bab ii tinjauan pustaka 2.1 longsorlahanrepository.ump.ac.id/3123/3/bab ii.pdf · longsorlahan...

14
5 BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Longsorlahan Gerakan tanah atau yang lebih umum dikenal dengan istilah Longsorlahan (landslide) adalah proses perpindahan matrial pembentuk lereng berupa suatu massa tanah dan batuan dalam jumlah yang besar menuju ke bawah atau tempat yang lebih rendah (Dibyosaputro. 1999. Dalam Bayu Septianto S U. 2008). Longsorlahan merupakan salah satu jenis gerakan massa tanah atau batuan, ataupun percampuran keduanya, menuruni atau keluar lereng akibat dari terganggunya kestabilan tanah atau batuan penyusun lereng tersebut. Pemicu dari terjadinya gerakan tanah ini adalah curah hujan yang tinggi serta kelerengan tebing. (Peraturan Kepala Badan Nasional Penanggulangan Bencana Nomor 4 Tahun 2008 Tentang Pedoman Penyusunan Rencana Penanggulangan Bencana). Longsorlahan merupakan gerakan material penyusun lereng ke arah bawah yang berupa tanah, lumpur, regolith, bedrock karena adanya pengaruh tarikan gaya gravitasi bumi. Semakin curam suatu lereng maka semakin besar kemungkinan terjadi luncuran material tersebut jatuh ke tempat yang lebih rendah (Strahler,1997. Dalam Lilik Kurniawan. 2008). Jenis-jenis pergerakan tanah terdiri dari jatuhan (falls), aliran (flows), longsoran (slides), dan amblasan (subsidence). Longsorlahan merupakan salah satu bagian dari gerakan tanah, Risiko Longsorlahan Pada…, Vindi Ramadhan, FKIP, UMP, 2016

Upload: buihuong

Post on 07-Mar-2019

223 views

Category:

Documents


0 download

TRANSCRIPT

Page 1: BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Longsorlahanrepository.ump.ac.id/3123/3/BAB II.pdf · Longsorlahan merupakan gerakan material penyusun lereng ke arah bawah yang berupa tanah, lumpur,

5

BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

2.1 Longsorlahan

Gerakan tanah atau yang lebih umum dikenal dengan istilah Longsorlahan

(landslide) adalah proses perpindahan matrial pembentuk lereng berupa suatu massa

tanah dan batuan dalam jumlah yang besar menuju ke bawah atau tempat yang lebih

rendah (Dibyosaputro. 1999. Dalam Bayu Septianto S U. 2008). Longsorlahan

merupakan salah satu jenis gerakan massa tanah atau batuan, ataupun percampuran

keduanya, menuruni atau keluar lereng akibat dari terganggunya kestabilan tanah atau

batuan penyusun lereng tersebut. Pemicu dari terjadinya gerakan tanah ini adalah

curah hujan yang tinggi serta kelerengan tebing. (Peraturan Kepala Badan Nasional

Penanggulangan Bencana Nomor 4 Tahun 2008 Tentang Pedoman Penyusunan

Rencana Penanggulangan Bencana).

Longsorlahan merupakan gerakan material penyusun lereng ke arah bawah

yang berupa tanah, lumpur, regolith, bedrock karena adanya pengaruh tarikan gaya

gravitasi bumi. Semakin curam suatu lereng maka semakin besar kemungkinan

terjadi luncuran material tersebut jatuh ke tempat yang lebih rendah (Strahler,1997.

Dalam Lilik Kurniawan. 2008). Jenis-jenis pergerakan tanah terdiri dari jatuhan

(falls), aliran (flows), longsoran (slides), dan amblasan (subsidence). Longsorlahan

merupakan salah satu bagian dari gerakan tanah,

Risiko Longsorlahan Pada…, Vindi Ramadhan, FKIP, UMP, 2016

Page 2: BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Longsorlahanrepository.ump.ac.id/3123/3/BAB II.pdf · Longsorlahan merupakan gerakan material penyusun lereng ke arah bawah yang berupa tanah, lumpur,

6

Ditinjau dari kecepatan dan jenis material yang bergerak, longsorlahan dapat

dibedakan menjadi 2 jenis sebagai berikut (Sutikno, 2000. Dalam Lilik Kurniawan.

