bab ii tinjauan pustaka a. tinjauan teori 1. asuhan ...repository.ump.ac.id/8325/3/wulan maylanie...
TRANSCRIPT
xx
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
A. Tinjauan Teori
1. Asuhan Keperawatan Dalam Penyakit DHF
a. Pengkajian
Biodata / Identitas pasien DHF.
1) Keluahan utama adalah keluhan yang dirasakan pasien
biasanya pasien datang dengan keluhan demam tinggi dan
anak lemah.
2) Riwayat penyakit sekarang adalah penyakit yang dirasakan
oleh pasien saat ini.
3) Riwayat penyakit terdahulu adalah penyakit yang dimiliki
pasien terdahulu.
4) Riwayat penyakit keluarga Riwayat adalah riwayat
penyakit yang dimiliki keluarga.
5) Tumbuh kembang anak adalah suatu proses perkembangan
pada anak dimulai dari usia, postur tubuh, kognitif dan
motorik anak.
6) Pemeriksaan fisik adalah suatu pemeriksaan yang
dilakukan secara head to toe.
7) Pemeriksaan penunjang adalah suatu pemeriksaan untuk
mengetahui kondisi anak.
b. Diagnosa
Menurut aplikasi Asuhan Keperawatan Berdasarkan Diagnosa
Medis Nanda NIC - NOC (2015), diagnose yang mungkin
muncul pada kasus anak DHF yaitu :
5
GAMBARAN PENGETAHUAN IBU..., Wulan Maylanie, Fakultas Ilmu Kesehatan UMP, 2018
xxi
1) Peningkatan suhu tubuh (Hipertermi) berhubungan dengan
proses infeksi virus.
2) Ketidakseimbangan nutrisi kurang dari kebutuhan tubuh
berhubungan dengan mual, muntah, anoreksia.
3) Kurang pengetahuan keluarga tentang penyakit, prognosis,
dan perawatan anggota keluarga yang sakit berhubungan
dengan minimnya sumber informasi dan mengingat
informasi.
c. Perencanaan
Rencana Keperawatan pada anak dengan penyakit
DHF menurut Aplikasi Nanda NIC - NOC (2015), yaitu :
1) Peningkatan suhu tubuh (Hipertermi) berhubungan
dengan proses infeksi virus.
Tujuan: Suhu tubuh kembali normal selama 2-3
hari berturut-turut.
Rencana tindakan :
a) Observasi suhu tiap 3 jam.
b) Beri kompres hangat dan dingin bila suhu ≥
38ᵒC.
c) Berikan minum 2-2,5 liter/24 jam bila tanpa
kontraindikasi.
d) Anjurkan menggunakan pakaian tipis.
e) Anjurkan pasien membatasi aktivitas.
f) Kolaborasi medik untuk pemberian
antipirektik.
6
GAMBARAN PENGETAHUAN IBU..., Wulan Maylanie, Fakultas Ilmu Kesehatan UMP, 2018
xxii
2) Ketidakseimbangan nutrisi kurang dari kebutuhan
tubuh berhubungan dengan mual, muntah, anoreksia.
Tujuan: kebutuhan nutrisi terpenuhi ditandai dengan
BB tidak turun, mual, muntah, tidak ada selama 3-
5 hari perawatan.
Rencana tindakan:
a) Observasi keadaan umum (mual, muntah,
anoreksia).
b) Berikan makan porsi kecil tiap 3 jam.
c) Hidangkan makan yang hangat dan menarik.
d) Libatkan keluaga untuk mensupport pasien.
e) Ajarkan teknik relaksasi.
f) Kolaborasi medic untuk pemberian anti
muntah.
3) Ketidak efektifan manajemen kesehatan
berhubungan dengan kurang pengetahuan.
Tujuan: orang tua menjelaskan pemahaman tentang
kondisi, dan proses pengobatan.
Rencana tindakan:
a) Kaji tingkat pengetahuan keluarga tentang
penyakit.
b) Berikan penjelasan pada keluarga tentang
penyakitnya dan kondisi sekarang.
7
GAMBARAN PENGETAHUAN IBU..., Wulan Maylanie, Fakultas Ilmu Kesehatan UMP, 2018
xxiii
c) Anjurkan keluarga untuk memperhatikan diet
makanannya.
d) Anjurkan keluarga untuk memperhatikan
perawatan diru dan lingkungan bagi anggota
keluarga yang sakit.
d. Pelaksanaan
Prinsip-prinsip pelaksanaan rencana askep pada anak dengan
DHF/DBD.
