bukti kebenaran al

17
BUKTI KEBENARAN AL-QURAN : RASA SAKIT (NYERI) PADA KULIT By Islamic Motivation · Updated about 6 months ago RASA SAKIT (NYERI) PADA KULIT REPUBLIKA.CO.ID, ''Sesungguhnya orang-orang yang kafir kepada ayat-ayat Kami, kelak akan Kami masukkan mereka ke dalam neraka. Setiap kali kulit mereka hangus, Kami ganti kulit mereka dengan kulit yang lain, supaya mereka merasakan azab. Sesungguhnya Allah Maha Perkasa lagi Maha Bijaksana.'' (QS. An-Nisa: 56) Bagi sebagian besar umat Islam, ayat di atas terdengar seperti ayat-ayat serupa dalam Alquran yang menjelaskan pedihnya siksa neraka bagi orang-orang yang tidak beriman. Namun tidak demikian bagi Tagatat Tejasen, seorang ilmuwan Thailand di bidang anatomi. Baginya, ayat itu adalah sebuah keajaiban. Konferensi Kedokteran Saudi ke-6 di Jeddah yang diikuti Tejasen pada Maret 1981 menjadi awal kisah pertemuannya dengan keajaiban itu. Dalam konferensi yang berlangsung selama lima hari itu, sejumlah ilmuan Muslim menyodori Tejasen beberapa ayat Alquran yang berhubungan dengan anatomi. Tejasen yang beragama Buddha kemudian mengatakan bahwa agamanya juga memiliki bukti-bukti serupa yang secara akurat menjelaskan tahap-tahap perkembangan embrio. Para ilmuan Muslim yang tertarik mempelajarinya meminta profesor asal Thailand itu untuk menunjukkan ayat-ayat tersebut pada mereka. Setahun kemudian, Mei 1982, Tejasen menghadiri konferensi kedokteran yang sama di Dammam, Arab Saudi. Saat ditanya tentang ayat-ayat anatomi yang pernah dijanjikannya, Tejasen justru meminta maaf dan mengatakan bahwa ia telah menyampaikan pernyataan tersebut sebelum mempelajarinya. Ia telah memeriksa kitabnya, dan memastikan bahwa tidak ada referensi darinya yang dapat dijadikan bahan penelitian. Ia kemudian menerima saran para ilmuan Muslim untuk membaca

Upload: elisa-fata-marokeh-tedadespochacha

Post on 04-Aug-2015

71 views

Category:

Documents


0 download

TRANSCRIPT

Page 1: Bukti Kebenaran Al

BUKTI KEBENARAN AL-QURAN : RASA SAKIT (NYERI) PADA KULIT

By Islamic Motivation · Updated about 6 months agoRASA SAKIT (NYERI) PADA KULIT

REPUBLIKA.CO.ID, ''Sesungguhnya orang-orang yang kafir kepada ayat-ayat Kami, kelak akan Kami masukkan mereka ke dalam neraka. Setiap kali kulit mereka hangus, Kami ganti kulit mereka dengan kulit yang lain, supaya mereka merasakan azab. Sesungguhnya Allah Maha Perkasa lagi Maha Bijaksana.'' (QS. An-Nisa: 56)

Bagi sebagian besar umat Islam, ayat di atas terdengar seperti ayat-ayat serupa dalam Alquran yang menjelaskan pedihnya siksa neraka bagi orang-orang yang tidak beriman. Namun tidak demikian bagi Tagatat Tejasen, seorang ilmuwan Thailand di bidang anatomi. Baginya, ayat itu adalah sebuah keajaiban.

Konferensi Kedokteran Saudi ke-6 di Jeddah yang diikuti Tejasen pada Maret 1981 menjadi awal kisah pertemuannya dengan keajaiban itu. Dalam konferensi yang berlangsung selama lima hari itu, sejumlah ilmuan Muslim menyodori Tejasen beberapa ayat Alquran yang berhubungan dengan anatomi.

Tejasen yang beragama Buddha kemudian mengatakan bahwa agamanya juga memiliki bukti-bukti serupa yang secara akurat menjelaskan tahap-tahap perkembangan embrio. Para ilmuan Muslim yang tertarik mempelajarinya meminta profesor asal Thailand itu untuk menunjukkan ayat-ayat tersebut pada mereka.

Setahun kemudian, Mei 1982, Tejasen menghadiri konferensi kedokteran yang sama di Dammam, Arab Saudi. Saat ditanya tentang ayat-ayat anatomi yang pernah dijanjikannya, Tejasen justru meminta maaf dan mengatakan bahwa ia telah menyampaikan pernyataan tersebut sebelum mempelajarinya. Ia telah memeriksa kitabnya, dan memastikan bahwa tidak ada referensi darinya yang dapat dijadikan bahan penelitian.

Ia kemudian menerima saran para ilmuan Muslim untuk membaca sebuah makalah penelitian karya Keith Moore, seorang profesor bidang anatomi asal Kanada. Makalah itu berbicara tentang kecocokan antara embriologi modern dengan apa yang disebutkan dalam Alquran.

Tejasen tercengang saat membacanya. Sebagai ilmuwan di bidang anatomi, ia menguasai dermatologi (ilmu tentang kulit). Dalam tinjauan anatomi, lapisan kulit manusia terdiri dari tiga lapisan global, yakni Epidermis, Dermis, dan Sub Cutis. Pada lapisan yang terakhirlah, Sub Cutis, terdapat ujung-ujung pembuluh darah dan syaraf.

