bab iii pembahasan a. 1. wawancara dengan guru mursyid a

31
BAB III PEMBAHASAN A. Praktek Zikir dengan Menghadirkan Wajah Guru di Mushalla Tanjung Bunga Bonjol 1. Wawancara dengan Guru Mursyid a. Cara Mempraktekkan Zikir Berdasarkan hasil wawancara pada hari Jum‟at tanggal 8 November 2019 dengan Guru Mursyid yang bernama Kholifah Syofyan, beliau menjelaskan bahwa cara mempraktekkan zikir sebaiknya menghadirkan wajah guru dalam praktek zikir. Maksud menghadirkan wajah guru di sini adalah menghadirkan rohaniah guru Syekh Ghozali Naqsabandi dalam mempraktekkan zikir. Selain itu, menurut Kholifah Syofian, cara untuk mempraktekkan zikir yaitu, dalam jalan tarekat naqsabandi harus dibimbing dan ditentukan oleh rohaniah Guru Mursyid, yang mengutamakan zikir khofi. Sehingga seorang murid merasakan berhubungan langsung dengan Allah Swt. Menurut beliau, yang dimaksud dengan zikir khofi adalah suatu bentuk zikir yang tersembunyi dan tidak diketahui oleh para malaikat. Ia merupakan suatu metode zikir rahasia, yang dilakukan secara khusuk oleh ingatan hati baik disertai zikir lisan ataupun tidak. 67 67 Kholifah Sofyan, Guru Mursyid di Mushalla Tanjung Bunga Bonjol, pada tanggal 8 November 2019 43

Upload: others

Post on 15-Apr-2022

2 views

Category:

Documents


0 download

TRANSCRIPT

Page 1: BAB III PEMBAHASAN A. 1. Wawancara dengan Guru Mursyid a

43

BAB III

PEMBAHASAN

A. Praktek Zikir dengan Menghadirkan Wajah Guru di Mushalla Tanjung

Bunga Bonjol

1. Wawancara dengan Guru Mursyid

a. Cara Mempraktekkan Zikir

Berdasarkan hasil wawancara pada hari Jum‟at tanggal 8

November 2019 dengan Guru Mursyid yang bernama Kholifah

Syofyan, beliau menjelaskan bahwa cara mempraktekkan zikir

sebaiknya menghadirkan wajah guru dalam praktek zikir. Maksud

menghadirkan wajah guru di sini adalah menghadirkan rohaniah guru

Syekh Ghozali Naqsabandi dalam mempraktekkan zikir.

Selain itu, menurut Kholifah Syofian, cara untuk mempraktekkan

zikir yaitu, dalam jalan tarekat naqsabandi harus dibimbing dan

ditentukan oleh rohaniah Guru Mursyid, yang mengutamakan zikir

khofi. Sehingga seorang murid merasakan berhubungan langsung

dengan Allah Swt.

Menurut beliau, yang dimaksud dengan zikir khofi adalah suatu

bentuk zikir yang tersembunyi dan tidak diketahui oleh para malaikat.

Ia merupakan suatu metode zikir rahasia, yang dilakukan secara

khusuk oleh ingatan hati baik disertai zikir lisan ataupun tidak.67

67 Kholifah Sofyan, Guru Mursyid di Mushalla Tanjung Bunga Bonjol, pada tanggal 8

November 2019

43

Page 2: BAB III PEMBAHASAN A. 1. Wawancara dengan Guru Mursyid a

44

Dalam perjalanan zikir sangat penting berwasilah dengan seorang

guru mursyid dalam menjalankan zikir zhohir dan qolbu. Menurut

beliau arti dari zikir zhohir adalah zikir lisan sedangkan zikir qolbu

adalah zikir membersihkan hati yang bacaannya tersembunyi.

Istilah tarekat berasal dari kata tharikah yang artinya jalan, metode,

atau cara. Ada yang menyebutkan tarikat atau tarekat. Dalam

lingkungan tasawuf, tarikat artijaln yang harus ditempuh oleh setiap

calon sufi untuk mencapai tujuannya, yaitu berada dimakam tarekat

disisi allah. 68

Di dalam tariqat mencakup riyadha-riyadha (latihan –latihan ) atau

ajaran praktis tasawuf. Tetapi perlu diketahui bahwa riyadhah yang

ideal adalah tetap berpegang pada ajaran Rasulullah Saw. Artinya,

jangan sampai menyimpang dari syariat. Jika menyimpang, maka

berarti bid‟ah. Sedang ulama sufi sangat menjaga agar mereka tidak

terjebak kepada bid‟ah.

Tarikat (jalan) yang popule dikalangan ulam sufi misalnya taubat,

zuhud, sabar, ikhlas, mahabbah, faqir, dan ma‟rifat. Di samping itu

masih banyak bagian-bagian jalan-jalan yang juga perlu ditempuh.

Semuanya merupakan riyadha untuk pensucian jiwa menurut tradisi

sufisme, jika seseorang telah menempuh tarigat secara baik maka ia

68 Syekh Ibnu Jabr ar-Rummi, Mendaki Tangga Ma‟rifat, (Mitrapress, 2007) , hal. 53-57

Page 3: BAB III PEMBAHASAN A. 1. Wawancara dengan Guru Mursyid a

45

tidak lagi disebut sebagai calon sufi, namun sudah menjadi sufi yang

aktual. 69

Demikan pada awal-awalnya pengertian tariqat yang dipraktekan

secara individual. Namun lama kelamaan lahirlah menjadi kelembagan

atau organisasi kesufian, dimulai sejak abad 12 M. Ketika muncul

gerakan atau organisasi kesufian, maka tariqat tidak lagi bermakna

sempit atau jalan atau metode untuk mencapai tingkat terdekat disisi

allah, melainkan mengandung makna kesatuan jama‟ah sufi dengan

para pengikutnya.

Yang mana di dalamnya terdapat seorang ulama yang menjadi

pemimpin. Pemimpin itu dinobatkan sebagai murysid (guru/

pembimbing). Sebut mursyid merupakan sebutan di daerah Persia. Di

India disebut vir, sedangkan di Afrika umumnya muqaddam. Adapun

jamaah dibimbing disebut murid artinya yang menghendaki ajaran atau

bimbingan. 70

Al-mursyid mengangkat wakilnya disebut juga syekh. Seorang

mursyid mendapatkan legalitas dari jamaahnya atau limpahan

wewenang untuk tugas sebagai pembimbing. Tidak sembarang orang

bisa menduduki jabatan mursyid dalam kelambagaan tarikat ini.

