dewi

Upload: salman-alfarisi

Post on 20-Jul-2015

87 views

Category:

Documents


1 download

TRANSCRIPT

ULUMUL QURANUlumul Quran dan Perkembangannya

DISUSUN OLEH KELOMPOK 1 NAMA ANGGOTA : 1. 2. ATIK NOVIANTI ( 11221007 ) DEWI OKTARINA ( 11221011 ) 3. OKVITARIANI ( 09

DOSEN PEMBIMBING : PATHUR RAHMAN , M.Ag FAKULTAS TARBIYAH JURUSAN TADRIS MATEMATIKA INSTITUT AGAMA ISLAM NEGERI RADEN FATAH PALEMBANG 2012

DAFTAR ISI KATA PENGANTAR................................................................... I DAFTAR ISI.............................................................................. II

KATA PENGANTAR

Puji dan syukur kami panjatkan kehadirat ALLAH SWT. Karena atas rahmat dan hidayah-Nya lah kami dapat menyelesaikan makalah Ulumul Quran dan Perkembangannya. Shalawat serta salam tak henti-hentnya kita limpahkan kepada junjungan kita nabi Muhammad SAW. Makalah ini disusun berdasarkan buku yang menjadi referensi bagi kami. Selain itu jjuga makalah ini diharapkan mampu membantu anda semua untuk lebih memahami dan mengetahui lebih jauh lagi tentang Ulumul quran dan perkembangannya. Terima kasih, kami ucapkan kepada dosen yang telah memberi pengarahan kepada kami, sehingga kami dapt menylesaika makalah ini dengan sebaik-baiknya. Kami menyadari bahwa penyusun makalah ini masih terdapat kekurangan, baik isi maupun cra penyajiannya. Oleh karena tu , saran yang bersifat membangun diharapkan agar dimasa mendatang ini dapat menjadi lebih baik.

Palembang, 28 Desember 2012

Tim penyusun

BAB I

PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang 1.2. Perumusan Masalah a. Pengertian Ulumul Quran b. Ruang Lingkup Pembahasan Ulumul Quran c. Cabang-cabang Ulumul Quran 1.3. Tujuan a. Agar dapat mengetahui pengertian ulumul quran b. Agar dapat mengetahui apa saja ruang lingkup pembahasan ulumul quran c. Agar dapat mengetahui apa saja cabang-cabang ulumul quran

BAB II PEMBAHASAN 2.1. Pengertian Ulumul Quran Secara etimologi, kata Ulumul Quran berasal dari bahasa Arab yang terdiri dari dua kata, yaitu Ulum dan Al-Quran. Kata ulum adalah bentuk jamak dari kata ilmu yang berarti ilmu-ilmu. Ilmu yang dimaksud disini sebagaimana didefinisikan Abu Syatbah adalah sejumlah materi pembahasan yang dibatasi kesatuan tema atau tujuan, Sedangkan Al-Quran sebagaimana didefinisikan ulama ushul, ulama fiqih dan ulama bahara adalah kalam Allah yang diturunkan kepada Nabi-Nya, Muhammad, yang lafaznya mengandung mukjizat, membacanya mempunyai nilai ibadah, yang diturunkan secara mutawatir dan yang ditulis pada mushaf, mulai dari awal surat Al-Fatihah sampai akhir surat An-Nas. Dengan demikian, secara bahasa Ulumul quran adalah ilmu yang berkaitan dengan Al-Quran Secara terminologi terdapat berbagai pendapat para ulama terhadap definisi Ulumul Quran, antara lain :

Menurut As-Suyuthi . Ulumul Quran adalah ilmu yang membahas tentang keadaan Al-Quran dari segi turunnya, sanadnya, adab makna-maknanya, baik yang berhubungan dengan lafadzlafadznya maupun hukum-hukumnya.( kitab Itmamu Al-Dirayah)

