bab ii tinjauan pustaka a. tinjauan teori 1. asi eksklusif...
TRANSCRIPT
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
A. Tinjauan Teori
1. ASI Eksklusif
a. Pengertian ASI Eksklusif
ASI eksklusif adalah pemberian Air Susu Ibu sedini mungkin
setelah lahir sampai bayi berumur 6 bulan tanpa pemberian makanan lain
(Purwanti,2004).
ASI eksklusif adalah bayi hanya diberi ASI tanpa makanan atau
minuman lain termasuk air putih, kecuali obat, vitamin dan mineral dan
ASI yang diperas (Suradi, dkk, 2003).
ASI Eksklusif adalah pemberian ASI tanpa makanan tambahan
lain pada bayi berumur 0 – 6 bulan bayi tidak diberi apa-apa, kecuali
makanan yang langsung diproduksi oleh karena bayi memperoleh nutrisi
terbaiknya melalui ASI (Yuliarti, 2010).
b. Komposisi dan Nilai Gizi ASI
1) Komposisi ASI
Komponen ASI menurut Proverawati, dkk (2010), Air Susu
Ibu (ASI) diproduksi secara alami oleh ibu dan sebagai nutrisi dasar
terlengkap untuk bayi selama beberapa bulan pertama hidup sang bayi.
ASI dibedakan menjadi 3 kelompok dan tahap secara terpisah yaitu :
(a) Kolostrum
Kolostrum adalah cairan yang dihasilkan oleh kelenjar
payudara setelah melahirkan (2-4 hari) yang berbeda karakteristik
fisik dan komposisinya dengan ASI matang dengan volume 150-
300 ml/hari. Berwarna kuning keemasan atau krem (creamy).
Lebih kental dibandingkan dengan cairan susu tahap berikutnya.
Kolostrum mempunyai kandungan yang tinggi protein, vitamin
yang terlarut dalam lemak, mineral-mineral dan imunoglobulin.
(b) Transitional milk (ASI peralihan)
ASI peralihan adalah ASI yang dihasilkan setelah
kolostrum (8-20 hari) dimana kadar lemak, laktosa, dan vitamin
larut air lebih tinggi dan kadar protein, mineral lebih rendah, serta
mengandung lebih banyak kalori daripada kolostrum.
(c) Mature milk (ASI matang)
ASI matang adalah ASI yang dihasilkan 21 hari setelah
melahirkan dengan volume bervariasi yaitu 300-850 ml/hari
tergantung pada besarnya stimulasi saat laktasi. 90% adalah air
yang diperlukan untuk memelihara hidrasi bayi. Sedangkan 10%
kandungannya adalah karbohidrat, protein dan lemak yang
diperlukan untuk kebutuhan hidup dan perkembangan bayi
(1) Foremilk
Jenis ini dihasilkan selama awal menyusui dan
mengandung air, vitamin-vitamin dan protein.
(2) Hind-milk
Jenis ini dihasilkan setelah pemberian awal saat
menyusui dan mengandung lemak tingkat tinggi dan sangat
diperlukan untuk pertambahan berat bayi.
2) Nilai Gizi ASI
(a) Lemak
Sumber kalori utama dalam ASI adalah lemak. Sekitar
50% kalori ASI berasal dari lemak. Kadar lemak dalam ASI 3,5-
4,5%. Walaupun kadar lemak dalam ASI tinggi, tetapi mudah
diserap oleh bayi oleh karena trigliserida dalam ASI lebih dulu
dipecah menjadi asam lemak dan gliserol oleh enzim lipase yang
terdapat dalam ASI. Kadar kolesterol ASI lebih tinggi dari pada
susu sapi, sehingga bayi yang mendapat AS1 seharusnya
mempunyai kadar kolesterol darah lebih tinggi. Diperkirakan
bahwa pada masa bayi diperlukan kolesterol pada kadar tertentu
untuk merangsang pembentukan enzim protektif yang membuat
metabolisme kolesterol menjadi efektif pada usia dewasa.
(b) Karbohidrat
Karbohidrat utama dalam ASI adalah laktosa, yang
kadarnya paling tinggi dibanding susu mamalia lain (7g%).
