budhi ardiyandhani - core.ac.uk fileaktualisasi diri pada ak tivis gerakan mahasiswa berdasarkan...

249
AKTUALISASI DIRI PADA AKTIVIS GERAKAN MAHASISWA BERDASARKAN TEORI CARL ROGERS SKRIPSI Diajukan Untuk Memenuhi Salah Satu Syarat Memperoleh Gelar Sarjana Psikologi Program Studi Psikologi Oleh : Budhi Ardiyandhani NIM : 039114108 PROGRAM STUDI PSIKOLOGI JURUSAN PSIKOLOGI FAKULTAS PSIKOLOGI UNIVERSITAS SANATA DHARMA YOGYAKARTA 2008 PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Upload: duongxuyen

Post on 18-Aug-2019

218 views

Category:

Documents


0 download

TRANSCRIPT

Page 1: Budhi Ardiyandhani - core.ac.uk fileAKTUALISASI DIRI PADA AK TIVIS GERAKAN MAHASISWA BERDASARKAN TEORI CARL ROGERS SKRIPSI Diajukan Untuk Memenuhi Salah Satu Syarat Memperoleh Gelar

AKTUALISASI DIRI PADA AKTIVIS GERAKAN MAHASISWA

BERDASARKAN TEORI CARL ROGERS

SKRIPSI

Diajukan Untuk Memenuhi Salah Satu Syarat

Memperoleh Gelar Sarjana Psikologi

Program Studi Psikologi

Oleh :

Budhi Ardiyandhani

NIM : 039114108

PROGRAM STUDI PSIKOLOGI JURUSAN PSIKOLOGI

FAKULTAS PSIKOLOGI

UNIVERSITAS SANATA DHARMA

YOGYAKARTA

2008

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 2: Budhi Ardiyandhani - core.ac.uk fileAKTUALISASI DIRI PADA AK TIVIS GERAKAN MAHASISWA BERDASARKAN TEORI CARL ROGERS SKRIPSI Diajukan Untuk Memenuhi Salah Satu Syarat Memperoleh Gelar

AKTUALISASI DIRI PADA AKTIVIS GERAKAN MAHASISWA

BERDASARKAN TEORI CARL ROGERS

SKRIPSI

Diajukan Untuk Memenuhi Salah Satu Syarat

Memperoleh Gelar Sarjana Psikologi

Program Studi Psikologi

Oleh :

Budhi Ardiyandhani

NIM : 039114108

PROGRAM STUDI PSIKOLOGI JURUSAN PSIKOLOGI

FAKULTAS PSIKOLOGI

UNIVERSITAS SANATA DHARMA

YOGYAKARTA

2008

i

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 3: Budhi Ardiyandhani - core.ac.uk fileAKTUALISASI DIRI PADA AK TIVIS GERAKAN MAHASISWA BERDASARKAN TEORI CARL ROGERS SKRIPSI Diajukan Untuk Memenuhi Salah Satu Syarat Memperoleh Gelar

ii

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 4: Budhi Ardiyandhani - core.ac.uk fileAKTUALISASI DIRI PADA AK TIVIS GERAKAN MAHASISWA BERDASARKAN TEORI CARL ROGERS SKRIPSI Diajukan Untuk Memenuhi Salah Satu Syarat Memperoleh Gelar

iii

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 5: Budhi Ardiyandhani - core.ac.uk fileAKTUALISASI DIRI PADA AK TIVIS GERAKAN MAHASISWA BERDASARKAN TEORI CARL ROGERS SKRIPSI Diajukan Untuk Memenuhi Salah Satu Syarat Memperoleh Gelar

HALAMAN PERSEMBAHAN

Manusia adalah bagian dari alam semesta dan bersatu

dengan inti universal …

Semua yang perlu kita lakukan adalah membuka hati kita dan

membiarkan diri menjadi satu dengan waktu dan ruang yang ada …

Wujud kehidupan tanpa pertentangan antara ego kita dan seluruh

dunia.

Jangan mengisolasi diri kita dari inti universal.

Jangan memisahkan diri kita dengan kekuatan hidup

Karya ini kupersembahkan untuk:

Orang tua terbaikku (Thank’s Dad atas pengorbanan & kasih sayang

yang tlah kau berikan slama 11 tahun terakhir ini ’n just for My

Mom berbahagialah di sana, doaku slalu untukmu ... I Miss U ...)

Kakak & adik-adik-Qu: Argo, Tha-Tha & Tyo (Makasih buat support-

nya...Roda kehidupan akan slalu berputar & Aqu kan selalu ada

untuk kalian...), ’n Mba’ Arum (yang sabar ya...)

Semua orang terkasih, yang tlah memberi makna & warna serta berproses

dalam kehidupanku … (moga makin menjadi pribadi yang dewasa ...)

SEMOGA KARYA INI BERMANFAAT BAGI SEMUA PIHAK …

iv

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 6: Budhi Ardiyandhani - core.ac.uk fileAKTUALISASI DIRI PADA AK TIVIS GERAKAN MAHASISWA BERDASARKAN TEORI CARL ROGERS SKRIPSI Diajukan Untuk Memenuhi Salah Satu Syarat Memperoleh Gelar

v

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 7: Budhi Ardiyandhani - core.ac.uk fileAKTUALISASI DIRI PADA AK TIVIS GERAKAN MAHASISWA BERDASARKAN TEORI CARL ROGERS SKRIPSI Diajukan Untuk Memenuhi Salah Satu Syarat Memperoleh Gelar

PERNYATAAN KEASLIAN KARYA

Saya menyatakan dengan sesungguhnya bahwa skripsi yang saya tulis

ini tidak memuat karya atau bagian karya orang lain, kecuali yang telah

disebutkan dalam kutipan dan daftar pustaka, sebagaimana layaknya karya ilmiah.

Yogyakarta, 28 Maret 2008

Budhi Ardiyandhani

vi

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 8: Budhi Ardiyandhani - core.ac.uk fileAKTUALISASI DIRI PADA AK TIVIS GERAKAN MAHASISWA BERDASARKAN TEORI CARL ROGERS SKRIPSI Diajukan Untuk Memenuhi Salah Satu Syarat Memperoleh Gelar

ABSTRAK

AKTUALISASI DIRI PADA AKTIVIS GERAKAN MAHASISWA BERDASARKAN TEORI CARL ROGERS

BUDHI ARDIYANDHANI Universitas Sanata Dharma

Yogyakarta 2008

Penelitian ini menggunakan kerangka teori aktualisasi diri Carl Rogers.

Teori aktualisasi diri Carl Rogers mengungkapkan bahwa aktualisasi diri individu ikut berperan dalam mengatasi perkembangan zaman serta perubahan-perubahan lingkungan. Hal ini menunjukkan bahwa peranan aktualisasi diri sejalan dengan peran aktivis Gerakan Mahasiswa yaitu untuk mengatasi berbagai permasalahan dan perubahan yang terjadi dalam masyarakat.

Tujuan penelitian ini adalah mendeskripsikan proses aktualisasi diri pada aktivis Gerakan Mahasiswa. Desain penelitian yang digunakan adalah studi deskriptif kualitatif, dengan pendekatan fenomenologi. Data penelitian diperoleh dengan metode wawancara semi terstruktur pada tiga orang subjek aktivis Gerakan Mahasiswa yang pernah menjabat sebagai koordinator Gerakan Mahasiswa. Analisis data berdasarkan respon verbal subjek penelitian.

Hasil penelitian menunjukkan bahwa aktivis Gerakan Mahasiswa cenderung mengalami peningkatan hidup secara eksistensial yaitu memiliki perilaku fleksibel dalam menangani suatu hal sesuai situasi yang dihadapi dan berperilaku kreatif baik ketika mengalami kegagalan atau tidak (subjek memiliki perilaku yang fleksibel dan kreatif). Berkaitan dengan peningkatan kepercayaan pada organisme, hal ini terjadi dalam dua dinamika. Dinamika pertama adalah aktivis Gerakan Mahasiswa cenderung tidak mengalami peningkatan kepercayaan pada organisme terkait dengan dirinya ketika menghadapi norma sosial, yaitu takut atas adanya penilaian dan reaksi negatif dari orang lain. Dinamika kedua adalah aktivis Gerakan Mahasiswa cenderung mengalami peningkatan kepercayaan pada organismenya, yaitu subjek cenderung mampu mengambil keputusan sendiri atas pilihan hidupnya. Kata kunci: aktualisasi diri, aktivis Gerakan Mahasiswa, peningkatan hidup

secara eksistensial, peningkatan kepercayaan pada organisme.

vii

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 9: Budhi Ardiyandhani - core.ac.uk fileAKTUALISASI DIRI PADA AK TIVIS GERAKAN MAHASISWA BERDASARKAN TEORI CARL ROGERS SKRIPSI Diajukan Untuk Memenuhi Salah Satu Syarat Memperoleh Gelar

ABSTRACT

SELF ACTUALIZATION TOWARD STUDENT MOVEMENT ACTIVIST BASED ON CARL ROGERS THEORY

BUDHI ARDIYANDHANI Sanata Dharma University

Yogyakarta 2008

This research employed the fundamental theory of self actualization by Carl Rogers. This theory revealed how self actualization plays a role of each individual’s portray in dealing with not only global development, but also in our environment changes. It furthermore, showed that the role of self actualization is come along with the role of Student Movement activists; that is to deal with current problems and changed that occurring in the society. This research aimed is to described the process of self actualization toward student Movement activists. Describe the qualitative study with the phenomenology approach was employed as the research design. Meanwhile, the research data was gained by conducting semi-structured interview to three student movement activists, who in the past experienced as student movement coordinators, as the research subject. The data analysis, therefore, was elaborated based on verbal responses of the research subject.

The results of this research revealed that student movement activists tended to undergo an increasingly existential living in form of having flexible behavior as they encounter a critical situation and condition. In addition, they also behaved in a well creative attitude as they experienced failure or even success (subjects behaved in flexible and creative way). Related to the increasing trust in his organism, that happened in to two dynamica. The first dynamica is student movement activists tended not to experience the increasing trust in his organism if related to social norm, that is a cautious behavior toward the society’s negative reaction and judgement. The second dynamica is student movement activists tended to experience the increasing trust in his organism, that is subjects tended to determine their life choices instead. Key word: self actualization, Student Movement activist, increasingly existential

living, and increasing trust in his organism.

viii

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 10: Budhi Ardiyandhani - core.ac.uk fileAKTUALISASI DIRI PADA AK TIVIS GERAKAN MAHASISWA BERDASARKAN TEORI CARL ROGERS SKRIPSI Diajukan Untuk Memenuhi Salah Satu Syarat Memperoleh Gelar

ix

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 11: Budhi Ardiyandhani - core.ac.uk fileAKTUALISASI DIRI PADA AK TIVIS GERAKAN MAHASISWA BERDASARKAN TEORI CARL ROGERS SKRIPSI Diajukan Untuk Memenuhi Salah Satu Syarat Memperoleh Gelar

KATA PENGANTAR

Syukur tiada batas penulis panjatkan atas kehadirat Tuhan Yang Maha

Esa sehingga pada akhirnya karya ini berhasil diselesaikan dengan baik. Berbagai

proses dan pengalaman baru telah dilewati sejak awal pembuatan skripsi dan

tentunya melibatkan berbagai pihak yang dengan hati terbuka memberikan

motivasi bagi penulis. Ucapan terima kasih yang sebesar-besarnya, penulis

sampaikan kepada:

1. Bapak P. Eddy Suhartanto, S. Psi., M. Si., selaku Dekan Fakultas Psikologi

yang telah memberi kesempatan pada mahasiswa untuk mengembangkan diri

di Fakultas Psikologi.

2. Ibu Silvia Carolina, M. Y. M, S. Psi., M. Si., yang telah memberikan

dukungan bagi penulis agar segera menyelesaikan studi.

3. Ibu Agnes Indar Etikawati, S. Psi., M. Psi., selaku dosen pembimbing

akademik atas kebaikan dan kesediaan konsultasinya.

4. Bapak Heri Widodo, S. Psi., M. Psi., sebagai dosen pembimbing skripsi yang

berdedikasi tinggi, yang telah memberikan waktu, dukungan, masukan,

pengertian, kritik dan teguran yang sangat berarti bagi penulis dalam

penyusunan skripsi sehingga karya ini berhasil saya selesaikan (makasi

banyak atas kesabarannya Pak…sukses slalu untuk Bapak…).

5. Bapak C. Wijoyo Adinugroho, S. Psi, yang telah memberikan masukan-

masukan lewat diskusi skripsi dan pengalaman hidup (sukses untuk studinya).

x

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 12: Budhi Ardiyandhani - core.ac.uk fileAKTUALISASI DIRI PADA AK TIVIS GERAKAN MAHASISWA BERDASARKAN TEORI CARL ROGERS SKRIPSI Diajukan Untuk Memenuhi Salah Satu Syarat Memperoleh Gelar

6. Bapak Drs. Indarto, SU (alm), terima kasih pernah memberikan pesan yang

konstruktif sehingga selalu menjadi spirit bagi penulis (saya bersyukur pernah

belajar dengan Bapak, itulah titik penggalian minat yang sesungguhnya).

7. Semua dosen fakultas Psikologi yang telah memberikan kesempatan untuk

berproses menimba pengetahuan (Bu Ratri, Bu Nimas, Bu Titik, Bu Ari, Bu

Lusi, Pak Didik, Pak Pratik, Bu Tanti, Pak Minto, Pak Wahyudi, Pak Priyo,

Bu Susan, Mba’ Eta, Pak Cahyo, Rm. Purnomo, Bu Dewa).

8. Kedua orang tua & keluarga terkasih yang telah memberikan dukungan moral,

spiritual, dan material selama hidup penulis (kalian yang terbaik untukku…).

9. Keempat subjek penelitian, semoga tetap semangat untuk perjuangkan aspirasi

sosial kalian... (meski salah satu subjek tidak sampai proses terakhir...).

10. Bapak Tatang Iskarna, S. S., M. Hum. dan Drs. Bambang. L., M. Si., yang

pernah memberikan kesempatan penulis untuk berkarya di PMB Humas USD

serta mas Devy BAA ‘n teman-teman admission staff PMB.

11. Romo Baskara T. Wardaya, S. J, Pak Tri, Mbak Monic, Mbak Endang di

PUSDEP USD, yang menyediakan diri berdiskusi di awal pembuatan skripsi.

12. Mas Muji, Mas Gandung, Pak Gie, Mbak Nani’, Mas Doni yang telah banyak

membantu dalam semua hal terkait perkuliahan (makasih banget smuanya...)

13. Semua sahabat yang sangat berarti dalam hidupku…thanks for everything...

Anny & Devy (sobat suka duka-Qu), Sr. Hedwig (penasehat spiritual-Qu),

Jane, Hanny, Dita, Anita, Fenty, Rachel, Toa …tempat berbagi pengalaman hidup

dan kesediaan hati kalian untukku; Dadang UNAIR buat semua support-nya;

Danang atas persahabatannya; Ronald sukses buatmu dimanapun sekarang berada;

xi

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 13: Budhi Ardiyandhani - core.ac.uk fileAKTUALISASI DIRI PADA AK TIVIS GERAKAN MAHASISWA BERDASARKAN TEORI CARL ROGERS SKRIPSI Diajukan Untuk Memenuhi Salah Satu Syarat Memperoleh Gelar

Rubby atas bantuan dan diskusinya; Ade atas semangatnya; Galih untuk ide

brilliant-mu; Abe atas pemilihan dosen pembimbing; serta Anton, Arif, Ius &

Nanang yang telah membantu diskusi maupun teknis penting penyelesaian skripsi.

Keluarga besar ‘Agatha kost’ (Bapak & Ibu Yoseph; Vita TI ‘04; Gatha,

Ina, Beatrix, Stella, Reny, mb’ Desy; Nia, Sisco Yamie, Desi P. Mat ’05; mb’

Prima, Deta, Nisi, Hetty Farmasi).

14. Keluarga Mahasiswa Buddhis USD 2004-2006 (Ivan, Sun Ming, Elvin, A Fu,

Hansen, dkk) makasih untuk semua kebersamaan dan pembelajaran dharma-

nya…jagalah spirit yang pernah kita bangun.

15. BEMF Psikologi 2004-2005 (mas Adi dkk) dan BEMU 2005-2006 (Camelia

dkk), makasih atas semua proses pembelajaran yang telah dilalui.

16. Romo Agung, Sr. Okta, Fr. Didik, Mba’ Nita & Mba’ Tiwi di CM (Campus

Ministry) USD, makasih atas semangat pluralisme-nya.

17. FORMALIN (Forum Lintas Iman) USD: Bli Adi Banteng, Mba’ Ika, Mba’

Tina, Mayos UPN, Kak John...difference make as beautiful, thank’s 4 all.

18. Temen-temen kelompok ex penelitian sosial Psi 2003 (Herdian, Mia, Benny,

Indri, Rondang, Atok, ’n Diana), KKN angkatan 33 (Yenny, Manggar, Adit,

Stella, Emma, Arien, Bambang)

19. Marin, Ocha, Anna, Nana, Ita, (Psi ’03), Fanny, Tyas, Bella (Psi ’04), Hendrik

UGM, Mufly & Surya-1 UNDIP, Dion TI ’03, Siska Man ’03, Heri TE ’02,

Diana UAJY, Fr. Christ, Fr. Louis Butong, & Fr. OQ.

20. Semua pihak dan teman-temanku yang tidak dapat disebutkan satu

persatu…makasih atas pengalaman hidup yang kualami bersama kalian...

xii

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 14: Budhi Ardiyandhani - core.ac.uk fileAKTUALISASI DIRI PADA AK TIVIS GERAKAN MAHASISWA BERDASARKAN TEORI CARL ROGERS SKRIPSI Diajukan Untuk Memenuhi Salah Satu Syarat Memperoleh Gelar

DAFTAR ISI

Halaman

HALAMAN JUDUL …………………………………………........ i

HALAMAN PERSETUJUAN PEMBIMBING ………………….. ii

HALAMAN PENGESAHAN …………………………………...... iii

HALAMAN PERSEMBAHAN …………………………………... iv

PERNYATAAN KEASLIAN KARYA …………………………… vi

ABSTRAK ………………………………………………………… vii

ABSTRACT ………………………………………………………… viii

LEMBAR PERNYATAAN PERSETUJUAN PUBLIKASI ……… ix

KATA PENGANTAR …………………………………………….. x

DAFTAR ISI ………………………………………………………. xiii

DAFTAR TABEL …………………………………………………. xvi

DAFTAR SKEMA ……………………………………………… xvii

BAB I PENDAHULUAN …………………………………………. 1

A. Latar Belakang Masalah …………………………………. 1

B. Perumusan Masalah ……………………………………… 8

C. Tujuan Penelitian …………………………………………. 8

D. Manfaat Penelitian ………………………………………… 9

1. Manfaat Teoretis ……………………………………… 9

2. Manfaat Praktis ………………………………………. 9

BAB II DASAR TEORI …………………………………………… 10

A. Gambaran Kepribadian Carl Rogers ……………………... 10

1. Struktur Kepribadian …………………………………. 10

a. Organisme ………………………………………… 10

b. Diri ………………………………………………... 12

c. Organisme dan Diri ………………………………. 14

2. Dinamika Kepribadian ……………………………….. 15

a. Tendensi Aktualisasi ……………………………... 15

b. Aktualisasi Diri …………………………………… 17

xiii

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 15: Budhi Ardiyandhani - core.ac.uk fileAKTUALISASI DIRI PADA AK TIVIS GERAKAN MAHASISWA BERDASARKAN TEORI CARL ROGERS SKRIPSI Diajukan Untuk Memenuhi Salah Satu Syarat Memperoleh Gelar

c. Individu Yang Berfungsi Penuh

(The Fully Functioning Person) ………………….. 25

3. Aktualisasi Diri atau Proses Menuju Individu Yang

Berfungsi Penuh (The Fully Functioning Person) …… 39

B. Aktivis Gerakan Mahasiswa ……………………………… 43

1. Pengertian Aktivis ……………………………………. 43

2. Gerakan Mahasiswa (GM) …………………………… 43

a. Pengertian Gerakan Mahasiswa ………………….. 43

b. Tujuan Gerakan Mahasiswa ……………………… 45

c. Aktivitas Gerakan Mahasiswa ……………………. 46

C. Proses Aktualisasi Diri Pada Aktivis Gerakan Mahasiswa

Berdasarkan Teori Carl Rogers …………………………… 47

BAB III METODE PENELITIAN …………………………………. 51

A. Jenis Penelitian …………………………………………… 51

B. Variabel Penelitian ..……………………………………… 52

C. Subjek Penelitian …………………………………………. 54

D. Batasan Penelitian ……………………………………….. 55

E. Metode Pengumpulan Data ……………………………… 55

F. Prosedur Penelitian ……………………………………… 58

G. Metode Analisis Data …………………………………… 59

1. Organisasi Data …………………………………….... 59

2. Pengkodean ………………………………………….. 60

3. Interpretasi …………………………………………… 60

H. Keabsahan Data ………………………………………….. 61

1. Credibility ……………………………………………. 61

2. Dependability ………………………………………… 62

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN .………….. 63

A. Hasil Penelitian …………………………………………... 63

1. Pelaksanaan Penelitian ……………………………….. 63

2. Identitas Subjek Penelitian …………………………… 67

xiv

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 16: Budhi Ardiyandhani - core.ac.uk fileAKTUALISASI DIRI PADA AK TIVIS GERAKAN MAHASISWA BERDASARKAN TEORI CARL ROGERS SKRIPSI Diajukan Untuk Memenuhi Salah Satu Syarat Memperoleh Gelar

3. Deskripsi Subjek dan Hasil Penelitian……………….. 68

a. Subjek 1 …………………………………………... 68

b. Subjek 2 …………………………………………... 89

c. Subjek 3 …………………………………………... 114

4. Kategorisasi Hasil Penelitian …………………………. 143

5. Hasil Penelitian Gabungan Ketiga Subjek …………… 144

B. Pembahasan ………………………………………………. 145

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN ……………………………. 157

A. Kesimpulan ………………………………………….......... 157

B. Saran ………………………………………….................. 158

DAFTAR PUSTAKA …………………………………………...... 160

LAMPIRAN ………………………………………….................. 164

xv

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 17: Budhi Ardiyandhani - core.ac.uk fileAKTUALISASI DIRI PADA AK TIVIS GERAKAN MAHASISWA BERDASARKAN TEORI CARL ROGERS SKRIPSI Diajukan Untuk Memenuhi Salah Satu Syarat Memperoleh Gelar

DAFTAR TABEL

Halaman

1. Tabel 1. Pedoman Umum Wawancara

(general guide interview) ………………………….. 56

2. Tabel 2. Identitas Subjek 1 (LR), 2 (RG) dan 3 (BX) ............. 67

3. Tabel 3. Kategorisasi Hasil Wawancara ................................. 163

4. Tabel 4. Kategorisasi Hasil Wawancara Lengkap................... 168

5. Tabel 5. Hasil Penelitian Lengkap Persamaan

dan Contoh Kasus Subjek LR, RG, & BX .............. 184

6. Tabel 6. Ringkasan Persamaan Hasil Penelitian

subjek LR, RG, dan BX ………………….............. 198

7. Tabel 7. Persamaan dan Contoh Kasus Subjek LR & RG. .......... 199

8. Tabel 8. Persamaan dan Contoh Kasus Subjek LR & BX ...... 207

9. Tabel 9. Persamaan dan Contoh Kasus Subjek RG & BX ............ 214

xvi

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 18: Budhi Ardiyandhani - core.ac.uk fileAKTUALISASI DIRI PADA AK TIVIS GERAKAN MAHASISWA BERDASARKAN TEORI CARL ROGERS SKRIPSI Diajukan Untuk Memenuhi Salah Satu Syarat Memperoleh Gelar

DAFTAR SKEMA

Halaman

1. Skema 1. Proses Aktualisasi Diri berdasarkan

teori Carl Rogers ………………………………… 34

2. Skema 2. Hasil penelitian subjek 1 ………………………… 72

3. Skema 3. Hasil penelitian subjek 2 ………………………… 92

4. Skema 4. Hasil penelitian subjek 3 ………………………… 117

5. Skema 5. Hasil penelitian gabungan subjek 1, 2 & 3 ……… 144

xvii

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 19: Budhi Ardiyandhani - core.ac.uk fileAKTUALISASI DIRI PADA AK TIVIS GERAKAN MAHASISWA BERDASARKAN TEORI CARL ROGERS SKRIPSI Diajukan Untuk Memenuhi Salah Satu Syarat Memperoleh Gelar

BAB I PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah

Pada dasarnya manusia merupakan makhluk sosial. John Dewey (dalam

Veerger, 1985), filsuf sosial Amerika, mengemukakan bahwa ada tiga pendapat

mengenai konsep masyarakat dan hubungannya dengan individu. Konsep yang

pertama yaitu individu ada untuk masyarakat, kedua bahwa masyarakat ada untuk

individu, dan ketiga masyarakat dan individu saling tergantung dan berkorelasi

satu sama lain. Oleh karena itu, mahasiswa sebagai individu yang merupakan

bagian dari masyarakat sudah sewajarnya apabila mereka ikut berpartisipasi aktif

atau berkontribusi dalam memajukan masyarakatnya.

Mahasiswa memiliki citra akademis dengan kemampuan nalar logis,

kritis, dan sistematis. Mahasiswa juga dikatakan memiliki kesadaran akan tugas

bagi perubahan dan kemajuan kehidupan masyarakat, bangsa dan negara. Apabila

dilihat dari perspektif tanggung jawabnya, mahasiswa dilihat sebagai perintis

perubahan dan perbaikan (agent of social change) bagi kemajuan masyarakatnya.

Mereka juga diharapkan agar mampu mengatasi berbagai permasalahan yang ada.

Pada proses pematangan selanjutnya, mereka diharapkan memiliki ide-ide atau

konsep-konsep yang berhubungan dengan persoalan real dalam kehidupan

masyarakatnya (http:/www.bigs.or.id/bujet/5-3/artikel4.htm).

Arbi Sanit (1990), tokoh intelektual yang aktif mengikuti perkembangan

Gerakan Mahasiswa, juga mengemukakan dua peran pokok pemuda (mahasiswa).

1

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 20: Budhi Ardiyandhani - core.ac.uk fileAKTUALISASI DIRI PADA AK TIVIS GERAKAN MAHASISWA BERDASARKAN TEORI CARL ROGERS SKRIPSI Diajukan Untuk Memenuhi Salah Satu Syarat Memperoleh Gelar

Peran pertama adalah sebagai kekuatan korektif terhadap penyimpangan yang

terjadi dalam berbagai aspek kehidupan masyarakat. Hal ini berarti bahwa

mahasiswa sebagai pemuda sebaiknya tidak tinggal diam ketika ada

penyimpangan yang terjadi dalam masyarakat. Peran kedua adalah sebagai

penerus kesadaran masyarakat luas akan problema (masalah) yang ada dan

menumbuhkan kesadaran tersebut untuk menerima alternatif perubahan yang

dikemukakan atau didukung oleh pemuda itu sendiri sehingga masyarakat berubah

ke arah kemajuan (dalam Widjojo, 1999).

Mahasiswa dalam merealisasikan perannya, tentunya dipengaruhi oleh

karakteristik-karakteristik sesuai dengan tahap perkembangan yang sedang

dialaminya, yaitu berada pada masa remaja akhir atau memasuki masa dewasa

awal. Hurlock (1980) mengungkapkan bahwa remaja akhir memiliki beberapa

karakteristik. Remaja akhir dalam konteks ini adalah mahasiswa. Karakteristik

pertama, yaitu emosi mahasiswa cenderung meninggi. Mahasiswa memiliki

keinginan untuk memberontak, tidak akan tinggal diam, dan melakukan

perubahan ketika melihat sesuatu yang tidak disukainya. Karakteristik kedua yaitu

mahasiswa berusaha untuk mencari identitas diri, terkait penjelasan mengenai

siapa dirinya dan apa peranannya dalam masyarakat. Karakteristik ketiga, yaitu

mahasiswa memiliki idealisme atau cita-cita, yang mana terkadang idealisme

tersebut tidak realistik. Karakteristik keempat, yaitu mahasiswa bersikap

ambivalen terhadap setiap perubahan. Mereka terlihat menginginkan dan

menuntut suatu kebebasan, tetapi mereka cenderung takut bertanggung jawab

pada akibat yang ditimbulkan.

2

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 21: Budhi Ardiyandhani - core.ac.uk fileAKTUALISASI DIRI PADA AK TIVIS GERAKAN MAHASISWA BERDASARKAN TEORI CARL ROGERS SKRIPSI Diajukan Untuk Memenuhi Salah Satu Syarat Memperoleh Gelar

Mahasiswa merupakan bagian dari pemuda. Karakteristik mahasiswa

menurut Hurlock sejalan dengan pandangan Depernas (Dewan Perancang

Nasional) yang mengemukakan bahwa sifat khas pemuda cenderung semakin

berani, dinamis, revolusioner, radikal, dan kritis. Depernas (1961-1969) juga

menyatakan bahwa semakin berkembangnya pengertian dan penghargaan akan

nilai-nilai pada diri mahasiswa, maka akan semakin terbentuk pandangan hidup

dan cita-citanya. Cita-cita mahasiswa tersebut sudah berorientasi pada kegiatan-

kegiatan sosial, tidak hanya terbatas pada lingkungan keluarga dan sekolahnya

(dalam Surakhmad, 1980). Karakteristik-karakteristik mahasiswa itu, mungkin

dapat membantu atau menghalangi kemampuan mahasiswa dalam

mengaktualisasikan dirinya.

Rogers mengatakan bahwa individu yang bertambah besar (usianya)

akan mengalami perkembangan “diri”. Pada masa ini, tekanan pada tendensi

aktualisasi beralih dari segi fisiologis ke segi psikologis (berpusat pada

kepribadian). Menurut pemikiran-pemikiran Rogers, dapat disimpulkan bahwa

perubahan tendensi aktualisasi pada individu dimulai pada masa kanak-kanak dan

berakhir pada masa adolesensi/ remaja (dalam Schultz, 1991). Setelah “diri” mulai

muncul, maka akan terlihat kecenderungan ke arah aktualisasi diri, yang mana

aktualisasi diri ini akan berlangsung terus dalam kehidupan individu.

Menurut Hurlock (1980), masa awal mahasiswa berada dalam tahap

perkembangan masa remaja akhir dan memasuki masa dewasa awal. Berdasarkan

pemikiran Rogers dan Hurlock tersebut, berarti mahasiswa yang berada pada masa

remaja akhir dan memasuki masa dewasa awal, dapat dikatakan sebagai individu

3

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 22: Budhi Ardiyandhani - core.ac.uk fileAKTUALISASI DIRI PADA AK TIVIS GERAKAN MAHASISWA BERDASARKAN TEORI CARL ROGERS SKRIPSI Diajukan Untuk Memenuhi Salah Satu Syarat Memperoleh Gelar

yang sudah memasuki masa awal terjadinya aktualisasi diri. Proses aktualisasi diri

mahasiswa ini akan dapat terus berlangsung pada masa dewasa awal, yaitu ketika

mahasiswa berada di Perguruan Tinggi. Selanjutnya, pergerakan aktualisasi diri

dapat mengalami pergerakan sampai sepanjang usianya. Batasan usia mahasiswa

yang terlibat dalam organisasi Gerakan Mahasiswa sebagai bagian dari Gerakan

Pemuda ini mengacu pada pandangan Depernas (Dewan Perancang Nasional).

Depernas (1961-1969) menyatakan bahwa batas usia pemuda yang terlibat dalam

organisasi Gerakan Pemuda yaitu antara 15-35 tahun (dalam Surakhmad, 1980).

Dalam penelitian ini, usia mahasiswa yang menjadi subjek penelitian yaitu

dimulai usia 18 sampai 35 tahun.

Aktualisasi diri merupakan suatu proses yang tidak bersifat statis dan

berlangsung terus dalam kehidupan individu serta berorientasi ke masa yang akan

datang (Rogers, 1961). Pengaktualisasian diri individu dapat dicapai melalui

perluasan pengalaman, pencarian stimulus, dan aktivitas-aktivitas lain yang bisa

merangsang pengungkapan potensi-potensinya (Rogers, 1959, dalam Koeswara,

1989). Mahasiswa sebagai seorang individu juga tidak akan pernah berhenti untuk

mencari aktivitas-aktivitas untuk mengaktualisasikan diri dan mengeksplorasi

dunianya sesuai dengan bakat, minat, dan potensi yang dimilikinya.

Berdasarkan kedua pemikiran di atas dapat dikatakan bahwa salah satu

hal yang penting bagi mahasiswa dalam aktualisasi diri yaitu terlibat dalam

aktivitas-aktivitas dan menemukan berbagai pengalaman dalam hidupnya. Salah

satu aktivitas yang diikuti oleh mahasiswa yaitu terlibat dalam Gerakan

Mahasiswa. Gerakan Mahasiswa dalam konteks ini adalah kegiatan yang dilandasi

4

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 23: Budhi Ardiyandhani - core.ac.uk fileAKTUALISASI DIRI PADA AK TIVIS GERAKAN MAHASISWA BERDASARKAN TEORI CARL ROGERS SKRIPSI Diajukan Untuk Memenuhi Salah Satu Syarat Memperoleh Gelar

spirit atau semangat kepemudaan dan ideologi tertentu yang bergerak untuk

memperjuangkan kepentingan publik (rakyat) lewat berbagai aktivitas seperti

berdiskusi serius, dialog, membuat petisi, demonstrasi, mogok, maupun terlibat

dalam ruang ‘eksperimentasi’ yang lain. Ruang ‘eksperimentasi’ yang dimaksud

adalah media untuk merealisasikan potensi mereka, seperti advokasi perburuhan,

petani, Pedagang Kaki Lima, Sekolah Masyarakat, maupun Gerakan-Gerakan di

bidang sosial lainnya. Mahasiswa yang terlibat dalam aktivitas Gerakan

Mahasiswa dinamakan sebagai aktivis Gerakan Mahasiswa. Oleh karena itu,

apabila melihat dari sudut pandang teori Carl Rogers, peneliti mengasumsikan

bahwa aktualisasi diri dapat terbentuk dari pengalaman-pengalaman yang

diperoleh dari aktivitas atau keterlibatan mahasiswa dalam Gerakan Mahasiswa.

Carl Rogers merupakan tokoh psikologi penganut aliran humanistik.

Oleh karena itu, Rogers memandang individu dalam arah yang cenderung

optimistik dan positif (Rogers, dalam Koeswara, 1989). Aktualisasi diri menurut

Rogers (1961) merupakan proses pergerakan pengungkapan potensi-potensi

individu ke arah pertumbuhan yang positif. Aktualisasi diri dipahami sebagai

proses menuju tujuan akhir yaitu menjadi individu yang berfungsi penuh (fully

functioning person). Individu yang berfungsi penuh ini ditandai dengan tiga

karakteristik, yaitu adanya peningkatan keterbukaan terhadap pengalaman,

peningkatan hidup secara eksistensial, dan adanya peningkatan kepercayaan pada

organisme. Rogers (dalam Cremers, 1987) juga mengemukakan bahwa individu

yang berfungsi sepenuh-penuhnya atau pribadi yang ideal merupakan gambaran

ideal yang utopis. Meskipun demikian, dinyatakan bahwa individu dikatakan

5

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 24: Budhi Ardiyandhani - core.ac.uk fileAKTUALISASI DIRI PADA AK TIVIS GERAKAN MAHASISWA BERDASARKAN TEORI CARL ROGERS SKRIPSI Diajukan Untuk Memenuhi Salah Satu Syarat Memperoleh Gelar

“lebih baik” jika ia berusaha untuk mencapai pribadi ideal tersebut (bergerak ke

arah adanya peningkatan tiga karakteristik fully functioning person), walaupun

pribadi yang ideal itu tidak akan pernah dicapai sepenuh-penuhnya. Penelitian ini

menggunakan konsep aktualisasi diri Carl Rogers yang beraliran humanistik yang

memandang individu secara positif. Oleh karena itu, konsekuensi dari penggunaan

konsep humanistik tersebut yaitu bahwa hasil penelitian ini akan cenderung

melihat lebih banyak sisi positif dari aktivis Gerakan Mahasiswa.

Dilihat dari segi peranan aktualisasi diri, dapat dikatakan bahwa

aktualisasi diri merupakan hal yang penting karena pada akhirnya aktivis Gerakan

Mahasiswa akan lebih mampu melakukan tanggung jawabnya dengan baik.

Aktivis Gerakan Mahasiswa juga akan lebih dapat menyikapi berbagai kondisi,

situasi, orang, masalah, atau pengalaman baru lainnya dalam lingkungannya yang

tentunya syarat dengan kedinamisan dan perubahan secara lebih adaptif.

Pandangan tersebut didasari oleh asumsi Rogers (dalam Schultz, 1991) yaitu

bahwa aktualisasi diri individu ikut berperan dalam mengatasi perkembangan

zaman serta perubahan-perubahan lingkungan. Aktualisasi diri juga penting bagi

individu untuk dapat menyesuaikan diri dan memiliki fleksibilitas serta kreatifitas.

Hal ini menunjukkan bahwa peranan aktualisasi diri sejalan dengan peran aktivis

Gerakan Mahasiswa yaitu untuk mengatasi berbagai permasalahan dan perubahan

yang terjadi dalam masyarakat secara lebih baik.

Berkebalikan dengan peran penting adanya aktualisasi diri tersebut,

apabila tidak ada proses aktualisasi diri pada aktivis Gerakan Mahasiswa maka

mereka cenderung tidak akan mampu menjadi individu penggerak atau pelopor

6

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 25: Budhi Ardiyandhani - core.ac.uk fileAKTUALISASI DIRI PADA AK TIVIS GERAKAN MAHASISWA BERDASARKAN TEORI CARL ROGERS SKRIPSI Diajukan Untuk Memenuhi Salah Satu Syarat Memperoleh Gelar

perbaikan bagi kemajuan masyarakatnya. Aktivis Gerakan Mahasiswa juga akan

cenderung berperilaku yang tidak adaptif dan tidak kreatif atas situasi yang

dihadapinya. Hal ini didasari oleh asumsi Rogers yang menyatakan bahwa

individu yang tidak mengalami aktualisasi diri akan cenderung defensif,

berperilaku tidak fleksibel, tidak spontan, dan tidak kreatif. Konsekuensi dari

tidak adanya aktualisasi diri akan menyebabkan individu cenderung memilih

kehidupan yang aman daripada mencari tantangan, dorongan, maupun rangsangan

baru dalam hidupnya (dalam Schultz, 1991 dan Hall & Lindzey, 1993).

Berikut ini merupakan salah satu contoh gambaran realita perubahan

yang pernah terjadi dalam masyarakat Indonesia secara umum yaitu lahirnya era

reformasi demokrasi yang disebabkan oleh masalah ekonomi politik.

Permasalahan ekonomi politik tersebut diawali adanya penyerbuan markas Partai

Demokrasi Indonesia pada tahun 1996 (peristiwa 27 Juli), tingkat kecurangan

yang tinggi dalam Pemilihan Umum tahun 1997, krisis moneter pada akhir tahun

1997, runtuhnya pemerintahan presiden Soeharto pada Mei 1998, peristiwa

Semanggi I November 1998, penolakan Sidang Umum MPR September 1999

yang berakhir dengan munculnya peristiwa Semanggi II hingga Januari-Agustus

2001 yaitu adanya tuntutan mundurnya Abdurrahman Wahid sebagai presiden RI

dan peristiwa-peristiwa lain yang terjadi sampai tahun 2007.

Para aktivis Gerakan Mahasiswa yang masih aktif saat ini, rata-rata

merupakan aktivis yang tidak terlibat dalam melahirkan era reformasi. Meskipun

demikian, keberhasilan penegakan demokratisasi atas peristiwa-peristiwa tersebut

dapat ditentukan oleh peran aktif perjuangan aktivis Gerakan Mahasiswa, yang

7

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 26: Budhi Ardiyandhani - core.ac.uk fileAKTUALISASI DIRI PADA AK TIVIS GERAKAN MAHASISWA BERDASARKAN TEORI CARL ROGERS SKRIPSI Diajukan Untuk Memenuhi Salah Satu Syarat Memperoleh Gelar

mana didukung oleh aktualisasi diri. Oleh karena itu, perubahan-perubahan yang

dilakukan aktivis pada peristiwa-peristiwa di atas dapat dijadikan sebagai tolak

ukur dalam melihat aktualisasi diri aktivis Gerakan Mahasiswa yang ada saat ini.

Berdasarkan paparan di atas, peneliti tertarik untuk perlunya melakukan

penelitian yang bertujuan untuk mendeskripsikan bagaimana aktualisasi diri atau

proses menuju tercapainya individu yang berfungsi penuh (fully functioning

person) yang terjadi dalam diri para aktivis Gerakan Mahasiswa berdasarkan teori

Carl Rogers.

B. Perumusan Masalah

Permasalahan pokok yang akan dikaji dalam penelitian ini adalah:

bagaimana aktualisasi diri pada aktivis Gerakan Mahasiswa berdasarkan teori Carl

Rogers?

C. Tujuan Penelitian

Tujuan penelitian dalam penelitian ini adalah untuk mengetahui

deskripsi aktualisasi diri pada aktivis Gerakan Mahasiswa berdasarkan teori Carl

Rogers.

8

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 27: Budhi Ardiyandhani - core.ac.uk fileAKTUALISASI DIRI PADA AK TIVIS GERAKAN MAHASISWA BERDASARKAN TEORI CARL ROGERS SKRIPSI Diajukan Untuk Memenuhi Salah Satu Syarat Memperoleh Gelar

D. Manfaat Penelitian

1. Manfaat teoretis

a. Hasil penelitian dapat bermanfaat untuk memberikan wawasan

pendeskripsian aktualisasi diri pada remaja akhir/ dewasa awal berdasarkan

teori Carl Rogers.

b. Hasil penelitian ini dapat digunakan untuk memberikan kontribusi wacana

di bidang Psikologi, terutama Psikologi Pertumbuhan, Psikologi Kepribadian

maupun Psikologi Sosial mengenai deskripsi aktualisasi diri secara konkret

pada diri remaja (khususnya remaja akhir/ dewasa awal).

2. Manfaat praktis

a. Bagi aktivis Gerakan Mahasiswa, penelitian ini dapat membantu mereka

untuk mengetahui deskripsi aktualisasi diri sehingga mereka dapat melakukan

hal-hal yang fleksibel dan adaptif, serta kreatif.

b. Bagi mahasiswa pada umumnya, hasil penelitian dapat memberi informasi

mengenai bagaimana aktualisasi diri pada aktivis Gerakan Mahasiswa

sehingga mampu memahami karakteristik maupun perilaku yang dilakukan

oleh aktivis.

c. Bagi pihak Universitas, hasil penelitian dapat digunakan untuk membantu

melihat karakteristik pemikiran maupun perilaku aktivis Gerakan Mahasiswa

sehingga akan menciptakan pemahaman dan interaksi yang lebih kondusif.

d. Penelitian ini diharapkan dapat digunakan sebagai bahan referensi bagi

mahasiswa yang akan melakukan penelitian serupa.

9

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 28: Budhi Ardiyandhani - core.ac.uk fileAKTUALISASI DIRI PADA AK TIVIS GERAKAN MAHASISWA BERDASARKAN TEORI CARL ROGERS SKRIPSI Diajukan Untuk Memenuhi Salah Satu Syarat Memperoleh Gelar

BAB II

DASAR TEORI

A. Gambaran Kepribadian Carl Rogers

Carl Rogers memandang dirinya sebagai orang yang berpandangan

humanistik dalam psikologi kontemporer. Psikologi humanistik memandang

individu secara lebih penuh dengan harapan dan optimistik. Diri individu

memiliki potensi-potensi untuk menjadi sehat dan tumbuh secara kreatif (dalam

Hall & Lindzey, 1993). Hal tersebut berarti bahwa Rogers memandang individu

dengan arah yang cenderung positif.

1. Struktur Kepribadian

a. Organisme

Rogers (1959) mengungkapkan bahwa organisme adalah tempat dari

seluruh pengalaman. Pengalaman tersebut meliputi segala sesuatu yang secara

potensial terdapat dalam kesadaran individu setiap saat. Pengalaman juga terdiri

dari proses-proses psikologis, kesan-kesan sensoris, dan aktivitas-aktivitas

motoris (Rogers 1951, dalam Suryabrata, 2003). Organisme adalah keseluruhan

individu. Keseluruhan pengalaman tersebut disebut medan fenomenal. Medan

fenomenal merupakan “frame of reference” atau kerangka pemikiran dari

individu dan hanya dapat diketahui oleh individu tersebut. Tingkah laku individu

tergantung pada kenyataan subyektif, bukan pada keadaan-keadaan

perangsangnya atau kenyataan luar (Rogers, 1959, dalam Hall & Lindzey, 1993).

10

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 29: Budhi Ardiyandhani - core.ac.uk fileAKTUALISASI DIRI PADA AK TIVIS GERAKAN MAHASISWA BERDASARKAN TEORI CARL ROGERS SKRIPSI Diajukan Untuk Memenuhi Salah Satu Syarat Memperoleh Gelar

Medan fenomenal berbeda dengan medan kesadaran. Medan kesadaran

berisi sebagian dari pengalaman individu, sedangkan medan fenomenal

merupakan keseluruhan dari pengalaman individu (Rogers, 1959, dalam Hall &

Lindzey, 1993). Medan fenomenal terdiri dari pengalaman sadar dan pengalaman

tak sadar, sehingga dikatakan bahwa sifat dari medan fenomenal adalah disadari

dan tidak disadari. Sifat tersebut tergantung apakah pengalaman yang mendasari

medan fenomenal itu dilambangkan atau tidak dilambangkan (Rogers, dalam

Suryabrata, 2003). Meskipun demikian, organisme dapat membedakan kedua jenis

pengalaman tersebut dan bereaksi terhadap pengalaman tak sadar, yang mana

peristiwa ini disebut subsepsi (subception). Subsepsi adalah mekanisme ketika

organisme diperingatkan akan adanya pengalaman yang mengancam dirinya

(Rogers, 1961).

Rogers (dalam Hall & Lindzey, 1993) mengatakan bahwa pengalaman

yang tidak tepat disadari menyebabkan tingkah laku individu tidak adaptif.

Individu dapat bertingkah laku secara realistis apabila ia mampu mencocokan

informasi yang diterima dan yang mendasari pemikirannya dengan sumber

informasi lain atas pengalaman-pengalaman yang disadari dengan dunia nyata.

Tingkah laku individu menjadi tidak realistis ketika ia tidak atau kurang mampu

mencocokan informasi yang diterima dan yang mendasari pemikirannya dengan

sumber informasi lain atas persepsi-persepsi tertentu.

Rogers (1977) mengemukakan bahwa hal-hal yang dialami atau

dipikirkan individu merupakan dugaan sementara tentang suatu kenyataan, yang

dapat benar atau salah (yang sebenarnya bukanlah kenyataan baginya). Individu

11

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 30: Budhi Ardiyandhani - core.ac.uk fileAKTUALISASI DIRI PADA AK TIVIS GERAKAN MAHASISWA BERDASARKAN TEORI CARL ROGERS SKRIPSI Diajukan Untuk Memenuhi Salah Satu Syarat Memperoleh Gelar

akan mengambil keputusan apabila ia sudah mencocokan ketepatan informasi

yang diterima dan yang mendasari pemikiran sementaranya dengan sumber-

sumber informasi yang lain. Sebagian besar individu menerima begitu saja

pengalamannya sebagai gambaran yang tepat tentang kenyataan dan tidak

memperlakukannya sebagai hipotesis tentang kenyataan. Hal ini menyebabkan

individu memiliki konsepsi yang salah mengenai diri maupun dunia luarnya.

Rogers juga mengemukakan bahwa “pribadi yang utuh” adalah individu yang

sepenuhnya terbuka pada data yang dialami dalam dirinya dan yang dialaminya

dari dunia luar (dalam Hall & Lindzey, 1993).

Rogers (dalam Suryabrata, 2003) mengemukakan sifat-sifat organisme

yaitu sebagai berikut:

1) Organisme bereaksi sebagai keseluruhan terhadap medan phenomenal, dengan

tujuan memenuhi kebutuhan-kebutuhannya.

2) Organisme mempunyai satu motif dasar yaitu: mengaktualisasikan,

mempertahankan, dan mengembangkan diri.

3) Organisme mungkin melambangkan pengalamannya, sehingga hal itu

disadari, atau mungkin menolak pelambangan itu, sehingga pengalaman-

pengalaman itu tak disadari, atau mungkin juga organisme itu mengabaikan

pengalaman-pengalamannya.

b. Diri

Diri adalah konseptual gestalt yang terorganisasi dan konsisten yang

terdiri dari persepsi-persepsi tentang sifat-sifat dari diri subjek atau diri obyek dan

persepsi-persepsi tentang hubungan-hubungan antara diri subjek atau diri obyek

12

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 31: Budhi Ardiyandhani - core.ac.uk fileAKTUALISASI DIRI PADA AK TIVIS GERAKAN MAHASISWA BERDASARKAN TEORI CARL ROGERS SKRIPSI Diajukan Untuk Memenuhi Salah Satu Syarat Memperoleh Gelar

dengan orang-orang lain dan dengan berbagai aspek kehidupan beserta nilai-nilai

yang melekat pada persepsi-persepsi ini. Sejalan dengan Rogers, Allport

mengungkapkan bahwa gambaran diri yaitu bagaimana individu melihat dirinya

dan pendapatnya tentang dirinya (dalam Schultz, 1991).

“Diri” merupakan sebagian dari medan fenomenal, yang mana terbentuk

karena lama-kelamaan terpisah dari medan fenomenal. Sifat-sifat “diri” yaitu

berada dalam kesadaran meskipun tidak harus disadari; bersifat lentur dan

berubah-ubah; suatu proses; suatu entitas spesifik pada setiap saat (Rogers, 1959,

dalam Hall & Lindzey, 1993). Kelenturan dan kedinamisan sifat ‘diri’ akan

muncul ketika adanya kedekatan antara diri real dan diri ideal. Kedekatan antara

diri real dan diri ideal ini menyebabkan individu dapat melakukan penyesuaian

diri. Apabila perbedaan jarak antara diri real dan diri ideal adalah besar, maka

individu merasa tidak puas dan tidak dapat menyesuaikan diri (Rogers, dalam Hall

& Lindzey, 1993). Rogers juga mengemukakan bahwa ‘diri’ merupakan suatu

keseluruhan proses psikologis yang menguasai tingkah laku dan penyesuaian diri.

‘Diri’ dipahami sebagai suatu proses aktif yaitu berpikir dan mengamati.

Rogers (dalam Suryabrata, 2003) mengemukakan bahwa diri (self)

adalah bagian dari medan fenomenal yang terdeferensiasikan dan terdiri dari pola-

pola pengamatan dan penilaian sadar atas “I” atau “me”. Sifat-sifat self (diri)

yaitu sebagai berikut:

1) Self berkembang dari interaksi organisme dengan lingkungannya.

2) Self mungkin menginteraksikan nilai-nilai orang lain dan mengamatinya

dalam cara (bentuk) yang tidak wajar.

13

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 32: Budhi Ardiyandhani - core.ac.uk fileAKTUALISASI DIRI PADA AK TIVIS GERAKAN MAHASISWA BERDASARKAN TEORI CARL ROGERS SKRIPSI Diajukan Untuk Memenuhi Salah Satu Syarat Memperoleh Gelar

3) Self mengejar (menginginkan) consistency (keutuhan/kesatuan, keselarasan).

4) Organisme bertingkah laku dalam cara yang selaras (consistent) dengan self.

5) Pengalaman-pengalaman yang tak selaras dengan struktur self diamati sebagai

ancaman.

6) Self mungkin berubah sebagai hasil dari pematangan (maturation) dan belajar.

Berdasarkan uraian di atas disimpulkan bahwa “diri” adalah bagian dari

medan fenomenal yang terdeferensiasikan (pemisahan dari medan fenomenal),

yang terdiri dari persepsi-persepsi (pola pengamatan dan penilaian sadar) tentang

sifat-sifat dari diri subjek atau diri obyek dan tentang hubungan-hubungan antara

diri subjek atau diri obyek dengan orang lain dan dengan berbagai aspek

kehidupan beserta nilai-nilai yang melekat pada persepsi-persepsi ini.

c. Organisme dan Diri

Individu akan memiliki penyesuaian yang baik, matang, dan berfungsi

sepenuhnya apabila pengalaman-pengalaman yang disadari yang membentuk diri

sungguh-sungguh mencerminkan pengalaman-pengalaman organisme. Individu

tersebut akan menerima pengalaman seluruh organismiknya tanpa merasa cemas

atau terancam. Hal itu menjadikan individu mampu berpikir secara realistis.

Tingkah laku individu menjadi tidak defensif dan pemikirannya tidak kaku

(rigid). Sebaliknya, individu akan menjadi lebih terbuka pada pengalaman-

pengalamannya dan memiliki pemikiran yang terbuka serta fleksibel (Rogers,

1959, dalam Hall & Lindzey, 1993).

14

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 33: Budhi Ardiyandhani - core.ac.uk fileAKTUALISASI DIRI PADA AK TIVIS GERAKAN MAHASISWA BERDASARKAN TEORI CARL ROGERS SKRIPSI Diajukan Untuk Memenuhi Salah Satu Syarat Memperoleh Gelar

2. Dinamika Kepribadian

a. Tendensi Aktualisasi

1) Pandangan Umum tentang Tendensi Aktualisasi

Rogers mengemukakan bahwa tendensi aktualisasi adalah motivasi dasar

yang tidak hanya mempengaruhi tingkah laku manusia saja, tetapi semua

organisme yang hidup. Tendensi aktualisasi ini berusaha mewujudkan dan

mengembangkan semua kemungkinan inheren (bawaan) dari organisme. Pada

umumnya, pada setiap organisme, baik yang berada pada perkembangan yang

rendah ataupun tinggi, terdapat suatu daya yang mendorong organisme untuk

mengembangkan dan memenuhi potensi-potensi pembawaan lahirnya (dalam

Koeswara, 1989 dan Hall & lindzey, 1993). Maslow (1976b) juga

mengungkapkan bahwa hampir pada setiap bayi yang baru lahir terdapat kemauan

yang aktif ke arah pertumbuhan atau aktualisasi potensi-potensi manusia (dalam

Hall & Lindzey, 1993).

Pada keadaan normal, setiap organisme hidup bertujuan untuk

memperkuat dan mempertahankan diri melalui reproduksi dan mengatur diri.

Tendensi otonomi ini tidak dapat dihilangkan oleh kontrol dari kekuatan-kekuatan

atau pengaruh-pengaruh eksternal. Hal ini disebabkan karena tendensi aktualisasi

hanya dapat dihalangi tetapi tidak pernah dapat dihancurkan (Rogers, dalam

Cremers, 1987).

2) Pengertian Tendensi Aktualisasi

Rogers (1957) mengatakan bahwa tendensi aktualisasi adalah dorongan

yang paling menonjol dan memotivasi eksistensi serta mencakup tindakan yang

15

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 34: Budhi Ardiyandhani - core.ac.uk fileAKTUALISASI DIRI PADA AK TIVIS GERAKAN MAHASISWA BERDASARKAN TEORI CARL ROGERS SKRIPSI Diajukan Untuk Memenuhi Salah Satu Syarat Memperoleh Gelar

mempengaruhi keseluruhan kepribadian. Rogers (1951) mengemukakan bahwa

organisme memiliki satu kecenderungan (tendensi) dasar yaitu

mengaktualisasikan, mempertahankan, dan mengembangkan organisme yang

mengalami. Sifat dari tendensi ini yaitu selektif, hanya memberi perhatian pada

aspek-aspek lingkungan yang memungkinkan individu bergerak secara konstruktif

ke arah pemenuhan dan kebulatan (dalam Hall & Lindzey, 1993).

Berdasarkan uraian di atas dapat disimpulkan bahwa tendensi aktualisasi

adalah dorongan yang paling menonjol dan memotivasi tindakan untuk

mengaktualisasikan, mempertahankan, dan mengembangkan organisme yang

mengalami.

3) Proses Tendensi Aktualisasi pada Individu

Tendensi aktualisasi dibawa sejak lahir dan meliputi komponen-

komponen pertumbuhan, baik fisiologis maupun psikologis. Pada masa awal

kehidupan individu, tendensi tersebut lebih terarah pada segi-segi fisiologis.

Tendensi aktualisasi yang terkait dengan kebutuhan fisiologis dasar yaitu akan

makanan, air, dan udara. Tendensi aktualisasi ini berfungsi untuk memenuhi dan

mempertahankan kebutuhan-kebutuhan jasmaniah dasar, serta memungkinkan

individu untuk terus hidup. Selain itu, tendensi aktualisasi juga penting untuk

meningkatkan pematangan dan pertumbuhan individu (Rogers, dalam Schultz,

1991).

Rogers juga mengatakan bahwa tendensi aktualisasi pada tingkat

fisiologis tidak dapat dikekang. Tendensi ini mendorong individu ke arah depan,

dari salah satu tingkat pematangan ke tingkat pematangan berikutnya. Usaha

16

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 35: Budhi Ardiyandhani - core.ac.uk fileAKTUALISASI DIRI PADA AK TIVIS GERAKAN MAHASISWA BERDASARKAN TEORI CARL ROGERS SKRIPSI Diajukan Untuk Memenuhi Salah Satu Syarat Memperoleh Gelar

individu dalam aktualisasi akan mengarahkan ke arah pertumbuhan dan

peningkatan, serta ke arah tujuan yang berfungsi semakin kompleks sehingga

dapat menjadi semuanya menurut kemampuan untuk menjadi (dalam Schultz,

1991).

b. Aktualisasi Diri

1) Pengertian Aktualisasi Diri

Rogers (1957, dalam Schultz, 1991) mengemukakan bahwa sejak bayi,

setiap individu adalah orang yang sadar, terarah dari dalam (inner directed) dan

bergerak ke arah aktualisasi diri. Individu mengalami suatu proses aktualisasi diri,

yang berorientasi ke depan sehingga mendorong individu untuk mengembangkan

segala segi dari dirinya. Aktualisasi diri diasumsikan sebagai suatu proses menjadi

diri sendiri dan mengembangkan sifat-sifat serta potensi-potensi psikologisnya

yang unik. Sejalan dengan aktualisasi diri menurut Rogers, Maslow

mengemukakan bahwa semua individu memiliki kecenderungan yang dibawa

sejak lahir untuk mengaktualisasikan diri. Aktualisasi diri merupakan salah satu

kebutuhan diri yang dimiliki oleh individu (dalam Schultz 1991). Perls juga

memandang bahwa aktualisasi diri menjadi ‘seseorang’ sebagai tujuan bawaan

pada semua umat manusia, tumbuhan dan hewan. Hal itu merupakan kebutuhan

dasar semua makhluk hidup (dalam Schultz, 1991).

Rogers menyatakan bahwa individu yang mengalami aktualisasi diri

akan cenderung mampu untuk percaya pada dirinya sendiri dan berperilaku

fleksibel dalam keputusan serta tindakan yang dipilihnya. Individu tersebut juga

dapat bertingkah secara spontan, berubah, bertumbuh, dan berkembang sebagai

17

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 36: Budhi Ardiyandhani - core.ac.uk fileAKTUALISASI DIRI PADA AK TIVIS GERAKAN MAHASISWA BERDASARKAN TEORI CARL ROGERS SKRIPSI Diajukan Untuk Memenuhi Salah Satu Syarat Memperoleh Gelar

respon dalam menghadapi berbagai stimulus kehidupan yang beragam di sekitar

mereka. Berbeda dengan hal tersebut, individu yang tidak mengalami aktualisasi

diri maka akan cenderung defensif, berperilaku tidak fleksibel, tidak spontan, dan

tidak kreatif. Hal ini menyebabkan individu itu cenderung memilih kehidupan

yang aman daripada mencari tantangan, dorongan, maupun rangsangan baru

dalam hidupnya (dalam Schultz, 1991). Dengan demikian, individu yang memiliki

fleksibilitas cenderung dapat menyesuaikan diri dengan kondisi-kondisi

kehidupan yang selalu berubah (Rogers, dalam Suryabrata, 1993).

Rogers dan Maslow memiliki persamaan dan perbedaan mengenai teori

aktualisasi diri. Persamaan konsep aktualisasi diri antara Rogers dan Maslow

yaitu kedua tokoh tersebut termasuk dalam teori kepribadian humanistik yang

berpandangan secara positif dan optimistik terhadap pertumbuhan individu.

Individu yang berkepribadian sehat ditandai dengan adanya aktualisasi diri (dalam

Schultz, 1991). Menurut Hjelle & Ziegler (1981), Rogers dan Maslow

menekankan hal yang sama mengenai pertumbuhan dan perubahan individu yaitu

bertitik tolak dari konsep penjadian (becoming) (dalam Koeswara, 1989). Rogers

dan Maslow juga mengakui kelebihan mendasar dari dimensi subjektif dan

kecenderungan menuju aktualisasi diri. Aktualisasi diri menunjukkan realisasi

kapasitas inheren untuk tumbuh dan berkembangnya individu (dalam Graham,

2005).

Perbedaan konsep aktualisasi diri antara Rogers dan Maslow yaitu

bahwa menurut Rogers (1961), aktualisasi diri dipahami sebagai suatu proses atau

pergerakan ke arah individu yang berfungsi penuh (fully functioning person) yang

18

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 37: Budhi Ardiyandhani - core.ac.uk fileAKTUALISASI DIRI PADA AK TIVIS GERAKAN MAHASISWA BERDASARKAN TEORI CARL ROGERS SKRIPSI Diajukan Untuk Memenuhi Salah Satu Syarat Memperoleh Gelar

ditandai dengan karakteristik adanya peningkatan keterbukaan pada pengalaman,

peningkatan hidup secara eksistensial, dan peningkatan kepercayaan pada

organisme pada individu. Menurut Maslow, aktualisasi diri merupakan salah satu

kebutuhan universal individu. Pencapaian aktualisasi diri individu dipandang

secara hierarkis, yaitu individu baru akan mencapai aktualisasi diri ketika individu

tersebut sudah memuaskan empat kebutuhan yang berada di tingkat lebih rendah

(pada tingkatan sebelumnya), yaitu kebutuhan fisiologis, kebutuhan akan rasa

aman, kebutuhan akan memiliki dan rasa cinta, dan kebutuhan akan harga diri.

Hal ini berarti bahwa pemuasan dari empat kebutuhan tersebut menjadi prasyarat

individu untuk mencapai aktualisasi diri. Masing-masing dari keempat kebutuhan

itu, minimal harus dipuaskan sebagiannya sebelum muncul kebutuhan aktualisasi

diri (dalam Schultz, 1991).