Penemuan modern di bidang anatomi menunjukkan bahwa luka bakar yang terlalu dalam akan mematikan syaraf-syaraf yang mengatur sensasi. Saat terjadi Combustio grade III (luka bakar yang telah menembus Sub Cutis), seseorang tidak akan merasakan nyeri. Hal itu disebabkan tidak berfungsinya ujung-ujung serabut syaraf afferent dan efferent pengatur sensasi yang rusak oleh luka bakar tersebut.

Makalah itu tidak saja menunjukkan keberhasilan teknologi kedokteran dan perkembangan

Page 2: Bukti Kebenaran Al

ilmu anatomi, namun juga membuktikan kebenaran Alquran. Ayat 56 surah An-Nisa’ mengatakan bahwa Allah akan memasukkan orang-orang kafir ke dalam neraka, dan mengganti kulit mereka dengan kulit yang baru setiap kali kulit itu hangus terbakar, agar mereka merasakan pedihnya azab Allah.

Jantung Tejasen berdebar. “Bagaimana mungkin Alquran yang diturunkan 14 abad yang lalu telah mengetahui fakta kedokteran ini?”

Sebelum berhasil mengatasi keterkejutannya, Tejasen disodori pertanyaan oleh para ilmuan Muslim yang mendampinginya, “Mungkinkah ayat Alquran ini bersumber dari manusia?”

Ketua Jurusan Anatomi Universitas Chiang Mai Thailand itu sontak menjawab, “Tidak, kitab itu tidak mungkin berasal dari manusia. Ia kemudian termangu dan melanjutkan responsnya, “Lalu dari mana kiranya Muhammad menerimanya?”

Mereka memberitahu Tejasen bahwa Tuhan itu adalah Allah, yang membuat Tejasen semakin ingin tahu. “Lalu, siapakah Allah itu?” tanyanya.

Dari para ilmuan Muslim tersebut, Tejasen mendapatkan keterangan tentang Allah, Sang Pencipta yang dari-Nya bersumber segala kebenaran dan kesempurnaan. Dan Tejasen tak membantah semua jawaban yang diterimanya. Ia membenarkannya.

Profesor yang pernah menjadi dekan Fakultas Kedokteran Universitas Chiang Mai lalu itu kembali ke negaranya, tempat ia menyampaikan sejumlah kuliah tentang pengetahuan dan penemuan barunya itu. Informasi yang dikutip oleh laman special.worlofislam.info menyebutkan bahwa kuliah-kuliah profesor yang masih beragama Buddha itu, di luar dugaan, telah mengislamkan lima mahasiswanya.

Hingga akhirnya, pada Konferensi Kedokteran Saudi ke-8 yang diselenggarakan di Riyadh, Tejasen kembali hadir dan mengikuti serangkaian pidato tentang bukti-bukti Qurani yang berhubungan dengan ilmu medis. Dalam konferensi yang berlangsung selama lima hari itu, Tejasen banyak mendiskusikan dalil-dalil tersebut bersama para sarjana Muslim dan non-Muslim.

Di akhir konferensi, 3 November 1983, Tejasen maju dan berdiri di podium. Di hadapan seluruh peserta konferensi, ia menceritakan awal ketertarikannya pada Alquran, juga kekagumannya pada makalah Keith Moore yang membuatnya meyakini kebenaran Islam.

“Segala yang terekam dalam Alquran 1.400 tahun yang lalu pastilah kebenaran, yang bisa dibuktikan oleh sains. Nabi Muhammad yang tidak bisa membaca dan menulis pastilah menerimanya sebagai cahaya yang diwahyukan oleh Yang Maha Pencipta,” katanya. Tejasen lalu menutup pidatonya dengan mengucap dua kalimat syahadat.

”Islam banyak memberi kontribusi pada pengembangan ilmu kedokteran,”(Ezzat Abouleish)

Islam sebagai sebuah agama tentu saja bersifat kompleks, mengajarkan semua aspek ilmu yang melingkupi kehidupan manusia baik yang berkaitan dengan pertahanan negara, hubungan antar manusia, ekonomi, bahkan ilmu kedokteran sekalipun, untuk dapat

Page 3: Bukti Kebenaran Al

diaplikasikan manusia sebagai salah satu bentuk pengabdian kepada Tuhan Yang Maha Menciptakan.

