boraks

Upload: hasanah

Post on 14-Oct-2015

86 views

Category:

Documents


0 download

TRANSCRIPT

BORAKS Boraks adalah senyawa dengan nama kimia natrium tetraborat (NaB4O7). berbentuk padat, jika terlarut dalam air akan menjadi natrium hidroksida dan asam borat (H3BO3). Dengan demikian bahaya boraks identik dengan bahaya asam borat (Khamid, 1993). Senyawa-senyawa asam borat ini mempunyai sifat-sifat kimia sebagai berikut : jarak lebur sekitar 171oC. Larut dalam 18 bagian air dingin, 4 bagian air mendidih, 5 bagian gliserol 85%, dan tidak larut dalam eter. Kelarutan dalam air bertambah dengan penambahan asam klorida, asam sitrat atau asam tartrat. Mudah menguap dengan pemanasan dan kehilangan satu molekul airnya pada suhu 1000C yang secara perlahan berubah menjad asam metaborat (HBO2). Asam borat merupakan asam lemah dengan garam alkalinya bersifat basa, mempunyai bobot molekul 61,83 berbentuk serbuk halus kristal transparan atau granul putih tak berwarna dan tak berbau serta agak manis (Khamid, 2006). 2.2.1 Fungsi Boraks yang Sebenarnya Baik boraks ataupun asam borat memiliki khasiat antiseptika (zat yang menghambat pertumbuhan dan perkembangan mikroorganisme). Pemakaiannya dalam obat biasanya dalam salep, bedak, larutan kompres, obat oles mulut, bahkan juga untuk pencuci mata. Boraks juga digunakan sebagai bahan solder, bahan pembersih, pengawet kayu dan antiseptik kayu (Khamid, 2006). Asam borat dapat dibuat dengan menambahkan asam sulfat atau klorida pada boraks. Larutannya dalam air (3%) digunakan sebagai obat cuci mata yang dikenal sebagai boorwater. Asam borat juga digunakan sebagai obat kumur, semprot hidung dan salep luka kecil. Tetapi bahan ini tidak boleh diminum atau digunakan pada bekas luka luas, karena beracun bila terserap oleh tubuh (Winarno dan Rahayu, 1994). 2.2.2. Penyalahgunaan Boraks Meskipun bukan pengawet makanan, boraks sering pula digunakan sebagai pengawet makanan. Boraks sering disalahgunakan untuk mengawetkan berbagai makanan seperti bakso, mie basah, pisang molen, siomay, lontong, ketupat dan pangsit. Selain bertujuan untuk mengawetkan, boraks juga dapat membuat tekstur makanan menjadi lebih kenyal dan memperbaiki penampilan makanan (Vepriati, 2007). Boraks ditambahkan ke dalam makanan untuk memperbaiki tekstur makanan sehingga menghasilkan rupa yang bagus. Bakso mengandung boraks memiliki kekenyalan khas yang berbeda dari kekenyalan bakso yang menggunakan banyak daging. Bakso yang mengandung boraks sangat renyah dan disukai dan tahan lama (Anonima, 2009). Dari berbagai penelitian yang telah dilakukan diperoleh data bahwa senyawa asam borat ini didapati pada lontong agar teksturnya menjadi bagus dan kebanyakan pada bakso. Banyak juga disalahgunakan dalam pemuatan mie basah, bakso dan lontong yang menggunakan boraks apabila dipegang akan terasa sangat kenyal sedangkan kerupuk merasa sangat renyah (Anonima, 2008 ; Cahyadi, 2006). 2.2.3. Pengaruh Boraks terhadap Kesehatan Boraks biasanya bersifat iritan dan racun bagi sel-sel tubuh, berbahaya bagi susunan saraf pusat, ginjal dan hati. Jika tertkena dengan kulit dapat menimbulkan iritasi. Dan jika tertelan akan menimbulkan kerusakan pada usus, otak atau ginjal (Himpunan alumni fateta, 2005). Boraks menimbulkan efek racun pada manusia, toksisitas boraks yang terkandung di dalam makanan tidak langsung dirasakan oleh konsumen. Boraks apabila terdapat pada makanan, maka dalam waktu jangka lama walau hanya sedikit akan terjadi akumulasi (penumpukan) dalam otak, hati, ginjal dan jaringan lemak. Pemakaian dalam jumlah banyak dapat menyebabkan demam, depresi, kerusakan