cultural antropology, kebudayaan minangkabau

24
FINAL TEST CULTURAL ANTROPHOLOGY DR. Tutik Dwi Winarni, MM. ANALISIS UNSUR-UNSUR KEBUDAYAAN UNIVERSAL TERHADAP BUDAYA MINANGKABAU Nama: Herni Veryany Kelas: MKT 11-3C NIM: 2007110376

Upload: nixfairy

Post on 25-Jun-2015

14.909 views

Category:

Business


1 download

TRANSCRIPT

Page 1: Cultural Antropology, Kebudayaan Minangkabau

FINAL TEST

CULTURAL ANTROPHOLOGY

DR. Tutik Dwi Winarni, MM.

ANALISIS UNSUR-UNSUR KEBUDAYAAN UNIVERSAL

TERHADAP BUDAYA MINANGKABAU

Nama: Herni Veryany

Kelas: MKT 11-3C

NIM: 2007110376

STIKOM The London School of Public Relations

2009

Page 2: Cultural Antropology, Kebudayaan Minangkabau

KATA PENGANTAR

Puji syukur kepada Tuhan Yang Maha Esa karena atas berkat dan rahmatNya penulis dapat

menyelesaikan makalah ini. Tujuan penulisan makalah ini yaitu untuk mengentahui dan

menganalisa kebudayaan Minangkabau melalui ketujuh unsur-unsur kebudayaan universal.

Dalam penyusunan makalah ini, penulis juga mendapat banyak bantuan dari pihak lain baik

secara moral maupun maupun material. Penulis mengucapkan terima kasih kepada Ibu Tutik

Dwi Winarni selaku dosen mata kuliah Cultural Anthropology merupakan pembimbing

utama dalam penyusunan makalah ini.

Penulis berharap semoga karya ilmiah ini dapat diterima dengan baik dan dapat berguna

bagi seluruh pembaca juga bagi kemajuan pendidikan di negara Indonesia. Atas

perhatiannya penulis ucapkan terima kasih.

Jakarta, Januari 2009

Penulis

2

Page 3: Cultural Antropology, Kebudayaan Minangkabau

DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR ................................................................................................................ 2

DAFTAR ISI ............................................................................................................................ 3

BAB I. PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang Penulisan Makalah ................................................................................. 4

1.2 Perumusan Masalah ....................................................................................................... 4

1.3 Tujuan Penulisan Makalah .............................................................................................. 5

BAB II. KERANGKA TERTULIS

2.1 Definisi Teori Kebudayaan .............................................................................................. 6

2.2. Definisi Teori Masyarakat .............................................................................................. 7

BAB III. ANALISIS DAN PEMBAHASAN .................................................................................. 10

BAB IV. PENUTUP

4.1 Kesimpulan .....................................................................................................................18

4.2. Saran ............................................................................................................................. 18

Daftar Pustaka ......................................................................................................................19

Lampiran .............................................................................................................................. 20

3

Page 4: Cultural Antropology, Kebudayaan Minangkabau

BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang Penulisan Makalah

Indonesia merupakan negara yang kaya akan suku dan budaya. Namun kesadaran

masyarakat Indonesia sendiri untuk menggali kekayaan bangsanya masih sanagat kurang.

Penulis memilih untuk membahas kebudayaan Minangkabau karena penulis tertarik untuk

mendalami salah satu budaya dari beragam suku di Indonesia.

Suku Minangkabau merupakan suku asli provinsi Sumatra Barat. Sebutan Minangkabau

merupakan gabungan dari dua kata dalam bahasa Minangkabau yaitu minang yang berarti

“menang” dan kabau yang beraeti “kerbau”.

Kebudayaan Minangkabau sendiri memiliki keunikan dibandingkan kebudayaan lain. Budaya

Minangkabau adalah satu-satunya budaya di Indonesia yang menganut sistem matrilineal,

dimana harta dan tanah diwariskan dari ibu kepada anak perempuan. Sementara perihal

agama dan politik adalah tanggung jawab laki-laki. Masyarakat Minangkabau ini pun

merupakan masyarakat matrilineal terbesar di dunia.

