pegawai Administrasi

Profil civitas akademika dan pegawai administrasi STAIN

Samarinda adalah pelaku dan kapabilitas civitas akademika dan karyawan

dalam melakukan perannya masing-masing yang didasari oleh kesadaran

yang tinggi atas pentingnya peran yang disandang dalam meraih cita-cita

bersama. Kesadaran ini dibangun atas dasar pemahaman dan komitmen

yang kuat akan visi dan misi yang dikembangkan, yang tercermin dalam

pemikiran, sikap dan tindakan dalam menjalankan tugas sehari-hari. Oleh

karena itulah maka kinerja civitas akademika dan pegawai administrasi

merupakan cerminan dari profil civitas akademika dan pegawai administrasi

STAIN samarinda.

2. Profil Mahasiswa

a. Memiliki performance sebagai calon pemimpin umat yang ditandai

dengan : kesederhanaan, kerapian dan penuh percaya diri.

b. Disiplin dan memiliki dedikasi tinggi.

c. Haus dan cinta ilmu pengetahuan.

d. Memiliki keberanian.

e. Kreatif, inivatif dan berpandangan jauh ke depan.

f. Peka terhadap permasalahan di lingkungannya.

g. Mandiri dan dewasa dalam menyelesaikan segala permasalahan.

h. Mampu berkomunikasi dengan dunia luar, nasional maupun

internasional.

i. Mencerminkan pribadi seorang yang memiliki kemantapan aqidah dan

kedalaman spiritual, keanggunan moral dan kedalaman ilmu.

j. Mau belajar dan menekuni profesi yang bermanfaat dalam kehidupan

Page 141: Dinamika Komunikasi Organisasi

Dinamika Komunikasi Organisasi di Perguruan Tinggi 135

3. Profil Lulusan Yang Diharapkan

a. Memiliki kemantapan aqidah.

b. Berakhlaq mulia.

c. Intelektual dan professional

d. Mandiri

e. Siap berkompetisi dengan lulusan perguruan tinggi lain.

f. Mampu memimpin dan menggerakkan umat.

g. Bertanggung jawab dalam mengembangkan syari’at Islam.

h. Berjiwa besar, peduli dan gemar berkoran untuk kemajuan bangsa,

negara dan agama.

i. Mampu menjadi teladan bagi masyarakat di lingkungannya.

4. Profil Dosen

a. Memiliki performance sebagai calon pemimpin ummat yang ditandai

dengan; kesederhanaan, kerapian dan penuh percaya diri.

b. Disiplin dan memiliki dedikasi tinggi.

c. Haus dan cinta Ilmu Pengetahuan.

d. Memiliki keberanian.

e. Kreatif, inovatif dan berpandangan jauh ke depan.

f. Peka terhadap permasalahan di lingkungannya.

g. Mandiri dan dewasa dalam menyelesaikan segala permasalahan.

h. Mampu berkomunikasi dengan dunia luar, nasional maupun

internasional.

i. Mencerminkan pribadi seorang yang memiliki kemantapan aqidah dan

kedalaman spiritual, keagungan moral dan kedalamam ilmu.

j. Mau belajar dan menekuni profesi yang bermanfaat dalam kehidupan

5. Profil Pegawai Administrasi

a. Memiliki performance sebagai seorang mukmin dan muslim yang baik

di mana saja berada.

b. Berakhlak mulia

c. Memiliki dedikasi dan disiplin yang tinggi.

Page 142: Dinamika Komunikasi Organisasi

136 Dinamika Komunikasi Organisasi di Perguruan Tinggi

d. Professional dan berorientasi pada kualitas dalam melaksanakan

tugas.

e. Cermat dan efektif dalam pengambilan keputusan dan dalam

pelaksanaan tugas.

f. Selalu mendahulukan kepentingan orang lain di atas kepentingan

pribadi.

g. Mengembangkan sikap kompetitif yang sehat

6. Profil Jurusan dan Program Studi

a. Jurusan Tarbiyah

1). Program Studi Pendidikan Agama Islam (PAI)

a) Tujuan

i. Menghasilkan sarjana yang memiliki kemampuan akademik

dan keahlian profesional dalam bidang pendidikan dan

pengajaran Islam.

ii. Menghasilkan sarjana yang kreatif dan mampu

mengembangkan pendidikan dan pengajaran.

b) Kualifikasi Lulusan

i. Memiliki wawasan keislaman dengan baik.

ii. Mampu melaksanakan tugas pendidikan dan pengajaran

Islam secara profesional.

iii. Mampu memecahkan persoalan-persoalan pendidikan dan

pengajaran.

iv. Memiliki sikap aktif dan proaktif dalam melakukan

pembaharuan pendidikan dan pengajaran Islam.

2) Program Studi Kependidikan Islam (KI)

a) Tujuan

i. Menghasilkan sarjana yang memiliki kemampuan akademik

dan keahlian dalam bidang kependidikan Islam.

ii. Menghasilkan sarjana yang profesional, berfikir sistematis

dan kritis.

Page 143: Dinamika Komunikasi Organisasi

Dinamika Komunikasi Organisasi di Perguruan Tinggi 137

iii. Mampu memecahkan masalah-masalah kependidikan Islam

b) Kualifikasi Lulusan

i. Memiliki wawasan keislaman dengan baik.

ii. Mampu melaksanakan tugas administrasi sekolah dan

administrasi kependidikan secara profesional.

iii. Mampu menrapkan, mengembangkan dan menemukan

teori kependidikan Islam.

3) Program Studi Bahasa Arab

a) Visi

“Menjadi program studi yang unggul dan terdepan dalam

pengkajian dan pengembangan Pendidikan Bahasa Arab

melalui pendidikan, penelitian dan pengabdian di Kalimantan

pada tahun 2025”

b) Misi

i. Menyelenggarakan program pendidikan yang unggul dalam

ranah ilmu Pendidikan Bahasa Arab yang dapat

mengembangkan ketrampilan dan profesi di bidang

Pendidikan Bahasa Arab.

ii. Menyelenggarakan penelitian dan pengkajian keilmuan

Tarbiyah khususnya bidang Pendidikan Bahasa Arab yang

tengah berkembang di masyarakat.

iii. Menyelenggarakan pengabdian kepada masyarakat

berdasarkan hasil pembelajaran dan penelitian khususnya

dalam ranah Pendidikan Bahasa Arab, sehingga dapat

meningkatkan kualitas hidup berbangsa dan bernegara.

4) Program Studi Bahasa Inggris

a) Visi

“Menjadi program studi yang unggul dan terdepan dalam

pengkajian dan pengembangan Pendidikan Bahasa Inggris

Page 144: Dinamika Komunikasi Organisasi

138 Dinamika Komunikasi Organisasi di Perguruan Tinggi

melalui pendidikan, penelitian dan pengabdian di Kalimantan

pada tahun 2025”.

b) Misi

i. Menyelenggarakan program pendidikan yang unggul dalam

ranah ilmu Pendidikan Bahasa Inggris yang dapat

mengembangkan keterampilan dan profesi di bidang

Pendidikan Bahasa Inggris.

ii. Menyelenggarakan penelitian dan pengkajian keilmuan

Tarbiyah khususnya bidang Pendidikan Bahasa Inggris yang

tengah berkembang di masyarakat.

iii. Menyelenggarakan pengabdian kepada masyarakat

berdasarkan hasil pembelajaran dan penelitian khususnya

dalam ranah Pendidikan Bahasa Inggris, sehingga dapat

meningkatkan kualitas hidup berbangsa dan bernegara.

b. Jurusan Syariah

1) Program Studi Ahwal syakhshiyyah

a) Visi Program Studi Ahwal Syakhshiyyah

Terbentuknya pengetahuan mahasiswa yang

komprehensif antara teori dan praktek dalam bidang hukum

kekeluargaan Islami.

b) Misi Program Studi Ahwal Syakhshiyyah

i. Menghantarkan mahasiswa pada pengetahuan yang integral,

antara konsep dan kenyataan di lapangan, masyarakat dan

instansi.

ii. Melatih mahasiswa dalam menyelesaikan permasalahan

yang berkembang di masyarakat.

iii. Menyiapkan mahasiswa yang memiliki kemampuan

akademik dan atau profesional yang mampu menerapkan,

menyebarkan dan mengembangkan serta menciptakan ilmu

pengetahuan dalam bidang Hukum Kekeluargaan Islami.

Page 145: Dinamika Komunikasi Organisasi

Dinamika Komunikasi Organisasi di Perguruan Tinggi 139

c) Tujuan Program Studi Ahwal Syakhshiyyah

Melahirkan sarjana yang memiliki kemampuan akademik dan

atau profesional yang mampu menerapkan, menyebarkan dan

mengembangkan serta menciptakan ilmu pengetahuan dalam

bidang Hukum Kekeluargaan Islami.

2) Program Studi Muamalah

a) Visi Program Studi Muamalah

i. Menjadikan program studi Mu’amalah sebagai dinamisator

keilmuan ekonomi Islam yang terus mengacu pada

pencapaian IPTEK dan IMTAQ secara integratif.

ii. Menjadi pusat kajian ekonomi umat yang ditopang oleh

bangunan keagamaan yang kokoh sebagai wujud social and

community development.

b) Misi Program Studi Muamalah

i. Membangun academic culture yang berorientasi pada

pengembangan sistem perbankan syari’ah yang

mengedepankan nilai-nilai keislaman;

ii. Mencetak peserta didik yang profesional dan berwawasan

ekonomi Islam yang mandiri, berakhlak dan memiliki

akidah serta uswatun hasanah yang mantap dalam

merespon era globalisasi;

iii. Mengembangkan sistem kelembagaan ekonomi yang

berwawasan Islam dengan tetap bertumpu pada nilai-nilia

budaya luhur bangsa Indonesia.

c) Tujuan Program Studi Muamalah

Membangun suatu sistem pendidikan ekonomi umat yang

berimbang antara IPTEK dan IMTAQ. Sedangkan secara

khusus program studi ini dikembangkan bertujuan elahirkan

sarjana yang memiliki kemampuan akademik dan profesional

dalam bidang ekonomi yang berbasis pada nilai-nilai keislaman.

Page 146: Dinamika Komunikasi Organisasi

140 Dinamika Komunikasi Organisasi di Perguruan Tinggi

c. Jurusan Dakwah

1) Program Studi Manajemen Dakwah

a) Tujuan

i. Menghasilkan sarjana yang memiliki kemampuan akademik

dan profesi di bidang manajemen dakwah.

ii. Menghasilkan tenaga trampil di bidang penyelenggaraan

dan pengelolaan dakwah

b) Kualifikasi Lulusan

i. Memiliki wawasan keislaman dengan baik.

ii. Menguasai sistem pengelolaan dan penyelenggaraan dakwah

dengan baik.

iii. Mampu mengelola penyelenggaraan dakwah secara

profesional.

iv. Memiliki kecakapan dan kemampuan administrasi, dan

manajemen dakwah pada lembaga-lembaga keislaman.

2) Program Studi Komunikasi dan Penyiaran Islam

a) Tujuan

i. Menghasilkan sarjana yang memiliki kemampuan akademik

dan profesi di bidang komunikasi dan penyiaran Islam.

ii. Menghasilkan tenaga trampil di bidang komunikasi dan

penyiaran Islam

b) Kualifikasi Lulusan

i. Memiliki wawasan keislaman dengan baik.

ii. Menguasai sistem komunikasi dan penyiaran Islam dengan

baik.

iii. Memiliki kemampuan dan kecakapan mengkomunikasikan

serta menyiarkan Islam.

iv. Memiliki keahlian memberdayakan teknologi komunikasi

guna kepentingan penyiaran Islam.

7. Sumber Daya Manusia

Page 147: Dinamika Komunikasi Organisasi

Dinamika Komunikasi Organisasi di Perguruan Tinggi 141

Sejak resmi terpisah dari IAIN Antasari Banjarmasin tahun 1997,

STAIN Samarinda telah memiliki sedikitnya 131 anggota, yang terdiri dari 91

Dosen, 7 Pustakawan dan 33 tenaga Administrasi. Jumlah tersebut

merupakan jumlah yang cukup ideal untuk sebuah organisasi, sudah

termasuk di dalamnya pemimpinnya, yakni; Ketua, Pembantu Ketua, Ketua-

Ketua Jurusan, Kepala bagian, Kepala sub bagian, Kepala unit, yang

kesemuanya tentu memiliki staf pada unitnya masing-masing. Dalam upaya

pencapaian tujuan organisasi pada STAIN.

Sebagai lembaga pendidikan, Sekolah Tinggi Agama Islam Negeri

(STAIN) Samarinda memiliki sumberdaya manusia yang dikelompokkan

menjadi dua yaitu dosen dan pegawai administrasi. Saat ini dosen yang

bertugas di STAIN Samarinda berjumlah 91 orang. Latar belakang

pendidikan para dosen adalah Strata 2 (S 2) dan Strata 3 (S3). Sedangkan

tenaga adminstrasi berjumlah 33 orang dengan latar pendidikan yang

beragam yaitu SMU sampai Strata 2 (S 2) dan pustakawan sebanyak 7

orang.119

Para karyawan ini ditempatkan di unit-unit seperti di Subbag

Umum, Subbag Kepegawaian, Subbag Adminstrasi dan Kemahasiswaan,

Jurusan Tarbiyah, Jurusan Syariah, Jurusan Dakwah, Unit Peningkatan Mutu

Akademik, Unit Pusat Penelitian dan Pengabdian Masyarakat, dan Unit

Pelayanan Bahasa. Penempatan tenaga adminstrasi pada unit-unit ini

disesuaikan dengan latar belakang pendidikan yang dimiliki oleh masing-

masing karyawan.

D. Pola Komunikasi Organisasi di STAIN Samarinda

Setiap organisasi memerlukan koordinasi supaya masing-masing

bagian dari organisasi bekerja menurut semestinya dan tidak mengganggu

bagian yang lainnya. Tanpa koordinasi maka sulit bagi organisasi untuk bisa

memfungsikan koordinasi dengan baik. Organisasi yang bergerak dibidang

119Data diambil dari dokumentasi subbag kepegawaian dan keuangan

STAIN Samarinda, pada tanggal 30 Maret 2012

Page 148: Dinamika Komunikasi Organisasi

142 Dinamika Komunikasi Organisasi di Perguruan Tinggi

pendidikan seperti STAIN Samarinda ini tentu memerlukan koordinasi yang

baik antara pimpinan, dosen, dan bagian adminstrasi untuk memperlancar

proses kegiatan belajar mengajar. Karena dalam organisasi memerlukan

koordinasi maka diperlukan komunikasi yang baik antara pimpinan dan

anggota organisasi.

Komunikasi memungkinkan orang untuk mengkoordinir kegiatan

dalam organisasi untuk mencapai tujuan bersama, komunikasi tidak hanya

menyampaikan informasi saja, tetapi anggota organisasi dapat membentuk

makna dan mengembangkan harapan mengenai apa yang sedang terjadi

disekitar anggota organisasi melalui pertukaran simbol. Komunikasi

merupakan unsur pengikat berbagai bagian yang saling bergantung dari

sistem yang ada.

Di STAIN Samarinda terdapat beberapa bentuk komunikasi yang

dipakai dalam menyampaikan informasi, perintah, dan kebijakan yaitu

komunikasi vertikal, horosontal, dan diagonal. Disamping bentuk

komunikasi tersebut ada juga komunikasi lisan dan tertulis, komunikasi

verbal dan non verbal. Komunikasi lisan dan tertulis ini adalah bentuk pesan

yang akan disampaikan. Biasanya komunikasi antarpribadi disampaikan

secara lisan maupun tertulis. Sebagian besar proses komunikasi dalam

organisasi di STAIN terjadi dalam bentuk ini, banyak anggota organisasi

yang menyukai komunikasi lisan karena keakraban yang ditimbulkannya.

Komunikasi lisan dan tertulis juga dapat menimbulkan kecermatan dan

ketepatan.

Dalam menyampaikan instruksi pimpinan lebih banyak mengunakan

surat resmi seperti penyampaian aturan jam masuk kerja dan jam pulang

kerja, penyampaian izin atau cuti untuk lebaran. Disamping menyampaikan

dalam bentuk surat resmi yang diberikan kepada dosen dan karyawan satu

per satu, juga biasanya ditempelkan dalam bentuk pengumuman, dimana

Page 149: Dinamika Komunikasi Organisasi

Dinamika Komunikasi Organisasi di Perguruan Tinggi 143

letak pengumuman ini berada di dekat tempat absen yang diharapkan semua

anggota organisasi dapat melihat dan membaca pengumuman tersebut.120

Sedangkan dalam penyampaian kebijakan, penyampaian

implementasi kebijakan, penyampaian evaluasi dan control kebijakan

pimpinan mengadakan rapat dengan kepala-kepala unit untuk membahas

kebijakan yang akan diambil oleh pimpinan, misalnya kebijakan tentang

pemberian beasiswa pada mahasiswa di Jurusan Dakwah dan Jurusan

Syariah yang dianggap jurusan sepi peminat.

Komunikasi verbal dan non verbal juga tidak kalah pentingnya

dalam pemberian makna. Jika dua orang berinteraksi, maka informasi

mengenai perasaan dan gagasan-gagasan atau ide-ide yang timbul akan

dikemukakan. Informasi mengenai perasaan seseorang dikemukakan secara

lisan maupun apa yang dikatakan dan bagaimana mengatakannya. Arti dari

kata atau kalimat diperjelas melalui tinggi rendahnya nada suara, perubahan

nada suara, dan kapan komunikator berbicara. Perasaan seseorang juga

dapat dinyatakan melalui berbagai isyarat-isyarat non verbal dalam

percakapan tatap muka langsung, perasaan atau suasana hati dapat dilihat

melalui ekspresi wajah, kontak pandangan mata, dll.

Ekspresi, gerakan isyarat, gerakan dan posisi badan berarti

menyatakan sikap dan perasaan seseorang. Jika ada seorang karyawan

berusaha menghindari bertatapan mata dengan rekan sekerjanya dan

memperlihatkan seolah-olah dia sedang sibuk menyusun arsip-arsip kantor,

maka ini dapat diartikan bahwa dia tidak mau diganggu. Komunikasi non

verbal ini dapat juga dilihat dari lamanya tatapan mata seseorang, bagaimana

cara memutuskan pembicaraan dengan lawan bicara, minat yang

diperlihatkan, dan adanya senyuman menunjukkan bahwa seseorang itu

menyukai kita atau tidak.

Dalam penyampaian kebijakan di STAIN Samarinda juga

menggunakan komunikasi vertikal yaitu penyampaian pesan dari atasan

120Hasil Observasi di STAIN Samarinda, tanggal 3 April 2012

Page 150: Dinamika Komunikasi Organisasi

144 Dinamika Komunikasi Organisasi di Perguruan Tinggi

kepada bawahan. Fungsi komunikasi ini adalah untuk memberikan

pengertian mengenai sesuatu. Komunikasi vertikal ini dilakukan dalam

bentuk instruksi (perintah), pengarahan, pemberian informasi tentang

kebijakan-keijakan organisasi, melakukan penilaian, penanaman ideilogi,

pemberian penghargaan, melakukan teguran, dan pemberian intensif dan

tunjangan.

Pertama Instruksi. Intruski merupakan hal yag sering dilakukan

dalam konteks komunikasi dari atasan kepada bawahan. Instruksi dapat

dilaksanakan baik secara lisan maupun tulisan. Misalnya instruksi yang

dilakukan oleh pembantu ketua bidang akademik terhadap ketua-ketua

Jurusan untuk menyusun jadwal kuliah, instruksi yang dilakukan oleh

pembantu ketua bidang akademik kepada subbag akademik untuk menyusun

jadwal semester. Kedua instruksi tersebut dapat dilakukan dengan lisan.

Sedangkan instruksi yang dilakukan dengan tulisan atau tertulis misalnya

surat tugas yang diberikan kepada dosen untuk mengikuti pelatihan

peningkatan mutu akademik di STAIN Samarinda. Instruksi ini juga bisa

terlihat dalam buku pedoman kerja bagi karyawan baik dosen maupun

adminstrasi.

Kedua pengarahan. Pengarahan juga menjadi bagian dari komunikasi

vertikal ini. Pengarahan ini adalah memberikan penjelasan-penjelasan secara

singkat, biasanya pengarahan ini digunakan oleh pimpinan STAIN

Samarinda kepada panitia kegiatan, misalnya pengarahan kepada panitia

wisuda. Kegiatan yang dilakukan setahun sekali ini perlu pengarahan dari

pimpinan agar acara bisa berjalan dengan lancar. Pengarahan ini dilakukan

dalam bentuk pertemuan atau rapat yang sengaja dilakukan untuk

membicarakan tentang acara tersebut. Pengarahan ini juga dilakukan ketika

menjelang ujian akhir semester, dimana biasanya panitia ujian diberi

pengarahan oleh pembantu ketua bidang akademik tentang pelaksanaan

ujian terutama yang bertugas menjadi pengawas ujian akhir semester.

