daftar isi

19

Upload: rifky-si-madrox

Post on 16-Jan-2016

218 views

Category:

Documents


0 download

DESCRIPTION

sscfscfdvdsvd

TRANSCRIPT

Page 1: Daftar Isi
Page 2: Daftar Isi

DAFTAR ISI

Halaman judul......................................................................................... i

Pengesahan Usulan PKM-Gagasan Tertulis........................................... ii

Daftar isi.................................................................................................. iii

Ringkasan................................................................................................ iv

Bab I. Pendahuluan.............................................................................. 1

1.1 Latar Belakang Masalah.................................................. 11.2 Tujuan Gagasan............................................................... 21.3 Manfaat Gagasan............................................................. 2

Bab II. Gagasan Tulisan........................................................................ 4

2.1 Kondisi Kekinian Gagasan.................................................. 42.2 Solusi yang Pernah Ditawarkan.......................................... 52.3 Kehandalan Gagasan........................................................... 52.4 Pihak yang Terlibat............................................................. 52.5 Strategi Gagasan................................................................. 6

Bab III. Kesimpulan................................................................................ 7

Daftar Lampiran

Lampiran 1. Biodata Ketua dan Anggota

Lampiran 2. Surat Pernyataan ketua Pelaksana

Page 3: Daftar Isi

RINGKASAN

Diera globalisasi pada saat ini, merupakan era dimana terjadi kemajuan dalam segala bidang seperti IPTEK (Ilmu Pengetahuan dan Teknologi). Dengan adanya kemajuan IPTEK, anak-anak selaku generasi penerus bangsa dituntut untuk lebih kreatif dan inovatif dalam mengembangkan bakat dan minatnya agar dapat mengikuti perkembangan teknologi pada saat ini. Adapun salah satu kreatifitas yang harus dilatih dan dibimbing pada anak sejak Sekolah Dasar yaitu menulis. Menulis merupakan salah satu sarana komunikasi yang dibuat melalui media tulisan. Tini (2004) mengatakan bahwa banyak sekali manfaat menulis jika dikembangkan pada anak diantaranya dapat meningkatkan kecerdasan, mengembangkan daya inisiatif dan kreatifitas, menumbuhkan keberanian, dan mendorong kemampuan dan kemauan dalam mengumpulkan informasi dari berbagai sumber. Jika kita lihat dewasa ini, anak-anak lebih banyak menghabiskan waktunya untuk hal-hal yang kurang bermanfaat bagi masa depannya. Dari hal inilah muncul sebuah gagasan tulisan yang berjudul “Menggalakkan Budaya Sulis (suka menulis) Sebelum Belajar Untuk Anak Sekolah Dasar di Aceh”. Pada tulisan ini, diharapkan peran semua pihak terutama orang tua, guru, dan pemerintah dalam mensukseskan program Sulis (suka menulis) ini. Orang tua harus mendukung dan membimbing anak dalam mengembangkan bakat anak yang dituangkan dalam sebuah tulisan sehingga anak akan merasa karyanya dihargai. Selain itu peran guru sebagai orang tua kedua juga sangat penting, karena guru berperan sebagai pendukung dari program Sulis. Pada waktu pelajaran akan dimulai, guru harus memberikan waktu pada anak selama 10 menit untuk mengembangkan kreatifitas anak dalam menulis, anak dapat menulis apa saja, baik itu cita-cita dan apa yang dilihat dilingkungan sekitar. Dengan cara ini anak akan mulai melatih diri untuk menulis agar anak terbiasa menuangkan segala informasi yang ia dapat dalam sebuah tulisan. Dari hasil survey PDII LIPI, Indonesia memiliki Jurnal Ilmiah Nasional sebanyak 7000 buah, akan tetapi jurnal yang masih rutin hanya 3000 jurnal yang terakreditasi. Dari data yang dikumpulkan daya tulis-menulis anak-anak Indonesia masih sangat rendah. Oleh sebab itu, pemerintah harus berperan aktif dan mendukung serta bekerja lebih giat dalam membangun pendidikan di Indonesia khususnya Aceh, karena pendidikan merupakan salah satu kunci utama dalam membangun sebuah negara. Sebuah negara akan maju dengan tingkat pendidikannya yang tinggi. Gagasan ini akan mencapai tujuan yang baik sehingga pendidikan di Indonesia khususnya Aceh akan lebih baik.

Page 4: Daftar Isi

I. PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang Masalah

Masa anak-anak merupakan masa yang paling penting, karena masa anak-anak adalah fondasi dan dasar pembentuk kepribadian anak menuju usia selanjutnya. Perkembangan anak pada usia dini sangatlah pesat, dimulai dari pembentukan akhlak, emosi dan sosial. Pada usia dini, anak mulai belajar dari keluarga, lingkungan, dan sekolah. Oleh karenanya, sangatlah fatal akibatnya jika orang tua salah dalam mendidik anak pada usia dini.

