bahan ajar farmasetika iii

Upload: widya-lampe

Post on 13-Apr-2018

277 views

Category:

Documents


8 download

TRANSCRIPT

  • 7/26/2019 Bahan Ajar Farmasetika III

    1/61

    Teknologi Farmasi II

    Silabus :

    1.Pendahuluan

    2.Studi Preformulasi3.Eksipient formulasi sediaan Tablet4.etode !metode pembuatan sediaan

    tablet".Tablet salut#.Tablet e$er%es&ent'.E%aluasi sediaan tablet

    (. )TS dan )*S

    Dosen :

    Dr. Erizal Zaini, Apt

  • 7/26/2019 Bahan Ajar Farmasetika III

    2/61

    Studi Preformulasi

    Langkah awal untuk mengembangkan bentuk sediaan obat ang

    berkualitas dan rational.

    Definisi : pemeriksaan dan karakterisasi sifat!sifat fisika dan kimiasenawa obat dan kombinasina dengan eksipien "e#$ipient

    $ompatibilit%

    &u'uan : untuk memperoleh informasi(data ang sangat bermanfaat

    bagi formulator dalam mendesain bentuk sediaan ang stabil danmemiliki bioa)ailabilit ang baik dan dapat diproduksi se$ara

    massal.

  • 7/26/2019 Bahan Ajar Farmasetika III

    3/61

    *. Sifat +rganoleptik

    . -emurnian "Purit%

    . /kuran, bentuk dan luas permukaan Partikel

    0. -elarutan1. La'u Disolusi

    2. 3entuk kristal dan polimorfisme

    4. Stabilitas

    5. Parameters ang mempengaruhi proses absorpsi6. Sifat bulk (partikel "densit, higroskopisitas,

    flowabilit, $ompressibilit dan wettabilit%

    Sifat fisika dan kimia ang penting dalam

    studi preformulasi

  • 7/26/2019 Bahan Ajar Farmasetika III

    4/61

    Sifat organoleptik meliputi, warna, bau dan rasa

    Warna Bau Rasa

    Putih

    +rim+e&oklatanengkilat

    Ta,am

    -au seperti buah*romatisTak berbau

    *sam

    Pahit+uatanisTak berasa

  • 7/26/2019 Bahan Ajar Farmasetika III

    5/61

    -emurnian "Purit%

    a% -imiawi "impurities lain, logam dan amin aromatis%

    b% 7isika "bentuk kristal g berbeda%

    &eknik karakterisasi kemurnian

    *.-imiawi : titik lebur, Spektofotometri, kromatografi.7isika : titik lebur, DS8, &9A dan difraksi sinar!

  • 7/26/2019 Bahan Ajar Farmasetika III

    6/61

    Ukuran, bentuk dan luas permukaan Partikel

    3erbagai sifat fisika kimia, dan biofarmasetis senawa obat dipengaruhi

    oleh distribusi ukuran dan bentuk partikel

    E#. 3ioa)ailibilit griseopul)in dan fenasetin berkorelasi dengan distribusi

    ukuran partikel

    -ioa%ailabilitmening

    kat

    Poorlsoluble

    drugs

    /issolution rate

    limitingstep

    7inel

    parti$le

  • 7/26/2019 Bahan Ajar Farmasetika III

    7/61

    /kuran partikel 'uga berperanan dalam homogenitas

    senawa aktif tablet.

    ;ika perbedaan ukuran partikel antara bahan aktif

    dan eksipien

  • 7/26/2019 Bahan Ajar Farmasetika III

    8/61

    Ukuran partikel (um) % konversi

    12(1#4

    2143023('

    21"41 43

    1' 2"1" #3

    Pengaruh ukuran partikel thd kon)ersi

    sulfa$etamida

    =eng, > and Parrot, E, L ;. Pharm. S$i, 4, *?16 "*650%

    @eaksi antara Sulfa$etami da dg phthalil anhidrida pd *: molar setelah

    'am suhu 61 dera'at $el$ius .

