bab ii tinjauan pustaka a. tinjauan teori 1. napzarepository.ump.ac.id/2258/3/zico arfian bab...

47
BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Tinjauan Teori 1. NAPZA a. Pengertian NAPZA NAPZA adalah singkatan dari narkotika, psikotropika, dan bahan adiktif lainnya, meliputi zat alami atau sintetis yang bila dikonsumsi menimbulkan perubahan fungsi fisik dan psikis, serta menimbulkan ketergantungan (BNN, 2009). NAPZA (Narkotika, psikotropika, dan zat adiktif) adalah zat yang apabila masuk ke dalam tubuh manusia akan mempengaruhi system saraf pusat (SPP) sehingga menimbulkan perubahan aktivitas mental, emosional, dan perilaku penggunanya dan sering menyebabkan ketagihan dan ketergantungan terhadap zat tersebut (Hidayat, 2005). NAPZA adalah zat yang memengaruhi struktur atau fungsi beberapa bagian tubuh orang yang mengonsumsinya. Manfaat maupun risiko penggunaan NAPZA bergantung pada seberapa banyak, seberapa sering, cara menggunakannya, dan bersamaan dengan obat atau NAPZA lain yang dikonsumsi (Kemenkes RI, 2010). b. Jenis–Jenis NAPZA Menurut Partodiharjo (2008), NAPZA dibagi dalam 3 jenis, yaitu narkotika, psikotropika, dan bahan adiktif lainnya. Tiap jenis dibagi-bagi lagi ke dalam beberapa kelompok. Gambaran Pelaksanaan Therapeutic..., ZICO ARFIAN, Fakultas Ilmu Kesehatan UMP, 2016

Upload: lamphuc

Post on 03-Mar-2019

227 views

Category:

Documents


0 download

TRANSCRIPT

Page 1: BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Tinjauan Teori 1. NAPZArepository.ump.ac.id/2258/3/ZICO ARFIAN BAB II.pdf · BAB II . TINJAUAN PUSTAKA . A. Tinjauan Teori 1. NAPZA. a. Pengertian NAPZA

BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

A. Tinjauan Teori

1. NAPZA

a. Pengertian NAPZA

NAPZA adalah singkatan dari narkotika, psikotropika, dan bahan

adiktif lainnya, meliputi zat alami atau sintetis yang bila dikonsumsi

menimbulkan perubahan fungsi fisik dan psikis, serta menimbulkan

ketergantungan (BNN, 2009). NAPZA (Narkotika, psikotropika, dan zat

adiktif) adalah zat yang apabila masuk ke dalam tubuh manusia akan

mempengaruhi system saraf pusat (SPP) sehingga menimbulkan

perubahan aktivitas mental, emosional, dan perilaku penggunanya dan

sering menyebabkan ketagihan dan ketergantungan terhadap zat tersebut

(Hidayat, 2005).

NAPZA adalah zat yang memengaruhi struktur atau fungsi

beberapa bagian tubuh orang yang mengonsumsinya. Manfaat maupun

risiko penggunaan NAPZA bergantung pada seberapa banyak, seberapa

sering, cara menggunakannya, dan bersamaan dengan obat atau NAPZA

lain yang dikonsumsi (Kemenkes RI, 2010).

b. Jenis–Jenis NAPZA

Menurut Partodiharjo (2008), NAPZA dibagi dalam 3 jenis, yaitu

narkotika, psikotropika, dan bahan adiktif lainnya. Tiap jenis dibagi-bagi

lagi ke dalam beberapa kelompok.

Gambaran Pelaksanaan Therapeutic..., ZICO ARFIAN, Fakultas Ilmu Kesehatan UMP, 2016

Page 2: BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Tinjauan Teori 1. NAPZArepository.ump.ac.id/2258/3/ZICO ARFIAN BAB II.pdf · BAB II . TINJAUAN PUSTAKA . A. Tinjauan Teori 1. NAPZA. a. Pengertian NAPZA

1) Narkotika

Narkotika adalah zat atau obat yang berasal dari tanaman atau

bukan tanaman, baik sintetis maupun bukan sintetis, yang dapat

menyebabkan penurunan atau perubahan kesadaran dan hilangnya

rasa. Zat ini dapat mengurangi sampai menghilangkan rasa nyeri dan

dapat menimbulkan ketergantungan. Narkotika memiliki daya adiksi

(ketagihan) yang sangat berat. Narkotika juga memiliki daya toleran

(penyesuaian) dan daya habitual (kebiasaan) yang sangat tinggi.

Ketiga sifat narkotika inilah yang menyebabkan pemakai narkotika

tidak dapat lepas dari “cengkraman”-nya.

Berdasarkan Undang-Undang No.35 Tahun 2009, jenis

narkotika dibagi ke dalam 3 kelompok, yaitu narkotika golongan I,

golongan II, dan golongan III.

a) Narkotika golongan I adalah: narkotika yang paling berbahaya.

Daya adiktifnya sangat tinggi. Golongan ini tidak boleh digunakan

untuk kepentingan apapun, kecuali untuk penelitian atau ilmu

pengetahuan. Contohnya ganja, heroin, kokain, morfin, opium, dan

lain-lain.

b) Narkotika golongan II adalah: narkotika yang memiliki daya adiktif

kuat, tetapi bermanfaat untuk pengobatan dan penelitian.

Contohnya adalah petidin dan turunannya, benzetidin, betametadol,

dan lain-lain.

Gambaran Pelaksanaan Therapeutic..., ZICO ARFIAN, Fakultas Ilmu Kesehatan UMP, 2016

Page 3: BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Tinjauan Teori 1. NAPZArepository.ump.ac.id/2258/3/ZICO ARFIAN BAB II.pdf · BAB II . TINJAUAN PUSTAKA . A. Tinjauan Teori 1. NAPZA. a. Pengertian NAPZA

c) Narkotika golongan III adalah: narkotika yang memiliki daya

adiktif ringan, tetapi bermanfaat untuk pengobatan dan penelitian.

Contohnya adalah kodein dan turunannya.

2) Psikotropika

Psikotropika adalah zat atau obat bukan narkotika, baik alamiah

maupun sintetis, yang memiliki khasiat psikoaktif melalui pengaruh

selektif pada susunan saraf pusat yang menyebabkan perubahan khas

pada aktivitas normal dan perilaku. Psikotropika adalah obat yang

digunakan oleh dokter untuk mengobati gangguan jiwa (psyche).

Berdasarkan Undang-Undang No.5 tahun 1997, psikotropika

dapat dikelompokkan ke dalam 4 golongan, yaitu:

a) Golongan I adalah: psikotropika dengan daya adiktif yang sangat

kuat, belum diketahui manfaatnya untuk pengobatan, dan sedang

diteliti khasiatnya. Contohnya adalah MDMA, ekstasi, LSD, dan

STP.

b) Golongan II adalah: psikotropika dengan daya adiktif kuat serta

berguna untuk pengobatan dan penelitian. Contohnya adalah

amfetamin, metamfetamin, metakualon, dan sebagainya.

c) Golongan III adalah: psikotropika dengan daya adiksi sedang serta

berguna untuk pengobatan dan penelitian. Contohnya adalah

lumibal, buprenorsina, fleenitrazepam, dan sebagainya.

d) Golongan IV adalah: psikotropika yang memiliki daya adiktif

ringan serta berguna untuk pengobatan dan penelitian. Contohnya

Gambaran Pelaksanaan Therapeutic..., ZICO ARFIAN, Fakultas Ilmu Kesehatan UMP, 2016

Page 4: BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Tinjauan Teori 1. NAPZArepository.ump.ac.id/2258/3/ZICO ARFIAN BAB II.pdf · BAB II . TINJAUAN PUSTAKA . A. Tinjauan Teori 1. NAPZA. a. Pengertian NAPZA

adalah nitrazepam (BK, mogadon, dumolid), diazepam, dan lain-

lain.

3) Bahan Adiktif Lainnya

Golongan adiktif lainnya adalah zat-zat selain narkotika dan

psikotropika yang dapat menimbulkan ketergantungan. Contohnya:

rokok, kelompok alkohol dan minuman lain yang memabukkan dan

menimbulkan ketagihan dan thinner dan zat-zat lain, seperti lem kayu,

penghapus cair, aseton, cat, bensin, yang bila dihisap, dihirup, dan

dicium, dapat memabukkan. Jadi, alkohol, rokok, serta zat-zat lain

yang memabukkan dan menimbulkan ketagihan juga tergolong

NAPZA.

c. Penyalahgunaan NAPZA

Penyalahgunaan NAPZA adalah penggunaan NAPZA yang bersifat

patologis, paling sedikit telah berlangsung satu bulan lamanya sehingga

menimbulkan gangguan dalam pekerjaan dan fungsi sosial. Sebetulnya

NAPZA banyak dipakai untuk kepentingan pengobatan, misalnya

menenangkan klien atau mengurangi rasa sakit. Tetapi karena efeknya

“enak” bagi pemakai, maka NAPZA kemudian dipakai secara salah,

yaitu bukan untuk pengobatan tetapi untuk mendapatkan rasa nikmat.

Penyalahgunaan NAPZA secara tetap ini menyebabkan pengguna merasa

ketergantungan pada obat tersebut sehingga menyebabkan kerusakan

fisik (Sumiati, 2009).

Gambaran Pelaksanaan Therapeutic..., ZICO ARFIAN, Fakultas Ilmu Kesehatan UMP, 2016

Page 5: BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Tinjauan Teori 1. NAPZArepository.ump.ac.id/2258/3/ZICO ARFIAN BAB II.pdf · BAB II . TINJAUAN PUSTAKA . A. Tinjauan Teori 1. NAPZA. a. Pengertian NAPZA

Menurut Pasal 1 UU RI No.35 Tahun 2009 Ketergantungan adalah

kondisi yang ditandai oleh dorongan untuk menggunakan Narkotika

secara terus-menerus dengan takaran yang meningkat agar menghasilkan

efek yang sama dan apabila penggunaannya dikurangi dan/atau

dihentikan secara tiba-tiba, menimbulkan gejala fisik dan psikis yang

khas.

Ketergantungan terhadap NAPZA dibagi menjadi 2, yaitu (Sumiati,

2009):

1) Ketergantungan fisik adalah keadaan bila seseorang mengurangi atau

menghentikan penggunaan NAPZA tertentu yang biasa ia gunakan, ia

akan mengalami gejala putus zat. Selain ditandai dengan gejala putus

zat, ketergantungan fisik juga dapat ditandai dengan adanya toleransi.

