fase 0-1 tahun dan 0-3 tahun

Upload: lucille-tasya-halim

Post on 19-Jul-2015

476 views

Category:

Documents


0 download

TRANSCRIPT

Perkembangan Anak pada Fase 0-1 Tahun dan Fase 0-3 TahunDisusun Oleh : Kelompok 1 Ketua : Josep Batubara Bernaung Eva Nehemia Drinika Natalia Munthe Elsa Lorenza Brahmana Ervinna Aritonang Heri Leonard Simanullang Lamhumica Sinaga Lucille Tasya Halim Nensa Apriana Simanungkalit Pristika Sinambela Theresia Sarmaida Hutabarat

Pengertian Perkembangan

Perkembangan adalah pola perubahan individu yang berawal pada masa konsepsi dan terus berlanjut sepanjang hayat. Perkembangan lebih berkaitan dengan fungsi waktu dan kematangan biologis sehingga terjadi dalam periode yang lama dan bersifat umum. Perkembangan bersifat terpola, teratur, terorganisasi, dan dapat diprediksi.

Pengertian Perkembangan

Perkembangan anak penting dijadikan perhatian khusus bagi orangtua. Sebab, proses tumbuh kembang anak akan mempengaruhi kehidupan mereka pada masa mendatang. Perkembangan yang didasari oleh awal yang baik akan menghasilkan kepribadian dan sikap yang baik pula. Akan tetapi, jika didasari oleh sikap yang tidak peduli dan keras akan menghasilkan individu yang berkepribadian tidak baik.

Teori Perkembangan Anak1.

Teori Perkembangan Secara Biologis atau Psikoseksual (Sigmund Freud ) Fase Oral (0-1 tahun); Fase Anak l (1-3 tahun); Fase Falik (3-5 tahun); Fase Laten (5-12 tahun); dan Fase Genital/Pubertas (11-13 tahun).

Teori Perkembangan Anak2.

Teori Perkembangan secara Psikososial (Erik Erikson ) Teori ini berbicara mengenai aspekaspek lain dalam perkembangan. Selain itu, perlu diketahui bahwa teori Erikson menjangkau usia tua, sedangkan teori Freud dan teori Piaget berhenti hanya sampai pada masa dewasa.

Teori Perkembangan AnakKedelapan tahap perkembangan psikososial adalah sebagai berikut : 1. Trust vs Mistrust (Percaya vs Tidak Percaya), usia 0-1 tahun; 2. Autonomi vs Shame/Doubt (Otonomi vs Rasa Malu dan Ragu), usia 1-3 tahun; 3. Initiative vs Guilt (Inisiatif vs Rasa Bersalah), usia 3-5 tahun; 4. Industry vs Inferiority (Kerajinan vs Inferioritas), usia 6-11 tahun; 5. Identity vs Identity Confusion (Identitas vs Kekacauan Identitas), usia 12-20 tahun; 6. Intimacy vs Isolation (Keintiman vs Isolasi), usia 21-40 tahun; 7. Generativity vs Stagnation (Generativitas vs Stagnasi), usia 4160 tahun; dan 8. Ego Integrity vs Despair (Integritas vs Keputusasaan), usia 60 tahun ke atas.

Teori Perkembangan AnakKedelapan tahap/fase perkembangan kepribadian menurut Erikson ini memiliki ciri utama dalam setiap tahapnya, yaitu di satu pihak bersifat biologis dan di lain pihak bersifat sosial, yang berjalan melalui krisis di antara dua polaritas. Dalam setiap tahap terdapat maladaption/maladaptif (adaptasi keliru) dan malignansi (selalu curiga). Hal ini berlangsung kalau satu tahap tidak berhasil dilewati atau gagal melewati satu tahap dengan baik maka akan tumbuh maladaption/maladaptif dan juga malignansi. Selain itu juga terdapat ritualisasi, yaitu berinteraksi dengan pola-pola tertentu dalam setiap tahap perkembangan yang terjadi, serta ritualisme yang berarti pola hubungan yang tidak menyenangkan.

