bab ii tinjauan pustaka a. tinjauan teoritis 1....

21
BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Tinjauan Teoritis 1. Laba Indikator kinerja dari suatu perusahaan adalah laba, karena tujuan utama dari kegiatan operasional yang dijalankan oleh perusahaan adalah memaksimalkan laba. Laba secara operasional merupakan perbedaan antara pendapatan yang direalisasi yang timbul dari transaksi selama satu periode dengan biaya yang berkaitan dengan pendapatan tersebut. Besar kecilnya laba sebagai pengukur kenaikan sangat bergantung pada ketepatan pengukuran pendapatan dan biaya. Menurut Harahap (2005:263) : laba merupakan angka yang penting dalam laporan keuangan karena berbagai alasan antara lain: laba merupakan dasar dalam perhitungan pajak, pedoman dalam menentukan kebijakan investasi dan pengambilan keputusan, dasar dalam peramalan laba maupun kejadian ekonomi perusahaan lainnya di masa yang akan datang, dasar dalam perhitungan dan penilaian efisiensi dalam menjalankan perusahaan, serta sebagai dasar dalam penilaian prestasi atau kinerja perusahaan. Belkaoui dalam Chariri dan Ghozali (2000:214) menyebutkan bahwa: Laba memiliki beberapa karakteristik antara lain sebagai berikut: a. Laba didasarkan pada transaksi yang benar-benar terjadi b. Laba didasarkan pada postulat periodisasi, artinya merupakan prestasi perusahaan pada periode tertentu. c. Laba didasarkan pada prinsip pendapatan yang memerlukan pemahaman khusus tentang definisi, pengukuran dan pengakuan pendapatan. d. Laba memerlukan pengukuran tentang biaya dalam bentuk biaya historis yang dikeluarkan perusahaan untuk mendapatkan pendapatan tertentu. Universitas Sumatera Utara

Upload: ngothu

Post on 31-Oct-2018

254 views

Category:

Documents


0 download

TRANSCRIPT

Page 1: BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Tinjauan Teoritis 1. Labarepository.usu.ac.id/bitstream/123456789/23130/4/Chapter II.pdf · BAB II . TINJAUAN PUSTAKA . A. Tinjauan ... misalnya sebagai

BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

A. Tinjauan Teoritis

1. Laba

Indikator kinerja dari suatu perusahaan adalah laba, karena tujuan

utama dari kegiatan operasional yang dijalankan oleh perusahaan adalah

memaksimalkan laba. Laba secara operasional merupakan perbedaan antara

pendapatan yang direalisasi yang timbul dari transaksi selama satu periode

dengan biaya yang berkaitan dengan pendapatan tersebut. Besar kecilnya

laba sebagai pengukur kenaikan sangat bergantung pada ketepatan

pengukuran pendapatan dan biaya.

Menurut Harahap (2005:263) :

laba merupakan angka yang penting dalam laporan keuangan karena berbagai alasan antara lain: laba merupakan dasar dalam perhitungan pajak, pedoman dalam menentukan kebijakan investasi dan pengambilan keputusan, dasar dalam peramalan laba maupun kejadian ekonomi perusahaan lainnya di masa yang akan datang, dasar dalam perhitungan dan penilaian efisiensi dalam menjalankan perusahaan, serta sebagai dasar dalam penilaian prestasi atau kinerja perusahaan.

Belkaoui dalam Chariri dan Ghozali (2000:214) menyebutkan bahwa:

Laba memiliki beberapa karakteristik antara lain sebagai berikut: a. Laba didasarkan pada transaksi yang benar-benar terjadi b. Laba didasarkan pada postulat periodisasi, artinya merupakan

prestasi perusahaan pada periode tertentu. c. Laba didasarkan pada prinsip pendapatan yang memerlukan

pemahaman khusus tentang definisi, pengukuran dan pengakuan pendapatan.

d. Laba memerlukan pengukuran tentang biaya dalam bentuk biaya historis yang dikeluarkan perusahaan untuk mendapatkan pendapatan tertentu.

Universitas Sumatera Utara

Page 2: BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Tinjauan Teoritis 1. Labarepository.usu.ac.id/bitstream/123456789/23130/4/Chapter II.pdf · BAB II . TINJAUAN PUSTAKA . A. Tinjauan ... misalnya sebagai

e. Laba didasarkan pada prinsip penandingan (matching) antara pendapatan dan biaya yang relevan dan berkaitan dengan pendapatan tersebut.