Seorang mursyid mengangkat wakilnya, yang disebut yang disebut

badal (pengganti) atau kholifah (wakil). Persyaratan seseorang bisa

69 Syekh Ibnu Jabr ar-Rummi, Mendaki Tangga Ma‟rifat, (Mitrapress, 2007) , hal. 53-57 70 Syekh Ibnu Jabr ar-Rummi, Mendaki Tangga Ma‟rifat, (Mitrapress, 2007) , hal. 53-57

Page 4: BAB III PEMBAHASAN A. 1. Wawancara dengan Guru Mursyid a

46

menjadi badal atau kholifah jika ia ditunjuk oleh mursyid. Dalam

menunjuk wakil, seorang mursyid mempertimbangakan beberapa

syarat. Sedangkan orang yang ingin menjadi murid atau anggota

jamaah tariqat, ia harus melalui ikrar sebuah jajji kepada mursyidnya.

Ikrar itu dimaksudkan sebagai janji kesetiaan dan kepada kepatuhan

yang harus ditempuh oleh seorang murid. Ikrar pada awal bergabung

dalam lembaga tarigat disebut bai‟ah atau bai‟at. Pada sa‟at itulah

mursyid menyampaikan rahasia suluk dan amalannya.

Tariqat dalam makna lembaga organisasi ini tumbuh pada ciri yang

sangat menonjol. Pertama ialah adanya hubungan antara mursyid

dengan murid. Di mana murid harus disiplin dalam melakukan

riyadha-riyadha, suluk atau amalan yang sudah ditentukan. Kedua,

ialah silsilah tariqat itu dari siapa tariqat itu berasal dan diajarkan. Oleh

karena itu, setiap pengikut tariqat harus mengetahui silsilah tariqat itu

sendiri. Sebab tariqat itu diyakini berasal dari Tuhan, maka sudah tentu

tempat yang paling atas dalam silsilah ini adalah tuhan sendiri.,

kemudian turun kepada Rasulullah saw.

Lalu kepada sahabat. Kemudian diwariskan kepada tabi‟in dan

terus ke bawah sampai kyai. Sehingga terjadilah susunan mata rantai

yang dianggap nya kuat. Kyai atau sang mursyid boleh mengangkat

dan memberi ijazah kepada muridnya yang dianggap mumpuni dan

setia.

Page 5: BAB III PEMBAHASAN A. 1. Wawancara dengan Guru Mursyid a

47

Selain silsilah, tariqat memiliki bentuk zikir yang berbeda yang

harus dibaca dalam acara ritual mereka. Setiap tariqat memiliki bentuk

dan cara masing-masing bagaimana zikir harus dibaca. Ada tariqat

tertentu yang melakukan zikir secara lisan, sementara yang lainnya

hanya dalam hati saja (zikir lisan). Namun ada pula yang berzikir

secara rahasia, yang disebut sirri. Lafaz-lafaznya berbeda –beda. Ada

jamaah yang membaca taregat kalimat LA ILAHA ILLLAH. Namun

ada pula yang cukup membaca ALLAH. Sementara itu di jumpai pula

yang membaca HU. 71

Itulah gambaran tentang tariqat secara kelembagan

(organisasi/jamaah) yang berkembang hingga sekarang. Sekarang

timbul pertanyaan, apakah sesorang yang menempuh jalan sufi menuju

tangga ma‟rifatullah harus masuk berbaiat dalam salah satu jamaah

tariqat? tidak harus. Jalan sufi bisa ditempuh secara induvidual. Hanya

saja seseorang wajib mengetahui ilmu – ilmu yang harus ditempuhnya.

Jika tidak, maka sesorang menjadi sesat. 72

Berdasarkan wawancara dengan guru tersebut dapat disimpulkan

bahwa dalam melaksanakan zikir perlu seorang guru pembimbing atau

penuntun dalam berzikir agar zikir tersebut tertuju kepada Allah Swt.

sehingga zikir yang dilakukan dapat memberikan kekhusyukan dalam

berzikir baik secara lisan maupun qalbu.

71 Syekh Ibnu Jabr ar-Rummi, Mendaki Tangga Ma‟rifat, (Mitrapress, 2007) , hal. 53-55 72 Syekh Ibnu Jabr ar-Rummi, Mendaki Tangga Ma‟rifat, (Mitrapress, 2007) , hal. 56-57

Page 6: BAB III PEMBAHASAN A. 1. Wawancara dengan Guru Mursyid a

48

b. Bacaan Zikir yang diterapkan dalam Praktek Zikir

Menurut Kholifah Syofyan, dalam mempraktekkan zikir,

bacaan yang diterapkan yaitu kalimat ALLAH... ALLAH...ALLAH.

Zikir inilah yang merupakan jalan seseorang tidak akan dapat dengan

mudah mencapainya tanpa mengingat-Nya terus menerus. Selain itu, di

dalam praktek zikir juga dibacakan bacaan Asmaul Husna sebanyak 99

nama Allah. Bacaan zikir yang dilakukan dengan zikir khofi yakni

zikir yang tidak didengar Malaikat Hafadzah yang pahalanya 70 X

lipat dari zikir yang dilafazkan (zikir lisan) sesuai dengan Riwayat

Baihaqi.73

Maka dari itu penganut Thariqah Sufi Naqsabandiyah

menumpukan zikir khafi ini sebagai amalan khas dan amalan

utamanya di samping amalan syariat yang diwajibkan dan yang

disunatkan.

c. Langkah-langkah dalam berzikir yang diterapkan

Menurut Kholifah Sofyan, sebelum berzikir murid harus terlebih

dahulu mengetahui adab-adab seorang murid terhadap Syekh Guru

Mursyid. Adab-adab murid terhadap Guru Mursyid, di antaranya

adalah sebagai berikut:

1) Murid harus menghormati Syekh Mursyidnya lahir dan bathin.

Dia harus yakin bahwa maksud tidak akan tercapai melainkan

ditangan Syekh Mursyidnya. Apabila pandangannya cenderung

73 Kholifah Sofyan, Guru Mursyid di Mushalla Tanjung Bunga Bonjol, pada tanggal 9

November 2019

Page 7: BAB III PEMBAHASAN A. 1. Wawancara dengan Guru Mursyid a

49

pada Syekh yang lain, niscaya tertutuplah limpahan Syekh

Mursyidnya dari padanya.

