beban kerja.docx

Upload: muhammad-iqbal-p

Post on 14-Apr-2018

265 views

Category:

Documents


0 download

TRANSCRIPT

  • 7/30/2019 beban kerja.docx

    1/41

    1 | P a g e

    I. PENDAHULUAN1.1Latar Belakang

    Aktifitas-aktifitas manusia memerlukan energi yang besarnya tergantung

    pada besar dari beban kegiatan yang dilakukan dan kemampuan fisik dari masing-

    masing individu. Hal ini dikarenakan keterbatasan kemampuan manusia sehingga

    menyebabkan manusia akan mengalami fatigue, baik kelelahan fisik maupun

    kelelahan psikologis, yang akan berakibat pada penurunanperformance kerja.

    Ketika manusia melakukan aktivitas yang melebihi kemampuannya dapat

    mengakibatkan seseorang mengalami fatigue, baik kelelahan fisik maupun

    kelelahan psikologis, yang dapat mengakibatkan penurunan work performance.

    Maka dari itu, agar dapat mengoptimalkan kemampuan kerja, perlu

    memperhatikan pengeluaran dan pemulihan setidaknya dapat diseimbangkan

    dengan pemulihan energinya, dan waktu istirahatnya. Dengan demikian

    diharapkan dapat mengevaluasi dan merancang kembali tata cara kerja yang harus

    diaplikasikan agar dapat memberikan peningkatan efektifitas dan efisiensi kerja

    serta kenyamanan maupun keselamatan kerja bagi manusia pada umumnya dan

    pekerja pada khususnya.

    Keberhasilan kerja dipengaruhi oleh salah satu faktor diantaranyaa dalah

    faktor kerja fisik (otot). Kerja fisik ( beban kerja) mengakibatkan pengeluaran

    energi, sehingga berpengaruh pada kemampuan kerja manusia.Dengan kerja fisik

    seseorang akan mengeluarka energi karena pekerjaan yang dilakukannya tersebut.

    Untuk mengoptimalkan kemampuan kerja, perlu diperhatikan pengeluaran energi

    pemulihan energi selama proses kerja berlangsung. Faktor yang mempengaruhi

    besarnya pengeluaran energi selama bekerja antara lain adalah cara pelaksanaan

    kerja, kecepatan kerja, sikap kerja dan kondisi lingkungan kerja. Faktor yang

    mempengaruhi pemulihan energi antara lain adalah lamanya waktu istirahat,

    periode istirahat, dan frekuensi istirahat.

    Faktor pemulihan energi sangat penting diperhatikan karena selama proses

    kerja terjadi kelelahan. Hal ini diakibatkan oleh dua hal yaitu kelelahan fisiologis

    dan kelelahan psikologis. Yang dimaksud kelelahan fisiologis adalah kelelahan

    yang timbul karena adanya perubahan faal tubuh. Perubahan faal tubuh dari

  • 7/30/2019 beban kerja.docx

    2/41

    2 | P a g e

    kondisi segar menjadi letih akan mempengaruhi keoptimalan kinerja pekerja.

    Pemulihan kondisi faal tubuh untuk kembali pada kondisi segar selama

    beraktivitas merupakan hal penting yang perlu diperhatikan. Salah satu faktor

    yang dapat mempengaruhi pemulihan energi adalah istirahat. Pekerja yang bekerja

    dengan beban kerja berat tentunya membutuhkan periode dan frekuensi yang

    berbeda dengan pekerja yang bekerja dengan beban kerja ringan.

    1.2Rumusan Masalaha. Bagaimana pengaruh yang ditimbulkan oleh pembebanan kerja terhadap

    tubuh selama manusia melakukan aktivitas kerja ?

    b. Bagaimana cara menentukan besar beban kerja berdasarkan kriteriafisiologis ?

    c. Bagaimana cara mengukur energy atau usaha yang dikeluarkan manusiauntuk menyelesaikan pekerjaannya ?

    d. Bagaimana cara membuat persamaan antara heart rate dengan lajukecepatan dan jarak ?

    e. Bagaimana cara menghitung besar energy expenditure pada suatupekerjaan tertentu berdasarkan intensitas hearth rate ?

    f. Bagaimana cara menghitung dengan %CVL ?

    1.3Tujuana. Memberikan pemahaman tentang pengaruh yang ditimbulkan oleh

    pembebanan kerja terhadap tubuh selama manusia melakukan aktivitas

    kerja.b. Memberikan pengetahuan untuk menentukan besar beban kerja

    berdasarkan kriteria fisiologis.

    c. Mampu melakukan pengukuran energy atau usaha yang dikeluarkanmanusia untuk menyelesaikan pekerjaannya.

    d. Mampu membuat persamaan antara heart rate dengan laju kecepatan danjarak.

  • 7/30/2019 beban kerja.docx

    3/41

    3 | P a g e

    e. Mampu menghitung besar energy expenditure pada suatu pekerjaantertentu berdasarkan intensitas hearth rate.

    f. Mampu menghitung dengan %CVL.

    1.4Manfaata. Agar mampu memahami tentang pengaruh yang ditimbulkan oleh

    pembebanan kerja terhadap tubuh selama manusia melakukan aktivitas

    kerja.

    b. Agar mampu mengetahui cara untuk menentukan besar beban kerjaberdasarkan kriteria fisiologis.

    c. Agar mampu melakukan pengukuran energy atau usaha yang dikeluarkanmanusia untuk menyelesaikan pekerjaannya.

    d. Agar mampu membuat persamaan antara heart rate dengan laju kecepatandan jarak.

    e. Agar mampu menghitung besarenergy expenditure pada suatu pekerjaantertentu berdasarkan intensitas hearth rate.

    f. Agar mampu menghitung dengan %CVL.

  • 7/30/2019 beban kerja.docx

    4/41

    4 | P a g e

    II. TINJAUAN PUSTAKA

    2.1 Pengertian Fisiologi Kerja

    Fisiologi Kerja adalah Ilmu yang mempelajari fungsi atau faal tubuh

    manusia pada saat bekerja. Bisa dikatakan juga fisiologi kerja adalah focus

    dengan respon tubuh terhadap kebutuhan metabolisme pada saat kerja dengan

    mengukur aktivitas dari cardiovaskular respiratory dan system otot pada saat

    kerja kita bisa mendapatkan informasi untuk mencegah kelelahan.

    Dengan diketahuinya fisiologi kerja diharapkan mampu meringankan

    beban kerja seorang pekerja dan meningkatkan produktivitas kerja. Pengetahuan

    dasar mengenai fisiologi kerja memungkinkan untuk dapat dievaluasi suatu sistem

    kerja secara efektif. Diupayakan evaluasi kerja semaksimal mungkin bersifat

    objektif dan kuantitatif. Penilaian secara kualitatif misalnya adanya kelelahan

    kerja, hal ini memerlukan analisis lebih lanjut mengingat kemampuan individual

    yang berbeda.

    2.2 Kerja Fisik dan Mental

    2.2.1 Kerja Fisik

    Kerja fisikadalah kerja yang memerlukan energi fisik otot manusia sebagai

    sumber tenaganya (power). Kerja fisik disebut juga manual operation dimana

    performans kerja sepenuhnya akan tergantung pada manusia yang berfungsi

    sebagai sumber tenaga (power) ataupun pengendali kerja. Kerja fisik juga dapat

    dikonotasikan dengan kerja berat atau kerja kasar karena kegiatan tersebut

    memerlukan usaha fisik manusia yang kuat selama periode kerja

    berlangsung.Dalam kerja fisik konsumsi energi merupakan factor utama yang

    dijadikan tolak ukur penentu berat / ringannya suatu pekerjaan. Secara garis besar,

    kegiatan-kegiatan manusia dapat digolongkan menjadi kerja fisik dan kerja

    mental. Pemisahan ini tidak dapat dilakukan secara sempurna, karena terdapatnya

    hubungan yang erat antar satu dengan lainnya. Kerja fisik akan mengakibatkan

    perubahan fungsi pada alat-alat tubuh, yang dapat dideteksi melalui :

  • 7/30/2019 beban kerja.docx

    5/41

    5 | P a g e

    1. Konsumsi oksigen

    2. Denyut jantung

    3. Peredaran udara dalam paru-paru

    4. Temperatur tubuh

    5. Konsentrasi asam laktat dalam darah

    6. Komposisi kimia dalam darah dan air seni

    7. Tingkat penguapan

    8. Faktor lainnya

    Kerja fisik akan mengeluarkan energi yang berhubungan erat dengan

    konsumsi energi. Konsumsi energi pada waktu kerja biasanya ditentukan dengan

    cara tidak langsung, yaitu dengan pengukuran :

    1. Kecepatan denyut jantung

    2. Konsumsi Oksigen

    Pengeluaran energi relatif yang banyak dan pada jenis tersebut dapat

    dibedakan dalam beberapa kerja sesuai fisik yaitu:

    a. Kerja Statis, yaitu:

    1. Tidak menghasilkan gerak.

    2. Kontraksi otot bersifat isometris (tegang otot bertambah

    sementara tegangan otot tetap).

    3. Kelelahan lebih cepat terjadi.

    b. Kerja Dinamis, yaitu:

    1. Menghasilkan gerak.

    2. Kontraksi otot bersifat isotonis (panjang otot berubah sementara

    tegangan otot tetap).