Rogers mengatakan bahwa proses pengaktualisasian diri ini dibantu oleh

pengalaman dan proses belajar seseorang terhadap pengalaman tersebut. Individu

bebas untuk mengaktualisasikan dirinya dan untuk mengembangkan seluruh

potensinya (dalam Schultz, 1991). Setelah aktualisasi diri berlangsung maka

individu dapat menuju ke tujuan terakhir yaitu menjadi orang yang berfungsi

sepenuhnya. Tujuan dari aktualisasi diri yaitu mencapai penentuan diri

semaksimal mungkin, berusaha untuk mengurangi ketergantungan, dan

meningkatkan kedaulatan serta kreativitas (Rogers, 1961).

Berdasarkan uraian di atas dapat disimpulkan bahwa aktualisasi diri

menurut teori Carl Rogers adalah suatu proses individu untuk menjadi diri sendiri,

mengungkapkan potensi-potensi psikologis yang unik, dan berusaha ke arah

19

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 38: Budhi Ardiyandhani - core.ac.uk fileAKTUALISASI DIRI PADA AK TIVIS GERAKAN MAHASISWA BERDASARKAN TEORI CARL ROGERS SKRIPSI Diajukan Untuk Memenuhi Salah Satu Syarat Memperoleh Gelar

pertumbuhan diri yang optimal sehingga menjadi individu yang berfungsi penuh

(the fully functioning person).

2) Proses Terbentuknya Aktualisasi Diri

Rogers (dalam Schultz, 1991) kemudian mengemukakan bahwa ketika

individu bertambah besar (usianya bertambah), maka “diri” mulai berkembang.

Pada masa ini, tekanan pada aktualisasi individu akan berubah dari segi fisiologis

ke segi psikologis. Tubuh individu, bentuk, dan fungsi-fungsinya yang khusus

telah mencapai tingkat perkembangan dan pertumbuhan yang lebih dewasa.

Individu mengalami perkembangan organ-organ tubuh dan proses fisiologis yang

semakin kompleks serta sampai pada perkembangan sifat-sifat jenis kelamin

sekunder pada masa remaja.

Setelah itu, aktualisasi akan berpusat pada kepribadian (psikologis).

Perubahan tersebut mulai pada masa kanak-kanak dan selesai pada akhir masa

adolesensi (remaja). Setelah “diri” mulai muncul, maka tendensi aktualisasi akan

mulai menjadi aktualisasi diri. Fokus pencapaian aktualisasi adalah untuk

mencapai satu tujuan hidup yaitu menjadi pribadi yang teraktualisasikan dirinya

atau pribadi yang utuh (Rogers, 1951, dalam Schultz, 1991).

Rogers (1959) membedakan antara tendensi mengaktualisasikan pada

organisme dengan tendensi mengaktualisasikan pada diri. Tendensi aktualisasi

akan tetap relatif selaras jika ‘diri’ dan seluruh pengalaman organisme relatif

sesuai. Apabila terdapat ketidakselarasan antara ‘diri’ dan pengalaman maka

tendensi umum untuk mengaktualisasikan organisme akan membentuk tendensi

untuk mengaktualisasikan diri (dalam Hall & Lindzey, 1993). Hal ini didukung

20

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 39: Budhi Ardiyandhani - core.ac.uk fileAKTUALISASI DIRI PADA AK TIVIS GERAKAN MAHASISWA BERDASARKAN TEORI CARL ROGERS SKRIPSI Diajukan Untuk Memenuhi Salah Satu Syarat Memperoleh Gelar

oleh Perls yang mengungkapkan bahwa aktualisasi diri hanya dapat terjadi

melalui integrasi berbagai bagian dari diri. Dalam hal ini berarti bahwa aktualisasi

diri akan terjadi ketika adanya keselarasan atas bagian-bagian dari diri (dalam

Schultz, 1991).

Tendensi dasar pertumbuhan akan mengaktualisasikan dan

mengekspansikan diri sendiri. Hal ini akan terlihat paling jelas ketika individu

diamati dalam jangka waktu yang lama. Tendensi dasar juga menjadikan adanya

suatu gerak maju yang terus menerus pada kehidupan setiap individu (Rogers,

dalam Hall & Lindzey, 1993).

3) Hal-Hal Yang Dapat Membantu Terbentuknya Proses Aktualisasi Diri

Rogers mengungkapkan bahwa proses aktualisasi diri ditentukan oleh

kekuatan-kekuatan dari lingkungan sosial individu. Hal ini berarti bahwa proses

aktualisasi diri ini dapat dibantu atau dihalangi oleh pengalaman dan

pembelajaran individu. Proses pembentukan oleh pengalaman dan belajar ini,

terutama dalam masa kanak-kanak. Aktualisasi diri akan berubah sejalan dengan

perkembangan hidup individu (dalam Schultz, 1991). Perls juga mengatakan

bahwa masyarakat dapat mencegah aktualisasi diri yang wajar, spontan, dan

penuh. Perls menyebut aktualisasi diri dengan nama “pertumbuhan otentik”

(dalam Schultz, 1991). Sejalan dengan Rogers dan Perls, Maslow mengungkapkan

bahwa lingkungan budaya dapat dan sering menghambat perkembangan manusia

ke arah aktualisasi diri (dalam Goble, 1987).

Selain itu, Berkowitz (1980) juga mengatakan bahwa norma sosial

menentukan perilaku individu pada suatu situasi yang dihadapi. Perilaku individu

21

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 40: Budhi Ardiyandhani - core.ac.uk fileAKTUALISASI DIRI PADA AK TIVIS GERAKAN MAHASISWA BERDASARKAN TEORI CARL ROGERS SKRIPSI Diajukan Untuk Memenuhi Salah Satu Syarat Memperoleh Gelar

terkait dengan apa yang dipikirkan atas apa yang akan dilakukan pada beberapa

situasi berdasarkan harapan orang lain (lebih pada harapan orang lain dan bukan

individu itu sendiri). Secara lebih khusus, apabila dilihat berdasarkan norma yang

berlaku dalam masyarakat, dalam konteks penelitian ini yaitu masyarakat Jawa,

maka perilaku individu masih dipengaruhi oleh etika Jawa. Meskipun etika Jawa

sudah mengalami kemerosotan dalam penggunaannya pada kehidupan sehari-hari,

namun masih tetap berpengaruh pada individu yang berada dalam masyarakat

tersebut (Hardjowirogo, 1983 dan Kartodirdjo, 1987/1988). Menurut Magnis

Suseno (1996), etika Jawa adalah seluruh norma dan penilaian yang digunakan

oleh masyarakat Jawa untuk mengetahui bagaimana mereka harus bersikap

maupun bertindak dalam kehidupannya. Salah satu hal yang ditekankan dalam

etika Jawa adalah menjaga keselarasan dengan orang lain. Hal ini didasari oleh

prinsip kerukunan yang mengacu pada keadaan masyarakat yang harmonis,

selaras, tenang dan tenteram, tanpa perselisihan dan pertentangan, dan saling

membantu. Tuntutan kerukunan memiliki dua segi, segi yang pertama yaitu tidak

mengganggu ketenangan dan keselarasan sosial atau menghindari terjadinya

konflik. Segi yang kedua yaitu menjaga keselarasan dalam pergaulan, dimana

yang diatur adalah permukaan hubungan-hubungan sosial yang tampak dan perlu

mencegah terjadinya konflik terbuka. Masyarakat memiliki harapan agar individu

berperilaku yang selaras dengan lingkungan sosialnya. Berdasarkan pengertian

tersebut dapat dikatakan bahwa individu Jawa dalam perilakunya cenderung akan

memikirkan bagaimana pandangan sosial masyarakat atas akibat perilaku yang

dilakukannya. Kehidupan diri individu tidak dapat terlepas dari lingkungan sosial.

22

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 41: Budhi Ardiyandhani - core.ac.uk fileAKTUALISASI DIRI PADA AK TIVIS GERAKAN MAHASISWA BERDASARKAN TEORI CARL ROGERS SKRIPSI Diajukan Untuk Memenuhi Salah Satu Syarat Memperoleh Gelar

Perilaku yang dipilih oleh individu tentunya akan terkait dengan perilaku

keselarasan yang diharapkan masyarakatnya. Apabila terdapat ketidakselarasan

dengan lingkungan maka diri individu akan mengalami ketidakseimbangan,

bahkan mendapat sanksi sosial.

Carl Gustav Jung (1945) mengemukakan pendapatnya mengenai

mengenai persona. Menurut Jung, persona merupakan kepribadian publik. Persona

adalah topeng yang dipakai individu sebagai respon atas tuntutan-tuntutan

kebiasaan dan tradisi masyarakat (dalam Hall & Lindzey, 1993). Hal ini berarti

bahwa individu diharapkan oleh masyarakat untuk melakukan suatu peranan

tertentu. Apabila individu mengidentifikasikan diri dengan persona maka ia akan

lebih sadar akan peran yang dimainkan daripada menjadi dirinya sendiri. Dalam

hal ini, dapat terjadi individu tidak dapat mengaktualisasikan dirinya (Jung

menyebut aktualisasi diri dengan sebutan realisasi diri).

Rogers (1959) mengungkapkan secara lebih khusus bahwa dalam diri

individu terdapat kebutuhan yang penting dan mendasar yang menjadi prasyarat

bagi pertumbuhan diri yang sehat. Kebutuhan tersebut dinamakan kebutuhan akan

penghargaan positif (need for positive regard). Setiap individu memiliki

kebutuhan akan penghargaan positif, yaitu untuk memperoleh penerimaan sikap

atau perlakuan yang baik, dihargai, dan dicintai secara hangat oleh orang lain.

Kebutuhan akan pengharagaan positif bersifat inheren dan bawaan, namun dalam

perkembangan dan pemuasannya dipengaruhi oleh faktor lingkungan.

Penghargaan positif tersebut dikatakan bisa menunjang tendensi pengaktualisasian

apabila diperoleh individu tanpa syarat. Penghargaan positif tanpa syarat

23

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 42: Budhi Ardiyandhani - core.ac.uk fileAKTUALISASI DIRI PADA AK TIVIS GERAKAN MAHASISWA BERDASARKAN TEORI CARL ROGERS SKRIPSI Diajukan Untuk Memenuhi Salah Satu Syarat Memperoleh Gelar

memungkinkan diri (self) individu untuk bebas dari ancaman-ancaman dan bebas

untuk tumbuh dan berubah sehingga pada akhirnya individu dapat mencapai

pertumbuhan diri yang optimal menjadi orang yang berfungsi penuh (fully

functioning person) (dalam Hall & Lindzey, 1993).

4) Sifat Aktualisasi Diri

Sifat aktualisasi diri menurut Rogers (dalam Schultz, 1991), yaitu

sebagai berikut:

a) Aktualisasi diri berlangsung terus

Aktualisasi diri merupakan proses yang dialami oleh individu.

Aktualisasi diri tidak pernah merupakan suatu kondisi yang statis atau selesai.

Individu memiliki orientasi ke masa yang akan datang untuk mengembangkan

segala segi dari dirinya. Oleh karena itu, dalam penelitian ini yang menjadi pusat

perhatian peneliti adalah manifestasi saat sekarang, dalam arti ketika subjek

melibatkan diri dalam aktivitas yang dijalani ataupun kondisi terakhir individu

yang menjadi subjek penelitian.

b) Aktualisasi diri adalah suatu proses yang sukar dan terkadang menyakitkan

Aktualisasi diri merupakan suatu ujian, rentangan, dan pecutan terus-

menerus terhadap semua kemampuan individu. Rogers mengungkapkan bahwa

aktualisasi diri merupakan keberanian untuk mengada dan berani meluncurkan

diri sepenuhnya dalam arus kehidupan. Individu mengalami kehidupan dan

merasakan hal-hal yang jauh lebih dalam dibandingkan individu yang tidak

teraktualisasikan dirinya. Kebahagiaan bukan merupakan tujuan dalam diri

24

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 43: Budhi Ardiyandhani - core.ac.uk fileAKTUALISASI DIRI PADA AK TIVIS GERAKAN MAHASISWA BERDASARKAN TEORI CARL ROGERS SKRIPSI Diajukan Untuk Memenuhi Salah Satu Syarat Memperoleh Gelar

individu yang mengaktualisasikan diri, tetapi merupakan hasil sampingan dan

perjuangan dalam aktualisasi diri.

c) Individu-individu yang mengaktualisasikan diri adalah benar-benar diri mereka

sendiri

Pengaktualisasi diri tidak tersembunyi dibalik topeng atau kedok yang

berbeda-beda menjadi sesuatu yang sebenarnya bukan diri mereka

sendiri/menyembunyikan sebagian diri mereka. Pengaktualisasi diri bebas dari

harapan-harapan dan rintangan-rintangan yang diberikan masyarakat atau orang

tua mereka. Mereka telah mengatasi aturan-aturan tersebut. Akan tetapi individu

yang mengaktualisasi diri ini tidaklah agresif atau dengan sengaja tidak

konvensional dalam mencemoohkan aturan-aturan dari orang tua atau masyarakat.

Mereka menyadari bahwa diri mereka dapat berfungsi sebagai individu-individu

dalam sanksi dan garis-garis pedoman yang jelas dari masyarakat.

c. Individu Yang Berfungsi Penuh (The Fully Functioning Person)

Rogers mengemukakan bahwa individu yang berhasil mengikuti

tendensi aktualisasi ke arah aktualisasi diri, ia akan mengalami proses aktualisasi

diri. Proses aktualisasi diri ini berlangsung menuju ke tujuan terakhir yaitu

menjadi individu yang berfungsi sepenuhnya (dalam Schultz, 1991). Menurut

Rogers (1961), individu yang berfungsi penuh (the fully functioning person)

memiliki tiga karakteristik atau ciri, yaitu sebagai berikut:

1) Peningkatan Keterbukaan pada Pengalaman

Hal pertama pada proses menjadi individu yang berfungsi penuh yaitu

melibatkan adanya peningkatan keterbukaan pada pengalaman. Individu yang

25

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 44: Budhi Ardiyandhani - core.ac.uk fileAKTUALISASI DIRI PADA AK TIVIS GERAKAN MAHASISWA BERDASARKAN TEORI CARL ROGERS SKRIPSI Diajukan Untuk Memenuhi Salah Satu Syarat Memperoleh Gelar

mengalami keterbukaan pada pengalaman berarti melawan kedefensifan.

Kedefensifan merupakan respon organisme terhadap pengalaman-pengalaman

yang dianggap sebagai sesuatu yang mengancam maupun tidak sesuai

(inkongruen) dengan gambar diri individu, baik mengenai dirinya ataupun

mengenai hubungannya dengan dunia luar. Individu telah mengantisipasi

pengalaman yang mengancam tersebut. Hal itu terjadi karena individu mendistorsi

atau menyangkalnya masuk ke kesadaran. Individu yang terbuka pada

pengalaman akan sungguh dapat melihat secara akurat berbagai pengalaman,

perasaan, dan reaksi-reaksi yang tidak sesuai dengan gambar diri yang telah

dimilikinya. Proses keterbukaan pada pengalaman merupakan pengungkapan yang

berkelanjutan (terus-menerus). Hal ini berarti bahwa individu dapat mengalami

berbagai perasaan dan sikap yang selama ini tidak pernah mampu disadarinya atau

tidak pernah ia terima sebagai milik dirinya.

Individu yang secara penuh terbuka pada pengalaman akan menerima

setiap stimulus, baik yang berasal dari dalam organisme atau dari lingkungan.

Stimulus-stimulus tersebut akan diterima dalam kesadaran tanpa terdistorsi oleh

mekanisme subsepsi. Mekanisme subsepsi merupakan mekanisme ketidaksadaran

yaitu organisme diperingatkan akan adanya pengalaman yang mengancam dirinya.

Individu yang terbuka pada pengalaman akan menerima secara lengkap dalam

kesadaran dan menghidupi setiap stimulus. Stimulus tersebut seperti warna, suara,

kenangan masa lalu, ataupun sensasi kengerian, jijik, atau kesenangan.

Individu yang dapat menerima berbagai stimulus dari dalam dan luar

dirinya, menjadi lebih mampu mengalami apa yang terjadi dalam dirinya. Ia

26

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 45: Budhi Ardiyandhani - core.ac.uk fileAKTUALISASI DIRI PADA AK TIVIS GERAKAN MAHASISWA BERDASARKAN TEORI CARL ROGERS SKRIPSI Diajukan Untuk Memenuhi Salah Satu Syarat Memperoleh Gelar

menjadi lebih terbuka pada rasa senang, kagum, kelembutan hati, ataupun

keberaniannya. Ia bebas menghidupi perasaannya secara subyektif, sebagaimana

perasaan-perasaan tersebut ada dalam dirinya. Hal ini mengarahkan individu

menjadi semakin sadar atas perasaan-perasaan dan sikap-sikapnya sendiri,

sebagaimana perasaan dan sikap tersebut muncul padanya di tingkatan organik. Ia

juga makin sadar pada realitas sebagaimana keberadaan realitas yang ada di luar

dirinya. Hal ini berarti bahwa individu tidak mempersepsi realitas secara a priori

atau sesuai dengan apa yang sudah dipersepsikan sebelumnya.

Rogers juga mengungkapkan bahwa individu yang semakin memiliki

keterbukaan pada pengalaman, ia akan jauh lebih realistik dalam berhadapan

dengan orang-orang, situasi, dan berbagai masalah baru. Hal ini berarti bahwa

kepercayaannya tidak kaku dan dapat mentoleransi ambiguitas. Individu juga

dapat menerima berbagai pengalaman yang bertentangan dengan dirinya. Ia tidak

memaksakan agar pengalaman yang dialami itu harus sesuai dengan situasi yang

dihadapinya. Keterbukaan kesadaran pada hal-hal yang terdapat dalam diri

individu dan berada dalam situasi yang dihadapi saat ini merupakan sesuatu yang

penting.

2) Peningkatan Hidup secara Eksistensial

Rogers mengungkapkan bahwa individu yang secara penuh terbuka pada

pengalamannya akan melihat tiap momen sebagai sesuatu yang baru dan belum

pernah ada sebelumnya. Konsekuensi dari hidup penuh dalam momen yaitu

individu akan menyadari bahwa “akan jadi apa saya di momen selanjutnya, dan

27

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 46: Budhi Ardiyandhani - core.ac.uk fileAKTUALISASI DIRI PADA AK TIVIS GERAKAN MAHASISWA BERDASARKAN TEORI CARL ROGERS SKRIPSI Diajukan Untuk Memenuhi Salah Satu Syarat Memperoleh Gelar

apa yang akan saya lakukan, tumbuh dari momen itu sendiri, tak akan dapat

diramalkan, baik oleh saya ataupun oleh orang lain”.

Individu yang hidup dalam momen berarti bahwa diri dan kepribadian

individu muncul dari pengalaman yang dialaminya. Pengalaman tersebut tidak

disesuaikan dengan struktur dirinya. Individu menjadi partisipan dalam, pengamat

dari, dan menjadi proses pengalaman organismik yang terus menerus. Individu

yang hidup dalam momen berarti bahwa ia tidak kaku (rigid) atau tidak memiliki

organisasi yang ketat, yang dipaksa masuk ke dalam pengalaman. Hal ini

mengarahkan individu untuk memiliki kemampuan adaptif yang maksimum dan

memiliki organisasi diri yang mengalir (Rogers, 1961).

Di sisi lain, kemampuan untuk bertahan dan penyesuaian diri individu

juga didukung oleh adanya pengaruh kelompok minoritas terhadap mayoritas.

Kenworthy & Miller (2001) mengungkapkan bahwa kelompok minoritas

mempersepsikan bahwa mereka mendapatkan dukungan yang lebih besar dari

kelompok mayoritas atas pandangan yang dimiliki meskipun pada kenyataannya

dukungan tersebut tidak seperti yang mereka bayangkan. Meskipun demikian, hal

itu berpengaruh positif bagi kelompok minoritas, yaitu berfungsi untuk

meyakinkan kelompok minoritas agar bertahan pada kemungkinan situasi yang

dihadapi (dalam Baron, 2005). Sejalan dengan kemampuan bertahannya suatu

kelompok minoritas dalam lingkungan yang dihadapi, Sarwono (1978) dalam

penelitiannya menemukan bahwa aktivis gerakan protes berjumlah sedikit.

Menurut Sarwono, secara kuantitatif terdapat perbedaan jumlah yang mencolok

antara aktivis gerakan protes dengan non aktivis. Dari 2500 responden penelitian,

28

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 47: Budhi Ardiyandhani - core.ac.uk fileAKTUALISASI DIRI PADA AK TIVIS GERAKAN MAHASISWA BERDASARKAN TEORI CARL ROGERS SKRIPSI Diajukan Untuk Memenuhi Salah Satu Syarat Memperoleh Gelar

diketahui kalau jumlah aktivis Gerakan hanya 5,4 %, sisanya adalah mahasiswa

yang tergolong pemimpin dan non aktivis. Data penelitian ini menggambarkan

bahwa aktivis gerakan merupakan kelompok minoritas di kampus (dalam Musa,

2006).

Di samping itu, kemampuan individu dalam melakukan penyesuaian diri

atas situasi yang dihadapi juga didukung adanya perasaan harga diri. Hal ini

sesuai dengan Bednar, wells, & Peterson, (1989) & Lazarus (1991) yang

mengungkapkan bahwa harga diri sering meningkat ketika individu berani

mencoba menghadapi masalahnya, bukan menghindarinya. Hal ini berarti bahwa

individu yang berani menghadapi masalah artinya ia tidak defensif atas

pengalaman yang dihadapinya (dalam Santrock, 2002). Selain itu, rendahnya

harga diri dapat menyebabkan masalah penyesuaian diri pada individu (Damon &

Hart, 1988; Fenzel, 1994; Harter & Marold, 1992, Markus & Nurius, 1986,

Pfeffer, 1986, dalam Santrock, 2002). Sejalan dengan hal tersebut, Snider &

Miller (1993) juga mengungkapkan bahwa organisasi kepemudaan dapat memiliki

pengaruh bagi perkembangan individu. Menurut Ericson (1982) terdapat lebih

dari 400 organisasi kepemudaan di Amerika. Selanjutnya, Erikson menjelaskan

secara khusus bahwa remaja yang tergabung dalam kelompok organisasi

kepemudaan lebih mau berpartisipasi dalam aktivitas di masyarakat dan memiliki

harga diri yang lebih tinggi di masa dewasanya dibandingkan dengan individu

yang tidak mengikuti organisasi kepemudaan (dalam Santrock, 2003). Sejalan

dengan adanya hubungan antara harga diri dengan keterlibatan individu dalam

suatu komunitas juga didukung oleh hasil penelitian Boys and Girls Club’s of

29

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 48: Budhi Ardiyandhani - core.ac.uk fileAKTUALISASI DIRI PADA AK TIVIS GERAKAN MAHASISWA BERDASARKAN TEORI CARL ROGERS SKRIPSI Diajukan Untuk Memenuhi Salah Satu Syarat Memperoleh Gelar

American (1989) yang menunjukkan bahwa individu yang berpartisipasi dalam

organisasi kepemudaan secara regular, terlihat lebih berpartisipasi dalam aktivitas

lingkungan masyarakat dan memiliki harga diri yang lebih tinggi (dalam Santrock,

2003).

Kemampuan penyesuaian diri tersebut juga mengarahkan diri individu

untuk sanggup berubah. Individu yang mengalami peningkatan hidup secara

eksistensial melibatkan pengungkapan struktur pengalamannya dalam proses

menghidupi pengalaman. Ia tidak memaksakan evaluasi dan struktur a priori ke

pengalaman yang dialami. Ia juga tidak memasukkan pengalaman agar sesuai

dengan prekonsepsinya. Selain itu, individu tidak merasa terganggu saat aliran

(fluiditas) pengalaman tak cocok dengan struktur prekonsepsi tersebut (Rogers,

1961).

3) Peningkatan Kepercayaan pada Organismenya

Rogers (1961) mengatakan bahwa individu yang mengalami peningkatan

kepercayaan pada organisme berarti bahwa individu memiliki kepercayaan pada

dirinya ketika memilih arah perilaku yang harus diambil di setiap situasi. Individu

tidak mendasarkan arah perilakunya pada suatu prinsip pemandu atau hal-hal yang

ditanamkan suatu kelompok atau institusi. Arah perilaku individu juga tidak

berdasarkan pada penilaian orang lain atau pengalaman masa lalu saat berhadapan

dengan situasi yang sama. Keterbukaan pada pengalaman menyebabkan individu

memiliki peningkatan kepercayaan terhadap reaksi total organismiknya. Ketika

menghadapi suatu situasi baru, individu yang cenderung terbuka pada pengalaman

akan melakukan apa yang “dirasa benar”. Hal inilah yang terbukti sebagai

30

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 49: Budhi Ardiyandhani - core.ac.uk fileAKTUALISASI DIRI PADA AK TIVIS GERAKAN MAHASISWA BERDASARKAN TEORI CARL ROGERS SKRIPSI Diajukan Untuk Memenuhi Salah Satu Syarat Memperoleh Gelar

panduan kompeten dan dapat dipercaya dalam memilih perilaku yang paling

memuaskan.

Individu yang sepenuhnya terbuka pada pengalaman akan memiliki

akses ke seluruh data yang tersedia di suatu situasi. Data tersebut digunakan

sebagai dasar perilakunya. Data ini dapat berupa tuntutan-tuntutan sosial,

kebutuhan individu yang saling bertentangan, ingatan pada situasi yang sama,

maupun persepsi individu akan keunikan situasi yang dihadapi. Individu tersebut

memilih arah perilaku yang paling memuaskan kebutuhannya. Hal ini dilakukan

dengan membiarkan organisme totalnya dan melibatkan kesadarannya untuk

mempertimbangkan tiap stimulus, kebutuhan dan tuntutan, serta

mempertimbangkan intensitas relatif dan nilai penting masing-masing.

Individu yang terbuka pada pengalaman akan menggunakan informasi

yang sesuai situasi yang dihadapi. Individu tidak memperlakukan kenangan-

kenangan dan hal-hal yang telah dipelajari sebagai kenyataan saat ini (yang

sedang terjadi), tetapi sebagai data yang harus diolah. Ia juga tidak menghalangi

pengalaman-pengalaman mengancam untuk masuk ke dalam kesadaran. Individu

akan menemukan bahwa organismenya sungguh-sungguh dapat dipercaya. Hal ini

terjadi karena seluruh data yang tersedia digunakan dan diolah berdasarkan bentuk

akuratnya, bukan bentuk yang telah terdistorsi. Oleh karena itu, perilaku yang

dipilihnya akan cenderung memuaskan semua kebutuhannya, seperti kebutuhan

untuk mengembangkan diri, berafiliasi dengan orang lain, dan lain sebagainya

(Rogers, 1961).

31

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 50: Budhi Ardiyandhani - core.ac.uk fileAKTUALISASI DIRI PADA AK TIVIS GERAKAN MAHASISWA BERDASARKAN TEORI CARL ROGERS SKRIPSI Diajukan Untuk Memenuhi Salah Satu Syarat Memperoleh Gelar

Selain itu, Rogers (1961) juga mengatakan bahwa individu dalam proses

mempertimbangkan arah perilakunya tidak akan melanggar organismenya. Proses

tersebut akan selalu menghasilkan jawaban terbaik yang paling mungkin

didapatkan atas seluruh data yang ada, walaupun kadang-kadang data tertentu juga

dapat hilang. Akibat adanya unsur keterbukaan pada pengalaman, individu akan

cepat mengoreksi tiap error (kesalahan) atau tiap hal yang terjadi karena arah

perilaku yang tak memuaskan. Dengan demikian, proses pemilihan arah perilaku

akan juga selalu mengalami proses pengkoreksian. Hal ini disebabkan karena apa

yang dipilih individu akan diuji secara terus-menerus dalam perilaku nyata.

Individu yang semakin terbuka pada seluruh pengalamannya semakin

mungkin percaya pada reaksi-reaksi yang dialami. Ketika individu merasa akan

mengekspresikan kemarahan, ia akan mengekspresikan kemarahan itu dan

merasakan bahwa ekspresi ini memuaskan. Keinginan mengekspresikan

kemarahan ini juga sama hidupnya (sama adanya) dengan keinginan individu

yang lain, seperti keinginan akan afeksi, afiliasi, atau berelasi. Individu merasa

surprised (terkejut bercampur bahagia) dengan keterampilan intuitif yang dimiliki

dalam menemukan solusi-solusi berperilaku untuk menghadapi berbagai masalah

yang ada. Setelah itu, individu baru dapat menyadari bahwa reaksi inner tersebut

bisa dipercaya dan dapat menghasilkan perilaku-perilaku yang memuaskan.

Reaksi inner contohnya adalah dorongan sadar atau tidak sadar, dorongan

emosional, psikomotorik, reflek, kognitif, maupun perasaan (Rogers, 1961).

Di samping itu, peningkatan kepercayaan pada organisme juga dapat

didukung oleh kemampuannya dalam berpikir kritis. Hal ini diungkapkan oleh

32

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 51: Budhi Ardiyandhani - core.ac.uk fileAKTUALISASI DIRI PADA AK TIVIS GERAKAN MAHASISWA BERDASARKAN TEORI CARL ROGERS SKRIPSI Diajukan Untuk Memenuhi Salah Satu Syarat Memperoleh Gelar

Santrock (2002), bahwa berpikir kritis memampukan individu dalam menggali

makna suatu masalah secara lebih mendalam dan berpikiran terbuka pada

berbagai pendekatan dan pandangan yang berbeda-beda. Hal itu menyebabkan

individu dapat menetapkan apa yang akan diyakini atau dilakukannya untuk

dirinya sendiri. Kepercayaan pada diri sendiri dalam mengambil suatu keputusan

juga didukung oleh pengalaman. Jacobs & Potenza (1990) dan Keating (1990a)

yang mengemukakan bahwa keluasan pengalaman ikut berperan dalam

kemampuan individu mengambil keputusan sendiri.

Alur proses dari ketiga karakteristik individu yang berfungsi penuh (the

fully functioning person) menurut Rogers di atas dapat digambarkan pada skema

di bawah ini (halaman 34).

33

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 52: Budhi Ardiyandhani - core.ac.uk fileAKTUALISASI DIRI PADA AK TIVIS GERAKAN MAHASISWA BERDASARKAN TEORI CARL ROGERS SKRIPSI Diajukan Untuk Memenuhi Salah Satu Syarat Memperoleh Gelar

Skema 1. Proses Aktualisasi Diri berdasarkan teori Carl Rogers

HE (Peningkatan Hidup secara Eksistensial)

MH

DK

TK

KP (Peningkatan

Keterbukaan pada Pengalaman)

MA

MS

BMS

KO (Peningkatan

Kepercayaan pd Organisme)

PP

PR

34

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 53: Budhi Ardiyandhani - core.ac.uk fileAKTUALISASI DIRI PADA AK TIVIS GERAKAN MAHASISWA BERDASARKAN TEORI CARL ROGERS SKRIPSI Diajukan Untuk Memenuhi Salah Satu Syarat Memperoleh Gelar

Keterangan Skema:

No

Karakteristik Aktualisasi Diri

Indikator Keterangan

MA Melihat secara akurat berbagai pengalaman, perasaan, & reaksi-reaksi yang tidak sesuai dengan gambar diri individu, baik mengenai dirinya atau hubungannya dengan dunia luar

MS Menerima dalam kesadarannya setiap stimulus, baik yang berasal dari dalam organisme atau dari lingkungan.

1. KP: Peningkatan Keterbukaan pada Pengalaman

BMS Bebas menyadari dan menghidupi pengalaman, perasaan & sikap secara subyektif atas apa yang sedang dialami.

MH Setiap momen kehidupan dilihat sebagai sesuatu yang baru dan berfokus pada masa sekarang

DK Diri dan kepribadian muncul dari pengalaman (menjadi partisipan dalam, pengamat dari, dan menyerahkan diri pada kemungkinan-kemungkinan yang sedang berkembang)

2. HE: Peningkatan Hidup secara Eksistensial

TK Tidak kaku (rigid), sanggup berubah, dan adaptif atas pengalaman

PP Percaya atas penilaian-penilaian & keputusan yang akan diambil berdasar diri sendiri atas situasi yang dihadapi (independent & tidak menggantungkan pilihan hidup pada suatu peran atau pihak lain)

3. KO: Peningkatan Kepercayaan pada Organismenya

PR Percaya pada reaksi-reaksi inner yang dialami & bersifat intuitif dalam menghasilkan perilaku-perilaku yang memuaskan untuk mengatasi masalahnya.

= menandakan satu rangkaian proses yang terjadi pada 1 karakteristik aktualisasi diri.

= menyebabkan terjadinya

= karakteristik KP mengarahkan terjadinya karakteristik HE dan KO.

35

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 54: Budhi Ardiyandhani - core.ac.uk fileAKTUALISASI DIRI PADA AK TIVIS GERAKAN MAHASISWA BERDASARKAN TEORI CARL ROGERS SKRIPSI Diajukan Untuk Memenuhi Salah Satu Syarat Memperoleh Gelar

Rogers (1961) mengemukakan bahwa tiap pandangan mengenai hal-hal

yang ikut menentukan pergerakan ke arah the fully functioning person

mengandung dua implikasi. Dua implikasi dari ketiga karakteristik yang telah

disebutkan di atas, yaitu sebagai berikut:

1) Kebebasan

Implikasi pertama yaitu kebebasan, terkait dengan ‘kehendak bebas’.

Individu bebas untuk menjadi dirinya sendiri atau bersembunyi di balik topeng,

untuk bergerak maju atau justru mundur, untuk berperilaku yang merusak diri

sendiri atau orang lain, atau menjadi bermanfaat, maupun bebas untuk mati atau

hidup. Individu memilih arah perilaku yang paling efektif, baik ketika

menghadapi stimulus internal (dari dalam individu) maupun eksternal (dari luar

individu). Hal ini disebabkan karena perilaku itulah yang akan paling

memuaskannya secara mendalam. Individu yang berfungsi penuh akan mengalami

dan memanfaatkan kebebasan paling mutlak saat ia memilih atau menghendaki

perilaku. Pemilihan perilaku ini dilakukan secara spontan, bebas, dan suka rela

meskipun sebenarnya perilaku tersebut secara mutlak juga terdeterminasi.

Berdasarkan uraian di atas, dapat dikatakan bahwa individu yang

semakin berproses menuju the fully functioning person, ia akan semakin

mengalami kebebasan dalam memilih. Pilihan individu tersebut akan semakin

terimplementasi secara efektif dalam perilakunya.

2) Kreativitas

Rogers mengungkapkan bahwa individu yang bergerak ke arah the fully

functioning person merupakan individu-individu yang kreatif. Keterbukaan

36

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 55: Budhi Ardiyandhani - core.ac.uk fileAKTUALISASI DIRI PADA AK TIVIS GERAKAN MAHASISWA BERDASARKAN TEORI CARL ROGERS SKRIPSI Diajukan Untuk Memenuhi Salah Satu Syarat Memperoleh Gelar

individu pada dunia dan kepercayaan pada kemampuannya dalam membentuk

hubungan baru dengan lingkungan akan menjadikan individu itu sebagai individu

yang kreatif. Individu tersebut tidak akan selalu harus ‘tersesuaikan’ ke dalam

kebudayaannya. Pada tiap waktu dan tiap budaya, individu akan hidup secara

konstruktif ataupun selaras dengan kebudayaannya. Meskipun demikian, hal itu

seimbang dengan kebutuhan yang telah terpuaskan. Dalam beberapa situasi

budaya, individu mungkin sangat tidak bahagia pada hal-hal tertentu, tapi ia akan

terus bergerak maju menjadi dirinya sendiri. Individu akan berperilaku

sedemikian rupa sebagai cara untuk menyediakan pemuasan maksimum bagi

kebutuhan terdalamnya. Individu tersebut paling mungkin dapat beradaptasi dan

bertahan di berbagai kondisi lingkungan yang berubah-ubah. Individu juga akan

mampu secara kreatif membuat penyesuaian yang benar pada kondisi-kondisi

yang baru maupun yang lama.

Mihaly (1996) mengungkapkan bahwa kreativitas merupakan tindakan

atau produk yang merupakan perubahan dari suatu keberadaan tertentu dan

membutuhkan usaha untuk melakukan perubahan tersebut. Perubahan ini

dilakukan untuk melakukan penyesuaian diri. Piers (1970) juga mengemukakan

bahwa ciri-ciri orang-orang kreatif diantaranya cenderung memiliki rasa ingin

tahu yang besar, tidak puas pada apa yang ada, percaya diri, otonom, bebas dalam

pertimbangan, dan tertarik pada hal-hal yang kompleks (dalam Supriadi, 1994).

Selain itu, Cashdan & Welsh (1966, dalam Supriyadi, 1994) dalam penelitiannya

juga menemukan bahwa siswa SMA yang kreativitasnya tinggi terlihat lebih

mandiri dan mengusahakan perubahan dalam lingkungan, sedangkan siswa yang

37

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 56: Budhi Ardiyandhani - core.ac.uk fileAKTUALISASI DIRI PADA AK TIVIS GERAKAN MAHASISWA BERDASARKAN TEORI CARL ROGERS SKRIPSI Diajukan Untuk Memenuhi Salah Satu Syarat Memperoleh Gelar

kreativitasnya lebih rendah memiliki otonomi yang rendah dan kurang

menonjolkan diri.

Dilihat dari segi peranan pengalaman belajar terhadap kemampuan

individu dalam berperilaku kreatif, dapat terlihat bahwa perilaku kreatif juga

dibantu oleh pengalaman keterlibatan individu dalam suatu organisasi. Salah satu

hal yang didapatkan dari organisasi yaitu adanya budaya organisasi. Budaya

organisasi terdiri dari asumsi-asumsi dasar yang dipelajari, baik sebagai hasil

memecahkan masalah yang muncul dalam proses penyesuaian dengan lingkungan

maupun organisasi itu sendiri (Schein, 1992, dalam Munandar, 2001). Sejalan

dengan peranan pengalaman belajar individu terhadap kreatifitas juga didukung

oleh Supriadi (1989) dalam studi terhadap para finalis dan pemenang Lomba

Karya Ilmiah Remaja dan Lomba Penelitian Ilmiah Remaja. Hasil penelitian

tersebut membuktikan bahwa responden pemenang lomba lebih mempunyai

pengalaman bermakna dan lebih beragam dibandingkan kelompok pembanding.

Mereka juga lebih unggul dalam kegemaran membaca dan mengarang, serta

keaktifan dalam organisasi. Pengalaman-pengalaman kehidupan responden diduga

mampu menyebabkan mereka menjadi kreatif (dalam Supriadi, 1994).

Sejalan dengan karakteristik-karakteristik dan implikasi karakteristik

individu yang berfungsi penuh menurut teori asli Rogers, Koeswara (1989),

Schultz (1991), dan Cloninger (2004) juga mengemukakan bahwa karakteristik

individu yang berfungsi penuh menurut Rogers ada lima, yaitu keterbukaan pada

pengalaman, hidup secara eksistensial, adanya kepercayaan pada organismenya,

38

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 57: Budhi Ardiyandhani - core.ac.uk fileAKTUALISASI DIRI PADA AK TIVIS GERAKAN MAHASISWA BERDASARKAN TEORI CARL ROGERS SKRIPSI Diajukan Untuk Memenuhi Salah Satu Syarat Memperoleh Gelar

adanya kebebasan, dan kreativitas. Meskipun demikian, peneliti hanya

menggunakan tiga karakteristik individu yang berfungsi penuh, yang mana

menggunakan penjelasan teoritis berdasarkan pada teori asli Rogers (1961) agar

tidak terjadi interpretasi yang berlebihan. Karakteristik tersebut yaitu adanya

peningkatan keterbukaan pada pengalaman, peningkatan hidup secara eksistensial,

dan peningkatan kepercayaan pada organismenya.

3. Aktualisasi Diri atau Proses Menuju Individu Yang Berfungsi Penuh

(The Fully Functioning Person)

Rogers (dalam Schultz, 1991) mengungkapkan bahwa individu yang

bertambah besar (usianya bertambah), akan mengalami perkembangan “diri”.

Pada masa ini, aktualisasi individu akan berubah dari segi fisiologis ke segi

psikologis atau berpusat pada kepribadian. Perubahan itu mulai pada masa kanak-

kanak dan selesai pada akhir masa remaja. Setelah “diri” mulai muncul, maka

tendensi aktualisasi akan mulai menjadi aktualisasi diri. Hal ini dapat dikatakan

bahwa aktualisasi diri mulai berlangsung pada masa akhir remaja, lalu memasuki

masa dewasa awal, dan akan terus berlangsung sampai sepanjang hidup individu.

Aktualisasi diri merupakan suatu proses yang berlangsung terus menerus pada

kehidupan setiap individu.

Rogers (1959) mengungkapkan bahwa diri merupakan bagian dari

medan fenomenal yang terdeferensiasikan (pemisahan dari medan fenomenal).

Diri berisi persepsi-persepsi (pola pengamatan dan penilaian sadar) tentang sifat-

sifat dari diri subjek atau diri obyek dan tentang hubungan-hubungan antara diri

39

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 58: Budhi Ardiyandhani - core.ac.uk fileAKTUALISASI DIRI PADA AK TIVIS GERAKAN MAHASISWA BERDASARKAN TEORI CARL ROGERS SKRIPSI Diajukan Untuk Memenuhi Salah Satu Syarat Memperoleh Gelar

subjek atau diri obyek dengan orang lain dan dengan berbagai aspek kehidupan

beserta nilai-nilai yang melekat pada persepsi-persepsi ini (dalam Hall & Lindzey,

1993).

Rogers (1961) mengemukakan bahwa aktualisasi diri adalah suatu

proses individu untuk menjadi diri sendiri, mengungkapkan potensi-potensi

psikologis yang unik, dan berusaha ke arah pertumbuhan diri yang optimal

sehingga menjadi individu yang berfungsi penuh (the fully functioning person).

Individu yang mengaktualisasikan diri akan terlihat paling jelas ketika individu

diamati dalam jangka waktu yang lama. Menurut Rogers, menjadi individu yang

berfungsi penuh itu merupakan sesuatu yang utopis dan tidak akan pernah dicapai

individu dalam kehidupannya. Individu yang ideal ini hanya akan menjadi arah

hidup bagi seseorang. Individu dikatakan lebih baik apabila ia berusaha berproses

untuk menuju menjadi individu yang ideal dibandingkan dengan individu yang

tidak berproses (dalam Cremers, 1987). Individu yang mengalami proses

aktualisasi diri menuju keberfungsian penuh inilah yang merupakan individu yang

sehat.

Menurut Rogers (1961), proses pergerakan menjadi individu yang

berfungsi penuh melibatkan tiga karakteristik yaitu adanya peningkatan

keterbukaan pada pengalaman, peningkatan hidup secara eksistensial, dan adanya

peningkatan kepercayaan pada organismenya. Karakteristik pertama yaitu adanya

peningkatan keterbukaan pada pengalaman. Individu yang memiliki keterbukaan

pada pengalaman tidak akan menolak atau mengantisipasi pengalaman-

pengalaman yang dianggap mengancam. Pengalaman yang mengancam ini

40

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 59: Budhi Ardiyandhani - core.ac.uk fileAKTUALISASI DIRI PADA AK TIVIS GERAKAN MAHASISWA BERDASARKAN TEORI CARL ROGERS SKRIPSI Diajukan Untuk Memenuhi Salah Satu Syarat Memperoleh Gelar

dipahami sebagai sesuatu yang tidak sesuai dengan gambaran dirinya atau

lingkungan di luar dirinya. Keterbukaan pada pengalaman menjadikan individu

dapat melihat secara akurat berbagai pengalaman, perasaan, dan berbagai reaksi

yang tidak sesuai gambar diri yang dimilikinya. Apabila individu telah mencapai

keterbukaan terhadap pengalaman maka ia akan secara penuh terbuka untuk

menerima setiap stimulus baik stimulus internal maupun eksternal, tanpa

terdistorsi oleh mekanisme pertahanan apapun. Individu akan menghidupi semua

stimulus yang ada pada dirinya dan akan menerimanya secara lengkap dalam

kesadarannya. Individu yang terbuka pada pengalaman juga akan merasa bebas

menghidupi perasaan, sikap, pengalaman-pengalaman sebagaimana adanya.

Karakteristik kedua dari proses menjadi individu yang berfungsi penuh

menurut Rogers yaitu adanya peningkatan hidup secara eksistensial. Individu

yang terbuka pada pengalamannya akan cenderung hidup secara penuh di setiap

momen hidupnya. Individu mampu menganggap setiap momen tersebut sebagai

sesuatu yang baru. Individu yang hidup dalam momen berarti bahwa ia tidak kaku

dan akan membentuk diri dan kepribadiannya berdasarkan pengalaman-

pengalaman yang dialami dan dihidupinya. Ia akan rela menjadi suatu proses

secara terus menerus atau menjadi partisipan dalam proses tersebut. Individu yang

hidup dalam momen juga akan cenderung menjadi seseorang yang adaptif secara

maksimum, menjadi organisme yang mengalir dan sanggup berubah.

Karakteristik ketiga yaitu adanya peningkatan kepercayaan pada

organismenya. Kemampuan individu untuk terbuka pada pengalaman dan hidup

secara penuh di dalam dan dengan setiap perasaan maupun reaksi-reaksinya akan

41

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 60: Budhi Ardiyandhani - core.ac.uk fileAKTUALISASI DIRI PADA AK TIVIS GERAKAN MAHASISWA BERDASARKAN TEORI CARL ROGERS SKRIPSI Diajukan Untuk Memenuhi Salah Satu Syarat Memperoleh Gelar

membuatnya mengindera seakurat mungkin terhadap situasi eksistensial yang

dihadapi. Hal ini mengarahkan individu untuk menggunakan semua informasi

yang dimiliki kemudian menggunakannya dalam kesadarannya. Setelah itu,

individu akan mampu memilih secara bebas atas berbagai kemungkinan perilaku

yang dianggap paling memuaskan saat ini. Pada keberfungsian ini, individu

mampu menaruh kepercayaan lebih pada organismenya karena ia dapat secara

penuh terbuka pada konsekuensi-konsekuensi atas setiap perilaku yang

dilakukannya apabila perilaku tersebut terbukti kurang memuaskan.

Rogers (1961) juga mengungkapkan bahwa individu yang memiliki

keterbukaan pada pengalaman menjadi lebih mampu mengalami seluruh

pengalamannya. Ia menjadi tidak lagi begitu takut pada perasaan-perasaannya dan

lebih terbuka pada berbagai sumber. Ia juga terlibat secara penuh dalam proses

“mengada” dan menjadi dirinya sendiri. Dengan demikian, individu akan realistis

dan penuh bersifat sosial, hidup lebih penuh dalam momen saat ini serta akan

belajar memaknai momen hidup yang sedang dialaminya. Pada akhirnya, individu

akan menjadi organisme yang berfungsi secara penuh dan karena kesadaran akan

dirinya sendiri yang mengalir bebas melalui keterlibatan dalam pengalamannya

maka ia akan menjadi orang yang lebih berfungsi secara penuh.

Selain itu, Rogers (1961) mengatakan bahwa individu yang terbuka

terhadap pengalaman akan memiliki kepercayaan pada kemampuannya dalam

membentuk hubungan baru dengan lingkungannya. Hal ini akan membuat

individu mampu menjadi individu yang hidup kreatif dan konstruktif dalam tiap

momen hidupnya secara harmonis. Individu tersebut juga paling mungkin untuk

42

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 61: Budhi Ardiyandhani - core.ac.uk fileAKTUALISASI DIRI PADA AK TIVIS GERAKAN MAHASISWA BERDASARKAN TEORI CARL ROGERS SKRIPSI Diajukan Untuk Memenuhi Salah Satu Syarat Memperoleh Gelar

dapat beradaptasi dan survive (bertahan) dalam kondisi lingkungan yang berubah-

ubah. Ia akan mampu membuat penyesuaian yang benar pada kondisi-kondisi

yang baru maupun yang lama.

B. Aktivis Gerakan Mahasiswa

1. Pengertian Aktivis

Aktivis adalah orang-orang yang melibatkan diri dalam suatu kegiatan

atau perjuangan secara aktif atau agresif. Aktivis juga dapat diartikan sebagai

penggerak (Kamus Besar Bahasa Indonesia Kontemporer, 1991). Mahasiswa

adalah manusia yang sedang berkembang, yang mana pada masa ini memiliki

energi yang lebih. Mahasiswa dapat melakukan banyak hal yang berkaitan dengan

pengembangan potensi diri sampai pada aktivitas kekerasan. Mereka memiliki

gaya yang selalu dinamis dan peran dalam setiap perubahan (Budyawan, 2003).

Berdasarkan uraian di atas, dapat disimpulkan bahwa dalam penelitian

ini aktivis diartikan sebagai mahasiswa yang melibatkan diri dalam kegiatan

secara aktif untuk melakukan pengembangan potensi diri, bersifat dinamis, dan

berperan dalam perubahan.

2. Gerakan Mahasiswa (GM)

a. Pengertian Gerakan Mahasiswa

Gerakan atau pergerakan adalah usaha atau kegiatan yang bergerak di

lapangan sosial, politik, dan sebagainya (Kamus Besar Bahasa Indonesia, 1996).

Hal ini sejalan dengan pernyataan Hussain Muhammad (1986) yang

43

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 62: Budhi Ardiyandhani - core.ac.uk fileAKTUALISASI DIRI PADA AK TIVIS GERAKAN MAHASISWA BERDASARKAN TEORI CARL ROGERS SKRIPSI Diajukan Untuk Memenuhi Salah Satu Syarat Memperoleh Gelar

mengemukakan bahwa Gerakan Mahasiswa merupakan gerakan yang dapat

digolongkan dalam gerakan sosial. Jeffrey Haynes (dalam Touraine, 1985)

menjelaskan bahwa gerakan sosial merupakan pelaku yang secara budaya terlibat

dalam konflik sosial atau politik. Gerakan sosial merupakan gerakan yang

dibangun oleh mahasiswa yang mana memiliki bentuk tingkah laku dan

budayanya sendiri. Gerakan Mahasiswa juga digerakkan oleh spirit atau semangat

kepemudaan yang menyala-nyala dan sarat dengan ideologi tertentu (dalam

Hasan, 2006).

Arbi Sanit (1999) mengemukakan bahwa Gerakan Mahasiswa

mempunyai peranan yang sangat besar bagi masyarakat. Mahasiswa sebagai

pelopor dalam setiap perubahan. Hal ini sangat didukung oleh sifat yang melekat

pada diri mahasiswa yaitu kekritisan pemikirannya. Kekritisan mahasiswa, baik

dalam pemikiran maupun tindakannya dapat menyadarkan hati nurani masyarakat.

Meskipun demikian, terkadang apa yang dilakukan oleh mahasiswa tidak

selamanya benar (dalam Hasan, 2006). Musa (2006) mengungkapkan bahwa

Gerakan Mahasiswa merupakan sebuah proses perluasan peran mahasiswa dalam

kehidupan masyarakat. Gerakan Mahasiswa dibangun untuk meningkatkan daya

kritis mahasiswa secara keseluruhan dalam melihat berbagai persoalan yang

sedang dihadapi masyarakat. Persoalan tersebut meliputi konteks lokal, nasional,

maupun internasional.

Berdasarkan uraian di atas, Gerakan Mahasiswa dalam penelitian ini

adalah kegiatan mahasiswa yang bergerak di bidang sosial, yang dilandasi

semangat kepemudaan, ideologi, dan daya kritis untuk menyikapi berbagai

44

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 63: Budhi Ardiyandhani - core.ac.uk fileAKTUALISASI DIRI PADA AK TIVIS GERAKAN MAHASISWA BERDASARKAN TEORI CARL ROGERS SKRIPSI Diajukan Untuk Memenuhi Salah Satu Syarat Memperoleh Gelar

persoalan yang sedang dihadapi masyarakat (baik dalam konteks lokal, nasional,

maupun internasional). Gerakan ini bergerak untuk memperjuangkan kepentingan

publik (rakyat), memiliki cara tersendiri dalam perjuangannya, dan memiliki

kepeloporan dalam setiap perubahan.

b. Tujuan Gerakan Mahasiswa

Jeffrey Haynes (dalam Touraine, 1985) mengatakan bahwa gerakan

sosial atau Gerakan Mahasiswa bertujuan untuk menyerukan dan memadukan

tuntutan mengenai perubahan tatanan sosial, politik, dan ekonomi. Hal ini berarti

bahwa gerakan sosial berusaha menciptakan ruang demokrasi bagi aksi sosial

yang otonom dan menafsirkan kembali norma dan memperbaiki lembaga-lembaga

yang terkait dengan kepentingan masyarakat. Selain itu, gerakan sosial juga

berusaha menggerakkan kelompok-kelompok masyarakat yang dinilai tertindas

atau tereksploitasi. Gerakan Mahasiswa sebagai gerakan sosial juga berusaha

untuk mewujudkan kesadaran politik setiap individu dalam masyarakat demi

menentang segala penindasan yang dilakukan oleh negara (dalam Hasan, 2006).

Tujuan Gerakan Mahasiswa yang lain adalah untuk mencerdaskan

masyarakat, dalam arti agar masyarakat menyadari adanya kesalahan dalam

sistem yang ada di negara kita. Pemerintah cenderung dinilai tidak berpihak pada

masyarakat. Di samping itu, tujuan Gerakan Mahasiswa adalah menciptakan

pemahaman agar mahasiswa (pemuda) menyadari bahwa kelas terdidik

merupakan kelas menengah yang memiliki dua kemungkinan yaitu menjadi

anggota negara atau lembaga negara atau kembali ke masyarakat (turun ke

rakyat). Mahasiswa diharapkan menjadi intelektual organik yaitu menjadi

45

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 64: Budhi Ardiyandhani - core.ac.uk fileAKTUALISASI DIRI PADA AK TIVIS GERAKAN MAHASISWA BERDASARKAN TEORI CARL ROGERS SKRIPSI Diajukan Untuk Memenuhi Salah Satu Syarat Memperoleh Gelar

intelektual yang berpihak pada masyarakat. Intelektual organik merupakan

intelektual yang mampu beradaptasi dengan realita kemasyarakatan yang dihadapi

(Budyawan, 2003).

c. Aktivitas Gerakan Mahasiswa

Aktivitas Gerakan Mahasiswa sering terkait dengan kepentingan publik

(memperjuangkan kepentingan publik atau rakyat) sehingga mendapat perhatian

khusus dari publik dan media massa. Gerakan Mahasiswa memiliki aktivitas

seperti berdiskusi, membuat petisi, demonstrasi, mogok, maupun terlibat dalam

ruang ‘eksperimentasi’ sebagai media menyalurkan potensi dan kapasitas yang

dimilikinya (http:/www.bigs.or.id/bujet/5-3/artikel4.htm). Aktivitas lain yang

dilakukan oleh aktivis Gerakan Mahasiswa adalah melakukan advokasi atau

pendampingan terhadap masyarakat seperti petani, buruh (misalnya buruh

pabrik), dan Pedagang Kaki Lima (PKL) di daerah-daerah kasus. Mereka juga

melakukan diskusi-diskusi atas suatu permasalahan sosial dan melakukan

demonstrasi ketika terjadi masalah yang tidak dapat diselesaikan secara dialogis.

Berdasarkan pemaparan di atas dapat disimpulkan bahwa aktivis

Gerakan Mahasiswa (GM) adalah mahasiswa yang melibatkan diri secara aktif

dalam kegiatan yang bergerak di bidang sosial yaitu memperjuangkan

kepentingan publik (rakyat), untuk melakukan pengembangan potensi diri,

bersifat kritis, dinamis, dan berperan sebagai pelopor dalam perubahan menurut

cara perjuangannya sendiri. Aktivitas aktivis tersebut seperti berdiskusi, membuat

petisi, demonstrasi, mogok, dialog, maupun melakukan pendampingan

46

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 65: Budhi Ardiyandhani - core.ac.uk fileAKTUALISASI DIRI PADA AK TIVIS GERAKAN MAHASISWA BERDASARKAN TEORI CARL ROGERS SKRIPSI Diajukan Untuk Memenuhi Salah Satu Syarat Memperoleh Gelar

masyarakat sosial (petani, buruh pabrik, Pedagang Kaki Lima, atau masyarakat

umum).

C. Proses Aktualisasi Diri Pada Aktivis Gerakan Mahasiswa (GM)

Berdasarkan Teori Carl Rogers

Pada dasarnya individu merupakan makhluk sosial, dalam arti bahwa

individu ada untuk masyarakat dan berelasi dengan masyarakat (John Dewey

dalam Veerger, 1985). Hal ini sejalan dengan apa yang diperjuangkan oleh aktivis

Gerakan Mahasiswa (GM), yaitu mahasiswa sebagai individu yang merupakan

bagian dari masyarakat maka sudah sewajarnya apabila mereka ikut berpartisipasi

aktif dalam memperjuangkan kepentingan masyarakat (rakyat).

Aktivis Gerakan Mahasiswa sebagai individu, tentunya memiliki

harapan agar dapat melakukan peran aktif dan tanggung jawab sosialnya sebaik

mungkin. Aktivis Gerakan Mahasiswa memiliki tujuan untuk berusaha terlibat

bergerak secara aktif di bidang sosial yaitu memperjuangkan kepentingan publik

(rakyat). Selain itu, aktivis tersebut juga ingin mengembangkan potensi diri,

kekritisan, kedinamisan, dan memiliki jiwa kepeloporan dalam perubahan yang

terjadi dalam maasyarakat menurut cara perjuangannya sendiri. Perubahan

tersebut terkait adanya hal-hal yang dinilai sebagai suatu ketidakadilan,

ketertindasan, kecurangan, dan permasalahan sosial lain yang dialami oleh

masyarakat. Aktivis Gerakan Mahasiswa berusaha untuk melakukan perubahan

ataupun perbaikan menuju keadilan dan kesejahteraan bagi masyarakat melalui

47

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 66: Budhi Ardiyandhani - core.ac.uk fileAKTUALISASI DIRI PADA AK TIVIS GERAKAN MAHASISWA BERDASARKAN TEORI CARL ROGERS SKRIPSI Diajukan Untuk Memenuhi Salah Satu Syarat Memperoleh Gelar

keterlibatannya dalam diskusi-diskusi mengenai permasalahan sosial, membuat

petisi, demonstrasi, mogok, dialog, maupun terlibat dalam ruang ‘eksperimentasi’

lain (http:/www.bigs.or.id/bujet/5-3/artikel4.htm). Ruang ‘eksperimentasi’

dipahami sebagai media untuk menyalurkan potensi yang dimiliki, seperti

melakukan pendampingan-pendampingan bagi masyarakat sosial dengan aktif di

Sekolah Masyarakat, advokasi perburuhan, petani, Pedagang Kaki Lima, dan

sebagainya.

Proses aktivis Gerakan Mahasiswa dalam melakukan aksinya untuk

melakukan perbaikan bagi lingkungan sosialnya ditentukan juga oleh aktualisasi

diri. Pandangan tersebut didasari oleh asumsi Rogers yaitu bahwa aktualisasi diri

individu ikut berperan dalam mengatasi perkembangan zaman serta perubahan-

perubahan lingkungan (dalam Schultz, 1991). Hal ini menunjukkan bahwa

peranan aktualisasi diri sejalan dengan peran aktivis Gerakan Mahasiswa yaitu

untuk mendukung mengatasi berbagai permasalahan dan perubahan yang terjadi

dalam masyarakat. Berdasarkan pernyataan tersebut dapat dikatakan mengenai

pentingnya adanya aktualisasi diri, karena pada akhirnya aktivis Gerakan

Mahasiswa akan mampu untuk melakukan perannya dengan lebih baik. Apabila

aktivis Gerakan Mahasiswa tidak memiliki aktualisasi diri maka mereka akan

cenderung tidak dapat fleksibel, adaptif, maupun berperilaku kreatif atas situasi

yang dihadapinya (Rogers, dalam Schultz, 1991).

Pengertian aktualisasi diri dalam penelitian ini mengacu pada teori Carl

Rogers. Aktualisasi diri merupakan suatu proses individu untuk menjadi diri

sendiri, mengungkapkan potensi-potensi psikologis yang unik, dan berusaha ke

48

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 67: Budhi Ardiyandhani - core.ac.uk fileAKTUALISASI DIRI PADA AK TIVIS GERAKAN MAHASISWA BERDASARKAN TEORI CARL ROGERS SKRIPSI Diajukan Untuk Memenuhi Salah Satu Syarat Memperoleh Gelar

arah pertumbuhan diri yang optimal sehingga menjadi orang yang berfungsi

penuh (the fully functioning person) (Rogers, 1961). Peneliti menggunakan

asumsi karakteristik berdasarkan teori Carl Rogers (1961), karakteristik individu

yang berfungsi penuh ada tiga yaitu adanya peningkatan keterbukaan pada

pengalaman, peningkatan hidup secara eksistensial, dan peningkatan kepercayaan

pada organismenya.

Proses peningkatan keterbukaan pada pengalaman merupakan hal

pertama yang sangat penting dalam aktualisasi diri. Individu yang terbuka pada

pengalaman akan menerima semua pengalaman secara fleksibel, yang mana

individu selalu memiliki persepsi baru atas pengalaman yang dialaminya (Rogers,

1961). Aktivis Gerakan Mahasiswa juga penting untuk terbuka pada pengalaman

karena ia akan mampu bersikap fleksibel ketika menghadapi permasalahan-

permasalahan sosial yang coba untuk diperbaiki. Individu yang terbuka pada

pengalamannya akan cenderung menemukan sesuatu yang baru, selalu dinamis

(berubah), dan mau melibatkan diri sebagai proses pada hal-hal yang sedang

dilakukannya. Hal ini menjadikan aktivis Gerakan Mahasiswa tersebut akan

mampu untuk menyesuaikan diri atas berbagai pengalaman baru yang terjadi pada

dirinya. Ketika aktivis menghadapi situasi baru, masalah baru, atau orang-orang

baru maka ia akan dapat menyesuaikan diri. Rogers (1961) juga mengungkapkan

bahwa keterbukaan pada pengalaman juga akan menjadikan individu dapat

bertingkah laku sesuai dengan apa yang menurutnya benar maupun intuitif.

Aktivis Gerakan Mahasiswa akan mampu mempertimbangkan setiap segi dari

situasi-situasi yang dihadapinya secara lebih baik. Adanya rasa kebebasan

49

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 68: Budhi Ardiyandhani - core.ac.uk fileAKTUALISASI DIRI PADA AK TIVIS GERAKAN MAHASISWA BERDASARKAN TEORI CARL ROGERS SKRIPSI Diajukan Untuk Memenuhi Salah Satu Syarat Memperoleh Gelar

memutuskan arah perilaku, penting untuk menentukan cara-cara perjuangan yang

dilakukan oleh aktivis Gerakan Mahasiswa karena mereka dapat menyesuaikan

antara pikiran dan tindakan yang akan dilakukan. Selain itu, mereka juga akan

menjadi lebih memiliki pilihan perilaku yang akan dilakukan untuk menegakkan

keadilan dan kesejahteraan bagi masyarakat. Hal ini sejalan dengan apa yang

diungkapkan Rogers bahwa keterbukaan pada pengalaman dan adanya

kepercayaan pada organisme pada diri aktivis akan mendorong mereka memiliki

sifat yang tidak defensif, sanggup berubah, maupun menyesuaikan diri terhadap

situasi yang dihadapinya.