Laba terdiri dari empat elemen utama yaitu pendapatan (revenue),

beban (expense), keuntungan (gain), dan kerugian (loss). Defenisi dari

elemen-elemen laba tersebut telah dikemukakan oleh Financial Accounting

Standard Board dalam Stice, Stice dan Skousen (2004 : 230).

a. Pendapatan (revenue) adalah arus masuk atau peningkatan lain dari aktiva suatu entitas atau pelunasan kewajibannya (atau kombinasi dari keduanya) dari penyerahan atau produksi suatu barang, pemberian jasa, atau aktivitas lain yang merupakan usaha terbesar atau usaha utama yang sedang dilakukan entitas tersebut.

b. Beban (expense) adalah arus keluar atau penggunaan lain dari aktiva atau timbulnya kewajiban (atau kombinasi keduanya) dari penyerahan atau produksi suatu barang, pemberian jasa, atau pelaksanaan aktivitas lain yang merupakan usaha terbesar atau usaha utama yang sedang dilakukan entitas tersebut.

c. Keuntungan (gain) adalah peningkatan dalam ekuitas (aktiva bersih) dari transaksi sampingan atau transaksi yang terjadi sesekali dari suatu entitas dan dari semua transaksi, kejadian, dan kondisi lainnya yang mempengaruhi entitas tersebut, kecuali yang berasal dari pendapatan atau investasi pemilik.

d. Kerugian (loss) adalah penurunan dalam ekuitas (aktiva bersih) dari transaksi sampingan atau transaksi yang terjadi sesekali dari suatu entitas dan dari semua transaksi, kejadian, dan kondisi lainnya yang mempengaruhi entitas tersebut, kecuali yang berasal dari pendapatan atau investasi pemilik.

Laba merupakan suatu pos dasar dan penting dari ikhtisar keuangan yang

memiliki berbagai kegunaan dalam berbagai konteks.

Laba umumnya dipandang sebagai suatu dasar bagi :

a. Pembuatan kebijakan dividen dan penahanan laba suatu

perusahaan.

b. Laba pada umumnya dipandang sebagai suatu investasi dan

pedoman pengambilan keputusan.

Universitas Sumatera Utara

Page 3: BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Tinjauan Teoritis 1. Labarepository.usu.ac.id/bitstream/123456789/23130/4/Chapter II.pdf · BAB II . TINJAUAN PUSTAKA . A. Tinjauan ... misalnya sebagai

c. Laba dipandang sebagai suatu peralatan prediktif yang membantu

dalam peramalan laba mendatang dan peristiwa ekonomi yang

akan datang.

Secara umum laba diklasifikasikan atas empat jenis, yaitu:

a. Laba kotor

Menurut Wild, Subramanyam, dan Halsey (2005:120) laba kotor

merupakan “pendapatan dikurangi harga pokok penjualan”. Apabila

hasil penjualan barang dan jasa tidak dapat menutupi beban yang

langsung terkait dengan barang dan jasa tersebut atau harga pokok

penjualan, maka akan sulit bagi perusahaan tersebut untuk bertahan.

b. Laba operasi

Menurut Stice, Stice, dan Skousen (2004:243) “laba operasi

mengukur kinerja operasi bisnis fundamental yang dilakukan oleh

sebuah perusahaan dan didapat dari laba kotor dikurangi beban

operasi”. Laba operasi menunjukkan seberapa efisien dan efektif

perusahaan melakukan aktivitas operasinya.

c. Laba sebelum pajak

Laba sebelum pajak menurut Wild, Subramanyam, dan Halsey

(2005:25) merupakan “laba dari operasi berjalan sebelum cadangan

untuk pajak penghasilan”.

d. Laba bersih

Universitas Sumatera Utara

Page 4: BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Tinjauan Teoritis 1. Labarepository.usu.ac.id/bitstream/123456789/23130/4/Chapter II.pdf · BAB II . TINJAUAN PUSTAKA . A. Tinjauan ... misalnya sebagai

Laba bersih menurut Wild, Subramanyam, dan Halsey (2005:25)

merupakan “laba dari bisnis perusahaan yang sedang berjalan setelah

bunga dan pajak”.

2. Pertumbuhan Laba

Perbandingan yang tepat atas pendapatan dan biaya tergambar dalam

laporan rugi laba. Penyajian laba melalui laporan tersebut merupakan fokus

kinerja perusahaan yang penting. Kinerja perusahaan merupakan hasil dari

serangkaian proses dengan mengorbankan berbagai sumber daya. Adapun

salah satu parameter penilaian kinerja perusahaan tersebut adalah

pertumbuhan laba.

Pertumbuhan laba dihitung dengan cara mengurangkan laba

operasional periode sekarang dengan laba operasional periode sebelumnya

kemudian dibagi dengan laba operasional pada periode sebelumnya (Warsidi

dan Pramuka, 2000).

Pertumbuhan laba dapat dihitung dengan menggunakan formula

sebagai berikut.

Pertumbuhan Laba =1-t

1-tt

Thn lOperasiona LabalThn Operasiona Laba -Thn lOperasiona Laba

Menurut Hanafi dan Halim sebagaimana dikutip Haryanti (2007)

menyebutkan bahwa pertumbuhan laba dipengaruhi oleh beberapa faktor

antara lain:

a. Besarnya perusahaan Semakin besar suatu perusahaan, maka ketepatan pertumbuhan laba yang diharapkan semakin tinggi.

b. Umur perusahaan

Universitas Sumatera Utara

Page 5: BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Tinjauan Teoritis 1. Labarepository.usu.ac.id/bitstream/123456789/23130/4/Chapter II.pdf · BAB II . TINJAUAN PUSTAKA . A. Tinjauan ... misalnya sebagai

Perusahaan yang baru berdiri kurang memiliki pengalaman dalam mengingkatkan laba, sehingga ketepatannya masih rendah.

c. Tingkat leverage Bila perusahaan memiliki tingkat hutang yang tinggi, maka manajer cenderung memanipulasi laba sehingga dapat mengurangi ketepatan pertumbuhan laba.

d. Tingkat penjualan Tingkat penjualan di masa lalu yang tinggi, semakin tinggi tingkat penjualan di masa yang akan datang sehingga pertumbuhan laba semakin tinggi.

e. Perubahan laba masa lalu Semakin besar perubahan laba masa lalu, semakin tidak pasti laba yang diperoleh di masa mendatang.