    3. Kontraksi otot bersifat ritmis (kontraksi dan relaksasi secara

    bergantian).

    4. Kelelahan relatif agak lama terjadi

  • 7/30/2019 beban kerja.docx

    6/41

    6 | P a g e

    2.2.2 Kerja Mental

    Kerja mentalmerupakan kerja yang melibatkan proses berpikir dari otak

    kita. Pekerjaan ini akan mengakibatkan kelelahan mental bila kerja tersebut dalam

    kondisi yang lama, bukan diakibatkan oleh aktivitas fisik secara langsung

    melainkan akibat kerja otak kita. Kecepatan denyut jantung memiliki hubungan

    yang sangat erat dengan aktivitas faal lainnya.

    Gambar 2.1 Hubungan kecepatan denyut jantung dengan aktivitas faali

    Pengeluaran energi relatif lebih sedikit dan cukup sulit untuk mengukur

    kelelahannya. Hasil kerja (performasi kerja) manusia dipengaruhi oleh berbagaifaktor, adalah sebagai berikut:

    a. Faktor diri (individu), meliputi sikap, fisik, minat, motivasi, jenis kelamin,

    pendidikan, pengalaman, dan keterampilan.

    b. Faktor situasional, meliputi lingkungan fisik, mesin, peralatan, metode kerja,

    dan lain-lain.

    Kriteria-kriteria yang dapat digunakan untuk mengetahui seberapa

    pengaruh pekerjaan terhadap manusia dalam suatu sistem kerja dalam kehidupan

    sehari-hari:

    1. Kriteria Faal

    Meliputi kecepatan denyut jantung, konsumsi oksigen, tekanan darah,

    tingkatbenguapan, temperatur tubuh, komposisi kimia dalam air seni, dan lain-

    lain.Tujuannya adalah untuk mengetahui perubahan fungsi alat-alat tubuh selama

    bekerja.

    1. Tekanan Darah

    2. Aliran Darah

    3. Komposisi Kimia dalam

    Darah4. Temperatur Tubuh

    5. Tingkat Penguapan

    6. Jumlah udara yang

    dikeluarkan oleh paru-paruHubungan

    Kecepatan Denyut

    Jantung

  • 7/30/2019 beban kerja.docx

    7/41

    7 | P a g e

    2. Kriteria Kejiwaan

    Meliputi kejenuhan atau kejemuan, emosi, motivasi, sikap, dan lain-lain.

    Tujuannya adalah mengetahui perubahan kejiwaan yang timbul selama bekerja.

    3. Kriteria Hasil Kerja

    Meliputi pengukuran hasil kerja yang diperoleh dari pekerja selama

    bekerja. Tujuannya adalah untuk mengetahui pengaruh kondisi kerja dengan

    melalui hasil kerja yang diperoleh dari pekerja. Rumus yang berhubungan dengan

    konsumsi energi dengan kecepatan bekerja dan denyut jantung pada saat bekerja

    adalah sebagai berikut:

    Y = 1,804110,0229038 X + 4,71733.10-4 .X2

    KE = EtEi

    Keterangan:

    Y = Energi (kkal/menit)

    X = Kecepatan denyut jantung (denyut/menit)

    KE = Konsumsi energi untuk suatu kegiatan kerja tertentu (Kkal)

    Et = Pengeluaran energi pada saat kerja (Kkal)

    Ei = Pengeluaran energi pada saat istirahat (Kkal)

    2.3 Pengukuran Kerja Dengan Metode Fisiologi

    Dalam suatu kerja fisik, manusia akan menghasilkan perubahan dalam

    konsumsi Oksigen, Heart Rate, Temperatur tubuh dan perubahan senyawa kimia

    dalam tubuh.

    Kerja fisik ini dikelompokkan olehDavis danMiller:

    1. Kerja total seluruh tubuh, yang menngunakan sebagian besar otot

    biasanya melibatkan dua per tiga atau tiga seperempat otot tubuh.

    2. Kerja otot yang membutuhkan energi Expenditure karena otot yang

    digunakan lebih sedikit.

    3. Kerja otot statis, otot digunakan untuk menghasilkan gaya tetapi tanpa

    kerja mekanik membutuhkan kontraksi sebagian otot

  • 7/30/2019 beban kerja.docx

    8/41

    8 | P a g e

    Metode Pengukuran kerja fisik dilakukan dengan menggunakan standar :

    1. Konsep Horse-Power oleh Taylor, tetapi tidak memuaskan.

    2. Tingkat konsumsi energi untuk mengukur pengeluaran energi.

    3. Perubahan tingkat kerja jantung dan konsumsi Oksigen.

    Studi Pengukuran fisiologis ditujukan untuk mengatasi :

    1. Pengetahuan baru tentang performans manusia

    2. Lebih memantau perilaku / sifat para atlit juara.

    3. Membantu kendala fisik seseorang

    Tiffin mengemukakan kriteria yang dapat digunakan untuk mengetahui

    pengaruh pekerjaan terhadap manusia dalam suatu sistem kerja, yaitu : Kriteria

    Faali, kriteria kejiwaan dan kriteria hasil kerja. Kriteria Faali meliputi:

    Kecepatan denyut jantung, konsumsi Oksigen, Tekanan darah, Tingkat

    penguapan, Temperatur tubuh, komposisi kimiawi dalam darah dan air seni.

    Kriteria ini digunakan untuk mengetahui perubahan fungsi alat-alat tubuh.

    Kejiwaan yang timbul selama bekerja. Kriteria Kejiwaan meliputi: pengujian

    tingkat kejiwaan pekerja, seperti tingkat kejenuhan, emosi, motivasi, sikap dan

    lain-lain. Kriteria kejiwaan digunakan untuk mengetahui perubahan Kriteria Hasil

    Kerja meliputi: hasil kerja yang diperoleh dari pekerja. Kriteria ini digunakan

    untuk mengetahui pengaruh seluruh kondisi kerja dengan melihat hasil kerja yang

    diperoleh dari pekerja tersebut.

    2.4 Manifestasi Kerja Berat

    Dengan bertambah kompleksnya aktivitas otot, maka beberapa hal yang

    patut dijadikan pokok bahasan dan analisa terhadap manifestasi kerja berat

    tersebut antara lain :

    Denyut Jantung ( heart rate )

    Tekanan darah ( blood pressure )

    Cardiac Output( Keluaran paru dengan satuan liter per menit )

    Komposisi kimia darah ( kandungan asam laktat )

    Temperatur darah ( body temperature )

    Kecepatan berkeringat ( Sweating rate )

  • 7/30/2019 beban kerja.docx

    9/41

    9 | P a g e

    Pulmonary vebtilation ( kecepatan membuka atau menutupnya

    vebtilasi paru dengan satuan liter per menit )

    Konsumsi energi

    Selain dimanfaatkan untuk evaluasi dan perancangan tata cara kerja, hasil

    pengukuran energi yang dikonsumsi untuk kerja juga bisa diaplikasikan untuk

    beberapa alasan yang berkaitan dengan permasalahanpermasalahansebagai

    berikut:

    Keselamatan (safety)

    Pengaturan jadwal istirahat (scheduling breaks)

    Spesifikasi jabatan (job spesification) dan seleksi personil

    Evaluasi jabatan (job evaluation)

    Tekanan dari faktor lingkungan (environment stress)

    ( Sritomo Wignjosoebroto,Ergonomi : Studi Gerak dan Waktu, 1995)

    2.5 Faktor Yang Mempengaruhi Beban Kerja

    Tubuh manusia dirancang untuk dapat melakukan aktivitas kerja

    seharihari. Adanya massa otot yang bobotnya hampir lebih dari separuh barat

    tubuh, memungkinkan kita untuk dapat menggerakkan tubuh dan melakukan

    pekerjaan. Pekerjaan disatu pihak mempunyai arti penting bagi kemajuan dan

    peningkatan prestasi. Di pihak lain , dengan pekerjaan berarti tubuh akan

    menerima beban dari luar tubuhnya. Dengan kata lain bahwa setiap pekerjaan

    merupakan beban bagi yang bersangkutan. Beban tersebut dapat berupa beban

    fisik maupun beban mental. Dari sudut pandang ergonomi, setiap beban kerja

    diterima oleh seseorang harus sesuai atau seimbang baik terhadap kemampuan

    fisik, kemampuan kognitif maupun keterbatasan manusia yang menerima beban

    tersebut. Menurut Sumamur (1984) bahwa kemampuan kerja seorang tenaga

    kerja berbeda dari satu kepada yang lainnya dan sangat tergantung dari tingkatan

    keterampilan, kesegaran jasmani, keadaan gizi, jenis kelamin, usia dan ukuran

    tubuh dari pekerjaan yang bersangkutan.

  • 7/30/2019 beban kerja.docx

    10/41

    10 | P a g e

    Menurut Rodahl (2000), bahwa secara umum sehubungan dengan beban

    kerja dan kapasitas kerja dipengaruhi oleh berbagai faktor yang sangat kompleks,

    baik faktor eksternal dan internal.

    2.5.1 Beban Kerja Karena Faktor Eksternal

    Faktor eksternal adalah beban kerja yang berasal dari luar tubuh pekerja,

    yang termasuk beban kerja eksternal adalah tugas (task) itu sendiri, organisasi dan

    lingkungan kerja. Ketiga faktor tersebut disebutstressor.