Makalah ini akan menganalisa ketujuh unsur kebudayaan universal dari kebudayaan

Minangkabau. Ketujuh unsur tersebut meliputi bahasa, sistem teknologi dan alat produksi,

sistem mata pencaharian, organisasi sosial, sistem pengetahuan, sistem religi, dan kesenian.

1.2 Perumusan Masalah

Atas dasar latar belakang di atas, penulis merumuskan masalah dari makalah ini yaitu:

Bagaimana penerapan tujuh unsur kebudayaan universal pada kebudayaan Minangkabau?

4

Page 5: Cultural Antropology, Kebudayaan Minangkabau

1.3 Tujuan Penulisan Masalah

Adapun tujuan dari penulisan makalah ini yaitu:

Mengetahui dan menganalisis bahasa pada kebudayaan Minangkabau

Mengetahui dan menganalisis sistem teknologi dan alat produksi pada kebudayaan

Minangkabau

Mengetahui dan menganalisis sistem mata pencaharian pada kebudayaan

Minangkabau

Mengetahui dan menganalisis organisasi sosial pada kebudayaan Minangkabau

Mengetahui dan menganalisis sistem pengetahuan pada kebudayaan Minangkabau

Mengetahui dan menganalisis sistem religi pada kebudayaan Minangkabau

Mengetahui dan menganalisis kesenian pada kebudayaan Minangkabau

5

Page 6: Cultural Antropology, Kebudayaan Minangkabau

BAB II

KERANGKA TERTULIS

2.1 Definisi Teori Kebudayaan

Definisi Etimologis:

Budaya atau kebudayaan berasal dari bahasa Sansekerta yaitu buddhayah, yang merupakan

bentuk jamak dari buddhi (budi atau akal) diartikan sebagai hal-hal yang berkaitan dengan

budi dan akal manusia. Dalam bahasa Inggris, kebudayaan disebut culture, yang berasal dari

kata Latin Colere, yaitu mengolah atau mengerjakan. Bisa diartikan juga sebagai mengolah

tanah atau bertani. Kata culture juga kadang diterjemahkan sebagai "kultur" dalam bahasa

Indonesia.

Definisi Konseptual:

Koentjaraningrat (http://lzamzami.multiply.com/) memberikan gambaran mengenai

kebudayaan, adapun kebudayaan itu adalah keseluruhan sistem atau gagasan, ide, tindakan,

artefak dalam masyarakat yang dijadikan sebagai milik bersama dengan cara belajar untuk

memiliki kebudayaan.

Menurut Sultan Takdir Alisyahbana (http://lzamzami.multiply.com/) kebudayaan adalah

manifestasi dan cara berfikir yang dipakai dan mempengaruhi manusia.

Menurut J.P.H. Dryvendak (Ilmu Budaya Dasar) mengatakan bahwa kebudayaan adalah

kumpulan dari cetusan jiwa manusia sebagai yang beraneka ragam berlaku dalam satu

masyarakat tertentu.

Sedangkan menurut Selo Soemardjan dan Soelaiman Soemardi (http://id.wikipedia.org/),

kebudayaan adalah sarana hasil karya, rasa, dan cipta masyarakat.

Ralph Linton (Ilmu Budaya Dasar) seorang Antropolog Amerika, memberikan sebuah definisi

bahwa kebudayaan itu adalah “Man’s social heredity” (sifat sosial manusia yang temurun).

6

Page 7: Cultural Antropology, Kebudayaan Minangkabau

Definisi Operasional:

Kebudayaan adalah seluruh gagasan, cara pikir, dan tingkah laku manusia yang mengandung

nilai sebagai sarana hasil karya, rasa, dan cipta masyarakat.