  • 7/26/2019 Bahan Ajar Farmasetika III

    9/61

    -elarutan

    3iopharma$euti$s 8lasssfi$ation Sstem

    Class Solubility Permeability

    IIIIIIIV

    Hig!o"Hig!o"

    HigHig!o"!o"

    BCS II dan IV adalah obat-obat dissolution rate limited step

  • 7/26/2019 Bahan Ajar Farmasetika III

    10/61

    Skema Disolusi dan Absorpsi Senawa +bat dari sediaan padat

  • 7/26/2019 Bahan Ajar Farmasetika III

    11/61

    dC = DA(Cs

  • 7/26/2019 Bahan Ajar Farmasetika III

    12/61

    3entuk kristal dan polimorfisme

    -ebanakan padatan farmasi dapat berada dalam lebih

    dari satu bentuk kristal dengan susunan kisi

  • 7/26/2019 Bahan Ajar Farmasetika III

    13/61

    -loramfenikol palmitat : form A dan 3, form 3 lebih besar

    bioa)ailabilit . 3ia)ailabilit $ampuran A dan 3,

    berbanding lurus dengan 'umlah 7orm 3. " Aguiar et al.,;.Pharm S$i. 12, 504 "*624% %.

    7asa kristalin obat akan mempengaruhi la'u penguraian.E#. Aztreonam, antibiotik mono baktam, berada dlm

    bentuk B "'arum% dan C "sferis%. Stabilitas pada

    kelembaban tinggi "4 8(41 @>% , bentuk B mudah

    mengalami hidrolisis C!laktam dg waktu paruh 2 'am,

    bentuk C stabil selama bbrp tahun.

  • 7/26/2019 Bahan Ajar Farmasetika III

    14/61

    &ransformasi polimorfik dapat ter'adi selama proses

    produksi sediaan padat :

    *.9rinding

    .9ranulasi

    .Pengeringan

    0.8ompression

    Digo#in, spironolakton dan estradiol mengalami transformasiselama grinding.

    7enilbutazon : grinding dan $ompression, granulasi dpt

    menebabkan terbentukna sol)at. Proses dring dpt

    menebabkan anhidratasi dan amorf form.

  • 7/26/2019 Bahan Ajar Farmasetika III

    15/61

    Stabilitas

    E#$ipient $ompatibilit :

    &ablet : luas permukaan kontak sangat besar antara

    masing!masing e#$ipient. Shg dpt mempengaruhi

    stabilitas obat "zat aktif%.

    &eknik penentuan :

    *.-romatografi ">PL8, &L8%

    .Analisa thermal DS8 dan D&A

  • 7/26/2019 Bahan Ajar Farmasetika III

    16/61

    Parameter g mempengaruhi proses absorpsi :

    *.-oefisien partisi.-onstanta ionisasi

    Absorpsi obat melalui peroral melalui proses :

    dissolution ,kemudian diikuti dengan transport padatanang terlarut "molekul% melintasi membran saluran $erna

    menu'u sirkulasi sistemik.

    La'u disolusi dpt dimodifikasi dg pendekatan fisika ,sedangkan la'u absorpsi dg molekular modifi$ation.

  • 7/26/2019 Bahan Ajar Farmasetika III

    17/61

    Sifat 3ulk partikel :

  • 7/26/2019 Bahan Ajar Farmasetika III

    18/61

    'omponen (ormulasi Sediaan !ablet

    >ampir 6? sediaan ang beredar dipasaran adalah bentuk sediaan padat

    ang meliputi tablet dan kapsul.

    -euntungan :

    *. aman digunakan

    . &ersedia berbagai tipe sediaan tablet "lepas $epat(lambat%

    . &ablet dapat didesain untuk melepaskan zat aktif bagian tertentu pada 9F& utk

    mengurangi efek samping, meningkatkan absorpsi dan men$apai efek lokal "e#.

    /l$erati)e $olitis%.

    0. &ablet dapat mengandung lebih dr satu zat aktif, selain itu pelepasan masing!

    masing zat aktif dapat se$ara efektif dikendalikan.

    1. Zat aktif g berasa pahit lebih mudah ditutupi dengan sediaan tablet.

    2. &ablet se$ara umum murah hargana

    4. Sediaan tablet mudah diberi tanda identifikasi produk

    5. Stabilitas fisika, kimia dan mikrobiologis sediaan tablet lebih baik dibandingkan

    sediaan lain.

  • 7/26/2019 Bahan Ajar Farmasetika III

    19/61

    -eterbatasan :

    *. Ganufaktur sediaan tablet memerlukan serangkaian unit operasi dan

    kemungkinan ada peningkatan kehilangan produk pd setiap tahap pdproses manufaktur.

    . Absorpsi zat aktif tergantung pada faktor!faktor fisiologis e#. La'u

    pengosongan lambung

    . Sifat $ompression beberapa zat aktif ang tidak baik, shg

    menebabkab masalah pada proses manufaktur

    0. Pemakaian sediaan tablet thd kelompok pasien tertentu, e#. Anak!

    anak dan lansia, menimbulkan masalah krn kesulitan menelan.