    1. Tugas (Task)

    a. Bersifat fisik seperti stasiun kerja, kondisi, medan, atau sikap kerja.

    b. Bersifat mental seperti tingkat kesulitan kerja yang mempengaruhi tingkat

    emosi pekerja, atau kompleksitas pekerjaan.

    Tugas-tugas yang (tasks) yang dilakukan baik yang bersifat fisik, seperti

    stasiun kerja, kondisi atau medan, sikap kerja, dll. Sedangkan tugas-tuigas yang

    bersifat mental seperti kompleksitas pekerjaan, atau tingkat kesulitan pekerjaann

    yang mempengaruhi tingkat emosi pekerja, tanggung pekerja, dll.

    2. Organisasi Kerja

    Organisasi kerja yang dapat mempengaruhi beban kerja seperti lamanya

    waktu kerja, waktu istirahat, kerja bergilir, kerja malam, sistem pengupahan,

    sistem keerja, musik kerja, pelimpahan dan wewenang kerja, dll

    3. Lingkungan Kerja

    Lingkungan kerja fisik seperti : mikroklimat, intensitas kebisinga, intensitas

    cahaya, vibrasi mekanis, dan tekanan udara. Lingkungan kerja kimiawi seperti

    debu, gas-gas pencemar udara. Lingkungan kerja biologis, seperti bakteri, virus,

    parasit. Lingkungan kerja fisiologis seperti penempatan dan pemiliha karyawan,

    hubungan sesame pekerja, pekerja dengan atasan,pekerja dengan lingkungan

    sosial.

    2.5.2 Beban Kerja Karena Faktor Internal

    Faktor internal beban kerja adalah faktor yang berasal dari dalam tubuh itu

    sendiri sebagai akibat adanya reaksi dari beban kerja eksternal. Reaksi tersebut

  • 7/30/2019 beban kerja.docx

    11/41

    11 | P a g e

    disebut strain, besar-kecilnya strain dapat dinilai baik secara obyekstif maupun

    subyektif. Secara obyektif yaitu melalui perubahan reaksi fisiologis, secara

    subyekstif dapat melalui perubahan fisiologis dan perubahan perilaku. Secara

    singkat faktor internal meliputi :

    Faktor somatic (jenis kelamin, umur, ukuran tubuh, kondisi

    kesehatan, kondisi kesehatan)

    Faktor psikis (motivasi, persepsi, kepercayaan, keinginan,

    kepuasan, dll)

    2.6 Penilaian Beban kerja Fisik

    Menurut Rodahl (1989) bahwa penilaian beban fisik dapat dilakukan

    dengan dua metode secara objektif , yaitu penelitian secara langsung dan metode

    tidak langsung. Metode pengukuran langsung yaitu dengan mengukur oksigen

    yang dikeluarkan (energyexpenditure) melalui asupan energi selama bekerja.

    Semakin berat kerja semakin banyak energi yang dikeluarkan. Meskipun metode

    denganmenggunakan asupan oksigen lebih akurat, namun hanya mengukur secara

    singkat dan peralatan yang diperlukan sangat mahal. Lebih lanjut Christensen

    (2001) menjelaskan bahwa salah satu pendekatan untuk mengetahui berat

    ringannya beban kerja adalah dengan menghitung nadi kerja, konsumsi energi,

    kapasitas ventilasi paru dan suhu inti tubuh. Pada batas tertentu ventilasi paru,

    denyut jantung, dan suhu tubuh mempunyai hubungan yang linear dengan

    konsumsi oksigen atau pekerjaan yang dilakukan. Kemudian Konz (1996)

    mengemukakan bahwa denyut jantung adalah suatu alat estimasi laju metabolisme

    yang baik, kecuali dalam keadaan emosi dan konsodilatasi. Kategori berat

    ringannya beban kerja didasarkan pada metabolisme respirasi, suhu tubuh, dan

    denyut jantung menurut Christensen, dapat dilihat pada table di berikut ini :

  • 7/30/2019 beban kerja.docx

    12/41

    12 | P a g e

    Tabel 2.1Kategori berat ringannya beban kerja didasarkan pada

    metabolisme respirasi, suhu tubuh, dan denyut jantung

    Kategori Konsumsi

    Oksigen

    ( liter/ menit )

    Temperatur

    Rectal

    o C

    Energi

    Kkal/

    Menit

    Denyut

    Jantung

    Lung

    Ventilation

    Liter / menit

    Sangat

    Ringan

    0.250.3 37.5 < 2.5 < 60 67

    Ringan 0.5 - 1 37.5 2.5-5.0 60100 11 - 20

    Moderat 1.0 - 1.5 37.538 5.0-7.5 100

    125

    2031

    Berat 1.5 - 2.0 3838.5 7.5-

    10.00

    125

    150

    31 - 43

    Sangat

    Berat

    2.02.5 38.539 10.00-

    12.5

    150

    175

    43 - 56

    Berat

    Ekstrim

    > 2.5 > 39 > 12.5 > 175 60 - 100

    ( Sumber : Christensen, 1991 )

    Berat ringannya beban kerja yang diterima oleh seorang tenaga kerja dapat

    digunakan untuk menentukan berapa lama seorang tenaga kerja dapat melakukan

    aktivitas kerjanya sesuai dengan kemampuan atau kapasitas kerja yang

    bersangkutan. Di mana semakin berat beban kerja, maka akan semakin pendek

    waktu seseorang untuk bekerja tanpa kelelahan dan gangguan fisiologis yang

    berarti atau sebaliknya.

    Kerja fisik dikelompokkan oleh David dan Miller :

    a. Kerja total seluruh tubuh, yang mempergunakan sebagian besar otot

    biasanya melibatkan dua pertiga atau tiga perempat oleh otot tubuh.

    b. Kerja sebagian otot, yang membutuhkan lebih sedikit energi

    expenditure karena otot yang dipergunakan lebih sedikit.

  • 7/30/2019 beban kerja.docx

    13/41

    13 | P a g e

    c. Kerja otot statis, yaitu otot yang dipergunakan untuk menghasilkan

    gaya, tetapi tanpa kerja mekanik membutuhkan kontraksi sebagian

    otot.

    Namun, sampai saat ini metode pengukuran fisik dilakukan dengan

    menggunakan standar :

    1. Konsep Horse Power (Foot-Pounds of Work Per Minute) oleh

    Taylor, tapi tidak memuaskan.

    2. Tingkat konsumsi energi untuk mengukur pengeluaran energi.

    3. Perubahan tingkat kerja jantung dan konsumsi oksigen (dengan

    metode terbaru).

    ( Sritomo Wignjosoebroto,Ergonomi : Studi Gerak dan Waktu, 1995 )

    MenurutRodhal (1989) dalam Tarwaka, dkk bahwa penilaian beban kerja

    dapat dilakukan dengan dua metode secara objektif, yaitu metode penilaian

    langsung dan metode penilaian tidak langsung.

    2.6.1. Metode Penilaian Langsung

    Metode pengukuran langsung yaitu dengan mengukur energi yang

    dikeluarkan (energy expenditure) melalui asupan oksigen selama bekerja.

    Semakin berat beban kerja akan semakin banyak energi yang diperlukan untuk

    dikonsumsi. Meskipun metode pengukuran asupan oksigen lebih akurat, namun

    hanya dapat mengukur untuk waktu kerja yang singkat dandiperlukan peralatan

    yang mahal. Berikut adalah kategori beban kerja yang didasarkan pada

    metabolisme, respirasi suhu tubuh dan denyut jantung menurut Christensen (1991)

    pada tabel berikut:

  • 7/30/2019 beban kerja.docx

    14/41

    14 | P a g e

    Tabel 2.2kategori beban kerja yang didasarkan pada metabolisme, respirasi

    suhu tubuh dan denyut jantung menurut Christensen (1991)

    Tabel 2.3 Konsumsi Oksigen Maksimum (VO2 max) mL/(Kg-min)

    Dalam penentuan konsumsi energi biasanya digunakan suatu bentuk

    hubungan energi dengan kecepatan denyut jantung yaitu sebuah persamaan regresi

    kuadratis sebagai berikut:

    Y = 1.80411 - 0.0229038 + 4.70733 x 10-4X2

    Dimana:

    E = Energi (Kkal/menit)

    X = Kecepatan denyut jantung/nadi (denyut/menit)

    2.6.2. Metode Penilaian Tidak Langsung

    Metode penilaian tidak langsung adalah dengan menghitung denyut nadi

    selama bekerja. Pengukuran denyut jantung selama bekerja merupakan suatu

  • 7/30/2019 beban kerja.docx

    15/41

    15 | P a g e

    metode untuk menilai cardiovasculair strain dengan metode 10 denyut (Kilbon,

    1992) dimana dengan metode ini dapat dihitung denyut nadi kerja sebagai berikut:

    Penggunaan nadi kerja untuk menilai berat ringannya beban kerja

    mempunyai beberapa keuntungan, selain mudah, cepat, sangkil dan murah juga

    tidak diperlukan peraltan yang mahal serta hasilnya pun cukup reliabel dan tidak

    menganggu ataupun menyakiti orang yang diperiksa.

