buletin kawal edisi 02 2013

28
E02 Jejak Kemiskinan di Tepi Hutan Kalimantan Edisi : 02/V/2013 buletin KAWAL Kementrian Koordinator Bidang Kesejahteraan Rakyat

Upload: kawal-borneo

Post on 06-Apr-2016

240 views

Category:

Documents


3 download

DESCRIPTION

Jejak Kemiskinan di Tepi Hutan Kalimantan

TRANSCRIPT

Page 1: Buletin Kawal Edisi 02 2013

E02Jejak Kemiskinan

di Tepi Hutan Kalimantan

Edisi : 02/V/2013buletin KAWAL

Kementrian KoordinatorBidang Kesejahteraan Rakyat

Page 2: Buletin Kawal Edisi 02 2013

1

SajianPrahu motormerupakan alat transportasi utamabagi penduduk tepi hutan Kalimantan

Sajian

Salam Peduli

Telusur Kawal- Si Miskin Dari Tepi Hutan Kalimantan- Buruknya Sanitasi Di Tekasalo 80 Persen Pokbis Cacingan

Berita Peduli- Fasilitator Sukses Pandu Pembuatan Proposal Bagi Kelompok- Apa Kabar Workshop Evaluasi PNPM Peduli Fase I ?- Kader Kesehatan PNPM Peduli Efektif Bantu Pusling- Tambak Bajai Alami Kemiskinan Sementara Pasca Masuknya PT. GAL- Munculkan Rencana Ternak Babi, Sapi dan Bantuan Alat

1

2

3

8

Cerita Peduli- Atasi Cacingan Dengan Cuci Tangan- Paradoks Negeri Petro Dolar dan Pendampingan Sosial

24

Page 3: Buletin Kawal Edisi 02 2013

Buletin Kawal diterbitkan oleh :Kawal Borneo Community FoundationJl. Anggrek Merpati 1 No. 60 RT. 22Perum. Batu Alam Permai SamarindaKalimantan Timur 75124Telp. (0541) 7773762

E-mail : [email protected] : www.kawalborneo.org

SalamPeduli

Pembaca Peduli

Buletin Kawal kembali menyapa pembaca peduli di edisi II yang bertema Penelusuran Jejak Kemiskinan di Tepi Hutan Kalimantan. Jejak kemiskinan berhasil ditelusuri dengan Program Nasional Pemberdayaan Masyarakat Peduli (PNPM Peduli). PNPM Peduli merupakan program Pemerintah Indonesia yang dilaksanakan bekerja sama dengan LSM. PNPM Peduli mendapatkan dana hibah oleh Fasilitas Pendukung PNPM multi donor yang didanai oleh AusAID, DANIDA, DFID, Pemerintah Belanda, UniEropa dan USAID untuk mengembangkan program pemberdayaan kelompok marjinal.

Di Kalimantan, program ini baru ada di Kalimantan Tengah dan Kalimantan Timur melalaui kerjasama LSM melalui Yayasan Kawal Borneo atau biasa disebut Kawal Borneo Community Foundation yang disingkat KBCF bekerja sama dengan Kemitraan Jakarta.

Banyak cerita dan derita yang ditemukan sepanjang jalan menuju tepi hutan yang masih tersis. Cerita dan derita itu pertanda kalau ternyata kami masih menemukan banyak sekali jejak kemiskinan disana.

Lalu, dimana kemiskinan itu berada? Temukan ceritanya di halaman berikutnya. Pembaca bisa menemukan cerita dan derita selengkapnya dalam tulisan-tulisan di halaman Buletin Kawal.

Tim Redaksi

Penanggung Jawab : Direktur KBCFPimpinan Redaksi : SaparuddinTim Redaksi : Hamzah, Nursalim,Kurniawan, Heri Susanto, Dedi

Editor : SuratmiTata Letak : M. Fajri BasukiDistribusi: Achmad Albar

2

Page 4: Buletin Kawal Edisi 02 2013

3

D alam satu pertemuan dengan seorang pejabat di Kalimantan, dia menekankan

agar saya menggunakan data kemiskinan Badan Pusat Statistik atau BPS. Sebenarnya saya mau bilang kalau saya nggak percaya data BPS. Ketika kelapangan, saya menemukan kampung dimana semua KK menerima beras raskin. Satu orang berhasil saya verikasi, rumahnya bagus karena terbuat dari beton dengan ukuran 10x8 meter, ada kendaraan roda dua dan roda empat, ada usaha, ada penghasilan tetap.

Orang tersebut sampai saat ini masih menerima beras raskin. Ditempat lain, saya juga bertemu dengan orang yang menerima beras raskin padahal punya kendaraan roda empat, punya penghasilan tetap dan usaha. Dia mengaku bahwa ada kesepakatan agar beras raskin dibagi rata untuk semua warga.Saya jad i d ib ingung, baga imana BPS menentukan siapa dan dimana simiskin. Siapa

yang berhak menerima beras raskin dan siapa yang tidak? Bagaimana BPS menerapkan 14 indikator yang BPS miliki, sehingga masih ada orang yang menurut saya tidak pantas disebut Si Miskin.Dilain waktu, saya juga membaca s u r a t k a b a r l o c a l y a n g memberitakan bahwa kantor lurah disegel warga. Awalnya saya kira sengketa lahan, ternyata sengketa raskin.

Warga tidak terima namanya dicoret dari daftar penerima beras raskin. Wah, bangga ya disebut orang m i s k i n . B a g a i m a n a c a r a membedakan orang yang miskin dengan yang pura-pura miskin? Ada nggak ya alat untuk mendeteksi siapa si miskin ? Terus terang, saya tidak yakin program pemerintah mampu

mengatasi masalah kemiskinan ketika masalah raskin saja secara nasional nggak bisa diselesaikan. Sementara di tepi hutan Kalimantan yang lain, saya menemukan petani yang menghasi lkan beras yang bagus, “didiagnosa” menderita penyaki Si Miskin, merekapun mendapat beras raskin sebagai obat pelipur lara. Warna dan rasanya nggak jelas bagi saya. Ketika saya tanya mengapa mereka mau menerima beras tersebut jawabannya sederhana, lumayan bisa dijual dan dapat rupiah. Menurut saya, kemiskinan ini ibarat penyakit yang akut, sudah komplikasi, p e n y e b a b n y a b a n y a k s e h i n g g a penanganannya juga harus multi dimensi. Menangani masalah kemiskinan bukan hanya bicara bagaimana Si Miskin memenuhi kebutuhan berasnya sehingga diberi beras, tapi ternyata sudah menjadi penyakit social. Rupanya “dokter” kemiskinan pemerintah belum berhasil mendiagnosa penyakit Si Miskin yang satu ini.

Si Miskin dariTepi Hutan Kalimantan

Telusur Kawal

Oleh : Saparuddin

Si Miskin dari Tepi Hutan Kalimantan

Page 5: Buletin Kawal Edisi 02 2013

Dalam perjalanan saya menelusuri tepi hutan Kalimantan, kutemukan jejak Si Miskin di mana-mana. Ada yang berada diperkebunan sawit, komunitas adat, kelompok perempuan terisolir, petani yang tidak bisa dapat pupuk, anak-anak petani yang tidak bisa melanjutkan sekolah dan petani yang “hampir” kehilangan lahannya karena tergadai di bank oleh oknum. Parahnya lagi, penyakit Si Miskin ada juga yang secara langsung disebabkan oleh kebijakan pemerintah. Di tepi hutan Kalimantan kutemukan desa yang semua wilayah desanya sudah menjadi hak guna usaha (HGU) dua perusahaan sawit. Lalu, kemana Si Miskin akan pergi ? Seorang kepala desa memberiku jawaban, “Mereka tidak akan kemana-mana.” Sementara di tepi hutan lain ku peroleh jawaban yang berbeda, “Akan diwariskan keanak cucu mereka.” Dalam penanganan masalah Si Miskin oleh pemerintah sudah salah dari bagaimana menentukan siapa Si Miskin, apa penyakit yang sedang di derita Si Miskin. Meski pun sudah ada 14 indikator, tap di lapangan nggak dipakai.

Cukup minta rekomendasi tentangga. Akibatnya satu kampung didiagnosa menderita penyakit Si Miskin. “Kan nggak enak kalau Si A tidak dimasukkan di daftar. ”Salah satu ketua RT yang kutemui di tepi hutan memberiku jawaban aneh. Ada juga yang beralasan karena kesepakatan warga. Ketik aku tanya apa kriterianya mereka disebut KK miskin, dia juga

tidak tahu. Pantas saja pejabat tadi selalu marah-marah karena data kemiskinan tidak kompak. Data dari Pemberdayaan Masyarakat beda, PNPM Mandiri dan BPS tidak sama. Sebenarnya kami yang membawa program PNPM Peduli memiliki alat deteksi yang cukup baik. Lebih sederhana dan aplikatif, mudah digunakan dan menggunakan teknologi tepat

guna. Beberapa teman yang ikut mendengar cerita dan derita Si Miskin mencoba meramu alat deteksi ini.

Alat tersebut disebut PPAM (Partisipatory Poverty Assesment and Monitoring). Alat ini perpaduan dari beberapa alat yang sudah d igunakan sebelumnya. A la t in i b i sa mendeteksi siapa dan dimana Si Miskin. Sayangnya, pihak yang berwenang belum tertarik untuk menggunakan alat ini, padahal gratis.Kalau dijual mungkin mereka mau ya ?.

Mengukur kemiskinan bisa melibatkan masyarakat lokal itu sendiri dengan melibatkan mereka dalam penentuan siapa Si Miskin dan Si Kaya di kampungnya. Kemiskinan sendiri ada dua yakni kemiskinan kronis dan kemiskinan sementara. Kemiskinan kronis adalah kemiskinan yang telah berlangsung dalam jangka waktu lama dan turun temurun. Sedang kemiskinan sementara adalah kemiskinan yang disebabkan oleh struktur diluar dirinya contoh pasca masuknya PT. Globalindo Agung Lestari (GAL) di Desa Tambak Baja i d imana masyarakat tidak menyadari dengan menjual lahan ke perusahaan merupakan pemiskinan oleh struktur diluar diri mereka.Ketika kemiskinan sementara itu berlangsung terus menerus, dalam jangka waktu lama maka lambat laun dan pasti akan menjadi kemiskinan kronis atau multidimensi kecuali mereka mantap secara pendidikan dan ekonomi.

