ceramah tarwih

Upload: herd-iman

Post on 05-Jul-2018

217 views

Category:

Documents


0 download

TRANSCRIPT

  • 8/15/2019 CERAMAH TARWIH

    1/4

    CERAMAH TARWIH

    Ramdhan bulan perubahan bulan perjuangan

    Jamaah sekalian, kita harus memahami, bahwa hidup kita ini, adalah hidup yang sebentar, dan

    hidup kita ini didunia adalah iktila’ dari Allah, ujian dari Allah dan nanti akan di ketahui siapa yang

    beruntung dan siapa yang celaka, dan itu di akhirat kelak, tempat ujianya di dunia ini, maka, dengan

    demikian seorang muslim, bahkan setiap manusia harus sadar, bahwa memang di dunia ini bukan

    tempatnya memuaskan hawa nafsunya, dan bukan tempatnya untuk bersenang senang, walaupun itu

    realita yang banyak kita saksikan hari ini, namun pada hakikatnya hidup di dunia ini untuk berjuang

    untuk bekerja dan untuk kita petik hasilnya kelak di hari kiamat, dan masing masing sesuai dengan apa

    yang dia lakukan di dunia ini, apa yang kita tuai kelak diakhirat, sangat tergantung dengan apa kerja kita,

    dan apa jalan kita di dunia ini, Allah SWT menyebutkan dalam banyak ayat-Nya, dan kami memilih

    firman Allah SWT dalam surat al-balad ayat ke 4 Allah SWT mengatkan “laqade khalaqenal insana fi

    kabade” sungguh-sungguh kata allah kami telah menciptakan manusia “fi kabadin” dalam kesusahan,  

    kita di ciptakan dalam kesusahan , kesusahan, sejak orang tua kita mau melahirkan kita , ibu kita, kata

    Allah SWT, “hamalthu ummuhu wahnan ala wahnin” ibu kita telah memulai kesusahan tersebut

    sebelum melahirkan kita , beliau telah mengandung kita padhal beliau adalah wanita lemah dan

    bertambah kelemahanya ketika mengandung kita, dan setiap bulan bertambah kandunganya makin

    berat, maka bertambah lagi kelemahanya dan itulah makna, “wahnan ala wahnin”, tapi itu adalah

    ketentuan dari Allah, dan Allah tidak akan meyianyiakan kesusahan, yang dilakukan oleh hamba-Nya,

    dalam melakukan ketaatan kepada-Nya, maka pahala ibu tidak mungkin bisa di dekati, apalagi di samai

    oleh seorang bapak, walaupun bapak juga sangat besar jasanya untuk anak-anaknya, ketika kita

    dilahirkan, kita lahir merasakan kesulitan, makanya kita semuanya menagis, dan kita semua tahu

    bahwasanya kita akan menghadapi kesulitan-demi kesulitan, tangung jawab besar, amanah dari Allah,

    yang hanya di bebankan kepada manusia dan jin, amanah yang telah di tawarkan sebelumnya, kepadagunung2, kepada langit2 dan kepada bumi, “faabayna anyahmilnaha waasyfaqna minnha” tapi ketiga

    makhluk terbesar terebut, tidak mau menerimanya, karena khawatir tidak bisa memikul beban tersebut,

    dan seandainya al-quran di turunkan kepada gunung, “laraaetahu khasyian mutossdi’an min

    khasyatillah”  akan hancur berantakan gunung tersebut, karena besarnya takutnya kepada allah

    subhanahu wata’ala, tapi kadang, kita ummat manusia telah, menerima beban tersebut, namun kita

    tidak memikulnya dengan sebenar2nya “khudil kitaba bi kuwah “  padahal Allah menyuruh kita,

    mengambil amanah kitab ini dengan sekuat2nya.