ginjal, nafsu makan berkurang, gangguan pencernaan, kebodohan, kebingungan, radang kulit, anemia, kejang, pingsan, koma bahkan kematian (Khamid, 1993). Penting diketahui bahwa selain lewat mulut, boraks bisa masuk ke dalam tubuh lewat membran mukosa dan permukaan kulit yang luka. Skipworth pernah melaporkan bahwa keracunan asam borat bisa terjadi gara-gara bedak tabur mengandung boraks. Kerena itu disarankan agar bedak tabur untuk anak-anak tidak mengandung asam borat lebih dari 5% (Khamid, 1993). Dalam dosis cukup tinggi dalam tubuh, akan menyebabkan timbulnya gejala pusing-pusing, muntah, mencret, kram perut, sianosis, kompulsi. Pada anak kecil dan bayi bila dosis dalam tubuhnya sebanyak 5 gram atau lebih dapat menyebabkan kematian, sedangkan untuk orang dewasa kematian terjadi pada dosis 10-20 gram atau lebih (Winarno dan Rahayu, 1994). 2.3. BAKSO Bakso merupakan salah satu produk olahan yang sangat populer. Banyak orang menyukainya, dari anak-anak sampai orang dewasa. Bakso tidak saja hadir dalam sajian seperti sajian mie bakso maupun mie ayam. Bola-bola daging ini juga biasa digunakan dalam campuran beragam masakan lainnya, sebut saja misalnya nasi goreng, mie goreng, capcay, dan aneka sop (Widyaningsih, 2006). Bakso merupakan produk dari protein daging, baik daging sapi, ayam ikan maupun udang. Bakso dibuat dari daging giling dengan bahan tambahan utama garam dapur (NaCl), tepung tapioka, dan bumbu berbentuk bulat seperti kelereng dengan berat 25-30 gr per butir. Setelah Bakso memiliki tekstur kenyal seperti ciri spesifiknya, kualitas bakso sangat bervariasi karena perbedaan bahan baku dan bahan tambahan yang digunakan, proporsi daging dan tepung dan proses pembuatannya (Widyaningsih, 2006). 2.4. Zat Pengawet Menurut Winarno zat pengawet terdiri dari senyawa organik dan anorganik dalam bentuk asam dan garamnya. Aktivitas bahan pengawet tidaklah sama, misalnya ada yang efektif terhadap bakteri, khamir, ataupun kapang. Bahan-bahan pengawet kimia adalah salah satu kelompok dari sejumlah besar bahan-bahan kimia yang baik ditambahkan dengan sengaja kedalam bahan tambahan pangan atau ada dalam bahan pangan sebagai akibat dari perlakuan. Bahan pengawet umumnya digunakan untuk mengawetkan pangan yang mempunyai sifat mudah merusak. Bahan ini dapat menghambat proses degradasi bahan pangan terutama yang disebabkan oleh faktor biologi. Tetapi tidak jarang produsen pangan menggunakannya pada makanan yang relative awet dengan tujuan memperpanjang masa simpan atau memperbaiki tekstur. Penggunaan pengawet dalam makanan harus tepat, baik jenis maupun dosisnya. Suatu bahan pengawet mungkin relative untuk mengawetkan makanan lainnya karena makanan mempunyai sifat yang berbeda-beda sehingga mikroba perusak yang akan dihambat pertumbuhannya juga berbeda. Berberapa bahan pengawet yang umum digunakan adalah Benzoat, propionat, Nitrat, Nitrit, sorbat dan sulfit (Syah, 2005). 2.5. Pengujian Boraks dan Asam Borat dalam Pangan 2.5.1. Uji Kualitatif Beberapa uji kualitatif untuk boraks, antara lain: reaksi dengan H2SO4 dan metanol pada abu sampel; reaksi kertas tumerik dan amonia dengan penambahan H2SO4 dan etanol; dan reaksi H2SO4 pada larutan sampel. Reaksi dengan H2SO4(P) dan metanol pada sampel yang telah diabukan dalam tanur akan menghasilkan nyala berwarna hijau jika dibakar; reaksi dengan asam oksalat dan kurkumin 1% dalam metanol dengan penambahan amonia pada larutan abu yang bersifat asam akan menghasilkan warna merah cemerlang yang berubah menjadi hijau tua kehitaman (Balai Besar POM, 2007). Pencelupan kertas tumerik ke dalam larutan sampel