Karakteristik Tahap Perkembangan menurut Psikoseksual1.

Fase 0-1 tahun; fase ini disebut dengan fase oral. Dalam fase ini, bayi merasakan kenikmatan pada daerah mulut. Mengunyah, menggigit, dan menghisap adalah sumber utama kenikmatan. Fase ini terbagi dalam dua tahap perkembangan, yaitu :

Fase 0-1 tahun, menurut PsikoseksualSejak bayi sampai dengan belum tumbuh gigi. Menurut Freud, pada fase ini jika diberikan rangsangan yang terlalu berlebihan ataupun sangat kekurangan akan dapat menimbulkan atau membentuk kepribadian yang oral passive, yaitu bisa jadi sangat penurut, pendiam, bisa jadi sangat tergantung, bisa jadi kurang matang atau terjadi fiksasi (penghentian kepribadian), misalnya cerewet. Akhir tahun pertama (mulai tumbuh gigi). Tahap ini disebut juga dengan oral agresif yang diakibatkan adanya ketegangan pada daerah oral, sehingga semua yang diberikan dimasukkan ke mulut. Pada fase ini, bila terjadi fiksasi akan tumbuh menjadi orang dewasa yang pesimis, kasar, dan sinis terhadap segala hal yang ada di sekitarnya.

Fase 0-1 tahun, menurut PsikoseksualFiksasi atau gangguan secara psikis yang dapat terjadi adalah : 1. Selalu melarikan diri dari segala beban. 2. Melakukan penolakan secara proyeksi. 3. Suka mencari kelemahan orang lain. 4. Selalu membayangkan dirinya sempurna.

Karakteristik Tahap Perkembangan menurut Psikoseksual2. Fase

1-3 tahun; fase ini disebut fase anal. Objek dalam fase ini adalah daerah sekitar anus, raktum dan kantung kemih. Dalam fase ini, anak mulai diperkenalkan pada aturan-aturan kebersihan (toilet training) oleh orangtuanya. Di mana seorang anak harus membuang kotoran pada tempatnya dan diajak untuk mengendalikan diri. Fase ini ditandai dengan adanya dua proses/fase, yaitu fase menahan dan fase mengeluarkan.

Fase 1-3 tahun, menurut PsikoseksualFase ini jika tidak terlaksana akan terjadi fiksasi,antara lain : 1. Ketika anak besar akan melakukan hal yang tidak wajar. 2. Terjadi penyakit phobia. 3. Anak mudah tersinggung. 4. Anak menjadi fanatik. 5. Anak akan suka mengucilkan diri.

Karakteristik Tahap Perkembangan menurut Psikososial1.

Fase 0-1 tahun; fase ini disebut Trust vs Mistrust (Percaya vs Tidak percaya). Begitu bayi lahir dan berinteraksi dengan dunia luar, maka ia mutlak tergantung dengan orang lain. Rasa aman dan rasa percaya pada lingkungan merupakan kebutuhan. Alat yang digunakan bayi untuk berhubungan dengan dunia luar adalah mulut dan panca indera, sedangkan perantara yang tepat antara bayi dengan lingkungan adalah ibu.

Fase 0-1 tahun, menurut Psikososial

Hubungan ibu dan anak yang harmonis, yaitu melalui pemenuhan kebutuhan fisik, psikologis dan sosial, merupakan pengalaman dasar rasa percaya bagi anak. Kepercayaan ini akan terbina dengan baik apabila dorongan oralis pada bayi terpuaskan, misalnya untuk tidur dengan tenang, menyantap makanan dengan nyaman dan tepat waktu, serta dapat membuang kotoron dengan sepuasnya. Oleh sebab itu, pada tahap ini ibu memiliki peranan yang secara kualitatif sangat menentukan perkembangan kepribadian anaknya yang masih kecil.