    Jamaah sekalian, tidak ada seorang hidup di dunia ini, yang tidak pernah meraskan sakit, nadk

    pernah merasakan kesusahan, ndak pernah di timpa musibah, semuanya pernah di timpa musibah, dan

    ini diantara makna “laqade khalqenal insana fi kabade”, maka jika ini dalah sunnahtullah yang tidak

    mungkin kita bisa elakkan, dalam bahasa syariatnya dia adalah “iradatullohi alqauniah” iyalah kehnedak

    Allah yang pasti terjadinya hukum alam, yang tidak mungkin dielakkan oleh siapa saja, maka seorang

    yang cerdas, dia akan menjadikan kehndak Allah yang pasti terjadinya hukum alam tesebut menjadi

    kehendak Allah yang sifatnya “ass syar’iyah”  yaitu dia berusaha melakukan apa yang diperintahkan

    kepadnaya dari segala macam kesusahan ini, agar kesusahanya bukan kesusahan yang sia-sia, bukan

    rasa cape, keletihan, lapar, haus, sakit dan seterusnya, yang kita rasakan di dunia lalu di akhirat, kita

  • 8/15/2019 CERAMAH TARWIH

    2/4

    akan merasakan hal yang serupa juga, bahkan akan berlipat ganda kesusahan kita di akhirat, ketika kita

    tidak menhadapinya di dunia dengan sebenar-benarnya , maka seorang hamba Allah yang benar, susah

    di dunia, dia bisa merasakannya sebagai suatu keringanan, karena dia menghadapi dengan, menjalankan

    syariat Allah, dan akan mendapatkan kesenangan abadi dan tidak ada sama sekali susahnya di akhirat

    kelak.

    Oleh karena itu, dia mesti berjuang, dan semua manusia bejuang di dunia ini, “kata nabi SAW, kullun

    nasi yagdu,” semua manusia ini, pagi-pagi, keluar untuk berjuang, “fabaiun nafsa”, menjual dirinya, tapi

    mereka 2 bagian, “famu’tikuha au mu bikuha”, ada yang membebaskan dirinya dari kebinasaan dunia

    untuk mencapai kemenangan abadi di akhirat dan ada yang justru menjerumuskan dirinya kedalam

    kebinasaan dunia dan akhirat, maka kita harus sadar bahwa, hidup menjadi seorang pejuang adalah

    suatu pilihan hidup, suatu kewajiban yang tidak mungkin bisa kita elakkan, tinggal bagaiman kita

    berjuang ikhlaskan niat kepada allah dan jalankan sesuai dengan model perjuangan yang telah di

    contohkan oleh pejuang sejati nabi kita muhammad SAW,

    kemudai jamaah sekalian , jika kita mau berjuang, ini menuntut perubahan , dan manusia memang mesti

    berubah “latarkabunna tobaqon an tabaqe” kata allah SWT kalian akan melalui satu tobaqe ke tobaqe

    berikutnya, satu tahapan ke tahapan berikutnya, kita harus melalui tahapan-tahapan dalam hidup ini,

    dan kita akan berubah, tapi, perubahan ke arah mana?. Apakah perubahan ke arah sukses, kemenangan,

    kebahagian, kejayaan, atau perubahan kepada suatu kebinasaan atau ke sengsaraan, kata Allah SWT

    “liman sya’a mingkum anyataqoddam au yataakkhar” allah mengataka “liman sya’a mingkum” barang

    siapa diantara kalian, allah berikan dua pilihan, hidup ini memang memilih, allah berkehendak segala

    sesuatu, tapi di memberikan pilihan kepada kita, terserah pilih, samapai urusan iman dan kufur pun allah

    memberikan pilihan kepada kita, “faman sya’a mingkum fal yu’min wa mansyaa mingkum fal yakfur” 

    siapa yang mau beriman silahkan, siapa yang mau kufur, silahkan, tapi masing masing ada

    konsekuensinya, sebagaiman kita di dunia, siap yang mau berhasi silahkan dan siap yang mau gagal jugasilahakan, terserah, tapi masing-masing ada akibatnya, demikian juga bagi orang ynag menginginkan

    kebahagiaan akhirat “liman sya’a mingkum anyataqoddam au yata’akkhar”  ada du pilihan siapa

    diantara kaliaan yang mau “anyyataqaddam, maju  terus, au yataakhar, mundur kebelakang.”  Tidak

    mungkin ada orang yang berada di tengah-tengah, tidak ada orang yang hidupnya terus demikian, stabil,

    konstan dan tidak pernah berubah, dia akan terus berubah entah kedepan atau mundur ke belakang.