4

Hamparan Rumah Ditepi Sungai

Si Miskin dari Tepi Hutan Kalimantan

Page 6: Buletin Kawal Edisi 02 2013

Dari data hasil pemeriksaan Laboraturium Dinas Kesehatan tahun 2012, didapatkan hampir 80 % anggota kelompok bisnis (pokbis) di Tekasalo menderita penyakit cacingan dan diduga buruknya sanitasi menjadi salah satu faktor penyebab. “Hal yang mengejutkan terkait data hasil pemeriksaan Laboratorium Dinas Kesehatan tahun lalu, disebutkan hampir 80 persen anggota kelompok bisnis di Teluk Kadere, Salantuko dan Lok Tunggul (Tekasalo) menderita cacingan. Diduga salah satu penyebab hal itu adalah buruknya sanitasi dilokasi program,” kata Manajer Program KBCF, Saparuddin, di Samarinda.

Dia tuturkan KBCF dalam upaya mensikapi permasalahan yang ada berjejaring dengan Dinas Kesehatan dan perusahaan setempat untuk sosialisasi perilaku hidup bersih sehat (PHBS), juga mendampingi masyarakat dalam melakukan

pemer ik saan ru t in kesehatan . Sementara itu secara rutin setiap bulan Puskesmas telah melakukan kunjungan rutin atau yang lebih dikenal dengan Puskemas Keliling (Pusling) ke wilayah pesisir seperti Selangan, Tihi-Tihi juga Tekasalo. Dia tuturkan kegiatannya berupa pemeriksaan rutin dan pemberian obat jika ada yang sedang sakit oleh petugas puskesmas. “Dan sebagai upaya meningkatkan derajat ke s e h a t a n ma s y a r a k a t , K B C F membentuk kader kesehatan PNPM yang diharapkan dapat turut serta dalam membantu pelayanan berupa, penyebaran informasi jadwal pusling, mencatat hasil pemeriksaan (penyakit) dan membantu pemeriksaan seperti cek tensi darah,” ujar Senny panggilan akrab

Saparuddin. Kegiatan dimaksudkan agar masyarakat dapat melakukan pemeriksaaan kesehatan setiap jadwal kunjungan pusling di kampung mereka dengan bantuan dari kader kesehatan yang bertujuan agar kader kesehatan dapat mendata dan membantu masyarakat melakukan PHBS dan pemeriksanaan kesehatan di pusling. Awang menyampaikan untuk memudahkan dalam menfasilitasi pelayanan kesehatan bagi masyarakat dan anggota kelompok dibuat buku panduan berisi tentang tahapan yang dilakukan oleh Kader Kesehatan dan Fasilitator. “Proses pelayanan Kader Kesehatan PNPM Peduli dimulai dari (1) pendataan, (2) persiapan, (3) penyampaian data ke puskesmas, (4) pelayanan pusling, dan (5) penyusunan laporan,” ujarnya.

5

Buruknya Sanitasi Di Tekasalo80 Persen Pokbis Cacingan

Telusur Kawal

Oleh : Saparuddin

Buruknya Sanitasi Di Tekasalo 80 Persen Pokbis Cacingan

Page 7: Buletin Kawal Edisi 02 2013

6Buruknya Sanitasi Di Tekasalo 80 Persen Pokbis Cacingan

Menurut Awang, tugas kader kesehatan adalah mendata masyarakat yang mempunyai keluhan penyakit. “Selain mendata penyakit, Kader Kesehatan juga mencatat berapa ibu hamil yang terdapat dikampung. Acuan data sementara ini akan dilanjut dengan melaporkan kepada Puskesmas Bontang Lestari agar dapat menyiapkan obat-obatan dalam kunjungan Puskesmas Keliling,” ujarnya. Lebih lanjut Awang menuturkan, dari data sementara terkait penyakit yang diderita masyarakat yang telah didata oleh fasilitator lapangan, akan disampaikan kepada petugas puskesmas keliling yang akan berkunjung ke Tekasalo.

Jenis Keluhan Masyarakat TekasaloPeriode Maret 2013

Teka

nan d

ara

h

tinggi

TB

C

Geja

la u

sus

buntu

Anem

ia

Infe

ksi s

alu

ran

kenci

ng

Am

beye

n

Kole

stero

l

Ham

il

Caci

ngan

Dem

am

Saki

t T

ula

ng

Gata

l-gata

l

Loktunggul

Salantuko

Teluk Kadere

1 1 1 1 1 1 1 1 1 0 0 0 0 0

0 0 0 0 1 0 0 1 0 3 1 0 0 0

0 0 0 2 0 0 0 0 0 0 0 6 1 3

7

6

5

4

3

2

1

0

kanke

rparu

-paru

DB

DK a d e r m e l a k u k a n pendataan di masya-r a k a t y a n g h a r u s memeriksakan kesehat-an ke pusling

Tujuan : Diketahuinya nama, j um lah , dan keluhan masyarakat

Hasil :Da f t a r nama ca lon peserta pusling

Waktu :1 Hari

Langkah 1PENDATAAN

- Distribusi undangan yang berisi tempat dan waktu pelayanan pusling

- Melakukan komunikasi dengan petugas pusling terkait kemungkinan perubahan jadwal bila cuaca tidak memungkinkan

- Melakukan konfirmasi bila terjadi perubahan jadwal kepada masyarakat

Langkah 2PERSIAPAN

Hasil pendataan berupa matrik yang berisi nama, jumlah dan keluhan masyarakat disampaikan kepada petugas puskesmas

Tujuan :Adanya kesiapan petugas pusling dalam melakukan pelayanan

Hasil :Jadwal pelaksanaan pusling

Waktu :1 Hari

Penyusunan laporan dilakukan setiap bulan oleh stiap kader kesehatan PNPM Peduli sebagai upaya untuk mendokumentasikan proses kegiatan. Laporan di sampaikan kepada KBCF dan kepala Puskesmas setempat

Langkah 5PEMBUATAN

LAPORAN

Langkah 3PENYAMPAIAN DATA

KE PUSKESMAS

Langkah 4PELAYANAN

PUSLING

Pelayanan pusling adalah tahapan dimana kader kesehatan membantu petugas puskesmas dalam melakukan pelayanan.

Tujuan :Masyarakat datang memeriksakan kesehatannya di pusling

Hasil :Kondisi kesehatan masyarakat terpantau secara reguler

Waktu :1 kali sebulan

Bagan Pelayanan Kader Kesehatan PNPM Peduli

Page 8: Buletin Kawal Edisi 02 2013

“Adapun tahapan persiapan Puskesmas Keliling ditingkat Kader Kesehatan dengan menyiapkan undangan bagi masyarakat yang berisi tentang waktu dan tempat pelaksanaan. Kendala yang dihadapi oleh Kader Kesehatan PNPM dalam mengundang warga ketika jadwal Puskesmas Keliling batal dilaksanakan, padahal undangan telah disebar,” terang Awang sembari menyebutkan kedepannya di undangan akan diberikan penjelasan jika hujan maka pusling batal dilaksanakan.

Sementara itu, Puskesmas Keliling menurut jadwalnya selalu dilakukan setiap dua kali dalam satu bulan, tetapi dalam dua bulan terkahir hanya sekali sebulan. “Namun fakta dilapangan, dalam bulan Maret, April 2013 pusling hanya dilakukan sekali dalam satu bulan. Dan diantara kendala yang dihadapi oleh Petugas Pusling ketika hujan dan tidak ada kapal untuk menjangkau Tekasalo,” terang Awang.

7Buruknya Sanitasi Di Tekasalo 80 Persen Pokbis Cacingan

Jenis Keluhan Masyarakat TekasaloPeriode April 2013

DB

D

Teka

nan d

ara

h

tinggi

TB

C

Geja

la u

sus

buntu

Anem

ia

Infe

ksi s

alu

ran

kenci

ng

Am

beye

n

Kole

stero

l

Ham

il

Caci

ngan

Dem

am

Saki

t T

ula

ng

Gata

l-gata

l

Loktunggul

Salantuko

Teluk Kadere

0 0 0 2 0 0 0 3 0 0 1 0 0 0

2 0 0 0 1 0 0 0 0 3 0 4 0 0

0 0 0 2 0 0 0 0 0 0 0 1 0 0

7

6

5

4

3

2

1

0

Loktunggul 1 1 1 1 1 1 1 1 1 0 0 0 0 0

Teluk Kadere 0 0 0 2 0 0 0 0 0 0 0 6 1 3

2

0

0

0

1

0

0

0

1

0

0

1

2

0

0

Asm

a

Dia

bete

s

Keru

mut

Rem

atik

Asa

m U

rat

kank

er p

aru-

paru

Page 9: Buletin Kawal Edisi 02 2013

Menindak lanjuti hasil penggalian kebutuhan atas permasalahan yang ada di lokasi binaan Kawal Borneo Community Foundation (KBCF) di Kapuas, Kalteng sesuai potensi mata pencaharian fasilitator berhasil dilakukan penyusunan proposal usaha kelompok. “Selamat malam bapak-bapak yang bisa hadir pada malam ini, mohon maaf orangnya tidak sesuai yang kita inginkan karena kegiatan kita saat ini juga berbenturan dengan acara paskah, namun besok mudahan bisa kita diskusi dan sampaikan lagi dengan masyarakat dan kelompok. Dan sesuai diskusi dengan fasilitator dari KBCF mas Heri siang hari tadi bahwa kegiatan malam ini membahas pembuatan Proposal Sapi dan Babi serta proposal bantuan alat pembuatan pakan ikan,” kata Kepala Desa Tambak Bajai, Guset, Jumat (29/3) dalam pengantar pertemuan yang berharap desanya bisa meningkatkan kesejahteraan masyarakat serta menekan angka kemiskinan. Sementara itu Heri fasilitator dari KBCF menanggapi ungkapan Kepala Desa meminta maaf atas kesalahan waktu kegiatan karena berbenturan dengan acara Paskah.