Laktosa mudah diurai menjadi glukosa dan galaktosa. Dengan
bantuan enzim lactase yang sudah ada dalam mukosa saluran
pencernaan sejak lahir. Laktosa mempunyai manfaat lain, yaitu
mempertinggi absorbsi kalsium dan juga merangsang
pertumbuhan Laktobasillis bifidus.
(c) Protein
Protein dalam susu adalah kasein dan whey. Kadar protein
ASI adalah whein 0,9%,60% diantaranya adalah whey, yang lebih
mudah dicerna dibanding kasein (protein utama susu sapi).
Kecuali mudah dicerna, dalam ASI terdapat asam amino yang
tidak terdapat dalam susu sapi yaitu sistin dan taurin sistin
diperlukan untuk pertumbuhan somatik, sedangkan taurin untuk
pertumbuhan otak. Selain dari ASI, sebenarnya sistin dan taurin
dapat diperoleh dari penguraian tirosin, tetapi pada bayi baru lahir
enzim pengurai tirosin ini belum ada.
(d) Garam dan mineral
Ginjal neonatus belum dapat mengkonsentrasikan air
kemih dengan baik, sehingga diperlukan susu dengan kadar garam
dan mineral yang rendah. ASI mengandung kadar garam dan
mineral lebih rendah dibanding susu sapi. Bayi yang mendapat
susu sapi atau susu formula dapat menderita tetani (otot kejang).
Karena hipokalsemia kadar kalsium dalam susu sapi lebih tinggi
dibanding ASI, tetapi kadar fosfornya jauh lebih tinggi, sehingga
mengganggu penyerapan kalsium dan juga magnesium.
(e) Vitamin.
ASI cukup mengandung vitamin yang diperlukan bayi.
Vitamain K yang berfungsi sebagai katalisator pada proses
pembekuan darah terdapat dalam ASI dengan jumlah yang cukup
dan mudah diserap (Suradi dkk, 2003).
c. Manfaat ASI
Manfaat ASI bagi bayi menurut Suradi, dkk. 2003 :
1) Kandungan zat gizi yang sangat sesuai untuk bayi
Kandungan nutrisi sangat lengkap mengandung zat gizi yang
sangat sesuai dengan kebutuhan bayi. ASI mengandung lemak,
karbohidrat, protein, garam dan mineral, serta vitamin.
2.) Mengandung zat protektif
Bayi yang mendapat ASI lebih jarang menderita penyakit,
karena adanya zat protektif ASI. Zat tersebut adalah laktobosilus
bifidus, Laktoferin. Lisozim, Komplemen C3 dan C4, faktor
antistreptokokus, antibodi, Imunitas seluler, dan tidak menimbulkan
alergi.
3) Mempunyai aspek psikologis yang menguntungkan
Waktu menyusui kulit bayi akan menempel pada kulit ibu.
Kontak kulit yang dini ini akan sangat besar pengaruhnya pada
perkembangan bayi kelak. Interaksi yang timbul waktu menyusui
antara ibu dan bayi akan menimbulkan rasa aman bagi bayi.
Kepercayaan pada bayi (basicense of trust), yaitu dengan mulai dapat
mempercayai orang lain (ibu) maka akan timbul rasa percaya pada diri
sendiri.
4) Menyebabkan pertumbuhan yang baik
Bayi yang mendapatkan ASI mempunyai kenaikan berat badan
yang baik setelah lahir, pertumbuhan setelah periode perinatal baik,
dan mengurangi kemungkinan obesitas.
Manfaat ASI bagi Ibu :
1) Membantu involusi uterus dan mencegah terjadinya perdarahan pasca
persalinan
Isapan bayi akan merangsang terbentuknya oksitosin oleh
kelenjar hipofisis. Oksitosin membantu involusi uterus dan mencegah
terjadinya perdarahan pasca persalinan. Penundaan haid dan
berkurangnya perdarahan pasca persalinan mengurangi prevalensi
anemia defisiensi besi. Kejadian karsinoma mammae pada ibu yang
menyusui lebih rendah dibanding ibu yang tidak menyusui.
