buat mak
TRANSCRIPT
-
8/18/2019 buat mak
1/14
III.1 Cara Diagnosis Ortodonsia sesuai Kartu Status
Prosedur diagnosis ortodonsia diperlukan untuk mendapatkan/ memperoleh diagnosis
yang tepat dari suatu maloklusi gigi serta menentukan rencana perawatan. Beberapa analisa
yang diperlukan meliputi analisa umum, analisa lokal, analisa fungsional, dan analisa model.A. Analisis umum
Biasanya pada bagian status awal suatu pasien tercantum nama, jenis kelamin, umur,
dan alamat pasien. Jenis kelamin dan umur pasien selain sebagai identitas pasien juga sebagai
data yang berkaitan dengan pertumbuhkembangan dentomaksilofasial pasien, misalnya
perubahan fase geligi dari fase geligi sulung ke geligi pergantian akhirnya ke fase geligi
permanen. Juga adanya perbedaan pertumbuhkembangan muka pria dan wanita, demikian
juga adanya perbedaan pertumbuhkembangan pada umur tertentu pada jenis kelamin yang
sama.
Keluhan utama pasien biasanya tentang keadaan susunan giginya, yang dirasakan
kurang baik sehingga mengganggu estetik dentofasial dan mempengaruhi status sosial serta
fungsi pengunyahannya. Pada tahap ini sebaiknya dokter gigi mendengarkan apa yang
menjadi keluhan seorang pasien dan tidak mengambil kesimpulan secara sepihak tentang apa
yang menjadi keluhan pasien.
1. Keadaan Sosial
Keadaan ini kadang-kadang sukar diperoleh disebabkan orang tua pasien
kadang-kadang enggan menjawab kondisi emosional anaknya sehingga bisa diganti
dengan menanyakan prestasi anak di sekolah.
2. Riwayat kesehatan pasien dan keluarga
Perlu diketahui riwayat kesehatan pasien sejak lahir sampai pasien datang untuk
perawatan. al-hal yang perlu ditanyakan pada orang tua pasien / pasien misalnya
apakah pasien dilahirkan secara normal atau tidak. Beberapa tindakan persalinan dapat
mengakibatkan trauma pada kondili mandibula sehingga menyebabkan maloklusi
dikemudian hari.
3. erat dan tinggi pasien!engan menimbang berat dan mengukur tinggi pasien diharapkan dapat
diketahui apakah pertumbuhkembangan pasien normal sesuai dengan umur dan jenis
kelaminnya.
!. Ras
Pengertian ras dalam lingkup ini adalah ras dalam pengertian fisik, bukan dalam
pengertian budaya. Penetapan ras pasien dimaksudkan untuk mengetahui ciri fisik
pasien karena setiap ras mempunyai ciri fisik tertentu.
". entuk skelet
-
8/18/2019 buat mak
2/14
"heldon #$%&'(, seorang antropologis, menggolongkan bentuk skelet berdasar
jaringan yang dominan yang mempengaruhi bentuk skelet. "eseorang yang langsing
dengan sedikit jaringan otot atau lemak digolongkan sebagai ektomorfik. Pada indi)idu
seperti ini yang dominan adalah kulit dan saraf yang berasal dari ektoderm. "eseorang
yang berotot digolongkan sebagai mesomorfik dan orang yang pendek dengan otot
yang kurang berkembang akan tetapi mempunyai lapisan lemak yang tebal disebut
endomorfik. Bentuk skelet ini mempunyai hubungan dengan pertumbuhkembangan.
*nak dengan bentuk skelet ektomorfik mencapai kematangan lebih lambat daripada
anank dengan tipe endomorfik maupun mesomorfik.
Keterangan + bentuk skelet *. endomorfik, B. mesomorfik, . ektomorfik
#. Ciri keluarga
iri keluarga adalah adanya pola-pola tertentu yang selalu ada pada keluarga
tersebut. ontoh klasik dibidang ortodontik adalah adanya kelainan skelet yang berupa
prognati mandibula pada dinasti absburg di ropa.