2) Menyerahkan diri, tunduk dan rela terhadap Syekh

Mursyidnya, berkhidmat kepadanya dengan tenaga dan harta,

karena kemauan dan kecintaan tidak akan menjadi kenyataan

melainkan dengan jalan pengkhidmatan itu, yaitu perbuatan

nyata.

3) Jangan menentang atau menyangkal sesuatu yang diperbuatnya

selagi tidak menyalahi pada Syariat Islam yang suci dan jangan

menanyakan kepadanya mengapa diperbuatnya sedemikian.

Sebab seseorang yang mengatakan terhadap Syekh

Mursyidnya “kenapa” atau “apa sebab” ia tidak akan

beruntung selamanya.

4) Jangan bermaksud dengan berkumpul Syekh Mursyidnya itu,

untuk memperoleh sesuatu selain taqarrub, mendekatkan diri

kepada Allah Swt.

5) Meninggalkan ikhtiar diri dan menyatukannya ke dalam ikhtiar

Syekh Mursyidnya dalam segala urusan, baik ibadat maupun

adat kebiasaan. Salah satu tanda murid yang ikhlas kalau

Syekh Mursyidnya menyuruh sesuatu pekerjaan padanya, yang

mana pekerjaan itu tidak dilarang Syara‟ hendaklah segera

dipatuhi dan dikerjakannya.

Page 8: BAB III PEMBAHASAN A. 1. Wawancara dengan Guru Mursyid a

50

6) Jangan mengintip-intip atau mencari-cari kesalahan Syekh

Mursyidnya, karena mungkin dengan kelakuannya yang

demikian itu dia menjadi binasa sebagaimana telah banyak

terjadi. Dia harus berbaik sangka terhadap Syekh Mursyidnya

dalam segala hal dan keadaan.

7) Menjaga Syekh Mursyidnya pada waktu ia tidak di tempat

sebagaimana dijaganya ketika ia berada di tempat. Dan

senantiasa menghubungkan hatinya kepada Syekh Mursyidnya

dalam semua hal dan keadaan, baik sedang di perjalanan

maupun sedang di tempat. Bila hati terus-menerus hubungan

dengan Syekh Mursyidnya, niscaya ia akan memperoleh

keberkatannya.

8) Tidak memandang segala keberkatan yang diperolehnya, baik

keberkatan dunia maupun keberkatan akhirat, adalah berkat

Syekh Mursyidnya.

9) Tidak boleh menyembunyikan sesuatu perolehan dan perasaan

kepada Syekh Mursidnya, seperti getaran kalbu, lintasan hati,

peristiwa-peristiwa ajaib, tersingkap hijab, kejadian luar biasa

(ma‟unah) yang dikaruniai Allah Swt kepadanya.

10) Tidak terburu-buru mena‟wilkan peristiwa yang dialami,

mimpi dan pandangan tembus, kalaupun peritiwa itu muncul

cukup terang, jangan berpegang kepadanya. Sesudah

Page 9: BAB III PEMBAHASAN A. 1. Wawancara dengan Guru Mursyid a

51

disampaikan kepada Syekh Mursyidnya hendaklah ia

menunggu jawabannya tanpa memiinta apalagi mendesak.

11) Jangan ia menyebarkan sesuatu rahasia Syekh Mursyidnya

walaupun sudah disiarkan orang dengan berbagai jenis alat

penyiaran.

12) Tidak boleh dia memberi isyarat sebagai pernyataan pendapat,

apabila dia diikutsertakan Syekh Mursyidnya dalam

permusyawarahan, baik tentang melaksanakan sesuatu maupun

meninggalkannya.

Ia harus menyerahkan semuanya kepada Syekh

Mursyidnya, dengan keyakinan bahwa Syekh Mursyidnya

lebih tahu dari pada dirinya, dan sekalipun dibawanya ia ikut

bermusyawarah bukanlah untuk meminta pendapatnya, tetapi

hanya menunjukkan kesayangannya belaka, kecuali jika benar-

benar ada tanda-tanda memang Syekh Mursidnya memintanya.

Jika memang Syekh Mursidnya benar-benar meminta

pendapatnya maka hendaklah murid mengemukakannya

dengan sopan dan adab yang sempurna.

13) Hendaklah ia menjaga keluarga Syekh Mursyidnya manakala

Syekh Mursyidnya tidak di tempat karena penjagaan terhadap

keluarga yang ditinggalkan itu akan menimbulkan

kecenderungan hatinya pada murid. Demikianlah pula terhadap

keluarga teman-temannya.

Page 10: BAB III PEMBAHASAN A. 1. Wawancara dengan Guru Mursyid a

52

14) Apabila seorang murid memperoleh keajaiban dalam

amalannya, hendaklah diberitahukannya kepada Syekh

Mursyidnya, supaya Syekh Mursyidnya menunjukkan jalan

pengobatannya, sebab kalau disembunyikan, akan

menimbulkan riya dan munafik di dalam hatinya.

15) Menghormati dan menjaga dengan cermat segala sesuatu

pemberian Syekh Mursyidnya dan jangan dijualnya kepada

orang lain. Sebab pemberian Syekh Mursyidnya mungkin

mengandung penuh rahasia yang dapat menolongnya dunia-

akhirat dan dapat mendekatkan dirinya kepada Allah Swt.

16) Kepercayaannya kepada Syekh Mursyid jangan berkurang

apabila melihatnya, tertidur di waktu subuh, sebab terkadang

Allah membuat seorang Wali itu sesaat lalai atau lengah.

Tetapi kemudian sesudah itu ia sadar dari kealpaannya itu, dia

dapat mengejar kelalaiannya itu kembali. Semuanya itu berasal

dari Allah Swt untuk menunjuki para murid, bila terjadi hal

semacam itu menimpa mereka.

17) Tidak boleh banyak cerita yang tidak perlu di hadapan Syekh

Mursyid walaupun diberi kesempatan olehnya. Murid harus

tahu saat-saat bercakap-cakap dengan Syekh Mursyid.

