bab ii tinjauan pustaka a. baca tulis al-qur’an

19
10 BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Baca Tulis Al-Qur’an 1. Pengertian Pembelajaran Baca Tulis Al-Qur’an a) Pengertian Baca Tulis Al-Qur’an. 1) Baca (membaca) Membaca berasal dari kata dasar “baca” yang memahami arti tulisan. Sedangkan dalam kamus besar KBBI, kata baca/membaca diartikan: a) Melihat serta memahami isi dari apa yang tertulis dengan melisankan atau hanya dalam hati. b) Menjaga atau melafalkan apa yang tertulis c) Mengucapkan d) Mengetahui, meramalkan e) Memperhitungkan (KBBI,2012:83) Menurut Soedarso membaca merupkan aktivitas kompleks yang memerlukan sejumlah besar tindakan terpisah-pisah, mencakup pengunaan pengertian, khayalan, penagamatan, dan ingatan (Mulyono.1999:200) Meskipun tujuan akhir membaca adalah untuk memahami isi bacaan, tujuan semacam itu ternyata belum dapat sepenuhnya dicapai oleh anak-anak, terutama pada saat awal belajar membaca. Banyak anak yang

Upload: others

Post on 05-Nov-2021

13 views

Category:

Documents


0 download

TRANSCRIPT

Page 1: BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Baca Tulis Al-Qur’an

10

BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

A. Baca Tulis Al-Qur’an

1. Pengertian Pembelajaran Baca Tulis Al-Qur’an

a) Pengertian Baca Tulis Al-Qur’an.

1) Baca (membaca)

Membaca berasal dari kata dasar “baca” yang memahami arti

tulisan. Sedangkan dalam kamus besar KBBI, kata baca/membaca

diartikan:

a) Melihat serta memahami isi dari apa yang tertulis dengan melisankan

atau hanya dalam hati.

b) Menjaga atau melafalkan apa yang tertulis

c) Mengucapkan

d) Mengetahui, meramalkan

e) Memperhitungkan (KBBI,2012:83)

Menurut Soedarso membaca merupkan aktivitas kompleks yang

memerlukan sejumlah besar tindakan terpisah-pisah, mencakup

pengunaan pengertian, khayalan, penagamatan, dan ingatan

(Mulyono.1999:200)

Meskipun tujuan akhir membaca adalah untuk memahami isi

bacaan, tujuan semacam itu ternyata belum dapat sepenuhnya dicapai oleh

anak-anak, terutama pada saat awal belajar membaca. Banyak anak yang

Page 2: BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Baca Tulis Al-Qur’an

11

dapat membaca lancar suatau bahan bacaan tetapi tidak memahami isi

bacaan tersebut.

Membaca merupakan salah satu fungsi tertinggi otak manusia

dari semua makhluk hidup di dunia ini, hanya manusia yang dapat

membaca. Membaca merupakan kegiatan yang sangat penting untuk

dilakukan dalam hidup kita karena semua proses belajar didasarkan pada

kemampuan kita membaca. Tanpa bisa membaca, manusia dapat

dikatakan tidak bisa hidup di zaman sekarang ini. Sebab hidup manusia

sangat bergantung pada ilmu pengetahuan yang dimilikinya. Dan untuk

mendapatkan ilmu pengetahuan itu, salah satunya dengan cara membaca.

Dalam penelitian ini observasi terutama dilakukan untuk memperoleh data

berkaitan dengan kegiatan program BTQ (Baca Tulis Al-Qur’an).

Dengan demikian, membaca merupakan suatau kegiatan atau

proses kognitif yang berupa untuk menemukan berbagai informasi yang

terdapat dalam tulisan. Hal ini dapat diartikan bahwa membaca merupakan

proses berfikir untuk memahami isi teks yang dibaca (Dalman,2014: 5)

Sedangkan pengertian “membaca” dalam judul penelitian ini secara

khusus merujuk pada kemampuan membaca Al-Qur’an peserta didik.