2) Ketergantungan psikologis adalah suatu keadaan bila berhenti

menggunakan NAPZA tertentu, seseorang akan mengalami kerinduan

yang sangat kuat untuk menggunakan NAPZA tersebut walaupun ia

tidak mengalami gejala fisik.

d. NAPZA yang sering disalahgunakan beserta efek yang ditimbulkan

Menurut Martono & Joewana (2008), jenis NAPZA yang sering

disalah gunakan oleh orang antara lain:

1) Opioida (morfin, heroin, putaw, dan lain-lain)

Segolongan zat dengan daya kerja serupa, ada yang alami,

sintetik, dan semi sintetik. Opioida alami berasal dari getah opium

poppy (opiat), seperti mortin, opium, dan kodein .Contoh opioida semi

Gambaran Pelaksanaan Therapeutic..., ZICO ARFIAN, Fakultas Ilmu Kesehatan UMP, 2016

Page 6: BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Tinjauan Teori 1. NAPZArepository.ump.ac.id/2258/3/ZICO ARFIAN BAB II.pdf · BAB II . TINJAUAN PUSTAKA . A. Tinjauan Teori 1. NAPZA. a. Pengertian NAPZA

sintetik adalah heroin/putauw dan metadon fentanyl (china white).

Potensi menghasilkan nyeri dan menyebabkan ketergantungan heroin

adalah sepuluh kali lipat dibanding morfin dan kekuatan opoida

sintetik 400 kali lipat dan kekuatan morfin.

Cara pemakaiannya adalah disuntikan ke dalam pembuluh darah

atau di hisap melalui hidung setelah dibakar. Pengaruh jangka pendek:

hilangnya rasa nyeri, ketegangan berkurang, munculnya rasa nyaman

(eforik) diikuti perasan seperti mimpi dan rasa mengantuk ,dan

pemakai dapat meninggal karena overdosis. Pengaruh jangka panjang:

ketergantungan (gejala putus zat, toleransi). Dapat timbul komplikasi,

seperti sembelit, gangguan menstruasi, dan impotensi karena

pemakaian jarum suntik yang tidak steril timbul abses, hepatitis B/C

yang merusak hati dan penyakit HIV/AIDS yang merusak kekebalan

tubuh, sehingga mudah terserang infeksi dan akhirnya menyebabkan

kematian.

2) Ganja (marijuana, cimeng, gelek, hasis)

Ganja mengandung THC (tetrahydro-cannabinol) yang besifat

psikoaktif. Ganja yang dipakai berupa tanaman kering yang dirajang

,dilinting, dan disulut seperti rokok. Menurut Undang-Undang ,ganja

tergolong narkotik golongan I. Segera setelah pemakain muncul

cemas, rasa gembira, banyak bicara, tertawa cekikikan halusinasi dan

berubahnya perasaan waktu (lama dikira sebentar) dan ruang (jauh

dikira dekat), peningkatan denyut jantung, mata merah, mulut dan

Gambaran Pelaksanaan Therapeutic..., ZICO ARFIAN, Fakultas Ilmu Kesehatan UMP, 2016

Page 7: BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Tinjauan Teori 1. NAPZArepository.ump.ac.id/2258/3/ZICO ARFIAN BAB II.pdf · BAB II . TINJAUAN PUSTAKA . A. Tinjauan Teori 1. NAPZA. a. Pengertian NAPZA

tenggorokan kering, dan selera makan meningkat. Pengaruh jangka

panjang: daya pikir berkurang, motivasi belajar turun, perhatian

kesekitarnya berkurang, daya tahan tubuh terhadap infeksi menurun

mengurangi kesuburan, peradangan jalan nafas, aliran darah ke

jantung berkurang dan terjadi perubahan pada sel-sel otak.

3) Kokain (kokain, crack, daun koka, pasta koka)

Kokain berasal dari tanaman koka, tergolong stimulansia

(meningkatkan aktivitas otak dan fungsi organ tubuh lain). Menurut

Undang-Undang, kokain termasuk narkotika golongan I. Kokain

berbentuk Kristal putih. Nama jalanannya adalah koka, happy dust,

Charlie, srepet, snow/salju putih. Digunakan dengan cara disedot

melaluin hidung, dirokok, atau disuntikkan. Kokain dengan cepat

menyebabkan ketergantungan.

Segera setelah pemakaian :rasa percaya diri meningkat, banyak

bicara, rasa lelah hilang, kebutuhan tidur berkurang, minat seksual

meningkat, halusinasi visual dan taktil (seperti ada serangga merayap),

waham/curiga (paranoid). Pengaruh jangka panjang: kurang gizi,

anemia, sekat hidung rusak, dan terjadi gangguan jiwa (psikotik).

4) Golongan Amfetamin (amfetamin, ekstasi, sabu)

Golongan amfetamin termasuk stimulansia susunan saraf pusat.

Disebut juga upper, amfetamin sering digunakan untuk menurunkan

berat badan karena dapat mengurangi rasa lapar, atau mengurangin

Gambaran Pelaksanaan Therapeutic..., ZICO ARFIAN, Fakultas Ilmu Kesehatan UMP, 2016

Page 8: BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Tinjauan Teori 1. NAPZArepository.ump.ac.id/2258/3/ZICO ARFIAN BAB II.pdf · BAB II . TINJAUAN PUSTAKA . A. Tinjauan Teori 1. NAPZA. a. Pengertian NAPZA

rasa kantuk harus begadang. Amfetamin cepat menyebabkan

ketergantungan .

Termasuk golongan amfetamin adalah MDM (ekstasi, XTC,

ineks) dan metamfetamin (sabu), yang banyak disalahgunakan.

Berbentuk pil warna-warni (ekstasi) atau kristal putih (sabu)

amfetamin disebut disainer drug karena dibuat dalam laboratorium

gelap yang kandunganya adalah campuran berbagai jenis zat. Remaja

dan orang dewasa muda dari bebagai kalangan mengunakan ekstasi

dan sabu untuk bersenang –senang.

Cara pemakaian : diminum (ekstasi), dihisap melalui hidung

(sabu), atau disuntikkan atau dihisap memakai sedotan. Pengaruh

jangka pendek: tidak tidur (terjaga), rasa riang, perasaan melambung

(fly), rasa nyaman, dan meningkatkan keakraban. Akan tetapi, setelah

itu, muncul rasa tidak enak, murung, nafsu makan hilang, berkeringat,

haus, rahang kaku dan bergerak-gerak dan badan gemetar serta dapat

terjadi gangguan jiwa). Pengaruh jangka panjang: kurang gizi, anemia,

penyakit jantung dan gangguan jiwa psikotik.

5) Golongan Halusinogen: Lysergic Acid (LSD)

LSD menyebabkan halusinasi (khayalan) dan termasuk

psikotropika golongan I. Nama yang sering digunakan adalah acid, red

dragon, blue heaven, sugar cubes, trips, tabs. Bentuknya seperti kertas

beukuran kotak kecil sebesar seperempat perangko dalam banyak

Gambaran Pelaksanaan Therapeutic..., ZICO ARFIAN, Fakultas Ilmu Kesehatan UMP, 2016

Page 9: BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Tinjauan Teori 1. NAPZArepository.ump.ac.id/2258/3/ZICO ARFIAN BAB II.pdf · BAB II . TINJAUAN PUSTAKA . A. Tinjauan Teori 1. NAPZA. a. Pengertian NAPZA

warna dan gambar atau berbentuk pil dan kapsul. Cara pemakainnya

adalah dengan meletakkan LSD pada lidah.

Pengaruh LSD tak dapat diduga. Sensasi dan perasaan berubah

secara dramatis, dengan mengalami flashback atau bad trips

(halusinansi/penglihatan semu) berulang tanpa peringatan

sebelumnya. Pupil melebar, tidak bias tidur, selera makan hilang, suhu

tubuh meningkat, berkeringat, denyut nadi dan tekanan darah naik,

koordinasi otot terganggu dan tremor dapat merusak sel otak,

gangguan daya ingat dan pemusatan perhatian yang diikuti

meningkatnya resiko kejang, serta kegagalan pernafasan dan jantung.

6) Sedativa dan Hipnotika (obat penenang, obat tidur)

Contoh Sedativa dan hipnotik adalah Lexo, nipam, pil BK, MG,

DUM dan Rohyp yang termasuk psikotropika golongan III dan IV dan

digunakan dalam pengobatan dengan pengawasan. Tidak boleh

diperjualbelikan tanpa resep dokter.

Orang minum obat tidur atau pil penenang untuk menghilangkan

stres atau gangguan tidur. Memang stres berkurang atau hilang

sementara tetapi persoalan tetap saja ada. Pengaruhnya sama dengan

alkohol, yaitu menekan kerja otak dan aktifitas organ tubuh lain

(depresan). Jika diminum bersama alkohol akan meningkatkan

pengaruhnya, sehingga dapat terjadi kematian. Segera setelah

pemakaian : Muncul perasaan tenang dan otak-otak mengendur. Pada

Gambaran Pelaksanaan Therapeutic..., ZICO ARFIAN, Fakultas Ilmu Kesehatan UMP, 2016

Page 10: BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Tinjauan Teori 1. NAPZArepository.ump.ac.id/2258/3/ZICO ARFIAN BAB II.pdf · BAB II . TINJAUAN PUSTAKA . A. Tinjauan Teori 1. NAPZA. a. Pengertian NAPZA

dosis lebih tinggi : tertekannya pernapasan, koma, dan kematian. Pada

pemakaian jangka panjang: gejala ketergantungan.

e. Tahapan Pemakaian NAPZA

Ada beberapa tahapan pemakaian NAPZA menurut Harlina (2008),

yaitu sebagai berikut:

1) Tahap pemakaian coba-coba (eksperimental)

Karena pengaruh kelompok sebaya sangat besar, remaja ingin

tahu atau coba-coba. Biasanya mencoba mengisap rokok, ganja, atau

minum-minuman beralkohol. Jarang yang langsung mencoba

memakai putaw atau minum pil ekstasi.

2) Tahap pemakaian sosial

Tahap pemakaian NAPZA untuk pergaulan (saat berkumpul

atau pada acara tertentu), ingin diakui/diterima kelompoknya. Mula-

mula NAPZA diperoleh secara gratis atau dibeli dengan murah. Ia

belum secara aktif mencari NAPZA.

3) Tahap pemakaian situasional

Tahap pemakaian karena situasi tertentu, misalnya kesepian atau

stres. Pemakaian NAPZA sebagai cara mengatasi masalah. Pada tahap

ini pemakai berusaha memperoleh NAPZA secara aktif.

4) Tahap habituasi (kebiasaan)

Tahap ini untuk yang telah mencapai tahap pemakaian teratur

(sering), disebut juga penyalahgunaan NAPZA, terjadi perubahan

pada faal tubuh dan gaya hidup. Teman lama berganti dengan teman

Gambaran Pelaksanaan Therapeutic..., ZICO ARFIAN, Fakultas Ilmu Kesehatan UMP, 2016

Page 11: BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Tinjauan Teori 1. NAPZArepository.ump.ac.id/2258/3/ZICO ARFIAN BAB II.pdf · BAB II . TINJAUAN PUSTAKA . A. Tinjauan Teori 1. NAPZA. a. Pengertian NAPZA

pecandu. Ia menjadi sensitif, mudah tersinggung, pemarah, dan sulit

tidur atau berkonsentrasi, sebab narkoba mulai menjadi bagian dari

kehidupannya. Minat dan cita-citanya semula hilang. Ia sering

membolos dan prestasi sekolahnya merosot. Ia lebih suka menyendiri

daripada berkumpul bersama keluarga.