Instrumen Variabel Teori:

Variabel Teori Dimensi Indikator

KEBUDAYAAN

Gagasan Ide

Pendapat

Hasil pemikiran

Nilai Sosial

Religi

Norma

Karya Karya fisik

Karya budaya

Karya ilmiah

2.2 Definisi Teori Masyarakat

Definisi Etimologis:

Masyarakat merupakan arti dari kata society dalam bahasa Inggris. Kata society berasal dari

bahasa latin, societas, yang berarti hubungan persahabatan dengan yang lain. Societas

diturunkan dari kata socius yang berarti teman, sehingga arti society berhubungan erat

dengan kata sosial. Kata "masyarakat" sendiri berakar dari kata dalam bahasa Arab,

musyarak.

7

Page 8: Cultural Antropology, Kebudayaan Minangkabau

Definisi Konseptual:

Menurut Selo Sumardjan (http://organisasi.org/) masyarakat adalah orang-orang yang

hidup bersama dan menghasilkan kebudayaan.

Menurut Karl Marx (http://organisasi.org/) masyarakat adalah suatu struktur yang

menderita suatu ketegangan organisasi atau perkembangan akibat adanya pertentangan

antara kelompok-kelompok yang terbagi secara ekonomi.

Menurut Koentjaraningrat (http://id.answers.yahoo.com/), masyarakat adalah kesatuan

hidup manusia yang berinteraksi suatu sistem adat istiadat tertentu yang terikat oleh suatu

rasa identitas bersama.

Sedangkan menurut Harold J. Laski (http://id.answers.yahoo.com/), masyarakat adalah

kelompok manusia yang hidup bersama dan bekerjasama untuk mencapai terkabulnya

keinginan-keinginan mereka bersama.

Menurut Emile Durkheim (http://organisasi.org/) masyarakat merupakan suatu kenyataan

objektif pribadi-pribadi yang merupakan anggotanya.

8

Page 9: Cultural Antropology, Kebudayaan Minangkabau

Definisi Operasional:

Masyarakat adalah orang-orang yang hidup besama secara terstruktur dan saling bekerja

sama demi tujuan bersama.

Instrumen Variabel Teori:

Variabel Teori Dimensi Indikator

MASYARAKAT

Orang Raga

Pikiran

Mental

Struktur Sosial

Komponen

Aturan

Tujuan Hasil akhir

Arahan

Usaha

9

Page 10: Cultural Antropology, Kebudayaan Minangkabau

BAB III

ANALISIS DAN PEMBAHASAN

3.1 Bahasa

Bahasa Minangkabau atau dalam bahasa asal, Baso Minang adalah sebuah bahasa

Austronesia yang digunakan oleh kaum Minangkabau di Sumatra Barat, di barat Riau, Negeri

Sembilan (Malaysia), dan juga oleh penduduk yang telah merantau ke daerah-daerah lain di

Indonesia.

Terdapat beberapa kontroversi mengenai hubungan bahasa Minangkabau dengan bahasa

Melayu. Hal ini disebabkan kemiripan dalam tatabahasa mereka. Ada pendapat yang

mengatakan bahasa Minangkabau sebenarnya adalah dialek lain dari bahasa Melayu,

sedangkan pendapat lain mengatakan bahasa Minangkabau adalah sebuah bahasa dan

bukan sebuah dialek.

Secara garis besar, daerah pemakaian bahasa Minangkabau dibedakan dalam dua daerah

besar, yaitu daerah /a/ dan daerah /o/. berikut adalah contoh dialek bahasa Minangkabau:

Bahasa Melayu Dialek /a/ Dialek /o/Penat Panek PonekApa A Ano

Mana Ma ManoLepas Lapeh Lopeh

Contoh perbandingan bahasa Minangkabau dan bahasa Melayu:

Bahasa Minangkabau: Sarang kayu di rimbo tak samo tinggi, kok kunun manusia

Bahasa Melayu: Pohon di rimba tidak sama tinggi, apa lagi manusia

Bahasa Minangkabau: Indak buliah mambuang sarok disiko!

Bahasa Melayu: Tidak boleh membuang sampah di sini!

Bahasa Minangkabau: A tu nan ka karajo ang?