  • 7/26/2019 Bahan Ajar Farmasetika III

    20/61

    Pertimbangan pemilihan eksipien :

    *.-eter$ampuran dengan bahan aktifbbrp eksipient memiliki gugus fungsi g dapat berinteraksi

    dg zat aktif dan memper$epat degradasi.

    .Pengaruhna thd efekti)itas

    eksipient dpt mengubah pola pelepasan "e#. 3inder angkuat dpt memperlambat han$urna tablet.%.

    . 3iaa formulasi

  • 7/26/2019 Bahan Ajar Farmasetika III

    21/61

    ksipien yang digunakan dalam manufaktur sediaan tablet

    Pemilihan eksipien pd manufaktur sediaan tablet tergantung kpd

    metode(teknik manufaktur ang digunakan .

    Se$ara umum tipe!tipe eksipien g digunakan dalam sediaan tablet

    kon)ensional :

    *. Diluent(filler

    . 3inders

    . Disintegrant

    0. Lubri$ants

    1. 9lidants

    2. Dan lain!lain

  • 7/26/2019 Bahan Ajar Farmasetika III

    22/61

    *iluent+filler pengisi)

    Diluent berfungsi untuk meningkatkan massa sediaan tablet angmengandung zat aktif dgn kadar g rendah, shg proses manufaktur ber'alan

    dgn baik dan reprodusibel.

    Diluent hrs menun'ukkan sifat kompressi g baik dan murah hargana.

    8ontoh bahan diluent tablet :

    Laktosa anhidrat

    Laktosa monohidrat

    Laktosa spra driedPati

    Gikrokristalin selulosa

    mannitol

  • 7/26/2019 Bahan Ajar Farmasetika III

    23/61

    Laktosa anhidrat : mengandung C laktosa murni atau $ampuran C laktosa

    "4?!5? % dan ?!? B laktosa anhidrat. Gerupakan padatan kristalin,

    bisana digunakan dlm proses manufaktur granulasi basah dan kering.

    Laktosa monohidrat : mengandung B laktosa monohidrat, selain bersifat

    kristalin, ada bagian amorf.

  • 7/26/2019 Bahan Ajar Farmasetika III

    24/61

    Laktosa spra dried : $ampuran kristalin B laktosa monohidrat "5?!6? % dan

    *?!? laktosa amorf, g dibuat dg teknik spra dring suspensi B laktosa

    monohidrat. Digunakan untuk manufaktur tablet $etak langsung.

    Pati : suatu polisakarida g mengandung amilose dan amilopektin, selain

    sebagai diluent 'g berfungsi sebagai binder dan disintegrant dlm formulasi

    tablet. Pati termodifikasi "e#. Pragelatinasi% memiliki sifat alir ang baik.

    G88: mikrokristalin selulosa , serbuk kristalin ang diperoleh dengan

    hidrolisis asam sellulosa se$ara terkendali. 9rade G88 : a)i$el p> *?*

    "serbuk% dan p> *?"granul%. ;g dpt berfungsi sbg binder dan disintegrant.

  • 7/26/2019 Bahan Ajar Farmasetika III

    25/61

    Ganitol : poliol ang lazim digunakan sbg diluent dalam sediaan tablet,

    terutama untuk tablet kunah, krn rasa manisna g khas dan sensasi dingin.

  • 7/26/2019 Bahan Ajar Farmasetika III

    26/61

    3inder

    3inder biasana komponen polimerik ang di gunakan dlm produksisediaan dengan metode granulasi basah.

    3inder dapat ditambahkan sebagai larutan atau dlm keadaan padat ke dlm

    $ampuran serbuk massa $etak .

  • 7/26/2019 Bahan Ajar Farmasetika III

    27/61

  • 7/26/2019 Bahan Ajar Farmasetika III

    28/61

    *isintegrant

    7ungsi : untuk memper$epat han$ur tablet mem'adi granul dlm 9F&.

    Persaran waktu han$ur tablet sangat penting : untuk tablet kon)ensional hrs

    sudah han$ur dlm waktu *1 menit.