“Terima kasih atas kesempatan dan kehadiran bapak-bapak sekalian walaupun hanya sebagian dari kelompok namun besok kita akan lanjutkan lagi. Dan mohon maaf atas kesalahan waktu kegiatan yang berbenturan dengan acara paskah namun semoga kegiatan kita malam ini bisa tetap fokus untuk membuat dan menyusun Proposal Sapi dan Babi juga alat pembuatan pakan ikan,” terang Heri. Heri

menyampaikan sekilas agenda kegia tan se la in membuat Proposa l juga membahas standar operasional prosedur (SOP) dan rencana bisnis ke lompok “Bus ines P lan Kelompok”. “Mudah-mudahan bisa berjalan sesuai harapan kita sekal ian dan penyusunan proposal ini akan kita selesaikan malam ini mengingat informasi dan dukungan dari pak Camat bahwa secepatnya Proposal ini masuk ke Instansi terkait,” ujar Heri yang menyebutkan Camat s e n d i r i s u d a h m e n g k o m u n i k a s i k a n k e instansi terkait. Lebih lanjut Heri menuturkan bahwa Camat Dadahup berharap Program dan

bantuan harus mengalir ke Desa Tambak Bajai mengingat penggalian isu kemiskinan yang sudah dilakukan sebelumnya tidak turun. “Dan kita sangat berharap kita bisa berkomitmen dan bersepakat membuat Kelompok Peternakan dan harus betul-betul dikelola secara baik, nah harus juga kedepannya dibuat SOP dan Busines Plan,” ujarnya. Heri juga menyampaikan hasil penilaian cepat atas kelompok bina usaha di Desa Tambak Bajai.

“Saya lihat bahwa kelompok BINA USAHA saat ini sangat menurun sekali semangatnya, jadi besok kita harus adakan rapat kelompok baik HAPAKAT dan BINA USAHA demikian juga PASAK TALAWANG, sehingga kelompok bisa terlihat kegiatannya. Seumpama mau mundur atau sudah tidak sanggup maka harus ada rapat kalau tidak ada mungkin kebijakan Kades yang akan berjalan,” tegas Heri. Selaku fasilitator Heri menuturkan bahwa proposal akan dibuat secara bersama dengan draftnya sudah dibuat dan tinggal menyusun pengurus. “Dan apa yang menurut bapak-bapak kurang mari kita masukan, dan selanjutnya kita diskusi masing-masing kelompok namun sebelumnya untuk Kelompok sudah dibuatkan nama yakni HAPAKAT I dan II, agar mempermudah dalam penyelesaian proposal ini. Masukan dan saran bisa dimasukan saat diskusi pembuatan dan penyusunan pengurus dalam proposal,” ungkap Heri. Saat diskusi Kepala Desa sempat menanyakan apakah boleh disatukan saja untuk proposal sapi dan babi. Heri menjelaskan bahwa proposal sudah dibuat draft. “Saya belum bisa menjawab untuk disatukan atau tidak, kalau

8

Fasilitator Sukses PanduPembuatan Proposal Bagi Kelompok

Berita Peduli

Oleh : Heri Susanto

Fasilitator Sukses Pandu Pembuatan Proposal Bagi Kelompok

Page 10: Buletin Kawal Edisi 02 2013

9Fasilitator Sukses Pandu Pembuatan Proposal Bagi Kelompok

boleh saya kembalikan lagi ke masyarakat karena disini proposal terbagi berdasarkan potensi Agama yang ada di desa Sapi untuk muslim dan babi untuk nasrani,” ujarnya. Sementara itu berdasar usulan Ontel lebih baik di pisahkan saja supaya mudah dan disepakati Ariadi yang saat ini menjabat kepala urusan umum desa. “Saya lihat tidak jadi masalah untuk dipisahkan saja mengingat pengelolaan ternak ini agak berbeda, saya rasa tidak jadi masalah,” imbuh Belman M Lelek. Sementara itu Kades Guset menyarankan nama kelompok berdasarkan draft proposal dan berita acara agar dibuat sama-sama. “Pikiran saya ini harus cepat dimasukan, berhubung camat membantu kita,” ujar Guset.

Bermansyah sempat menanyakan apakah dana pembuatan kandang akan diusulkan juga atau diberikan oleh Dinas terkait yang ditanggapi oleh Yarno sebaiknya swadaya warga. Heri selaku fasilitator membetulkan pendapat Yarno bahwa itu lebih baik untuk menunjukan adanya keseriusan warga yang ditandai adanya partisipasi atau swadaya masyarakat dan pemerintah bisa melihat sejauh mana komitmen warga untuk difasilitasi bantuan dalam meningkatkan kese jahteraan “wel l be ing” dan keberlanjutan program pemberdayaan. “Saya berharap kedepan kelompok baru ini HAPAKAT I & II juga harus membuat SOP agar tidak kacau. Saya juga pikir kalau memang nanti masyarakat melalui kelompok betul-betul matang bukan tidak mungkin bisa mengusulkan bantuan pembuatan kandang kepada Perusahaan terdekat, asal secara administrasi kita lengkap dan terbukti anggotanya berjalan,” ungkap Heri dalam memotivasi anggota kelompok. Kades Guset sempat menceritakan tentang bantuan bibit patin dari Dinas Perikanan yang selama ini kelompok telah aktif melakukan pemberian pakan namun kenyataannya bibit yang ada banyak yang mati karena kemungkinan factor beda perlakuan karena diacontohkan patin yang ada (lokal) bisa hidup sempurna. Yarno juga menambahkan bahwa gurami yang ada

perkembangannya juga sangat lambat karena di ternak di keramba. “Kami ada diskusi dengan kelompok HAPAKAT bahwa bagaimana kalau kedepan ikan tersebut dipindahkan saja ke kolam yang ada di ujung kampung milik masyarakat.

Ini sebaiknya kita bahas besok sekalian diacara Rapat Kelompok menyusun SOP dan Busines Plan,” ungkap Yarno. Sementara itu Heri menanggapi curah

pendapat peserta rapat sebagai ide yang sah-sah saja selama kelompok merasa nyaman dan berkomitmen untuk melakukan perbaikan. “Namun perlu dipikirkan matang-matang dan saya sepakat kalau hal ini dibicarakan besok. Misalnya kalau ikan nanti dipindahkan aturan main keramba yang kosong mau diapakan dan dijadikan bagaimana itu harus kita pikirkan secara bersama-sama,” terangnya. Dan menanggapi ungkapan Heri, Yarno menyarankan untuk keramba yang kosong mungkin akan diganti dengan ikan Lele Dumbo dan untuk kejelasan akan disampaikan besok. Heri lantas menyampaikan bahwa hal itu perlu dibicarakan mendalam besok dan lantas mengarahkan kelompok untuk diskusi masalah proposal sapi dan babi juga bantuan alat pembuatan pakan ikan. “Kalau tidak ada yang bertanya lagi sekarang kita bagi kelompok, yang menyusun proposal dan pengurus sapi silahkan berembuk dan proposal babi silahkan atur lokasi dimana yang nyaman, silahkan dengan waktu satu jam dan ikan sepat ikan gabus makin cepat makin bagus lagi,” seloroh Heri. Sesuai target waktu yang diberikan fasilitator KBCF masing-masing kelompok berhasil menyusun proposalnya.

Heri menyampaikan kepada peserta rapat bahwa agenda kegiatan selanjutnya adalah penyampaian proposal ke pihak terkait di Kabupaten Kapuas Minggu Pertama April 2013 oleh perwakilan kelompok yang baru terbentuk dan mewakili kelompok perikanan dan akan melanjutkan rapat masing-masing kelompok besok malam (30/3). Sementara itu Kades Guset mengucapkan terimakasih kepada fasilitator yang mau melibatkan diri dalam rapat walaupun dalam suasana paskah masih bisa menyisihkan waktu sementara. “Mengingat hal ini juga sangat penting untuk desa kita, dan saya berharap kelompok yang ada ditambak Bajai punya komitmen untuk bisa melakukan perubahan serta tetap berlangsung mengelola kegiatan dan kelompoknya. Agar desa kita tetap menjadi model belajar bagi desa lainnya,” kata Guset.

Warga sedang mengikuti Pelatihan pembuatan proposal

Page 11: Buletin Kawal Edisi 02 2013

10Apa Kabar Workshop Evaluasi PNPM Peduli Fase I ?

September 2011-Mei 2013 adalah periode pelaksanaan PNPM Peduli Fase I atau Fase Pilot. Kendati demikian kami tetap bekerja dengan harapan besar. Bukan apa-apa, isu yang kami tangani tidak tunggal dan sangat komplek. Tentu penanganannya juga harus multidimensi dan tidak cukup hanya satu atau dua tahun. Belum banyak yang diraih pada fase ini tapi berhasil menemukan pola bagaimana sebaiknya kami bekerja pada isu ini. Selain pola kerja, fase ini juga berhasil mengidentifikasi para pihak strategis untuk mendukung program Fase II diantaranya kalangan swasta dan pemerintah daerah. Bahkan sinergi dengan program PNPM Mandiri Kapuas merupakan capaian tersediri pada fase ini.

Pada fase I ini lokasi kegiatan ada di 4 kabupeten yaitu Kutai Timur dan Bontang Kalimantan Timur serta Kapuas dan Tumbang Habangoi Kalimantan Tengah. Sedangkan penerima fokus program adalah masyarakat adat dan kelompok miskin terisolir di dalam dan sekitar hutan Kalimantan. Sementara itu penerima manfaat masih menjadi pekerjaan rumah untuk diperbaiki karena belum fokus terkait siapa dan dimana mereka.