Bahasa Melayu: Apa yang kamu sedang kerjakan?

10

Page 11: Cultural Antropology, Kebudayaan Minangkabau

3.2 Sistem Teknologi dan Alat Produksi

Teknologi yang berkembang pada masyarakat Minangkabau contohnya yaitu bentuk desa

dan bentuk tempat tinggal. Desa mereka disebut nagari dalam bahasa Minangkabau. Nagari

terdiri dari dua bagian utama, yaitu daerah nagari dan taratak. Nagari ialah daerah

kediaman utama yang dianggap pusat sebuah desa. Halnya berbeda dengan taratak yang

dianggap sebagai daerah hutan dan ladang.

Di dalam nagari biasanya terdapat sebuah masjid, sebuah balai adat, dan pasar. Mesjid

merupakan tempat untuk beribadah, balai adat merupakan tempat sidang-sidang adat

diadakan. Sedangkan pasar dan kantor kepala nagari terletak pada pusat desa atau pada

pertengahan sebuah jalan memanjang dengan rumah-rumah kediaman di sebelah kiri dan

kanannya.

Rumah adat Minangkabau biasa disebut rumah gadang dan merupakan rumah panggung.

Bentuknya memanjang dengan atap menyerupai tanduk kerbau. Ukuran rumah juga

didasarkan kepada perhitungan jumlah ruang yang terdapat dalam rumah itu. Sebuah

rumah gadang terdiri dari jumlah ruangan dalam bilangan yang ganjil, mulai dari tiga.

Jumlah ruangan yang biasa adalah tujuh, namun ada sebuah rumah gadang yang

mempunyai tujuh belas ruangan.

Sebuah rumah gadang biasanya memiliki tiga didieh yang digunakan sebagai kamar dan

ruangan terbuka untuk menerima tamu atau berpesta. Selain itu beberapa rumah gadang

juga memiliki tempat yang disebut anjueng (anjung) yaitu bagian yang ditambahkan pada

ujung rumah dan dianggap sebagai tempat kehormatan.

3.3 Sistem Mata Pencaharian

Sebagian besar masyarakat Minangkabau hidup dari bercocok tanam. Di daerah yang subur

dengan cukup air tersedia, kebanyakan orang mengusahakan sawah, sedangkan pada

daerah subur yang tinggi banyak orang menanam sayur mayur untuk perdagangan.pada

daerah yang kurang subur, penduduknya hidup dari tanaman-tanaman seperti pisang, ubi

kayu, dan sebagainya. Pada daerah pesisir mereka bisa menanam kelapa. Disamping hidup

11

Page 12: Cultural Antropology, Kebudayaan Minangkabau

dari pertanian, penduduk yang tinggal di pinggir laut atau danau juga dapat hidup dari hasil

tangkapan ikan

Ada berbagai hal yang menyebabkan banyak orang Minangkabau kemudian meninggalkan

sektor pertanian. Ada yang disebabkan karena tanah mereka memberikan hasil yang kurang

atau karena kesadaran bahwa dengan pertanian mereka tidak dapat menjadi kaya. Orang-

orang sejenis ini biasanya beralih ke sektor perdagangan dan merantau dengan harapan

mereka akan kembali sebagai orang yang dewasa dan bertanggung jawab. Kehidupan

perdagangan di Minangkabau kebanyakan dikuasai oleh penduduk Minangkabau sendiri.

Selain itu ada juga masyarakat yang hidup dari kerajinan tangan. Seperti kerajinan perak

bakar dari Koto Gadang, sebuah desa dekat Bukittinggi dan pembuatan kain songket dari

Silukang, sebuah desa dekat Sawah Lunto.

3.4 Organisasi Sosial

Kelompok kekerabatan masyarakat Minangkabau yaitu paruik, kampueng, dan suku. Suku

dan kampueng dapat dianggap sebagai kelompok formal. Suku dipimpin oleh seorang

penghulu suku, sedangkan kampueng oleh penghulu andiko atau datuek kampung.