    Denyut nadi untuk mengestimasi indek beban kerja fisik terdiri dari

    beberapa jenis yaitu:

    1. Denyut Nadi Istirahat (DNI) adalah rerata denyut nadi sebelumpekerjaan

    dimulai

    2. Denyut Nadi Kerja (DNK) adalah rerata denyut nadi selama bekerja

    3. Nadi Kerja (NK) adalah selisih antara denyut nadi istirahat dengan denyutnadi kerja.

    Peningkatan denyut nadi mempunyai peranan yang sangat penting didalam

    peningkatan cardiat output dari istirahat sampai kerja maksimum. Peningkatan

    yang potensial dalam denyut nadi dari istirahat sampai kerja maksimum oleh

    Rodahl (1989) dalam Tarwaka, dkk (2004:101) didefinisikan sebagai Heart Rate

    Reverse (HR Reverse) yang diekspresikan dalam presentase yang dapat dihitung

    menggunakan rumus sebagai berikut.

    Denyut Nadi Maksimum (DNMax) adalah: (220 umur) untuk laki-laki

    dan (200 umur) untuk perempuan. Lebih lanjut untuk menentukan klasifikasi

    Denyut Jantung (Denyut/Menit) = 6010

    nPerhitungaWaktu

    Denyut

    % HR Reserve = 100

    DNIDNmaks

    DNIDNK

  • 7/30/2019 beban kerja.docx

    16/41

    16 | P a g e

    beban kerja bedasarkan peningkatan denyut nadi kerja yang dibandingkan dengan

    denyut nadi maksimum karena beban kardiovaskuler (cardiovasculair load= %

    CVL) dapat dihitung dengan rumus sebagai berikut.

    Dari hasil perhitungan % CVL tersebut kemudian di bandingkan dengan

    klasifikasi yang telah ditetapkan sebagai berikut:

    Tabel 2.4 Klasifikasi Berat Ringan Beban Kerja Berdasar % CVL

    Selain cara tersebut diatas cardivasculair strain dapat diestimasi

    menguunakan denyut nadi pemulihan (heart rate recovery) atau dikenal dengan

    MetodeBrouba. Keuntungan metode ini adalah sama sekali tidak menganggu atau

    menghentikan pekerjaan, karena pengukuran dilakukansetelah subjek berhenti

    bekerja. Denyut nadi pemulihan (P) dihitung pada akhir 30 detik menit pertama,

    kedua dan ketiga (P1, P2, P3). Rerata dari ketiga nilai tersebut dihubungkan

    dengan total cardiac costdengan ketentuan sebagai berikut:

    Jika P1 P3 10, atau P1, P2, P3 seluruhnya < 90, nadipemulihan normal

    Jika rata-rata P1tercatat 110, dan P1P3 10, maka bebankerja tifak berlebihan

    Jika P1P3< 10, dan jika P3> 90 perlu redesain pekerjaan

    % CVL= 100

    DNIDNmaks

    DNIDNK

  • 7/30/2019 beban kerja.docx

    17/41

    17 | P a g e

    Laju pemulihan denyut nadi dipengaruhi oleh nilai absolute denyut nadi

    pada ketergantungguan pekerjaan (the interruption of work), tingkat kebugaran

    (individual fitness), dan pemaparan panas lingkungan. Jika nadi pemulihan tidak

    segera tercapai maka diperluakan redesain pekerjaan untuk mengurangi tekanan

    fisik. Redesain tersebut dapat berupa variabel tunggal maupun keseluruhan dari

    variabel bebas (tasks, organisasai kerja, dan lingkungan kerja) yang menyebabkan

    beban tugas tambahan. (Tarwaka, Solichul, H.A Bakri, 2004)

    2.7 Penilaian Beban Kerja Berdasarkan Jumlah Kebutuhan Kalori

    Salah satu kebutuhan utama dalam pergerakkan otot adalah kebutuhan

    akan oksigen yang dibawa oleh darh ke otot untuk pembakaran zat dalam

    menghasilkan energi. Sehingga jumlah oksigen yang dipergunakan oleh tubuh

    merupakan salah satu indikator pembebanan selama bekerja. Dengan demikian

    setiap aktivitas pekerjaan memerlukan energi yang dihasilkan dari proses

    pembakaran. Berdasarkan hal tersebut maka kebutuhan kalori dapat digunakan

    sebagai indikator untuk menentukan besar ringannya beban kerja. Berdasarkan hal

    tersebut mentri tenaga kerja, melalui keputusan no 51 tahun 1999 menetapkan

    kebutuhan kalori untuk menentukan berat ringannya pekerjaan.

    Beban kerja ringan : 100-200 Kilo kalori/jam

    Beban kerja sedang : > 200-350 Kilo kalori/ jam

    Beban kerja berat : > 350-500 Kilo kalori/ jam

    Kebutuhan kalori dapat dinyatakan dalam kalori yang dapat diukur secara

    tidak langsung dengan menentukan kebutuhan oksigen. Setiap kebutuhan oksigen

    sebanyak 1 liter akan memberikan 4.8 kilo kalori (Sumamun, 1989)Sebagai dasar

    perhitungan dalam menentukan jumlah kalori yang dibutuhkan oleh seseorang

    dalam melakukan aktivitas pekerjannya, dapat dilakukan melalui pendekatan atau

    taksiran kebutuhan kalori menurut aktivitasnya.

    Menurut Grandjean (1993) bahwa kebutuhan kalori seorang pekerja

    selama 24 jam ditentukan oleh tiga hal :

    Kebutuhan kalori untuk metabolisme basal, dipengaruhi oleh jeniskelamin dan usia.

  • 7/30/2019 beban kerja.docx

    18/41

    18 | P a g e

    Kebutuhan kalori untuk kerja, kebutuhan kalori sangat ditentukandengan jenis aktivitasnya, berat atau ringan.

    Kebutuhan kalori untuk aktivitas lain-lain di luar jam kerja.

    2.8 Penilaian Beban Kerja Berdasarkan Denyut Nadi Kerja

    Pengukuran denyut jantung selama bekerja merupakan suatu metode untuk

    menilai cardiovasculair strain. Derajat beban kerja hanya tergantung pada jumlah

    kalori yang dikonsumsi, akan tetapi juga bergantung pada pembebanan otot statis.

    Sejumlah konsumsi energi tertentu akan lebih berat jika hanya ditunjang oleh

    sejumlah kecil otot relative terhadap sejumlah besar otot. Beberapa hal yang

    berkaitan dengen pengukuran denyut jantung adalah sebagai berikut :

    1. Astrand dan Christensen meneliti pengeluaran energi dari tingkatdenyut jantung dan menemukan adanya hubungan langsung antara

    keduanya. Tingkat pulsa dan denyut jantung permenit dapat

    digunakan untuk menghitung pengeluaran energi.

    2. Secara lebih luas dapat dikatakan bahwa kecepatan denyut jantungdan pernapasan dipengaruhi oleh tekanan fisiologis, tekanan oleh

    lingkungan, atau tekanan akibat kerja keras, di mana ketiga faktor

    tersebut memberikan pengaruh yang sama besar. Pengukuran

    berdasarkan criteria fisiologis ini bisa digunakan apabila faktor-faktor

    yang berpengaruh tersebut dapat diabaikan atau situasi kegiatan dalam

    keadaan normal. ( Retno Megawati, 2003 )

    Pengukuran denyut jantung dapat dilakukan dengan berbagai cara

    antara lain :

    1. Merasakan denyut jantung yang ada pada arteri radial padapergelangan tangan.

    2. Mendengarkan denyut jantung dengan stethoscope.3. Menggunakan ECG (Electrocardiograph ), yaitu mengukur signal

    elektrik yang diukur dari otot jantung pada permukaan kulit dada.

    Salah satu yang dapat digunakan untuk menghitung denyut jantung adalah

    telemetri dengan menggunakan rangsangan ElectroardioGraph (ECG). Apabila

  • 7/30/2019 beban kerja.docx

    19/41

    19 | P a g e

    peralatan tersebut tidak tersedia dapat memakai stopwatch dengan metode 10

    denyut (Kilbon, 1992). Dengan metode tersebut dapat dihitung denyut nadi kerja

    sebagai berikut

    Selain metode denyut jantung tersebut, dapat juga dilakuakan

    penghitungan denyut nadi dengan menggunakan metode 15 atau 30 detik.

    Penggunaan nadi kerja untuk menilai berat ringanya beban kerja memiliki

    beberapa keuntungam. Selain mudah, cepat, dan murah juga tidak memerlukan

    peralatan yang mahal, tidak menggangu aktivitas pekerja yang dilakukan

    pengukuran. Kepekaan denyut nadi akan segera berubah dengan perubahan

    pembebanan, baik yang berasal dari pembebanan mekanik, fisika, maupun

    kimiawi. Denyut nadi untuk mengestimasi index beban kerja terdiri dari beberapa

    jenis, Muller ( 1962 ) Memberikan definisi sebagai berikut :

    a. Denyut jantung pada saat istirahat ( resting pulse ) adalah rata-ratadenyut jantung sebelum suatu pekerjaan dimulai.

    b. Denyut jantung selama bekerja ( working pulse ) adalah rata-ratadenyut jantung pada saat seseorang bekerja.

    c. Denyut jantung untuk bekerja ( work pulse ) adalah selisish antarasenyut jantung selama bekerja dan selama istirahat.

    d. Denyut jantung selama istirahat total ( recovery cost or recoverycost) adalah jumlah aljabar denyut jantung dan berhentinya denyut

    pada suatu pekerjaan selesai dikerjakannya sampai dengan denyut

    berada pada kondisi istirahatnya.

    e. Denyut kerja total ( Total work pulse or cardiac cost ) adalahjumlah denyut jantung dari mulainya suatu pekerjaan samapi

    dengan denyut berada pada kondisi istirahatnya ( resting level).

