bab iii konsep pendidikan perspektif hasan …digilib.uinsby.ac.id/4294/6/bab 3.pdfa. riwayat hidup...
TRANSCRIPT
digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id
68
BAB III
KONSEP PENDIDIKAN PERSPEKTIF HASAN LANGGULUNG
A. Riwayat Hidup
Hasan Langgulung lahir di Rappang, Sulawesi Selatan pada tanggal 16
Oktober 1934. Ayahnya bernama Langgulung dan ibunya bernama Aminah
Tanrasula. Pendidikannya dimulai dari sekolah dasar di desa kelahirannya. Setelah
itu ia melanjutkan pendidikannya di sekolah menengah pertama dan sekolah
menengah Islam di Ujung Pandang pada tahun 1942-1952. Setelah itu, Ia
melanjutkan pendidikan ke Sekolah Guru Agama Islam Atas di Ujung Pandang
tahun 1952-1955 dan Bahasa Inggris pada tahun 1957-1962. Pendidikan selajutnya
ia tempuh di Ein Syam University, Cairo, pada tahun 1963-1964 dalam rangka
mendapatkan gelar Diploma of Education. Pada tahun yang sama (1964) ia juga
mendapat gelar diploma dalam Bahasa Arab modern dari Institut of Higher Arab
Studies, Arab League, Cairo. Setelah itu, ia melanjutkan studi pada program
Pscasarjana di Ein Syam University, cairo pada tahun 1967, dan memperoleh gelar
MA dalam bidang Psikologi dan mental hygiene.1
Ia juga mendapat Diploma dalam bidang Sastra Arab Modern dari Institute
of Higher Arab Studies, Arab League, Kairo, tahun 1964. Tidak cukup kuliah di
Timur Tengah Ia kemudian melanjutkan kuliah ke Barat. Ia mendapat gelar Doctor
1Abuddina Nata, Pemikiran Pendidikan Islam dan Barat (Jakarta: Raja Grafindo
Persada, 2012), 341
68
digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id
69
of Philosophy (Ph.D) dalam bidang Psikologi diperoleh dari University of
Georgia, Amerika Serikat di tahun 1971.
Ketika kuliah, Hasan Langgulung juga aktif sebagai seorang aktivis dan
seorang pendidik. Ia diberi kepercayaan sebagai Ketua Mahasiswa Indonesia di
Kairo tahun 1957. Antara tahun 1957 hingga 1967 ia mengemban amanah sebagai
Kepala dan Pendidik Sekolah Indonesia di Kairo. Ia juga menjadi Wakil Ketua
Mahasiswa Indonesia di Timur Tengah (1966-1967). Pada tanggal 22 September
1972, Hasan Langgulung menikah dengan Nuraimah Mohammad Yunus. Ia
mempunyai dua orang putera dan seorang puteri, yaitu Ahmad Taufiq, Nurul
Huda, dan Siti Zakiah. Keluarga ini tinggal di sebuah rumah di Jalan B 28 Taman
Bukit, Kajang, Malaysia.
Hasan Langgulung adalah salah sesorang pemikir Muslim Asia Tenggara
yang banyak mencurahkan perhatiannya pada Islamisasi Ilmu Pengetahuan,
terutama pada bidang pendidikan dan Psikologi. Hasan Langgulung meninggal
pada 2 Agustus 2008 pada usia 73. Ia telah menulis banyak artikel dan buku
tentang berbagai Bahasa dan Psikologis dalam pendidikan. Seperti Bahasa Inggris,
Arab, Bahasa Indonesia dan Melayu, bahkan beberapa diterjemahkan kembali ke
Bahasa lain seperti Filipina, misalnya Journal of Special Psychology, Journal of
Cross-Cultural Psychology, Islamic Quartery Muslim education Quarterly, dan
Dewan Masyarakat. Ia banyak menghadiri berbagai persidangan dan konferensi
baik sebagai pembicara ataupun peserta yang diadakan di dalam maupun di luar
negeri seperti di Amerika Serikat, Jepang, Australia, Fiji, Timur Tengah, beberapa
negara di Eropa dan di wilayah ASEAN sendiri.
digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id
70
Semasa kuliah ia juga mengajar di Mesir, yaitu sebagai kepala sekolah
Indonesia di Kairo (1957-1968). Ketika di Amerika Serikat, ia dipercaya sebagai
asisten pengajar dan dosen di University of Georgia (1969-1970) dan sebagai
asisten peneliti di Georgia Studies of Creative Behaviour, University of Georgia,
Amerika Serikat (1970-1971). Asisten Profesor di Universitas Malaya, Malaysia
(1971-1972). Ia juga pernah diundang sebagai Visiting Professor di University of
Riyadh, Saudi Arabia (1977-1978), Visiting Professor di Cambridge University,
Inggris, serta sebagai konsultan Psikologi di Stanford Research Institute, Menlo
Park, California, Amerika Serikat. Selain sebagai pengajar, peneliti dan konsultan,
Ia juga menggeluti dunia jurnalistik. Ia tercatat sebagai pimpinan beberapa
majalah seperti Pemimpin Redaksi Majalah Jurnal Pendidikan yang diterbitkan
oleh Universiti Kebangsaan Malaysia (UKM). Anggota tim redaksi pada majalah
Akademika untuk Social Sciences and Humanities, Kuala Lumpur. Anggota
redaksi majalah Peidoprise, Journal for Special Education, yang diterbitkan di
Illinois, Amerika Serikat. Ia juga tercatat sebagai anggota American
Psychological Association (APA) dan American Educational Research
Association Muslim. Ia juga mengajar di Universiti Islam Antara Bangsa Kuala
Lumpur, Malaysia juga sebagai professor senior (2002). Ia mendapatkan
penghargaan Profesor Agung (Royal Profesor) pada tahun 2002 di Kuala Lumpur,
Malaysia. Ia juga menerima berbagai macam penghargaan internasional.
Namanya tercatat dalam berbagai buku penghargaan seperti: Directory of
American Psychological Association, Who.s Who in Malaysia, International
Who.s Who of Intellectuals, Who.s Who in The World, Directory of International
digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id
71
Biography, Directory of Cross-Cultural Research and Researches, Men of
Achievement, The International Book of Honor, Directory of American
Educational Research Association, The International Register Profiles, Who.s
Who in The Commonwealth, Asia Whos Who of Men and Women of Achievement
and Distinction, Community Leaders of The World, Progressive Personalities in
Profile dan beberapa penghargaan lainnya.2
B. Konsep Pendidikan Islam dalam Perspektif Hasan Langgulung
1. Fundamental Ideas Pemikiran Pendidikan Hasan Langgulung
a. Hakikat Manusia, alam dan kehidupan
Dalam pandangan Hasan Langgulung alam semesta adalah ciptaan Allah
dan manusia adalah penghuni alam semesta yang diciptakan dengan tujuan
tertentu yaitu beribadah hanya kepada Allah. sebagaimana firman Allah surat al-
dha>riya>t ayat 56,
وما خلقت الجن واإلنس إال ليعبدون
Artinya,” Dan Aku tidak menciptakan jin dan manusia melainkan supaya
mereka menyembah-Ku”.
Ibadah tidak hanya dalam arti sempit misalnya sholat saja namun
mempunyai arti yang lebih luas yaitu menyembah Allah yang diaplikasikan dalam
setiap perbuatan. Manusia juga mendapat amanah dan tanggung jawab besar
sebagai khalifah di bumi. Maka Ibadah dalam pengertian luas juga bermakna
2Hasan Langgulung, Pendidikan dan Peradaban Islam (Jakarta: Maha Ghrafindo,
1985), 249
digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id
72
pengembangan potensi-potensi, pengembangan sifat-sifat Allah yang ada pada
diri manusia, dan menjaga amanah yang dipikulnya sebagai khalifah di bumi.3
b. Hakikat Masyarakat
Masyarakat dalam pandangan Hasan Langgulung adalah unit terkecil dari
sebuah masyarakat. Baik buruknya sebuah masyarakat tergantung pada
individunya, individu yang baik membentuk masyarakat yang baik pula, begitu
juga sebaliknya. Individu adalah sumber segala sesuatu yang berlaku di
masyarakat. Untuk mengubah masyarakat maka cukup dengan mengubah
individunya. Sebagaimana firman Allah dalam dalam surat al-Ra’du ayat 11,
ال يغير ما بقوم حتى يغيروا ما بأنفسهم إن الل
Artinya, Sesungguhnya Allah tidak mengubah keadaan sesuatu kaum
sehingga mereka mengubah keadaan yang ada pada diri mereka sendiri.