Selain kelompok paruik, kampueng, dan suku, masyarakat Minangkabau tidak mengenal

organisasi masyarakat adata yang lain. Dengan begitu instruksi dan aturan pemerintah,

administrasi masyarakat pedesaan, biasanya disalurkan kepada penduduk desa melalui

panghulu suku dan panghulu andiko.

Di samping memiliki seorang penghulu suku, sebuah suku juga mempunyai seoarang

dubalang atau manti. Dubalang bertugas menjaga keamanan sebuah suku, sedangkan manti

berhubungan dengan tugas-tugas keamanan.

Garis keturunan dalam masyarakat Minangkabau diperhitungkan menurut garis matrilineal.

Seorang termasuk keluarga ibunya bukan keluarga ayahnya. Begitu juga tanah dan harta

warisan akan diwariskan kepada anak perempuan.

Perkawinan dalam budaya Minangkabau sebenarnya tidak mengenal mas kawin. Namun

keluarga pengantin wanita akan memberi sejumlah uang atau barang untuk menjemput

12

Page 13: Cultural Antropology, Kebudayaan Minangkabau

pengantin pria. Uang tersebut biasanya disebut uang jemputan. Tetapi yang penting dalam

perkawinan Minangkabau adalah pertukaran benda lambing antara kedua keluarga berupa

cincin atau keris.

Dalam masyarakat Minangkabau tidak ada larangan bagi seseorang untuk memiliki lebih

dari satu istri. Orang-orang dengan kedudukan social tertentu terkadang suka melakukan

perkawinan poligami.

Secara kasar stratifikasi social dalam masyarakat Minangkabau yang hanya berlaku dalam

kesatuan sebuah desa tertentu saja, atau sekelompok desa yang berdekatan, membagi

masyarakat ke dalam tiga lapisan besar, yaitu bangsawan, orang biasa, dan orang yang

paling rendah. Lapisan terakhir ini mungkn dapat dihubugkan dengan ‘budak’ dalam arti

yang lebih ringan.

Mengenai pola kepemimpinan dapat dikatakan bahwa sulit untuk melihat suatu pola yang

jelas dalam masyarakat Minangkabau. Kita tidak dapat mengatakan dengan jelas siapa yang

menjadi pemimpin bagi suatu paruik. Setiap orang dewasa boleh dikatakan memiliki hak

sebagai pemimpin. Perintah atau saran seseorang mungkin akan dituruti oleh anggota

keluarganya, tetapi ini tergantung pada kewibawaan pribadi dari orang tersebut.

3.5. Sistem Pengetahuan

Anak-anak lelaki usia 7 tahun biasanya akan meninggalkan rumah mereka untuk tinggal di

surau di mana merka diajarkan ilmu agama dan adat Minangkabau. Di usia remaja, mereka

digalakkan untuk meninggalkan perkampungan mereka untuk menimba ilmu di sekolah atau

menimba pengalaman di luar kampung dengan harapan mereka akan pulang sebagai

seorang dewasa yang lebih matang dan bertanggungjawab kepada keluarga dan nagari

(kampung halaman).

Selain dikenali sebagai seorang pedagang, masyarakat Minangkabau juga berhasil

melahirkan beberapa penyair, penulis, negarawan, ahli fikir dan para ulama. Ini mungkin

terjadi kerana budaya mereka yang memberatkan penimbaan ilmu pengetahuan. Sebagai

13

Page 14: Cultural Antropology, Kebudayaan Minangkabau

penganut agama Islam yang kuat, mereka cenderung kepada ide untuk menggabungkan ciri-

ciri Islam dalam masyarakat yang moden.