Pertumbuhan laba perusahaan yang baik mencerminkan bahwa kinerja

perusahaan juga baik. Oleh karena laba merupakan ukuran kinerja dari suatu

perusahaan, maka semakin tinggi laba yang dicapai perusahaan,

mengindikasikan semakin baik kinerja perusahaan. Dengan demikian

apabila rasio keuangan perusahaan baik, maka pertumbuhan laba perusahaan

juga baik.

Menurut Anoraga dan Pakarti dalam Haryanti (2007) ada dua macam

analisis untuk menentukan pertumbuhan laba yaitu analisis fundamental dan

analisis teknikal.

a. Analisis Fundamental

Analisis fundamental merupakan analisis yang berhubungan

dengan kondisi keuangan perusahaan. Dengan analisis fundamental

diharapkan calon investor akan mengetahui bagaimana operasional

dari perusahaan yang nantinya menjadi milik investor, apakah sehat

atau tidak, apakah menguntungkan atau tidak dan sebagainya. Analisis

fundamental merupakan analisis historis atas kekuatan keuangan dari

Universitas Sumatera Utara

Page 6: BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Tinjauan Teoritis 1. Labarepository.usu.ac.id/bitstream/123456789/23130/4/Chapter II.pdf · BAB II . TINJAUAN PUSTAKA . A. Tinjauan ... misalnya sebagai

suatu perusahaan yang sering disebut dengan company analysis. Data

yang digunakan adalah data historis, artinya data yang telah terjadi dan

mencerminkan keadaan keuangan yang sebenarnya pada saat analisis.

Dalam company analysis para analis akan menganalisis laporan

keuangan perusahaan yang salah satunya dengan rasio keuangan. Para

analis fundamental mencoba memprediksikan pertumbuhan laba di

masa yang akan datang dengan mengestimasi faktor-faktor

fundamental yang mempengaruhi pertumbuahan laba yang akan

datang, yaitu kondisi ekonomi dan kondisi keuangan yang tercermin

melalui kinerja perusahaan.

b. Analisis Teknikal

Analisis teknikal sering dipakai oleh investor, dan biasanya data

atau catatan pasar yang digunakan berupa grafik. Analisis ini berupaya

untuk memprediksi pertumbuhan laba di masa yang akan datang

dengan mengamati perubahan laba di masa lalu. Teknik ini

mengabaikan hal-hal yang berkaitan dengan posisi keuangan

perusahaan.

3. Laporan Keuangan

a. Pengertian Laporan Keuangan

Gambaran tentang perkembangan finansial dari suatu perusahaan

dapat diperoleh dengan mengadakan analisis atau interprestasi

terhadap data finansial dari perusahaan bersangkutan, dimana data

finansial itu tercermin didalam laporan keuangan. Laporan keuangan

Universitas Sumatera Utara

Page 7: BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Tinjauan Teoritis 1. Labarepository.usu.ac.id/bitstream/123456789/23130/4/Chapter II.pdf · BAB II . TINJAUAN PUSTAKA . A. Tinjauan ... misalnya sebagai

adalah hasil dari proses akuntansi yang dapat digunakan sebagai alat

untuk berkomunikasi antara data keuangan atau aktivitas suatu

perusahaan dengan pihak-pihak yang berkepentingan dengan data atau

aktivitas perusahaan tersebut. Dengan kata lain, laporan keuangan

merupakan laporan yang berisikan sekumpulan informasi keuangan

perusahaan dalam suatu periode tertentu yang disajikan dalam bentuk

laporan sistematis yang mudah dibaca dan dipahami oleh semua pihak

yang membutuhkan. Pihak-pihak yang berkepentingan terhadap posisi

keuangan maupun perkembangan suatu usaha adalah para pemilik

perusahaan, manajer perusahaan yang bersangkutan, para kreditur,

bankers, para investor dan pemerintah di mana perusahaan tersebut

berdomisili, buruh serta pihak-pihak lainnya. Laporan Keuangan

dibuat agar dapat digunakan untuk menganalisis kesehatan ekonomi

perusahaan.

Menurut IAI (IAI, 2004 : 2) :

Laporan keuangan merupakan bagian dari proses pelaporan keuangan yang lengkap yang biasanya meliputi neraca, laporan laba rugi, laporan perubahan posisi keuangan (yang dapat disajikan dalam berbagai cara, misalnya sebagai laporan arus kas atau laporan arus dana) catatan (notes) dan laporan lain serta materi penjelasan yang merupakan bagian integral dari laporan keuangan.