Al-Zarqany . Ulumul Quran adalah beberapa pembahasan yang berhubungan dengan Al-Quran dari turunnya, urutannya, pengumpulannya, penulisannya, bacaannya, penafsirannya, kemujizatannya, nasikh mansukhnya, penolakan hal-hal yang bisa menimbulkan keraguan terhadapnya.( dalam kitab Manahilul Itfan Fi Ulumil Quran)

Abu Bakar Ibnu Arabi, menyatakan bahwa :

Ulumul Quran itu ada 77.450 macam,yang demikian itu dihitung berdasarkan jumlah kalimat-kalimat yang ada di dalam Al-Quran, dan masing-masing kalimat dapat dikalikan 4, karena makna-makna yang terkandung dalam setiap kalimat memiliki arti secara lahir, bathin, dan had (tertentu), serta mathla (yang diharapkan). Manna Al-Qaththan, menyatakan bahwa : Ulumul Quran adalah ilmu yang mencakup pembahasan-pembahasan yang berhubungan dengan Al-Quran, dari segi pengetahuan tentang sebabsebab turunnya, pengumpulan Al-Quran dan urutan-urutannya, pengetahuan mengenai ayat-ayat Makkiyah dan Madaniah, serta hal-hal lain yang ada huibungannya dengan Al-Quran. Muhammad Ali Ash-Sobuni, menyatakan bahwa : Ulumul Quran ialah Ilmu-ilmu yang membahas tentang turunnya Al-Quran, pengumpulannya, susunannya, pembukuannya, sebab-sebab turunnya, makkiyah dan madaniyahnya, serta mengenai nasikh dan mansukhnya, muhkam dan mutasyabihnya, dan lain-lain sehubngan dengan Al-Quran.

2.2. RUAG LINGKUP PEMBAHASAN ULUMUL AL-QURANUlumul Quran itu jumlahnya sangat banyak, dan mencakup kepada semua bahasan yang mempunyai kaitan dengan al-Quran baik berupa ilmu agama maupun ilmu bahasa. Abdul Rahman al-Ak mengelompokkan ruang lingkup Ulumul quran kepada dua kelompok dengan adanya dua pengertian : Pertama, Ulumul Quran artinya etimologi , maka ruang lingkup pembahsannya meliputi: ilmu-ilmu tafsir, Qiraat, Rasm al-Utsmani, Qaribab Alfab, al-Ijab, Nasikb dan Mansukb, Mubkam wa al Mustayabib, Irab, Mafab dan Amtsal. Kedua, Ulumul quran artinya tematis, maka uang linkup embahasannya meliputi : tauhid, tazkir dan abkam. Iman Al-suyuthi memasukkan ilmu astrologi, ilmu kedokteran dan sebagainya ke dalam Ulumul quran . suyuthi menyebutkan bahwa Ulumul Quran terdiri dari 77.450 ilmu. Pendapat dari Abu Bakar Al-Arabi. Kesimpula ini ia buat itu berdasarkan jumlah kata yang terdapat dalam alquran itu sendiri dengan dikalikan empat karna masing-masing mengandung makna zhahir , batin, terbatas dan tak terbatas.

Al- suyuthi menilai perhitungan tersebut masih ditinjau dari sudut Mufradatnya. Jika ditinjau dari sisi hubungan antar kalimat maka jumlah ilmu yang dicakup oleh al-quran akan semakin luas . Berbeda dengan persoalan m. Hasbi Asn-Shiddieqy bahwa ruang lingkup pembahasan Ulumul Quran itu terdiri dari enam pokok persoalan :1. persoalan Turunnya AL-Quran ( Nurul Al-Quran )meliputi :

a. Waktu dan tempat turunannya Al-Quran ( auqat nuzul wa mawathin an-nuzul ) b. Sebab-sebab turunannya Al-Quran ( asbab an-nuzul ) c. Sejarah turunan Al-Quran ( tarikh an-nuzul )

2. Persoalan Sanad ( Rangkaian Paea Periwat ) meliputi: a. Riwayat mutawatir b. Riwayat ahad c. Riwayat syadz d. Macam-macam qiraat Nabi e. Para perawi dan penghapal Al-Quran f. Cara-cara penyebaran riwayat ( tarikh an-nuzul )