5) Tahap ketergantungan

Ia berusaha agar selalu memperoleh NAPZA dengan berbagai

cara. Berbohong, menipu, atau mencuri menjadi kebiasaannya. Ia

sudah tidak dapat mengendalikan penggunaannya. NAPZA telah

menjadi pusat kehidupannya. Hubungan dengan keluarga dan teman-

teman rusak.

Pada ketergantungan, tubuh memerlukan sejumlah takaran zat

yang dipakai, agar ia dapat berfungsi normal. Selama pasokan

NAPZA cukup, ia tampak sehat, meskipun sebenarnya sakit. Akan

tetapi, jika pemakaiannya dikurangi atau dihentikan, timbul gejala

sakit. Hal ini disebut gejala putus zat (sakaw). Gejalanya bergantung

pada jenis zat yang digunakan.

Orang pun mencoba mencampur berbagai jenis NAPZA agar

dapat merasakan pengaruh zat yang diinginkan, dengan risiko

meningkatnya kerusakan organ-organ tubuh. Gejala lain

ketergantungan adalah toleransi, suatu keadaan di mana jumlah

NAPZA yang dikonsumsi tidak lagi cukup untuk menghasilkan

pengaruh yang sama seperti yang dialami sebelumnya. Oleh karena

Gambaran Pelaksanaan Therapeutic..., ZICO ARFIAN, Fakultas Ilmu Kesehatan UMP, 2016

Page 12: BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Tinjauan Teori 1. NAPZArepository.ump.ac.id/2258/3/ZICO ARFIAN BAB II.pdf · BAB II . TINJAUAN PUSTAKA . A. Tinjauan Teori 1. NAPZA. a. Pengertian NAPZA

itu, jumlah yang diperlukan meningkat. Jika jumlah NAPZA yang

dipakai berlebihan (overdosis), dapat terjadi kematian.

f. Faktor Risiko Penyalahgunaan NAPZA

Menurut Soetjiningsih (2010), faktor risiko yang menyebabkan

penyalahgunaan NAPZA antara lain faktor genetik, lingkungan keluarga,

pergaulan (teman sebaya), dan karakteristik individu.

1) Faktor Genetik

Risiko faktor genetik didukung oleh hasil penelitian bahwa

remaja dari orang tua kandung alkoholik mempunyai risiko 3-4 kali

sebagai peminum alkohol dibandingkan remaja dari orang tua angkat

alkoholik. Penelitian lain membuktikan remaja kembar monozigot

mempunyai risiko alkoholik lebih besar dibandingkan remaja kembar

dizigot.

2) Lingkungan Keluarga

Pola asuh dalam keluarga sangat besar pengaruhnya terhadap

penyalahgunaan NAPZA. Pola asuh orang tua yang demokratis dan

terbuka mempunyai risiko penyalahgunaan NAPZA lebih rendah

dibandingkan dengan pola asuh orang tua dengan disiplin yang ketat.

Fakta berbicara bahwa tidak semua keluarga mampu menciptakan

kebahagiaan bagi semua anggotanya. Banyak keluarga mengalami

problem-problem tertentu. Salah satunya ketidakharmonisan

hubungan keluarga. Banyak keluarga berantakan yang ditandai oleh

Gambaran Pelaksanaan Therapeutic..., ZICO ARFIAN, Fakultas Ilmu Kesehatan UMP, 2016

Page 13: BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Tinjauan Teori 1. NAPZArepository.ump.ac.id/2258/3/ZICO ARFIAN BAB II.pdf · BAB II . TINJAUAN PUSTAKA . A. Tinjauan Teori 1. NAPZA. a. Pengertian NAPZA

relasi orangtua yang tidak harmonis dan matinya komunikasi antara

mereka.

Ketidakharmonisan yang terus berlanjut sering berakibat

perceraian. Kalau pun keluarga ini tetap dipertahankan, maka yang

ada sebetulnya adalah sebuah rumah tangga yang tidak akrab dimana

anggota keluarga tidak merasa betah. Orangtua sering minggat dari

rumah atau pergi pagi dan pulang hingga larut malam. Kebanyakan

diantara penyalahguna NAPZA mempunyai hubungan yang biasa-

biasa saja dengan orang tuanya. Mereka jarang menghabiskan waktu

luang dan bercanda dengan orang tuanya (Jehani, dkk, 2006).

3) Pergaulan (Teman Sebaya)

Di dalam mekanisme terjadinya penyalahgunaan NAPZA,

teman kelompok sebaya (peer group) mempunyai pengaruh yang

dapat mendorong atau mencetuskan penyalahgunaan NAPZA pada

diri seseorang. Menurut Hawari (2010) perkenalan pertama dengan

NAPZA justru datangnya dari teman kelompok. Pengaruh teman

kelompok ini dapat menciptakan keterikatan dan kebersamaan,

sehingga yang bersangkutan sukar melepaskan diri. Pengaruh teman

kelompok ini tidak hanya pada saat perkenalan pertama dengan

NAPZA, melainkan juga menyebabkan seseorang tetap

menyalahgunakan NAPZA, dan yang menyebabkan kekambuhan

(relapse).

Gambaran Pelaksanaan Therapeutic..., ZICO ARFIAN, Fakultas Ilmu Kesehatan UMP, 2016

Page 14: BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Tinjauan Teori 1. NAPZArepository.ump.ac.id/2258/3/ZICO ARFIAN BAB II.pdf · BAB II . TINJAUAN PUSTAKA . A. Tinjauan Teori 1. NAPZA. a. Pengertian NAPZA

Bila hubungan orangtua dan anak tidak baik, maka anak akan

terlepas ikatan psikologisnya dengan orangtua dan anak akan mudah

jatuh dalam pengaruh teman kelompok. Berbagai cara teman

kelompok ini memengaruhi si anak, misalnya dengan cara membujuk,

ditawari bahkan sampai dijebak dan seterusnya sehingga anak turut

menyalahgunakan NAPZA dan sukar melepaskan diri dari teman

kelompoknya.

Marlatt dan Gordon (1980) dalam penelitiannya terhadap para

penyalahguna NAPZA yang kambuh, menyatakan bahwa mereka

kembali kambuh karena ditawari oleh teman-temannya yang masih

menggunakan NAPZA (mereka kembali bertemu dan bergaul).

Kondisi pergaulan sosial dalam lingkungan yang seperti ini

merupakan kondisi yang dapat menimbulkan kekambuhan. Proporsi

pengaruh teman kelompok sebagai penyebab kekambuhan dalam

penelitian tersebut mencapai 34%.

4) Karakteristik Individu

a) Umur

Berdasarkan penelitian, kebanyakan penyalahguna NAPZA

adalah mereka yang termasuk kelompok remaja. Pada umur ini

secara kejiwaan masih sangat labil, mudah terpengaruh oleh

lingkungan, dan sedang mencari identitas diri serta senang

memasuki kehidupan kelompok. Hasil temuan Tim Kelompok

Kerja Pemberantasan Penyalahgunaan Narkoba Departemen

Gambaran Pelaksanaan Therapeutic..., ZICO ARFIAN, Fakultas Ilmu Kesehatan UMP, 2016

Page 15: BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Tinjauan Teori 1. NAPZArepository.ump.ac.id/2258/3/ZICO ARFIAN BAB II.pdf · BAB II . TINJAUAN PUSTAKA . A. Tinjauan Teori 1. NAPZA. a. Pengertian NAPZA

Pendidikan Nasional menyatakan sebanyak 70% penyalahguna

NAPZA di Indonesia adalah anak usia sekolah (Jehani, dkk, 2006).

Hasil penelitian yang dilakukan oleh Siregar (2004) proporsi

penyalahguna NAPZA tertinggi pada kelompok umur 17-19 tahun

(54%).

b) Pendidikan

Menurut Friedman (2005) belum ada hasil penelitian yang

menyatakan apakah pendidikan mempunyai risiko penyalahgunaan

NAPZA. Akan tetapi, pendidikan ada kaitannya dengan cara

berfikir, kepemimpinan, pola asuh, komunikasi, serta pengambilan

keputusan dalam keluarga.

Hasil penelitian Prasetyaningsih (2009) menunjukkan bahwa

pendidikan penyalahguna NAPZA sebagian besar termasuk

kategori tingkat pendidikan dasar (50,7%). Asumsi umum bahwa

semakin tinggi pendidikan, semakin mempunyai

wawasan/pengalaman yang luas dan cara berpikir serta bertindak

yang lebih baik. Pendidikan yang rendah memengaruhi tingkat

pemahaman terhadap informasi yang sangat penting tentang

NAPZA dan segala dampak negatif yang dapat ditimbulkannya,

karena pendidikan rendah berakibat sulit untuk berkembang

menerima informasi baru serta mempunyai pola pikir yang sempit.

Gambaran Pelaksanaan Therapeutic..., ZICO ARFIAN, Fakultas Ilmu Kesehatan UMP, 2016

Page 16: BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Tinjauan Teori 1. NAPZArepository.ump.ac.id/2258/3/ZICO ARFIAN BAB II.pdf · BAB II . TINJAUAN PUSTAKA . A. Tinjauan Teori 1. NAPZA. a. Pengertian NAPZA

c) Pekerjaan

Hasil studi BNN dan Pusat Penelitian Kesehatan Universitas

Indonesia tahun 2009 di kalangan pekerja di Indonesia diperoleh

data bahwa penyalahguna NAPZA tertinggi pada karyawan swasta

dengan prevalensi 68%, PNS/TNI/POLRI dengan prevalensi 13%,

dan karyawan BUMN dengan prevalensi 11% (BNN, 2010).

g. Dampak Penyalahgunaan NAPZA

Menurut Alatas (2010), penyalahgunaan NAPZA akan berdampak

sebagai berikut:

1) Terhadap kondisi fisik

a) Akibat zat itu sendiri

Termasuk di sini gangguan mental organik akibat zat,

misalnya intoksikasi yaitu suatu perubahan mental yang terjadi

karena dosis berlebih yang memang diharapkan oleh

pemakaiannya. Sebaliknya bila pemakaiannya terputus akan terjadi

kondisi putus zat.

(1) Ganja: pemakaian lama menurunkan daya tahan sehingga

mudah terserang infeksi. Ganja juga memperburuk aliran darah

koroner.

(2) Kokain: bisa terjadi aritmia jantung, ulkus atau perforasi sekat

hidung, jangka panjang terjadi anemia dan turunnya berat

badan.

