bab iv pendidikan sosial anak perspektif abdullah …digilib.uinsby.ac.id/865/8/bab 4.pdf · utama,...

33
40 BAB IV PENDIDIKAN SOSIAL ANAK PERSPEKTIF ABDULLAH NASIH ULWAN DALAM KITAB TARBIYAH AL-AWLAD FI AL-ISLAM A. Pengertian Pendidikan Sosial Anak menurut Abdullah Nasih Ulwan Maksud dari pendidikan sosial anak menurut Abdullah Nasih Ulwan adalah mendidikan anak sejak dini untuk komit dengan etika-etika sosial yang baik dan dasar-dasar jiwa yang luhur, yang bersumber dari akidah islam yang abadi dan perasaan iman yang dalam. Dengan demikian si anak dapat hidup di masyarakat dengan pergaulan dan adab yang baik, pemikiran yang matang dan bertindak secara bijaksana. 1 Tak bisa dipungkiri, tanggung jawab sosial ini amat penting bagi orang tua dan guru di dalam mempersiapkan seorang anak. Dan ini merupakan kombinasi atau gabungan dari seluruh aspek pendidikan yang telah dibahas sebelum ini, baik pendidikan iman, ahklak dan mental. Hasil penelitian dan fakta-fakta empiris membuktikan bahwa kekuatan bangunan masyarakat amat tergantung pada individi-individu anggota 1 Abdullah Nashih Ulwan, Tarbiyah Al-Aulad fi al-Islam, Juz I, (Beirut: Darussalam, t.th), 273.

Upload: lamhanh

Post on 23-Aug-2019

223 views

Category:

Documents


0 download

TRANSCRIPT

Page 1: BAB IV PENDIDIKAN SOSIAL ANAK PERSPEKTIF ABDULLAH …digilib.uinsby.ac.id/865/8/Bab 4.pdf · utama, dan nilai-nilai Islam yang tinggi.2 B. Pendidikan Sosial Anak Perspektif Abdullah

40

BAB IV

PENDIDIKAN SOSIAL ANAK

PERSPEKTIF ABDULLAH NASIH ULWAN

DALAM KITAB TARBIYAH AL-AWLAD FI AL-ISLAM

A. Pengertian Pendidikan Sosial Anak menurut Abdullah Nasih Ulwan

Maksud dari pendidikan sosial anak menurut Abdullah Nasih

Ulwan adalah mendidikan anak sejak dini untuk komit dengan etika-etika

sosial yang baik dan dasar-dasar jiwa yang luhur, yang bersumber dari

akidah islam yang abadi dan perasaan iman yang dalam. Dengan demikian

si anak dapat hidup di masyarakat dengan pergaulan dan adab yang baik,

pemikiran yang matang dan bertindak secara bijaksana.1

Tak bisa dipungkiri, tanggung jawab sosial ini amat penting bagi

orang tua dan guru di dalam mempersiapkan seorang anak. Dan ini

merupakan kombinasi atau gabungan dari seluruh aspek pendidikan yang

telah dibahas sebelum ini, baik pendidikan iman, ahklak dan mental. Hasil

penelitian dan fakta-fakta empiris membuktikan bahwa kekuatan

bangunan masyarakat amat tergantung pada individi-individu anggota

1 Abdullah Nashih Ulwan, Tarbiyah Al-Aulad fi al-Islam, Juz I, (Beirut: Darussalam, t.th), 273.

Page 2: BAB IV PENDIDIKAN SOSIAL ANAK PERSPEKTIF ABDULLAH …digilib.uinsby.ac.id/865/8/Bab 4.pdf · utama, dan nilai-nilai Islam yang tinggi.2 B. Pendidikan Sosial Anak Perspektif Abdullah

41

masyarakat itu. Maka dari itu, islam amat mendukung pendidikan anak-

anak agar berprilaku baik. Baik perilaku pribadi maupun perilaku

sosialnya. Sehingga bila mereka telah terdidik baik dan terbentuk sikap

perilakunya, mereka akan mampu bersinggungan dengan panggung

kehidupan dengan citra yang baik sebagai orang yang disiplin, seimbang,

dan bijaksana. Oleh karena itu pendidikan harus menyingsingkan lengan

bajunya, bertekat dan bersungguh-sungguh untuk melaksanakan tanggung

jawab besar pendidikan sosial dengan benar agar menjadi masyarakat

Islam terbaik, yang tegak di atas iman, ahklak, pendidikan sosial yang

utama, dan nilai-nilai Islam yang tinggi.2

B. Pendidikan Sosial Anak Perspektif Abdullah Nasih Ulwan

Dalam Perspektif Abdullah Nasih Ulwan, pendidikan sosial

anak berkisar pada empat hal pokok berikut ini. Yaitu; menanamkan

mentalitas yang luhur, memperhatikan hak-hak orang lain, komitmen pada

etika sosial secara umum, pengawasan kritik dan sosial. Secara rinci kami

jelaskan apa saja materi dari pendidikan sosial menurut Abdullah Nasih

Ulwan.

1. Menanamkan dasar-dasar mentalitas yang luhur

Islam menegakkan kaidah pendidikan yang utama di dalam jiwa

individu. Yaitu menanamkan dasar-dasar mentalitas yang luhur.

Pembentukan kepribadian islam tidak akan sempurna dan tidak akan

2 Ibid., 273.

Page 3: BAB IV PENDIDIKAN SOSIAL ANAK PERSPEKTIF ABDULLAH …digilib.uinsby.ac.id/865/8/Bab 4.pdf · utama, dan nilai-nilai Islam yang tinggi.2 B. Pendidikan Sosial Anak Perspektif Abdullah

42

lengkap selain dengan mewujudkannya. Untuk menanamkan dasar-

dasar mentalitas yang luhur di dalam jiwa individu dan kelompok,

Islam memberikan arahan dan bimbingan agar pendidikan sosial dapat

berjalan di atas nilai yang luhur dan tujuan yang sempurna. Sehingga

masyarakat dapat tumbuh di atas dasar saling tolong menolong yang

produktif, ikatan yang kuat, etika yang tinggi, saling cinta kasih dan

kritik yang membangun.

Adapun dasar-dasar kejiwaan yang mulia yang selalu

diupayakan Islam pembiasaannya menurut Nasih Ulwan adalah berikut

ini :

a) Takwa

.3

Takwa merupakan hasil hakiki dan buah alami dari iman

yang mendalam, yang berhubungan dengan (perasaan) selalu

diawasi oleh Allah, takut kepada-Nya, takut kepada murka dan

siksaan-Nya, serta mengharapkan ampunan dan pahala dari pada-

Nya.

