bahagia dan kondisi tak kekal-adiwgunawan

Upload: agus-purnomo

Post on 06-Oct-2015

218 views

Category:

Documents


0 download

DESCRIPTION

bahagia dan kondisi tak kekal, dari tulisan Adi W Gunawan di facebook

TRANSCRIPT

  • BAHAGIA dan KONDISI TAK KEKAL Manusia pada dasarnya ingin bahagia. Ada berbagai cara dan upaya yang dilakukan agar dapat mencapai, mengalami, dan merasakan kondisi yang dinamakan bahagia. Bahagia punya banyak wajah bergantung pada sudut pandang, perspektif, pengharapan, dan realita internal kita. Masing-masing orang punya "bahagia"-nya sendiri.

    Walau ada banyak wajah namun ada satu ciri yang sama dan melekat padanya yaitu

    perasaan senang dan nyaman baik di perasaan / emosi dan tubuh fisik.

    Tahukah Anda bahwa ada banyak jenis bahagia. Ada yang bahagia secara fisik, perasaan,

    estetika, moral, dan spiritual.

    Satu hal yang selalu diinginkan setiap orang yaitu ingin bisa selalu bahagia. Di sinilah

    masalah berawal. Penggunaan kata "selalu" adalah bentuk afirmasi yang tidak mungkin

    bisa dipenuhi. "Selalu" adalah kondisi yang sifatnya langgeng permanen, tidak berubah,

    selalu sama dan ini tidak mungkin.

    Saat kita berharap untuk selalu bahagia maka pada saat yang sama kita mulai tidak

    bahagia. Mengapa? Karena "selalu" adalah cerminan sifat kelekatan pada sesuatu.

    Semakin kuat keinginan kita untuk bisa selalu bahagia maka semakin kuat cengkeraman

    kelekatan ini dalam diri kita.

    Saat orang, yang ingin selalu bahagia, mulai merasa tidak bahagia dan tidak bisa

    menerima kondisi ini akan muncul perasaan tidak suka atau benci (pada kondisi tidak

    bahagia). Perasaan benci menyulut emosi lanjutan yaitu marah dan hilanglah kebahagiaan

    yang didambakan.

    Orang yang tidak bahagia adalah mereka yang tidak tahu, tidak menyadari, atau tidak bisa

    menerima bahwa segala sesuatu itu berubah. Tidak ada yang kekal kecuali ketidakkekalan

    itu sendiri.

    Bahagia bila tidak disadari dan dimengerti sebagai kondisi perasaan sesaat justru akan

    menjadi sumber ketidakbahagiaan karena sifatnya yang tidak kekal.

    Pada tataran tertentu orang justru berusaha untuk bisa bebas dari penjara yang namanya

    bahagia.

    Kebahagiaan tertinggi adalah menyadari bahwa segalanya pasti berubah, cepat atau

    lambat, dan kita siap menghadapi dan menerima semua perubahan ini dengan arif dan

    bijaksana.

    Bagaimana menurut Anda?