Berdasarkan pemaparan aktualisasi diri yang mungkin dapat terjadi pada

aktivis Gerakan Mahasiswa di atas, maka penelitian ini merumuskan satu

permasalahan yang penting dan menarik untuk dibahas, yaitu mengenai

bagaimana aktualisasi diri pada aktivis Gerakan Mahasiswa berdasarkan teori

Carl Rogers. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui deskripsi aktualisasi diri

pada aktivis Gerakan Mahasiswa berdasarkan karakteristik-karakteristik individu

yang berfungsi penuh menurut teori Carl Rogers.

50

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 69: Budhi Ardiyandhani - core.ac.uk fileAKTUALISASI DIRI PADA AK TIVIS GERAKAN MAHASISWA BERDASARKAN TEORI CARL ROGERS SKRIPSI Diajukan Untuk Memenuhi Salah Satu Syarat Memperoleh Gelar

BAB III

METODOLOGI PENELITIAN

A. Jenis Penelitian

Jenis penelitian ini adalah deskriptif kualitatif. Studi deskriptif yang

dimaksudkan adalah peneliti ingin mendapatkan kejelasan dengan

mendeskripsikan data-data yang diperoleh, sedangkan studi kualitatif adalah

proses studi yang digunakan untuk memahami fenomena sosial atau masalah

manusia secara lebih mendalam. Dalam penelitian kualitatif, peneliti membuat

suatu gambaran atas suatu fenomena secara kompleks, melaporkan data-data rinci

dari sumber informan, dan melakukan penelitian dalam setting yang alami serta

mementingkan kedekatan dengan penelitian. Hal ini dilakukan agar diperoleh

pemahaman yang lebih jelas tentang realitas nyata mengenai apa yang diteliti.

Penelitian kualitatif ini menggunakan pendekatan fenomenologi.

Pendekatan fenomenologi merupakan sebuah studi yang menggambarkan makna

dari pengalaman hidup dari beberapa individu tentang sebuah konsep atau

fenomena (Creswell, 1994). Dalam penelitian ini berfokus pada pemahaman

makna dari pengalaman aktualisasi diri yang dialami aktivis Gerakan Mahasiswa

berdasarkan teori Carl Rogers.

51

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 70: Budhi Ardiyandhani - core.ac.uk fileAKTUALISASI DIRI PADA AK TIVIS GERAKAN MAHASISWA BERDASARKAN TEORI CARL ROGERS SKRIPSI Diajukan Untuk Memenuhi Salah Satu Syarat Memperoleh Gelar

B. Variabel Penelitian

Variabel Penelitian dalam penelitian ini adalah aktualisasi diri.

Aktualisasi diri adalah proses individu untuk menjadi diri sendiri dan berusaha ke

arah pertumbuhan diri yang optimal. Berdasarkan penekanan teori aktualisasi diri

Carl Rogers yang menggunakan sudut pandang humanistik, maka karakteristik

aktualisasi diri yang digunakan dalam penelitian ini juga cenderung melihat dalam

arah yang positif (humanistik) pula. Proses tersebut ditandai dengan adanya

pergerakan menuju ke arah individu yang berfungsi penuh (fully functioning

person), dengan tiga karakteristik proses pergerakan yaitu adanya peningkatan

keterbukaan pada pengalaman, peningkatan hidup secara eksistensial, dan

peningkatan kepercayaan pada organisme pada individu.

1. Peningkatan keterbukaan pada pengalaman

a. Menerima dalam kesadaran setiap stimulus seperti warna, suara, konfigurasi

bentuk, kenangan masa lalu, ataupun sensasi kengerian, jijik, atau kesenangan

yang sedang dialami.

b. Bersikap terbuka dan bebas mengalami rasa senang, kagum, kelembutan hati,

keberanian atau lainnya secara subyektif, sebagaimana perasaan-perasaan tersebut

ada dalam dirinya.

c. Tidak mempersepsi realitas sesuai dengan apa yang sudah dipersepsikan

sebelumnya.

d. Memiliki kepercayaan yang tidak kaku dan dapat mentoleransi ambiguitas

(suatu hal yang bermakna mendua).

52

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 71: Budhi Ardiyandhani - core.ac.uk fileAKTUALISASI DIRI PADA AK TIVIS GERAKAN MAHASISWA BERDASARKAN TEORI CARL ROGERS SKRIPSI Diajukan Untuk Memenuhi Salah Satu Syarat Memperoleh Gelar

e. Bersikap realistik (dapat melihat secara senyatanya) ketika menghadapi orang-

orang baru, situasi baru, dan berbagai masalah baru.

2. Peningkatan hidup secara eksistensial

a. Melihat setiap momen kehidupan sebagai sesuatu yang baru/ belum pernah

ada sebelumnya dan berfokus pada masa sekarang.

b. Munculnya diri dan kepribadian dari pengalaman yang sedang dialami.

c. Menjadi partisipan dalam, pengamat dari proses, dan menyerahkan diri pada

kemungkinan-kemungkinan yang sedang berkembang.

d. Bersikap tidak kaku (rigid), sanggup berubah, dan adaptif atas pengalaman.

3. Peningkatan kepercayaan pada organisme

a. Percaya pada penilaian & keputusan/ perilaku yang akan diambil pada situasi

yang dihadapi berdasar pada diri sendiri, yaitu tidak tergantung pada prinsip

pemandu/ kode-kode yang ditanamkan suatu kelompok atau institusi/ penilaian

orang lain (istri, teman, dan lain-lainnya)/ pengalaman masa lalu saat menghadapi

situasi yang sama.

b. Melakukan apa yang “dirasa benar” dalam memilih perilaku yang paling

memuaskan ketika menghadapi suatu situasi baru.

c. Perilaku yang dipilihnya akan cenderung memuaskan semua kebutuhannya,

kebutuhan untuk mengembangkan diri, berafiliasi dengan orang lain, dan lain

sebagainya.

d. Percaya pada reaksi-reaksi inner yang dialami & bersifat intuitif dalam

menghasilkan perilaku-perilaku untuk mengatasi masalahnya.

53

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 72: Budhi Ardiyandhani - core.ac.uk fileAKTUALISASI DIRI PADA AK TIVIS GERAKAN MAHASISWA BERDASARKAN TEORI CARL ROGERS SKRIPSI Diajukan Untuk Memenuhi Salah Satu Syarat Memperoleh Gelar

e. Mengekspresikan keinginan, seperti keinginan marah, afeksi, afiliasi, atau

relasi ketika “merasa akan” mengekspresikan keinginan tersebut dan merasakan

bahwa ekspresi ini memuaskan (Rogers, 1961).

C. Subjek Penelitian

Subjek penelitian adalah tiga orang subjek dengan kriteria sebagai

berikut:

1. Aktivis Gerakan Mahasiswa yang terlibat aktif dalam organisasi minimal 2

tahun. Pertimbangannya yaitu bahwa responden telah cukup terlibat dalam

aktivitas dan memiliki pengetahuan atau pengalaman yang cukup luas dan

mendalam sehingga memungkinkan peneliti mendapatkan data dan informasi

yang memadai mengenai hal yang diteliti.

2. Subjek saat ini menjalani aktivitas berdasarkan ruang eksperimentasi yang

sesuai dengan kapasitas dan potensinya.

3. Subjek pernah atau sedang memegang salah satu jabatan penting atau

koordinator dalam organisasi tersebut. Asumsi dasarnya adalah apabila subjek

pernah atau sedang memegang kepengurusan penting dalam organisasi maka ia

akan lebih memaknai pengalaman yang dialami.

Pengambilan sampel menggunakan cara bola salju/berantai

(snowball/chain sampling), yaitu pengambilan sample yang dilakukan secara

berantai dengan meminta informasi pada orang yang telah diwawancarai atau

dihubungi sebelumnya (Patton, 1990, dalam Poerwandari 2005).

54

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 73: Budhi Ardiyandhani - core.ac.uk fileAKTUALISASI DIRI PADA AK TIVIS GERAKAN MAHASISWA BERDASARKAN TEORI CARL ROGERS SKRIPSI Diajukan Untuk Memenuhi Salah Satu Syarat Memperoleh Gelar

D. Batasan Penelitian

Batasan penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah

karakteristik aktualisasi diri aktivis Gerakan Mahasiswa berdasarkan teori Carl

Rogers:

1. Adanya peningkatan keterbukaan terhadap pengalaman.

2. Adanya peningkatan hidup secara eksistensial.

3. Adanya peningkatan kepercayaan pada organisme.

E. Metode Pengumpulan Data

Metode yang digunakan untuk pengumpulan data dalam penelitian ini

adalah metode wawancara. Metode wawancara adalah percakapan dan tanya

jawab yang dilakukan untuk mencapai tujuan tertentu. Wawancara kualitatif

dilakukan untuk memperoleh pengetahuan tentang makna-makna subyektif yang

dipahami individu terkait dengan topik yang diteliti dan bermaksud melakukan

eksplorasi terhadap isu tersebut (Banister dalam Poerwandari, 2005).

Jenis wawancara yang digunakan oleh peneliti adalah wawancara semi

terstruktur. Pada proses wawancara ini, peneliti dilengkapi pedoman wawancara

yang sangat umum, yang mencantumkan isu-isu yang harus diambil terkait

dengan hal yang menjadi fokus penelitian tanpa menentukan urutan pertanyaan

terlebih dahulu. Pedoman wawancara digunakan untuk mengingatkan peneliti

mengenai aspek -aspek yang harus ditanyakan atau dibahas, sekaligus menjadi

55

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 74: Budhi Ardiyandhani - core.ac.uk fileAKTUALISASI DIRI PADA AK TIVIS GERAKAN MAHASISWA BERDASARKAN TEORI CARL ROGERS SKRIPSI Diajukan Untuk Memenuhi Salah Satu Syarat Memperoleh Gelar

daftar pengecek apakah aspek-aspek relevan tersebut telah ditanyakan atau

dibahas (Poerwandari, 2005).

Wawancara ini mengambil waktu khusus dengan subjek dan dilakukan

dalam bentuk bersama antara peneliti dengan subjek secara sendiri-sendiri atau

satu per satu. Hal ini dilakukan agar wawancara dapat berlangsung secara lebih

intensif karena hanya dilakukan oleh dua orang dan memungkinkan terjadinya

komunikasi dua arah yang lebih intensif.

Adapun pedoman umum wawancara (general guide interview) yang

akan digunakan dalam penelitian ini adalah:

Tabel 1. Pedoman Umum Wawancara (general guide interview)

No

Karakteristik Aktualisasi

Diri

Indikator Hal yang ingin diungkap

1. Melihat secara akurat berbagai pengalaman, perasaan, & reaksi-reaksi yang tidak sesuai dengan gambar diri individu, baik mengenai dirinya atau hubungannya dengan dunia luar. (MA)

1. Bagaimana kamu menyikapi berbagai pengalaman, perasaan atau reaksi-reaksi yang tidak sesuai dengan gambar dirimu, baik mengenai dirimu atau hal-hal yang berhubungan dengan dunia di luar dirimu?

2. Menerima dalam kesadarannya setiap stimulus, baik yang berasal dari dalam organisme atau dari lingkungan. (MS)

1. Hal-hal apa yang kamu lakukan ketika menghadapi stimulus-stimulus, baik stimulus yang muncul dari dalam diri kamu sendiri atau yang berasal dari luar diri kamu?

1. Peningkatan Keterbukaan pada Pengalaman (KP)

3. Bebas menyadari dan menghidupi pengalaman, perasaan & sikap secara subyektif atas

1. Dapatkah kamu menceritakan bagaimana sikap kamu ketika mengalami pengalaman yang sedang kamu alami

56

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 75: Budhi Ardiyandhani - core.ac.uk fileAKTUALISASI DIRI PADA AK TIVIS GERAKAN MAHASISWA BERDASARKAN TEORI CARL ROGERS SKRIPSI Diajukan Untuk Memenuhi Salah Satu Syarat Memperoleh Gelar

apa yang sedang dialami. (BMS)

saat ini? 2. Bagaimana perasaanmu

ketika kamu mengalami suatu pengalaman yang sedang kamu alami saat ini?

1. Setiap momen kehidupan dilihat sebagai sesuatu yang baru dan berfokus pada masa sekarang (MH)

1. Bagaimana kamu memandang momen kehidupanmu saat ini?

2. Hal-hal apa saja yang menjadi fokus hidup kamu pada masa sekarang?

3. Sejauh mana pengalaman masa lalumu yang saat ini masih cenderung berpengaruh terhadap hidupmu?

2. Diri dan kepribadian muncul dari pengalaman (menjadi partisipan dalam, pengamat dari, dan menyerahkan diri pada kemungkinan-kemungkinan yang sedang berkembang) (DK)

1.Dapatkah kamu menceritakan mengenai hal-hal apa saja yang berbeda tentang diri, kepribadian, sifat maupun karakteristik kamu antara sebelum terlibat dalam pengalaman baru dan ketika telah terlibat dalam pengalaman baru ?

2. Peningkatan Hidup secara Eksistensial (HE)

3. Tidak kaku (rigid), sanggup berubah, dan adaptif atas pengalaman (TK)

1. Hal-hal apa saja yang kamu lakukan ketika menghadapi suatu pengalaman yang baru?

2. Dapatkah kamu menceritakan bagaimana cara-cara yang kamu lakukan dalam menyesuaikan diri terhadap pengalaman baru?

3. Peningkatan Kepercayaan pada Organismenya (KO)

1. Percaya atas penilaian-penilaian & keputusan yang akan diambil berdasar diri sendiri atas situasi yang dihadapi (independent & tidak menggantungkan

1. Sejauh mana peranan diri kamu sendiri dalam melakukan penilaian-penilaian & pengambilan keputusan atas suatu hal yang akan diambil?

2. Bagaimana peranan orang lain di sekitarmu ketika kamu dihadapkan dalam

57

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 76: Budhi Ardiyandhani - core.ac.uk fileAKTUALISASI DIRI PADA AK TIVIS GERAKAN MAHASISWA BERDASARKAN TEORI CARL ROGERS SKRIPSI Diajukan Untuk Memenuhi Salah Satu Syarat Memperoleh Gelar

pilihan hidup pada suatu peran atau pihak lain) (PP)

situasi pengambilan keputusan?

2. Percaya pada reaksi-reaksi inner yang dialami & bersifat intuitif dalam menghasilkan perilaku-perilaku yang memuaskan untuk mengatasi masalahnya. (PR)

1. Bagaimana peranan reaksi-reaksi inner dalam dirimu untuk menghasilkan perilaku yang memuaskan untuk mengatasi masalah yang kamu hadapi?

F. Prosedur Penelitian

Peneliti dalam melakukan penelitian akan membuat langkah-langkah

untuk masuk dalam setting lapangan sehingga memudahkan dalam mendapatkan

data. Langkah-langkah tersebut sebagai berikut:

1. Membuat pedoman wawancara (interview guide) yang sesuai dengan maksud

dan tujuan penelitian.

2. Meminta izin pada subjek untuk mengadakan penelitian dengan menjelaskan

hal-hal umum yang akan ditanyakan atau dibahas dalam wawancara. Peneliti

tidak menyebutkan tujuan penelitian secara detail dengan pertimbangan untuk

mendapatkan data yang sesungguhnya tanpa adanya manipulasi oleh subjek.

3. Melakukan pengambilan data penelitian, yaitu wawancara pertama dan kedua

dengan waktu dan tempat yang berbeda dan sesuai dengan kesepakatan waktu

antara peneliti dan subjek.

4. Setelah peneliti melakukan pengambilan data secara keseluruhan dan

melakukan koding, kemudian melakukan validasi komunikatif data penelitian

58

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 77: Budhi Ardiyandhani - core.ac.uk fileAKTUALISASI DIRI PADA AK TIVIS GERAKAN MAHASISWA BERDASARKAN TEORI CARL ROGERS SKRIPSI Diajukan Untuk Memenuhi Salah Satu Syarat Memperoleh Gelar

pada subjek.

5. Peneliti menyerahkan surat pernyataan penelitian dan meminta pengesahan

dari subjek.

6. Peneliti mengemukakan pada subjek mengenai tujuan penelitian di akhir

proses penelitian (debrief).

G. Metode Analisis Data

Metode analisis data dalam penelitian ini dilakukan dengan langkah-

langkah sebagai berikut:

1. Organisasi Data

Data-data yang sudah diperoleh dari serangkaian proses penelitian

diorganisasikan secara rapi, sistematis dan selengkap mungkin. Organisasi data

yang sistematis memungkinkan peneliti untuk memperoleh kualitas data yang

baik, mendokumentasikan analisis yang dilakukan, menyimpan data dan analisis

yang berkaitan dengan penyelesaian penelitian (Highlen & Finley, 1996 dalam

Poerwandari 2005). Data-data yang diorganisasikan dalam penelitian ini antara

lain:

a. Data mentah berupa kaset rekaman dan catatan hasil wawancara.

b. Data yang sudah dikoding/ ditandai dengan kode-kode.

c. Pengkategorian dari pengkodean yang sudah dilakukan.

59

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 78: Budhi Ardiyandhani - core.ac.uk fileAKTUALISASI DIRI PADA AK TIVIS GERAKAN MAHASISWA BERDASARKAN TEORI CARL ROGERS SKRIPSI Diajukan Untuk Memenuhi Salah Satu Syarat Memperoleh Gelar

2. Pengkodean

Pengkodean yaitu membubuhkan kode-kode pada materi yang diperoleh,

yang mana dimaksudkan untuk mengorganisasikan dan mensistematiskan data

secara lengkap dan mendetail sehingga dapat memunculkan gambaran tentang

topik yang diteliti (Poerwandari, 2005). Pada penelitian ini, gambaran yang

dimaksudkan yaitu tentang tiga karakteristik aktualisasi diri berdasarkan teori

Carl Rogers.

Langkah-langkah pengkodean yang dilakukan meliputi:

a. Menyusun transkip verbatim (kata demi kata) hasil wawancara dengan

memberi tiga kolom kosong yang tersedia di sebelah kanan transkrip verbatim.

Ketiga ruang kosong tersebut berfungsi untuk kolom analisis awal (padatan

faktual), interpretasi, dan kode materi.

b. Peneliti memberikan penomoran secara kontinyu pada baris-baris transkrip.

c. Peneliti memberikan nama untuk masing-masing berkas dengan kode tertentu

dan membubuhkan tanggal di tiap berkas. Hal ini dilakukan untuk mempermudah

pencarian data apabila dibutuhkan kembali. Contoh pemberian nama berkas:

THW & K. S-1. 14sep07: transkrip hasil wawancara dan koding subjek 1 pada

tanggal 14 September 2007.

3. Interpretasi

Setelah langkah-langkah di atas terpenuhi maka peneliti dapat mulai

menganalisa dengan memberikan perhatian pada substansi. Peneliti membaca

transkip berulang-ulang untuk mengidentifikasi tema-tema yang muncul dan

memperoleh ide umum tentang tema, sekaligus untuk menghindari kesulitan

60

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 79: Budhi Ardiyandhani - core.ac.uk fileAKTUALISASI DIRI PADA AK TIVIS GERAKAN MAHASISWA BERDASARKAN TEORI CARL ROGERS SKRIPSI Diajukan Untuk Memenuhi Salah Satu Syarat Memperoleh Gelar

mengambil kesimpulan (Poerwandari, 2005). Interpretasi data merupakan usaha

memperoleh arti dan makna yang lebih mendalam dan luas atas hasil penelitian

yang dilakukan (Moleong, 2007).

H. Keabsahan Data

1. Credibility

Credibility menjadi istilah yang dipilih untuk mengganti konsep

validitas yang dimaksudkan untuk merangkum bahasan menyangkut kualitas

penelitian kualitatif. Menurut Poerwandari (2005), kredibilitas studi kualitatif

terletak pada keberhasilannya mencapai maksud mengeksploitasi masalah atau

mendeskripsikan setting, proses, kelompok sosial atau pola interaksi yang

kompleks. Deskripsi mendalam yang menjelaskan kemajemukan (kompleksitas)

aspek-aspek yang terkait dan interaksi berbagai aspek menjadi salah satu ukuran

kredibilitas penelitian kualitatif.

Stangle dan Sarantakos (dalam Poerwandari, 2005) menyatakan bahwa

dalam penelitian kualitatif, validitas dicoba dicapai tidak melalui manipulasi

variabel melainkan melalui orientasinya dan upayanya mendalami dunia empiris

dengan menggunakan metode yang paling cocok untuk pengambilan data dan

analisis data. Konsep yang dipakai antara lain validitas kumulatif, validitas

komunikatif, validitas argumentatif dan validitas ekologis. Dalam penelitian

tentang Aktualisasi Diri Pada Aktivis Gerakan Mahasiswa Berdasarkan Teori Carl

Rogers ini, konsep yang dipakai adalah validitas komunikatif yaitu dilakukan

61

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 80: Budhi Ardiyandhani - core.ac.uk fileAKTUALISASI DIRI PADA AK TIVIS GERAKAN MAHASISWA BERDASARKAN TEORI CARL ROGERS SKRIPSI Diajukan Untuk Memenuhi Salah Satu Syarat Memperoleh Gelar

melalui dikonfirmasikannya kembali data dan analisisnya pada responden

penelitian. Alasan menggunakan validasi komunikatif karena materi penelitian ini

berfokus pada pemahaman diri berdasarkan sudut pandang dan pengertian subjek

penelitian.

2. Dependability

Dependability menggantikan istilah reliabilitas dalam penelitian

kuantitatif. Melalui konstruk dependability peneliti memperhitungkan perubahan-

perubahan yang mungkin terjadi menyangkut fenomena yang diteliti, juga

perubahan dalam desain sebagai hasil pemahaman yang lebih mendalam tentang

setting yang diteliti (Poerwandari, 2005).

Langkah-langkah yang dilakukan dalam penelitian ini guna mencapai

dependability penelitian, antara lain:

a. Melakukan pencatatan fenomena secara rinci dan teliti.

b. Membuat interrelasi aspek-aspek yang terkait dalam penelitian.

c. Mengungkapkan secara terbuka proses dan elemen-elemen penelitian

sehingga memungkinkan orang lain melakukan penelitian (objektif).

62

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 81: Budhi Ardiyandhani - core.ac.uk fileAKTUALISASI DIRI PADA AK TIVIS GERAKAN MAHASISWA BERDASARKAN TEORI CARL ROGERS SKRIPSI Diajukan Untuk Memenuhi Salah Satu Syarat Memperoleh Gelar

BAB IV

HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

A. Hasil Penelitian

Hasil penelitian diperoleh dari setiap subjek dengan menggunakan

metode pengumpulan data yaitu wawancara, yang menggunakan panduan umum

mengenai karakteristik-karakteristik aktualisasi diri/ proses menuju individu yang

berfungsi penuh (the fully functioning person) pada subjek aktivis Gerakan

Mahasiswa berdasarkan teori Carl Rogers.

Fokus penelitian ini yaitu pada masa sekarang, yang tentunya juga akan

terkait dengan masa lalu dan masa depan. Masa lalu yaitu masa sebelum subjek

menjadi aktivis Gerakan Mahasiswa. Masa sekarang yaitu masa ketika subjek

sudah menjadi aktivis Gerakan Mahasiswa, terhitung sejak masa menjadi aktivis

selama kurang lebih setengah tahun. Pertimbangannya adalah bahwa dengan

kurun waktu tersebut diasumsikan mereka sudah mulai cukup mengikuti proses

berpergerakan. Masa depan yaitu masa yang akan datang, ditandai dengan adanya

suatu orientasi cita-cita atau harapan yang dimiliki subjek saat ini.

1. Pelaksanaan Penelitian

Penelitian pada ketiga subjek dilaksanakan dengan tiga kali wawancara,

yaitu dua kali wawancara pengambilan data dan satu kali wawancara

pengkonfirmasian (validasi) data yang telah diambil pada wawancara sebelumnya.

63

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 82: Budhi Ardiyandhani - core.ac.uk fileAKTUALISASI DIRI PADA AK TIVIS GERAKAN MAHASISWA BERDASARKAN TEORI CARL ROGERS SKRIPSI Diajukan Untuk Memenuhi Salah Satu Syarat Memperoleh Gelar

a. Subjek 1 (LR)

1) Wawancara 1

Hari/ tanggal : Jumat/ 14 September 2007

Waktu : 10.30 - 12.00 WIB

Tempat : SBY (Serikat Buruh Yogya), Yogyakarta

Topik wawancara : Materi penelitian pada panduan umum wawancara

(lampiran 1 dan 2), yang disesuaikan dengan konteks subjek.

2) Wawancara 2

Hari/ Tanggal : Jumat/ 30 November 2007

Waktu : 20.05 - 20.25 WIB

Tempat : Kampus III USD Paingan, Yogyakarta

Topik wawancara :

a) Materi penelitian pada panduan umum wawancara (lampiran 1 dan 2),

yang belum ditanyakan ketika wawancara 1.

b) Peneliti menanyakan kembali jawaban subjek yang masih kurang lengkap

pada wawancara 1.

3) Wawancara 3 (validasi komunikatif)

Hari/ Tanggal : Selasa/ 11 Desember 2007

Waktu : 16.15 - 17.25 WIB

Tempat : Kampus III USD Paingan, Yogyakarta

Topik wawancara : Mengkonfirmasikan data penelitian hasil wawancara 1 dan

2 subjek yang bertujuan untuk melihat konsistensi jawaban

subjek, untuk menghindari kekeliruan persepsi peneliti atas

64

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 83: Budhi Ardiyandhani - core.ac.uk fileAKTUALISASI DIRI PADA AK TIVIS GERAKAN MAHASISWA BERDASARKAN TEORI CARL ROGERS SKRIPSI Diajukan Untuk Memenuhi Salah Satu Syarat Memperoleh Gelar

data yang telah diperoleh, dan melengkapi data apabila data

tersebut kurang lengkap.

b. Subjek 2 (RG)

1) Wawancara 1

Hari/ tanggal : Jumat/ 31 Oktober 2007

Waktu : 20.15 – 21.20 WIB

Tempat : Hall Kampus UPN, Babarsari, Yogyakarta

Topik wawancara : Materi penelitian pada panduan umum wawancara

(lampiran 1 dan 2), yang disesuaikan dengan konteks

subjek.

2) Wawancara 2

Hari/ Tanggal : Rabu/ 5 Desember 2007

Waktu : 17.05 – 18.10 WIB

Tempat : Kampus UPN Babarsari, Yogyakarta

Topik wawancara :

a) Materi penelitian pada panduan umum wawancara (lampiran 1 dan 2),

yang belum ditanyakan ketika wawancara 1.

b) Peneliti menanyakan kembali jawaban subjek yang masih kurang lengkap

pada wawancara 1.

3) Wawancara 3 (validasi komunikatif)

Hari/ Tanggal : Jumat, 14 Desember 2007

Waktu : 17.00 - 17.10 WIB

Tempat : Ruang KOIN, UPN Babarsari Yogyakarta

65

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 84: Budhi Ardiyandhani - core.ac.uk fileAKTUALISASI DIRI PADA AK TIVIS GERAKAN MAHASISWA BERDASARKAN TEORI CARL ROGERS SKRIPSI Diajukan Untuk Memenuhi Salah Satu Syarat Memperoleh Gelar

Topik wawancara : Mengkonfirmasikan data penelitian hasil wawancara 1 dan

2 subjek yang bertujuan untuk melihat konsistensi jawaban

subjek, untuk menghindari kekeliruan persepsi peneliti atas

data yang telah diperoleh, dan melengkapi data apabila data

tersebut kurang lengkap.

c. Subjek 3 (BX)

1) Wawancara 1

Hari/ tanggal : Minggu/ 4 November 2007

Waktu : 12.00 – 13.45 WIB

Tempat : Base camp Organisasi, Yogyakarta

Topik wawancara : Materi penelitian pada panduan umum wawancara

(lampiran 1 dan 2), yang disesuaikan dengan konteks

subjek.

2) Wawancara 2

Hari/ Tanggal : Minggu, 9 Desember 2007

Waktu : 22.05 – 22.45 WIB

Tempat : Paingan, Yogyakarta

Topik wawancara :

a) Materi penelitian pada panduan umum wawancara (lampiran 1 dan 2),

yang belum ditanyakan ketika wawancara 1

b) Peneliti menanyakan kembali jawaban subjek yang masih kurang lengkap

pada wawancara 1.

66

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 85: Budhi Ardiyandhani - core.ac.uk fileAKTUALISASI DIRI PADA AK TIVIS GERAKAN MAHASISWA BERDASARKAN TEORI CARL ROGERS SKRIPSI Diajukan Untuk Memenuhi Salah Satu Syarat Memperoleh Gelar

3) Wawancara 3 (validasi komunikatif)

Hari/ Tanggal : Selasa, 18 Desember 2007

Waktu : 15.25 - 16.15 WIB

Tempat : Base camp Organisasi, Yogyakarta

Topik wawancara : Mengkonfirmasikan data penelitian hasil wawancara 1 dan

2 subjek yang bertujuan untuk melihat konsistensi jawaban

subjek, untuk menghindari kekeliruan persepsi peneliti atas

data yang telah diperoleh, dan melengkapi data apabila data

tersebut kurang lengkap.

2. Identitas Subjek Penelitian

Tabel 2. Identitas Subjek 1 (LR), 2 (RG) dan 3 (BX)

No Keterangan Subjek 1 Subjek 2 Subjek 3

1. Nama LR RG BX

2. Jenis kelamin Laki-laki Laki-laki Laki-laki

3. Usia 25 tahun 25 tahun 21 tahun

4. Fakultas/

Universitas

Ilmu Sejarah/

USD

Ilmu Sejarah/

USD

Fisip/ UPN

5. Suku Jawa Jawa Jawa

6. Agama Katolik Katolik Islam

7. Status Belum

Menikah

Belum

Menikah

Belum

Menikah

8. Organisasi

eksperimentasi

Sarekat Buruh

Yogyakarta

(SBY), Pusat

Studi

Gerakan Jogya

Bangkit (GJB)

Badan

Eksekutif

Mahasiswa

(BEM)

67

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 86: Budhi Ardiyandhani - core.ac.uk fileAKTUALISASI DIRI PADA AK TIVIS GERAKAN MAHASISWA BERDASARKAN TEORI CARL ROGERS SKRIPSI Diajukan Untuk Memenuhi Salah Satu Syarat Memperoleh Gelar

Masyarakat

(PSM)

Fakultas

9. Gerakan

Mahasiswa

TADJAM

(Tarekat

Djoeang

Muda) USD

TADJAM

(Tarekat

Djoeang

Muda) USD

KOMIK

(Komunitas

Mahasiswa

Kritis) UPN

3. Deskripsi Subjek dan Hasil Penelitian

Berikut ini peneliti akan memaparkan pelaksanaan penelitian, deskripsi

subjek dan hasil penelitian pada masing-masing subjek.

a. Subjek 1

1) Deskripsi Subjek

Subjek 1 (untuk selanjutnya akan disebut dengan LR), pada awalnya

rambut LR gondrong di bawah bahu. Ia memotong rambutnya dengan alasan

fungsional kerja, yaitu aktivitas pekerjaannya saat ini membutuhkan kerapian

karena harus menghadapi pihak-pihak formal seperti institusi, perusahaan maupun

DPRD. Ketika menjalankan fungsinya sebagai seorang advokat di SBY (Serikat

Buruh Yogya), ia menyadari bahwa potongan rambut cukup berperan dalam

efektifnya komunikasi dan relasi interpersonal. Hal ini disebabkan karena ia

sering berhadapan dengan orang dari pihak birokrasi pemerintahan maupun

perusahaan, bahkan ketika harus maju ke pengadilan dalam rangka

memperjuangkan hak-hak buruh.

Pada kehidupan sehari-hari, LR lebih sering memakai celana jeans dan

kemeja karena menurutnya ia mencoba menyesuaikan dengan situasi perusahaan

atau fungsi advokasinya. Ketika LR berada di lingkungan rumahnya pun, ia

68

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 87: Budhi Ardiyandhani - core.ac.uk fileAKTUALISASI DIRI PADA AK TIVIS GERAKAN MAHASISWA BERDASARKAN TEORI CARL ROGERS SKRIPSI Diajukan Untuk Memenuhi Salah Satu Syarat Memperoleh Gelar

mengatakan bahwa dirinya cenderung menyesuaikan tata berpakaiannya untuk

kepentingan bersosialisasi, seperti ketika berhadapan dengan tetangga-

tetangganya.

Secara akademis, LR mengatakan bahwa nilai perkuliahannya cukup

baik. LR juga memiliki pengetahuan yang cukup, baik mengenai mata kuliahnya

maupun pengetahuan-pengetahuan lain di luar perkuliahannya. LR mengatakan

bahwa ketika ia bertemu dengan orang-orang dari luar organisasinya, ia sering

berdiskusi sehingga memperoleh pengetahuan, informasi, jaringan maupun relasi

baru. Selain itu, ia juga memiliki rasa keingintahuan yang tinggi akan suatu hal

sehingga ia senang ketika menghadapi hal-hal baru.

Dilihat dari relasi dengan keluarganya, LR mengungkapkan bahwa

dirinya memiliki relasi yang cukup baik dengan ibunya, meskipun tidak begitu

terbuka dalam menceritakan masalah pribadinya. LR cenderung menceritakan

masalah pribadinya dengan teman dekatnya ataupun adiknya. Berkaitan dengan

pembiayaan kuliahnya, LR mengakui bahwa ia tidak sepenuhnya dibiayai oleh

orang tuanya, sejak awal ia sudah mencari biaya sendiri.

Berdasarkan kemampuan penyesuaian diri LR, dapat dilihat bahwa ia

cenderung melakukan pembacaan situasi sebelum menghadapi orang maupun

situasi baru. LR mengatakan bahwa setelah itu, ia mencoba untuk berinteraksi

sesuai dengan kondisi yang dihadapinya. Ketika LR menghadapi orang lain yang

terlihat tidak bersedia untuk diajak berkomunikasi maka ia hanya menyapanya

biasa saja. LR akan mengajak orang lain berkomunikasi apabila orang tersebut

dilihat cukup tertarik untuk berinteraksi dengan dirinya.

69

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 88: Budhi Ardiyandhani - core.ac.uk fileAKTUALISASI DIRI PADA AK TIVIS GERAKAN MAHASISWA BERDASARKAN TEORI CARL ROGERS SKRIPSI Diajukan Untuk Memenuhi Salah Satu Syarat Memperoleh Gelar

Saat wawancara, LR terlihat cukup bersemangat dalam menjawab

pertanyaan-pertanyaan yang diajukan oleh peneliti. Dengan cukup antusias, LR

memberikan banyak penjelasan yang cukup mendetail mengenai pekerjaannya

dan pemikiran-pemikirannya terkait aktivitas pilihan hidupnya saat ini. Ketika

peneliti bertanya tentang beberapa pertanyaan yang sifatnya pribadi, seperti relasi

interpersonal dengan lawan jenis, pengalaman yang tidak terlupakan, ataupun

karakter diri, LR agak lama dalam menjawab. Awalnya ia terlihat agak kaget,

tetapi akhirnya dapat menjelaskan pengalaman-pengalamannya dengan cukup

lancar. LR mengatakan bahwa penyebabnya adalah dirinya cenderung merasa

kebingungan ketika peneliti mengajukan pertanyaan-pertanyaan seperti di atas.

Hal itu disebabkan karena ia sangat jarang ditanya pertanyaan yang agak pribadi

semacam itu. Menurutnya, ia lebih mudah menjawab pertanyaan-pertanyaan

terkait aktivitas/ kegiatan maupun ide pemikiran daripada pertanyaan yang

dianggapnya agak pribadi. LR juga mengungkapkan jika persoalannya terletak

pada bagaimana ia menjelaskan hal-hal yang tidak biasanya diceritakan pada

orang lain.

LR mengatakan bahwa dirinya cukup disegani oleh kawan-kawannya di

organisasi karena ia termasuk senior yang dinilai sudah cukup berpengalaman. LR

sering dijadikan tempat bertanya bagi kawan-kawannya baik mengenai ideologi,

buku-buku, aktivitas, bahkan alur birokrasi pekerjaannya. Hal ini juga didukung

oleh kegemarannya membaca buku. Sebelum aktif di SBY (sebagai koordinator),

ia aktif bergerak di organisasi intra kampus yaitu Badan Eksekutif Mahasiswa

tingkat Universitas dan menjabat sebagai Menteri Luar Negeri. Oleh karena itu, ia

70

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 89: Budhi Ardiyandhani - core.ac.uk fileAKTUALISASI DIRI PADA AK TIVIS GERAKAN MAHASISWA BERDASARKAN TEORI CARL ROGERS SKRIPSI Diajukan Untuk Memenuhi Salah Satu Syarat Memperoleh Gelar

sudah terbiasa dengan situasi kondisi di luar kampus. Hal ini juga didukung

karena ia juga aktif di organisasi ekstra kampus yaitu FPPI (Front Perjuangan

Pemuda Indonesia), basis TADJAM (Tarekat Joeang Muda) USD sejak tahun

2003. Hal ini membuatnya cenderung lebih dapat memahami dialektika

masyarakat yang berkembang. Salah satunya karena ia sudah terbiasa melakukan

analisa sosial (ansos) atas berbagai permasalahan masyarakat.

2) Hasil Penelitian

Hasil penelitian subjek LR dapat dilihat pada Skema 2 Hasil Penelitian

Aktualisasi Diri Pada Aktivis Gerakan Mahasiswa Berdasarkan Teori Carl

Rogers, pada halaman 72.

71

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 90: Budhi Ardiyandhani - core.ac.uk fileAKTUALISASI DIRI PADA AK TIVIS GERAKAN MAHASISWA BERDASARKAN TEORI CARL ROGERS SKRIPSI Diajukan Untuk Memenuhi Salah Satu Syarat Memperoleh Gelar

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 91: Budhi Ardiyandhani - core.ac.uk fileAKTUALISASI DIRI PADA AK TIVIS GERAKAN MAHASISWA BERDASARKAN TEORI CARL ROGERS SKRIPSI Diajukan Untuk Memenuhi Salah Satu Syarat Memperoleh Gelar

Setiap individu mengalami proses aktualisasi diri yang berbeda-beda,

begitu juga dengan hasil temuan penelitian pada subjek LR. Karakteristik proses

aktualisasi diri yang pertama yaitu adanya peningkatan keterbukaan pada

pengalaman. Hal ini terlihat dalam diri LR yang cenderung dapat melihat

pengaruh positif dan negatif atas perilaku pacaran anggota lain dalam organisasi,

padahal sebenarnya organisasi menganjurkan tidak boleh pacaran lebih dahulu.

LR cenderung setuju apabila pengaruh pacaran itu positif, yaitu dalam tataran

komunikasi saja. Ia tidak setuju apabila hal tersebut berpengaruh negatif bagi

temannya, dalam arti pengaturan waktu menjadi kacau, terjadinya perubahan

wacana maupun karakter temannya. LR juga mengatakan bahwa temannya boleh

pacaran dengan teman satu organisasi tapi harus serius. Hal ini seperti apa yang

diungkapkannya,

“... Jadi tahu kalau ... oh ini sedang berhubungan dengan A B C D E, dia dilihat dari ... katanya kalau ini memang dia tidak terpengaruh dengan ... tidak terpengaruh negatif ... jadi kalau dia mempunyai hubungan tapi kemudian pengaruhnya positif ... paling nggak papa ... ya nggak ... nggak jadi masalah ... ya paling komunikasi aja ... Tapi kalau negatif, semisal mungkin ada pengaruh-pengaruh lain yang masuk ... biasa kan ... (163-169). Pengaruh lain ... dia ... ingin cepat ingin mapan, kemudian dia ... ingin ... e ... manage waktunya itu agak kacau ... kemudian ada perubahan karakter ... ya semacam itu ... ya sudah ada perubahan wacana dan lain sebagainya ... kan susah kan kalau wacananya memang terlalu anu itu kan ...” (THW & K. S-1. 14sept07, 171-174).

LR juga mengatakan,

“...Nggak, itu cuman cuman anjuran kalau temen-temen itu kan kalau bisa, kalau sama organisasi dia harus serius, kalau nggak serius ... yo ... kuwi kurang ajar kuwi ... (185-187). Sama sak sak sa or ... ehm ... makanya kalau sak o sa or dia sak or ... satu organisasi gitu kan, pacaran ... nggak papa, asal serius ...” (THW & K. S-1. 14sept07, 189-190).

73

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 92: Budhi Ardiyandhani - core.ac.uk fileAKTUALISASI DIRI PADA AK TIVIS GERAKAN MAHASISWA BERDASARKAN TEORI CARL ROGERS SKRIPSI Diajukan Untuk Memenuhi Salah Satu Syarat Memperoleh Gelar

Peningkatan keterbukaan pengalaman LR juga terlihat dari adanya

penerimaan atas reaksi dan penilaian negatif dari orang lain, yaitu ia cenderung

dapat menerima protes dari teman ketika mendapat protes atau bicaranya

dikatakan keras. LR mengatakan bahwa,

“ ... masalahnya kalau di kampus ya biasa ... saya kalau temen-temen ngobrol ada yang complain apa gitu keras atau apa atau terlalu cepat atau terlalu ... langsung to the point atau apa gitu ya ada ... (836-839)…sering ketemu orang banyak itu ngomongnya harus ... harus gini ... kalau mereka mungkin lebih cenderung study oriented kalau ketemu ini ... wataknya ... pasti lain gitu kan ... ya terserah ... (THW & K. S-1. 14sept07, 846-848).

Meskipun LR cenderung dapat menerima stimulus dari luar dirinya,

namun ia cenderung menolak atau melarikan diri dari stimulus yang muncul

dalam dirinya. Hal ini menunjukkan bahwa di sisi lain, LR cenderung tidak

mengalami peningkatan keterbukaan pada pengalaman. Ketika ia merasa

kesepian, ia hanya merasa sepi kemudian langsung mencari teman atau membaca

buku untuk pelarian atau menghilangkan rasa sepi yang dirasakan tersebut. LR

mengatakan,

“ ... kalau sepi ya sepi gitu aja ... (511). Cari teman ... kadang itu hanya untuk sekedar ingin tertawa…kalau nggak bisa, ya ehm ... mungkin cara lain … baca buku ... masalahnya di sekre (sekretariat kantor) nggak ada TV ... jadi paling main remi apa heart ya (jenis permainan di komputer). Pelariannya mungkin seperti itu ...Baca buku ... biasanya tuh baca buku, nonton TV kalau ada TV, kalau ada kendaraan ya jalan-jalan entah ke mana ... kalau pas agak capek, ya pergi ke suatu tempat ... ke pantai ... Depok misalnya ... kan kalau lagi pusing ...” (THW & K. S-1. 30nov07, 59; 62-71).

LR cenderung berfokus pada apa yang dilakukan saat ini dan memiliki

persiapan untuk masa depannya. Kegiatan yang sedang dikerjakan LR saat ini

cenderung ditujukan untuk mempersiapkan hal-hal yang dibutuhkan untuk

mewujudkan harapan atau cita-citanya. Hal ini menunjukkan bahwa LR

cenderung mengalami hidup yang berfokus pada momen saat ini.. LR sedang

74

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 93: Budhi Ardiyandhani - core.ac.uk fileAKTUALISASI DIRI PADA AK TIVIS GERAKAN MAHASISWA BERDASARKAN TEORI CARL ROGERS SKRIPSI Diajukan Untuk Memenuhi Salah Satu Syarat Memperoleh Gelar

melakukan beberapa persiapan untuk membuat Pusat Studi Buruh di Yogya, yang

sudah ingin diwujudkan sejak dahulu, seperti yang diungkapkan LR,

“Saya kan di SBY... kan gini ... kan saya pengin punya Pusat Studi ... Nah, SBY itu Pusat Studi ... saya punya impian Pusat Studi sendiri...Ya ... panjang ya itu, banyak ... nanti saya ... kurang tau perkembangannya seperti apa ... tapi kan dari organisasi sendiri itu akan ada membentuk sebuah jaringan besar ... seperti jaringan internasional ... bagan besarnya saya masih kurang paham, tapi kalau diri saya sendiri ... ini kan ada ruang-ruang kosong yang perlu diisi. Jadi saya harus mempersiapkan. Paling nggak persiapan ... kita harus persiapkan ... ehm ... kita harus membangun infrastruktur besar dan lain sebagainya. Jadi kita harus punya banyak tenaga ... Ya ... fokus aja ...” (THW & K. S-1. 14sept07, 538-539; 549-550; 560-566).

LR mendapatkan relasi, jaringan, ilmu pengetahuan baru dari kegiatan

saat ini dan selalu ingin tahu. Hal ini mungkin disebabkan karena LR cenderung

hidup pada momen saat ini. Hasil penelitian ini juga menunjukkan bahwa pada

diri LR cenderung adanya peningkatan hidup secara eksistensial. Hal ini seperti

yang diungkapkannya,

“Ya malah saya mendapatkan merasa mendapatkan teman yang luas untuk bereksplorasi dan tentu itu ... e ...Dalam hal ini, bukan hanya dari pengalaman tapi juga ... e ... ilmu, jaringan dan lain sebagainya, di mana kemudian dia tahu hal-hal di belakang layar (kembali kerja, belum PHK) gitu. (299-304). Ada hal-hal yang membuat kita selalu ingin tahu” (THW & K. S-1. 14sept07, 308-309).

Ketika bertemu dan berbicara dengan anak NGO (Non Government

Organization), Pusat Studi, maupun dari tempat lain, LR mengatakan bahwa ia

menjadi tahu dan paham mengenai ilmu-ilmu yang baru orang baru. Hal ini

seperti diungkapkan,

“ … kan ketemu dengan anak-anak NGO, ada anak-anak mana, ada anak-anak Pusat Studi, kebetulan saya pengin Pusat Studi ... jadi harus punya banyak ... e ... masukan ... entah itu entah wacana apa ... Jadi mahasiswa Sejarah tapi saya bisa ngomong masalah ekonomi makro, mikro, entah Psikologi Pertumbuhan, manajemen konflik, e ... Sejarah Perburuhan itu sendiri, terus nanti Fisipol ehm Ilmu Hukum, atau Ilmu Hubungan Politik antar institusi, dan kemudian ada pertimbangan hukum dan lain sebagainya berbagai macam ... Undang-Undang dan sebagainya, sampai kritik ... kritik ideologi, kritik pendidikan dan sebagainya itu ya harus paham ...” (THW & K. S-1. 14sept07, 1129-1137).

75

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 94: Budhi Ardiyandhani - core.ac.uk fileAKTUALISASI DIRI PADA AK TIVIS GERAKAN MAHASISWA BERDASARKAN TEORI CARL ROGERS SKRIPSI Diajukan Untuk Memenuhi Salah Satu Syarat Memperoleh Gelar

LR juga mendapatkan hal-hal baru dari kegiatan membaca, yaitu setelah

membaca ia menemukan bahwa penyelesaian suatu konflik bukankah sebuah

harmoni (impian). Apabila seseorang melihat konflik sebagai harmonitas maka

akan memundurkan semangat atau menjadikan orang tersebut lari dari konflik

untuk mencari hal yang harmoni atau ideal. Menurutnya, konflik sebaiknya

dihadapi dan diselesaikan saat ini juga, seperti diungkapkan,

“E ... harmoni ... harmonitas itu impian ... kalau tidak selalu diselesaikan ... menyelesaikan sebuah konflik itu nggak ada harmoni. Tapi ini kan kita selalu menyimpulkan keinginan untuk selalu mapan ... hal-hal harmoni dan sebagainya. Itu agak sedikit mundurkan semangat semangat seseorang untuk lebih baik dengan menghadapi konflik ... tapi malah dia lari dari konflik ... untuk mencari yang harmoni ideal-ideal ini ...” (THW & K. S-1. 30nov07, 14-19).

LR tidak suka membaca buku Chicken Soup karena isinya cenderung

terkait motivasi, yang menurutnya hanya angan-angan saja, happy ending dan

segalanya linear. Hal ini cenderung membuat orang selalu fokus pada harapan-

harapan saja dan tidak bekerja secara nyata. LR memandang bahwa kehidupan

bukanlah sesuatu yang linear. Bagi dirinya, tidak masalah apabila hanya

memfasekan hidup asalkan bukan menganggap bahwa hidup itu linear. Ia

mengungkapkan,

“ Saya nggak suka hal-hal yang happy ending ... Karena banyak hal yang realitanya itu nggak ada (ketawa kecil) ... Kalau happy ending gitu kan ... segalanya itu linear ... lurus ... Jelas nggak linear ... ehm ... ya ... nggak nggak bisa linear-linear amat sih kalau ada yang bertahan hidup yang ada fase-fasenya itu nggak masalah ... nggak masalah memfasekan hidup itu ... memfasekan itu nggak masalah ... tapi kalau maksudnya linear ... gitu kan terlalu linear kaya di sinetron itu kan ... “ (THW & K. S-1. 14sept07, 423-425; 431-437; 440; 443-448).

Berkaitan dengan pengalaman relasi LR dengan teman lawan jenisnya, ia

mengatakan bahwa sampai saat ini dirinya masih cenderung merasa kurang

76

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 95: Budhi Ardiyandhani - core.ac.uk fileAKTUALISASI DIRI PADA AK TIVIS GERAKAN MAHASISWA BERDASARKAN TEORI CARL ROGERS SKRIPSI Diajukan Untuk Memenuhi Salah Satu Syarat Memperoleh Gelar

nyaman atas relasinya terhadap lawan jenis. Hal ini mungkin terjadi karena ia

memiliki pengalaman yang tidak menyenangkan di masa lalunya, yang mungkin

terjadi karena pengalaman kegagalan atau penolakan di masa lalu. Hal ini

menunjukkan bahwa pada diri LR cenderung tidak mengalami peningkatan hidup

secara eksistensial. LR cenderung masih dibayangi pengalaman masa lalunya. Ia

menjadi kurang percaya dan kurang berani pada cewek karena takut terulangnya

hal yang pernah dialaminya dulu, seperti diungkapkan oleh LR,

“ E … ya jadi kurang percaya itu pasti ya … tapi kadang itu ya agak nggak berani … nanti terulang lagi … Opo yo opo? Lah … ”Ini kalau model anaknya gini … mungkin itu nanti karakternya bisa jadi gini …, malah lebih parah lagi …” (THW & K. S-1. 30nov07, 48-50).

Dalam kehidupan di organisasinya, LR terlihat memiliki penyesuaian

diri ketika menangani masalah yang terjadi. LR menggunakan langkah-langkah

penanganan masalah sesuai dengan posisi teman, dengan melihat apakah itu

kader/ anggota/ koordinator lain. Hal ini menunjukkan bahwa pada diri LR

cenderung mengalami peningkatan hidup secara eksistensial, terkait dengan

tingkat keadaptifan atau penyesuaian diri terhadap situasi dan kondisi yang

dihadapi. Masalah yang dihadapi LR dalam hal ini yaitu apabila ada teman dalam

organisasi yang pacaran tidak serius. Ia mengatakan,

“ Tergantung ... posisi dia di organisasi itu apa ... kalau misalnya posisinya dia itu kader, mungkin masih bisa diajak ngobrol tapi kalau posisinya udah sesama CO ... ya udah ... kita pakai komunikasi model alat ... e ... modelnya itu kultural kerjanya dia ... siapa dia harus di ... kita ngobrol sendiri sebentar ... Karena kalau dia itu sudah di luar struktural ... itu bukan bukan tanggung jawab organisasi ... kan nggak boleh mencampuradukkan ini ... nanti kan kacau ... Ya, paling dia ... sedikit ... ehm ... ditegur, pertama, ditegur, terus ngomong, diajak ngobrol, kalau masih terus lama-kelamaan ya diekskomunikasi biasanya...” (THW & K. S-1. 14 sept07, 215-221; 227-229).

77

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 96: Budhi Ardiyandhani - core.ac.uk fileAKTUALISASI DIRI PADA AK TIVIS GERAKAN MAHASISWA BERDASARKAN TEORI CARL ROGERS SKRIPSI Diajukan Untuk Memenuhi Salah Satu Syarat Memperoleh Gelar

LR juga cenderung dapat bersikap fleksibel dan adaptif dalam

menangani penempatan kader organisasi, yang mana menempatkan kader sesuai

dengan kesiapannya. Hal ini terlihat pada ungkapannya,

“ ... liat dulu dari e ... kalau memang psikologisnya nggak siap ya mungkin ... ini akan diposkan ke bidang lain ... tapi kalau dari awal memang ... kalau dia bisa memproyeksikan dirinya sesuai dengan proyeksi organisasi ... dan kemudian organisasi bisa memberikan caranya dan ini dan ini ... ehm ... dia mampu. Jadi sebetulnya itu nggak ada masalah ... Entah nanti itu mempunyai pilihannya apa apa apa gitu ... tapi dia mempunyai tetap mempunyai komunikasi “ (THW & K. S-1. 14 sept07, 975-979; 981-982).

Ketika menghadapi teman satu organisasi yang menggunakan tempat

diskusi untuk berpacaran, LR akan menegaskan bahwa tempat tersebut untuk

berdiskusi bukan untuk tempat pacaran. Hal ini diungkapkan,

“ Ya kalau sampai dia pacaran ... atau acara suka sekamar gitu, wis koyo model kost-kost-an gitu. Ini kan modelnya rumah basis ini kan untuk ruang ‘asah pikiran’, bukan untuk ruang kaya gituan. Makanya itu kan koridornya jelas. Kalau nggak produktif, lebih baik nggak “ (THW & K. S-1. 14 sept07, 239-242).

Kecenderungan LR untuk bersikap adaptif juga terlihat dengan adanya

penyesuaian ketika ia akan masuk ke politik praksis atau sektoral. Menurutnya,

jika ia akan masuk ke politik praksis maka tidak perlu membawa identitas

mahasiswa dan jika akan masuk ke sektoral atau saat berbicara dengan buruh, ia

harus melepas almamater mahasiswa. Ia mengungkapkan bahwa,

“ … kalau ke politik itu berarti personal, nggak nggak perlu bawa emblem, elemen dan lain sebagainya itu terserah bawa bendera itu nggak boleh ... karena kalau dia masuk ke sektoral mau tidak mau dia harus lepas … e ... almamaternya ... e ... egonya sebagai seorang mahasiswa ... Kalau ngomong secara intelektual di depan buruh itu ya nggak nyambung ... sama aja ma mahasiswa KKN “(THW & K. S-1. 14 sept07, 781-790).

Ketika LR berdiskusi dengan teman non organisasi mengenai masalah

yang sedang dihadapi, ia cenderung mencoba untuk menyesuaikan tahap

komunikasinya dengan teman tersebut. LR mengungkapkan,

78

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 97: Budhi Ardiyandhani - core.ac.uk fileAKTUALISASI DIRI PADA AK TIVIS GERAKAN MAHASISWA BERDASARKAN TEORI CARL ROGERS SKRIPSI Diajukan Untuk Memenuhi Salah Satu Syarat Memperoleh Gelar

“ Kalau ngobrol dengan teman di luar organisasi mencoba untuk menyesuaikan tahap komunikasinya karena agar nantinya menjadi nyambung pembicaraannya. Jadi kalau dalam pengambilan keputusan dalam organisasi atau apa ... apa, mungkin kita bisa ngobrol, tapi kalau temen ... temen deket dalam artian di luar gitu ya kita ... ya menyesuaikan juga tahap komunikasinya ... jadi nggak nggak ... nggak kalau banyak ngobrolin masalah yang ini, itu kan malah jadi nggak nyambung ... “ (THW & K. S-1. 14 sept07, 1027-1030).

Demikian juga pada saat LR menghadapi orang baru dalam lingkungan

yang karakteristiknya baru, ia akan mencoba untuk menyesuaikan diri. Jika ada

teman yang tidak sepemikiran dengan dirinya, maka kadang ia harus memiliki

sifat yang tidak keras pada teman yang sesama bersifat keras. Hal ini terlihat

ketika LR mengungkapkan perbedaan karakteristik temannya di UNY dengan

USD. Ia mengungkapkan,

“ Ya memang beda sih ... kalau ketemu itu ya kadang harus mempunyai juga sifat yang nggak kaya’ mereka itu kan ... atos karo atos gitu kan (keras sama keras) kadang harus … kalau di situ mentok ya harus cari ke luar. Ya untuk tau, pertama mungkin ... kalau sudah tau kemudian memahami, kemudian menentukan juga pendapat kita ... nggak cuma sebagai seorang puritan yang hanya ... jadi pengekor atau pengikut aja ... “(THW & K. S-1. 30nov07, 75-76; 87-89).

Penyesuaian diri LR dalam menghadapi orang baru juga terlihat ketika ia

bertemu dengan orang baru, ia akan melihat dahulu orang tersebut, ngobrol atau

dalam forum dilihat seperti apa dulu lalu kemudian bersikap, menyapa-nyapa. Ia

mengatakan,

“ Tergantung sih anaknya gitu ... jadi kalau biasanya kita nyapa ya nyapa biasa ... Kalau mau nanti biasa ya ... biasa ... Kalau nanti dia ada apa ... forum atau apa kita ngobrol ... baru tahu gitu kan ... baru kita nentuin sikap. “ (THW & K. S-1. 14sept07, 1147-1148; 1151-1153).

Di lingkungan tempat tinggalnya, LR juga cenderung memiliki

penyesuaian diri ketika bersosialisasi dengan masyarakat/ tetangganya. Ia

mencoba memberikan penjelasan dengan menggunakan bahasa yang halus ketika

ada tetangga yang bertanya mengenai rambutnya yang gondrong. LR juga

79

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 98: Budhi Ardiyandhani - core.ac.uk fileAKTUALISASI DIRI PADA AK TIVIS GERAKAN MAHASISWA BERDASARKAN TEORI CARL ROGERS SKRIPSI Diajukan Untuk Memenuhi Salah Satu Syarat Memperoleh Gelar

memotong rambutnya yang gondrong untuk kebutuhan sosialisasinya.

Menurutnya, hal ini disebabkan karena ia juga memikirkan orang lain kalau ingin

bersosialisasi. Ia mengatakan,

“… Ya, kalau mereka bertanya ... itu kan mereka bertanya dengan bahasa yang halus … Ya, mungkin ada perbaikan sedikit, itu nanti kan ... Kita harus memikirkan banyak orang juga ... Nanti kalau mau bersosialisasi kita nggak boleh anti sosial gitu kan ...” (THW & K. S-1. 14 sept07, 1274-1276).

Meskipun demikian, di sisi lain LR juga cenderung menetapkan sikap

penyesuaiannya dalam batasan fungsional, artinya ia akan menyesuaikan diri jika

hal itu merupakan hal yang fungsional. Hal tersebut diungkapkannya,

“ … Ya ... itu dampaknya ... makanya kalau fungsional nggak masalah ... kalau nggak fungsional ya nggak perlu ... Nggak masalah sih ... rambut gondrong itu bukan masalah style atau apa ... tapi malas potong rambut aja ...” (THW & K. S-1. 14 sept07, 1291-1292).

Selain memiliki penyesuaian diri pada situasi yang dihadapi, LR juga

cenderung sanggup berubah dan mencoba hal-hal baru. Kesanggupan LR untuk

berubah atau mencari alternatif lain atas kegagalannya dilakukan ketika berkaitan

dengan tugas organisasinya. Hal ini terlihat berbeda dengan kegagalan yang

diakibatkan atas pengalaman relasi terhadap lawan jenisnya. Ketika LR

mengalami kegagalan dalam memperjuangkan kenaikan UMP (Upah Minimum

Provinsi), ia mencoba menggunakan cara penanganan memperjuangkan ketetapan

UMP yang baru. Cara lain tersebut contohnya dengan mengembangkan metode

atau membuat jaringan yang lebih kuat. Ia mengatakan bahwa,

“ ... itu ... Kalau kita gagal di sini kita bisa cari jalan yang lain ... Jangan sampai kita berhenti hanya cuma sampai di sini ... metodenya kita harus kembangkan lagi ... kalau kita udah advokasinya itu lain seperti advokasi sampai pengadilan terus kita pake ... e ... jalan politik, kita pakai jalan intelektual, kita pakai jalan apa lagi ... pokoknya kita sampai kita punya jaring yang betul-betul kuat “ (THW & K. S-1. 14 sept07, 375-373; 379-383).

80

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 99: Budhi Ardiyandhani - core.ac.uk fileAKTUALISASI DIRI PADA AK TIVIS GERAKAN MAHASISWA BERDASARKAN TEORI CARL ROGERS SKRIPSI Diajukan Untuk Memenuhi Salah Satu Syarat Memperoleh Gelar

Kesanggupan LR untuk mencoba hal baru jika mengalami kegagalan,

juga terlihat ketika ia mengalami kegagalan dalam berdemo. Cara lain yang

dilakukan LR yaitu dengan gerakan intelektual atau gerakan jaringan. Hal ini

diungkapkan LR dalam validasi komunikatif.

LR juga cenderung mencoba cara baru dalam advokasi buruh jika

mengalami suatu kegagalan. Ia mencoba cara lain yaitu seperti mendatangi DPR

atau ke pengadilan meskipun dirasa sulit dan juga pernah akan ke Komnas HAM.

Ia mengungkapkan,

“ Ada jalur lain di luar jalur yuridis yang bisa ditempuh ... semisal tekanan politik dan lain sebagainya ... ke DPR atau entah di pengadilan ... tapi kalau di Jogja kesulitan. Jadi jalur politis, mungkin ada jalur lain misalnya ada Komnas HAM dan sebagainya, itu pernah akan ditempuh tapi ... e ... beresiko juga soalnya buruh ... akan menjadi ajang eksploitasi, di-blow up media ... ya karena itu jalur politis kan? “ (THW & K. S-1. 14 sept07, 737-742).

Selain adanya kesanggupan untuk mencoba cara baru ketika mengalami

kegagalan, LR juga bersedia mengikuti kegiatan baru yang memang belum pernah

ia ikuti sebelumnya, yaitu mengikuti pertemuan mahasiswa - buruh. Menurut LR,

pada awalnya ia merasa takut karena belum mencoba. Ia mengikuti kegiatan baru

itu karena sudah berdasarkan pertimbangan atau analisa resiko lebih dulu. Hal ini

diungkapkan,

“ ...Itu kan karena kita belum pernah melakukan hal itu dan kita takut. waktu pertemuan mahasiswa - buruh itu kan ... waktu kita bertemu dengan berbagai macam elemen ... ehm ... pihak itu kan ... juga situasi takut ... apalagi ini daerah konflik ... Paling ya ... ada ketakutan dikit itu kan paling nanti kan juga ... resikonya itu kan sudah pasti dihitung. Ya, kadang nekat, kadang nekat, oh ... kadang nekat tapi ... e ... ya nggak pa pa sih ... advonturem? Terus terang ... advonturem ... (petualangan). Ya, pertimbangannya itu kan mungkin kita harus tetep mikir ini risikonya, itu pasti, itu kan ... “ (THW & K. S-1. 14 sept07, 257-258; 260-262; 267-270; 278-279).

