daftar isi - · pdf fileriset operasi dalam pengambilan keputusan ... soal-soal:...

27

Upload: nguyentuyen

Post on 31-Jan-2018

244 views

Category:

Documents


1 download

TRANSCRIPT

Page 1: DAFTAR ISI -   · PDF fileRiset Operasi dalam Pengambilan Keputusan  ... Soal-soal: (Minimalisasi ... pertimbangan jawaban
Page 2: DAFTAR ISI -   · PDF fileRiset Operasi dalam Pengambilan Keputusan  ... Soal-soal: (Minimalisasi ... pertimbangan jawaban

ii

DAFTAR ISI

Halaman

Bab 1. Pendahuluan ………..………………………………….…….. 1 Konsep Pengambilan Keputusan ………………………………… 2

Pengertian Pengambilan Keputusan ………………………… 2

Pengambilan Keputusan Sebagai Suatu Proses ……………. 3

Masalah dalam Proses Pengambilan Keputusan ……………….. 4

Pengertian, Karakteristik dan Jenis Masalah ……………….. 4

Proses Mendefinisikan Masalah …………………………….. 6

Jenis-jenis Keputusan ……………………………………………… 9

Keputusan yang Diprogram …………………………………. 9

Keputusan yang Tidak Diprogram …………………………. 9

Faktor yang Mempengaruhi Pengambilan Keputusan ………… 10

Situasi dan Kondisi dalam Pengambilan Keputusan ………….. 10

Keputusan dalam Ketidakpastian (uncertainty) …………… 10

Keputusan dalam Situasi Risk (probability) ………………… 11

Keputusan dalam Suasana Konflik (game theory) …………. 11

Riset Operasi dalam Pengambilan Keputusan ………………… 11

Elemen-Elemen Dasar Pengambilan Keputusan ……………….. 12

Menetapkan Tujuan …………………………………………… 12

Mengidentifikasi Permasalahan ……………………………… 12

Mengembangkan Sejumlah Alternatif ……………………… 13

Penilaian dan Pemilihan Alternatif …………………………. 13

Melaksanakan Keputusan ……………………………………. 13

Evaluasi dan Pengendalian …………………………………... 14

Bab 2. Manajemen Pengambilan Keputusan ………..…………….. 16 Pola Pengambilan Keputusan ………………………………… 17

Keputusan dan Akibat yang Ditimbulkannya …………………. 18

Pilihan yang Tersedia dalam Pengambilan Keputusan ……….. 19

Optimalisasi Pengambilan Keputusan ………..………………… 21

Bab 3. Pendekatan Kuantitatif dan Kebijakan ……...…………….. 22 Pengambilan Keputusan pada Individu ………………………… 24

Gaya Pengambilan Keputusan pada Individu …………………. 25

Page 3: DAFTAR ISI -   · PDF fileRiset Operasi dalam Pengambilan Keputusan  ... Soal-soal: (Minimalisasi ... pertimbangan jawaban

iii

Direktif …………………………………………………..……… 26

Analitis …………………………………………………..……… 26

Konseptual ……………………………………………..……… 26

Behavioral …….………………………………………..……… 27

Persepsi dan Pengambilan Keputusan ………………………….. 29

Nilai dan Pengambilan Keputusan …………....………………… 30

Pendekatan Kebijakan ………………………......………………… 31

Nilai dan Pengambilan Keputusan …………....………………… 30

Teori Rasional Komprehensif …….…………………..……… 31

Teori Inkremental …….………………………………..……… 32

Teori Pengamatan Terpadu (Mixed Scaning Theory) ……… 34

Bab 4. Pendekatan Administrasi Publik ……...…………………….. 35 Rasionalitas ………………………………………………………… 36

Rasionalitas Terbatas ……………………………………………… 36

Rasionalitas Keputusan Terbatas dan Logika Konsekuensi …… 37

Informasi ………………………………………………..……… 38

Perhatian ………………………………………………..……… 39

Pengambilan Resiko .…………………………………..……… 39

Rasionalitas Keputusan Terbatas dan Logika Ketepatan ……… 41

Ambiguitas, Ketidakpastian dan Logika Ketepatan ………. 43

Kopling longgar, tong sampah, dan perhatian ……….……. 44

Bab 5. Pendekatan Kuantitatif ……...…………...………………….. 48 Riset Operasi …………………..…………………………………… 48

Sejarah Riset Operasi …………………..…..……………………… 50

Ruang Lingkup Riset Operasi ………….………………………… 50

Model-model dalam Riset Operasi …………….………………… 51

Langkah-langkah dalam Riset Operasi ………….……………… 53

Riset Operasi dalam Pengambilan Keputusan ………….……… 54

Bab 6. Pohon Keputusan ……...……………….....………………….. 56 Supervised Learning ……..…..…………………………………… 56

Latar Belakang Pohon Keputusan ……..…..……..……………… 57

Pengertian Pohon Keputusan ……..………..……..……………… 58

Manfaat Pohon Keputusan ……..………..………..……………… 58

Kelebihan Pohon Keputusan ……...………..……..……………… 59

Page 4: DAFTAR ISI -   · PDF fileRiset Operasi dalam Pengambilan Keputusan  ... Soal-soal: (Minimalisasi ... pertimbangan jawaban

iv

Kekurangan Pohon Keputusan ……......…..……..……………… 60

Skema Pohon Keputusan ……..……...…………………………… 60

Struktur Dasar Pohon ………………………………..….……. 60

Struktur Pohon Keputusan ……………………….…….……. 63

Kopling longgar, tong sampah, dan perhatian ……….……. 44

Kopling longgar, tong sampah, dan perhatian ……….……. 44

Contoh Aplikasi ……….…..…..…………………………………… 66

A. Identifikasi Pembeli Komputer ……………………..……. 66

B. Keputusan untuk Bermain Tenis atau Tidak ……….……. 67

Bab 7. Linear Programming ……...……………...………………….. 74 Sejarah Perkembangan Linear Programming ……………..…… 74

Pengertian Linear Programming ……………………..……..…… 75

Asumsi-asumsi Dasar dalam Linear Programming ……….…… 76

Ruang Lingkup Linear Programming ……………….……..…… 77

Model Linear Programming ………………………….……..…… 79

Contoh Soal ……………….…………………………………...…… 82

Pemecahan .……………….…………………………………...…… 83

Bab 8. Linear Programming Metode Grafik ……...……………….. 84 Contoh 1: (Maksimalisasi) ……………………………….…..…… 84

Contoh 2: (Maksimalisasi) ……………………………….…..…… 90

Minimalisasi …………………………………………….……..…… 93

Contoh 3: (Minimalisasi) …..….………………………….…..…… 94

Soal-soal: (Minimalisasi) …..….………………………….…..…… 99

Bab 9. Linear Programming Metode Matematis ……...…..……….. 100 Contoh: (Maksimalisasi) ………………………………….…..…… 101

Soal-soal: …..….……………………..…………………….…..…… 103

Bab 10. Linear Programming Metode Simpleks …………………….. 104 Persyaratan Metode Simpleks ……….………………….…..…… 104

Penulisan Standar dari Metode Simpleks ……………...…..…… 105

Fungsi Tujuan Maksimisasi ……………………………..……. 105

Fungsi Tujuan Minimalisasi …………………………….……. 106

Contoh-contoh: ………………………………………….……..…… 107

Page 5: DAFTAR ISI -   · PDF fileRiset Operasi dalam Pengambilan Keputusan  ... Soal-soal: (Minimalisasi ... pertimbangan jawaban

v

Bab 11. Persoalan Transportasi ……………………………..……….. 114 Pendahuluan ……….………………….……………….….…..…… 114

Model Transportasi …………………………….………...…..…… 115

Keseimbangan Dalam Model Transportasi ………………...…… 117

Metode Pemecahan …………………………………………...…… 118

Menentukan Solusi Fisibel Basis Awal ……………………...…… 119

Menentukan Entering Variabel dan Leaving Variabel …………. 120

Model Produksi Persediaan ………………………..……….……. 124

Page 6: DAFTAR ISI -   · PDF fileRiset Operasi dalam Pengambilan Keputusan  ... Soal-soal: (Minimalisasi ... pertimbangan jawaban

Dalam hidup, setiap manusia memiliki tujuan yang hendak diraih.