Laporan keuangan yang disusun secara baik dan akurat dapat

memberikan gambaran keadaan yang nyata mengenai hasil atau

prestasi yang telah dicapai oleh suatu perusahaan selama kurun waktu

tertentu. Keadaan inilah yang digunakan untuk menilai kinerja

Universitas Sumatera Utara

Page 8: BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Tinjauan Teoritis 1. Labarepository.usu.ac.id/bitstream/123456789/23130/4/Chapter II.pdf · BAB II . TINJAUAN PUSTAKA . A. Tinjauan ... misalnya sebagai

keuangan. Laporan keuangan beserta pengungkapannya dibuat

perusahaan dengan tujuan memberikan informasi yang berguna untuk

pengambilan keputusan– keputusan investasi dan pendanaan. Laporan

keuangan harus memberikan informasi :

1) untuk keputusan investasi dan kredit,

2) mengenai jumlah dan timing arus kas,

3) mengenai aktiva dan kewajiban,

4) mengenai kinerja perusahaan,

5) mengenai sumber dan penggunaan kas,

6) penjelas dan interpretif, serta

7) untuk menilai stewardship.

b. Komponen-Komponen Laporan Keuangan

Laporan keuangan yang lengkap terdiri dari komponen –

komponen berikut ini:

1) Neraca

Neraca merupakan laporan yang menunjukkan posisi keuangan

perusahaan yang terdiri dari daftar aktiva, kewajiban, dan modal

perusahaan pada suatu saat tertentu, misalnya pada akhir bulan.

Aktiva lancar disajikan menurut ukuran likuiditas sedangkan

kewajiban disajikan menurut urutan jatuh temponya.

2) Laporan laba rugi

Laporan laba rugi merupakan suatu laporan yang sistematis

mengenai penghasilan, biaya, rugi laba yang diperoleh oleh suatu

Universitas Sumatera Utara

Page 9: BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Tinjauan Teoritis 1. Labarepository.usu.ac.id/bitstream/123456789/23130/4/Chapter II.pdf · BAB II . TINJAUAN PUSTAKA . A. Tinjauan ... misalnya sebagai

perusahaan selama periode tertentu. Tujuan pokok laporan laba

rugi adalah melaporkan kemampuan riil perusahaan dalam

menghasilkan keuntungan. Laporan laba rugi perusahan disajikan

sedemikian rupa yang menonjolkan berbagai unsur kinerja

keuangan yang diperlukan bagi penyajian secara wajar.

3) Laporan perubahan ekuitas

Laporan perubahan ekuitas merupakan laporan yang berisi

jumlah dan jenis modal yang dimiliki pada saat ini. Kemudian,

laporan ini juga menjelaskan perubahan ekuitas dan sebab-sebab

terjadinya perubahan ekuitas di perusahaan.

4) Laporan arus kas

Laporan arus kas merupakan laporan yang berisi informasi arus

kas perusahaan sebagai dasar menilai kemampuan perusahaan

dalam menilai kemampuan perusahaan dalam menghasilkan dan

menggunakan kas. Informasi arus kas berguna untuk menilai

kemampuan perusahaan dalam menghasilkan kas dan setara kas

dan memungkinkan para pemakai mengembangkan model untuk

menilai dan membandingkan nilai sekarang dari arus kas masa

depan (future cash flow) dari berbagai perusahaan.

5) Catatan atas laporan keuangan

Catatan atas laporan keuangan merupakan laporan yang

memberikan informasi apabila ada laporan keuangan yang

memerlukan penjelasan tertentu. .

Universitas Sumatera Utara

Page 10: BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Tinjauan Teoritis 1. Labarepository.usu.ac.id/bitstream/123456789/23130/4/Chapter II.pdf · BAB II . TINJAUAN PUSTAKA . A. Tinjauan ... misalnya sebagai

Analisis Laporan Keuangan menyangkut pemeriksaaan keterkaitan

angka–angka dalam laporan keuangan dan tren angka –angka dalam

beberapa periode, satu tujuan dari analisis laporan keuangan

menggunakan kinerja perusahaan yang lalu untuk memperkirakan

kejadian akan terjadi dimasa yang akan datang. Hasil dari menganalisis

laporan keuangan adalah rasio keuangan berupa angka-angka dan rasio

keuangan harus dapat menjawab pertanyaan-pertanyaan. Menurut

Horne ( 2005 : 234) : “Rasio keuangan adalah alat yang digunakan

untuk menganalisis kondisi keuangan dan kinerja perusahaan”.

Rasio keuangan merupakan salah satu bentuk informasi akuntansi

yang penting dalam proses penilaian kinerja perusahaan, sehingga

melalui rasio keuangan tersebut dapat digambarkan kondisi keuangan

suatu perusahaan maupun kinerja yang telah dicapai perusahaan untuk

suatu periode tertentu. Hasil perhitungan rasio ini dapat dijadikan tolak

ukur untuk menilai tingkat kesehatan perusahaan selama periode

keuangan tersebut.