3. Persolan Qiraat ( Cara pembacaan Al-Quran ) Meliputi :

a. Cara berhenti ( waqqf ) b. Cara memulai ( ibtida ) c. Imalah d. Bacaan yang dipanjangkan ( madd ) e. Meringankan bacaan hamzah f. Memasukkan bunyi huruf sesudahnya ( idgam ) yang sukun kepada bunyi

4. Persoalan Kata-kata Al-Quran Meliputi : a. Kata-kata Al-Quran yang asing ( gharib )

b. Kata-kata Al-Quran yang berubah-ubah harakat akhirnya ( murab ) c. Kata-kata Al-Quran ( homonim ) yang mempunyai makna serupa

d. Padanan kata-kata Al-Quran ( sinonim ) e. Istarah f. Penyerupaan ( tasybih )

5. Persoalan Makna-makna Hukum Meliputi :

Al-Quran

yang

Berkaitan

dengan

a. Makna umum ( am) yang tetap dalam keumumannya b. Makna umum (am) yang dimasukkan makna khusus c. MaknA umum (am) yang maknanya dikhususkan sunnah d. Nash e. Makna lahir f. Makna globel ( mujmal ) g. Makna yanh diperinci (mufashshal ) h. Makna yang ( manthuq ) ditunjukkan oleh konteks pembicaraan

i. Makna yang dapat dipahami dari konteks pembicaraan ( mafhum ) j. Nash yang ( muhkam ) petunjuknya tidak melahirkan keraguan

k. Nash yang muskil ditafsirkan karena terdapat kesamaan didalam ( mutasyabih ) l. Nash yang maknanya tersembunyi karena suatu sebab yang terdapat pada kata itu sendiri ( musykil ) m. Ayat yang menghapus dan yang dihapus ( nasikhmansukh )

n. Yang didahulukan ( muqaddam) o. Diakhirkan ( muakhakhar )

6. Persoalan Maknamakna Al-Quran yang Berpautan dengan katakaata AlQuran a. Berpisah ( fashi ) b. Bersambung ( washl ) c. Uraian singkat ( ijaz ) d. Uraian panjang ( ithnab ) e. Uraian seimbang ( musawah ) f. Pendek ( qashr )

Hasbi ash-Shiddiqie juga sependapat dengan Al-Zarqani yang tidak setuju dengan memasukkan ilmu-ilmu lain seperti astronomi, kosmologi, dan kedokteran ke dalam pembahasan Ulumul Quran. Ulama konterporer seprti Muhammad Abduh misal tidak menerim batasan yang dikemukaan al-Zarqani. Ahmad Nahrawi salam pernah mengatakan bahwa mufassir sekarang sangat membutuhkan pengetahuan tentang astronomi, ilmu alam dan ilmu jiwa, ilmu kemasyarakatan, ilmu sejarah dan sebagainya. Harun Nasution lebih menegaskan bahwa penafsiran Al-Quran yang lengkap dan komprehensif diperlukan ahli filsafat , psikologi, ekonomi, hukum , sains, sejarah dan sebagainya . para ahli harus berada dalam sebuah tim untuk menafsirkan Al-Quran dan masing-masing mereka menguraikan segala sesuatu yang berhubungan dengan keahlian mereka.