Tujuan tersebut dapat diraih secara “tersendiri”, atau dicapai melalui

kelompok. Organisasi merupakan wadah atau alat yang digunakan oleh

manusia untuk mengkoordinasikan seluruh tindakan mereka dengan tujuan

saling berinteraksi untuk mencapai sejumlah tujuan yang sama. Keberadaan

organisasi didorong oleh kemunculan sejumlah masalah dan tantangan yang

harus dihadapi manusia. Masalah yang dihadapi oleh pengelolanya adalah

menemukan kebijakan dan strategi terbaik agar organisasi tetap dapat

bertahan hidup dan menciptakan kemakmuran bagi para pemilik maupun

pengelolanya. Pencarian solusi yang akan membantu kelangsungan hidup

organisasi membawa organisasi dapat terus menciptakan kemakmuran bagi

pemiliknya, yang secara esensial merupakan tujuan utama dari pengambilan

keputusan.

Pengambilan keputusan adalah proses pemilihan alternatif terbaik

untuk pemecahan suatu masalah melalui metode dan teknik tertentu.

Implikasi dari definisi ini adalah kunci keberhasilan dari proses pengambilan

keputusan terletak pada ketepatan dalam merumuskan masalah (problem

structuring). Persoalannya adalah tidak mudah merumuskan masalah, sebab

masalah mempunyai sifat yang subjektif. Bagi sebagian orang sesuatu itu

adalah masalah, tapi bagi sebagian yang lain bukan merupakan suatu

masalah. Oleh karena itu diperlukan kemahiran decision maker dalam problem

structuring sehingga proses pengambilan keputusan dapat berjalan efektif.

Analisis keputusan (decision analysis) bertujuan untuk mengidentifikasi

apa yg harus dikerjakan, mengembangkan kriteria khusus untuk mencapai

tujuan, mengevaluasi alternatif yang tersedia yang berhubungan dengan

kriteria & mengidentifikasi risiko yang melekat pada keputusan tersebut. Inti

dari pengambilan keputusan adalah memilih alternatif yang terbaik.

Page 7: DAFTAR ISI -   · PDF fileRiset Operasi dalam Pengambilan Keputusan  ... Soal-soal: (Minimalisasi ... pertimbangan jawaban

2

Pengambilan keputusan terletak dalamm perumusan berbagai alternatif

tindakan sesuai dengan yang sedang dalam perhatian dan dalam pemilihan

alternatif yang tepat. Pengambilan keputusan tersebut dilakukan setelah

evaluasi/penilaian mengenai efektifitasnya dalamm mencapai tujuan yang

dikehendaki pengambil keputusan.

Begitu strategisnya kedudukan pengambilan keputusan dalam

menentukan kelangsungan hidup organisasi. Persoalannya adalah

bagaimana pengambilan keputusan dapat dilakukan dengan efektif,

sehingga kelangsungan hidup dan perkembangan organisasi terus

berlangsung secara gradual.

Konsep Pengambilan Keputusan Pengertian Pengambilan Keputusan

Rizky Dermawan (2004: 2-3) mengatakan pengambilan keputusan

merupakan ilmu dan seni yang harus dicari, dipelajari, dimiliki,

dikembangkan secara mendalam oleh setiap orang. Dikatakan seni karena

kegiatannya selalu dihadapkan pada sejumlah peristiwa yang memiliki

karakteristik keunikan tersendiri. Sedangkan dikatakan ilmu karena

aktivitasnya memiliki sejumlah cara, metode, atau pendekatan yang bersifat

sistematis, teratur dan terarah. Jogiyanto (2003: 66) mengemukakan bahwa

pengambilan keputusan adalah tindakan manajemen di dalam pemilihan

alternatif untuk mencapai sasaran. Maman Ukas (2004: 140) mengemukakan

pengambilan keputusan merupakan suatu pengakhiran dari proses

pemikiran tentang suatu masalah yang dihadapi. G.R. Terry (Suwatno dkk.

2002: 45) mengemukakan decision making can be defined as the selection based on

some criteria of one behavior alternative from two or more possible alternative.

Koontz and O’Donnel (Hasibuan, 1986: 53) mengemukakan decision making-

the among alternatives of a course of action. Siagian (1980: 82) mengemukakan

pengambilan keputusan adalah suatu pendekatan yang sistematis terhadap

hakekat suatu masalah, pengumpulan fakta-fakta dan data, penentuan yang

matang dari alternatif yang dihadapi dan mengambil tindakan yang

menurut perhitungan merupakan tindakan yang paling tepat. Johanes

Supranto (1998: 1) memaparkan secara populer dapat dikatakan bahwa

mengambil atau membuat keputusan berarti memilih satu di antara sekian

banyak alternatif, yang dibuat dalam rangka untuk memecahkan

permasalahan atau persoalan (problem solving).

Page 8: DAFTAR ISI -   · PDF fileRiset Operasi dalam Pengambilan Keputusan  ... Soal-soal: (Minimalisasi ... pertimbangan jawaban

3

Dapat disimpulkan bahwa pengambilan keputusan adalah proses

pemilihan alternatif terbaik untuk pemecahan suatu masalah melalui metode

dan teknik tertentu.

Pengambilan Keputusan Sebagai Suatu Proses Sebagai suatu proses, pengambilan keputusan terdiri atas serangkaian

tahapan kegiatan. Simon (Jogiyanto, 2003: 75) memperkenalkan empat

aktivitas dalam proses pengambilan keputusan, yaitu:

1) Intelligence, tahap pengumpulan informasi untuk mengidentifikasikan

permasalahannya;

2) Design, adalah tahap perancangan solusi dalam bentuk alternatif-

alternatif pemecahan masalah;

3) Choice, adalah tahap memilih dari alternatif-alternatif yang disediakan,

dan

4) Implementation, yaitu tahap melaksanakan keputusan dan melaporkan

hasilnya.

Handoko, (1992: 133-138) menjelaskan bahwa proses dasar pembuatan

keputusan rasional mencakup tahapan:

1) Pemahaman dan perumusan masalah,

2) Pengumpulan dan analisa data yang relevan,

3) Pengembangan alternatif-alternatif,

4) Evaluasi alternatif-alternatif,

5) Pemilihan alternatif terbaik,

6) Implementasi keputusan, dan

7) Evaluasi hasil-hasil keputusan.

Supranto (1998: 1) memaparkan langkah-langkah pengambilan

keputusan sebagai berikut:

1) Rumuskan/definisikan persoalan keputusan,

2) Kumpulkan informasi yang relevan,

3) Cari alternatif tindakan,

4) Lakukan analisis alternatif yang fisibel,

5) Pilih alternatif terbaik,

6) Laksanakan keputusan dan evaluasi hasilnya.

Siagian (1980: 96) mengemukakan terdapat tujuh langkah yang dapat

ditempuh dalam pengambilan keputusan, yaitu:

Page 9: DAFTAR ISI -   · PDF fileRiset Operasi dalam Pengambilan Keputusan  ... Soal-soal: (Minimalisasi ... pertimbangan jawaban

4

1) Mengetahui hakekat masalah yang dihadapi, dengan perkataan lain

mendefinisikan masalah yang dihadapi dengan setepat-tepatnya;

2) Mengumpulkan fakta-fakta dan data yang relevan;

3) Mengolah fakta-fakta dan data tersebut;

4) Menentukan beberapa alternatif yang mungkin ditempuh;

5) Memilih cara pemecahan dari alternatif yang telah diolah dengan

matang;

6) Memutuskan tindakan yang hendak dilakukan; dan

7) Menilai hasil-hasil yang diperoleh sebagai akibat dari keputusan yang

telah diambil.