Fase 0-1 tahun, menurut PsikososialApabila seorang ibu bisa memberikan rasa hangat dan dekat, konsistensi dan kontinuitas kepada bayi mereka, maka bayi itu akan mengembangkan perasaan dengan menganggap dunia, khususnya dunia sosial, sebagai suatu tempat yang aman untuk didiami, bahwa orang-orang yang ada didalamnya dapat dipercaya dan saling menyayangi. Kepuasaan yang dirasakan oleh seorang bayi terhadap sikap yang diberikan oleh ibunya akan menimbulkan rasa aman, dicintai, dan terlindungi. Melalui pengalaman dengan orang dewasa tersebut bayi belajar untuk mengantungkan diri dan percaya kepada mereka. Hasil dari adanya kepercayaan berupa kemampuan mempercayai lingkungan dan dirinya serta juga mempercayai kapasitas tubuhnya dalam berespon secara tepat terhadap lingkungannya.

Fase 0-1 tahun, menurut Psikososial

Pada tahap ini bayi pun mengalami ritualisasi, di mana hubungan yang terjalin dengan ibunya dianggap sebagai sesuatu yang keramat (numinous). Jika hubungan tersebut terjalin dengan baik, maka bayi akan mengalami kepuasan dan kesenangan tersendiri. Selain itu, Alwisol berpendapat bahwa numinous ini pada akhirnya akan menjadi dasar bagaimana orang menghadapi/berkomunikasi dengan orang lain, dengan penuh penerimaan, penghargaan, tanpa ada ancaman dan perasaan takut. Sebaliknya, apabila dalam hubungan tersebut bayi tidak mendapatkan kasih sayang dari seorang ibu, bayi akan merasa terasing dan terbuang, sehingga dapat terjadi suatu pola kehidupan yang lain di mana bayi merasa berinteraksi secara interpersonal atau sendiri dan dapat menyebabkan adanya idolism (pemujaan). Pemujaan ini dapat diartikan dalam dua arah, yaitu anak akan memuja dirinya sendiri, atau sebaliknya anak akan memuja orang lain.

Karakteristik Tahap Perkembangan menurut Psikososial2.

Fase 1-3 tahun; fase ini disebut sebagai Autonomi vs Shame/Doubt (Otonomi vs Rasa Malu dan Ragu). Pada masa ini sampai batasbatas tertentu anak sudah bisa berdiri sendiri, dalam arti duduk, berdiri, berjalan, bermain, minum dari botol sendiri tanpa ditolong oleh orang tuanya, tetapi di pihak lain dia telah mulai memiliki rasa malu dan keraguan dalam berbuat, sehingga seringkali minta pertolongan atau persetujuan dari orang tuanya.

Fase 0-1 tahun, menurut Psikososial

Peran lingkungan pada usia ini adalah memberikan support dan memberi keyakinan yang jelas. Perasaan negatif, yaitu rasa malu dan ragu timbul apabila anak merasa tidak mampu mengatasi tindakan yang dipilihnya serta kurangnya support dari orangtua dan lingkungannya, misalnya orangtua terlalu mengontrol anak. Tugas yang harus diselesaikan pada masa ini adalah kemandirian (otonomi) sekaligus dapat memperkecil perasaan malu dan raguragu.