Menurut para ulama takwa adalah Allah melihatmu

dimanapun, Dia telah memerintahkan dan melarangmu, Dia tidak

kehilangan kamu dimanapun. Sebagian ulama mengartikan takwa

3 Ibid., 265.

Page 4: BAB IV PENDIDIKAN SOSIAL ANAK PERSPEKTIF ABDULLAH …digilib.uinsby.ac.id/865/8/Bab 4.pdf · utama, dan nilai-nilai Islam yang tinggi.2 B. Pendidikan Sosial Anak Perspektif Abdullah

43

adalah mencegah azab Allah dengan amal shaleh, dan takut kepada

Allah baik dalam keadaan terang-terangan atau sembunyi-

sembunyi. Oleh karna itu al-Qur‟an sangat memperhatikan

keutamaan takwa, memerintahkan dan menganjurkannya secara

tegas di beberapa ayat hingga orang yang membacanya pasti akan

menemukan kata-kata takwa yang memiliki keterkaita dengan

beberapa aspek.4

b) Persaudaraan sesama muslim (Ukhuwwah)

Persaudaraan adalah ikatan kejiwaan yang melahirkan

perasaan yang mendalam. Dengan kelembutan, cinta dan sikap

hormat terhadap setiap orang yang sama-sama diikat dengan ikatan

aqidah Islamiyah, iman dan takwa.

Maka rasa ukhuwah yang benar ini akan melahirkan

dalam jiwa sorang muslim perasaan-perasaan mulia dan sikap

positif untuk saling menolong satu sama lain, mementingkan orng

lain, kasih sayang dan sikap memaafkan, serta menjauhi sikap-

sikap negatif seperti menjauhi setiap perbuatan yang

4 Ibid., 268.

5 Ibid., 270.

Page 5: BAB IV PENDIDIKAN SOSIAL ANAK PERSPEKTIF ABDULLAH …digilib.uinsby.ac.id/865/8/Bab 4.pdf · utama, dan nilai-nilai Islam yang tinggi.2 B. Pendidikan Sosial Anak Perspektif Abdullah

44

membahayakan jiwa, harta benda, nama baik, dan kemuliaan orang

lain.

Beliau juga menyatakan bahwa sebagai hasil dari ukhuwah

(persaudaraan) dan saling mencintai di jalan Allah ini ialah bahwa

interaksi anggota masyarakat Islam sepanjang sejarah dan zaman

adalah yang terbaik dalam pergaulan, rasa penderitaan,

mengutamakan kepentingan orang lain, saling menolong, dan

saling membantu.6

c) Kasih sayang

7

Menurut beliau kasih sayang merupakan kelembutan hati

dan kepekaan perasaan sayang kepada orang lain, merasa

sependeritaan, mengasihi mereka dan ikut serta menghapus air

mata kesedihan dan penderitaan mereka, dan lemah lembut kepada

mereka.

Beliau juga menyatakan bahwa dengan semua itulah yang

mempersiapkan orang mukmin untuk menghindari penderitaan,

menjauhi kejahatan, dan untuk menjadi sumber kebaikan dan

kedamaian bagi seluruh umat manusia.

Dengan demikian, orang mukmin sendiri harus bersifat

pengasih, takut kepada Allah dan sadar bahwa akan dihisab dan

6 Ibid., 276.

7 Ibid., 277.

Page 6: BAB IV PENDIDIKAN SOSIAL ANAK PERSPEKTIF ABDULLAH …digilib.uinsby.ac.id/865/8/Bab 4.pdf · utama, dan nilai-nilai Islam yang tinggi.2 B. Pendidikan Sosial Anak Perspektif Abdullah

45

dipertanyakan bila ia menyia-nyiakan binatang dan menyakitinya,

Nabi telah memberitahukan bahwa pintu-pintu surga terbuka bagi

seorang perempuan pelacur yang memberi minum seekor anjing,

lalu Allah mengampuninya dan pintu-pintu neraka dibukakan bagi

seorang perempuan yang menahan seekor kucing hingga mati. Ia

tidak memberinya makan dan minum melepaskannya walaupun

hanya sekedar untuk makan serangga.8

d) Mementingkan orang lain ( Itsar)

9

Itsar ialah suatu perasaan kejiwaan yang lebih

mengutamakan orang lain dari pada dirinya sendiri, dalam

kebaikan dan kepentingan pribadi yang bermanfaat.

Beliau menjelaskan pula Itsar merupakan akhlaq mulia

bila ditujukan untuk mencapai ridla Allah yang merupakan bagian

dari dasar kejiwaan berdasarkan kebenaran iman dan kebersihan

jiwa. Dalam waktu bersamaan, sikap ini merupakan bagian

terpenting dari integritas dan solidaritas sosial dan kebaikan bagi

manusia. Menurutnya cukuplah bagi kita bahwa Al-Qur‟an telah

mengabadikan orang-orang Anshar yang termasuk masyarakat

8 Ibid., 278.

9 Ibid., 279.

Page 7: BAB IV PENDIDIKAN SOSIAL ANAK PERSPEKTIF ABDULLAH …digilib.uinsby.ac.id/865/8/Bab 4.pdf · utama, dan nilai-nilai Islam yang tinggi.2 B. Pendidikan Sosial Anak Perspektif Abdullah

46

Islam awal yang sudah mengukir persaudaraan, persamaan,

mementingkan orang lain, saling menghormati dan mengasihi.10

e) Memaafkan

.11

Memaafkan ialah perasaan jiwa yang bersikap toleran

meski lawannya orang dzalim yang sudah melampaui batas pada

saat ia mampu membalas dendam bila ia menghendakinya.

Beliau menjelaskan pula bahwasanya sikap bermusuhan

itu bukanlah ajaran agama dan kesucian. Maaf membuktikan

kemantapan iman dan tingkah laku islam yang tinggi. Maka tidak

aneh bila kita mendapati al-qur‟anul karim menjelaskan masalah

ini dalam banyak ayatnya. Sebagaimana telah dijelaskan, jiwa

seorang mukmin yang berhiaskan sifat sabar, pemaaf, penyayang

dan toleran akan menjadi contoh dalam keluhuran moral,

kelembutan, dan pergaulan yang baik terhadap yang lain, bahkan

kesempurnaan, kesucian dan kebersihannya, akan menyerupai

malaikat yang berjalan dimuka bumi.12

f) Berani karena benar (al-Jur’ah)

10

Ibid., 280. 11

Ibid., 281. 12

Ibid., 281.