A. Pandangan Islam terhadap Ilmu PengetahuanIslam adalah agama yang menjunjung tinggi ilmu pengetahuan. Hal ini salah satunya dapat dilihat dari Al-Qur’an—kitab suci agama Islam yang merupakan bimbingan Allah SWT kepada manusia untuk mencapai kesempurnaan, menuju pada Dzat Yang Maha Sempurna. Seruan terbanyak Allah SWT dalam Al-Qur’an adalah seruan kepada manusia agar berfikir, menalari alam sekelilingnya. Berulang kali disebutkan tentang perintah-perintah untuk menggunakan akal untuk berfikir—yang dari aktivitas itu, ilmu pengetahuan akan tersampai kepadanya.Perhatikanlah ayat berikut ini:Dan Dia telah menundukkan untukmu apa yang di langit dan apa yang di bumi semuanya, (sebagai rahmat) daripada-Nya. Sesungguhnya pada yang demikian itu benar-benar terdapat tanda-tanda (kekuasaan Allah SWT) bagi kaum yang berfikir.(QS. Al-Jaatsiyah: 13)Ayat tersebut merupakan salah satu dari sekian banyak ayat Al-Qur’an yang menjelaskan tentang keutamaan kaum berfikir. Dan dengan mudah, saat manusia mentadaburi Al-Qur’an akan banyak manusia temukan ayat-ayat tersebut yang baik tersurat maupun tersirat meminta manusia untuk menggunakan akal fikirannya.Banyak tokoh-tokoh besar pemikir Islam yang terkemuka di dunia, misalnya Ali Syariati; tokoh besar Revolusi di Iran, Ibnu Sina (Avicenna); seorang dokter terkemuka baik di lingkup Islam maupun dunia secara umum dengan berbagai kaaryanya, Cak Nur dengan yang menyumbangkan hasil pemikirannya untuk lebih mengenal Tuhan dan mendidik masyarakat untuk bisa hidup di tengah keragaman, Abdus Salam, seorang fisikawan muslim asal Pakistan yang berhasil mendapatkan penghargaan Nobel di bidang fisika pada tahun 1979. Lalu, sosok yang lain, Ahmadinejad—Pesiden Iran yang sekarang ini ditentang oleh Amerika Serikat karena keberaniannnya hendak mengaplikasikan teknologi nuklir di negeri Iran—pun adalah sosok pemikir Islam. Dengan ilmu pengetahuan yang mereka miliki, mereka tidak sekedar berarti bagi kehidupannya sendiri, tapi lebih dari itu mereka menjadi agent of change bagi masyarakat menuju kehidupan yang lebih baik. Mereka adalah imdadh mustadh’afin yang sudah sepantasnya diteladani.

B. Kedokteran sebagai Salah Satu Ilmu Ajaran IslamAllah SWT adalah Tuhan yang Maha adil. Sebagai salah satu bentuk konsekuensi logis dari keadilan Allah SWT ini, Allah SWT menciptakan segala sesuatu dengan berpasang-pasangan. Malam diciptakan berpasangan dengan penciptaan siang, laki-laki diciptakan berpasangan dengan penciptaan perempuan. Lalu, ketika Allah menciptakan muda, Allah pun juga menciptakan tua. Nah, bagaimana dengan kondisi sakit manusia? Sebagaimana disebutkan di awal, Allah SWT adalah Tuhan Yang Maha Adil sehingga tidak mungkin Allah SWT menciptakan keadaan sakit tanpa memberikan keadaan sehat maupun usaha-usaha penyembuhan—untuk meraih kesehatan ituKesehatan adalah anugerah Allah SWT yang sangat penting untuk perjalanan hidup manusia. Tanpa kesehatan, manusia tidak akan dapat melakukan segala sesuatu dengan optimal. Bayangkan saja, pelari maraton yang sepintas tampak hebat itu, dalam sekejap ia akan kehilangan kekuatannya ketika ia mengalami fraktur tulang. Seorang pemain piano, mungkin akan kehilangan kepiawaiannya dalam bermain piano ketika jari-jarinya kaku untuk digerakkan. Bahkan seorang Fir’aun yang mengaku sebagai tuhan pun, bisa kehilangan segalanya ketika respirasinya terganggu saat ia tenggelam di Laut Merah. Dan oleh karena betapa pentingnya kesehatan itu, ilmu kedokteran menjadi ilmu yang aplikasinya tidak