    ( Nurmianto, 1998 )

    Denyut jantung pada berbagai macam kondisi kerja dapat dilihat dengan

    grafik antara hubungan denyut jantung dengan waktu sebagai berikut :

    Denyut Jantung (Denyut/Menit) = 6010

    nPerhitungaWaktu

    Denyut

  • 7/30/2019 beban kerja.docx

    20/41

    20 | P a g e

    Gambar 2.2Denyut jantung pada berbagai macam kondisi kerja

    Dari grafik tersebut dapat diketahui bahwa seseorang dalam keadaan

    normal

    a. Waktu sebelum kerja (rest) kecepatan denyut jantung dalam keadaan konstan /

    stabil walaupun ada perubahan kecepatan denyutnya tetapi tidak terlalu jauh

    perbedaannya.

    b. Waktu selama bekerja (work) kecepatan denyut jantung dalam keadaan

    cenderung naik.Semakin lama waktu kerja yang dilakukan maka makin banyak

    energi yang keluar sehingga kecepatan denyut jantung bertambah cepat naik.

    c. Waktu setelah bekerja / waktu pemulihan / recovery kecepatan denyut jantung

    dalam keadaan cenderung turun. Kondisi kerja yang lama maka perlu dibutuhkan

    waktu istirahat yang digunakan untuk memulihkan energi kita terkumpul kembali

    setelah mencapai titik puncak kelelahan.

    Peningkatan denyut nadi mempunyai peran yang sangat penting di dalam

    peningkatan cardio output dari istirahat samapi kerja maksimumk, peningkatan

    tersebut oleh Rodahl (2000) didefinikan sebagai heart rate reserve (HR reserve).

    HR reserve tersebut diekspresikan dalam presentase yang dihitung dengan

    menggunakan rumus :

    ...... 1.2% HR Reserve = 100ker

    istirahatnadiDenyutmaksimumnadiDenyut

    istirahatnadiDenyutjanadiDenyut

  • 7/30/2019 beban kerja.docx

    21/41

    21 | P a g e

    Lebih lanjut Manuaba & Vanwonterghem (1996) menentukan klasifikasi

    beban kerja berdasakan peningkatan denyut nadi kerja yang dibandingkan dengan

    denyut nadi maskimum karena beban kardiovaskuler (cardiovasiculair= %CVL)

    yang dihitung berdasarkan rumus di bawah ini :

    .................... 1.3

    Di mana denyut nadi maskimum adalah (220-umur) untuk laki-laki dan

    (200-umur) untuk wanita. Dari perhitungan % CVL kemudian akan dibandingkan

    dengan klasifikasi yang telah ditetapkan sebagai berikut :

    < 30% = Tidak terjadi kelelahan 0-

  • 7/30/2019 beban kerja.docx

    22/41

    22 | P a g e

    segera tercapai maka diperluakan redesain pekerjaan untuk mengurangi tekanan

    fisik. Redesain tersebut dapat berupa variabel tunggal maupun keseluruhan dari

    variabel bebas (tasks, organisasai kerja, dan lingkungan kerja) yang menyebabkan

    beban tugas tambahan. (Tarwaka, Solichul, H.A Bakri, 2004)

    Jika denyut jantung dipantau selama istirahat, maka waktu pemulihan

    untuk beristirahat meningkat sejalan dengan beban kerja. Dalam keadaan yang

    ekstrim, pekerja tidak mempunyai waktu istirahat yang cukup sehingga

    mengalami kelelahan yang kronis. Formulasi untuk menentukan waktu istirahat

    sebagai kompensasi dari pekerjaan fisik :

    R = %5,1

    W

    SWxT

    Dimana :

    R = Waktu istirahat yang dibutuhkan dalam menit

    T = Total waktu kerja dalam menit

    W = Konsumsi energi ratarata untuk bekerja dalam

    kilokalori / menit

    S = Pengeluaran energi cadangan yang direkomendasikan

    dalam kilokalori / menit (biasanya 4 atau 5 kkal / menit)

    Bentuk regresi hubungan energi dengan kecepatan denyut jantung secara

    umum adalah regresi kuadratis dengan persamaan :

    .............................................. 1.5

    Dimana :

    Y : Energi (kilokalori per menit)

    X : kecepatan denyut jantung (denyut per menit)

    Setelah besaran kecepatan denyut jantung disetarakan dalam bentuk

    energi, maka konsumsi energi untuk kegiatan kerja tertentu dapat dituliskan dalam

    Y = 1.80411 - 0.0229038 + 4.70733 x 10-4X2

  • 7/30/2019 beban kerja.docx

    23/41

    23 | P a g e

    KE = Et Ei

    bentuk energi, maka konsumsi energi untuk kegiatan kerja tertentu dapat

    dituliskan dalam bentuk sebagai berikut :

    ............................................................... 1.6

    Dimana :

    KE= Konsumsi energi untuk suatu kegiatan kerja tertentu (kilokalori /

    menit

    Et = Pengeluaran energi pada saat waku kerja tertentu (kilokalori / menit)

    Ei = Pengeluaran energi pada saat waktu istirahat (kilokalori / menit)

    Untuk menghindari kerugian pengukuran pekerja ketika bekerja, dapat

    digunakan perubahan tingkat denyut selama pemulihan. Kurva pemulihan tingkat

    denyut jantung menunjukkan :

    Tekanan fisiologis Aptitude fisik dari subjek Keberadaan kelelahan fisiologis Kelelahan fisiologis saat rangkaian periode kerja diamati

    Dengan melakukan pengukuran pada titik dapat ditunjukkan bahwa :

    a. Untuk melakukan pemulihan normal : pengukuran daridenyut pertama ke denyut ketiga sama atau lebih besar dari

    10 denyut per menit. Ketiga denyut nadi sama atau lebih kecil

    dari 90 per menit.

    b. Tanpa pemulihan : penurunan dari denyut pertama ke denyutketiga atau lebih kecil dari 10 denyut / menit. Denyut nadi

    ketiga di atas 90 denyut/ menit.

    2.8.1 Menentukan Waktu Standar Dengan Metode Fisiologi

    Waktu standar biasanya ditentukan dengan time study, data standar atau

    penentuan awal data waktu yang umum, sehingga operator kualitas rata-rata, terlatih

    dan berpengalaman dapat berproduksi pada level sekitar 125% saat intensif diberikan.

    Diharapkan sesuai atau lebih cepat dari standar. Ternyata sebagian Operator dapat

  • 7/30/2019 beban kerja.docx

    24/41

    24 | P a g e

    bekerja dalam performans 100% dengan jauh lebih mudah daripada pekerja lainnya.

    Sebagai hasilnya mungkin beberapa orang yang memiliki performansi 150% hingga

    160% menggunakan energi Ekspenditure sama dengan orang yang performansnya

    110% sampai 115%. Waktu standar ditentukan untuk tugas, pekerjaan yang spesifik

    dan jelas definisinya.

    Pengukuran Fisiologis dapat digunakan untuk membandingkan cost energi

    pada suatu pekerjaan yang memenuhi waktu standar dengan pekerjaan serupa yang

    tidak standar, tetapi perundingan harus dibuat untuk orang yang sama. Dr.Lucien

    Broucha telah membuat tabel klasifikasi beban kerja dalam reaksi Fisiologi, untuk

    menentukan berat ringannya pekerjaan.

    Tabel 1.1 Tabel

    Klasifikasi Beban

    Kerja Work Load

    Oxygen

    consumtion

    (liter/min)

    Energi Expenditure

    (cal/min)

    Heart Rate during

    Work (Beats/min)

    Light 0.51.0 2.55.0 60100

    Moderate 1.01.5 5.07.5 100125

    Heavy 1.52.0 7.510.0 125150

    Very Heavy 2.02.5 10.012.5 150175

    2.9 Kelelahan

    Dalam biomekanik kita akan berurusan dengan salah satu kejadian yang

    dinamakan kelelahan. Kelelahan ini tidak lepas dari biomekanik karena dalam

    aplikasinya biomekanik melihat orang secara mekanik, tetapi kodrat kemanusiaan

    pada manusia tidak dapat dikesampingkan sehingga manusia/pekerja mempunyai

    keterbatasan yaitu salah satunya keadaan yang dinamakan lelah. Kelelahan adalah

    proses menurunnya efisiensi performansi kerja dan berkurangnya kekuatan atau

    ketahanan fisik tubuh manusia untuk melanjutkan kegiatan yang harus dilakukan.

    Dalam bahasan lain, kelelahan didefinisikan sebagai suatu pola yang timbul pada

    suatu keadaan yang secara umum terjadi pada setiap individu yang telah tidak

    sanggup lagi untuk melakukan aktivitasnya.