Keluarga memiliki peranan penting dalam pertumbuhan dan perkembangan seorang anak, baik perkembangan fisik maupun perkembangan mental. Peran orang tua terutama ibu yang sangat mempengaruhi pertumbuhan seorang anak mulai dari usia dini sampai dewasa. Pelajaran pertama yang didapat oleh seorang anak ialah pendidikan informal hal ini merupakan awal dari pembentukan watak, kepribadian, dan nilai budaya yang akan terbentuk dengan pola asuh yang baik dari orang tua. Selanjutnya pendidikan formal diterima oleh seorang anak pada masa anak mengenal bangku sekolah. Pada masa sekolah inilah peran guru sebagai pendidik sangat berpengaruh dalam pembentukan karakter seorang anak.

Sutjipto (2005) mengatakan bahwa pendidikan formal atau yang dikenal dengan sistem persekolahan memiliki peranan yang sangat penting dalam menentukan potensi manusia secara maksimal. Di beberapa negara maju seperti Amerika, pendidikan adalah kunci utama dalam membangun negara untuk mensejahterakan masyarakatnya. Sedangkan Indonesia sebagai negara berkembang yang penduduknya mencapai 237 juta pada tahun 2010 dengan tingkat pendidikannya yang masih sangat rendah hal ini perlu dukungan orang tua, guru, dan pemerintah untuk mendukung dan berperan aktif dalam membangun pendidikan di Indonesia khusunya di Aceh.

Peran aktif dari berbagai pihak dikembangkan melalui kemampuan bahasa sejak bayi. Perkembangan itu sendiri dipengaruhi oleh perkembangan otak kanan dan otak kiri pada awal pertumbuhan bayi. Jika ditinjau lebih lanjut, salah satu fungsi dari otak kiri adalah dapat membaca dan menulis. Kegiatan Membaca dan menulis harus dilakukan seseorang guna mendapatkan informasi. Oleh sebab itu, budaya membaca dan menulis harus terus dikembangkan (Aulia, 2011).

Menurut hasil survey yang dilakukan oleh UNDP pada tahun 2010 mengatakan bahwa Indeks Pembangunan Manusia (IPM) Indonesia tahun 2012 menduduki peringkat 121 dari 187 negara dengan skor 0,629. Survey UNDP diperkuat lagi oleh Data Dokumentasi dan Informasi Ilmiah Lembaga Pengetahuan Indonesia (PDII LIPI), Indonesia memiliki jurnal ilmiah cetak sebanyak 7.000 buah. Dari jurnal tersebut yang masih rutin hanya 3000 jurnal Ilmiah Nasional yang mendapatkan akreditasi LIPI. Sedangakan Malaysia telah memiliki 55.211 jurnal ilmiah (Sari, 2014). Dari data diatas, dapat disimpulkan bahwa minat membaca dan menulis masyarakat di Indonesia masih sangat rendah.

Page 5: Daftar Isi

Dari realita diatas, muncul sebuah ide untuk membuat sebuah gagasan tertulis tentang cara meningkatkan minat Sulis (suka menulis) pada anak usia Sekolah Dasar. Agar budaya suka menulis akan terprogram dengan baik jika ada bimbingan dari orang tua, guru, dan pemerintah untuk memajukan pendidikan di Indonesia khususnya Aceh.

1.2 Tujuan Gagasan

Bertitik tolak dari latar belakang masalah, adapun tujuan dari gagasan tulisan ini yaitu :

a. Menumbuhkan rasa Sulis (suka menulis) pada anak sejak dibangku Sekolah Dasar, sehingga pada saat dewasa dapat menghasilkan sebuah karya yang luar biasa yang ditulis oleh anak-anak Indonesia khususnya anak Aceh.

b. Untuk membudayakan Sulis pada anak-anak sebelum belajar, supaya anak-anak terlatih dalam menulis dan dapat menuangkan kreatifitas dan imajinasinya dalam bentuk tulisan.

c. Kerja sama yang baik antara orang tua dan guru dalam membimbing anak untuk suka menulis sangatlah penting dalam memaksimalkan peran pendidikan formal dan informal pada budaya Sulis untuk anak-anak Indonesia, khususnya Aceh.