Page 8: BAB IV PENDIDIKAN SOSIAL ANAK PERSPEKTIF ABDULLAH …digilib.uinsby.ac.id/865/8/Bab 4.pdf · utama, dan nilai-nilai Islam yang tinggi.2 B. Pendidikan Sosial Anak Perspektif Abdullah

47

Al-jur’ah ialah kekuatan jiwa yang tinggi, yang

dipancarkan oleh seorang mukmin dari keimanannya kepada yang

Maha Esa dan tunggal yang diyakininya, dari kebenaran yang

dianutnya, dari kebadian yang diyakininya, dari takdir yang

diterimanya, dari tanggung jawab yang dirasakannya, dan dari

pendidikan yang tumbuh dewasa dengannya. 13

Itulah tadi beberapa prinsip kejiwaan yang sangat ditekankan

di dalam hati seorang mukmin. Semua prinsip itu saling berkaitan

dalam membentuk kepribadian seorang muslim. Beliau menegaskan

bahwa dengan kadar iman seorang mukmin kepada Allah yang

tidak pernah lekang dengan kebenaran yang tidak pernah bisa

ditundukkan, dengan ketentuan yang tidak pernah berubah, dengan

tanggung jawab yang dirasakan berat, dan pendidikan yang

dirasakan tidak menjemukan, dengan kadar semua ini seorang

mukmin akan menjadi berani karena benar dan berani menyatakan

kebenaran.14

Beliau menjelaskan pula bahwa semua hal diatas

merupakan dasar-dasar kejiwaan yang terpenting untuk diajarkan

Islam dengan sungguh-sungguh pada jiwa seorang mukmin, dan

semua itu memadai untuk membentuk kepribadian muslim serta

membuktikan bahwa islam, dalam upaya mewujudkan pendidikan

13

Ibid., 281. 14

Ibid., 284.

Page 9: BAB IV PENDIDIKAN SOSIAL ANAK PERSPEKTIF ABDULLAH …digilib.uinsby.ac.id/865/8/Bab 4.pdf · utama, dan nilai-nilai Islam yang tinggi.2 B. Pendidikan Sosial Anak Perspektif Abdullah

48

sosial pada individu-individu harus memulai pembinaan dari

individu-individu secara benar. Pendidikan apapun yang dilakukan

dengan tidak berdasarkan pedoman-pedoman kejiwaan yang

diajarkan islam, pasti akan gagal. Ikatan individu dengan

masyarakat akan menjadi lebih rapuh dari pada sarang lebah.15

2. Memperhatikan hak-hak orang lain

Adapun memperhatikan hak-hak orang lain adalah upaya

membiasakan anak didik untuk melaksanakannya sejak usia dini untuk

menjaga dan menghormati hak-hak orang lain. Dan perlu dimengerti

bahwa memperhatiakn hak-hak sosial merupakan kelaziman yang

harus disertai dengan dasar-dasar kejiwaan yang mulia, bahkan dengan

ungkapan yang lebih jelas bahwa dasar-dasar kejiwaan adalah aktivitas

jiwa, sedangkan memelihara hak-hak masyarakat merupakan fenomena

lahir.16

Bisa juga dikatakan, yang pertama merupakan rohnya sedang

yang kedua adalah jasadnya. Maka mustahil bila yang pertama tidak

menguatkan yang kedua. Jika tidak, tentu akan terjadi keguncangan

dan ketidak seimbangan. Yang dimaksud dengan hak ialah semacam

milik, kepunyaan, yang tidak hnya merupakan benda saja, melainkan

pula tindakan pikiran dan hasil pikiran itu sendiri. Akan tetapi, apakah

hak-hak sosial terpenting yang harus kita ajarkan kepada anak-anak

kita, yang dijadikan landasan mereka dalam kehidupan bermasyarakat

15

Ibid., 288. 16

Ibid., 290.

Page 10: BAB IV PENDIDIKAN SOSIAL ANAK PERSPEKTIF ABDULLAH …digilib.uinsby.ac.id/865/8/Bab 4.pdf · utama, dan nilai-nilai Islam yang tinggi.2 B. Pendidikan Sosial Anak Perspektif Abdullah

49

kelak, dan yang harus kita perintahkan untuk membiasakan

melaksanakanya sehingga ia terbiasa melaksanakannya dengan sebaik-

baiknya, dalam hal ini beliau menjelaskan hak-hak terpenting tersebut

secara rinci agar pendidik dapat menanamkannya pada anak sejak

masa pertumbuhan, adalah sebagai berikut:

a) Hak Orang Tua

17

Diantara kewajiban terpenting yang harus dikenalkan oleh

pendidik adalah memperkenalkan anak akan hak-hak orang tua

mereka, yaitu antara lain ialah berbakti, taat, berbuat baik,

memelihara keduanya, memeliharanya pada masa tua, tidak boleh

bersuara keras apalagi menghardik mereka, mendo‟akan setelah

mereka wafat, dan sebagainya termasuk sopan-santun yang

semestinya terhadap kedua orangtua. 18

Inilah dasar-dasar utama yang semestinya menjadi

pedoman bagi para pendidik dalam membimbing anaknya. Mereka

harus dituntun dengan dasar-dasar itu sehingga anak terbiasa

melakukan kebaikan dan memahami hak kedua orang tuanya

semenjak kecil.

17

Ibid., 291. 18

Ibid., 291.

Page 11: BAB IV PENDIDIKAN SOSIAL ANAK PERSPEKTIF ABDULLAH …digilib.uinsby.ac.id/865/8/Bab 4.pdf · utama, dan nilai-nilai Islam yang tinggi.2 B. Pendidikan Sosial Anak Perspektif Abdullah

50

b) Hak Saudara

Kerabat disini adalah orang-orang yang terkait oleh

hubungan kekerabatan dan keturunan. Secara berurutan, mereka

adalah ayah, ibu, kakek, nenek, saudara laki-laki, saudara

perempuan, paman dan bibi dari pihak ayah, keponakan dari

saudara laki-laki, keponakan dari saudara perempuan serta paman

dan bibi dari pihak ibu dan seterusnya. Para kerabat yang ada di

sekeliling mereka, yang lebih dekat kemudian yang lebih dekat.

Saudara adalah orang-orang yang memiliki garis

keturunan atau kekerabatan mereka disebut saudara karena dua

sebab. Pertama; terbentuk dari kata Rahm yang berarti rahmat,

pendorong kasih sayang dan cinta kasih terhadap orang yang

memiliki hubungan kekerabatan dan pertalian garis keturunan.

19

Ibid., 297.

Page 12: BAB IV PENDIDIKAN SOSIAL ANAK PERSPEKTIF ABDULLAH …digilib.uinsby.ac.id/865/8/Bab 4.pdf · utama, dan nilai-nilai Islam yang tinggi.2 B. Pendidikan Sosial Anak Perspektif Abdullah

51

Kedua, karena garis kekerabatan atau keturunan yang dijadikan

pegangan oleh manusia. 20

c) Hak Tetangga

21

Di antara hak-hak yang harus diperhatikan oleh pendidik

adalah hak tetangga. Siapakah tetangga itu? Abdullah Nasih Ulwan

memberikan penjelasan bahwa tetangga ialah orang yang berada di

kanan , kiri, atas, dan bawah hingga 40 rumah. Semua itu adalah

tetangga kita. Mereka mempunyai hak, dan kita mempunyai

kewajiban kepada mereka.22

Beliau menjelaskan pula bahwasanya hak-hak tetangga

dalam Islam dikembalikan pada masalah pokok yaitu:

1) Tidak Menyakiti Tetangga

Menyakiti tetangga itu macam-macam, antara lain ialah

menzinahi, mencuri, mengumpat, mencela dan menuduh kotor.