1) Mempertahankan pemenuhan kebutuhan cairan.
2) Mempertahankan suhu tubuh dalam batas normal.
3) Mempertahankan kebutuhan nutrisi.
4) Mempertahankan rasa nyaman pasien.
5) Mengurangi kecemasan pasien dan anggota keluarga.
e. Evaluasi
1) Mengukur pencapaian tujuan.
2) Membandingkan tujuan yang telah ditetapkan.
2. Pengetahuan
a. Definisi
Pengetahuan merupakan hasil dari tahu yang terjadi
setelah orang melakukan penginderan terhadap suatu yang
diketahui berkenaan dengan suatu hal. Hal yang dimaksud disini
yaitu pengetahuan ibu tentang pencegahan demam berdarah.
Pengetahuan atau kognitif merupakan domain yang sangat
penting untuk terbentuknya tindakan seorang. Berdasarkan
pengalaman dan penelitian lebih terbukti bahwa perilaku yang
8
GAMBARAN PENGETAHUAN IBU..., Wulan Maylanie, Fakultas Ilmu Kesehatan UMP, 2018
xxiv
didasari oleh pengetahuan akan lebih langgeng dari pada
perilaku yang tidak didasari oleh pengetahuan dan kesadaran,
maka tidak akan berlangsung lama (Notoatmojo, 2008).
Berdasarkan definisi diatas, pengetahuan merupakan suatu
proses meningkat kembali hal-hal yang telah dipelajari lewat
panca indera pada suatu bidang tertentu dengan baik.
b. Pengetahuan
Pengetahuan yang dicangkup dalam domain kognitif
mempunyai 6 tingkatan yakni (Notoatmojo, 2008).
1) Tahu (know)
Tahu diartikan sebagai mengingat sesuatu materi
yang telah dipelajari sebelumnya. Termaksu dalam
pengetahuan ini adalah kembali (recall) terhadap suatu
yang spesifik dari suatu, bahan yang mempelajari atau
rangsangan yang telah diterima. Oleh sebab itu tahu
merupakan tingkat pengetahuan yang paling rendah.
Kata kerja yang digunakan untuk mengukur bahwa
orang tahu tentang apa yang dipelajari antara lain
menyebutkan, menguraikan, mendefinisikan, menyatakan
dan sebagainya.
2) Memahami (comprehension)
Yaitu sesuatu kemampuan untuk menjelaskan
secara benar tentang obyek yang diketahui dan dapat
menginterpestasikan materi tersebut secara benar. Orang
yang telah paham terhadap obyek atau materi harus
dapat menjelaskan, menyebutkan contoh, menyimpulkan,
meramalkan dan sebagiannya.
9
GAMBARAN PENGETAHUAN IBU..., Wulan Maylanie, Fakultas Ilmu Kesehatan UMP, 2018
xxv
3) Penerapan (application)
Yaitu sebagai kemampuan untuk menggunakan
materi yang telah dipelajari pada situasi atau kondisi
sebenarnya. Penerapan disini dapat diartikan penggunaan
hukum-hukum, rumus, metode, prinsip-prinsip, dan
sebagainya.
4) Analisis (analysis)
Yaitu suatu kemampuan untuk menjabarkan materi
atau suatu objek kedalam komponen-komponen tetapi
masih dalam suatu struktur organisasi tersebut dan masih
ada kaitanya satu sama lain, kemampuan menganalisis
ini dapat dilihat dari penggunaan kata kerja seperti dapat
menggambarkan, membedakan , memisahkan
mengelompokan, dan sebagainya.
5) Sintesis (synthesys)
Yaitu suatu kemampuan untuk meletakan atau
menghubungkan bagian-bagian di dalam suatu bentuk
keseluruhan yang baru atau suatu kemampuan untuk
menyusun formulasi yang ada, misalnya dapat menyusun,
dapat merencanakan, meringkaskan, menyesuaikan
terhadap suatu teori tertentu atau rumusan-rumusan yang
telah ada.
6) Evaluasi (evaluation)
Yaitu kemampuan untuk melakukan justifikasi atau
penilaian terhadap suatu materi atau objek. Penilaian-
penilaian itu berdasarkan suatu kriteria yang ditentukan
sendiri atau menggunakan kriteria-kriteria yang telah ada.