    Maka kita perlu berubah, dan Allah SWt akan merubah diri2 kita, sesuai dengan bagaiman keinginan kita

    untuk berubah, makanya dalam surat ar-raad Allah mengatakan “innallaha la yugayru ma biqaumin

    hatta yugayru ma bi mafusihim” sesunggunhya Allah tidak akan merubah suatu kaum sampai kaum itu

    sendiri yang merubah dirinya, kita mengatakan mau berubah tapi tidak mau berjuang tidak akan

    mungkin kita bisa berubah maju kedepan, dan Allah akan menyesuakianya, kita berusaha berjuang, dan

    taufik Allah yang akan menunggu kita, perubahan ini kadang dari suatu yang buruk, dari keterpurukan

    kepada kemajuan dan juga kadang seseorang yang sudah maju kedepan, namun ketika dia tidak

    menjaga nikamat allah, maka ia akan mundur teratur ke belakang,

    Maka seorang mukmin, di tuntut untuk berubah, perubahan kepada arah yang lebih baik kedepan, dan

    untuk itu dia harus berjuang,.

  • 8/15/2019 CERAMAH TARWIH

    3/4

     jamaah sekalian, dari mana kita berjuang?. Jawabanya, ramadhan adalah salah satu titik tolak

    perjauangan, ramadahan adalah salah satu titik toalak perjuangan dan salah satu titik tolak perubahan,

    untuk perubahan kita dan untuk kemajuan kita,.

    mana bukti bahwa ramadhan adalah titik tolak perubahan?. Jamaah sekalian, allah telah

    membuktikan, bahwa, ramadhan titik tolak perubahan, semua kita tahu, al-qur’an diturunkan pertamakali di bulan suci ramadhan, “syahru ramadhan unzila fihi l-qur’an”, jamaah sekalain al-qura’an pertama

    kali di turnkan di bulan ramadhan dan al-qur ’an datang, langsung merubah keadaan ummat jahiliah

    waktu itu, merubah dari yang gelap menjadi terang, makanya allah mengatakan “yukhrijuhum

    minadzulumati ila nnur”  Allah mengeluarakan mereka dari kegelapan kepada cahaya yang terang

    benderang, al-quran juga datang menjadikan orang-orang jahiliah menjadi orang-orang yang berilmu,

    dan yang di maksudkan kejahiliyaan, kejahiliaan yang tidak mengenal Allah SWT, karena siapakah yang

    lebih jahil dari orang yang membuat berhala, dari tanganya sendiri, lalu hasil ciptaanya itu dia sembah

    sendiri, siapa yang lebih jahil dari orang yang seperti itu, makanya, seorang yang cerdas adalah, seorang

    yang tau kepada siapa di beribadah, seorang yang tau kepada siapa dia berharap, dan seorang yang tau

    kepada siapa dia mendekatkan diri kepada Allah, meminta segala hajat dan kebutuhanya itulah hakikatkecerdasan dalam bahasa syariat kita, dan itu, yang diajarkan kepada ummat waktu itu,.

    Kemudian, bulan ramdhan adalah bulan perubahan, karena allah SWT merubah tatanan kehidupan ini di

    bulan suci ramadhan, ramadhan merubah model kehidupan manusia di bulan suci ramadhan, langit dan

    bumi jamaah sekalian, itu berubah di bulan ramadhan, dalam hadis-hadis yang sangat banyak, di

    riwayatkan bahwa diantara perubahan yang terjadi dengan datangnya bulan suci ramadahan begitu

    datangnya awal bulan ramadhan sampai akhir ramadhan, diantara perubahan yang di sebutkan, “futihat

    abewabu ssama’” dibuka pintu-pintu langit, dalam riwayat lain, dibuka pintu-pintu surga, “wa gulliqot

    abewabu anniron” dan ditutup pintu-pintu neraka, perubahan di langit yaitu surga dan neraka berubah,

    dan kata nabi SAW “watugollu alasyaiton”  dan setan-setan di belenggu, Perubahan, maka seharusnyaini semuanya menuntut kita untuk berubah, dan begitu banyak lagi perubahan yang terjadi di bulan suci

    ramadhan,

    Maka sungguh sangat mengherankan, orang2 yang telah Allah membantu dia dengan unsur-unsur

    perubah yang ada di bulan suci ramadhan, lalu keadaanya tetap saja demikian, atau bahakan lebih

    mundur,waliydzubillah. Maka tidak di maafkan seseorang yang begitu. Kata rasulullah “celaka memang

    orang itu, orang yang sudah datang ramadhan dengan segala macam kemuliaan dan fasilitas yang allah

    berikan kepadanya, namun akhirnya ramdhan pergi, lalu dia belum di ampunkan olleh allah SWT”. Maka

    perubahan tidak akan terjadi tanpa adanya perjuangan, maka perubahan tidak mungkin kita capai

    kecuali dengan kesungguhan,.