Dan jika bercakap-cakap hendaklah dengan sopan, rendah

hati dan tawadhu‟ mendengarkan dengan tenang apa jawaban

Syekh Mursyid. Jika tidak demikian, niscaya sulitlah atasnya

Page 11: BAB III PEMBAHASAN A. 1. Wawancara dengan Guru Mursyid a

53

terbuka pintu menuju Allah. Maka berhati-hatilah !. Dan

tetaplah berpegang dengan adab yang baik dan berbudi luhur.

18) Merendahkan suara di Majelis Syekh Mursyid, sebab

menguatkan suara di majelisnya, adalah laku orang-orang jahil

yang keras hati.

19) Jangan duduk bersela di atas sajadah Syekh Mursyid, tetapi

hendaklah duduk di depannya dengan tawadhu‟ dengan

merendahkan diri dan siap untuk melayaninya. Berkhidmat

terhadap Syekh Mursyid adalah amal yang paling afdhal di

kalangan ahli Thoriqoh.

20) Hendaklah murid segera melaksanakan apa saja yang

diperintahkan Syekh Mursyidnya dan jangan berhenti sebelum

selesai dengan sempurna dikerjakan.

21) Menghindarkan diri dari sesuatu yang dibenci Syekh Mursyid.

22) Jangan ia duduk semajelis dengan orang yang dibenci Syekh

Mursyid, dan hendaklah mengasihi terhadap orang yang

dikasihinya.

23) Sabar dan dapat menahan diri dari kecerobohan. Jangan

dikatakan kepada Syekh Mursyid kenapa Syekh Mursyid

memperbuat sesuatu kepada si Anu, tetapi tidak

memperbuatnya kepada saya.

Page 12: BAB III PEMBAHASAN A. 1. Wawancara dengan Guru Mursyid a

54

24) Tidak boleh duduk di sebuah tempat duduk yang disediakan

untuk Syekh Mursyid dan jangan mendesak sesuatu

kepadanya.

25) Jangan mengutip ucapan Syekh Mursyidnya di depan orang

banyak, kecuali sesuai dengan akan dan tingkat kecerdasannya

mereka.

26) Tidak boleh mengawini seorang wanita yang Syekh Mursyid

cenderung hendak mengawininya, dan tidak boleh mengawini

janda Syekh Mursyid, baik bercerai dengan talak maupun

bercerai mati.

27) Yang paling penting dari semua itu, adalah modal utamanya

kebenaran dan kesungguhan memenuhi tuntunan Syekh

Mursyid. Karena para Syekh Mursyid sependapat kalau

kepatuhan murid itu cukup sempurna, niscaya ia mungkin

menikmati kemanisan mengenal Allah Swt dalam satu majelis

sejak hari pertama ia bersama Syekh Mursyid. 74

Demikianlah adab murid terhadap Syekh Mursyidnya, semoga

dapat dihayati dan diamalkan setiap murid yang berharap untuk

berhasil dalam segala bidang sebagai pengemban amanah.

Di antara adab dan etika yang harus diperhatikan dan

diterapkan dalam mengingat Allah menurut Samsul Munir Amir

dan Hariyanto Al-Fandi ialah sebagai berikut:

74 Kholifah Sofyan, Guru Mursyid di Mushalla Tanjung Bunga Bonjol, pada tanggal 9

November 2019

Page 13: BAB III PEMBAHASAN A. 1. Wawancara dengan Guru Mursyid a

55

1. Niat ikhlas dalam berdzikir

2. Suci dari hadast dan najis dalam berdzikir

3. Berdzikir hendaklah dilakukan pada tempat yang bersih

4. Sopan dan takzim dalam berdzikir

5. Serius dan bersungguh-sungguh dalam berdzikir

6. Khusyuk dan konsentrasi dalam berdzikir

7. Merendahkan suara dalam berdzikir

8. Optimis dalam berdzikir

9. Usahakan dzikir sambil menangis

10. Dzikir sambil duduk atau berbaring

11. Menghadiri majelis-majelis dzikir

12. Tidak mencampuradukkan dengan kesyirikan saat berdzikir. 75

Menurut Kholifah Sofyan, langkah-langkah yang diterapkan dalam

berzikir yaitu sebagai berikut:

1) Menyempurnakan Syahadat

Sebagaimana yang diketahui bahwasanya kalimat syahadat

merupakan suatu persaksian bagi kita bahwa Allah itu adalah

Tuhan kita dan Muhammad itu adalah Rasul kita. Oleh karena itu,

maka sangat dianjurkan untuk menyempurnakan syahadat sebelum

berzikir.

75 Samsul Munir Amir dan Hariyanto Al-Fandi, Etika Berdzikir Berdasarkan Alquran dan

Sunnah, (Jakarta: Amzah, 2013), h. 5-16

Page 14: BAB III PEMBAHASAN A. 1. Wawancara dengan Guru Mursyid a

56

2) Berbai’at

Berbai‟at yaitu mengikat suatu janji yang dihubungkan dengan

pengangkatan sumpah untuk selalu berzikir, setia pada Allah Swt

dan menzikirkan yang telah diajarkan. Waktu berbai‟at yaitu pada

malam hari sekitar jam 00.00 Wib sampai datangnya waktu

shubuh. Setelah selesai shalat shubuh diturunkanlah zikir tersebut.

Dalam praktek zikir diharuskan berzikir sebanyak 5.000 zikir

dalam hitungan zhohirnya dan lebih dari hitungan rohaniahnya.

3) Menghadiri Malam-malam Tawajuh

Menurut Kholifah Sofyan, menghadiri malam-malam tawajuh

dianjurkan satu kali dalam seminggu, pada malam Selasa. Dan

mengikuti persulukan yang telah ditentukan waktunya oleh seorang

guru mursyid. Jama‟ah harus mengikuti malam-malam tawajuh

tersebut dalam sekali seminggu, karena hal itu merupakan syarat

yang harus dilakukan dalam melakukan zikir yang baik dan

diterima Allah Swt. 76

2. Wawancara dengan Jama’ah

a. Pemahaman Jama’ah Zikir mengenai Praktek Zikir

Wawancara juga peneliti lakukan kepada jama‟ah di Mushalla

Tanjung Bunga yang bernama Hj. Siwis pada hari Jum‟at tanggal 15

November 2019. Salah seorang jama‟ah tarekat naqsabandi yang

76 Kholifah Sofyan, Guru Mursyid di Mushalla Tanjung Bunga Bonjol, pada tanggal 9

November 2019

Page 15: BAB III PEMBAHASAN A. 1. Wawancara dengan Guru Mursyid a

57

berhubungan mengenai pemahaman jama‟ah zikir mengenai praktek

zikir bahwa ajaran tarekat naqsabandiyah adalah jalan yang benar

menurut ajaran Islam tidak diragukan lagi.