2008):

1. Debris avalanche

Material longsoran yang bergerak secara bersama-sama, bergerak dengan

kecepatan tinggi dan dalam waktu yang tiba-tiba. Dalam bahasa asing

disebut debris avalanche.

2. Longsoran

Material longsoran yang bergerak dengan kecepatan lamban akan

menimbulkan bekas longsoran dengan bentuk menyerupai tapal kuda.

Jenis longsoran ini antara lain berupa nendatan yang diikuti oleh rekahan,

retakan dan belahan.

Terdapat 6 jenis tanah longsor yang sering terjadi di Indonesia, yakni:

1. Longsoran translasi

Gambar 2.1: Longsoran Translasi

(Sumber: Nandi. 2007)

Longsoran translasi adalah bergeraknya massa tanah dan batuan pada bidang

gelincir berbentuk rata atau menggelombang landai.

Risiko Longsorlahan Pada…, Vindi Ramadhan, FKIP, UMP, 2016

Page 3: BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Longsorlahanrepository.ump.ac.id/3123/3/BAB II.pdf · Longsorlahan merupakan gerakan material penyusun lereng ke arah bawah yang berupa tanah, lumpur,

7

2. Longsor rotasi

Gambar 2.2: Longsoran Rotasi

(Sumber: Nandi. 2007)

Longsoran rotasi adalah bergeraknya massa tanah dan batuan pada bidang

gelincir berbentuk cekung.

3. Pergerakan balok

Gambar 2.3: Longsor Anbaloki

(Sumber: Nandi. 2007)

Pergerakan balok adalah perpindahan batuan yang bergerak pada bidang

gelincir berbentuk rata. Longsoran ini disebut juga longsoran translasi balok

batu.

Risiko Longsorlahan Pada…, Vindi Ramadhan, FKIP, UMP, 2016

Page 4: BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Longsorlahanrepository.ump.ac.id/3123/3/BAB II.pdf · Longsorlahan merupakan gerakan material penyusun lereng ke arah bawah yang berupa tanah, lumpur,

8

4. Runtuhan batu

Gambar 2.4: Longsoran Runtuhan Batu

(Sumber: Nandi. 2007)

Runtuhan batu terjadi ketika sejum-lah besar batuan atau material lain

bergerak ke bawah dengan cara jatuh bebas. Umumnya terjadi pada lereng

yang terjal hingga menggantung terutama di daerah pantai. Batu batu besar

yang jatuh dapat menyebabkan kerusakan yang parah.

5. Rayapan tanah

Gambar 2.5: Longsoran Rayapan Tanah

(Sumber: Nandi. 2007)

Rayapan Tanah adalah jenis tanah longsor yang bergerak lambat. Jenis

tanahnya berupa butiran kasar dan halus. Jenis tanah longsor ini hampir tidak

Risiko Longsorlahan Pada…, Vindi Ramadhan, FKIP, UMP, 2016

Page 5: BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Longsorlahanrepository.ump.ac.id/3123/3/BAB II.pdf · Longsorlahan merupakan gerakan material penyusun lereng ke arah bawah yang berupa tanah, lumpur,

9

dapat dikenali. Setelah waktu yang cukup lama longsor jenis rayapan ini bisa

menyebabkan tiang-tiang telepon, pohon, atau rumah miring ke bawah.

6. Aliran bahan rombakan

Gambar 2.6: Longsoran Aliran Bahan Rombakan

(Sumber: Nandi. 2007)

Jenis tanah longsor ini terjadi ketika massa tanah bergerak didorong oleh air.