2) Menjarangkan kehamilan
Menyusui secara murni (eksklusif) dapat menjarangkan
kehamilan. Ditemukan rata-rata jarak kelahiran yang menyusui adalah
24 bulan, sedangkan yang tidak menyusui adalah 11 bulan. Hormon
yang mempertahankan laktasi bekerja menekan hormon untuk ovulasi,
sehingga daoat menunda kembalinya kesuburan.
3) Timbul rasa bangga dan merasa dibutuhkan pada diri ibu
Keuntungan menyusui bukan hanya bermanfaat untuk bayi,
tetapi juga untuk ibu. Ibu akan merasa bangga dan diperlukan, rasa
yang dibutuhkan oleh semua manusia.
Manfaat ASI bagi keluarga :
1) Menghemat anggaran belanja keluarga
ASI tidak perlu dibeli, sehingga dana yang seharusnya
digunakan untuk membeli susu formula dapat digunakan untuk
keperluan lain. Kecuali itu, penghematan juga disebabkan karena bayi
yang mendapat ASI lebih jarang sakit sehingga mengurangi biaya
berobat.
2) Menjarangkan kelahiran
Kelahiran yang lebih jarang menyebabkan hubungan bayi dan
keluarga menjadi lebin dekat. Kebahagiaan keluarga bertambah,
karena kelahiran lebih jarang, sehingga suasana kejiwaan ibu lebih
baik dan dapat mendekatkan hubungan bayi dengan keluarga.
3) Menyusui sangat praktis karena dapat diberikan kapan saja dan
dimana saja.
Menyusui sangat praktis, karena dapat diberikan dimana saja
dan kapan saja. Keluarga tidak perlu repot menyimpan air masak,
botol dan dot yang harus selalu dibersihkan.
Manfaat ASI bagi Negara :
1) Menurunkan angka kesakitan dan kematian anak
Adanya faktor proteksi dan nutrien yang sesuai dalam ASI
menjamin status gizi bayi baik serta kesakitan dan kematian anak
menurun. Beberapa penelitian epidemiologis menyatakan bahwa ASI
melindungi bayi dan anak dari penyakit infeksi.
2) Mengurangi subsidi untuk Rumah Sakit
Subsidi untuk Rumah Sakit berkurang, karena rawat gabung
akan memperpendek lama rawat ibu dan bayi, mengurangi komplikasi
persalinan, dan infeksi nosokomial serta mengurangi biaya yang
diperlukan untuk perawatan anak sakit. Anak yang mendapat ASI
lebih jarang dirawat dirumah sakit dibandingkan anak yang mendapat
susu formula.
3) Mengurangi devisa untuk pembelian susu formula
ASI dapat dianggap sebagai kekayaan nasional. Jika semua ibu
menyusui, diperkirakan dapat menghemat devisa sebesar Rp 8,6
milyar yang seharusnya dipakai untuk membcli susu formula.
4) Meningkatkan kualitas generasi penerus bangsa
Anak yang mendapat ASI dapat tumbuh kembang secara
optimal, sehingga kualitas generasi penerus bangsa akan terjamin.
d. Tehnik Menyusui
Walaupun menyusui itu merupakan suatu proses alamiah, namun
untuk mencapai keberhasilan menyusui diperlukan pengetahuan
mengenai tehnik menyusui yang benar, meliputi:
1) Posisi menyusui
Ada berbagai macam posisi menyusui, yang biasa dilakukan adalah
dengan duduk, berdiri atau berbaring. Ada posisi khusus yang
berkaitan dengan situasi tcrtentu seperti menyusui bayi kembar
dilakukan dengan cara seperti memegang bola, dimana kedua bayi
disusui bersamaan kiri dan kanan. Pada ASI yang memancar (penuh),
bayi ditengkurapkan diatas dada ibu, tangan ibu sedikit menahan
kepala bayi, dengan posisi ini maka bayi tidak akan terdesak.
2) Langkah-langkah menyusui bayi yang benar
(a) Sebelum menyusui ASI dikeluarkan sedikit, kemudian dioleskan
pada puting dan sekitar kalang payudara. Cara ini mempunyai
manfaat sebagi desinfektan dan menjaga kelembaban puting susu.
(b) Bayi diletakan mcnghadap perut ibu/payudara :
(1) Ibu duduk atau berbaring dengan santai, bila duduk lebih baik
menggunakan kursi yang rendah (agar kaki ibu tidak
menggantung) dan punggung ibu bersandar pada sandaran
kursi.