10
GAMBARAN PENGETAHUAN IBU..., Wulan Maylanie, Fakultas Ilmu Kesehatan UMP, 2018
xxvi
GAMBARAN PENGETAHUAN IBU..., Wulan Maylanie, Fakultas Ilmu Kesehatan UMP, 2018
xxvii
c. Faktor-faktor yang mempengaruhi pengetahuan
1. Faktor Internal
1) Tingkat pendidikan
Suatu proses penyampaian bahan atau materi
pendidikan oleh pendidik kepada sasaran pendidikan
(anak-anak) guna mencapai perubahan perilaku.
2) Informasi
Seseorang yang mempunyai sumber informasi yang
lebih banyak akan mempunyai pengetahuan yang luas.
3) Intelegensia
Intelegensia merupakan kemampuan yang dibawa
sejak lahir, yang memungkinkan seseorang berbuat
sesuatu dengan cara tertentu.
Intelegensi merupakan salah satu faktor yang
mempengaruhi hasil dari proses belajar. Secara umum,
orang dengan intelegensi yang lebih tinggi biasanya
akan lebih mudah menerima suatu informasi atau pesan.
4) Pengalaman
Sesuatu yang pernah dialami seseorang yang akan
menambah pengetahuan dan tentang sesuatu yang
bersifat non formal.
5) Umur
Umur dapat mempengaruhi seseorang, semakin
cukup umur, tingkat kemampuan dan kematangan
seseorang akan lebih tinggi dalam berpikir dan
menerima informasi. Namun perlu ditekankan bahwa
seorang yang berumur lebih tua tidak mutlak memiliki
pengetahuan yang lebih tinggi dibandingkan dengan
seseorang yang lebih muda.
11
GAMBARAN PENGETAHUAN IBU..., Wulan Maylanie, Fakultas Ilmu Kesehatan UMP, 2018
xxviii
6) Tempat tinggal
Tempat tinggal adalah tempat menetap responden
sehari-hari. Seseorang yang tinggal di daerah endemis
demam berdarah lebih sering menemukan kasus demam
berdarah di sekitar lingkungan tempat tinggalnya. Sehingga
masyarakat di daerah tersebut seharusnya memiliki
tingkat kewaspadaan yang lebih tinggi dibandingkan
wilayah non endemis. Hal ini juga berhubungan dengan
informasi yang didapat seseorang di daerah endemis
demam berdarah akan lebih sering mendapatkan
penyuluhan kesehatan bila dibandingkan dengan daerah
non endemis.
7) Pekerjaan
Pekerjaan memiliki pengaruh pada pengetahuan
seseorang. Lingkungan pekerjaan dapat menjadikan
seseorang Memperoleh dan pengetahuan baik secara
langsung maupun secara tidak langsung Contohnya,
seseorang yang mempunyai pekerjaan di bidang
kesehatan lingkungan tentunya akan lebih memahami
bagaimana cara menjaga kesehatan di lingkungannya,
termasuk cara 3M memberantas sarang nyamuk demam
berdarah jika dibandingkan dengan orang yang bekerja
diluar bidang kesehatan.
2. Faktor Eksternal
1) Faktor lingkungan
Lingkungan adalah segala sesuatu yang ada di
sekitar individu, baik lingkungan fisik, biologis, maupun
sosial. Lingkungan berpengaruh terhadap proses masuknya
pengetahuan ke dalam individu yang berada dalam lingkungan
12
GAMBARAN PENGETAHUAN IBU..., Wulan Maylanie, Fakultas Ilmu Kesehatan UMP, 2018
xxix
tersebut. Hal ini terjadi karena adanya interaksi timbal balik
yang akan direspon sebagai pengetahuan oleh setiap individu.
Pemerintah memegang peranan penting dalam mempengaruhi
pengetahuan seseorang mengenai demam berdarah baik itu
melalui penyuluhan kesehatan maupun program- program
yang diadakan untuk mencegah DBD, misalnya program
PSN Plus, pembentukan unit Pokja (kelompok kerja),
Pokjanal (kelompok kerja fungsional) di tingkat desa/
kelurahan maupun jumantik (juru pemantau jentik).