    Sedangkan kelelahan yang disebabkan oleh sejumlah faktor yang

    berlangsung secara terus menerus dan terakumulasi, akan menyebabkan apa yang

  • 7/30/2019 beban kerja.docx

    25/41

    25 | P a g e

    disebut dengan lelah kronis. Di mana gejala-gejala yang tampak jelas akibat lelah

    kronis dapat dicirikan seperti:

    1. Meningkatnya emosi dan rasa jengkel sehingga orang menjadi kurang toleranatau

    2. Asosial terhadap orang lain.3. Munculnya sikap apatis terhadap pekerjaan.4. Depresi yang berat.

    2.9.1 Macam-macam Kelelahan

    2.9.1.1 Berdasarkan Proses Kerja dalam Otot

    Pada dasarnya kelelahan timbul karena terakumulasinya produk sisa dalam

    otot dan tidak seimbangnya antara kerja dan proses pemulihan. Secara lebih jelas

    terdapat 3 penyebab timbulnya kelelahan fisik, yaitu:

    1. Oksidase glukosa dalam otot menimbulkan CO2, saerolactic, phosphati dansebagainya, dimana zat-zat tersebut terikat dalam darah yang kemusian

    dikeluarkan waktu bernafas. Kelelahan terjadi apabila pembentukan zat-zat

    tersebut tidak seimbang dengan proses pengeluaran, sehingga timbul

    penimbunan dalam jaringan otot yang mengganggu kegiatan otot selanjutnya.

    2. Karbohidrat didapat dari makanan dirubah jadi glukosa dan disimpan dihatidalam bentuk glukogen. Setiap cm2 darah normal akan membawa 1 mm

    glukosa, berarti setiap sirkulasi darah hanya membawa 0,1% dari sejumlah

    glikogen yang ada dalam hati karena bekerja persediaan glikogen akan menipis

    dan kelelahan akan timbul apabila konsentrasi glikogen dalam hati tinggal

    0,7%.

    3. Dalam keadaan normal jumlah udara yang masuk dalam pernafasan kira-kira 4Lt/menit, sedangkan dalam keadaan kerja keras dibutuhkan udara kira-kira 15

    Lt/menit. Ini berarti pada suatu tingkat kerja tetentu akan dijumpai suatu

    keadaan dimana jumlah oksigen yang masuk melalui pernafasan lebih kecil

    dari tingkat kebutuhan. Jika hal ini terjadi maka kelelahan yang timbul

    dikarenakan reaksi oksidasi dalam tubuh yaitu untuk mengurangi asam laktat

    menjadi air dan karbon dioksida agar dikeluarkan dari tubuh, menjadi tidak

  • 7/30/2019 beban kerja.docx

    26/41

    26 | P a g e

    seimbang dengan pembentukan asam laktat itu sendiri (asam laktat

    terakumulasi dalam otot dalam peredaran darah)

    2.9.1.2 Berdasarkan Penyebab Kelelahan

    Ada beberapa macam kelelahan yang diakibatkan oleh beberapa faktor,

    seperti:

    1. Lelah otot, yang diindikasikan dengan munculnya gejala kesakitan ketika ototharus menerima beban berlebihan.

    2. Lelah visual, yaitu lelah yang diakibatkan ketegangan yang terjadi pada organvisual (mata) yang terkonsentrasi secara terus menerus pada suatu objek.

    3. Lelah mental, yaitu kelelahan yang datang melalui kerja mental seperti berfikirsering juga disebut sebagai lelah otak.

    4. Lelah monotonis, yaitu kelelahan yang disebabkan oleh aktivitas kerja yangbersifat rutin, monoton, ataupun lingkungan kerja yang menjemukan.

    2.9.2 Faktor-faktor yang Mempengaruhi Kelelahan

    Berikut adalah faktor-faktor yang mempengaruhi kelelahan:

    1. Aktivitas berulang

    Aktifitas berulang adalah pekerjaan yang dilakukan secara terus menerus.

    Kelelahan terjadi karena otot menerima tekanan akibat beban kerja secara terus

    menerus, tanpa memperoleh kesempatan untuk melakukan relaksasi.

    2. Sikap kerja tidak alami

    Sikap kerja tidak alamiah adalah sikap kerja yang menyebabkan posisi-

    posisi bagian tubuh bergerak menjauhi posisi alamiahnya. Semakin jauh posisi

    bagian tubuh dari pusat gravitasi, semakin mudah terjadi kelelahan. Sikap kerja

    tidak alamiah ini pada umumnya karena karakteristik tuntutan kerja tidak

    sesuai dengan kemmpuan dan keterbatasan pekerja (Manuaba, 2000).

    3. Umur

    Seiring dengan bertambahnya umur, maka bagi seorang pekerja akan

    semakin cepat merasa kelelahan.

  • 7/30/2019 beban kerja.docx

    27/41

    27 | P a g e

    4. Kesegaran jasmani

    Pada umumnya kelelahan tidak dialami oleh seseorang yang dalam

    aktifitas kesehariannya mempunyai cukup waktu untuk beristirahat.

    Sebaliknya, bagi yang dalam pekerjaan kesehariannya memerlukan tenaga

    besar dan tidak cukup istirahat akan lebih sering mengalami kelelahan. Tingkat

    kesegaran tubuh yang rendah akan mempertinggi resiko terjadinya keluhan

    otot. Keluhan otot akan meningkat sejalan dengan bertambahnya aktivitas fisik.

    5. Kebosanan

    Seseorang yang merasa bosan dengan pekerjaannya akan mudah

    merasakan kelelahan.

    6. Lingkungan kerja

    Lokasi/tempat kerja adalah tempat dilakukannya pekerjaan, dimana

    terdapat tenaga kerja yang bekerja, dan kemungkinan adanya banyak pengaruh

    kerja di tempat itu (Silalahi, 1991). Desain dari lokasi kerja yang tidak

    ergonomis, dari segi pencahayaan dan kebisingan dapat menimbulkan cepat

    lelah. Tempat kerja yang baik apabila lingkungan kerja aman dan sehat.

    7. Peralatan dan Perlengkapan

    Langkah penting dalam perencanaan adalah memilih peralatan dan

    perlengkapan yang efektif sesuai dengan apa yang diproduksinya. Pada

    dasarnya peralatan/perlengkapan mempunyai bagian-bagian yang bisa

    menyulitkan pekerja sehingga dalam pengoperasiannya menimbulkan

    kelelahan.

    2.9.3 Pengukuran Kelelahan

    Sampai saat ini belum ada cara untuk mengukur tingkat kelelahan secara

    langsung. Pengukuran-pengukuran yang dilakukan oleh peneliti sebelumnya

    hanya berupa indikator yang menunjukkan terjadinya kelelahan akibat kerja.

    Pengukuran kelelahan kerja terbagi atas 2 macam yaitu pengukuran secara

    objektif dan pengukuran secara subyektif. Secara obyektif dapat dilakukan

    dengan menggunakan alat ukur untuk mengukur kelelahan kerja, antara lain:

  • 7/30/2019 beban kerja.docx

    28/41

    28 | P a g e

    1. Pengukuran waktu reaksiWaktu reaksi yang diukur dapat merupakan reaksi sederhana atas rangsangan

    tunggal atau reaksi-reaksi yang memerlukan koordinasi. Biasanya waktu reaksi

    adalah jangka waktu pemberian suatu rangsangan sampai pada suatu saat

    kesadaran atau dilaksanakannya kegiatan tertentu misalnya :

    a.Nyala lampu sebagai awal dan pijat tombol sebagai akhir jangkauan waktutertentu.

    b. Denting suara dan injak pedal.c. Sentuhan badan dan pemutaran setir.

    2. Uji hilangnya kelipan (Flicker Fusion Test)Dengan kelelahan-kelelahan kemampuan tenaga kerja untuk melihat kelipan

    akan berkurang. Semakin lelah, semakin panjang waktu yang diperlukan untuk

    jarak antara dua kelipan. Salah satu alat uji kelip adalah buatan sibata. Uji

    kelipan menunjukkan pula keadaan kewaspadaan tenaga kerja.

    3. Pengamatan tentang koordinasi dan efisiensi gerakan fisik.Aneka ragam kegiatan tubuh dan efisiensinya dapat dinilai seperti :

    a. Keseimbangan badan ketika berdiri.b. Koordinasi mata dan tangan.c. Uji akomodasi mata dan tangan.d. Kemampuan tangan dan jari.Kelelahan kerja akan menurunkan koordinasi dan efisiensi kegiatan fisik.

    4. Pendekatan dengan kemampuan konsentrasiKecepatan dan ketelitian untuk menyelesaikan suatu atau serangkaian tugas yang

    diberikan merupakan pencerminan dari konsentrasi atau daya piker yang baik.

  • 7/30/2019 beban kerja.docx

    29/41

    29 | P a g e

    III. METODELOGI

    3.1 Cara perhitungan denyut nadi

    Pelaksanaan :

    Tempel dan tekankan (Jangan terlalu keras) tiga jari (telunjuk, tengah, manis)

    salah satu tangan pada pergelangan tagan yang lain. Temukan denyut nadi anda.

    Setelah itu, barulah Anda mulai menghitung.

    Hitunglah denyut nadi Selama 15 detik. Kemudian, hasilnya dikalikan 4.