Dalam berzikir kita diajarkan berbagai ilmu untuk melaksanakan

zikir, diantaranya adab berzikir, adab terhadap guru, dan adab terhadap

sesama jama‟ah tarekat serta yang bukan jama‟ah tarekat. Contohnya

adab berzikir yaitu bersimpuh duduk tawaruk dan menundukkan

kepala ke sebelah kiri mengarah ke hati. Supaya kita merasa rendah di

hadapan Allah Swt.77

b. Kemampuan Jama’ah Melafazkan Kalimat yang dianjurkan

dalam berzikir

Menurut jama‟ah yaitu di dalam ajaran kalimat zikir yang

dilafazkan hanyalah kalimat Allah... Allah. Sehingga ringan dan tidak

berat bagi orang yang mengamalkannya baik secara lisan maupun

dengan hati. Itulah kalimat yang diajarkan oleh guru mursyid di dalam

melafazkan zikir.

c. Zikir yang diterima oleh Allah Swt. menurut Jama’ah

Menurut jama‟ah zikir yang diterima oleh Allah Swt. itu adalah

mengetahui jalan-jalan-Nya dan menempuh latihan yang sesuai

diajarkan oleh guru mursyid, sebab orang yang tidak mengetahui jalan

kepada Allah maka zikirnya tidak sampai atau tidak diterima oleh

77 Siwis, Guru Mursyid di Mushalla Tanjung Bunga Bonjol, pada tanggal 15 November

2019

Page 16: BAB III PEMBAHASAN A. 1. Wawancara dengan Guru Mursyid a

58

Allah Swt. Apabila kita ingat akan Allah haruslah melalui bimbingan

seorang guru pembimbing dalam berzikir.

Itulah salah satu jalan agar zikir kita diterima Allah. Sebagai

contohnya, apabila kita tidak tahu jalan kepada tempat yang kita tuju

maka kita akan tersesat dan berjalan-jalan dikarenakan ketidaktahuan

kita, sehingga kita tidak sampai kepada tujuan tersebut. 78

B. Argumen Dasar dari Menghadirkan Wajah Guru

Argumen adalah alasan yang dapat dipakai untuk memperkuat atau

menolak suatu pendapat, pendirian, atau gagasan. Sedangkan dasar adalah

pangkal suatu pendapat (ajaran, aturan, asasi).

Jadi argumen dasar adalah pangkal suatu pendapat dari alasan yang dapat

dipakai untuk memperkuat atau menolak suatu pendapat, pendirian, atau

gagasan.

1. Wawancara dengan Guru Mursyid

a. Dalil atau Dasar menghadirkan Guru dalam berzikir

1) Terdapat dalam surat al-Kahfi ayat 28, yang berbunyi:

78

Dt. Pahlawan Basa Edi, Jama‟ah Zikir di Mushalla Tanjung Bunga Bonjol, pada

tanggal 15 November 2019

Page 17: BAB III PEMBAHASAN A. 1. Wawancara dengan Guru Mursyid a

59

Artinya: Dan bersabarlah kamu bersama-sama dengan orang-

orang yang menyeru Tuhannya di pagi dan senja hari

dengan mengharap keridhaan-Nya; dan janganlah kedua

matamu berpaling dari mereka (karena) mengharapkan

perhiasan dunia ini; dan janganlah kamu mengikuti orang

yang hatinya telah Kami lalaikan dari mengingati Kami,

serta menuruti hawa nafsunya dan adalah keadaannya itu

melewati batas.(QS. al-Kahfi, 18 : 28)

Dari surat tersebut dijelaskan bahwa Nabi Muhammad Saw

ditanya oleh sahabat: Wahai Rasulullah terangkanlah kepada kami

tanda-tanda seseorang yang baik untuk kami ambil menjadi teman

yang akan kami pergauli, jawab Nabi Saw: yaitu seseorang sahabat

kalau engkau berzikir kepada Allah dia menolongmu dan kalau

engkau lupa berzikir diingatkannya akan engkau, dan bilamana

engkau memandangnya membawa ingatanmu kepada Allah, dan

kalau kamu mendengar fatwanya, ilmu kamu tentang akhirat

menjadi bertambah-tambah. 79

Maksudnya, kalau engkau berzikir kepada Allah dia menolong

engkau, di mana di saar berzikir bertawajuh menghadirkan mursyid

atau rabithah di dalam rohani, dapatlah kita mengenal langkah-

langkah syetan dan mana langkah Malaikat, dan maksud kalimat

kalau engkau lalai di saat berzikir diingatkannya akan engkau yaitu

diluruskannya ingatan kita kembali, tatkala menyimpang kepada

79 Syekh Amir Damsar Syarif Alam,

Page 18: BAB III PEMBAHASAN A. 1. Wawancara dengan Guru Mursyid a

60

yang lain. (Sesuai dengan isi buku yang dibagikan kepada jama‟ah

tarekat naqsabandiyah oleh guru mursyid Syekh Amir Damsar

Syarif Alam). 80

2) Terdapat dalam surat at-Taubah ayat 119, yang berbunyi:

Artinya: Hai orang-orang yang beriman bertakwalah kepada

Allah, dan hendaklah kamu bersama orang-orang yang

benar. (QS. at-Taubah : 119)

Maksud ayat di atas, kita diperintahkan Allah supaya

bersama-sama dengan orang-orang yang benar, baik pada rupa

maupun pada makna. Dengan demikian itu, apabila murid tidak

mengenal sesuatu yang dialaminya dalam berzikir, maka dia bisa

bertanya pada Syekhnya supaya tidak sesat jalan, mengetahui mana

yang haq dan mana yang bathil.

3) Terdapat dalam surat al-Maidah ayat 55-56, yang berbunyi:

Artinya: 55. Sesungguhnya penolong kamu hanyalah Allah, Rasul-

Nya, dan orang-orang yang beriman, yang mendirikan

shalat dan menunaikan zakat, seraya mereka tunduk

(kepada Allah).(QS. al-Maidah: 55-56)

80 Syekh Amir Damsar Syarif Alam,

Page 19: BAB III PEMBAHASAN A. 1. Wawancara dengan Guru Mursyid a

61

56. dan Barangsiapa mengambil Allah, Rasul-Nya dan

orang-orang yang beriman menjadi penolongnya, Maka

Sesungguhnya pengikut (agama) Allah. Itulah yang pasti

menang.

