biologi

7
BIOLOGI Cacing Perut (Ascaris lumbricoides ) OLEH : NAMA : 1. Alfin Nur Parezi 2. Lucky Andani Alpioneri 3. M Reynaldi Saputra 4.M Indra 5. RA Putri Nabilah 6. Rahmat Hadi Putra 7. Riska Mustika Rani 8. Vera Febriani KELAS : X MIPA 2 SMA NEGRI 8 PALEMBANG

Upload: asti-nesia-himmatuliza

Post on 09-Nov-2015

215 views

Category:

Documents


1 download

DESCRIPTION

Cacing Perut

TRANSCRIPT

BIOLOGICacing Perut (Ascaris lumbricoides)

OLEH :

NAMA :

1. Alfin Nur Parezi

2. Lucky Andani Alpioneri

3. M Reynaldi Saputra

4. M Indra

5. RA Putri Nabilah

6. Rahmat Hadi Putra

7. Riska Mustika Rani

8. Vera FebrianiKELAS : X MIPA 2SMA NEGRI 8 PALEMBANGTAHUN AJARAN 2014 2015Klasifikasi cacing perutKerajaan : Animalia

Filum : Nematoda

Kelas : Secernentea

Ordo : Ascaridida

Famili : Ascarididae

Genus : Ascaris

Spesies : Ascaris lumbricoides

Askariasis adalah penyakit parasit yang disebabkan oleh Nemathelminthes Ascaris lumbricoides. Askariasis adalah penyakit kedua terbesar yang disebabkan oleh makhluk parasit.Berikut dibawah ini adalah ciri-ciri cacing perut :

Cacing jantan memiliki panjang sekitar 10-31 cm dan berdiameter 2-4 mm, sedangkan betina memiliki panjang 20-35 cm dan berdiameter 3-6 mm. Pada cacing jantan ditemukan spikula atau bagian seperti untaian rambut di ujung ekornya (posterior). Pada cacing betina, pada sepertiga depan terdapat bagian yang disebut cincin atau gelang kopulasi. Cacing betina memiliki tubulus dan duktus sepanjang kurang lebih 12 cm dan kapasitas sampai 27 juta telur. Cacing dewasa hidup pada usus halus manusia. Seekor cacing betina dapat bertelur hingga sekitar 200.000 telur per harinya. Telur yang telah dibuahi berukuran 50-70 x 40-50 mikron. Sedangkan telur yang tak dibuahi, bentuknya lebih besar sekitar 90 x 40 mikron. Telur yang telah dibuahi inilah yang dapat menginfeksi manusia. Telur cacing Ascaris lumbricoides dilapisi lapisan albumin dan tampak berbenjol-benjol Siklus hidup cacing perut

Siklus hidup Ascaris lumbricoides dimulai dari keluarnya telur bersama dengan feses, yang kemudian mencemari tanah. Telur ini akan menjadi bentuk infektif dengan lingkungan yang mendukung, seperti kelembaban yang tinggi dan suhu yang hangat. Telur bentuk infektif ini akan menginfeksi manusia jika tanpa sengaja tertelan manusia. Telur akan masuk ke saluran pencernaan dan telur akan menjadi larva pada usus. Larva akan menembus usus dan masuk ke pembuluh darah. Ia akan beredar mengikuti sistem peredaran darah, dimulai dari pembuluh darah vena, vena portal, vena cava inferior dan akan masuk ke jantung dan ke pembuluh darah di paru-paru. Pada paru-paru akan terjadi siklus paru dimana cacing akan merusak alveolus, masuk ke bronkiolus, bronkus, trakea, kemudian di laring dan memicu batuk. Dengan terjadinya batuk larva akan tertelan kembali masuk ke saluran pencernaan. Setibanya di usus, larva akan menjadi cacing dewasa. Cacing akan menetap di usus dan kemudian berkopulasi dan bertelur. Telur ini pada akhirnya akan keluar kembali bersama tinja. Siklus pun akan terulang kembali bila penderita baru ini membuang tinjanya tidak pada tempatnya.Gejala atau tanda terinfeksi cacing Perut / Ascaris lumbricoides :

perut terasa tidak enak lesu tidak nafsu makan muka pucat mual badan kurus perut buncit Fesesnya encer, kadang bercampur lendir dan darah cacing tampak keluar dalam feses Langkah pencegahan yang dapat dilakukan agar terhindar dari infeksi cacing perut antara lain :

Jagalah kebersihan pribadi, makanan dan lingkungan dengan baik. Mencuci tangan dengan bersih terutama sebelum makan dan setelah buang air besar. Menggunting kuku dan hindari kebiasaan menggigit kuku. Cuci sayur dengan bersih dan masak daging hingga benar-benar matang. Sediakan fasilitas jamban yang memadai, jangan buang air besar sembarangan. Sebaiknya anak-anak diberi obat cacing setiap 6 bulan sekaliGejala klinis akan ditunjukkan pada stadium larva maupun dewasa:

Pada stadium larva, Ascaris dapat menyebabkan gejala ringan di hati dan di paru-paru akan menyebabkan sindrom Loeffler. Sindrom Loeffler merupakan kumpulan tanda seperti demam, sesak nafas, eosinofilia ( gejala penyakit yang disebabkan oleh perlawanan sel darah putih dengan kuman). Pada stadium dewasa, di usus cacing akan menyebabkan gejala khas saluran pencernaan seperti tidak nafsu makan, muntah-muntah, diare, dan mual. Bila cacing masuk ke saluran empedu maka dapat menyebabkan kolik atau ikterus. Bila cacing dewasa kemudian masuk menembus peritoneum badan atau abdomen maka dapat menyebabkan akut abdomen. Cara diagnosisDiagnosis askariasis dilakukan dengan menemukan telur pada tinja pasien atau ditemukan cacing dewasa pada anus, hidung, atau mulut.Pengobatan Pengobatan askariasis dapat digunakan dengan obat-obat seperti pirantel pamoat, mebendazol, albendazol, piperasin.