yang bersifat asam. Jika terdapat Na2B4O7 atau H3BO3, maka kertas berwarna merah akan berubah menjadi hijau biru terang (Cahyadi, 2006). Pencelupan kertas tumerik ke dalam larutan asam dari sampel menghasilkan coklat merah intensif ketika kertas mengering, yang berubah menjadi hijau kehitaman jika diberi larutan amonia; reaksi dengan penambahan H2SO4 dan etanol pada sampel, akan menghasilkan nyala hijau jika dibakar (Clarke, 2004). Reaksi dengan H2SO4 dan metanol pada larutan sampel dalam akuades bebas CO2 akan menghasilkan nyala hijau jika dibakar; dan penambahan phenolftalein ke dalam larutan sampel dalam akuades bebas CO2 menghasilkan warna merah yang hilang dengan penambahan 5ml gliserol (British Pharmacopoeia, 1988). Reaksi dengan H2SO4(P) dan metanol pada sampel yang telah disentrifugasi akan menghasilkan nyala berwarna hijau jika dibakar; reaksi dengan asam oksalat dan kurkumin 1% dalam metanol dengan penambahan amonia pada larutan abu yang bersifat asam akan menghasilkan warna merah cemerlang yang berubah menjadi hijau tua kehitaman ( Modifikasi Balai Besar POM, 2007). 2.5.2. Uji Kuantitatif Beberapa uji kuantitatif untuk boraks, yaitu: metode titrimetri; titrasi asam basa; titrasi dengan penambahan manitol; dan metode spektrofotometri. Penetapan kadar asam borat dalam pangan dengan metode titrimetri, yaitu dengan titrasi menggunakan larutan standar NaOH dengan penambahan gliserol akan menghasilkan warna merah muda yang mantap pada titik akhir titrasi (Helrich, 1990). Penetapan kadar boraks dalam sampel berdasarkan titrasi asam basa dengan menggunakan larutan standar HCl (USP, 1990). Penetapan Kadar boraks dalam sampel dengan penambahan manitol dan indikator phenolftalein dititrasi menggunakan larutan NaOH menghasilkan larutan merah muda pada titik akhir titrasi (British Pharmacopoeia, 1988). Penetapan kadar boraks dengan spektrofotometri, dengan mengukur serapan dari destilasi larutan sampel yang diberi larutan kurkumin dan etanol menggunakan spektrofotometer pada panjang gelombang maksimum 542 nm (Zulharmita, 1995). 2.6. Uji Perolehan Kembali Uji perolehan kembali (recovery test) adalah ukuran yang menunjukkan derajat kedekatan hasil analisis dengan kadar analit yang sebenarnya. Uji perolehan kembali dinyatakan sebagai % perolehan kembali (recovery) yang ditentukan dengan menghitung beberapa % analit yang ditambahkan dapat diperoleh kembali dalam suatu pengukuran (Rohman, 2007). Dalam metode penambahan baku, sampel dianalisis lalu sejumlah tertentu analit yang diperiksa ditambahkan ke dalam sampel dicampur dan dianalisis lagi. Selisih kedua hasil dibandingkan dengan kadar yang sebenarnya (hasil yang diharapkan) (Harmita, 2004). Dalam metode tersebut, persen perolehan kembali dinyatakan sebagai rasio antara hasil yang diperoleh dengan hasil yang sebenarnya. Persen perolehan kembali ditentukan dengan menetukan berapa persen analit yang ditambahkan tadi dapat ditemukan (Harmita, 2004). Kadar analit dalam metode penambahan baku dapat dihitung sebagai berikut: Uji perolehan kembali = %100jumlah standart yang ditambahkantotaljumlah analit totaljumlah dalamanalit sampel