Page 151: Dinamika Komunikasi Organisasi

Dinamika Komunikasi Organisasi di Perguruan Tinggi 145

Ketiga pemberian informasi. Pemberian informasi orientasinya

adalah untuk organisasi. Pemberian informasi tentang kebijakan-kebijakan

yang dilakukan oleh ketua STAIN yaitu pemberian beasiswa kepada

mahasiswa yang kuliah di Jurusan Syariah dan Dakwah. Pemberian beasiswa

pada jurusan-jurusan yang sepi peminat ini diharapkan bisa menarik minat

calon mahasiswa untuk dapat kuliah di jurusan Syariah dan jurusan Dakwah.

Kebijakan ini disampaikan tidak hanya kepada ketua jurusan tetapi juga

disampaikan kepada mahasiswa yang bersangkutan, dan juga disampaikan

pada saat sosialisasi penerimaan mahasiswa baru, sehingga masyarakat akan

mengetahui kebijakan ini

Keempat melakukan penilaian. Melakukan penilaian juga dilakukan

oleh pimpinan terhadap bawahan. Penilaian pimpinan terhadap pelaksanaan

kerja karyawan dapat dilakukan dalam waktu-waktu tertentu. Di STAIN

Samarinda karena anggota organisasinya adalah merupakan pegawai negeri

sipil (PNS) maka setiap awal tahun semua anggota organisasi akan menerima

DP3 yang berisi tentang nilai-nilai sesuai dengan kriteria yang ada.

Kelima pemberian penghargaan. Bentuk dari komunikasi vertikal ini

juga dilakukan dengan pemberian penghargaan kepada anggota organisasi.

Pada tahun 2008 sampai dengan tahun 2010 STAIN pernah memberikan

laptop kepada dosen yang dianggap berprestasi, tiap tahun ada 5 dosen yang

menerima penghargaan tersebut. Pada tahun 2010 seluruh dosen di STAIN

Samarinda mendapatkan laptop masing-masing satu dosen satu laptop.

Pemberian penghargaan ini diharapkan dapat memberi semangat kerja

dosen dan untuk menunjang proses pengajaran serta untuk melakukan

penelitian sebagai bagaian dari tri dharma perguruan tinggi.

Keenam melakukan teguran. Melakukan teguran biasanya dilakukan

oleh pimpinan organisasi untuk meningkatkan kedisiplinan, seorang

pemimpin harus mampu memberikan teguran-teguran kepada bawahan yang

lalai dalam menjalankan instruksi yang ada. Teguran bisa dilakukan melalui

lisan atau tulisan. Ketua STAIN Samarinda pernah memberikan surat

Page 152: Dinamika Komunikasi Organisasi

146 Dinamika Komunikasi Organisasi di Perguruan Tinggi

teguran kepada karyawan baik dosen maupun pegawai administrasi yang

tidak masuk kerja setelah lebaran, karena waktu itu sudah saatnya masuk

kerja. Teguran juga pernah diberikan kepada dosen yang harusnya sudah

aktif mengajar tetapi belum bisa aktif mengajar lagi.

Ketujuh pemberian insentif dan tunjangan. Pemberian insentif dan

tunjangan biasanya dilakukan oleh pimpinan kepada anggota organisasi.

pada waktu-waktu tertentu pimpinan memberikan tunjangan bagi karyawan.

Insentif dan tunjangan apapun bentuknya walaupun tidak besar jika dinilai

dari sisi materi tetapi akan sangat memberikan arti yang luar biasa bagi

anggota organisasi. Pemberian tunjangan dapat memberikan syarat adanya

perhatian, kepedulian dan kesadaran seorang atasan akan pentingnya peran

bawahan bagi organisasi. Pemberian tunjangan di STAIN dilakukan tiap

tahun menjelang hari raya Idul Fitri, tunjangan ini diberikan kepada semua

dosen dan pegawai adminstrasi di STAIN Samarinda.121

Komunikasi dari bawahan kepada pimpinan juga biasa dilakukan

dalam organisasi. pimpinan organisasi bisa meminta informasi dari bawahan

berkaitan dengan segala hal yang menyangkut masalah organisasinya. Jika

anggota organisasi menyatakan sesuatu kepada pimpinan mengenai

permasalahan yang berkaitan dengan tugas yang dilakukan, serta menyatakan

persepsi mereka tentang organisasi maka inilah yang disebut komunikasi dari

bawah ke atas. Komunikasi dari bawahan kepada atasan ini dapat

dimanfaatkanm oleh pimpinan untuk memecahkan masalah-masalah yang

terjadi dalam suatu organisasi, sehingga upaya-upaya pimpinan sebagai

pengambil keputusan secara tepat dapat dilakukan dengan baik. Komunikasi

ini dapat berbentuk permohonan bantuan, laporan prestasi kerja, saran-

saran, dan usulan anggaran.

Di STAIN Samarinda komunikasi dari bawahan kepada atasan juga

dilakukan dalam bentuk: Pertama permohonan bantuan. Permohonan

bantuan dilakukan oleh anggota organisasi kepada pimpinan organisasi.

121Hasil Observasi di STAIN Samarinda, tanggal 9 April 2012

Page 153: Dinamika Komunikasi Organisasi

Dinamika Komunikasi Organisasi di Perguruan Tinggi 147

permohonan bantuan ini bisa berupa permohonan bantuan materi misalnya

pada saat ada anggota organisasi yang sakit, kecelakaan dll. STAIN

Samarinda biasanya memberikan bantuan kepada anggota organisasi yang

mengalami musibah kebakaran rumah, kemudian pernah juga memberikan

bantuan kepada anggota organisasi yang lain yang keluarganya sakit dan

tidak dapat menggunakan askes untuk biaya pengobatannya.

Kedua laporan prestasi kerja. Laporan prestasi kerja disampaikan

oleh anggota organisasi kepada atasannya yang berwenang. Laporan tentang

prestasi kerja dapat dilaksanakan dalam bentuk tulisan maupun lisan. Secara

lisan misalnya laporan yang dilakukan melalui tatap muka langsung, melalui

rapat-rapat yang direncanakan secara formal, dan percakapan informal

melalui telepon dengan pimpinan. Secara tertulis misalnya laporan yang

disampaikan dalam bentuk tulisan secara formal yang disusun rapi. Di

STAIN Samarinda, laporan kerja dilakukan secara formal yaitu dengan

laporan tertulis, misalnya setelah mengadakan kegiatan workshop maka

panitia pelaksana akan memberikan laporan kegiatan secara terperinci dalam

bentuk laporan tertulis.

Ketiga saran-saran. Anggota organisasi atau bawahan juga berhak

memberikan saran untuk dijadikan bahan pertimbangan oleh pimpinan

dalam pengambilan kebijakan, saran-saran ini bisa berbentuk lisan maupun

tulisan. Di STAIN Samarinda biasanya saran-saran diberikan oleh bawahan

pada saat rapat atau pertemuan formal, walaupun tidak tertutup

kemungkinan untuk memberikan saran melalui komunikasi informal.

Keempat usulan anggaran. Usulan anggaran yang dibuat bawahan

pada umumnya adalah anggaran yang diminta guna terlaksanya suatu

pekerjaan yang memerlukan anggaran, hal ini biasanya dilakukan secara

tertulis dalam bentuk proposal kegiatan. Di STAIN Samarinda, biasanya tiap

masing-masing unit diperintahkan untuk membuat perencanaan kegiatan

dan diajukan dalam bentuk proposal. Kegiatan ini bisa berupa pelatihan-

pelatihan baik untuk mahasiswa maupun untuk dosen. Seperti di Jurusan

Page 154: Dinamika Komunikasi Organisasi

148 Dinamika Komunikasi Organisasi di Perguruan Tinggi

Dakwah yang mengajukan rencana kegiatan untuk mahasiswa dengan tema

pelatihan potographer bagi mahasiswa Jurusan Dakwah, dan kegiatan ini

telah terlaksana pada tahun 2011.122

Komunikasi horisontal adalah komunikasi yang dilakukan oleh

anggota organisasi yang mempunyai kedudukan yang sama, tujuan dari

komunikasi horisontal ini adalah untuk memberi informasi kepada bagian

yang mempunyai kedudukan yang sama. Komunikasi horisontal dapat

dilakukan baik secara formal maupun informal. Dalam segi operasionalnya

lebih banyak dilakukan secara informal, sebab mereka dalam taraf yang sama

sehingga dapat secara terbuka mengemukakan pendapatnya. Umumnya

komunikasi yang berlangsung adalah bersifat koordinasi.

Di STAIN Samarinda misalnya komunikasi horisontal ini lazim

dilakukan oleh ketua Jurusan Dakwah, Jurusan Tarbiyah, dan Jurusan

Syariah. Komunikasi ini sering dilakukan terutama ketika pembagian jadwal

perkuliahan, hal ini dilakukan agar mata kuliah yag diampuh oleh dosen

dapat sesuai dengan bidang keahlian dosen dan juga dapat merata kepada

seluruh dosen.

Untuk mengetahui pola komunikasi di STAIN Samarinda, dilakukan

observasi dan wawancara terhadap pimpinan dan anggota organisasi.

Komunikasi adalah proses penyampaian informasi dari seeorang kepada

orang lain baik dengan menggunakan media tertentu ataupun komunikasi

langsung untuk tujuan tertentu. Pola komunikasi di STAIN Samarinda tidak

hanya menggunakan komunikasi dari atasan kepada bawahan tetapi juga

komunikasi dari bawahan kepada atasan. Pesan yang disampaikan oleh

pimpinan tidak hanya berupa instruksi tetapi ada juga pesan yang bersifat

umum, seperti himbauan untuk mengikuti olah raga bersama setiap hari

Jumat pagi yang disampaikan melalui pengumuman tertulis. Seperti yang

diungkapkan oleh salah seorang dosen berikut ini:

122Hasil Observasi di STAIN Samarinda, tanggal 10 April 2012

Page 155: Dinamika Komunikasi Organisasi

Dinamika Komunikasi Organisasi di Perguruan Tinggi 149

Di STAIN Samarinda pimpinan tidak hanya menyampaikan

kebijakan tetapi juga menyampaikan instruksi yang bersifat umum, seperti

olah raga dan jumat bersih, meskipun tidak semua dosen dan karyawan

melaksanakan instruksi tersebut tapi kegiatan ini sangat bermanfaat untu

menjalin kebersamaan antar orang-orang yang ada di kampus ini. Dengan

olahraga kita bisa tertawa dan melepaskan ketegangan yang telah terjadi

beberapa hari kemarin.123

Banyak manfaat dari adanya olahraga di hari Jumat ini, dimana

olahraga yang ada tidak hanya senam kesegaran jasmani, tetapi setelah itu

dilanjutkan dengan Takraw dan Bulutangkis. Bagi dosen yang tidak

mempunyai jadwal mengajar dihari Jumat pagi maka bisa mengikuti kegiatan

ini. Kegiatan pada Jumat pagi ini juga bisa dirasakan manfaatnya untuk

menjalin silaturrahmi antara karyawan dan dosen STAIN sehingga terjalin

keakraban didalamnya.124

Dari wawancara tersebut terlihat bahwa pesan yang disampaikan

oleh pimpinan tidak hanya berupa kebijakan yang bersifat khusus tapi juga

instruksi-instruksi yang bersifat umum. Instruksi yang bersifat umum ini

disampaikan melalui pengumuman tertulis. Sedangkan penyampaian

instruksi kepada bawahan dengan menggunakan surat resmi, misalnya

instruksi tentang peraturan jam kerja. Dimana dalam surat tersebut telah

tertulis jam masuk dan jam pulang pegawai. Surat resmi ini diberikan dengan

tujuan agar para pegawai mengerti dan mentaati peraturan yang ada, karena

ini akan berpengaruh kepada isian daftar hadir dari masing-masing pegawai.

Seperti yang diungkapkan oleh dosen dan karyawan berikut ini:

Peraturan tentang jam masuk kantor dan jam pulang kantor

memang harus disampaikan secara jelas karena ini menyangkut disiplin para

123M. Abzar, ketua jurusan Dakwah, wawancara oleh penulis, di STAIN Samarinda, 10 April 2012

124Zamroni, dosen jurusan Tarbiyah, wawancara oleh penulis, di STAIN Samarinda, 10 April 2012

Page 156: Dinamika Komunikasi Organisasi

150 Dinamika Komunikasi Organisasi di Perguruan Tinggi

pegawai, dan sudah cukup begus kalau hal itu disampaikan dalam bentuk

surat resmi karena memang sudah selayaknya dosen dan karyawan tahu

peraturan yang ada sehingga tidak terjadi kesalahpahaman ketika ada yang

daftar hadir cuman sekian.125

Kalau instruksi yang disampaikan lewat surat yang bersifat resmi

begini, dapat menunjukan kewibawaan dan ketegasan pemimpin, dimana

peraturan itu tidak hanya disampaikan dalam rapat saja tetapi juga

disampaikan melalui surat edaran sehingga tidak ada alasan bagi dosen atau

karyawan untuk tidak mentaati peraturan tersebut.126

Sedangkan dalam menyampaikan kebijakan, pimpinan lebih banyak

menyampaikannya lewat rapat dan juga dengan mengadakan lokakarya.

Misalnya rapat untuk membahas tentang penerimaan mahasiswa baru yang

mana diharapkan calon mahasiswa tidak hanya memilih Jurusan Tarbiyah

yang selama ini banyak diminati oleh masyarakat tetapi juga bisa memilih

Jurusan Syariah dan Jurusan Dakwah. Begitu juga tentang kebijakan

pimpinan untuk melakukan input nilai secara online, sehingga pada saat itu

STAIN mengadakan workshop untuk menunjang keahlian dari dosen agar

dapat memasukkan nilai langsung ke website STAIN Samarinda, dengan

harapan mahasiswa bisa secara langsung melihat nilai-nilai dari mata kuliah

yang diprogramkannya.127

Seperti yang diungkapkan oleh beberapa dosen dan karyawan

berikut ini:

Ada kebijakan yang disampaikan oleh pimpinan dengan melalui

rapat, misalnya bagaimana upaya lembaga agar mahasiswa tidak hanya

memilih jurusan Tarbiyah sebagai pilihan utama tetapi juga supaya calon

mahasiswa memilih jurusan Syariah atau jurusan Dakwah, maka dalam rapat

125M. Abzar, ketua jurusan Dakwah, wawancara oleh penulis, di STAIN

Samarinda, 10 April 2012

126M. Eka Mahmud , dosen jurusan Tarbiyah, wawancara oleh penulis, di STAIN Samarinda, 10 April 2012

127Hasil Observasi di STAIN Samarinda, tanggal 16 April 2012

Page 157: Dinamika Komunikasi Organisasi

Dinamika Komunikasi Organisasi di Perguruan Tinggi 151

tersebut dibahas untuk memberikan beasiswa pada seluruh mahasiswa aktif

yang ada di jurusan Syariah dan jurusan Dakwah yang dianggap sebagai

jurusan sepi peminat, diharapkan dengan adanya pemberian beasiswa ini

maka jumlah peminat yang mendaftar di jurusan Syariah dan jurusan

Dakwah akan meningkat.128

Kebijakan lain yang disampaikan oleh pimpinan adalah input nilai

langsung ke web STAIN Samarinda. Sudah 2 semester ini semua nilai dari

dosen yang tadinya diinput secara manual kini bisa langsung dicek di web

STAIN, sehingga mahasiswa tidak perlu lagi datang ke jurusan untuk

menanyakan nilai-nilai yang telah keluar. Begitu juga tentang mata kuliah

yang harus diprogramkan, mahasiswa bisa melihat dan langsung

memprogramkannya via web tersebut.129

Ketika pimpinan menyampaikan kebijakan ini disertai dengan

pelatihan untuk menginput data, hal ini dilakukan mengingat tidak semua

dosen mengerti dan dapat mengakses internet, dan pelatihan ini juga diikuti

oleh karyawan adminstrasi yang mana tugas input untuk di jurusan Dakwah

dilakukan oleh pegawai adminstrasi, jadi dosen yang menyerahkan nilai ke

jurusan dan pihak jurusan Dakwah yang input datanya ke web STAIN.130

Dalam penyampaian implementasi kebijakan, pimpinan lebih

banyak menggunakan rapat sebagai media untuk menyampaikan pesan

tersebut. Seperti mengadakan rapat untuk membahas tentang solusi agar

calon mahasiswa dapat tertarik dan memilih untuk masuk Jurusan Syariah

dan Jurusan Dakwah yang dianggap sebagai jurusan yang sepi peminat,

kemudian dalam rapat tersebut diputuskan untuk memberikan beasiswa

kepada semua mahasiwa yang memilih dan kuliah di Jurusan Syariah dan

128Materan, ketua Jurusan Syariah, wawancara oleh penulis, di STAIN Samarinda, 11 April 2012

129Materan, ketua jurusan Syariah, wawancara oleh penulis, di STAIN Samarinda, 11 April 2012

130Riswan, dosen jurusan Tarbiyah, wawancara oleh penulis, di STAIN Samarinda, 10 April 2012

Page 158: Dinamika Komunikasi Organisasi

152 Dinamika Komunikasi Organisasi di Perguruan Tinggi

Jurusan Dakwah dari semester 1 sampai selesai. Dengan kebijakan ini

diharapkan jurusan-jurusan sepi peminat akan menjadi diminati oleh calon

mahasiswa.

Tidak hanya kebijakan dari pimpinan yang disampaikan kepada

bawahan tetapi juga ada penyampaian evaluasi dan kontrol kebijakan, yang

mana dalam hal ini baisanya dilakukan dengan mengadakan rapat antara

pimpinan dan ketua-ketua unit yang ada di STAIN Samarinda. Seperti rapat

yang membahas tentang hasil dari kebijakan tentang pemberian beasiswa

kepada mahasiswa Jurusan Syariah dan Jurusan Dakwah, dimana kebijakan

ini sudah berjalan selama empat tahun dan perlu dievaluasi hasilnya.

Dalam menyampaikan pesan dan kebijakan, pimpinan STAIN

Samarinda menggunakan komunikasi lisan dan tulisan. Komunikasi lisan

bisa dalam bentuk mengadakan rapat dan juga komunikasi lisan secara tidak

langsung seperti penyampaian melalui telepon, dan surat resmi serta

pengumuman tertulis untuk menyampaikan hal tersebut.

Rapat dianggap sebagai media komunikasi lisan yang tepat diantara

pimpinan dan karyawan baik dosen dan pegawai administrasi. Ada beberapa

jenis rapat yang sering dilakukan yaitu rapat instruktif, rapat inkuistif, rapat

informatif, rapat progresif, dan rapat kompromitif. Rapat instruktif

bertujuan untuk memberikan perintah melalui pertemuan. Biasanya berisi

petunjuk pelaksanaan peraturan, kebijakan dan program baru yang harus

dilaksanakan oleh staf. Dalam rapat jenis ini, para anggota yang hadir hanya

mendengarkan apa yang disampaikan oleh pimpinan. Ada kalanya anggota

diberi kesempatan untuk bertanya, tetapi sebatas pelaksanaan perintah atau

kebijakan yang harus dilaksanakan. Bukan berupa usul atau argumentasi

tentang perintah atau kebijakan itu.

Jenis rapat yang lainnya yang juga dilaksanakan di STAIN

Samarinda adalah rapat inkuisitif. Rapat ini bertujuan untuk mendengarkan

pendapat para anggota staf tentang suatu hal. Pada jenis rapat ini, pemimpin

berusaha menggali pendapat dan saran-saran dari anggota tentang suatu

Page 159: Dinamika Komunikasi Organisasi

Dinamika Komunikasi Organisasi di Perguruan Tinggi 153

permasalahan, kemudian dijadikan pertimbangan dalam memecahkan

masalah atau membuat keputusan tertentu. Rapat jenis ini memberikan

kesempatan kepada anggota seluas-luasnya untuk mengemukakan pendapat.

Misalnya rapat ini dilakukan di dalam unit kerja baik unit jurusan, unit

akademik, dll.

Rapat informatif bertujuan untuk memberitahukan sesuatu yang

baru kepada para anggota rapat, sehingga berkembang wawasan staf untuk

meningkatkan mutu kinerjanya. Sesuatu yang baru itu bisa berupa teknologi

baru, sistem baru, perubahan struktur dan mekanisme baru. Dalam

pertemuan atau rapat ini diadakan pembahasan seputar sesuatu yang baru

itu. Rapat yang bersifat informatif ini misalnya informasi tentang serfitifaksi

dosen, atau saat pencairan tunjangan sertifikasi dosen, dimana diwajibkan

untuk dosen agar menyerahkan Beban Kerja Dosen sesuai dengan Surat

Keputusan yang ada.

Rapat progresif bertujuan untuk mencari jalan keluar dalam

mengembangkan organisasi atau lembaga. Pimpinan sudah memiliki konsep

pengembangan tetapi perlu memperoleh masukan dari para bawahannya

dalam mengembangkan usahanya. Keputusan diambil bersama antara

pimpinan dan bawahan. Pengembangan lembaga seperti yang sekarang

dilakukan STAIN Samarinda yang ingin alih status menjadi IAIN, dalam

pengembangan kampus ini dilakukan dengan dukungan dari berbagai pihak

seperti perlunya dukungan dari gubernur Kalimantan Timur, karena itu

pimpinan tidak bisa bekerja sendiri.