    Gekanisme ker'a disintegrant dalam formulasi tablet :*.Geningkatkan porositas dan wettabilit "keterbasahan% tablet. Shg $airan

    9F& akan mudah menembus matriks tablet, memper$epat han$urna tablet

    . E#. Pati, G88 dan sodium star$h gl$olate

    .Disintegrant dapat swelling "mengembang% dengan adana $airan 9F&,

    shg meningkatkan tekanan internal dalam matrik tablet. E#. Disintegrant

    polimer hidrofilik, $ross$armellosa sodium, $rospo)idone dan pati

    pragelatinasi.

    .Pembentukan gas pada saat tablet berkontak dengan $airan 9F& "tablet

    buih%.

  • 7/26/2019 Bahan Ajar Farmasetika III

    29/61

  • 7/26/2019 Bahan Ajar Farmasetika III

    30/61

  • 7/26/2019 Bahan Ajar Farmasetika III

    31/61

  • 7/26/2019 Bahan Ajar Farmasetika III

    32/61

    ubriant

    Selama proses $ompressi lubrikan bertindak sebagai antarmuka

    antara permukaan ruang $etak "die% dan permukaan tablet, dan

    mengurangi gesekan pada antarmuka selama proses e'eksi tablet dr

    ruang $etak.

    Lubrikan g kurang akan menebabkan tablet bintik!bintik, krn sulit

    terlepas dr perm ruang $etak.

    Shg dpt menebabkan bat$h sediaan tablet ditolak

  • 7/26/2019 Bahan Ajar Farmasetika III

    33/61

  • 7/26/2019 Bahan Ajar Farmasetika III

    34/61

    Ada dua kategori lubrikan :

    *.Lubrikan g tidak larut : lubrikan ini ditambahkan padaproses pen$ampuran terakhir sebelum $ompressi.

    konsentrasi H memperlama waktu han$ur dan

    disolusi

    konsentrasi I menebabkan tablet $a$at

    selain itu lama pen$ampuran dan ukuran partikel

    'g pengaruh : pen$ampuran disintegrang dg lubrikan

    sebaikna dihindari krn dpt membentuk lap tipis lubrikan

    pada perm disintegrant : mengurangi wettabilit .

    e#. Gagnesium stearat, asam stearat,

    gliserilpalmitostearat.

  • 7/26/2019 Bahan Ajar Farmasetika III

    35/61

    . Lubrikan ang larut :

    lubrikan ini terutama digunakan untuk mengatasi

    efek!efek ang merugikan lubrikan g tidak larut thddisintegrasi dan disolusi tablet.

    E#. PE9 , a lauril sulfat, polioksi etilen stearat.

  • 7/26/2019 Bahan Ajar Farmasetika III

    36/61

    /lidants

    9lidants berfungsi untuk memperbaiki sifatt aliran serbuk(granul drhopper menu'u ruang $etak "die% dalam proses pen$etakan tablet.

    Contoh glidants talkum dan olloidal silion dioksida

    9lidant mengurangi friksi antara granul(serbuk dan permukaan

    hopper dan die krn kemampuan partikel glidants teradsorpsi pada

    permukaan partikel(granul . Sarat na : ukuran partikel glidants

    harus halus.

    9lidants bersifat hidrofobik , akan mempengaruhi disintegrasi

    dan disolusi tablet.

  • 7/26/2019 Bahan Ajar Farmasetika III

    37/61

    0ipient lain yang digunakan dalam formulasi tablet

    Selain e#$ipient g utama , ada bbrp e#$ipient g 'g sering digunakan :

    1. "dsorbent

    adsorbent dibutuhkan 2ika formulasi tablet mengandung

    bahan air atau semi solid . Bahan air atau semisolid

    akan diadsorpsi pada komponent padat diluent) selamaproses penampuran .

    Contoh adsorbent 3agnesium oksida+arbonat dan

    kaolin+bentonite

    . Pemanis s4eetening agents)pemanis dan fla5or berfungsi mengatur rasa dan

    akseptabilitas sediaan tablet . 6at ini penting 2k tablet

    mengandung obat yg berasa pahit atau utk tablet kunyah .

  • 7/26/2019 Bahan Ajar Farmasetika III

    38/61

    . Pewarna

    berfungsi utk memperbaiki penampilan atau utk identifikasi sediaan

    tablet.

    0. 6at aktif permukaan surfae akti5e agent)

    3erfungsi memperbaiki sifat keterbasahan tablet g hidrofobik, shg

    akan

    Geningkatkan ke$. >an$urna tablet. Selain itu surfaktan akan

    meningkatkan la'u disolusi obat!obat g sukar larut dlm 9F&.