(2) Bayi dipegang pada belakang bahunya dengan satu lengan,
kepala bayi terletak pada lengkung siku ibu (kepala tidak
boleh menengadah, dan bokong bayi ditahan dengan telapak
tangan).
(3) Satu tangan bayi djletakkan dibelakang badan ibu, dan yang
satu didepan
(4) Perut bayi menempel pada badan ibu, kepala bayi menghadap
payudara (tidak hanya membelokan kepala bayi).
(5) Telinga dan lengan bayi terletak pada satu garis lurus.
(6) Ibu menatap bayi dengan kasih sayang.
(c) Payudara dipegang dengan ibu jari diatas dan jari yang lain
menopang dibawah, jangan menopang puting susu atau kalang
payudaranya saja.
(d) Bayi diberi rangsangan agar membuka mulut (rooting reflek)
dengan cara:
(1) Menyentuh pipi dengan puting susu
(2) Menyentuh sisi mulut bayi
(e) Setelah bayi membuka mulut, dengan cepat kepala bayi
didekatkan ke payudara ibu dan puting serta kalang payudara
dimasukkan ke mulut bayi:
(1) Usahakan sebagian besar kalang payudara dapat masuk ke
mulut bayi, sehingga puting susu berada dibawah langit-langit
dan lidah bayi akan menekan ASI keluar dari tempat
penampungan ASI yang terletak dibawah kalang payudara.
Posisi yang salah yaitu apabila bayi hanya menghisap pada
puting susu saja, akan mengakibatkan masukan ASI yang
tidak adekuat dan puting susu lecet.
(2) Setelah bayi mulai menghisap payudara tak perlu dipegang
atau disangga lagi.
(f) Melepas isapan bayi
Setelah menyusui pada satu payudara sampai terasa kosong,
sebaiknya diganti dengan payudara yang satunya. Cara melepas
isapan bayi:
(1) Jari kelingking ibu dimasukan ke mulut bayi melalui sudut
mulut.
(2) Dagu bayi ditekan kebawah.
(g) Setelah selesai menyusui, ASI dikeluarkan sedikit kemudian
dioleskan pada puting susu dan disekitar kalang payudara, biarkan
kering dengan sendirinya.
(h) Menyendawakan bayi
Tujuan menyendawakan bayi adalah mengeluarkan udara dari
lambung supaya bayi tidak muntah (gumoh-jawa) setelah
menyusui. Cara menyendawakan bayi adalah:
(1) Bayi digendong tegak dengan bersandar pada bahu ibu,
kemudian punggungnya ditepuk perlahan-lahan.
(2) Bayi tidur tengkurap di pangkuan ibu kemudian punggungnya
ditepuk perlahan-lahan.
(3) Lama dan frekuensi menyusui.
Menurut Soetjiningsih (1997) sebaiknya menyusui bayi secara
tidak terjadwal (on demand), karena bayi akan menentukan
kebutuhannya. Ibu harus menyusui bayinya bila bayi menangis bukan
karena sebab lain (kencing dan sebagainya) atau ibu sudah merasa perlu
menyusui bayinya. Bayi yang sehat dapat mengosongkan satu payudara
sekitar 5-7 menit dan ASI dalam lambung bayi akan kosong dalam waktu
2 jam.
Pada awalnya bayi akan menyusu dengan jadwal yang tak teratur,
dan akan mempunyai pola tertentu setclah 1-2 minggu kemudian.
Menyusui yang dijadwalkan akan berakibat kurang baik, karena isapan
bayi sangat berpengaruh pada rangsangan ASI selanjutnya. Dengan
menyusui tanpa dijadwal, sesuai dengan kebutuhan bayi akan mencegah
banyak masalah yang mungkin timbul.
Untuk menjaga keseimbangan besarnya kedua payudara, maka
sebaiknya setiap kali meyusui harus digunakan kedua payudara dan
diusahakan sampai payudara terasa kosong agar produksi ASI tetap baik.