Yang paling menyakitkan ialah menzinahi, mencuri dan

merusak kehormatan. Termasuk mengganggu tetangga adalah

memandang sinis dan menghina.

20

Ibid., 298. 21

Ibid., 299. 22

Ibid., 300.

Page 13: BAB IV PENDIDIKAN SOSIAL ANAK PERSPEKTIF ABDULLAH …digilib.uinsby.ac.id/865/8/Bab 4.pdf · utama, dan nilai-nilai Islam yang tinggi.2 B. Pendidikan Sosial Anak Perspektif Abdullah

52

2) Melindungi Tetangga

Melindungi tetangga dan tidak menyakitinya adalah

bagian dari jiwa yang suci, malah termasuk dari bagian moral

yang mulai dari pandangan islam. Hal inilah yang dapat

membangkitkan seseorang untuk segera menyelamatkan

tetangganya jika ia terkena musibah atau bencana. Melindungi

etangga termasuk salah satu loyalitas islam seperti yang

tercermin dalam syair berikut ini: Hasan bin Tsabit r.a. berkata

“Tamu kita harus dihormati, jangan biarkan bila tetangga kita

dalam keadaan terkena musibah”.

3) Berbuat Baik kepada Tetangga

Berbuat baik terhadap tetangga, tidak cukup bagi

seseorang hanya dengan tidak menyakitinya atau menjaganya

dari perlakuan sewenang-wenang. Akan tetapi ia harus ikut

juga berduka dan merasakannya saat tetangga dalam keadaan

tertimpa musibah, mengucapkan selamat saat ia bergembira,

menjenguk saat ia sakit, mengucapkan salam dan

membimbingnya kepada hal yang berguna, baik dalam masah

dunia maupun agamanya, dengan ilmu dan nasihat. Secara

umum, hendaknya ia memuliakannya semaksimal mungkin.

4) Menanggung Derita tetangga

Ada banyak keutamaan bagi seorang Muslim dalam

interaksinya dengan tetangga. Antara lain tidak mengganggu

Page 14: BAB IV PENDIDIKAN SOSIAL ANAK PERSPEKTIF ABDULLAH …digilib.uinsby.ac.id/865/8/Bab 4.pdf · utama, dan nilai-nilai Islam yang tinggi.2 B. Pendidikan Sosial Anak Perspektif Abdullah

53

tetangganya, tidak menyakiti tetangganya, dan adalah suatu

perbuatan utama bila seseorang melindunginya dan

membentenginya dari perbuatan tangan jahat. Juga adalah

perbuatan luhur bila seseorang dapat melupakan kesalahan-

kesalahan tetangganya, bahkan membalas kejahatannya dengan

kesabaran. Lebih-lebih terhadap kejahatan yang tidak disengaja

atau kejahatan yang telah disesalinya dan ia meminta maaf

atasnya.23

d) Hak Guru

Di antara hak-hak bermasyarakat yang penting yang

harus diperhatikan dan diingat oleh para pendidik dalam pandangan

nashih Ulwan ialah mengajari anak untuk menghormati guru dan

memberikan haknya sehingga anak akan tumbuh dengan sopan-

santun sosial yang tinggi terhadap gurunya, terhadap orang yang

mengajar, disamping mengarahkan dan mendidiknya. Lebih-lebih

jika guru itu berkepribadian yang baik, takwa dan berakhlak mulia.

Hak-hak seorang guru bagi murid adalah sebagai berikut:

1) Seorang murid hendaknya bersikap tawadlu’ terhadap gurunya,

malah hendaknya ia bersikap seperti seorang pasien terhadap

dokter ahli yang merawatnya, hendaknya ia diajak bicara

tentang cita-citanya dan meminta saran dari padanya. Malah ia

harus bersikap rendah hati dan mengikuti gurunya yang mulia

23

Ibid.,304.

Page 15: BAB IV PENDIDIKAN SOSIAL ANAK PERSPEKTIF ABDULLAH …digilib.uinsby.ac.id/865/8/Bab 4.pdf · utama, dan nilai-nilai Islam yang tinggi.2 B. Pendidikan Sosial Anak Perspektif Abdullah

54

dan dapat di banggakan olehnya. Bertawadlu’ kepada guru

adalah keluhuran budi seorang murid.

2) Hendaknya seorang murid mengetahui hak-hak gurunya dan

tidak melupakan keutamaannya, Syu‟bah berkata “ Apabila

aku dengar sebuah hadits dari seseorang, maka aku siap

menjadi budaknya selama aku hidup.”

3) Hendaknya seorang murid mendo‟akan gurunya sepanjang

hidupnya, memelihara kerabat, keluarga, dan kecintaannya,

setelah ia wafat, menziarahi kuburnya, memintakannya ampun,

sedekah untuk dalam setiap kesempatan, memelihara ilmu,

agama dan akhlak dan biasa dilakukan guru, mengikuti cara

gerak dan diamnya, dan beramal dengan contoh panutan yang

baik. Seorang murid hendaknya sabar terhadap akhlak dan

perilaku negatif gurunya. Ia terus memanfaatkan ilmunya. 24

e) Hak Teman

Diantara masalah-masalah penting yang harus

diperhatikan para pendidik terhadap anak ialah memilihkan teman

yang baik dan mendidik bergaul dengan baik pula karena ia sangat

berpengaruh terhadap sikap istiqamah anak, juga terhadap kebaikan

hidup dan akhlaknya.

Oleh karena itu pendidikan harus memilihkan teman-

teman yang salih bagi mereka, lebih-lebih pada usia yang belum

24

Ibid., 307.

Page 16: BAB IV PENDIDIKAN SOSIAL ANAK PERSPEKTIF ABDULLAH …digilib.uinsby.ac.id/865/8/Bab 4.pdf · utama, dan nilai-nilai Islam yang tinggi.2 B. Pendidikan Sosial Anak Perspektif Abdullah

55

baligh sehingga mereka bermain dan bergaul bersamanya, belajar

dari mereka, saling berkunjung, saling menjenguk jika mereka

sakit, saling memberi hadiah jika mereka sukses, mengingatkan

mereka jika lupa, dan saling menolong jika mereka butuh.25

Akan tetapi apa sajakah hak-hak penting persahabatan

yang harus di tanamkan oleh para pendidik kepada anak-anak ?

Nasih Ulwan memberikan penjelasan sebagai berikut :

1) Mengucapkan salam jika bertemu

2) Menjenguk jika teman sakit

3) Mendoakan jika bersin

4) Menziarahi karena Allah

5) Mengucapkan “selamat bulanan atau tahunan “ seperti kebiasaan

banyak orang.