Page 4: Bukti Kebenaran Al

mungkin lepas dari kehidupan manusia sampai kapanpun, sehingga mempelajarinya adalah satu aktivitas mulia yang diakui semua pihak, terlebih Islam.Apa bukti bahwa Islam mengajarkan ilmu kedokteran?Dari beberapa penelitian modern, diketahui bahwa madu memiliki nilai gizi yang baik untuk kesehatan. Khasiat madu sangat berkaitan dengan kandungan gulanya yang tinggi, yakni fruktosa, glukosa,dan sukrosa. Sementara kandungan asam aminonya cukup beragam, baik asam amino essensial maupun non essensial, dan unsur kandungan lainnya, seperti enzim pencernaan, vitamin yang terdapat dalam madu yang beragam yakni vitamin B1, B2, B3, B6, dan vitamin C. Di samping itu, mineral yang terdapat dalam madu juga merupakan sumber ideal bagi tubuh manusia karena proporsi dan jumlah mineral madu mendekati kadar mineral yang dalam darah manusia. Diketahui pula, madu mengandung zat antibiotik dan dapat digunakan sebagai desinfektan ringan.Ulasan tersebut ternyata sesuai dengan firman Allah SWT dalam QS. An-Nahl: 69. Dalam ayat tersebut dijelaskan bahwa madu adalah minuman yang mengandung berbacam-macam obat. Padahal sebagaimana diketahui Al-Qur’an lebih dahulu ada dari pada hasil penelitian seperti yang telah diulas di atas.”Kemudian makanlah dari tiap-tiap (macam) buah-buahan dan tempuhlah jalan Tuhanmu yang telah dimudahkan (bagimu). Dari perut lebah itu ke luar minuman (madu) yang bermacam-macam warnanya, di dalamnya terdapat obat yang menyembuhkan bagi manusia. Sesungguhnya pada yang demikian itu benar-benar terdapat tanda (kebesaran Tuhan) bagi orang-orang yang memikirkan. (QS. An-Nahl: 69)Sementara di permasalahan yang lain, dalam QS. Al-Qiyaamah: 3-4 Allah SWT berfirman bahwa Dia tidak saja dapat mengumpulkan tulang-tulang kita, tapi dia juga dapat menyusun kembali jari-jari kita. Mengapa Al-Qur’an ketika berbicara tentang tulang belulang juga berbicara tentang jari-jemari?Setelah ditelusuri lebih lanjut, ternyata sejak Sir Francis Golt berhasil melakukan penelitiannya tentang sidik jari manusia, pada tahun 1880 sidik jari diakui menjadi alat identifikasi manusia dalam banyak hal, misalnya untuk kasus penegakan hukum. Setiap manusia memiliki keunikan sidik jari yang tidak dimiliki manusia lainnya. Namun, adakah manusia yang tahu tentang hal itu melebihi sebelum Allah SWT menyampaikan firman-Nya yang turun sekitar 1400 tahun yang lalu? Penelitian pertama tentang hal itu saja baru dilakukan oleh Sir Francis Golt dan diakui pada tahun 1880. Jadi, dapat dikatakan Allah SWT-lah, melalui Al-Qur’an, yang pertama kali Bicara tentang hal itu. Jelas saja, Dia adalah Pencipta sidik jari.Berkenaan dengan penciptaan manusia, Allah berfirman bahwa manusia tercipta dari air, sebagaimana yang tersurat disampaikan-Nya pad QS. Furqon: 54 sebagai berikut:”Dan Dia (pula) yang menciptakan manusia dari air lalu dia jadikan manusia itu (punya) keturunan dan mushaharah dan adalah Tuhanmu Maha Kuasa.”Ayat al-Qur’an tersebut ternyata sejalan dengan hasil penelitian Masaru Emotto, salah satu ilmuan Jepang. Berdasar penelitiannya, diketahui bahwa 80 % unsur manusia terdiri dari air.Dalam penelitian ini pula, Masaru Emotto mengamati bentuk-bentuk kristal molekul air ketika ditempatkan pada kedua hal, yakni hal positif dan negatif, misalnya dalam hal ucapan. Dari hasil penelitiannya, diketahui bahwa molekul air akan menunjukkan berbagai bentuk kristal yang sangat indah ketika diucapkan di dekatnya kata-kata positif, misalnya do’a, ucapan terima kasih, ucapan ”kamu baik”, dan ucapan positif lainnya. Berlawanan dari hal itu, bentuk kristal air tampak hancur ketika di samping air, diberikan hal-hal negatif seperti ucapan ”kamu bodoh”, ”kamu jelek”, dan lain sebagainya.Sejalan dengan hal itu, lebih dulu Allah mengajarkan manusia—makhluk yang 80 % unsurnya berupa air—kemuliaan, seperti yang disampaikan-Nya dalam QS. Faathir: 10 bahwa, ”Barangsiapa yang menghendaki kemuliaan, maka bagi Allah-lah kemuliaan itu

Page 5: Bukti Kebenaran Al

semuanya. Kepada-Nya-lah naik perkataan-perkataan yang baik dan amal yang saleh dinaikkan-Nya. Dan orang-orang yang merencanakan kejahatan bagi mereka azab yang keras. Dan rencana jahat mereka akan hancur.”Beberapa ayat di atas hanyalah sebagian dari banyak ayat Al-Qur’an yang menjelaskan tentang ilmu kedokteran. Banyak firman Allah yang lain yang menjelaskan tentang hal itu, misalnya ilmu reproduksi (QS. Al-Mu’minun:12-14), indera penglihatan (QS. An-Nur: 44), gizi dan makanan (QS. Al-Baqarah: 173), dan lain sebagainya baik aayat-ayat di dalam Al-Qur’an ataupun yang ada di alam .Rosulullah, sebagai seorang utusan Allah pun, pernah mengajari ummatnya agar makan dengan tangan. Setelah diteliti lebih mendalam, ternyata di sela-sela jari manusia terkandung enzim-enzim pencernaan yang mendorong positif sistem digesti manusia.Dalam dunia kedokteran dikenal tokoh-tokoh besar seperti Avicena (Ibnu Sina), Al-Razi, Al-Zahrawi, Ibnu-Rushd, Ibn-Al-Nafis, dan Ibn-Maimon. Mereka adalah sebagian dari dokter-dokter muslim yang berhasil membawa kedokteran Islam lebih dikenal dunia. Karya Ibnu Sina yang berjudul Qanun Fi Al-Tibb atau Canon of Medicine menjadi ensiklopedia kesehatan dan kedokteran yang berisi satu juta kata. Sampai saat ini, kitab itu masih tersimpan di Oxford University Eropa. Al- Kulliyat fi Al-Tibb’ (Colliyet)—karya Ibnu Rushd—merupakan rangkuman ilmu kedokteran. Sementara buku lainnyaa, ‘Al-Taisir’, mengupas praktik-praktik kedokteran.Adakah kita tahu orang pertama yang menggambarkan anatomi mata dengan sangat sangat mendetail? Ibnu Alkhaisan, salah seorang ilmuan muslim dengan penelitiannya yang diakui dalam bidang lensa, menemukan kamera, dan menggambarkan secara mendetail anatomi mata.Selain itu, pada tahun 1154 M, dinyatakan bahwa dokter muslim telah mengajarkan anatomi tubuh, sistema transportasi dalam tubuh manusia, ilmu bedah, jauh sebelum dokter Eropa menemukannya. Sementara pada tahun 427 H, Azzohrowi menemukan peralatan bedah manusia. Dan sejak abad ke 15, warisan ilmu pengetahuan Islam menjadi referensi-referensi penting bagi perkembangan ilmu pengetahuan di Eropa.Sebenarnya, selama manusia mau berfikir, ia akan menemukan banyak ayat Tuhan di alam semesta ini mampu menjelaskan betapa besar peran Islam dalam ilmu kedokteran, tinggal bagaimana selanjutnya ilmu itu diaplikasikan. Dokter adalah imdadh mustadh’afin bagi kesejahteraan manusia. Dan oleh karena itu, sudah sepantasnya ia memperjuangkan misi-misi kemanusiaan seperti pelayanan kesehatan yang adil untuk semua kalangan, mengkritisi kebijakan-kebijakan pemerintah berkenaan dengan pelayanan kesehatan, dan bentuk kegiatan sosial lainnya. Semua itu dimaksudkan untuk menuju pada kesempurnaan, dimana Kesempurnaan Hakiki-nya sendiri dimiliki oleh Allah SWT SWT, Sang Maha Dokter semesta alam. []