$. %enyakit anak
eskipun biasanya anak dapat pernah menderita berbagai penyakit akan tetapi
dalam hal ini yang perlu diketahui adalah penyakit anak yang dapat mengganggu
pertumbuhkembangan normal seorang anak. enurut oyers #$%(, penyakit dengan
panas badan yang tinggi dapat menyebabkan gangguan jadwal waktu
pertumbuhkembangan gigi pada masa bayi dan anak-anak. Penyakit sistemik lebih
berpengaruh pada kualitas gigi daripada kuantitas pertumbuhkembangan gigi. "uatu
maloklusi merupakan akibat sekunder kelainan otot dan beberapa kelainan neuropatiatau merupakan sekuel dari perawatan skoliosis yang berlangsung lama untuk
imobilisasi tulang belakang.
&. Alergi
*lergi terhadap bahan perlu diketahui oleh operator dengan menanyakan pada
pasien atau orang tua pasien. Pada pemeriksaan pasien perlu ditanyakan apakah ada
alergi terhadap obat-obatan, produk kesehatan, atau lingkungan.
'. Kelainan endokrin
Kelainan endokrin yang terjadi pralahir dapat mewujud pada hipoplasia gigi.
Kelainan endokrin pascalahir dapat menyebabkan percepatan atau hambatan
-
8/18/2019 buat mak
3/14
pertumbuhan muka, mempengaruhi derajat pematangan tulang, penutupan sutura,
resorpsi akar sulung dan erupsi gigi permanen.
1(. )onsil
Bila tonsil dalam keadaan radang, dorsum lidah dapat menekan tonsil tersebut.
0ntuk menghindari keadaan ini mandibula secara refle1 diturunkan, gigi tidak kontak
sehingga terdapat ruangan yang lebih luas untuk lidah dan biasanya terjadi perdorongan
lidah ke depan saat menelan. 2onsil yang besar apalagi bengkak dapat mempengaruhi
posisi lidah. Kadang-kadang lidah terletak ke anterior sehingga mengganggu fungsi
menelan.
11. Ke*iasaan *erna+as
"eseorang disebut sebagai penapas mulut apabila dalam keadaan istirahat
maupun pada saat melakukan kegiatan selalu bernafas melalui mulut. "eorang penapas
hidung kadang-kadang bernafas lewat mulut juga pada keadaan tertentu misalnya pada
keadaan saluran pernafasan terganggu oleh karena pilek.
Pasien yang biasa bernafas melalui mulut akan mengalami kesukaran pada saat
dilakukan pencetakan untuk membuat model studi maupun model kerja.
. Analisis lo,al
1. %emeriksaan ekstraoral
a.a entuk kepala
Bentuk kepala perlu dipelajari karena bentuk kepala ada hubungannya dengan
bentuk muka, palatum, maupun bentuk lengkung gigi. Bentuk kepala ada 3, yaitu +
a. !olikosefalik #panjang dan sempit(Bentuk kepala ini akan membentuk muka yang sempit, panjang, dan
protrusi)e. uka seperti ini disebut leptoprosop / sempit. 4ossa krania anterior
yang panjang dan sempit akan menghasilkan lengkung maksila dan palatum
yang sempit, panjang dan dalam.
*. esosefalik #bentuk rata-rata(
,. Brakisefalik #lebar dan pendek(
Bentuk kepala ini akan membentuk muka yang lebih besar, kurang
protrusi)e dan disebut euriprosop / lebar. 4ossa krania anterior yang lebar dan
pendek akan menghasilkan lengkung maksila dan palatum yang lebar, pendek,
dan lebih dangkal.
0ntuk menentukan tipe kepala sebaiknya tidak hanya mengandalkan
pengamatan tetapi melakukan pengukuran untuk menetapkan indeks sefalik, yang bisa
dihitung dengan rumus +
5ndeks sefalik + 6ebar kepala 1 $''
Panjang kepala
-
8/18/2019 buat mak
4/14
5ndeks untuk !olikosefalik adalah 7 ',89, sedangkan Brakisefalik : ',', dan
esosefalik antara ',8; < ',8%.
Kepala yang brakisefalik
Kepala yang dolikosefalik
a.* )ipe pro+il
2ipe profil dibagi dalam 3 bentuk, yaitu + cekung, lurus, dan cembung. Profil
yang cembung mengarah ke maloklusi kelas 55 yang dapat disebabkan rahang atas yang
lebih anterior atau mandibula yang lebih posterior. uka yang cekung mengarah ke
maloklusi kelas 555 yang dapat disebabkan rahang atas lebih posterior atau rahang
bawah lebih anterior.