6) Saling memberi hadiah dalam kesempatan tertentu

f) Hak orang yang lebih tua

Orang yang lebih tua ialah orang yang lebih tinggi dari

kita dalam segala hal; usia, takwa, derajat, kemuliaan, dan

kedudukan. Jika mereka ikhlas dalam beragama, loyal terhadap

syariat Allah, maka seharusnya orang-orang mengakui kelebihan

mereka.

Beliau juga memberikan penjelasan yang lebih lanjut

perihal hak-hak orang dewasa adalah sebagai berikut :

25

Ibid., 314.

Page 17: BAB IV PENDIDIKAN SOSIAL ANAK PERSPEKTIF ABDULLAH …digilib.uinsby.ac.id/865/8/Bab 4.pdf · utama, dan nilai-nilai Islam yang tinggi.2 B. Pendidikan Sosial Anak Perspektif Abdullah

56

1) Menempatkan orang dewasa sesuai dengan kedudukannya yang

layak serta mengajak orang dewasa bermusyawarah dalam

segala hal, mengutamakannya dalam majelis, dan memulai

dengannya dalam bertamu

2) Dimulai dari yang dewasa dalam segala masalah. Orang dewasa

itu harus diutamakan dari yang kecil dalam shalat berjama‟ah,

berbicara kepada orang banyak, dan dalam mengambil dan

memberi dalam pergaulan.

3) Keharusan yang kecil untuk tidak menganggap remeh yang

lebih dewasa. Misalnya yang kecil mengejek, merendahkan, dan

berbicara jelek kepada yang dewasa, juga berlaku buruk

didepannya atau berwajah beringas di depannya.26

3. Mengamalkan etika sosial

27

Salah satu kaidah yang diletakkan Islam dalam pendidikan

anak di masyarakat adalah membiasakan mereka untuk berkomitmen

sejak dini pada adab masyarakat umum dan membentuk akhlaknya

dengan dasar-dasar pendidikan yang penting.

26

Ibid., 320. 27

Ibid., 327.

Page 18: BAB IV PENDIDIKAN SOSIAL ANAK PERSPEKTIF ABDULLAH …digilib.uinsby.ac.id/865/8/Bab 4.pdf · utama, dan nilai-nilai Islam yang tinggi.2 B. Pendidikan Sosial Anak Perspektif Abdullah

57

Mengamalkan etika sosial merupakan upaya atau cara

meletakkan sendi-sendi sosial. Di mana sejak dini harus dibiasakan

menjalankan etika sosial (disiplin) secara umum, dibentuk dasar-dasar

pendidikan yang sebenarnya, tujuannya, bila sudah dewasa dan dapat

menangkap esensi dari segala sesuatu, ia dapat bergaul dengan

sesamanya di tenga-tengah masyarakat dengan kebaikan yang

maksimal dan simpatik, dengan cinta yang utuh dan dengan budi

perkerti yang luhur. Dengan demikian anak dalam bidang-bidang

sosial akan mencapai derajat yang luhur dan ideal, bahkan dalam

berakhlak, dan bergaul dengan masyarakat anak akan tampak lebih

baik, bersikap seperti orang dewasa bijaksana cendikia dan

mempunyai keseimbangan. Demikianlah yang dikehendaki Islam

ketika meletakkan sistem pendidikan untuk membentuk akhlak anak

serta mempersiapkan tingkah laku dan sikap sosial. 28

Adapun disiplin etika sosial yang harus dibiasakan pada

perilaku anak dalam pandangan Nasih Ulwan adalah sebagai berikut;

a. Etika makan minum

Makan dan minum mempunyai tata cara dan sopan santun

yang perlu diajarkan kepada anak didik oleh pendidik. Tata cara ini

harus memperhatikan bagaimana penerapannya. Urutannya adalah

sebagai berikut;

1) Mencuci kedua tangan sebelum dan sesudah makan

28

Ibid., 327.

Page 19: BAB IV PENDIDIKAN SOSIAL ANAK PERSPEKTIF ABDULLAH …digilib.uinsby.ac.id/865/8/Bab 4.pdf · utama, dan nilai-nilai Islam yang tinggi.2 B. Pendidikan Sosial Anak Perspektif Abdullah

58

2) Membaca bismillah di awal makan dan alhamdullah diakhirinya

3) Tidak boleh makan sambil bersandar karena cara makan seperti

ini membahayakan kesehatan menimbulkan kesan kosong

4) Dibolehkan berbicara diatas makanan

5) Tidak boleh memulai makan bila ada orang yang lebih tua

6) Tidak boleh membuang-buang makanan.

Dalam masalah minum Nasih Ulwan menerangkan ada

beberapa hal yang perlu diperhatikan dan sekaligus diamalkan

yaitu;

1) Disunnahkan membaca basmalah, hamdalah, dan minum tiga

kali (tidak sekaligus dihabiskan)

2) Minum langsung dari tempat air hukumnya makruh

3) Meniup ke dalam makanan hukumnya makruh

4) Disunnahkan minum sambil duduk

5) Dilarang minum dari bejana emas atau perak

6) Melarang mengisi perut sampai penuh.

b. Etika mengucapkan salam

Mengucapkan Assalamualaikum mempunyai tata cara

tersendiri. Seorang pendidik harus menanamkan dan membiasakan

anaknya untuk mengucapakan assalamualaikum tertibnya. Lafadz

orang yang memberi salam adalah Assalamualaikum. Meskipun

yang memberi salam itu hanya seorang, ucapan ini dijawab dengan

bentuk jamak‟, yaitu wa’alaikumsalam. Ajaran memberi salam ini

Page 20: BAB IV PENDIDIKAN SOSIAL ANAK PERSPEKTIF ABDULLAH …digilib.uinsby.ac.id/865/8/Bab 4.pdf · utama, dan nilai-nilai Islam yang tinggi.2 B. Pendidikan Sosial Anak Perspektif Abdullah

59

diambil dari hadits-hadits shahih, antara lain hadits riwayat Abu

Daud dan At-tirmizi dari Amran bin husain ra.29

c. Etika minta izin masuk rumah

Meminta izin masuk rumah mempunyai tata cara dan

sopan santun tersendiri. Karenanya, Nasih Ulwan meminta kepada

para pendidik agar membiasakan pengalaman berikut pada anak

didiknya.

1) Memberi salam dan meminta izin masuk

2) Batas meminta sebanyak tiga kali

3) Tidak boleh mengetuk pintu dengan keras. Terutama jika

pemilik rumah itu ayahnya, gurunya, atau orang terpandang

4) Bergeser dari pintu setelah minta izin

5) Harus pulang bila diperintahkan pulang oleh pemilik rumah.30

d. Etika duduk dalam pertemuan

Menghadiri suatu majelis pertemuan mempunyai tata

cara tersendiri. Pendidik harus mengajarkannya kepada anak,

membimbing dan memoerjelas anak itu menerapkan tata cara,

begitulah keterangan dari Nasih Ulwan. Beliau juga menambahkan

bahwa etika dalam pertemuan yang harus dijaga adalah sebagai

berikut:

29

Ibid., 330. 30

Ibid., 334.