Menurut penulis maksud ayat di atas adalah orang-orang yang

menjadikan Allah, Rasul-Nya dan orang-orang yang beriman

sebagai penolongnya. Allah Swt dan Rasul-Nya dijadikan sebagai

penolong oleh orang-orang yang beriman.

b. Kesesuaian Dalil itu dengan Pemahaman Guru

Menurut beliau dalil itu sesuai dengan ajaran yang diterapkan

dalam firman Allah, karena firman Allah itu suatu dasar hukum yang

mesti diikuti. Selain itu dalil atau dasar dari al-Qur‟an tersebut

merupakan suatu pedoman atau pegangan dalam menggapai sesuatu.

Oleh karena itu, dengan adanya dalil atau argumen dasar dari perintah

berzikir merupakan landasan dan pijakan dalam menyebarkan atau

mengajak manusia untuk selalu mengingat Allah Swt. Jadi intinya,

dalil tersebut sesuai dengan pemahaman guru tersebut.

c. Menghadirkan Wajah Guru secara Terus Menerus dalam

Berzikir

Menurut beliau menghadirkan wajah guru terus menerus,

berkepanjangan, berkekalan baik dalam berzikir maupun menyangkut

urusan dunia baik dalam setiap keadaan. Menghubungkan hatinya

kepada guru mursyid dalam segala hal, baik dalam perjalanan maupun

sedang di tempat apapun.

Page 20: BAB III PEMBAHASAN A. 1. Wawancara dengan Guru Mursyid a

62

2. Wawancara dengan Jama’ah

a. Dalil-dalil yang diterapkan dalam Menghadirkan Wajah Guru

Menurut jama‟ah yang bernama Dt. Putiah dalil-dalil yang

diterapkan di dalam menghadirkan wajah guru terdapat dalam surat at-

Taubah ayat 119, yang berbunyi: 81

Artinya: Hai orang-orang yang beriman bertakwalah kepada

Allah, dan hendaklah kamu bersama orang-orang yang

benar.

Dari ayat di atas menjelaskan kita diperintahkan Allah supaya

bersama-sama orang yang benar baik pada rupa maupun pada makna.

Apabila tidak menghadirkan seorang guru maka syetanlah akan datang

menjadi gurunya dan apabila syetan jadi gurunya maka kafirlah dia.

b. Pendapat Jama’ah mengenai Menghadirkan Wajah Guru dalam

Praktek Zikir

Menurut Budiman, bilamana engkau menghadirkan wajah guru

dalam berzikir maka terhubunglah hati kita dengan Allah Swt.

Bilamana engkau tidak sempat mengenal jasadnya peganglah ahli

silsilahnya yang meluruskan ajarannya sambung-menyambung hingga

81 Putiah, Jama‟ah Zikir di Mushalla Tanjung Bunga Bonjol, pada tanggal 18 November

2019

Page 21: BAB III PEMBAHASAN A. 1. Wawancara dengan Guru Mursyid a

63

akhir zaman. Sangat perlu bagi kita menghadirkan wajah guru dalam

berzikir. 82

Jadi dalam praktek zikir sangat dianjurkan menghadirkan wajah

guru karena hal itu dapat menghubungkan hati kita dengan Allah Swt.

selain itu juga dapat membuat praktek zikir yang dilakukan lebih

afdhol dan sesuai dengan yang dipelajari bersama guru mursyidnya.

c. Menghadirkan Wajah Guru dapat mendatangkan Kekhusyukan

Menurut Dt. Putiah, untuk mendapatkan ketenangan dan

kekhusyukan guru itu mesti dihadirkan karena cara yang paling

sempurna untuk membuka pintu kehadiran Allah mesti dengan

menghadirkan seorang guru mursyid. Oleh karena itu, tidak perlu

diragukan lagi karena yang menyampaikan itu adalah orang yang

benar-benar ahli, absah (punya keterangan dan silsilah). 83

Jadi dengan menghadirkan wajah guru dapat menyebabkan

ketenangan dan kekhusyukan dalam beribadah terutama berzikir

kepada Allah Swt. Karena yang dihadirkan adalah wajah guru maka

kesempatan syetan atau menghadirkan wajah syetan itu tidak akan

terjadi, sehingga lebih membuat kita menjadi khusyuk dalam

mengingat Allah Swt.

82 Budiman, Jama‟ah Zikir di Mushalla Tanjung Bunga Bonjol, pada tanggal 18

November 2019 83 Putiah, Jama‟ah Zikir di Mushalla Tanjung Bunga Bonjol, pada tanggal 18 November

2019

Page 22: BAB III PEMBAHASAN A. 1. Wawancara dengan Guru Mursyid a

64

C. Manfaat Menghadirkan Wajah Guru dalam Praktek Zikir

Zikir sebagai amalan ibadah yang sangat dianjurkan sangat berpengaruh

positif terhadap hati manusia, diantaranya adalah sebagai berikut : 84

1. Membuat hati bersih dan bening, tentram dan tenang

Sebagaimana disebutkan dalam al-Qur‟an surat a-Ra‟du ayat 28 :

Artinya: (yaitu) orang-orang yang beriman dan hati mereka

manjadi tenteram dengan mengingat Allah. Ingatlah, hanya

dengan mengingati Allah-lah hati menjadi tenteram. (Qs.