Dalam fase pilot ini juga sudah diperoleh catatan perbaikan untuk Fase II dimana ada penerima manfaat langsung dan tidak langsung. Di Bontang Kalimantan Timur, penerima manfaat langsung adalah 3 kelompok

perempuan di Tekasalo dengan jumlah awal 100 orang dan setelah dievaluasi tinggal 55 orang. Sementara itu di Kutai Timur tepatnya d i Desa Long Ben tuk terdapat satu kelompok masyarakat adat Dayak Modang yang berjumlah 12 orang.Di tepi hutan Kalimantan y a n g l a i n t e r d a p a t masyarakat adat Dayak Ngaju di Desa Tambak Bajai Kecamatan Dadahup K a b u p a t e n K a p u a s Kalimantan Tengah dengan jumlah penerima manfaat langsung 60 orang dan di Desa Tumbang Habangoi

Kecamatan Petak Malai Kabupaten Katingan Kalimantan Tengah terdapat satu kelompok masyarakat adat Dayak Ot Danum dengan jumlah penerima manfaat langsung 15 orang.

Akhirnya kami mengucapkan terima kasih atas partisipasi aktif kepada semua peserta pada acara workshop evaluasi akhir PNPM Peduli Fase I (Fase Pilot) pada tanggal 22- 23 Mei 2013 di Hotel Mesra Internasional Samarinda Kalimantan Timur. Sejumlah pembelajaran, tantangan dan rencana tindak lanjut berhasil didokumentasikan. Masukan dan bentuk-bentuk dukungan dari pemerintah dan perusahaan berhasil kami kantongi untuk “bekal” Fase II nanti.

Gambaran PNPM Peduli Fase I di KalimantanProgram Nasional Pemberdayaan Masyarakat (PNPM Peduli) di Kalimantan Timur dan Kalimantan Tengah sudah berjalan kurang lebih dua tahun (September 2011-Mei 2013) yang disebut Fase I atau Fase Pilot. Berdasarkan hasil evaluasi tahun 2012, dampak program secara nasional cukup besar sehingga Pemerintah berpendapat penting untuk melanjutkan program yang diusung bersama Lembaga Swadaya Masyarakat (LSM) dan Organisasi Masyarakat Madani yang juga dikenal

Apa Kabar Workshop EvaluasiPNPM Peduli Fase I ?

Berita Peduli

Oleh : Saparuddin

Page 12: Buletin Kawal Edisi 02 2013

11

dengan istilah Civil Society Organization (CSO) ini. PNPM Peduli merupakan program Pemerintah Indonesia yang dilaksanakan bekerja sama dengan CSO. PNPM Peduli mendapatkan dana hibah oleh Fasilitas Pendukung PNPM Mandiri yang dikoordinasi oleh Menkokesra. Pembiayaan PNPM Peduli bersumber dari multi donor yang didanai oleh AusAID, DANIDA, DFID, Pemerintah Belanda, Uni Eropa dan USAID untuk mengembangkan program pemberdayaan kelompok marjinal. PNPM Peduli tersebar diseluruh wilayah Indonesia yang dinilai memenuhi kriteria program. Khusus di Kalimantan, Kawal Borneo Community Foundation atau KBCF adalah lembaga yang bekerjasama dengan Kemitraan Jakarta (Partnership for Governance Reforms) dengan kelompok target komunitas masyarakat adat dan kelompok masyarakat marjinal yang terisolir tinggal di dalam dan sekitar hutan. Saat ini telah selesai dilakukan implementasi program Fase Pilot dan Assesmen Fase II di Kalimantan Timur dan Kalimantan Tengah.

Implementasi program tersebut merupakan perpanjangan dukungan kegiatan Fase I di tahun 2012. Sementara Assesmen Fase II merupakan tahap awal untuk melakukan penilaian perluasan dukungan program sampai 2018. Untuk mengetahui hasil implementasi Fase I tersebut dilakukan workshop evaluasi yang melibatkan perwakilan penerima manfaat dan sejumlah pihak yang terlibat dalam Fase I. Selain itu diundang pula calon penerima manfaat baru beserta para pihak yang potensial untuk terlibat dan mendukung program Fase II.

Potret Capaian-Capaian PNPM Peduli Fase IPerjalanan menelusuri jejak kemiskinan mulai September 2011 - Mei 2013 dimulai dengan melakukan identifikasi calon lokasi implementasi. Berangkat dari keterbatasan informasi dan waktu untuk melakukan assesmen kemudian diperoleh rekomendasi dari CSO yang bekerja untuk isu kehutanan di Kalimantan Timur dan Kalimantan Tengah.

Secara umum peserta workshop telah mengidentifikasi beberapa capaian yang telah diraih di fase I ini dan beberapa diantaranya masih menggantung di tepi hutan Kalimantan.

Alamat Si MiskinBanyak bentuk jejak kemiskinan yang ditemui sepanjang perjalanan Fase I namun belum semuanya dapat disentuh. Banyak cerita dan derita yang terekam sepanjang perjalanan itu namun hanya dapat didokumentasikan dan disampaikan kepada para pihak. Belum semuanya tertangani, namun Si Miskin telah bertemu dengan pemerintah dan pihak swasta.

Menyampaikan cerita dan derita mereka. Cerita tentang berbagai keterbatasan mereka mengakses layanan pemerintah, derita mereka tentang sulitnya memperoleh rupiah. Derita mereka tentang kampung yang terendam air berbulan-bulan. Pada fase ini beberapa komitmen pemerintah dan perusahaan telah dipenuhi dan beberapa diantaranya menjadi waiting list.

No Tambak Bajai Tekasalo

1 Program masuk desa meningkat

Baca tulis -> percaya diri

2 Perubahan pola pikir Pengembangan usaha, kesehatan, perencanaan desa

3 Budaya musyawarah Dukungan pemerintah dan swasta

4 Pengembangan usaha, energi, transportasi, kesehatan, perencanaan desa

Wanita -> peran ekonomi

No Desa Kecamatan Kabupaten PropinsiFokus

ProgramBenecery

1 Tumbang Habangoi

Petak Malai

Katingan Kalteng Dayak Ot Danum

2 Tambak Bajai

Dadahup Kapuas Kalteng Dayak Ngaju

60 Org

3 Tekasalo Bontang Selatan

Bontang Kaltim Perempuan Miskin Terisolir

55 Org

4 Long Bentuk

Busang Kutai Timur

Kaltim Dayak Modang

12 Org

Apa Kabar Workshop Evaluasi PNPM Peduli Fase I ?

Page 13: Buletin Kawal Edisi 02 2013

12

Kondisi Si MiskinSi Miskin adalah istilah yang digunakan untuk menggambarkan penerima manfaat program PNPM Peduli yaitu masyarakat adat dan kelompok miskin terisolir di tepi hutan Kalimantan. Kondisi Si Miskin dalam segala keterbatasan alat yang digunakan berhasil dipotret beberapa hal; kesejahteraan, ekonomi, akses pelayanan pendidikan dan kesehatan dasar serta partisipasi dalam perencanaan pembangunan.

KesejahteraanKondisi kesejahteraan Si Miskin tidak semua dapat dipotret , kendati demikian dua lokasi sempat didokumentasikan dengan tools PPAM (partcipatori poverty assessment and monitoring) yaitu di Tekasalo dan Tambak Bajai. Terkait informasi lengkap tentang tools PPAM yang diigunakan KBCF memotret kesejahateraan masyarakat dan kelompok dampingan dapat dilihat pada kawalborneo.org.

Pada Fase Pilot I ini, PPAM digunakan untuk mengukur kinerja program yang diimplementasikan sebagai bentuk intervensi kondisi sebelum program masuk. Pada akhir program, dimana program implementasi sudah berjalan selama satu tahun, PPAM kembali digunakan untuk melakukan pemantauan (monitoring).

Desa Tambak BajaiHasil sensus pertama, yaitu assessment diawal proyek diperoleh hasil 91% penduduk desa tersebut berada pada posisi kritis. Jumlah responden yang disensus saat itu adalah 64 orang (kepala keluarga) ditahun 2011. Sementara itu hasil sensus 2012 dengan 57 responden, menurun menjadi 5%.

Desa Teluk KadereKondisi kesejahteraan di Teluk Kadere pada assessment 2011 menunjukkan 71% berada pada kondisi menengah dan 21% sejahtera. Assesment 2012 menunjukkan adanya perubahan kearah yang positif, dimana persentase jumlah masyarakat yang sejahtera meningkat dari 21% menjadi 64% .

Perbandingan Hasil PPAM Desa Teluk Kadere 2011 & 2012, Presentasi penduduk sejahtera meningkat dari 21% di tahun 2011 menjadi 64% di tahun 2016 (meningkat 150%)

Desa SalantukoSalantuko yang terletak di RT. 14 dengan Kondisi lahan yang berpasir dan beberapa bagian berupa rawa mengakibatkan pemukiman masyarakat ini terlihat gersang. Hasil assessment 2011, masih terdapat 5% yang miskin, sementara pada assessment 2012 sudah tidak ada lagi. Bahkan, kondisi peningkatan persentasi pada kondisi sejahtera dari 15% menjadi 81%. Perbandingan Hasil PPAM Desa Salantuko 2011 & 2012, Presentasi penduduk sejahtera meningkat dari 15% ditahun 2011 menjadi 40% ditahun 2016 meningkat 125%

Desa Lok TunggulPada Rencana Aksi Komunitas 2011-2016 dipasang target untuk meningkatnya persentase jumlah penduduk sejahtera. Perbandingan Hasil PPAM Desa Lok Tunggul 2011 & 2012, Target Presentasi penduduk sejahtera meningkat dari 43% ditahun 2011 menjadi 86% ditahun 2016 menigkat 100%

EkonomiEkonomi adalah aspek yang paling umum digunakan untuk memotret kondisi satu masyarakat. Demikian halnya dengan KBCF melalui PNPM Peduli Fase I ini. Aspek ini penting karena ekonomi adalah pintu masuk yang digunakan untuk melakukan pendampingan. Indikator yang diperoleh dari masyarakat untuk aspek ekonomi adalah modal untuk berusaha, keterampilan mengelolah usaha, pasar dan pendapatan. Masyarakat adat Dayak Ngaju di Desa Tambak Bajai Kapuas Kalteng dan Dayak Modang di Desa Long Bentuk Busang Kutai Timur Kaltim serta

Lihat Grak di hal. 14

Bersambung ke hal. 15

Lihat Grak di hal. 13

Lihat Grak di hal. 13

Lihat Grak di hal. 14

Apa Kabar Workshop Evaluasi PNPM Peduli Fase I ?