Kecepatan aliran tergantung pada kemiringan lereng, volume dan tekanan air,

dan jenis materialnya. Gerakannya terjadi di sepanjang lembah dan mampu

mencapai ratusan meter jauhnya. Di beberapa tempat bisa sampai ribuan

meter seperti di daerah aliran sungai di sekitar gunungapi. Aliran tanah ini

dapat menelan korban cukup banyak.

2.2 Penggunaan Lahan Sawah

Sawah adalah tanah yang digunakan untuk bertanam padi sawah, baik terus-

menerus sepanjang tahun maupun bergiliran dengan tanaman palawija (Sarwono

Hardjowigeno, dkk).

Risiko Longsorlahan Pada…, Vindi Ramadhan, FKIP, UMP, 2016

Page 6: BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Longsorlahanrepository.ump.ac.id/3123/3/BAB II.pdf · Longsorlahan merupakan gerakan material penyusun lereng ke arah bawah yang berupa tanah, lumpur,

10

Lahan sawah adalah suatu jenis pemaanfaatan lahan yang pengelolaannya

membutuhkan air, lahan sawah mempunyai permukaan yang datar atau sengaja

didatarkan (dibuat teras) dan dibatasi oleh pematang sawah yang fungsinya untuk

menahan genangan air (Departemen Pertanian).

Sawah irigasi adalah sawah yang pengairannya berasal dari saluran irigasi

alami maupun buatan yang berada disekitar persawahan sedangkan sawah tadah

hujan adalah sawah yang pengairannya hanya berasal dari turunnya hujan atau

pengairannya sangan bergantung dengan cura hujan di suatu wilayah (Departemen

Pertanian).

Pertanian padi sudah lama dikenal oleh dunia. Salah satu aplikasi tersebut

berada di lereng pegunungan yang terwujud dengan pengolahan lahan oleh manusia

dalam praktek pertanian, sehingga tercipta hamparan sawah yang berundak-undak

atau berteras. Budaya sawah teras diduga merupakan budaya khas masyarakat di Asia

Pasifik yang telah diwariskan turun temurun (Von Droste dkk. 1995 Dalam Rai

Asmiwyati. 2005).

2.3 Daerah Aliran Sungai

Daerah Aliran Sungai (DAS) merupakan ruang dimana sumber daya alam,

terutama vegetasi, tanah dan air, berada pada kawasan yang sama dan tersimpan serta

tempat hidup bagi manusia untuk memanfaatkan sumberdaya alam yang terdapat

pada wilayah DAS guna memenuhi kebutuhan hidupnya. DAS didefinisikan sebagai

Risiko Longsorlahan Pada…, Vindi Ramadhan, FKIP, UMP, 2016

Page 7: BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Longsorlahanrepository.ump.ac.id/3123/3/BAB II.pdf · Longsorlahan merupakan gerakan material penyusun lereng ke arah bawah yang berupa tanah, lumpur,

11

suatu wilayah daratan yang merupakan satu kesatuan antara sungai dan anak-anak

sungai yang menjadi satu, yang berfungsi untuk menampung, menyimpan dan

mengalirkan air yang berasal dari hulu sungai dan mengalirkannya ke hilir secara

alami. (UU No. 7 Tahun 2004 Dan PP No. 37 Tahun 2012 Dalam Seminar Nasional,

2014. Dalam Devi 2014)

Daerah aliran sungai (DAS) adalah suatu sistem ekosistem alam dimana ada

interaksi antara organisme dan lingkungannya secara dinamik dan saling memiliki

ketergantungan satu sama lain dalam setiap komponennya (Asdak, 2002. Dalam A.R

As-syakur 2010).

Daerah aliran sungai (DAS) merupakan daerah resapan air yang fungsinya

dapat mengatur system tata air, secara alami kualitas DAS dapat dipengaruhi oleh

faktor biofisik pembentk tanah yaitu relief, topografi, fisiografi, iklim, tanah, air, dan

vegetasi (tan, 1991. Dalam Nanang Komarudin. 2008).

