bahan modul kimia industri 8.pdf
DESCRIPTION
KIMI dusTRANSCRIPT
PUSAT PENGEMBANGAN BAHAN AJAR-UMB Ir. Atep Afia Hidayat MP. KIMIA DASAR 1
Bahan Modul Kimia Industri
8
Material Murni dan Campuran –
Awal Mula Penentuan Struktur
Material murni dan campuran
Dalam banyak kasus kita tidak dapat menggunakan material tanpa pemurnian baik material itu
dari alam (misalnya, minyak mentah) atau yang disintesis di laboratorium. Pemisahan atau
pemurnian dengan metoda tertentu perlu dilakukan. Dalam buku ini telah dibahas sintesis
material telah dibahas, maka bab ini akan membahas pemurnian. Dalam praktek, sintesis dan
pemurnian tidak dapat dipisahkan satu sama lain. Kita akan melihat bahwa ketika metoda
pemisahan-pemurnian baru dikembangkan, kimia akan mendapat kemajuan yang besar.
Material dapat diklasifikasikan menjadi dua kelompok, murni dan campuran. Pernyataan ini
Anda telah dapatkan di halaman pertama buku SMA, dan nampak sebagai sesuatu yang jelas.
Namun, dalam kenyataan ini bukanlah hal sederhana. Pertama, sebagain besar material di
sekitar kita adalah campuran, dan sebagian besar adalah campuran multikomponen. Udara
adalah contoh yang baik. Komponen utama udara adalah nitrogen dan oksigen. Jadi udara
adalah campuran, bukan material murni. Lebih lanjut, akan diperlihatkan dengan analisis yang
rinci bahwa udara mengandung sejumlah kecil uap air, karbon dioksida dan beberapa gas
dalam jumlah kecil.
Dapat dinyatakan bahwa di dunia ini tidak ada material yang benar-benar murni. Anda mungkin
mengira bahwa air terdistilasi adalah air yang murni sempurna. Anda terlalu optimistik!
Sejumlah tertentu karbon dioksida masih terlarut dalam air ini. Selain itu sejumlah sangat kecil
ion natrium mungkin masih ada, ion ini mungkin berasal dari dinding alat distilasi. Diperlukan
cara tertentu untuk menghilangkan ion ini.
Mensintesis material tertentu atau mengekstraksi material dari alam memiliki tujuan teknologis
tertentu. Dalam banyak kasus material murni diperlukan. Jadi seni sintesis dan pemurnian
adalah dua sisi dari mata uang yang sama.
PUSAT PENGEMBANGAN BAHAN AJAR-UMB Ir. Atep Afia Hidayat MP. KIMIA DASAR 2
Analisis unsur
Tulisan yang diberikan di bagian selingan berikut menyarankan bahwa sukar untuk
mendefinisikan “bahan yang murni sempurna”. Cara yang lebih praktis adalah mendefinisikan
selisih dari murni sempurna. Harus ditambahkan bahwa, tanpa metoda yang tepat untuk
memperkirakan kemurnian, kita tidak dapat memutuskan keefektifan metoda pemurnian
tertentu. Singkatnya, tanpa itu tidak mungkin diputuskan apakah senyawa tertentu murni atau
tidak.
Ambil contoh senyawa organik. Sampai pertengahan abad 20, kriteria kemurnian senyawa
organik didasarkan atas beberapa percobaan: analisis unsur dan pengukuran sifat fisik seperti
titik leleh dan titik didih. Hasil analisis unsur harus sama dengan nilai hasil perhitungan
berdasarkan rumus molekul, dan konstanta fisik harus juaga sama dengan nilai yang dilaporkan
di literatur (kriteria ini hanya dapat digunakan untuk senyawa yang telah diketahui).