2) Tulis (menulis)

Dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia “menulis” diartikan

sebagai membuat huruf (angka, dsb) (KBBI,1076) dengan pena (pensil,

kapur, Menulis di sini tidak hanya sekedar membuat huruf , akan tetapi

menulis di sini dapat diartikan sebagai cara mengungkapkan sesuatu

Page 3: BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Baca Tulis Al-Qur’an

12

sampai menjadi tulisan yang layak dikatakan sebagai tulisan, seperti

tulisan di buku, di media massa, di blog, dan sebagainya.

Kegiatan menulis tidak bisa terlepas dari kegiatan membaca. Untuk

memperoleh hasil tulisan yang menarik dan bermanfaat bagi diri sendiri

khususnya dan umumnya untuk khalayak umum, dibutuhkan wawasan

yang luas dan wawasan yang luas dapat diperoleh melalui kegiatan

membaca. Seperti halnya kegiatan membaca, menulis juga dapat

memberikan manfaat. Menurut Dr. Pennebaker, menulis dapat

memberikan manfaat sebagai berikut:

a) Menulis dapat menjernihkan pikiran.

b) Menulis dapat mengatasi trauma yang menghalangi penyelesaian

tugas-tugas penting.

c) Menulis dapat membantu dalam mendapatkan dan mengingat

informasi baru.

d) Menulis dapat membantu memecahkan masalah.

e) Menulis-bebas membantu kita ketika kita terpaksa harus menulis

(Hamowo,2003: 54)

Menulis dalam hal ini diarahkan dalam pembelajaran menulis Al-

Qur’an untuk anak-anak yang tinggal di Indonesia yang beragama Islam

yang belum mampu menulis Al-Qur’an, karna belajar menulis Al-Qur’an

akan lebih mudah ketika anak sudah mampu menulis huruf latin. Untuk itu

Page 4: BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Baca Tulis Al-Qur’an

13

kemampuan menulis huruf latin adalah langkah awal untuk kita belajar

menulis.

3) Al-Qur’an

Lafadz Al-Qur’an berasal dari bahasa Arab, yaitu akar kata dari

qara’a, yang berarti “membaca”. Al-Qur’an adalah bentuk isim masdar

yang diartikan sebagai isim maf’ul, yaitu maqru’ yang berarti yang dibaca.

(Muhammad,2005 :33)

Prof. Dr. T.M. Hasbi Ash-Shiddieqy mendefinisikan Al-

Qur’an adalah: Kalam Allah yang diturunkan kepada Nabi Muhammad

yang ditilawatkan dengan lisan lagi mutawatir penulisannya. (Chabib

Toha, 2012 :24)

Sedangkan menurut Sya’ban Muhammad Ismail dalam kitabnya Al-

Qiraa-aatu Ahkaamuhaa wa Mashdaruhaa, menyebutkan pengertian Al-

Qur’an adalah:

Kalam Allah Ta’ala yang mempunyai kekuatan mukjizat, yang

diturunkan kepada penutup para Nabi dan Rasul (yakni) Muhammad saw.

Melalui perantaraan malaikat Jibril ‘Alaihis Salam, yang tertulis pada

mushhaf, yang sampai kepada umat manusia secara mutawatir,

membacanya merupakan ibadah, yang diawali dengan Surat Al-Fatihah

dan diakhiri dengan Surat An-Nas. (Sya’ban, 2012:15)

Berpijak dari pengertian-pengertian Al-Qur’an yang telah

disebutkan dapat disimpulkan bahwa Al-Qur’an adalah nama bagi kalam

Allah swt. yang diterima oleh Nabi Muhammad saw. melalui malaikat

Page 5: BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Baca Tulis Al-Qur’an

14

Jibril yang tertulis dalam mushhaf, membacanya dinilai sebagai ibadah dan

penyempurna kitab-kitab sebelumnya serta pembimbing untuk masa

depan. Al-Qur’an sebagai nama bagi sesuatu yang tertentu tersebut adalah

nama bagi seluruh isinya sebagai suatu kesatuan maupun bagian-

bagiannya baik surat maupun ayat. Seseorang yang membaca seluruh

isinya dikatakan membaca Al-Qur’an dan seseorang yang membaca hanya

sebagian isinya pun dikatakan membaca Al-Qur’an.