4. Rasio likuiditas

Menurut Horne (2005 : 206) rasio likuiditas adalah “rasio yang

mengukur kemampuan perusahaan untuk memenuhi kewajiban jangka

pendeknya”. Rasio likuiditas merupakan rasio yang menunjukkan hubungan

kas dan aktiva lancar lainnya dengan kewajiban lancar. Tujuan rasio ini

untuk mengukur kemampuan perusahaan untuk memenuhi kewajiban

keuangan jangka pendek tepat pada waktunya.

Universitas Sumatera Utara

Page 11: BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Tinjauan Teoritis 1. Labarepository.usu.ac.id/bitstream/123456789/23130/4/Chapter II.pdf · BAB II . TINJAUAN PUSTAKA . A. Tinjauan ... misalnya sebagai

Rasio likuiditas yang umum digunakan antara lain :

a. current ratio, merupakan rasio yang digunakan untuk mengukur

kemampuan perusahaan dalam membayar kewajiban jangka

pendeknya dengan menggunakan aktiva lancar yang dimiliki.

current ratio = pendek jangkaKewajiban

Lancar Aktiva

b. quick ratio, merupakan rasio yang digunakan untuk mengukur

kemampuan perusahaan dalam membayar kewajiban jangka

pendeknya dengan menggunakan aktiva yang lebih likuid.

c. cash ratio, merupakan rasio yang digunakan untuk mengukur

kemampuan perusahaan dalam membayar kewajiban jangka

pendek dengan kas yang tersedia dan yang disimpan dibank.

Dari ketiga jenis rasio likuiditas yang umum digunakan yang telah

diuraikan, peneliti memilih current ratio untuk mewakili rasio likuiditas.

Current ratio (rasio lancar) berguna untuk mengukur kemampuan

perusahaan dalam membayar kewajiban jangka pendeknya dengan aktiva

lancar yang dimiliki oleh perusahaan. Jika perusahaan dapat dengan efektif

dan efisien dalam menggunakan aktiva lancar yang dimilikinya untuk

membayar kewajiban jangka pendek, maka hal tersebut dapat berdampak

pada pertumbuhan laba.

5. Rasio Solvabilitas

Rasio solvabilitas sering juga disebut leverage ratio. Menurut Horne

(2005 : 209) rasio leverage adalah “rasio yang menunjukkan sejauh mana

perusahaan dibiayai oleh utang”. Rasio ini mengukur perbandingan dana

Universitas Sumatera Utara

Page 12: BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Tinjauan Teoritis 1. Labarepository.usu.ac.id/bitstream/123456789/23130/4/Chapter II.pdf · BAB II . TINJAUAN PUSTAKA . A. Tinjauan ... misalnya sebagai

yang disediakan oleh pemiliknya dengan dana yang dipinjam dari kreditur

perusahaan tersebut. Rasio ini dimaksudkan untuk mengukur sampai

seberapa jauh aktiva perusahaan dibiayai oleh hutang.

Rasio solvabilitas yang umum digunakan antara lain:

a. total debt to equity ratio (Rasio Hutang terhadap Ekuitas),

merupakan perbandingan antara hutang – hutang dan ekuitas dalam

pendanaan perusahaan dan menunjukkan kemampuan modal

sendiri perusahaan untuk memenuhi seluruh kewajibanya.

total debt to equity ratio =Saham Pemegang Ekuitas

Hutang Total

b. total debt to total asset ratio (Rasio Hutang terhadap Total Aktiva )

rasio ini merupakan perbandingan antara hutang lancar dan hutang

jangka panjang dan jumlah seluruh aktiva diketahui.

Total debt to equity ratio menunjukkan tingkat solvabilitas suatu

perusahaan dan merupakan ukuran tentang tingkat keamanan yang dimiliki

oleh para kreditor baik kreditor jangka pendek maupun kreditor jangka

panjang apalagi jika hutang-hutang tersebut dijamin dengan ekuitas. Total

debt to equity ratio juga menunjukkan kemampuan perusahaan untuk

memperoleh pinjaman yang baru.

Semakin tinggi total debt to equity ratio maka semakin aman posisi

perusahaan dan semakin besar kemampuan perusahaan untuk mencari

pinjaman. Apabila perusahaan mempunyai kemampuan yang besar untuk

mencari pinjaman maka perusahaan mempunyai kesempatan yang tinggi

untuk memperoleh laba dengan memanfaatkan secara optimal pinjaman

Universitas Sumatera Utara

Page 13: BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Tinjauan Teoritis 1. Labarepository.usu.ac.id/bitstream/123456789/23130/4/Chapter II.pdf · BAB II . TINJAUAN PUSTAKA . A. Tinjauan ... misalnya sebagai

tersebut dalam kegiatan usahanya. Akan tetapi jika pinjaman tersebut tidak

digunakan seoptimal mungkin, maka semakin besar jumlah modal pinjaman

perusahaan akan menyebabkan penurunan laba.