Masalah dalam Proses Pengambilan Keputusan Pengertian, Karakteristik dan Jenis Masalah

Definisi sederhana tentang masalah adalah sesuatu yang harus

ditemukan pemecahannya. Definisi lain yang diajukan adalah masalah

merupakan sebuah pertanyaan yang diajukan untuk diberikan solusi atau

pertimbangan jawaban. Dalam kajian manajemen dan bisnis, masalah

dianggap sebagai terjadinya kesenjangan antara peristiwa yang diharapkan

terjadi (expected condition) dengan peristiwa yang sebenarnya terjadi (real

condition).

Dunn (1994) mengemukakan bahwa masalah menunjukkan

kesenjangan antara hasil yang dicapai dengan harapan. Dalam bahasa

statistik yang dimaksud dengan masalah adalah deviasi antara standar

pelaksanaan dengan pelaksanaan yang berbeda. Johanes Supranto (1998: 21)

mendefinisikan masalah sebagai sesuatu yang terjadi tidak sesuai dengan

yang diinginkan/diharapkan. Prajudi Atmosudirdjo (1990: 161)

mengemukakan masalah adalah sesuatu yang menyimpang dari apa yang

diharapkan atau direncanakan atau ditentukan untuk dicapai, sehingga

merupakan rintangan atau hambatan untuk mencapai tujuan. McLeod (1996:

200) mendefinisikan masalah sebagai suatu kondisi yang memiliki potensi

untuk menimbulkan kerugian yang luar biasa atau menghasilkan

keuntungan yang luar biasa.

Suatu masalah memiliki beberapa karakteristik, Dunn (1994)

mengemukakan terdapat empat karakteristik dari masalah kebijakan, yaitu:

1) Interdependence of policy problem

Page 10: DAFTAR ISI -   · PDF fileRiset Operasi dalam Pengambilan Keputusan  ... Soal-soal: (Minimalisasi ... pertimbangan jawaban

5

Dalam kenyataan masalah-masalah bukan merupakan kesatuan yang

berdiri sendiri, melainkan merupakan bagian dari seluruh system

masalah yang paling baik diterangkan sebagai messes, yaitu suatu

system kondisi eksternal yang menghasilkan ketidakpuasan di antara

segmen-segmen masyarakat yang berbeda. Sistem masalah yang saling

berkaitan mengharuskan pemecahan masalah menggunakan pendekatan

holistik, yaitu suatu pendekatan yang memandang bagian-bagian sebagai

tak terpisahkan dari keseluruhan system yang mengikatnya.

2) Subjectivity of policy problem

Kondisi eksternal yang menimbulkan suatu permasalahan didefinisikan,

diklasifikasikan, dijelaskan, dan dievaluasi secara selektif. Meskipun

terdapat suatu anggapan bahwa masalah bersifat objektif (misalnya,

polusi udara dapat didefinisikan sebagai tingkat gas dan partikel-partikel

di dalam atmosfer) data yang sama mengenai polusi dapat

diinterpretasikan secara beda.

3) Artificiality of policy problem

Masalah-masalah keputusan hanya mungkin ketika manusia membuat

penilaian mengenai keinginan untuk mengubah beberapa situasi

masalah. Masalah merupakan hasil penilaian subyektif manusia, masalah

itu juga bisa diterima sebagai definisi-definisi yang sah dari kondisi

sosial yang obyektif, dan karenanya masalah dipahami, dipertahankan

dan diubah secara sosial.

4) Dynamic of policy problem

Terdapat banyak solusi untuk suatu masalah sebagaimana banyak

definisi terhadap masalah tersebut. Masalah dan solusi berada dalam

perubahan-perubahan yang konstan, dan karenanya masalah tidak

secara konstan terpecahkan. Solusi terhadap masalah dapat menjadi

usang meskipun barangkali masalah itu sendiri belum usang.

Menurut Dunn (1994) terdapat tiga kelas masalah, yaitu masalah yang

sederhana, masalah yang agak sederhana, dan masalah yang rumit.

1) Masalah yang sederhana (well-structured)

Adalah masalah yang melibatkan satu atau beberapa pembuat keputusan

dan seperangkat kecil alternatif-alternatif kebijakan. Kegunaan

mencerminkan konsensus pada tujuan-tujuan jangka pendek. Hasil dari

masing-masing alternatif diketahui dengan keyakinan yang tinggi.

2) Masalah yang agak sederhana (moderately-structured)

Page 11: DAFTAR ISI -   · PDF fileRiset Operasi dalam Pengambilan Keputusan  ... Soal-soal: (Minimalisasi ... pertimbangan jawaban

6

Adalah masalah yang melibatkan satu atau beberapa pembuat keputusan

dan sejumlah alternatif yang secara relatif terbatas. Kegunaan

mencerminkan consensus pada tujuan-tujuan jangka pendek. Hasil dari

masing-masing alternatif belum tentu meyakinkan.

3) Masalah yang rumit (ill-structured)

Adalah masalah yang mengikutsertakan banyak pembuat keputusan.

Kegunaannya tidak diketahui atau tidak mungkin diurutkan secara

konsisten. Hasil dari masing-masing alternatif dapat tidak diketahui.

Menurut McLeod (1996: 203) masalah dapat dibedakan menjadi tiga

kategori yaitu:

1) Masalah terstruktur, yaitu masalah yang berisi elemen-elemen dan

hubungan-hubungan antar elemen yang dipahami oleh pemecah

masalah;

2) Masalah tidak terstruktur, yaitu masalah yang berisi elemen-elemen dan

hubungan-hubungan antar elemen yang tidak dipahami oleh pemecah

masalah;

3) Masalah semi terstruktur, yaitu masalah yang berisi elemen-elemen dan

hubungan-hubungan antar elemen yang sebagian saja dipahami oleh

pemecah masalah.

Proses Mendefinisikan Masalah Charles F. Kettering (Siagian, 1980: 98) mengatakan suatu masalah yang

sudah didefinisikan dengan baik berarti sudah separoh terpecahkan. Patton

dan Sawicki (1986: 103) menjelaskan bahwa definisi masalah merupakan

langkah kunci.

Persoalannya adalah tidak mudah untuk mendefinisikan suatu

masalah, sebab menurut Miller dan Starr (1978: 504) tidak semua orang

memandang hal yang sama sebagai masalah bahkan bila hal tersebut terjadi

pada situasi yang serupa. Sebagian orang akan mengatasi masalah itu dan

berupaya memecahkannya. Yang lainnya akan mengabaikan atau menunda

masalah, artinya, tidak segera berupaya memecahkan masalah. Bagi mereka

hanya ada satu pertanyaan petunjuk-masalah, bukan masalah nyata menurut

bahasa. Kondisi ini menurut Miller dan Starr (1978: 504) disebabkan oleh

beberapa hal yaitu:

1) Tujuan yang diharapkan dari pemecahan masalah,

2) Ruang lingkup (size) organisasi, dan

Page 12: DAFTAR ISI -   · PDF fileRiset Operasi dalam Pengambilan Keputusan  ... Soal-soal: (Minimalisasi ... pertimbangan jawaban

7

3) Keuntungan potensial yang diharapkan dari pemecahan masalah.

Oleh karena itu menurut Ackoff (Dunn, 1994), mengemukakan

“keberhasilan dalam memecahkan suatu masalah memerlukan penemuan

solusi yang tepat terhadap masalah yang juga tepat. Kita lebih sering gagal

karena kita memecahkan suatu masalah yang salah daripada menemukan

solusi yang salah terhadap masalah yang tepat”. Dengan demikian dalam

merumuskan masalah terlebih dahulu harus memahami hakikat dari suatu

masalah.