Rapat kompromitif bertujuan untuk memadukan pertentangan,

perbedaan sehingga memperoleh titik temu tentang suatu pokok persoalan.

Tugas pimpinan adalah sebagai penengah yang berusaha memadukan

persamaan-persamaan tentang suatu persoalan. Pada pertemuan ini dibahas

kebaikan dan kelemahan suatu hal yang dipertentangkan, diharapkan hasil

akhirnya dapat diterima semua pihak. Hal ini pernah terjadi di STAIN

Samarinda, dimana sejak tahun 2007 dimulai absensi dosen dan karyawan

Page 160: Dinamika Komunikasi Organisasi

154 Dinamika Komunikasi Organisasi di Perguruan Tinggi

dengan menggunakan scan finger saat datang dan saat pulang, terjadi

pertentangan karena banyak yang tidak setuju dengan cara absensi seperti ini

karena kinerja hanya dilihat melalui absen, kemudian disepakati antara

pimpinan dan karyawan serta dosen STAIN bahwa absen dengan scan finger

hanya sekali dalam sehari.

Penyampaian kebijakan, instruksi, dan informasi tidak hanya

dilakukan dengan rapat atau tatap muka, kadang juga dilakukan dengan

komunikasi lisan secara tidak langsung yang merupakan komunikasi tidak

dengan tatap muka, misalnya dengan menggunakan telepon. Hal ini biasa

dilakukan oleh Pembantu Ketua 1 yang menelpon ke Ketua Jurusan untuk

menanyakan tentang penyusunan jadwal dosen yang dilakukan menjelang

awal semester. Ada keuntungan dari komunikasi lisan ini yaitu situasi

keakraban yang ditimbulkannya, pesan lisan lebih mudah dan cepat

dikirimkan, efek yang ditimbulkan dari komunikasi tersebut dapat langsung

terlihat, dan biayanya murah.131

Dalam penyampaian pesan, instruksi dan kebijakan pimpinan

STAIN tidak hanya menggunakan komunikasi lisan tetapi juga

menggunakan komunikasi tertulis, misalnya memberikan surat resmi dari

Pembantu Ketua 1 kepada dosen-dosen tentang dimulainya perkuliahan. Hal

ini perlu dilakukan agar terjadi kesamaaan dimulainya perkuliahan.

Pengumuman tertulis juga dilakukan oleh Pimpinan kepada

karyawan baik pegawai administrasi maupun dosen, pengumuman ini

biasanya berisi tentang pesan yang sifatnya umum dan ditelakkan di tempat

yang setiap hari semua dosen dan pegawai administrasi ke tempat tersebut.

Pengumuman ini misalnya berisi tentang batas akhir penyerahan berkas

kenaikan pangkat, penyerahan berkas beban kerja dosen (BKD), dll.

Sedangkan komunikasi dari bawahan terhadap pimpinan dapat

dilihat dari pernyataan yang diungkapkan oleh seorang dosen yang menjadi

ketua jurusan sebagai berikut:

131Hasil Observasi di STAIN Samarinda, tanggal 9 April 2012

Page 161: Dinamika Komunikasi Organisasi

Dinamika Komunikasi Organisasi di Perguruan Tinggi 155

Komunikasi yang terjadi di kampus ini tidak hanya pimpinan yang

selalu memberikan perintah tetapi juga pimpinan sering meminta pendapat

dari ketua-ketua jurusan terutama tentang masalah perkuliahan, ini dapat

dilihat ketika rapat pimpinan mengundang ketua jurusan dan pimpinan unit

lain untuk dimintai masukan tentang masalah yang ada di kampus STAIN

ini.132

Komunikasi yang dilakukan oleh pimpinan tidak hanya sebatas

perintah saja, tetapi juga pimpinan sering menanyakan tentang ada tidaknya

kendala atau kesulitan yang dihadapi oleh jurusan dalan kaitannya dengan

proses belajar mengajar, tentang pembagian jadwal perkuliahan, dll.133

Sehubungan dengan keterlibatan anggota organisasi dalam

pengambilan keputusan atau dalam memberikan masukan, pemikiran, dan

sumbang saran yang akan berpengaruh terhadap pengambilan keputusan.

Hal ini seperti yang diungkapkan berikut ini:

Menurut saya sampai saat ini pimpinan masih sering melibatkan

bawahan dalam pengambilan keputusan. Saya sering dimintai masukan-

masukan terkait pekerjaan saya, tidak hanya saya yang sering memberikan

usulan atau saran seperti yang terlihat pada rapat-rapat yang dipimpin oleh

pimpinan, tetapi teman-teman yang lainpun memberikan pendapatnya.134

Pada saat berkomunikasi di STAIN Samarinda, pola komunikasinya

juga didukung oleh sikap-sikap yang positif, seperti sikap yang mau lebih

banyak mendengarkan, mau memulai membuka komunikasi dengan yang

lain, dan tetap mempertahankan hubungan yang baik yang telah terjalin di

antara anggota organisasi, dan sikap yang tidak pernah bosan untuk

menyapa. Dalam hubungannya dengan komunikasi interpersonal yang

dilakukan oleh anggota organisasi seperti terlihat pada ungkapan berikut ini:

132Materan, ketua jurusan Syariah, wawancara oleh penulis, di STAIN

Samarinda, 11 April 2012 133Bahrani, ketua Jurusan Tarbiyah, wawancara oleh penulis, di STAIN

Samarinda, 11 April 2012 134M. Abzar, ketua jurusan Dakwah, wawancara oleh penulis, di STAIN

Samarinda, 10 April 2012

Page 162: Dinamika Komunikasi Organisasi

156 Dinamika Komunikasi Organisasi di Perguruan Tinggi

Pada saat berbicara dengan orang lain, saya bersikap positif. Dengan

sikap positif suasana menjadi menyenangkan. Hubungan komunikasi yang

baik menurut saya harus seimbang, artinya pimpinan juga harus mau

mendengarkan pemikiran orang-orang yang ada di bawah. Selama ini

komunikasi interpersonal yang terjalin sudah lumayan bagus, namun

barangkali lebih ditingkatkan lagi ya.135

Selama satu periode ini saya sudah berusaha untuk menyampaikan

kebijakan-kebijakan kepada karyawan, baik dosen maupun pegawai

administrasi. Saya menyampaikannya dengan cara saya mengundang kepala-

kepala unit untuk rapat dan agar apa yang saya sampaikan dapat dilanjutkan

kepada karyawan yang ada didalam unit tersebut.136

Dari beberapa hasil wawancara tersebut dapat dilihat bahwa

komunikasi yang ada di STAIN Samarinda tidak hanya komunikasi dari

atasan kepada bawahan tetapi juga komunikasi dari bawahan kepada atasan,

dan juga komunikasi yang terjalin antar anggota organisasi dapat berjalan

dengan baik, karena pada dasarnya semua bekerja untuk mencapai tujuan

organisasi.

Pola komunikasi di STAIN Samarinda tidak hanya terbatas pada

pola komunikasi dari pimpinan saja, tetapi juga bagaimana bawahan ikut

memberi sumbang saran kepada pimpinan untuk mencapai tujuan bersama.

Dengan pola komunikasi yang baik akan dapat menciptakan iklim

komunikasi yang baik juga. Pola komunikasi yang terlihat di lembaga ini

adalah dengan menggunakan media tertulis contohnya dengan

diterbitkannya buku pedoman karyawan, dan juga dengan diadakannya

rapat-rapat yang bertujuan untuk membahas masalah yang ada.

135Avita Nur Hayati, pegawai Administrasi subbag. Umum, wawancara oleh penulis, di STAIN Samarinda, 20 April 2012

136Hadi Mutamam, Ketua STAIN Samarinda, wawancara oleh penulis, di STAIN Samarinda, 2 Mei 2012

Page 163: Dinamika Komunikasi Organisasi

Dinamika Komunikasi Organisasi di Perguruan Tinggi 157

Pola komunikasi yang ada dapat membentuk iklim komunikasi

disamping faktor lain yang menjadi pendukung terciptanya iklim komunikasi

yang kondusif yaitu adanya kepercayaan yang diberikan oleh pimpinan

kepada karyawan. Hal yang terkait dengan faktor-faktor yang mempengaruhi

iklim komunikasi organisasi salah satunya adalah faktor kepercayaan.

Kepercayaan merupakan bukti pengakuan terhadap diri seseorang atas

kemampuan, keterampilan, dan juga kepribadiannya. Pengakuan terhadap

diri seseorang terhadap dirinya dan hal ini akan berdampak pada semangat

kerja dan motivasinya.

Karyawan baik dosen maupun pegawai administrasi perlu untuk

dilibatkan dalam pengambilan keputusan, terutama yang berkaitan dengan

pekerjaannya, karena dengan demikian ia pun akan dengan mudah

melaksanakan apa yang menjadi tanggungjawabnya. Selain itu, dengan

keterlibatan karyawan, baik langsung maupun tidak langsung akan

menjadikan sesorang merasa dihargai, diakui, dan dipercaya. Faktor lain yang

tak kalah pentingnya dengan kepercayaan yaitu keterbukaan dan kejujuran.

Komunikasi akan menjadi sehat jika didasari oleh keterbukaan dan

kejujuran dalam menyampaikan informasi yang terkait dengan pekerjaan.

Informasi ini akan memperkaya pengetahuan dan wawasan setiap karyawan,

memperlancar pekerjaan, dan secara tidak langsung akan menguntungkan

lembaga. Keterbukaan dan kejujuran dalam hal yang bersifat pribadi akan

membuat satu dengan yang lainnya saling mengenal dan memahami karakter

masing-masing. Pemahaman terhadap karakter seseorang akan sangat

membantu dalam proses komunikasi, paling tidak orang akan dapat

menemukan cara yang tepat yang sesuai dengan karakter atau pribadi orang

yang diajak komunikasi.

Media komunikasi dalam organisasi dapat bersifat formal ataupun

informal. Media komunikasi yang formal lebih dapat dikendalikan oleh

pimpinan dan jaringan kerjanya relatif lebih dapat diidentifikasi. Saluran atau

media formal pada dasarnya sudah melekat pada garis kewenangan

Page 164: Dinamika Komunikasi Organisasi

158 Dinamika Komunikasi Organisasi di Perguruan Tinggi

organisasi yang telah ditetapkan manajemen, media formal dapat

mengalirkan informasi dari atasan, bawahan, dan kesamping. Media

komunikasi ke bawah digunakan oleh pimpinan untuk menyampaikan

kebijakan, prosedur kerja, peraturan, instruksi, gagasan, dan umpan balik

mengenai pelaksanaan pekerjaan bawahan. Saluran dan media komunikasi

keatas digunakan bawahan untuk menyatakan gagasan-gagasan, sikap dan

perasaan mereka terhadap pekerjaan, sedangkan media komunikasi

kesamping digunakan untuk mengkoordinasikan kegiatan dan membantu

dalam pelaksanaan pekerjaan mereka.

Saluran dan media komunikasi kebawah harus ditetapkan agar

pimpinan dapat berkomunikasi secara efektif dengan bawahannya. Media

komunikasi dari pimpinan ini dapat berupa deskripsi jabatan dan pedoman

prosedur kerja, buku pedoman, bulletin organisasi, memo dan instruksi

tertulis. Salah satu media terpenting dari komunikasi tertulis dari pimpinan

kepada bawahan adalah deskripsi job, buku pedoman, majalah dan bulletin

organisasi, memo dan intruksi tertulis, dan papan pengumuman. Deskripsi

jabatan ini menyangkut tugas-tugas yang harus dikerjakan oleh bawahan,

peralatan yang digunakan dan infromasi lain yang diperlukan untuk

pelaksanaan pekerjaan dengan baik. Pedoman mengenai prosedur kerja dan

peraturan-peraturan harus tersedia bagi bawahan agar tingkat keseragaman,

efisiensi, dan keamanan kerja dapat dicapai sesuai dengan yang diharapkan.

Media komunikasi kebawah yang lainnya adalah buku pedoman.

Buku pedoman sering digunakan untuk memberikan informasi kepada

karyawan mengenai kebijaksanaan, peraturan-peraturan, dan prosedur-

prosedur yang berlaku di organisasi. penyajian infromasi yang sistemik,

ringkas, dan padat akan sangat bermanfaat bagi angota organisasi.

Disamping itu buku pedoman ini juga memberikan pedoman perilaku dan

informasi tentang apa yang diharapkan organisasi dari anggotanya. Di

Page 165: Dinamika Komunikasi Organisasi

Dinamika Komunikasi Organisasi di Perguruan Tinggi 159

STAIN Samarinda terdapat buku pedoman yang berisi tentang tugas pokok

dan fungsi dari seluruh pegawai.137

Media komunikasi tertulis ke bawah lainnya yang digunakan dalam

sebuah organisasi dan bertujuan untuk menciptakan suasana akrab adalah

majalh dan bulettin organisasi. Berita-berita mengenai karyawan dan

keluarganya, yang cenderung mengarah pada infromasi penting bagi jalannya

roda organisasi yang lancar dan efisien merupakan isi utama publikasi

internal ini. Biasanya yg dimuat di bulletin ini adalah tentang lingkungan

organisasi dan dinamika organisasi. Pada tahun 2006 STAIN Samarinda

pernah menerbitkan bulletin, tetapi itu hanya 3 kali terbit saja, setelah itu

tidak pernah terbit lagi.

Memo dan intruksi harian merupakan saluran komunikasi tertulis

ke bawah yang paling banyak digunakan dalam organisasi. memo dan

instruksi harian ini dapat berupa catatan singkat baik diketik maupun hanya

dengan tulisan tangan yang disampaikan kepada bagian atau karyawan. Isi

dari memo ini misalnya usulan kenaikan pangkat, pendisiplinan karyawan,

dll. Di STAIN Samarinda memo dan instruksi tertulis ini juga sering kali

dijumpai, seperti pada saat kenaikan pangkat karyawan.

Jika jumlah anggota organisasi yang menjadi sasaran komunikasi

sangat besar dan jika isi pesan atau beritanya menyangkut kepentingan

sebagian besar anggota organisasi, maka biasanya pimpinan menempelkan

instruksi di papan pengumuman. Papan pengumuman ini diletakkan

ditempat yang strategis untuk menarik perhatian setiap anggota organisasi. di

STAIN Samarinda juga dapat dilihat pengumuman-pengumuman yang

ditempel di papan pengumuman. Papan pengumuman ini diletakkan di

dekat scan finger yang tentu saja setiap anggota organisasi akan absen disana.

Dengan ditempelnya pengumuman atau undangan di papan pengumuman

diharapkan informasi akan dapat dibaca dan diterima oleh anggota

organisasi.

137Hasil Observasi di STAIN Samarinda, tanggal 3 April 2012

Page 166: Dinamika Komunikasi Organisasi

160 Dinamika Komunikasi Organisasi di Perguruan Tinggi

Sebagian besar komunikasi antara karyawan dan pimpinan terjadi

melalui komunikasi tatap-muka langsung. Namun demikian ada beberapa

media komunikasi yang bisa mendukung proses komunikasi dari bawahan

kepada atasan yaitu program saran. Program saran merupakan jenis

komunikasi formal ke atas yang banyak digunakan untuk mendorong

partisipasi karyawan dalam aspek operasional yang lebih luas. Dalam

program saran ini karyawan diminta menymbangkan ide, gagasan, atau

usulan yang mungkin bermanfaat bagi organisasi. Program saran ini bisa

dilakukan pada saat rapat yang dilakukan oleh pimpinan, tentu saja saran

atau ide dari karyawan harus didengarkan meskipun tidak semua bisa

dilaksanakan. Di STAIN Samarinda program saran ini biasa dilakukan pada

saat rapat yang dilakukan oleh pimpinan dan kepala-kepala unit yang

sebelum rapat kepala unit telah bertanya kebawahannya tentang ide yang

akan diusulkan.

Media komunikasi ke samping atau horisontal bisa dilakukan

dengan memberikan memo antar unit. Media komunikasi ini digunakan oleh

karyawan atau kepala unit untuk saling memberi dan menerima infromasi.

Media komunikasi ini dapat menjalin koordinasi kegiatan antar unit gara

tidak tumpang tindih. Hal ini biasa dilakukan oleh pihak Jurusan dan Program

studi di STAIN Samarinda dengan unit Akademik dan Kemahasiswaan,

dimana subbag akademik bertugas menyusun jadwal perkuliahan (yang

sebelumnya mendapatkan nama-nama dosen beserta mata kuliahnya dari

jurusan), dan juga subbag akademik menyusun jadwal ujian akhir semester.

Dalam hal ini perlu dilakukan koordinasi antara ketua jurusan dengan kepala

subbag akademik agar ada pemahaman yang sama tentang penjadwalan mata

kuliah dan jadwal ujian akhir semester.

Disamping saluran dan media komunikasi yang dilakukan secara

tertulis, ada juga media komunikasi yang biasa dipergunakan dalam

organisasi yaitu dengan komunikasi lisan. Komunikasi lisan ini dapat

dilakukan dengan cara pembicaraan lewat telepon, dan komunikasi tatap

Page 167: Dinamika Komunikasi Organisasi

Dinamika Komunikasi Organisasi di Perguruan Tinggi 161

muka. Komunikasi lewat telepon digunakan oleh pimpinan kepada bawahan,

dan juga digunakan oleh pimpinan antar unit. Pesan yang disampaikan

melalui telepon bisa berupa instruksi atau sekedar informasi tentang rapat

atau dimulainya rapat.

Komunikasi tatap muka merupakan media yang digunakan oleh

pimpinan kepada bawahan atau sebaliknya, komunikasi ini menjadi penting

karena pengaruhnya terhadap sikap dan perilaku bawahan. Komunikasi tatap

muka ini dapat dipergunakan untuk memberi petunjuk bawahan mengenai

apa yang harus mereka kerjakan, meningkatkan aspirasi terhadap tujuan

organisasi. Jenis komunikasi ini dapat digunakan untuk memberi saran

kepada bawahan mengenai masalah yang menjadi perhatian dan sedang

mereka hadapi, dan membicarakan situasi masalah tersebut bersama mereka.

Iklim komunikasi memberi pedoman bagi keputusan dan perilaku

individu. Keputusan-keputusan yang diambil oleh anggota organisasi untuk

melaksanakan pekerjaan mereka secara efektif, untuk mengikatkan diri

mereka dengan organisasi, untuk bersikap jujur dalam bekerja, untuk meraih

kesempatan dalam organisasi secara bersemangat, untuk mendukung para

rekan dan anggota organisasi lainnya, untuk melaksanakan tugas secara

kreatif, dan untuk menawarkan gagasan-gagasan inovatif bagi

penyempurnaan organisasi, semua ini dipengaruhi oleh iklim komunikasi.

Iklim komunikasi yang negatif dapat merusak keputusan yang dibuat

anggota organisasi mengenai bagaimana mereka akan bekerja dan

berpartisipasi untuk organisasi.

Iklim komunikasi yang penuh persaudaraan mendorong anggota

organisasi untuk berkomunikasi secara terbuka, rileks, ramah dengan

anggota yang lain. Dari sini dapat dikatakan bahwa iklim komunikasi

organisasi memiliki pengaruh yang cukup penting bagi motivasi kerja dan

masa kerja pegawai dalam organisasi. Iklim komunikasi yang mendukung

akan membuat para karyawan berkomunikasi secara terbuka, dan satu sama

lain akan saling memberi motivasi pada saat mereka menyelesaikan tugas.

Page 168: Dinamika Komunikasi Organisasi

162 Dinamika Komunikasi Organisasi di Perguruan Tinggi

Namun sebaliknya, jika iklim komunikasi tidak mendukung, maka akan

menyebabkan para karyawan berada pada situasi yang tidak kondusif dan

satu sama lainnya tidak akan merasa nyaman untuk berkomunikasi secara

terbuka.

Komunikasi interpersonal bisa mempengaruhi iklim komunikasi,

karena itulah komunikasi interpersonal perlu ditingkatkan lagi. Iklim

komunikasi dan organisasi merupakan hal yang perlu menjadi perhatian

seorang pimpinan organisasi karena faktor tersebut ikut mempengaruhi

tingkah laku karyawan. Untuk dapat meningkatkan komunikasi interpersonal

yang baik antara pimpinan dan bawahan perlu diperhatikan hal-hal berikut:

pertama pesan atau informasi itu disampaikan apa adanya, jujur, dan terbuka

agar komunikan dapat memberikan respons yang lengkap, sehingga

komunikator akan mengambil keputusan untuk memberikan respons yang

tepat dan lengkap pula. Kedua berikan waktu seluas-luasnya kepada

komunikan untuk menyampaikan pendapatnya. Jangan sekali-kali

memotong pembicaraan seseorang sebelum ia selesai mengungkapkan

pendapatnya. Ketiga fokuskan perhatian dan perasaan pada tema

pembicaraan. Hindarkan sikap acuh tak acuh, menyepelekan orang, dan

menganggap rendah komunikan. Keempat tumbuhkan saling percaya dan

saling bergantung, bahwa kita orang baik dan dia juga orang baik. Kelima

Perhatikan perilaku nonverbal, seperti tatapan mata yang menyenangkan,

senyuman, mimik muka yang bersahabat.138

Untuk mendapatkan iklim organisasi yang kondusif Di STAIN

Samarinda, maka perlu memperhatikan lima dimensi dari iklim komunikasi

yaitu supportiveness, partisipasi, kepercayaan, keterbukaan, dan tujuan kinerja

yang tinggi. Perilaku dari anggota organisasi yang menunjukkan supportiveness

ini adalah empathi, yaitu anggota organisasi meperlakukan anggota yang lain

138Ujang Saefullah, Kapita Selekta Komunikasi (Bandung: Simbiosa Rekatama Media, 2007),h. 58.