Sedangkan kesimpulan dari Baca tulis Al-Qur’an yaitu salah satu

metode belajar praktis dalam belajar membaca Al-Qur’an yaitu metode

yang mengajarkan: membaca huruf-huruf Al-Qur’an yang sudah

berharokat secara langsung tanpa mengeja, langsung praktek secara mudah

dan praktis bacaan tajwid secara baik dan benar serta materi pelajaran

diberikan secara bertahap dan berkesinambungan. Dan Baca tulis Al-

Qur’an juga merupakan pelajaran muatan lokal di SMP Muhammadiyah 8

Batu yang merupakan bagian dari kurikulum pendidikan agama Islam

yang diajarkan dengan tujuan agar peserta didik dapat membaca serta

menulis Al-Qur’an dengan baik dan benar karena mengingat Al-Qur’an

merupakan sumber utama bagi setiap muslim dalam menjalani kehidupan.

Pada dasarnya membaca dan menulis Al-Qur’an bukan hanya

sekedar latihan membaca dan menulis kata, huruf, ataupun abjad dalam

Al-Qur’an saja. lebih dari itu, diharapkan kita mampu memahami makna

yang terkandung dalam Al-Qur’an, mengenai ajaran-ajaran, larangan

Page 6: BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Baca Tulis Al-Qur’an

15

ataupun perintah sehingga kita akan memperoleh manfaat dari membaca

Al-Qur’an.

2. Pembelajaran Baca Tulis Al-Qur,an.

a. Pengertian Pembelajaran.

1) Menurut bahasa, pembelajaran yang diidentikkan dengan kata

“mengajar” berasal dari kata dasar “ajar” yang berarti petunjuk yang

duberikan kepada orang supaya diketahui (diturut) ditambah dengan

awalan “pe” dan akhiran “an” menjadi “pembelajaran”, yang berarti

proses, perbuatan, cara mengajar atau mengajarkan sehingga anak

didik mau belajar.

2) Menurut istilah,yang diambil dari pendapat Tohirin, pembelajaran

adalah proses yang terjadi yang membuat seseorang atau sejumlah

orang yaitu siswa melakukan proses sesuai dengan rencana pengajaran

yang telah diprogramkan

Bertolak pada kedua pendapat di atas dapat disimpulkan bahwa

pembelajaran adalah suatu proses yang mengarahkan siswa dalam

melakukann proses belajar yang melibatkan unsur-unsur manusiawi,

material, fasilitas dan perlengkapan serta prosedur yang saling

mempengaruhi untuk mencapai tujuan pembelajaran.

Pembelajaran baca tulis Al-Qur’an sebagai upaya memegang teguh

kitab suci Al-Qur’an, umat Islam setidaknya dapat membaca Al-Qur’an

dengan fasih serta dapat menulis dengan baik dan benar,untuk mencapai

hal itu, maka diberikanlah pelajaran Al-Qur’an yang dimasukkan kedalam

Page 7: BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Baca Tulis Al-Qur’an

16

kurikulim pendidikan agama Islam, oleh karna itu dasar adanya pengajaran

tentang Al-Qur’an antara lain: Qur’an dan Hadits memerintahkan untuk

melaksanakan kegiatan membaca dan menulis Al-Quran kepada umat

Islam diantara Al-Qur’an dan hadits yang dijadikan sebagai dasar

pelaksanaan baca tulis Al-Qur’an

1) Dasar Al-Qur’an

إِقرأ با سم ربك الذي خلق خلق الإ نسن من علق إقرأ وربك لأكرم ألذي علم با القلم

علم لإنسن ما لم يعلم

Bacalah dengan (menyebut) nama Tuhanmu yang menciptakan, dia telah

menciptaan manusia dari segumpal darah, bacalah, dan Tuhanmulah yang

Maha pemurah, yang mengajar (manusia) dengan perantara kalam, dia

mengajarkan manusia apa yang tidak diketahuinya (Q.S. al-‘Alaq/ 96: 15).