Hasan Langgulung menyebut istilah masyarakat sebagai ummah. Ummah
mempunyai tujuan untuk menjadi pelaksana dan yang menerapkan aturan Allah,
sebagaimana yang terkandung dalam al-Qur’a>n, terutama penerapan ibadah dan
amanah.4
c. Hakikat Pengetahuan
Pengetahuan dalam pandangan Hasan Langgulung didasarkan pada
pendapat Ibnu sina, bahwa pengetahuan dibagi menjadi dua yaitu pengetahuan
teoritis dan pengetahuan praktis. Pengetahuan teoritis adalah pintu untuk
menyempurnakan jiwa, yang bermakna kepercayaan yang diyakini tentang hal-hal
3 Hasan Langgulung, Manusia dan Pendidikan (Jakarta: al-Husna Dzikra, 1995), 4-
6 4 Ibid, 81
digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id
73
yang wujud. Sedangkan pengetahuan praktis adalah menjalankan dan menerapkan
pengetahuannya dalam kehidupan.5
d. Hakikat Akhlak
Yang dimaksud akhlak ialah perilaku manusia berdasarkan nilai
kemanusiaan, yaitu sebagai khalifah. Ilmu adalah jalan ke arah pendidikan akhlak,
dengan syarat bukan ilmu teoritis tetapi ilmu praktis, yaitu pengetahuan yang
diterapkan dalam kehidupan, masyarakat, dan untuk kemajuan peradaban
sehingga terwujud kebaikan individu dan masyarakat. Pendidikan akhlak adalah
jiwa pendidikan Islam. Sebab tujuan pertama pendidikan Islam adalah
memperbaiki akhlak dan mendidik jiwa. Pendidikan akhlak juga merupakan pusat
dari program dan kurikulum, pendidikan Islam. 6
e. Akidah sebagai dasar dan Al-Qur’a>n-Hadis Sebagai Sumber Pendidikan
Pendidikan Islam sejak awal kebangkitannya berasaskan al-Qur’a>n dan
Sunnah. Al-Qur’a>n adalah kitab yang tidak akan pernah berubah. Al-Qur’a>n tidak
hanya buku bacaan namun juga merupakan undang-undang yang diamalkan,
petunjuk bagi umat Islam dan juga sebagai jalan hidup. Sunnah Rasulullah SAW
adalah pelengkap dan penjelas bagi al-Qur’a>n. Dengan kedua sumber tersebut
maka Pendidikan Islam mempunyai corak yang khas, yang berbeda dengan yang
lain dalam tujuan dan metodenya.7
Setiap masyarakat mempunyai falsafah pendidikan sebagai asas dalam
membentuk generasi. Tujuan pendidikan mengacu pada asas falsafah tersebut.
5Ibid, 108 6Hasan Langgulung, Asas-asas Pendidikan (Jakarta: Pustaka al-Husna, 1988), 117 7Hasan, Pendidikan dan Peradaban..., 29-30
digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id
74
Masyarakat penganut falsafah Demokrasi ala Amerika menggunakan falsafah
pragmatisme, masyarakat penganut falsafah Marxisme menggunakan falsafah
Komunisme. Kedua falsafah ini sebenarnya sama. Dalam pandangan kapitalis
kebahagiaan manusia hanya diciptakan dengan memperbaiki ekonominya. Mereka
beranggapan bahwa perbaikan ekonomi hanya dapat terwujud dengan persaingan
bebas, yang akan memajukan agama, masyarakat dan induvidu. Sedangkan dalam
pandangan Komunis untuk memperbaiki ekonomi masyarakat adalah melalui
golongan terbesar rakyat. Sumber-sumber produksi dipegang oleh rakyat terbesar,
maka terbentuklah kemakmuran mayoritas masyarakat. Kedua falsafah ini
mempunyai tolak ukur yang sama yaitu kebahagiaan manusia hanya didapat
melalui tercukupinya materi. Namun fakta yang terjadi pada dua negara raksasa
(Amerika dan Rusia) membuktikan sebaliknya.
Pada tahun 1967 sekitar 17 juta rakyat Amerika masuk rumah sakit jiwa,
menjadi salah satu bukti tidak adanya kebahagiaaan dalam sistem kapitalis. Di
California angka perceraian suami istri adalah 75 % membuktikan tidak adanya
ketentraman rumah tangga. Kedua falsafah ini berasaskan materi dan implikasi
pendidikannya. Kedua sistem ini tidak dapat memberi kebahagiaan, karena itu
perlunya mencari alternatif lain. Alternatif itu tidak lain adalah Islam, yang
memberikan kebahagiaan tidak hanya untuk umat Islam saja tetapi juga untuk
umat non Islam.8
Dalam Islam ada beberapa dasar-dasar pendidikan Islam. Dasar-dasar
ajaran Islam yang membedakannya dengan yang lain:
8 Ibid., 6-9
digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id
75
1) Keesaan Tuhan (ketauhidan)
2) Kepercayaan pada rasul-rasul Allah
3) Kepercayaan pada wahyu-wahyu Allah
4) Setiap orang bertanggung jawab kepada tindakannya sendiri
5) Kehidupan sesudah mati
6) Persamaan dan persaudaraan antara seluruh umat manusia.9
Keenam dasar ajaran di atas merupakan pandangan hidup Islam yang
diambil dari al-Qur’a>n dan Hadis. Setiap Muslim wajib mempercayainya dan
diterapkan dalam aktifitas-aktifitas sosial, politik, ekonomi, sains-teknologi,
estetika, agama, dan budaya. Nilai-nilai budaya yang berdasar dengan prinsip-
prinsip ini akan membentuk budaya yang baik yang patut dilaksanakan, sedang
nilai-nilai yang bertentangan dengan nilai-nilai ini akan membentuk budaya yang
buruk, patut dijauhkan dan ditinggalkan.10
Namun tidak semua ilmu diambil dari al-Qur’a>n Hadis, misalnya
pengetahuan saintifik tidak seharusnya diambil dari al-Qur’a>n dan Hadis,
walaupun kandungan al-Qur’a>n tidak ada yang bertentangan dengannya. Semua
ilmu haruslah membawa kepada tujuan yang sama yaitu pembentukan manusia
sebagai khalifah Allah. Setiap ilmu haruslah memberi sumbangan ke arah
pertumbuhan dan perkembangan Muslim yang baik bagi ummah yang terbaik.11
9Ibid., 98 10Ibid., 99 11Hasan Langgulung, Manusia dan Pendidikan..., 38
digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id
76
2. Tinjauan Filosofis Pemikiran Pendidikan Hasan Langgulung
a. Pengertian Pendidikan Islam
Menurut bahasa pendidikan dalam Bahasa Inggris berasal dari Bahasa Latin
educere berarti memasukkan sesuatu. Sedangkan dalam Bahasa Arab berasal dari
ta’di>b yang bererti mendidik.12 Menurut Hasan Langgulung Pendidikan adalah
suatu proses yang mempunyai tujuan untuk menciptakan pola-pola tingkah laku
pada kanak-kanak atau orang yang sedang dididik.13
Pendidikan juga bisa berarti merubah dan memindahkan nilai kebudayaan
kepada setiap individu dalam setiap masyarakat. Pemindahan nilai-nilai budaya
melalui berbagai jalan, yaitu melalui pengajaran, latihan dan indoktrinasi yaitu
proses seseorang meniru atau mengikuti apa yang diperintahkan oleh orang lain.14
Sedangkan budaya itu mengandung beberapa unsur: 1) Unsur akhlak (ethic),
2) Unsur keindahan (esthetic), 3) Unsur sains (science), 4) Teknologi
(technology). Keempat unsur tersebut harus berjalan seimbang tidak menitik
beratkan hanya pada salah satunya.15
1) Klasifikasi Ilmu
Dalam mengklasifikasi ilmu Hasan Langgulung mendasari pendapatnya dari
pendapat Ibnu Khaldun, yang membagi ilmu menjadi dua yaitu:
12Hasan Langgulung, Asas-asas Pendidikan Islam ...., 5 13Hasan, Manusia dan pendidikan.., 32 14Hasan, Pendidikan dan Peradaban..., 3-4 15Ibid., 5
digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id
77
a) Ilmu naql (perenial Knowledge), ilmu yang berdasar pada wahyu Allah yang
terkandung dalam al-Qur’a>n dan Hadis.