Page 14: Buletin Kawal Edisi 02 2013

13

Hasil PPAM Desa Tambak Bajai Tahun 2011 & 2012

Prol Kesejahteraan Tahun 2011

Dimensi Kemiskinan Tahun 2011

Prol Kesejahteraan Tahun 2012

Dimensi Kemiskinan Tahun 2012

Hasil PPAM Desa Teluk Kadere Tahun 2011 & 2012

Prol Kesejahteraan Tahun 2011

Dimensi Kemiskinan Tahun 2011

Prol Kesejahteraan Tahun 2012

Dimensi Kemiskinan Tahun 2012

Apa Kabar Workshop Evaluasi PNPM Peduli Fase I ?

Page 15: Buletin Kawal Edisi 02 2013

14

Hasil PPAM Desa Salantuko Tahun 2011 & 2012

Prol Kesejahteraan Tahun 2011

Dimensi Kemiskinan Tahun 2011

Prol Kesejahteraan Tahun 2012

Dimensi Kemiskinan Tahun 2012

Hasil PPAM Desa Lok Tunggul Tahun 2011 & 2012

Prol Kesejahteraan Tahun 2011

Dimensi Kemiskinan Tahun 2011

Prol Kesejahteraan Tahun 2012

Dimensi Kemiskinan Tahun 2012

Apa Kabar Workshop Evaluasi PNPM Peduli Fase I ?

Page 16: Buletin Kawal Edisi 02 2013

15

kelompok perempuan miskin terisolir di Tekasalo Bontang Kaltim kesulitan mengakses modal untuk berusaha karena tiga hal; (1) tidak memiliki informasi yang memadai dan (2) tidak dapat memenuhi persyaratan formil sesuai dengan ketentuan yang diberlakukan serta (3) tidak memiliki keterampilan mengelola modal usaha. Sementara itu untuk kasus pasar menjadi penting bagi mereka untuk didorong. Mereka sebenarnya memiliki potensi, baik sumber daya alam maupun keterampilan. Meskipun keterampilan yang mereka miliki masih terbatas dan perlu peningkatan kualitas.Tapi kemudian mereka berhenti untuk mengolah atau memanfaatkan potensi SDA tersebut sebagai sumber pendapatan karena harganya sangat rendah. Misalnya untuk kasus rotan pulut yang saat ini dicueki. Kasus yang berbeda ditemukan di Tekasalo Bontang Kaltim dimana masyarakat disana membeli minyak makan dari kelapa padahal di kampung mereka ada potensi kelapa. Mereka punya keterampilan tetapi tidak memiliki alat untuk memproduksi potensi tersebut.PNPM Peduli tidak serta merta meningkatkan pendapatan mereka melalui usaha kelompok yang dibangun tapi juga mulai melihat sisi pengeluaran. Memang belum semua kepala keluarga disurvei tapi disetiap lokasi diambil 5 kepala keluarga sebagai sampel. Hasilnya pengeluaran terbesar ada pada: (1) pembelian beras, (2) ikan, (3) bensin untuk penerangan, (4) sayur mayur dan bumbu dapur. Ironisnya, sebelum degradasi lingkungan terjadi seiring dengan berkurangnya hutan, sawah dan kebun karet pada masanya mereka tidak perlu mengeluarkan rupiah untuk memperoleh semua kebutuhan tersebut. Mereka dapat memproduksi semua kebutuhan yang mereka butuhkan

sehari-hari, bahkan bisa menjual untuk membeli kebutuhan lain yang mereka tidak produksi. Saat ini mereka tidak bisa menanam padi karena banjir berkepanjangan, sulit mendapat pupuk dan pemasaran hasil panen yang tidak sepadan dengan biaya produksi. Mereka juga tak dapat menanam sayur-mayur dan berbagai rempah dapur lain untuk menyedapkan hidangan mereka. Bahkan, tradisi yang diwarisi dari nenek moyang mereka terancam bersama hilangnya lahan untuk rotan. Ada yang musnah bersama api ada pula yang disulap jadi kebun sawit. Dulu mereka membuat beberapa alat untuk keperluan sehari-hari, sebut saja tas, tikar topi bahkan baju dari rotan dan bahan alam lainnya. Bahkan mereka bisa mendulang rupiah dari kerajinan tersebut. Saat ini, tradisi itu hampir hilang seiring hilangnya rupiah ditelan masa. PNPM Peduli dalam menemukan kondisi tersebut sebagai jejak kemiskinan dan membangun satu konsep pendekatan yang paling mungkin didorong program berdurasi pendek dengan dana yang sangat terbatas. Berdasarkan kedua kondisi tersebut (durasi dan dana terbatas) dibangun pendekatan program untuk mengurangi beban Si Miskin dengan meningkatkan kapasitasnya untuk dapat bekerjasama atau menerima program pembangunan dari pemerintah dan perusahaan. Adapun strategi yang digunakan adalah: (1) Participatory Poverty Assessment and Monitoring (PPAM), (2) Pengembangan kapasitas sumberdaya manusia (SDM), (3) Penguatan organisasi dan pengembangan usaha, jaringan dan pemasaran, (4) Fasilitasi, (5) Dokumentasi, Shared Learning dan Monev. Selain itu, telah dirancang strategi pengembangan terhadap usaha kelompok dampingan PNPM Peduli Fase I sampai Fase II.

Apa Kabar Workshop Evaluasi PNPM Peduli Fase I ?

Strategi Pendampingan PNPM Peduli Fase I dan Fase II

2011s/d

2012

Ÿ Pendampingan peningkatan kualitas produk dan pemasaran (survey, legalitas, kemasan)

NETWORK

CAPACITY BUILDING

Fasilitas pembuatan rencana kelola usaha kolompok (budidaya dan pemasaran)

Ÿ Fasilitas perluasan pasar (disprindakop)

Ÿ Peningkatan kapasitas dan kualitas produksi (KUBE, CSR,PKBM)

Ÿ Bahan baku pengembangan pembibitan (linked dengan SKPD terkait, KBR)

Ÿ Penguatan kapasitas pengelola usaha (modal bergulir)

MANDIRI

KEBERLANJUTAN

Akses modal dan jaminan pasar :Ÿ Kerjasama dengan pengusaha

lokal, Lembaga Keuangan

2013s/d

2014

2015s/d

2016

2017s/d

2018

Page 17: Buletin Kawal Edisi 02 2013

16

Pada Fase I (periode September 2011-Mei 2013) telah lahir beberapa usaha masyarakat adat Dayak Ngaju dan Modang serta kelompok perempuan miskin terisolir.

Akses Layanan Pendidikan dan Kesehatan DasarMasyarakat adat dan kelompok perempuan miskin terisolir yang menjadi sasaran PNPM Peduli Fase I memiliki keterbatasan untuk mengkases layanan pendidikan dan kesehatan dasar. Letaknya yang terpencil, jalan darat yang tidak memadai, sarana trasnportasi umum yang tidak tersedia menjadi faktor pendukung kesulitan tersebut.

Potret Pendidikan Dasar di lokasi PNPM PeduliDi Tekasalo, belasan anak berpakain merah putih terlihat membuka pakain mereka, memasukkan kedalam tas dan menyeberangi pematang empang. Ya, mereka mau ke sekolah, dengan terpaksa membuka baju supaya tidak basah. Respon dan perhatian ketua RT dan pemerintah setempat membuat jembatan titian. Ini mereka lakukan untuk menunggu realisasi pembangunan jembatan yang dijanjikan pemerintah. Saat ini, jembatan kayu ulin lebar 4 meter yang menghubungkan kampung Tekasalo dengan daratan membuat anak-anak tersebut tidak perlu membuka baju seragam lagi. Meskipun pendidikan gratis, faktanya masih dibutuhkan biaya untuk keperluan pendukung lainnya

No Lokasi Kegiatan Fokus Program Kegiatan EkonomiJumlah

Benecery

1 Desa Long Bentuk, Kec. Busang, Kutai Timur Kaltim Dayak Modang Budidaya Ikan Sidat 12 Org

2 Tekasalo Bontang Kaltim Perempuan miskin terisolir Minyak makan, VCO, bibit bakau, sirup mangrove, diversikasi kelapa, sayur mayur/palawija

55 Org

3 Desa Tambak Bajai, Kec. Dadahup Kab. Kapuas Kalteng

Dayak Ngaju Budidaya ikan air tawar, kerajinan rotan, sayur mayur

60 Org

80% Usaha Kelompok Memperoleh Laba

Amplan

g Ru

mpu

t Laut

Budidaya

Minyak VCO

Bibit

Sirup

Sapu

Lidi

Baku

ng Kue

Tali

Keset

Kerupu

k Sin

gkon

g

Paka

n

Kerajin

an

Rotan

3,080,000 2,000,000 69,593,000 180,000 2,000,000 750,000 600,000 0 150,000 0 0 8,000,000 0 3,000,000Pemasukan

10,000,000

20,000,000

30,000,000

40,000,000

50,000,000

60,000,000

70,000,000

80,000,000

0

Apa Kabar Workshop Evaluasi PNPM Peduli Fase I ?