2) Sosial budaya
Kebiasaan dan tradisi yang dilakukan orang-orang
tanpa melalui penalaran apakah yang dilakukan baik atau
buruk. Sosial termasuk di dalamnya pandangan agama,
kelompok etnis dapat mempengaruhi proses pengetahuan
khususnya dalam penerapan nilai-nilai keagamaan untuk
memperkuat kepribadiannya.
3) Informasi/ media massa
Informasi yang diperoleh baik dari pendidikan
formal maupun non formal dapat memberikan pengaruh
jangka pendek (immediatei impact) sehingga menghasilkan
perubahan atau peningkatan pengetahuan. Sebagai sarana
komunikasi, berbagai bentuk media massa seperti televisi,
radio, surat kabar, majalah, termasuk penyuluhan
kesehatan mempunyai pengaruh besar terhadap
pembentukan pengetahuan seseorang.
d. Pengukuran Pengetahuan
13
GAMBARAN PENGETAHUAN IBU..., Wulan Maylanie, Fakultas Ilmu Kesehatan UMP, 2018
xxx
Menurut Arikunto (2008), pengukuran pengetahuan
dapat diukur dilakukan dengan wawancara atau angket yang
menanyakan tentang isi materi yang akan diukur dari
subyek penelitian atau respoden kedalam pengetahuan yang
ingin kita ukur atau kita ketahui dan dapat kita sesuaikan
dengan tingkatan-tingkatnya. Adapun pertanyaan yang dapat
digunakan untuk pengukuran pengetahuan secara umum
dapat dikelompokan menjadi dua jenis yaitu :
1) Pertanyaan subyektif, misalnya pertanyaan uraian
2) Pertanyaan obyektif, misalnya pertanyaan pilihan ganda
(multiple choice), betul salah dan pertanyaan
menjodohkan.
Dari kedua jenis pertanyaan tersebut, pertayaan
obyektif khususnya dengan pilihan ganda lebih disukai
untuk dijadikan sebagai alat pengukuran karena lebih mudah
disesuaikan dengan pengetahuan yang akan diukur dan lebih
cepat.
2. Pengetahuan Tentang Dengue Hemoragic Fever
a. Pengertian
Dengue hemoragic fever (DHF) atau demam
berdarah dengue adalah penyakit menular yang disebabkan
oleh virus dengue yang ditularkan melalui gigitan nyamuk
Aedes aegypti. Penyakit ini dapat menyerang semua orang
dan dapat mengakibatkan kematian terutama pada anak,
serta sering menimbulkan kejadian luar biasa atau wabah
(Susilaningrum, 2013).
b. Etiologi
14
GAMBARAN PENGETAHUAN IBU..., Wulan Maylanie, Fakultas Ilmu Kesehatan UMP, 2018
xxxi
Penyebab penyakit ini disebabkan virus dengue yang
disebabkan oleh nyamuk aedes aegypti serta spesies
stegomia. Penyebab penyakit ini adalah virus dengue yang
sampai sekarang dikenal empat tipe termasuk dalam group
B Arthropod Brone Viruses (arbovirus). Keempat tipe ini ada
di berbagai daerah di Indonesia (Ngastiyah, 2008).
c. Sasaran penyakit Demam Berdarah dengue
Penyakit ini menunjukan peningkatan jumlah orang
yang terserang setiap 4-5 tahun. Kelompok usia yang sering
terkena adalah anak balita. Cara hidup nyamuk terutama
nyamuk betina yang menggit pada pagi dan siang hari,
kiranya menjadi sebab mengapa usia balita mudah terserang
demam berdarah. Nyamuk Aedes yang menyenangi tempat
teduh, terlimdung matahari, dan berbau manusia, oleh
karena itu balita yang masih membutuhkan tidur pagi dan
siang hari seringkali menjadi sasaran gigitan nyamuk.
Sasaran berikutnya adalah anak sekolah, sarang nyamuk
selain di dalam rumah, juga banyak dijumpai disekolah,
apalagi bila keadaan kelas gelap dan lembab. Terdapat juga
nyamuk Aedes albopictus yang menularkan penyakit demam
berdarah dengue. Nyamuk Aedes albopictus hidup diluar
rumah, dikebun yang rindang, sehingga anak usia sekolah
dapat juga terkena gigitan oleh nyamuk kebun tersebut di
siang hari takkala sedang bermain. Faktor daya tahan anak
belum sempurna seperti halnya orang dewasa, agaknya juga
merupakan faktor mengapa anak lebih banyak terkena
penyakit demam berdarah dengue dibandingkan orang
dewasa (Maharani, 2009).