2.4 Risiko

Risiko bencana adalah potensi kerugian yang ditimbulkan akibat bencana

pada suatu wilayah dan kurun waktu tertentu yang dapat berupa kematian, luka, sakit,

jiwa terancam, hilangnya rasa aman, mengungsi, kerusakan atau kehilangan harta,

dan gangguan kegiatan masyarakat. (Peraturan Kepala Badan Nasional

Penanggulangan Bencana Nomor 4 Tahun 2008 Tentang Pedoman Penyusunan

Rencana Penanggulangan Bencana).

Risiko Longsorlahan Pada…, Vindi Ramadhan, FKIP, UMP, 2016

Page 8: BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Longsorlahanrepository.ump.ac.id/3123/3/BAB II.pdf · Longsorlahan merupakan gerakan material penyusun lereng ke arah bawah yang berupa tanah, lumpur,

12

(Benson dan Clay. 2004. Dalam Yayat Supriyatna) membagi dampak bencana

menjadi tiga bagian yaitu:

1. Dampak langsung dari bencana, meliputi kerugian materil dari kerusakan

harta benda yang dimiliki (lahan pertanian, bangunan tempat tinggal,

kendaraan bermotor, emas, barang-barang elektronik tempat usaha, lahan

pertanian dan lain-lain).

2. Dampak tidak langsung meliputi hilangnya barang atau jasa yang

diproduksi dan hilangnya pendapatan, akibat terhentinya proses produksi.

3. Dampak lanjutan bias diartikan sebagai dampak yang terasa setelah

beberapa waktu karena sebelumnya telah direncanakan suatu program,

contohnya terganggunya rencana-rencana pembangunan yang telah

disusun dan meningkatnya angka kemiskinan akibat dari bencana yang

melanda.

2.5 Bahaya

Bahaya adalah kemungkinan suatu peristiwa yang memiliki potensi untuk

merusak dalam suatu periode waktu dan dalam wilayah tertentu (Westen, 1993.

Dalam Nugroho H P. 2012).

Bahaya (Hazards) adalah fenomena alam yang luar biasa yang berpotensi

untuk merusak atau mengancam kelangsungan kehidupan manusia, kehilangan harta-

Risiko Longsorlahan Pada…, Vindi Ramadhan, FKIP, UMP, 2016

Page 9: BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Longsorlahanrepository.ump.ac.id/3123/3/BAB II.pdf · Longsorlahan merupakan gerakan material penyusun lereng ke arah bawah yang berupa tanah, lumpur,

13

benda, kehilangan mata pencaharian, kerusakan lingkungan. Misal: tanah longsor,

banjir, gempa-bumi, letusan gunungapi, kebakaran dan lain-lain (Anonim1).

2.6 Kerugian

Kerugian materil adalah kerugian yang dialami oleh seseorang dapat dihitung

dengan uang, kerugian tersebut dapat berupa kehilangan harta benda, kehilangan

bangunan tempat usaha, kehilangan lahan pertanian serta kehilangan benda berharga

lainnya (Anonim2).

Kerugian nonmaterial adalah kerugian yang dialami oleh seseorang yang tidak

bias dihitung dengan uang atau tidak bias dinilai dengan pasti karena setiap orang

mempunyai nilai yang berbeda terhadap sesuatu yang dimilikinya (Anonim3).

2.7 Penelitian Sebelumnya

Suwarno, 2001 dalam penelitiannya yang berjudul “Studi Geomorfologi untuk

Estimasi Bahaya dan Risiko Longsorlahan di Kecamatan Tanon Kabupaten Sragen

Propinsi Jawa Tengah”. Tujuan penelitiannya adalah mempelajari klasifikasi dan

mengetahui agihan kelas bahaya longsorlahan di daerah penelitian, dan mengetahui

risiko yang diakibatkan oleh longsorlahan di daerah penelitian. Metode yang

digunakan adalah Survei dan observasi lapangan dan laboratorium. Hasil

penelitiannya berupa Peta Geomorfologi, Peta Kerentanan Bahaya Longsorlahan, dan

Peta Risiko Longsorlahan.