    Angka-angka :

    Denyut nadi normal: 60 - 100/menit

    Denyut nadi maksimal:Nadi Max = 80% x (220umur )

    Zone latihan (training zone; yaitu tingkat intensitas dimana Anda bisa

    berolahraga): 70% - 85% dari denyut nadi maksimal

    3. 2 Penilaian Metabolisme Tubuh (Body Metabolism)

    1) Denyut Nadi (Denyut/Menit)

    Suatu metode untuk menilai cardiovasculair strain dengan metode 10 denyut

    (Kilbon, 1992 dalam Tarwaka, dkk 2004). Denyut nadi untuk mengestimasi indek

    beban kerja fisik terdiri dari beberapa jenis yaitu:

    a) Denyut Nadi Istirahat (DNI) adalah rerata denyut nadi sebelum pekerjaan

    dimulai.

    b) Denyut Nadi Kerja (DNK) adalah rerata denyut nadi selama bekerjac) Nadi Kerja (NK) adalah selisih antara denyut nadi istirahat dengan denyut nadi

    kerja. Adapun persamaan dari metode 10 denyut sperti terlihat pada rumus

    dibawah. Denyut Nadi (Denyut/Menit) =

    Denyut Jantung (Denyut/Menit) = 6010

    nPerhitungaWaktu

    Denyut

  • 7/30/2019 beban kerja.docx

    30/41

    30 | P a g e

    2) % HRReverse

    Peningkatan yang potensial dalam denyut nadi dari istirahat sampai kerja

    maksimum oleh (Rodahl (1989) dalam Tarwaka, dkk 2004:101) didefinisikan

    sebagaiHeart Rate Reverse (HR Reverse)

    yang diekspresikan dalam presentase.

    % HRReverse =

    Dimana:

    Denyut Nadi Maksimum (DNMax) adalah:

    (220umur) untuk laki-laki dan (200umur) untuk perempuan

    3) % CVL (Cardiovasculair Strain)

    Suatu estimasi untuk menentukan klasifikasi beban kerja bedasarkan peningkatan

    denyut nadi kerja yang dibandingkan dengan denyut nadi maksimum.

    100

    )ker(100%

    istirahatnadiDenyutmaksimumnadiDenyut

    IstirahatNadiDenyutjanadiDenyutCVL

    4) Menghitung nadi pemulihan

    Denyut nadi pemulihan (P) dihitung pada akhir 30 detik menit pertama,

    kedua dan ketiga (P1, P2, P3). Rerata dari ketiga nilai tersebut dihubungkan

    dengan total cardiac costdengan ketentuan sebagai berikut:

    a) Jika P1P3 10 atau P1, P2, P3 seluruhnya < 90, nadi pemulihan normal

    b) Jika rerata P1 yang tercatat 110, dan P1 P3 10, maka beban kerja tidak

    berlebihan (not excessive)

    c) Jika P1P3 < 10 dan Jika P3 > 90, perlu redesaian pekerjaan

    % HR Reserve = 100

    DNIDNmak s

    DNIDNK

  • 7/30/2019 beban kerja.docx

    31/41

    31 | P a g e

    5) Menghitung konsumsi energi

    Dalam penentuan konsumsi energi biasanya digunakan suatu bentuk

    hubungan energi dengan kecepatan denyut jantung yaitu sebuah persamaan regresi

    kuadratis sebagai berikut:

    E = 1,804110,0229038 X + 4,71733 x 10-4 X2 ...................... (3.4)

    Dimana:

    E = Energi (Kkal/menit)

    X = Kecepatan denyut jantung/nadi (denyut/menit)

    6) Menghitung total metabolisme

    Tot Met= 60Energy x Ox Uptk................................................ (3.5)

    Dimana:

    Tot Met= Total Metabolism (total metabolisme)

    Energy = Konsumsi energi (Kkal/menit)

    Ox Uptk = Oxygen Uptake (konsumsi oksigen) (Liter/menit)

    7) Menghitung waktu istirahat

    Metode Pendekatan Fisiologis

    Dalam penentuan konsumsi energi biasanya digunakan suatu bentuk

    hubungan energi dengan kecepatan denyut jantung yaitu sebuah persamaan regresi

    kuadratis sebagai berikut:

    E = 1,804110,0229038 X + 4,71733 x 10-4 X2 ...................... (3.6)

    Dimana:

    E = Energi (Kkal/menit)

    X = Kecepatan denyut jantung/nadi (denyut/menit)

    Setelah melakukan penghitungan diatas, kita dapat menghitung konsumsi energi

    dengan menggunakan persamaan :

    K= Et -Ei.......................................................................................(3.7)

    Dimana:

    K = Konsumsi energi (kilokalori/menit)

    Et = Pengeluaran energi pada waktu kerja tertentu (kilokalori/menit)

  • 7/30/2019 beban kerja.docx

    32/41

    32 | P a g e

    Ei = Pengeluaran energi pada waktu sebelum bekerja

    BM = Metabolisme basal (pria = 1,7 kkal/menit, wanita = 1,4

    kkal/menit)

    T = Lamanya bekerja (menit)

    INTERPOLASI

    Contoh:

    Jika diketahui seseorang yang mempunyai detak jantung 60 detak/menit

    sama dengan membutuhkan energy expenditure 2,5 calories per minute. Maka,

    berapakah energy expenditure yang dibutuhkan oleh orang yang mempunyaidetak jantung 77 detak/menit ? Analisislah dengan menggunakan interpolasi!

    60-77 2,5-x

    =

    60-100 2,5-5

    -17 2,5-x

    =

    -40 -2,5

    42,5 = -100 + 40 x

    142,5 = 40x

    X = 3,56

    Jadi energi expenditure yang diperlukan adalah 3,56 calories per menit

  • 7/30/2019 beban kerja.docx

    33/41

    33 | P a g e

    IV. HASIL DAN PEMBAHASAN4.1 Hasil Percobaan

    GR

    UB

    A

    NARCOBA JK USIA DENYUT

    NADI

    ISTIRAHAT

    DENYUT

    NADI

    KERJA

    NADI

    KERJA

    %CVL KLASIFI

    KASI

    WORKL

    OAD

    OXYIGEN

    CONSUM

    PTION

    OXYIGEN

    EXPENDIT

    URE

    I 1. lydia. M pr 20 92 120 20 25 tidak

    terjadi

    kelelah

    an

    modera

    te

    1,4 7

    2. muamin lk 18 69 120 51 33,77 di

    perlukan

    perbaik

    an

    modera

    te

    1,4 7

    3. desi pr 19 84 116 42 27,5 tidak

    terjadi

    kelelah

    an

    modera

    te

    1,32 6,6

    4. putri

    indah.s.

    pr 17 96 110 14 13,08 tidak

    terjadi

    kelelah

    an

    modera

    te

    1,2 6

    5.rahmani

    a p.o

    pr 18 98 110 12 11,5 tidak

    terjadi

    kelelah

    an

    modera

    te

    1,2 6

    6. gusti

    nilasari

    pr 20 99 110 11 11 di

    perluka

    n

    perbaik

    an

    light 1,01 3,9

    7. Pandu lk 19 82 152 18 25 tidak

    terjadi

    kelelah

    an

    moder

    ate

    0,24 6,2

    II 1.

    bunyamin

    lk 18 90 112 22 20 tidak

    terjadi

    kelelah

    an

    modera

    te

    0,921 4,8

    2.aditya

    prasetyo

    lk 18 97 116 19 18,09 tidak

    terjadi

    kelelah

    an

    modera

    te

    0,962 4,9

  • 7/30/2019 beban kerja.docx

    34/41

    34 | P a g e

    3.mutiara pr 18 68 93 15 44 di

    perluka

    nperbaik

    an

    light 1,0 3,0

    4.tiara pr 19 100 106 106 59 di

    perluka

    n

    perbaik

    an

    modera

    te

    7,0 5,94

    5.dela pr 19 90 120 30 22,2 tidak

    terjadi

    kelelah

    an

    modera

    te

    1,2 5,2

    6.

    adawiyah

    pr 19 96 112 14 16,47 tidak

    terjadi

    kelelah

    an

    modera

    te

    1,08 4,6

    7. shasti pr 19 85 93 8 6,8 tidakterjadi

    kelelaha

    n

    light 0,91 4,55

    III 1.desmia pr 18 84 118 34 28,81 tidak

    terjadi

    kelelah

    an

    modera

    te

    1,36 6,8

    2.lefiriana pr 18 89 105 16 14,15 tidak

    terjadi

    kelelah

    an

    modera

    te

    1,1 5,5

    3.alqodri.