Perumusan masalah dapat dipandang sebagai suatu proses. Dunn

(1994) menyebutkan ada empat fase yang saling berkaitan, yaitu:

1) Pencarian masalah (problem search), adalah proses penemuan dan

penyatuan beberapa representasi masalah, atau metaproblem, yang

dihasilkan oleh para pelaku kebijakan.

2) Pendefinisian masalah (problem definition), adalah proses

mengkarakteristikan masalah-masalah substantif ke dalam istilah-istilah

yang paling dasar dan umum.

3) Spesifikasi masalah (problem specification), adalah tahap pemahaman

masalah dimana analis mengembangkan representasi masalah substantif

secara formal (logis atau matematis)

4) Penghayatan masalah (problem sensing), adalah tahapan perumusan

masalah dimana analisis kebijakan mengalami kekhawatiran dan gejala

ketegangan dengan cara mengenali situasi masalah.

Gambar 1. Tahapan Perumusan Masalah

Sumber: Dunn (1994)

Problem Search

Problem Sensing

Problem Specification

PROBLEM SITUATION

FORMAL PROBLEM

META PROBLEM

Problem Definition

SUBSTANTIF PROBLEM

Page 13: DAFTAR ISI -   · PDF fileRiset Operasi dalam Pengambilan Keputusan  ... Soal-soal: (Minimalisasi ... pertimbangan jawaban

8

Patton dan Sawicki (1986: 107) menyebutkan ada 7 tahapan yang

disarankan dalam merumuskan masalah, yaitu:

1) Pikirkan masalah,

2) Gambarkan batasan-batasan masalah,

3) Kembangkan fakta,

4) Urutkan tujuan (goals) dan sasaran (objectives),

5) Identifikasi “ukuran permasalahan”,

6) Tunjukkan biaya dan keuntungan potensial, dan

7) Bahas pernyataan masalah.

Atmosudirdjo (1990: 165), menjelaskan proses analisis masalah terdiri

atas langkah-langkah:

1) Menentukan identitas masalah,

2) Menentukan posisi masalah,

3) Menentukan nilai masalah,

4) Menentukan urgensi masalah,

5) Menentukan penyebab-penyebab masalah,

6) Menentukan struktur masalah,

7) Menentukan dinamika masalah,

8) Menentukan adanya masalah tertentu atau sub masalah.

Uraian di atas menunjukkan langkah strategis yang harus dilakukan

terlebih dahulu dalam perumusan masalah adalah menyadari adanya suatu

masalah. Bagaimana menyadari adanya suatu masalah? Miller dan Starr

(1978: 501-503) mengajukan empat cara, yaitu:

1) Konfrontasi Berhadapan. Suatu masalah dapat dikaji dari fenomena yang

terjadi. Fenomena prestasi belajar siswa yang rendah misalnya,

menyimpan sejumlah masalah yang melekat pada strategi belajar

mengajar yang digunakan atau pada motivasi belajar siswa.

2) Monitoring Pencegahan. Setiap keputusan yang diambil selalu

mengandung risiko. Suatu masalah dapat muncul dari risiko ini.

3) Gangguan Eksternal. Masalah dapat ditemukan dari adanya reaksi

eksternal terhadap keputusan terdahulu yang telah diambil.

4) Pencarian Acak. Bila tidak ada masalah yang dapat ditemukan oleh cara

lain, kita mencarinya. Pencarian seperti itu biasanya diprediksi pada

proposisi bahwa "tidak ada yang sempurna".

Page 14: DAFTAR ISI -   · PDF fileRiset Operasi dalam Pengambilan Keputusan  ... Soal-soal: (Minimalisasi ... pertimbangan jawaban

9

Jenis-jenis Keputusan Jenis-jenis keputusan diklasifikasikan dalam dua kategori, yaitu

keputusan yang direncanakan/diprogram dan keputusan yang tidak

direncanakan/tidak terprogram.

Keputusan yang Diprogram Keputusan yang diprogram merupakan keputusan yang bersifat rutin

dan dilakukan secara berulang-ulang sehingga dapat dikembangkan suatu

prosedur tertentu. Keputusan yang diprogram terjadi jika permasalahan

terstruktur dengan baik dan orang-orang tahu bagaimana mencapainya.

Permasalahan ini umumnya agak sederhana dan solusinya relatif mudah. Di

perguruan tinggi keputusan yang diprogram misalnya keputusan tentang

pembimbingan KRS, penyelenggaraan Ujian Akhir Semester, pelaksanaan

wisuda, dan lain sebagainya (Gitosudarmo, 1997).

Keputusan yang Tidak Diprogram Keputusan yang tidak diprogram adalah keputusan baru, tidak

terstrutur dan tidak dapat diperkirakan sebelumnya. Tidak dapat

dikembangkan prosedur tertentu untuk menangani suatu masalah, apakah

karena permasalahannya belum pernah terjadi atau karena permasalahannya

sangat kompleks dan penting. Keputusan yang tidak diprogram dan tidak

terstruktur dengan baik, apakah karena kondisi saat itu tidak jelas, metode

untuk mencapai hasil yang diingankan tidak diketahui, atau adanya

ketidaksamaan tentang hasil yang diinginkan (Wijono, 1999).

Keputusan yang tidak diprogram memerlukan penanganan yang

khusus dan proses pemecahan masalah dengan intuisi dan kreatifitas.

Tehnik pengambilan keputusan kelompok biasanya dilakukan untuk

keputusan yang tidak diprogram. Hal ini disebabkan oleh karena keputusan

yang tidak diprogram biasanya bersifat unik dan kompleks, dan tanpa

kriteria yang jelas, dan umumnya dilingkari oleh kontroversi dan manuver

politik (Wijono, 1999). Gillies (1996), menyebutkan bahwa keputusan yang

tidak diprogram adalah keputusan kreatif yang tidak tersusun, bersifat baru,

dan dibuat untuk menangani suatu situasi dimana strategi/prosedur yang

ditetapkan belum dikembangkan.

Page 15: DAFTAR ISI -   · PDF fileRiset Operasi dalam Pengambilan Keputusan  ... Soal-soal: (Minimalisasi ... pertimbangan jawaban

10

Faktor yang Mempengaruhi Pengambilan Keputusan Faktor-faktor yang berpengaruh dalam pengambilan keputusan antara

lain meliputi:

1) Fisik

Didasarkan pada rasa yang alami pada tubuh, seperti rasa tidak nyaman,

atau kenikmatan. Ada kecenderungan menghindari tingkah laku yang

menimbulkan rasa tidak senang, sebaliknya memilih tingkah laku yang

memberikan kesenangan.

2) Emosional

Didasarkan pada perasaan atau sikap. Orang akan bereaksi pada suatu

situasi secara subjektif.

3) Rasional

Didasarkan pada pengetahuan orang-orang mendapatkan informasi,

memahami situasi dan berbagai konsekuensinya.

4) Praktikal

Didasarkan pada keterampilan individual dan kemampuan

melaksanakan. Seseorang akan menilai potensi diri dan kepercayaan

dirinya melalui kemampuanya dalam bertindak.

5) Interpersonal

Didasarkan pada pengaruh jaringan sosial yang ada. Hubungan antar

satu orang keorang lainnya dapat mempengaruhi tindakan individual.

6) Struktural

Didasarkan pada lingkup sosial, ekonomi dan politik. Lingkungan

mungkin memberikan hasil yang mendukung atau mengkritik suatu

tingkah laku tertentu.