Setiap menyusui dimulai dengan payudara yang terakhir disusukan.
e. Cara memeras ASI
Apabila ASI berlebihan sampai keluar memancar, maka sebelum
menyusui sebaiknya ASI dikeluarkan terlebih dahulu untuk menghindari
bayi tersedak atau tidak mau menyusu. Pengeluaran ASI dapat dllakukan
dengan dua cara:
1) Pengeluaran ASI dengan tangan, dengan cara;
(a) Tangan dicuci sampai bersih
(b) Siapkan cangkir/ gelas bertutup yang telah dicuci dengan air
mendidih.
(c) Payudara dikompres dengan kain handuk yang hangat dan
dimasase dengan kedua telapak tangan dari pangkal ke arah
kalang payudara, ulangi pijatan ini pada sekitar payudara merata.
(d) Dengan ibu jari disekitar kalang payudara bagian atas dan jari
telunjuk pada sisi yang lain, lalu daerah kalang payudara ditekan
ke arah payudara.
(e) Daerah kalang payudara diperas dengan ibu jari dan jari telunjuk,
jangaug memijat/ menekan puting, karena dapat menyebabkan
rasa nyeri/ lecet.
(f) Ulangi tekan-peras-lepas-tekan-peras-lepas, pada mulanya ASI tak
keluar, setelah beberapa kali maka ASI akan keluar.
(g) Gerakan ini diulang pada sekitar kalang payudara pada semua sisi,
agar yakin bahwa ASI telah diperas dari segmen payudara.
2) Pengeluaran ASI dengan pompa
Bila payudara bengkak/ terbendung dan puting susu terasa nyeri, maka
akan lebih baik bila ASI dikeluarkan dengan pompa payudara. Pompa
dapat dikeluarkan bila ASI benar-benar penuh, tetapi pada payudara
yang lunak sukar. Cara pengeluarannya :
(a) Tekan bola karet untuk mengeluarkan udara.
(b) Ujung leher tabung diletakkan pada payudara dengan puting susu
tepat ditengah dan labung benar-benar pada kulit.
(c) Bola karet dilepas, sehingga puting susu dan kalang payudara
tertarik ke dalam.
(d) Tekan dan lepas beberapa kali, sehingga ASI akan keluar dan
terkumpul pada lekukan penampung pada sisi tabung.
(e) Setelah selesai dipakai atau akan dipakai, maka alat harus dicuci
bersih dengan menggunakan air mendidih. Bola karet sukar
dibersihkan, oleh karenanya bila memungkinkan lebih baik
mengeluarkan ASI dengan tangan.
f. Cara penyimpanan dan pemberian ASI perahan
Hasil perahan ASI bisa disimpan jika akan digunakan, misalnya
memerah ASI dengan tujuan diberikan kepada bayi ketika ibu bekerja
(Khasanah, 2011).
1) Cara menyimpan ASI hasil pompa atau perahan
(a) Simpan ASI dalam botol yang telah disterilkan terlebih dahulu.
(b) Simpan ASI dalam botol yang tertutup rapat karena masih ada
peluang untuk berinteraksi dengan udara.
(c) Jika terpaksa menggunakan botol plastik, pastikan plastiknya
cukup kuat (tidak meleleh jika direndam air panas karena bahaya
bagi bayi).
(d) Jangan memakai botol susu berwarna atau bergambar karena ada
kemungkinan catnya meleleh jika terkena panas.
(e) Jangan campur ASI yang diperah sekarang dengan ASI yang
diperas sebelumnya. Untuk itu berilah botol dengan label kapan
ASI diperah (tanggal dan jam).
(f) Jika dalam satu hari ibu memompa atau memerah ASI beberapa
kali, bisa saja ASI itu digabungkan dalam botol yang sama.
Saratnya, suhu tempat botol disimpan stabil, antara 0-15°C.
penggabungan hasil simpangan ini bisa dilakukan, asalkan jangka
waktu pemompaan/pemerahan pertama sampai dengan terakhir
tidak lebih dari 24 jam.
(g) Segera simpan ASI di lemari es setelah diperah. ASI bisa bertahan
sampai 8 hari dalam suhu lemari es. Syaratnya ASI ditempatkan
dalam ruangan terpisah dari bahan makanan lain yang ada
dilemari es tersebut. Jika lemari es tidak memiliki rungan terpisah
untuk menyimpan botol ASI hasil pompa, maka sebaiknya ASI
tersebut jangan disimpan lebih dari 3 × 24 jam.