Page 18: Buletin Kawal Edisi 02 2013

17

seperti trasnportasi ke sekolah, seragam dan alat tulis yang tidak semuanya dipenuhi oleh BOS, jajan anak sekolah juga menjadi salah satu hal yang dihitung orang tua di Tekasalo dan Tambak Bajai. Kondisi berbeda, awal program masuk Desa Tambak Bajai guru yang terbatas harus mengajar enam kelas. Guru yang berasal dari luar desa menyebabkan sering tidak masuk bila kondisi cuaca tidak memungkin, muridpun sering libur.Saat ini sudah ada tambahan 3 orang guru honorer, merekapun berasal dari desa sehingga sekolah tidak pernah libur. Meskipun sarana dan prasarana masih kurang, melalui PKK kecamatan dan Dinas Pendidikan setempat telah dibangun perpustakaan dan PAUD. Rumah guru juga telah dibangun untuk tambahan guru dari dinas. Bahkan pada tahun berikutnya telah direncanakan pembangunan gedung belajar baru yang juga akan mengadaptasi kondisi banjir. Di kedua lokasi program ini, belum ada sekolah lanjutan sehingga tidak semua anak lulusan sekolah bisa melanjutkan. Bila ada, pun harus mengeluarkan uang ekstra untuk biaya hidup, kost dan biaya lain yang diperlukan untuk menunjang sarana belajar sang anak.

Beruntung bila ada keluarga di kota, biayapun bisa terbantu. Saat ini, di kampung tetangga sudah dibangun sekolah lanjutan, jembatan juga sudah ada, bahkan jemputan bis sekolah sudah ada. Sayangnya jemputan tersebut belum sampai di kampung karena kondisi jalan sehingga orang tua harus memutar otak untuk mendapatkan sepeda untuk membantu separuh perjalanan anak mereka menuju sekolah. Sekolah mengeluarkan kebijakan melarang anak-anak menggunakan sepeda sampai sekolah karena alasan keselamatan di jalan. Wajar saja kecelakaan lalulintas kerap menghantui guru dan orang tua murid.Yusandari, kelas 2 SMP sudah memiliki sepeda namun harus berjalan separuh jalan ke sekolah karena sepeda harus dititip di kampung terdekat. Kondisinya yang sakit-sakitan membuat perjalanan ke sekolah sering terhambat, apalagi kalau hujan pasti tidak ke sekolah.Untuk merespon ini, PT Badak salah satu perusahaan yang bertetangga dengan Tekasalo akan memberikan beasiswa kepada 15 orang anak di Tekasalo mulai dari SMP sampai lulus SMA, bahkan sampai kuliah.

Biayapun bukan hanya biaya pendidikan tapi biaya hidup di kota. Tahun ini pula, perusahaan ini akan memberikan insentif bagi satu guru terpencil di Tekasalo. Sebenarnya program ini sudah berjalan, dengan satu guru baru, pada ini saat PNPM Peduli belum masuk program perusahaan sehingga prosesnya hanya membangun komunikasi.

Potret Kesehatan Dasar di lokasi PNPM PeduliKita sering mendengar istilah orang miskin dilarang sakit. Di lokasi terpencil dan terisolir isitilah tersebut bisa jadi benar. Biaya kesehatan menjadi sangat mahal bagi mereka yang memiliki pendapatan rendah. Jangan untuk berobat buat makan saja susah. Sebenarnya di dua lokasi PNPM Peduli biaya kesehatan sudah ditanggung APBD. Namun demikian potretnya berbeda di kedua tempat tersebut. Di Desa Tambak Bajai sudah ada Puskesmas Pembantu (Pustu) namun petugas jarang berada di tempat karena berasal dari luar kampung.

Awal masuknya program ini, petugas hanya berada di desa satu atau dua minggu sehingga bila mau berobat harus menunggu. Parahnya sekarang, petugas tersebut sudah menikah dan minta pindah tugas, alhasil Pustupun kosong dan belum ada penggantian petugas dari puskesmas. Puskesmas keliling yang seharusnya datang setiap bulan juga dalam beberapa bulan terakhir “macet”. Meskipun PNPM Peduli sudah memiliki kader tapi mereka tidak diperbolehkan melakukan pemeriksaan tapi hanya membantu pelayanan dan sosialisasi perilaku hidup bersih dan sehat (PHBS).

Apa Kabar Workshop Evaluasi PNPM Peduli Fase I ?

Page 19: Buletin Kawal Edisi 02 2013

18

PNPM bahkan sudah pernah memfasilitasi puskesmas untuk berkunjung ke desa sekaligus melakukan sosialisasi PHBS pasca banjir beberapa waktu lalu. Kekurangan petugas dengan jangkau yang jauh menjadi sebab mandeknya layanan kesehatan disana. Kondisi sedikit berbeda di Tekasalo, selain layanan y a n g l e b i h b a i k P N P M P e d u l i j u g a b i s a memaksimalkan 12 peran kader kesehatan.

Awalnya puskesmas keliling (pusling) hanya sekali sebulan, saat ini sudah dua kali. Kendati demikian masyarakat masih malas berobat ke puskesmas, termasuk pusling. Keluhan paling banyak soal obat yang mereka nilai tidak “mempan”. Mereka capek bolak-balik berobat sakit yang diderita tak kunjung sembuh. Bila ada sedikit rupiah mereka terpaksa memilih berobat di dokter praktik, tapi tentu tidak semua bisa mengakses layanan ini. Rawat jalan masyarakat Tekasalo di RSUD dan beberapa rumah sakit rujukan juga sudah gratis, namun mereka masih enggan menggunakannya karena jarak yang jauh memerlukan biaya trasnportasi dan biaya makan bagi penjaga pasien yang tidak sedikit bagi mereka. Keluhan juga dilaporkan kader kesehatan dari pasien rumah sakit yang tidak ramah dan meminta pasien pulang, ketika sampai di rumah sang pasien masih sakit. Meskipun belum maksimal tapi semua kondisi diatas coba direspon PNPM Peduli melalui aksi kader kesehatan. Setiap bulan sang kader akan melakukan identifikasi dan mendata masyarakat dan anggota kelompok yang memiliki keluhan (sakit) dan memerlukan pemeriksaan dokter atau tenaga medis. Data tersebut dilaporkan ke puskesmas untuk ditindaklanjuti pada pusling setiap bulan. Selain itu, sang kader juga mengajak masyarakat untuk memeriksakan kesehatannya, maklum saat ini mereka malas berobat apalagi periksa kesehatan. Hal ini menjadi tantangan tersendiri bagi kader kesehatan PNPM Peduli di Tekasalo, mereka sering ditolak dan “diomelin”.Sebenarnya, penyakit yang diderita oleh masyarakat di Tekasalo banyak yang disebabkan oleh buruknya sanitasi dan PHBS yang tidak memadai. Salah satu kegiatan PNPM Peduli untuk memeriksakan kesehatan 30 orang anggota kelompok dampingan menunjukkan 80% menderita cacingan. Hasil ini sesuai dengan fakta lapangan dimana 90% rumah

tangga tidak memiliki jamban, sumber air bersih yag tidak ada, parit pemukiman yang tidak ada, kondisi jalan dan lingkungan yang becek dan tergenang air.

PartisipasiPartispasi masyarakat termasuk kelompok dampingan dalam proses perencanaan dan pelaksanaan pembangunan meningkat. Sebagai contoh di Desa Tambak Bajai, hasil PPAM 2011 menunjukkan partisipasi yang rendah dengan indikator tidak pernah dilakukan rapat atau pertemuan desa untuk menyusun dan mengusulkan program pembangunan. Sementara itu di Tekasalo ada mekanisme rembuk warga sebelum masuk musrenbang kelurahan.

Partispasi perempuan masih sangat minim yang ditunjukkan dengan undangan hanya kepada kepala keluarga. Kedua kondisi itu direspon oleh PNPM Peduli dengan program pendampingan kelompok, identifikasi masalah dan potensi kemudian merumuskan program dan kegiatan dalam bentuk rencana aksi komunitas.

Rencana aksi tersebut kemudian menjadi usulan program pembangunan dari masyarakat adat dan kelompok perempuan miskin terisolir. Selain menyampaikan ke forum musrenbang, dokumen juga disampaikan langsung ke satuan kerja perangkat daerah (SKPD) dan perusahaan dalam bentuk audensi. Audensi ini KBCF hanya mendampingi kelompok dan masyarakat menyampikan dokumen tersebut untuk dilakukan lobby agar usulan dapat diakomodir dalam APBD dan Coorporate Social Responsibility (CSR) perusahaan.

Apa Kabar Workshop Evaluasi PNPM Peduli Fase I ?

Audiensi Kelompok dari Tekasalo Ke PT. Badak NGL - Bontang

Page 20: Buletin Kawal Edisi 02 2013

19Hasil Workshop ( 23 Mei 2013 )

Teluk Kadere

Salantuko

Lok Tunggul

Total

20,000,000

40,000,000

60,000,000

80,000,000

100,000,000

120,000,000

140,000,000

160,000,000

180,000,000

200,000,000

Disosnaker

PKBMPT. Badak

PKTDPKP

PUDinkes

Total

20,000,000

20,000,000

20,000,000

60,000,000

1,666,600

1,666,600

1,666,600

4,999,800

56,821,700

12,286,700

12,286,700

81,395,100

4,000,000

15,000,000

3,000,000

22,000,000

5,000,000

5,000,000

5,000,000

15,000,000

0000

0000

87,488,300

53,953,300

41,953,300

183,394,900

Dukungan Para Pihak di Tekasalo 2012

Page 21: Buletin Kawal Edisi 02 2013

20Hasil Workshop ( 23 Mei 2013 )

UNIT

PNPM

AMAN

AHAD

DDIS

PORA

DISPRI

NDAKO

PPK PK RED

D+BA

PPED

APE

RIKAN

AN

500,00

0,000

31

11

801

11

11

1

100,00

0,000

113,00

0,000

0200

,000,0

000

00

62,000

,000

5,000,

000120

,000,0

00120

,000,0

005,0

00,000000

200,00

0,000

0175

,000,0

00100

,000,0

00500

,000,0

00

Jemba

tan

dan

Jalan

Sirt

u

Jalan

Dala

m

Kampu

ngDe

rmag

a &

Pintu

Gerban

g

Monu

men

Lampu

Ten

aga

Surya

Perpustaka

anRu

mah

Guru

Alat P

emad

am

Keba

karan

Alat O

lahraga

PAUD

Keramba

Jarin

g Ap

ung

Jumlah

0

100,00

0,000

200,00

0,000

300,00

0,000

400,00

0,000

500,00

0,000

600,00

0,000

Pemb

angu

nan

di D

esa

Tamb

ak B

ajai

201

1-20

12

Page 22: Buletin Kawal Edisi 02 2013

21

Kader Kesehatan PNPM Peduli di Tekasalo Kota Bontang, Kaltim dalam perannya kini dirasakan manfaatnya

dalam membantu petugas pusling dalam memberikan pelayanan kesehatan di lokasi d a m p i n g a n p r o g r a m n a s i o n a l pemberdayaan masyarakat. Puskesmas keliling (Pusling) rutin dilakukan sebulan sekali oleh Puskesmas Bontang Lestari yang memiliki wilayah kerja di Teluk Kadere, Sa lantuko, Lok Tunggul (Tekasa lo) Kelurahan Bontang Lestari di Kota Bontang sebagai sarana bagi masyarakat dalam pemenuhan kesehatan dasar.