Fase 0-1 tahun, menurut PsikososialKetika orang tua dalam mengasuh anaknya sangat memperhatikan anaknya dalam aspek-aspek tertentu misalnya mengizinkan seorang anak yang menginjak usia balita untuk dapat mengeksplorasikan dan mengubah lingkungannya, anak tersebut akan bisa mengembangkan rasa mandiri atau ketidaktergantungan. Ritualisasi yang dialami oleh anak pada tahap ini, yaitu dengan adanya sifat bijaksana dan legalisme. Melalui tahap ini anak sudah dapat mengembangkan pemahamannya untuk dapat menilai mana yang salah dan mana yang benar dari setiap gerak atau perilaku orang lain yang disebut sebagai sifat bijaksana. Sedangkan, apabila dalam pola pengasuhan terdapat penyimpangan maka anak akan memiliki sikap legalisme, yakni merasa puas apabila orang lain dapat dikalahkan dan dirinya berada pada pihak yang menang sehingga anak akan merasa tidak malu dan ragu-ragu walaupun pada penerapannya mengarah pada suatu sifat yang negatif yaitu tanpa ampun, dan tanpa rasa belas kasih.

Karakteristik Perkembangan Motorik Anak1. Pada fase 0-1 tahun, yaitu : Bermain dengan tangan; Menahan barang yang dipegangnya;

Mengangkat kaki dan memainkan jari

tangan di depan mata; Mencoba merangkak; dan Berjalan jika dipegang/berpegangan.

Karakteristik Perkembangan Motorik Anak2.

Fase 1-3 tahun, yaitu : Berjalan tanpa dibantu; Memegang crayon secara fungsional dengan jari telunjuk dan ibu jari; Berlari dengan baik (hanya sesekali jatuh); Bermain jongkok dengan seimbang tanpa berpegangan; Mendorong dan menarik benda yang cukup besar sambil berjalan (misalnya kursi); Menggunting secara fungsional, tetapi tidak terlalu lurus; Dapat mengayuh sepeda roda tiga; dan Memanjat berbagai benda dan rintangan.

Karakteristik Perkembangan Emosi Anak1. Fase 0-1 tahun, karakteristiknya adalah :

Menunjukkan kenyamanan , minat dan

kesenangan; Menanggapi orang lain, selain pada orangtuanya; Mempunyai pola tidur yang teratur; Mulai berinisiatif untuk berinteraksi dengan orang dewasa; dan Menunjukkan emosi yang beragam sepanjang harinya, biasanya berkaitan dengan stimulasi dari lingkungan.

Karakteristik Perkembangan Emosi Anak2.

Fase 1-3 tahun, karakteristiknya adalah : Menggunakan berbagai emosinya sendiri untuk mendatangkan reaksi emosi tertentu dari orang dewasa; Mulai menunjukkan usaha berkomunikasi untuk memelihara rasa amannya; Tersenyum terhadap bayangannya sendiri di cermin; Menggunakan kata-kata atau bahasa tubuh yang kompleks untuk mengungkapkan keinginan untuk berdekatan psikologis; Mulai suka bermain pura-pura sendirian; Mulai secara terbuka menunjukkan gaya emosional; Mengungkapkan emosi melalui mimik wajah; Secara suka rela mau untuk tidur siang atau istirahat; Mulai menunjukkan kemampuan untuk mengendalikan diri; Berintraksi dengan orang dewasa secara hangat dan positif , tetapi tidak terlalu tergantung.

Karakteristik Perkembangan Sosial Anak1. Fase 0-1 tahun, dengan karakteristik : Mulai merespon dengan senyum; Memperhatikan wajah dan/atau suara

orang dewasa; Secara visual memilih seseorang dari pada benda diam saat melihat wajah atau mendengar suara seseorang; Mulai menyesuaikan tanggapannya pada orang lain; Tersenyum dengan selektif, punya senyuman khusus untuk orang tua atau orang yang dikenalnya.

Karakteristik Perkembangan Sosial Anak2.

Fase 1-3 tahun, dengan karakteristik : Berpartisipasi dalam permainan, misalnya mendorong mobil atau menggelindingkan bola bersama orang dewasa; Bermain dengan lebih terfokus dan terorganisir; Mulai dapat menerima aturan dari orang dewasa; Meminta perhatian orang dewasa, menarik-narik orang dewasa untuk menunjukkan sesuatu; Memberi salam pada orang dewasa atau anak yang dikenalnya ketika di ingatkan; Mulai mengerti bagaimana perilaku konsekuensi; Berbagi benda-benda dengan anak lain ketika diminta; dan Membuat salah satu pilihan yang ditawarkan.