Page 169: Dinamika Komunikasi Organisasi

Dinamika Komunikasi Organisasi di Perguruan Tinggi 163

sebagai teman dan tidak menekankan kepada kedudukan dan kekuasaan.

Dimensi yang lain yaitu partisipasi dalam membuat keputusan, hal ini juga

terjadi di STAIN Samarinda, dimana pimpinan meminta saran kepada

bawahan untuk kemajuan dari STAIN itu sendiri, misalnya usulan tentang

pembentukan perwakilan STAIN di daerah-daerah dalam rangka sosialisasi

dan penerimaan mahasiswa baru STAIN, karena dengan adanya perwakilan-

perwakilan di daerah akan mempermudah masyarakat yang ingin mengetahui

tentang kampus ini. Kemudian ada juga usulan untuk membuat kerjasama

antar lembaga dalam praktek kegiatan mahasiswa seperti kerjasama dengan

bank Muamalat, kerjasama dengan pengadilan agama, kerjasama dengan

Bazda kota Samarinda.

Sedangkan untuk dimensi iklim komunikasi yang lainnya seperti

kepercayaan, keterbukaan, dan tujuan kinerja yang tinggi, belum secara jelas

terlihat di STAIN Samarinda. Dalam membina komunikasi yang dilakukan

oleh pimpinan terhadap bawahan harus ada kepercayaan dan keterbukaan

karena hal tersebut akan membentuk iklim organisasi. Iklim organisasi juga

dipengaruhi oleh gaya kepemimpinan yang diterapkan oleh pimpinan.

Pemimpin yang memperoleh dukungan tinggi menggambarkan iklim

komunikasi yang baik dan menyenangkan, keberhasilan pemimpin bukan

disebabkan oleh prestasi staf, tetapi oleh tanggungjawabnya untuk

mengembangkan iklim organsasi. Sedangkan pemimpin yang tidak memiliki

kepercayaan, dan membina keterbukaan dalam berkomunikasi, tidak akan

mendapatkan dukungan dari bawahannya.

Pemimpin akan lebih mudah memberikan pengaruh dan otoritas

jika hubungan pemimpin dan bawahan baik misalnya pemimpin

mempercayai, menghargai, dan disenangi. Pemimpin yang menggunakan

orientasi hubungan kemanusiaan akan lebih menopang iklim yang terbuka

daripada pemimpin yang menggunakan orientasi tugas. Iklim komunikasi

juga tergantung pada gaya kepemimpinan, fungsi pemimpin adalah

menciptakan suasana dan iklim dimana karyawannya dapat berkembang.

Page 170: Dinamika Komunikasi Organisasi

164 Dinamika Komunikasi Organisasi di Perguruan Tinggi

Struktur jaringan komunikasi yang ada di STAIN Samarinda adalah

struktur Y dimana dalam struktur Y terdapat pemimpin yang jelas, anggota

organisasi dapat mengirimkan dan menerima pesan dari orang lainnya.

Dalam jaringan komunikasi formal dan informal, karena jaringan

komunikasi formal tersebut dapat terjadi kurang memberikan kepuasan bagi

anggota atau kelompok dalam organisasi. Maka mereka mencari dan

mengembangkan kontak jaringan komunikasi informal melalui desas-desus

(grapevine), yang kadang-kadang belum tentu benar, tetapi akan beredar

secara cepat.139

Dari beberapa hasil wawancara diatas dapat dilihat bahwa pola

komunikasi yang ada di STAIN Samarinda lebih banyak menggunakan pola

komunikasi dari atasan ke bawahan, ini dapat terlihat dari adanya instruksi

lisan atau tulisan, dan rapat sebagai media komunikasi dalam organisasi

menunjukkan bahwa komunikasi dari atasan lebih banyak dilakukan,

sedangkan komunikasi dari bawahan yang lebih sedikit dipergunakan, ini

terlihat dari rapat-rapat yang diadakan. Rapat hanya diadakan kalau ada yang

perlu dibicarakan atau ketika ada masalah yang memerlukan usulan dari

bawahan.

Dalam komunikasi organisasi pimpinan juga perlu mendengarkan

atau mengetahui masukan-masukan atau saran-saran dari bawahan, karena

itu komunikasi dari bawahan dapat menunjukkan bahwa pimpinan

menghargai karyawan dan mendengarkan serta berinteraksi dengan

karyawan sehingga membentuk dasar bagi sebuah komunikasi yang efektif,

dan salah satu bentuknya dengan meluangkan waktu untuk pertemuan tatap

muka.

Dengan adanya komunikasi dari bawahan kepada atasan mana

pimpinan dapat mengetahui pertama informasi tentang keberhasilan,

kemajuan, dan rencana-rencana mendatang dari para bawahan. Kedua

informasi tentang problem-problem pekerjaan yang memerlukan bantuan

139Hasil Observasi di STAIN Samarinda, tanggal 31 Mei 2012.

Page 171: Dinamika Komunikasi Organisasi

Dinamika Komunikasi Organisasi di Perguruan Tinggi 165

dari tingkatan lebih atas dalam organisasi. Ketiga Ide-ide untuk perbaikan

dalam aktivitas dan fungsi yang berhubungan dengan pekerjaan. Keempat

Informasi mengenai perasaan para bawahan tentang pekerjaan atau isu yang

berhubungan dengan pekerjaan.140 Karena komunikasi dari bawahan kepada

atasan mempunyai fungsi yang sangat penting dalam meningkatkan kinerja

dalam organisasi maka komunikasi dari bawahan kepada atasan ini perlu

ditingkatkan agar anggota organisasi baik dosen ataupun pegawai

adminstrasi merasa dihargai kehadirannya dan juga dapat diberikan solusi

ketika mempunyai masalah, terutama masalah dalam menjalankan

pekerjaannya.

E. Efektivitas dan Hambatan Komunikasi Organisasi di STAIN

Samarinda

Komunikasi dianggap efektif apabila ada pemahaman, kesenangan,

mempengaruhi sikap, memperbaiki hubungan, tindakan. Pesan komunikasi

dikatakan efektif apabila isi pesan tersebut dapat dipahami. Selain

pemahaman, ada unsur lain yaitu kesenangan, apabila pesan yang sampaikan

dapat menimbulkan kesenangan. Unsur yang lain yaitu mempengaruhi sikap,

yaitu apabila pesan yang disampaikan dapat mempengaruhi sikap dari

anggota organisasi, misalnya yang tadinya tidak setuju kemudian menjadi

setuju. Dari komunikasi juga diharapkan dapat memperbaiki hubungan,

yaitu hubungan komunikator dengan komunikan. Kemudian unsur yang

terakhir adalah tindakan, tindakan dilakukan oleh komunikan sesuai dengan

yang diinginkan oleh komunikator.

Untuk mendapatkan efek yang diharapkan maka pimpinan perlu

memperhatikan gaya kepemimpinan, melakukan komunikasi interpersonal

dalam berkomunikasi dengan bawahannya, dan menciptakan iklim

komuniksi yang baik. Gaya kepemimpinan merupakan norma perilaku yang

140 Paul A. Argenti, Komunikasi Korporat, terjemahan Putri Aila Idris

(Jakarta: Salemba, 2010), h.219.

Page 172: Dinamika Komunikasi Organisasi

166 Dinamika Komunikasi Organisasi di Perguruan Tinggi

digunakan oleh seseorang pada saat orang tersebut mencoba mempengaruhi

perilaku orang lain seperti yang ia lihat. Dalam prakteknya, seorang

pemimpin ketika mengelolah sumber daya manusia dalam organisasi untuk

mau mengikuti perintahnya, dan pada akhirnya bisa mencapai tujuan yang

ingin dicapai tentu memiliki gaya kepemimpinan yang berbeda antara satu

dengan yang lain.

Gaya kepemimpinan yang ada di STAIN Samarinda bukan pengikut

tipe otoriter, dan juga bukan pengikut tipe demokratis apabila melihat ciri-

ciri yang ada dalam kriteria gaya kepemimpinan. Pemimpin yang baik adalah

pemimpin yang disegani, dan juga pemimpin yang dihormati, serta dapat

memberikan kenyamanan bagi anggota organisasinya.141 Agar dapat

dihormati dan disegani, maka seorang pemimpin harus mempunyai

kemampuan untuk mempengaruhi orang lain, seperti yang disampaikan oleh

Herman Finern, ada beberapa persyaratan sebagai pemimpin dalam

kaitannya dengan kemampuan mempengaruhi sebagai persyaratan seorang

pemimpin yang dikenal dengan istilah “the nine C” (sembilan C), diantaranya:

pertama; Kesadaran atau keinsyafan (Consciousness), yaitu pemimpin harus

memiliki fakta-fakta, pengetahuan yang diperlukan untuk menjalankan

tugasnya. Kedua; Kemampuan mengkait-kaitkan (Coherence), yaitu seorang

pemimpin tidak cukup hanya memiliki pengetahuan saja, tetapi lebih penting

bahwa ia mampu menghubungkan perbagai cabang ilmu yang diperlukan

bagi jabatannya. Ketiga; Kemantapan (Constancy), yaitu suatu ketetapan

pendirian atau kekukuhan; biasanya kecenderungan dalam kelompok yang

dipimpin itu angin-anginan, yaitu bergerak-gerak antara antusiasme dan

apati. Dalam keadaan demikian diharapkan adanya seorang pemimpin yang

memiliki kemantapan kecenderungan, ketetapan pendirian dan kukuh dalam

kemauan, sehingga mampu mengarahkan kelompoknya mengatasi masalah-

masalah yang dihadapi. Keempat; Keteguhan (Conviction), yaitu suatu ketetapan

hati, suatu tekat dan keyakinan; pemimpin memiliki cita-cita, kebijakan-

141Hasil Observasi di STAIN Samarinda, tanggal 1 April 2012

Page 173: Dinamika Komunikasi Organisasi

Dinamika Komunikasi Organisasi di Perguruan Tinggi 167

kebijakan dan prinsip-prinsip; ia mempunyai suatu pemikiran mengenai

pola-pola masyarakat yang baik yang konstruktif dan positif, dam apabila

memang sudah diyakini, perlu dilaksanakan dengan tekat, keteguhan dan

ketetapan hati. Kelima; Daya cipta (Creativeness) atau biasa juga disebut

kekreatifan, dimana biasanya dihubungkan dengan keyakinan, yaitu apabila

ia sudah yakin dan memiliki ketetapan hati (tekad) tentang suatu hal, ia harus

menemukan dan menerapkan kebijakannya sesuai dengan waktu dan

keadaan untuk mewujudkan cita-citanya. Dengan demikian pengetahuannya,

kemantapannya dan tekadnya dapat diterapkan pada kondisi-kondisi di masa

yang akan datang yang telah diperkirakan sebelumnya. Keenam; Kecermatan

(Consientiousness), yaitu seorang pemimpin harus berusaha memenuhi segala

persyaratan yang telah disebutkan diatas, secara seksama meneliti diri sendiri,

sudahkah memebuhi syarat-syarat. Ada dua kecermatan yaitu (a) dorongan

pemimpin untuk mengambil inisiatif dan menyimak secara hati-hati dan

penuh perhatian tentang pelaksanaan rencana yang telah ditetapkan, (b)

selalu mengikuti pekerjaan yang didelegasikan dan memberi teguran-teguran

bila terjadi kesalahan. Ketujuh; Keberanian (Courage), yaitu suatu kekuatan

moral untuk bertindak; seorang pemimpin secara terus menerus berhadapan

dengan orang dan berbagai situasi yang ia harus berbuat sesuatu, harus

mengatakan sesuatu, menolak permintaan, memberi hukuman dan mungkin

hal-hal tersebut akan bertentangan dengan perasannya sendiri. Dalam hal

demikian harus ada penyelesaian yang wajar tentang masalah-masalah dalam

organisasi, pemimpin mungkin membuat musuh yang terdiri dari orang yang

kurang atau tidak puas atau musuh dari perasaannya sendiri. Walaupun

demikian orang yang melakukan kepemimpinan harus berani mengambil

resiko dan tidak tenggelam dalam perasaan. Kedelapan; Daya pemikat atau

gaya yang menarik (Cativation), yaitu sesuatu yang dapat memikat atau

menarik, misalnya gaya berpidato, gaya penampilan, bentuk atau potongan

fisik, dll. Kesembilan; Kepintaran atau kepandaian (Clevernes), yaitu memiliki

pengetahuan tetang prosedur, tentang karakter manusia, tentang bernilainya

Page 174: Dinamika Komunikasi Organisasi

168 Dinamika Komunikasi Organisasi di Perguruan Tinggi

suara pemilih dan sebagainya, ditambah sumber-sumber bahan-bahan yang

lengkap yang kemudian dimanfaatkan pada saat yang tepat untuk mengatasi

pelbagai macam kesulitan yang dihadapi.142

Selain gaya kepemimpinan, Komunikasi interpersonal sebagai

komunikasi antara komunikator dengan komunikan, dianggap sebagai jenis

komunikasi yang paling efektif dalam upaya untuk mengubah sikap,

pendapat, atau perilaku seseorang. Komunikasi interpersonal yang

berlangsung secara intensif dengan mengutamakan aspek kuantitas dan

kualitas yang seimbang, akan menciptakan hubungan interpersonal yang

kuat antara atasan dan bawahan serta antarsesama karyawan, sehingga

keterbukaan dan kepercayaan yang didapat dari proses komunikasi tersebut

dapat turut menentukan perubahan sikap dan tingkah laku dalam organisasi.

Dalam berkomunikasi harus ada keterbukaan, kejujuran, kepercayaan dan

empati. Dalam prakteknya, perubahan sikap dan tingkah laku dari proses

komunikasi interpersonal dalam suatu organisasi dapat berbentuk

terwujudnya suatu sikap yang diharapkan muncul dari diri karyawan, yaitu

motivasi kerja yang tinggi.

Disamping dengan komunikasi interpersonal, ada juga faktor dalam

organisasi yang juga penting untuk diciptakan yaitu iklim komunikasi. Iklim

komunikasi dalam organisasi yang kondusif perlu diciptakan untuk dapat

memberikan efek yang dikehendaki, karena dengan iklim komunikasi

organisasi yang baik dapat membuat situasi menjadi nyaman, ketika ada

pesan yang disampaikan baik yang bersifat umum, instruksi, maupun

kebijakan maka bawahan akan dapat menambah opini, dan mnegubah sikap,

sehingga karyawan akan dapat melaksanakan instruksi-instruksi yang ada,

dan dapat juga mendukung dari kebijakan yang disampaikan oleh pimpinan.

142Abdullah Masnuh, Komunikasi Organisasi dalam Perspektif Teori dan Praktik, (Malang: UMM Pers, 2008), h. 248.

Page 175: Dinamika Komunikasi Organisasi

Dinamika Komunikasi Organisasi di Perguruan Tinggi 169

Kebijakan yang diberikan tidak hanya kebijakan untuk karyawan dan

dosen tetapi juga untuk mahasiswa, salah satu kebijakan yang diberikan oleh

pimpinan terhadap kegiatan mahasiswa juga, namun kebijakan tersebut

belum bisa berjalan. Kebijakan itu adalah Satuan Kredit Kurikuler (SKK),

yang mana ini adalah bentuk apresiasi lembaga terhadap aktivitas nilai

akademik, kebijakan ini tidak bisa berjalan karena pengontrolnya masih

minim. Kebijakan ini sangat bagus untuk mendorong semangat mahasiswa

agar mau mengikuti kegiatan di organisasi internal maupun ektrenal, dan saat

itu kami berharap memang bisa terlaksana kebijakan tersebut.143

Hal senanda juga diungkapkan oleh M. Ilyasin selaku PK 3, salah

satu bentuk kebijakan yang pernah diberikan oleh lembaga untuk

mengapresiasi aktivitas mahasiswa dengan memberikan kebijakan Satuan

Kredit Kurikuler (SKK), kebijakan ini belum bisa terlaksana karena belum

adanya atau belum dibentuknya badan yang bertugas untuk mengontrol dan

memberikan nilai dari kegiatan-kegiatan tersebut. Kemudian juga kriteria

penilaian juga belum ditetapkan, sehingga hal-hal tersebut yang menjadikan

kebijakan ini belum bisa berjalan sesuai yang diharapkan.144

Komunikasi yang terjadi di STAIN Samarinda dalam bidang

akademik misalnya, masih banyak salah penafsiran, misalnya masalah

kenaikan pangkat, dosen yang bersangkutan harus aktif bertanya tentang

jadwal kenaikan pangkatnya kepada pegawai yang ada di bagian

kepegawaian, kalau yang tidak aktif bertanya akan ketinggalan proses

kenaikan pangkatnya.

Menurut salah seorang dosen yang telah bekerja lebih dari 15 tahun

di STAIN Samarinda, bahwa hubungan komunikasi interpersonal akan

menjadi efektif jika ada sikap saling menghormati atau menghargai tanpa

memandang status atau jabatan di dalam organisasi dan sikap mau menerima

143Taufik Arif Himawan, Mahasiswa Jurusan Dakwah dan Presiden BEM

periode 2010-2011, wawancara oleh penulis, di STAIN Samarinda, 30 Juni 2012 144M. Ilyasin, Pembantu Ketua 3, wawancara oleh penulis, di STAIN

Samarinda, 2 Juli 2012

Page 176: Dinamika Komunikasi Organisasi

170 Dinamika Komunikasi Organisasi di Perguruan Tinggi

orang lain apa adanya. Menurutnya, komunikasi dapat menjadi media yang

baik dalam menyelesaikan masalah yang terjadi dalam pekerjaan yang kadang

juga mempengaruhi hubungan antarpribadi. Komunikasi yang didasari

ketulusan dan empati dapat memotivasi rekan kerja, terlebih jika ungkapan

yang disampaikan itu benar-benar muncul dari hati. Dengan komunikasi

interpersonal yang baik diharapkan akan mengubah perilaku seseorang

menjadi lebih baik, seperti ungkapan berikut ini:

Saling menghormati, ada kesetaraan. Suasana hubungan menjadi

nyaman kalau kita itu saling menghargai satu sama lain, tidak ada yang

merasa menjadi atasan, begitu juga bawahan tetap merasa percaya diri.

Memberi orang yang kesempatan berbicara, tidak memutuskan pembicaraan

orang lain, dan lebih banyak mendengarkan orang lain berbicara. Mau

menerima orang lain apa adanya, juga dapat menerima keterbatasan orang

lain, tidak membesar-besarkan masalah. Kalau ada masalah diselesaikan

dengan baik-baik, atau dapat bertemu empat mata. Dengan demikian

maksud dan tujuan pembicaraan tercapai, masalah bisa diselesaikan dan

hubungan baik tetap terjaga. Komunikasi yang didasari ketulusan dan

empati, turut merasakan apa yang disarankan orang lain dapat memotivasi

rekan kerja. Dengan kata-kata yang baik kita dapat memberi semangat pada

teman. Kalau saya biasanya tidak hanya kata-kata yang baik, tapi ungkapan

non verbal juga saya lakukan, misalnya dengan memberikan ucapan disertai

acungan jempol pertanda bahwa saya sangat mendukung teman saya, saya

yakin itu bisa membuat teman saya merasa termotivasi.145

Komunikasi yang efektif juga dapat dilaksanakan dengan cara

mengetahui karakter atau sifat seseorang. Masing-masing individu

mempunyai karakter yang berbeda-beda. Dengan mengenal karakter

seseorang, proses komunikasi akan berlangsung lebih baik, orang akan

merasa lebih nyaman dan bebas dalam berbicara, karena dengan mengetahui

145Bunyamin, dosen jurusan Dakwah, wawancara oleh penulis, di STAIN

Samarinda, 12 April 2012

Page 177: Dinamika Komunikasi Organisasi

Dinamika Komunikasi Organisasi di Perguruan Tinggi 171

karakter individu, orang dapat memilih cara yang tepat untuk berkomunikasi

secara personal. Seperti yang disampaikan oleh salah seorang dosen di

STAIN Samarinda:

Masing-masing orang mempunyai tipe karakter yang berbeda-beda,

selama kita mengetahui, menyelami, mengikuti tipe karakter atau sifat orang

banyak, kita akan lebih bebas berkomunikasi, dan akan lebih nyaman. Kita

juga harus belajar dari watak seseorang, ada orang yang cuek, ada orang yang

keras, ada yang lembut, dan ada yang mudah marah. Tentu dengan sifat yang

berbeda ini akan berbeda pula cara kita menghadapinya, pimpinan juga

harus bisa mencari waktu yang tepat untuk dapat berkomunikasi dengan

orang yang mempunyai sifat yng berbeda ini, dengan pendekatan

komunikasi interpersonal, insyaallah semua akan bisa berjalan dengan

baik.146

Pernyataan yang hampir sama juga disampaikan oleh dosen yang

lainnya yaitu:

Yang diharapkan dalam membina komunikasi, ya yang pasti harus

ada keterbukaan, menerima apa adanya dan juga ada ketulusan, komunikasi

yang baik, tidak ada beban, tidak ada rasa takut, dan tidak ada rasa malu.