Page 21: BAB IV PENDIDIKAN SOSIAL ANAK PERSPEKTIF ABDULLAH …digilib.uinsby.ac.id/865/8/Bab 4.pdf · utama, dan nilai-nilai Islam yang tinggi.2 B. Pendidikan Sosial Anak Perspektif Abdullah

60

1) Berjabatan tangan dengan orang yang telah hadir di majelis

2) Duduk ditempat yang telah ditentukan

3) Tidak boleh duduk diantara dua orang kecuali dengan izin mereka

4) Dilarang berbisik-bisik di depan orang ketiga di dala satu majelis

5) Orang yang meninggalkan tempat duduknya karena suatu

kepentingan. Kemudian kembali lagi ke tempatnya semula, lebih

berhak menempatinya kembali.

6) Minta izin sebelum beranjak dari majlis

7) Membaca doa penutup majelis.31

e. Etika Berbicara

Diantara adab sosial yang patut mendapat perhatian

secara khusus dari pendidik kepada anak didik adalah mengajarkan

tata krama dan berbicara, menurut Nasih Ulwan ada beberapa hal

yang perlu diperhatikan dalam kaitannya dengan etika berbicara

adalah sebagai berikut;

1) Berbicara dengan bahasa arab yang fasih

2) Berbicara perlahan-lahan (tidak tergesa-gesa), perlahan-lahan

didalam mengungkapkan pembicaraan sehingga orang-orang

yang mendengarkannya dapat memahami maksud pembicaraan

itu. Disamping itu orang-orang yang berada dalam majelis itu

31

Ibid., 335.

Page 22: BAB IV PENDIDIKAN SOSIAL ANAK PERSPEKTIF ABDULLAH …digilib.uinsby.ac.id/865/8/Bab 4.pdf · utama, dan nilai-nilai Islam yang tinggi.2 B. Pendidikan Sosial Anak Perspektif Abdullah

61

dapat memikirkan isi dari pembicaraannya. Demikianlah Nabi

saw. Berbuat dalam mendidik umatnya.

3) Dilarang memaksakan diri untuk pura-pura pandai bicara fasih

4) Berbicara dengan orang lain sesuai tingkat pemahamannya

5) Larangan mempersingkat atau memperpanjang pembicaraan

6) Jangan berbicara yang membuat bosan dan tidak patut

7) Bersikap ramah terhadap orang yang diajak berbicara pada saat

dan sesudah berbicara.32

f. Etika dan sopan santun bergurau

1) Tidak berlebihan.

2) Tidak boleh menyakiti orang. Bersenda gurau disunnahkan

dikalangan sanak keluarga dan teman-teman serta handai taulan

dengan syarat, hendaknya tidak menyakiti, meremehkan dam

membuat sedih orang lain

3) Menjauhi perbuatan dan perkataan dusta. 33

g. Etika mengucapkan selamat

Diantara etika sosial yang perlu mendapatkan perhatian

serius dalam mempersiapkan pendidikan dan membentuk sikap

sosial anak adalah membiasakan anak menerapkan etika

menyampaikan ucapan selamat, memperkenalkan cara-cara dan

dasar-dasarnya agar di dalamnya pribadi anak itu timbul

32

Ibid., 337-339. 33

Ibid., 342.

Page 23: BAB IV PENDIDIKAN SOSIAL ANAK PERSPEKTIF ABDULLAH …digilib.uinsby.ac.id/865/8/Bab 4.pdf · utama, dan nilai-nilai Islam yang tinggi.2 B. Pendidikan Sosial Anak Perspektif Abdullah

62

kecenderungan dan cinta akan peraturan sehingga ikata cinta

persaudaraan dengan sesamanya jadi kuat dan akrab ucapan

selamat mempumyai beberapa etika dan sopan santun yang secara

besarnya sebagai berikut;

1) Menampakan rasa gembira dan perhatian pada kesempatan

menyampaikan ucapan selamat.

2) Ucapan selamat dengan bahasa lembut dan doa ma‟tsur.34

h. Etika menjenguk orang sakit

Sopan santun dalam menjenguk orang sakit adalah

merupakan bagian dari etika sosial yang cukup penting. Menurut

beliau ada beberapa hal yang perlu dibiasakan pada anak didik dalam

kaitannya dengan etika dalam menjenguk orang sakit diantaranya

yaitu:

1) Segera menjenguk

2) Mengajari orang yang sakit agar meletakkan tangan kananya

ditempat yang sakit dan membaca doa yang ma‟tsur untuk

dirinya.

3) Disunnatkan menanyakan keadaan orang sakit kepada

keluarganya

4) Disunnatkan menjenguk duduk didekat kepala orang yang sakit

5) Disunnatkan memberikan harapan kepada orang yang sakit

6) Menjenguk diperbolehkan meminta do‟a dari orang yang sakit.

34

Ibid., 343.

Page 24: BAB IV PENDIDIKAN SOSIAL ANAK PERSPEKTIF ABDULLAH …digilib.uinsby.ac.id/865/8/Bab 4.pdf · utama, dan nilai-nilai Islam yang tinggi.2 B. Pendidikan Sosial Anak Perspektif Abdullah

63

7) Mengingatkan orang sakit untuk membaca „laa ilaaha illa Allah‟

pada saat menghadapi sakaratul maut.35

i. Etika melayat (ta’ziah)

Etika ta’ziah kepada orang yang ditinggal mati atau

kehilangan tokoh mulia termasuk bagian dari etika sosial yang perlu

mendapatkan perhatian para pendidik. Menurut Nashih Ulwan

ta’ziah artinya menganjurkan berbuat sabar kepada keluarga mayat

dengan kata-kata yang berkesan yang dapat menghibur dan

meringankan kesedihan keluarga tertimpa musibah sehingga mala

petaka itu dapat diatasi dengan ringan.

Ada beberapa etika penting dalam melayat yaitu;

1) Mengucapkan kata-kata yang ma’tsur jika memungkinkan

2) Disarankan memberi makanan untuk keluarga yang meninggal

3) Memperlihatkan duka kepada orang yang sedang berduka.

Menampakkan rasa iba, sayang, sedih, dan menyebutkan jasa-

jasa orang yang meninggal adalah cara melayat yang paling baik

dan seperti inilah yang dilakukan ulama‟.36

j. Etika bersin dan menguap

Diantara etika sosial yang diperintahkan dan dianjurkan

oleh Islam adalah etika saat bersin dan menguap. Para pendidik

35

Ibid., 347. 36

Ibid.,351.