Gambaran Pelaksanaan Therapeutic..., ZICO ARFIAN, Fakultas Ilmu Kesehatan UMP, 2016

Page 17: BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Tinjauan Teori 1. NAPZArepository.ump.ac.id/2258/3/ZICO ARFIAN BAB II.pdf · BAB II . TINJAUAN PUSTAKA . A. Tinjauan Teori 1. NAPZA. a. Pengertian NAPZA

(3) Alkohol: menimbulkan banyak komplikasi misalnya gangguan

lambung, kanker usus, gangguan hati, gangguan pada otot

jantung dan saraf, gangguan metabolisme, cacat janin dan

gangguan seksual.

b) Akibat bahan campuran/pelarut: bahaya yang mungkin timbul

antara lain infeksi, emboli

c) Akibat cara pakai atau alat yang tidak steril. Akan terjadi infeksi,

berjangkitnya AIDS atau hepatitis.

d) Akibat pertolongan yang keliru misalnya dalam keadaan tidak

sadar diberi minum.

e) Akibat tidak langsung misalnya terjadi stroke pada pemakaian

alkohol atau malnutrisi karena gangguan absorbsi pada pemakaian

alkohol.

f) Akibat cara hidup pasien. Terjadi kurang gizi, penyakit kulit,

kerusakan gigi dan penyakit kelamin.

2) Terhadap kehidupan mental emosional

Intoksikasi alkohol atau sedatif-hipnotik menimbulkan

perubahan pada kehidupan mental emosional yang bermanifestasi

pada gangguan perilaku tidak wajar. Pemakaian ganja yang berat dan

lama menimbulkan sindrom amotivasional. Putus obat golongan

amfetamin dapat menimbulkan depresi sampai bunuh diri.

Gambaran Pelaksanaan Therapeutic..., ZICO ARFIAN, Fakultas Ilmu Kesehatan UMP, 2016

Page 18: BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Tinjauan Teori 1. NAPZArepository.ump.ac.id/2258/3/ZICO ARFIAN BAB II.pdf · BAB II . TINJAUAN PUSTAKA . A. Tinjauan Teori 1. NAPZA. a. Pengertian NAPZA

3) Terhadap kehidupan sosial

Gangguan mental emosional pada penyalahgunaan obat akan

mengganggu fungsinya sebagai anggota masyarakat, bekerja atau

sekolah. Pada umumnya prestasi akan menurun, lalu

dipecat/dikeluarkan yang berakibat makin kuatnya dorongan untuk

menyalahgunakan obat.

Dalam posisi demikian hubungan anggota keluarga dan kawan

dekat pada umumnya terganggu. Pemakaian yang lama akan

menimbulkan toleransi, kebutuhan akan zat bertambah. Akibat

selanjutnya akan memungkinkan terjadinya tindak kriminal, keretakan

rumah tangga sampai perceraian. Semua pelanggaran, baik norma

sosial maupun hukumnya terjadi karena kebutuhan akan zat yang

mendesak dan pada keadaan intoksikasi yang bersangkutan bersifat

agresif dan impulsif

h. Pencegahan Penyalahgunaan NAPZA

Pencegahan penyalahgunaan NAPZA menurut BNN (2009), meliputi:

1) Pencegahan primer

Pencegahan primer atau pencegahan dini yang ditujukan kepada

mereka, individu, keluarga, kelompok atau komunitas yang memiliki

risiko tinggi terhadap penyalahgunaan NAPZA, untuk melakukan

intervensi agar individu, kelompok, dan masyarakat waspada serta

memiliki ketahanan agar tidak menggunakan NAPZA. Upaya

pencegahan ini dilakukan sejak anak berusia dini, agar faktor yang

Gambaran Pelaksanaan Therapeutic..., ZICO ARFIAN, Fakultas Ilmu Kesehatan UMP, 2016

Page 19: BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Tinjauan Teori 1. NAPZArepository.ump.ac.id/2258/3/ZICO ARFIAN BAB II.pdf · BAB II . TINJAUAN PUSTAKA . A. Tinjauan Teori 1. NAPZA. a. Pengertian NAPZA

dapat menghabat proses tumbuh kembang anak dapat diatasi dengan

baik.

2) Pencegahan sekunder

Pencegahan sekunder ditujukan pada kelompok atau komunitas

yang sudah menyalahgunakan NAPZA. Dilakukan pengobatan agar

mereka tidak menggunakan NAPZA lagi.

3) Pencegahan tersier

Pencegahan tersier ditujukan kepada mereka yang sudah pernah

menjadi penyalahguna NAPZA dan telah mengikuti program terapi

dan rehabilitasi untuk menjaga agar tidak kambuh lagi. Sedangkan

pencegahan terhadap penyalahguna NAPZA yang kambuh kembali

adalah dengan melakukan pendampingan yang dapat membantunya

untuk mengatasi masalah perilaku adiksinya, detoksifikasi, maupun

dengan melakukan rehabilitasi kembali.

i. Terapi dan Rehabilitasi

1) Terapi

Terapi pengobatan bagi klien NAPZA misalnya dengan

detoksifikasi. Detoksifikasi adalah upaya untuk mengurangi atau

menghentikan gejala putus zat, dengan dua cara yaitu:

a) Detoksifikasi Tanpa Subsitusi

Klien ketergantungan putau (heroin) yang berhenti

menggunakan zat yang mengalami gajala putus zat tidak diberi

Gambaran Pelaksanaan Therapeutic..., ZICO ARFIAN, Fakultas Ilmu Kesehatan UMP, 2016

Page 20: BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Tinjauan Teori 1. NAPZArepository.ump.ac.id/2258/3/ZICO ARFIAN BAB II.pdf · BAB II . TINJAUAN PUSTAKA . A. Tinjauan Teori 1. NAPZA. a. Pengertian NAPZA

obat untuk menghilangkan gejala putus zat tersebut. Klien hanya

dibiarkan saja sampai gejala putus zat tersebut berhenti sendiri.

b) Detoksifikasi dengan Substitusi

Putau atau heroin dapat disubstitusi dengan memberikan jenis

opiat misalnya kodein, bufremorfin, dan metadon. Substitusi bagi

pengguna sedatif-hipnotik dan alkohol dapat dari jenis anti

ansietas, misalnya diazepam. Pemberian substitusi adalah dengan

cara penurunan dosis secara bertahap sampai berhenti sama sekali.

Selama pemberian substitusi dapat juga diberikan obat yang

menghilangkan gejala simptomatik, misalnya obat penghilang rasa

nyeri, rasa mual, dan obat tidur atau sesuai dengan gejala yang

ditimbulkan akibat putus zat tersebut (Purba, 2008).

2) Rehabilitasi

Yang dimaksud dengan rehabilitasi adalah upaya memulihkan

dan mengembalikan kondisi para mantan penyalahguna NAPZA

kembali sehat dalam arti sehat fisik, psikologik, sosial, dan spiritual.

Dengan kondisi sehat tersebut diharapkan mereka akan mampu

kembali berfungsi secara wajar dalam kehidupannya sehari-hari.

Menurut Hawari (2008) jenis-jenis rehabilitasi antara lain :

a) Rehabilitasi Medik

Dengan rehabilitasi medik ini dimaksudkan agar mantan

penyalahguna NAPZA benar-benar sehat secara fisik. Termasuk

dalam program rehabilitasi medik ini ialah memulihkan kondisi

Gambaran Pelaksanaan Therapeutic..., ZICO ARFIAN, Fakultas Ilmu Kesehatan UMP, 2016

Page 21: BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Tinjauan Teori 1. NAPZArepository.ump.ac.id/2258/3/ZICO ARFIAN BAB II.pdf · BAB II . TINJAUAN PUSTAKA . A. Tinjauan Teori 1. NAPZA. a. Pengertian NAPZA

fisik yang lemah, tidak cukup diberikan gizi makanan yang bernilai

tinggi, tetapi juga kegiatan olahraga yang teratur disesuaikan

dengan kemampuan masing-masing yang bersangkutan.

b) Rehabilitasi Psikiatrik

Rehabilitasi psikiatrik ini dimaksudkan agar peserta

rehabilitasi yang semula bersikap dan bertindak antisosial dapat

dihilangkan, sehingga mereka dapat bersosialisasi dengan baik

dengan sesama rekannya maupun personil yang membimbing atau

mengasuhnya. Termasuk rehabilitasi psikiatrik ini adalah

psikoterapi/konsultasi keluarga yang dapat dianggap sebagai

“rehabilitasi” keluarga terutama bagi keluarga-keluarga broken

home. Konsultasi keluarga ini penting dilakukan agar keluarga

dapat memahami aspek-aspek kepribadian anaknya yang terlibat

penyalahgunaan NAPZA, bagaimana cara menyikapinya bila kelak

ia telah kembali ke rumah dan upaya pencegahan agar tidak

kambuh.

c) Rehabilitasi Psikososial

Dengan rehabilitasi psikososial ini dimaksudkan agar peserta

rehabilitasi dapat kembali adaptif bersosialisasi dalam lingkungan

sosialnya, yaitu di rumah, di sekolah/kampus dan di tempat kerja.

Program ini merupakan persiapan untuk kembali ke masyarakat.

Oleh karena itu, mereka perlu dibekali dengan pendidikan dan

keterampilan misalnya berbagai kursus ataupun balai latihan kerja

Gambaran Pelaksanaan Therapeutic..., ZICO ARFIAN, Fakultas Ilmu Kesehatan UMP, 2016

Page 22: BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Tinjauan Teori 1. NAPZArepository.ump.ac.id/2258/3/ZICO ARFIAN BAB II.pdf · BAB II . TINJAUAN PUSTAKA . A. Tinjauan Teori 1. NAPZA. a. Pengertian NAPZA

yang dapat diadakan di pusat rehabilitasi. Dengan demikian

diharapkan bila mereka telah selesai menjalani program rehabilitasi

dapat melanjutkan kembali ke sekolah/kuliah atau bekerja.

d) Rehabilitasi Psikoreligius

Rehabilitasi psikoreligius memegang peranan penting. Unsur

agama dalam rehabilitasi bagi para pasien penyalahguna NAPZA

mempunyai arti penting dalam mencapai penyembuhan. Unsur

agama yang mereka terima akan memulihkan dam memperkuat

rasa percaya diri, harapan dan keimanan. Pendalaman, penghayatan

dan pengamalan keagamaan atau keimanan ini akan menumbuhkan

kekuatan kerohanian pada diri seseorang sehingga mampu

menekan risiko seminimal mungkin terlibat kembali dalam

penyalahgunaan NAPZA.

e) Forum Silaturahmi

Forum silaturahmi merupakan program lanjutan (pasca

rehabilitasi) yaitu program atau kegiatan yang dapat diikuti oleh

mantan penyalahguna NAPZA (yang telah selesai menjalani

tahapan rehabilitasi) dan keluarganya. Tujuan yang hendak dicapai

dalam forum silaturahmi ini adalah untuk memantapkan

terwujudnya rumah tangga/keluarga sakinah yaitu keluarga yang

harmonis dan religius, sehingga dapat memperkecil kekambuhan

penyalahgunaan NAPZA.