81

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 100: Budhi Ardiyandhani - core.ac.uk fileAKTUALISASI DIRI PADA AK TIVIS GERAKAN MAHASISWA BERDASARKAN TEORI CARL ROGERS SKRIPSI Diajukan Untuk Memenuhi Salah Satu Syarat Memperoleh Gelar

Dalam kehidupan sehari-hari, LR cenderung tidak ritualistik terhadap

tata cara pelaksanaan ajaran agamanya tersebut. Perilaku yang tidak ritualistik ini

ditunjukkan LR sejak sebelum menjadi aktivis sampai sekarang. Meskipun LR

beragama Katholik, meyakini ajaran Yesus dan menjadikan perjuangan Yesus

yang reformis sebagai tuntunan hidup atau sebagai masukan untuk menentukan

pilihan hidup, tapi ia tidak kaku terhadap tata cara gereja. Menurut LR, hal itu

disebabkan karena ajaran Yesus dianggap sudah direduksi menjadi hukum Gereja

yang merupakan buatan Gereja organisasi. Ia mengungkapkan,

“ Nggak nggak ada ... Nggak ada ... Ya ada sih ... sering ... ya ... mungkin rosario tapi itu kan ya ... hanya sekedar untuk merilekskan tapi nggak ... bukan jawaban gitu kan ... merilekskan iya ... E ... Yesus itu kan kalau mau dikatakan ya dia sebagai seorang yang reformis tapi ini kemudian diii ... direduksi ajarannya itu ... direduksi sedemikian rupa menjadi ajaran yang semata-mata hanya mengedepankan ... e ... hukum Gereja, hukum Gereja yang buatan Gereja organisasi. Sebetulnya kalau Dia itu mengajarkan kan sebetulnya dia tidak mengajarkan sebuah organisasi. Dia tidak mengajarkan sebuah agama “. (THW & K. S-1. 14 sept07, 46-50; 74-79).

LR juga mengungkapkan bahwa ajaran agama yang diyakininya tidak

menjadi pedoman dalam hidupnya, tetapi hanya sebagai masukan saja, seperti

yang diungkapkannya,

“ Ya, itu itu itu itu itu jadi agak ... agak ... nggak nggak jadi pedoman ya, cuman itu jadi masukan aja. Kalau dari agama itu nggak ada ... (THW & K. S-1. 14 sept07, 90-91; 97).

Disamping itu, LR cenderung berperilaku positif terhadap reaksi negatif

dari orang lain. Pada awalnya ia merasa bingung atas adanya reaksi negatif

tersebut. Ia mencoba berperilaku positif dengan tetap menyapa temannya itu dan

bersikap terbuka, meski dianggap artis atau demonstran. LR mencoba memahami

konsekuensi sebagai aktivis dan menanggapi dengan terserah ketika dianggap

82

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 101: Budhi Ardiyandhani - core.ac.uk fileAKTUALISASI DIRI PADA AK TIVIS GERAKAN MAHASISWA BERDASARKAN TEORI CARL ROGERS SKRIPSI Diajukan Untuk Memenuhi Salah Satu Syarat Memperoleh Gelar

seperti artis, demonstran, bahkan diidentifikasi bukan sebagai kelompok teman-

teman kampusnya. Ia tidak merasa terganggu dengan reaksi negatif tersebut dan

menganggap tidak masalah. Hal ini diungkapkan,

“ Kalau pertama-tama ya mungkin agak bingung gitu ... Ya ... ya dianggap artis kaya gitu, demostran dan sebagainya (sambil tertawa) ... yo ... yo luweh ... sak karepmu kono ... wong aku yo ra po po to ... wong kuliah ya kuliah, normal biasa ... kalau datang-datang ya biasa ... bukan ... wong dari awal itu memang kita harus tau, paham, kalau pendidikan dari awal itu kan esensinya kan nggak cuman itu ... dari awalnya itu kan sudah ada diskusi panjang gitu lho ... Ya biasa aja ... say hello ya say hello ... ya se ... sebisa mungkin terbuka. Kalau dunia memang sejarahnya gerakan, mahasiswanya itu kan mungkin nanti bisa terlihat ... jadi kita nggak bisa nyalahin ... yo wis ra popo ra masalah ...” (THW & K. S-1. 14 sept07, 881; 893-899; 920; 929; 933-934).

Berkaitan dengan tanggung jawab kuliahnya, LR cenderung tidak adaptif

karena ia merasa susah mengikuti prosedur kuliah dan menomorduakan

kuliahnya. Ketika dikonfirmasi oleh peneliti, LR juga mengatakan bahwa dirinya

merasa terbebani dengan kuliahnya. Hal ini diungkapkan,

“ ... saya terus terang ... kalau logika awalnya itu nggak ... saya nggak nggak bisa menerima kuliah itu harus lulus sekian lulus sekian SKS ... sekian tahun begitu-gitu ... agak susah gitu kan ... agak susah ... agak susah” (THW & K. S-1. 14 sept07, 586-589).

LR cenderung tidak bisa ikuti prosedur kuliah karena merasa susah

untuk membiasakan diri pada ketentuan-ketentuan sehingga berfokus pada

pembuatan Pusat Studi.

“ Ya prosedural ... ya makanya ... agak susah gitu loh ... agak susah untuk ... membiasakan diri untuk hal-hal ... Kalau ini seumpamanya ... kalau saya tembaknya Pusat Studi ini jadi dulu. Jadi dulu, kemudian ini bisa berjalan, jadi waktu saya sudah sampai suatu titik saya kembali ke kuliah, selesai saya balik lagi kemudian satu titik perlu ... e ... perlu ada refreshing otak ... saya kembali kuliah ... selesai saya kembali lagi gitu. Jadi, kuliah ini untuk men-support...” (THW & K. S-1. 14 sept07, 589-596).

Ketidakadaptifan LR terhadap tanggung jawab kuliahnya disebabkan

karena adanya benturan antara jadwal kuliah dengan kegiatannya. Ia juga merasa

83

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 102: Budhi Ardiyandhani - core.ac.uk fileAKTUALISASI DIRI PADA AK TIVIS GERAKAN MAHASISWA BERDASARKAN TEORI CARL ROGERS SKRIPSI Diajukan Untuk Memenuhi Salah Satu Syarat Memperoleh Gelar

terganggu dengan kondisi tersebut. Bagi LR, kuliah atau pendidikan formal itu

sebagai pelengkap, seperti diungkapkan,

“ Ya ... hal yang mengganggu ... ehm ... kalau hal yang mengganggu itu ya banyak ... maksudnya kalau ini konteksnya dengan kuliah, ya pasti banyak, ya jadwal gitu kan ... benturan jadwal ... kemudian benturan ... idealitas itu pasti ada ... ya paling cuma itu ... kalau saya pribadi ya memang ... ya kuliah itu ... ehm ... ya sebagai pelengkap, pelengkap sebetulnya ... kalau mau sebetulnya pendidikan formal itu lebih ke pelengkap ...” (THW & K. S-1. 14 sept07, 996-999; 1012-1014).

LR cenderung menolak kemungkinan gagal atas pembuatan Pusat Studi

yang sedang dilakukannya. Hal ini mungkin dapat disebabkan karena adanya

kegagalan di masa lalu. Menurut LR, Pusat Studi ini merupakan satu-satunya

Pusat Studi Perburuhan di Yogya. Oleh karena itu, pembuatan Pusat Studi

tersebut tidak boleh gagal lagi, dan harus jadi. Ia mencoba dan tidak boleh gagal.

Ia mengatakan,

“ ... Ngga ... karena ini satu-satunya studi pusat perburuhan di Jogja dan di Jawa Tengah Nggak boleh gagal lagi ini ... sudah terlalu banyak kegagalan Kalau kita motivasinya memang kuat ya harus ... harus jadi ... nggak boleh nggak ...tapi kita kan nyoba nggak mau gitu ...” (THW & K. S-1. 14sept07, 605-606; 612; 614-615; 632-633).

LR cenderung berperilaku negatif ketika menghadapi hal yang

memperlihatkan ambiguitas. Ketika LR berdiskusi dengan teman kampusnya yang

masih membicarakan hal-hal normatif kampus atau fashion, ia akan mengejek

teman tersebut. Bahan pembicaraan itu berbeda dengan dirinya yang sudah tidak

membicarakan hal-hal seperti itu lagi. LR menganggap bahan pembicaraan itu

tidak produktif dan ambigu.

Ia mengatakan,

“ … model ketemu kita sudah biasa diskusi mereka biasanya curhat ... itu kan tidak bisa menjadi ehm ... ya komunikasinya itu ambigue ... ambigue ... Ambigue-nya ... kita itu ngomongnya yang sudah nggak ngomongin ngopo, besok pake baju apa, pulsanya habis gimana, itu aja sudah ... nggak ... nggak yo ... terus wis ... ra mikir gitu kan ... ya nek kono yo mikir apa ... fashion opo sing opo ... ya mau gimana kan

84

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 103: Budhi Ardiyandhani - core.ac.uk fileAKTUALISASI DIRI PADA AK TIVIS GERAKAN MAHASISWA BERDASARKAN TEORI CARL ROGERS SKRIPSI Diajukan Untuk Memenuhi Salah Satu Syarat Memperoleh Gelar

kalau Sadhar itu kan kaya gitu ... “ (THW & K. S-1. 14sept07, 871-873; 875-878).

Sebelum menjadi aktivis, LR sudah mengambil keputusan sendiri atas

pilihan hidupnya. Ia memutuskan tentang pembiayaan kuliahnya, yaitu membayar

kuliah dengan biaya sendiri. Saat ibunya mengatakan agar biaya kuliah LR jangan

sampai di atas satu juta rupiah, ia nekat memutuskan kuliah dengan biaya sendiri.

Sampai sekarang LR kuliah dengan mencari biaya sendiri.

“ Ya kalau kuliah itu jangan sampai mahal-mahal, jangan sampai di atas satu juta ... kalau lebih ya nggak bisa kuliah ... gitu kan ... Tapi ya nekat aja, kuliah dengan biaya sendiri tentunya ... ya memang pakai biaya sendiri ...” (THW & K. S-1. 14sept07, 1193-1195).

Pengambilan keputusan berdasarkan diri sendiri ini, juga ditunjukkan

ketika LR mendapat masukan dari teman organisasinya terkait pilihan hidupnya.

LR menjadikan berbagai masukan dari teman-temannya itu sebagai bahan

pertimbangan saja. Meskipun ia memperoleh banyak masukan yang cukup

membantu, tetapi pengambilan keputusan tetap ditangannya sendiri, seperti yang

diungkapkan,

“ Biasanya kalau anak-anak itu nggak terlalu mencampuri keputusan decision, decision itu nggak terlalu, tapi waktu dia ehm ... memperhitungkan hal-hal-hal ini, mungkin mereka banyak ... banyak membantu ... dari sudut pandangnya yang banyak ... , tapi kalau decision memang aku ... aku sendiri ... (THW & K. S-1. 14sept07, 1038-1041).

Di sisi lain, LR cenderung merasa takut pada penilaian dan reaksi negatif

orang lain atas pilihan perilaku yang dilakukannya. Berkaitan dengan lingkungan

organisasi yang diikuti LR, ia cenderung merasa takut atas adanya penilaian atau

stigma negatif dari orang lain yang ditujukan pada anak Gerakan Mahasiswa. Hal

ini terlihat ketika LR memberi alasan terkait ketidaksetujuannya jika ada teman-

teman Gerakan Mahasiswa yang pacaran main-main dengan orang di luar

85

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 104: Budhi Ardiyandhani - core.ac.uk fileAKTUALISASI DIRI PADA AK TIVIS GERAKAN MAHASISWA BERDASARKAN TEORI CARL ROGERS SKRIPSI Diajukan Untuk Memenuhi Salah Satu Syarat Memperoleh Gelar

organisasi. Hasil penelitian ini menunjukkkan bahwa LR mungkin tidak

mengalami peningkatan kepercayaan pada organisme dirinya. Ia mengungkapkan,

“ Kalau dia maen-maen, dengan orang di luar, kalau dia sampe stigmanya e ... kena anak-anak ya ini ... ehm ... “ (THW & K. S-1. 14sept07, 194-195).

Selain itu, kecenderungan merasa takut akan adanya stigma negatif dari

orang lain atas anak Gerakan Mahasiswa juga ditunjukkan ketika LR berdiskusi

dengan teman non organisasinya. Ia cenderung mengkomentari hal-hal yang

memang perlu dikomentari saja karena nanti akan adanya stigma/ penilaian

negatif atas anak Gerakan, seperti ungkapannya,

“… kalau dalam diskusi itu ya memang kita ngomong, tapi kalau dalam hal-hal ya semacam komentar-komentar gitu ya kita sebaiknya menghindari sebisa mungkin ... Ya stigmanya itu tadi ... (THW & K. S-1. 14sept07, 941-945).

Ketika LR berada di lingkungan organisasi SBY (Serikat Buruh Yogya),

ia juga terlihat merasa takut akan adanya evaluasi atas pekerjaan yang

dilakukannya. LR mempertimbangkan dampak dari suatu pengambilan keputusan

apakah itu ke organisasi, politis, dan lainnya, agar sebagai koordinator jangan

sampai dievaluasi/ dinilai gagal. Hal ini diungkapkan,

“ … jangan sampai ini blunder (self error), jangan sampai ini hilang, harus bagaimana pun dipertahankan oleh CO harus, ini nanti kalau sampai gagal, evaluasinya juga CO (coordinator). Ya CO-nya itu gagal …” (THW & K. S-1. 14sept07, 764-767).

Dalam relasinya dengan keluarga, sampai saat ini LR juga cenderung

merasa takut jika dianggap bodoh oleh ibunya sehingga ia tidak menceritakan

masalahnya pada ibunya. Ia mengungkapkan,

“ Jangan sampai, suatu hal yang ...e...dianggap masalah seorang anak, masalah itu ... orang tua akan menanggapi dengan baik. Ya bisa jadi, itu malah kamu tuh goblok ... dan lain sebagainya ... itu malah sebuah tanda kebodohan ... “ (THW & K. S-1. 14sept07, 1167; 1170-1171; 1173-1174).

86

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 105: Budhi Ardiyandhani - core.ac.uk fileAKTUALISASI DIRI PADA AK TIVIS GERAKAN MAHASISWA BERDASARKAN TEORI CARL ROGERS SKRIPSI Diajukan Untuk Memenuhi Salah Satu Syarat Memperoleh Gelar

LR terlihat menggunakan mekanisme pertahanan diri, dengan

mengatakan bahwa orang tua terlalu sibuk untuk membicarakan masalah anaknya.

Hal ini diungkapkannya,

“ Mereka juga terlalu sibuk untuk ngobrol masalah itu “ (THW & K. S-1. 14sept07, 1175).

Perasaan takut mendapat reaksi negatif dari orang lain tersebut juga

ditunjukkan LR ketika ia berada di lingkungan sekolahnya dahulu. Saat SMP-

SMA, LR tidak terlalu memikirkan norma agama karena nantinya akan celaka

kalau menunjukkan identitas diri pada orang lain yang non Katolik. Hal yang

dialami LR saat itu yaitu diolok-olok atau mendapat diskriminasi dari gurunya

karena ia memiliki keyakinan yang berbeda dengan keyakinan mayoritas teman-

temannya. Ia mengatakan,

“ Tapi kalau sesudah SMP SMA-nya itu kan, kebetulan di negeri jadi banyak temen yang non, jadi kita memang di ... ya nggak terlalu mikirin hal-hal itu. Ya ... makanya nggak terlalu ... pusing ... atau ... apa ... kalau malah kita menunjukkan identitasnya malah celaka kan ... “ (THW & K. S-1. 14sept07, 23-26).

Selain dalam keluarga dan lingkungan sekolahnya, LR juga cenderung

memiliki rasa takut mendapat penilaian negatif dari teman pergaulannya. Hal ini

ditunjukkan ketika LR lebih memilih untuk tidak menceritakan pengalaman

pribadinya karena takut diolok-olok oleh temannya.

“ … karena tuh biasanya hanya menjadi bahan olok-olokan sama temen-temen itu kan … ya kaya’ event-event atau relasi sama temen lawan jenis gitu kan … pernah itu pengalaman jadi semacam putra batik atau ya waktu masuk kuliah dulu itu kan … mending kan ga usah diceritakan … (THW & K. S-1. 30nov07, 3-6).

Sebelum LR mengatakan alasan sebenarnya bahwa nantinya akan

diolok-olok temannya jika ia menceritakan pengalaman pribadinya, ia hanya

mengatakan kalau hal itu tidak penting untuk diceritakan, seperti diungkapkannya,

87

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 106: Budhi Ardiyandhani - core.ac.uk fileAKTUALISASI DIRI PADA AK TIVIS GERAKAN MAHASISWA BERDASARKAN TEORI CARL ROGERS SKRIPSI Diajukan Untuk Memenuhi Salah Satu Syarat Memperoleh Gelar

“ Ehm ... just let them something secret like unspoken (hanya suatu rahasia yang tidak untuk diceritakan)... gitu aja ... kalau itu kan kalau diceritakan gitu nggak ... nggak terlalu penting ... “ (THW & K. S-1. 14sept07, 130-132).

Perilaku LR juga ada yang cenderung tergantung pada pilihan orang

tuanya. Dalam hal berpakaian misalnya, ia berpakaian rapi menurut keinginan

ibunya dan tidak berdasar pada kenyamanan diri sendiri. Meskipun sebenarnya

LR lebih suka berpakaian yang praktis, ia memilih berpakaian sesuai keinginan

ibunya karena ingin menyenangkan hati ibunya. Ia mengatakan,

“ Ya, kalau di depan beliau ... ya diusahakan kita menyenangkan hati beliau ...” (THW & K. S-1. 14sept07, 1224).

Selain itu, perilaku beragama LR juga cenderung tergantung atas

tuntutan orang lain. Hal ini diakui LR bahwa pemahaman ajaran agama yang

diyakininya terlalu dangkal dan tidak sampai mempengaruhi perilakunya. Ia

mengungkapkan,

“ Nggak ... nggak ada pengaruhnya ... (ketawa kecil) Sama sekali nggak ... Ya mungkin ada itu kalau pas apa gitu kan ... kalau ketemu dengan orang ... yang mungkin nuntutnya itu, ya mungkin kita bisa menyesuaikan tapi kalau masalah itu sampai mempengaruhi sampai ke pribadi dan sebagainya dari sudut pandang dan sebagainya ya belum ... belum nyampai ke situ ... terlalu dangkal rasanya ... pelajaran saya ... “ (THW & K. S-1. 14sept07, 110; 112-115).

LR cenderung tidak berani menilai karakter diri sendiri. Menurutnya,

penilaian karakter dirinya sendiri harus ditanyakan ke orang lain karena orang

lainlah yang dianggap lebih mengerti dan lebih terbuka. Hal ini diungkapkan,

“ … karakter itu mungkin harus ditanyakan ke orang lain ...(795) Tapi kalau karakter yang lain mungkin ... e ... mungkin harus tanya sama orang lain juga ... soalnya kita kan jarang bertemu dengan ... e ... di luar orang ... temen-temen kan ... kalau sama temen-temen memang kulturnya terbentuk lebih ... lebih ... mungkin terbuka ... di situ (THW & K. S-1. 14sept07, 801-814).

88

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 107: Budhi Ardiyandhani - core.ac.uk fileAKTUALISASI DIRI PADA AK TIVIS GERAKAN MAHASISWA BERDASARKAN TEORI CARL ROGERS SKRIPSI Diajukan Untuk Memenuhi Salah Satu Syarat Memperoleh Gelar

b. Subjek 2

1) Deskripsi Subjek

Subjek 2 (selanjutnya akan disebut RG) adalah seorang mahasiswa yang

kuliah di Universitas Pembangunan Negeri (UPN) Yogyakarta. Ia mulai aktif

dalam Gerakan Mahasiswa sejak awal tahun pertama kuliahnya yaitu tahun 2004.

Pada awalnya ia banyak ditawari oleh berbagai jenis Gerakan Mahasiswa yang

ada di kampusnya. Setelah mencoba mengenal masing-masing karakteristik

organisasi tersebut, ia memutuskan untuk masuk ke komunitas KOMIK

(Komunitas Mahasiswa Kritis).

Setelah satu tahun aktif menjadi angggota organisasi, RG dicalonkan

untuk menjadi koordinator di KOMIK oleh teman-temannya. Keputusan menjadi

koordinator KOMIK tersebut juga karena mendapat dukungan dari kawan-

kawnanya. Hal itu juga didukung oleh aktivitas RG sebelumnya yang memang

sudah aktif di organisasi dalam divisi pendidikan. Menurutnya, tugas menjadi

koordinator sesuai dengan bekal yang sudah dimilikinya.

RG juga aktif di KOIN (Komunitas Organisasi Internasional) UPN, yang

merupakan suatu wadah organisasi yang didirikan untuk mengembangkan aspirasi

dan potensi mahasiswa yang berminat dalam hal berdiskusi ataupun kegiatan

ilmiah yang lainnya. Hal ini didukung oleh kegemarannya membaca buku, yang

menurutnya sebelum masuk organisasi ia juga sudah senang membaca buku.

Di lingkungan rumahnya, saat ini RG sudah tidak terlalu mengikuti

dinamika Perkumpulan Pemuda karena ia harus kuliah di Yogyakarta. Meskipun

demikian, RG masih menyempatkan diri untuk ikut membangun atau

89

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 108: Budhi Ardiyandhani - core.ac.uk fileAKTUALISASI DIRI PADA AK TIVIS GERAKAN MAHASISWA BERDASARKAN TEORI CARL ROGERS SKRIPSI Diajukan Untuk Memenuhi Salah Satu Syarat Memperoleh Gelar

mengaktifkan kegiatan-kegiatan yang ada dalam Perkumpulan Pemuda tersebut.

Cara yang dilakukan RG yaitu dengan memberikan pengetahuan pada rekan-

rekannya dalam forum diskusi ketika ia pulang ke daerah asalnya. Ia juga

mengatakan bahwa dirinya pernah menjadi pembicara ketika diberi kesempatan

oleh rekan di Perkumpulan Pemuda. RG juga cukup menyempatkan diri untuk

memberikan masukan-masukan atau solusi lewat SMS (Short Message Service)

apabila ada rekannya di Perkumpulan Pemuda yang mengkonsultasikan kegiatan

atau situasi yang dihadapi.

Secara akademis, RG mengatakan bahwa ia memiliki pengetahuan dan

nilai yang cukup dalam perkuliahannya. RG juga senang menambah

pengetahuannya dengan cara berdiskusi mengenai permasalahan-permasalahan

baru yang sedang terjadi dalam masyarakat dengan orang-orang yang

dijumpainya. Selain itu, ia juga mencoba untuk mengikuti kegiatan-kegiatan baru

yang dapat mendukung pengetahuannya, baik secara akademis maupun non

akademis.

Dilihat dari relasi dengan keluarganya, RG memiliki hubungan yang

cukup baik. RG mengungkapkan bahwa orang tuanya tidak menganut feodalisme.

Hal ini terlihat dari bahasa yang digunakan ketika ia berkomunikasi dengan orang

tuanya, bahwa mereka sudah tidak harus berbahasa menggunakan krama inggil.

Secara sosial, RG juga terlihat dapat menyesuaikan diri. Hal ini terliha

ketika ia menghadapi masyarakat di lingkungan tempat tinggalnya. Ketika

berkomunikasi dengan rekan sebaya atau orang tua yang bersedia berkomunikasi

dengan menggunakan bahasa ngoko, maka ia berbahasa ngoko. RG mengatakan

90

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 109: Budhi Ardiyandhani - core.ac.uk fileAKTUALISASI DIRI PADA AK TIVIS GERAKAN MAHASISWA BERDASARKAN TEORI CARL ROGERS SKRIPSI Diajukan Untuk Memenuhi Salah Satu Syarat Memperoleh Gelar

bahwa hal itu memungkinkan kedekatan relasi karena apabila menggunakan

bahasa krama inggil akan cenderung ada jarak dalam relasi mereka. Meskipun

demikian, RG tetap mencoba menggunakan bahasa krama inggil ketika

menghadapi orang tua di lingkungan rumahnya yang masih menggunakan bahasa

tersebut dalam berkomunikasi.

Berkaitan dengan relasi interpersonal dengan lawan jenisnya, RG

mengatakan bahwa untuk saat ini ia memutuskan untuk tidak menjalin relasi

intensif terlebih dahulu karena lebih berkonsentrasi pada aktivitas Gerakan

Mahasiswa. RG mengatakan bahwa hal itu telah menjadi komitmen pribadinya

saat ini. Pada saatnya nanti, apabila RG sudah memiliki cukup waktu maka ia baru

akan memiliki pacar. RG juga mengatakan hal itu terkait dengan kesibukan

aktivitasnya.

2) Hasil Penelitian

Hasil penelitian subjek RG dapat dilihat pada Skema 3 Hasil Penelitian

Aktualisasi Diri Pada Aktivis Gerakan Mahasiswa Berdasarkan Teori Carl

Rogers, pada halaman 92.

91

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 110: Budhi Ardiyandhani - core.ac.uk fileAKTUALISASI DIRI PADA AK TIVIS GERAKAN MAHASISWA BERDASARKAN TEORI CARL ROGERS SKRIPSI Diajukan Untuk Memenuhi Salah Satu Syarat Memperoleh Gelar

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 111: Budhi Ardiyandhani - core.ac.uk fileAKTUALISASI DIRI PADA AK TIVIS GERAKAN MAHASISWA BERDASARKAN TEORI CARL ROGERS SKRIPSI Diajukan Untuk Memenuhi Salah Satu Syarat Memperoleh Gelar

RG cenderung menolak reaksi negatif dari orang lain mengenai karakter

atau sifat dirinya. Ketika RG dan komunitasnya dikatakan komunis oleh teman

dari organisasi lain, ia menanggapi dengan mengatakan bahwa organisasi lain

tersebut tidak adil. Menurutnya, mereka hanya berani bicara negatif di belakang

RG. Penolakan penilaian orang lain atas karakteristik dirinya, memperlihatkan

bahwa RG cenderung tidak mengalami peningkatan keterbukaan pada

pengalaman. Ia mungkin tidak bisa melihat secara akurat atas reaksi orang lain

yang berbeda dengan persepsinya. RG juga mengatakan bahwa penilaian tersebut

menjadikan ia dijauhi oleh mahasiswa baru, seperti diungkapkan,

“ Jadi kalau rata-rata organ lain tu nggak fair ... dia nggak berani ngomong sama kita langsung ... secara ketemu gitu bagus, baik, gini-gini-gini kok, ya–ya. Padahal di belakangnya ngomong gini-gini, itu orang-orang komunis, dijauhin. Terutama anak-anak baru (756-759). Artinya mereka takut, eh ... bukan takut. Mereka mungkin menjaga jarak dengan kita. Padahal kita belum pernah ngobrol bersama gitu, Masalahnya seperti itu. Ya cuma di belakang nggak berani tampak ... (THW & K. S-2. 31okt07, 761-763).

Berkaitan dengan pilihan hidup orang lain yang berbeda dengan pilihan

hidup RG, ia terlihat cenderung dapat menerima pilihan hidup orang lain tersebut.

Hal ini ditunjukkan dengan penerimaan RG atas pilihan aktivitas teman yang

berbeda dengannya dalam menggunakan waktu luang. RG sendiri lebih memilih

menggunakan waktu luangnya dengan mencari buku di Gramedia daripada jalan-

jalan ke mall atau nonton film. Ia mengatakan,

“ Pernah Mbak, tapi cuma ke Gramedia cari buku “ (THW & K. S-2. 31okt07, 632).

RG merasa kasihan pada teman yang lebih menghabiskan uang dan

waktu yang dimilikinya untuk hal-hal seperti itu. Menurutnya, uang tersebut lebih

baik ditabung untuk masa depan. RG menanggapi bahwa pilihan aktivitas

93

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 112: Budhi Ardiyandhani - core.ac.uk fileAKTUALISASI DIRI PADA AK TIVIS GERAKAN MAHASISWA BERDASARKAN TEORI CARL ROGERS SKRIPSI Diajukan Untuk Memenuhi Salah Satu Syarat Memperoleh Gelar

temannya itu mungkin karena mereka belum tahu saja, kalau mereka sudah tahu

nanti akan berkurang sendiri intensitasnya. Hal ini diungkapkan,

“ Ya apa ya ... Kadang dia-nya kasihan, jadi kadang dia ... ya mungkin belum tahu aja. Waktu kok cuma dihabisin buat ke sana aja … Karena e ... masyarakat Jogja itu kan sebenarnya buat ... bagaimana kita bisa menabung di masa tua. Tapi kok ke mana cuma bisa ... mau menghabiskan waktu aja, percuma saja. Kasihannya di situ. Ketika saya bilang nggak nggak mungkin, oh pasti mereka belum udah tahu aja. Jadi nanti kalau udah tahu juga. Tapi kalau misalnya udah tahu juga akan berkurang sendiri kok, kaya’ gitu ... “ (THW & K. S-2. 31okt07, 636-645).

Ketika RG menghadapi reaksi sinis dari saudaranya terkait dirinya yang

merupakan seorang demonstran, ia merasa biasa saja. RG juga mengatakan bahwa

reaksi itu terjadi karena mungkin mereka belum mengetahui saja. Hal ini

memperlihatkan bahwa RG cenderung dapat menerima reaksi dan penilaian

negatif dari orang lain. RG mengungkapkan,

“ Kadang juga merasa ada pandangan sinis mungkin ya ... dari beberapa saudara gitu ya ... Tapi ya biasa aja kalau saya ... Ya mungkin karena mereka belum tahu aja, nanti kalau udah tau ... “ (THW & K. S-2. 31okt07, 265-267).

Dilihat dari segi tanggung jawab RG terhadap orang tuanya, ia

cenderung dapat menerima tanggung jawab kuliah yang diberikan pada dirinya.

Menurut RG, pada semester 7 ini, mata kuliah yang diambil semakin sedikit,

namun kegiatannya semakin banyak. Hal itu menyebabkan waktu kuliahnya

menjadi lebih lama. Ketika RG diingatkan oleh orang tuanya mengenai kuliahnya,

ia memikirkan tanggung jawab untuk menyelesaikan kuliahnya tersebut. Hal ini

menunjukkan bahwa RG mungkin dapat menerima stimulus yang berasal dari luar

dirinya. Langkah yang akan diambil RG yaitu akan mengejar ketertinggalan

kuliahnya saat SP (Semester Pendek), seperti diungkapkan,

“ … oh misalnya ditanyain orang tua, kapan lulus, gitu kan atau kuliahmu pie? Nah, itu udah mulai berpikir, o iya saya masih punya tanggung jawab sama orang tua dengan nyelesein kuliah gitu kan ... trus akhirnya trus berpikir, oia, berarti saya masih

94

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 113: Budhi Ardiyandhani - core.ac.uk fileAKTUALISASI DIRI PADA AK TIVIS GERAKAN MAHASISWA BERDASARKAN TEORI CARL ROGERS SKRIPSI Diajukan Untuk Memenuhi Salah Satu Syarat Memperoleh Gelar

harus mengejar, kaya’ gitu juga. Paling juga nanti dikejar di SP (Semester Pendek)” (THW & K. S-2. 31okt07, 440-444).

Berkaitan dengan disiplinitas atau aturan yang diberikan oleh orang

tuanya, RG mengatakan bahwa orang tuanya sendiri lebih menyerahkan hal itu

sebagai tanggung jawab. Menurutnya, ia akan melaksanakan tanggung jawab

pendidikan dari orang tua dengan memanfaatkan semaksimal mungkin apa yang

telah diberikan padanya. Hal ini diungkapkan,

“ E ... menurut saya lebih ke tanggung jawab sih ... orang tua saya lebih ke tanggung jawab ... terserah kamu mau seperti apa tapi yang jelas itu adalah tanggung jawab dirimu sendiri ... kamu mau jadi apa terserah yang jelas bahwa orang tua tuh ini hanya bisa memberi kamu pendidikan, saya coba manfaatkan semaksimal mungkin apa yang diberikan orang tua … “ (THW & K. S-2. 5des07, 537-541).

Dilihat dari dinamika RG dengan organisasi yang diikuti, RG cenderung

dapat menerima pandangan dan pemikiran organisasi bahwa hidup akan berarti

jika berbuat sesuatu untuk diri sendiri dan orang lain. Ia mengungkapkan,

“ Jadi sebenarnya, e ... dari organisasi sendiri tu memberi kita bahwa, masukan lah setidaknya kita berbuat sesuatu untuk diri kita sendiri dan orang banyak, gitu Mbak (391-393). Iya, ada perubahan pemikiran sih. Seiring perjalanan juga, jadi kalau dulu pengennya ya hidup ini mapan, dibantu orang tua ... kalau sekarang ya pengen gimana supaya bisa berusaha sendiri Mbak ... “ (THW & K. S-2. 31okt07, 404-406).

RG cenderung dapat menerima perbedaan perlakuan dari orang tuanya,

antara dirinya dengan saudara perempuannya. Menurut RG, di rumah, orang

tuanya lebih memprioritaskan saudaranya yang cewek daripada dirinya sehingga

kadang merasa diperlakukan secara berbeda, namun ia merasa biasa saja. Hal ini

menunjukkan bahwa RG mungkin dapat menerima stimulus yang berasal dari luar

dirinya, yaitu pola asuh orang tuanya. Ia juga mengatakan bahwa laki-laki tidak

boleh cengeng, seperti diungkapkan,

95

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 114: Budhi Ardiyandhani - core.ac.uk fileAKTUALISASI DIRI PADA AK TIVIS GERAKAN MAHASISWA BERDASARKAN TEORI CARL ROGERS SKRIPSI Diajukan Untuk Memenuhi Salah Satu Syarat Memperoleh Gelar

“ … sebenarnya yang paling diprioritaskan yang cewek … Ya kadang seperti itu ... tapi ya biasa aja lah Mbak ... Laki-laki kok cengeng … “ (THW & K. S-2. 31okt07, 536; 541-542).

Dalam kehidupannya, RG cenderung merasa bebas dan fleksibel dalam

menjalani falsafah hidup pilihannya, serta terbuka dalam melakukan pilihan

tersebut. RG memiliki falsafah hidup, yaitu untuk berani dalam menghadapi hidup

dan harus berbuat sesuatu saat hidup agar hidupnya tidak sia-sia. Hal ini

diungkapkan,

“ ... Kalau saya sih, “Hiduplah dengan berani dan matilah dengan berani”. Karena itu kaya’ ambil dari falsafah Cina juga. Kalau misalnya kita tidak bisa berbuat sesuatu di saat kita hidup, ya ... betapa sia-sianya kita hidup. Jadi ya, berani aja hadapi hidup ... “ (THW & K. S-2. 31okt07, 211-214).

Falsafah hidup RG yang lain yaitu bahwa hidup harus berjuang untuk

mengubah dan adanya kebebasan, apakah mau mengubah hidup atau tidak.

Baginya hidup itu bahwa diri sendirilah yang harus berjuang untuk mengubah. Ia

mengatakan,

“ Sesuatu itu kalau tidak kita sendiri yang merubah itu tidak akan pernah berubah. Itu kan dalam Al’Quran tu kan ada ... e ... surat apa itu ya, yang berbunyi “Kalau Tuhan tidak akan pernah merubah sesuatu kecuali kalo ada usaha dari manusia ... ” (273-276) ... e ... suatu masyarakat itu juga harus berubah, ya cara berubahnya itu ya melalui perjuangan dia sendiri yang dia lakukan. Kalau dia tidak melakukan perjuangan ya monggo berarti kan artinya sebenarnya Tuhan tidak menggariskan takdir secara ini lho takdir, gitu kan ... (THW & K. S-2. 31okt07, 277-281).

Keterbukaan RG pada pengalaman mungkin dapat membuatnya untuk

mengalami pengalaman hidup yang mendalam atau berkesan. RG menceritakan

pengalaman hidup yang paling berkesan yaitu ketika ia sakit, ia dirawat oleh

teman-temannya. Ia juga ditolong ketika dalam situasi yang mendesak. Hal ini

menyebabkan RG menganggap teman-teman organisasinya lebih dari sekedar

saudara. RG mengungkapkan,

96

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 115: Budhi Ardiyandhani - core.ac.uk fileAKTUALISASI DIRI PADA AK TIVIS GERAKAN MAHASISWA BERDASARKAN TEORI CARL ROGERS SKRIPSI Diajukan Untuk Memenuhi Salah Satu Syarat Memperoleh Gelar

“ Oia, ya ini. Sama temen-temen di organisasi itu Mbak, karena kalau temen-temen di organisasi itu lebih dari sekedar, mungkin lebih dari sekedar saudara lah kalau menurut saya. Ya pernah saya suatu ketika itu kan sakit … Bahkan saya juga pernah terdampar di suatu tempat karena nggak ada kendaraan to ... Jadi kalau ... lebih dari sekedar saudara lah Mbak sampai seperti itu “ (THW & K. S-2. 31okt07, 562-574).

RG mendapatkan semangat, kebijaksanaan, dan pandangan lain yang

baru setelah membaca buku. Hal ini menunjukkan bahwa RG cenderung

mengalami peningkatan hidup secara eksistensial, yaitu mendapatkan hal-hal baru

dari kegiatan yang dilakukan saat ini. Bagi RG, membaca merupakan suatu

keharusan. Apabila ia tidak membaca maka merasa ada yang hilang. Ia

mengatakan,

“ … Ya memang kalo membaca itu keharusan Mbak “ (THW & K. S-2. 31okt07, 615).

Dengan membaca, RG juga merasa semangatnya muncul kembali,

apalagi jika suasana hatinya sedang tidak baik. Selain itu, ia juga mendapat

banyak kebijaksanaan, terbuka terhadap pandangan lain dan mengerti secara

menyeluruh atas suatu hal. Hal itu diungkapkan,

... e ... nilai-nilai yang baik itu kan membikin spirit kita juga ... ya itu yang membangkitkan spirit. Kalau dapat bacaan pas lagi apa ... situasinya nggak mood terus apa gitu ... kan kadang jadi merasa ada semangat lagi ... gitu kan ... Terus kadang jadi ... kan ada juga banyak kebijaksanaan, kadang kalau di ... di buku-buku itu ya bisa jadi memandang sesuatu itu bisa lebih terbuka ... entah ada pandangan lain atau masukan ... Sebenarnya lewat membaca itu kan ... coba merangkum sudut pandang yang berbeda dan mengambil di tengahnya itu seperti apa ... mungkin lebih menyeluruh gitu ya “ (THW & K. S-2. 5des07, 250-255; 260-263).

Berkaitan dengan fokus hidup pada masa sekarang, terlihat bahwa RG

cenderung berfokus pada apa yang dilakukan saat ini dan memiliki persiapan

untuk masa depannya. RG mencoba untuk fokus pada aktivitas demonstrasi yang

dilakukan saat ini. Ia melakukan aksi demo tapi tidak kaku atas targetnya.

Menurut RG, saat ini yang dianggap penting adalah membangun kesadaran

97

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 116: Budhi Ardiyandhani - core.ac.uk fileAKTUALISASI DIRI PADA AK TIVIS GERAKAN MAHASISWA BERDASARKAN TEORI CARL ROGERS SKRIPSI Diajukan Untuk Memenuhi Salah Satu Syarat Memperoleh Gelar

masyarakat terlebih dahulu, suatu saat nanti kesadaran masyarakat akan

meningkat. RG mengungkapkan,

“ Sebenarnya target aksi itu kan, membangun kesadaran politik ... lah, kesadaran masyarakat ... Dalam arti ketika kita melakukan aksi di jalan, bukan semata-mata targetnya berhasil atau tidak tapi membangun kesadaran kolektif di tingkat masyarakat. Artinya ... e ... ya mungkin apa yang kita lakukan hari ini itu hanya 10, 20, 30 atau 100 orang ... Tapi saya yakin suatu saat nanti ketika kesadaran masyarakat udah jadi itu bisa jadi ratusan ribuan atau bahkan jutaan orang atau lebih. Karena memang itu artinya udah terbangun ... lah kesadaran di tingkat masyarakat “ (THW & K. S-2. 31okt07, 184-193).

Selain itu, RG juga memiliki pertimbangan atas pilihan hidupnya. Bagi

RG, ia memiliki suatu cita-cita tapi tetap fokus melakukan yang sekarang, seperti

diungkapkan,

“ Cita-cita saya apa gitu ... sebagai orientasi ke depan ... Yang penting tetep punya orientasi tapi ya melakukan apa yang sekarang ... “ (THW & K. S-2. 5des07, 543; 552).

Dilihat dari fokus kegiatan organisasi yang saat ini diikuti RG, terlihat

bahwa ia cenderung berfokus pada kegiatannya di BEM (Badan Eksekutif

Mahasiswa). RG mengatakan bahwa saat ini ia aktif di BEM dan harapannya

setelah selesai kuliah atau kegiatan-kegiatannya yaitu membenahi Perkumpulan

Pemuda di daerahnya. Hal ini disebabkan karena ada perubahan yang cukup besar

atas kesadaran remajanya. Ia menilai bahwa saat ini teman-teman di daerahnya

lebih banyak yang memilih untuk bersenang-senang dan tidak bisa diarahkan. Hal

ini diungkapkan,

“ Harapannya sih iya seperti itu juga ... kalau nanti udah selesai kuliah, kegiatannya udah selesai, misalnya BEM dan sebagainya yang menyita waktu ini kan ... kalau nanti udah ga aktif lagi ya mungkin harapannya ke sana lagi karena saya lihat cukup banyak yang harus dibenahi karena ada semacam perubahan yang cukup besarlah di konteks kesadaran remajanya ... pemudanya ... berubah dari yang zaman saya sampai sekarang ... sekarang banyak seneng-senengnya tok ... ga bisa diarahkan juga … “ (THW & K.S-2. 5des07, 45-52).

98

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 117: Budhi Ardiyandhani - core.ac.uk fileAKTUALISASI DIRI PADA AK TIVIS GERAKAN MAHASISWA BERDASARKAN TEORI CARL ROGERS SKRIPSI Diajukan Untuk Memenuhi Salah Satu Syarat Memperoleh Gelar

Kecenderungan RG dalam berfokus pada hidupnya saat ini juga dapat

dilihat dengan adanya komitmen pada hal yang dilakukan sekarang. RG memiliki

komitmen pada kegiatan BEM & KOMIK sehingga saat ini ia tidak

memprioritaskan keinginan untuk punya pacar. Saat ini hal yang utama bagi RG

adalah komitmen kegiatannya, meskipun terkadang ia juga ingin punya pacar. Ia

mengatakan,

“ Kadang kasihan juga Mbak kalau misalnya punya cewek. E ... dia mungkin bisa jadi urutan keempat atau urutan kelima dari skala prioritas apa ya, sehari-hari kegiatan. Makanya kasihan nanti, kalau dia udah jadi temen, temen deket gitu tiba-tiba diabaikan begitu saja ... Iya, kadang kepengen juga Mbak … “ (THW & K. S-2. 31okt07, 498-501; 505).

Ketika RG mengikuti pertemuan BEM di luar kampus, ia tidak merasa

rendah diri meski jabatannya paling rendah. Ia merasa tidak masalah mengikuti

pertemuan aliansi BEM walaupun posisinya hanya sebagai gubernur, sedangkan

teman yang lain sebagai presiden, seperti diungkapkan,

“ Nah itu ketika pertemuan aliansi BEM Yogyakarta itu yang paling, yang paling rendah itu ya saya. Yang lain presiden gitu ya, saya gubernur sendiri ... tapi ya nggak masalah bagi saya, nggak merasa rendah diri “(THW & K. S-2. 31okt07, 601-604).

Pengalaman RG yang tak terlupakan di masa lalu dan masih diingat

sampai masa sekarang yaitu ketika ditinggal oleh bapaknya untuk sekolah.

Menurutnya, hikmah yang diperoleh sampai sekarang adalah tidak ada gunanya

menjadi sombong. Hal itu disebabkan karena hidup itu ada saatnya ketika di atas

maupun di bawah. Adanya sifat RG yang tidak sombong, yang mana diperoleh

dari pengalaman masa lalunya menunjukkan bahwa ia mungkin dapat menemukan

sifat diri atau kepribadian berdasarkan atas pengalaman yang dialami. RG

mengatakan,

99

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 118: Budhi Ardiyandhani - core.ac.uk fileAKTUALISASI DIRI PADA AK TIVIS GERAKAN MAHASISWA BERDASARKAN TEORI CARL ROGERS SKRIPSI Diajukan Untuk Memenuhi Salah Satu Syarat Memperoleh Gelar

“ … yang tak terlupakan itu pengalaman saat bapak saya sekolah-sekolah terus itu ... sampai sekarang hidup ini ternyata nggak semulus yang kita bayangkan ... kadang kita ada di bawah tapi kadang juga di atas gitu ... Sebenarnya nggak ada guna kalau merasa besar, sombong ... karena semua itu akan pernah kita lalui ... “ (THW & K.S-2. 5des07, 397-398; 408-411).

Berbeda dengan penemuan sifat diri yang positif atas pengalaman

masa lalu RG pada pemaparan di atas, ia juga cenderung menemukan sifat diri

yang negatif atas pengalaman di masa lalunya. Dahulu ia merasa minder dan

merasa kecil ketika temannya mengejek bahwa ia tidak memiliki televisi. Hal ini

diungkapkan,

“ Ya, dulu tuh merasa apa? ... kecil, minder ... soalnya juga kan waktu itu di lingkungan semua udah pada punya TV (televisi) itu kan ... Ada anak kecil yang senengnya suka ngece ... ”wek ... wek ... nggak punya TV, nggak punya TV ... ” (THW & K.S-2. 5des07, 413-416).

Berkaitan dengan penyesuaian diri RG terhadap situasi dan kondisi

yang sedang dihadapi, ia cenderung memiliki fleksibilitas dalam beberapa hal. RG

cenderung adaptif dalam memberlakukan ketentuan pada saat demonstrasi, sesuai

dengan latar belakang organisasi yang bergerak. Hal ini terlihat ketika RG

menjadi korlap (koordinator lapangan), ia bisa menyesuaikan dan memberlakukan

ketentuan berdasarkan apakah itu dari organisasi intra kampus/ BEM ataukah

ekstra kampus/ Gerakan Mahasiswa. Hal ini diungkapkan,

“ ya ... ketika saya jadi korlap itu … kampus Atmajaya, Fakultas Hukum kala itu dia coba untuk apa tidak taat tu lho sama korlap … Tapi yang terjadi dia coba untuk tidak taat. Dan akhirnya ... saya katakan kalau misalnya dari barisan massa aksi tidak taat sama korlap saya perintahkan untuk ke luar saja. Dan kalau misalnya tidak taat juga, saya tuduh sebagai provokator dan saya silahkan kepada kepolisian untuk menarik ke luar gitu ... Aliansi BEM itu kan organ intra. Yang jelas ini bukan organ ekstra. Tapi, temen-temen dari Fakultas Hukum maunya itu. Ya mungkin karena banyak background-nya juga dari temen-temen LMND ya mungkin. Jadi kemudian yang terjadi temen-temen dari Fakultas Hukum ke luar gitu kan, ke luar dari barisan dan pulang ... “ (THW & K. S-2. 31okt07, 149-156; 158-163).

100

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 119: Budhi Ardiyandhani - core.ac.uk fileAKTUALISASI DIRI PADA AK TIVIS GERAKAN MAHASISWA BERDASARKAN TEORI CARL ROGERS SKRIPSI Diajukan Untuk Memenuhi Salah Satu Syarat Memperoleh Gelar

RG juga cenderung memiliki penyesuaian ketika menggunakan bahasa

dalam berkomunikasi. Ia menyesuaikan bahasa menurut siapa yang dihadapi dan

kepahaman atas bahasa yang digunakan. Meskipun RG merasa tidak sreg dengan

feodalisme dalam budaya masyarakat, seperti berbahasa krama inggil, namun ia

menyadari bahwa masyarakat masih menghargai budaya tersebut. Ketika

menghadapi masyarakat yang masih feodal, ia mencoba untuk menyesuaikan

bahasa yang digunakan. Hal ini diungkapkan,

“ Ya ini Mbak ... seumuran kita atau lebih tua jauh dari kita ... kalau saya melihat seperti itu. Kalau masih seumuran kita ya coba untuk ya nggak usah pakai bahasa krama inggil ... tapi kalau misalnya udah tua, tua banget ya itu nggak ngerti bahasa kalau kita ngomong ... ngomong ngoko gitu, ya tetep coba komunikasinya ya lewat itu ... (bahasa krama inggil) “ (THW & K.S-2. 5des07, 486-491).

Sikap fleksibilitas dan keadaptifan ini juga ditunjukkan RG ketika saat

ini ia menjalankan aktivitas kampus dan Perkumpulan Pemuda di daerahnya. RG

mengungkapkan,

“ Jadi kalau untuk yang telah diperbuat saya dan teman-teman ... masih sebatas membangun ruang-ruang kesadaran Mbak ... dikonteks mahasiswa itu ... Ya jadi sebenarnya kan kenapa bisa kaya KOIN (Kelompok Organisasi Internasional) ini … Kebetulan kalau saya ... di rumah gitu kan ada perkumpulan juga ... model pemuda-pemuda ... Persatuan Pemuda-Pemuda yang sebelumnya juga sukanya main bola dan sebagainya ... Terus coba pengen sharing organisasi gitu loh ... ”Ya sudah, kamu sering-sering ngisi gitu RG”, kata temen-temen ... lalu saya “O ya kalau ada kesempatan saya mau” ... gitu” (THW & K.S-2. 5des07, 4-6; 20-25).

Sikap adaptif RG mungkin juga akan dilakukan pada masa depan atau

masa yang akan datang. Penyesuaian diri tersebut akan dilakukan seperti ketika

nantinya akan menghadapi masyarakat di luar kampus. RG mungkin akan

mengkomunikasikan atau menjelaskan mengenai partisipasi politik pada

masyarakat, yang mana disesuaikan dengan bahasa mereka bukan bahasa ilmiah

kampus. Ia mengatakan,

101

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 120: Budhi Ardiyandhani - core.ac.uk fileAKTUALISASI DIRI PADA AK TIVIS GERAKAN MAHASISWA BERDASARKAN TEORI CARL ROGERS SKRIPSI Diajukan Untuk Memenuhi Salah Satu Syarat Memperoleh Gelar

“ Tapi mungkin kalau menjelaskannya tidak dengan serta merta gitu kan kemudian pakai bahasa kita ... ilmiah dan sebagainya yang ada di kampus, tapi kan pakai bahasa mereka, gimana caranya supaya bisa membahasakannya itu kan… “ (THW & K.S-2. 5des07, 133-136).

Selain itu, di masa depan, RG mungkin juga akan melakukan

penyesuaian ketika menghadapi orang/ instansi yang memanfaatkan situasi gempa

bumi untuk keperluan pribadinya. Ia akan mencoba mengkomunikasikan pada

pihak tersebut apabila memiliki kesempatan. Hal itu juga dilakukan tidak dengan

serta merta karena ada etikanya. Hal ini diungkapkan,

“ Pertama kali mungkin membatin Mbak ... ”kok kaya gini sih tingkah lakunya, perilakunya” ... tapi kalau misalnya ada kesempatan buat ngobrol gitu ya ... pasti harus disindir, diomongkan juga ... kadang kan kita nggak punya kesempatan mau ... masa tiba-tiba ya langsung ngomong “o ... gini ... gini ... gini ... ”, kan ya juga secara etika kan juga nggak baik … ya kita coba ngomong ... fair-fair-an, flor-flor-an gitu ... ”kok kaya gini modelnya ya, maksudnya apa? “ (THW & K.S-2. 5des07, 299-303; 305-306).

Hal yang dilakukan RG saat ini ketika menghadapi beberapa

pengalaman yang kurang sesuai dengan dirinya yaitu dengan mencoba

memberikan pandangan, mengkomunikasikan pandangan tersebut maupun

mencari penyelesaian permasalahan secara bersama. Ia juga cenderung

membebaskan pilihan orang lain. Pengalaman-pengalaman yang dihadapi

tersebut, ditunjukkan dengan perilaku RG seperti di bawah ini.

Di lingkungan sosial masyarakat, RG mencoba untuk

mengkomunikasikan pandangannya ketika menghadapi masyarakat yang

dianggap masih pragmatis. Perilaku ini dilakukan RG pada masa sekarang dan

mungkin juga akan dilakukan pada masa depan. Menurutnya, saat ini masyarakat

masih memberlakukan pembagian status sosial atau pemenuhan kebutuhan yang

berdasar pada titel seseorang. Ia mencoba memberikan pandangan bahwa hari ini

102

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 121: Budhi Ardiyandhani - core.ac.uk fileAKTUALISASI DIRI PADA AK TIVIS GERAKAN MAHASISWA BERDASARKAN TEORI CARL ROGERS SKRIPSI Diajukan Untuk Memenuhi Salah Satu Syarat Memperoleh Gelar

sebaiknya harus dapat mendobrak pandangan pragmatis tersebut. Meskipun RG

mengkomunikasikan pandangannya, ia mencoba mengembalikan pilihan itu pada

masyarakat. RG mengatakan,

“ Ya kalau saya ya paling cuman memberikan pandangan saya ... pandangan saya kalau misalnya bahwa hari ini tuh harus coba ke luar untuk mendobrak pembagian status sosial ... kemudian kalau orang itu harus memenuhi kebutuhannya tidak berdasar titel aja ... Paling selain ngobrol-ngobrol ya coba diskusi ... .ya dengan sedikit nulis itu aja ... (THW & K.S-2. 5des07, 169-172; 174-175).

Di lingkungan teman-temannya, RG juga cenderung

mengkomunikasikan pandangannya ketika ada teman yang berbeda pandangan

dengan dirinya. Pertama kalinya RG akan melemparkan pertanyaan mengenai

bagaimana pandangan ideal menurut mereka. Setelah itu, apabila pandangan

temannya benar-benar rasional maka RG akan menerima pandangan tersebut.

Berbeda ketika pandangan temannya dianggap tidak rasional, maka RG akan

berargumen tertentu. Hal ini diungkapkan,

“ Saya kembaliin aja sih ... kalau ada beda pandangan itu ya, ... e ... ya kembali ... e ... melemparkan pertanyaan pada mereka sebenarnya yang ideal dari pandangan temen atau kalian itu apa gitu ... Trus kemudian kalau dia menjelaskan secara rasional ... dan memang bener-bener rasional gitu kan ... mungkin saya bisa nerimanya. Tapi kalau ternyata menurut saya itu tidak rasional ya kemudian terjadi memang apa, beradu argumen, yang terjadi kan seperti itu ... “ (THW & K. S-2. 31okt07, 310-316).

Di lingkungan organisasi, RG juga cenderung memberikan pandangan

atau mengkomunikasikan dan mencari penyelesaian bersama atas hal yang

dihadapi. Ketika terdapat peraturan organisasi yang baku, namun dinilai kurang

sesuai dengan dirinya, RG mencoba mengajak komunikasi bersama semua teman.

Setelah itu, RG akan membuat forum bersama untuk mengevaluasi peraturan

tersebut, seperti diungkapkan,

103

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 122: Budhi Ardiyandhani - core.ac.uk fileAKTUALISASI DIRI PADA AK TIVIS GERAKAN MAHASISWA BERDASARKAN TEORI CARL ROGERS SKRIPSI Diajukan Untuk Memenuhi Salah Satu Syarat Memperoleh Gelar

“ … mengajak komunikasi dengan semua teman ... O berarti ini sudah menyimpang dari organisasi ... kemudian kita buatkan forum bareng buat evaluasi-lah “kenapa sih harus seperti ini” ... gitu loh ... Pasti ini ada kan sekian dari temen-temen yang ngerasa nggak sreg lagi “ (THW & K. S-2. 5des07, 360-362).

Ketika menghadapi anggota organisasinya yang masih aktif di organisasi

namun mencoba untuk bermain di ruang politik, RG cenderung memberikan

pandangan/ mengkomunikasikan dan membebaskan pilihan anggota untuk

menjadi politisi atau bukan aktivis Gerakan. Menurutnya, ia akan mempersilakan

anggotanya untuk menentukan pilihannya. RG akan tetap membangun

komunikasi dengan anggota tersebut karena bagaimanapun tetap menjadi jaringan

organisasi. Ia mengatakan,

“ Bagi saya kalau misalnya dia coba untuk bermain di ruang sana ya silakan ... monggo ... tapi saya masih tetap konsisten buat apa? E ... berjuang di wilayah saya gitu ... artinya ya tetap harus coba dibangun komunikasi kalau saya ... “ (THW & K. S-2. 5des07, 378-381).

Ketika anggota tersebut masih ingin aktif di organisasi namun juga

memilih di jalur politisi, maka langkah awal yang diambil RG yaitu dengan

menarik garis tegas. Ia langsung tidak memperbolehkan anggota tersebut. Hal itu

disebabkan karena pada awalnya memang sudah ada orientasi bersama bahwa

organisasi tidak boleh bersinggungan dengan politik. Meskipun demikian, RG

akan tetap menjaga komunikasi dengan anggota tersebut. RG mengatakan,

“ O tidak boleh, langsung tidak boleh ... kemudian tetap ditarik garis tegas ... biarkan dia bermain di ruang sana tapi tetap komunikasi ... “(THW & K. S-2. 5des07, 384-385).

Hal yang pertama kali dilakukan RG yaitu dengan mengajak berbicara

anggota itu mengenai alasan mengapa ia memilih jalur politik. Apabila anggota

tersebut memang sudah memilih jalur politik, maka ia mempersilakan keinginan

anggotanya untuk bereksperimentasi, seperti diungkapkan,

104

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 123: Budhi Ardiyandhani - core.ac.uk fileAKTUALISASI DIRI PADA AK TIVIS GERAKAN MAHASISWA BERDASARKAN TEORI CARL ROGERS SKRIPSI Diajukan Untuk Memenuhi Salah Satu Syarat Memperoleh Gelar

“ Coba untuk komunikasi, pendekatan kultural gitu dengan ngobrol-ngobrol gitu ... ”kok kamu di ini kenapa sih?” ... Kalau emang udah pilihan dia dan emang eksperimentasi kan keinginannya di wilayah itu kok ... “ (THW & K. S-2. 5des07, 389-381).

Di lingkungan kampus, RG juga menunjukkan perilaku memberikan

pandangan/ mengkomunikasikan dan membebaskan pilihan teman yang memilih

untuk hanya berorientasi kuliah. RG menanggapi respon negatif temannya

tersebut dengan tetap berkawan dan mengatakan bahwa dia tidak pernah

memaksakan pandangan dirinya karena hal itu merupakan pilihan bagi orang

tersebut. RG mencoba menjelaskan mengenai realita, kemudian membiarkan

mereka atas pilihannya. Hal ini diungkapkan,

“ Ini modelnya ini Mbak kalau saya ... nggak pernah maksa ... jadi dikasih pilihan ... ”orang hidup itu kan pilihan”, jadi kita coba menjelaskan realita kemudian biar mereka yang memilih ... “ (THW & K. S-2. 5des07, 98-100).

Perilaku RG yang mencoba memberikan/ mengkomunikasikan

pandangan pada teman kampusnya tersebut juga terlihat pada saat ia menghadapi

keluarganya. Ketika RG menghadapi situasi di mana ia harus menentukan pilihan

hidup terkait sekolahnya, ia mencoba memberikan pandangan/

mengkomunikasikan dengan berbicara pada orang tuanya. RG mengungkapkan,

“ Ya coba untuk ngomong juga ... ngobrol ... kalau saya maunya gini loh ... “ (THW & K. S-2. 5des07, 223).

Selain adanya kecenderungan sikap RG untuk menyesuaikan diri

terhadap pengalaman hidupnya, ia juga memiliki kesanggupan untuk berubah dan

mencoba hal baru. RG merasa sangat kecewa, susah dan sakit sekali ketika

ditinggalkan temannya yang selama ini dianggap sebagai patokan dirinya.

Meskipun demikian, akhirnya RG menyemangati dirinya sendiri untuk bangkit. Ia

105

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 124: Budhi Ardiyandhani - core.ac.uk fileAKTUALISASI DIRI PADA AK TIVIS GERAKAN MAHASISWA BERDASARKAN TEORI CARL ROGERS SKRIPSI Diajukan Untuk Memenuhi Salah Satu Syarat Memperoleh Gelar

juga menganggap bahwa peristiwa kehilangan atau datang perginya teman

merupakan hal yang biasa, seperti dikatakan,

“ Oia, ditinggalin temen. Apalagi temen satu jurusan, dua. Itu bener-bener mengecewakan banget Mbak. Oh sakit banget itu. Jadi kaya’. yang jadi patokan saya gitu, misalnya temen saya disaat saya susah dan sebagainya, tiba-tiba hilang ... ya memang kembali menyemangati diri sendiri, teman itu ada datang, pergi, kemudian hilang itu udah wajar lah “ (THW & K. S-2. 31okt07, 741-742; 744-746; 749-750).

Seiring perjalanan RG sebagai seorang aktivis, terlihat adanya

perubahan mengenai cara yang dilakukan untuk menyuarakan aspirasi

masyarakat. Hal ini diakui RG bahwa ketika awal menjadi aktivis, ia cenderung

hanya menggunakan aksi demonstrasi dalam aktivitasnya. Saat ini, cara yang

dilakukan RG mengalami perubahan yaitu sanggup untuk mencoba cara-cara baru

selain demonstrasi. Cara yang dilakukan RG tersebut seperti aksi tulis, diskusi, &

aksi teatrikal. Ia mengungkapkan,

“ Seiring dengan waktu, pakai cara lain seperti aksi tulis, diskusi, aksi teatrikal Cara lain itu ya dengan aksi tulis, lewat diskusi, ya juga aksi teatrikal ... “ (THW & K. S-2. 5des07, 109).