(h) Ibu juga dapat membuat ruangan terpisah dengan cara
menempatkan botol ASI dalam container plastik yang tentunya
dibersihkan terlebih dahulu dengan baik.
2) Lama penyimpanan ASI setelah diperah
Lama penyimpanan ASI tergantung pada tempat dan suhu
penyimpanan ASI (Khasanah, 2011).
(a) ASI perah dapat dibiarkan dalam suhu kamar (19-25°C) selama 6-
8 jam.
(b) Apabila ASI masih berupa kolostrum (susu awal atau susu yang
pertama kali keluar pada 1-7 hari setelah kelahiran) bisa disimpan
sampai 12 jam dalam suhu kamar.
(c) Jika ruangan tidak ber-AC, disarankan tidak lebih dari 4 jam.
Namun, jika ruangan ber-AC, bisa sampai 6 jam. Namun perlu
diingat bahwa suhu ruangan tersebut harus stabil. Misalnya,
ruangan ber-AC tidak mati sama sekali selama botol ASI ada di
dalamnya.
(d) Bila ASI disimpan dalam lemari pendingin (suhu 4°C) bisa
bertahan selama 24-48 jam.
(e) Jika ditaruh dalam lemari pembeku (suhu -4°C) biasanya dapat
bertahan hingga 2 minggu lebih. Namun, jangan menyimpan ASI
ini dibagian pintu freezer (lemari pendinginan) karena bagian ini
yang mengalami perubahan dalam variasi suhu udara terbesar.
Jika ibu kebetulan memiliki frezer penyimpan daging yang
terpisah atau deep freezer yang umumnya memiliki suhu lebuh
rendah dari freezer biasa (suhu -18°C), ASI bisa bertahan sampai
4 bulan. Akan tetapi, ASI yang ditaruh dalam freezer lebih baik
dari pada disimpan dalam lemari pembeku.
3) Cara memberikan ASI yang sudah didinginkan kepada bayi
(a) Dalam memberikan ASI beku untuk bayi, sebaiknya pindahkan
terlebih dahulu ASI kelemari pendingin agar mencair. Kemudian
ASI diambil seperlunya (sesuai jumlah kebutuhan bayi sekali
minum) supaya dihangatkan jika akan diberikan kepada bayi.
(b) Panaskan ASI dengan cara membiarkan botol ASI dalam kondisi
masih tertutup dialiri hangat yang keluar dari keran atau
merendam botol di dalam baskom maupun mangkuk yang berisi
air hangat.
(c) Jangan sekali-kali memanaskan botol yang berisi ASI beku
dengan cara mendidihkannya dalam panci, menggunakan
microwave, ataupun alat pemanas lainnya, kecuali yang memang
didesain untuk memanaskan botol berisis simpanan ASI.
(d) Sesuaikan jumlah susu yang dipanaskan dengan kebiasaan
seberapa banyak bayi meminum ASI. Ingat, susu yang sudah
dipanaskan tidak bisa disimpa lagi.
(e) Saat memberikan ASI pada bayi, akan lebih baik jika
menggunakan cangkir atau sendok, bukan dot. Hal ini
dimaksudkan agar saat ibu menyusui langsung, bayi tidak
menolak menyusu.
(f) Berikan ASI secara perlahan dan sabar agar bayi tidak tersedak
hingga bayi mendapatkan ASI dalam jumlah yang mencukupi.
Jika memberikan ASI dalam cangkir, pastikan berikan dengan
perlahan dan biarkan bayi berusaha sendiri menghisap air susu itu.
Berikan juga waktu istirahat sejenak saat bayi hendak minum
sehingga hal ini bisa meminimalisir kemungkinan ia tersedak.
(Khasanah, 2011).
B. Pengetahuan
1. Pengertian Pengetahuan
Menurut Soekanto (2002), pengetahuan adalah kesan di dalam pikiran
manusia sebagai hasil penggunaan panca indranya. Sedangkan menurut
Notoatmodjo (2003), pengetahuan merupakan hasil tahu dan ini terjadi setelah
orang melakukan pengindraan terhadap subyek tertentu.