Gambaran Pelaksanaan Therapeutic..., ZICO ARFIAN, Fakultas Ilmu Kesehatan UMP, 2016

Page 23: BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Tinjauan Teori 1. NAPZArepository.ump.ac.id/2258/3/ZICO ARFIAN BAB II.pdf · BAB II . TINJAUAN PUSTAKA . A. Tinjauan Teori 1. NAPZA. a. Pengertian NAPZA

f) Program Terminal

Pengalaman menunjukkan bahwa banyak dari mereka

sesudah menjalani program rehabilitasi dan kemudian mengikuti

forum silaturahmi, mengalami kebingungan untuk program

selanjutnya. Khususnya bagi pelajar dan mahasiswa yang karena

keterlibatannya pada penyalahgunaan NAPZA di masa lalu

terpaksa putus sekolah menjadi pengangguran; perlu menjalani

program khusus yang dinamakan program terminal (re-entry

program), yaitu program persiapan untuk kembali melanjutkan

sekolah/kuliah atau bekerja.

2. Rehabiliasi Pengguna NAPZA

a. Pengertian

Rehabilitasi NAPZA adalah rehabilitasi yang meliputi pembinaan fisik,

mental, sosial, pelatihan keterampilan dan resosialisasi serta pembinaan

lanjut bagi para mantan pengguna NAPZA agar mampu berperan aktif

dalam kehidupan bermasyarakat. Rehabilitasi NAPZA adalah suatu

bentuk terapi dimana klien dengan ketergantungan NAPZA ditempatkan

dalam suatu institusi tertutup selama beberapa waktu untuk mengedukasi

pengguna yang berusaha untuk mengubah perilakunya, mampu

mengantisipasi dan mengatasi masalah relaps (kambuh) (Sutarti, 2008).

b. Model-model Pelayanan Rehabilitasi NAPZA

Berdasarkan KEPMENKES No.996/MENKES/SK/VIII/2002, pelayanan

rehabilitasi meliputi:

Gambaran Pelaksanaan Therapeutic..., ZICO ARFIAN, Fakultas Ilmu Kesehatan UMP, 2016

Page 24: BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Tinjauan Teori 1. NAPZArepository.ump.ac.id/2258/3/ZICO ARFIAN BAB II.pdf · BAB II . TINJAUAN PUSTAKA . A. Tinjauan Teori 1. NAPZA. a. Pengertian NAPZA

1) Pelayanan Medik

a) Detoksifikasi

Detoksifikasi adalah suatu proses dimana seorang individu yang

ketergantungan fisik terhadap zat psikoaktif (khususnya Opioida),

dilakukan pelepasan zat psikoaktif (opioida) tersebut secara tiba-

tiba (abrupt) atau secara sedikit demi sedikit (gradual).

b) Terapi Maintenance

Terapi maintenance (rumatan) adalah pelayanan pasca detoksifikasi

dengan tanpa komplikasi medik.

2) Terapi Psikososial

Dapat dilakukan melalui pendekatan Non Medis, misalnya Sosial,

Agama, Spiritual, Therapeutic Community, Twelve Steps, dan

alternatif lain. Metode ini diperlukan tindak lanjut dari sektor terkait

seperti Departemen Sosial, Departemen Agama atau pusat-pusat yang

mengembangkan metode tersebut. Pelaksanaan metode apapun, harus

tetap berkoordinasi bersama dokter puskesmas kecamatan setempat

atau dokter rumah sakit terdekat untuk menanggulangi masalah

kesehatan fisik dan mental yang mungkin dan atau dapat terjadi

selama proses rehabilitasi.

3) Rujukan

Pasien penyalahguna dan ketergantungan NAPZA dengan komplikasi

medis fisik dirujuk ke Rumah Sakit Umum Kabupaten / Kota atau

Rumah Sakit Umum Provinsi. Pasien penyalahguna dan

Gambaran Pelaksanaan Therapeutic..., ZICO ARFIAN, Fakultas Ilmu Kesehatan UMP, 2016

Page 25: BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Tinjauan Teori 1. NAPZArepository.ump.ac.id/2258/3/ZICO ARFIAN BAB II.pdf · BAB II . TINJAUAN PUSTAKA . A. Tinjauan Teori 1. NAPZA. a. Pengertian NAPZA

ketergantungan NAPZA dengan komplikasi medis psikiatris dirujuk

ke Rumah Sakit Jiwa atau bagian psikiatri Rumah Sakit Umum

terdekat.

Model-model pelayanan rehabilitasi NAPZA adalah sebagai berikut :

1) Model pelayanan dan rehabilitasi medis

a) Metadon

Metadon adalah zat opioid sintetik berbentuk cair yang

diberikan lewat mulut. Metadon merupakan obat yang paling sering

digunakan untuk terapi substitusi bagi ketergantungan opioid.

Bentuk terapi ini telah diteliti secara luas sebagai terapi modalitas.

Terapi substitusi Metadon dari penelitian dan monitoring

pelayanan, secara kuat terbukti efektif menurunkan penggunaan

NAPZA jalur gelap, mortalitas, resiko penyebaran HIV,

memperbaiki kesehatan mental dan fisik, memperbaiki fungsi

sosial serta menurunkan kriminalitas.

Pada klien dengan pengguna heroin yang memakai

rehabilitasi dengan Metadon, maka dosis Metadon dosis tinggi

dinilai lebih efektif daripada dosisnya rendah atau menengah. Dosis

Metadon yang tinggi akan diturunkan secara bertahap. Terapi

rumatan Metadon diikuti perbaikan kesehatan secara substansial

dan insiden efek samping rendah. Hampir ¾ klien yang mengikuti

terapi Metadon berespon baik (RSKO, 2005). Meski demikian,

tidak semua pengguna dengan ketergantungn opioid dapat diberi

Gambaran Pelaksanaan Therapeutic..., ZICO ARFIAN, Fakultas Ilmu Kesehatan UMP, 2016

Page 26: BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Tinjauan Teori 1. NAPZArepository.ump.ac.id/2258/3/ZICO ARFIAN BAB II.pdf · BAB II . TINJAUAN PUSTAKA . A. Tinjauan Teori 1. NAPZA. a. Pengertian NAPZA

terapi substitusi Metadon. Bagi mereka yang tidak dapat

menggunakan metode ini, tersedia banyak pendekatan lainnya dan

menggugah mereka tetap berada dalam terapi.

b) Burprenorfin

Burprenorfin adalah obat yang diberikan oleh dokter mellui resep.

Aktifitas agonis opioid Burprenorfin lebih rendah dari Metadon.

Burprenorfin tidak diabsorbsi dengan baik jika ditelan, karena itu

cara penggunaannya adalah sublingual (diletakkan di bawah lidah).

2) Model pelayanan dan rehabilitasi dengan pendekatan bimbingan

individu dan kelompok

Terapi ini merupakan terapi konvensional untuk klien

ketergantungan NAPZA yang tidak menjalani rawat inap dan dapat

dilakukan secara individual maupun kelompok. Program ini didesain

dengan kegiatan yang bervariasi seperti edukasi keterampilan,

meningkatkan sosialisasi, pertemuan yang bersifat vokasional, edukasi

moral dan spiritual, serta terapi 12 langkah (the 12 steps recopvery

program).

3) Model pelayanan dan rehabilitasi dengan pendekatan Therapeutic

Community

Therapeutic Community (TC) adalah sebuah kelompok yang

terdiri dari individu dengan masalah yang sama, tinggal di tempat

yang sama, memiliki seperangkat peraturan, filosofi, norma dan nilai,

Gambaran Pelaksanaan Therapeutic..., ZICO ARFIAN, Fakultas Ilmu Kesehatan UMP, 2016

Page 27: BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Tinjauan Teori 1. NAPZArepository.ump.ac.id/2258/3/ZICO ARFIAN BAB II.pdf · BAB II . TINJAUAN PUSTAKA . A. Tinjauan Teori 1. NAPZA. a. Pengertian NAPZA

serta kultural yang disetujui, dipahami dan dianut bersama.

Kesemuanya dijalankan demi pemulihan diri masing-masing.

Program TC berlandaskan pada filosofi dan slogan-slogan

tertentu, baik yang tertulis maupun tidak tertulis.

a) Filosofi TC tertulis:

“Saya berada di sini karena tiada lagi tempat berlindung, baik dari

diri sendiri, hingga saya melihat diri saya di mata dan hati insan

yang lain. Saya masih berlari, sehingga saya masih belum sanggup

merasakan kepedihan dan menceritakan segala rahasia diri saya ini,

saya tidak dapat mengenal diri saya sendiri dan yang lain, saya

akan senantiasa sendiri. Dimana lagi kalau bukan di sini, dapatkah

saya melihat cermin diri sendiri? Bukan kebesaran semu dalam

mimpi atau si kerdil di dalam ketakutannya, tetapi seorang insan,

bagian dari masyarakat yang penuh kepedulian. Di sini saya dapat

tumbuh dan berakar, bukan lagi seseorang seperti dalam kematian

tetapi dalam kehidupan yang nyata dan berharga baik untuk diri

sendiri maupun orang lain.”

b) Filosofi tidak tertulis:

(1) Honesty (kejujuran) adalah nilai hakiki yang harus dijalankan

para residen, setelah sekian lama mereka hidup dalam

kebohongan.

Gambaran Pelaksanaan Therapeutic..., ZICO ARFIAN, Fakultas Ilmu Kesehatan UMP, 2016

Page 28: BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Tinjauan Teori 1. NAPZArepository.ump.ac.id/2258/3/ZICO ARFIAN BAB II.pdf · BAB II . TINJAUAN PUSTAKA . A. Tinjauan Teori 1. NAPZA. a. Pengertian NAPZA

(2) No free lunch (di dunia ini tidak ada yang gratis). Tidak ada

sesuatupun di dunia ini yang didapatkan tanpa usaha terlebih

dahulu.

(3) Trust your environment (percaya pada lingkunganmu). Percaya

pada lingkungan rehabilitasi dan yakin bahwa lingkungan ini

mampu membawa klien pada kehidupan yang positif.

(4) Understand is rather than to be Understood (pahami lebih

dulu orang lain sebelum kita minta dipahami)

(5) Blind faith (keyakinan total pada lingkungan)

(6) To be aware is to be alive (waspada adlah inti kehidupan)

(7) Do your things right, everything else will follow (pekerjaan

yang dilakukan dengan benar-benar akan memberikan hasil

yang positif)

(8) Be careful what ask to you, you might just get it (mulutmu

harimaumu)

(9) You can’t keep it unless you give it away (sebarkanlah ilmumu

pada banyak orang)

(10) What goes around, comes around (perbuatan baik akan

berbuah baik)

(11) Compensation is valid (selalu ada ganjaran bagi perilaku yang

kita buat)

(12) Act as if (bertindak sebagaimana mestinya)

Gambaran Pelaksanaan Therapeutic..., ZICO ARFIAN, Fakultas Ilmu Kesehatan UMP, 2016

Page 29: BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Tinjauan Teori 1. NAPZArepository.ump.ac.id/2258/3/ZICO ARFIAN BAB II.pdf · BAB II . TINJAUAN PUSTAKA . A. Tinjauan Teori 1. NAPZA. a. Pengertian NAPZA

(13) Personal growth before vested status (kembangkanlah dirimu

seoptimal mungkin)

4) Model pelayanan dan rehabilitasi dengan pendekatan agama

Ada berbagai macam pusat rehabilitasi dengan pendekatan

agama, misalnya Pondok Pesantren dengan pendekatan nilai-nilai

agama Islam dimana kegiatan utamanya adalah berdzikir. Beda halnya

di Thailand dimana para biksu Budha merawat klien yang mengalami

ketergantungan opioida di kuil, antara lain kuil Budha Tan Kraborg.