Berkaitan dengan adanya reaksi negatif dari orang lain, terlihat bahwa

RG cenderung dapat berperilaku positif dengan mencoba melakukan pendekatan

dan diskusi ketika menghadapi reaksi negatif teman. Ketika ada teman RG yang

mengatakan bahwa dirinya adalah komunis/ demonstran, maka ia akan langsung

mendekati dan mengajak bicara teman tersebut. Menurut RG, awalnya ia akan

bertanya pada temannya mengenai apa maksudnya mengatakan hal-hal negatif

tentang dirinya. Hal ini diungkapkan,

“ Kalau di kampus sendiri kebetulan kampus FISIP ini juga cukup ... e ... ini juga mandangnya kebanyakan itu aneh seperti orang aneh ... Tapi lambat laun sekarang udah nggak lagi ... Kalau pertama kali dulu waktu 2004 itu mandangnya aneh gitu. Woi, itu demonstran ... Ada yang bilang itu ada yang sampai nyebut oh itu komunis gitu ... tapi ya udah nggak apa-apa dibiarkan aja ... (323-328)

106

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 125: Budhi Ardiyandhani - core.ac.uk fileAKTUALISASI DIRI PADA AK TIVIS GERAKAN MAHASISWA BERDASARKAN TEORI CARL ROGERS SKRIPSI Diajukan Untuk Memenuhi Salah Satu Syarat Memperoleh Gelar

Ya, kemudian langsung dicari siapa yang bilang gitu kan, langsung dideketin, langsung diajak ngobrol maksudnya apa gitu ... “ (THW & K. S-2. 31okt07, 344-345).

Pada masa lalu sebelum RG menjadi aktivis, perilakunya cenderung

ritualistik dalam melaksanakan ajaran agama. Ia melaksanakan sholat dengan

teratur dan menganggap hal itu sebagai rutinitas, seperti diungkapkan,

“ Dahulu sholat karena sebagai rutinitas, kalau sholat berjamaah banyak temannya, juga berharap hidup lancar … Ya itu masih menjadi semacam rutinitas Mbak ... “ (THW & K. S-2. 5des07, 515).

Perilaku yang cenderung ritualistik pada masa lalu RG tersebut

berbeda dengan masa sekarang. Dalam kehidupan sehari-hari saat ini, RG

menunjukkan perilaku yang cenderung tidak ritualistik pada tata cara pelaksanaan

ajaran agamanya. RG melakukan sholat tidak sebagai rutinitas, tapi lebih

disebabkan karena esensinya. Saat ini, setelah mengkaji, bertemu orang-orang,

maupun membaca, ia mempertanyakan ulang apakah sholat sebagai rutinitas saja.

Konsekuensi atas hal ini yaitu sholat RG menjadi tidak teratur (bolong-bolong).

RG melakukan sholat ketika ia memang merasa sreg ingin sholat dan mendekat

pada Tuhan. Menurutnya, untuk apa melakukan sholat jika tidak mengetahui

esensinya. Hal ini diungkapkan,

“ Sering masih bolong-bolong ya Mbak ... sepanjang kemudian perjalanan mungkin seperti apa gitu ... akhirnya pada satu titik coba untuk mempertanyakan semuanya, mempertanyakan ulang ... ” (THW & K. S-2. 5des07, 497).

RG juga mengungkapkan,

“ Mempertanyakan kenapa harus sholat ... dan sebagainya .. (501-505) Menurut saya gitu ... jadi kalau mau sholat itu ya lebih karena diri ... datengnya dari diri kita sendiri. Jadi, tidak terjebak pada rutinitas ... ”kenapa sih saya harus sholat subuh pagi?” ... dan sebagainya gitu ... padahal jangan-jangan kita nggak tahu esensinya ngapa ...

107

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 126: Budhi Ardiyandhani - core.ac.uk fileAKTUALISASI DIRI PADA AK TIVIS GERAKAN MAHASISWA BERDASARKAN TEORI CARL ROGERS SKRIPSI Diajukan Untuk Memenuhi Salah Satu Syarat Memperoleh Gelar

Kalau saya sholat kan sekarang bolong-bolong ... jadi kalau pas lagi kepengin (eh ... kok kepengen) ... maksudnya lagi sreg sholat ya sholat ... makanya bolong-bolong ... kacau juga ini lagian ... Ya kalau pengen sholat ya sholat ... bener-bener pengen mendekat gitu ... “ (THW & K. S-2. 5des07, 524-532).

Pada situasi tertentu di masa sekarang, RG cenderung berperilaku

positif atas reaksi negatif orang lain yang tidak sesuai dengan dirinya. Meskipun

demikian, RG juga cenderung berperilaku negatif terhadap respon negatif orang

lain. Hal ini terlihat ketika menghadapi teman yang hanya berorientasi kuliah, ia

terus mengajak dan mengencangkan diskusi terhadap temannya itu, sehingga

memunculkan protes. RG mengatakan,

“ ... responnya juga baik tapi ada juga yang menganggap bahwa ”kamu itu tuh hati-hati dengan pola pikirmu RG!” dan sebagainya, ya menurutnya kita ini kuliah ya kuliah aja ... intensitas untuk ngobrolnya coba untuk dikencengin aja lagi Mbak ... malahan dikencengin biar setidaknya kan kalau kaya orang ‘dikoreki’ telinganya kan lama-lama juga gitu ... “ (THW & K. S-2. 31okt07, 86-90; 94-96).

Kecenderungan berperilaku negatif atas reaksi negatif orang lain di

masa sekarang tersebut sejalan dengan apa yang terjadi di masa lalunya. RG

langsung berkelahi atau mengejar teman yang mengejek dirinya karena ia tidak

memiliki televisi, seperti diungkapkan,

“ Kalau dulu ... masih kecil itu kan biasanya lebih suka berkelahi juga kan ... Iya kadang ... iya langsung saya kejar ... tapi kan mereka lari ... “ (THW & K. S-2. 5des07, 423; 427).

Berkaitan dengan kegiatan organisasinya, RG juga cenderung tidak

sanggup berubah atas suatu hal yang sudah ada. RG masih menggunakan pola

lama dalam pembuatan proposal, meskipun ia menganggap bahwa cara tersebut

dianggap sebagai cara yang oportunis (memanfaatkan). Meskipun ia tahu bahwa

cara yang dilakukan itu mendidik untuk memanipulasi, namun ia sendiri juga

masih mengikuti model tersebut. RG mengungkapkan,

108

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 127: Budhi Ardiyandhani - core.ac.uk fileAKTUALISASI DIRI PADA AK TIVIS GERAKAN MAHASISWA BERDASARKAN TEORI CARL ROGERS SKRIPSI Diajukan Untuk Memenuhi Salah Satu Syarat Memperoleh Gelar

“ Ya itu termasuk kaum oportunis ... suka memanfaatkan kesempatan dalam kesempitan ... Ya kalau aku lihat sebenarnya situasi ... dan mungkin karena lingkungan dan budaya ... yang udah jadi ... misalnya “wah ini ada kesempatan yang bisa makan-makan dana” ... Misalnya kaya saya di organisasi kemahasiswaan gitu ya ... bikin proposal tuh harus besar dananya ... Ini kan sebenarnya mendidik kita untuk memanipulasi, padahal kan seharusnya nggak ... kadang tuh saya juga bingung … Pola itu sudah dibangun di ruang-ruang pendidikan di organisasi kemahasiswaan “ (THW & K. S-2. 5des07, 267-270; 273-277; 279-280).

RG juga mengatakan,

“ Aman Mbak ... main yang aman ... karena kan organisasi kemahasiswaan ini kan organisasi sosial, nggak ada gaji, nggak ada kompensasi ... Jadi kalau saya sih lebih gimana baiknya ... supaya sesuai dengan dana kebutuhan. Kaya gitu terus ... dan akhirnya sudah menjadi trend dari beberapa organisasi ... bikin proposal gede-gede ... “ (THW & K. S-2. 5des07, 284-290).

Sebelum menjadi aktivis, RG cenderung mengambil keputusan sendiri

atas pilihan organisasi yang akan diikutinya. Hal ini terlihat ketika RG memilih

masuk organisasi KOMIK berdasarkan keputusannya sendiri, meskipun

berdasarkan hasil diskusi dengan teman-temannya.

“ Dan yang paling bisa merasionalkan saya kala itu ya teman-teman, teman-teman dari KOMIK (Komunitas Mahasiswa Kritis) itu ... Pas saya masuk 2004 itu juga pas berdiri juga baru waktu di beberapa bulan gitu trus tiba-tiba teman-teman langsung mengajak ngobrol ... diskusi. Ya ... akhirnya sepakat sering ngobrol, enak gitu ... (55-60) Dan sebelum saya kenal KOMIK itu juga temen-temen LMND itu kan juga dia ngajak saya diskusi dan saya ya cukup tertarik juga oh ada juga ya ternyata kelompok-kelompok diskusi tapi kemudian nggak begitu nyaman juga ... “ (THW & K. S-2. 31okt07, 72-75).

Pada masa sekarang, ketika RG akan menentukan pilihan atas aliran

agama yang diyakininya. Ia melihat bahwa agama saat ini lebih dijadikan sebagai

organisasi dan alat politik. Meskipun sebagian besar keluarganya menganut aliran

Muhammadiyah, tapi RG tidak memilih aliran agama tersebut.

“ Saya, kalau bapak saya itu dari Muhammadiyah ... Dan keluarga besar saya rata-rata dari Muhammadiyah. Kalau saya sendiri tu lepas dari itu semua Mbak karena bagi saya, ketika melihat agama saat ini tu lebih ke organisasi ... organisasi politik ... lah karena dia cuma sebatas ya gini-gini ... dan cenderung ketika beragama, kita ikut aliran mana atau mana itu cukup sebagai alat politik kala negosiasi kekuasaan dan lain sebagainya. Rata-rata seperti itu sekarang “ (THW & K. S-2. 31okt07, 291-297).

109

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 128: Budhi Ardiyandhani - core.ac.uk fileAKTUALISASI DIRI PADA AK TIVIS GERAKAN MAHASISWA BERDASARKAN TEORI CARL ROGERS SKRIPSI Diajukan Untuk Memenuhi Salah Satu Syarat Memperoleh Gelar

Keputusan RG menjadi koordinator KOMIK, selain disebabkan karena

ia mendapat kepercayaan dan dukungan dari teman-temannya juga berdasarkan

atas dirinya sendiri, yaitu ia merasa senang menulis tentang propaganda dan sudah

mempunyai pengalaman di tahun sebelumnya. Ia mengatakan,

“ Saya dicalonkan begitu Mbak, dicalonkan sama temen-temen, kebetulan dipercaya juga. Trus juga ini sih karena juga seneng nulis juga, jadi kan bikin selebaran-selebaran buat propagandanya kaya’ gitu. Yang tahun kemaren saya di bidang Propaganda “ (THW & K. S-2. 31okt07, 419-424).

Setelah masuk organisasi dan menjadi aktivis, RG memiliki keyakinan

atas penilaiannya terkait esensi kuliah. Ia merasa adanya kesadaran sehingga

memiliki pemikiran baru atas esensi kuliah dan pada akhirnya ia juga berbuat

sesuatu, seperti diungkapkan,

“ O ya, kalo di-share-kan waktu pertama kali lebih banyak ke orientasi diri dari beberapa kawan, termasuk saya ... Habis kuliah itu mau ke mana ... sebenarnya kuliah itu esensinya apa ... Ya kita mencoba tuk ... e ... menarik ke akarnya dulu. Kenapa sih harus kuliah, berapa banyak orang yang bisa kuliah. Dan akhirnya kita sampai pada satu titik di mana oh, berarti saya harus bisa berbuat sesuatu ya. Oh berarti kita ini orang yang sangat beruntung dan kita bisa berbuat apa sih sebenernya buat teman-teman kita yang lain, buat ... e ... orang-orang yang tidak seberuntung kita ... “ (THW & K. S-2. 31okt07, 92-98).

RG juga merasa yakin pada penilaiannya terkait wajarnya kenaikan

UMP bahwa gaji dosen/ guru tidak seimbang dengan jasanya membangun

peradapan. RG ingin mengambil topik skripsi tentang hubungan industrial. Hal ini

disebabkan karena ia ingin menyoroti konteks hubungan industrial yang

menurutnya hampir setiap tahun ada masalah mengenai ketetapan UMP. RG

mengungkapkan,

“ … yang paling berjasa pas saat membangun peradaban sebuah manusia seharusnya dia yang diberi lebih banyak. Guru itu sebenarnya udah membangun peradaban, karena di bikin segala sesuatu lah yang kita, kemudian kita pakai, kita konsumsi dan lain sebagainya. Tapi, selalu dan selalu itu kenapa dia yang selalu tidak bisa sejahtera. Guru juga sebenarnya dia kan sangat berperan dalam membangun peradaban manusia, tapi juga gajinya kok kecil. Dosen juga kaya’ gitu. Ya aneh tu kalau di Indonesia ini.

110

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 129: Budhi Ardiyandhani - core.ac.uk fileAKTUALISASI DIRI PADA AK TIVIS GERAKAN MAHASISWA BERDASARKAN TEORI CARL ROGERS SKRIPSI Diajukan Untuk Memenuhi Salah Satu Syarat Memperoleh Gelar

Politisi yang cuma ngomong ke sana-kemari nggak jelas, kadang bikin konflik. Ngomong-nya juga dia, malah gajinya besar. Nggak seimbang lah “ (THW & K. S-2. 31okt07, 480-489).

Selain itu, RG memiliki keyakinan pada penilaiannya bahwa wanita

bisa menjadi pemimpin. Meskipun dalam ajaran Islam dikatakan jika pemimpin

itu haruslah laki-laki, tapi RG bersedia jika dipimpin wanita, karena lebih melihat

kemampuan atau kapasitasnya bukan aturan agama. Hal ini diungkapkan,

“ Kalau pandangan saya, siapapun yang mampu ya yang jadi pemimpin gitu ... lebih ke kemampuan, kapasitas, jadi siap untuk memimpin dan dipimpinlah Mbak ... “ (THW & K. S-2. 5des07, 327-33).

RG juga merasa yakin pada penilaiannya bahwa bapaknya adalah

orang hebat. Ketika ada penilaian negatif dari tetangga, ia merasa biasa saja tidak

ambil pusing dan membiarkan saja karena baginya bapaknya orang yang hebat,

seperti diungkapkan,

“ Ya nggak begitu ambil pusing sih Mbak, cuma kalau menurut saya sih Mbak ... biarin mereka bilang seperti apa gitu ... toh juga kalau bapak saya itu orang yang hebat kalau saya bilang itu ... “ (THW & K. S-2. 5des07, 452-454).

Hasil penelitian menunjukkan bahwa pada masa sekarang, RG

cenderung merasa takut atas penilaian dan reaksi negatif orang lain terhadap

dirinya. Ia merasa khawatir atas stigma komunis dari orang lain. Ketika

demonstrasi bersama aktivis dari kampus lain, ia mengambil keputusan untuk

membubarkan massa dari kampus lain tersebut karena ada kekhawatiran atas

stigma komunis dari orang luar. Ia mengatakan,

“ Ya daripada nanti ini Mbak, ada hal-hal yang tidak diinginkan misalnya ini ... e ... dituduh apa misalnya, komunis ... “ (THW & K. S-2. 31okt07, 168-169).

Saat RG berada di bangku SMU sampai awal kuliah (sebelum menjadi

aktivis), ia bercita-cita menjadi PNS agar mapan dan status sosialnya dipandang

111

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 130: Budhi Ardiyandhani - core.ac.uk fileAKTUALISASI DIRI PADA AK TIVIS GERAKAN MAHASISWA BERDASARKAN TEORI CARL ROGERS SKRIPSI Diajukan Untuk Memenuhi Salah Satu Syarat Memperoleh Gelar

oleh masyarakat. Hal ini mungkin disebabkan karena RG merasa takut atas

penilaian negatif masyarakat atas status sosialnya nanti.

“ Ya kalau dulu cita-citanya tu kan pengen menjadi Pegawai Negeri gitu. Minimal mapan lah Mbak. Orang, di masyarakat waktu itu pandangannya kan kalau jadi Pegawai Negeri tu orang mapan, walaupun gajinya sedikit banyak utang. Tapi udah punya status sosial tertentu di tingkatan masyarakat “ (THW & K. S-2. 31okt07, 385-388).

Setelah menjadi aktivis, pandangan RG berubah bahwa hidup akan

menjadi berarti jika setidaknya mampu berbuat sesuatu untuk diri sendiri dan

orang lain. Selain itu, pemikiran juga berubah, dulu RG ingin hidup mapan dan

dibantu orang tuanya tapi sekarang ia ingin berusaha sendiri. Ia mengungkapkan,

“ … dari organisasi sendiri tu memberi kita bahwa, masukan lah setidaknya kita berbuat sesuatu untuk diri kita sendiri dan orang banyak, gitu Mbak. Iya, ada perubahan pemikiran sih. Seiring perjalanan juga, jadi kalau dulu pengennya ya hidup ini mapan, dibantu orang tua ... kalau sekarang ya pengen gimana supaya bisa berusaha sendiri Mbak ... “ (THW & K. S-2. 31okt07, 391-393; 404-406).

Berkaitan dengan cita-cita masa depannya, RG memilih menjadi dosen

agar bebas bicara dan tidak mendapat kecaman dari publik, seperti diungkapkan,

“ Iya, pengen jadi dosen sebenarnya. Lebih enak jadi akademisi, akademisi tu dia mau bicara apa mau. Malah bisa buat membangun kesadaran baru juga di tingkatan mahasiswa atau masyarakat umum dan lain sebagainya. Dibanding misalnya kita jadi politisi atau jadi apa misalnya. Kalau kita gagal ya dapet kecaman publik dan lain sebagainya “ (THW & K. S-2. 31okt07, 732-736).

Pada awal menjadi aktivis, RG berdemonstrasi dengan alasan ingin

masuk media massa sehingga ia selalu menempatkan diri di barisan paling depan

ketika aksi tersebut. Hal ini menunjukkan bahwa RG mungkin lebih percaya

dengan penilaian publik/ orang lain daripada penilaian dirinya sendiri. Ia juga

berdemonstrasi karena heroisme peran mahasiswa, seperti diungkapkan,

“ Kalo pertama kali saya ikut aksi tu, ... e ... pengen di depan. Pertama kali, ya hampir rata-rata ... lah dari teman-teman tu selalu pengen di depan. Pengen masuk media “ (THW & K. S-2. 31okt07, 116-118).

112

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 131: Budhi Ardiyandhani - core.ac.uk fileAKTUALISASI DIRI PADA AK TIVIS GERAKAN MAHASISWA BERDASARKAN TEORI CARL ROGERS SKRIPSI Diajukan Untuk Memenuhi Salah Satu Syarat Memperoleh Gelar

“ … yang pertama kali yang terasa ya sebagai mahasiswa ya harus demo ... ya heroisme ... “ (THW & K. S-2. 5des07, 110-111).

RG merasa yakin pada kata hatinya dan tidak takut saat melakukan

demonstrasi. RG menganggap bahwa aksi demonstrasi yang dilakukan merupakan

salah satu wujud dalam menyuarakan aspirasi masyarakat, seperti diungkapkan,

“ … tidak ada rasa ketakutan apa-apa. Tapi yang jelas bahwa sekarang ini bagi saya adalah salah satu wujud bagaimana kita bisa menyuarakan situasi yang berkembang kala itu misalnya kaya’ kenaikan BBM dan lain sebagainya kan. Sampai kebijakan UMP (Upah Minimum Provinsi), ya problem-problem kerakyatan lah yang diusung. Bukan problem-problem misalnya politik elit dan lain sebagainya “ (THW & K. S-2. 31okt07, 120-125).

Secara pribadi, RG cenderung memilih menyuarakan aspirasi

masyarakat karena menurutnya masyarakat seharusnya sadar atas politik. Ia

mengungkapkan,

“ ... sebenarnya kan ini juga dari dan bersama-sama dengan teman-teman juga ... ruang-ruang diskusi dari temen-temen juga kalau apa ... masyarakat kita itu sebenarnya juga butuh untuk kita sadarkan juga kan ... Nah, kita bisa masuknya itu lewat problem-problem masyarakat yang ada di situ, kenapa sih ... ada problem kaya gin “ (THW & K. S-2. 5des07, 128-132).

Sebelum masuk kuliah atau menjadi aktivis, RG pernah diminta untuk

menuruti pilihan orang tuanya dan diarahkan untuk masuk menjadi polisi, namun

ia tidak mau karena merasa bahwa itu bukan pandangan hidup dan keinginannya,

seperti diungkapkan,

“ Saya nggak mau, itu bukan pandangan hidup saya, bukan keinginan saya lah, dari dulu “ (THW & K. S-2. 31okt07, 524-525).

Seandainya orang tua RG tetap menyuruh dirinya untuk masuk polisi,

ia tetap mengikuti kata hati sendiri untuk tetap kuliah. Menurut RG, apabila ia

merasa tidak sreg maka tidak mau dipaksa, seperti diungkapkan,

“ E ... saya sendiri tetep ikuti kata hati sendiri ... kalau emang saya nggak sreg ya nggak mau kalau dipaksa “ (THW & K. S-2. 5 des07, 228-229).

113

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 132: Budhi Ardiyandhani - core.ac.uk fileAKTUALISASI DIRI PADA AK TIVIS GERAKAN MAHASISWA BERDASARKAN TEORI CARL ROGERS SKRIPSI Diajukan Untuk Memenuhi Salah Satu Syarat Memperoleh Gelar

c. Subjek 3

1) Deskripsi Subjek

Subjek 3 (selanjutnya akan disebut BX) mulai mengenal dunia aktivis

Gerakan Mahasiswa sejak ia masih SMU. Dahulu BX bersekolah di Seminari

namun akhirnya ia ke luar dan melanjutkan pendidikannya di SMU Pangudi

Luhur kota Y. Saat itu, BX cukup aktif membaca buku atau koran “Suara

Independen” maupun melihat situasi yang berkembang di masyarakat sekitar

tahun 1998, ketika adanya reformasi. Ia juga banyak memperoleh pengetahuan

dengan membaca buku maupun berdiskusi dengan dengan teman-temannya yang

saat itu sudah lebih dahulu menjadi aktivis. BX mengatakan bahwa pada awalnya

ia menjadi aktivis cenderung karena pengaruh lingkungan. Saat ini, pilihan hidup

menjadi aktivis GM disebabkan lebih karena kesadaran pribadi.

BX melibatkan diri dalam Gerakan Jogya Bangkit (GJB), yang

menurutnya sebagai ruang eksperimentasi selain di FPPI. Meskipun saat ini GJB

terlihat vacum (mengalami kekosongan kegiatan) namun diakui oleh bahwa

dirinya masih terlibat dalam Gerakan tersebut. BX aktif di GJB (Gerakan Jogya

Bangkit), yang didirikan sebagai respon atas peristiwa gempa bumi yang melanda

Yogyakarta pada tahun 2006 lalu. Ia bersama dengan teman-temannya mencoba

untuk memberikan bantuan bagi masyarakat melalui Gerakan teresbut.

Menurutnya, motivasi utama tetap bergabung di GJB karena adanya semangat

persekawanan, yang memunculkan berbagai kritik otokritik, masukan, semangat

berpergerakan yang membangun dirinya maupun adanya persamaan ideologi yang

dimilikinya.

114

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 133: Budhi Ardiyandhani - core.ac.uk fileAKTUALISASI DIRI PADA AK TIVIS GERAKAN MAHASISWA BERDASARKAN TEORI CARL ROGERS SKRIPSI Diajukan Untuk Memenuhi Salah Satu Syarat Memperoleh Gelar

Sebelum masuk GJB, BX menjabat sebagai koordinator dengan basis

FPPI (Front Perjuangan Pemuda Indonesia) yang ada di USD. Selain itu, BX juga

terlibat dalam sektoral Mahasiswa di FMY (Front Mahasiswa Yogyakarta) pada

tahun 2000-2001. BX juga pernah terlibat sebagai ketua kegiatan yang merupakan

kerja sama dengan PUSDEP (Pusat Studi Dokumentasi Etika dan Politik) USD

tahun 2004. Saat itu kegiatan yang dilakukan seperti pemutaran film, bedah buku,

maupun diskusi-diskusi.

Dilihat dari relasi dengan keluarganya, BX cenderung memiliki relasi

yang cukup baik. Hal ini sesuai dengan apa yang dikatakan BX, bahwa orang

tuanya cenderung bersikap demokratis dalam mendidik anak-anaknya. Orang tua

BX memberikan kebebasan pilihan baginya untuk menentukan pilihan hidupnya,

seperti pilihan perkuliahannya. Meskipun demikian, orang tuanya mengatakan

asalkan dapat menyesuaikan dengan faktor ekonomi keluarganya. Selain itu, BX

mengungkapkan bahwa dirinya sering bercandaan dengan ayahnya.

Secara sosial, BX terlihat cukup dapat menyesuaikan diri. BX

mengungkapkan bahwa ia cenderung menghargai pemikiran beberapa tetangga di

masyarakatnya yang melihat Jawa sebagai hal yang klenik saja. Ia juga

menghargai kegiatan-kegiatan ceremonial atau ritualistik yang dilakukan

masyarakatnya. Meskipun ia merasa kurang cocok dengan pilihan beberapa

anggota dalam masyarakatnya, namun ia tidak mempermasalahkannya. Apabila

memiliki kesempatan maka BX akan mencoba untuk memberikan penjelasan

secara rasional dengan cara menjalin komunikasi atas hal tersebut. Namun

115

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 134: Budhi Ardiyandhani - core.ac.uk fileAKTUALISASI DIRI PADA AK TIVIS GERAKAN MAHASISWA BERDASARKAN TEORI CARL ROGERS SKRIPSI Diajukan Untuk Memenuhi Salah Satu Syarat Memperoleh Gelar

demikian, BX menyerahkan sepenuhnya atas pilihan yang dipilih oleh

tetangganya tersebut.

Berkaitan dengan relasi interpersonal dengan lawan jenisnya, BX

memandang bahwa hal itu juga cukup penting dalam kehidupannya. BX mencoba

berkomitmen pada aktivitas yang diikuti, namun ia juga menjalin relasi intensif

dengan pacarnya. BX mengatakan bahwa untuk saat ini memang ada perubahan

pada dirinya, yang mana berbeda dengan ketika ia tidak memiliki pacar.

Perbedaannya yaitu untuk saat ini harus belajar memahami dan saling pengertian

untuk keharmonisan relasinya tersebut.

2) Hasil Penelitian

Hasil penelitian subjek BX dapat dilihat pada Skema 4 Hasil Penelitian

Aktualisasi Diri Pada Aktivis Gerakan Mahasiswa Berdasarkan Teori Carl

Rogers, pada halaman 117.

116

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 135: Budhi Ardiyandhani - core.ac.uk fileAKTUALISASI DIRI PADA AK TIVIS GERAKAN MAHASISWA BERDASARKAN TEORI CARL ROGERS SKRIPSI Diajukan Untuk Memenuhi Salah Satu Syarat Memperoleh Gelar

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 136: Budhi Ardiyandhani - core.ac.uk fileAKTUALISASI DIRI PADA AK TIVIS GERAKAN MAHASISWA BERDASARKAN TEORI CARL ROGERS SKRIPSI Diajukan Untuk Memenuhi Salah Satu Syarat Memperoleh Gelar

Berdasarkan hasil penelitian terlihat bahwa subjek BX cenderung menolak ketika

dinilai idealis oleh orang lain. Menurutnya, dahulu ia sering dikatakan bahwa

dirinya adalah orang yang idealis oleh banyak orang. BX tidak menerima

penilaian tersebut karena menurutnya ide-ide yang ia miliki dan hal yang

dilakukannya itu realistis. Ia mengungkapkan,

“ Dulu dulu … itu sering banyak saya diunekke (dikatakan) … wah itu orang idealis … tak jawab … loh sing idealis ki sapa (loh yang idealis itu siapa ...)… justru bukankah ide ide saya … apa yang saya lakukan justru realistis kan seperti itu …” (THW & K. S-3. 4nov07, 555-558).

Di lingkungan keluarganya, sebelum menjadi aktivis sampai saat ini BX

juga terlihat cenderung dapat menerima pandangan dan perlakuan atas pola asuh

orang tua serta faktor ekonomi keluarganya. Pola asuh tersebut menyebabkan

orang tuanya membebaskan BX dalam memilih sekolahnya. Menurutnya, hal itu

juga ikut membentuk karakter dirinya, seperti diungkapkan,

“ ... gitu dan kemudian saya milih sekolah milih apa gitu ndak pernah diarahkan ... supaya milih sendiri aja ... nah mungkin kultur itu gitu kan membentuk karakter-karakter yang aneh-aneh gitu kan ... “ (THW & K. S-3. 4nov07, 71-74).

BX cenderung menerima pengertian mengenai hak dan kewajiban dari

orang tuanya. Ayah dan ibu BX memberikan kebebasan pilihan sekolah pada

dirinya, asalkan mereka mampu membiayai. Bagi BX, yang terpenting kemudian

adalah tentang sejauh mana hak dan kewajiban antara orang tua dan anak. Hal

inilah yang kemudian dipelajari dari orang tuanya. Hal ini diungkapkan,

“ Ibu saya itu pokoknya sesuai dengan pilihanmu ... semuanya lah ... bapak saya ... ibu saya cenderung ke ngono (seperti itu) ... ya saya milih sekolah ke jurusan apa gitu ya dibiarkan saja ... ya asal wong tuwa nek sekolah nek iso ngragati ... gitu kan ... (ya asal orang tua kalau sekolah kalau bisa membiayai ...), bagi saya kemudian relasi hak dan kewajiban itu kan yang penting ... nah ini yang kemudian orang Jawa itu pentingnya kan di situ juga ... karena bagi saya itu yang kemudian di ... yang saya pelajari dari orang tua saya kan di situ ... hak dan kewajiban ... orang tua haknya sejauh mana kewajibannya sejauh mana ... anak juga seperti itu “ (THW & K. S-3. 4nov07, 98-106).

118

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 137: Budhi Ardiyandhani - core.ac.uk fileAKTUALISASI DIRI PADA AK TIVIS GERAKAN MAHASISWA BERDASARKAN TEORI CARL ROGERS SKRIPSI Diajukan Untuk Memenuhi Salah Satu Syarat Memperoleh Gelar

Sampai saat ini ketika menjadi aktivis, BX cenderung percaya pada hal-

hal di luar kekuatan manusia. Ia percaya pada kekuatan supra. Kepercayaan BX

pada hal-hal supra dalan kehidupan sehari-hari, semisal orang tuanya yang

pensiunan Pegawai Negeri tapi dapat menyekolahkan kelima anaknya.

Menurutnya, rejeki itu ada saja datangnya. Begitu juga adanya masalah yang

datang terus, seperti ungkapannya,

“ Nah terus kemudian kalau ya saya percaya pada kekuatan yang supra gitu saya percaya ... gitu aja ... (281-282) ... kekuatan yang supra seperti itu monggo (silahkan) itu kan itu kan ... ehm ... tidak selalu pada peristiwa yang heboh ... tetapi pada peristiwa-peristiwa yang sederhana ... gitu kan dalam harian ... la koyo misale (contohnya seperti) kalau saya memahami itu simbok (ibu) saya itu kan pensiunan ... anake lima sekolah kabeh kuliah (anaknya lima, sekolah semua kuliah) ... pensiunan lo ming’an (hanya pensiunan saja) ... kalau dirasional ... ya ndak bisa ndak mungkin bisa menyekolahkan anak lima itu ... wong cuma pensiunan ... “ (THW & K. S-3. 4nov07, 286-292). “ Lo tapi kan di situ kan ada bagi saya ... iki kok yo ana ana wae gitu kan ... ana ana wae rejeki dan ana ana wae masalah ... (ini kan ada ada saja rejeki ... ada ada saja masalah ...) “ (THW & K. S-3. 4nov07, 299-300).

Selain itu, BX juga percaya adanya makhluk halus yang menunggui G.

Merapi. Ia juga dapat menerima cara orang lain seperti menaruh sesajen di pohon,

dengan pemikiran bahwa hal itu sebagai cara dalam menjaga relasi dengan alam.

Hal ini diungkapkan,

“ Tuhan juga menciptakan roh ... gitu kan ... sebenarnya kan ... ketika itu terjadi komunikasi yang harmonis gitu kan ... nah sebenarnya bisa berjalan dengan baik gitu kan ... ” (THW & K. S-3. 4nov07, 370-372).

BX juga mengakui kalau ia percaya adanya energi yang besar, yang

mungkin dapat berupa makhluk halus yang menunggui pohon, seperti

diungkapkan,

“ Saya percaya bahwa di sana ada energi yang besar gitu kan ... Ya mungkin, bisa wujudnya jadi mahluk halus ... mahluk apa ... yang kasar juga boleh lah ... seperti itu .. tapi di situ saya ada energi ... ada kekuatan misalnya orang dengan mudah percaya

119

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 138: Budhi Ardiyandhani - core.ac.uk fileAKTUALISASI DIRI PADA AK TIVIS GERAKAN MAHASISWA BERDASARKAN TEORI CARL ROGERS SKRIPSI Diajukan Untuk Memenuhi Salah Satu Syarat Memperoleh Gelar

misalnya apa ya ... ehm ... entah santet atau apa gitu ... ya bagi saya ... “ (THW & K. S-3. 4nov07, 378-383).

Pengalaman nyata BX terkait kepercayaan pada adanya energi atau

kekuatan lain yang di luar kekuatan manusia ditunjukkan pada peristiwa seperti

saat di Panti Rapih. Waktu itu menurut BX, ada pasien yang dioperasi, namun

salah satu alat operasinya tertinggal di dalam tubuhnya. Seorang suster mengajak

berdoa karena tidak mungkin dilakukan operasi lagi untuk mengambil alat itu.

Akhirnya alat operasi tersebut dapat dikeluarkan dari tubuh pasien hanya dengan

melalui doa. Contoh-contoh peristiwa tersebut menunjukkan adanya penerimaan

atas hal-hal yang ada di luar diri BX. Ia menegaskan pengalaman ini,

“ ... karena ini pernah terjadi pengalaman di Panti Rapih ... tahun berapa lupa saya ... ada seorang pasien operasinya ... salah satu alat operasinya ... mbuh (entah) gunting pa apa ... salah satu alat kecil tapi ... mbuh pipet pa apa gitu ... tertinggal di dalam ... terus kemudian bingung to masa’ operasi lagi ... gitu terus ada seorang suster yang mengajak berdoa ... ya prinsipnya sama seperti itu ... dia mengeluarkan itu ... bisa ... karena prinsipnya .... ya seko apa dari ... apa ... ehm ... benda padat yang di dalam itu diubah energinya misalnya menjadi energi panas ... nah dia akan ke luar melalui panas tubuh ... ketika dia ke luar ... dikembalikan pada wujud energi yang dipadatkan dalam bentuk benda itu misalnya kan seperti itu kan bisa ... “ (THW & K. S-3. 4nov07, 393-402).

BX juga terlihat cenderung dapat menerima suatu pilihan hidup, yaitu

gaya hidup hedonis orang lain yang berbeda dengannya. Menurutnya, hal itu

disebabkan karena setiap orang memiliki pilihannya sendiri dalam hidupnya.

Meskipun BX dapat menerima gaya hidup hedonis orang lain, namun ia pun

merasa khawatir terhadap gaya hidup kaum muda saat ini tersebut. BX juga

mengatakan bahwa gaya hidup hedonis generasi muda saat ini disebabkan karena

disorientasi arah hidup. Hedonisme merupakan trend zaman sekarang yang sejajar

dengan tingginya tingkat konsumsi. Menyikapi hal tersebut, BX menganggapnya

sebagai bahan bercandaan dan hanya menjadikan sebagai bahan pembicaraan saja

120

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 139: Budhi Ardiyandhani - core.ac.uk fileAKTUALISASI DIRI PADA AK TIVIS GERAKAN MAHASISWA BERDASARKAN TEORI CARL ROGERS SKRIPSI Diajukan Untuk Memenuhi Salah Satu Syarat Memperoleh Gelar

karena gaya hidup itu adalah pilihan mereka meskipun merisaukan. Hal ini

diungkapkan,

“ ... bagi saya ya tidak tahu arah ... disorientasi mungkin bagi saya kalau melihat generasi muda yang hedonis ... misalkan dengan gaya hidup ... seperti itu ... ” (THW & K. S-3. 4nov07, 727-729).

BX juga mengatakan,

“ Yo ming tak nggo obrolan wae (ya hanya dijadikan bahan pembicaraan saja) karena bagi saya … ya itu pilihane de’e ngono (itu pilihannya dia) dan itu saya anggap sebagai trend zaman sekarang seperti itu ... ya udah gitu kan … itu karena hedonisme itu kan … bagi saya kemudian dengan ehm … pararel dengan tingginya tingkat konsumsi … nah itu lo yang bagi saya yang kemudian itu ... itu sebenarnya merisaukan ... “ (THW & K. S-3. 4nov07, 740-745).

Di lingkungan organisasi, penerimaan BX atas suatu stimulus yaitu ia

cenderung menerima anjuran dari organisasi. Anjuran organisasi tersebut bahwa

organisasi mengakomodir tentang tanggung jawab personal aktivis, baik terkait

urusan keluarga ataupun akademis. BX mengungkapkan bahwa masing-masing

aktivis memiliki persoalan dan tanggung jawab personal sendiri, misalnya dengan

keluarga. Apabila aktivis memiliki urusan keluarga maka lebih disarankan untuk

mengurus keluarganya terlebih dahulu. BX mengungkapkan,

“ ... di FPPI itu kan ada ... dikenal ada beberapa medan gitu kan ... ada medan politik ... medan Gerakan ... terus medan organisasi ... terus ditambahi sama temen-temen medan untuk wilayah personal ... itu kan dijenengi (diberi nama) medan perasaan ... nah itu kan untuk mengakomodir hal-hal seperti itu ... ya bisa dimaklumi ... karena ya medan personal itu kan sebenarnya tidak hanya pada relasi interpersonal dengan sesama ... he he h sesama ... dengan lawan jenis gitu ... tapi ya masing-masing dari kita bagi saya ... “ (THW & K. S-3. 4nov07, 1189-1195).

Ia juga mengatakan,

“ dan ... saya kira organisasi dan Gerakan bisa mengakomodir hal hal semacam itu ... dan kalaupun ada hal hal lain ... misalnya ibu saya sakit ya ... temen temen biasanya menyarankan ya ... ngurusono (urusilah) ibumu ... gitu loh misalnya ... (1206-1209) ... ketika IP-ne elek ya itu tanggunganmu (IP-nya jelek ya itu tanggung jawab kamu) ... gitu kan ...“ (THW & K. S-3. 4nov07, 1214-1215).

121

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 140: Budhi Ardiyandhani - core.ac.uk fileAKTUALISASI DIRI PADA AK TIVIS GERAKAN MAHASISWA BERDASARKAN TEORI CARL ROGERS SKRIPSI Diajukan Untuk Memenuhi Salah Satu Syarat Memperoleh Gelar

Dilihat dari segi religiusitas, BX juga cenderung dapat menerima

persamaan dan perbedaan atas hal-hal yang berlainan konsep. BX bisa mencari

kesamaan ataupun perbedaan antara ajaran Jawa dengan Katolik. Ia juga terlihat

menerima persamaan dan perbedaan ajaran antara Katolik dan Jawa. BX

mengatakan,

“ He em ... tak anggep sama memang banyak samanya ... kalau mau dicari samanya … La nopo kok (mengapa kok ...) umat Katolik kok disebut putra Allah ... terus apa hubunganku karo (dengan) Yesus ... ngono wae to (gitu aja kan) ... Yesus ki bapakku pa ? ... lak yo ora ... (kan ya tidak ...) (THW & K. S-3. 4nov07, 413-414; 416-418).

Pencarian dan penerimaan akan persamaan konsep agama Katolik dan Jawa

tersebut, BX mengatakan,

“ La iya ... ning kan umpamane nek di’nganu (Ya iya ...tapi kan semisal kalau di ...) apa ya Yesus ki bapakku apa mbahku (eyangku) ... karena kalau di kalau di Jawa gitu kan Allah Tuhan yang mawujud ... Gusti Allah pangeran sing mawujud ki siapa (Tuhan yang mewujudkan diri itu siapa ?) ... orang tua ... itu lo kalau orang Jawa ... paling tidak bagi saya ... ” (THW & K. S-3. 4nov07, 416-424).

Berbeda dengan adanya penerimaan terhadap hal-hal di luar dirinya,

sampai saat ini BX juga cenderung menolak perlakuan yang berupa sikap disiplin

orang tuanya. Ia mengatakan kalau merasa tidak suka dengan cara disiplinitas

yang diterapkan oleh ibunya. Menurutnya ibunya sangat disiplin padahal ia

cenderung susah untuk bangun pagi. Ketika ibunya membangunkan tidur BX,

ibunya sampai capai. Hal ini diungkapkan,

“ Ra seneng aku kon disiplin-disiplin nganggo cara ibu ... (aku tidak suka disuruh disiplin-disiplin menurut cara ibu). Nganti ibu saya itu kan wis jeleh to ... nggugah saya esuk-esuk itu ... la yo uwis ... yo uwis ... bagi saya yo uwis ... nek yo iso ... nek wis ono bapak saya itu ya intine kon nglumrahi wae ... (Ibu saya sampai capek ... membangunkan saya pagi-pagi itu ... ya sudah kan ... ya sudah ... bagi saya ya sudah ... kalau ya bisa ..., kalau sudah ada bapak saya itu ya intinya disuruh memaklumi) “ (THW & K. S-3. 4nov07, 85-86; 90-94).

122

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 141: Budhi Ardiyandhani - core.ac.uk fileAKTUALISASI DIRI PADA AK TIVIS GERAKAN MAHASISWA BERDASARKAN TEORI CARL ROGERS SKRIPSI Diajukan Untuk Memenuhi Salah Satu Syarat Memperoleh Gelar

Penolakan atas stimulus dari luar dirinya juga tampak pada masa

sekarang ketika BX memberikan tanggapan pada orang yang menanyakan tentang

alasan kuliahnya yang tidak selesai-selesai. Ia menanggapi pertanyaan dengan

mengajak berpikir dan mengatakan pada orang tersebut bahwa kuliah yang tidak

selesai-selesai itu adalah pilihannya. Ia juga mengatakan bahwa motto hidupnya

adalah mencintai dan menjalani apa yang telah dipilih. Hal ini cukup terlihat

sebagai pertahanan diri/ defense mechanism berupa rasionalisasi. BX

mengungkapkan,

“ Nyantai wae…nyantai (merasa santai saja), saya kemudian mengajak orang lain untuk berpikir…coba…saya punya pilihan dan saya menjalani pilihan itu…Dulu kan temen-temen saya satu angkatan dan juga saya punya motto yang buat saya sangat menarik…sangat menarik…yaitu bahasa latin…”Amo et facio quod volo”…”Aku mencintai dan menjalani apa yang telah ku pilih … “ (THW & K. S-3. 4nov07, 85-90).

Dalam menjalani kehidupannya, BX cenderung memfokuskan diri pada

apa yang dilakukan saat ini dan memiliki persiapan untuk masa depan. Hal ini

ditunjukkan ketika saat ini ia berfokus dengan terlibat di Karang Taruna untuk

mempersiapkan cita-citanya dalam membentuk partai. BX mengatakan bahwa

selain masih di GJB, ia juga terlibat di Karang Taruna di kampungnya. Arah

keterlibatan BX di Karang Taruna yaitu mencari massa dari sekarang untuk cita-

citanya nanti membentuk sebuah partai. Menurutnya, berpergerakan itu dimulai

dari proses panjang dalam berpikir dan berkawan. Ia mengatakan,

“ ... saya kembali ke kampung ... ya paguyuban pemuda neng dusun saya ... saya kembali ke sana ... Saya sok misalnya bikin partai wae ... ya itu massa saya eee ... la yo kudu dinganu tekan saiki no ... he he he he (Saya besok akan membuat partai saja ... ya itu massa saya ... eee ... ya harus di’ anu dari sekarang ...). Insya Allah ... he he he he ... ya ... sebagai cita-cita kan boleh saja ... karena ketika dalam proses yang panjang berpikir dan bergerak bersama temen-temen juga pengalaman saya itu ... “ (THW & K. S-3. 4nov07, 534-535; 540-542; 545-547).

123

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 142: Budhi Ardiyandhani - core.ac.uk fileAKTUALISASI DIRI PADA AK TIVIS GERAKAN MAHASISWA BERDASARKAN TEORI CARL ROGERS SKRIPSI Diajukan Untuk Memenuhi Salah Satu Syarat Memperoleh Gelar

Ia juga menambahkan bahwa boleh saja menginginkan sesuatu yang ideal asalkan

tidak lepas dari situasi riil, seperti ungkapannya,

“ Jadi besok misalnya ya ... itu hanya tapi kalau saya ya … ya jenenge (namanya) berpergerakan gitu kan mulai dari berkawan gitu … berawal dari proses berpikir dan berkawan gitu … kalau saya kan di situ … ya berpikir mulai dari sesuatu yang ideal sih nggak masalah asal tidak lepas dari situasi riil … “

Fokus pada apa yang dilakukan saat ini juga tampak ketika sekarang BX

mempelajari karakteristik masyarakat Kalimantan Timur, mempersiapkan diri

baik fisik maupun mental jika diminta untuk ke sana sekarang. Menurutnya, ia

akan pergi ke Kalimantan Timur sebentar, namun tidak langsung menetap/

meninggalkan kuliahnya. Selain itu, orientasi BX saat ini adalah untuk segera

lulus kuliah. Setelah itu ia ingin ke luar Jawa untuk mengembangkan potensi di

daerah tersebut. Dia mengatakan nantinya akan memberi pengetahuan dan

ketrampilan masyarakat di sana, seperti diungkapkan,

“ ... masyarakat harus diberi pengetahuan dan ketrampilan ... nek muni (kalau bicara) potensi lagi potensi kerja ... saya belum bisa membayangkan potensi profit ekonomisnya ... walaupun dengan situasi itu ... saya akan lakukan usaha apa pun pasti di sana laku ... Ya dimateng-matengke ... ning nek arep mangkat yo mengko lagi golek utangan “ (THW & K. S-3. 4nov07, 628-631; 638).

Hal ini juga ditegaskan BX dalam validasi komunikatif, bahwa baginya

everything is negosiable apapun bisa dinegosiasikan. Maksud BX dalam arti

keberangkatannya ke luar Jawa bisa diatur. Apabila ia berangkat maka akan

tinggal di sana 1 minggu atau 1 bulan dulu. Ia tidak akan meninggalkan

kuliahnya. Menurutnya, apapun dapat dibicarakan bersama karena adanya

demokrasi yang intinya adalah musyawarah untuk mencari jalan yang terbaik.

Setelah BX menjadi aktivis GM, ia melihat adanya perubahan karakter

dirinya yaitu menjadi lebih konsepsional dan lebih berani dalam memperjuangkan

124

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 143: Budhi Ardiyandhani - core.ac.uk fileAKTUALISASI DIRI PADA AK TIVIS GERAKAN MAHASISWA BERDASARKAN TEORI CARL ROGERS SKRIPSI Diajukan Untuk Memenuhi Salah Satu Syarat Memperoleh Gelar

sesuatu. Apabila melakukan sesuatu, ia menjadi berpikir ulang, lebih berani, lebih

konsepsional. BX mengungkapkan,

“ ... kalau nganu satu lebih berani ... gitu kan ... lebih berani terus kemudian kalau punya sesuatu hal itu dalam memperjuangkannya ... lebih konsepsional dalam menjalaninya ... nah ini bisa sebagai nilai lebih tapi bisa sebagai hal yang negatif karena kebanyakan aktivis itu kan kokean omong (kabanyakan bicara) ... nah .. itu lho karena dia berkutat untuk sesuatu itu secara konsepsional ... harus dirumuskan dulu macem-macem ... gitu kan ... nanti tinggal menjalani gitu ... “ (THW & K. S-3. 4nov07, 86-91).

Berkaitan dengan alasan spiritual BX sebelum memilih menjadi aktivis,

BX mengatakan bahwa ia mendapat inspirasi menjadi aktivis dari pengalamannya.

Pengalaman tersebut seperti pengalaman retreat: jalan salib dan membaca buku.

Pengalaman ini membuatnya mengetahui bahwa Yesus sebagai sosok yang juga

melakukan perlawanan sampai Dia disalib. Ia mengakui jika hal ini mendalam di

dalam hatinya, seperti diungkapkan,

“ Ber ... rohaniah … iya ... heem kalau pengalaman spiritual itu kan dulu ketika di Seminari itu tahun ke dua kalau nggak keliru itu saya kaya’ pernah ikut ... ehm nggak ikut ehm ada acara retreat gitu kan … re ... re … artinya kembali tret atret … he he he h ... nah itu gitu kan terus kemudian ehm … kemudian di sana … itu ada waktu itu saya lagi Katolik Katolik’e ya … ya manggone nang (tinggalnya di ...) sekolah Katolik kaya ngono (seperti itu) toh ... nah itu terus ehm … jalan salib gitu ehm … saya memilih buku … tulisannya Leonardo Boff … itu seorang tokoh teolog pembebasan gitu kan … nah saya menggunakan jalan salib yaitu jalan salib itu gitu kan ... nah bagaimana sosok Yesus itu … Tuhannya orang orang Katolik itu ... itu kan … juga melakukan sekian proses perlawanan sampai dia disalib … nah itu kisah itu menginspirasi … menggurat jelas dalam dunia batin saya waktu itu … “ (THW & K. S-3. 4nov07, 112-124).

Meskipun kurang terlihat jelas mengenai perubahan karakter dirinya, BX

mengatakan bahwa pada saat itu dalam dirinya ada pengolahan kepribadian dan

semangat berpergerakan. Akhirnya BX membulatkan tekad untuk tidak hanya

kuliah lalu bekerja mapan, tapi berpergerakan sebagai pilihan hidup.

Ia mengungkapkan,

125

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 144: Budhi Ardiyandhani - core.ac.uk fileAKTUALISASI DIRI PADA AK TIVIS GERAKAN MAHASISWA BERDASARKAN TEORI CARL ROGERS SKRIPSI Diajukan Untuk Memenuhi Salah Satu Syarat Memperoleh Gelar

“ ... bahwa kemudian saya banyak referensi ... ehm … rohaniah gitu kan dalam dalam dalam … mengolah kepribadian dan semangat berpergerakan itu… pada waktu itu saya membulatkan … nah ini pilihan gitu kan .. bukan sekedar sekedar … gembreng gembreng gembreng nanti lulus ya kemudian terus balik kerja biasa … macem-macem … nah saya memilih ini sebagai pilihan gitu kan walaupun jadi … maka saya sebut gerakan entah berorganisasi … dalam berpergerakan entah dalam organisasi apa nah kemudian semangat dan ideologis itu harus diupayakan “ (THW & K. S-3. 4nov07, 126-128; 134-139).

Penemuan nilai hidup sederhana dan hormat pada leluhur diperoleh BX

dari proses di dalam keluarganya. Ia mengakui bahwa nilai-nilai tersebut tidak

diperoleh secara langsung namun melalui proses dan kemudian mencoba

menginternalisasinya. Hal itu diungkapkan,

“ Ya bagaimana menjaga, ehm ... saya tidak menemukan itu secara khusus dalam keluarga tapi dalam proses dan berdinamika dengan keluarga dengan banyak orang dan saya gumpalkan dalam diri saya ... gitu bagaimana kemudian menghormati leluhur seperti itu tetep saya pegang dan sekian kebajikan Jawa yang lain ... Menghormati leluhur baik yang udah meninggal atau yang masih hidup terus kemudian hidup yang sederhana seperti itu gitu ... karena ehm ... ya bagi saya itu yang menarik kemudian ... ya aku ki wong Jawa ... “ (THW & K. S-3. 4nov07, 153-157; 160-162).

Selain memperoleh nilai hidup dari proses dalam keluarganya, BX juga

memperoleh nilai hidup baru dari proses hidup bersama masyarakat. Ketika BX

melakukan penelitian di daerah Kuningan Cigugur Jawa Barat, ia berproses

bersama dengan masyarakat di sana. Menurutnya, nilai yang diperoleh adalah

masih sangat setia menghormati leluhur, bagaimana menjaga kelestarian alam dan

banyak hal yang lain. Ia juga mencoba untuk mengambil dan

menginternalisasikan nilai-nilai hidup tersebut, seperti diungkapkan,

“ ... penelitian saya ke daerah Kuningan Cigugur Jawa Barat ... ... saya hidup beberapa hari di sana dan kemudian berdinamika di sana Ehm ... banyak sekali ... Ya ... mereka masih sangat setia menghormati leluhur ... bagaimana mereka menjaga kelestarian alam ... dan banyak hal yang lain ... dan saya juga mencoba untuk mengambil....syukur-syukur menginternalisasikannya ... “ (THW & K. S-3. 4nov07, 912-913; 933-934; 941-943).

126

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 145: Budhi Ardiyandhani - core.ac.uk fileAKTUALISASI DIRI PADA AK TIVIS GERAKAN MAHASISWA BERDASARKAN TEORI CARL ROGERS SKRIPSI Diajukan Untuk Memenuhi Salah Satu Syarat Memperoleh Gelar

Pengalaman momen gempa 2006 membuat BX menemukan sifat baru

yaitu menginternalisasi sifat solidaritas yang tinggi. Ia merasa luar biasa karena

hanya waktu tidak ada sekian menit, muncul solidaritas sosial yang hebat. BX

mengungkapkan,

“ ... kemudian dari sana muncul solidaritas sosial yang hebat .. gitu kan ... “ Ya diinternalisasi jelas dan itu menjadi referensi yang penting ... gitu kan ... “ (THW & K. S-3. 4nov07, 961; 967).

Berkaitan dengan obsesi dirinya, BX mengatakan bahwa ia tidak

terobsesi dengan sekolahnya. Pengalaman yang dialami BX membuatnya dapat

menemukan kekuatan dan kerapuhan diri. Ia melihat bahwa dunia ini dinamis,

bisa berubah, dan dirinya adalah pribadi yang bisa berubah. Ketika orang lain

memberikan tanggapan mengenai kuliahnya yang belum selesai, ia melihat ada

kekuatan dan kerapuhan dalam dirinya serta keinginan untuk berubah, seperti

diungkapkan,

“ Karena kemudian saya melihat di dunia ini apapun bisa berubah, dinamis dan diri saya adalah pribadi yang bisa berubah…seperti itu. Dan di situ bagi saya, itu kekuatan tetapi juga keringkihan, ringkih gitu kan atau kerapuhan…mudah ringkih kan mudah patah… “ (THW & K. S-3. 9des07, 61-64).

Ia juga mengungkapkan hal tersebut secara jelas pada pengalaman

konkretnya,

“ … ketika saya kemana-mana, saya ketemu banyak orang tetapi kan juga punya kerapuhan kalau ada orang yang menembak “loh kowe sekolah ora rampung-rampung…kowe ki ngopo?...” (loh kamu sekolah tidak selesai-selesai, kamu itu kenapa?), seperti itu misalnya…jadi bisa buyar kan kemudian…Tapi saya ki mencoba melihat prioritas, kalau saya di situ… Kalau berkaitan dengan obsesi saya secara pribadi karena saya melihat itu…bahwa siapapun harus berubah. (66-72). Nyantai wae…nyantai (merasa santai saja), saya kemudian mengajak orang lain untuk berpikir…coba…saya punya pilihan dan saya menjalani pilihan itu…Dulu kan temen-temen saya satu angkatan dan juga saya punya motto yang buat saya sangat menarik…sangat menarik…yaitu bahasa latin… Amo et facio quod volo”…”Aku mencintai dan menjalani apa yang telah ku pilih”…(THW & K. S-3. 9des07, 85-90).

127

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 146: Budhi Ardiyandhani - core.ac.uk fileAKTUALISASI DIRI PADA AK TIVIS GERAKAN MAHASISWA BERDASARKAN TEORI CARL ROGERS SKRIPSI Diajukan Untuk Memenuhi Salah Satu Syarat Memperoleh Gelar

Sebelum masuk Gerakan Mahasiswa, BX sudah berdinamika dengan

berbagai aktivitas. BX juga berdiskusi dengan teman, Romo, maupun aktivis GM

ketika ia bersekolah di Seminari. Selain itu, ia membaca buku, dan melihat situasi

riil masyarakat Indonesia yang diikuti dengan berbagai aksi mahasiswa, seperti

diungkapkan,

“ Sebelum kuliah ... Tapi baru berdinamika dengan berbagai aktivitas gitu kan ... belum masuk organisasi secara resmi ... perjumpaan ehm ... perjumpaan-perjumpaan dengan temen-temen itu gitu kan ... dulu kan berawal ketika saya masih di asrama gitu kan ... terus kemudian ... nah di asrama itu saya kan sering maen ... dengan beberapa orang gitu kan ... asrama saya dulu di kota X ... terus kemudian ... ada tokoh yang bagi saya menarik misalnya ada Romo K ya saya sering maen ke sana ... terus kemudian sering berjumpa ... kalau liburan saya datang ke kampus kebetulan ada temen yang waktu itu udah menjadi aktivis ... mahasiswa gitu ... itu kemudian saya pinjam buku-buku dan macem-macemnya gitu kan “ (THW & K. S-3. 4nov07, 2; 4; 9-10; 13-19).

BX kemudian merefleksikan hal-hal yang sudah ia lakukan. Setelah melalui

serangkaian proses tersebut, ia memutuskan untuk menjadi aktivis. Hal ini

menunjukkan bahwa BX terlibat dalam proses mencari suatu hal dan menjadi

partisipan pada suatu aktivitas. Hal ini diungkapkan,

“ Nah saya di Seminari itu kemudian ... dinamika ... ya nggo refleksi. ehm ... apa yang memang situasi masyarakatnya lagi panas gitu kan ... media masa koran tu kalau memberitakan aksi-aksi mahasiswa ... seperti itu terus menerus kan ... menjelang ‘98 itu ... kemudian kami pada waktu itu bisa menjumpai bacaan-bacaan yang alternatif ... misale dulu ada majalah namanya “Suara Independen” seperti itu loh kita bisa ... orang bisa mengakses itu ... terus kemudian ide-ide seputar teologi pembebasan walaupun di Seminari karena masih di Seminari Menengah itu tidak didiskusikan tapi kami udah membaca itu ... gitu kan ... “ (THW & K. S-3. 4nov07, 24; 27-35).

Hal tersebut didukung data dalam validasi komunikatif, BX

mengungkapkan bahwa ia melewati serangkaian proses sebelum menjadi aktivis.

Proses tersebut seperti berdinamika dengan orang lain, membaca, melihat situasi

nyata, refleksi, adanya kritik otokritik, saling menguatkan, berkomitmen dalam

persekawanan.

128

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 147: Budhi Ardiyandhani - core.ac.uk fileAKTUALISASI DIRI PADA AK TIVIS GERAKAN MAHASISWA BERDASARKAN TEORI CARL ROGERS SKRIPSI Diajukan Untuk Memenuhi Salah Satu Syarat Memperoleh Gelar

Berkaitan dengan keadaptifan atau penyesuaian diri, sejak sebelum

menjadi aktivis BX terlihat fleksibel dalam melakukan sesuatu hal terkait dengan

adat istiadatnya. BX cenderung tidak ritualistik pada tata cara pelaksanaan adat

Jawa. Ia mengungkapkan,

“ Ndak ... tapi kalau mau lakukan ya dilakukan aja ... gitu “ (THW & K. S-3. 4nov07, 168).

Selain itu, perilaku BX sampai saat ini yang cenderung tidak ritualistik

yaitu meskipun ia percaya dengan adanya energi lain namun ia tidak menghidupi

pada laku keseharian. Ia mengikuti hal klenik karena menurutnya hal itu dinilai

positif, ada kearifan lokal dan spirit. Hal ini diungkapkan,

“ … walaupun saya tetap percaya ada kehidupan yang mungkin tidak terlihat atau apa. Di sana ada energi gitu kan…tapi kemudian menghidupi itu pada laku keseharian seperti itu…saya tidak…gitu kan… Ikut, kalau saya tetep ikut…karena saya juga melihat bahwa itu juga merupakan hal yang positif bagi saya….karena melalui dengan labuhan atau apa misalnya, kalau ada kesempatan … ikut saya pasti ikut. Kan di situ juga sebenarnya ada kearifan lokal…menjaga relasi dengan alam dan sebagainya…itu kan terjadi di situ… Iya dari itu justru itu…ada spirit tersendiri itu di sana kan itu…” (THW & K. S-3. 9des07, 122-125; 130-136).

Pada masa sekarang, keadaptifan diri BX juga terlihat dengan adanya

penyesuaian yaitu seandainya BX berada bersama orang Batak asli, ia akan

mencoba kemampuan adaptifnya. Ia pernah masuk dalam komunitas Batak yang

tinggal di Jawa. Setelah berproses, ia mengetahui karakteristik orang Batak

tersebut yaitu mereka lebih slow, sudah seperti orang Jawa daripada orang.

Seandainya BX tinggal bersama orang Batak yang karakteristiknya keras, ia tidak

mempermasalahkannya. Ia akan mencoba kemampuan adaptif, karena menurut

pengalamannya orang Jawa itu memiliki kemampuan adaptif yang cukup besar.

Jadi, hal tersebut tidak menjadi persoalan. Bagi BX, ketika ia masuk kandang

129

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 148: Budhi Ardiyandhani - core.ac.uk fileAKTUALISASI DIRI PADA AK TIVIS GERAKAN MAHASISWA BERDASARKAN TEORI CARL ROGERS SKRIPSI Diajukan Untuk Memenuhi Salah Satu Syarat Memperoleh Gelar

ayam ya berkokok, kalau masuk kandang macan ya mengaum, baginya, orang

Jawa seperti itu. Ada Hindu, Buddha, China, penjajah, komunis datang diterima.

Hal ini diungkapkan dalam validasi komunikatif (30).

Adanya penyesuaian dengan mencoba untuk nyaman dan akhirnya benar

merasa nyaman ketika berada dengan orang Jakarta. Menurutnya, yang lebih

mengganggu yaitu orang Jakarta karena mereka adalah urban sedangkan dirinya

hanya orang desa yang tinggal di Yogya. Ia menyikapi hal tersebut dengan

cenderung menikmati saja, mencoba untuk merasa nyaman (menyaman-

nyamankan dirinya) dan akhirnya nyaman benar.

BX mengungkapkan,

“ ... bagi saya mengganggu ... mengganggu ya bener bener mengganggu .. bagi saya itu kan sebenarnya etnis etnis Jakarta ... gitu ... itu jauh lebih mengganggu kalau pengalaman saya ... (THW & K. S-3. 4nov07, 866-868).

Ketika pertama kali ke Jakarta dan menghadapi orang Jakarta, BX merasa heran,

tetapi ia mencoba menikmati dan akhirnya merasa nyaman, seperti diungkapkan,

“ Ya gumun(heran) tetapi cenderung tak nikmati wae lah ... Akhirnya ya dinyaman-nyaman’ke ... ya menjadi nyaman betulan ... “ (THW & K. S-3. 4nov07876; 881).

BX mengungkapkan ketika ia menghadapi suatu perubahan atau hal-hal

yang berbeda, ia akan mencoba mengelola hal tersebut agar menjadi terarah.