Page 25: BAB IV PENDIDIKAN SOSIAL ANAK PERSPEKTIF ABDULLAH …digilib.uinsby.ac.id/865/8/Bab 4.pdf · utama, dan nilai-nilai Islam yang tinggi.2 B. Pendidikan Sosial Anak Perspektif Abdullah

64

harus menanamkan etika ini kepada anak didik agar mereka dapat

mengamalkannya. Diantara etika bersin dan menguap adalah;

1) Mengucapakan kata-kata pujian kepada Allah

2) Tidak perlu tasymit37

bagi orang bersin jika dia tidak memuji

Allah.

3) Meletakkan tangan atau sapu tangan di mulut, dan merendahkan

suara sedapat mungkin

4) Menahan menguap sedapat mungkin.

3. Pengawasan dan kritik sosial

Diantara dasar sosial yang penting di dalam membentuk

perangai anak dan mendidik kehidupan sosialnya adalah dengan

membiasakan anak sejak usia dini melakukan pengawasan masyarakat

dan kritik sosial yang membangun, untuk setiap individu yang

dipergaulinya, yang mengikutinya, yang bertemu dengannya dan

memberikan nasehat kepada setiap individu yang terlihat menyimpang

dan menyeleweng .

37

Tasymit adalah mengucapkan yarhamukallah, untuk menjawab orang bersin yang

mengucapakan alhamdulillah 38

Ibid., 362.

Page 26: BAB IV PENDIDIKAN SOSIAL ANAK PERSPEKTIF ABDULLAH …digilib.uinsby.ac.id/865/8/Bab 4.pdf · utama, dan nilai-nilai Islam yang tinggi.2 B. Pendidikan Sosial Anak Perspektif Abdullah

65

Diantara prinsip-prinsip sosial penting untuk membentuk dan

mendidik perilaku sosial anak dengan membiasakan anak sejak kecil

unruk melakukan pengawasan sosial dan memberikan kritik sosial

yang membangun kepada semua orang yang bergaul dan tumbuh

dewasa bersamanya.juga memberi nasehat kepada orang-orang yang

dilihatnya menyimpang. Membiasakan anak sejak dini untuk

menunaikan amar makruf nahi mungkar. Kita sangat membutuhkan

pendidik yang serius dan sadar yang dapat menanamkan akhlak dan

keberanian untuk berkata benar pada anak sejak kecil, sehingga

manakala sang anak mencapai usia cukup untuk mengkritik,

menasehati, dan berkata benar. Mereka akan menegakkan kewajiban

menasehati dan tanggung jawab mengkritik dengan sebaik-baiknya.

Bahkan ia akan siap pergi ke medan dakwah, menyampaikan risalah

Islam dan meluruskan penyimpangan yang ada tanpa takut celaan

orang. Mereka akan melakukan itu semata karena Allah, dan tidak ada

kedzaliman yang mampu mencegahnya dalam menyatakan

kebenaran.39

Ada beberapa dasar dan tahapan untuk membawa anak mampu

melakukan kritik sosial. Sehingga para pendidik dapat menegakkan

tanggung jawab dan kewajiban mereka dalam mendidik dan

mempersiapkan anak didik untuk bisa melakukan pengawasan sosial

39

Ibid., 361.

Page 27: BAB IV PENDIDIKAN SOSIAL ANAK PERSPEKTIF ABDULLAH …digilib.uinsby.ac.id/865/8/Bab 4.pdf · utama, dan nilai-nilai Islam yang tinggi.2 B. Pendidikan Sosial Anak Perspektif Abdullah

66

dan memberikan kritik sosial yang membangun. Diantara tahapan

tersebut yaitu;

1. Amar makruf nahi mungkar sebagai tugas sosial

Islam mewajibkan umat untuk melaksanakan amar makruf nahi

mungkar (memerintah kebaikan dan mencegah kemungkaran)

dalam segala bentuk dan jenisnya. Tidak mengistimewakan salah

satunya. Ini adalah kewajiban bagi pemerintah dan ulama‟, kaum

cendekia dan orang awam, laki-laki dan wanita, tua dan muda,

anank-anak dan orang dewasa, pegawai dan pekerja, smua orang

tanpa terkecuali. Artinya, ini adalah tugas sosial yang dibebankan

kepada individu, sesuai kondisi, kemampuan, dan tingkat

keimanan masing-masing.40

2. Aturan main dalam pengawasan dan kritik sosial

Memerintah berbuat baik dan mencegah perbuatan

mungkar (amar makruf nahi mungkar) memiliki aturan main dan

syarat-syarat yang sangat ketat. Para ulama‟ telah menetapkan

kaidah dan syarat-syarat sebagai berikut;

a. harus sama antara perkataan dan perbuatan.

b. kemungkaran yang dilarang sudah pasti kemungkarannya.

c. melarang kemungkaran secara bertahap

d. bersikap santun, lemah lembut, dan berakhlak baik

e. bersabar terhadap ganggguan

40

Ibid., 327.

Page 28: BAB IV PENDIDIKAN SOSIAL ANAK PERSPEKTIF ABDULLAH …digilib.uinsby.ac.id/865/8/Bab 4.pdf · utama, dan nilai-nilai Islam yang tinggi.2 B. Pendidikan Sosial Anak Perspektif Abdullah

67

3. Senantiasa mengingat sikap teladan para pendahulu

Diantara faktor yang menimbulkan kemantapan dan

keberanian dalam diri seorang muslim dan mengambil sikap tegas

dalam amar makruf nahi mungkar adalah mengingat sikap teladan

para pendahulu kita. Para salafus sholihin. Dalam merubah

kemungkaran dan meluruskan penyimpangan yang terjadi pada

masa mereka. Mengenang kisah mereka akan membawa pengaruh

sangat baik dalam jiwa anak dan akan membuat mereka tegas

kepada orang yang menyimpang dan tidak menegakkan

kehormatan Islam yang mulia.41

Tidak diragukan lagi bahwasanya sikap mereka telah melahirkan

pengaruh dalam jiwa dan semangat generasi muda. Bahkan itu dapat

mendorong mereka untuk berani menghadapi dan melawan para

penyimpang, pembuat onar, dan orang-orang kafir yang tidak

menghormati ajaran islam dan nilai-nilai moral. Alangkah banyaknya

orang-orang seperti itu pada zaman sekarang ini.

C. Dampak Media Televisi Dan Sejenis Pada Anak Menurut Abdullah

Nasih Ulwan

41

Ibid., 376.