2ipe profil *. cekung, B. lurus, . cembung
2ujuan utama dari pemeriksaan profil muka secara seksama, adalah +
-
8/18/2019 buat mak
5/14
- enentukan posisi rahang dalam jurusan sagital
- )aluasi bibir dan letak insisi)
- )aluasi proporsi wajah dalam arah )ertical dan sudut mandibula
2. %emeriksaan intraoral
Pemeriksaan intraoral terdiri dari jaringan mukosa mulut, lidah, palatum,
kebersihan rongga mulut, frekuensi karies, dan fase geligi.
a. %emeriksaan -idah
Berlebihnya ukuran lidah diindikasikan karena adanya gigi pada margin
lateral. emberikan gambaran scallop pada lidah.
*. %emeriksaan %alatum
Palatum harus diperiksaan untuk menemukan hal-hal berikut +
- =ariasi kedalaman paltum terjadi pada hubungan dengan )ariasi bentuk
facial. Kebanyakan pasien dolicofacial memiliki palatum yang dalam.
- *danya swelling # lekukan ( pada palatum dapat mengindikasi suatu
keadaan gigi impaksi, adanya kista atau patologis tulang lainnya.
- 0lcerasi mukosa dan indentation adalah suatu gambaran dari deep bite
traumatic.
- *danya celah palatum diasosiasikan dengan diskontinuitas palatum.
- >2he third rugae? biasanya pada garis dengan caninus. al ini berguna
dalam perkiraan proklinasi anterior maksilla.
,. %emeriksaan ingi/a
@ingi)al diperiksa untuk inflamasi, resesi dan lesi mucogingi)al
lainnya.Biasanya temuan gingi)itis marginal pada region anterior disebabkan oleh
postur open lip. *danya oklusi traumatic diindikasikan dengan resesi gingi)al
terlokalisir.
d. %emeriksaan %erlekatan 0renulum
Perlekatan frenulum abnormal didiagnosis dengan suatu tes pemutihan dimana
bibir atas upward dan outward beberapa lama.*danya pemutihan pada region papilla
unter-dental mendiagnosis suatu frenulum abnormal.
e. )aksiran %ertum*uhan igi
al-hal yang perlu dicatat+
- @igi geligi yang terdapat / yang ada di dalam rongga mulut.
- @igi-gigi yang belum erupsi.
- @igi-gigi hilang.
- "tatus gigi # gigi yang erupsi dan tidak erupsi(.
-
8/18/2019 buat mak
6/14
- *danya karies, restorasi, malformasi, hipoplasia, atrisi dan diskolorasi.
- enentukan relasi molar
- A)erjet dan o)erbite, )ariasi seperti peningkatan o)erjet, deep bite, open
bite dan cross bite
- alrelasi transfersal seperti crossbite dan pergeseran pada midline atas dan
bawah.
- Ketidakteraturan gigi indi)idual seperti rotasi, displacement, intruksi dan
ekstruksi
- 6engkung atas dan bawah harus diperiksa secara indi)idual untuk
mempelajari bentuk lengkungnya dan kesemetrisannya. Bentuk lengkung
bisa normal, sempit # = shaped ( atau suare.
C. Analisis +ungsional
1. %ath o+ ,losure
*dalah arah gerakan mandibula dari posisi istirahat ke oklusi sentrik. 5dealnya path of closure dari posisi istirahat ke posisi oklusi maksimum berupa gerakan engsel
sederhana melewati freeway space yang besarnya C-3 mm, arahnya ke atas dan ke
depan.
*da C macam perkecualian path of closure yang bisa dilihat adalah de)iasi
mandibula dan displacement mandibula, yaitu+
- Path of closure yang berawal dari posisi kebiasaan mandibula akan tetapi
gigi mencapai oklusi maksimum mandibula dalam posisi relasi sentrik. 5ni
disebut de)iasi mandibula.- Path of closure yang berawal dari posisi istirahat, akan tetapi oleh karena
adanya halangan oklusal maka didapatkan displacement mandibula.
2. 0reeway spa,e intero,,lusal ,learan,e
*dalah jarak antara oklusal pada saat mandibula dalam posisi istirahat. Dilai
normal freeway space menurut ouston #$%%( adalah C-3 mm.
3. )emporo mandi*ular )4
*dalah gerakan mandibula saat membuka dan menutup mulut. 6ebar
pembukaan maksimal pada keadaan normal dari 2J antara 39-&' mm, 8 mm gerakan
ke lateral, dan ; mm ke depan. 2anda-tanda adanya masalah pada 2J adalah adanya
rasa sakit pada sendi, suara, dan keterbatasan pembukaan.