Menurutnya, ketika ia menemukan hal-hal yang sangat benar-benar berbeda, ia

akan memahami sepaham pahamnya. Pertama kalinya, BX akan menerima

perubahan itu apa adanya, tidak menolak, tetap menerima kemudian mengelola

supaya perubahan tersebut menjadi terarah. Hal ini diungkapkan,

“ Ya saya pahami ... saya pahami sepaham pahamnya ... ya udah diterima ... pertama ... pertama bagi saya ... perubahan itu diterima gitu kan diterima apa adanya itu dulu ... gitu lho ... jangan ditolak menurut saya ... ya tetep menerima itu kemudian dikelola

130

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 149: Budhi Ardiyandhani - core.ac.uk fileAKTUALISASI DIRI PADA AK TIVIS GERAKAN MAHASISWA BERDASARKAN TEORI CARL ROGERS SKRIPSI Diajukan Untuk Memenuhi Salah Satu Syarat Memperoleh Gelar

supaya ya ... perubahan ini terarah jadinya gitu kan ... “ (THW & K. S-3. 4nov07, 980-983).

Berkaitan dengan kuliahnya, saat ini BX juga terlihat memiliki

penyesuaian diri. Ia berusaha untuk segera menyelesaikan kuliahnya karena

biayanya mahal. Hal ini diakui BX, sejak awal kuliah, ia tidak terobsesi untuk

kuliah secepat mungkin karena ia melihat prioritas namun sekarang ia ingin segera

menyelelesaikan kuliahnya, seperti diungkapkan,

“ Kalau berkaitan dengan obsesi saya secara pribadi karena saya melihat itu…bahwa siapapun harus berubah. Ya saat ini misalnya, dulu terobsesi misalnya nek iso yo S2 iso cepet (kalau bisa ya S2 bisa cepat)…tapi saya tidak pernah dulu kalau kuliah bilang secepat mungkin…tidak pernah karena sejak awal…dulu waktu PMME Pelatihan Menjadi Mahasiswa Efektif…tapi kan yo nek sekarang dituntut cepet, dikon cepet soale larang…(kalau sekarang disuruh cepat karena mahal…) “ (THW & K. S-3. 4nov07, 71-76; 80-82).

Selain adanya penyesuaian diri, BX juga memiliki kesanggupan untuk

berubah dan mencoba hal baru. Ketika BX belum menjadi aktivis, ia mengatakan

bahwa setelah ia ke luar dari Seminari, ia membangun semangat dan belajar

spiritualitas. Saat tiba-tiba ke luar dari Seminari, BX merasa berat karena ternyata

memang bukan jalan hidupnya di sana. Meskipun BX tidak bisa menjadi pastor,

namun kemudian ia bisa menerima dan justru bangga. Hal ini terlihat bahwa BX

cenderung memiliki kesanggupan untuk mencoba hal baru ketika mengalami

pengalaman yang sulit, seperti diungkapkan,

“… dulu ketika saya di Seminari…Nek cah Seminari ki dididik ben dadi Romo (kalau anak Seminari itu dididik untuk menjadi Romo)…Yang pasti pernah terobsesi untuk menjadi Pastor…ya memang jalan hidup saya tidak di sana…Walaupun ketika mendapati refleksi seperti ini ya berat…yo untuk menerima karena yo setiap orang punya pengalaman seperti itu…yang mungkin sama seperti saya yang juga ke luar … tiba-tiba ke luar jadi Romo, kemudian membangun semangat dan macem-macem itu kan…bahkan mulai belajar spiritualitas…macem-macem itu ya didasari “loh, kok ora (loh kok tidak…)…ternyata saya tidak bisa ke sana” dan akhirnya emang awalnya berat… “(THW & K. S-3. 9des07, 28-30; 35-38; 40-44).

131

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 150: Budhi Ardiyandhani - core.ac.uk fileAKTUALISASI DIRI PADA AK TIVIS GERAKAN MAHASISWA BERDASARKAN TEORI CARL ROGERS SKRIPSI Diajukan Untuk Memenuhi Salah Satu Syarat Memperoleh Gelar

Selain itu, pada masa sekarang, kesanggupan mencoba hal baru

ditunjukkan oleh BX dengan mengatakan bahwa ada banyak cara untuk

menghormati leluhur. Berkaitan dengan adanya budaya Jawa seperti ritual yang

dilakukan untuk leluhur, ia menanggapi bahwa hal ritual tersebut bisa dilakukan

atau tidak dilakukan. Ia mengatakan,

“ Kalau itu mau dilakukan ya silahkan kalau ndak juga ndak apa apa kalau menurut saya ... gitu lo ... asal ada konsistensinya ... nek ngono ya ... konsekuensinya dia harus tau konsekuensinya ... kalau ndak juga harus tau konsekuensinya ... karena bagi saya jalan untuk memuliakan leluhur gitu kan ada banyak jalan ... gitu ... “ (THW & K. S-3. 4nov07, 308-312).

Menurut BX, terkadang ia percaya pada hal klenik dan terkadang juga

tidak percaya. Hal klenik pasti ada penjelasan rasionalnya. Ia juga mencoba

berdiskusi dengan orang lain untuk mencari penjelasan mengenai hal klenik,

seperti diungkapkan,

“ Ya kadang percaya kadang tidak ... gitu … karena bagi saya se-klenik kleniknya apa gitu kan pasti ada rasionalisasinya ... saya menarik justru ketika saya belajar Sejarah karena di jurusan Sejarah gitu ... saya mencoba mencari problem-nya kan bagi saya problem energi ...317-320 ketika berjumpa dengan mas M ... dosen Sastra UGM ... itu ... nah dia memberi penjelasan ya karena ... ehm ... apa leluhur kita mewarisi pengetahuan itu dengan sistem transformasi mereka gitu kan 326-328 ... kalau kemudian orang-orang modern menggunakan pendekatannya yang dicari ... itu kan ada misalnya pendekatan geomorfologi ... “ (THW & K. S-3. 4nov07, 331-333).

Kesanggupan BX untuk mencoba mencari cara lain jika mengalami

suatu kegagalan terlihat dalam pengalaman aksi demonstrasi menolak RUU

Sisdiknas. Ketika merasa kecewa karena gagal meraih target dari aksi

demonstrasi, ia tidak terus hanya kecewa. BX tetap berusaha dan melihat

mengenai peluang yang ada. Ia mengungkapkan,

“ Ya ... gelo kecewa ya tentu gitu lho ... tapi berusaha supaya ora ming nggelani (tidak hanya kecewa) ... tapi kemudian ... la ... iki butuh strategi apa meneh (ini butuh strategi apa lagi) ... apakah masih ada peluang lagi gitu kan ... Nah ... kemudian iki

132

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 151: Budhi Ardiyandhani - core.ac.uk fileAKTUALISASI DIRI PADA AK TIVIS GERAKAN MAHASISWA BERDASARKAN TEORI CARL ROGERS SKRIPSI Diajukan Untuk Memenuhi Salah Satu Syarat Memperoleh Gelar

terus kudu ngopo ... gitu kan ... ora terus meneng wae (ini terus harus melakukan apa ... tidak terus diam saja) ... bagi saya kan di situ ... “ (THW & K. S-3. 4nov07, 990-992; 996-997).

Ia juga mengatakan,

“ ... waktu demo menolak RUU Sistem Pendidikan Nasional ... Sisdiknas ... Dua ribu tiga ... walaupun ketika kami berjuang pada waktu itu di Jogja dengan mata pena ... dengan melalui tulisan di media cetak misalnya waktu itu ... walaupun pada waktu itu ... sampai dengan perwakilan guru ... mengundang beberapa orang di Jogja sampai ke Kedung Bulus itu ... ya nglobi-nglobi (melobi-lobi) ... anggota DPR-RI macem-macem ... terus kemudian ya ... walaupun pada waktu itu ya tetep gagal ... “ (THW & K. S-3. 4nov07, 1003-1004; 1007-1010, 1013-1014).

Bagi BX, ketika mengalami suatu kegagalan maka tidak hanya diam saja, namun

ia terus mencari alternatif cara yang lain, seperti diungkapkan,

“ nah ketika ini tidak tercapai kemudian strateginya apa untuk mensiasati ini yang tidak tercapai itu ... Nah pada waktu itu terus ... oh berarti perlu pendidikan politik bagi guru guru ... nah kita melakukan itu sampai tiga kali ... ya kita melakukan itu ... gitu lho ... nah kemudian ketika ini gagal ya kemudian kita cari alternatifnya ... gitu kan ... jalannya ... ngono lho (gitu loh ...) “ (THW & K. S-3. 4nov07, 1057-1060; 1062-1064).

Kesanggupan BX untuk mencoba hal baru juga terlihat ketika peristiwa

gempa bumi 2006. Hal itu dilakukan BX dengan ikut bergerak memberikan

bantuan pada korban bencana. Saat terjadi gempa, hal pertama yang dilakukan BX

adalah bersama orang-orang di sekitar rumahnya, mencoba menahan warga yang

berlari-lari karena adanya isu tsunami. Ia memberi penjelasan rasional pada warga

tersebut. Setelah itu, BX membuat posko bersama tetangga, lalu berkeliling-

keliling Bantul dan ke mana-mana untuk menyalurkan bantuan.

Hal ini diungkapkan,

“ Awal ya bareng orang-orang sekitar rumah. Waktu ada isu Tsunami pada lari-lari, mencoba menahan-nahan karena tidak mungkin yang namanya Tsunami sampai daerah sini…karena jaraknya sangat jauh dari pantai dan ketinggian Yogya sekitar 30an atau e… lupa. Saya memberikan penjelasan rasional sama tetangga kiri kanan, lalu membuat posko bersama dengan tetangga, setelah itu ke luar kampung, mulai kontak dengan teman-teman yang lain. Setelahnya lalu keliling-keliling ke mBantul

133

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 152: Budhi Ardiyandhani - core.ac.uk fileAKTUALISASI DIRI PADA AK TIVIS GERAKAN MAHASISWA BERDASARKAN TEORI CARL ROGERS SKRIPSI Diajukan Untuk Memenuhi Salah Satu Syarat Memperoleh Gelar

dan ke mana-mana, memberi bantuan dengan koordinasi teman…seperti di daerah Kepatihan…juga kampung saya, lalu kesibukan lain. (THW & K. S-3. 9des07, 154-162).

Ketika terjadi gempa bumi 2006, terdapat pihak-pihak yang cenderung

memiliki tendensi demi kepentingan pribadinya. BX menanggapi hal itu dengan

mencoba memberikan inspirasi agar masyarakat kritis dan melakukan pendekatan-

pendekatan untuk mengusahakan bantuan bagi masyarakat. BX bersama Gerakan-

nya memberi bantuan pasir dan masyarakat hanya mengganti biaya transportasi. Ia

juga melakukan pendekatan-pendekatan personal, baik pada tukang tambang

maupun beberapa lurah di kecamatan Pakem dan akhirnya mendapat bantuan

pasir 20 truk. Hal ini diungkapkan,

“ Loh real waktu itu bahwa itu kami melakukan bantuan dengan logistik, kami juga mengadakan pasir yang murah…Waktu itu ada lembaga…yang dia menyediakan transportasinya, lebih murah, gratis dia…kalau dengan GJB, ya udah kita ambil pasir-pasir dari Merapi, transfer ke masyarakat dengan harga yang murah tadi … “ (THW & K. S-3. 9des07, 190-191;193-194).

Ia juga mengungkapkan,

“ Pada waktu itu kan sampai, bahkan kami berhadapan … dengan sebuah LSM besar…yang justru demi proyek mereka…proyek pembangunan rumah itu kan…dia di daerah kali Progo…minta diprioritaskan sama penambang itu… (197-201) Kemudian saya bilang…”Oalah Pak, mbok ora usah diundake…jelas wong-wong yo njikuk nggon mu kok…” … ”wah mbok jangan dinaikkan segitu, dinaikinnya sedikit aja…untuk ganti lembur. Nah itu kan seperti itu misalnya…kita cobalah pendekatan-pendekatan lain…gitu (211-216). Ya kita kemudian… … ya kita ketemu, ketemu di Merapi dengan beberapa lurah…di kecamatan Pakem itu karena pada waktu itu ada proyek pembangunan sebuah proyek pemerintah pusat di daerah sana…boleh diambil…daripada pasir’e dibuang ya mending disumbangkan ke mBantul…Gratis dari sana disumbangkan…20 truk waktu itu…dan warga, saya cuma untuk mengganti transportnya aja warga … gitu …” (THW & K. S-3. 9des07, 218-225).

Berkaitan dengan adanya pergeseran terhadap budaya Jawa, BX

mengakui bahwa ia membiarkan saja. Ia hanya mencoba untuk mengusahakan

134

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 153: Budhi Ardiyandhani - core.ac.uk fileAKTUALISASI DIRI PADA AK TIVIS GERAKAN MAHASISWA BERDASARKAN TEORI CARL ROGERS SKRIPSI Diajukan Untuk Memenuhi Salah Satu Syarat Memperoleh Gelar

melalui pemikiran dan mengkomunikasikan. Ketika BX menghadapi masyarakat

yang hanya melihat Jawa sebagai sesuatu yang mistis, ia mengajak masyarakat

berpikir agar memiliki pemahaman yang rasional. Meskipun BX percaya pada

kehidupan yang tidak terlihat atau adanya energi lain, namun tidak menghidupi

kepercayaan tersebut pada laku keseharian, seperti diungkapkan,

“ Tidak, biarin aja…ketika mereka ngajak klenik-klenik, saya menjadi orang Barat yang mengajak berpikir rasional, walaupun saya tetap percaya ada kehidupan yang mungkin tidak terlihat atau apa. Di sana ada energi gitu kan…tapi kemudian menghidupi itu pada laku keseharian seperti itu…saya tidak…gitu kan … Ya saya mencoba merasionalkan pemahaman mereka melalui ngomong-ngomong gitu kan… ” (THW & K. S-3. 9des07, 121-125; 127-128).

Ketika ada kegiatan yang klenik, BX tetap mengikuti semisal ia

memiliki kesempatan. Kegiatan itu contohnya seperti labuhan. Menurutnya, hal

tersebut positif diiikuti karena mengandung kearifan lokal (menjaga relasi dengan

alam) dan juga mengandung spirit. Hal ini menunjukkan bahwa keadaptifan BX

juga ditunjukkan dengan cara mencoba memberikan pandangan atau

mengkomunikasikan atas suatu hal yang dihadapi. BX mengungkapkan,

“ Ikut, kalau saya tetep ikut…karena saya juga melihat bahwa itu juga merupakan hal yang positif bagi saya….karena melalui dengan labuhan atau apa misalnya, kalau ada kesempatan ikut saya pasti ikut. Kan di situ juga sebenarnya ada kearifan lokal…menjaga relasi dengan alam dan sebagainya…itu kan terjadi di situ…Iya dari itu justru itu…ada spirit tersendiri itu di sana kan itu… ” (THW & K. S-3. 9des07, 130-134; 136).

Pengalaman BX yang lain yaitu ketika ada orang lain yang memandang

bahwa budaya Jawa cenderung mistik, maka ia akan mencoba memberikan

penjelasan. Menurutnya, budaya Jawa merupakan suatu kebudayaan. Budaya

Jawa bukanlah sesuatu yang hanya mistik, namun terdapat banyak hal dalam sub

sistem kebudayaan. Setelah BX memberi penjelasan, biasanya tidak terjadi

135

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 154: Budhi Ardiyandhani - core.ac.uk fileAKTUALISASI DIRI PADA AK TIVIS GERAKAN MAHASISWA BERDASARKAN TEORI CARL ROGERS SKRIPSI Diajukan Untuk Memenuhi Salah Satu Syarat Memperoleh Gelar

pertentangan pendapat namun orang lain tersebut menjadi setuju dengannya,

seperti diungkapkan,

“ Ya tak jelaske kan ... bahwa ada banyak hal sub sistem kebudayaan itu … Ndak ... sih biasanya orang-orang terus sepakat dengan saya ... oh iya ... maka jangan kemudian memistikan pada hal yang mistik klenik gitu kan ... iya padahal tidak hanya itu gitu kan ... ada banyak hal yang lain kalau itu terus ya akan bahaya gitu kan karena seolah-olah Jawa itu menjadi tidak rasional menjadi kuno terus menerus gitu kan ... “ (THW & K. S-3. 4nov07, 262; 264-268).

Ketika menghadapi situasi lingkungan yang tidak mendukung, BX

mencoba untuk bertahan dalam kondisi tersebut. Saat SD, BX juga memiliki

kesanggupan untuk bertahan dalam situasi yang tidak mendukung. BX tetap

bergaul dengan teman etnis lain yang memiliki gap ekonomi di sekolahnya. Hal

ini diakui bahwa BX merasa santai ketika bersekolah di lingkungan yang

mayoritas etnis Cina. Menurutnya, yang menjadi permasalahan adalah gap

ekonomi bukan gap rasial. Meskipun demikian, ia tetap berusaha bergaul dengan

etnis Cina, seperti diungkapkan,

“ Ya saya tetep berusaha bergaul dengan mereka ya ... “ (THW & K. S-3. 4nov07, 822)

Dalam situasi masyarakat sekarang yang mengalami kelunturan

pengetahuan lokal dan relasi sosial (berdasarkan nilai lokal dan religi), kejawaan

BX semakin diteguhkan dari pengalaman membaca buku, filsafat Barat sampai

Marxisme, dan post kolonial. Hal ini diungkapkan,

“ Justru bisa seperti itu, tapi kalau pengalaman saya ketika membaca buku macem-macem, filsafat Barat tetek bengek itu sampai marxisme sampai post marxisme itu kan bahkan sampai post kolonial justru saya semakin diteguhkan ke-Jawa-an saya ... “ (THW & K. S-3. 4nov07, 187-190).

Ketika berelasi dengan Tuhan dan banyak hal yang tidak terjembatani

lalu terjawab melalui penjelasan Jawa. Ia menggunakan cara dengan mengajak

136

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 155: Budhi Ardiyandhani - core.ac.uk fileAKTUALISASI DIRI PADA AK TIVIS GERAKAN MAHASISWA BERDASARKAN TEORI CARL ROGERS SKRIPSI Diajukan Untuk Memenuhi Salah Satu Syarat Memperoleh Gelar

teman-temannya untuk memaknai ulang atas warisan leluhur seperti solidaritas

sosial, menghormati leluhur, menjaga harmoni dan keselarasan. Ia juga

berpandangan bahwa banyak orang menemukan kejawaan melalui beragama

Katolik, juga dari Jawa ke Islam lalu ke Jawa. BX mengungkapkan,

“ ... karena ketika saya misalnya berkutat pada relasi dengan Tuhan gitu kan ... karena banyak hal-hal yang tidak terjembatani dalam agama dan itu kemudian terjawab dengan penjelasan-penjelasan Jawa ... saya pengalaman saya ...... nah kan saya sejak beberapa waktu yang lalu itu kan mengajak kawan itu untuk me ... memaknai ulang atas warisan-warisan leluhur gitu ... “ (THW & K. S-3. 4nov07, 192-195; 206-208).

BX juga cenderung sanggup bertahan untuk tetap terlibat di GJB. Pada

awalnya, hal itu dilakukan karena adanya semangat dan persekawanan serta

sebagai warga lokal yang terkena bencana, sehingga BX ikut bergerak memberi

bantuan. Saat ini, BX tidak menjadi pengurus inti GJB namun ia masih memiliki

perhatian pada kegiatan di sana. Hal yang menggerakkan BX terlibat di GJB

adalah visi misi lembaga lalu semangat dan kekuatan persekawanan yang

membuat komunitas tetap hidup. Hal ini diungkapkan,

“ Ya di situ tapi kan udah bukan pengurus to ... bukan pengurus intinya ... Ya visi misinya itu bagi saya ... “(THW & K. S-3. 4nov07, 505; 514).

Motivasi pribadi BX untuk tetap terlibat di GJB yaitu memiliki

kesamaan ideologi dengan visi organisasi dalam konteks GJB. Menurutnya, GJB

berdiri sebagai respon gempa sehingga sebagai warga lokal BX ikut bergerak atau

mencari bantuan untuk ikut membantu korban. Hal ini diungkapkan,

“ Tentu saja ada…kan saya juga punya ideologi…yang sama dengan visi itu…dan yang kedua karena konteksnya GJB, karena GJB lahir itu itu sebagai respon adanya gempa…Saya warga mBantul, tetangga saya kena…rumahnya ambruk gitu kan…sebagai warga lokal saya coba bergerak … “(THW & K. S-3. 9des07, 140-144).

137

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 156: Budhi Ardiyandhani - core.ac.uk fileAKTUALISASI DIRI PADA AK TIVIS GERAKAN MAHASISWA BERDASARKAN TEORI CARL ROGERS SKRIPSI Diajukan Untuk Memenuhi Salah Satu Syarat Memperoleh Gelar

Meskipun BX, memiliki kecenderungan perilaku yang adaptif, namun

dalam beberapa situasi ia terlihat berperilaku negatif. BX berperilaku negatif

terhadap respon orang lain yang tidak sesuai dengan dirinya. Hal ini terlihat ketika

ia menantang berkelahi teman Sdnya karena temannya tersebut dianggap

sombong. Diakui oleh BX, waktu kecil pernah menantang berkelahi temannya

yang sombong, diungkapkannya,

“Ya misale ... le umuk kebangeten ngono kuwi ... tantang gelut wae toh ... ngono misale ... terus ... (ya contohnya ... yang sombong keterlaluan seperti itu ... ditantang berkelahi saja kan ... seperti itu) “ (THW & K. S-3. 4nov07, 832-834)

Perilaku negatif ini juga terlihat pada masa sekarang ini. Ketika

menghadapi teman organisasi yang pekerjaannya tidak selesai, BX mengkritik

keras teman itu dan mendiamkannya jika ia ngambek. BX mengatakan,

“Ya keras kalau saya tetepan … pada orang-orang seperti itu … Ya mengkritiknya keras ... Ya ana sing mutung ... (Ya ada yang ngambek). Yo tak nengke wae lah ... wong sing mutung de’e … (Ya tak biarkan saja lah ... orang yang ngambek dia kok) ” (THW & K. S-3. 4nov07, 1173; 1175; 1180; 1183-1184).

Ketidakadaptifan BX terlihat dalam hal adanya ketidaksanggupan untuk

berubah atas suatu hal yang sudah ada. Berkaitan dengan kuliahnya, ia

mengambil topik skripsi yang sudah dimiliki sebelumnya. Alasan pengambilan

topik itu bahwa topik tersebut yang paling mudah agar tidak perlu belajar lagi dan

cepat selesai. Ia mengatakan,

“ Ya saya yang paling gampang yang nggak usah belajar lagi gitu kan ... Ya pertimbangan teknis ... cepet ... supaya tidak perlu banyak baca buku ... Jadi ya saya tinggal buka-buka tulisan saya yang lama tak create piye ... sumber-sumbernya juga sumber lama ... terus tak olah udah ada ... “ (THW & K. S-3. 4nov07, 472; 476; 480-481).

Berkaitan dengan kepercayaan pada dirinya, sebelum menjadi aktivis,

BX terlihat tidak yakin pada penilaiannya sendiri. BX mengatakan bahwa, ia

138

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 157: Budhi Ardiyandhani - core.ac.uk fileAKTUALISASI DIRI PADA AK TIVIS GERAKAN MAHASISWA BERDASARKAN TEORI CARL ROGERS SKRIPSI Diajukan Untuk Memenuhi Salah Satu Syarat Memperoleh Gelar

menjadi aktivis karena merasa merupakan suatu panggilan. Ia juga berkata bahwa

menjadi aktivis karena faktor lingkungan atau persekawanan, tapi penekanan

awalnya berasal dari keluarga, seperti diungkapkan,

“ Mungkin panggilan ... he he he he ... kalau panggilan itu mau dipungkiri gimana ... mungkin juga lho ...... mungkin kalau saya kondisi paling awal … Berangkat dari situasi keluarga … kaya’-nya gitu … Ya dia apa … saya mendapat kalau misalnya pelajaran demokrasi atau apa justru dari keluarga … bapak saya tu orang Jawa gitu kan … “ (THW & K. S-3. 4nov07, 41-42; 49-50; 55-56).

Dulu, memilih menjadi aktivis karena faktor lingkungan dan juga

pengetahuan, tapi yang terpenting adalah unsur persekawanan/ teman. Pada masa

sekarang, BX mengakui bahwa ia memutuskan menjadi aktivis karena adanya

kesadaran pribadi. Meskipun tidak ada faktor lingkungan, ia tetap memilih

menjadi aktivis. Apabila pada waktu lalu, hal ini belum tentu. Keputusan saat ini

untuk menjadi aktivis disebabkan karena menurutnya mungkin sudah berada pada

wilayah kesadaran, seperti diungkapkan,

“ … sekarang karena soale sudah bilang pada wilayah kesadaran, itu kan ketika bilang kesadaran…itu bagi saya sudah maktub atau utuh…ada banyak unsur di dalam kesadaran itu… Sekarang iya secara pribadi, tapi kalau dulu belum tentu… “(THW & K. S-3. 9des07, 98-100; 107).

Ketika BX mengalami masalah, pertama kalinya ia akan dihadapi sendiri

lalu ia akan bercerita pada teman, orang tua, dan siapa saja. Apabila BX mendapat

masukan, maka masukan tersebut akan dijadikan sebagai bahan referensi.

Keputusan akhir selalu berdasarkan diri sendiri. Apabila masukan dari orang lain

dirasa baik maka kalau menurutnya bisa dijalankan maka hal itu akan dilakukan.

Ia mengatakan,

“ Ya kalau aku kalau ada masukan yo ming tak anggep referensi kok (hanya kuanggap sebagai referensi) ... dan keputusan itu ya selalu dari saya sendiri ... tidak pernah dari orang lain ... tak anggep referensi karo kebetulan kalau kok yo apik ngono to ... yo

139

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 158: Budhi Ardiyandhani - core.ac.uk fileAKTUALISASI DIRI PADA AK TIVIS GERAKAN MAHASISWA BERDASARKAN TEORI CARL ROGERS SKRIPSI Diajukan Untuk Memenuhi Salah Satu Syarat Memperoleh Gelar

nek iso tak lakoni nek mbok menowo apik ... gitu (saya anggap referensi dan kalau kebetulan kok ya baik ... ya kalau bisa kulakukan ... kalau mungkin baik ...) “ (THW & K. S-3. 4nov07, 457-462).

Selain itu, BX juga memiliki penilaian bahwa di Indonesia banyak orang

menuntut hak tanpa diikuti kewajiban sehingga ia mengkritisinya. BX mengkritisi

tentang hak dan kewajiban. Menurut BX, di Indonesia itu hak selalu diikuti

dengan kewajiban namun kalau konsep politik di negara manapun, kalau hak itu

hak, tidak diikuti kewajiban. Ia mengatakan bahwa saat ini di Indonesia, orang

kebanyakan menuntut hak tapi tidak diikuti kewajiban, seperti diungkapkan oleh

BX,

“ ... termasuk saya itu dulu mengkritisi konsep yang ada di Indonesia mengenai hak dan kewajiban ... karena kalau di Indonesia ... hak itu selalu diikuti dengan kewajiban ... kalau di konsep politik di negara manapun ... setahu saya ... hak yo hak ... tidak diikuti dengan kewajiban ...110-113 Nah itu yang sekarang luntur ... gitu lo ... bagi saya ... artinya masing-masing orang tu haknya sejauh mana ... dia punya kewajiban sejauh mana gitu kan yang penting, tapi kan orang sekarang kebanyakan menuntut hak terus gitu ... seperti itu ... “ (THW & K. S-3. 4nov07, 718-721).

Terkait dengan keberadaan agama, BX juga memiliki penilaian sendiri.

Ia menganggap bahwa agama merupakan bagian pembentuk identitas seseorang,

bukanlah sesuatu yang mutlak. Baginya, agama hanya akan mengkotak-kotakan

sehingga ia mengosongkan kolom agama yang ada di KTP. BX memilih identitas

Jawa daripada Katolik. Hal ini diungkapkan,

“... tapi kalau kemudian diminta identitas gitu kan ... saya memilih Jawa bahkan dulu kan dalam KTP saya kan kolom agamanya kan kosong ... karena kemudian bagi saya yo ... agama ya agama kemudian kalau dia melekat pada identitas ya ya ... itu bagian dari pembentuk identitas seseorang gitu ... tapi bukan sesuatu hal yang mutlak ... itu lo bagi saya ... (THW & K. S-3. 4nov07, 755-759).

Menurut BX, motivasi pemberian identitas agama di KTP itu bermuatan

politis, jadi lebih baik dihilangkan atau diganti dengan identitas pendidikan karena

berguna untuk menunjukkan kapasitas seseorang, seperti diungkapkan,

140

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 159: Budhi Ardiyandhani - core.ac.uk fileAKTUALISASI DIRI PADA AK TIVIS GERAKAN MAHASISWA BERDASARKAN TEORI CARL ROGERS SKRIPSI Diajukan Untuk Memenuhi Salah Satu Syarat Memperoleh Gelar

“ Ya dilangi ... dilangi ... justru mungkin kalau perlu diganti misalnya pendidikan ... itu bagi saya lebih lebih tepat artinya seseorang misalnya dilihat dalam KTP-nya ... bisa menunjukkan kapasitasnya ... dia untuk apa ... dia punya kapasitas kemampuan seperti apa ... itu kan dari pendidikannya ... “(THW & K. S-3. 4nov07, 768-771).

BX merasa yakin atau mantap untuk memilih berpergerakan dan

memfokuskan diri ke tugas organisasi. BX mencoba memfokuskan diri ke tugas

organisasi karena merasa lebih mantap dan cenderung mengalahkan relasi

interpersonal. Subjek merasa sreg, baik ketika jomblo (tidak punya pacar)

ataupun ketika memiliki pacar. Menurutnya, hal itu disebabkan karena merupakan

pilihan hidupnya. BX mengungkapkan,

“ Ya karena rasane luwih mantep di sana gitu lho ... (rasanya lebih mantap di sana). Iya ... dan ini kemudian relasi interpersonal itu cenderung dikalahkan gitu ... Yo nek iso dilakoni ya ra popo ... nek ora ya ra po po(ya kalau bisa dilakukan ya tidak apa-apa ... kalau tidak ya tidak apa-apa) ... kalau saya kan gitu ... “ (THW & K. S-3. 4nov07, 1144-1145; 1157; 1161-1163).

Berkaitan dengan lingkungan sosial, BX terlihat dapat menerima

pemikiran bahwa masyarakat memiliki pemikiran sendiri untuk bertindak dalam

suatu situasi. Menurutnya, ketika banyak orang atau instansi yang memanfaatkan

peristiwa gempa bumi demi keuntungan pribadi, masyarakat cenderung tidak

memikirkannya. Hal itu disebabkan karena dalam situasi darurat, masyarakat pasti

membutuhkan bantuan. Mereka akan menerima semua bantuan, tidak

mempermasalahkan darimana saja asal bantuan tersebut maupun tendensi yang

ada. Hal ini ditunjukkan dengan pengalaman BX ketika peristiwa gempa bumi

tahun 2006, seperti diungkapkan,

“ … masyarakat itu cenderung ora urusan…yang namanya bencana, kondisi darurat gitu kan…yang namanya bantuan ya pasti diterima…baik itu bantuan dari komunis, atheis dan lain sebagainya…pasti diterima. Jadi mau nggak mau, tidak bisa ditolak kehadiran orang-orang seperti itu…tapi saya yakin masyarakat punya pemikiran sendiri untuk bertindak…w2

141

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 160: Budhi Ardiyandhani - core.ac.uk fileAKTUALISASI DIRI PADA AK TIVIS GERAKAN MAHASISWA BERDASARKAN TEORI CARL ROGERS SKRIPSI Diajukan Untuk Memenuhi Salah Satu Syarat Memperoleh Gelar

Ya biarin saja kalau saya…soale mau dilawan ya juga sulit, tapi kalau bisa kan ya kita memberikan inspirasi… Dengan Gerakan kita…memberikan inspirasi bagi orang-orang itu…terutama bagi masyarakat supaya lebih kritislah masyarakatnya… “ (THW & K. S-3. 9des07, 169-174 ; 178-182).

Di sisi lain, terlihat bahwa BX cenderung merasa takut akan penilaian

dan reaksi negatif dari orang lain. Ia mengatakan bahwa ketika mengalami

kegagalan saat aksi demonstrasi, tidak memperlihatkan kegagalan tersebut ke

publik karena akan dinilai bodoh oleh orang lain. BX mengungkapkan,

“ ... tidak kalau dipantulkan secara publik ya akan menjadi kebodohan bagi saya gitu ... seperti itu ... “ (THW & K. S-3. 4nov07, 1072-1074).

Berkaitan dengan relasi interpersonalnya, BX juga menunjukkan adanya

perasaan takut jika ditertawakan atau diejek teman seorganisasi sehingga

mengalahkan relasi dengan lawan jenis. Menurutnya, anak Gerakan memang

cenderung mengalahkan relasi interpersonal (lawan jenis) dan berfokus pada tugas

organisasi. Alasannya yaitu bukan karena kerja organisasi yang nantinya menjadi

tidak selesai, tetapi lebih karena diintrik atau ditertawakan teman, seperti

dikatakan BX,

“ Iya ... cenderung seperti itu ... dan biasanya seperti itu ... dan kalau organisasi nganu saya kira nggak juga tapi hanya ditertawakan temen gitu ... karena diintrik temen itu lebih berat dari pada diintrik lawan politik gitu kan ... “ (THW & K. S-3. 4nov07, 1166-1168).

Selain itu, BX tidak menceritakan momen titik balik dia dan keluarganya

yang dinilai paling berkesan karena ia cenderung merasa malu. Ia

mengungkapkan,

“ Apa ya…??? Ada, tapi ora tak sebut…(ada, tapi tidak saya sebutkan)

142

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 161: Budhi Ardiyandhani - core.ac.uk fileAKTUALISASI DIRI PADA AK TIVIS GERAKAN MAHASISWA BERDASARKAN TEORI CARL ROGERS SKRIPSI Diajukan Untuk Memenuhi Salah Satu Syarat Memperoleh Gelar

Karena itu momen yang nganulah…titik balik…berikut titik balik yang momen itu sangat berarti bagi saya dan keluarga saya…Ya … he he he malu nanti…” (THW & K. S-3. 9des07, 13; 7-18; 20).

Ketika BX mendapatkan tawaran beasiswa untuk sekolah ke Belanda, ia

menolak. Hal itu disebabkan karena ia cenderung tidak yakin pada dirinya.

Awalnya ia mengatakan bahwa alasan penolakan itu adalah aktivitas yang diikuti

dan adanya konsekuensi atas penerimaan beasiswa, seperti diungkapkan,

“ ... ya sempat gelo tapi ya ra po po (sempat kecewa tapi ya tidak apa-apa) ... saya pada waktu itu memilih menolak karena ada pertimbangan lain juga ... 594-596 Aktivitas bisa ... kemudian ada mungkin ada ketergantungan ketergantungan yang mengikuti seperti konsekuensi ... “ 598-599).

Dalam validasi komunikatif, BX mengungkapkan bahwa alasan

penolakan atas beasiswa tersebut karena ada orang lain yang lebih berhak dan

lebih bisa mendapatkan beasiswa tersebut (21).

4. Kategorisasi Hasil Penelitian Persamaan dan Contoh Kasus Subjek LR,

RG, & BX

Secara keseluruhan, hasil penelitian dari ketiga subjek (LR, RG, dan

BX) memiliki beberapa persamaan sub karakteristik yang dialami (dapat dilihat

pada lampiran hal 199-226).

5. Hasil Penelitian Gabungan Ketiga Subjek

Hasil penelitian subjek LR, RG, dan BX dapat dilihat pada Skema 5.

Hasil Penelitian Aktualisasi Diri Pada Aktivis Gerakan Mahasiswa Berdasarkan

Teori Carl Rogers, pada halaman 144.

143

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 162: Budhi Ardiyandhani - core.ac.uk fileAKTUALISASI DIRI PADA AK TIVIS GERAKAN MAHASISWA BERDASARKAN TEORI CARL ROGERS SKRIPSI Diajukan Untuk Memenuhi Salah Satu Syarat Memperoleh Gelar

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 163: Budhi Ardiyandhani - core.ac.uk fileAKTUALISASI DIRI PADA AK TIVIS GERAKAN MAHASISWA BERDASARKAN TEORI CARL ROGERS SKRIPSI Diajukan Untuk Memenuhi Salah Satu Syarat Memperoleh Gelar

B. Pembahasan

Hasil penelitian menunjukkan bahwa aktivis Gerakan Mahasiswa

cenderung mengalami peningkatan hidup secara eksistensial yaitu memiliki

perilaku fleksibel dalam menangani suatu hal sesuai situasi yang dihadapi dan

berperilaku kreatif baik ketika mengalami kegagalan atau tidak (subjek memiliki

perilaku yang fleksibel dan kreatif). Berkaitan dengan peningkatan kepercayaan

pada organisme, hal ini terjadi dalam dua dinamika. Dinamika pertama adalah

aktivis Gerakan Mahasiswa cenderung tidak mengalami peningkatan kepercayaan

pada organisme terkait dengan dirinya ketika menghadapi norma sosial, yaitu

merasa takut atas adanya penilaian dan reaksi negatif dari orang lain. Dinamika

kedua adalah aktivis Gerakan Mahasiswa cenderung mengalami peningkatan

kepercayaan pada organismenya, yaitu subjek cenderung mampu mengambil

keputusan sendiri atas pilihan hidupnya.

Berkaitan dengan peningkatan hidup secara eksistensial, subjek aktivis

GM memperlihatkan adanya perilaku adaptif dan fleksibel dalam menangani suatu

hal sesuai situasi dan kondisi yang dihadapi. Pengalaman yang dijumpai para

aktivis GM tersebut seperti ketika mereka menghadapi pemberlakuan ketentuan

aktivitas sesuai latar belakang organisasi, berkomunikasi dengan orang dalam

forum GM maupun orang non GM, dan penempatan kader dalam GM. Subjek

cenderung melakukan penyesuaian diri pada tiap keadaan yang dihadapi. Rogers

(dalam Suryabrata 2003) mengemukakan bahwa ‘diri’ merupakan suatu

keseluruhan proses psikologis yang menguasai tingkah laku dan penyesuaian diri.

145

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 164: Budhi Ardiyandhani - core.ac.uk fileAKTUALISASI DIRI PADA AK TIVIS GERAKAN MAHASISWA BERDASARKAN TEORI CARL ROGERS SKRIPSI Diajukan Untuk Memenuhi Salah Satu Syarat Memperoleh Gelar

‘Diri’ dipahami sebagai suatu proses aktif yaitu berpikir dan mengamati. Dalam hal

ini, ketika subjek melihat suatu keadaan tertentu, ia akan mencoba berpikir dan

mengamati hal-hal apa yang mungkin dilakukan untuk menangani hal tersebut.

Proses yang terjadi pada diri subjek ini dapat membantu subjek melakukan

penyesuaian diri atas situasi yang sedang dihadapi.

Pengalaman yang diperoleh subjek aktivis GM dari aktivitas berorganisasi

juga dapat membantu subjek dalam melakukan perilaku yang adaptif. Rogers

(dalam Suryabrata, 2003) memberikan konsep yang lebih khusus yaitu bahwa self

mungkin berubah sebagai hasil dari pematangan (maturation) dan belajar. Individu

yang mengalami proses belajar akan mengalami kematangan. Konsep ini

menunjukkan bahwa ‘diri’ subjek dapat mengalami perubahan-perubahan ketika

menjumpai berbagai pengalaman pembelajarannya yang kemudian mengalami

kematangan di organisasi Gerakan Mahasiswa. Perubahan-perubahan yang

dijumpai tersebut mengarahkan subjek untuk melakukan penyesuaian diri.

Hasil penelitian Sarwono (1978) menunjukkan bahwa secara kuantitatif

terdapat perbedaan jumlah yang mencolok antara aktivis gerakan protes (dalam

konteks ini Gerakan Mahasiswa) dengan non aktivis. Dari 2500 responden

penelitian, diketahui kalau jumlah aktivis Gerakan hanya 5,4 %, sisanya adalah

mahasiswa yang tergolong pemimpin dan non aktivis. Data penelitian ini

menggambarkan bahwa aktivis Gerakan merupakan kelompok minoritas di kampus

(dalam Musa, 2006). Meskipun aktivis GM adalah kaum minoritas, namun sampai

sekarang keberadaan mereka masih tetap eksis memperjuangkan aspirasinya.

Kecenderungan aktivis GM yang sanggup bertahan, didukung hasil penelitian

146

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 165: Budhi Ardiyandhani - core.ac.uk fileAKTUALISASI DIRI PADA AK TIVIS GERAKAN MAHASISWA BERDASARKAN TEORI CARL ROGERS SKRIPSI Diajukan Untuk Memenuhi Salah Satu Syarat Memperoleh Gelar

Kenworthy & Miller (2001) yang mengungkapkan bahwa kelompok minoritas

mempersepsikan kalau mereka mendapatkan dukungan yang lebih besar dari

kelompok mayoritas atas pandangan yang dimiliki meskipun pada kenyataannya

dukungan tersebut tidak seperti yang mereka bayangkan. Meskipun demikian, hal

itu berpengaruh positif bagi kelompok minoritas, yaitu berfungsi untuk meyakinkan

minoritas agar bertahan pada kemungkinan situasi yang meragukan (dalam Baron,

2005). Dalam hal ini, aktivis GM mungkin mempersepsikan bahwa pandangan dan

aspirasi sosial mereka cenderung didukung oleh kalangan non aktivis. Berdasarkan

kedua hasil penelitian tersebut, mendukung bahwa aktivis GM sebagai kaum

minoritas memiliki kesanggupan bertahan dalam situasi lingkungan yang dihadapi.

Kemampuan bertahan pada individu juga dapat terkait dengan harga diri.

Hal ini didukung oleh Bednar, wells, & Peterson, (1989) & Lazarus (1991) yang

mengungkapkan bahwa harga diri sering meningkat ketika individu mengalami

suatu masalah dan mencoba menghadapinya, bukan menghindarinya. Individu yang

berani menghadapi masalah berarti ia tidak defensif (dalam Santrock, 2002).

Rendahnya harga diri dapat menyebabkan masalah penyesuaian diri pada individu

(Damon & Hart, 1988; Fenzel, 1994; Harter & Marold, 1992, Markus & Nurius,

1986, Pfeffer, 1986, dalam Santrock, 2002). Snider & Miller (1993) juga

mengungkapkan bahwa organisasi kepemudaan dapat memiliki pengaruh bagi

perkembangan individu. Menurut Ericson (1982) terdapat lebih dari 400 organisasi

kepemudaan di Amerika. Erikson menjelaskan secara khusus bahwa remaja yang

tergabung dalam kelompok organisasi kepemudaan lebih mau berpartisipasi dalam

aktivitas di masyarakat dan memiliki harga diri yang lebih tinggi di masa

147

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 166: Budhi Ardiyandhani - core.ac.uk fileAKTUALISASI DIRI PADA AK TIVIS GERAKAN MAHASISWA BERDASARKAN TEORI CARL ROGERS SKRIPSI Diajukan Untuk Memenuhi Salah Satu Syarat Memperoleh Gelar

dewasanya dibandingkan dengan individu yang tidak mengikuti organisasi

kepemudaan (dalam Santrock, 2003). Hasil penelitian Boys and Girls Club’s of

American (1989) menunjukkan bahwa individu yang berpartisipasi dalam

organisasi kepemudaan secara regular, terlihat lebih berpartisipasi dalam aktivitas

lingkungan masyarakat dan memiliki harga diri yang lebih tinggi (dalam Santrock,

2003). Berdasarkan berbagai hasil penelitian di atas dapat dikatakan bahwa subjek

aktivis GM cenderung memiliki perilaku yang sanggup bertahan dan beradaptasi,

memiliki aktivitas yang berorientasi sosial dan mungkin memiliki harga diri yang

tinggi. Secara lebih khusus, dapat dikatakan bahwa kemampuan penyesuaian diri

individu didukung adanya harga diri sehingga ia mampu bertahan dalam situasi

yang dihadapi.

Kemampuan adaptasi pada aktivis GM ini juga dapat mengarahkan subjek

untuk sanggup berubah dalam melakukan alternatif baru. Alternatif baru yang

dimaksudkan adalah perilaku yang dilakukan subjek, baik itu perilaku yang belum

pernah dilakukan sebelumnya atau perilaku yang dilakukan ketika mengalami

kegagalan. Kesanggupan subjek melakukan perilaku baru saat mengalami

kegagalan ini menunjukkan bahwa aktivis GM cenderung memiliki perilaku yang

kreatif. Perilaku kreatif aktivis GM dalam melakukan hal yang belum pernah

dilakukan sebelumnya terlihat ketika subjek berani mengikuti suatu aktivitas baru

(yang belum pernah diikuti sebelumnya) di medan eksperimentasinya. Perilaku

kreatif yang dilakukan saat mengalami kegagalan, terlihat seperti ketika subjek

mencari cara-cara lain selain demonstrasi saat mereka gagal menolak suatu

kebijakan pemerintah yang dinilai merugikan. Subjek juga mengusahakan

148

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 167: Budhi Ardiyandhani - core.ac.uk fileAKTUALISASI DIRI PADA AK TIVIS GERAKAN MAHASISWA BERDASARKAN TEORI CARL ROGERS SKRIPSI Diajukan Untuk Memenuhi Salah Satu Syarat Memperoleh Gelar

pendekatan-pendekatan baru dalam membantu korban bencana alam maupun

mencari alternatif lain dalam aktivitasnya di medan eksperimentasi GM. Munculnya

perilaku kreatif ini dapat disebabkan karena sebagai individu subjek memiliki sifat

‘kedekatan antara diri real (diri yang sesungguhnya) dan diri ideal (diri yang

diharapkan). Menurut (Rogers, 1959), ‘kedekatan antara diri real dan diri ideal’

memiliki sifat yang lentur dan berubah-ubah (dalam Hall &Lindzey, 1993).

Kelenturan dan berubahnya ‘diri’ disebabkan karena adanya proses penilaian-

penilaian dari individu. Oleh karena itu, ‘kedekatan diri real dan diri ideal’ yang

bersifat khas ini dapat mempengaruhi keterampilan penyesuaian diri individu dalam

menghadapi lingkungan sesuai dengan kemampuannya. Sejalan dengan hal

tersebut, Rogers (dalam Suryabrata, 2003) mengemukakan bahwa organisme

mempunyai satu motif dasar yaitu mengaktualisasikan, mempertahankan, dan

mengembangkan diri. Motif dasar itu dapat muncul (teraktualisasikan) atau tidak

muncul (tidak teraktualisasikan). Dalam hal ini, terlihat bahwa dalam diri subjek

aktivis GM muncul motif-motif dasar tersebut. Hal itu mengarahkan subjek yang

berperilaku kreatif dengan berusaha mencari alternatif cara baru ketika mereka

mengalami kegagalan dalam memperjuangkan aspirasi sosialnya.

Cashdan & Welsh (1966) menemukan bahwa siswa SMA yang

kreativitasnya tinggi terlihat lebih mandiri dan mengusahakan perubahan dalam

lingkungan, sedangkan siswa yang kreativitasnya lebih rendah memiliki otonomi

yang rendah dan kurang menonjolkan diri. Piers (1970) menemukan bahwa ciri-ciri

orang-orang kreatif diantaranya cenderung memiliki rasa ingin tahu yang besar,

tidak puas pada apa yang ada, percaya diri, otonom, bebas dalam pertimbangan, dan

149

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 168: Budhi Ardiyandhani - core.ac.uk fileAKTUALISASI DIRI PADA AK TIVIS GERAKAN MAHASISWA BERDASARKAN TEORI CARL ROGERS SKRIPSI Diajukan Untuk Memenuhi Salah Satu Syarat Memperoleh Gelar

tertarik pada hal-hal yang kompleks (dalam Supriadi, 1994). Selain itu, Mihaly

(1996) juga mengungkapkan bahwa kreativitas merupakan tindakan atau produk

yang merupakan perubahan dari suatu keberadaan tertentu dan membutuhkan usaha

untuk perubahan tersebut. Berdasarkan penelitian tersebut dapat dijadikan sebagai

bahan perbandingan bahwa aktivis GM yang cenderung sanggup melakukan

perubahan dalam situasi yang dihadapi, memiliki rasa ingin tahu, maupun otonom

dapat disebabkan karena ia memiliki kreativitas.

Perilaku kreatif aktivis GM juga diperoleh dari pembelajaran organisasi.

Pembelajaran perilaku kreatif ini dinamakan budaya organisasi. Aktivis GM yang

terbiasa dengan aktivitas berdiskusi, tentunya akan melakukan pembicaraan-

pembicaraan dalam forum terkait alternatif cara yang dilakukan ketika menghadapi

kegagalan. Budaya organisasi terdiri dari asumsi-asumsi dasar yang dipelajari, baik

sebagai hasil memecahkan masalah yang muncul dalam proses penyesuaian dengan

lingkungan maupun organisasi itu sendiri (Schein, 1992, dalam Munandar, 2001).

Dalam hal ini, terlihat bahwa subjek melakukan pembelajaran mengenai cara

pemecahan masalah dari organisasinya yaitu ketika subjek menghadapi kegagalan

maka akan melakukan cara baru yang mungkin efektif dilakukan oleh anggota

aktivis GM yang lain. Di samping itu, forum diskusi GM juga memungkinkan

terjadinya interaksi antar aktivis GM untuk menemukan berbagai pemikiran dan

tindakan yang kreatif. Hal ini didukung oleh pendapat Rogers (dalam Suryabrata,

2003) yang mengungkapkan bahwa self berkembang dari interaksi organisme

dengan lingkungannya. Hal ini dapat berarti bahwa perilaku kreatif subjek

didapatkan dari interaksinya dengan organisasi. Perilaku kreatif berhubungan

150

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 169: Budhi Ardiyandhani - core.ac.uk fileAKTUALISASI DIRI PADA AK TIVIS GERAKAN MAHASISWA BERDASARKAN TEORI CARL ROGERS SKRIPSI Diajukan Untuk Memenuhi Salah Satu Syarat Memperoleh Gelar

dengan pengalaman individu. Hal ini juga didukung Supriadi (1989) dalam studi

terhadap para finalis dan pemenang Lomba Karya Ilmiah Remaja dan Lomba

Penelitian Ilmiah Remaja, membuktikan bahwa responden lebih mempunyai

pengalaman bermakna dan lebih beragam dibandingkan kelompok pembanding.

Mereka juga lebih unggul dalam kegemaran membaca dan mengarang, serta

keaktifan dalam organisasi. Pengalaman-pengalaman kehidupan responden diduga

mampu menyebabkan mereka menjadi kreatif (dalam Supriadi, 1994). Sejalan

dengan hasil penelitian ini, dapat menunjukkan bahwa perilaku kreatif aktivis GM

juga dapat didukung dengan adanya berbagai pengalaman yang dimilikinya.

Sebagian besar subjek aktivis GM juga banyak terlibat dalam pengalaman

berorganisasi dan memiliki hobi membaca serta menulis.

Berkaitan dengan peningkatan kepercayaan pada organisme, hal ini terjadi

dalam dua dinamika. Dinamika pertama yaitu bahwa aktivis GM cenderung tidak

mengalami peningkatan kepercayaan pada organismenya terkait dengan dirinya

ketika menghadapi norma sosial. Aktivis GM cenderung terlihat merasa takut akan

penilaian negatif dari pihak lain. Secara umum, persamaan ketakutan yang dialami

ketiga aktivis GM ini terkait dengan adanya stigma negatif yang berasal dari

masyarakat umum/ publik. Hal ini menunjukkan bahwa proses aktualisasi diri dapat

ditentukan oleh kekuatan-kekuatan dari lingkungan sosial seorang individu Rogers

(dalam Schultz, 1991). Dalam hal ini terlihat bahwa stigma atau penilaian negatif

dari masyarakat merupakan kekuatan sosial yang dapat menghalangi proses

aktualisasi diri subjek. Perasaan takut subjek akan stigma komunis maupun reaksi

verbal negatif atau dinilai bodoh dari orang lain cenderung membuat diri subjek

151

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 170: Budhi Ardiyandhani - core.ac.uk fileAKTUALISASI DIRI PADA AK TIVIS GERAKAN MAHASISWA BERDASARKAN TEORI CARL ROGERS SKRIPSI Diajukan Untuk Memenuhi Salah Satu Syarat Memperoleh Gelar

tidak dapat berperilaku sesuai dengan apa yang diinginkannya. Hal ini juga

didukung oleh Perls (dalam Schultz, 1991), bahwa masyarakat dapat mencegah

aktualisasi diri yang wajar, spontan, dan penuh (Perls menyebut aktualisasi diri

dengan nama “pertumbuhan otentik”). Subjek cenderung tidak dapat berperilaku

spontan karena merasa nantinya akan mendapat penilaian negatif dari orang lain.

Perasaan takut subjek akan penilaian negatif dari masyarakat ini juga dapat

disebabkan karena adanya tuntutan peran atas dirinya sebagai aktivis GM.

Kecenderungan masyarakat yang menilai bahwa aktivis dapat berperan dalam

membantu mengatasi persoalan-persoalan real yang terjadi dalam masyarakat juga

menentukan pola perilaku tertentu pada diri aktivis GM. Subjek cenderung

melakukan perilaku-perilaku yang sesuai dengan peran tersebut. Hal itu mungkin

saja terjadi karena masyarakat cenderung memberikan penilaian positif jika subjek

berhasil dalam melakukan peranan sosialnya. Keinginan akan penilaian positif dari

masyarakat atas apa yang dilakukan tersebut dinamakan Rogers (1961) sebagai

kebutuhan akan penghargaan positif (need for positive regard). Menurut Rogers,

penghargaan positif yang tanpa syarat memungkinkan diri (self) individu untuk

bebas dari ancaman-ancaman dan bebas untuk tumbuh dan berubah. Berkebalikan

dengan hal tersebut, dalam hal ini terlihat bahwa subjek mendapatkan penghargaan

positif yang bersyarat dari masyarakat. Penghargaan positif bersyarat dari

masyarakat hanya akan didapatkan jika subjek melakukan peran sesuai harapan

masyarakat. Penghargaan akan pandangan positif yang bersyarat ini menyebabkan

individu tidak dapat mencapai aktualisasi diri atau pertumbuhan diri yang optimal

menjadi orang yang berfungsi penuh (fully functioning person). Secara umum dapat

152

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 171: Budhi Ardiyandhani - core.ac.uk fileAKTUALISASI DIRI PADA AK TIVIS GERAKAN MAHASISWA BERDASARKAN TEORI CARL ROGERS SKRIPSI Diajukan Untuk Memenuhi Salah Satu Syarat Memperoleh Gelar

dilihat bahwa subjek menganggap penilaian negatif dari masyarakat itu sebagai

ancaman sehingga mereka berusaha untuk mengatasinya. Sejalan dengan Rogers,

Maslow (dalam Goble, 1987) mengungkapkan bahwa lingkungan budaya dapat dan

sering menghambat perkembangan manusia ke arah aktualisasi diri.

Subjek sebagai individu sosial tentunya memiliki peranan bagi masyarakat

sosialnya. Ketika subjek melakukan peranan sosial itu, akan terkait dengan harapan

masyarakat atas peran tersebut. Keberhasilan atau kegagalan atas peran yang

dilakukan memiliki konsekuensi penilaian sosial. Pembahasan hal ini digunakan

asumsi Carl Gustav Jung mengenai persona. yang mana merupakan kepribadian

publik. Jung (1945) mengemukakan bahwa persona adalah topeng yang dipakai

individu sebagai respon atas tuntutan-tuntutan kebiasaan dan tradisi masyarakat.

Hal ini berarti bahwa individu diharapkan oleh masyarakat untuk melakukan suatu

peranan tertentu (dalam Hall & Lindzey, 1993). Hal ini juga didukung oleh

Berkowitz (1980) yang mengatakan bahwa norma sosial menentukan perilaku

individu pada suatu situasi. Perilaku individu itu terkait dengan apa yang

dipikirkannya atas apa yang menjadi harapan orang lain untuk ia lakukan pada

beberapa situasi (lebih pada harapan orang lain dan bukan individu itu sendiri).

Dalam hal ini berarti bahwa subjek cenderung memperlihatkan dirinya yang sesuai

dengan harapan masyarakat, yaitu sebagai agen perubahan sosial (agent of social

change) yang dapat berperan mengatasi masalah real dalam masyarakat. Ketika

mereka mengalami kegagalan, maka berusaha untuk tidak menampakkan kegagalan

atas peranan yang dilakukan. Untuk mendukung hal ini, pada salah satu kasus

153

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 172: Budhi Ardiyandhani - core.ac.uk fileAKTUALISASI DIRI PADA AK TIVIS GERAKAN MAHASISWA BERDASARKAN TEORI CARL ROGERS SKRIPSI Diajukan Untuk Memenuhi Salah Satu Syarat Memperoleh Gelar

subjek juga mengakui bahwa dirinya cenderung tidak memperlihatkan kegagalan

akan perjuangan yang dilakukan karena nantinya akan dianggap bodoh oleh publik.

Salah satu aktivitas subjek aktivis GM yaitu demonstrasi. Demonstrasi

dilakukan sebagai salah satu cara untuk melakukan protes atas kebijakan

pemerintah yang dinilai merugikan kepentingan publik. Sejalan dengan hal tersebut,

Sarwono (1978, dalam Musa, 2006) juga mengungkapkan bahwa aktivis diartikan

sebagai mahasiswa yang pernah ikut dalam suatu gerakan protes (minimum satu

kali). Ketika subjek aktivis GM melakukan suatu protes, mereka cenderung berpikir

bahwa apa yang dilakukannya itu akan mendapat penilaian dari orang lain. Hal ini

dapat terkait dengan faktor budaya. Semua subjek dalam penelitian ini berasal dari

suku Jawa dan sampai saat ini mereka tinggal dalam lingkungan masyarakat Jawa.

Meskipun saat ini etika Jawa sudah mengalami pergeseran, generasi muda dianggap

kurang menghargai nilai-nilai warisan leluhur dan tidak berperilaku sesuai dengan

citra yang diidealkan masyarakat Jawa namun etika Jawa masih berlaku dalam

kehidupan masyarakat. Hal itu diungkapkan oleh Hardjowirogo (1983) dan

Kartodirdjo (1987/1988). Oleh karena itu, etika Jawa yang masih berlaku tersebut

dapat menyebabkan adanya rasa takut akan penilaian orang lain pada diri subjek.

Menurut Suseno (1996), individu Jawa memiliki pandangan dan sikap hidup yang

berdasarkan etika Jawa. Salah satu hal yang ditekankan dalam etika Jawa adalah

menjaga keselarasan dengan orang lain. Hal ini didasari oleh prinsip kerukunan

yang mengacu pada keadaan masyarakat yang harmonis, selaras, tenang dan

tenteram, tanpa perselisihan dan pertentangan. Salah satu segi yang ditekankan

yaitu menjaga keselarasan dalam pergaulan dan perlu mencegah terjadinya konflik

154

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 173: Budhi Ardiyandhani - core.ac.uk fileAKTUALISASI DIRI PADA AK TIVIS GERAKAN MAHASISWA BERDASARKAN TEORI CARL ROGERS SKRIPSI Diajukan Untuk Memenuhi Salah Satu Syarat Memperoleh Gelar

terbuka. Masyarakat memiliki harapan agar individu berperilaku yang selaras

dengan lingkungan sosialnya. Aksi demonstrasi atau gerakan protes dapat dianggap

sebagai konflik terbuka sehingga masyarakat (orang lain) cenderung melakukan

penilaian negatif atas aksi yang mereka lakukan. Aksi tersebut dapat dikatakan

sebagai perilaku yang tidak mendukung keselarasan dalam masyarakat. Menurut

Magnis Suseno (1996) apabila terdapat ketidakselarasan dengan lingkungan maka

diri individu akan mengalami ketidakseimbangan, bahkan mendapat sanksi sosial.

Hal ini memperlihatkan bahwa penilaian atau reaksi negatif masyarakat dapat

dikatakan sebagai konsekuensi atau sanksi sosial atas perilaku yang dilakukan oleh

aktivis GM. Hal ini menyebabkan adanya perasaan takut pada diri subjek atas aksi

yang dilakukannya.

Dinamika kedua dari peningkatan kepercayaan pada organismenya, yaitu

bahwa aktivis GM cenderung mengalami peningkatan kepercayaan pada

organismenya. Mereka memiliki kepercayaan pada dirinya ketika memutuskan

pilihan hidupnya. Ketika subjek mendapatkan masukan dari orang lain akan

dijadikan sebagai bahan pertimbangan. Pengambilan keputusan di tangan aktivis

GM atas suatu pilihan hidupnya, terlihat seperti memutuskan untuk membiayai

pendidikan sendiri, menjadi koordinator GM, dan memilih solusi atas masalah yang

sedang dihadapi secara sendiri. Kecenderungan aktivis GM dalam berpikir kritis

mungkin dapat mendukung pemilihan keputusan ditangan sendiri. Sarwono (1978)

mengungkapkan bahwa menurut penelitiannya diketahui kalau aktivis lebih

berpengalaman dan lebih kritis dibandingkan non aktivis (dalam Musa, 2006).

Berpikir kritis memampukan individu dalam menggali makna suatu masalah secara

155

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 174: Budhi Ardiyandhani - core.ac.uk fileAKTUALISASI DIRI PADA AK TIVIS GERAKAN MAHASISWA BERDASARKAN TEORI CARL ROGERS SKRIPSI Diajukan Untuk Memenuhi Salah Satu Syarat Memperoleh Gelar

lebih mendalam dan berpikiran terbuka pada berbagai pendekatan dan pandangan

yang berbeda-beda. Hal itu menyebabkan individu dapat menetapkan apa yang akan

diyakini atau dilakukannya untuk dirinya sendiri (Santrock, 2002). Dalam hal ini

dapat dikatakan bahwa subjek aktivis GM memiliki kepercayaan pada dirinya untuk

memutuskan pilihan hidup sendiri karena memiliki kemampuan berpikir kritis.

Kemampuan berpikir kritis pada subjek juga dapat dipelajari dari pembelajaran

organisasi dengan melakukan berbagai diskusi dan analisa. Selain itu, kepercayaan

pada diri subjek atas pilihan hidupnya dapat disebabkan karena adanya pengalaman

menghadapi masalah-masalah dalam organisasi. Bernard, Wells, & Peterson (1989)

& Lazarus (1991) mengungkapkan bahwa rasa percaya diri individu akan

meningkat ketika individu bersedia menghadapi masalah-masalahnya daripada

menghindarinya. Perilaku ini menghasilkan suatu evaluasi diri yang menyenangkan

yang dapat mendorong terjadinya persetujuan terhadap diri sendiri, yang akhirnya

bisa meningkatkan rasa percaya dirinya (dalam Santrock, 2002). Hal ini juga

didukung oleh Jacobs & Potenza (1990) dan Keating (1990a) bahwa keluasan

pengalaman ikut berperan dalam kemampuan individu mengambil keputusan

sendiri. Dalam hal ini terlihat bahwa subjek aktivis GM yang sering mengalami

pengalaman berupa permasalahan atau konflik dan mereka mau berusaha untuk

mengatasinya akan dapat meningkatkan kepercayaan pada dirinya. Rogers (1961)

juga mengungkapkan bahwa adanya peningkatan keterbukaan pada pengalaman

akan mengarahkan individu mengalami peningkatan kepercayaan pada dirinya.