Analisis BoraksKualitatif Uji nyala sampel boraksUji nyala adalah salah satu metode pengujian untuk mengetahui apakah dalam makanan terdapatboraksatau tidak. Disebut uji nyala karena sampel yang digunakan dibakar, kemudian warna nyala dibandingkan dengan warna nyala boraks asli. Serbuk boraks murni dibakar menghasilkan nyala api berwarna hijau. Jika sampel yang dibakar menghasilkan warna hijau maka sampel dinyatakan positif mengandungboraks. Prosedur dilakukan dengan melarutkan senyawa uji dengan metanol dalam wadah (cawan penguap)kemudian dibakar, warna api hijau menunjukkan terdapat senyawaboraks. Uji warna dengan kertas turmerikKertas turmerik adalah kertas saring yang dicelupkan ke dalam larutan turmerik (kunyit) yang digunakan untuk mengidentifikasi asam borat.Prosedur :1. Kurang lebih 10 g sampel di gerus masukkan ke kurs porselen,2. Tambahkan 10 ml Natrium Karbonat 10% dan diaduk rata,3. Diuapkan diatas tangas air sampai kering atau mengarang4. Masukkan ke dalam tanur dan dipijarkan pada suhu 5500sampai pengabuan sempurna,5. Setelah dingin ditambahkan 10 ml air panas, panaskan6. Tambahkan HCl (1:1) sampai asam,7. Saring sampai didapat filtrat8. Kertas turmerik dicelupkan kedalam filtrat9. Jika berwarna merah maka positif mengandung boraks10. Dan bila diberi uap ammonia berubah menjadi hijau-biru yang gelap maka sampel tersebut positif mengandung boraks. (BPOM RI, 41/MA/93)KuantitatifSemua senyawa organik dihilangkan pada proses pengarangan, kemudian sisa-sisa senyawa organik (C) dijadikan karbonat pada proses pengabuan setelah diberi air kapur. Semua karbonat diendapkan dalam keadaan alkalis dengan air kapur. Sisa-sisa karbonat dalam larutan diikat dengan H2SO4sambil dipanaskan. Asam borat bebas direaksikan dengan manitol yang memberikan H yang dapat ditentukan secara acidimetri. (BPOM RI, 1981)BORAKSBoraks atau dalam nama ilmiahnya dikenal sebagai sodium tetraboratedecahydrate merupakan bahan pengawet yang dikenal masyarakat awamuntuk mengawetkan kayu, antiseptik kayu dan pengontrol kecoa. Tampilanfisik boraks adalah berbentuk serbuk kristal putih. Boraks tidak memiliki bau jika dihirup menggunakan indera pencium serta tidak larut dalam alkohol.Indeks keasaman dari boraks diuji dengan kertas lakmus adalah 9,5, inimenunjukkan tingkat keasaman boraks cukup tinggi (Bambang, 2008).Asam borat atauboraks.boricacid merupakan zat pengawet berbahayayang tidak diizinkan digunakan sebagai campuran bahan makanan. Boraksadalah senyawa kimia dengan rumus Na2BO710H2O berbentuk kristal putih,tidak berbau dan stabil pada suhu dan tekanan normal. Dalam air, boraks berubah menjadi natrium hidroksida dan asam borat (Syah, 2005).Menurut Peraturan Menteri Kesehatan RINo.722/Menkes/IX/1988, asam borat dan senyawanya merupakan salah satu dari jenis bahan tambahanmakanan yang dilarang digunakan dalam produk makanan.Karena asam boratdan senyawanya merupakan senyawa kimia yang mempunyai sifatkarsinogen.Meskipun boraks berbahaya bagi kesehatan ternyata masih banyak digunakan oleh masyarakat sebagai bahan tambahan makanan, karena selain berfungsi sebagai pengawet, boraks juga dapat memperbaiki tekstur bakso dankerupuk hingga lebih kenyal dan lebih disukai konsumen (Mujianto, 2003).Asamborat (H3BO3) merupakan senyawa bor yang dikenal juga dengannama borax. Di Jawa Barat dikenal juga dengan nama bleng, di JawaTengah dan Jawa Timur dikenal dengan nama pijer.Digunakan/ditambahkan ke dalam pangan/bahan pangan sebagai pengentalataupun sebagai pengawet (Cahyadi, 2008).Kegunaan boraks yang sebenarnyasalep, bedak, larutan kompres, obat oles mulut dan obat pencuci mata. Selainitu boraks juga digunakan sebagai bahan solder, pembuatangelas,bahanpembersih/pelicin porselin, pengawet kayu dan antiseptik kayu(Aminah dan Himawan, 2009)Penyalahgunaan Boraks Sebagai Pengawet pada MakananBahan pengawet berarti setiap bahan yang dapat menghambat,memperlambat, menutupi atau menahan proses fermentasi, pembusukan, pengasaman atau dekomposisi lainnya di dalam atau pada setiap bahan pangan.Meskipun bukan pengawet makanan, boraks sering