6. Rasio Profitabilitas

Rasio profitabilitas disebut juga sebagai ratio rentabilitas. Menurut

Horne (2005:222) rasio profitabilitas adalah “rasio yang menghubungkan

laba dari penjualan dan investasi “. Rasio ini digunakan untuk mengukur

kemampuan perusahaan dalam memperoleh laba atau keuntungan,

profitabilitas suatu perusahaan mewujudkan perbandingan antara laba

dengan aktiva atau modal yang menghasilkan laba tersebut.

Rasio profitabilitas yang umum digunakan antara lain:

a. gross profit margin (margin laba kotor), merupakan perbandingan

antar penjualan bersih dikurangi dengan Harga Pokok penjualan

dengan tingkat penjualan, rasio ini menggambarkan laba kotor

yang dapat dicapai dari jumlah penjualan.

b. net profit margin (margin laba bersih), merupakan rasio yang

digunakan untuk mengukur laba bersih sesudah pajak lalu

dibandingkan dengan volume penjualan.

c. operating profit margin, merupakan rasio yang menunjukan berapa

persen keuntungan operasi perusahaan yang dapat diperoleh oleh

perusahaan dari total penjualan yang dilakukan.

operating profit margin=Penjualan

EBIT

Universitas Sumatera Utara

Page 14: BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Tinjauan Teoritis 1. Labarepository.usu.ac.id/bitstream/123456789/23130/4/Chapter II.pdf · BAB II . TINJAUAN PUSTAKA . A. Tinjauan ... misalnya sebagai

d. rate of return on investment (ROI), merupakan kemampuan dari

modal yang diinvestasikan dalam keseluruhan aktiva untuk

menghasilkan keuntungan neto (Riyanto, 2001: 336)

rate of return on investment (ROI)=Aktiva TotalBersih Laba

e. return on equity (pengembalian atas ekuitas), merupakan rasio

yang digunakan untuk mengukur kemampuan dari modal sendiri

untuk menghasilkan keuntungan bagi seluruh pemegang saham,

baik saham biasa maupun saham preferen.

Operating profit margin adalah rasio yang digunakan untuk mengukur

kemampuan perusahaan dalam menghasilkan keuntungan operasi

perusahaan. Operating profit margin mengukur persentase dari profit yang

diperoleh perusahaan dari tiap penjualan sebelum dikurangi dengan biaya

bunga dan pajak. Pada umumnya semakin tinggi rasio ini maka perolehan

laba akan semakin optimal, khususnya laba operasional dari kegiatan

perusahaan bersangkutan.

Tujuan perhitungan rate of return on investment (ROI) adalah untuk

mengetahui sampai seberapa jauh aset yang digunakan dapat menghasilkan

laba. Laba usaha berarti laba dari kegiatan utama perusahaan. Aktiva operasi

adalah aktiva yang dipakai untuk menghasilkan laba usaha tersebut. Dengan

kata lain, aset yang dihitung disini hanya aset yang memberikan konstribusi

terhadap pencapaian laba usaha. Penyertaan yang biasanya menghasilkan

pendapatan lain (di luar laba usaha) tidak dihitung. Demikian halnya dengan

aktiva lain-lain. Aktiva lain-lain ada yang berupa aktiva belum selesai atau

Universitas Sumatera Utara

Page 15: BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Tinjauan Teoritis 1. Labarepository.usu.ac.id/bitstream/123456789/23130/4/Chapter II.pdf · BAB II . TINJAUAN PUSTAKA . A. Tinjauan ... misalnya sebagai

aktiva tidak operasional. Oleh karena itu juga tidak diikutsertakan dalam

pengertian aktiva operasi.

7. Activity Ratio

Activity ratio merupakan alat ukur sejauh mana efektivitas perusahaan

dalam menggunakan sumber daya - sumber dayanya. Dari hasil rasio

aktivitas ini akan terlihat apakah perusahaan lebih efisien dan efektif dalam

mengelola aset yang dimilikinya atau mungkin justru sebaliknya.

Rasio aktivitas yang umumnya digunakan adalah:

a. receivable turn over, merupakan rasio yang digunaka untuk

mengukur berapa lama penagihan piutang selama satu periode atau

berapa kali dana yang ditanam dalam piutang ini berputar dalam

satu periode.

b inventory turnover, yaitu rasio untuk mengukur efisiensi

penggunaan persediaan atau rasio untuk mengukur kemampuan

dana yang tertanam dalam persediaan untuk berputar dalam suatu

periode tertentu.

inventory turnover =Persediaan Rata-Rata

PenjualanPokok Harga

c. total assets turnover, yaitu rasio untuk mengukur efisiensi

penggunaan aktiva secara keseluruhan.

total assets turnover =Aktiva rata-Rata

Penjualan Total

Inventory turnover (perputaran persediaan) sangat berguna untuk

menghitung nilai penjualan yang dihasilkan perusahaan dari setiap rupiah

Universitas Sumatera Utara

Page 16: BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Tinjauan Teoritis 1. Labarepository.usu.ac.id/bitstream/123456789/23130/4/Chapter II.pdf · BAB II . TINJAUAN PUSTAKA . A. Tinjauan ... misalnya sebagai

persediaannya. Rasio ini merupakan indikasi yang cukup populer untuk

menilai efisiensi operasional, yang memperlihatkan seberapa baiknya

manajemen mengontrol modal yang ada pada persediaan. Semakin besar

angka yang diperoleh semakin mampu perusahaan menghasilkan penjualan

dengan dasar persediaannya. Penjualan dalam hal ini dihubungkan dengan

kemampuan perusahaan untuk memperoleh laba.