b) Ilmu aql (acquired knowledge), ilmu yang diperoleh dari imajinasi pengalaman
indera. Termasuk sains (ilmu alam), dan ilmu terapan yang dapat berkembang
secara kuantitatif, penggandaan dan pertukaran antara budaya selama tidak
bertentangan dengan syariah sebagai sumber nilai.16
Dari dua klasifikasi ini kemudian Langgulung membaginya lagi kedalam
tiga kelompok yaitu:
a) Ilmu yang berkaitan dengan al-Qur’a>n dan Hadis
b) Ilmu-ilmu tentang kajian manusia sebagai individu dan sebagai anggota
masyarakat (al-‘Ulu>m Insa>niyyah), yaitu Psikologi, Sosiologi, dan Sejarah.
c) Ilmu-ilmu yang mengkaji alam (al-‘Ulu>m al-Kauniyyah), misalnya
Astronomi, Botani, Biologi.
Seringkali ketiga ilmu dipisahkan, hal itu disebabkan oleh faktor eksternal
dan internal, di antaranya adalah faktor eksternal yaitu munculnya sikap negatif
terhadap segala sesuatu yang datang dari luar kalangan Muslim. Akibatnya
muncul kekakuan kurikulum dan terbatas kualitasnya. Maka perlu
memperhatikan beberapa kriteria sebagai berikut agar tidak terjadi dualisme:
a) Menggabungkan ketiga ilmu tersebut dalam kurikulum, tidak membedakan dan
memisahkannya. Pemisahan itu bertentangan dengan semangat al-Qur’a>n
16 Hasan Langgulung, Asas-asas Pendidikan Islam..., 345
digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id
78
b) Pengetahuan yang dipilih dari ketiga kategori harus mencerminkan
pengentahuan tersebut, dalam artian pengetahuan santifik tidak seharusnya
diambil dari al-Qur’a>n dan Hadis, walaupun kandungan al-Qur’a>n tidak ada
yang bertentangan dengannya. Namun semua ilmu haruslah membawa kepada
tujuan yang sama yaitu pembentukan manusia yang merupakan khalifah
Allah.17
Berikut skema ilmu dalam pandangan Hasan Langgulung
b. Asas-Asas Pendidikan Islam
Pendidikan mempunyai asas-asas yang menjadi asas bagi materi, interaksi,
inovasi, dan cita-citanya. Seperti ilmu kedokteran, teknik atau pertanian, masing-
masing tidak dapat berdiri sendiri, tetapi merupakan gabungan sejumlah ilmu yang
saling berhubungan. Bidang pertanian misalnya merupakan gabungan ilmu Kimia
umum, Kimia tanah, ilmu Botani, ilmu Tanah, Anatomi tumbuh-tumbuhan,
17Hasan Langgulung, Manusia dan Pendidikan..., 38
digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id
79
Klimatologi, dan Genetic. Hasil-hasil terapan bertemu pada bidang pertanian.
Seorang dokter atau insinyur pertanian memerlukan asas-asas untuk menjadi
profesional, menambah pengetahuan, memperkaya pengalaman dan
mengembangkan keterampilan agar perkembangan ilmiyah dan
profesionalismenya tidak terhenti. Tujuan mencari ilmu tidak hanya untuk
mendapat ijazah, tetapi perlu terus menelaah. Interaksi antara asas-asas ini dalam
proses pengajaran dapat disimpulkan dalam 3 hal berikut:
1) Setiap asas bukanlah satu ilmu atau mata pelajaran tetapi sejumlah ilmu dan
cabang-cabangnya, misalnya asas psikologi meliputi sebagian ilmu tingkah
laku, biologi, fisiologi, komunikasi, yang sesuai untuk memahami pengajaran.
2) Memberikan pendidikan sebuah sistem, organisasi, inovasi dan pembaharuan.
Misalnya asas-asas ekonomi memberi pendidikan pengetahuan tentang
sumber-sumber anggaran belanja, bangunan dan peralatan. Dari segi inovasi
dan pembaharuan asas ekonomi akan memberi pendidikan alat-alat mengukur,
meninjau dan menilai.
3) Asas Filsafat sebagai asas yang mengarahkan gerak dan mengatur
langkahnya.18
Ada beberapa asas-asas dalam pendidikan Islam di antaranya adalah:
1) Asas Filsafat
Asas Filsafat akan memberi kemampuan memilih yang terbaik, memberi
arah sistem, mengontrolnya dan memberi arah pada semua asas yang lain.
Fungsi-fungsi pokok Filsafat pendidikan:
18Hasan Langgulung, Asas-asas Pendidikan Islam....,7-8
digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id
80
a) Untuk memahami pengajaran
b) Menganalisa konsep-konsep dan istilah-istilah
c) Mengkritik asumsi-asumsi dan fakta-fakta
d) Membimbing asas-asas pendidikan
e) Menerima perubahan-perubahan dasar
f) Membimbing sikap guru-guru
g) Membangkitkan dialog dan persoalan
h) Menghilangkan pertentangan pendidikan
i) Mengusulkan rencana-rencana baru.19
Filsafat pendidikan merupakan titik permulaan, tulang punggung dalam
pendidikan, petunjuk arah pendidikan. Hal itu meliputi tujuan-tujuan pendidikan,
kurikulum pendidikan, metode mengajar, penilaian, administrasi alat-alat
mengajar. Filsafat pendidikan yang akan dibentuk merupakan filsafat pendidikan
pada masyarakat Islam yang menginginkan penerapan Islam dalam segala aspek
kehidupan, pendidikan, ekonomi, sosial dan politik. Maka pembicaran Filsafat
akan dibahas dari sudut pandang Islam. Tujuannya adalah mengambil asas dari
prinsip-prinsip dan ajaran-ajaran Islam.20 Ada beberapa hal yang menjadi fokus
dalam Filsafat pendidikan Islam:
a) Pentingnya pendidikan untuk kemajuan Islam
Akar masalah permasalahan yang terjadi pada umat Islam di berbagai
belahan dunia:
19Ibid., 9-15 20Ibid., 33
digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id
81
i) Umat Islam tidak melaksanakan dengan sempurna ajaran-ajaran dan hukum-
hukum Islam kehidupannya dan menggantinya dengan sistem-sistem asing.
ii) Keterbelakangan pemikiran dan pendidikan. 21
Pendidikan adalah investasi untuk menumbuhkan potensi manusia
sesuai masyarakat Islam, memperkenalkan hak dan kewajibannya. Dalam
bidang moral dan spiritual, pendidikan menguatkan iman akidah. Sedangkan
dalam bidang sosial menyiapkan individu menghadapi kehidupan sosial yang
berhasil dan produktif.
b) Pembinaan Filsafat pendidikan sebagai langkah pertama ke arah perbaikan
individu.
Langkah pertama untuk memperbaiki proses pendidikan adalah berusaha
membina Filsafat pendidikan secara menyeluruh, realistik, fleksibel dalam
mengambil landasan-landasan dan prinsip-prinsipnya.
c) Konsep Filsafat pendidikan yang sesuai dalam masyarakat Islam.
Dalam pandangan Hasan Langgulung Filsafat adalah cinta hikmah
(kebijaksananan), jadi filosof adalah orang yang cinta pada hikmah
kebijaksanaan, mempunyai sikap positif terhadapnya dan terhadap hakikat
sesuatu, berusaha menghubungkan sebab-sebab dengan akibatnya dan berusaha
menghubungkan pengalaman-pengalaman kemanusiaan. Filsafat pendidikan
adalah sejumlah prinsip, kepercayaan, konsep, yang berhubungan erat dengan
praktek pendidikan, yang selaras yang berfungsi sebagai teladan dan
21Ibid., 34
digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id
82
pembimbing pendidikan dan politik pendidikan dalam suatu negara. Sedangkan
Filsafat pendidikan Islam adalah sejumlah prinsip, premis, kepercayaan yang
diambil dari ajaran Islam atau sesuai dengan semangatnya dan mempunyai
kepentingan untuk diterapkan dan sebagai pembimbing dalam pendidikan.22
d) Sumber sumber yang patut untuk pendidikan
Agar dapat menciptakan suatu Filsafat pendidikan yang sesuai bagi
masyarakat Islam haruslah kembali kepada sumber Islam. Sumber Islam yaitu
al-Qur’a>n, Sunnah, Qiyas dan Ijma’ harus menjadi sumber asas bagi Filsafat
dan teori pendidikan, asas ini mengandung potensi-potensi yang dapat
mengatasi persoalan-persoalan dunia yang lain. Ajakan kembali kepada Islam
bukan sekedar ajakan kepada peninggalan masa lalu tetapi adalah ajakan
kepada sumber vital, dinamis, progressif sepanjang masa dan menjaga fikiran
keturunan dari benih-benih hedonisme, pembaratan, sekulerisasi prinsip dan
nilai-nilai yang terkandung dalam Filsafat dan teori-teori yang tidak Islami.
Prinsip-prinsip Islam mempunyai keistimewaan yang dapat menerapkan
kebaikan, keadilan, dan kesesuaian bagi individu dan masyarakat.
Keistimewaan-keistimewaan itu adalah:
i) Menyatukan pemikiran umat Islam dengan agamanya dan menjauhkan dari
sekulerisme.
ii) Mengembalikan umat Islam kepada Islam sebagai sumber utama.
22Ibid., 40-41
digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id
83
iii) Menguatkan kepercayaan kepada agama dan rasa bangga pada pemikiran
dan peninggalan Islam.23
Selain 4 sumber pokok di atas ada beberapa sumber cabang yang harus
digunakan diantaranya adalah:
i) Hasil-hasil kajian ilmu tentang watak manusia, tingkah lakunya, yang
ditemukan dalam kajian Biologi, Psikologi, Kesehatan, Sosiologi.
ii) Hasil-hasil kajian Psikologi.
iii) Pengalaman-pengalaman dalam bidang pendidikan, pengalaman bangsa-
bangsa dan negara lain.
iv) Prinsip-prinsip yang menjadi dasar Filsafat politik, Ekonomi, dan Sosial yang
selaras dengan prinsip Islam.
v) Nilai-nilai dan tradisi-tradisi sosial yang sesuai yang sesuai ciri khas Islam,
tidak menghambat dan tidak bertentangan dengan kemajuan.24
Filsafat pendidikan Islam haruslah memenuhi elemen-elemen dan syarat-
syarat di antaranya:
i) Prinsip dan idiologinya selaras dengan akidah Islam dan ajaran Islam.
ii) Relevan dengan budaya masyarakat Islam, nilai-nilai dan tujuan-tujuannya
iii) Terbuka terhadap pengalaman kemanusiaan yang baik, misalnya ilmu, dan
menolak adalah menggunakan sistem pendidikan yang bukan Islam.
iv) Pembinaannya harus melalui percobaan dan dikaji dengan luas.
23 Ibid., 42 24 Ibid., 45
digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id
84
v) Menyeluruh sumber-sumbernya, isinya, dan memperhitungkan berbagai
faktor spiritual budaya, sosial, ekonomi, politik, pendidikan dan Psikologi.
vi) Selektif dalam memilih sumber Filsafat, sudut pandang yang sesuai
dengan sislam dan mempunyai nilai praktis dan faedah dalam masyarakat
Islam.
vii) Bebas dari kesenjangan-kesenjangan, kontradiksi, dan pertarungan sengit
antara bagian-bagiannya.
viii) Mempunyai ide, prinsip-prinsip dan konsep-konsep yang mendalam,
tepat, jelas, dan realistik.
ix) Melalui kerjasama kooperatif dan kolektif oleh ahli-ahli pendidikan.
x) Fleksibel, bisa dirubah dan dikembangkan berdasarkan kebutuhan-
kebutuhan dan kajian-kajian dalam berbagai pendidikan.25
2) Asas-Asas Historis
Asas Historis adalah untuk mempersiapkan pendidik dengan hasil-hasil
penemuan masa lalu, undang-undang dan peraturan-peraturannya, batas-batas
dan kekurangan-kekurangannya. Berikut ini pendidikan Islam dilihat dari asas
sejarah:
a) Masa pembinaan orang Arab dan pendidikan Islam, ciri-ciri pendidikan pada
masa pembinaan:
i) Bersifat Arab dan meneguhkan dasar-dasar agama Islam, pendidikan pada
periode ini berusaha untuk menyiarkan agama dan ajaran-ajarannya.
ii) Prioritas pada ilmu-ilmu naqliyyah dan Bahasa
25Ibid., 45-48
digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id
85
iii)Menggunakan bahan tertulis sebagai media komunikasi.
iv) Membuka jalan pada pengajaran Bahasa asing.
v) Menggunakan kutta>b dan mesjid, mesjid sebagai pusat pendidikan.26
b) Periode keemasan, ciri-ciri periode ini
i) Masuknya ilmu akal yaitu ilmu Filsafat, Matematik, Aljabar, Falak,
Kedokteran, Kimia, dan Geografi.
ii) Munculnya sekolah-sekolah
iii) Munculnya pemikiran pendidikan yang unik, ciri masa ini adalah terlibatnya
ulama-ulama Islam menulis tentang judul pendidikan secara meluas.
Pengarang yang paling terkenal adalah Ibnu Miskawaih dan al-Ghazali pada
abad ke-VI H, dan Ibnu Khaldun pada abad ke-8 H. Burhanuddin al-Zarnuji
yang wafat pada 591 H telah menulis buku: “Ta’li>m al-Muta’allim t}a>riq al-
ta’allum yang telah diterjemahkan ke dalam Bahasa Latin.
c) Periode keruntuhan dan kebekuan.
Pemerintahan Turki mempunyai ciri-ciri yang negatif dan positif yang
mempunyai pengaruh besar terhadap perkembangan peradaban di negara-
negara Arab. Segi positifnya adalah adanya ajakan untuk mengadakan
pembaharuan dan perbaikan terhadap akidah. Sedangkan segi negatifnya
adalah adanya ajakan kearah kebaratan, gerakan pembaratan dan penyesatan
pemikiran, keraguan pemikiran, dan penonjolan perbedaan-perbedaan rasila
dan etnik. Periode ini banyak seruan dan gerakan untuk membaratkan,
26 Ibid., 66-74
digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id
86
menyesatkan dan memerangi Bahasa Arab. Di antara gerakan-gerakan itu
adalah:
i. Gerakan misionaris kristen dan aktivitas pendidikan.
Gerakan missionaris di dunia Arab dan dunia Islam lainnya, pada
masa pemerintahan Turki Usmani merupakan bentuk lain dari perang salib
yang memasuki dunia Arab dan dunia Islam lainnya. Gerakan ini berasal
dari aktivitas missionaris Eropa dan Amerika pada abad ke 19 di Mesir dan
Syam. Mereka mendirikan sekolah-sekolah dan rumah-rumah sakit untuk
mencapai tujuan itu. Gerakan ini menjadi gerakan internasional sejak tahun
1830 M. Gerakan ini diakui oleh Paus, direncanakan dan dibiayai oleh
negara-negara Eropa dengan modal yang banyak. Aktivitas misisonaris ini
melalui dua jalan:
i) Melalui pendudukan, baik militer atau yang lain, bukan kebetulan bahwa
prancis menduduki al-Jazair
ii) Melalui pendidikan, gerakan misisonaris berusaha menyebarkan
pemikiran-pemikiran untuk kepentingan misionaris dan penjajahan. Di
antaranya adalah menimbulkan keraguan terhadap nilai-nilai Islam dan
sejarah Islam. Gerakan ini bergerak pada sekolah taman kanak-kanak dan
sekolah-sekolah wanita. Pengaruh Missionari Kristen pada abad 19 M
sangat banyak, hampir semua penulis terkenal abad itu terdiri dari orang
Kristen Arab, seperti Jirji Zaidan dan Emil Zaidan, mereka menulis
tentang sejarah Islam, falsafah Islam, perundang-undangan Islam dengan
digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id
87
kacamata Kristen. Beberapa generasi penulis Islam terpengaruh oleh
mereka, Badan harian al-Hilal yang menerbitkan harian al-Ahram
dikendalikan oleh mereka. Demikian juga pelopor ide nasionalisme Arab
sebagian besar adalah dari orang-orang kristen, seperti Michele Aflak
dari Syiria.27
ii. Gerakan Zionisme
Gerakan zionisme merupakan bentuk lain dari perang salib yang
bertujuan menciptakan suatu kekuatan asing untuk menghabisi kekuatan
dunia Islam, memecah belah dan menghalangi kemajuannya. Gerakan
zionisme didirikan Hertzel pada akhir abad ke-19, tujuannya adalah
memalsukan hakikat Islam dan merusaknya.
iii. Penggunaan Bahasa Fushah dan huruf Latin.
Ajakan menggunakan Bahasa pasar menggantikan Bahasa baku di
Mesir dimulai pada Januari 1893 ketika seorang insinyur Inggris yang
bernama William Wilcox saat memberi kuliah di rumah peristirahatan
Azbakiyah. Menurutnya penghalang utama yang menghambat orang-orang
Mesir dari krestifitas adalah karena mereka menulis dengan Bahasa Arab.
Gerakan itu bertujuan menggantikan huruf Arab dengan huruf latin. Dan
sebagian umat Islam menyetujuinya seperti Abd. Aziz Fahmi Basha salah
satu anggota dewan Bahasa Arab pada tahun 1943 M.28
iv. Munculnya tuntutan-tuntutan ras dan etnis
27Hasan Langgulung, Manusia dan Pendidikan..., 23 28Hasan, Asas-Asas Pendidikan..., 94-94
digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id
88
Tuntutan-tuntutan terhadap ras dan etnis sebanarnya terlihat aneh dari
segi Islam sebab tidak ada perbedaan ras dan etnik dalam Islam. Selama 14
abad Islam mengajak manusia kepada persaudaraan dan persamaan.
Kemudian muncullah Turanisme atau pan-Turkistan yang bertujuan
menghilangkan Islam dari turki dan membangkitkan peradaban pra-Islam
yang bersifat jahiliyah. Kemudian diikuti gerakan nasionalisme di Persia
yang mencari agama nenek moyangnya dahulu seperti Zarathustra. Gerakan
ini berbahaya bagi dunia Arab dan Islam yang memecah belah kesatuan
Islam karena Islam tidak mengenalnya. Masuknya nasionalisme ke dunia
Arab adalah saat Perang yang berkecamuk antara berbagai negara Eropa
pada abad ke 19. Seluruh Eropa di tenggelami oleh sentimen nasionalisme
dan berusaha menyebarkan ide ini ke dunia Islam. 29
3) Asas- Asas Sosial
Asas sosial yang memberinya kerangka budaya dari mana pendidikan itu
bertolak dan bergerak, memindah budaya, memilih dan mengembangkannya.
4) Asas Ekonomi
Asas Ekonomi adalah sebagai prespektif tentang potensi-potensi manusia
dan keuangan, materi dan persiapan yang mengatur sumber-sumbernya dan
anggaran belanjanya. Ciri-ciri ekonomi Islam:
a) Ekonomi Islam adalah bagian dari sistem Islam yang menyeluruh. Berbeda
dengan ekonomi sekuler. Ekonomi Islam erat kaitannya dengan akidah
Islam dan syariat Islam.
29Ibid., 95-97
digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id
89
b) Ekonomi Islam menciptakan keseimbangan antara kemaslahatan
masyarakat. Sistem ekonomi kapitalisme dan sosialisme telah terbukti tidak
menyejahterakan masyarakat. Kebebasan ekonomi yang dipraktikkan oleh
kapitalisme adalah senjata bermata dua. Ia memberi peluang pada
kebebasan kepemilikan individu, sehingga menyebabkan timbulnya
monopoli. Sedangkan sistem ekonomi sosialis lebih memaksakan
kepentingan berdasarkan kepentingan masyarakat, sehingga mengorbankan
kepentingan individu. Ekonomi Islam menyeimbangkan antara keduanya.
Islam membaginya dengan hak kepemilikan individu dan hak kepemilikan
kolektif. Dalam bidang kebebasan ia mengakui kebebasan individu, tetapi
tidak berlebihan dan diikat oleh sebuah peraturan. 30
5) Asas Politik dan Administrative
Asas ini adalah sebagai bingkai idiologi Islam untuk mencapai tujuannya.
Administratif pendidikan Islam adalah bagaimana cara mengatur dan
melaksanakan keputusan-keputusan politik pendidikan. Keputusan-keputusan
politik ini harus berdasarkan asumsi idiologis politik tersebut, sedangkan jika
ingin mengkaji pendidikan Islam maka harus mengkaji idiologi Islam. Tidak
mungkin untuk mempelajari idiologi Islam dan pendidikan Islam tanpa
kembali kepada al-Qur’a>n dan Hadis. Idiologi Islam mengakui dan menetapkan
bahwa Allah adalah pencipta alam semesta sekaligus yang mengaturnya. Alam
semesta diciptakan untuk manusia dan manusia mempunyai tanggung jawab
untuk menjaganya.
30Ibid., 150-158
digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id
90
Politik dalam Islam memandang bahwa ummat Islam adalah Ummat
yang mengesakan Allah. Maka landasan politik dari pendidikan Islam
membawa pandangan hidup tentang alam semesta, manusia dan masyarakat.
Pandangan ini dituangkan dalam syariah dan diterapkan dalam arena politik.31
6) Asas Psikologis
Asas-asas Psikologi memberi informasi tentang watak-watak pelajar,
guru-guru, cara-cara terbaik dalam praktek, pencapaian dan penilaian.
Psikologi berasal dari kata psyche yang berarti roh, jiwa, fikiran. Sedangkan
logos berarti ilmu atau pengetahuan. Jadi Psikologi berarti ilmu tentang roh
atau jiwa.32 Psikologi adalah sebagai informasi tentang watak pelajar-pelajar,
guru-guru, cara-cara terbaik dalam praktek, pencapaian dan penilaian,
pengukuran dan bimbingan.33.
c. Tujuan pendidikan
Membahas pendidikan Islam memerlukan pemahaman pada Islam sendiri.
Pendidikan Islam merupakan media sosial yang memantulkan jiwa falsafah Islam,
dan yang melaksanakan falsafah ini, sehingga memajukan peradaban Islam.34
Untuk membahas pendidikan Islam maka perlu juga untuk membahas tujuan
pendidikan Islam, ada tiga tujuan pendidikan Islam yaitu:
1) Tujuan Umum Pendidikan Islam, tujuan umum adalah maksud atau
perubahan-perubahan yang dikehendaki oleh pendidikan. Adapun tujuan
umum dalam pendidikan Islam adalah:
31 Ibid., 195 32Hasan Langgulung, Manusia dan Pendidikan..., 269 33Hasan, Asas-Asas...., 7 34Hasan, Pendidikan dan Peradaban..., 28-29
digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id
91
a) Mencapai keridhaan Allah, menjauhi murka dan siksanya.
b) Mengangkat taraf akhlak dalam masyarakat berdasarkan agama Islam
c) Memupuk rasa cinta tanah air pada manusia berdasarkan agama Islam
d) Mempersiapkan untuk kehidupan dunia dan akhirat
e) Mengembangkan potensi-potensi dan bakat-bakat manusia.35
2) Tujuan Khusus Pendidikan Islam, tujuan khusus adalah perubahan-perubahan
yang menjadi tujuan dan bagian dari tujuan umum. Di antara tujuan khusus
pendidikan Islam adalah:
a) Memperkenalkan aqidah Islam, ibadah dan cara pelaksanaannya.
b) Menumbuhkan kesadaran yang benar terhadap agama
c) Menanamkan keimanan kepada Allah, rasul, kitab dan hari akhirat
d) Menumbuhkan kecintaan terhadap agama
e) Menumbuhkan rasa percaya diri, optimis dan tanggung jawab dan
Membersihkan hati dari penyakit hati, dengki, hasad, iri hati.36
3) Tujuan Akhir, tujuan akhir dalam pendidikan Islam adalah pembentukan
pribadi khalifah bagi anak didik yang memiliki fitrah, roh, kemauan dan akal.
Dengan kata lain pendidikan adalah mengembangkan ke-empat aspek
tersebut.37
Selain ketiga tujuan di atas tujuan pendidikan secara menyeluruh adalah
menciptakan manusia yang beriman dan beramal saleh. Iman adalah mempercayai
kepada Allah, malaikat-malaikat-Nya, rasul-rasul-Nya, kitab-kitab-Nya, hari
35 Hasan Langgulung, Manusia dan Pendidikan..., 60-61 36 Ibid., 64-65 37 Ibid., 67
digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id
92
kemudian dan qodho Allah dan dibuktikan dalam perbuatan. Fungsi iman adalah
motivasi dan kontrol dari segala hal yang buruk. Sedangkan amal saleh
sebagaimana tercantum dalam surah al-Ti>n, amal merupakan perbuatan,
pemikiran dan perilaku, yaitu aktifitas manusia yang bersifat fisikal seperti
berlari, berjalan, atau bersifat mental seperti berfikir, mengatur negara,
perniagaan, atau spiritual seperti bertafakur, berdoa. Amal diberi syarat saleh.
Saleh artinya baik, berguna, , praktikal, pragmatik, bermakna.38 Tujuan
pendidikan Islam yang lain adalah pembentukan masyarakat yang saleh yang
mengikuti petunjuk Islam dalam segala urusannya,39 yaitu mengawal kebangkitan
peradaban sebagaiman pada masa Rasulullah SAW terdahulu.40
d. Penyusunan Dasar-Dasar Kurikulum dalam Pendidikan Islam
Berbicara tentang pengislaman kembali berbagai mata pelajaran maka
harus juga berbicara tentang kurikulum. Kurikulum sendiri mempunyai empat
aspek yaitu:
1) Tujuan-tujuan yang ingin dicapai oleh pendidikan
2) Pengetahuan, informasi-informasi tentang kurikulum
3) Metodelogi pengajaran
4) Penilaian.41
Antara keempat unsur kurikulum saling berkaitan maka untuk
mengislamkan pendidikan Islam haruslah bisa mengislamkan seluruh
38 Hasan Langgulung, Pendidikan dan Peradaban Islam ..., 100 39 Hasan, Pendidikan Islam Menghadapi Abad 21 ( Jakarta: Pustaka al-Husna,
1988), 137 40 Hasan, Pendidikan dan Peradaban..., 10 41 Hasan, Manusia dan Pendidikan..., 145
digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id
93
komponennya. Dan hal yang paling penting adalah bermuara pada tujuan
pendidikan yang ingin dicapai. Akan di bawa kemana pendidikan tersebut. Kalau
hanya mata pelajarannya saja yang diislamkan maka akan terbawa arus.42
Kurikulum dalam pendidikan Islam bersifat fungsional, tujuannya membentuk
manusia Muslim, berakhlak al-Qur’a>n, sanggup membina masyarakat dan
mengembangkan kehidupan.43
Dalam kurikulum pendidikan Islam ada keseimbangan antara ilmu-ilmu
agama dan ilmu dunia, sesuai dengan tingkat pendidikan, sesuai dengan
spesialisasi pendidikan tinggi. Kurikulum pendidikan Islam itu meliputi ilmu-ilmu
Bahasa dan agama, ilmu-ilmu kealaman dan ilmu-ilmu penunjangnya seperti
Sejarah, Sastra, Syair, Nahwu, Balaghoh, Filsafat dan Logika.44
Berkaitan dengan kurikulum Hasan Langgulung membagi sumber ilmu
menjadi 4 bagian:
1) Panca indra
2) Akal
3) Intuisi yaitu kekuatan batin yang dapat menyerap pengetahuan dari tuhan/
4) Ilham, yaitu tanggapan emosi secara langsung yang datang pada hati
manusia.45
Dengan menggunakan berbagai sumber ilmu, kurikulum hendaknya dapat
membina seluruh potensi peserta didik dan aspek kehidupan manusia. Materi
42Ibid., 167-168 43Hasan Langgulung, Asas-Asas Pendidikan…, 117-118 44Ibid., 45Abudin Nata, Pemikiran Pendidikan..., 344
digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id
94
pendidikan hendaknya mampu menstimulir fitrah peserta didik, baik fitrah rohani,
maupun akal dan perasaan, sehingga memberikan corak sekaligus mewarnai
segala aktivitas manusia di muka bumi, baik sebagai khalifah di muka bumi,
maupun sebagai hamba Allah SWT. 46
1) Tujuan-tujuan pendidikan Islam
Akan menjadi sia-sia jika mengislamkan mata pelajaran tetapi tujuan
pendidikan bukan berasal dari Islam. Pendidikan Islam di Indonesia dan
negara-negara Islam lainnya semenjak awal abad ke 20 menjadi bukti. Banyak
sekolah-sekolah diberi nama Islam, tetapi karena tujuannya tidak tegas maka
lulusan yang dikeluarkannya tidak sesuai dengan tujuan yang diharapkan.47 Al-
Qur’a>n dengan tegas menjawab sebagaimana firman Allah surat 51 al-dzariyat
ayat 56:
وما خلقت الجن واإلنس إال ليعبدون
Artinya, “Dan Aku tidak menciptakan jin dan manusia melainkan supaya
mereka menyembah-Ku.”
Menyembah atau ibadah dalam pengertiannya yang luas berarti
mengembangkan sifat-sifat Tuhan pada diri manusia menurut petunjuk Allah.
Misalnya Allah memerintahkan manusia untuk sholat dengan berbuat demikian
maka manusia menjadi suci, dari segi rohani, fikiran dan jasmani48. Tujuan
pendidikan Islam secara lengkap telah dijelaskan di pembahasan sebelumnya.
46 Ibid., 344 47 Hasan Langgulung, Asas-Asas Pendidikan..., 304 48 Ibid., 308
digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id
95
2) Pengetahuan dalam Pendidikan
Agama Islam adalah agama yang sesuai dengan fitrah atau sifat-sifat
manusia. Fitrah ibarat mata uang yang bermuka dua, yaitu 1) wahyu dalam
konteks al-Qur’a>n dan Hadis 2) akal. Sebagaimana Ibnu Khaldun membagi
ilmu menjadi dua yaitu ilmu aql ( akal) dan ilmu naql (ilmu wahyu).
Ilmu dalam konteks wahyu sudah didapat dari al-Qur’a>n dan Hadis
sedangkan bentuk kedua didapat dari imajinasi dan pengalaman indra, yang
biasanya didapat dari falsafah Barat dan model Barat. Maka konsepsi agar
kurikulum bersifat Islam maka haruslah konsep Islam berpadu dengan mata
pelajaran lain.49
3) Metodologi Pengajaran
Metode bermakna cara untuk mencapai tujuan pendidikan. Sedangkan
metodologi pengajaran adalah pengurusan meliputi admisnistrasi,
kepegawaian, kependidikan guru, buku-buku teks dan teknologi pengajaran.