Dalam tafsir An-Nur dijelaskan bahwa kamu, hai Muhammad,

hendaklah menjadi seorang seorang yang dapat membaca dengan kodrat

Allah, yang telah menciptakan dengan iradatnya. Tuhan menjadikan

manusia, makhluk yang paling mulia dari segumpal darah. Kemudian

bacalah, Allah mengulangi perintah ini karna menurut kebiasaan,

seseorang baru bisa membaca sesuatu dengan lancar setelah

mengulangnya beberapa kali.mengulang ulangi perintah disini sebagai

ganti mengulangi bacaan.tuhan yang menjadikan pena (kalam) sebagai alat

untuk mengungkapkan buah pikiran melalui tulisan dan untuk

Page 8: BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Baca Tulis Al-Qur’an

17

memberikan pengertian kepada orang lain. Dialah Allah yang telah

mengajari manusia apa-apa yang belum diketahui.

Ayat di atas merupakan dasar perintah untuk membaca Al-Qur’an

sekaligus merupakan wahyu yang pertama yang diterima oleh Nabi

Muhammad SAW, kata Iqra’ yaitu bacalah dalam dasar tersebut sebanyak

dua kali. Mengungkap makna bahwa membaca harus dilakukan berulang

kali agar mampu membaca dengan lancar. Perintah ini tidak hanya

ditujukan kepada Nabi Muhammad SAW, tetapi juga perintah gabi para

pengikut beliu membaca itu sangatlah penting, karna membaca merupakan

pengantar manusia membuka jendela dunia.

2). Dasar hadits

عن أ بو أما مة البا هلي قل : سمعت رسول الله صلى الله عليه و سلم يقول :إقرؤوا

القرأن

Bacalah Al-Qur’an karna ia akan datang pada hari kiamat untuk membari

syafaat kepada ahli-ahlinya (H.R. Muslim)

Hadits di atas memberi pengertian betapa dahsyatnya Al-Qur’an seوtiap

muslim yang percaya bahwa dengan membaca Al-Qur’an akan memberi

pertolongan pada hari kiamat.

3). Materi Pembelajaran Baca Tulis Al-Quran

Untuk mencapai sebuah tujuan yang diharapkan dalam pembelajaran

baca tulis Al-Qur’an, maka materi harus juga relavan atau dapat mengantarkan

proses pembelajaran sampai pada tujuan tersebut. Materi yang diajarkan

Page 9: BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Baca Tulis Al-Qur’an

18

kepada siswa di fokuskan pada pembelajaran Al-Qur’an itu sendiri yang

mencangkup:

a. Qira’ah/ tajwid

b. Tahfizzul AlQur’an waddu’a

c. Menerjemahkan Al-Quran

4). Metode-Metode Pembelajaran Baca Tulis Al-Qur’an.

a. Metode Qira’ati

Menurut Imam Murjito artinya “bacaanku” yang bermakna inilah

bacaanku (bacaan Al-Qur’an) yang baik dan benar sesuai dengan kaidah

ilmu tajwid. Jadi metode qira’ati adalah suatu cara penyampaian pelajaran

kepada anak dengan tidak mengeja, tetapi langsung membaca bunyi huruf

yang ada di buku panduan qira’ati atau yang terdapat di dalam Al-Qur’an.

Dalam pengajaran Qira’ati, terdapat beberapa petunjuk diantaranya:

1) Mengajarkan langsung huruf hidup, tidak boleh diuraikan.