15
GAMBARAN PENGETAHUAN IBU..., Wulan Maylanie, Fakultas Ilmu Kesehatan UMP, 2018
xxxii
d. Penularan penyakit DHF
Penyakit ini dapat menyerang semua orang dan dapat
mengakibatkan kematian terutama pada balita, dapat dengan
mudah menular melalui vektor penularanya, yakni nyamuk
Aedes aegypti melalui gigitanya. Meskipun nyamuk Aedes
albopictus dapat menularkan DHF tetapi penerapannya
dalam penyebaran penyakit sangat kecil, karena biasanya
hidup dikebun-kebun. Seminggu setelah gigit oleh nyamuk
Aedes aegypti yang mengandung virus dengue, maka orang
tersebut akan jatuh sakit demam berdarah, atau dapat juga
tetap sehat tetapi menjadi carrier (sumber penularan dengan
menyimpan virus dengue). Karena nyamuk yang menggigit
orang yang darahnya mengandung virus dengue dan setiap
saat dapat ditularkan kepada orang lain melalui gigitannya
pula (menggigit pada siang hari). Apabila tedapat tetangga
anda yang menderita DBD dan lokasi rumahnya berada
tidak jauh dari rumah anda, maka perlu diwaspadai akan
keberadaan nyamuk Aedes aegypti, hal ini karena
kemampuan terbang nyamuk tersebut ± 40 m, dan
jangkauan maksimal sejauh 100 m (Maharani, 2009).
e. Tempat Penularan DHF
Penularan DHF dapat terjadi disemua tempat yang
terdapat nyamuk penularnya. Tempat potensial untuk
terjadi penularan DHF adalah :
1) Wilayah yang banyak kasus DHF (endemis)
16
GAMBARAN PENGETAHUAN IBU..., Wulan Maylanie, Fakultas Ilmu Kesehatan UMP, 2018
xxxiii
2) Tempat-tempat umum yang menjadi tempat
berkumpulnya orang- orang yang datang dari berbagai
wilayah.
f. Tanda dan Gejala
Kasus DHF ditandai dengan demam mendadak
tanpa sebab yang jelas disertai gejala lain seperti lemah,
nafsu makan berkurang, muntah nyeri pada anggota
badan, punggung, sendi, kepala dan perut. Gejala tersebut
hamper menyerupai influenza biasa. Pada hari kedua atau
ketiga demam muncul pendarahan. Yang beraneka ragam
dimulai dari yang paling ringan berupa pendarahan
dibawah kulit (petekia), perdarahan gusi, epitaksis sampai
perdarahan yang hebat berupa muntah darah akibat
perdahan lambung (Ngastiyah, 2008).
Selain perdarahan juga terjadi syok yang biasanya
dijumpai pada saat demam telah menurun antara ketiga
dan ketujuh dengan tanda-tanda anak menjadi lemah,
ujung-ujung jari, telinga dan hidung teraba dingin dan
lembab, denyut nadi terasa cepat, kecil dan tekanan
darah menurun dengan tekanan sistolik 80 mmHg atau
kurang.
Menurut WHO (2008), Diagnosa DHF harus
berdasarkan adanya gejala klinis sebagai berikut, demam
tinggi mendadak dan terus menerus selam 2-7 hari (tanpa
sebab jelas), manifestasi peredarahan paling tidak terdapat
uji tornikuet positif dan adanya salah satu bentuk
perdarahan yang lain misalnya pateki, epitaksis gusi, syok
17
GAMBARAN PENGETAHUAN IBU..., Wulan Maylanie, Fakultas Ilmu Kesehatan UMP, 2018
xxxiv
yang ditandai nadi lemah disertai tekanan nadi menurun
(menjadi 20 mmHg atau kurang) disertai kulit yang
teraba dingin dan lembab terutama pada ujung hidung,
jari dan kaki, pasien menjadi gelisah, timbul sianosis
disekitar mulut dan pembesaran hati (sudah dapat diraba
sejak permulaan sakit) (Ngastiyah, 2008).