al-Quran surat 23 (al-Mu’minun) : 12; 32 (Al-Sajdah) : 7; 30 (ar-Rum) : 20; 25 (al-Furqon) : 54.

Khalifah Ar Rasyid memiliki seorang dokter yang pernah berkata kepada Ali bin Husain, “Dalam kitab kalian tidak terdapat ilmu kedokteran. Padahal ilmu itu ada dua, yaitu ilmu agama dan ilmu tubuh. “Ali bin Husain menjawab, “Allah telah menghimpun ilmu kedokteran hanya dalam setengah ayat dari kitab kami. “ Sang dokter bertanya, “Apakah itu?” Ali menjawab, “Makanlah dan minumlah kalian, tapi jangan berlebihan…!” (QS Al A’raf (7):31)

1. B.     Memahami Ayat-Ayat tentang Kesehatan2. QS. Al-Baqarah: 222

Page 6: Bukti Kebenaran Al

�ذ�ا ف�إ ن� �ط�هر� ي �ى ح�ت وهن� ب �ق�ر� ت و�ال� �م�ح�يض� ال ف�ي اء� #س� الن وا �ز�ل ف�اع�ت �ذ)ى أ هو� قل� �م�ح�يض� ال ع�ن� �ك� ون �ل أ �س� و�ي�ط�ه#ر�ين� �مت ال ح�ب/ و�ي �ين� �و�اب الت ح�ب/ ي �ه� الل �ن� إ �ه الل م ك م�ر�

� أ �ث ي ح� م�ن� وهن� �ت ف�أ ن� �ط�ه�ر� ت

“Mereka bertanya kepadamu tentang haidh. Katakanlah: “Haidh itu adalah suatu kotoran”. oleh sebab itu hendaklah kamu menjauhkan diri dari wanita di waktu haidh; dan janganlah kamu mendekati mereka, sebelum mereka suci. Apabila mereka telah Suci, Maka campurilah mereka itu di tempat yang diperintahkan Allah kepadamu. Sesungguhnya Allah menyukai orang-orang yang bertaubat dan menyukai orang-orang yang mensucikan diri.”

1. Mufradat Ayat

�ذ)ى         - kotoran  :                   أ

وا        - �ز�ل maka hendaklah kamu menjauhkan diri  :              ف�اع�ت

�ط�ه#ر�ين�         - �مت orang-orang yang mensucikan diri  :          ال

1. Penjelasan  Ayat

Ada dua bacaan yang diperkenalkan ayat ini, (يطهرن) dan (يتطهرن)  yang pertama berarti suci, yakni berhenti haidnya; dan yang keduan berarti amat suci, yakni mandi setelah haidnya berhenti. Tentu saja yang kedua lebih ketat dari pada yang pertama, dan agaknya lebih baik dan memang lebih suci.

Bertaubat adalah menyucikan diri dari kotoran bathin, sedang menyucikan diri dari kotoran lahir adalah mandi atau berwudhu. Demikianlah penyucian jasmani dan rohani digabung oleh penutup ayat ini, sekaligus member isyarat bahwa hubungan seks baru dapat dibenarkan jika haid telah berhenti dan istri telah mandi.[1]

1. QS. : Al-Muddatsir: 4-5

  ف�ط�ه#ر� ( �ك� �اب �ي ر�) (4و�ث ف�اه�ج ج�ز� )5و�الر/

“Dan pakaianmu bersihkanlah, dan perbuatan dosa tinggalkanlah.”

1. Mufradat ayat: 1.   ز� ج� .dan perbuatan dosa :   و�الر/2. � ر� tinggalkanlah :     ف�اه�ج

2. Penjelasan Ayat

Kata (ثياب) adala bentuk jama’ dari (ثوب)  yang berarti pakaian. Di samping makna tesebut ia gunakan juga sebagai majaz dengan makna-makna antara lain hati, jiwa, usaha, badan, budi pekerti keluarga dan istri.

Kata (طه>ر) adalah beentuk perintah, dari kata (طهر)  yang berarti membersihkan dari kotoran. Kata ini juga dapat dipahami dalam arti majaz, yaitu menyucikan diri dari dosa dan pelanggaran.