2) Guru cukup menjelaskan pokok pelajaran (atas sendiri dari tiap

halaman) tidak boleh menuntun peserta didik dalam membaca.

3) Guru cukup mengawasi dan menjelaskan apa-apa yang kurang

4) Apabila dalam membaca, peserta didik masih banyak yang salah maka

harus diulang-ulang sampai bisa.

Untuk mengajarkan buku jilid 1-2 metode ini, guru diharuskan

telaten mengajari peserta didik satu demi satu. Ini supaya guru mengerti

kemampuan peserta didiknya. Untuk jilid 3-6 dilakukan secara klasikal,

Page 10: BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Baca Tulis Al-Qur’an

19

yaitu beberapa peserta didik membaca dan menyimak bersama dalam satu

ruangan. Dalam perkembangannya, sasaran metode Qira’ati kian

diperluas. Dan saat ini ada Qira’ati untuk anak usia 4-6 tahun, untuk 6-12

tahun, dan untuk mahasiswa.

Metode bacaan Al-Qur’an Qiraati ditemukan oleh KH. Dahlan

Salim Zarkasyi (w. 2001 M) dari Semarang Jawa Tengah. Metode ini

memungkinkan anak-anak mempelajari al Qur’an secara mudah dan cepat.

Dalam pembelajaran metode Qira’ati ini memiliki tujuan sebagai berikut :

1) Menjaga dan memelihara kehormatan dan kesucian al Qur’an

2) Menyebarkan ilmu bacaan Al-Qur’an yang benar dengan cara yang

benar

3) Mengingatkan para guru Al-Qur’an agar berhati-hati dalam

mengajarkannya .

4) Meningkatkan kualitas pendidikan atau pengajaran Al-Qur’an.

Adapun aturan yang digunakan dalam pembelajaran dengan

menggunakan metode Qira’ati adalah sebagai berikut:

5) Membaca langung tanpa mengeja

6) Praktik bacaan bertajwid secara mudah dan prektis

7) Susunan materi bertahap dan berkesinambungan

8) Materi disusun dengan system modul/paket

9) Banyak latihan membaca

10) Belajar sesuai kesiapan dan kemampuan murid

11) Evaluasi setiap pertemuan

Page 11: BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Baca Tulis Al-Qur’an

20

12) Belajar dan mengajar secara “talaqqi-musyafahah”; dan Guru

pengajarnya harus ditashih (ijazah billisan

b. Metode Iqra’

Setelah metode Qira’ati, lahir metode-metode lainnya. Sebut saja

metode Iqra’ yang ditemukan oleh KH. As’ad Humam dari Yogyakarta,

yang terdiri dari enam jilid. Dengan hanya belajar 6 bulan, peserta didik

sudah mampu membaca Al-Qur’an dengan lancar.

Metode Al-Qur’an ini sangat terkenal sekali di kalangan

pendidikan Al-Qur’an yang sering digunakan pada pemula (TPQ). Sistem

dan metode pengajaran Iqra’ lebih mengedepankan pada penguasaan

secara individual. Pengajaran model ini tidak mengenal waktu tertentu.

Peserta didik dapat menyelesaikan dengan cepat kalau pemahaman

membaca sudah baik, dan peserta didik akan tinggal kelas kalau dianggap

belum mampu. Tahap metode ini adalah pertama peserta didik diharuskan

membaca satu persatu secara aktif lembaran-lembaran Iqra’ dan guru

hanya menerangkan pokok-pokok pelajaran saja. Karena sifatnya

individual, maka tingkat hasil yang dicapainya tidaklah sama, maka setiap

selesai belajar, guru perlu mencatat hasil belajarnya pada kartu

prestasipeserta didik, kalau memang sudah memahami betul makna

peserta didik baru dinaikkan ke tahap berikutnya (Imam Murjito, 1994)

5). Media Pembelajaran BTQ

(Munadi,2010: 7) mendefinisikan media pembelajaran sebagai segala

sesuatu yang dapat menyampaikan dan menyalurkan pesan dari sumber secara

Page 12: BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Baca Tulis Al-Qur’an

21

terencana sehingga tercipta lingkungan belajar yang kondusif dimana

penerimanya dapat melakukan proses belajar secara efesien dan efektif.