Karakteristik Perkembangan Bahasa Anak1. Fase 0-1 tahun, dengan karakteristik :

Lebih banyak bersuara dan menangis; Mulai mengucapkan huruf-huruf hidup

saat menangis; Menirukan suara saat ditimang; dan Bersuara atau berteriak tidak senang, sebagai cara lain dari pada menangis.

Karakteristik Perkembangan Bahasa Anak2. Fase 1-3 tahun, dengan karakteristik : Menirukan suara celotehan atau kata-kata yang

dikenalnya; Menyampaikan keinginan/kebutuhan dengan bersuara; Mempunyai 20 kosa kata fungsional; Menggunakan 2-3 kombinasi kata untuk membentuk kalimat; Menggunakan kata-kata jamak yang taratur; Menjawab pertanyaan sederhana, seperti apa; Mengulang kalimat yang terdiri dari lima kata; dan Mengidentifikasi kejadian sederhana saat ditanya.

Karakteristik Perkembangan Kognitif Anak1.

Fase 0-1 tahun, dengan karakteristik : Mengetahui secara visual objek-objek yang diletakkan 8-10 inchi di depan matanya; Melihat cahaya; Menghitung 3 buah benda; dan Mengikuti isyarat tubuh orang dewasa.

Karakteristik Perkembangan Kognitif Anak2. Fase 1-3 tahun, dengan karakteristik : Menirukan isyarat-isyarat yang baru; Dapat mengenali dan menamai atau menunjukkan

pada gambar yang mewakili benda tertentu; Memahami 2 kata depan; Mangingat tempat mainan diletakkan; Memperlihatkan ketertarikan dan ingin tahu pada sekitarnya dengan membongkar sesuatu; Dapat menunjuk dan menyebut gambar sederhana; Tertarik untuk dibacakan cerita; Dapat menunjuk anggota tubuh; Dapat mengelompokkan warna; dan Dapat mengerti konsep besar/kecil dan sedikit/banyak.

Faktor yang Mempengaruhi Perkembangan Anak1. Faktor Internal/Endogen a. Faktor internal/endogen

individual; adalah termasuk sifat, bakat, dan kemampuan dalam bentuk potensi, yang proses perkembangan dan kecepatannya ditentukan oleh susunan gen ( pembawa keturunan ) di dalam kromosom. Misalnya : rambut keriting asli, bentuk hidung, warna kulit, bentuk bibir, dan sebagainya. b. Faktor internal/endogen umum; adalah yang bersifat ontologis dan individual atau disebut juga faktor kematangan. Contoh : seorang bayi baru berjalan bila sudah mencapai saat kematangan berjalan. Umur saat berjalan tidak sama, ada yang berjalan pada umur 10 bulan, 11 bulan, 12 bulan bahkan lebih dari setahun.

Faktor yang Mempengaruhi Perkembangan Anak2. Faktor Eksternal/ Eksogen a. Faktor lingkungan; adalah faktor yang

menyangkut semua yang ada di sekitar individu, yaitu : Lingkungan keluarga adalah lingkungan dimana seorang anak hidup di antara ibu/bapa, kakek, nenek, tante/paman, dam saudara saudaranya. Lingkungan sosial adalah lingkungan anak di luar lingkungan keluarga, yakni teman teman di sekitar rumah atau tetangga, dimana seseorang sering berada atau berkumpul. Pengaruh dari lingkungan sosial yang luas terlihat dari cara berpakaian, berbahasa, cara befikir, maupun perbuatan perbuatannya.

