bab iii - digilib.uinsby.ac.iddigilib.uinsby.ac.id/6442/8/bab 3.pdf · 4 h adalah masa keemasan...

20
digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id 81 BAB III BIOGRAFI AL-QURT}U> BIY DAN KITAB TAFSIRNYA A. Setting Historis al-Qurt}u>biy 1. Nama Lengkap dan Tempat kelahiran Penulis tafsir al-Qurtubi bernama Abu Abdillah Muhammad Ibn Ahmad Ibn Abi Bakr Ibn farh al-Anshari al-Khazraji Syamsy al-din al- Qurtubiy. Beliau dilahirkan di Cordova, Andaluisa (Spanyol sekarang). 1 Para penulis biografi tidak ada yang menulis tahun kelahirannya, mereka hanya menyebut tahun kematiannya, yaitu pada tahun 671H di kota Maniyyah Ibn H}asib Andalusia. Al-Qurt}u>biy dianggap sebagai salah seorang tokoh yang bermadhhab Malikiy. 2 Al-Qurt} u> biy sendiri adalah nama suatu daerah di Andalusia (sekarang Spanyol), yaitu Cordoba, yang di-nisbah-kan kepada al-Imam Abu Abdillah Muhammad, tempat dimana ia dilahirkan. Tidak ada data jelas yang menerangkan tanggal berapa ia dilahirkan, namun yang jelas al-Qurt} u> biy hidup ketika waktu itu wilayah Spanyol berada di bawah pengaruh kekuasaan dinasti Muwahhidun yang berpusat di Afrika Barat dan Bani Ahmar di Granada (1232-1492 M) yaitu sekitar abad ke-7 Hijriyah atau 13 Masehi. Al-Qurt} u> biy hidup di Cordoba pada abad-abad akhir kemajuan gemilang umat Islam di Eropa disaat Barat masih tenggelam dalam 1 Abu Abdillah Muhammad bin Ahmad bin Abu Bakr bin Farh al-Ans}a>riy Shamsu al-Din al- Qurtubiy. Al-Ja>mi’ li Ahka>m al-Qur’a>n. (Bairut: Da>r al-Kita>b al-‘Arabiyyah. 2012). J. I. 23 2 Hamim Ilyas, Studi Kitab Tafsir, (Yogyakarta: Teras, 2004). 65

Upload: others

Post on 24-Jan-2020

15 views

Category:

Documents


0 download

TRANSCRIPT

Page 1: BAB III - digilib.uinsby.ac.iddigilib.uinsby.ac.id/6442/8/Bab 3.pdf · 4 H adalah masa keemasan dalam bidang fikih, dan dari pertengahan abad ke 7 H lah awal mula periode kemunduran

digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id

81

BAB III

BIOGRAFI AL-QURT}U>BIY DAN KITAB TAFSIRNYA

A. Setting Historis al-Qurt}u>biy

1. Nama Lengkap dan Tempat kelahiran

Penulis tafsir al-Qurtubi bernama Abu Abdillah Muhammad Ibn

Ahmad Ibn Abi Bakr Ibn farh al-Anshari al-Khazraji Syamsy al-din al-

Qurtubiy. Beliau dilahirkan di Cordova, Andaluisa (Spanyol sekarang).1

Para penulis biografi tidak ada yang menulis tahun kelahirannya, mereka

hanya menyebut tahun kematiannya, yaitu pada tahun 671H di kota

Maniyyah Ibn H}asib Andalusia. Al-Qurt}u>biy dianggap sebagai salah

seorang tokoh yang bermadhhab Malikiy.2

Al-Qurt}u>biy sendiri adalah nama suatu daerah di Andalusia (sekarang

Spanyol), yaitu Cordoba, yang di-nisbah-kan kepada al-Imam Abu Abdillah

Muhammad, tempat dimana ia dilahirkan. Tidak ada data jelas yang

menerangkan tanggal berapa ia dilahirkan, namun yang jelas al-Qurt}u>biy

hidup ketika waktu itu wilayah Spanyol berada di bawah pengaruh

kekuasaan dinasti Muwahhidun yang berpusat di Afrika Barat dan Bani

Ahmar di Granada (1232-1492 M) yaitu sekitar abad ke-7 Hijriyah atau 13

Masehi.

Al-Qurt}u>biy hidup di Cordoba pada abad-abad akhir kemajuan

gemilang umat Islam di Eropa disaat Barat masih tenggelam dalam

1 Abu Abdillah Muhammad bin Ahmad bin Abu Bakr bin Farh al-Ans}a>riy Shamsu al-Din al-

Qurtubiy. Al-Ja>mi’ li Ahka>m al-Qur’a>n. (Bairut: Da>r al-Kita>b al-‘Arabiyyah. 2012). J. I. 23 2 Hamim Ilyas, Studi Kitab Tafsir, (Yogyakarta: Teras, 2004). 65