Berikut adalah beberapa orang Minangkabau yang berhasil menjadi orang yang terkemuka:

Abdul Muis, penulis, wartawan dan pejuang kebangsaan

Chairil Anwar, pujangga

Buya Hamka, cendekiawan Islam

Prof Dr Emil Salim, ahli ekonomis dan bekas menteri Indonesia

Haji Agus Salim, pejuang kemerdekaan Indonesia

Mohammad Hatta, Wakil Presiden Indonesia yang pertama dan salah seorang

proklamator negara Indonesia

Rasuna Said, menteri wanita pertama di Indonesia

Tuanku Imam Bonjol, Pemimpin gerakan Padri

Tuanku Nan Renceh, ketua dalam Perang Padri

Yusof Ishak, presiden pertama Singapura

Ir. Fazwar Bujang Direktor Utama syarikat PT. Krakatau Steel Indonesia

3.6. Sistem Religi

Hampir seluruh masyarakat Minangkabau menganut agama Islam, walaupun sebagian besar

dari mereka hanya menganut agama sebagai simbolis tanpa melakukan ibadah dan

kewajibannya. Boleh dikatakan mereka tidak mengenal unsur-unsur kepercayaan lain selain

yang diajarkan oleh agama Islam. Walaupun demikian masih banyak juga orang yang

percaya akan hal-hal yang tidak diajarkan oleh Islam, seperti hantu-hantu dan kekuatan

gaib.

Selain itu, banyak orang menganggap bahwa sistem matrilinear yang dianut masyarakat

Minangkabau bertentangan dengan aturan Islam yang menekankan sistem patrilinear.

Padahal sesungguhnya terdapat banyak kesamaan antara faham Islam dengan faham

Minangkabau.

14

Page 15: Cultural Antropology, Kebudayaan Minangkabau

Berikut ini merupakan contoh dari beberapa kesamaan faham Islam dan Minangkabau:

Faham Islam: Menimba ilmu adalah wajib.

Faham Minangkabau: Anak-anak lelaki harus meninggalkan rumah mereka untuk

tinggal dan belajar di surau (langgar, masjid).

Faham Islam: Mengembara adalah kewajiban untuk mempelajari tamadun-tamadun

yang kekal dan binasa untuk meningkatkan iman kepada Allah.

Faham Minangkabau: Para remaja harus merantau (meninggalkan kampung

halaman) untuk menimba ilmu dan bertemu dengan orang dari berbagai tempat

untuk mencapai kebijaksanaan, dan untuk mencari penghidupan yang lebih baik.

Falsafah merantau juga berarti melatih orang Minangkabau untuk hidup mandiri,

kerana ketika seorang pemuda Minangkabau berniat merantau meninggalkan

kampungnya, dia hanya membawa bekal seadanya.

Faham Islam: Tidak ada wanita yang boleh dipaksa untuk menikah dengan lelaki

yang tidak dia cintai.

Faham Minangkabau: Wanita yang menentukan dengan siapa yang ia ingin menikah.

Faham Islam: Ibu berhak dihormati 3 kali lebih tinggi daripada bapak.

Faham Minangkabau: Bundo Kanduang adalah pemimpin/pengambil keputusan di

Rumah Gadang.

Ciri-ciri Islam begitu mendalam dalam adat Minangkabau sehingga mereka yang tidak

mengamalkan Islam dianggap telah keluar dari masyarakat Minang.

3.7. Kesenian

Berikut ini adalah kesenian tradisonal Minangkabau:

Randai, teater rakyat yang meliputi pencak, musik, tarian dan drama

Saluang Jo Dendang, serunai bambu dan nyanyian

Talempong, musik bunyi gong

15

Page 16: Cultural Antropology, Kebudayaan Minangkabau

Tari Piring, gerakan tarian menyerupai gerakan para petani semasa bercocok tanam

Tari Payung, menceritakan kehidupan muda-mudi Minang yang selalu riang gembira

Tari Indang

Pidato Adat, juga dikenali sebagai Sambah Manyambah (sembah-menyembah),

upacara berpidato, dilakukan di setiap upacara-upacara adat, seperti rangkaian acara

pernikahan (baralek), upacara pengangkatan pangulu (penghulu), dan lain-lain

Pencak Silat, tarian yang gerakannya adalah gerakan silat tradisional Minangkabau

Upacara dan perayaan Minangkabau termasuk:

Turun mandi - upacara pemberkatan bayi

Sunat rasul - upacara bersunat

Baralek - upacara pernikahan

Batagak pangulu - upacara pelantikan penghulu. Upacara ini akan berlangsung

selama 7 hari di mana seluruh kaum kerabat dan ketua-ketua dari kampung yang lain

akan dijemput

Turun ka sawah - upacara kerja gotong-royong

Manyabik - upacara menuai padi

Hari Rayo - perayaan Hari Raya Idul Fitri

Hari Rayo - perayaan Hari Raya Idul Adha

Maanta pabukoan - mengantar makanan kepada ibu mertua sewaktu bulan

Ramadan

Tabuik - perayaan Islam di Pariaman

Tanah Ta Sirah - perlantikan seorang Datuk (ketua puak) apabila Datuk yang

sebelumnya meninggal dunia

Mambangkik Batang Tarandam - perlantikan seorang Datuk apabila Datuk yang

sebelumya telah meninggal 10 atau 50 tahun yang lalu (mengisi jabatan yang telah

lama dikosongkan)

16

Page 17: Cultural Antropology, Kebudayaan Minangkabau

Selain itu masyarakat Minangkabau juga memiliki kesenian kerajian tangan, seperti:

Kain Songket, ditenun dengan tangan dan mempunyai corak rumit benang emas atau

perak. Songket hanya diapakai oleh golongan bangsawan. Kehalusan dan corak songket

menggambarkan pangkat dan kedudukan tinggi seorang pembesar.

Sulaman

Ukiran kayu

Pahatan emas dan perak

17

Page 18: Cultural Antropology, Kebudayaan Minangkabau

BAB IV

PENUTUP

4.1. Kesimpulan

Budaya Minangkabau adalah budaya yang unik dan mengandung nilai-nilai kebudayaan

yang tinggi. Persebaran masyarkat Minangkabau di Indonesia pun cukup banyak. Selain

dikenal sebagai seorang pedagang, orang Minangkabau juga terkenal sebagai penganut

agama Islam yang baik. Cukup banyak orang Minangkabau yang berhasil menjadi seorang

tokoh kebanggan bangsa.

Kebanggaan lain dari suku Minangkabau adalah masakan Padang yang sudah sejak dulu

menjadi kegemaran banyak orang. Rendang dan dendeng balado adalah salah satu masakan

yang sangat disukai dan restoran Padang pun kini sudah menyebar, baik di neara Indonesia

sendiri atau bahkan ke mancanegara.

4.2. Saran

Sebagai salah satu kekayaan budaya Indonesia, budaya Minangkabau pun patut dilestarikan.

Pengaruh budaya luar dan akulturasi seharusnya dapat disesuaikan dengan budaya aslinya,

sehingga nilai-nilai luhur dari suatu budaya tersebut tidak terhapuskan atau bahkan

menghilang. Setiap masyarakat Minangkabau yangmerantauke kota lai atau ke negara lain

seharusnya tetap menjunjung tinggi budaya aslinya dan juga melestarikannya. Bahkan jika

memungkinkan, seseorang dapat menyebarkan budaya aslinya di tempat yang lain, sehingga

kekayaan budaya Indonesia tidak mudah luntur dan masyarakat dapat semakin mencintai

kekayaan bangsa Indonesia sendiri.

18

Page 19: Cultural Antropology, Kebudayaan Minangkabau

DAFTAR PUSTAKA

Koentjaraningrat, Manusia dan Kebudayaan di Indonesia, Jakarta: Djambatan, 2004.

Widagho, Djoko, Ilmu Budaya Dasar, Jakata: Bumi Aksara, 2001.

http://lzamzami.multiply.com/journal/item/10/Kebudayaan_Koentjaraningrat_Pengantar_Antropologi

http://id.wikipedia.org/wiki/Budaya

http://organisasi.org/pengertian-masyarakat-unsur-dan-kriteria-masyarakat-dalam-kehidupan-sosial-antar-manusia

http://id.answers.yahoo.com/question/index?qid=20071124011057AAm53hm

19