    Salah satu surfaktan g populer digunakan adalah a lauril sulfat

  • 7/26/2019 Bahan Ajar Farmasetika III

    39/61

    3etode 3anufaktur Sediaan !ablet

    3etode manufaktur sediaan tablet

    1./ranulasi Basah 4et granulation)

    7./ranulasi kering Slugging atau roller ompation)

    8.Cetak langsung diret ompression).

  • 7/26/2019 Bahan Ajar Farmasetika III

    40/61

    Pemilihan metode manufaktur tergantung

    1.Stabilitas fisika dan kimia4i 9at aktif selama

    proses manufaktur

    7.'etersediaan instrument yang dibutuhkan

    8.Biaya proses manufaktur:.ksipien ;eksipien yang digunakan dalam

    formulasi sediaan

  • 7/26/2019 Bahan Ajar Farmasetika III

    41/61

    3etode granulasi basah

    !ahap I penampuran 9at aktif dengan serbuk-serbuk e0ipient

    selain lubrikan)

    !ahap ini merupakan penampuran 9at aktif dengan eksipient

    dlm mesin penampur mi0er).

    'eepatan dan 4aktu penampuran faktor kuni ampuran

    homogen.

    fisiensi penampuran dengan menggunakan serbuk yang

    memiliki rata-rata ukuran+distribusi yang hampir sama.

  • 7/26/2019 Bahan Ajar Farmasetika III

    42/61

    3esin penampur yg sering digunakan

    1. Planetary Bo4l 3i0er

  • 7/26/2019 Bahan Ajar Farmasetika III

    43/61

    .

  • 7/26/2019 Bahan Ajar Farmasetika III

    44/61

  • 7/26/2019 Bahan Ajar Farmasetika III

    45/61

    !ahap II /ranulasi ampuran serbuk

    /ranulasi merupakan unit proses membuat ampuran serbukmen2adi aggregat dengan diameter ukuran partikel >,7 ; >,: mm.

  • 7/26/2019 Bahan Ajar Farmasetika III

    46/61

    'euntungan /ranulasi

    1. 3enegah segregasi komponen serbuk selama

    proses tabletasi atau penyimpanan.

    7. 3emperbaiki sifat alir massa etak

    8. 3emperbaiki sifat kompaksi ompatibility)

    :. 3eminimalkan debu selama proses manufaktur

  • 7/26/2019 Bahan Ajar Farmasetika III

    47/61

    "lat yang digunakan

    1. ?sillating /ranulator

  • 7/26/2019 Bahan Ajar Farmasetika III

    48/61

    7. (luidi9ed Bed /ranulation

  • 7/26/2019 Bahan Ajar Farmasetika III

    49/61

    !ahap III proses /ranul men2adi !ablet

    "da beberapa proses

    1.Pengeringan granul

  • 7/26/2019 Bahan Ajar Farmasetika III

    50/61

    7. Pengurangan ukuran partikel granul pengayakan kering)

  • 7/26/2019 Bahan Ajar Farmasetika III

    51/61

    8. Penampuran granul dengan fasa luar lubrikan,

    glidants)

    :. 'ompressi granul men2adi tablet

    Penampuran terakhir terakhir granul kering

    dengan lubrikan, glidants. =al yg perlu

    diperhatikan 4aktu lama) dan keepatan

    penampuran akan mempengaruhi performane

    sediaan tablet.

  • 7/26/2019 Bahan Ajar Farmasetika III

    52/61

    !ahap-tahap granulasi basah

    Interaksi partikel-partikel pembentukan 2embatan air .@umlah pelarut binder sangat berpengaruh thd proses granulasi.

    Interaksi antar partikel tergantung kpd massa air bebas yang tersedia

    &ahap tahap :

    1.'eadaan pendular terbentuk pad kadar lembab yg lebih rendah,

    terbentuk 2embatan air antar partikel yg berdekatan. /aya tarik

    menarik yang berperan adalah gaya antarmuka dan hidrostatik.

    7.'eadaan (unikular 2ika massa air meningkat, maka 2embatan air

    semakin baik. Shg gaya adhesif antar partikel 2g meningkat

    8.'eadaan kapilar peningkatan lebih lan2ut 9at pengikat, mk udaraantar partikel akan digantikan oleh larutan pengikat, ikatan kuat

    antara partikel melalui gaya kapilar pada antar muka air ;udara.

