biologi
DESCRIPTION
biologiTRANSCRIPT
![Page 1: biologi](https://reader036.vdokumen.net/reader036/viewer/2022082505/55cf933f550346f57b9d20ed/html5/thumbnails/1.jpg)
1
BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Asam urat lebih dikenal di masyarakat sebagai sebutan untuk suatu
penyakit. Tetapi sebenarnya asam urat merupakan produk akhir metabolisme
purin. Peningkatan kadar asam urat darah atau hiperurisemia adalah kadar
asam urat darah di atas 7 mg/dl pada pria dan diatas 6 mg/dl pada wanita.
Secara klinis hiperurisemia mempunyai arti penting karena dapat
menyebabkan arthritis piral, nefropati asam urat, tofi dan nefrolitiasis.
Banyak faktor yang sering dihubungkan dengan hiperurisemia seperti : obat-
obatan, obesitas, konsumsi alkohol, menopause, kreatinin, hemoglobin, indeks
masa tubuh dan pola makan.1
Penyakit asam urat ditandai oleh gangguan linu – linu, terutama didaerah
persendian tulang. Tidak jarang timbul rasa amat nyeri bagi penderitanya.
Rasa sakit tersebut diakibatkan adanya radang pada persendian. Radang sendi
tersebut ternyata disebabkan oleh penumpukan kristal didaerah persendian.
Tingginya kadar asam urat dalam darah juga dapat menyebabkan gout
arthritis.2
Menurut badan kesehatan dunia (WHO), data asam urat di dunia tercatat
sebanyak 47.150 jiwa. Kejadian asam urat terus meningkat pada tahun 2005
jumlah penderita asam urat bertambah banyak dari tahun 2004 dan meyerang
pada usia pertengahan 40-59 tahun. Prevalensi asam urat di dunia sangat
![Page 2: biologi](https://reader036.vdokumen.net/reader036/viewer/2022082505/55cf933f550346f57b9d20ed/html5/thumbnails/2.jpg)
2
bervariasi dan penelitian epidemologi menunjukan peningkatan kejadian asam
urat terutama di negara-negara maju, karena di negara maju mereka
mengkonsumsi makanan yang berlemak dan mengandung kadar purin yang
tinggi.3
Besarnya angka kejadian hiperurisemia pada masyarakat Indonesia
diperkirakan 2,6-47,2% (variasi pada berbagai populasi). Pada umumnya
menyerang laki-laki (90%) usia dewasa muda sekitar 40 tahun, sedangkan
pada wanita penyakit ini lebih banyak menyerang mereka yang telah
mengalami menopause.4 Berdasarkan data Provinsi Lampung angka kejadian
hiperurisemia belum ada data yang akurat.
Saat ini pemantauan kadar asam urat baik yang dilakukan di klinik, rumah
sakit dan laboratorium sering menggunakan perangkat portable seperti alat
POCT (Point of Care Test) yang digunakan untuk mengukur dan mencatat
kadar asam urat didalam darah. Pada umumnya, penggunaan alat tersebut
dalam masyarakat telah diketahui manfaatnya karena memiliki beberapa
kelebihan diantaranya, harga yang relatif terjangkau, mudah digunakan, tidak
memerlukan tenaga ahli dalam penggunaannya dan hasil tes dapat diketahui
segera.
Meskipun demikian, terkadang alat ini menunjukan hasil yang berbeda
pada beberapa kali pengukuran hal ini disebabkan karena beberapa faktor
yaitu, pemakaian alkohol yang berlebihan, jumlah sampel yang terlalu sedikit,
suhu yang terlalu tinggi, kualitas dan ukuran sampel darah dan tes strip yang
terlalu lama, maka akan menyebabkan tidak akuratnya pengukuran.5
![Page 3: biologi](https://reader036.vdokumen.net/reader036/viewer/2022082505/55cf933f550346f57b9d20ed/html5/thumbnails/3.jpg)
3
Pemeriksaan kadar asam urat dalam darah dengan menggunakan alat
POCT (Point of Care Test) dapat menimbulkan kesalahan yang fatal, karena
dokumentasinya pun belum dalam terintegrasi dengan sistem informasi
laboratorium sehingga data akan mudah tertukar bahkan tidak teridentifikasi.5
Berdasarkan pemaparan di atas disimpulkan bahwa pemeriksaan asam
urat dalam darah dengan mengunakan alat POCT (Point of Care Test) cukup
beresiko, karena data yang dihasilkan hanya mampu mendeteksi kadar asam
urat antara 3,0 mg/dl – 20,0 mg/dl dan bahkan hasil dari pemeriksaan dapat
tertukar. Hal ini dapat menimbulkan penerapan terapi yang salah bagi
penderita kadar asam urat yang tinggi.