1.3 Manfaat Gagasan

Adapun manfaat dari gagasan ini adalah untuk membudayakan Sulis (suka menulis) pada anak-anak Sekolah Dasar sebelum belajar, agar anak-anak dapat mengembangkan kreatifitas dan imajinasi yang dituangkan lewat sebuat tulisan. Dengan tulisan inilah, diharapkan anak-anak akan terus dapat berkarya sehingga suatu saat nanti tidak akan lahir para penerus-penerus bangsa yang dikalahkan dengan teknologi. Semakin dewasa seorang anak maka semakin banyak karya yang dihasilkan untuk negeri Indonesia khususnya Aceh

Page 6: Daftar Isi

II. GAGASAN TULISAN

I.1 Kondisi Kekinian Gagasan

Diera globalisasi pada saat ini, merupakan era dimana terjadi banyak kemajuan dalam segala bidang. Dengan kemajuan IPTEK (Ilmu Pengetahuan dan Teknologi) yang menjangkau hampir diseluruh belahan dunia. Disisi lain dengan perkembangan teknologi ini, pasti akan banyak sekali kebudayaan dari negara lain yang masuk kedalam budaya Indonesia, contoh kecilnya adalah budaya menulis. Menulis merupakan salah satu media menyampaikan pesan (informasi) melalui tulisan.

Budaya menulis pada anak-anak di Indonesia sekarang ini dirasa sudah semakin menurun, hal ini disebabkan oleh arus globalisasi yang semakin gencar masuk ke Indonesia. Dengan kecanggihan teknologi, anak-anak seolah dimanjakan dengan kecanggihan yang ada pada zaman sekarang ini. Kebanyakan dari mereka jika diberi sarana dan prasarana membuat anak-anak semakin malas, sebagai contoh turunnya budaya menulis pada anak-anak. Sebenarnya, jika para anak-anak mau memanfaatkan teknologi dengan baik, pasti akan menghasilkan sebuah tulisan yang bagus dari setiap individu.

Menurut Tini (2014) banyak sekali manfaat dari menulis yaitu meningkatkan kecerdasan, pengembangan daya inisiatif dan kreatifitas, menumbuhkan keberanian, dan mendorong kemauan dan kemampuan dalam mengumpulkan informasi dari berbagai sumber. Dengan adanya gagasan ini diharapkan penerapan budaya Sulis 10 menit sebelum belajar pada anak Sekolah Dasar akan maksimal.

Dari realita sekarang ini, muncul sebuah ide berupa gagasan tulisan untuk menggalakkan budaya Sulis (suka menulis) kepada anak-anak Indonesia khususnya Aceh sejak Sekolah Dasar. Diharapkan, tulisan anak-anak dapat dengan mudah menyalurkan kreatifitas dan imajinasi yang ia miliki. Setiap orang memiliki kreatifitas dan imajinasi yang berbeda, sehingga jika Budaya Sulis ini dapat terealisasikan dengan baik, maka nantinya akan banyak karya anak-anak Indonesia dalam bidang tulisan.

2.2. Solusi yang pernah ditawarkan

Ada beberapa solusi yang pernah diterapkan untuk mengatasi masalah menulis dikalangan anak-anak. Salah satunya ialah Pemerintah melalui Dinas pendidikan yang sudah mencanangkan program menulis didalam kurikulum Sekolah Dasar. Akan tetapi, sebagian guru kurang memperhatikan materi menulis yang sebenarnya sangat baik dalam meningkatkan kecerdasaan anak. Melihat kondisi diatas, pemerintah harus benar-benar tegas dalam menyikapi permasalahan menulis ini, karena menulis tidak hanya disekolah dasar, akan tetapi hingga Perguruan Tinggi seperti skripsi dan tesis yang juga harus menulis sebagai syarat kelulusan. Oleh karena itu, anak-anak harus membiasakan menulis sedini mungkin agar terbiasa dalam menulis.

Page 7: Daftar Isi

2.3 Kehandalan Gagasan

Melalui program ini, anak-anak dapat mengembangkan imajinasinya baik menulis tentang alam, lingkungan, diri sendiri serta apa yang sedang difikirkan oleh anak pada saat itu. Oleh karena itu, orang tua dan guru harus berperan aktif sebagai fasilitator dalam mengembangkan bakat anak khususnya dalam bidang menulis. Sehingga anak-anak merasa didukung dan senang dalam mengembangkan kreatifitas menulis dan akan tumbuh rasa suka menulis.

Menulis merupakan salah satu sarana menyampaikan pesan melalui media tulisan. Menulis tidak hanya terpaku pada pena dan kertas saja, akan tetapi dapat memanfaatkan semua fasilitas yang ada sekarang ini. Diera teknologi saat ini, anak-anak lebih menguasai dunia teknologi yang berkembang. Peran orang tua sangat penting dalam mendampingi perkembangan teknologi anak, jadi anak dapat mengeksplor kreatifitas menulisnya dengan baik. Selain itu, program Sulis 10 menit sebelum belajar harus dapat terealisasikan.