Menurut Lawrence Green (1980) yang dikutip Notoatmodjo (2003),
pengetahuan dan sikap seseorang terhadap kesehatan merupakan salah satu
faktor predisposisi yang mempengaruhi perilaku seseorang, jadi jika seorang
ibu hamil tidak pernah mendapatkan informasi atau penyuluhan mengenai
pemberian ASI eksklusif dapat berpengaruh dalam memberikan ASI eksklusif
pada bayinya dikemudian hari.
Ada 6 tingkatan dalam pengetahuan menurut Notoatmojo, 2003 yaitu
:
a. Tahu (know)
Tahu diartikan sebagai mengingat suatu materi yang telah
dipelajari sebelumnya. Termasuk ke dalam pengetahuan tingkat ini adalah
mengingat kembali (recall) terhadap sesuatu yang spesifik dari seluruh
bahan yang dipelajari oleh rangsangan yang diterima. Tahu ini merupakan
tingkat pengetahuan yang paling rendah.
b. Memahami (comprehension)
Memahami diartikan sebagai kemampuan untuk menjelaskan
secara benar tentang obyek yang diketahui dan dapat menginterpretasikan
mated tersebut secara benar.
c. Aplikasi (aplikation)
Aplikasi diartikan sebagai kemampuan untuk menggunakan yang
telah dipelajari pada situasi dan kondisi yang sama.
d. Analisis (analisys)
Analisis adalah kemampuan untuk menjabarkan materi atau suatu
obyek ke dalam komponen-komponen, tetapi masih dalam suatu struktur
organisasi tersebut dan masih ada kaitannya satu sama lain.
e. Sintesis (sintesys)
Sintesis menunjukan kepada suatu kemampuan untuk melakukan
atau menghubungkan bagian-bagian ke dalam suatu bentuk keseluruhan
yang baru.
f. Evaluasi (evaluation)
Evaluasi ini berkaitan dengan kemampuan untuk melakukan
justifikasi atau penelitian terhadap suatu materi atau obyek.
2. Faktor-faktor yang Mempengaruhi Pengetahuan
a. Faktor internal
1) Pendidikan
Menurut YB Mantra yang dikutip Notoatmodjo (2003),
pendidikan dapat mempengaruhi seseorang termasuk juga perilaku
seseorang akan pola hidup terutama dalam memotivasi untuk sikap
berperan serta dalam pembangunan (Nursalam, 2003) pada umumnya
makin tinggi pendidikan seseorang makin mudah menerima
informasi.
2) Pekerjaan
Menurut Thomas yang dikutip Nursalam (2003). Pekerjaan
adalah kebutuhan yang harus dilakukan terutama untuk menunjang
kehidupannya dan kehidupan keluarga.
3) Umur
Menurut Elizabet BH yang dikutip Nursalam (2003), usia
adalah umur individu yang terhitung mulai saat dilahiran sampai
berulang tahun.
b. Faktor eksternal
Menurut Nasution (1999) faktor-faktor yang mempengaruhi
pengetahuan dalam masyarakat antara Iain :
1) Sosial ekonomi
Lingkungan sosial akan mendukung tingginya pengetahuan
seseorang. Bila ekonomi baik, maka tingkat pendidikan akan tinggi.
Jika pendidikan tinggi maka tingkat pengetahuan juga akan tinggi.
2) Kultur (budaya)
Budaya sangat berpengaruh terhadap tingkat pengetahuan
seseorang karena informasi yang baru akan disaring atau tidak dengan
budaya yang ada atau agama yang dianut.
3) Pengalaman
Pengalaman disini, berkaitan dengan umur dan
pendidikan individu. Pendidikan yang tinggi maka pengalaman akan
lebih luas.
B. Kerangka Teori
Gambar 2.1 kerangka teori
*variabel yang diteliti
Sumber : Soekidjo Notoadmodjo (2003).
C. Kerangka Konsep
Variabel
Pengetahuan ibu hamil
trimester III tentang
ASI eksklusif
Faktor ekskternal
1. Sosial ekonomi
2. Kultur (budaya)
3. Pengalaman
*Pengetahuan
Faktor internal
1. Pendidikan
2. Pekerjaan
3. Umur
4.
Gambar 2.2 kerangka konsep