Menurut (Ardyad,2011:3 ) mendiskripsikan secara lebih khusus

pengertian media dalam proses belajar mengajar cenderung di artikan

sebagai alat-alat grafis, photografis, atau elektronis untuk menangkap dan

memproses penyusunan kembali informasi visual atau verbal secara

ringkasnya, media adalah alat yang menyampaikan atau menghantarkan

pesan-pesan pembelajaran.

Adapun Media yang digunakan dalam pembelajaran Baca Tulis Al-Qur’an

adalah :

1. Papan tulis

2. LCD

3. Alat tulis/kertas

B. Kegiatan Pembelajaran Ekstrakurikuler

Ada beberapa hal yang akan dikupas pada bagian ini meliputi:

1. Pengertian Kegiatan Ekstrakurikuler BTQ

a) Pengertian Ekstrakurikuler

Dari segi bahasa “ekstra” yang berarti tambahan diluar yang resmi,

sedangkan menurut istilah “ekstrakurikuler” kegiatan yang berada

diluar program yang tertulis didalm kurikulum, seperti latihan

kepemimpinan dan pembinaan peserta didik ( KBBI,2005: 291)

Menurut Suharsismi, ekstrakurikuler adalah kegiatan

tambahan duluar struktur yang pada umumnya merupakan kegiatan

Page 13: BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Baca Tulis Al-Qur’an

22

pilihan. Sedangkan defisi kegiatan ekstrakurikuler menurut direktorat

pendidikan pendidikan menengah kejuruan adalah kegiatan yang

dilakukan diluar sekolah agar lebih memperkarya dan memperluas

wawasan pengetahuan dan kemampuan yang telah dipelajari dari

berbagai mata pelajaran dalam kurikulum.

b) Pengertian pembelajaran

1. Menurut bahasa, pembelajaran yang diidentikkan dengan kata

“mengajar” berasal dari kata dasar “ajar” yang berarti petunjuk yang

duberikan kepada orang supaya diketahui (diturut) ditambah

dengan awalan “pe” dan akhiran “an” menjadi “pembelajaran”,

yang berarti proses, perbuatan, cara mengajar atau mengajarkan

sehingga anak didik mau belajar (Asri,2005:30).

2. Menurut istilah yang diambil dari pendapat Tohirin, pembelajaran

adalah proses yang terjadi yang membuat seseorang atau sejumlah

orang yaitu siswa melakukan proses sesuai dengan rencana

pengajaran yang telah diprogramkan

d) Kesimpulan akhir

Pembelajaran ekstrakurikuler merupakan pembelajaran yang

dilakukan diluar jam mata pelajaran agar siswa dapat mengembangkan

kepribadian, bakat dan kemampuannya di berbagai bidang akademik,

hubungan dengan prestasi belajar siswa melalui kegiatan ekstrakurikuler

tersebut siswa dapat bertambah wawasan mengenai mata pelajaran yang

erat kaitannya dengan pelajaran di ruang kelas dan biasanya yang

Page 14: BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Baca Tulis Al-Qur’an

23

membimbing siswa dalam mengikuti kegiatan ekstrakurikuler adalah guru

bidang studi yang bersangkutan .

