defenisi adalah
TRANSCRIPT
-
7/25/2019 Defenisi adalah
1/3
Defenisi
Peritonitis adalah inflamasi peritoneum- lapisan membrane serosa
rongga abdomen & meliputi visera merupakan penyakit berbahaya yg
dapat terjadi dalam bentuk akut maupun kronis/ kumpulan tanda &
gejala, nyeri tekan & nyeri lepas pd palpasi, defans muscular & tanda
umum inflamasi. Peritonitis : sebuah proses peradangan pd membran
serosa yg melingkupi kavitas abdomen & organ yg terletak didalamnya.
Peritonitis sering disebabkan o/ infeksi peradangan lingkungan
sekitarnya melalui perforasi usus spt rupture appendiks / divertikulum
karena awalnya peritonitis merupakan lingkungan yg steril. elain itujuga dapat diakibatkan o/ materi kimia yg irritan spt asam lambung
dari perforasi ulkus/empedu dr perforasi kantung empedu / laserasi
hepar. Pd wanita sgt dimungkinkan peritonitis terlokalisasi pd rongga
pelvis dari infeksi tuba falopi/rupturnya kista ovari. !asus peritonitis
akut yg tdk tertangani dapat berakibat fatal.
Etiologi
peritonitis yg paling sering: pontaneous "acterial Peritonitis #"P$ &
peritonitis sekunder. "P tjd bukan karena infeksi intra abdomen,tapi
biasanya pd pasien yg asites tjd kontaminasi hingga rongga peritoneal
sehingga jadi translokasi bakteri munuju dinding perut/ pembuluh
limfe mesenterium, terjadi penyebaran hematogen jika tjd bakterimia
& akibat penyakit hati yg kronik. emakin rendah kadar protein cairan
asites, semakin tinggi risiko peritonitis & abses. %ni karena ikatan
opsonisasi yg rendah antar molekul komponen asites pathogen yg
paling sering menyebabkan infeksi: bakteri gram negative E.
Coli 40%,Klebsiella pneumoniae 7%, Pseudomonas, Proteus & gram
lainna !0% & bakteri gram positif "#trepto$o$$us pnemuminae
%, 'enis #trepto$o$$us lain %,& #tap(lo$o$$us )%*,selain itu
juga terdapat anaerob & infeksi campur bakteri.Peritonitis sekunder
yg paling sering terjadi disebabkan o/ perforasi atau nekrosis #infeksi
transmural$ organ dlm dgn inokulasi bakteri rongga peritoneal
disebabkan bakteri gram positif yg berasal dari saluran cerna bagian
atas. Peritonitis tersier tjd krn infeksi peritoneal berulang stlhmendapat terapi "P / peritonitis sekunder yg adekuat, bukan berasal
dr kelainan organ, pd pasienperitonisis tersier timbul abses / flagmon
dgn / tanpa fistula. elain itu juga tdpt peritonitis '", peritonitis
steril / kimiawi tjd krn iritasi bahan kimia#cairan empedu, barium, &
substansi kimia$ lain / prses inflamasi transmural dari organ dalam.
etiologi/penyebab timbulnya peritonitis, yaitu :
(. %nfeksi bakteri
)ikroorganisme berasal dari penyakit saluran gastrointestinal, e*:
+ppendisitis yang meradang dan perforasi, 'ukak peptik #lambung /
dudenum$, 'ukak thypoid, 'ukan disentri amuba / colitis, 'ukak pd
tumor, alpingitis,ivertikulitis. !uman yg sering : bakteri oli,
streptokokus hemolitik, stapilokokus aurens, enterokokus & yg plg
bahaya clostridium wechii
. ecara langsung dari luar.: perasi yg tdk steril, 'erkontaminasi
talcum venetum, lycopodium, sulfonamida, peritonitis yg disertai
pembentukan jar. granulomatosa sbg respon terhadap benda asing,
#peritonitis granulomatosa$ merupakan peritonitis lokal. 'rauma pada
kecelakaan seperti rupturs limpa. )elalui tuba fallopius seperti cacing
enterobius vermikularis. 'erbentuk pula peritonitis granulomatosa.
. ecara hematogen sbg komplikasi penyakit akut spt radang sal.
pernapasan bagian atas, otitis media, mastoiditis, glomerulonepritis.
Penyebab: streptokokus / pnemokokus.
K+#--K#-"erdasarkan patogenesis peritonitis dapat diklasifikasikan:
. Peritonitis /akterial Primer
(. )erupakan peritonitis akibat kontaminasi bakterial hematogen
pd cavumperitoneum & tdk ditemukan fokus infeksi dlm abdomen.
