belajar mendengarkan

Upload: nindya

Post on 08-Jul-2018

221 views

Category:

Documents


0 download

TRANSCRIPT

  • 8/19/2019 Belajar Mendengarkan

    1/3

    Belajar MendengarkanOleh: Tidak Diketahui

    Anda pasti tahu bagaimana rasanya menerima telepon di tengahmalam. Tapi, malam itu semuanya terasa berbeda. Aku terlonjak daritidurku ketika telepon di samping tempat tidur berdering-dering. Aku

    berusaha melihat jam beker dalam gelap. Cahaya illuminasi dari jamitu menunjukkan tepat tengah malam. Dengan panik aku segeramengangkat gagang telepon.

    "Hallo" dadaku berdegub-degub ken!ang. Aku memegang gagangtelepon itu erat-erat. ini suamiku terbangun dan menatap #ajahkulekat-lekat.

    "$ama" terdengar suara di seberang sana.

    Aku masih bisa mendengar bisikannya di tengah-tengah dengungtelepon. %ikiranku langsung tertuju pada anak gadisku. etika suaraitu semakin jelas, aku meraih dan menarik-narik pergelangan tangansuamiku.

    "$ama, aku tahu ini sudah larut malam. Tapi jangan... jangan berkataapa-apa dahulu sampai aku selesai bi!ara. Dan, sebelum mamamenanyai aku ma!am-ma!am, ya aku mengaku ma. $alam ini akumabuk. &eberapa hari ini aku lari dari rumah, dan..."

    Aku ter!ekat. 'a(asku tersenggal-senggal. Aku lepaskan !engkeraman

    pada suamiku dan menekan kepalaku keras-keras. antuk masihmengaburkan pikiranku. Dan, aku berusaha agar tidak panik. Adasesuatu yang tidak beres.

    "...Dan aku takut sekali. )ang ada dalam pikiranku bagaimana akutelah melukai hati mama. Aku tak mau mati di sini. Aku ingin pulang.Aku tahu tindakanku lari dari rumah adalah salah. Aku tahu mamabenar-benar !emas dan sedih. *ebenarnya aku bermaksudmenelepon mama beberapa hari yang lalu, tapi aku takut... takut..."

    +a menangis tersedan-sedan. *engguknya benar-benar membuat

    hatiku iba. Terbayang aku akan #ajah anak gadisku. %ikiranku mulai jernih, "&egini..."

    "angan ma, jangan bi!ara apa-apa. &iarkan aku selesai bi!ara." iameminta. +a tampak putus asa.

    Aku menahan diri dan berpikir apa yang harus aku katakan. *ebelumaku menemukan kata-kata yang tepat, ia melanjutkan, "Aku hamilma. Aku tahu tak semestinya aku mabuk sekarang,tapi aku takut. Akusungguh-sungguh takut"

  • 8/19/2019 Belajar Mendengarkan

    2/3

     Tangis itu meme!ah lagi. Aku menggigit bibirku dan merasakanpelupuk mataku mulai basah. Aku melihat pada suamiku yangbertanya perlahan, "*iapa itu"

    Aku menggeleng-gelengkan kepala. Dan ketika aku tidak menja#abpertanyaannya, ia melon!at meninggalkan kamar dan segera kembali

    sambil memba#a telepon portable. +a mengangkat telepon portableyang tersambung pararel dengan teleponku. Terdengar bunyi klik.

    alu suara tangis suara di seberang sana terhenti dan bertanya,"$ama, apakah mama masih ada di sana angan tutup teleponnyama. Aku benar-benar membutuhkan mama sekarang. Aku merasakesepian."

    Aku menggenggam erat gagang telepon dan menatap suamiku,meminta pertimbangannya. "$ama masih ada di sini. $ama tidakakan menutup telepon," kataku.

    "*emestinya aku sudah bilang pada mama. Tapi bila kita bi!ara,mama hanya menyuruhku mendengarkan nasehat mama. *elama inimamalah yang selalu berbi!ara. *ebenarnya aku ingin bi!ara padamama, tetapi mama tak mau mendengarkan. $ama tak pernah maumendengarkan perasaanku. $ungkin mama anggap perasaankutidaklah penting. Atau mungkin mama pikir mama punya semua ja#aban atas persoalanku. Tapi terkadang aku tak membutuhkannasehat mama. Aku hanya ingin mama mau mendengarkan aku."

    Aku menelan ludahku yang ter!ekat di kerongkongan. %andangankutertuju pada pam/et "&agaimana &erbi!ara %ada Anak Anda" yangtergeletak di sisi tempat tidurku.

    "$ama mendengarkanmu," aku berbisik.

    "Tahukah mama, sekarang aku mulai !emas memikirkan bayi yangada di perutku dan bagaimana aku bisa mera#atnya. Aku inginpulang. Aku sudah panggil ta0i. Aku mau pulang sekarang."

    "+tu baik sayang," kataku sambil menghembuskan na(as yang

    meringankan dadaku. *uamiku duduk mendekat padaku. +a meremas jemariku dengan jemarinya.

    "Tapi ma, sebenarnya aku bermaksud pulang dengan menyetir sendirimobil sendiri."

    "angan," !egahku. Ototku mengen!ang dan aku mengeratkangenggaman tangan suamiku. "angan. Tunggu sampai ta0inya datang. angan tutup telepon ini sampai ta0i itu datang."

    "Aku hanya ingin pulang ke rumah, mama."

    "$ama tahu. Tapi, tunggulah sampai ta0i datang. akukan itu untukmamamu."

  • 8/19/2019 Belajar Mendengarkan

    3/3

    alu aku mendengar senyap di sana. etika aku tak mendengarsuaranya, aku gigit bibir dan memejamkan mata. &agaimana pun akuharus men!egahnya mengemudikan mobil itu sendiri.

    "'ah, itu ta0inya datang."

    alu aku dengar suara ta0i berderum di sana. Hatiku terasa lega.

    "Aku pulang ma," katanya untuk terakhir kali. alu ia tutup teleponitu. Air mata meleleh dari mataku. Aku berjalan keluar menuju kamaranak gadisku yang berusia 12 tahun. *uamiku menyusul danmemelukku dari belakang. Dagunya ditaruh di atas kepalaku.

    Aku menghapus airmata dari pipiku. "ita harus belajarmendengarkan," kataku pada suamiku.

    +a terdiam sejenak, dan bertanya, "au pikir, apakah gadis itu sadarkalau ia telah menelepon nomor yang salah"

    Aku melihat gadisku sedang tertidur nyenyak. Aku berkata padasuamiku, "$ungkin itu tadi bukan nomor yang salah."

    "$a %a Apa yang terjadi," terdengar gadisku menggeliat dari balikselimutnya.

    Aku mendekati gadisku yang kini terduduk dalam gelap, "ami barusaja belajar," ja#abku.

    "&elajar apa" tanyanya. alu ia kembali berbaring dan matanyaterpejam lagi.

    "$endengarkan," bisikku sambil mengusap pipinya.

    ###.heartnsouls.!om