Keberanian aktivis GM dalam menghadapi masalah atau pengalaman baru

menunjukkan adanya keterbukaan pada pengalaman.

156

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 175: Budhi Ardiyandhani - core.ac.uk fileAKTUALISASI DIRI PADA AK TIVIS GERAKAN MAHASISWA BERDASARKAN TEORI CARL ROGERS SKRIPSI Diajukan Untuk Memenuhi Salah Satu Syarat Memperoleh Gelar

BAB V

KESIMPULAN DAN SARAN

A. Kesimpulan

Berdasarkan hasil penelitian dapat ditarik kesimpulan bahwa secara

umum, pada masa hidup saat ini subjek cenderung mengalami pergerakan

aktualisasi diri. Proses aktualisasi diri dalam diri subjek diawali dengan adanya

peningkatan keterbukaan pada pengalaman. Peningkatan keterbukaan pada

pengalaman ini mengarahkan subjek untuk mengalami peningkatan hidup secara

eksistensial. Subjek yang mengalami peningkatan keterbukaan pada pengalaman

juga terarah untuk mengalami peningkatan kepercayaan pada organismenya.

Secara eksplisit, terlihat bahwa subjek mengalami peningkatan

keterbukaan pada pengalaman yaitu menerima suatu pilihan hidup yang berbeda

dengan dirinya. Peningkatan hidup secara eksistensial yang paling dominan yaitu

fleksibel dan adaptif dalam menangani suatu hal sesuai situasi dan kondisi yang

dihadapi. Selain itu, subjek cenderung sanggup berubah dan mencoba hal baru.

hal ini berarti subjek memiliki perilaku yang cenderung kreatif dan sanggup

melakukan perubahan ketika menghadapi kondisi lingkungan yang syarat dengan

perubahan, terkait dengan masalah-masalah sosial yang terjadi dalam masyarakat.

Berkaitan dengan peningkatan kepercayaan pada organisme, hal ini terjadi dalam

dua dinamika. Dinamika pertama adalah aktivis Gerakan Mahasiswa cenderung

tidak mengalami peningkatan kepercayaan pada organisme terkait dengan dirinya

157

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 176: Budhi Ardiyandhani - core.ac.uk fileAKTUALISASI DIRI PADA AK TIVIS GERAKAN MAHASISWA BERDASARKAN TEORI CARL ROGERS SKRIPSI Diajukan Untuk Memenuhi Salah Satu Syarat Memperoleh Gelar

ketika menghadapi norma sosial, yaitu takut atas adanya penilaian dan reaksi

negatif dari orang lain. Dinamika kedua adalah aktivis Gerakan Mahasiswa

cenderung mengalami peningkatan kepercayaan pada organismenya, yaitu subjek

cenderung mampu mengambil keputusan sendiri atas pilihan hidupnya.

B. Saran

Penelitian ini masih jauh dari sempurna dan memiliki beberapa

kelemahan. Berdasarkan kelemahan-kelemahan yang ada, peneliti mengajukan

beberapa saran agar dapat dijadikan bahan evaluasi dan perbaikan.

1. Bagi subjek penelitian

Subjek agar dapat lebih meyakini jalan hidup yang telah dipilih yaitu

sebagai seorang aktivis dan agar perilaku yang dilakukan tidak harus selalu

mengikuti pandangan orang lain, namun perilaku tersebut tetap adaptif.

2. Bagi organisasi Gerakan Mahasiswa

Hasil penelitian ini yaitu masih adanya rasa takut pada aktivis GM atas

pandangan sosial agar dapat dijadikan sebagai salah satu tema ketika melakukan

kaderisasi/ regenerasi maupun Latihan Dasar Gerakan Mahasiswa lainnya. Hal ini

bermanfaat agar perilaku aktivis GM tidak harus selalu mengikuti pandangan

sosial, tetapi perilaku tersebut tetap adaptif dengan lingkungan sosialnya.

3. Bagi peneliti selanjutnya, apabila hendak melakukan penelitian serupa harap

memperhatikan:

158

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 177: Budhi Ardiyandhani - core.ac.uk fileAKTUALISASI DIRI PADA AK TIVIS GERAKAN MAHASISWA BERDASARKAN TEORI CARL ROGERS SKRIPSI Diajukan Untuk Memenuhi Salah Satu Syarat Memperoleh Gelar

a. Metode pengumpulan data

Metode pengumpulan data yang digunakan sebaiknya lebih lengkap,

baik observasi maupun triangulasi data yaitu mewawancarai orang-orang yang

signifikan dengan subjek penelitian atau mencari second opinion sehingga hasil

penelitian akan lebih sempurna.

b. Metode penelitian

Penelitian dikembangkan dengan metode kuantitatif agar dapat

menghasilkan deskripsi yang lebih mendalam pada aspek tertentu atas populasi

yang diteliti.

c. Subjek penelitian

Berkaitan dengan hasil penelitian yang menunjukkan bahwa subjek

cenderung merasa takut akan pandangan masyarakat yang masih memiliki etika

Jawa, peneliti selanjutnya apabila akan melakukan penelitian dengan topik yang

serupa agar mencari subjek yang berasal dari suku bangsa yang bervariasi untuk

mengurangi bias budaya.

d. Penggunaan teori lain

Penelitian ini menggunakan teori humanistik sehingga hasil penelitian

menunjukkan dalam arah yang cenderung positif. Peneliti selanjutnya dapat

melakukan penelitian pada subjek yang berkarakteristik sama dengan

menggunakan kerangka teori yang lain. Hal ini bertujuan agar dapat memperoleh

hasil penelitian berdasarkan sudut pandang yang lain seperti menggunakan teori

psikodinamika atau psikoanalisis, misalnya Mekanisme Pertahanan Diri pada

Aktivis Gerakan Mahasiswa.

159

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 178: Budhi Ardiyandhani - core.ac.uk fileAKTUALISASI DIRI PADA AK TIVIS GERAKAN MAHASISWA BERDASARKAN TEORI CARL ROGERS SKRIPSI Diajukan Untuk Memenuhi Salah Satu Syarat Memperoleh Gelar

DAFTAR PUSTAKA

Baron, R. A & Byrne, D. 2005. Psikologi Sosial Jilid 2 (edisi 10). Jakarta: Erlangga. Berkowitz, Leonard. 1980. A Survey of Social Psychology. (2 nd. ed.). New York:

Holt, Rinehart and Winston. Budyawan, Agung. 2003. Panduan Insadha 2003. Yogyakarta : Universitas Sanata

Dharma. Cloninger, Susan. 2004. Theories of Personality: Understanding Person. (4th ed).

New Jersey: Prentice Hall. Creswell, John. W. 1998. Qualitative Inquiry And Research Design: Choosing

among five tradition. California: Sage Publications, Inc. Goble, Frank. G. 1971. Mazhab Ketiga: Psikologi Humanisik Abraham

Maslow. (Supratiknya, penerjemah, 1987). Yogyakarta: Kanisius. Graham, Helen. 2005. Psikologi Humanistik: Dalam Konteks Budaya, Sosial, dan

Sejarah. Yogyakarta: Pustaka Pelajar. Hall, Calvin. S & Lindzey, Gardner. 1993. Teori-Teori Psikodinamik (Klinis).

(Supratiknya, editor, 1993). Yogyakarta : Kanisius. Hall, Calvin. S & Lindzey, Gardner. 1993. Teori-Teori Holistik (Organismik-

Fenomenologis). (Supratiknya, editor, 1993). Yogyakarta : Kanisius. Hardjowirogo, Marbangun. 1983. Manusia Jawa. Jakarta: Yayasan Idayu. Hurlock, Elizabeth. B. 1980. Psikologi Perkembangan: Suatu Pendekatan

Sepanjang Rentang Kehidupan. Jakarta: Penerbit Erlangga. Kartodirdjo, Sartono. 1987/1988. Beberapa Segi Etika dan Etiket Jawa.

Yogyakarta: Depdikbud. Koeswara, E. 1989. Motivasi: Teori dan Penelitiannya. Bandung: Penerbit Angkasa. Moleong, Lexy. J. 2007. Metodologi Penelitian Kualitatif. Bandung: PT. Remaja

Rosdakarya. Munandar, Ashar Sunyoto. 2001. Psikologi Industri dan Organisasi. Jakarta: UI Press. Poerwandari, E. K. 2005. Pendekatan Kualitatif Untuk Penelitian Perilaku

Manusia. Jakarta : LPSP3 Fakultas Psikologi Universitas Indonesia.

160

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 179: Budhi Ardiyandhani - core.ac.uk fileAKTUALISASI DIRI PADA AK TIVIS GERAKAN MAHASISWA BERDASARKAN TEORI CARL ROGERS SKRIPSI Diajukan Untuk Memenuhi Salah Satu Syarat Memperoleh Gelar

Rogers, CR. 1961. On Becoming A Person: A Therapist’s View of Psychotherapy.

Boston: Houghton Mifflin Company. Rogers, CR. 1987. Antara Engkau dan Aku. (Cremers, Agus, penyunting)

Jakarta: PT. Gramedia. Santrock, John. W. 2002. Adolescence: Perkembangan Remaja. Jakarta: Erlangga. Santrock, John. W. 2003. Life-Span Development: Perkembangan Masa Hidup

(Jilid 1 edisi 5). Jakarta: Erlangga. Sikszentmihalyi, Mihaly.1996. Creativity: Flow and The Psychology of Discovery

and Invention. New York: Harper Collins publisher. Sternberg, Robert. J. 2003. The Psychologist Companion: A Guide to Scientific

Writing for Students and Researchers (4 th ed.). New York: Cambridge University Press.

Surakhmad, Winarko. 1980. Psikologi Pemuda: Sebuah Pengantar Dalam

Perkembangan Pribadi dan Interaksi Sosialnya. Bandung: Jemmars. Suryabrata, Sumadi. 2003. Psikologi Kepribadian. Jakarta : PT. Raja Grafindo

Persada. Suseno, Frans Magnis. 1996. Etika Jawa: Sebuah Analisa Falsafi tentang

Kebijaksanaan Hidup Jawa. Jakarta: PT. gramedia Pustaka Utama. Veerger, K. J. 1985. Realitas Sosial: Refleksi Filsafat Sosial atas Hubungan

Individu-Masyarakat dalam Cakrawala Sejarah Sosiologi. Jakarta: PT. Gramedia.

Widjojo, Muridan. S. 1999. Penakluk Rezim Orde Baru Gerakan Mahasiswa 1998.

Jakarta: Pustaka Sinar Harapan. --------. 1996. Kamus Besar Bahasa Indonesia (edisi ke-2). Depdikbud: Balai

Pustaka. --------. 2004. Pedoman Penulisan Skripsi. Yogyakarta : Universitas Sanata Dharma. Hasan, Effendi. 2006. Mahasiswa dan Gerakan Perubahan.

www.acehinstitute.org.opini_efendi_hasan_211206_mahasiswa&gerakan_perubahan.htm. (diambil tanggal 10 Agustus 2007)

161

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 180: Budhi Ardiyandhani - core.ac.uk fileAKTUALISASI DIRI PADA AK TIVIS GERAKAN MAHASISWA BERDASARKAN TEORI CARL ROGERS SKRIPSI Diajukan Untuk Memenuhi Salah Satu Syarat Memperoleh Gelar

Musa, Adie Usman. 2006. Melihat Kembali Dinamika Gerakan Mahasiswa. http://my.opera.com/adieusman/blog/show.dml/363457 (diambil tanggal 15 Agustus 2007)

Sarwono, Sarlito. W. 1979. Perbedaan antara Pemimpin dan Aktivis dalam

Gerakan Protes Mahasiswa: Suatu Studi Psikologi Sosial. Jakarta: Prisma (http://my.opera.com/adieusman/blog/show.dml/363457) (diambil tanggal 15 Agustus 2007)

http://www.bigs.or.id/bujet/5-3/artikel4.htm (diambil tanggal 8 September 2007)

162

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 181: Budhi Ardiyandhani - core.ac.uk fileAKTUALISASI DIRI PADA AK TIVIS GERAKAN MAHASISWA BERDASARKAN TEORI CARL ROGERS SKRIPSI Diajukan Untuk Memenuhi Salah Satu Syarat Memperoleh Gelar

LAMPIRAN

A. Tabel

1. Tabel Kategorisasi Hasil Wawancara

a. Tabel 3. Kategorisasi Hasil Wawancara

b. Tabel 4. Kategorisasi Hasil Wawancara Lengkap

2. Tabel Hasil Penelitian

a. Tabel 5. Hasil Penelitian Lengkap Persamaan dan Contoh Kasus Subjek

LR, RG, & BX

b. Tabel 6. Ringkasan Persamaan Hasil Penelitian subjek LR, RG, dan BX

c. Tabel 7. Persamaan dan Contoh Kasus Subjek LR & RG.

d. Tabel 8. Persamaan dan Contoh Kasus Subjek LR & BX

e. Tabel 9. Persamaan dan Contoh Kasus Subjek RG & BX

B. Surat Pernyataan Subjek Penelitian

1. Surat Pernyataan Subjek 1

2. Surat Pernyataan Subjek 2

3. Surat Pernyataan Subjek 3

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 182: Budhi Ardiyandhani - core.ac.uk fileAKTUALISASI DIRI PADA AK TIVIS GERAKAN MAHASISWA BERDASARKAN TEORI CARL ROGERS SKRIPSI Diajukan Untuk Memenuhi Salah Satu Syarat Memperoleh Gelar

Tabel 3. Kategorisasi Hasil Wawancara

Aktualisasi Diri Pada Aktivis Gerakan Mahasiswa Berdasarkan Teori Carl Rogers

Subjek No.

Karakteristik

Aktualisasi Diri

Kode 1 2 3

1.1 KP. MA

KP. MA (-) 1.1.1. Menolak reaksi negatif

pihak lain mengenai karakter atau sifat dirinya.

KP. MA (-) 1.1.1. Menolak reaksi negatif

pihak lain mengenai karakter atau sifat dirinya.

1. KP (Peningkatan Keterbukaan

pada Pengalaman) 1.2 KP.

MS KP. MS (+) 1.2.1. Menerima suatu pilihan

hidup orang lain yang berbeda dengan dirinya.

1.2.2. Menerima reaksi & penilaian negatif orang lain.

KP. MS (+) 1.2.1. Menerima suatu pilihan

hidup orang lain yang berbeda dengannya.

1.2.2. Menerima reaksi & penilaian negatif orang lain.

1.2.3. Menerima pandangan, pemikiran, masukan, perlakuan & tanggung jawab pihak di luar dirinya.

KP. MS (+) 1.2.1. Menerima suatu pilihan

hidup orang lain yang berbeda dengannya.

1.2.3. Menerima pandangan, pemikiran, masukan, perlakuan & tanggung jawab pihak di luar dirinya.

1.2.4. Menerima persamaan & perbedaan atas hal yang berlainan konsep.

1.2.5. Percaya pada hal-hal tertentu yang di luar kekuatan manusia.

163

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 183: Budhi Ardiyandhani - core.ac.uk fileAKTUALISASI DIRI PADA AK TIVIS GERAKAN MAHASISWA BERDASARKAN TEORI CARL ROGERS SKRIPSI Diajukan Untuk Memenuhi Salah Satu Syarat Memperoleh Gelar

KP. MS (-) 1.2.7. Menolak perasaan yang

sedang dialami dirinya.

KP. MS (-) 1.2.8. Menolak pandangan,

pemikiran, masukan, perlakuan & tanggung jawab pihak di luar dirinya.

1.3 KP. BMS

KP. BMS (+) 1.3.1. Bebas & fleksibel dalam

menjalani falsafah hidup pilihannya, serta terbuka pada pelaksanaan pilihan tersebut.

1.3.2. Mengalami pengalaman hidup yang mendalam/ berkesan.

2.1 HE. MH

HE. MH (+) 2.1.1. Mendapatkan hal-hal baru

dari kegiatan saat ini & selalu ingin tahu.

2.1.2. Fokus pada apa yang dilakukan saat ini dan ada persiapan untuk masa depan.

HE. MH (+) 2.1.1. Mendapatkan hal-hal baru

dari kegiatan saat ini. 2.1.2. Fokus pada apa yang

dilakukan saat ini dan ada persiapan untuk masa depan.

2.1.3. Adanya komitmen pada hal yang dilakukan saat ini

HE. MH (+) 2.1.2. Fokus pada apa yang

dilakukan saat ini dan ada persiapan untuk masa depan.

2. HE (Peningkatan Hidup secara Eksistensial)

2.2 HE. DK HE. DK (-) 2.2.4. Adanya sifat diri yang

positif atau negatif akibat penolakan/ kegagalan di masa lalu.

HE. DK (+) 2.2.1. Adanya pengolahan

kepribadian, perubahan karakter diri ataupun penemuan sifat & nilai

HE. DK (+) 2.2.1. Adanya pengolahan

kepribadian, perubahan karakter diri ataupun penemuan sifat & nilai hidup

164

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 184: Budhi Ardiyandhani - core.ac.uk fileAKTUALISASI DIRI PADA AK TIVIS GERAKAN MAHASISWA BERDASARKAN TEORI CARL ROGERS SKRIPSI Diajukan Untuk Memenuhi Salah Satu Syarat Memperoleh Gelar

hidup baru atas suatu proses pengalaman baru.

2.2.2. Adanya sifat diri yang positif atau negatif atas pengalaman masa lalu sampai sekarang.

baru atas suatu proses pengalaman baru.

2.2.3. Adanya proses yang terus-menerus dalam mencari suatu hal & menjadi partisipan dengan terlibat pada aktivitas.

2.3 HE. TK

HE. TK (+) 2.3.1. Tidak kaku/ tidak ritualistik

pada tata cara pelaksanaan sesuatu hal.

2.3.2. Fleksibel dan adaptif dalam menangani suatu hal sesuai situasi & kondisi yang dihadapi

2.3.3. Sanggup berubah & mencoba hal baru.

2.3.4. Berperilaku positif terhadap reaksi negatif dari orang lain

2.3.5. Adanya penyesuaian pada situasi & kondisi, baik yang sudah biasa atau baru.

HE. TK (+) 2.3.1. Tidak kaku/ tidak

ritualistik pada tata cara pelaksanaan sesuatu hal.

2.3.2. Fleksibel dan adaptif dalam menangani suatu hal sesuai situasi & kondisi yang dihadapi.

2.3.3. Sanggup berubah & mencoba hal baru.

2.3.4. Berperilaku positif terhadap reaksi negatif dari orang lain.

2.3.6. Memberikan pandangan, mengkomunikasikan & mencari penyelesaian permasalahan secara bersama serta membebaskan pilihan orang lain.

HE. TK (+) 2.3.1. Tidak kaku/ tidak

ritualistik pada tata cara pelaksanaan sesuatu hal.

2.3.2. Fleksibel dan adaptif dalam menangani suatu hal sesuai situasi & kondisi yang dihadapi.

2.3.3. Sanggup berubah & mencoba hal baru.

2.3.5. Memberikan pandangan, mengkomunikasikan & mencari penyelesaian permasalahan secara bersama serta membebaskan pilihan orang lain.

2.3.6. Sanggup bertahan dalam situasi yang tidak mendukung atau mencari solusi untuk mempertahankan sesuatu hal.

165

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 185: Budhi Ardiyandhani - core.ac.uk fileAKTUALISASI DIRI PADA AK TIVIS GERAKAN MAHASISWA BERDASARKAN TEORI CARL ROGERS SKRIPSI Diajukan Untuk Memenuhi Salah Satu Syarat Memperoleh Gelar

HE. TK (-) 2.3.7. Tidak adaptif terhadap

tanggung jawab dirinya. 2.3.8. Menolak kemungkinan

gagal atas hal yang sedang dilakukan karena pengalaman masa lalu.

2.3.9. Berperilaku negatif terhadap respon orang lain yang tidak sesuai dengan dirinya

HE. TK (-) 2.3.9. Berperilaku negatif

terhadap respon orang lain yang tidak sesuai dengan dirinya.

2.3.10. Tidak sanggup berubah atas suatu hal yang sudah ada.

2.3.11. Kaku/ ritualistik pada tata cara pelaksanaan sesuatu hal.

HE. TK (-) 2.3.9. Berperilaku negatif

terhadap respon orang lain yang tidak sesuai dengan dirinya.

2.3.10. Tidak sanggup berubah atas suatu hal yang sudah ada.

KO. PP (+) 3.1.1. Mengambil keputusan

sendiri atas pilihan hidupnya

KO. PP (+) 3.1.1. Mengambil keputusan

sendiri atas pilihan hidupnya.

3.1.2.Yakin pada penilaian dan keputusannya atas suatu hal, baik terkait dirinya ataupun realitas sosial, ekonomi, agama, politik.

KO. PP (+) 3.1.1. Mengambil keputusan

sendiri atas pilihan hidupnya.

3.1.2. Yakin pada penilaian dan keputusannya atas suatu hal, baik terkait dirinya ataupun realitas sosial, ekonomi, agama, politik.

3. KO (Peningkatan Kepercayaan

pada Organismenya)

3.1 KO. PP

KO. PP (-) 3.1.3. Takut penilaian dan reaksi

negatif orang lain. 3.1.4. Perilaku tergantung

penilaian & kehendak pihak lain atau peran tertentu.

3.1.5. Tidak berani menilai karakter diri sendiri.

KO. PP (-) 3.1.3. Takut penilaian dan reaksi

negatif orang lain. 3.1.4. Perilaku tergantung

penilaian & kehendak pihak lain atau peran tertentu.

KO. PP (-) 3.1.3. Takut penilaian dan reaksi

negatif orang lain. 3.1.6. Tidak yakin pada penilaian

& keputusannya atas suatu hal, baik terkait dirinya ataupun realitas sosial, ekonomi, agama, politik.

166

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 186: Budhi Ardiyandhani - core.ac.uk fileAKTUALISASI DIRI PADA AK TIVIS GERAKAN MAHASISWA BERDASARKAN TEORI CARL ROGERS SKRIPSI Diajukan Untuk Memenuhi Salah Satu Syarat Memperoleh Gelar

3.2 KO. PR KO. PR (+) 3.2.1. Yakin pada kata hati/

reaksi inner dalam memilih pilihan hidup/ perilaku yang memuaskan dirinya

Keterangan:

1. Penggunaan tanda (+) dan (-) pada kode karakteristik aktualisasi diri

a. + (positif) artinya bahwa adanya peningkatan (adanya proses pergerakan) ke arah aktualisasi diri pada individu.

Contoh:

Karakteristik HE. TK (+), artinya bahwa adanya peningkatan Hidup secara Eksistensial yaitu tidak kaku, sanggup berubah, dan

adaptif atas pengalaman pada diri pada subjek.

Sub karakteristik 2.3.1 Tidak kaku/ tidak ritualistik pada tata cara pelaksanaan sesuatu hal.

b. - (negatif) artinya bahwa tidak adanya peningkatan ke arah aktualisasi diri pada individu.

Contoh:

Karakteristik HE. TK (-), artinya bahwa tidak adanya peningkatan Hidup secara Eksistensial yaitu kaku, tidak sanggup berubah,

dan tidak adaptif atas pengalaman pada diri pada subjek.

Sub karakteristik 2.3.8. Tidak adaptif terhadap tanggung jawab dirinya.

167

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 187: Budhi Ardiyandhani - core.ac.uk fileAKTUALISASI DIRI PADA AK TIVIS GERAKAN MAHASISWA BERDASARKAN TEORI CARL ROGERS SKRIPSI Diajukan Untuk Memenuhi Salah Satu Syarat Memperoleh Gelar

Tabel 4 . Kategorisasi Hasil Wawancara Lengkap

Aktualisasi Diri Pada Aktivis Gerakan Mahasiswa Berdasarkan Teori Carl Rogers

Subjek No.

Karakteristik Aktualisasi

Diri

Kode

LR

RG

BX 1.2 KP. MA KP. MA (-)

1.1.1. Menolak reaksi negatif pihak lain mengenai karakter atau sifat dirinya.

♦ Menolak reaksi negatif: jika dikatakan komunis oleh organisasi lain.

KP. MA (-) 1.1.1. Menolak reaksi negatif

pihak lain mengenai karakter atau sifat dirinya.

♦ Menolak reaksi negatif: dinilai idealis oleh orang lain

1. KP (Peningkatan Keterbukaan

pada Pengalaman)

1.2 KP. MS KP. MS (+) 1.2.1. Menerima suatu pilihan

hidup orang lain yang berbeda dengan dirinya.

♦ Menerima pilihan teman yang memilih pacaran, yang mana berbeda dengan pilihan dirinya.

1.2.2. Menerima reaksi & penilaian negatif orang lain. ♦ Menerima protes dari teman

ketika dinilai bicaranya keras.

KP. MS (+) 1.2.1. Menerima suatu pilihan

hidup orang lain yang berbeda dengannya.

♦ Menerima pilihan aktivitas teman yang berbeda dengannya dalam menggunakan waktu luang.

1.2.2. Menerima reaksi & penilaian negatif orang lain.

♦ Menerima reaksi negatif: reaksi sinis keluarganya terkait dirinya yang merupakan seorang

KP. MS (+) 1.2.1. Menerima suatu pilihan

hidup orang lain yang berbeda dengannya.

♦ Menerima gaya hidup hedonis orang lain yang berbeda dengan pilihan hidupnya karena tiap orang punya pilihan sendiri dalam hidupnya, meski ia khawatir terhadap itu.

1.2.3. Menerima pandangan, pemikiran, masukan,

168

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 188: Budhi Ardiyandhani - core.ac.uk fileAKTUALISASI DIRI PADA AK TIVIS GERAKAN MAHASISWA BERDASARKAN TEORI CARL ROGERS SKRIPSI Diajukan Untuk Memenuhi Salah Satu Syarat Memperoleh Gelar

demonstran. 1.2.3. Menerima pandangan,

pemikiran, masukan, perlakuan & tanggung jawab pihak di luar dirinya.

♦ Menerima pandangan & pemikiran organisasi bahwa hidup akan berarti jika berbuat sesuatu untuk diri sendiri & orang lain

♦ Menerima tanggung jawab kuliah dari orang tua.

♦ Menerima perbedaan perlakuan dari orang tua antara dirinya dengan saudara perempuannya.

♦ Menerima tanggung jawab pendidikan dari orang tua dengan memanfaatkan semaksimal mungkin apa yang diberikan padanya.

perlakuan & tanggung jawab pihak di luar dirinya.

♦ Menerima pandangan & perlakuan pola asuh orang tua dan faktor ekonomi keluarga yang membentuk karakter dirinya.

♦ Menerima pandangan: pengertian mengenai hak dan kewajiban dari orang tuanya.

♦ Menerima pemikiran bahwa organisasi mengakomodir tentang tanggung jawab personal aktivis, baik terkait urusan keluarga ataupun akademis (IP).

1.2.4. Menerima persamaan & perbedaan atas hal yang berlainan konsep.

♦ Menerima persamaan & perbedaan ajaran antara Katolik dan Jawa.

1.2.5. Percaya pada hal-hal tertentu yang di luar kekuatan manusia.

♦ Percaya pada kekuatan supra yang di luar kekuatan manusia.

169

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 189: Budhi Ardiyandhani - core.ac.uk fileAKTUALISASI DIRI PADA AK TIVIS GERAKAN MAHASISWA BERDASARKAN TEORI CARL ROGERS SKRIPSI Diajukan Untuk Memenuhi Salah Satu Syarat Memperoleh Gelar

♦ Percaya pada adanya makhluk halus dan menerima cara orang lain dalam menjaga relasi dengan alam.

♦ Percaya pada energi atau kekuatan lain yang di luar kekuatan manusia.

KP. MS (-) 1.2.7. Menolak perasaan yang

sedang dialami dirinya. ♦ Menolak perasaan kesepian

yang sedang dialami dirinya, yaitu melarikan diri dari kesepian dengan melakukan aktivitas lain.

KP. MS (-) 1.2.8. Menolak pandangan,

pemikiran, masukan, perlakuan & tanggung jawab pihak di luar dirinya.

♦ Menolak perlakuan/ sikap disiplin orang tua karena ia susah bangun pagi.

♦ Menolak perlakuan: tanggapan orang lain mengapa kuliahnya tidak segera selesai, menurutnya hal itu merupakan pilihannya (terlihat adanya pertahanan diri/ defense).

1.3 KP.BMS KP. BMS (+) 1.3.1. Bebas & fleksibel dalam

menjalani falsafah hidup pilihannya, serta terbuka pada pelaksanaan pilihan tersebut.

170

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 190: Budhi Ardiyandhani - core.ac.uk fileAKTUALISASI DIRI PADA AK TIVIS GERAKAN MAHASISWA BERDASARKAN TEORI CARL ROGERS SKRIPSI Diajukan Untuk Memenuhi Salah Satu Syarat Memperoleh Gelar

♦ Bebas menjalani falsafah hidup untuk menghadapi hidup dengan berani & berbuat sesuatu.

♦ Bebas & fleksibel menjalani falsafah hidup bahwa hidup harus berjuang untuk merubah & bebas apakah mau mengubah hidup atau tidak.

1.3.2. Mengalami pengalaman hidup yang mendalam/ berkesan.

♦ Mengalami pengalaman hidup yang mendalam & berkesan saat sakit, yaitu ketika sakit dirawat teman-temannya & ditolong ketika dalam situasi mendesak.

2. HE (Peningkatan Hidup secara Eksistensial)

2.1 HE. MH

HE. MH (+) 2.1.1. Mendapatkan hal-hal

baru dari kegiatan saat ini & selalu ingin tahu.

♦ Mendapatkan relasi, jaringan, ilmu pengetahuan baru dari kegiatan saat ini & selalu ingin tahu.

♦ Mendapatkan nilai baru bahwa penyelesaian konflik tidaklah harmoni setelah

HE. MH (+) 2.1.1. Mendapatkan hal-hal baru

dari kegiatan saat ini. ♦ Mendapatkan semangat,

kebijaksanaan, dan pandangan lain yang baru dari membaca buku.

2.1.2. Fokus pada apa yang dilakukan saat ini dan ada persiapan untuk masa depan.

♦ Fokus pada aktivitas

HE. MH (+) 2.1.2. Fokus pada apa yang

dilakukan saat ini dan ada persiapan untuk masa depan.

♦ Fokus dengan terlibat di Karang Taruna,mempersiapkan cita-citanya membentuk partai.

♦ Fokus pada saat ini dengan mempelajari karakteristik

171

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 191: Budhi Ardiyandhani - core.ac.uk fileAKTUALISASI DIRI PADA AK TIVIS GERAKAN MAHASISWA BERDASARKAN TEORI CARL ROGERS SKRIPSI Diajukan Untuk Memenuhi Salah Satu Syarat Memperoleh Gelar

membaca. ♦ Mendapatkan ilmu-ilmu baru

dari pengalaman bertemu orang baru & selalu ingin tahu

2.1.2. Fokus pada apa yang dilakukan saat ini dan ada persiapan untuk masa depan.

♦ Fokus pada pekerjaan yang dilakukan saat ini, yaitu tidak terlalu berangan-angan dan berfokus bekerja saat ini.

♦ Fokus pada persiapan membuat Pusat Studi yang dilakukan saat ini, yaitu membuat persiapan untuk Pusat Studi yang diinginkan pada masa depan.

demonstrasi yang dilakukan saat ini, yaitu melakukan aksi demo tapi tidak kaku atas targetnya bahwa yang penting membangun kesadaran masyarakat terlebih dahulu.

♦ Fokus pada apa yang dilakukan saat ini, yaitu memiliki suatu cita-cita tapi tetap fokus melakukan yang sekarang.

2.1.3. Adanya komitmen pada hal yang dilakukan saat ini.

♦ Adanya komitmen pada kegiatan BEM & KOMIK sehingga saat ini tidak prioritaskan keinginan punya pacar.

masyarakat Kalimantan Timur, persiapan fisik-mental serta siap jika diminta ke sana sekarang (akan ke sana sebentar, tidak langsung menetap/ meninggalkan kuliahnya).

172

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 192: Budhi Ardiyandhani - core.ac.uk fileAKTUALISASI DIRI PADA AK TIVIS GERAKAN MAHASISWA BERDASARKAN TEORI CARL ROGERS SKRIPSI Diajukan Untuk Memenuhi Salah Satu Syarat Memperoleh Gelar

HE. DK (+) 2.2.1. Adanya pengolahan

kepribadian, perubahan karakter diri ataupun penemuan sifat & nilai hidup baru atas suatu proses pengalaman baru.

♦ Adanya sifat diri yang positif: tidak rendah diri ketika mengikuti pertemuan BEM di luar kampus meski jabatannya paling rendah.

♦ Adanya sifat diri yang positif: tidak sombong karena pernah mengalami pengalaman hidup saat di bawah.

2.2 HE. DK HE. DK (-) 2.2.3. Adanya sifat diri yang

negatif akibat pengalaman/ kegagalan di masa lalu.

♦ Adanya sifat kurang berani & kurang percaya akibat kegagalan/ penolakan relasi dengan lawan jenis di masa lalu.

HE. DK (-) 2.2.3. Adanya sifat diri yang

negatif atas pengalaman/ kegagalan masa lalu.

♦ Adanya sifat diri yang negatif: minder & merasa kecil atas ejekan teman karena dahulu tidak memiliki televisi.

HE. DK (+) 2.2.1. Adanya pengolahan

kepribadian, perubahan karakter diri ataupun penemuan sifat & nilai hidup baru atas suatu proses pengalaman baru.

♦ Adanya perubahan karakter diri: lebih konsepsional & lebih berani memperjuangkan sesuatu setelah menjadi aktivis.

♦ Adanya penemuan nilai baru lewat pengalaman jalan salib/ membaca dan adanya pengolahan kepribadian/ semangat berpergerakan lewat pengalaman dalam Gerakan.

♦ Adanya penemuan nilai hidup sederhana & hormat pada leluhur dari proses dalam keluarga dan menginternalisasinya.

♦ Adanya penemuan nilai hidup baru yaitu memperoleh nilai-nilai hidup dari proses hidup bersama. masyarakat di Cigugur.

173

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 193: Budhi Ardiyandhani - core.ac.uk fileAKTUALISASI DIRI PADA AK TIVIS GERAKAN MAHASISWA BERDASARKAN TEORI CARL ROGERS SKRIPSI Diajukan Untuk Memenuhi Salah Satu Syarat Memperoleh Gelar

♦ Adanya penemuan sifat baru yaitu menginternalisasi sifat solidaritas yang tinggi dari pengalaman momen gempa 2006.

♦ Adanya penemuan sifat: menemukan kekuatan dan kerapuhan diri atas suatu proses pengalaman barunya.

2.2.2. Adanya proses yang terus-menerus dalam mencari suatu hal & menjadi partisipan dengan terlibat pada aktivitas.

♦ Adanya serangkaian proses sebelum menjadi aktivis seperti dinamika dengan orang lain, membaca, melihat situasi nyata, refleksi, adanya kritik otokritik, saling menguatkan, berkomitmen dalam persekawanan.

2.3 HE. TK

HE. TK (+) 2.3.1. Tidak kaku/ tidak

ritualistik pada tata cara pelaksanaan sesuatu hal.

♦ Tidak ritualistik pada tata

HE. TK (+) 2.3.1. Tidak kaku/ tidak ritualistik

pada tata cara pelaksanaan sesuatu hal.

♦ Tidak ritualistik pada tata cara pelaksanaan ajaran agama:

HE. TK (+) 2.3.1. Tidak kaku/ tidak

ritualistik pada tata cara pelaksanaan sesuatu hal.

♦ Tidak ritualistik pada tata cara praktek/ pelaksanaannya

174

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 194: Budhi Ardiyandhani - core.ac.uk fileAKTUALISASI DIRI PADA AK TIVIS GERAKAN MAHASISWA BERDASARKAN TEORI CARL ROGERS SKRIPSI Diajukan Untuk Memenuhi Salah Satu Syarat Memperoleh Gelar

cara pelaksanaan ajaran agama. meski meyakini ajaran agamanya.

2.3.2. Fleksibel dan adaptif dalam menangani suatu hal sesuai situasi & kondisi yang dihadapi

♦ Fleksibel dan adaptif dalam penanganan masalah menurut posisi orang, dengan melihat apakah itu kader/ anggota/ koordinator lain.

♦ Fleksibel dan adaptif dalam menangani penempatan kader organisasi sesuai kesiapannya.

♦ Adaptif dalam menempatkan keberfungsian tempat sesuai fungsinya.

♦ Adanya penyesuaian dengan melihat apakah masuk ke politik praksis atau sektoral.

♦ Adaptif dalam menempatkan tahap komunikasi dengan orang lain.

♦ Adanya penyesuaian dalam menghadapi orang baru

sholat, yang mana dilakukan tidak sebagai rutinitas, tapi lebih karena esensinya.

2.3.2. Fleksibel dan adaptif dalam menangani suatu hal sesuai situasi & kondisi yang dihadapi.

♦ Adaptif dalam memberlakukan ketentuan saat demo sesuai sesuai dengan latar belakang organisasi yang diusung.

♦ Adaptif dalam menggunakan bahasa sesuai siapa yang dihadapi & kepahaman, apakah dalam keluarga atau masyarakat.

♦ Fleksibel dan adaptif dalam menjalankan aktivitas kampus dan Perkumpulan Pemuda di daerahnya.

♦ Adaptif dalam mengkomunikasikan atau menjelaskan partisipasi politik pada masyarakat sesuai bahasa mereka bukan bahasa ilmiah kampus.

♦ Adaptif dalam menghadapi orang/ instansi yang

meski tetap memegang nilai-nilai Jawa.

♦ Tidak ritualistik: tidak menghidupi pada laku keseharian meskipun percaya pada energi lain; ia mengikuti hal klenik karena positif, ada kearifan lokal & spirit.

2.3.2. Fleksibel dan adaptif dalam menangani suatu hal sesuai situasi & kondisi yang dihadapi.

♦ Adanya penyesuaian dengan mencoba kemampuan adaptif seandainya berada bersama orang Batak asli.

♦ Adanya penyesuaian dengan mencoba untuk nyaman dan akhirnya benar merasa nyaman ketika berada dengan orang Jakarta.

♦ Adanya penyesuaian dengan mengelola perubahan yang dialami atau hal-hal yang berbeda agar menjadi terarah.

♦ Adanya penyesuaian saat ini untuk segera menyelesaikan kuliah karena biaya mahal.

175

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 195: Budhi Ardiyandhani - core.ac.uk fileAKTUALISASI DIRI PADA AK TIVIS GERAKAN MAHASISWA BERDASARKAN TEORI CARL ROGERS SKRIPSI Diajukan Untuk Memenuhi Salah Satu Syarat Memperoleh Gelar

dalam lingkungan yang karakteristik-nya baru.

♦ Adanya penyesuaian dalam

menghadapi orang baru. ♦ Adanya penyesuaian dalam

bersosialisasi dengan masyarakat/ tetangga di rumahnya.

2.3.3. Sanggup berubah & mencoba hal baru.

♦ Sanggup mengikuti pertemuan mahasiswa - buruh yang belum pernah dilakukan sebelumnya.

♦ Sanggup mencoba cara penanganan ketetapan UMP yang baru jika mengalami kegagalan.

♦ Sanggup mencoba cara baru selain berdemo, yaitu melakukan cara lain selain berdemo dengan gerakan intelektual atau gerakan jaringan.

♦ Sanggup mencoba cara advokasi buruh yang baru jika mengalami kegagalan.

memanfaatkan situasi gempa bumi untuk keperluan pribadinya.

2.3.3. Sanggup berubah & mencoba hal baru.

♦ Sanggup berubah: berusaha bangkit ketika ketika kehilangan teman.

♦ Sanggup mencoba cara-cara baru selain demonstrasi dengan aksi tulis, diskusi, & aksi teatrikal.

2.3.4. Berperilaku positif terhadap reaksi negatif dari orang lain.

♦ Berperilaku positif dengan pendekatan dan diskusi ketika menghadapi reaksi sinis teman.

2.3.5. Memberikan pandangan, mengkomunikasikan & mencari penyelesaian permasalahan secara bersama serta membebaskan pilihan orang lain.

♦ Memberikan pandangan/ mengkomunikasikan & membebaskan pilihan atas pandangan pragmatis orang dalam masyarakatnya.

2.3.3. Sanggup berubah & mencoba hal baru.

♦ Sanggup berubah & mencoba banyak cara untuk menghormati leluhur dan berdiskusi untuk mencari penjelasan hal klenik.

♦ Sanggup mencoba mencari cara lain atas kegagalan target demonstrasi menolak RUU Sisdiknas.

♦ Sanggup mencoba hal baru dengan membangun semangat dan belajar spiritualitas setelah ke luar dari Seminari.

♦ Sanggup berubah & mencoba hal baru dengan ikut bergerak untuk memberikan bantuan pada korban bencana.

♦ Sanggup mencoba hal baru dengan memberikan inspirasi agar masyarakat kritis & melakukan pendekatan-pendekatan untuk mengusahakan bantuan bagi masyarakat.

176

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 196: Budhi Ardiyandhani - core.ac.uk fileAKTUALISASI DIRI PADA AK TIVIS GERAKAN MAHASISWA BERDASARKAN TEORI CARL ROGERS SKRIPSI Diajukan Untuk Memenuhi Salah Satu Syarat Memperoleh Gelar

2.3.4. Berperilaku positif terhadap reaksi negatif dari orang lain.

♦ Berperilaku positif dengan tetap menyapa teman & terbuka meski dianggap artis atau demonstran.

♦ Memberikan pandangan/ mengkomunikasikan & mencari penyelesaian permasalahan ketika berbeda pandangan dengan teman.

♦ Memberikan pandangan/ mengkomunikasikan & mencari penyelesaian bersama atas pemberlakuan aturan organisasi yang diikutinya.

♦ Memberikan pandangan/ mengkomunikasikan & membebaskan pilihan anggota untuk menjadi politisi atau bukan aktivis Gerakan.

♦ Memberikan pandangan/ mengkomunikasikan & membebaskan pilihan teman yang memilih hanya berorientasi kuliah.

♦ Memberikan pandangan/ mengkomunikasikan mengenai pilihan hidupnya dengan berbicara dengan orang tua.

2.3.5. Memberikan pandangan, mengkomunikasikan & mencari penyelesaian permasalahan secara bersama serta membebaskan pilihan orang lain.

♦ Memberikan pandangan/ mengkomunikasikan dengan mengajak berpikir rasional dan ngomong-ngomong saat ada masyarakat (yang hanya melihat Jawa sebagai sesuatu yang mistis) mengajak pada hal klenik.

♦ Memberikan pandangan/ mengkomunika-sikan dengan memberi penjelasan pada orang lain yang melihat Jawa cenderung mistis saja.

2.3.6. Sanggup bertahan dalam situasi yang tidak mendukung atau mencari solusi untuk mempertahankan sesuatu hal.

♦ Sanggup bertahan dalam situasi masyarakat yang mulai luntur kejawaannya &

177

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 197: Budhi Ardiyandhani - core.ac.uk fileAKTUALISASI DIRI PADA AK TIVIS GERAKAN MAHASISWA BERDASARKAN TEORI CARL ROGERS SKRIPSI Diajukan Untuk Memenuhi Salah Satu Syarat Memperoleh Gelar

semakin diteguhkan nilai-nilai kejawaannya dalam situasi tersebut.

♦ Sanggup bertahan untuk tetap terlibat di GJB karena semangat dan persekawanan serta sebagai warga lokal yang terkena bencana sehingga ikut bergerak memberi bantuan.

♦ Sanggup bertahan dalam situasi yang tidak mendukung dengan tetap bergaul dengan teman etnis lain yang ada gap ekonomi di sekolahnya.

HE. TK (-) 2.3.6. Tidak adaptif terhadap

tanggung jawab dirinya. ♦ Tidak adaptif terhadap

tanggung jawab kuliahnya, yaitu merasa susah mengikuti prosedur kuliah & menomorduakan kuliahnya karena merasa menjadi beban.

♦ Tidak adaptif terhadap tanggung jawab kuliahnya, yaitu adanya benturan antara

HE. TK (-) 2.3.8. Berperilaku negatif terhadap

respon orang lain yang tidak sesuai dengan dirinya.

♦ Berperilaku negatif: terus mengajak dan mengencangkan diskusi terhadap teman yang hanya berorientasi kuliah, sehingga memunculkan protes.

♦ Berperilaku negatif: berkelahi terhadap reaksi negatif: ejekan teman karena dahulu tidak memiliki televisi.

HE. TK (-) 2.3.8. Berperilaku negatif

terhadap respon orang lain yang tidak sesuai dengan dirinya.

♦ Berperilaku negatif: menantang berkelahi dengan teman karena dianggap sombong.

♦ Berperilaku negatif: mengkritik keras teman Gerakan yang tidak selesai kerjaannya dan mendiamkan-

178

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 198: Budhi Ardiyandhani - core.ac.uk fileAKTUALISASI DIRI PADA AK TIVIS GERAKAN MAHASISWA BERDASARKAN TEORI CARL ROGERS SKRIPSI Diajukan Untuk Memenuhi Salah Satu Syarat Memperoleh Gelar

kuliah dengan kegiatannya (terlihat adanya defense rasionalisasi).

2.3.7. Menolak kemungkinan gagal atas hal yang sedang dilakukan karena pengalaman masa lalu.

♦ Menolak kemungkinan gagal atas pembuatan Pusat Studi yang sedang dilakukan akibat kegagalan masa lalu.

2.3.8. Berperilaku negatif terhadap respon orang lain yang tidak sesuai dengan dirinya

♦ Berperilaku negatif dengan mengejek teman jika tidak sesuai dengannya, yaitu menganggap ambiguitas sebagai sesuatu yang tidak produktif sehingga mengejek temannya.

2.3.9. Tidak sanggup berubah atas

suatu hal yang sudah ada. ♦ Tidak sanggup berubah pada

cara melakukan pembuatan proposal yang masih ikuti pola lama yang dianggap negatif.

2.3.10. Kaku/ ritualistik pada tata cara pelaksanaan sesuatu hal.

♦ Ritualistik pada tata cara pelaksanaan ajaran agama: sholat, yang mana dahulu sholat dianggap sebagai rutinitas.

nya jika ngambek. 2.3.9. Tidak sanggup berubah

atas suatu hal yang sudah ada.

♦ Tidak sanggup berubah terkait pengambilan topik skripsi dengan alasan topik itu yang paling mudah agar tidak perlu belajar lagi dan cepat selesai.

3. KO (Peningkatan Kepercayaan

pada Organismenya)

3.1 KO. PP

KO. PP (+) 3.1.1. Mengambil keputusan

sendiri atas pilihan hidupnya

♦ Mengambil keputusan sendiri dalam keputusan

KO. PP (+) 3.1.1. Mengambil keputusan

sendiri atas pilihan hidupnya. ♦ Mengambil keputusan sendiri

untuk masuk KOMIK, yaitu keputusan masuk organisasi

KO. PP (+) 3.1.1. Mengambil keputusan

sendiri atas pilihan hidupnya.

♦ Mengambil keputusan sendiri bahwa saat ini menjadi aktivis

179

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 199: Budhi Ardiyandhani - core.ac.uk fileAKTUALISASI DIRI PADA AK TIVIS GERAKAN MAHASISWA BERDASARKAN TEORI CARL ROGERS SKRIPSI Diajukan Untuk Memenuhi Salah Satu Syarat Memperoleh Gelar

yang diambil, yaitu masukan teman hanya sebagai pertimbangan, keputusan ditangan sendiri.

♦ Mengambil keputusan sendiri atas pembiayaan kuliahnya, yaitu memutuskan kuliah dengan biaya sendiri, masukan orang tua sebagai pertimbangan.

KOMIK berdasarkan dirinya meskipun melalui diskusi dengan teman.

♦ Mengambil keputusan sendiri atas pemilihan aliran agamanya.

♦ Mengambil keputusan sendiri menjadi koordinator KOMIK, meskipun didukung oleh teman-temannya.

3.1.2.Yakin pada penilaian dan keputusannya atas suatu hal, baik terkait dirinya ataupun realitas sosial, ekonomi, agama, politik.

♦ Yakin pada penilaiannya atas esensi kuliah yang mana juga harus berbuat sesuatu.

♦ Yakin pada penilaiannya terkait wajarnya kenaikan UMP bahwa gaji dosen/ guru tidak seimbang dengan jasanya membangun peradapan.

♦ Yakin pada penilaiannya bahwa wanita bisa menjadi pemimpin, tergantung kemampuan bukan aturan agama, sehingga bersedia jika dipimpin wanita.

♦ Yakin pada penilaiannya bahwa

secara kesadaran pribadi. ♦ Mengambil keputusan sendiri

jika menghadapi masalah, meskipun tetap menerima masukan orang lain.

3.1.2. Yakin pada penilaian dan keputusannya atas suatu hal, baik terkait dirinya ataupun realitas sosial, ekonomi, agama, politik.

♦ Yakin pada penilaiannya bahwa di Indonesia banyak orang menuntut hak tanpa diikuti kewajiban sehingga ia mengkritisinya.

♦ Yakin pada penilaiannya bahwa agama itu bagian pembentuk identitas bukan sesuatu yang mutlak dan hanya akan mengkotak-kotakan sehingga ia mengosongkan kolom agama KTP.

♦ Yakin pada penilaiannya dengan merasa mantap memilih berpergerakan dan fokus ke tugas organisasi karena itu merupakan pilihan

180

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 200: Budhi Ardiyandhani - core.ac.uk fileAKTUALISASI DIRI PADA AK TIVIS GERAKAN MAHASISWA BERDASARKAN TEORI CARL ROGERS SKRIPSI Diajukan Untuk Memenuhi Salah Satu Syarat Memperoleh Gelar

bapaknya adalah orang hebat, meskipun ada cemoohan tetangga sehingga ia tidak mengambil pusing.

hidupnya saat sebelum semester 8.

♦ Yakin pada penilaiannya bahwa masyarakat punya pemikiran sendiri untuk bertindak dalam suatu situasi sehingga ia membiarkan saja, namun tetap memberi inspirasi agar masyarakat kritis.

KO. PP (-) 3.1.3. Takut penilaian dan

reaksi negatif orang lain. ♦ Takut mendapat reaksi

negatif: olok-olok/ diskriminasi dari teman atau guru, jika menunjukkan identitas dirinya.

♦ Takut mendapat reaksi negatif: olok-olok dari teman, jika menceritakan pengalaman pribadi.

♦ Takut pada reaksi negatif: stigma negatif dari orang lain atas anak Gerakan Mahasiswa.

♦ Takut adanya evaluasi gagal dari orang lain, yaitu posisi

KO. PP (-) 3.1.3. Takut penilaian dan reaksi

negatif orang lain. ♦ Takut pada reaksi negatif:

khawatir atas stigma komunis dari orang lain.

♦ Takut penilaian negatif masyarakat atas status sosialnya nanti.

♦ Takut reaksi negatif: mendapat kecaman dari publik sehingga memilih menjadi dosen agar bebas bicara.

3.1.4. Perilaku tergantung penilaian & kehendak pihak lain atau peran tertentu.

♦ Perilaku berdemo pada awalnya berdasar alasan masuk media

KO. PP (-) 3.1.3. Takut penilaian dan reaksi

negatif orang lain. ♦ Takut penilaian negatif:

ketakutan dinilai bodoh oleh orang lain jika memperlihatkan kegagalan ke publik.

♦ Takut reaksi negatif: ketakutan ditertawakan/ diejek teman sehingga mengalahkan relasi dengan lawan jenis.

♦ Takut penilaian dan reaksi negatif orang lain: merasa malu nantinya sehingga tidak menceritakan momen titik balik yang dinilai paling

181

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 201: Budhi Ardiyandhani - core.ac.uk fileAKTUALISASI DIRI PADA AK TIVIS GERAKAN MAHASISWA BERDASARKAN TEORI CARL ROGERS SKRIPSI Diajukan Untuk Memenuhi Salah Satu Syarat Memperoleh Gelar

dirinya sebagai koordinator jangan sampai dievaluasi gagal.

♦ Takut penilaian dan reaksi negatif: stigma negatif dari orang lain atas anak Gerakan Mahasiswa

♦ Takut penilaian dan reaksi negatif: dianggap bodoh oleh orang tuanya, jika bercerita tentang masalahnya.

3.1.4. Perilaku tergantung penilaian & kehendak pihak lain atau peran tertentu.

♦ Tidak yakin pada diri atas pemahaman ajaran agama & perilaku beragama tergantung tuntutan orang lain.

♦ Perilaku berpakaian tidak sesuai dengan keinginannya tapi untuk menyenangkan hati orang tuanya.

3.1.5. Tidak berani menilai karakter diri sendiri.

♦ Tidak berani menilai karakter diri sendiri/ harus

massa & hanya karena heroisme atas peran mahasiswa.

♦ Perilaku sholat karena ada banyak kawannya yang sholat.

berkesan. 3.1.6. Tidak yakin pada

penilaian & keputusannya atas suatu hal, baik terkait dirinya ataupun realitas sosial, ekonomi, agama, politik.

♦ Tidak yakin pada penilaiannya, yaitu awal menjadi aktivis karena faktor lingkungan atau persekawanan.

♦ Tidak yakin pada penilaian mengenai beasiswa yang diberikan padanya karena ada orang lain yang lebih berhak dan lebih bisa mendapatkannya.

182

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 202: Budhi Ardiyandhani - core.ac.uk fileAKTUALISASI DIRI PADA AK TIVIS GERAKAN MAHASISWA BERDASARKAN TEORI CARL ROGERS SKRIPSI Diajukan Untuk Memenuhi Salah Satu Syarat Memperoleh Gelar

ditanyakan ke orang lain karena lebih mengerti

3.2 KO. PR KO. PR (+) 3.2.1. Yakin pada kata hati/ reaksi

inner dalam memilih pilihan hidup/ perilaku yang memuaskan dirinya.

♦ Yakin pada kata hati dan merasa tidak takut saat demonstrasi karena merasa untuk menyuarakan aspirasi masyarakat.

♦ Yakin pada kata hati sendiri

untuk tetap kuliah daripada masuk polisi, yang mana karena pilihan itu sesuai pandangan & keinginannya, meski diminta orang tuanya.

183

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 203: Budhi Ardiyandhani - core.ac.uk fileAKTUALISASI DIRI PADA AK TIVIS GERAKAN MAHASISWA BERDASARKAN TEORI CARL ROGERS SKRIPSI Diajukan Untuk Memenuhi Salah Satu Syarat Memperoleh Gelar

Tabel 5. Hasil Penelitian Lengkap Persamaan dan Contoh Kasus Subjek LR, RG, & BX

“Aktualisasi Diri Pada Aktivis Gerakan Mahasiswa Berdasarkan Carl Rogers”

Contoh Kasus

No

Karakteristik

Sub Karakteristik

Persamaan LR RG BX

1. KP (Peningkatan Keterbukaan

pada Pengalaman)

KP. MS (Menerima dalam kesadarannya setiap stimulus, baik yang berasal dari dalam organisme atau dari lingkungan)

(+)

1. Menerima suatu pilihan hidup orang lain yang berbeda dengan dirinya.

1. Menerima pilihan teman yang memilih pacaran, yang mana berbeda dengan pilihan dirinya (cara berelasi dengan lawan jenis)

1. Menerima pilihan aktivitas teman yang berbeda dengannya dalam menggunakan waktu luang (pengelolaan waktu luang)

1. Menerima gaya hidup hedonis orang lain yang berbeda dengan pilihan hidupnya karena tiap orang punya pilihan sendiri dalam hidupnya, meski ia khawatir terhadap itu (gaya hidup)

2. HE (Peningkatan Hidup secara Eksistensial)

HE. MH (Setiap momen kehidupan dilihat sebagai sesuatu yang baru dan berfokus pada masa sekarang)

(+)

1. Fokus pada apa yang dilakukan saat ini dan ada persiapan untuk masa depan.

1. Fokus pada pekerjaan yang dilakukan saat ini, yaitu tidak terlalu berangan-angan dan berfokus bekerja saat ini (kegiatan yang dilakukan saat ini)

1. Fokus pada aktivitas demonstrasi yang dilakukan saat ini, yaitu melakukan aksi demo tapi tidak kaku atas targetnya

1. Fokus dengan terlibat di Karang Taruna, mempersiapkan cita-citanya membentuk partai (kegiatan pemuda di lingkungan rumah)

184

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 204: Budhi Ardiyandhani - core.ac.uk fileAKTUALISASI DIRI PADA AK TIVIS GERAKAN MAHASISWA BERDASARKAN TEORI CARL ROGERS SKRIPSI Diajukan Untuk Memenuhi Salah Satu Syarat Memperoleh Gelar

bahwa yang penting membangun kesadaran masyarakat terlebih dahulu (aktivitas aktivis Gerakan Mahasiswa)

2. Fokus pada persiapan membuat Pusat Studi yang dilakukan saat ini, yaitu membuat persiapan untuk Pusat Studi yang diinginkan pada masa depan (lokus pekerjaan aktivis)

2. Fokus pada apa yang dilakukan saat ini, yaitu memiliki suatu cita-cita tapi tetap fokus melakukan yang sekarang (kegiatan hidup yang dilakukan saat ini)

2. Fokus pada saat ini dengan mempelajari karakteristik masyarakat Kalimantan Timur, persiapan fisik-mental serta siap jika diminta ke sana sekarang (akan ke sana sebentar, tidak langsung menetap/ meninggalkan kuliahnya) (mempelajari karakteristik masyarakat suatu

185

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 205: Budhi Ardiyandhani - core.ac.uk fileAKTUALISASI DIRI PADA AK TIVIS GERAKAN MAHASISWA BERDASARKAN TEORI CARL ROGERS SKRIPSI Diajukan Untuk Memenuhi Salah Satu Syarat Memperoleh Gelar

daerah untuk tujuan aksi di masa depan)

1. Tidak ritualistik pada tata cara praktek/ pelaksanaannya meski tetap memegang nilai-nilai Jawa (pelaksanaan ajaran adat budaya Jawa)

HE. TK (Tidak kaku (rigid), sanggup berubah, dan adaptif atas pengalaman)

(+)

1.Tidak kaku/ tidak ritualistik pada tata cara pelaksanaan sesuatu hal.

1. Tidak ritualistik pada tata cara pelaksanaan ajaran agama, meski meyakini ajaran agamanya (pelaksanaan ajaran agama Katolik)

1. Tidak ritualistik pada tata cara pelaksanaan ajaran agama: sholat, yang mana dilakukan tidak sebagai rutinitas, tapi lebih karena esensinya (pelaksanaan ajaran agama Islam)

2.Tidak ritualistik: tidak menghidupi pada laku keseharian meskipun percaya pada energi lain; ia mengikuti hal klenik karena positif, ada kearifan lokal & spirit (pelaksanaan ritual budaya Jawa)

186

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 206: Budhi Ardiyandhani - core.ac.uk fileAKTUALISASI DIRI PADA AK TIVIS GERAKAN MAHASISWA BERDASARKAN TEORI CARL ROGERS SKRIPSI Diajukan Untuk Memenuhi Salah Satu Syarat Memperoleh Gelar

1. Fleksibel dan adaptif dalam penanganan masalah menurut posisi orang, dengan melihat apakah itu kader/ anggota/ koordinator lain (penanganan masalah berdasar posisi orang dalam Gerakan Mahasiswa)

1. Adaptif dalam memberlakukan ketentuan saat demo sesuai sesuai dengan latar belakang organisasi yang diusung (ketentuan aktivitas sesuai latar belakang organisasi)

1. Adanya penyesuaian dengan mencoba kemampuan adaptif seandainya berada bersama orang Batak asli (beradaptasi dengan orang dari suku lain)

2. Fleksibel dan adaptif dalam menangani suatu hal sesuai situasi & kondisi yang dihadapi.

2. Fleksibel dan adaptif dalam menangani penempatan kader organisasi sesuai kesiapannya (penempatan kader Gerakan Mahasiswa sesuai kesiapannya)

2. Adaptif dalam menggunakan bahasa sesuai siapa yang dihadapi & kepahaman, apakah dalam keluarga atau masyarakat (penggunaan bahasa untuk komunikasi dengan keluarga/

2. Adanya penyesuaian dengan mencoba untuk nyaman dan akhirnya benar merasa nyaman ketika berada dengan orang Jakarta (beradaptasi dengan orang dari daerah lain)

187

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 207: Budhi Ardiyandhani - core.ac.uk fileAKTUALISASI DIRI PADA AK TIVIS GERAKAN MAHASISWA BERDASARKAN TEORI CARL ROGERS SKRIPSI Diajukan Untuk Memenuhi Salah Satu Syarat Memperoleh Gelar

masyarakat 3. Adaptif dalam

menempatkan keberfungsian tempat sesuai fungsinya (adaptif dalam keberfungsian tempat)

3. Adaptif dalam menghadapi orang/ instansi yang memanfaatkan situasi gempa bumi untuk keperluan pribadinya (penanganan pada pihak oportunis dalam peristiwa bencana alam)

3. Adanya penyesuaian dengan mengelola perubahan yang dialami atau hal-hal yang berbeda agar menjadi terarah (pengelolaan perubahan -perubahan yang terjadi dalam hidup)

4. Adanya penyesuaian dengan melihat apakah masuk ke politik praksis atau sektoral (penyesuaian pada area eksperimentasi Gerakan Mahasiswa)

4. Fleksibel dan adaptif dalam menjalankan aktivitas kampus dan Perkumpulan Pemuda di daerahnya (adaptif dalam aktivitas kampus & pemuda daerah asal)

4. Adanya penyesuaian saat ini untuk segera menyelesaikan kuliah karena biaya mahal (penyesuaian dalam tanggung jawab kuliah)

188

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 208: Budhi Ardiyandhani - core.ac.uk fileAKTUALISASI DIRI PADA AK TIVIS GERAKAN MAHASISWA BERDASARKAN TEORI CARL ROGERS SKRIPSI Diajukan Untuk Memenuhi Salah Satu Syarat Memperoleh Gelar

5. Adaptif dalam menempatkan tahap komunikasi dengan orang lain (penggunaan tahap komunikasi dengan orang non Gerakan Mahasiswa)

5. Adaptif dalam mengkomunika-sikan atau menjelaskan partisipasi politik pada masyarakat sesuai bahasa mereka bukan bahasa ilmiah kampus (penggunaan bahasa sesuai masyarakat dalam membangun kesadaran politik)

6. Adanya penyesuaian dalam menghadapi orang baru dalam lingkungan yang karakteristiknya baru (menghadapi teman baru dalam lingkungan kuliah yang baru)

6. Adaptif dalam menggunakan bahasa sesuai siapa yang dihadapi & kepahaman, apakah dalam keluarga atau masyarakat (penggunaan bahasa dalam

189

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 209: Budhi Ardiyandhani - core.ac.uk fileAKTUALISASI DIRI PADA AK TIVIS GERAKAN MAHASISWA BERDASARKAN TEORI CARL ROGERS SKRIPSI Diajukan Untuk Memenuhi Salah Satu Syarat Memperoleh Gelar

masyarakat yang berbudaya feodal)

7. Adanya penyesuaian dalam menghadapi orang baru (adaptif menghadapi orang baru dalam forum Gerakan Mahasiswa)

8. Adanya

penyesuaian dalam bersosialisasi dengan masyarakat/ tetangga di rumahnya (adaptif dalam bersosialisasi dengan masyarakat lingkungan tempat tinggal)

7. Adaptif dalam menghadapi orang/ instansi yang memanfaatkan situasi gempa bumi untuk keperluan pribadinya (adaptif menangani pihak oportunis dalam peristiwa bencana alam)

190

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 210: Budhi Ardiyandhani - core.ac.uk fileAKTUALISASI DIRI PADA AK TIVIS GERAKAN MAHASISWA BERDASARKAN TEORI CARL ROGERS SKRIPSI Diajukan Untuk Memenuhi Salah Satu Syarat Memperoleh Gelar

1. Sanggup mengikuti pertemuan mahasiswa - buruh yang belum pernah dilakukan sebelumnya (mengikuti aktivitas Gerakan Mahasiswa yang belum pernah diikuti)

1. Sanggup berubah: berusaha bangkit ketika ketika kehilangan teman (bangkit ketika kehilangan relasi teman Gerakan Mahasiswa)

1. Sanggup berubah & mencoba banyak cara untuk menghormati leluhur dan berdiskusi untuk mencari penjelasan hal klenik (mencoba alternatif dalam mempertahankan nilai budaya yang dihidupi)

3. Sanggup berubah & mencoba hal baru.

2. Sanggup mencoba cara penanganan ketetapan UMP yang baru jika mengalami kegagalan (mencoba alternatif saat gagal melakukan aktivitas medan eksperimentasi Gerakan Mahasiswa).