Page 2: BAB III - digilib.uinsby.ac.iddigilib.uinsby.ac.id/6442/8/Bab 3.pdf · 4 H adalah masa keemasan dalam bidang fikih, dan dari pertengahan abad ke 7 H lah awal mula periode kemunduran

digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id

82

kegelapan. Cordoba yang sekarang yaitu kota Kurdu yang terletak di

lembah sungai besar dan lambat laun kota itu menjadi kota kecil. Sedikit

demi sedikit pecahan kota yang didiami muslim sekitar 86 kota semakin

berkurang, berapa jumlah harta simpanan desa yang tidak terlindungi, alias

hilang. Sedikitnya di Cordoba terdapat 200 ribu rumah, 600 Masjid, 50

rumah sakit, 80 sekolah umum yang besar, 900 pemandian. Jumlah buku

sekitar 600 ribu kitab lebih, yang kemudian dikuasai oleh Nasrani pada

tahun 1236 M. Bangsa Arab menguasai Cordoba pada tahun 711 H, hingga

mencapai masa puncaknya pada periode Bani Umayyah tahun 856 H/1031

yang mengangkat dan memajukan negara-negara Eropa. Cordoba jatuh

setelah daulah umuwiyah kalah dan tunduk pada tahun 1087 M yang

kemudian dikuasai oleh kerjaan Qosytalah Fardinand yang ketiga tahun

1236 M. Itulah sekilas perjalan zaman dan tempat hidupnya Al-Qurtubi.

2. Periode Kehidupan al-Qurt}u>biy dalam Perkembangan Ilmu Fikih.

Al-Qurt}u>biy hidup pada sekitar abad ke 6 H, pada zaman tersebut,

umat Islam mengalami kemajuan dalam segi tertentu, dan juga mengalami

kemunduran dalam segi yang lain. Apabila ditinjau dari berbagai bidang

ilmu-ilmu keislaman, al-Qurt}u>biy berada pada masa-masa atau periode

akhir dari tah}ri>r, takhri>j dan tarjih dalam mazhab fikih, periode tersebut

dimulai dari pertengahan abad ke 4 H sampai pertengahan abad ke 7 H, dan

periode sebelumnya adalah periode kemunculan yaitu dari abad k 1 H

sampai abad 2 H, sedangkan dari abad ke 2 H sampai pertengahan abad ke

Page 3: BAB III - digilib.uinsby.ac.iddigilib.uinsby.ac.id/6442/8/Bab 3.pdf · 4 H adalah masa keemasan dalam bidang fikih, dan dari pertengahan abad ke 7 H lah awal mula periode kemunduran

digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id

83

4 H adalah masa keemasan dalam bidang fikih, dan dari pertengahan abad

ke 7 H lah awal mula periode kemunduran dalam bidang fikih.3

Periode tah}rir, takhri>j dan tarji>h adalah upaya yang dilakukan ulama

masing-masing mazhab dalam mengomentari, memperjelas dan mengulas

pendapat para imam mereka. Periode ini ditandai dengan melemahnya

semangat ijtihad dikalangan ulama fikih. Ulama fikih lebih banyak

berpegang pada hasil ijtihad yang telah dilakukan oleh imam mazhab

mereka masing-masing, sehingga mujtahid mustaqill (mujtahid mandiri)

tidak ada lagi.

Sekalipun ada ulama fikih yang berijtihad, maka ijtihadnya tidak

terlepas dari prinsip mazhab yang mereka anut artinya ulama fikih tersebut

hanya berstatus sebagai mujtahid fi al-madhhab (mujtahid yang melakukan

ijtihad berdasarkan prinsip yang ada dalam mazhabnya). Akibat dari tidak

adanya ulama fikih yang berani melakukan ijtihad secara mandiri,

muncullah sikap at-ta’as}s}ub al-madhhabiy (sikap fanatik buta terhadap satu

mazhab) sehingga setiap ulama berusaha untuk mempertahankan mazhab

imamnya. Selain itu juga muncul pernyataan bahwa pintu ijtihad ditutup

karena tiga faktor, pertama dorongan penguasa pada hakim untuk memakai

mazhab pemerintah saja, kedua, sikap fanatik buta, kebekuan berfikir, dan

3 Imam Hanafi, Perkembangan Ilmu Fiqh, Terbentuknya Madzhab dan Implementasinya, dalam

http://hanafiyesss.blogspot.co.id/2012/10/sejarah-perkembangan-ilmu-fiqh.html , Jumat 19-

Oktober 2012, 12:11

Page 4: BAB III - digilib.uinsby.ac.iddigilib.uinsby.ac.id/6442/8/Bab 3.pdf · 4 H adalah masa keemasan dalam bidang fikih, dan dari pertengahan abad ke 7 H lah awal mula periode kemunduran

digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id

84

taqlid tanpa analisis, dan ketiga, gerakan pembukuan tiap madzhab

sehingga mempermudah memilih madzhab yang mendorong untuk taqlid.4

Dari sejarah tersebut dapat diketahui bahwa, ada kemungkinan besar

bahwa al-Qurt}u>biy termasuk kategori mujtahid mustaqill, karena al-

Qurt}u>biy sendiri dikenal dengan kentalnya terhadap mazhab malikiy, dan

itu sangat terlihat dalam kitab tafsirnya yang berjudul al-Ja>mi’ li Ah}ka>m

al-Qur’an, yang termuat banyak hukum-hukum yang berkesimpulan sama

dengan pendapatnya imam Malikiy, dalam sisi lain al-Qurt}u>biy juga tidak

selalu sama dengan pendapatnya imam Malikiy. Jadi, meskipun dalam

pembahasan-pembahasan tertentu al-Qurt}u>biy tidak sama dengan mazhab

imam Malikiy, akan tetapi, terdapat kemungkinan besar bahwa hasil karya

kitab tafsirnya yang bercorak fiqhiy, banyak yang terpengaruh dari mazhab

fikihnya yang bermazhab Malikiy, dan hal tersebut juga terjadi pada

kebanyakan ulama yang hidup pada periode tersebut.