Risiko Longsorlahan Pada…, Vindi Ramadhan, FKIP, UMP, 2016

Page 10: BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Longsorlahanrepository.ump.ac.id/3123/3/BAB II.pdf · Longsorlahan merupakan gerakan material penyusun lereng ke arah bawah yang berupa tanah, lumpur,

14

Yongki Fajar Mustofa, 2013 dalam penelitiannya yang berjudul “Kajian

Risiko Longsorlahan di Kecamatan Ajibarang Kabupaten Banyumas”. Tujuan

penelitian tersebut adalah mengetahui tingkat risiko longsorlahan di daerah

penelitian. Metode yang digunakan dalam penelitian tersebut adalah Survey

lapangan. Hasil penelitannya berupa peta risiko Longsorlahan.

Tabel 2.1 menyajikan perbandingan penelitian terdahulu

Tabel 2.1 Penelitian Sebelumnya

Peneliti/

Tahun

Suwarno

(2001)

Yongki Fajar Mustofa

(2013)

Vindi Ramadhan

(2016)

Judul Studi Geomorfologi

untuk Estimasi

Bahaya dan Risiko

Longsorlahan di

Kecamatan Tanon

Kabupaten Sragen

Propinsi Jawa Tengah

Kajian Risiko

Longsorlahan di

Kecamatan Ajibarang

Kabupaten Banyumas

Analisis Risiko

Longsor Pada

Penggunaan Lahan

Persawahan Di Sub-

Das Logawa

Kabupaten Banyumas

Lokasi

Kecamatan Tanon

Kabupaten Sragen

Propinsi Jawa Tengah

Kecamatan Ajibarang.

Kabupaten Banyumas

Kecamatan:

Kedungbanteng,

Karanglewas, dan

Cilongok. Bahan dan

Alat

Foto udara, peta

topografi, peta

geologi, peta tanah,

peta hidrogeologi,

peta penggunaan

lahan, peta curah

hujan, dan alat-alat

untuk kerja lapangan.

Data dari Badan Pusat

Statistik, data monografi

Kecamatan Ajibarang,

peta bahaya longsor

GPS, Kamera,

ArcView, Peta Rupa

Bumi DAS Logawa,

Peta Kerawanan

Longsor DAS

Logawa, Peta Bentuk

Lahan DAS Logawa

Metode

Penelitian

Survei dan observasi

lapangan dan

laboratorium.

Survey Lapangan Deskriptif

Hasil Peta Geomorfologi

Peta Kerentanan

Bahaya Longsorlahan

Peta Risiko

Longsorlahan

Peta Risiko Longsorlahan Peta Risiko

Longsorlahan Pada

penggunaan Lahan

Persawahan

Sumber: Suwarno (2001), Yongki Fajar Mustofa (2013), Vindi Ramadhan (2016)

Risiko Longsorlahan Pada…, Vindi Ramadhan, FKIP, UMP, 2016

Page 11: BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Longsorlahanrepository.ump.ac.id/3123/3/BAB II.pdf · Longsorlahan merupakan gerakan material penyusun lereng ke arah bawah yang berupa tanah, lumpur,

15

2.8 Landasan Teori

Berdasarkan tinjauan pustaka tersebut maka dapat disusun landasan teori berikut ini.

1. Longsorlahan

Longsorlahan merupakan material penyusun lereng yang bergerak kebawah

atau menuruni lereng akibat gaya gravitasi bumi yang disebabkan oleh cura hujan

yang tinggi dan kemiringan lereng, semakin curam lereng tersebut semakin besar

pula potensi terjadinya Longsorlahan. Material penyusun lereng yang biasanya

terbawa adalah tanah, lumpur, regolith, dan bedrock.

2. Penggunaan Lahan

Sawah adalah lahan yang dimaanfaatkan untuk bertanam padi, tanaman padi

tersebut dapat ditanam secara terus-menerus maupun bergantian dengan tanaman

palawaija.