    Makanya bulan ramadhan memang sebebnarya tidak identik dengan bulan pengagguran, bulan

    bermalas-malasan, bulat tidur-tiduran, dan semacamnya. Sebenarnya ramadhan jauh dari sifat-sifat

    seperti itu, ramadhan datang untuk kita mulai perubahan, agar meraih kesuksesan nantinya,.

    apa perubahan yang di ajarkan bulan ramadhan?, bulan ramdhan mengajarkan kepada kita untuk

    merubah jadwal makan dan minum kita, tidur kita juga di ajar untuk berubah, dan diantara perubahan

  • 8/15/2019 CERAMAH TARWIH

    4/4

    dalam persoalan ibadahpun di tuntut untuk berubah, bahakan orang yang selama ini sudah rajin

    beribadah, tidak ada alasan baginya untuk tidak berubah di bulan ramadhan, karena ramadhan

    menuntut kita untuk berubah, yang mundur kepada yang maju, yang hina kepada yang mulia, yang

    malas menjadi rajin dan yang rajin menjadi lebih rajin lagi,.

    dan diantara pelajaran madrasah yang diajarkan, dan kaitanya dengan perjuangan adalah ramadhanmengajarkan kepada kita untuk merasakan apa yang di rasakan saudara-saudara kita, sudah berapa

    banyak kenikmatan yang telah kita rasakan yang tidak kita sadari, kesehatan kita, kemakmuran kita,

    ketersediaan segala yang kita inginkan, ini dalah nikmat, yang kadang kita tidak rasakan, sekarang saja,

    nikamat adanya lampu, menggunakan mic, adalah nikmat, tapi kadang kita rasakan biasa, nanti ketika

    mati lampu, baru kita tersadar ternyata kita tadi mendapatkan nikmat yang begitu besar di sisi Allah

    SWT,

    Jamaah sekalian terkahir, bahwa ramadhan bukan sekedar untuk kita tidak makan dan tidak minum,

    bukan sekedar untuk kita rajin tadarrusan, bukan sekedar kita merasakan nikmatnya taraweh, bukan

    cuman sekedar berinfak untuk memberikan buka puasa dan yang lainya, tapi ramdahan sekali lagi

    ramadhan adalah bulan perjuangan, bulan perubahan.

    Maka dengan ini semuanya, mengharuskan kita, untuk menjadikan bulan ramadhan, sebagai bulan

    perubahan, bulan perjuangan, maka tiada kamus malas-malasan, dan tada kamus untuk berleha-leha di

    dalam bulan ramdahan, maka kita jadikan momentum ramadhan tahun ini untuk kita jadikan titik tolak

    perubahan dan perjuangan kita,

    Bagian paling terakhir jamaah sekalian, pertanyaan.! Jika bulan ramadhan adalah bulan perubahan,

    bulan perjuangan, kapan kita memulai perubahan dan perjuangan tersebut?. Kita semua menyaksikan

    fenomena yang berulang tiap tahunya adalah, masjid yang 29 sya ’ban 30 sya’ban masih kosong, 1

    ramadhan sudah pada penuh, 29 sya’ban atau 30 sy’ban qur’an2 yang belum di sentuh, 1 ramadhanorang pada menyentuh dan mebacanya, dan setersny, dan ini bukti bahwasanya ramadhan memang

    bisa merubah, bisa mengubah diri2 kita dan kaum muslimin, maka marilah kita jadikan bulan ramadhan

    ini, menjadi titik tolak perubahan bagi diri2 kita, untuk meraih predikat taqkwa, karena taqwa adalah

    syarat mutlak untuk masuk surga, yang merupakan cita-cita kita yang tertinggi, surga kata Allah SWT

    “u’iddats lil muttaqin”  surga di peruntukkan bagi orang2 yang bertakwa, karenayalah, kita berpuasa

    “yaayyuhaladzina amanu qutibaalaikumussiam kama kutiba ‘alalladzina ming qabelikum laallaku

    tattakun”, semoga allah meberikan taufik kepada kita semua,.