3. Karir Intelektual dan Karya-karya al-Qurt}u>biy

Aktivitas al-Qurt}u>biy dalam mencari ilmu dijalani dengan serius

dibawah bimbingan para ulama ayng ternama pada saat itu, diantaranya

adalah al-Shaikh Abu al-‘Abba>s Ibn ‘Umar al-Qurt}u>biy dan Abu Ali al-

H}asan Ibn Muhammad al-Bakriy.5

4 Ibid. 5 Ibn Farh}u>n, al-Diba>j al-Mudhahhab fi> Ma’rifah A’ya>n ‘Ulama>’ al-Madhhab, (Beirut: Da>r al-

Fikr, tt). 317

Page 5: BAB III - digilib.uinsby.ac.iddigilib.uinsby.ac.id/6442/8/Bab 3.pdf · 4 H adalah masa keemasan dalam bidang fikih, dan dari pertengahan abad ke 7 H lah awal mula periode kemunduran

digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id

85

Banyak karya yang telah dihasilkan oleh al-Qurt}u>biy, diantara karya-

karya penting yang dihasilkannya antara lain:

a. Al-Ja>mi’ li Ah}ka>mi al-Qur’an.

b. Al-As}na>f fi Sharh} Asma>’ Allah al-H}usna>.

c. Kita>b al-Tadhkirah bi ‘Umr al-Akhi>rah.

d. Sharh} al-Taqassi>.

e. Kita>b al-Tidhka>r fi Afd}al al-Adhka>r.

f. Qamh} al-H}ars bi al-Zuhd wa al-Qana>’ah.

g. Arjuzah Jumi’a Fi>ha> Asma>’ al-Nabi.6

B. Kajian Kitab Tafsir al-Ja>mi’ li Ahka>m al-Qur’an

1. Seputar Tafsir al-Qurt}u>biy

Kitab tafsir ini sering disebut dengan kitab Tafsir al-Qurt}u>biy, hal ini

dapat dipahami karena tafsir ini adalah karya seorang yang mempunyai

nisbah nama al-Qurt}u>biy atau bisa juga karena dalam halaman sampul

kitabnya sendiri tertulis judul, tafsir al-Qurt}u>biy al-Jami’ li Ahkam Al-

Qur’an. Jadi, tidak sepenuhnya salah apabila seseorang menyebut tafsir ini

dengan sebutan Tafsir al-Qurt}u>biy bila yang dimaksud adalah tafsir karya

al-Qurt}u>biy tersebut

Judul lengkap tafsir ini adalah al-Jami’ li Ahkam al-Quran wa al

Mubayyin lima Tadammanah min al-Sunnah wa Ay al-Furqan yang berarti

kitab ini berisi himpunan hukum-hukum al-Qur’an dan penjelasan terhadap

isi kandungannya dari al-Sunnah dan ayat-ayat al-Qur’an. Dalam

6 Muhammad Husain al-Dhahabiy. Al-Tafsir wa al-Mufassirun. (Cairo: Dar al-Hadits. 2005), j. II.

457.

Page 6: BAB III - digilib.uinsby.ac.iddigilib.uinsby.ac.id/6442/8/Bab 3.pdf · 4 H adalah masa keemasan dalam bidang fikih, dan dari pertengahan abad ke 7 H lah awal mula periode kemunduran

digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id

86

pendahuluannya penamaan kitab ini didahului dengan kalimat ‚sammaitu‛

(aku namakan).7 Dengan demikian dapat dipahami bahwa judul tafsir ini

adalah asli dari pengarangnya sendiri.

2. Sistematika Penulisan.

Dalam penulisan kitab tafsir dikenal adanya tiga sistematika,

pertama, sistematika mus}h}afiy, yaitu penyusunan kitab tafsir dengan

perpedoman pada tertib susunan ayat-ayat dan surat-surat dalam mus}h}af,

dengan dimulai dari surat al-Fa>tihah, al-Ba>qarah dan seterusnya sampai

surat al-Na>s. Kedua, sistematika nuzuliy, yaitu dalam menafsirkan al-

Qur’an berdasarkan kronologi turunnya surat-surat al-Qur’an. Contoh

mufasir yang memakai sistematika ini adalah Muhammad Izzah Darwazah

dengan tafsirnya yang berjudul al-Tafsi>r al-H}adi>th. Ketiga, sistematika

maud}u>’iy, yaitu menafsirkan al-Qur’an bedasarkan topik-topik tertentu

dengan mengumpulkan ayat-ayat yang ada hubungannya dengan topik-

topik tersebut, kemudian ditafsirkan.8

Al-Qurt}u>biy dalam menulis kitab tafsirnya memulai dari surat al-

Fa>tihah dan diakhiri dengan surat al-Na>s, dengan demikian al-Qurt}u>biy

memakai sistematika mus}h}afiy, yaitu dalam menafsirkan al-Qur’an

berdasarkan urutan yangterdapat pada mus}h}af.9 Untuk lebih jelasnya,

berikut adalah tabel urutan surat dalam Tafsir al-Qurt}ubiy yang dicetak

oleh Da>r al-Kita>b al-‘Arabiyyah Bairut Lebanon tahun 2012:

7 al-Qurtubiy. Al-Ja>mi’ li Ahka>m al-Qur’a>n.. J. I. 3 8 Ilyas, Studi Kitab Tafsir, 68 9 al-Qurtubiy. Al-Ja>mi’ li Ahka>m al-Qur’a>n.