Anak-anak dan orang tua akan berbondong-bondong jika petugas medis datang. Mereka akan menyampaikan berbagai keluhan mulai dari sakit demam, gigi sampai hanya ingin mengecek tensi darah. Keberadaan kader kesehatan sendiri bermula di akhir tahun 2012, para kader kesehatan dari Tekasalo d i l a t ih baga imana cara menangan i pertolongan pertama jika terjadi sakit pada warga d i kampung. Juga d ia jarkan

pengenalan obat-obatan yang diberikan sebagai l a n g k a h a w a l d a l a m penyembuhan penyakit, sebelum si sakit menuju ke Puskesmas atau RSUD Bontang. Diawal tahun ini, para kader kesehatan mulai membantu Pusling d a l a m m e m b e r i k a n pelayanan, mulai dari menghubungi petugas medis yang akan datang, mengundang masyarakat sampai membantu dalam p e m e r i k s a a n d a n

memberikan obat.

Selain itu memberikan data awal bagi pusling terkait kondisi penyakit masyarakat yang banyak diderita. Seperti pada bulan Maret dan April 2013, banyak anak-anak yang menderita demam. Kader kesehatan menduga penyakit ini berhubungan dengan Demam Berdarah (DBD), sehingga butuh penanganan yang cepat dari Pusling. Tidak dapat dipungkiri masih ada juga warga yang enggan ke Pusling, mereka beranggapan bahwa penyakitnya akan sembuh dengan obat kampung.

Sehingga Kader Kesehatan bersama dengan staf medis Pusling langsung jemput bola mendatangi rumah warga tersebut. Kunjungan ini sekaligus memberikan pemahaman kepada warga akan pentingnya berobat ke dokter. Diharapkan masyarakat Tekasalo semakin sadar akan kesehatan serta memanfaatkan kunjungan medis ketika berada di Kampung.

Kader Kesehatan PNPM Peduli EfektifBantu Pusling

Berita Peduli

Oleh : Kurniawan

Kader Kesehatan PNPM Peduli Efektif Bantu Pusling

Page 23: Buletin Kawal Edisi 02 2013

22

Wa rga Desa Tambak Ba ja i Kecamatan Dadahup Kabupaten Kapuas, Kalteng pasca masuknya

PT Globalindo Agung Lestari perusahaan kelapa sawit mengalami pemiskinan sementara oleh struktur diluar dirinya dengan penjualan lahan ke perusahaan. “Dari survey cepat oleh Tim KBCF dalam program nasional pemberdayaan masyarakat (PNPM) Peduli, diperoleh fakta di tahun 2011 kondisi sosial, budaya dan berbagai bidang program dan kegiatan di Desa Tambak Bajai sangat tertinggal jauh pasca masuknya PT Globalindo Agung Lestari (GAL). Juga belum optimalnya perhatian pemerintah maupun perusahaan PT GAL dilokasi,” kata Fasilitator Kawal Borneo Community Foundation (KBCF) Kabupaten Kapuas, Heri Susanto, di Kapuas. Menurut Heri sangat berat untuk melakukan perbaikan tatanan kehidupan sehari-hari masyarakat. “Hal ini dikarenakan banyak masyarakat telah menjual lahan mereka keperusahaan perkebunan Kelapa Sawit.

Sehingga terjadi peningkatan kemiskinan dalam potensi penyediaan lahan untuk kebun rotan, karet, lokasi beje (kolam tradisional) bahkan lokasi untuk membuat

lahan pertanian,” ujar Heri. Dia tu tu rkan se i r ing masuknya Program PNPM Peduli ke Desa Tambak Bajai membawa banyak geliat perubahan dan manfaat yang dirasakan serta kesadaran baru terkait kondisi kemiskinan yang masyarakat alami. “Banyak sekali kegiatan yang bisa dilakukan secara b e r s ama- s ama o l e h masyarakat salah satunya adalah penggalian issu k em i s k i n a n m e l a l u i kegiatan PPAM,” terang Heri. Heri menuturkan KBCF awalnya melakukan

penilaian dan pemantauan kemiskinan partisipatif atau Partisipatory Poverty Assessment and Monitoring /PPAM mendapatkan informasi isu kemiskinan DesaTambak Bajai sangat mencengangkan, angka yang didapat setelah pengkajian oleh masyarakat sendiri, ternyata angka kemiskinannya adalah 95 persen.

“Untuk kedua kalinya di tahun 2012 akhir dilakukan lagi kajian untuk melihat perkembangan isu kemiskinan masyarakat Tambak Bajai. Sangat signifikan perubahan terlihat dari hasil PPAM dari 95 persen angka kemiskinan yang didapat menjadi 5 persen,” terang Heri Susanto. Heri mengakui hal ini diluar perkiraan sebelumnya, pada awal penyusunan pengkajian bahwa angka lima persen angka kemiskinan ini harusnya baru tercapai di tahun 2016.“Seperti dituturkan Kepala Desa Tambak Bajai bahwa Camat Dadahup menyampaikan capaian di Desa Tambak Bajai ini patut dijadikan contoh untuk pengentasan isu kemiskinan dan diinsemenasi secara luas di Kecamatan Dadahup Kabupaten Kapuas di Kalimantan Tengah kedepannya,” kata Heri Susanto.

Tambak Bajai Alami KemiskinanSementara Pasca Masuknya PT. GAL

Berita Peduli

Oleh : Heri Susanto

Tambak Bajai Alami Kemiskinan Sementara Pasca Masuknya PT. GAL

Page 24: Buletin Kawal Edisi 02 2013

23

Dalam menemukenali kebutuhan (need assessment ) sesua i po tens i mata pencaharian (livelihood) penduduk di

Kabupaten Kapus, Kalteng akhirnya memunculkan prioritas rencana usaha kelompok ternak sapi, babi dan bantuan alat pembuatan pakan ikan.“Terima kasih dalam kegiatan review rencana usaha kelompok sebagai kegiatan untuk membuat beberapa usulan yang dimasukan dalam sebuah proposal akhirnya memunculkan komitmen bersama bagi warga Desa Tambak Bajai, Kecamatan Dadahup. Yakni rencana usaha ekonomi produktif dengan ternak babi, sapi dan bantuan alat pembuatan pakan ikan,” kata Fasilitator Kawal Borneo Community Faoundation (KBCF) di Kabupaten Kapuas, Heri, di Kapuas, Jumat (29/3). Heri menyampaikan tahapan kegiatan selanjutnya adalah rapat khusus masing-masing kelompok untuk membahas standar operasional prosedur (SOP) dan business plan dalam rangka mengatur administrasi kelompok. “Oleh sebab itu kelompok perlu difasilitasi untuk melihat sejauh mana perkembangan

dan kegiatan kelompok dan masyarakat desa Tambak Bajai 2013-2014,” ujar Heri. Lebih lanjut dia sampaikan tim KBCF untuk wilayah kerja di Kabupaten Kapuas akan advokasi dengan komunikasi ke Dinas Peternakan untuk menindak lanjuti rekomendasi Kepala Dinas Peternakan pada diskusi sebelumnya yang akan memberikan bantuan ternak ayam petelor kepada masyarakat Tambak Bajai walaupun tanpa proposal.“Maksud pertemuan sekarang ini adalah untuk menyusun Proposal usulan bantuan ternak sapi, babi, alat pembuatan pakan ikan dan persiapan untuk diskusi dengan Dinas Peternakan masalah bantuan ternak ayam petelor rekomendasi dari Dinas Peternakan sebelumnya,” kata Heri.

Dia tuturkan tujuan lainnya agar kegiatan yang dihasilkan dari rapat dapat menjadi program pembangunan yang didukung oleh para pihak

baik melalui APBD maupun tanggung jawab sosial perusahaan atau “community social responcibility / CSR” atau pihak lainnya, sesuai rencana usulan masyarakat pada Musrenbangdes. Serta mengatur administrasi kelompok agar bisa berjalan dengan tertib. Heri diakhir pertemuan kepada kepala keluarga calon anggota kelompok usaha ekonomi produktif selain dokumen Proposal bantuan ternak sapi, babi, alat pembuatan pakan ikan, juga akan dibuat dokumen SOP serta Busines Plan kelompok, yang mana dokumen in i akan disampaikan ke Pihak terkait di Kabupaten Kapuas.

”Terima kasih dalam tahapan proses rapat ini para anggota kelompok telah mengerti maksud dan tujaan pertemuan yang dihadiri tiga kelompok termasuk semua dalam anggotanya. Serta mampu menyusun kepengurusan dan isi proposal,” kata Heri selaku fasilitator lapangan KBCF di lokasi Tambak Bajai.