!. %ola Atrisi
Pola atrisi dikatakan tidak normal apabila terjadi pengikisan dataran oklusal
gigi permanen pada usia fase geligi pergantian.
D. Analisis model
1. 4umlah le*ar ! insisi/ rahang atas
ara pengukurannya adalah diukur masing-masing lebar mesio-distal pada
lengkung terbesar dari ke- & insisi) rahang atas kemudian dijumlahkan. *pabila
-
8/18/2019 buat mak
7/14
jumlahnya+ C-3; mm, berarti normal, kurang dari C mm disebut mikrodonti dan bila
lebih dari 3; mm disebut makrodonti.
2. Diskrepansi model
*dalah selisih antara tempat yang tersedia dengan tempat yang dibutuhkan.
2ujuan pengukuran ini adalah untuk menentukan adanya kekurangan atau kelebihan
tempat dari gigi geligi berdasarkan model studi yang akhirnya untuk menentukan
macam perawatan yang dilakukan pada maloklusi yang ada.
3. Kur/e o+ spee
*dalah kur)a dengan pusat pada titik di tulang lakrimal dengan radius pada
orang dewasa ;9-8' mm. kur)a ini berkontak di & lokasi, yaitu permukaan anterior
kondili, daerah kontak distoklusal molar ketiga, daerah kontak mesioklusal molar
pertama, dan tepi insisal. 6engkung yang menghubungkan insisal insisi) dengan bidang
oklusal molar terakhir pada rahang bawah. Pada keadaan normal kedalamannya tidak
melebihi $,9 mm. Pada kur)e spee yang positif #bentuk kur)anya jelas dan dalam(
biasanya didapatkan gigi insisi) yang supra posisi atau gigi posterior yang infra posisi
atau mungkin gabungan kedua keadaan tadi.
Kur)a "pee
!. Diastema
Euang antara dua gigi yang berdekatan, gingi)a diantara gigi-gigi kelihatan.
*danya diastema pada fase geligi pergantian masih merupakan keadaan normal, tetapi
adanya diastema pada fase geligi permanen perlu diperiksa lebih lanjut untuk
mengetahui apakah keaadaan tersebut suatu keadaan yang tidak normal.
!iastema ultiple
". %ergeseran gigi5gigi
-
8/18/2019 buat mak
8/14
ara pemeriksaanya adalah dengan menggunakan simetroskop yang diletakkan
ditengah garis median gigi pada model studi, kemudian dibandingkan antara gigi
senama kiri dan kanan.
#. igi5gigi yang terletak salah
enurut *ngle #$%'8( dengan diketahuinya kelainan letak gigi secara indi)idu
dapat direncanakan perawatan untuk meletakkan gigi-gigi tersebut pada letaknya yang
benar. Penyebutan letak gigi yang digunakan diantaranya adalah sbb +
a. =ersi + mahkota gigi miring ke arah tertentu tetapi akar gigi tidak
#misalnya mesio)ersi, disto)ersi, labio)ersi, linguo)ersi(.
b. 5nfra oklusi + gigi yang tidak mencapai garis oklusal dibandingkan dengan
gigi lain dalam lengkung geligi.
c. "upra oklusi + gigi yang melebihi garis oklusal dibandingkan dengan gigi
lain dalam lengkung geligi.d. Eotasi + gigi berputar pada sumbu panjang gigi, bias sentries atau
eksentris.
e. 2ransposisi + dua gigi yang bertukar tempat, misalnya kaninus menempati
tempat insisi) lateral dan insisi) lateral menempati tempat kaninus.
f. ksostema + gigi yang terletak di luar lengkung geligi #misalnya kaninus
atas(.
ara penyebutan lain seperti yang dianjurkan 6ischer untuk gigi secara
indi)idual adalah sbb +a. esio)ersi + mesial terhadap posisi normal gigi.
b. !isto)ersi + distal terhadap posisi normal gigi.
c. 6inguo)ersi + lingual terhadap posisi normal gigi.
d. 6abio)ersi + labial terhadap posisi normal gigi.
e. 5nfra)ersi + inferior terhadap garis oklusi.
f. "upra)ersi + superior terhadap garis oklusi.
g. *ksi)ersi + inklinasi aksial yang salah #tipped(.
h. 2orsi)ersi + berputar menurut sumbu panjang gigi.
i. 2rans)ersi + perubahan urutan posisi gigi.