Di dalam kuil, setiap pagi klien diberi ramuan daun yang

menyebabkan klien muntah dan sore harinya mendapat pelajaran

agama Budha dalam lima hari pertama. Setelah lima hari tidak ada

lagi kegiatan terstruktur dan klien diberi kesempatan untuk

memulihkan kesehatannya dari kelelahan. Para pendeta ini juga telah

dilatih dalam memberi konseling kepada klien.

5) Model pelayanan dan rehabilitasi dengan pendekatan Narcotic

Anonymus

Suatu program recovery yang dijalankan seorang pecandu

berdasarkan prinsip 12 langkah. Langkah-langkah ini harus dijalankan

lebih dari satu kali. Setelah selesai mengerjakan seluruh langkah yang

ada, seorang pecandu harus menjalankan kembali langkah pertama.

Karena banyak hal baru yang terjadi dan timbul sehingga seorang

pecandu harus menjalankan recorvery-nya seumur hidup. 12 langkah

tersebut antara lain:

Gambaran Pelaksanaan Therapeutic..., ZICO ARFIAN, Fakultas Ilmu Kesehatan UMP, 2016

Page 30: BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Tinjauan Teori 1. NAPZArepository.ump.ac.id/2258/3/ZICO ARFIAN BAB II.pdf · BAB II . TINJAUAN PUSTAKA . A. Tinjauan Teori 1. NAPZA. a. Pengertian NAPZA

a) Step 1: Kami mengakui bahwa kami tidak punya kekuatan untuk

mengatasi kebiasaan menggunakan alkohol sehingga hidup kami

menjadi tidak terkendali.

b) Step 2: Kami berkesimpulan bahwa suatu kekuatan yang lebih

besar dari diri kami sendiri dapat memulihkan kami kepada hidup

yang lebih sehat.

c) Step 3: Kami memutuskan untuk memalingkan kemauan dan hidup

kami di bawah bimbingan Tuhan, sebagaimana kami

memahaminya.

d) Step 4: Mencari dan tidak takut akan menemukan moral kami

sendiri.

e) Step 5: Mengakui kepada Tuhan, kepada diri kami sendiri dan

kepada orang lain, kesalahankesalahan kami yang bersifat alamiah.

f) Step 6: Siap secara bulat menerima Tuhan yang akan mengubah

semua cacat watak.

g) Step 7: Dengan rendah hati memohon kepada-Nya untuk

menghilangkan kekurangan kami.

h) Step 8: Membuat daftar-daftar orang yang telah kami rugikan, dan

ingin berubah terhadap mereka.

i) Step 9: Berubah secara langsung kepada orang tersebut dimana

mungkin, kecuali bila dengan berbuat demikian akan mencederai

mereka atau orang lain.

Gambaran Pelaksanaan Therapeutic..., ZICO ARFIAN, Fakultas Ilmu Kesehatan UMP, 2016

Page 31: BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Tinjauan Teori 1. NAPZArepository.ump.ac.id/2258/3/ZICO ARFIAN BAB II.pdf · BAB II . TINJAUAN PUSTAKA . A. Tinjauan Teori 1. NAPZA. a. Pengertian NAPZA

j) Step 10: Terus menemukan diri kami sendiri dan bila terdapat

kesalahan, segera mengakuinya.

k) Step 11: Melalui doa dan meditasi meningkatkan hubungan secara

sadar dengan Tuhan, sebagaimana kami memahami-Nya, berdoa

hanya untuk mengetahui akan kehendak-Nya atas diri kami dan

kekuatan melaksanakannya.

l) Step 12: Dengan memiliki kesadaran spiritual sebagai hasil dari

langkah ini, kami akan mencoba untuk menyampaikan kabar ini

kepada pecandu alkohol, dan menerapkan prinsip ini dalam semua

kehidupan kami.

6) Model pelayanan dan rehabilitasi dengan pendekatan terpadu

Suatu pelayanan rehabilitasi dengan memadukan konsep dari

berbagai pendekatan dan bidang ilmu yang mendukung sehingga

dapat memfasilitasi korban NAPZA dalam mengatasi masalahnya dari

aspek bio, psiko, sosial, dan spiritual. Tahapan kegiatan pelayanan dan

rehabilitasi sosial bagi korban penyalahguna Narkoba dilaksanakan

sesuai.

3. Therapeutic Community

a. Pengertian

Therapeutic community adalah grup atau sekelompok orang yang

memiliki prinsip interpersonal yang cukup tinggi, sehingga mampu

mendorong orang lain untuk belajar berinteraksi di suatu komunitas.

Therapeutic community terdiri dari staf yang pernah mengalami rasa sakit

Gambaran Pelaksanaan Therapeutic..., ZICO ARFIAN, Fakultas Ilmu Kesehatan UMP, 2016

Page 32: BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Tinjauan Teori 1. NAPZArepository.ump.ac.id/2258/3/ZICO ARFIAN BAB II.pdf · BAB II . TINJAUAN PUSTAKA . A. Tinjauan Teori 1. NAPZA. a. Pengertian NAPZA

dan memiliki perilaku yang timbul akibat ketergantungan narkoba,

namun telah mampu dan mengetahui cara mengatasinya serta telah

melalui pendidikan dan pelatihan khusus yang memenuhi syarat dan

konselor (Leon, 2007).

Teori yang mendasari metode therapeutic community adalah

pendekatan behavioral dimana berlaku sistem reward (penghargaan /

penguatan) dan punishment (hukuman) dalam mengubah suatu perilaku.

Selain itu digunakan juga pendekatan kelompok, dimana sebuah

kelompok dijadikan suatu media untuk mengubah suatu perilaku.

Therapeutic community adalah salah satu model terapi dimana

sekelompok individu hidup dalam satu lingkungan yang sebelumnya

hidup terasing dari masyarakat umum, berupaya mengenal diri sendiri

serta belajar menjalani kehidupan berdasarkan prinsip-prinsip yang

utama dalam hubungan antar individu, sehingga mampu merubah

perilaku yang dapat diterima oleh masyarakat. (Direktorat Jenderal

Pelayanan dan Rehabilitasi Sosial, 2003).

Pengertian lain menyebutkan bahwa Therapeutic Community

merupakan suatu treatment yang menggunakan pendekatan psikososial,

yaitu bersama-sama dengan mantan pengguna narkoba lainnya hidup

dalam satu lingkungan dan saling membantu untuk mencapai

kesembuhan (Syarifuddin, 2013).

Menurut pengertian diatas, maka yang dimaksud therapeutic

community adalah salah satu program untuk merehabilitasi dalam hal ini

Gambaran Pelaksanaan Therapeutic..., ZICO ARFIAN, Fakultas Ilmu Kesehatan UMP, 2016

Page 33: BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Tinjauan Teori 1. NAPZArepository.ump.ac.id/2258/3/ZICO ARFIAN BAB II.pdf · BAB II . TINJAUAN PUSTAKA . A. Tinjauan Teori 1. NAPZA. a. Pengertian NAPZA

para pecandu narkoba agar bisa mempertahankan proses pemulihannya.

Dalam program ini, para pecandu narkoba berupaya untuk mengenal diri

dan sesamanya serta saling mendukung dalam mempersiapkan diri untuk

pada peningkatan kemampuan dan keterampilan residen yang dapat

diterapkan untuk menyelesaikan tugas-tugas sehari-hari maupun masalah

dalam kehidupannya

Konsep therapeutic community yaitu menolong diri sendiri, dapat

dilakukan dengan adanya keyakinan bahwa:

1) Setiap orang bisa berubah

2) Kelompok bisa mendukung untuk berubah

3) Setiap individu harus bertanggung jawab

4) Program terstruktur dapat menyediakan lingkungan aman dan

kondusif bagi perubahan

5) Adanya partisipasi aktif (Winanti, 2008).

b. Program Therapeutic Community

Pelaksanaan program disusun untuk membuat residen terlibat

secara penuh dalam setiap kegiatan, sesuai dengan job function-nya

masing – masing. Kedudukan petugas hanya sebagai pengawas, yang

mengawasi program. Kategori struktur program utama dari Therapeutic

Community, terdiri dari 4 (empat), yaitu:

Gambaran Pelaksanaan Therapeutic..., ZICO ARFIAN, Fakultas Ilmu Kesehatan UMP, 2016

Page 34: BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Tinjauan Teori 1. NAPZArepository.ump.ac.id/2258/3/ZICO ARFIAN BAB II.pdf · BAB II . TINJAUAN PUSTAKA . A. Tinjauan Teori 1. NAPZA. a. Pengertian NAPZA

1) Behaviour management shaping (Pembentukan tingkah laku)

Perubahan perilaku yang diarahkan pada kemampuan untuk

mengelola kehidupannya sehingga terbentuk perilaku yang sesuai

dengan nilai-nilai, norma – norma kehidupan masyarakat.

2) Emotional and psychological (Pengendalian emosi dan psikologi)

Perubahan perilaku yang diarahkan pada peningkatan kemampuan

penyesuaian diri secara emosional dan psikologis.

3) Intellectual and spiritual (Pengembangan pemikiran dan kerohanian)

Perubahan perilaku yang diarahkan pada peningkatan aspek

pengetahuan, nilai – nilai spiritual, moral dan etika, sehingga mampu

menghadapi dan mengatasi tugas – tugas kehidupannya maupun

permasalahan yang belum terselesaikan

4) Vocational and survival (Keterampilan kerja dan keterampilan

bersosial serta bertahan hidup)

Perubahan perilaku yang diarahkan pada peningkatan kemampuan dan

keterampilan residen yang dapat diterapkan untuk menyelesaikan

tugas-tugas sehari – hari maupun masalah dalam kehidupannya

(Winarti, 2008).

Fase penanganan progam Therapeutic Community (TC) menurut

Perfas (2009) terdiri atas 5 tahap, yaitu :

1) Entry / Orientation Phase

Perkiraan waktu 2 sampai 4 minggu. Tahap awal berupa orientasi

terhadap aturan, norma, ritual dan tugas di TC. Pengenalan terhadap

Gambaran Pelaksanaan Therapeutic..., ZICO ARFIAN, Fakultas Ilmu Kesehatan UMP, 2016

Page 35: BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Tinjauan Teori 1. NAPZArepository.ump.ac.id/2258/3/ZICO ARFIAN BAB II.pdf · BAB II . TINJAUAN PUSTAKA . A. Tinjauan Teori 1. NAPZA. a. Pengertian NAPZA

komunitas dan staf pegawai. Kegiatan yang dilakukan berupa

pekerjaan sederhana dan mudah sehingga tidak perlu mengambil

keputusan penting, tetapi perlu pengawasan tingkat tinggi.