Kalau ada ketulusan, apa yang dikatakan itu biasanya enak didengar. Dengan

terjalinnya komunikasi sesama teman, kita semakin mengenal teman,

sehingga kita dapat mengetahui karakter seseorang. Untuk lebih mengetahui

karakter teman, kita dapat sesering mungkin melakukan komunikasi, setelah

kita mengetahui karakter dari teman kita, maka kita akan dengan mudah

untuk bekerjasama.147

Keterbukaan juga menjadi salah satu kunci dari keberhasilan

komunikasi. Dengan keterbukaan akan dapat membantu menyelesaikan

pekerjaannya. Hal ini diungkapkan oleh seorang karyawan:

146Hervina, Dosen jurusan Syariah, wawancara oleh penulis, di STAIN

Samarinda, 12 April 2012 147M. Iwan Abdi, dosen jurusan Tarbiyah, wawancara oleh penulis, di

STAIN Samarinda, 11 April 2012

Page 178: Dinamika Komunikasi Organisasi

172 Dinamika Komunikasi Organisasi di Perguruan Tinggi

Harapan saya dalam membina hubungan dengan rekan kerja, perlu

keterbukaan, baik itu keterbukaan dari diri saya maupun dari diri orang lain

atau teman kerja saya. Dengan keterbukaan dalam hal pekerjaan, membuat

kita dapat saling membantu, memberikan ide-ide atau gagasan untuk

menyempurnakan hasil kerja kita. Keterbukaan ini pula dapat membuat kita

mengetahui karakter dari teman kita, sehingga ini mempermudah kita untuk

melakukan kerjasama dan koordinasi dalam menyelesaikan pekerjaan.148

Selain yang telah disampaikan, masih terdapat sikap-sikap yang

mendukung terciptanya komunikasi yang efektif. Sikap tersebut adalah sikap

yang menunjukkan kemauan untuk saling berbagi informasi, sikap yang

dilandasi oleh pikiran yang positif, tidak terlalu banyak menggunakan

perasaan, sikap yang dapat membedakan antara kepentingan pribadi dan

kepentingan lembaga, sikap tidak memilih-milih teman, dan juga

kemampuan untuk mengendalikan diri dan emosi dalam menjalin hubungan

interpersonal. Seperti hasil wawancara berikut ini:

Kalau menurut saya yang terpenting itu tidak hanya keterbukaan

tetapi juga adanya sikap yang positif ketika memandang orang lain, positive

thinking maksud saya. Cara pandang saya terhadap teman-teman membuat

saya bisa menempatkan diri walaupun misalnya saya berbeda pendapat, dan

karakter, itu adalah hal yang wajar dalam berorganisasi. Kalau kita bisa

membedakan kepentingan pribadi dengan kepentingan pekerjaan dengan

cara yang positif, maka itu akan mempermudah selesainya pekerjaan kita.

Yang penting lagi bagaimana kita bisa berteman dengan semuanya tanpa

pilih-pilih, karena semuanya adalah sama.149

Hal senada juga diungkapkan dari hasil wawncara berikut ini:

Menurut saya keterbukaan bisa menumbuhkan semangat kerja kita,

terutama ada rasa dibutuhkan oleh teman. Karena dengan keterbukaan,

148Faisal Halim, pegawai adminstrasi di subbag kepegawaian dan keuangan,

wawancara oleh penulis, di STAIN Samarinda, 15 April 2012 149M. Eka Makhmud, dosen jurusan Tarbiyah, wawancara oleh penulis, di

STAIN Samarinda, 10 April 2012

Page 179: Dinamika Komunikasi Organisasi

Dinamika Komunikasi Organisasi di Perguruan Tinggi 173

maka kita akan merasa dilibatkan dalam masalah teman dan kita dapat

memberi masukan untuk hasil kerja yang lebih baik. Yang lainnya kalau

sudah merasa tidak ada keterbukaan, tidak ada relasi dengan sesama teman,

kita mau berangkat kerja saja sudah tidak bersemangat. Hal ini tentu akan

mengahmbat pekerjaan kita, bahkan dapat menimbulkan prasangka yang

tidak-tidak. Masing-masing mnegmbangkan pikirannya sendiri-sendiri, tetapi

dengan komunikasi yang terbuka akan menjernihkan prasangka-prasangka

tersebut.150

Motivasi dan dukungan dari pimpinan juga diperlukan untuk

menentukan efektivitas komunikasi dalam sebuah organisasi yang diatur di

dalam stryktur yang telah ditetapkan. dukungan dari pimpinan yang

dimaksud disini adalah dukungan yang menyikapi peran atau fungsi yang

melekat pada diri karyawan, yang dapat berupa penempatan orang secara

tepat atau pemberian kesempatan bagi karyawan untuk terlibat dalam

pekerjaan sesuai dengan fungsi dan perannya. Seperti yang diungkapkan

berikut ini:

Untuk level karyawan, perlu motivasi dari pihak pimpinan.

Bagaimana kita bisa menyelesaikan pekerjaan dengan baik, kalau tidak ada

dukungan dari pimpinan. Dukungan dapat berupa sikap, misalnya dengan

menempatkan orang yang tepat pada unit yang telah ada. Juga dengan

menanyakan perkembangan dari pekerjaan yang kita lakukan, itu sudah

merupakan perhatian dari pimpinan, dan itu bisa memotivasi saya untuk

dapat menyelesaikan tugas saya.151

Kalau menurut saya, harusnya pimpinan kalau bertemu dengan

orang yang memiliki masalah, pertama harus didengarkan, kedua memberi

dukungan melalui kata-kata yang memotivasi kepada orang tersebut untuk

mendukung dan menguatkan dia. Dalam bekerja pasti ada hambatan dan

150Mukti Ali, pegawai administrasi di subbag Umum, wawancara oleh

penulis, di STAIN Samarinda, 12 April 2012 151Ashar, dosen jurusan Syariah, wawancara oleh penulis, di STAIN

Samarinda, 12 April 2012

Page 180: Dinamika Komunikasi Organisasi

174 Dinamika Komunikasi Organisasi di Perguruan Tinggi

proses, supaya proses berjalan dengan baik, pasti didukung oleh hubungan

komunikasi yang baik pula.152

Komunikasi yang terjalin antar sesama karyawan dan antara

karyawan dengan pimpinan akan membuat pekerjaan menjadi lancar. Hal ini

karena informasi-informasi yang berhubungan langsung dengan pekerjaan

seseorang akan tersampaikan dengan jelas, sehingga orang akan termotivasi

untuk bekerja. Informasi yang disampaikan oleh pimpinan kepada karyawan,

meskipun hal itu tidak langsung terkait dengan pekerjaan tersebut, akan

membuat seseorang merasa diakui, dilibatkan, dan dipercaya. Selain itu

komunikasi dan koordinasi yang efektif juga akan memperlancar proses

penyelsaian pekerjaan, dengan demikian karyawan akan mempunyai waktu

untuk mengembangkan dirinya.

Iklim komunikasi yang baik dapat terwujud jika ada sikap saling

menghormati atau menghargai tanpa memandang status atau jabatan di

antara para karyawan, dan juga antara pimpinan dengan karyawan. Selain

sikap tersebut, ketulusan, kejujuran, dan empati yang dapat diungkapkan

baik secara verbal maupun nonverbal dapat memberikan pengaruh yang

positif terhadap perilaku seseorang. Sikap terbuka terhadap informasi,

masukan, saran dan sikap terbuka untuk berbagi informasi juga turut

mendukut terwujudnya komunikasi organisasi yang efektif, terlebih jika

sikap-sikap tersebut ditopang oleh sikap positif.

Komunikasi akan menjadi efektif jika ada pemahaman yang sama

antara pimpinan dengan bawahan, kemudian juga ada kesenangan, dapat

mempengauhi sikap orang lain, ada hubungan yang baik, dan ada tindakan.

Untuk dapat memberikan informasi yang sama maka pimpinan harus

mengadakan komunikasi dengan bawahannya, seperti yang diungkapkan

berikut ini:

152Riswan, Dosen jurusan Tarbiyah, wawancara oleh penulis, di STAIN

Samarinda, 10 April 2012

Page 181: Dinamika Komunikasi Organisasi

Dinamika Komunikasi Organisasi di Perguruan Tinggi 175

Saya merasa senang bisa bekerja di STAIN Samarinda ini,

disamping keilmuan saya terpakai, saya juga dengan dengan situasi

lingkungan yang ada di kampus ini. Saya mau memberikan usulan buat

pimpinan agar sering-sering membuat pertemuan antar pimpinan, dosen,

dan pegawai adminstrasi untuk dapat menyamakan persepsi diantara kita

semua. Begitu juga dengan seringnya diadakan pertemuan ini akan

mempererat hubungan karyawan kampus ini.153

Hal senada juga diungkapkan oleh beberapa orang, seperti

dituturkan berikut ini:

Menurut saya harus ada pemahaman yang jelas tentang aturan-

aturan yang ada di kampus ini sehingga tidak menimbulkan masalah. Seperti

tentang adanya pegumuman untuk mengajukan proposal penelitian di P3M

yang mana penelitian ini merupakan bagian dari Tri Darma Perguruan

Tinggi. Maksud saya dipengumuman itu harus jelas kriteria dari calon

peneliti. Kalau aturan yang ada itu jelas maka biasanya ada tindakan yang

dilakukan oleh dosen, saya yakin akan ada banyak dosen yang ikut

berkompetisi untuk dapat menggolkan proposalnya.154

Kalau menurut saya, komunikasi yang efektif itu harus bisa

memperbaiki hubungan antara komunikator dengan komunikan, artinya

kalau selama ini hubungan yang ada diantara pimpinan dan bawahan itu

kurang baik, maka dengan komunikasi diharapkan hubungan itu bisa

menjadi lebih baik, hal ini bisa dilakukan dengan cara saya bisa bertanya

dengan pimpinan saya dan saya bisa menanyakan tentang tugas-tugas saya,

begitu juga sebaliknya pimpinan sering menanyakan kepada saya tentang

hambatan dalam pekerjaan saya, saya senang karena merasa diakui,

153Samsir, dosen jurusan Dakwah, wawancara oleh penulis, di STAIN

Samarinda, 12 April 2012 154Zamroni, dosen jurusan Tarbiyah, wawancara oleh penulis, di STAIN

Samarinda, 10 April 2012

Page 182: Dinamika Komunikasi Organisasi

176 Dinamika Komunikasi Organisasi di Perguruan Tinggi

dilibatkan, dan dipercaya. Komunikasi antar unit juga bisa ditingkatkan,

koordinasi yang efektif, membuat pekerjaan jadi cepat terselesaikan.155

Kalau menurut saya dengan terciptanya iklim komunikasi yang baik

akan menjadi komunikasi yang efektif. Dengan dilibatkannya pihak jurusan

untuk menentukan tempat atau lokasi PKL mahasiswa dan usulan agar

lembaga mau membuat kerjasama dengan lembaga-lembaga yng dimaksud.

Banyak usulan dari pihak jurusan agar lokasi PKL mahasiswa sesuai dengan

program studinya. Usulan ini bisa diterima dan kemudian lembaga membuat

kerjasama dan sudah berjalan sampai sekarang. seperti di jurusan Syariah

yang mengadakan kerjasama dengan BMT Al-Kautsar dan Jabal Nur, BRI

Syariah, Bank Kaltim Syariah, Bazda, Pengadilan Agama kota Samarinda,

dan KUA seluruh Samarinda.156

Menurut saya komunikasi yang disampaikan dari pimpinan kepada

bawahan ini sudah dapat dipahami, hanya saja masih susah untuk ditindak

lanjuti, misalnya ini bisa dilihat ketika ada surat-surat tugas yang diberikan

kepada dosen-dosen untuk mengikuti pelatihan atau workshop yang

diadakan di kampus sendiri, semua dosen yang ditugaskan ikut hadir dan

mensukseskan acara tersebut. Disamping sebagai media pelatihan acara ini

juga bisa menjadi media untuk mengenal teman-teman yang lain yang belum

akrab, namun kenyataannya ada beberapa dosen yang tidak bisa hadir di

acara tersebut, padahal pelatihan ini adalah untuk meingkatkan pengetahuan

dari dosen itu sendiri, dan saya lihat ini sudah beberapa kali terjadi. 157

Hasil temuan berkaitan dengan komunikasi organisasi ini juga

menyangkut harapan dari karyawan STAIN Samarinda, ada beberapa hasil

wawancara:

155Shafa, Dosen jurusan Tarbiyah, wawancara oleh penulis, di STAIN

Samarinda, 13 April 2012 156Dharmawati, dosen jurusan Syariah, wawancara oleh penulis, di STAIN

Samarinda, 13 April 2012 157M. Tahir, dosen jurusan Dakwah, wawancara oleh penulis, di STAIN

Samarinda, 13 April 2012

Page 183: Dinamika Komunikasi Organisasi

Dinamika Komunikasi Organisasi di Perguruan Tinggi 177

Menurut saya untuk menunjang semangat kerja karyawan, perlu

pemberlakuan reward dan punishment, setidaknya kalau tidak bisa

memberlakukan punishment ya diberlakukan reward saja. Reward atau

penghargaan ini berfungsi untuk memotivasi karyawan dan dosen agar dapat

bekerja dengan baik, tentu saja penghargaan ini harus diberikan pada orang

yang tepat dan lembaga harus mempunyai kriteria yang jelas untuk

penghargaan tersebut. Dengan penghargaan ini akan dapat memotivasi

karyawan yang lain untuk dapat mengubah sikap yang tadinya tidak

semangat menjadi semangat kembali dan ini akan memicu kompetitor yang

positif.158

Dari pernyataan tersebut dapat dilihat bahwa ada harapan yang

masih belum bisa terlaksana sepenuhnya di STAIN Samarinda yaitu

pemberlakuan reward dan punishment, beberapa tahun yang lalu sempat ada

pemberian penghargaan bagi dosen berprestasi dan hal itu hanya bejalan

sekitar 3 tahun, setelah itu tidak ada lagi. Sedangkan punishment sendiri belum

bisa berjalan dengan baik, kalaupun selama ini ada terguran yang diberikan

itu masih berupa teguran lisan, kalaupun ada teguran tertulis itu tidak banyak

terjadi.

Dari hasil wawancara tersebut dapat diketahui bahwa komunikasi

organisasi yang ada di STAIN Samarinda ini dapat dilihat dari beberapa hal,

yaitu pertama Pemahaman adalah penerimaan yang cermat atas kandungan

pesan seperti yang dimaksudkan oleh komunikator. Dalam hal ini,

komunikator dikatakan efektif bila penerima memperoleh pemahaman yang

cermat atas apa yang disampaikannya. Untuk mencapai hal ini, diperlukan

pemahaman, baik atas petunjuk verbal dari atasan, maupun atas informasi

yang disebarkan melalui memo, buku pedoman pegawai, dan penjelasan

lainnya yang merupakan kebijakan organisasi. Dimana kalau dilihat dari hasil

158Nurul Shobah, sekretaris jurusan Dakwah, wawancara oleh penulis, di

STAIN Samarinda, 13 April 2012

Page 184: Dinamika Komunikasi Organisasi

178 Dinamika Komunikasi Organisasi di Perguruan Tinggi

wawancara diatas menunjukkan bahwa kebanyakan dosen sudah memahami

informasi yang disampaikan oleh pimpinan.

Kedua kesenangan, tidak semua komunikasi bertujuan untuk

menyampaikan maksud tertentu, ada komunikasi yang sekedar ingin

menimbulkan kesenangan atau kesejahteraan bagi orang lain. Perkataan

menyapa yang dilakukan oleh seseorang akan dapat memberikan perasaan

senang pada diri komunikan. Tingkat kesenangan dalam berkomunikasi

berkaitan erat dengan perasaan kita terhadap orang yang berinteraksi dengan

kita.

Ketiga mempengaruhi sikap, tindakan mempengaruhi orang lain

merupakan bagian dari kehidupan sehari-hari. Dalam berbagai situasi kita

berusaha mempengaruhi sikap orang lain, dan berusaha agar orang lain

memahami ucapan kita. Mempengaruhi sikap penting dalam sebuah

organisasi. Karena kurangnya apresiasi dan motivasi dari pimpinan di

STAIN Samarinda maka informasi yang ada terkadang tidak bisa

mempengaruhi sikap dari bawahannya.

Keempat memperbaiki hubungan, selain mempersiapkan kata-kata

yang tepat untuk menyampaikan pesan, juga diperlukan hubungan yang baik

antara komunikator dengan komunikan, ini karena keefektifan komunikasi

secara keseluruhan masih memerlukan suasana psikologis yang positif dan

penuh kepercayaan.

Kelima tindakan, mendorong orang lain untuk melakukan tindakan

yang sesuai dengan yang kita inginkan, Komunikator selalu menginginkan

agar komunikan melakukan apa yang diungkapkannya. Dalam organisasi

sering terjadi perintah yang biasanya disampaikan oleh pimpinan kepada

bawahan, dan tentu saja bawahan harus mau melakukan perintah tersebut.

Dari hasil wawancara dapat dilihat bahwa tidak semua instruksi pimpinan

dilaksanakan oleh dosen ataupun pegawai adminstrasi, seperti instruksi yang

tertuang dalam surat tugas yang memerintahkan dosen untuk mengikuti

pelatihan atau workshop yang ternyata tidak semuanya mau mengikuti acara

Page 185: Dinamika Komunikasi Organisasi

Dinamika Komunikasi Organisasi di Perguruan Tinggi 179

tersebut, hal ini menunjukkan bahwa perintah itu sudah dipahami tetapi

tidak dilakukan.

Dilihat dari hasil diatas menunjukkan bahwa komunikasi organisasi

di STAIN Samarinda belum efektif, karena komunikasi akan dikatakan

efektif bila ada pemahaman, kesenangan, mempengaruhi sikap, memperbaiki

hubungan, dan tindakan.159 Dalam berkomunikasi antara pimpinan dengan

bawahan juga diperlukan adanya sikap yang dapat memotivasi bawahan,

sebagaimana yang disampaikan oleh Rensis Likert, seorang ahli teori

mengenai hubungan antarmanusia, mengajukan gagasan mengenai

organisasi. Likert lebih memfokuskan perhatiannya pada anggota organisasi

terkait perasaan dan kebutuhan mereka. Ide dasar teori ini adalah bahwa jika

pimpinan organisasi memiliki kepedulian dan memberikan dukungan kepada

karyawan atau bawahan, maka karyawan atau bawahan akan memiliki

motivasi kerja lebih besar sehingga menjadi lebih produktif.160

Agar suatu kelompok dapat dipimpin dengan efektif, seorang

pemimpin harus menjalankan fungsi sebagai berikut, pertama fungsi

pemecahan masalah. Fungsi ini berhubungan dengan tugas atau pekerjaan

yaitu memberikan jalan keluar, pendapat, dan informasi terhadap masalah

yang dihadapi kelompok. Kedua fungsi sosial. Fungsi ini berhubungan

dengan kehidupan kelompok, yaitu memberikan dorongan kepada anggota

kelompok untuk mencapai tujuan dan menciptakan suasana kerja bagi

kelompoknya.161 Semakin sering pemimpin melakukan interaksi dengan

bawahan menunjukkan kecenderungan semakin tinggi dan terbina satu sikap

saling pengertian dan keeratan hubungan emosional antara pemimpin

159Stewart L. Tubbs dan Sylvia Moss, Human Communication, terj. Deddy

Mulyana, Human Communication Prinsip-Prinsip Dasar ( Bandung: Remaja Rosdakarya, 2000 ), h. 23-28.

160Morisson, Teori Komunikasi Organisasi (Bogor, Ghalia Indonesia, 2009), h. 70.

161 Rochayat Harun, Komunikasi Organisasi (Bandung: Mandar Maju, 2008), h. 70.

Page 186: Dinamika Komunikasi Organisasi

180 Dinamika Komunikasi Organisasi di Perguruan Tinggi

dengan bawahan, keadaan ini menjadi potensi untuk mencapai tujuan

bersama. Interaksi yang dilakukan oleh pemimpin terhadap bawahan dapat

berlangsung secara formal seperti rapat, atau nonformal seperti saat bertemu

dan melakukan tegur sapa.