2. Sanggup mencoba cara-cara baru selain demonstrasi dengan aksi tulis, diskusi, & aksi teatrikal (mencoba alternatif baru dalam aktivitas Gerakan Mahasiswa)

2. Sanggup mencoba mencari cara lain atas kegagalan target demonstrasi menolak RUU Sisdiknas (mencoba alternatif baru dalam aktivitas Gerakan Mahasiswa)

191

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 211: Budhi Ardiyandhani - core.ac.uk fileAKTUALISASI DIRI PADA AK TIVIS GERAKAN MAHASISWA BERDASARKAN TEORI CARL ROGERS SKRIPSI Diajukan Untuk Memenuhi Salah Satu Syarat Memperoleh Gelar

3. Sanggup mencoba cara baru selain berdemo, yaitu melakukan cara lain selain berdemo dengan gerakan intelektual atau gerakan jaringan (mencoba alternative baru dalam aktivitas Gerakan Mahasiswa)

3. Sanggup mencoba hal baru dengan membangun semangat dan belajar spiritualitas setelah ke luar dari Seminari (mencoba hal baru dengan belajar spiritualitas setelah ke luar dari sekolah agama)

4. Sanggup mencoba cara advokasi buruh yang baru jika mengalami kegagalan (mencoba alternatif saat gagal melakukan aktivitas medan eksperimentasi Gerakan Mahasiswa).

4. Sanggup berubah & mencoba hal baru dengan ikut bergerak untuk memberikan bantuan pada korban (mencoba alternatif baru untuk membantu korban bencana alam)

192

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 212: Budhi Ardiyandhani - core.ac.uk fileAKTUALISASI DIRI PADA AK TIVIS GERAKAN MAHASISWA BERDASARKAN TEORI CARL ROGERS SKRIPSI Diajukan Untuk Memenuhi Salah Satu Syarat Memperoleh Gelar

5. Sanggup mencoba hal baru dengan memberikan inspirasi agar masyarakat kritis dengan melakukan pendekatan-pendekatan untuk mengusahakan bantuan bagi masyarakat (mengusahakan pendekatan-pendekatan baru untuk mengusahakan bantuan bagi korban bencana alam)

(-) 1.Berperilaku negatif terhadap respon orang lain yang tidak sesuai dengan dirinya.

1. Berperilaku negatif dengan mengejek teman jika tidak sesuai dengannya, yaitu menganggap ambiguitas sebagai

1.Berperilaku negatif: terus mengajak dan mengencangkan diskusi terhadap teman yang hanya

1.Berperilaku negatif: menantang berkelahi dengan teman karena dianggap

sombong

193

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 213: Budhi Ardiyandhani - core.ac.uk fileAKTUALISASI DIRI PADA AK TIVIS GERAKAN MAHASISWA BERDASARKAN TEORI CARL ROGERS SKRIPSI Diajukan Untuk Memenuhi Salah Satu Syarat Memperoleh Gelar

berorientasi kuliah, jika ada protes dari teman (mengkomunikasi-kan pemikiran dirinya secara terus menerus meski mendapat protes dari teman)

(melakukan agresi fisik ketika menghadapi teman yang dianggap berkarakter negatif)

sesuatu yang tidak produktif sehingga mengejek temannya (melakukan agresi verbal pada teman yang diskusinya dianggap ambigu)

2.Berperilaku negatif: berkelahi terhadap reaksi negatif: ejekan teman karena dahulu tidak memiliki televisi (melakukan agresi fisik ketika menghadapi agresi verbal dari teman )

2. Berperilaku negatif: mengkritik keras teman Gerakan yang tidak selesai kerjaannya dan mendiamkan-nya jika ngambek (melakukan agresi verbal ketika ada teman yang tidak menyelesaikan tugas dalam Gerakan Mahasiswa)

194

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 214: Budhi Ardiyandhani - core.ac.uk fileAKTUALISASI DIRI PADA AK TIVIS GERAKAN MAHASISWA BERDASARKAN TEORI CARL ROGERS SKRIPSI Diajukan Untuk Memenuhi Salah Satu Syarat Memperoleh Gelar

1.Mengambil keputusan sendiri dalam keputusan yang diambil yang diambil, yaitu masukan teman hanya sebagai pertimbangan, keputusan ditangan sendiri (keputusan di tangan sendiri ketika ada pilihan hidup, masukan teman Gerakan Mahasiswa sebagai pertimbangan saja)

1. Mengambil keputusan sendiri untuk masuk KOMIK, berdasarkan dirinya meskipun melalui diskusi dengan teman (keputusan masuk Gerakan Mahasiswa di tangan sendiri)

1. Mengambil keputusan sendiri bahwa saat ini menjadi aktivis secara kesadaran pribadi (keputusan menjadi aktivis di tangan sendiri atas kesadaran pribadi)

3.

KO (Peningkatan Kepercayaan

pada Organismenya)

KO. PP (Percaya atas penilaian-penilaian & keputusan yang akan diambil berdasar diri sendiri atas situasi yang dihadapi (independent & tidak menggantungkan pilihan hidup pada suatu peran atau pihak lain))

(+) 1. Mengambil keputusan sendiri atas pilihan hidupnya.

2. Mengambil keputusan sendiri atas pembiayaan kuliahnya, yaitu memutuskan kuliah dengan biaya sendiri, masukan orang tua

2. Mengambil keputusan sendiri atas pemilihan aliran agamanya (memilih aliran keyakinan agama sendiri)

2. Mengambil keputusan sendiri jika menghadapi masalah, meskipun tetap menerima masukan orang lain (keputusan

195

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 215: Budhi Ardiyandhani - core.ac.uk fileAKTUALISASI DIRI PADA AK TIVIS GERAKAN MAHASISWA BERDASARKAN TEORI CARL ROGERS SKRIPSI Diajukan Untuk Memenuhi Salah Satu Syarat Memperoleh Gelar

sebagai pertimbangan (membiayai pendidikan sendiri)

3. Mengambil keputusan sendiri menjadi koordinator KOMIK, meskipun didukung oleh teman-temannya (keputusan menjadi koordinator Gerakan Mahasiswa di tangan sendiri)

di tangan sendiri jika menghadapi masalah, masukan teman sebagai bahan pertimbangan)

(-) 1.Takut penilaian dan reaksi negatif orang lain.

1. Takut mendapat reaksi negatif: olok-olok/ diskriminasi dari teman atau guru, jika menunjukkan identitas dirinya (takut mendapat ejekan dari teman

1. Takut pada reaksi negatif: atas stigma komunis dari orang lain (takut mendapat stigma komunis dari teman lain)

1.Takut penilaian negatif: ketakutan dinilai bodoh oleh orang lain jika memperlihatkan kegagalan ke publik (takut dinilai bodoh oleh orang lain)

196

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 216: Budhi Ardiyandhani - core.ac.uk fileAKTUALISASI DIRI PADA AK TIVIS GERAKAN MAHASISWA BERDASARKAN TEORI CARL ROGERS SKRIPSI Diajukan Untuk Memenuhi Salah Satu Syarat Memperoleh Gelar

sekolah) 2. Takut mendapat

reaksi negatif: olok-olok dari teman, jika menceritakan pengalaman pribadi (takut ejekan dari teman)

2. Takut penilaian negatif masyarakat atas status sosialnya nanti (takut penilaian akan status sosial dari masyarakat)

2. Takut reaksi negatif: ketakutan ditertawakan/ diejek teman sehingga mengalahkan relasi dengan lawan jenis (takut ejekan dari teman Gerakan Mahasiswa)

3. Takut pada reaksi negatif: stigma negatif dari orang lain atas anak Gerakan Mahasiswa (takut stigma negatif dari anak Gerakan lain)

3. Takut reaksi negatif: mendapat kecaman dari publik sehingga memilih menjadi dosen agar bebas bicara (takut reaksi verbal publik terkait proesi masa depannya)

3. Takut penilaian dan reaksi negatif orang lain: merasa malu nantinya sehingga tidak menceritakan momen titik balik yang dinilai paling berkesan (takut dinilai negatif dari teman lain)

197

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 217: Budhi Ardiyandhani - core.ac.uk fileAKTUALISASI DIRI PADA AK TIVIS GERAKAN MAHASISWA BERDASARKAN TEORI CARL ROGERS SKRIPSI Diajukan Untuk Memenuhi Salah Satu Syarat Memperoleh Gelar

Tabel 6. Ringkasan Persamaan Hasil Penelitian subjek LR, RG, dan BX

No

Karakteristik

Sub Karakteristik

Persamaan

1. KP (Peningkatan Keterbukaan pada Pengalaman)

KP. MS (Menerima dalam kesadarannya setiap stimulus, baik yang berasal dari dalam organisme atau dari lingkungan)

(+)

Menerima suatu pilihan hidup orang lain yang berbeda dengan dirinya.

HE. MH (Setiap momen kehidupan dilihat sebagai sesuatu yang baru dan berfokus pada masa sekarang)

(+)

Fokus pada apa yang dilakukan saat ini dan ada persiapan untuk masa depan.

Tidak kaku/ tidak ritualistik pada tata cara pelaksanaan sesuatu hal. Fleksibel dan adaptif dalam menangani suatu hal sesuai situasi & kondisi yang dihadapi.

HE. TK (Tidak kaku (rigid), sanggup berubah, dan adaptif atas pengalaman)

(+)

Sanggup berubah & mencoba hal baru.

2. HE (Peningkatan Hidup secara Eksistensial)

HE. TK (Kaku (rigid), tidak sanggup berubah, dan tidak adaptif atas pengalaman).

(-) Berperilaku negatif terhadap respon orang lain yang tidak sesuai dengan dirinya.

3.

KO (Peningkatan Kepercayaan pada Organismenya)

KO. PP (Percaya atas penilaian-penilaian & keputusan yang akan diambil berdasar diri sendiri atas situasi yang dihadapi (independent & tidak menggantungkan pilihan hidup pada suatu peran atau pihak lain)

(+) Mengambil keputusan sendiri atas pilihan hidupnya.

KO. PP (Tidak percaya atas penilaian-penilaian & keputusan yang akan diambil berdasar diri sendiri atas situasi yang dihadapi (dependent & menggantungkan pilihan hidup pada suatu peran atau pihak lain))

(-) Takut penilaian dan reaksi negatif orang lain.

198

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 218: Budhi Ardiyandhani - core.ac.uk fileAKTUALISASI DIRI PADA AK TIVIS GERAKAN MAHASISWA BERDASARKAN TEORI CARL ROGERS SKRIPSI Diajukan Untuk Memenuhi Salah Satu Syarat Memperoleh Gelar

Tabel 7 . Persamaan dan Contoh Kasus Subjek LR & RG

“Aktualisasi Diri Pada Aktivis Gerakan Mahasiswa Berdasarkan Carl Rogers”

Contoh Kasus

No Karakteristik

Sub Karakteristik

Persamaan LR RG

1. Menerima suatu pilihan hidup orang lain yang berbeda dengan dirinya.

1. Menerima pilihan teman yang memilih pacaran, yang mana berbeda dengan pilihan dirinya (cara berelasi dengan lawan jenis)

1. Menerima pilihan aktivitas teman yang berbeda dengannya dalam menggunakan waktu luang (pengelolaan waktu luang)

1. KP (Peningkatan Keterbukaan

pada Pengalaman)

KP. MS (Menerima dalam kesadarannya setiap stimulus, baik yang berasal dari dalam organisme atau dari lingkungan)

(+)

2. Menerima reaksi & penilaian negatif orang lain.

1. Menerima protes dari teman ketika dinilai bicaranya keras (menerima agresi verbal teman atas komunikasi yang dilakukan dirinya)

1. Menerima reaksi negatif: reaksi sinis keluarganya terkait dirinya yang merupakan seorang demonstran (menerima reaksi verbal negatif dari saudaranya karena dirinya sebagai aktivis Gerakan Mahasiswa)

2. HE (Peningkatan Hidup secara Eksistensial)

HE. MH (Setiap momen kehidupan dilihat sebagai sesuatu yang baru dan berfokus pada

(+)

1.Mendapatkan hal-hal baru dari kegiatan saat ini & selalu ingin tahu.

1. Mendapatkan relasi, jaringan, ilmu pengetahuan baru dari kegiatan saat ini & selalu ingin tahu (relasi, jaringan, ilmu pengetahuan baru dari kegiatan Gerakan Mahasiswa & selalu ingin tahu)

1. Mendapatkan semangat, kebijaksanaan dan pandangan lain yang baru dari membaca buku (mendapatkan nilai dan pandangan hidup baru dari membaca buku)

199

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 219: Budhi Ardiyandhani - core.ac.uk fileAKTUALISASI DIRI PADA AK TIVIS GERAKAN MAHASISWA BERDASARKAN TEORI CARL ROGERS SKRIPSI Diajukan Untuk Memenuhi Salah Satu Syarat Memperoleh Gelar

2. Mendapatkan nilai baru bahwa penyelesaian konflik tidaklah harmoni setelah membaca (nilai baru tentang penyelesaian konflik setelah membaca buku)

3. Mendapatkan ilmu-ilmu baru dari pengalaman bertemu orang baru & selalu ingin tahu (ilmu baru setelah bertemu orang baru & selalu ingin tahu)

1. Fokus pada pekerjaan yang dilakukan saat ini, yaitu tidak terlalu berangan-angan dan berfokus bekerja saat ini (kegiatan yang dilakukan saat ini)

1. Fokus pada aktivitas demonstrasi yang dilakukan saat ini, yaitu melakukan aksi demo tapi tidak kaku atas targetnya bahwa yang penting membangun kesadaran masyarakat terlebih dahulu (aktivitas aktivis Gerakan Mahasiswa)

masa sekarang)

2. Fokus pada apa yang dilakukan saat ini dan ada persiapan untuk masa depan.

2. Fokus pada persiapan membuat Pusat Studi yang dilakukan saat ini, yaitu membuat persiapan untuk Pusat Studi yang diinginkan pada masa depan (lokus pekerjaan aktivis di ruang eksperimentasinya)

2.Fokus pada apa yang dilakukan saat ini, yaitu memiliki suatu cita-cita tapi tetap fokus melakukan yang sekarang (kegiatan dalam hidup yang dilakukan saat ini)

200

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 220: Budhi Ardiyandhani - core.ac.uk fileAKTUALISASI DIRI PADA AK TIVIS GERAKAN MAHASISWA BERDASARKAN TEORI CARL ROGERS SKRIPSI Diajukan Untuk Memenuhi Salah Satu Syarat Memperoleh Gelar

HE. DK (Diri dan kepribadian muncul dari pengalaman (menjadi partisipan dalam, pengamat dari, dan menyerahkan diri pada kemungkinan-kemungkinan yang sedang berkembang)

(-) 1. Adanya sifat diri yang negatif akibat pengalaman/ kegagalan di masa lalu.

1. Adanya sifat kurang berani & kurang percaya akibat kegagalan/ penolakan relasi dengan lawan jenis di masa lalu (tidak percaya diri akibat kegagalan relasi dengan lawan jenis di masa lalu)

1. Adanya sifat diri yang negatif: minder & merasa kecil atas ejekan teman karena dahulu tidak memiliki televisi (merasa inferior karena reaksi verbal negatif dari teman)

1. Tidak kaku/ tidak ritualistik pada tata cara pelaksanaan sesuatu hal.

1. Tidak ritualistik pada tata cara pelaksanaan ajaran agama, meski meyakini ajaran agamanya (pelaksanaan ajaran agama Katolik)

1.Tidak ritualistik pada tata cara pelaksanaan ajaran agama: sholat, yang mana dilakukan tidak sebagai rutinitas, tapi lebih karena esensinya (pelaksanaan ajaran agama Islam)

HE. TK (Tidak kaku (rigid), sanggup berubah, dan adaptif atas pengalaman)

(+)

2. Fleksibel dan adaptif dalam menangani suatu hal sesuai situasi & kondisi yang dihadapi.

1. Fleksibel dan adaptif dalam penanganan masalah menurut posisi orang, dengan melihat apakah itu kader/ anggota/ koordinator lain (penanganan masalah berdasar posisi orang

1.Adaptif dalam memberlakukan ketentuan saat demo sesuai sesuai dengan latar belakang organisasi yang diusung (ketentuan aktivitas sesuai

201 201

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 221: Budhi Ardiyandhani - core.ac.uk fileAKTUALISASI DIRI PADA AK TIVIS GERAKAN MAHASISWA BERDASARKAN TEORI CARL ROGERS SKRIPSI Diajukan Untuk Memenuhi Salah Satu Syarat Memperoleh Gelar

dalam Gerakan Mahasiswa) latar belakang organisasi) 2.Fleksibel dan adaptif dalam

menangani penempatan kader organisasi sesuai kesiapannya (penempatan kader Gerakan Mahasiswa sesuai kesiapannya)

2. Adaptif dlm menggunakan bahasa sesuai siapa yang dihadapi & kepahaman, apakah dalam keluarga atau masyarakat (penggunaan bahasa untuk komunikasi dengan keluarga/ masyarakat

3.Adaptif dalam menempatkan keberfungsian tempat sesuai fungsinya (adaptif dalam keberfungsian tempat)

3. Adaptif dlm menghadapi orang/ instansi yg memanfaatkan situasi gempa bumi utk keperluan pribadinya (penanganan pihak oportunis dalam peristiwa bencana alam)

4.Adanya penyesuaian dengan melihat apakah masuk ke politik praksis atau sektoral (penyesuaian pada area eksperimentasi Gerakan Mahasiswa)

4. Fleksibel dan adaptif dalam menjalankan aktivitas kampus dan Perkumpulan Pemuda di daerahnya (adaptif dalam aktivitas kampus & pemuda daerah asal)

5. Adaptif dalam menempatkan tahap komunikasi dengan orang lain (penggunaan tahap komunikasi dengan orang non Gerakan Mahasiswa)

5. Adaptif dalam mengkomunikasikan atau menjelaskan partisipasi politik pada masyarakat sesuai bahasa mereka bukan bahasa ilmiah kampus (penggunaan

202

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 222: Budhi Ardiyandhani - core.ac.uk fileAKTUALISASI DIRI PADA AK TIVIS GERAKAN MAHASISWA BERDASARKAN TEORI CARL ROGERS SKRIPSI Diajukan Untuk Memenuhi Salah Satu Syarat Memperoleh Gelar

bahasa sesuai masyarakat dalam membangun kesadaran politik)

6. Adanya penyesuaian dalam menghadapi orang baru dalam lingkungan yang karakteristiknya baru (menghadapi teman baru dalam lingkungan kuliah yang baru)

6. Adaptif dlm menggunakan bahasa sesuai siapa yg dihadapi & kepahaman, apakah dlm keluarga/ masy (penggunaan bahasa dalam masyarakat yg berbudaya feodal)

7. Adanya penyesuaian dalam menghadapi orang baru (adaptif menghadapi orang baru dalam forum Gerakan Mahasiswa)

8. Adanya penyesuaian dalam bersosialisasi dengan masyarakat/ tetangga di rumahnya (adaptif dalam bersosialisasi dengan masyarakat lingkungan tempat tinggal)

7. Adaptif dalam menghadapi orang/ instansi yang memanfaatkan situasi gempa bumi untuk keperluan pribadinya (adaptif menangani pihak oportunis dalam peristiwa bencana alam)

3. Sanggup berubah & mencoba hal baru.

1. Sanggup mengikuti pertemuan mahasiswa - buruh yang belum pernah dilakukan sebelumnya (mengikuti aktivitas Gerakan Mahasiswa yang belum pernah diikuti)

1. Sanggup berubah: berusaha bangkit ketika ketika kehilangan teman (bangkit ketika kehilangan relasi teman Gerakan Mahasiswa)

203

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 223: Budhi Ardiyandhani - core.ac.uk fileAKTUALISASI DIRI PADA AK TIVIS GERAKAN MAHASISWA BERDASARKAN TEORI CARL ROGERS SKRIPSI Diajukan Untuk Memenuhi Salah Satu Syarat Memperoleh Gelar

2. Sanggup mencoba cara penanganan ketetapan UMP yang baru jika mengalami kegagalan (mencoba alternatif saat gagal melakukan aktivitas medan eksperimentasi Gerakan Mahasiswa).

3. Sanggup mencoba cara baru selain berdemo, yaitu melakukan cara lain selain berdemo dengan gerakan intelektual atau gerakan jaringan (mencoba alternative baru dalam aktivitas Gerakan Mahasiswa)

4. Sanggup mencoba cara advokasi buruh yang baru jika mengalami kegagalan (mencoba alternatif saat gagal melakukan aktivitas medan eksperimentasi Gerakan Mahasiswa).

2. Sanggup mencoba cara-cara baru selain demonstrasi dengan aksi tulis, diskusi, & aksi teatrikal (mencoba alternatif baru dalam aktivitas Gerakan Mahasiswa)

4. Berperilaku positif terhadap reaksi negatif dari orang lain.

1.Berperilaku positif dengan tetap menyapa teman & terbuka meski dianggap artis atau demonstran (tetap berkomunikasi & bersikap terbuka pada teman yang bereaksi negatif verbal pada

1. Berperilaku positif dengan pendekatan dan diskusi ketika menghadapi reaksi sinis teman (melakukan pendekatan personal & berdiskusi saat menghadapi teman yang

204

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 224: Budhi Ardiyandhani - core.ac.uk fileAKTUALISASI DIRI PADA AK TIVIS GERAKAN MAHASISWA BERDASARKAN TEORI CARL ROGERS SKRIPSI Diajukan Untuk Memenuhi Salah Satu Syarat Memperoleh Gelar

dirinya) bereaksi negatif pada dirinya) 1. Berperilaku negatif: terus

mengajak & mengencangkan diskusi terhadap teman yang hanya berorientasi kuliah, jika ada protes dari teman (mengkomunikasikan pemikiran dirinya secara terus menerus meski mendapat agresi verbal dari teman)

(-) 1. Berperilaku negatif terhadap respon orang lain yang tidak sesuai dengan dirinya.

1. Berperilaku negatif dengan mengejek teman jika tidak sesuai dengannya, yaitu menganggap ambiguitas sebagai sesuatu yang tidak produktif sehingga mengejek temannya (melakukan agresi verbal pada teman yang diskusinya dianggap ambigu)

2. Berperilaku negatif: berkelahi terhadap reaksi negatif: ejekan teman karena dahulu tidak memiliki televisi (melakukan agresi fisik ketika menghadapi agresi verbal dari teman )

1. Mengambil keputusan sendiri dalam keputusan yang diambil yang diambil, yaitu masukan teman hanya sebagai pertimbangan, keputusan ditangan sendiri (keputusan di tangan sendiri ketika ada pilihan hidup, masukan teman Gerakan Mahasiswa sebagai pertimbangan saja)

1. Mengambil keputusan sendiri untuk masuk KOMIK, berdasarkan dirinya meskipun melalui diskusi dengan teman (keputusan masuk Gerakan Mahasiswa di tangan sendiri)

3.

KO (Peningkatan Kepercayaan

pada Organismenya)

KO. PP (Percaya atas penilaian-penilaian & keputusan yang akan diambil berdasar diri sendiri atas situasi yang dihadapi (independent & tidak

(+) 1. Mengambil keputusan sendiri atas pilihan hidupnya.

2. Mengambil keputusan sendiri atas pembiayaan kuliahnya,

2. Mengambil keputusan sendiri atas pemilihan aliran

205

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 225: Budhi Ardiyandhani - core.ac.uk fileAKTUALISASI DIRI PADA AK TIVIS GERAKAN MAHASISWA BERDASARKAN TEORI CARL ROGERS SKRIPSI Diajukan Untuk Memenuhi Salah Satu Syarat Memperoleh Gelar

agamanya (memilih aliran keyakinan agama sendiri)

yaitu memutuskan kuliah dengan biaya sendiri, masukan orang tua sebagai pertimbangan (membiayai pendidikan sendiri)

3. Mengambil keputusan sendiri menjadi koordinator KOMIK, meskipun didukung oleh teman-temannya (keputusan menjadi koordinator Gerakan Mahasiswa di tangan sendiri)

1.Takut mendapat reaksi negatif: olok-olok/ diskriminasi dari teman atau guru, jika menunjukkan identitas dirinya (takut mendapat ejekan dari teman sekolah)

1. Takut pada reaksi negatif: atas stigma komunis dari orang lain (takut mendapat stigma komunis dari teman lain)

2. Takut mendapat reaksi negatif: olok-olok dari teman, jika menceritakan pengalaman pribadi (takut ejekan dari teman)

2.Takut penilaian negatif masyarakat atas status sosialnya nanti (takut penilaian akan status sosial dari masyarakat)

menggantungkan pilihan hidup pada suatu peran atau pihak lain))

(-) 1. Takut penilaian dan reaksi negatif orang lain.

3. Takut pada reaksi negatif: stigma negatif dari orang lain atas anak Gerakan Mahasiswa (takut stigma negatif dari anak Gerakan lain)

3.Takut reaksi negatif: mendapat kecaman dari publik sehingga memilih menjadi dosen agar bebas bicara (takut reaksi verbal publik terkait profesi masa depannya)

206

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 226: Budhi Ardiyandhani - core.ac.uk fileAKTUALISASI DIRI PADA AK TIVIS GERAKAN MAHASISWA BERDASARKAN TEORI CARL ROGERS SKRIPSI Diajukan Untuk Memenuhi Salah Satu Syarat Memperoleh Gelar

Tabel 8. Persamaan dan Contoh Kasus Subjek LR & BX

“Aktualisasi Diri Pada Aktivis Gerakan Mahasiswa Berdasarkan Carl Rogers”

Contoh Kasus

No Karakteristik

Sub Karakteristik

Persamaan LR BX

1. KP (Peningkatan Keterbukaan

pada Pengalaman)

KP. MS (Menerima dalam kesadarannya setiap stimulus, baik yang berasal dari dalam organisme

(+)

1Menerima suatu pilihan hidup orang lain yang berbeda dengan dirinya.

1. Menerima pilihan teman yang memilih pacaran, yang mana berbeda dengan pilihan dirinya (cara berelasi dengan lawan jenis)

1. Menerima gaya hidup hedonis orang lain yang berbeda dengan pilihan hidupnya karena tiap orang punya pilihan sendiri dalam hidupnya, meski ia khawatir terhadap itu (gaya hidup)

1. Fokus pada pekerjaan yang dilakukan saat ini, yaitu tidak terlalu berangan-angan dan berfokus bekerja saat ini

1. Fokus dengan terlibat di Karang Taruna,mempersiapkan cita-citanya membentuk partai

2. HE (Peningkatan Hidup secara Eksistensial)

HE. MH (Setiap momen kehidupan dilihat sebagai sesuatu yang baru dan berfokus pada masa sekarang)

(+)

1. Fokus pada apa yang dilakukan saat ini dan ada persiapan untuk masa depan.

2. Fokus pada persiapan membuat Pusat Studi yang dilakukan saat ini, yaitu membuat persiapan untuk Pusat Studi yang diinginkan pada masa depan (lokus pekerjaan aktivis)

2. Fokus pada saat ini dengan mempelajari karakteristik masyarakat Kalimantan Timur, persiapan fisik-mental serta siap jika diminta ke sana sekarang (akan ke sana sebentar, tidak langsung menetap/ meninggalkan kuliahnya) (mempelajari karakteristik masyarakat

207

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 227: Budhi Ardiyandhani - core.ac.uk fileAKTUALISASI DIRI PADA AK TIVIS GERAKAN MAHASISWA BERDASARKAN TEORI CARL ROGERS SKRIPSI Diajukan Untuk Memenuhi Salah Satu Syarat Memperoleh Gelar

suatu daerah untuk tujuan aksi di masa depan)

1. Tidak ritualistik pada tata cara praktek/ pelaksanaannya meski tetap memegang nilai-nilai Jawa (pelaksanaan ajaran adat budaya Jawa)

1. Tidak kaku/ tidak ritualistik pada tata cara pelaksanaan sesuatu hal.

1. Tidak ritualistik pada tata cara pelaksanaan ajaran agama, meski meyakini ajaran agamanya (pelaksanaan ajaran agama Katolik)

2. Tidak ritualistik: tidak menghidupi pada laku keseharian meskipun percaya pada energi lain; ia mengikuti hal klenik karena positif, ada kearifan lokal & spirit (pelaksanaan ritual budaya Jawa)

1. Fleksibel dan adaptif dalam penanganan masalah menurut posisi orang, dengan melihat apakah itu kader/ anggota/ koordinator lain (penanganan masalah berdasar posisi orang dalam Gerakan Mahasiswa)

1. Adanya penyesuaian dengan mencoba kemampuan adaptif seandainya berada bersama orang Batak asli (beradaptasi dengan orang dari suku lain)

HE. TK (Tidak kaku (rigid), sanggup berubah, dan adaptif atas pengalaman)

(+)

2. Fleksibel dan adaptif dalam menangani suatu hal sesuai situasi & kondisi yang dihadapi.

2. Fleksibel dan adaptif dalam

menangani penempatan kader organisasi sesuai kesiapannya (penempatan kader Gerakan Mahasiswa sesuai kesiapannya)

2. Adanya penyesuaian dengan mencoba untuk nyaman dan akhirnya benar merasa nyaman ketika berada dengan orang Jakarta (beradaptasi dengan orang dari daerah lain)

208

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 228: Budhi Ardiyandhani - core.ac.uk fileAKTUALISASI DIRI PADA AK TIVIS GERAKAN MAHASISWA BERDASARKAN TEORI CARL ROGERS SKRIPSI Diajukan Untuk Memenuhi Salah Satu Syarat Memperoleh Gelar

3. Adaptif dalam menempatkan keberfungsian tempat sesuai fungsinya (adaptif dalam keberfungsian tempat)

3. Adanya penyesuaian dengan mengelola perubahan yang dialami atau hal-hal yang berbeda agar menjadi terarah (pengelolaan perubahan -perubahan yang terjadi dalam hidup)

4. Adanya penyesuaian dengan melihat apakah masuk ke politik praksis atau sektoral (penyesuaian pada area eksperimentasi Gerakan Mahasiswa)

5. Adaptif dalam menempatkan tahap komunikasi dengan orang lain (penggunaan tahap komunikasi dengan orang non Gerakan Mahasiswa)

6. Adanya penyesuaian dalam menghadapi orang baru dalam lingkungan yang karakteristiknya baru (menghadapi teman baru dalam lingkungan kuliah yang baru)

7. Adanya penyesuaian dalam menghadapi orang baru (adaptif menghadapi orang baru dalam forum Gerakan

4. Adanya penyesuaian saat ini untuk segera menyelesaikan kuliah karena biaya mahal (penyesuaian dalam tanggung jawab kuliah)

209

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 229: Budhi Ardiyandhani - core.ac.uk fileAKTUALISASI DIRI PADA AK TIVIS GERAKAN MAHASISWA BERDASARKAN TEORI CARL ROGERS SKRIPSI Diajukan Untuk Memenuhi Salah Satu Syarat Memperoleh Gelar

Mahasiswa)

8. Adanya penyesuaian dalam bersosialisasi dengan masyarakat/ tetangga di rumahnya (adaptif dalam bersosialisasi dengan masyarakat lingkungan tempat tinggal)

1. Sanggup mengikuti pertemuan mahasiswa - buruh yang belum pernah dilakukan sebelumnya (mengikuti aktivitas Gerakan Mahasiswa yang belum pernah diikuti)

1. Sanggup berubah & mencoba banyak cara untuk menghormati leluhur dan berdiskusi untuk mencari penjelasan hal klenik (mencoba alternatif dalam mempertahankan nilai budaya yang dihidupi)

3. Sanggup berubah & mencoba hal baru.

2. Sanggup mencoba cara penanganan ketetapan UMP yang baru jika mengalami kegagalan (mencoba alternatif saat gagal melakukan aktivitas medan eksperimentasi Gerakan Mahasiswa).

2. Sanggup mencoba mencari cara lain atas kegagalan target demonstrasi menolak RUU Sisdiknas (mencoba alternatif baru dalam aktivitas Gerakan Mahasiswa)

210

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 230: Budhi Ardiyandhani - core.ac.uk fileAKTUALISASI DIRI PADA AK TIVIS GERAKAN MAHASISWA BERDASARKAN TEORI CARL ROGERS SKRIPSI Diajukan Untuk Memenuhi Salah Satu Syarat Memperoleh Gelar

3. Sanggup mencoba cara baru selain berdemo, yaitu melakukan cara lain selain berdemo dengan gerakan intelektual atau gerakan jaringan (mencoba alternatif baru dalam aktivitas Gerakan Mahasiswa)

3. Sanggup mencoba hal baru dengan membangun semangat dan belajar spiritualitas setelah ke luar dari Seminari (mencoba hal baru dengan belajar spiritualitas setelah ke luar dari sekolah agama)

4. Sanggup berubah & mencoba hal baru dengan ikut bergerak untuk memberikan bantuan pada korban (mencoba alternatif baru untuk membantu korban bencana alam)

4. Sanggup mencoba cara advokasi buruh yang baru jika mengalami kegagalan (mencoba alternatif saat gagal melakukan aktivitas medan eksperimentasi Gerakan Mahasiswa).

5. Sanggup mencoba hal baru dengan memberikan inspirasi agar masyarakat kritis dengan melakukan pendekatan-pendekatan untuk mengusahakan bantuan bagi masyarakat (mengusahakan pendekatan-pendekatan baru untuk mengusahakan bantuan bagi korban bencana alam)

211

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 231: Budhi Ardiyandhani - core.ac.uk fileAKTUALISASI DIRI PADA AK TIVIS GERAKAN MAHASISWA BERDASARKAN TEORI CARL ROGERS SKRIPSI Diajukan Untuk Memenuhi Salah Satu Syarat Memperoleh Gelar

1. Berperilaku negatif: menantang berkelahi dengan teman karena dianggap sombong (melakukan agresi fisik ketika menghadapi teman yang dianggap berkarakter negatif)

(-) 1. Berperilaku negatif terhadap respon orang lain yang tidak sesuai dengan dirinya.

1. Berperilaku negatif dengan mengejek teman jika tidak sesuai dengannya, yaitu menganggap ambiguitas sebagai sesuatu yang tidak produktif sehingga mengejek temannya (melakukan agresi verbal pada teman yang diskusinya dianggap ambigu)

2. Berperilaku negatif: mengkritik keras teman Gerakan yang tidak selesai kerjaannya dan mendiamkan-nya jika ngambek (melakukan agresi verbal ketika ada teman yang tidak menyelesaikan tugas dalam Gerakan Mahasiswa)

3.

KO (Peningkatan Kepercayaan

pada Organismenya)

KO. PP (Percaya atas penilaian-penilaian & keputusan yang akan diambil berdasar diri sendiri atas

(+) 1. Mengambil keputusan sendiri atas pilihan hidupnya.

1. Mengambil keputusan sendiri dalam keputusan yang diambil yang diambil, yaitu masukan teman hanya sebagai pertimbangan, keputusan ditangan sendiri (keputusan di tangan sendiri ketika ada masukan dari teman)

1. Mengambil keputusan sendiri bahwa saat ini menjadi aktivis secara kesadaran pribadi (keputusan menjadi aktivis di tangan sendiri atas kesadaran pribadi)

212

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 232: Budhi Ardiyandhani - core.ac.uk fileAKTUALISASI DIRI PADA AK TIVIS GERAKAN MAHASISWA BERDASARKAN TEORI CARL ROGERS SKRIPSI Diajukan Untuk Memenuhi Salah Satu Syarat Memperoleh Gelar

2. Mengambil keputusan sendiri atas pembiayaan kuliahnya, yaitu memutuskan kuliah dengan biaya sendiri, masukan orang tua sebagai pertimbangan (membiayai pendidikan sendiri)

2. Mengambil keputusan sendiri jika menghadapi masalah, meskipun tetap menerima masukan orang lain (keputusan di tangan sendiri jika menghadapi masalah, masukan teman sebagai bahan pertimbangan

1. Takut mendapat reaksi negatif: olok-olok/ diskriminasi dari teman atau guru, jika menunjukkan identitas dirinya (takut mendapat ejekan dari teman sekolah)

1. Takut penilaian negatif: ketakutan dinilai bodoh oleh orang lain jika memperlihatkan kegagalan ke publik (takut dinilai bodoh oleh orang lain)

2. Takut mendapat reaksi negatif: olok-olok dari teman, jika menceritakan pengalaman pribadi (takut ejekan dari teman)

2. Takut reaksi negatif: ketakutan ditertawakan/ diejek teman sehingga mengalahkan relasi dengan lawan jenis (takut ejekan dari teman Gerakan Mahasiswa)

situasi yang dihadapi (independent & tidak menggantungkan pilihan hidup pada suatu peran atau pihak lain))

(-) 1. Takut penilaian dan reaksi negatif orang lain.

3. Takut pada reaksi negatif: stigma negatif dari orang lain atas anak Gerakan Mahasiswa (takut stigma negatif dari anak Gerakan lain)

3. Takut penilaian dan reaksi negatif orang lain: merasa malu nantinya sehingga tidak menceritakan momen titik balik yang dinilai paling berkesan (takut dinilai negatif dari teman lain)

213

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 233: Budhi Ardiyandhani - core.ac.uk fileAKTUALISASI DIRI PADA AK TIVIS GERAKAN MAHASISWA BERDASARKAN TEORI CARL ROGERS SKRIPSI Diajukan Untuk Memenuhi Salah Satu Syarat Memperoleh Gelar

Tabel 9. Persamaan dan Contoh Kasus Subjek RG & BX

“Aktualisasi Diri Pada Aktivis Gerakan Mahasiswa Berdasarkan Carl Rogers”

Contoh Kasus

No Karakteristik

Sub Karakteristik

Persamaan RG BX

KP. MA (Melihat secara akurat berbagai pengalaman, perasaan, & reaksi-reaksi yang tidak sesuai dengan gambar diri individu, baik mengenai dirinya atau hubungannya dengan dunia luar)

(-) 1.Menolak reaksi negatif pihak lain mengenai karakter atau sifat dirinya.

1. Menolak reaksi negatif: jika dikatakan komunis oleh organisasi lain (menolak penilaian ideologi oleh organisasi lain)

1. Menolak reaksi negatif: dinilai idealis oleh orang lain (menolak penilaian karakter diri yang cenderung negatif dari orang lain)

1. KP (Peningkatan Keterbukaan

pada Pengalaman)

KP. MS (Menerima dalam kesadarannya setiap stimulus, baik yang

(+)

1. Menerima suatu pilihan hidup orang lain yang berbeda dengan dirinya.

1. Menerima pilihan aktivitas teman yang berbeda dengannya dalam menggunakan waktu luang (pengelolaan waktu luang)

1. Menerima gaya hidup hedonis orang lain yang berbeda dengan pilihan hidupnya karena tiap orang punya pilihan sendiri dalam hidupnya, meski ia khawatir

214

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 234: Budhi Ardiyandhani - core.ac.uk fileAKTUALISASI DIRI PADA AK TIVIS GERAKAN MAHASISWA BERDASARKAN TEORI CARL ROGERS SKRIPSI Diajukan Untuk Memenuhi Salah Satu Syarat Memperoleh Gelar

terhadap itu (gaya hidup)

1. Menerima pandangan & pemikiran organisasi bahwa hidup akan berarti jika berbuat sesuatu untuk diri sendiri & orang lain (pandangan hidup yang lebih berarti menurut organisasi)

1. Menerima pandangan & perlakuan pola asuh orang tua dan faktor ekonomi keluarga yang membentuk karakter dirinya (pola asuh orang tua & faktor ekonomi keluarga)

2. Menerima tanggung jawab

kuliah dari orang tua (tanggung jawab pendidikan dari orang tua)

2. Menerima pandangan: pengertian mengenai hak dan kewajiban dari orang tuanya (pengertian hak dan kewajiban dari orang tua)

3.Menerima perbedaan perlakuan dari orang tua antara dirinya dengan saudara perempuannya (perbedaan pola asuh orang tua antara dirinya dengan saudaranya)

berasal dari dalam organisme atau dari lingkungan) 2. Menerima

pandangan, pemikiran, masukan, perlakuan & tanggung jawab pihak di luar dirinya

4. Menerima tanggung jawab pendidikan dari orang tua dengan memanfaatkan semaksimal mungkin apa yang diberikan padanya (tanggung jawab atas pendidikan yang diberikan orang tua)

3. Menerima pemikiran bahwa organisasi mengakomodir tentang tanggung jawab personal aktivis, baik terkait urusan keluarga ataupun akademis (IP) (pemikiran organisasi GM mengenai tanggung jawab pribadi aktivis)

215

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 235: Budhi Ardiyandhani - core.ac.uk fileAKTUALISASI DIRI PADA AK TIVIS GERAKAN MAHASISWA BERDASARKAN TEORI CARL ROGERS SKRIPSI Diajukan Untuk Memenuhi Salah Satu Syarat Memperoleh Gelar

1. Fokus pada aktivitas demonstrasi yang dilakukan saat ini, yaitu melakukan aksi demo tapi tidak kaku atas targetnya bahwa yang penting membangun kesadaran masyarakat terlebih dahulu (aktivitas aktivis Gerakan Mahasiswa)

1. Fokus dengan terlibat di Karang Taruna,mempersiapkan cita-citanya membentuk partai (kegiatan pemuda di lingkungan rumah)

HE. MH (Setiap momen kehidupan dilihat sebagai sesuatu yang baru dan berfokus pada masa sekarang)

(+)

1. Fokus pada apa yang dilakukan saat ini dan ada persiapan untuk masa depan.

2. Fokus pada apa yang dilakukan

saat ini, yaitu memiliki suatu cita-cita tapi tetap fokus melakukan yang sekarang (kegiatan hidup yang dilakukan saat ini)

2. Fokus pada saat ini dengan mempelajari karakteristik masyarakat Kalimantan Timur, persiapan fisik-mental serta siap jika diminta ke sana sekarang (akan ke sana sebentar, tidak langsung menetap/ meninggalkan kuliahnya) (mempelajari karakteristik masyarakat suatu daerah untuk tujuan aksi di masa depan)

2. HE (Peningkatan Hidup secara Eksistensial)

HE. DK (Diri dan kepribadian muncul dari pengalaman (menjadi partisipan dalam,

(+)

1. Adanya pengolahan kepribadian, perubahan karakter diri ataupun penemuan sifat & nilai hidup baru atas suatu proses

1. Adanya sifat diri yang positif: tidak rendah diri ketika mengikuti pertemuan BEM di luar kampus meski jabatannya paling rendah (percaya diri meskipun jabatan organisasi terendah dalam suatu forum)

1. Adanya perubahan karakter diri: lebih konsepsional & lebih berani memperjuangkan sesuatu setelah menjadi aktivis (perubahan karakter diri ke arah positif dalam mlakukan sesuatu)

216

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 236: Budhi Ardiyandhani - core.ac.uk fileAKTUALISASI DIRI PADA AK TIVIS GERAKAN MAHASISWA BERDASARKAN TEORI CARL ROGERS SKRIPSI Diajukan Untuk Memenuhi Salah Satu Syarat Memperoleh Gelar

2. Adanya penemuan nilai baru lewat pengalaman jalan salib/ membaca dan adanya pengolahan kepribadian/ semangat berpergerakan lewat pengalaman dalam Gerakan (penemuan nilai baru dari pengalaman religiusitas & pengolahan kepribadian dalam GM)

3. Adanya penemuan nilai hidup sederhana & hormat pada leluhur dari proses dalam keluarga dan menginternalisasinya (temukan nilai hidup dari proses di dalam keluarganya)

4. Adanya penemuan nilai hidup baru yaitu memperoleh nilai-nilai hidup dari proses hidup bersama masyarakat di Cigugur (temukan nilai hidup baru dari proses hidup bersama masyarakat)

pengamat dari, dan menyerahkan diri pada kemungkinan-kemungkinan yang sedang berkembang)

pengalaman baru. 2. Adanya sifat diri yang positif: tidak sombong karena pernah mengalami pengalaman hidup saat di bawah (sifat diri positif atas pengalaman hidup yang di bawah)

5. Adanya penemuan sifat baru yaitu menginternalisasi sifat solidaritas yang tinggi dari pengalaman momen gempa

217

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 237: Budhi Ardiyandhani - core.ac.uk fileAKTUALISASI DIRI PADA AK TIVIS GERAKAN MAHASISWA BERDASARKAN TEORI CARL ROGERS SKRIPSI Diajukan Untuk Memenuhi Salah Satu Syarat Memperoleh Gelar

2006 (penemuan sifat positif atas pengalaman bencana alam)

6. Adanya penemuan sifat: menemukan kekuatan dan kerapuhan diri atas suatu proses pengalaman barunya (penemuan sifat diri yang positif & negatif dari proses pengalaman hidupnya)

1. Tidak ritualistik pada tata cara praktek/ pelaksanaannya meski tetap memegang nilai-nilai Jawa (pelaksanaan ajaran adat budaya Jawa)

1.Tidak kaku/ tidak ritualistik pada tata cara pelaksanaan sesuatu hal.

1. Tidak ritualistik pada tata cara pelaksanaan ajaran agama: sholat, yang mana dilakukan tidak sebagai rutinitas, tapi lebih karena esensinya (pelaksanaan ajaran agama Islam)

2. Tidak ritualistik: tidak menghidupi pada laku keseharian meskipun percaya pada energi lain; ia mengikuti hal klenik karena positif, ada kearifan lokal & spirit (pelaksanaan ritual budaya Jawa)

HE. TK (Tidak kaku (rigid), sanggup berubah, dan adaptif atas pengalaman)

(+)

2. Fleksibel dan adaptif dalam menangani suatu hal sesuai situasi & kondisi yang

1. Adaptif dalam memberlakukan ketentuan saat demo sesuai sesuai dengan latar belakang organisasi yang diusung (ketentuan aktivitas sesuai latar

1. Adanya penyesuaian dengan mencoba kemampuan adaptif seandainya berada bersama orang Batak asli (beradaptasi dengan orang dari suku lain)

218

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 238: Budhi Ardiyandhani - core.ac.uk fileAKTUALISASI DIRI PADA AK TIVIS GERAKAN MAHASISWA BERDASARKAN TEORI CARL ROGERS SKRIPSI Diajukan Untuk Memenuhi Salah Satu Syarat Memperoleh Gelar

belakang organisasi) 2. Adaptif dalam menggunakan

bahasa sesuai siapa yang dihadapi & kepahaman, apakah dalam keluarga atau masyarakat (penggunaan bahasa untuk komunikasi dengan keluarga/ masyarakat

2. Adanya penyesuaian dengan mencoba untuk nyaman dan akhirnya benar merasa nyaman ketika berada dengan orang Jakarta (beradaptasi dengan orang dari daerah lain)

3. Adaptif dalam menghadapi orang/ instansi yang memanfaatkan situasi gempa bumi untuk keperluan pribadinya (penanganan pada pihak oportunis dalam peristiwa bencana alam)

3. Adanya penyesuaian dengan mengelola perubahan yang dialami atau hal-hal yang berbeda agar menjadi terarah (pengelolaan perubahan -perubahan yang terjadi dalam hidup)

4. Fleksibel dan adaptif dalam menjalankan aktivitas kampus dan Perkumpulan Pemuda di daerahnya (adaptif dalam aktivitas kampus & pemuda daerah asal)

dihadapi.

5. Adaptif dalam mengkomunikasikan atau menjelaskan partisipasi politik pada masyarakat sesuai bahasa mereka bukan bahasa ilmiah kampus (penggunaan bahasa sesuai masyarakat dalam

4. Adanya penyesuaian saat ini untuk segera menyelesaikan kuliah karena biaya mahal (penyesuaian dalam tanggung jawab kuliah)

219

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 239: Budhi Ardiyandhani - core.ac.uk fileAKTUALISASI DIRI PADA AK TIVIS GERAKAN MAHASISWA BERDASARKAN TEORI CARL ROGERS SKRIPSI Diajukan Untuk Memenuhi Salah Satu Syarat Memperoleh Gelar

membangun kesadaran politik) 6. Adaptif dalam menggunakan

bahasa sesuai siapa yang dihadapi & kepahaman, apakah dalam keluarga atau masyarakat (penggunaan bahasa dalam masyarakat yang berbudaya feodal)

7. Adaptif dalam menghadapi orang/ instansi yang memanfaatkan situasi gempa bumi untuk keperluan pribadinya (adaptif menangani pihak oportunis dalam peristiwa bencana alam)

1. Sanggup berubah: berusaha bangkit ketika ketika kehilangan teman (bangkit ketika kehilangan relasi teman Gerakan Mahasiswa)

1.Sanggup berubah & mencoba banyak cara untuk menghormati leluhur dan berdiskusi untuk mencari penjelasan hal klenik (mencoba alternatif dalam mempertahankan nilai budaya yang dihidupi)

3. Sanggup berubah & mencoba hal baru.

2. Sanggup mencoba cara-cara baru selain demonstrasi dengan aksi tulis, diskusi, & aksi teatrikal (mencoba alternatif baru dalam aktivitas Gerakan

2.Sanggup mencoba mencari cara lain atas kegagalan target demonstrasi menolak RUU Sisdiknas (mencoba alternatif baru dalam aktivitas Gerakan

220

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 240: Budhi Ardiyandhani - core.ac.uk fileAKTUALISASI DIRI PADA AK TIVIS GERAKAN MAHASISWA BERDASARKAN TEORI CARL ROGERS SKRIPSI Diajukan Untuk Memenuhi Salah Satu Syarat Memperoleh Gelar

Mahasiswa)

3. Sanggup mencoba hal baru dengan membangun semangat dan belajar spiritualitas setelah ke luar dari Seminari (mencoba hal baru dengan belajar spiritualitas setelah ke luar dari sekolah agama)

4. Sanggup berubah & mencoba hal baru dengan ikut bergerak untuk memberikan bantuan pada korban (mencoba alternatif baru untuk membantu korban bencana alam)

Mahasiswa)

5. Sanggup mencoba hal baru dengan memberikan inspirasi agar masyarakat kritis dengan melakukan pendekatan-pendekatan untuk mengusahakan bantuan bagi masyarakat (mengusahakan pendekatan-pendekatan baru untuk mengusahakan bantuan bagi korban bencana alam)

221

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 241: Budhi Ardiyandhani - core.ac.uk fileAKTUALISASI DIRI PADA AK TIVIS GERAKAN MAHASISWA BERDASARKAN TEORI CARL ROGERS SKRIPSI Diajukan Untuk Memenuhi Salah Satu Syarat Memperoleh Gelar

1. Memberikan pandangan/ mengkomunikasikan & membebaskan pilihan atas pandangan pragmatis orang dalam masyarakatnya (suatu pandangan yang dimiliki orang lain dalam masyarakatnya)

1.Memberikan pandangan/ mengkomunikasikan dengan mengajak berpikir rasional dan ngomong-ngomong saat ada masyarakat (yang hanya melihat Jawa sebagai sesuatu yang mistis) mengajak pada hal klenik (mengajak diskusi masyarakat agar punya pandangan tentang ke-Jawa-an secara komprehensif)

2. Memberikan pandangan/ mengkomunikasikan & mencari penyelesaian permasalahan ketika berbeda pandangan dengan teman (mencari solusi atas perbedaan pandangan dengan teman)

3. Memberikan pandangan/ mengkomunikasikan & mencari penyelesaian bersama atas pemberlakuan aturan organisasi yang diikutinya (mencari solusi atas aturan yang ada di GM secara bersama)

4. Memberikan pandangan, mengkomunikasikan & mencari penyelesaian permasalahan secara bersama serta membebaskan pilihan orang lain.

4. Memberikan pandangan/ mengkomunikasikan &

2. Memberikan pandangan/ mengkomunikasikan dengan memberi penjelasan pada orang lain yang melihat Jawa cenderung mistis saja (mengajak diskusi masyarakat agar punya pandangan tentang ke-Jawa-an secara komprehensif)

222

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 242: Budhi Ardiyandhani - core.ac.uk fileAKTUALISASI DIRI PADA AK TIVIS GERAKAN MAHASISWA BERDASARKAN TEORI CARL ROGERS SKRIPSI Diajukan Untuk Memenuhi Salah Satu Syarat Memperoleh Gelar

membebaskan pilihan anggota untuk menjadi politisi atau bukan aktivis Gerakan (membebaskan teman di GM untuk tentukan pilihan peran dari aktivitasnya)

5. Memberikan pandangan/

mengkomunikasikan & membebaskan pilihan teman yang memilih hanya berorientasi kuliah (membebaskan pilihan teman yang hanya berorientasi ke pendidikan akademis)

6. Memberikan pandangan/ mengkomunikasikan mengenai pilihan hidupnya dengan berbicara dengan orang tua (mengkomunikasikan keinginan pendidikan pada orang tua)

(-) 1.Berperilaku negatif terhadap respon orang lain yang tidak sesuai dengan dirinya.

1. Berperilaku negatif: terus mengajak dan mengencangkan diskusi terhadap teman yang hanya berorientasi kuliah, jika ada protes dari teman (mengkomunikasikan

1. Berperilaku negatif: menantang berkelahi dengan teman karena dianggap sombong (melakukan agresi fisik ketika menghadapi teman yang dianggap

223

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 243: Budhi Ardiyandhani - core.ac.uk fileAKTUALISASI DIRI PADA AK TIVIS GERAKAN MAHASISWA BERDASARKAN TEORI CARL ROGERS SKRIPSI Diajukan Untuk Memenuhi Salah Satu Syarat Memperoleh Gelar

pemikiran dirinya secara terus menerus meski mendapat protes dari teman)

berkarakter negatif)

2. Berperilaku negatif: berkelahi terhadap reaksi negatif: ejekan teman karena dahulu tidak memiliki televisi (melakukan agresi fisik ketika menghadapi agresi verbal dari teman )

2. Berperilaku negatif: mengkritik keras teman Gerakan yang tidak selesai kerjaannya dan mendiamkannya jika ngambek (melakukan agresi verbal ketika ada teman yang tidak menyelesaikan tugas dalam Gerakan Mahasiswa)

2. Tidak sanggup berubah atas suatu hal yang sudah ada.

1. Tidak sanggup berubah pada cara melakukan pembuatan proposal yang masih ikuti pola lama yang dianggap negatif (ikuti pola lama pembuatan administrasi kegiatan meski dinilai negatif)

1.Tidak sanggup berubah terkait pengambilan topik skripsi dengan alasan topik itu yang paling mudah agar tidak perlu belajar lagi dan cepat selesai (mempelajari pengetahuan yang sudah ada agar lebih mudah)

1. Mengambil keputusan sendiri untuk masuk KOMIK, berdasarkan dirinya meskipun melalui diskusi dengan teman (keputusan masuk Gerakan Mahasiswa di tangan sendiri)

1.Mengambil keputusan sendiri bahwa saat ini menjadi aktivis secara kesadaran pribadi (keputusan menjadi aktivis di tangan sendiri atas kesadaran pribadi)

3.

KO (Peningkatan Kepercayaan

pada Organismenya)

KO. PP (Percaya atas penilaian-penilaian & keputusan yang akan diambil berdasar diri sendiri atas

(+) 1. Mengambil keputusan sendiri atas pilihan hidupnya.

2. Mengambil keputusan sendiri atas pemilihan aliran

2.Mengambil keputusan sendiri jika menghadapi masalah,

224

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 244: Budhi Ardiyandhani - core.ac.uk fileAKTUALISASI DIRI PADA AK TIVIS GERAKAN MAHASISWA BERDASARKAN TEORI CARL ROGERS SKRIPSI Diajukan Untuk Memenuhi Salah Satu Syarat Memperoleh Gelar

agamanya (memilih aliran keyakinan agama sendiri)

3. Mengambil keputusan sendiri menjadi koordinator KOMIK, meskipun didukung oleh teman-temannya (keputusan menjadi koordinator Gerakan Mahasiswa di tangan sendiri)

meskipun tetap menerima masukan orang lain (keputusan di tangan sendiri jika menghadapi masalah, masukan teman sebagai bahan pertimbangan)

1. Yakin pada penilaiannya atas esensi kuliah yang mana juga harus berbuat sesuatu (esensi pendidikan yang juga harus berbuat sesuatu)

1.Yakin pada penilaiannya bahwa di Indonesia banyak orang menuntut hak tanpa diikuti kewajiban sehingga ia mengkritisinya (penilaian atas keseimbangan hak dan kewajiban Warga Negara Indonesia)

situasi yang dihadapi (independent & tidak menggantungkan pilihan hidup pada suatu peran atau pihak lain))

2. Yakin pada penilaian dan keputusannya atas suatu hal, baik terkait dirinya ataupun realitas sosial, ekonomi, agama, politik.

2. Yakin pada penilaiannya terkait wajarnya kenaikan UMP bahwa gaji dosen/ guru tidak seimbang dengan jasanya membangun peradapan (ketidakseimbangan penghargaan terhadap jasa profesi di dunia pendidikan)

2. Yakin pada penilaiannya bahwa agama itu bagian pembentuk identitas bukan sesuatu yang mutlak dan hanya akan mengkotak-kotakan sehingga ia mengosongkan kolom agama KTP (identitas diri seharusnya bukan berdasarkan agama namun pendidikan seseorang)

225

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 245: Budhi Ardiyandhani - core.ac.uk fileAKTUALISASI DIRI PADA AK TIVIS GERAKAN MAHASISWA BERDASARKAN TEORI CARL ROGERS SKRIPSI Diajukan Untuk Memenuhi Salah Satu Syarat Memperoleh Gelar

3. Yakin pada penilaiannya bahwa wanita bisa menjadi pemimpin, tergantung kemampuan bukan aturan agama, sehingga bersedia jika dipimpin wanita (kesediaan dipimpin oleh pemimpin tanpa mempermasalahkan jenis kelamin/ gender, namun kapasitas seseorang)

3. Yakin pada penilaiannya dengan merasa mantap memilih berpergerakan dan fokus ke tugas organisasi karena itu merupakan pilihan hidupnya saat sebelum semester 8 (yakin memilih berpergerakan daripada relasi interpersonal dengan lawan jenis)

4. Yakin pada penilaiannya bahwa bapaknya adalah orang hebat, meskipun ada cemoohan tetangga sehingga ia tidak mengambil pusing (penilaian terhadap orang tuanya secara positif sehingga tidak mempedulikan penilaian negatif dari orang lain)

4. Yakin pada penilaiannya bahwa masyarakat punya pemikiran sendiri untuk bertindak dalam suatu situasi sehingga ia membiarkan saja, namun tetap memberi inspirasi agar masyarakat kritis (memberikan penyadaran pd masy atas situasi yang dihadapi dengan melakukan suatu hal ketika bencana alam).

(-) 1.Takut penilaian dan reaksi negatif orang lain.

1. Takut pada reaksi negatif: atas stigma komunis dari orang lain (takut mendapat stigma komunis dari teman lain)

1. Takut penilaian negatif: ketakutan dinilai bodoh oleh orang lain jika memperlihatkan kegagalan ke publik (takut dinilai bodoh oleh orang lain)

226

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 246: Budhi Ardiyandhani - core.ac.uk fileAKTUALISASI DIRI PADA AK TIVIS GERAKAN MAHASISWA BERDASARKAN TEORI CARL ROGERS SKRIPSI Diajukan Untuk Memenuhi Salah Satu Syarat Memperoleh Gelar

2. Takut penilaian negatif masyarakat atas status sosialnya nanti (takut penilaian akan status sosial dari masyarakat)

2. Takut reaksi negatif: ketakutan ditertawakan/ diejek teman sehingga mengalahkan relasi dengan lawan jenis (takut ejekan dari teman Gerakan Mahasiswa)

3. Takut reaksi negatif: mendapat kecaman dari publik sehingga memilih menjadi dosen agar bebas bicara (takut reaksi verbal publik terkait profesi masa depannya)

3. Takut penilaian dan reaksi negatif orang lain: merasa malu nantinya sehingga tidak menceritakan momen titik balik yang dinilai paling berkesan (takut dinilai negatif dari teman lain)

227

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 247: Budhi Ardiyandhani - core.ac.uk fileAKTUALISASI DIRI PADA AK TIVIS GERAKAN MAHASISWA BERDASARKAN TEORI CARL ROGERS SKRIPSI Diajukan Untuk Memenuhi Salah Satu Syarat Memperoleh Gelar

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 248: Budhi Ardiyandhani - core.ac.uk fileAKTUALISASI DIRI PADA AK TIVIS GERAKAN MAHASISWA BERDASARKAN TEORI CARL ROGERS SKRIPSI Diajukan Untuk Memenuhi Salah Satu Syarat Memperoleh Gelar

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 249: Budhi Ardiyandhani - core.ac.uk fileAKTUALISASI DIRI PADA AK TIVIS GERAKAN MAHASISWA BERDASARKAN TEORI CARL ROGERS SKRIPSI Diajukan Untuk Memenuhi Salah Satu Syarat Memperoleh Gelar

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI