bab ii 1197020 -...
TRANSCRIPT
15
BAB II
TINJAUAN UMUM TENTANG BIMBINGAN PENYULUHAN ISLAM, PERILAKU KEAGAMAAN DAN REMAJA
A. Pengertian Umum Bimbingan Penyuluhan Islam
Bimbingan Penyuluhan Islam jika di lihat dari segi pengertianya
ada beberapa pengertian yang membahas masalah – masalah Bimbingan
Penyuluhan Islam, maka untuk mengetahui pengertian dari Bimbingan
Penyuluhan Islam penulis akan mengemukukan beberapa pengertian
Bimbingan Penyuluhan Islam dari berbagai sudut pandang menurut para ahli
diantaranya :
1.Pengertian Bimbingan
a. Bimbingan menurut W.S Winkel
Bimbingan adalah pemberian bantuan kepada seseorang atau kepada
sekelompok orang dalam membuat pilihan – pilihan secara bijaksana dan
dalam mengadakan penyesuaian diri terhadap tuntunan – tuntunan hidup
ban tuan bersifat psikologi, finansial, medis dan sebagainya.1
b. Bimbingan menurut Drs. Bimo Walgito
Bimbingan adalah bantuan atau pertolongan yang di berikan kepada
individu – individu dalam mengahiri atau mengatasi kesulitan di dalam
1 W.S Winkel,Bimbingan dan konseling di sekolah menengah, PT Grasindo,
Jakarta,1978, hlm.17
16
hidupnya agar individu atau sekumpulan individu itu dapat mencapai
kesejah teraan hidup.2
c. Bimbingan menurut Drs. H.M Arifin, M.Ed
Bimbingan yaitu bantuan kepada seseorang di dalam proses pemahaman
dan penerimaan terhadap kenyataan dirinya sendiri, suka berhubungan
terhadap lingkungan sosio Ekonominya masa sekarang dan
kemungkinan masa yang akan datang dan bagaimana mengintegrasikan
dua hal tersebut melalui pikiran – pikiran serta penyesuaian diri yang
membawa kepada kepuasan hidup pribadi dan pendayagunaan sosio
ekonominya itu.3
Dari beberapa definisi mengenai pengertian Bimbingan diatas
maka dapat di simpulkan bahwa Bimbingan adalah suatu bantuan atau
pertolongan yang di berikan kepada individu- individu atau sekelompok
individu baik langsung maupun tidak langsung dalam mengatasi
permasalahan atau kesulitan dalam lingkungan sosio ekonominya pada
masa sekarang atau masa yang akan datang serta mengembangkan sikap
bertanggung jawab dan percaya diri serta mampu menyesuaikan diri,
sehingga dapat mencapai kepuasan pribadi atau kelompokdan mendapat
kesejahteraan dalam hidupnya.
2 Bimo Walgito, Bimbingan penyuluhan di sekolah , Andy Offset, Yogyakarta1989,
hlm. 4
17
2.Pengertian Penyuluhan
a. Penyuluhan menurut Prof. Dr. Hasan Langgulung,
Penyuluhan adalah Proses yang bertujuan menolong seseoranng yang
mengidap kegoncangan psikologis atau kegoncangan akal agar dia dapat
menghindari diri dari padanya, oleh sebab itu di katakan orang bahwa
konseler berusaha menyelesaikan masalah orang – orang normal.4
b. Penyuluhan menurut Drs.Bimo Walgito
Penyuluhan adalah bantuan yang di berikan kepada individu dalam
memecahkan masalah kehidupanya dengan wawancara dengan cara –
cara yang sesuai dengan keadaan individu yang di hadapi untuk
mencapai kesejahteraan hidupnya.5
c. Penyuluhan menurut H.M Arifin M.Ed
Penyuluhan dapat diartikan sebagai hubungan timbal balik antara dua
individu, dimana yang seorang ( penyuluh ) berusaha membantu yang
lain ( yaitu klien ) untuk mencapai pengertian tentang dirinya sendiri
dengan hubunganya dalam masalah yang dihadapi pada saat itu dan
mungkin pada waktu yang akan datang.6
Dari beberapa pendapat diatas penulis dapat menarik kesimpulan
bahwa penyuluhan adalah hubungan timbal balik antar individu dimana
seorang penyuluh berusaha membantu klien untuk mencapai pengertian
3 H.M. Arifin M.Ed, Pokok- pokok pemikiran tentang Bimbingan dan Penyuluhan
Agama, Bulan bintang Jakarta 1976, hlm,70. 4 Hasan Langgulung , Teori kesehatan Mental, Pustaka Al husna, Jakarta cet 5, 1986,
hlm.452. 5 Bimo Walgito Ibid hlm 5
18
tentang dirinya sediri dan dapat mengatasi dan mendapatkan jawaban dengan
hubunganya dengan masalah – masalah yang dihadapi pada saat ini dan masa
yang akan datang.
Adapun pengertian Bimbingan penyuluhan Islam yang di maksud
dalam skripsi ini adalah Proses pemberian bantuan terhadap individu agar
mampu hidup selaras dengan ketentuan dan petunjuk Allah, sehingga dapat
mencapai kebahagiaan hidup di dunia dan akhirat.7
Dengan demikian Bimbingan Penyuluhan Islam adalah bantuan
atau pertolongan pada orang lain yang mengalami kesulitan - kesulitan
rohaniah di dalam hidupnya agar mampu mengadakan reaksi agamis yang
timbul penuh dengan kesadaran yang dapat mencapai suatu yang diharapkan
yaitu mencapai kebahagiaan dunia dan akhirat. Jadi jelas bila mana
Bimbingan dan Penyuluhan Islam dilaksanakan maka sasaranya adalah barang
tentu pemberian kecerahan batin sesuai dengan jiwa dan ajaran agama Islam.
adapun inti dari Bimbingan dan Penyuluhan Islam tersebut adalah penjiwaan
ajaran agama Islam dalam pribadi klien sehubungan dengan usaha pemecahan
problem dalam lapangan hidup yang terpilih. Ia di bimbing sesuai dengan
perkembangan sikap perasaan keagamaan, sesuai dengan tingkat dan pribadi
pembimbing yang sangat berpengaruh terhadap diri pembimbing oleh karena
itu seseorang pada saat kesulitan atau menderita mereka peka terhadap
pengaruh pribadi dan kejiwaan dari pribadi penolong.
6 Drs. Bimo walgito Ibid hlm. 5. 7 Aunur Rahim Faqih, Bimbingan dan Konseling dalam Islam, UII Perss, Yogyakarta,
2002, hlm. 4.
19
�������� �� �� �� ��� ���� ������ ������ �������� ����
������������������� !�"���� #�$%&'(
Artinya : “dan hendaklah ada diantara kamu segolongan umat yang
menyeru kapada kebajikan, menyeru kepada yang ma’ruf
mencegah dari yang mungkar. Merekalah orang – orang yang
beruntung.” ( Ali Imron 104 )8
Berdasarkan ayat tersebut maka� dianjurkan bagi sesama muslim
untuk saling mengingatkan kepada hukum Allah . Di dalam surat Ali Imron
ayat 104 di jelaskan agar kita mencegah perbuatan yang mungkar, yakni
perbuatan yang melanggar peraturan – peraturan atau norma yang telah Allah
tetapkan dan juga perbuatan yang merusak adat atau lingkungan masyarakat ,
sehingga mereka dinilai sebagai orang yang tak bermoral atau amoral, karena
seolah – olah perbuatan mereka mencapai batas dari norma yang ada. Dengan
demikian Bimbingan Penyuluhan dapat dilakukan oleh siapa saja yang
memang sekiranya punya kemampuan untuk merubah sikap seseorang dari
sikap yang mungkar menuju suatu kebaikan dalam arti mengikuti ajaran Allah
( Islam ).
B. Obyek Bimbingan Penyuluhan Dan Karakteristiknya
1. Obyek Bimbingan Penyuluhan
8 Depag RI, Al Qur’an dan terjemahnya, PT Surya Cipta Aksara, Surabaya, 1993, hlm.
93.
20
Kata obyek menurut kamus bahasa indonesia oleh Muhammad Ali
mengatakan bahwa obyek adalah suatu hal, perkara atau orang yang menjadi
pokok pembicaraan, sasaran, tujuan, pelengkap atau tujuan penderita.9
Obyek yang dimaksud disini adalah orang yang menjadi sasaran
atau tujuan dari terlaksananya proses Bimbingan Penyuluhan, baik orang
tersebut yang berperan sebagai pembimbing ( konselor ) maupun orang yang
di bimbing ( konseli ) atau masyarakat secara umum. Jadi Bimbingan
Penyuluhan harus ada yang membimbing atau yang di bimbing agar bisa
berjalan dalam pelaksanaan bimbingan penyuluhan.
2. Karakteristik Bimbingan Penyuluhan
Karakteristik Bimbingan Penyuluhan adalah bimbingan
penyuluhan sebagai kegiatan bantuan, disini bimbingan penyuluhan diakui
sebagai salah satu bantuan profesional yang bisa diberikan dalam bidang
pekerjaan dan kesejahteraan sosial, pendidikan psikologi dan kesehatan
masyarakat.
Dalam proses bantuan kegiatan bantuan dalam Bimbingan
Penyuluhan harus dapat menyediakan waktu yang cukup longgar bagi
berlangsungnya wawancara, tidak tergesa – gesa atau bersitegang melainkan
bersikap tenang dan sabar serta konsisten. Pembimbing juga harus dapat
menyimpan rahasia pribadi yang di bimbing demi menghormati harkat dan
martabatnya.
9 Muhammad Ali, Kamus Lengkap Bahasa Indonesia Modern, Pustaka Armani , Jakarta,
Hlm. 273.
21
C. Metode Bimbingan Dan Penyuluhan Islam
Dalam pengertian harfiah metode adalah jalan yang harus dilalui
untuk mencapai suatu tujuan. Metode berasal dari kata “meta” yang berarti
melalui dan “hodos” yang berarti jalan. Menurut pengertian hakiki metode
adalah segala sarana yang dapat di gunakan untuk mencapai tujuan yang di
inginkan baik sarana tersebut berupa fisik mapun non fisik serta lingkungan
yang dapat menunjang suksesnya bimbingan penyuluhan Islam.
Ada beberapa metode yang lazim dipakai dalam bimbingan dan punyuluhan
Islam dimana sasaranya adalah mereka yang ada di dalam kesulitan mental
spiritual di sebabkan oleh faktor kejiwaan yang berada dalam dirinya sendiri
seperti tekanan batin ( depresi mental ), gangguan perasaan ( emosional
disturbance ), tidak mampu mengadakan konsentrasi pikiran, dan juga
disebabkan oleh faktor dari luar dirinya, seperti pengaruh lingkungan yang
mengguncangkan perasaan.
Metode Bimbingan Penyuluhan Islam pada dasarnya sama dengan
dakwah pada umumnya, karena hakekat dari bimbingan penyuluhan Islam
adalah inti dari dakwah itu sendiri, dengan demikian metode bimbingan
penyuluhan Islam sebagai metode dakwah.
Firman Allah surat An Nahl 125.
)*� ���� �+,�-./��/�/��� ��� *�0� ��1��� �2 ����� ���
����������� ����3��-.� ,4����� ��� �+���15�
",����$%6&(
22
Artinya : “ Serulah ( manusia ) kepada jalan tuhanmu dengan hikmah dan
pelajaran yang baik dan bantahlah mereka dengan cara yang baik
pula..” ( An Nahl 125 ).10
Syekh muhammad Abduh sebagaimana dikutib M. natsir
menyimpulkan ayat tersebut bahwa pada garis besarnya umat yang dihadapi
seseorang pembawa dakwah dapat dibagi kedalam tiga golongan yang masing
– masing harus dihadapi dengan cara yang berbeda pula yakni :11
1. Ada golongan yang cerdik cendikiawan yang cinta kebenaran dan berfikir
secara kritis, cepat dalam menangkap inti persoalan , mereka ini cukup di
panggil dengan hikmah, yakni dengan alasan – alasan dalil dan hujah yang
dapat di terima oleh akal mereka.
2. Ada golongan awam kebanyakan orang yang belum mampu berfikir secara
kritis dan mendalam belum dapat menangkap pengertian – pengertian
yang tinggi. Mereka di panggil dengan mauidhotul hasanah dengan
anjuran dan ajakakan yang baik, dengan ajaran yang mudah di pahami.
3. Ada golongan yang tingkat kecerdasanya diantara dua golongan tersebut,
belum dapat dicapai dengan hikmah dan tidak sesuai jika dilayani sesuai
dengan orang awam. Mereka suka membahas sesuatu dalam batas tertentu
tidak sanggup mendalam benar. Mereka ini di panggil dengan mujadalah
billati hiya ahsan, yakni dengan bentukan pikiran guna mendorong supaya
berfikir dengan sehat satu dengan yang lain dengan cara yang sehat,
10 Depag RI, op, cit. hlm 421.
11 M. Natsir, Fighud Dakwah, Ramadani, Solo, 1981. Hlm. 167
23
Untuk mengadakan Bimbingan dan Penyuluhan agama maka perlu
menggunakan beberapa metode. Sedangkan metode Bimbingan penyuluhan
agama adalah sebagai berikut:
1. Metode Wawancara
Wawancara adalah salah satu cara mempreroleh fakta – fakta
kejiwaan yang dapat dijadikan bahan pemetaan tentang bagaimana
sebenarnya hidup kejiwaan anak bimbing pada saat tertentu yang
memerlukan bantuan.12
2. Metode Group Guidence ( Bimbingan secara berkelompok )
Metode wawancara merupakan cara pemahaman tentang keadaan
seseorang secara pribadi, maka bimbingan kelompok adalah sebaliknya,
yaitu cara pengungkapan jiwa atau batin serta pembinaanya melalui
kegiatan kelompok seperti ceramah, diskusi atau dinamika kelompok dan
sebagainya. Metode ini menghendaki agar setiap yang di bimbing
melakukan komunikasi imbal balik, melakukan hubungan inter personal
satu sama lain dan bergaul melalui kegiatan yang bermanfaat bagi
peningkatan pribadi masing – masing.13
3. Metode Non direktif ( cara yang tidak mengarah )
12 H.M Arifin , Pokok- pokok Pemikiran tentang Bimbingan dan Penyuluhan Agama, Bulan bintang, Jakarta 1976, Hlm.43. 13 H.M Arifin Ibid. Hlm..44
24
Metode Non Direktif adalah cara untuk mengungkapkan segala
perasaan dan segala pikiran yang tertekan sehingga menghambat
kemajuan.14
4. Metode Psiko Analitis ( penganalisaan jiwa )
Metode ini berasal dari Psiko Analisis Freud yang dipergunakan
untuk mengungkapkan segala tekanan perasaan yang sudah tidak lagi di
sadari. Menurut teori ini manusia yang senantiasa mengalami kegagalan
usaha menyebabkan timbulnya perasaan tertekan.15
5. Metode Direktif ( metode yang bersifat mengarahkan )
Metode ini lebih bersifat mengarahkan kepada anak bimbing untuk
berusaha mengatasi kesulitan ( problem ) yang di hadapi, pengarahan
yang di berikan kepada anak bimbing adalah dengan memberikan secara
langsung jawaban – jawaban terhadap permasalahan yang menjadi sebab
kesulitan yang dihadapi anak bimbing.16
Dalam metode Bimbingan dan pengolahan yang telah di sebutkan,
agar lebih valid dan mengenai sasaran serta tercapai tujuan yang di
inginkan sebaiknya menggunakan suatu pendekatan penelitian antara lain:
a. Study kasus Untuk Tujuan Klinik
14 H.M Arifin Ibid. Hlm. 46 15 H.M Arifin Ibid. Hlm. 48
16 H.M Arifin. Ibid. Hlm. 50
25
Dalam Studi kasus ini kita akan mendapatkan informasi paling
tidak antara lain :
1. Status situasi bagi perlawanan kuratif
2. Pengumpulan data, Pengujian kemampuan indra, Kesehatan,
Pendidikan dan mental serta biografinya.
3. Diagnosa dan faktor penyebab
4. Penyesuaian, perlakuan dan terapi ( program rehabilitasi )
5. Program tindak lanjut ( Program revalidasi ).17
b. Studi Perkembangan ( Development Studies )
Studi perkembangan ini merupakan perkembangan subyek yang
di teliti dari waktu ke waktu.
Dalam studi ini di gunakan dua metode yaitu :
1. Metode alur panjang (longitudinal Method )
2. Metode Silang sekat ( Cross- Sectoral Method ).18
D. Pengertian Perilaku Keagamaan dan Macam - Macamnya
1. Pengertian Perilaku Keagamaan
Perilaku keagamaan terdiri dari dua kata yaitu Perilaku dan
keagamaan. Masing masing kata dapat diartikan sediri – sendiri, namun
17 Noeng Muhajir, Metodologi Penelitian Kualitatif Pendekatan Positifistik, Rasionalistik,
Phenomenologikdan Realisme Methopisik telaah studi tek dan penelitian agama, Rake Sarasin, Yogyakarta, 1998, hlm. 40- 42.
18 Suharsini Arikunto, Manajemen Penelitian, Rineka Cipta, 1990. hlm. 316- 320.
26
apabila kedua kata itu di gabung maka akan membentuk suatu kesatuan
arti baru yaitu Perilaku keagamaan.
Secara bahasa Perilaku berarti segala tindakan yang dilakukan oleh
organisme, sebagai respon terhadap stimulus, motorik atau gladuar, di
pandang sebagai jenis perilaku. 19 Pendapat lain mengatakan bahwa
perilaku adalah tanggapan atau reaksi individu terwujud di dalam gerakan
( sikap ) tidak saja badan atau ucapan.20 Perilaku tersebut dilakukan oleh
setiap individu di dalam kehidupanya sehari – hari guna berinteraksi
dengan individu yang lain.
Suatu hal yamng sangat rasional bahwa setiap perilaku yang
dilakukan oleh individu ini di pengaruhi oleh adanya nilai yang bermacam
– macam sehingga setiap perilaku yang dihasilkan mempunyai corak dan
wujud sesuai dengan nilai tersebut. Misalnya perilaku yang di dorong oleh
nilai sosial maka perilaku tersebut di namakan perilaku sosial, dan
perilaku yang di dorong oleh nilai agama perilaku yang dihasilkan
dinamakan perilaku agama.
Kata keagamaan merupakan kata jadian dari kata dasar agama yang
mendapat awalan ke dan ahiran an . kata dasar agama mempunyai
beberapa arti baik dari segi bahasa maupun dari segi istilah. Dari bahasa
agama berasal dari sanksekerta yaitu “ a “ yang berati tidak dan “ gama “
yang bewrati kacau.21 Sedangkan menurut bahasa arab, agama adala
19 Frank L. Bruno, Kamus Istilah kunci psikologi, Kanisius Yogyakarta, 1989, hlm.42. 20 Dep Dik Bud, Kamus besar Bahasa Indonesia, Balai pustaka, Jakarta, 1989. Hlm.67. 21 KH. M Taib Thohir Abd Muin, Ilmu kalam,Wijaya Jakarta, 1966, hlm.121.
27
Addin yang berarti adad kebiasaan , tingkah laku, taat, hukum, keadaan
politik dan pikiran.22
Di tinjau dari segi Istilah kata agama memiliki beberapa arti.
Menurut Rolland Robertson
Agama adalah suatu sistem keyakinan dari keyakinan dan faktor yang
bersifat relatif terhadap hal- hal sacred. Yakni segala sesuatu yang
dihindari dan dilarang, kayakinan – keyakinan dan praktek – praktek yang
mengjarkan moral yang tinggi kedalam suatu komoniti, hadirnya suatu
konstitusinya yang di sebut gereja, dimana setiap orang mengidentitaskan
diri kepadanya.23
Dari definisi diatas maka dapat diambil kesimpulan bahwa agama
adalah suatu keyakinan tentang adanya tuhan yang maha Esa, yang
mengandung peraturan yang tingi yang oleh manusia direalisasikan dalam
bentuk – bentuk keagamaan guna mencapai kebahagiaan dunia akhirat,
apabila kata “Agama “ diberi awalan “ke” dan akhiran “an” maka akan
terbentuk kata “ keagamaan “ yang berati sifat yang terdapat dalam
agama. 24 seadng perilaku keagamaan dapat diartikan sebagai suatu
perilaku yang dihasilkan oleh setiap atau dari sekelompok individu atas
dasar nilai agama atau keyakinan terhadap tuhan yang maha esa atau
perilaku yang dihasilkan oleh setiap manusia yang bersifat agamis.
22 Ibid
23 Rolland Roberston, Agama dalam Analisis dan Interaksi sosiologi , PT Raja Grafida Persada, Jakarta, 1993. Hlm. 41.
24 WJS Poerwo Darminto, Kamus Umum Bahasa Indonesia,, Balai Pustaka ,Jakarta, 1989. hlm .19.
28
Untuk memahami Islam dan perilaku keagamaan umat islam,
konsep yang tepat adalah konsep yang mampu memahami beragam dimensi
dalam beragama islam. Menurut Clock dan Stark ( Robertson 1988 ) seperti
yang dikutup Jamaluddin Ancok dan Fuad Nasori Suroso ada lima macam
dimensi keberagamaan yakni keyakinan ( ideologi ), dimensi peribadatan atau
praktek agama ( Ritualistik ) dimensi Penghayatan ( eksperian sial ) dimensi
Pengalaman ( konsekwensial ) dan dimensi pengetahuan agama (
Intelektual).25
Pendapat tersebut di kuatkan oleh Dr. Djamaluddin Ancok dan
Fuad muhammad Nasori , dalam bukunya Psikologi Islami yang di jelaskan :
“ Walau tidak sama sepenuhnya dimensi keyakinan dapat di sejajarkan dengan aqidah, dimensi praktek dapat di sejajarkan dengan Syari’ah, dan dimensi pengalaman dapat di sejajarkan dengan akhlak. Dimensi keyakinan atau aqidah islam menunjuk pada seberapa tindakan keyakinan muslim terhadap kebenaran keyakinan ajaran agamanya, terutama terhadap ajaran agama yang fundamental dan dogmatis. Di dalam keislaman isi dimensi keimanan menyangkut keyakinan terhadap Allah, para malaikat, nabi atau rasul, kitab – kitab Allah, surga dan neraka serta qodho dan qodar dimensi peribadatan atau praktek agama ( syariah ) menunjukkan pada seberapa tingkat kepatuhan muslim dalam mengerjakan kegiatan – kegiatan ritual sebagaiman di suruh dan dianjurkan agamanya. Dalam keberislaman dimensi peribadatan menyangkut pelaksanaan sholat puasa, zakat, haji membaca Al qur’an, do’a dzikir ibadah kubur, i’tikaf masjid dan sebagainya. Dimensi pengalaman atau i’tikaf menunjuk pada beberapa tingkah muslim berperilaku di motifasi oleh ajaran – ajaran agamanya yaitu bagaimana individu berelasi dengan dunianya terutama dengan manusia lain dalam keberislaman perilaku ini meliputi perilaku suka menolong, bekerja sama , berderma, kesejahteraan dan menumbuh kembangkan orang lain, menegakkan keadilan dan kebenaran , berlaku jujur, memaafkan, menjaga lingkungan hidup, menjaga amanat tidak mencuri, tidak menipu, tidak berjudi, tidak
25 Jamaluddin Ancok, Fuad Nasori Suropso, Psikologi Islami, Solusi Islam atas Problem
– problem Psikologi, Pustaka Pelajar, Yogyakarta, 1994. hlm. 77.
29
minum – minuman yang memabukkan, berjuang untuk hidup sukses menurut ukuran islam dan sebagainya.26 Bertolak dari pemikiran tersebut maka dapat diambil suatu
pelajaran bahwa perilaku keagamaan merupakan bagian dari kehidupan
beragama. Keduanya memiliki hubungan yang erat dan tidak dapat
dipisahkan. Kalau kehidupan beragama menyangkut aspek keyakinan
(Aqidah) Praktek keagamaan ( Ibadah ), Syari’ah dan pengalaman atau
akhlak, maka perilaku keagamaan juga menyangkut aspek mental ( keyakinan
) dan unsur perasaan dalam beragama yang dimanifestasikan dalam bentuk
praktek – praktek keagamaan ( ibadah ) dan diamalkan dalam perbuatan yang
mulia ( akhlak ). Dengan kata lain ia meliputi kesadaran beragama dan
pengalaman beragama.
1. Kesadaran beragama ( Religious consciousnes )
Agama memberikan pengaruh moral yang kuat pada moral manusia
untuk membentuk sikap mental atau perilaku dalam kehidupan sehari –
hari, sebagai mana kita ketahui bahwa perilaku manusia itu bermacam –
macam namun secara garis besarnya dibagi menjadi dua yaitu, perilaku
yang baik dan perilaku yang buruk.
Di dalam Islam perilaku yang baik di dasarkan pada Al qur’an dan
hadits ( perilaku Islami ), perilaku yang baik di perintahkan oleh Allah
sedang perilaku yang buruk di larang oleh- Nya.
Manusia bukan hanya jasmaniah ( materi ) juga bukan terdiri dari
rohaniah saja , akan tetapi manusia terdiri dari dua unsur yaitu jasmani dan
26 Djamluddin Ancok, Fuad Ansori Suroso, Ibid, Hlm. 81.
30
rohani.27 Dari kedua unsur manusia tersebut yang paling penting adalah
unsur mental ( rohaniah ). Aspek inilah yang menjadi motor segala
perilaku manusia, sedang unsur jasmani sebagai pelaksana saja. Oleh
karena itu agama mempunyai peranan yang amat penting dalam membetuk
perilaku yang bagus dan mulia. Apabila manusia telah mengetahui,
mengerti, menyadari dan memahami atau meyakini agama tersebut, sudah
barang tentu sebagai konsekwensi logisnya, ia akan melaksanakan
perintah dan menjauhi laranganya yang terdapat dalam ajaran tersebut.
2. Pengalaman keagamaan ( relegion Eksperience )
Yang dimaksud dengan pengalaman beragama ( relegoous
ekperiense ) adalah unsur perasaan dalam kesadaran beragama, yaitu
perasaan yang membawa kepada keyakinan yang di hasilkan pada
tindakan alamiah.
Ini berarti bahwa pengalaman keagamaan merupakan sikap batin
yang timbul didalam batin manusia yang membawa kepada keyakinan
sebagai akibat dari pelaksanaan aktifitas keagamaan. Pengalamam
keagamaan merupakan pengalaman kerohanian. Orang mengalami dunia
sampai pada batsnya seakan – akan menyentuh apa yang ada di seberang
duniawi atau yang diluar profan. Pengalaman keagamaan yang khas itu
meruopakan tandanya tuhan dan sifat – sifatnya yanfg sering kali
bercampur dengan hal – hal duniawi sehingga kekuatanya jadi dangkal.28
27 .Zakiah Darojat, Ilmu jiwa Agama, Bulan bintang , Jakarta 1970. hlm. 4. 28 H. Abdul AzisAhyadi, PsikologiAgama Keperibadia muslim Pancasila, Sinar baru
,Bandung, 1991, hlm. 16.
31
Agama memberikan sumbangan pada moral manusia dengan
mempertinggi semua sikap mental yang berharga seperti penghargaan
pada tradisi, keharmonisan dengan lingkungan, keberanian dan
kepercayaan diri dalam pergaulan dalam mengatasi kesukaran dan adat
menghadapi maut.29 Oleh karena itu agama bersinggungan dengan titik
kritis dalam pengalaman manusia yang kita namakan pengalaman
keagamaan.
2. Macam – macam Perlaku keagamaan ( hal – hal yang menyangkut
perilaku keagamaan )
Perilaku keagamaan yang dilakukan oleh setiap manusia tidak
terlepas dari adanya ketiga hal yang mana ketiga hal tersebut adalah
diawali dengan penanaman rasa iman atau aqidah ( keyakinan ), yang
kemudian direalisasikan dalam islam ( ibadah ) dan ihsan ( muamalah ).
1. Iman atau Aqidah
Menurut devinisi Jahmiah dan Asy’ariyah, merupakan dua istilah
yang bersinonim. Karena iman hanyalah At tasdiq ( membenarkan
dalam hati . dalam hal ini imam Abu Hanifah memperkuat, terbukti dia
berpendapat iman hanyalah i’tiqod, sedang amal adalah bukti iman.
Secara etimologi Aqidah berakar dari kata Aqoda , Ya’qidu,
Aqidatan, Aqdan berarti simpul, ikatan, perjanjian dan kokoh.setelah
terbentuk menjadi aqidah berati keyakinan, relevansi dari kata aqdan
29 Thomas FO Den , Sosiologi Agama, Rajawali perss, Jakarta, 1990, hlm. 16.
32
dan Aqidah adalah keyakinan itu tersimpul dengan kokoh di dalam
hati, bersifat mengikat dan mengandung perjanjian.30
Firman Allah :
7�8��� 9�.�� ,���.�� ������� �� #:;���� <����������=
> ���+�����-���/?�����@� �A��/?�����B�-.>��
����1�3���;������5����C��;"D�8-��$%EF(
Artunya : “ Katakanlah ( hai orang – orang mu’min. Kami beriman
kepada Allah dan apa yang di turunkan kepada kami, dan
apa yang di turunkan kepada Ibrahim, Ismail, Ishak,
Ya’kub dan anak – anak cucunya dan apa yang di berikan
kepada Nabi – Nabi dari Tuhanya, kami tidak membeda –
bedakan seorangpun diantara mereka dan kami hanya
tunduk patuh kepadanya “ ( QS Al Baqaroh ayat 136 ).” 31
Iman adalah keyakinan atau kepercayaan yang bersumber dalam Al
Qur’an ia merupakan segi teoritis yang di tuntut pertama – tama dan
terdahulu dari segala sesuatu untuk dipercayai dengan satu keimanan
yang tidak boleh dicampuri oleh keraguan dan dipengaruhi oleh
persangkaan .32
Sedangkan Aqidah menurut T.M Hasby Ash Shiedieqy, bahwa
aqidah adalah pendapat dan pikiran atau anutan yang mempengaruhi
jiwa manusia lalu menjadi sebagai suatu suku dari manusia itu sendiri, di
30 H. Yunahar Ilyas, Kuliah Aqidah Islam, LPPI, Yogyakarta, 1992, hlm.4. 31 Depag RI. Al Qur’an dan terjemahnya, PT Surya Aksara, Sursbaya 1993. Hlm. 35. 32 Drs. Nasiruddin Razaq, Op cit.Hlm. 119.