Dalam menyampaikan pesan terdapat hambatan yang dapat

mempengaruhi maksud dari pesan tersebut. Hambatan ini bisa terjadi karena

adanya faktor personal dan faktor organisasi. Faktor personal datangnya dari

orangnya itu sendiri, seperti adanya perbedaan persepsi tentang isi pesan,

bahasa yang dipergunakan kurang tepat, dan pesan yang meragukan bisa

mengahmbat dari proses komunikasi. Hal ini juga terdapat di STAIN

Samarinda seperti hasil wawancara berikut ini:

Kalau menurut saya hambatan yang terjadi di kampus ini karena

adanya pimpinan yang memiliki penafsiran yang berbeda dari pesan yang

ada, seperti pada saat penyusunan beban kerja dosen, terdapat beberapa

persepsi, ada yang mengatakan bahwa 12 SKS yang terpenuhi itu adalah

pengajaran, padahal dosen tugasnya tidak hanya itu, sehingga ketika benar-

benar BKD harus dikumpulkan banyak dari teman-teman dosen yang

bingung karena ternyata jumlah yang ada itu sudah termasuk penelitian dan

pengabdian. Ini yang kadang-kadang menimbulkan permasalahan karena

sebelum ada BKD banyak teman-teman dosen yang bingung mencari 12

SKS dari pengajaran.162

Kalau saya melihat di STAIN ini yang sudah lumayan lama menjadi

masalah adalah tentang jam masuk dan jam pulang kerja, bukan masalah jam

bekerja karena memang itu sudah diatur tetapi cara yang dipergunakan

untuk absensinya dengan menggunakan scan finger itu yang menjadi masalah

karena scannya itu sendiri dibatasi dari jam 7.00-08.00, sedangkan pulangnya

dari jam 15.00-16.00, yang lewat dari jam yang telah ditentukan dianggap

tidak masuk dan akan berakibat ke pengurangan uang makan perbulan. Ini

162M. Abzar, ketua jurusan Dakwah, wawancara oleh penulis, di STAIN

Samarinda, 10 April 2012.

Page 187: Dinamika Komunikasi Organisasi

Dinamika Komunikasi Organisasi di Perguruan Tinggi 181

yang menurut saya menjadi masalah karena jam bekerja dosen dan karyawan

disamakan, sedangkan dosen punya tugas lain yaitu penelitian dan

pengabdian.163

Dari wawancara tersebut terlihat bahwa bahwa ada persepsi yang

berbeda dari pimpinan dalam memahami peraturan yang ada, seperti

masalah BKD yang merupakan tugas pokok dosen, yang harusnya bisa

dipahami dengan pengertian yang sama, tetapi ternyata masih menjadi

hambatan untuk menyamakan persepsi. Hal ini bisa terjadi karena adanya

persepsi-persepsi yang berbeda. Sebenarnya perbedaan persepsi ini bisa

dihindari dengan melibatkan pihak ketiga, artinya bisa menanyakan

ketidakjelasan dengan bertanya kepada orang-orang yang telah

berpengalaman dibidangnya.

Masalah lain yang sering menimbulkan masalah adalah tentang

perbedaan persepsi antara tugas belajar dan izin belajar, terutama

menyangkut pemotongan tunjangan fungsional pada saat bulan ke tujuh dari

tugas belajarnya, yang kemudian digantikan dengan tunjangan belajar sebesar

tunjangan fungsional tersebut. Hal ini dapat dilihat dari wawancara berikut:

Di tempat yang lain saya lihat teman-teman yang kuliah itu

walaupun tunjangan fungsional dipotong tetapi mereka mendapatkan

tunjangan pendidikan dengan nominal yang sama, sedangkan di STAIN ini

tunjangan fungsional dipotong tetapi tidak diganti dengan tunjangan

pendidikan, padahal yang namanya orang kuliah itu perlu biaya yang tidak

sedikit, kami juga perlu dana untuk menunjang proses kuliah kami.164

Kalau saya karena memang kuliah lagi dengan izin belajar maka

tunjangan fungsional tidak dipotong, hanya saja beberapa dosen yang

melakukan izin belajar ini pernah dipermasalahkan oleh beberapa teman

karena kami dianggap tidak melaksanakan tugas utama di kampus, padahal

163Nur Kholik Affandi, dosen jurusan Dakwah, wawancara oleh penulis, di

STAIN Samarinda, 10 April 2012 164M. Eka Mahmud, dosen jurusan Tarbiyah, wawancara oleh penulis, di

STAIN Samarinda, 10 April 2012

Page 188: Dinamika Komunikasi Organisasi

182 Dinamika Komunikasi Organisasi di Perguruan Tinggi

justru dosen-dosen seperti kami ini yang harus kuliah tetapi juga harus tetap

menjalankan tugas utama kami.165

Masalah lain yang timbul karena adanya salah persepsi juga terjadi

ketika pimpinan menyikapi beberapa dosen dan karyawan yang cuti pada

saat lebaran Idul Fitri.

Saat itu saya masukkan surat izin untuk tidak masuk kerja alias cuti

beberapa hari setelah lebaran, saya tidak diizinkan untuk mengambil cuti

karena telah ada surat edaran tentang pemberian sanksi kepada PNS yang

tidak masuk kantor setelah lebaran, yang menjadi masalah buat saya adalah

karena ada beberapa teman yang tetap diizinkan untuk cuti, dan ada

beberapa teman yang mendapatkan peringatan karena tidak masuk kerja,

tetapi nyatanya hanya berbentuk surat peringatan saja dan tidak ada tindakan

lainnya.166

Hal tersebut diatas terlihat bahwa pimpinan sendiri tidak tegas

dengan sanksi yang harus diterima oleh karyawan atau dosen yang melanggar

peraturan.

Sebenarnya karyawan atau dosen mau mengikuti aturan yang

diberikan yang disampaikan itu tergantung dari gaya pimpinannya, maksud

saya kalau pimpinan itu tegas kami pasti patuh terhadap aturan yang

diterapkan, tapi kalau pimpinan itu tedak tegas dan terkadang tidak merata

dalam memberlakukan aturan, ya kami jadi tidak hormat lagi pada pemimpin

yang bergaya begitu.167

Menurut saya gaya kepemimpinan itu ikut menentukan patuh

tidaknya karyawan dan dosen, kalau pimpinan tegas, dan peduli kepada kami

pasti kami juga akan menghormati kebijakan yang ada. Terkadang pimpinan

terkesan tidak peduli dengan bawahannya, mendekati kami kalau ada

165Zamroni, dosen jurusan Tarbiyah, wawancara oleh penulis, di STAIN

Samarinda, 10 April 2012 166M. Tahir, dosen jurusan Tarbiyah, wawancara oleh penulis, di STAIN

Samarinda,13 April 2012 167Riswan, dosen jurusan Tarbiyah, wawancara oleh penulis, di STAIN

Samarinda, 10 April 2012

Page 189: Dinamika Komunikasi Organisasi

Dinamika Komunikasi Organisasi di Perguruan Tinggi 183

perlunya saja. Dalam melakukan komunikasi interpersonal juga kurang baik,

harusnya lebih sering dilakukan komunikasi interpersonal dengan karyawan

dan dosen, sehingga bisa mengetahui apa yang diinginkan oleh bawahan.168

Untuk lebih mengakrabkan antara pimpinan dengan bawahan,

diperlukan komunikasi yang baik, sapaan dan senyuman saat bertemu itu

sudah menunjukkan bahwa pimpinan peduli dengan kehadiran kami, itu

baru dalam segi komunikasi interpersonalnya, kalau dalam regulasi

organisasinya saya lihat pimpinan belum tegas dengan adanya status dari

administrasi yang pindah ke dosen, karena sekarang ini banyak pegawai

administrasi yang sekolah lagi (S2) dengan harapan bisa pindah menjadi

tenaga pengajar (dosen).169

Perbedaan persepsi tentang penilaian angka kredit untuk kenaikan

pangkat juga menjadi kendala dalam bagi dosen, ada yang mengatakan bisa 2

tahun untuk mengajukan kenaikan pangkat lagi dengan syarat disertai

dengan prestasi, kata-kata prestasi inilah yang menimbulkan perbedaan

persepsi karena ada yang mengatakan kalau prestasi yang dimaksud adalah

dengan adanya tulisan yang dimuatu di jurnal terakreditasi, tetapi sebagian

yang lain mengatakan bahwa prestasi yang dimaksud adalah ada penilaian

dari angota senat. Perbedaan ini yang terkadang menimbulkan masalah.

Kalau menurut saya yang menjadi hambatan dalam komunikasi di

STAIN ini adalah karena adanya perbedaan pikiran antara satu dengan yang

lainnya, kami sempat mengalami dimana pemberian nilai untuk hasil

penelitian atau tulisan dosen yang dimuat di jurnal yang dipergunakan untuk

kenaikan pangkat dengan nilai yang bervariasi, padahal sebelumnya semua

168M. Salehuddin, dosen jurusan Tarbiyah, wawancara oleh penulis, di

STAIN Samarinda, 20 April 2012 169Nur Kholik Affandi, dosen jurusan Dakwah, wawancara oleh penulis, di

STAIN Samarinda, 10 April 2012

Page 190: Dinamika Komunikasi Organisasi

184 Dinamika Komunikasi Organisasi di Perguruan Tinggi

diberi nilai yang sama, hal ini yang menurut saya bisa menjadi masalah

karena tulisan sebelum dimuat di jurnal akan diperiksa dulu oleh tim.170

Kebijakan yang diberikan kepada dosen tentang adanya istilah

penelitian bergantian, jadi kalau yang sudah masuk di tahun kemarin tidak

boleh lagi ikut ditahun ini, padahal yang namanya kompetisi semua harus

ikut karena itu untuk memacu semangat dan kreativitas dalam membuat

penelitian.171

Dalam komunikasi organisasi terdapat hambatan yang dibagi

menjadi tiga yaitu hambatan teknis, hambatan semantik, dan hambatan

perilaku. Pertama hambatan yang bersifat teknis adalah hambatan yang

disebabkan oleh berbagai faktor, seperti kurangnya sarana dan peranan yang

diperlukan dalam proses komunikasi, penguasaan teknik dan metode

berkomunikasi yang tidak sesuai, dan kondisi fisik yang tidak

memungkinkan terjadinya proses komunikasi. Dengan adanya kemajuan

teknologi menjadikan informasi dapat disampaikan dengan cepat, sedangkan

hambatan yang lain adalah kondisi fisik yang tidak memungkinkan seperti

keadaan fisik yang berhubungan dengan fisik manusianya yaitu kondisi fisik

dari pihak komunikator dan komunikan, apabila kondisi fisik dari pihak

komunikan tidak berada dalam kondisi yang sempurna maka mereka tidak

akan mampu menerima informasi dengan sebaik-baiknya.

Kedua hambatan semantik adalah hambatan yang disebabkan

kesalahan dalam menafsirkan, kesalahan dalam memberikan pengertian

terhadap bahasa (kata-kata, kalimat, kode-kode) yang dipergunakan dalam

proses komunikasi. Kesalahan dalam menangkap pengertian terhadap

bahasa dapat terjadi karena persoalan latar belakang pendidikan, maupun

latar belakang sosial.

170Samsir, dosen jurusan Dakwah, wawancara oleh penulis, di STAIN

Samarinda, 12 April 2012 171Dharmawati, dosen jurusan Syariah, wawancara oleh penulis, di STAIN

Samarinda, 13 April 2012

Page 191: Dinamika Komunikasi Organisasi

Dinamika Komunikasi Organisasi di Perguruan Tinggi 185

Ketiga hambatan perilaku atau disebut juga hambatan kemanusiaan,

hambatan ini disebabkan berbagai bentuk sikap atau perilaku, baik dari

komunikator maupun komunikan. Hambatan perilaku tampak dalam bentuk

pandangan yang bersifat apriori, prasangka yang didasarkan pada emosi,

suasana otoriter, ketidakmampuan untuk berubah, dan sifat yang egosentris.

Apabila dalam proses komunikasi masing-masing pihak mempunyai

pandangan yang negatif, saling mencurigai, maka komunikasi tidak akan

berhasil. Dalam komunikasi dituntut adanya pengertian bersama antara

kedua belah pihak. Hambatan perilaku ini bisa diatasi dengan menciptakan

suasana yang lebih terbuka dan penuh kekeluargaan

Dari beberapa wawancara terlihat bahwa yang menjadi hambatan

dalam komunikasi organisasi di STAIN Samarinda adalah karena adanya

perbedaan persepsi, dimana ini disebut dengan hambatan semantik.

Hambatan ini bisa terjadi karena adanya perbedaan persepsi antara pimpinan

dengan bawahan, hambatan-hambatan ini yang membuat komunikasi tidak

bisa berjalan dengan lancar. Kemudian hambatan yang lainnya adalah

hambatan perilaku, hal ini bisa timbul karena tidak adanya keterbukaan,

komunikasi interpersonal yang kurang, dan prasangka yang didasarkan

karena emosi.

Untuk dapat mengurangi hambatan diatas, pemimpin harus

berusaha menjadi komunikator yang lebih baik dan berusaha meningkatkan

pesan. Ada beberapa cara yang bisa dipergunakan untuk memperbaiki

komunikasi dalam organisasi yaitu. Pertama mengadakan tindak lanjut, teknik

ini dilakukan dengan menganggap pesan pimpinan tidak dimengerti, dan

sedapat mungkin pimpinan memastikan apakah pesan yang ingin

disampaikan sudah benar-benar diterima. Kedua mengatur alur informasi,

teknik ini meliputi pengaturan komunikasi untuk menjamin arus informasi

yang optimum kepada para pimpinan. Ketiga memanfaatkan umpan balik,

umpan balik memberi saluran bagi tanggapan penerima yang memungkinkan

Page 192: Dinamika Komunikasi Organisasi

186 Dinamika Komunikasi Organisasi di Perguruan Tinggi

pimpinan untuk menentukan apakah pesannya telah diterima dan apakah

menghasilkan tanggapan yang dimaksud.

Keempat empati. empati lebih berorientasi peda penerima daripada

berorientasi pada komunikator. Bentuk komunikasi sebagian besar harus

tergantung dari apa yang diketahui tentang penerima. Empati mengharuskan

para komunikator untuk menempatkan diri mereka ke dalam diri penerima

dengan maksud untuk mengetahui sebelumnya bagaimana pesan itu akan

diuraikan sandinya. Kelima pengulangan, merupakan prinsip belajar yang

telah diterima umum, menggunakan pengulangan atau ungkapan yang

berlebih-lebihan di dalam komunikasi menjamin bahwa jika satu bagian dari

pesan itu tidak dimengerti, maka masih ada bagian lain yang membawa

pesan yang sama. Keenam mendorong saling mempercayai, suasana saling

mempercayai antara pimpinan dan bawahan dapat memperlancar

komunikasi.. Ketujuh pengaturan waktu yang efektif, komunikasi yang efektif

dapat dimudahkan dengan penetapan waktu yang tepat mengenai

pengeluaran pengumuman penting. Kedelapan menyederhanakan bahasa,

bahasa yang rumit merupakan hambatan utama bagi komunikasi yang

efektif, pimpinan harus ingat bahwa komunikasi yang efektif meliputi

pengertian dan juga informasi.172

Sedangkan hasil yang lainnya dapat dilihat bahwa kurangnya

motivasi dan apresiasi dari pimpinan juga menjadi hambatan dalam

komunikasi organisasi di STAIN Samarinda, seharusnya kepemimpinan itu

mempunyai lima fungsi pokok kepemimpinan yaitu: Pertama fungsi

instruktif; fungsi ini bersifat komunikasi satu arah. Pemimpin sebagai

komunikator merupakan pihak yang menentukan apa, bagaimana, bilamana,

dan dimana perintah itu dikerjakan agar keputusan dapat dilaksanakan secara

172John M. Ivancevich, Perilaku dan Manajemen Organisasi (Jakarta: Erlangga, 2006), h. 135-137.

Page 193: Dinamika Komunikasi Organisasi

Dinamika Komunikasi Organisasi di Perguruan Tinggi 187

efektif. Kepemimpinan yang efektif memerlukan kemampuan untuk

menggerakkan dan memotivasi orang lain agar mau melaksanakan perintah.

Kedua fungsi konsultatif; fungsi ini bersifat komunikasi dua arah.

Pada tahap pertama dalam usaha menetapkan keputusan, pemimpin

kerapkali memerlukan bahan pertimbangan, yang mengharuskannya

berkonsultasi dengan orang-orang yang dipimpinnya yang dinilai mempunyai

berbagai bahan informasi yang diperlukan dalam menetapkan keputusan.

Tahap berikutnya konsultasi dari pimpinan kepada orang-orang yang

dipimpin dapat dilakukan setelah keputusan ditetapkan dan sedang dalam

pelaksanaan. Konsultasi ini dimaksudkan untuk memperoleh masukan

berupa umpan balik untuk memperbaiki dan menyempurnakan keputusan-

keputusan yang telah ditetapkan dan dilaksanakan. Dengan menjalankan

fungsi konsultatif dapat diharapkan keputusan-keputusan pimpinan akan

mendapat dukungan dan lebih mudah menginstruksikannya, sehingga

kepemimpinan berlangsung efektif.

Ketiga fungsi partisipasi; dalam menjalankan fungsi ini pemimpin

berusaha mengaktifkan orang-orang yang dipimpinnya, baik dalam

keikutsertaan mengambil keputusan maupun dalam melaksanakannya.

Partisipasi tidak berarti bebas berbuat semaunya, tetapi dilakukan secara

terkendali dan terarah berupa kerjasama dengan tidak mencampuri atau

mengambil tugas pokok orang lain. Keikusertaan pemimpin harus tetap

dalam fungsi sebagai pemimpin dan bukan pelaksana.

Keempat fungsi delegasi; fungsi ini dilaksanakan dengan memberikan

pelimpahan wewenang membuat/ menetapkan keputusan, baik melalui

persetujuan maupun tanpa persetujuan dari pimpinan. Fungsi delegasi pada

dasarnya berarti kepercayaan. Orang-orang penerima delegasi itu harus

diyakini merupakan pembantu pemimpin yang mempunyai kesamaan

prinsip, persepsi, dan aspirasi. Kelima Fungsi pengendalian; fungsi

pengendalian bahwa kepemimpinan yang efektif mampu mengatur aktivitas

anggotanya secara terarah dan dalam koordinasi yang efektif, sehingga

Page 194: Dinamika Komunikasi Organisasi

188 Dinamika Komunikasi Organisasi di Perguruan Tinggi

memungkinkan tercapainya tujuan bersama secara maksimal. Fungsi

pengendalian dapat diwujudkan melalui kegiatan bimbingan, pengarahan,

koordinasi, dan pengawasan.173

Dengan menjalankan fungsi-fungsi tersebut pimpinan tidak hanya

bisa memotivasi dan mengapresiasi hasil kerja anggota organisasi, tetapi juga

bisa melibatkan anggota organisasi dalam proses pengambilan keputusan

dan mengerjakannya. Dengan dilibatkannya anggota organisasi maka

bawahan akan merasa dihargai, karena kehadiran serta perannya diperlukan.

Pelibatan anggota organisasi ini bisa dilakukan dalam bentuk rapat yang

memang dilakukan untuk meminta saran atau menggali ide-ide dari bawahan

untuk mencapai tujuan organisasi.

F. Implikasi Komunikasi Terhadap Pengembangan Organisasi di

STAIN Samarinda

Dinamika komunikasi organisasi memberikan dampak dalam

pengembangan organisasi di STAIN Samarinda, pengembangan yang

dimaksud adalah pengembangan dalam bidang fisik seperti sarana, dan

prasarana kampus STAIN Samarinda, dan non fisik seperti pengembangan

kemampuan dosen dan pegawai administrasi yang bisa dilakukan dengan

memberikan pelatihan-pelatihan untuk mendukung kerja anggota organisasi.

Pengembangan organisasi merupakan program yang berusaha untuk

meningkatkan efektivitas keorganisasian dengan mengintegrasikan keinginan

individu akan pertumbuhan dan perkembangan dengan tujuan

keorganisasian. Pengembangan organisasi merupakan suatu proses yang

meliputi serangkaian perencanaan perubahan yang sistematis yang dilakukan

secara terus-menerus oleh suatu organisasi, dan perubahan ini sudah

direncanakan terlebih dahulu.

173Veithzal Rivai, Kepemimpinan dan Perilaku Organisasi (Jakarta:

RajaGrafindo Persada, 2003), h. 51-53.

Page 195: Dinamika Komunikasi Organisasi

Dinamika Komunikasi Organisasi di Perguruan Tinggi 189

Dengan komunikasi yang baik, yang terjalin antara pimpinan dengan

anggota organisasi maka organisasi akan dapat berkembang, karena dalam

proses pengembangan organisasi diperlukan dukungan dari berbagai pihak.

Proses komunikasi selalu berkaitan dengan partisipasi dan hubungan antar

individu. Keterlibatan hubungan antar individu berkenaan dengan fungsi

dan tugasnya dalam struktur organisasi melalui jaringan kerja komunikasi.

Dengan adanya jaringan kerja di organisasi, aktivitas komunikasi para

anggota organisasi secara teratur dan terarah terhubung ke dalam alur

informasi berdasarkan tingkatan dalam struktur organisasi. fungsi jaringan

kerja akan lebih efektif bilamana komunikator dan komunikan merasakan

dan mengakui kegiatan komunikasi di organisasi adalah upaya untuk

melaksanakan tugas dan tanggungjawabnya sebagai anggota organisasi,

dengan tujuan untuk menciptakan kinerja yang memuaskan organisasi dan

anggota itu sendiri.