2. Pelaksanaan Program Ekstrakurikuler

a. Pengertian Pelaksanaan

Pelaksanaan program kegiatan ekstrakurikuler hendaknya

dikendalikan untuk mencapai tujuan-tujuan yang telah diarapkan dan

kontribusinya terhadap perwujudan visi sekolah. Dari setiap pelaksanaan

program kegiatan ekstrakurikuler hendaknya diusahakan suasana yang

kondusif, tidak perlu membebani siswa dan tidak merugikan aktivitas

kurikuler sekolah. Pelaksanaan kegiatan konsisten sebagaimana terjadwal

dan terpuplikasikan. Kerja sama tim adalah fundamental, hindari

pembatasan untuk partisipasi. Setiap personil disekolah, sesuai dengan

fungsinya, pada dasarnya bertanggung jawab atas pengembangan program

ekstrakurikuler yang diselenggarakan. Adapun ragam dan banyaknya

sember daya manusia yang diperlikan untuk menangani pengelolaan

program ekstrakurikuler itu tergantung pada kebutuhan yang

berkembang,kompleksitas tugas-tugas penyelenggaraan program, dan

kebijakan dari pimpinan sekolah sebagaiman hasil kesepakan antar pihak

yang berkepentingan.

b. Kesimpulan akhir

Evaluasi ekstarakurikuler yang dimaksudkan untuk mengumpulkan

data atau informasi mengenai tingkat keberhasilan yang tercapai pada

siswa. Penilaian dapat dilakukan sewaktu waktu untuk menetapkan tingkat

Page 15: BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Baca Tulis Al-Qur’an

24

keberhasilan siswa pada tahap-tahap tertentu dan untuk jangka waktu

berkenan dengan proses dan hasil kegiatan

3. Fungsi dan Tujuan Ektrakurikuler

Kegiatan ekstrakurikuler Baca tutis Al-Qur’an di sekolah

memiliki fungsi pengembangan, sosial, rekreatif, dan persiapan karir yang

dijelaskan lebih lanjut yakni:

a) Fungsi pengembangan, yakni bahwa kegiatan ekstrakurikuler Baca

tuis Al-Quran berfungsi untuk mendukung perkembangan personal

peserta didik melalui perluasan minat, pengembangan potensi, dan

pemberian kesempatan untuk pembentukan karakter, dan

pengembangan diri.

b) Fungsi sosial, yakni bahwa kegiatan ekstrakurikuler Baca tuis Al-

Quran berfungsi untuk mengembangkan kemampuan dan rasa

tanggung jawab sosial peserta didik. Kompetensi sosial dikembangkan

dengan memberikan kesempatan kepada peserta didik untuk

memperluas pengalaman sosial, praktek keterampilan sosial, dan

internalisasi nilai moral dan nilai sosial.

c) Fungsi rekreatif, yakni bahwa kegiatan ekstrakurikuler Baca tuis Al-

Quran dilakukan dalam suasana rileks, menggembirakan, dan

menyenangkan sehingga menunjang proses perkembangan peserta

didik. Kegiatan ekstrakurikuler Baca tuis Al-Quran harus dapat

menjadikan kehidupan atau atmosfer sekolah lebih menantang,

menyenangkan, dan lebih menarik bagi peserta didik.

Page 16: BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Baca Tulis Al-Qur’an

25

d) Fungsi persiapan karir, yakni bahwa kegiatan ekstrakurikuler Baca tuis

Al-Quran berfungsi untuk mengembangkan kesiapan karir peserta

didik melalui pengembangan kapasitas, bakat, dan minat

(Kemendikbut, 2014:6)

Sedangkan dalam Peraturan Menteri Pendidikan Dan

Kebudayaan Republik Indonesia Nomor 62 Tahun 2014 Tentang Kegiatan

Ekstrakurikuler ayat (2) yaitu: Kegiatan Ekstrakurikuler diselenggarakan

dengan tujuan untuk mengembangkan potensi, bakat, minat, kemampuan,

kepribadian, kerjasama, dan kemandirian peserta didik secara optimal

dalam rangka mendukung pencapaian tujuan pendidikan nasional.

Kegiatan ekstrakurikuler diselenggarakan dengan tujuan untuk

mengembangkan potensi, bakat, minat, kemampuan, keterampilan,

kepribadian, kerjasama, dan kemandirian peserta didik secara optimal

dalam rangka mendukung pencapaian tujuan pendidikan nasional

(Dipdiknas, 2002:56).