Page 7: BAB III - digilib.uinsby.ac.iddigilib.uinsby.ac.id/6442/8/Bab 3.pdf · 4 H adalah masa keemasan dalam bidang fikih, dan dari pertengahan abad ke 7 H lah awal mula periode kemunduran

digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id

87

Jilid Surat Ayat Halaman Keterangan

I Al-Fa>tiha}h 1-7 137-196 Makiyyah

Al-Ba>qarah 1-74 197-503 Madaniyyah

II Al-Ba>qarah 75-202 5-433 Madaniyyah

III Al-Ba>qarah 203-287 5-414 Madaniyyah

IV Ali Imra>n 1-200 5-318 Madaniyyah

V Al-Nisa>’ 1-147 5-405 Madaniyyah

VI Al-Nisa>’ 148-176 5-29 Madaniyyah

Al-Ma>idah 1-120 30-351 Madaniyyah

Al-An’a>m 1-58 352-401 Makiyyah

VII Al-An’a>m 59-165 5-143 Makiyyah

Al-A’ra>f 1-206 144-315 Makiyyah

Al-Anfa>l 1-40 316-354 Madaniyyah

VIII Al-Anfa>l 41-75 5-59 Madaniyyah

Al-Taubah 1-129 60-276 Madaniyyah

Yu>nus 1-109 277-345 Makiyyah

IX Hu>d 1-123 5-101 Makiyyah

Yu>suf 1-111 101-236 Makiyyah

Al-Ra’d 1-43 237-287 Madaniyyah

Ibra>hi>m 1-52 288-330 Makiyyah

X Al-H}ijr 1-99 5-60 Makiyyah

Al-Nah}l 1-128 61-179 Makiyyah

Page 8: BAB III - digilib.uinsby.ac.iddigilib.uinsby.ac.id/6442/8/Bab 3.pdf · 4 H adalah masa keemasan dalam bidang fikih, dan dari pertengahan abad ke 7 H lah awal mula periode kemunduran

digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id

88

Al-Isra>’ 1-111 180-300 Makiyyah

Al-Kahf 1-50 301-366 Makiyyah

XI Al-Kahf 51-110 5-70 Makiyyah

Maryam 1-98 71-148 Makiyyah

T}a>ha> 1-135 149-235 Makiyyah

Al-Anbiya>’ 1-112 236-307 Makiyyah

XII Al-H}ajj 1-78 5-93 Makiyyah

Al-Mu’minu>n 1-118 94-141 Makiyyah

Al-Nu>r 1-94 142-294 Madaniyyah

XIII Al-Furqa>n 1-77 5-84 Makiyyah

Al-Shu’ara>’ 1-227 85-140 Makiyyah

Al-Naml 1-93 141-221 Makiyyah

Al-Qas}as} 1-88 222-285 Makiyyah

Al-‘Ankabu>t 1-69 286-325 Makiyyah

XIV Al-Ru>m 1-60 5-46 Makiyyah

Luqma>n 1-34 47-77 Makiyyah

Al-Sajdah 1-30 78-102 Makiyyah

Al-Ah}za>b 1-73 103-229 Madaniyyah

Saba’ 1-54 230-278 Makiyyah

Fa>t}ir 1-45 279-314 Makiyyah

XV Ya>si>n 1-87 5-56 Makiyyah

Al-S}a>ffa>t 1-182 56-126 Makiyyah

Page 9: BAB III - digilib.uinsby.ac.iddigilib.uinsby.ac.id/6442/8/Bab 3.pdf · 4 H adalah masa keemasan dalam bidang fikih, dan dari pertengahan abad ke 7 H lah awal mula periode kemunduran

digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id

89

S}a>d 1-88 127-203 Makiyyah

Al-Zumar 1-75 204-252 Makiyyah

Gha>fir 1-85 253-294 Makiyyah

Fus}s}ilat 1-54 295-36 Makiyyah

XVI Al-Shu>ra> 1-53 5-54 Makiyyah

Al-Zukhruf 1-89 55-108 Makiyyah

Al-Dukha>n 1-59 109-135 Makiyyah

Al-Ja>thiyah 1-37 136-153 Makiyyah

Al-Ah}qa>f 1-35 154-190 Makiyyah

Muhammad 1-38 191-220 Madaniyyah

Al-Fath} 1-29 221-254 Madaniyyah

Al-H}ujura>t 1-18 255-301 Madaniyyah

XVII Qa>f 1-45 5-29 Makiyyah

Al-Dha>riya>t 1-60 29-52 Makiyyah

Al-T}u>r 1-49 52-72 Makiyyah

Al-Najm 1-62 72-110 Makiyyah

Al-Qamar 1-55 110-132 Makiyyah

Al-Rah}ma>n 1-78 132-167 Madaniyyah

Al-Wa>qi’ah 1-96 167-202 Makiyyah

Al-H}adi>d 1-29 202-228 Madaniyyah

Al-Muja>dilah 1-22 229-262 Madaniyyah

XVIII Al-H}ashr 1-24 5-45 Madaniyyah

Page 10: BAB III - digilib.uinsby.ac.iddigilib.uinsby.ac.id/6442/8/Bab 3.pdf · 4 H adalah masa keemasan dalam bidang fikih, dan dari pertengahan abad ke 7 H lah awal mula periode kemunduran

digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id

90

Al-Mumtah}inah 1-13 46-69 Madaniyyah

Al-S}af 1-14 70-81 Madaniyyah

Al-Jumu’ah 1-11 81-108 Madaniyyah

Al-Muna>fiqu>n 1-11 109-117 Madaniyyah

Al-Tagha>bun 1-18 118-131 Madaniyyah

Al-T}ala>q 1-12 132-157 Madaniyyah

Al-Tah}ri>m 1-12 157-180 Madaniyyah

Al-Mulk 1-30 180-194 Makiyyah

Al-Qalam 1-52 195-223 Makiyyah

Al-Ha>qah 1-52 224-242 Makiyyah

Al-Ma’a>rij 1-44 242-257 Makiyyah

Nu>h 1-28 258-270 Makiyyah

XIX Al-Jinn 1-28 5-30 Makiyyah

Al-Muzammil 1-20 31-55 Makiyyah

Al-Mudaththir 1-56 56-82 Makiyyah

Al-Qiya>mah 1-40 83-106 Makiyyah

Al-Insa>n 1-31 107-135 Madaniyyah

Al-Mursala>t 1-50 136-149 Makiyyah

Al-Naba’ 1-40 150-166 Makiyyah

Al-Na>zi’a>t 1-46 167-183 Makiyyah

‘Abasa 1-42 184-196 Makiyyah

Al-Takwi>r 1-29 197-211 Makiyyah

Page 11: BAB III - digilib.uinsby.ac.iddigilib.uinsby.ac.id/6442/8/Bab 3.pdf · 4 H adalah masa keemasan dalam bidang fikih, dan dari pertengahan abad ke 7 H lah awal mula periode kemunduran

digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id

91

Al-Infit}a>r 1-19 212-217 Makiyyah

Al-Mut}affifi>n 1-36 218-235 Makiyyah

Al-Inshiqa>q 1-25 236-247 Makiyyah

Al-Buru>j 1-22 248-261 Makiyyah

XX Al-T}a>riq 1-17 5-14 Makiyyah

Al-A’la> 1-19 15-25 Makiyyah

Al-Gha>shiyah 1-26 26-36 Makiyyah

Al-Fajr 1-30 36-54 Makiyyah

Al-Balad 1-20 54-65 Makiyyah

Al-Shamsh 1-15 66-72 Makiyyah

Al-Lai>l 1-21 73-82 Makiyyah

Al-D}uh}a> 1-11 82-95 Makiyyah

Al-Sharh} 1-8 96-101 Makiyyah

Al-Ti>n 1-8 102-108 Makiyyah

Al-‘Alaq 1-19 109-119 Makiyyah

Al-Qadr 1-5 120-129 Makiyyah

Al-Bayyinah 1-8 129-136 Makiyyah

Al-Zalzalah 1-8 136-143 Madaniyyah

Al-‘A>diya>t 1-11 144-152 Makiyyah

Al-Qa>ri’ah 1-11 152-155 Makiyyah

Al-Taka>thur 1-8 152-166 Makiyyah

Al-‘As}r 1-3 166-168 Makiyyah

Page 12: BAB III - digilib.uinsby.ac.iddigilib.uinsby.ac.id/6442/8/Bab 3.pdf · 4 H adalah masa keemasan dalam bidang fikih, dan dari pertengahan abad ke 7 H lah awal mula periode kemunduran

digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id

92

Al-Humazah 1-9 169-173 Makiyyah

Al-Fi>l 1-5 174-184 Makiyyah

Quraish 1-4 185-192 Makiyyah

Al-Ma>’u>n 1-7 193-197 Makiyyah

Al-Kauthar 1-3 198-206 Makiyyah

Al-Ka>firu>n 1-6 206-211 Makiyyah

Al-Nas}r 1-3 211-215 Madaniyyah

Al-Masad 1-5 216-224 Makiyyah

Al-Ikhla>s} 1-4 225-232 Makiyyah

Al-Falaq 1-5 232-241 Makiyyah

Al-Na>s 1-6 241-245 Makiyyah

3. Metode Penafsiran Tafsir

Metode yang dipergunakan oleh para mufasir, menurut al-Farmawiy,

dapat diklasifikasikan menjadi empat, yaitu:

a. Metode tah}liliy, dimana dengan menggunakan metode ini mufasir-

mufasir berusaha menjelaskan seluruh aspek yang dikandung oleh ayat-

ayat al-Quran dan mengungkapkan segenap pengertiann yang dituju.