Ar-Ra‟du: 28)

2. Hati merasa ridha

3. Diingat Allah dan dipenuhi rahmat dan ketentraman

4. Menimbulkan rasa dekat, dalam perlindungan dan pertolongan Allah

Sebagaimana firman-Nya :

Artinya: karena itu, ingatlah kamu kepada-Ku niscaya aku ingat (pula)

kepadamu, dan bersyukurlah kepada-Ku, dan janganlah kamu

mengingkari (nikmat)-Ku. (Qs. Al-Baqarah: 152)

84 Muhammad Fadlun, Kumpulan Doa dan Dzikir Pilihan, (Surabaya : Karya Gemilang

Utama), hal. 18-20

Page 23: BAB III PEMBAHASAN A. 1. Wawancara dengan Guru Mursyid a

65

Rasulullah Saw bersabda:

“Allah Ta‟ala berfirman: Aku beserta hambaku selama ia

sebut Aku dan bergerak dua bibirnya pada menyebut-Ku”. (Ibnu

Majah)

5. Terapi bagi kegelisahan ketika manusia merasa lemah, sebagai

penyangga dan penolong mengahadapi berbagai tekan dan

permasalahan kehidupan

Firman Allah :

Artinya: dan barangsiapa berpaling dari peringatan-Ku, Maka

Sesungguhnya baginya penghidupan yang sempit, dan Kami

akan menghimpunkannya pada hari kiamat dalam Keadaan

buta". (Qs. Thoha: 124)

6. Dibersihkan hati dari dosa

Bersabda Rasulullah Saw :

“Barang siapa yang berkata (yang artinya): Maha suci Allah

dan dengan memuji-Nya (aku berbakti) sebanyak seratus kali,

niscaya digugurkan dari padanya dosa-dosanya, walaupun

sebanyak buih laut”.

7. Orang yang gemar berzikir akan memperoleh kebahagiaan dan

pengampunan dari Allah Swt

8. Zikir dapat menolak bencana

Page 24: BAB III PEMBAHASAN A. 1. Wawancara dengan Guru Mursyid a

66

Syaikh Dzunun al-Misri berkata:

“Barang siapa yang berzikir, Allah senantiasa menjaganya dari

segala sesuatu”.

Keutamaan dan keistimewaan dzikrullah adalah sebagai berikut:

1. Zikrullah mewujudkan tanda baik sangka kepada Allah.

2. Zikrullah menghasilkan rahmat dan inayyah Allah

3. Dengan zikrullah, seseorang akan disebut-sebut Allah di hadapan

hamba-hamba pilihan-Nya.

4. Zikrullah akan membimbing hai dengan mengingat dan menyebut

Allah.

5. Zikrullah akan dapat menjauhkan kita dari datangnya murka dan azab

Allah.

6. Zikrullah memelihara diri dari was-was setan, ancaman manusia, dan

membentengi diri dari perbuatan maksiat dan dosa.

7. Zikrullah akan mendatangkan kebahagiaan dunia dan akhirat.

8. Zikrullah akan mengantarkan kita pada kemuliaan dan derajat yang

tinggi disisi Allah.

9. Zikrullah memberikan sinaran kepada hati dan menghilangkan

kekeruhan jiwa.

10. Zikrullah menghasilkan tegaknya suatu rangka dari iman dan Islam.

11. Zikrullah menyebabkan kita memperoleh kemuliaan dan kehormatan

pada hari kiamat kelak.

12. Zikrullah dapat melepaskan diri dari resah dan gelisah.

Page 25: BAB III PEMBAHASAN A. 1. Wawancara dengan Guru Mursyid a

67

13. Zikrullah akan menjadikan kita berada dalam penjagaan para malaikat.

14. Zikrullah akan menjadikan kita dipandang ahlul insan, yaitu orang

yang berbahagia dan pengumpul kebajikan.

15. Zikrullah menyebabkan para nabi dan orang-orang mujahidin

(syuhada) menyukai dan mengasihi kita.

16. Zikrullah membuat hati kita menjadi tenang dan tenteram.

17. Zikrullah adalah sebab kita mendapatkan ampunan dan pahala yang

besar (berlipat).

18. Zikrullah akan menyebabkan Allah mengingat kita.

19. Banyak menyebut nama Allah akan menjadikan kita menjadi hamba

yang beruntung.

20. Zikir kepada Allah merupakan pembeda antara orang mukmin dan

munafik, karena sifat orang munafik adalah tidak mau berdzikir

kepada Allah kecuali hanya sedikit saja. 85

1. Wawancara dengan Guru Mursyid

a. Keistimewaan yang dimiliki Praktek Zikir dengan Cara

Menghadirkan Wajah Guru

Menurut Kholifah Sofyan, keistimewaan yang dimiliki praktek

zikir dengan cara menghadirkan wajah guru yaitu: 86

1) Bilamana engkau menghadirkan wajah guru dalam berzikir akan

membawa ingatanmu kepada Allah Swt. dan dapatlah kita

85 Samsul Munir Amir dan Hariyanto Al-Fandi, Etika Berddzikir Berdasarkan Alquran

dan Sunnah, (Jakarta: Amzah, 2013), h. 2-4 86 Kholifah Syofian, Guru Mursyid di Mushalla Tanjung Bunga Bonjol, pada tanggal 18

November 2019

Page 26: BAB III PEMBAHASAN A. 1. Wawancara dengan Guru Mursyid a

68

mengenal langkah-langkah syetan serta mana langkah-langkah

malaikat.

2) Apabila pandangannya cenderung pada yang lain niscahaya

tertutuplah limpahan Syekh mursyidnya dan tidak akan

memperoleh suatu keberkahan daripadanya. Sebab seorang syekh

itu membuka pintu kehadiran Allah dan wasilah kepada Nabi dan

kepadanya.

b. Yang dirasakan dalam Menghadirkan Wajah Guru dalam

Praktek Zikir

Menurut beliau yang dirasakan dalam menghadirkan wajah guru

saat berzikir adalah bertambahnya rasa iman dan taqwa, mendatangkan

ketenangan dalam hati, menghilangkan resah dan gelisah, menjinakkan

pikiran hati yang liar, pada gilirannya melahirkan rasa kasih dan cinta

kepada Maha Pencipta dan kepada makhluk ciptaanNya.

Seperti yang dijelaskan dalam surat ar-Ra‟du ayat 28 , yang

berbunyi:

Artinya: (yaitu) orang-orang yang beriman dan hati mereka manjadi

tenteram dengan mengingat Allah. Ingatlah, hanya dengan

mengingati Allah-lah hati menjadi tenteram.