.2.3 Cabang-cabang Pembahasan Ulumul Quran

Secara garis besar, Ulumul Quran terbagi menjadi 2 pokok bahasan, yaitu : 1. Ilmu yang berhubungan dengan riwayat semata-mata, seperti ilmu yang membahas tentang macam-macam bacaan, tempat turun ayat-ayat Al-Quran, waktu-waktu turunnya dan sebab-sebabnya. 2. Ilmu yang berhubungan dengan dirayah, yaitu ilmu yang diperoleh dengan jalan penelaahan secara mendalam, seperti memahami lafadz yang ghorib (asing) serta mengetahui makna ayat-ayat yang berhubungan dengan hukum. Segala macam pembahasan Ulumul Quran itu kembali pada beberapa pokok pembahasan saja, seperti : 1. Nuzul Pembahasan ini menyangkut dengan ayat-ayat yang menunjukkan tempat dan waktu turunnya ayat AlQuran, misalnya : Makkiyah, Madaniyah, Hadhariyah, Safariyah, Nahariyah, Lailiyah, Syitaiyah, Shaifiyah, Firasyiyah dan meliputi hal-hal yang menyangkut asbabun nuzul dan sebagainya. 2. Sanad Pembahasan ini meliputi hal-hal yang menyangkut dengan sanad yang mutawatir, ahad, syadz, bentuk-bentuk qiraat Nabi, para periwayat dan penghafal Al-Quran dan cara tahammul (penerimaan riwayat). 3. Ada Al-Qiraah Pembahasan ini menyangkut tentang Waqaf, Ibtida, Imalah, Mad, Takhfif hamzah dan Idghom. 4. Lafadz Pembahasan ini menyangkut tentang Gharib, Murab, Majaz, Musytarak, Muradif, Istiarah dan Tasybih. 5. Makna a) Pemabahasan makna Al-Quran yang berhubungan dengan hukum, yaitu ayat yang bermakna Amm dan tetap dalam keumumannya, Amm yang dimaksudkan khusus, Amm yang dikhususkan oleh sunnah, Nash, Dzhahir, Mujmal, Mufashal, Manthuq, Mafhum, Mutlaq, Muqayyad, Muhkam, Mutasyabih, Musykil, Nasikh Mansukh, Muqaddam, Muakhar, Mamul pada waktu tertentu dan Mamul oleh seorang saja. b) Pembahasan makna Al-Quran yang berhubungan dengan lafadz, yaitu Fashl, Washl, Ijaz, Ithnab, Musawah dan Qashar.

Adapun ilmu-ilmu Al-Quran yang terpenting adalah: 1) Ilmu Mawathin al-Nuzul Ilmu ini menerangkan tempat-tempat turun ayat, waktunya, awalnya dan akhirnya. 2) Ilmu Tawarikh al-Nuzul Ilmu menjelaskan masa turun ayat dan tertib turunnya, satu demi satu dari awal turunnya, hingga akhirnya dan tertib turun surat dengan sempurna. 3) Ilmu Asbab al-Nuzul Ilmu yang menerangkan sebab-sebab turun ayat. 4) Ilmu Qiraat Ilmu yang menerangkan rupa-rupa qiraat (bacaan-bacaan) yang telah diterima Rasul Saw. 5) Ilmu Tajwid Ilmu yang menerangan cara membaca Al-Quran, tempat memulai dan berhentinya dan lainlain yang berhubungan dengan itu. 6) Ilmu Gharib al-Quran Ilmu yang menerangkan kata-kata ganjil yang tidak terdapat dalam kitab-kitab biasa, atau tidak terdapat dalam percakapan sehari-hari. 7) Ilmu Irab al-Quran Ilmu yang menerangkan baris Al-Quran dan kedudukanya dalam susunan kalimat. 8) Ilmu Wujub wa al-Nazair Ilmu yang menerangkan kata-kata al-Quran yang banyak mengandung arti dan menerangkan makna yang dimaksud pada tempat tertentu. 9) Ilmu Muhkam wa al-mutasyabih Ilmu yang menjelaskan ayat-ayat yang dipandang muhkam (jelas maknanya) dan yang mutasyabih (samar maknanya). 10) Ilmu Nasikh wa al-Mansukh