Situasi dan Kondisi dalam Pengambilan Keputusan

Keputusan dalam Ketidakpastian (uncertainty) Pengambilan keputusan dalam ketidakpastian menunjukkan suasana

keputusan dimana probabilitas hasil-hasil potensial tidak diketahui (tak

diperkirakan). Dalam suasana ketidakpastian pengambil keputusan sadar

akan hasil-hasil alternatif dalam bermacam-macam peristiwa, namun

pengambil keputusan tidak dapat menetapkan probabilitas peristiwa.

Page 16: DAFTAR ISI -   · PDF fileRiset Operasi dalam Pengambilan Keputusan  ... Soal-soal: (Minimalisasi ... pertimbangan jawaban

11

Keputusan dalam Situasi Risk (probability) Tahap-tahap: Diawali dengan mengidentifikasikan bermacam-macam

tindakan yang tersedia dan layak; Peristiwa-peristiwa yang mungkin dan

probabilitas terjadinya harus dapat diduga dan Pay off untuk suatu tindakan

dan peristiwa tertentu ditentukan.

Keputusan dalam Suasana Konflik (game theory) Adalah memusatkan analisis keputusan dalam suasana konflik dimana

pengambil keputusan menghadapi berbagai peristiwa yang aktif untuk

bersaing dengan pengambil keputusan lainnya, yang rasional, tanggap dan

bertujuan memenangkan persaingan/kompetisi.

Riset Operasi dalam Pengambilan Keputusan Riset operasi berusaha menetapkan arah tindakan terbaik (optimum)

dari sebuah masalah keputusan dibawah pembatasan sumber daya yang

terbatas. Istilah riset operasi sering kali diasosiasikan secara eksklusif dengan

penggunaan teknik-teknik matematis untuk membuat model dan

menganalisi masalah keputusan. Walaupun matematika dan model

matematis merupakan inti dari riset operasi, pemecahan masalah tidaklah

hanya sekedar pengembangan dan pemecahan model-model matematis.

Secara spesifik, masalah keputusan biasanya mencakup factor-faktor penting

yang tidak berwujud dan tidak dapat diterjemahkan secara langsung dalam

bentuk model matematis.

Sebuah ilustrasi yang baik dari kasus di atas adalah salah satu versi

dari masalah elevator yang dikenal luas. Sebagai tanggapan terhadap

keluhan para penghuni tentang lambatnya elevator disebuah bangunan

perkantoran yang besar, sebuah pemecahan yang didasari oleh analisis teori

jalur antrian ditemukan tidak memuaskan. Setelah mempelajari sistem

tersebut lebih lanjut, ditemukan bahwa keluhan para penghuni tersebut lebih

disebabkan oleh kebosanan, karena pada kenyataannya, waktu menunggu

sangat singkat. Sebuah pemecahan diajukan dimana sebuah cermin panjang

dipasang ditempat masuk elevator. Keluhan menghilang karena para

pengguna elevator asik memandangi diri mereka sendiri dan orang lain

sambil menunggu elevator.

Ilustrasi elevator ini menggarisbawahi pentingnya memandang aspek

matematis dari riset operasi dalam konteks yang lebih luas dari sebuah

Page 17: DAFTAR ISI -   · PDF fileRiset Operasi dalam Pengambilan Keputusan  ... Soal-soal: (Minimalisasi ... pertimbangan jawaban

12

proses pengambilan keputusan yang unsur-unsurnya tidak dapat diwakili

sepenuhnya oleh sebuah model matematis. Sebagai sebuah teknik

pemecahan masalah, riset operasi harus dipandang sebagai ilmu dan seni.

Aspek ilmu terletak dalam penyediaan teknik-teknik matematis dan

algoritma untuk memecahkan masalah keputusan yang tepat. Riset operasi

adalah sebuah seni karena keberhasilan dalam semua tahap yang

mendahului dan melanjuti pemecahan dari sebuah model matematis

sebagian besar bergantung pada kreativitras dan kemampuan pribadi dari

mereka yang menganalisis pengambilan keputusan.

Elemen-Elemen Dasar Pengambilan Keputusan Menetapkan Tujuan

Pengambilan keputusan harus memiliki tujuan yang akan

mengarahkan tujuannya, apakah spesifik dapat diukur hasilnya ataupun

sasaran bersifat umum. Tanpa penetapan tujuan, pengambil keputusan tidak

bisa menilai alternatif atau memilih suatu tindakan. Keputusan pada tingkat

individu, tujuan ditentukan oleh masing-masing orang sesuai dengan sistem

nilai seseorang. Pada tingkat kelompok dan organisasi, tujuan ditentukan

oleh pusat kekuasaan melalui diskusi kelompok, konsensus bersama,

pembentukan kualisi dan berbagai macam proses yang mempengaruhi.

Ditambahkan oleh Wijono, bahwa tujuan harus dibagi menurut pentingnya,

ada tujuan yang bersifat harus atau tidak bisa ditawar, dan ada tujuan yang

bersifat keinginan, yang mana masih bisa ditawar.

Mengidentifikasi Permasalahan Proses pengambilan keputusan umumnya dimulai setelah

permasalahan diidentifikasi. Permasalahan merupakan kondisi dimana

adanya ketidaksamaan antara kenyataan yang terjadi dengan apa yang

diharapkan. Permasalahan dalam organisasi dapat berupa rendahnya

produktivitas, adanya konflik disfungsional, biaya operasional yang terlalu

tinggi, pelayanan tidak memuaskan klien, dan lain-lain. Pengambilan

keputusan yang efektif memerlukan adanya identifikasi yang tepat atas

penyebab permasalahan. Jika penyebab timbulnya permasalahan tidak dapat

diidentifikasi dengan tepat, maka permasalahannya yang ada tidak dapat

diselesaikan dengan baik. Ada tiga kesalahan yang sering terjadi dalam

mengidentifikasi permasalahan, yaitu mengabaikan permasalahan yang ada,

Page 18: DAFTAR ISI -   · PDF fileRiset Operasi dalam Pengambilan Keputusan  ... Soal-soal: (Minimalisasi ... pertimbangan jawaban

13

pemusatan perhatian pada gejala dan bukan pada penybab permasalahan

yang sebenarnya, serta melindungi diri karena informasi dianggap

mengancan harga diri.

Mengembangkan Sejumlah Alternatif Setelah permasalahan diidentifikasi, kemudian dikembangkan

serangkaian alternatif untuk menyelesaikan permasalahan. Organisasi harus

mengkaji berbagai informasi baik intern maupun ekstern untuk

mengembangkan serangkaian alternatif yang diharapkan dapat

memecahkan permasalahan yang terjadi. Pengembangan sejumlah alternatif

memungkinkan seseorang menolak untuk membuat keputusan yang terlalu

cepat dan membuat lebih mungkin pencapaian keputusan yang efektif.

Proses pengambilan keputusan yang rasional mengharuskan pengambil

keputusan untuk mengkaji semua alternatif pemecahan masalah yang

potensial. Akan tetapi dalam kenyataannya seringkali terjadi bahwa proses

pencarian alternatif pemecahan masalah seringkali terbatas.

Penilaian dan Pemilihan Alternatif Setelah berbagai alternatif diidentifikasi, kemudian dilakukan evaluasi

terhadap masing-masing alternatif yang telah dikembangkan dan dipilih

sebuah alternatif yang terbaik. Alternatif-alternatif tindakan

dipertimbangkan berkaitan dengan tujuan yang ditentukan, apakah dapat

memenuhi keharusan atau keinginan. Alternatif yang terbaik adalah dalam

hubungannya dengan sasaran atau tujuan yang hendak dicapai. Bidang ilmu

statistik dan riset operasi merupakan model yang baik untuk menilai

berbagai alternatif yang telah dikembangkan.