Faktor yang Mempengaruhi Perkembangan Anak Lingkungan geografis adalah keadan

iklim, cuaca, keadaan tanah daerah tinggal seseorang individu dibesarkan juga besar pengaruhnya terhadap perkembangan. b. Faktor makanan. Makanan akan mempengaruhi perkembangan fisik dan penampilannya, jika anak diberikan makanan yang bergizi, otomatis perkembangan fisiknya baik.

Faktor yang Mempengaruhi Perkembangan Anak

Faktor psikologis adalah adanya kejadiankejadian tertentu yang menghambat berfungsinya psikis terutama yang menyangkut perkembangan intelegensi dan emosi anak yang berdampak pada proses pertumbuhan anak. Misalnya, kurangnya perawatan jasmani, atau rohani, kurangnya kasih sayang dan perhatian, dan lain sebagainya.

Langkah-langkah Mendidik Anak1. Fase 0-1 tahun

Pada fase ini, ibu berperan dalam mengasuh anak. Dengan mengasuh anak, ibu sudah sekaligus mendidik anak sejak usia dini. Mengajarkan bayi minum susu, baik dari ASI maupun dari botol merupakan pola didikan yang alami. Dengan begitu, anak akan terbiasa untuk minum secara teratur dari botol. Begitu pula ketika anak sudah mulai masuk pada tahap tengkurap , berguling, duduk, bahkan berdiri. Cara mendidik anak pada usia ini lebih banyak

Langkah-langkah Mendidik Anak2. Fase 1-3 tahun

Pada fase ini, umumnya anak sudah mulai bertanya ini dan itu. Cara mendidik anak pada fase ini adalah dengan membantu mereka untuk lebih mengenal lingkungan sekitarnya dengan baik. Memperkenalkan benda-benda yang boleh dipegang dan yang berbahaya merupakan salah satu cara mendidik anak. Perlunya kesabaran dan ketelatenan bagi orang tua dalam menjawab seluruh pertanyaan dan mengarahkan mereka dalam sesuatu hal yang baru.

Langkah-langkah Membentuk Karakter Anak1. Mendidik

anak balita berbeda dengan mendidik anak remaja atau dewasa; 2. Mendidik anak balita lebih dititikberatkan pada penanaman nilai-nilai moral keagamaan, budi pekerti, etika dan adat istiadat yang berlaku; 3. Mendidik anak balita tidak dengan mengajarkan kata-kata atau menceramahinya; 4. Mendidik anak balita tidak dengan cara kekerasan atau memarahinya atau di bawah ancaman; 5. Mendidik anak balita harus dengan penteladanan orang tua dan percontohan sikap dan perilaku; 6. Mendidik anak balita tidak sekali jadi melainkan harus berkelanjutan hingga karakter anak itu terbentuk.

Penguatan sikap dan perilaku yang dapat dilakukan orangtua1.

Memberikan pujian pada anak apabila bersikap dan berperilaku sesuai dengan moral dan normanorma; 2. Apabila sikap dan perilaku anak belum terbentuk, sebaiknya orang tua terus berupaya membimbing anak hingga anak itu bersikap dan berperilaku baik; 3. Orang tua dan anggota keluarga lainnya disarankan tidak memberikan hukuman atau memarahinya sehingga menjadikan anak merasa takut untuk bertindak; 4. Orang tua seharusnya memberi contoh yang baik dan menjadi teladan bagi anak di dalam keluarga maupun di luar rumah.

Manfaat dari mendidik anak1.

2.

3.

Membantu mengarahkan potensi yang dimiliki anak dalam masa tumbuh kembangnya, sehingga mereka lebih mampu untuk bereksplorasi dengan sendirinya. Membantu anak untuk mengasah kemampuan fisiknya agar mampu menjaga keseimbangan pertumbuhannya. Membantu anak dalam mengasah pikiran dan nalarnya sesuai dengan kemampuan yang dimilikinya. Anak yang cerdas tumbuh dari ketekunan dan pengaruh lingkungan yang positif.