Evaluasi Usaha Munculkan RencanaTernak Babi, Sapi Dan Bantuan Alat

Oleh : Heri Susanto

Berita Peduli

Evaluasi Usaha Munculkan Rencana Ternak Babi, Sapi Dan Bantuan Alat

Page 25: Buletin Kawal Edisi 02 2013

24

Hasil pemeriksaan kesehatan terhadap seluruh anggota kelompok di Tekasalo cukup mengejutkan, didapatkan data

80 persen anggota kelompok menderita penyakit cacingan dan solusinya dengan cuci tangan. “Salah satu Program Nasional Pemberdayaan Masyarakat (PNPM) Peduli adalah pemeriksaan kesehatan, dari data terdapat 80 persen anggota kelompok Tekasalo menderita penyakit cacingan dan saran dokter, cara mengatasi cukup mudah dengan mencuci tangan,” kata Fasi l i tator Teluk Kadere, Salantuko, Lok Tunggul (Tekasalo) Kota Bontang, Kurniawan, di Bontang.

Sementara itu menurut dokter Laksmi dari Puskesmas Bontang Baru yang memeriksa, diduga anggota kelompok di Tekasalo tidak melakukan perilaku hidup sehat dan bersih (PHBS), seperti mencuci tangan dan memakai sandal. Kurniawan bercerita ketika fasilitator ke kampung, anggota kelompok yang merasa mempunyai penyakit cacingan menjadi minder.

Seperti disampaikan Kurniawan, keminderan mereka nampak dari pernyataan salah satu anggota Jadabia bahwa mungkin saja fasilitator tidak mau memakan produk kami karena kami cacingan. “Saya jelaskan bahwa p e n y a k i t c a c i n g a n m u d a h disembuhkan dan ibu-ibu harus menjalankan PHBS salah satunya mencuci tangan,” ujar Kurniawan. Awan panggilan akrabnya menuturkan kini perlahan perubahan terjadi, ketika salah satu anggota kelompok bernama Suburia bersama anggota kelompok lainnya bertandang ke Bontang untuk menemui fasilitator secara spontan mengajak anggota lainnya mencuci tangan.

“Tepat siang hari saat makan siang bersama, Suburia mengajak ibu-ibu anggota kelompok untuk cuci tangan

dulu sebelum makan, biar nantinya tidak cacingan,” cerita Awang. Menurut Awang, dari ungkapan yang terdengar mengejutkan dan sekaligus menggembirakan ini merupakan kesadaran akan PHBS mulai tumbuh diantara anggota kelompok. “Budaya sehat yang awalnya dari rasa malu akan penyakit cacingan, dapat memberi perubahan bagi masyarakat,” kata Awang. Sementara itu kebiasaan mencuci tangan dengan sabun dapat menyebabkan bakteri dan kuman mati, sehingga aman untuk makan.

Walau kebiasaan cuci tangan bukanlah hal yang instan untuk di lakukan namun seir ing bertambahnya pengetahuan yang sebelumnya merupakan salah satu penghambatnya kini telah membawa perubahan perilaku lebih baik. Karena kuman yang tak terlihat di tangan menyebabkan orang enggan untuk mencuci tangan, terlebih lagi repot mencari air dan sabun ketika harus menjamah makanan.

Atasi Cacingan DenganCuci Tangan

Oleh : Kurniawan

Cerita Peduli

Atasi Cacingan Dengan Cuci Tangan

Page 26: Buletin Kawal Edisi 02 2013

25Paradoks Negeri Petro Dollar dan Pendampingan Sosial

Siang menyengat, bekas lumpur masih

menempel di sepatu saat melewati

jalan lumpur usai hujan kemarin.

Panasnya sang mentari belum mampu

menguapkan jejak air yang menggenang. Alur

jalan yang terhampar tanpa aspal membuatku

layaknya seorang crosser offroad, meliuk,

menghindar lubang dan genangan air. Kata

seorang sahabat, inilah indahnya menjadi

seorang aktivis, seorang fasilitator. Profesiku

sebagai fasilitator membuat aku menjelajahi

sudut-sudut sempit, menikmati harmoni alam,

menikmati getir hidup diantara semangat

penghuninya.

Hari ini untuk yang kedua kali aku kesini,

Kampung Teluk Kadere. Kampung yang

terletak di sebuah sudut dari negeri Petro

Dollar, Kota Bontang Kalimantan

Timur. Seorang ibu duduk di

h a d a p a n k u , s a a t k u l a k u k a n

wawancara prol keluarga. Dari

roman wajahnya terlihat jelas lukisan

sulitnya hidup yang dihadapi, kerutan

wajahnya seolah mewakili kegetiran

hidupnya. Dan kisahpun tertutur dari

bibirnya…Julia, seorang ibu yang

memiliki 4 orang anak. Perempuan

p a r u h b a y a i n i t a k m a m p u

menyekolahkan anaknya ke jenjang

yang lebih tinggi. Suaminya hanyalah

pekerja serabutan. Alih-alih untuk

membiayai anaknya sekolah, untuk

kebutuhan dapur sa j a harus

m e n e r a p k a n m a n a j e m e n

“kencangkan i ka t p inggang” .

Memang ada seorang anaknya yang

sekolah di SMP, tapi itupun harus dibiayai oleh

pamannya. Sedangkan anaknya yang lain harus

puas dengan hanya menempuh pendidikan di

sekolah dasar.

“Meski saya tak mempunyai pendidikan, saya

ingin anak saya pintar, cukuplah orangtuanya

yang tidak pandai membaca. Paling tidak jika

ada surat, anak saya dapat membacakannya

untuk saya”, ujar Julia. Harapan sederhana,

meski untuk mewujudkannya tak sesederhana

harapannya.

Sementara itu, di sudut lain ….

Anak-anak sekolah turun dari bus jemputan,

turun dari mobil pribadi atau mengendarai

sepeda motor dengan anggunnya. Menenteng

tas berkilat diantara pernik-pernik aneka

Paradoks Negeri Petro Dollar danPendampingan Sosial

Oleh : Nursalim

Cerita Peduli

Page 27: Buletin Kawal Edisi 02 2013

26Paradoks Negeri Petro Dollar dan Pendampingan Sosial

warna, dan tentengan handphone keluaran

terbaru. Seragam rapi bersih, penampilan yang

terkesan “wah” , yang ironi tidak jarang malah

d i t ingkah i dengan tawuran. I ron i in i

menimbulkan seribu tanya, apakah anak yang

terlahir dari sebuah keluarga miskin tidak

berhak untuk mendapatkan pendidikan yang

layak? Ataukah sebuah kesalahan terlahir dari

keluarga miskin? Andai mereka bisa memilih,

anak-anak ini tentu saja akan memilih

kehidupan yang lebih layak.

Andai bisa memilih, tentu saja mereka lebih

memil ih berada di ruang-ruang kelas

ketimbang harus bergelut dengan parang dan

cangkul. Seperti paradoks panas dan lumpur,

kembali kutemukan ironi itu dalam kehidupan

nyata, dalam keseharian penduduk Teluk

Kadere. Miris! Betapa tidak? Daerah yang kaya

raya dengan perusahaan raksasa kelas dunia,

masih menyisakan jejak kemiskinan dan

kantong-kantong kumuh. Juliana hanyalah salah

satu dari sekian banyak keluarga miskin lainnya

di sudut kota petro dollar ini. Apa yang salah

dengan semua ini? Tanpa bermaksud mencari

siapa yang salah, kondisi ini tetap saja

menggelitik nurani. Meski harus diakui, sudah

sangat banyak program yang dilakukan

pemerintah untuk mengatas i masalah

pendidikan dan kemiskinan.

Tulisan ini tidak bermaksud menyudutkan

ataupun memvonis pihak-pihak tertentu. Ini

hanya sebagai alarm, hanya sebagai pengingat

bahwa di sudut kota petro dollar ini masih saja

ada komunitas marjinal yang tidak mampu

b e r s a i n g b a h k a n u n t u k s e k a d a r

mempertahankan hak hidup yang layak. Jangan

sampai hak mereka tercabut hanya karena

keterbatasan yang ada. Maka tugas kitalah

untuk membantu mereka menemukan jalan

hidup yang lebih baik. Dan salah satu

penyebabnya adalah minimnya pendampingan

s o s i a l d a l a m s e t i a p p r o g r a m y a n g

digelontorkan oleh pemerintah. Alhamdulillah

trend itu sudah di lakukan diantaranya

pendampingan sosial atau fasilitasi dalam

replikasi Program Nasional Pemberdayaan

Masyarakat (PNPM) Peduli yang bermitra

dengan lembaga swadaya masyarakat. Hasilnya

sudah bisa diukur terkait efektivitas program

yang dilaksanakan dan berkembangnya

dukungan program saat berhasil dilakukan pola

ber je j a r i ng dengan pemer in t ah dan

perusahaan disekitarnya. Saat ini, t iga

kelompok di Tekasalo sudah mendapat

p u l u h a n j u t a

rupiah modal dan

alat dari PT.

Badak NGL, salah

satu perusahaan di

B o n t a n g d a n

D i s o s n a k e r

B o n t a n g

mendukung usaha

y a n g m e r e k a

r i n t i s . A l h a s i l ,

u s a h a m e r e k a

sudah dapat menambah pendapatan rumah

tangga sampai puluhan juta rupiah dari

penjualan bibit bakau saja. Semoga dukungan

dan pendampingan PNPM Peduli bisa

membantu mereka keluar dari masa-masa

su l i t , wak tu d imana mereka kurang

diperhatikan.

Perempuan Tekasalo sedang membibit Bakau

Page 28: Buletin Kawal Edisi 02 2013

PNPMSUPPORTFACILITYPSF

Wo

rksh

op

Eva

luasi

PN

PM

Ped

uli F

ase

Pilo

t M

esr

a I

nte

rnati

on

al H

ote

l - Sam

ari

nd

a, 23 M

ei 2013