Ilmu yang menerangkan ayat-ayat yang dianggap mansukh (yang dihapuskan) oleh sebagian para musafir. 11) Ilmu BadaI al-Quran Ilmu ini bertujuan menampilkan keindahan-keindahan Al-Quran dari sudut kesusastraan, keanehan-keanehan dan ketinggian balaghahnya. 12) Ilmu Ijaz Al-Quran Ilmu yang menerangkan kekuatan susunan dan kandungan ayat-ayat al-quran sehingga dapat membungkam para sastrawan Arab. 13) Ilmu Tanasub Ayat Al-Quran Ilmu ini menerangkan persesuaian dan keserasian antara suatu ayat dan ayat yang sebelum dan sesudah. 14) Ilmu Aqsam al-Quran Ilmu ini menerangkan arti dan maksud-maksud sumpah Tuhan yang terdapat dalam al-Quran. 15) Ilmu Amtsal al-Quran Ilmu ini menerangkan maksud perumpamaan-perumpamaan yang dikemukaan al-quran. 16) Ilmu Jidal al-Quran Ilmu ini menerangkan bentuk-bentuk dan cara-cara debat dan bantahan al-quran yang dihadapkan kepada kaum musyrik yang tidak bersedia menerima kebenaran dari Tuhan. 17) Ilmu Adab Tilawah al-Quran Ilmu yang memaparkan tata cara dan kesopanan yang harus diikuti ketika membaca al-quran. BAB III

PENUTUP 3.1. Kesimpulan1. Ulumul Quran adalah ilmu-ilmu yang berhubungan dengan berbagai aspek yang terkait dengan keperluan membahas Al-Quran. 2. Ulumul Qur'an adalah suatu ilmu yang mempunyai ruang lingkup yang luas. Ulumul Qur'an meliputi semua ilmu yang ada kaitannya dengan al-Qur'an seperti ilmu tafsir, ilmu Balaghoh, Ilmu i'rob al-Qur'an dan sebagainya. Bahkan, sebagian ilmu ini masih dapat dipecah kepada beberapa cabang dan macam ilmu yang masing-masing mempunyai objek kajian tersendiri. Dan setiap objek dari ilmu-ilmu ini menjadi ruang lingkup ulumul Qur'an. 3. Cabang-cabang ulumul quran yaitu Ilmu yang berhubungan dengan riwayat semata-mata, seperti ilmu yang membahas tentang macam-macam bacaan, tempat turun ayat-ayat Al-Quran, waktu-waktu turunnya dan sebab-sebabnya dan Ilmu yang berhubungan dengan dirayah, yaitu ilmu yang diperoleh dengan jalan penelaahan secara mendalam, seperti memahami lafadz yang ghorib (asing) serta mengetahui makna ayat-ayat yang berhubungan dengan hokum.

DAFTAR PUSTAKAAbdul Wahid Ramli, Drs.2002.Ulumul Quran. Jakarta : Raja Grafindo Persada Anwar, Rosihan.2006.Ulumul Quran. Bandung : Pustaka Setia Zuhdi, Masfuk.1997. Pengantar Ulumul Quran. Surabaya : Karya Abditama

D. PERKEMBANGAN ULUM AL-QURAN1. Fase sebelum kodifikasi (Qabl Ashr At-Tadwin)Pada fase ini ulum Alquran merupakan benih yang kemuncu8lannya sangat dirasakan semenjak Nabi masih ada. Hal itu ditandai dengan kegairahan para sahabat untuk mempelajari Alquran dengan sungguh sungguh. Kegairahan para sahabat untuk mempelajari dan mengamalkan Alquran tampakannya lebih lebih kuat lagi ketika Nabi hadir ditengah tengah mereka. Hal inilah yang mendorong Ibn Taimiyyah untuk mengatakan bahwa Nabi sudah menjelaskan apa-apa yang menyangkut penjelasan Alquran kepada para sahabatnya. Beberapa riwayat di bawah ini membuktikan adanya penjelasan Nabi kepada para sahabat menyangkut penafsiran Alquran. 1. Riwayat yang dikeluarkan oleh Ahmad, Timidzi dan lainnya dari Adi Bin Hayan. Ia berkata bahwa Rasullulah Saw bersabda : Artinya : Yang dimaksud dengan orang-orang yang dimurkai Allah adalah orang-orang Yahudi, sedangkan yang dimaksud dengan orang-orang yang tersesat adalah orang-orang Nashrani.