Selain menggunakan alat POCT (Point of Care Test), ada cara lain untuk
mengukur kadar asam urat dalam darah dengan mengunakan alat kimia semi
otomatis yaitu biochemical analyzer (fotometer), yang pada prinsipnya dengan
memanfaatkan panjang gelombang yang diserap oleh larutan atau zat warna
tertentu, karena setiap larutan atau zat memiliki panjang gelombang tertentu.6
Berdasarkan uraian diatas maka peneliti tertarik untuk melakukan
penelitian dengan Kesesuaian Hasil Pengukuran Asam Urat Dengan
Menggunakan Alat POCT (Point of Care Test) Dibandingkan Dengan Alat
Kimia Otomatis Biochemical Analyzer (Fotometer).
![Page 4: biologi](https://reader036.vdokumen.net/reader036/viewer/2022082505/55cf933f550346f57b9d20ed/html5/thumbnails/4.jpg)
4
1.2 Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang di atas, maka rumusan masalah ini adalah
apakah terdapat kesesuain yang sangat signifikan antara hasil pemeriksaan
kadar asam urat dalam darah mengunakan alat PCOT (Point of Care Test) dan
alat kimia semi otomatis biochemical analyzer (fotometer) ?
1.3 Tujuan Penelitian
1.3.1 Tujuan Umum
Untuk mengetahui kesesuain hasil pemeriksaan kadar asam urat
dalam darah mengunakan alat POCT (Point of Care Test) dan alat kimia
semi otomatis biochemical analyzer (fotometer).
1.3.2 Tujuan Khusus
a. Untuk mengetahui distribusi frekuensi hasil pemeriksaan kadar asam
urat dengan menggunakan alat PCOT (Point of Care Test).
b. Untuk mengetahui distribusi frekuensi hasil pemeriksaan kadar asam
urat dengan menggunakan alat kimia semi otomatis Biochemical
Analyzer (Fotometer).
1.4 Manfaat Penelitian
1.4.1 Bagi Peneliti
a. Untuk mengetahui cara penulisan dan pembuatan karya tulis ilmiah.
b. Untuk menambah wawasan dan pemahaman tentang kesesuain hasil
pemeriksaan kadar asam urat dengan menggunakan alat POCT
![Page 5: biologi](https://reader036.vdokumen.net/reader036/viewer/2022082505/55cf933f550346f57b9d20ed/html5/thumbnails/5.jpg)
5
(Point of Care Test) dan alat kimia otomatis Biochemical Analyzer
(Fotometer).
c. Untuk memenuhi syarat memperoleh gelar sarjana S1 di Fakultas
Kedokteran Universitas Malahayati.
1.4.2 Bagi Institusi Pendidikan (Universitas)
a. Sebagai dokumen dan bahan perbandingan untuk penelitian
selanjutnya.
b. Hasil penelitian ini dapat menjadi tambahan pustaka ilmiah bagi
Universitas.
c. Dapat terbinanya kerjasama dengan tempat penelitian dalam rangka
peningkatan ilmu penegtahuan yang dibutuhkan dalam pembangunan
kesehatan masyarakat.
1.4.3 Bagi Rumah Sakit
Menambah wawasan bagi tenaga kesehatan tentang akurasi alat
POCT (Point of Care Test) dan alat kimia semi otomatis Biochemical
Analyzer (Fotometer).
1.4.4 Bagi Penelitian selanjutnya
Agar penelitian selanjutnya mendapat gambaran tentang
kesesuaian hasil pengukuran kadar asam urat dengan menggunakan alat
POCT (Point of Care Test) dibandingkan dengan alat kimia semi otomatis
Biochemical Analyzer (Fotometer).
![Page 6: biologi](https://reader036.vdokumen.net/reader036/viewer/2022082505/55cf933f550346f57b9d20ed/html5/thumbnails/6.jpg)
6
1.5 Ruang Lingkup
1.5.1 Ruang Lingkup Tempat
Penelitian ini dilakukan di Panti Tresna Werdha Natar Lampung
Selatan.
1.5.2 Ruang Lingkup Waktu
Pembuatan proposal ini sampai dengan palaksanaan penelitian
dimulai dari Maret 2014 sampai dengan Mei 2014.
1.5.3 Ruang Lingkup Materi
Penelitian mengenai kesesuaian hasil pengukuran kadar asam urat
dengan menggunakan alat POCT (Point of Care Test) dibandingkan
dengan alat kimia semi otomatis Biochemical Analyzer (Fotometer).
Penelitian ini diambil untuk mengetahui keakuratan alat pengukur kadar
asam urat dengan menggunakan POCT dan Biochemical Analyzer
(Fotometer).