Melaksanakan Keputusan Jika salah satu dari alternatif yang terbaik telah dipilih, maka

keputusan tersebut kemudian harus diterapkan. Sekalipun langkah ini sudah

jelas, akan tetapi sering kali keputusan yang baik sekalipun mengalami

kegagalan karena tidak diterapkan dengan benar. Keberhasilan penerapan

keputusan yang diambil oleh pimpinan bukan semata-mata tanggung jawab

dari pimpinan akan tetapi komitmen dari bawahan untuk melaksanakannya

juga memegang peranan yang penting (Gillies, 1996; Gitosudarmo, 1997).

Dalam mengevaluasi dan memilih alternatif suatu keputusan seharusnya

Page 19: DAFTAR ISI -   · PDF fileRiset Operasi dalam Pengambilan Keputusan  ... Soal-soal: (Minimalisasi ... pertimbangan jawaban

14

juga mempertimbangkan kemungkinan penerapan dari keputusan tersebut.

Betapapun baiknya suatu keputusan apabila keputusan tersebut sulit

diterapkan maka keputusan itu tidak ada artinya. Pengambil keputusan

membuat keputusan berkaitan dengan tujuan yang ideal dan hanya sedikit

mempertimbangkan penerapan operasionalnya (Gitosudarmo, 1997).

Evaluasi dan Pengendalian Setelah keputusan diterapkan, pengambil keputusan tidak dapat begitu saja

menganggap bahwa hasil yang diinginkan akan tercapai. Mekanisme sistem

pengendalian dan evaluasi perlu dilakukan agar apa yang diharapkan dari

keputusan tersebut dapat terealisir. Penilaian didasarkan atas sasaran dan

tujuan yang telah ditetapkan. Tujuan yang bersifat khusus dan mudah

diukur dapat mempercepat pimpinan untuk menilai keberhasilan keputusan

tersebut. Jika keputusan tersebut kurang berhasil, dimana permasalahan

masih ada, maka pengambil keputusan perlu untuk mengambil keputusan

kembali atau melakukan tindakan koreksi. Masing-masing tahap dari proses

pengambilan keputusan perlu dipertimbangkan dengan hati-hati, termasuk

dalam penetapan sasaran tujuan (Wijono, 1999; Gitosudarmo, 1997).

Referensi: Atmosudirdjo, S. Prajudi. 1971. Beberapa Pandangan Umum Tentang Pengambilan

Keputusan. Jakarta: Ghalia Indonesia.

Bustani, Henry. 2005. Fundamental Operation Research, Jakarta: PT. Gramedia Pustaka

Utama.

Dermawan, Rizky. 2004. Pengambilan Keputusan Landasan Filosofis, Konsep, dan Aplikasi.

Bandung: Alfabeta.

Dunn, William N. 1994. Public Policy Analysis: An Introduction, 2nd ed.., Englewood Cliffs,

New Jersey: Prentice-Hall.

Gillies, D., 1996. Manajemen Keperawatan, Suatu Pendekatan Sistem. Terjemahan, Bandung:

Transito.

Gitosudarmo, 1997. Perilaku Organisasi, Yogyakarta: BPFE.

Handoko, T. Hani. 1984. Manajemen. Yogyakarta: BPFE.

Hasibuan, Malayu S.P. 1986. Manajemen: Dasar, Pengertian dan Masalah, Jakarta: Gunung

Agung.

Jogiyanto. 2003. Sistem Teknologi Informasi. Yogyakarta: Andi.

McLeod, Raymond. (1995). Management Information System. Science research Associates

Inc..

Patton, Carl V. & David S. Sawicki. 1986. Basic Methods of Policy Analysis and Planning.

Englewood Cliffs, New Jersey: Prentice-Hall.

Page 20: DAFTAR ISI -   · PDF fileRiset Operasi dalam Pengambilan Keputusan  ... Soal-soal: (Minimalisasi ... pertimbangan jawaban

15

Siagian, S.P. 1980, Sistem Informasi Untuk Pengambilan Keputusan, Jakarta: Gunung

Agung.

Siringoringo, Hotniar. 2005. Riset Operasional Seri Pemrograman Linear. Yogyakarta: Graha

Ilmu,.

Supranto, Johanes. 1998. Teknik Pengambilan Keputusan. Jakarta: Rineka Cipta.

Suwatno, Djoko Pitoyo, dan Rasto, 2002. Manajemen Modern: Teori dan Aplikasi. Bandung:

Zafira.

Ukas, Maman. 2004. Manajemen: Konsep, Prinsip, dan Aplikasi. Bandung: Agni.

Wijono, Djoko. 1999. Manajemen Mutu Pelayanan Kesehatan. Surabaya: Airlangga.

Page 21: DAFTAR ISI -   · PDF fileRiset Operasi dalam Pengambilan Keputusan  ... Soal-soal: (Minimalisasi ... pertimbangan jawaban

Siapapun dan apapun profesinya kerap berada dalam posisi untuk

mengambil keputusan. Setiap dihadapkan pada pilihan dalam pengambilan

keputusan, yang bersangkutan pasti mempertimbangkan pilihan mana yang

diangggapnya paling cocok. Pertimbangan yang dipakai sebagai bahan

pengambilan keputusan sangat mungkin bervariasi sesuai dengan situasi

dan kondisi yang dihadapi. Berbagai kondisi yang mempengaruhi terjadinya

varian opsi lazim disebut sebagai faktor pemicu keputusan.

Faktor pemicu keputusan bisa bersifat positif atau justru cenderung

negatif dan memperlambat proses pengambilan keputusan itu sendiri.

Karenanya pemahaman tentang adanya faktor pemicu tersebut sangatlah

diperlukan. Bermutu tidaknya keputusan yang diambil sangat tergantung

pada seni memainkan pemicu yang bisa datang dari sisi internal maupun

eksternal. Keputusan yang menghasilkan keuntungan karena efektif akan

memunculkan kepuasan dan energi baru untuk mengambil keputusan

berikutnya. Sebaliknya keputusan yang tidak efektif dan mendatangkan

kerugian akan mengakibatkan kekecewaan dan penurunan semangat serta

keberanian untuk mengambil keputusan berikutnya.

Kepuasan dan kekecewaan akibat pengambilan keputusan akan silih

berganti menyertai kehidupan seseorang. Persoalannya, bagaimana

menyikapi kegagalan dan kesuksesan yang diakibatkan oleh proses

pengambilan keputusan. Setiap keputusan dan tindakan selalu mengandung

risiko bahkan tidak melakukan apa-apa pun itu sebuah keputusan, yang juga

berisiko. Kata kuncinya: setiap keputusan yang diambil harus disikapi secara

proporsional.

Page 22: DAFTAR ISI -   · PDF fileRiset Operasi dalam Pengambilan Keputusan  ... Soal-soal: (Minimalisasi ... pertimbangan jawaban

17

Pola Pengambilan Keputusan Kecenderungan yang sering terjadi yaitu seseorang mengambil

keputusan senantiasa memilih risiko yang paling kecil. Jika dihadapkan

pada risiko besar, maka terjadilah penundaan keputusan atau bahkan

pembatalan. Pola pengambilan yang demikian sering disebut pola risk avert.

Kebanyakan dari penganut pola ini adalah para dosen, ilmuwan, profesional

termasuk juga mahasiswa. Keputusannya linier dengan kapasitas dan

kapabilitasnya. Segala sesuatu yang akan dilakukan selalu dihadapkan

dengan teori yang rumit dan menyeramkan. Berbagai pertimbangan

dihadirkan guna memastikan keamanan tindakannya dan tidak jarang malah

membatalkannya.

Disisi lain, terdapat kecenderungan yang dilakukan para entrepreneur.

Dimana pola pengambilan keputusannya lebih didasarkan pada kecepatan

berpikir. Mereka beranggapan pikiran akan mengganggu produktifitas

keputusan. Peluang akan datang secara cepat maka memutuskan sesuatu

pun harus cepat. Kesalahan pengambilan keputusan akan terreduksi dengan

sendirinya oleh keputusan-keputusan berikutnya. Nilai lebih akan didapat

oleh seseorang yang berani berpikir lateral atau acak. Jatuh bangun akibat

pengambilan keputusannya yang salah-benar kemudian salah-salah dan

benar merupakan guru yang jujur mengajarkan kedewasaan sesungguhnya.