2) Core Treatment Phase

Perkiraan waktu antara 3 – 6 bulan. Belajar untuk mengidentifikasi

isu-isu klinis atau pengobatan misalnya psikologis, sosial atau

keluarga, kesehatan, pendidikan, pelatihan, dll. Pengelolaan emosi dan

belajar ekspresi perasaan yang tepat dalam kelompok dan bentuk lain

dari konseling. Selain itu praktek dalam mengartikulasikan dan

mengungkapkan masalah kritis kehidupan atau masalah pribadi yang

belum terselesaikan dalam sesi kelompok atau sesi pribadi.

3) Pre – Reentry Phase

Perkiraan waktu antara 2 – 3 bulan. Pada tahap ini fokus terhadap

pengejaran karier, pendidikan dan kegiatan produktif lainnya yang

meningkatkan kemandirian, sebagai wujud resosialisasi secara

bertahap untuk persiapan kegiatan di luar TC. Proses Internalisasi

yang baru untuk memperoleh norma, nilai-nilai pribadi dan gaya

hidup bebas narkoba. Keberhasilan dari proses ini perlu melibatkan

peran manajerial dan pengawasan

4) Reentry Phase

Perkiraan waktu antara 2 – 6 bulan. Dalam usaha pengembalian diri ke

masyarakat di luar kehidupan komunitas, maka perlu belajar untuk

menangani isu-isi jika terjadi kekambuhan dan menemukan gaya

Gambaran Pelaksanaan Therapeutic..., ZICO ARFIAN, Fakultas Ilmu Kesehatan UMP, 2016

Page 36: BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Tinjauan Teori 1. NAPZArepository.ump.ac.id/2258/3/ZICO ARFIAN BAB II.pdf · BAB II . TINJAUAN PUSTAKA . A. Tinjauan Teori 1. NAPZA. a. Pengertian NAPZA

hidup yang stabil. Oleh karena itu perlu dukungan dari keluarga,

teman, komunitas, dll. Melatih kemampuan dengan gaya hidup baru

seperti mengelola uang, manajemen waktu, manajemen stress,

kesehatan dan praktek seks yang aman.

5) Aftercare Phase

Perkiraan waktu antara 6 - 12 bulan. Melakukan kunjungan ke

komunitas TC untuk berhubungan kembali dengan komunitas atau

memberi waktu pribadi sebagai pembicara atau fasilitator dari

kelompok-kelompok khusus dalam upaya mempertahankan gaya

hidup bebas dari narkoba.

c. Kegiatan Therapeutic Community

Menurut Leon (2007), prinsip terapi yang dilakukan dengan

metode therapeutic community berupa kegiatan – kegiatan yang

dilaksanakan secara rutin dan teratur. Adapun kegiatan yang rutin

dilakukan,yaitu:

1) Perbaikan Perilaku Sehari-hari (Behavior Management)

Setiap hari, residen diharuskan beraktivitas mengikuti jadwal yang

telah ditentukan, kecuali ada kendala seperti residen dalam keadaan

sakit. Setiap kegiatan sudah dijadwal secara padat dan teratur.

Tujuannya agar pasien diberi kesibukan sehingga tidak memiliki

waktu untuk berdiam diri dan berkhayal. Semua aktivitas dilakukan

secara bersama – sama, antara para residen dan staf yang bertugas.

Gambaran Pelaksanaan Therapeutic..., ZICO ARFIAN, Fakultas Ilmu Kesehatan UMP, 2016

Page 37: BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Tinjauan Teori 1. NAPZArepository.ump.ac.id/2258/3/ZICO ARFIAN BAB II.pdf · BAB II . TINJAUAN PUSTAKA . A. Tinjauan Teori 1. NAPZA. a. Pengertian NAPZA

Tujuannya untuk meningkatkan kedisiplinan dan rasa kebersamaan

dalam suatu komunitas.

2) Pertemuan

Pada terapi komunitas pertemuan berdasarkan tujuannya, dibedakan

menjadi 4 (empat) macam, yaitu :

a) Morning Meeting

Kegiatan yang bersifat formal dilakukan pada pagi hari, sesudah

makan, selama 30-45 menit. Kegiatan ini diikuti oleh staf dan

residen dengan mengenakan pakaian formal dan bersepatu,

kemudian mengucapkan moto hidup dari terapi komunitas agar

memberi semangat dan bebas dari ketergantungan narkoba. Tujuan

kegiatan ini yaitu mempengaruhi aspek psikologi, dengan

mengawali hari dengan baik, meningkatkan rasa keakraban dan

persaudaraan dalam komunitas dan yang terutama adalah

memotivasi agar aktivitas sepanjang hari dapat berlangsung dengan

baik (Leon, 2007).

b) Seminar

Pertemuan formal yang dilakukan setiap sore selama 60-90 menit.

Kegiatan seminar dilakukan untuk mengasah kemampuan

mendengarkan, berbicara dan memperhatikan. Pada kegiatan ini

pasien diberi kesempatan untuk mengungkapkan pendapat secara

bebas sehingga merangsang kemampuan berkomunikasi. Tujuan

seminar adalah sebagai stimulasi intelektual, yaitu merangsang

Gambaran Pelaksanaan Therapeutic..., ZICO ARFIAN, Fakultas Ilmu Kesehatan UMP, 2016

Page 38: BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Tinjauan Teori 1. NAPZArepository.ump.ac.id/2258/3/ZICO ARFIAN BAB II.pdf · BAB II . TINJAUAN PUSTAKA . A. Tinjauan Teori 1. NAPZA. a. Pengertian NAPZA

kreatifitas untuk memberi ide dan tanggapan terhadap hal-hal yang

baru, dan membentuk pola berpikir yang benar dan sarana

berinteraksi sosial serta merupakan pastisipasi aktif dalam kegiatan

berkomunikasi. Penataan ruang biasanya disusun seperti susunan

ruang kelas agar terkesan formal (Leon, 2007).

c) House Meeting

Pertemuan informal yang dilakukan setiap malam hari, setelah

makan malam. Sifat pertemuan lebih akrab. Lama pertemuan

sekitar 45-60 menit. Situasi pada saat pertemuan adalah pasien

dalam keadaan santai, duduk tenang, pasif atau cenderung

mendengarkan. Tujuan house meeting adalah mengevaluasi semua

kegiatan yang telah dilakukan sepanjang hari, baik yang positif

maupun yang negatif (Leon, 2007)

d) General Meeting

Pertemuan ini bersifat santai namun kekeluargaan. Lama

pertemuan tidak ditentukan. Tujuannya merayakan hal-hal yang

membanggakan atas prestasi residen sehingga memotivasi dan

meningkatkan kesadaran untuk berperilaku positif.. Hal ini akan

meningkatkan rasa percaya diri merupakan bagian yang sangat

berarti bagi proses kesembuhan (Leon, 2007)

3) Permainan

Berbagai permainan yang dapat meningkatkan kemampuan bekerja

sama dalam kelompok, mengasah kreativitas dan intelektual,

Gambaran Pelaksanaan Therapeutic..., ZICO ARFIAN, Fakultas Ilmu Kesehatan UMP, 2016

Page 39: BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Tinjauan Teori 1. NAPZArepository.ump.ac.id/2258/3/ZICO ARFIAN BAB II.pdf · BAB II . TINJAUAN PUSTAKA . A. Tinjauan Teori 1. NAPZA. a. Pengertian NAPZA

mengembangkan kemampuan untuk mengungapkan pendapat dan

lain-lain.

4) Ibadah

Perbaikan mental spiritual sangat dibutuhkan oleh pasien. Memiliki

hubungan yang dekat dengan Tuhan dapat membantu pasien dalam

mengendalikan perilaku dan pola berpikir. Beribadah secara rutin

akan dapat membantu proses penyembuhan. Kegiatan beribadah

dilakukan bersama-sama.

5) Ketrampilan untuk bertahan mandiri lepas dari ketergantungan dengan

narkoba (Vocational/Survival Skill)

Pelatihan yang diberikan untuk mampu bertahan mandiri lepas dari

ketergantungan narkoba dengan pemberian tugas secara bertahap

mulai dari yang mudah hingga kompleks dan menuntut tanggung

jawab dari setiap individu. Pelatihan kepemimpinan dan penerapannya

di lingkungan komunitas, meliputi evaluasi dan pengambilan

keputusan yang telah dibuat dalam komunitas.

d. Tahapan Program

Menurut Leon (2007), tahapan dalam pelaksanaan program

therapeutic community meliputi:

1) Induction

Tahap ini berlangsung pada sekitar 30 hari pertama saat residen mulai

masuk. Tahap ini merupakan masa persiapan bagi residen untuk

memasuki tahapan Primary.

Gambaran Pelaksanaan Therapeutic..., ZICO ARFIAN, Fakultas Ilmu Kesehatan UMP, 2016

Page 40: BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Tinjauan Teori 1. NAPZArepository.ump.ac.id/2258/3/ZICO ARFIAN BAB II.pdf · BAB II . TINJAUAN PUSTAKA . A. Tinjauan Teori 1. NAPZA. a. Pengertian NAPZA

2) Primary

Tahap ini ditujukan bagi perkembangan sosial dan psikologis residen.

Dalam tahap ini residen diharapkan melakukan sosialisasi, mengalami

pengembangan diri, serta meningkatkan kepekaan psikologis dengan

melakukan berbagai aktivitas dan sesi teraputik yang telah ditetapkan.

Dilaksanakan selama kurang lebih 3 sampai dengan 6 bulan. Primary

terbagi dalam beberapa tahap, yaitu:

a) Younger member

b) Middle Peer

c) Older member

3) Re-entry

Re-entry merupakan program lanjutan setelah Primary. Program Re-

entry memiliki tujuan untuk memfasilitasi residen agar dapat

bersosialisasi dengan kehidupan luar setelah menjalani perawatan di

Primary. Tahap ini dilaksanakan selama 3 sampai dengan 6 bulan.

4) Aftercare

Program yang ditujukan bagi eks-residen/alumni. Program ini

dilaksanakan di luar panti dan diikuti oleh semua angkatan di bawah

supervisi dari staf re-entry. Tempat pelaksanaan disepakati bersama.

Adapun kegiatan kelompok (group therapy) dalam therapeutic

community yang dapat dilaksanakan adalah :

a) Morning meeting, yaitu kegiatan rutin setiap pagi hari pada pukul

09.00 s.d 10.00 WIB yang berupa pertemuan seluruh residen untuk

Gambaran Pelaksanaan Therapeutic..., ZICO ARFIAN, Fakultas Ilmu Kesehatan UMP, 2016

Page 41: BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Tinjauan Teori 1. NAPZArepository.ump.ac.id/2258/3/ZICO ARFIAN BAB II.pdf · BAB II . TINJAUAN PUSTAKA . A. Tinjauan Teori 1. NAPZA. a. Pengertian NAPZA

menyampaikan hal-hal penting yang terjadi di lingkungan blok

mereka. Tata cara pelaksanaan morning meeting adalah :

(1) Seluruh family berkumpul di suatu tempat/ruangan.