Keuntungan metode ini adalah peminat tafsir dapat menemukan

pengertian secara luas dari ayat-ayat al-Quran.

b. Metode ijmaliy, yaitu ayat-ayat al-Quran dijelaskan dengan pengertian-

pengertian garis besarnya saja, contoh yang sangat terkenal adalah

Tafsir Jalalain.

Page 13: BAB III - digilib.uinsby.ac.iddigilib.uinsby.ac.id/6442/8/Bab 3.pdf · 4 H adalah masa keemasan dalam bidang fikih, dan dari pertengahan abad ke 7 H lah awal mula periode kemunduran

digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id

93

c. Metode Muqa>ran, yaitu menjelaskan ayat-ayat al-Quran berdasarkan

apa yang pernah ditulis oleh Mufasir sebelumnya dengan cara

membandingkannya.

d. Metode Mawd}u>’iy yaitu di mana seorang mufasir mengumpulkan ayat-

ayat di bawah suatu topik tertentu kemudian ditafsirkan.10

Langkah-langkah yang dilakukan oleh al-Qurt}u>biy dalam

menafsirkan al-Qur’an, dapat diperinci sebagaimana berikut:

a. Memberikan keluasan dari segi bahasa.

b. Menyebutkan ayat-ayat lain yang berkaitan dan hadis-hadis dengan

menyebutkan sumbernya sebagai dalil.

c. Mengutip pendapat ulama dengan menyebutkan sumbernya sebagai alat

untuk menjelaskan hukum-hukum yang berkaitan dengan pokok

pembahasan.

d. Menolak pendapat yang dianggap tidak sesuai dengan ajaran Islam.

e. Memaparkan berbagai pendapat ulama dengan argumentasi masing-

masing, setelah itu melakukan tarji>h dan mengambil pendapat yang

dianggap paling kuat.11

Langkah-langkah yang ditempuh al-Qurt}u>biy ini masih mungkin

diperluas lagi dengan melakukan penelitian yang lebih seksama. Satu hal

yang sangat menonjol adalah pembahasan yang panjang lebar mengenai

10 ‘Abd al-H}ayy al-Farma>wiy, al-Bida>yah fi al-Tafsi>r al-Maud}u>’iy, (Kairo: Da>r al-Kutub al-

‘Arabiyyah), 18 11 al-Qurtubiy. Al-Ja>mi’ li Ahka>m al-Qur’a>n. j. I. 2

Page 14: BAB III - digilib.uinsby.ac.iddigilib.uinsby.ac.id/6442/8/Bab 3.pdf · 4 H adalah masa keemasan dalam bidang fikih, dan dari pertengahan abad ke 7 H lah awal mula periode kemunduran

digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id

94

persoalan fiqhiyah merupakan suatu hal yang sangat mudah ditemui dalam

tafsir ini.

Dengan memperhatikan pembahasan yang demikian mendetail, dapat

disimpulkan bahwa metode yang dipakai adalah metode tah}lili, karena ia

berupaya menjelaskan seluruh aspek yang terkandung dalam al-Quran dan

mengungkapkan segenap pengertian yang dituju. Sebagai contoh dari

pernyataan ini adalah ketika ia menafsirkan surat al-Fatihah di mana ia

membaginya menjadi empat bab yaitu; bab Keutamaan dan nama surat al-

Fatihah, bab turunnya dan hukum-hukum yang terkandung di dalamnya,

bab Ta’min, dan bab tentang Qiraat dan I’rab. Masing-masing dari bab

tersebut memuat beberapa masalah.

4. Corak penafsiran

Al-Farmawi membagi corak tafsir menjadi tujuh corak tafsir, yaitu

al-Ma’thur, al-Ra’y, s}ufiy, Fiqhiy, Falsafiy, Ilmiy dan Adabiy ijtima’iy.

Para pengkaji tafsir memasukkan tafsir karya al-Qurt}u>biy kedalam tafsir

yang bercorak fiqhiy, sehingga sering disebut sebagai tafsir ahkam.12

Karena dalam menafsirkan ayat-ayat al-Qur’an lebih banyak dikaitkan

dengan persoalan-persoalan hukum.

Sebagai contoh dapat dilihat ketika menafsirkan surat al-Fatihah. al-

Qurt}u>biy mendiskusikan persoalan-persoalan fikih, terutama yang

berkaitan dengan kedudukan basmalah ketika dibaca dalam salat, juga

12 al-Dhahabiy. Al-Tafsir wa al-Mufassirun. J. II. 437

Page 15: BAB III - digilib.uinsby.ac.iddigilib.uinsby.ac.id/6442/8/Bab 3.pdf · 4 H adalah masa keemasan dalam bidang fikih, dan dari pertengahan abad ke 7 H lah awal mula periode kemunduran

digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id

95

persoalan fatihah makmum ketika salat Jahr.13 Terhadap ayat yang sama-

sama dari kelompok mufasir ahkam hanya membahasnya secara sepintas,

seperti yang dilakukan oleh Abu Bakr al-Jassas. Ia tidak membahas surat

ini secara khusus, tetapi hanya menyinggung dalam sebuah bab yang diberi

judul Bab Qiraah al-Fatihah fi al-s}ala>h.14

Contoh lain penafsiran al-Qurt}u>biy dalam memberikan penjelasan

panjang lebar mengenai persoalana-persoalan fikih dapat diketemukakan

ketika ia membahas ayat dalam surat al-Baqarah ayat 43, sebagaimana

berikut:

Dan dirikanlah shalat, tunaikanlah zakat dan ruku'lah beserta orang-

orang yang ruku’.15

Ia membagi pembahasan ayat ini menjadi 34 masalah. Diantara

pembahasan yang menarik adalah masalah ke-16. ia mendiskusikan

berbagai pendapat tentang status anak kecil yang menjadi Imam salat. Di

antara tokoh yang mengatakan boleh adalah al-Thawriy, Malik dan Ashab

al-Ra’y. Dalam masalah ini, al-Qurt}u>biy berbeda pendapat dengan mazhab

yang dianutnya, dengan pernyataannya:16

‚anak kecil boleh menjadi imam jika memiliki bacaan yang baik‛

13 al-Qurtubiy. Al-Ja>mi’ li Ahka>m al-Qur’a>n. j. I. 94-131 14 Ilyas, Studi Kitab Tafsir, 71 15

Agama RI. Mushaf Muslimah Al-Qur’a>n dan Terjemah Untuk Wanita, 7. 16 al-Qurtubiy. Al-Ja>mi’ li Ahka>m al-Qur’a>n. j. I, 301

Page 16: BAB III - digilib.uinsby.ac.iddigilib.uinsby.ac.id/6442/8/Bab 3.pdf · 4 H adalah masa keemasan dalam bidang fikih, dan dari pertengahan abad ke 7 H lah awal mula periode kemunduran

digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id

96

Dalam kasus lain ketika ia menafsirkan surat al-Baqarah ayat 187,

sebagaimana berikut:

‚Dihalalkan bagi kamu pada malam hari bulan puasa bercampur dengan

isteri-isteri kamu‛.17

Ia membaginya menjadi 36 masalah. Pada pembahsan ke-12, ia

mendiskusikan persoalan makannya orang yang lupa pada siang hari di

bulan Ramadan. Ia berpendapat orang tersebut tidak berkewajiban

berkewajiban mengganti puasanya, yang berbeda dengan pendapat Malik

sebagai imam mazhabnya. Dengan pernyataannya:18

‚Sesungguhnya orang yang makan atau minum karena lupa, maka tidak

wajib baginya menggantinya dan sesungguhnya puasanya adalah

sempurna‛

Bila dicermati dari contoh-contoh penafsiran di atas, di satu sisi

meggambarkan betapa al-Qurt}u>biy banyak mendiskusikan persoalan-

persoalan hukum yang menjadiakan tafsir ini termsuk ke dalam jajaran

tafsir yang bercorak hukum. Di sisi lain, dari contoh-contoh tersebut juga

terlihat bahwa al-Qurt}u>biy yang bermazhab Maliki ternyata tidak

sepenuhnya berpegang teguh dengan pendapat imam mazhabnya.

17

Agama RI. Mushaf Muslimah Al-Qur’a>n dan Terjemah Untuk Wanita, 29 18 al-Qurtubiy. Al-Ja>mi’ li Ahka>m al-Qur’a>n. j. I,. 680

Page 17: BAB III - digilib.uinsby.ac.iddigilib.uinsby.ac.id/6442/8/Bab 3.pdf · 4 H adalah masa keemasan dalam bidang fikih, dan dari pertengahan abad ke 7 H lah awal mula periode kemunduran

digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id

97

C. Kredibilitas al-Qurt}u>biy dan Kitab Tafsirnya

1. Kelebihan dan Kekurangan Tafsir al-Qurt}u>biy

Apabila tafsir al-Qurt}u>biy dilihat dari sisi kelebihannya, maka akan

didapati banyak kelebihan di dalamnya, di antaranya sebagaimana berikut:

a. Menghimpun riwayat-riwayat dan penadapat-pendapat ulama pada

masalah-masalah hukum dan terkadang beliau men-tarji>h salah satu di

antara pendapat-pendapat tersebut

b. Sarat dengan dalil-dalil ‘aqliy dan naqliy

c. Tidak mengabaikan bahasa Arab, shi’ir Arab dan sastra Arab.

d. Tidak terlihat fanatik terhadap mazhabnya.

e. Gaya bahasanya halus dalam melakukan konfrontasi terhadap sejumlah

golongan lain yang dianggap pendapatnya melenceng dan sesat.

f. Banyak dan berkualitasnya referensi yang dipakai oleh al-Qurt}u>biy

dalam penafsirannya.

g. Al-Qurt}u>biy berusaha menghubungkan sebagian masalah-masalah ulu>m

al-Qur’an dengan kasus yang terjadi.