pula digunakansebagai pengawet makanan.Selain sebagai pengawet, bahan ini berfungsi pulamengenyalkan makanan.Boraks bersifat sangat beracun, sehingga peraturan pangan tidak membolehkan boraks untuk digunakan dalam pangan.Boraks merupakan senyawa yang bisa memperbaiki tekstur makanansehingga menghasilkan rupa yang bagus, misalnya bakso dan kerupuk. Baksoyang menggunakan boraks memiliki kekenyalan khas yang berbeda darikekenyalan bakso yang menggunakan banyak daging. Bakso yangmengandung boraks sangat renyah dan disukai dan tahan lama sedang kerupuk yang mengandung boraks kalau digoreng akan mengembang dan empuk,teksturnya bagus danrenyah.Samaseperti formalin, cukup sulit menentukan apakah suatu makananmengandungboraks.Hanyalewat uji laboratorium, semua bisajelas.Namun, penampakan luar tetap memang bisa dicermati karena ada perbedaan yang bisa dijadikan pegangan untuk menentukan suatu makanan aman dari boraksatau tidak.a.Bakso1) Lebih kenyal dibanding bakso tanpa boraks. Bila digigit akan kembalike bentuk semula.2) Tahan lama atau awet beberapa hari.73)Warnanya tampak lebih putih. Bakso yang aman berwarna abu-abusegar merata di semua bagian, baik di pinggir maupun tengah.4)Bau terasa tidak alami. Ada bau lain yang muncul.5)Bila dilemparkan ke lantai akan memantul seperti bola bekel.b.Gula Merah1)Sangat keras dan susah dibelah.2)Terlihat butiran-butiran mengkilap di bagian dalamc.Lontong1)Tahan lama2)Tekstur kenyal3)Warna putih bersih4)Rasanya getirPengaruh Boraks terhadap KesehatanBoraks merupakan racun bagi semua sel. Pengaruhnya terhadap organtubuh tergantung konsentrasi yang dicapai dalam organ tubuh. Karena kadar tertinggi tercapai pada waktu diekskresi maka ginjal merupakan organ yang paling terpengaruh dibandingkan dengan organ yang lain. Dosis tertinggi yaitu10-20 gr/kg berat badan orang dewasa dan 5 gr/kg berat badan anak-anak akanmenyebabkan keracunan bahkan kematian. Sedangkan dosis terendah yaitudibawah 10-20 gr/kg berat badan orang dewasa dan kurang dari 5 gr/kg berat badan anak-anak (Saparinto dan Hidayati, 2006).Efek negatif dari penggunaan boraks dalam pemanfaatannya yang salah pada kehidupan dapat berdampak sangat buruk pada kesehatan manusia.Boraks memiliki efek racun yang sangat berbahaya pada sistem metabolismemanusia sebagai halnya zat-zat tambahan makanan lain yang merusak kesehatan manusia.Mengkonsumsi boraks dalam makanan tidak secara langsung berakibat buruk, namun sifatnya terakumulasi (tertimbun) sedikit-demi sedikit dalamorgan hati, otak dan testis.Boraks tidak hanya diserap melalui pencernaannamun juga dapat diserap melalui kulit. Boraks yang terserap dalam tubuhdalam jumlah kecil akan dikelurkan melalui air kemih dan tinja, serta sangatsedikit melalui keringat. Boraks bukan hanya menganggu enzim-enzimmetabolisme tetapi juga menganggu alat reproduksi pria (Artika, 2009).Sering mengkonsumsi makanan berboraks akan menyebabkan gangguanotak, hati, lemak dan ginjal.Dalam jumlah banyak, boraks menyebabkandemam, anuria (tidak terbentuknya urin), koma, merangsang sistem saraf pusat, menimbulkan depresi, apatis, sianosis, tekanan darah turun, kerusakanginjal, pingsan bahkan kematian (Widyaningsih dan Murtini, 2006).Keracunan kronis dapat disebabkan oleh absorpsi dalam waktulama.Akibat yang timbul diantaranya anoreksia, berat badan turun, muntah,diare, ruam kulit, alposia, anemia dan konvulsi.Penggunaan boraks apabiladikonsumsi secara terus-menerus dapat mengganggu gerak pencernaan usus,kelainan pada susunan saraf, depresi dan kekacauanmental.Dalamjumlahserta dosis tertentu, boraks bisa mengakibatkan degradasi