Pola pengambilan keputusan yang demikian sering disebut sebagai pola risk

challenge/taker.

Pola yang mengkompromikan dua kubu ini disebut dengan seni

kombinasi risiko. Pengikut dan pengguna pola kombinasi ini melihat

keduanya mengandung kebenaran dan tidak perlu didikotomikan. Mereka

membagi pengambilan keputusan menjadi dua berdasarkan strategisitasnya.

Pertama keputusan yang amat strategis dan berimplikasi jangkan panjang

dan yang kedua keputusan prosedural yang cenderung teknis. Jika

seseorang dihadapkan pada keputusan besar dan strategis maka haruslah

menggunakan analisis dan pertimbangan yang komprehensif. Sebaliknya

jika sedang berhadapan dengan hal-hal yang prosedural dan teknis, maka di

sinilah kesempatan bereksperimen untuk berpikir cepat dan memutuskan

cepat.

Secara sepintas sepertinya kita telah melakukan hal-hal tersebut dalam

keseharian. Yang barangkali tidak disadari apakah setiap keputusan yang

kita ambil itu didasari atas tingkat strategisitasnya. Itulah sebabnya sukses

Page 23: DAFTAR ISI -   · PDF fileRiset Operasi dalam Pengambilan Keputusan  ... Soal-soal: (Minimalisasi ... pertimbangan jawaban

18

seseorang dalam karir bisnis tidak didasarkan pada kepandaiannya belaka

melainkan seni keputusannya. Mengapa seni karena penjelasan secara ilmiah

dari teori pengambilan keputusan ini masih debatabel. Yang pasti pola

pengambilan keputusan seseorang sangat variatif sesuai situasi dan

kondisinya masing-masing dengan sub-sub-pola yang dikehendakinya.

Keputusan dan Akibat yang Ditimbulkannya Dalam seni pengambilan keputusan dikenal adanya hukum

keseimbangan. Untuk mendapatkan keuntungan besar maka resiko yang

ditangung juga besar, demikian juga sebaliknya. Tidak masuk akal jika

mengambil keputusan dengan memilih resiko kecil berharap meraih

keuntungan besar. Demikian juga sebaliknya jika sudah berhati-hati dan

penuh pertimbangan memilih resiko kecil tiba-tiba harus menanggung

kerugian besar. Hal ini juga tidak masuk akal, maka sering kita sebut sebagai

kecelakaan hidup dan bukan kesalahan pengambilan keputusan. Hukum

keseimbangan tidak mengakomodasi kejadian jangka pendek. Dia dengan

dinamikanya mempertemukan keberanian pengambilan keputusan dengan

intensitas keputusan itu diambil. Seseorang yang memutuskan dan

mendapat resiko yang tidak masuk akal akan terakumulasi menjadi

semacam investasi positipf yang hasilnya akan dia tuai pada pengambilan

keputusan yang kesekian kali.

Persoalan yang terjadi adalah bagaimana memahami hukum

keseimbangan dan mengimplementasikan dalam kehidupan sehari-hari.

Keputusan yang terjadi tidak cukup disesali jika terjadi kesalahan dan

kerugian melainkan dikoreksi dan dievaluasi untuk keputusan berikutnya.

Sulit diteorikan tetapi mudah jika diterapkan. Fenomena menunjukkan

banyak pengusaha sukses dari kebijakan dan keputusannya, profesional

sukses dengan penentuan prioritasnya dan mahasiswa berhasil dengan seni

belajar dan pengambilan keputusannya. Prediksi banyak dimiliki oleh para

ilmuwan pelaksana prediksi oleh orang-orang cerdik dan sekaligus

merekalah yang menikmati hasil dengan mengandalkan nyali dan seni

berkeputusan.

Ketidakilmiahan dan kecenderungan untuk gambling sebagaimana

yang sering dilontarkan para perfeksionis atas pola risk-challenge memang

tidak bisa dielakkan. Namun di sisi lain adanya faktor X dalam proses

pengambilan keputusan juga sayang jika dinafikkan. Banyak keberhasilan

Page 24: DAFTAR ISI -   · PDF fileRiset Operasi dalam Pengambilan Keputusan  ... Soal-soal: (Minimalisasi ... pertimbangan jawaban

19

yang proses pengambilan keputusannya melalui intuisi dan feeling tentu

tidak bisa dijelaskan secara ilmiah. Logika dan penalaran kadang tidak bisa

menjangkau dari apa yang sedang dihadapi tetapi dengan percara bahwa

ada faktor X toh akhirnya ada jalan keluar dari persoalan yang mungkin

absurd. Banyak pihak mungkin beranggapan itu terjadi tapi tidak logis,

tetapi alam dengan pola dan logikanya sendiri yang akan menjelaskan.

Akibat yang ditimbulkan dari pengambilan keputusan dan dirasa tidak

mengenakkan, orang menyebutnya sebagai masalah. Dalam konteks seni

dan manejemen pengambilan keputusan hal tersebut belum atau bahkan

tidak dikategorikan sebagai masalah melainkan fakta. Mereka kurang akrab

dengan idiom: masalah, kegagalan, kerugian dan semacamnya yang

berkonotasi negatif. Masalah diredifinisikan sebagai: kesenjangan antara

yang seharusnya dengan yang senyatanya. Gagal diberi nama lain dengan

berhenti mencoba dan kerugian dijelaskan dengan istilah investasi atau

paling tidak biaya sekolah pengambilan keputusan. Secara bergura seorang

entrepreneur mengatakan: kalau orang tahu pentingnya mengambil

keputusan maka dia akan mencari sekolah yang membuka prodi

Pengambilan Keputusan.

Pilihan yang Tersedia dalam Pengambilan Keputusan Pengambilan keputusan adalah gabungan antara mengumpulkan

informasi dengan menyikapi informasi itu sendiri. Banyak cara seseorang

mengumpulkan informasi. Banyak model dan varian calon pengambil

keputusan menyikapai informasi. Dalam kerangka memilah dan memilih

informasi yang bisa dijadikan alat pengambilan keputusan biasanya mereka

membatasinya dengan kriteria. Informasi yang biasa dikategorikan bermutu

jika: akurat, valid, tepat waktu dan mengandung nilai tambah. Demikian

seterusnya secara berjenjang informasi mana yang dikategorikan sebagai

tidak bermutu, kurang bermutu, bermutu, dan sangat bermutu bergantung

pemakai itu sendiri.

Dalam rangka pengambilan keputusan, penyikapan informasi oleh

tiap-tiap orang sangatlah berbeda bergantung persepsi dan kepentingan

terhadap sesuatu yang akan diputuskannya itu. Seseorang bisa jadi menilai

penting sebuah informasi tetapi orang lain mungkin beranggapan

sebaliknya. Suatu informasi yang bisa dijadikan sebagai potensi peluang

tidak akan berujud bila ditangkap oleh orang yang memang tidak senang

Page 25: DAFTAR ISI -   · PDF fileRiset Operasi dalam Pengambilan Keputusan  ... Soal-soal: (Minimalisasi ... pertimbangan jawaban

20

tantangan. Tantangan datang tiap saat disikapi sebagai monster yang

menakutkan. Beda halnya jika seseorang yang senang tantangan, informasi

sekecil apa pun bisa dikembangkan menjadi potensi nilai tambah. Pilihan-

pilihan informasi selalu muncul ke permukaan dengan dua wajah dasar;

menakutkan dan menggairahkan sesuai dengan persepsi orang. Tentu saja di

antara batas ekstrim itu terdapat sikap-sikap moderat, ragu, berani tapi agak

cemas dan semacamnya.