Metodologi pengajaran akan menjawab tentang bagaimana (how?), dan
(what?), apa yang harus dipelajari.50 Bagaimana mempelajari (how?)
melibatkan tiga hal pokok, apa yang dipelajari, siapa yang mengajar, dan
siapa yang mempelajari, yaitu interaksi ilmu, murid, dan guru. Mengenai apa
yang dipelajari (what?), berkaitan tentang Pembahasan klasifikasi ilmu yang
dipelajari.51
49Ibid., 312 50Ibid., 312-314 51Hasan Langgulung, Manusia dan Pendidikan..., 158
digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id
96
Metodologi pengajaran dalam Islam sangatlah banyak diantaranya
adalah halaqoh, metode mendengar, membaca, imla, hafalan, pemahaman dan
lawatan.52 Metode pengajaran Islam, pada aspek pertama adalah mengenalkan
Allah dan membentuk karakter. Pendidikan Islam bertanggung jawab
mengawal pendidikan anak didik. Aspek kedua guru tidak boleh memaksa
muridnya dalam cara yang bertentangan dengan fitrahnya, dengan
mendidiknya dengan lemah lembut sebagaimana dinyatakan dalam berbagai
ayat dan hadis dalam menyebarkan dakwah Islam, juga memilih waktu yang
tepat, memulai dari yang mudah dan seterusnya, tidak monoton. Aspek ketiga
metode pendidikan adalah bagaimana guru mengajarkan ganjaran dan
hukuman. Setiap pelajar dalam pendidikan Islam seharusnya bermotivasi
tinggi oleh ganjaran (pahala) dari Allah karena menuntut ilmu. 53
4) Penilaian
Penilaian mempunyai hubungan erat dengan tujuan pendidikan. Dalam
pandangan Islam tujuan pendidikan bukan hanya untuk mencari kerja, tetapi
lebih-lebih adalah untuk berbakti kepada Allah, maka kriteria penilaian harus
di sesuaikan dengan tujuan tersebut.54
e. Implementasi Pendidikan Islam
Pendidikan dalam implementasinya diterapkan pada dua obyek yaitu
individu dan masyarakat. Pendidikan individu berarti pengembangan potensi-
potensi yang terpendam. Pendidikan individu adalah menggali kekayaan potensi
52Hasan Langgulung, Asas-asas Pendidikan Islam...,318 53Hasan, Manusia dan Pendidikan..., 39-41 54Hasan, Asas-asas Pendidikan..., 319-320
digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id
97
individu agar ia dapat dinikmati oleh individu dan masyarakat.55 Berikut ini
adalah Pendidikan Islam dalam berbagai lembaga sosial:
1) Pendidikan dalam Keluarga
Keluarga mempunyai peranan penting dalam memelihara kelanjutan
hidup dan menghindari kehancuran. Islam mengatur tentang pembentukan
keluarga secara lengkap. Hasan Langgulung membagi peranan orang tua dalam
pendidikan anak menjadi:
a) Proses sosialisasi anak, dalam masa sosialisasi anak-anak peranan utama ada
pada ibu dan bapaknya. Apa yang dikatakan, diperbuat, dilarang, oleh orang
tua akan dituruti oleh anak-anak, namun jika ada pertentangan antara perilaku
orang tuanya maka ia akan bingung, yang menjadi sebab anak akan membantah
pada orang tuanya, misalnya orang tua memerintah sholat namun ia sendiri
tidak sholat. Inilah yang menyebabkan anak nakal. Sedangkan faktor lain yang
berpengaruh pada proses sosialisasi adalah perbuatan dan perkataan timbul dari
keyakinan dan keimanan bukan kepura-puraan.56
b) Sikap orang tua terhadap perlakuan agresi, yang dimaksud agresi adalah sikap
yang dilakukan untuk melukai orang lain. Perilaku agresi ini adalah muncul
sebagai respon terhadap suasana kekecewaan yang dialami orang pada orang
lain. Ada dua sikap orang tua terhadap agresi ini yaitu pencegahan dan
penyaluran. Dalam pandangan Psikologi kedua cara ini tidak bisa
menghilangkan agresi. Larangan akan berakibat timbulnya sikap selalu merasa
55Ibid., 3-4 56Hasan Langgulung, Pendidikan dan Peradaban Islam..., 50-52
digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id
98
bersalah dan kerisauan berlebihan. Sedangkan cara yang kedua dapat
menimbulkan sikap anti sosial yang sewaktu-waktu dapat meledak dalam
bentuk mengamuk atau perkelahian. Maka cara Islam menyelesaikannya
adalah sebagaimana al-Qur’a>n surat al-Maidah ayat 2, yaitu bekerjasama
menjalankan kebajikan dan takwa dan melarang bekerjasama dalam berbuat
dosa dan agresi. Perbuatan dosa dan agresi yang dilakukan secara bersama-
sama bisa menghancurkan bukan saja individu tetapi seluruh masyarakat.57
c) Sikap orang tua terhadap memberi makan, cara-cara yang digunakan oleh
anak-anak untuk memperoleh makanannya merupakan faktor utama
pembentukan pribadinya. Seorang ibu yang terpelajar akan
mempertimbangkan makanan apa yang diberikan kepada anaknya, kapan dan
bagaimana disuguhkan. Semua ini mempengaruhi perkembangan pribadi
anak di masa depan.
d) Sikap orang tua terhadap berdikari, yang dimaksud berdikari adalah
kesanggupan seseorang anak untuk menghadapi masalah tanpa pertolongan
dan pengawasan orang lain. Kalau anak selalu dikekang dan diberi
pertolongan maka jika ia besar akan selalu mengharap pertolongan orang lain.
Misalnya memakai pakaian sendiri sepatutnya sudah dilatih pada usia dua
setengah atau tiga tahun.58
2) Pendidikan Anak-Anak Pra Sekolah
Ada beberapa hal yang harus dikembangkan dalam pendidikan kanak-
kanak pra sekolah:
57 Ibid., 53-54 58 Ibid., 59
digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id
99
a) Aspek intelektual, memudahkan transisi dari fase kecerdasan sensory motor
ke kecerdasan konseptual dan membina dasar yang kuat untuk
perkembangan selanjutnya.
b) Aspek emosi, menjadi tempat dimana kanak-kanak merasa aman, tentram.
Dia harus merasa ia dapat berbuat sesuatu, jangan selalu merasa terancam.
c) Aspek sosial, pada fase ini anak-anak bersifat egosentrik (merasa bahwa
dialah pusat dunia), oleh sebab itu ia merasa selalu benar. Dengan pergaulan
dengan kawan-kawan sebayanya dia dapat merasa bertanggung jawab dan
bekerjasama dengan orang lain.
d) Aspek jasmani, dapat mengembangkan badan yang sehat, misalnya memilih
makanan.
e) Aspek keindahan, haruslah menyiapkan peluang untuk anak-anak
menyatakan perasaannya yang indah dan kreatif.
f) Aspek moral, aspek yang berasal dari ajaran agama.
Prinsip-prinsip Islam dalam pendidikan pra sekolah, sebagaimana dikutip
dari pendapat al-Ghazali:
a) Pendidikan anak-anak adalah pendidikan pertama dan utama
b) Anak-anak bagaikan kertas putih, tergantung bagaimana ia ditulisi.
c) Pendidikan kanak-kanak harus ditanamkan dasar-dasar agama dan kecintaan
pada agamanya
d) Didiklah anak-anak dengan penuh kasih sayang.59
59Ibid., 70
digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id
100
Salah satu faktor yang terpenting untuk taman kanak-kanak adalah guru,
maka guru harus memainkan peranan aktif dalam membina anak. Tujuan guru
dalam taman kanak-kanak antara lain adalah, mengatur tingkah laku anak-anak,
emberi semangat belajar, mengembangkan Bahasa anak, mendorong aktivitas
gerakan dan percakapan.