Kata ( ز� ج� ) atau (’dengan dhammah pada ra) (الر/ ز� ج� >ر# keduanya (’dengan kasrah pada ra) (الmerupakan cara yang benar untuk membaca ayat ini, dan sebagian ulama’ tidak membedakan

Page 7: Bukti Kebenaran Al

arti yang dikandungnya. Ulama’ yang tidak membedakan kedua bentuk kata tersebut mengartikannya dengan dosa, sedangkan ulama’ yang membedakannya menyatakan bahwa ar-rujz berarti berhala. Pendapat ini dipelopori oleh Abu ‘Ubaidah.

Kata (فاهجر) fahjur, terambil dari kata (هجر) yang digunakan untuk menggambarkan “sikap meninggalkan sesuatu karena kebencian kepadanya”. Dari akar kata ini dibentuk kata-kata hijrah, karena Nabi dan sahabat-sahabatnya meninggalkan Mekkah atas dasar ketidaksenangan beliau terhadap perlakuan penduduknya.[2]

Sedangkan di dalam tafsir al-Azhar dijelaskan bahwa sesudah hati dibulatkan kepada Tuhan, hendaklah tilik diri sendiri, sudahkah bersih. Sebab itu, maka syarat kedua yang wajib dilengkapkan sesudah membesarkan dan mengagungkan Tuhan ialah; “Dan pakaian engkau, hendaklah engkau bersihkan” (ayat 4). Berbagai pula penafsiran ahli tafsir tentang maksud pembersihan pakaian ini. Tetapi di sini kita ambil saja penafsiran yang sederhana, yaitu sabda Rasulullah saw. sendiri:

ان� �ي�م� اإل� م�ن� ة� ف� ا�لن�ظ�ا

“Kebersihan itu adalah satu sudut dari iman” (HR. Imam Ahmad dan Turmudzi)

Beliau Rasulullah saw. akan berhadapan dengan orang banyak, dengan pemuka-pemuka dari kaumnya atau dengan siapa saja. Kebersihan adalah salah satu pokok yang penting bagi menarik perhatian orang. Kebersihan pakaian besar pengaruhnya kepada sikap hidup sendiri. Kebersihan menimbulkan sikap hidup sendiri. Kebersihan menimbulkan harga diri, yaitu hal yang amat penting dijaga oleh orang-orang yang hendak tegak menyampaikan dakwah ke tengah-tengah masyarakat.

Pakaian yang kotor menyebabkan jiwa sendiri pun turut kusut masai. Tiap-tiap manusia yang budiman akan merasakan sendiri betapa besar pengaruh pakaian yang bersih itu kepada hati sendiri dan kepada manusia yang di keliling kita,

Kemudian datanglah perintah agar memenuhi syarat yang ketiga; “Dan perbuatan dosa hendaklah engkau jauhi” (ayat lima).

Dalam ayat ini disebut ar-rujza, kita artikan dengan arti yang dipakai oleh Ibrahim an-Nakha’I dan ad-Dhahhak, yaitu hendaklah engkau jauhi dosa. Tetapi menurut riwayat Ali bin Abu Thalhah yang dia terima dari Ibnu Abbas; ar-rujza di sini artinya khusus, yaitu berhala.[3]

1. QS. : Al-A’raf: 31

ر�ف�ين� �مس� ال ح�ب/ ي ال� �ه �ن إ ر�فوا س� ت و�ال� وا ب ر� و�اش� وا ل و�ك ج�د? م�س� ل# ك �د� ن ع� م� �ك �ت ز�ين خذوا �د�م� آ �ي �ن ب �ا ي

 

“Hai anak Adam, pakailah pakaianmu yang indah di Setiap (memasuki) mesjid, Makan dan minumlah, dan janganlah berlebih-lebihan. Sesungguhnya Allah tidak menyukai orang-orang yang berlebih-lebihan.”

1. Mufradat Ayat:

Page 8: Bukti Kebenaran Al

-          م� �ك �ت pakaianmu, perhiasan :          ز�ين

ر�فوا         - س� ت dan janganlah kalian berlebih-lebihan :    و�ال�

       

        2. Penjelasan Ayat:

Imam Bukhari mengatakan, Ibnu Abbas berkata bahwa makna yang dimaksud ialah “Makanlah sesukamu dan berpakaianlah sesukamu selagi kau hindari dua pekerti, yaitu, berlebih-lebihan dan sombong”.

Kata “ ا و� ر�ف� ت�س� yakni janganlah kalian memakan yang diharamkan, karena memakan ”و�ال�yang diharamkan merupakan perbuatan berlebih-lebihan.[4]

Sedangkan di dalam tafsir al-Misbah, disebutkan bahwa makna

  ر�فوا س� ت و�ال� وا ب ر� و�اش� وا ل و�ك

adalah dan makanlah makanan yang halal, enak, bermanfaat lagi bergizi, berdampak baik serta minumlah apa saja yang kamu sukai selama tidak memabukkan, tidak juga mengganggu kesehatan kamu dan janganlah kamu berlebih-lebihan dalam segala hal, baik dalam beribadah dengan menambah cara atau kadarnya demikian juga dalam makanan dan minuman apa saja, Karena sesungguhnya Allah tidak menyukai. Yakni tidak melimpahkan rahmat dan ganjaran bagi orang-orang yang berlebih-lebihan dalam hal apapun.[5]

Islam, memperhatikan pula kualitas makanan. Tafrit (terlalu menghemat) dan terlalu rakus merupakan hal-hal yang bertentangan dengan nilai-nilai ajaran Islam:

1. Terlalu banyak makan akan menyebabkan usus tersiksa dan mengganggu pencernaan, membuat makanan menjadi masam, kadang-kadang menimbulkan luka, infeksi pada usus besar dan usus dua belas. Kadang usus menjadi lebih panjang karena menahan makanan, bahkan kelebihan makanan mampu menembus dinding usus dan melukainya sehingga membahayakan. Semua penyakit ini, terjadi karena terlalu kenyang.