(2) Family berdiri membentuk lingkaran dan bergandengan tangan

untuk membaca serenity prayer yang dipimpin oleh salah satu

residen yang diikuti oleh seluruh residen lainnya.

(3) Setelah selesai membaca serenity prayer, maka seluruh residen

berangkulan untuk membaca philosophy yang dipimpin oleh

salah satu residen dan diikuti oleh residen lainnya.

(4) Family duduk melingkar dengan membentuk huruf U dengan

susunan status older berada di ujung lingkaran.

(5) Di bagian tengah ujung lingkaran disediakan dua kursi untuk

seorang conduct (mayor on duty) dan seorang C.O.D. /On

Chair (C.O.D. yang bertugas).

(6) Morning meeting dimulai dengan sesi announcement,

dilanjutkan dengan awareness, pull ups, issue, dan diakhiri

dengan second half.

(7) Morning meeting ditutup dengan pembacaan doa yang

dipimpin oleh chief dengan seluruh residen berdiri dan saling

bergandeng tangan.

(8) Sebelum meninggalkan tempat, residen saling bersalaman dan

berpelukan (hug each other).

Gambaran Pelaksanaan Therapeutic..., ZICO ARFIAN, Fakultas Ilmu Kesehatan UMP, 2016

Page 42: BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Tinjauan Teori 1. NAPZArepository.ump.ac.id/2258/3/ZICO ARFIAN BAB II.pdf · BAB II . TINJAUAN PUSTAKA . A. Tinjauan Teori 1. NAPZA. a. Pengertian NAPZA

b) Open house, yaitu kegiatan pemeriksaan dan penggeledahan kamar

hunian (blok) residen therapeutic community untuk melihat kondisi

kamar baik dari sisi kebersihan, kerapihan maupun adanya

pelanggaran yang dilakukan residen. Kegiatan ini dilakukan secara

insidentil (sewaktu-waktu), dipimpin oleh konselor dan dibantu

oleh status older.

c) Encounter group, yaitu suatu kegiatan pengungkapan perasaan dan

emosi residen secara terarah kepada residen yang lain. Dalam

kegiatan ini difasilitasi oleh seorang konselor dan diawasi oleh

petugas lainnya. Tata cara pelaksanaan encounter group :

(1) Residen duduk membentuk lingkaran.

(2) Di tengah barisan lingkaran diposisikan dua kursi yang saling

berhadapan dengan jarak tertentu (± 1,5 m).

(3) Seorang conduct (fasilitator/salah satu mayor) memimpin doa

sebelum memulai kegiatan.

(4) Conduct memandu residen untuk menyebutkan rules of

encounter satu persatu secara bergantian.

(5) Family yang memasukkan drop slip/memiliki feeling duduk di

kursi yang disediakan secara bergantian.

(6) Family yang memiliki feeling tersebut melakukan running

feeling/menyalurkan kemarahannya kepada residen yang

dimaksudkan/di drop slip.

Gambaran Pelaksanaan Therapeutic..., ZICO ARFIAN, Fakultas Ilmu Kesehatan UMP, 2016

Page 43: BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Tinjauan Teori 1. NAPZArepository.ump.ac.id/2258/3/ZICO ARFIAN BAB II.pdf · BAB II . TINJAUAN PUSTAKA . A. Tinjauan Teori 1. NAPZA. a. Pengertian NAPZA

(7) Setelah semua family yang drop slip melakukan running

feeling, maka conduct memberikan feedback.

(8) Kegiatan ditutup dengan membaca doa yang dipimpin oleh

conduct.

(9) Setelah selesai semuanya maka diakhiri dengan saling

bersalaman.

d) Static group, yaitu kegiatan sharing feeling secara mendalam di

dalam suatu kelompok kecil yang dipandu oleh satu orang

konselor. Tata cara pelaksanaan static group, yaitu :

(1) Residen dibagi menjadi kelompok-kelompok kecil yang

dipimpin oleh seorang static (peer counsellor).

(2) Setiap kelompok duduk melingkar.

(3) Kegiatan dimulai dengan membaca doa yang dipimpin oleh

counsellor, dimana semua residen dalam setiap kelompok

saling bergandeng tangan.

(4) Kelompok mulai melakukan sharing permasalahan pribadi

mereka, dilanjutkan dengan confrontation (tanya jawab) dan

pemberian feedback oleh masing-masing anggota

kelompok/counsellor.

(5) Kegiatan ditutup dengan pembacaan doa dan diakhiri dengan

saling bersalaman dan berpelukan.

Gambaran Pelaksanaan Therapeutic..., ZICO ARFIAN, Fakultas Ilmu Kesehatan UMP, 2016

Page 44: BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Tinjauan Teori 1. NAPZArepository.ump.ac.id/2258/3/ZICO ARFIAN BAB II.pdf · BAB II . TINJAUAN PUSTAKA . A. Tinjauan Teori 1. NAPZA. a. Pengertian NAPZA

e) Seminar, yaitu kegiatan yang berupa pemberian materi yang

berkaitan dengan narkoba. Tujuannya adalah membuka wawasan

dan menumbuhkan kesadaran diri terhadap bahaya narkoba.

f) Learning experience, yaitu suatu kegiatan pembelajaran kepada

residen yang berupa sanksi dari pelanggaran yang dilakukannnya.

Bentuk dari sanksi tersebut diarahkan pada perubahan sikap, cara

berpikir, disiplin dan evaluasi diri terhadap kesalahannya. Hal ini

dapat dilihat apabila seorang residen yang telah melakukan suatu

pelanggaran aturan yang telah ditentukan haruslah terbuka dan

mengakui kesalahannya didepan rekan residen lainnya.

g) Sport and recreation, yaitu kegiatan bertujuan untuk mereduksi

tingkat stres yang dialami residen selama mengikuti kegiatan.

Kegiatan sport berupa kegiatan senam massal, sepak bola, bola voli

dan bola basket. Sementara kegiatan recreation berupa musik/band

dan video session, yaitu nonton film bersama.

h) Vocational group, yaitu kegiatan pengembangan kreatifitas residen

terdiri dari pembuatan pigura/bingkai foto, pembuatan asbak, pot

bunga dan kerajinan tangan lainnya.

i) Function, merupakan kegiatan yang dilakukan dalam rangka untuk

meningkatkan rasa tanggung jawab dan kepedulian terhadap

kebersihan lingkungan sekitar. Kegiatan ini dijadualkan setiap

harinya dan dilakukan sebelum dan sesudah kegiatan therapeutic

community.

Gambaran Pelaksanaan Therapeutic..., ZICO ARFIAN, Fakultas Ilmu Kesehatan UMP, 2016

Page 45: BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Tinjauan Teori 1. NAPZArepository.ump.ac.id/2258/3/ZICO ARFIAN BAB II.pdf · BAB II . TINJAUAN PUSTAKA . A. Tinjauan Teori 1. NAPZA. a. Pengertian NAPZA

j) Religious session, yaitu kegiatan yang diarahkan pada pendalaman

diri terhadap kehidupan spiritual dan keagamaan.

Dengan aturan-aturan TC seperti di atas, maka diharapkan

pelaksanaan program benar-benar dijalankan oleh residen (residen

merupakan sebutan untuk peserta program TC). Residen sebagai objek

dan subjek yang menjalankan treatment. Program disusun untuk

membuat residen terlibat secara penuh dalam setiap kegiatan, sesuai

dengan job function-nya masing-masing. Kedudukan petugas hanya

sebagai pengawas, yang mengawasi jalannya program. Dalam sebuah

program treatment tentu saja hasil yang diharapkan adalah terjadinya

perubahan sesuai dengan tujuan program. Program akan dikatakan

berhasil apabila program tersebut efektif dilaksanakan, dan

menghasilkan perubahan-perubahan yang bersifat lebih positif.

Gambaran Pelaksanaan Therapeutic..., ZICO ARFIAN, Fakultas Ilmu Kesehatan UMP, 2016

Page 46: BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Tinjauan Teori 1. NAPZArepository.ump.ac.id/2258/3/ZICO ARFIAN BAB II.pdf · BAB II . TINJAUAN PUSTAKA . A. Tinjauan Teori 1. NAPZA. a. Pengertian NAPZA

B. Kerangka Teori

Bagan 2.1. Kerangka Teori

Sumber: Partodiharjo (2008), Alatas (2009), BNN (2009), Hawari (2006), Winarti (2008).

Terapi dan Rehabilitasi Penyalahgunaan NAPZA: 1. Terapi 2. Rehabilitasi

a. Rehabilitasi Medik b. Rehabilitasi Psikiatrik c. Rehabilitasi Psikososial d. Rehabilitasi Psikoreligius e. Forum Silaturahmi f. Program Terminal

Efek Penyalahgunaan Napza: 1. Terhadap kondisi fisik 2. Terhadap kehidupan

mental emosional 3. Terhadap kehidupan sosial

Jenis-Jenis NAPZA: 1. Narkotika 2. Psikotropika 3. Zat Adiktif

NAPZA

Pencegahan Penyalahgunaan NAPZA: 1. Pencegahan primer 2. Pencegahan sekunder 3. Pencegahan tersier

Terapi Komunitas

Tahap Orientasi : 1. Bimbingan fisik 2. Bimbingan ketrampilan 3. Bimbingan sosial 4. Bimbingan kesenian 5. Bimbingan spiritual 6. Oun The spot Terapi

Tahap Terapi Komunitas: 1. Orientation Phase 2. Core Treatment Phase 3. Pre – Reentry Phase 4. Reentry Phase 5. Aftercare Phase

Gambaran Pelaksanaan Therapeutic..., ZICO ARFIAN, Fakultas Ilmu Kesehatan UMP, 2016

Page 47: BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Tinjauan Teori 1. NAPZArepository.ump.ac.id/2258/3/ZICO ARFIAN BAB II.pdf · BAB II . TINJAUAN PUSTAKA . A. Tinjauan Teori 1. NAPZA. a. Pengertian NAPZA

C. Kerangka Konsep

Kerangka konsep merupakan model konseptual yang berkaitan dengan

bagaimana peneliti menyusun teori/menghubungkan secara logis beberapa

faktor yang dianggap penting untuk masalah (Notoatmodjo, 2010). Kerangka

konsep dalam penelitian ini adalah:

Keterangan:

: Variabel yang diteliti

: Arah penelitian

Bagan 2.2 Kerangka Konsep

Orientation Phase

Therapeutic Community

Tahap Orientasi : 1. Bimbingan fisik 2. Bimbingan ketrampilan 3. Bimbingan sosial 4. Bimbingan kesenian 5. Bimbingan spiritual 6. Oun The spot Terapi

Gambaran Pelaksanaan Therapeutic..., ZICO ARFIAN, Fakultas Ilmu Kesehatan UMP, 2016