Komunikasi dalam organisasi di STAIN Samarinda ini berimplikasi

pada pengembangan sarana, dan prasarana. Dalam pengembangan sarana

STAIN telah melakukan pembangunan gedung baru di kampus 2, ini

dilakukan karena tidak memungkinkan untuk melakukan pembangunan di

kampus 1 mengingat lahannya sudah penuh dan tidak memungkinkan untuk

ditambah lagi. dalam pembangunan kampus 2 ini didukung oleh dosen dan

karyawan. Pembangunan gedung-gedung di kampus 2 juga sebagai persiapan

alih status menjadi IAIN, dimana dalam pembangunan kampus ini

mendapatkan dukungan dari pemerintah propinsi tingkat 1.174

Sejak tahun 2009 STAIN Samarinda mulai melakukan

pembangunan gedung perkuliahan, asrama mahasiswa, perpustakaan dan

masjid sebagai sarana perkuliahan untuk menyambut alih status dari STAIN

menjadi IAIN, yang mana pada tanggal 4 Januari 2012 telah ditandatangani

MoU antara Gubernur Kalimantan Timur dengan Menteri Agama Republik

174Hasil Observasi di STAIN Samarinda, tanggal 3 April 2012

Page 196: Dinamika Komunikasi Organisasi

190 Dinamika Komunikasi Organisasi di Perguruan Tinggi

Indonesia. Ini menunjukkan bahwa alih status yang akan dilakukan oleh

STAIN didukung oleh pihak pemerintah setempat.

Pengembangan dan pembangunan kampus 2 ini perlu dilakukan

untuk melengkapi sarana yang ada di kampus 1, seperti yang diungkapkan

oleh beberapa dosen, seperti berikut ini:

Komunikasi yang baik diperlukan dalam hal pengembangan sarana

yang ada di kampus ini, jangan sampai gedungnya sudah jadi tetapi

mahasiswa dan dosennya tidak mau pindah karena jarak yang jauh dengan

kampus 1, karena itu diperlukan pendekatan yang baik dengan mahasiswa

dan juga dosen-dosennya agar tidak terpaku pada kampus 1 saja.175

Dalam pengembangan gedung perkulihan ini adalah bertujuan

untuk mewujudkan alih status dari STAIN menjadi IAIN, dan pada waktu

Menteri Agama datang untuk meresmikan ma’had dibikin pula MoU dengan

gubernur yang mana gubernur Kalimantan Timur menyatakan mendukung

alih status tersebut.176

Pembangunan gedung perkuliahan di kampus 2 yang mana gedung

perpustakaan dan gedung Jurusan Syariah sudah selesai dibangun.

Pembangunan kampus 2 harus didukung karena dengan pembangunan ini

diharapkan mahasiswa akan lebih bersemangat lagi karena memiliki gedung

yang bagus dan fasilitas yang lengkap.177

Pembangunan gedung di kampus 2 mau tidak mau harus dilakukan

karena semakin banyaknya mahasiswa yang kuliah di STAIN membuat

ruang perkuliahan tidak cukup lagi, begitu juga tempat parkir yang sudah

175Avita Nur Hayati, pegawai administrasi subbag. Umum, wawancara oleh penulis, di STAIN Samarinda, 20 April 2012

176 Hadi Mutamam, Ketua STAIN Samarinda, wawancara oleh penulis, di STAIN Samarinda 2 Mei 2012

177Materan, ketua jurusan Syariah, wawancara oleh penulis, di STAIN Samarinda, 11April 2012

Page 197: Dinamika Komunikasi Organisasi

Dinamika Komunikasi Organisasi di Perguruan Tinggi 191

tidak memadai, sehingga dengan dibangunnya kampus 2 diharapkan akan

lebih bisa memfasilitasi semua kebutuhan mahasiswa.178

Pembangunan kampus 2 ini cukup membangkitkan gairah

mahasiswa untuk kuliah disana meskipun lokasinya lumayan jauh dari

kampus 1. Paling tidak ada fasilitas Ma’had putri dan putra yang bisa

ditempati mahasiswa, dan kemungkinan besar tahun ini sebagian

mahasiswa sudah mulai pindah dan kuliah di kampus 2.179

Dari hasil wawancara tersebut terlihat bahwa pembangunan sarana

perkuliahan di kampus 2 didukung oleh dosen dan karyawan. hal ini perlu

dilakukan untuk menciptakan situasi kerja yang baik. Setahun belakangan ini

banyak dosen, karyawan, dan mahasiswa yang mengeluhkan susahnya

mendapatkan tempat parkir dikarenakan lahan parkir yang tersedia memang

sempit, tentu saja ini dapat menghambat semangat kerja dari dosen dan

karyawan. Dengan dibangunnya kampus 2 diharapkan akan mampu

memotivasi semua pihak, dan diharapkan dengan sarana yang baru mampu

menciptakan situasi yang baru pula.

Tujuan dari pengembangan organisasi ini diharapkan dapat

menciptakan keharmonisan hubungan kerja antara pimpinan dengan

anggota organisasi. Menciptakan kemampuan memecahkan persoalan

organisasi secara lebih terbuka, menciptakan keterbukaan dan komunikasi,

merupakan semangat kerja para anggota organisasi dan kemampuan

mengendalikan diri.

Dalam pengembangan prasarana, STAIN Samarinda telah

melengkapi semua kelas-kelas perkuliahan dengan LCD untuk

memperlancar proses belajar mengajar. begitu juga dengan pemberian

fasilitas laptop terhadap semua dosen sehingga dosen dapat mempersiapkan

178 M. Salehuddin, dosen jurusan Tarbiyah, wawancara oleh penulis, di

STAIN Samarinda, 20 April 2012

179Riswan, dosen jurusan Tarbiyah, wawancara oleh penulis, di STAIN Samarinda, 10 April 2012

Page 198: Dinamika Komunikasi Organisasi

192 Dinamika Komunikasi Organisasi di Perguruan Tinggi

bahan ajar dan dapat menngunakan LCD sebagai prasarana dalam proses

belajar. Selain fasilitas laptop dan LCD, STAIN juga melengkapi fasilitas

komputer yang bisa digunakan secara gratis oleh mahasiswa di lab.

komputer, dan juga pemasangan wifi yang mana semua dosen, karyawan, dan

mahasiswa dapat mengakses internet dengan gratis. STAIN juga telah

memberikan fasilitas olahraga seperti lapangan Bulutangkis, dan lapangan

Takraw.

Seperti hasil wawancara berikut ini:

Sekarang ini sudah zamannya teknologi, sudah jarang dosen yang

mengajar dengan menggunakan spidol dan papan tulis, walaupun sebagaian

dosen masih ada yang begitu tapi kebanyakan dosen sudah mulai mengajar

dengan menggunakan laptop dan LCD, dan saya sebagai dosen tentu saja

sangat terbantu dengan adanya fasilitas ini karena saya lebih bisa

menjelaskan dengan sangat rinci ke mahasiswa, begitu juga ketika mahasiswa

mendapatkan tugas maka mereka juga akan mempresentasikan tugasnya

dengan menggunakan LCD ini. 180

Pengadaan prasarana berupa wifi juga mempermudah akses dosen

yang menggunakan internet. Dengan adanya fasilitas ini dapat

mempermudah dosen dan mahasiswa untuk dapat mencari bahan-bahan

bacaan yang bermanfaat dan dapat menunjang perkuliahan. 181

Di Samarinda ini masih sangat terbatas dengan banyaknya buku-

buku baru, karena itu dengan adanya wifi ini diharapkan mahasiswa dapat

memanfaatkannya dengan baik, tidak hanya untuk membuka facebook tapi

juga bisa digunakan untuk mencari bahan-bahan yang dapat membantu

180Nurul Shobah, sekretaris jurusan Dakwah, wawancara oleh penulis, di

STAIN Samarinda, 13 April 2012

181Zamroni, dosen jurusan Tarbiyah, wawancara oleh penulis, di STAIN Samarinda, 10 April 2012

Page 199: Dinamika Komunikasi Organisasi

Dinamika Komunikasi Organisasi di Perguruan Tinggi 193

mahasiswa menyelesaikan tugasnya, dikarenakan masih minimnya buku yang

tersedia.182

Banyak manfaat yang didapat oleh mahasiswa dan juga dosen

dengan adanya wifi ini, mahasiswa dan dosen jadi bisa membuka internet

kapanpun. Menurut saya hal ini tidak hanya bermanfaat untuk mencari

bahan kuliah tetapi juga bermanfaat untuk menyerahkan tugas yang dibuat

oleh mahasiswa. Terkadang karena terbatasnya waktu saya di Samarinda,

maka saya perintahkan mahasiswa saya untuk mengumpulkan tugas via

email.183

Dari wawancara diatas terlihat bahwa pengembangan STAIN

dikarenakan faktor teknologi, yang sekarang ini banyak dimanfaatkan untuk

kemajuan organisasi. Penggunaan teknologi saat ini juga memerlukan

pengetahuan, karena itulah diperlukan adanya latihan-latihan yang

dilaksanakan terus menerus dengan tujuan untuk meningkatkan

pengetahuan, keterampilan, dan sikap para anggota organisasi. Program

latihan ini adalah suatu proses pengembangan kecakapan, pengetahuan,

keterampilan, keahlian, dan sikap tingkah laku dari anggota organisasi.

Selain pengembangan prasarana dibidang teknologi, STAIN juga

mengembangkan prasarana di bidang yang lainnya, misalnya dengan

menyediakan jumlah buku-buku referensi yang ada diperpustakaan. Sekarang

jumlah judul buku koleksi yang ada di perpustakaan sudah semakin banyak.

Seperti hasil wawancara berikut ini:

Koleksi buku-buku di perpustakaan sekarang ini uda lumayan

banyak, 2 tahun yan lalu buku-buku yang tersedia masih sedikit, itupun

buku-buku yang lama, kalau sekarang sudah banyak buku-buku terbitan baru

meskipun tidak selengkap di perpustakaan daerah. Dulu juga buku-buku

182Darmawati, dosen jurusan Syariah, wawancara oleh penulis, di STAIN

Samarinda, 13 April 2012

183M. Eka Mahmud, dosen jurusan Tarbiyah, wawancara oleh penulis, di STAIN Samarinda, 10 April 2012

Page 200: Dinamika Komunikasi Organisasi

194 Dinamika Komunikasi Organisasi di Perguruan Tinggi

yang tersedia lebih banyak buku-buku agama, sekarang saya lihat sudah

banyak buku-buku umum seperti buku-buku tentang komunikasi dll.184

Pengembangan di bidang prasarana ini dapat dilaksanakan karena

ada komunikasi yang baik antara pimpinan, pengelolah lab. komputer, dan

pihak perpustakaan. Untuk menambah koleksi buku-buku referensi yang ada

di perpustakaan, pegawai di perpustakaan akan memberikan semacam

angket kepada para dosen untuk mengetahui buku apa yang diperlukan,

karena ini untuk masukan bagi pihak perpustakaan dalam hal menambah

jumlah koleksi bukunya. Demikian juga dengan pengelolah lab. komputer,

mereka juga menjalin kerjasama yang baik dengan pihak-pihak yang ada di

jurusan untuk mengisi data-data yang diperlukan di web STAIN, dan

kerjasama ini sampai sekarang masih berjalan karena belum sepenuhnya data

itu masuk ke web tersebut.

Implikasi komunikasi organisasi terhadap pengembangan sistem

pengelolaan informasi akademik yaitu dapat meningkatkan kemampuan

sumber daya manusia dalam hal penguasaan teknologi informasi, dimana

sekarang ini pelayan terhadap mahasiswa dilakukan secara online, seperti

pelayanan pembuatan Kartu Hasil Studi (KHS) di Jurusan masing-masing,

mahasiswa akan datang ke Jurusan untuk mengetahui mengambil KHS

tersebut, maka sekarang ini mahasiswa tidak perlu lagi datang ke jurusan

karena mahasiswa dapat langsung mengetahui nilai-nilai dari mata kuliah

yang diprogramkan langsung dari website STAIN Samarinda yaitu

http://stain-samarinda.ac.id. Hal ini dapat dilihat dari wawancara berikut ini:

Dengan adanya perubahan sistem pengelolaan nilai yang tadinya

dengan cara manual yang mana mahasiswa akan mendatangi kantor jurusan

yang tentu saja kantor menjadi sangat ramai, apalagi mahasiswa jurusan

Tarbiyah ini kan banyak sekali, dengan diubahnya sistem ini maka

mahasiswa akan dengan mudah melihat nilai yang telah diinput oleh dosen

184M. Iwan Abdi, dosen jurusan Tarbiyah, wawancara oleh penulis, di

STAIN Samarinda, 13 April 2012

Page 201: Dinamika Komunikasi Organisasi

Dinamika Komunikasi Organisasi di Perguruan Tinggi 195

pengampuh mata kuliah, jadi mahasiswa tidak perlu lagi mendatangi jurusan

untuk menanyakan nilai mereka, karena mahasiswa langsung bisa

mengetahui hasil studinya dan membuat Rencana Studinya secara on-line

juga.185

Meskipun ada beberapa dosen yang belum bisa menginput data

nilainya, kami dari staf yang ada di jurusan juga siap membantu dosen-dosen

yang kesulitan menginput nilai, karena memang nilai akhir tetap

dikumpulkan ke jurusan sebagai arsip, jadi kalau ada dosen yang kesulitan

untuk input data, tinggal lapor saja ke jurusan, nanti staf yang ada di jurusan

yang akan memasukkan nilai akhir dari dosen yang bersangkutan.186

Banyak segi positifnya dari perubahan sistem pengelolaan secara on-

line ini, walaupun terkadang ada juga mahasiswa yang masih bingung dengan

sistem tersebut tapi itu semua bisa diatasi, kalau ada yang kurang jelas

biasanya mahasiswa datang ke jurusan untuk meminta penjelasan. Dengan

sistem ini, mahasiswa bisa dapat dengan mudah melihat nilai mereka dan

juga membuat kartu rencana studi (KRS)187

Komunikasi dalam organisasi juga berperan dalam pengembangan

pengelolaan sistem. Dari beberapa hasil wawancara tersebut dapat terlihat

bahwa sistem membuat kartu hasil studi dan kartu rencana studi yang

tadinya dibuat secara manual kini dapat langsung dilihat secara on-line untuk

kartu hasil studi dan mahasiswa dapat pula langsung memprogramkan mata

kuliah yang telah disediakan. Tidak hanya dalam hal nilai akhir dan juga

program mata kuliah, untuk pendaftaran mahasiswa baru sudah dua tahun

ini menggunakan cara on-line juga.

Dengan pengembangan pengelolaan sistem yang menekankan pada

penggunaan teknologi diharapkan mampu meningkatkan kinerja pegawai,

185Bahrani, ketua jurusan Tarbiyah, wawancara oleh penulis, di STAIN

Samarinda, 11 April 2012 186Riswan, dosen jurusan tarbiyah, wawancara oleh penulis, di STAIN

Samarinda, 10 April 2012 187Khairul Saleh, dosen jurusan Syariah, wawancara oleh penulis, di STAIN

Samarinda, 20 April 2012

Page 202: Dinamika Komunikasi Organisasi

196 Dinamika Komunikasi Organisasi di Perguruan Tinggi

dengan sistem ini pula diharapkan memberikan dampak yang baik terhadap

pelayanan kepada mahasiswa. Dari pengembangan sarana, prasarana,dan

pengelolaan sistem ini juga diaharapkan mampu menciptakan lingkungan

kerja yang mendukung sehingga dapat diwujudkan iklim komunikasi yang

baik agar dosen dan karyawan dapat merasa nyaman dalam

mengaktualisasikan diri dalam organisasi dan juga dapat menyampaikan ide

dengan baik pula.

Pengembangan non fisik yang dilakukan oleh STAIN Samarinda

sebagai sebuah organisasi pendidikan formal milik pemerintah, adalah

dengan adanya beberapa kebijakan ketua STAIN yaitu dalam meningkatkan

kualitas sumber daya manusia, dalam bidang Akademik, dalam bidang

kerjasama, kebijakan dalam pemberian beasiswa pada mahasiswa. Dalam

bidang akademik, pada periode kepemimpinan Hadi Mutamam ini banyak

dosen yang melanjutkan ke jenjang studi S3.

Di samping melakukan kebijakan di bidang peningkatan kualitas

sumber daya manusia dan dalam bidang infrastruktur, ketua STAIN juga

melakukan kebijakan dalam bidang kerjasama. Kerjasama ini dilakukan

dengan Sekolah Tinggi Agama Islam Sanggatta (STAIS) dalam bidang

pendidikan dan pengajaran, penelitian, dan pengabdian masyarakat.

Kebijakan yang dilakukan oleh ketua STAIN juga diperuntukkan

kepada mahasiswa, dimana kebijakan ini diberikan kepada mahasiswa yang

kuliah pada jurusan yang sepi peminat yaitu Jurusan Syariah dan Jurusan

Dakwah. Seluruh mahasiswa Jurusan Syariah dan Jurusan Dakwah

mendapatkan beasiswa selama masih aktif menjalankan studinya. Pemberian

beasiswa ini diharapkan mampu meningkatkan minat calon mahasiswa

untuk kuliah di STAIN terutama Jurusan Syariah dan Jurusan Dakwah.

Kebijakan-kebijakan yang dilakukan oleh ketua STAIN ini tentu saja

harus mendapatkan dukungan dari semua pihak yang ada di STAIN ini.

Pimpinan tidak bisa menjalankan kebijakan tanpa didukung oleh anggota

organisasi yang lain. Dalam menyampaikan kebijakan-kebijakan inilah perlu

Page 203: Dinamika Komunikasi Organisasi

Dinamika Komunikasi Organisasi di Perguruan Tinggi 197

adanya komunikasi antara pimpinan dengan bawahan agar kebijakan yang

ada dapat berjalan dengan baik sesuai harapan dari semua pihak. Jika tidak

dikomunikasikan dengan baik maka bisa jadi kebijakan ini tidak akan

didukung sepenuhnya oleh para bawahan. Seperti hasil wawancara berikut

ini:

Untuk mendukung pengembangan STAIN diperlukan latihan-

latihan kerja yang dapat menunjang ketrampilan karyawan dan dosen.

Latihan juga diperlukan untuk menunjang kerja tim, karena kerja di kampus

tidak bisa sendiri-sendiri, harus saling mendukung. Latihan motivasi juga

diperlukan untuk membuat karyawan dan dosen bekerja lebih semangat.188

Latihan-latihan diperlukan untuk dapat membuat dosen dan

karyawan bisa lebih terampil dalam pekerjaannya. Training tentang penelitian

diperlukan oleh dosen untuk menunjang tri dharma perguruan tinggi.189

Pengembangan kampus ini harus dilakukan agar kampus ini dapat

dikenal oleh masyarakat. Sosialisasi ataupun pengenalan kampus ini bisa

dimanfaatkan dari banyaknya dosen-dosen yang mengisi ceramah diluar

yang dalam hal ini dosen tersebut melaksanakan pengabdian masyarakat.

Dalam organisasi yang dinamis dan dalam tuntutan perkembangan

pendidikan perlu diadakan perubahan atau pengembangan. Perubahan

adalah menjadikan sesuatu yang ada saat ini menjadi sesuatu yang baru yang

diinginkan. Oleh karena itu perlu dilakukan diagnosis atas perubahan yang

diinginkan tersebut. Perubahan bisa disebabkan oleh faktor internal dan

eksternal. Dalam upaya melakukan perubahan, kemungkinan terjadi

perlawanan, yang diwujudkan dengan tingkah laku karyawan yang didesain

untuk tidak mempercayai, menunda dan mencegah implementasi dari

perubahan kerja. Agar upaya perubahan tidak mendapat rintangan, maka

perlu dilakukan sosialisasi melalui komunikasi yang terarah dan terprogram.

188M. Tahir, dosen jurusan Dakwah, wawancara oleh penulis, di STAIN

Samarinda, 13 April 2012 189Bunyamin, dosen jurusan Dakwah, wawancara oleh penulis, di STAIN

Samarinda, 12 April 2012

Page 204: Dinamika Komunikasi Organisasi

198 Dinamika Komunikasi Organisasi di Perguruan Tinggi

Sebagaimana pemimpin dalam organisasi mempunyai peran yang

bersifat interpersonal, peranan yang bersifat informasional, peranan

pengambilan keputusan. Pertama peran yang bersifat interpersonal, yaitu

tuntutan yang harus dipenuhi oleh seorang pemimpin adalah keterampilan

insani. Keterampilan tersebut mutlak perlu karena pada dasarnya dalam

menjalankan kepemimpinannya, seorang pemimpin berinteraksi dengan

manusia lain, bukan hanya dengan bawahannya, akan tetapi juga berbagai

pihak yang berkepintingan baik di dalam maupun di luar organisasi. Itulah

yang dimaksud dengan peran interpersonal yang menampakkan diri. Seperti

sebagai pelaku simbol keberadaan organisasi. Peranan tersebut dimainkan

dalam berbagai kegiatan yang sifatnya legal dan seremonial. Menghadiri

berbagai upacara resmi, memenuhi undangan atasan, rekan setingkat, para

bawahan, dan mitra kerja. Kemudian selaku pemimpin yang bertanggung

jawab untuk memotivasi dan memberikan arahan kepada para bawahan yang

dalam kenyataannya berurusan dengan para bawahan, serta peran selaku

penghubung di mana seorang manajer harus mampu menciptakan jaringan

yang luas dengan memberikan perhatian khusus kepada mereka yang

mampu berbuat sesuatu bagi organisasi.