33
bela, di pertahankan, dan di i’tiqodkan bahwa itu adalah benar, harus di
pertahankan dan di perkembangkan.33
2. Islam ( ibadah )
Kata Islam berasal dari bahasa arab yang berarti menyerahkan,
sedangkan dalam ucapan masyarakat islam disebut ibadah ( Khasah ).
Tentang islam di jelaskan dalam hadist yang diriwayatkan oleh iman
bukhori :�
�� <�/4+�� ���� #�=�GH <�#�.+#�=GIJ.>�/��I
<�#�.+ �������<�>�3��>��D*��K@�L� MI�=��
��N�+I�O�P����D�Q:��R�����DJS��"T+��-��U��+( �
Artinya : “ Dari Ibnu umar ra berkata: “ saya mendengar Rosulullah
saw bersabda , dibina atas dasar (lima asas), yakni
menyaksikan bahwa tidak ada yang lain melainkan Allah dan
bahwa sesungguhnya Muhammad itu hamba� dan utusa-Nya,
mendirikan sholat, membayar zakat, melaksanakan haji, dan
mengerjakan puasa bulan Ramadhan” ( HR Bukhari ).34�
Maksud dari ayat tersebut diatas yakni bahwa Islam itu adalah
menyerahkan diri kepada Allah dan melaksanakan lima perkara yakni : 1)
bersaksi bahwa tiada tuhan yang wajib disembah kecuali Allahdan
Muhammad itu utusan Allah, 2) Mendirikan Sholat, 3) Membayar Zakat,
33 TM.Hasby Ash Syidiqi , Sejarah dan Pengantar Ilmu Tauhid, Bulan Bintang, Jakarta.
1973. Hlm. 4. 34 Muhammad Salim Hakim, Hadist Sahih Bukhari, Juz I, Darul Qutub Al Alamiah, Beirut. Hlm. 21
34
4) Puasa bulan Ramadhan dan 5) menunaikan ibadah haji bagi
yang mampu. Kelima asas diatas disebut sebagai rukun islam. Dengan
azas – azas itulah islam menutun umatnya untuk melakukan ibadah
mengabdi kepada Allah.
Dalam Islam manusia di tuntut bukan untuk beriman saja tetapi
Islam menuntut agar Iman itu di buktikan dalam tingkah laku dan
perbuatan yang nyata, sedang realisasi dari Iman adalah mengerjakan
semua petunjuk dan perintahnya, menjauhi segala sesuatu yang
dilarangnya tanpa di tawar – tawar dan dengan sepenuh hati. Adapun
ibadah yang di wajibkan Islam, yang terdapat dalam rukun islam yaitu :
i. Mengerjakan Sholat
Sholat adalah tiang agama yang merupakan pengangan keyakinan,
penghulu dari berbagai macam kegiatan.
Ahli – ahli Fiqih mengartikan sholat sebagai berikut. Sholat yakni
beberapa ucapan yang diawali takbirutul ikhrom dan di akhiri dengan
salam sesuai dengan syarat yang telah di tentukan.
Sholat fardhu yang diwajibkan disini ada lima waktu yaitu : Sholat
Dhuhur, Ashar, Maghrib, Isya’ dan Subuh. Selain sholat yang di
wajibkan dalam Islam tersebut, juga ada Sholat sunah yang di kerjakan
oleh seorang muslim seperti :
a. Sholat sunah Rowatib
b. Sholat sunah Dhuha
c. Sholat dua Hari Raya
35
d. Sholat Tarawih
e. Sholat Gerhana matahari
f. Sholat Istisqo’
g. Sholat Tahajjud
h. Sholat Istikharoh
i. Sholat Jenazah
Demikian sholat yang dikerjakan sesuai dengan rukun islam
tersebut.
ii. Membayar Zakat
Zakat adalah satu rukun Islam yang lima. Apabila di dalam semua
ruikun Islam terkandung segi – segi kesosialan maka di dalam zakat ini
segi tersebut banyak dan lebih nyata, serta lebih tegas dari pada yang
terkandung didalam rukun Islam lainya.
Fungsi dari pada zakat antara lain ialah membersihkan harta – harta
benda orang kaya , mempertalikan antara orang kaya dengan orang –
orang miskin dengan ikatan yang teguh. Maka dengan adanya zakat,
islam mengangkat manusia dari naluri egoisme ( merasa ingin hidup
enak sendiri ) dari pada memperhatikan kepentingan bersama. 35
iii. Menjalankan Puasa
Allah swt telah mengaruniakan kenikmatan yang amat besar
kepada hambanya yaitu dengan memberikan suatu amalan yang dapat di
35 H. Moh Rifa’I , Pembina Pribadi Muslim, CV Wicaksana, Semarang ,1993,hlm. 143.
36
gunakan untuk menolak tipu daya Syaitan, untuk mengecewakan angan
– angan nya dan untuk mematah usaha busuknya, amalan yang dimaksud
adalah ibadah puasa.