2.4 Pihak yang Terlibat

Pihak yang pertama sekali ikut andil dalam budaya Sulis (suka menulis) adalah orang tua, karena orang tua lah yang mendampingi anak dalam mengembangkan bakat dibidang menulis. Orang tua harus menghargai hasil tulisan anak, agar anak senang dan merasa dihargai karyanya. Salah satu cara orang tua membiasakan anak menulis yaitu dengan memberi buku dairy agar anak dengan mudah mengapresiasikan ide yang ia miliki. Selain itu orang tua harus mendampingi dan mengawasi anak pada saat mereka menulis.

Pihak kedua yang juga berperan penting dalam budaya Sulia yaitu Dinas Pendidikan dan guru. Dinas Pendidikan Aceh harus mencanangkan sebuah program menulis sebelum belajar agar anak dapat mengembangkan kreatifitas menulisnya. Selain itu guru juga berpengaruh dalam membimbing anak dalam menulis. Misalnya guru dapat memberikan sebuah gambaran lalu anak dapat menuangkan idenya dalam bentuk tulisan. Budaya menulis 10 menit sebelum belajar disekolah ini, diharapkan anak dapat berimajinasi dan dituangkan dalam bentuk tulisan. Sehingga suatu saat anak dapat menghasilkan sebuah karya tulis yang sangat berguna khususnya bagi masyarakat Aceh.

2.5 Strategi gagasan

Adapun langkah-langkah yang harus dilakukan untuk menggalakkan program Sulis (suka menulis) 10 menit sebelum belajar di Aceh yaitu melalui Dinas Pendidikan yang menerapkan program suka menulis didalam kurikulum pembelajaran anak Sekolah Dasar, setelah itu memberikan pemahaman kepada guru tentang manfaat dan pentingnya menulis bagi anak. Guru dan orang tua harus benar-benar membimbing anak dalam menulis agar anak merasa suka dan senang dalam menulis. Selama anak masih bersekolah di Sekolah Dasar maka program itu akan terus dijalankan. Sehingga pada akhirnya akan tumbuh rasa suka menulis pada anak khususnya anak Aceh.

III. KESIMPULAN

Page 8: Daftar Isi

Menggalakkan budaya Sulis (suka menulis) 10 menit sebelum belajar pada anak Sekolah Dasar, merupakan salah satu program yang ingin diwujudkan oleh bangsa Indonesia, khususnya bagi anak-anak Aceh. Dengan mereka mencintai menulis, maka akan memiliki banyak wawasan, ilmu, dan karya yang di hasilkan oleh anak-anak Aceh. Oleh karena itu, kerja sama yang baik sangat diperlukan antara orang tua, guru, dan pemerintah untuk mensuksekan program suka menulis pada anak-anak sedini mungkin. Dinas Pendidikan harus membuat program 10 menit sebelum belajar agar anak-anak terlatih dalam menulis serta dapat mengembangkan kecerdasaan otak dan melatih anak untuk percaya diri. Pada saat pelajaran belum dimulai, anak-anak diharuskan untuk menulis apa saja yang ia ingin tulis, baik itu imajinasinya, cita-cita, dunia, alam sekitar atau dengan cara guru menunjukkan sebuah gambar yang dituangkan dalam bentuk tulisan. Peran orang tua sangat diharapkan terlebih pada saat belajar. Oleh karenanya orang tua harus benar-benar mendampingi anak saat belajar, agar mereka merasa senang dan dihargai dengan kreatifitas yang mereka ciptakan. Gagasan tertulis mengenai Sulis ini sangat diharapkan dapat terwujud bagi anak-anak Indonesia kususnya anak Aceh, agar mereka dapat menghasilkan sebuah tulisan yang baik dan bermanfaat bagi generasi sekarang dan generasi yang akan datang.

DAFTAR PUSTAKA

Page 9: Daftar Isi

Aulia. 2011. Mengajarkan Balita anda Membaca. Intan Media: Yogyakarta

Sutjipto. 2005. Konsep Penndidikan Formal dengan Muatan Budaya Multikultura. Jurnal Pendidikan Penabur No 04. Th IV. Hal 53.

Lini, Lisholir I. 2014. Upaya Meningkatkan Kemampuan Menulis Siswa Kelas IV SD N Barenglor dengan Pendekatan Konstektual dan edia Pembelajaran Balon. Jurnal No 88. Vol XXVI .

Page 10: Daftar Isi
Page 11: Daftar Isi
Page 12: Daftar Isi
Page 13: Daftar Isi
Page 14: Daftar Isi
Page 15: Daftar Isi
Page 16: Daftar Isi