Kedua peranan yang bersifat informasional, informasi merupakan

aset organisasi yang kritikal sifatnya. seorang pemimpin adalah pemantau

arus informasi yang terjadi dari dan ke dalam organisasi. Seorang pemimpin

menerima berbagai informasi dari dalam dan dari luar organisasi. Bahkan

juga informasi yang sebenarnya tidak harus ditujukan kepadanya, tetapi

kepada orang lain dalam organisasi. Dalam kaitan ini perlu ditekankan

bahwa berkat kemajuan dan terobosan dalam bidang teknologi informasi,

yang dihadapi oleh pimpinan ialah melimpahkan informasi yang diterimanya.

Peran ini menuntut pemahaman yang mendalam tentang makna informasi

yang diterimanya, dan pengetahuan tentang berbagai fungsi yang harus

diselenggarakan.

Page 205: Dinamika Komunikasi Organisasi

Dinamika Komunikasi Organisasi di Perguruan Tinggi 199

Ketiga peranan pengambilan keputusan, seorang pemimpin

diharapkan mampu mengkaji terus menerus situasi yang dihadapi oleh

organisasi, untuk mencari dan menemukan peluang yang dapat

dimanfaatkan, meskipun kajian itu sering menuntut terjadinya peubahan

dalam organisasi. Peran yang lainnya adalah pembagi sumber dana dan daya.

Wewenang atau kekuasaan itu paling sering menampakkan diri pada

kekuasaan untuk mengalokasikan dana dan daya. Termasuk diantaranya

wewenang untuk menempatkan orang pada posisi tertentu, wewenang

mempromosikan orang, menurunkan pangkat. Kewenangan itulah yang

membuat para bawahan bergantung kepadanya.

Pengembangan ini juga harus diimbangi dengan pimpinan yang

bisa untuk memberikan peran pada masyarakat, sebagaimana seharusnya

pimpinan memiliki peran interpersonal seperti menghadiri berbagai upacara

resmi, memenuhi undangan atasan, rekan setingkat, para bawahan, dan mitra

kerja. Selama ini kalau ada undangan yang berada di sekitar Samarinda,

pimpinan akan mewakilkan kepada orang lain semisal Ketua Jurusan,

sedangkan yang perlu hadir adalah pimpinannya sebagai bentuk

penghormatan kepada pihak yang mengundang. Kemudian hal lain yang

perlu dilakukan untuk pegembangan organisasi di STAIN Samarinda adalah

sosialisasi, selama ini sosialisasi kurang dilakukan, apabila dilakukan

sosialisasi itu karena berdekatan dengan penerimaan mahasiswa baru, yang

terkadang sudah terlambat.190

Sosialisasi ini perlu dilakukan karena STAIN Samarinda sebagai

Perguruan Tinggi Agama Islam Negeri satu-satunya di Kalimantan timur

tetapi dalam website kota Samarinda justru STAIN Samarinda tidak

tercantum di dalam daftar perguruan tinggi yang ada di Samarinda,

sedangkan semua perguruan tinggi swasta justru tercantum didalamnya. Hal

ini bisa menunjukkan bahwa STAIN Samarinda tidak terlalu dikenal karena

kurangnya peran dari pimpinan yang harusnya memiliki peran interpersonal.

190Hasil Observasi di STAIN Samarinda, tanggal 5 Mei 2012

Page 206: Dinamika Komunikasi Organisasi

200 Dinamika Komunikasi Organisasi di Perguruan Tinggi

Pengembangan organisasi tidak hanya pada pengembangan fisik

saja misalnya pembangunan gedung-gedung yang sekarang ini telah

dilakukan oleh STAIN samarinda, namun pengembangan organisasi juga

harus dilakukan pada non fisiknya yaitu dalam bentuk peningkatan

kemampuan dosen dan karyawan, misalnya dosen didukung dan diberi

motivasi untuk melanjutkan pendidikan ke jenjang pendidikan yang lebih

tinggi. Kemudian yang karyawan atau pegawai adminatrasi didukung untuk

mengikuti pelatihan-pelatihan yang bisa menunjang kinerja mereka. Hal ini

sebagaimana dalam metode pengembangan organisasi yang meliputi metode

pengembangan perilaku, dan metode pengembangan keterampilan dan

sikap.

Sebagaimana yang dijelaskan dalam kajian teoritis bahwa untuk

dapat melakukan pengembangan organisasi perlu dilakukan latihan-latihan

guna menunjang efektifitas organisasi, diantaranya adalah pertama latihan

kepekaan,. Latihan ini dapat dipakai dengan menekankan aspek-aspek

pengembangan pribadi, atau cara-cara untuk menjadi anggota kelompok

yang efektif, atau menekankan keduanya. Dalam latihan ini anggota

kelompok diberi motivasi untuk belajar mengenai diri mereka sendiri dalam

menghadapi orang lain, kebutuhan dan sikap mereka sendiri. Kedua Kisi

manajerial atau disebut juga latihan jaringan, adalah suatu metode

pengembangn organisasi yang didasarkan jaringan manajerial. Ketiga survai

umpan balik adalah suatu metode yang berusaha mengumpulkan data-data

dari para anggota organisasi. Keempat pembentukan tim adalah salah satu

metode pengembangan organisasi dengan mengembangkan perilaku

kelompok melalui suatu teknik intervensi yang disebut pembentukan tim.

Tujuan dari pengembangan perilaku kelompok adalah untuk melakukan

pekerjaan secara efektif dengan membentuk tim.

Dalam metode pengembangan keterampilan dan sikap. Metode ini

merupakan suatu program latihan yang dilaksanakan terus menerus dengan

tujuan untuk meningkatkan pengetahuan, keterampilan dan sikap para

Page 207: Dinamika Komunikasi Organisasi

Dinamika Komunikasi Organisasi di Perguruan Tinggi 201

anggota organisasi. Oleh karena itu yang dimaksud dengan latihan adalah

suatu proses pengembangan kecakapan, pengetahuan, ketrampilan, kehalian,

dan sikap tingkah laku dari para anggota organisasi.191

Pelatihan-pelatihan tersebut perlu ditingkatkan lagi di STAIN

Samarinda untuk dapat mengembangkan organisasi, dengan diadakannya

pelatihan-pelatihan diharapkan pimpinan, pegawai administrasi, dan dosen

dapat bekerjasama dengan baik guna menjadikan STAIN Samarinda lebih

maju lagi. Pelatihan-pelatihan yang diberikan bisa dalam bentuk pelatihan

pemberian motivasi untuk semua anggota organisasi dan pelatihan-pelatihan

teknis yang berkaitan dengan bidangnya masing-masing. Pada tahun 15-16

Mei 2012 seluruh anggota organisasi diberikan ESQ leadership training,

pelatihan pelatihan pemberian motivasi seperti ini patut untuk dilakukan

secara berkala, karena ini menyangkut motivasi kerja, dan bekerjasama.

Pelatihan-pelatihan yang diberikan untuk tenaga administrasi untuk

meningkatkan kualitas kinerja sesuai dengan perkembangan teknologi, dan

juga disesuaikan dengan job pekerjaan. Sedangkan untuk dosen pelatihan-

pelatihan yang diberikan bisa dalam bentuk pengembangan kemampuan

memanfaatkan teknologi informasi, melaksanakan diskusi dosen,

pengembangan kompetensi kurikulum dengan mengikuti seminar dan

melakukan studi banding ke perguruan tinggi lain. Hal ini perlu dilakukan

dengan tujuan memperbarui pengetahuan para dosen tentang perkembangan

terbaru di bidang disiplin ilmu tertentu. Pengetahuan itu akan menjadi bekal

dosen dalam merumuskan kurikulum yang baik karena kurikulum yang baik

adalah kurikulum yang kandungannya memperhatikan kemampuan peserta

didik serta mampu mendorong kemampuan mahasiswa menjadi kreatif dan

inovatif.

191Ig. Wursanto, Dasar-Dasar Ilmu Organisasi ( Yogyakarta: Andi, 2005), h..

319-325.

Page 208: Dinamika Komunikasi Organisasi

202 Dinamika Komunikasi Organisasi di Perguruan Tinggi

DAFTAR PUSTAKA

Abdurrachman Oemi. Dasar-Dasar Public Relations. Bandung: Citra

Aditya Bakti, 2001.

Al-Firdaus, Iqra’ Kiat Hebat Public Relations Ala Nabi Muhammad Saw,

Yogyakarta:Najah, 2013.

Alqur’an dan Terjemahannya. Jakarta; Khazanah Mimbar Plus, 2011.

Argenti, Paul A. Corporate Communication. Terj. Putri Aila Idris,

Komunikasi Korporat. Jakarta: Salemba, 2010.

Arikunto, Suharsimi. Prosedur Penelitian. Jakarta: Bhineka Cipta, 1992.

Arrianie, Lely, dkk. Metode Penelitian Komunikasi Contoh-Contoh

Penelitian Kualitatif Dengan Pendekatan Praktis. Bandung:

Remaja Rosdakarya, 2007.

Alsa, Asmadi. Pendekatan Kuantitatif & Kualitatif Serta Kombinasinya

Dalam Penelitian Psikologi. Cet. II; Yogyakarta: Pustaka Pelajar,

2004.

Brannen, Julia. Memadu Metode Penelitian Kualitatif & Kuantitatif.

Yogyakarta: Pustaka Pelajar, 2005.

Bulaeng, Andi. Teori Manajemen dan Riset Komunikasi. Jakarta:

Narendra, 2002.

Bungin, Burhan. Sosiologi Komunikasi. Jakarta, Kencana Prenada Media

Group, 2006.

...................................... Metodologi Penelitian Kualitatif. Jakarta:

RajaGrafindo Persada, 2006.

……………………….. Analisis Data Penelitian Kualitatif: Pemahaman

Filosofis dan Metodologis keArah Penguasaan Model Aplikasi.

Jakarta: Rajagrafindo Persada, 2003.

Chatab, Nevizond. Mengawal Rancangan Pilihan Organisasi. Bandung:

Alfabeta, 2009.

Page 209: Dinamika Komunikasi Organisasi

Dinamika Komunikasi Organisasi di Perguruan Tinggi 203

Cangara, Hafied. Pengantar Ilmu Komunikasi. Jakarta: RajaGrafindo

Persada, 2007.

Davis, Keith & John W. Newstrom. Human Behavior at Work:

Organizational Behavior. Terj. Agus Dharma, Perilaku Dalam

Organisasi. Jakarta: Erlangga.

Daniel, Moehar. Metode Penelitian Sosial Ekonomi. Jakarta: Bumi

Aksara, 2005.

Devito, Joseph A. Komunikasi Antarmanusia. Terj. Agus Maulana.

Jakarta: Karisma Publishing Group,2011.

Effendy, Onong Uchyana. Ilmu Komunikasi, teori dan praktek. Bandung:

Remaja Rosda Karya, 2002.

................................. Dinamika Komunikasi. Bandung: Remaja

Rosdakarya, 2000.

................................. Ilmu, Teori dan Filsafat Komunikasi. Bandung:

Citra Aditya Bakti, 2000.

……………………...., Hubungan Masyarakat Suatu Studi

Komunikologis. Bandung: Remaja Rosdakarya, 2010.

Faisal, Sanapiah. Penelitian Kualitatif Dasar dan Aplikasi. Malang: YA3,

1990.

……………………… Format-Format Penelitian Sosial. Jakarta:

RajaGrafindo Persada, 2007.

Gibson, John M Ivancevich, dan Donnely, Organisasi dan

Manajemen. Jakarta: Erlangga, 1985.

Goldhaber, M Gerald. Organizational Communication. Ed 6th.

USA:McGraw-hill, 1993.

Hadi, Sutrisno. Metodologi Research. Yogyakarta: Andi Ofset, 2004.

Hamijoyo, Santoso S. Komunikasi Partisipatoris. Bandung: Humaniora,

2005.

Page 210: Dinamika Komunikasi Organisasi

204 Dinamika Komunikasi Organisasi di Perguruan Tinggi

Hardjana, Andre. Audit Komunikasi Teori dan Praktik. Jakarta: Grasindo,

2000.

Harun, Rochayat. Komunikasi Organisasi. Bandung: Mandar Maju, 2008.

Haryatmoko. Etika Komunikasi Manipulasi Media, Kekerasan, dan

Pornografi. Yogyakarta: Kanisius, 2011.

Hendricks, Willam. Bagaimana Mengelola Konflik. Jakarta: Bumi

Aksara, 1998.

Hersey, Paul & Ken Blanchard. Management of organizational Behavior:

Utilzing Human Resources. Terj. Agus Dharma. Manajemen

Perilaku Organisasi. Jakarta: Erlangga

Ilaihi, Wahyu, Komunikasi Dakwah, Bandung: Remaja Rosdakarya,

2010.

Indrajaya, Adam I. Perilaku Organisasi. Bandung: Sinar Baru

Algensindo, 2009.

Ivancevich, John M. Robert Konopaske, Michael T. Matteson.

Organizational Behavior and Management. Terj. Dharma

Yuwono. Perilaku dan Manajemen Organisasi. Jakarta: Erlangga,

2007.

Ivancevich, John M. Perilaku dan Manajemen Organisasi. Jakarta:

Erlangga, 2006.

Johansen, Richard. Etika Komunikasi. Bandung: Remaja

Rosdakarya,1996.

Karjadi. Kepemimpinan. Bogor: Politeia, 1983.

Koentjaraningrat. Metode-Metode Penelitian Masyarakat. Cet. XIII;

Jakarta: Gramedia Pustaka Umum, 1994.

Kusumastuti, Frida. Dasar-Dasar Humas. Bogor: Ghalia Indonesia,

2004.

Liliweri, Alo. Sosiologi Organisasi. Bandung: Citra Aditya Bhakti, 1991.

Page 211: Dinamika Komunikasi Organisasi

Dinamika Komunikasi Organisasi di Perguruan Tinggi 205

....................... Komunikasi Serba Ada Serba Makna. Jakarta: Prenada

Media Group, 2011.

Littlejohn, Stephen W. Theories of Human Commucination. Fifth

Edition; USA: Wadsworth Publishing Company, 1996.

Masnuh, Abdullah. Komunikasi organisasi dalam perspektif teori dan

praktik. Malang: UMM Pers, 2008.

May,Steve & Dennis K. Mumby. Engaging Organizational

Communication Theory & Research. USA: Sage Publications,

2005.

Moleong, Lexy J. Metodologi Penelitian Kualitatif. Bandung: Remaja

Rosdakarya, 2005.

Morissan. Teori Komunikasi Organisasi. Bogor: Ghalia Indonesia, 2009.

Muchlas , Makmuri. Perilaku Organisasi. Yogyakarta: Gajah Mada

University Press, 2008.

Muhammad, Arni. Komunikasi Organisasi. Jakarta: Bumi Aksara, 2007.

Mulyana, Deddy. Ilmu Komunikasi Suatu Pengantar. Cet. VIX;

Bandung: Remaja Rosdakarya, 2010.

............................ Metodologi Penelitian Kualitatif; Paradigma Baru

Ilmu Komunikasi dan Ilmu Sosial lainnya. Bandung: Remaja

Rosdakarya, 2001.

……………………. Nuansa-Nuansa Komunikasi. Bandung: Remaja

Rosdakarya, 1999.

Narbuko, Kholid. Metodologi Penelitian. Jakarta: Bumi Aksara, 2007.

Nasution. Metode Research. Jakarta: Bumi Aksara, 2007.

Ndraha, Taliziduhu. Budaya Organisasi. Jakarta: Rineka Cipta, 2010.

Nimran, Umar. Perilaku Organisasi. Edisi Revisi; Surabaya: Citra

Media, 1999.

Page 212: Dinamika Komunikasi Organisasi

206 Dinamika Komunikasi Organisasi di Perguruan Tinggi

Pace, R Wayne N. Don F. Faules. Organizational Communication. Terj

Deddy Mulyana. Komunikasi Organisasi Strategi Meningkatkan

Kinerja Perusahaan. Bandung: Remaja Rosdakarya, 2000.

Pareek, Udai. Perilaku Keorganisasian. Jakarta: Ikran Mandiriabadi,

1996.

Pareno, Sam Abede. Kuliah Komunikasi Pengantar dan Praktik.

Surabaya: Papyrus, 2002.

Rakhmat, Jalaluddin. Psikologi Komunikasi, Cet ke 27; Bandung: Remaja

Rosdakarya, 2011.

................................ Metode Penelitian Komunikasi. Cet. VI; Bandung:

Remaja Rodakarya, 1998.

Riani , Asri Laksmi. Budaya organisasi. Yogyakarta: Graha Ilmu, 2011.

Rivai, Veithzal. Kepemimpinan dan Perilaku Organisasi. Jakarta:

RajaGrafindo Persada, 2003.

Robbins, Stephen P. Organizational Behavior. Terj. Diana Angelica.

Perilaku Organisasi. Jakarta: Salemba Empat, 2008.

Romli, Khomsahrial. Komunikasi Organisasi Lengkap. Jakarta: Grasindo,

2011.

Ruslan, Rosady. Manajemen Public Relations dan Media Komunikasi.

Jakarta: Raja Grafindo Persada, 2003.

Saefullah, Ujang. Kapita Selekta Komunikasi. Bandung: Simbiosa

Rekatama Media, 2007.

Soedarsono, Dewi K. Sistem Manajemen Komunikasi Teori Model dan

Aplikasi. Bandung: Simbiosa Rekatama Media, 2009.

Soejono dan Abdurrahman. Metode Penelitian Suatu Pemikiran dan

Penerapan. Jakarta: Rineka Cipta, 2005.

Soetopo, Hendyat. Perilaku Organisasi Teori dan Praktek di Bidang

Pendidikan. Bandung: Remaja Rosdakarya, 2010.

Page 213: Dinamika Komunikasi Organisasi

Dinamika Komunikasi Organisasi di Perguruan Tinggi 207

Sofyandi, Herman & Iwa Garniwa. Perilaku Organisasional.

Yogyakarta: Graha Ilmu, 2007.

Sopiah. Perilaku Organisasional. Yogyakarta: Andi, 2008.

Sugiyono. Metode Penelitian Kuantitatif Kualitatif dan R&D. Bandung:

Alfabeta, 2008.

Suparmo, Ludwig. Aspek Komunikasi Dalam Public Relations. Jakarta:

Indeks, 2011.

Suryadibrata, Sumadi. Metodologi Penelitian. Jakarta: RajaGrafindo

Persada, 2006.

Sutrisno, Edi. Budaya Organisasi. Jakarta: Kencana, 2011.

Tubbs, Stewart L.-Silvia Moss Human Communication. Terj. Deddy

Mulyana Human Communication Prinsip-Prinsip Dasar. Buku 1;

Bandung: Remaja Rosdakarya, 2000

Tubbs, Stewart L.-Silvia Moss. Human Communication. Terj. Deddy

Mulyana. Human Communication Konteks-Konteks Komunikasi.

Buku 2; Bandung: Remaja Rosdakarya, 2000.

Umar, Husein. Metode Riset Komunikasi Organisasi. Jakarta: Gramedia

Pustaka Utama, 2002.

Ustman, Husaini dan Purnomo S. Metodologi Penelitian Sosial. Jakarta:

Bumi Aksara, 1998.

Wahjono, Sentot Imam. Perilaku Organisasi. Yogyakarta: Graha Ilmu,

2010.

Wahyudi. Manajemen Konflik Dalam Organisasi. Bandung: Alfabeta,

2008.

Widjaja. Ilmu Komunikasi Pengantar Studi. Jakarta: Rineka Cipta, 2010.

Wursanto, Ig., Dasar-Dasar Ilmu Organisasi. Yogyakarta: Andi, 2005.

Yulianita, Neni. Dasar-dasar Public Relations. Bandung: Multimedia

Fikom Unisba, 2002.

Page 214: Dinamika Komunikasi Organisasi

208 Dinamika Komunikasi Organisasi di Perguruan Tinggi

BIOGRAFI PENULIS

Ida Suryani Wijaya, lahir di Lamongan, 26

Desember 1977. Ia adalah Dosen Tetap di IAIN

Samarinda pada Program Studi Komunikasi dan

Penyiaran Islam. Pendidikan Sarjana S1

diselesaikan di Fakultas Dakwah dan

Komunikasi UIN Sunan Ampel Surabaya pada

tahun 2000. Pendidikan S2 diselesaikan pada

Magister Ilmu Komunikasi Universitas Dr.

Soetomo Surabaya pada tahun 2002. Pendidikan S3 diselesaikan pada

Konsentrasi Dakwah dan Komunikasi UIN Alauddin Makassar tahun

2013