mental, sertarusaknya saluran pencernaan, ginjal, hati dankulit karena boraks cepatdiabsorbsi oleh saluran pernapasan dan pencernaan, kulit yang luka ataumembran mukosa (Saparinto dan Hidayati, 2006).Gejala awal keracunan boraks bisa berlangsung beberapa jam hinggaseminggu setelah mengonsumsi atau kontak dalam dosis toksis. Gejala kliniskeracunan boraks biasanya ditandai dengan hal-hal berikut (Saparinto danHidayati, 2006): Sakit perut sebelah atas, muntah dan mencret Sakit kepala, gelisah Penyakit kulit berat Muka pucat dan kadang-kadang kulit kebiruan Sesak nafas dan kegagalan sirkulasi darah Hilangnya cairan dalam tubuh Degenerasi lemak hati dan ginjal Otot-otot muka dan anggota badan bergetar diikuti dengan kejang-kejang Kadang-kadang tidak kencing dan sakit kuning Tidak memiliki nafsu makan, diare ringan dan sakit kepalaUji kualitatif Asam Sulfat Pekat dan Alkohol (uji nyala api)H3BO3+ 3 CH3OH B(OCH3)3 + 3 H2O Asam Klorida Pekat. Larutan Perak Nitrat. Larutan Barium Kloridassss Kerja oleh panasMetode nyala api Tumbuk sample hingga halus dengan mortar, kemudian timbang sample sebanyak 3 gram sample. Masukkan ke dalam cawan petri, dan atur pH denganmenambahkan air kapur jenuh hingga suasana menjadi asam,diukur dengan kertas lakmus. Setelah asam, kemudian masukkan cawan petri ke dalamfurnace. Tambahkan 5 ml H2SO4 pekat, aduk sampai homogen hinggalarutan menjadi asam (lakmus biru menjadi merah), tambahkan10 ml methanol kemudian nyalakan. Jika nyala api berwarna hijau maka dinyatakan adanya asam borat dan boraks.Metode kertas kunyit Bahan makanan atau minuman kurang lebih 20 gram (sebelumnyadihaluskan dulu) masukkan ke dalam cawan porselin. Tambahkan larutan kapur jenuhsampai basa(lakmus merahmenjadi biru).masukkan dalam waterbath.Panaskan diatas kompor. Pijarkan sampai menjadi abu, kemudian kerjakan sebagai berikut Sebagian abu dimasukkan ke dalam tabung reaksi, tambahkan HCl10% sampai menjadi asam, saring dengan kertas saring, celupkan kertas curcuma ke dalam air hasil saringan, jikakertas curcumamemerah kembali dengan asam tambahkan amoniakmenjadi hijaubiru tua maka dinyatakan adanya asam borat dan boraksmetode test kits boraksBahan uji berupapadatanCincang atau lumatkan dengan digerus bahan yang akan diuji,ambil setengah sendok teh dan masukkan dalam botol uji yangtelah disediakan.Campurdengan 10 ml air mendidih. Aduk danbiarkan dingin.Tambahkan 5ml HCl teknisdan 4 tetesreagen cair. Tutup botoldan kocok dengankuat.Ambilkertas uji dan celupkan ke dalam botol sampai terendamsebagianKeringkan di bawah terik matahari atau diangin-anginkan.Setelah kering amati bagian kertas uji yang tadi dibasahi. Jikaterbentuk warna merah bata berarti bahan yang diuji positifmengandung boraksBahan uji berupacairanAmbil 1 sendok makan bahan yang akan diuji (5ml) dan 4tetes reagen cair.Tutup botol dan kocok dengan kuat.Ambil kertas uji dan celupkan ke dalam botol sampaiterendam sebagian.Keringkan di bawah terikmatahari atau diangin-anginkan.Setelah kering amati bagian kertas uji yang tadi dibasahi.Jika terbentuk warna merah bata berarti bahan yang diujipositif mengandung boraksUJI KUANTITATIF Dengan metode titrasi asam- basaSemua senyawa organik dihilangkan pada proses pengarangan, kemudian sisa-sisa senyawa organik (C) dijadikan karbonat pada proses pengabuan setelah diberi air kapur. Semua karbonat diendapkan dalam keadaan alkalis dengan air kapur. Sisa-sisa karbonat dalam larutan diikat dengan H2SO4 sambil dipanaskan. Asam borat bebas direaksikan dengan manitol yang memberikan H yang dapat ditentukan secara acidimetri. Dengan metode spektrofotometri uv-vis