2. Riwayat yang disampaikan ole At-Tirmidzi dan Ibnu Hibban, di dalam Sahih-nya, dari Ibn Masud yang mengatakan bahwa Rasulullah Saw.

Artinya : Yang dimaksud dengan shalat wustha adalah shalat Ashr .

3. Riwayat yang disampaikan oleh Ahmad Al-Bukhari, Muslim dan yang lainnya dari Ibn Masud yang menceritakan bahwa tatkala turun ayat :

Artinya : Orang-orang yang beriman tidak menmcampurkan adukan iman mereka dengan kezhaliman (syirik).

4. Contoh-contoh penafsiran Nabi lainnya yanfg menjadi materi pokok dan landasan utama kitab-kitab tafsir bi al-matsur. Dapat dijelaskan disini bahwa para perintis Ulum Al quran pada abad 1(atau sebelum kodifikasi) adalah sebagai berikut: a. Dari kalangan sahabat : Khulafa Ar-Rasyidin, Ibn Abbas, Ibn Masud, Zaid bin Tsabit, Ubai bin Kaat, Abu Musa Al-Asyari, dan Abdullah bin Zubair. b. Dari kalangan tabin : Mujahid, Atha bin Yasar, Ikrimah, Qatadah, Al-Hasan Al-Bashri, Said bin Jubair, Zaid bin Aslam. c. Dari kalangan athatabin: Malik bin Anas. 5. Periode sebelum kodifikasi sekaligus menjelaskan perkembangan Ulum Al-Quran pada abad 1 H.

2. Fase KodifikasiPada fase sebelum kodifikasi, Ulum Al-Quran juga ilmu-ilmu lainlainnya belum dikodifikasikan dalam bentuk kitab atau mushaf. Satusatunya yang sudah dikodifikasikan saat itu hanyalah Al-Quran. a. Perkembangan Ulum Al-Quran Abad II H.

Tentang masa penyusunan ilmu-ilmu agama yang dimulai sejak permulaan abad II ., para ulama memberikan prioritas atas penyusunan tafsir sebab tafsir merupakan induk Ulum Al-Quran. Di antara ulama abad II H. yang menyusun tafsir ialah: 1. Syubah Al-Hajjaj (w. 160 H.) 2. Sufyan Bin Uyainah (w. 198 H.) 3. Sufyan Ats-Tsauri (w. 161 H.) 4. WaqiI bin Al-Jarrh (128-197 H.) 5. Muqatil bin Sulaiman (w. 150 H.) 6. Ibn Jarir Ath-Thabari (w.310 H.) b. Perkembangan Ulum Al-Quran Abad III H. Pada abad III H.selain tafsir dan ilmu tafsir,para ulama mulai menyusun pula beberapa ilmu Al-Quran (Ulum AlQuran),diantaranya: 1. Ali bin al-Madini (w. 234 H.),gurunya Iman Al-Bukhari,yang menyusun ilmu Asbab An-Nuzul 2. Abu Ubaid Al-Qasimi bin Salam (w. 224 H.) yang menyusun ilmu Nasikh wa Al-Mansukh,ilmu Qiraat dan Fadhail AlQuran. 3. Muhammad bin Ayyub Adh-Dhurraits (w. 294 H.) yang menyusun ilmu Makki wa Al-Madani 4. Muhammad bin Khalaf Al-Marzuban (w. 309 H.) yang menyusun kitab Al-Hawifi Ulum Al-Quran. c. Perkembangan Ulum Al-Quran Abad IV H. Pada abad IV H.mulai disusun ilmu Gharib Al-Quran dan beberapa kitab Ulum Al-Quran dengan memakai istilah Ulum Al-Quran. Di antara ulama yang menyusun ilmu-ilmu itu adalah: 1. Abu Bakar As-Sijistani (w.330 H) yang menyusun kitab Gharib Al-Quran, 2. Abu Bakar Muhammad bin Al-Qasim Al-Anbari (w. 328 H.) yang menyusun kitab Ajaib Ulum Al-Quran. Di dalam