(QS ar-Ra‟du : 28)

Page 27: BAB III PEMBAHASAN A. 1. Wawancara dengan Guru Mursyid a

69

Berdasarkan ayat tersebut dengan berzikir akan membuat hati

seseorang menjadi tenteram, apalagi saat berzikir dihadirkan atau

dibayangkan wajah guru mursyidnya karena hal itu dapat membuat

hati menjadi tenang dan tentram.

c. Alasan Menghadirkan Wajah Guru dalam Praktek Zikir

Sebagaimana yang terdapat dalam surat at-Taubah ayat 119, yang

berbunyi:

Artinya : Hai orang-orang yang beriman bertakwalah kepada

Allah, dan hendaklah kamu bersama orang-orang yang

benar. (QS. At-Taubah: 119)

Kita diperintah Allah supaya bersama-sama orang dengan orang-

orang yang benar baik pada rupa maupun pada makna. Oleh karena itu,

menghadirkan wajah guru dalam berzikir sangat dianjurkan dalam

tarekat naqsabandiyah. Apabila tidak menghadirkan wajah guru

mursyid dalam berzikir maka syetanlah yang jadi gurunya. Itulah

sebagai alasan menghadirkan wajah guru dalam berzikir.

Jadi berdasarkan penjelasan di atas seorang murid harus

menghadirkan wajah –wajah orang – orang yang benar, salah

satunyanya adalah guru mursyid yang selalu memberikan ilmunya

tentang keajaiban Allah Swt.

Page 28: BAB III PEMBAHASAN A. 1. Wawancara dengan Guru Mursyid a

70

2. Wawancara dengan Jama’ah

a. Pengaruh Zikir dengan Menghadirkan Wajah Guru dalam

Praktek Zikir

Wawancara yang dilakukan kepada jama‟ah di Mushalla Tanjung

Bunga Bonjol pada hari Senin tanggal 18 November 2019 yang

bernama Bapak Eri.

Menurut beliau pengaruh zikir dengan menghadirkan wajah guru

dalam praktek zikir yaitu senantiasa menghadirkan wajah guru dalam

berzikir banyak pengaruh yang dapat dari meghadirkan wajah guru

dalam berzikir, diantaranya adalah seorang murid dapat petunjuk

dalam segala aktifitas dan terhindar dari segala kesesatan dan

mengenal Allah lebih dekat. Kemudian seorang guru mursyid mampu

menghantarkan seorang hamba dalam berzikir kepada Allah Swt. 87

b. Yang dirasakan dalam Menghadirkan Wajah Guru dalam

Praktek Zikir

Menurut beliau yang dirasakan dalam menghadirkan wajah guru

saat berzikir adalah bertambahnya rasa iman dan taqwa, mendatangkan

ketenangan dalam hati, menghilangkan resah dan gelisah, menjinakkan

pikiran hati yang liar, pada gilirannya melahirkan rasa kasih dan cinta

kepada Maha Pencipta dan kepada makhluk ciptaanNya.

87 Eri, Jama‟ah Zikir di Mushalla Tanjung Bunga Bonjol, pada tanggal 18 November

2019

Page 29: BAB III PEMBAHASAN A. 1. Wawancara dengan Guru Mursyid a

71

Selain itu, dapat mendatangkan kekhusyukan, membuat hati jadi

lebih hidup semakin banyak seorang hamba melakukan zikir maka

semakin banyak pula yang dirasakan oleh hamba tersebut.

c. Yang terlintas dalam Pikiran saat Menghadirkan Wajah Guru

ketika Berzikir

Menurut beliau yang terlintas dalam pikiran saat menghadirkan

wajah guru yaitu bahwasanya zikir yang kita lakukan hanya bertujuan

agar ibadah zikir dapat diterima oleh Allah Swt.

Di awal perjalanan menuju Allah Swt, seseorang itu kuat beramal

menurut tuntunan syariat. Dia melihat amalan itu sebagai kendaraan

yang boleh membawanya hampir berjaya dalam perjalanannya.

Apabila dia mencapai suatu tahap, pandangan mata hatinya terhadap

amal mulai berubah. Dia tidak lagi melihat amalan sebagai alat atau

penyebab pandangannya beralih kepada karunia Allah Swt.

Yang terlintas di dalam hatinya mengenali Tuhannya, dia melihat

dirinya sangat lemah, hina, jahil, serba kekurangan dan fakir. Allah

adalah Maha Kaya, Berkuasa, Mulia, Bijaksana dan Sempurna dalam

segala segi.

Bila ia sudah mengenali dirinya, pandangan mata hatinya tertuju

kepada kudrat dan iradat Allah Swt. Jadi itulah yang terlintas dalam

melaksanakan zikir, senantiasa memandang wajah gurunya untuk

berhadapan dengan Allah Swt.

Page 30: BAB III PEMBAHASAN A. 1. Wawancara dengan Guru Mursyid a

72

Setelah wawancara penulis menyimpulkan bahwa tujuan jama‟ah

menghadirkan wajah guru (guru mursyid) dalam praktek zikir di Mushalla

Tanjung Bunga Kecamatan Bonjol Kabupaten Pasaman yaitu supaya zikir yang

mereka lakukan cepat diterima oleh Allah Swt dan cepat sampai kepada Allah

Swt dengan menghadirkan wajah guru dalam berzikir tersebut. Terdapat dalam

surat at-Taubah ayat 119, yang berbunyi:

Artinya: Hai orang-orang yang beriman bertakwalah kepada Allah, dan

hendaklah kamu bersama orang-orang yang benar.(QS. at-

Taubah : 119)

Maksud ayat di atas, kita diperintahkan Allah supaya bersama-sama dengan

orang-orang yang benar, baik pada rupa maupun pada makna. Dengan

demikian itu, apabila murid tidak mengenal sesuatu yang dialaminya dalam

berzikir, maka dia bisa bertanya pada gurunya supaya tidak sesat jalan,

mengetahui mana yang haq dan mana yang bathil. Penulis menemukan ibrah

terkait tujuan maupun manfaat jama‟ah zikir di Mushalla Tanjung Bunga

Kecamatan Bonjol Kabupaten Pasaman menghadirkan wajah guru dalam

berzikir yaitu bila mereka meyakini dan menghadirkan wajah guru dalam

berzikir sebagai perantara supaya zikir yang dilakukan cepat diterima oleh

Allah Swt dan membuat hati menjadi tenang dan zikir yang dilakukan lebih

khusyuk. Apabila tidak menghadirkan wajah seorang guru dalam berzikir maka

syetanlah akan datang menjadi gurunya dan apabila syetan jadi gurunya maka

Page 31: BAB III PEMBAHASAN A. 1. Wawancara dengan Guru Mursyid a

73

kafirlah dia. Dengan menghadirkan wajah guru dalam praktek zikir membuat

hati jama‟ah menjadi tenang, nyaman, dan khusyuk dalam berzikir.