Total assets turnover merupakan ukuran tentang sampai seberapa jauh

aktiva telah dipergunakan di dalam kegiatan perusahaan atau menunjukkan

berapa kali aktiva yang digunakan dalam kegiatan operasi berputar dalam

satu periode tertentu. Tingginya total assets turnover menunjukkan

efektivitas penggunaan harta perusahaan. Semakin efektivitas penggunaan

harta perusahaan, maka memungkinkan bagi perusahaan dalam memperoleh

laba yang optimal.

B. Tinjauan Penelitian Terdahulu

Berbagai penelitian telah dilakukan untuk mengkaji maanfaat yang bisa

diambil dari analisis rasio keuangan. Dalam melakukan penelitian ini, peneliti

juga berpedoman dari penelitian-penelitian yang telah dilakukan sebelumnya.

Adapun penelitian-penelitian sebelumnya yang berkaitan dengan penelitian ini

dijelaskan pada paragraf berikut.

Suprihatmi dan Wahyuddin (2003) menguji kegunaan rasio keuangan dalam

memprediksi pertumbuhan laba di masa yang akan datang pada perusahaan

manufaktur yang terdaftar di Bursa Efek Jakarta. Penelitian ini membuktikan

bahwa delapan rasio keuangan signifikan untuk digunakan sebagai predictor

Universitas Sumatera Utara

Page 17: BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Tinjauan Teoritis 1. Labarepository.usu.ac.id/bitstream/123456789/23130/4/Chapter II.pdf · BAB II . TINJAUAN PUSTAKA . A. Tinjauan ... misalnya sebagai

pertumbuhan laba satu tahun yang akan datang. Rasio keuangan tersebut adalah

debt to equity, total asset turnover, inventory turnover, return on investment,

return on equity dan net operating margin.

Widiasih (2006) melakukan penelitian mengenai analisis rasio keuangan

dalam memprediksi perubahan laba pada perusahaan manufaktur. Variabel

independen yang digunakan adalah earning per share, price earning ratio,

HPP/penjualan, penjualan/aktiva tetap, gross profit margin, dan rasio leverage.

Sedangkan variabel dependen adalah pertumbuhan laba. Penelitian ini dilakukan

terhadap 76 perusahaan industri manufaktur. Hasil penelitian ini menemukan

bahwa secara simultan rasio keuangan berpengaruh terhadap pertumbuhan laba,

sedangkan secara parsial hanya gross profit margin dan rasio leverage yang

berpengaruh terhadap pertumbuhan laba.

Penelitian lain dilakukan oleh Susilawaty (2010) terhadap 19 industri

makanan dan minuman yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia dari tahun 2006 –

2008. Variabel independen yang diteliti adalah current assets (CR), debt ratio

(DR), total assets turnover (TATO), return on assets (ROA), dan gross profit

margin (GPM). Sedangkan variabel dependennya adalah pertumbuhan laba. Hasil

penelitian ini menunjukkan bahwa baik secara parsial maupun simultan, rasio

keuangan yang diwakili oleh CR, DR, TATO, ROA, dan GPM tidak berpengaruh

signifikan terhadap pertumbuhan laba.

Penelitian terakhir dilakukan oleh Purnama (2010) pada perusahaan

perbankan yang terdaftar di BEI, dengan variable independen loan to deposit

ratio, debt to equity ratio, dan rasio BOPO. Secara simultan dan parsial, hasil

Universitas Sumatera Utara

Page 18: BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Tinjauan Teoritis 1. Labarepository.usu.ac.id/bitstream/123456789/23130/4/Chapter II.pdf · BAB II . TINJAUAN PUSTAKA . A. Tinjauan ... misalnya sebagai

penelitian ini menunjukkan bahwa tidak ditemukan adanya pengaruh yang

signifikan antara rasio keuangan dengan pertumbuhan laba. Ringkasan penelitian-

penelitian sebelumnya yang berkaitan dengan penelitian ini dapat dilihat pada

Tabel 2.1

Tabel 2.1 Ringkasan Tinjauan Penelitian Terdahulu

No Penulis Variabel Hasil

1. Suprihatmi dan Wahyuddin (2003)

debt to equity, total asset turnover, inventory turnover, return on investment, return on equity, net operating margin.dan pertumbuhan laba

rasio keuangan signifikan untuk digunakan sebagai prediktor pertumbuhan laba satu tahun yang akan datang

2. Nur Ari Widiasih (2006)

earning per share, price earning ratio, HPP/penjualan, penjualan/aktiva tetap, gross profit margin, rasio leverage dan pertumbuhan laba

secara simultan rasio keuangan berpengaruh terhadap pertumbuhan laba, sedangkan secara parsial hanya Gross Profit Margin dan rasio leverage yang berpengaruh terhadap pertumbuhan laba