kitab menjelaskan bahwa perihal tujuh huruf (sabah ahruf),penulisan mushaf,julmlah bilangan surat , ayat-ayat dan surat-surat dalam Al-Quran, 3. Abu Al-Hasan Al-Asyari (w. 324 H) yang menyusun kitab AlMukhtazan fi Ulum Al-Quran, 4. Abu Muhammad Al-Qassab Muhammad bin Ali Al-Kurkhi (w. 360 H.) yang menyusun kitab Nukat Al-=Quran Ad-Dallah ala Al-Bayan fi Anwa Al-Ulum wa Al-Ahkam Al-Munbiahan Ikhtilaf Al-Anam, 5. Muhammad bin Ali Al-Adfawi (w.388 H.) yang menyusun kitab Al-Istighna fi Ulum Al-Quran (20 jilid) d. Perkembangan ,Ulum Al-Quran Abad V H. Pada abad V H. mulai disusun ilmu Irab Al-Quran dalam satu kitab. Di samping itu,penulisan kitab-kitab Ulum Al-Quran masih terus masih terus dilakukan oleh ulama masa ini. Di antara ulama yang berjasa dalam pengembangan Ulum AlQuran pada masa ini adalah: 1. Ali bin Ibrahim bin Said al-Hufi(w. 430 H.) 2. Abu Amr Ad-Dani (w. 444 H.)yang menyusun kitab At-Taisir fi Qiraat As-SabI dan kitab Al-Muhkam fi An-Naqth. e. Perkembangan Ulum Al-Quran Abad VI H. Pada abad VI H., di samping terdapat ulama yang meneruskan pengembangan Ulum Al-Quran ,juga terdapat ulama yang mulai menyusun ilmu Mubhamat Al-Quran,diantaranya adalah: 1. Abu Al-Qasim bin Abdurrahman As-Suhaili (w. 581 H.)yang menyusun kitab Mubhamat Al-Quran. Kitab ini menjelaskan maksud kata-kata Al-Quran yang tidak jelas,apa atau siapa yang dimaksudkan. 2. Ibn al-Jauzi (w. 597 H.) yang menyusun kitab Funun Al-Afnan fiAjaib Al-Quran dan kitab Al-Mujtabafi Ulum Tataallaq bi Al-Quran. f. Perkembangan Ulum Al-Quran Abad VII H. Pada abad VII H., ilmu-ilmu Al-Quran terus berkembang dengan mulai tersusunnya ilmu Majaz Al-Quran dan ilmu Qiraat.

g. Perkembangan Ulum Al-Quran Abad VIII H. Pada abad VIII H. muncullah beberapa ulama yang menyusun ilmu-ilmu baru tentang Al-Quran , sedangkan penulisan kitabkitab tentang Ulum Al-Quran terus berjalan h. Perkembangan Ulum Al-Quran abad IX dan X H. Pada abad XI dan permulaan abad X H., makin banyak karangan yang ditulis ulama tentang Ulum Al-Quran. Pada masa ini,perkembangan Ulum Al-Quran mencapai kesempurnaannya. i. Perkembangan Ulum Al-Quran abad XIV H. Pada abad ini ,perkembangan Ulum Al-Quran diwarnai dengan usaha-usaha menebarkan keraguan diseputar Al-Quran yang dilakukan oleh kalangan orientalis atau oleh orang islam sendiri yang dipengaruhi oleh orientasi. Salah satunya adalah Thaha Husein dalam karya Asy-Syiri Al-Jahili.

KESIMPULAN :

DAFTAR PUSTAKA M.Ag,Halimatussadiyah. 2006. Ulumul Quran. Palembang. Anwar, M,Ag,Dr. Rosihon. 2009. Ulumul Quran. Bandung: CV Pustaka setia. AL-Quran Al-Kariim