Penyebab* bersifat monomikrobial, biasanya 0. oli, reptococus/
Pneumococus. Peritonitis bakterial primer dibagi menjadi dua,:
a. pesifik : misalnya 'uberculosis b. 1on spesifik: pneumonia non
tuberculosis an 'onsilitis. 2aktor resiko yg berperan pd peritonitis ini:
adanya malnutrisi, keganasan intraabdomen, imunosupresi
& splenektomi. resiko tinggi : pasien dgn sindrom nefrotik, gagal ginjal
kronik, lupus eritematosus sistemik, & sirosis hepatis dgn asites.
/. Peritonitis /akterial kut #ekunder "#upurativa*
Peritonitis yg mengikuti infeksi akut/perforasi tract
gastrointestinal / tractus urinarius. Pd umumnya organisme tunggaltdk menyebabkan peritonitis yg fatal. inergisme dari multipel
organisme dpt mperberat terjadinya infeksi ini. "akteriianaerob
spesies "acteroides, dpt perbesar pengaruh bakteri aerob dalam
menimbulkan infeksi. elain itu luas & lama kontaminasi suatu bakteri
juga dapat memperberat suatu peritonitis. !uman dapat berasal dari:
3uka/trauma penetrasi, yang membawa kuman dari luar masuk ke
dalam cavum peritoneal. Perforasi organ dlm perut, e*: peritonitis yg
disebabkan o/ bahan kimia, perforasi usus shg feces keluar dari usus.
!omplikasi dari proses inflamasi organ intra abdominal e*:
appendisitis.
C. Peritonitis tersier, misalna
-Peritonitis yang disebabkan oleh jamur, Peritonitis yg sumber
kumannya tdk dpt ditemukan. )erupakan peritonitis yg disebabkan o/
iritan langsung spt empedu, getah lambung, getah pankreas, dan urine.
D. Peritonitis /entuk lain dari peritonitis
a. +septik/steril peritonitis b. 4ranulomatous peritonitis c.
5iperlipidemik peritonitis d. 'alkum peritonitis
Patofisiologi
6eaksi awal peritoneum thdp invasi oleh bakteri : keluarnya eksudat
fibrinosa. !antong nanah #abses$ terbentuk di antara perlekatan
fibrinosa, yg menempel jadi satu dgn permukaan sekitarnya sehingga
membatasi infeksi. Perlekatan biasanya menghilang bila infeksi
menghilang, tapi dpt menetap sbg pita fibrosa, yg dpt mengakibatkanobstuksi usus. Peradangan menimbulkan akumulasi cairan krn kapiler
&membran mengalami kebocoran. 7ika defisit cairan tdk dikoreksi
secara cepat & agresif, dptmenimbulkan kematian sel. Pelepasan
berbagai mediator, spt interleukin, memulai respon hiperinflamatorius,
sehingga membawa ke perkembangan selanjutnya dr kegagalan banyak
organ. !rn tubuh mencoba u/ kompensasi dgn cara retensi cairan &
elektrolit o/ginjal, produk buangan jg ikut menumpuk. 'akikardi
awalnya meningkatkan curah jantung, tapi ini segera gagal begitu tjd
hipovolemia. rgan didlm cavum peritoneum termasuk dinding
abdomen mengalami oedem. edem disebabkan o/ permeabilitas
pembuluh darah kapiler organ tersebutmeninggi. Pengumpulan cairan
didalam rongga peritoneum & lumen usus serta oedem seluruh organ
intra peritoneal & oedem dinding abdomen termasuk jaringan
retroperitoneal menyebabkan hipovolemia. 5ipovolemia bertambah
dgn adanya kenaikan suhu, masukan yg tdk ada, serta muntah
'erjebaknya cairan di cavum peritoneum dan lumen usus, lebih lanjut
meningkatkan tekana intra abdomen, membuat usaha pernapasan penuh
menjadi sulit & menimbulkan penurunan perfusi. "ila bahan yg
menginfeksi tersebar luas pada permukaan peritoneum /bila infeksi
menyebar, dapat timbul peritonitis umum. engan perkembangan
peritonitis umum, aktivitas peristaltik berkurang sampai timbul ileus
paralitik8 usus kemudian menjadi atoni dan meregang. airan &
elektrolit hilang kedalam lumen usus, mengakibatkan dehidrasi, syok,gangguan sirkulasi & oliguria. Perlekatan dpt terbentuk antara
lengkung usus yg meregang & dapat mengganggu pulihnya pergerakan
usus & mengakibatkan obstruksi usus. umbatan yg lama pd usus
/obstruksi usus dpt mnimbulkan ileus karena adanya gangguan mekanik
#sumbatan$ maka terjadi peningkatan peristaltik usus sebagai usaha