3) Pendidikan pada Sekolah Dasar dan Menengah, dalam pendidikan pada tingkat
ini ada beberapa hal yang penting yaitu:
a) Metode, dalam penggunaan metode harus disesuaikan dengan pelajaran apa
yang diajarkan, misalnya pelajaran ilmu pengetahuan biasanya menggunakan
kaedah Hebart, penyelesaian masalah, dan tanya jawab. Metode Hebart yaitu:
i) Pendahuluan, guru mulai mengajar jika murid telah siap
ii) Pengenalan dan uraian, guru membagi pelajaran pada beberapa unsur
dan menerangkan satu persatu, sampai benar-benar paham.
iii) Membandingkan dan mengaitkan pengetahuan yang lama dan yang baru
dan mengetahui sebab persamaan dan perbedaannya.
iv) Kesimpulan dan generalisasi
v) Implikasi dan iktisar, untuk mengetahui apakah murid mengetahui apa
yang diajarkan atau tidak.60
Metode penyelesaian masalah yaitu pengajaran ilmu pengetahuan
harus sejalan dengan proses perkembangan akal, yaitu bermula dengan
merasakan wujud masalah, kemudian menentukan dimana letak masalah itu,
60 Ibid., 80
digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id
101
kemudian menentukan hipotesis untuk menyelesaikan masalah dan terakhir
menilai yang mana diantara pilihan yang paling sesuai dan praktis.
Sedangkan dalam pengajaran ilmu Agama Islam yang merupakan pandangan
hidup, maka sekolah mempunyai aspek kognitif, afektif dan motoris. Dalam
segi kognitif agama Islam dapat diajarkan sebagai ilmu pengetahuan seperti
mengajarkan ilmu-ilmu lain, sebab ia mengadung unsur-unsur faktual seperti,
syarat-syarat sah sholat, zakat, menunaikan haji dan sejarah Islam. Dalam hal
ini bisa menggunakan metode Hebart. Sebaliknya afektif yang berkenaan
dengan iman, ibadah harus menggunakan metode untuk mengajarkan
kemahiran. 61
b) Penilaian
Penilaian berguna untuk menjadi pedoman terhadap pengajaran berhasil
atau tidak. Dengan kata lain penilaian berfungsi sebagai umpan balik terhadap
apa yang diajarkan kepada murid-murid. Hal ini berfungsi mengetahui
kelemahan, kelebihan yang sesuai dengan kebutuhan murid. Selain itu
penilaian juga berfungsi untuk memberi ganjaran terhadap pekerjaan yang
dilakukan oleh murid.
4) Pendidikan pada Perguruan Tinggi.
Lembaga perguruan tinggi adalah suatu bentuk institusi sosial, maka
hidupnya dan berkembangnya bergantung pada institusi dalam masyarakat.
Sebagai institusi pendidikan ia harus sanggup mengolah, mengembangkan dan
menciptakan nilai-nilai budaya pada masyarakat dan melanjutkan nilai-nilai
61Ibid., 83
digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id
102
budaya ini kepada generasi-generasi mendatang. Selain itu perguruan tinggi juga
berfungsi sebagai pelayanan umum atau pengabdian masyarakat, yaitu perguruan
tinggi ikut aktif memberi solusi terhadap masalah-masalah yang dihadapi
masyarakat. Selain fungsi itu perguruan tinggi mempunyai fungsi sekunder
sebagai berikut:
a) Adaptasi
b) Pengurusan, mengatur dan bertanggung jawab dalam menjalankan institusi.
c) Pergerakan
d) Kedudukan, memelihara kedudukan institusi pada suatu taraf yang
ditempatinya dibandingkan dengan institusi lain. 62
5) Pendidikan Masyarakat
Tujuan pendidikan masyarakat adalah membentuk masyarakat yang soleh.
Masyarakat yang soleh adalah masyarakat yang percaya bahwa ia mempunyai
risalah untuk umat manusia, yaitu risalah keadilan, kebenaran, kebaikan, yang
kekal, tidak terpengaruh faktor waktu dan tempat.63 Ciri-ciri masyarakat Islam
yang ideal dalam pendidikan Islam, diantaranya adalah beriman dan bertakwa,
menjunjung tinggi Islam, mengutamakan akhlak, memberi perhatian lebih kepada
ilmu, menjaga kehormatan manusia, memperhatikan kehidupan berkeluarga
dengan perhatian besar, masyarakat yang berkembang dan dinamis, dan
menggunakan harta untuk menjaga kehormatan insan dan membangun ummah.64
62Ibid., 93-95 63Hasan Langgulung, Pendidikan Islam Menghadapi..., 139 64Hasan, Manusia dan Pendidikan..., 84-85
digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id
103
Melihat tantangan-tantangan yang dihadapi dunia Islam saat ini, maka dapat
disimpulkan bahwa tugas pendidikan Islam saat ini adalah:
a) Menolong masyarakat untuk membina hubungan-hubungan sosial yang serasi,
setia kawan, kerjasama, independen dan seimbang.
b) Mengukuhkan hubungan dikalangan umat Islam
c) Menolong masyarakat mengembangkan diri dari segi ekonomi
d) Memberi sumbangan dalam perkembangan masyarakat Islam.
e) Mengukuhkan identitas budaya Islam. Dengan cara membentuk kelompok-
kelompok terpelajar, pemikir dan ilmuan yang bersemangat Islam, sadar dan
melaksanakan ajaran agamanya, bangga dan bersedia membelanya sehingga
karya-karyanya mempunyai corak Islam sejati, menguasai sains dan tekonologi
moden, bersifat produktif, dan ebas dari ketergantungan pada budaya lain dan
dari sifat taklid buta.65
Perubahan total pada masyarakat bukan hanya merubah lembaga-lembaga
sosial, tetapi berpangkal pada individu, seperti surat al-Ra’du ayat 11,
ال يغير ما بقوم حتى يغيروا ما بأنفسهم إن الل
Artinya, Sesungguhnya Allah tidak mengubah keadaan sesuatu kaum
sehingga mereka mengubah keadaan yang ada pada diri mereka sendiri.
Dan Islam juga telah menggunakan keluarga sebagai agen perubahan sosial,
seperti dalam surat al-Syuara ayat 214.66
ذر عشيرتك األقربين وأن
65 Hasan Langgulung, Pendidikan Islam menghadapi..., 139-141 66 Hasan, Pendidikan dan Peradadan..., 50
digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id
104
Artinya, Dan berilah peringatan kepada kerabat-kerabatmu yang terdekat.
6) Pendididikan Menghadapi Tantangan Modern
Dalam sebuah hadis, Rasulullah ditanya oleh Jibril, “ apakah ihsan itu?, nabi
menjawab, bahwa engkau menyembah Allah seakan-akan engkau melihatnya,
sebab jika engkau tidak melihatnya, niscaya dia melihat engkau” ( Hr. Bukhori
Muslim).
Hasil-hasil sains dan teknologi sekarang sangat mengecewakan yang
digunakan untuk kepentingan golongan tertentu. Hasil penyelidikan tentang nuklir
atom tidak digunakan oleh ahli nuklir, tetapi oleh usahawan-usahawan, ahli politik
yang lebh mementingkan kekuasaan dari pada perdamaian. Sebab-sebabnya tidak
lain adalah adanya kesalahan pendidikan modern sendiri telah menciptakan
mekanisme kebebasan manusia sebebas-bebasnya sehingga lebih banyak
melakukan penghancuran. Ditambah tidak adanyanya kampanye penyelamatan
dan kelestarian alam. Tantangan yang dihadapi pendidikan modern adalah
mengembangkan aspek akal untuk mencegah kecenderungan manusia merusak.
Obyeknya adalah pengembangan hati nurani (conscience, superego). Islam
mempunyai jawaban bagaimana mendidik dan mengembangkan hati nurani yaitu
dengan ihsan bahwa tingkah laku manusia berada di bawah pengawasan Allah.67
67 Hasan Langgulung, Manusia dan Pendidikan..., 227