Jumlah pilihan yang tersedia dalam proses pengambilan keputusan

sebanyak persepsi seseorang yang dipermutasikan dengan jumlah pemetaan

kadar informasi saat itu. Seseorang memutuskan untuk melakukan kegiatan;

misalnya jual-beli, akan tersedia opsi; harga, sistem pembayaran, mutu

layanan, tingkat kepentingan produk, dan lain-lain. Bisa salah satu unsur,

dua atau tiga sekaligus yang menjadi pemicu keputusan. Mahasisiwa

memilih mata kuliah pilihan akan cenderung mendasarkan pada kedekatan

dengan mata kuliah inti yang telah diambilnya. Penetapan profesi,

pekerjaan, pemilihan teman hidup, afiliasi partai tertentu dan lain

sebagainya senantiasa tersedia opsi yang bisa dengan cepat ditetapkan atau

sebaliknya justru menjadi bingung karena banyaknya pilihan.

Secara ringkas bisa dikatakan bahwa pilihan pengambilan keputusan

bisa dilakukan secara bebas tanpa memperhitungkan risiko sekalipun. Tentu

saja dengan catatan kita tidak bisa memilih akibatnya. Artinya, silakan

memilih apapun tapi tidak bisa memilih akibat dari pilihan tersebut, begitu

kata mereka yang telah sukses. Karenanya hal-hal berikut ini bisa dijadikan

sebagai acuan dalam seni mengambil keputusan:

Memutuskan sesuatu memang berisiko tapi tidak memutuskan lebih

berisiko

Informasi yang bermutu diikuti penyikapan positip berbuah nilai tambah

Lebih baik memutuskan sesuatu dan gagal daripada gagal memutuskan

Pengambilan keputusan menyangkut, pengetahuan, ketrampilan dan seni

tapi senilah yang menjadi panglima

Seni pengambilan keputusan bisa menjadi cabang ilmu di masa mendatang

Sebagai acuan tentu saja tidak mutlak bisa diterapkan secara instan,

tetapi sekurang-kurangnya bisa dijadikan referensi jika memang senang

menantang dalam pengambilan keputusannnya.

Page 26: DAFTAR ISI -   · PDF fileRiset Operasi dalam Pengambilan Keputusan  ... Soal-soal: (Minimalisasi ... pertimbangan jawaban

21

Optimalisasi Pengambilan Keputusan Keberanian seseorang di level manapun dalam mengambil keputusan

kiranya telah menjadi tuntutan dewasa ini. Budaya minta nasihat, petunjuk

dan pertimbangan atasan dan teman sejawat sudah saatnya ditinggalkan.

Seorang profesional dibayar mahal bukan karena kerjanya rajin tetapi

keberaniannya mengambil putusan dan mempertanggungjawabkannya.

Manajemen puncak diringankan dan bawahan secara gradual mendapat

ketrampilan memutuskan dengan gerakan bottom-up & top-down yang

sekarang telah dilakukan. Sistem perkulihaan yang menempatkan

mahasiswa sebagai subjek didik merupakan langkah maju dalam

meningkatkan proses keberanian. Karena keberanianlah keputusan lateral

bisa diambil, karena keberanianlah karya-karya monumental bisa terwujud.

Dosen-dosen muda potensial didorong untuk berani tampil mengelola

pekerjaan strategis yang sebelum-sebelumnya tabu dilakukan karena para

senior takut terjadi kesalahan yang fatal.

Para pakar merumuskan dalam empat tingkatan pengambilan

keputusan yang bisa dijabarkan dalam sub-sub level berikutnya.

1. Sensing-Thinking Decision; keputusan yang diambil secara amat hati-hati.

Tingkat kesalahan dengan model ini relatif kecil. Waktu yang digunakan

lebih lama karena mempertimbangkan banyak hal. Jika terbiasa dengan

cara ini tidak akan ada lompatan pencapain. Semua berjalan secara linier

dan evolutif. Tentu ini tidak salah karena piihan mudah dan aman serta

selamat sampai tujuan. Cara pengambilan keputusan ini memadukan

antara mengamati dan mengindera informasi dan memastikan secara

benar serta mengerahkan piker untuk memutuskannya.

2. Sensing-Feeling Decision; keputusan diambil dengan memadukan

pengamatan, penginderaan dengan perasaan. Risiko yang muncul lebih

besar karena melibatkan perasaan yang bisa saja salah tafsir. Kecepatan

keputusan bisa dihandalkan dan terkadang mengejutkan. Berbeda

dengan cara pengambilan putusan sebelumnya, cara ini bisa sebagai

pemecah kebekuan jika saatnya tepat. Kepekaan rasa memungkinkan

dilatihkan untuk keputusan-keputusan sederhana dan secara bertahap

bisa ditingkatkan. Pada keputusan kedua, ketiga dan seterusnya akan

terasa lebih enjoi dan tanpa was-was lagi.

3. Thinking-Intuiting Dicision; pengambilan keputusan dengan

pengumpulan informasi secara intuisi dan menyikapinya dengan

Page 27: DAFTAR ISI -   · PDF fileRiset Operasi dalam Pengambilan Keputusan  ... Soal-soal: (Minimalisasi ... pertimbangan jawaban

22

mengandalkan pikir. Data dari intuisi tentu tidak seakurat sensing.

Berpikir keras dari informasi sepotong-sepotong dalam rangka

memperkecil risiko. Kecepatan keputusan tidak secepat pada penyikapan

feeling namun penangkapan informasi menjadi peluang bisa

dihandalkan. Kebanyakan para pengambil keputusan dengan cara ini

adalah para intrapreneur yang beranjak ke self-employee.

4. Feeling-Intuiting Dicision; pengambilan keputusan ini sangat berrisiko

tinggi. Hasil keputusan bisa cepat dengan hasil menakjubkan namun

sebaliknya bisa fatal dan mencelakakan jika salah. Para spekulan

menyenangi proses pengambilan keputusan dengan cara ini.

Entrepreneur perlu merenung untuk melaksanakan keputusan model ini.

Para pemimpin besar biasa menempuh cara ini saat keputusan cepatnya

ditunggu pengikutnya.

Keempat tingkatan proses pengambilan keputusan tersebut tidak harus

dimaknai secara hitam putih. Pada kenyataannya selalu ada proses saling

mempengaruhi antar unsur pendukung. Tidak ada seorangpun yang secara

sengaja mengambil putusan tanpa memperhitungkan risiko. Jika ada yang

mencoba menggunakan cara Feeling-Intuiting secara penuh hampir selalu

dilakukan pada keputusan yang tidak berrisiko besar. Demikian sebaliknya

jika selama ini banyak ilmuwan dengan pendekatan serba kuantitatif dipadu

model Sensing-Thinking biasanya untuk sebuah keputusan yang berrisiko

amat besar.

Idealnya, segala pengambilan keputusan sebaiknya didasarkan pada

informasi dengan segala tingkatan urgensinya, ilmu yang melatarbelakangi,

intuisi yang senantiasa diasah serta inisiatif untuk memutuskannya; dengan

mengkombinasikan secara cermat sesuai dengan situasi dan kepekaan yang

dimiliki.

Referensi: Amar, Bhide. March-April 1990. How Entrepreneur Craft Strategic that Work, Reprint 94202,

Harvard Business Review.

Handy, Charles. 1994. The Empty Raincoat; USA printing under title The Age of Paradox.

Harvard Business School Press.

Pinson, Linda & Jerry Jinnett. 2006. Steps to Small Business Start Up. Paperback. 6th edition,

Kaplan Publishing.

Abeng, Tantri. 1997. Manejemen dalam Perspektif. Yogyakarta : LMP2M AMP-YKPN.

Purwanto, M. Kalis. 2009. Bahan Kuliah Pengetahuan Bisnis. Yogyakarta: AMIKOM.