Kelainan letak gigi dapat juga merupakan kelainan sekelompok gigi +a. Protrusi + kelainan kelompok gigi anterior atas yang sudut inklinasinya
terhadap garis maksila : $$'F untuk rahang bawah sudutnya : %'F
terhadap garis mandibula.
b. Eetrusi + kelainan kelompok gigi anterior atas yang sudut inklinasinya
terhadap garis maksila 7 $$'F untuk rahang bawah sudutnya 7 %'F
terhadap garis mandibula.
c. Berdesakan + gigi yang tumpang tindih.
d. !iastema + terdapat ruangan diantara dua gigi yang berdekatan.
-
8/18/2019 buat mak
9/14
*. gigi berdesakan, B. protrusi, . retrusi
$. %ergeseran garis median
Pada palatum terdapat beberapa struktur anatomi yang penting untuk
menentukan garis median di palatum. !i anterior terdapat papilla insisi)a, di posterior
terdapat rugae yang jumlahnya 3 pasang tiap sisi dan rafe palatine di tengah palatum
dalam arah anteroposterior. 2itik pertemuan rugae palatina kiri dan kanan dianggap
paling stabil untuk dipakai acuan din anterior sedangkan posterior yang dipakai adalah
titik pada rafe palatine. Bila dua titik ini dihubungkan didapat garis median rahang atas.
Pada keadaan normal garis ini melewati titik kontak insisi)i sentral atas. Penentuan
garis median rahang bawah lebih sukar. ara menentukan adalah dengan membuat titik
pada perlekatan frenulum labial dan lingual. 2itik ini biasanya melewati titik kontak
insisi)i sentral bawah. Pada keadaan normal garis median muka / rahang dan garis
median lengkung geligi terletak pada satu garis #berimpit(. Pada keadaan tidak normal
karena sesuatu sebab maka garis median muka dipakai sebagai acuan.0ntuk menilai apakah terdapat pergeseran garis median lengkung geligi
terhadap median muka dilihat letak insisi)i sentral kiri dan kanan. Bila titik kontak
insisi)i sentral terletak di sebelah kiri garis median muka maka keadaan ini disebut
terjadi pergeseran ke kiri, demikian pula sebaliknya.
ara melihat pergeseran garis median adalah dengan melihat apakah garis
median muka melewati titik kontak insisi)i sentral masing-masing rahang. Bila titik
kontak terletak pada garis median berarti tidak terdapat pergeseran akan tetapi bila titik
kontak terletak di sebelah kiri atau kanan garis median muka maka terdapat pergeseran
ke kiri atau ke kanan.
-
8/18/2019 buat mak
10/14
Pergeseran garis median rahang bawah ke kiri
&. Relasi gigi posterior
Eelasi gigi adalah hubungan gigi atas dan bawah dalam keadaan oklusi. @igi
yang diperiksa adalah molar pertama permanen, dan kaninus pertama permanen.
Pemeriksaan dalam jurusan sagital, trans)ersal, dan )ertical.
a. Eelasi jurusan sagital
Kemungkinan relasi molar yang dapat terjadi adalah +
- Deutroklusi + tonjol mesiobukal molar pertama permanen atas terletak
pada lekukan bukal molar pertama permanen bawah.
- !istoklusi + tonjol distobukal molar pertama permanen atas terletak pada
lekukan bukal molar pertama permanen bawah.
- esioklusi + tonjol mesiobukal molar pertama permanen atas terletak pada
tonjol distal molar pertama permanen bawah.- @igitan tonjol + tonjol mesiobukal molar pertama permanen atas beroklusi
dengan tonjol mesiobukal molar pertama permanen bawah.
- 2idak ada relasi + bila salah satu molar pertama permanen tidak ada
misalnya oleh karena telah dicabut, atau bila kaninus permanen belum
erupsi.
Eelasi molar pertama permanen jurusan sagital, *. neutroklusi, B. distoklusi, .
mesioklusi, !. gigitan tonjol
Eelasi molar pertama permanen *. neutroklusi, B. distoklusi, . mesioklusi, !.
gigitan tonjol, . tidak ada relasi, karena molar bawah fraktur
-
8/18/2019 buat mak
11/14
b. Eelasi jurusan trans)ersal
Pada keadaan normal relasi trans)ersal gigi posterior adalah gigitan fisura luar
rahang atas, oleh karena rahang atas lebih lebar daripada rahang bawah. *pabila rahang
atas terlalu sempit atau terlalu lebar dapat menyebabkan terjadinya perubahan relasi gigi
posterior dalam jurusan trans)ersal. Perubahan yang dapat terjadi adalah + gigitan
tonjol, gigitan fisura dalam atas, dan gigitan fisura luar atas.