2. Makan terlalu kenyang akan mengganggu proses pencernaan, menjadikan proses pencernan menjadi begitu sulit. Karena itu Rasulullah menganjurkan agar mengatur jarak waktu makan dan tidak akan makan kecuali lapar.

3. Rasulullah mensifatkan orang-orang yang berlebih-lebihan dalam makan sebgai orang yang rakus.

4. Islam tidak menyukai orang yang gemar membusungkan perutnya dan buncit, sebab keduanya akan menghalangi seorang muslim untuk berjihad dan mematikan semangat kerja.

5. Di antara gangguan kesehatan yang berbahaya, dan baru ditemukan dewasa ini adalah hubungan usus besar dengan alat-alat perasa (indra perasa) dalam tubuh, terutama hati. Hal ini yang disebut pengaruh usus besar terhadap hati. Kondisi usus besar yang penuh dengan makanan akan menimbulkan gas asam, akhirnya akan mengganggu hati, kadang-kadang menimbulkan kuguncangan hati, tekanan darah rendah atau sebaliknya tekanan darah tinggi (hipertensi) yang berakibat menimbulkan berbagai macam penyakit dalam.

Page 9: Bukti Kebenaran Al

6. Perasaan sakit pada hati disebabkan karena usus besar dikacau-balaukan oleh makanan, dimana ia tidak mampu mencernanya dengan baik.

7. Dalam kondisi sakit, terutama demam, maka perut besar memerlukan pelayanan sendiri.[6]

1. QS. : Al-An’am: 145

�ح�م�   ل و�� أ ا فوح) م�س� د�م)ا و�

� أ �ة) �ت م�ي ون� �ك ي �ن� أ �ال� إ �ط�ع�مه ي ? ط�اع�م ع�ل�ى م)ا مح�ر� �ل�ي� إ وح�ي� أ م�ا ف�ي ج�د� أ ال� قل�

Kح�يم ر� Kورغ�ف �ك� ب ر� �ن� ف�إ ع�اد? و�ال� �اغ? ب �ر� غ�ي اض�طر� ف�م�ن� �ه� ب �ه� الل �ر� �غ�ي ل ه�ل� أ ق)ا ف�س� و�� أ Kر�ج�س �ه �ن ف�إ �ز�ير? ن  خ�

“Katakanlah: “Tiadalah aku peroleh dalam wahyu yang diwahyukan kepadaKu, sesuatu yang diharamkan bagi orang yang hendak memakannya, kecuali kalau makanan itu bangkai, atau darah yang mengalir atau daging babi – karena Sesungguhnya semua itu kotor – atau binatang yang disembelih atas nama selain Allah. Barangsiapa yang dalam Keadaan terpaksa, sedang Dia tidak menginginkannya dan tidak (pula) melampaui batas, Maka Sesungguhnya Tuhanmu Maha Pengampun lagi Maha Penyayang”.” (QS. Al-An’am: 145)

Kata ( rijs/ kotor mengandung makna yang sangat luas, antara lain kotor lahir (ر�ج�س�maupun bathin, dosa, pekerjaan yang tidak layak dilakukan dan mengarah pada risiko siksa. Syaikh taqi Falsafi dalam bukunya Child between Heredity ang Education, mengutip Alexis Carrel, pemenang hadiah Nobel Kedokteran dalam bukunya Man The Unknown, yang menyatakan bahwa pengaruh campuran (senyawa) kimiawi yang dikandung oleh makanan terhadap aktivitas jiwa dan pikiran manusia belum diketahui secara sempurna karena belum diadakan sendiri percobaan secara memadai. Namun, tidak dapat diragukan bahwa perasaan manusia dipengaruhi oleh kualitas makanan dan kuantitasnya. Nah jika demikian, makanan dan minuman memiliki pengaruh yang besar bukan saja bagi jasmani manusia tetapi juga bagi perasaan dan jiwanya.

Melalui kata itu, ayat ini bermaksud menjelaskan salah satu hikmah pengharaman babi dan atau apa yang disebut di atas, yakni bahwa makanan tersebut berdampak buruk dalam jiwa dan prilaku manusia.

Yang juga menjadi bahasan ulama’ dalam konteks kata itu adalah apakah kata ia pada firman-Nya çm¯RÎ*sù  sesungguhnya ia rijs, menunjuk kepada semua makanan yang diharamkan itu atau hanya kepada babi. Kalau kepada babi, ini mengandung penekanan tersendiri terhadap keburukan babi. Memang, seperti komentar para penulis buku “al-Muntkhab fi at-Tafsir”, “Babi termasuk binatang pemakan segala (omnivora) atau pemakan organik yang sudah mati atau busuk (saprofit)”, termasuk kotoran manusia dan binatang. Itulah sebabnya mengapa babi mudah menjangkitkan penyakit kepada manusia.[7]

Ayat ini dipahami oleh Imam Malik sebagai membatasi yang haram dalam batas-batas yang disebut itu, apalagi masih ada ayat-ayat lain yang turun sesudah ayat ini yang juga memberi pembatasan serupa, seperti dalam surat Al-Baqarah: 173.