Dari banyaknya kelebihan yang terdapat pada tafsir al-Qurt}u>biy,

terdapat pula beberapa kekurangan di dalamnya, di antaranya sebagaimana

berikut:

a. Al-Qurt}u>biy meriwayatkan hadis dho’if bahkan hadis mawdu>’ tanpa

menjelaskan statusnya. Sebagai contoh hadis yang terdapat dalam juz I

hal 4219

:

19 Ibid, j. I, 14

Page 18: BAB III - digilib.uinsby.ac.iddigilib.uinsby.ac.id/6442/8/Bab 3.pdf · 4 H adalah masa keemasan dalam bidang fikih, dan dari pertengahan abad ke 7 H lah awal mula periode kemunduran

digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id

98

Cintailah orang arab karena tiga hal yaitu : saya orang arab, Al Qur’an

diturunkan dalam bahasa Arab dan bahasa ahli surga adalah bahasa

Arab. b. Mengikuti kesalahan-kesalahan (auham) yang terdapat dalam sumber-

sumber tafsirnya. sebagai contoh, ia menyebutkan hadis yang

diriwayatkan oleh Abu Dawu>d dari jalur ‘Amr bin Shu’ayb dari

bapaknya dari kakeknya bahwasanya Nabi membunuh seseorang di al-

Qasa>mah, padahal dalam sanad hadis ini terdapat kesalahan, ia

mengikuti apa yang terdapat dalam Ahkam al-Qur’an karya Ibn al-

‘Arabiy (I/25) dan mengikuti Ibnu Abdi al Bar dalam al Tamhin-Nya.

Yang benar adalah ‚ dari ‘Amr bin Shu’ayb dari Rasulullah, hadis ini

adalah termasuk hadits mu’d}al.20

c. Mentakwil beberapa ayat yang berbicara tentang sifat Allah SWT.

2. Komentar Para Ulama Terhadap al-Qurt}u>biy dan Kitab Tafsirnya

Sosok al-Qurt}u>biy dan hasil karya tafsirnya, mendapatkan beberapa

komentar dari kalangan ulama, di antaranya sebagaimana berikut21

:

a. Ibn Farhun berkomentar tentang tafsir al-Qurt}u>biy bahwa tafsir ini

adalah termasuk tafsir yang paling penting dan paling besar manfaatnya,

menggantikan kisah-kisah dan sejarah-sejarah yang tidak perlu dengan

20 Sariono, Kajian Terhadap Tafsir al-Ja>mi’ li Ahkam al-Qur’an Karya al-qurtubi, dalam

http://referensiagama.blogspot.com/2011/01/kajian-terhadap-tafsir-al-jami-li.html, Senin, 15-

Jun-2015, 01:40 21 Ahmad Mudzakir, al-Qurt}u>biy dan Tafsir al-Ja>mi’ li Ahka>m al-qur’an, dalam

http://www.academia.edu/8401383/BAB_II_AL-QURTUBI_DAN_TAFSIR_AL-

JAMI_LI_AHKAM_AL, Senin, 15 Juni 2015, 02:04

Page 19: BAB III - digilib.uinsby.ac.iddigilib.uinsby.ac.id/6442/8/Bab 3.pdf · 4 H adalah masa keemasan dalam bidang fikih, dan dari pertengahan abad ke 7 H lah awal mula periode kemunduran

digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id

99

hukum-hukum al-Qur’an dan lahirnya dalil-dalil, menyebutkan macam-

macam qira>’a>t, i’ra>b, dan na>sikh mansu>kh.

b. Al-Dhahabiy berkomentar tentang sosok al-Qurt}u>biy bahwa ia adalah

seorang imam yang memiliki ilmu yang beragam dan luas, sangat cerdas,

memiliki hafalan yang banyak, mempunyai kapasitas intelektual yang

berkualitas dan berkepribadian baik, memiliki karang yang sangat

bermanfaat, sangat berhati-hati dalam memahami sesuatu, karya

tulisnya yang sistematik dan banyak orang yang mempergunakan

tafsirnya karena karyanya cukup sempurna dan sangat berarti.

c. Abd al-Ha>kim al-H}alabiy mengatakan bahwa al-Qurt}u>biy adalah orang

yang saleh.

d. Ibn Sha>kir mengatakan bahwa al-Qurt}u>biy memiliki beberapa karangan

yang sangat bermanfaat yang menunjukkan keluasan bidang keilmuan

yang ia geluti, serta aktifitas yang ia tekuni di sekian banyak karya yang

ia lahirkan, al-Ja>mi’ li Ah}kam al-Qur’an adalah kitab yang tafsirnya

yang sangat baik dan elok.

e. Ibn Taymiyah mengatakan bahwa kitab tafsir al-Qurt}u>biy lebih baik dari

kitab tafsir Zamakhshariy, kitab tafsirnya lebih dekat dengan cara pikir

ahlu sunnah wa al-jama>’ah serta jauh dari hal-hal yang mendekati

bid’ah.

f. Ibn Khaldu>n mengatakan bahwa kitab tafsir al-Qurt}u>biy mengikuti

model tafsir Ibn ‘At}iyyah dalam intisari kitab tafsir salaf, dan yang

Page 20: BAB III - digilib.uinsby.ac.iddigilib.uinsby.ac.id/6442/8/Bab 3.pdf · 4 H adalah masa keemasan dalam bidang fikih, dan dari pertengahan abad ke 7 H lah awal mula periode kemunduran

digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id

100

demikian itu sangat pantas karna itu sangat dekat dengan kebenaran dan

sangat populer di kalangan timur tengah.