4. Langkah-Langkah Pembelajaran Ekstrakurikuler BTQ

a. Mendengarkan bacaan dengan baik dan memahaminya.

b. Mengulang ayat-ayat Al-Qur’an lebih dari satu kali.

c. Menerapkan metode membaca dan hukuman terhadap anak.

d. Memperhatikan kemampuan dan kesiapan anak dalam membaca.

e. Mengajarkan pada anak agar menjadikan bacaannya, bacaan yang

penuh nilai ibadah juga bacaan yang penuh dengan tadabbur terhadap

makna, perintah, larangan, ancaman, serta pahalanya.

Page 17: BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Baca Tulis Al-Qur’an

26

5. Dampak Pembelajaran Ekstrakurikuler

Setiap kegiatan sekolah memberikan dampak kepada proses

pembelajaran ataupun kepada siswa. Baik dampak positif ataupun dampak

negatif.

a. Dampak positif

Adapun dampak positif dari ekstrakurikuler terhadap prestasi

belajar siswa antara lain:

1. Memberikan siswa akademik maupun non akademik.

2. Membentuk karakter siswa .

3. Mengembangkan bakat siswa

4. Menunjang prestasi belajar siswa.

b. Dampak negatif

Selain memiliki dampak positif, ekstrakurikuler juga berdampak

negatif antara lain:

1. Mengurangi waktu belajar siswa baik dirumah maupun disekolah

2. Sangat menguras stamina para siswa karena waktu istrahat

mereka digunakan untuk kegiatan ekstrakurikuler.

3. Terkadang mengganggu kegiatan belajar siswa di kelas.

C. Evaluasi Ekstrakurikuler Baca Tulis Al-Qur’an

a) Pengertian Evaluasi

Page 18: BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Baca Tulis Al-Qur’an

27

1. Menurut bahasa, secara harfiah kata evaluasi berasal dari bahasa

inggris evaluation; dalam bahasa arab: al-Taqdir( التقدير) , dalam

bahasa indonesia berarti; penilaian. Akar katanya dalah value;

dalam bahasa arab: al-Qimah )اٍلقيمة( ; dalam bahasa indonesia

berarti; nilai. Dengan demikian secara harfiah, evaluasi pendidikan

(educational evaluation = al-Taqdir al Tarbawiy (القدير التربوى),

dapat diartikan sebagai : penilaian dalam (bidang) pendidikan atau

penilaian mengenal hal-hal yang berkaiatan dengan kegiatan

pendidikan (Annas Sudijono,2011:01)

2. Menurut istilah yang diambil dari pendapat Norman E. Grounlund

evaluasi adalah suatu proses yang sistemastis untuk menentukan

atau membuat keputusan sampai sejauh mana tujuan-tujuan

pengajaran yang dicapai oleh siswa (M.Ngalim Purwanto,2013:05)

b) Kesimpulan Akhir

Dilihat dari kedua pendapat di atas dapat disimpulkan bahwa

evaluasi adalah Satuan pendidikan melakukan evaluasi Program

Kegiatan Ekstrakurikuler pada setiap akhir tahun ajaran untuk

mengukur ketercapaian tujuan pada setiap indikator yang telah

ditetapkan. Hasil evaluasi ini digunakan untuk menentukan tingkat

keberhasilan pelaksanaan kegiatan ekstrakurikuler, mencari solusi dari

kendala dan permasalahan yang muncul dalam pelaksanaan kegiatan

ekstrakurikuler, sekaligus untuk memperbaiki dan meningkatkan

kualitas kegiatan ekstrakurikuler. Untuk memastikan apakah para

Page 19: BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Baca Tulis Al-Qur’an

28

pembina ekstrakurikuler melaksanakan kegiatan tersebut dengan baik,

maka pihak sekolah diharapkan membentuk tim yang melakukan

pengawasan pelaksanaan kegiatan ekstrakurikuler tersebut

(Dekdikbut,2014:236)