    :.!ahap terakhir o5er4etted tidak dikehendaki dlm proses

    granulasi

  • 7/26/2019 Bahan Ajar Farmasetika III

    53/61

  • 7/26/2019 Bahan Ajar Farmasetika III

    54/61

    Interaksi partikel-partikel melallui pembentukan 2embatan padat

    1.@embatan padat dapat dibentuk oleh pengikat yg bersifat

    polimerik, setelah proses pengeringan granul.

    7.'ristalisasi 9at pengikat pada permukaan partikel yg terdispersidapat ter2adi selama proses pengeringan

    8.@ika bahan aktif larut dalam airan penggranul +pengikat, 2uga

    akan dpt terbentuk 2embatan padat melalui kristalisasi 9at aktif

  • 7/26/2019 Bahan Ajar Farmasetika III

    55/61

    'euntungan metode granulasi basah

    1.3engurangi segragasi komponen 7 penyusun

    selama proses dan penyimpanan.

    7.Bermanfaat untuk manufaktur sediaan tablet

    yg mengandung kadar bahan aktif yg rendah.8.3enggunakan eksipien 7 yang kon5ensional

    :.!ablet yg dihasilkan dr metode granulasii

    basah memenuhi syarat utk diproses

    selan2utnya spt oating dll.

  • 7/26/2019 Bahan Ajar Farmasetika III

    56/61

    -eterbatasan :

    Dibutuhkan tahap manufaktur ang pan'angPelarut ang digunakan selama proses granulasi : ang

    dapat menebabkan konsekwensi :

    a.Degradasi obat

    b.&ransformasi polimorfik

    $.Panas g dibutuhkan untuk menghilangkan pelarut

    "degradasi,$ost%

  • 7/26/2019 Bahan Ajar Farmasetika III

    57/61

    3etode granulasi kering dry granulation)

    Proses granulasi tanpa menggunakan pelarut

    "ggregasi partikel-partikel men2adi granul difasilitasi oleh

    pemberian tekanan +energi stress pada ampuran serbuk. "da

    dua metode yang digunakan dalam metode granulasi kering

    1.Sluggingserbuk dicampur, kemudian di cetak menjadi tablet yang

    besar dan akhirnya tablet digiling untuk menghasilkan granul

    sesuai dengan ukuran yg diinginkan.

    2.Roller Compaction

    campuran serbuk dicetak menjadi lembaran lembaranmenggunakan roller compaction, kmdn digiling menjadi granul

    dengan ukuran yg sesuai.

  • 7/26/2019 Bahan Ajar Farmasetika III

    58/61

    Skema

  • 7/26/2019 Bahan Ajar Farmasetika III

    59/61

    Interaksi antar partikel pada metode granulasi kering

    ter2adi melallui

    1. /aya elektrostatik

    gaya ini berperan dalam interaksi kohesif antar partikel,

    7. Interaksi 5an der Aaals

    gaya ini sangat besar peranannya dlm interaksi antar partikeldlm keadaan padat. /aya 5an der Aaals semakin besar 2k

    2arak antar partikel semakin dekat.

    8. Peleburan komponen dalam ampuran serbuk

    selama proses pemberian energi +stress pada ampuran

    serbuk, dpt menyebabkan peleburan sebagian partikel-partikel

    eksipien. Pd saat solidifikasi, akan menghasilkan interaksi

    antar partikel yg berdekatan.

  • 7/26/2019 Bahan Ajar Farmasetika III

    60/61

    3etode Cetak angsung *iret Compression)

    !ahap-tahap dlm proses etak langsung

    1. Pre-milling komponen formulasi

    pd metode etak langsung , distribusi ukuran partikel 9at aktif

    dan e0ipient sangat menentukan sifat penetakan ampuran

    serbuk. Seringkali ukuran partikel 9at aktif di modifikasi

    terlebih dahulu dengan alat penggiling energi tinggi spt(it9mill.

    7. Penampuran 9at aktif dengan eksipien termasuk lubrikan dan

    glidants

    menampur semua bahan eksipien dengan 9at aktif termasuklubrikan, glidants dalam mesin pemampur serbuk. !ipe mesin

    penampur yg digunkan planetary bo4l mi0er, rotating drum

    mi0er dan high speed mi0er

    8. Penetakan ampuran serbuk men2adi tablet

  • 7/26/2019 Bahan Ajar Farmasetika III

    61/61

    0ipient yg digunakan dlm metode etak

    langsung sifat alir dan kompresibilitasnya harus

    baik