    S

    lk 17 84 115 31 25,71 tidakterjadi

    kelelaha

    n

    modera

    te

    1,25 6,5

    4.yernica pr 18 93 114 21 19,26 tidak

    terjadi

    kelelah

    an

    modera

    te

    0,08 6,0

    5.rangga lk 19 85 128,6 43,6 37 diperlu

    kan

    perbaik

    an

    heavy 1,57 7,2

    6.yessy pr 20 95 118 19 22,4 tidak

    terjadi

    kelelah

    an

    modera

    te

    1,36 4,2

  • 7/30/2019 beban kerja.docx

    35/41

    35 | P a g e

    7. dimas lk 19 87 100 13 11,3 tidak

    terjadi

    kelelahan

    moder

    ate

    0,83 4,1

    IV 1.alfajri

    ridho

    lk 18 76 104,3 13,6 22,46 tidak

    terjadi

    kelelah

    an

    modera

    te

    1,25 5,43

    2.dimas

    ismail

    lk 18 98 1116 28,3 13,07 tidak

    terjadi

    kelelah

    an

    light 1,08 5,96

    3.siska s pr 18 84 96 12 10,1 tidak

    terjadi

    kelelah

    an

    light 0,95 4

    4.rogayah pr 19 82 98 16 13,4 tidak

    terjadi

    kelelah

    an

    light 0,97 4,8

    5.egyd

    tradiga

    lk 19 80 98 18 14,57 tidak

    terjadi

    kelelah

    an

    light 0,975 4,8

    6. vinitiara pr 19 87 120 33 28,69 tidak

    terjadi

    kelelah

    an

    moder

    ate

    1,4 7

    7. nova pr 18 99 110 11 11 diperlu

    kan

    perbaik

    an

    light 1,01 3,9

    V 1.alfreda

    devina

    pr 18 85 115 30 22,2 tidak

    terjadi

    kelelahan

    modera

    te

    1,3 5,5

    2.yolanda pr 17 86 120 34 25,3 tidak

    terjadi

    kelelah

    an

    modera

    te

    1,2 5,2

    3.malahay

    ati

    pr 18 92 115 23 20,9 tidak

    terjadi

    kelelah

    an

    modera

    te

    1,3 6,5

  • 7/30/2019 beban kerja.docx

    36/41

    36 | P a g e

    4.santa m pr 18 95 115 20 18,6 tidak

    terjadi

    kelelahan

    heavy 1,3 6,5

    5.afif

    naufal

    lk 18 94 136 42 33,3 di

    perluka

    n

    perbaik

    an

    heavy 1,72 8,6

    6. yogi lk 20 78 94 16 12,8 tidak

    terjadi

    kelelah

    an

    light 0,925 4.625

    7. kurniadi Lk 18 92 120 20 25 tidak

    terjadi

    kelelah

    an

    modera

    te

    1,4 7

    GR

    UB

    B

    NARCOBA JK USIA DENYUT

    NADI

    ISTIRAHAT

    DENYUT

    NADI

    KERJA

    NADI

    KERJA

    %CVL KLASIF

    IKASI

    WORK

    LOAD

    OXYGEN

    CONSUM

    PTION

    OXYGEN

    EXPENDIT

    URE

    I 1. Nanda

    Dian.N

    pr 19 87 98 11 9,7 tidak

    terjadi

    kelela

    han

    light 0,84 4,18

    2.m alif lk 18 85 124 39 33,3 diperlu

    kan

    perbai

    kan

    light 0,81 4,06

    3.almira pr 18 78 106 28 22,6 tidak

    terjadi

    kelelahan

    light 0,72 3,62

    4.nidiah pr 18 77 94 17 13,6 tidak

    terjadi

    kelela

    han

    light 0,92 4,62

    5.sulthan

    ah.a

    pr 18 82 152 18 25 tidak

    terjadi

    kelela

    han

    moder

    ate

    0,24 6,2

  • 7/30/2019 beban kerja.docx

    37/41

    37 | P a g e

    6.fauziah

    nabila

    pr 18 95 102 7 6,54 Tidak

    terjadi

    kelelahan

    light 0,93 4,7

    7. Monda lk 18 95 115 20 18,6 tidak

    terjadi

    kelela

    han

    heavy 1,3 6,5

    II 1.mitra pr 18 83 107 27 23 tidak

    terjadi

    kelela

    han

    moder

    ate

    0,14 4,7

    2.elin m.s. pr 18 87 100 13 11,3 tidak

    terjadi

    kelela

    han

    moder

    ate

    0,83 4,1

    3.selviana pr 19 86 98 12 10,4 tidak

    terjadi

    kelela

    han

    light 0,82 4,12

    4.izzaty.

    AH

    pr 18 83 107 14 12,8 tidak

    terjadi

    kelela

    han

    moder

    ate

    0,81 3,93

    5.sheny.f pr 20 80 107 27 23 tidak

    terjadi

    kelela

    han

    moder

    ate

    1,14 4,7

    6.bagus.h

    .k

    lk 17 71 100 29 25,8 tidak

    terjadi

    kelela

    han

    light 0,75 3,18

    7.m.risky.

    R

    lk 18 81 117 36 41 diperlu

    kan

    perbaikan

    light 0,55 5,31

    III 1.arti pr 18 85 93 8 6,8 tidakterjadi

    kelelah

    an

    light 0,91 4,55

    2.nadya

    win

    pr 19 97 116 19 7,6 tidak

    terjadi

    kelela

    han

    light 0,132 5,2

  • 7/30/2019 beban kerja.docx

    38/41

    38 | P a g e

    3.iqbal

    ali.R

    Lk 18 80 97 17 13,9 tidak

    terjadi

    kelelahan

    light 0,96 4,8

    4.Faizal

    fatur. R

    Lk 19 92 111 19 17,4 tidak

    terjadi

    kelela

    han

    moder

    ate

    1,22 5,5

    5.siti

    zalika

    pr 17 78 94 16 12,8 tidak

    terjadi

    kelela

    han

    light 0,925 4.625

    6.Rizky

    Zuriaty

    pr 18 70 95 25 8,93 tidak

    terjadi

    kelela

    han

    light 0,937 4,68

    7.riska pr 18 80 103 13 11,6 tidak

    terjadi

    kelela

    han

    moder

    ate

    1,06 5,3

    IV 1.fakhri Lk 18 82 113 31 25,8 tidak

    terjadi

    kelela

    han

    light 0,7 3.875

    2.eva pr 18 95 116 21 19,6 tidak

    terjadi

    kelela

    han

    light 0,7 3,25

    3.Alprians

    yah

    Lk 16 92 107 15 13,4 tidak

    terjadi

    kelela

    han

    light 0,9 4,5

    4.Tiya A.E pr 18 87 120 33 28,6

    9

    tidak

    terjadi

    kelelahan

    moder

    ate

    1,4 7

    5.Triyanti pr 18 96 86 11 8,6 tidak

    terjadi

    kelela

    han

    light 0,825 4

    6.Rani J pr 18 116 94 15 12,1 tidak

    terjadi

    kelela

    han

    light 0,85 4,6

  • 7/30/2019 beban kerja.docx

    39/41

    39 | P a g e

    7. Faldy Lk 20 96 112 14 14,6 Tidak

    terjadi

    kelelahan

    moder

    ate

    1,07 4,8

    V 1.Bunga pr 18 82 111 29 24,1

    6

    tidak

    terjadi

    kelela

    han

    light 0,77 3,87

    2.Intan pr 19 90 117 31 24,3

    6

    tidak

    terjadi

    kelela

    han

    moder

    ate

    8,5 3,87

    3.Bella pr 18 80 110 15 13,4 tidak

    terjadi

    kelela

    han

    moder

    ate

    1,12 0,425

    4. Siti

    nurbaya

    pr 23 72 123 41 9,7 tidak

    terjadi

    kelela

    han

    moder

    ate

    1,46 5,2

    5.Awin

    Arja Sirait

    LK 18 74 120 46 33 diperlu

    kan

    perbai

    kan

    light 0,71 7,3

    6.Devi pr 18 74 120 46 33 diperlu

    kan

    perbai

    kan

    light 1,4 7,56

    7.Shindi pr 18 80 117 31 24,3 diperlu

    kan

    perbai

    kan

    moder

    ate

    8,5 6,6

    4.2 Pembahasan atau interpretasi

    Dari hasil yang telah didapat ada 58 naracoba diklasifikasikan dalam

    kelompok tidak terjadi kelelahan, itu berarti pada naracoba denyut nadinya atau

    detak jantungnya normal. Dimana rentang angka < dari 30 itu menandakan tidak

    terjadi kelelahan, dan ada 12 naracoba yang hasil %CVL 30< x < 60 diperlukan

    perbaikan.

    < 30% = Tidak terjadi kelelahan

  • 7/30/2019 beban kerja.docx

    40/41

    40 | P a g e

    0-

  • 7/30/2019 beban kerja.docx

    41/41

    V. PENUTUP

    5.1KesimpulanSetelah melakukan praktikum mengenai Fisiologi, maka dapat

    disimpulkan sebagai berikut:

    1. Fisiologi kerja merupakan suatu studi tentang faktor-faktor yangmempengaruhi kinerja dan kelelahan selama otot bekerja.

    2. Dari hasil analisis, disimpulkan bahwa jenis kelamin dan berat badan tidakmempengaruhi heart rate normal. Jumlah denyut jantung akan dipengaruhi

    oleh aktivitas yang biasa dilakukan seseorang.

    3. Hasil analisis menunjukkan bahwa banyaknya denyut jantung pria dan wanitatidak jauh berbeda saat melakukan aktivitas maupun saat recovery. Denyut

    jantung akan semakin tinggi ketika aktivitas yang dilakukan semakin berat

    (yaitu pada aktivitas 3 = 8 km/jam), sehingga denyut jantung recovery-nya

    juga lebih tinggi (terlihat pada recovery 3).

    4.

    Pada hasil analisa CVL, terlihat bahwa semakin banyak aktivitas yangdilakukan, maka nilai CVL semakin besar.

    5. Jika diamati hasil perhitungan waktu istirahat, maka aktivitas yang palingmembutuhkan istirahat paling banyak adalah aktivitas ketiga yaitu 8 km/jam.

    5.2SaranSiapkan langkah-langkah pengerjaan dan peralatan yang tepat sebelum

    melakukan pengukuran terhadap fisiologi tubuh. Pastikan praktikan dalam

    keadaan fit untuk melakukan praktikum.