3. Daerah Aliran Sungai (DAS)

Daerah aliran sungai (DAS) merupakan ekosistem alami yang ditandai dengan

adanya interaksi antara organisme dan lingkungan. DAS merupakan daerah

resapan air yang mempunyai fungsi untuk mengatur sistem tata guna air

(menampung, menyimpan, dan mengalirkan).

Risiko Longsorlahan Pada…, Vindi Ramadhan, FKIP, UMP, 2016

Page 12: BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Longsorlahanrepository.ump.ac.id/3123/3/BAB II.pdf · Longsorlahan merupakan gerakan material penyusun lereng ke arah bawah yang berupa tanah, lumpur,

16

4. Risiko

Risiko adalah kemungkinan kerugian yang ditimbulkan akibat adanya suatu

kejadian berupa bencana alam atau kejadian lain kepada masyarakat, kerugian

tersebut meliputi kerugian material maupun kerugian non material.

5. Bahaya

Bahaya adalah kemungkinan suatu peristiwa yang berpotensi untuk merusak

dan mengancam kehidupan manusia dalam wilayah dan waktu tertentu.

6. Kerugian

Kerugian materil adalah kerugian yang di dialami oleh seseorang yang dapat

dihitung menggunaka uang.

2.9 Kerangka pikir

Tanah longsor adalah gerakan material pembentuk lereng yang jatuh karena

adanya pengaruh tarikan gaya geavitasi. Penyebab terjadinya tanah longsor di sekitar

daerah aliran sungai (DAS) logawa dikarenakan cura hujan yang tinggi dan

kemampuan tanah tidak mampu untuk menampung debit air. Ketidak mampuan tanah

untuk menampung debit air hujan inilah yang menyebabkan terjadinya tanah longsor,

selain cura hujan yang tinggi didaerah DAS logawa terjadi alih fungsi lahan yang

seharusnya lahan tersebut untuk daerah resapan air hujan beralih fungsi sebagai lahan

pertanian.

Risiko Longsorlahan Pada…, Vindi Ramadhan, FKIP, UMP, 2016

Page 13: BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Longsorlahanrepository.ump.ac.id/3123/3/BAB II.pdf · Longsorlahan merupakan gerakan material penyusun lereng ke arah bawah yang berupa tanah, lumpur,

17

Kabupaten banyumas sering dijumpai kejadian tanah longsor yang merusak

lahan pertnian masyarakatnya, daerah DAS logawa teletak dan terbentuk oleh lahan

vulkanik dan struktural sehingga daerah tersebut mempunyai tanah yang subur untuk

persawahan. Oleh karena itu penelitian ini dilakukan untuk menganalisis kerugian

materil pada bidang pemanfaatan lahan persawahan akibat tanah longsor.

Berdasarkan landasan teori di atas maka dapat dirumuskan kerangka pikir pada

Gambar 2.7 berikut ini:

Gambar 2.7 Diagram Alir Kerangka Pikir

Persawahan

Bentuk Penggunaan Lahan

Peta Risiko Longsorlahan Pada Penggunaan Lahan Persawahan

Bahaya Longsorlahan

Penggunaan Lahan Kerawanan

Risiko Longsorlahan Pada…, Vindi Ramadhan, FKIP, UMP, 2016

Page 14: BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Longsorlahanrepository.ump.ac.id/3123/3/BAB II.pdf · Longsorlahan merupakan gerakan material penyusun lereng ke arah bawah yang berupa tanah, lumpur,

18

2.10 Hipotesis

Berdasarkan kerangka pikir di atas, maka dapat dirumuskan hipotesis sebagai

berikut ”≤ 20 % wilayah dengan kelas risiko longsorlahan tinggi terdapat pada

penggunaan lahan persawahan.”

Risiko Longsorlahan Pada…, Vindi Ramadhan, FKIP, UMP, 2016