Analisis unsur senyawa organik dilakukan dengan cara sebagai berikut. Sejumlah massa
tertentu sampel dibakar dan karbon dioksida dan air yang dihasilkan dijebak dengan absorben
yang tepat, dan peningkatan massa absorben kemudian ditentukan. Peningkatan massa
absorben diakibatkan oleh karbon dioksida dan air yang diserap. Dari nilai ini jumlah karbon dan
hidrogen dalam sampel dapat ditentukan. Metoda pembakaran telah dikenal sejak dulu. Metoda
ini telah digunakan oleh Lavoisieur dan secara signifikan disempurnakan oleh Liebig. Metoda
modern untuk menentukan jumlah karbon dioksida dan air adalah dengan kromatografi gas
bukan dengan metoda penimbangan. Namun, prinsipnya tidak berubah sama sekali.
Harus dinyatakan bahwa kemungkinan percobaan mempengaruhi hasil tidak terhindarkan.
Pekerjaan menimbang tidak dapat bebas kesalahan (termasuk ketidakakuratan neracanya).
Selingan- Air murni sempurna
Buku teks kimia menyatakan bahwa hasil kali ion air murni adalah 10-14 (mol dm-3))2pada
25??C. Bila Anda mencoba menentukan hasil kali ion air murni yang diperoleh dari distilasi
biasa dengan mengukur hantarannya, Anda akan mendapatkan nilai yang lebih besar dari nilai
teroritis ini.
PUSAT PENGEMBANGAN BAHAN AJAR-UMB Ir. Atep Afia Hidayat MP. KIMIA DASAR 3
Fisikawan Jerman Friedlich Wilhelm Georg Kohlrausch (1840- 1910)
membanting tulang untuk mendapatkan data fisik yang akurat. Ia menyadari bahwa ia harus
sangat hati-hati dalam menentukan hantaran listrik untuk mendapatkan data yang sangat
akurat.
Ia membuat alat dari kuarsa (bukan gelas!) untuk mencegah kontaminasi dari alat gelas.
Dengan mengalirkan nitrogen yang dimurnikan, ia berulang-ulang mendestilasi air. Hantaran air
yang didapatkan sangat kecil, dari 1/100 sampai 1/1000 hantran air terdestilasi biasa. Dari nilai
hantaran yang ia dapatkan, ia menghitung nilai hasil kali ion air yang nilainya sama dengan nilai
hasil teori.
Menjebak karbon dioksida dan air juga merupakan prosedur yang sukar. Kontaminasi oleh
karbon dioksida dan air dari udara merupakan sumber kesalahan juga. Mempertimbangkan
semua hal ini, biasanya bila perbedaan antara hasil percobaan dan teori kurang dari 0,3%,
maka perbedaan itu dapat diterima. Ini merupakan contoh yang baik untuk definisi praktis
kemurnian.
Kriteria kemurnian empiris yang lain adalah uji titik-leleh-campuran. Metoda ini didasarkan atas
fakta berikut. Bila titik leleh campuran dua padatan dengan titik leleh yang sama ditentukan, titik
lelehnya akan menurun bila dua senyawa itu tidak identik. Uji ini dulunya merupan fondasi logis
kimia organik dalam perkembangan bidang ini terutama saat menambahkan anggota baru
dalam keluarga senyawa. Bila satu dari dua senyawa itu tidak murni, akan diamati penurunan
titik leleh.
Masalahnya waktu itu adalah bagaimana kimiawan dapat memperoleh sampel ya ng dapat
dianalisis dengan benar dan tidak menunjukkan penurunan titik leleh.
PUSAT PENGEMBANGAN BAHAN AJAR-UMB Ir. Atep Afia Hidayat MP. KIMIA DASAR 4
Kromatografi
Walaupun agak tidak terlalu jelas, kontribusi kromatografi pada perkembangan kimia modern
tidak dapat dipandang rendah. Tanpa teknik kromatografi, sintesis senyawa murni (atau hampir
murni) akan sangat sukar , dan dalam banyak kasus, hampir tidak mungkin.