3. Susilawaty (2010)

current assets (CR), debt ratio (DR), total assets turnover (TATO), return on assets (ROA), gross profit margin (GPM), dan pertumbuhan laba

secara parsial maupun simultan, rasio keuangan yang diwakili oleh CR, DR, TATO, ROA, dan GPM tidak berpengaruh signifikan terhadap pertumbuhan laba

4. Lasdi Purnama (2010)

loan to deposit ratio, debt to equity ratio, BOPO, dan pertumbuhan laba

Secara simultan dan parsial tidak ditemukan adanya pengaruh yang signifikan antara rasio keuangan dengan pertumbuhan laba

Sumber: data diolah penulis, 2010

C. Kerangka Konseptual

Berdasarkan latarbelakang masalah, tujuan penelitian dan tinjauan pustaka

yang telah dikemukakan, maka peneliti membuat kerangka konseptual yang

disusun dengan model sebagai berikut.

Universitas Sumatera Utara

Page 19: BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Tinjauan Teoritis 1. Labarepository.usu.ac.id/bitstream/123456789/23130/4/Chapter II.pdf · BAB II . TINJAUAN PUSTAKA . A. Tinjauan ... misalnya sebagai

H7

H1

H2

H3

H4

H5

H7

Gambar 2.1 Kerangka Konseptual

Sumber: data diolah penulis, 2010

Dalam penelitian ini, yang merupakan variabel independen adalah rasio

keuangan yang terdiri dari current ratio, total debt to equity ratio, total assets

turnover, inventory turnover, operating profit margin dan rate of return on

investment/ ROI. Sedangkan yang menjadi variabel dependen adalah pertumbuhan

laba.

Rasio Keuangan (X)

Pertumbuhan Laba (Y)

current ratio (X1)

total debt to equity ratio

total Assets turnover (X3)

inventory turnover (X4)

operating profit margin (X5)

return on investment (X6)

Universitas Sumatera Utara

Page 20: BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Tinjauan Teoritis 1. Labarepository.usu.ac.id/bitstream/123456789/23130/4/Chapter II.pdf · BAB II . TINJAUAN PUSTAKA . A. Tinjauan ... misalnya sebagai

Semakin tinggi current ratio, maka semakin likuid dan semakin mudah

perusahaan memperoleh pendanaan dari kreditor maupun investor untuk

memperlancar kegiatan operasionalnya sehingga laba perusahaan dapat

meningkat. Semakin tinggi total debt to equity ratio, maka semakin banyak

ekuitas perusahaan yang didanai oleh utang sehingga semakin besar beban bunga

yang harus dibayar dan laba perusahaan akan menurun. Semakin tinggi total

assets turnover, maka semakin efisien perusahaan dalam menggunakan aktivanya

untuk menghasilkan penjualan dan laba perusahaan juga dapat meningkat. Sama

halnya dengan inventory turnover, bila inventory turnover semakin tinggi maka

semakin efisien perusahaan dalam menggunakan persediaannya untuk

menghasilkan penjualan dan laba perusahaan juga mengalami peningkatan.

Semakin tinggi operating profit margin, maka semakin efektif dan efisien

perusahaan dalam melaksanakan aktivitas operasionalnya sehingga dapat

mempengaruhi laba bersih yang akan diperoleh perusahaan. Semakin tinggi rate

of return on investment, semakin tinggi laba yang diperoleh perusahaan dari

aktiva yang dimilikinya dan akan berpengaruh terhadap pertumbuhan laba.

D. Hipotesis Penelitian

Menurut Rochaety,dkk (2009:31), hipotesis merupakan kebenaran sementara

yang masih harus diuji. Hipotesis menyatakan hubungan yang diduga secara logis

antara dua variabel atau lebih dalam rumusan proposisi yang dapat diuji secara

empiris. Hipotesis yang dirumuskan dalam penelitian ini adalah sebagai berikut.

H1:current ratio berpengaruh signifikan untuk memprediksikan

pertumbuhan laba.

Universitas Sumatera Utara

Page 21: BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Tinjauan Teoritis 1. Labarepository.usu.ac.id/bitstream/123456789/23130/4/Chapter II.pdf · BAB II . TINJAUAN PUSTAKA . A. Tinjauan ... misalnya sebagai

H2:total debt to equity ratio berpengaruh signifikan untuk memprediksikan

pertumbuhan laba.

H3:total assets turnover berpengaruh signifikan untuk memprediksikan

pertumbuhan laba.

H4:inventory turnover berpengaruh signifikan untuk memprediksikan

pertumbuhan laba.

H5:operating profit margin berpengaruh signifikan untuk memprediksikan

pertumbuhan laba.

H6:rate of return on investment/ROI berpengaruh signifikan untuk

memprediksikan pertumbuhan laba.

H7:current ratio, total debt to equity ratio, total assets turnover, inventory

turnover, operating profit margin, rate of return on investment/ ROI

berpengaruh signifikan secara simultan untuk memprediksikan

pertumbuhan laba.

Universitas Sumatera Utara