Orang yang berpuasa itu pahalanya benar – benar di penuhi
secukupnya serta dilipat gandakan dengan tidak ada hitungnya.
Ada tiga tingkatan dalam puasa yaitu :
a. Puasa orang umum yaitu dengan cara menahan perut dan kemaluan
dari terpenuhinya kesyahwatan makan, minum ataupun bersetubuh.
b. Puasa orang khusus yaitu cara sebagaimana diatas di tambah pula
dengan menahan Pendengaran, penglihatan, lidah , tangan, kaki dan
lain – lain anggota badan dari segala perbuatan dosa.
c. Puasa orang Khusus khusus yaitu kecuali diatas, juga dengan
puasanya hati yaitu di tahan dari perhatian – perhatian yang rendah.
Pemikiran – pemikiran keduniaan dan pendeknya menahan dari
segala sesuatu yang untuk selain Allah secara keseluruhanya.36
iv. Menunaikan ibadah haji
Haji adalah salah satu rukun Islam dan sendinya yang terkuat. ia
adalah merupakan ibadah yang wajib dilaksanakan sekali sepanjang
umur. Dengan melaksanakan itu maka sempurnalah keislaman dan
lengkaplah agama seseorang itu.37
36 Ibid . hlm. 146 37 Ibid. hlm. 151.
37
Demikian rukun Islam yang wajib dikerjakan oleh setiap manusia
sebagai hamba Allah
3. Ihsan ( muamalah )
Setelah keyakinan ( iman ) dalam hati, yang kemudian setelah
iman ada dalam hati yang selanjutnya direalisasikan untuk menjalankan
ajaran Islam, yang mana Islam adalah menjalin hubungan antara manusia
dengan tuhanya dan selanjutnya adalah Ihsan ( muamalah ). Ihsan berati
berbakti dan berbuat kebaikan yaitu berakhlak sholeh, pendekatan ( mikro
) yang melaksanakan ibadah kepada Allah dan bermuamalah kepada
sesama mahluk dengan penuh keihlasan seakan – akan di saksikan oleh
Allah, meskipun dia tidak melihat Allah,
Allah berfirman������
��8��TV���;�15��� ����� ��� �!�K3��Q�W?>�<�� � �- ��
��I�������X�Y��+�Y�����8��TZ+�Y������1����X�Y���X5�S
������ ,�-1�� ����[ ������ G ��Q ��X��><� ��> ����
�+��\"R�1;� EF( Artinya : “ Sembahlah Allah dan janganlah kamu mempersekutukanya
dengan sesuatupun, dan berbuat bailklah kepada kedua
orantua ( ibu, bapak ), karib kerabat , Anak- anak yatim ,
Orang – orang miskin, tetangga dekat, tetangga yang jauh ,
teman sejawat, ibnu sabil, dan hamba sahayamu.
sesungguhnya Allah tidak menyukai orang – orang yang
sombong dan membanggakan diri.” ( QS An Nisa’ ayat. 36 ).38
38 Depag RI,Ibid . hlm. 123.
38
>�T�8�����-��� ��;���?� >�� ��;���? �] ��������
"U�!���G6(
Artinya : “ Dan tolong menolonglah kamu dalam mengerjakan kebaikan
dan janganlah tolong menolong dalam berbuat dosadan
pelanggaran.” ( QS Al Maidah ,ayat. 2 ).39
Perlu di ketahui bahwa Muamalah itu pengertianya disamakan
dengan ubudiyah umah yaitu : “ Segala perbuatan manusia selama hidupnya
yang dapat secara umum di masukkan dalam kegiatan – kegiatan yang
berbentuk ; Ekonomi, Pendidikan, Polotik, Pertahanan, Ilmu Pengetahuan,
Tekhnologi, Kesenian, Olah raga dan lain – lain.yang biasa disebut budaya
atau kultur, dalam ukuran yang lebih luas disebut juga peradaban karena
dalam agama, dasar, proses dan hasilnya terkait pada nilai – nilai tertentu atau
tidak bebas nilai ( value free ). Maka seluruh perilaku ini merupakan perilaku
yang mulia yang di sebut akhlaqul karimah.
Menurut ajaran Islam seperangkat muamalah yang di dasarkan
nilai – nilai hukum Allah dan bermotivasi mencapai keridhoanya di sebut
amal sholeh, atau karya yang tepat dan benar menurut kaidah hukum Allah,
yang secara mikro disebut kebebasan ilmiah, sedangkan amal sholeh itu
merupakan perilaku berdasarkan sistem nilai tertentu dan kelanjutanya
menghasilakan karya atau suasana masyarakat tertentu yang mencerminkan
akhlaqul karimah ( budaya yang tinggi ).
39 Depag RI Ibid . hlm. 156.
39
Dengan demikian prisip muamalah menurut Islam adalah
melaksanakan hubungan antara manusia yang satu dengan yang lain berdasar
dan mencerminkan hukum – hukum Allah ( Aqidah dan Syari’ah ) dari
hubungan tersebut itu akan membentuk suatu masyarakat tetentu,
meningkatnya keserasian hubungan manusia dan mempertinggi mutu hidup
sehingga tercapai suasana kebahagiaan hidup didunia dan di akhirat.