*. gigitan fisura luar rahang atas, B. gigitan silang total luar rahang atas, . gigitan
fisura dalam rahang atas, !. gigitan silang total dalam rahang atas
c. Eelasi dalam jurusan )ertical
Kelainan dalan jurusan )ertical dapat berupa gigitan terbuka yang berarti tidak
ada kontak antara gigi atas dan bawah pada saat oklusi.
d. Eelasi gigi anterior rahang atas dan rahang bawah
Eelasi gigi anterior diperiksa dalam jurusan sagital dan )ertical. Eelasi yang
normal dalam jurusan sagital adalah adanya jarak jarak gigit / o)erjet. Pada keadaan
normal gigi insisi)i akan berkontak, insisi)i atas di depan insisi)i bawah dengan jarak
selebar ketebalan tepi insisal insisi)i atas, kurang lebih C-3 mm dianggap normal. Bila
insisi)i bawah lebih anterior daripada atas disebut jarak gigit terbalik atau gigitan silang
anterior atau gigitan terbalik.
Jarak gigit dan tumpang gigit normal
0ntuk mendapatkan pengukuran yang sama maka di klinik digunakan
pengertian jarak gigit adalah jarak horiGontal antara insisal atas dengan bidang labial
insisi)i bawah. Jarak gigit pada gigitan silang anterior diberi tanda negati)e, misalnya
-3 mm. Pada relasi gigitan edge to edge jarak gigitnya ' mm.
*. @igitan terbalik
B. dge to edge
-
8/18/2019 buat mak
12/14
Pada jurusan )ertical dikenal adanya tumpang gigit / o)er bite yang
merupakan )ertical o)erlap of the incisors. !i klinik tumpang gigit diukur dari jarak
)ertical insisal insisi)i atas dengan insisal insisi)i bawah, yang normal ukurannya C
mm. 2umpang gigit yang bertambah menunjukkan adanya gigitan dalam. Pada gigitan
terbuka tidak ada o)erlap dalam jurusan )ertical, tumpang gigit ditulis dengan tanda
negati)e, misalnya -9 mm. Pada relasi edge to edge tumpang gigitnya ' mm.
*. @igitan dalam
B. dge to edge. @igitan terbuka
e. Klasifikasi maloklusi
Klasifikasi *ngle+
1. Kelas 5 + terdapat relasi lengkung anteroposterior yang normal dilihat dari relasi
molar pertama permanen #neutroklusi(. Kelainan yang menyertai dapat berupa,
misalnya, gigi berdesakan, gigitan terbuka, protrusi, dll.
2. Kelas 55 + lengkung rahang bawah paling tidak setengah tonjol lebih ke distal
daripada lengkung atas dilihat dari relasi molar pertama permanen #distoklusi(.
5 Kelas 55 di)isi $ + insisi)i atas protrusi sehingga didapatkan jarak gigit
besar, tumpang gigit besar, dan kur)a spee positif.
5 Kelas 55 di)isi C + insisi)i sentral atas retroklinasi, insisi)i lateral atas
proklinasi, tumpang gigit besar #gigitan dalam(. Jarak gigit bias normal
atau sedikit bertambah.
5 Kelas 555 + lengkung rahang bawah paling tidak setengah tonjol lebih ke
mesial terhadap lengkung atas dilihat dari relasi molar pertama permanen
#mesioklusi( dan terdapat gigitan silang anterior.
-
8/18/2019 buat mak
13/14
aloklusi kelas 5 *ngle disertai *. @igitan terbuka, B. Berdesakan dan pergeseran garismedian, . Protrusi, !. @igitan dalam, . Berdesakan dan edge to edge.
aloklusi kelas 55 di)isi $
-
8/18/2019 buat mak
14/14
aloklusi kelas 55 di)isi C *ngle
aloklusi kelas 555 disertai berdesakan
Ardhana, Wayan. 2010. Ortodonsia II: Diagnosis Ortodontik. Bagian Ortodonsia
Fakultas Kedokteran Gigi ni!ersitas Ga"ah #ada: $ogyakarta