Imam Syafi’i-misalnya- berpegang kepada sekian banyak hadits Nabi yang dinilainya tidak bertentangan dengan kandungan-kandungan ayat tersebut. Karena walaupun redaksi ayat tersebut dalam bentuk hasr (pembatasan atau pengecualian), namun itu tidak dimaksud sebagai pengecualian hakiki.

Page 10: Bukti Kebenaran Al

Di sisi lain, penjelasan tentang haramnya babi seperti dikutip di atas adalah karena rijs (kotor).

Nah, atas dasar inilah dipertemukan hadits-hadits Nabi yang mengharamkan makanan-makanan tertentu dengan ayat-ayat yang menggunakan redaksi pembatasan di atas. Misalnya hadits yang mengharamkan semua binatang yang bertaring (buas), burung yang memliki cakar (buas), binatang yang hidup di darat dan di air, dan sebagainya.[8]

1. D.    Pokok-Pokok Kandungan Ayat dan Hadits

Islam adalah satu-satunya agama yang datang laksana undang-undang dasar, atau protokol-protokol yang mengatur kedokteran, pengobatan, dan kesehatan masyarakat. Dialah yang pada saat ini disebut dengan “at-Tibbul Wiqa’i”.

Dalam tinjauan ilmu kesehatan, kesehatan manusia itu dibagi menjadi tiga, yaitu:

1. Kesehatan fisik2. Kesehatan mental3. Kesehatan masyarakat

Pokok-pokok yang terkandung dalam syari’at Islam tentang kesehatan adalah sebagai berikut:

1. Sanitation and personal hygiene (kesehatan lingkungan dan kesehatan), yang meliputi kesehatan badan, tangan, gigi, kuku, dan rambut. Demikian juga kebersihan lingkungan, jalan, rumah, tata kota, saluran irigasi, sumur dll.

2. Epidemiologi (prteventif penyakit menular) melalui karantina, preventif kesehatan, tidak memasuki suatu daerah yang terjangkit wabah penyakit, tidak lari dari tempat itu, mencuci tangan sebelum menjenguk orang sakit dan sesudahnya, berobat ke dokter dan mengikuti semua petunjuk preventif dan terapinya.

3. Memerangi binatang melata, serangga dan hewan yang menularkan penyakit kepada orang lain. Oleh karena itu diperintahkan agar membunuh tikus, kala jengking dan musang serta membunuh serangga yang berbahaya seperti kutu, lalat dan diperintahkan untuk membunuh anjing liar dan anjing gila.

4. Nutrition (kesehatan makanan)

Masalah kesehatan makanan ini terbagi ke dalam tiga bagian yaitu:

1. Menu makanan yang berfaedah terhadap kesehatan jasmani, seperti tumbuh-tumbuhan, daging binatang darat, daging binatang laut, segala sesuatu yang dihasilkan dari daging, madu, kurma, susu, dan semua yang baergizi.

2. Tata makanan. Islam melarang berlebih-lebihan dalam hal makanan, makan bukan karena lapar hingga kekenyangan, diet ketika sedang sakit, memerintahkan puasa agar usus dan perut besarnya dapat beristirahat dan tidak berbuka puasa dengan berlebih-lebihan dan melampaui batas.

3. Mengharamkan segala sesuatu yang berbahaya bagi kesehatan, seperti bangkai, darah, dan daging babi.

1. Sex Hygiene (kesehatan seks)

Page 11: Bukti Kebenaran Al

Yakni meliputi hal-hal yang berkaitan dengan seks, kebersihan seks seperti mandi setelah bersetubuh, istinja’setelah kencing dan berak.

1. Mental and Psychic Hygiene (kesehatan mental dan jasmani)

Yakni ajaran-ajaran untuk mencegah terjadinya stress, oleh karena itu Islam melarang semua benda yang dapat menghilangkan kesadaran dan melemahkan daya pikir, seperti khamr.

1. E.     Korelasi antara Ayat dan Hadits tentang Kesehatan

Islam menetapkan tujuan pokok kehadirannya untuk memelihara agama, jiwa, akal, jasmani, harta, dan keturunan bagi umat manusia. Diantara kelima unsur tersebut yang berkaitan dengan kesehatan adalah jiwa, akal dan jasmani.

Islam bertujuan memelihara jiwa, akal dan jasmani umat manusia. Anggota badan manusia pada hakekatnya adalah milik Allah yang dianugerahkan-Nya untuk dimanfaatkan dengan sebaik-baiknya, bukan untuk disalah gunakan.

Dari beberapa ayat Al-Qur’an dan hadits Nabi di atas, dapat tarik sebuah korelasi (hubungan) bahwa Islam sangat menekankan tentang kebersihan, baik kebersihan jasmani maupun rohani. Di satu sisi Allah memerintahkan untuk menjaga kesehatan dan kebersihan fisik, di sisi yang lain Allah juga memerintahkan untuk menjaga kesehatan mental dan jiwa (rohani).

Dalam hal kesehatan jasmani, Islam memerintahkan untuk menjaga kebersihan pakaian (QS. Al-Muddatsir: 4-5) dan perintah untuk membersihkan badan (hadits tentang lima hal dari fitrah)

Sedangkan dalam hal kesehatan rohani, Islam memerintahkan untuk meninggalkan segala sesuatu yang dapat merusak akal, seperti khamr dan segala sesuatu yang dapat menghilangkan akal.