Page 29: BAB IV PENDIDIKAN SOSIAL ANAK PERSPEKTIF ABDULLAH …digilib.uinsby.ac.id/865/8/Bab 4.pdf · utama, dan nilai-nilai Islam yang tinggi.2 B. Pendidikan Sosial Anak Perspektif Abdullah

68

Sesungguhnya penggunaan siaran radio, televisi, tape recorder, dan

lain-lain, yang merupakan hasil kreasi akal manusia di zaman modern,

bahkan merupakan produk terhebat peradaban meterialisme di abad dua

puluh itu merupakan pedang bermata dua yang dapat digunakan untuk

kebaikan dan keburukan.42

Disini dapat kita fahami bahwa penggunaan televisi, radio, tape

recorder, komputer, LCD, handphone, internet, dan segala jenis hasil

kreasi manusia di zaman modern ini akan menjadi sesuatu yang baik atau

buruk tergantung dari penggunaannya. Jika digunakan untuk sesuatu yang

baik maka akan baik, tapi jika digunakan untuk yang buruk maka akan

buruk. Jika penemuan-penemuan ini digunakan untuk kebaikan,

menyebarkan ilmu, mengokohkan akidah Islam, menopang akhlak yang

mulia, menjembatani generasi modern dengan kemuliaan sejarahnya,

mengarahkan umat pada kebaikan agama dan dunianya, maka boleh

dimanfaatkan. Namun, jika digunakan untuk kerusakan dan

penyimpangan, menebar kebebasan dan kenakalan,mengenal generasi

42

Ibid., 668.

Page 30: BAB IV PENDIDIKAN SOSIAL ANAK PERSPEKTIF ABDULLAH …digilib.uinsby.ac.id/865/8/Bab 4.pdf · utama, dan nilai-nilai Islam yang tinggi.2 B. Pendidikan Sosial Anak Perspektif Abdullah

69

muda pada jalan selain Islam, maka jelas bagi orang yang beriman itu

haram untuk digunakan dan didengarkan.

Jika kita mengikuti acara-acara televisi di negara kita, akan kita

temukan kebanyakan acara tersebut merusak kemuliaan, mengarah kepada

fitnah dan pergaulan bebas, memotivasi kebebasan dan kenakalan, juga

kerusakan masyarakat. Sedikit sekali acara yang bersifat ilmu pengetahuan

dan yang baik,dan bermanfaat bagi umat dalam dunianya dan akhiratnya.

Bardasarkan hal tersebut maka memiliki televisi, menyaksikannya, dan

mendengarkan acaranya termasuk hal yang haram dan dosa besar.43

Adapun diantara penyebab pengharaman televisi dan yang

sejenisnya seperti film, teater malam, tempat hiburan mesum adalah

berdasarkan dalil-dalil berikut:44

1. Diantara tujuan syariat Islam yang telah ditetapkan adalah menjaga

keturunan dan kehormatan. Sedangkan kebanyakan acara yang

ditayangkan di televisi, bioskop, drama, sinetron, dan tempat hiburan,

banyak yang menjurus pada perusakan kehormatan, kemuliaan, dan

keturunan. Karenanya mengunjungi tempat tersebut dan menonton

pertunjukannya dianggap sebagai perbuatan haram.

43

Ibid., 668. 44

Ibid., 669.

Page 31: BAB IV PENDIDIKAN SOSIAL ANAK PERSPEKTIF ABDULLAH …digilib.uinsby.ac.id/865/8/Bab 4.pdf · utama, dan nilai-nilai Islam yang tinggi.2 B. Pendidikan Sosial Anak Perspektif Abdullah

70

2. Karena adanya hadist

Malik, Ibnu Majah, dan Daruquthni meriwayatkan dari Abi Sa‟id al-

Khudri r.a. bahwa Rasulullah S.A.W. Bersabda; Tidak dibenarkan

melakukan tindakan yang membahayakan diri sendiri dan orang lain.

3. Kebanyakan tayangan film, teater malam dan tempat hiburan selalu

disertai dengan musik, lagu-lagu vulgar, tarian-tarian erotis. Terkait

dengan diharamkannya hal-hal tersebut, maka masuk ke dalamnya dan

menyaksikan acara itu juga diharamkan bahkan merupakan dosa besar.

Salah satu rencana kaum yahudi adalah merusak tatanan moral

masyarakat non yahudi. Salah satu cara mereka merusak moral adalah

mengikis nilai-nilai kemanusiaan melalui media informasi, penerbitan,

teater, drama, bioskop, acara radio dan televisi. Kaum yahudi dengan tipu

dayanya telah mampu merusak bangsa dengan melalui kebudayaan, seni,

hiburan, pelacuran, dan sejenisnya. Siang dan malam mereka bekerja keras

untuk merusak akal san moral manusia. Aktivitas membuat agenda

hiburan, permainan, hawa nafsu, dan kesenangan itu dapat mengingkari

pikiran yang sehat, dan pekerjaan yang positif. Oleh karena itu kita harus

memperingatkan anak didik kita agar jangan mengunjungi tempat-tempat

hiburan seperti bioskop, hiburan malam, dan tempat buruk lainnya.

Tempat-tempat itu dalam situasi seperti saat ini dapat merusak akidah dan

Page 32: BAB IV PENDIDIKAN SOSIAL ANAK PERSPEKTIF ABDULLAH …digilib.uinsby.ac.id/865/8/Bab 4.pdf · utama, dan nilai-nilai Islam yang tinggi.2 B. Pendidikan Sosial Anak Perspektif Abdullah

71

akhlak umat. Bahkan tempat-tempat ini merupakan salah satu rencana dan

agenda kaum yahudi untuk merusak individu, keluarga, dan generasi muda

anak-anak kita.45

Diantara bahaya dan dampak televisi yang lain, utamanya bagi

anak-anak adalah membahayakan kesehatan seperti melemahkan

penglihatan. Membahayakan jiwa karena hati terikat pada artis-artis

cantik yang menyibukkan perasaan dan pikirannya. Membahayakan

pendidikan karna anak melalaikan kewajiban-kewajiban sekolahnya.

Membahayakan pemikiran karena dapat melemahkan daya ingat,

kemampuan berpikir, dan pemahaman. Membahayakan perekonomian

karena menghabiskan uang untuk membelinya, sedangkan keluarga

membutuhkan untuk berbagai kebutuhan mendesak.46

Dengan segala dampak buruk televisi serta alasan diharamkannya

maka seorang muslim wajib menjaga agama, kehormatan, dan pendidikan

keluarganya. Hal ini tidak dapat dilakukan kecuali dengan menjauhkan

dampak buruk dan bahaya yang mengancam tatanan kehidupan berumah

45

Tim Penyusun Ensiklopedi Islam, Ensiklopedi Pendidikan Akhlak Mulia, (Jakarta: Lentera

Abadi, 2012), 92-93. 46

Ibid., 683.

Page 33: BAB IV PENDIDIKAN SOSIAL ANAK PERSPEKTIF ABDULLAH …digilib.uinsby.ac.id/865/8/Bab 4.pdf · utama, dan nilai-nilai Islam yang tinggi.2 B. Pendidikan Sosial Anak Perspektif Abdullah

72

tangga. Sungguh, acara-acara televisi masa kini cenderung mendatangkan

mudarat dan bahaya yag mengancam kehormatan dan etika moral.