Di awal abad ke-20, kimiawan Rusia Mikhail Semënovich Tsvet (1872-1919) menyiapkan kolom
yang diisi dengan serbuk kalsium karbonat, dan kedalamnya dituangkan campuran pigmen
tanaman yang dilarutkan dalam eter. Secara mengejutkan, pigmen memisahkan dan
membentuk lapisan berwarna di sepanjang kolom. Ia menamakan kromatografi pada teknik
pemisahan baru ini (1906). Kemudian kimiawan dari Swiss Richard Martin Willstätter (1872-
1942) menerapkan teknik ini untuk risetnya yakni khlorofil untuk menunjukkan manfaat teknik
ini, dan sejak itu banyak perhatian diberikan pada kromatografi.
Kromatografi adalah teknik untuk memisahkan campuran menjadi komponennya dengan
bantuan perbedaan sifat fisik masing-masing komponen. Alat yang digunakan terdiri atas kolom
yang di dalamnya diisikan fasa stasioner (padatan atau cairan). Campuran ditambahkan ke
kolom dari ujung satu dan campuran akan bergerak dengan bantuan pengemban yang cocok
(fasa mobil). Pemisahan dicapai oleh perbedaan laju turun masing-masing komponen dalam
kolom, yang ditentukan oleh kekuatan adsorpsi atau koefisien partisi antara fasa mobil dan fasa
diam (stationer).
Komponen utama kromatografi adalah fasa stationer dan fasa mobil dan kromatografi dibagi
menjadi beberapa jenis bergantung pada jenis fasa mobil dan mekanisme pemisahannya,
seperti ditunjukkan di Tabel 12.1
Tabel 12.1 Klasifikasi kromatografi
Kriteria Nama
Fasa mobil Kromatografi cair, kromatografi gas
Kromatografi adsorpsi, kromatografi partisi
Mekanisme Kromatografi pertukaran ion kromatografi gel
Fasa stationer Kromatografi kolom, kromatografi lapis tipis,kromatografi kertas
Beberapa contoh kromatografi yang sering digunakan di laboratorium diberikan di bawah ini.
PUSAT PENGEMBANGAN BAHAN AJAR-UMB Ir. Atep Afia Hidayat MP. KIMIA DASAR 5
a. Kromatografi partisi
Prinsip kromatografi partisi dapat dijelaskan dengan hukum partisi yang dapat diterapkan pada
sistem multikomponen yang dibahas di bagian sebelumnya. Dalam kromatografi partisi,
ekstraksi terjadi berulang dalam satu kali proses. Dalam percobaan, zat terlarut didistribusikan
antara fasa stationer dan fasa mobil. Fasa stationer dalam banyak kasus pelarut diadsorbsi
pada adsorben dan fasa mobil adalah molekul pelarut yang mengisi ruang antar partikel yang
ter adsorbsi.
Contoh khas kromatografi partisi adalah kromatografi kolom yang digunakan luas karena
merupakan sangat efisien untuk pemisahan senyawa organik (Gambar 12.3).
Kolomnya (tabung gela) diisi dengan bahan seperti alumina, silika gel atau pati yang dicampur
dengan adsorben, dan pastanya diisikan kedalam kolom. Larutan sampel kemudian diisikan
kedalam kolom dari atas sehingga sammpel diasorbsi oleh adsorben. Kemudian pelarut (fasa
mobil; pembawa) ditambahkan tetes demi tetes dari atas kolom.
Partisi zat terlarut berlangsung di pelarut yang turun ke bawah (fasa mobil) dan pelarut yang
teradsorbsi oleh adsorben (fasa stationer). Selama perjalanan turun, zat terlarut akan
mengalami proses adsorpsi dan partisi berulang-ulang. Laju penurunan berbeda untuk masing-
masing zat terlarut dan bergantung pada koefisien partisi masing-masing zat terlarut. Akhirnya,
zat terlarut akan terpisahkan membentuk beberapa lapisan.
Akhirnya, masing-masing lapisan dielusi dengan pelarut yang cocok untuk memberikan
spesimen murninya. Nilai R didefinisikan untuk tiap zat etralrut dengan persamaan berikut.
R = (jarak yang ditempuh zat terlarut) / (jarak yang ditempuh pelarut/fasa mobil).