-
7/25/2019 Defenisi adalah
2/3
untuk mengatasi hambatan. %leus ini d9t berupa ileus sederhana yaitu
obstruksi usus yg tdk disertai terjepitnya pembuluh darah dan dapat
bersifat total / parsial, pd ileus stangulasi obstruksi disertai
terjepitnya pembuluh darah sehingga terjadi iskemi yg akan berakhir
dengan nekrosis/ganggren & terjadi perforasi usus dan karena
penyebaran bakteri pada rongga abdomen sehingga dpt terjadi
peritonitis. 'ifus abdominalis:penyakit infeksi akut usus halus o/
kuman .'yphi yg masuk tubuh melalui mulut dari makan& air yg
tercemar. ebagian kuman dimusnahkan o/ asam lambung, sebagian
lagi masuk keusus halus & mencapai jaringan limfoid plaue peyeri diileum terminalis yg hipertropi. komplikasi perdarahan & perforasi
intestinal dpt terjadi, perforasi ileum pada tifus biasanya terjadi pd
penderita yg demam selama kurang lebih minggu yg disertai nyeri
kepala, batuk & malaise yg disusul ol/ nyeri perut, nyeri tekan, defans
muskuler, & keadaan umum yg merosot krn toksemia. Perforasi tukak
peptik khas ditandai o/ perangsangan peritoneum yg mulai di
epigastrium & meluas keseluruh peritonium akibat peritonitis
generalisata. Perforasi lambung & duodenum bag. depan menyebabkan
peritonitis akut. Penderita yg mengalami perforasi ini tampak
kesakitan hebat seperti ditikam di perut. 1yeri timbul mendadak
terutama dirasakan di epigastrium krn rangsangan peritonium o/asam
lambung, empedu&/en;im pankreas. !emudian menyebar keseluruh
perut menimbulkan nyeri seluruh perut pd awal perforasi,
belum infeksi bakteria, kadang fase ini disebut fase peritonitis
kimia, adanya nyeri di bahu menunjukkan
rangsanganperitoneum berupa mengenceran ;at asam garam yang
merangsang, ini akan mengurangi keluhan u/ sementara smp kemudian
terjadi peritonitis bakteria. Pd apendisitis disebabkan o/penyumbatan
lumen apendiks o/ hiperplasi folikel limfoid, fekalit, benda asing,
striktur krn fibrosis &neoplasma. bstruksi tsb menyebabkan mukus
yg diproduksi mukosa mengalami bendungan,makin lama mukus tsb
makin banyak, namun elastisitas dinding apendiks punyai keterbatasan
sehingga menyebabkan peningkatan tek. %ntralumen & menghambataliran limfe yg mengakibatkan oedem, diapedesis bakteri, ulserasi
mukosa, dan obstruksi vena sehingga udem bertambah kemudian aliran
arteri terganggu akan terjadi infark dinding apendiks yang diikuti dgn
nekrosis /ganggren dinding apendiks sehingga timbul perforasi &
mengakibatkan peritonitis baik lokal & general. Pada trauma abdomen
baik trauma tembus abdomen & tumpul abdomen dapat mengakibatkan
peritonitis sampai dgn sepsis bila mengenai organ yang berongga intra
peritonial. 6angsangan peritonial yang timbul sesuai dengan isi dari
organ berongga tersebut, mulai dari gaster yang bersifat kimia
sampai dengan kolon yg berisi feses. 6angsangan kimia onsetnya paling
cepat & feses paling lambat. "ila perforasi terjadi dibagian atas,
misalnya didaerah lambung maka akan tjd perangsangan segera
sesudah trauma & akan tjd gejala peritonitis hebat sedangkan bila
bagian bawah seperti kolon, mula-mula tidak terjadi gejala karena
mikroorganisme membutuhkan waktu untukberkembang biak baru
setelah < jam timbul gejala akut abdomen krn perangsangan
peritoneum. Peritonitis menimbulkan efek sistemik. Perubahan
sirkulasi, perpindahan cairan, masalah nafasan menyebabkan
ketidakseimbangan cairan & elektrolit. istem sirkulasi mengalami
tekanan dari beberapa sumber. 6espon inflamasi mengirimkan darah
ekstra ke area usus yang terinflamasi.airan& udara ditahan dlm
lumen ini, meningkatkan tekanan & sekresi cairan ke dalam usus.
edangkan volume sirkulasi darah berkurang, meningkatkan kebutuhanoksigen, ventilasi berkurang & meninggikan tekanan abdomen yg
meninggikan diafragma.