18
GAMBARAN PENGETAHUAN IBU..., Wulan Maylanie, Fakultas Ilmu Kesehatan UMP, 2018
xxxv
G. Penatalaksanaan
Penderita DHF memerlukan perawatan yang serius
dan bisa berakibat fatal atau kematian jika terlambat
diatasi. Oleh karena itu seharusnya penderita dirawat di
rumah sakit (terutama DHF Derajat II, III, IV). Penderita
sebaiknya dipisahkan dari pasien penyakit lain dan dari
ruangan yang bebas nyamuk (berkelambu),
penatalaksanaan penderita DHF adalah sebagai berikut :
1) Tirah baring atau istirahat baring.
2) Diit makan lunak.
3) Minum banyak (2 – 2,5 liter / 24 jam) dapat berupa susu,
the manis, sirup dan beri penderita oralit, pemberian
cairan merupakan hal penting pada penderita DHF.
4) Pemberian cairan intravena biasanya RL dan NaCl.
5) Monitor tanda-tanda vital tiap 3 jam jika kondisi pasien
memburuk observasi tiap-tiap jam.
6) Periksa Hb, Ht dan trombosit tiap hari.
7) Pemberian antiperetik dari golongan asetominefen juga
pemberian, kompres dingin.
8) Monitor tanda-tana perdarahan lebih lanjut,
9) Pemberian antibiotik bila terdapat kekuatiran infeksi
sekunder.
10) Monitor tanda-tanda dini renjatan.
19
GAMBARAN PENGETAHUAN IBU..., Wulan Maylanie, Fakultas Ilmu Kesehatan UMP, 2018
xxxvi
11) Bila timbul kejang dapat diberikan Diazepam dengan
kolaborasi Dokter.
Pada penderita Dengue Shock Syndrome (DSS), cairan
diberikan dengan diguyur dan bila tidak Nampak perbaikan,
penderita perlu mendapatkan plasma. Pemberian cairan intervena
baik berupa plasma maupun elektrolit dipertahankan 12-48 jam
setelah renjatan teratasi.
3. Pengetahuan tentang Pencegahan DHF
Pengetahuan merupakan hasil dari tahu yang terjadi
setelah orang melakukan penginderaan terhadap bagaimana cara
pencegahan DHF / demam berdarah atau segala sesuatu yang
diketahui berkenaan dengan penyakit dan pencegahan.
a. Pencegahan
1) Memanfaatkan perubahan keadaan nyamuk akibat
pengaruh alamiah dengan melaksanakan pemberatasan
vektor pada saat sedikit terdapatnya kasus demam
berdarah.
2) Memutuskan lingkaran penularan dengan menahan
kepadatan vektor pada tingkat sangat rendah.
3) Mengusahakan pemberantasan vektor di pusat daerah
penyebaran yaitu di sekolah dan rumah sakit termasuk
pula daerah penyangga di sekitar
4) Mengusahakan pemberantasan vektor di semua daerah
berpotensi, penularan tinggi.
20
GAMBARAN PENGETAHUAN IBU..., Wulan Maylanie, Fakultas Ilmu Kesehatan UMP, 2018
xxxvii
Pemerintahan diIndonesia mencanangkan gerakan
“3M“ dalam upaya memberantas nyamuk demam berdarah
yaitu :
1) Menguras bak mandi.
2) Mengubur kaleng-kaleng dan ban bekas.
3) Menutup tempat-tempat penampungan air.
21
GAMBARAN PENGETAHUAN IBU..., Wulan Maylanie, Fakultas Ilmu Kesehatan UMP, 2018
xxxviii
A. Kerangka Teori
Gambar 1.1 Kerangka Konsep Teori
Sumber : Modifikasi (Notoatmojo, 2008)
Sumber-sumber
pengetahuan
1. Kepercayaan
2. Informasi
3. Akal pikiran
4. Pengalaman
Pengetahuan
Faktor-faktor yang
mempengaruhi
pengetahuan
1.Faktor internal
a. Pendidikan
b. Pekerjaan
c. Umur
2. Faktor eksternal
a. Lingkungan
b. Sosial budaya
Demam berdarah Dengue
1. pengertian Demam Berdarah
Dengue
2. Sasaran penyakit DHF
3. Penularan penyakit DHF
4. Tempat penularan
5. Tanda dan gejala demam
berdarah Dengue
6. Pencegahan penyakit DHF
22
GAMBARAN PENGETAHUAN IBU..., Wulan Maylanie, Fakultas Ilmu Kesehatan UMP, 2018