1anifestasi klinik
'anda peritonitis relative sama dengan infeksi berat: demam
tinggi /pasien yg sepsis bisa menjadi hipotermia, taki kardi, dehidrasi
hingga menjadi hipotensi. 1yeri abdomen yg hebat biasanya memiliki
punctum ma*imum ditempat tertentu sebagai sumber infeksi. inding
perut akan terasa tegang karena mekanisme antisipasi penderita
secara tidak sadar untuk menghindari palpasinya yang menyakinkan/
tegang karenairitasi peritoneum. yok #neurogenik, hipovolemik atau
septik$ terjadi pd beberpa penderita peritonitis umum. emam,
istensi abdomen, 1yeri tekan abdomen & rigiditas yg lokal, difus,
atrofi umum, tergantung pd perluasan iritasi peritonitis., "ising usus
tak terdengar pd peritonitis umum dapat terjadi pada daerah yang
jauh dari lokasi peritonitisnya. 1ausea, =omiting, Penurunanperistaltik.
Pd wanita dilakukan p* vagina bimanual u/ membedakan nyeri akibat
pelvic inflammatoru disease. p* klinis ini bisa jadi positif palsu pd
penderita dlm keadaan imunosupresi #misalnya diabetes berat,
penggunaan steroid, pascatransplantasi/5%=$ penderita dgn penurunan
kesadaran #e*: trauma cranial ensefalopati toksik, syok sepsis,
/penggunaan analgesik$ penderita dgn paraplegia & penderita
geriatric. +danya nyeri abdomen #akut abdomen$ dgn nyeri yg tumpul &
tdk terlalu jelas lokasinya #peritoneum visceral$. !emudian lama
kelamaan menjadi jelas lokasinya #peritoneum parietal$. Pada keadaan
peritonitis akibat penyakit tertentu. e* : perforasi lambung,
duodenum, pankreatitis akut yang berat/ iskemia.
2anda32anda Peritonitis, aitu sebagai berikut
emam tinggi, Pasien yang sepsis bisa menjadi hipotermia, 'akikardi,
ehidrasi, 5ipotensi
Pemeriksaan Diagnostik
a. 'est laboratorium
(. 3eukositosis
. 5ematokrit meningkat
. +sidosis metabolic #dari hasil pemeriksaan laboratorium pd pasien
peritonitis didapatkan P5 >?.(, P>
-
7/25/2019 Defenisi adalah
3/3
$ Posisi setengah duduk atau berdiri. 4ambaran radiologis diperoleh
adanya air fluid level dan step ladder appearance.
K1P+-K#-
!omplikasi yang timbul dari peritonitis adalah sebagai berikut :
- 0viserasi 3uka. - Pembentukan abses. !omplikasi dapat terjadi pada
peritonitis bakterial akut sekunder, komplikasi tersebut dpt dibagi
menjadi komplikasi dini dan lanjut,: !omplikasi dini.: eptikemia dan
syok septic. yok hipovolemik. epsis intra abdomen rekuren yg tdk
dapat dikontrol dengan kegagalan multisystem. +bses residual
intraperitoneal. Portal Pyemia #misal abses hepar$. !omplikasilanjut.:+dhesi.& bstruksi intestinal rekuren.
PE56/25
Penggantian cairan, koloid dan elektrolit adalah focus utama. +nalgesik
diberikan untuk mengatasi nyeri anti emetic dapat diberikan sebagai
terapi untuk mual dan muntah. 'erapi oksigen dengan kanula nasal atau
masker akan meningkatkan oksigenasi secara adekuat, tetapi kadang-
kadang inkubasi jalan napas dan bantuk ventilasi diperlukan. 'etapi
medikamentosa nonoperatif dgn terapi antibiotik, terapi hemodinamik
untuk paru dan ginjal, terapi nutrisi dan metabolic dan terapi modulasi
respon peradangan. Penatalaksanaan pasien trauma tembus dgn
hemodinamik stabil di dada bagian bawah / abdomen berbeda namun
semua ahli bedah sepakat pasien dgn tanda peritonitis /hipovolemia
harus menjalani e*plorasi bedah, tetapi hal ini tidak pasti bagi pasien
tanpa tanda sepsis dgn hemodinamik stabil. emua luka tusuk di dada
bawah & abdomen harus dieksplorasi terlebih dahulu. "ila luka
menembus peritoneum, maka tindakan laparotomi diperlukan. Prolaps
visera, tanda-tanda peritonitis, syok, hilangnya bising usus, terdapat
darah dalam lambung, buli-buli dan rectum, adanya udara bebas
intraperitoneal dan lavase peritoneal yang positif juga merupakan
indikasi melakukan laparotomi. "ila tdk ada, pasien harus diobservasi
selama